powerpoint presentation · ppt file · web view · 2014-09-15... (anjab,...
Post on 15-Feb-2018
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSBINDIKLAT)
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Disampaikan pada :TEMU TEKNIS JF NON PENELITI
Di BALITBANG KEMENTERIAN PERTANIAN
1
KATA KUNCI : LITKAYASA, PROFESIONALISME DAN PENINGKATAN
Peningkatan Profesionalisme JF Teknisi Litkayasa
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 2
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 3
Posisi JF Tertentu Dalam Organisasi
DASAR HUKUM TEKNISI LITKAYASA:DASAR HUKUM TEKNISI LITKAYASA:
1. Kep MenPan No. 23/KEP/M.PAN/2/2003 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa dan Angka Kreditnya.
2. Kep. Menpan No KEP/193/M.PAN/11/20043. Per Bersama Kepala BPPT Dan Kepala BKN No
160/KA/BPPT/X2005 No. 19 A Tahun 2005.4. SK Ka. BPPT Nomor : 147/Kp/BPPT/V/2007 Petunjuk Teknis JFTL dan Angka Kreditnya
4SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
Karir sebagai PNS adalah kondisi yang menunjukkan status kepegawaian di unit kerja dari pangkat terendah, saat masuk kerja sebagai CPNS hingga pangkat tertinggi pada saat sebelum PENSIUN..
Pengertian KarirPengertian Karir
5SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
POLA KARIR PNS
Umum
Khusus/TertentuJabatan
Fungsional
Jabatan Struktural
PNS
6SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
Jabatan Struktural yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a)
Jabatan Fungsional yaitu :
Kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok organisasi
Pengertian Jabatan
7SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional :: Jabatan Fungsional Tertentu Jabatan Fungsional Tertentu yang pengangkatan dalam
jabatan dan kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
Jabatan Fungsional Umum yang untuk pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kredit.
Jabatan Fungsional Tertentu :Jabatan Fungsional Tertentu : Jabatan Fungsional Keterampilan (II/a – III/d)Jabatan Fungsional Keterampilan (II/a – III/d)
Jabatan Fungsional Keahlian (III/a – IV/e)Jabatan Fungsional Keahlian (III/a – IV/e)
8SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
JALUR FUNGSIONAL UMUM STRUKTURAL
GOL JALUR FUNGSIONAL TERTENTU
IV/eIV/dIV/cIV/bIV/aIII/dIII/cIII/bIII/aII/dII/cII/bII/aI/dI/cI/bI/aSD
SMP
SMA/D1
D2D3
S1/D4
S2S3
Es5
Es4
Es3
Es2
Es1
25
40
6080
100150
200
300
SLTAD2D3
100
150
200300
400550
700
8501050
S1/D4S2S3
9
Data pada Desember 2013 menunjukkan bahwa :
Jumlah PNS (seluruh Indonesia) = 4.362.805 orang
Fungsional Umum = 1.749.085 orang (40%)
Fungsional Tertentu (112) = 2.335.975 orang (54%)
Struktural = 277.745 orang (6%)
(Sumber website BKN)
1010
UU ASN berlaku JFT menjadi 70 -80 %
JFU menjadi seminimal mungkin
Es. IV & III dikurangi
Menjadi 70 % -80 %
Undang-undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN)
Teknisi Litkayasa Teknisi Litkayasa adalah PNS yang diberi adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk untuk melakukan kegiatan pelayanan melakukan kegiatan pelayanan penelitian dan perekayasaanpenelitian dan perekayasaan di bidang teknik di bidang teknik dan sosial pada instansidan sosial pada instansi pemerintah. pemerintah.
DEFINISI TEKNISI LITKAYASADEFINISI TEKNISI LITKAYASA
(PerMenPAN No.23/KEP/M.PAN/2/2003)
12SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
DEFINISI PEREKAYASADEFINISI PEREKAYASA
Perekayasa adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang Penelitian Terapan, Pengembangan, Perekayasaan, dan Pengoperasian yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
(PerMenPAN No.219/M.PAN/7/2008)
13SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
DEFINISI PENELITIDEFINISI PENELITI
Peneliti adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penelitian dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan (litbang) instansi pemerintah.
(PerMenPAN No.KEP/128/M.PAN/9/2004)
14SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
Sumber:: PII & MP3EI -2011
KONTRIBUSI DAN PERAN SUMBER DAYA MANUSIA FUNGSIONAL
TEKNISI LITKAYASA ?
15SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
PenelitianResearch
Pengembangan
Development
Perekayasaan
Engineering
Pengoperasian
Operation
DOMAIN KEGIATAN KEREKAYASAAN:
Mencari informasi , data atau keterangan untuk pembuktian kebenaran atau ketakbenaran suatu hipotesis yang bekaitan dengan subjek ilmu pengetahuan & teknologi
Mengembangkan kaidah dan teori yang sudah terbukti benar untuk meningkatkan pemanfaatannya bagi terciptanya suatu produk teknologi
Merealisasikan hasil pengembangan dengan menciptakan nilai , produk atau proses produksi dengan mempertimbangkan semua aspek unsur teknologi
( UU No 18 , 2002 , Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan & Teknologi )
Melaksanakan penerapan operasional produk perekayasaan kepada pelanggan
PENELITIAN DASAR
Domain Perekayasa
PENELITIAN TERAPAN
16SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
PenelitianTerapan
(Research)
Pengembangan
(Development)
Perekayasaan(Engineering)
RUANG LINGKUP KEGIATAN
T. LITKAYASA
RUANG LINGKUP KEGIATANT. LITKAYASA
POSISI T. LITKAYASA dalam KEGIATAN PENELITIAN DAN KEREKAYASAAN (LITBANGYASA)
PenelitianDasar
PENELITI PEREKAYASAAN
Pengoperasian
(Operation)
17SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
Ka. Program
Gp Leader 1 Gp Leader 3 Gp Leader 2
Chief Eng
WBS 1 WBS 3WBS 2
Program Manager
● WP 11 Leader 11 ● Eng Staff ● ● Teknisi● WP 12 Leader 12 ● Eng Staff ● ●● WP 13 Leader 13 ● Eng Staff ● ● Teknisi Litkayasa
● ● ●
● WP 31 Leader 31 ● Eng Staff ● ● Teknisi● WP 32 Leader 32 ● Eng Staff ● ● Teknisi● WP 33 Leader 33 ● Eng Staff ● ● Teknisi
PERAN TEKNISI LITKAYASA DALAM ORGANISASI FUNGSIONAL KEREKAYASAAN (OFK)
● Program Scheduling● Program Financing
● Man power Planning● Product Quality
18SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
CIRI-CIRI KHUSUS dan KELEBIHAN TEKNISI LITKAYASA
1. Dalam Kelompok Fungsional Ketrampilan.2. Kegiatannya sebagai Tenaga Teknisi 3. Dapat menjadi mitra kerja Pejabat Fungsional Peneliti dan
Pejabat Fungsional Perekayasa.
19SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
CIRI KHUSUS :
1. Dapat mencapai pangkat III/d meskipun dari SLTA.2. Semua butir-butir kegiatan dapat dikerjakan dan dapat nilai angka kredit
(walaupun bukan dalam porsi jabatannya).3. Penilaian Angka Kredit hanya dilakukan di Tim Penilai Instansi masing-
masing (dari Litkayasa Pemula s.d. Litkayasa Penyelia)
KELEBIHANNYA :
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI LITKAYASA, JENJANG JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI LITKAYASA, PANGKAT & GOL; ANGKA KREDIT; TUNJANGANNYAPANGKAT & GOL; ANGKA KREDIT; TUNJANGANNYA
* ) : Kepres No. 25 Tahun 2006, tanggal 26 Mei 2006**) : Kepres No. 31 Tahun 2007, tanggal 28 Juni 2007
20SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
PEMBINAAN KARIR PEMBINAAN KARIR TEKNISI LITKAYASATEKNISI LITKAYASA
1. PENGANGKATAN PERTAMA1. PENGANGKATAN PERTAMA2. KENAIKAN JABATAN2. KENAIKAN JABATAN3. KENAIKAN PANGKAT 3. KENAIKAN PANGKAT 4. PEMBEBASAN SEMENTARA4. PEMBEBASAN SEMENTARA5. PENGANGKATAN KEMBALI5. PENGANGKATAN KEMBALI6. PEMBERHENTIAN6. PEMBERHENTIAN
21SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
1. PENGANGKATAN PERTAMA
1.Ada Formasi untuk jabatan Teknisi Litkayasa pada instansi yang bersangkutan.
2.Berijazah minimal SMTA atau Diploma 1 (D1), sesuai tugas pokok dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.
3.PNS, Pangkat minimal Pengatur Muda, golongan ruang II/a
4.Telah bekerja dalam bidang Penelitian atau Perekayasaan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
5.Usia Maksimal 5 tahun sebelum mencapai usia pensiun
6.Lulus Diklat Fungsional Teknisi Litkayasa7.Semua unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan
dalam DP3 pada 1 (satu) tahun terakhir sekurang-kurangnya bernilai baik.
8.Penentuan jabatan teknisi Litkayasa digunakan jumlah angka kredit yang berasal dari unsur utama.
22SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
SYARAT PENGANGKATAN DARI JABATAN LAINSYARAT PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
1. Berhenti dari Jabatan fungsional lain atau jabatan struktural
2. Mengajukan permohonan untuk menjadi pemangku Jabatan Fungsional T. Litkayasa
3. Ada formasi untuk Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa
4. Lulus Diklat untuk Jabatan Teknisi Litkayasa5. Usia maksimal 5 tahun sebelum pensiun.6. Nilai DP3 sekurang-kurangnya baik dalam 1
tahun terakhir.7. Telah bekerja sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun sesuai dengan tupoksi untuk jabatan Teknisi Litkayasa.
23SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
2. KENAIKAN JABATAN :
1. Memenuhi jumlah tambahan angka kredit yang dipersyaratkan untuk naik jabatan setingkat lebih tinggi;
2. Setiap unsur nilai DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.
3. Sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam Jabatan terakhir.
Syarat :
24SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
3. KENAIKAN PANGKAT :Syarat :
1. Memenuhi angka kredit untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi;
2. Setiap unsur nilai DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
3. Sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir.
25SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
1.Teknisi litkayasa Gol Ruang II/a s/d III/c dibebaskan sementara dari jabatannya jika dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. dalam jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan Angka kredit untuk kenaikan 1 tingkat lebih tinggi;
2.Teknisi litkayasa dgn Gol Ruang III/d dibebaskan sementara dari jabatannya jika setiap thn. dalam jabatannya tidak dapat mengumpulkan Angka kredit sekurang-kurangnya 10 dari kegiatan pelayanan penelitian dan perekayasaan dan pengembangan profesi;
4. PEMBEBASAN SEMENTARA DAN DARI JABATAN :
26SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
3. Dijatuhi hukuman disiplin PNS berupa hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat suasuai dengan peraturan yang berlaku
4. Diberhentikan sementara sebagai PNS;5. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan
Teknisi Litkayasa;6. Cuti di luar tanggungan negara kecuali
untuk persalinan keempat dan seterusnya;
7. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN ( Lanjutan ) :
27SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
PNS yang dibebaskan sementara dari Jabatan fungsional tertentu dan belum diangkat kembali dalam jabatan fungsional tertentu tsb, maka statusnya adalah PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Umum kenaikan pangkatnya dapat diberlakukan kenaikan pangkat reguler.
28SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
5. PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN :
1. Telah memperoleh angka kredit yang disyaratkan dalam 1 th sejak dibebaskan sementara.
2. Selesai menjalani hukuman disiplin tk sedang dan berat.
3. Oleh pengadilan dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan;
4. Selesai melaksanakan tugas di luar jabatan teknisi litkayasa;
5. Kembali ke instansi semula selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara;
6. Selesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Teknisi Litkayasa, jabatannya ditetapkan berdasarkan AK terakhir yang dimiliki.
Angka kredit baru yang diperoleh selama dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin ringan dan sedang tidak dapat diikutsertakan dalam perhitungan penetapan angka kredit.
29SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
6. PEMBERHENTIAN DARI JABATAN :1. Dalam jangka waktu 1 tahun sejak
dibebaskan sementara bagi TL Pemula, II/a s.d. TL Penyelia Gol III/c tidak dapat mengumpulkan Angka kredit yang disyaratkan.
2. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
3. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
4. Berhenti sebagai PNS, karena permintaan sendiri atau pensiun.
30SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
ANGKA KREDIT
PENGANGKATANDLM JABATAN
SATUAN NILAI DARI TIAP BUTIR KEGIATAN DAN/ATAU AKUMULASI NILAI BUTIR KEGIATAN YG
HRS DICAPAI OLEH PEJABAT FUNGSIONAL YG DIGUNAKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK:
KENAIKANJABATAN
KENAIKANPANGKAT
31SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
32
UNSUR DAN PROSENTASE KEGIATANUNSUR DAN PROSENTASE KEGIATAN
UNSUR UTAMA• PENDIDIKAN• PELAYANAN KEG.
PENELITIAN & PEREKAYASAAN
• PENGEMBANGAN PROFESI
UNSUR PENUNJANG
KEGIATAN PENUNJANG
>= 80%
<= 20%
PENILAIAN T. LITKAYASAPENILAIAN T. LITKAYASA
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ---> PENGEMBANGAN
PROFESI
Waktu
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
33
PENULISAN KARYA TULIS
ILMIAH
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
34
LaporanPelaksanaan
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
PERLU DIPERHATIKAN Pejabat Fungsional/ Sekretariat /Tim Penilai
NOMORNOMOR : 15 TAHUN 2009TANGGAL
1234567891011
II
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH1 3 4 5 6 7 8
1.2. 150 0,000 150,0003.
1.2.3.4.5. 6. 3,0007.
