refrigrant musicool
Post on 16-Apr-2015
245 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
REKOMENDASI PENGGUNAAN REFRIGERAN HIDROKARBON SEBAGAI
PENGGANTI REFRIGERAN SINTETIK PADA PENGGUNAAN AC (AIR
CONDITIONER) DI LINGKUNGAN SBU 1 PT. PGN (PERSERO) TBK
Pendahuluan
Penggunaan air conditioner (AC) sudah menjadi kebutuhan primer di negara yang beriklim tropis
seperti Indonesia. Penggunaan AC dengan refrigeran sintetik diklaim mendorong terjadinya efek
rumah kaca yang dapat menimbulkan pemanasan global. Penggunaan refrigeran sintetik seperti R-
11, R-12, R-22, R-134a, R-502, dll dapat menimbulkan kerusakan lapisan ozon yang menyebabkan
meningkatnya intensitas radiasi sinar ultra violet sehingga membahayakan bagi kehidupan manusia.
Seiring perkembangan jaman dan teknologi, masyarakat mulai tergugah melakukan tindakan
untuk menyelamatkan penipisan lapisan ozon dan terjadinya pemanasan global sebagai efek rumah
kaca. Dikeluarkannya berbagai macam peraturan yang membatasi pemakaian refrigeran sintetik,
diantara Montreal Protokol, London Amandemen, Konvensi Wina, Kyoto Protokol, dan Keppres no. 23
tahun 1992, menjadikan refrigeran sintetik semakin tidak populer di masyarakat.
Hidrokarbon sebagai refrigeran dalam sistem refrigerasi mulai diperhitungkan sebagai alternatif
pengganti refrigeran sintetik. Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan
dengan nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol dan Global Warming Potential (GWP) yang dapat
diabaikan, sehingga refrigeran hidrokarbon dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti refrigeran
sintetik dan tidak berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sifat Refrigeran
Sifat-sifat refrigeran yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin adalah :
1. Tekanan penguapan harus tinggi
Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga
dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi
Tekanan pengembunan akan berbanding lurus dengan perbandingan kompresi. Apabila tekanan
pengembunannya rendah maka perbandingan kompresi akan menjadi lebih rendah, yang akan
mengakibatkan penurunan prestasi kompresor. Selain itu, dengan tekanan kerja yang lebih
rendah, kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, dan ledakan menjadi lebih kecil
sehingga mesin dapat bekerja lebih aman.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi
Kalor laten penguapan akan mempengaruhi kapasitas refrigerasi. Untuk kapasitas refrigerasi
yang sama dengan kalor laten penguapan yang lebih tinggi, maka jumlah refrigeran yang
bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil
Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil akan
memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume torak yang lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi
Koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menekan biaya operasi,
sehingga dengan nilai yang tinggi maka biaya operasional dapat ditekan.
6. Konduktifitas termal yang tinggi
Konduktifitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik perpindahan kalor.
7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair dan fasa gas.
Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa, maka kerugian tekanan akan semakin
berkurang.
8. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik
9. Stabil dan tidak bereaksi terhadap material yang dipakai, sehingga tidak menyebabkan korosi
10. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang
11. Tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
12. Refrigeran harus mudah dideteksi apabila terjadi kebocoran
13. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh
14. Ramah lingkungan
Perkembangan Kebijakan Pemerintah di Bidang Penghematan Energi
1. Bidang energi
- Inpres no. 10 tahun 2005, tentang penghematan energi
- Peraturan Menteri ESDM no. 031 tahun 2005, tentang tata cara pelaksanaan penghematan
energi
- Peraturan Pemerintah no. 36 tahun 2005, tentang pengaturan pelaksanaan UU no. 28 tahun
2002 tentang bangunan gedung
2. Penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO) dan Gas Rumah Kaca (GRK)
- Keppres RI no. 23 tahun 1992, tentang perlindungan lapisan ozon
- UU no. 17 tahun 2004, tentang perubahan iklim termasuk pembatasan emisi gas rumah kaca
- Peraturan Presiden RI no. 33 tahun 2005, tentang pengendalian produksi dan perdagangan
HFCF
Perbandingan Refrigeran Sintetik dan Refrigeran Hidrokarbon
Struktur kimia refrigeran sintetik yaitu memiliki satu atau lebih atom dari golongan halogen,
klorin, fluorin dan bromin, yang membentuk senyawa chlorofluorocarbon (CFC). Jika gas CFC yang
memiliki dua atom klorin terlepas ke udara dan terkena sinar ultraviolet, maka atom klorin (Cl) akan
terlepas dan bereaksi dengan ozon (O3) lalu mengambil satu atom oksigen dari ozon untuk
membentuk klorin monoksida (ClO) dan oksigen (O2). ClO dapat bereaksi dengan O3 lainnya dan
menghasilkan atom klorin tunggal dan dua molekul oksigen. Atom klorin ini menjadi katalis yang
dapat mempercepat proses penipisan lapisan ozon. Satu atom klorin tunggal dapat bereaksi dengan
100.000 molekul ozon. Reaksi kimia dari proses penipisan ozon yang terjadi ditunjukkan pada
persamaan 1.
