prop training ticketing by ybs
Post on 27-Jun-2015
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A. JUDUL
PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIAN USAHA
MAHASISWA DAN ALUMNI MELALUI PELATIHAN RESERVASI
DAN TICKETING AIRLINE BERBASIS WEB DENGAN AKSES RIIL
BAGI SISWA/MAHASISWA JURUSAN USAHA PERJALANAN WISATA
B. ANALISIS SITUASI
Analisis Situasi Umum
Krisis moneter yang melanda sistem perekonomian nasional yang dimulai
pada pertengahan tahun 1997 telah membuat hampir semua sendi-sendi
perekonomian mengalami kemunduran. Disamping itu sejumlah kejadian yang
tak menguntungkan bagi kepariwisataan seperti ketegangan politik, gejolak sosial
dan faktor keamanan menyebabkan citra kepariwisataan Indonesia sebagai tujuan
menjadi negatif dan berdampak pada berkurangnya minat wisatawan
mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan tersebut mengakibatkan
penurunan kunjungan wisman secara drastis tahun 1998 sebesar 11,2 %
dibanding tahun 1997. Sementara devisa pada tahun 1998 adalah US $ 4.332,1
juta atau turun 18,6 % dibanding tahun 1997 ( Data Statistik Pariwisata dalam
angka Agustus 1998).\
Joop Ave (2000), sebelum terjadi krisis ekonomi pertengahan tahun 1997,
sektor pariwisata menunjukkan pertumbuhan sangat pesat, sebagai penyumbang
devisa terbesar ketiga setelah migas dan tekstil dengan nilai penerimaan sebesar
5,4 milyar dollar AS atau setara dengan Rp 18,9 trilyun pada kurs 1 dollar As =
Rp 3.500,00. Penerimaan tersebut memberikan kontribusi sebesar 9,61%
terhadap PDB nasional serta menyerap angkatan kerja nasional 8% (sebesar 6,6
juta tenaga kerja)
Krisis yang hampir serupa kembali terjadi pada tahun 2008, dimana diawali
dari resesi ekonomi Amerika, yang ditandai ambruknya sector riil, asuransi dan
melemahnya sector perbankan Amerika Serikat dan melambungnya harga
minyak dunia. Snowball effect dari krisis ekonomi Amerika Serikat
mempengaruhi Eropa dan bergerak cepat pada seluruh penjuru dunia, dan sangat
mempengaruhi daya beli yang pada akhirnyang pada akhirnya menekan sector
riil untuk tumbuh bahkan banyak perusahaan terpaksa menutup operasi
2
perusaahaannya pada akhir 2008. Tahun 2009, meski diwarnai optimisme pasar
namun tettap masih belum mampu mengangkat perekonomian dari dasar krisis.
Berbagai analisis menyebutkan, pariwisata akan menjadi industri terbesar
dengan pertumbuhan paling pesat dalam perekonomian jasa, dan akan menjadi
penggerak utama (prime mover) perekonomian dunia abad ke 21 bersama-sama
dengan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Terlebih lagi potensi
wisata dan siklus perjalanan domestic, merupakan suatu potensi usaha dan
penopang mobilitas ekonomi.
Salah satu yang harus dipersiapkan untuk meningkatkan efek perjalanan dan
pariwisata adalah kesiapan struktur dan juga SDM yang akan berpartisipasi
didalamnya. Untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan mampu
menyajikan layanan dan produk diatas tentunya melalui pendidikan dan latihan
pariwisata, karena pendidikan yang ada dalam pariwisata ini memberikan suatu
kesatuan konsep yang terdiri dari: kognitif, psikomotorik dan afektif terhadap
pola kerja aktifitas dalam industri pariwisata, guna meningkatkan ketrampilan
konsepsional dan managerial.
Pola pendidikan tinggi kejuruan pariwisata seperti pendidikan tinggi Diploma
Pariwisata ini yang customer oriented sangatlah tidak mudah karena selain
pendidikan itu harus mengetahui analisa permintaan atau kebutuhan, juga
pendidikan tinggi tersebut harus bisa membuat suatu aktivitas manajemen yang
sistematis dan komprehensif serta aplikasinya harus bisa efisien sesuai
keahliannya yang didasarkan pada analisa permintaan didunia kerja. Hal tersebut
memaksa setiap individu yang siap terjun juga harus memikirkan kemampuan
dirinya untuk berwirausaha, dengan harapan selesainya perkuliahan tidak
menghambat alumni terhambat, dan akan menjadi mandiri dengan usaha yang
mandiri dan berkelanjutan.
