prevalensi anemia dan faktor yang mempengaruhi … · anemia pada kehamilan dapat menghasilkan...
Post on 13-Jul-2020
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PREVALENSI ANEMIA DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KADAR HEMOGLOBIN PADA
WANITA HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM
HASANAH GRAHA AFIAH DEPOK
PERIODE APRIL 2016 - JULI 2017
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh :
Intan Nur Zamzam
NIM 11141030000093
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta Shalawat dan salam kepada Nabi besar
Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menuntaskan penulisan penelitian ini
yang berjudul “Prevalensi Anemia dan Faktor yang Mempengaruhi Kadar
Hemoglobin Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok
Periode April 2016 – Juli 2017”. Dalam pelaksanaan penulisan penelitian ini,
peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak.
Peneliti mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-
tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku Kepala Program Studi
PSKPD yang senantiasa memberikan masukan dan nasihat yang
membangun.
3. dr. Muniroh, SpPK dan dr. Alyya Siddiqa, SpFK selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan serta dukungan. Terima
kasih atas bimbingan yang menyita waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya
dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. dr. Yona Mimanda, SpPK dan dr. Nouval Shahab, Sp U, PhD, FICS, FACS
selaku Penguji I dan Penguji II yang telah memberikan banyak masukan
agar penelitian ini menjadi lebih baik.
5. Penanggungjawab Modul Riset, Chris Adhiyanto, M. Biomed, PhD yang
selalu mengingatkan dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan
penelitian.
6. dr. Muchtar Ikhsan, SpP selaku pembimbing akademik yang senantiasa
membimbing seluruh aktivitas akademik peneliti.
7. Ibu saya Ciceu Cahyati Dwimeilawati SH, MH, Ayah saya Yudith Daryadi
SH, M.Si, dan adik saya Annisa Nur Zamzam dan Fitrah Alfarisy Nur
Zamzam, yang telah mendukung, memberikan motivasi, semangat, serta
selalu mendoakan peneliti agar selalu dimudahkan dalam menyelesaikan
segala tanggung jawab yang diemban. Serta kepada seluruh keluarga saya
vi
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah turut mendoakan untuk
kelancara dan kesuksesan saya dalam mengemban ilmu.
8. Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk memperoleh data penelitian, serta petugas Lab
Patologi Klinik dan Rekam Medik yang sudah membantu peneliti dalam
proses pengambilan data.
9. Teman-teman satu kelompok saya, Raden Partinah, Hanan L. D, Maskur F.
A. B, dan Neti Kurniawati yang selalu bersama-sama berjuang
menyelesaikan skripsi.
10. Dewi Maulidina A., Selvia Oktaviani A., Aufa Ayuningrum, Anik Alfiyani,
Amalina Fitrasari dan Intan Frizkiani S.Hum yang telah turut membantu
saya dalam penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman sejawat, Carotis 2014 yang selalu membuat peneliti
termotivasi untuk menyelesaikan skripsi. Serta seluruh teman peneliti yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah turut memberikan motivasi
dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian.
Akhir kata, peneliti bersedia menerima saran dan kritik yang membangun
demi menyempurnakan penulisan hasil penelitian ini.
Ciputat, 23 Oktober 2017
Intan Nur Zamzam
vii
ABSTRAK
Intan Nur Zamzam. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.
PREVALENSI ANEMIA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA HAMIL DI RUMAH SAKIT
UMUM HASANAH GRAHA AFIAH DEPOK PERIODE APRIL 2016 –
JULI 2017.
Anemia pada kehamilan dapat menghasilkan hasil kehamilan yang buruk.
Penghitungan kadar hemoglobin dilakukan dalam mendiagnosis anemia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi anemia pada kehamilan dan
faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin pada wanita hamil di Rumah Sakit
Umum Hasanah Graha Afiah (RSU HGA) Depok. Desain yang digunakan dalam
penelitian adalah potong lintang. Data diperoleh dari rekam medik pasien wanita
hamil di RSU HGA Depok periode April 2016 – Juli 2017 yang memeriksakan
kadar hemoglobinnya. Sebanyak 168 data rekam medik disertakan karena
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Subjek penelitian didominasi oleh
wanita hamil dengan usia aman reproduksi (20-35 tahun). Sebagian besar subjek
adalah wanita hamil trimester I. Terdapat 40 subjek (23.8%) mengalami anemia.
Rerata kadar hemoglobin subjek penelitian pada trimester I dan trimester II adalah
normal sedangkan pada trimester III termasuk anemia. Sebagian besar subjek
penelitian dengan anemia termasuk derajat anemia ringan. Dari total 40 subjek
penelitian dengan anemia didapatkan 24 orang (60%) yang menjalani persalinan
di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah. Sebagian besar lahir dengan berat
normal (2500-4000 g) namun terdapat 2 bayi dengan BBLR (<2500 g). Pada
penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan
kadar hemoglobin namun terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia ibu
saat hamil dengan kadar hemoglobin.
Kata kunci: hemoglobin, anemia pada kehamilan, wanita hamil
viii
ABSTRACT
Intan Nur Zamzam. Medical Study and Doctor Profession Programme.
PREVALENCE OF MATERNAL ANAEMIA AND FACTORS
AFFECTING HAEMOGLOBIN CONCENTRATION ON PREGNANT
WOMEN IN HASANAH GRAHA AFIAH GENERAL HOSPITAL DEPOK
ON APRIL 2016-JULY 2017
Maternal anaemia can cause adverse pregnancy outcomes. Haemoglobin
concentration is examined to diagnose maternal anaemia. This study was
conducted to describe the prevalence of maternal anaemia and factors affected
haemoglobin concentration on pregnant women at Hasanah Graha Afiah General
Hospital Depok (RSU HGA). This is a cross sectional study. The data were
obtained from medical records of pregnant women in RSU HGA Depok on April
2016 until July 2017. A total of 168 subjects were included as they meet the
inclusion and exclusion criteria. The subjects were dominated by safe
reproductive age (20-35 years) of pregnant women. Most subjects were in the first
trimester pregnancy. There were 40 subjects (23.8%) with maternal anemia. The
mean blood haemoglobin in the first and second trimester was normal but the
mean blood haemoglobin in the third trimester was anemic. Most subjects were
classified as mild anemia. In total of 40 research subjects with anaemia, there
were 60% of anemic subjects who gave birth at Hasanah Graha Afiah General
Hospital. Most babies had normal weight (2500-4000 g), however there were 2
babies had low birth weight (<2500 g). In this study, there was a significant
association between gestational age and haemoglobin concentration but no
significant association between maternal age during pregnancy and haemoglobin
concentration.
Keyword: haemoglobin, maternal anaemia, pregnant women
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3 1.3.1. Tujuan Umum ......................................................................................... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3 1.4.1. Bagi peneliti ............................................................................................ 3
1.4.2. Institusi ................................................................................................... 4
1.4.3. Masyarakat.............................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
2.1. Landasan Teori ........................................................................................ 5 2.1.1. Komponen Sel Darah ............................................................................. 5
2.1.2. Eritrosit ................................................................................................... 6
2.1.3. Eritropoiesis ............................................................................................ 7
2.1.4. Hemoglobin ............................................................................................ 8
2.1.5. Kadar Hemoglobin Selama Kehamilan ................................................ 11
2.1.6. Besi ....................................................................................................... 12
2.1.7. Kebutuhan Besi Selama Kehamilan ..................................................... 13
2.1.8. Anemia pada kehamilan ....................................................................... 13
2.1.8.1. Faktor Anemia pada Wanita Hamil ...................................................... 14
2.1.8.2. Dampak Anemia pada kehamilan ......................................................... 16
2.1.8.3. Tatalaksana Anemia ............................................................................. 16
2.2. Kerangka Teori ...................................................................................... 18
2.3. Kerangka Konsep .................................................................................. 19
x
2.4. Definisi Operasional .............................................................................. 20
BAB III ................................................................................................................. 22
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 22
3.1. Desain Penelitian.................................................................................... 22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 22
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 22 3.3.1. Populasi ................................................................................................ 22
3.3.2. Perkiraan Besar Sampel ........................................................................ 22 3.3.3. Kriteria Pemilihan Sampel.................................................................... 23
3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 23
3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................... 23 3.4.1. Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 23
3.4.2. Etik Penelitian ...................................................................................... 23
3.4.3. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 23
3.5. Alur Penelitian ....................................................................................... 24
BAB IV ................................................................................................................. 25
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 25
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ........................................................... 25 4.1.1. Usia Subjek Penelitian .......................................................................... 25
4.1.2. Usia Kehamilan .................................................................................... 26
4.2. Kadar Hemoglobin ................................................................................ 26
4.3. Gambaran Anemia ................................................................................ 27 4.3.1. Status Anemia ....................................................................................... 27
4.3.2. Anemia Berdasarkan Usia Reproduksi ................................................. 29
4.3.3. Anemia Berdasarkan Usia Kehamilan .................................................. 30
4.3.4. Derajat Anemia ..................................................................................... 31
4.4. Terapi ...................................................................................................... 32
4.5. Berat Bayi pada Wanita Hamil dengan Anemia ................................ 34
4.6. Hubungan Usia saat Hamil dengan Kadar Hemoglobin ................... 35
4.7. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kadar Hemoglobin ................... 36
4.8. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 36
BAB V ................................................................................................................... 37
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 37
5.1. Simpulan ................................................................................................. 37
5.2. Saran ....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komposisi Hemoglobin pada orang dewasa .......................................... 9
Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi besi pada perempuan menurut umur ............... 12
Tabel 2.3. Kriteria anemia menurut WHO ............................................................ 14
Tabel 2.4. Kandungan besi pada beberapa garam besi ......................................... 17
Tabel 4.1. Distribusi subjek penelitian menurut usia reproduksi .......................... 25
Tabel 4.2. Distribusi subjek penelitian menurut usia kehamilan .......................... 26
Tabel 4.3. Rerata kadar Hb berdasarkan trimester ................................................ 27
Tabel 4.4. Distribusi status anemia subjek penelitian ........................................... 28
Tabel 4.5. Perbandingan prevalensi anemia pada wanita hamil dengan
peneliti lain ........................................................................................... 28
Tabel 4.6. Distribusi subjek penelitian dengan anemia menurut usia reproduksi . 29
Tabel 4.7. Distribusi subjek penelitian dengan anemia menurut usia kehamilan . 30
Tabel 4.8. Distribusi subjek penelitian dengan anemia menurut derajat anemia .. 31
Tabel 4.9. Distribusi pemberian terapi besi pada wanita hamil yang mengalami
anemia pada kehamilan ........................................................................ 32
Tabel 4.10. Distribusi berat badan bayi yang lahir di RSU HGA Depok ............. 34
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Komponen Darah ............................................................................... 6
Gambar 2.2. Eritropoiesis ....................................................................................... 8
Gambar 2.3. Molekul Hemoglobin ......................................................................... 9
Gambar 2.4. Sintesis hemoglobin ......................................................................... 10
Gambar 2.5. Kerangka Teori ................................................................................. 18
Gambar 2.6. Kerangka Konsep ............................................................................. 19
Gambar 3.1. Alur Penelitian.................................................................................. 24
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan Etik ...................................................................... 42
Lampiran 2. Surat Perizinan Pengambilan Data RSU Hasanah Graha Afiah ....... 43
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup ....................................................................... 44
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AAFP = American Academy of Family Physicians
ALA = -aminolevulinat
BBLR = Berat Badan Lahir Rendah
DNA = deoxyribonucleic acid
Hb = Hemoglobin
HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir
IBM SPSS = International Business Machine Statistical Product and Service
Solutions
IPC = iron(III)-hydroxide polymaltose complex
KEK = kekurangan energi kronik
PBG = porfobilinogen
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
RNA = Ribonucleic acid
RSU HGA = Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah
WHO = World Health Organization
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini anemia pada kehamilan masih menjadi masalah utama
yang dapat menyerang berbagai usia dan berbagai tingkat ekonomi.