Hidro karbon
R-11 R-12 R-113 R-114 R-115 R-500 R-502 R-22 R-123 R-32 R-125 R-134a R-143a R-717 R-744 HCODP 1 1 1.07 0.8 0.52 0.74 0.29 0.06 0.02 0 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05GWP 3500 7300 5000 9200 9320 5210 4510 1700 93 650 2800 1300 3800 0 1 3ALT 60 130 90 200 400 96 212 15 2 6 26 16 41 1 120 1
Sintetik
CFCl3 ↔ Cl + CFCl2
Cl + O3 ↔ ClO + O2
ClO + O3 ↔ Cl + 2 O2 ..........................................................................................................................(1)
Refrigeran hidrokarbon berbeda dengan refrigeran sintetik, apabila dilihat dari struktur kimia
penyusunnya. Refrigeran hidrokarbon tidak memiliki atom golongan halogen, klorin, fluorin, dan
bromin, yang berpotensi mengakibatkan penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
Perbandingan potensi terjadinya penipisan lapisan ozon dan pemanasan global antara refrigeran
sintetik dengan refrigeran ditunjukkan pada tabel 3 dan gambar 6. Sedangkan perbandingan aspek
lingkungan, aspek energi, dan aspek ekonomis ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 1. Perbandingan nilai ODP, GWP, dan ALT refrigeran sintetik dan hidrokarbon
Gambar 1. Perbandingan refrigeran sintetik dan hidrokarbon terhadap lingkungan dilihat dari nilai
ODP, GWP, dan ALT
Tabel 2. Perbandingan refrigeran sintetik dengan refrigerant hidrokarbon dilihat dari aspek
lingkungan, energi, dan ekonomis
REFRIGERAN SINTETIK REFRIGERAN HIDROKARBON
ASPEK LINGKUNGAN (Berhubungan
dengan kelayakan
lingkungan)
Menimbulkan kerusakan ozon, ditunjukkan dengan nilai ODP = 1
Tidak berpotensi menimbulkan kerusakan ozon, dengan nilai ODP = 0
Berpotensi menyebabkan pemanasan global, ditunjukkan dengan kisaran nilai GWP antara 93 - 9320
Tidak berpotensi menyebabkan pemanasan global, yang ditunjukkan dengan nilai GWP = 3
Tidak ramah lingkungan Ramah lingkungan
ASPEK ENERGI (sifat fisika dan termodinamika)
Boros pemakaian listrik Rasio penghematan listrik sebesar ±20%
kerja mesin kompresor berat Dengan sifat fisika yang baik, maka kerja mesin kompresor menjadi lebih ringan
Life time kompresor lebih pendek Life time kompresor lebih panjang, karena sifat temodinamika yang lebih baik
ASPEK EKONOMIS
(Berhubungan dengan
kelayakan ekonomi)
Biaya pemakaian listrik tinggi, karena proses pendinginan tidak berjalan dengan cepat
Biaya pemakaian listrik lebih kecil, karena proses pendinginan berlangsung lebih cepat
Volume penggunaan refrigeran lebih besar
Volume penggunaan refrigeran hidrokarbon lebih hemat 30% dibanding refrigeran sintetik
Biaya penggantian tinggi Tidak memerlukan penggantian komponen peralatan AC
Berdasarkan tabel 3, tabel 4, dan gambar 6 dapat disimpulkan bahwa refrigeran hidrokarbon
memiliki keunggulan di beberapa aspek, diantaranya :
1. Ramah lingkungan
Refrigeran Hidrokarbon memiliki nilai ODP = 0, nilai GWP = 3, dan nilai ALT = 1. Ozon Depleting
Potential (ODP) merupakan nilai potensi penipisan lapisan ozon akibat penggunaan refrigeran,
Global Warming Potential (GWP) merupakan nilai potensi terjadinya pemanasan global akibat
penggunaan refrigeran, sedangkan Atmosphere Life Time (ALT) adalah lama waktu refrigeran
berada di atmosfer (tahun).
2. Hemat energi
Ditunjukkan dengan sifat fisika dan termodinamika yang lebih baik dibanding refrigeran sintetik,
yang berpengaruh kepada penghematan energi listrik sebesar 20%.
