prota pengawas sekolah - suaidinmath's blog · web viewdinas pendidikan pemuda dan olah raga...
Post on 09-Jul-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROGRAM KERJA TAHUNAN (PROTA) PENGAWAS SMP/SMA/SMK
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN DOMPU
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
PEMERINTAH KABUPATEN DOMPUDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN DOMPU 2010
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KERJA TAHUNAN (PROTA) PENGAWAS SMP/SMA/SMK
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN DOMPU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disyahkan dan diterima,Di Dompu, Juli 2010
Korwas,Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga
Kabupaten Dompu
MUHTAR ALI.SpdNIP:195006141976021002
MENGETAHUIKEPALA DINAS DIKPORA
Pembiba Tk 1(IV/b)
DRS.MUHIBUDDIN.Msi. NIP:1964090919191031011
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alkhamdulillah, penyusunan Program Kerja Tahunan (Prota)
Pengawas SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga
Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2010/2011 ini telah dapat diselesaikan.
Program kerja tahunan ini disusun sebagai pedoman kerja dalam pelaksanaan
kepengawasan sekolah tahun pelajaran 2010/2011 di lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Dompu. Program ini diharapkan dapat membantu para pengawas sekolah
dalam melaksanakan tugas kepengawasannya guna mencapai misi dan visi pengawas
sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu
Penyusunan Program ini mengacu pada tugas pokok dan fungsi pengawas
sekolah sebagaimana telah diatur didalam peraturan kepengawasan sekolah, dengan
memperhatikan kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu serta kinerja secara
umum di Sekolah dengan memperhatikan berbagai kondisi intern maupun ekstern
yang berkembang. Mudah-mudahan buku program kerja ini dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga pencapaian misi dan visi pengawas sekolah dapat segera
tercapai dengan maksimal.
Kepada seluruh sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu
disampaikan terimakasih atas kerjasama, dan koordinasi kerja, baik dalam
penyusunan program maupun pelaksanaan program kerja ini. Mudah-mudahan Tuhan
Yang Maha Esa meridhoi semua usaha kita serta senantiasa memberikan taufik dan
hidayah Nya.
Dompu, Juli 2010
iii
DAFTAR ISIhalaman
Halaman Judul iHalaman Pengesahan iiKata Pengantar iiiDaftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN 1A. Rasional 1B. Landasan Hukum 3C. Visi Misi Pengawas Sekolah 4D. Pengertian, Kedudukan, Wewenang, Tugas Pokok, Fungsi
Dan Tanggung-jawab Pengawas Sekolah5
BAB II IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN
DAN KEBIJAKAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN
6
A. Identifikasi Masalah Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya 7
B. Kebijakan dalam Bidang Pendidikan 8
BAB III DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DOMPU
13
BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan 21B. Saran-Saran 23
Daftar Kepustakaan 24Glosarium 25
iv
BAB I
PENDAHULUANA. Rasional
Bahwa undang-undang sistem pendidikas nasional Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 mengamanatkan, pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
1
dan global. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. PP. Nomor 19 tahun 2005).
Adapun Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan;dan
h. standar penilaian pendidikan.
Bahwa untuk mewujudkan visi pendidikan nasional yaitu
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut
telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk
dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu
prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta
didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan,
yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
2
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan
memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bahwa setiap pengelolaan sumber daya pendidikan di sekolah
Kabupaten Dompu harus direncanakan, diorganisir dengan baik,
dilaksanakan dengan maksimal serta dilakukan evaluasi atau pelaporan
kegiatan dan dilakukan umpan balik perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu
kehadiran, kedudukan, fungsi dan tugas pengawas sekolah dalam usaha
membina, memantau dan menilai kinerja satuan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan sangat penting kehadirannya.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
2. Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah,
3. Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas),
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2009 Tentang Guru,
7. Keputusan Mendikbud Nomor: 020/U/1998 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanan Jabatan Funsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menpan Nomor: 091/KEP/M.PAN/10/2001 Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya
3
9. Keputusan Mendiknas Nomor: 097/U/2002 Tentang Pedoman Pengawasan
Pendidikan, Pembinaan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga.
10. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
11. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompeensi
Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
12. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksananaan
Permendiknas Nomor 22 Dan 23 Tahun 2006.
13. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah
14. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala
Sekolah
15. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Dan Standar
Kompetensi Guru
16. Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.
17. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
18. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Evaluasi
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
19. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah
20. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok
Pengawas sekolah.
