rencana strategis tahun 2017 2019 - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar... ·...
Post on 15-Jun-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2017 – 2019
Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan Benoa
PANGKALAN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN
DAN PERIKANAN BENOA
DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KATA PENGANTAR
Renstra Pangkalan PSDKP Benoa Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan tugas dan fungsi
serta berdasarkan analisis lingkungan strategis, tantangan dan isu strategis pengawasan
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan 2 (dua) tahun ke depan yang memuat analisis
lingkungan strategis yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi,
kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan serta target kinerja beserta kebutuhan pendanaan
tahun 2017-2019.
Dengan ditetapkannya Renstra ini, maka harus menjadi pedoman bagi seluruh satuan
kerja (Satker) lingkup Pangkalan PSDKP Benoa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan serta melakukan evaluasi kinerja
setiap tahun mulai tahun 2017 sampai 2019.
Denpasar, April 2018
Kepala Pangkalan PSDKP Benoa
Ndaru Ismiarto, S.IP, MM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Kebijakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan diarahkan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dalam
rangka mewujudkan Indonesia bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak sumber daya
kelautan dan perikanan. Sejalan dengan kebijakan tersebut Pangkalan Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan Benoa bertugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan
menyelenggarakan fungsi sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:
PER.04/MEN/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana teknis (UPT) di bidang
pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, antara lain:
a. Penyusunan rencana, program dan evaluasi dibidang pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan;
b. Pelaksanaan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan;
c. Pelaksanaan pembinaan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas);
d. Pelaksanaan dan evaluasi penanganan pelanggaran sumberdaya kelautan dan perikanan;
e. Pelaksanaan operasional dan penyiapan logistik kegiatan pengawasan SDKP;
f. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pengawasan;
g. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pengawasan kapal pengawas;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Selain fungsi tersebut, Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Benoa beserta Satuan Kerja dan Pos Pengawasan melaksanakan beberapa pelayanan
publik yang meliputi :
a. Pelayanan penerbitan Form Hasil Pemeriksaan Kapal (HPK) baik kedatangan maupun
keberangkatan kapal perikanan (kapal penangkap/pengangkut ikan) dalam rangka
penerbitan Surat Laik Operasi (SLO);
b. Pelayanan penerbitan Surat Laik Operasi (SLO) Kapal Perikanan;
c. Pelayanan penerbitan lembar awal dalam rangka penerbitan SHTI;
d. Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Aktivasi Transmitter (SKAT) Online kapal
perikanan.
Fungsi pelayanan tersebut tentu sejalan dengan persiapan sistem kinerja yang
direncanakan dengan efektif seperti capaian kinerja tahun 2017 yang secara garis besar
Pangkalan PSDKP Benoa dapat memenuhi seluruh target yang ditelah ditetapkan dan
mendapatkan nitofikasi berwarna hijau, diantara sebagai berikut :
a. Pada level stakeholder perspective dengan IKU pertumbuhan PDB Perikanan,
Pangkalan PSDKP Benoa mencapai realisasi sebesar 95,43 % ditahun 2017 dimana
nilai tersebut cukup baik
b. Pada level customer perspective rata-rata nilai realisasi yang dicapai yaitu >86,62
% dengan notifikasi berwarna hijau
c. Pada level internal process perspective rata-rata nilai realisasi yang dicapai yaitu
>86,62% namun ada beberapa target yang belum tercapai yaitu :
a. Persentasi ketaatan unit usaha budidaya perikanan yang sesuai peraturan
perundang – undangan yang berlaku belum dilaksanakan dengan maksimal karena
stakeholder budidaya belum melakukan kemitraan sesuai aturan yang ditetapkan.
