rencana strategis dirjen peternakan dan kesehatan hewan

Post on 05-Dec-2014

76 Views

Category:

Government & Nonprofit

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Periode 2010-2014

TRANSCRIPT

RENCANA STRATEGISDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

DAN KESEHATAN HEWAN 2010 - 2014

Kelompok :

1. Radita Agnis S (H0811070)2. Rahma Rizky W (H0811071)3. Ratna Kusumawati (H0811072)4. Rawit Kusumo A (H0811073)5. Raya Ilhamsyah M (H0811074)

6. Riandra Krisdiyanto (H0811075)7. Ridha Ari S (H0811076)

Merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan yang berbasis sumber daya lokal, dalam rangka :1. Meningkatkan produksi ternak dan produk

peternakan dan kesehatan hewan yang berdaya saing.

2. Mengendalikan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis.

Tujuan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam periode

tahun 2010 - 2014

3. Menyediakan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

1. Analisis Lingkungan Internala. Belum dimilikinya perangkat hukum yang

terkait dengan pemberian insentif dan fasilitasi kelompok peternak dalam bentuk Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah atau Penetapan Presiden serta peraturan perundangan lainnya.

b. Dilihat dari komposisi dan kualifikasi pendidikan aparatur, masih ditemukan suatu keadaan yang belum seimbang dan belum sesuai di beberapa strata pendidikan.

Kendala yang dihadapi dalam Pembangunan Peternakan

dan Kesehatan Hewan

c. Kualitas, kuantitas dan transparansi kinerja unit operasional yang dapat menunjang tercapainya tujuan rencana strategis serta good governance masih lemah.

d. Proses produksi yang sebagian besar masih tergantung pada impor (misalnya sapi perah, ayam ras petelur dan pedaging) serta belum mantapnya program perbibitan ternak sapi potong, sapi perah, kambing, domba, ayam lokal, dan itik.

2. Analisis Lingkungan Eksternala. Pembangunan peternakan dihadapkan

pada lemahnya kerjasama terutama di sektor produksi, transportasi, dan jasa.

b. Paradigma otonomi daerah menjadi faktor signifikan yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu kebijakan.

c. Liberalisasi perdagangan dunia yang terus berlangsung akan menciptakan peluang dan sekaligus ancaman bagi Indonesia.

d. Pembentukan blok perekonomian yang terus berlangsung sampai saat ini seperti ASEAN-CHINA Free Trade Agreement akan mempengaruhi perekonomian nasional.

e. Adanya perubahan iklim global menyebabkan hilangnya kesempatan tanaman untuk berproduksi.

f. Tuntutan pasar akan mutu pakan ternak semakin tinggi, akibat munculnya berbagai kasus seperti penyakit Anthrax, penyakit sapi gila (Madcow) di Amerika Serikat, serta kasus AI.

g. Banyak terjadi pergeseran fungsi lahan.

1. Kebijakan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan adalah untuk :

a) menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak

b) meningkatkan populasi dan produktifitas ternak

c) meningkatkan produksi pakan ternakd) meningkatkan status kesehatan hewan e) menjamin produk hewan yang ASUH dan

berdaya saingf) meningkatkan pelayanan prima kepada

masyarakat.

Pengaturan Kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan

2. Kebijakan ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak akan diarahkan untuk :

a) mengoptimalkan kelembagaan perbibitan dan sertifikasi

b) pemwilayahan sumber bibit berbasiskan potensi dan agroekosistemnya

c) pengembangan kawasan/sentra sumber bibit

d) pelestarian sumber daya genetik secara berkelanjutan

e) peningkatan penerapan teknologi perbibitanf) pengembangan usaha dan investasi

perbibitan

3. Kebijakan aspek populasi dan produktifitas ternak diarahkan untuk :

a) meningkatkan populasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia dan non ruminansia

b) melaksanakan revitalisasi persusuan c) melaksanakan restrukturisasi

perunggasand) pengembangan kelembagaan dan usaha.

4. Kebijakan aspek produksi pakan ternak diarahkan untuk :

a) menambah penyediaan pakan dan airb) mengembangkan teknologi dan industri

pakan ternak berbasiskan sumber daya lokal

c) meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pakan

d) pengembangan dan pemanfaatan lahan kehutanan.

5. Kebijakan aspek kesehatan hewan diarahkan untuk :

a) meningkatkan perlindungan hewan, pengamatan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan

b) meningkatkan pelayanan kesehatan hewan

c) meningkatkan kualitas dan kuantitas obat hewan

d) meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga dokter hewan dan paramedik veteriner.

6. Kebijakan aspek keamanan produk hewan akan diarahkan untuk :

a) menguatkan peran dan fungsi lembaga otoritas veteriner

b) meningkatkan jaminan produk hewan yang ASUH dan daya saing produk hewan

c) meningkatkan penerapan kesrawand) mengoptimalkan pengaturan stock

daginge) mengoptimalkan pengaturan dan

pemasaran daging sapi.

7. Kebijakan aspek peningkatan peran dan fungsi kelembagaan diarahkan untuk :

a) meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan serta SDM peternakan

b) meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat

c) meningkatkan kerjasama internasionald) meningkatkan kualitas perencanaan,

evaluasi, data dan informasi e) meningkatkan pemberdayaan dan peran

serta masyarakat.

Strategi yang akan ditempuh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2010–2014 yaitu :

1. Memperlancar arus produk peternakan melalui peningkatan efisiensi distribusi.

2. Meningkatkan daya saing produk peternakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal.

3. Memperkuat regulasi untuk mendorong peran peternak dalam negeri sehingga menjadi mandiri.

Strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor terkait serta networking antar daerah.

5. Meningkatkan promosi produk peternakan untuk ekspor.

6. Memperkuat kelembagaan peternakan di semua lapisan dan otoritas veteriner.

TERIMA KASIH

top related