resensi novel royani

Post on 22-Jul-2015

666 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

RESENSI NOVEL PERGERAKAN WANITA

D I S U S U N O L E H :

Vivias Lestari Br BrahmanaKelas : XII A-2

SEKOLAH MENENGAH ATAS

(SMU) NEGERI 2 KABANJAHE 2007

2.Identitas buku :1. judul buku :HABIS GELAP TERBITLAH TERANG 2. pengarang :Armij pane 3. penerbit :Balai pustaka 4. Cetakan :pertama 1938 Kedua 1939 Ketiga 1951 Keempat 1962 Kelima 1963 Keenam 1968 Ketujuh 1972 Kedelapan 1978 Kesembilan 1979 Kesepuluh 1983 Kesebelas 1985 Keduabelas 1987 Ketigabelas 1990 Keempatbelas 1992 Kelimabelas 1997 Keenambelas 2000 Ketujuhbelas 2000 Kedelapanbelas 2000 Kesembilanbelas 2000 Keduapuluh 2002 5.Tempat terbit : Jakarta 6.Tahun terbit : 2002 7.Tebal buku : 204 halaman 8.Harga buku : Rp12000

3.Riwayat kepengarangan :Armij pane lahir di Muara (tapanuli selatan)18 Agustus 1908.Pendidikan HIS dipadang sidempuan dan tanjung balai kelas 1-5 ELS di Sibolga dan Bukit tinggi kelas 4-7.

Tahun 1923 masuk stovia (sekolah kedokteran)Jakarta Tahun 1927 pindah kenias (sekolah kedokteran) Surabaya Karena berminat dibidang bahasa dan kesusastraan,ia pindah ke AMS Afdeeling di Sala. (Bagian kesusastraan dan kebudayaan timur)

Penghargaan yang telah diterima : Redaktur surat kabar bahasa belanda De volkslem Jakarta 1932 wakil Hoold redaktur secara Oem Surabaya 1932-1934 guru Bahasa Indonesia dan sejarah pada sekolah Taman Siswa di Kediri Malang dan Jakarta 1934-1935 Redaktur pertama harian Bintang timur 1936-1943 bekerja di Balai pustaka dan sekaligus sebagai pemimpin di Balai pustaka.

Ingin benar hati saya berkenalan dengan seorang anak gadis modern yang berani, yang sanggup tegak berdiri sendiri ,gadis yang saya sukai dengan hati jantung saya, anak gadis yang melalui jalan hidupnya dengan langkah tangkas dengan riang dan baik hati,tetap gembira dan asyik.Yang berdaya upaya bukan

4.Ringkasan cerita (synopsis) :

hanya untuk keselamatan dirinya sendiri tetapi juga untuk masyarakat yang luas dan besar yang ikhtiarnya pun akan membawakan bahagia kepada banyak sesamanya manusia. Bernyala-nyala hati saya,gembira akan zaman baru yang boleh dikatakan menilik pikiran dan rasa yang tiada terkatakan ,dan saya merasa telah hidup di zaman saudara saya perempuan bangsa kulit putih yang giat hendak kemajuan dibarat yang jauh itu. Siang dan malam saya pikir-pikirkan ,saya heningkan daya upaya supaya boleh terlepas juga dari pada kokongan adat istiadat negeri saya yang keras itu ,akan tetapi adapt istiadat itu tetap kokoh dan susah untuk dipecah belahkan. Seperti yang dikatakan oleh nona Zeehandelaar ,adat timur yang lama itu benarbenar kuat dan kokoh sehingga susah untuk dipatahkan meskipun menggunakan berbagai cara .Sehingga nona Zeehandelaar ingin mencari jalan keluar agar talenta yang dimiliki wanita itu dapat dikembangkan melalui :sekolah,belajar, bergaul dengan dunia luar dengan demikian wanita tidak terkurung lagi didalam rumah yang menyebabkan mereka terasing dari dunia luar dan gelisah bergelora dipukul topan dan badai. Dan tidak terasa empat tahun lamanya beliau berkhalwal diantara empat tembok tebal,tiada pernah sedikitpun melihat dunia luar dan ia ketahui bahwa masa itu amatlah sengsara. Akan tetapi semangat zaman pembantu dan pembelanya yang menyebabkan ia dapat mengenali dunia luar,di dalam hatinya ia sangat mensyukuri jasa-jasa orang yang dapat menyelamatkannya dari keterkurungan itu.