d. Pada level learning and growth persepective rata-rata realisasi yang dicapai >95
% termasuk penyerapan anggaran Pangkalan PSDKP Benoa sebesar 96.38 % merupakan
capaian yang belum sepenuhnya maksimal di UPT Lingkup Ditjen PSDKP. Dalam
penyusunan rencana strategis Pangkalan PSDKP Benoa Tahun 2017 - 2019, kegiatan yang
dilaksanakan harus mendukung program prioritas nasional untuk penanggulangan IUU
Fishing berdasarkan Nawa Cita kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam 9 agenda
pembangunan nasional yang juga tertuang dalam rencana stategis KKP 2017 - 2019 yaitu
pada NC 4 Pemberantasan IUU Fishing. Kemudian dalam pelaksanaanya Pangkalan PSDKP
Benoa akan mendukung seluruh kebijakan Direktorat Jenderal PSDKP dengan seluruh
potensi pengawasan sumber daya 3 kelautan dan perikanan yang ada dan mendukung
tersedianya regulasi pendukung bidang pengawasan SDKP, tumbuh kembangnya
kerarifan lokal (hukum adat) bidang kelautan dan perikanan, berkewajiban melaksanakan
ketentuan internasional dan nasional serta berkoordinasi dengan instansi terkait agar
terjalin hubungan komunikasi yang harmonis dalam pemberantasan IUU Fishing. 1.2
Potensi dan Permasalahan Potensi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan
antara lain menjelaskan beberapa informasi yang akan diterapkan dalam melaksanakan
program kerja 2 tahun kedepan, yaitu :
a. Capaian kinerja pengawasan SDKP Tahun 2017-2019;
b. Prioritas nasional untuk penanggulangan IUU fishing;
c. Tersedianya regulasi pendukung bidang pengawasan SDKP;
d. Tumbuh kembangnya Kearifan lokal [hukum adat] bidang KP;
e. Kewajiban pelaksanaan ketentuan internasional;
f. Kewajiban pelaksanaan ketentuan nasional;
g. Kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait yang terjalin dengan baik;
Seluruh potensi tersebut harus didukung dan dijadikan modal untuk keberhasilan
visi dan misi Pangkalan PSDKP Benoa kedepan yang penerapannya akan mendapatkan
tantangan dan permasalahan yang sangat berat. Permasalahanyang dihadapi dalam
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yaitu :
a. Kegiatan IUU fishing oleh Kapal Ikan Asing[KIA] dan Kapal Ikan Indonesia
[KII]pemanfaatan .
b. Usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan tidak sesuai dengan
ketentuan.
c. Pemanfaatan SDKP dengan cara merusak [destructive fishing].
d. Pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan cara merusak dan
tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Sumber Daya Manusia [SDM] Pengawasan SDKP masih terbatas.
f. Sarana dan prasarana pengawasan SDKP terbatas.
g. Tata kelola pengawasan SDKP belum optimal
h. Pemberdayaan PPNS Perikanan, Pengawas Perikanan dan Polsus PWP3K belum
optimal Setiap permasalahan tersebut tentu akan menghambat pelaks aan pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan dilapangan yang harus diselesaikan, untuk itu peran
setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Ditjen PSDKP menjadi sangat penting dan perlu
mendapatkan perhatian lebih dari seluruh elemen di Ditjen PSDKP.
2.3 Visi, Misi dan Tujuan Pangkalan PSDKP Benoa
a. Visi
Perairan Indonesia bebas Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing dan kegiatan yang
merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan pemanfaatan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab di ruang lingkup Pangkalan PSDKP Benoa.
b. Misi
1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengawasan dalam pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan
2. Meningkatkan pencegahan terjadinya pelanggaran pemanfaatan SDKP melalui pengawasan
partisipatif
3. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penanganan pelanggaran Kelautan dan
Perikanan.
c. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 s/d 3 tahun. Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil
serta manfaat yang akan diberikan oleh Pangkalan PSDKP Benoa. Berdasarkan pada hasil
analisis lingkungan internal dan eksternal, maka tujuan Pangkalan PSDKP Benoa adalah
“Meningkatkan Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan”
d. Sasaran Strategis
Berdasarkan tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran strategis Pangkalan PSDKP Benoa tahun
2017-2019 melalui 2 (dua) pendekatan yaitu logical model yang utamanaya digunakan untuk
penyusnan Rencana Kerja (Renja) sesuai dengan format Bappenas dan Kementerian Leunagan
serta menggunakan pendektanan Balanced Scorecard (BSC) yang utamanya digunakan untuk
penyusunan Perjanjian Kinerja dan pengukuran kinerja.
