presus parotitis
Post on 02-Apr-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Presus Parotitis
1/17
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Umur : 7 tahun
Berat badan : 20 kg
Tinggi badan : 120 cm
Jenis Kelamin` : laki laki
Agama : Islam
Alamat : kayugiyang 1/3 garung
Tanggal masuk RS : 7 April 2011
Tanggal keluar RS : 11 April 2011
Ruang : Dahlia 307J
No. RM : 49 32 52
B. ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesa dengan ibu pasien pada hari
Kamis tanggal 10 April 2011.
1. Keluhan Utama : sakit perut, demam sejak 2 hari yang lalu.
2. Keluhan Tambahan : benjolan di bawah rahang sebelah kiri sejak 2 hari yang
lalu, muntah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Wonosobo dengan keluhan sakit perut diseluruh
bagian perut, demam, pegal-pegal di kaki dan tangan sejak 2 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan benjolan di bawah rahang sebelah kiri yang nyeri
bila di sentuh sejak 2 hari yang lalu. Benjolan dirasa awalnya kecil, kemudian
makin lama makin membesar, BAB dan BAK biasa tidak ada keluhan, tidak
mual, muntah 2 kali. Keluarga juga mengeluh nafsu makan pasien menurun.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah sakit hal serupa.
1
-
7/27/2019 Presus Parotitis
2/17
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita hal serupa. Tetangga pasien
ada riwayat penyakit gondongan
6. Riwayat Kehamilan Ibu
- Ny. R Hamil pada usia 19 tahun
- Tinggi badan Ny. R pada saat hamil adalah 156 cm
- Selama kehamilan Ny. R rutin memeriksakan kehamilannya tiap bulan
ke bidan
- Tidak ada keluhan selama kehamilan
- Kesimpulan: riwayat kehamilan Ny. R baik
7. Riwayat Persalinan
- Ny. R melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan secara spontan di
rumah, ditolong oleh bidan. Berat badan lahir bayi 3500 gram dan
langsung menangis.
- Kesimpulan: riwayat persalinan Ny. R baik
8. Riwayat Makanan
- Anak diberi ASI ekslusif selama 6 bulan
9. Riwayat Vaksinasi
Imunisasi yang diwajibkan oleh PPI Depkes RI menurut ibu pasien sudah
dilakukan semuanya sesuai jadwal imunisasi di Puskesmas, (ibu pasien
lupa tanggal pemberiannya) :
Imunisasi yang dianjurkan oleh PPI Depkes RI :
Hib : tidak dilakukan
MMR : tidak dilakukan
Thypoid : tidak dilakukan
Varicella : tidak dilakukan
Hepatitis A : tidak dilakukan
2
-
7/27/2019 Presus Parotitis
3/17
Kesimpulan :
1. Imunisasi yang diwajibkan oleh PPI Depkes RI sebagian besar sudah
dilakukan.
2. Imunisasi yang dianjurkan oleh PPI Depkes RI tidak dilakukan
semuanya.
10. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
- Pasien tinggal bersama ayah, ibu,adik kakek dan nenek dari pihak
ayah.
- Rumah terbuat dari batu bata dengan lantai ubin, memiliki 3 kamar
tidur, jendela ada di setiap kamar dan selalu dibuka pada pagi sampai
sore hari.
- Kamar mandi dan WC berada di dalam rumah dengan sumber air yang
digunakan berasal dari air PAM.
- Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan
500.000 setiap bulan.
- Kesimpulan: riwayat sosial, ekonomi dan lingkungan pasien baik.
