pola pencarian informasi anggota vespa antique club …
Post on 28-Dec-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
POLA PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA VESPA
ANTIQUE CLUB DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH :
SUSILAWATI
NIM. 6662091047
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
Dr. us S art M.SiNIP 1.97108242005011002
.197107182005011001a SE. M.SiProf. Dr. H. A Sihabudin, M.Si
NIP. 132314682
---------Pembimbing II,Pembimbing I,
Menyetujui,
Serang, 19 November 2015Skripsi imTelah Drsetujui tmttrkDinjikan
Nama : SusilawatiNIM : 091047Judul Skripsi : POLA PENCARIAN INFGORMASI ANGGOTA VESPA
ANTIQUE CLUBE DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPA
LEMBAR PERSETUJUAN
.Dr. s S' . M.SI" NlP-_I.crV:68242005011002
••-•I ~Prodi Jlmu KomuDiluts1- .,
... A~~I
Mcngetabui,
Angi0ta n :PusPita All'; POtfU. S.Sos.M.lkomNIP.198407132008122002
Anuota I : Buman.din. S.L M.S!NIP .19750405200812100 1
KctuaPenguji : Dr.Rabml Win.nRib. M.SiNfI'.196810192005012001
Serang, MUfI:12016
Tclab diuji di hadapan Dewan Pcnguji Sidang Skripsi &; Kompn:hensifdi Scrang
tanggal 26 Janeari 2016 dan dinyatakan LULUS.
: POLA PF.NCARJAN INFORMASI ANGCOTA VESPA
ANTIQUE CLUB DALAM MOOlflKASJ SKUTERVESPA.
Judul Skipsi
:6662091047NLM
: SUSILAWATINama
LEMBAR PENGESAHAN SKIlI1'SI
Menyalakan bahwa skripsi yang berjudul POLA PENCARIAN INFORMASIANGGOTA VESPA ANTIQUE CLL'lB DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPAadaIah hasiI kacya. saya sendiri, dan selmuh sumber yang dik:utip manpun yang dirujuktelab saya nyatakan beaar, ApabiIa dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandungunsurplagial:, maka gelarkesatjanaan saya bisa dicabut.
: Cimahi" 9 November 1989Tempat Tanggal-Labir
Pmwam .Stndi
; 6662091047NIM
Nama
Yang ~an di bawah ini :
PERNYATAAN ORlSINALlTAS
\~
“Perjalanan hidup penuh dengan skenario Tuhan…
bersyukur dan selalu iklas adalah kuncinya”
Susi, seorang Ibu yang tak kenal lelah bertatih-tatih
dalam pengerjaan Skripsi.
Meskipun banyak sekali kekurangan,
ku persembahkan hasil kerja kerasku ini
untuk kalian yang kucintai.
Mama..Bapak..Suamiku..dan Anakku..
ABSTRAK
Susilawati. NIM. 6662091047. Skripsi. Pola Pencarian Informasi Anggota
Vespa Antique Club dalam Modifikasi Skuter Vespa. Pembimbing I: Prof.
Dr. H. A. Sihabudin, M.Si., Pembimbing II: Teguh Iman Prasetya, S.E.,
M.Si., Program Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2016.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pola pencarian informasi anggota
Vespa Antique Club (VAC) dalam modifikasi skuter Vespa. Masalah dalam
penelitian ini adalah tidak semua anggota VAC mengerti mengenai otomotif juga
modifikasi, dan informasi akan modifikasi merupakan suatu kebutuhan yang harus
terpenuhi. Kebutuhan akan informasi muncul membuat anggota VAC bertindak
untuk mencari informasi baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter
Vespa. Pola pencarian informasi tersebut mencakup strategi pencarian informasi
seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC, serta untuk mengetahui informasi
apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa.
Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dalam penelitian ini.
Narasumber dalam penelitian ini adalah pendiri kelompok VAC, Ketua VAC
regional Cimahi, anggota VAC yang memodifikasi skuter Vespa serta beberapa
orang yang terkait dalam modifikasi skuter Vespa. Teori yang dipakai dalam
penelitian ini adalah teori kebutuhan oleh Abraham dan didukung oleh model
pencarian informasi karya Donohew dan Tipton. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC menggunakan strategi
fokus sempit, hanya mempercayakan pada satu sumber informasi yang dianggap
relevan yaitu mekanik. Pola pencarian informasi pada proses modifikasi skuter
Vespa menghasilkan informasi penting yang paling sering dikomunikasikan.
Kata kunci : Modifikasi Skuter Vespa, Pola Pencarian Informasi, Vespa
Antique Club.
ABSTRACT
Susilawati. NIM. 6662091047. Thesis. Member Information Search Patterns
Vespa Antique Club in Vespa Scooter Modifications. Supervisor I: Prof. Dr. H.
A. Sihabudin, M.Sc., Advisor II: Teguh Imam Prasetya, S.E., M.Sc., Science
Communication Program. Faculty of Social Science and Political Science.
University of Sultan Ageng Tirtayasa. 2016.
This research discusses about how information search pattern Vespa Antique
Club members (VAC) in the modification of the Vespa scooter. The problem in
this research is that not all members of the VAC understand the automotive,
modification, and will modify the information is a requirement that must be met.
The need for information appears to make VAC members act to seek new
information. The purpose of this study was to determine the pattern of information
search conducted by members of the VAC in a modification of the Vespa scooter.
The search pattern information includes information such as what search
strategies carried out by members of VAC, and to know what information is the
most sought after by members of the VAC in modifying the Vespa scooter.
Researchers used a qualitative approach in this study. Informant in this research
is a founding member of the VAC, Chairman of the regional VAC Cimahi,
member VAC modifies Vespa scooters and several people involved in the
modification of the Vespa scooter. The theory used in this research is the theory of
needs by Abraham and supported by information search model works Donohew
and Tipton. The results showed that the search for information by members of the
VAC using a narrowly focused strategy, just rely on one source of information
considered relevant, namely mechanics. Search pattern modification process
information on Vespa scooters yield important information most often
communicated.
Keywords: Pattern Search Information, Modified scooter Vespa, Vespa Antique
Club.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique Club dalam
Modifikasi Skuter Vespa. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar kesarjanaan srata satu (S1) program studi Ilmu Komunikasi,
konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.
Dengan segala kemampuan dan upaya yang ada, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan waktu, pustaka, pengalaman, serta
pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun, penulis berusaha unuk menyajikan dengan sebaik-baiknya. Dalam
mencapai keberhasilan penulis menyelasaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan support dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, ijinkan penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Dr.Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
4. Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Sosial Ilmu
Politik.
5. Bapak Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si, selaku pembimbing I, yang sangat
bijaksana dalam membimbing penulis, terimakasih atas waktu,
kesempatan, kesabaran dan bimbingannya yang sangat berarti bagi
penulis.
6. Bapak Teguh Iman Prasetya, S.E., M.Si., selaku Pembimbing II,
terimakasih atas kesempatannya, kesabaran dan bimbingannya yang sangat
berarti bagi penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa selaku pengajar dari semester satu sampai delapan, yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
8. Seluruh staf administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa yang melayani kepentingan penulis dalam
berbagai hal untuk melancarkan jalannya skripsi ini.
9. Sonny S. (Gogon) selaku key informan yang telah menyempatkan
waktunya dalam memberikan banyak informasi kepada penulis, sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Abah Dodo, Kang Opik, Kang
Cepi, Kang Deni Gozil, dan seluruh keluarga besar Vespa Antique Club
yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Terimakasih
banyak.
10. Mamaku, Ibu Eulis Karliah, S.pd. Satu-satunya wanita hebat sekaligus
motivator yang telah menyekolahkan penulis dengan kerja keras dan do’a
tulusnya sehingga bisa seperti ini. Terimakasih banyak, mah.
11. Bapakku M.Tohir, terimakasih untuk dukungan dan semangatnya.
12. Suamiku tercinta, Arif Munandar Amd. Pendamping hidupku, yang tak
kenal lelah mendampingi penulis melewati suka duka pengerjaan skripsi
ini. Terimakasih sayang.