IIA
2.b
1). 0,180
2). 0,067
d
8.a
b 1,232
No
Pelaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian
IA
B Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Kegiatan kerekayasaan dan Memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)
2
C
UNSUR , SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN
Lamanya 31 - 80 jamLamanya 10 - 30 jam
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Gelar/Ijazah
Menyelenggarakan pertemuan dan memimpin diskusi dengan para Staf Perekayasa (Engineering Staff ) tentang pekerjaan mereka
c
Mempersiapkan bahan presentasi laporan hasil kegiatan Paket Kerja (Work Package ) yang dipimpinnya
Melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau berbahaya
Memberikan presentasi hasil kegiatan di hadapan Ketua Kelompok (Group Leader ) secara berkala (Pemaparan, diskusi, dan penyimpulan hasil)
Memberikan presentasi hasil kegiatannya dalam pertemuan berkala yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Ketua Kelompok (Group Leader )
Lamanya 641 – 960 jam
Lamanya 161 – 480 jam
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan golongan III
PENDIDIKAN
Doktor (S3)Magister (S2)Sarjana (S1)
Lamanya lebih dari 960 jam
Lamanya 81 – 160 jam
Lamanya 481 – 640 jam
KEGIATAN KEREKAYASAAN
Melakukan perencanaan program bersama Pengelola Program (Program Manager ) dan Insinyur Kepala (Chief Engineer ) membentuk organisasi program, menentukan jumlah struktur rincian kerja (WBS ) dan jumlah paket pekerjaan (WP) untuk setiap struktur rincian kerja (WBS )
Kepala Program (Program Director )
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
:: 19631129.1989.03.2.003
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASANomor: /PTIST/TIRBR/BPPT/U-PRK/XI/2012
NamaN I P
I
: E867302 (lama) P086603 (baru)
: 2 tahun 8 bulan
INSTANSI
KETERANGAN PERORANGAN
: PTIST - TIRBR - BPPTUnit Kerja Masa Kerja golongan baruMasa Kerja golongan lama
: Perekayasa Utama, 05 Oktober 2010: 23 tahun 2 bulan
Mengangkat personil-personil yang terlibat dalam program serta pejabat-pejabat fungsional atas usulan Insinyur Kepala (Chief Engineer ), dan Program Manajer (Program Manager )
UNSUR YANG DINILAI
: Jakarta, 29 November 1963: Perempuan: S-2
ANGKA KREDIT MENURUT INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
Pendidikan yang diperhitungkan angka kreditnyaJenis Kelamin
Sebagai Ketua Sub Kelompok (Leader)
LAMPIRAN I:PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
: 267/Kp/BPPT/VIII/2009
: 26 AGUSTUS 2009
Tempat dan Tanggal LahirNomor Seri Kartu Pegawai
MASA PENILAIAN : 1 Januari 2009 s/d 31 Desember Tahun 2010
: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Jabatan Fungsional/TMT: Pembina Utama Madya - IV/d, 01 April 2011Pangkat/Golongan Ruang/TMT
DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI LITKAYASA
35SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
1. Tidak memahami peraturan-peraturan yang berlaku, baik peraturan tentang Jabatan Fungsional tersebut (T. Litkayasa) dan peraturan tentang kepegawaian,
2. Kurang kreatif dan kurang Mandiri,3. Minat baca kurang, kurang berani untuk menulis, sehingga lamban
dalam pembuatan laporan dan pembuatan tulisan karya tulis (ilmiah),4. Kurang membangun jejaring (Network) dengan pejabat fungsional
lainnya (perekayasa/peneliti).
Kendala
36
1. Para Pejabat Fungsional (T. Litkayasa)
2. Lingkungan Kerja :1. Masih kurangnya sinergis antar personil di unit kerja2. Distribusi beban kerja kurang seimbang.
3. Tim Penilai :1. Tim Penilai belum semuanya berasal dari Jabatan Fungsional tsb.
(T.Litkayasa)2. Masih belum adanya keseragaman persepsi masing-masing Tim
Penilai.
Dalam pengembangan karir Jabatan Fungsional T. Litkayasa, antara lain :
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
CONTOH : POSISI KELAS JABATAN (GRADING) (di BPPT) kaitannya dengan Remunerasi/ Tunjangan Kinerja
FUNGSIONAL JABATAN KELAS
FUNG AHLI UTAMA 13FUNG AHLI MADYA 11FUNG AHLI MUDA 9FUNG AHLI PERTAMA 8FUNG TRAMPIL PENYELIA 8FUNG TRAMPIL LANJUTAN 7FUNG TRAMPIL PELAKSANA 6FUNG TRAMPIL PEMULA 5FUNG UMUM IV 7FUNG UMUM III 5FUNG UMUM II 3FUNG UMUM I 3
STRUKTURALJABATAN KELAS
SETAMA 16DEPUTI 16INSPEKTUR /BE 15PUSAT/BIRO/B2/DIREKTUR/ UPT (Es. II) 15
UPT/BALAI (SATKER, Es.III) 13BAGIAN/BIDANG/BALAI (dibawah UPT Es. II) 10/11/12
Sub. Bag TU (Balai-Satker) 9Sub. Bag/Sub. Bid/Seksi 8
37SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
NOKELAS
JABATANTUNJANGAN KINERJA PER KELAS JABATAN
JENJANG JABATAN
BESARNYA TUNJANGAN
1 2 3 4 51 Kepala
BPPTRp 19.360.000,00
2 16 Rp 14.131.000,003 15 Rp 10.315.000,004 14 Rp 7.529.000,00
5 13 Rp 6.023.000,00 Perekayasa Utama
Rp. 1.400.000
6 12 Rp 4.819.000,007 11 Rp 3.855.000,00 Perekayasa Madya Rp. 1.200.0008 10 Rp 3.352.000,009 9 Rp 2.915.000,00 Perekayasa Madya Rp. 750.000
10 8 Rp 2.535.000,00 Perekayasa Pertama/ Penyelia
Rp. 325.000 /
Rp. 450.000 11 7 Rp 2.304.000,00 Pelaksana Lanjutan Rp. 300.00012 6 Rp 2.095.000,00 Pelaksana Rp. 250.00013 5 Rp 1.904.000,00 Pemula Rp. 220.00014 4 Rp 1.814.000,0015 3 Rp 1.727.000,0016 2 Rp 1.645.000,0017 1 Rp 1.563.000,00 38
Profesi
• Jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau ketrampilan dari pelakunya. Tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi karena memerlukan diklat khusus untuk itu. Profesi memiliki mekanisme serta aturan.