Sistem kurikulum pendidikan profesi formal pariwisata, saat ini merupakan
gabungan dari konsep pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hal tersebut dimaksudkan guna menjawab kebutuhan industri riil.
Kompetensi inti ditentukan berdasar analisis kebutuhan industri, dan disusun
suatu kerangka pembelajaran yang sistematis. Namun hal tersebut dirasa belum
memadai karena kebutuhan industri saat ini adalah pegawai dengan kemampuan
3
teknis dan penguasaan lapangan berdasar kemampuan dan pengalaman empirik
yang riil dari calon tenaga kerja tersebut.
Situasi inilah yang mendorong konsep pelaksanaan kegiatan peningkatan
kemampuan mahasiswa melalui program pelatihan teknis ticketing yang berbasis
web dengan harapan hal tersebut merupakan suatu stimulus motivasi dan
kreatifitas serta inovasi baru bagi terbentuknya usaha mandiri oleh mahasiswa
(nantinya adalah alumni) yaitu dengan bekal kemampuan teknis dan teoritis yang
diperoleh dari kampus dipadukan dengan situasi lapangan sekaligus proses
pembelajaran pembentukan usaha mandiri.
Besarnya pasar dan pola usaha Tours & Travel masih sangat memungkinkan
terbentuknya usaha / biro perjalanan wisata yang baru, sehingga dengan
kemampuan teknis dari pola pendidikan formal dan kemampuan operasional serta
pembentukan jaringan dalam proses pelatihan ini diharapkan akan muncul
wirausaha baru yang konsisten atas keilmuan dan usahanya. Materi pelatihan
sangat memungkinkan seorang mahasiswa yang untuk menyerap informasi yang
aktual, yang sifatnya bukan hanya keilmuan praktis, namun juga kesempatan
membentuk jaringan, mengelola usaha, membuka pasar dan akses ke airline.
Pemilihan system berbasis web (Web Base system) dalam pelatihan ini
mengacu pada kondisi riil industry Tour n Travel sekarang dan operasional
ticketing oleh hampir semua maskapai yang telah menggunakan web sebagai
dasar penjualan dan proses ticketing. Tercatat, hingga saat ini pada tataran
maskapai domestic hanya tinggal Sriwijaya Air saja yang masih belum memulai
system reservasi dan ticketing berbasis web, sedangkan semua maskapai
domestic, terlebih maskapai asing, sudah menerapkan aplikasi reservasi dan
ticketing berbasis web.
System berbasis web adalah suatu mekanisme dan proses reservasi serta
ticketing ticket pesewat udara dengan menggunakan media website dengan
display yang langsung dapat secara personal melakukan transaksi, tanpa harus
melalui proses coding dan decoding. System ini menggunakan aplikasi internet
dan tampilan pada website sebagai sarana bagi para penumpang yang ingin
membeli tiket tanpa harus melalui prosedur reservasi berbasis program ticketing
4
sebagaimana pada era sebelumnya diterapkan sebagai media reservsi dan
ticketing.
Analisis situasi Siswa/Mahasiswa
Ditinjau dari prospek usaha dalam skala kecil yang masih sangat terbuka,
bidang usaha perjalanan wisata / tours & travel, namun hal tersebut tidak secara
langssung akan dapat menstimulus siswa/mahasiswa untuk berwisara usaha, atau
memiliki/memulai usaha mandiri. Sebagian besar pemilik atau pengelola
usaha/biro perjalanan wisata telah merintis usaha termasuk dalam membangun
jaringan sejak mereka masih berada dalam bangku pendidikan formal. Belum lagi
kendala psikologis atas konsistensi usaha yang menuntut totalitas pengelolanya.
Situasi psikologis tersebut seringkali membuat seseorang yang telah memiliki
kemampuan teknis dan jaringan kesulitan memulai usaha mandiri, sehingga
dengan pelaksanaan program magang diharapkan tidak hanya kemampuan teknis
yang dimilikinya akan berkembang namun juga proses pembelajaran dalam
memulai usaha mandiri.
