pt jasa armada indonesia laporan hasil assessment ... · pelaksanaan kebijakan whistle blowing...
Post on 22-Mar-2019
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PT Jasa Armada Indonesia Laporan Hasil Assessment Penerapan GCG Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Oleh: PT Multi Utama Indojasa MUC Consulting Group
Daftar Isi Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Daftar Isi
i
DAFTAR ISI ASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA TAHUN 2016
DAFTAR ISI i
DAFTAR LAMPIRAN ii
LAPORAN HASIL iii
RINGKASAN EKSEKUTIF 1
SIMPULAN DAN REKOMENDASI 2-26
PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI 27-35
URAIAN HASIL PENILAIAN/EVALUASI
BAB I Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
36-54
BAB II Pemegang Saham dan RUPS 55-88
BAB III Dewan Komisaris 89-176
BAB IV Direksi 177-269
BAB V Pengungkapan Informasi dan Transparansi 270-294
BAB VI Aspek Lainnya 295
LAMPIRAN
Daftar Lampiran Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Daftar Lampiran
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ii
DAFTAR LAMPIRAN ASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA TAHUN 2016
Lampiran I Ringkasan Hasil Penilaian
Lampiran II Daftar Capaian Penerapan GCG Per Indikator
Lampiran III Daftar Capaian Penerapan GCG Per Alat Uji
Laporan Hasil Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
1
RINGKASAN EKSEKUTIF ASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA TAHUN 2016
Assessment implementasi Good Corporate Governance di Perusahaan dilaksanakan dengan menggunakan kriteria berdasarkan standar alat uji Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) pada BUMN, bertujuan untuk menilai implementasi Good Corporate Governance pada Perusahaan meliputi enam aspek pokok yaitu:
1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan;
2. Pemegang Saham dan RUPS; 3. Dewan Komisaris; 4. Direksi; 5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi; 6. Aspek Lain.
Pencapaian skor assessment GCG Perusahaan untuk periode tahun 2016 adalah sebagai berikut:
ASPEK PENGUJIAN GCG ASSESSMENT BOBOT CAPAIAN TAHUN 2016
PENJELASAN SKOR
% CAPAIAN
I. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
7,000 5,706 81,512 Baik
II. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal
9,000 7,846 87,179 Sangat Baik
III. Dewan Komisaris 32,994 29,175 88,425 Sangat Baik
IV. Direksi 34,378 25,848 75,188 Baik
V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi
9,000 4,873 54,149 Kurang Baik
VI. Aspek Lainnya 5,000 0,000 0,000 -
SKOR KESELURUHAN 97,372 73,448 75,431 Baik
KLASIFIKASI KUALITAS PENERAPAN GCG BAIK
Pada tahun 2016 total nilai yang diperoleh Perusahaan adalah sebesar 73,448 dari total bobot yaitu sebesar 97,372 yang setara dengan 75,431% sehingga secara overall hasil assessment implementasi GCG Perusahaan tahun 2016 mendapatkan Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Baik”.
Simpulan dan Rekomendasi Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
2
Tidak Baik
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
ASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA
TAHUN 2016
Pelaksanaan Assessment GCG Perusahaan periode tahun 2016 mendapatkan perolehan
total total sebesar 73,448 dari total bobot yaitu sebesar 97,372 yang setara dengan
75,431%. Secara overall hasil assessment implementasi GCG Perusahaan periode tahun
2016 mendapatkan Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Baik”, dengan total area of
improvement adalah sebanyak 141 rekomendasi.
Skor capaian assessment implementasi GCG Perusahaan periode tahun 2016 untuk masing-
masing aspek berikut praktik yang sejalan dan area of improvement dijelaskan sebagai
berikut:
I. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara
Berkelanjutan
Skor capaian sebesar 5,706 dari total bobot sebesar 7,000 atau 81,512% yaitu
mendapat Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Baik”
Praktik yang Sejalan
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
1 1 Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
1 2 Perusahaan memiliki Pedoman Perilaku yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
2 3 Direksi menunjuk seorang Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
3 5 Perusahaan melakukan assessment terhadap pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan review secara berkala.
3 6 Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik menjadi salah satu Key Performance Indicator (KPI) yang dituangkan dalam kontrak manajemen.
Sangat Baik Baik Kurang Baik Cukup Baik
81,512%
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
3
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
5 10 Perusahaan memiliki ketentuan/kebijakan tentang pengendalian Gratifikasi.
5 11 Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan/ketentuan pengendalian gratifikasi.
6 13 Perusahaan memiliki kebijakan tentang sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan (whistle blowing system).
6 14 Perusahaan melaksanakan kegiatan untuk memberikan pemahaman atas kebijakan sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle blowing system).
Area of Improvement
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
2 4 Seluruh Direksi dan Dewan Komisaris menandatangani pernyataan kepatuhan CoC secara berkala.
4 7 Terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait kebijakan/SOP tentang pengelolaan kepatuhan dan penyampaian LHKPN.
Terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait penetapan Jabatan dalam organisasi Perusahaan yang wajib menyampaikan LHKPN di lingkungan Perusahaan.
Terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait ketentuan tentang pejabat perusahaan yang ditugaskan melaksanakan koordinasi dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (pejabat IPC Pusat sebagai pelaksana monitoring penyampaian LHKPN dan penyampaian berkas LHKPN ke KPK) berkaitan dengan pengelolaan LHKPN di lingkungan Perusahaan.
Terdapat SK Direksi terkait kebijakan/peraturan mengenai pengenaan sanksi terhadap penyelenggara negara yang belum menyampaikan LHKPN sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4 8 Mendorong seluruh pejabat wajib lapor LHKPN mampu menyusun LHKPN secara tepat waktu.
4 9 Terdapat pelaporan berkala tentang perkembangan pemenuhan kewajiban menyampaikan LHKPN kepada KPK.
Mendorong kepada sebagian pejabat wajib lapor LHKPN mematuhi kewajiban penyampaian LHKPN kepada KPK secara tepat waktu.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
4
5 10 Pedoman Pengelolaan Gratifikasi memuat Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi.
5 12 Terdapat pelaporan tentang pengendalian gratifikasi.
5 15 Terdapat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan whistle blowing system secara berkala.
Total area of improvement untuk Aspek I Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan adalah sebanyak 11 rekomendasi.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
5
II. Pemegang Saham dan RUPS
Skor capaian sebesar 7,846 dari total bobot sebesar 9,000 atau 87,179% yaitu
mendapat Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Sangat Baik”
Praktik yang Sejalan
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
7 16 Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi.
7 17 Pemegang Saham/RUPS melaksanakan pentotalan terhadap calon Anggota Direksi.
7 20 Pemegang Saham/RUPS memberhentikan Anggota Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7 21 Pemegang Saham/RUPS memberikan respon terhadap lowongan jabatan dan/atau pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan Komisaris.
8 22 Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris.
8 26 Pemegang Saham/RUPS menghentikan Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
9 28 Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
9 29 Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan/keputusan atas usulan aksi korporasi yang perlu mendapat persetujuan/keputusan RUPS.
10 31 RUPS menetapkan gaji/honorarium tunjangan, fasilitas dan tantiem/insentif kinerja untuk Direksi dan Dewan Komisaris.
10 33 Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan Perusahaan, penetapan besarnya honorarium/imbal jasa untuk auditor eksternal tersebut (Risalah RUPS jika dilakukan RUPS fisik, Surat Keputusan jika dilakukan RUPS bukan fisik).
10 34 Pemegang Saham/RUPS menetapkan penggunaan laba bersih.
10 35 Pengesahan terhadap Laporan Tahunan dan persetujuan terhadap Laporan Keuangan dilaksanakan tepat waktu.
11 36 RUPS mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan sehingga menghasilkan keputusan yang sah.
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Cukup Baik
87,179%
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
6
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
11 37 RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil.
12 38 Pemegang Saham memberikan arahan/pembinaan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
12 39 Pemegang Saham tidak mencampuri kegiatan operasional Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi.
12 40 Pemegang Saham merespon terhadap informasi yang diterima dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris mengenai gejala penurunan kinerja dan kerugian Perusahaan yang signifikan.
Area of Improvement
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
7 18 Penetapan anggota Direksi yang definitif oleh RUPS tidak melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak masa jabatan tersebut berakhir.
Jumlah anggota Direksi sesuai dengan kebutuhan jumlah jabatan yang tersedia.
7 19 Pemegang Saham menetapkan ketentuan mengenai pengaturan/ mekanisme pengunduran diri dari jabatan rangkap atau jabatan anggota Direksi yang paling lambat 30 hari sejak terjadinya perangkapan jabatan tersebut.
8 23 Dilakukan pentotalan (fit and proper test) terhadap calon Dewan Komisaris yang berasal dari luar PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
8 24 Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melebihi jumlah jabatan Direksi.
Pemegang Saham menetapkan secara formal dalam RUPS anggota Komisaris Independen sebanyak 20% dari anggota Dewan Komisaris eksplisit dengan memiliki kompetensi di bidang hukum dan administrasi.
8 25 RUPS/Pemegang Saham menetapkan keputusan yang mengatur dan menetapkan jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang boleh dipegang oleh seorang anggota Dewan Komisaris.
9 27 Pemegang Saham melakukan pembahasan/pengkajian terhadap rancangan RJPP 2016-2020, meliputi pembahasan/ pengkajian terhadap rancangan RJPP atau revisi RJPP oleh RUPS, didahului oleh pemaparan Direksi atas hal-hal yang diagendakan untuk diputuskan oleh RUPS.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
7
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Pengesahan /persetujuan RJPP dilaksanakan tepat waktu. RUPS untuk pengesahan/ persetujuan RJPP dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya rancangan RJPP atau revisi RJPP secara lengkap atau sebelum tahun periode RJPP atau Revisi RJPP berjalan.
10 30 Terdapat sistem/pentotalan kinerja Direksi secara individu yang memuat indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan.
Terdapat Kontrak Manajemen atau Key Performance Indicators/KPI Direksi yang memuat target kinerja individu yang disahkan/disetujui oleh Pemegang Saham.
Pemegang Saham memberikan pentotalan Kinerja anggota Direksi secara individu berdasarkan laporan kinerja Direksi dan tanggapan Dewan Komisaris atas Kinerja Direksi.
10 32 Pemegang Saham memberikan persetujuan besaran total jasa auditor eksternal.
Total area of improvement untuk Aspek II Pemegang Saham dan RUPS adalah sebanyak
13 rekomendasi.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
8
III. Dewan Komisaris
Skor capaian sebesar 29,175 dari total bobot sebesar 32,994 atau 88,425% yaitu
mendapat Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Sangat Baik”
Praktik yang Sejalan
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
13 41 Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
13 42 Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Anggota Dewan Komisaris sesuai kebutuhan.
14 44 Dewan Komisaris menetapkan mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris.
14 46 Dewan Komisaris mendapatkan akses informasi Perusahaan
sesuai kewenangannya.
16 50 Dewan Komisaris dalam batas kewenangannya, merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders (pelanggan, pemasok, kreditur, dan karyawan) yang disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris ataupun penyampaian oleh Direksi.
16 52 Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan manajemen risiko Perusahaan.
16 54 Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir.
16 56 Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya.
17 60 Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS.
17 61 Dewan Komisaris (berdasarkan usulan dari Komite Audit) mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS.
19 68 Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi sesuai ketentuan yang berlaku dan pentotalan kinerja Direksi.
20 69 Dewan Komisaris memiliki kebijakan benturan kepentingan dan melaksanakan secara konsisten kebijakan tersebut.
21 70 Dewan Komisaris memastikan bahwa praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Cukup Baik
88,425
%
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
9
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
21 71 Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan pentotalan terhadap kinerja Dewan Komisaris.
22 74 Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya.
23 75 Sekretaris Dewan Komisaris memiliki uraian tugas yang jelas.
23 76 Sekretaris Dewan Komisaris melakukan adminstrasi dan penyimpanan dokumen.
23 77 Komisaris dan rapat/pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-pihak terkait lainnya.
23 78 Sekretaris Dewan Komisaris menyediakan data/informasi yang diperlukan oleh Dewan Komisaris dan komite-komite di lingkungan Dewan Komisaris.
24 80 Komposisi keanggotaan yang mendukung pelaksanaan fungsi
komite dan independensi dari masing-masing Komite Dewan
Komisaris.
24 81 Komite Dewan Komisaris memiliki piagam/charter dan program kerja tahunan.
24 83 Komite Dewan Komisaris melaporkan kegiatan dan hasil penugasan yang diterimanya kepada Dewan Komisaris.
Area of Improvement
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
14 43 Dewan Komisaris mendokumentasikan Surat Keputusan penunjukan Komite Audit.
14 45 Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya.
Mendokumentasikan surat penyampaian Dewan Komisaris kepada Direksi untuk memasukkan RKA Dewan Komisaris sebagai bagian dari RKAP.
Mendokumentasikan surat penyampaian Program Kerja Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Pemegang saham.
15 47 Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit.
Dewan Komisaris menyampaikan RJPP kepada Pemegang Saham untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS secara tepat waktu.
15 48 Mendokumentasikan tanggapan tertulis Dewan Komisaris terhadap usulan RKAP 2017 yang diajukan Direksi dan penyampaiannya kepada Pemegang Saham. Dimana dalam tanggapan tersebut dapat memuat adanya simpulan bahwa RKAP selaras dan/atau tidak selaras dengan RJPP 2016 - 2020.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
10
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
16 49 Dewan Komisaris melakukan telaah kesesuaian visi dan misi Perusahaan jika terjadi perubahan lingkungan bisnis.
16 51 Dewan Komisaris mendokumentasikan dokumen terkait pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan/ rancangan pengendalian intern dan pelaksanaannya di PT JAI (Risalah rapat internal Dewan Komisaris, Risalah rapat gabungan BOC – BOD).
Dewan Komisaris mendokumentasikan dokumen terkait arahan Dewan Komisaris tentang peningkatan efektivitas pengendalian intern kepada Direksi agar dapat dianalisis lebih lanjut apakah memadai atau tidak. (Risalah rapat internal Dewan Komisaris, Risalah rapat gabungan BOC – BOD).
15 53 Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya.
15 55 Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya.
15 57 Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya.
17 58 Melakukan telaahan atas kepatuhan Direksi terhadap anggaran dasar, peraturan perundang-undangan lainnya, perjanjian dengan pihak ketiga termasuk telaahan hasil evaluasi kajian risiko dan legal atas rencana inisiatif bisnis, kinerja kegiatan/upaya-upaya penyelesaian kasus litigasi dan non litigasi serta kajian hukum atas rencana tindakan dan permasalahan yang terjadi, serta dalam proses telaah tersebut melibatkan perangkat Dewan Komisaris minimal Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit dan Komite Lainnya.
Memberikan arahan kepada Direksi berdasarkan hasil telaahan terkait kepatuhan Direksi terhadap Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang mengatur bisnis Perusahaan (regulasi sektoral), peraturan perundang-undangan lainnya serta perjanjian dengan pihak ketiga.
Melibatkan seluruh perangkat di Dewan Komisaris (Komite Dewan Komisaris) dalam proses evaluasi atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perusahaan dan kesesuaian dengan RKAP dan/atau RJPP.
17 59 Komisaris Utama menandatangani Laporan Manajemen Triwulan I,II dan III.
17 62 Pelaksanaan kegiatan untuk memastikan audit eksternal dan audit internal dilaksanakan secara efektif yaitu, dengan:
- pentotalan atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
11
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
melalui: (1) pemantauan kesesuaian penyelesaian proses audit dengan rencana kerjanya, (2) telaah kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar profesi akuntan publik (3) dan telaahan hasil audit eksternal dan kualitas rekomendasi audit eksternal.
- pentotalan efektivitas pelaksanaan audit internal melalui: (1) telaah atas efektivitas pemantauan tindak lanjut hasil audit SPI dan Auditor Eksternal (2) kelengkapan atribut temuan dan kualitas rekomendasi hasil audit internal; dan (3) kelengkapan atribut temuan dan kualitas rekomendasi hasil audit internal dan (4) telaahan rencana kerja pengawasan dan pelaksanaanya, (5) manajemen fungsi SPI.
- Proses telaah yang dilakukan menggunakan perangkat Dewan Komisaris.
Memberikan arahan kepada Direksi tentang peningkatan efektivitas audit internal dan audit eksternal.
17 63 Menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris dalam Proses telaah pembahasan entang gejala menurunnya kinerja Perusahaan.
19 67 Melakukan penialian kinerja Direksi yang berdasarkan pada
telaahan kriteria, target dan indikator utama yang tercakup
dalam kontrak manajemen Direksi secara individu dengan
realisasi pencapaian masing-masing serta proses pentotalan atas
kinerja Direksi sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan
Komisaris.
Menyampaikan hasil pentotalan kinerja direksi secara individu
kepada RUPS dalam tugas pengawasan Dewan Komisaris.
22 72 Melengkapi Tata Penyusunan Risalah Rapat seperti dengan: - Pendahuluan (Dasar Rapat dan Peserta yang menghadiri
rapat)
- Pembukaan
- Evaluasi rapat sebelumnya
- Pemaparan/Presentasi
- Tanggapan-tanggapan
- Penjelasan/jawaban
- Kesimpulan dan Saran
- Penutup.
Melengkapi tindak Lanjut Hasil Rapat Sebelumnya minimal dengan ketentuan jangka waktu pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
12
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
22 73 Jumlah rapat dan agenda yang dibahas sesuai dengan yang direncanakan.
Anggota Dewan Komisaris menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris.
24 79 Membentuk komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendukung Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya.
24 82 Membentuk komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendukung Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya.
Total area of improvement untuk Aspek III Dewan Komisaris adalah sebanyak 28
rekomendasi.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
13
IV. Direksi
Skor capaian sebesar 25,848 dari total bobot sebesar 34,378 atau 75,188% yaitu
mendapat Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Baik”
Praktik yang Sejalan
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
25 84 Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
26 86 Direksi menetapkan struktur/susunan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
26 87 Direksi menetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan standar operasional baku (SOP) untuk proses inti (core business) Perusahaan.
27 92 Direksi memberikan respon terhadap usulan peluang bisnis yang berpotensi meningkatkan pendapatan Perusahaan, penghematan/efisiensi Perusahaan, pendayagunaan aset, dan manfaat lainnya.
27 93 Direksi merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya, secara tepat waktu dan relevan.
28 94 Direksi melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan RKAP dan mengambil keputusan yang diperlukan melalui analisis yang memadai dan tepat waktu.
28 95 Direksi memiliki sistem/pedoman pengukuran dan pentotalan kinerja untuk unit dan jabatan dalam organisasi (struktural) yang diterapkan secara obyektif dan transparan.
28 96 Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan diturunkan secara berjenjang di tingkat unit, sub unit dan jabatan di dalam organisasi (struktural) di organisasi.
28 97 Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja untuk jabatan/unit-unit di bawah Direksi dan tingkat Perusahaan.
31 114 Pelaksanaan kewajiban kepada Negara.
31 116 Terdapat prosedur tertulis menampung dan menindaklanjuti keluhan-keluhan stakeholders.
32 120 Direksi menetapkan kebijakan untuk mencegah benturan kepentingan.
34 127 Direksi menindaklanjuti arahan, dan/atau keputusan Dewan Komisaris.
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Cukup Baik
75,188%
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
14
Area of Improvement
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
25 85 Melengkapi Board Manual untuk mengatur pelatihan bagi anggota Direksi.
Menyusun rencana dan anggaran kegiatan pelatihan khusus bagi anggota Direksi.
Menyusun laporan hasil pelatihan yang telah dijalani anggota Direksi.
26 88 Menetapkan pengaturan standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan Direksi.
Menetapkan pengaturan ketentuan standar waktu tingkat kesegeraan untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi di bawah Direksi yang terkait dengan keputusan tersebut, maksimal 7 (tujuh) hari sejak disahkan/ ditandatangani.
27 89 Direksi menyampaikan rancangan RJPP kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham secara tepat waktu.
27 90 Direksi menyampaikan rancangan RKAP kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu.
27 91 Menyusun kebijakan mengenai manajemen karir dan sistem dan prosedur promosi, demosi dan mutasi di Perusahaan secara khusus.
28 98 Menyusun dan menyampaikan kepada Dewan Komisaris mengenai pencapaian kinerja masing-masing Direktorat berdasarkan target-target sebagai kinerja masing-masing Direksi dalam KPI Direktorat.
Menyusun dan menyampaikan tingkat pencapaian target kienrja individu Direksi dalam Laporan Realisasi Target Key Performance Indicators (KPI) Direktorat secara khusus.
28 99 Menyampaikan dokumentasi usulan insentif kinerja Direksi kepada RUPS yang sudah disetujui Dewan Komisaris tentang mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
15
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
28 100 Terkait Kebijakan TI, Perusahaan perlu:
- Menyusun dan menetapkan Kebijakan TI tersendiri. - Menyusun Information Technology Master Plan (ITMP)
sebagai pedoman dalam pengembangan teknologi informasi, untuk selanjutnya dijabarkan dalam Information Technology Detail Plan (ITDP).
- Arsitektur sistem informasi perlu didesain sampai dengan level data dan sistem keamanan antara lain mencakup infrastruktur hardware, jaringan, dan aplikasi termasuk Disaster Recovery Center, Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP).
Melaksanakan audit TI sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan, mengingat kebijakan dan prosedur TI yang digunakan masih mengacu pada kebijakan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Menyampaikan laporan penerapan sistem teknologi informasi kepada Dewan Komisaris secara khusus dalam Laporan Pelaksanaan Kinerja TI maupun laporan manajemen triwulanan.
28 101 Terkait Pelaksanaan Pelayanan Perusahaan Perlu:
Perusahaan menyusun dan menetapkan kebijakan yang menjadi
payung kebijakan standar pelayanan minimal, termasuk
pengelolaan hubungan pelanggan dan penanganan keluhan
pelanggan.
28 102 Mempublikasikan Pedoman/kebijakan pengadaan ke dalam website Perusahaan.
Menyampaikan HPS secara terbuka sebagai bagian dari implementasi prinsip transparansi.
Menyelesaikan temuan audit dalam proses pengadaan barang dan jasa antara lain terkait dengan prosedur pembelian langsung yang belum dapat dilakukan oleh seluruh unit dan fungsi, melengkapi proses pendaftaran vendor dengan persyaratan aspek mutu, safety dan environment.
Meningkatkan transparansi dalam pengadaan termasuk penyampaian informasi pelelangan di website Perusahaan.
28 103 Terkait Pendidikan dan Pelatihan Direksi perlu menyusun dan
menetapkan kebijakan pendidikan dan pelatihan yang mengatur
menyeluruh terkait dengan peningkatan knowledge, skill dan
ability dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
16
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Terkait Program Pengembangan SDM, Perusahaan perlu
meningkatkan pelaksanaan program pengembangan sesuai
dengan target dalam RKAP.
Terkait Penerapan kesempatan yang memadai untuk
menduduki posisi tertentu sesuai kompetensi Perusahaan perlu
memberikan kesempatan yang memadai untuk menduduki posisi
tertentu, mengacu pada kebijakan yang dikeluarkan oleh
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
29 105 Menetapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan Perusahaan yang mengacu pada Kebijakan Akuntansi
Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) agar dapat
dilaksanakan secara efektif.
29 106 Perusahaan menyusun dan menetapkan kebijakan manajemen
risiko tersendiri mengacu pada yang dikeluarkan oleh
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Melakukan sosialisasi kebijakan manajemen risiko yang dimiliki
oleh internal Perusahaan.
Direksi melaksanakan program manajemen risiko (antara lain
mencakup identifikasi dan penanganan risiko pada proses bisnis,
proyek maupun usulan tindakan yang harus mendapatkan
persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS), termasuk laporan
profil risiko Perusahaan yang mengukur tingkat risiko yang
dihadapi.
Direksi melaksanakan pemantauan terhadap program
manajemen risiko yaitu mengingat belum diperoleh dokumentasi
terkait dengan pembahasan monitoring realisasi mitigasi risiko
yang telah dilakukan.
Meningkatkan kesungguhan kepedulian Direksi terhadap risiko
(risk awareness), yang ditunjukkan dengan menyusun dan
melengkapi kebijakan dan prosedur manajemen risiko, kualitas
fungsi pengelola manajemen risiko, serta menjadikan aspek kajian
risiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Laporan Manajemen Triwulanan memuat uraian aspek
manajemen risiko. Selain itu adanya laporan pelaksanaan
manajemen risiko secara berkala 3 (tiga) bulanan kepada Dewan
Komisaris, meliputi:
- Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
17
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Pemegang Saham tentang profil risiko dan pelaksanaan program manajemen risiko yang disampaikan dalam Laporan Profil Risiko serta dalam rapat gabungan dengan Dewan Komisaris.
- Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tentang analisis risiko atas Rancangan RKAP dan strategi penanganannya.
- Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko dan/atau sewaktu-waktu jika diminta oleh Dewan Komisaris.
29 107 Menyusun dan menetapkan kebijakan sistem pengendalian
internal yang antara lain mengatur pendekatan unsur lingkungan
pengendalian, pengelolaan risiko, aktivitas pengendalian, sistem
informasi dan komunikasi dan pemantauan, pelaksanaan dan
pelaporan.
29 108 Menyampaikan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit kepada
Dewan Komisaris, baik yang dibahas dalam rapat koordinasi
maupun dalam laporan tersendiri secara berkala.
30 109 Melengkapi dan menjalankan fungsi kepatuhan yang dijalankan
oleh oleh Departemen Hukum dan Asuransi dalam mengikuti
perkembangan peraturan perundangan yang akan berlaku bagi
Perusahaan.
30 110 Memenuhi ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh
otoritas/instansi yang berwenang dibidang usaha Perusahaan.
31 111 Terkait penanganan dan keluhan pelanggan. - Menyusun dan menetapkan kebijakan atau Standard
Operating Procedure (SOP terkait Prosedur/ mekanisme yang dikhususkan sebagai penanganan keluhan pelanggan.
31 112 Terkait aspek Fairness: - Segala ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/
jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/ jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/ jasa yang berminat juga bagi masyarakat luas.
Terkait Pengukuran Kepuasaan Pemasok: - Melakukan survei kepuasan pemasok secara berkala - Hasil survei kepuasan pemasok menunjukan hasil yang baik
terhadap fairness dan transparansi pelaksanaan sistem dan prosedur pengadaan.
31 113 Terkait Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban Perusahaan kepada kreditur
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
18
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
- Perusahaan memiliki kebijakan mengenai perlindungan hak dan kepentingan kreditur, antara lain: (1) pemenuhan kewajiban kepada kreditur sesuai perjanjian; (2) pengungkapan informasi secara transparan, akurat dan tepat waktu, baik pada saat permintaan maupun penggunaan pinjaman; (3) covenant yaitu jaminan perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan kreditur.
- Menyusun kebijakan mengenai manajemen/ pengelolaan penggunaan pinjaman jangka panjang sesuai dengan peruntukannya dan pelunasannya.
31 115 Terkait Pengukuran Kepuasan Karyawan - Menyusun dan menetapkan kebijakan mengenai metode
pentotalan untuk mengukur kepuasan karyawan. - melaksanakan Pengukuran kepuasan karyawan / survei
kepuasan karyawan secara berkala - Hasil survei tingkat kepuasan karyawan mendapat kategori
baik. - Menetapkan tindakan atau program kerja untuk
menindaklanjuti hasil survei kepuasan karyawan tahun 2016 mengingat belum dilaksanakannya survei.
31 117 Memenuhi harapan Pemegang Saham melalui pencapaian seluruh target-target yang telah disepakati dalam Key Performance Indicator Perusahaan.
31 118 Terkait Kebijakan CSR - Menyusun kebijakan khusus terkait tanggung jawab sosial dan
lingkungan Perusahaan, sebagai penjabaran Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
- Direksi membentuk unit/bagian yang bertugas melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan
- Menetapkan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan penglolaan CSR.
Terkait Program Bina Lingkungan dan Program CSR lainnya sesuai perundang-undangan yang berlaku. - Menyusun rencana kerja untuk mengimplementasikan
tanggung jawab sosial perusahaan - Rencana kerja implementasi tanggung jawab sosial perusahaan
dianggarkan dalam RKAP dan bukan sebagai distribusi laba - Implementasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial
sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
Terkait ukuran-ukuran atau indikator kinerja kunci yang berkaitan dengan CSR.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
19
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
- Menetapkan indikator keberhasilan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
- Melakukan evaluasi atas pencapaian indikator keberhasilan CSR dengan targetnya.
32 119 Seluruh anggota Direksi menandatangani surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan antara kepentingan pribadi/keluarga, jabatan lain atau golongan dengan kepentingan Perusahaan yang dilakukan pada awal pengangkatan dan diperbaharui setiap awal tahun.
33 121 Menyampaikan Laporan Tahunan (Annual Report) tahun 2016 kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu yaitu 5 Bulan setelah tahun buku berakhir.
Menyampaikan Laporan Tahunan (Annual Report) tahun 2016 kepada Pemegang Saham secara tepat waktu yaitu 5 Bulan setelah tahun buku berakhir.
33 122 Memberikan dan memberikan informasi terkait Laporan Manajemen Triwulanan, Laporan Manajemen Tahunan, Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan) kepada PT MTI sebagai Pemegang Saham Minoritas.
Memberikan perlakuan yang sama dalam pemberian informasi kepad Pemegang Saham Minoritas yaitu perlakuan yang sama dalam hal penyampaian informasi terkait operasional dan keuangan Perusahaan melalui penyampaian Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan serta Laporan Keuangan Perusahaan.
34 123 Pedoman pelaksanaan rapat Direksi mengatur pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya dan pembahasan/telaah atas arahan/usulan dan/atau tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan Dewan Komisaris terkait dangan usulan Direksi.
34 124 Mendokumentasikan Rencana Rapat serta dimuat dan ditetapkan dalam RKAP.
34 125 Mendokumentasikan alasan ketidakhadiran Direksi yang berhalangan hadir dalam setiap rapat Direksi maupun dalam rapat Dewan Komisaris.
34 126 Mendokumentasikan terkait evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya dan tindak lanjut untuk kaputusan hasil rapat sebelumnya yang belum selesai dalam setiap rapat Direksi maupun rapat bersama dengan Dewan Komisaris.
35 128 Mengesahkan Draft Piagam Pengawasan Intern.
35 129 Jumlah personil yang ditugaskan di Internal Audit sesuai dengan
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
20
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
kebutuhan untuk pelaksanaan tugas Internal Audit. a. SPI/fungsi Audit Internal memiliki rencana kebutuhan tenaga
auditor/SDM. b. Jumlah tenaga auditor mencukupi kebutuhan perusahaan.
Kecukupan tenaga auditor dihasilkan dari analisis beban kerja yang dilakukan oleh SPI dan/atau bagian SDM.
Kualitas auditor SPI yang ditugaskan sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya. a. Pimpinan fungsi Audit Internal memiliki keahlian yang diakui
dalam profesi auditor internal dengan mendapatkan sertifikasi profesi QIA (Qualified Internal Auditor).
b. Staf auditor internal memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dan sebagian auditor telah mendapatkan program sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam Fungsi Internal Audit.
c. Terdapat program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi staf Auditor Internal, baik untuk mempertahankan sertifikasi profesinya maupun mengikutsertakan staf auditor SPI dalam pendidikan yang mendukung usaha-usaha memperoleh sertifikasi profesi.
Mengesahkan Pedoman Audit, mekanisme kerja dan supervisi di dalam organisasi Internal Audit mencakup: a. Kebijakan dan prosedur sebagai pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan Fungsi Pengawasan Intern. Bentuk dan isi prosedur disesuaikan dengan struktur organisasi SPI dan ukuran SPI serta kompleksitas kegiatan usaha Perusahaan.
b. Kepala Internal Audit /Fungsi Internal Audit melaksanakan program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi Internal Audit yang mencakup seluruh aspek dari aktivitas fungsi pengawasan intern.
c. SPI/Fungsi Internal Audit melakukan pentotalan atas program jaminan kualitas dan peningkatan Fungsi Audit Internal secara keseluruhan. Review (assessment) berkala dilakukan untuk metotal kepatuhan terhadap Charter Audit Internal, standar dan kode etik, efisiensi serta efektivitas dari Internal Audit memenuhi kebutuhan dari berbagai stakeholders-nya, assessment yang dilakukan oleh assessor independen sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
35 130 SPI merencanakan Program Kerja Tahunan pengawasan intern dan melaksanakan pengawasan sesuai yang sudah ditetapkan, antara lain: a. Berdasarkan konfirmasi Rencana Penugasan (Program Kerja
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
21
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Pengawasan Tahunan /PKPT) disampaikan kepada Dewan Komisaris cq Komite Audit untuk mendapatkan pertimbangan dan saran-saran.
b. Rencana penugasan (PKPT) disetujui oleh Direktur Utama dikomunikasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris cq Komite Audit.
c. Internal Audit melaksanakan audit berdasarkan program kerja pengawasan tahunan yang ditetapkan.
d. Tingkat pencapaian (kinerja) target-target dalam PKPT (Jumlah Audit dan Pelaporan Audit) dapat dianalisis.
Mendokumentasikan terkait SPI memberikan masukan tentang upaya pencapaian strategi bisnis Perusahaan, yang mencakup : a. SPI mengevaluasi sejauh mana sasaran dan tujuan program
serta kegiatan operasi telah ditetapkan sejalan dengan tujuan organisasi.
b. SPI memberi masukan atas konsistensi hasil-hasil yang di peroleh dari kegiatan dan program dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan kepada manajemen.
36 131 Struktur organisasi Sekretaris Perusahaan sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya. Posisi Sekretaris Perusahaan dibawah Direktur Utama. Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
Uraian tugas Sekretaris Perusahaan mencakup hal-hal subtantive, sebagai berikut: a. Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang
persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;
c. Sebagai penghubung (liaison officer); d. Menatausahakan serta menyimpan dokumen (termasuk
kebijakan) Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
36 132 Sekretaris Perusahaan mengkoordinasikan penyiapan dan penyediaan bahan-bahan untuk "Proses Release" atas setiap pernyataan dalam tingkatan Direksi.
Mendokumentasikan terkait Risalah RUPS RJPP yang memuat waktu, agenda, peserta, pendapat-pendapat yang berkembang dalam RUPS dan keputusan RUPS.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
22
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Sekretaris Perusahaan membuat, memelihara, dan menyimpan Risalah Rapat Direksi. a. Apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting comments)
dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Direksi dicantumkan dalam risalah rapat.
b. Risalah Rapat Direksi seluruhnya memuat hasil evaluasi atas pelaksanaan keputusan rapat sebelumnya.
c. Risalah Rapat memuat keputusan rapat sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan memberikan Laporan yang berkaitan dengan tugasnya secara berkala, dan apabila diminta dapat memberikannya kepada Dewan Komisaris
36 133 Mendokumentasikan evaluasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan
Mendokumentasikan realisasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahan
37 134 Pemanggilan RUPS mencantumkan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan.
RUPS/Keputusan Pemegang Saham mengesahkan /menyetujui RJPP dalam waktu selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari setelah diterimanya rancangan RJPP secara lengkap atau sebelum periode RJPP berjalan.
37 135 Mendokumentasikan terkait panggilan untuk RUPS mencakup informasi mengenai setiap mata acara dalam agenda RUPS termasuk usul yang direncanakan Direksi untuk diajukan dalam RUPS, dengan ketentuan apabila informasi tersebut belum tersedia saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka informasi dan/atau usul itu harus disediakana di kantor Perseroan sebelum RUPS diselenggarakan.
Mendokumentasikan terkait penjelasan mengenai hal-hal lain berkaitan dengan agenda RUPS diberikan sebelum dan/atau pada saat RUPS berlangsung.
Total area of improvement untuk Aspek IV Direksi adalah sebanyak 68 rekomendasi.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
23
V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi
Skor capaian sebesar 4,873 dari total bobot sebesar 9,000 atau 54,149% yaitu
mendapat Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “Kurang Baik”
Praktik yang Sejalan
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
38 136 Perusahaan menetapkan sistem dan prosedur pengendalian informasi Perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan informasi Perusahaan yang penting.
38 137 Tingkat kepatuhan Perusahaan yang memadai terhadap kebijakan pengendalian informasi Perusahaan.
39 139 Website Perusahaan mempublikasikan kebijakan dan informasi penting Perusahaan.
39 141 Informasi yang disediakan dalam website Perusahaan dan www.bumn.go.id dimutakhirkan secara berkala
39 142 Tingkat kemudahan akses terhadap kebijakan dan informasi penting Perusahaan yang disediakan dalam website Perusahaan.
40 144 Laporan Tahunan memuat mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting.
40 145 Laporan Tahunan memuat Laporan Dewan Komisaris dan Laporan Direksi.
40 149 Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Laporan Keuangan.
Area of Improvement
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
39 138 Membuat kebijakan pemutakhiran website dalam bentuk Pedoman & Prosedur Pengeloalaan Situs Web.
Menjalankan pengelolaan website sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan secara konsisten.
39 140 Terdapat media komunikasi seperti majalah internal dan bulletin.
40 143 Melengkapi Penyajian laporan tahunan memenuhi ketentuan umum antara lain: - Laporan Tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris secara berdampingan - Laporan tahunan mencantumkan identitas Perusahaan
dengan jelas. Nama Perusahaan dan tahun Laporan Tahunan
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Cukup Baik
54,149 %
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
24
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
dengan jelas dan mudah terbaca ditampilkan pada Setiap halaman.
- Laporan Tahunan disajikan dalam website Perusahaan dan dapat diunduh.
40 146 Melengkapi Laporan Tahunan tahun 2016, pada bagian Profil Perusahaan yang memuat: (a) penjelasan tentang visi Perusahaan, (b) penjelasan tentang misi Perusahaan.
40 147 Melengkapi Laporan Tahunan pada bagian informasi Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan antara lain memuat tentang:
- Tinjauan kinerja per segmen usaha, terkait Profitabilitas per Segmen Bisnis,
- Dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih Perusahaan serta laba operasi Perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak Perusahaan memulai usahanya, jika baru mulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun.
- Informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
- Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per Saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terkahir yang memuat uraian tentang:
Besarnya dividen untuk masing-masing tahun
Besarnya payout ratio.
Informasi material, antara lain mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi, Restrukturisasi Hutang/ Modal.
Informasi perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan dampaknya terhadap Laporan Keuangan.
40 148 Melengkapi Laporan Tahunan bagian informasi praktik Tata Kelola Perusahaan tentang:
Uraian Direksi memuat antara lain: - Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi
Direksi.
Komite Audit memuat antara lain: - Nama, jabatan, riwayat hidup singkat, anggota komite audit - Uraian tugas dan tanggung jawab - Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit, - Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit, - Independensi anggota Komite Audit.
Fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi memuat antara lain: - Nama, jabatan, riwayat hidup singkat, anggota Komite
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
25
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Nominasi dan Remunerasi - Uraian tugas dan tanggung jawab - Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi
dan Remunerasi - Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan
Remunerasi - Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Manajemen Risiko memuat antara lain: - Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite
Manajemen Risiko, - Uraian tugas dan tanggung jawab, - Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite
Manajemen Risiko, - Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Manajemen
Risiko, - Independensi anggota Komite Manajemen Risiko
Uraian tentang Unit Audit Internal memuat antara lain: - Penjelasan tentang Piagam Satuan Pengawasan Intern; - Uraian pelaksanaan kegiatan Satuan Pengawasan Intern, - Nama dan riwayat hidup singkat Kepala Satuan Pengawasan
Intern. - Informasi tentang keberadaan Satuan Pengawasan Intern, - Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Satuan
Pengawasan Intern,
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan memuat antara lain informasi tentang: - Mitra usaha binaan Perusahaan - Program Pengembangan Pendidikan - Program Pengembangan seni budaya
Uraian mengenai aktivitas berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai komitmen Perusahaan terhadap perlindungan Produk dan Konsumen/ Nasabah memuat antara lain informasi tentang: - Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen/Nasabah, - Program peningkatan layanan kepada Konsumen/Nasabah, - Biaya yang telah dikeluarkan.
41 150 Mengikuti kompetisi ARA dengan muatan dan kualitas yang baik sehingga dapat meraih juara.
41 151 Perusahaan bepartisipasi dalam CSR (Sustainability Reporting Award) dan sejenisnya.
Simpulan dan Rekomendasi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
26
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
Perusahaan memperbaiki kualitas informasi dan media publikasi serta mengikuti kompetisi yang relevan, sehingga mendapatkan penghargaan dibidang publikasi dan keterbukaan informasi.
Total area of improvement untuk Aspek V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
adalah sebanyak 21 rekomendasi.
VI. Aspek Lainnya
Skor capaian sebesar 0,00 dari total bobot sebesar 5,000 atau 00,00% yaitu mendapat
Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “-”
Praktik yang Sejalan
Kode Praktik yang Sejalan
Aspek Indikator
42 152 Aspek tidak diberikan total karena pencapaian skor GCG < 85%.
43 153 Tidak terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Area of Improvement
Kode Area of Improvement
Aspek Indikator
- - -
Total area of improvement untuk Aspek VI Aspek Lainnya adalah sebanyak 0
rekomendasi.
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Cukup Baik
Profil Perusahaan dan Metodologi Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
27
PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI ASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA TAHUN 2016
A. Riwayat Singkat dan Profil Perusahaan
PT Jasa Armada Indonesia dengan nama dagang IPC Marine Service adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan pemanduan dan penundaan kapal. PT Jasa Armada Indonesia mentransformasikan nilai-nilai perusahaan induk PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai Aksi Korporasi dalam bentuk Operational Excellence, Customer Centricity, dan Quantum Leap guna mengoptimalkan kepuasan Pelanggan, Pemasok, Komunitas, Lingkungan, Karyawan, serta Pemegang Saham.
PT Jasa Armada Indonesia adalah anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang bergerak di bidang layanan pemanduan & penundaan kapal, angkutan laut dan layanan maritim. Mulai beroperasi tahun 1960 sebagai unit usaha Perusahaan Nasional (PN) Pelabuhan, layanan pemanduan & penundaan pada tahun 1992 diubah menjadi unit usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Seiring dengan identitas baru yang diluncurkan oleh Pelindo II tahun 2012 sebagai IPC, bulan Juli 2013 unit usaha layanan pemanduan & penundaan di-spin off menjadi PT Jasa Armada Indonesia dengan nama dagang IPC Marine Service.
Sejak spin off, PT Jasa Armada Indonesia melakukan investasi secara masif untuk perbaikan kualitas armada dan peningkatan kapasitas SDM sesuai standar internasional, dibawah supervisi Thome Consulting, Singapore. Hasilnya, kualitas armada meningkat dari Grade 2.4 (48% dari skor tertinggi 100%) menjadi Grade 3.6 (72%). PT Jasa Armada Indonesia melakukan optimasi secara revolusioner di bidang pemeliharaan, perbaikan, dan sistem pengadaan barang. Hal ini dilakukan melalui strong corporate governance. dan peningkatan integritas SDM, guna memastikan kualitas layanan dengan standar tertinggi serta tingkat profitabilitas secara berkelanjutan. Perusahaan juga meningkatkan kualitas dan memasarkan Layanan VVIP dengan standar Zero Waiting Time. Hasilnya, market di luar Pelindo II berkembang, dan pendapatan meningkat 68% di tahun pertama operasi penuh setelah spin off. Dengan pengalaman operasi selama 55 tahun, total armada 70 unit kapal, kinerja pemanduan & penundaan 52,000 kapal/tahun, melayani klien-klien ternama nasional dan asing, PT Jasa Armada Indonesia adalah perusahaan yang paling berpengalaman, paling besar, dan paling dapat diandalkan di Indonesia.
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
28
B. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
Visi
Terdepan dalam pengelolaan armada kapal sehingga dapat menjadi perusahaan penyedia kapal Harbour Tug pilihan utama di Indonesia memberikan pelayanan yang dapat diandalkan dan terkemuka di Asia.
Misi
1. Meningkatkan peran dan kontribusi ke shareholder dengan memberikan pelayanan profesional dan safety kepada customer, serta penggunaan Teknologi Informasi untuk seluruh proses.
2. Memberikan Pelayanan yang efisien dan bersahabat. 3. Mencapai standard profesionalisme tertinggi melalui integritas, kualitas, kerja sama
dan efisiensi serta meyakinkan kesinambungan jangka panjang demi keuntungan semua pihak yang berkepentingan.
Nilai Perusahaan
1. Customer Centric (“Meet Customer Expectation”) a. Secara proaktif berusaha mencari tahu dan memahami kebutuhan pelanggan
sehingga dapat memberikan solusi-solusi yang inovatif; b. Membina hubungan kemitraan jangka panjang dengan para pelanggan; c. Secara konsisten memberikan pelayananan dan kualitas terbaik guna mendorong
perkembangan usaha pelanggan.
2. Integrity (“Walk the Talk”) a. Membangun kepercayaan dengan mengatakan yang sebenarnya dan
melaksanakan apa yang dikatakan; b. Menunjukkan sikap yang profesional dan jujur dalam interaksi terhadap pihak-
pihak internal maupun eksternal; c. Bersikap disiplin dan patuh terhadap kode etik bisnis dalam melaksanakan
pekerjaan harian.
3. Nationalism (“National Pride”) a. Mendukung kebijakan dan berkontribusi guna mensukseskan program-program
Pemerintah di bidang pembangunan nasional; b. Membangun rasa kebanggaan dan semangat nasionalisme dalam melaksanakan
pekerjaan; c. Melanjutkan perkembangan perusahaan dan berkompetisi dengan perusahaan-
perusahaan jasa Pemanduan dan Penundaan kelas dunia.
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
29
4. TEAM WORK (“Together We Can”) a. Berkolaborasi dalam tim guna memperoleh hasil terbaik; b. Bekerjasama untuk membangun ide-ide yang implementatif sebagai solusi atas
kebutuhan-kebutuhan pengguna jasa pemanduan dan penundaan kapal; c. Semangat kebersamaan dan saling menghargai.
5. Action (“Make It Happens”)
a. Keberanian untuk bercita-cita tinggi dan berupaya untuk merealisasikannya; b. Bersikap proaktif mencari jalan untuk melaksanakan visi perusahaan; c. Membuat terobosan-terobosan dan langkah signifikan dalam mendorong
perkembangan perusahaan.
C. Bidang Usaha Perusahaan
Bidang usaha PT Jasa Armada Indonesia meliputi: a. Pemanduan kapal
Jasa yang meliputi kegiatan Pandu dalam membantu, memberikan saran dan informasi kepada Nahkoda tentang keadaan perairan setempat yang penting agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancer demi keselamatan kapal dan lingkungan.
b. Penundaan kapal Jasa yang meliputi kegiatan mendorong, menarik atau menggandeng kapal yang berolah gerak, untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal dan fasilitas tambat lainnya dengan menggunakan kapal tunda.
c. Mengusahakan pelayanan jasa angkutan laut, sungai, danau, dan penyebrangan; d. Mengusahakan pelayanan jasa penyewaan kapal; e. Mengusahakan pelayanan jasa keagenan kapal; f. Jasa maritim.
D. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris Perusahaan 1 Januari s.d 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1. Komisaris Utama : Dana Amin 2. Komisaris : Urip Nurhayat 3. Komisaris : Jimmy AB. Nikijuluw 4. Komisaris : Eko Hadi Rumekso 5. Komisaris : Raymond Ivan HAS
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
30
Namun Pada tanggal 17 Mei 2016, Komisaris Utama Bapak Dana Amin, mengajukan pengunduran diri sebagai Komisaris Utama PT Jasa Armada Indonesia. Susunan Dewan Komisaris sampai dengan 31 Desember 2016 sebagai berikut: 1. Komisaris Utama : - 2. Komisaris : Urip Nurhayat 3. Komisaris : Jimmy AB. Nikijuluw 4. Komisaris : Eko Hadi Rumekso 5. Komisaris : Raymond Ivan HAS Susunan Direksi Perusahaan Januari s.d 7 Sptember 2016 adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama : Dawam Atmosudiro 2. Direktur Operasi dan Komersial : Supardi 3. Direktur Armada dan Teknik : Bunyamin Sukur 4. Direktur Keuangan dan SDM : Sudarsono Namun pada tanggal 8 Septemeber 2016, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Nomor HK.568/819/1/PI.II-16 dan HK.476/819/2/MTI-2016, Pemegang Saham memberhentikan Sdr. Bunyamin Sukur sebagai Direktur PT Jasa Armada Indonesia, maka terhitung sejak tanggal 8 September s.d 31 Desember 2016 susunan Direksi menjadi sebagai berikut: 1. Direktur Utama : Dawam Atmosudiro 2. Direktur Operasi dan Komersial : Supardi 3. Direktur Keuangan dan SDM : Sudarsono
E. Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan
Ikhtisar Keuangan Perusahaan dari tahun 2014-2016 adalah sebagai berikut:
dalam Rp Ribu
Uraian 2014 2015 2016 Laba Rugi Komprehensif 50.194.811.596 208.609.433.682 140.738.586.903
Pendapatan Usaha – Netto
248.201.233.746 867.756.091.666 868.655.521.736
Beban Usaha 184.409.881.071 (622.351.064.526) (651.089.717.105)
Laba Usaha 67.381.099.216 245.405.027.140 217.565.804.631
Pendapatan (Beban) Diluar Usaha 458.585.500 42.984.517.365 (6.718.126.264)
Beban Pajak (17.644.873.120) (79.780.110.823) (70.109.091.464)
Laba Bersih 50.194.811.596 208.609.433.682 140.738.586.903
Pendapatan (Beban) Komprehensif Lain - - -
Posisi Keuangan
Jumlah Aset 316.604.800.489 501.599.763.191 622.044.677.271
Aset Lancar 282.997.115.297 466.651.117.887 576.273.067.988
Aset Tidak Lancar 33.607.685.192 34.943.645.306 45.771.609.283
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 316.604.800.489 501.599.763.191 622.044.677.271
Liabilitas Jangka Pendek 206.838.889.006 203.702.673.673 235.356.187.589
Liabilitas Jangka Panjang 1.978.707.627 14.811.070.171 29.473.317.111
Jumlah Ekuitas 107.787.203.856 283.086.019.349 357.215.172.571
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
31
F. Metodologi Assessment GCG
Acuan Pelaksanaan Kegiatan
Dasar pelaksanaan pekerjaan Assessment GCG Perusahaan periode tahun 2016 ini adalah Perjanjian Kerja No.UM.330/26/07/MS-17 tentang Pekerjaan Jasa Assessment Penerapan Good Corporate Governance (GCG) PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2016.
Tujuan Assessment GCG
Tujuan pelaksanaan Assessment penerapan GCG di Perusahaan adalah:
1. Mengukur kualitas penerapan GCG melalui penilaian/evaluasi tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang diterapkan di Perusahaan, melalui pemberian skor/nilai atas penerapan GCG dan kategori kualitas penerapan GCG nya;
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG di Perusahaan, serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi celah (gap) antara kriteria GCG dengan penerapan GCG di Perusahaan yang bersangkutan;
3. Memonitor konsistensi penerapan GCG di Perusahaan dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan Corporate Governance di lingkungan Perusahaan;
4. Melakukan pemetaan dan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen, infrastructure dan softstructure terkait GCG serta memberikan penilaian scoring berdasarkan parameter alat uji Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 terhadap praktik GCG di Perusahaan dan memberikan hasil evaluasi dan analisis;
5. Memberikan rekomendasi penyempurnaan terhadap kesenjangan yang ditemukan dalam implementasi GCG di Perusahaan sejalan dengan best practices.
Periode Assessment dan Implementasi GCG
Periode penerapan GCG di Perusahaan yang dinilai dalam pelaksanaan Assessment GCG ini adalah sampai dengan tahun 2016 sepanjang memiliki kaitan sebagai dasar pengambilan kesimpulan atau penilaian. Pelaksanaan assessment ini dilakukan mulai tanggal 18 Mei 2017 sampai dengan 16 Juni 2017.
Parameter Penilaian
Berdasarkan standar alat uji Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN.
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
32
Indikator/parameter tersebut dikelompokan dalam enam faktor/aspek penerapan GCG yang terdiri dari:
1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan;
2. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal; 3. Dewan Komisaris; 4. Direksi; 5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi; 6. Aspek Lainnya.
Pengumpulan & Penilaian Data
Data-data yang diperoleh selama proses pengumpulan data diolah dengan menggunakan Kertas Kerja Assessment. Kertas kerja penilaian/evaluasi GCG dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Tahap pertama, Evaluator mempelajari uraian yang termuat pada kolom Aspek
Penerapan GCG/Indikator/Parameter dan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya.
2. Tahap kedua, Evaluator menyusun analisis kecukupan pelaksanaan GCG, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menetapkan metode perolehan data yang akan digunakan untuk menilai
setiap faktor yang diuji kesesuaian penerapannya, yaitu meliputi:
Review Dokumen Dokumen-dokumen Perusahaan yang relevan diperoleh assessor dari pihak Perusahaan melalui tim counterpart Perusahaan. Dalam proses ini assessor bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan dokumen. Dokumen yang terkumpul dianalisis untuk menentukan apakah aktivitas organ Perusahaan telah sesuai dengan parameter pengujian berdasarkan informasi dari dokumen. Simpulan hasil analisis dokumen bersifat sementara dan akan dilengkapi dengan kuesioner dan wawancara.
Penyebaran Kuesioner Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner dilaksanakan apabila kondisi penerapan GCG tidak diperoleh dari review dokumen atau simpulan hasil review dokumen memerlukan pendalaman. Kuesioner disebarkan kepada pihak-pihak yang relevan di Perusahaan. Jawaban kuesioner akan diteliti dan ditentukan validitasnya untuk mendukung data dari review dokumen. Berikut ini daftar penyebaran kuesioner yang dilakukan pada proses assessment GCG Perusahaan.
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
33
Responden Jumlah Status
Pemegang Saham 1 √
Dewan Komisaris 3 √
Direksi 3 √
Komite 1 √
Sekretaris Dewan Komisaris 2 √
Kepala Satuan Pengawasan Intern 1 √
Manager SDM & ADM 2 √
Sekretaris Perusahaan 3 √
Manager Keuangan 1 √
Advisor IT 1 √
General Manager Operasi 2 √
Advisor QHSSE/DPA 2 √
Manager Hukum & Asuransi 1 √
Manager Pengadaan 1 √
Wawancara dan/atau observasi Materi wawancara disusun berdasarkan kesimpulan sementara dari review dokumen dan kuesioner. Materi wawancara adalah praktik-praktik GCG yang tidak dapat diperoleh dari metode review dokumen dan kuesioner.
b. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan berdasarkan butir a, untuk menilai pemenuhan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya dalam setiap parameter/sub indikator.
c. Membandingkan pemenuhan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya pada setiap parameter/sub indikator dengan pelaksanaan GCG sesuai data dan informasi yang diperoleh pada butir b, yang meliputi penjelasana kelemahan dan/atau kekuatan yang dimiliki Perusahaan yang bersangkutan.
d. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan kelemahan penerapan GCG pada seluruh faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya dalam setiap parameter/sub indikator yang memberikan usulan rekomendasi yang dituangkan pada kolom identifikasi masalah dan usulan rekomendasi.
e. Berdasarkan butir c, menyusun analisis pelaksanaan GCG Perusahaan dimaksud dan dimuat pada kolom (Analisis Penerapan GCG).
3. Tahap ketiga, setelah melakukan Analisis Penerapan GCG per Parameter/Sub indikator, Penilai/evaluator dapat mengambil kesimpulan melalui penetapan tingkat pemenuhan setiap parameter/sub indikator beserta penjelasannya, dengan berpedoman pada faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya.
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
34
Untuk tingkat pemenuhan penerapan GCG oleh Perusahaan untuk setiap faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya dalam setiap parameter/sub indikator ditetapkan sebagai berikut:
1. Keberadaan SOP/kebijakan/peraturan yang melandasi proses yang dilaksanakan oleh organ Perusahaan (Pemegang Saham/RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi), termasuk kelengkapan muatan SOP/kebijakan/peraturan;
2. Diseminasi/sosialisasi SOP/kebijakan/peraturan; 3. Pemahaman para partisipan yang melaksanakan proses; 4. Rencana pelaksanaan atas proses sesuai SOP/kebijakan/peraturan; 5. Pelaksanaan proses di organ Perusahaan sesuai SOP/kebijakan/peraturan; 6. Keluaran/output atas proses yang dilaksanakan organ Perusahaan; 7. Kualitas keluaran/output yang dihasilkan.
Tingkatan pemenuhan “Faktor-faktor yang Diuji Kesesuaian Penerapannya” dikategorikan/diberikan nilai dalam lima tingkatan, yaitu 0; 0,25; 0,50; 0,75 dan 1.
Sebagai langkah akhir, evaluator menetapkan nilai/skor hasil penilaian/evaluasi penerapan GCG Perusahaan, dengan menetapkan klasifikasi kualitas penerapan GCG baik per indikator, aspek maupun keseluruhan, berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tingkat Capaian Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG
1 Nilai diatas 85 Sangat Baik
2 75 <X ≤ 80 Baik
3 60 < X ≤ 75 Cukup Baik
4 50 < X ≤ 60 Kurang Baik
5 Nilai < 50 Tidak Baik
Pelaporan
Hasil penilaian dan evaluasi dilaporkan kepada RUPS bersamaan dengan penyampaian Laporan Tahunan. Yang dimaksud bersamaan dengan penyampaian Laporan Tahunan adalah Laporan Penilaian Penerapan GCG Perusahaan atau Laporan Evaluasi Penerapan GCG Perusahaan menjadi lampiran yang tidak terpisahkan dari Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Perusahaan yang dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan.
Pelaporan hasil penilaian/evaluasi penerapan GCG merupakan tahapan akhir dari kegiatan pengukuran terhadap penerapan GCG Perusahaan. Format laporan hasil penilaian/evaluasi penerapan GCG, terdiri dari:
1. Halaman judul; 2. Daftar isi; 3. Daftar Lampiran; 4. Ringkasan eksekutif;
Profil Perusahaan dan Metodologi
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
35
5. Simpulan dan Rekomendasi; 6. Profil Perusahaan dan Metodologi; 7. Uraian hasil penilaian/evaluasi; 8. Lampiran.
Untuk evaluasi penerapan GCG, laporan memuat realisasi pelaksanaan rencana tindak (action plan) dari rekomendasi hasil penilaian periode sebelumnya, hambatan yang terjadi (jika ada) dan rencana penyelesaiannya. Penyajian informasi pelaksanaan rencana tindak lanjut merupakan sub bagian pada uraian hasil evaluasi. Informasi mengenai Profil Perusahaan dan Metodologi menyajikan informasi mengenai kinerja keuangan dan tingkat kesehatan Perusahaan selama kurun waktu tiga tahun terakhir.
Lampiran laporan hasil penilaian/evaluasi terdiri dari:
1. Ringkasan nilai akhir faktor penerapan GCG dan klasifikasi penilaian/evaluasi beserta kesimpulan umum hasil penilaian/evaluasi penerapan GCG;
2. Daftar capaian nilai/skor per indikator/parameter; 3. Daftar usulan rekomendasi berikut pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi tersebut.
Uraian Hasil Penilaian/Evaluasi Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
BAB I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara Berkelanjutan Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
36 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB I. KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA SECARA BERKELANJUTAN
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
I. KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA SECARA BERKELANJUTAN
1. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan 1,218 1,218
1.
Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki GCG Code dalam bentuk Kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang diterbitkan tahun 2016. (1)
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan telah ditandatangani oleh Organ Perusahaan yaitu Dewan Komisaris dan Direksi tanggal 26 April 2016. (2)
Pedoman Tata Kelola Perusahaan baru disusun tahun 2016 sehingga belum diperlukan dilakukannya pemutakhiran dan peninjauan secara berkala. (N/A)
Kelemahan:
Referensi: 1) Pedoman Tata
Kelola Perusahaan terbit tanggal 26 April 2016.