Anemia juga masih menjadi masalah penting yang diderita oleh hampir
separuh wanita hamil di dunia. Berdasarkan World Health Organization
(WHO) tahun 2005, prevalensi anemia tertinggi terdapat di Afrika (57.1%)
dan di Asia Tenggara (48.2%), diikuti oleh Mediterania Timur (44,2%),
Pasifik Barat (30.7%), dan wilayah Eropa (25%) serta Amerika (24.1%).1
Prevalensi anemia pada kehamilan secara global mencapai 32.8%.2
Berdasarkan WHO tahun 2012, prevalensi anemia pada kehamilan
diperkirakan meningkat sampai 48.1%.3
Penelitian Tambunan di Puskesmas Sei Apung Kabupaten Asahan
tahun 2011 mendapatkan angka 70% untuk prevalensi anemia pada wanita
hamil.4 Angka yang tinggi juga didapatkan pada penelitian Sukasmiyati di
Puskesmas Dlingo II, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY tahun 2012 yaitu
sebesar 60%.5 Pada tahun yang sama, penelitian Rohayati di Kecamatan
Gempol Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat menunjukkan angka
60.5%. 6
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 37.1%.7
Prevalensinya meningkat jika dibandingkan dengan data Riskesdas tahun
2007, yaitu 24.5%.8
Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Pengukuran
kadar hemoglobin dilakukan untuk mendiagnosis anemia. Kadar
hemoglobin dapat bervariasi sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Berdasarkan WHO, kadar hemoglobin normal untuk laki-laki dewasa
adalah 13 g/dL dan untuk wanita dewasa tidak hamil adalah 12 g/dL.
2
Jika kadar hemoglobin berada di bawah rentang nilai normal maka dapat
dikatakan mengalami anemia.9
Pada wanita hamil, secara fisiologis, kadar hemoglobin memang
akan lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Saat
kehamilan, kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh usia saat hamil,
penyakit infeksi, usia kehamilan, jarak kehamilan, pendidikan, dan kurang
gizi.10-13 Wanita hamil baru dapat dinyatakan mengalami anemia jika kadar
hemoglobinnya berada dibawah 11.0 g/dL.9 Keadaan anemia pada wanita
hamil dapat menimbulkan komplikasi, baik pada ibu maupun janin yang
dikandungnya. Keadaan anemia pada wanita hamil akan menyebabkan
gangguan penyaluran oksigen dan sumber nutrisi dari ibu ke plasenta dan
janin. Anemia pada wanita hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang janin, abortus, partus lama, sepsis puerperalis, asfiksia
neonatorum dan kematian ibu dan janin.14
Berdasarkan penelitian Tabrizi dkk di Iran, anemia pada kehamilan
secara signifikan berhubungan dengan kejadian berat bayi lahir rendah
(BBLR).15 Hal ini sejalan dengan penelitian Goswami di Ahmedabad,
India, didapatkan kejadian BBLR lebih tinggi terjadi pada ibu yang
anemia.16 Hal ini dapat terjadi karena pada ibu yang mengalami anemia,
pasokan nutrisi dan oksigen yang disalurkan ke plasenta bayi kurang dari
normal. Keadaan ini akan mempengaruhi tumbuh dan kembang janin
dalam uterus. Berat bayi lahir akan menjadi lebih rendah dari normal
karena janin tidak tumbuh dan berkembang dengan semestinya.
Berdasarkan penelitian Nair dkk di Assam, India, terdapat 35%
wanita hamil dengan anemia. Dari wanita hamil dengan anemia tersebut
terdapat 2.1% yang termasuk kategori anemia berat yang secara signifikan
berhubungan dengan kejadian BBLR, perdarahan pasca melahirkan, bayi
kecil untuk masa kehamilan, dan kematian janin intrauterin.17 Goswami
juga menjelaskan bahwa anemia pada kehamilan dapat menyebabkan bayi
lahir dengan asfiksia.16
Skrining untuk menemukan kasus anemia pada wanita hamil dan
mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin menjadi
3
salah satu program penting untuk menghindari keluaran kehamilan yang
buruk. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena belum ada
penelitian terbaru mengenai prevalensi anemia pada kehamilan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin pada wanita hamil di
Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berapakah prevalensi anemia pada kehamilan dan faktor yang
mempengaruhi kadar hemoglobin wanita hamil di Rumah Sakit Umum
Hasanah Graha Afiah Depok periode bulan April 2016 sampai bulan Juli
2017?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui prevalensi anemia pada pasien wanita hamil di Rumah
Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran usia kehamilan dan usia subjek dari subjek
penelitian di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok
b. Mengetahui rerata kadar hemoglobin pada wanita hamil trimester 1,
trimester II, dan trimester III dari subjek penelitian di Rumah Sakit
Umum Hasanah Graha Afiah Depok
c. Mengetahui gambaran umur, usia kehamilan, derajat anemia, status
pemberian terapi besi, dan berat bayi lahir dari subjek penelitian dengan
anemia di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok
d. Mengetahui hubungan usia saat hamil dengan kadar hemoglobin
e. Mengetahui hubungan usia kehamilan dengan kadar hemoglobin
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
a. Merupakan syarat kelulusan preklinik Program Studi Pendidikan
Dokter
b. Menambah pengetahuan mengenai prevalensi anemia pada ibu hamil
4
1.4.2. Institusi
Sebagai sumber pengetahuan dan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini.
1.4.3. Masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam upaya
meningkatkan program pelayanan dan penanganan ibu hamil dengan
anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Komponen Sel Darah
Delapan persen dari berat tubuh total merupakan jumlah darah yang
terdapat dalam tubuh manusia. Darah terdiri dari tiga jenis elemen khusus,
yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit, serta plasma. Eritrosit dan leukosit
adalah sel utuh, sementara trombosit adalah fragmen/potongan sel.18
Jika darah dalam tabung disentrifugasi maka akan menghasilkan
beberapa lapisan komponen darah seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.
Komponen darah yang akan ada di bagian atas adalah plasma. Plasma
merupakan komponen darah terbanyak. Volume rerata plasma dalam darah
adalah 58% untuk wanita dan 55% untuk pria. Plasma sendiri terdiri dari
beberapa konstituen diantaranya adalah air, elektrolit, nutrient, zat sisa,
gas, hormon, dan protein plasma. Protein plasma adalah yang paling
banyak membentuk berat total plasma, sekitar 6–8%. Dalam plasma,
protein plasma berperan untuk membantu mempertahankan volume
plasma dan juga berperan dalam menyangga perubahan pH. Berdasarkan
sifat kimia dan fisikanya, protein plasma dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen. Selanjutnya akan terdapat “buffy
coat” yaitu komponen leukosit dan trombosit yang menyatu dan tidak
berwarna dan kurang padat dibandingkan eritrosit, terdapat endapan
eritrosit di bagian paling bawah.18
6
Gambar 2.1. Komponen darah
Sumber: Sherwood, 2011
2.1.2. Eritrosit
Eritrosit berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Normalnya
dalam hitung eritrosit didapatkan jumlah kurang lebih sebesar 5 juta sel
per milliliter kubik (mm3). Dalam menjalankan fungsinya, eritrosit
memiliki tiga struktur yang sangat mendukung fungsinya tersebut.
Pertama, eritrosit memiliki bentuk piringan bikonkaf. Dengan bentuk
bikonkaf, luas permukaan untuk difusi oksigen menjadi lebih besar jika
dibandingkan dengan sel bulat dengan volume yang sama. Hal ini
didukung juga dengan bentuknya yang tipis sehingga proses difusi oksigen
antara bagian paling dalam sel dengan bagian luar sel menjadi lebih
cepat.18
Struktur kedua adalah membrannya yang lentur. Eritrosit mampu
mengubah bentuknya untuk menyesuaikan bentuknya dengan kapiler yang
dilaluinya. Dengan garis tengah 8µm, eritrosit mampu melewati kapiler
dengan garis tengah 3µm. Struktur inilah yang membuat eritrosit dapat
terus mengalir melalui kapiler sempit dan berkelok-kelok ke jaringan
perifer agar kebutuhan oksigen tetap terpenuhi.18
7
Struktur ketiga adalah adanya hemoglobin yang dapat mengangkut
oksigen. Hemoglobin adalah sebuah molekul yang terdiri dari empat rantai
polipeptida, yaitu globin, dan empat gugus heme yang mengandung besi.
