redesain interior museum kanker indonesia pada …digilib.isi.ac.id/4555/1/bab i.pdfunderstand”...
Post on 22-Aug-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
REDESAIN INTERIOR MUSEUM KANKER
INDONESIA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI
YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA
SURABAYA
PERANCANGAN
Ima Rochmatul ‘Ainia
NIM 141 0088 123
PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR
JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
i
REDESAIN INTERIOR MUSEUM KANKER
INDONESIA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI
YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA
SURABAYA
PERANCANGAN
Ima Rochmatul ‘Ainia
NIM 141 0088 123
Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana S-1 dalam bidang Desain Interior
2018
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ii
REDESAIN INTERIOR MUSEUM KANKER INDONESIA PADA
BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI YAYASAN KANKER
WISNUWARDHANA, SURABAYA
ABSTRAK
Perkembangan Kota Surabaya dapat dibilang maju pesat, mulai dari
pembangunan taman kota, pendidikan, hingga sarana kesehatan. Pembangunan
sarana kesehatan diperlukan untuk memfasilitasi penduduk dengan pelayanan yang
baik. Pada era sekarang beberapa penyakit perlu penanganan khusus seperti
jantung, diabetes, AIDS, HIV hingga kanker. Kanker merupakan salah satu
penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sel – sel kanker yang diambil dari
operasi ada yang diawetkan untuk bahan edukasi di museum.
Museum Kanker Indonesia merupakan salah satu museum yang menyajikan
edukasi kanker yang dinaungi Yayasan Kanker Wisnuwardhana. Museum Kanker
Indonesia merupakan merupakan museum pertama yang menyajikan koleksi
kanker, sehingga desain interior museum harus yang informatif, inspiratif dan
interaktif dengan memaksimalkan ruang walaupun pada bangunan cagar budaya.
Tujuan desain interior museum yaitu diharapkan pengunjung mengenal dan
memahami apa yang dimaksud kanker, jenis – jenis kanker, cara mendeteksi dan
penanganannya namun tetap menjaga warisan budaya. Pola perancangan mengacu
pada metode Rosmary Kilmer, dengan gaya kolonial dan tema storyline pameran
yaitu aku paham kanker. Serta konsep perancangan interior yaitu “Do It,
Understand” dengan menghadirkan informasi yang lengkap dan interaktif sehingga
pengunjung yang keluar merasa terinspirasi serta bisa bersikap seperti apa ketika
terkena kanker atau sanak saudara yang terkena kanker.
Kata Kunci : Kanker, Cagar Budaya, Museum, Interior, Wisnuwardhana
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
iii
REDESIGN THE INTERIOR OF INDONESIA CANCER MUSEUM IN
THE CULTURAL HERITAGE BUILDING IN CANCER FOUNDATION
OF WISNUWARDHANA, SURABAYA
ABSTRACT
Surabaya City Development can be spelled out rapidly, ranging from the
development of city parks, education, to health facilities. The development of health
facilities is needed to facilitate the population with good service. In the present era
some diseases need special handling like heart, diabetes, AIDS, HIV to cancer.
Cancer is one of the leading causes of death in Indonesia. Cancer cells taken from
surgery are preserved for educational materials in the museum.
Museum of Cancer Indonesia is one of the museums that provide cancer
education which is sheltered by Wisnuwardhana Cancer Foundation. The Museum
of Cancer Indonesia is the first museum to present a collection of cancers, so the
interior design of the museum should be informative, inspirational and interactive
by maximizing space even in cultural heritage buildings.
The purpose of the museum's interior design is expected visitors to know
and understand what is meant by cancer, the types of cancer, how to detect and
handle it while still maintaining cultural heritage. Design pattern refers to Rosmary
Kilmer method, with colonial style and exhibition storyline theme that I understand
cancer. As well as the concept of interior design is "Do It, Understand" by
presenting a complete and interactive information so that visitors who come out
feel inspired and can behave like when exposed to cancer or relatives affected by
cancer.
Keywords: Cancer, Cultural Heritage, Museum, Interior, Wisnuwardhana
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Scanned by CamScannerUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
v
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Desain Interior,
Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam penyelesaian dan penyusunan Tugas Akhir ini
masih terdapat kekurangan. Kesadaran itulah, sehingga penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi menyempurnakan
laporan Tugas Akhir.