13. Anakku sayang, Qisya Aqilah Tahsina Munandar. Kesayanganan yang
selalu memberikan senyum mungil dan kecerian untuk bunda.
Terimakasih sayang.
14. Adik-adikku Indah Diana dan Tania Mulyani, terimakasih atas motivasi
dan dukungan kalian.
15. Paman serta Bibiku, Om Yudi juga Bi Eni yang turut mendukung penulis
dalam pengerjaan skripsi ini, terimakasih banyak.
16. Mertuaku, Ibu Deti Cantini, dan Kakak iparku Alfi Ramdhani, Amd., serta
Adik-adik iparku Astri Kusmayanti juga Nuranisa terimakasih banyak
untuk semangat dan dukungan kalian semua.
17. Sahabat-sahabatku, Siti Rahmi Fathia, Pirasatnawati, Pratiwi Budi Utami,
Eka Agustini, Nike Herlina, Satria Kinayungan, Tresna Amaliawati, Syifa
Rohaini, M. Hanif Alhadad, seluruh personil geng KOJO; Hammas,
Shandy, Indra, Arif, Yanuar, Dany, Danang, Bayu, Ashadi, Randy,
Iskandar, Kori, Anjas, juga, terimakasih untuk kebersamaan yang telah
kita lalui. Semoga kita bisa terus menjalin silaturrahim di masa depan
dengan cerita tentang kesuksesan kita masing-masing.
18. Teman-teman Ilmu Komunikasi dan Konsentrasi Jurnalistik, Harun
Kurnia, Indra Permana Suparlin (KM Abadi), Niken, Lilin, Anisa, Selig,
Daru, Dayat, Santi, Dedew, Hayu, Widia, Agung, Febi, Krisna, Andini,
Elga, Tulus, Jihan, maaf jika penulis terdapat banyak kesalahan. Semoga
kita semua bisa bekerja sesuai dengan mimpi dan passion masing-masing.
Amin.
19. Teman-teman dan Senior di UKM Jurnalistik Untirta, T.B. Ghoni Arro’ad,
Raynelson Sirait, Faisal Abdul, Indah, Adam, Dara, Panji, Emple, Bang
Oyan, Bang Qiwonk, Bang Niji, Bang Enjang, Bang Nofa, Bang Fajar,
Yoski, terimakasih untuk begitu banyak pengetahuan dan pelajaran
berharganya dalam kehangatan keluarga UKM Jurnalistik.
20. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini baik dengan doa dan
dukungannya.
Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mendoakan semoga Allah
membalas kebaikan dan pengorbanan kalian.
Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang telah penulis lakukan dapat
bermanfaat, meskipun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
Serang, Januari 2016
Penulis
Susilawati
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… ii
LEMBAR ORISINALITAS ………………………………………………….. iii
ABSTRAK …………………………………………………………………….. iv
ABSTRACT …………………………………………………………………... v
KATA PENGANTAR ………………………………………………….…….. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………......... 5
1.3 Identifikasi Masalah ………………………………………………….......... 5
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………............. 5
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………........... 6
1.5.1 Signifikansi Akademis …………..…………………………………... 6
1.5.2 Signifikansi Praktis ……………...…………………………………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Pencarian Informasi …………………………………………............. 7
2.1.1 Pola………………………………………………………………….. 7
2.1.2 Informasi ……………………….…………………………………… 8
2.1.3 Pencarian informasi …….……………………………………....…… 10
2.2 Khalayak ………………………………………………………………….. 12
2.2.1 Komunitas ………………………………………...………………… 12
2.3 Model dan Teori ……………………………..…………………………… 14
2.3.1 Teori Kebutuhan ……………………………………………….…… 18
2.4 Kerangka Berfikir ……………………………………...…………………. 21
2.5 Penelitian Sebelumnya ………….………………………………………... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian …………………………………………………………. 29
3.2 Penentuan Informan ……………………………………………………….. 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………….. 34
3.4 Teknik Ananlisis Data ………………………………………………….… 37
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ……………………………………………… 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ……………………………………………….. 40
4.1.1 Sejarah Vespa ....................................………………………………. 40
4.1.2 Sejarah Vespa Antique Club.................……………………………... 41
4.1.2.1 Logo Vespa Antique Club.......…………………………….... 42
4.1.2.2 Maskot Vespa Antique Club...……………………………..... 43
4.1.2.3 Organisasi dan Keanggotaan Vespa Antique Club..……….... 45
4.1.2.4 Visi dan Misi Vespa Antique Club.………………………..... 48
4.2 Deskripsi Data …………………………………………….......................... 49
4.3 Hasil penelitian ……………………………………………………………. 50
4.3.1 Kegiatan Kelompok VAC………………………………………….... 51
4.3.1.1 Kumpul Malam Minggu...…………………………………... 51
4.3.1.2 Kirab Merah Putih……............……………………………....54
4.3.1.3 Kegiatan Vespa Racing VAC...……………………………... 56
4.3.2 Modifikasi Vespa Racing.…………………………………………....57
4.3.2.1 Alasan Melakukan Modifikasi Skuter Vespa...……………....61
4.3.2.2 Persiapan Sebelum Modifikasi…………………………….....68
4.3.2.3 Menetapkan Mekanik Sebagai Sumber Informasi..……….....70
4.3.2.4 Modifikasi Skuter Vespa.........………………………….…... 73
4.3.3 Informasi dalam obrolan anggota VAC…..………………………....75
4.3.3.1 Informasi Mesin......................…………………………….... 78
4.3.3.2 Informasi Body Vespa.............…………………………….... 84
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 88
5.2 Saran-saran ……………………………………………………………….. 90
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… x
LAMPIRAN …………………………………………………………………...xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel penelitian sebelumnya ......................................………... 24
Tabel 2.2 Tabel penelitian sebelumnya ......................................………... 25
Tabel 2.3 Tabel penelitian sebelumnya ......................................………... 27
Tabel 3.1 Tabel Jadwal Penelitian ………………………...…………...... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Donohew dan Tipton……………. 14
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir...........................…………………………… 23
Gambar 4.1 Logo Vespa Antique Club ................................……………… 42
Gambar 4.2 Vespa Berlogo VAC ....................…………………………….. 43
Gambar 4.3 Maskot Vespa Antique Club .........................………………... 44
Gambar 4.4 Konvoi VAC menggunakan jaket kulit bergambar mascot ...… 45
Gambar 4.5 Anggota VAC Cimahi berkumpul di depan Toko Kartikasari... 52
Gambar 4.6 Konvoi anggota VAC menuju Braga …....…………………… 53
Gambar 4.7 Konvoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago ..................……………. 55
Gambar 4.8 Dzikri Anshari 224 di Sirkuit Brigif 15 Kujang ........................ 57
Gambar 4.10 Gogon Key Informan ....................…………………………….59
Gambar 4.11 Key Informan Gogon dengan Skuter Vespa Racing........……...61
Gambar 4.12 Model Pencarian Informasi ....................……………………... 76
Gambar 4.13 Foto informan Cepi ....................……………………………....79
Gambar 4.14 Boring Vespa ....................……………………………............ 80
Gambar 4.15 Carbulator Vespa....................………………………….....….. 82
Gambar 4.16 Foto Deni Gozil di bengkel cat ....................…………………. 86
Gambar 4.17 Body skuter Vespa ....................…………………………........ 87
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Vespa Antique Club (VAC) yang berdiri pada 28 Oktober 1993,
merupakan sebuah komunitas di Kota Bandung yang beranggotakan para
penggemar sepeda motor jenis skuter vespa. Sesuai dengan namanya anggota
dari kelompok ini memiliki skuter vespa. Didirikannya VAC pada waktu itu,
adalah bertujuan guna menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan
menyalurkan hobi wisata berkendaraan para pemilik/pemakai/penggemar
roda dua jenis Vespa yang berazaskan kekeluargaan.
Sedangkan kata antique itu sendiri, adalah merupakan kalimat yang
sering kali didengar para pendiri sebagai ungkapan spontan masyarakat
ketika melihat dan memperhatikan Vespa diterima dan didengar waktu
itu, maka sepakat menyertakan kata Antique dalam nama organisasi pemilik
dan penggemar Vespa, yaitu VESPA ANTIQUE CLUB.