- Densitas lebih
rendah - Berat
jenis lebih kecil
- Bobot lebih kecil
- Viskositas lebih
rendah - Tahanan di
pipa lebih kecil
- Pemakaian energi lebih
kecil
Pemakaian listrik lebih kecil
Biaya listrik lebih kecil
Kalor laten lebih besar
Efek pendinginan lebih
baik
Pemakaian listrik
lebih kecil
Biaya listrik lebih kecil
a. Sifat fisika yang baik
b. Sifat termodinamika yang baik
3. Hemat bahan
Volume penggunaan refrigeran hidrokarbon lebih hemat 30% dibanding dengan volume
penggunaan refrigeran sintetik.
4. Lebih dingin
Hal ini dikarenakan sifat termodinamika (kalor laten) yang dimiliki oleh refrigeran hidrokarbon
lebih besar sehingga proses pendinginan menjadi lebih cepat dan udara keluaran yang
dihasilkan lebih dingin.
5. Kompatible
Refrigeran hidrokarbon dapat digunakan di semua jenis mesin pendingin, kecuali mesin
sentrifugal.
6. Drop-in subtitute
Penggunaan refrigeran hidrokarbon tidak memerlukan proses penggantian komponen peralatan
AC (sistem refrigerasi), dan tidak merusak komponen AC.
Kelemahan refrigeran hidrokarbon adalah sifat mudah terbakar dari hidrokarbon itu sendiri.
Masalah ini dapat diatasi dengan menjaga sistem refrigerasi dimana refrigeran tidak berhubungan
langsung dengan ruang yang akan dikondisikan. Refrigeran digunakan untuk mendinginkan air
(refrigeran sekunder) sehingga mencapai temperatur tertentu, kemudian refrigeran sekunder tersebut
dialirkan ke koil-koil pendingin yang berada di dalam ruangan (fan coil unit).
Aspek Safety
Beberapa alasan pentingnya aspek safety di dalam penggunaan refrigeran antara lain :
1. Pada dasarnya, semua jenis refrigeran dapat mengakibatkan “cold burn” pada kulit sehingga
harus dihhindai kontak langsung dengan anggota tubuh.
2. Refrigeran hidrokarbon memiliki kelemahan yaitu sifat yang mudah terbakar (flammable).
3. Refrigeran setelah masuk ke dalam sistem refrigerasi akan tercampur dengan pelumas
kompresor sehingga kalau terjadi bocor akan rawan terhadap api.
Pada proses pembakaran, energi panas (api) dapat terbentuk apabila memenuhi persyaratan
segitiga api, yaitu bahan bakar (fuel), udara (air), dan sumber api (heat) seperti ditunjukkan pada
gambar 7.
Gambar 2. Segitiga Api
Refrigeran hidrokarbon termasuk ke dalam jenis bahan bakar. Di dalam udara bebas terdapat
21% kandungan oksigen dan 79% kandungan nitrogen yang termasuk kedalam segitiga api. Dari 3
komponen segitiga api yang ada, terdapat 2 komponen yang memenuhi persyaratan timbulnya api
yaitu adanya oksigen di udara dan hidrokarbon yang merupakan bahan bakar. Oleh karena itu, untuk
mencegah terjadinya percikan api dari penggunaan hidrokarbon, perlu adanya penanganan terhadap
sumber api yaitu saklar AC. Langkah preventif untuk mencegah terjadinya percikan api adalah
dengan tidak meletakkan saklar di bawah AC, karena apabila terjadi kebocoran di dalam
penggunaannya, hidrokarbon akan terkumpul ke bawah. Hal ini dikarenakan densitas hidrokarbon
lebih berat dari udara. Oleh karena itu, penempatan saklar AC hendaknya di samping atau di atas
AC.
Mengingat banyaknya peralatan elektronik yang ada di lantai, dan apabila terjadi kebocoran
hidrokarbon, kondisi ini tidak langsung menyebabkan terjadinya percikan api. Hal ini dikarenakan
adanya batasan minimum dan maksimum refrigeran hidrokarbon dapat terbakar, seperti ditunjukkan
pada gambar 8.
0% 100%
Gambar 3. Batasan refrigeran dapat terbakar
LFL setara dengan 35 g/m3 refrigeran hidrokarbon di udara. Untuk alasan keamanan, volume
maksimum refrigeran hidrokarbon yang diperbolehkan adalah 8 g/m3 di ruangan tertutup.
LFL [Volume %]R-600a 1.95Propane 2.1
UFL [Volume %]R-600a 9.1Propane 9.5
LFL = Lower Flammability Limit UFL = Upper Flammability Limit
Tindakan pencegahan terhadap terjadinya percikan api dapat dilakukan dengan menambahkan
sealen atau proteksi terhadap sambungan antara selang refrigeran dengan kompresor, karena
kebocoran refrigeran sering terjadi di antara sambungan antara selang refrigeran dengan kompresor.
Sealen yang dipasangkan di sambungan selang berupa sealen silikon yang tidak mudah terkena
korosi akibat hidrokarbon.