11. Anamnesis Sistem
Sistem cerebrospinal : demam, tidak mengalami penurunan kesadaran
Sistem respiratorius : tidak ada keluhan
Sistem kardiovaskular: tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal: perut sakit, BAB tidak ada keluhan, sulit makan,
muntah
Sistem urogenital : tidak ada keluhan
Sistem integumentum : tidak ada keluhan, turgor kulit baik
Sistem musculoskeletal: terasa pegal di kaki dan tangan
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalisata
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
3
-
7/27/2019 Presus Parotitis
4/17
Vital sign :
Nadi : 100 x / menit, teratur, isi dan tegangan cukup
Suhu : 40,6o C per axilla
RR : 36 x / menit tipe thorakoabdominal
b. Status Gizi ( CDC 2000)
BB:U = persentil 10
TB:U = persentil 10
BMI = 20 : (1,2)2
= 13,9 (persentil 5)
Kesimpulan : status gizi normal
c. Pemeriksaan Kepala
Kepala : bentuk mesochepal, ubun-ubun cekung (-)
Mata : konjuctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
Hidung : deformitas (-), secret (-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (-), faring hiperemis (-)
Telinga : discharge (-)
d. Pemeriksaan Leher
Pembesaran kelenjar submandibularis (-/+), nyeri telan (+), nyeri tekan (+)
e. Pemeriksaan Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : simetris, retraksi (-/-), tidak ada ketinggalan gerak
Palpasi : simetris, retraksi (-/-), vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : lapang paru sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : perkusi jantung pekak, batas jantung:
Kanan atas : SIC III LPS kanan
Kiri atas : SIC III LMC kiri
Kanan bawah: SIC V LPS kanan
4
-
7/27/2019 Presus Parotitis
5/17
Kiri bawah : SIC V LMC kir
Auskultasi : cor S1-S2 reguler, bising jantung (-)
f. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : flat
Auskultasi : peristaltik normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, turgor baik, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
g. Pemeriksaan Anogenital
Tidak ada kelainan anus dan alat genital
h. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : akral hangat, tidak ada edema, kekuatan otot 5/5, sensibilitas +/
+
Inferior : akral hangat, tidak ada edema, kekuatan otot 5/5, sensibilitas +/+
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium (7 April 2011)
AL : 8,70.103 MCV : 80 LED 1 jam : 25 Mm/l
AE : 4,70.106 MCH : 28 2 jam : 52 Mm/l
AT : 258.103 MCHC: 35
Hb : 13,2 gr/dl Hct : 37%
E. DIAGNOSIS KERJA
Parotitis
F. DIAGNOSIS BANDING
- Sialolithiasis
- Limfadenitis servikalis
- Tumor parotitis
5
-
7/27/2019 Presus Parotitis
6/17
G. TERAPI
- Infuse KAEN 3B 1500cc/24 jam
- Inj. Cefotaxime 4x500 mg I.V.
- Inj. Dexamethason 3x1 ampul
- Parasetamol sirup 4x1 cth
- Acyclovir tablet 3x1
- Diet: bubur saring
6
-
7/27/2019 Presus Parotitis
7/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Parotitis adalah penyakit infeksi kelenjar ludah akut, sangat menular
dengan pembesaran kelenjar ludah dan nyeri terutama kelenjar parotis.3
B. Anatomi
Glandula parotidae merupakan kelenjar saliva terbesar. Bersama sepasang
glandula submandibularis dan sublingualis serta banyak kelenjar kecil yang
tersebar di dalam rongga mulut membentuk glandulae salivatoriae. Kelenjar
parotis terletak dibawah meatus acusticus ekternus dan terletak dalam suatu
lekukan di belakang ramus mandibula dan di depan m.sternocleidomasteideus.
kelenjar parotis diselubungi oleh kapsula jaringan ikat. Duktus parotideus
bemuara ke dalam vestibulum oris, pada sebuah papilla kecil, di depan gigi
molar kedua atas.
Glandula submandibularis tersusun dari campuran kelenjar serosa dan
mukosa. Sebagian kelenjar tertutupi oleh corpus mandibula. Terdiri dari
bagian superficial yang besar dan bagian profunda yang kecil. Duktus
submandibularis muncul dari ujung anterior pars profundus, bermuara ke
dalam mulut pada suatu papilla kecil yang terletak di samping frenulum
linguae.