Vespa itu sendiri merupakan merek sepeda motor jenis skuter yang
berasal dari Italia, sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di
Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia,
mungkin Indonesia masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Hal ini
terbukti dengan banyaknya komunitas-komunitas Vespa yang tetap eksis
sampai saat ini, salah satu contohnya adalah Vespa Antique Club (VAC).
2
VAC memiliki cabang-cabang tersendiri di Wilayah-wilayah besar di
Kota Bandung, salah satunya adalah VAC Cimahi. VAC Cimahi yang resmi
terbentuk pada 18 September 2001 merupakan gabungan dari beberapa
anggota VAC yang berdomisili di Wilayah Cimahi yang di pimpin oleh
Taufik Hidayat atau yang akrab dipanggil Opik. Sampai saat ini
keanggotaannya sudah mencapai sekitar 200 orang anggota dari berbagai
macam latar belakang.
Semua anggota yang tergabung dalam VAC memiliki skuter jenis
Vespa, karena memilki Vespa merupakan syarat utma untuk tergabung dalam
VAC. Seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi yang terus-
menerus mengalami perubahan, tidak sedikit individu yang menerima
perubahan atau inovasi ataupun ingin melakukan perubahan. Persetujuan akan
inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan
perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru.1
Seperti halnya anggota VAC yang menerima inovasi dan melakukan
pencarian informasi berkaitan dengan Vespa. Tidak sedikit dari mereka yang
memodifikasi Vespa kepunyaannya mengikuti perkembangan zaman. Saat ini
sedang marak jenis Vespa racing atau balapan, banyak anggota VAC Cimahi
yang memodifikasi mesin Vespa mereka menjadi mesin racing.
Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang
kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya,
serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Pengetahuan akan
1 McQuail Denis, Model-model Komunikasi, alih bahasa Putu Laxman Pendil. hal.61
3
informasi mengenai modifikasi sangatlah dibutuhkan oleh angggota VAC,
mulai dari memilih kualitas bahan hingga jangkauan keungan untuk
modifikasi sangatlah diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
memuaskan.
Pada kenyataannya anggota VAC tidak semua mengetahui masalah
otomotif, mereka berasal dari berbagi latar belakang pfrofesi yang berkumpul
menjadi satu dalam kelompok penggemar vespa, tidak semua anggota VAC
memiliki keahlian dalam memodifikasi vespa. Pengetahuan akan informasi
mengenai apa saja yang harus dipersiapkan untuk memulai modifikasi sampai
tangan ahli yang terlatih sangatlah dibutuhkan. Kebutuhan akan informasi
tersebutlah yang dibutuhkan oleh anggota VAC untuk memodifikasi skuter.
Kebutuhan manusia selalu bertingkat-tingkat, manusia tidak akan
penah puas begitulah yang sering kita dengar. Pada dasarnya tingkah laku
individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Abraham Maslow
manusia diibaratkan seperti binatang yang selalu berkeinginan, kebutuhan
manusia selalu bertingkat-tingkat, bila kebutuhan terpenuhi kebutuhan lain
akan muncul dan kebutuhan yang lebih tinggi menjadi dominan.2 Begitu pula
dengan kebutuhan informasi anggota VAC yang selalu bertingkat-tingkat. Jika
satu informasi telah di dapatkan akan ada kebutuhan untuk mencari informasi
lain.
Kebutuhan akan informasi pada anggota VAC dapat berupa rasa ingin
mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan modifikasi vespa.
2 Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 140
4
Pencarian informasi merupakan kegiatan seseorang yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian
informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi
dimulai ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu
kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber
informasi. Seperti halnya anggota VAC yang merasa memerlukan kebutuhan
akan informasi mengenai modifikasi skuter.
Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena
dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung
pengertian bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk komunikasi
percakapan saja, tetapi juga dalam bentuk terekam pada medi-media lain,
seperti Koran, Radio, Televisi dan lain-lain. Media-media komunikasi tersebut
dapat diterapkan dalam pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota
VAC.
Dalam masyarakat, berbagai informasi diproduksi, didistribusikan,
disimpan dan doterima dalam bentuk yang tak pernah dialami sebelumnya.
Pada saat yang sama individu semakin sulit mendapatkan informasi yang
relevan. Ini menimbulkan keinginan untuk meneliti masalah bagaimana orang
mencari informasi.3
Jika dilihat dari penjelasan diatas apa yang terjadi pada anggota VAC
bahwa anggota VAC memiliki kebutuhan informasi akan hal-hal yang
3 McQuail Denis, Model-model Komunikasi, alih bahasa Putu Laxman Pendil. Hal.93
5
berkaitan dengan modifikasi vespa. Keterbatasan kemapuan dan pengetahuan
yang dimiliki dalam memodifikasi vespa yang mereka punya menumbuhkan
rasa ingin tahu dan mencari informasi akan hal tersebut. Disinilah peneliti
ingin tahu informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam
modifikasi skuter Vespa, serta strategi apa yang dilakukan dalam proses
pencarian informasi, dapat disimpulkan bagaimana pola pencarian informasi
yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi vespa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimana Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique
Club dalam Modifikasi Skuter Vespa?”
1.3 Identifikasi Masalah
1. Strategi pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC
dalam modifikasi skuter vespa?
2. Informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam proses
dalam modifikasi skuter vespa?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pencarian informasi seperti apa yang
dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter vespa.
2. Untuk mengetahui informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota
VAC dalam modifikasi skuter vespa.
6
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Signifikasi Akademis
Dari segi akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangaan pikiran mengenai kebutuhan yang ada pada manusia bersifat
bertingkat-tingkat. Seperti halnya kebutuhan akan informasi yang
diperlukan oleh individu akan mendorong individu tersebut untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam penelitian ini kaitan kebutuhan akan
informasi, dan diperlukannya tahapan-tahan pencarian informasi melalui
pola pencarian informasi. penulis juga ingin memberikan deskripsi dan
menambah referensi mahasiswa komunikasi dalam pola pencarian
informasi.
1.5.2 Signifikasi Praktis
Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat dalam tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh anggota VAC
dalam pencarian informasi berkaitan dengan kebutuhannya dalam
modifikasi skuter pada khususnya, dan komunitas lain pada umumnya.
Dengan demikian akan memudahkan mereka untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan, dan menjadi lebih efektif. Bagi penulis dan
mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya, diharapkan penelitian ini berguna
untuk menghasilkan teori yang diperoleh selama di perkuliahan dalam
pencairan informasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori yang digunakan
dalam penelitian ini, serta beberapa pemikiran para ahli dalam bidangnya yang
berhubungan dengan masalah pada penelitian ini, yaitu “bagaimana pola
pencarian informasi anggota Vespa Antique Club dalam modifikasi skuter
vespa?” Sebagai garis besarnya peneliti akan menjelaskan mengenai apa yang
dimaksud dengan pola pencarian informasi, khalayak, model dan teori, serta
kerangka berfikir yang peneliti buat agar memudahkan dalam penelitian dan
obeservasi lapangan.
2.1 Pola Pencarian Informasi
Pada pengertian mengenai pola pencarian informasi peneliti akan terlebih
dahulu menjelaskan pengenai pola, apa itu pola? Bagaimana pengertiannya?
Begitu juga dengan informasi dan pencarian informasi.
2.1.1 Pola
Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan)
yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari
sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang
sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu
itu dikatakan memamerkan pola.4
4http://id.wikipedia.org/wiki/Pola diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 11.20 WIB
8
Pengertian pola dalam ilmu sosiologi merupakan corak hubungan yang
tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota
masyarakat atau kelompok.5
Berdasarkan pemaparan diatas dalam penelitian ini pola dapat diterapkan
sebagai bentuk atau model yang menunjukan alur pencarian informasi oleh
anggota VAC dalam modifikasi skuter. Pola disini dapat menggambarkan
bagaiamana proses pencarian informasi itu berlangsung, dengan peneliti membuat
bentuk atau model pencarian informasi sebagai corak hubungan yang tetap dalam
interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota VAC.