Hemoglobin akan tampak kemerahan jika kandungan besinya mengikat
oksigen, sedangkan akan tampak keunguan jika mengalami deoksigenasi.18
2.1.3. Eritropoiesis
Eritrosit memiliki waktu hidup selama 120 hari untuk beredar
mengelilingi pembuluh darah. Setelah itu, sebagian besar eritrosit akan
rusak di limpa. Proses pembentukan eritrosit baru disebut eritropoiesis.
Sumsum tulang merupakan tempat produksi eritrosit guna mengganti
eritrosit tua. 18
Sumsum tulang merah menjadi tempat produksi eritrosit pada masa
anak-anak. Dengan seiring pertambahan usia, sumsum tulang merah
tergantikan oleh sumsum tulang kuning yang terdapat hanya di beberapa
tempat, misalnya sternum (tulang dada), iga, dan ujung-ujung atas tulang
panjang ekstremitas.18
Rangsangan utama proses eritropoiesis adalah penurunan aliran
oksigen ke ginjal. Jika oksigen turun, ginjal akan mengeluarkan hormon
eritropoietin ke dalam darah untuk selanjutnya merangsang eritropoiesis
oleh sumsum tulang. Eritropoietin bekerja pada turunan sel punca tak
berdiferensiasi atau stem cell yang sudah ditentukan untuk menjadi
eritrosit. Eritropoietin akan merangsang proliferasi dan pematangan sel-sel
ini menjadi eritrosit matang. Terdapat hampir 1012 eritrosit yang baru
terbentuk setiap harinya.18,19
Dalam sumsum tulang, eritropoietin akan merangsang stem cell
untuk berubah menjadi pronormoblas yaitu sel besar dengan sitoplasma
berwarna biru. Selanjutnya pronormoblas akan melakukan pembelahan
menjadi normoblast, yaitu sel dengan bentuk yang lebih kecil dan masih
mengandung deoxyribonucleic acid (DNA) di inti sel dan ribonucleic acid
(RNA) di sitoplasmanya. Kemudian inti sel akan keluar sehingga sel akan
berubah menjadi retikulosit. Pada hari ketiga retikulosit dapat mulai keluar
beredar ke pembuluh darah. Retikulosit adalah sel yang sudah kehilangan
8
inti sel namun masih mengandung organel sel terutama RNA ribosom.
Retikulosit berbentuk lebih besar dari eritrosit. Setelah itu, retikulosit akan
berubah menjadi eritrosit matang dengan mengeluarkan RNA-nya. Setiap
pronormoblas biasanya dapat menghasilkan 16 eritrosit matang.19 Dengan
cara ini, jumlah eritrosit kembali normal karena dapat menyamai
kecepatannya dengan kecepatan kerusakan eritrosit sehingga kemampuan
darah mengangkut oksigen relatif normal. Waktu yang diperlukan untuk
mengganti secara tuntas semua eritrosit yang hilang bergantung pada
seberapa banyak yang dibutuhkan kembali ke jumlah normal. 18
Gambar 2.2 Eritropoiesis
Sumber: Sherwood, 2011
2.1.4. Hemoglobin
Dalam menjalankan fungsinya, eritrosit mengandung protein
spesial, hemoglobin. Setiap eritrosit mengandung 640 juta molekul
hemoglobin. Semasa hidup, manusia memiliki tiga jenis hemoglobin,
yaitu: (1) hemoglobin embrionik yaitu Hb Portland, Hb Gower I, dan Hb
Gower II; (2) hemoglobin masa fetal yaitu Hb F; dan (3) hemoglobin
dewasa yaitu Hb A dan Hb A2. Hemoglobin embrionik terdapat pada masa
fetal dini sekitar 1-2 bulan kehamilan, lalu hemoglobin fetal dominan
sampai masa fetal akhir. Hb fetus akan berubah menjadi Hb dewasa pada
usia bulan ke-3 hingga bulan ke-6 setelah kelahiran. Berdasarkan tabel 2.1.
9
selain mengandung Hb A sebanyak 96-98 %, komposisi hemoglobin
dalam darah normal pada orang dewasa juga mengandung Hb A2 dan Hb F
dalam jumlah sedikit, yaitu 0.5-0.8% dan 1.5-3.5 %. Hemoglobin terdiri
dari heme dan globin. Setiap molekul pada hemoglobin normal (HbA)
terdiri dari empat rantai globin (polipeptida) yaitu 1, 2, 1, dan 2. 19,20
Hb A memiliki struktur rantai 22, Hb A2 memiliki struktur rantai 22,
sedangkan Hb F memiliki struktur rantai 22.
Tabel 2.1. Komposisi hemoglobin pada orang dewasa16
Hb A Hb A2 Hb F
Struktur 22 22 22
Dewasa norma l (%) 96-98 1.5-3.5 0.5-0.8
Sumber: Mehta, AB. Hoffbrand, V.,2008
Gambar 2.3 Molekul hemoglobin
Sumber: Sherwood, 2011
Dalam sintesis heme, dibutuhkan dua bahan awal, yaitu suksinil-
KoA dan asam amino glisin. Glisin belum aktif, sehingga dibutuhkan
piridoksal fosfat (vitamin B6) untuk mengaktifkan glisin. Kemudian
suksinil-KoA dan glisin mengalami reaksi kondensasi menghasilkan asam
α-amino-ẞ-ketoadipat, kemudian mengalami dekarboksilasi membentuk
δ-aminolevulinat (ALA), sintesis ALA terjadi di mitokondria. Rangkaian
reaksi ini dikatalisis oleh ALA sintase. Kemudian dua molekul ALA
10
dikondensasikan oleh ALA dehydratase membentuk dua molekul H2O dan
satu porfobilinogen (PBG), proses ini terjadi di sitosol.21
Kemudian empat molekul porfobilinogen berkondensasi, memadat,
membentuk tetrapirol linier, yaitu hidroksimetilbilan (HMB). Dengan
uroporfirinogen I sintase, kemudian HMB mengalami siklikasi,
membentuk uroporfirinogen. Selanjutnya uroporfirinogen diubah menjadi
koproporfirinogen. Reaksi ini dikatalisis oleh uroporfirinogen
dekarboksilase. Kemudian korproporfirinogen masuk ke mitokondria dan
diubah menjadi protoporfirinigen yang dikatalisis oleh koproporfirinogen
oksidase. Kemudian protoporfirinogen diubah lagi menjadi protoporfirin,
dikatalisis oleh protoporfirinogen oksidase.21
Pada tahap akhir, protoporfirin akan bergabung dengan besi fero
(Fe2+) untuk membentuk Heme. Setiap Heme akan berikatan dengan
sebuah rantai globin. Rantai tetramer globin akan membentuk molekul
hemoglobin (Gambar 2.4.).21
Gambar 2.4. Sintesis Hemoglobin
Sumber: Hoffbrand, 2012
11
Dalam proses produksi hemoglobin diperlukan jumlah besi yang
adekuat. Apabila tubuh mengalami defisiensi gizi besi maka terjadi
penurunan produksi hemoglobin yang pada akhirnya akan menjadi
menimbulkan gejala anemia.22
2.1.5. Kadar Hemoglobin Selama Kehamilan
Wanita mengalami berbagai perubahan fisiologis selama
kehamilan, salah satunya terjadi perubahan sistem peredaran darah untuk
mendukung pertumbuhan janin normal. Secara fisiologis, pada wanita
hamil normal, konsentrasi hemoglobin akan menurun karena terjadi
hemodilusi atau pengenceran darah. Hemodilusi ini terjadi karena volume
darah yang beredar meningkat, bahkan peningkatannya dapat mencapai
dua kali lipat. Volume darah ibu hamil akan meningkat selama trimester
pertama, lalu peningkatan volume darah bertambah cepat selama trimester
kedua dan melambat selama trimester ketiga. Peningkatan volume darah
saat hamil memiliki fungsi untuk23:
1. Memenuhi kebutuhan metabolik uterus yang membesar dengan sistem
vaskular yang mengalami hipertrofi hebat.
2. Menyediakan nutrien dan elemen secara berlimpah untuk menunjang
pertumbuhan pesat plasenta dan janin.
3. Melindungi ibu dan janin terhadap efek buruk gangguan aliran balik
vena pada posisi telentang dan berdiri.
4. Melindungi ibu terhadap efek buruk kehilangan darah selama proses
persalinan.
Peningkatan volume darah pada kehamilan ini terjadi karena
peningkatan plasma dan eritrosit, namun peningkatan volume plasma
relatif lebih besar daripada peningkatan volume eritrosit. Hal ini disebut
dengan hemodilusi yaitu keadaan seolah-olah volume eritrosit berkurang
sehingga pengukuran kadar hemoglobin saat kehamilan akan cenderung
rendah. Keadaan ini dapat menjadi salah satu faktor anemia pada
kehamilan.23
12
2.1.6. Besi
Besi terdapat dalam berbagai jaringan tubuh, berupa: (1) senyawa
besi fungsional, yaitu besi yang dipakai untuk keperluan metabolik; (2)
besi cadangan (ferritin dan hemosiderin) yaitu senyawa besi yang
dipersiapkan bila asupan besi berkurang; (3) besi transport yaitu besi yang
yang berikatan dengan protein tertentu yang berfugsi untuk mengangkut
besi dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya.19 Tabel 2.1
menggambarkan angka kecukupan besi pada perempuan menurut usia.
Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi pada perempuan besi menurut usia24
Usia (tahun) AKG Besi (mg)
Perempuan
10 – 12
13 – 49
50 – 80
>80
Hamil (+an)
Trimester I
Trimester II
Trimester III
20
26
12
12
+0
+9
+13
Sumber: Mboi N. 2013.
