renstra ampl kab rejang lebong prop bengkulu
Post on 12-Jun-2015
6.000 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 telah mengamanatkan bahwa Sektor Pembangunan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) merupakan salah satu urusan wajib yang
telah diserahkan Pemerintah Pusat kepada Daerah. Sehingga pemenuhan layanan di bidang ini
merupakan upaya strategis dalam peningkatan kesejahteraan dan status kesehatan masyarakat.
Layanan AMPL memiliki dampak ekonomis bagi daerah dan negara. Terpenuhinya layanan
AMPL akan mengurangi beban biaya yang diakibatkan oleh penyakit berbasis air dan
sanitasi, sebaliknya jika layanannya buruk akan memberikan akibat langsung terhadap
peningkatan kasus-kasus penyakit.
Sektor AMPL, telah tertuang dalam tujuan pembangunan millenium dunia (Millenium
Development Goal’s) pada tujuan ke-7 target nomor 10 untuk menurunkan separuh proporsi
penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar yang aman.
Penetapan target tersebut berdasarkan pada fakta di tahun 2002, dimana masih terdapat 2,6
miliyar penduduk tidak memiliki jamban yang layak. Fakta lain lebih dari 17% penyebab
kematian anak dibawah umur 5 tahun diseluruh dunia disebabkan diare. Dengan memenuhi
target tersebut diperkirakan pada tahun 2015 jumlah penduduk yang tidak memiliki jamban
tinggal 1,8 miliyar. Pada saat ini diperkirakan masih terdapat lebih dari 75 juta penduduk
Indonesia belum memiliki akses layanan AMPL.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan sasaran pembangunan nasional bidang air minum dan
penyehatan lingkungan sebagaimana dituangkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 sebagai
berikut:
• Tersedianya akses air minum bagi 70 persen penduduk pada akhir tahun 2014, (perpipaan
32 % dan non-perpipaan 38%).
• Terciptanya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tahun 2014.
• Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga.
• Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan.
Upaya pemenuhan layanan dan keberlanjutan AMPL menjadi tangggung jawab bersama
maka perlu dilakukan serangkaian percepatan pembangunan AMPL. Demikian pula
pendekatan strategis untuk menjadikan AMPL sebagai isu bersama yang harus ditangani,
salah satunya dengan mendorong daerah agar memiliki rencana strategis, sebagaimana yang
diamanatkan dalam PP No 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum bahwa
setiap daerah diharuskan memiliki strategi penyelenggaraan pembangunan air minum dan
sanitasi.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 2
Upaya strategis dalam meningkatkan keberlanjutan pembangunan AMPL telah ditempuh oleh
Pemerintah Indonesia melalui Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat
yang pada intinya setiap penyelenggaraan pembangunan AMPL harus menerapkan prinsip
pemberdayaan masyarakat.
Kabupaten Rejang Lebong dalam menjalankan pembangunan AMPL dari waktu ke waktu,
dihadapkan pada tantangan yang semakin sulit, kompleks dan dinamis sejalan dengan
pertambahan penduduk dan kebutuhan masyarakat, antara lain:
Akses masyarakat miskin terhadap pelayanan AMPL yang masih rendah.
Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana AMPL.
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Keterbatasan sarana instalasi pengolahan limbah terpadu (IPLT).
Melihat kondisi di atas Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong mengambil sikap, sejalan
dengan semangat program Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat yakni dengan menyusun Rencana Strategis (Renstra) sektor
pembangunan AMPL.
Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong di dasarkan
pada upaya untuk mendorong percepatan dalam pemenuhan layanan kebutuhan dasar di
bidang AMPL sebagai salah satu kewajiban dalam kerangka otonomi daerah. Dengan
mempertimbangkan kondisi aktual pada saat ini dan harapan ideal di masa depan. Penyusunan
Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong merupakan inisiatif daerah yang difasilitasi
melalui program penguatan kapasitas pemerintah daerah (local goverment capacity building)
proyek CWSH.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Maksud penyusunan Renstra Pembangunan AMPL adalah agar Pemerintah Kabupaten Rejang
Lebong mempunyai dasar acuan, kerangka berpikir dan kerangka bertindak secara strategis
bagi instansi pelaksana yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam melaksanakan
perencanaan pembangunan dan pengelolaan AMPL
1.2.2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong yaitu :
Pedoman pengambilan keputusan dalam pembangunan AMPL
Pedoman pengorganisasian dalam pelaksanaan pembangunan AMPL agar sistematis
dan terpadu
Instrumen perkiraan pembiayaan dalam pembangunan AMPL
Instrumen investasi sektor penyediaan AMPL di Kabupaten Rejang Lebong oleh
berbagai sumber
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 3
1.3. Mandat Penyusunan
Penyusunan Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong didasarkan atas klarifikasi mandat
yang bersumber dari hukum / peraturan / kebijakan / cakupan AMPL serta adat istiadat yang
dianut dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 1.1
Sumber Mandat Penyusunan Renstra AMPL
No Sumber Mandat Diskripsi
Substansi Mandat
untuk Pembangunan
AMPL
A Hukum/Peraturan/
Kebijakan
1 Amandemen ke-5
UUD 45-Pasal 33
Pemanfaatan kekayaan alam Bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung
didalamnya, dikuasai
oleh negara dan
dipergunakan untuk
sebesar-besar
kemakmuran rakyat
2 UU No. 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Masyarakat harus
terlayani akses AMPL
secara berkelanjutan
3 UU No.36 Tahun
2009
Kesehatan Nasional Mewujudkan masyarakat
yang sehat
4 UU No. 23 Tahun
1997
Pengelolaan lingkungan hidup Mewujudkan
pembangunan
berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan
hidup dalam rangka
pembangunan bangsa
Indonesia seutuhnya
5 UU No. 18 Tahun
2008
Pengelolaan sampah Meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas
lingkungan serta
menjadikan sampah
menjadi sumberdaya.
6 UU No. 25 tahun
2004
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN)
Kewajiban daerah untuk
menyusunan perencanaan
pembangunan jangka
menengah dan panjang
7 UU No. 32 Tahun
2004
Pemerintah Daerah Perincian Kewajiban
daerah untuk
menyusunan perencanaan
pembangunan jangka
menengah dan panjang
3 RPJMN Tahun 2010 -
2014
Sasaran pembangunan bidang air
minum dan penyehatan
lingkungan
70% akses air minum
80% akses persampahan
Stop BABS 2014
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 4
No Sumber Mandat Diskripsi
Substansi Mandat
untuk Pembangunan
AMPL
22.500 titik genangan di
100 kawasan strategis
tertangani
8 PP 42 Tahun 2008 Pengelolaan sumberdaya air Pengaturan pengelolaan
sumber daya air
9 PP 16 Tahun 2005 Pengembangan sistem penyediaan
air minum
Pengaturan
pengembangan SPAM
diselenggarakan secara
terpadu dengan
pengembangan sarana
dan prasarana sanitasi
yang berkaitan dengan
air minum
10 PP 24 tahun 2010 Penggunaan kawasan hutan Pengaturan penggunaan
kawasan hutan
11 Kepmen Kimpraswil
No. 534/ KPTS/ M/
2001
Pedoman standar pelayanan
minimal bidang penataan ruang
perumahan dan permukiman dan
pekerjaan umum
Pengaturan pelayanan
minimal bidang
permukiman air minum,
air limbah, drainase,
persampahan dan sarana
lingkungan
12 Kepmenkes No.852
Tahun 2008
Strategi nasional STBM Melaksanakan 5 pilar
STBM
13 Permenkes No. 492
Tahun 2010
Persyaratan kualitas air minum Pengaturan pengelolaan
syarat baku mutu
14 Permendagri No 33
Tahun 2010
Pedoman Pengelolaan Sampah Kewajiban daerah untuk
memfasilitasi
pengelolaan sampah
15 Kebijakan nasional
pembangunan Air
Minum dan
Penyehatan
Lingkungan (AMPL)
yang berbasis
masyarakat
Kebijakan nasional tentang
penyelenggaraan pembangunan
AMPL
Terwujutnya
kesejahteraan masyarakat
melalui pelayanan
pembangunan AMPL
yang berkelanjutan
16 MDG’s Tujuan pembangunan millenium
dunia untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Melaksanakan sasaran
pembangunan
millennium dalam upaya
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
17 Perda Restribusi
Pelayanan
Persampahan/
Kebersihan
No. 4 Tahun 2011
Salah satu cara efektif dalam
peningkatan kualitas lingkungan
Mengatur Restribusi
Pelayanan Persampahan/
Kebersihan
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 5
No Sumber Mandat Diskripsi
Substansi Mandat
untuk Pembangunan
AMPL
B Kearifan local/ Adat
Istiadat
1 Pat Sepakat Lemo
Semperno *) Musyawarah untuk mufakat Menyatukan arah
pembangunan AMPL
dengan semangat
kebersamaan.
C. Cakupan AMPL
Air Minum/Bersih Sampai saat ini di Kabupaten
Rejang Lebong layanan/akses
masyarakat terhadap air minum
yang layak baru mencapai
sekitar 45,65 %.
Perlunya percepatan
peningkatan akses
Jamban Cakupan kepemilikan jamban
keluarga pada saat ini adalah
60,53 % baru menjangkau
sebanyak 39.735 KK dari 65.641
KK dan jamban memenuhi syarat
kesehatan sebesar 40,83 %.
Perlunya percepatan
peningkatan akses
SPAL Cakupan kepemilikan SPAL
adalah sebesar 46.30 % keluarga
dan SPAL memenuhi syarat
kesehatan sebesar 30,78 %.
Perlunya percepatan
peningkatan akses
Persampahan Cakupan pelayanan persampah
oleh BLHKP Kabupaten Rejang
Lebong baru 25 % dari jumlah
penduduk, khusus kawasan kota
Curup baru terlayani 40 %.
Perlunya percepatan
peningkatan akses dan
sarana prasarana
persampahan
*) "Pat Sepakat Lemo Seperno" berarti persatuan dan kesatuan dalam masyarakat kabupaten
Rejang Lebong yang senantiasa berlandaskan musyawarah mufakat dengan tidak
meninggalkan peran pihak Pemerintah.
Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong merupakan masyarakat yang kaya akan nilai-nilai
luhur daerah, yang dapat dimanfaatkan dalam percepatan pembangunan. Sebagai
masyarakat yang memiliki bahasa, aksara dan budaya sendiri, Nilai-nilai luhur tersebut
telah mengakar dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tanpa harus
terjadi tumpang tindih dengan nilai-nilai budaya bangsa. Diantara berbagai nilai-nilai luhur
dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa nilai-nilai luhur yang dianggap
dominan dan mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan pembangunan di daerah ini.
Nilai-nilai luhur tersebut antara lain Gotong royong, Musyawarah dan mufakat,
Gotong royong, Musyawarah dan Mufakat adalah nilai-nilai luhur yang masih sangat
melekat dalam masyarakat Rejang Lebong
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 6
1.4. Ruang Lingkup
1.4.1. Lingkup Materi
Materi yang akan dibahas dalam penyusunan Renstra AMPL adalah pemaparan kondisi
eksisting kinerja pembangunan AMPL daerah, yang meliputi:
Analisis potensi dan tantangan yang harus disikapi dalam pelaksanaan pembangunan
AMPL,
Penetapan arah pembangunan yang dituangkan dalam visi dan misi,
Penetapan tujuan dan pendiskripsian isu strategis,
Strategi pembangunan AMPL mencakup tujuan strategis, sasaran pembangunan,
kebijakan dan program yang akan dilaksanakan selama lima tahun mendatang
sebagai acuan seluruh SKPD terkait.
1.4.2. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayahnya adalah seluruh Kabupaten Rejang Lebong dengan 15 kecamatan, 122
desa serta 34 kelurahan.