2.1.2 Informasi
Peneliti berasumsi bahwa informasi di era globalisasi sekarang merupakan
sesuatu yang tidak asing lagi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bahkan
informasi merupakan kebutuhan penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja
bagi sejumlah masyarakat. Informasi merupakan segala sesuatu yang baru
diketahui oleh seseorang dengan menggunakan pancaindera.
Menurut sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan, informasi
adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-
putusan yang dibuat seseorang. Dalam hal ini, informasi lebih bermakna berita.
Berita adalah bentuk dalam pesan-pesan komunikasi.6
Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan, maupun
bentuknya. Dengan demikian maka fungsinyapun akan beragam pula karena akan
bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannnya berbeda-
5http://glosarium.org/arti/?k=pola diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 11.30 WIB
6 Drs.pawit m.yusup, M.S. ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan. Bumi aksara Jakarta:
2013 hal.13
9
beda. Pun demikian fungsinya bagi suatu organisasi atau kelompok, ia akan
disesuaikan dengan jenis organisasi atau kelompok bersangkutan.7
Menurut pakar sosiologi Indonesia Prof. Selo Sumardjan (1989),
informasi dalam bahan pustaka dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Informasi konsumtif (consumptive information), adalah informasi yang berguna
secara konsumtif yang dapat dinikmati secara langsung oleh pengguna, karena
sifat-sifat informasi yang terkandung dalam informasi itu sendiri, misalnya karya
fiksi, cerpen, lagu, film, berita dan sebagainya.
2. Informasi modal capital information), adalah informasi yang diperlukan untuk
proses produksi untuk menyiapkan sesuatu hasil yang masih berupa bahan baku
yang memerlukan pengolahan.
Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena
dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung pengertian
bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk komunikasi percakapan saja,
tetapi juga dalam bentuk terekam pada media-media lain, seperti Koran, Radio,
Televisi dan lain-lain.
Dengan melihat pengertian yang diberikan beberapa ahli tersebut, terlihat
begitu luasnya pengertian dari kata informasi. Dalam penelitian ini informasi
menjadi apa yang dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter, penelitian ini
menelaah bagaimana proses pencarian informasinya seperti apa.
Sesuasi dengan pembahasan mengenai pola sebelumnya, bentuk atau
model yang dibuat untuk menunjukkan alur pencarian infromasi yang dilakukan
7 Dr. Atwar Bajari, M.Si. komunikasi dan informasi , mitra bestari , bandung : 2014
10
oleh anggota VAC, informasi dapat menjadi penentu bentuk atau model pola itu
sepertia apa. Serta penelitian ini dapat menyimpulkan informasi konsumtif atau
informasi modalkan yang dicari oleh anggota VAC.
2.1.3. Pencarian Informasi
Terdapat dua metode popular yang sering digunakan seseorang dalam
mencari informasi adalah mencari (searching). berarti pengguna mencari
langsung ke kata/kalimat/koleksi yang diinginkan secara terstruktur dan
menerawang (browsing) berarti pengguna melakukan eksplorasi secara acak
(tidak terstruktur) terhadap sebuah informasi.
Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian
informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai
ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari
pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang
mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Pannen (1990) menghubungkan, pencarian informasi dengan penggunaan
informasi. Menurut Pannen pencarian dan penggunaan informasi merupakan
keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu menemukan dirinya
pada suatu keadaan di mana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan
masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak
(Suwanto, 1997: 21-22).8
8http//s1.undip.ac.id/d.bmk diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 12.25 WIB
11
Menurut Lasa (1998: 65),pencarian Informasi adalah proses penemuan
kembali akan informasi yang tersimpan pada pusat informasi dengan peralatan
dan cara tertentu. Agar proses ini berlangsung cepat dan tepat, pencari informasi
harus:9
1. Memahami pusat-pusat maupun sumber-sumber informasi;
2. Menyusun strategi penelusuran;
3. Mampu menggunakan peralatan dan teknologi;
4. Melaras diri dengan informasi (keeping up to datewith information).
Berdasarkan penjelasan perilaku pencarian informasi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hakekat perilaku pencarian
informasi seseorang adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang
melalui tahap-tahap atau proses tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
informasi berkenaan dengan jawaban terhadap pertanyaan tertentu, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan atau melakukan suatu karya yang berarti bagi
dirinya.
Perilaku pencarian informasi tersebut pastilah ada dalam setiap individu
untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Begitu juga pada setiap
anggota Vespa Antique Club dalam mencari informasi mengenai vespa dan
kebutuhan informasi lainnya yang dapat diperoleh dari kelompok tersebut. Sesuai
dengan judul penelitian ini, agar peneliti dapat mengetahui bagaimana pola
pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC mengenai modifikasi skuter.
9http//s1.undip.ac.id/d.bmk diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 12.25 WIB
12
2.2 Khalayak
Khalayak dalam penelitian ini adalah anggota VAC. Kembali pada
masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana pola pencarian informasi yang
dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter, maka penelitian ini
mencari proses pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC. Seperti
dalam pembahasan sebelumnya untuk memecahkan masalah pada penelitian ini,
peneliti membuat suatu model alur pencarian informasinya.
Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama
terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempuanyai pendapat
yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman
untuk itu.10
Berdasarkan pemaparan mengenai khalayak diatas peneliti menyimpulkan
bahwa anggota VAC adalah sejumlah orang yang memiliki minat dan kegemaran
yang sama dalam hal ini adalah modifikasi skuter vespa. VAC adalah sebuah
komunitas atau kelompok anak muda yang tergabung dalam satu wadah dan
memiliki kesamaan dalam kegemarannya mengenai vespa.
2.2.1 Komuniatas
Komunitas merupakan istilah yang sering digunakan dalam percakapan
sehari-hari oleh berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang
populer, maka maknanya pun bisa beragam tergantung pada konteks kalimatnya.
Kita biasa mendengar ada orang yang mengatakan, “komunitas ilmuan yang
10
Hhtps://id.m.wikipedia.org/wiki/Khalayak 11:18 AM senin 28 September 2015
13
mendukung teori evolusi”. Sedangkan mahasiswa Jurnalistik mungkin lebih akrab
dengan “Jurnalisme komunitas”
Komunitas dimaknai sebagai kelompok manusia yang bisa saja tinggal di
berbagai lokasi berbeda atau mungkin juga berjauhan jaraknya, namun
dipersatukan minat dan kepentingan yang sama. Komunitas juga bisa menunjuk
satu kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik dan kesamaan keyakinan
yang berbeda. Komunitas juga dapat diartikan dengan kumpulan individu yang
mendiami lokasi tertentu dan bisanya tekait dengan kepentingan yang sama.11
Arti Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang
berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".12
Seperti yang saat ini di Kota Cimahi terdapat komuniatas vespa, yang
menyatukan minat dan bakat serta keinginan bagi para penggemar skuter antik
tersebut. Mereka berkumpul dari berbagai belahan wilayah di Kota Cimahi untuk
menyatukan ide serta bertukar informasi satu sama lain. Komunitas tersebut
dikenal dengan nama Vespa Antique Club (VAC).
11
Yosal Iriantara, Community Realtions. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Hal 21 12
http://djepok.blogspot.com/2011/09/arti-komunitas.htmldiakses pada Jumat, 06 Desember 2013
pukul 10.25 WIB
14
2.3 Model dan Teori
Pada penelitian mengenai pencarian informasi ini peneliti menggunakan
model karya Donohew dan Tipton (1973) dalam buku Denis McQuail dan Sven
Windahl sebagai berikut.
tidak ya
Luas
sempit
Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Donohew dan Tipton
Atensi (perhatian)
Membandingkan
dengan citra
sesuai tolak? Berakhir
(stop)
Bertindak?
?