Selain itu, aspek keselamatan terhadap penggunaan refrigeran hidrokarbon dilihat dari
kompetensi/kemampuan teknisi di dalam melakukan retrofit (penggantian refrigeran), pengisian
refrigeran, maupun di dalam melakukan pengecekan berkala.
Merek Dagang Refrigeran Hidrokarbon
Terdapat beberapa merek dagang refrigeran hidrokarbon, baik produk dalam negeri maupun luar
negeri. Refrigeran produksi dalam negeri diantaranya adalah Musicool (Pertamina) dan Artek (PT.
Greenstar Artek Indonesia), sedangkan refrigeran produksi luar negeri antara lain Duracool (Duracool
Refrigerant.Inc) dan HyChill (HyChill Australia).
Refrigeran Musicool
Keutamaan refrigeran Musicool antara lain ramah terhadap lingkungan, memiliki kandungan
panas laten yang tinggi, cocok dengan pelumas kompresor jenis mineral dan sintetik, dapat
menghemat listrik, berat molekulnya lebih ringan, waktu pencapaian temperatur rendah/dingin lebih
cepat, pemakaiannya didukung oleh peraturan nasional dan internasional, serta tidak korosif, tidak
beracun, dan tidak berbau.
Hasil uji laboratorium Pertamina menunjukkan bahwa hidrokarbon Musicool mampu
menggantikan refrigeran sintetik secara langsung tanpa penggantian komponen sistem refrigerasi.
Namun yang harus diperhatikan adalah kesamaan tipe dari refrigeran yang digunakan sebelumnya
dengan tipe refrigeran hidrokarbon Musicool. Adapun jenis refrigeran Musicool yang tersedia antara
lain :
- Musicool – 12 sebagai pengganti freon R - 12
- Musicool – 22 sebagai pengganti freon R - 22
- Musicool – 134 sebagai pengganti freon R - 134a
- Musicool – 502 sebagai pengganti R - 502
- Musicool – 600 sebagai pengganti R - 600a
Spesifikasi bahan kimia dan hazards dari refrigeran Musicool ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 6
menjelaskan mengenai komposisi dari refrigeran Musicool, tabel 7 menunjukkan sifat fisik kimia
refrigeran Musicool, dan tabel 8 menunjukkan perbandingan sifat fisik kimia dari refrigeran sintetik
dan hidrokarbon.
Tabel 3. Spesifikasi bahan kimia dan hazards
Spesifikasi bahan kimia Formula C3H8
Massa molar 44.1 g/mol Fasa Colorless gas
Titik leleh -187.7 °C, 85.5 K, -305.9 °FTitik didih -42.1 °C, 231.1 K, -43.8 °F
MC-22 MC-12 MC-134 MC-600
Ethane, % wt < 0,5 traces traces Traces
Propane, % wt > 99,5 * ** < 0,3
i- Butane, % wt < 0,3 * ** > 99,5
n-Butane, % wt < 0,3 * ** < 0,5
Pentane< 100 ppm
< 100 ppm
< 100 ppm
< 0,3% wt
n-Hexane< 50 ppm
< 50 ppm
< 50 ppm
< 50 ppm
Olefins< 0,03%
wt< 0,03%
wt< 0,03%
wt< 0,03%
wt
Water Content< 10 ppm
< 10 ppm
< 10 ppm
< 10 ppm
Sulphur Content < 2 ppm < 2 ppm < 2 ppm < 2 ppm
MC-12 / MC-134
MC-22 MC-600
Physical State Gas Gas GasSpecific Gravity 0.552 0.529 -Evaporation Rate
Fast>1 (1=n-butylacetate)
Fast>1 (1=n-butylacetate)
Fast>1 (1=n-butylacetate)
Freezing Point n. av. -188o C -
pH n. ap. n. ap. n. ap.