1.5. Hubungan Renstra AMPL dengan Dokumen Perencanaan Daerah
Lainnya
Posisi Dokumen Perencanaan AMPL Kabupaten Rejang Lebong dengan Dokumen
Perencanaan Daerah Lainnya adalah Dokumen Perencanaan AMPL sebagai guideline
perencanaan pembangunan AMPL di kabupaten Rejang Lebong, secara garis besar dapat
dilihat pada skema hubungan dokumen rencana berikut ini.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 7
PENGUATAN KAPASITAS
POKJA
PENYUSUNAN SPM AMPL
1. IDENTIFIKASI PELAKU2. KLARIFIKASI MANDAT3. KLARIFIKASI ISU/
PERMASALAHAN AMPL
4. KLARIFIKASI KONDISI AMPL 4 TAHUN YANG AKAN DATANG
5. PERUMUSAN VISI-MISI DAN NILAI
6. ANALISA SWOT7. PERUMUSAN ISU DAN
TUJUAN STRATEGIS8. PERUMUSAN
SASARAN STRATEGIS9. FAKTOR
KEBERHASILAN10. PERMUSAN
KEBIJAKAN STRATEGIS
11. ASUMSI DAN INTERVENSI
12. PERUMUSAN PROGRAM STRATEGIS
PENDALAMAN KEBIJAKAN NASIONAL
AMPL-BM
IDENTIFIKASI ISU/PERMASALAHAN
AMPL & KONDISI AMPL YANG DIHARAPKAN
4 TAHUN YAD
PEMBENTUKAN POKJA AMPL
PENYUSUNAN RENSTRA
AMPL
FINALISASI PENYUSUNAN
RENSTRA
LEGALISASI DAN
PUBLIKASI RENSTRA
1.6. Metodologi
Rencana Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong disusun melalui proses
partisipatif dengan melibatkan berbagai elemen dan pemangku kepentingan dari unsur dinas
terkait, kecamatan dan pihak-pihak lain dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Rejang Lebong melalui serangkaian kegiatan
sebagai berikut:
a. Deseminasi Kebijakan;
b. Penggalangan dukungan Pimpinan Daerah;
c. Pemahaman Kebijakan dan Indentifikasi Issu AMPL
d. Pendalaman kebijakan
e. Penyiapan Kelompok Kerja Daerah;
f. Pengembangan Rencana Pembangunan AMPL Daerah; dan
g. Pemantapan Perencanaan Kerja Pokja AMPL Daerah.
1.7. Alur Penyusunan Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 8
1.8. Sistematika Penulisan
Sistimatika penulisan Renstra Pembangunan AMPL disajikan dengan urutan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Berisikan rasional pembangunan AMPL, Maksud dan Tujuan penyusunan renstra
pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong, proses dan metodologi serta sistematika
pembahasan.
BAB II Profil dan Potensi Kabupaten Rejang Lebong dalam Pembangunan AMPL
Berisi uraian lengkap mengenai gambaran umum wilayah potensidalam bidang AMPL dan
isu-isu umum sebagai landasan serta latar belakang penyusunan Renstra AMPL.
Bab III Visi, Misi dan Nilai
Mencakup penjelasan kronologis proses perumusan visi dan misi, pernyataan visi, misi dan
nilai serta definisi operasionalnya.
BAB IV Rumusan Isu, Tujuan dan Sasaran Strategis
Mencakup pernyataan isu strategis berdasarkan analisis permasalahan dan potensi, tujuan
strategis, sasaran pembangunan AMPL.
BAB V Strategi Pencapaian
Berisikan daftar pokok-pokok kebijakan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan, asumsi-asumsi dan intervensi
dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan AMPL.
BAB VI Penutup
Merupakan uraian kesimpulan dan harapan agar renstra pembangunan AMPL dapat dijadikan
sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan oleh masing-masing SKPD
maupun pelaku pembangunan lainnya di Kabupaten Rejang Lebong.
Lampiran
1. Analisa SWOT
2. Analisis sasaran strategis
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 9
BAB II
PROFIL DAN POTENSI KABUPATEN
REJANG LEBONG DALAM PEMBANGUNAN AMPL
2.1. Gambaran Umum Kabupaten Rejang Lebong
2.1.1. Geografi
Kabupaten Rejang Lebong terletak pada posisi 10219’-10257’ Bujur Timur dan 222’07’’-
331’ Lintang Selatan. Batas-batas administratif Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Lebong
Sebelah Selatan : Kabupaten Kepahiang
Sebelah Timur : Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuk Linggau
Sebelah Barat : Kabupaten Bengkulu Utara
Ibukota Kabupaten Rejang Lebong terletak di Kota Curup. Jarak Kota Curup dari beberapa
kota disekitar antara lain:
Bengkulu : 85 km
Lubuk Linggau : 55 km
Palembang : 484 km
Tanjung Karang : 774 km
Kabupaten Rejang Lebong yang memiliki luas wilayah 151.576 ha atau sekitar 4,68% persen
dari luas wilayah Propinsi Bengkulu. Secara administratif terbagi dalam 15 kecamatan, 122
desa dan 34 Kelurahan.
Secara topografi, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah yang berbukit-bukit yang
terletak pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 100 hingga diatas
1000 m diatas permukaan laut. Secara umum kondisi fisik Kabupaten Rejang Lebong sebagai
berikut: Kelerengan: datar sampai bergelombang, Jenis Tanah: Andosol, Regosol, Podsolik,
Latasol dan Alluvial, Tekstur Tanah: sedang, lempung dan sedikit berpasir dengan pH tanah
4,5 –7,5 , Kedalaman efektif Tanah : sebagian besar terdiri atas kedalaman 60 cm hingga
lebih dari 90 cm, sebagian terdapat erosi ringan dengan tingkat pengikisan 0 – 10 %.
Kabupaten Rejang Lebong tergolong daerah agraris yang sejuk dan banyak menghasilkan
berbagai produk hasil bumi berupa hasil pertanian dalam arti luas, dengan curah hujan rata-
rata 233,75 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata rata 14,6 hari/bulan pada musim
kemarau dan 23,2 hari/bulan pada musim penghujan. Sementara suhu normal rata-rata 17,730
C – 30,940C dengan kelembaban nisbi rata-rata 85,5 %. Suhu udara maksimum pada tahun
2003 terjadi pada bulan Juni dan Oktober yaitu 32 0C dan suhu udara minimum terjadi pada
bulan Juli yaitu 16,20 C.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 10
Dilihat dari pemanfaatan lahan, sebagian besar berupa Kawasan Hutan yaitu seluas 98.873,17
ha (65,23%), Permukiman seluas 1.800,61 ha (1,19%), Sawah Irigasi seluas 10.992,92 ha
(7,25%), Tanah Ladang seluas 37.884,94 ha (24,99%). Sedang sisanya 2.024,36 ha (1,34%)
terdiri dari perkebunan, kebun campur, tegalan, lahan usaha perikanan dan lain-lain.
Jika dilihat dari penggunaan lahan eksisting yang ada di wilayah Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2010 didominasi Kawasan Hutan (lindung, wisata dan TNKS) seluas 65,23% (98.873
ha), Tanah Tegalan seluas 24,99% (37.885ha), Sawah Irigasi seluas 7,25% (10.993 ha),
Permukiman seluas 1,19% (1.800 ha) dan Perkebunan 1,34% (2.024 ha) (Sumber : RTRW
Kabupaten Rejang Lebong 2010).
Luas wilayah Kabupaten Rejang Lebong menurut kecamatan, dari yang terluas sampai yang
terkecil dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010
No KECAMATAN JUMLAH
LUAS
WILAYAH
JUMLAH
PENDUDUK
KELURAHAN DESA (Km2) (Jiwa)
1 2 3 4 5 6
1 Kota Padang 3 7 172,29 10,996
2 Padang Ulak Tanding 1 14 217,96 18,631
3 Sindang Kelingi 1 11 127,13 15,305
4 Curup 9 0 3,95 31,089
5 Bermani Ulu 0 12 98,76 10,816
6 Selupu Rejang 3 11 157,92 27,074
7 Curup Utara 2 12 59,18 16,358
8 Curup Timur 4 5 8,21 19,942
9 Curup Selatan 2 9 47,96 18,595
10 Curup Tengah 9 1 3,42 35,563
11 Binduriang 0 5 88,46 8,496
12 Sindang Beliti Ulu 0 9 125,15 10,236
13 Sindang Dataran 0 6 66,47 14,909
14 Sindang Beliti Ilir 0 10 192,54 8,912
15 Bermani Ulu Raya 0 10 146,36 10,641
JUMLAH 34 122 1515,76 257,563
Sumber: BPS, Rejang Lebong Dalam Angka 2010
2.1.2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong hingga akhir tahun 2009 mencapai 257.563 jiwa
dan rata-rata laju perkembangan penduduk pada kurun waktu 2004-2008 mencapai 1,09% per
tahun serta kepadatan rata-rata 169 jiwa/km2 dengan proporsi penduduk laki-laki dan
perempuan seimbang.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 11
Pada Tabel 2.1 tergambar luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010 dan tergambar juga proporsi jumlah penduduk. Yang
terbesar dan terpadat proporsi jumlah penduduk terdapat pada Kecamatan Curup Tengah
sebanyak 35.563 jiwa (13,81%) dengan kepadatan 10.4 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan
dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Binduriang sebanyak 8.496 jiwa (3,3 %)
dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Sindang Beliti Ilir yakni 0,05 jiwa/Km2.
2.2. Kondisi AMPL di Kabupaten Rejang Lebong
2.2.1. Pengelolaan Layanan Air Minum
Layanan air minum di Kabupaten Rejang Lebong dilaksanakan atas prakarsa masyarakat,
PDAM dan program-program terkait antara lain; CWSHP, PNPM, PSAB, SiPAS serta
program rutin dari dinas terkait melalui DAK. Program pembangunan AMPL sebelumnya
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui proyek Pembangunan Sarana
dan Prasarana Air Bersih Perdesaan. Sampai saat ini layanan/akses masyarakat terhadap air
minum yang memenuhi syarat 45,65 %.
Berdasarkan penyebaran akses layanan dari 15 kecamatan dapat diklasifikasikan; kecamatan
dengan akses baik terhadap air minum antara lain di kecamatan; Padang Ulak Tanding,
Bermani Ulu, Curup, Curup Tengah, Curup Selatan, Curup Timur, Curup Utara, Selupu
Rejang, Kota Padang dan akses yang kurang di kecamatan Sindang Dataran, Sindang Kelingi,
Binduriang, Sindang Beliti Ulu, Bermani Ulu raya dan Sindang Beliti Ilir.
Tabel 2.2
Karakteristik Layanan Air Minum Tahun 2010
Cakupan air minum Persentase
Penggunaan sumur gali 58,14 %
Penggunaan ledeng 45,69 %
Penampungan air hujan 13,32 %
Sumur Pompa Tangan 13,28 %
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010
Berdasarkan karakteristik layanan air minum di Kabupaten Rejang Lebong meliputi :
penggunaan sumur gali, penggunaan ledeng (Perpipaan), penampungan air hujan dan sumur
pompa tangan.
Gambaran keterjangkauan cakupan layanan air minum oleh PDAM sebagaimana Tabel 2.3
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 12
Tabel 2.3
Cakupan Layanan Air Minum PDAM Kabupaten Rejang Lebong
Kecamatan
Jumlah
Desa/
Kelurahan
Jumlah
KK
Kepemilikan Sarana Air Minum
Jumlah KK % Kepemilikan
Curup 9 7.453 2.787 37.39%
Curup Utara 10 2.885 758 26,27%
Curup Timur 9 3.331 1.105 33,17%
Curup Selatan 8 2.357 224 9.5%
Curup Tengah 8 7,465 1.673 22.41%
Sindang Kelingi 9 2.824 51 1,80%
Sindang Dataran 4 3.812 0 0%
Kota Padang 8 2.455 206 8.4%
Beliti Ilir 10 2.054 0 0%
Bermani Ulu 12 2.604 285 13.8%
Bermani Ulu Raya 10 2.649 0 0%
Padang Ulak Tanding 15 3.965 494 12.5%
Binduriang 5 2.014 0 0%
Sindang Beliti Ulu 9 3.271 0 0%
Selupu Rejang 16 6.402 264 4.12%
JUMLAH 142 55.541 7,806 14,05%
Sumber: PDAM Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010
2.2.2. Layanan PDAM
Layanan air minum melalui PDAM Kabupaten Rejang Lebong saat ini dilaksanakan di 10
lokasi layanan dengan menggunakan. Mata Air dan Air Permukaan sebagai. Sumber air baku
yaitu; Sungai Musi dan Sungai Sange dengan kapasitas 230 ltr/detik, Secara keseluruhan
kapasitas produksi air minum melalui layanan PDAM adalah sebanyak 10.152 m3 / hari untuk
melayani sebanyak 7.806 pelanggan aktif dengan pelanggan terpasang . Rasio cakupan biaya
antara ketersediaan hasil pengelolaan dengan biaya operasional dirasakan masih kurang
dikarenakan semakin besarnya biaya operasional dengan besaran tarif sebesar Rp 935.-/M3
dengan harga produksi rata-rata Rp. 1.215,- /M3.
