preskes bedah anak maya fix
Post on 21-Oct-2015
58 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KASUS BEDAH ANAK
SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 12 TAHUN DENGAN
HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA REPONIBEL
Oleh :
Sumayyah Syahidah
G99122106
Periode : 15 Juli 2013 – 20 Juli 2013
Pembimbing :
dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH
SMF ILMU BEDAH FK UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2013
0
STATUS PASIEN
I.IDENTITAS PASIEN
Nama : An I.S.
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Tn. M
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Ny. S
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal masuk : 15 Juli 2013
Tanggal Pemeriksaan : 15 Juli 2013
No. RM : 01206236
II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dengan cara autoanamnesis dan alloanamnesis
terhadap ayah pasien dilengkapi dengan rekam medis rumah sakit.
A. Keluhan Utama
Benjolan di lipat paha sebelah kiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Benjolan dikeluhkan di lipat paha sebelah kiri sejak bayi pada usia
kurang lebih empat bulan. Benjolan awalnya kecil namun semakin lama
dirasakan semakin membesar. Benjolan dirasakan tidak nyeri. Benjolan
dirasakan hilang timbul. Benjolan timbul saat aktivitas seperti saat
mengejan, batuk ataupun menangis dan hilang saat tidur ataupun istirahat.
Tidak didapatkan gangguan BAK seperti kencing berdarah, nyeri saat
berkemih maupun kencing menetes, frekuensi BAK normal 3-4 kali dalam
sehari. Tidak didapatkan pula gangguan BAB pada pasien, seperti
1
kesulitan BAB, BAB lendir dan berdarah (-), frekuensi BAB normal, satu
kali sehari.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Pneumonia : disangkal
2. Riwayat Kejang Demam : disangkal
3. Riwayat Diare : disangkal
4. Riwayat Asma : disangkal
5. Riwayat Campak : disangkal
6. Riwayat Alergi Obat/Makanan : disangkal
7. Riwayat Mondok : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat Penyakit Serupa : disangkal
2. Riwayat Alergi obat/makanan : disangkal
3. Riwayat Mondok : disangkal
E. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di RSUD Sragen, partus spontan, umur kehamilan 9
bulan 1 minggu. Berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 50 cm.
F. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal
1. Pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu penderita di bidan setempat.
2. Frekuensi ANC : Trimester I : 1x/bulan
Trimester II : 2x/bulan
Trimester III : 2x/minggu
3. Penyakit kehamilan : disangkal
4. Riwayat minum jamu selama hamil : disangkal
Obat-obatan yang diminum adalah vitamin dan tablet penambah darah
2
G. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Ayah : sehat
2. Ibu : sehat
H. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah anak tunggal. Anggota keluarganya terdiri dari ayah,
ibu, pasien sendiri. Ayah penderita bekerja sebagai wiraswasta. Ibu pasien
seorang ibu rumah tangga. Saat hamil, usia ibu pasien 22 tahun. Pasien
berobat ke RSDM dengan fasilitas JAMKESDA.
I. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi lengkap sesuai Depkes.
0 bulan : Hep B 0
1 bulan : BCG, Polio 1
2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan : DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan : DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan : Campak
J. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
3
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak baik, gizi kesan cukup
Derajat Kesadaran : compos mentis
2. Vital sign
S : 36,5 oC per aksiler
N : 88 x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup.
RR : 24 x/menit, tipe abdominotorakal
BB : 32 kg PB : 135 cm
3. Kulit : warna sawo matang, kelembaban baik, turgor kembali
cepat
4. Kepala : bentuk mesocephal
5. Mata : conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
6. Hidung : bentuk normal, napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah
(-/-), deformitas(-)
7. Mulut : mukosa bibir dan mulut kering (-), sianosis (-).
8. Telinga : bentuk normal, kelainan MAE (-), sekret (-).
9. Leher : bentuk normal, trachea ditengah.
10. Limfonodi : kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis,
supraklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak membesar.
