jurnal ilmiah efektivitas pelaksanaan putusan … · objek gugatan adalah surat keputusan bupati...

16
JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA Oleh : IQRO’ ALAMSYAH D1A 014 141 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2019

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

JURNAL ILMIAH

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA

USAHA NEGARA

Oleh :

IQRO’ ALAMSYAH

D1A 014 141

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan
Page 3: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA

USAHA NEGARA

IQRO’ ALAMSYAH

D1A014141

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang suatu lembaga peradilan

yang belum mampu menunjukkan eksistensinya dikarenakan suatu kelemahan

terhadap upaya paksa pelaksanaan putusan peradilan tata usaha negara. Penelitian

ini juga akan memberikan penjelasan tentang contoh kasus putusan peradilan tata

usaha negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap namun tidak

dijalankan oleh para pihak, dan kendala yang dihadapi dalam menjalankan

putusan peradilan tata usaha negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan ini adalah penelitian

hukum normatif yang mendasarkan pada tiga persoalan hukum yakni kekosongan

norma, kekaburan norma, dan pertentangan norma. Sehingga diharapkan mampu

memberikan dampak terhadap perbaikan sistem hukum di Indonesia.

Kata Kunci: Peradilan Tata Usaha Negara, Pelaksanaan Putusan.

The Affectiveness Of Implementation Of State Administrative Court

Decision

ABSTRACT

The purpose of this study is to know about a judicial institution that have

not been able to demonstrate their existence because of the weakness in the effort

to force implementation of decision of the state administrative courts. This

research will also provide an explanation further example of a case of state

administrative court decision that have permanent legal force but are not carried

out by the parties, and the obstacles faced in carrying out the decisions of state

administrative courts that have permanent legal force.This research will use

normative law which based on three law problems such as empty of norm, faded

norm, and opposition norms. So as the expectation of this research will be

improvement of the legal system in Indonesia.

Keywords: state administrative court, state administrative court decision.

Page 4: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

i

I. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945 telah menjamin keberlangsungan tata kelola kehidupan

berbangsa dan bernegara yang sejahtera dan bermartabat. Negara hukum memiliki

salah satu ciri yaitu adanya kekuasaan kehakiman yang telah merdaka serta bebas

dari intervensi kekuasaan-kekuasaan lainnya dan dilakasanakan berdasarkan pada

prinsip hukum dan keadilan. Prinsip hukum yang di maksud adalah mampu

menjalankan tugas dan fungsi sebagai aparatur negara dalam lembaga peradilan

dengan penuh tanggung jawab serta menjunjung tinggi integritas dan moralitas,

sedangkan dalam hal keadilan sendiri merupakan sesuatu yang bersifat abstrak

dan tidak dapat kita nilai secara subyektif, sebab adil menurut salah satu pihak

belum tentu adil menurut pihak yang lain.

Pengadilan tata usaha negara sebagai salah satu badan peradilan di bawah

mahkamah agung merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman yang bewenang

memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa tata usaha negara. Kewenangan

tersebut tidak berlaku bagi sengketa tata usaha dilingkungan angkatan bersenjata

dan dalam soal-soal militer yang menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 16

Tahun 1953 dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1958 diperiksa, diputus dan

diselesaikan oleh Peradian Tata Usaha Negara Militer. Kekuasaan kehakiman di

lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dalam Undang-undang ini dilaksanakan

oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

yang berpuncak pada Mahkamah Agung, sesuai dengan prinsip-prinsip yang

ditentukan oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Ketentuan-

Page 5: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

ii

ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dan Undang-undang Nomor 14 Tahun

1985 tentang Mahkamah Agung.1

Tujuan terbentuknya peradilan tata usaha negara menurut keterangan

pemerintah pada sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

pada tanggal 29 April 1986 dalam pembahasan Rancangan Undang-undang

Peradilan Tata Usaha Negara adalah untuk menjamin terlindungnya hak-hak

rakyat yang bersumber dari hak-hak individu dan hak-hak masyarakat yang

didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam

masyarakat tersebut.2

Dalam pelaksanaan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap ternyata belum efektif untuk membuat badan

atau pejabat Tata Usaha Negara mematuhi atau menjalankan putusan, dan juga

tidak adanya suatu badan atau lembaga yang di berikan kewenangan secara utuh

untuk melakukan upaya paksa terhadap pelaksanaan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Berbeda dengan badan peradilan umum

seperti pengadilan negeri memiliki jaksa yang kemudian diberikan tugas

memaksakan terpidana untuk menjalankan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pada Pasal 270 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana menentukan

bahwa pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

1 C.S.T Kansil, Kitab Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara (Jakarta : PT.

Pradnya Paramita, 2006), Cet. 9 Hlm.6

2Jhohan Dewangga’s, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Dan Subyek Objeknya,