Glandula sublingual merupakan kelenjar terkecil dari glandula salivaria.
Tersusun atas kelenjar serosa dan mukosa. Terletak di bawah membrane
mukosa dasar mulut dekat garis tengah. Duktus sublingualis berjumlah 8-20
buah. Sebagian besar bermuara ke dalam mulut pada puncak plica
sublingualis, tetapi sebagian kecil dapat bermuara ke dalam duktus
submandibularis.7
7
-
7/27/2019 Presus Parotitis
8/17
C. Etiologi
Parotitis disebabkan oleh kelompok paramiksovirus, yang juga mencakup
parainfluenza, dan campak. Virus RNA ini berantai tunggal yang terbungkus
dalam selubung protein dan lemak. Secara antigen virus ini berkaitan erat
dengan virus influenza yang kadang kadang membingungkan pemeriksaan
serologi. Diameter virion kira kira 150 RNA. Virus memiliki hemolisin,
neuromidase dan hemaglutinin. Virus parotitis dapat diperbanyak dalam
berbagai biakan sel dan dalam telur berembrio4.
D. Epidemiologi
Penyebaran parotitis ada pada kebanyakan populasi perkotaan. Virus
tersebar dari manusia dengan kontak langsung, tetes-tetes yang di bawa udara,
benda yang terkontaminasi ludah dan kemungkinan dengan urin. Virus ini
tersebar keseluruh dunia. 85% infeksi terjadi pada anak kurang dari 15 tahun,
biasanya 5 10 thn dan mengenai laki laki dan perempuan secara sama.Diperkirakan sampai 40% kasus subklinis, tidak menimbulkan pembekakan
parotis sehingga sulit dikenal4.
8
-
7/27/2019 Presus Parotitis
9/17
E. Patogenesis
Terdapat dua teori pathogenesis parotitid, yaitu 3:
1. Virus masuk melalui mulut ke dalam duktus stenson kelenjar parotis
dan terjadi multiplikasi pertama pada kelenjar ini, kemudian diikuti
oleh viremia umum dan lokalisasi. Organ yang dituju adalah testis,
ovarium, pancreas, tiroid, ginjal, jantung atau otak.
2. Replikasi primer terjadi dalam epitel permukaan saluran napas,
kemudian diikutioleh viremia umum dan lokalisasi serentak dalam
kelenjar saliva dan alat tubuh lainnya.
Pembengkakan kelenjar parotitis yang terinfeksi mungkin terjadi sebagai
akibat dari suatu reaksi hipersensitivitas terhadap virus yang sedang
bermultiplikasi secara lokal. Hanya terdapat sedikit keterangan mengenai lesi
yang terjadi akibat parotitis pada manusia. Pada kenyataannya, asinus kelenjar
parotis masih tetap dipertahankan dengan baik, hanya terdapat edema
periduktal dan infiltrasi limfosit ke dalam jaringan ikat. Kerusakan utama
terjadi di sel epitel disertai sejumlah sel polimorfonuklear didalam lumen
sehingga terjadi dekuamasi epitel yang sempurna dan lumen yang membesar
berisi debris. Pada sejumlah sel epitel terdapat pembengkakan sitoplasma,
tetapi jarang mengandung badan inklusi basofilik yang besar. Perubahan yang
terjadi pada testis melalui 9dsorb yang dilakukan dalam 1 atau 2 hari setelah
timbul rasa nyeri, bervariasi mulai dari edema jaringan intersisial ringan tanpa
gangguan spermatogenesis hingga kerusakan epitel lokal disertai infiltrasi
limfosit di daerah perivaskuler.2
F. Manifestasi Klinik
