proposal pkt49 lip balm
Post on 31-Jan-2016
1.235 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kosmetik tidak lepas dari kehidupan manusia, terutama kosmetik
dekoratif yang banyak diminati kaum wanita. Lip balm merupakan salah satu
kosmetik dekoratif yang digunakan untuk memperindah bibir Lip balm
biasanya digunakan untuk memoles bibir sehabis atau sebelum
menggunakan lip balm. Manfaat menggunakan lip balm untuk bibir adalah
mengatur kelembapan bibir. Masalah pada bibir yang biasanya muncul
adalah bibir pecah-pecah atau bibir kering hingga keluar darah, bisa jadi ini
karena kekurangan air dari dalam tubuh yang menyebabkan bibir kering.
Atau malah dari lip balm yang digunakan mengandung bahan kimia yang
malah akan merusak permukaan bibir.Lip balm pada umumnya berwarna
bening atau tidak berwarna meskipun belakangan ini juga diciptakan varian
yang memiliki warna. Bentuknya juga bermacam-macam ada yang padat
seperti lip balm dan ada pula yang berbentuk krim dan cair.
Komponen utama lip balm yaitu beeswax dan minyak. Bila lip balm
ingin diberi warna bisa digunakan pewarna alami maupun sintetik. Namun
tidak semua pewarna sintetik aman digunakan pada bibir, karena dapat
menyebabkan gatal, bibir pecah-pecah, kering serta dapat mengelupas kulit
bibir bila digunakan melewati batas ambang maksimum. Zat warna alami
semakin dibutuhkan keberadaannya karena dianggap lebih aman dibanding
pewarna sintetik. Banyak zat warna yang ada disekitar kita seperti salah
satunya pada buah bit (Beta vulgaris)yang akan memberikan warna merah
pada lip balm.
Beeswax pada lip balm dapat membentuk lip balm menjadi lebih keras,
konsistensinya tidak meningkat karena pengadukan dan dapat menghambat
edukasi minyak. Beeswax memiliki titik lebur 61-66o C, selain mudah dibentuk
juga dapat stabil mempertahankan bentuknya. Beeswax juga dapat dijadikan
sebagai pengawet alami. Selain itu beeswax lebih aman digunakan sebagai
pengeras dalam lip balm karena tidak menyebabkan iritasi. Namun
2
penggunaan beeswax yang terlalu besar dapat menghasilkan lip balm yang
agak tumpul, tidak rata permukaannya dan kasar.
Minyak yang digunakan dalam lip balm harus memberikan kelembutan,
kilauan dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher,
2000). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak
mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang
unit karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan
melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu
komponen penting dalam lip balm. Viskositasnya yang tinggi merupakan
salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak
larut pada saat pencetakan.
Kami mengambil judul pembuatan dan analisis lip balm organik
dengan pewarna alami dari akar bit (Beta vulgaris) dikarenakan pada saat ini
masyarakat sedang gemar dengan kosmetik berbahan alami terutama pada
pelembab bibir. Masyarakat mulai sadar akan bahaya akibat penggunaan
bahan kimia. Sehingga banyak dari mereka yang mulai beralih mengonsumsi
bahan organik khususnya untuk kosmetik yang digunakan untuk pelembab
bibir. Pada produk lip balm ini kami menggunakan bahan pewarna alami dari
akar bit yang akan mengasilkan warna merah. Selain itu akar bit juga
bermanfaat untuk antioksidan dan mencegah sariawan.
B. Pentingnya Masalah
Sesuai prinsip kewirausahan yaitu, mencari untung sebesar-besarnya
maka sering kali produsen mengabaikan keamanan dari produk yang
dibuatnya. Seperti lip balm yang berada di pasaran banyak mengandung
bahan kimia berbahaya yang dapat mengiritasi bibir. Untuk itu, kami
mengganti bahan tersebut dengan bahan alami yaitu, ekstrak buah bit yang
berfungsi sebagai bahan pewarna alami yang tidak membahayakan.
Pembuatan lip balm juga menggunakan beberapa bahan organik lain untuk
melembabkan bibir agar bibir tidak pecah-pecah serta tidak teriritasi. Selain
dari pengemasan yang baik, khasiatnya pun tidak kalah penting.
3
C. Tujuan
Praktikum Kimia Terpadu dilaksanakan dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan siswa – siswi Sekolah Menengah
Kejuruan – SMAK Bogor. Siswa-siswidiwajibkan untuk dapat mensintesis dan
menganalisis suatu produk yang berguna serta banyak dikonsumsioleh
masyarakat luas.Sintesis ini dilaksanakan dengan memanfaatkan ekstrak dari
buah bit sebagai bahan alami pengganti bahan kimia sintesis yang biasa
dipakai pada kosmetika di pasaran. Sehingga, dengan digunakannya bahan
alami ini dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya iritasi pada bibir serta
efek samping. Tanpa mengurangi fungsi pokok dari lip balm, bahan organik
juga mampu memberi warna alami pada bibir serta melembabkan bibir.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosmetik
Menurut Wall dan Jellinek (1970), kosmetik dikenal manusia sejak
berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai
mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk
kesehatan.Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara
besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007). Kosmetik
berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai
dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan
alami yang terdapat disekitar.Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari
bahan alami tetapi juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan
kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Sejak semula kosmetologi merupakan salah satu ilmu pengobatan
atau ilmu kesehatan. Para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar
kesehatan, seperti para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana.