2) SK Bersama Direksi dan Dewan Komisaris JAI No HK 56/01/11.8MS-6
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,609 1,00 0,609
2. Perusahaan memiliki Pedoman Perilaku yang ditinjau dan dimutakhirkan secara
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki Pedoman Perilaku Perusahaan/Code of Conduct (CoC) yang diterbitkan tahun 2016.(1)
Referensi: 1) Kode Etik Bisnis
terbit tanggal 26 April 2016
2) SK Bersama Dewan
Hambatan: -
0,609 1,00 0,609
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
37 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
berkala. Pedoman Perilaku Perusahaan telah ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris tanggal 26 April 2016.(2)
CoC tahun 2016 telah memuat antara lain: (1) - Pernyataan komitmen Direksi dan Dewan
Komisaris; hal 27) - Nilai-nilai perusahaan (values); (hal 6) - Benturan kepentingan; (hal. 21) - Pemberian dan penerimaan hadiah, jamuan,
hiburan, dan pemberian donasi; (hal.24,25) - Kepedulian terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja serta pelestarian; (hal. 13) - Kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pekerjaan dan promosi; (hal. 9) - Integritas laporan keuangan (hal 18) - Perlindungan informasi perusahaan (hal 12
dan 20) - Informasi orang dalam; (N/A) - Perlindungan harta perusahaan; (hal. 11) - Kegiatan sosial dan politik; (hal.25 dan 17) - etika yang terkait dengan stakeholders (hal
14-17) - Mekanisme penegakan Pedoman Perilaku
termasuk pelaporan atas pelanggaran; (hal. 5) - Pelanggaran dan sanksi; (hal. 5)
Komisaris dan Direksi No HK.56/01/1.8/MS-16
Rekomendasi: -
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
38 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Kelemahan: -
2. Perusahaan melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang baik dan Pedoman perilaku secara konsisten 1,217 0,913
3. Direksi menunjuk seorang Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Kekuatan: Direksi telah menunjuk Direktur Keuangan dan
SDM sebagai Direksi yang bertanggung Jawab terhadap pemantauan dan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik berikut tugas dan tanggung jawabnya. (1)
Dalam implementasinya tanggung jawab dan tugas Direktur Keuangan dan SDM telah melaksanakan fungsi dalam penerapan dan pemantauan GCG antara lain: (2) (3)
- Menyusun rencana kerja yang diperlukan untuk memastikan perusahaan memenuhi Pedoman Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN dan peraturan perundang-undangan lainnya dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. (dalam implementasinya Rencana kerja dituangkan dalam RKAP dan disusun oleh Sekretaris Perusahaan);
- Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Perusahaan tidak menyimpang
Referensi: 1) Surat Perintah No.
Kp 40/01/01.1/MS-16 tanggal 2 Januari 2016.
2) RKAP 2016 3) Laporan Tahunan
2016 4) Laporan Hasil Self
Assessment Penerapan GCG Pada PT JAI Tahun buku 2015
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,456 1,00 0,456
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
39 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
dari ketentuan yang berlaku (implementasinya dibantu oleh bagian Audit Internal dan Hukum);
- Memantau dan menjaga kepatuhan Perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan dengan pihak ketiga (implementasinya dibantu oleh Manager Hukum dan Asuransi).
- Perusahaan telah memberikan laporan mengenai pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik yang disampaikan kepada RUPS dan Dewan Komisaris melalui Laporan Tahunan dan Laporan Hasil Assessment GCG. (3) (4)
Kelemahan: -
4. Perusahaan menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) dan Pedoman Perilaku.
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki kebijakan dan panduan tambahan yang dapat memberikan panduan lebih jauh tentang berbagai praktik yang terdapat dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG Code). Panduan tambahan tersebut antara lain Board Manual, Code of Conduct, dan berbagai kebijakan
Referensi: 1) Pedoman Tata
Kelola Perusahaan terbit tanggal 26 April 2016
2) Tata Laksana kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual terbit tanggal 26 April
Hambatan: - Rekomendasi:
Seluruh Direksi dan Dewan Komisaris menandatangani pernyataan kepatuhan
0,761 0,60 0,457
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
40 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Manajemen lainnya. (1) (2) (3) Kebijakan dan panduan tambahan tersebut, telah dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada organ pendukung Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Perusahaan melalui pendistribusian dokumen terkait, Laporan Tahunan, website Perusahaan. (7) (8)
Perusahaan telah memiliki kebijakan dan panduan tambahan yang dapat memberikan panduan lebih jauh tentang berbagai perkara yang terdapat dalam Pedoman Perilaku. Panduan tersebut adalah Kebijakan Penerapan Whistleblowing System, Kebijakan Gratifikasi, kebijakan Kepatuhan LHKPN (4)(5) (6)
Dokumen tersebut telah dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada organ pendukung Dewan Komisaris dan karyawan Perusahaan melalui pendistribusian dokumen, surat edaran, pertemuan dengan karyawan, Laporan Tahunan, website Perusahaan, (7) (8)
Telah dilakukan penandatanganan oleh sebagian karyawan secara berkala terkait pernyataan kepatuhan terhadap CoC tahun 2016. Dari total 990 orang karyawan organik dan non organik sebanyak 90% telah menandatangani Janji Kode Etik Bisnis
Telah dilakukannya survei untuk mengukur
2016 3) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Kode Etik Bisnis
4) SK Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System
5) Laporan Tahunan 2016
6) Website Perusahaan
7) Penandatanganan COC
8) Survey pemahaman GCG Code dan COC kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan tahun 2016
CoC secara berkala
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
41 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
tingkat pemahaman Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan terhadap GCG Code dan CoC. Dengan hasil Dewan Komisaris, Direksi Dan karyawan memiliki tingkat pemahaman yang cukup
Perusahaan menjadikan Code of Conduct dan peraturan teknis sebagai materi dalam proses induction bagi karyawan baru (N/A dikarenakan selama tahun 2016 tidak ada penambahan karyawan baru)
Kelemahan:
Anggota Direksi dan Dewan Komisaris belum melakukan penandatanganan pernyataan kepatuhan terhadap CoC untuk periode 2016
3. Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. 0,608 0,608
5. Perusahaan melakukan assessment terhadap pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan review secara berkala
Kekuatan: Perusahaan telah melakukan assessment
terhadap pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan melaksanakan review (dalam bentuk self assessment) secara berkala setiap tahun. Self Assessment GCG dan Assessment GCG mengacu pada Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012
Referensi: 1) Laporan Hasil Self
Assessment Penerapan GCG Tahun buku 2016
2) Laporan Hasil Assessment GCG oleh pihak independen Tahun buku 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,304 1,00 0,304
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
42 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
tanggal 6 Juni 2012. 1) (2) (3)
Laporan Tahunan tahun 2016 telah mengungkapkan hasil assessment dan evaluasi pelaksanaan GCG Perusahaan. (3) - Self assessment tahun 2015 memperoleh
skor 61,27 dari skor maksimal 100 atau 61,27 % dengan predikat “cukup baik”,
- Assessment GCG oleh pihak independen tahun buku 2016 dengan memperoleh skor 73,448 dari skor makslmal 97,372 atau 75,431% dengan Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG “ Baik” (2)
Kelemahan: -
3) Laporan Tahunan 2016
6. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik menjadi salah satu Key Performance Indicator (KPI) yang dituangkan dalam Kontrak Manajemen
Kekuatan:
Perusahaan telah memasukkan pelaksanaan GCG sebagai Key Performance Indicator (KPI) Coorporate (1)
Bahwa tingkat pencapaian atas Index GCG pada KPI Tahun 2016 telah memadai yaitu mencapai diatas target KPI Corporate sebagaimana tabel sebagai berikut: (1)(2) Tahun KPI Target (%) KPI Realisasi (%)
2016 Melaksanakan Assessment GCG tahun buku 2016
100 % (telah dilaksanakan Assessment GCG tahun
Referensi: 1) Key Performance
Indicator PT JAI tahun 2016
2) Laporan Hasil Assessment GCG tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,304
1,00
0,304
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
43 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
buku 2016 dengan hasil capaian 75,431
Kelemahan: -
4. Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
1,370 1,761
7. Perusahaan memiliki Kebijakan tentang Kepatuhan Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara bagi Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi.
Kekuatan:
kebijakan/SOP tentang pengelolaan kepatuhan dan Penyampaian LHKPN masih mengacu pada Induk Perusahaan sebagaimana diatur dalam SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor HK.56/1/7/3/PI.III-14 tanggal 1 Juli 2014 yang ditandatangani Direktur Utama mengatur tentang Kewajiban melaporkan Harta Kekayaan bagi Direksi dan Pejabat Struktural di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
(1)
Perusahaan telah menetapkan Jabatan dalam Organisasi Perusahaan yang wajib menyampaikan LHKPN di lingkungan Perusahaan sebagaimana yang diatur oleh Induk Perusahaan melalui SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) Nomor HK.56/1/7/3/PI.111-14 tanggal 1 Juli 2014 tentang Pejabat Struktural di lingkungan PT
Referensi: 1) Surat Keputusan
Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor HK.56/1/7/3/PI.III-14 tanggal 1 Juli 2014.
Hambatan: - Rekomendasi:
Terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait kebijakan/SOP tentang pengelolaan kepatuhan dan Penyampaian LHKPN.
Terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait penetapan Jabatan dalam organisasi Perusahaan yang wajib menyampaikan LHKPN di lingkungan Perusahaan .
0,609 0,50 0,305
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
44 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang wajib menyampaikan LHKPN adalah yang mempunyai kelas jabatan l (satu) sampai dengan kelas jabatan 7 (tujuh) dan setingkat dengan kelas jabatan dimaksud. (1)
Ketentuan tentang pejabat perusahaan yang ditugaskan melaksanakan koordinasi dengan KPK berkaitan dengan pengelolaan LHKPN di lingkungan Perusahaan masih merujuk pada kebijakan Induk perusahaan, sebagaimana diatur pada butir ke lima dan enam SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) Nomor HK.56/1/7/3/PI.III-14 tanggal 1 Juli 2014 tentang pelaksana monitoring penyampaian LHKPN dan penyampaian berkas LHKPN ke KPK adalah Sub Direktorat Layanan SDM dan Umum (sebagai Koordinator pengelola LHKPN adalah Direktur SDM dan Umum, sebagai user adalah Senior Manager Layanan SDM dan Umum). (1)
Kebijakan/peraturan mengenai pengenaan sanksi terhadap penyelenggara Negara yang belum menyampaikan LHKPN sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku masih merujuk pada ketentuan Induk Perusahaan, sebagaimana diatur dalam pada butir ke empat SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) Nomor HK.56/1/7/3/PI.III-
Terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait Ketentuan tentang pejabat perusahaan yang ditugaskan melaksanakan koordinasi dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (pejabat IPC Pusat sebagai pelaksana monitoring penyampaian LHKPN dan penyampaian berkas LHKPN ke KPK) berkaitan dengan pengelolaan LHKPN di lingkungan Perusahaan
Terdapat SK Direksi terkait Kebijakan/peraturan mengenai pengenaan sanksi terhadap penyelenggara Negara yang belum menyampaikan LHKPN sesuai dengan peraturan perundang-
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
45 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
14 tanggai 1 Juli 2014 tentang sanksi bagi yang tidak menyampaikan LHKPN sesuai dengan ketentuan perundang-undangan adalah penundaan pembayaran bonus atau tantiem sampai yang bersangkutan memenuhi kewajibannya yang dibuktikan dengan bukti tanda terima LHKPN. (1)
Kelemahan:
Belum terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait kebijakan/SOP tentang pengelolaan kepatuhan dan Penyampaian LHKPN. (masih mengacu pada Induk Perusahaan/Kebijakan PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero)).
Belum terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait penetapan Jabatan dalam organisasi Perusahaan yang wajib menyampaikan LHKPN di lingkungan Perusahaan. (masih mengacu pada Induk Perusahaan/Kebijakan PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero)).
Belum terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait Ketentuan tentang pejabat perusahaan yang ditugaskan melaksanakan koordinasi dengan KPK berkaitan dengan pengelolaan LHKPN di lingkungan Perusahaan. (masih mengacu pada Induk Perusahaan/Kebijakan PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero)).
undangan yang berlaku.
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
46 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Belum terdapat SK Direksi secara tersendiri terkait Kebijakan/peraturan mengenai pengenaan sanksi terhadap penyelenggara Negara yang belum menyampaikan LHKPN sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (masih mengacu pada Induk Perusahaan/Kebijakan PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero)).
8. Penyelenggara Negara/Wajib Lapor memahami kebijakan/SOP tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara.
Kekuatan:
Telah terdapat pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang LHKPN kepada pegawai terkait melalui pendistribusian dokumen dan sosialisasi formal. Pelaksanaan masih dibawah koordinasi Induk Perusahaan yaitu PT Pelindo II (Persero) .(1) (2) (3) Sosialisasi LHKPN diiakukan melalui asistensi pengisian LHKPN yang dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Nomor: KP.412/22/4/3/PI.II-14 tanggal 22 April 2014 tentang Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN yang didampingi oleh Tim dari Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia,. Disamping itu juga melalui penyampaian nota dinas Pelaporan Wajib LHKPN
Berdasarkan konfirmasi sebagian kecil Penyelenggara Negara mampu menyusun
Referensi: 1) Nota Dinas Nomor :
UM.330/2/2/3/DIT.SUM-17
2) Rekapitulasi Penyampaian LHKPN per 03 Januari 2017
3) Berdasarkan Surat Perintah Nomor: KP.412/22/4/3/PI.II-14 tanggal 22 April 2014 tentang Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN
Hambatan: - Rekomendasi:
Mendorong seluruh pejabat wajib lapor LHKPN mampu menyusun LHKPN secara tepat waktu.
0,304 0,75 0,228
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
47 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
LHKPN secara tepat waktu sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Berdasarkan konfirmasi sebagian pejabat wajib lapor telah menyampaikan LHKPN
Kelemahan:
Belum diperoleh dokumen rekapitulasi Penyampaian LHKPN sehingga belum dapat dianalisa pejabat yang telah melapor LHKPN secara tepat waktu.
9. Perusahaan melaksanakan kebijakan/SOP tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan Penyelenggara Negara
Kekuatan:
Sebagian Besar pejabat yang diwajibkan Lapor LHKPN telah mematuhi kewajiban menyampaikan LHKPN. (2)
Telah terdapat pelaporan berkala tentang perkembangan pemenuhan kewajiban menyampaikan LHKPN kepada KPK. (3)
Telah terdapat pemberian teguran/sanksi bagi penyelenggara negara yang belum/tidak menyampaikan LHKPN sesuai peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam butir ke empat SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) nomor HK.56/1/7/3/PI.III-14 tanggai 1 Juli 2014 tentang sanksi bagi yang tidak menyampaikan LHKPN sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (1)
Referensi: 1) Nota Dinas No :
UM.330/2/2/3/DIT.SUM-17
2) Rekapitulasi Penyampaian LHKPN per 03 Januari 2017
3) Butir ke empat SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia ll (Persero) nomor HK.56/1/7/3/PI.III-14 tanggai 1 Juli 2014 tentang sanksi bagi yang tidak menyampaikan LHKPN sesuai
Hambatan: - Rekomendasi:
Terdapat pelaporan berkala tentang perkembangan pemenuhan kewajiban menyampaikan LHKPN kepada KPK
Mendorong kepada sebagian pejabat wajib lapor LHKPN mematuhi
0,457 0,50 0,229
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
48 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Kelemahan:
Belum terdapat pelaporan berkala tentang perkembangan pemenuhan kewajiban menyampaikan LHKPN kepada KPK
Belum diperoleh dokumen rekapitulasi Penyampaian LHKPN sehingga belum dapat dianalisa pejabat yang telah melapor LHKPN secara tepat waktu. .
dengan ketentuan perundang-undangan
kewajiban penyampaian LHKPN kepada KPK secara tepat waktu.
5. Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku. 1,370 1,142
10. Perusahaan memiliki ketentuan/kebijakan tentang Pengendalian Gratifikasi.
Kekuatan:
Telah Terdapat kebijakan/ketentuan tentang Pengendalian Gratifikasi sebagaimana diatur Pedoman tersebut yang ditetapkan dengan SK Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System (1)
Kebijakan Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan PT JAI mengatur aspek antara lain:
(1)
- Ketentuan-ketentuan tentang gratifikasi (diatur pada: hal 6-12 )
- Fungsi yang ditugaskan mengelola
Referensi: 1) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System
Hambatan: - Rekomendasi:
Pedoman Pengelolaan Gratifikasi memuat Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi
0,304 1,00 0,304
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
49 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
gratifikasi. (diatur pada hal 14) - Mekanisme pelaporan gratifikasi. (diatur
pada hal 15) - Pemantauan atas pelaksanaan. (diatur
pada hal 15) - Sanksi atas penyimpangan ketentuan
gratifikasi (diatur pada hal 16) Kelemahan:
Pedoman Pengelolaan Gratifikasi belum memuat Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi.
11. Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi
Kekuatan:
Telah Terdapat pelaksanaan komunikasi dan sosialisasi tentang Pengendalian Gratifikasi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Perusahaan melalui : - distribusi pedoman (1) - media website, (2) - pengumuman larangan gratifikasi (Banner
dan spanduk) (4)(5)
- laporan tahunan
Telah terdapat kegiatan pendistribusian dari sebagian ketentuan Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Perusahaan, seperti melalui media intra, website, Laporan. (2)
Referensi: 1) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System
2) Website Perusahaan
3) Laporan tahunan 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,609 1,00 0,609
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
50 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Telah terdapat kegiatan diseminasi tentang Pengendalian Gratifikasi kepada stakeholders Perusahaan melalui pemberitahuan resmi dan pengkomunikasian dalam website. (2)(3)
Telah terdapat survei mengukur tingkat pemahaman Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan terhadap kebijakan pengendalian gratifikasi dengan hasil rata-rata untuk Dewan Komisaris, Direksi Dan karyawan memiliki tingkat pemahaman yang cukup
Kelemahan: -
4) Banner larangan gratifikasi
5) Spanduk larangan gratifikasi
9) Survey pemahaman kebijakan pengendalian gratifikasi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan tahun 2016
12. Perusahaan mengimplementasikan Pengendalian Gratifikasi.
Kekuatan :
Telah terdapat kegiatan pengelolaan gratifikasi yang sesuai dengan perundang-undangan. Bentuk kegiatannya meliputi : - Penyusunan dan penetapan pedoman
pengendalian gratifikasi, (1) - Sosialisasi yang disampaikan dalam
website, banner maupun pada saat rapat managemen (3)
- Mekanisme pelaporan melalui saluran WBS (1)
Mengingat kebijakan gratifikasi baru disahkan di tahun 2016 dan dipandang telah sesuai
Referensi: 1) Laporan Tahunan
2016 2) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System
3) Website
Hambatan: - Rekomendasi:
Terdapat pelaporan tentang pengendalian gratifikasi
0,457 0,50 0,229
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
51 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
dengan ketentuan yang berlaku sehingga belum terdapat peninjauan dan penyempurnaan terhadap perangkat pendukung pengendalian gratifikasi. (N/A)3)
Kelemahan:
Belum terdapat pelaporan tentang pengendalian gratifikasi
Perusahaan 4) Konfirmasi
6. Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan yang bersangkutan (Whistle blowing system)
1,217
1,065
13. Perusahaan memiliki kebijakan tentang pelaporan atas sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan (Whistle blowing system).
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan tentang sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan (whistle blowing system) sebagaimana diatur dalam : - SK Direksi Nomor HK.48/1/9/5/MS-2015
tentang Kebijakan Pelaporan Dugaan Penyimpangan (Whistleblowing System) 1) Pengelolaan WBS JAI dipusatkan pada perusahaan induk PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) seiring dengan dibentuknya IPC Bersih.
- SK Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Referensi: 1) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,304 1,00 0,304
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
52 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System PT JAI
Kebijakan Penerapan Whistle Blowing System (WBS) PT JAI telah mencakup materi sebagai berikut:
- Perlindungan pelapor (hal 17); - Unit pengelola sistem pelaporan
pelanggaran (hal 24); - Mekanisme penyampaian pelanggaran (24-
26); - Pelaksanaan investigasi (hal 26) - Pelaporan atas penyelenggaraan sistem
pelaporan pelanggaran (hal 24) Kelemahan: -
14. Perusahaan melaksanakan kegiatan untuk memberikan pemahaman atas kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle blowing system).
Kekuatan:
Telah terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan whistle blowing system kepada karyawan melalui : - pendistribusian dokumen tentang whistle
blowing system, (1) (2) - website Perusahaan, (3) - E-Office, (4) - Email WBS, (3)(5)
Referensi: 1) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan penerapan
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,304 1,00 0,304
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
53 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Telah terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan whistle blowing system kepada stakeholder (pihak eksternal) melalui - website Perusahaan (3) - email dan situs WBS (5)(6)
Kelemahan: -
Whistleblowing System
2) Keputusan SK Direksi nomor HK.566/28/12/2/PI-II-15 Tanggal 28 Desember 2015 tentang implementasi Whistle Blowing System (WBS) di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
3) Website Perusahaan
4) Email: ipcbersih@tipoffs.asia
5) Situs: http://www.tipoffs.asia/ipcbersih
15. Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan (whistle blowing system).
Kekuatan:
Telah terdapat sarana/media Perusahaan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kebijakan whistle blowing system yaitu melalui: (1) (2) (3) Telepon : +62-21 1500969 Faksimili : +62-21 1500979 SMS : +62 81290060606
Referensi: 1) SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi Nomor HK.56/01/11.8/MS-16 tanggal 26 April 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Hambatan: - Rekomendasi:
Terdapat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan whistle
0,609 0,75 0,457
Bab I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
54 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN
GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT –PEMENU
HAN SKOR
Email : ipcbersih@tipoffs.asia Situs : http://www.tipoffs.asia/ipcbersih Alamat Surat: IPC Bersih, PO BOX 3325 JKP10033
Melakukan penanganan/tindak lanjut sesuai dengan kebijakan atas pengaduan yang diterima Perusahaan
Belum diperoleh dokumen terkait pelaporan atas pelaksanaan kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan (whistle blowing system) sebagaimana disampaikan dalam Annual report 2016. 3)
Kelemahan:
Belum diperoleh dokumen terkait pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan whistle blowing system secara berkala.
Gratifikasi dan penerapan Whistleblowing System
2) Keputusan SK Direksi nomor HK.566/28/12/2/PI-II-15 Tanggal 28 Desember 2015 tentang implementasi Whistle Blowing System (WBS) di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II
3) Annual Report 2016
blowing system secara berkala.
TOTAL SKOR 7,000 81,512 5,706
BAB II Pemegang Saham dan RUPS Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
55 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB II. PEMEGANG SAHAM DAN RUPS
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
II. PEMEGANG SAHAM DAN RUPS
7. RUPS/Pemilik Modal melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi 2,423 2,293
16. Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan Pedoman Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi.
Kekuatan:
Telah terdapat ketentuan umum mengenai pengangkatan dan pemberhentian Direksi sebagaimana diatur dalam: - Anggaran Dasar Perusahaan, (1) - Pedoman terkait Alih Tugas/Jabatan bagi
Pekerja di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), (2)
- Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-03/MBU/2012. (3)
Dalam Pedoman terkait Alih Tugas/Jabatan bagi Pekerja di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) serta Paraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-03/MBU/2012 telah berisi materi antara lain: (2) (3) - Mekanisme penjaringan atau nominasi calon
anggota Direksi; - Penilaian/pengujian atas kepatutan dan
kelayakan (fit and proper test) bagi anggota Direksi.
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 10.
2) Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tentang Alih Tugas/Jabatan bagi Pekerja di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: KP.428/31/8/1/PI.II-16 tanggal 31 Agustus 2016.
3) Paraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
56 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Kelemahan: -
Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.
17. Pemegang Saham/RUPS melaksanakan penilaian terhadap calon Anggota Direksi.
Kekuatan:
Telah terdapat Daftar Bakal Calon yang disetujui oleh Pemegang Saham dan berisikan nama-nama yang diperoleh melalui proses penjaringan dalam rangka memperoleh calon Direksi. (1)
Seluruh bakal calon yang disetujui oleh Pemegang Saham telah diundang secara tertulis oleh Tim dan mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatuhan (UKK) sesuai ketentuan yang berlaku. (1) - UKK dilakukan oleh Tim terhadap: (1) Bakal
calon anggota Direksi yang telah menyelesaikan masa jabatannya untuk diangkat menjadi anggota Direksi dan jabatan yang berbeda atau menjadi Anggota Direksi pada Perusahaan yang lain; (2) Bakal calon anggota Direksi yang berasal dari pejabat 1 level di bawah Direksi atau pejabat eselon I dan II Instansi Pemerintah;
- UKK dilakukan oleh Lembaga Profesional dan dievaluasi oleh Tim terhadap bakal calon.
Referensi: 1) Nomor:
UM.332/2/9/10/PI.II.16 tanggal 2 September 2016 tentang Undangan Mengikuti fit and proper test
2) Nomor: UM.332/5/9/7/PI.II.16 tanggal 5 September 2016 tentang Undangan Mengikuti fit and proper test.
3) Rekapitulasi Hasil Asesmen Kompetensi Calon Direktur Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) pelaksanaan tanggal 5,6,7,9, 10 September 2016.
Hambatan: - Rekomendasi:
0,692 1,00 0,692
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
57 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Telah terdapat penetapan hasil akhir UKK dan evaluasi oleh Tim dan disampaikan kepada Pemegang Saham. (3)
Pada saat pelaksanaan UKK: (3) - Telah terdapat Tim yang dibentuk untuk
melaksanakan Uji Kelayakan dan Kepatutan;
- Pelaksanaan UKK telah menilai semua kriteria penilaian Direksi yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan.
Calon anggota Direksi telah tercantum dalam penetapan hasil UKK dan evaluasi yang disampaikan oleh Tim. (3)
Kelemahan: -
18. Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengangkatan Anggota dan Komposisi Direksi.
Kekuatan:
Pemegang Saham telah menetapkan pengangkatan anggota dan komposisi Direksi
Pengangkatan Direksi:
Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, Pemegang Saham telah melakukan penetapan kepada sebagian anggota Direksi secara definitif tidak melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak masa jabatan tersebut berakhir. (1) (2) (3) Tahun 2016 tidak ada pengangkatan dan
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Pasal 10. 2) Surat Keputusan
Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tentang Alih Tugas/Jabatan bagi Pekerja di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II
Hambatan: - Rekomendasi:
Penetapan anggota Direksi yang definitif oleh RUPS tidak melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak masa jabatan tersebut berakhir.
Jumlah anggota Direksi
0,520 0,83 0,433
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
58 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
pemberhentian Direksi
Pengangkatan Direksi telah dilakukan berdasarkan Keputusan Pemegang Saham.
Penetapan Direksi melalui RUPS telah didukung dengan Berita Acara RUPS.
Pembidangan tugas Direksi telah ditetapkan terdiri dari Direktur Utama, Direktur Operasi, dan Direktur Teknik,.(4)
Komposisi Direksi: Per 31 Desember 2016 komposisi Direksi adalah sebagai berikut: (3)
Direktur Utama Dawam Atmosudiro
Direktur Operasi dan Komersial
Dawam Atmosudiro
Plh Direktur Armada dan Teknik
Supardi
Direktur Keuangan dan SDM
Sudarsono
Seluruh Anggota Direksi yang diangkat telah memiliki latar belakang pendidikan /pengetahuan dan/atau pengalaman yang , sesuai dengan jenis usaha Perusahaan; (6) (7)
- Dawam Atmosudiro (Direktur Utama), latar belakang pendidikan Sarjana Ekonomi Universitas Gajah Mada
(Persero) Nomor: KP.428/31/8/1/PI.II-16 tanggal 31 Agustus 2016.
3) CV Direktur. 4) Berita Acara
Kesepakatan Direksi No HK 56/01/08.1/MS-16 tanggal 4 April 2016
sesuai dengan kebutuhan jumlah jabatan yang tersedia.
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
59 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Yogyakarta, Master Management dari Universitas Pancasila Jakarta. Sebelum menjabat sebagai Direktur PT JAI, pernah menjabat sebagai Kepala SPI PT Pelindo II (Persero), SM Pembinaan Anak Perusahaan PT Pelindo II (Persero)
- Supardi (Direktur Operasi dan Komersial , PLH Direktur Armada dan Teknil), latar belakang pendidikan Sarjana Ahli Nautika dan Master Ahli Nautika Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, master Shiping and Transport dari Netherland Maritim University. Sebelum menjabat sebagai Direktur PT JAI, pernah menjabat sebagai SM Kapal dan Pemandu Kantor Pusat PT Pelindo II (Persero), Deputi GM Operasi Terminal I PT Pelindo II (Persero),
- Sudarsono (Direktur keuangan dan SDM), latar belakang pendidikan Sarjana Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Sebelum menjabat sebagai Direktur PT JAI, pernah menjabat sebagai Enablers Senior Kantor Pusat PT Pelindo II (Persero), Koordinator Utama Project Management officer Bidang Support
Seluruh Anggota Direksi telah memiliki pengalaman yang sesuai dengan pembidangan tugas anggota Direksi.(6) (7)
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
60 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Kelemahan:
Masih terdapat penetapan anggota Direksi yang definitif oleh RUPS melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak masa jabatan tersebut berakhir.
Jumlah personil Direksi belum sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk mengisi 4 jabatan Direksi. (Per 31 Desember 2016 komposisi Direksi terdiri dari 3 (tiga) Orang untuk mengisi 5 jabatan Direksi).
19. Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengaturan mengenai rangkap jabatan bagi Anggota Direksi.
Kekuatan:
Pemegang Saham/RUPS telah menetapkan ketentuan mengenai jenis-jenis jabatan rangkap anggota Direksi yang menimbulkan benturan kepentingan, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan yaitu: (1) - Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, dan
BUMS; - Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
BUMN; - Jabatan struktural dan fungsional lainnya; - Pada Instansi/lembaga pemerintah pusat
dan/atau daerah; - Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan; - Jabatan lainnya yang dapat menimbulkan
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Pasal 10 ayat 33 tentang Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap.
Hambatan: - Rekomendasi:
Pemegang Saham menetapkan ketentuan mengenai pengaturan/mekanisme pengunduran diri dari jabatan rangkap atau jabatan anggota Direksi yang paling lambat 30 hari sejak terjadinya perangkapan jabatan tersebut.
0,346 0,88 0,303
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
61 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
benturan kepentingan.
Kelemahan:
Ketentuan mengenai rangkap jabatan yang menimbulkan benturan kepentingan belum memuat pengaturan/mekanisme pengunduran diri dari jabatan rangkap tersebut atau jabatan anggota Direksi yang paling lambat 30 hari sejak terjadinya perangkapan jabatan tersebut.
20. Pemegang Saham/RUPS memberhentikan Anggota Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kekuatan:
Penetapan pemberhentian anggota Direksi telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Pemegang Saham.(1) (2)
Tahapan pemberhentian anggota Direksi sewaktu-waktu: - Telah terdapat Rencana pemberhentian
anggota Direksi yang diberitahukan kepada yang bersangkutan secara tertulis oleh Pemegang Saham. (1) (2)
- Sesuai Anggaran Dasar, keputusan pemberhentian Direksi oleh Pemegang Saham telah memuat alasan-alasan seperti: (a) tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen; (b) tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; (c) tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Pasal 10. 2) Keputusan Para
Pemegang Saham Tanpa Melalui RUPS PT JAI No: HK-568/819/I/PI.II-16 dan No: HK.476/8/9/2/MTI – 2016 Tentang Pemberhentian Direksi PT JAI
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,173 1,00 0,173
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
62 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Anggaran Dasar; (d) terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan dan/atau Negara; (e) melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatuhan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Direksi; (f) dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; (g) mengundurkan diri;
Selain alasan diatas juga alasan lainnya yang ditetapkan oleh RUPS demi tujuan dan kepentingan Perusahaan. Keputusan pemberhentian diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.(3)
Berdasarkan konfirmasi, Pemberhentian dan Pemindahan ybs. Dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Top Management di Lingkungan Anak Perusahaan IPC Pemberhentian ini telah sesuai dengan Anggaran Dasar Anak Perusahaan.
Keputusan RUPS Sirkuler telah memuat alasan pemberhentian Direksi di tahun 2015 dengan alasan penyegaran dan memenuhi kebutuhan organisasi. (1) (2)
Kelemahan: -
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
63 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
21. Pemegang Saham/RUPS memberikan respon terhadap lowongan jabatan dan/atau pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan Komisaris.
Kekuatan :
Sampai dengan laporan ini disusun, tidak ada pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan Komisaris. Apabila terdapat pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan Komisaris telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan bahwa pemberhentian sementara anggota Direksi dilakukan sesuai dengan tata cara pengambilan keputusan Dewan Komisaris dengan memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan pemberhentian sementara tersebut. (1) (2)
Anggaran Dasar telah memuat ketentuan bahwa dalam RUPS, anggota Direksi yang diberhentikan sementara diberi kesempatan untuk membela diri. (1)
Dalam Anggaran Dasar telah memuat mengenai pemberhentian sementara Anggota Direksi. Apabila dalam RUPS tidak diadakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum. (1)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 10
2) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
8. RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris 1,731 1,233 22 Pemegang Saham/RUPS
menetapkan pedoman Kekuatan:
Telah terdapat ketentuan umum mengenai
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Hambatan: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
64 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris.
pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN, Anggaran Dasar Perusahaan serta Pedoman Alih Tugas/Jabatan bagi Pekerja dilingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). (1) (2) (3)
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: 03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN telah memuat: (3) - Mekanisme penjaringan atau nominasi calon
anggota Dewan Komisaris. - Penilaian/pengujian atas kepatutan dan
kelayakan (fit and proper test) bagi anggota Dewan Komisaris.
Kelemahan: -
Perusahaan Pasal 14.
2) Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tentang Alih Tugas/Jabatan bagi Pekerja di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: KP.428/31/8/1/PI.II-16 tanggal 31 Agustus 2016.
3) Paraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.
Rekomendasi: -
23. Pemegang Saham/RUPS melaksanakan penilaian terhadap calon Anggota
Kekuatan:
Berdasarkan konfirmasi penilaian terhadap
Referensi: 1) Konfirmasi 2) Nomor:
Hambatan: -
0,519 0,63 0,324
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
65 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Dewan Komisaris.
Calon Dewan Komisaris, dilaksanakan melalui Talent Pool untuk Dewan Komisaris yang berasal dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Adapun Dewan Komisaris yang berasal dari luar PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), tidak dilakukan penilaian namun berupa penugasan dari pihak terkait seperti Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan. (1)
Berdasarkan konfirmasi Pemegang Saham (PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)) telah mencari usulan calon anggota Dewan Komisaris Perusahaan. (1) Pengusulan calon Komisaris Anak Perusahaan oleh Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) selaku Pemegang Saham harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan disetujui oleh RUPS PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebelum ditetapkan dalam RUPS Anak Perusahaan. Permintaan persetujuan Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atas pengusulan calon Komisaris Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan oleh Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dilaksanakan dengan mekanisme, yaitu Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menyampaikan calon Komisaris Anak
UM.332/2/9/10/PI.II.16 tanggal 2 September 2016 tentang Undangan Mengikuti fit and proper test
3) Nomor: UM.332/5/9/7/PI.II.16 tanggal 5 September 2016 tentang Undangan Mengikuti fit and proper test.
4) Rekapitulasi Hasil Asesmen Kompetensi Calon Direktur Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) pelaksanaan tanggal 5,6,7,9, 10 September 2016.
Rekomendasi:
Dilakukan penilaian (fit and proper test) terhadap calon Dewan Komisaris yang berasal dari luar PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
66 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Perusahaan/Perusahaan Patungan terpilih kepada Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) disertai penjelasan mengenai prosedur dan proses penetapannya. Selama tahun 2016 tidak terjadi pergantian Dewan Komisaris. (1)
Berdasarkan konfirmasi Pemegang Saham (PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)) telah melaksanakan penilaian terhadap Calon Dewan Komisaris sesuai yang diatur dalam Pedoman Pengelolaan Anak Perusahaan. Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) melakukan penilaian terhadap proses penjaringan, proses penilaian untuk menentukan kelayakan dan kepatutan (fit and proper), dan penetapan yang dilakukan oleh Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) untuk memberikan penetapan tertulis (setuju atau tidak setuju). (1)
Berdasarkan konfirmasi Proses penilaian (fit and proper) telah mencakup semua kriteria penilaian Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan dan Pedoman Pengelolaan Anak Perusahaan (penilaian terhadap persyaratan integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen Perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen dan memiliki
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
67 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
pengetahun yang memadai di bidang usaha perusahaan). Proses penilaian calon Dewan Komisaris telah didukung dengan Berita Acara Penilaian. (1)
Telah terdapat penetapan Dewan Komisaris Perusahaan terpilih berdasarkan hasil akhir penilaian. (1)
Kelemahan:
Dewan Komisaris yang berasal dari luar PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), tidak dilakukan penilaian uji kelayakan namun berupa penugasan dari pihak terkait.
24. Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengangkatan Dewan Komisaris dan komposisinya.
Kekuatan: Pemegang Saham telah menetapkan Pengangkatan anggota dan Komposisi Dewan Komisaris. (1) (2) (3)
Pengangkatan Dewan Komisaris: - Penetapan anggota Dewan Komisaris yang
definitif oleh RUPS tidak pernah melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak masa jabatan tersebut berakhir. Di awal tahun 2016 telah terjadi pergantian Dewan Komisaris.
- Pengangkatan Dewan Komisaris telah dilakukan berdasarkan Keputusan Pemegang Saham. (1) (2) (3)
- Penetapan Dewan Komisaris melalui RUPS
Referensi: 1) Akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham tahun 2016 terkait pengangkatan Dewan Komisaris PT JAI Nomor 10 tanggal 18 Januari 2016
2) Laporan KAP 2016 3) Konfirmasi.
Hambatan: - Rekomendasi:
Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melebihi jumlah jabatan Direksi,
Pemegang Saham menetapkan secara formal dalam RUPS anggota Komisaris Independen sebanyak 20% dari anggota Dewan Komisaris eksplisit
0,347 0,63 0,217
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
68 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
telah didukung dengan Berita Acara RUPS. (1)
Komposisi Dewan Komisaris: - Jumlah anggota Dewan Komisaris adalah 4
(empat). (1) (2) (3)
Komisaris Utama Dana Amin
Komisaris Urip Nurhayat
Komisaris Jimmy Abu Bakar Nikijuluw
Komisaris Eko Hadi Rumekso
Komisaris Raymond Ivan Hasudungan Antonias Sianturi
Berikut Profil Dewan Komisaris Tahun 2016: (4) (5)
1) Dana Amin (Komisaris Utama), latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Institut Teknologi Bandung, Master Civil Engineering (Port Development) Universite du Havre di Le Havre Perancis. Sebelum menjabat sebagai Komisaris PT JAI, pernah menjabat sebagai Direktur Operasi PT Pelindo II (Persero), Direktur PT Multigroup Logistic Company.
2) Urip Nurhayat (Komisaris), latar belakang pendidikan Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Sebelum menjabat sebagai Komisaris PT JAI,
dengan memiliki kompetensi di bidang hukum dan administrasi.
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
69 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
pernah berkarir di BPKP dan menjabat sebagai Kepala SPI PT Pelindo II (Persero).
3) Jimmy Abu Bakar Nikijuluw (Komisaris), latar belakang pendidikan Mualim Pelayaran besar III (MPB III) Akademi Ilmu Pelayaran (AIP), Magister Business Administration, Magister Management. Sebelum menjabat sebagai Komisaris PT JAI, pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pelindo II (Persero), Sekretaris Dirjend Perhubungan Laut, Direktur Lalu Lintas dan Angkatan Laut pada Dirjen Perhubungan Laut Departemen Perhubungan.
4) Eko Hadi Rumekso (Komisaris), latar belakang pendidikan Sarjana Administrasi Negara Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Magister Port and Shipping Management RVB Belanda. Sebelum menjabat sebagai Komisaris PT JAI, pernah menjabat sebagai Kepala Distrik Navigasi Belawan, Kepala Distrik Navigasi Tanjung Priuk, Kepala Sub direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Kenavigasian.
5) Raymond Ivan Hasudungan Antonias
Sianturi (Komisaris), latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Universitas
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
70 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
HKBP Nommensen Medan Sebelum menjabat sebagai Komisaris PT JAI, pernah menjabat sebagai kepala Distrik Navigasi Kelas I Palembang, Kepala Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran
- Dalam komposisi Dewan Komisaris tidak
terdapat mantan anggota Direksi Perusahaan yang menjabat sehingga tidak berlaku masa cooling off sekurang-kurangnya satu tahun.(1)
(2) (3) (6) Kelemahan:
Untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 Jumlah anggota Dewan Komisaris melebihi jumlah jabatan Direksi, yaitu 5 (lima) Dewan Komisaris dan 4 (empat) Direksi.
RUPS belum menetapkan secara formal anggota Komisaris Independen sebanyak 20% dari anggota Dewan Komisaris eksplisit yang memiliki kompetensi di bidang hukum dan administrasi.
25. Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengaturan mengenai rangkap
Kekuatan:
Telah terdapat Keputusan Pemegang Saham/RUPS mengatur dan menetapkan jabatan Dewan Komisaris yang menimbulkan benturan kepentingan, sebagaimana diatur
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan
Hambatan: - Rekomendasi:
RUPS/Pemegang
0,346 0,50 0,173
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
71 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
jabatan bagi Dewan Komisaris.
dalam Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu: (2)
(3) (4) - Anggota Direksi pada BUMD dan BUMS; - Jabatan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau calon kepala daerah dan wakil kepala daerah;
- Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
Kelemahan:
Pemegang Saham belum menetapkan keputusan yang mengatur dan menetapkan jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang boleh dipegang oleh seorang anggota Dewan Komisaris.
Saham menetapkan keputusan yang mengatur dan menetapkan jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang boleh dipegang oleh seorang anggota Dewan Komisaris.
26. Pemegang Saham/RUPS menghentikan Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kekuatan:
Pemberhentian anggota Dewan Komisaris telah dilakukan melalui keputusan RUPS.(1)
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan RUPS dengan menyebutkan alasannya dan melalui tahapan sebagai berikut: (2) - Rencana pemberhentian anggota Dewan
Komisaris telah diberitahukan kepada
Referensi: 1) Akta No 10
Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT JAI tanggal 18 Januari 2016 terkait Pemberhentian Komisaris
2) Anggaran Dasar Perusahaan Pasal
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,173 1,00 0,173
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
72 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
yang bersangkutan secara tertulis oleh Pemegang Saham.
- Anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS karena alasan-alasan: (a) tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; (b) tidak lagi memenuhi peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar; (c) terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan dan/atau Negara; (d) melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatuhan yang seharusnya dihormati oleh Dewan komisaris (e) dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (f) Mengundurkan diri.
- Keputusan pemberhentian tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
Risalah Keputusan Pemegang Saham (sirkuler) terkait pemberhentian Dewan Komisaris telah menyebut alasan pemberhentian yaitu dengan alasan restrukturisasi organisasi.
Kelemahan: -
14.
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
73 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
9. RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar.
1,385 1,061
27 Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP) atau Revisi RJPP.
Kekuatan
Telah terdapat pedoman dari Pemegang Saham terkait penyusunan RJPP sebagaimana diatur dalam: - Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) tentang Penyampaian Petunjuk Teknis Penyusunan RJPP. (1)
- Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tentang Pola Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). (2)
- Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-102/MBU/2002 Pasal 2. (3)
Dewan Komisaris telah menyampaikan pemaparan/tanggapan atas hal-hal dalam RJPP 2016-2020 yang diusulkan oleh Direksi untuk diputuskan oleh RUPS. Melalui Surat Dewan Komisaris tanggal 21 April 2017 perihal Arahan atas Usulan RJPP PT JAI 2016-2020
Direksi telah menyerahkan RJPP kepada pemegang saham untuk RUPS pada tanggal 21 April 2017 (4)
Dewan Komisaris telah menyampaikan pemaparan/tanggapan atas hal-hal yang
Referensi: 1) Surat PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Nomor: KU.211/29/8/I/PI.II-16 tanggal 29 Maret 2016 tentang Penyampaian Petunjuk Teknis Penyusunan RJPP.
2) SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK.56/7/4/2/PI.II-14, tgl 7 April 2014 ttg Pola Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) pasal 3 tentang RJPP Pasal 3 ayat 1 berbunyi RJPP Perusahaan sekurang-kurangnya memuat
a. Pendahuluan
Hambatan: - Rekomendasi:
Pemegang Saham melakukan pembahasan/pengkajian terhadap rancangan RJPP 2016-2020, meliputi Pembahasan/ pengkajian terhadap rancangan RJPP atau revisi RJPP oleh RUPS, didahului oleh pemaparan Direksi atas hal-hal yang diagendakan untuk diputuskan oleh RUPS.
Pengesahan /persetujuan RJPP dilaksanakan tepat waktu. RUPS untuk pengesahan/ persetujuan RJPP dilaksanakan selambat-
0,519 0,38 0,195
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
74 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
diusulkan oleh Direksi untuk diputuskan oleh RUPS.
Kelemahan:
Belum diperoleh dokumen terkait Pemegang Saham melakukan pembahasan/pengkajian terhadap rancangan RJPP 2016-2020, sehingga belum dapat dianalisis terkait sebagai berikut:
Pembahasan/pengkajian terhadap rancangan RJPP atau revisi RJPP oleh RUPS, didahului oleh pemaparan Direksi atas hal-hal yang diagendakan untuk diputuskan oleh RUPS.
Pemegang Saham belum memberikan pengesahan/persetujuan terhadap rancangan RJPP atau revisi RJPP Tahun 2016-2020.
Pengesahan/persetujuan rancangan RJPP atau revisi RJPP belum dilaksanakan tepat waktu. (sesuai ketentuan SK 16: pengesahan/persetujuan RJPP dilaksanakan selambat lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya rancangan RJPP, Dimana PT JAI telah menyerahkan RJPP kepada Pemegang saham pada tanggal 21 April 2017).
b. Evaluasi pelaksanaan RJPP c. Posisi Perusahaan saat ini d. Asumsi yang digunakan.
3) Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-102/MBU/2002 Pasal 2.
4) Surat Penyerahan RJPP kepada Pemegang Saham.
lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya Rancangan RJPP atau Revisi RJPP secara lengkap atau sebelum tahun periode RJPP atau Revisi RJPP berjalan.
28. Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kekuatan: Pemegang Saham telah memberikan pengesahan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2016. (1) (2)
Referensi: 1) Pedoman
penyusunan RKAP merujuk kepada
Hambatan: -
0,520 1,00 0,520
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
75 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Perusahaan (RKAP). Telah tedapat pedoman penyusunan RKAP sebagaimana diatur dalam: - Petunjuk teknis penyusulan usulan RKAP.(1) - Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) tentang Pola Pembinaan Anak dan Kerjasama Operasi. (2)
Pemegang Saham telah melakukan pembahasan/pengkajian/penelaahan terhadap rancangan RKAP. (3) - Pembahasan/pengkajian/penelaahan
terhadap rancangan RKAP didahului oleh pemaparan Direksi atas hal-hal yang diagendakan untuk diputuskan oleh RUPS;
- Dewan Komisaris menyampaikan pemaparan/tanggapan atas hal-hal yang diusulkan oleh Direksi untuk diputuskan oleh RUPS.
Pemegang Saham telah memberikan pengesahan/persetujuan terhadap rancangan RKAP Tahun 2016. (4)
Sesuai Anggaran Dasar Pengesahan/persetujuan RKAP 2016 oleh Pemegang Saham paling lambat 1 bulan setelah tahun berjalan. Pengesahan RKAP oleh Pemegang Saham dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016, yaitu melebihi periode akhir tahun/setelah tahun berjalan. (Sesuai standar Kementerian BUMN pengesahan RKAP sebelum akhir tahun berjalan) N/A
Surat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: KU.201/4/8/I/PI.II-14 tanggal 4 Agustus 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Usulan RKAP Tahun 2015.
2) SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor. HK.56/7/4/2/PI.II-14, tgl 7 April 2014 ttg Pola Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Pasal 4 tentang RKAP yang berbunyi: a. Rencana Kerja
anak perusahaan.
b. Anggaran pada Anak Perusahaan.
c. Proyeksi
Rekomendasi:
-.
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
76 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Kelemahan: -
keuangan pokok anak perusahaan.
d. Key Performance Indicator.
3) Notulen Rapat Pra RUPS RKAP 2016 yang dihadiri oleh Pemegang Saham.
4) Risalah Keputusan Pemegang Saham diluar RUPS (Sirkuler) tentang persetujuan RKAP dan Kontrak manajemen tahun 2016.
29. Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan/keputusan atas usulan aksi korporasi yang perlu mendapat persetujuan/keputusan RUPS.
Kekuatan:
Pemegang Saham/RUPS telah melakukan pembahasan/pengkajian/penelaahan terhadap usulan Direksi yang perlu mendapat persetujuan/keputusan RUPS/Pemegang Saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan. (1) (2)
(3) a. Pengambilan keputusan RUPS/Pemegang
Saham secara Sirkuler didahului dengan pemaparan oleh Direksi atau permintaan
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan. 2) Risalah RUPS PT
JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
77 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
penjelasan atas hal-hal yang diagendakan untuk diputuskan oleh RUPS/Pemegang Saham.
b. Pengambilan keputusan RUPS mempertimbangkan tanggapan Dewan Komisaris atas hal-hal yang diusulkan oleh Direksi.
Pemegang Saham/RUPS telah memberikan persetujuan/keputusan terhadap usulan Direksi melalui Keputusan RUPS Sirkuler PT JAI antara lain tentang persetujuan RKAP (sesuai Anggaran Dasar) dan Kontrak Manajemen tahun 2016. (3) RUPS Laporan tahunan dilaksanakan tepat waktu yaitu tanggal 30 Juni 2016. (2)
Kelemahan: -
30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
3) Risalah Keputusan Pemegang Saham diluar RUPS (Sirkuler) tentang persetujuan RKAP dan Kontrak manajemen tahun 2016 tanggal 11 Januari 2016.
10. RUPS memberikan persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar
2,077 1,875
30. RUPS memberikan penilaian terhadap kinerja Direksi dan kinerja Dewan Komisaris.
Kekuatan: RUPS memberikan penilaian terhadap kinerja Direksi dan kinerja Dewan Komisaris sesuai yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tentang Pola Pembinaan Anak dan Kerjasama Operasi. (1) (2)
Penilaian Kinerja Direksi:
Referensi: 1) SK Direksi PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK.56/7/4/2/PI.II-14, tgl 7 April 2014 ttg Pola
Hambatan: - Rekomendasi:
Terdapat sistem/penilaian kinerja
0,346 0.50 0,173
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
78 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
- Telah terdapat sistem/pedoman penilaian kinerja Direksi secara kolegial yang memuat indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan.(1) (2)
- Telah terdapat Kontrak Manajemen atau Key Performance Indicators/KPI Direksi yang memuat target kinerja kolegial yang disahkan/disetujui oleh Pemegang Saham. (2)
(3) - Pemegang Saham telah memberikan
penilaian Kinerja anggota Direksi kolegial berdasarkan laporan kinerja Direksi dan telah mempertimbangkan tanggapan Dewan Komisaris atas Kinerja Direksi. (3) (4) (5) (6) (7)
- Penilaian kinerja telah dituangkan dalam Risalah RUPS Tahunan. (5)
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris: - Telah terdapat sistem/pedoman penilaian
kinerja Dewan Komisaris (majelis) yang memuat indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan. (1) (2)
- Telah terdapat Kontrak Manajemen Dewan Komisaris (majelis) yang memuat indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan. (2)
- Telah terdapat kontrak manajemen Dewan Komisaris (majelis) yang memuat target kinerja Dewan Komisaris yang disahkan/disetujui Pemegang Saham. (2)
Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Pasal 4 tentang RKAP yang berbunyi: a. Rencana Kerja
anak perusahaan.
b. Anggaran pada Anak Perusahaan.
c. Proyeksi keuangan pokok anak perusahaan.
d. Key Performance Indicator.
2) Kontrak Manajemen/KPI Korporat Tahun 2016.
3) Risalah RUPS PT JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16
Direksi secara individu yang memuat indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan.
Terdapat Kontrak Manajemen atau Key Performance Indicators/KPI Direksi yang memuat target kinerja individu yang disahkan/disetujui oleh Pemegang Saham.
Pemegang Saham memberikan penilaian Kinerja anggota Direksi secara individu berdasarkan laporan kinerja Direksi dan tanggapan Dewan Komisaris atas Kinerja Direksi.
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
79 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
- Pemegang Saham telah memberikan penilaian Kinerja anggota Dewan Komisaris (majelis) berdasarkan laporan kinerja Dewan Komisaris. Penilaian kinerja dituangkan RUPS persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016 secara kolegial belum individual. (3)
- Penilaian Kinerja dituangkan dalam risalah RUPS Tahunan. (3) (4)
Kelemahan:
- Belum terdapat sistem/penilaian kinerja Direksi secara individu yang memuat indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan.
- Belum terdapat Kontrak Manajemen atau Key Performance Indicators/KPI Direksi yang memuat target kinerja individu yang disahkan/disetujui oleh Pemegang Saham.
- Pemegang Saham belum memberikan penilaian Kinerja anggota Direksi secara individu berdasarkan laporan kinerja Direksi dan tanggapan Dewan Komisaris atas Kinerja Direksi.
tanggal 30 Juni 2016.
4) Keputusan RUPS Sirkuler tentang Key Performance Indicator (KPI)/Kesepakatan Kinerja Tahun 2016 tanggal 11 Juli 2016.
31. RUPS menetapkan Kekuatan: Referensi: Hambatan: 0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
80 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
gaji/honorarium tunjangan, fasilitas dan tantiem/insentif kinerja untuk Direksi dan Dewan Komisaris.
Dalam penetapan gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas: (1) (3) - Telah terdapat pedoman gaji/honorarium,
tunjangan dan fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Risalah RUPS PT JAI No. HK.56/30/5/3/PII-14 dan HK .476/2/4/MTI-2014 tentang Penetapan penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris PT JAI diantaranya memuat tentang: (1) formula perhitungan gaji/honorarium; (2) formula perhitungan gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas tersebut memperhatikan pendapatan, aktiva, kondisi dan kemampuan keuangan anak perusahaan yang bersangkutan, tingkat inflasi, faktor-faktor lain yang relevan (tingkat remunerasi yang berlaku umum dalam industri yang sejenis), dan kepatuhan (compliance), yaitu tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (1)
- Pemegang Saham telah menetapkan penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. (2)
Dalam penetapan tantiem/insentif kinerja: - Telah terdapat pedoman penetapan
tantiem/insentif kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dan sekretaris Dewan Komisaris PT JAI atas kinerja Tahun Buku 2015 sebagaimana diatur dalam Keputusan Para Pemegang
1) Risalah RUPS PT JAI No. HK.56/30/5/3/PII-14 dan HK .476/2/4/MTI-2014 tentang Penetapan penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris PT JAI
2) Risalah RUPS PT JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016. Agenda 4 Persetujuan penetapan tantiem bagi anggota Direksi dn Dewan Komisaris PT JAI Tahun buku 2015
- Rekomendasi: -
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
81 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Saham PT JAI diluar RUPS diantaranya memuat tentang: (1) formula perhitungan tantiem/insentif kinerja; (2) formula perhitungan tantiem/insentif kinerja, tersebut mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan, dan faktor-faktor lain yang relevan. (2)93)
- Pemegang Saham telah menetapkan tantiem/insentif kinerja Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. (2)(3)
Kelemahan: -
32. Pemegang Saham/RUPS menetapkan Auditor Eksternal yang mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan.
Kekuatan:
Pemegang Saham telah menetapkan pedoman penunjukkan Audit Eksternal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. (1)
Dalam Keputusan Para pemegang Saham PT JAI di Luar RUPS tanggal 30 September 2016, Pemegang Saham telah melakukan pembahasan/ pengkajian/ penelaahan terhadap calon auditor eksternal.
Pemegang saham telah memutuskan penetapan kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan PT JAI untuk tahun buku 2016 akan ditetapkan kemudian oleh Pemegang Saham. (2)
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan. 2) Keputusan Para
pemegang Saham PT JAI di Luar RUPS No. HK.568/30/9/1/PI.II-16 dan No. HK.476/8/9/5/MTI-2016 tanggal 30 September 2016 tentang penetapan KAP Purwantono, Sungkoro dan Surja untuk Audit
Hambatan: - Rekomendasi:
Pemegang Saham memberikan persetujuan besaran nilai jasa auditor eksternal.
0,346 0.92 0,317
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
82 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Berdasarkan Surat dari Pemegang Saham, penetapan KAP telah menetapkan KAP dalam melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dengan ketentuan KAP yang ditunjuk oleh PT JAI sama dengan KAP yang ditunjuk oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). (3)
Kelemahan:
Pemegang Saham belum memberikan persetujuan besaran nilai jasa auditor eksternal.
tahun buku 2016. 3) Risalah RUPS PT
JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016., agenda 3 penetapan KAP untuk melakukan Audit atas laporan keuangan, untuk tahun buku 2016.
33. Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Telah terdapat pedoman penyusunan Laporan Tahunan (Annual Report) dan kewajiban penyampaian laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Pedoman Pola Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan Pedoman Penyusunan. (1)
Telah terdapat telaahan terhadap Laporan Tahunan (termasuk Laporan Keuangan) dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
Referensi: 1) Keputusan Direksi
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK.56/7/4/2/PI.II-14 tanggal 7 April 2014 tentang Pola Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,520 1,00 0,520
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
83 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
yang dilakukan oleh Pemegang Saham. (2)
Telah terdapat pemberian Persetujuan Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris yang dituangkan dalam risalah RUPS.(2)
Telah terdapat keputusan RUPS tentang memberikan/tidak memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan pengawasan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris.(2)
Kelemahan: -
(Persero). 2) Risalah RUPS
PT JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
34. Pemegang Saham/RUPS menetapkan penggunaan laba bersih.
Kekuatan:
Telah terdapat pedoman/kebijakan dividen sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar serta Undang-Undang Nomor: 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. (1) (2)
Pemegang Saham telah menetapkan penggunaan laba bersih untuk dividen sebagaimana ditetapkan dalam RUPS. (3)
Dalam penetapan penggunaan laba bersih tidak melanggar ketentuan perjanjian pinjaman. (3)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan 2) Undang-Undang
Nomor:40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 70 dan 71
3) Risalah RUPS PT JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
84 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
30 Juni 2016.
35. Pengesahan terhadap Laporan Tahunan dan persetujuan terhadap Laporan Keuangan dilaksanakan tepat waktu.
Kekuatan:
RUPS telah memberikan pengesahan Laporan Tahunan dan persetujuan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 secara tepat waktu sesuai ketentuan tidak melebihi 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir yaitu pada tanggal 29 Juni 2016. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan (1) (2)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Risalah RUPS
PT JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
2) Anggaran Dasar Perusahaan
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,173 1,00 0,173
11. RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan 0,519 0,519 36. RUPS mengambil
keputusan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas dan/atau sehingga menghasilkan keputusan yang sah.
Kekuatan:
RUPS yang diselenggarakan tahun 2016 telah mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar perusahaan sehingga menghasilkan keputusan yang sah. (1) (2)
Ketua RUPS yang diselenggarakan tahun 2016 telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan. (1) (2)
Peserta RUPS yang diselenggarakan tahun 2016 telah memenuhi kuorum sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar. (1) (3)
Referensi: 1) Risalah RUPS PT
JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
2) Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 24.
3) Anggaran Dasar Perusahaan Pasal
Hambatan: - Rekomendasi -
0,173 1,00 0,173
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
85 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
Kelemahan: -
25.
37. RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil.
Kekuatan:
Pemegang Saham telah diberikan kesempatan untuk mengajukan usul mata acara RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan. (3)
Dalam hal Anggaran Dasar dan/atau peraturan perundang-undangan mengharuskan adanya keputusan RUPS tentang hal-hal yang berkaitan dengan usaha Perusahaan, keputusan yang diambil telah memperhatikan kepentingan yang wajar para pemangku kepentingan. (3)(2)
RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua Pemegang Saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS dan menyetujui tambahan mata acara RUPS. Keputusan atas mata acara tambahan tersebut selalu disetujui dengan suara sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. (2) (3)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Risalah RUPS PT
JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
2) Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 25.
3) Konfirmasi.
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
86 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
12. Pemegang Saham melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya 0,865 0,865 38. Pemegang Saham
memberikan arahan/pembinaan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Pemegang Saham telah memberikan arahan dalam RUPS maupun dalam keputusan Pemegang Saham tentang persetujuan transaksional. (1) (2)
Telah terdapat pembahasan dan evaluasi atas pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Perusahaan, yaitu melalui pembahasan dalam RUPS (Sirkuler) tentang persetujuan RKAP dan Kontrak manajemen tahun 2016. Dalam rangka mendorong pengelolaan anak perusahaan secara professional, transparan dan efisien RUPS meminta Direksi dan Dewan Komisaris konsistem mengimplementasikan prinsip GCG dan melaksanakan assessment GCG tahun 2016 oleh assessor independen. (2)
Pemegang Saham telah menindaklanjuti area of improvement yang dihasilkan dari assessment atas pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Perusahaan. Skor assessment GCG bab pemegang saham tahun 2015 sebesar 85,13% meningkat menjadi 87,179% di tahun 2016 (3)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Risalah RUPS PT
JAI Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
2) Risalah Keputusan Pemegang Saham diluar RUPS (Sirkuler) tentang persetujuan RKAP dan Kontrak manajemen tahun 2016.
3) Hasil assessment GCG tahun buku 2016.
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
87 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
39. Pemegang Saham tidak mencampuri kegiatan operasional Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi.
Kekuatan:
Sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Perusahaan, Pemegang Saham tidak pernah mencampuri kegiatan operasional Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak terdapat instruksi secara tertulis/surat/keputusan dari Pemegang Saham yang bersifat transaksional/operasional yang tidak berdasarkan usulan dari Direksi. (1) (2)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Konfirmasi.