Masa inkubasi parotitis berkisar antara 14 24 hari. Masa prodormal
ditandai dengan perasaan lesu, rasa nyeri pada otot terutama otot daerah leher,
sakit kepala, nafsu makan turun dan diikuti pembesaran cepat satu atau dua
kelenjar parotis serta kelenjar ludah yang lain. Pembesaran kelenjar disertai
rasa sakit dan akan membengkak secara khas yaitu dimulai dengan pengisisan
ruangan di antara batas belakang tulang rahang bawah dan tulang mastoid,
9
-
7/27/2019 Presus Parotitis
10/17
kemudian meluas dalam bentuk bulan sabit ke bawah 10dsorb depan, karena
perluasan ke atas dibatasi oleh tulang zygomatikus3. Edema pada kulit dan
jaringan lunak biasanya meluas dan mengaburkan batas pembengkakan
kelenjar sehingga pembesaran tersebut lebih dapat dinilai berdasarkan
penglihatan 10dsorbs10ng perabaan. Pembengkakan dapat terjadi dengan
sangat cepat, mencapai besar maksimal dalam jangka waktu beberapa jam
saja, meskipun biasanya mencapai puncak pembengkakan dibutuhkan waktu
1-3 hari. Jaringan yang membengkak akan mendorong cuping telinga ke atas
dan keluar sehingga sudut rahang bawah tidak terlihat lagi. Pembengkakan
akan mereda pelahan lahan dalam waktu 3-7 hari, tetapi kadang kadang dapat
berlangsung lama6.
Daerah yang mengalami pembengkakan terasa lunak dan nyeri, perasaan
nyeri dibangkitkan terutama ketika mencicipi cairan asam seperti sari jeruk
atau cuka. Kulit kemerahan dan pembengkakan sering terjadi di sekitar muara
duktus stenosi. Bersamaan dengan pembengkakan kelenjar parotis dapat
terjadi edema laring dan paaltum molle sehingga mendorong tonsil kea rah
tengah. Dapat ditemukan pula edema di atas manubrium sterni serta dinding
dada bagian atas yang mungkin terjadi akibat bendungan cairan limfatik.
Pembengkakan kelenjar parotis biasanya disertai oleh demam yang tidak
begitu tinggi tetapi sering diketemukan pula suhu badan yang normal. Tidak
terdapat hubungan antara luasnya pembengkakan dengan derajat demam yang
diderita2.
Pembesaran kelenjar submandibular sering pula dijumpai dan biasanya
menyertai atau menyusul pembengkakan kelenjar paotis. Pembengkakan ini
akan menempuh dua pola, yaitu :
1. Berbentuk lonjong yang meluas kearah depan dan bawah mulai dari sudut
tulang rahang bawah.
2. Berbentuk setengah lonjong yang meluas secara langsung kearah bawah.
Kemerahan dan pembengkakan pada muaraduktus Wharton sering menyertai
pembengkakan tersebut. Pembengkakan kelenjar sublingual paling jarang
10
-
7/27/2019 Presus Parotitis
11/17
terjadi, tetapi jika terjadi pembengkakan biasanya akan mengenai kedua sisi
yang dapat dilihat pada daerah submental dan dasar mulut
G. Diagnosis
Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Walaupun tidak spesifik, secara umum penderita parotitis mengalami :
a. Ada riwayat keluarga atau tetangga yang juga menderita parotitis.
b. Riwayat imunisasi yang tidak adekuat.
c. Rasa sakit dan pembengkakan pada kelenjar parotis.
d. Terdapat nyeri telan
e. Malaise, anoreksia dan demam dapat terjadi.