Dalam perkembangannya terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik
dalam hal jenis, efek, efek samping, dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga
mulut. Kosmetik digunakan untuk membersihkan, menambah daya tarik,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah,
2007).
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu
serta persyaratan lain yang ditetapkan.
b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
c. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI (BPOM RI).
5
B. Lip balm
Lip balm terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang
sedemikian rupa. Campuran lilin dan minyak dapat memberikan suhu lebur
dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lip balm yang ideal sesungguhnya
diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 oC.
Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca
sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lip balm dibuat lebih
tinggi.Suhu tersebut dianggap lebih sesuai jika diatur pada suhu lebih kurang
62 oC, biasanya berkisar antara 55-75 oC (Ditjen POM, 1985).
Dari segi kualitas, lip balm harus memenuhi beberapa persyaratan
berikut (Mitsui, 1977):
a. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir
b. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan
c. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
d. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa
kepatahan dan perubahan wujud.
e. Tidak lengket
f. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna
Adapun komponen utama dalam sediaan lip balm, yaitu :
a. Minyak
Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lip balm
yang berfungsi untuk melarutkan atau mendispersikan zat warna.
Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak
mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak
nabati yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki
kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak
merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lip balm
modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan
dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat
pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam,
1972).
6
b. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur yang kuat pada lip
balm dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat.
Campuran lilin yang ideal akan menjaga lip balm tetap padat
setidaknya pada suhu 50 °C dan mampu mengikat fase minyak agar
tidak ke luar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan
mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin
yang digunakan antara laincarnauba wax,candelilla wax, beeswax,
ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan
salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik
lebur yang tinggi yaitu 85 °C. Biasa digunakan dalam jumLah kecil
untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lip balm (Balsam, 1972).
c. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak
padat.Lemak berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir,
memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lip balm dan
dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm.
Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lip balm adalah
sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin. Selain
itu juga digunakan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak
padat yang biasa digunakan dalam basis lip balm adalah lemak
coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain.
d. Zat warna
Zat warna dalam lip balm dibedakan atas dua jenis yaitu
staining dye dan pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang
larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan
zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya.Kedua
macam zat warna ini masingmasing memiliki arti tersendiri, tetapi
dalam lip balm keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian
rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan. Pigmen-pigmen yang
diigunakan dalam lip balm dapat berupa lake dari barium atau
kalsium, akan tetapi lake dari stronsium juga sering digunakan karena
menghasilkan warna yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan
warna yang agak pudar (muda), pigmen putih seperti titanium
dioksida dan zink oksida harus ditambahkan (Balsam, 1972).
7
Zat tambahan dalam lip balm adalah zat yang ditambahkan dalam
formula lip balm untuk menghasilkan lip balm yang baik, yaitu dengan cara
menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert,
tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan
bahan-bahan lain dalam formula lip balm. Zat tambah yang digunakan yaitu
antioksidan, pengawet dan parfum.
a. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak
jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan
vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Butler,
2000).
b. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam
sediaan lip balm sebenarnya sangat kecil karena lip balm tidak
mengandung air. Akan tetapi ketika lip balm diaplikasikan pada bibir
kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lip balm sehingga
terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu
ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm. Pengawet yang
sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler,
2000).
c. Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lip balm untuk
menutupi bau dari minyak dan lilin yang terdapat dalam basis dan bau
lain yang tidak enak yang timbul setelah lip balm digunakan atau
disimpan. Parfum yang berasal dari minyak tumbuhan (bunga) adalah
yang paling banyak digunakan (Balsam, 1972).
C. Bit Merah
Bit merah (Beta vulgaris) atau sering juga dikenal dengan sebutan akar
bit. Akar bit merupakan tanaman berbentuk akar yang mirip umbi-umbian dan
berasal dari famili Amaranthaceae. Bit merah merupakan sumber potensial
serat pangan, vitamin dan mineral. Di dalam kandungan bit merah, vitamin
yang potensial adalah asam folat dan vitamin C. Jika dilihat dari kandungan
mineralnya adalah berupa mangan, kalium, magnesium, besi, tembaga, dan
8
fosfor. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi membuat bit merah dapat
digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial. Kandungan pigmen
pada bit merah, yaitu betasianin diyakini sangat bermanfaat untuk mencegah
penyakit kanker, terutama kanker kolon (usus besar) (Santiago dan Yahia,
2008).
Warna merah dari bit merah dikarenakan adanya anthocyanidin yang
dapat melindungi sel membran otak dan mempermudah penerimaan pesan
neurotransmitter. Bit merah mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, zat
besi, magnesium, mangan, kalium, zink, bioflavonoid, gula murni dan betaine.
Bit merah adalah sumber potensial dari pigmen yang larut air yaitu betanin.