Pada pendekatan logical model, sasaran disusun secara logis dan terstruktur menjadi: sasaran
strategis (K/L) yang menghasilkan dampak (impact), sasaran program (unit eselon III) yang
menghasilkan (Outcome), dan sasaran kegiatan (unit eselon IV) yang menghasilkan keluaran
(output).
Dengan demikian, jika menggunakan pendekatan tersebut, maka sasaran Pangkalan PSDKP
Benoa Tahun 2017-2019 merupakan sasaran program dari program pengawasan SDKP, yaitu:
a. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP, dan
b. Terselenggaranya pengendalian dna penagwasan SDKP yang professional dan
partisipatif
Disisi lain, pendekatan BSC adalah suatau konsep manajemen dalam pengukuran kienrja secara
terukur (kuantitatif), utuh dan seimbang pada berbgai persfektif, jangka waktu, dan ruang
lingkup. Sasaran pada pendekatan ini dijabarkan kedalam 4 perspektif yaitu Stakeholder
Perspective, Customer Perspective, internal process perspective dan learn and grow perspective,
sebagai berikut:
a. Stakeholder Customer Perspective:
1) Sasaran strategis (SS): Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan
Perikanan.
b. Customer Perspective:
2) Sasaran strategis (SS): Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan.
c. Internal Process Perspective:
3) Sasaran strategis (SS): Tersedianya Kebijakan bidang Pengawasan SDKP yang
efektif.
4) Sasaran strategis (SS): Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan
SDKPsecara Profesional dan Partisipatif.
d. Learning and Growth Perspective:
5) Sasaran strategis (SS): Terwujudnya ASN Lingkup Pangkalan PSDKP Benoa yang
kompeten, profesional dan berintegritas.
6) Sasaran strategis (SS): Tersedianya Manajemen Pengetahuan Pangkalan PSDKP
Benoa yang Handal dan Mudah Diakses.
7) Sasaran strategis (SS): Terwujudnya Birokrasi Pangkalan PSDKP Benoa yang
Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima.
8) Sasaran strategis (SS): Terkelolanya Anggaran Pangkalan PSDKP Benoa secara
Efisien dan Akuntabel.
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Arah kebijakan dan strategi nasional adalah
1. Melanjutkan kebijakan ekonomi yang pro-growth, pro-job, pro-poor dan proenvironment
2. Kebijakan hilirisasi pengelolaan SDA
3. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal utk pengembangan industri di Luar Jawa
4. Sinergi SDM, IPTEK dengan industri
5. Pengembangan sektor pertanian dan infrastruktur perdesaan
6. Penguatan kelembagaan masyarakat dan UKM
7. Penguatan Ketahanan Pangan dan Energi
8. Akselerasi Pembangunan Infrastruktur untuk mendukung Sistem Logistik Nasional
3.2 Arah Kebijakan dan Startegi Kementerian/Lembaga Arah kebijakan dan strategi nasional
Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah
1. Memberantas Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing untuk meningkatkan
kedaulatan ekonomi
2. Meningkatkan kemandirian dalam mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan
3. Meningkatkan pemberdayaan, daya saing, kemandirian, dan keberlanjutan usaha kelautan
dan perikanan bagi kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
4. Mengembangkan SDM yang kompeten dan iptek yang inovatif
5. Membangun tata kelola pemerintahan yang mampu mewujudkan pranata, nilainilai dan jati
diri kelembagaan yang bersih, efektif, transparan dan akuntabel
10 3.3 Kerangka Regulasi NO UU/PP/KEPRES/INPRES KETERANGAN
1. UNDANG-UNDANG RUU tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan
2. PERATURAN PEMERINTAH 1. RPP tentang Pemberian Penghargaan Kepada Aparat Penegak
Hukum di Bidang Perikanan dan Pihak Yang Berjasa Dalam Upaya Penyelamatan Kekayaan
Negara, 2. RPP tentang Pengawasan Perikanan,
3. KEPUTUSAN/INSTRUKSI PRESIDEN R. Keppres Rencana Aksi Nasional Penanggulangan dan
Pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUU Fishing).
