pusat pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak...
Post on 16-Aug-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
173
BAB V
KONSEP
5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan
mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,
antara lain :
1. Mengurangi penggunaan energi
Kecepatan angin terbesar di Sidoarjo dari arah timur dan barat.
Kondisi angin tahunan bila dilihat dari kecepatan rata-rata tiap bulan
dalam satu tahun, cenderung cukup rata terutama pada Bulan Januari
sampai Maret kecepatan angin rendah. Memasuki Bulan Mei kecepatan
angin bertambah pada Bulan Juni. Sedangkan kecepatan rata-rata angin
yang paling rendah adalah pada Bulan November, sedangkan bila
diperhatikan pada grafik kecepatan angin maksimum, terdapat fluktuasi
yang besar dari kecepatan angin tiap Bulannya kecuali Bulan Oktober
sampai Desember. Lama penyinaran matahari di iklim tropis adalah
sepanjang hari, meskipun terdapat bulan-bulan tertentu yang lama
penyinaran mataharinya sedikit terganggu dengan adanya awan, yaitu
terjadi di Bulan Desember dan Januari. Sedangkan durasi penyinaran
matahari yang paling lama adalah pada Bulan Agustus dan September.
Jadi bisa dipastikan bahwa pada Bulan Agustus dan September kondisi
langit sangat cerah, hanya sedikit sekali awan yang menutupi.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
174
Nilai ini dapat diterapkan dengan pemberian bukaan sebagai wujud
dari pengurangan energi. Meminimalkan panas pada bangunan,
memaksimalkan pendinginan, menyediakan ventilasi alami yang efektif,
mencegah masuknya air hujan. Memberikan ruang terbuka pada tapak,
bukaan-bukaan yang dihadirkan digunakan sebagai sirkulasi cahaya yang
dapat masuk secara langsung ke dalam bangunan. Bangunan ini
merupakan sarana belajar yang lebi optimal menggunakan sinar matahari
secara langsung sebagai penerangan di dalam ruang. Selain itu perlunya
sirkulasi udara yang baik sebagai penghawaan silang.
2. Material yang ramah lingkungan
Untuk mengoptimalkan fungsi bangunan sesuai dengan tema Eco
Architecture, dengan perwujudan penggunaan material yang ramah
lingkungan. Material yang ramah lingkungan adalah material yang tidak
akan merusak lingkungan, sehingga material yang digunakan ke dalam
bangunan merupakan bagian dari alam. material yag digunakan adalah
bambu, batu alam, dan kayu. penerapan material bambu digunakan sebagai
material dinding, sesuai dengan penelitian yang dilakukan penggunaan
material bambu pada dinding akan meghasilkan kenyamanan thermal yang
lebih baik. Selain itu bambu juga dapat digunakan untuk material bukaan
yang dapat dikombinasikan dengan kayu dan batu alam. Penggunaan batu
alam dapat dihadirkan sebagai penutup dinding yang dapat
dikombinasikan dengan material bambu, sehingga nuansa alami tetap
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
175
dapat diwujudkan dan tidak memberikan rasa bosan kepada penghuni
ruang.
3. Adaptasi terhadap iklim
Perancangan bangunan yang tanggap terhadap iklim tentunya
melibatkan setiap elemen bangunan mulai dari pemilihan tapak sampai
dengan rancangan interior bangunan. Kota Sidoarjo kecenderungan
temperatur tahunan di iklim tropis adalah rata. Pada Bulan Agustus, nilai
rata-rata temperaturnya adalah yang paling dingin dibandingkan dengan
bulan-bulan yang lain dalam satu tahun, yaitu 26.8C, sedangkan Bulan
Oktober dan November tercatat sebagai bulan yang paling panas dalam
satu tahun, dengan suhu 28.9C. Dari sini dapat dilihat bahwa Bulan
Agustus adalah bulan terdingin, dan Bulan November adalah bulan
terpanas.