Betanin dalam bentuk betanidin 5-O-beta-glukosa merupakan antioksidan dan
pencegah aktif terjadinya induksi oksigen dan oksidasi oleh radikal bebas dari
molekul biologi. Berdasarkan sifat tersebut, pigmen dalam bit merah telah
digunakan sebagai bahan tambahan alami pada makanan dan minuman.
Pewarna bit merah dihasilkan dari ekstrak cair bit merah yang terdiri dari
berbagaimacam pigmen yang semuanya termasuk dalam kelas betalain.
Betalain terdiri atas dua kelompok yakni red betasianin dan yellow betaxanthin
dimana kedua macam pigmen yang terkandung di dalamnya memberikan
kontribusi terhadap tingginya aktivitas antioksidan pada bit merah.
Kemampuan aktivitas antioksidan bit merah untuk menghambat terjadinya
oksidasi oleh radikal bebas disebut dengan nilai % inhibition. Bit merah
memiliki kadar antioksidan tinggi yaitu sekitar 1,98 mmol / 100 gram (Nemzer
dkk., 2011).
9
BAB III METODE PEMBUATAN, ANALISIS DAN KEWIRAUSAHAAN
A. Metode Pembuatan
1. Ekstraksi Zat Warna pada Bit Merah
Cara Kerja :
1) Ditimbang akar bit sebanyak 160 gram.
2) Dicuci akar bit kemudian di iris.
3) Dikeringkan di oven pada suhu 60oC.
4) Dihaluskan dengan blender.
5) Direndam dalam 2,5 L etanol 96% selama 3 hari sambil sesekali diaduk.
6) Disaring dari residu akar bit yang tersisa menggunakan penyaring vakum.
7) Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40oC hingga mengental.
2. Pembuatan Lip balm
Ditimbang 100 gram
Dicuci Dikeringkan Dihaluskan
Direndam dalam 1,5 L etanol 96%
selama 3 hari Disaring Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40oC
Dipanaskan pada suhu 70oC-
75oC hingga mencair
Ditambahkan 1 gram ektrak akar
bit
Ditimbang 2 gram lilin lebah Ditimbang 4,5 gram minyak jarak
10
Cara Kerja:
1) Disiapkan dua wadah bersih.
2) Bekerja di area yang telah disanitasi.
1) Ditimbang 4,50 gram minyak jarak. Dimasukan kedalam wadah pertama.
2) Ditimbang 1 gram ekstrak akar bit. Dimasukan kedalam wadah pertama
dan dihomogenkan.
3) Ditimbang 2 gram lilin lebah. Dimasukan kedalam wadah kedua.
4) Dipanaskan lilin lebah menggunakan penangas air dengan suhu 70 oC-75
oC hingga mencair
5) Dimasukan campuran minyak jarak dan ekstrak akar bit kedalam wadah
kedua.
6) Ditambahkan essence stroberi 3-8 tetes.
7) Dicampur rata seluruh bahan.
8) Dicetak ke wadah lip balm.
9) Disimpan di lemari es atau dibiarkan selama 24 jam hingga mengeras,
lakukan tes alergi.
B. Metode Analisis
Metode analisis berdasarkan SNI nomor 16-4769-1998, BPOM
HK.03.1.23.07 dan Permenkes No. 376/Menkes/Per/VIII/1990
Dihomogenkan
Ditambahkan essence stroberi 3-
8 tetes
Dicetak
Ditunggu hingga mengeras
11
Table 1 Metode Analisis
No. Analisis Metode Parameter
1 Fisika Organoleptik (Uji Hedonik)
Warna
Kilap
Tekstur
Daya Oles
Titik Lebur Suhu Lebur
2 Kimia
Spektrofotometri Kadar Pewarna
Asidimetri Kadar Pengawet
Potensiometri pH
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Cemaran logam Hg,As,Pb dan Cd
Analisis Kualitatif Zat Aktif Uji Betasianin
3 Mikrobiologi Perhitungan JumLah Bakteri (PJB)
Angka Lempeng Total (ALT)
Angka Kapang Khamir
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
Candida albicans
1. Uji Organoleptik
a. Warna
1) Dasar :
Panelis diminta melihat warna lip balm dan menilai
berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan format yang
telah diberikan oleh penguji.
12
2) Cara Kerja:
a) Disiapkan tisu dan lip balm.
b) Diberikan format penilaian oleh penguji
c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.
d) Dikumpulkan hasil penilaian.
b. Kilap
1) Dasar :
Panelis diminta melihat kilap lip balm dan menilai
berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan format yang
telah diberikan oleh penguji.
2) Cara Kerja:
a) Disiapkan tisu dan lip balm.
b) Diberikan format penilaian oleh penguji
c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.
d) Dikumpulkan hasil penilaian.
c. Tekstur
1) Dasar :
Panelis diminta melihat tekstur lip balm dan menilai
berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan format yang
telah diberikan oleh penguji.
2) Cara Kerja:
a) Disiapkan tisu dan lip balm.
b) Diberikan format penilaian oleh penguji.
c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.
d) Dikumpulkan hasil penilaian.
d. Daya Oles
1) Dasar :
13
Panelis diminta mencoba daya oles lip balm dan
menilai berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan
format yang telah diberikan oleh penguji.
2) Cara Kerja:
a) Disiapkan tisu dan lip balm.
b) Diberikan format penilaian oleh penguji.
c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.
d) Dikumpulkan hasil penilaian.