Dalam penyusunan laporan kerja profesi, penulis dibantu oleh berbagai
pihak yang berkontribusi dalam proses pengumpulan data. Penulis juga
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kerja profesi, pihak tersebut diantaranya :
1. Allah SWT yang Maha Rahman dan Rahiim serta berbagai kemudahan yang
telah diberikan oleh-Nya.
2. Dosen pembimbing dan dosen yang membimbing serta memberi masukan
dalam penyusunan.
3. Keluarga yang telah memberikan motivasi, materi dan fasilitas untuk
menunjang proses belajar.
4. Teman – teman desain interior angkata 2014.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan kerja prfesi dapat bermanfaat serta
dapat menambah wawasan dan ilmu bagi penulis dan pembaca.
Yogyakarta, 27 Juni 2018
Penulis
Ima Rochmatul ‘ Ainia
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK……………………………………………………………………...…ii
ABSTRACT………………………………………………………………………iii
HALAMAN PENGESAHAN. .............................................................................. iiv
PRAKATA .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI..…………………………………………………………………….vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….....ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...….xiii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Metode Desain ............................................................................................. 3
BAB II ..................................................................................................................... 7
PRA DESAIN ......................................................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7
1. Tinjauan Pustaka tentang Objek ............................................................... 7
2. Tinjauan Pustaka Khusus ....................................................................... 19
B. Program Desain .......................................................................................... 22
1. Tujuan Desain ......................................................................................... 22
2. Fokus / Sasaran Desain ........................................................................... 22
3. Data ........................................................................................................ 22
4. Daftar Kebutuhan Klien ......................................................................... 50
BAB III ................................................................................................................. 53
PERMASALAHAN DESAIN .............................................................................. 53
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vii
A. Pernyataan Masalah ................................................................................... 53
B. Ide Solusi Desain ....................................................................................... 54
1. Konsep Perancangan .............................................................................. 54
2. Solusi Permasalahan Desain ................................................................... 56
BAB IV………………………………………………………………………… 67
PENGEMBANGAN DESAIN…………………………………………………..67
A. Alternatif Desain ........................................................................................ 67
B. Evaluasi ...................................................................................................... 96
C. Hasil Desain ............................................................................................... 98
BAB V…………………………………………………………………………..115
PENUTUP………………………………………………………………………115
A. Kesimpulan .............................................................................................. 115
B. Saran ......................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA……..…………………………………………………... 117
LAMPIRAN
A. Hasil Survey
1. Surat Izin Survey
B. Proses Pengembangan Desain
1. Sketsa -sketsa alternatif desain
C. Presentsi Desain / Publikasi/Pameran
1. Rendering Bird Eye View
2. Foto - foto maket ruangn terpilih / desain unggulan
3. Animasi /Aplikasi 360/Waltrough dalam bentuk alamat online/CD
4. Skema Bahan dan Warna
5. Poster Persentasi & Leaflet Persentasi
D. Gambar Kerja
1. Layout & Rencana Lantai
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
viii
2. Rencana Palfon, Pencahayaan & ME
3. Tampak Potongan
4. Furniture Custom
5. Detail Elemen Khusus
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Proses Desain …………………………………………………….....3
Gambar 2. 1 Display Karya Seni ………………………………………………...13
Gambar 2. 2 Pergerakan Kepala Dalam Bidang Horizontal……………………..14
Gambar 2. 3 Daerah Visual Dalam Bidang Horizontal ………………………….14
Gambar 2. 4 Pergerakan Kepala Dalam Bidang Vertikal ……………………….15
Gambar 2. 5 Daerah Visual Dalam Bidang Vertikal …………………………….15
Gambar 2. 6 Vitrine Ganda Dan Vitirine Tunggal ………………………………16