21. Renstra Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Dompu
Tahun 2005 – 2010
22. Surat Keputusan Kepala Dikpora Kabupaten Dompu No :
800/163/Dikpora/2010 tentang pembagian tugas pengawasan sekolah
semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011
4
C. Visi, Misi Pengawas Sekolah
1. Visi Pengawas Sekolah
Visi pengawas sekolah adalah terwujudnya sistem pengawasan pendikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang mampu mendorong
penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan, pembinaan pemuda dan
pembinaan olah raga yang efisien dan efektif serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga dapat mendorong terwujudnya
Pendidikan, pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang bermutu,
merata dan dapat dipertanggung-jawabkan.
2. Misi Pengawas Sekolah
Misi pengawas sekolah adalah meningkatkan efektifitas pelaksanaan
pengawasan yang berorientasi akuntabilitas; mencegah praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme; mendorong terwujudnya akuntabilitas unit kerja;
meningkatkan profesionalisme kerja; mengembangkan sistem pengawasan
yang lebih mandiri dan obyektif; melakukan pelembagaan koordinasi
fungsi pengawasan yang dilakukan lintas atau multi instansi; menegakkan
etika dan moral penyelenggara, pengelola dan pelaksana Pendidikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olahraga.
D. Pengertian, Kedudukan, Wewenang, Tugas Pokok, Fungsi Dan
Tanggung-jawab Pengawas Sekolah
1. Pengertian Pengawas Sekolah
Pegawai negeri sipil yang diberi tugas tanggung-jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan
pengawasan Pendidikan pada satuan Pendidikan pra sekolah, dasar dan
menengah.
5
2. Kedudukan Pengawas Sekolah
Pengawas Sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai
pelaksana teknis dalam melaksanakan pengawasan Pendidikan terhadap
sejumlah sekolah tententu yang ditunjuk/ditetapkan.
3. Wewenang Pengawas Sekolah
Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal
dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik
profesi,
Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta faktor-
faktor yang mempengaruhi, Menentukan dan atau mengusulkan program
pembinaan serta melakukan pembinaan.
4. Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Pengawas Sekolah mempunyai tugas pokok membina, memantau dan
menilai penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik
negeri maupun swasta yang menjadi tanggungjawabnya di suatu
Kabupaten / Kota.
5. Fungsi Pengawas Sekolah
1. Pengawas sekolah sebagai Mitra Guru
2. Pengawas sekolah sebagai Inovator
3. Pengawas sekolah sebagai Konselor
4. Pengawas sekolah sebagai Motivator
5. Pengawas sekolah sebagai Kolaborator
6. Pengawas sekolah sebagai Asesor
7. Pengawas sekolah sebagai Evaluator
8. Pengawas sekolah sebagai Konsultan
6
6. Tanggung Jawab Pengawas Sekolah
Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pendidikan di
sekolah sesuai penugasannya (Managerial Skill).
Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar / bimbingan siswa dalam
rangka pencapaian tujuan Pendidikan (Academic Skill).
7
BAB II
IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN DAN KEBIJAKAN
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
A. Identifikasi Masalah Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya
1. Menyusun program tahunan supervisi akademik pengawas sekolah yang
lebih baik
2. Menyusun program semester supervisi akademik pengawas sekolah yang
lebih baik
3. Menyusun program Rencana verja akademik (RKA)
4. Menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam
pembelajaran.
6. Meningkatkan perolehan mutu prestasi siswa.
7. Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja guru dalam
supervisi akademik
8. Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan guru dalam
supervisi akademik
9. Memperbaiki sistem pembelajaran lebih baik pada program berikutnya
dalam supervisi akademik.
10. Menyusun program tahunan supervisi manajerial pengawas sekolah
11. Menyusun program semester supervisi manajerial pengawas sekolah
12. Menyusun program Rencana kerja manajerial (RKM)
13. Melaksanakan supervisi manajerial untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan kepala sekolah dan tu dalam pengelolaan
sekolah
14. Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja kepala sekolah
dalam supervisi manajerial.
15. Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan kepala sekolah
dalam supervisi manajerial.
8
16. Meningkatkan kemampuan kepala sekolah pada program berikutnya
17. Memperbaiki sistem pengelolaan sekolah lebih baik pada program
berikutnya dalam supervisi manajerial.
18. Menyusun program tahunan pemantauan 8 standar nasional pendidikan
pengawas sekolah
19. Menyusun program semester pemantauan 8 standar nasional pendidikan
pengawas sekolah
20. Melaksanakan pemantauan delapan standar nasional pendidikan
21. Mengukur dan memberikan penilaian terhadap delapan standar nasional
pendidikan.
22. Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pemantauan delapan
standar nasional pendidikan.
23. Meningkatkan pemantauan delapan standar nasional pendidikan
24. Memperbaiki sistem pemantauan delapan standar nasional pendidikan.
25. Menyusun program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah untuk
pembinaan.
26. Memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi
sekolah untuk pembinaan.
27. Mengukur dan memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah
dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
28. Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil program penilaian kinerja
guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
29. Memperbaiki sistem program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah
dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
B. Kebijakan dalam Bidang Pendidikan
Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan pendidikan nasional dan
berbagai isu-isu starategis yang berkembang dalam implementasi
pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Renstra Pembinaan Sekolah
Menengah Umum ( SMA ) 2005 – 2009 ditetapkan program-program
pembangunan dan pengembangan Sekolah secara bertahap dan
9
berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan dan pengembangan diarahkan
pada :
1. Perluasan dan Pemerataan Akses sekolah dengan membangun unit sekolah
baru, penambahan ruang kelas baru, dan meningkatkan daya tampung
yang sudah ada melalui pendekatan pengelolaan yang lebih efektif dan
efisien;
2. Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan daya saing sekolah dengan
mengembangkan sejumlah Rintisan sekolah SBI, Rintisan sekolah SBI di
kawasan perbatasan, sekolah Pra SSN, revitalisasi peralatan, dan
pengadaan sarana prasarana pembelajaran lainnya;
3. Meningkatkan Manajemen sekolah dengan menerapkan Prinsip Good
Governance
Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang sudah berproses sejak
2003, maka inisiatif pengembangan sekolah sudah seharusnya menjadi tugas
dan tanggungjawab Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sedangkan bantuan-
bantuan Pengembangan sekolah yang sumber dananya berasal dari APBN
pada prinsipnya bersifat sebagai stimulan.
Oleh karena itu, kegiatan dan pembiayaan pembangunan Sekolah
dialokasikan bukan saja melalui APBN yang dialokasikan baik di tingkat
provinsi maupun pusat, tetapi juga diharapkan dapat ditingkatkan melalui
kontribusi APBD untuk pembangunan dan pengembangan Sekolah.
Adapun lebih rinci, berbagai kebijakan yang saat ini dilakukan, antara
lain sebagai berikut:
a. Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah dengan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga
kependidikan;
2. Meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membangun Sekolah
3. Membangun Sekolah baru bekerja sama dengan pemerintah daerah;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk berpartisipasi
membuka Sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan;
10
5. Mengembangkan layanan khusus Sekolah;
6. Mengusahakan model alternatif penyelenggaraan Sekolah;
b. Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah dan Membina Sejumlah
Sekolah Rintisan standar Nasional dan Rintisan Bertaraf
Internasional
1. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan standar nasional
pendidikan dan standar pelayanan minimal pendidikan kejuruan;
2. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan sistem evaluasi,
sertifikasi, dan akreditasi Sekolah
3. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sekolah menengah kejuruan
sesuai dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan standar nasional dan
internasional;
4. Pengembangan relevansi sekolah menengah menengah umum sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tuntutan
pasar kerja lokal dan global;
5. Mengusulkan pemenuhan jumlah, mutu, dan distribusi guru
6. Melakukan bimbingan teknis kepada Sekolah;
7. Melengkapi, meningkatkan, dan memelihara sarana dan prasarana
Sekolah;
8. Meningkatkan sistem manajemen mutu di Sekolah;
9. Meningkatkan kreativitas di lingkungan Sekolah;
10. Meningkatkan Sekolah sebagai learning organization ;
11. Memfasilitasi penyusunan kurikulum Sekolah standar nasional
c. Meningkatkan Manajemen Sekolah dengan
Menerapkan Prinsip Good Governance
1. Meningkatkan capacity building pada semua lini organisasi
2. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
3. Membangun brand image dalam meningkatkan citra lembaga;
4. Membangun koordinasi, kolaborasi, sinergi, dengan lembaga sejenis;
11
5. Mengupayakan penerapan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu;
6. Mengembangkan sistem kontrol kegiatan dan keuangan melalui
monitoring dan evaluasi kinerja (performance audit) secara terprogram
dan berkelanjutan;
7. Mengembangkan sistem penganggaran berbasis kinerja yang
berorientasi pada skala prioritas;
8. Meningkatkan terlaksananya manajemen berbasis sekolah yang
akuntabel, transparan, dan responsif;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan dan
penyelenggaraan Sekolah.