Http://Jhodewangga.Wordpress.Com/Hukum-Acara-Ptun-Dan-Subyek-Obyeknya/, Diakses Pada

Tanggal 3 Oktober 2018

Page 6: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

iii

tetap dilakukan oleh Jaksa, yang untuk itu panitera mengirimkan salinan surat

putusan kepadanya. Sejalan dengan ketentuan Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana tersebut dijelaskan pula bahwa dalam Pasal 36 Undang-undang

Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa pelaksanaan putusan

pengadilan dalam perkara pidana dilakukan oleh jaksa.

Sementara dalam pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata

dilakukan oleh panitera dan Juru Sita dipimpin oleh ketua pengadilan

sebagaimana Pasal 54 ayat (2) Undang-undang No. 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman. Berkaitan dengan pelaksanaan putusan ini juga ditentukan

dalam HIR Pasal 195-224 dan Rbg Pasal 206 - 240 dan 258. Apabila dalam

perkara ini pihak yang kalah enggan untuk melaksanakan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka pihak yang menang dalam

perkara dapat mengajukan hal ini kepada ketua pengadilan untuk kemudian ketua

pengadilan memerintahkan pihak yang kalah untuk mentaati putusan pengadilan

hingga batas waktu yang ditentukan. Jika setelah jangka waktu yang telah

ditetapkan, putusan masih juga tidak dilaksanakan, maka ketua pengadilan

memerintahkan agar disita barang-barang milik pihak yang kalah sampai dirasa

cukup akan pengganti jumlah uang tersebut yang ada didalam keputusan itu dan

ditambah pula dengan semua biaya untuk menjalankan keputusan itu.

Page 7: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

iv

II. PEMBAHASAN

Efektivitas Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

Mekanisme Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

Sesuai prinsip negara hukum, maka hukumlah yang dijadikan dasar dalam

menjalankan pemerintahan. Setiap orang itu sama kedudukannya dimuka hukum.

Dengan demikian, penetapan atau putusan pengadilan harus dihormati oleh siapa

saja, entah itu rakyat, pejabat sipil atau pejabat militer. Pejabat yang secara

sengaja melecehkan putusan pengadilan dapat digolongkan menghina terhadap

lembaga pengadilan, dan kepada pejabat tersebut dapat dikenakan sanksi pidana.

Keberadaan Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu jalur

yudisial dalam rangka pelaksanaan asas perlindungan hukum dan untuk

mewujudakan pemerintahan yang baik (good government). Namun ketiadaan

lembaga eksekutorial dan landasan hukum yang kuat mengakibatkan putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara tidak mempunyai daya paksa menjalankan

perannya dalam menyelesaikan sengketa tata usaha negara dan sengketa

administrasi pemerintahan.

Berikut akan dijelaskan tentang mekanisme pelaksanaan putusan

pengadilan tata usaha negara berdasarkan ketentuan Undang-undang tentang

peradilan tata usaha negara, yaitu: 1) Mekanisme eksekusi putusan pengadilan tata

usaha negara dalam perspektif Undang-undang No.5 Tahun 1986. Dalam Undang-

undang No.5 Tahun 1986 hanya ditentukan bahwa apabila setelah 3 bulan ternyata

pejabat tata usaha negara (tergugat) tidak melaksanakan putusan pengadilan, maka

ketua pengadilan atas permintaan penggugat memerintahkan tergugat untuk untuk

Page 8: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

v

melaksanakan putusan pengadilan tersebut. Apabila tergugat masih tidak mau

melaksanakannya, ketua pengadilan mengajukan hal ini kepada instansi atasan

tersebut dalam waktu menurut jenjang jabatan. Instansi atasan tersebut dalam

waktu dua bulan setelah menerima pemberitahuan dari pengadilan harus sudah

memerintahkan yang bersangkutan untuk melaksanakan putusan pengadilan

tersebut. Apabila upaya tersebut masih juga tidak dilaksanakan oleh yang

bersangkutan, maka upaya terakhir ketua pengadilan adalah mengajukan hal ini

kepada presiden. Mekanisme berdasarkan ketentuan di atas dalam

perkembangannya ternyata belum dapat menunjukan kekuatan lembaga

pengadilan tata usaha negara untuk membuat badan atau pejabat tata usaha negara

patuh menjalankan putusan pengadilan tata usaha negara. Hal ini disebabkan

karena atasan berdasarkan jenjang jabatan badan/pejabat tata usaha Negara

seringkali tidak memerintahkan bawahannya untuk mentaati putusan pengadilan

tata usaha Negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap sebagai pihak

