powerpoint sidang proposal

Post on 15-Dec-2014

1.782 Views

Category:

Education

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

“PENGARUH METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN SPEAKING SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PEDES”.

Romli Muhajir1041172106031

BAB IPENDAHULUAN

▪ Latar Belakang

Pemerintah Indonesia mencantumkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran bahasa asing yang wajib dipelajari mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/ SMK.

Speaking (berbicara) itu adalah salah satu bagian kehidupan sehari-hari kita. Pada umumnya manusia menghasilkan puluhan ribu kata dalam sehari. Bahkan ada beberapa orang yang menghasilkan lebih dari puluhan ribu kata dalam sehari (Thornbury 2005: 1).

Sprihatiningrum (2012: 177) memaparkan bahwa pendekatan kontekstual (CTL) adalah pendekatan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran dan didorong untuk berkreativitas mempelajaran materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari.

▪ Perumusan Masalah

1. Adakah pengaruh Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap kemampuan speaking siswa?

▪ Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari metode Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap kemampuan speaking siswa.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

▪ Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari pelatihan, penugasan, penyediaan kondisi dan menyampaikan pengetahuan denganberdasarkan komponen kurikulum, bahan ajar, media, metode, lingkungan dan guru untuk terus berupaya meningkatkan potensi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

▪ CTL adalah proses edukasi yang mana membantu siswa untuk mengaitkan materi yang mereka pelajari di kelas dengan konteks kehidupan sehari-hari (Johnson 2002: 25).

Komponen-komponen dalam sistem pembelajaran kontekstual (CTL) yang dipaparkan oleh Johnson (2002: 24):

1. Membuat keterkaitan yang bermakna.

2. Melakukan pekerjaan yang signifikan.

3. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri.

4. Melakukan kerjasama.

5. Berpikir kritis dan kreatif.

6. Mengembangkan individu.

7. Mencapai standar tinggi.

8. Menggunakan penilaian yang autentik.

Blanchard (2001) dalam Kasihani K.E (2002: 3) mengemukakan beberapa strategi pembelajaran kontekstual (CTL), berikut penjelasannya:

a. Menekankan pentingnya pemecahan masalah.

b. Mengakui perlunya kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam berbagai konteks seperti rumah, masyarakat dan tempat kerja.

c. Mengajar siswa memantau dan mengarahkan pembelajaran mereka agar menjadi siswa yang dapat belajar sendiri.

d. Menekankan pelajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.

e. Mendorong siswa belajar dari sesama teman dan belajar bersama.

f. Menggunakan penilaian otentik.

▪ Ditambahkan dari Center for Occupational Research and Development (CORD) dalam Kasihani K.E (2002: 3) menjabarkan lima konsep CTL yaitu relating, experience, applying, cooperating dan transfering. Berikut penjelasan selengkapnya:

Relating, guru membantu peserta didik agar materi yang dipelajari dapat bermakna dan sesuai dalam konteks pengalaman hidup siswa pada peristiwa dan kondisi sehari-hari.

Experiencing, peserta didik secara aktif ikut dalam proses belajar dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.

Applying, menekankan pada proses pendemonstrasian ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.

Cooperating, proses kolaboratif dan kooperatif atau kerjasama melalui belajar berkelompok.

Transferring, belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks baru/lain.

▪ Adapun metode penilaian yang digunakan dalam pembelajaran pendekatan kontekstual adalah (Enoh (2004: 23) dalam Hasnawati (2006: 60)) :

▪ a. Diskusi: kemampuan siswa berbicara, mengemukakan ide, dsb.

▪ b. Wawancara: kemampuan siswa dalam memahami konsep dan kedalamannya.

▪ c. Paper & Pencil Test: berbagai jenis tes dengan tingkat pemikiran yang tinggi.

▪ d. Observasi: menilai sikap dan perilaku siswa.

▪ e. Demonstrasi: kemampuan mentransformasikan ide-ide ke dalam sesuatu yang konkret dan dapat diamati melalui penglihatan, pendengaran, seni, drama pergerakan, dan atau musik.

▪ Satriani dkk (2012: 16) memaparkan keuntungan dari penggunaan pembelajaran kontekstual (CTL):

▪ a. Mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

▪ b. Meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas.