C. Program Pembangunan Pendidikan Dinas DikporaKabupaten Dompu
Tahun 2005-2010
a. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
1. Peningkatan daya tampung siswa
2.Menekan angka DO
3.Peningkatan sarana fisik kantor
4.Penuntasan wajar sembilan tahun
b.Mutu dan relevasi Pendidian
1.Peningkatan dan krativitas guru dan tutor
2.Penngkatan kualitas jenjang pendidikan guru
3.Peningkatan motivasi siswa
4.Pengadaan sarana pembelajaran
c.Tata kelola,Akuntabilitas,serta Pencitraan publik.
1.Pengelolaan sistem Manajamen Pendidikan
2.Pembinaan tenaga pendukung Pelaksanaan Pendidikan
3.Pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
12
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN DOMPU
No. Bidang / Sub Bidang
Kegiatan
Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Keberhasilan
Teknik/Pendekatan Supervisi
Jadwal Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7 81. Pembinaan
Pembinaan Supervisi Akademik kepada Guru
Membuat program supervisi akademik
Menyusun program tahunan supervisi akademik pengawas sekolahMenyusun program semester supervisi akademik pengawas sekolahMenyusun program Rencana verja akademik (RKA)
Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah
Terdapat dokumen prota pengawas sekolahTerdapat dokumen promes pengawas sekolahTerdapat dokumen RKA pengawas sekolah
Workshop penyusunan prota, promes dan RKA.
Juli 2010
13
Melaksanakan program supervisi akademik
Menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran.Meningkatkan perolehan mutu prestasi siswa.
Guru-guru sekolah binaan
Terdapat jadwal supervisi klinis.Instrumen supervisi kelas pelaksanaan pembelajaran terisiTerdapat peningkatan kualitas pembelajaranPrestasi hasil pembelajaran siswa mutunya meningkat.
Supervisi klinisWorkshop, diskusi, seminar, rapat, pertemuan personal dan kelompok.
Juli 2009 – Juni 2010
Menilai/laporan pelaksanaan program supervisi akademik
Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja guru dalam supervisi akademikMengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan guru dalam supervisi akademik
Setiap pengawas sekolah menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester.
Terdapat laporan pengawas sekolah tiap semester dari setiap pengawas sekolah dalam bidang akademik.
Penelitian Desember 2010Juni 2011
Rencana tindak lanjut supervisi akademik
Memperbaiki sistem pembelajaran
Program tindak lanjut supervisi
Terdapat laporan hasil pengolahan temuan data bidang
Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis
Desember 2010Juni 2011
14
lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi akademik.
akademik dilakukan oleh setiap pengawas sekolah.
akademik.Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) bidang manajerial
kuantitatif dan analisis kualitatif.
Pembinaan Supervisi Manajerial kepada Kepala Sekolah
Membuat program supervisi manajerial
Menyusun program tahunan supervisi manajerial pengawas sekolahMenyusun program semester supervisi manajerial pengawas sekolahMenyusun program Rencana kerja manajerial (RKM)
Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah
Terdapat dokumen prota pengawas sekolahTerdapat dokumen promes pengawas sekolahTerdapat dokumenRKM pengawas sekolah
Workshop penyusunan prota, promes dan RKM.
Juli 2010
Melaksanakan program supervisi manajerial
Melaksanakan supervisi manajerial untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
Kepala sekolah binaan
Terdapat jadwal supervisi personal dengan kepala sekolah.Instrumen pengelolaan sekolah terisi
Supervisi klinisWorkshop, diskusi, seminar, rapat, pertemuan personal dan kelompok.
Juli 2010 – Juni 2011
15
kepala sekolah dan tu dalam pengelolaan sekolah
Seluruh kegiatan adminsitrasi sekolah berjalan dengan baik.Terdapat peningkatan kualitas pelayanan di sekolah.
Menilai/laporan pelaksanaan program supervisi manajerial
Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam supervisi manajerial.Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan kepala sekolah dalam supervisi manajerial.
Setiap pengawas sekolah menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester.
Terdapat laporan pengawas sekolah tiap semester dari setiap pengawas sekolah dalam bidang manajerial.
Penelitian Desember 2010Juni 2011
Rencana tindak lanjut supervisi manajerial
Meningkatkan kemampuan kepala sekolah pada program berikutnyaMemperbaiki sistem pengelolaan
Program tindak lanjut supervisi manajerial dilakukan oleh setiap pengawas sekolah.