Kendala utama dalam pengembangan kemampuan dan memulai usaha
mandiri adalah tidak adanya kemampuan teknis dasar produksi yang actual dan
sesuai situasi riil serta customized atas permintaan pasar. Kendala lainnya adalah
keterbatasan modal awal, yang meskipun secara empirik terbukti tidak besar,
namun tetap saja hal tersebut bukan suatu hal yang mudah mengingat pada saat
ini setiap pengeluaran harus diperhitungkan dengan cermat, terlebih lagi adalah
masalah akses pada berbagai maskapai yang secara langsung bisa untuk transaksi
sekaligus mendapatkan profit.
Pergeseran pasar wisata menjadi pasar domestik, membuat kesempatan untuk
terjun dalam bisnis dan usaha perjalanan wisata menjadi besar bagi para pemula.
Dengan bekal jaringan, kemampuan teknis dasar produksi, bantuan barang
promosional, dan pendampingan awal usaha, maka diharapkan mahasiswa dan
alumni Jurusan Usaha Perjalanan Wisata dapat kembali meningkat gairah dan
dinamisitas jurusan tersebut.
5
C. TUJUAN KEGIATAN
Dalam bidang pariwisata, manajemen SDM senantiasa diarahkan pada
kemampuan profesional yang secara mampu melayani konsumen secara kondusif
dalam situasi apapun. Kondisi seperti itu dapat terbentuk melalui pembelajaran
langsung dan pengamatan lapangan yangmana dalam hal ini dapat diperoleh
melalui program pelatihan, dan pada akhir dalam mengelola usaha mandiri atau
berwira usaha sudah memiliki sikap dan kemampuan yang baik dan memadai.
Secara eksplisit tujuan dari kegitan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Situasi industri perjalanan wisata saat ini berkembang menjadi industri yang
tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah travel setelah
mengalami krisis regional akhir abad lalu. Pertumbuhan travel menyertai
pertumbuhan dan fenomena booming industri penerbangan. Sebagai industri
antara (intermediate) maka kebutuhan akan modal tidaklah sebesar industri
hulu atau hilir. Usaha tours & travel dalam skala kecil dapat tetap memiliki
core business sebagaimana tours & travel besar, namun hanya memiliki
perputaran yang lebih kecil. Hal ini yang menjadi pemikiran dari
pengembangan program dalam proposal ini yaitu pengembangan kemampuan
teknis para alumni dan perluasan network karena dua hal inilah kunci dari
dimulainya usaha tours & travel, sehingga mereka mampu membuat usaha
mandiri, mengingat modal yang harus ditanamkan dalam usaha ini relatif
tidak besar.
2. Selain berupaya menciptakan wirausaha mandiri, program pengembangan
kemampuan teknis dan operasional yang produktif dan riil juga dapat menjadi
sarana pelatihan kerja sebelum mereka sepenuhnya diterima di industri. Hal
ini mengingat akan hampir tidak adanya lowongan bagi yang dimuat di media
masa maupun rekruitmen langsung yang tanpa menyertakan kebutuhan akan
pengalaman kerja.
3. Bagi mahasiswa yang masih menjalankan program pendidikan formalnya,
keberadaan praktek riil ini akan menjadi sarana pengembangan diri dan
informasi pelengkap selain kajian dalam situasi pembelajaran formal.
Keberadaan pendidikan terpadu yang sesuai dengan kondisi lapangan kerja
6
akan membuat mereka memiliki kompetensi teknis yang memadai dan
kepercayaan diri yang meningkat.
4. Industri pariwisata sebagai industri yang berbasis pada perjalanan dan
keberadaan wisatawan maka akan sangat memerlukan konsistensi pelayanan
dan kesinambungan pelayanan selama dalam perjalanan wisatawan. Hal
tersebut menuntut adanya kerjasama dengan pelaku industri pariwisata
lainnya. Keberadaan jaringan dan networking akan sangat menunjang
kelangsungan dan proses kegiatan dari usaha tersebut.
5. Merupakan proses pembelajaran atas dimulainya usaha mandiri, dan juga
merupakan pembelajaran atas sikap pelayanan kegiatan wisata yang riil dan
sesuai dengan kebutuhan industri. Kesiapan jaringan, teknis dan ditopang
pengalaman layanan akan membuat para peserta magang yaitu para
mahasiswa dan calon alumni jurusan Usaha Perjalanan Wisata dapat secara
Target Luaran
Adapun yang menjadi target luaran dalam kegiatan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep keilmuannya dan juga dapat
melakukan penyesuaian atas situasi yang berlaku di industri yang
sesungguhnya, khususnya kemampuan teknis dan pemasaran ticketing on
line.
2. Mahasiswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata dapat mempelajari seluk-beluk
situasi industri, dan dapat ambil bagian dalam kegiatan nyata proses
penanganan ticketing on line (web base reservation system)
3. Mahasiswa dapat menyusun jaringan dan mitra kerja yang solid dan lengkap,
dengan harapan akan dapat segera menyusun suatu konsep usaha mandiri.
4. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk langsung memiliki unit usaha
mandiri dengan fleksibiltas dan penyesuaian dengan dirinya sendiri.
D. MANFAAT KEGIATAN
Melihat dari analisis sitruasi dan tujuan yang hendak dicapai maka manfaat yang
diharapkan dari pembelajaran praktis bagi mahasiswa atau program magang ini
adalah:
7
1. Mencetak tenaga profesional siap kerja yang mampu bersaing dengan calon
tenaga kerja lainnya dengan dibekali kemampuan teknis, keberadaan jaringan
dan informasi tentang industri yang lebih luas dan aplikatif.
2. Memberi gambaran dan pengarahan serta pendampingan atas kemungkinan
dan peluang membuat usaha mandiri bagi para peserta (mahasiswa Jurusan
Usaha Perjalanan Wisata) dengan cara menjalin kerjasama dan networking
yang baik.
3. Para mahasiswa memiliki kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan diri
mereka pada kegiatan industri pariwisata yang riil. Aktualisasi diri tersebut
dapat melalui program kerja riil dan kesempatan berkarya pada lab terpadu
tersebut. Dengan aktualisasi diri, maka kepercayaan diri dan kompetensi diri
mereka akan berkembang.
4. Memberikan gambaran tentang dunia kerja secara riil dan memberikan
kesempatan untuk terjun dan menjalani industri pariwisata sebagaimana
mereka telah mendapatkan kajian secara teknis pada program pendidikan
pariwisata.
E. RANCANGAN PELAKSANAAN
Secara numeric, konsepsi kegiatan ini terbagi dalam beberapa Tahapan yaitu:
Tahap1 Adalah tahap seleksi dan persiapan teknis kelas
Tahap 2 Pelatihan Kelas
Tahap 3 Pembukaan akses dan pendampingan
Secara definitive tahap-tahap tersebut dideskripsikan sebagi berikut:
Program pelatihann ini akan dilaksanakan selama 1 Hari dengan pendampingan
dan keanggotaan kemitraan keagenan adalah selama 1 tahun.
Tahap 1 Seleksi dan Persiapan teknis kelas
Team fasiltator akan menyiapkan suatu laboratorium yang mampu secara
komprehensif menampilkan situasi reservasi dan tcketing yang online.
Sedangkan peserta pelatihan terlebih dahulu diseleksi melalui beberapa
proses, yaitu
Tahap 1.1 Registrasi administrative, dimana mahasiswa harus masih
aktif dan telah menempuh mata kuliah dasar keahlian, tidak terikat
8
pekerjaan dengan suatu institusi, dan setidaknya telah menempuh
perkuliahan yang berkaitan dengan dasar-dasar ticketing.
Tahap 1.2 Seleksi Kemampuan secara administrative, yaitu berdasarkan
kemampuan mengoperasikan komputer, dan memiliki kemauan dan
kemampuan untuk berinteraksi dengan internet serta public/orang
banyak. Seleksi ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan
optimal, khususnya dalam situasi kelas yang lebih homogen dengan
kemampuan standard yang merata.
Tahap 2. Training Kelas dengan pelaksana kegiatan dan travel mitra kerja
Program pelatihan dalam kelas, akan dilakukan dalam pola Pelatihan 1 hari
(One Full day Training) dan setiap mahasiswa tersebut menangani suatu
reservasi dan proses issuing ticket secara mandiri, sehingga asistensi dapat
berjalan optimal.
Adapun pembagian sessi materi adalah sbb:
Sessi 1 Pembelajaran Dasar Ticketing dan Web. Base Ticketing
Sessi 2 Pembelajaran Dasar Reservasi Web. base
Sessi 3 Pembelajaran Case Reservasi Web. base
Sessi 4 Pembelajaran Perubahan Travel Itinerary
Sessi 5 Pembelajaran Issued Ticket Web. base
Sessi 6 Pembelajaran Perubahan data perjalanan
Sessi 7 Pembelajaran Manajemen Usaha Ticketing
Tahap 3. Kesempatan akses, pembukaan dan pendampingan usaha.