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,173 1,00 0,173
40. Pemegang Saham merespon terhadap informasi yang diterima dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris mengenai gejala penurunan kinerja dan kerugian Perusahaan yang signifikan.
Kekuatan:
Pemegang Saham selalu merespon terhadap informasi yang diterima dari Direksi dan Dewan Komisaris terkait kinerja perusahaan. (1) (2)
Pemegang Saham telah menetapkan sistem penerimaan laporan mengenai gejala penurunan kinerja dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris melalui penerimaan Laporan Bulanan Perusahaan serta mekanisme pembahasan dalam RUPS.
Pemegang Saham telah memberikan respon/tanggapan atas informasi mengenai penurunan kinerja Perusahaan yang
Referensi: 1) Laporan Bulanan
Perusahaan Tahun 2) Risalah RUPS PT JAI
Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahaan Laporan Keuangan. Nomor:HK.568/30/6/3/PI.II-16 tanggal 30 Juni 2016.
3) Risalah Keputusan Pemegang Saham diluar RUPS (Sirkuler) tentang
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,346 1,00 0,346
Bab II Pemegang Saham dan RUPS
88 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/INDIKATOR
ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN
KELEMAHAN PENERAPAN GCG) REFERENSI
IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN
USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT
(%)
TKT -
PEMENU
HAN
SKOR
disampaikan oleh Dewan Komisaris dan/atau Direksi. Bentuk respon/tanggapan berupa pemanggilan untuk penjelasan maupun permintaan informasi/klarifikasi mengenai penurunan kinerja serta dibahas dalam RUPS Sirkuler. (2) (3)
Kelemahan: -
persetujuan RKAP dan Kontrak manajemen tahun 2016.
TOTAL SKOR 9,000 87,179 7.846
BAB III Dewan Komisaris Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Bab III Dewan Komisaris
89 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB III. DEWAN KOMISARIS
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
III. DEWAN KOMISARIS 13. Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan 1,348 1,348
41. Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
Kekuatan:
Dewan Komisaris telah menyampaikan kepada Direksi untuk diadakan program pengenalan bagi anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan pemebrian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-01 Pedoman Program Pengenalan Dewan Komisaris. Program Pengenalan yang diberikan kepada Anggota Komisaris antara lain meliputi: (1) 1) Gambaran umum tentang perusahaan
berkaitan dengan tujuan sifat, lingkup kegiatan kinerja keuangan dan operasi, organisasi perusahaan dan pengembangan strategi perusahaan, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan berbagai masalah strategi lainnnya;
2) Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Perusahaan;
3) Tanggung jawab hukum Dewan Komisaris;
Referensi: 1) Pedoman
Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 1 - 2
2) Peraturan Menteri BUMN Nomor Per 01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 2
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,674 1,00 0,674
Bab III Dewan Komisaris
90 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
4) Penjelasan yang berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan kepada audit internal dan eksternal dan pedoman sistem pengendalian intern serta tugas dan peran Komite Audit;
5) Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
6) Penjelasan mengenai hak-hak dan kewajiban Dewan Komisaris;
7) Penjelasan mengenai SDM dan sistem karier di perusahaan.
Kebijakan ini sejalan dengan dengan Peraturan Kementerian BUMN. (2)
Tahun 2016, tidak terdapat pengangkatan Dewan Komisaris baru. (N/A) Namun Komisaris yang baru diangkat pada akhir tahun 2015 melaksanakan program pengenalan perusahaan di tahun 2016. Dimana dalam pertemuan tersebut dipaparkan mengenai gambaran umum Perusahaan, termasuk melakukan kunjungan ke Kantor Cabang. Dewan Komisaris juga telah melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen Perusahaan, dimana Sekretaris Perusahaan telah menyampaikan beberapa pedoman dan dokumen lainnya terkait kebijakan Perusahaan. Tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam mengikuti program pengenalan
Bab III Dewan Komisaris
91 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
perusahaan sangat baik, semua anggota Dewan Komisaris hadir.
Kelemahan: -
42. Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Anggota Dewan Komisaris sesuai kebutuhan.
Kekuatan:
Telah terdapat Kebijakan Dewan Komisaris tentang pelatihan bagi Dewan Komisaris yang dimaksudkan agar Dewan Komisaris dapat memperoleh perkembangan terkini dari aktivitas bisnis Perusahaan dan pengetahuan lain yang terkait dengan tugas Dewan Komisaris, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan pemebrian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-02 Pedoman Program Pengembangan Dewan Komisaris. (1) Disebutkan bahwa: - Program pengembangan bagi anggota
Dewan Komisaris dilaksanakan setiap tahun, sebagai bagian dari rencana kerja anggaran tahunan Dewan Komisaris yang ditujukan untuk perkembangan terkini dari aktivitas bisnis perusahaan dan pengetahuan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
- Program pengembangan dapat berupa
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 2 - 4
2) Rencana Kerja dan
Anggaran Dewan
Komisaris PT JAI Tahun
2016
3) Daftar pelatihan Dewan
Komisaris
4) Rapat Internal Dewan
Komisaris 26 Agustus
2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,674 1,00 0,674
Bab III Dewan Komisaris
92 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
keikutsertaan dalam diklat,seminar, workshop dan lain-lain kegiatan serupa yang menunjang pengembangan informasi bagi Dewan Komisaris baik didalam maupun diluar negeri.
- Materi program pengembangan antara lain terdiri dari, namun tidak terbatas kepada: Manajemen Risiko, Manajemen Investasi, Sistem Pengendalian Intern, Manajemen SDM, Good Corporate Governance, IT Governance, Corporate Social Responsibility, Manajemen Keuangan, Peraturan perundang-undangan tentang BUMN dan perseroan terbatas.
- Anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti program pengembangan yang sejalan dengan bidang tugasnya dan mengikuti program lainnya sesuai dengan kebutuhan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat atas kegiatan utama perusahaan.
- Materi program pengembangan dicantumkan dalam rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris, namun pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada tahun berjalan.
- Program pengembangan diikuti oleh
Bab III Dewan Komisaris
93 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
seluruh anggota Dewan Komisaris atau perwakilan anggota Dewan Komisaris/Komite sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tanggung jawab untuk mengadakan program pengembangan berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan. Teknis pelaksanaannya, Sekretaris Dewan Komisaris berkoordinasi dengan Sekretaris Perusahaan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang diterapkan perusahaan.
Telah terdapat rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan pelatihan Dewan Komisaris sebagaimana dituangkan dalam Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016 yaitu melaksanakan Seminar/Workshop/Kursus untuk peningkatan kompetensi dan Studi Banding/Benchmark, direncanakan masing-masing 4 (empat) dan 2 (dua) kali dalam setahun. Selain itu Dewan Komisaris juga telah menrencanakan untuk melakukan kunjungan kerja ke proyek/lapangan guna mengikuti perkembangan terbaru Perusahaan 10 (sepuluh) kali dalam setahun. (2)
Selama tahun 2016 Dewan Komisaris telah
Bab III Dewan Komisaris
94 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
mengikuti program seminar, yaitu Professional Directorship Program, meliputi antara lain: Management Trade for Directors and Comissioners; Corporate Governance and Enterprise Risk; Trade Practices; Financial Issues; Professional Directorship yang diikuti oleh Bapak Jimmy AB Nikijuluw bertempat di Hotel Pullman Thamrin, 26-28 Juli 2016. Setelah mengikuti pelatihan, Bapak Jimmy AB Nikijuluw melaporkan/melakukan sharing knowledge kepada Dewan Komisaris lainnya yan g belum mengikuti pelatihan. (3) (4)
Kelemahan: -
14. Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas serta menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
2,127 1,898
43. Dewan Komisaris memiliki kebijakan dan melaksanakan pembagian tugas diantara Anggota Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Telah terdapat ketentuan yang mengatur tentang kewajiban Dewan Komisaris untuk melakukan pembagian tugas diantara Anggota Dewan Komisaris, sebagaimana diatur dalam Kesepakatan Dewan Komisaris PT Jasa Armada Indonesia. Dalam Berita Acara Kesepakatan Dewan Komisaris disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas pembinaan dan pengawasan kinerja Perseroan, perlu untuk membagi tugas-tugas Komisaris sesuai
Referensi: 1) Kesepakatan Dewan
Komisaris PT JAI No. DK/7/3/01/JAI-2016 tanggal 7 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas Dewan Komisaris
2) Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 4 - 6
3) Salinan Peraturan Menteri Negara BUMN
Hambatan: - Rekomendasi:
Dewan Komisaris mendokumentasikan SK penunjukan Komite Audit
0,648 0,88 0,567
Bab III Dewan Komisaris
95 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
dengan kewenangan yang telah diberikan oleh Pemegang Saham/RUPS. Selain itu Pembagian tugas Dewan Komisaris juga diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-03 Pedoman Pembagian Tugas Dewan Komisaris. Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN dan Anggaran Dasar Perusahaan. (1) (2) (3)
Telah terdapat pembagian tugas Dewan Komisaris mencakup seluruh bidang tugas Direksi, sebagaimana ditetapkan dalam Kesepakatan Dewan Komisaris PT JAI. Pembagian tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikuti : (1)
Nama Tugas
Dana Amin (Komisaris Utama)
Koordinator pembinaan dan pengawasan PT JAI
Jimmy AB. Nikijuluw (Komisaris)
- Melakukan pembinaan dan pengawasan bidang operasional dan komersial
- Sebagai Komisaris Independen dan melakukan pembinaan bidang SDM dan hubungan masyarakat stakeholder
Nomor : PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN Pasal 12 ayat 4
4) Anggaran Dasar PT JAI 5) Konfirmasi/Wawancara
Bab III Dewan Komisaris
96 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Raymond Ivan HAS (Komisaris)
- Melakukan pembinaan dan pengawasan bidang operasional dan komersial
- Melakukan pembinaan dan pengawasan bidang armada dan teknik
Eko Hadi Rumekso (Komisaris)
- Melakukan pembinaan dan pengawasan bidang SDM
- Melakukan pembinaan dan pengawasan bidang armada dan teknik
Pembagian tugas Dewan Komisaris telah mencakup seluruh bidang tugas Direksi.(1)
Telah terdapat penugasan Anggota Dewan Komisaris sebagai Ketua Komite Audit, yaitu Urip Hidayat sebagai Komite Audit. (4)
Kelemahan:
Belum diperoleh dokumen SK Penunjukan Urip Hidayat sebagai Komite Audit.
44. Dewan Kekuatan: Referensi: Hambatan: 0,493 1,00 0,493
Bab III Dewan Komisaris
97 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Komisaris menetapkan mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris.
Telah terdapat pengaturan mengenai mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris secara formal yang terdiri dari (1) mekanisme pengambilan keputusan di dalam rapat dan (2) mekanisme pengambilan keputusan di luar rapat, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-04 Pedoman Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris. (1)
Dalam Pedoman Komisaris disebutkan bahwa: a. Keputusan Dewan Komisaris dapat diambil
dalam rapat Dewan Komisaris atau diluar rapat Dewan Komisaris sepanjang seluruh anggota Dewan Komisaris setuju tentang tata cara dan materi yang diputuskan.
b. Keputusan yang diambil didalam rapat maupun diluar rapat Dewan Komisaris memiliki kekuatan hukum yang sama.
c. Pengambalian keputusan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah usulan diterima dengan ketentuan standar waktu tersebut dapat diatur secara berbeda-beda dalam KPI Dewan Komisaris.
d. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi baik didalam rapat maupun diluar rapat harus
1) Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal.6 - 11
2) Peraturan Menteri Negara BUMN: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN Pasal 14
3) Anggaran Dasar Perusahaan
- Rekomendasi: -
Bab III Dewan Komisaris
98 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
dikomunikasikan kepada para pihak terkait selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah keputusan ditetapkan.
e. Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris melalui rapat Dewan Komisaris,sebagai berikut: 1) Rapat Dewan Komisaris adalah sah
dapat mengambil keputusan yang mengikat, apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah anggota Dewan Komisaris;
2) Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut.
3) Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Dewan Komisaris lainnya;
4) Semua keputusan rapat Dewan Komisaris harus berdasarkan itikad baik dan dipertimbangan dengan rasional setelah melalui pembahasan yang mendalam terhadap berbagai hal yang relevan, informasi yang cukup dan bebas dari benturan kepentingan, serta dibuat secara independen oleh masing-
Bab III Dewan Komisaris
99 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
masing anggota Dewan Komisaris; 5) Dalam memperoleh informasi yang
terkait, yang paling tepat, Dewan Komisaris dapat meminta bantuan kepada Komite Dewan Komisaris dan atau tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya;
6) Semua keputusan dalam rapat Dewan Komisaris diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak;
7) Dalam pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris, apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan rapat adalah yang sama dengan pendapat pimpinan rapat, dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan, kecuali mengenai diri orang, pengambilan keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan secara tertutup;
8) Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu)
Bab III Dewan Komisaris
100 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
suara ditambah 1 (satu) suara Dewan Komisaris yang diwakilkan.
9) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat.
10) Jika terdapat anggota Dewan Komisaris yang mempunyai pendapat yang berbeda terhadap keputusan yang dibuat, maka pendapat tersebut harus dicantumkan dalam risalah rapat sebagai bentuk dari dissenting opinion.
11) Dalam rapat acara lain-lain, rapat Dewan Komisaris tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Dewan Komisaris atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan mata acara rapat.
12) Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil pemungutan suara belum mendapatkan satu alternatif dengan suara lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan;
13) Dalam hal anggota Dewan Komisaris
Bab III Dewan Komisaris
101 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
tidak menghadiri rapat, anggota Dewan Komisaris tersebut wajib memberikan pendapat (setuju atau tdak setuju) terhadap keputusan rapat dimaksud apabila tidak memberikan pendapat dianggap menyetujui keputusan rapat.
14) untuk menjaga independensi dan obyektivitas, setiap anggota Dewan Komisaris yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak ikut serta dalam pemberian suara untuk pengambilan keputusan termasuk hak suara anggota Dewan Komisaris yang diwakili dan harus dicatat dalam risalah rapat.
f. Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris diluar rapat Dewan Komisaris, sebagai berikut : 1) Pengambilan keputusan diluar rapat
dapat dilaksanakan atas usulan salah satu anggota Dewan Komisaris atau menindaklanjuti hasil pembahasan dalam rapat Dewan Komisaris atau rapat lainnya.
2) Keputusan Dewan Komisaris dapat berbentuk keputusan, peraturan, atau surat persetujuan/rekomendasi Dewan Komisaris lainnya.
Bab III Dewan Komisaris
102 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris menandatangani keputusan, peraturan dan persetujuan Dewan Komisaris lainnya atau hanya ditandatangani oleh Komisaris Utama, sedangkan anggota Dewan Komisaris lainnya menandatangani lembar terpisah (lembar untuk didokumentasikan yang tidak disampaikan kepada pihak eksternal) atau memberikan paraf pada lembar surat tersebut.
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN dan Anggaran Dasar Perusahaan. (2) (3)
Telah terdapat standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan persetujuan terhadap usulan Direksi. Pengambalian keputusan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah usulan diterima dengan ketentuan standar waktu tersebut dapat diatur secara berbeda-beda dalam KPI Dewan Komisaris.(1)
Telah terdapat ketentuan tentang tingkat kesegeraan untuk mengkomunikasikan keputusan Dewan Komisaris kepada Direksi/pihak terkait maksimal 7 (tujuh) hari kelender sejak disahkan. Pengambilan
Bab III Dewan Komisaris
103 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
keputusan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi baik didalam rapat maupun diluar rapat harus dikomunikasikan kepada para pihak terkait selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah keputusan ditetapkan.(1)
Kelemahan: -
45. Dewan Komisaris menyusun rencana kerja setiap tahun yang membuat sasaran/target yang ingin dicapai dan melaporkan secara tertulis kepada RUPS.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan mengenai Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-05 Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Dewan Komisaris. (1) a. Dewan Komisaris menyusun rencana kerja
dan anggaran tahunan (RKAT) Dewan Komisaris yang disampaikan kepada Direksi untuk dijadikan satu bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran tahunan PT Jasa Armada Indonesia yang akan disampaikan dan mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham.
b. Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris disampaikan
Referensi: 1) Pedoman
Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Tahun 2016 hal.11
2) Salinan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN Pasal 12 ayat 5
3) Anggaran Dasar Perusahan Pasal 15
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya
Mendokumentasikan surat penyampaian Dewan Komisaris kepada Direksi untuk memasukkan RKA Dewan Komisaris sebagai bagian dari RKAP.
Mendokumentasikan surat penyampaian Program Kerja Dewan Komisaris kepada
0,493 0,70 0,345
Bab III Dewan Komisaris
104 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
kepada Direksi paling lambat 30 hari kerja sebelum tahun anggaran.
c. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris sekurang kurangnya terdiri dari: Rencana Kerja Dewan Komisaris selama
1 (satu) tahun anggaran Anggaran Biaya Dewan Komisaris,
termasuk organ Dewan Komisaris d. Dalam proses penyusunan rencana kerja
dan anggaran tahunannya, Dewan Komisaris menggunakan perangkat Dewan Komisaris secara optimal.
e. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham sebagai bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan PT Jasa Armada Indonesia dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan anggaran selama 1 (satu) tahun anggaran.
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN dan Anggaran Dasar Perusahaan. (2) (3)
Telah disusun Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris yang telah ditandatangani seluruh Anggota Dewan Komisaris. (4)
Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2016 yang telah disusun dan disahkan
Ayat 2 poin b 8 4) Rencana Kerja Dewan
Komisaris PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2017
5) Konfirmasi/wawancara
Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Pemegang saham.
Bab III Dewan Komisaris
105 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
oleh Dewan Komisaris memuat indikator kinerja utama dan target-targetnya yang mencerminkan ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi: (4) - Program Kerja selama tahun 2017 yang
mencakup: a. Rapat Kerja Dewan Komisaris EPI
(Intern), meliputi: - Pembahasan Kinerja Perusahaan (12
kali); - Pembahasan Laporan Tahunan
(Audited) Tahun 2016 dalam rangka persiapan Pra RUPS dan RUPS (4 kali);
- Pembahasan usulan RKAP Tahun 2018 dan KPI/Kontrak Manajemen Tahun 2018 dalam rangka Persiapan Pra RUPS dan RUPS (4 kali);
- Pembahasan Program Kerja Komisaris Tahun 2018 dan Penyusunan KPI Dewan Komisaris Tahun 2018 (4 kali);
- Pembahasan dalam rangka penetapan KAP untuk pelaksanaan General Audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2017 (3 kali)
b. Pengawasan dan Pemberian Nasihat - Kegiatan pelatihan bagi Dewan
Komisaris (3 kali);
Bab III Dewan Komisaris
106 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
- Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris (3 kali);
- Proses persetujuan RJPP yang disampaikan Direksi (3 kali);
- Proses persetujuan RKAP yang disampaikan Direksi (3 kali);
- Pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan (3 kali);
- Pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan sumber daya manusia dan pelaksanaan kebijakan tersebut (3 kali);
- Pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan serta penerapan kebijakan tersebut (3 kali);
- Pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya (3 kali);
- Membahas kepatuhan Direksi terhadap peraturan per-UU-an dan perjanjian dengan pihak ketiga (3 kali);
- Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RKAP (3 kali);
- Membahas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan
Bab III Dewan Komisaris
107 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Komisaris (4 kali) - Penunjukan calon auditor dan
anggaran biaya audit eksternal dalam RKAT Dewan Komisaris (3 kali);
- Pembahasan mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan anak (3 kali);
- Pemantauan kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham/Pemilik Modal (3 kali);
- Menelaah pengusulan remunerasi Direksi (3 kali);
- Memantau penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (3 kali);
- Pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian intern dan pelaksanaannya (4 kali)
- Pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan sistem informasi teknologi informasi perusahaan dan pelaksanaannya (4 kali);
- Tugas pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu dan pelayanan beserta pelaksanaannya (4 kali);
- Pengawasan efektivitas pelaksanaan
Bab III Dewan Komisaris
108 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
audit eksternal dan audit internal, serta pelaksanaan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris (4 kali);
c. Rapat dengan Manajemen EPI, meliputi: - Pembahasan Laporan Kinerja
Perusahaan (12 kali); - Pembahasan Laporan Manajemen
Perusahaan Tahun 2016 dalam rangka pembahasan dengan Pemegang Saham (4 kali);
- Pembahasan Laporan Tahunan (Audited) Tahun 2016 dalam rangka persiapan Pra RUPS dan RUPS (2 kali);
- Pembahasan usulan RKAP Tahun 2017 dan KPI/Kontrak Manajemen Tahun 2017 dalam rangka Persiapan Pra RUPS dan RUPS (4 kali);
- Pembahasan dalam rangka penetapan KAP untuk pelaksanaan General Audit Laporan Keuangan tahun 2017 (3 kali);
- Pembahasan issue-issue strategis (IAE)*
d. Rapat dengan Pemegang Saham, meliputi: - Pra RUPS dan RUPS Pengesahan
Bab III Dewan Komisaris
109 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Laporan tahunan dan Perhitungan Tahunan (Audited) Tahun 2016 (3 kali);
- Pra RUPS dan RUPS Pengesahan RKAP Tahun 2018 dan KPI/Kontrak Manajemen Tahun 2018 (5 kali);
- Pembahasan issue-issue strategis (IAE)*.
e. Kunjungan Kerja Dewan Komisaris, yaitu melakukan kunjungan kerja ke proyek / lapangan (10 kali).
f. Program Pengembangan Dewan Komisaris, mencakup:
- Mengikuti seminar/workshop/kursus untuk meningkatkan kompetensi (4 kali);
- Studi banding/benchmark (2 kali). *IAE : In any event
Dewan Komisaris juga telah menyusun Usulan Anggaran Kegiatan Dewan Komisaris yang mencakup: a. Rencana Biaya :
Biaya Perlengkapan Biaya Cetak dan Fotocopy; Biaya Alat Tulis Kantor; Biaya Administrasi Kantor Lainnya Biaya Pelatihan; Biaya SPPD.
Bab III Dewan Komisaris
110 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
b. Biaya Pelatihan: GCG Training; Commissioner Basic Training. Seminar Marine Operation
- Proses penyusunan Program Kerja Dewan Komisaris telah menggunakan perangkat Dewan Komisaris (Sekretaris Dewan Komisaris, adapun Komite Audit/lainnya belum terbentuk)
Berdasarkan konfirmasi, Dewan Komisaris telah menyampaikan kepada Direksi untuk memasukkan RKA Dewan Komisaris sebagai bagian dari RKAP. (5)
Berdasarkan konfirmasi, Program Kerja Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan.(5)
Kelemahan:
Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya
Belum diperoleh dokumen penyampaian RKA Dekom kepada Direksi agar dimasukkan sebagai bagian dari RKAP
Belum diperoleh dokumen terkait, penyampaian Program Kerja Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan.
Bab III Dewan Komisaris
111 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
46. Dewan Komisaris mendapatkan akses informasi Perusahaan sesuai kewenangannya.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris tentang informasi yang harus disediakan oleh Direksi dan kebijakan tersebut disampaikan kepada Direksi, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-06 Pedoman Informasi yang Harus Disediakan oleh Direksi Kepada Dewan Komisaris. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Informasi yang disediakan oleh Direksi
terdiri atas informasi yang bersifat rutin berkala dan informai yang bersifat insidentil;
b. Informasi yang bersifat rutin-berkala: 1) Bentuk dan materi informasi rutin-
berkala antara lain (mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN Nomor: KEP-211/M-PBUMN/1999 tentang Laporan Manajemen Perusahaan BUMN) : yang terdiri dari Laporan Manajemen Bulanan, Laporan Manajemen Triwulanan, Laporan Manajemen Perusahanaan Tahunan, Laporan Tahunan atau Annual Report;
2) Laporan bulanan dan triwulan disampaikan kepada Dewan Komisaris
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal 13 - 18
2) Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) Pada BUMN) Pasal 33 dan 34
3) Anggaran dasar Perusahaan
4) Konfirmasi/wawancara
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,493 1,00 0,493
Bab III Dewan Komisaris
112 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
paling lambat pada tanggal 20 bulan selanjutnya.
3) Laporan manajemen perusahaan tahunan disampaikan paling lambat 6 (enam) minggu setelah berakhirnya tahun buku.
4) Laporan Tahunan atau annual report disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 1 (satu) bulan setelah perhitungan tahunan disampaikan oleh auditor.
c. Informasi yang bersifat insidentil. 1) Dewan Komisaris dapat meminta
informasi yang bersifat insidentil dengan bentuk, materi dan batasan waktu sesuai dengan kebutuhan baik melalui surat maupun dalam rapat.
2) Dalam hal tertentu, Dewan Komisaris dapat meminta informasi secara lisan, namun setelahnya pada saat penyerahan informasi tersebut dilengkapi dengan dokumen tertulis yang ditanda tangani kedua belah pihak.
3) Direksi wajib menyediakan informasi tersebut paling lambat 1 (satu) minggu setelah dimintakan, sepanjang informasi tersebut terkait dengan
Bab III Dewan Komisaris
113 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
pengelolaan perseroan dan diperlukan oleh Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan.
d. Dalam hal Direksi terlambat dari parameter waktu yang ditetapkan di atas dalam memenuhi kewajiban penyediaan informasi kepada Dewan Komisaris, maka setelah upaya komunikasi lisan dilakukan oleh Sekretaris Dewan Komisaris, dapat diterbitkan surat permintaan ulang dari Dewan Komisaris untuk meminta informasi yang dibutuhkan tersebut.
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN dan Anggaran Dasar Perusahaan. (2) (3)
Substansi kebijakan/pedoman diantaranya memuat: bentuk informasi yang disampaikan baik yang berkala maupun insidentil, standar waktu penyampaiannya dan mekanisme penyampaian informasi tersebut oleh Direksi. (1)
Jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan informasi kepada Dewan Komisaris, telah terdapat upaya komunikasi dengan Direksi untuk meminta informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugasnya melalui Sekretaris Perusahaan dan Sekretaris
Bab III Dewan Komisaris
114 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Dewan Komisaris yang melakukan pemantauan dan memberikan arahan/mengingatkan dalam hal terjadi penyimpangan waktu serta komunikasi informal seperti surat/nota pribadi secara tertulis (hardcopy), email, group chatting, dan lain-lain. (1) (4)
Kelemahan: -
15. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan oleh Direksi. 2,904 2,468
47. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan mengenai persetujuan/tanggapan/pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-07 Pedoman Pemberian Rekomendasi Dewan Komisaris terhadap
Rancangan RJPP yang Disampaikan oleh Direksi. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris dapat menerima
rancangan RJPP yang disampaikan Direksi selambat-lambatnya 4 bulan sebelum periode RJPP sebelumnya berakhir. Selain
Referensi: 1) Pedoman
Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 19 – 20
2) Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) Pada BUMN Pasal 20
3) Anggaran Dasar 4) Rencana Kerja dan
Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit
Dewan Komisaris menyampaikan RJPP kepada Pemegang Saham untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS secara tepat waktu.
1,296 0,85 1,102
Bab III Dewan Komisaris
115 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
itu Dewan Komisaris dapat meminta Direksi untuk menyampaikan rancangan perubahan RJPP sewaktu-waktu apabila dirasa terdapat kondisi yang menyebabkan perlunya perubahan RJPP.
b. RJPP yang disampaikan Direksi harus in-line dan selaras dengan RJPP PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) selaku perusahaan induk.
c. Dewan Komisaris dalam melakukan telaah atas rancangan RJPP dapat dibantu oleh organ Dewan Komisaris secara optimal.
d. Dewan Komisaris melakukan pembahasan dengan Direksi atas pendapat dan saran serta masukan tertulis Dewan Komisaris dalam penyempurnaan rancangan RJPP.
e. Dewan Komisaris memberikan rekomendasi atas rancangan RJPP kepada Pemegang Saham untuk proses persetujuan lebih lanjut.
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN dan Anggaran Dasar Perusahaan. (2) (3)
Program Kerja Dewan Komisaris telah memuat adanya program/kegiatan yang berkaitan dengan proses persetujuan RJPP yang disampaikan Direksi.(4)
Dewan Komisaris telah melakukan telaah
5) Risalah Rapat BOD – BOC tentang Pembahasan Draft RJPP tanggal 5 Juli 2016
6) Rencana Kerja Jangka Panjang PT JAI Tahun 2016 – 2020
7) Surat Direksi ke Pemegang Saham penyampaian RJPP tanggal 21 April 2017
Bab III Dewan Komisaris
116 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
terhadap rancangan RJPP: (5) (6) - Telah terdapat proses telaah rancangan
RJPP 2016 - 2020, melalui pembahasan RJPP baik internal maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
- Telah terdapat hasil telaah rancangan RJPP 2016 - 2020 yang dibahas dalam rapat Dewan Komisaris.
- Dewan Komisaris telah memastikan hasil telaah rancangan RJPP 2016 - 2020 dikomunikasikan dan ditindaklanjuti oleh Direksi.
- Proses telaah RJPP 2016 - 2020 dilakukan oleh Dewan Komisaris yang dibantu organ Dewan Komisaris (Sekretaris Dewan komisaris, adapaun Komite Audit belum terbentuk).
Dewan Komisaris telah memberikan pendapat dan saran terhadap rancangan RJPP dan disampaikan kepada RUPS untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS. (5) (6) (7)
Kualitas tanggapan Dewan Komisaris atas rancangan RJPP 2016 – 2020 dipandang telah memadai.
Kelemahan:
Proses telaah yang dilakukan oleh Dewan Komisaris hanya melibatkan Sekretaris Dewan
Bab III Dewan Komisaris
117 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Komisaris belum sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan Komisaris, mengingat Komite Audit dan atau Komite Lainnya belum terbentuk.
Waktu Penyampaian RJPP kepada Pemegang Saham untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
48. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan mengenai persetujuan/tanggapan/pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RKAP yang disampaikan oleh Direksi, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-08 Pedoman Pemberian Rekomendasi Dewan Komisaris terhadap Rancangan RKAP yang Disampaikan oleh Direksi. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris menerima rancangan
RKAP yang disampaikan Direksi selambat-lambatnya 3 bulan sebelum periode RKAP berakhir. Selain itu, Direksi dapat mengusulkan perubahan RKAP sewaktu-waktu apabila dirasa terdapat kondisi yang
Referensi: 1) Pedoman
Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 21 - 22
2) Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) Pada BUMN Pasal 21
3) Anggaran Dasar Perusahaan
4) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
5) Risalah Rapat Internal
Hambatan: - Rekomendasi:
Mendokumentasikan tanggapan tertulis Dewan Komisaris terhadap Usulan RKAP 2017 yang diajukan Direksi dan penyampaiannya kepada Pemegang Saham. Dimana dalam tanggapan tersebut dapat memuat adanya simpulan bahwa RKAP selaras dan/atau tidak
1,608 0,85 1,367
Bab III Dewan Komisaris
118 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
menyebabkan perlunya perubahan RKAP. b. Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat
meminta kepada Direksi untuk melakukan telaah atas perubahan RKAP apabila dirasa terdapat kondisi yang menyebabkan perlunya perubahan RKAP.
c. RKAP yang disampaikan oleh Direksi harus in-line dan selaras dengan RKAP PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) selaku perusahaan induk.
d. Dewan Komisaris dalam melakukan penelahaan rancangan RKAP dibantu organ Dewan Komisaris secara optimal.
e. Dewan Komisaris melakukan pembahasan dengan Direksi atas pendapat dan saran serta masukan tertulis Dewan Komisaris dalam penyempurnaan rancangan RKAP.
f. Dewan Komisaris memberikan rekomendasi atas rancangan RKAP kepada RUPS untuk proses persetujuan lebih lanjut.
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN dan Anggaran Dasar Perusahaan. (2) (3)
Dewan Komisaris telah menyusun Program Kerja yang berkaitan dengan proses persetujuan rancangan RKAP yang disampaikan Direksi, melalui rapat internal
tanggal 25 Juli 2016 6) Risalah Rapat
Gabungan BOC – BOD tanggal 25 Juli 2016
7) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 26 Agustus 2016
8) Risalah Rapat Internal tanggal 20 Desember 2016
9) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 27 Desember 2016
selaras dengan RJPP 2016 - 2020.
Bab III Dewan Komisaris
119 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Dewan Komisaris maupun rapat gabungan untuk pembahasan usulan RKAP Tahun 2017 dan KPI/Kontrak Manajemen Tahun 2017 dalam rangka Persiapan Pra RUPS dan RUPS. (4)
Dewan Komisaris telah melakukan telaah terhadap rancangan RKAP 2017 yang disampaikan Direksi: (5) (6) (7) (8) (9) - Telah terdapat hasil telaah rancangan RKAP
2017 yang dilakukan melalui pembahasan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
- Telah terdapat telaah atas Usulan RKAP 2017 yang disampaikan Direksi yang dibahas dalam rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
- Dewan Komisaris telah memastikan hasil telaah dikomunikasikan dan ditindaklanjuti Direksi, melalui pembahasan dalam rapat gabungan Dewan Komisaris – Direksi.
- Proses telaah yang di lakukan oleh Dewan Komisaris dibantu organ Dewan Komisaris (Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Audit).
Dewan Komisaris memberikan pendapat dan saran terhadap rancangan RKAP dan disampaikan kepada RUPS/Pemilik Modal untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS/Pemilik Modal: (5) (6) (7) (8) (9)
Bab III Dewan Komisaris
120 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
- Dewan Komisaris telah memberikan tanggapan terhadap rancangan RKAP 2017 dan disampaikan kepada RUPS yang ditandai dengan adanya penyampaian berkas Usulan RKAP 2017 kepada Pemegang Saham.
- Tanggapan atas rancangan RKAP oleh Dewan Komisaris diberikan dalam jangka waktu sebagaimana diatur dalam Board Manual / Pedoman Dewan Komisaris.
Kualitas tanggapan Dewan Komisaris atas rancangan RKAP 2017 dipandang telah memadai, sebagaimana di bahas dalam rapat gabungan BOD – BOC. (5) (6) (7) (8) (9)
Kelemahan:
Belum terdapat simpulan bahwa rancangan RKAP 2017 selaras dan/atau tidak selaras dengan RJPP 2016 - 2020.
16. Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kewajiban Perusahaan. 9,593 8,548
49 Dewan Komisaris memberikan arahan tentang hal-hal penting mengenai perubahan
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan yang ditetapkan Dewan Komisaris mengenai informasi lingkungan bisnis dan permasalahannya yang diperkirakan berdampak pada usaha dan kinerja Perusahaan yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris, sebagaimana
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 23 -24
2) Anggaran Dasar 3) Risalah rapat BOC
Tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi:
Dewan Komisaris melakukan telaah kesesuaian visi dan misi
1,100 0,80 0,880
Bab III Dewan Komisaris
121 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
lingkungan bisnis yang diperkirakan akan berdampak besar pada usaha dan kinerja Perusahaan secara tepat waktu dan relevan.
diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-09 Pedoman Pemantauan Perubahan Lingkungan Bisnis. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Perubahan lingkungan bisnis yang perlu
mendapatkan perhatian dari Dewan Komisaris meliputi namun tidak terbatas pada: 1) Perubahan regulasi yang berdampak
signifikan pada kegiatan usaha. 2) Perubahan yang berasal dari faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian laba usaha secara signifikan.
3) Perubahan harapan dari stakeholders yang berdampak signifikan bagi usaha maupun kinerja keuangan.
4) Terjadi force majeure yang berdampak signifikan bagi perusahaan.
b. Dewan Komisaris harus menyediakan bahan bacaan/referensi untuk memperbarui pengetahuannya tentang perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang dihadapi perusahaan dan atau permintaan masukan dari Direksi tentang permasalahan yang dihadapi perusahaan.
4) Risalah rapat BOC – BOD Tahun 2016
5) Laporan Manajemen Triwulan I, Laporan Manajemen Triwulan III dan Laporan Manajemen Unaudited
6) Laporan Tahunan tahun Buku 2016
7) Surat Kabar Harian 8) Website Perusahaan 9) Risalah Rapat
Gabungan BOC - BOD tanggal 26 Agustus 2016
10) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 14 November 2016
11) Risalah Rapat Gabungan BOC - BOD tanggal 14 November 2016
12) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 20 Desember 2016
13) Risalah Rapat Gabungan BOC - BOD tanggal 20 Desember 2016
14) Risalah Rapat dengan SP tanggal 19 September 2016
Perusahaan jika terjadi perubahan lingkungan bisnis.
Bab III Dewan Komisaris
122 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
c. Dewan Komisaris melakukan pembahasan dan telaah atas setiap perubahan tersebut beserta dampaknya bagi kegiatan usaha dan kinerja perusahaan, dibantu oleh seluruh organ Dewan Komisaris.
d. Dewan Komisaris melakukan pembahasan dengan Direksi dan memberikan arahan atas perubahan lingkungan bisnis yang terjadi, serta menetapkan tindakan yang harus dilakukan, termasuk perubahan RJPP atau RKAP apabila diperlukan.
e. Dewan Komisaris menyampaikan arahan tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas perubahan lingkungan bisnis yang memiliki pengaruh signifikan bagi usaha serta penurunan kinerja perusahaan.
f. Dewan Komisaris melakukan pemantauan atas tindak lanjut Direksi terhadap arahan dan hasil pembahasan dengan Dewan Komisaris serta meminta Direksi utuk menyampaikan laporan pelaksanaannya kepada Dewan Komisaris.
Kebijakan ini sejalan dengan Anggaran Dasar Perusahaan. (2)
Telah terdapat penyediaan bahan bacaan/ referensi yang memudahkan Dewan Komisaris memperbaharui pengetahuan tentang
Bab III Dewan Komisaris
123 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang dihadapi Perusahaan dan/atau permintaan arahan dari Direksi tentang permasalahan yang dihadapi Perusahaan. (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Dewan Komisaris telah melakukan pembahasan internal mengenai isu-isu terkini terkait perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang dihadapi Perusahaan diantaranya: (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
terkait pengembangan bisnis di Selat Malaka (pelayanan pemanduan di Selat Malaka), penambahan unit bisnis, IPO dll.
- Dewan Komisaris telah memberikan arahan kepada Direksi berdasarkan hasil telaah tersebut, dimana Dewan Komisaris menyarankan pelayanan pemanduan Selat di Selat Malaka dipertimbangkan, mengingat kinerja JAI dalam hal pelayanan pemanduan dibandingkan dengan anak perusahaan Pelindo lain cukup baik, namun yang menjadi kendala adalah masih kurangnya armada yang dimiliki JAI dan akan di dikonsultasikan kembali dengan Dirjen Perhubungan.
Proses telaah yang dilakukan Dewan Komisaris telah melibatkan perangkat
Bab III Dewan Komisaris
124 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris dalam kegiatan pembahasan isu terkini yang dihadapi Perusahaan.
Setiap permasalahan/tantangan (ancaman dan peluang) yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap kinerja Perusahaan telah dibahas dalam rapat Dewan Komisaris bersama Direksi. (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kelemahan:
Dewan Komisaris belum melakukan telaah kesesuaian visi dan misi Perusahaan dengan perubahan lingkungan bisnis tersebut (pengembangan bisnis di Selat Malaka), mengingat belum diputuskan dan akan dilanjutkan pembahasannya di tahun 2017.
50. Dewan Komisaris dalam batas kewenangannya, merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders (pelanggan, pemasok,
Kekuatan:
Telah terdapat mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk merespon/menindaklanjuti saran, permasalahan atau keluhan dari stakeholder dan menyampaikannya kepada Direksi tentang saran penyelesaian yang diperlukan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-10 Pedoman dalam Merespon Saran, Permasalahan, atau Keluhan dari Stakeholders dan menyampaikan Saran
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 24 – 26
2) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 19 September 2016
3) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 17 Oktober 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,789 1,00 0,789
Bab III Dewan Komisaris
125 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
kreditur, dan karyawan) yang disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris ataupun penyampaian oleh Direksi.
Kepada Direksi. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris membahas secara
intensif setiap saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders untuk menghasilkan simpulan berupa saran dan penyelesaian yang harus dilaksanakan oleh Direksi.
b. Dewan Komisaris menggunakan seluruh organ Dewan Komisaris dalam proses pembahasan atas saran, harapan, permasalahan atau keluhan dari stakeholders.
c. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas saran penyelesaiannya dan/atau disampaikan melalui rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
d. Direksi menindaklanjuti arahan Dewan Komisaris tersebut dan menyampaikan pelaksanaannya dalam laporan berkala, maupun dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan permintaan Dewan Komisaris.
Telah terdapat pembahasan atas saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholder yang disampaikan kepada Dewan
4) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 17 Oktober 2016
5) Risalah Rapat Gabungan BOC - BOD tanggal 17 Oktober 2016
Bab III Dewan Komisaris
126 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Komisaris dan dibahas secara intensif yang menghasilkan simpulan berupa saran penyelesaian kepada Direksi diantaranya terkait adanya complain dari Serikat Pekerja yang telah menenui Komisaris yang menyampaikan keluhan terhadap pola karir dan premi. (2) (3) (4) (5)
Penyampaian saran penyelesaian atas saran, harapan permasalahan dan keluhan stakeholder kepada Direksi telah dilakukan baik melalui forum rapat Dewan Komisaris dan Direksi maupun penyampaian surat secara formal. Dewan Komisaris meminta agar SP menyiapkan surat resmi yang mencakup semua usulan yang disertai data dan justifikasi yang jelas dan konkret, selanjutnya disampaikan ke manajemen PT JAII dengan tembusan Dewan Komisari. (2) (3) (4) (5)
Proses pembahasan atas saran, harapan permasalahan dan keluhan stakeholder, Dewan Komisaris menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris (Komite Audit) dalam proses pembahasan atas saran, permasalahan atau keluhan. (2) (3) (4) (5)
Semua permasalahan yang berhubungan dengan stakeholder yang berdampak pada kinerja Perusahaan telah dibahas dalam rapat Dewan Komisaris. (2) (3) (4) (5)
Bab III Dewan Komisaris
127 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Kelemahan: -
51. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang penguatan sistem Pengendalian Intern Perusahaan.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian intern dan pelaksanaannya, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-11 Pedoman atas Rancangan Sistem Pengendalian Intern dan Pelaksanaannya. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris melakukan telaah atas
informasi mengenai: 1) Hasil pedoman dan pelaksanaan
sistem pengendalian intern. 2) Hasil evaluasi atas efektivitas
pengendalian intern pada tingkat entitas.
3) Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat operasional/aktivitas;
4) Internal Control Report. b. Dewan Komisaris dalam melakukan proses
telaah dibantu Komite Audit. c. Komite Audit melakukan pembahasan
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 26 - 27
2) Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) Pada BUMN Pasal 28
3) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
Hambatan: - Rekomendasi:
Dewan Komisaris mendokumentasikan dokumen terkait pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan pengendalian intern dan pelaksanaannya di PT JAI (Risalah rapat internal Dewan Komisaris, Risalah rapat gabungan BOC – BOD).
Dewan Komisaris mendokumentasikan dokumen terkait arahan Dewan Komisaris tentang peningkatan efektivitas pengendalian intern kepada Direksi agar dapat dianalisis
1,100 0,40 0,440
Bab III Dewan Komisaris
128 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
secara berkala dengan SPI dan melakukan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern dan melaporkan kepada Dewan Komisaris.
d. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil telaah atas pedoman rancangan sistem pengendaliaan intern dan pelaksanaannya serta arahan tentang peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern.
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Kementerian BUMN. (2)
Dewan Komisaris telah menyusun Program Kerja Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian intern dan pelaksanaannya. (3)
Kelemahan:
Belum diperoleh dokumen terkait pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan pengendalian intern dan pelaksanaannya.
Belum diperoleh dokumen terkait penyampaikan arahan tentang peningkatan efektivitas pengendalian intern kepada Direksi. Mengingat dokumen terakit arahan Dewan
lebih lanjut apakah memadai atau tidak.
(Risalah rapat internal Dewan Komisaris, Risalah rapat gabungan BOC – BOD).
Bab III Dewan Komisaris
129 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Komisaris belum diperoleh.
Mengingat arahan Dewan Komisaris tentang peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern belum diperoleh, maka kualitas arahan belum dapat dinilai apakah telah memadai atau tidak.
52. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang manajemen risiko Perusahaan.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko Perusahaan dan pelaksanaannya, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-12 Pedoman atas Manajemen Risiko Perusahaan dan Pelaksanaannya. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris melakukan telaah atas
informasi mengenai: 1) Pedoman Manajemen Risiko
Perusahaan. 2) Hasil evaluasi atas efektivitas
Pelaksanaan Manajemen Risiko Strategis.
3) Hasil evaluasi atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko perusahaan pada tingkat operasional;
4) Laporan pelaksanaan Manajemen
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 29 - 30
2) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
3) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 20 Desember 2016
4) Laporan Hasil Kegiatan Manajemen Risiko
Hambatan: - Rekomendasi: -
1,100 1,00 1,100
Bab III Dewan Komisaris
130 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Risiko b. Dewan Komisaris dalam melakukan proses
telaah dibantu oleh Komite Audit. c. Komite Audit melakukan pembahasan
secara berkala terkait manajemen risiko dan melakukan penilaian atas pelaksanaan manajemen risiko dan melaporkannya kepada Dewan Komisaris.
d. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil telaah atas Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan dan pelaksanaannya serta arahan tentang peningkatan efektivitas manajemen risiko perusahaan.
Dewan Komisaris telah menyusun Program Kerja Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko Perusahaan. (2)
Terkait pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan: (3)
(4) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
atau evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan, diantaranya terkait dengan pengembangan bisnis pengerukan dimana banyak hal yang
Bab III Dewan Komisaris
131 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
harus disiapkan misalnya equipment, capital investment, dll.
- Telah terdapat hasil telaah atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan, yaitu Laporan Hasil Kegiatan Manajemen Risiko yang disampaikan Direksi .
- Proses telaah Dewan komisaris telah menggunakan perangkat di Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit dan Pelaksana Tugas Sekretaris Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris telah menyampaikan arahan kepada Direksi diantaranya terkait pengembangan bisnis pengerukan, dimana Dewan Komisaris menyarankan kepada Direksi JAI agar manajemen melengkapi peralatan yang sesuai dengan peraturan yang ada, untuk modal diharapkan dari dana segar IPO. Selain itu terdapat opsi untuk peminjaman modal baik dari induk maupun dari perbankan dengan mengikuti bunga pasar yang berlaku, terkait hal ini Dewan Komisaris meminta manajemen mengkaji risikonya. (3) (4)
Tingkat kualitas arahan Dewan Komisaris tentang manajemen risiko Perusahaan telah memadai. (3) (4)
Bab III Dewan Komisaris
132 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Kelemahan: -
53. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan Perusahaan.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko Perusahaan dan pelaksanaannya, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-13 Pedoman atas Sistem Informasi Perusahaan dan Pelaksanaannya. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris melakukan telaah atas
Sistem Informasi yang diberikan oleh Direksi, antara lain mengenai: 1) Pedoman sistem teknologi informasi
perusahaan; 2) Pelaksanaan pengembangan sistem
informasi. b. Dewan Komisaris dalam melakukan proses
telaah dibantu oleh Sekdekom dan atau tenaga ahli, apabila diperlukan.
c. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil telaah atas Pedoman sistem teknologi informasi perusahaan dan pelaksanaannya serta arahan tentang peningkatan
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 30 – 31
2) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
3) Risalah rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 7 Maret 2016
4) Risalah rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 30 Mei 2016
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya
1,100 0,95 1,045
Bab III Dewan Komisaris
133 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
efektivitas sistem teknologi informasi perusahaan.
Telah terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan dan pelaksanaannya. (2)
Terkait pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap sistem teknologi informasi yang digunakan Perusahaan, diantaranya terkait masalah nota manual, implementasi SIMOP: (3) (4) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
atau evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi informasi yang digunakan Perusahaan, diantaranya terkait implementasi SIMOP untuk melakukan pencatatan pendapatan yang selama ini masih menggunakan nota manual.
- Telah terdapat hasil telaah atas kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi informasi Perusahaan.
- Proses telaah yang dilakukan Dewan Komisaris telah melibatkan perangkat Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris dalam pembahasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan (belum terdapat Komite
Bab III Dewan Komisaris
134 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
Audit/Komite lainnya).
Dewan Komisaris telah menyampaikan arahan kepada Direksi diantaranya terkait implementasi SIMOP, dimana Dewan Komisaris menyarankan kepada Direksi agar mempercepat sistem untuk proses nota pelayanan jasa kapal dengan menggunakan SIMOP, sehingga pendapatan yang belum tercatat dapat diminimalisir. (3) (4)
Tingkat kualitas arahan Dewan Komisaris tentang sistem teknologi informasi Perusahaan telah memadai. (3) (4)
Kelemahan:
Proses telaah yang dilakukan oleh Dewan Komisaris hanya melibatkan Sekretaris Dewan Komisaris belum sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan Komisaris, mengingat Komite Audit dan atau Komite Lainnya belum terbentuk.
54. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko Perusahaan dan pelaksanaannya, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 32 - 35
2) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun
Hambatan: - Rekomendasi: -
1,101 1,00 1,101
Bab III Dewan Komisaris
135 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
karir.
Komisaris Bagian P-14 Pedoman atas Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Khususnya Mengenai Manajemen Karir (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris secara berkala
melakukan reviu dan telaah atas Pedoman pengelolaan SDM dan pelaksanaannya di PT Jasa Armada Indonesia serta memberikan saran atau nasihat kepada Direksi atas pedoman pengelolaan SDM dan pelaksanaannya, khususnya tentang manajemen karir dan sistem prosedur promosi, mutasi dan demosi serta rencana promosi dan mutasi satu level jabatan dibawah Direksi.
b. Khusus untuk pejabat satu tingkat dibawah Direksi dan Direksi Anak Perusahaan, Dewan Komisaris mereviu hasil talent pool yang disusun oleh Direksi, dan memberikan rekomendasi kepada Pemegang Saham sewaktu-waktu apabila diminta.
c. Dewan Komisaris dalam melakukan proses telaah menggunakan seluruh perangkat di organ Dewan Komisaris.
d. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi hasil telaah atas pedoman dan pelaksanaan pengelolaan
2017 3) Risalah Rapat
Gabungan BOC – B)D tanggal 9 Februari 2016
4) Risalah Rapat Gabungan BOC – B)D tanggal 13 Juni 2016
5) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 25 Juli 2016
6) Risalah Rapat Gabungan BOC – B)D tanggal 26 September 2016
7) Risalah Rapat Gabungan BOC – B)D tanggal 27 Desember 2016
Bab III Dewan Komisaris
136 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
SDM perusahaan serta arahan tentang peningkatan efektivitasnya.
e. Dewan Komisaris melakukan penilaian dan memberikan persetujuan atas usulan pengangkatan Sekretaris Perusahaan dan Kepala SPI yang diajukan oleh Direksi.
f. Dewan Komisaris memberikan arahan tertulis atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi, berdasarkan hasil pengawasan dan penelaahan atas rencana suksesi dan pelaksanaannya.
Terdapat Rencana Kerja Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat mengenai kebijakan sumber daya manusia dan pelaksanaan kebijakan tersebut. (2)
Terkait pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir yang digunakan Perusahaan: (3) (4) (5) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
atau evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir yang digunakan Perusahaan, diantaranya terkait pengangkatan pejabat setingkat di bawah Direksi, realisasi pendidikan dan pelatihan karyawan, sertifikasi karyawan mengikuti trend pengembangan pelabuhan (master
Bab III Dewan Komisaris
137 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
plan), dll. - Telah terdapat hasil telaah atas kebijakan
dan pelaksanaan pengembangan karir di Perusahaan.
- Proses telaah yang dilakukan Dewan Komisaris telah melibatkan seluruh perangkat Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris telah menyampaikan arahan kepada Direksi diantaranya terkait realisasi pendidikan dan pelatihan karyawan Dewan Komisaris menyarankan agar dibuat laporan efektifitas pelatihan SDM terhadap Perusahaan, khusus untuk perekrutan crew management harus disesuaikan dengan aturan IMO, pemenuhuan aturan peningkatan kapasitas crew sebagai persyaratan STCW 2010, dll. (3) (4) (5)
Tingkat kualitas arahan Dewan Komisaris tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir Perusahaan telah memadai. (3) (4) (5)
Kelemahan: -
55. Dewan Komisaris memberikan
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat
Hambatan: -
1,101 0,95 1,046
Bab III Dewan Komisaris
138 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
arahan tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia SAK.
nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK), sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-15 Pedoman atas Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris melakukan telaah atas
pedoman akuntansi dan penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan informasi yang diberikan oleh Direksi melalui pembahasan laporan keuangan triwulan /tahunan dengan manajemen atau auditor eksternal.
b. Dewan Komisaris dalam melakukan proses telaah menggunakan seluruh perangkat di organ Dewan Komisaris.
c. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil telaah serta saran atas pedoman akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Telah terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan
Dewan Komisaris hal. 35 – 36
2) Risalah Rapat Internal Dewan Komisaris tanggal 13 Juni 2016
3) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
4) Risalah Rapat BOC – BOD tanggal 13 Juni 2016
5) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 9 Februari 2016
6) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 7 Maret 2016
Rekomendasi:
Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya
Bab III Dewan Komisaris
139 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia SAK. (2)
Terkait pembahasan yang dilakukan Dewan Komisaris mengenai kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta penerapannya: (2) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
Kebijakan Akuntansi dan Penyusunan diantaranya terkait hasil audit KAP, perbandingan performansi kinerja keuangan tahun 2013, 2015 dan 2016, dll .
- Telah terdapat saran Dewan Komisaris berdasarkan hasil telaah atas kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Perusahaan.
- Proses telaah yang dilakukan Dewan Komisaris telah melibatkan perangkat Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris dalam pembahasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan (belum terdapat Komite Audit/Komite lainnya).
Dewan Komisaris telah menyampaikan arahan kepada Direksi diantaranya terkait implementasi laporan audit KAP, efektifitas pelaporan keuangan dll. (3) (4)
Tingkat kualitas arahan Dewan Komisaris
Bab III Dewan Komisaris
140 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
tentang sistem teknologi informasi Perusahaan telah memadai. (3) (4)
Kelemahan:
Proses telaah yang dilakukan oleh Dewan Komisaris hanya melibatkan Sekretaris Dewan Komisaris belum sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan Komisaris, mengingat Komite Audit dan atau Komite Lainnya belum terbentuk.
56. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-16 Pedoman atas Pengadaan Barang/Jasa.. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris melakukan telaah atas
pedoman pengadaan barang/jasa dan pelaksanaannya dengan menggunakan informasi yang diberikan oleh Direksi ataupun hasil pengawasan auditor internal dan eksternal atau hasil evaluasi/monitoring Dewan Komisaris.
b. Dewan Komisaris dalam melakukan proses
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 36 - 38
2) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
3) Risalah Rapat Gabungan BOC - BOD tanggal 26 September 2016
4) Risalah Rapat Gabungan BOC - BOD tanggal 17 Oktober 2016
5) Risalah Rapat Gabungan BOC - BOD tanggal 14 November
Hambatan: - Rekomendasi: -
1,101 1,00 1,101
Bab III Dewan Komisaris
141 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
telaah menitikberatkan pada pengadaan barang/jasa: 1) Ditujukan untuk investasi dan nilainya
diatas Rp. 500 juta. 2) Dilakukan dengan cara penunjukan
langsung atau Direct Deal. 3) Merupakan bahan baku utama produk
kunci perusahaan atau barang/jasa yang bernilai strategis bagi perusahaan.
c. Dewan Komisaris dalam melakukan proses telaah menggunakan perangkat di organ Dewan Komisaris
d. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil telaah serta saran atas pedoman pengadaan barang/jasa dan pelaksanaannya.
Telah terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya. (2)
Terkait pembahasan yang dilakukan Dewan Komisaris terhadap kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya: (3) (4) (5) (6)(7) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
terhadap kebijakan pengadaan jasa diantaranya terkait pengadaan konsultan
2016 6) Risalah Rapat
Gabungan BOC - BOD tanggal 20 Desember 2016
7) Laporan Komite Audit terkait kajian pengadaan Kapal Tunda tanggal 1 November 2016
Bab III Dewan Komisaris
142 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
IPO, pengadaan kapal tunda dll. - Dewan Komisaris telah memberikan saran
berdasarkan hasil pengawasan dan penelaahan atas kebijakan pengadaan dan pelaksanaanya terkait pengadaan diantaranya dalam rangka mempersiapkan IPO hendaknya menggunakan konsultan independen, pengadaan kapal tunda agar dilakukan analisis bisnis dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan agar disampaikan dalam RJPP untuk mendapatkan porsi anggaran di tahun berikutnya, dll
- Dalam proses telaah, Dewan Komisaris telah menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris (Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit).
Dewan Komisaris telah menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya, diantaranya konsultan independen yang ditunjuk dalam raangka IPO hendaknya yang berpengalaman mendampingi entitas lain untuk mempersiapkan IPO dan pelaksanaannya agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terkait pengadaan kapal tunda agar kajian yang dilakukan agar disampaikan ke Dewan Komisaris
Bab III Dewan Komisaris
143 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
selanjutnya dimasukkan dalam RJPP untuk mendapatkan porsi anggaran di tahun berikutnya, dll. (3) (4) (5) (6)
Tingkat kualitas arahan Dewan Komisaris tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya di pandang telah memadai.
(3) (4) (5) (6) Kelemahan: -
57. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris Bagian P-17 Pedoman atas Peningkatan Mutu dan Pelayanan. (1) Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa: a. Dewan Komisaris melakukan telaah atas
pedoman mutu dan pelayanan dengan menggunakan informasi yang diberikan oleh Direksi dan hasil pengawasan auditor internal maupun auditor eksternal atau hasil evaluasi/monitoring Dewan Komisaris.
b. Dewan Komisaris dalam melakukan proses
Referensi: 1) Pedoman Pengawasan
dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris hal. 38 – 39
2) Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris PT JAI Tahun 2017
3) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 9 Februari 2016
4) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 25 April 2016
5) Risalah Rapat Gabungan BOC – BOD tanggal 7 Maret 2016
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi organ Dewan Komisaris dengan Komite Audit dan/atau Komite lainnya
1,101 0,95 1,046
Bab III Dewan Komisaris
144 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
telaah menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
c. Dewan Komisaris menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil telaah serta saran atas pedoman peningkatan mutu dan pelayanan.
Telah terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut. (2)
Terkait pembahasan yang dilakukan Dewan Komisaris mengenai kebijakan kebijakan mutu dan pelayanan beserta pelaksanaannya: (3) (4) (5) - Dewan Komisaris telah melakukan telaah
kebijakan mutu diantaranya terkait penyerahan kapal IPC, crew kapal, SOP pelayanan pemanduan, dll .
- Telah terdapat saran Dewan Komisaris berdasarkan hasil telaah atas kebijakan mutu dan pelayanan beserta pelaksanaannya diantaranya terkait kapal dari IPC perlu dilakukan assess sebelum di perbaiki, perlu dilakukan docking untuk kapal tunda, sedangkan untuk crew harus memenuhi ketentuan minimum yang dipersyaratkan .
Bab III Dewan Komisaris
145 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN
GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI HAMBATAN
DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUHAN
SKOR
- Proses telaah yang dilakukan Dewan Komisaris telah melibatkan perangkat Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris dalam pembahasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan (belum terdapat Komite Audit/Komite lainnya).
Dewan Komisaris telah menyampaikan arahan kepada Direksi diantaranya terkait penyerahan kapal IPC, crew kapal, SOP pelayanan pemanduan, dll. (3) (4) (5)
Tingkat kualitas arahan Dewan Komisaris tentang efektifitas kebijakan mutu dan pelayanan beserta pelaksanaannya Perusahaan telah memadai. (3) (4) (5)
Kelemahan:
Proses telaah yang dilakukan oleh Dewan Komisaris hanya melibatkan Sekretaris Dewan Komisaris belum sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan Komisaris, mengingat Komite Audit dan atau Komite Lainnya belum terbentuk.