Besi dalam tubuh tidak pernah terdapat dalam bentuk bebas (free
iron), tetapi selalu berikatan dengan protein tertentu karena besi bebas
mempunyai sifat seperti radikal bebas sehingga dapat merusak jaringan.
Tubuh mendapatkan asupan besi yang berasal dari makanan yang telah
diabsorpsi di usus. Banyaknya absorpsi besi tergantung pada hal berikut:22
1. Jumlah kandungan besi dalam makanan
2. Jenis besi dalam makanan yaitu besi heme atau nonheme
3. Adanya bahan penghambat atau pemacu absorpsi dalam makanan
4. Jumlah cadangan besi dalam tubuh
5. Kecepatan eritropoiesis
13
2.1.7. Kebutuhan Besi Selama Kehamilan
Kebutuhan total zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg
sampai 1040 mg. Sepertiga dari kebutuhan total besi yang dibutuhkan
dalam kehamilan normal akan secara aktif disalurkan ke janin dan
plasenta. Hanya 200 mg dari 1000 mg kebutuhan besi total yang akan
keluar melalui jalur ekskresi normal, terutama saluran cerna. 23
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap usia
kehamilannya. Pada trimester I masih memungkinkan belum ada
peningkatan kebutuhan zat besi, namun akan terjadi peningkatan
penyimpanan besi. Pada trimester II akan terjadi peningkatan absopsi besi
non-heme sampai 50%. Kebutuhan zat besi total terus meningkat sampai
trimester III untuk menujang kebutuhan janin dan plasenta. Oleh karena
itu, kebutuhan zat besi pada trimester II dan III juga harus disuplai dari
sumber lain seperti suplemen agar memenuhi kebutuhan janin.25
2.1.8. Anemia pada Kehamilan
Anemia merupakan keadaaan berkurangnya kadar hemoglobin di
bawah rentang nilai normal. Rendahnya kadar hemoglobin tidak selalu
diikuti dengan berkurangnnya massa eritrosit.26 Anemia dapat ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan hematologi yaitu apabila ditemukan penurunan
kadar Hb. Secara fisiologis, kadar hemoglobin dapat bervariasi tergantung
pada usia, jenis kelamin, adanya kehamilan dan ketinggian tempat
tinggal.27
Saat hamil, akan terjadi penurunan kadar hemoglobin yang tidak
hanya disebabkan oleh proses hemodilusi yang terjadi secara fisiologis
saja. Status besi sebelumnya dan suplementasi prenatal menentukan kadar
hemoglobin selama kehamilan.23
Pada wanita dewasa yang tidak hamil, jika kadar hemoglobinnya
berada di bawah 12 g/dL, maka dapat dikatakan anemia. Wanita hamil
dikatakan mengalami anemia jika kadar hemoglobinnya berada di bawah
11 g/dL (Tabel 2.2). Centers for Disease Control and Prevention tahun
1998 mendefinisikan anemia pada wanita hamil yang mendapat suplemen
14
besi dengan menggunakan batas patokan 11 g/dL pada trimester pertama
dan ketiga, dan 10,5 g/dL pada trimester kedua.23
Tabel 2.3. Kriteria anemia menurut WHO
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13 g/dL
Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dL
Wanita hamil < 11 g/dL
Sumber: Sudoyo AW, 2013
2.1.8.1. Faktor Anemia pada Wanita Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada wanita
hamil diantaranya adalah usia saat hamil, kurang gizi, penyakit infeksi,
jarak kehamilan, dan pendidikan.
1. Usia saat hamil
Semakin muda dan semakin tua usia seorang ibu yang sedang
hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
Usia muda (<20 tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga
harus berbagi dengan kebutuhan gizi janin. Dengan begitu, usia muda
lebih rentan mengalami anemia saat kehamilan jika pemenuhan
gizinya tidak adekuat. Pada penelitian Purwandari dkk, didapatkan
bahwa usia secara signifikan berhubungan dengan tingkat anemia.
Pada usia tua (>35 tahun) belum diketahui pengaruhnya. 10,11
2. Kurang gizi
Tidak tercukupinya kebutuhan gizi, terutama besi berpeluang
besar untuk mendorong wanita hamil untuk menderita anemia. Pada
penelitian Ristica, status kekurangan energi kronik (KEK)
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada
wanita hamil. Wanita hamil dengan KEK memiliki risiko 2,8 kali
lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil tidak
KEK.12
15
3. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi dapat memperbesar risiko anemia pada
kehamilan. Terlebih lagi, wanita yang sedang hamil sangat rentan
terhadap infeksi dan penyakit menular. Tuberkulosis, infeksi parasit,
dan malaria merupakan beberapa penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan anemia. Infeksi parasit terutama cacing tambang akan
menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan defisiensi besi. 13
Beberapa diantaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu,
tetapi dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya,
dapat mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin terhambat, kematian
janin intrauterus, serta cacat bawaan. 13
4. Usia Kehamilan
Peningkatan kebutuhan zat besi terjadi seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan. Pada kehamilan trimester II dan III perlu penambahan
zat gizi sebesar 9 mg dan 13 mg sesuai dengan tabel angka kecukupan
gizi pada perempuan (Tabel 2.2). Apabila kebutuhan zat besi tidak
diiringi dengan pemenuhan asupan zat besi yang adekuat, maka
cadangan zat besi akan menurun dan dapat meneyababkan anemia.
Selain itu, semakin tua usia kehamilan, proses hemodilusi akan
semakin meningkat. Volume darah mulai meningkat pada trimester
pertama. Pada minggu ke-12 terjadi penambahan volume plasma
sebesar 15% jika dibandingkan dengan sebelum hamil. Peningkatan
volume darah ini bertambah cepat selama trimester II lalu stabil
selama trimester III.23
5. Jarak kehamilan
Resiko terjadinya anemia pada ibu yang memiliki jarak
kehamilan yang terlalu dekat dapat terjadi karena cadangan zat besi
ibu hamil belum pulih sepenuhnya, padahal setiap kehamilan
memerlukan cadangan besi yang tinggi. Dengan begitu kebutuhan besi
yang dibutuhkan janin dan plasentanya tidak dapat dipenuhi secara
maksimal.13
16
6. Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah wanita hamil
tersebut untuk mengaplikasikan pengetahuan tentang kesehatannya.
Rendahnya tingkat pendidikan wanita hamil dapat menyebabkan
kurangnya pemahaman tentang akibat anemia dan rentan memiliki
keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi terutama zat besi.27
Penelitian Ristica di Puskesmas Tenayan Raya, Pekanbaru,
menunjukkan bahwa pendidikan rendah dapat menyebabkan
terjadinya anemia pada ibu hamil 2,4 kali dibandingkan dengan
pendidikan tinggi.12
2.1.8.2. Dampak Anemia pada Kehamilan
Anemia pada kehamilan dapat memberikan akibat yang buruk
baik pada wanita yang sedang maupun pada janin. Berikut adalah
beberapa dampak anemia pada kehamilan:28
a) Abortus
b) Kematian janin intrauterine
c) Persalinan prematuritas
d) Berat badan lahir rendah
2.1.8.3. Tatalaksana Anemia
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit melainkan suatu
sindrom. Oleh karena itu, penyakit yang mendasari kejadian anemia
tersebut perlu dicari lebih lanjut. Penatalaksanaan anemia bergantung pada
jenis anemia dan penyebab anemia tersebut. Secara umum, WHO
menganjurkan pemberian 120 mg elemental iron dan 0,4 mg asam folat
pada wanita hamil yang terdiagnosa anemia. 30 mg elemental iron setara
dengan 150 mg ferrous sulfate, 90 mg ferrous fumarate atau 250 mg
ferrous gluconate.3
Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi
Tatalaksana pada anemia defisiensi besi terdiri dari dua jenis
pemberian, yaitu pemberian preparat besi oral dan terapi besi parenteral.
17
a. Preparat besi (Fe)
Dosis oral untuk anemia defisiensi besi adalah sebesar 100-200
mg per hari. Dosis oral yang diberikan dalam bentuk fero sulfat
sebesar 200 mg (65 mg besi elemental), diberikan 3 kali sehari; dosis
garam fero 200 mg satu atau dua kali sehari hanya efektif untuk
profilaksis atau untuk anemia defisiensi besi yang ringan. Dalam 3-4
minggu, kadar hemoglobin harus naik sekitar 100-200 mg per 100 mL
(1-2 g per liter) per hari atau 2 g/100 mL (20 g/liter). Selanjutnya,
ketika kadar hemoglobin sudah kembali normal, terapi harus diteruskan
untuk 3 bulan berikutnya untuk menaikkan cadangan besi. Efek
samping dari pemberian besi adalah iritasi saluran cerna yang dapat
menyebabkan timbulnya keluhan mual dan nyeri epigastrium.29
Tabel 2.4. Kandungan besi pada beberapa garam besi29
Garam Besi Jumlah Kadar besi fero
Fero fumarat 200 mg 65 mg
Fero glukosat 300 mg 35 mg
Fero sulfat 300 mg 60 mg
Fero sulfat kering 200 mg 65 mg
Natrium feredat 190 mg 27.5 mg
b. Terapi besi parenteral
Terapi besi secara parenteral dilakukan jika pasien tidak dapat
mentoleransi terapi oral, pasien tidak kooperatif, atau jika terjadi
perdarahan hebat atau malabsorpsi. Pilihan terapi besi parenteral
tersedia dalam bentuk dekstran besi atau sukrosa besi. Reaksi
anafilaktif dapat timbul pada pemberian terapi besi parenteral. Rute
parenteral bertujuan untuk mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi
hingga 50-100 mg. Dosis kebutuhan besi (mg) = [(15-Hb pasien) x
berat badan x 2,4] + (500-1000mg).29
18
2.2. Kerangka Teori
.