Tetapkan prioritas
Lihat
situasi tutup
Tetapkan
sumber
Fokus luas atau
fokus sempit
Kosultasi dengan
sumber khusus
Cek sumber
untuk
relevansi
bertindak
Evaluasi umpan
balik
Ganti citra
15
Sebelum menjelaskan model ini, akan dibicarakan dulu beberapa konsep-
konsep kuncinya, kita akan mulai dengan citra atau realitas. Citra pertama-tama
adalah merupakan hasil pengalaman sepanjang hidup individu dan terdiri dari
tujuan, keyakinan dan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Bagian kedua dari citra terdiri dari konsep pribadi yang mencakup
penilaian terhadap kemampuan mengatasi berbagai situasi. Ketiga, citra realitas
terdiri dari satu set penggunaan informasi yang mengatur tingkahlaku individu
dalam mencari dan memproses informasi.
Pada saat mencari informasi, individu memilih strategi yang akan
digunakan. Strategi dibedakan antara strategi berfokus sempit dengan strategi
berfokus luas. Strategi berfokus luas, individu mengumpulkan kemungkinan-
kemungkinan sumber informasi, menilainya dan menentukan sumber mana yang
akan dipakai. Dalam strategi berfokus sempit, satu sumber informasi dianggap
sebagai titik keberangkatan dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi
informasi lainnya.
Secara garis besarnya pada model ini, ketika seseorang dihadapkan pada
seberkas stimuli, terhadap stimuli ini ia bisa menaruh perhatian, bisa tidak.
Apakah ia akan menaruh perhatian, tergantung sebagiannya pada karakteristik
stimuli itu.13
Kemudian marilah kita asumsikan bahwa orang tadi menempatkan stimuli
dalam tingkat prioritas tertentu. Dalam memilih situasi orang akan memutuskan
untuk memakai penutup karena merasa sudah memperoleh informasi atau mencari
13
Denis mcquial model-model komunikasi, alih bahasa : 1982 hal.94
16
lagi informasi tambahan. Jika ia mencari informasi tamhan, dia harus mengetahui
informasi apa yang dibutuhkannya dan menimbang-nimbang, sumber informasi
mana yang paling potensial.
Kalau sudah ada lebih dari satu sumber potensial maka sesorang harus
membuat keputusan strategi informasi apa yang akan digunakannya dan kemudian
bertindak melakukan trayek pencarian informasi. Kemudian sesorang akan
menilai apakah informasi yang digunakannnya itu relevan atau tidak.14
Pada tahap akhirnya, proses ini dapat menghasilkan revisi citra realita.
Pengalaman baru seseorang dapat merubah pandangannnya terhadap lingkungan
dan konsep-konsep pribadinya. “Gaya” pencarian informasi juga dapat dirubah
atau diperkuat oleh hasil proses ini.15
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai model pencarian informasi yang
dibuat oleh Donohew dan Tipton dapat peneliti simpulkan bahwa arus pencarian
informasi bermula dari adanya stimuli, stimuli disini yang berarti adalah sebuah
informasi. Informasi muncul berawal dari sebuah kebutuhan karena adanya
persetujuan terhadap inovasi yang mungkin terjadi pada orang-orang yang suka
terhadap perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi
baru.
Peneliti disini akan mencoba menerapkan model karya Donohew dan
Tipton tersebut pada permasalahan penelitian ini mengenai, “bagaimana pola
pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter?”
kita mulai dengan anggota VAC yang menerima kabar mengenai modifikasi dan
14
Denis mcquial model-model komunikasi, alih bahasa : 1982 hal.95 15
Ibid.
17
dikategorikan sebagai stimuli. Anggota VAC akan menganggapnya relevan, dan
kalaupun tidak ia tentu akan menganggap informasi itu positif sehingga tidak
menolaknya dan memutuskan untuk bertindak karena menjadi suatu kebutuhan.
Peneliti berasumsi anggota VAC akan menempatkan informasi itu pada
skala prioritas tinggi. Ketika meninjau situasinya, anggota VAC merasa informasi
yang dia miliki kurang lengkap, ia akang menimbang-nimbang sumber informasi
mana yang harus dicarinya untuk memenuhi kebutuhannnya. Jika anggota VAC
menggunakan strategi fokus sempit, ia hanya menghubungi satu orang yang
dianggap sumber relevan, ataupun jika sebaliknya menggunakan strategi fokus
luas, ia akan menggunakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi
kebutuhannnya.
Ketika anggota VAC meninjau kembali situasinya dengan apa yang
didapatkan mengenai informasi, jika ia merasa informasi cukup (closure) dan
bertindak sesuai informasi yang ia dapatkan itu. Modifikasi skuter vespa dapat dia
kuasai, dan anggota VAC akan menganggap bahwa tindakannya benar, begitu
pula informasinya. Citra realita pada dirinya akan sedikit berubah setelah
pengalamannya tersebut.
Untuk menguraikan alur model pencarian tersebut, peneliti menggunakan
teori kebutuhan sebagai dasar dari pencarian informasi yang dilakukan oleh
anggota VAC, selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai teori kebutuhan
pada bahasan berikutnya.
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan informasi pada anggota VAC,
berupa informasi mengenai modifikasi skuter vespa. Informasi disini dapat
18
berbentuk pesan atau pengetahuan baru yang dibutuhkan dalam modifikasi skuter,
yang menjadi titik keberangkatan pencarian informasi oleh anggota VAC
menggunakan strategi fokus luas atau sempit. Dalam menentukan sumber
informasi yang relevan tentunya anggota VAC akan melakukan sebuah interaksi
sosial dengan sumber yang ia anggap relevan, maka peneliti juga akan
menjelaskan mengenai interaksi sosial yang dipaparkan oleh ahlinya.
2.3.1 Teori Kebutuhan
Dari penjelasan sebelumnya sudah sangat jelas bahwa interaksi dalam
proses komunikasi dilakukan tidak akan lepas dari suatu informasi. Individu-
individu yang ada di masyarakat bergabung dan berkumpul bersama karena
adanya suatu kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan informasi yang ingin mereka
dapatkan dari sesama individu di kelompoknya. Kebutuhan tersebut didapatkan
melalui suatu proses interaksi sosial seperti penjelasan sebelumnya.
Peneliti menggunakan teori kebutuhan sebagai dasar dari pencarian
informasi yang dilakukan oleh anggota VAC. Teori ini dikemukakan oleh Abraha
Maslow, Frederick Herzberg, dan David Mc. Clelland. Teori ini pada dasarnya
menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi
kebutuhannya, dapat disebut menjadi Teori Pemenuh Kebutuhan
Teori Pemenuhan Kebutuhan / Satisfaction of Needs Theory dikemukakan
oleh Abraham Maslow di mana teori ini mempunyai empat prinsip landasan,
yakni:
a. Manusia adalah binatang yang berkeinginan.
19
b. Kebutuhan manusia tampak terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-
tingkat.
c. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul.
d. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan
lain yang lebih tinggi menjadi dominan.
Dalam kebutuhan manusia, Abraham Maslow membagi menjadi lima
macam kebutuhan manusia, yaitu:
a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi
tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.
b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologis individu dalam kehidupan sehari-hari.
Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan.
c. Sosial Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kai berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.
d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan
kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan ini
sekaligus paing sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang lain,
20
mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri, dapat
menyesuaikan diri dengan situasi.
Masing-masing kebutuhan tersebut dapat saling memberi motivasi pada
tingkah laku individu dan motivasi ini bergerak dari kebutuhan yang paling
mudah untuk memenuhinya. Dalam hal ini kebutuhan fisik dipenuhi dahulu oleh
individu baru kemudian menyusul kebutuhan rasa aman. Begitu kebutuhan rasa
aman terpenuhi maka kemudian muncul kebutuhan sosial untuk dipenuhi dan
begitu seterusnya sampai kebutuhan katulisasi diri terpenuhi.
Pada masing-masing kebutuhan tersebut, tiap-tiap individu dapat berbeda
satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena:
a) Status individu seperti ayah, ibu, anak.
b) Latar belakang pendidikan sperti SD, SLTP, SMU, dst.
c) Latar belakang pengalaman, misalnya miskin pengalaman dan kaya
pengalaman.
d) Cita-cita dan harapan individu.
e) Pandangan hidup individu.16
Abraham Maslow mengungkapkan bahwa ada lima motive yang ada pada
individu dan motive-motive berasal dari kebutuhan individu. Motive-motive
dimaksud adalah:
1) Physiological, yakni motive yang berasal dari kebutuhan fisik.