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 40
Profesional
• Untuk sukses dalam bekerja, seseorang harus bersikap profesional. Ahli pada bidangnya dan tidak pernah berhenti menekuni keahlian yang dimilikinya serta selalu inovatif untuk tetap menjadi terbaik di bidangnya. (Kompetitif)
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 41
Profesionalisme
• Profesionalisme merupakan komitmen atau sikap mental .“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.Dalam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 42
Profesionalisasi
• Proses menuju perwujudan dan peningkatan profesi sesuai standar yang membuat seseorang menjadi profesional.
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 43
Kenapa profesionalisme
• Karena merupakan aspek penting dalam peningkatan integritas SDM
SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT 44
TRANSFORMASI BIROKRASI &
RULE BASED BUREAUCRACY
PERFORMANCE BASEDBUREAUCRACY
DYNAMIC GOVERNANCE
2013
2018
2025
ADMINISTRASIKEPEGAWAIAN
MANAJEMEN SDM
PENGEMBANGAN POTENSI HUMAN
CAPITAL
PENGELOLAAN SDM APARATUR
BIROKRASI BERSIH,
KOMPETEN DAN
MELAYANI
PENATAAN STRUKTUR BIROKRASI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PENATAAN JUMLAH DAN DISTRIBUSI PNSSISTEM SELEKSI CPNS & PROMOSI PNS SECARA TERBUKA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI NEGERI
PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI(Ekstraksi dari Grand Design Reformasi Birokrasi sampai dengan tahun 2014 )
PENINGKATAN PROFESIONALISME PNSPENGEMBANGAN SISTEM ELEKTRONIK PEMERINTAHPENYEDERHANAAN PERIZINAN USAHA
PENINGKATAN TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS APARATUR
7
PENINGKATAN EFISIENSI BELANJA APARATUR
9
Program Percepatan Reformasi Birokrasi
PROGRAM
RENCANA AKSI
Profesionalisasi PNS
a. Penetapan standar kompetensi jabatan
b. Peningkatan kemampuan PNS berbasis kompetensi (Diklat)
c. Sistem Nasional Diklat PNS berbasiskompetensi
d. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri
e. Sertifikasi kompetensi profesi
f. Mutasi dan Rotasi sesuai kompetensi secara perodik
g. Pengukuran Kinerja Individu
h. Penguatan Jabatan Fungsional
Identifikasi jabatan fungsionalIdentifikasi jabatan fungsional
Identifikasi output jabatan fungsional
Pengelolaan kinerja jabatan fungsional
Pengelolaan kinerja jabatan fungsional
Penyesuaian tunjangan jabatan fungsional
Penyusunan standar kompetensi
Jabatan Administrasi
JabatanFungsional
Jabatan Pimpinan
Tinggi
Jabatan Administrator (setara eselon III) memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan
Jafung keahlian: a) ahli utama;b)ahli madya;c)ahli muda; dand)ahli pertama.
Jafung keterampilan: a) penyelia;b)mahir;c)terampil; dand)pemula
Jabatan Pengawas (setara eselon IV) mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana
Jabatan Pelaksana (setara Eselon V atau JF Umum) melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan
• Jabatan pimpinan tinggi utama (setara Eselon I);• Jabatan pimpinan tinggi madya (setara eselon I);
dan• Jabatan pimpinan tinggi pratama (setara eselon II).
Jabatan ASN tertentu
JABATAN ASN
1,296,21
20,57 22,25
63,16
8,780,24
4,75
70,13
2,63
80706050403020100
I II III IV V
Pusat DaerahSumber data: BKN,
2013
JUMLAH JABA T AN STRUKTURAL
ESELON PUSAT DAERAH TUNJANGAN(milyar
rupiah/BLN)I 629 34 3,6II 3.031 13.194 52,7III 10.049 61.810 90,5IV 30.850 19.4782 121,8V 4.288 7.297 4,1
TOTAL 272,7
43,97 46,99
1,287,27
0,48 0,35
Tidak ada
76,44
9,27 1,37 12,560
20
40
60
80
Guru Lainnya Medis Paramedis
PusatDaerahSumber data: BKN, 2013
JUMLAH JABATAN FUNGSIONAL
Persentasi Jabatan Fungsional terhadap Jumlah Pegawai• Pusat 35,3%• Daerah 53,4% (dominasi fungsional umum)
ABATAN FUNGSIONAL TERTENTUJ
JABATAN FUNGSIONAL
TERAMPIL AHLI
110
124
106 134 240