2.2.3. Potensi Sumber Air Baku
Dua sumber air sebagaimana dijelaskan Tabel 2.5 dengan kapasitas produksi secara
keseluruhan sebanyak 230. liter per detik diperkirakan belum cukup untuk memenuhi layanan
sampai dengan 10 tahun mendatang seiring dengan tingkat pertumbuhan, untuk itu diperlukan
upaya dengan mencari alternatif sumber lain maupun sarana pengolahannya. Berdasarkan
kualitasnya secara umum kondisi air baku di Kabupaten Rejang Lebong masih memenuhi
syarat untuk dapat diolah untuk menjadi air minum sesuai standar kesehatan.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 13
Tabel 2.4
Sumber Air Baku PDAM Tirta Dharma
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2011
No Sumber Air Baku Kapasitas
Dimanfaatkan ( L/dt) Keterangan
1 Mata Air 160 Fluktuatif
2 Air Permukaan 70 Konstan
Sumber: PDAM Tirta Dharma Kabupaten Rejang Lebong
2.2.4. Permasalahan Umum Layanan Air Minum
Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam layanan air minum
antara lain:
Faktor geografis yang memerlukan investasi berbiaya tinggi
Tingkat Kebocoran pada jaringan pipa distribusi yang tinggi sebagai akibat telah melebihi
umur teknis
Lemahnya koordinasi pelaksanaan program air minum,
Masih kurangnya kesadaran sebagian besar masyarakat terhadap pengelolaan dan
pemeliharaan sarana yang telah bangun.
Minimnya SDM yang professional di bidang pengelolaan air minum
Permasalahan ketimpangan pembiayaan antara harga jual air dengan harga produksi yang
menyebabkan tidak tercapainya full cost recovery sehingga menyebabkan PDAM
Kabupaten Rejang Lebong masuk dalam kategori kurang sehat
2.2.5. Pengelolaan Air Limbah Domestik
A. Jamban Keluarga
Data Pokok Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010, cakupan kepemilikan jamban keluarga
pada saat ini adalah 60,53 % baru menjangkau sebanyak 39.735 KK dari 65.641 KK dan
jamban memenuhi syarat kesehatan sebesar 40,83 %.
Gambaran lengkap cakupan sanitasi dasar di kabupaten Rejang Lebong adalah sebagaimana
Tabel 2.5
B. Saluran Pembuangan Air Limbah
Secara umum saluran pembuangan air limbah domestik di Kabupaten Rejang Lebong masih
menjadi masalah, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak memiliki fasilitas
saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong cakupan kepemilikan SPAL adalah sebesar 46.30 %
keluarga dan SPAL memenuhi syarat kesehatan sebesar 30,78 %.
Fasilitas publik instalasi pengolahan limbah merupakan kebutuhan mendasar bagi daerah
khususnya untuk penampungan pengolahan akhir limbah di kawasan perkotaan. Sampai saat
ini Kabupaten Rejang Lebong belum maksimal dalam pengolahan limbah baik itu limbah
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 14
domestic maupun limbah medis pada pusat-pusat pelayanan masyarakat belum tertata
dengan baik.
Tabel 2.5
Cakupan Sanitasi Dasar di Kabupaten Rejang Lebong
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010
C. Permasalahan Umum Pengelolaan Limbah
Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam pengelolaan air limbah
domestik adalah:
Minimnya fasilitas instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) khususnya untuk pengolahan
limbah tinja masyarakat perkotaan
Secara umum masyarakat belum memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan.
Pengelolaan air limbah belum dianggap sebagai kebutuhan/prioritas
Kurangnya perawatan sarana yang telah dibangun melalui proyek pemerintah.
No Puskesmas Jumlah
KK
Jamban SPAL
Kepemilikan MS %
MS Kepemilikan MS
%
MS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Curup 9.056 5.239 3.142 34,70 7.433 4.312 47,61
2 Perumnas 6.837 6.503 6.106 89,31 4.493 3.800 55,58
3 Talang Rimbo Lama 2.571 1.981 1.663 64,68 1.860 1.497 58,23
4 Watas Marga 1.873 1.185 873 46,61 1.235 1.011 53,98
5 Kampung Delima 2.957 2.766 1.994 67,43 852 641 21,68
6 Tunas Harapan 3.134 2.482 2.482 79,20 2.482 2.482 79,20
7 Bangun Jaya 2.816 1.266 - - 1.632 1.632 57,95
8 Kampung Melayu 1.399 726 307 21,94 464 212 15,15
9 Bermani Ulu 2.236 872 515 23,03 232 111 4,96
10 Curup Timur 2.152 1.456 773 35,92 784 393 18,26
11 Simpang Nangka 1.740 214 214 12,30 194 119 6,84
12 Sambirejo 2.957 2.957 1.754 59,32 1.421 1.131 38,25
13 Sumber Urip 2.372 1.135 798 33,64 394 77 3,25
14 Beringin Tiga 2.164 930 642 29,67 762 595 27,50
15 Sindang Jati 2.225 2.249 963 43,28 2.225 - -
16 Sindang Dataran 1.258 845 - - 967 - -
17 Kepala Curup 3.481 2.909 1.658 47,63 158 56 1,61
18 Tanjung Agung 3.707 868 816 22,01 806 749 20,21
19 Padang Ulak Tanding 4.324 2.168 1.687 39,01 1.173 1.052 24,33
20 Kota Padang 3.763 739 245 6,51 760 264 7,02
21 Sindang Beliti Ilir 2.619 245 166 6,34 68 68 2,60
Jumlah 65.641 39.735 26.798 30.395 20.202
Persentase Kepemilikan (%) 60,53 46,30
Persentase Memenuhi Syarat (MS) (%) 40,83 30,78
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 15
2.2.6. Pengelolaan Persampahan
A. Kondisi Umum Persampahan
Dalam rangka pengelolan sampah di kabupaten Rejang Lebong khususnya di kota Curup telah
dilakukan dengan pengangkutan sampah dari kota ke lokasi tempat pembuangan Sampah
Akhir (TPA) dilakukan sebagian dengan menggunakan dump truck, amroll truck dengan
kapasitas angkut 5-6 ton dan sebagian lainnya dengan menggunakan kendaraan yang lebih
kecil.
Pada Tahun 2010 TPA Jambu Keling mengalami rehabilitasi dengan bantuan dana APBN
melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu, pelaksanaan rehabilitasi ini rencananya
akan dilaksanakan selama 4 (empat) tahun berturut-turut. Dengan rehabilitasi ini diharapkan
nantinya TPA Jambu Keling yang semula menerapkan system open dumping yaitu system
penimbunan sampah menjadi control landfill yaitu system open dumping yang diperbaiki atau
ditingkatkan yang merupakan peralihan antara teknik open dumping dan sanitry landfill, pada
cara ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh dengan
timbunan sampah yang dipadatkan atau setelah mencapai tahap/periode tertentu, jadi
penutupan dengan tanah tidak dilakukan setiap hari tetapi dengan periode waktu yang lebih
panjang. Seiring peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini
pengelolaan sampah sebagain besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit
dikendalikan.
Kabupaten Rejang Lebong yang terdiri dari 15 Kecamatan (122 desa dan 34 kelurahan)
dengan luas 151.576 Ha dengan jumlah penduduk 262.034 jiwa berpotensi setiap harinya
menambah jumlah (volume) sampah seiring dengan perkembangan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Diperkirakan setiap orang menghasilkan sampah (langsung
maupun tidak langsung) minimal sekitar 0,5 kg per harinya. Jika penduduk Rejang Lebong
berjumlah 262.034 jiwa berarti produksi sampahnya perhari sekitar 181,017 kg atau sekitar
5430.42 ton/bulan ton per tahun. Dapat dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak mampu
dikelola secara arif dan bijaksana tentu akan menimbulkan banyak masalah terutama
pencemaran terhadap lingkungan.
Akses pelayanan persampahan oleh BLHKP Kabupaten Rejang Lebong baru mencapai 25 %
dari jumlah penduduk. Khusus untuk Kota Curup sebagai Ibukota Kabupaten baru terlayani
40 % dari jumlah penduduk perkotaan. Perharinya timbulan sampah di Kota Curup mencapai
190 m3 – 260 m
3 dan yang mampu terangkut ke TPA Jambu Keling hanya sebanyak 90 m
3 –
125 m3.
B. Permasalahan Umum Pengelolaan Sampah
Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam pengelolaan sampah
antara lain: belum cukup tersedianya TPA yang memenuhi syarat dan fasilitas pendukungnya
secara memadai, kebiasaan buang sampah sembarangan, rendahnya kepedulian dan kesadaran
masyarakat terhadap permasalahan sampah di lingkungannya. Permasalahan lainnya adalah
timbulan sampah yang menumpuk yang diakibatkan terbatasnya sarana prasarana angkutan.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 16
Tabel 2.6
Sarana Prasarana Kebersihan Badan Lingkungan Hidup Kebersihan
dan Pertamanan Kabupaten Rejang Lebong
No
Jenis
Jumlah
Kondisi
1 IPLT TasikMalaya 1 Unit Berfungsi
2 TPA Jambu Keling 1 Unit Berfungsi
3 TPA Lubuk Sanai 1 Unit Berfungsi
4 Dump Truck 9 Unit 4 unit rusak ringan
5 Amroll Truck 1 Unit Rusak Berat
6 Mobil Tinja 1 Unit Rusak ringan
7 Mobil L 300 2 Unit Berfungsi
8 Mobil Cary 2 Unit Rusak
9 Motor Gerobak 10 Unit 4 rusak ringan
10 Gerobak Tanpa Roda 89 Unit Berfungsi
11 Tong sampah 201 unit Sebagian besar hilang
12 Rumah Plat 8 Unit Berfungsi
13 Gerobak roda 2 30 Unit Sebagian rusak ringan
14 Kendaraan Alat Berat :
* Komatsu D31 F 1 unit Tidak Berfungsi
* JhonDeer 1 unit Tidak Berfungsi
* Exsavator 1 Unit Berfungsi
* Wheel Loader 1 Unit Berfungsi
15 Cointainer 5 unit Tidak Berfungsi
Sumber: BLHKP Kabupaten Rejang Lebong 2010
2.2.7. Drainase Lingkungan
A. Kondisi Umum Drainase
Kondisi drainase khususnya di lingkungan perumahan dan permukiman dibeberapa kawasan
masih menjadi masalah yang perlu mendapatkan penanganan. Hal ini ditandai dengan adanya
genangan di bebeberapa kawasan pada musim hujan. Permasalahan genangan secara umum
disebabkan oleh belum memadainya fasilitas saluran drainase, sementara fasilitas saluran
yang ada tidak semuanya berfungsi, dikarenakan perilaku buang sampah sembarangan oleh
masyarakat.
B. Permasalahan Umum Pengelolaan Drainase
Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam pengelolaan drainase
antara lain:
Tidak optimalnya fungsi drainase
Belum sinkronnya antara bangunan drainase dengan tata ruang daerah
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 17
2.3. Potensi dan Peluang
2.3.1. Keuangan Daerah
Anggaran publik atau anggaran pemerintah memainkan sederet peranan dalam pembangunan
suatu negara. Secara teoritis anggaran pemerintah memainkan 3 fungsi utama, yaitu : fungsi
alokasi, distribusi dan stabilitas. Dalam fungsi alokasi, anggaran pemerintah memainkan
peranan dalam pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik atau penyelenggaraan
pemerintahan yang pada akhirnya juga dalam rangka pelayanan publik. Dalam fungsi yang
lain termasuk pula pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan (fungsi distribusi)
serta penciptaan lingkungan makro ekonomi yang kondusif (fungsi stabilisasi). Fungsi-fungsi
dasar tersebut kemudian melandasi perumusan kebijakan fiskal baik dari sisi pendapatan,
pembiayaan, maupun belanja.