Bab III Dewan Komisaris
146 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB III. DEWAN KOMISARIS
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
III. DEWAN KOMISARIS
17. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan. 6,479 5,294 58. Dewan Komisaris
mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan perundangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris atas kepatuhan Perusahaan dalam menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar serta kepatuhan Perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan dengan pihak ketiga.(1)
Telah terdapat rencana kerja penunjukan calon auditor dan anggaran biaya audit eksternal dalam RKAT Dewan Komisaris.(2)
Dewan Komisaris telah melaporkan hasil evaluasi/pembahasan tersebut kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris secara tahunan.(3)
Tingkat kualitas atas evaluasi Dewan Komisaris atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perusahaan dan kesesuaian dengan RKAP
Referensi: 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Rencana Kerja Anggaran Dewan Komisaris
3) Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
4) Risalah Rapat Dewan Komisaris tahun 2016
5) Risalah rapat Dewan Komisaris-Direksi Tahun 2016
6) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
Melakukan telaahan atas kepatuhan Direksi terhadap anggaran dasar, peraturan perundang-undangan lainnya, perjanjian dengan pihak ketiga termasuk telaahan hasil evaluasi kajian risiko dan legal atas rencana inisiatif bisnis, kinerja kegiatan/upaya-upaya penyelesaian kasus litigasi dan non litigasi serta kajian hukum atas
1,417 0,70 0,992
Bab III Dewan Komisaris
147 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
dan/atau RJPP telah memadai.(4)(5)
Kualitas pengawasan atas kepatuhan Direksi terhadap Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta perjanjian dengan pihak ketiga telah memadai.(3)
Jika terjadi pelanggaran oleh Direksi, Dewan Komisaris melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan melaporkan kepada pemegang Saham/RUPS.(4)
Tidak terdapat permasalahan mengenai pelanggaran, yang tidak dibahas oleh Dewan Komisaris karena selalu dilakukan monitoring dan evaluasi tindak lanjut atas keputusan rapat gabungan Dewan Komisaris-Direksi sebagai bagian dari pengawasan Dewan Komisaris apakah telah ditindaklanjuti dengan tindakan korporasi oleh Direksi dalam pengelolaan Perseroan.(3)(4)(5)(6)
Kelemahan:
Belum terdapat telaah Dewan Komisaris atas kepatuhan Direksi terhadap Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang mengatur bisnis Perusahaan (regulasi sektoral), peraturan
rencana tindakan dan permasalahan yang terjadi, serta dalam proses telaah tersebut melibatkan perangkat Dewan Komisaris minimal Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit dan Komite Lainnya.
Memberikan arahan kepada Direksi berdasarkan hasil telaahan terkait kepatuhan Direksi terhadap Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang mengatur bisnis Perusahaan (regulasi sektoral), peraturan perundang-undangan lainnya serta perjanjian dengan pihak ketiga.
menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Bab III Dewan Komisaris
148 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
perundang-undangan lainnya serta perjanjian dengan pihak ketiga.
Belum terdapat arahan Dewan Komisaris kepada Direksi berdasarkan hasil telaahan terkait kepatuhan Direksi terhadap Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang mengatur bisnis Perusahaan (regulasi sektoral), peraturan perundang-undangan lainnya serta perjanjian dengan pihak ketiga.
Belum terdapat proses evaluasi yang dilakukan Dewan Komisaris atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perusahaan dan kesesuaian dengan RKAP dan/atau RJPP menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris (Komite Dewan Komisaris).
Komisaris (Komite Dewan Komisaris) dalam proses evaluasi atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perusahaan dan kesesuaian dengan RKAP dan/atau RJPP
59. Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perusahaan sesuai RKAP dan/atau RJPP.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris dalam memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan pengurusan Perusahaan terhadap RKAP dan/atau RJPP. (1)
Telah terdapat Rencana Dewan Komisaris untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RKAP.(2)
Dewan Komisaris telah melakukan evaluasi
Referensi: 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Renca Kerja Anggaran Dewan Komisaris
3) Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi
Hambatan: - Rekomendasi:
Komisaris Utama menandatangani Laporan Manajemen Triwulan I,II dan III.
1,106 0,88 0,968
Bab III Dewan Komisaris
149 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
pencapaian Perusahaan yang mencakup kesesuaian pelaksanaan program kerja (inisiatif Perusahaan) dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP sebagaimana yang telah dibahas pada rapat Dewan Komisaris tanggal 13 Juni terkait reaslisasi kinerja Perusahaan dan tanggal 26 Agustus tekait realisasi pendapatan Perusahaan yang mencapai target sesuai dengan RKAP.(3)(4)
Laporan Manajemen Tahunan telah ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.(4)
Kelemahan:
Komisaris Utama belum menandatangani Laporan Manajemen Triwulan I,II dan III.
4) Risalah Rapat Dewan Komisaris
5) Laporan Manajemen Tahunan Tahun 2016
60. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan terkait Mekanisme bagi Dewan Komisaris mengenai pemberian persetujuan/otorisasi/rekomendasi Dewan Komisaris terhadap tindakan Direksi yang memerlukan rekomendasi/ persetujuan Dewan
Referensi: 1) Standar Operasional
Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Rencana Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016
3) Risalah rapat Dewan
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,966 1,00 0,966
Bab III Dewan Komisaris
150 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Komisaris atau RUPS.
Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku dan/ atau Anggaran Dasar.(1)
Telah terdapat rencana kerja Dewan Komisaris untuk membahas transaksi atau tindakan dalam lingkung kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS.(2)
Telah erdapat pemberian otorisasi atau rekomendasi oleh Dewan Komisaris atas transaksi atau tindakan Direksi dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS, sebagaiman yang telas dibahas pada rapat 22 Desember tarkait Persetujuan KPI, Persetujuan atas usulan tambahan cadangan Umum dan rapat 20 Desember terkait progress pesiapan IPO.(3)(4)
Pemberian otoriasasi atau rekomendasi tidak melebihi 14 hari sejak usulan atau dokumen secara lengkap diterima oleh Dewan Komisaris.(4)(5)
Kelemahan: -
Komisaris 4) Konfirmasi 5) Daftar Surat Keluar
Masuk Dewan Komisaris
Bab III Dewan Komisaris
151 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
61. Dewan Komisaris (berdasarkan usulan dari Komite Audit) mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan atau prosedur mengenai proses penunjukkan calon auditor eksternal dan/atau penunjukan kembali auditor eksternal dan penyampaian usulan calon auditor eksternal kepada RUPS/Pemilik Modal.(1)
Telah terdapat Rencana Kerja penunjukan calon auditor dan anggaran biaya audit eksternal dalam RKAT Dewan Komisaris..(2)
Note: Untuk indikator 3. 4 dan 5 Not Applicable dikarenakan kewenangan dalam penunjukan Auditor Eksternal merupakan kewenangan sepenuhnya PT Pelindo II selaku Pemegang Saham PT JAI Kelemahan: -
Referensi: 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Rencana Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,778 1,00 0,778
62. Dewan Komisaris memastikan audit eksternal dan audit internal dilaksanakan
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris tentang pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan internal serta
Referensi: 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
Hambatan: - Rekomendasi:
Pelaksanaan kegiatan
1,106 0,50 0,553
Bab III Dewan Komisaris
152 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
secara efektif serta melaksanakan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris.
pelaksanaan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan yang diterima oleh Dewan Komisaris.(1)
Telah terdapat rencana kerja Dewan Komisaris tentang pengawasan efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit intenal, serta pelaksanaan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris.
Kelemahan:
Belum terdapat pelaksanaan kegiatan untuk memastikan audit eksternal dan audit internal dilaksanakan secara efektif yaitu, dengan:
- penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal
- penilaian efektivitas pelaksanaan audit internal
- Keterlibatan perangkat Dewan Komisaris
Dewan Komisaris belum memberikan arahan kepada Direksi tentang peningkatan efektivitas audit internal dan audit eksternal.
2) Rencana Kerja Dewan Komisaris tahun 2016
untuk memastikan audit eksternal dan audit internal dilaksanakan secara efektif yaitu, dengan: - penilaian atas
efektivitas pelaksanaan audit eksternal melalui:(1) pemantauan kesesuaian penyelesaian proses audit dengan rencana kerjanya, (2) telaah kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar profesi akuntan publik (3) dan telaahan hasil audit eksternal dan kualitas rekomendasi audit eksternal.
- penilaian efektivitas pelaksanaan audit internal melalui: (1) telaah atas efektivitas
Bab III Dewan Komisaris
153 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
pemantauan tindak lanjut hasil audit SPI dan Auditor Eksternal (2) kelengkapan atribut temuan dan kualitas rekomendasi hasil audit internal; dan (3) kelengkapan atribut temuan dan kualitas rekomendasi hasil audit internal dan (4) telaahan rencana kerja pengawasan dan pelaksanaanya, (5) manajemen fungsi SPI.
- Proses telaah yang dilakukan menggunakan perangkat Dewan Komisaris
Memberikan arahan kepada Direksi tentang peningkatan efektivitas audit internal dan audit eksternal.
Bab III Dewan Komisaris
154 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
63. Dewan Komisaris melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan serta saran-saran yang telah disampaikan kepada Direksi untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi.
Kekuatan:
Ketentuan mengenai (1)pelaporan segera kepada RUPS jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan; (2) mekanisme pemberian saran segera kepada Direksi untuk memperbaiki permasalahan yang berdampak pada menurunnya kinerja Perusahaan tersebut;dan, (3) mekanisme untuk segera membahas gejala menurunnya kinerja Perusahaan.(1)
Dewan Komisaris telah melakukan pembahasan tentang gejala menurunnya kinerja Perusahaan secara tepat waktu: (2)(3)(4) - Telah terdapat telaahan Dewan Komisaris
tentang menurunnya kinerja Perusahaan sebagaimana yang telah dibahas pada rapat Dewan Komisaris tanggal 13 juni dan 25 Juli 2016 terkait terdapat penurunan pendapatan
- Telah terdapat arahan Dewan Komisaris kepada Direksi terkait menurunnya kinerja perusahaan, yaitu Dewan Komisaris meminta untuk mengupayakan pencapaian target RKAP terutama pendapatan usaha.
- Dewan Komisaris telah membahas dengan segera apabila terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan dan memberikan saran perbaikan yang diperlukan melalui Rapat
Referensi: 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Risalah rapat Dewan Komisaris-Direksi Tahun 2016
3) Risalah Rapat Dewan Komisaris
4) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
Menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris dalam Proses telaah pembahasan entang gejala menurunnya kinerja Perusahaan.
1,106 0,94 1,037
Bab III Dewan Komisaris
155 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Dewan Komisaris.
Tidak terdapat laporan Dewan Komisaris kepada RUPS tentang gejala menurunnya kinerja Perusahaan yang signifikan dan pemberian saran-saran perbaikan yang telah disampaikan kepada Direksi untuk mengatasi permasalahan penyebab gejala menurunnya kinerja tersebut mengingat sampai Laporan Ini disusun tidak ada permasalahan yang berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan secara signifikan, sehingga Dewan Komisaris tidak melakukan pembahasan tentang gejala menurunnya kinerja perusahaan secara signifikan.(2)(3)(4)
Kualitas atas arahan langkah-langkah perbaikan Dewan Komisaris yang disampaikan kepada Direksi telah memadai.(2)(3)(4)
Kelemahan:
Proses telaah pembahasan entang gejala menurunnya kinerja Perusahaan belum
menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
Bab III Dewan Komisaris
156 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
18. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan anak perusahaan / perusahaan patungan.
- -
64. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan/ perusahaan patungan.
Not Applicable dikarenakan PT JAI tidak memiliki anak Perusahaan
- - - -
65. Peranan Dewan Komisaris dalam pemilihan calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan/perusahaan patungan.
Not Applicable dikarenakan PT JAI tidak memiliki anak Perusahaan
-
- - - -
19. Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan Anggota Direksi, menilai kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja Direksi
1,936 1,755
66. Dewan Komisaris mengusulkan calon Anggota Direksi kepada Pemegang Saham sesuai kebijakan seleksi yang ditetapkan.
Not Applicable dikarenakan terkait kebijakan mengenai evaluasi calon Direksi, telaah dan/atau penelitian/pemeriksaan terhadap calon-calon Direksi yang diusulkan Direksi merupakan kewenanngan dan dilakukan oleh Pemegang Saham yiatu PT Pelindo II (Persero).
- . - - -
Bab III Dewan Komisaris
157 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
67. Dewan Komisaris menilai Direksi dan melaporkan hasil penilaian tersebut kepada Pemegang Saham.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai penilaian kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham.(1)
Telah terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pemantauan kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham.(2)
Terdapat penilaian kinerja Direksi oleh Dewan Komisaris, yang meliputi: (3)(4)(5) - Terdapat penilaian kinerja Direksi berdasarkan
telaahan kriteria, target dan indikator kinerja utama yang tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara kolegial.
- Proses penilaian yang dilakukan oleh Dewan Komisaris telah menggunakan perangkat Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris telah menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris secara tahunan.(3)(4)(5)
Kelemahan:
Belum terdapat penialian kinerja Direksi yang
berdasarkan pada telahaan kriteria, target dan
Referensi : 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Rencana Kerja Dewan Komisaris
3) Risalah rapat Dewan Komisaris-Direksi
4) Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2016
5) Konfirmmasi
Hambatan: - Rekomendasi :
Melakukan penialian kinerja Direksi yang berdasarkan pada telahaan kriteria, target dan indikator utama yang tercakup dalam kontrak manajemen Direksi secara individu dengan realisasi pencapaian masing-masing serta.proses penilaian atas kinerja Direksi sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan Komisaris
Menyampaikan hasil
penilaian kinerja direksi
secara individu kepada
RUPS dalam tugas
pengawasan Dewan
Komisaris.
0,968 0,81 0,787
Bab III Dewan Komisaris
158 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
indicator utama yang tercakup dalam kontrak
manajemen Direksi secara individu dengan
realisasi pencapaian masing-masing serta belum
sepenuhnya melibatkan perangkat Dewan
Komisaris mengingat Perusahaan hanya memiliki
Komite Audit.
Dewan Komisaris belum menyampaikan hasil
penilaian kinerja direksi secara individu kepada
RUPS dalam tugas pengawasan Dewan Komisaris.
68. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi sesuai ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengusulan remunerasi Direksi kepada RUPS.(1)
Telah terdapat rencana Dewan Komisaris menelaah pengusulan remunerasi Direksi.(2)
Untuk indicator 3 dan 4 Not Applicable dikarenakan penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sdh ditetapkan oleh Kantor Pusat sebagaimana RUPS PT Jasa Armada Indonesia Nomor HK.56/30/5/3/PI.II-14 dan Nomor HK.476/2/4/MTI-2014 tanggal 30 Mei 2014 Pemegang Saham Menyetujui penetapan
Referensi : 1) Standar Operasional
Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Risalah RUPS tentang Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015
3) Konfirmasi 4) Laporan Tahunan
hal.98
Hambatan: - Rekomendasi : -
0,968 1,00 0,968
Bab III Dewan Komisaris
159 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris PT Jasa Armada Indonesia
Kelemahan: -
20. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan kepentingan yang menyangkut dirinya 0,571 0,571 69. Dewan Komisaris
memiliki Kebijakan Benturan Kepentingan dan melaksanakan secara konsisten kebijakan tersebut.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai (potensi) benturan kepentingan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.(1)
Dewan Komisaris telah memiliki surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan yang diperbaharui setiap awal tahun dan telah membuat pakta integritas yang dilampirkan dalam usulan tindakan Direksi yang harus mendapatkan rekomendasi dan perstujuan Dewan Komisaris.(2)(3)
Dewan Komisaris telah melaporkan kepemilikan saham dan/atau keluarganya kepada Perusahaan (Sekretaris Perusahaan) untuk dicatat dalam daftar khsusus.(4)
Kelemahan: -
Referensi : 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Pernyataan tidak memiliki benturan Kepentingan
3) Pernyataan Pakta Integritas
4) Daftar kepemilikan saham
Hambatan: - Rekomendasi : -
0,571 1,00 0,571
Bab III Dewan Komisaris
160 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
21. Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
1,659 1,659
70. Dewan Komisaris memastikan bahwa prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
Kekuatan :
Telah terdapat Kebijakan bahwa Dewan Komisaris memantau penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik.(1)
Telah terdapat rencana kerja Dewan Komisaris untuk memantau penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.(5)
Dewan Komisaris telah melaksanakan pemantauan penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dengan: (2)(3) - Terdapat telaah terhadap: (1) Laporan Hasil
Assessment/review atas pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik sebagaiman yang telah dibahas pada rapat Dewan Komisaris bulan Februari dan Desember 2016, dan 2) Laporan GCG yang dituangkan dalam Laporan Tahunan;
- Proses telaah yang dilakukan oleh Dewan Komisaris telah menggunakan perangkat Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Audir. (2)
Dewan Komisaris menindaklanjuti area of
Referensi : 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Risalah Rapat Dewan Komisari Tahun 2016
3) Risalah Rapat Dewan Komisaris-Direksi Tahun 2016
4) Laporan tahunan 5) Rencana Kerja
Dewan Komisaris tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi : -
0,985 1,00 0,985
Bab III Dewan Komisaris
161 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
improvement assessment/review GCG yang menjadi kewenangannya.(2)
Kelemahan: -
71. Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Kebijakan mengenai pengukuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris. (1)
Dewan Komisaris telah memiliki/menetapkan indikator pencapaian kinerja beserta target-targetnya, dan disetujui oleh RUPS/Menteri setiap tahun berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris yang bersangkutan.(2)
Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris mengevaluasi pencapaian kinerja masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan dituangkan dalam risalah Rapat Dewan Komisaris tanggal 22 Agustus 2016, dimana penilaian kinerja Dewan Komisaris diantaranya berdasarkan dari sisi kehadiran dalam rapat dan Rencana Kerja Dewan Komisaris(4)
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan
Referensi : 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
2) Risalah RUPS RKAP dan kontrak Manajemen
3) Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
4) Risalah rapat Dewan Komisaris
Hambatan: - Rekomendasi : -
0,674 1,00 0,674
Bab III Dewan Komisaris
162 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Dewan Komisaris.(3) Kelemahan: -
22. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang efektif dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
1,349 1,094
72. Dewan Komisaris memiliki pedoman/tata tertib Rapat Dewan Komisaris yang memadai.
Kekuatan :
Pedoman/tata tertib pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris telah mengatur: (1) - Etika Rapat; - Pembahasan/telaah atas usulan Direksi dan
arahan/kepeutusan RUPS terkait dengan Usulan Direksi
Kelemahan :
Pedoman Tata Tertib rapat mengenai Tata Penyusunan Risalah Rapat dan Tindak Lanjut Hasil Rapat Sebelumnya belum diatur secara rinci dalam Pedoman Rapat Dewan komisaris dan Rapat Bersama Direksi
Referensi: 1) Standar
Operasional Prosedur (SOP) Dewan Komisaris
Hambatan: -
Rekomendasi:
Melengkapi Tata Penyusunan Risalah Rapat seperti dengan: - Pendahuluan (Dasar Rapat dan Peserta yang menghadiri rapat)
- Pembukaan - Evaluasi rapat sebelumnya
- Pemaparan/ Presentasi
- Tanggapan-
tanggapan
- Penjelasan/jawab
0,346 0,50 0,173
Bab III Dewan Komisaris
163 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Kesimpulan dan
Saran
- Penutup
Melengkapi tindak Lanjut Hasil Rapat Sebelumnya minimal dengan ketentuan jangka waktu pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya.
73. Rapat Dewan Komisaris diadakan secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku.
Kekuatan:
Telah terdapat rencana penyelenggaraan rapat internal Dewan Komisaris dan Rapat dengan mengundang Direksi, dengan jumlah dan waktu rapat yang telah disepakati yaitu 12 kali dalam setahun. (1)
Jumlah rapat dan agenda yang dibahas tsebagian besar telah memenuhi dengan yang direncanakan.(1)(2)(3)
Anggota Dewan Komisaris telah menghadiri rapat internal dan gabungan bersama Direksi, selama tahun 2016, Dewan Komisaris telah melakukan rapat internal 12 kali, dan gabungan 13 kali. berikut rapat yang dihadiri oleh masing-
Referensi : 1) Rencana Kerja
Dewan Komisaris Tahun 2016
2) Risalah Rapat Dewan Komisaris-Direksi Tahun 2016
3) Risalah Rapat Dewan Komisaris Tahun 2016
4) Laporan Tahunan hal.102
5) Surat Kuasa Dewan Komisari
Hambatan : - Rekomendasi :
Jumlah rapat dan agenda yang dibahas sesuai dengan yang direncanakan.
Anggota Dewan Komisaris menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris.
0,657 1,00 0,657
Bab III Dewan Komisaris
164 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
masing Dewan Komisaris dalam rapat internal dan gabungan .(2)(3)(4)
Rapat Internal Dewan Komisaris Tahun 2016 2016
Nama Dewan Komisaris
Jumlah Rapat
Jumlah
Kehadiran
%
Dana Amin* 4 1 25
Urip Nurhayat 12 12 100
Jimmy AB.Nikijuluw
12 11 92
Eko Hadi.R 12 12 100
Raymond Ivan HAS
12 12 100
Rapat Dewan Komisaris-Direksi Period Tahun2016
Nama Dewan Komisaris
Jumlah Rapat
Jumlah
Kehadiran
%
Dana Amin* 4 1 25
Urip Nurhayat 13 13 100
Jimmy AB.Nikijuluw
13 12 92
Eko Hadi.R 13 13 100
Bab III Dewan Komisaris
165 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Raymond Ivan HAS
13 13 100
*Mengajukan Pengunduran Diri Sejak Tanggal 17 Mei 2016
Telah terdapat surat kuasa yang dibuat oleh Anggota Dewan Komisaris yang berhalangan hadir dalam rapat Dewan Komisaris serta penjelasan ketidakhadiran dalam rapat tersebut yang dituangkan dalam Risalah Rapat.(5)
Kelemahan:
Jumlah rapat dan agenda yang dibahas belum sepenuhnya sesuai dengan yang direncanakan, sebagai contoh dalam rapat Gabungan terdapat rencana membahas kepatuhan Direksi terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjiann dengan pihak ketiga, namun berdasarkan hasil telaah dokumen tidak terdapat pembahasan tersebut.
Anggota Dewan Komisaris belum sepenuhnya menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris yang diselenggarakan selama tahun 2016, sebagai contoh Sdr. Dana Amin hanya menghadir rapat 1 kali dari jumlah
Bab III Dewan Komisaris
166 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
rapat 4 kali. 74. Dewan Komisaris
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya.
Kekuatan :
telah terdapat evaluasi Dewan Komisaris atas tindak lanjut hasil rapat sebelumnya, sebagaimana salahsatunya telah dibahas dalam rapat bulan Juni dan Juli terkait peningkatan pendapatam, serta rapat Februari dan Desember tarkait Tindak lanjut assessment GCG.(1)(2)
Hasil rapat Dewan Komisaris sebelumnya telah ditindaklanjuti seluruhnya. (1)(2)(3)
Kelemahan : -
Referensi : 1) Risalah Rapat
Dewan Komisaris-Direksi
2) Risalah Rapat Dewan Komisaris
3) Konfirmasi
Hambatan : - Rekomendasi : -
0,346 1,00 0,346
Bab III Dewan Komisaris
167 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
23. Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk mendukung tugas kesekretariatan Dewan Komisaris. 2,593 2,593 75. Sekretaris Dewan
Komisaris memiliki uraian tugas yang jelas.
Kekuatan:
Telah terdapat uraian tugas Sekretaris Dewan Komisaris yang ditetapkan oleh Komisaris Utama.(1)
Fungsi Sekretaris Dewan Komisaris dilaksanakan oleh Staf Dewan Komisaris dengan tugas pokok membantu Dewan Komisaris dalam bidang kegiatan kesekretariatan mencakup hal-hal sebagai berikut: - Telah menyelenggarakan kegiatan
administrasi kesekretariatan di lingkungan Dewan Komisaris. (1) (2) (3)
- Telah menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris dan rapat/pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-pihak terkait lainnya. (1)
(2) (3) (4) - Telah menyediakan data/informasi yang
diperlukan oleh Dewan Komisaris dan komite-komite di lingkungan Dewan Komisaris yang berkaitan dengan: (a) monitoring tindak lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewan Komisaris; (b) bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai laporan Direksi dalam mengelola Perusahaan; (c) dukungan administrasi serta monitoring
Referensi: 1) Surat Keputusan
Dewan Komisaris PT Jasa Armada Indonesia No. DK.01/08/01/JAI-2015 tanggal 1 Agustus 2015 tentang Pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris PT Jasa Armada Indonesia Risalah Rapat Dewan Komisaris
2) Ledger Surat Masuk dan Surat keluar Secara Elektronik
3) Undangan Rapat 4) Risalah Rapat BOC-
BOD
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,804 1,00 0,804
Bab III Dewan Komisaris
168 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
berkaitan dengan hal-hal yang harus mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Dewan Komisaris sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi. (1) (2) (3) (4)
- Telah mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari komite Dewan Komisaris dan tenaga ahli untuk keperluan Dewan Komisaris. (1) (2) (3( (4)
Kelemahan: -
76. Sekretaris Dewan Komisaris melakukan administrasi dan penyimpanan Dokumen.
Kekuatan:
Sekretaris Dewan Komisaris telah mempunyai fasilitas penyimpanan dokumen Komisaris yang disediakan oleh Perusahaan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.(1)
Sekretaris Dewan Komisaris telah mengadministrasikan surat keluar dan surat masuk Dewan Komisaris, dan dokumen lainnya dengan tertib termasuk korespondensi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Dewan Komisaris.(2)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Kantor Pusat PT
JAI di Gedung Rukindo lt. 2
2) Ledger Surat Masuk dan Surat Keluar Secara Elektronik
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,337 1,00 0,337
Bab III Dewan Komisaris
169 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
77. Sekretaris Dewan Komisaris menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris dan rapat/pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-pihak terkait lainnya.
Kekuatan:
Terdapat undangan rapat Dewan Komisaris, yang disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak-pihak lain yang diundang. (1)
Bahan-bahan rapat disediakan dan disampaikan kepada peserta rapat paling lambat 3 (tiga) hari sebelum diadakan rapat. (2)
Pendokumentasian secara memadai atas hasil rapat Dewan Komisaris: (3) (4) (5) (6) - Risalah Rapat Komisaris telah dibuat untuk
setiap Rapat Komisaris. (a) jalannya rapat (dinamika rapat); (b) risalah hasil evaluasi atas pelaksanaan
keputusan rapat sebelumnya; (c) pendapat yang berbeda (dissenting
comments) dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris;
(d) keputusan rapat. - Setiap anggota Dewan Komisaris telah
menerima salinan risalah Rapat Dewan Komisaris, terlepas apakah bersangkutan hadir atau tidak hadir dalam Rapat tersebut.
- Validasi risalah rapat telah sesuai dengan tata tertib yang ditetapkan. Risalah rapat harus sudah selesai dan diedarkan keseluruh Dewan Komisaris maksimal pada selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
Referensi: 1) Undangan Rapat
Dewan Komisaris Tahun 2016
2) Bahan-bahan rapat Dewan KomisarisTahun 2016
3) Risalah Rapat Dewan Komisaris Tahun 2016
4) Risalah Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi Tahun 2016
5) Tanda Terima Risalah Rapat
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,959 1,00 0,959
Bab III Dewan Komisaris
170 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Rapat selesai dilaksanakan. - Risalah asli dari setiap Rapat Dewan
Komisaris telah disimpan di perusahaan. - Risalah asli dari setiap Rapat Dewan
Komisaris dapat diakses oleh setiap anggota Komisaris.
Kelemahan: -
78. Sekretaris Dewan Komisaris menyediakan data/informasi yang diperlukan oleh Dewan Komisaris dan komite-komite di lingkungan Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Telah terdapat data/informasi berkaitan dengan monitoring tindak lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewan Komisaris melalui rapat yang dilaksanakan setiap bulan dan tinjauan lapangan. (1) (2)
Telah terdapat bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai laporan/kegiatan Direksi dalam mengelola perusahaan yang diantaranya adalah laporan-laporan diantaranya Laporan Tahunan, Laporan Manajemen, dsb. (3)
Telah terdapat data/informasi yang berkaitan dengan dukungan administrasi dan monitoring yang berkaitan dengan hal-hal yang harus mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Dewan Komisaris sehubungan dengan kegiatan pengelolaan perusahaan yang
Referensi: 1) Risalah Rapat
Dewan Komisaris Tahun 2016
2) Tinjauan Lapangan 3) Materi dan
Laporan dari Direksi
4) Risalah Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi Tahun 2016
5) Kantor Pusat PT JAI di Gedung Rukindo lt. 2
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,493 1,00 0,493
Bab III Dewan Komisaris
171 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
dilakukan oleh Direksi. (4) Kelemahan: -
24. Dewan Komisaris memiliki Komite Dewan Komisaris yang efektif. 2,438 1,951 79. Dewan Komisaris
memiliki Komite Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Telah terdapat Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. (1)
Ketua dan Wakil Ketua Komite Audit telah diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS. Setiap Surat Keputusan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota dan Ketua Komite, salinannya disampaikan kepada Pemegang Saham. (1) (2)
Ketua Komite Audit telah diangkat dari anggota Dewan Komisaris yang dapat bertindak independen. Terutama Ketua Komite Audit disyaratkan dari anggota Dewan Komisaris yang Independen atau yang dapat bertindak Independen.. (1)
Referensi: 1) Surat Keputusan
Dewan Komisaris PT. Jasa Armada Indonesia Nomor: DK/01/10/01/JAI-2016 tentang Pengangkatan Komite Audit
2) Peraturan Menteri BUMN No.PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN
Hambatan: - Rekomendasi:
Membentuk komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendukung Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya.
0,643 0,50 0,322
Bab III Dewan Komisaris
172 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Kelemahan:
Belum terdapat komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendukung Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya.
80. Komposisi keanggotaan yang mendukung pelaksanaan fungsi Komite dan independensi dari masing-masing Komite Dewan Komisaris.
Kekuatan: Komite Audit
Salah seorang anggota Komite Audit telah memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja yang cukup dibidang tugas komite, yang tercermin pada tabel berikut: (1) (2) No. Nama Kompetensi / Asal
1. Urip Nurhayat Anggota Komite yang berasal dari Dewan Komisaris
2. Sutardi Anggota Komite yang berasal dari Independen
Anggota Komite Audit telah ada yang berasal dari pihak diluar perusahaan dan tidak mempunyai kaitan dengan manajemen, kepemilikan saham dan dengan kegiatan usaha Perusahaan. (1) (2)
Jumlah keanggotaan Komite Audit yang berasal dari luar Dewan Komisaris telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (1) (2) (3)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Surat Keputusan
Dewan Komisaris PT. Jasa Armada Indonesia Nomor: DK/01/10/01/JAI-2016 tentang Pengangkatan Komite Audit
2) Profil ringkas anggota Komite Audit
3) Peraturan Menteri BUMN No.PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN pasal 2 ayat 3
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,488 1,00 0,488
81. Komite Dewan Kekuatan: Referensi: Hambatan: 0,643 1,00 0,643
Bab III Dewan Komisaris
173 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Komisaris memiliki piagam/charter dan program kerja tahunan.
Terdapat piagam untuk setiap Komite yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala. Piagam terakhir disusun adalah pada tahun 2016. (1)
Muatan Piagam Komite Audit telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan Dewan Komisaris. Muatan Piagam Komite Audit secara singkat antara lain mengatur aspek: (1) - Latar Belakang
Pentingnya disusun Piagam Komite Audit, Dasar Hukum yang dipakai, Visi dan Misi Komite Audit, Maksud dan Tujuan penyususnan Piagam Komite Audit.
- Pembentukan dan Keanggotaan Memuat pembentukan, kedudukan, organisasi, keanggotaan (persyaratan umum dan persyaratan khusus, dan masa jabatan Komite Audit.
- Tugas, Tanggung Jawab Dan Kewenangan Memuat tugas komite audit yaitu terkait informasi keuangan, auditor independen, internal audit, efektivitas pelaksanaan pengendalian intern, kepatuhan, manajemen risiko, nominasi, remunerasi, GCG, pelaksanaan tugas khusus dan self assessment Komite Audit. Selain itu juga memuat terkait kewajiban, kewenangan,
1) Piagam Komite Audit tanggal 30 November 2016
2) Program Kerja Komite Audit Tahunan (PKKAT) Tahun 2016 tanggal 6 Februari 2016
3) Laporan Komite Audit - Pelaksanaan Program Kerja Tahun 2016
4) Konfirmasi
- Rekomendasi: -
Bab III Dewan Komisaris
174 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
serta mekanisme kerja Komite Audit. - Rapat, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
dan Pelaporan Memuat pengaturan mengenai rapat, pelaporan dan RKA Komite Audit.
- Penutup
Telah terdapat Program Kerja Tahunan Komite Audit yang disetujui/ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Program tersebut telah memuat telaah untuk memastikan: (2) - memastikan efektivitas sistem pengendalian
manajemen dan memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian manajemen beserta pelaksanaannya; (2)
- efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan SPI; (2)
- menilai pelaksanaan kegiatan serta basil audit yang dilaksanakan oleh auditor eksternal dan SPI; (2)
- telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan; (2)
- Self-assessment kinerja Komite Audit. (2) (3) (4) Kelemahan: -
Bab III Dewan Komisaris
175 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
82. Komite Dewan Komisaris melaksanakan pertemuan rutin sesuai dengan program kerja tahunan serta melakukan kegiatan lain yang ditugaskan Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Jumlah pertemuan berkala dan agenda yang dibahas telah sesuai dengan program kerja tahunan serta jumlah kegiatan lain yang ditugaskan sesuai yang ditugaskan Dewan Komisaris. (1) (2)
Risalah Rapat Komite Dewan Komisaris telah dibuat untuk setiap rapat, memuat hasil-hasil analisis, telaahan, dan evaluasi atas acara yang diagendakan, serta risalah asli dari setiap Rapat Komite Dewan Komisaris diserahkan kepada Sekretaris Dewan Komisaris untuk disimpan di perusahaan. (3)
Kelemahan:
Belum terdapat komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendukung Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya sehingga pertemuan rutin dan pelaksanaan kegiatan oleh Komite lain tidak dapat dianalisisi lebih lanjut.
Referensi: 1) Program Kerja
Komite Audit 2) Daftar Hadir dan
Rekapitulasi Rapat Komite tahun 2016
3) Risalah rapat Komite tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi:
Membentuk komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendukung Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya.
0,332 0,50 0,166
83. Komite Dewan Komisaris melaporkan kegiatan dan hasil penugasan yang diterimanya kepada
Kekuatan:
Telah terdapat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap pelaksanaan penugasan disertai dengan rekomendasi. (1) (2)
Mengingat pembentukan Komite Audit
Referensi: 1) Laporan Komite
Audit Triwulanan 2) Risalah Rapat
Dewan Komisaris 3) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
0,332 1,00 0,332
Bab III Dewan Komisaris
176 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Dewan Komisaris.
dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016, maka laporan triwulanan tidak disusun namun telah menyusun laporan pelaksanaan sesuai rencana yaitu menyusun piagam Komite yang dilaporkan kepada Dewan Komisaris. (3)
Kelemahan: -
-
TOTAL SKOR 32,994 88,425 29,175
BAB IV Direksi Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Bab IV Direksi
177 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB IV. DIREKSI
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
IV. DIREKSI
25. Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan. 1,089 0,467
84. Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
Kekuatan:
Direksi telah menyampaikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk mengadakan program pengenalan bagi anggota Direksi yang baru pertama kali diangkat sebagaimana diatur dalam Board Manual Bab II poin 3 Program Pengenalan Direksi dan atau Komisaris Yang Baru Diangkat.(1)
Pada tahun 2016 Anggota Direksi yang menjabat merupakan pendiri Perusahaan sehingga pelaksanaan program pengenalan bagi Direksi secara khusus dianggap belum perlu dilakukan. (N/A)
Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam menghadiri kegiatan program pengenalan. (N/A)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Tata laksana Kerja
Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Jasa Armada Indonesia hal.10-11
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,467 1,00 0,467
Bab IV Direksi
178 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
85. Direksi melaksanakan program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Anggota Direksi sesuai kebutuhan.
Kekuatan: - Kelemahan:
Belum terdapat kebijakan mengenai pelatihan bagi anggota Direksi.
Belum terdapat rencana dan anggaran kegiatan pelatihan khusus bagi anggota Direksi.
Belum terdapat realisasi pelatihan bagi anggota Direksi selama tahun 2016.
Belum terdapat laporan hasil pelatihan yang telah dijalani anggota Direksi.
Referensi: -
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi Board Manual untuk mengatur pelatihan bagi anggota Direksi.
Menyusun rencana dan anggaran kegiatan pelatihan khusus bagi anggota Direksi.
Menyusun laporan hasil pelatihan yang telah dijalani anggota Direksi.
0,622 0,00 0,000
26. Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung jawab secara jelas. 1,867 1,556
86. Direksi menetapkan struktur/susunan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
Kekuatan:
Telah terdapat struktur organisasi yang dirancang untuk memastikan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.(1)
Direksi telah menetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing Anggota Direksi.(2) 1. Dawam Atmosudiro sebagai Direktur
Referensi: 1) Surat Keputusan
Bersama Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Direksi PT Multi Terminal Indonesia Nomor:HK.56/28/5/6/PI.II-14 Nomor:HK.476/1/20/
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,622 1,00 0,622
Bab IV Direksi
179 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Utama 2. Supardi sebagai Direktur Operasi dan
Komersial 3. Supardi sebagai Pelaksana Harian Direktur
Armada dan Teknik 4. Sudarsono sebagai Direktur Keuangan dan
SDM
Direksi telah menetapkan deskripsi dan spesifikasi jabatan serta uraian tugas untuk semua tingkat jabatan di struktur organisasi meliputi tugas, kewajiban, tanggung jawab untuk setiap jabatan; spesifikasi pekerjaan terkait pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk setiap jabatan.(3)
Berdasarkan konfirmasi struktur organisasi yang berlaku masih menggunakan struktur organisasi pada saat pendirian Perusahaan sehingga persetujuan diperoleh dari induk Perusahaan.(4)
Kelemahan: -
MTI-2014 tanggal 28 Mei 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Manajemen
2) Berita Acara Kesepakatan Direksi PT Jasa Armada Indonesia Nomor;HK.56/01/08.1/MS-16 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Direksi
3) Deskripsi Jabatan Tugas dan tanggung Jawab tanggal 1 Februari 2016 Nomor SOP-SDU-03
4) Surat Menteri Negara BUMN Selaku RUPS PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:S-409/MBU/2013 tanggal 21 Juni 2013 perihal persetujuan pendirian anak perusahaan PT jasa Armada Indonesia
87. Direksi menetapkan kebijakan-kebijakan
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan tentang pedoman
Referensi: 1) Prosedur
Hambatan: -
0,778 1,00 0,778
Bab IV Direksi
180 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
operasional dan standar operasional baku (SOP) untuk proses inti (core business) Perusahaan.
penyusunan SOP di Perusahaan.(1)
Telah terdapat SOP bagi setiap proses bisnis inti perusahaan sebagai panduan melaksanakan kegiatan perusahaan diantaranya SOP Perencanaan dan Pengendalian Pelayanan Pemanduan dan Penundaan Kapal.(2)
Telah dilakukan sosialisasi SOP untuk proses bisnis Perusahaan kepada karyawan.(3)
SOP untuk proses bisnis inti telah dijalankan secara konsisten yang tercermin dari temuan audit mengenai operasional telah selesai dan ditindaklanjuti.(4)
Peninjauan dan penyempurnaan SOP telah dilakukan secara berkala diantaranya Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat.(5)
Kelemahan: -
Pengendalian Informasi Nomor SOP-MR-01 tanggal 1 Oktober 2015
2) Prosedur Perencanaan dan Pengendalian Pelayanan Pemanduan dan Penundaan Kapal Revisi 00 tanggal 1 Oktober 2015.
3) Daftar Hadir Sosialisasi SOP
4) Laporan Monitoring Tindaklanjut Rekomendasi Audit Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Tahun 2011 s.d. 2015
5) Prosedur Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat Nomor SOP-QHSSE-03 Revisi 01 tanggal 1 Maret 2016
Rekomendasi: -
88. Direksi menetapkan mekanisme pengambilan keputusan atas tindakan Perusahaan (Corporate
Kekuatan:
Direksi telah menetapkan pengaturan mengenai mekanisme pengambilan keputusan secara formal baik melalui mekanisme rapat Direksi dan pengambilan keputusan di luar
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Pasal 12 tentang Rapat Direksi
Hambatan: - Rekomendasi:
Menetapkan
0,467 0,33 0,156
Bab IV Direksi
181 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Action) sesuai ketentuan perundang-undangan dan tepat waktu.
rapat (sirkuler dll) sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.(1)(2)
Kelemahan:
Belum terdapat standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan Direksi.
Belum terdapat ketentuan standar waktu tingkat kesegeraan untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi di bawah Direksi yang terkait dengan keputusan tersebut, maksimal 7 (tujuh) hari sejak disahkan/ditandatangani.
pengaturan standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan Direksi.
Menetapkan pengaturan ketentuan standar waktu tingkat kesegeraan untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi di bawah Direksi yang terkait dengan keputusan tersebut, maksimal 7 (tujuh) hari sejak disahkan/ ditandatangani.
27. Direksi menyusun perencanaan Perusahaan 4,044 3,461 89. Direksi memiliki
Rencana Jangka Panjang (RJPP) yang disahkan oleh RUPS.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang memadai sebagaimana tertuang dalam Juknis RJPP Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan peraturan lainnya yang berlaku.(1)(2)(3)
Referensi: 1) Juknis RJPP 2016-
2020 Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
2) Keputusan Direksi Nomor HK.56/7/4/2/PI.II-14
Hambatan: - Rekomendasi:
Direksi menyampaikan rancangan RJPP kepada Dewan Komisaris dan
0,778
0,80 0,622
Bab IV Direksi
182 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Telah terdapat rancangan RJPP periode 2016-2020 yang disusun sesuai dengan pedoman RJPP yang telah ditetapkan.(4)
Rancangan RJPP periode 2016–2020 telah ditelaah oleh Direksi melalui pembahasan dalam Rapat Direksi serta Rapat Gabungan (Direksi dan Dewan Komisaris) dan ditindaklanjuti dengan revisi terhadap rancangan RJPP.(5)
Telah dilakukan sosialisasi RJPP kepada karyawan terkait.(6)
Kelemahan:
Direksi belum menyampaikan rancangan RJPP kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham secara tepat waktu yaitu disampaikan tanggal 27 April 2017.
tentang Pola Pembinaan Anak Perusahaan dan Kerjasama Operasi di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
3) Tata laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Jasa Armada Indonesia hal.18=19
4) Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2016-2020
5) Risalah Rapat Direksi-Dewan Komisaris
6) Daftar Hadir Rapat/Pertemuan tanggal 9 Desember 2016 tentang Sosialisasi RJPP Tahun 2016-2020
Pemegang Saham secara tepat waktu.
90. Direksi memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disahkan oleh RUPS/Menteri.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang memadai sebagaimana tertuang dalam acuan dari Pemegang Saham yaitu Petunjuk Teknis
Referensi: 1) Petunjuk Teknis
Penyusunan Usulan RKAP Tahun 2016 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
2) Lampiran 4
Hambatan: - Rekomendasi:
Direksi menyampaikan rancangan RKAP kepada
0,778 0,80 0,622
Bab IV Direksi
183 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Penyusunan Usulan RKAP Tahun 2016 beserta Lampiran Gambaran Umum Penyusunan RKAP Cabang atau Anak Perusahaan.(1)(2)(3)
Telah terdapat rancangan RKAP Tahun 2017 yang disusun sesuai dengan pedoman RKAP yang telah ditetapkan.(3)
Rancangan RKAP telah ditelaah oleh Direksi melalui pembahasan dalam Rapat Direksi serta Rapat Gabungan (Direksi dan Dewan Komisaris).(4)(5)
Telah terdapat sosialisasi RKAP 2017 dalam forum Rapat Manajemen kepada karyawan terkait uraian target Direksi 2017.(7)
Kelemahan:
Direksi belum menyampaikan rancangan RKAP kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham secara tepat waktu.
Gambaran Umum Penyusunan RKAP Tahun Buku 2016 Cabang atau Anak Perusahaan
3) Tata laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Jasa Armada Indonesia hal.19-20
4) Usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2017
5) Risalah Rapat Direksi 6) Risalah Rapat Direksi-
Dewan Komisaris 7) Risalah Rapat
Manajemen tanggal 13 Februari 2017
Dewan Komisaris secara tepat waktu.
91. Direksi menempatkan karyawan pada semua tingkatan jabatan sesuai dengan spesifikasi jabatan dan memiliki rencana suksesi untuk seluruh jabatan dalam Perusahaan.
Kekuatan:
Telah terdapat kebijakan mengenai manajemen karir dan sistem dan prosedur promosi, demosi dan mutasi di Perusahaan sesuai dengan jabatan dan kompetensi pekerja sebagaimana diatur dalam Kebijakan Pola Karir Jabatan di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II.(1)
Referensi: 1) Surat Keputusan
Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK.568/30/12/8/PI.II-16 Tentan Pola Karir Jabatan Di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia
Hambatan: - Rekomendasi:
Menyusun kebijakan mengenai manajemen karir dan sistem dan prosedur promosi,
1,088 0,75 0,816
Bab IV Direksi
184 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Perusahaan telah menempatkan pekerja pada setiap level dalam organisasi Perseroan sesuai dengan spesifikasi jabatan dan dilakukan secara objektif dan transparan.(2) a. Perusahaan telah menempatkan pekerja
pada setiap level jabatan dalam organisasi Perusahaan sesuai dengan spesifikasi jabatan dan dilakukan secara objektif dan transparan yaitu melalui proses rekrutmen dan seluruh kotak dalam struktur organisasi telah terisi sesuai dengan spesifikasi jabatan yang ditetapkan. Sampai dengan laporan ini disusun tidak terdapat jabatan yang kosong.
b. Penempatan pekerja pada setiap level jabatan telah sesuai dengan spesifikasi jabatan yang telah ditetapkan. penempatan pekerja disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan kompetensi dari masing-masing fungsi yang ada.
Terkait rencana suksesi untuk setiap level di bawah Direksi dalam organisasi Perusahaan yaitu: a. Berdasarkan konfirmasi, terdapat Database
(list) orang yang memiliki skill dan kompetensi serta pengalaman yang cukup untuk mengisi posisi/jabatan yang
II (Persero) 2) Prosedur
Recruitment Pekerja Nomor SOP-SDU-01
3) Lampiran IV Surat Keputusan Direksi PT Multi Terminal Indonesia Nomor:HK.48/30/12/2/MTI-2016
demosi dan mutasi di Perusahaan secara khusus.
Bab IV Direksi
185 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
ditargetkan. Daftar tersebut menyebutkan siapa saja yang dapat mengambil alih pekerjaan-pekerjaan utama apabila karyawan-karyawan berhenti, pensiun, dan meninggal dengan tak terduga berupa management talent pool.
b. pelaksanaan seleksi untuk suksesi/promosi pejabat satu level di bawah Direksi sesuai dengan ketentuan melalui proses assessment yang dilakukan oleh IPC Pusat.(N/A)
Rencana promosi dan mutasi posisi satu level jabatan di bawah Direksi dibahas secara intens dalam Rapat Direksi dan disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk kesempatan pemberian arahan terhadap rencana promosi dan mutasi tersebut. (N/A)
Tingkat obyektivitas dan transparansi yang memadai dalam penempatan karyawan pada setiap level jabatan telah diperhatikan, yaitu dengan melalui seleksi karyawan dan pelaksanaan serangkaian assessment terhadap karyawan.(1)(2)
Kelemahan:
Kebijakan mengenai manajemen karir dan sistem dan prosedur promosi, demosi dan
Bab IV Direksi
186 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
mutasi belum disusun oleh Perusahaan secara khusus.
92. Direksi memberikan respon terhadap usulan peluang bisnis yang berpotensi meningkatkan pendapatan Perusahaan, penghematan/efisiensi Perusahaan, pendayagunaan aset, dan manfaat lainnya.
Kekuatan:
Direksi telah memiliki mekanisme untuk merespon usulan peluang bisnis dari manajemen di bawah Direksi/anggota Direksi/Dewan Komisaris melalui pembahasan dalam rapat.(1)(2)(3)
Usulan peluang bisnis tersebut telah dibahas oleh Direksi untuk:(1) mengidentifikasi peluang bisnis; (2) mengambil keputusan atas usulan tersebut; (setuju atau tidak setuju), yang dilakukan dalam rapat Direksi bersama pejabat satu level di bawah Direksi dan perwakilan manajemen.(1)(2)(3)
Atas usulan peluang bisnis yang disetujui dan termasuk dalam kewenangan Dewan Komisaris dan/atau RUPS, Direksi telah menyampaikan kepada Dewan Komisaris tentang usulan peluang disertai dengan studi kelayakan dan membahas dengan Dewan Komisaris dalam forum rapat khusus Dewan Komisaris-Direksi.(3)
Peluang bisnis yang disampaikan kepada Dewan Komisaris merupakan peluang bisnis baru dan perlu tindak lanjut.(3)
Realisasi peluang bisnis telah mampu memberikan manfaat bagi Perusahaan sesuai
Referensi: 1) Risalah Rapat Direksi
1 Agustus 2016 1) Risalah Rapat Direksi-
Dewan Komisaris20 Desember 2016
2) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,778 1,00 0,778
Bab IV Direksi
187 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
dengan rencana yang disampaikan/dibuat.(1)(2)(3)
Kelemahan: -
93. Direksi merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya, secara tepat waktu dan relevan.
Kekuatan:
Direksi telah memiliki mekanisme untuk sewaktu-waktu segera membahas isu-isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang berdampak besar pada usaha Perusahaan dan kinerja Perusahaan.(1)
Direksi telah melakukan pembahasan internal mengenai isu-isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang berdampak besar pada usaha Perusahaan dan kinerja Perusahaan dalam rapat Direksi dan rapat gabungan dengan Dewan Komisaris.(1)(2)(3)
Jika perubahan lingkungan bisnis berdampak besar pada usaha Perusahaan dan kinerja Perusahaan, Direksi telah menyampaikan isu-isu tersebut kepada Dewan Komisaris untuk meminta arahan untuk merespon isu tersebut.(1)(3)
Direksi telah merespon terkait perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang berdampak signifikan pada usaha Perusahaan dan kinerja Perusahaan melalui rapat internal
Referensi: 2) Risalah Rapat Direksi
1 Agustus 2016
3) Risalah Rapat Direksi-Dewan Komisaris 20 Desember 2016
4) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,622 1,00 0,622
Bab IV Direksi
188 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Direksi dan rapat gabungan Dewan Komisaris-Direksi. (1)(3)
Kelemahan: -
28. Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja Perusahaan. 7,467 6,337
94. Direksi melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan RKAP dan mengambil keputusan yang diperlukan melalui analisis yang memadai dan tepat waktu.
Kekuatan:
Setiap pelaksanaan program/kegiatan yang membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris, telah melalui mekanisme yang sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan atau sesuai dengan wewenang yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.(1)(2)
Setiap program/kegiatan yang membutuhkan investasi dan hutang dalam jumlah signifikan telah diputuskan melalui analisis yang memadai berdasarkan informasi yang cukup, studi/kajian kelayakan serta analisis risiko terhadap program/kegiatan tersebut dan tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya risiko tersebut diantaranya mengenai investasi pengadaaan kapal tunda baru. (3)
Pedoman atau mekanisme ketepatan waktu pengambilan keputusan telah dilaksanakan tepat waktu sesuai pedoman/mekanisme tentang pengambilan keputusan, yang
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 11 2) Tata laksana Kerja
Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Jasa Armada Indonesia hal.12
3) Risalah Rapat Direksi-Dewan Komisaris tanggal 20 Desember 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,467 1,00 0,467
Bab IV Direksi
189 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
mengacu pada Anggaran Dasar dan Board Manual Perusahaan.(1)(2)
Kelemahan: -
95. Direksi memiliki sistem/ pedoman pengukuran dan penilaian kinerja untuk unit dan jabatan dalam organisasi (struktural) yang diterapkan secara obyektif dan transparan.
Kekuatan:
Telah terdapat sistem/pedoman penilaian kinerja masih mengacu pada Kebijakan Penilaian Performansi Bulanan PT Pelabuhan Indonesia II sebagai induk Perusahaan yang memuat:(1) a. Prosedur operasional standar atas
pengukuran dan penilaian kinerja untuk unit dan jabatan (struktural) dalam perusahaan.
b. Penjelasan mengenai indikator kinerja yang terdiri dari formula, rumus, cara-cara penilaian, informasi sumber data, saat pelaporan, dsb.
Indikator kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur organisasi telah sesuai dengan ruang lingkup tugas dan peran unit dan jabatan (structural) dalam organisasi, sehingga penilaian kinerja individu berdasarkan indikator kinerja yang berasal dari KPI Unit Kerja yang membantu pencapaian KPI Perusahaan.(1)(2)
Sistem pengukuran kinerja telah didukung dengan aplikasi komputer secara khusus.(3)
Referensi: 1) Surat Keputusan
Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK.56/5/10/PI.II-11 tentang Penilaian Performansi Bulanan
2) Form Penilaian Performansi Bulanan Individu
3) Intranet.indonesiaport.co.id/P2B
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,311 1,00 0,311
Bab IV Direksi
190 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Kelemahan: -
96. Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan diturunkan secara berjenjang di tingkat unit, sub unit dan jabatan di dalam organisasi (struktural) di organisasi.
Kekuatan:
Telah terdapat target kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur organisasi sesuai dengan kapasitas peran dan potensi tugas Direktorat, Unit Kerja dan Cabang serta jabatan (struktural) dalam organisasi. Target kinerja tersebut terdiri dari 5 (lima) aspek yaitu (1) keuangan, (2) fokus pelanggan, (3) fokus tenaga kerja, (4) produk dan proses, dan (5) kepemimpinan, tata kelola dan tanggung jawab yang dijabarkan lebih lanjut dalam indikator kinerja dan di-cascading ke tingkatan di bawahnya.(1)(2)
Telah terdapat kontrak kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur organisasi Perusahaan, yaitu Kontrak Manajemen Korporat, antara Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham serta Form Penilaian Performansi Bulanan Individual.(1)(2)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Kontrak Manajemen
Korporat Tahun 2016 2) Form Penilaian
Performansi Bulanan Individu
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,155 1,00 0,155
Bab IV Direksi
191 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB IV. DIREKSI
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
IV. DIREKSI
97. Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja untuk jabatan/ unit-unit di bawah Direksi dan tingkat Perusahaan.
Kekuatan:
Direksi telah melakukan analisis dan evaluasi terhadap perkembangan kinerja jabatan/unit-unit di bawah Direksi: a. Telah tersedia laporan berkala pengukuran
dan informasi kinerja dari jabatan/unit-unit di bawah Direksi secara berkala dan tepat waktu, yaitu realisasi atas Rencana Kerja Manajemen (RKM) dalam RKAP 2016 termasuk program selain RKM yang dimuat dalam Laporan kinerja bulanan, Laporan Manajemen Triwulan I, Laporan Manajemen Semester I, Laporan Manajemen Triwulan III dan Laporan Manajemen Tahun 2016 (Audited).(1) (2), (3), (4), (5)
b. Telah dilakukan pembahasan/evaluasi bulanan atas kinerja dari jabatan/unit-unit di bawah Direksi secara berjenjang, antara lain terkait dengan performansi bulanan pekerja, perkembangan kinerja operasional, kinerja keuangan, investasi, utilisasi alat, dan berbagai permasalahan strategis lainnya
Referensi: 1) Laporan Bulanan 2) Laporan Manajemen
Triwulan I 2016 3) Laporan Manajemen
Semester I 2016 4) Laporan Manajemen
Triwulan III 2016 5) Laporan Manajemen
Tahun 2016 (Audited)
6) Notulen Rapat Koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,311 1,00 0,311
Bab IV Direksi
192 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
sebagai bagian evaluasi kinerja Perusahaan.(2), (3), (4) Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan pembahasan operasional wilayah operasi.
c. Direksi telah menindaklanjuti hasil pembahasan bulanan atas kinerja jabatan/ unit di bawah Direksi yang tidak/belum mencapai target yang ditetapkan sampai dengan triwulan IV, antara lain terkait dengan realisasi aspek keuangan dan pangsa pasar, yaitu target collection period dan pertumbuhan pendapatan usaha.(3), (6)
Direksi telah melakukan analisis dan evaluasi yang memadai terhadap perkembangan kinerja jabatan/unit-unit di bawah Direksi, mencakup kesesuaian pelaksanaan program kerja dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP 2016 maupun Rencana jangka Panjang Perusahaan. (5),
(6), (7) Sampai dengan triwulan IV, realisasi KPI perusahaan yang mencapai 100% atau lebih adalah rasio efesiensi biaya, indeks kepuasan pelanggan, tindak lanjut keluhan pelanggan yang tertulis, efektifitas produk proses, peningkatan kompetensi SDM dan produktivitas pegawai. Sedangkan realisasi yang belum tercapai adalah terkait dengan pertumbuhan pendapatan. (4)
Bab IV Direksi
193 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Kelemahan: -
98. Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Direksi telah menyusun dan menyampaikan kepada Dewan Komisaris mengenai pencapaian kinerja Perusahaan berdasarkan target-target kolegial Direksi dalam Kontrak Manajemen 2016, yang merupakan kesepakatan kinerja antara Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris.(1), (2) Pencapaian kinerja Perusahaan tercantum dalam Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran dan Tahunan maupun melalui pembahasan dalam rapat.(3), (4), (5), (6), (7)
Direksi telah melaporkan tingkat pencapaian target kinerja Direksi dalam Kontrak Manajemen 2016, yang merupakan sasaran utama RKAP 2016 ke dalam Laporan Manajemen Triwulan, Semester dan Tahunan. Adapun tingkat pencapaian target KPI dalam Kontrak Manajemen 2016 sampai dengan Triwulan IV, adalah sebesar 89,36% dibandingkan dengan target RKAP 2016. (1), (2), (6), (7)
Direksi telah menyusun dan menyampaikan kepada Dewan Komisaris mengenai pencapaian kinerja korporat secara umum namun belum masing-masing Direktorat berdasarkan target-
Referensi: 1) Kontrak Manajemen
2016 2) Key Performance
Indicators (KPI) 2016 3) Laporan Manajemen
Triwulan I 2016 4) Laporan Manajemen
Semester I 2016 5) Laporan Manajemen
Triwulan III 2016 6) Laporan Manajemen
Tahun 2016 (Audited)
7) RKAP 2016 8) Laporan Kinerja
Manajemen Bulanan tahun 2016
9) Notulen Rapat Koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi
Hambatan: - Rekomendasi:
Menyusun dan menyampaikan kepada Dewan Komisaris mengenai pencapaian kinerja masing-masing Direktorat berdasarkan target-target sebagai kinerja masing-masing Direksi dalam KPI Direktorat.
Menyusun dan menyampaikan tingkat pencapaian target kienrja individu Direksi dalam Laporan Realisasi Target Key Performance Indicators (KPI) Direktorat secara khusus.
0,311 0,88 0,272
Bab IV Direksi
194 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
target dalam KPI sebagai kinerja masing-masing individu Direksi dalam Rapat Koordinasi dengan agenda Laporan masing-masing Direktur. (1), (2), (3),
(8) Kelemahan:
Direksi belum menyusun dan menyampaikan kepada Dewan Komisaris terkait pencapaian kinerja masing-masing Direktorat (KPI Direktorat) berdasarkan target dalam Kontrak Manajemen sebagai kinerja masing-masing Direksi.
Belum terdapat tingkat pencapaian target kienrja individu Direksi dalam Laporan Realisasi Target Key Performance Indicators (KPI) Direktorat tahun 2016.
99. Direksi menyusun dan menyampaikan kepada RUPS tentang usulan insentif kinerja untuk Direksi.
Kekuatan:
Salah satu agenda RUPS Tahunan Tahun Buku 2015 adalah persetujuan penetapan insentif kinerja bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang akan ditetapkan kemudian secara tersendiri.(1), (4)
Penentuan usulan penyesuaian remunerasi termasuk insentif kinerja Direksi telah cukup mencerminkan kesesuaian dengan kinerja yang dicapai Perusahaan (KPI) yaitu telah mencapai di
Referensi: 1) Keputusan RUPS
tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan 2015
2) Surat Keputusan Direksi tentang Pedoman Penetapan Tantiem/Insentif Kinerja bagi Direksi,
Hambatan: - Rekomendasi:
Menyampaikan dokumentasi usulan insentif kinerja Direksi kepada RUPS yang sudah disetujui Dewan Komisaris tentang
0,156 0,75 0,117
Bab IV Direksi
195 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
atas target anggaran yang ditetapkan pemegang saham. (2), (3), (4)
Kelemahan:
Belum terdapat usulan insentif kinerja Direksi kepada RUPS yang sudah disetujui Dewan Komisaris mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
3) Berita Acara Kesepakatan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tentang Pemberian Tantiem/Insentif Kinerja bagi Direksi, Dewan Komisaris Anak Perusahaan
4) Laporan Tahunan 2016
mengacu pada ketentuan yang berlaku.