Gambar 2.5. Kerangka teori
Anemia saat
kehamilan
Kurang gizi/
defisiensi besi
Usia saat hamil
Penyakit
infeksi
Pendidikan
Jarak
kehamilan
Wanita hamil
Perubahan sistem
peredaran darah
Peningkatan
volume darah
Peningkatan volume plasma relative
lebih besar daripada peningkatan
volume eritrosit
Kadar hemoglobin
turun secara
fisiologis
Kebutuhan besi
meningkat untuk
pertumbuhan
janin
Abortus Kematian
intrauterin
Persalinan
Prematur
BBLR
Tatalaksana
Tablet Besi
Besi
Parenteral
Usia kehamilan
19
2.3. Kerangka Konsep
Gambar 2.6. Kerangka Konsep
Wanita hamil yang berobat di RSU
Hasanah Graha Afiah Depok periode
April 2016 – Juli 2017
Kadar hemoglobin
≥ 11 g/ dL < 11 g/ dL
Anemia Tidak anemia
Berat bayi lahir:
1. < 2500 g 2. 2500 –
4000 g 3. > 4000 g
Usia subyek, usia
kehamilan
Terapi besi:
1. Tablet
besi 2. Besi
parenteral 3. Multivita
min 4. Tanpa
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
20
2.4. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Skala
Pengukur-
an
Hasil
Pengukuran
Wanita
hamil
Suatu kondisi
seorang wanita yang
sedang mengandung
janin dalam
tubuhnya.
Didiagnosis
oleh spesialis
obstetrik dan
ginekologi
berdasarkan
data rekam
medik
Kategorik 1. Hamil
2. Tidak
Hamil
Usia Lama waktu hidup
sejak dilahirkan
KTP, apabila
6 bulan
maka usia
dibulatkan ke
atas, apabila <
6 bulan maka
usia
dibulatkan ke
bawah
Kategorik 1. <20 tahun
2. 20-35 tahun
3. >35 tahun
Usia Ke-
hamilan
Ukuran lama waktu
seorang janin
berada dalam rahim
yang dihitung mulai
dari hari pertama
haid terakhir dan
dihitung dalam
hitungan minggu.
HPHT yang
didapat dari
rekam medik
Kategorik 1. 0-13
minggu =
Trimester I
2. 14-26
minggu =
Trimester II
3. > 27
minggu =
Trimester
III
Kadar
Hemo-
globin
Kadar protein
tetramerik eritrosit
yang mengangkut
oksigen ke jaringan
dan mengembalikan
karbondioksida ke
paru.
Hasil
laboratorium
Numerik dalam
satuan g/dL
Status
Anemia
pada Ke-
hamilan
Kadar hemoglobin
saat kehamilan
berada di bawah
11g/dL (WHO 2001)
Hasil
laboratorium
Kategorik 1. <11 g/dL =
anemia
2. 11 g/dL =
tidak
anemia
21
Status
anemia
berdasar-
kan usia
kehamil-
an
Dikatakan anemia
jika:
1. Kadar Hb
Trimester I dan
III < 11g/dL
2. Kadar Hb
trimester II < 10.5
g/dL (CDC)
Hasil
laboratorium
Kategorik 1. Anemia
2. Tidak
anemia
Berat
Bayi
Lahir
Berat bayi saat
dilahirkan
Timbangan
berat badan bayi
Kategorik 1. < 2500 g
2. 2500-4000
g
3. > 4000 g
Pemberi-
an terapi
besi
Pemberian tambahan
asupan zat besi
Data rekam
medik
Kategorik 1. Tablet besi
2. Besi
parenteral
3. Multivita-
min
4. Tanpa
terapi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah desain penelitian potong lintang
dengan pendekatan deskriptif analitik observasional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2017 sampai Agustus
2017. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah
Depok.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi target adalah wanita hamil. Populasi terjangkau adalah
wanita hamil yang berobat di Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah yang
melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin.
3.3.2. Perkiraan Besar Sampel
Dalam penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan perhitungan
untuk penelitian deskriptif kategorik. Rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut.
n =𝑍𝛼2𝑃𝑄
𝑑2
n = besar sampel
Zα = deviat baku alpha, α ditetapkan sebesar 5% sehingga Zα = 1,96
P = prevalensi = 37,1% (kepustakaan)
Q = 1 – P = 1- 0,371 = 0,629
d : presisi penelitian ditetapkan sebesar 10%
Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, maka diperolah:
𝑛 = 𝑍𝛼2𝑃𝑄
𝑑2=
1,962𝑥 0,371 𝑥 0,629
0,12= 90 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
23
Dengan demikian, besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam
penelitian adalah 90 orang subjek penelitian.
3.3.3. Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria pemilihan dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi
dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi adalah wanita hamil yang melakukan pemeriksaan
kadar hemoglobin minimal satu kali.
b. Kriteria eksklusi adalah wanita hamil yang terdiagnosa menjalani
transfusi berulang atau data tidak lengkap.
3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
3.4. Prosedur Penelitian
3.4.1. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperolah dari data rekam medik untuk
mendapatkan data karakteristik subjek penelitian dan data kadar
hemoglobin.
3.4.2. Etik Penelitian
a. Mengurus Izin Penelitian
Penelitian ini telah mendapat izin dari Direktur RSU Hasanah Graha
Afiah dengan surat izin penelitian nomor:
520/SEKR/DIR/RSHGA/VI/2017
b. Ethical clearance
Ethical clearance untuk penelitian ini sudah mendapat izin dari
Panitia Etik Penelitian Kedokteran FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan surat izin penelitian nomor
Un.01/F10/KP.01.1/KE.SP/09.12.010/2017.
3.4.3. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisa dan diolah menggunakan
program International Business Machine Stastical Product and Service
Solutions (IBM SPSS) 22. Data dengan variabel kategorik akan disajikan
24
dalam persentase, sedangkan data dengan variabel numerik akan dilakukan
uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui distribusi
data. Jika distribusi data normal (p>0.05), maka data akan disajikan dalam
rerata dan simpang baku. Jika distribusi data tidak normal (p<0.05), maka
data akan disajikan dalam bentuk median dan rentang. Perhitungan
signifikansi secara statistik menggunakan interval kepercayaan 95%.
Pemilihan uji korelasi dilakukan berdasarkan distribusi data. Jika distribusi
data normal (p>0.05), maka selanjutnya peneliti akan melakukan uji
Pearson sedangkan jika diperoleh distribusi tidak normal (p<0.05) maka
peneliti akan menggunakan uji rank Spearman. 30
3.5. Alur Penelitian
Gambar 3.1. Alur penelitian
Persiapan:
a) Mengurus izin penelitian b) Ethical clearance
Pemilihan subjek penelitian
dari data rekam medik
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
Kadar hemoglobin
Anemia Tidak anemia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Pada periode April 2016 sampai Juli 2017 terdapat 24.344 pasien
yang berobat ke poli obsgyn di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah
Depok. Jumlah pasien tersebut kemungkinan mencakup jumlah kunjungan
pasien yang berulang. Terdapat 168 subjek penelitian wanita hamil yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan karakteristik subjek
penelitian sebagai berikut.
4.1.1. Usia Subjek Penelitian
Median usia subjek penelitian adalah 30 tahun. Usia termuda
adalah 16 tahun, dan usia tertua adalah 49 tahun. Angka tersebut
menunjukan bahwa rerata usia wanita hamil di Rumah Sakit Graha Afiah
berada pada usia aman reproduksi.
Berdasarkan pengelompokan usia, subjek penelitian yang dibagi
menjadi tiga kategori usia reproduksi, yaitu kategori terlalu muda
(kelompok usia <20 tahun), usia aman reproduksi (20-35 tahun), dan
terlalu tua (>35 tahun). Sebagian besar subjek penelitian termasuk dalam
kategori usia aman reproduksi yaitu sebesar 145 orang (86.3%) seperti
terlihat pada Tabel 4.1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan
Tambunan, yaitu rerata wanita hamil yang didapatkan adalah 27.3 tahun
yang termasuk dalam usia aman reproduksi dan terdapat 64 (80%) wanita
hamil dengan usia aman reproduksi. 4
Table 4.1. Distribusi subjek penelitian menurut usia reproduksi
Usia Subjek Penelitian n (n=168) Persen (%)
Terlalu Muda (< 20 tahun) 2 1.2
Usia Aman (20-35 tahun) 145 86.3
Terlalu Tua (>35 tahun) 21 12.5
26
4.1.2. Usia Kehamilan
Usia kehamilan dikelompokkan menjadi 3, yaitu: trimester I (0-12
minggu), trimester II (13-28 minggu), trimester III (29-40 minggu).
Berdasarkan usia kehamilan, jumlah tertinggi terdapat pada kelompok
trimester pertama yaitu sebanyak 80 orang (47.6%), sedangkan jumlah
terendah adalah kelompok trimester kedua yaitu sebanyak 42 orang
(25%). Hasil yang didapatkan berbeda dengan penelitan Sukasmiyati di
Puskesmas Dlingo II. Pada penelitian Sukasmiyati didapatkan 9 (10%)
orang dengan usia kehamilan trimester I, 45 (50%) orang dengan usia
kehamilan trimester II, dan 36 (40%) orang dengan usia kehamilan
trimester III.5
Table 4.2. Distribusi subjek penelitian menurut usia kehamilan
Usia Kehamilan n (n=168) Persen (%)
Trimester I 80 47.6
Trimester II 42 25
Trimester III 46 27.4
4.2. Kadar Hemoglobin
Didapatkan median kadar hemoglobin subjek penelitian adalah
11.9 g/dL. Kadar Hb terendah adalah 5.1 g/dL sedangkan kadar Hb
tertinggi adalah 15.2 g/dL. Angka tersebut menunjukan bahwa median
kadar hemoglobin pada wanita hamil di Rumah Sakit Hasanah Graha
Afiah Depok masih dalam batas normal. Tidak jauh berbeda jika
dibanding dengan rerata kadar hemoglobin pada wanita hamil menurut
data WHO tahun 2011 yaitu sebesar 11.4 g/dL (95% CI: 112—116).