Terdapat laporan hasil pengolahan temuan data bidang manajerial.Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) bidang manajerial
Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Desember 2010Juni 2011
16
sekolah lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi manajerial.
2. Pemantauan Membuat program pemantauan delapan standar nasional pendidikan
Menyusun program tahunan pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolahMenyusun program semester pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah
Delapan komponen SNP dapat terpantau oleh pengawas sekolah
Terdapat jadwal programpemantauanTerdapat instrumen pemantauan 8 komponen SNP
Studi dokumentasi Juni 2010 s.dJuli 2011
Melaksanakan program pemantauan delapan standar nasional pendidikan
Melaksanakan pemantauan delapan standar nasional pendidikan
Seluruh bidang pendidikan di sekolah, yaitu:Standar Isi Standar
Proses Standar
Kompetensi Lulusan
Terdapat instrumen pemantauan 8 komponen SNP yang telah terisi oleh sekolah binaan
AngketObservasiWawancara
Desember 2009 s.dJuni 2011
17
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar Penilaian
Menilai/laporan pelaksanaan pemantauan delapan standar nasional pendidikan
Mengukur dan memberikan penilaian terhadap delapan standar nasional pendidikan.Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pemantauan delapan standar nasional pendidikan.
Setiap pengawas sekolah menyusun laporan hasil pemantauan tiap semester.
Terdapat laporan pemantauan tiap semester dari setiap pengawas sekolah dalam 8 bidang SNP.
Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif
Desember 2010 s.dJuni 2011
Rencana tindak lanjut
Meningkatkan pemantauan
Program tindak lanjut
Terdapat laporan hasil pemantauan 8
Metode analisis statistik dengan
Desember 2010
18
pemantauan delapan standar nasional pendidikan
delapan standar nasional pendidikanMemperbaiki sistem pemantauan delapan standar nasional pendidikan.
pemantauan dilakukan oleh setiap pengawas sekolah.
bidang SNP.Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) 8 bidang SNP.
pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Juni 2010
3. PenilaianMembuat program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
Menyusun program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah untuk pembinaan.
Program penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan sekolah.
Terdapat program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah serta kepala sekolah yang dimiliki oleh setiap pengawas sekolah.
Analisis statistik dan penelitian.
Juli 2010 – Juni 2011
Melaksanakan program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk
Memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.Mengukur dan
Guru,Kepala sekolah,Sekolah Binaan
Terdapat jurnal kegiatan pembinaan guru, kepala sekolah dan sekolah yang dimiliki oleh setiap pengawas sekolah.
Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Juli 2010 s.d Juni 2011
19
pembinaan. memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
Menilai/laporan pelaksanaan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
Guru,Kepala sekolah,Sekolah Binaan
Setiap guru, kepala sekolah dan sekolah mendapatkan laporan hasil pembinaan dari setiap pengawas sekolah.
Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Membuat rencana tindak lanjut penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
Memperbaiki sistem program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.
Guru,Kepala sekolah,Sekolah Binaan
Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan sekolah binaan.
Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Desember 2010Juni 2011
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa setiap pengelolaan sumber daya pendidikan di sekolah Kabupaten
Dompu harus direncanakan, diorganisir dengan baik, dilaksanakan dengan
maksimal serta dilakukan evaluasi atau pelaporan kegiatan dan dilakukan
umpan balik perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu kehadiran, kedudukan,
fungsi dan tugas pengawas sekolah dalam usaha membina, memantau dan
menilai kinerja satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan sangat
penting kehadirannya.
Visi pengawas sekolah adalah terwujudnya sistem pengawasan pendikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang mampu mendorong
penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan, pembinaan pemuda dan
pembinaan olah raga yang efisien dan efektif serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, sehingga dapat mendorong terwujudnya Pendidikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang bermutu, merata dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
Misi pengawas sekolah adalah meningkatkan efektifitas pelaksanaan
pengawasan yang berorientasi akuntabilitas; mencegah praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme; mendorong terwujudnya akuntabilitas unit kerja;
meningkatkan profesionalisme kerja; mengembangkan sistem pengawasan
yang lebih mandiri dan obyektif; melakukan pelembagaan koordinasi fungsi
pengawasan yang dilakukan lintas atau multi instansi; menegakkan etika dan
moral penyelenggara, pengelola dan pelaksana Pendidikan, pembinaan
pemuda dan pembinaan olahraga.