11. Thorax : bentuk normochest, retraksi (-) subcostal, gerakan simetris
ka=ki
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar
Kiri atas : SIC II LSS
Kiri bawah : SIC IV LMCS
Kanan atas : SIC II LSD
Kanan bawah : SIC IV LSD
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
4
- ---
- ---
- ---
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)
12. Abdomen: Inspeksi : dinding perut distended (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal, frekuensi 22 x/menit.
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak membesar
13. Urogenital : tidak ada kelainan
14. Ekstremitas :
akral dingin sianosis oedem
Arteri dorsalis pedis teraba kuat
CRT < 2”
Anus : (+)
15. Status Lokalis
Regio inguinalis sinistra:
Inspeksi : benjolan (+) ukuran 6x5x5 cm, tanda peradangan (-),
warna= jaringan sekitar, timbul benjolan saat
mengejan, batas atas tidak tegas, dapat masuk kembali
(posisi tidur) keluar saat posisi berdiri
Palpasi : benjolan (+), teraba lunak, nyeri tekan (-), testis dextra et
sinistra teraba, transluminasi (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium darah 9 Juli 2013
Hasil Harga Rujukan
Rutin :Hb (g/dl)Hct (%)AE (106/μL)AL (103/μL)AT (103/μL)
13,2424,846,0273
10,2-13,133-433,6-5,25,0-19,5150-450
Golongan Darah O
5
Hemostasis:PTAPTT
13,133,8
10,0-15,020,0-40,0
HbsAg Non reaktif
Non reaktif
V. ASSESMENT
Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Reponibel
VI. PLAN
1. Mondok bangsal
2. Konsul anestesi
3. Pro herniotomi
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia
terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen
yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau
berkelanjutan.1
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari
rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensi baik bawaan maupun
didapat. Hernia tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari
problem sosial, banyak orang dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum
dibawa ke rumah sakit atau dokter; adapula sebagian masyarakat yang merasa
malu bila penyakitnya diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah
yang kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia.
Problem kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi
timbulnya hernia inguinalis.1, 2 , 3
Dalam sejarahnya pada 1552 sebelum Masehi di Mesir telah dilaporkan
pengobatan untuk hernia inguinalis dengan melakukan suatu tekanan dari luar.
Galen pada tahun 176 Masehi melaporkan penurunan duktus testikularis melalui
lubang kecil pada lower abdomen, kemudian ia meneliti dari awal tentang sebab
terjadinya hernia inguinalis indirekta. Susruta pada abad ke 5 sesudah Masehi
pertama kali melaporkan pengobatan bedah terhadap hernia. Pada autopsi
terhadap anak yang menderita hernia sebanyak 500 orang pada abad ke 18 dan 19
didapatkan 56% adanya patensi dari prosesus vaginalis peritonei. sedangkan Later
pada abad ke 19 melakukan berbagai metode pembedahan dalam mengatur
kembali lapisan anatomis dari kanalis inguinalis dengan memperhatikan hubungan
sekitarnya seperti struktur dari funikulus spermatikus.1,2
7
Bank pada tahun 1884 menyatakan bahwa pengobatan hernia yang
definitif adalah dengan melakukan ikatan yang baik, kegagalan dalam tindakan
tersebut didapatkan akibat kelemahan ikatannya. Selanjutnya dilaporkan pula
pengangkatan lengkap kantong hernia melalui cincin hernia eksterna. Fergusson
pada tahun 1899 menekankan ligasi tinggi dari kantong hernia tanpa merusak
struktur anatomis funikulus dan lapisan anatomis dari kanalis inguinalis dengan
melakukan insisi aponeurosis otot obliquus externus.3
Mc Lennan pada tahun 1914 menyatakan pengobatan bedah telah
dilakukan, penelitian retrospektif dengan analisis deskriptif terhadap 95 kasus
hernia inguinalis lateralis anak pada kurun waktu Januari 1988 sampai dengan
Desember 1991. Didapatkan 78,9% kasus laki-laki, 42,1% kelompok umur 0 -1
tahun; 52,6% hernia inguinalis lateralis dekstra; 31,6% hernia inguinalis
inkarserata, terbanyak pada kelompok umur 0 - 1 tahun (50%); reduksi
konservatif berhasil pada 72,7% dilanjutkan dengan bedah elektif setelah 48 jam
dan pada 8 kasus hernia inguinalis yang inkarserata dilakukan bedah emergensi.