Odour & Appearance
Colorless Gas, Sweet Petroleum
odor stench to allow leak
detection
Colorless Gas, Sweet Petroleum
odor stench to allow leak
detection
Colorless Gas, Sweet Petroleum
odor stench to allow leak
detectionVapour Pressure 5.5 94.86 34.983
Vapour Density12.56 kg /
m3
20564 kg /
m3
9.1065 kg /
m3
HS Code 271119 271112 271113
Hazards Klasifikasi Mudah terbakar (F+)Titik api -104 °C, 169 K
Temperatur autoignition
540 °C, 813 K
Batas explosive 2.37 – 9.5%
Tabel 4. Komposisi Musicool
Tabel 5. Sifat fisik kimia Musicool
Tabel 6. Perbandingan sifat fisik kimia Musicool MC-22 dengan Freon R-22
No Parameter MC-22 R-22 EFEK
1Panas Jenis Cairan Jenuh pd 37,8o C, Kj/Kg
2,909 1,325
Efek refrigerasi lebih baik
2Panas Jenis Uap Jenuh pd 37,8o
C, Kj/Kg2,238 0,9736
3Konduktivitas Termal Cairan Jenuh pd 37,8o C, w/m
0,0868 0,0778
4Konduktivitas Termal Uap Jenuh pd 37,8o C, w/m
0,0211 0,0128
5Kerapatan Cairan Jenuh pd 37,8o C, (kg/m3)
471,3 1.138,0
Pemakaian energi lebih kecil, kerja kompresor lebih ringan
6Kerapatan Cairan Jenuh pd 37,8o C, (kg/m3)
28,53 62,46
7Kerapatan Uap Jenuh pd 37,8o
C, (kg/m3)2,412 4,705
8Viskositas Cairan Jenuh pd 37,8o C, (uPa-s)
84,58 143,1
9Viskositas Uap Jenuh pd 37,8o
C, (uPa-s)9,263 13,39
Sejak diluncurkan pada bulan Agustus 2004, refrigeran Musicool sudah digunakan di berbagai
gedung dan perkantoran baik di Jakarta maupun di daerah lain di Indonesia. Tabel 9 menunjukkan
perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan refrigeran Musicool. Tabel 10 menunjukkan contoh
perhitungan efisiensi ekonomi (rasio pengurangan energi listrik) dari berbagai instansi pengguna
refrigeran Musicool.
Tabel 7. Pengguna refrigeran Musicool (sumber : Pertamina UP III – Plaju)
No. Perusahaan Lokasi Jenis Usaha Jenis AC1 The Residence Sultan Jakarta Apartemen Chiller/Sentral2 Panorama Regency Hotel Batam Hotel Chiller/Sentral3 The Patra Bali Resort & Villas Bali Hotel Multi Split
4Kementrian Pendidikan & Kebudayaan
Jakarta Kementrian Split & Sentral
5 Kementrian ESDM Jakarta Kementrian Split6 Pemerintahan Kota Bekasi Bekasi Pemerintahan Split7 PT. Waskita Karya Jakarta BUMN Chiller/Sentral8 BNI Jatinegara Jakarta BUMN Chiller/Sentral9 BNI Matraman Jakarta BUMN Chiller/Sentral
10 PT. Wijaya Karya Jakarta BUMN Chiller/Sentral11 Gd. Kwarnas Pramuka Jakarta Gd. Perkantoran Chiller/Sentral12 PT. NOK Indonesia Bekasi Industri Split
13PT. Panasonic Shikoku Electronics
Bekasi Industri Split & Sentral
14 PT. Dystar Colors Indonesia Cilegon Industri Split15 PT. Dystar Colors Indonesia Serang Industri Split & Sentral16 PT. Gaya Motor (Astra Group) Jakarta Industri Split & Sentral
17PT. Panasonic Semiconductor Ind
Karawang Industri Split & Sentral
18 PT. Honda Prospect Motor Karawang Industri Chiller & Split19 PT. Digital Media Teknologi Bekasi Industri Chiller/Split Duct20 PT. Asia Pasifik Fortuna Sari Tangerang Industri Chiller & Split21 PT. Colorpack Indonesia Tangerang Industri Chiller & Split
22PT. Isuzu Astra Motor Internasional
Jakarta Industri Split/Split Duct
23 PT. Sinar Sosro Jakarta Industri Duct24 PT. Agel Langgeng Jakarta Industri Split Duct25 PT. Akasha Wira Internasional Bogor Industri Chiller/Sentral26 RS. Juwita Bekasi Rumah sakit Split27 RS. Siloam Cikarang Rumah sakit Chiller/Sentral28 Klinik Jasa Marga Jakarta Klinik Split29 PT. Rekayasa Industri Jakarta BUMN Chiller/Sentral30 PT. Indonesia Power – Grati Pasuruan BUMN Split Duct
31PT. Telkom – area network Jatinegara
Jakarta BUMN Split & PAC
32PT. Telkom – area network Gambir
Jakarta BUMN Split & PAC
33 PT. Telkom – area network Kota Jakarta BUMN Split & PAC34 PT. Telkom – area network Bogor Bogor BUMN Split & PAC
35PT. Pertamina Geothermal Energy
Kamojang BUMN Split & Sentral
36 PT. Pertamina Jakarta BUMN Chiller/Sentral37 PT. Pertamina EP field Rantau Aceh BUMN Split
Tabel 8. Rasio pengurangan energi listrik (sumber : Pertamina UP III – Plaju)
No Instansi Lokasi Rasio penghematan listrik 1 PT. Pertamina EP field Rantau Aceh 25.8%2 PT. Telkom – area network Bogor Bogor 20.6%3 The Patra Bali Resort & Villas Bali 24.4%4 PT. Panasonic Shikoku Electronics Cibitung 19.7%5 PT. Honda Prospect Motor Karawang 19%
Perhitungan Efisiensi Ekonomi Penggunaan Refrigeran Musicool
Untuk mengetahui total penghematan terhadap penggunaan refrigeran Musicool (MC-22) di
HOSBU 1 sebagai pengganti refrigeran R-22, maka dilakukan perhitungan efisiensi ekonomi
dengan asumsi sebagai berikut :
1. Jumlah AC yang ada di HOSBU 1 adalah 85 unit (2 PK) dan jenis AC Split
2. Daya listrik yang digunakan adalah 900 watt
3. Konstanta konversi daya listrik sebesar 0.74, yang diperoleh dari hasil perhitungan
berdasarkan contoh yang dilakukan oleh Pertamina Eksplorasi & Produksi – Field Rantau,
Aceh
Hasil perhitungan efisiensi ekonomi penggunaan refrigeran Musicool ditunjukkan pada tabel
11.