Lebih rinci berbagai kebijakan yang saat ini dilakukan untuk mencapai
visi misi pendidikan nasional yang baik, antara ditempuh sebagai berikut:
21
a. Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah dengan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga
kependidikan;
2. Meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membangun Sekolah
3. Membangun Sekolah baru bekerja sama dengan pemerintah daerah;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk berpartisipasi
membuka Sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan;
5. Mengembangkan layanan khusus Sekolah;
6. Mengusahakan model alternatif penyelenggaraan Sekolah;
b. Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah dan Membina Sejumlah
Sekolah Rintisan Standar Nasional Dan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional
1. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan standar nasional
pendidikan dan standar pelayanan minimal pendidikan kejuruan;
2. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan sistem evaluasi,
sertifikasi, dan akreditasi Sekolah
3. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sekolah menengah kejuruan
sesuai dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan standar nasional dan
internasional;
4. Pengembangan relevansi sekolah menengah kejuruan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tuntutan pasar kerja
lokal dan global;
5. Mengusulkan pemenuhan jumlah, mutu, dan distribusi guru kejuruan;
6. Memperkuat program kemitraan Sekolah dengan industri yang rele
7. Melakukan bimbingan teknis kepada Sekolah;
8. Melengkapi, meningkatkan, dan memelihara sarana dan prasarana
Sekolah;
9. Meningkatkan sistem manajemen mutu di Sekolah;
10. Meningkatkan kreativitas di lingkungan Sekolah;
11. Meningkatkan Sekolah sebagai learning organization
22
c. Meningkatkan Manajemen Sekolah dengan Menerapkan Prinsip
Good Governance
1. Meningkatkan capacity building pada semua lini organisasi
2. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
3. Membangun brand image dalam meningkatkan citra lembaga;
4. Membangun koordinasi, kolaborasi, sinergi, dengan lembaga sejenis;
5. Mengupayakan penerapan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu;
6. Mengembangkan sistem kontrol kegiatan dan keuangan melalui
monitoring dan evaluasi kinerja (performance audit) secara terprogram
dan berkelanjutan;
7. Mengembangkan sistem penganggaran berbasis kinerja yang
berorientasi pada skala prioritas;
8. Meningkatkan terlaksananya manajemen berbasis sekolah yang
akuntabel, transparan, dan responsif;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan dan
penyelenggaraan Sekolah.
B. Saran-Saran
1. Peningkatan penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah dari seluruh kinerja sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
siswa dan pengawas sekolah dengan dijiwai semangat ibadah, ikhlas
karena Alloh.
2. Perlunya koordinasi, kerjasama dan sinergi berbagai komponen
pendidikan / pembelajaran di sekolah yang bagus, baik antara guru, siswa,
kepala sekolah dan pengawas sekolah serta stakeholder dari sekolah.
3. Perlunya keteladanan, pembiasaan kerja yang professional dengan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen seperti, semua kegiatan di sekolah
harus direncanakan dengan baik, diorganisasi dengan jelas, terukur serta
dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan amanah
23
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
2. Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah,
3. Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas),
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2009 Tentang Guru,
7. Keputusan Mendikbud Nomor: 020/U/1998 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanan Jabatan Funsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menpan Nomor: 091/KEP/M.PAN/10/2001 Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya
9. Keputusan Mendiknas Nomor: 097/U/2002 Tentang Pedoman Pengawasan
Pendidikan, Pembinaan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga.
10. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
11. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompeensi Lulusan
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
12. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksananaan Permendiknas
Nomor 22 Dan 23 Tahun 2006.
13. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah
14. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala
Sekolah
15. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Dan Standar
Kompetensi Guru
24
16. Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.
17. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
18. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Evaluasi Pendidikan
Dasar Dan Menengah.
19. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah
20. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok
Pengawas Sekolah
21. Renstra Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Dompu
Tahun 2005 – 2010
22. Surat Keputusan Kepala Dinas Dikpora Dompu NO: 800/163/Dikpora/
2010 Tentang pembagian tugas sekolah semester ganjil tahun pelajaran
2010/2011
25
GLOSARIUM
1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
3. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
4. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
6. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
7. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
8. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
9. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
10. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
11. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
26
12. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
13. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
14. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
15. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
16. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
17. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
18. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
19. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
20. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
21. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan;
23. Departemen adalah departemen yang bertanggung jawab di bidang pendidikan;
24. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP adalah unit pelaksana teknis Departemen yang berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan;
27
25. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
26. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal yang selanjutnya disebut BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
27. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
28
29
top related