AMPL sebagai bagian dari kepentingan publik, harus menjadi salah satu prioritas dalam
pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja kabupaten. Persentase alokasi anggaran
untuk AMPL dalam APBD Rejang Lebong dapat dilhat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.7
Jumlah dan Peruntukan Belanja Daerah dalam APBD Rejang Lebong
Tahun 2006-2010
Tahun
Jumlah Persentase
Jumlah Belanja Belanja Tidak Belanja Langsung Alokasi Untuk
APBD Rejang Lebong (Rp) Langsung (Rp) (Rp) AMPL
2006 324.709.508.617,75 81.525.570.035,75 243.183.938.582,00 0,0175%
2007 429.812.078.695,05 231.773.770.595,05 198.038.308.100,00 0,0240%
2008 519.020.076.358,83 265.549.883.536,83 253.470.192.822,00 0,0265%
2009 519.285.092.141,49 301.578.916.553,49 217.706.175.588,00 0,0284 %
2010 496.360.839.692,86 340.365.289.292,86 154.995.550.400,00 0,0245 %
Sumber: Bappeda Kabupaten Rejang Lebong (Diolah 2011)
Grafik 2.1. Alokasi APBD untuk AMPL
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 18
2.3.2. Proyek-proyek AMPL Terkait
Proyek Jumlah
lokasi/desa/unit Sapras Terbangun
Perubahan Perilaku
CWSHP 39 Desa Perpipaan (Gravitasi dan
Pompa), Sumur Gali,
Jamban, Sarana Cuci Tangan.
CTPS (anak sekolah &
masyaraakat),
PAM RT,
Stop BABs
DAK Sanitasi 4 Desa/Kel MCK Plus++, Septick Tank
Komunal
Stop BABs
DAK Air Minum 55 Desa/Kel Perpipaan Gravitasi;
Perpipaan Pompa; Hidran
Umum; Kran Umum
PAM RT
PNPM PISEW 40 Desa/Kel MCK, perpipaan, drainase,
sumur bor, sumur umum, WC
umum, saluran pembuangan,
prasarana air bersih; Sumur
Bor
CTPS (anak sekolah &
masyaraakat),
PAM RT,
Stop BABs
PNPM Perdesan 63 Desa/Kel MCK, perpipaan, SPAL,
Hidran umum, Kran Umum;
drainase. Poskesdes
CTPS (anak sekolah &
masyaraakat),
PAM RT,
Stop BABs
PNPM Perkoaan
(P2KP)
53 Desa/Kel MCK, perpipaan, Hidran
umum, Kran Umum; drainase
CTPS (anak sekolah &
masyaraakat),
PAM RT,
Stop BABs
PNPM Perkotaan
- P2KP Paket
53 Desa/Kel Drainase; Posyandu CTPS (anak sekolah &
masyaraakat),
Pengelolaan Air
Limbah RT
2.3.3. Kelembagaan
1. Kelembagaan AMPL PEMDA dan Masyarakat Sipil
Lembaga Nama
POKJA/Forum/Komite/Tim
Kerja
1. AMPL
2. POKJA IV PKK
3. TKPKD
4. Kabupaten Sehat
5. Komite Sekolah
6. Kecamatan Sehat
7. BKM P2KP
2. Puskesmas
No Puskesmas
1 Curup
2 Perumnas
3 Talang Rimbo Lama
4 Watas Marga
5 Kampung Delima
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 19
No Puskesmas
6 Tunas Harapan
7 Bangun Jaya
8 Kampung Melayu
9 Bermani Ulu
10 Curup Timur
11 Simpang Nangka
12 Sambirejo
13 Sumber Urip
14 Beringin Tiga
15 Sindang Jati
16 Sindang Dataran
17 Kepala Curup
18 Tanjung Agung
19 Padang Ulak Tanding
20 Kota Padang
21 Sindang Beliti Ilir
3. Badan Pengelola Sarana (BPS)
No. Kecamatan Desa Jenis Sarana
(Opsi Teknis) Nama BPS
1 Bermani Ulu Raya Bandung Marga Perpipaan Bandung Marga
2 Bermani Ulu Raya Pal 100 Perpipaan dan
SGL Pal 100
3 Sindang Beliti Ulu Lawang Agung Perpipaan Lawang Agung
4 Sindang Kelingi Tanjung Aur Perpipaan dan
SGL Tanjung Aur
5 Padang Ulak Tanding Belumai I Perpipaan Belumai I
6 Sindang Kelingi Cahaya Negeri Perpipaan Cahaya Negeri
7 Bermani Ulu Raya Pal 7 Perpipaan dan
SGL Pal 7
8 Curup Utara Tanjung
Beringin Perpipaan Tanjung Beringin
9 Sindang Kelingi Sindang Jati Perpipaan Sindang Jati
10 Sindang Kelingi Sindang Jaya Perpipaan Sindang Jaya
11 Padang Ulak Tanding Blumai II Perpipaan dan
SGL Blumai II
12 Padang Ulak Tanding Kasie Kasubun Perpipaan Kasie Kasubun
13 Padang Ulak Tanding Tanjung Sanai Perpipaan dan
SGL Tanjung Sanai
14 Curup Selatan Pungguk Lalang Perpipaan Pungguk Lalang
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 20
2.3.4. Kemampuan Swadaya Masyarakat
Rata-rata kemampuan swadaya masyarakat pembangunan AMPL bergerak antara 15-20%
baik berbentuk in cash maupun in kind, seperti yang diperlihatkan dalam pelaksanaan
program PNPM dan CWSHP
2.3.5. Tantangan Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
Keberlanjutan hasil pembangunan merupakan isu yang perlu mendapatkan penanganan
bersama dan menjadi prioritas utama dalam pembangunan air minum dan penyehatan
lingkungan. Pengalaman menunjukkan pelaksanaan pembangunan AMPL dengan melibatkan
masyarakat secara penuh sejak pengambilan keputusan sampai dengan pengelolaan
menunjukkan hasil lebih baik dan berkelanjutan yang ditandai dengan dukungan peranserta
masyarakat, fungsi kelembagaan pengelola, penyiapan dana operasi dan pemeliharaan oleh
masyarakat, tepat gunanya teknologi yang dipilih berdasarkan kemampuan masyarakat serta
dijadikannya aspek penanganan lingkungan sebagai bagian dari proyek. Sebaliknya proyek
AMPL yang berorientasi pada target fisik saja tanpa memberdayakan masyarakat sebagai
pelaku dan pengambil keputusan utama maka proyek tersebut tidak berkelanjutan dikarenakan
masyarakat tidak merasa memiliki.
Lokakarya pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong yang diikuti oleh seluruh dinas
terkait pada phase I dan Phase II LGCB CWSH, telah mengidentifikasi isu-isu penting dan
permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Rejang Lebong dalam pelaksanaan
pembangunan AMPL berdasarkan aspek keberlanjutan sebagaimana tabel 2.9 dibawah:
Tabel 2.8
Pembangunan AMPL Berdasarkan Aspek Keberlanjutan
Aspek Permasalahan Faktor Penyebab
Utama
Sosial Rendahnya pengetahuan masyarakat,
kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan masih kurang, masih ada
RT belum memiliki sarana IPAL/
SPAL, perilaku BABS masih tinggi,
kesadaran gotong -royong menurun
Keingintahuan kurang
akan bahaya sampah dan
perilaku masyarakat
membuang sampah tidak
pada tempatnya
Kelembagaan Koordinasi antara lintas program dan
lintas sektoral masih perlu
ditingkatkan, kelembagaan di desa
belum begitu berfungsi
AMPL belum menjadi
program prioritas daerah
Pembiayaan Dana kurang, alokasi dana untuk
pengelolaan sampah masih minim,
iuran kebersihan oleh masyarakat
masih kurang
Belum teralokasinya dana oprasional
pada sistem drainase dan saluran
perpipaan desa
Masyarakat belum
teroganisir degan baik
Terbatasnya pendapatan
asli daerah
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 21
Aspek Permasalahan Faktor Penyebab
Utama
Teknologi dan
fungsi/kualitas
sarana
Tidak ada sarana yang memadai, tidak
tersedianya tempat pembuangan
sampah, masih adanya drainase yang
tidak berfungsi, limbah medis belum
tertangani dengan baik,dan kurangnya
pembangunan drainase baru
Tidak memiliki alat
pengolahan sampah
Lingkungan Tanah kosong tidak terurus, sampah
ditumpuk tidak tertangani, masih
adanya masyarakat yang tidak
memiliki jamban, drainase tidak
berujung sehingga mampat oleh
sampah dan menjadi perindukan
nyamuk, hewan ternak berkeliaran
Terbatasnya sarana
pengangkutan sampah
dan masih belum
optimalnya petugas
pengelolaan sampah.
Kondisi lingkungan Kabupaten Rejang Lebong saat ini menjadi perhatian yang serius seperti
penanganan sampah dan limbah yang dihasilkan, baik di perkotaaan maupun pedesaan.
Sehingga tidak akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak terhadap
masyarakat.
Koordinasi antar dinas terkait terhadap pengelolaan Air minum dan Penyehatan Lingkungan
di Kabupten Rejang Lebong sudah mulai terlaksana dengan baik melalui kelembagaan
POKJA AMPL, baik koordinasi pelaksanaan pembangunan AMPL maupun kegiatan AMPL
lainnya.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 22
BAB III
VISI, MISI DAN NILAI
3.1 Definisi Operasional
Visi Pembangunan AMPL adalah suatu kondisi ideal AMPL yang ingin diwujudkan dan
memungkinkan untuk dicapai. Visi Pembangunan AMPL adalah cara pandang jauh kedepan
kemana arah Pembangunan AMPL harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.
Visi Pembangunan AMPL adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan AMPL
masa depan yang diinginkan, yang menjadi suatu pedoman dan pendorong pemerintah dan
masyarakat untuk mencapai mental model masa depan, dengan demikian visi Pembangunan
AMPL harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh pelaku AMPL.
Visi adalah kata-kata yang mampu memberi inspirasi dalam bentuk permintaan untuk menjadi
yang terbaik, terhebat dan terbesar. Visi harus memiliki daya tarik emosional bagi seluruh
elemen pelaku (Miller dan Dess).
Visi yang dimaksudkan dalam Rencana Strategis AMPL Kabupaten Rejang Lebong dalam
dokumen ini adalah kondisi layanan atau hasil pembangunan ideal yang ditetapkan sebagai
arah pembangunan bidang AMPL sampai dengan tahun 2015 Selanjutnya, visi menjadi
Landasan dalam setiap upaya Pembangunan AMPL melalui berbagai program daerah secara
sistematis dan terukur.
Sedangkan Misi adalah upaya efektif untuk mencapai Visi. Misi yang dimaksudkan dalam
dokumen ini merupakan penjabaran mengenai tugas yang akan diemban oleh Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong melalui peran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPD) dan
pihak-pihak lain secara terkoordinasi untuk memastikan Visi AMPL Kabupaten Rejang
Lebong tercapai pada tahun 2015.
3.2 Harapan Kondisi Layanan AMPL Masa Mendatang di Kabupaten Rejang
Lebong
Harapan kondisi layanan AMPL di masa mendatang sebagaimana yang dihasilkan pada
lokakarya pembangunan AMPL fase 2 program CWSHP adalah layanan air minum dan
sanitasi dasar yang berkelanjutan dengan penggunaan dan pemanfaatan secara efektif.
Rumusan kondisi ideal penyelenggaraan pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
pada empat tahun mendatang sebagaimana dirumuskan dalam lokakarya tersebut sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Harapan Kondisi AMPL
Aspek Kondisi yang diharapkan
Lingkungan 100% sampah yang dibuang ke TPA dapat di tangani sesuai standard .
50% sampah di perkotaan dapat menerapkan program tekhnologi
tepat guna 3 R (reduce, reuse, and recycle)
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 23
Aspek Kondisi yang diharapkan
Setiap rumah tangga memiliki saluran dan tempat penampungan air
limbah rumah tangga sesuai syarat kesehatan.
Setiap sumur yang menjadi sumber air minum memiliki cincin dan
lantai .
Seluruh sumber air baku terlindungi.
Sosial Stop BABS.
Membuang sampah pada tempatnya.
Membudayanya PHBS.
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan AMPL.
Teknologi Tersedianya pilihan-pilihan teknologi tepat guna AMPL yang sesuai
dengan kondisi dan pengetahuan masyarakat.
Tersedianya produk lokal yang memproduksi teknologi tepat guna
AMPL.
Tersedianya teknologi daur ulang plastik.
PDAM memiliki teknologi on line jaringan.
Kelembagaan Setiap BPS berfungsi secara efektif.