Tabel 9. Perhitungan efisiensi ekonomi penggunaan refrigeran Musicool
Penghematan energi listrik
Jumlah unit AC 85
Total daya listrik sebelum konversi (kW) 76,5
Total daya listrik setelah konversi (kW) 56,7463995
Total penghematan listrik yang diperoleh (kW) 19,7536005
Ratio penghematan listrik (%) 25,8217
Estimasi Penghematan Biaya Listrik
Estimasi rata-rata pemakaian unit AC per hari (jam) 12
Rata-rata hari kerja per bulan 20
Tarif dasar listrik (Rp) Rp 1.100
Penghematan biaya listrik (kWH) per bulan 4740,86412
790,14402 kWH x Rp 1.100 Rp 5.214.951
Penghematan biaya listrik (kWH) per tahun Rp 62.579.406
Kontribusi pengurangan emisi CO2
Pengurangan emisi CO2 dalam satu bulan (kg) 3792,691296
pengurangan emisi CO2 dalam satu tahun (MTon) 45,51229555
Dari tabel 11, dapat disimpulkan bahwa :
1. Rasio penghematan listrik yang diperoleh dari proses konversi refrigeran sintetik menjadi
refrigeran hidrokarbon adalah sebesar 25,8%
2. Dengan mengacu kepada pemakaian listrik 12 jam/hari, rata-rata hari kerja per bulan adalah
20 hari, dan tarif dasar listrik yang berlaku di 2012 adalah Rp 1.100, maka diperoleh bahwa
penghematan biaya listrik (kWH) per bulan sebagai akibat dari konversi refrigeran sintetik
menjadi refrigeran hidrokarbon di HOSBU 1 adalah sebesar Rp 5.214.951 dan penghematan
biaya listrik per tahun sebesar Rp 62.579.406.
3. Kontribusi pengurangan emisi gas CO2 dalam satu bulan yaitu sebesar 3.792,691 kg.
Refrigeran Artek
PT. Greenstar Artek Indonesia merupakan salah satu produsen refrigeran hidrokarbon sebagai
suatu solusi untuk mengurangi efek pemanasan global, yang dikenal dengan nama Artek. Berlokasi di
Jl. Abdul Majid Raya no. 46 A Cipete Jakarta, PT. Greenstar Artek Indonesia memiliki beberapa jenis
refrigeran hidrokarbon sebagai pengganti refrigeran sintetik. Tabel 12 menunjukkan konversi nama
refrigeran sintetik dengan refrigeran hidrokarbon Artek.
Tabel 10. Nama refrigeran hidrokarbon Artek
Refrigeran Sintetik
Refrigeran Hidrokarbon
Struktur KimiaRefrigeran
Hidrokarbon Artek ®
CFCR-11 R1270a Isopentane (C5H10) AR-11R-12 R290/R600a Propana (C3H8)
Isobutana (C4H10)AR-12
R502 R290/R170 Propana (C3H8)Etana (C2H6)
AR-502
R-503, R-13, R-23 R170 Etana (C2H6) AR-23HCFCR-22, R-13B1 R290 Propana (C3H8) AR-22HFCR-134a R290/R600a Propana (C3H8)
Isobutana (C4H10)AR-134a
R-404a, R-507, R-407a, R-407b, R-508a, R-508b
R290/R170 Etana (C2H6) AR-404, AR-407, AR-507, AR-508, AR-502
R-407c, R-410a, R-410b
R290/R170 Propana (C3H8) AR-22, AR-407c, AR-410a, AR-410b
NH3 (amonia) R290 Propana (C3H8) AR-22
Penghematan energi listrik dari penggunaan refrigeran hidrokarbon Artek bergantung kepada
tipe/jenis AC dan berapa kekuatan AC (PK). Tabel 13 menunjukkan rasio penghematan listrik dari
penggunaan refrigeran Artek terhadap berbagai tipe AC.