100. Direksi menerapkan sistem tentang teknologi informasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Kekuatan:
Kebijakan TI - Ketentuan mengenai kebijakan TI diatur
dalam Pedoman GCG bagian Tatakelola Teknologi Informasi dan Kebijakan TI PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) selaku induk Perusahaan.(1), (2)
Penerapan TI dilakukan sesuai dengan Program kerja TI tahun 2016 yang dilakukan oleh Divisi Sistem Informasi dan Teknik yang didukung oleh
Referensi: 1) Pedoman GCG Bab
3.3, hal.56 2) Panduan Kebijakan
Tata Kelola Teknologi Informasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
3) RKAP 2016, RKM Sistem Aplikasi Crew Information System
4) Kuesioner
Hambatan: - Rekomendasi: Kebijakan TI
- Perusahaan menyusun dan menetapkan Kebijakan TI
0,778 0,50 0,389
Bab IV Direksi
196 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
sumber daya yang cukup memadai dan tercantum dalam RKAP 2016 bagian RKM seperti sistem aplikasi crew information system.(3)
Tingkat kesesuaian penerapan TI saat ini cukup sesuai dengan kebutuhan bisnis Perusahaan, terutama dalam rangka mendukung pencapaian strategi dan integrasi proses bisnis perusahaan.
(4)
Direksi telah melaporkan penerapan sistem teknologi informasi kepada Dewan Komisaris dalam Laporan Tahunan 2016 antara lain terkait dengan pengembangan TI bidang keuangan, operasional dan SDM. (5)
Kelemahan:
Kebijakan TI - Perusahaan belum menyusun dan
menetapkan Kebijakan TI tersendiri. - Perusahaan belum menyusun Information
Technology Master Plan (ITMP) sebagai pedoman dalam pengembangan teknologi informasi. Untuk selanjutnya dijabarkan dalam Information Technology Detail Plan (ITDP).
- Arsitektur sistem informasi saat ini belum sepenuhnya didesain sampai dengan level data dan sistem keamanan antara lain
5) Laporan Tahunan 2016
tersendiri. - Perusahaan
menyusun Information Technology Master Plan (ITMP) sebagai pedoman dalam pengembangan teknologi informasi, untuk selanjutnya dijabarkan dalam Information Technology Detail Plan (ITDP).
- Arsitektur sistem informasi perlu didesain sampai dengan level data dan sistem keamanan antara lain mencakup infrastruktur hardware, jaringan, dan aplikasi termasuk Disaster Recovery Center, Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery
Bab IV Direksi
197 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
mencakup infrastruktur hardware, jaringan, dan aplikasi termasuk Disaster Recovery Center, Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP).
- Arah penggunaan dan penerapan teknologi informasi belum sepenuhnya disertai dengan perencanaan TI yang cukup matang dengan mempertimbangkan trend dan perkembangan teknologi mengingat ketentuannya masih mengikuti kebijakan induk perusahaan.
Belum terdapat pelaksanaan audit TI, mengingat kebijakan dan prosedur yang digunakan masih mengacu pada kebijakan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Belum terdapat laporan penerapan sistem teknologi informasi kepada Dewan Komisaris secara khusus dalam Laporan Pelaksanaan Kinerja TI maupun laporan manajemen triwulanan.
Plan (DRP).
Melaksanakan audit TI sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan, mengingat kebijakan dan prosedur TI yang digunakan masih mengacu pada kebijakan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Menyampaikan laporan penerapan sistem teknologi informasi kepada Dewan Komisaris secara khusus dalam Laporan Pelaksanaan Kinerja TI maupun laporan manajemen triwulanan.
101. Direksi melaksanakan sistem peningkatan mutu produk dan pelayanan.
Kekuatan:
Pelaksanaan Pelayanan a) Perusahaan telah memiliki kebijakan parsial
terkait dengan standar pelayanan minimal
Referensi: 1) Prosedur
Perencanaan Pengendalian Pelayanan
Hambatan: - Rekomendasi:
0,778 0,92 0,713
Bab IV Direksi
198 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
dalam Prosedur Perencanaan Pengendalian Pelayanan Pemanduan dan Penundaan Kapal.(1)
b) Perusahaan telah memiliki SOP Layanan Pelanggan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM), antara lain terkait dengan Prosedur Perencanaan Pengendalian Pelayanan Pemanduan dan Penundaan Kapal.(1)
c) SOP layanan dan SPM telah diinformasikan kepada semua unit kerja melalui distribusi SOP secara berjenjang namun belum secara terbuka disampaikan dalam website Perusahaan.(2) Adapun penyampaiannya kepada pelanggan dalam bentuk Service Level Agreement Kesepakatan Pelayanan Jasa Pandu, Tunda dan Kepil. (3)
d) Tingkat kualitas layanan telah memadai terkait kemudahan layanan dan fairness, antara lain tercermin dari hasil survei kepuasan pelanggan tahun 2015 yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan indeks skor 4,04 dari skala 5 dengan kategori ‘Sangat Baik’.(4)
Peningkatan Mutu (Sistem Pengendalian Mutu Produk) a. Perusahaan telah memiliki kebijakan mutu
Pemanduan dan Penundaan Kapal No.Dok: SOP-OPS-01 tanggal 1 Oktober 2015
2) Kuesioner 3) Contoh Service
Level Agreement Kesepakatan Pelayanan Jasa Pandu, Tunda dan Kepil
4) Laporan Survei Kepuasan, Ketidakpuasan dan Loyalitas Pelanggan tahun 2015
5) Manual Sistem Manajemen QHSSE
6) Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
7) Sertifikat ISO 14001:2015
8) Sertifikat OHSAS 18001:2007
9) Kuesioner 10) Laporan
Manajemen Tahun 2016 (audited), bag. KPI
11) Laporan Tahunan 2016, hal.152
12) Laporan Tahunan
Pelaksanaan Pelayanan
Perusahaan menyusun dan menetapkan kebijakan yang menjadi payung kebijakan standar pelayanan minimal, termasuk pengelolaan hubungan pelanggan dan penanganan keluhan pelanggan.
Bab IV Direksi
199 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
kepada pelanggan dalam kebijakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007.(5), (11)
b. Perusahaan telah memiliki sertifikasi atas sistem manajemen ISO 9001:2015, ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007.(6), (7), (8)
c. Sistem pengendalian mutu telah cukup diterapkan secara konsisten, yaitu dengan adanya penanganan keluhan pelanggan yang dapat disampaikan melalui website maupun forum coffee morning. (8), (13)
d. Indikator SPM telah tercapai yang ditunjukkan dengan realisasi pencapaian KPI 2016 pada aspek fokus pelanggan, yaitu tingkat kepuasan pelanggan dan tindak lanjut keluhan pelanggan yang tertulis. (10) Perusahaan telah melakukan audit mutu untuk tahun 2016, yaitu audit sertifikasi sistem manajemen keselamatan ISM Code dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan sertifikasi dari Lloyd’s Register Quality Assurance. (12)
e. Sistem mutu telah dievaluasi dan diaudit secara berkala, yang ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikasi di bidang sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3.
(11), (12)
2016, hal.151
Bab IV Direksi
200 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Perusahaan telah memberikan kompensasi dalam hal SPM dan mutu tidak terpenuhi mengacu pada Service Level Agreement maupun Service Level Guarantee dengan pelanggan.
Kelemahan:
Pelaksanaan Pelayanan a) Perusahaan belum memiliki kebijakan yang
menjadi payung kebijakan standar pelayanan minimal, termasuk pengelolaan hubungan pelanggan dan penanganan keluhan pelanggan.
102. Direksi melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang menguntungkan bagi Perusahaan, baik harga maupun kualitas barang dan jasa tersebut.
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa yang menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, kompetitif, transparan, adil dan wajar, akuntabel serta memuat hak-hak dan kewajiban pemasok sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.(1), (2), (3)
Perusahaan telah merencanakan pengadaan barang dan jasa secara optimal berdasarkan perhitungan kebutuhan Perusahaan, antara lain terkait dengan pengadaan untuk pengeluaran operasional dan pengadaan untuk belanja modal seperti pengadaan kapal tunda yang tercantum
Referensi: 1) Surat Keputusan
Direksi Nomor: 56/01/20/MS-16 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa
2) http://www.ipcmarineservice.co.id/
3) RKAP 2016, List Program RKM Tahun 2016 berikut anggarannya
4) TOR Pekerjaan 5) Berita Acara tentang
Evaluasi Pekerjaan Pengadaan
Hambatan: - Rekomendasi:
Mempublikasikan Pedoman/kebijakan pengadaan ke dalam website Perusahaan.
Menyampaikan HPS secara terbuka sebagai bagian dari implementasi prinsip transparansi.
Menyelesaikan temuan
0,933 0,91 0,846
Bab IV Direksi
201 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
dalam RKAP 2016.(5)
Pengadaan barang dan jasa di Perusahaan telah dilakukan secara terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan metode pemilihan penyedia barang dan jasa yang digunakan. Bagian pengadaan bertanggung jawab membuat database pemasok di e-procurement kemudian Perusahaan menyusun vendor list.(1), (2) Untuk pengadaan barang dan jasa dilakukan secara elektronik melalui website e-procurement maupun secara manual dengan rapat penjelasan.(1),
Perusahaan telah memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan jenis pengadaan yang dilakukan serta didukung adanya kerangka acuan kerja (KAK) yang jelas, namun tidak semua HPS disampaikan secara terbuka.(3), (4), (5)
Perusahaan telah memastikan SOP pengadaan barang dan jasa dan kebijakan Perusahaan dijalankan dengan benar, yang ditunjukkan adanya pelaksanaan audit di bidang pengadaan dan temuan audit tersebut. (7), (8)
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa telah
6) Contoh Penetapan Pemenang Lelang Terbuka
7) Laporan Hasil Tindak Lanjut Audit 2016
8) Laporan Hasil Tindak Lanjut Pemeriksaan 2016
9) http://www.ipcmarineservice.co.id
audit dalam proses pengadaan barang dan jasa antara lain terkait dengan prosedur pembelian langsung yang belum dapat dilakukan oleh seluruh unit dan fungsi, melengkapi proses pendaftaran vendor dengan persyaratan aspek mutu, safety dan environment.
Meningkatkan transparansi dalam pengadaan termasuk penyampaian informasi pelelangan di website Perusahaan.
Bab IV Direksi
202 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
memperhatikan tingkat transparansi dalam pengadaan barang dan jasa yang tercermin dari adanya informasi pelelangan di website Perusahaan.
Kelemahan:
Pedoman/kebijakan pengadaan belum dipublikasikan dalam website Perusahaan http://www.ipcmarineservice.co.id/.
Berdasarkan kuesioner, terdapat HPS yang tidak disampaikan secara terbuka untuk menghindari disparitas harga, misalnya dalam pengadaan minyak pelumas.
Masih terdapat temuan audit dalam proses pengadaan barang dan jasa yaitu terkait dengan prosedur pembelian langsung yang belum dapat dilakukan oleh seluruh unit dan fungsi, melengkapi proses pendaftaran vendor dengan persyaratan aspek mutu, safety dan environment namun tidak terkait dengan adanya sanggahan dari pemasok.
103. Direksi mengembangkan SDM, menilai kinerja dan memberikan remunerasi yang layak, dan membangun
Kekuatan: Pendidikan dan Pelatihan
Direksi telah memiliki kebijakan parsial dan program terkait dengan pendidikan dan pelatihan untuk memberikan peningkatan
Referensi: 1) Manual Integrated
Management System No.SOP-SDU-Q2 tentang Prosedur
Hambatan: - Rekomendasi: Pendidikan dan Pelatihan
3,267 0,84 2,757
Bab IV Direksi
203 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
lingkungan SDM yang efektif mendukung pencapaian Perusahaan.
knowledge, skill dan ability yang dapat digunakan meningkatkan efektivitas kinerja karyawan dan kebijakan evaluasi kinerja pasca pendidikan dan pelatihan untuk mengukur hasil-hasil pendidikan dan pelatihan.(1), (2)
Perusahaan telah melaksanakan kebijakan/ program pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan dalam RKAP 2016 bagian Program RKM aspek Fokus Tenaga Kerja yaitu rencana pelatihan sesuai dengan kebutuhan.(2), (3)
Telah terdapat evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan dalam bentuk form evaluasi pelatihan mencakup aspek peserta pelatihan dan materi program yang disampaikan.(3)
Program Pengembangan SDM
Perusahaan telah memiliki program pengembangan SDM yang dilaksanakan untuk setiap pegawai sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.(1), (4)
Program pengembangan SDM telah dilaksanakan sesuai pedoman/sistem yang ditetapkan.(1), (2)
Pelaksanaan program pengembangan sampai dengan tahun 2016 telah mencapai sebesar 85% dari target sebesar 80% yang disampaikan dalam
kompetensi Pelatihan dan Kesadaran Pekerja, Revisi 00
2) RKAP 2016 3) Form Evaluasi
Pelatihan 4) Laporan Manajemen
Tahunan 2016 (Unaudited
5) Laporan Tahunan 2016, hal.151
6) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
7) Kebijakan Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Perindungan Lingkungan, September 2015
8) HSSE Plan sesuai implementasi ISM Code
9) Keputusan Direksi tentang Penilaian Performansi Bulanan
10)Form Penilaian Performansi Kerja Pekerja (Performansi Control Panel)
11) Konfirmasi
Direksi menyusun dan menetapkan kebijakan pendidikan dan pelatihan yang mengatur menyeluruh terkait dengan peningkatan knowledge, skill dan ability dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan.
Program Pengembangan SDM
Perusahaan perlu meningkatkan pelaksanaan program pengembangan sesuai dengan target dalam RKAP.
Penerapan kesempatan yang memadai untuk menduduki posisi tertentu sesuai kompetensi
Perusahaan memberikan
Bab IV Direksi
204 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Laporan Manajemen Tahunan 2016 (audited) yaitu pencapaian target aspek Fokus Tenaga Kerja dalam KPI Perusahaan.(4), (5)
Program K3
Perusahaan telah memiliki kebijakan tentang perlindungan keselamatan kerja yang ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Perindungan Lingkungan maupun PKB, termasuk fasilitas kesehatan di lingkungan kerja, asuransi kesehatan terhadap pekerja dan keluarganya.(6), (7)
Perusahaan telah melaksanakan program K3 antara lain dengan melakukan induksi, pelatihan dan kampanye, komunikasi dan sosialisasi K3L, kegiatan pengendalian operasional, tanggap darurat dan tersedianya APD. (2), (8)
Perusahaan telah melakukan evaluasi implementasi K3 melalui audit sertifikasi sistem manajemen keselamatan ISM Code dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. (2), (4)
Kebijakan Sistem Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) bagi Karyawan
Perusahaan telah memiliki kebijakan kinerja individu dan kompetensi karyawan mengacu pada Kebijakan Penilaian Performansi Bulanan
kesempatan yang memadai untuk menduduki posisi tertentu, mengacu pada kebijakan yang dikeluarkan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Bab IV Direksi
205 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
(P2B).(9)
Telah terdapat indikator kinerja individu dan target yang merupakan cascading pimpinan unit terkecil atau atasan langsung yang menjadi sasaran performansi pekerja bulanan mencakup hasil kerja, proses kerja dan ide/inisiatif.(10)
Sistem penilaian kinerja bagi karyawan telah dilaksanakan secara konsisten, yaitu setiap bulan.(9), (10)
Hasil penilaian kinerja telah digunakan untuk menentukan pemberian insentif performansi, bonus atau remunerasi lainnya yang diatur dalam keputusan tersendiri.(6), (9)
Penerapan Remunerasi dan Kesejahteraan
Perusahaan telah memiliki kebijakan mengenai skema remunerasi bagi pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur pemenuhan hak-hak kesejahteraan karyawan diantaranya ketentuan mengenai gaji merit, insentif performansi, BPJS, dan berbagai tunjangan.(6)
Kebijakan remunerasi telah ditinjau dan disempurnakan secara berkala, yaitu melengkapi berbagai kebijakan pengelolaan SDM mulai dari ketentuan gaji merit system, insentif performansi dan berbagai tunjangan.(11)
Bab IV Direksi
206 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Kebijakan remunerasi telah disosialisasikan dan dipahami oleh seluruh karyawan.(11)
Tingkat keadilan dan tingkat kompetitif skema remunerasi telah cukup memadai diperhatikan oleh Perusahaan dengan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(11) Penerapan Reward and Punishment
Perusahaan telah memiliki kebijakan/ program reward and punishment, antara lain melalui pemberian insentif performansi, bonus dan lainnya.(6), (11)
Telah terdapat program reward untuk prestasi, baik untuk unit maupun individu karyawan. (6), (11)
Kebijakan reward and punishment telah disosialisasikan untuk dipahami oleh seluruh karyawan.(6), (11)
Penerapan reward and punishment kepada karyawan telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan konsisten. (6), (11)
Keterbukaan Informasi mengenai perencanaan perusahaan ke Depan yang berpengaruh kepada pekerja.
Perusahaan telah memiliki kebijakan keterbukaan informasi yang berkaitan dengan
Bab IV Direksi
207 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
perencanaan Perusahaan yang dapat berpengaruh signifikan bagi karyawan.(6), (11)
Telah terdapat media komunikasi atau sistem informasi yang menyediakan kebijakan Perusahaan serta dapat diakses oleh seluruh karyawan antara lain melalui buletin, papan pengumuman, maupun pertemuan secara langsung. (6), (11)
Perusahaan telah melaksanakan kebijakan keterbukaan informasi secara konsisten, baik mengacu pada PKB yang telah disepakati.(6), (11)
Kelemahan: Pendidikan dan Pelatihan
Direksi belum memiliki kebijakan pendidikan dan pelatihan yang mengatur menyeluruh terkait dengan peningkatan knowledge, skill dan ability dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan.
Program Pengembangan SDM
Perusahaan perlu meningkatkan pelaksanaan program pengembangan sesuai dengan target dalam RKAP.
Penerapan kesempatan yang memadai untuk menduduki posisi tertentu sesuai kompetensi
Bab IV Direksi
208 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Perusahaan belum sepenuhnya memberikan kesempatan yang memadai untuk menduduki posisi tertentu, mengingat kebijakan tersebut masih mengacu pada yang dikeluarkan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
104
Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak Perusahaan (subsidiary governance) dan/atau Perusahaan patungan.
Sampai dengan laporan ini disusun, Perusahaan tidak memiliki Anak Perusahaan, sehingga tidak terdapat kebijakan kebijakan pengaturan untuk anak Perusahaan (subsidiary governance) dan/atau Perusahaan patungan. (Not Applicable (N/A))
Referensi:
Hambatan: - Rekomendasi: -
- N/A -
29 . Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan 3,266 2,566
105. Direksi menerapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
Kekuatan:
Direksi telah menerapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengacu pada Kebijakan Akuntansi Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) selaku induk Perusahaan.(1)
Konsistensi penerapan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan telah diterapkan secara konsisten, yang ditunjukkan dengan adanya opini wajar yang diberikan oleh auditor
Referensi: 1) Kebijakan Akuntansi
Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
2) Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan Peraturan Perundang-Undangan dan Pengendalian Intern
3) Surat Penyampaian Buku Laporan
Hambatan:
-
Rekomendasi:
Menetapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Perusahaan yang mengacu pada Kebijakan Akuntansi Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
0,622 0,94 0,583
Bab IV Direksi
209 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
eksternal yaitu tidak terdapat penyesuaian dan temuan auditor terkait dengan pengakuan, pengukuran dan pencatatan serta pembukuan transaksi dan pengungkapan kebijakan akuntansi berdasarkan Laporan atas Kepatuhan Peraturan Perundang-Undangan dan pengendalian internal. (2)
Laporan Keuangan Triwulan dan Tahunan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di Indonesia dan diterbitkan secara tepat waktu.(3) Hal tersebut ditunjukkan dengan telah dipenuhinya target waktu penyampaian laporan keuangan triwulanan dan tahunan kepada pemegang saham. (3), (4), (5), (6), (7)
No. Jenis Laporan Waktu Penyampaian
Laporan
1. Laporan Keuangan Triwulan I April 2017
2. Laporan Keuangan Triwulan II/
Semester I
Juli 2017
3. Laporan Keuangan Triwulan III Oktober 2017
4. Laporan Keuangan Tahunan
(Unaudited)
Januari 2017
5. Laporan Keuangan Tahunan
(Audited)
-
Telah terdapat hasil opini auditor independen
Manajemen Triwulan I, II, III dan Tahunan 2016
4) Laporan Keuangan Tahunan 2016 Audited, Opini KAP atas Audit Laporan Keuangan Tahunan Tahun 2016
agar dapat dilaksanakan secara efektif.
Bab IV Direksi
210 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
atas penyajian laporan keuangan tahun buku 2016 yang menyatakan bahwa laporan keuangan Perusahaan disajikan secara Wajar Dalam Semua Hal Yang Material, posisi keuangan PT Jasa Armada Indonesia tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.(8)
Kelemahan:
Perusahaan belum memiliki Pedoman Kebijakan Akuntansi tersendiri yang mengacu pada Kebijakan Akuntansi Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) agar dapat dilaksanakan secara efektif.
106. Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Kekuatan: Perusahaan telah memiliki kebijakan manajemen
risiko mengacu pada kebijakan holding, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang memuat kerangka tahapan pelaksanaan manajemen risiko, pelaporan dan penanganannya dalam Pedoman Manajemen Risiko.(1)
Direksi telah memiliki fungsi yang bertugas
Referensi: 1. Surat Keputusan
Direksi Nomor. HK.56/14/8/1/PI-II-14 tentang Penerapan Kebijakan Manajemen Risiko dan Kebijakan Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Hambatan: - Rekomendasi:
Perusahaan menyusun dan menetapkan kebijakan manajemen risiko tersendiri mengacu pada yang
1,244 0,66 0,816
Bab IV Direksi
211 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
melaksanakan program manajemen risiko yaitu dikoordinasikan oleh Direktur Utama dengan pelaksana manajemen risiko adalah Advisor QHSSE/DPA.(2), (3) Adapun Direksi telah memiliki peran dan tanggung jawab atas implementasi manajemen risiko dengan:(2)
- Bertanggung jawab atas kebijakan dalam pembinaan kegiatan di bidang operasi, manajemen risiko, sistem informasi, teknik dan fasilitas;
- Menetapkan, menerapkan, mengendalikan dan mengawasi tata kelola manajemen risiko serta membangun lingkungan kerja yang sadar risiko dan pengendalian kegiatan terkait pengelolaan jaminan mutu, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Sosialisasi kebijakan manajemen risiko telah dilakukan namun tidak dilakukan secara khusus karena kebijakan manajemen risiko holding dapat diakses oleh anak perusahaan.(3)
Perusahaan telah memiliki rencana kerja untuk menerapkan kebijakan manajemen risiko yang dimuat dalam RKAP 2016 bagian Rencana Kerja Manajemen (RKM) terkait aspek a) Keuangan dan Pasar serta b) Efektivitas produk dan proses.(4), (5)
di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan Anak Perusahaan
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Manajemen PT Jasa Armada Indonesia
3. Konfirmasi 4. RKAP 2016 5. Laporan Manajemen
Triwulan I, II, III dan Laporan Manajemen Tahunan Unaudited 2016
dikeluarkan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Melakukan sosialisasi kebijakan manajemen risiko yang dimiliki oleh internal Perusahaan.
Direksi melaksanakan program manajemen risiko (antara lain mencakup identifikasi dan penanganan risiko pada proses bisnis, proyek maupun usulan tindakan yang harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS), termasuk laporan profil risiko Perusahaan yang mengukur tingkat risiko yang dihadapi.
Direksi melaksanakan pemantauan terhadap program manajemen risiko yaitu mengingat belum diperoleh
Bab IV Direksi
212 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Kelemahan:
Perusahaan belum memiliki dan menetapkan kebijakan manajemen risiko tersendiri mengacu pada yang dikeluarkan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Belum melakukan sosialisasi kebijakan manajemen risiko yang dimiliki oleh internal Perusahaan.
Direksi belum sepenuhnya melaksanakan program manajemen risiko (antara lain mencakup identifikasi dan penanganan risiko pada proses bisnis, proyek maupun usulan tindakan yang harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS) mengingat identifikasi risiko hanya dilakukan dalam bentuk analisa SWOT dan mengidentifikasi risiko yang berpotensi akan dihadapi Perusahaan. Belum terdapat laporan profil risiko Perusahaan yang mengukur tingkat risiko yang dihadapi.
Direksi belum sepenuhnya melaksanakan pemantauan terhadap program manajemen risiko yaitu mengingat belum diperoleh dokumentasi terkait dengan pembahasan monitoring realisasi mitigasi risiko yang telah dilakukan.
Tingkat kesungguhan kepedulian Direksi
dokumentasi terkait dengan pembahasan monitoring realisasi mitigasi risiko yang telah dilakukan.
Meningkatkan kesungguhan kepedulian Direksi terhadap risiko (risk awareness), yang ditunjukkan dengan menyusun dan melengkapi kebijakan dan prosedur manajemen risiko, kualitas fungsi pengelola manajemen risiko, serta menjadikan aspek kajian risiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Laporan Manajemen Triwulanan memuat uraian aspek manajemen risiko. Selain itu, adanya laporan pelaksanaan manajemen risiko secara berkala 3 (tiga) bulanan kepada Dewan
Bab IV Direksi
213 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
terhadap risiko (risk awareness) perlu terus ditingkatkan, yang ditunjukkan dengan menyusun dan melengkapi kebijakan dan prosedur manajemen risiko, kualitas fungsi pengelola manajemen risiko, serta menjadikan aspek kajian risiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Laporan Manajemen Triwulanan belum memuat uraian aspek manajemen risiko. Selain itu, belum diperoleh adanya laporan pelaksanaan manajemen risiko secara berkala 3 (tiga) bulanan kepada Dewan Komisaris, meliputi: - Direksi menyampaikan kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham tentang profil risiko dan pelaksanaan program manajemen risiko yang disampaikan dalam Laporan Profil Risiko serta dalam rapat gabungan dengan Dewan Komisaris.
- Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tentang analisis risiko atas Rancangan RKAP dan strategi penanganannya.
- Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko dan/atau sewaktu-waktu jika diminta oleh Dewan Komisaris.
Komisaris, meliputi: - Direksi
menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tentang profil risiko dan pelaksanaan program manajemen risiko yang disampaikan dalam Laporan Profil Risiko serta dalam rapat gabungan dengan Dewan Komisaris.
- Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tentang analisis risiko atas Rancangan RKAP dan strategi penanganannya.
- Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan
Bab IV Direksi
214 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
manajemen risiko dan/atau sewaktu-waktu jika diminta oleh Dewan Komisaris.
107. Direksi menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern untuk melindungi mengamankan investasi dan aset Perusahaan.
Kekuatan:
Kebijakan sistem pengendalian internal Perusahaan masih mengacu pada kebijakan sistem pengendalian internal PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Direksi (Direktur Utama dan Direktur Keuangan) telah memberi sertifikasi terhadap laporan keuangan tahunan untuk tahun buku 2016.(2) Dalam sertifikasi tersebut ditegaskan terkait tanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan ada pada Direksi; penyusunan dan penyajian laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia; semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar, yaitu tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar dan tidak menghilangkan informasi material; dan Direksi bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern Perusahaan.
Telah terdapat cascading atas sertifikasi
Referensi: 1) Kebijakan Sistem
Pengendalian Internal Perusahaan No.HK.56/6/19/PI.II-13 tanggal 10 Desember 2013
2) Laporan Keuangan Tahun 2016 bagian Surat Pernyataan Direksi Atas Tanggung Jawab
3) Struktur Organisasi dan Tata Kerja Manajemen PT Jasa Armada Indonesia
4) Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan tahun 2016
5) Laporan Auditor Independen atas
Hambatan: - Rekomendasi:
Menyusun dan menetapkan kebijakan sistem pengendalian internal yang antara lain mengatur pendekatan unsur lingkungan pengendalian, pengelolaan risiko, aktivitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi dan pemantauan, pelaksanaan dan pelaporan.
0,778 0,85 0,661
Bab IV Direksi
215 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
terhadap laporan keuangan kepada tingkatan di bawah Direksi yang menjadi entitas akuntansi dan pelaporan atas laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan: (3) - Telah terdapat Manager Keuangan yang
memastikan pengelolaan keuangan dan fungsi internal control berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(4)
- Telah dilakukan audit internal dalam rangka memastikan penerapan pengendalian internal dalam proses penyusunan pelaporan keuangan.(2), (3)
Perusahaan telah melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian intern.
a. Telah dilakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat entitas sebagaimana dilaporkan dalam Laporan Auditor Independen Atas Kepatuhan Peraturan perundang-undangan, Laporan Auditor Independen atas Pengendalian Internal dan Laporan Akuntan Independen Atas Penerapan Prosedur yang Disepakati Sehubungan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2016.(4), (5), (6)
b. Telah dilakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat operasional pada setiap unit kerja
Pengendalian Internal tahun 2016
6) Laporan Akuntan Independen Atas Penerapan Prosedur yang Disepakati Sehubungan
7) Laporan Hasil Audit Internal (SPI)
Bab IV Direksi
216 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
perusahaan sebagaimana dilaporkan dalam audit internal dan Laporan Keuangan.(7), (2),
Perusahaan telah menerbitkan Internal Control Report yang mencakup: a. Suatu pernyataan bahwa manajemen
bertanggung jawab untuk menetapkan dan memelihara suatu struktur pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai dalam surat pernyataan tanggung jawab atas laporan keuangan ada pada Direksi.(3), (6)
b. Penilaian atas efektivitas struktur pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan pada akhir tahun buku Perusahaan yang biasanya tercantum dalam Laporan Auditor Independen atas Audit Kepatuhan dan Sistem Pengendalian Internal tahun 2016.(5), (6),
(7) Kelemahan:
Perusahaan belum menetapkan sistem pengendalian internal yang antara lain mengatur pendekatan unsur lingkungan pengendalian, pengelolaan risiko, aktivitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi dan pemantauan, pelaksanaan dan pelaporan.
Bab IV Direksi
217 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
108. Direksi menindaklanjuti hasil pemeriksaan internal audit dan auditor eksternal (KAP dan BPK).
Kekuatan:
Telah terdapat monitoring tindak lanjut auditor internal maupun eksternal (KAP).(1)
Telah terdapat progress (tingkat penyelesaian) tindak lanjut rekomendasi audit internal maupun eksternal dalam tabel monitoring tindak lanjut laporan hasil audit.(1)
Direksi telah memiliki komitmen dalam menindaklanjuti rekomendasi/temuan auditor internal maupun eksternal.
Kelemahan:
Pelaksanaan tindak lanjut hasil audit dilaporkan Direksi kepada Dewan Komisaris, belum secara berkala paling sedikit tiga bulan.
Referensi: 1) Monitoring
Tindaklanjut rekomendasi Audit Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Tahun 2011-2015
Hambatan: - Rekomendasi:
Menyampaikan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit kepada Dewan Komisaris, baik yang dibahas dalam rapat koordinasi maupun dalam laporan tersendiri secara berkala.
0,622 0,81 0,505
30 . Direksi melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar 0,778 0,700
109 Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Kekuatan:
Telah terdapat fungsi yang mengendalikan dan memastikan kebijakan, keputusan perusahaan, dan seluruh kegiatan Perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memantau dan menjaga kepatuhan Perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan dengan pihak ketiga yaitu, dilaksanakan oleh
Referensi: 1) Surat Keputusan
Bersama Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan PT Multi Terminal Indonesia Nomor.HK.56/28/5/6/PI-2014 dan No.HK.476/1/20/MTI-2014 tentang
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi dan menjalankan fungsi kepatuhan yang dijalankan oleh oleh Departemen Hukum dan
0,156 0,75 0,117
Bab IV Direksi
218 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENUH
AN SKOR
Departemen Hukum dan Asuransi yang dipimpin oleh pejabat setingkat di bawah Direksi (manager) dan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan & SDM.(1)
Fungsi kepatuhan yang dijalankan oleh Departemen Hukum dan Asuransi hanya mengikuti perkembangan peraturan perundangan yang berlaku serta mewakili Perusahaan dalam menangani masalah hukum di lembaga peradilan.(1) Telah terdapat kajian kepatuhan oleh Departemen Hukum dan Asuransi terkait kajian hukum terkait review SK Pengadaan PT Jasa Armada Indonesia bekerjasama dengan Kejaksaaan Negeri Jakarta Utara.(2)
Kelemahan:
Fungsi kepatuhan yang dijalankan oleh Departemen Hukum dan Asuransi belum mengikuti perkembangan peraturan perundangan yang akan berlaku bagi Perusahaan.
Organisasi PT Jasa Armada Indonesia tanggal 28 Mei 2015
2) Kajian hukum terkait Review SK Pengadaan PT Jasa Armada Indonesia No.UM.330/4/11/MS-16 tanggal 26 Januari 2016 bekerjasama dengan Kejaksaaan Negeri Jakarta Utara
Asuransi dalam mengikuti perkembangan peraturan perundangan yang akan berlaku bagi Perusahaan.
Bab IV Direksi
219 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB IV. DIREKSI
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
110. Perusahaan menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Kekuatan:
Telah terdapat kajian hukum (legal opinion) atas rencana tindakan dan permasalahan yang terjadi terkait dengan kesesuaian hukum atau ketentuan yang berlaku yang dilakukan oleh Legal Advisor. Sebagai contoh telah dilakukan legal opinion tentang rencana pengadaan kapal tunda di Perusahaan.(1)(2)
Telah terdapat kegiatan evaluasi kajian risiko dan legal (risk and legal review) atas rencana inisiatif bisnis, kebijakan dan rencana kerjasama yang akan dilakukan oleh perusahaan. (1) (2)
Telah terdapat kegiatan/ upaya-upaya penyelesaian kasus litigasi dan non litigasi yang dilakukan oleh Perusahaan terkait penanganan pengajuan klaim (tuntutan ganti rugi) akibat terjadinya kecelakaan kapal. (2)
Terkait tingkat kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga: a. Berdasarkan laporan hasil audit kepatuhan
tahun buku 2016 oleh auditor eksternal memperoleh opini bahwa Perusahaan telah mematuhi dalam semua hal yang material,
Referensi 1) Dokumen Pendapat
Hukum (Legal Opinion) Tentang Rencana Pengadaan Kapal Tunda di PT Jasa Armada Indonesia (PT JAI)
2) Penanganan kasus klaim kapal Tanto Star
3) Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2016
4) Perjanjian kerja sama antara PT Jasa Armada Indonesia dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Nomor
Hambatan: - Rekomendasi:
Memenuhi ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas/instansi yang berwenang dibidang usaha Perusahaan.
0,622 0.94 0.583
Bab IV Direksi
220 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. (3)
b. Unit-unit operasi Perusahaan tidak ada yang memperoleh kinerja merah, merah minus, atau hitam dari Kementerian Lingkungan Hidup. (6)
c. Seluruh nota kesepahaman dan perjanjian yang melibatkan Perusahaan dan pihak ketiga telah menggunakan Bahasa Indonesia (UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara). (4)(5)
d. Tidak terdapat sengketa/permasalahan yang terkait dengan transaksi bisnis dengan pihak lain yang belum disesuaikan. (6)
e. Pada tahun 2016, Perusahaan tidak sedang menjadi pembicaraan/sorotan publik/pers terkait permasalahan tertentu. (6)
Kelemahan:
Terkait tingkat kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga: - Pada tahun 2016 terdapat teguran dan
sanksi berupa Pembekuan izin SIUPAL PT JAI oleh Otoritas Jenderal Perhubungan Laut.
HK.55/24/04/MS-16 5) Perjanjian tentang
Pekerjaan Jasa Pengangkutan Antar Gudang PT Jasa Armada Indonesia dengan sistem kontrak harga satuan tahun 2016 antara PT Jasa Armada Indonesia dan PT Alia Tunggal Mandiri
6) Konfirmasi
Bab IV Direksi
221 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
31 Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi Perusahaan dan stakeholders. 6,689 4.316
111. Pelaksanaan hubungan dengan pelanggan.
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki kebijakan berupa prosedur mengenai pemenuhan hak-hak konsumen/pelanggan, kebijakan keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumen/pelanggan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam SOP Manual PT JAI.(1)(2)(8)
Telah terdapat kontak pelanggan untuk menerima umpan balik secara mudah melalui media berupa saluran yang dapat diakses oleh pelanggan melalui beberapa saluran yaitu melalui: (3) email: support@ipcmarineservice.co.id telepon: +62 021 4306789 contact dalam website: www.ipcmarineservice.co.id
Telah terdapat program untuk mengkomunikasikan informasi produk/ layanan kepada pelanggan yang dipublikasikan melalui website yang menampilkan jenis layanan di Perusahaan. (4)
Penanganan dan keluhan pelanggan dilakukan secara tanggap dan efektif. - Telah terdapat prosedur/mekanisme
Referensi: 1) SOP Manual-JAI 01
tentang Manual Sistem Manajemen Terpadu
2) FM-SOP-MR-04-02 Analisis Survei Kepuasan Pelanggan Point 7 Awareness dan tingkat kepatuhan personil terkait kesehatan, keselamatan dan lingkungan pada saat melakukan pekerjaan
3) Kontak Pelanggan PT JAI
4) Website Perusahaan 5) Form Keluhan
Pelanggan 6) Notulen Rapat tanggal
25 Februari 2016 Agenda Pembahasan Tindak lanjut hasil survei kepuasan pelanggan
7) Laporan Survei Kepuasan, Ketidakpuasan, dan Loyalitas Pelanggan PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi:
Terkait penanganan dan keluhan pelanggan. - Menyusun dan
menetapkan kebijakan atau Standard Operating Procedure (SOP terkait Prosedur/ mekanisme yang dikhususkan sebagai penanganan keluhan pelanggan.
1,244 0.97 1.205
Bab IV Direksi
222 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
penanganan keluhan pelanggan yaitu melalui pengisian form dan melalui pelaksanaan survei kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan.
- Terdapat kegiatan penyebarluasan/ penerusan data keluhan pelanggan kepada pihak-pihak terkait dalam perusahaan. Keluhan pelanggan yang diterima diteruskan kepada pihak yang berwenang (user) untuk menindaklanjuti.
- Pihak-pihak terkait dalam Perusahaan mendefinisikan masalah keluhan pelanggan secara tertulis dan pencarian penyebab permasalahan, serta mengimplementasikan tindakan untuk mengatasi penyebab permasalahan dari keluhan pelanggan.
Penanganan hak-hak dan keluhan pelanggan telah ditindaklanjuti/ditangani. Sepanjang tahun 2016 keluhan yang masuk telah ditindaklanjuti.
Perusahaan telah melaksanakan survei kepuasan pelanggan secara berkala setiap tahunnya untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. (7)
Perusahaan telah menindaklanjuti rekomendasi dari hasil survei pelanggan yaitu melalui pembahasan rapat manajemen terkait tindaklanjut survei kepuasan pelanggan tahun
8) Surat perintah untuk vendor dan sub vendor, Kru kapal dan Teknik
Bab IV Direksi
223 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
2016. (6)
Hasil survei kepuasan pelanggan tahun 2016 yaitu sebesar 4,13 (skala likert 5) dan telah termasuk kategori Puas. (7)
Kelemahan:
Terkait penanganan dan keluhan pelanggan. - Belum terdapat Prosedur/mekanisme yang
dikhususkan sebagai penanganan keluhan pelanggan.
112. Pelakasanaan hubungan dengan pemasok.
Kekuatan:
Aspek Fairness a. Seleksi untuk menjadi pemasok Perusahaan
telah dilakukan berdasarkan persyaratan yang terukur dan jelas. (1)
b. Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat. Sedangkan bagi masyarakat luas hanya tersedia daftar pemasok yang terseleksi sebagaimana dicantumkan dalam website perusahaan. Dalam praktiknya, segala ketentuan terkait pengadaan telah diumumkan terbuka kepada calon peserta.
Referensi: 1) Surat Keputusan
Direksi No. HK.56/01/20/MS-16 tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan/atau Jasa pada PT Jasa Armada Indonesia
2) Copy Berita Acara dan Undangan terkait Pengadaan
3) VEF (Vendor Evaluation Form)
4) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
Terkait aspek Fairness: Segala ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat juga bagi
0,933 0.69 0,641
Bab IV Direksi
224 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
(2) (4) c. Perusahaan telah memberikan perlakuan
yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan/atau alasan apapun, yaitu berdasarkan pada proses yang tercantum dalam persyaratan dokumen pengadaan yang harus dipenuhi oleh pemasok tanpa terkecuali.(1)(2)(3)
Perusahaan telah melakukan assessment pemasok berdasarkan QCDS (Quality, Cost, Delivery, Service) yang dilaksanakan dua kali dalam setahun yang dilaksanakan di unit pengadaan. (3)(4)
Berdasarkan konfirmasi, tidak terdapat klaim/denda atas keterlambatan pembayaran kepada pemasok sesuai dengan persyaratan dan perjanjian/kontrak.
Kelemahan:
Informasi bagi masyarakat terkait pengadaan belum terpublikasi, diantaranya terkait: syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi.
Pengukuran Kepuasaan Pemasok: a. Perusahaan belum melakukan survei
kepuasan pemasok untuk tahun buku 2016.
masyarakat luas
Terkait Pengukuran Kepuasaan Pemasok: - Melakukan survei
kepuasan pemasok secara berkala
- Hasil survei kepuasan pemasok menunjukan hasil yang baik terhadap fairness dan transparansi pelaksanaan sistem dan prosedur pengadaan.
Bab IV Direksi
225 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
b. Mengingat pada tahun 2016, tidak dilakukan survei maka hasil survei kepuasan pemasok belum dapat dianalisis.
113. Pelaksanaan hubungan dengan kreditur.
Kekuatan:
Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban Perusahaan kepada kreditur - Kebijakan Perusahaan sebagai penjamin
telah tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan. (1) Sampai dengan tahun 2016, Perusahaan tidak memiliki Anak Perusahaan sehingga Kebijakan Perusahaan sebagai penjamin (avalist) (Not Applicable). (N/A)
Not Applicable (N/A) Sampai dengan laporan ini disusun, Perusahaan tidak memiliki hutang/kredit jangka panjang, sehingga Not Applicable (N/A) terkait:
Tidak terjadi mismatch dalam penggunaan dan penyediaan dana dari pendapatan operasional yang digunakan untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok hutang jangka panjang.
Perusahaan memberikan informasi yang akurat kepada kreditur sesuai dengan perjanjian, secara lengkap dan tepat waktu.
Kreditur Perusahaan dibayar tepat waktu/ sesuai dengan perjanjian. Tidak terdapat keterlambatan/ penundaan pembayaran
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 11 Ayat 10
Hambatan: - Rekomendasi:
Terkait Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban Perusahaan kepada kreditur - Perusahaan memiliki
kebijakan mengenai perlindungan hak dan kepentingan kreditur, antara lain: (1) pemenuhan kewajiban kepada kreditur sesuai perjanjian; (2) pengungkapan informasi secara transparan, akurat dan tepat waktu, baik pada saat permintaan maupun penggunaan pinjaman; (3)
0,778 0,50 0.389
Bab IV Direksi
226 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
pinjaman kepada Bank dan kreditur. Kelemahan
Terkait Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban Perusahaan kepada kreditur - Perusahaan belum memiliki kebijakan
mengenai perlindungan hak dan kepentingan kreditur, antara lain: (1) pemenuhan kewajiban kepada kreditur sesuai perjanjian; (2) pengungkapan informasi secara transparan, akurat dan tepat waktu, baik pada saat permintaan maupun penggunaan pinjaman; (3) covenant yaitu jaminan perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan kreditur.
- Perusahaan belum memiliki kebijakan mengenai manajemen/ pengelolaan penggunaan pinjaman jangka panjang sesuai dengan peruntukannya dan pelunasannya.
covenant yaitu jaminan perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan kreditur.
- Menyusun kebijakan mengenai manajemen/ pengelolaan penggunaan pinjaman jangka panjang sesuai dengan peruntukannya dan pelunasannya.
114. Pelaksanaan kewajiban kepada Negara
Kekuatan:
Selama tahun 2016 tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen kewajiban perpajakan (SPT Tahunan maupun bulanan). (1)
Selama 2016 tidak terdapat keterlambatan pembayaran kewajiban pajak (PPh karyawan,
Referensi: 1) Bukti Surat Laporan
SPT Tahunan dan Bulanan dari KPP
2) Rekapitulasi Laporan Pajak Tahun 2016 PT Jasa Armada Indonesia
3) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,467 1,00 0,467
Bab IV Direksi
227 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
PPh Badan, PPN masa dan rampung, dan PBB).(2)
Tidak terdapat keterlambatan waktu penyampaian dokumen kepada lembaga regulator yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Kelemahan: -
115. Pelaksanaan hubungan dengan karyawan Perusahaan.
Kekuatan:
Partisipasi Karyawan
a. Perusahaan telah memiliki kebijakan yang mendorong partisipasi karyawan salah satunya melalui tersedianya keterlibatan karyawan dalam proses penyusunan SOP. (1)
b. Perusahaan telah menyediakan sarana partisipasi melalui sarana diskusi antara manajemen dengan perwakilan karyawan. (1)(2)
c. Setiap penetapan kebijakan Perusahaan yang berkaitan dengan karyawan telah dikomunikasikan kepada karyawan dan dalam perumusannya telah melibatkan wakil karyawan. (1)
Kelemahan:
Terkait Pengukuran Kepuasan Karyawan - Belum terdapat kebijakan mengenai metode
Referensi: 1) Dokumen SOP-MR-
01 Tentang Pedoman Penyusunan SOP Perusahaan
2) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
Terkait Pengukuran Kepuasan Karyawan - Menyusun dan
menetapkan kebijakan mengenai metode penilaian untuk mengukur kepuasan karyawan.
- melaksanakan Pengukuran kepuasan karyawan / survei kepuasan karyawan secara berkala
- Hasil survei tingkat kepuasan karyawan
1,089 0,50 0.545
Bab IV Direksi
228 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
penilaian untuk mengukur kepuasan karyawan.
- Belum diperoleh dokumen terkait Pengukuran kepuasan karyawan yang dilakukan secara berkala
- Hasil survei tingkat kepuasan karyawan tahun 2016 belum dapat dianalisis.
- Belum terdapat tindakan atau program kerja untuk menindaklanjuti hasil survei kepuasan karyawan tahun 2016 mengingat belum dilaksanakannya survei.
mendapat kategori baik.
- menetapkan tindakan atau program kerja untuk menindaklanjuti hasil survei kepuasan karyawan tahun 2016 mengingat belum dilaksanakannya survei.
116. Terdapat prosedur tertulis menampung dan menindaklanjuti keluhan-keluhan stakeholders.
Kekuatan:
Telah terdapat mekanisme penanganan keluhan stakeholders (pemasok, karyawan dan lain-lain). Penanganan keluhan pelanggan disediakan melalui form keluhan pelanggan. Mekanisme penanganan keluhan pegawai melalui Whistleblowing system sedangkan bagi pemasok/vendor dilakukan melalui coffee morning. (1) (2) (3) (4)
Mekanisme penanganan keluhan stakeholders telah dilaksanakan secara konsisten dan efektif. Setiap pengaduan dan keluhan didokumentasikan untuk kemudian dilakukan penyelesaian atas keluhan tersebut sesuai dengan prosedur. (3) (5)
Telah terdapat penyelesaian atas keluhan
Referensi: 1) Form Keluhan
Pelanggan 2) SOP MR-06 PT JAI 3) Notulen Rapat Coffee
Morning tanggal 26 Januari 2016
4) Whistle Blowing System
5) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,311 1,00 0,311
Bab IV Direksi
229 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
stakeholders pada tahun 2016 dan laporan atas tindak lanjut keluhan stakeholders telah disampaikan dalam rapat manajemen. (3) (5)
Kelemahan: -
117. Upaya untuk meningkatkan nilai Pemegang Saham secara konsisten dan berkelanjutan.
Kekuatan:
Perusahaan telah mampu memenuhi harapan Pemegang Saham melalui pencapaian sebagian besar target yang disepakati dalam Key Performance Indicator tahun 2016.
Tabel Realisasi KPI Tahun 2016
No Perspektif Bobot Skor
1 Keuangan dan Pangsa Pasar
Average Collection Period 8 5.36
Operation Ratio 8 8.00
Pertumbuhan Pendapatan Usaha
8 0.00
2 Fokus Pelanggan
Indeks Kepuasan Pelanggan 11 11.00
Tindaklanjut Keluhan Pelanggan yang tertulis
11 11.00
3 Efektivitas Produk dan Proses
Waiting Time for Pilot 7 7.00
Tingkat Keselamatan 7 7.00
Availability Kapal Tunda 6 6.00
4 Fokus Tenaga Kerja
Peningkatan Kompetensi SDM 9 9.00
Produktivitas Pegawai 8 8.00
Referensi: 1) Laporan Manajemen
Audited Tahun 2016 2) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
Memenuhi harapan Pemegang Saham melalui pencapaian seluruh target-target yang telah disepakati dalam Key Performance Indicator Perusahaan.
0,311 0,88 0.272
Bab IV Direksi
230 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
5 Kepemimpinan, Tata Kelola dan Tanggung Jawab
Skor GCG 9 9.00
Hukum dan Regulasi 8 8.00
Total 100 89.36
Perusahaan telah mampu meningkatkan kinerja Perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2016 pencapaian KPI Perusahaan yaitu sebesar 89.36% lebih besar dibanding tahun 2015. (1) (2)
Kelemahan:
Masih terdapat target KPI yang tidak tercapai yaitu pada aspek keuangan dan pangsa pasar yaitu target collection period dan pertumbuhan pendapatan usaha.
118. Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial Perusahaan untuk mendukung keberlanjutan operasi Perusahaan.
Kekuatan:
Kebijakan CSR - Perusahaan telah memiliki kebijakan
umum terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan, sebagai penjabaran Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sebagaimana tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan GCG tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Perusahaan. (1)
- Perusahaan tidak memiliki kewajiban
Referensi: 1) Pedoman GCG
Perusahaan 2) HSSE Plan sesuai
implementasi ISM Code
3) Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
4) Program Kerja HSSE 2016
5) Dokumen Penyesuaian
Hambatan: - Rekomendasi:
Terkait Kebijakan CSR - Menyusun kebijakan
khusus terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan, sebagai penjabaran Pasal 74
1,556 0,31 0.486
Bab IV Direksi
231 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
tentang pembinaan usaha kecil. (N/A)
Antisipasi dampak negatif terhadap masyarakat yang ditimbulkan dari produk, pelayanan dan proses operasional dari Perusahaan. a. Perusahaan telah memiliki SOP yang
memuat kewajiban perusahaan memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas perusahaan lainnya, memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja. (2)(3)
b. Telah terdapat program penanganan keadaan darurat yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan, yaitu melalui program simulasi kebakaran dan tanggap darurat yang melibatkan seluruh karyawan Perusahaan. (4)
c. Telah terdapat infrastruktur, baik sebagai early warning system maupun pelaksanaan program keadaan darurat, diantaranya melalui penyediaan APAR, Hydrant di tempat kerja.(4)(5)(6)
Not Applicable (N/A) Pada tahun 2016, Perusahaan tidak berkewajiban melaksanakan program
Manajemen Keselamatan
6) Konfirmasi
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
- Direksi membentuk unit/bagian yang bertugas melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan
- Menetapkan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan penglolaan CSR.
Terkait Program Bina Lingkungan dan Program CSR lainnya sesuai perundang-undangan yang berlaku. - Menyusun rencana
kerja untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan
- Rencana kerja implementasi
Bab IV Direksi
232 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
kemitraan dengan usaha kecil, sehingga Not Applicable informasi terkait: a. Rencana kerja untuk
mengimplementasikan tanggung jawab Perusahaan terkait Program Kemitraan dengan Usaha Kecil.
b. Rencana kerja implementasi program kemitraan dianggarkan dalam RKAP dan bukan sebagai distribusi laba.
c. Pelaksanaan kegiatan kemitraan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
d. Tidak terdapat tambahan tunggakan pengembalian dana kemitraan yang dipinjamkan kepada mitra binaan.
Kelemahan:
Terkait Kebijakan CSR - Perusahaan belum memiliki kebijakan
khusus terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan, sebagai penjabaran Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
- Direksi belum membentuk unit/bagian yang bertugas melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan
- Perusahaan belum memiliki indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan penglolaan CSR.
tanggung jawab sosial perusahaan dianggarkan dalam RKAP dan bukan sebagai distribusi laba
- Implementasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
Terkait ukuran-ukuran atau indikator kinerja kunci yang berkaitan dengan CSR. - Menetapkan
indikator keberhasilan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
- Melakukan evaluasi atas pencapaian indikator keberhasilan CSR dengan targetnya.
Bab IV Direksi
233 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Terkait Program Bina Lingkungan dan Program CSR lainnya sesuai perundang-undangan yang berlaku. - Perusahaan belum memiliki rencana kerja
untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan
- Rencana kerja implementasi tanggung jawab sosial perusahaan belum dianggarkan dalam RKAP dan bukan sebagai distribusi laba
- Mengingat belum terdapat rencana kerja CSR maka implementasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial tidak dapat dianalisis.
Terkait ukuran-ukuran atau indikator kinerja kunci yang berkaitan dengan CSR. - Perusahaan belum menetapkan indikator
keberhasilan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
- Perusahaan belum melakukan evaluasi atas pencapaian indikator keberhasilan CSR dengan targetnya.
Bab IV Direksi
234 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
32. Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan Anggota Direksi dan manajemen di bawah Direksi. 1,089 0,933
119. Direksi menetapkan kebijakan tentang mekanisme bagi Direksi dan penjabat struktural untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi dan pihak lainnya disebabkan benturan kepentingan.
Kekuatan:
Direksi telah menetapkan mekanisme untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi Direksi dan penjabat struktural Perusahaan yang disebabkan benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam: (1)(2)(3) - Anggaran Dasar Perusahaan - Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan
Penerpan Whistleblowing System (WBS) - Pedoman Pelaksanaan GCG
Telah dilakukan sosialisasi kebijakan tentang mekanisme untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan Penjabat Struktural Perusahaan, yaitu melalui penandatanganan Pakta Integritas serta sosialisasi kebijakan GCG.
Kelemahan:
Belum diperoleh dokumen terkait penandatanganan surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan antara kepentingan pribadi/keluarga, jabatan lain atau golongan dengan kepentingan Perusahaan yang ditandatangani seluruh Direksi pada awal pengangkatan dan diperbaharui setiap awal tahun.
Referensi: 1) Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 13 2) Pedoman Gratifikasi
dan Penerapan Whistleblowing System
3) Pedoman GCG 4) Pakta Integritas
Anggota Direksi 5) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi:
Seluruh anggota Direksi menandatangani surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan antara kepentingan pribadi/keluarga, jabatan lain atau golongan dengan kepentingan Perusahaan yang dilakukan pada awal pengangkatan dan diperbaharui setiap awal tahun.
0,467 0,67 0.311
Bab IV Direksi
235 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
120. Direksi menetapkan kebijakan untuk mencegah benturan kepentingan.
Kekuatan:
Seluruh Direksi telah menyampaian laporan kepemilikan saham di Perusahaan dan perusahaan lainnya kepada Perusahaan (Sekretaris Perusahaan) untuk dicatat dalam Daftar Khusus yang memuat daftar kepemilikan saham pribadi dan keluarga anggota Direksi. (1)
Direksi telah menandatangani pakta integritas agar dalam pengambilan keputusan tidak terdapat potensi benturan kepentingan. (2)
Sepanjang tahun 2016, tidak terdapat pengambilan keputusan transaksional yang mengandung benturan kepentingan, dibuktikan dengan: (3) a. Tidak terdapat pelanggaran sehubungan
dengan Transaksi kesempatan Perusahaan (corporate opportunity).
b. Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan transaksi dengan Perusahaan yang bersangkutan, baik yang di laksanakan oleh Direksi pribadi atau secara tidak langsung oleh Direksi melalui anggota keluarganya atau keluarga dekatnya (self dealing).
c. Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).
d. Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan transaksi yang dibantu oleh orang
Referensi: 1) Daftar Khusus
Kepemilikan Saham Direksi PT JAI Pada Perusahaan Dan Perusahaan Lainnya
2) Pakta Integritas Anggota Direksi
3) Konfirmasi
Hambatan:
-
Rekomendasi:
-
0,622 1,00 0,622
Bab IV Direksi
236 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
dalam (insider information).
Direksi telah menunjukan kesungguhan dalam setiap pengambilan keputusan bebas dari kepentingan pribadi Direksi dan pihak-pihak lainnya. (1) (2) (3)
Kelemahan: -
33. Direksi memastikan Perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tepat waktu.
1,089 0,910
121. Direksi melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Direksi telah menyampaikan Laporan Manajemen triwulanan & tahunan, Laporan Keuangan Konsolidasian triwulanan & tahunan serta Laporan Tahunan kepada Dewan Komisaris. Dalam praktiknya, Laporan manajemen triwulanan dan tahunan disampaikan kepada Komisaris sebagai tembusan laporan.(1)(2)(3)(4)(5)
Penyampaian Laporan triwulanan kepada Dewan Komisaris telah tepat waktu. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan, penyampaian kepada Pemegang saham untuk laporan manajemen triwulanan paling lambat 1 bulan setelah teriwulan tersebut dan laporan manajemen tahunan paling lambat 1 bulan setelah berakhirnya
Referensi: 1) Laporan Manajemen
audited Tahun 2016 dan Triwulan I, II, III tahun 2016
2) Anggaran Dasar Perusahaan
3) Surat Penyampaian Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan 2016 kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Dewan Komisaris
4) Laporan Tahunan Tahun 2015
5) Surat Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan dan Semester
Hambatan: - Rekomendasi:
Menyampaikan Laporan Tahunan (Annual Report) tahun 2016 kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu yaitu 5 Bulan setelah tahun buku berakhir.
Menyampaikan Laporan Tahunan (Annual Report) tahun 2016 kepada Pemegang Saham secara tepat
0,622 0,90 0,560
Bab IV Direksi
237 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
tahun buku tersebut; dan penyampaian Laporan Tahunan kepada Pemegang Saham paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun berakhir. (1)(2)(3)(4)
Tabel Waktu Penyampaian Laporan Manajemen
Triwulanan dan Tahunan Kepada Dewan Komisaris Tahun 2016
Laporan Manajemen
Standar Waktu Tgl. Penyampaian
Status Ketepatan Waktu
Laporan Manajemen Triwulan I
1 bulan setelah berakhirnya triwulan I
April 2016 Tepat Waktu
Laporan Manajemen Triwulan II
1 bulan setelah berakhirnya triwulan II
Juli 2016 Tepat Waktu
Laporan Manajemen Triwulan III
1 bulan setelah berakhirya triwulan III
Oktober 2016
Tepat Waktu
Laporan Manajemen Tahunan 2016 Unaudited
2 Bulan setelah berakhirnya tahun buku
Januari 2017
Tepat Waktu
Laporan Tahunan 2016 (Annual Report)
5 Bulan setelah tahun buku berakhir
- Tidak Tepat Waktu
6) Surat Penyampaian Laporan Tahunan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
waktu yaitu 5 Bulan setelah tahun buku berakhir.
Bab IV Direksi
238 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Direksi telah menyampaikan Laporan Manajemen triwulanan dan Laporan Manajemen tahunan yang ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi serta Laporan Tahunan yang ditandatangani seluruh Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham. (1)(2)(3)
Penyampaian Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan telah dilakukan tepat waktu (Laporan Manajemen triwulanan 1 bulan setelah triwulanan ybs dan Laporan Manajemen tahunan 1 bulan setelah berakhirnya tahun buku) kepada Pemegang Saham; dan penyampaian Laporan Tahunan kepada Pemegang Saham paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun berakhir. (1)(2)(3)(4)
Tabel Waktu Penyampaian Laporan Manajemen
Triwulanan dan Tahunan kepada Pemegang Saham Tahun 2016
Laporan Manajemen
Standar Waktu Tgl. Penyampaian
Status Ketepatan Waktu
Laporan Manajemen Triwulan I
1 bulan setelah berakhirnya triwulan I
April 2016 Tepat Waktu
Bab IV Direksi
239 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
Laporan Manajemen Semester I
1 bulan setelah berakhirnya triwulan II
Juli 2016 Tepat Waktu
Laporan Manajemen Triwulan III
1 bulan setelah berakhirya triwulan III
Oktober 2016
Tepat Waktu
Laporan Manajemen Tahunan 2016
2 Bulan setelah berakhirnya tahun buku
Januari 2017
Tepat Waktu
Laporan Tahunan 2016 (Annual Report)*
5 Bulan setelah tahun buku berakhir
- Tidak Tepat Waktu
Catatan: ketepatan waktu penyampaian laporan manajemen mengacu pada Anggaran Dasar Perusahaan.
Muatan (content) Laporan Kinerja tahunan telah lengkap (untuk muatan laporan tahunan parameter tersendiri) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (1) (2) (4)
Kelemahan:
Penyampaian Laporan Tahunan (Annual Report) tahun 2016 kepada Dewan Komisaris belum tepat waktu mengingat Laporan Tahunan 2016 masih dalam proses
Bab IV Direksi
240 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
penyusunan.