BAB IV
Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu
tahun tertentu, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus
perjanjian kinerja adalah untuk: (1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;
(2) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi; (3) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Pangkalan PSDKP Benoa telah menyusun Perjanjian Kinerja tahun 2018 secara berjenjang
sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya serta menyempurnakannya melalui
penerapan sistem pengelolaan kinerja berbasis BSC. Implementasi BSC dalam pengelolaan
kinerja di lingkungan Pangkalan PSDKP Benoa, selain merupakan pemenuhan amanat
kebijakan pengelolaan kinerja yang telah ditetapkan oleh KKP, juga ditujukan untuk:
1. Menterjemahkan strategi organisasi ke dalam rencana operasional dengan baik,
sehingga manajemen kinerja organisasi akan selaras dengan strategi organisasi;
2. Membangun organisasi yang terus menerus melakukan perbaikan (countinous
improvement)
3. Membangun keselarasan antar unit kerja dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
organisasi.
BSC Direktorat Jenderal PSDKP menggunakan 4 (empat) perspektif dalam BSC, yaitu:
Stakeholders Perspective, Customer Perspective, Internal Process Perspective, dan Learn and
Growth Perspective. Digunakannya seluruh perspective dalam BSC menunjukkan bahwa
Pangkalan PSDKP Benoa merupakan unit kerja utama dalam BSC (Core Unit of Balance
Scorecard). Stakeholders Perspective dan Customer Perspective dijadikan satu perspektif
dengan pertimbangan untuk lebih menonjolkan peran Pangkalan PSDKP Benoa dalam
mendukung tercapainya kemakmuran masyarakat kelautan dan perikanan.
Sebagai upaya perbaikan perencanaan dari tahun sebelumnya, pada tahun 2018, sasaran
strategis beserta IKU Pangkalan PSDKP Benoa sebanyak 29 IKU pada tahun 2018.
Sasaran Strategis hasil implementasi BSC tahun 2018 dipetakan dalam Peta Strategi sebagai
berikut:
Gambar 2.1. Peta Strategi Pangkalan PSDKP Benoa
Stakeholders Perspective berisi hal-hal yang harus dihasilkan oleh organisasi agar dinilai
berhasil oleh stakeholders. Customers Perspective berisi ekspektasi dari customer dan apa
yang menjadi ukuran keberhasilan atas pelayanan yang dilaksanakan. Internal Process
Perspective berisi proses bisnis seperti apa yang harus dikelola untuk memberikan layanan
dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer. Sedangkan Learn and Growth Perspective
berisi sumber daya internal yang dimiliki untuk melakukan perbaikan dan perubahan
sehinggga dapat menghasilkan pelayanan yang dihasilkan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) berikut targetnya pada setiap Sasaran Strategis (SS) disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Pangkalan PSDKP Benoa Tahun 2018
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
COSTUMER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya kedaulatan dalam
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
1 persentase ketaatan pelaku usaha kelautan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku
1806
2 Jumlah Pelaku USaha Pengelolaan WP3K yang taat terhadap ketentuan
peraturan perundang - undangan yang berlaku
31
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
2 Tersedianya Infrastruktur Pengawasan SDKP dan Sistem
Informasi dan komunikasi Pengawasan SDKP
3 Jumlah Pemenuhan Sarana dan Prsarana pengawsan yang memadai
secara akuntabel dan tepat waktu
0
a. Bangunan Kantor 1
3 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP secara profesional dan partisipasif
4 Jumlah hari oprasi kapal pengawas dalam rangka pengawasan IUU Fishing dan kegiatan yang merusak SDKP di
WPP-NRI
a. Kapal Pengawas (hari operasi) 140
b. Speedboat Penagwasan (Hari
operasi)
50
c. Sea Rider (hari operasi) 0
5 Jumlah Kapal Pengawas yang siap operasi (unit)
a. Kapal Pengawas (hari operasi) 1
b. Speedboat Pengawasan (Unit) 6
c. Sea Rider (hari operasi) 0