Tabel 11. Rasio penghematan listrik
Tipe AC PK Rasio Penghematan ListrikRefrigerator & Chiller 0,08 – 0,5 PK 5 – 10%Split & AC Window 0,5 – 2,5 PK 10 – 15%
AC Split ≥3 PK 15 – 25%Temperatur rendah (Freezer) ≥3 PK 20 – 35%
Sejak diluncurkan pada tahun 1996, refrigeran Artek sudah digunakan di berbagai industri,
bandara, dan penggunaan AC untuk kendaraan. Tabel 14 menunjukkan pengguna refrigeran Artek
dan efisiensi ekonomi dilihat dari jumlah refrigeran yang digunakan.
Tabel 12. Pengguna refrigeran Artek
No Pengguna Refrigeran Artek Lokasi1 KUD Ujung Berung Bandung2 KUD Cikajang Garut3 Bandara Juanda Surabaya4 Bandara Sepinggan Balikpapan5 PT. Caltex Riau6 Panasonic Batrey Batam7 VICO Indonesia Balikpapan8 Oberoy Hotel Lombok9 Universitas Negeri Padang Padang10 Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung11 Badan Sertifikasi dan Standarisasi Surabaya12 Universitas Pembangunan Nasional Jakarta13 Universitas Indonesia Jakarta14 Politeknik Negeri Bandung Bandung15 Gedung Sucofindo Pusat Jakarta16 Cilegon Mall Banten17 PT. Sumiden (steel factory) Cimanggis18 PT. SKF (Bering factory) Jakarta19 RS. Siloam Jakarta20 Bandara Selaparang Mataram21 YPI Pesantren Al Zaytun Indramayu22 LIPI Bandung23 PT. Vastek Prima Bandung24 PT. Grand Textile Industry Bandung25 PT. Himalaya Tunas Texindo Bandung26 PT. Kelian Equatorial Mining Balikpapan27 PT. Al Ma’soem Bandung28 Bank Danamon cabang Permata Hijau Jakarta29 Bank Danamon cabang Cinere Jakarta
Refrigeran Duracool
Refrigeran Duracool merupakan produk refrigeran yang diproduksi oleh Duracool Refrigerant Inc.
Canada. Terdapat tiga tipe refrigeran Duracool sebagai pengganti refrigeran sintetik, yaitu Duracool
12a® sebagai pengganti R-12, Duracool 22a® sebagai pengganti R-22, dan Duracool 502a® sebagai
pengganti R-502.
Berdasarkan penelitian internal yang dilakukan oleh Duracool, diperoleh bahwa rasio
penghematan listrik dari penggunaan refrigerant Duracool bisa mencapai 35%. Tabel 15
menunjukkan spesifikasi dari refrigeran Duracool untuk masing-masing tipe refrigeran.
Tabel 13. Spesifikasi Duracool
No Tipe Refrigeran Spesifikasi1 Duracool 12a®
Physical State GasSpesific Gravity 0.531Evaporation Rate RapidFreezing Point -285° FpH N/AOdour & Appearance Colorless Gas, Odor addedVapour Pressure 85Vapour Density 1.63
2 Duracool 22a®Physical State GasSpesific Gravity 0.5066Evaporation Rate RapidFreezing Point -305° FpH N/AOdour & Appearance Colorless Gas, Odor addedVapour Pressure 70Vapour Density 1.52
3 Duracool 502a®Physical State GasSpesific Gravity 0.506Evaporation Rate RapidFreezing Point -44.5° FpH N/AOdour & Appearance Colorless Gas, Odor addedVapour Pressure 140Vapour Density 1.50
Refrigeran HyChill
Refrigeran HyChill memiliki 4 tipe refrigeran yaitu HR 12 (gabungan antara R-600a dengan R-
290), HR 22/502 (pengganti dari refrigeran sintetik R-22 dan R-502), HR 290 kemampuan setara
refrigeran sintetik amonia, dan HR 600a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh HyChill
Australia Pty Ltd, disebutkan bahwa efisiensi penggunaan listrik dari refrigerant HyChill adalah
sebesar 20%. Penggunaan refrigeran HyChill lebih banyak digunakan untuk pengisian AC kendaraan,
seperti untuk kendaraan merek Alfa Romeo 33, Audi 80, BMW318i, Eunos 30X, Ford Bronco, Honda
Accord, Honda City, Honda Civic, Jeep Cherokee, Mazda 323, dll. Tabel 16 menunjukkan spesifikasi
dari refrigeran Duracool untuk masing-masing tipe refrigeran.