Penyampaian Laporan Tahunan (Annual Report) tahun 2016 kepada Pemegang Saham belum tepat waktu mengingat Laporan Tahunan 2016 masih dalam proses penyusunan.
122. Direksi memberikan perlakuan yang sama (fairness) dalam memberikan informasi kepada Pemegang Saham dan Anggota Dewan Komisaris.
Kekuatan:
Perusahaan telah memberikan informasi (Laporan Manajemen Triwulanan, Laporan Manajemen Tahunan, Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan) kepada PT Pelindo II (Persero) sebagai Pemegang Saham Mayoritas. (1) (2)
Perusahaan telah memberikan informasi yang relevan kepada Dewan Komisaris untuk pelaksanaan tugas Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. (1) (3) (4) (5)
Telah dilakukan prinsip perlakuan yang sama dalam pemberian informasi oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham yaitu perlakuan yang sama dalam hal penyampaian informasi terkait operasional
Referensi: 1) Laporan
Manajemen dan Keuangan Triwulan I, II, III dan Laporan Manajemen Tahunan Audited 2016
2) Laporan Tahunan 2015
3) Anggaran Dasar Perusahaan
4) Surat Pengantar Laporan Manajemen Triwulan I, II, III dan Laporan Manajemen tahun 2016 kepada Pemegang Saham dengan Tembusan kepada Dewan Komisaris
Hambatan: - Rekomendasi:
Memberikan dan memberikan informasi terkait Laporan Manajemen Triwulanan, Laporan Manajemen Tahunan, Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan) kepada PT MTI sebagai Pemegang Saham Minoritas.
Memberikan perlakuan yang sama dalam pemberian informasi kepad Pemegang
0,467 0,75 0.350
Bab IV Direksi
241 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TKT -PEMENU
HAN SKOR
dan keuangan Perusahaan melalui penyampaian Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan serta Laporan Keuangan Perusahaan. (1)(2)(4)(5)
Kelemahan:
Perusahaan belum memberikan informasi (Laporan Manajemen Triwulanan, Laporan Manajemen Tahunan, Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan) kepada PT MTI sebagai Pemegang Saham Minoritas.
Perusahaan belum memberikan perlakuan yang sama dalam pemberian informasi oleh Direksi Pemegang Saham Minoritas yaitu perlakuan yang sama dalam hal penyampaian informasi terkait operasional dan keuangan Perusahaan melalui penyampaian Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan serta Laporan Keuangan Perusahaan.
5) Konfirmasi
Saham Minoritas yaitu perlakuan yang sama dalam hal penyampaian informasi terkait operasional dan keuangan Perusahaan melalui penyampaian Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan serta Laporan Keuangan Perusahaan.
Bab IV Direksi
242 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
34. Direksi menyelengggarakan rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 1,556 1,167
123. Direksi memiliki pedoman/tata tertib Rapat Direksi, minimal mengatur etika rapat dan penyusunan risalah rapat evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya, serta pembahasan atas arahan/usulan dan/atau keputusan Dewan Komisaris.
Kekuatan: ● Direksi telah memiliki pedoman pelaksanaan
rapat yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Tata Tertib Rapat Direksi dan Dewan Komisaris yang mengatur antara lain aspek sebagai berikut: (1) a) Risalah Rapat b) Panggilan Rapat c) Etika Rapat d) Jadwal, agenda dan tempat pelaksanaan
rapat e) Pimpinan Rapat f) Mekanisme Kehadiran g) Prosedur pengambilan keputusan rapat h) Pengambilan Keputusan Secara Sirkuler
Kelemahan: ● Pedoman pelaksanaan rapat Direksi belum
mengatur pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya dan pembahasan/telaah atas arahan/usulan dan/atau tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan Dewan Komisaris terkait dangan usulan Direksi.
Referensi: 1) Anggaran Dasar 2) Tata Tertib Rapat
Direksi dan Dewan Komisaris
Hambatan: -
Rekomendasi: ● Pedoman pelaksanaan
rapat Direksi mengatur pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya dan pembahasan/telaah atas arahan/usulan dan/atau tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan Dewan Komisaris terkait dangan usulan Direksi.
0,156 0,50 0.078
Bab IV Direksi
243 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
124 Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi sesuai kebutuhan, paling sedikit sekali dalam setiap bulan.
Kekuatan: ● Rapat Direksi telah mengacu pada Anggaran
Dasar yang mengatur bahwa rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi, atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dll.(1)(3)
● Di tahun 2016 dalam prakteknya Direksi telah melaksanakan Rapat Internal Direksi sebanyak 17 kali namun daftar hadir yang diperoleh hanya 13 kali rapat. Sehingga dapat dikatakan jumlah rapat yang dilaksanakan Direksi telah sesuai dengan kententuan frekuensi rapat Rapat yaitu minimal satu kali dalam sebulan. (3)(4)(5)
Kelemahan: ● Belum diperoleh dokumen terkait rencana
rapat Direksi serta dimuat dan ditetapkan dalam RKAP.
Referensi: 1) Board Manual 2) Rencana Rapat Direksi
Tahun 2016 dan 2017 3) Anggaran Dasar 4) Risalah Rapat Direksi
tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi: ● Mendokumentasikan
Rencana Rapat serta dimuat dan ditetapkan dalam RKAP.
0,467 0,50 0,234
125. Anggota Direksi menghadiri setiap rapat Direksi maupun rapat Direksi & Komisaris, jika tidak dapat hadir yang bersangkutan harus
Kekuatan: ● Tingkat kehadiran Anggota Direksi dalam Rapat
Internal Direksi adalah sebagai berikut: (1) Tabel Rekapitulasi Kehadiran
Direksi dalam Rapat
Direksi Tahun 2016 Jabatan Kehadiran %
Direktur Utama 17 100
Referensi : 1) Rekapitulasi Rapat
Direksi Tahun 2016 2) Risalah Rapat bersama
Dewan Komisaris Tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi: ● Mendokumentasikan
alasan ketidakhadiran
0,311 1,00 0,311
Bab IV Direksi
244 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
menjelaskan alasan ketidakhadirannya.
Direktur Operasi dan Komersial
17 100
Direktur Keuangan dan SDM
17 100
Direktur Teknik dan Armada
16 94
Keterangan : *) Berdasarkan 18 risalah rapat yang diperoleh daftar hadirnya
Berkaitan dengan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat Direksi yang dilakukan sebanyak 17 kali dengan capaian tingkat kehadiran masing-masing Direksi paling sedikit mencapai 94%. (1)
● Tingkat kehadiran Anggota Direksi dalam Rapat dengan Dewan Komisaris adalah sebagaimana berikut. (2)
Tabel Kehadiran anggota Direksi dalam
Rapat dengan Dewan Komisaris tahun 2016 Jabatan Kehadiran %
Direktur Utama 12 92
Direktur Operasi dan Komersial
13 100
Direktur Keuangan dan SDM
13 100
Direktur Teknik dan Armada
13 100
Direksi yang berhalangan hadir dalam setiap rapat Direksi maupun dalam rapat Dewan Komisaris.
Bab IV Direksi
245 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Berkaitan dengan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat bersama Dewan Komisaris yang dilakukan sebanyak 13 kali dan telah mencapai paling sedikit 92% untuk kehadiran anggota Direksi. (2)
Kelemahan: ● Daftar hadir seluruh risalah rapat belum
seluruhnya diperoleh dan terkait alasan ketidakhadiran Direksi yang berhalangan hadir dalam setiap rapat Direksi maupun dalam rapat Dewan Komisaris belum terdokumentasi.
126. Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya.
Kekuatan: ● Di dalam rapat Direksi telah dilakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya dalam rapat Direksi dan rapat bersama dengan Dewan Komisaris contohnya membahas terkait dengan Persiapan IPO, Assessment GCG, Penunjukan Konsultan Keuangan dan pembahasan bentuk kerjasama.(1)
● Terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya yang sedang dalam proses telah dilakukan pembahasan untuk tidak lanjutnya contohnya terkait dengan Persiapan IPO, Assessment GCG, Penunjukan Konsultan Keuangan dan pembahasan bentuk kerjasama.(1)
Referensi : 1) Risalah Rapat Direksi
tanggal 10, 17, 25, 31 Oktober, 7, 28, November, 1, 5 dan 16 Desember 2016.
2) Risalah Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris tanggal 13 Juni, 26 September, 14 November, 20 Desember 2016
Hambatan: - Rekomendasi: ● Mendokumentasikan
terkait evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya dan tindak lanjut untuk kaputusan hasil rapat sebelumnya yang belum selesai dalam setiap rapat Direksi maupun rapat bersama dengan
0,311 0,75 0,233
Bab IV Direksi
246 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Kelemahan: ● Belum diperoleh dokumen terkait bahwa dalam
setiap rapat Direksi maupun rapat bersama dengan Dewan Komisaris terdapat evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya dan tindak lanjut untuk kaputusan hasil rapat sebelumnya yang belum selesai.
Dewan Komisaris.
127 Direksi menindaklanjuti arahan, dan/atau keputusan Dewan Komisaris.
Kekuatan: ● Direksi telah menindaklanjuti arahan dan/atau
keputusan Dewan Komisaris seperti pembasan perubahan AD/ART, Persiapan IPO dan penunjukan Konsultan Keuangn.(1)(2)(3)(4)
● Tindak lanjut yang dilaksanakan oleh Direksi telah sesuai dengan arahan dan/atau keputusan Dewan Komisaris, seperti perubahan AD/ART, Persiapan IPO dan penunjukan Konsultan Keuangn . (1)(2)(3)(4)
Kelemahan: ● -
Referensi : 1) Risalah Rapat
bersama Dewan Komisaris tahun 2016.
2) Laporan Tahunan 2016
3) Laporan Manajemen Tahun 2016
4) Laporan Hasil Audit Auditor Independen
Hambatan: - Rekomendasi: ● -
0,311 1,00 0,311
35. Direksi wajib menyelenggarakan Pengawasan Intern yang berkualitas dan efektif 1,711 0,960
128. Perusahaan memiliki Piagam Pengawasan Intern yang ditetapkan oleh Direksi.
Kekuatan: ● Piagam Pengawasan Intern saat ini masih dalam
betuk draf dan telah disampaikan kepada Direktur Utama.(1)
Referensi : 1) Draf Piagam
Pengawasan Intern
Hambatan: - Rekomendasi:
0,156 0,75 0,117
Bab IV Direksi
247 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
● Muatan Draf Piagam Satuan Pengawasan Internal antara lain telah :
a. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Undang-undang RI nomor 19 tahun 2003 dan SK Menteri BUMN Nomor Per-01/MBU/2011.
b. Mempertimbangkan Standar Profesional Audit Intern yang dibuat oleh FK-Internal Audit Perusahaan dan/atau Konsorsium Organisasi Profesi Audit Intern atau International Professional Practices Freamwork of Internal Auditing.
c. Paling sedikit menjelaskan: posisi fungsi pengawasan intern dalam organisasi; kewenangan fungsi pengawasan intern untuk mendapatkan akses secara penuh, bebas dan tidak dibatasi terhadap seluruh fungsi, tempat/lokasi bangunan, aset, pegawai, catatan dan dokumentasi lainnya serta informasi yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan intern; dan menjelaskan ruang lingkup fungsi pengawasan intern.
● Piagam Internal Audit dimutakhirkan dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan Perusahaan serta kebutuhan organisasi sebagaimana diatur didalamnya. Piagam Audit saat ini sedang dalam proses telaah oleh
● Mengesahkan Draft Piagam Pengawasan Intern.
Bab IV Direksi
248 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Direksi. (1) Kelemahan: ● Draft Piagam Pengawasan Intern belum
disahkan
129. Internal Audit/Fungsi Audit Internal dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya.
Kekuatan: ● Draf Piagam Pengawasan Intern menjelaskan
Posisi Satuan Pengawasan Internal dalam struktur organisasi bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. (1)
● Draf Piagam Pengawasan Intern menjelaskan Pimpinan fungsi Internal Audit telah mempunyai akses langsung melapor hasil kerjanya kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit. (1)
● Pedoman Audit, mekanisme kerja dan supervisi di dalam organisasi Internal Audit saat ini masih dalam bentuk darf.
Kelemahan: ● Jumlah personil yang ditugaskan di Internal
Audit belum sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas Internal Audit. a. SPI/fungsi Audit Internal memiliki rencana
kebutuhan tenaga auditor/SDM. b. Jumlah tenaga auditor mencukupi kebutuhan
perusahaan. Kecukupan tenaga auditor
Referensi : 1) Draf Piagam
Pengawasan Intern 2) Draf Pedoman Audit
Hambatan: - Rekomendasi: ● Jumlah personil yang
ditugaskan di Internal Audit sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas Internal Audit. a. SPI/fungsi Audit
Internal memiliki rencana kebutuhan tenaga auditor/SDM.
b. Jumlah tenaga auditor mencukupi kebutuhan perusahaan. Kecukupan tenaga auditor dihasilkan dari analisis bebankerja yang dilakukan oleh
0,466 0,25 0,117
Bab IV Direksi
249 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
dihasilkan dari analisis beban kerja yang dilakukan oleh SPI dan/atau bagian SDM.
● Kualitas auditor SPI yang ditugaskan belum sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya. a. Pimpinan fungsi Audit Internal memiliki
keahlian yang diakui dalam profesi auditor internal dengan mendapatkan sertifikasi profesi QIA (Qualified Internal Auditor).
b. Staf auditor internal memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dan sebagian auditor telah mendapatkan program sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam Fungsi Internal Audit.
c. Terdapat program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi staf Auditor Internal, baik untuk mempertahankan sertifikasi profesinya maupun mengikutsertakan staf auditor SPI dalam pendidikan yang mendukung usaha-usaha memperoleh sertifikasi profesi.
● Draft Pedoman Audit, mekanisme kerja dan supervisi di dalam organisasi Internal Audit belum disahkan, yang memuat: a. Kebijakan dan prosedur sebagai pedoman
bagi pelaksanaan kegiatan Fungsi Pengawasan Intern. Bentuk dan isi prosedur
SPI dan/atau bagian SDM.
● Kualitas auditor SPI yang ditugaskan sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya. a. Pimpinan fungsi
Audit Internal memiliki keahlian yang diakui dalam profesi auditor internal dengan mendapatkan sertifikasi profesi QIA (Qualified Internal Auditor).
b. Staf auditor internal memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dan sebagian auditor telah mendapatkan program sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang
Bab IV Direksi
250 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
disesuaikan dengan struktur organisasi SPI dan ukuran SPI serta kompleksitas kegiatan usaha Perusahaan.
b. Kepala Internal Audit /Fungsi Internal Audit melaksanakan program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi Internal Audit yang mencakup seluruh aspek dari aktivitas fungsi pengawasan intern.
c. SPI/Fungsi Internal Audit melakukan penilaian atas program jaminan kualitas dan peningkatan Fungsi Audit Internal secara keseluruhan. Review (assessment) berkala dilakukan untuk menilai kepatuhan terhadap Charter Audit Internal, standar dan kode etik, efisiensi serta efektivitas dari Internal Audit memenuhi kebutuhan dari berbagai stakeholders-nya, assessment yang dilakukan oleh assessor independen sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
jabatan dalam Fungsi Internal Audit.
c. Terdapat program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi staf Auditor Internal, baik untuk mempertahankan sertifikasi profesinya maupun mengikutsertakan staf auditor SPI dalam pendidikan yang mendukung usaha-usaha memperoleh sertifikasi profesi.
● Mengesahkan Pedoman Audit, mekanisme kerja dan supervisi di dalam organisasi Internal Audit mencakup : a. Kebijakan dan
prosedur sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan
Bab IV Direksi
251 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Fungsi Pengawasan Intern. Bentuk dan isi prosedur disesuaikan dengan struktur organisasi SPI dan ukuran SPI serta kompleksitas kegiatan usaha Perusahaan.
b. Kepala Internal Audit /Fungsi Internal Audit melaksanakan program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi Internal Audit yang mencakup seluruh aspek dari aktivitas fungsi pengawasan intern.
c. SPI/Fungsi Internal Audit melakukan penilaian atas program jaminan kualitas dan peningkatan Fungsi Audit Internal secara keseluruhan. Review
Bab IV Direksi
252 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
(assessment) berkala dilakukan untuk menilai kepatuhan terhadap Charter Audit Internal, standar dan kode etik, efisiensi serta efektivitas dari Internal Audit memenuhi kebutuhan dari berbagai stakeholders-nya, assessment yang dilakukan oleh assessor independen sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
130. Internal Audit melaksanakan fungsi Pengawasan Intern untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasional Perusahaan.
Kekuatan : ● Terkait SPI merencanakan Program Kerja
Tahunan pengawasan intern dan melaksanakan pengawasan sesuai yang sudah ditetapkan, antara lain: a. Program Kerja Pengawasan Tahunan /PKPT
(Rencana Audit Tahunan) berdasarkan PKPT Induk Perusahaan.(6)
Referensi : 1) Draft Pedoman Audit 2) Surat Auditor
Independen Nomor RPC-3245/PSS/2017
3) Laporan Hasil Audit Auditor Independen
4) Pedoman Audit Intern Induk Perusahaan
5) Laporan Monitoring
Hambatan: - Rekomendasi: ● SPI merencanakan
Program Kerja Tahunan pengawasan intern dan melaksanakan
1,089 0,67 0,726
Bab IV Direksi
253 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
b. Pelaksanaan audit berdasarkan program kerja pengawasan tahunan yang ditetapkan oleh Induk Perusahaan dibantu oleh Auditor Independen dan telah sesuai dengan yang direncanakan Induk Perusahaan. (6)
c. Tingkat pencapaian (kinerja) target-target dalam PKPT (Jumlah Audit dan Pelaporan Audit) telah sesuai dengan yang ditetapkan Induk Perusahaan. (6)
● SPI melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan Komite Audit baik dalam bentuk hardcopy maupun pemaparan langsung dalam rapat.(3)(5)(6)
a. Penanggung jawab Internal Audit telah melaporkan hasil kerjanya (penugasan pengawasan intern) kepada Direktur Utama.
b. Laporan hasil penugasan pengawasan intern disampaikan kepada Dewan Komisaris cq Komite Audit. Jika Internal Audit melakukan assessment atas program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi pengawasan intern harus disampaikan juga kepada Dewan Komisaris.
● Fungsi Internal Audit memberikan kontribusi terhadap perbaikan/peningkatan proses Tata Kelola (governance), manajemen risiko, dan pengendalian intern. (3)
Tindak Lanjut Audit 6) Konfirmasi
pengawasan sesuai yang sudah ditetapkan, antara lain: a. Berdasarkan
konfirmasi Rencana Penugasan (Program Kerja Pengawasan Tahunan /PKPT) disampaikan kepada Dewan Komisaris cq Komite Audit untuk mendapatkan pertimbangan dan saran-saran. (5)
b. Rencana penugasan (PKPT) disetujui oleh Direktur Utama dikomunikasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris cq Komite Audit.(5)
c. Internal Audit melaksanakan audit berdasarkan program kerja pengawasan tahunan yang ditetapkan.
Bab IV Direksi
254 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
a. SPI telah memberikan rekomendasi (masukan atas prosedur) dan pengawasan tindak lanjut rekomendasi yang meningkatkan proses Tata Kelola (governance).
b. SPI memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan pengendalian intern kepada Perusahaan.
● SPI memantau tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan internal dan eksternal. a. Penanggung jawab Fungsi Audit Internal
telah memiliki pedoman untuk memantau tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan intern dan pengawasan ekstern, yaitu dimuat Pedoman Audit Induk Perusahaan dan telah dimuat Draf Piagam Pengawasan Intern.(4)
b. Fungsi Audit Internal secara efisien dan efektif telah melaksanakan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan intern dan pengawasan ekstern dan mendokumentasikan hasil pemantauan. (4)
c. Fungsi Audit Internal melaporkan hasil pemantauan tindak lanjut kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris cq Komite Audit. (5)
● Tingkat penerapan rekomendasi yang
d. Tingkat pencapaian (kinerja) target-target dalam PKPT (Jumlah Audit dan Pelaporan Audit) dapat dianalisis.
● Mendokumentasikan terkait SPI memberikan masukan tentang upaya pencapaian strategi bisnis Perusahaan, yang mencakup : a. SPI mengevaluasi
sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan sejalan dengan tujuan organisasi.
b. SPI memberi masukan atas konsistensi hasil-hasil yang di peroleh dari kegiatan dan program dengan tujuan dan sasaran
Bab IV Direksi
255 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
disampaikan oleh SPI telah dapat diterapkan/dijalankan dan rekomendasi Internal Audit memperbaiki kegiatan operasional unit. (5)
Kelemahan: ● SPI merencanakan Program Kerja Tahunan
pengawasan intern dan melaksanakan pengawasan sesuai yang sudah ditetapkan, antara lain: a. Berdasarkan konfirmasi Rencana Penugasan
(Program Kerja Pengawasan Tahunan /PKPT) belum disampaikan kepada Dewan Komisaris cq Komite Audit untuk mendapatkan pertimbangan dan saran-saran. (5)
b. Rencana penugasan (PKPT) belum disetujui oleh Direktur Utama dikomunikasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris cq Komite Audit.(5)
c. Internal Audit belum melaksanakan audit berdasarkan program kerja pengawasan tahunan yang ditetapkan.
d. Tingkat pencapaian (kinerja) target-target dalam PKPT (Jumlah Audit dan Pelaporan Audit) belum dapat dianalisis.
● Belum diperoleh dokumen terkait SPI memberikan masukan tentang upaya
yang telah ditetapkan kepada manajemen.
Bab IV Direksi
256 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
pencapaian strategi bisnis Perusahaan, yang mencakup : a. SPI mengevaluasi sejauh mana sasaran dan
tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan sejalan dengan tujuan organisasi.
b. SPI memberi masukan atas konsistensi hasil-hasil yang di peroleh dari kegiatan dan program dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan kepada manajemen.
36. Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan efektif. 1,711 1,065 131. Sekretaris Perusahaan di
lengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya.
Kekuatan: ● Fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh
Manager Hukum dan JAI Pusat telah memiliki kualifikasi yang memadai Asuransi dibuktikan dengan: a. Sekretaris Perusahaan telah memenuhi
kualifikasi pendidikan yang ditentukan oleh Perusahaan dengan terpenuhinya persyaratan menjadi Sekretaris Perusahaan. Saat ini Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Sdr. Muh Isnanto dengan latar belakang pendidikan S1-Hukum, S2-Magister Humaniora, S-2 Shipping And Transportation . (1)
b. Sekretaris Perusahaan telah memiliki
Referensi : 1) CV Muh Isnanto 2) Struktur Organisasi
Perusahaan
Hambatan: - Rekomendasi: ● Struktur organisasi
Sekretaris Perusahaan sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya. Posisi Sekretaris Perusahaan dibawah Direktur Utama.
Sekretaris Perusahaan diangkat dan
0,466 0,42 0,194
Bab IV Direksi
257 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
pengalaman profesional dan kompetensi yang dimiliki yaitu Hukum, komunikasi Perusahaan baik yang didapatkan melalui pendidikan formal, pelatihan maupun pengalaman kerja. (1)
● Struktur organisasi Sekretaris Perusahaan sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya, saat ini berada di bawah tanggung jawab Manager Hukum dan Asuransi.
Kelemahan: ● Struktur organisasi Sekretaris Perusahaan
belum sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya. Posisi Sekretaris Perusahaan dibawah Direktur Utama. Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
● Uraian tugas Sekretaris Perusahaan belum mencakup hal-hal subtantive, sebagai berikut: a. Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi
peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila
diberhentikan berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
● Uraian tugas Sekretaris Perusahaan mencakup hal-hal subtantive, sebagai berikut:(4) a. Memastikan bahwa
Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;
c. Sebagai penghubung (liaison officer);
Bab IV Direksi
258 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
diminta; c. Sebagai penghubung (liaison officer); d. Menatausahakan serta menyimpan
dokumen (termasuk kebijakan) Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
d. Menatausahakan serta menyimpan dokumen (termasuk kebijakan) Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
132. Sekretaris Perusahaan menjalankan fungsinya.
Kekuatan: ● Sekretaris Perusahaan telah memberikan
informasi yang materil dan relevan kepada stakeholders dibuktikan dengan: a. Sekretaris Perusahaan telah bertindak
sebagai pendukung dalam penyusunan Laporan triwulanan dan tahunan yang akurat dan dapat diandalkan. (1)(3)
b. Laporan Triwulanan dan Tahunan telah disampaikan kepada Dewan dan/atau kepada pemegang saham. (1)(2)(3)
Mengingat Board Manual Perusahaan telah mengatur ketentuan penyampaian Laporan
Referensi : 1) Laporan Manajemen
Triwulan I, II, III dan Laporan Manajemen Tahunan Tahun 2016
2) Board Manual 3) Surat Penyampaian
Laporan Manajemen Triwulanan I, II, III dan Tahunan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
4) Website: www.ipcmarineservice.co.id
5) Daftar Pemegang
Hambatan: - Rekomendasi: ● Sekretaris Perusahaan
belum mengkoordinasikan penyiapan dan penyediaan bahan-bahan untuk "Proses Release" atas setiap pernyataan dalam
1,089 0,80 0,871
Bab IV Direksi
259 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Triwulanan kepada Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham paling lambat 21 hari setelah berakhirnya periode triwulan tersebut maka tidak ada kewajiban standar waktu/hari sesuai SK-16/S.MBU/2012. Namun Anggaran Dasar tidak mengatur jangka waktu penyampaian Laporan Manajemen Tahunan maka standar waktu didasarkan pada SK-16/S.MBU/2012 yaitu 5 hari kerja sebelum bulan februari berakhir.
.(2) Berikut tabel penyampaian Laporan Triwulanan:
Tanggal Pelaporan
kepada Dewan Komisaris
Laporan Ketepatan Waktu
21 April 2016 Triwulan I Tepat Waktu
21 Juli 2016 Triwulan II Tepat Waktu
6 Oktober 2016 Triwulan III Tepat Waktu
16 Januari 2017 Tahunan Tahun 2016
Tepat Waktu
Catatan: Ketentuan yang diataur dalam SK-16/S.MBU/2012 terkait dengan ketepatan waktu penyampaian laporan triwulan Not Applicable
Saham 6) Undangan Rapat Pra
RUPS 7) Risalah Rapat Direksi 8) Risalah Rapat Direksi
bersama Dewan Komisaris
9) Laporan Tahunan 2016
10) Dokumen Daftar Khusus
11) Risalah RUPS Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahun buku 2015
12) Risalah RUPS Persetujuan RKAP dan Kontrak Manajemen tahun 2016
13) Materi Pengenalan Direksi dan Dewan Komisaris baru
14) Laporan Auditor Independen No. RPC-4394/PSS/2017
15) Dokumen Laporan Kajian Hukum
16) Konfirmasi
tingkatan Direksi. ● Mendokumentasikan
terkait Risalah RUPS RJPP yang memuat waktu, agenda, peserta, pendapat-pendapat yang berkembang dalam RUPS dan keputusan RUPS.
● Sekretaris Perusahaan membuat, memelihara, dan menyimpan Risalah Rapat Direksi. a. Apabila terdapat
perbedaan pendapat (dissenting comments) dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Direksi dicantumkan dalam risalah rapat.
b. Risalah Rapat Direksi seluruhnya memuat hasil evaluasi atas pelaksanaan
Bab IV Direksi
260 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
c. Sekretaris Perusahaan telah memutakhirkan materi informasi yang disajikan dalam website Perusahaan on line secara berkala.(4)(5)
d. Sekretaris Perusahaan telah melakukan pelayanan pemberian informasi atas informasi yang dibutuhkan mengenai dan atau performance dari Perusahaan dalam batas-batas yang ditetapkan dalam Protokol Informasi yang ditetapkan Perusahaan dan penyampaian laporan-laporan lainnya yang kepada stakeholders lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.(4)(5)
e. Penyampaian laporan dan informasi relevan lainnya seperti Annual Report, website, laporan triwulanan, serta penyediaan informasi bagi stakeholders telah dilakukan secara tepat waktu. (1)(2)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(12)(13)
● Sekretaris Perusahaan telah menjalankan tugas sebagai pejabat penghubung, dimana : a. Sekretaris Perusahaan mengorganisasikan
Rapat Direksi, Rapat Direksi dan Dewan Komisaris, RUPS dan Kegiatan lainnya dengan stakeholders.(4)(7)(8)
b. Sekretaris Perusahaan telah menyusun jadwal dan tahapan kegiatan menjelang RUPS/RUPSLB dan Rapat Direksi.(10)(12)
keputusan rapat sebelumnya.
c. Risalah Rapat memuat keputusan rapat sebelumnya.
● Sekretaris Perusahaan memberikan Laporan yang berkaitan dengan tugasnya secara berkala, dan apabila diminta dapat memberikannya kepada Dewan Komisaris.
Bab IV Direksi
261 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
● Sekretaris Perusahaan menjalankan pelaksanaan dan pendokumentasian RUPS dan Rapat Direksi, dimana: a. Sekretaris Perusahaan telah membuat,
memelihara, dan menyimpan Daftar Pemegang Saham yang dimuat dalam akta pendirian. (2)(5)
b. Sekretaris Perusahaan telah membuat, memelihara, dan menyimpan Daftar Khusus.(10)
c. Sekretaris Perusahaan telah membuat, memelihara, dan menyimpan, Risalah RUPS baik RUPS tahunan, RUPS Luar Biasa maupun RUPS sirkuler: (12)(13)
- Risalah RUPS telah memuat waktu, agenda, peserta, pendapat-pendapat yang berkembang dalam RUPS dan keputusan RUPS.
- Risalah RUPS telah ditandatangani oleh ketua RUPS dan paling sedikit satu orang Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
d. Sekretaris Perusahaan telah membuat, memelihara, dan menyimpan Risalah Rapat Direksi. (7) - Risalah Rapat Direksi telah dibuat untuk
setiap Rapat Direksi.
Bab IV Direksi
262 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
- Risalah Rapat Direksi telah mencantumkan jalannya rapat/dinamika rapat.
- Direksi telah menerima salinan risalah Rapat Direksi, terlepas apakah Anggota Direksi yang bersangkutan hadir atau tidak hadir dalam Rapat Direksi tersebut.
- Telah terdapat validasi risalah rapat sesuai dengan tata tertib yang ditetapkan. Risalah rapat harus sudah selesai dan diedarkan ke seluruh Direksi maksimal pada selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah rapat selesai di laksanakan.
- Risalah asli dari setiap Rapat Direksi telah disimpan di Perusahaan.
- Risalah asli dari setiap Rapat Direksi dapat diakses oleh setiap Anggota Komisaris/Dewan Komisaris dan Direksi.
● Sekretaris Perusahaan telah menyelenggarakan program pengenalan bagi Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat. a. Telah terdapat kebijakan tentang program
pengenalan Perusahaan bagi Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat diatur dalam Board Manual.(14)
b. Program pengenalan Perusahaan bagi
Bab IV Direksi
263 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat dilukan secara tentative setiap tahun apabila terdapat Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris baru, sehingga rencana program tersebut tidak secara tertulis hanya mengacu pada Pedoman yang ada. Pada tahun 2016 tidak terdapat program pengenalan bagi anggota Direksi baru dan anggota Dewan Komisaris baru, mengingat tidak terdapat pengangkatan anggota Direksi baru dan anggota Dewan Komisaris baru. (15)(16)
c. Program pengenalan meliputi: (1) Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG; (2) gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya; (3) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal (4) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan yang dimuat dalam Pedoman
Bab IV Direksi
264 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
Dewan Komisaris dan Pedoman Dewan Direksi. (4)(14)(17)
● Terkait pelaporan pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan kepada Direktur Utama: a. Berdasarkan konfirmasi Sekretaris
Perusahaan memberikan Laporan hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru jika terdapat peraturan perundang-undangan baru. (15)(16)
b. Sekretaris Perusahaan dibantu oleh pihak independen telah membuat laporan hasil telaah tingkat kepatuhan Perusahaan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.(14)
Kelemahan: ● Sekretaris Perusahaan belum
mengkoordinasikan penyiapan dan penyediaan bahan-bahan untuk "Proses Release" atas setiap pernyataan dalam tingkatan Direksi.
● Belum diperoleh dokumen terkait Risalah RUPS RJPP yang memuat waktu, agenda, peserta, pendapat-pendapat yang berkembang dalam RUPS dan keputusan RUPS.
● Sekretaris Perusahaan membuat, memelihara, dan menyimpan Risalah Rapat Direksi. a. Apabila terdapat perbedaan pendapat
Bab IV Direksi
265 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
(dissenting comments) dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Direksi belum dicantumkan dalam risalah rapat.
b. Risalah Rapat Direksi belum seluruhnya memuat hasil evaluasi atas pelaksanaan keputusan rapat sebelumnya.
c. Risalah Rapat belum memuat keputusan rapat sebelumnya.
● Sekretaris Perusahaan belum memberikan Laporan yang berkaitan dengan tugasnya secara berkala, dan apabila diminta dapat memberikannya kepada Dewan Komisaris.(5)
133. Direksi mengevaluasi kualitas fungsi Sekretaris Perusahaan.
Kekuatan: - Kelemahan: ● Belum diperoleh dokumen yang menunjukan
bahwa terdapat evaluasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan.(1)(2)
● Mengingat belum diperoleh dokumen yang menunjukan realisasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan maka capaiannya belum dapat dianalisis.(1)
Referensi : 1) Konfirmasi
Hambatan: - Rekomendasi: ● Mendokumentasikan
evaluasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan.
● Mendokumentasikan realisasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan.
0,156 0,00 0,000
Bab IV Direksi
266 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
37. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai peraturan Perundang-undangan. 2,022 1,439
134. Direksi menyelenggarakan RUPS sesuai dengan prosedur yang di tetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Kekuatan: ● Prosedur Pemanggilan
a. Pemanggilan RUPS telah dilakukan memenuhi jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan (10 Juni 2016) dan tanggal RUPS (30 Juni 2016) dan surat undangan RUPS mencantumkan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan.
b. Pemanggilan telah dilakukan dengan surat tercatat. (1)
c. Dalam surat undangan RUPS telah dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat.(1)
● Ketepatan waktu Pelaksanaan RUPS: a. RUPS mengesahkan/menyetujui RKAP
dilaksanakan paling lambat pada akhir tahun sebelum tahun anggaran berjalan. (N/A)
b. RUPS pengesahan Laporan Tahunan telah sesuai ketentuan atau paling lambat 6
Referensi : 1) Undangan RUPS
Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahun buku 2015 Nomor: UM.330/28/12.2/MS-16 tanggal 10 Juni
2) Risalah RUPS Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahun buku 2015
Hambatan: - Rekomendasi: ● Pemanggilan RUPS
mencantumkan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan.
● RUPS/Keputusan Pemegang Saham mengesahkan /menyetujui RJPP dalam waktu selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari setelah diterimanya rancangan RJPP secara lengkap atau sebelum periode RJPP berjalan.
1,089 0,75 0,817
Bab IV Direksi
267 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
(enam) bulan setelah berakhirnya tahun buku yang lampau yaitu melalui RUPS tanggal 30 Juni 2016. (1)(2)
Kelemahan: ● Pemanggilan RUPS belum mencantumkan
pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan.
● Mengingat pelaksanaan RUPS RJPP 2016-2020 belum dilaksanakan sehingga ketepatan waktu Pelaksanaan RUPS belum dapat dianalisis.
135. Direksi menyediakan akses serta penjelasan lengkap informasi akurat berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS agar dapat melaksanakan hak-haknya berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Kekuatan: Direksi telah menyediakan akses serta penjelasan lengkap informasi akurat berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS meliputi: ● Telah terdapat metode perhitungan dan
penentuan gaji/honorarium, fasilitas dan/atau tunjangan lain bagi setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta rincian mengenai gaji/honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima oleh Anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat, khusus dalam RUPS mengenai Laporan Tahunan. (1)
● Telah terdapat informasi mengenai rincian
Referensi : 1) Risalah RUPS No:
HK.56/30/5/3/PII-14 dan HK.476/2/4/MTI-2014 tentang Penetapan penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris
2) Draft RJPP tahun 2016-2020
3) RKAP Tahun 2016 4) Risalah RUPS Tahunan
Tahun Buku 2015 5) Laporan Hasil Audit
KAP terhadap Laporan
Hambatan: - Rekomendasi: ● Mendokumentasikan
terkait panggilan untuk RUPS mencakup informasi mengenai setiap mata acara dalam agenda RUPS termasuk usul yang direncanakan Direksi untuk diajukan dalam RUPS, dengan
0,933 0,67 0,622
Bab IV Direksi
268 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
rencana kerja dan anggaran perusahaan dan hal-hal lain yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh Perseroan, khusus untuk RUPS Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). (2)(3)
● Informasi keuangan maupun hal-hal lainnya yang menyangkut Perseroan telah dimuat Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.(4)(5)(6)
● Telah terdapat Penjelasan lengkap dan informasi akurat berkaitan dengan Perseroan dan Direksi dan/atau Dewan Komisaris sepanjang berhubungan dengan mata acara RUPS dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perusahaan.(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)
Kelemahan: ● Belum diperoleh dokumen terkait panggilan
untuk RUPS mencakup informasi mengenai setiap mata acara dalam agenda RUPS termasuk usul yang direncanakan Direksi untuk diajukan dalam RUPS, dengan ketentuan apabila informasi tersebut belum tersedia saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka informasi dan/atau usul itu harus disediakana di kantor Perseroan sebelum RUPS diselenggarakan.
Keuangan 6) Laporan Tahunan
2016 7) Laporan Manajemen
tahunan 2016 dan Triwulan I, II & III tahun 2016
ketentuan apabila informasi tersebut belum tersedia saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka informasi dan/atau usul itu harus disediakana di kantor Perseroan sebelum RUPS diselenggarakan.
● Mendokumentasikan terkait penjelasan mengenai hal-hal lain berkaitan dengan agenda RUPS diberikan sebelum dan/atau pada saat RUPS berlangsung.
Bab IV Direksi
269 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU
- HAN SKOR
● Belum diperoleh dokumen terkait penjelasan mengenai hal-hal lain berkaitan dengan agenda RUPS diberikan sebelum dan/atau pada saat RUPS berlangsung.
TOTAL SKOR 34,378 75,188 25.848
BAB V Pengungkapan Informasi dan Transparansi Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
270 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB V. PENGUNGKAPAN INFORMASI DAN TRANSPARANSI
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
V. PENGUNGKAPAN INFORMASI DAN TRANSPARANSI
38. Perusahaan menyediakan informasi Perusahaan kepada stakeholders 0,435 0,435 136. Perusahaan
menetapkan sistem dan prosedur pengendalian informasi Perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan informasi Perusahaan yang penting.
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki kebijakan pengendalian informasi Perusahaan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi. (1)(2)(3)(4)
Dalam SK DIreksi tersebut telah mengatur hal-hal sebagai berikut: (1)(2)(3)(4) a. Informasi yang dikategorikan informasi
publik dan informasi rahasia Perusahaan, b. Prosedur pengungkapan informasi
perusahaan kepada stakeholders. c. Pihak-pihak yang dapat memberikan
dan/atau menyampaikan informasi publik.
Kelemahan: -
Referensi: 1) Kebijakan Teknoplogi
Informasi PT Jasa Armada Indonesia No. Dok: SOP-HRD-03
2) Pedoman Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Pelabuhan II (Persero) Tahun 2009 sesuai dengan SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor HK.56/6/11/PI.II-09 Tanggal 23 November 2009
3) SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: 540/5/I/I/PI.II16 tentang Pedoman Pengembangan Perangkat Lunak tanggal 5 Januari 2016
4) SK Direksi PT. Pelabuhan Indoensia II (Persero) Nomor HK.56/6/II/PI.II-09 Tanggal 23 November 2009 tentang Panduan
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,290 1,00 0,290
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
271 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Pelabuhan Indoensia II
137. Tingkat kepatuhan Perusahaan yang memadai terhadap kebijakan pengendalian informasi Perusahaan.
Kekuatan:
Tingkat kepatuhan Perusahaan telah memadai terhadap kebijakan pengendalian informasi Perusahaan dibuktikan dengan sepanjang tahun 2016 tidak adanya keluhan terkait pemenuhan kebutuhan informasi. (1)(2)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Konfirmasi 2) Dokument perjanjian kerahasiaan pada saat pelaksanaan assessment
Hambatan: - Rekomendasi:
-
0,145 1,00 0,145
39. Perusahaan menyediakan bagi stakeholders akses atas informasi Perusahaan yang relevan, memadai, dan tepat waktu dan berkala.
2,320 2,079
138. Terdapat media untuk penyediaan informasi publik agar dapat diperoleh dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki website yang dikelola oleh Perusahaan.
Website telah dikelola namun tidak berdasarkan kebijakan /SOP
Kelemahan:
Perusahaan belum memiliki kebijakan pemutakhiran website dalam bentuk Pedoman & Prosedur Pengeloalaan Situs Web
Pengelolaan website belum sesuai dengan
Referensi: 1) http://www.ipcmarineser
vice.co.id/
Hambatan: - Rekomendasi:
Membuat kebijakan pemutakhiran website dalam bentuk Pedoman & Prosedur Pengeloalaan Situs Web
Menjalankan pengelolaan website
0,322 0,58 0,188
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
272 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
kebijakan yang ditetapkan secara konsisten (Mengingat kebijakan dan SOP belum disusun).
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan secara konsisten
139. Website Perusahaan mempublikasikan kebijakan dan informasi penting Perusahaan.
Kekuatan:
Website Perusahaan telah mempublikasikan antara lain: (1) - Kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(GCG Code),(2) - Board Manual, (2) - Pedoman Perilaku (Kode Etik/Code of
Conduct). (2) - Program Pengendalian Gratifikasi
Perusahaan (Pelaporan Pelanggaran dan Kebijakan Anti Korupsi). (2)
Website Perusahaan telah mempublikasikan informasi penting Perusahaan selain Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan diantaranya: (1) - Beranda - Tentang Kami berisi tentang Profil
Perusahaan - Tata Kelola Perusahaan berisi tentang Kode
Etik Bisnis, Tatalaksana Kerja Direksi dan Komisaris, GCG, IPC Bersih, Pedoman Gratifikasi
- Perspective berisi tentang rekam jejak usaha Perusahaan
- Layanan berisi tentang Layanan yang
Referensi: 1) http://www.ipcmarineser
vice.co.id/ 2) http://www.indonesiapo
rt.co.id/sub/corporate-governance.htmlice.co.id/tata-kelola-perusahaan/
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,572 1,00 0,572
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
273 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
diberikan kepada pelanggan - Portfolio - Board Of Director berisi tentang uraian
Direksi Perusahaaan - Pengadaan berisi tentang kegiatan
pengadaan Perusahaan - Kontak memfasilitasi komunikasi
dengan Pelanggan
Website Perusahaan mengungkapkan Annual Report dan Laporan Keuangan Perusahaan
Kelemahan: -
140. Perusahaan menyediakan media lain untuk mengkomunikasikan kebijakan informasi penting Perusahaan
Kekuatan:
Perusahaan telah memiliki media komunikasi lain selain website untuk mengkomunikasikan kebijakan informasi penting Perusahaan seperti: - Company Profile, Standing Banner dan
lainnya(1)(2)(3) - Media Komunikasi Eksternal melalui media
sosial yaitu Twitter, Prospektus JAI, Instagram dan Facebook. (4)(5)(6)(7)
Perusahaan telah mengadakan pertemuan/gathering dengan stakeholders yaitu beberapa diantaranya adalah: (8)
Referensi: 1) Company Profile 2) Standing Banner WBS dan
Gratifikasi 3) Id Twitter @ims_JAI 4) Perpektus JAI 5) Facebook
www.facebook.com/pg/ipcjai
6) Instagram Ipcmarineservice
7) Leaflet JAI 8) Undangan Coffee Morning
Tanggal 20 Januari 2016
Hambatan: - Rekomendasi:
Terdapat media komunikasi seperti majalah internal dan buletin
0,427 0,75 0,320
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
274 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
- Employee Gathering PT Jasa Armada Indonesia tanggal November 2016 di Yogyakarta.
- Coffee Morning dengan pengguna jasa, otoritas pelabuhan, Isosiasi INSA, wartawan dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016
Kelemahan:
Perusahaan belum memiliki media komunikasi lain selain website untuk mengkomunikasikan kebijakan informasi penting Perusahaan seperti: majalah internal dan bulletin.
141. Informasi yang disediakan dalam website Perusahaan dan www.bumn.go.id dimutakhirkan secara berkala
Kekuatan:
Informasi yang disediakan dalam website Perusahaan pada alamat http://www.ipcmarineservice.co.id/ telah dimutakhirkan secara berkala. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui history website update dan materi pemutakhiran website yang disusun oleh Corporate Secretary. (1)(2)
Kelemahan: -
Referensi: 1) http://www.ipcmarineser
vice.co.id/ dimutakhirkan pada tanggal Januari 2017
2) Materi Pemuktahiran Website
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,427 1,00 0,427
142. Tingkat kemudahan akses terhadap
Kekuatan:
Informasi yang dimuat dalam website
Referensi: 1) http://www.ipcmarineser
Hambatan: -
0,572 1,00 0,572
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
275 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
kebijakan dan informasi penting Perusahaan yang disediakan dalam website Perusahaan
Perusahaan telah mudah diakses dan diunduh (download). Tingkat kemudahan akses dan unduh telah diuji oleh assessor. (1)
Perusahaan tidak menerima permintaan/ permohonan akses informasi publik yang tidak dipenuhi oleh Perusahaan. Perusahaan telah memiliki layanan permintaan/ permohonan untuk memperoleh informasi publik yang dipenuhi oleh Perusahaan melalui website pada kanal situs kontak kami. (1)
Kelemahan: -
vice.co.id/
Rekomendasi: -
40. Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3,341 2,359
143. Laporan Tahunan memenuhi ketentuan umum penyajian Laporan Tahunan
Kekuatan: Perusahaan telah menyusun Laporan Tahunan secara rutin setiap tahun. Dalam penilaian ini digunakan Laporan Tahunan 2016 dan Draft Laporan 2016 yang dalam proses finalisasi,
Penyajian laporan tahunan telah memenuhi ketentuan umum antara lain: (1) - Laporan Tahunan tahun 2016 telah dicetak
pada kertas yang berwarna terang sehingga mudah dibaca dan jelas.
- Laporan tahunan telah mencantumkan identitas Perusahaan dengan jelas. Nama
Referensi: 1) Laporan Tahunan PT Jasa
Armada Indonesia Tahun 2016
2) http://www.ipcmarineservice.co.id/tentang_kami/annual_report.html
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi Penyajian laporan tahunan memenuhi ketentuan umum antara lain: - Laporan Tahunan
disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara
0,291 0,38 0,109
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
276 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Perusahaan dan tahun Laporan Tahunan dengan jelas dan mudah terbaca ditampilkan pada: 1. Sampul muka, 2. Samping, 3. Sampul belakang, dan
Kelemahan:
Laporan Tahunan 2016 belum disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara berdampingan
Laporan tahunan 2016 belum mencantumkan identitas Perusahaan dengan jelas. Nama Perusahaan dan tahun Laporan Tahunan dengan jelas dan mudah terbaca ditampilkan pada Setiap halaman.
Laporan Tahunan tahun 2016 belum disajikan dalam website Perusahaan dan dapat diunduh.
berdampingan - Laporan tahunan
mencantumkan identitas Perusahaan dengan jelas. Nama Perusahaan dan tahun Laporan Tahunan dengan jelas dan mudah terbaca ditampilkan pada Setiap halaman.
- Laporan Tahunan disajikan dalam website Perusahaan dan dapat diunduh.
144. Laporan Tahunan memuat mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting
Kekuatan: Laporan Tahunan tahun 2016 telah memuat mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting antara lain memuat:
Informasi keuangan meliputi: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, rasio-rasio keuangan secara umum dan relevan (1)
Informasi harga Saham tertinggi, terendah, dan
Referensi: Laporan Tahunan PT Jasa Armada Indonesia (Persero) Tahun 2016 1) Bagian Ikhtisar Keuangan
Hal 1
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,073 1,00 0,073
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
277 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
penutupan, serta jumlah Saham yang diperdagangkan (dicatatkan) untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada). Harga Saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan Saham, dividen Saham, dan Saham bonus dalam bentuk grafik dan tabel. (Not Applicable (NA) karena PT Jasa Armada Indonesia bukan merupakan listed company).
Informasi jumlah obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan yang masih beredar, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, mencakup informasi mengenai (1) jumlah obligasi/obligasi konversi yang beredar, (2) tingkat bunga; (3) Tanggal jatuh tempo; (4) Peringkat obligasi. (Not Applicable (NA) karena PT Jasa Armada Indonesia tidak menerbitkan obligasi/non listed company)
Kelemahan: -
145. Laporan Tahunan memuat Laporan Dewan Komisaris dan Laporan Direksi
Kekuatan:
Laporan Tahunan tahun 2016, telah memuat Laporan Dewan Komisaris antara lain memuat: - Penilaian kinerja Direksi mengenai
Referensi: Laporan Tahunan PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2016 1) Bagian Laporan Dewan
Hambatan: -
0,291 1,00 0,291
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
278 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
pengelolaan Perusahaan. - Pandangan atas prospek usaha yang
disusun oleh Direksi - Perubahan komposisi Dewan Komisaris. - Komite-komite yang berada di bawah
pengawasan Dewan Komisaris .
Laporan Tahunan tahun 2016, telah memuat Laporan Direksi antara lain memuat: (2) - Kinerja Perusahaan yang mencakup antara
lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi Perusahaaan.
- Memuat Laporan Direksi tentang Analisis Prospek usaha.
- Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan.
- Perubahan komposisi Direksi. Kelemahan: -
Komisaris hal 7-11 2) Bagian Laporan Direksi
hal 12-19 3) Bagian Pernyataan
Dewan Komisaris dan Direksi tentang Persetujuan Laporan Tahunan hal 119
Rekomendasi: -
146. Laporan Tahunan memuat profil Perusahaan secara lengkap
Kekuatan: Laporan Tahunan tahun 2016, telah memuat bagian Profil Perusahaan yang memuat:
Nama dan alamat Perusahaan mencakup informasi tentang nama dan alamat, kode pos,
Referensi: Laporan Tahunan PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2016 1) Hal 20 2) Hal 19
Hambatan: - Rekomendasi:
Melengkapi Laporan
0,145 0,96 0,139
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
279 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
nomor telepon dan/atau nomor faksimili, email, dan website. (1)
Riwayat singkat Perusahaan mencakup tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama Perusahaan. (2)
Bidang usaha meliputi jenis produk dan jasa yang dihasilkan. (3)
Struktur organisasi dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.(4)
Visi dan Misi Perusahaan yang mencakup: (3)
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris (umur, pendidikan, dan pengalaman kerja). (5)
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Direksi (umur, pendidikan, dan pengalaman kerja). (6)
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan). Informasi memuat antara lain: (6) - Jumlah karyawan berdasarkan level Jabatan, - Jumlah karyawan berdasarkan tingkat
pendidikan, - Pelatihan karyawan yang telah dilaksanakan
dan akan dilaksanakan - Persamaan kesempatan kepada seluruh
karyawan
Komposisi Pemegang Saham: (1)
3) Hal 22 4) Hal 29 5) Hal 157 6) Hal 161 7) Sumber Daya Manusia
64-67 8) Penghargaa dan
Sertifikasi hal 30-32 9) Hal 40 10) Hal 89 11) Hal 37
Tahunan tahun 2016, pada bagian Profil Perusahaan yang memuat: : (a) penjelasan tentang visi Perusahaan, (b) penjelasan tentang misi Perusahaan.
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
280 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
- Nama Pemegang Saham yang memiliki 5% atau lebih Saham.
- (Not Applicable (NA) Direktur dan Komisaris yang memiliki Saham (Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan Sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan yang bersangkutan dan Perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya).
- (Not Applicable (NA) Pemegang Saham masyarakat dengan kepemilikan Saham masing-masing kurang dari 5%.
Daftar Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan asosiasi (Not Applicable (NA) yang berisi: (10) - Nama Anak Perusahaan/Perusahaan
Asosiasi, - Persentase (%) Kepemilikan Saham, - Keterangan tentang bidang usaha anak
perusahaan atau perusahaan asosiasi,
Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi. (Not Applicable (NA
Kronologis pencatatan Saham (Not Applicable (NA): - Kronologis pencatatan Saham, - Jenis tindakan Perusahaan (corporate
action) yang menyebabkan perubahan jumlah Saham,
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
281 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
- Perubahan jumlah Saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku,
- Nama bursa dimana Saham Perusahaan dicatatkan.
Kronologis pencatatan Efek lainnya (Not Applicable (NA): - Kronologis pencatatan efek lainnya, - Jenis tindakan Perusahaan (corporate
action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya,
- Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku, (Not Applicable (NA) karena PT Jasa Armada Indonesia bukan merupakan listed company).
- Nama bursa dimana efek lainnya Perusahaan dicatatkan
Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal (Not Applicable (NA memuat antara lain: - Nama dan alamat BAE, (Not Applicable (NA)
karena PT Jasa Armada Indonesia bukan merupakan listed company). (9)
- Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek, (Not Applicable (NA) karena PT Jasa Armada Indonesia bukan merupakan listed company).
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
282 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Akuntan Perseroan memuat antara lain: - Waktu periode audit akuntan publik
mengaudit laporan keuangan Perusahaan - a. Besarnya fee audit,
b. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.(10)
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perseoran baik yang berskala nasional maupun internasional memuat antara lain: - Masa berlaku. - Nama penghargaan/sertifikasi (berskala
nasional dan internasional). - Tahun perolehan.
Badan pemberi penghargaan/sertifikasi
Nama dan alamat anak perusahaan dan/atau kantor cabang. (11)
Kelemahan:
Laporan Tahunan 2016, pada bagian Profil Perusahaan belum yang memuat: (a) penjelasan tentang visi Perusahaan, (b) penjelasan tentang misi Perusahaan.
147. Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Analisa dan Pembahasan
Kekuatan: Laporan Tahunan tahun 2016, telah memuat informasi Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan yang memuat:
Tinjauan kinerja per segmen usaha, antara lain:
Referensi: Laporan Tahunan PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2016 Bagian Analisa dan Pembahasan Manajemen 1) Hal 69-76
Hambatan: - Rekomendasi: Melengkapi Laporan
1,234 0,65 0,802
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
283 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Manajemen atas Kinerja Perusahaan.
(2) - Kinerja Segmen Bisnis - Penjualan /pendapatan usaha, - Peningkatan/penurunan kapasitas program
untuk masing-masing segmen usaha
Uraian atas kinerja keuangan perusahaan yakni analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: (1) - Aset Lancar, Aset Tidak Lancar, dan Jumlah
Aset, - Liabilitas Jangka Pendek, Liabilitas Jangka
Panjang, dan Jumlah Liabilitas, - Pendapatan Usaha, - Beban Usaha, - Laba Bersih.
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar Liabilitas dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Perusahaan antara lain memuat penjelasan tentang: (3) - Kemampuan Membayar Hutang, - Tingkat Kolektibilitas Piutang, - Tingkat Likuiditas Perusahaan (liquidity).
Bahasan tentang Struktur Modal (capital structure), mengenai: (4) - Struktur Modal,
2) Hal 53-67 3) Hal 77 4) Hal 79 5) Hal 80 6) Hal 86 7) Hal 84 8) Hal 81 9) Hal 82 10) Hal 81
Tahunan pada bagian informasi Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan antara lain memuat tentang:
Tinjauan kinerja per segmen usaha, terkait Profitabilitas per Segmen Bisnis,
Dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih Perusahaan serta laba operasi Perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak Perusahaan memulai usahanya, jika baru mulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun.
Informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
284 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
- Kebijakan manajemen atas Struktur Modal (Capital Structure Policies),
- Tingkat likuiditas Perusahaan.
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha Perusahaan. (1)
Laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dan penjualan atau pendapatan bersih, disertai dengan bahasan tentang penyebab dari perubahan tersebut. (1)
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntan. (5)
Uraian tentang prospek usaha Perusahaan. (6)
Uraian tentang aspek pemasaran atas Produk dan Jasa Perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar. (7)
Realisasi penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, (N/A) memuat uraian mengenai: (1) Total Perolehan Dana, (2) Rencana Penggunaan Dana; (3) Rincian penggunaan Dana; (4) Saldo; (5) Perubahan Penggunaan Dana 8)
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap Laporan Keuangan. (9)
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak
tanggal serta jumlah dividen kas per Saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terkahir yang memuat uraian tentang: - Besarnya dividen
untuk masing-masing tahun,
- Besarnya payout ratio.
Informasi material, antara lain mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi, Restrukturisasi Hutang/ Modal.
Informasi perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan dampaknya terhadap Laporan Keuangan.
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
285 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Afiliasi (10)
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal (N/A karena tidak ada perikatan di tahun 2016) tentang: - Tujuan dari ikatan tersebut, - Mata uang yang menjadi denominasi, - Sumber dana yang diharapkan untuk
memenuhi ikatan,
Kelemahan: Laporan Tahunan tahun 2016, pada bagian Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan pada bagian, belum memuat:
Tinjauan kinerja per segmen usaha, belum memuat antara lain: - Proftabilitas per Segmen Bisnis,
Belum memuat bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih Perusahaan serta laba operasi Perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak Perusahaan memulai usahanya, jika baru mulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun.
Belum memuat bahasan Informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Belum memuat bahasan Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
286 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
dividen kas per Saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terkahir yang memuat uraian tentang: - Besarnya dividen untuk masing-masing
tahun, - Besarnya payout ratio.
Belum memuat bahasan informasi material, antara lain mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi, Restrukturisasi Hutang/Modal
Belum memuat bahasan mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan dampaknya terhadap Laporan Keuangan.
148. Laporan Tahunan memuat pengungkapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Kekuatan: Laporan Tahunan tahun 2016 telah mengungkapkan informasi praktik Tata Kelola Perusahaan yang memuat:
Uraian Dewan Komisaris memuat antara lain: (1) - Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, - Pengungkapan prosedur penetapan dan
besarnya remunerasi Anggota Dewan Komisaris,
- Frekuensi pertemuan, - Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam
Referensi: Laporan Tahunan PT Jasa Armada Indonesia Tahun 2016 1) Hal 99 2) Hal 105 3) Hal 162 4) Hal 117 5) Hal 136 6) Hal 145 7) Hal 134 8) Hal 120 9) Hal 122
Hambatan: - Rekomendasi: Melengkapi Laporan Tahunan bagian informasi praktik Tata Kelola Perusahaan tentang:
Uraian Direksi memuat antara lain: - Program pelatihan
dalam rangka
0,944 0,62 0,582
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
287 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
pertemuan.
Uraian Direksi memuat antara lain: (2) - Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung
jawab masing-masing anggota Direksi, - Pengungkapan prosedur penetapan dan
besarnya remunerasi anggota Direksi, yang meliputi gaji, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perusahaan yang bersangkutan,
- Frekuensi Pertemuan, - Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam
pertemuan,
Uraian Sekretaris Perusahaan memuat antara lain: - Nama dan riwayat jabatan singkat
Sekretaris Perusahaan - Uraian pelaksanaan tugas sekretaris
perusahaan
Uraian mengenai pelaksanaan pengawasan dan pengendalian intern (internal audit and control) (4)
Uraian mengenai manajemen risiko Perusahaan memuat antara lain: (5) - Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan (risiko operasional, risiko bisnis, risiko pasar, risiko hukum, dan risiko reputasi),
- Upaya untuk mengelola risiko tersebut
meningkatkan kompetensi Direksi.
Komite Audit memuat antara lain: - Nama, jabatan,
riwayat hidup singkat, anggota komite audit
- Uraian tugas dan tanggung jawab
- Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit,
- Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit,
- Independensi anggota Komite Audit.
Fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi memuat antara lain: - Nama, jabatan,
riwayat hidup singkat, anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
- Uraian tugas dan
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
288 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama aktivitas lingkungan, memuat antara lain informasi tentang: (6) - Aktivitas pelestarian lingkungan, - Aktivitas pengelolaan lingkungan, - Sertifikasi Lingkungan, - Biaya yang telah dikeluarkan.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan memuat antara lain(7) - Pokok perkara/gugatan; - Kasus posisi; - Status penyelesaian perkara/gugatan; - Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan
Perusahaan.