Pada Tahap ini setelah para peserta pelatihan melengkapi proses pendidikan
kelasnya, maka yang dinyatakan lulus program pelatihan akan dibekali dengan
suatu keanggotaan sebagai suatu sub agent personal yang memiliki kesempatan
akses langsung ke berbagai maskapai dengan berberapa keuntungan yaitu selain
memiliki akses riil ke maskapai, sehingga data yang dimiliki adalah data actual-
kredibel, bisa langsung melakukan transaksi dan juga mendapatkan profit
(system sharing profit dengan Travel Agent penyedia tiket). Tahap / level sub
agent pemula secara otomatis diperoleh. Jika pada perkembangannya memiliki
pemasaran yang baik, maka dapat menjadi level corporate maupun Sub Agency
9
Dengan status sebagai sub agent maka disamping memiliki kesempatan
akses, reservasi hingga transaksi ticketing, juga berhak mendapatkan
pendampingan usaha dari Travel yang menjadi induk dari keagenan tsb.
Pendampingan dilakukan dengan cara atau mekanisme online melalui internet,
atau dalam hal ini menggunakan media messenger, sehingga tidak membebani
biaya, dan sangat ekonomis. Pendampingan ini tidak hanya dalam proses
reservasi dan ticketing, namun juga dalam hal teknis usaha tours & travel yang
dijalankannya.
Adapun sistematika dan kerangka berpikir dalam kegiatan ini dapat digambarkan
melalui bagan berikut:
BAGAN SISTEMATIKA RANCANGAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN TEKNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
MELALUI PROGRAM PELATIHAN TEKNIS TICKETING WEB BASE
1.
MODAL DASAR DAN BEKAL TEKNIS
WIRAUSAHA MANDIRI
LAB & PRAKTIKUM YG
REPRESENTATIF
CIVITAS
AKADEMIKA
INDUSTRI MAHASISWA
AIRLINES RESERVATION
SYSTEM (WEB BASE)
KEMAMPUAN TEKNIS
NETWORK NETWORK
PEKERJAAN YANG RIIL
AKSES AIRLINES
WEB BASE
KOMPETENSI &
KAPABILITAS PENDAMPINGAN
INDUSTRI PARIWISATA
PERSAINGAN & KESEMPATAN BERKARYA
TAHAP I
ANALISIS
SITUASI
TAHAP III
HASIL /
SASARAN
TAHAP II
MATERI
KELAS
10
F. RANCANGAN EVALUASI
Guna menjamin kelancaran dan kesinambungan prgram serta sebagai kontrol atas
kegiatan yang dilakukan maka dilakukan evaluasi kegiatan secara berkala baik
evaluasi pendamping/pelaksana kegiatan dan mitra kerja maupun evaluasi peserta
magang itu sendiri. Evaluasi tersebut dilakukan secara kontinyu berkala
mingguan bagi tim pelaksana dan bulanan bagi tim pelaksana dan mitra kerja.
Evaluasi bulanan juga dilakukan bagi mahasiswa magang atau trainee.
Kriteria evaluasi bagi masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda yaitu
1. Evaluasi bagi pelaksana kegiatan dan mitra kerja.
a. Kinerja dan sasaran kerja yang dicapai trainee/Peserta Pelatihan
b. Alokasi waktu dan kegiatan pelaksana
c. Evaluasi hasil dari monitoring dan pendampingan yang dilakukan tim
pelaksana atas kasus dan permasalahan yang timbul secara berkala
d. Diskusi dan asistensi kegiatan ticketing dan aktualisasi informasi
2. Evaluasi bagi peserta magang.
a. Network yang diperoleh oleh trainee
b. Produktifitas dan penjualan trainee selama Masa Monitoring dan
keanggotaan
c. Laporan Kegiatan pelatihan secara individual trainee
d. Uji Kompetensi oleh penguji
e. Evaluasi dan simulasi rintisan usaha mandiri dengan asistensi
pembimbing dan pendamping
Gambaran secara matriks rancangan evaluasi khususnya bagi peserta MKU
adalah:
No Materi dan Program
Kerja MKU
Tolok Ukur Keluaran
1 Sessi 1 (50 Menit) - Presensi
- Keaktifan
- Simulasi langsung
- Role play (peran serta)
- Pembelajaran Dasar
Ticketing dan Web.