Terbitnya perda pengelolaan AMPL berbasis masyarakat
berkelanjutan.
Renstra Pembangunan AMPL menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam RPJMD.
Pokja AMPL memiliki sekretariat yang berfungsi.
Pendanaan Meningkatnya kontribusi masyarakat dalam pembiayaan
Pembangunan AMPL
Meningkatnya anggaran Pembangunan AMPL secara proporsional
dalam APBD.
Terbangunnya jejaring ke pihak swasta dalam bentuk Corporate
Social Responsibilty (CSR) dalam rangka mendukung pendanaan
Pembangunan AMPL.
3.3 Visi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
Dengan pemahaman difinisi visi misi seperti terurai diatas serta harapan kondisi AMPL
dimasa datang, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menetapkan visi pembangunan AMPL
seperti berikut:
“Terwujudnya Layanan Air Minum dan Sanitasi yang Berkualitas
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2015”
Pernyataan visi tersebut diatas mengandung substansi bahwa layanan air minum dan sanitasi
di Kabupaten Rejang lebong sampai akhir tahun 2015 dapat terpenuhi baik dari segi kuantitas,
kualitas, kontinuitas dan kerterjangkauan (4K). Makna kata-kata yang tekandung dalam
pernyataan visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 24
Terwujudnya; ketersediaan layanan air minum dan sanitasi yang memenuhi kriteria 4K.
Layanan; suatu kondisi kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat secara optimal dalam
hal pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi.
Air Minum; Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terus berupaya meningkatkan kualitas air
minum sesuai dengan yang diamanatkan Undang-undang.
Sanitasi; suatu kondisi kualitas lingkungan yang bersih dan asri tertata berdasarkan
kemandirian masyarakat.
Berkualitas; lingkup pengertian berkualitas merupakan substansi dari pemenuhan 4K.
Kabupaten Rejang Lebong; seluruh komponen masyarakat dan pemerintah.
Tahun 2015; merupakan angka tahun akhir dari umur renstra sekaligus tahun akhir
pencapaian MDG’s dimana diamanatkan terlayaninya separuh dari jumlah penduduk dunia
telah terakses air minum dan sanitasi. Angka 2015 merupakan tahun RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong.
3.4 Misi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
Untuk mewujudkan visi pembangunan AMPL Rejang Lebong, maka ditetapkan misi
pembangunan AMPL Rejang Lebong sebagai berikut:
1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia AMPL yang Berkualitas
2. Mewujudkan Pembangunan Infrasruktur AMPL yang Berkelanjutan
3. Mewujudkan Perlindungan Sumber Air Baku
Makna yang terkandung dalam misi pemangunan AMPL Rejang Lebong dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia AMPL yang berkualitas
Mengandung pengertian bahwa sumberdaya manusia yang ingin diwujutkan adalah
sumberdaya manusia yang berkualitas dalam bidang air minum dan penyehatan lingkungan
serta diharapkan bisa membimbing/membina setiap warga masyarakat Kabupaten Rejang
Lebong dalam pelaksanaan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan.
Selain itu pengembangan SDM yang berkualitas dimaksudkan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
2. Mewujudkan pembangunan infrasruktur AMPL yang berkelanjutan
Mengandung makna bahwa pembangunan infrasruktur AMPL yang berkelanjutan
adalah
terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana AMPL berdasarkan
partisipasi penuh masyarakat.
3. Mewujudkan perlindungan sumber air baku
Bermakna sebagai kelestarian air baku dalam pemenuhan kebutuhan air minum secara
kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan (4K).
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 25
3.5. Nilai – Nilai Dasar AMPL Rejang Lebong
Pelaksanaan pembangunan AMPL di Kabupaten Rejang Lebong diyakini akan optimal dan
tepat sasaran jika mengedepankan nilai-nilai seperti berikut:
1. Pat Sepakat Lemo Seperno; pentingnya nilai semangat kebersamaan dalam pembangunan
AMPL. Hanya dengan kebersamaan beban pembangunan AMPL akan menjadi ringan.
2. Akuntabilitas; setiap pembangunan AMPL di Rejang lebong dilandasi atas nilai
akuntabilitas, hanya dengan mengedepankan nilai ini pembangunan AMPL akan tepat
sasaran dan berkelanjutan.
3. Profesionalitas; setiap pelaksana AMPL di Rejang Lebong harus memiliki nilai
profesionalitas yang tergambar dalam disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 26
BAB IV
RUMUSAN ISU, TUJUAN
DAN SASARAN STRATEGIS
Upaya pencapaian visi “Terwujudnya Layanan Air Minum dan Sanitasi yang Berkualitas
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2015” perlu dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran
strategis sebagai dasar dalam penjabaran strategi pencapaian. Tujuan yang dimaksudkan
dalam dokumen ini adalah tujuan yang lahir dari analisis isu strategis melalui analisis SWOT.
Sedangkan sasaran strategis adalah hasil terukur yang berdasar indikasi target dan waktu
pencapaian.
4.1. Isu Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
Setelah melalui analisa faktor lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan analisis
SWOT (IFAS dan EFAS), diperoleh fakta sebagai berikut:
1. Faktor Kekuatan
Pokja AMPL; terbentuk sejak tahun 2010 sebagai upaya peningkatan koordinasi dan
pengawasan pembangunan AMPL.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam bidang AMPL dengan jumlah
yang cukup; sebagian besar SKPD memiliki SDM AMPL sesuai keilmuan terkait
AMPL.
Dokumen RPJMD 2011-2015, RIPJM Keciptakaryaan 2008-2012; yang
mengamanatkan keberlanjutan pembangunan AMPL.
Master Plan SPAM PDAM; arah pengembangan SPAM dalam rangka percepatan
pemenuhan layanan air minum.
Master Plan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA); arah pengembangan pengelolaan TPA
yang ramah lingkungan.
Perda Restribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan No 4 Tahun 2011; salah satu
cara efektif dalam peningkatan kualitas lingkungan.
2. Faktor Kelemahan
Beban kerja yang menumpuk (para anggota Pokja AMPL); sebagian besar anggota
Pokja AMPL memiliki beban kerja kedinasaan yang cukup menyita waktu dan
seringkali menggangu jadwal koordinasi dan pengawasan pembangunan AMPL.
Pembangunan air minum dan sanitasi belum menjadi prioritas.
Dokumen Renstra pembangunan AMPL belum tersedia.
Ego sektoral; kebijakan terkait pembangunan AMPL seringkali bertentangan antar
SKPD.
3. Faktor Peluang
Masih tingginya keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam setiap proses
pembangunan.
Sumber air baku yang relatif merata di seluruh kecamatan.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 27
Beberapa desa sudah dan sedang proses terbebas BABS (ODF).
Kemitraan dengan perguruan tinggi dalam pembangunan AMPL.
Peran tokoh masyarakat sebagai panutan.
Topografi wilayah yang memungkinkan pembangunan SPAM dengan menggunakan
sistem gravitasi.
4. Faktor Ancaman
Beberapa aturan TNKS yang menghambat pemanfaatan air di kawasan hutan lindung.
Terancamnya sumber air baku akibat logging, alih fungsi lahan dan eksploitasi yang
tidak terkontrol.
Rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air baku serta sarana
prasarana AMPL.
Setelah melalui analisis IFAS dan EFAS terhadap keseluruhan faktor di atas serta
mempertimbangkan pernyataan visi dan misi pembangunan AMPL Kabupaten Rejang
Lebong, akhirnya didapatkan rumusan isu strategis pembangunan AMPL sebagai berikut:
No Isu Strategis
1 Pembangunan air minum dan sanitasi belum menjadi proritas
2 Ego sektoral; kebijakan terkait pembangunan AMPL seringkali bertentangan antar
SKPD
3 Dokumen Renstra Pembangunan AMPL belum tersedia
4 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air baku serta sarana
prasarana AMPL
5 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam PHBS
6 Beberapa aturan TNKS yang menghambat pemanfaatan air di kawasan hutan
lindung
4.2. Tujuan Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
Rumusan tujuan strategis pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong pada prinsipnya
adalah dilakukan dengan cara mempositifkan nuansa negatif dari masing-masing pernyataan
isu strategis di atas dengan mempertimbangkan pernyataan visi dan misi. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
No Tujuan Strategis
1 Tersedianya dokumen Renstra Pembangunan AMPL
2 Koordinasi pembangunan AMPL dalam satu arah
3 Sektor air minum dan sanitasi menjadi salah satu program prioritas dalam RPJMD
4 Sumber-sumber air dan sapras air terjaga dan terpelihara dengan baik
5 PHBS menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
6 Termanfaatnya sumber air baku yang memenuhi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan
keterjangkauan (4K)
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 28
1. Tersedianya Dokumen Renstra Pembangunan AMPL
Dokumen Rencana Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
dimaksudkan sebagai landasan dan arah pembangunan AMPL yang terintegrasi serta
sinergis antar lintas sektoral dan masyarakat.
2. Koordinasi pembangunan AMPL dalam satu arah
Upaya koordinasi pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong memerlukan
perencanaan yang strategis sehingga arah dan pelaksanaan pembangunan AMPL
Kabupaten Rejang Lebong mengarah pada satu tujuan yang di tetapkan.
3. Sektor Air Minum dan Sanitasi menjadi salah satu program prioritas dalam RPJMD
Tujuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan layanan berdasarkan cakupan saat
ini melalui berbagai upaya yang relevan dengan mempertimbangkan faktor kekuatan,
keterbatasan, peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan serta tantangan riil yang akan
dihadapi. Tujuan ini selanjutnya dijabarkan dalam sasaran pencapaian dan kebijakan yang
perlu diambil oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong.
Definisi air minum yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sebagaimana standar yang
ditetapkan dalam MDGs yaitu air ledeng (perpipaan), mata air terlindungi dan sumur
terlindungi. Upaya pemenuhan air minum mencakup peningkatan layanan PDAM dan
program air minum terkait lainnya dari berbagai sumber pembiayaan termasuk swadaya
dan prakarsa masyarakat sendiri.
Ruang lingkup sanitasi mencakup pemenuhan jamban keluarga, saluran pembuangan air
limbah domestik, peningkatan akses fasilitas pengelolaan sampah dan peningkatan kondisi
dan fasilitas drainase khususnya untuk kawasan strategis yang relevan dengan
permasalahan drainase. Upaya pemenuhan fasilitas penyehatan lingkungan melalui
pelaksanaan program rutin maupun program-program lain dari berbagai sumber
pembiayaan.
4. Sumber-sumber air dan sapras air terjaga dan terpelihara dengan baik
Sumber air baku yang berasal dari mata air dan air permukaan yang terdapat di Kabupaten
Rejang Lebong berpotensi mengalami kekeringan jika pada area sekitar sumber tidak
terjaga kelestariannya, upaya perlindungan dan sapras air minum merupakan prioritas
kebijakan yang harus dijalankan agar sumber – sumber air baku tetap ada dan dapat
berkelanjutan.
5. PHBS menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Penurunan angka penyakit berbasis air dan sanitasi merupakan dampak dari perubahan
perilaku hieginitas dan sanitasi masyarakat. Upaya perubahan perilaku dijabarkan ke dalam
program dan kebijakan yang relevan yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh
elemen pemangku kepentingan. Penurunan angka penyakit berbasis air dan sanitasi
merupakan upaya bersama dan secara spesifik mendorong percepatan program sejenis
yang diselenggarakan dinas terkait khususnya dinas kesehatan.
6. Termanfaatnya sumber air baku yang memenuhi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan
keterjangkauan (4K)
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 29
4.3. Sasaran Strategis Pembangunan AMPL
Sasaran pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan tujuan strategis di atas
dijabarkan ke dalam sasaran pencapaian pembangunan sampai dengan tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
SASARAN STRATEGIS
EKSISTING (2011)
Tujuan 1: Sektor Air Minum dan Sanitasi menjadi salah satu program prioritas dalam
RPJMD
Sasaran 1.1. Akses masyarakat terhadap sapras persampahan di
Ibu Kota Kabupaten dan Ibu Kota Kecamatan
sebesar 80 % dari jumlah penduduk pada akhir
tahun 2015
Akses masyarakat terhadap
persampahan sebesar 25 % dari
jumlah penduduk.
Khusus untuk Kota Curup
terlayani 40 % dari jumlah
penduduk.