Bila tidak ditangani secara dini, Hernia Inguinal Lateralis (indirek) dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti, terjadi perlengketan antara isi Hernia
dengan dinding kantong Hernia sehingga isi Hernia tidak dapat dimasukkan
kembali dan penekanan terhadap cincin Hernia semakin banyaknya usus yang
masuk.2,3
Salah satu penanganan yang dilakukan pada klien Hernia adalah
herniotomi atau herniorafi. Dampak kesehatan yang ditimbulkan pada pasien yang
dilakukan herniorafi diantaranya nyeri, aktivitas intoleran dan resiko terjadinya
infeksi.1,2
B. Hernia pada Anak
1. Hernia inguinalis atau hernia pada lipatan paha
Umumnya diderita bayi/anak laki-laki (dominan pada bayi prematur).
Sebab saluran tempat turunnya buah pelir dari rongga perut ke kantung buah pelir
tetap terbuka saat lahir. Ukuran lubang cukup besar, sehingga sebagian usus bayi
8
bisa turun ‘mengikuti’ buah pelir membentuk benjolan (kurang-lebih sebesar ibu
jari orang dewasa). Kemaluan penderita hernia tipe ini membesar.3
2. Hernia pada pusar (umbilikus)
Sering diderita oleh bayi yang baru lahir. Sebab saat bayi dalam
kandungan, dinding perut di bawah pusarnya terbuka dan akan menutup ketika
lahir. Jika dinding perut tidak menutup sempurna saat lahir, kala bayi itu
menangis terlalu lama maka daerah sekitar pusar tampak membesar dan
menonjol.3
3. Hernia diafragmatik
Sebagian usus (dan dapat disertai isi rongga perut lain) masuk ke dalam
rongga dada. Akibatnya, bayi baru lahir sering langsung sesak dan biru. Bila ini
yang terjadi, ia perlu penanganan segera oleh dokter. Benjolan tersebut sering
terabaikan bagi sebagian orangtua, karena benjolan hernia sering hilang timbul.3
1.1. Hernia Inguinalis
A. Definisi
Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis
inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat
turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.4
B. Epidemiologi
Hernia inguinalis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan
pembedahan pada kelompok umur anak. Insiden hernia inguinalis pada anak
belum ditegakkan tetapi antara 10-20: 1.000 kelahiran hidup. Rasio antara laki-
laki dan wanita adalah 4:1. sekitar 50% akan muncul sebelum umur 1 tahun.