Base Ticketing
2 Sessi 2 (50 Menit) - Presensi
- Ketelitian & Kecermatan
- Simulasi langsung
- Role play (peran serta)
- Penguasaan Web
- Pembelajaran Dasar
Reservasi Web. base
11
Maskapai
3 Sessi 3 (50 Menit) - Presensi
- Ketelitian & Kecermatan
- Simulasi langsung
- Kreatifitas
- Penguasaan Web
Maskapai
Pembelajaran Case
Reservasi Web. Base
4 Sessi 4 (50 Menit) - Presensi
- Atensi dan keikutsertaan
- Simulasi langsung
- Penguasaan Web
Maskapai
Pembelajaran
Perubahan Travel
Itinerary
5 Sessi 5 (50 Menit) - Presensi
- Tertib Administrasi
- Ketepatan waktu
- Penguasaan Web
Maskapai
Pembelajaran Issued
Ticket Web. Base
6 Sessi 6 (50 Menit) - Presensi
- Atensi dan keikutsertaan
- Simulasi langsung
- Penguasaan Web
Maskapai
Pembelajaran
Perubahan data
perjalanan
7 Sessi 7 (50 Menit) - Presensi
- Atensi dan keikutsertaan
- Simulasi langsung
- Komunikasi –
interpersonal skill
Pembelajaran
Manajemen Usaha
Ticketing
G. RENCANA DAN JADUAL KERJA
KEGIATAN FEB MAR APR MAY JUN JUL
Perekrutan XXX
Training XXXX
Assistensi XXXX
Networking XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX
Monitoring XXXX XXXX
Operasional XXXX
Evaluasi X X X X X
Penyiapan Usaha
Mandiri
XXXX XXXX XXXX XXXX
Pencetakan bahan
Promosi
XXXX XXXX
Pendampingan XXXX XXXX XXXX XXXX
12
Adapun secara terinci program kerja pelatihan tergambar dari tabel berikut:
RENCANA DAN JADUAL PERMAGANGAN
PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (MKU)
..............DIKTI – Jur. USAHA PERJALANAN WISATA
Item TOPIK KEGIATAN PIC BENTUK TEMPAT
I Konsolidasi tim pelaksana
Briefing dan konfirmasi kegiatan pada pihak yang terlibat
Tim Pelaksana Koordinasi
dan distribusi informasi
Jurusan Usaha
Perjalanan Wisata
II Seleksi Calon Peserta
Seleksi administratif, kompetensi dan motivasi
Tim Pelaksana,
nara sumber dan calon peserta
Pelatihan
Tatap Muka dan pengecekan administrasi
Jurusan Usaha
Perjalanan Wisata
III Materi Kelas 1 Materi Sessi 1
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
IV Materi Kelas 2 Materi Sessi 2
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
V Materi Kelas 3 Materi Sessi 3
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
VI Materi Kelas 4 Materi Sessi 4
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
VII Materi Kelas 5 Materi Sessi 5
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
VIII Materi Kelas 6 Materi Sessi 6
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
IX Materi Kelas 7 Materi Sessi 7
Tim Pelaksana,
nara sumber dan Peserta
Materi Kelas, praktek online
& Tutorial Lab dan Kelas
X Evaluasi Registrasi Sub
Agent Nara Sumber,
Peserta Praktek Online Administrasi
XI Pendampingan dan monitoring
Pemasaran Produk Paket Wisata
Nara Sumber, Pemagang
Web Online Lokasi
masing2 peserta
XII Pembuatan Usaha Biro Tim Usaha Mandiri Jurusan
13
Bahan Promosi Perjalanan Pelaksana, Nara sumber,
pemagang
Lokasi masing2 peserta
XIII Mulai/awal usaha
Mandiri Usaha Biro Perjalanan
Tim Pelaksana,
Nara sumber, pemagang
Pendam-pingan
Lokasi Usaha Mandiri.