yang dikalahkan dalam perkara. Bahkan sampai putusan pengadilan tata usaha

Negara tersebut disampaikan kepada presiden selaku Kepala Negara,

badan/pejabat tata usaha Negara tersebut masih enggan untuk menjalankan

putusan pengadilan tata usaha Negara yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap. 2) Mekanisme eksekusi putusan pengadilan tata usaha negara dalam

perspektif Undang-undang No.9 Tahun 2004. Perubahan terhadap ketentuan

dalam Undang-undang No.9 Tahun 2004 menyebutkan adanya sanksi berupa

pembayaran uang paksa dan sanksi administratif sebagai reaksi atas pelanggaran

norma hukum administrasi. Penerapan sanksi juga merupakan langkah represif

Page 9: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

vi

untuk melaksanakan kepatuhan penegakan hukum administrasi. Pemberlakuan

terhadap upaya paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan sanksi

administratif adalah sebuah upaya yang patut di apresiasi terkait eksekusi putusan

hakim pengadilan tata usaha negara. Akan tetapi hal demikian ternyata masih

menimbulkan pertanyaan di banyak kalangan tentang bagaimana pengaturan

pelaksanaanya dan petunjuk teknis terhadap dua instrumen tersebut. Hal ini

disebabkan karena belum adanya Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar

pelaksanaan terhadap pengenaan uang paksa (Dwangsom). Pengenaan sanksi

admistratif pada upaya paksa dalam pelaksanaan putusan pengadilan tata usaha

negara merupakan instrumen yang belum jelas dan tidak dapat diberlakukan pada

badan/pejabat tata usaha negara yang tidak melaksanakan putusan pengadilan tata

usaha negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam hal ini

pemerintah kembali melakukan perubahan yakni Undang-undang No.51 Tahun

2009. 3) Mekanisme eksekusi putusan pengadilan tata usaha negara dalam

perspektif Undang-undang No.51 Tahun 2009. Pembaharuan Pasal 116 Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1986 yang lebih khusus merubah ayat (3) sampai dengan

ayat (6) menjadikan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 menjalankan

mekanisme eksekusi putusan pengadilan tata usaha negara yang sebelum nya

bersifat “eksekusi hierarkis” menjadi “upaya paksa”. Perubahan ini adalah sebagai

koreksi terhadap kelemahan badan peradilan yang dinilai tidak mampu

memberikan tekanan melalui peraturan perundang-undangan kepada pihak yang

dillahkan dalam perkara yakni badan/pejabat pemerintah untuk melaksanakan

putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Perbaikan sistem

Page 10: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

vii

hukum melalui perubahan Undang-undang tentang peradilan tata usaha negara

telah dilakukan sebanyak dua kali, ini merupakan langkah yang baik dari

pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan badan atau pejabat tata usaha negara

dalam mejalankan putusan pengadilan tata usaha Negara. Namun, hal tersebut

ternyata masih belum mampu membuat peradilan tata usaha negara berdaya untuk

meningkatkan fungsinya dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. Perbaikan

sistem hukum melalui perubahan Undang-undang tentang peradilan tata usaha

negara telah dilakukan sebanyak dua kali, ini merupakan langkah yang baik dari

pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan badan atau pejabat tata usaha negara

dalam mejalankan putusan pengadilan tata usaha Negara. Namun, hal tersebut

ternyata masih belum mampu membuat peradilan tata usaha negara berdaya untuk

meningkatkan fungsinya dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. Sehingga

lahirnya Undang-undang No.51 tahun 2009 diharapkan mampu memberikan

penguatan terhadap upaya paksa dalam ketentuan Pasal 116 ayat (4) mengenai

pembayaran sejumlah uang paksa dan/atau sanksi administratif.