Sasaran 1.2. Pada akhir tahun 2015 kota Curup bebas genangan
air tidak lebih 45 menit
Genangan air lebih dari 90 menit
Sasaran 1.3. PDAM Tirta Darma Kabupaten Rejang Lebong
memiliki pelanggan aktif sebanyak 27 .000
pelanggan pada akhir tahun 2015.
Pelanggan sebanyak 7.806
pelanggan
Tujuan 2. Koordinasi pembangunan AMPL dalam satu arah
Sasaran 2.1 Keterpaduann arah pelaksanaan AMPL di masing-
masing SKPD terkait AMPL
Keterpaduan masih belum solid
Sasaran 2.2. Terselenggaranya rapat koordinasi pembangunan
AMPL secara rutin setiap triwulan
Rapat koordinasi masih sebatas
bila ada keperluan mendesak
Sasaran 2.3. Sekretariat Pokja AMPL mampu mengelola data
AMPL dan memiliki jaringan kerja dengan Pokja
AMPL Provinsi dan Pusat serta pelaku AMPL
lainnya
Sekretariat belum beroperasi
secara optimal
Tujuan 3. Tersedianya dokumen Renstra AMPL
Sasaran 3.1 Kabupaten Rejang Lebong memiliki Dokumen
Renstra AMPL yang menjadi acuan dan landasan
pembangunan AMPL semua pihak.
Renstra dalam tahap penyusunan
Tujuan 4. Sumber-sumber air dan sapras air terjaga dan terpelihara dengan baik
Sasaran 4.1 Cakupan Layanan Air Minum Kabupaten Rejang
Lebong menjadi 75 % pada tahun 2015.
Cakupan layanan saat ini 65, 2 %
Sasaran 4.2. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan BPS di
100 desa/kelurahan pada akhir tahun 2015
Jumlah BPS yang berfungsi
sebanyak 39 desa (30% dari 154
desa/kelurahan)
Tujuan 5. PHBS menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Sasaran 5.1 Masyarakat terbebas dari perilaku BABS pada
akhir tahun 2015.
Warga masyarakat yang masih
BABS sebanyak 39 %
Sasaran 5.2 Sebanyak 85 % murid PAUD dan SD di
Kabupaten Rejang Lebong telah melakukan
praktek CTPS pada tahun 2015
Praktek CTPS oleh murid PAUD
dan SD sebesar 50%
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 30
SASARAN STRATEGIS
EKSISTING (2011)
Sasaran 5.3. Sebanyak 75 % rumah tangga di Rejang Lebong
telah melakukan praktek PAM RT secara sehat
pada tahun 2015
Rumah tangga yang melakukan
praktek PAM RT secara sehat
sebanyak 45,65 %
Sasaran 5.4 Sebanyak 65 % rumah tangga di Kabupaten
Rejang Lebong telah melakukan praktek
pengelolaan limbah rumah tangga
Rumah tangga yang telah
melakukan praktek pengelolaan
air limbah rumah tangga sebesar
32,78 %
Sasaran 5.5 Sebanyak 10 % Rumah Tangga di
Kabupaten.Rejang Lebong telah melakukan
praktek pengelolaan sampah rumah tangga
Rumah tangga yang melakukan
pengelolaan sampah rumah
tangga masih di bawah 2%
Tujuan 6. Termanfaatnya sumber air baku yang memenuhi kualitas, kuantitas dan
kontinuitas
Sasaran 6.1 Sebanyak 28 sumber air baku yang potensial
terpelihara dan mampu berproduksi secara optimal
pada tahun 2015
60% sumber-sumber air baku
yang ada di Kabupaten Rejang
Lebong terletak pada wilayah
permukiman dan pertanian
Sasaran 6.2 Beberapa sumber air baku yang berlokasi di
kawasan hutan lindung TNKS dapat
dimanfaatkan secara legal
Pada saat ini masih terdapat
regulasi yang melarang
pemanfaatan sumber – sumber air
pada kawasan lindung
Sasaran pembangunan AMPL yang sudah dinyatakan secara indikatif merupakan fokus utama
dalam upaya implementasi atau realisasi perencanaan strategis pembangunan AMPL.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 31
BAB V
STRATEGI PENCAPAIAN
Untuk dapat mewujudkan seluruh sasaran strategis yang telah ditetapkan, Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong akan lebih efektif jika direspon dengan strategi pencapain matang
dan sistematis. Strategi pencapaian tersebut terdiri dari sejumlah kebijakan, program dan
kegiatan strategis. Kebijakan strategis akan lahir secara baik dan benar jika terlebih dahulu
mengurai faktor- faktor keberhasilan pembangunan AMPL. Faktor keberhasilan terdiri dari
dua bagian yakni faktor pendukung dan faktor penghambat. Setelah melalui analisis dan
diskusi mendalam, akhirnya ditemukenali faktor keberhasilan tersebut sebagai berikut:
5.1. Faktor Keberhasilan
No. Faktor Pendukung
1 Pokja AMPL yang fungsional
2 RPJMD dan Renstra SKPD yang memuat arah pelaksanaan pembangunan AMPL
3 Best Practice Pelaksanaan CWSHP
4 Sumber air baku yang relatif bisa di akses
5 Derajat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan masih cukup baik
No. Faktor Penghambat
1 Sebagian besar masyarakat masih praktek BABS di aliran sungai
2 Keterbatasan pilihan teknologi tepat guna
3 Sebagian masyarakat masih bergantung terhadap bantuan AMPL dari Pemerintah
4 Pelaksanaan pembangunan AMPL terkadang tidak tepat sasaran
5 Pemeliharaan sapras AMPL yang belum optimal
5.2. Kebijakan Strategis
Dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan guna tercapainya seluruh sasaran
pembangunan AMPL yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong telah
menetapkan beberapa Kebijakan Strategis sebagai berikuti:
1. Penerapan STBM dengan melibatkan seluruh sumber daya
2. Penggalakan pembangunan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat
3. Penyehatan PDAM Tirta Darma
4. Penerapan Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi dan Lingkungan
5. Pelestarian wilayah tangkapan air melalui kerjasama sinergis antara Pemerintah,
Masyarakat dan Pengelola TNKS
6. Pemberian insentif bagi BPS yang berhasil mengelola dan memelihara sapras AMPL
7. Peran pemerintah sebagai fasilitator pembangunan AMPL
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 32
8. Kesetaraan Gender dalam pengambilan keputusan pembangunan AMPL ditingkat
masyarakat.
9. Pengembangan drainase berbasis lingkungan.
5.3. Asumsi dan Intervensi
5.3.1. Asumsi
Komitmen setiap anggota Pokja AMPL agar menjadikan pembangunan AMPL
sebagai salah satu program prioritas.
Semua pimpinan SKPD terkait AMPL memiliki kepedulian tentang pentingnya
keberlanjutan pembangunan AMPL
Biaya operasional Pokja AMPL teranggarkan dalam APBD setiap tahun
5.3.2. Intervensi
Konsistensi program penguatan kapasitas dari Pokja AMPL Provinsi dan Pusat
terhadap Pokja AMPL Rejang Lebong
Dukungan media dalam publikasi seluruh pencapaian kinerja pembangunan AMPL
Dukungan seluruh pemuka masyarakat dalam pelaksananaan pembangunan AMPL
Kemitraan dengan berbagai CSR (Corporate Social Resposibility) guna mendukung
pembiayaan pembangunan AMPL. (lihat
5.4. Program Strategis
Dari Kebijakan Strategis, berdasarkan Asumsi dan Intervensi diperoleh program strategis
pembangunan AMPL yang dituangkan ke dalam matriks program strategis pembangunan
AMPL Kabupaten Rejang Lebong pada Tabel 5.1. Dan matrik indikator kinerja program
strategis pada Tabel 5.2.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 33
Tabel 5.1 Program Strategis
No Program Tujuan Antara Durasi
Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)
SKPD
Penanggung
Jawab
1
Pembangunan saluran
darainase/gorong-gorong
- Setiap kawasan strategis di Ibukota Kabupaten dan
Kecamatan telah memiliki infrastruktur drainase yang
memenuhi syarat.
- Terbentuknya kelompok-kelompok peduli drainase.
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
139 .212.000.000. PU
2 Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM)
- Setiap Kawasan Ibu Kota Kecamatan memiliki
infrastruktur SPAM yang memenuhi Syarat Kualitas,
Kuantitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
123.531.000.000. PU ; PDAM
3 Pengembangan Prasarana Air
Limbah
- Pengolahan air limbah industri rumah tangga masuk
sebagai syarat pengurusan izin (Tahun 2014)
- Tersedianya prasana dan sarana Instalasi Pengolahan
Limbah skala Kota dan Kawasan yang dapat
mendukung pengelolaan limbah kota
- Terbentuknya Kelompok-kelompok pengelola sanitasi
lingkungan sebagai stakeholders terdepan pengelolaan
sanitasi.
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
45.000.000.000. BAPPEDA;
PU ; BLHKP;
BPMPD;
DINKES
4 Pembangunan sarana air bersih
pedesaan
- Setiap Desa memiliki Sarana Prasarana Air Minum
yang memenuhi Syarat Kualitas, Kuantitas,
Kontinuitas dan Keterjangkauan
2012-2015 APBN; APBD
Kab
69.970.000.000. PU; PDAM
5 Pengembangan dan Pengelolaan
Persampahan
- Tersedianya Prasarana dan Sarana TPA Control
Landfill
- Tersedianya Prasarana dan Sarana Persampahan yang
memenuhi syarat dan cukup kuantitas.
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
8.240.000.000. BLHKP
6 Pengendalian pencemaran dan
pengrusakan lingkungan hidup
- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
limbah rumah tangga
- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
limbah industri rumah tangga (IRT)
2012-2015 APBD 500.000.000. BLHKP;
KEHUTANAN
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 34
No Program Tujuan Antara Durasi
Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)
SKPD
Penanggung
Jawab
7 Perlindungan dan konservasi
sumber daya alam
- Reboisasi kawasan potensial sumber air baku
- Pengendalian kawasan Catchment Area sumber air
baku
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
25.000.000.000. BLHKP;
KEHUTANAN;
BKSDA; TNKS
8 Optimalisasi pelayanan PDAM - 15 Kecamatan memiliki akses air minum dari PDAM
- Restrukturisasi tarif air minum
- Peningkatan kapasitas bidang teknik dan manajemen
- Pengembangang teknologi sistem jaringan perpipaan
- Peningkatan perluasan pelayanan
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
2.500.000.000.