▪ c. Membantu siswa untuk membangun sendiri pembelajarannya.

▪ d. Membantu siswa memecahkan masalah mereka sendiri.

▪ e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelas.

▪ f. Membantu siswa untuk menyimpulkan dan merefleksi pembelajaran.

▪ Speaking is the process of building and sharing meaning through the use of verbal and non-verbal symbols, in a variety of contexts (Chaney, 1998: 13 dalam Kayi, 2006).

▪ Berbicara adalah kemampuan untuk menyampaikan ide, pendapat dan maksud kepada orang lain secara lisan (Farida, 2013: 12).

▪ Richards & Renandya (2002: 206) dalam Mustadi (3) berpendapat bahwa terdapat beberapa komponen yang mendasari keberhasilan pengajaran speaking. Komponen tersebut adalah kompetensi gramatikal, kompetensi discourse, kompetensi sosiolinguistik, kompetensi strategi.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

▪ Pendekatan dan metodologi penelitian:

Pendekatan yang peneliti gunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah kuantitatif, hal tersebut berdasarkan pada pemaparan Sugiyono (2011: 13) dalam Farid (2013: 22) bahwa pendekatan kuantitatif dinamakan pendekatan tradisional, karena pendekatan ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

▪ Subjek penelitian:

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas XI SMA N 1 Pedes.

Untuk sampel, peneliti akan menggunakan seluruh jumlah dalam kelompok belajar (intact group).

▪ Tempat dan waktu penelitian:

Tempat : SMA N I Pedes

Waktu : 1 April 2014-30 April 2014

▪ Teknik pengumpulan data:

1. Menyusun instrument penelitian.

2. Melakukan validasi soal melalui proses pengujian.

3. Merumuskan dan menyusun angket untuk mengetahui tanggapan siswa.

4. Menentukan subjek penelitian untuk memilih kelas sampel.

5. Seluruh subjek penelitian melaksanakan tes pengukuran terhadap materi speaking.

6. Seluruh subjek penelitian mengisi angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode pembelajaran kooperatif dengan jenis metode pembelajaran kontekstual (CTL).

7. Setelah mendapatkan hasil dari data yang sudah terkuympul, kemudian data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan.

▪ Teknik analisis data:

1. Analisis Pilot Test

a. Validitas adalah kebenaran suatu pemikiran bahwa pemikiran benar-benar dilakukan (Farida, 2013: 38).

=

b. Reliabilitas adalah suatu alat ukur yang mantap dan tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena pengukuran alat ukur berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa (Arikunto, 2008: 86, dalam Farida, 2013: 39).

1.

2.

=

=

2. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Kriteria:

< artinya hipotesis nol diterima, maka data berdistribusi normal.

< artinya hipotesis nol ditolak, maka data berdistribusi tidak normal.

Rumus dalam langkah-langkah untuk uji Liliefors:

1. =

2. F() = P (Z ≤)

3. S() =

3. Uji Homogenitas dibutuhkan untuk mengetahui data yang sudah diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah data yang homogen atau tidak homogen.

Untuk =

t =

4. Analsis T-test merupakan cara yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel (Sugiyono, 2012: 196). t =

5. Effect size digunakan sebagai cara untuk mengetahui seberapa kuat perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta membandingkan skor rata-rata postes kedua kelas tersebut.

ES =

6. Analisis T-test for Paired sample T-test for Paired sample bertujuan untuk mengukur pengaruh dari intervensi dengan membandingkan hasil pretest dan postest dalam satu kelompok (kelompok eksperimen/kelompok kontrol).

t =

7. Perhitungan efektifitas digunakan sebagai alat untuk mengukur jumlah presentase pengaruh dari pengguanaan metode yang digunakan pada masing-masing sampel.

Efektifitas kelas kontrolMenggunakan metode

konvensional:× 100 %

Efektifitas kelas

eksperimenMenggunakan metode CTL:

× 100 %

8. Untuk menganalisis kusioner (angket) pada penelitian ini, mata alat ukur yang digunakan yaitu dengan skala likert. Sugiyono (2011: 134, dalam Farida, 2013: 45) menyatakan bahwa skala likert digunakan uuntuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

P = × 100%

THANK YOU!

top related