Contoh Kasus Putusan Peradilan Tata Usaha Negara Non Eksekusi

Terdapat sekitar 118 Calon Pegawai Negeri Sipil kategori 2 Kab. Dompu

yang menggugat ke pengadilan tata usaha negara Mataram. Adapun yang menjadi

objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati

Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan Bupati

Dompu Tanggal 21 September 2015 No. 814.3/071/BKD/2015 Tentang

Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dan Nomor Induk Pegawainya oleh

Badan Kepegawaian Negara. Kasus tersebut merupakan kasus tentang putusan

Page 11: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

viii

pengadilan tata usaha negara yang tidak bisa di eksekusi, hal ini di sebabkan

karena kurangnya kesadaran badan/pejabat tata usaha negara dalam mentaati

putusan pengadilan tata usaha negara yang telah mempunyai kekutan hukum tetap

dan lemahnya ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

mekanisme pelaksanaan putusan pengadilan tata usaha negara. Bahkan dalam

pelaksanaan putusan tersebut, beberapa pihak yang dimenangkan oleh pengadilan

meminta bantuan kepada Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa

Tenggara Barat sebagai pihak yang diharapkan mampu mendorong pelaksanaan

putusan pengadilan tata usaha negara. Ombudsman merupakan lembaga lembaga

negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan

publik. Sehingga pada prinsipnya ombudsman dalam perkara ini bukan menjadi

lembaga eksekusi putusan pengadilan tata usaha negara. Disisi lain ombudsman

sebagai lembaga negara yang bersifat mandiri dan bebas dari campur tangan

kekuasaan lain lebih mampu menunjukkan kekuatan eksekutorialnya meskipun

produk hukum penyelesaiannya adalah rekomendasi.

Dalam teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto3 adalah bahwa

efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu : 1)

Faktor hukumnya sendiri (undang-undang). 2) Faktor penegak hukum, yakni

pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum. 3) Faktor sarana

atau fasilitas yang mendukung penerapan hukum. 4) Faktor masyarakat, yakni

lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. 5) Faktor

3Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 8

Page 12: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

ix

kebudayaan. Dari kelima faktor diatas, tidak ada faktor yang dapat dikatakan lebih

dominan sebagai tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum. Jika dikaitkan

dengan teori tersebut di atas, maka pelaksanaan putusan pengadilan tata usaha

negara meiliki kelemahan pada faktor hukum (Undang-undang) itu sendiri dan

faktor masyarakat dimana hukum itu berlaku. Oleh karena itu diperlukan segera

tindakan yang lebih intensif dari pemerintah dalam menanggapi permasalahan

yang cukup usang ini namun belum terselesaikan sampai saat ini.

Akibat Hukum Tidak Dilaksanakannya Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara Yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap

Putusan adalah hakikat pengadilan yang merupakan inti dan tujuan dari

seluruh proses peradilan. Dari rangkaian proses peradilan tidak satupun di luar

putusan pengadilan yang dapat menentukan hak suatu pihak dan beban kewajiban

pada pihak lain, sah tidaknya suatu tindakan menurut hukum dan meletakkan

kewajiban untuk dilaksanakan oleh pihak dalam perkara. Putusan pengadilan tata

usaha negara yang dapat dilaksanakan hanyalah putusan yang berkekuatan hukum

tetap (in kracht van gewijsde). Sebagaimana djelaskan dalam Pasal 115 Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara “Hanya

putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang dapat dilaksanakan”.4

Selanjutnya ketentuan dalam Pasal 116 ayat (2) menerangkan bahwa

akibat hukum dari tidak dilaksanakannya putusan pengadilan tata usaha negara

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap adalah keputusan tata usaha negara

yang menjadi objek sengketa tersebut tidak memiliki kekuatan hukum lagi. Hal

4 Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Page 13: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

x

tersebut akan berdampak pada kegiatan berdasarkan surat keputusan yang

dilaksanakan oleh badan/pejabat tata usaha negara tersebut adalah ilegal dan

memungkinkan untuk dikategorikan sebagai suatu tindakan melawan hukum.