Berdasarkan tabel 4.3. didapatkan rerata kadar hemoglobin pada
wanita hamil trimester I, II dan III di RSU HGA yaitu sebesar 12.7 1.2
gr/dL, 11.6 1.5 gr/dL, dan 10.3 1.7 gr/dL.
27
Tabel 4.3. Rerata kadar Hb berdasarkan trimester
Usia kehamilan Rerata kadar Hb (g/dL)
Trimester I 12.7 1.2
Trimester II 11.6 1.5
Trimester III 10.3 1.7
Rerata trimester I dan II pada penelitian ini masih termasuk normal
karena berada di atas batas bawah nilai normal yaitu 11 g/dL untuk
trimester I dan 10.5 g/dL untuk trimester II. Namun rerata pada trimester
III, berada di bawah nilai patokan normal kadar hemoglobin yaitu 11 g/dL.
Hal ini menunjukan bahwa rerata kadar hemoglobin wanita hamil
trimester III di RSU HGA Depok termasuk anemia. Belum ditemukan
penelitian mengenai rerata kadar Hb yang dibagi berdasarkan berdasarkan
trimester. Berbeda dengan hasil penelitian Putri di RS Pusat Angkatan
Darat Gatot Subroto Jakarta, didapatkan rerata kadar hemoglobin pada
trimester III yang lebih tinggi yaitu 11.39 1.65 g/dL.31 Perbedaan ini
dapat terjadi karena kemungkinan asupan nutrisi dan kadar hemoglobin
prahamil pada subjek penelitian ini rendah sehingga mempengaruhi rerata
kadar hemoglobin trimester III yang termasuk kategori anemia, namun
data asupan nutrisi dan kadar hemoglobin prahamil tersebut tidak diteliti
pada penelitian ini.23
4.3. Gambaran Anemia
4.3.1. Status Anemia
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin darah subjek
penelitian, kemudian dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu
anemia jika kadar hemoglobin <11g/dL, dan tidak anemia jika kadar
hemoglobin ≥ 11 gr/dL Terdapat 128 orang (76.2%) wanita hamil yang
tidak anemia dan 40 orang (23.8%) wanita hamil yang mengalami anemia
(tabel 4.4.).
28
Tabel 4.4. Distribusi Status Anemia Subjek Penelitian
Status Anemia n (n=168) Presen (%)
Ya 40 23.8
Tidak 128 76.2
Angka kejadian anemia ini lebih kecil jika dibandingkan dengan
data WHO pada tahun 2011 pada wanita hamil yaitu sebesar 38.2% (95%
CI: 33.5—42.6) dan data Riskesdas 2013 yaitu sebesar 37.1%. Berbeda
dengan penelitian Sukasmiyati, prevalensi anemia pada wanita hamil di
Puskesmas Dlingo II, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY tahun 2012 bahkan
mencapai angka 60%.5
Hasil prevalensi anemia pada penelitian ini juga lebih rendah jika
dibandingkan dengan hasil penelitian Tambunan tentang anemia pada
wanita hamil di Puskesmas Sei Apung Kabupaten Asahan tahun 2011
yang mencapai angka 70% dan penelitian Rohayati di Kecamatan Gempol
Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 yaitu sebesar
60,5%.4,6
Table 4.5. Perbandingan Prevalensi Anemia pada Wanita Hamil dengan
Penelitian Lain
Peneliti Lokasi Jumlah Subjek Prevalensi
Anemia
WHO - - 38.2%
Riskesdas Indonesia - 37.1%
Sukasmiyati Puskesmas Dlingo II
Bantul DIY
90 orang 60%
Tambunan Puskesmas Sei Apung
Kab. Asahan
80 orang 70%
Rohayati Kecamatan Gempol 205 orang 60.5%
Intan RSU HGA Depok 168 orang 23.8%
29
Berdasarkan tabel 4.5., angka prevalensi pada penelitian ini
didapatkan lebih rendah dari penelitian lainnya. Hal tersebut dapat terjadi
karena subjek penelitian pada penelitian ini didominasi oleh wanita hamil
trimester I yaitu sebanyak 80 orang (47.6%), sedangkan pada penelitian
Sukasmiyati didominasi oleh wanita hamil trimester II sebanyak 45 orang
(50%), dan pada penelitian Tambunan dan Rohayati didominasi oleh
wanita hamil rimester III sebanyak 34 orang (42.4%) dan 95 orang
(46.3%). Selain itu, penelitian Sukasmiyati juga menunjukkan bahwa
semakin tua usia kehamilan subjek penelitian, semakin banyak tablet besi
yang diberikan pada subjek penelitian. Dengan p value = 0.004, penelitian
Sukasmiyati menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
usia kehamilan dengan status anemia. Hal tersebut dapat terjadi karena
pada trimester II, proses hemodilusi terjadi lebih meningkat dibanding
dengan trimester I. Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan
plasma dan eritrosit ke sirkulasi ibu terjadi paling besar pada trimester II.
Selain itu, kebutuhan besi meningkat pada trimester II dan III untuk
menunjang kebutuhan asupan nutrisi bayi. Hal inilah yang menyebabkan
anemia pada ibu hamil lebih rentan terjadi pada trimester II dan trimester
III.3,4,5
4.3.2. Anemia Berdasarkan Usia Reproduksi
Berdasarkan tabel 4.6., didapatkan sebagian besar subjek penelitian
yang mengalami anemia termasuk dalam usia aman kehamilan (20 – 35
tahun), yaitu sebanyak 35 orang (87.5%).
Tabel 4.6. Distribusi Subjek Penelitian dengan Anemia Menurut Usia
Reproduksi
Usia Subjek Penelitian n (n=40) Persen (%)
Terlalu Muda (< 20 tahun) 1 2.5
Usia Aman (20-35 tahun) 35 87.5
Terlalu Tua (>35 tahun) 4 10
30
Penelitian Tambunan, untuk mengetahui gambaran kejadian
anemia dan faktor yang berhubungan di wilayah Puskesmas Sei Apung
Kabupaten Asahan, didapatkan sebanyak 12 subyek penelitian (21.4%)
yang hamil dengan usia terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35
tahun). Sebanyak 44 subyek penelitian (78.6%) hamil dengan usia aman,
yaitu 20 – 35 tahun.4
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tambunan, yaitu
kejadian anemia pada kehamilan didominasi oleh usia aman. Pada
penelitian ini, sebanyak 35 subyek penelitian (87.5%) hamil dengan usia
aman (20 – 35 tahun) dan 5 subyek penelitian (12.5%) hamil dengan usia
terlalu muda dan terlalu tua. Jumlah subyek penelitan dengan usia aman
kehamilan yang lebih banyak mengalami anemia tersebut terjadi karena
jumlah subyek penelitian yang hamil dengan usia aman lebih dominan
berdasarkan karakteristik subjek penelitian pada tabel 4.1.
4.3.3. Anemia Berdasarkan Usia Kehamilan
Berdasarkan tabel 4.7. didapatkan subjek penelitian dengan anemia
pada trimester I sebanyak 5 orang (12.5%), pada trimester II sebanyak 10
orang (25%) dan pada trimester III sebanyak 25 orang (62.5%).
Tabel 4.7. Distribusi Subjek Penelitian dengan Anemia Menurut Usia
Kehamilan
Usia Kehamilan n (n=40) Persen (%)
Trimester I 5 12.5
Trimester II 10 25
Trimester III 25 62.5
Berbeda dengan penelitian Sukasmiyati, proporsi penderita anemia
tertinggi terjadi pada wanita hamil trimester II yaitu 33 orang (61.1 %),
diikuti dengan wanita hamil trimester III sebanyak 14 orang (25.9 %) dan
wanita hamil trimester I sebanyak 7 orang (13%).5 Perbedaan dapat terjadi
karena faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin seperti
31
penyakit infeksi, jarak kehamilan, pendidikan, dan gizi kurang yang pada
masing-masing trimester tidak diketahui sehingga hasil dari distribusi
anemia berdasarkan usia kehamilan dapat bervariasi.13
4.3.4. Derajat Anemia
Subyek penelitian dengan anemia dikelompokkan ke dalam
kategori anemia ringan jika kadar hemoglobin 10-10.9 g/dL, anemia
sedang jika kadar hemoglobin 7-9.9 g/dL, dan anemia berat jika kadar
hemoglobin ˂7 g/dL.9 Berdasarkan tabel 4.8., didapatkan setengah subjek
penelitian termasuk dalam kategori anemia ringan (50%) dan terdapat 3
orang (7.5%) yang menderita anemia berat.
Tabel 4.8. Distribusi Subjek Penelitian dengan anemia menurut derajat
anemia
Derajat Anemia n (n=40) Persen (%)
Anemia ringan 20 50
Anemia sedang 17 42.5
Anemia berat 3 7.5
Hasil ini berbeda dengan penelitian Sukasmiyati yaitu didapatkan
53 orang (98.1%) dengan anemia ringan, 1 orang (1.9%) dengan anemia
sedang, namun tidak didapatkan subjek penelitian dengan anemia berat.
Nutrisi yang kurang dan kadar hemoglobin yang rendah sebelum hamil
dapat mempengaruhi keadaan anemia yang diderita selama kehamilan.
Kemungkinan pada penelitian ini, subjek penelitian yang mengalami
anemia berat memiliki kadar hemoglobin yang rendah sejak sebelum
hamil ataupun memang asupan nutrisi terutama zat besi-nya tidak
adekuat.23
Semakin berat anemia yang diderita, dampaknya terhadap keluaran
kehamilan akan semakin buruk. Penelitian Nair di Assam, India pada
tahun 2015 menunjukkan bahwa wanita hamil dengan anemia berat
meningkatkan risiko perdarahan postpartum, melahirkan bayi BBLR, dan
kematian janin intrauterine.17
32
4.4. Terapi
Pada rekam medik didapatkan sebanyak 26 orang (65%) dari 40
subjek penelitian dengan anemia diberikan terapi besi parenteral, tablet
besi, atau multivitamin. Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan sebanyak 3
subjek penelitian (7.5%) diberikan terapi besi parenteral, 1 subjek
penelitian (2.5%) diberi terapi tablet besi, 3 subjek penelitian (7.5%)
diberikan terapi besi parenteral dan multivitamin, 19 subjek penelitian
(47.5%) diberikan multivitamin, dan 14 subjek penelitian (35%) tidak
diberikan terapi besi. Hampir sebagian subjek penelitian tidak diberikan
terapi besi. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan pemberian terapi besi
yang tidak tercatat di rekam medik.