Gambar 2. 7 Patokan Ukuran Vitrine…………………………………………….17
Gambar 2. 8 Lokasi Museum Kanker Indonesia…………………………………23
Gambar 2. 9 Fasad Bangunan Museum Kanker Indonesia………………………24
Gambar 2. 10 Denah Sirkulasi Masuk Pengunjung Dan Pasien…...…………….25
Gambar 2. 11 Zoning Koleksi Museum …………………………………………26
Gambar 2. 12 Ruang Pamer Sekaligus Ruang Tunggu Paisen…………………..27
Gambar 2. 13 Ruang Pamer Jaringan Kanker……………………………………27
Gambar 2. 14 Alat Medis Mikroskop Yang Dipamerkan………………………..28
Gambar 2. 15 Area Display Sejarah Kanker Bulan Februari………………...…..28
Gambar 2. 16 Area Display Sejarah Kanker Bulan Oktober…………………….29
Gambar 2. 17 Jaringan Kanker Yang Di Display Bersama Keterangan ………...29
Gambar 2. 18 Taman Toga Museum Kanker Indonesia ………………………...30
Gambar 2. 19 Taman Toga Museum Kanker Indonseia ……………………...…30
Gambar 2. 20 Taman Toga Museum Kanker Indonesia ………………………...30
Gambar 2. 21 Fasad Bangunan Museum kanker Indonesia ……………………..31
Gambar 2. 22 Pintu Di Museum Kanker Indonesia ……………………………..32
Gambar 2. 23 Bentuk Jendela Di Museum Kanker Indonesia …………………..33
Gambar 2. 24 Jendela Krapyak Di Museum Kanker Indonesia………………….33
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
x
Gambar 2. 25 Lantai Marmer Di Museum Kanker Indonesia …………………...34
Gambar 2. 26 Lantai Tegel Kunci Di Museum Kanker Indonesia ………………35
Gambar 2. 27 Langit – Langit Lobi Museum Kanker Indonesia ………………..36
Gambar 2. 28 Langit – Langit Ruang Pamer Museum Kanker Indonesia ………37
Gambar 2. 29 Pengisi Ruang Pada Lobi Museum Kanker Indonesia …………...38
Gambar 2. 30 Pengisi Ruang Area Pengunjung Museum Pada Lobi ……………39
Gambar 2. 31 Ruang Tunggu Pengunjung PD3K ……….………………………39
Gambar 2. 32 Ruang Pamer Museum Kanker Indonesia ………………………..40
Gambar 2. 33 Sudut Pandang Dan Jarak Pandang ………………………………40
Gambar 2. 34 Tinggi / Luas Dan Jarak ………………………………………….41
Gambar 2. 35 Ruang PD3K Dan Konsultasi …………………………………….41
Gambar 2. 36 Ruang Pamer 2D, Berisi Informasi Sejarah Kanker ……………...42
Gambar 2. 37 Ruang Pamer 7 Upaya Penanggulangan Kanker …………………43
Gambar 2. 38 Area Pamer Tanaman Toga ………………………………………43
Gambar 2. 39 Penghawaan Area Lobi …………………………………………..44
Gambar 2. 40 Memasang Penerangan Dengan Penerangan Yang Alami …….…46
Gambar 2. 41 Karakter Dari Museum Historis Yang Alami …………………….46
Gambar 2. 42 Lampu Spot Untuk Koleksi ………………………………………47
Gambar 2. 43 Ornamen Pada Fasad Bangunan ………………………………….49
Gambar 3. 1 Tema Hari Kanker Sedunia Tahun 2016 – 2018 …………………..54
Gambar 3. 2 Museum Gedung Sate ……………………………………………..55
Gambar 3. 3 Warna Logo Museum Kanker ……………………………………..56
Gambar 4. 1 StoryLine .......................................................................................... 67
Gambar 4. 2 Mood Board Perancangan ................................................................ 69
Gambar 4. 3 Referensi Penerapan Role Play ........................................................ 70
Gambar 4. 4 Koleksi Interaktif.............................................................................. 70
Gambar 4. 5 Koleksi Interaktif.............................................................................. 71
Gambar 4. 6 Koleksi Interaktif Untuk Tanaman Toga ......................................... 71
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xi
Gambar 4. 7 Koleksi Interaktif Untuk Tanaman Toga ......................................... 72
Gambar 4. 8 Media Interaktif Untuk 7 Upaya Kanker .......................................... 72
Gambar 4. 9 Media Interaktif untuk Motivasi ...................................................... 73
Gambar 4. 10 Material Scheme ............................................................................. 77
Gambar 4. 11 Material Lantai Alternatif 1............................................................ 78
Gambar 4. 12 Material Lantai Alternatif 2............................................................ 78
Gambar 4. 13 Material Dinding ............................................................................ 79
Gambar 4. 14 Material Plafond ............................................................................. 80
Gambar 4. 15 Stilasi Logo Musseum Kanker Indonesia....................................... 81
Gambar 4. 16 Elemen Dekoratif ........................................................................... 81
Gambar 4. 17 Diagram Matrix Alternatif 1 .......................................................... 83
Gambar 4. 18 Diagram matriks alternatif 2 .......................................................... 84
Gambar 4. 19 Diagram Bubble Alternatif 1 .......................................................... 85
Gambar 4. 20 Diagram Bubble alternative 2 ........................................................ 86
Gambar 4. 21 Zoning Alternatif 1 ......................................................................... 87