2. Uji Titik Leleh
a. Dasar :
Temperatur saat zat padat berubah menjedi cairan
padatekanan 1 atmosfer dan diukur menggunakan alat pengukur
titik leleh.
b. Cara Kerja :
1) Diambil sedikit contoh.
2) Dipanaskan pipa kapiler bagian tengah kemudian
ditarik hingga menjadi dua bagian.
3) Dimasukan contoh kedalam pipa kapiler.
4) Dimasukan kedalam alat pengukur titik leleh.
3. Uji Pengawet
a. Dasar :
Nipagin (methyl paraben) dapat ditetapkan dengan metode
titrasi tidak langsung. Kelebihan NaOH yang ditambahkan berlebih
terukur akan direaksikan dengan H2SO4 dengan indikator BPB
dengan titik akhir berwarna kuning.
b. Reaksi :
14
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang 1,25 gram contoh.
2) Ditambahkan 25 mL NaOH 1 N secara berlebih terukur.
3) Direfluks selama 1 jam.
4) Didinginkan.
5) Ditambahakan indikator BPB 2-3 tetes.
6) Dititar dengan H2SO4 1N hingga titik akhir berwarna
kuning.
7) Dilakukan blanko.
d. Perhitungan
( )
4. Uji pH
a. Dasar :
Adanya ion H+ atau OH- dalam larutan contoh dapat diukur
dengan pH-meter yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH
4 dan buffer pH 7.
b. Cara Kerja :
1) Ditimbang ±1 gram contoh.
2) Dilebur didalam beker glass dengan penangas air.
3) Ditambahkan 100 mL air suling.
4) Dicelupkan elektroda pH-meter ke larutan buffer pH 4.
5) Dibilas elektroda dengan air suling.
6) Dicelupkan elektroda pH-meter ke larutan buffer pH 7.
7) Dibilas elektroda dengan air suling.
8) Dicelupkan elektroda ke larutan contoh.
9) Dibaca nilai pH pada layar pH-meter.
10) Dibilas elektroda dengan air suling.
15
5. Penetapan Kadar Cemaran Logam Pb
a. Dasar :
Kadar cemaran logam Pb dapat dianalisis dengan
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Contoh
yang berupa larutan bersama bahan bakar dibuat dalam bentuk
aerosol dan dimasukkan ke suatu pembakar.Atom bebas yang
terbentuk selain dapat mengabsorbsi energi panas juga dapat
mengabsorbsi energi cahaya sehingga dapat mengeksitasi atom
bebas. Energi cahaya yang diserap spesifik bagi setiap unsur.
b. Reaksi :
( )
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh ±1 gram contoh dalam piala gelas 250
mL.
2) Ditambahkan HNO3 65 % ±15 mL, didestruksi dengan
suhu ±100 °C.
3) Ditambahkan H2O2 3 % sebanyak ±5 mL.
4) Diencerkan ke labu ukur 100 mL dengan air suling.
5) Dibuat deret standar Pb.
6) Diperiksa absorbansi deret standar Pb dengan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ 256 nm.
7) Diperiksa absorbansi contoh dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) pada λ 256 nm.
8) Diplot kurva standar, dihitung kadar logam Pb dalam
contoh (ppm).
d. Perhitungan :
adar ogam b
( )
Pbo
Pb*
Pb2+ + 2 e
16
6. Penetapan Kadar Cemaran Logam Cd
a. Dasar :
Kadar cemaran logam Cd dapat dianalisis dengan
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).Contoh yang
berupa larutan bersama bahan bakar dibuat dalam bentuk aerosol
dan dimasukkan ke suatu pembakar. Atom bebas yang terbentuk
selain dapat mengabsorbsi energi panas juga dapat mengabsorbsi
energi cahaya sehingga dapat mengeksitasi atom bebas. Energi
cahaya yang diserap spesifik bagi setiap unsur.
b. Reaksi :
( )
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh ±1 gram di piala gelas 250 mL.
2) Ditambahkan HNO3 65 % ±15 mL, didestruksi dengan
suhu ±100 °C.
3) Ditambahan H2O2 3 % ±5 mL.
4) Diencerkan ke labu ukur 100 mL dengan air suling.
5) Dibuat deret standar Cd.
6) Diperiksa absorbansi deret standar Cd dengan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ 283,3 nm.
7) Diperiksa absorbansi contoh dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) pada λ 283,3 nm.
8) Diplot kurva standar, dihitung kadar logam Cd dalam
contoh (ppm).
d. Perhitungan :
adar ogam
( )
Cdo
Cd*
Cd2+ + 2e
17
7. Penetapan Kadar Cemaran Logam Hg
a. Dasar :
Contoh didigest dingin dengan menggunakan HNO3 pekat,
didiamkan selama 1 malam. Kemudian dimasukkan ke labu ukur dan
dihimpitkan dengan HCl 1N untuk dianalisis dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.
b. Reaksi :
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh sebanyak ±1 gram di piala gelas 100
mL (duplo).
2) Ditambahkan ±30 mL HNO3 pekat.
3) Didiamkan selama 1 malam.
4) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL.
5) Dipanaskan dengan suhu 40-60 °C, hingga NO3- hilang.
6) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL, impitkan dengan HCl
1N.
7) Dibuat deret standar Hg.
8) Diperiksa absorbansi deret standar Hg dengan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.
9) Diperiksa absorbansi contoh Hg dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.
10) Diplot kurva standar, dihitung kadar Hg dalam contoh
(ppm).
d. Perhitungan :
adar ogam g
( )
Pencucian Pengeringan di oven
Suhu maks. 40°C
Penghalusan dengan blender
Pengayakan
Pengekstrakan dengan pelarut methanol(p.a)
metode sokletasi
Penguapan Ekstrak kenikir dengan
konsentrasi kental
Hgo
Hg*
Hg2+ + 2 e
18
8. Penetapan Cemaran Logam As
a. Dasar :
Contoh didigest dingin dengan menggunakan HNO3 pekat,
didiamkan selama 1 malam.Kemudian dimasukkan ke labu ukur dan
dihimpitkan dengan HCl 1N untuk dianalisis dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.
b. Reaksi :
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh sebanyak ±1 gram di piala gelas 100
mL (duplo).
2) Ditambahkan ±30 mL HNO3 pekat.
3) Didiamkan selama 1 malam.
4) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL.
5) Dipanaskan dengan suhu 40-60 °C, hingga NO3- hilang.
6) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL, impitkan dengan HCl
1N.
7) Dibuat deret standar As.
8) Diperiksa absorbansi deret standar As dengan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.
9) Diperiksa absorbansi contoh As dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.
10) Diplot kurva standar, dihitung kadarAs dalam contoh
(ppm).
d. Perhitungan :
adar ogam As
( )
Pencucian Pengeringan di oven
Suhu maks. 40°C
Penghalusan dengan blender
Pengayakan
Pengekstrakan dengan pelarut methanol(p.a)
metode sokletasi
Penguapan Ekstrak kenikir dengan
konsentrasi kental
Aso
As*
As2+ + 2 e
19
9. Uji Betalain
a. Dasar :
Betalain yang terkandung dalam contoh stabil pada pH 4-6. Dapat
diuji menggunakan basa kuat hingga pH basa maka warna akan
berubah menjadi coklat.
b. Cara Kerja :
1) Disiapkan akar bit yang telah dipotong menjadi beberapa
bagian.
2) Didihkan selama 5 menit kemudian didinginkan.
3) Disaring dan diambil filtratnya.
4) Diuji adanya Betalain dengan ditambahkan NaOH 30 %
hingga pH diatas 6.
10. Penetapan Angka Lempeng Total (ALT)
a. Dasar :
Dilakukan pengenceran 10-1,10-2,10-3 dari contoh dengan media
Plate Count Agar (PCA) dan diinkubasikan selama 24-48 jam dengan
suhu ±35 °C, maka bakteri dapat dihitung jumLahnya.
b. Cara Kerja :
1) Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan 9 buah cawan petri steril.
2) Ditimbang 10 gram contoh dilarutkan dengan BPW dalam labu
ukur hingga 10-1
3) Disiapkan media PCA (Plate Count Agar) yang hangat 40 °C.
4) Dipipet 9 mL larutan BPW, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi secara aseptik dan diberi label pengenceran 10-
1, 10-2, 10-3 dan blanko.
5) Dipipet 1 mL contoh ke dalam tabung reaksi 10-1 kemudian
dikocok dan dihomogenkan.
6) Dipipet 1 mL dari tabung 10-1 kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi 10-2 dikocok dan dihomogenkan.
20
7) Diulang pekerjaan no.4 sampai tabung reaksi 10-3.
8) Dipipet 1 mL dari masing-masing pengenceran contoh ke
dalam cawan petri steril secara simplo dan duplo.
9) Dituangkan sebanyak 12-15 mL media PCA yang telah
dicairkan ke dalam cawan petri.
10) Digoyangkan atau dihomogenkan cawan petri dengan hati-hati
sampai contoh tercampur rata dengan media.
11) Dikerjakan pemeriksaan blanko dengan cara dipipet 1 mL
larutan fisiologis ke dalam cawan petri, kemudian dituangkan
12-15 mL media PCA ke dalam cawan petri tersebut.
12) Dikerjakan uji sterilitas dengan cara dituangkan media PCA
sebanyak 15 mL atau sepertiga cawan petri.
13) Dikerjakan uji efektiitas dengan cara dipipet 1 mL suspensi ke
dalam cawan petri, kemudian dituangkan media PCA
sebanyak 15 mL atau sepertiga cawan petri.
14) Didiamkan hingga campuran dalam cawan petri membeku.
15) Dimasukkan semua cawan petri ke dalam inkubator dengan
keadaan terbalik dan diinkubasikan pada suhu 37 °C selama
24 jam.
16) Dicatat pertumbuhan koloni pada setiap cawan petri.
17) Dicatat angka lempeng total per-mL contoh.
c. Perhitungan :
A banyak ko oni keba ikan faktor pengenceran
11. Penetapan JumLah Kapang Khamir
a. Dasar :
Dilakukan pengenceran contoh 10-1,10-2,10-3 kemudian dituang
ke dalam media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi selama
3-5 hari dengan suhu 28 oC.JumLah kapang khamir dapat dihitung
dengan colony counter
b. Cara Kerja :
1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi dan 9 buah cawan petri
steril.