H. RENCANA BIAYA
1. PENGELUARAN
A. INVENTARISASI
1. Biaya ATK
Kertas, Fotocopy, CD Blank Rp. 600.000,-
2. Data Flash USB port 2 G Rp. 300.000
3. Persiapan Kelas & Lab Rp. 250.000,-
Sub TOTAL Rp. 1.150.000,-
B. PEREKRUTAN
1. Perekrutan (Tahap I )
2 (hari) X Rp. 50.000,- = Rp. 100.000
2. Pengumuman dan registrasi
1 (hari) X Rp. 50.000,- = Rp. 50.000
Sub TOTAL Rp. 150.000,-
C. TRAINING
1. Biaya Instruktur / Nara Sumber
7 (Sessi) X Rp. 100.000 = Rp. 700.000
2. Biaya Teknis – Operasional (Online)
20 (orang) X Rp. 25.000 X 1 (hari) = Rp. 500.000,-
3. CD Product Profile
20 (orang) X Rp. 5.000 = Rp. 100.000,-
Sub TOTAL Rp. 1.300.000,-
D. PENGEMBANGAN JARINGAN
1. Biaya Admin dan Cetak Kartu Sub Agent
20 Peserta X Rp. 25.000 = Rp. 500.000,-
2. Biaya Transportasi 3 orang PP (instruktur)
@ Rp. 1.500.000,- = Rp. 4.500.000,-
3. Biaya Komunikasi Rp. 500.000,-
Sub TOTAL Rp. 5.500.000,-
E. PENGEMBANGAN PRODUK
1. Biaya Pembuatan Banner Usaha Mandiri
Rp. 250.000 x 20 Unit Usaha Rp. 5.000.000,-
14
2. Biaya bahan cetakan (Printed Material)
e.g Brosur, Pamflet, Contract rate, , Hotel
agreement, Airline agreement
Rp. 200.000 x 20 unit usaha Rp. 4.000.000
Sub TOTAL Rp.9.000.000,-
F. OPERASIONALISASI USAHA/MAGANG
1. Biaya Training Kit
Untuk Peserta Rp. 100.000 X 20 Peserta
2. Biaya Konsumsi
20 Mahasiswa + 5 Team Pemateri X Rp.15.000
Sub TOTAL Rp. 375.000,-
G. EVALUASI & PENDAMPINGAN
1. Biaya Online Rp. 20.000 X 20
2. Biaya Cetakan Tiket Rp. 50.000 X 20
Sub TOTAL Rp.1.400.000,-
H. BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN KEGIATAN
1. Biaya Penyusunan laporan Rp. 300.000,-
2. Biaya Penggandaan laporan Rp. 200.000,-
Sub Total Rp. 500.000,-
T O T A L A N G G A R A N :Rp. 19.375.000 ,-
I. INSTITUSI PELAKSANA
NAMA INSTITUSI : ..............................................................
PENANGGUNG JAWAB : Ketua / Direktur/ Kepala Sekolah
..............................................................
..............................................................
INSTITUSI PELAKSANA : ..............................................................
PENANGGUNG JAWAB : ..............................................................
..............................................................
LAB. PELAKSANA : LAB. TOURS & TRAVEL .................
PENANGGUNG JAWAB : ..............................................................
..............................................................
INSTITUSI MITRA : PT. BANDAR MADANI 165
15
TERMINALTIKET TOURS & TRAVEL –
WEB TICKETING & ONLINE SYSTEM
PROVIDER (www.etc-system.com)
OPERATIONAL SUPERVISOR: Agung B C.
TICKETING SUPERVISOR: Titin Wahyuni.
16
TIM PELAKSANA:
NO NAMA JABATAN TUGAS
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
J. PERSONALIA PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
a. Nama :
b. Pangkat/Gol/NIP :
c. Jabatan Fungsional :
d. Bidang Keahlian :
e. Fakultas/Prog. Studi :
f. Waktu Untuk Kegiatan ini:
2. Anggota Pelaksana I
a. Nama :
b. Pangkat/Gol/NIP :
c. Jabatan Fungsional :
d. Bidang Keahlian :
e. Fakultas/Prog. Studi :
f. Waktu Untuk Kegiatan ini:
3. Anggota Pelaksana II
a. Nama :
b. Pangkat/Gol/NIP :
c. Jabatan Fungsional :
d. Bidang Keahlian :
e. Fakultas/Prog. Studi :
f. Waktu Untuk Kegiatan ini:
4. Nara Sumber 1
a. Nama : Agung Budi Cahyono
b. Pangkat/Gol/NIP :
c. Jabatan Fungsional : ---
d. Pekerjaan : Operasional Supervisor TT BTH Tours
e. Bidang Keahlian : Tour & Travel Operasional
f. Fakultas/Prog. Studi :