Dengan demikian apabila keputusan tata usaha Negara yang menjadi objek

sengketa dibatalkan oleh pengadilan tata usaha Negara maka keputusan tersebut

tidak meiliki kekuatan hukum lagi. Akibatnya segala produk hukum dan

kebijakan yang muncul dari keputusan tata usaha Negara yang sudah dibatalkan

tersebut menjadi illegal. Selanjutnya akibat hukum yang ditimbulkan dari putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang menyangkut posisi

seorang organ pemerintah sebagai badan/pejabat tata usaha Negara, maka secara

status hukum sesungguhnya bukan lagi sebagai pejabat administrasi

pemerintahan. Bahkan secara hukum pidana apabila surat keputusan yang menjadi

objek sengketa pada perdilan tata usaha Negara dibatalkan dan statusnya sebagai

badan/pejabat tata usaha Negara dibatalkan oleh pengadilan yang memiliki

kewenangan, maka segala penerimaan gaji strukturalnya sebagai badan atau

pejabat tata usaha Negara dapat dikatakan melakukan tindak pidana korupsi.

Demikian pula atasan pejabat yang menimbulkan keputusan tata usaha Negara

yang dibatalkan oleh pengadilan tata usaha Negara tidak memerintahkan pejabat

tata usaha Negara yang memegang jabatan, maka termasuk pula melakukan tindak

pidana korupsi, dikarenakan gaji struktural yang diterima berasal dari keuangan

Negara.

Page 14: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

xi

III. PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian yang telah penyusun terangkan pada pembahasan, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan yakni: 1) Pelaksanaan putusan pengdilan tata usaha

Negara sampai saat ini masih dikatakan belum efektif, hal ini dapat dilihat dari

banyaknya kasus ketidakpatuhan badan/pejabat tata usaha negara dalam

menjalankan putusan pengadilan tata usaha negara. Hal ini dikarenakan putusan

pengadilan tata usaha Negara dalam upaya meningkatkan ketaatan dan kepatuhan

sepenuhnya didasarkan pada kesadaran dan pelaksanaan secara sukarela oleh

badan/pejabat tata usaha Negara yang menjadi pihak yang kalah dalam perkara.

Selain itu dengan belum diterbitkannya Peraturan Pemerintah tentang pengenaan

uang paksa (dwangsom) tersebut memberikan ruang bagi badan atau pejabat tata

usaha negara untuk menghindari pengenaan uang paksa dikarenakan tidak

mempunyai landasan hukum yang kuat. 2) Akibat hukum terhadap tidak

dilaksanakannya putusan pengadilan tata usaha negara adalah keputusan tata

usaha yang menjadi obyek sengketa dalam perkara tersebut tidak memiliki

kekuatan hukum lagi. Hal ini menerangkan bahwa apabila badan/pejabat tata

usaha negara yang tetap melaksanakan kegiatan berdasarkan keputusan yang

dibatalkan oleh pengadilan tata usaha negara, maka kegiatan tersebut dapat

dikategorikan kegiatan yang ilegal dan tidak sah. Kemudian akibat hukum lain

yang ditimbulkan berdasarkan hasil perubahan Undang-undang tentang peradilan

tata usaha negara adalah pengenaan upaya paksa berupa pengenaan sejumlah uang

paksa dan sanksi administratif.

Page 15: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

xii

Saran

Saran dari penelitian ini adalah: 1) Meningkatkan upaya pengawasan terhadap

pelaksanaan putusan pengadilan tata usaha negara yang menjadi tugas Dewan

Perwakilan Rakyat. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim pengawasan

yang bersifat Ad Hoc dan khusus untuk mengawasi pelaksanaan putusan

pengadilan Sesuai amanat Pasal 116 ayat (6) Undang-undang Nomor 51 Tahun

2009 Tentang perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. 2) Membentuk peraturan pemerintah

tentang pelaksanaan dan petunjuk teknis mengenai upaya paksa dapat menjadi

landasan hukum yang mampu mewujudkan nilai keadilan, kepastian hukum dan

kemanfaatan.

Page 16: JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PUTUSAN … · objek gugatan adalah Surat Keputusan Bupati Kab. Dompu Keputusan Bupati Dompu Nomor : 814.3/009/BKD/2016 Tentang Pencabutan Keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Buku, Jurnal dan Artikel Hukum Lainnya

C.S.T Kansil, 2006, Kitab Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara,

PT. Pradnya , Jakarta.

Soerjono Soekanto, 2008, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun1981 Tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana

Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009

Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Internet

Jhohan Dewangga’s, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Dan Subyek

Objeknya, Http://Jhodewangga.Wordpress.Com/Hukum-Acara-

Ptun-Dan-Subyek-Obyeknya/, Diakses Pada Tanggal 3 Oktober

2018