Permasalahan yang akan muncul dari adanya iklim tropis antara
lain panas bangunan yang tidak menyenangkan, penguapan sedikit karena
gerakan udara lambat, perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan
dan serangga. Solusi yang dapat diterapkan ke dalam rancangan bangunan
yakni dengan memberikan jarak yang cukup antara banguan yang satu
denga bagunan yang lain, bangunan harus memiliki lebar yang cukup
untuk mendapatkan ventilasi silang, ruang disekitar bangunan harus diberi
peneduh tetapi tidak menganggu sirkulasi udara.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
176
4. Memperhatikan pengguna bangunan
Pengguna utama dalam bangunan ini adalah anak-anak yang akan
belajar di dalamya. Anak-anak usia 7-18 tahun memiliki pola tingkah laku
yang berbeda. Suasana yang dihadirkan selain terkesan alamiah dan
natural juga didesain menyenangkan. Anak tidak merasa bosan ketika
sedang belajar di dalam ruang. Penataan ruang-ruang di dalamnya tidak
menyulitkan pengguna, sirkulasi yang dihadirkan dapat membantu
penghuni di dalamnya. Tidak menggunakan dinding-dinding bersudut
yang dapat menghadirkan ruang negatif.
5.2 Konsep Tapak
Berdasarkan analisis, bentukan mengadaptasi dari arah lintasan matahari
dan mengadaptasi arah datangnya angin. Enterance kendaraan dibedakan dengan
enterance pajalan dengan pemisah taman, taman ini juga untuk peneduh para
pejalan, pembeda jalur antara pejalan dan pengendara yaitu pejalan memakai jalur
terbuat dari paving, sedangkan pengendara menggunakan aspal.
Pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar supaya tidak menimbulkan
kemancetan dan polusi udara pada saat terjadi kemacetan dan demi kenyaman
pengguna bangunan. Gerbang memperlihatkan kesan alami yang menyatu dengan
alami dengan mempergunakan bahan yang terbauat dari bambu, kayu dan bata,
bahan ini dapat mengurangi penggunaan energi.
Meletakan area pendidikan di tengah-tengah tapak agar mudah dijangkau
oleh pengguna. Pemberian jaraka antar bangunan yang difungsikan sebagia taman
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
177
atau RTH dalam tapak dan memberikan penghawaan pada bangunan yang tidak
terkena angin, dan ada kolam sebagai penetralisir udara kotor dan panas matahari.
View menghadap ke barat, mempergunakan pembatas pagar untuk
menghalangi pandangan dari luar tapak, dari tapak diberi balkon pada bangunan
untuk memperlihatkan view ke luar tapak. Mengurangi kebisingan memanfaatkan
perbedaan ketinggian tanah antara jalan raya dengan tapak dan memberikan jarak
pada antara bangunan dengan sumber kebisingan yang paling tinggi pada sisi
sebelah barat.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
178
Gambar 5.1 Konsep TapakSumber : hasil konsep, 2012
view
Angin
Radiasi matahari
Kolam + taman
Main enterance Exist enterance
Diberi jarakantarbangunan.
Materialaspal
Material rumput
Material paving
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
179
5.3 Konsep Ruang
Konsep ruang yang akan dihadirkan ke dalam rancangan adalah dengan
menerapkan nilai-nilai dari Eco Architecture. Nilai-nilai tersebut diharapkan
selain memberikan rasa nyaman dan aman terhadap penghuni ruang juga tidak
merusak lingkungan sekitarnya. Mengurangi penggunaan energy dengan adanya
bukaan yang dihadirkan digunakan sebagai sirkulasi cahaya yang dapat masuk
secara langsung ke dalam bangunan. Bangunan ini merupakan sarana belajar yang
lebi optimal menggunakan sinar matahari secara langsung sebagai penerangan di
dalam ruang. Selain itu perlunya sirkulasi udara yang baik sebagai penghawaa
silang.