21
2) Ditimbang 10 gram contoh dilarutkan dengan BPW dalam
labu ukur hingga 10-1.
3) Disiapkan media PDA (Potato Dextrose Agar) yang hangat
40 °C.
4) Dipipet 9mL larutan BPW, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi secara aseptik dan diberi label pengenceran
10-1, 10-2, 10-3 dan blanko.
5) Dipipet 1 mL contoh ke dalam tabung reaksi 10-1 kemudian
dikocok dan dihomogenkan.
6) Dipipet 1 mL dari tabung 10-1 kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi 10-2 dikocok dan dihomogenkan.
7) Diulang pekerjaan no.4 sampai tabung reaksi 10-3.
8) Dipipet 1 mL dari masing-masing pengenceran contoh ke
dalam cawan petri steril secara simplo dan duplo.
9) Dituangkan sebanyak 12-15 mL media PDA yang telah
dicairkan ke dalam cawan petri.
10) Digoyangkan atau dihomogenkan cawan petri dengan hati-
hati sampai contoh tercampur rata dengan media.
11) Dikerjakan pemeriksaan blanko dengan cara dipipet 1 mL
larutan fisiologis ke dalam cawan petri, kemudian
dituangkan 12-15 mL media PDA ke dalam cawan petri
tersebut.
12) Dikerjakan uji sterilitas dengan cara dituangkan media
PDA sebanyak 12-15 mL atau sepertiga cawan petri.
13) Dikerjakan uji efektiitas dengan cara dipipet 1 mL suspensi
ke dalam cawan petri, kemudian dituangkan media PDA
sebanyak 12-15 mL atau sepertiga cawan petri.
14) Didiamkan hingga campuran dalam cawan petri membeku.
15) Dimasukkan semua cawan petri ke dalam inkubator
dengan keadaan terbalik dan diinkubasikan pada suhu 28
°C selama 24 jam.
16) Dicatat pertumbuhan koloni pada setiap cawan petri.
17) Dicatat angka lempeng total per-mL contoh.
22
12. Penetapan Pseudomonas aeruginosa
a. Dasar :
Setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu. Pseudomonas
aeruginosa dapat tumbuh pada media Centrimide Agar (CA) dan
diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
b. Cara Kerja :
1) Ditimbang 10 gram contoh, dihaluskan.
2) Dilarutkan dalam BPW.
3) Diambil satu mata ose contoh.
4) Dibiakkan pada cawan petri yang berisi centrimide Agar
(CA) yang telah membeku.
5) Digoreskan mata ose ke media.
6) Diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
7) Diamati pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
13. Penetapan Staphylococcus aureus
a. Dasar :
Setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu.
Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada media Manitol Salt Agar
(MSA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
b. Cara Kerja :
1) Ditimbang 10 gram contoh, dihaluskan.
2) Dilarutkan dalam BPW.
3) Diambil satu mata ose contoh.
4) Dibiakkan pada cawan petri yang berisi Manitol Salt Agar
(MSA) yang telah membeku.
5) Digoreskan mata ose ke media.
6) Diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
7) Diamati pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
23
14. Penetapan Candida albicans
a. Dasar :
Setiap bakteri dapat dibiakkan pada media
tertentu.Candida albicans dapat tumbuh pada media Potato
Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama
24-48 jam.
b. Cara Kerja :
1) Ditimbang 10 gram contoh, dihaluskan.
2) Dilarutkan dalam BPW.
3) Diambil satu mata ose contoh.
4) Dibiakkan pada cawan petri yang berisi Potato Dextrose
Agar (PDA) yang telah membeku.
5) Digoreskan mata ose ke media.
6) Diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
7) Diamati pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
C. Kewirausahaan
Tempat pengemasan produk lip balm yang kami gunakan wadah
berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 3 cm. Kemudian pada
bagian luar wadah dilapisi dengan stiker. Stiker tersebut tercantum
komposisi dan merek lip balm. Untuk isi per kemasan sebanyak 5 gram.
Teknik pemasaran yang kami lakukan secara langsung kepada
konsumen.