Pada 14 subjek penelitian (35%) yang tidak mendapatkan terapi
besi terdapat 2 subjek penelitian yang termasuk ke dalam kategori anemia
berat (Hb <7 g/dL). Dua subjek penelitian dengan anemia berat seharusnya
diberikan transfusi darah karena menurut American Academy of Family
Physicians (AAFP), kadar hemoglobin di bawah 7 g/dL sudah dapat
dijadikan indikasi untuk dilakukan transfusi darah.32 Tidak diberikannya
transfusi darah pada kedua subjek ini dapat disebabkan subjek tersebut
tidak menjalani terapi di RSU HGA.
Tabel 4.9. Distribusi pemberian terapi besi pada wanita hamil yang
mengalami anemia pada kehamilan
Terapi n (n=40) Persen (%)
Besi parenteral 3 7.5
Tablet besi 1 2.5
Besi parenteral dan
multivitamin
3 7.5
Multivitamin 19 47.5
Tidak diberi terapi besi 14 35
Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan jumlah total subjek penelitian
yang diberikan multivitamin adalah 22 orang (55%). Dari 22 orang
33
tersebut, terdapat 18 orang yang mendapat multivitamin tanpa diketahui
secara spesifik nama dagangnya, sedangkan sisanya mendapatkan
multivitamin dengan nama dagang Folamil dan Ovacare. Multivitamin
mengandung zat besi di dalamnya, namun peneliti tidak mengetahui nama
obat atau merek dagangnya sehingga tidak dapat diketahui kandungan zat
besi di dalamnya.
Belum terdapat data penelitian lain mengenai jumlah pemberian
terapi oral maupun parenteral pada wanita hamil yang mengalami anemia.
Dalam penelitian ini terdapat 1 subjek penelitian (2.5%) dengan kehamilan
trimester II yang diberikan tablet besi. Pilihan tablet besi yang diberikan di
RSU HGA adalah Maltofer. Maltofer mengandung iron(III)-hydroxide
polymaltose complex (IPC). Sediaan maltofer adalah tablet 100 mg.
Maltofer dapat diberikan sebagai terapi pencegahan defisiensi zat besi
untuk memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) selama masa kehamilan.33
Berdasarkan tabel 4.9. terdapat 6 subjek penelitian (15%) yang
diberikan terapi besi parenteral. Pemberian zat besi secara parenteral pada
wanita hamil dapat mulai diberikan pada usia kehamilan trimester II ketika
pasien tidak dapat mentoleransi terapi besi secara oral.34 Selain itu
pemberian terapi besi parenteral juga dapat dilakukan ketika pasien tidak
kooperatif, adanya perdarahan yang terus-menerus atau pasien
malabsorpsi. Pada penelitian ini pemberian terapi parenteral diberikan
pada wanita hamil yang terdiagnosa anemia pada trimester II dan III,
namun tidak diketahui indikasi pemberian parenteralnya karena tidak
tercatat pada rekam medis.
Pilihan besi parenteral yang diberikan di RSU HGA adalah
Venofer. Venofer mengandung besi poli-nuklida(III)-hidroksida dalam
sukrosa. Indikasi pemberian Venofer adalah anemia defisiensi besi pada
pasien yang mengalami penyakit ginjal kronik. Venofer termasuk obat
kategori B untuk wanita hamil. Terdapat dua jenis sediaan venofer, yaitu 5
ml dan 10 ml. Setiap 1 ml mengandung 20 mg elemental iron. Dosis
pemberian venofer adalah 100 mg pemberian intaravena untuk pasien non-
dialysis dependent-chronic kidney disease dan 200 mg pemberian
34
intravena untuk pasien dialysis dependent-chronic kidney disease. Venofer
memiliki waktu paruh 6 jam. Setelah pemberian intravena, Venofer
terpisah menjadi besi dan sukrosa lalu zat besi diangkut oleh transferin ke
sel target termasuk sel prekursor erythroid. Besi pada sel prekursor
dimasukkan ke dalam hemoglobin saat sel-sel matang ke eritrosit. Seperti
terapi besi parenteral lainnya, pemberian venofer akan menurukan
absorpsi tablet besi jika dikonsumsi bersamaan.35
Terapi besi intravena saat kehamilan dapat mengembalikan
simpanan besi tubuh lebih cepat daripada pemberian besi oral.36 Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang didapatkan pada subjek
penelitian dengan kehamilan trimester II dan III, pemberian terapi besi
parenteral lebih banyak (6 orang, 14.6 %) dibandingkan pemberian oral (1
orang, 2.4 %).
4.5. Berat Bayi pada Wanita Hamil dengan Anemia
Pada penelitian ini juga terdapat 24 orang dari 40 (60%) subjek
penelitian dengan anemia yang menjalani persalinan di Rumah Sakit
Umum Hasanah Graha Afiah. Di antara 24 (60%) kelahiran tersebut
ditemukan kejadian BBLR sesuai dengan tabel 4.10.
Tabel 4.10. Distribusi berat badan bayi yang lahir di Rumah Sakit Umum
Hasanah Graha Afiah Depok
Berat Badan Bayi (g) n (n=24) Persen (%)
<2500 2 8.3
2500-4000 22 91.7
>4000 0 0
Pada penelitian ini sebanyak 2 bayi (8.21%) dengan BBLR
ditemukan pada wanita hamil dengan anemia yang terdeteksi pada
trimester ketiga. Anemia selama kehamilan, usia saat hamil kurang dari 20
tahun dan usia lebih dari 34 tahun, jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, dan
kualitas pelayanan antenatal dapat menjadi faktor risiko kejadian BBLR.37
35
Berdasarkan penelitian Rahmati dkk, anemia pada kehamilan secara
signifikan dapat menjadi faktor risiko untuk kejadian BBLR.38 Hal ini
sejalan dengan temuan Kumar di India yaitu insidensi BBLR dapat
meningkat jika mengalami anemia di trimester ketiga.39
Menurut Ketut, ditemukan bahwa kejadian anemia pada trimester I
dan II juga dapat menjadi risiko BBLR. Anemia pada trimester I dapat
menyebabkan terjadi kegagalan organogenesis sehingga akan mengganggu
perkembangan janin ke tahap berikutnya. Lalu pada trimester II kejadian
hemodilusi darah meningkat. Hal ini yang memungkinkan kadar
hemoglobin pada trimester II dapat menjadi lebih rendah. Selanjutnya,
anemia pada trimester II juga akan membuat aliran darah ke uterus
berkurang sehingga dapat terjadi BBLR. Penelitian yang dijalankan di
RSUD Denpasar ini menunjukan bahwa anemia pada trimester I berisiko
10,29 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak
anemia dan anemia pada trimester II berisiko sebesar 16 kali melahirkan
bayi BBLR daripada ibu yang tidak anemia.40
4.6. Hubungan Usia saat Hamil dengan Kadar Hemoglobin
Dilakukan uji korelasi rank Spearman pada usia ibu saat hamil dan
kadar hemoglobinnya. Berdasarkan uji korelasi rank Spearman yang
dilakukan, terdapat nilai koefisien korelasi sebesar 0.182 yang berarti
bahwa antara usia ibu dengan kadar Hb tidak berhubungan. Selanjutnya,
hasil penelitian menunjukkan signifikansi 0.018 < 0.05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia ibu secara signifikan tidak berpengaruh terhadap
kadar hemoglobin. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Tristiyanti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status anemia pada
ibu hamil di Kecamatan Ciampea yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang nyata antara usia ibu dengan kadar hemoglobin. Tidak
adanya hubungan tersebut kemungkinan terjadi karena hampir sebagian
besar (86.3 %) usia subjek pada penelitian ini berada pada rentang umur
aman reproduksi (20-35 tahun). 41
36
4.7. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kadar Hemoglobin
Hasil uji korelasi rank Spearman yang dilakukan pada usia
kehamilan dan kadar hemoglobin menunjukkan nilai koefisien
korelasi sebesar -0.589 yang berarti usia kehamilan dan kadar
hemoglobin memiliki kekuatan hubungannya sedang dan berkorelasi
linear negatif. Selanjutnya hasil penelitian menujukkan p-value 0.00 <
0.01. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara usia kehamilan dengan kadar hemoglobin ibu. Hasil
pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Tristiyanti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi status anemia pada ibu hamil di
Kecamatan Ciampea yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
nyata negatif antara usia kehamilan dengan kadar hemoglobin.
Semakin tua usia kehamilan, maka semakin rendah kadar hemoglobin
yang dimilikinya. Semakin rendah kadar hemoglobin semakin rentan
mengalami anemia. 41
4.8. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui
prevalensi anemia pada wanita hamil di Rumah Sakit Hasanah Graha
Afiah Depok yang menggunakan data sekunder berupa rekam medik.
Dalam pelaksanaan penelitian ditemukan keterbatasan yaitu tidak semua
rekam medik dapat diambil datanya karena ada beberapa rekam medik
yang memang sedang digunakan saat proses pengambilan data.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Pada 168 subjek penelitian di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha
Afiah Depok periode April 2016-Juli 2017 didapatkan prevalensi
anemia pada kehamilan yang lebih rendah dari penelitian sebelumnya.
2. Subjek penelitian didominasi oleh wanita hamil dengan usia aman
reproduksi dan wanita hamil trimester I.
3. Rerata kadar hemoglobin subjek penelitian dengan kehamilan
trimester I dan II tidak termasuk anemia, sedangkan rerata kadar
hemoglobin pada subjek penelitan dengan kehamilan trimester III
termasuk anemia.