2012
2013
2014 +POTENSI
ESTIMASI 2014
+
INSTANSIPEMBINA JF T
43
2014: 5 JFT BARU = 129
KONDISI JABATAN FUNGSIONAL SAAT INI
Kelemahan dalam pengaturanJF terampil dan ahli digabung • BUP dan tunjangan disamakan
• Pembebanan keuangan negara yg tidak tepat sasaran
kegiatan berdasarkan proses danproduk/output tidak terdefinisi
A.K yg dikumpulkan tidak mencerminkan prestasi kerja JF
Persyaratan pengangkatan dalam JF tidak berdasarkan uji kompetensi
Belum terdefinisinya standar kompetensi jabatan
• Pengembangan kompetensi JF tidak optimal
• diklat JF belum dapat didesain secaraoptimal
JF menjadi jabatan alternatif (tempat penampungan)
Jumlah JF yg sudah ditetapkan 129
1
2
KONDISI JABATAN FUNGSIONAL KEDEPAN
Potensi Usulan JF baru pada 76 K/L : 152 JF terampil dan ahliPenyempurnaan dalam pengaturankegiatan tidak berdasarkan proses tetapi berdasarkan produk/output akhir
Mengharuskan instansi pembina JF untuk melakukan pengelolaan JF secara profesional
Menyusun standar kompetensi JF
Persyaratan pengangkatan dalam JF berdasarkan uji kompetensi
Pengelolaan profesionalisme JF dapat dilakukan
Pemisahan JF Ahli dan JF Terampil secara bertahap•Sesuai dengan standar jabatan internasional•Jumlah JF dari 129 menjadi 240
1
2
3Prestasi kerja JF lebih terukur
• Pengelolaan kompetensi JF dapat berjalan secara efektif
• Terwujudnya kelas jabatan• diklat JF dapat direncanakan
berdasarkan training need assessment (TNA)
• Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan
• JF menjadi pilihan karier
PROSES USULAN PEMBENTUKANJABATAN FUNGSIONAL
USULAN PEMBENTUKAN
UJI BEBAN KERJA
EKSPOSE NASKAH AKADEMIK
PENY. DRAFT PERMENPAN RB
TUGAS INSTANSI PEMBINA
PERKA BKN TTG JUKLAK JF
PENETAPAN PERMENPANRB
INSTANSI PEMBINA/PEMRA
KARSA
INSTANSI PENGGUNA
MENYUSUN DAN MENETAPKAN JUKNIS, PEDOMAN DSB
&
POKOK-POKOK SUBSTANSI JABATAN FUNGSIONAL ASN
1. NOMENKLATUR JABATAN2. TUGAS POKOK3. HASIL KERJA/OUTPUT KEGIATAN4. URAIAN KEGIATAN/TUGAS5. KOMPETENSI6. JENJANG JABATAN7. KUALIFIKASI PENDIDIKAN8. PENGANGKATAN DALAM
JABATAN9. PENILAIAN PRESTASI KERJA10. DIKLAT11. UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI12. FORMASI JABATAN
• PROFESIONAL• PELAYANAN PRIMA,
INOVATIF, KERJASAMA
TUGAS, PERAN & KEDUDUKANJABATAN FUNGSIONAL ASNTUGAS PERAN KEDUDUKAN
Jabatan Fungsionalmelaksanakan tugas pelayanan berdasarkan profesi jabatan fungsional keahlian dan/atau keterampilan tertentu
Jabatanfungsionalberkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung pada pejabat pimpinan tinggi atau pejabat administrasi yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan fungsional tertentu
Jabatanfungsionalmemiliki peran sebagai pelaksana tugas di bidang pelayanan dan profesi jabatan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu
KOMPETENSI & PERSYARATAN JABATAN FUNGSIONAL
KOMPETENSI PERSYARATAN
1. memiliki pengetahuan vokasional/kejuruan
2. mampu melaksanakan kegiatan teknis vokasional/kejuruan
1. Teknisi profesional dan/atau penunjang profesional dengan pendidikan minimal SLTA dan setinggi-tingginya Diploma III (D-3);
2. Memiliki kemampuanuntuk melakukan kegiatan teknis operasional;
3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan peraturan perundangan.
Jabatan Fungsional Keterampilan
3. mampu menerapkan prosedur dan teknik vokasional/ kejuruan tertentu
1. memiliki kemampuan pengetahuan di bidang tertentu
2. memiliki kemampuan menggunakan metodologi
1. Profesional dengan pendidikan minimal Sarjana (strata –1) atau D.IV;
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, pengkajian dan pengembangan, peningkatan dan penerapan konsep dan teori serta metoda operasional dan penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;
3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan peraturan perundangan.