2. Gejala klinis
Gejala klinis dapat berupa6 :
a. Panas ringan sampai tinggi
b. Keluhan nyeri di daerah parotis salah satu atau kedua sisi disertai
pembesaran kelenjar.
c. Keluhan nyeri otot terutama di daerah leher, sakit kepala dan rasa
malas.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien parotitis akan didapatkan antara lain 5 :
a. Pada inspeksi terlihat pembengkakan dan eritm pada kulit leher, baik
unilateral maupun bilateral.
b. Kelenjar parotisyang mengalami inflmasi biasanya teraba kenyal.
c. Kelenjar submandibularis dan sublingualis juga mengalami
pembengkakan.
d. Adanya nyeri telan
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu penegakan
diagnosis parotitis antara lain:
11
-
7/27/2019 Presus Parotitis
12/17
a. CT scan dan MRI2
CT scan dan MRI dapat digunakan untuk menentukan ukuran, bentuk
dan kualitas pembengkakan dan digunakan terutama untuk
membedakan massa padat dan kistik. CT scan juga digunakan bila
dicurigai adanya komplikasi meningoencepalitis.
b. Sialography
Memperlihatkan anatomi dari duktus parotis
c. Ultrasound
Lebih non invasive 12dsorbs12ng sialography, digunakan untuk
membedakan massa padat dan cairan dalam glandula parotis
d. Isolasi virus
Virus parotitis dapat diisolasi dari saliva, cairan serebrospinal atau urin
yang dikumpulkan 4 hari setelah permulaan sakit. Setelah pemberian
antibiotic, bahan diinokulasikan ke dalam biakan sel ginjal monyet.
Adanya virus dalam biakan jaringan dapat diketahui dalam 5-6 hari
dengan cara 12dsorbs sel darah merah yang sesuai oleh sel yang
terkena infeksi. Serum imunoflourensi dapat pula menidentifikasi
isolate virus dalam biakan sel dalam waktu 2-3 hari.
H. Diagnosis Banding
Pada umumnya diagnosis klinik parotitis mudah ditegakkan, tetapi pada
kasus tertentu perlu dibedakan dengan penyakit lain yang member gambaran
klinis hampir sama, yaitu :
a. Parotitis supurative, pada penyakit ini sering terjadi pengeluaran nanah
dari dalam kelenjar parotis bila dilakukan penekanan dan terjadi
leukositosis.
b. Kalkulus saliva, akibat sumbatan saluran kelenjar parotis yang
menyebabkan pembengkakan interminten.
c. Sialolithiasis (batu parotis), gejala yang ditimbulkan diantara
pembesarkan kelenjar parotis yang berlangsung lambat dan terus
menerus disertai perasaan nyeri yang ringan sampai berat.
12
-
7/27/2019 Presus Parotitis
13/17
d. Limfadenitis preaurikuler atau servikal anterior karena sebab apapun.
e. Tumor parotis, ditandai dengan pembesaran kelenjar parotis yang
berlangsung cepat dan progresif, umumnya unilateral dan tidak disertai
rasa nyeri.
f. Sjorgen`s syndrome (Parotitis, keratokonjuntivitis, tidak adanya air
mata)
I. Penatalaksanaan
Dalam pengobatan parotitis, terapi yang dianjurkan adalah terapi
konservatif. Perhatian yang adekuat terhadap hidrasi dan alimentasi sangat
penting. Pasien bisa mengalami kesulitan dengan makanan asam. Diet harus
ringan dengan banyak mengadung cairan.
Kadang kadang perlu analgetik untuk sakit kepala yang hebat atau
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh parotitis. Mungkin pada orchitis
perlu analgetik yang lebih kuat lagi. Muntah jarang menjadi berat hingga
membutuhkan cairan intravena. Namun, pada kejadian ini kehilangan
elektrolit harus diganti
Pasien yang dirawat di rumah sakit harus diisolasi selama 9 hari sesudah
mulainya pembengkakan. Juga dianjurkan interval istirahat yang sama di
rumah bagi anak sekolah.
J. Komplikasi
Viremia bertanggung jawab atas manifestasi klinis infeksi parotitis pada
organ lain selain kelenjar ludah.