24
BAB IV PELAKSANAAN
A. Pelaksana
Pelaksanaan Praktik Kimia Terpadu ini dilaksanakan oleh kelompok PKT
49/XIII-7 dengan susunan pelaksana sebagai berikut:
Ketua : Wuriasih Nawangwulan
Anggota :
1. Diki Kosasih
2. Cellia Chirstiana Batubara
3. Sekar Alfin Rostiana
B. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan PKT ini dilaksanakan di SMK-SMAK Bogor yang
beralamatkan di Jalan Binamarga, Ciheuleut, Baranangsiang, Bogor Timur
16143, Telp (0251) 8323128, Fax. (0251)8384785 dengan beberapa fasilitas
laboratorium, diantaranya:
1. Laboratorium Organoleptik
2. Laboratorium Kimia Terpadu (PKT 2)
3. LaboratoriumAnalisisInstrumen 3
4. LaboratoriumMikrobiologi
5. LaboratoriumAnalisisIntrumen 2
C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pembuatan dan analisis lip balm organik dengan
pewarnaakar bit (Beta vulgaris) dimulai dari bulan Agustus2015
sampaidengan bulan Oktober 2015. Berikut ini adalah table rencana kegiatan
selama pratikum kimia terpadu berlangsung :
25
Table 2 Rencana Kegiatan
No Kegiatan Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembagian kelompok, pembimbing, materi & laboratorium praktikum
2. Pemilihan judul dan study literature
3. Materi praktek dan tata tertib
4. Pengumpulan proposal kesarpras & rekapitulasi bahan kimia
5. Pelaksanaan PKT
6. Pelaksanaan stulap Jawa–Bali
7. Lanjutan pelaksanaan PKT
8. Pembuatan makalah dan latihan seminar
9. Pelaksanaan ujian seminar
10. Penyerahan laporan PKT
26
BAB V ALAT DAN BAHAN
A. Alat dan Bahan Sintesis
1. Alat
Table 3 Alat Pembuatan Lip balm
NO Alat JumLah
1 Baskom 1 buah
2 Blender Kaca 1 set
3 Kain Saringan 1 helai
4 Rotary Evaporator 1 set
5 Wadah tertutup 1 buah
6 Sendok Takar 1 set
7 Penangas Air 1 buah
8 Pengaduk Kaca 1 buah
9 Wadah Lip balm 5 buah
10 Gelas ukur 50 mL 1 buah
11 Lemari es 1 buah
2. Bahan
Tabel 4. Bahan Pembuatan Lip balm
NO Bahan JumLah
1 Akar Bit 500 g
2 Etanol 96 % 2,5 L
3 Lilin Lebah 50 g
4 Minyak Jarak 250 mL
5 Ekstrak Akar Bit 75 mL
6 Essence vanilla 1 botol kemasan
7. Nipagin 2,5 g
8. TEA 50 mL
27
B. Alat dan Bahan Analisis
1. Alat
a. Analisis Fisika
Tabel 5. Alat Analisis Fisika
No. Metode Parameter Uji Alat JumLah
1 Organoleptik (Uji Hedonik)
Warna, Kilap, Tekstur dan Daya oles
Baki 1 buah
Tissue 1 gulung
2 Titik Leleh Suhu Lebur Pipa Kapiler 1 buah
Alat pengukur
titik leleh 1 buah
b. Analisis Kimia
Tabel 6. Alat Analisis Kimia
No Metode Parameter Uji Alat Ukuran JumLah
1 Kualitatif Kadar Pewarna Piala gelas 100 mL 1 set
Tabung reaksi
2 Asidimetri Kadar Pengawet Neraca digital 1 set
Kaca arloji - 1 buah
Erlenmeyer
asah 600 mL 1 buah
Pipet volum 25 mL 1 buah
Pipet tetes - 1 buah
Piala gelas 100 mL 2 buah
600 mL 1 buah
Buret 10 mL 1 buah
Refluks - 1 buah
3 Potensiometri pH Neraca digital - 1 set
Kaca Arloji - 1 buah
Pengaduk kaca - 1 buah
Labu semprot
plastik 400 mL 1 buah
Piala gelas 100 mL 1 buah
Piala gelas 400 mL 2 buah
Piala gelas 800 mL 1 buah
Penangas air 1 buah
pH meter - 1 set
4 Spektrofotometer
Serapan Atom Cemaran Logam Pb,
Cd, As dan Hg Neraca digital - 1 set
28
(SSA)
Gelas ukur 10 mL 1 buah
Gelas ukur 50 mL 1 buah
Labu ukur 100 mL 10 buah
Hotplate - 1 set
Piala gelas 100 mL 1 buah
Pengaduk
Kaca 2 buah
Piala Gelas 400 mL 1 buah
Piala Gelas 800 mL 1 buah
Spektrofotomet
er Serapan Atom (SSA)
- 1 set
Labu Semprot
Plastik 400 mL 1 buah
4 Uji kualitatif Zat
Aktif Uji Tanin/Polifenol Tabung reaksi - 2 buah
Pipet tetes - 1 buah
c. Analisis Mikrobiologi
Tabel 7. Alat Analisis Mikrobiologi No Metode Parameter Uji Alat Ukuran JumLah
1 Perhitungan
JumLah Bakteri Angka Lempeng
Total Tabung Reaksi - 5 buah
Cawan Petri - 8 buah
Koran - 3 lembar
Kapas - 1 psc
Kertas Roti - 1 buah