Kebanyakan akan muncul pada umur 6 bulan. Hernia inguinalis yang paling lazim
pada anak adalah hernia inguinalis tidak langsung (indirek). Hernia langsung
(direk) jarang dan terjadi pada sekitar 1% dari seluruh hernia inguinalis. Enam
puluh persen dari hernia inguinalis ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri, dan
10% bilateral.2C. Etiologi
9
1. Kongenital
Hernia inguinalis atau hernia pada lipatan paha umumnya diderita
bayi/anak laki-laki (dominan pada bayi prematur). Sebab saluran tempat turunnya
buah pelir dari rongga perut ke kantung buah pelir tetap terbuka saat lahir
(prosesus vaginalis yang paten). Ukuran lubang (Anulus inguinalis) cukup besar,
sehingga sebagian usus bayi bisa turun ‘mengikuti’ buah pelir membentuk
benjolan (kurang-lebih sebesar ibu jari orang dewasa). Kamaluan penderita hernia
tipe ini membesar.2
2. Didapat
D. Faktor Predisposisi
1. Prosesus vaginalis yang tetap terbuka
2. Prematuritas
3. Peninggian tekanan intra abdomen:
-menangis
-batuk kronik
-mengejan
4. Penyakit tertentu
Hidrocephalus dengan shunt ventrikulo-peritoneal, disebut-sebut sebagai
faktor yang berperan dalam hal timbulnya hernia inguinalis pada bayi dan anak.4
E. Embriologi dan Patogenesis
Mayoritas hernia inguinalis pada bayi dan anak adalah tidak langsung
akibat dari menetapnya prosesus vaginalis yang paten. Pada janin, gonad mulai
berkembang selama 5 minggu kehamilan, ketika sel benih primodial berpindah
dari kantung telur (yolk sac) ke rigi gonad. Gubernakulum ligamentosa terbentuk
dan turun pada salah satu sisi abdomen pada kutub inferior gonad dan melekat
pada permukaan dalam lipatan labium-skrotum. Selama perjalanan menurunnya,
gubernakulum melalui dinding anterior perut pada tempat cincin inguinalis interna
dan kanalis inguinalis berikutnya. Prosesus vaginalis merupakan penonjolan
divertikulum peritoneum yang terbentuk tepat sebelah ventral gubernakulum dan
10
berherniasi melalui dinding perut dengan gubernakulum ke dalam kanalis
inguinalis. peritoneum, turun ke daerah cincin dalam pada sekitar umur kehamilan
28 minggu. Penurunan testis melalui kanalis inguinalis diatur oleh hormon
androgen dan faktor mekanis ( peningkatan tekanan dalam perut). Testis turun ke
dalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis turun melalui
kanalis inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis.2
Ovarium juga turun ke dalam pelvis dari rigi urogenital tetapi tidak keluar
dari rongga perut. Bagian kranial gubernakulum berdeferensiasi menjadi
ligamentum ovarii, dan bagian inferior gubernakulum menjadi ligamentum teres
uteri, yang masuk melalui cincin dalam, ke dalam labia majora. Prosesus vaginalis
pada anak wanita meluas ke dalam labia majora melalui kanalis inguinalis, yang
juga dikenal sebagai kanalis Nuck.2
Pada bulan ke 8, testis biasanya sudah berada dalam skrotum dan prosesus
vaginalis peritonei masih terbuka. Pada bulan ke 9 prosesus vaginalis peritonei
akan mengalami regresi sehingga menutup sempurna setinggi batas atas kanalis
inguinalis dan hanya tinggal sebagai jaringan fibrotik. Kegagalan sebagian atau
seluruh obliterasi atau regresi prosesus vaginalis peritonei mengakibatkan sakus
vaginalis tetap terbuka dan merupakan faktor predisposisi terjadinya hernia
inguinalis lateralis atau predisposisi terjadinya hidrokel pada bayi dan anak.2
Hernia inguinalis yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak adalah
hernia ingunalis lateralis indirek. Hernia ini mempunyai kantong berupa
penonjolan sakus vaginalis yang masih terbuka. Hernia ini keluar dari anulus
inguinalis internus kemudian ke bawah pada kanalis inguinalis dan menonjol pada
anulus inguinalis eksternus di daerah lipat paha. Dari sini dapat menonjol ke
bawah sampai ke skrotum.3
F. Anatomi
Topografi kanalis inguinalis pada bayi dan anak adalah sama dengan
topografi kanalis inguinalis pada orang dewasa. Pada dasarnya kanalis inguinalis
adalah bagian dari dinding depan abdomen. Kanalis inguinalis pada anak terutama
pada bayi relatif lebih pendek dan terletak antara muskulus oblikus abdominis
intrernus dan muskulus oblikus abdominis eksternus. Kanalis inguinalis ini
11
dilewati funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum teres uteri pada
anak perempuan.3
Anulus inguinalis internus adalah pintu masuk hernia inguinalis ke dalam
kanalis inguinalis dan terletak pada fasia transversa. Anulus inguinalis eksternus
terletak subkutan dan terbentuk pada celah antara serabut muskulus oblikus
abdominis eksternus. Anulus inguinalis eksternus terletak lebih medial dan kaudal
daripada anulus inguinalis internus. Dengan demukian jika terjadi peninggian
tekanan intra abdominal maka dinding belakang kanalis inguinalis akan terdorong
ke depan berdekatan atau melekat pada dinding depan kanalis inguinalis sehingga
menutup dan memperkuat kanalis inguinalis.3
G. Bagian -bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia
memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus,
ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong
hernia.