g. Waktu Untuk Kegiatan ini: 8 Jam/Hari
17
5. Nara Sumber 2
a. Nama : Yunizar Basuki Satrio
b. Pangkat/Gol/NIP : ---
c. Jabatan Fungsional : ---
d. Pekerjaan : Ops. Direktur PT BM 165
e. Bidang Keahlian : Tourism Business
f. Fakultas/Prog. Studi : Diploma 3 Pariwisata
g. Waktu Untuk Kegiatan ini: 8 Jam/Hari
K. RIWAYAT HIDUP PELAKSANA (Terlampir sbb.)
1. KETUA PELAKSANA
NAMA LENGKAP :
TMPT/TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :
AGAMA :
N I P :
PANGKAT/GOL :
PERGURUAN TINGGI :
BIDANG KEAHLIAN :
JABATAN FUNGSIONAL :
JABATAN STRUKTURAL :
PENDIDIKAN :
S1 :
S2 :
S3 :
PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:
……………………..2010
______________________
19
2. ANGGOTA PELAKSANA
NAMA LENGKAP :
TMPT/TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :
AGAMA :
N I P :
PANGKAT/GOL :
PERGURUAN TINGGI :
BIDANG KEAHLIAN :
JABATAN FUNGSIONAL :
JABATAN STRUKTURAL :
PENDIDIKAN :
S1 :
S2 :
S3 :
PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:
……………………..2010
______________________
20
3. ANGGOTA PELAKSANA
NAMA LENGKAP :
TMPT/TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :
AGAMA :
N I P :
PANGKAT/GOL :
PERGURUAN TINGGI :
BIDANG KEAHLIAN :
JABATAN FUNGSIONAL :
JABATAN STRUKTURAL :
PENDIDIKAN :
S1 :
S2 :
S3 :
PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:
……………………..2010
______________________
21
4. NARA SUMBER 1
NAMA LENGKAP : AGUNG BUDI CAHYONO.
TMPT/TGL LAHIR : PATI, ………….
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :
AGAMA :
N I P : ---
PANGKAT/GOL : ---
PERGURUAN TINGGI : ---
BIDANG KEAHLIAN : PARIWISATA – TOURS & TRAVEL OPS.
PEKERJAAN : OPERASIONAL SUPERVISOR
TT BTH TOURS & TRAVEL MALANG
PENDIDIKAN :
D3 :
S1 :
S2 :
PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:
1.
2.
……………………..2010
______________________
22
5.
SURAT KESEDIAAN KERJA SAMA (Terlampir sbb.)
23
L. INDIKATOR PENCAPAIAN USAHA
Adapun yang menjadi tolok ukur dari keberhasilan usaha ini adalah
1. Jumlah mahasiswa peserta pelatihan yang mampu mengoperasikan usaha
mandiri (wira usaha) ticketing setelah menjalani proses pelatihan dan
memperoleh pendampingan
2. Jumlah penjualan dan potensial untuk peningkatan produktifitas dan informasi.
3. Tingkat operasional, efisiensi dan promosi.
4. Kemampuan Teknis dan peningkatan kompetensi peserta yang dicapai
5. Peningkatan dan program kerja kewirausahaan yang timbul, yang terlihat dari
perluasan dan peningkatan aktifitas usaha yang dilakukan..
6. Kemandirian usaha, baik mitra kerja maupun peserta pelatihan yang diharapkan
memiliki usaha mandiri dengan asistensi dan pendampingan dari kampus.
M. DAFTAR PUSTAKA
- ASITA, 1999, Standar Kompetensi Usaha Jasa Pariwisata, Majelis Pendidikan
Kejuruan Nasional, Jakarta
- Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia, 1999, Number of Foreign Guests in
Classified by Province, Indonesia 1995 – 1999 (Thousand).
http://www.bps.go.id
- Bernardin, H.J. (1980). Effect of Training: Creating New Response Set And
Decreasing Accvery. Journal of Applied Psychology. CD ROM.
- Bullock, E. Pope. (2000). Design Side: Design People. Lodging Hospitality May
2000, CD ROM.
- Burke, Lisa A. and Baldwin, Timothy. (1999). Workforce Training Transfer: A
Study of The Effect of Relapse Prevention Training and Transfer Climate.
Human Resource management Journal, Fall 1999, Vol 38 No.3. Pp 227-
242, John Wiley & Sons, Inc.
- Deparpostel, Standar Kualifikasi Ketrampilan (SKS) Tingkat Dasar Bidang
Pariwisata, Jakarta, 1992- Ave, Joop. (2000). Maraknya Ekonomi
Pariwisata. Kompas, 28 Juni 2000, Halaman 47, Jakarta.
- Evangelous, Cristou and Jack Eaton. (2000). Management Competencies for
Graduate Trainees. Annals of Tourism Research, Vol 27 number 4, pp.
1058-1061, Winsconsin, USA.
top related