Jabatan Fungsional Keahlian
3. memiliki kemampuan berfikir analitis dan konseptual
4. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknik dan metoda dalam bidang tugas didasarkan pada keilmuan tertentu
POLA KARIER JABATAN FUNGSIONAL ASNPANGKAT
(KELAS JABATAN)21
2019181716
PIMPINAN TINGGI 1. Utama 2. Madya
3.Pratama
151413121110987
FUNGSIONAL
AHLIADMINISTRASI Utama, Madya, Muda,
1. Administrator Pertama
2. Pengawas3. Pelaksana TERAMPIL
Penyelia, Mahir, TerampilPemula
POLAKARIER JF
AHLI1.Ahli Utama2.Ahli Madya3.Ahli Muda4.Ahli Pertama
TERAMPIL1.Penyelia2.Mahir3.Terampil4.Pemula
PANGKAT (KELAS JABATAN)
PIMPINAN TINGGI1. Utama2. Madya3. Pratama
ADMINISTRASI1.Administrator2.Pengawas3.Pelaksana
212019181716151413121110987654321
PENGEMBANGAN KOMPETENSISEBAGAI HAK PEJABAT FUNGSIONAL ASN
2. Seminar
3. Kursus
5. Praktik KerjaDi Instansi Pusat
dan Daerah selama 1 tahun
4. Penataran
1. Pendidikan dan Latihan
6. Pertukaran PNS dan Swasta
INSTANSI PEMBINA WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
1. PENGANGKATAN PERTAMAPENDIDIKAN, DIKLAT, PRESTASI KERJA,
2. PENGANGKATAN DR JABATAN LAINPENDIDIKAN, PENGALAMAN, DIKLAT, PRESTASI KERJA, USIA, UJI KOMPETENSI
3. PENYESUAIAN/INPASSINGTELAH DAN MASIH MELAKSANAKAN TUGAS DAN UJIKOMPETENSI
PP 100/2000 PP 13/2002 PP 41/2007
KEBIJAKAN PENGANGKATAN DALAM JABATANPENGANGKATAN
DALAM JABATAN
STRUKTURALFUNGSIONAL
FUNGSIONAL UMUM
FUNGSIONAL TERTENTU
STAFMANDIRI TEKNIS SUBSTANTIF
MANAJERIAL FASILITATIF
PENYEDERHANAAN STRUKTURAL
PENGEMBANGAN FUNGSIONAL
PNS PROFESIONAL
PP 16/1994 jo PP 40/2010Keppres 87/1999
PENILAIAN PRESTASI KERJA
Penilaian kinerja pejabat fungsional dilakukan berdasarkan:1.Pada tingkat individu yang merupakan jabaran dari rencana kinerja unit atau organisasi.2.Target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku pejabat fungsional.
ANGKAKREDITVsPP 46/2011
PERAN INSTANSI PEMBINA DANINSTANSI PENGGUNA
Instansi Pembina (Pembinaan )
Instansi Penggunaa. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan;
b. menyusun pedoman formasi;c. menetapkan standar kompetensi;d. mengusulkan tunjangan jabatan;e. melakukan sosialisasi serta petunjuk
pelaksanaannya;f. menyusun kurikulum diklat fungsional/teknis
fungsional;g. memfasilitasi diklat fungsional/teknis fungsional;h. mengembangkan sistem informasi jabatan;i. memfasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional;j. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi;k. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etikaprofesi dan kode etik jabatan;l. melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai;
m.menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan; dann. melakukan monev Jabatan Fungsional;
a. menyusun formasi jabatan untuk setiap jenjangb. melaksanakan pengangkatan, pemindahan, pembebasan sementara, pemberhentian dari dan dalam jabatan fungsional
c. penyelenggaraan pembinaan.− memfasilitasi pelaksanaan
tugas− melakukan penilaian
prestasi kerja.− menyusun ManajemenDiklat
d. berkoordinasi dengan instansi pembina Jabfung
PNS PROFESIONAL
CONTOH KEBUTUHAN JFTNO JABATAN FUNGSIONAL PERKIRAAN JML JF
SAAT INIESTIMASI
KEBUTUHAN SCR NASIONAL
1 SURVEYOR PEMETAAN Ah: 5, Tr: 14 22.673
2 PENGAWAS PERIKANAN Ah: 17, Tr:7 2.158
4 PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
Ah: 373, Tr: 140 3.870
5 POLISI KEHUTANAN Ah: 333, Tr: 3790 18.581
6 PEREKAYASA 3884 7.650
7 PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN
Ah: 315, Tr: 302 17.521
8 PERANCANG PERUNDANG UNDANGAN
358 5.035
9 PENGANTAR KERJA Ah: 228, Tr: 165 5.832
10 PENERJEMAH 140 1.379
untuk peningkatan profesionalisme SDM Aparatur melalui Pengembangan Jabatan Fungsional
67SURATNO - PUSBINDIKLAT - BPPT
Nama Jabatan Fungsional
nama jabatan fungsional tidak lagi menggunakan nomenklatur dengan angka kredit,
karena dengan
menyesuaikanpengaturan yang penilaiannya pada prestasi kerja bukan dengan angka kredit tapi dengan sasaran kerja pegawai dan prilaku kerja pejabat fungsional yang dicapai berdasarkan kontrak kinerja
BEBERAPA REALITA DALAM PENGELOLAAN JABATANFUNGSIONAL SELAMA INI
•Kinerja jabatan fungsional belum linier dengan kinerja organisasi.•Kinerja pejabat fungsional digambarkan dengan angka kredit yang secara nyata tidak dapat memberikan gambaran tentang kinerja sesungguhnya dari pejabat fungsional• Kenaik