4. Leher hernia Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong
hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)
Gambar 1. Bagian-bagian Hernia
H. Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
12
Hernia inguinalis biasanya tampak sebagai benjolan pada daerah inguinal
dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang bayi akan datang
dengan bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal.
Orangtuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini, yang
mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau apabila
pada keadaan istirahat atau santai, hernia ini mengurang secara spontan tanpa
adanya benjolan atau pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal paha,
labia atau skrotum berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah klasik untuk
hernia inguinalis indirek. Kadang-kadang suatu massa inguinalis akan muncul
secara mendadak pada bayi dan akan disertai dengan rewel. Hal ini akan penting
untuk membedakan antara hidrokel tali dan hernia inguinalis inkarserata, tetapi
hidrokel tali tidak akan disertai dengan gejala obstruksi intestinum seperti perut
kembung atau muntah.5
Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia:
1. Reponible: Benjolan di daerah lipat paha tampak keluar masuk (kadang-
kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang saat berbaring. Benjolan
ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang
paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat
secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha akan terasa besar sebelah.
Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah.6
2.Irreponible: benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di
daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum
(penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan
tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi
belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.7
3.Incarcerata, benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan
pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan,
keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut
kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.7
4.Strangulata, ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh
13
darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata,
gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-
lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan
racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan
terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat
mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena
merasakan nyeri yang luar biasa.8
I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik akan menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi
cincin interna atau eksterna atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat
berkurang atau berfluktuasi. Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan
inspeksi, sering benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas.
Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan dimasukkan
sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus
inguinalis internus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk biasanya dapat
diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis
internus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.
Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun
kedalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.1
Hernia inguinalis dapat diketahui dengan meletakkan bayi tidur telentang
dengan kaki lurus dan tangan di atas kepala. Posisi ini biasanya menyebabkan
bayi menangis, menaikkan tekanan di dalam perut, yang kemudian akan
menampakkan benjolan di atas tuberkulum pubis (cincin eksterna) atau
pembengkakan di dalam skrotum. Anak yang lebih tua dapat diperiksa berdiri,
yang juga akan meningkatkan tekanan di dalam perut dan menampakkan
hernianya. Testis yang retraksi sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan bisa
menyerupai hernia inguinalis dengan benjolan di atas cincin eksterna. Karenanya
adalah sangat penting meraba testis sebelum palpasi benjolan inguinal. Hal ini
akan memungkinkan deferensiasi antara keduanya dan menghindari tindakan
bedah yang tidak perlu.2
14
Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi
gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera,
tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ,
tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet),
atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak, dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal
hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus,
pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia
inguinalis lateralis, dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia
inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi perempuan, yang teraba seperti sebuah
massa padat biasanya terdiri atas ovarium.3
J. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan
akan membesar jika penderita batuk, membungkuk, menangis atau mengedan.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring . Nyeri yang disertai mual atau muntah timbul ketika terjadi inkarserasi
karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. Dengan jari telunjuk
atau jari kelingking pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia dengan
menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan
apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi,
pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan.
Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.1,3
K. Dianosis Banding5
1. Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis.