Gambar 4. 22 Zoning Alternatif 2 ......................................................................... 88
Gambar 4. 23 Layout Alternatif 1 ......................................................................... 89
Gambar 4. 24 Layout Alternatif 2 ......................................................................... 90
Gambar 4. 25 Rencana Lantai Alternatif 1 ........................................................... 91
Gambar 4. 26 Rencana Lantai Alternatif 2 ........................................................... 92
Gambar 4. 27 Rencana Plafond ............................................................................. 93
Gambar 4. 28 Alternatif Furnitur Pabrikan (Trolly) Berdasarkan Bentuk ............ 94
Gambar 4. 29 Alternatif Furnitur Pabrikan (Kursi Dokter) Berdasarkan Warna .. 94
Gambar 4. 30 Alternatif Furnitur Pabrik (Ginekologi Bed) Berdasarkan Fungsi . 95
Gambar 4. 31 Resepsionis Sebelum Didesain....................................................... 98
Gambar 4. 32 Resepsionis Museum Setelah Didesain .......................................... 99
Gambar 4. 33 Ruang Pamer Praktik Laboratorium Dan Organ Sebelum Didesain
............................................................................................................................. 100
Gambar 4. 34 Ruang Pamer Praktik Laboratorium Dan Organ Sesudah Didesain
............................................................................................................................. 101
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xii
Gambar 4. 35 Ruang Pamer Praktik Laboratorium Dan Organ Sesudah Didesain
............................................................................................................................. 102
Gambar 4. 36 Ruang Pamer Praktik .................................................................... 103
Gambar 4. 37 Ruang Pamer Sejarah Sebelum Didesain ..................................... 104
Gambar 4. 38 Ruang Pamer Sejarah Kanker ...................................................... 105
Gambar 4. 39 Ruang Pamer 7 Upaya .................................................................. 106
Gambar 4. 40 Ruang Foto ................................................................................... 107
Gambar 4. 41 Ruang Resepsionis PD3K Sebelum Didesain .............................. 108
Gambar 4. 42 Ruang Resepsinis PD3K Sesudah Didesain ................................. 109
Gambar 4. 43 Layout Museum Kanker Indonesia .............................................. 110
Gambar 4. 44 Meja Resepsionis Museum Kanker Indonesia ............................. 111
Gambar 4. 45 Vitrine Koleksi Untuk Organ Kanker .......................................... 111
Gambar 4. 46 Vitrine Alat Peraga Deteksi Dini Kanker Payudara ..................... 112
Gambar 4. 47 Meja Resepsionis PD3K............................................................... 112
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Daftar Kebutuhan Klien ……………………………………………...50
Tabel 3. 1 Daftar Kebutuhan …………………………………………………….64
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Surabaya yang biasa disebut Kota Pahlawan merupakan salah satu
kota terbesar no 2 di Indonesia setelah Jakarta. Disebut Kota Pahlawan karena
sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Surabaya
(pemuda-pemuda Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia dari penjajah.
Perkembangan Kota Surabaya dapat dibilang maju pesat, mulai dari
pembangunan taman kota, pendidikan, hingga sarana kesehatan. Pembangunan
sarana kesehatan diperlukan untuk memfasilitasi penduduk dengan pelayanan
yang baik. Pada era sekarang beberapa penyakit perlu penanganan khusus
seperti jantung, tumor, diabetes, AIDS, HIV hingga kanker.
Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkendali), menginfiltrasi /
merembes, dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi organ tubuh.
Kanker ada bermacam-macam jenisnya, ada kanker paru-paru, kanker hati,
kanker ginjal, kanker usus, kanker serviks sampai kanker payudara. Sel -sel
kanker yang dioperasi dan diawetkan ada yang dijadikan bahan edukasi mulai
dari pencegahan hingga penanganan. Salah satu museum yang menyajikan
edukasi kanker dan contoh sel hingga organ kanker yang diawetkan yaitu
Museum Kanker Indonesia.
Museum Kanker Indonesia adalah salah satu bentuk pengabdian
masyarakat yang dinaungi Yayasan Kanker Wisnuwardharna. Museum Kanker
Indonesia didirikan untuk menciptakan peluang meningkatkan awareness
(penyadar-tahunan) tentang serba-serbi upaya penanggulangan kanker dan
upaya promotif dan prefentif, tempat pembelajaran, pendidikan dan pariwisata
bagi masyarakat umum. Namun sangat disayangkan, seperti museum di
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
Indonesia lainnya, khususnya di Surabaya yang beberapa museum masih
kurang komunikatif dalam menyampaikan informasi pada masyarakat umum.