Tabel 14. Spesifikasi HyChill
Tipe Refrigeran SpesifikasiHR12 , HR22, HR290 Refrigerant Physical State GasAuto Ignition 460ºCEvaporation Rate RapidVapour Pressure 490kPag Vapour Density 1.5 – 2.0
Perbandingan refrigeran Musicool, Artek, Duracool, dan HyChill
Berdasarkan penjabaran dan detail produk dari masing-masing refrigeran, maka dapat
disimpulkan kelebihan dan kekurangan dari refrigeran Musicool, Artek, Duracool, dan HyChill yang
ditunjukkan pada tabel 17.
Tabel 15. Perbandingan refrigeran hidrokarbon
Rekomendasi Penggunaan Refrigeran Musicool sebagai Pengganti Refrigeran Sintetik
Refrigeran Musicool direkomendasikan sebagai refrigeran sintetik untuk digunakan di lingkungan
HOSBU 1 PT. PGN (Persero) Tbk. Pertimbangan yang digunakan adalah :
1. Dengan menggunakan Musicool, PT. PGN berkontribusi dalam pemakaian produk lokal dalam
negeri yang sesuai dengan Surat Edaran Menteri Negara BUMN kepada Direksi BUMN No.
SE-02/BBU/2006 tgl 23 Januari 2006 tentang Perusahaan BUMN & Anak perusahaan di
lingkungan BUMN untuk mengutamakan produk dalam negeri
2. Musicool merupakan produk dari Pertamina dengan jumlah pengguna Musicool mencapai 37
kantor dan instansi sejak diluncurkan tahun 2004
3. Salah satu pengguna Musicool adalah kantor area Cirebon PT. PGN (Persero) Tbk, yang
menggunakan pada tahun 2010 dan sudah memperoleh sertifikasi penghematan energi dari
Pertamina
Musicool Artek Duracool HyChill
Produsen Pertamina UP III Plaju-Palembang
PT. Greenstar Artek Indonesia Duracool Refrigerant Inc.
CanadaHyChill Australia Pty
LtdProduksi Lokal Lokal Internasional Internasional
Distibutor di Indonesia
Pertamina UP III Plaju-Palembang
PT. Greenstar Artek Indonesia PT. Gendaindo Pratama -
- British Standard/BS 4434 tahun 1995
- ANSI/ASHRAE 15 - 1992 - Clean Air Act : 1990 - ISO 5149
- AS/NZS-1677 - ANSI/ASHRAE 34 - 1992 - SNAP regulation section 612 - BS 4434 - 1995- SNI 06-6500-2000 - BS 4434 : 1995 - Australia/New Zealand
Standard AS 1677-1998
- SNI 06-6511-2000 - AS/NZS 1677 : 1998- SNI 06-6512-2000 - SNI-06-6500-2000- SNI 7647 - 2010 - SNI-06-6501.1-2000
- SNI-06-6501.2-2000
Kemasan Tabung dengan
ukuran 3 kg, 6 kg, 9 kg, dan 45 kg
Tabung dengan ukuran 3 kgRecharge kit, Tabung 12 kg, dan
kaleng 6ozTabung dengan ukuran 9
kg
Rasio penghematan
listrik
±20% ±5% - ±35% ±35% ±20%
Instansi pengguna
PT. Sinar Sosro, PT. Pertamina, PT. Isuzu Astra Motor Internasional, PT. Pertamina Geothermal Energy, PT. Pertamina EP field Rantau
Bandara Sepinggan, Bandara Juanda, Universitas Pembangunan Nasional, Universitas Indonesia, LIPI Bandung, Bank Danamon cabang Cinere Jakarta
tidak ada data tidak ada data
Jasa konverter Ada Tidak ada data tidak ada data tidak ada data
Prosedur keamanan & keselamatan
4. Refrigeran Musicool sudah mengikuti prosedur keamanan dan keselamatan yang berstandar
internasional dan berstandar SNI
5. Rasio pengurangan energi listrik yang dihasilkan dari penggunaan refrigerant Musicool yaitu
±20%, yang diperoleh dari perhitungan penggunaan AC di kantor dan instansi
6. Kemasan yang lebih variatif (ukuran tabung 3 kg, 6 kg, 9 kg, dan 45 kg)
7. Jasa konversi freon AC ke Musicool mudah diperoleh, karena Pertamina menyediakan layanan
jasa untuk melakukan konversi tersebut
Kesimpulan
1. Penggunaan refrigeran hidrokarbon memberikan kontribusi bagi penyelamatan lingkungan dari
penipisan lapisan ozon dan pemanasan global
2. Sifat fisika dan termodinamika yang lebih baik, menjadikan refrigeran hidrokarbon lebih hemat
energi dilihat dari pengurangan energi listrik yang digunakan dibandingkan dengan penggunaan
refrigeran sintetik
3. Rekomendasi penggunaan refrigeran Musicool dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
refrigeran sintetik untuk diterapkan di lingkungan HOSBU 1 PT. PGN (Persero) Tbk.
top related