1. Orchitis
Merupakan komplikasi yang paling ditakutkan pada laki laki. Lesi ini
jarang terjadi pada anak laki laki prepubertas tetapi sering ditemukan
pada remaja dewasa, terjadi pada 14-35% kasus. Orchitis biasanya
terjadi sekitar delapan hari setelah gejala awal parotitis tetapi dapat
pula terjadi sebelum atau tanpa didahului gejala awal parotitis. Orchitis
paling sering terjadi unilateral, tapi pernah dilaporkan 17-38% terjadi
13
-
7/27/2019 Presus Parotitis
14/17
bilateral. Testis yang terserang berwarna merah, edema dan terasa
nyeri. Lama penyakit rata-rata empat hari. Setelah orchitis dapat terjadi
atropi dan kemandulan timbul terutama pada orchitis bilateral.
2. Meningoensefalitis
Merupakan komplikasi yang sering terjadi selam masa anak-anak.
Laki-laki terserang 3-5 kali lebih sering daripada perempuan.
Pathogenesis meningoensefalitis yang disebabkan parotitis
digambarkan sebagai suatu infeksi primer pada neuron oleh virus
maupun sebagai suatu ensefalitis paska infeksi disertai demielinisasi.
Pada tipe pertama, parotitis sering muncul pada saat yang bersamaan
atau menyusul ensefalitis. Pada tipe kedua, ensefalitis menyusul rata-
rata 10 hari setelah terjadi parotitis. Parotitis dianggap sebagai
penyebab terjadinya stenosis aquaduktus dan hidrosephalus pada anak.
Gambaran klinis menigoensefalitis sama dengan oleh penyebab lain.
Pada awal penyakit, virus parotitis dapat diisolasi dari cairan
serebrospinal.
3. Ooforitis
Dijumpai pada sekitar 7% dari semua kasus perempuan berusia
prepubertas. Pada ooforitis tidak terbukti terjadinya ganguan
kesuburan.
4. Pankreatitis
Keterlibatan pancreas jarang terjadi, tetapi infeksi ringan atau subklinis
mungkin lebih banyak terjadi. Keadaan ini dapat terjadi tanpa
berkaitan dengan manifestasi pada kelenjar ludah dan didiagnosis
secara keliru sebagai gastroenteritis. Rasa nyeri episgartrium dan nyeri
tekan memberikan petunjuk dugaan penyakit tersebut. Dapat disertai
demam, menggigil, muntah, malaise. Pemeriksaan kadar lipase serum
dapat menolong menegakkan diagnosis.
5. Tiroiditis
tiroiditis jarang ditemukan pada anak, tetapi pembengkakan difus
14
-
7/27/2019 Presus Parotitis
15/17
dengan nyeri tekan dapat terjadi kurang lebih satu minggu setelah
parotitis, disusul oleh pembentukan antibody antitiroid.
6. Miokarditis
Manifestasi pada jantung yang berat sangat jarang ditemukan, infeksi
ringan yang menyerang miokardium mungkin lebih sering terjadi dan
sering kali diabaikan. Perubahan EKG yang dapat ditemukan adalah
depresi segmen ST. keterlibatan jantung pada parotitis dapat
menerangkan timbulnya rasa nyeri prekordial, bradikardi serta kadang-
kadang perasaan letih.
7. Ketulian
Ketulian saraf yang terjadi setelah parotitis mungkin bersifat unilateral
atau jarang dapat pula bilateral.meskipun kejadian ini memperlihatkan
insidensi yang rendah tapi parotitis dianggap sebagai penyebab
ketulian saraf unilateral. Gangguan ketulian dapat timbul secara
mendadak atau perlahan lahan dan dapat bersifat sementara atau
menetap.
K. Prognosis
Penderita parotitis akan mendapatkan imunitas seumur hidup apabila
sembuh.
L. Pencegahan
Pencegahan aktif yaitu dengan memberikan vaksinasi virus parotitis
epidemika yang hidup tetapi telah dilemahkan. Vaksin umum yang
diberikan adalah dalam bentuk kombinasi MMR ( mumps, measles, rubella).