Museum Kanker Indonesia memiliki banyak koleksi dan bermanfaat,
namun kurang berkomunikasi terhadap pengunjung, sehingga informasi yang
disiapkan penyelenggara kurang tersampaikan dengan baik. Penataan yang
kurang tertata dan hanya diletakkan di lemari saja merupakan salah satu
penyebabnya. Serta ruang tunggu pemeriksaan jadi satu dengan ruang koleksi
museum yang menyebabkan pengunjung museum kurang leluasa menikmati
koleksi. Kemudian informasi yang menarik berkaitan dengan sejarah kanker
dan proses diagnosis hanya dicetak dan ditempelkan di dinding dengan
seadanya tanpa penataan yang menarik, hal ini mengakibatkan kebosanan dan
informasi yang penting dilewatkan oleh pengunjung.
Museum ini juga menyajikan hasil tanaman toga dari taman toga sendiri.
Namun, taman toga kurang ditata dan dirawat sehingga terlihat bukan seperti
taman. Dan hasil tanaman toga hanya diletakkan di dalam wadah bening yang
berada dalam etalase kecil sehingga berkesan asal di letakkan dan akhirnya
pengunjung tidak tertarik melihat karena hanya dianggap rempah – rempah
biasa. Kemudian penataan café yang tidak tertata dan berkesan kumuh, padahal
café bagian dari Yayasan Kanker Wisnuwardharna yang notabennya di bidang
kesehatan.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya dalam penataan
koleksi, alat informasi dan membentuk suasana di museum sehingga informasi
yang disampaikan kurang tersampaikan ke pengunjung, dan suasana yang
ditampilkan berkesan seperti klinik yang memiliki koleksi. Perancangan interior
dan tata kelola ruang Yayasan perlu dibantu oleh desainer interior. Desainer
Interior berperan penting dalam meracang sirkulasi, bentuk komunikasi masa
yang interaktif, dan membuat suasana museum seperti yang diterapkan museum
luar negeri walaupun termasuk bangunan cagar budaya golongan C, sehingga
pengunjung dapat merasakan ruang yang interaktif dan menarik.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
B. Metode Desain
1. Proses Desain
(sumber : Designing Interior second edition, 2014 : 178)
Penulis menggunakan proses perancangan milik Rosmary Kilmer
tahun 2014 pada perancangan kali ini. Dalam bukunya, disebutkan bahwa
proses perancangan terdapat 2 bagian dalam desain yaitu, Analisa yang
masuk kategori programming dan sintesa masuk dalam langkah designing.
Programming merupakan penganalisaan permasalahan dari data fisik, non-
fisik, literatur, data tambahan yang sudah dikumpulkan semua. Langkah
selanjutnya yaitu tahap designing, data yang sudah dikumpulkan kemudian
FEEDBAC
K
FE
ED
BA
C
K
1 COMMIT
2 STATE
3 COLLECT
4 ANALYZE
5 IDEATE
6 CHOOSE
7 IMPLEMENT
8 EVALUATE
AN
AL
YS
SY
NT
HE
Gambar 1. 1 Proses Desain
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
di proses sintesa. Proses sintesa akan memunculkan solusi permasalahan
dalam bentuk alternatif desain. Kemudian dari alternative desain akan
dipilih satu desain yang paling banyak memecahkan masalah.
Proses desain akan melalui beberapa tahapan yang akan dikerjakan, yaitu :
a. Commit adalah menerima atau berkomitmen terhadap masalah.
b. State adalah mendefinisikan masalah.
c. Collect adalah mengumpulkan fakta.
d. Analyze adalah menganalisa masalah dan data yang telah terkumpulkan.
e. Ideate adalah mengeluarkan ide dalam bentuk skematik dan konsep.
f. Choose adalah memilih alternatif yang paling optimal dari ide-ide yang
ada.
g. Implement adalah melaksanakan penggambaran dalam bentuk
pencitraan 2D dan 3D serta presentasi yang mendukung.
h. Evaluate adalah meninjau desain yang dihasilkan apakah sudah
memecahkan masalah atau belum (Rosemary Kilmer, 2014 : 181 - 196).