2) Safety, yakni motive yang berasal dari kebutuhan rasa aman.
16Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 111
21
3) Love, yakni motive yang berasal dari kebutuhan mencinta atau dicinta.
4) Esteem, yakni motive yang berasal dari kebutuhan untuk
berprestasi/gengsi.
5) Self-actualization, yakni motive yang berasal dari kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri.17
Dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi situasi sosial bersama
individu lain dan hal ini telah terbukti bahwa dalam situasi sosial masing-masing
individu mengadakan komunikasi dengan individu lain, melalui bahasa/berbicara
atau gerakan tubuh yang lain. Oleh karena itu, bahasa dan berbicara merupakan
alat utama individu dalam berkomunikasi dengan individu lain.18
2.4 Kerangka Berfikir
Kerangka beasirfikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar
dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.19
Menurut Widayat dan Amirullah (2002) kerangka berfikir atau juga
disebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga menjelaskan sementara
terhadap gejala yang menjadi masalah (objek) penelitian. Deskripsi teori
17
Ibid Hal 119-120
18 Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 140
19http://id.scribd.com/doc/37396255/Kerangka-berpikir diakses pada Jumat, 06 Desember 2013
pukul 13.30 WIB
22
penelitian terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka
berpikir yang pada akhirnya digunakan dalam merumuskan hipotesis.20
Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara lamiah, maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan konsep-konsep.
2. Merumuskan proposisi.
3. Merumuskan variable-variabel yang akan diteliti.
4. Merelevansi teori yang diapakai dengan objek masalah.
5. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang akan disusun.
6. Membuat definisi operasional.21
Penulis meneliti bagaimana pola pencarian informasi yang dilakukan
anggota VAC untuk memodifikasi skuternya, yang berlandaskan adanya
kebutuhan akan informasi. Strategi pencarian informasi seperti apa yang
digunakan oleh anggota VAC akan dikaji, infomasi apa saja yang paling dicari
dalam proses pencarian ini tentunya akan terjawab.
Teori kebutuhan digunakan penulis sebagai dasar untuk melihat kebutuhan
informasi seperti apa yang menyebabkan anggota VAC melakukan pencarian
akan informasi dan bagaimanakah polanya untuk mengkonseptulisasikan
kerangka berpikir penulis terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
Peneliti membuat sebuah kerangka berfikir yang dia adapatasi dari model pola
pencarian informasi karya Donohew dan Tipton (1973) dalam buku Denis
20
Masyhuri. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.
2008. Hal 133 21
Ibid. Hal 115
23
McQuail dan Sven Windahl. Model tersebut peneliti gunakan dalam menguraikan
hasil penelitian, dan mengetahui jawaban dari masalah pada penelitian ini.
Luas
Sempit
2.6 Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian mengenai pola atau perilaku pencarian informasi atau
pun penelitian-penelitian mengenai kebutuhan informasi telah banyak diteliti
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut memberikan sedikit banyak gambaran
bagi calon peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Sumber : diadaptasi dari model pola pencarian informasi
Denis McQuail dan Sven Windahl
Kebutuhan
Informasi
Bertindak Tetapkan
Prioritas
Lihat situas Tetapkan Sumber
Informasi
Strategi Fokus
luas atau fokus
sempit Cek sumber untuk
relevansi
Konsultasi dengan sumber khusus Informasi
Baru
24
Karena adanya kesamaan fokus penelitian yaitu mengenai kebutuhan
informasi dan pola pencarian informasi, maka beberapa penelitian berikut ini
memberikan peneliti referensi dan gambaran bagaimana tahapan-tahapan yang
harus peneliti lakukan.
Tabel 2.1 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Judul
Penelitian
Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Tuna Netra di
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nama peneliti Ana Pujiastuti / 2012
Perguruan
Tinggi
Universitas Islam Nusantara Sunan Kalijaga Yogyakarta
Metode
penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti
menggambarkan bagaiman pola atau atau rumusan mengenai
perilaku pencarian informasi akan kebutuhan informasi
mahasiswa tuna netra di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Kesimpulan
penelitian
Setelah melakukan analisis terhadap perilaku pencarian
informasi yang dilakukan oleh para informan, dapat
disimpulkan bahwa perilaku pencarian informasi informan
terkait dengan pandangan tentang ruang perpustakaan yang
nyaman dan koleksi yang disajikan oleh pustakawan.
Sementara itu, teknologi yang telah dimiliki informan turut
25
berperan dalam keberhasilan pencarian informasi.
Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan kebutuhan
akan informasi.
- Peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif.
Perbedaan - Penelitian lebih menekankan pada perilaku dalam
pencarian informasi.
Kritik Penelitian ini cukup jelas dalam menggambarkan kebutuhan-
kebutuhan informasi mahasiswa tuna netra, dan metode
penelitian pun sudah tepat.
Tabel 2.2 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Judul Penelitian Pola Pencarian Informasi Masyarakat Pesisir Pantai
Kabupaten Kulon Progo dalam Mengambil Keputusan
Terkait dengan Proyek Tambang Pasir Besi di
Kabupaten Kulon Progo
Nama Peneliti Christina Tyas Utami Ari Mukti / 2014
Perguruan Tinggi Universitas Atmajaya Yogyakarta
Metode penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Peneliti membahas mengenai pola
pencarian informasi yang
terbentuk pada masyarakat pesisir pantai Kabupaten Kulon
Progo terkait dengan adanya proyek tambang pasir besi di
26
Kulon Progo dalam pengambilan sebuah keputusan.
Kesimpulan
penelitian
Di dalam penelitian ini dapat dilihat adanya keterkaitan antara
pola pencarian informasi yang dilakukan oleh masyarakat
pesisir dengan keputusan yang diambil mengenai proyek
tambang pasir besi. Pola pencarian informasi dapat
diidentifikasi melalui tiga unsur utama proses komunikasi
yaitu sumber (source), pesan dan saluran atau media.
Pencarian informasi kepada sumber (source) melalui saluran
tertentu dan
pesan yang disampaikan tentu akan mempengaruhi seseorang
dalam mengambil keputusan.
Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan
kebutuhan akan informasi.
- Peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif.
Perbedaan - Lebih menekankan pada pengidentifikasian unsur
proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat
pesisir pantai Kulon Progo dalam mengurangi
disonansi yang dirasakan oleh masyarakat pesisir
sebelum seseorang mengambil sebuah keputusan
tertentu.
Kritik dan Saran Penelitian ini kurang menggambarkan mengenai pola
pencarian informasinya, tetapi lebih menekankan proses
komunikasi.
27
Tabel 2.3 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Judul Penelitian Pola Pencarian informasi Karyawan PT. Krakatau
Steel (Persero) dalam Sistem Pensiun
Nama Peneliti Lilis Nurlailah / 2010
Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Teknik sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sample..
Kesimpulan
penelitian
Hasil dalam penelitian ini memperihatkan bahwa
karyawan PT.Karatau Steel (Persero) melakukan
pencarian informasi dengan beberapa kategori informasi
pensiun, yaitu kategori pelatihan kewirausahaan, hak-hak
yang didapatkan setelah pensiun, Masa persiapan pensiun
(MPP) dan usia pensiun.
Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan
kebutuhan akan informasi.
- Menggunakan pendekatan kualitatif.
- Teori yang digunakan adalah Teori Kebutuhan
Maslow
- Menggunakan model pencarian informasi
Donohew dan Tipton.
Perbedaan - Focus dan obyek dalam penelitian ini adalah
pencarian informasi Karyawan PT. Krakatau Steel
28
(Persero)
- Menggunakan metode studi kasus dengan teknik
sampel menggunakan Purposive sample.
Kritik Penelitian ini sudah cukup jelas dalam menggambarkan
pola pencarian informasi karyawan PT. Krakatau Steel
(Persero) dalam sitem pensiun. Teori yang digunakan
sudaah sangat tepat dan dapat dijadikan refensi untuk
peneliti dalam penelitian berikutnya.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metodologi penelitian.