Vaksin MMR mulai diberikan pada umur 12-15 bulan dan pemberian
ulangan diberikan pada usia 4-6 tahun, jika pemberian ulangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan, sebaiknya diberikan sebelum usia 12
tahun.
Dosis pemberian vaksin parotitis pada anak :
a. Dosis pertama : 0,5 ml subkutan pada usia 12-18 bulan.
15
-
7/27/2019 Presus Parotitis
16/17
b. Booster diberikan dua kali dengan dosis : 0,5 ml subkutan pada usia 4-6
tahun, dengan rentang waktu 4-6 minggu.
c. Catch Up dose : jika sebelumnya tidak diimunisasi pada usia 6 tahun,
berikan 2 dosis 0,5 ml subkutan dengan rentang waktu 4-6 minggu.
Kontraindikasi pemberian vaksinasi MMR adalah:
a. Anak sakit, baik itu dengan ataupun tanpa demam
b. Anak dengan riwayat atopic
c. Pasien dengan imunodefisiensi
d. Wanita hamil
e. Penderita kanker yang mempengaruhi sumsum tulang atau system
limfe
Di amerika serikat, insidensi parotitis menurun tajam sampai 90%
setelah dilakukan vaksinasi terhadap penyakit ini. Vaksin MMR tidak
menyebabkan efek samping demam atau reaksi klinis lain. Anak yang telah
mendapat vaksinasi tidak mengeluarkan virus dari tubuhnya, karena itu tidak
menular bagi kontak yang rentan. Kadang-kadang parotitis dapat timbul7-10
hari setelah vaksinasi. Vaksin MMR akan membangkitkan antibody pada
kurang lebih 96% penerima yang sebelumnya seronegatif. Antibody yang
dihasilkan dengan cara demikian kadarnya kurang lebih 1/5 dari yang
dihasilkan oleh infeksi alami, tetapi memperlihatkan efektifitas perlindungan
sebesar 97% terhadap parotitis yang didapat kan secara alamiah.
Perlindungan yang diberikan vaksin tersebut tampaknya berlangsung untuk
jangka waktu yang lama.
Selain dengan vaksinasi, pencegahan penyebaran virus parotitis juga bisa
dilakukan melalui pola hidup sehat dan menjauhi atau menghindari kontak
dengan penderita
16
-
7/27/2019 Presus Parotitis
17/17
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Merdjani, 2002. Parotitis Epidemika, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :
infeksi dan penyakit tropis ; Balai Penerbit FKUI Jakarta
Anonim, 2005, Pediatric Clinical Practice Guideline for Parotitis, diambil dari
http://www.hc-sc.gc.ca/fnisah-spnia/pubs/services/2001pedguide/chap18beng.php
Anonim,2008.parotitis,diambil dari http://www.wikipedia.com/parotitis.htm
Brunell A. Philip, 1995. Buku Ajar pediatric Rudolph. Ed 20, Jakarta, EGC.
Jerry W. Templer, 2008. Parotitis diambil dari
http://www.emedicine.medscape.com/Parotiti/882461-print.htm
Komite medic, Standar Pelayanan Medis parotitis Epidemika, Standar
Pelayanan Medik RSUP dr.Sardjito ; Penerbit Medika fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada
Snell S. Richard, 2006. Anatomi Klinik, Ed-6. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
17
http://www.hc-sc.gc.ca/fnisah-spnia/pubs/services/2001pedguide/chap18beng.phphttp://www.wikipedia.com/parotitis.htmhttp://www.emedicine.medscape.com/Parotiti/882461-print.htmhttp://www.hc-sc.gc.ca/fnisah-spnia/pubs/services/2001pedguide/chap18beng.phphttp://www.wikipedia.com/parotitis.htmhttp://www.emedicine.medscape.com/Parotiti/882461-print.htm
top related