Lain halnya juga dengan pendapat nona vankol yang menyebutkan aduhai sangatlah ingin hatinya memimpin hati anak-anak ,membentuk watak, mencerdaskan otak muda mendidik perempuan untuk kehidupan dimasa yang akan datang .Alangkah bahagia masyarakat Hindia bila perempuan itu didik dengan baik . Dan untuk itu harapan kami dengan amat dan sangat supaya disediakan pengajaran dan pendidikan bagi wanita karena tentu melalui pengajaran dan pendidikan itu mereka dapat menentukan masa depan mereka. Begitu juga dengan perdapat R.A.Kartini yang berusaha keras untuk menaikkan martabat wanita meski dengan cara bersusah payah demi kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang banyak. Orang tua kartini memegang adat memingit dengaqn teguh meskipun dalam hal-hal lain sudah maju bahkan sebenarnya keluarga yang termaju di pulau jawa. Empat tahun lamanya Kartini tiada diizinkan keluar dari rumah,tetapi semangat zaman tiada dapat diulangi .Sahabat-sahabatnya orang eropa tiada berhenti henti beriktiar supaya Kartini diberi kemerdekaannya kembali, maka waktu ia sudah berumur 16 tahun (pada tahun 1895)bolehlah dia melihat dunia luar lagi.Enam bulan kemudian dipingit lagi tetapi baru dalam satu tahun yaitu tahun1898 diberi kemerdekaan dengan Officiee * bahkan diizinkan turut bepergian keluar dari tempat tinggalnya.Tetapi Kartini belum puas ia ingin berdiri tegak supaya tidaj usah menikah. Ada suatu kejadian yang dialami Kartini pada masa itu,yang tiada boleh meninggalkan bekasnya didalam hati sanubarinya yang

mengingatkan kepadanya bahwa ia lain dari pada yang lain,ia hanya memiliki satu cita-cita yaitu ingin mengubah nasib wanita. Waktu demi waktu berjalan dan cita-cita itupun dapat ditempuhnya dengan baik sehingga dengtan perjuangannya tersebut martabat wanita dapat ditingkatkan (dinaikkan) sampai wanita itu sederajat dengan pria.

Unsur-unsur intrinsik meliputi :1. Tema : wanita 2. Alur : 3. Sudut pandang 4. Para pelaku : mengangkat martabat

5.Setting

maju : campuran (ketiga) 1. Armijn pane 2. R.A.Kartini 3. Nona Zeehandelaar 4. Nona Vankol : dirumah/Siang hari

6.Watak para pelaku: A. Armijn pane ; memiliki semangat yang tinggi Suka memuji orang lain Ramah dan tidak egois. B. R.A.Kartini ; pejuang keras Memiliki pendirian yang tetap Murah hati Suka menolong Memiliki semangat yang tinggi Ramah ,tidak egois C. Nona Zeehandelaar ; Ingin berdiri tegak melawan adat yang berlaku ditengahtengah masyarakat, berusaha keras untuk menghidupkan seni hindia, suka berbicara tentang nasib dan pasrah kepada nasib. D. Nona vankol ; memiliki semangat yang tinggi hendak maju, memiliki pendirian yang tetap, bercita-cita ingin memimpin hati anak-anak.

7.Gayabahasa

:

gelisah bergelora dipukul topan dan badai (majas personifikasi) teduh rebut dan badai tinggal kusut-kusut dan masai (personifikasi) fajar sidik menghapuskan awan(personifikasi)

batu alangan hampir terguling banyak berubah dalam rohani (perumpamaan)

dirundung cita-cita dihambat kasih sayang (perumpamaan)

sudah reda, tenang dan benderang dalam dada (personifikasi)

sejuk senja menjelma dalam kirakira(personifikasi)

8. Amanat : Supaya kita menghargai jasa R.A.kartini

5.Bahasa yang digunakan

:

Bahasa yang digunakan didalam novel ini sulit untuk dipahami karena ada penggunaan bahasa asing dan artinnya tidak tertera di dalam novel ini, ada juga penggunaan majas .kata-katanya menggunakan bahasa jawa ,contohnya :kanjeng ,rawakkal dll. Golongan pembaca :orang dewasa

Isi cerita ini sulit untuk dipahami yaitu karena ada penggunaan gaya bahasa ,bahasa jawa ,bahasa Belanda dll yang tidak biasa kita dengar didalam kehidupan sehari-hari misalnya: pengayau,kanjeng,mengia danmengamin,rawakal,dan ada juga surat kartini dalam buku HOLLANDS CH BINNENHUISJE tetapi memiliki terjemahan dan kitapun dapat mengerti (memahaminya). Dan ada juga penggunaan bahasa jawa yaitu: Kromo ;penggunaan bahasa jawa yang tinggi biasanya dipakai untuk orang yang disegani. Ngoko ;penggunaan bahasa jawa yang rendah

6.Kesimpulan dan himbauan

Himbauan ;Ada bahasa dibuat baiknya dan kalau penggunaan yang supaya tidak orang sehari-hari gaya sering itu yang kata-kata

digunakan

dalamkehidupan

pengertiannya

membaca novel ini tidak cepat bosan dan bahasanya terlalu bertele-tele.

top related