Metodologi penelitian merupakann metode yang digunakan dalam suatu
penelitian mulai dari metode itu sendiri apa yang akan digunakan, pada umumnya
terbagi menjadi dua metode kualitatif dan kuantitatif, kemudian akan dijelaskan
juga mengenai penentuan informan atau sampling, teknik pengumpulan data serta
rencana analisis data.
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, memanfaatkan berbagai metode ilmiah.22
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan pembenaran dan menemukan fakta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif,
yaitu hanya “memaparkan situasi atau peristiwa, Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.”23
22
Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya:2006) Hal 6 23
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
Hal 24
30
Penelitian ini menggunakan tradisi fenomenologis, tradisi ini lebih
memberi penekanan persoalan pengalaman pribadi, termasuk pengalaman pribadi
yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.24
Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivisme, dimana melalui
paradigma ini peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila
ia membuat jarak (distance) dengan kenyataan atau objek peneliti. Peneliti perlu
membaur dengan objek penelitian yang sedang diteliti, dalam hal ini kelompok
Vespa Antique Club (VAC), khususnya anggota VAC.
Sehubungan dengan masalah penelitian ini, peneliti mencoba mendalami
pola pencarian informasi yang terdapat dalam kelompok VAC ketika sedang
memodifikasi Vespa. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala
yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang
berdasarkan tujuan penelitian.
Sebelum tahap penelitian ke lapangan dimulai, peneliti menyusun rencana
kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian, mengumpulkan catatan, tanggapan,
informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam
mengungkapkan pola pencarian informasi oleh anggota VAC mengenai
modifikasi skuter Vespa.
3.2 Penentuan Informan
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spardley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
24
Pawito ‘Penelitian Komunikas Kualitatif’ (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara Yogyakarta,
2008), hal.22.
31
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis.25
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai tiga elemen penting dalam
penelitian kulaitatif ini, peneliti menentukan tempat dalam penelitian ini adalah
tempat-tempat yang berkaitan dengan keberadaan anggota VAC seperti tempat
kumpul atau nongkrong, bengkel sampai sirkuit. Pelaku dalam penelitian ini
sudah sangat jelas yaitu anggota VAC, dan aktivitas dalam penelitian ini fokus
pada aktivitas anggota VAC yang berhubungan dengan modifikasi skuter vespa.
Sampel dalam penelitian kualitaif bukan dinamakan responden, tetapi
sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian.
Sampel dalam penelitian kua litatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi
sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan
teori.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik snowball untuk
menetapkan key informan. Snowball atau bola salju juga dikenal sebagai prosedur
“rantai rujukan” atau juga prosedur networking, sering juga dianggap prosedur
purposive namun sesungguhnya berbeda.26
Dalam snowball, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau
pertama kali bertemu dengan peneliti adalah penting untuk mengguanakan
jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi
25
Ibid. Hal 49 26
Prof burhan burgin, penelitian kualitatif. Kencana: Jakarta. 2007. Hal.108
32
berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau memberikan informasi
kepada peneliti.27
Penelitian menggunakan teknik Linier Snowball Modle seperti dibawah
ini:28
Model snowball linier memungkinkan peneliti bergerak linier untuk
menenntukan informan baru, dari satu informan ke informan lain, dan me
mbentuk bola salju yang besar secara linier.
Dalam permasalahan penelitian ini mengenai “bagaimana pola pencarian
informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa?” peneliti memulai
dengan menetapkan informan dari ketua VAC Cimahi sebagai informan pertama
yang peneliti temui. Informan selanjutrnya merupakan anggota VAC yang
melakukan modifikasi pada skuter vespanya, informan tersebut peneliti tetapkan
berdasarkan rujukan dari informan pertama dan seterusnya arus linier snowball
bergerak merujuk informan berikutnya.
Pada penelitian kualitatif tentunya ada yang dinamanakan Key Informan
atau informan kunci, yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi penelitian. Kriteria yang harus dimiliki oleh key informan, yaitu seseorang
yang terlibat dan masih berpartisipasi, tahu betul tentang VAC dan merupakan
orang yang tahu betul mengenai proses modifikasi Vespa. Sedangkan informan
adalah orang yang memberikan informasi untuk melengkapi data.
27
Prof burhan burgin, penelitian kualitatif. Kencana: Jakarta. 2007. Hal.108 28
Ibid.hal109
33
Peneliti memilih key informan dan informan menggunakan Linier
Snowball Modle seperti pada pembahasan sebelumnya. Pertimbangan tertentu ini
berdasarkan pertimbangan bahwa orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin ia merupakan penguasa sehingga
akan memudahkan penulis menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.29
Berikut adalah Key informan dan informan dalam penelitian ini:
1. Dodo Suhendar, pria paruh baya yang akrab dengan panggilan Abah Dodo
ini merupakan salah satu pendiri Vespa Antique Club. Abah Dodo tentu
memiliki begitu banyak informasi mengenai sejarah VAC sebagi obyek
pada penelitian ini.
2. Taufik yang sering dipanggil Kang Opik. Penulis memilih Kang Opik
sebaga informan pertama karena ia merupakan seorang pimpinan dalam
organisasi yang sedang peneliti teliti saat ini. Tentunya sebagai pimpinan
atau Ketua yang menjabat selama 11 Tahun, ia mengetahui berbagai
macam sumber informasi yang dibutuhkan peneliti dan akan merujuk
peneliti pada key informan yang tahu betul mengenai modifikasi vespa.
3. Gogon yang memiliki nama lengkap Sonny S. ini adalah anggota VAC
yang memodifikasi Vespa kepunyaannya, peneliti menetapkan Gogon
sebagai Key informan. Sebagai anggota VAC dan memiliki Vespa
modifikasi, ia tentunya mengetahui dengan baik seperti apa proses
modifikasi Vespa yang menjadi fokus pada penelitian ini. Gogon tahu
betul apa saja kendala yang dihadapi, bagaimana pola pencarian
29
Ibid. Hal 90
34
informasinya atau hal-hal lainnya yang berhubungan dengan pencarian
informasi mengenai modifikasi skuter.
4. Cepi sebagai mekanik dan juga merupakan anggota VAC, peneliti
tetapkan sebagai informan pada penelitian ini. Peneliti memilih Cepi
sebagai informan karena ia merupakan anggota VAC yang sekaligus
mekanik yang bertugas memodifikasi skuter vespa milik Key informan
Gogon. Informasi mengeanai Cepi didapatkan dari rujukan oleh Gogon.
Peneliti ingin mengetahui apa saja yang Cepi kerjakan dalam modifikasi
ini, bagaimana prosesnya serta berbagai informasi yang akan peneliti gali
lebih dalam dari Cepi.
5. Deni yang akrab dipanggil Gozil merupakan pemilik bengkel cat, dia tahu
betul segala sesuatu yang berhubungan dengan cat. Key informan Gogon
menggunakan jasa Gozil dalam proses pengecatan vespa miliknya, yang
direkomendasikan jasanya oleh Cepi yang berwenang sebagai mekanik.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, maka teknik
pengolahan data yang dilakukan penelitu yaitu:
1. Observasi partisipasi
Yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana
observer atau penulis benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Di
sini, penulis bertindak sebagai insider (orang dalam) dari kelompok yang
diamati, dan melakukan pengamatan terhadap kelompok tersebut. Untuk
35
menjaga keabsahan data, penulis sebagai peneliti disini sifatnya
unobstrusive (observasi tak mengganggu).30
Cara pengambilan data yaitu dilakukan dengan cara bergabung
dengan objek penelitian untuk mengumpulkan data sesuai dengan
permasalahan. Dengan mendatangi tempat-tempat berkumpulnya anggota
VAC mulai September 2014 sampai dengan September 2015. Observasi
dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai pola pencarian informasi
yang dilakukan anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa.
Hal-hal yang akan peneliti amati diantaranya:
1.) Bagaimana proses pencarian informasinya dan menggunakan
strategi apa.
2.) Informasi apa saja yang paling dicari dalam modifikasi skuter
Vespa.