anlevel jabatan belumsepenuhnyamencerminkan kenaikan level
kompetensi•Keberadaan jabatan fungsional lebih banyak memberikan keuntungan kepada pemangku jabatannya ketimbang kepada organisasi
PEMBENTUKAN JABATAN
FUNGSIONAL• Menyediakan salah satu sarana
pembinaan karier kepada Pegawai Negeri Sipil
• Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas Pegawai Negeri Sipil
• Meningkatkan kinerja unit atau organisasi
POKOK-POKOK DAN SISTEMATIKA JABATAN
FUNGSIONAL SISTEMATIKA BAB I
PENGATURAN KETENTUAN UMUM
BAB II RUMPUN KEDUDUKAN FUNGSIONAL
JABATAN
DAN JABATAN
BAB III INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA
BAB IV KATEGORI, JENJANG JABATAN DANKELAS JABATAN FUNGSIONAL
KONSEP JENJANG DAN KELAS JABATAN
Alt 1: Kelas 8-17Alt 2: Kelas 8-15
KETRAMPILAN
KEAHLIAN1. AHLI UTAMA2. AHLI MADYA3. AHLI MUDA4. AHLI PERTAMA
1. PENYELIA2. MAHIR3. TERAMPIL4. PEMULA
KELAS
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
SISTEMATIKABAB V
PENGATURANTUGAS POKOK, HASIL KERJA DAN
URAIAN
KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL
Tugas pokok jabatan hanya untuk 1 jenis jabatan fungsional
Setiap jabatan harus menghasilkan output/hasil kerja jabatan fungsional
Hasil kerja sebagai kontrak kinerja jabatan fungsional yang harus dicapai dalam 1 tahun
Uraian kegiatan adalah aktivitas untuk menghasilkan hasil kerja/output
POKOK-POKOK DAN SISTEMATIKA JABATAN
FUNGSIONAL (3)SISTEMATIKAPENGATURANBAB VI PENILAIANPRESTASIJABATAN FUNGSIONAL
KERJA
Penilaiankinerja pejabatdilakukan berdasarkan :
fungsional
1.perencanaan kinerja pada tingkat individu yang merupakan jabaran dari rencana kinerja unit atau organisasi,
2.memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku pejabat fungsional.
3. Jadi penilaiannnya SKP + Prilaku Kerja
SISTEMATIKA
PENGATURAN BAB
VII TIM PENILAI PRESTASI
KERJAJABATAN FUNGSIONAL
Penilaian Prestasi KerjaPejabatFungsional dilakukan oleh Tim PenilaiKinerja InstansiUntuk menjaminobyektivitas
dalam Pejabat
penilaian prestasi kerja Fungsional, perludibantu oleh TimPenilai Pejabat Fungsional yag memiliki kompetensi di bidang fungsi tersebut
BAB VIII KOMPETENSI FUNGSIONAL dibutuhkan
JABATAN(kompetensi
yangpada
setiap
level/jenjang jabatan) BAB IX PENGANGKATAN JABATAN pengangkatan
DALAM(persyaratan
pertamadanjabatanlain
perpindahandrharus memperhatikansyarat adm dan kompetensi
BAB X PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL (perlu dilakukan pengelolaan kompetensi jabatan fungsional)
BAB XI FORMASI JABATAN FUNGSIONAL (anjab, abk dan indikator formasi)
BAB XII PEMBEBASANSEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN (memperhatikan PUU)
BAB XIII PENYESUAIAN/INPASSING (JIKA JF BARU/PERUBAHAN LAIN)
(Perlu dilakukan uji kompetensi untuk menjamin bahwa pejabat yg diangkat kompeten di bidangnya)
SISTEMATIKAPENGATURAN BAB XV KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XVI KETENTUAN PENUTUP
CATATAN BEBERAPA KETENTUANDAPATDITAMBAHKAN PENGATURAN DENGAN
DENGANSESUAI
LAIN PERATUR
ANPERUNDANG-UNDANGAN
PENGUKURAN BEBAN KERJA KEGIATANJABATAN FUNGSIONAL APARATUR SIPIL NEGARA
1. NAMA PENDIDIKAN2. NIP. JABATAN3. PANGKAT/GOL. RUANG UNIT KERJA
PERIODEJANUARI………….S.D…………….DESEMBER……………
NO TUGAS POKOK
HASIL KERJA/OUTPUT
KODE URAIAN KEGIATAN
VOLUME HASIL
KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN PER SATUAN KEGIATAN
WAKTU RATA-RATA
JUMLAH WAKTU
SELURUH NYAMINIMAL MAKSIMAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JUMLAH
MATRIKS BUTIR-BUTIR KEGIATANJABATAN FUNGSIONAL ……………………………
NO TUGAS POKOK
HASIL KERJA/ OUTPUT
KODE KEGIATAN
URAIAN KEGIAT
AN
BOBOT FAKTOR PELAKSANARESIKO INDIVI
DU
RESIKO LINGKU NGAN
TINGKAT KESULIT
AN
KOMPETENSI YANG
DIBUTUHKAN
BBNKRJA
TOT PRTM MDA MDY UTM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1.Instansi
Pembina
secara
bertahap
perlu dan
melakukanpenyempurnaanmengusulkan konsepperubahan
jabatanfungsional binaannya termasuk
memisahkanjabatan keahlian2.Sebagai
fungsionalketerampilandan
langkahpenyempurnaan
akanditerbitkan Peraturan
MenpanRB sebagai langkah penyesuaian yang cukup mendesak dalam pelaksanaan jabatan fungsional3. Untuk revisi dan usulan baru akan dilakukan pengaturan sesuai dengan UU ASN dan RPP Jabatan Fungsional ASN
top related