Perletakan bukaan diletakkan pada ruang-ruang uama yang membutuhkan
sinar matahari dan sirkulasi udara secara langsung, seperti ruang belajar, ruang
pelatihan, ruang baca sehingga anak selain nyaman juga mendapatkan lingkungan
yang sehat. Bentukan bukaan yang dihadirkan tidak hanya memiliki estetika yang
menarik, namun juga memunculkan kesan alamiah dan natural. Bentuk bukaan
dapat mengambil dari bentuk-bentuk alam dan material yang digunakan Lebih
lanjut estetika yang digunakan mendukung lebih optimalnya fungsi dari bukaa itu
sendiri. Material ramah lingkungan adalah material yang tidak akan merusak
lingkungan, sehingga material yang digunakan ke dalam bangunan merupakan
bagian dari alam. material yag digunakan adalah bambu, batu alam, dan kayu.
penerapan material bambu digunakan sebagai material dinding, sesuai dengan
penelitian yang dilakukan penggunaan material bambu pada dinding akan
meghasilkan kenyamanan yang lebih baik. Selain itu bambu juga dapat digunakan
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
180
untuk material bukaan yang dapat dikombinasikan dengan kayu dan batu alam.
Penggunaan batu alam dapat dihadirkan sebagai penutup dinding yang dapat
dikombinasikan dengan material bambu, sehingga nuansa alami tetap dapat
diwujudkan dan tidak memberikan rasa bosan kepada penghuni ruang. Suasana
ruang yang dihadirkan selain terkesan alamiah dan natural juga didesain
menyenangkan. Anak tidak merasa bosan ketika sedang belajar di dalam ruang.
Penataan ruang-ruang di dalamnya tidak menyulitkan pengguna, sirkulasi yang
dihadirkan dapat membantu penghuni di dalamnya. tidak menggunakan
dinding-dinding bersudut yang dapat menghadirkan ruang negatif.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
181
Area Publik
Area PublikArea Privat
Area Servis
Ruang Belajar
Ruang Pelatihan
Gambar 5.2 Konsep RuangSumber : hasil konsep, 2012
Di ruang pelatihanterdapat ruangterbuka yangdifungsikan sebagaitempat mencucilimbah sampah.
Di ruang belajarmenampilkan suasanayang sedikitmenggunakan energydengan memberikanruang terbuka sepertiataman di kelas agar anak-anak lebih nyaman.
Di ruang belajar menampilkanbahan-bahan yang ramahlingkungan seperti kayu danmemberikan bukaan untukmengurangi penggunaan energipada siang hari.
Menempatkan area belajarpada tengah-tengah tapak agaranak-anak dapat menjangkaufasilitas yang ada. Areapembelajaran juga berdekatandengan ruang pengelola agaranak-anak dapat terawasi olehpengelola.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
182
5.4 Konsep Bentuk
Konsep bentuk yang akan dihadirkan ke dalam rancangan adalah dengan
menerapkan nilai-nilai dari Eco Architecture. Nilai-nilai tersebut diharapkan
selain memberikan rasa nyaman dan aman terhadap penghuni bentuk juga tidak
merusak lingkungan sekitarnya. Bentuk mengadaptasi dari iklim di Indonesia
yaitu tropis, iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas
matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan
sebagainya. Bentuk memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika
hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan
suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras
untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
183
Gambar 5.3 Konsep BentukSumber : hasil konsep, 2012
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
183
Gambar 5.3 Konsep BentukSumber : hasil konsep, 2012
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
183
Gambar 5.3 Konsep BentukSumber : hasil konsep, 2012
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
184
5.5 Konsep Struktur
Pemilihan konsep struktur pada masjid sebagai pusat pengembangan
masyarakat ini didasarkan pada nilai-nilai eco arsitektur yaitu menggunakan
konstruksi bambu. Material bambu ini akan diterapkan hampir pada keseluruhan
konstruksi dalam bangunan. Secara garis besar, elemen struktur masjid akan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Struktur pondasi menggunakan pondasi batu kali dengan kedalaman
kurang lebih 1-1.50 meter pemilihan pondasi ini karena tinggi bangunan
yang hanya 2 lantai dengan beban bangunan berupa beban mati dan beban
hidup yang masih dapatditampung dengan pondasi batu kali.
2. Struktur dinding terbagi menjadi beberapa metode, metode pertama
menggunakan batu bata dan menggunakan modifikasi bambu dan ketiga
metode menggunakan struktur bambu murni.