PDAM
9 Penurunan tingkat Kehilangan
air
- PDAM menurunkan kebocoran sampai mencapai 30 %
- Terbentuknya sistem zona pelayanan
- Terbentuknya Kawasan Air Siap Minum
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
30.000.000.000. PDAM
10 Peningkatan Praktek CTPS bagi
siswa PAUD dan SD sederajat
- Tersedianya Natural Leader (Guru dan Siswa)
- Tersedianya Champion (Komite Sekolah)
2012-2015 APBN;
APBD Kab
540.000.000. DIKNAS dan
DEPAG
11 Pemeliharaan dan
Pengembangan infrastruktur
Sanitasi Sekolah (SD, SLTP dan
SLTA)
- Terbangunnya Infrastruktur Sanitasi Sekolah
- Terpeliharanya Infrastruktur Sanitasi Sekolah
2012-2015 APBN;
APBD Kab;
Block Grant
7.200.000.000. DIKNAS dan
DEPAG
12 Promosi kesehatan melalui
kegiatan Praktek Kerja
Lapangan Mahasiswa dan
Praktek Promosi Kesehatan di
masyarakat bagi mahasiswa
- Adanya desa lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)
- Adanya desa lokasi Kukerta
- Adanya lokasi Praktek Promkes di Sekolah-Sekolah
- Adanya lokasi Praktek Promkes di Kelompok
Masyarakat
2012-2015 APBN;
Perguruan
Tinggi;
APBD
900.000.000. POLTEKES
KEMENKES
13 Pembentukan dan penguatan
BPS AMPL
- Terbentuknya dan berfungsinya 108 BPS
- Meningkatnya Peran serta masyarakat dalam
pengelolaan AMPL
2012-2015 APBD 864.000.000. BPMPD
14 Penguatan Kapasitas SKPD
terkait dan Anggota Pokja
- Peningkatan kapasitas SDM terkait AMPL
- Tersedianya Fasilitator Pembangunan AMPL dari
2012-2015 APBD 300.000.000. BPMPD
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 35
No Program Tujuan Antara Durasi
Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)
SKPD
Penanggung
Jawab
sebagai fasilitator pembangunan
AMPL
anggota POKJA
15 Penguatan peran Gender dalam
pelaksanaan pembangunan
AMPL di tingkat masyarakat
- Terlaksananya sosialisasi peran perempuan dalam
pembangunan AMPL
2012-2015 APBN;
APBD Kab
200.000.000. PPKB; PKK
16 Pengelolaan Data AMPL
berbasis online
- Tersedianya data AMPL yang up to date
- Data AMPL dapat diakses secara cepat
- Tersedianya SDM yang handal dalam pengelolaan
Data AMPL
2012-2015 APBN;
APBD Kab
300.000.000. BAPPEDA
17 Pemicuan Desa ODF - Bertambahnya jumlah desa-desa ODF
2012-2015 APBN;
APBD Kab
324.000.000. DINKES
18 Monitoring perubahan perilaku
Desa ODF
- Terbinanya desa-desa yang telah ODF 2012-2015 APBN;
APBD Kab
554.400.000. DINKES;
BPMPD
19 Promosi kesehatan dan
kemitraan
- Terlaksananya promosi upaya peningkatan kualitas
hidup sehat
2012-2015 APBN;
APBD Kab
500.000.000. DINKES
20 Peningkatan kapasitas
masyarakat dalam PAM RT
- Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam PAM RT
2012-2015 APBN;
APBD Kab
250.000.000. DINKES;
BPMPD
21
Peningkatan kapasitas
masyarakat dalam pengelolaan
Persampahan rumah tangga
- Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
- Terbentuknya Kelompok-kelompok pengelola
persampahan skala lingkungan sebagai stakeholders
terdepan pengelolaan persampahan
2012-2015 APBN; APBD
Kab
2.500.000.000. BLHKP
22 Peningkatan kapasitas
masyarakat dalam pengelolaan
limbah rumah tangga
- Terbentuknya Kelompok-kelompok pengelola sanitasi
lingkungan sebagai stake holders terdepan
pengelolaan limbah rumah tangga
2012-2015 APBN; APBD
Kab
250.000.000. BLHKP ; PU
23 Pengembangan jaringan kerja
Pokja AMPL dengan Pokja
AMPL Provinsi dan Pusat serta
- Terbentuknya jejaring AMPL kabupaten
- Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan pembangunan
AMPL
2012-2015 APBN;
APBD Kab
900.000.000. BAPPEDA
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 36
No Program Tujuan Antara Durasi
Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)
SKPD
Penanggung
Jawab
media - Terbentuknya kemitraan strategis dan sinergis Pokja
AMPL kabupaten dan Pokja AMPL propinsi
- Terbentuknya kemitraan strategis dan sinergis Pokja
AMPL kabupaten dan Pokja AMPL pusat
- Terbentuknya kemitraan strategis dan sinergis Pokja
AMPL kabupaten dan Media
24 Peningkatan peran Badan
Pengelola Sarana (BPS) dalam
kegiatan perlindungan Sumber-
sumber Air Baku
- Terbinanya BPS
- Terbentuknya BPS-BPS penerima sarana AMPL
2012-2015 APBN;
APBD Kab
800.000.000. BPMPD
25 Peningkatan kemitraan dengan
pengelola TNKS dalam rangka
pemanfaatan sumber-sumber
Air Baku diwilayah kerja TNKS
- Termanfaatnya sumber-sumber air baku pada kawasan
lindung
2012-2015 APBN;
APBD Kab
500.000.000. TNKS DAN
BAPPEDA
26 Perlindungan dan konservasi
sumber daya hutan
- Rehabilitasi lahan, tanah dan air
2012-2015 APBN;
APBD Prop;
APBD Kab
3.000.000.000. KEHUTANAN;
BLHKP
Tabel 5.2 Program Strategis dan Indikator Kinerja
No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact
1
Pembangunan saluran
darainase/gorong-gorong
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 139,21 M
- 4 Tahun
- 108,34 KM Drainase
- Master plan drainase
kota curup
- 5 Kecamatan
bebas genangan
≥ 45 Menit
- 19.832 KK
- 156 Desa/Kel
- Meningkatnya kemampuan daya beli
masyarakat
- Berkurangnya tingkat kemisikinan
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 37
No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact
2 Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM)
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 123,5 M
- 4 Tahun
- 7 IKK
- 7 Kecamatan
terlayani air
minum
- 19.832 KK
- 156 Desa/Kel
- Tercapainya target MDGs
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- PDAM Sehat
3 Pengembangan Prasarana Air
Limbah
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 45 M
- 4 Tahun
- 1 IPLT
- 20 Desa/Kel/ Kawasan
- Prasyarat Perizinan
IRT (Tahun 2014)
- IRT memiliki
sertifikat
pengelolan
lingkungan
- 20 Desa/kel
- 1 IPLT
- 20 Desa/Kel
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Perizinan IRT berwawasan
lingkungan
4 Pembangunan sarana air bersih
pedesaan
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 69,97 M
- 4 Tahun
- 58 Desa/Kel
- 70 BPS
- 58 Desa/kel
- Terpenuhinya
Air Bersih
Perpipaan
- 70 BPS
- 58 Desa/Kel
- Tercapainya target MDGs
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
5 Pengembangan dan Pengelolaan
Persampahan
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 8,24 M
- 4 Tahun
- 1 TPA
- 7 Kecamatan
terlayani TPA
Sistem Controll
Landfill
- 74 Desa/Kel
- Terangkutnya
sampah ke TPA
- 74 Desa/Kel
- TPA Ramah
Lingkungan
- Curup Kota IDAMAN
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
6 Pengendalian pencemaran dan
pengrusakan lingkungan hidup
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 8,24 M
- 4 Tahun
- 1 TPA
- 7 Kecamatan
terlayani TPA
Sistem Controll
Landfill
- 74 Desa/Kel
- Terangkutnya
sampah ke TPA
- 74 Desa/Kel
- TPA Ramah
Lingkungan
- Curup Kota IDAMAN
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 38
No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact
7 Perlindungan dan konservasi
sumber air baku
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 25 M
- 4 Tahun
- Catchman area 150
Ha
- 150 Ha
Catchman area
- 150 Ha
- Sumber Air Baku
di Kawasan
Lindung
termanfaatkan
- Lestarinya Sumber Air Baku
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Menurunnya angka kemiskinan
8 Optimalisasi pelayanan PDAM - Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 2,5 M
- 4 Tahun
- 20 % SDM Perusahaan
Menguasai Teknik Air
Minum
- Peningkatan
Penerimaan
Tagihan hingga
80 %
- Rasio Pegawai 1
: 100
- 19.832 KK
- 156 Desa/Kel
- Pelayanan Prima
- PAD meningkat
8 Penurunan tingkat Kehilangan air - Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 30 M
- 4 Tahun
- Angka kehilangan Air
mencapai 30 %
- Terbentuknya
jaringan
perpipaan yang
ideal dan
sistematis
- Terbentuknya
zona pelayanan
PDAM
- 5 Kecamatan
- Pelayanan Prima
- PAD meningkat
- PDAM Sehat
9 Peningkatan Praktek CTPS bagi
siswa PAUD dan SD sederajat
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 540.000.000
- 4 Tahun
- Guru
- Siswa
- 78 PAUD
- 182 SD
- PAUD dan SD
Sadar CTPS
- 78 PAUD
- 182 SD
- Meningkatnya praktek PHBS
- Manusia Cerdas karena CTPS
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Peningkatan Kehadiran Siswa
- Meningkatnya Prestasi Siswa
10 Pemeliharaan dan Pengembangan
infrastruktur Sanitasi Sekolah (SD,
SMP dan SMA/SMK)
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 7.2 M
- 4 Tahun
- 800 Unit WC
- Guru
- Siswa
Terpenuhinya WC
untuk:
- 182 SD
- 58 SMP
- 27 SMA/SMK
- 182 SD
- 58 SMP
- 27 SMA/SMK
- Meningkatnya praktek PHBS
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Peningkatan Kehadiran Siswa
- Meningkatnya Prestasi Siswa
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 39
No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact
11 Promosi kesehatan melalui
kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Mahasiswa dan Praktek Promosi
Kesehatan di masyarakat bagi
mahasiswa
- Dana
- Waktu
- Peserta
- Rp. 900.000.000
- 4 Tahun
- PKL 8 desa
- Dosen
- Mahasiswa
- 8 Desa Lokasi
PKL
- 4 SD
- 4 SMP
- 4 SMA/SMK
- Sadar PHBS
- 8 Desa Lokasi
PKL
- Penyuluhan
pada 48
Komunitas
masyarakat
(16 SD ; 16 SMP
dan 16
SMA/SMK)
- Meningkatnya praktek PHBS di
masyarakat.
- Meningkatnya Praktek PHBS di
SD,SMP,SMA/SMK
12 Pembentukan dan penguatan
Badab Pengelola Sarana AMPL
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 864.000.000.
- 4 Tahun
- 156 Desa Binaan
- 154 Desa Binaan
- Terbentuk dan
Ber fungsi nya
BPS
- 156 Desa/Kel
- Pembangunan berkelanjutan
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Menurunnya Angka Kemiskinan
13 Penguatan Kapasitas SKPD terkait
dan Anggota Pokja sebagai
fasilitator pembangunan AMPL
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp.300.000.000.
- 4 Tahun
- 108 Desa Binaan
- 108 Desa Binaan
- Pokja AMPL
sebagai Leading
Fasilitator
AMPL
- 108 Desa/Kel
- Pembangunan berkelanjutan
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Menurunnya Angka Kemiskinan
14 Penguatan peran Gender dalam
pelaksanaan pembangunan AMPL
di tingkat masyarakat
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 800.000.000.
- 4 Tahun
- 650 Orang
- Pembangunan
AMPL di 15
Kecamatan
berbasis gender
- 600 Orang
mendapat
pemahaman
gender
- Peran gender dalam AMPL
15 Pengelolaan Data AMPL berbasis
online
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 400.000.000.
- 4 Tahun
- 25 Orang
- Data AMPL
dapat diakses
secara online
- Basic Data
AMPL tersedia
dan dapat diakses
secara bebas
- Mudahnya mendapatkan data dan
info AMPL
16 Pemicuan Desa ODF - Dana
- Waktu
- Rp. 540.000.000.
- 4 Tahun
- 108 Desa ODF
- Pemutusan rantai
penyebaran
- Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 40
No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact
- SDM - 1620 Orang
penyakit
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
17 Monitoring perubahan perilaku
Desa ODF
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 700.000.000.
- 4 Tahun
- 156 Desa/Kel
- Terbinanya 154
Desa ODF
- Pemutusan rantai
penyebaran
penyakit
- Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
18 Promosi kesehatan dan kemitraan - Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 700.000.000.
- 4 Tahun
- 105 Orang
- 156 Desa/Kel
bergaya hidup
bersih dan sehat
- Perubahan
perilaku menjadi
PHBS
- 19.832 KK
- 156 Desa/Kel
memahami
PHBS
- Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
19 Peningkatan kapasitas masyarakat
dalam PAM RT
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 500.000.000.
- 4 Tahun
- 105 Orang
- 156 Desa/Kel
memahami PAM
RT
- Pemenuhan AM
RT yang
memenuhi syarat
kesehatan
- 19.832 KK
- 156 Desa/Kel
memahami PAM
RT
- Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
20
Peningkatan kapasitas masyarakat
dalam pengelolaan Persampahan
rumah tangga
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 2,5 M
- 4 Tahun
- 40 Desa Binaan
- 4 Kawasan Memiliki
Kelompok Daur Ulang
Sampah
- 40 Desa Binaan
- Terbentuk dan
Berfungsinya
Kelompok Sadar
Bersih
- Terbentuk dan
berfungsinya
Kelompok Daur
Ulang Sampah
- 40 Desa/Kel
Sadar Bersih
- 4 Kawasan
Pengelolaan
Persampahan 3R
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
- Menurunnya Angka Kemiskinan
21 Peningkatan kapasitas masyarakat
dalam pengelolaan limbah rumah
- Dana
- Waktu
- Rp. 250.000.000.
- 4 Tahun
- 20 Desa Binaan
- Terbentuk dan
- 20 Desa/Kel
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan hidup
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 41
No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact
tangga - SDM - 20 Desa Binaan Ber fungsi nya
Kelompok Sadar
Limbah
RumahTangga
- Menurunnya Angka Kemiskinan
22 Pengembangan jaringan kerja
Pokja AMPL dengan Pokja AMPL
Provinsi dan Pusat serta media
- Dana
- Waktu
SDM
- Rp. 900.000.000.