15
Yang membedakan: pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia
maka akan membesar, sedang bila hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila
benjolan terdapat pada skrotum , maka dilakukan pada satu sisi , sedangkan disisi
yang berlawanan diperiksa melalui diapanascopy. Bila tampak bening berarti
hidrocele (diapanascopy +). Pada hernia: canalis inguinalis teraba usus, Perkusi
pada hernia akan terdengar timpani karena berisi usus , Fluktuasi positif pada
hernia.
2. Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya sampai
kanalis inguinalis.
3. Undesensus testis
4. Limfadenopati/ limfadenitis inguinal
5. Varises vena saphena magna didaerah lipat paha
6. Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus (sering disangka hernia
inguinalis medial.
L. Penatalaksanaan
Hernia inguinalis pada bayi dan anak segera dioperasi sesudah diagnosa
ditegakkan bila terjadi pada anak dengan keadaan baik. Pada bayi kecil dan
prematur dengan hernia inguinalis maka keputusan dilakukannya pembedahan
adalah dengan mempertimbangkan risiko anestesi. Dengan perkembangan
anestesi, maka risiko pembiusan menjadi sangat kecil. Pembedahan hernia
inguinalis lateralis pada anak dapat dikerjakan tanpa mondok di rumah sakit.
Pemeriksaan fisik, darah rutin, dan urinalisa cukup dikerjakan pada anak sehat.
Kalau anak mengidap penyakit lain maka perlu dilakukan evaluasi lanjut. Dengan
anestesi umum akan memberikan hasil yang memuaskan, tetapi anestesi lokal
dapat pula dikerjakan pada bayi kecil prematur.3
Teknik operasi terhadap hernia inguinalis pada bayi dan anak yang faktor
penyebabnya adalah prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan
herniotomi karena anulus inguinalis internus cukup elastis dan dinding belakang
kanalis cukup kuat. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia
16
sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.4
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi.
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinlis strangulata, kecuali pada pasien
anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia
membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia
dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-
anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur di bawah dua tahun. Reposisi
spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi
dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang
lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan
pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil,
anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia ini tidak
berhasil, dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.2
M. Komplikasi
Hernia inkarserata terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut. Organ yang inkarserata biasanya usus, yang disertai denagn
tanda dan gejala obstruksi usus seperti muntah, perut kembung, konstipasi, dan
adanya batas udara-cairan pada foto rontgen polos perut. Semua bayi dan anak
kecil dengan obstruksi usus yang tidak terjelaskan sebabnya harus diperiksa untuk
hernia inkarserata yang tidak dikenali. Walaupun usus organ yang paling sering
terlibat pada hernia inkarserata, setiap alat di dalam rongga perut dapat menjadi
inkarserata, dan pada anak wanita muda organ yang paling sering adalah ovarium.
Apabila aliran darah ke dalam organ menjadi berkurang, terjadilah hernia
strangulasi, yang merupakan indikasi pasti untuk operasi gawat darurat.2
Insiden inkarserasi berkisar dari 9-20%, dengan sebagian besar terjadi
pada umur tahun pertama. Sekitar setengahnya terjadi pada usia tahun pertama.
Insiden inkarserata lebih tinggi pada anak wanita dan bayi prematur dari kedua
jenis kelamin. Hernia inkarserta datang dengan massa yang keras, terasa sakit di
saluran inguinalis atau skrotum. Anak menjadi rewel, tidak mau makan dan
17
menangis tidak henti-henti. Kulit sekitar massa mungkin edema dan sedikit pucat
tetapi biasanya tidak erimatosa atau sangat nyeri, seperti terlihat pada hernia
strangulasi.2
Hernia harus segera dikurangi dan bisa berhasil pada sekitar 95% kasus.