6 Persentase penyelesaian TPKP yang disidik dana dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (%)
90
7 Persentase cakupan WPP-NRI yang diawasi dari IUU fishing dan kegiatan
yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan (11 WPP-NRI)
1.32
8 Kawasan konservasi yang dikelolan sesuia dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Kawasan)
1
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
9 Jumlah jenis ikan yang dil indungi yang
diawasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
8
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4 Tersedianya Aparatur Sipil Negara Pangkalan Pengawasan SDKP Benoa yang kompeten, profesional dan
berintegritas
10 Indeks kompetensi dan integritas Pangkalan Pengawasan SDKP Benoa
81
5 Tersedianya manajemen
pengetahuan yang handal dan mudah diakses
11 Persentase unit kerja yangmenerapkan
sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
66
6 Terwujudnya birokrasi Pangkalan Pengawasan SDKP Benoa yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
12 Persentase pemenuhan dokumen Reformasi Birokrasi l ingkup Pangkalan Pengawasan SDKP Benoa
100
13 Nilai Maturitas SPIP Pangkalan Pengawasan SDKP Benoa
Level 3
14 Persentase pemenuhan dokumen AKIP
Pangkalan Pengawasan SDKP Benoa (%)
100
7 Terkelolanya anggaran Pangkalan
Pengawasan SDKP Benoa secara efisien dan akuntabel
15 Nilai kinerja anggaran Pangkalan
Pengawasan SDKP Benoa
Baik
(86)
16 Batas tertinggi Presentase nilai temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan
Pangkalan PSDKP Benoa dibandingkan realisasi anggaran Pangkalan PSDKP Benoa TA.2017(%)
1
4.2 Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan pembangunan kelautan dan perikanan yang kaitannya dengan kegiatan
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di Pangkalan PSDKP Benoa bersumber dari
dana APBN yang direncanakan dengan mempertimbangkan luasan wilayah kerja dan beban kerja
pengawasan SDKP yang ada dilapangan dan mengaju pada program kerja yang mendukung visi
dan misi Kementerian/Lembaga.
BAB V PENUTUP
Rencana strategis Pangkalan PSDKP Benoa Tahun 2017 - 2019 merupakan acuan bagi
seluruh satuan kerja dan pos pengawasan SDKP di lingkup Pangkalan PSDKP Benoa dalam
menjalankan tugas dan fungsi organisasi sehingga diharapkan tercapai secara sinergi dalam
pelaksanaannya, terutama dalam mendukung sasaran strategis Direktorat Jenderal PSDKP
sehingga tercapai visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2017 - 2019. Untuk
itu, terkait dengan hal tersebut perlu ditetapkan kebijakan, strategi dan langkah operasional
sebagai berikut :
1. Kebijakan pengawasan SDKP yaitu Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan guna menegakkan perundangudangan bidang kelautan dan
perikanan dalam rangka mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumber daya kelautan dan
perikanan secara berkelanjutan
2. Strategi yang harus dilaksanakan, antara lain :
a. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Pengawasan SDKP, Peningkatan Kapasitas SDM
dan Pemenuhan Regulasi
b. Penegakan Hukum bagi pelaku pelanggaran dan penguatan koordinasi dengan lintas institusi
penegak hukum di laut
c. Penguatan Sistem Pengawasan Terpadu [Integrated Surveillance System]
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pengawasan SDKP e
e. Meningkatkan Pengawasan Kepatuhan dalam Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan
f. Meningkatkan Kerjasama Pengawasan SDKP di tingkat Nasional, Regional dan Internasional
3. Langkah Operasional untuk mendukung strategis pengawasan, antara lain :
a. Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Pengawasan SDKP di Daerah
b. Penyelesaian Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengawasan SDKP
c. Rekruitmen dan pengembangan Kapasitas SDM Pengawasan SDKP [Pengawas Perikanan, Awak
Kapal Pengawas, PPNS Perikanan dan Polsus PWP3K]
d. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengawasan SDKP yang terintegrasi
e. Pembenahan Tata Laksana dan Penyusunan Prosedur Operasional Standar [POS].
f. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi bagi UPT/SATKER/ POS Pengawasan SDKP
g. Peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pengawasan SDKP
h. Meningkatan koordinasi pengawasan di laut dengan BAKAMLA, TNI-AL, POLAIR, TNI-AU
i. Pengembangan dan Penguatan Forum Penegak Hukum dengan MAHKAMAH AGUNG
j. Peningkatan koordinasi penyelesaian penyidikan dan penanganan barang bukti tindak pidana
bidang kelautan dan perikanan dengan KEJAKSAAN AGUNG
k. Memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku tindak pidana kelautan dan perikanan sampai
dengan korporasi [perusahan/pemilik].
l. Mempercepat proses penanganan pelanggaran dibidang kelautan dan perikanan.
m. Menjadikan tracking VMS sebagai barang bukti elektronik di Pengadilan.
n. Menenggelamkan kapal tangkapan pelaku IUU fishing.
o. Menerapkan Monitoring, Control and Surveillance [MCS] secara konsisten
p. Pengembangan Sistem Pemantauan, baik terhadap Kapal Perikanan Berijin [cooperative
object] maupun Kapal Perikanan Illegal [non- cooperative object] melalui integrasi sistem
pengawasan.
q. Penguatan pengawasan melalui matra udara [airborne surveillance]
r. Penggunaan moda pengawasan yang dimiliki oleh instansi lain untuk keperluan pengawasan
secara bersama
s. Peningkatan efektivitas operasi kapal pengawasan SDKP, dengan mengubah pola operasi dari
patrolling menjadi intercept
t. Pengembangan teknologi komunikasi dan informasi terintegrasi untuk pengawasan SDKP
u. Penguatan peran dan fungsi Kelompok Masyarakat Pengawas [POKMASWAS] dengan
melibatkan seluruh stakeholders/Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan
v. Fasilitas pemulangan nelayan RI yang tertangkap di negara lain
w. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya kelautan dan
perikanan secara lestari dan bertangung jawab.
x. Pengembangan sistem komunikasi penyampaian laporan dari POKMASWAS
y. Pengawasan dan penegakan peratuan atas kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan
z. Peningkatan kualitas penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan, Penerbitan Surat
Keterangan Aktivasi Transmitter [SKAT] dan Surat Laik Operasi [SLO]
a1. Operasional pengawasan ketaatan kapal perikanan [before fishing, while fishing, during
landing, post landing];
b2. Pengawasan kegiatan budidaya perikanan
c3. Pengawasan distribusi ikan impor
d4. Pengawasan mendukung Sistem Logistik Ikan Nasional [SLIN]
e5. Pengawasan atas usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
f6. Pengawasan kawasan konservasi, pemanfaatan ekosistem perikanan [mangrove, terumbu
karang, padang lamun, dlsb], pemanfaatan BMKT, pasir laut, jasa kelautan, dlsb
g7. Fasilitasi aspirasi PEMDA dan stakeholders lainnya dalam mendukung penyelenggaraan
pengawasan SDKP
Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan Benoa
Ndaru Ismiarto, S.Ip, MM
NIP. 19631214 198402 1 002
top related