- 4 Tahun
- Jejaring AMPL
- Kemitraan POKJA
- 15 Kecamatan
- Pokja AMPL se
Indonesia
- Pokja AMPL
pusat
- Media
- 15 Kecamatan
- 21 Puskesmas
- Pokja AMPL Kab. RL pioner
pembangunan AMPL
- Hilangnya ego sektoral
- Pembangunan AMPL menjadi
sehat
23 Peningkatan peran Badan
Pengelola Sarana (BPS) dalam
kegiatan perlindungan Sumber-
sumber Air Baku
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 800.000.000.
- 4 tahun
- 100 BPS
- 156 Desa/Kel. - 89 BPS - Pembangunan AMPL
berkelanjutan
- Meningkatnya kelestarian sumber
air
- Rejang Lebong sehat
24 Peningkatan kemitraan dengan
pengelola TNKS dalam rangka
pemanfaatan sumber-sumber Air
Baku diwilayah kerja TNKS
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 500.000.000.
- 4 tahun
28 sumber air baku - 156 Desa/Kel.
- PDAM
- 9 IKK
- Meningkatnya IPM
- Meningkatnya angka harapan
hidup
- Rejang Lebong sehat
25 Perlindungan dan konservasi
sumber daya hutan
- Dana
- Waktu
- SDM
- Rp. 300.000.000.
- 4 tahun
Kawasan hutan di
Kabupaten Rejang
Lebong
- 156 Desa/Kel.
- Curup Kota IDAMAN
- Meningkatnya kelestarian sumber
air
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 42
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
1. Renstra Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong dimaksudkan sebagai arah dan
pedoman umum penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan AMPL selama kurun
waktu empat tahun kedepan (2012-2015).Selama kurun waktu tersebut akan terjadi dua
kondisi akhir yakni pelaksanaan RPJMN (2010-2014) serta MDGs (2015). Diharapkan
dua kondisi ini juga menjadi potensi besar yang menyertai realisasi Renstra
Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong.
2. Kurun waktu empat tahun merupakan batas waktu minimal yang dapat dipergunakan
untuk mewujudkan Visi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong.
3. Untuk dapat mewujudkan Visi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong
dibutuhkan rumusan Misi yang terdiri dari beberapa kondisi sebagai parameter
pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan.
4. Penetapan strategi pencapaian yang terdiri dari kebijakan dan program strategis
merupakan rangkaian langkah sistemik untuk menyikapi isu strategis guna perwujudan
pencapaian Visi dan Misi. Langkah sistemik tersebut pada dasarnya adalah awal menuju
pelaksanaan kegiatan yang sesunggunya, karena beberapa hal yang ditetapkan sifatnya
pokok dan mendasar yang memerlukan penjabaran lebih lanjut.
5. Antara Renstra Pembangunan AMPL dengan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong terdapat
hubungan integral karena hal-hal yang diurai dalam Renstra Pembangunan AMPL
merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJMD Kabupaten Rejang Lebong terkait sektor
atau bidang pembangunan AMPL.
6. Renstra AMPL yang disusun merupakan dokumen yang tidak terpisahkan terhadap
dokumen Musrenbang tingkat kecamatan dan kabupaten yang akan dilaksanakan pada
tahun mendatang. Renstra AMPL ini menjadi payung hukum terhadap usulan-usulan
yang disampaikan terkait pembangunan AMPL.
6.2. HARAPAN
1. Dokumen Renstra Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong bukanlah sebuah
dokumen yang tidak dapat dirubah ataupun berubah sepanjang masa. Agar substansi yang
terkandung di dalam Renstra AMPL tetap dapat mengikuti tuntutan perkembangan zaman
diperlukan mekanisme proses evaluasi secara berkelanjutan.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 43
2. Realisasi Renstra Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong wajib didukung oleh
segenap elemen stakehoders yang ada di Kabupaten Rejang Lebong
3. Sebagai dokumen perencanaan yang dihasilkan secara partisipatif melalui serangkaian
lokakarya dan diskusi mendalam sudah tentu dalam realisasinya juga diharapkan
menggunakan pendekatan partisipatif juga, sehingga hasil yang diraih dapat optimal.
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 44
Lampiran 1. Analisis SWOT
IFAS DESKRIPSI RESPON DAERAH B R S RS
KEKUATAN 1-5
Adanya Pokja AMPL Keberadaan telah mempunyai legalitas SK Bupati No
147 TAHUN 2011. dg sekretariat di Bappeda
Pemda memberikan biaya operasional Pokja 12 5 60 II
Tersedianya SDM yang berkualitas dlm
bidang AMPL dengan jumlah yang cukup
Tersebar pada SKPD yang terkait dengan AMPL Memberikan insentif dan penempatan sesuai
kompetensi dan fasilitas kerja
10 3 30 IV
Adanya dokumen RPJMD2011-2015, RIPJM
Kecipta Karyaan 2008-2012
Dokumen ini sudah merupakan prodak hukum untuk
pembangunan AMPL
RPJMD sudah di Perdakan; RIPJM sudah
menjadi respon pusat untuk pembangunan
AMPL
15 5 75 I
Adanya master plan SPAM PDAM dan
Master Plan TPA
Dokumen induk perencanaan pembangunan AMPL Sudah ada dukungan pembiayaan pelaksanaan
pembangunan baik oleh pemkab, pemprov dan
pemerintah pusat
12 4 48 III
Adanya Perda Sampah Dokumen ini sudah merupakan perda yang juga
mencantumkan sangsi denda bila dilanggar
Masih konsisten digunakan, pelaksanaan sanksi
belum optimal
8 1 8 V
KELEMAHAN
Beban kerja menyebabkan PNS tidak fokus Berdasarkan PP 41 tupoksi yang melekat pada satu
jabatan terlalu luas
Pengaturan berdasarkan kebijakan pimpinan
SKPD masing-masing
8 2 16 IV
Pembangunan sanitasi belum menjadi
proritas
Belum adanya dokumen perencanaan pembangunan
sanitasi
Rendahnya komitmen Pemerintah daerah 12 5 60 I
Belum ada dokumen tentang air minum non
perpipaan
Perencanaan bersifat parsial Merencanakan penyusunan data base 13 2 26 III
Ego sektoral Koordinasi pembanguna AMPL belum optimal Pengambil kebijakan belum satu persepsi tentang
pembangunan AMPL
10 4 40 II
100
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 45
EFAS DESKRIPSI RESPON DAERAH B R S RS
PELUANG 1-5
Adanya partisipasi masyarakat Masyarakat ikut serta dalam tahapan-tahapan
pembangunan AMPL
Menggiatkan peran sebagai pelaku pembangunan
AMPL
12 5 60 II
Tersedianya SDA yang merata Sumber air baku tersebar disetiap kecamatan SDA baku sudah terinventarisir untuk sumber air
PDAM
8 4 32 V
Adanya desa-desa STOP BABS Desa-desa yang telah melakukan deklarasi STOP
BABS sebagai pemicu untuk desa-desa lainnya
Melakukan peningkatan kualitas melalui reward
program
12 5 60 I
Adanya perguruan tinggi di Kabupaten Stake holders pembelajaran sebagai agen AMPL pada
mahasiswa
Adanya Kerjasama; PKL; KKN; Penyuluhan
Promkes
10 4 40 III
Peran tokoh masyarakat sebagai panutan Tomas dijadikan sebagai natural leader pembangunan
AMPL
Memberikan dukungan dan melibatkan sebagai
pelaku pembangunan AMPL
8 3 24 VI
Tropografi daerah pegunungan Teknologi sederhana dan pemeliharaan lebih
ekonomis
Menggiatkan perencanaan berteknologi
sederhana dan menggalakkan kelompok-
kelompok pemakai sarana
8 4 32 IV
ANCAMAN
Adanya aturan yg menghambat pemanfaatan
air di kawasan lindung
TNKS tidak mengizinkan pemanfaatan air untuk
komersil, hanya diperbolehkan untuk non komersil
Memanfaatkan SDA air baku untuk AM
Perdesaan, yang bersifat skala kecil
12 3 36 III
Terancamnya Sumber air baku akibat
logging, alih fungsi lahan dan eksploitasi
yang tidak terkontrol
SDA air baku menurun akibat kerusakan hutan
sebagai catchman area
Reboisasi dan pengendalian fungsi lahan melalui
Perda RTRW
10 3 30 IV
Masih rendahnya kesadaran masyarakat thd
pemeliharaan sumber2 air dan sarana
terbangun
Terancamnya keberlanjutan sarana prasarana
terbangun
Melakukan upaya pendekatan pembangunan
AMPL berbasis masyarakat
12 4 48 I
Rendahnya perilaku hidup bersih Masyarakat membenarkan kondisi dan keadaan
berdasarkan kebiasaan
Berupaya untuk fokus pembangunan AMPL oleh
lintas sektor/stake holders
8 5 40 II
100
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 46
Lampiran 2. Analisis Sasaran Strategis (SMART)
No Sasaran Strategis Spesifik Measurable Achievable Rational Time Bound
1 Akses masyarakat terhadap sapras persampahan di Ibu
Kota Kabupaten dan Ibu Kota Kecamatan sebesar 80 %
dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2015
Akses Sapras
Persampahan
80% Ya Tidak 2015
2 Pada akhir tahun 2015 kota Curup bebas genangan air tidak
lebih 45 menit
Bebas Genangan 45 menit Ya Ya 2015
3 PDAM Tirta Darma Kabupaten Rejang Lebong memiliki
pelanggan aktif sebanyak 27 .000 pelanggan pada akhir
tahun 2015
Pelanggan Aktif 27.000 pelanggan Ya Ya 2015
4 Keterpaduann arah pelaksanaan AMPL di masing-masing
SKPD terkait AMPL
Pelaksanaan AMPL
di SKPD - Ya Ya -
5 Terselenggaranya rapat koordinasi pembangunan AMPL
secara rutin setiap triwulan
Rakor AMPL Triwulan Ya Ya -
6 Sekretariat Pokja AMPL mampu mengelola data AMPL dan
memiliki jaringan kerja dengan Pokja AMPL Provinsi dan
Nasional serta pelaku AMPL lainnya
Data Pokja dan
jaringan kerja
AMPL
- Ya Ya -
7 Kabupaten Rejang Lebong memiliki Dokumen Renstra
AMPL yang menjadi acuan dan landasan pembangunan
AMPL semua pihak
Dokumen Renstra
AMPL - Ya Ya -
8 Cakupan Layanan Air Minum Kabupaten Rejang Lebong
menjadi 75 % pada tahun 2015
Layanan air minum 75 % Ya Ya 2015
9 Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan BPS di 100
desa/kelurahan pada akhir tahun 2015
BPS 100 Desa/Kelurahan Ya Ya 2015
10 Masyarakat terbebas dari perilaku BABS pada akhir tahun
2015
Terbebas dari
perilaku BABS - Ya Ya 2015
11 Sebanyak 85 % murid PAUD dan SD di Kabupaten Rejang
Lebong telah melakukan praktek CTPS pada tahun 2015
CTPS 85 % Ya Ya 2015
12 Sebanyak 75 % rumah tangga di Rejang Lebong telah
melakukan praktek PAM RT secara sehat pada tahun 2015
PAM RT 75 % Ya Ya 2015
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 47
No Sasaran Strategis Spesifik Measurable Achievable Rational Time Bound
13 Sebanyak 65 % rumah tangga di Kabupaten Rejang
Lebong telah melakukan praktek pengelolaan limbah
rumah tangga
Pengolahan limbah
rumah tangga
65 % Ya Ya 2015
14 Sebanyak 10 % Rumah Tangga di Kabupaten. Rejang
Lebong telah melakukan praktek pengelolaan sampah
rumah tangga
Pengolahan sampah
rumah tangga
10 % Ya Ya 2015
15 Sebanyak 28 sumber air baku yang potensial terpelihara dan
mampu berproduksi secara optimal pada tahun 2015
Sumber air baku 28 sumber air baku Ya Ya 2015
16 Beberapa sumber air baku yang berlokasi di kawasan hutan
lindung TNKS dapat dimanfaatkan secara legal
Sumber air baku - Ya Ya -
top related