4. Subjek penelitian dengan anemia didominasi oleh usia 20-35 tahun.
Sebagian besar dengan kehamilan trimester III. Sebagian besar
termasuk kategori anemia ringan. Sebagian dari subjek penelitian
dengan anemia diberikan terapi besi parenteral, tablet besi, atau
multivitamin. Terdapat subjek penelitian dengan anemia yang
menjalani persalinan di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah.
Pada kelahiran tersebut didapatkan bayi dengan BBLR.
5. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara
usia saat hamil dengan kadar hemoglobin
6. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan antara usia
kehamilan dengan kadar hemoglobin.
5.2. Saran
Data yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan sebaiknya
diambil dan dianalisa lebih lengkap agar dapat mengetahui lebih jelas
faktor risiko terjadinya anemia pada kehamilan.
38
DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Worldwide prevalence on anaemia 1993-2005 [Internet]. [Dikutip Juni
2017]. Tersedia pada: http://www.who.int/vmnis/anaemia/prevalence/summar
y/anaemia_status_summary/en/
2. WHO. The global prevalence of anaemia in 2011. [Internet]. Geneva: World
Health Organization; 2015. [Dikutip 18 Juni 2017]. Tersedia pada:
http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/global_prevalence_
anaemia_2011/en/
3. WHO. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant
women. [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2012. [Dikutip 18
Juni 2017]. Tersedia pada: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/77770/1/9
789241501996_eng.pdf
4. Tambunan, Dameria Magdalena. Gambaran kejadian anemia ibu hamil dan
faktor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas Sei Apung
Kabupaten Asahan tahun 2011. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia; 2011.
5. Sukasmiyati. Hubungan antara umur kehamilan dan suplementasi tablet besi
dengan status anemia ibu hamil di Puskemas Dlingo II Bantul Yogyakarta
Tahun 2012. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;
2012.
6. Rohayati, Ati. Gambaran kejadian anemia pada ibu hamil dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Propinsi
Jawa Barat Tahun 2012. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia; 2012
7. Indonesia, Badan Litbang Kesehatan. Laporan RISKESDAS Tahun 2013.
Jakarta: Badan Litbang Kesehatan, Dep Kes RI; 2013.
8. Indonesia, Badan Litbang Kesehatan. Laporan RISKESDAS Tahun 2007.
Jakarta: Badan Litbang Kesehatan, Dep Kes RI; 2008.
9. WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and
assessment of severity. WHO/NMH/NHD/MNM/11.1 [Dikutip 20 September
2017]. Tersedia pada: http://www.who.int/vmnis/indicators/haemoglobin/en/
10. Kristiyanasari, Weni. Gizi ibu hamil. Dalam: Nurhidayati, Rohmah Dyah.
Analisis faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2013.
11. Purwandari A., Lumy F., Polak F. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia. Jurnal Ilmiah Bidan [Internet]. 2016 [Dikutip 10 Oktober
2017]. Tersedia pada: https://media.neliti.com/media/publications/91136-ID-
39
faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-ke.pdf
12. Ristica, Octa Dwienda. Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Jurnal Kesehatan Komunitas; 2013
13. Nurhidayati, Rohmah Dyah. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2013.
14. Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G.
Fajar Manuaba. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007
15. Moghaddam Tabrizi F, Barjasteh S. Maternal hemoglobin levels during
pregnancy and their association with birth weight of neonates. Iran J Ped
Hematol Oncol. Des 2015 [Dikutip 10 Oktober 2017];5(4):211-7. Tersedia
pada:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4779156/#__ffn_setitle
16. Goswami TM, Patel VN, Pandya NH, Mevada AK, Desai KS, Solanki KB.
Maternal anaemia during pregnancy and its impact on perinatal outcome.
International Journal of Biomedical and Advanced Research [Internet]. 2014
[Dikutip 10 Oktober 2017]. Tersedia pada: http://www.ssjournals.com/index.
php/ijbar/article/view/462
17. Nair M, ManojKC, Saswati SC, Swapna D Kakoty, Umesh CS, Premila W
dkk. Association between maternal anaemia and pregnancy outcomes: a
cohort study in Assam, India [Internet]. BMJ Global Health. Apr 2016
[Dikutip 10 Oktober 2017];1(1):e0000026. Tersedia pada: http://gh.bmj.com/
content/1/1/e000026
18. Sherwood, Lauralee. Darah. Dalam: Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 6th
Ed. Jakarta; 2011. Hal. 415-21.
19. Hoffbrand, A.V., Moss, P.A.H. dan Pettit, J.E. Essential haematology. 6th Ed.
Asia: Blackwell Publishing; 2012
20. Mehta, AB. Hoffbrand, V. At a Glance hematologi. Jakarta: Erlangga; 2008
21. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper. 29th Ed.
Jakarta: EGC; 2009.
22. Bakta, I Made. Hematologi klinik ringkas. Jakarta: EGC; 2013
23. Cunningham, FG. Leveno KJ. Bloom SL. Hauth JC. Rouse DJ. Spong CY.
Obstetri Williams (Williams obstetri). Jakarta: EGC; 2013. Hal 118-21.
24. Mboi N. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun
2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.
Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2013
25. Ani, Seri Luh. Buku saku anemia defisiensi besi: masa prahamil dan hamil.
40
Jakarta: EGC; 2013
26. Sanyal, Sabitri. Prep manual for undergraduates: Clinical pathology. New
Delhi: Elsevier; 2005
27. Price, Sylvia Anderson. Gangguan sistem hematologi. Dalam: Patofisiologi:
Konsep klinis proses-proses penyakit. 6th Ed. Jakarta: EGC; 2015. Hal. 255-7.
28. Manuaba, IBG. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC;
2010
29. Badan POM RI. 9.1.1 Anemia Defisiensi Besi [Internet]. [Dikutip 10 Oktober
2017]. Tersedia pada: http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-
anemia-dan-gangguan-darah-lain/911-anemia-defisiensi-besi.
30. Dahlan, M Sopiyudin. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan; deskriptif,
bivariate, dan multivariate, dilengkapi aplikasi menggunakan SPSS. 6th Ed.
Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016
31. Putri, Ulfa Rosliana. Hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil pada
trimester ketiga dengan antropometri bayi baru lahir di RSPAD Gatot
Subroto Ditkesad. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2014
32. Sanjeev, Sharma. Sharma, Poonam. Tyler LN. Transfusion of Blood and
Blood Products: Indications and Complications. Omaha: Creighton
University School of Medicine. 2011 [Dikutip 10 Oktober 2017];83(6).
Tersedia pada: www.aafp.org/afp/2011/0315/p719.html
33. MIMS. Maltofer [Internet]. [Dikutip 10 Oktober 2017]. Tersedia pada:
http://www.mims.com/malaysia/drug/info/maltofer.
34. Pavord S, Myers B, Robinson S, Allard S, Strong J, Oppenheimer C. UK
guidelines on the management of iron deficiency in pregnancy. British
Journal of Haematology [Internet]. 2012 [Dikutip 10 Oktober 2017];156,588–
600. Tersedia pada: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2141.2
011.09012.x/full
35. FDA. American Regent inc. Venofer-iron sucrose, injection, solution
[Internet]. 2000 [Dikutip 10 Oktober 2017]. Tersedia pada: https://www.fda.
gov/downloads/advisorycommittees/committeesmeetingmaterials/pediatricad
visorycommittee/ucm437786.pdf
36. Purba, RT. Kampono N. Handaya. Moegni EM. Perbandingan efektifitas
terapi besi intravena dan oral pada anemia defisiensi besi dalam kehamilan.
Maj Kedokt Indon [Internet]. April 2007 [Dikutip pada 10 Oktober
2017];57(4). Tersedia pada: http://mki.idionline.org/index.php?uPage =mki.
mki_dl &smod=mki&sp=public&key=MTA3LTk=
37. Sistiarini. Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko
terhadap kejadian BBLR. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008
41
38. Rahmati S, Delpishe A, Azami M, Ahmadi, Sayehmiri K. Maternal Anemia
during pregnancy and infant low birth wight: A systematic review and Meta-
analysis. Int J Reprod BioMed [Internet]. 2017 [Dikutip 10 Oktober
2017];15(3):125-34. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl
es/PMC5447828/pdf/ijrb-15-125.pdf
39. Kumar KJ, Asha N, Murthy DS, Sujatha M, Manjunath V. Maternal anemia
in various trimesters and its effect on newborn weight and maturity: An
observational study. Inj J Prev Med [Internet]. 2013 [Dikutip 10 Oktober
2017];4(2):193-9. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC3604852/?report=reader
40. Ketut Labir, I. Widarsa, Tangking. Suwiyoga, Ketut. Anemia ibu hamil
trimester I dan II mengingkatkan risiko kejadian berat bayi lahir rendah di
RSUD Wangaya Denpasar. Public Health and Preventive Medicine Archive
[Internet]. Oktober 2013 [Dikutip pada 10 oktober 2017];1(1). Tersedia pada:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/phpma/article/view/6627
41. Tristiyanti WF. Faktor-faktor yang mempengaruhi status anemia pada ibu
hamil di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bogor: Institut
Pertanian Bogor; 2006 [Dikutip pada 28 Oktober 2017]. Tersedia pada:
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/44643/1/A06wft.pdf
42
Lampiran 1
Surat Persetujuan Etik
43
Lampiran 2
Surat Perizinan Pengambilan Data RSU Hasanah Graha Afiah
44
Lampiran 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Intan Nur Zamzam
Tempat/ Tanggal lahir : Bandung, 4 Mei 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Betet XI No. 199 RT.06 RW.13 Kel. Cibodasari
Kec. Cibodas Kota Tangerang - 15138
Nomor Telepon/HP : 0812-1881-7457
E-mail : intanzam@rocketmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
2000 – 2006 SDI Al Ijtihad, Tangerang
2006 – 2009 SMPN 1 Tangerang
2009 – 2012 SMAN 1 Bandung
2012 – 2014 Sastra Inggris, Universitas Padjadjaran, Bandung
2014- sekarang Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
top related