3. Menggunakan atap miring dengan struktur atap baja ringan atau kayu dan
ditutup dengan material genteng tanah liat, atap sirap, atap ijuk serta atap
dari bambu.
5.6 Konsep Utilitas
Perencanaan sistem utilitas pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi
Anak Putus Sekolah dikelompokkan sesuai dengan sektor masing-masing, yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem Instalasi Listrik
Bangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus
Sekolah ini terdiri dari beberap massa, sehuinga menggunakan sistem
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
185
instalasi listrik setiap bangunan memiliki panel induk dan satu pusat induk
panel dan menggunakan Uninterrupted Power Supply yang langsung
bekerja saat aliran PLN terputus dengan menggantikannya engan batterai.
UPS ini berguna bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam
keadaan apapun sekalipun aliran listrik terputus. Berikut adalah gambar
instalsi listrik :
2. Sistem Sanitasi yang dirinci sebagai berikut :
a. Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB)
Pada bangunan terdapat beberapa sumber penyediaan air bersih,
antara lain sebagai berikut:
Sumber air bersih dari perusahaan air minum (PAM)
Gambar 5.4 Sistem penyaluran listrikSumber : hasil konsep, 2012
ME
ME
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
186
Sumber air bersih dari air tanah, dengan menggunakan sumur
Menggunakan sistem tendon atas, apabila mati listrik tidak
kekurangan air.
b. Sistem Pembuangan Air Kotor
a) Limbah Cair
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, limbah tersebut
harus disaring terlebih dahulu melalui sumur resapan sebelum
dialirkan menuju saluran pembuangan kota atau drainase kota.
Adapun sistem pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut:
Gambar 5.5 Sistem penyediaan air bersihSumber : hasil konsep, 2012
Tandonbawah
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
187
b) Limbah Padat
Pengolahan limbah padat harus di uraikan terlebih dahulu
sebelum nantinya menyerap kedalam tanah melalui sumur
resapan. Untuk menghindari pencemaran, khususnya pada
sumber air bersih, sumur resapan limbah padat harus diberi
jarak minimal 10 m dari sumber air bersih/air minum. Adapun
diagram sistem pengolahan limbah padat adalah sebagai
berikut:
Gambar 5.6 Sistem pembuangan limbah cairSumber : hasil konsep, 2012
Gambar 5.7 Sistem pembuangan limbah padatSumber : hasil konsep, 2012
Sumurresapan
Bak kontrol
Drainasekota
Sumurresapan
Septic tank
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
188
c. Sistem Pembuangan sampah
Ada dua jenis sampah, yaitu :
a) Sampah organik
Sampah organik yang ada pada tapak diolah lagi menjadi
pupuk, ini adalah salah satu kegiatan pelatihan yang menjadikan
sampah organik menjadi pupuk dan sampah organik ini juga ada
yang dimasukkan kedalam lubang biopori. Adapun sistem
pengolahan sampah organik adalah sebagai berikut:
b) Sampah non organik
Sampah non organik ini sulit untuk diurai di tanah,
untuk itu sampah non organik ini dipilah-pilah terlebih
Gambar 5.8 Sistem pengolahan limbah organikSumber : hasil konsep, 2012
2
Dimasukkan kedalam lubang
biopori
3
1
Sampah organik daribangunan dan
lingkungan sekitar
Menjadikompos
cair
Dimasukkan kedalam bak
penampungan Kawat saringan
Menjaditanah
kompos
Dimasukkan kedalam galian
tanah
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUSSEKOLAH di Sidoarjo
EcoArchitecture
189
dahulu sampah mana yang dapat diolah lagi atau dapat
dimafaatkan kembali, yang tidak dapat diangkut ke TPA.
Adapun sistem pengolahan atau pembuangan sampah non
organik adalah sebagai berikut:
Gambar 5.9 Sistem pengolahan limbah non organikSumber : hasil konsep, 2012
Sampah non organik dari bangunan danlingkungan sekitar lalu disortir yang dapatdiolah lagi dimaffatkan untuk pelatihan
Samapah yg taklayak di daur ulang
TPA
Truk Sampah
Samapah yg layak didaur ulang dan diolah lg
top related