TaliKasur - 1 buah
Pembakar
Spiritus - 1 buah
Oven - 1 buah RakTabung - 1 buah Sprayer - 1 buah Labu ukur 100 mL 1 buah Labu Semprot - 1 buah Erlenmeyer 100 mL 1 buah Autoklaf - 1 buah Neraca Kasar - 1 set
Penangas Air - 1 set
Gelas Ukur 50 mL 1 buah
Bulb - 1 buah
Pipet Serologi 10 mL 1 buah
Pipet Serologi 1 mL 1 buah
Inkubator - 1 buah
Coloni Counter - 1 buah
LemariEs - 1 buah
29
2 Perhitungan
JumLah Jamur Kapang Khamir Tabung Reaksi - 5 buah
Cawan Petri - 8 buah
Koran - 3 lembar
Kapas - 1 psc
Kertas Roti - 1 buah
TaliKasur - 1 buah
Pembakar
Spiritus - 1 buah
Oven - 1 buah
RakTabung - 1 buah
Sprayer - 1 buah
Labu ukur 100 mL 1 buah
Labu Semprot - 1 buah
Erlenmeyer 100 mL 1 buah
Autoklaf - 1 buah
Neraca Kasar - 1 set
Penangas Air - 1 set
Gelas Ukur 50 mL 1 buah
Bulb - 1 buah
Pipet Serologi 10 mL 1 buah
Pipet Serologi 1 mL 1 buah
Inkubator - 1 buah
Coloni Counter - 1 buah
3 Pengamatan Pertumbuhan
Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
Candida albicans
Ose - 1 buah
Cawan petri - 6 buah
Erlenmeyer 300 mL 3 buah
Pembakar
Spirtus - 1 buah
Inkubator - 1 buah
Koran - 3 lembar
Kapas - 1 buah
Kertas Roti - 1 buah
TaliKasur - 1 buah
30
Oven - 1 buah
Rak tabung - 1 buah
Autoklaf - 1 buah
Neraca Kasar - 1 set
Penangas air - 1 set
Hotplate - 1 set
Tissue - 1 gulung
Gelas ukur 50 mL 1 buah
Sprayer - 1 buah
2. Bahan
a. Analisis Fisika
Tabel 8. Bahan Analisis Fisika
No Metode Parameter Uji Bahan JumLah
1 Organoleptik (Uji
Hedonik)
Warna, Kilap, Tekstur, dan
Daya Oles
Contoh Lip balm 3 buah
2 Titik Leleh Suhu Lebur Contoh Lip balm 1 buah
b. Analisis Kimia
Tabel 9.Bahan Analisis Kimia
No Metode Parameter Uji Bahan JumLah
1 Kualitatif Kadar Pewarna Methanol 20 mL
2 Asidimetri Kadar Pengawet Contoh Lip balm 3 gram
NaOH 1 N 100 mL
H2SO4 1 N 75 mL
Air Suling 100 mL
BPB 2 mL
3 Potensiometri pH Contoh Lip balm 1 gram
Air suling 100 mL
Buffer pH 4 100 mL
Buffer pH 7 100 mL
4 Spektrofotometri
Serapan Atom
(SSA)
Cemaran logam Pb & Cd Contoh Lip balm 4 gram
HNO3 65% 90 mL
H2O2 3% 30 mL
31
Air suling 1000 mL
Standar Pb 1000
ppm
15 mL
Standar Cd 1000
ppm
15 mL
5 Spektrofotometri
Serapan Atom
(SSA)
Cemaran logam Hg & As Contoh Lip balm 1 gram
HNO3 63% 180 mL
Air suling 1000 mL
HCl 1N 600 mL
Standar Hg 1000
ppm
15 mL
Standar As 1000
ppm
15 mL
6 Uji Kualitatif Zat
Aktif
Uji Tanin/Polifenol Ekstrak akar bit 5 mL
Air suling 50 mL
NaOH 60% 10 mL
HCl 30% 10 mL
c. Analisis Mikrobiologi
Tabel 10.Bahan Analisis Mikrobiologi
No Metode Parameter Uji Bahan JumLah
1 Perhitungan
JumLah Bakteri
Angka Lempeng Total Contoh Lip balm 10 gram
BPW 50 mL
Media PCA 120 mL
2 Perhitungan
JumLah Jamur
Kapang Khamir Contoh Lip balm 10 gram
BPW 50 mL
Media PDA 120 mL
32
Larutan fisiologis 5 mL
Suspensi bakteri 1 mL
3 Pengamatan
Pertumbuhan
Bakteri
Pseudomonas aeruginosa Media CA 60 mL
Staphylococcus aureus Media PDA 60 mL
Candida albicans Media MSA 60 mL
Contoh Lip balm 5 gram
Larutan Fisiologis 200 mL
BPW 300 mL
33
BAB VI ANGGARAN
1. Biaya Sintesis
No Nama Bahan Konsentrasi JumLah Harga (Rp)
1 Akar Bit - 1 kg Rp25.000
2 Etanol 70% 2,5 L Rp600.000
3 Castrol Oil - 1 botol kemasan Rp30.000
4 Beeswax - 1 kg Rp120.000
5 Essence vanilla - 1 botol kemasan Rp35.000
6. TEA 30 mL
7. Nipagin 2,5 g Rp2.500
JumLah Rp812.500,00
2. Biaya Kewirausahaan
Fixed cost Harga (Rp) Variable cost Harga (Rp)
Baskom 15.000 Akar Bit Rp25.000
Blender Kaca 500.000 Beeswax Rp120.000
Kain Saringan 35.000 Castrol Oil Rp30.000
Rotary Evaporator 11.500.000 Essence vanila Rp35.000
Wadah tertutup 35.000 Sewa Air Rp20.000
Sendok Takar 35.000 Sewa Listrik Rp20.000
Pengaduk Kaca 2.000 TEA
Wadah Lip balm 3.000 Nipagin Rp2.500
JumLah Rp12.125.000,00 JumLah Rp247.500,00
top related