Adalah tidak biasa pada anak dengan hernia inguinalis inkarserata membutuhkan
opersai gawat darurat. Pengurangan hernia inguinalis dibantu dengan sedasi
barbiturat berdaya pendek atau kloralhidrat dan menempatkan penderita pada
posisi kepala lebih rendah (Trendelenburg). Bungkusan es tidak digunakan karena
menyebabkan nekrosis lemak pada bayi kecil. Jika anak sudah tenang, pengurutan
yang lembut isi hernia ke arah cincin luar dan atau dalam bisa dilakukan. Setelah
hernia berkurang, operasi elektif harus dilakukan dalam waktu 24-48 jam jika
edema sudah berkurang.5
Anak dengan hernia strangulasi mempunyai tanda sistemik gangguan
vaskuler seperti takikardi dan demam, massa di pangkal paha biasanya
eritematosa dan sangat halus. Anak ini membutuhkan tindakan operasi segera.
Keadaan tersebut sangat jarang terjadi pada kelompok umur pediatri. Angka
komplikasi setelah operasi gawat darurat untuk hernia inkarserata atau strangulasi,
kira-kira 20 kali angka komplikasi yang terkait dengan prosedur elektif.7
N. Prognosis
Hasil perbaikan hernia inguinalis pada bayi dan anak sangat baik. Angka
komplikasi setelah perbaikan hernia inguinalis pada anak sekitar 2%. Insiden
infeksi luka mendekati 1%. Peningkatan insiden kumat ditemukan bila ada
riwayat inkarserata atau strangulasi, pada anak dengan penyakit jaringan pengikat,
dan penyakit saluran napas kronis, dan bila ada kenaikan tekanan intraabdomen,
seperti bayi dengan pirau (shunt) ventrikuloperitoneum. Jejas pada nervus
ileoinguinlais atau vas deferens jarang. Gangguan testis ditemukan pada 3-5%
anak laki-laki yang datang dengan hernia inkarserata.8
2.1. Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang
hanya tertutup peritonium dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi
18
dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada perbedaan angka
kejadian antara bayi lelaki dan perempuan.7
A. Gejala klinis
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga
perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan
intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis. Hernia umumnya tidak
menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkarserasi.9
B. Penatalaksanaan
Bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regresi spontan akan terjadi
sebelum bayi berumur enam bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun.
Usaha untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi
kiri dan kanan, kemudian memancangnya dengan pita perekat (plester) untuk 2-3
minggu. Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan diumbilikus untuk
mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia satu setengah tahun
hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia
yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh
penutupan dengan tindakan konservatif.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. Hal 524-532
19
2. Shochat Stephen. Hernia Inguinalis. 2000. Dalam : Behrman, Kliegman, Arvin (ed). Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol. 2 ed.15. Jakarta. Hal 1372-1375.
3. Mantu Nur Farid. Hernia Inguinalis pada Bayi dan Anak. Kuliah Bedah Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1999. Hal 17-30
4. Sabiston, Devid C; Buku Ajar Bedah : Sabiston’s Essential Surgey, Alih Bahasa Petrus Andrianto, Timah I. S; editor, Jonatan Oswan - Jakarta : EGC, 1995, hal 228 - 231.
5. Panitia Pelantikan Dokter periode Desember 1988, Penuntun Tindakan Medik Bagi Dokter Umum, F.K UGM, Andi Offsed, Yogyakarta, 1998, hal 119 - 120.
6. Mantu Nur Farid. Http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/16HerniaInguinalis086.pdf/16HerniaInguinalis086.html. Update: 17 Juli, 2013.
7. Erfandi. Hernia. http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/hernia.html. Update:
17 Juli, 2013. 8. Hernia Inguinal. http://drzeze.files.wordpress.com/2008/05/hernia2.jpg&imgrefur.
Update: 17 Juli, 2013. 9. Schrock, Theodore R, Ilmu Bedah; Handbook of Surgey, Penerjemah Med.
Ajidharma dkk, Ed. 7 Jakarta, EGC, 1991, hal 300 - 302.
20
top related