Akses informasi dan data Perusahaan, yaitu uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data Perusahaan kepada publik, misalnya melalui Annual Report, website Perusahaan, e-mail, media sosial, press release, dsb. (8)
Etika Perusahaan memuat antara lain: (9) - Keberadaan Pedoman Perilaku; - Isi Pedoman Perilaku; - Penyebaran Pedoman Perilaku kepada
karyawan dan upaya penegakannya; - Pernyataan mengenai budaya Perusahaan
(corporate culture) yang dimiliki
tanggung jawab - Frekuensi pertemuan
dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi,
- Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi,
- Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
Komite Manajemen Risiko memuat antara lain: - Nama, jabatan, dan
riwayat hidup singkat anggota Komite Manajemen Risiko,
- Uraian tugas dan tanggung jawab,
- Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Manajemen Risiko,
- Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
289 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
Perusahaan.
Uraian berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan yang telah dilakukan, memuat antara lain informasi tentang: kegiatan mudik gratis, sumbangan pembangunan tempat ibadah dilingkungan Pekitar perusahaan dan biaya yang dikeluarkan.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai “community program” yang telah dilakukan, memuat antara lain informasi tentang Program perbaikan kesehatan dan biaya yang dikeluarkan.
Kelemahan: Laporan Tahunan 2016 bagian informasi praktik Tata Kelola Perusahaan belum mengungkapkan tentang:
Uraian Direksi memuat antara lain: - Program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Direksi.
Komite Audit memuat antara lain: - Nama, jabatan, riwayat hidup singkat,
anggota komite audit - Uraian tugas dan tanggung jawab
Komite Manajemen Risiko,
- Independensi anggota Komite Manajemen Risiko
Uraian tentang Unit Audit Internal memuat antara lain: - Penjelasan tentang
Piagam Satuan Pengawasan Intern;
- Uraian pelaksanaan kegiatan Satuan Pengawasan Intern,
- Nama dan riwayat hidup singkat Kepala Satuan Pengawasan Intern.
- Informasi tentang keberadaan Satuan Pengawasan Intern,
- Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Satuan Pengawasan Intern,
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
290 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
- Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit,
- Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit,
- Independensi anggota Komite Audit.
Fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi memuat antara lain: - Nama, jabatan, riwayat hidup singkat,
anggota komite audit - Uraian tugas dan tanggung jawab - Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
Komite Audit, - Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite Audit, - Independensi anggota Komite Audit.
Komite Manajemen Risiko memuat antara lain: - Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat
anggota Komite Audit, - Uraian tugas dan tanggung jawab, - Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
Komite Audit, - Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite Audit, - Independensi anggota Komite Audit
Uraian tentang Unit Audit Internal memuat antara lain: - Penjelasan tentang Piagam Satuan
Pengawasan Intern;
dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan memuat antara lain informasi tentang: - Mitra usaha binaan
Perusahaan - Program
Pengembangan Pendidikan
- Program Pengembangan seni budaya
Uraian mengenai aktivitas berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai komitmen Perusahaan terhadap perlindungan Produk dan Konsumen/ Nasabah memuat antara lain informasi tentang - Pembentukan Pusat
Pengaduan
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
291 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
- Uraian pelaksanaan kegiatan Satuan Pengawasan Intern,
- Nama dan riwayat hidup singkat Kepala Satuan Pengawasan Intern.
- Informasi tentang keberadaan Satuan Pengawasan Intern,
- Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Satuan Pengawasan Intern,
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai komitmen Perusahaan terhadap perlindungan konsumen mencakup antara lain informasi tentang: - pembentukan Pusat Pengaduan
Konsumen; - program peningkatan layanan kepada
Konsumen; - biaya yang telah dikeluarkan.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama mengenai “community program” yang telah dilakukan, memuat antara lain informasi tentang: - Mitra usaha binaan Perusahaan - Program Pengembangan Pendidikan - Program Pengembangan seni budaya
Konsumen/Nasabah, - Program peningkatan
layanan kepada Konsumen/Nasabah,
- Biaya yang telah dikeluarkan.
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
292 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
149. Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Laporan Keuangan.
Kekuatan: Laporan Tahunan tahun 2016 telah mengungkapkan informasi Laporan Keuangan yang memuat:
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan sesuai dengan Peraturan Bapepam. (1)
Opini akuntan atas Laporan Keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (2)
Deskiripsi Auditor Independen di Opini telah memuat antara lain: (2) - Nama dan tanda tangan, - Tanggal Laporan Audit, - Nomor Izin Kantor Akuntan Publik (KAP).
Laporan Keuangan yang lengkap, yaitu: Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan catatan atas laporan keuangan serta disajikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir. (3)
Penyajian Laporan Keuangan sesuai ketentuan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditertibkan Bapepam LK dan/atau institusi yang berwenang. (3)
Kelemahan: -
Referensi: 1) Surat Pernyataan Direksi
tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Tanggal 31 Desember 2016 dan untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut sebagai Lampiran Laporan Tahunan Tahun 2016
2) Laporan Auditor Independen Kantor Akuntan Purwantono. Sungkoro & Surja Laporan No. RPC-3245/PSS/2017 Izin Akuntan Publik No.AP.0697 tanggal 17 February 2016 dalam Laporan Tahunan tahun 2016
3) Laporan Keuangan Konsolidasian PT Jasa Armada Indonesia dan Entitas Anaknya tanggal 31 Desember 2016 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut dalam Laporan Tahunan Tahun 2016
Hambatan: - Rekomendasi: -
0,363 1,00 0,363
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
293 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
41. Perusahaan memperoleh penghargaan atau award dalam bidang GCG dan bidang-bidang lainya. 2,904 0
150. Perusahaan mengikuti Annual Report Award (ARA).
Kekuatan: - Kelemahan:
Tahun 2016, Perusahaan belum mengikuti kompetisi tingkat nasional Annual Report Award (ARA).
Karena tahun 2016 Perusahaan belum mengikuti ARA, maka tidak meraih juara.
Referensi: -
Hambatan: - Rekomendasi:
Mengikuti kompetisi ARA dengan muatan dan kualitas yang baik sehingga dapat meraih juara.
1,452 0,00 0,00
151. Penghargaan atau award lainnya.
Kekuatan: -
Kelemahan:
Perusahaan belum bepartisipasi dan memperoleh penghargaan dalam CSR (Sustainability Reporting Award) dan sejenisnya.
Perusahaan belum memperoleh penghargaan lain dibidang publikasi dan keterbukaan informasi.
Referensi: -
Hambatan: - Rekomendasi:
Perusahaan bepartisipasi dalam CSR (Sustainability Reporting Award) dan sejenisnya.
Perusahaan memperbaiki kualitas informasi dan media publikasi serta mengikuti kompetisi yang relevan, sehingga mendapatkan
1,452 0,00 0,00
Bab V Pengungkapan Informasi dan Transparansi
294 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
penghargaan dibidang publikasi dan keterbukaan informasi.
TOTAL SKOR 9,000 54,149 4,873
BAB VI Aspek Lainnya Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Bab VI Aspek Lainnya
295 Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
BAB VI. ASPEK LAINNYA
ASPEK PELAKSANAAN GCG/ INDIKATOR ASSESSMENT
ANALISIS PENERAPAN GCG (KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENERAPAN GCG)
REFERENSI IDENTIFIKASI
HAMBATAN DAN USULAN REKOMENDASI
PENILAIAN
BOBOT (%)
TINGKATPEMENU-
HAN SKOR
VI. ASPEK LAINNYA
42. Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi Perusahaan lainnya di Indonesia. 5,000 0,000
152. Perusahaan memiliki bidang/area yang menjadi best practices di industrinya atau menjadi tujuan benchmark bagi Perusahaan lain). Bidang/area tersebut dapat terdiri dari produk, proses, fungsi pendukung, kinerja organisasi, dan strategi.
Kekuatan: Aspek tidak diberikan nilai karena pencapaian skor GCG < 85%. Kelemahan: -
Referensi: -
Hambatan: - Rekomendasi: -
5,000 0,00 0,000
43. Praktik Tata Kelola menyimpang dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai Pedoman Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan lainnya.
(5,000) 0,000
153. Terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Kekuatan: Tidak terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Kelemahan: -
Referensi: -
Hambatan: - Rekomendasi: -
(5,000) 0,00 0,000
TOTAL SKOR 5,000 0,00 0,000
Lampiran Assessment GCG PT Jasa Armada Indonesia Parameter Kementerian BUMN Tahun 2016
Lampiran I
SKOR % CAPAIAN
I Komitmen terhadap Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik secara
Berkelanjutan
7.000 5.706 81.512 Baik
II Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik
Modal
9.000 7.846 87.179 Sangat Baik
III Dewan Komisaris 32.994 29.175 88.425 Sangat Baik
IV Direksi 34.378 25.848 75.188 Baik
V Pengungkapan Informasi dan
Transparansi
9.000 4.873 54.149 Kurang Baik
VI Aspek Lainnya 5.000 0.000 0.000 -
SKOR KESELURUHAN 97.372 73.448 75.431 Baik
BaikKLASIFIKASI KUALITAS PENERAPAN GCG
Mengetahui:
Direktur Utama Komisaris Utama
( ) ( )
ASPEK PENGUJIAN / INDIKATOR PARAMETER BOBOT
CAPAIAN TAHUN 2016
PENJELASAN
RINGKASAN HASIL PENILAIANASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA
TAHUN 2016
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran II
Skor
Capaian
(%)
(2) (3) (4) (4)/(3)
1 Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (GCG Code ) dan Pedoman Perilaku (Code of
Conduct ).
2 1.218 1.218 100.000
2 Perusahaan melaksanakan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dan Pedoman Perilaku secara
konsisten.
2 1.217 0.913 74.988
3 Perusahaan melakukan pengukuran terhadap
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
2 0.608 0.608 100.000
4 Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan
administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN).
3 1.370 0.761 55.547
5 Perusahaan melaksanakan program pengendalian
gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
3 1.370 1.142 83.321
6 Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem
pelaporan atas dugaan penyimpangan pada
Perusahaan yang bersangkutan.
3 1.217 1.065 87.490
15 7.000 5.706 81.512
7 RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian
Direksi.
6 2.423 2.293 94.638
8 RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian
Dewan Komisaris.
5 1.731 1.233 71.245
9 RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk
menjaga kepentingan dalam jangka panjang dan jangka
pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan/atau Anggaran Dasar.
3 1.385 1.061 76.579
10 RUPS memberikan persetujuan Laporan Tahunan
termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas
pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan
perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar.
6 2.077 1.875 90.282
11 RUPS mengambil keputusan melalui proses yang
terbuka dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
2 0.519 0.519 100.000
DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATORASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA
TAHUN 2016
Jumlah Skor Aspek I
II. PEMEGANG SAHAM DAN RUPS/PEMILIK MODAL
INDIKATORJumlah
ParameterBobot
Capaian Tahun 2016
(1)
I. KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN YANG BAIK SECARA BERKELANJUTAN
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran II
12 Pemegang Saham melaksanakan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.
3 0.865 0.865 100.000
25 9.000 7.846 87.179
13 Dewan Komisaris melaksanakan program
pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan.
2 1.348 1.348 100.000
14 Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab secara jelas serta
menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
4 2.127 1.898 89.238
15 Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas
rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan oleh
Direksi.
2 2.904 2.468 85.000
16 Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi
atas implementasi rencana dan kewajiban Perusahaan.
9 9.593 8.548 89.106
17 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap
Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan
Perusahaan.
6 6.479 5.294 81.703
18 Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan pengelolaan anak
perusahaan/perusahaan patungan.
2 0.000 0.000 #DIV/0!
19 Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan Anggota
Direksi, menilai kinerja Direksi (individu dan kolegial)
dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai
ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan
kinerja Direksi.
3 1.936 1.755 90.625
20 Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap
potensi benturan kepentingan yang menyangkut
dirinya.
1 0.571 0.571 100.000
21 Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa
praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah
diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
2 1.659 1.659 100.000
22 Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan
Komisaris yang efektif dan menghadiri Rapat Dewan
Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
3 1.349 1.094 81.088
23 Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris
untuk mendukung tugas kesekretariatan Dewan
Komisaris.
4 2.593 2.593 100.000
24 Dewan Komisaris memiliki Komite Dewan Komisaris
yang efektif.
5 2.438 1.951 80.004
43 32.994 29.175 88.425
25 Direksi melaksanakan program pelatihan/
pembelajaran secara berkelanjutan.
2 1.089 0.467 42.883
Jumlah Skor Aspek II
III. DEWAN KOMISARIS
Jumlah Skor Aspek III
IV. DIREKSI
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran II
26 Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang
dan tanggung jawab secara jelas.
3 1.867 1.556 83.324
27 Direksi menyusun perencanaan Perusahaan. 5 4.044 3.461 85.579
28 Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja
Perusahaan.
11 7.467 6.308 84.481
29 Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan
keuangan terhadap implementasi rencana dan
kebijakan Perusahaan.
4 3.266 2.566 78.572
30 Direksi melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan Anggaran Dasar.
2 0.778 0.700 89.990
31 Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi
Perusahaan dan stakeholders.
8 6.689 4.316 64.530
32 Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan
kepentingan Anggota Direksi dan manajemen di bawah
Direksi.
2 1.089 0.933 85.706
33 Direksi memastikan Perusahaan melaksanakan
keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham tepat waktu.
2 1.089 0.910 83.567
34 Direksi menyelengggarakan rapat Direksi dan
menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
5 1.556 1.167 74.984
35 Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern
yang berkualitas oleh Direksi.
3 1.711 0.960 56.078
36 Direksi menyelenggarakan fungsi Sekretaris
Perusahaan yang berkualitas dan efektif.
3 1.711 1.065 62.266
37 Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS
lainnya sesuai peraturan Perundang-undangan.
2 2.022 1.439 71.155
52 34.378 25.848 75.188
38 Perusahaan menyediakan informasi Perusahaan
kepada stakeholders.
2 0.435 0.435 100.000
39 Perusahaan menyediakan bagi stakeholders akses atas
informasi Perusahaan yang relevan, memadai, dan
tepat waktu dan berkala.
5 2.320 2.079 89.616
40 Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
7 3.341 2.359 70.617
41 Perusahaan memperoleh penghargaan atau award
dalam bidang GCG dan bidang-bidang lainnya.
2 2.904 0.000 -
16 9.000 4.873 54.149
92.372 73.448 79.514
Jumlah Skor Aspek IV
V. PENGUNGKAPAN INFORMASI DAN TRANSPARANSI
Jumlah Skor Aspek V
Jumlah Skor ( I + II + III + IV + V)
VI. ASPEK LAINNYA
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran II
42 Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau
benchmark bagi Perusahaan lainnya di Indonesia.
1 5.000 0.000 0.00
43 Praktik Tata Kelola menyimpang dari prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai Pedoman
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governace ) pada Badan Usaha Milik Negara,
Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan
lainnya.
1 5.000 0.00 0.00
2 5.000 0.000 0.000
153 97.372 73.448 75.431 JUMLAH SKOR KESELURUHAN ( I + II + III + IV + V + VI )
Jumlah Skor Aspek VI
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Bobot
Tingkat
Pemenuh
an
Skor
(2) (3) (4)
1.1.218 1.218
10.609 1.00 0.609
Terdapat Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code ).1.00
Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code)
ditandatangani oleh organ BUMN atau dikukuhkan RUPS.1.00
Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) paling
sedikit mengacu kepada Pedoman Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance ) bagi
Badan Usaha Milik Negara, Pedoman Sektoral (jika ada)
dan/atau peraturan sektoral.
1.00
Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code )
ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala. (N/A) -
20.609 1.00 0.609
Terdapat Pedoman Perilaku (Code of Conduct ). 1.00
Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ditandatangani oleh
Direksi dan Dewan Komisaris.1.00
Muatan Pedoman Perilaku. 1.00
Pedoman Perilaku ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
(N/A)-
2. 1.217 0.913
3
0.456 1.00 0.456
Terdapat seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh rapat
Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan
pemantauan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
1.00
Perusahaan memiliki Pedoman Perilaku yang ditinjau dan
dimutakhirkan secara berkala.
(1)
Kesimpulan/Penilaian
ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER
(2)
(3)
(4)
(1)
(1)
I. KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
SECARA BERKELANJUTAN
Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code ) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct).
Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(GCG Code ) yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
Aspek Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER ALAT UJIASSESSMENT GCG PARAMETER KEMENTERIAN BUMN
PT JASA ARMADA INDONESIA
TAHUN 2016
(2)
(3)
(4)
Perusahaan melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik
dan Pedoman Perilaku secara konsisten.
Direksi menunjuk seorang Direksi sebagai penanggung jawab dalam
penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
(1)
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Tugas anggota Direksi yang ditunjuk oleh rapat Direksi sebagai
penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik.
1.00
Terdapat laporan mengenai pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik yang disampaikan kepada RUPS dan
Dewan Komisaris minimal sekali dalam setahun.
1.00
4
0.761 0.60 0.457
Terdapat kebijakan dan panduan tambahan yang dapat
memberikan panduan lebih jauh tentang berbagai praktik yang
terdapat dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(GCG Code ). Kebijakan dan panduan tambahan tersebut
dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada Dewan Komisaris
dan organ pendukungnya, Direksi dan pejabat satu tingkat di
bawah Direksi.
1.00
Terdapat kebijakan dan panduan tambahan yang dapat
memberikan panduan lebih jauh tentang berbagai perkara yang
terdapat dalam Pedoman Perilaku. Kebijakan dan panduan
tersebut dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada organ
pendukung Dewan Komisaris dan karyawan perusahaan.
1.00
Seluruh Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
menandatangani komitmen untuk mematuhi Pedoman
Perilaku.
-
Karyawan menandatangani secara berkala Pernyataan
kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku.1.00
Tingkat pemahaman yang baik terhadap Pedoman Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dan Pedoman Perilaku oleh Dewan
Komisaris dan organ pendukungnya, Direksi dan karyawan
perusahaan.
-
Pedoman Perilaku dan peraturan teknis/pedoman
pelaksanaannya termasuk menjadi materi dalam proses
induction (pengenalan) bagi karyawan baru.
-
3. 0.608 0.608
50.304 1.00 0.304
Perusahaan wajib melakukan pengukuran terhadap
pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.1.00
Hasil assessment /penilaian dan evaluasi dilaporkan dalam
Laporan Tahunan.1.00
6
0.304 1.00 0.304
(1)
(2)
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik menjadi salah satu
Key Performance Indicator (KPI) yang dituangkan dalam kontrak
manajemen.
(4)
(5)
(6)
Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik.
Perusahaan melakukan assessment terhadap pelaksanaan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik dan review secara berkala.
(3)
(2)
(2)
(3)
Perusahaan menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan
Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code ) dan
Pedoman Perilaku. (1)
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Terdapat KPI mengenai pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik yang dituangkan dalam Kontrak Manajemen. 1.00
Tingkat pencapaian yang memadai atas KPI mengenai
pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik tersebut.1.00
4. 1.370 0.761
7
0.609 0.50 0.305
Terdapat kebijakan/SOP tentang pengelolaan terhadap
kepatuhan dan penyampaian LHKPN.0.50
Terdapat keputusan Direksi tentang Jabatan dalam organisasi
BUMN yang ditetapkan sebagai Penyelenggara Negara yang
wajib menyampaikan LHKPN kepada KPK.0.50
Terdapat keputusan Direksi tentang pejabat Perusahaan yang
ditugaskan melaksanakan koordinasi dengan KPK berkaitan
dengan pengelolaan LHKPN di lingkungan Perusahaan.0.50
Terdapat kebijakan/peraturan mengenai pemberian sanksi
terhadap Penyelenggara Negara yang belum menyampaikan
LHKPN sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.0.50
8
0.304 0.75 0.228
Terdapat pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang
LHKPN kepada pegawai terkait.1.00
Penyelenggara Negara mampu menyusun LHKPN secara tepat
waktu sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku. 0.50
90.457 0.50 0.229
Tingkat kepatuhan Penyelenggara Negara di perusahaan dalam
menyampaikan LHKPN.0.50
Terdapat pelaporan berkala tentang perkembangan
pemenuhan kewajiban menyampaikan LHKPN kepada KPK. -
Terdapat pemberian teguran/sanksi bagi penyelenggara negara
yang belum/tidak menyampaikan LHKPN sesuai peraturan
perundang-undangan. 1.00
5.1.370 1.142
100.304 1.00 0.304
(3)
(4)
Penyelenggara Negara/Wajib Lapor memahami kebijakan/SOP
tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara.
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai
ketentuan yang berlaku.
Perusahaan memiliki ketentuan/kebijakan tentang Pengendalian
Gratifikasi.
(1)
Perusahaan melaksanakan kebijakan/SOP tentang kepatuhan
pelaporan harta kekayaan Penyelenggara Negara.
(2)
Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Perusahaan memiliki kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta
kekayaan penyelenggara negara bagi Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas, Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi.
(1)
(2)
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Terdapat kebijakan/ketentuan tentang pengendalian
gratifikasi.1.00
Kebijakan/ketentuan tentang pengendalian gratifikasi yang
meliputi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi, ketentuan-
ketentuan tentang gratifikasi, fungsi yang ditugaskan mengelola
gratifikasi, mekanisme pelaporan gratifikasi, pemantauan atas
pelaksanaan dan sanksi atas penyimpangan ketentuan
gratifikasi.
1.00
11
0.609 1.00 0.609
Terdapat pelaksanaan komunikasi dan sosialisasi tentang
Pengendalian Gratifikasi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan
karyawan perusahaan.
1.00
Terdapat kegiatan pendistribusian ketentuan dan perangkat
Pengendalian di lingkungan perusahaan.1.00
Tingkat pemahaman Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan
yang memadai terhadap kebijakan pengendalian gratifikasi.
1.00
Terdapat kegiatan diseminasi tentang pengendalian gratifikasi
kepada stakeholders perusahaan.1.00
12 0.457 0.50 0.229
Terdapat kegiatan pengelolaan gratifikasi yang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.1.00
Terdapat pelaporan tentang pengendalian gratifikasi di
lingkungan perusahaan.-
Terdapat peninjauan dan penyempurnaan berkala terhadap
perangkat pendukung. (N/A)-
6.1.217 1.065
130.304 1.00 0.304
Terdapat kebijakan mengenai pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada Perusahaan (whistle blowing system ). 1.00
Materi pedoman penerapan sistem pelaporan pelanggaran
(whistle blowing system ).1.00
14
0.304 1.00 0.304
Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan whistle blowing system
kepada karyawan Perusahaan 1.00
Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan whistle blowing system
kepada stakeholder Perusahaan.1.00
15
0.609 0.75 0.457
(2)
(3)
(4)
Perusahaan mengimplementasikan Pengendalian Gratifikasi.
(1)
(2)
Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman
terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi.
(1)
(1)
(2)
(3)
Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada Perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan memiliki kebijakan tentang sistem pelaporan atas
dugaan penyimpangan pada Perusahaan (whistle blowing system ).
(1)
(2)
Perusahaan melaksankan kegiatan untuk memberikan pemahaman
atas kebijakan sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle
blowing system ).
(1)
(2)
Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada Perusahaan (w histle blowing system ).
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Terdapat sarana/media Perusahaan yang memadai untuk
mendukung pelaksanaan kebijakan whistle blowing system.
1.00
Terdapat penanganan/tindak lanjut sesuai dengan kebijakan
atas pengaduan yang diterima Perusahaan.1.00
Terdapat pelaporan atas pelaksanaan kebijakan tentang
pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan
(whistle blowing system ).
1.00
Terdapat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap
pelaksanaan kebijakan whistle blowing system secara berkala.
-
7.000 81.512 5.706Jumlah Skor
(1)
(2)
(3)
(4)
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Bobot
Tingkat
Pemenu
han
Skor
(2) (3) (4)
7. 2.423 2.293
160.346 1.00 0.346
(1) 1.00
(2) 1.00
170.692 1.00 0.692
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
(5) 1.00
180.520 0.83 0.433
(1) 0.75
(2)
1.00
(3) 0.75
190.346 0.88 0.303
(1)
1.00
Materi pedoman pengangkatan dan pemberhentian.
Pemegang Saham/RUPS melaksanakan penilaian terhadap calon
Anggota Direksi.
Terdapat Daftar Bakal Calon yang disetujui oleh Menteri
Negara BUMN dan berisikan nama-nama yang diperoleh
melalui proses penjaringan dalam rangka memperoleh calon
Direksi.
Seluruh Bakal Calon yang disetujui oleh Menteri Negara BUMN
diundang secara tertulis oleh Tim dan mengikuti Uji Kelayakan
dan Kepatuhan (UKK) sesuai ketentuan yang berlaku.
Terdapat penetapan hasil akhir UKK dan Evaluasi oleh Tim dan
disampaikan kepada Menteri Negara BUMN.
Pelaksanaan Uji Kelayakan dan Kepatutan.
(1)
II. PEMEGANG SAHAM DAN RUPS
RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan
pemberhentian Direksi.
Terdapat pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan ketentuan mengenai
jenis-jenis jabatan rangkap Anggota Direksi yang menimbulkan
benturan kepentingan.
Anggota Direksi tercantum dalam penetapan hasil UKK dan
Evaluasi yang disampaikan oleh Tim.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengangkatan Anggota dan
Komposisi Direksi.
Pengangkatan Direksi.
Pembidangan tugas Direksi ditetapkan dalam Surat Keputusan
tentang penunjukan Direksi dan/atau Berita Acara
RUPS/Pelantikan Direksi.
Komposisi Direksi.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengaturan mengenai rangkap
jabatan bagi Anggota Direksi.
Aspek Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)/Pemilik Modal
Kesimpulan/Penilaian
ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2)
0.75
200.173 1.00 0.173
(1)
1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
21
0.346 1.00 0.346
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4)
1.00
8. 1.731 1.233
220.346 1.00 0.346
(1) 1.00
(2)
1.00
Ketentuan perangkapan jabatan yang menimbulkan benturan
kepentingan tersebut termasuk jenis-jenis perangkapan
jabatan dan pengaturan/mekanisme pengunduran diri dari
jabatan rangkap tersebut atau jabatan Anggota Direksi, yang
paling lambat 30 hari sejak terjadi perangkapan jabatan
tersebut.
Pemegang Saham/RUPS memberhentikan Anggota Direksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Penetapan pemberhentian Anggota Direksi dilakukan dengan
keputusan Menteri, Penetapan pemberhentian Anggota Direksi
Persero dapat dilakukan dengan keputusan RUPS secara fisik,
keputusan Menteri selaku RUPS, dan keputusan seluruh
Pemegang Saham di luar RUPS.
Tahapan pemberhentian Anggota Direksi.
Keputusan RUPS/Pemegang Saham memuat alasan
pemberhentian.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan
pemberhentian Dewan Komisaris.
Terdapat pedoman pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Komisaris.
Pedoman pengangkatan dan pemberhentian, diantaranya
mengatur mengenai: (a) penjaringan atau nominasi calon
Anggota Dewan Komisaris; (b) penilaian bagi calon Anggota
Dewan Komisaris.
Pemegang Saham/RUPS memberikan respon terhadap lowongan
jabatan dan/atau pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan
Komisaris.
Pemegang Saham/RUPS memberikan respon/tanggapan atas
pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan Komisaris;
diantaranya dapat berupa pemanggilan untuk penjelasan
mengenai pemberhentian sementara Anggota Direksi tersebut.
Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan
RUPS.
Dalam RUPS tersebut, Anggota Direksi yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk membela diri.
RUPS mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian
sementara tersebut. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan
pemberhentian sementara, Anggota Direksi yang bersangkutan
diberhentikan untuk seterusnya. Dalam hal jangka waktu 30
(tiga puluh) hari telah lewat RUPS tidak diselenggarakan, atau
RUPS tidak dapat mengambil keputusan, pemberhentian
sementara tersebut menjadi batal.
RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
230.519 0.63 0.324
(1) 1.00
(2) 0.50
(3)
0.50
(4) 0.50
240.347 0.63 0.217
(1) 1.00
(2) 0.25
250.346 0.50 0.173
(1)
-
(2)
1.00
260.173 1.00 0.173
(1)
1.00
Pemegang Saham/RUPS melaksanakan penilaian terhadap calon
Anggota Dewan Komisaris.
Pemegang Saham/RUPS mencari usulan calon Anggota Dewan
Komisaris.
Pemegang Saham/RUPS melaksanakan penilaian terhadap
Calon Dewan Komisaris.
Terdapat keputusan RUPS Perusahaan (untuk perum)/
Anggaran Dasar (AD) /Peraturan lainnya yang mengatur dan
menetapkan jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang
boleh dipegang oleh seorang Anggota Dewan Komisaris.Terdapat keputusan RUPS menetapkan jabatan-jabatan yang
menimbulkan benturan kepentingan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pemegang Saham/RUPS menghentikan Dewan Komisaris sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Penetapan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dilakukan
dengan keputusan Menteri; Penetapan pemberhentian
Anggota Dewan Komisaris dapat dilakukan dengan keputusan
RUPS secara fisik, keputusan Menteri selaku RUPS, dan
keputusan seluruh Pemegang Saham di luar RUPS.
Penilaian mencakup semua kriteria penilaian Dewan Komisaris
yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan di
bidang BUMN (penilaian terhadap persyaratan integritas,
dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen dan
memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha
Perusahaan). Proses penilaian calon Dewan Komisaris didukung
dengan Berita Acara Penilaian.
Penetapan Dewan Komisaris terpilih berdasarkan hasil akhir
penilaian.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan
Dewan Komisaris dan komposisinya.
Pengangkatan Dewan Komisaris.
Komposisi Dewan Komisaris.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pengaturan mengenai rangkap
jabatan bagi Dewan Komisaris.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2)
1.00
9.
1.385 1.061
270.519 0.38 0.195
(1) 1.00
(2) 0.50
(3) -
(4) -
280.520 1.00 0.520
(1) 1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
29
0.346 1.00 0.346
(1)
1.00
(2) 1.00
Anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan sewaktu-waktu
berdasarkan keputusan RUPS dan/atau keputusan Menteri
dengan menyebutkan alasannya, dengan melalui tahapan: (1)
Rencana pemberhentian Anggota Dewan Komisaris
diberitahukan kepada yang bersangkutan secara lisan atau
tertulis oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.; (2)
Keputusan pemberhentian karena alasan-alasan: (a) tidak
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; (b) tidak
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau ketentuan Anggaran Dasar, (c) terlibat dalam
tindakan yang merugikan BUMN dan/atau negara, diambil
setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga
kepentingan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman penyusunan
RKAP.
Pemegang Saham/RUPS melakukan pembahasan/
pengkajian/penalaahan terhadap rancangan RKAP.
Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan/ persetujuan
terhadap rancangan RKAP.
RUPS memberikan pengesahan/persetujuan rancangan RKAP
tepat waktu.
Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan/keputusan atas
usulan aksi korporasi yang perlu mendapat persetujuan/keputusan
RUPS.
Pemegang Saham/RUPS melakukan pembahasan/
pengkajian/penelaahan terhadap usulan Direksi yang perlu
mendapat persetujuan/keputusan RUPS/Pemegang Saham.
Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP) atau Revisi RJPP.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman penyusunan
RJPP.
Pemegang Saham/RUPS melakukan pembahasan/ pengkajian
terhadap rancangan RJPP atau Revisi RJPP.
Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan/ persetujuan
terhadap rancangan RJPP atau Revisi RJPP.
Pengesahan/persetujuan rancangan RJPP atau Revisi RJPP
dilaksanakan tepat waktu.
Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP).
Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan/keputusan
terhadap usulan Direksi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3)
1.00
10.
2.077 1.875
300.346 0.50 0.173
(1) 0.50
(2) 0.50
310.346 1.00 0.346
(1) 1.00
(2) 1.00
320.346 0.92 0.317
(1) 1.00
(2)
1.00
(3)
0.75
33
0.520 1.00 0.520
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
RUPS menetapkan gaji/honorarium tunjangan, fasilitas dan
tantiem/insentif kinerja untuk Direksi dan Dewan Komisaris.
Penetapan gaji/honorarium, tunjangan, dan fasilitas.
Penetapan Tantiem/Insentif Kinerja.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan auditor eksternal yang
mengaudit Laporang Keuangan Perusahaan.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman penunjukan
audit eksternal.
RUPS/ Pemegang Saham melakukan pembahasan/ pengkajian/
penelaahan terhadap calon-calon Auditor Eksternal yang
diajukan oleh Dewan Komisaris.
Persetujuan/keputusan oleh Pemegang Saham/RUPS
dilaksanakan tepat waktu, paling lambat 30 hari untuk
KSO/BOT dan maksimal 7 hari untuk pelepasan aset setelah
dokumen usulan dan penjelasan diterima secara lengkap sesuai
dengan yang diperlukan oleh RUPS/Pemegang Saham dalam
mengambil keputusan.
RUPS memberikan persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan
laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar.
RUPS memberikan penilaian terhadap kinerja Direksi dan kinerja
Dewan Komisaris.
Penilaian kinerja Direksi.
Penilaian kinerja Dewan Komisaris.
Pemegang Saham/RUPS memutuskan penunjukan Auditor
Eksternal yang akan mengaudit laporan keuangan Perusahaan,
penetapan besarnya honorarium/imbal jasa untuk auditor
eksternal tersebut (Risalah RUPS jika dilakukan RUPS fisik, Surat
Keputusan jika dilakukan RUPS bukan fisik).
Pemegang Saham/RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan
termasuk pengesahan laporan keuangan Perusahaan, penetapan
besarnya honorarium/imbal jasa untuk auditor eksternal tersebut
(Risalah RUPS jika dilakukan RUPS fisik, Surat Keputusan jika
dilakukan RUPS bukan fisik).
Terdapat pedoman penyusunan laporan tahunan (annual
report ) dan laporan tentang tugas pengawasan Dewan
Komisaris yang ditetapkan oleh Pemegang Saham/RUPS.
Terdapat telaahan terhadap laporan tahunan (termasuk
laporan keuangan) dan laporan tugas pengawasan Dewan
Komisaris yang dilakukan oleh Pemegang Saham/RUPS.
Terdapat pemberian persetujuan Laporan Tahunan termasuk
pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan
Komisaris, yang dituangkan dalam risalah RUPS.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(4)
1.00
34 0.346 1.00 0.346
(1) 1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
350.173 1.00 0.173
(1)
1.00
11.0.519 0.519
36
0.173 1.00 0.173
(1)
1.00
(2)
1.00
37 0.346 1.00 0.346
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
12.0.865 0.865
Penetapan penggunaan laba bersih untuk dividen
mempertimbangkan pengembangan usaha/investasi
Perusahaan.
Penetapan penggunaan laba bersih untuk dividen tidak
melanggar ketentuan perjanjian pinjaman atau ketentuan
penerbitan obligasi.
Pengesahan terhadap Laporan Tahunan dan persetujuan terhadap
Laporan Keuangan dilaksanakan tepat waktu.
RUPS/Keputusan Pemegang Saham untuk pengesahan laporan
tahunan dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan, yang
paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun buku
yang lampau.
Terdapat keputusan RUPS tentang memberikan/tidak
memberikan pembebasan tanggung jawab terhadap
pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris.
Dalam hal Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang-
undangan mengharuskan adanya keputusan RUPS tentang hal-
hal yang berkaitan dengan usaha Perusahaan, keputusan yang
diambil harus memperhatikan kepentingan wajar para
pemangku kepentingan.
RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil
keputusan kecuali semua Pemegang Saham hadir dan/atau
diwakili dalam RUPS dan menyetujui tambahan mata acara
RUPS. Keputusan atas mata acara tambahan tersebut harus
disetujui dengan suara bulat.
Pemegang Saham melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta
dapat dipertanggungjawabkan.
RUPS mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang Perseroan Terbatas tentang Perseroan Terbatas
dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan sehingga menghasilkan
keputusan yang sah.
Ketua RUPS sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di
bidang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar
Perusahaan.
Peserta rapat memenuhi kuorum sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas dan/atau
Anggaran Dasar Perusahaan.
RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil.
Pemegang Saham diberikan kesempatan untuk mengajukan
usul mata acara RUPS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pemegang Saham/RUPS menetapkan penggunaan laba bersih.
Terdapat pedoman/kebijakan dividen.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
38
0.346 1.00 0.346
(1)
1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
390.173 1.00 0.173
(1)
1.00
40
0.346 1.00 0.346
(1)
1.00
(2)
1.00
9.000 87.179 7.846Jumlah Skor
Pemegang Saham melakukan upaya-upaya menindaklanjuti
area of improvement yang dihasilkan dari assessment atas
pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada
Perusahaan yang bersangkutan.
Pemegang Saham tidak mencampuri kegiatan operasional
Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi.
Tidak terdapat instruksi secara tertulis/surat/keputusan dari
Pemegang Saham yang bersifat transaksional/operasional yang
tidak berdasarkan usulan dari Direksi. Apabila ada
instruksi/surat/keputusan Pemegang Saham terkait dengan
operasional Perusahaan tanpa ada usulan Direksi, maka hal
tersebut merupakan intervensi Pemegang Saham.
Pemegang Saham merespon terhadap informasi yang diterima dari
Direksi dan/atau Dewan Komisaris mengenai gejala penurunan
kinerja dan kerugian Perusahaan yang signifikan.
RUPS/Pemegang Saham menetapkan sistem penerimaan
laporan mengenai gejala penurunan kinerja dari Direksi
dan/atau Dewan Komisaris.
Pemagang Saham memberikan respon/tanggapan atas
informasi mengenai penurunan kinerja dan/atau kerugian
Perusahaan yang signifikan yang disampaikan oleh Dewan
Komisaris dan/atau Direksi.
Pemegang Saham memberikan arahan/pembinaan penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
Terdapat arahan Pemegang Saham dalam RUPS maupun dalam
keputusan Pemegang Saham tentang persetujuan
transaksional.
Terdapat pembahasan dan evaluasi atas pelaksanaan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik pada Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Bobot
Tingkat
Pemenuh
an
Skor
(2) (3) (4)
13.1.348 1.348
41 0.674 1.00 0.674
(1)
1.00
(2) -
(3) -
42
0.674 1.00 0.674
(1) 1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
14.
2.127 1.898
43 0.648 0.88 0.567
(1)
1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) 0.50
44 0.493 1.00 0.493
Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti
program pengenalan Perusahaan.
Tingkat kehadiran/keaktifan Anggota Dewan Komisaris dalam
mengikuti program pengenalan Perusahaan.
Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Anggota Dewan Komisaris sesuai
kebutuhan.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris tentang pelatihan bagi
Dewan Komisaris.
Terdapat rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan pelatihan
bagi Anggota Dewan Komisaris.
Pelaksanaan program pelatihan/pembelajaran.
(1)
III. DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran
secara berkelanjutan.
Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti program
pengenalan yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
Dewan Komisaris menyampaikan kepada Direksi untuk
diadakan program pengenalan bagi Anggota Dewan Komisaris
yang baru diangkat.
Dewan Komisaris menetapkan mekanisme pengambilan keputusan
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab secara jelas serta menetapkan faktor-faktor yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris memiliki kebijakan dan melaksanakan pembagian
tugas diantara Anggota Dewan Komisaris.
Terdapat ketentuan yang mengatur tentang kewajiban Dewan
Komisaris untuk melakukan pembagian tugas diantara Anggota
Dewan Komisaris.
Terdapat penetapan Dewan Komisaris tentang pembagian
tugas diantara Anggota Dewan Komisaris.
Pembagian tugas mencakup seluruh bidang tugas Direksi.
Terdapat penguasaan Anggota Dewan Komisaris sebagai
ketua/wakil/Anggota Komite Dewan Komisaris.
Aspek Dewan Komisaris
Kesimpulan/Penilaian
ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1)
1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
45
0.493 0.70 0.345
(1) 1.00
(2) 1.00
(3)
0.75
(4)
0.75
(5)
-
46 0.493 1.00 0.493
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
15.2.904 2.468
47 1.296 0.85 1.102
Terdapat pengaturan mengenai mekanisme pengambilan
keputusan Dewan Komisaris secara formal, terdiri dari (1)
pengambilan keputusan melalui rapat Dewan Komisaris; (2)
pengambilan keputusan di luar rapat (melalui sirkuler dan lain-
lain).
Terdapat standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan
keputusan persetujuan terhadap usulan Direksi.
Terdapat ketentuan tentang tingkat kesegeraan untuk
mengkomunikasikan keputusan Dewan Komisaris kepada
Direksi, maksimal 7 hari sejak disahkan/ ditandatangani.
Dewan Komisaris menyusun rencana kerja setiap tahun yang
membuat sasaran/target yang ingin dicapai dan melaporkan secara
tertulis kepada RUPS.
Terdapat kebijakan mengenai penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Dewan Komisaris yang memadai.
Substansi kebijakan/pedoman diantaranya memuat: bentuk
informasi yang disampaikan baik yang berkala maupun
insidentil, standar waktu penyampaiannya dan mekanisme
penyampaian informasi tersebut oleh Direksi.
Jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan informasi
kepada Dewan Komisaris, terdapat upaya komunikasi dengan
Direksi untuk meminta informasi yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tugasnya.
Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan
RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP
yang disampaikan oleh Direksi.
Terdapat penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Dewan Komisaris.
Terdapat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan
Komisaris yang dihasilkan dari pembahasan Dewan Komisaris.
Penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan
Komisaris kepada Direksi untuk dimasukkan sebagai bagian
dari RKAP.
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris
disampaikan secara tertulis kepada Pemegang Saham untuk
mendapatkan pengesahan.
Dewan Komisaris mendapatkan akses informasi Perusahaan sesuai
kewenangannya.
Terdapat kebijakan/pedoman Dewan Komisaris tentang
informasi yang harus disediakan oleh Direksi dan Kebijakan
tersebut disampaikan kepada Direksi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1)
1.00
(2) 1.00
(3) 0.75
(4)
0.50
(5) 1.00
48 1.608 0.85 1.367
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4)
0.25
(5) 1.00
16.9.593 8.548
49
1.100 0.80 0.880
(1)
1.00
Terdapat kebijakan mengenai mekanisme pemberian
persetujuan/tanggapan/pendapat Dewan Komisaris terhadap
rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi.
Terdapat rencana kerja Dewan Komisaris yang berkaitan
dengan proses persetujuan RJPP yang disampaikan Direksi.
Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap rancangan RKAP
yang disampaikan oleh Direksi.
Dewan Komisaris memberikan pendapat dan saran terhadap
rancangan RKAP dan disampaikan kepada RUPS untuk bahan
pertimbangan keputusan RUPS.
Kualitas yang memadai atas tanggapan Dewan Komisaris
terhadap rancangan RKAP.
Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kewajiban Perusahaan.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang hal-hal penting
mengenai perubahan lingkungan bisnis yang diperkirakan akan
berdampak besar pada usaha dan kinerja Perusahaan secara tepat
waktu dan relevan.
Terdapat kebijakan/kriteria yang ditetapkan Dewan Komisaris
mengenai informasi lingkungan bisnis dan permasalahannya
yang diperkirakan berdampak pada usaha Perusahaan dan
kinerja Perusahaan yang perlu mendapat perhatian Dewan
Komisaris.
Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap rancangan RJPP
yang disampaikan oleh Direksi.
Dewan Komisaris memberikan pendapat dan saran terhadap
rancangan RJPP dan disampaikan kepada RUPS untuk bahan
pertimbangan keputusan RUPS.
Kualitas yang memadai atas tanggapan Dewan Komisaris
terhadap rancangan RJPP.
Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas Rancangan RKAP
yang disampaikan oleh Direksi.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan
pemberian persetujuan/tanggapan/ pendapat Dewan
Komisaris terhadap rancangan RKAP yang disampaikan oleh
Direksi.
Terdapat rencana kerja Dewan Komisaris yang berkaitan
dengan proses persetujuan rancangan RKAP yang disampaikan
Direksi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2)
1.00
(3)
1.00
(4)
-
(5)
1.00
50
0.789 1.00 0.789
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4)
1.00
(5)
1.00
51 1.100 0.40 0.440
Saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari
stakeholder dibahas secara intensif oleh Dewan Komisaris dan
pembahasan menghasilkan simpulan berupa saran
penyelesaian kepada Direksi.
Penyampaian saran penyelesaian atas saran, harapan,
permasalahan dan keluhan kepada Direksi.
Proses pembahasan atas saran, permasalahan atau keluhan
stakeholder yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris (Komite
Dewan Komisaris).
Tidak terdapat permasalahan hubungan dengan stakholder
yang berdampak pada kinerja Perusahaan, yang tidak dibahas
dalam rapat Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang penguatan sistem
pengendalian intern Perusahaan.
Terdapat penyediaan bahan bacaan/referensi yang
memudahkan Dewan Komisaris memperbaharui pengetahuan
tentang perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang
dihadapi Perusahaan dan/atau permintaan arahan dari Direksi
tentang permasalahan yang dihadapi Perusahaan.
Dewan Komisaris melakukan pembahasan internal mengenai
isu-isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan
permasalahan yang dihadapi Perusahaan.
Jika isu-isu perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya
yang mempengaruhi usaha Perusahaan, terdapat respon
Dewan Komisaris melakukan telaah kesesuaian visi dan misi
Perusahaan dengan perubahan lingkungan bisnis tersebut.
Tidak terdapat permasalahan/tantangan (ancaman dan
peluang) yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap
kinerja Perusahaan, yang tidak direspon oleh Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris dalam batas kewenangannya, merespon saran,
harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders (pelanggan,
pemasok, kreditur, dan karyawan) yang disampaikan langsung
kepada Dewan Komisaris ataupun penyampaian oleh Direksi.
Terdapat mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk
merespon/menindaklanjuti saran, permasalahan atau keluhan
dari stakeholder dan menyampaikannya kepada Direksi
tentang saran penyelesaian yang diperlukan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
-
(4)
-
(5) -
52 1.100 1.00 1.100
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
(4)
1.00
(5) 1.00
53 1.100 0.95 1.045
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
(4)
0.75
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem
pengendalian intern dan pelaksanaannya.
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan
manajemen risiko Perusahaan.
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko
Perusahaan.
Dewan Komisaris menyampaikan arahan tentang peningkatan
kualitas kebijakan dan pelaksanaan menajemen risiko
Perusahaan.
Kualitas yang memadai atas arahan Dewan Komisaris tentang
manajemen risiko Perusahaan.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang sistem teknologi
informasi yang digunakan Perusahaan.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan sistem teknologi
informasi Perusahaan dan pelaksanaannya.
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem
pengendalian intern dan pelaksanaannya.
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian
intern dan pelaksanaannya.
Dewan Komisaris menyampaikan arahan tentang peningkatan
efektivitas sistem pengendalian intern kepada Direksi.
Kualitas yang memadai atas arahan Dewan Komisaris tentang
peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang manajemen risiko
Perusahaan.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko
Perusahaan dan pelaksanaannya.
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan sistem teknologi
informasi Perusahaan dan pelaksanaannya.
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi
informasi.
Dewan Komisaris menyampaikan arahan kepada Direksi
tentang kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi informasi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(5)
1.00
54 1.101 1.00 1.101
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
(4) 1.00
(5)
1.00
55
1.101 0.95 1.046
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
0.75
(4)
1.00
(5)
1.00
56 1.101 1.00 1.101
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat mengenai kebijakan sumber daya manusia
dan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan suksesi manajemen dan
pelaksanaannya.
Dewan Komisaris memberikan arahan kepada Direksi tentang
kebijakan suksesi manajemen dan pelaksanaannya. (NA)
Kualitas yang memadai atas arahan Dewan Komisaris tentang
kebijakan suksesi manajemen dan pelaksanaannya.(NA)
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan akuntansi
dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia SAK.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Kualitas yang memadai atas arahan Dewan Komisaris tentang
sistem teknologi informasi Perusahaan dan pelaksanaannya.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan dan
pelaksanaan pengembangan karir.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengelolaan
sumber daya manusia, khususnya tentang manajemen karir di
Perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi dan demosi
di Perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Terdapat rencana Dewan Komisaris melakukan pengawasan
terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan serta penerapan kebijakan tersebut.
Dewan Komisaris melakukan pembahasan mengenai kebijakan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta
penerapannya.
Dewan Komisaris menyampaikan arahan kepada Direksi
tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan beserta penerapannya.
Kualitas memadai atas saran Dewan Komisaris atas kebijakan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta
penerapannya.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan
dan pelaksanaannya.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
(5) 1.00
57 1.101 0.95 1.046
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4)
0.75
(5) 1.00
17. 6.479 5.294
58
1.417 0.70 0.992
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
0.00
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan pengadaan dan
pelaksanaannya.
Dewan Komisaris melakukan pembahasan terhadap kebijakan
pengadaan dan pelaksanaannya.
Dewan Komisaris menyampaikan arahan kepada Direksi
tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya.
Kualitas yang memadai atas saran Dewan Komisaris mengenai
kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya.
Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan
pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu dan
pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengadaan barang
dan jasa beserta pelaksanannya.
Terdapat kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat Dewan Komisaris atas kepatuhan Perusahaan dalam
menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan Anggaran Dasar serta kepatuhan Perusahaan terhadap
seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan
dengan pihak ketiga.
Terdapat rencana kerja Dewan Komisaris yang membahas
kepatuhan Direksi terhadap peraturan perundang-undangan
dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Dewan Komisaris membahas kepatuhan Direksi terhadap
peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak
ketiga.
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai tugas
pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu
dan pelayanan beserta pelaksanaannya.
Dewan Komisaris melakukan pembahasan terhadap kebijkan
mutu dan pelayanan beserta pelaksanaannya.
Dewan Komisaris menyampaikan arahan kepada Direksi
tentang kebijakan mutu dan pelayanan beserta
pelaksanaannya.
Kualitas memadai atas saran Dewan Komisaris mengenai
kebijakan mutu dan pelayanan beserta pelaksanaannya.
Dewan Komisaris pelaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan.
Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi
dalam menjalankan peraturan perundangan yang berlaku dan
perjanjian dengan pihak ketiga.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(4)0.00
(5)
1.00
(6)
1.00
(7)
0.00
(8)
1.00
(9)
1.00
(10) 1.00
59 1.106 0.88 0.968
(1)
1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
(4)
0.50
60 0.966 1.00 0.966
(1)
1.00
(2)
1.00
Terdapat arahan Dewan Komisaris kepada Direksi berdasarkan
hasil telaahan.
Dewan Komisaris melaporkan hasil evaluasi/pembahasan
tersebut kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan yang
dilaksanakan oleh Dewan Komisaris semesteran dan tahunan.
Tingkat kualitas yang memadai atas evaluasi Dewan Komisaris
atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perusahaan dan
kesesuaian dengan RKAP dan/atau RJPP.
Terdapat Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan RKAP.
Terdapat evaluasi pencapaian Perusahaan yang mencakup
kesesuaian pelaksanaan program kerja (inisiatif Perusahaan)
dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.
Komisaris Utama menandatangani Laporan Manajemen
Triwulan I sampai dengan Triwulan III, serta seluruh Anggota
Dewan Komisaris menandatangani Laporan Manajemen
Tahunan, setelah dievaluasi/dibahas Dewan Komisaris dan
Direksi.
Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas transaksi atau
tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS.
Terdapat mekanisme bagi Dewan Komisaris mengenai
pemberian persetujuan/otorisasi/rekomendasi Dewan
Komisaris terhadap tindakan Direksi yang memerlukan
rekomendasi/ persetujuan Dewan Komisaris sesuai ketentuan
yang berlaku dan/ atau Anggaran Dasar.
Terdapat rencana kerja Dewan Komisaris untuk membahas
transaksi atau tindakan dalam lingkung kewenangan Dewan
Komisaris atau RUPS.
Proses evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris (Komite
Dewan Komisaris).
Kualitas pengawasan atas kepatuhan Direksi terhadap
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta
perjanjian dengan pihak ketiga.
Jika terjadi pelanggaran oleh Direksi, Dewan Komisaris
melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan
melaporkan kepada Pemegang Saham/RUPS.
Tidak terdapat permasalahan mengenai pelanggaran, yang
tidak dibahas oleh Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi
dalam menjalankan Perusahaan sesuai RKAP dan/atau RJPP.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris memantau kepatuhan
Direksi dalam menjalankan pengurusan Perusahaan terhadap
RKAP dan/atau RJPP.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3)
1.00
(4)
1.00
61 0.778 1.00 0.778
(1)
1.00
(2) 1.00
(3)
-
(4)
-
(5) -
62
1.106 0.50 0.553
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 0.00
(4)0.00
Dewan Komisaris menyampaikan kepada RUPS alasan
pencalonan tersebut dan besarnya honorarium/imbal jasa
yang diusulkan untuk eksternal auditor tersebut.(N/A)
Dewan Komisaris mengevaluasi kinerja Auditor Eksternal
sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.(N/A)
Dewan Komisaris memastika audit eksternal dan audit internal
dilaksanakan secara efektif serta melaksnakan telaah atas
pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan yang diterima oleh
Dewan Komisaris.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris tentang pengawasan
terhadap efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit
internal, serta pelaksanaan telaah atas pengaduan yang
berkaitan dengan Perusahaan yang diterima oleh Dewan
Komisaris.
Terdapat rencana kerja Dewan Komisaris tentang pengawasan
efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit intenal, serta
pelaksanaan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan
BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris.
Pelaksanaan kegiatan.
Terdapat pemberian otorisasi atau rekomendasi oleh Dewan
Komisaris atas transaksi atau tindakan Direksi dalam lingkup
kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS.
Pemberian otorisasi atau rekomendasi paling lambat 14 hari
sejak usulan atau dokumen secara lengkap diterima oleh
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris (berdasarkan usulan dari Komite Audit)
mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS.
Terdapat kebijakan dan prosedur Dewan Komisaris mengenai
proses penunjukan calon auditor eksternal dan/atau
penunjukan kembali auditor eksternal dan penyampaian
usulan calon auditor eksternal kepada RUPS.
Terdapat rencana kerja penunjukan calon auditor dan
anggaran biaya audit eksternal dalam RKAT Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris melalui komite audit melakukan proses
penunjukan calon auditor eksternal sesuai dengan ketentuan
pengadaan barang dan jasa masing-masing Perusahaan, dan
apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi dalam
proses penunjukannya. Jika penunjukan kembali, harus
berdasarkan evaluasi atas kinerja auditor eksternal
berdasarkan kriteria yang jelas.(N/A)
Penyampaian arahan kepada Direksi tentang peningkatan
efektivitas audit internal dan audit eksternal.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
63
1.106 0.94 1.037
(1)
1.00
(2) 0.75
(3)
1.00
(4)
1.00
18. - -
64 - - -
(1)
-
(2)
-
(3)
-
(4) -
65
- - -
(1)
-
Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan.(N/A)
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan
pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan.(N/A)
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengelolaan anak
perusahaan/perusahaan patungan dan pelaksanaan kebijakan
tersebut.(N/A)
Terdapat rencana pembahasan mengenai kebijakan dan
pelaksanaan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan
patungan.(N/A)
Dewan Komisaris melakukan pembahasan mengenai kebijakan
pengelolaan perusahaan anak perusahaan/perusahaan
patungan dan pelaksanaannya.(N/A)
Kualitas yang memadai atas hasil evaluasi terhadap kebijakan
dan pengelolaan anak perusahaan.(N/A)
Dewan Komisaris melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan serta saran-saran
yang telah disampaikan kepada Direksi untuk memperbaiki
permasalahan yang dihadapi.
Terdapat kebijakan dan prosedur: (1) pelaporan kepada RUPS
jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan; dan
(2) mekanisme pemberian saran segera kepada Direksi untuk
memperbaiki permasalahan yang berdampak pada
menurunnya kinerja Perusahaan tersebut; (3) mekanisme
untuk segera membahas gejala menurunnya kinerja
Perusahaan.
Dewan Komisaris melakukan pembahasan tentang gejala
menurunnya kinerja Perusahaan secara tepat waktu.
Terdapat laporan Dewan Komisaris kepada RUPS tentang
gejala menurunnya kinerja Perusahaan yang signifikan dan
pemberian saran-saran perbaikan yang telah disampaikan
kepada Direksi untuk mengatasi permasalahan penyebab
gejala menurunnya kinerja tersebut.
Kualitas yang memadai atas arahan langkah-langkah perbaikan
Dewan Komisaris yang disampaikan kepada Direksi.
Peranan Dewan Komisaris dalam pemilihan calon Anggota Direksi
dan Dewan Komisaris anak perusahaan/perusahaan patungan.(N/A)
Terdapat kebijakan dan prosedur peran Dewan Komisaris
dalam pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan.(N/A)
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2)
-
(3)
-
19.
1.936 1.755
66 - - -
(1)
-
(2)
-
(3) -
67 0.968 0.81 0.787
(1) 1.00
(2) 1.00
(3) 0.75
(4)
0.50
68 0.968 1.00 0.968
(1) 1.00
(2) 1.00
Dewan Komisaris memiliki kebijakan dan kriteria seleksi bagi
calon Direksi dan pengusulan calon tersebut kepada Pemegang
Saham.
Dewan Komisaris melakukan telaah dan/atau
penelitian/pemeriksaan terhadap calon-calon Direksi yang
diusulkan Direksi, sebelum disampaikan kepada Pemegang
Saham.
Adanya usulan Dewan Komisaris atas calon-calon Anggota
Direksi yang baru kepada RUPS.
Dewan Komisaris menilai Direksi dan melaporkan hasil penilaian
tersebut kepada Pemegang Saham.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai penilaian
kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham.
Terdapat rencana Dewan Komisaris mengenai pemantauan
kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham.
Dewan Komisaris Perusahaan melakukan penilaian terhadap
proses pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan, serta memberikan
penetapan tertulis (Setuju/Tidak setuju) terhadap proses
pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan.(N/A)
Penetapan tertulis terhadap proses pengangkatan Direksi dan
Dewan Komisaris anak perusahaan/perusahaan patungan
paling lambat 15 hari kalender terhitung sejak tanggal
diterimanya calon Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan.(N/A)
Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan Anggota Direksi, menilai
kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif
kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja
Direksi.
Dewan Komisaris mengusulkan calon Anggota Direksi kepada
Pemegang Saham sesuai kebijakan seleksi yang ditetapkan.(N/A)
Terdapat penilaian Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi
secara kolegial dan individu kepada RUPS dalam laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris secara semesteran dan tahunan.
Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi sesuai ketentuan
yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengusulan
remunerasi Direksi.
Terdapat rencana Dewan Komisaris menelaah pengusulan
remunerasi Direksi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3) -
(4)
-
20. 0.571 0.571
69 0.571 1.00 0.571
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
21.
1.659 1.659
70
0.985 1.00 0.985
(1) 1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
71 0.674 1.00 0.674
(1) 1.00
(2)
1.00
Dewan Komisaris menyampaikan usulan remunerasi (gaji,
tunjangan dan fasilitas serta tantiem/insentif kinerja) Direksi
kepada RUPS.(N/A)
Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan
kepentingan yang menyangkut dirinya.
Dewan Komisaris memiliki kebijakan benturan kepentingan dan
melaksanakan secara konsisten kebijakan tersebut.
Terdapat kebijakan Dewan Komisaris mengenai (potensi)
benturan kepentingan yang dapat mengganggu pelaksanaan
tugas Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris menandatangani pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan dan menyatakan secara tertulis hal-hal
yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan terhadap
dirinya dan menyampaikannya kepada RUPS.
Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada Perusahaan
(Sekretaris Perusahaan) untuk dicatat dalam Daftar Khusus
mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perusahaan tersebut dan Perusahaan lain.
Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap remunersi
Direksi. (N/A)
Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan penilaian terhadap
kinerja Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris memiliki kebijakan mengenai pengukuran
dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris memiliki/menetapkan indikator pencapaian
kinerja beserta target-targetnya, dan disetujui oleh
RUPS/Menteri setiap tahun berdasarkan usulan dari Dewan
Komisaris yang bersangkutan.
Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa praktik Tata
Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan.
Dewan Komisaris memastikan bahwa praktik Tata Kelola Perusahaan
yang Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
Terdapat kebijakan dan pedoman untuk memantau penerapan
prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Terdapat rencana kerja Dewan Komisaris untuk memantau
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Dewan Komisaris melaksanakan pemantauan penerapan
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Dewan Komisaris menindaklanjuti area of improvement
assessment/review GCG yang menjadi kewenangannya.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3)
1.00
(4) 1.00
22.
1.349 1.094
72 0.346 0.50 0.173
(1) 0.50
73 0.657 0.88 0.575
(1)
1.00
(2) 0.75
(3) 0.75
(4)
1.00
74 0.346 1.00 0.346
(1) 1.00
(2) 1.00
23. 2.593 2.593
75 0.804 1.00 0.804
(1) 1.00
(2) 1.00
76 0.337 1.00 0.337
(1)
1.00
Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris mengevaluasi
pencapaian kinerja masing-masing Anggota Dewan Komisaris
dan dituangkan dalam risalah Rapat Dewan Komisaris.
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilaporkan dalam Laporan
Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang
efektif dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
Terdapat surat kuasa yang dibuat oleh Anggota Dewan
Komisaris yang berhalangan hadir dalam rapat Dewan
Komisaris serta penjelasan ketidakhadiran dalam rapat
tersebut, yang dituangkan dalam Risalah Rapat.
Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
keputusan hasil rapat sebelumnya.
Terdapat evaluasi Dewan Komisaris atas tindak lanjut hasil
rapat sebelumnya.
Hasil rapat Dewan Komisaris sebelumnya telah ditindaklanjuti
seluruhnya.
Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk
mendukung tugas kesekretariatan Dewan Komisaris.
Sekretaris Dewan Komisaris memiliki uraian tugas yang jelas.
Dewan Komisaris memiliki pedoman/tata tertib Rapat Dewan
Komisaris yang memadai.
Pedoman/tata tertib Rapat Dewan Komisaris.
Rapat Dewan Komisaris diadakan secara berkala sesuai ketentuan
yang berlaku.
Dewan Komisaris memiliki rencana penyelenggaraan rapat
internal Dewan Komisaris dan Rapat Dewan Komisaris yang
dihadiri Direksi (Rapat Gabungan), dengan jumlah dan waktu
penyelenggaraan rapat sesuai ketentuan yang berlaku.
Jumlah rapat dan agenda yang dibahas sesuai dengan yang
direncanakan.
Anggota Dewan Komisaris menghadiri rapat-rapat Dewan
Komisaris.
Adanya uraian tugas bagi Sekretaris Komisaris yang ditetapkan
oleh Komisaris Utama/Ketua Dewan Komisaris.
Tugas pokok dan fungsi adalah membantu Dewan Komisaris
dalam bidang kegiatan kesekretariatan.
Sekretaris Dewan Komisaris melakukan adminstrasi dan
penyimpanan Dokumen.
Sekretaris Dewan Komisaris mempunyai fasilitas penyimpanan
dokumen Komisaris yang disediakan oleh Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2)
1.00
77
0.959 1.00 0.959
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
78
0.493 1.00 0.493
(1)
1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
24. 2.438 1.951
79
0.643 0.50 0.322
(1)
1.00
(2)
0.00
(3) 0.50
(4) 0.50
80
0.488 1.00 0.488
Ketua maupun Anggota Komite diangkat dan diberhentikan
oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS.
Terdapat undangan Rapat Dewan Komisaris, yang disampaikan
kepada seluruh Anggita Dewan Komisaris dan pihak-pihak lain
yang diundang.
Bahan-bahan rapat disediakan dan disampaikan kepada
peserta rapat paling lambat 3 (tiga) hari sebelum diadakan
rapat.
Pendokumentasian secara memadai atas hasil Rapat Dewan
Komisaris.
Sekretaris Dewan Komisaris menyediakan data/informasi yang
diperlukan oleh Dewan Komisaris dan Komite-komite di lingkungan
Dewan Komisaris.
Terdapat data/informasi berkaitan dengan monitoring tindak
lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewan
Komisaris.
Terdapat bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai
laporan/kegiatan Direksi dalam mengelola Perusahaan.
Sekretaris Dewan Komisaris mengadministrasikan surat keluar
dan surat masuk ke Dewan Komisaris, dan dokumen lainnya
dengan tertib.
Sekretaris Dewan Komisaris menyelenggarakan Rapat Dewan
Komisaris dan rapat/pertemuan antara Dewan Komisaris dengan
Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-pihak terkait lainnya.
Ketua Komite Dewan Komisaris adalah Anggota Dewan
Komisaris.
Komposisi keanggotaan yang mendukung pelaksanaan fungsi komite
dan independensi dari masing-masing Komite Dewan Komisaris.
Terdapat data/informasi berkaitan dengan dukungan
administrasi dan monitoring yang berkaitan dengan hal-hal
yang harus mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari
Dewan Komisaris sehubungan dengan kegiatan pengelolaan
Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi.
Dewan Komisaris memiliki Komite Dewan Komisaris yang efektif.
Dewan Komisaris memiliki Komite Dewan Komisaris sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan
Dewan Komisaris.
Terdapat komite audit yang bekerja secara kolektif dan
berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya.
Terdapat komite lain untuk membantu tugas Dewan Komisaris
berdasarkan analisis mengenai kebutuhan untuk mendukung
Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
81 0.643 1.00 0.643
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
82
0.332 0.50 0.166
(1)
0.50
(2)
0.50
83 0.332 1.00 0.332
(1) 1.00
(2)
1.00
32.994 88.425 29.175
Komite Dewan Komisaris melaporkan kegiatan dan hasil penugasan
yang diterimanya kepada Dewan Komisaris.
Terdapat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap
pelaksanaan penugasan disertai dengan rekomendasi.
Terdapat laporan triwulanan dan tahunan Komite kepada
Dewan Komisaris, minimal memuat perbandingan realisasi
kegiatan dengan program kerja tahunan serta substansi hasil
kegiatan dan rekomendasinya.
Jumlah Skor
Terdapat piagam untuk setiap Komite yang ditetapkan oleh
Dewan Komisaris, yang ditinjau dan dimutakhirkan secara
berkala.
Muatan Piagam Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; Muatan Piagam Komite lainnya sesuai kebutuhan
Dewan Komisaris.
Terdapat program kerja tahunan yang disetujui/ditetapkan
oleh Dewan Komisaris.
Komite Dewan Komisaris melaksankan pertemuan rutin sesuai
dengan program kerja tahunan serta melakukan kegiatan lain yang
ditugaskan Dewan Komisaris.
Jumlah pertemuan berkala dan agenda yang dibahas sesuai
dengan program kerja tahunan serta jumlah kegiatan lain yang
ditugaskan sesuai yang ditugaskan Dewan Komisaris.
Risalah Rapat Komite Dewan Komisaris harus dibuat untuk
setiap rapat,memuat hasil-hasil analisis, telaahan, dan evaluasi
atas acara yang diagendakan, serta risalah asli dari setiap
Rapat Komite Dewan Komisaris diserahkan kepada Sekretaris
Dewan Komisaris untuk disimpan Perusahaan.
Salah seorang Anggota Komite memiliki pengetahuan dan
pengalaman kerja yang cukup di bidang tugas masing-masing
komite.
Anggota Komite harus berasal dari pihak diluar Perusahaan
dan Tidak mempunyai kaitan dengan manajemen, kaitan
kepemilikan dan dengan kegiatan usaha Perusahaan.
Jumlah keanggotaan masing-masing Komite yang berasal dari
luar Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Komite Dewan Komisaris memiliki piagam/charter dan program
kerja tahunan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Bobot
Tingkat
Pemenu
han
Skor
(2) (3) (4)
25. 1.089 0.467
84 0.467 1.00 0.467
(1)
1.00
(2)
-
(3) -
85 0.622 - 0.000
(1) -
(2) -
(3) -
26.1.867 1.556
860.622 1.00 0.622
(1) 1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
(4) 1.00
87
0.778 1.00 0.778
(1) 1.00
(1)
IV. DIREKSI
Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara
berkelanjutan.
Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang
diselenggarakan oleh Perusahaan.
Direksi menyampaikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk
diadakan program pengenalan bagi Anggota Direksi yang baru
diangkat.
Aspek Direksi
Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas.
Direksi menetapkan struktur/susunan organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan Perusahaan.
Terdapat struktur organisasi yang dirancang untuk memastikan
pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER
Kesimpulan/Penilaian
Terdapat penetapan oleh Direksi tentang uraian tugas dan
tanggung jawab masing-masing Anggota Direksi.
Terdapat Penetapan deskripsi dan spesifikasi jabatan serta
uraian tugas untuk semua tingkat jabatan di stuktur organisasi.
Permintaan persetujuan Dewan Komisaris atas struktur
organisasi.
Anggota Direksi yang baru diangkat mengikuti program
pengenalan Perusahaan yang diselenggarakan oleh
Perusahaan. (N/A)
Tingkat kehadiran/keaktifan Anggota Direksi dalam mengikuti
rangkaian program pengenalan Perusahaan. (N/A)
Direksi melaksanakan program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Anggota Direksi sesuai kebutuhan.
Terdapat kebijakan tentang pelatihan bagi Anggota Direksi
sesuai kebutuhan.
Terdapat rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan pelatihan
bagi Anggota Direksi.
Pelaksanaan program pelatihan/pembelajaran.
Direksi menetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan standar
operasional baku (SOP) untuk proses inti (core business )
Perusahaan.Terdapat kebijakan tentang pedoman penyusunan SOP di
Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
(5) 1.00
88
0.467 0.33 0.156
(1)
1.00
(2) -
(3)
-
27. 4.044 3.461
890.778 0.80 0.622
(1) 1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
(4)
-
(5) 1.00
900.778 0.80 0.622
(1)
1.00
(2)
1.00
Direksi menetapkan mekanisme pengambilan keputusan atas
tindakan Perusahaan (corporate action ) sesuai ketentuan
perundang-undangan dan tepat waktu.
Terdapat Pengaturan mengenai mekanisme pengambilan
keputusan Direksi secara formal, terdiri dari (1) Pengambilan
keputusan melalui rapat Direksi; (2) pengambilan keputusan
diluar rapat (melalui sirkuler dan lain-lain).
Terdapat standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan
keputusan Direksi.
Terdapat ketentuan tentang kesegeraan untuk
mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi dibawah
Direksi yang terkait dengan keputusan tersebut, maksimal 7
hari sejak disahkan/ditandatangani.
Direksi menyusun perencanaan Perusahaan.
Direksi memiliki Rencana Jangka Panjang (RJPP) yang disahkan oleh
RUPS.
Terdapat SOP untuk seluruh proses bisnis inti Perusahaan
sebagai paduan melaksanakan kegiatan Perusahaan.
Terdapat sosialisasi SOP untuk proses bisnis inti Perusahaan
kepada karyawan yang terkait.
SOP untuk proses bisnis inti Perusahaan dilaksanakan konsisten
dan tidak terdapat penyimpangan atas prosedur.
Direksi melakukan peninjauan dan penyempurnaan SOP secara
berkala.
Terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang
memadai.
Terdapat Rancangan RKAP yang sesuai dengan pedoman
penyusunan RKAP yang ditetapkan dan rancangan RKAP
tersebut merupakan penjabaran tahunan RJPP.
Terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang memadai.
Terdapat rancangan RJPP yang sesuai dengan pedoman
penyusunan RJPP yang ditetapkan.
Terdapat proses telaah oleh Direksi atas rancangan (RJPP) yang
disusun oleh Tim Penyusun RJPP dan
menindaklanjuti/membahas hasil telaahan
(tanggapan/pendapat) Dewan Komisaris atas rancangan RJPP.
Direksi menyampaikan rancangan RJPP kepada RUPS/Menteri
dan/atau Dewan Komisaris tepat waktu atau sesuai jadwal
waktu ditentukan.
Direksi mensosialisasikan dalam RJPP kepada seluruh karyawan
Perusahaan.
Direksi memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
yang disahkan oleh RUPS/Menteri.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3)
1.00
(4)
-
(5) 1.00
91
1.088 0.75 0.816
(1)
0.75
(2)
1.00
(3) 0.25
(4)
-
(5) 1.00
92
0.778 1.00 0.778
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
(4)
1.00
Terdapat proses telaah oleh Direksi atas rancangan RKAP yang
disusun oleh Tim Penyusun RKAP dan
menindaklanjuti/membahas hasil telaahan
(tanggapan/pendapat) Dewan Komisaris atas rancangan RKAP
tersebut.
Direksi menyampaikan rancangan RKAP kepada RUPS/Menteri
dan/atau Dewan Komisaris tepat waktu atau sesuai jadwal
waktu ditentukan.
Direksi mensosialisasikan RKAP kepada seluruh karyawan
Perusahaan.
Direksi menempatkan karyawan pada semua tingkatan jabatan
sesuai dengan spesifikasi jabatan dan memiliki rencana suksesi
untuk seluruh jabatan dalam Perusahaan.
Terdapat mekanisme bagi Direksi untuk merespon usulan
peluang bisnis dari manajemen di bawah Direksi/Anggota
Direksi/Dewan Komisaris.
Atas usulan peluang bisnis tersebut, Direksi membahas secara
intensif untuk: (1) mengidentifikasi peluang bisnis;
(2) mengambil keputusan atas usulan tersebut; (setuju atau
tidak setuju).
Atas usulan peluang bisnis yang disetujui dan termasuk dalam
kewenangan Dewan Komiasaris dan/atau RUPS, Direksi
menyampaikan kepada Dewan Komisaris tentang usulan
peluang disertai dengan studi kelayakan dan membahas
dengan Dewan Komisaris.
Peluang bisnis Perusahaan yang dibahas dan disampaikan
kepada Dewan Komisaris merupakan peluang yang belum
terlambat untuk ditindaklanjuti.
Terdapat kebijakan/pedoman perusahaan mengenai
manajemen karir Perusahaan, dan sistem dan prosedur
promosi, demosi dan mutasi di Perusahaan.
Perusahaan menempatkan karyawan pada setiap level dalam
dalam organisasi Perusahaan sesuai dengan spesifikasi jabatan
dan dilakukan secara objektif dan transparan.
Perusahaan memilki rencana suksesi untuk setiap level dalam
organisasi Perusahaan.
Rencana promosi dan mutasi satu level jabatan di bawah
Direksi dibahas secara intens dalam Rapat Direksi dan
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk kesempatan
pemberian arahan terhadap rencana promosi dan mutasi
tersebut. (N/A)
Tingkat obyektivitas dan transparansi yang memadai dalam
penempatan karyawan pada setiap level jabatan.
Direksi memberikan respon terhadap usulan peluang bisnis yang
berpotensi meningkatkan pendapatan Perusahaan,
penghematan/efisiensi Perusahaan, pendayagunaan aset, dan
manfaat lainnya.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(5)
1.00
93
0.622 1.00 0.622
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
(4)
1.00
28. 7.467 6.308
94
0.467 1.00 0.467
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
95
0.311 1.00 0.311
(1) 1.00
(2)
1.00
Realisasi peluang bisnis mampu memberikan manfaat bagi
Perusahaan sesuai dengan rencana yang disampaikan/dibuat.
Direksi merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai perubahan
lingkungan bisnis dan permasalahannya, secara tepat waktu dan
relevan.
Setiap pelaksanaan program/kegiatan yang membutuhkan
persetujuan Dewan Komisaris, telah melalui mekanisme yang
sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan atau sesuai dengan
wewenang yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Program/kegiatan yang membutuhkan investasi dan hutang
dalam jumlah signifikan telah diputuskan melalui analisis yang
memadai berdasarkan informasi yang cukup, studi/kajian
kelayakan serta analisis risiko terhadap program/kegiatan
tersebut dan tindakan pengendalian untuk mencegah
terjadinya risiko tersebut.
Proses pengambilan keputusan atau kebijakan Direksi
dilaksanakan tepat waktu, sesuai pedoman/mekanisme
tentang pengambilan keputusan.
Direksi memiliki sistem/pedoman pengukuran dan penilaian kinerja
untuk unit dan jabatan dalam organisasi (struktural) yang diterapkan
secara obyektif dan transparan.
Terdapat sistem/pedoman penilaian kinerja.
Indikator kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur organisasi
sesuai dengan ruang lingkup tugas dan peran unit dan jabatan
(struktural) dalam organisasi.
Terdapat mekanisme bagi Direksi untuk sewaktu-waktu segera
membahas isu-isu terkini mengenai perubahan lingkungan
bisnis dan permasalahan yang berdampak besar pada usaha
Perusahaan dan kinerja Perusahaan.
Terdapat pembahasan internal Direksi mengenai isu-isu terkini
mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang
berdampak besar pada usaha Perusahaan dan kinerja
Perusahaan.
Jika perubahan lingkungan bisnis berdampak besar pada usaha
Perusahaan dan kinerja Perusahaan, Direksi menyampaikan isu-
isu tersebut kepada Dewan Komisaris untuk meminta arahan
untuk merespon isu tersebut.
Tidak terdapat perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan
yang berdampak signifikan pada usaha Perusahaan dan kinerja
Perusahaan, yang tidak direspon oleh Direksi.
Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja Perusahaan.
Direksi melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan RKAP dan
mengambil keputusan yang diperlukan melalui analisis yang
memadai dan tepat waktu.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3) 1.00
96
0.155 1.00 0.155
(1)
1.00
(2) 1.00
970.311 1.00 0.311
(1) 1.00
(2) 1.00
980.311 0.88 0.272
(1)
1.00
(2) 1.00
(3)
0.75
(4) 0.75
990.156 0.75 0.117
(1)
0.50
(2) 1.00
1000.778 0.50 0.389
(1) 0.50
(2)
0.50
(3) 0.00
(4) 1.00
Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap
perkembangan kinerja jabatan/unit-unit di bawah Direksi.
Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen kinerja Dewan
Komisaris/ Dewan Pengawas.
Direksi menyusun dan menyampaikan kepada Dewan
Komisaris mengenai pencapaian kinerja Perusahaan
berdasarkan target-target kolegial Direksi.
Tingkat pencapaian target kinerja Direksi (kontrak manajemen-
kolektif).
Direksi menyusun dan menyampaikan kepada Dewan
Komisaris mengenai pencapaian kinerja masing-masing
Direktorat berdasarkan target-target dalam Kontrak
Manajemen sebagai kinerja masing-masing Direksi.
Tingkat pencapaian target kinerja Anggota Direksi (individu).
Sistem pengukuran kinerja didukung dengan aplikasi komputer.
Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan
diturunkan secara berjenjang di tingkat unit, sub unit dan jabatan di
dalam organisasi (struktural) di organisasi.
Terdapat target kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur
organisasi sesuai dengan kapasitas peran dan potensi tugas
unit dan jabatan (struktural) di dalam organisasi.
Terdapat kontrak kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur
organisasi.
Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja
untuk jabatan/unit-unit di bawah Direksi dan tingkat Perusahaan.
Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap
perkembangan kinerja jabatan/unit-unit di bawah Direksi.
Terdapat audit atas TI.
Tingkat kesesuaian penerapan TI saat ini dengan kebutuhan
Perusahaan.
Direksi menyusun dan menyampaikan kepada RUPS tentang usulan
insentif kinerja untuk Direksi.
Terdapat usulan kepada RUPS yang sudah disetujui Dewan
Komisaris tentang insentif kinerja Direksi, sesuai ketentuan
yang berlaku.
Penentuan usulan insentif kinerja Direksi mencerminkan
kesesuaian dengan kinerja yang dicapai (KPI).
Direksi menerapkan sistem tentang teknologi informasi sesuai
dengan kebijkan yang telah ditetapkan.
Perusahaan memiliki kebijakan teknologi informasi.
Penerapan TI di Perusahaan sesuai dengan Master Plan dan
disertai dengan perencanaan TI yang matang mencakup
sumber daya manusia, struktur organisasi pengelolaan dan
tingkat layanan yang diberikan TI.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(5) 0.50
1010.778 0.92 0.713
(1) 0.75
(2) 1.00
(3) 1.00
102
0.933 0.88 0.816
(1)
1.00
(2)0.75
(3)
1.00
(4)
1.00
(5)
0.75
(6) 1.00
(7)
0.75
(8) 0.75
103
3.267 0.84 2.757
(1) 0.75
(2) 0.75
(3) 0.75
(4) 1.00
Direksi melaporkan pelaksanaan sistem teknologi informasi
kepada Dewan Komisaris.
Direksi melaksanakan sistem peningkatan mutu produk dan
pelayanan.
Pelaksanaan Pelayanan.
Peningkatan Mutu (Sistem Pengendalian Mutu Produk).
Perusahaan memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang
dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan. Nilai total HPS terbuka dan
tidak bersifat rahasia.
Perusahaan memastikan SOP pengadaan barang dan jasa dan
kebijakan Perusahaan telah dijalankan dengan benar.
Tidak terdapat temuan-temuan audit, baik oleh auditor
eksternal dan auditor internal mengenai pengadaan yang
merugikan Perusahaan dan tidak terdapat sanggahan
pemilihan penyedia barang/jasa Perusahaan.
Tingkat transparansi dalam pengadaan barang dan jasa.
Direksi mengembangkan SDM, menilai kinerja dan memberikan
remunerasi yang layak, dan membangun lingkungan SDM yang
efektif mendukung pencapaian Perusahaan.
Pendidikan dan pelatihan.
Perusahaan memberikan kompensasi dalam hal SPM dan mutu
tidak terpenuhi.
Direksi melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang
menguntungkan bagi Perusahaan, baik harga maupun kualitas
barang dan jasa tersebut.
Perusahaan memiliki pedoman pengadaan barang dan jasa
Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
kompetitif, transparan, adil dan wajar, akuntabel; dan memuat
hak-hak dan kewajiban pemasok sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Pedoman/kebijakan pengadaan dipublikasikan/dapat diakses
pemasok/calon pemasok.
Perusahaan merencanakan pengadaan barang dan jasa secara
optimal berdasarkan perhitungan kebutuhan Perusahaan.
Pengadaan barang dan jasa Perusahaan terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang
setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
Program pengembangan SDM.
Program K3.
Perusahaan memiliki kebijakan sistem penilaian kinerja
(performance appraisal ) bagi karyawan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(5) 0.50
(6) 1.00
(7) 1.00
(8) 1.00
104
- - -
(1)
-
(2)
-
(3)
-
(4)
-
29.3.266 2.566
105
0.622 0.94 0.583
(1)
0.75
(2)
1.00
(3)
1.00
(4) 1.00
1061.244 0.66 0.816
Keterbukaan informasi mengenai perencanaan Perusahaan ke
depan yang dapat berakibat/berpengaruh pada pekerja.
Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak Perusahaan
(subsidiary governance ) dan/atau Perusahaan patungan. (N/A)
Direksi menetapkan kebijakan pengaturan untuk anak
perusahaan (subsidiary governance ) dan perusahaan patungan
antara lain mencakup: pengangkatan Dewan Komisaris dan
Direksi, penetapan target kinerja dan penilaian kinerja serta
intensif bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan, melalui proses penjaringan,
proses penilaian, dan proses penetapan.
Penetapan target kinerja dan realisasi kinerja anak
perusahaan/perusahaan patungan mendukung kinerja
Perusahaan.
Penetapan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan dan perusahaan patungan berdasarkan formulanya
yang ditetapkan.
Perusahaan memberikan kesempatan yang memadai untuk
menduduki posisi tertentu yang sesuai dengan kompetensi.
Perusahaan menerapkan penerapan remunerasi dan
kesejahteraan.
Perusahaan menerapkan reward and punishment atas
penerapan Pedoman Perilaku dan disiplin.
Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan
terhadap implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan.
Direksi menerapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum di Indonesia (SAK).
Direksi menetapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
diterapkan secara konsisten, tidak ada penyesuaian dan
temuan auditor atas pengakuan, pengukuran dan pencatatan
serta pembukuan transaksi dan pengungkapan kebijakan
akuntansi.
Laporan Keuangan Triwulanan dan Tahunan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di Indonesia
dan diterbitkan tepat waktu.
Hasil opini auditor independen atas penyajian laporan
keuangan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1)
0.50
(2) 1.00
(3) 0.75
(4) 1.00
(5)
0.50
(6) 0.50
(7) 0.50
(8) 0.50
107
0.778 0.85 0.661
(1)
0.25
(2) 1.00
(3)
1.00
(4) 1.00
(5) 1.00
1080.622 0.81 0.505
(1) 1.00
(2) 0.25
(3)
1.00
Perusahaan memiliki kebijakan manajemen risiko yang
memuat: kerangka, tahapan pelaksanaan manajemen risiko,
pelaporan risiko dan penanganannya.
Direksi memiliki fungsi yang bertugas melaksanakan program
manajemen risiko.
Kebijakan manajemen risiko disosialisasikan kepada seluruh
karyawan Perusahaan.
Terdapat rencana kerja Perusahaan untuk menerapkan
kebijakan manajemen risiko.
Direksi melaksanakan program manajemen risiko (program
manajemen risiko antara lain mencakup identifikasi dan
penanganan risiko pada proses bisnis, proyek maupun usulan
tindakan Perusahaan yang harus mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris dan/atau RUPS).
Cascading atas sertifikasi terhadap laporan keuangan kepada
tingkatan di bawah Direksi yang menjadi entitas akuntansi dan
pelaporan atas laporan keuangannya yan akan
dikonsolidasikan.
Perusahaan melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas
pengendalian intern.
Perusahaan menerbitkan internal control report.
Direksi menindaklanjuti hasil penerimaan SPI dan auditor eksternal
(KAP dan BPK).
Terdapat monitoring tindak lanjut hasil pemerikasaan SPI dan
auditor eksternal (KAP dan BPK).
Pelaksanaan tindak lanjut dilaporkan Direksi kepada Dewan
Direksi melaksanakan pemantauan terhadap program
manajemen risiko.
Tingkat kesungguhan kepedulian Direksi terhadap risiko (risk
awareness ).
Direksi melaporkan pelaksanaan manajemen risiko kepada
Dewan Komisaris.
Direksi menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern
untuk melindungi mengamankan investasi dan aset Perusahaan.
Direksi menetapkan rancangan sistem pengendalian intern
yang mengatur kerangka (framework) pengendalian intern
antara lain dengan pendekatan unsur lingkungan
pengendalian, pengelolaan risiko, aktivitas pengendalian,
sistem informasi dan komunikasi dan pemantauan,
pelaksanaan dan pelapornya.
Direksi (Direktur Utama dan Direktur Keuangan) memberi
sertifikasi terhadap laporan keuangan tahunan.
Progress (tingkat penyelesaian) pelaksanaan tindak lanjut dari
rekomendasi SPI pada tahun yang bersangkutan dan auditor
eksternal.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(4)
1.00
30.0.778 0.700
109
0.156 0.75 0.117
(1)
1.00
(2)
0.50
1100.622 0.94 0.583
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4) 0.75
31.6.689 4.316
111 1.244 0.97 1.205
(1)
1.00
(2)
1.00
(3) 1.00
(4) 0.75
(5) 1.00
Perusahaan menjalankan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Terdapat kajian hukum (legal opinion ) atas rencana tindakan
dan permasalahan yang terjadi terkait dengan kesesuaian
hukum atau ketentuan yang berlaku.
Terdapat kegiatan evaluasi kajian risiko dan legal (risk and
legal review ) atas rencana inisiatif bisnis, kebijakan dan
rencana kerjasama yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Terdapat kegiatan/upaya-upaya penyelesaian kasus litigasi dan
non litigasi.
Tingkat kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi Perusahaan dan
stakeholders.
Tingkat komitmen yang tinggi dan Direksi dalam
menindaklanjuti rekomendasi/temuan audit SPI dan eksternal
auditor.
Direksi melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar.
Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga.
Terdapat fungsi yang mengendalikan dan memastikan
kebijakan, keputusan perusahaan, dan seluruh kegiatan
Perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta memantau dan
menjaga kepatuhan Perusahaan terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan dengan pihak
ketiga.
Fungsi kepatuhan mengikuti perkembangan peraturan
perundangan yang berlaku dan akan berlaku bagi Perusahaan.
Pelaksanaan hubungan dengan pelanggan.
Terdapat kebijakan mengenai hak-hak konsumen/pelanggan,
kebijakan keamanan, keselamatan dan kesehatan
konsumen/pelanggan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Terdapat kontak pelanggan untuk menerima umpan balik
secara mudah dan mekanisme penanganan keluhan pelanggan.
Terdapat program untuk mengkomunikasikan informasi
produk/ layanan kepada pelanggan.
Penanganan keluhan pelanggan dilakukan secara tanggap dan
efektif.
Progress kinerja penanganan hak-hak dan keluhan pelanggan
telah ditindaklanjuti/ditangani.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(6)
1.00
(7) 1.00
(8) 1.00
112 0.933 0.69 0.641
(1) 0.75
(2) 1.00
(3)1.00
(4) 0.00
113 0.778 0.50 0.389
(1)0.50
(2)
-
(3)
-
(4)
-
114 0.467 1.00 0.467
(1) 1.00
(2)
1.00
(3)
1.00
115 1.089 0.50 0.545
(1) 1.00
(2) 0.00
1160.311 1.00 0.311
(1) 1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
Perusahaan melaksanakan survei secara sistematis dan
dilakukan secara berkala untuk mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan/konsumen dan hasil indeks survei kepuasan:
dilaksanakan secara berkala.
Rekomendasi hasil survei ditindaklanjuti/ditangani.
Hasil survei menunjukan tingkat kepuasan yang baik.
Pelaksanaan hubungan dengan pemasok.
Aspek fairness.
Secara berkala Perusahaan melakukan assessment pemasok
Kreditur Perusahaan dibayar tepat waktu/sesuai perjanjian.
Tidak terdapat keterlambatan/penundaan pembayaran
pinjaman kepada bank dan kreditur. (N/A)
Pelaksanaan kewajiban kepada Negara.
Tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen
kewajiban perpajakan (SPT Tahunan maupun bulanan).
Tidak terdapat keterlambatan pembayaran kewajiban pajak
(PPh karyawan, PPh Badan, PPN masa dan rampung, dan PBB).
Tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen
kewajiban pada lembaga regulator (bila ada; misalnya
Bapepam, BI, dsb).
Pelaksanaan hubungan dengan karyawan Perusahaan.
Tidak terdapat keterlambatan pembayaran kepada pemasok
sesuai dengan persyaratan dan perjanjian/kontrak.
Pengukuran kepuasan pemasok.
Pelaksanaan hubungan dengan kreditur.
Perusahaan memiliki kebijakan mengenai hak-hak dan
kewajiban Perusahaan kepada kreditur.
Tidak terjadi mismatch dalam penggunaan dan penyediaan
dana dari pendapatan operasional yang digunakan untuk
melakukan pembayaran bunga dan pokok hutang jangka
panjang. (N/A)
Perusahaan memberikan informasi yang akurat pada kreditur
sesuai dengan perjanjian, secara lengkap dan tepat waktu.
(N/A)
Partisipasi karyawan.
Pengukuran kepuasan karyawan.
Terdapat prosedur tertulis menampung dan menindaklanjuti
keluhan-keluhan stakeholders.
Terdapat mekanisme penanganan keluhan stakeholders
(pemasok, karyawan, dan lain-lain).
Mekanisme keluhan stakeholders dilaksanakan secara
konsisten dan efektif.
Terdapat penyelesaian atas keluhan stakeholders secara
tuntas.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
1170.311 0.88 0.272
(1) 0.75
(2) 1.00
1181.556 0.31 0.486
(1) 0.25
(2)
1.00
(3)
-
(4) -
(5) -
32.1.089 0.933
119
0.467 0.67 0.311
(1)
1.00
(2)
1.00
(3)
0.00
1200.622 1.00 0.622
(1)
1.00
(2)
1.00
Upaya untuk meningkatkan nilai Pemegang Saham secara konsisten
dan berkelanjutan.
Perusahaan mampu memenuhi harapan Pemegang Saham
melalui pencapaian target-target yang telah disepakati.
Perusahaan mampu meningkatkan Kinerja Perusahaan (sesuai
KPI yang ditetapkan) dari tahun-tahun sebelumnya).
Perusahaan melaksankan tanggung jawab sosial Perusahaan untuk
mendukung keberlanjutan operasi Perusahaan.
Perusahaan memiliki kebijakan mengenai tanggung jawab
sosial dan lingkungan Perusahaan.
Perusahaan mengantisipasi dampak negatif terhadap
masyarakat yang ditimbulkan oleh produk, pelayanan, dan
proses operasional dari Perusahaan.
Sosialisasi kebijakan tentang mekanisme untuk mencegah
pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan penjabat
struktural Perusahaan.
Adanya surat pernyataan Direksi tidak memiliki benturan
kepentingan antara kepentingan pribadi/keluarga, jabatan lain,
atau golongan dengan kepentingan Perusahaan pada awal
pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun.
Direksi menetapkan kebijakan untuk mencegah benturan
kepentingan.
Penyampaian laporan kepemilikan Saham pada Perusahaan
lainnya kepada Perusahaan (Sekretaris Perusahaan) untuk
dicatat dalam daftar khusus.
Direksi menandatangani Pakta Integritas yang dilampirkan
dalam Usulan Tindakan Direksi yang harus mendapatkan
persetujuan dari Dewan Komisaris dan/atau rekomendasi dari
Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS.
Perusahaan mendukung dan memperkuat pengembangan
masyarakat melalui program bina lingkungan dan program
lainnya sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan melaksanakan program kemitraan dengan usaha
kecil. (N/A)
Perusahaan memiliki ukuran-ukuran atau indikator kinerja
kunci yang berkaitan dengan CSR.
Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan
Anggota Direksi dan manajemen di bawah Direksi.
Direksi menetapkan kebijakan tentang mekanisme bagi Direksi dan
penjabat struktural untuk mencegah pengambilan keuntungan
pribadi dan pihak lainnya disebabkan benturan kepentingan.
Terdapat mekanisme untuk mencegah pengambilan
keuntungan pribadi Direksi dan penjabat struktural Perusahaan
yang disebabkan benturan kepentingan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3) 1.00
(4) 1.00
33.
1.089 0.910
1210.622 0.90 0.560
(1)
1.00
(2)
0.75
(3)
1.00
(4)
0.75
(5)
1.00
122
0.467 0.75 0.350
(1)
0.50
(2) 1.00
(3)
0.75
34. 1.556 1.167
Tidak terdapat pengambilan keputusan transaksional yang
mengandung benturan kepentingan.
Penyampaian Laporan Manajemen dilakukan tepat waktu
(Laporan Manajemen triwulanan 1 bulan setelah triwulanan
yang bersangkutan dan Laporan Manajemen tahunan 2 bulan
setelah berakhirnya tahun buku) kepada Pemegang Saham;
dan penyampaian Laporan Tahunan kepada Pemegang Saham
paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun berakhir.
Muatan (content) Laporan Manajemen triwulanan dan
Laporan Manajemen tahunan lengkap (untuk muatan laporan
tahunan parameter tersendiri) minimal sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Direksi memberikan perlakuan yang sama (fairness) dalam
memberikan informasi kepada Pemegang Saham dan Anggota
Dewan Komisaris.
Perusahaan memberikan informasi (Laporan Manajemen
triwulanan, tengan tahunan, dan tahunan) dengan muatan dan
waktu yang sama kepada Pemegang Saham minoritas.
Perusahaan memberikan informasi yang relevan kepada
Dewan Komisaris untuk pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
Tingkat pemenuhan prinsip perlakuan yang sama dalam
pemberian informasi oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan
para Pemegang Saham.
Tingkat kesungguhan Direksi dalam pengambilan keputusan
bebas kepentingan pribadi Direksi dan pihak-pihak lainnya.
Direksi memastikan Perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi
dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham tepat waktu.
Direksi melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.
Direksi menyampaikan Laporan Manajemen triwulanan dan
tahunan serta Laporan Tahunan kepada Dewan Komisaris
sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham.
Penyampaian Laporan Manajemen (triwulanan dan tahunan)
dan Laporan Tahunan kepada Dewan Komisaris tepat waktu,
yakni sebelum batas waktu penyampaian kepada Pemegang
Saham.
Direksi menyampaikan Laporan Manajemen triwulanan yang
telah di tandatangani seluruh Anggota Direksi serta Laporan
Manajemen tahunan dan Laporan Tahunan yang
ditandatangani seluruh Anggota Direksi dan Anggota Dewan
Komisaris, dan Laporan Tahunan kepada Pemegang Saham.
Direksi menyelengggarakan rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan
Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
123 0.156 0.50 0.078
(1) 0.50
124 0.467 0.50 0.234
(1) -
(2) 1.00
(3) 0.50
125 0.311 1.00 0.311
(1) 1.00
(2) 1.00
126 0.311 0.75 0.233
(1) 0.75
(2) 0.75
127 0.311 1.00 0.311
(1) 1.00
(2) 1.00
35 1.711 0.960
128 0.156 0.75 0.117
(1) 0.50
(2) 0.75
(3) 1.00
129 0.466 0.25 0.117
Penyelenggaraan Rapat Direksi sesuai dengan rencana yang
ditetapkan dalam RKAT.
Anggota Direksi menghadiri setiap rapat Direksi maupun rapat
Direksi & Komisaris, jika tidak dapat hadir yang bersangkutan harus
menjelaskan alasan ketidakhadirannya.
Tingkat kehadiran Anggota Direksi dalam Rapat Direksi.
Tingkat kehadiran Anggota Direksi dalam Rapat dengan Dewan
Komisaris.
Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil
rapat sebelumnya.
Di dalam setiap rapat, Direksi dilakukan evaluasi (pemantauan
progress ) terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat
sebelumnya.
Direksi memiliki pedoman/tata tertib Rapat Direksi, minimal
mengatur etika rapat dan penyusunan risalah rapat evaluasi tindak
lanjut hasil rapat sebelumnya, serta pembahasan atas
arahan/usulan dan/atau keputusan Dewan Komisaris.
Pedoman/tata tertib Rapat Direksi.
Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi sesuai kebutuhan, paling
sedikit sekali dalam setiap bulan.
Terdapat rencana Rapat Direksi dan agenda yang dibahas.
Jumlah rapat yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan,
paling sedikit sekali dalam sebulan.
Terdapat Piagam Pengawasan (Internal Audit Charter ) yang
disepakati dan ditetapkan oleh Direksi, setelah
mempertimbangkan saran-saran Dewan Komisaris.
Muatan Piagam Pengawasan Intern.
Piagam audit ditinjau dan dimutakhirkan sesuai kebutuhan.
SPI/Fungsi Audit Internal dilengkapi dengan faktor-faktor
pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya.
Terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya yang
belum selesai dilakukan pembahasan untuk tindaklanjutnya.
Direksi menindaklanjuti arahan, dan/atau keputusan Dewan
Komisaris.
Terdapat tindak lanjut atas arahan dan/atau keputusan Dewan
Komisaris.
Tindak lanjut yang dilaksanakan oleh Direksi sesuai dengan
arahan dan/atau keputusan Dewan Komisaris.
Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas
oleh Direksi.
Perusahaan memiliki Piagam Pengawan Intern yang ditetapkan oleh
Direksi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(1) 0.25
(2) 0.50
(3) -
(4) -
(5) 0.50
130 1.089 0.67 0.726
(1) 0.25
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) -
(5) 0.75
(6) 1.00
36. 1.711 1.065
131 0.466 0.42 0.194
(1) 1.00
(2) 0.25
(3) -
132 1.089 0.80 0.871
(1) 0.75
(2) 1.00
Posisi SPI/Fungsi Audit Internal di dalam struktur organisasi
berada langsung di bawah Direktur Utama, diangkat oleh
Direktur Utama setelah mendapat persetujuan Dewan
Komisaris.
Pimpinan Fungsi Audit Internal mempunyai akses langsung
melapor hasil kerjanya kepala Dewan Komisaris cq Komite
Audit.
SPI memberikan kontribusi terhadap perbaikan/peningkatan
proses Tata Kelola (governance ), manajemen risiko, dan
pengendalian intern.
SPI memberikan masukan tentang upaya pencapaian strategi
bisnis Perusahaan.
SPI memantau tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan
internal dan eksternal.
Tingkat penerapan rekomendasi yang disampaikan oleh SPI
dapat diterapkan/dijalankan; dan rekomendasi SPI
memperbaiki kegiatan operasional diunitnya.
Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris Perusahaan yang
berkualitas dan efektif.
Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan tugasnya.
Jumlah personil yang ditugaskan di SPI sesuai dengan
kebutuhan untuk pelaksanaan tugas SPI.
Kualitas tenaga auditor personil yang ditugaskan di SPI sesuai
dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas SPI.
SPI memiliki pedoman audit, mekanisme kerja dan supervisi di
dalam organisasi SPI, dan penilaian program jaminan dan
peningkatan kualitas.
SPI melaksanakan fungsi pengawasan intern untuk memberikan nilai
tambah dan memperbaiki operasional Perusahaan.
SPI merencanakan program kerja tahunan pengawasan intern
dan melaksanakan pengawasan sesuai yang sudah ditetapkan.
SPI melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris cq Komite Audit.
Sekretaris Perusahaan memiliki kualifikasi yang memadai.
Struktur organisasi Sekretaris Perusahaan sesuai dengan
kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya.
Uraian tugas Sekretaris Perusahaan paling sedikit mencakup
hal-hal subtantive.
Sekretaris Perusahaan menjalankan fungsinya.
Sekretaris Perusahaan memberikan informasi yang materil dan
relevan kepada stakeholders.
Sekretaris Perusahaan menjalankan tugas sebagai pejabat
penghubung.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3) 0.75
(4) 1.00
(5) 0.50
133 0.156 - 0.000
(1) -
(2) -
37. 2.022 1.439
134 1.089 0.75 0.817
(1) 0.75
(2) 0.75
135 0.933 0.67 0.622
(1) -
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
(5) -
Metode perhitungan dan penentuan gaji/honorarium, fasilitas
dan/atau tunjangan lain bagi setiap anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, serta rincian mengenai gaji/honorarium, fasilitas,
dan/atau tunjangan lain yang diterima oleh Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat, khusus dalam
RUPS mengenai Laporan Tahunan.
Informasi mengenai rincian Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan hal-hal lai yang direncanakan untuk dilaksanakan
oleh Persero, khusus untuk RUPS Rencana Jangka Panjang (RJP)
dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Informasi keuangan maupun hal-hal lainnya yang menyangkut
Persero yang dimuat dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan.
Penjelasan mengenai hal-hal lain berkaitan dengan agenda
RUPS yang diberikan sebelum dan/atau pada saat RUPS
berlangsung.
Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai
peraturan Perundang-undangan.
Direksi menyelenggarakan RUPS sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan.
Prosedur pemanggilan.
Ketepatan waktu pelaksanaan RUPS.
Direksi menyediakan akses serta penjelasan lengkap informasi
akurat berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS agar dapat
melaksanakan hak-haknya berdasarkan Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan.
Panggilan untuk RUPS, yang mencakup informasi mengenai
setiap mata acara dalam agenda RUPS, termasuk usul yang di
rencanakan oleh Direksi untuk diajukan dalam RUPS, dengan
ketentuan apabila informasi tersebut belum tersedia saat
dilakukannya panggilan untuk RUPS, maka informasi dan/atau
usul harus disediakan di kantor Persero sebelum RUPS
diselenggarakan.
Sekretaris Perusahaan menjalankan pelaksanaan dan
pendokumentasian RUPS dan Rapat Direksi.
Sekretaris Perusahaan menyelenggarakan program pengenalan
bagi Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris yang
baru diangkat.
Sekretaris Perusahaan melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Direktur Utama.
Direksi mengevaluasi kualitas fungsi sekretaris Perusahaan.
Terdapat evaluasi atas pelaksanaan tugas Sekretaris
Perusahaan.
Capaian program kerja pelaksanaan tugas Sekretaris
Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(6) 1.00
34.378 75.188 25.848
Penjelasan lengkap dan informasi akurat berkaitan dengan
Persero dan Direksi dan/atau Dewan Komisaris sepanjang
berhubungan dengan mata acara RUPS dan tidak bertentangan
dengan kepentingan Persero.
Jumlah Skor
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Bobot
Tingkat
Pemenuh
an
Skor
(2) (3) (4)
38. 0.435 0.435
136
0.290 1.00 0.290
(1) 1.00
(2)
1.00
1370.145 1.00 0.145
39.2.320 2.079
138
0.322 0.58 0.188
(1) 1.00
(2) -
(3) 0.75
1390.572 1.00 0.572
(1)
1.00
(2) 1.00
1400.427 0.75 0.320
(1) 0.50
(2) 1.00
1410.427 1.00 0.427
Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi
V. PENGUNGKAPAN INFORMASI DAN TRANSPARANSI
Terdapat majalah internal, bulletin, dan sebagainya.
Terdapat pertemuan/gathering dengan stakeholders dan
bentuk lainnya.
Informasi yang disediakan dalam website Perusahaan dan
www.bumn.go.id dimutakhirkan secara berkala.
Terdapat informasi penting (selain Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan) yang dipublikasikan.
Perusahaan menyediakan media lain untuk mengkomunikasikan
kebijakan informasi penting Perusahaan.
Terdapat kebijakan tentang pengendalian informasi
Perusahaan.
Kebijakan mengatur diantaranya informasi yang dikategorikan
informasi publik dan informasi rahasia Perusahaan, pihak-pihak
yang dapat menyampaikan dan atau menyampaikan informasi
publik, dan prosedur pengungkapan informasi Perusahaan
kepada stakeholders .
Tingkat kepatuhan Perusahaan yang memadai terhadap kebijakan
pengendalian informasi Perusahaan.
Perusahaan menyediakan bagi stakeholders akses atas informasi
Perusahaan yang relevan, memadai, dan tepat waktu dan berkala.
Terdapat media untuk peyediaan Informasi Publik agar dapat di
peroleh dengan cepat dan tepak waktu, biaya ringan, dan cara
sederhana.
Terdapat website yang dikelola Perusahaan.
ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER
Kesimpulan/Penilaian
(1)
Perusahaan menyediakan informasi Perusahaan kepada stakeholders.
Perusahaan menetapkan sistem dan prosedur pengendalian
informasi Perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan informasi
Perusahaan yang penting.
Terdapat kebijakan tentang pengelolaan dan pemutakhirkan
website.
Pengelolaan website sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
secara konsisten.
Website Perusahaan mempublikasikan kebijakan dan informasi
penting Perusahaan.
Terdapat kebijakan yang dipublikasikan, antara lain Pedoman
Pnerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code ),
Board Manual , Pedoman Perilaku, dan Program Pengendalian
Gratifikasi Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
1420.572 1.00 0.572
(1) 1.00
(2)
1.00
40.
3.341 2.359
1430.291 0.38 0.109
(1) 0.75
(2)
-
1440.073 1.00 0.073
(1)
1.00
(2)
-
(3)
-
1450.291 1.00 0.291
(1) 1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga Saham
tertinggi, terendah, dan penutupan, serta jumlah saham yang
di perdagangkan (dicatatkan) untuk setiap masa triwulanan
dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada). Harga saham
sebelum perubahan permodalan terakhir wajib di sesuaikan
dalam hal terjadi antara lain kerena pemecahan saham, dividen
saham, dan saham bonus dalam bentuk grafik dan tabel (NA
jika listed company hanya menerbitkan obligasi atau non listed
company ).
Laporan Tahunan wajib memuat informasi jumlah obligasi atau
obligasi konvertibel yang diterbitkan yang masih beredar,
tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo dalam 2 (dua) tahun
buku terakhir: (1) jumlah obligasi/obligasi konversi yang
beredar, (2) tingkat bunga; (3) Tanggal jatuh tempo; (4)
Peringkat obligasi (NA jika tidak menerbitkan obligasi/non
listed company ).
Laporan Tahunan memuat Laporan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas dan Laporan Direksi.
Laporan Dewan Komisaris .
Laporan Direksi.
Tanda tangan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan memenuhi ketentuan umum penyajian
Laporan Tahunan.
Ketentuan umum.
Laporan Tahunan disajikan dalam website Perusahaan
dan dapat diunduh. Yang dimaksud dengan website
Perusahaan adalah website yang dimiliki sendiri atau oleh
induk, bukan website pihak lain (contoh: tercantum di website
Kementerian Negara Perusahaan atau website BEI).
Laporan Tahunan memuat mengenai Ikhtisar Data Keuangan
Penting.
Perusahaan menyajikan informasi keuangan (laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi kompherensif, rasio-rasio
keuangan secara umum dan yang relevan dengan industri
Perusahaan) dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima)
tahun buku.
Tingkat kemudahan akses terhadap kebijakan dan informasi
penting Perusahaan yang disediakan dalam website Perusahaan.
Informasi yang dimuat dalam website Perusahaan mudah
diakses dan diunduh (download ).
Tidak terdapat permintaan/permohonan untuk memperoleh
Informasi Publik yang tidak dipenuhi oleh Perusahaan yang
bersangkutan.
Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan
dan Lapporan Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
146 0.145 0.96 0.139
(1)
1.00
(2) 1.00
(3) 1.00
(4) 1.00
(5)
0.50
(6) 1.00
(7) 1.00
(8)
1.00
(9) 1.00
(10) -
(11) -
(12) -
(13) -
(14) 1.00
(15) 1.00
(16) 1.00
1471.234 0.65 0.802
(1)
0.75
Tinjauan operasi per segmen usaha, memuat uraian
mengenai: (1) produksi; (2) penjualan/pendapatan usaha; (3)
profitabilitas; (4) peningkatan/penurunan kapasitas produksi
untuk masing-masing segmen usaha (NA untuk Perusahaan
yang tidak mempunyai segmen).
Kronologis pencatatan Efek lainnya.
Nama dan alamat lembaga dan atau prefesi penunjang
pasar modal.
Akuntan Perseroan.
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima Perusahaan
baik yang berskala nasional maupun internasional.
Nama dan alamat anak Perusahaan dan atau kantor cabang
atau kantor perwakilan (jika ada).
Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Analisa dan
Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan.
Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat Anggota Dewan
Komisaris (umur, pendidikan, dan pengalaman kerja).
Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat Anggota Direksi
(umur, pendidikan, dan pengalaman kerja).
Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi
pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan, dan
pelatihan karyawan).
Komposisi Pemegang Saham.
Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Asosiasi.
Kronologis pencatatan saham.
Laporan Tahunan memuat profil Perusahaan secara lengkap.
Nama dan alamat Perusahaan antara lain mencakup
informasi tentang nama dan alamat, kode pos, no. telp dan
atau no. fax, email , dan website .
Riwayat singkat Perusahaan mencakup tanggal/tahun
pendirian, nama, dan perubahan nama Perusahaan jika ada.
Bidang usaha meliputi jenis produk dan atau jasa yang
dihasilkan.
Struktur organisasi dalam bentuk bagan, meliputi nama, dan
jabatan.
Visi dan Misi Perusahaan yang mencakup: (a) Penjelasan
tentang Visi Perusahaan; (b) Penjelasan tentang Misi
Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(2)
1.00
(3)
1.00
(4)
1.00
(5)
-
(6)
-
(7)
1.00
(8)
1.00
(9)
-
(10)
1.00
Uraian tentang komponen-komponen subtansial dari
pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil
usaha Perusahaan.
Jika Laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau
penurunan yang material dan penjualan atau pendapatan
bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh
mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan
jumlah barang atau jasa yang di jual, dan atau adanya produk
atau jasa baru.
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan
atau pendapatan bersih Perusahaan serta laba operasi
Perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan
memulai usahanya, jika baru mulai usahanya kurang dari 2
(dua) tahun.
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal
laporan akuntan, termasuk dampaknya terhadap kinerja dan
risiko usaha di masa mendatang.
Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan yakni analisis kinerja
keuangan yang mencakup perbandingan antara knerja
keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya
(dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: (1)
aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva; (2)
kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah
kewajiban; (3) penjualan/pendapatan usaha; (4) beban usaha;
(5) laba/rugi bersih.
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar
hutang dan tingkat kolektibitas piutang Perusahaan antara lain
memuat penjelasan tentang: (1) kemampuan membayar
hutang; (2) tingkat kolektibilitas piutang.
Bahasan tentang struktur modal (capital structure ), kebijakan
manajemen atas struktur modal (capital structur policies ), dan
tingkat likuiditas Perusahaan (liquidity ) antara lain penjelasan
atas; (1) struktur modal (capital structure ); (2) kebijakan
manajemen atas struktur modal (capital strcture policies); (3)
tingkat likuiditas Perusahaan (liquidity).
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang
modal memuat antara lain penjelasan tentang : (1) tujuan dari
ikatan tersebut; (2) sumber dana yang diharapkan untuk
memenuhi ikatan-ikatan tersebut; (3) mata uang yang menjadi
mendominasi; (4) langkah-langkah yang direncanakan
Perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing
yang terkait. (N/A)
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah
dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa
dan jarang terjadi.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(11)
1.00
(12) 1.00
(13)
-
(14)
-
(15)
-
(16)
-
(17) 1.00
1480.944 0.62 0.582
(1)
1.00
(2)
0.75
Uraian Dewan Komisaris memuat antara lain: (1) uraian
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris; (2) pengungkapan
prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan
Komisaris; (3) frekuensi pertemuan; (4) tingkat kehadiran
Dewan Komisaris dalam pertemuan.
Uraian Direksi memuat antara lain: (1) ruang lingkup pekerjaan
dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi; (2)
pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi
Anggota Direksi, yang meliputi gaji, fasilitas, dan/atau
tunjangan lain yang diterima dari Perusahaan yang
bersangkutan dan Anak Perusahaan/Perusahaan patungan
Perusahaan yang bersangkutan; (3) frekuensi Pertemuan;
(4) tingkat kehadiran Anggota Direksi dalam pertemuan;
(5) program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi
Direksi.
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta
jumlah dividen kas per Saham dan jumlah dividen per tahun
yang diumumkan atau di bayar selama 2 (dua) tahun buku
terakhir, memuat uraian mengenai: (1) besarnya dividen untuk
masing-masing tahun; (2) besarnya payout ratio.
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, memuat
uraian mengenai: (1) total perolehan dana, (2) rencana
penggunaan dana; (3) rincian penggunaan dana; (4) saldo; (5)
Perubahan penggunaan dana (jika ada)-(NA untuk non listed
company ).
Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi,
divestasi, akuisisi restrukturisasi hutang/modal, transaksi yang
mengandung benturan kepentingan dan staf transaksi dengan
pihak afiliasi.
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan
yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan
dampaknya terhadap laporan keuangan.
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan
dampaknya terhadap laporan keuangan.
Laporan Tahunan memuat pengungkapan praktik Tata Kelola
Perusahaan yang Baik.
Uraian tentang prospek usaha Perusahaan sehubungan dengan
industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta
dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data
yang layak di percaya.
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan jasa
Perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(3)
-
(4)
-
(5)
-
(6)
1.00
(7) 1.00
(8)
-
(9)
1.00
(10)
-
Uraian mengenai pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
intern (internal audit and control) .
Uraian tentang Unit Audit Internal mencaku antara lain:
(1) informasi tentang keberadaan Unit Audit Internal;
(2) penjelasan tentang Piagam Audit Internal; (3) penjelasan
mengenai tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal;
(4) uraian pelaksanaan kegiatan Unit Audit Internal; (5) nama
dan riwayat hidup singkat kepala Unit Audit Internal.
Uraian mengenai manajemen risiko Perusahaan mencakup
antara lain: (1) penjalasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi
Perusahaan (misalnya risiko yang di sebabkan oleh fluktuasi
kurs atau suku bunga persaingan usaha, pasokan bahan baku,
ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan
kebijakan pemerintah; (2) upaya untuk mengelola risiko
tersebut.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama
mengenai komitmen Perusahaan terhadap perlindungan
konsumen mencakup antara lain informasi tentang: (1)
pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen; (2) program
peningkatan layanan kepada Konsumen; (3) biaya yang telah
dikeluarkan.
Komite Audit mencakup antara lain: (1) nama, jabatan, dan
riwayat hidup singkat anggota komite audit; (2) uraian tugas
dan tanggung jawab; (3) frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran Komite Audit; (4) laporan singkat pelaksanaan
kegiatan Komite Audit; (5) independensi Anggota Komite
Audit.
Komite Nominasi dan Remunerasi mencakup antara lain: (1)
nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat Anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi; (2) independensi Anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi; (3) uraian tugas dan tanggung
jawab; (4) uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan
Remunerasi; (5) frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
Komite Nominasi dan Remunerasi.
Komite Manajemen Risiko mencakup antara lain: (1) nama,
jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite
pamantauan risiko; (2) independensi anggota komite
pemantauan risiko; (3) uraian tugas dan tanggung jawab;
(4) uraian Pelaksanaan kegiatan Komite Pemantauan Risiko; (5)
frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite
Pemantauan Risiko.
Uraian tugas dan Fungsi Sekretaris Perusahaan mencakup
antara lain: (1) nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris
Perusahaan; (2) uraian pelaksanaan tugas Sekretaris
Perusahaan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(11)
0.50
(12)
1.00
(13)
1.00
(14)
1.00
(15)
1.00
1490.363 1.00 0.363
(1) 1.00
(2) 1.00
(3)
1.00
(4)
1.00
Deskiripsi Auditor Independen di Opini antara lain: (1) nama
dan tanda tangan; (2) tanggal Laporan Audit; (3) no. izin KAP
(jika ada).
Laporan keuangan yang lengkap, yaitu: neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan serta disajikan untuk jangka waktu 2
(dua) tahun terakhir atau sejak usaha dimulai bagi Perusahaan
yang memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun buku.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan, Direksi
dan Anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat dan
klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap
Perusahaan, dan perkara yang ada di badan peradilan atau
badan arbitrrase yang melibatkan Perusahaan, mencakup
antara lain: (1) pokok perkara/gugatan; (2) kasus posisi; (3)
status penyelesaian perkara/gugatan; (4) pengaruhnya
terhadap kondisi keuangan Perusahaan.
Akses informasi dan data Perusahaan, yaitu uraian mengenai
tersedianya akses informasi dan data Perusahaan kepada
publik, misalnya melalu website, media massa, mailing list ,
buletin dan sebagainya.
Etika Perusahaan memuat uraian antara lain: (1) keberadaan
Pedoman Perilaku; (2) isi Pedoman Perilaku; (3) penyebaran
Pedoman Perilaku kepada karyawan dan upaya penegakannya;
(4) pernyataan mengenai budaya Perusahaan (corporate
culture ) yang dimiliki Perusahaan.
Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Laporan
Keuangan.
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas
laporan Keuangan sesuai dengan peraturan Bapepam.
Opini akuntan atas laporan keuangan adalah wajar tanpa
pengecualian ( WTP).
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama
mengenai "community development program " yang telah
dilakukan, mencakup antara lain informasi tentang: (1) mitra
usaha bina Perusahaan; (2) program pengembangan
pendidikan; (3) program perbaikan kesehatan; (4) program
pengembangan seni budaya; (5) biaya yang
dikeluarkan.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perusahaan terutama
aktivitas lingkungan, mencakup antara lain informasi tentang
(1) aktivitas pelestarian lingkungan;
(2) aktivitas pengelolaan lingkungan; (3) sertifikasi atas
pengelolaan lingkungan; (4) biaya yang telah dikeluarkan.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
(5)
1.00
41.2.904 0.000
150 1.452 - 0.000
(1) -
(2) -
151 1.452 - 0.000
(1) -
(2) -
9.000 54.149 4.873
Perusahaan menang dalam Annual Report Award (ARA).
Penghargaan atau award lainnya.
Perusahaan bepartisipasi dan memperoleh penghargaan
dalam CSR (Sustainability Reporting Award) dan sejenisnya.
Penghargaan lain di bidang publikasi dan keterbukaan
informasi.
Jumlah Skor
Penyajian laporan keuangan sesuai ketentuan Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan yang di tertibkan Bapepam & LK
dan/atau institusi yang berwenang.
Perusahaan memperoleh penghargaan atau award dalam bidang GCG
dan bidang-bidang lainnya.
Perusahaan mengikuti Annual Report Award (ARA).
Keikutsertaan dalam ARA.
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
Lampiran III
Bobot
Tingkat
Pemenu
han
Skor
(2) (3) (4)
42. 5.000 0.000
152 5.000 0.00 0.000
(1) Terdapat bidang/area di Perusahaan, antara lain produk, proses
fungsi pendukung kinerja organisasi atau strategi menjadi best
practices atau tujuan benchmark bagi perusahaan lain.
0.00
(2) Pencapaian kinerja perusahaan terbaik di sektor usaha BUMN
atau di industrinya.
0.00
43. 5.000 0.000
153 5.000 0.00 0.000
(1) Perkara penting berindikasi tindak pidana korupsi yang
dihadapi anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
0.00
(2) Pembekuan produk utama perusahaan atau mengalami kondisi
yang berpotensi mengakibatkan pembekuan produk utama
perusahaan.
0.00
(3) Pencemaran lingkungan oleh perusahaan yang menyebabkan
kematian, menimbulkan kerusakan yang sangat serius pada
lingkungan sekitar dan masyarakat, dan kerugian finansial yang
sangat besar.
0.00
(4) Adanya permohonan pailit atau permohonan penundaan
kewajiban pembayaran utang. Baik yang dilakukan oleh BUMN
tersebut maupun oleh kreditur atau oleh instansi yang
berwenang.
0.00
(5) Penyimpangan prinsip-prinsip Tata kelola Perusahaan lainnya. 0.00
5.000 0.000 0.000
Terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip Tata Kelola
Jumlah Skor
Aspek Lainnya
ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER
Kesimpulan/Penilaian
(1)
VI. ASPEK LAINNYA
Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi
Perusahaan lainnya di Indonesia.
Perusahaan memiliki bidang/area yang menjadi best practices di
industrinya atau menjadi tujuan benchmark bagi Perusahaan lain
(baik bagi BUMN maupun Perusahaan swasta). Bidang/area tersebut
dapat terdiri dari produk, proses, fungsi pendukung, kinerja
organisasi, dan strategi.
Praktik Tata Kelola menyimpang dari prinsip-prinsip Tata Kelola
Final Report Assessment GCG Parameter Kementerian BUMN PT Jasa Armada Indonesia Periode Tahun 2016
top related