2. Metode Desain
a. Metode Analisis (Pengumpulan Data dan Penelusuran Masalah)
Tahap pengumpulan data menggunakan metode yang diambil dari
buku Designing Interior karya Rosemary dan Otie Kilmer.
Commit : Penulis tertarik pada tantangan kompleksitas pada obyek
penjabaran kompleksitasnya yaitu pengguna ruang terdiri pasien dan
non pasien. Museum Kanker Indonesia dibawah naungan Yayasan
Wisnuwardhana, yang memfasilitasi museum untuk memamerkan
koleksi-koleksinya. Langkah yang dilakukan untuk menerima
permasalahan yaitu dengan prioritization yaitu membuat time schedule,
daftar prioritas.
State : Penulis merangkum kompleksitas dalam bentuk kalimat
permasalahan. Untuk mendapatkan satu kalimat penulis melakukan
langkah perception list yaitu opini pengguna dan pendapat dari sudut
pandang “bukan ahli” mengenai permasalahan yang ada.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
Collect : mengumpulkan data fisik maupun data non fisik, serta
mengumpulkan data literatur baik teori umum maupun teori khusus.
Data diperoleh melalui survei ke Museum Kanker Indonesia,
wawancara staff, observasi aktifitas pengguna ruang,
mendokumentasikan situasi lapangan, observasi permasalahan yang
ada, dan observasi inventaris furnitur. Menambahkan literatur dari buku,
e-book dan website.
Analyze : pada tahap ini dimulailah Indentifikasi atara keadaan di
lapangan dengan panduan standar yang ada di literatur ditambah dengan
brief client. Caranya dengan mengidentifikasi berdasarkan logika, etika
dan estetika. Serta membuat daftar kebutuhan melalui bentuk diagram,
seperti diagram matrix. Tahap ini akan memunculkan kedekatan,
keterikatan, dan konsep besar.
b. Metode Sintesis (Pencarian Ide dan Pengembangan Desain)
Melakukan tahapan sesuai dengan buku Designing Interior second
edition bahwa pada tahap pencarian ide /ideation terdiri dari dua fase,
fase gambar / ilustrasi (drawing phase) merupakan skematik, dan
pernyataan konsep (concept statement) merupakan bentuk verbal tulis.
Ideate : Tahap ini merupakan tahapan untuk memunculkan ide – ide
/ alternative untuk mencapai tujuan perancangan. Penulis menggunakan
metode drawing phase yaitu membuat gambar diagram, plan, sketch
yang menunjang kebutuhan dan fungsi ruang. Diagram bisa berupa
diagram bubble, kemudian dilanjutkan dengan block plan dan
dilanjutkan dengan sketch mulai dari layout hingga detail – detail desain.
Langkah – langkah tersebut dibuat dengan beberapa alternatif.
Choose : Pemilihan desain yang terbaik, mendekati jawaban
permasalahan desain. Desain terpilih berdasarkan kriteria yang sudah
ditentukan.
Implement : Proses visualisasi akhir dilakukan melalui modeling 3D
digital, gambar kerja, pembiyaan dan presentasi desain.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
c. Metode Evaluasi (Pemilihan Desain)
Evaluate : Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah desain
sudah memecahkan masalah. Teknik yang digunakan Self Analysis,
Solicited Opinions, berkonsultasi dengan dosen dan Studio Critism,
mempertimbangkan pendapat teman.
Kriteria desain yang dijadikan evaluasi yaitu aspek :
i) Fungsional
Form follow function, setiap desain memaksimalkan pada
fungsinya.
ii) Ergonomis
Factor ergonomis menjadi penilaian penting karena dalam
projek ini, pengguna ruang adalah kalangan dari pelajar SMP, SMA,
Mahasiswa dan umum yang membutuhkan fasilitas yang lebih
nyaman dan fleksibel, guna informasi bisa tersampaikan dengan
baik. Serta baik pengurus dan pengunjung / pasien merasa nyaman
walaupun tujuan mereka datang berbeda.
iii) Estetis
Nilai estetis, tentu relatif sesuai dengan apa yang diterima
setiap orang. Namun dapat dicapai sesuai dengan standar sesuai
dengan asas-asas interior. Tujuannya untuk mencipatkan
keseimbangan, harmonisasi, rytme, perpaduan yang pas atara tema,
gaya, hingga keseluruhan konsep. Sehingga hal yang ditampilkan
sesuai dengan ekspetasi penulis.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
top related