Setelah melakukan observasi partisipasi, peneliti membuat catatan
lapangan dari hasil penelitian. Peneliti mengamati apa yang dilihat,
didengar, dari kejadian selama observasi, kemudian penulis simpulkan dan
membuatnya ke dalam bentuk tertulis yang disebut dengan format catatan
lapangan. Catatan lapangan ini memuat format nomor catatan, sumber
(subjek), lokasi, isi yang memuat deskripsi hasil penelitian lapangan dan
argument sebagai penilaian peneliti terhadap hasil observasi. Untuk
catatan observasi, peneliti lampirkan di halaman lampiran.
30
Rachmat Kriyantono. Teknik praktis riset komunikasi: disertai contoh praktis riset media, public
relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. (Jakarta: Kencana, 2009).
Hal 111
36
2. Wawancara (Indepth Interview)
Indepth interview yaitu suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang didapat dari narasumber langsung, baik
melalui percakapan atau tanya jawab secara mendalam. Masalah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah pola pencarian informasi anggota VAC.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
dengan cara peneliti mendatangi langsung kepada informan lalu bertanya
mengenai bagaimana proses pencarian informasi yang dilakukan oleh
anggota VAC dalam mencapai kebutuhannya mengenai modifikasi skuter.
Kedekatan dengan mekanik, bagaimana hubungan mereka untuk mencapai
tujuan dalam modifikasi skuter. Semua kegiatan dilakukan berdasarkan
teori yang di kemukakan oleh Abraha Maslow bahwa tingkah laku
individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya, dapat disebut menjadi
Teori Pemenuh Kebutuhan.
Pada wawancara mendalam ini, terlebih dahulu peneliti
menyiapkan sejumlah pertanyaan yang ditulis dalam pedoman wawancara.
Dalam melakukan wawancara dengan informan, peneliti merekam
pernyataan atau informasi yang didapatkan melalui perekam suara dari
handphone, lalu menulis ulang semua yang informan ucapkan. Hasil
wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan
merupakan data primer dalam penelitian ini. Sedangkan hasil
dokumentasi, observasi dan studi dokumenter merupakan data sekunder.
37
Secara garis besar, hal-hal yang ingin peneliti ketahui diantaranya:
a) Pengetahuan mengenai VAC, kebutuhan informasi saja dalam
proses modifikasi skuter.
b) Bagaimana proses pencarian informasinya dan kendala apa saja
yang dihadapi dalam pencarian tersebut.
c) Bagaimana alurnya dan siapa saja yang terlibat.
d) Strategi apa yang digunakan dalam pencarian informansi.
e) Apa saja yang paling dicari dalam modifikasi skuter Vespa.
3. Studi Dokumenter
Menurut Soehadi Sigit yang dikutip Bungin, studi dokumenter
adalah mempelajari apa yang tertulis dan dapat dilihat dari dokumen-
dokumen berupa buku, surat kabar, arsip-arsip dan sebagainya.31
Metode
ini digunakan untuk memperolah data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, seperti catatan kegiatan, dan juga foto-dokumentasi kegiatan
VAC.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Milles dan
Huberman, yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas
sehingga datanya sudah jenuh.32
Dalam menganalisis data, penulis melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
31
Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007) Hal 108 32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Bandung: R&D Alfabeta, 2008) Hal 220
38
Mereduksi data berarti merangkum, memilih pada hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting hingga menemukan hasil.
Berbagai data yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil dokumentasi,
observasi dan studi dokumenter yang didapat, peneliti kategorikan sesuai
dengan identifikasi masalah.
Seperti data mana saja yang masuk ke dalam analisis anggota, pola
pencarian informasi, dan penggunaan media yang dilakukan oleh anggotra
VAC. Kemudian data tersebut peneliti jabarkan secara jelas dan terbuka,
sehingga dengan demikian dapat disimpulkan hasil dari penelitian
mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Melalui penyajian data, maka peneliti dapat menyusun data-data
yang telah didapat dari penelitian ke dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami dan dianalisa. Hasil dari analisa dan
pembahasan, peneliti sajikan dalam bentuk uraian narasi.
3. Penarikan kesimpulan (Verification)
Setelah mereduksi dan menyajikan data yang didapat dari
lapangan, maka langkah terakhir adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi terhadap data-data yang ada.33
Data inilah yang kemudian
disusun, lalu dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya sehingga
peneliti menjadi lebih mudah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
33
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Universitas
Indonesia Press, 1992) Hal 25
39
peneliti ingin sampaikan adalah mengenai pola pencarian informasi
anggota VAC dalam modifikasi skuter vespa.
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah bertempat di Cimahi Jawa Barat, dimana
terdapat tempat berkumpulnya kelompok Vespa Antique Club (VAC) Cimahi.
Peneliti akan mendatangi tempat berkumpulnya kelompok VAC seperti sekretariat
dan tempat-tempat kegiatan kelompok VAC, serta mengikuti dan berbaur dalam
kegiatan-kegiatan kelompok VAC. Adapapun proses penelitian ini akan dilakukan
selama satu tahun, mulai September 2014 hingga September 2015
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Februa
ri 2013
s.d
Juni
2013
Juli
2013
s.d
April
2014
Oktob
er
2014
September
2014
s.d
September
2015
Oktobe
r
2015
Novem
ber-
Desemb
er
2015
Januari
2016
1. Pra Riset
Observasi awal
Penyusunan
Bab I – III
X
2. Sidang outline X
3. Riset lapangan X X
4. Penyusunan
Bab 1V X
5. Penyusunan
Bab V X X
6. Sidang Skripsi X
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada bab ini akan peneliti uraikan berdasarkan model
karya Donohew dan Tipton dalam buku Denis Mcquail dan Sven Windahl, yang
telah peneliti jelaskan pada bab tinjauan pustaka. Sebelum menjelaskan mengenai
hasil penelitian, terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan mengenai deskripsi
obyek penelitian dan deskripsi data yang peneliti dapatkan dilapangan.
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Dalam pembahsan menngenai deskripsi obyek penelitian, peneliti akan
menjelaskan mengenai kelompok Vespa Antique Club (VAC) yang menjadi
fokus pada penelitian ini. Peneliti akan mulai mendeskripsikan sejarah motor
vespa, kemudian sejarah kelompok VAC itu sendiri, dilanjutkan dengan deskripsi
mengenai keanggotaan VAC dan visi misi kelompok VAC.
4.1.1 Sejarah Vespa
Vespa adalah merek sepeda motor jenis skuter yang berasal dari Italia,
didirikan pada 23 April 1946 di Florence dan memiliki slogan “Not just a scooter,
a way of life”. Perusahaan induk dari Vespa, adalah Piaggio. Pada awal
kedatangannya Vespa mempunyai saingan berat skuter Lambretta, sekarang
otomatis Vespa sebagai motor skuter yang tidak mempunyai saingan lagi. Motor
ini ternyata mempunyai penggenar fanatik, dan klub-klub penggemar Vespa
(terutama Vespa klasik) menjamur diberbagai kota di Indonesia. Vespa sering
disebut dengan Piaggio Kodok karena mirip VW Kodok dan Vespa menjadi alat
41
transportasi modern dan ekonomis sampai saat ini, karena harganya yang relatif
murah tapi berkualitas.34
Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia,
dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Indonesia mungkin
masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Hal ini terbukti dengan banyaknya
komunitas-komunitas Vespa yang tetap eksis sampai saat ini, salah satu
contohnya adalah Vespa Antique Club (VAC) yang menjadi fokus pada penelitian
ini.
4.1.2 Sejarah Vespa Antique Club
Berangkat dari kesamaan hobi dan kecintaan terhadap kepemilikan Vespa
serta menjadi wahana tumbuhnya jalinan silaturahmi dan komunikasi yang
dilandasi kebersamaan dan rasa kekeluargaan, maka terbesit pikiran yang
sama dari beberapa orang (Pendiri) untuk mewadahi kesamaan hobi tersebut
dalam bentuk organisasi perkumpulan pemilik dan penggemar Vespa.
Dengan dilatar belakangi kesamaan hobi berkendaraan Vespa serta untuk
lebih mempererat tali silaturahmi sesama pemilik dan penggemar, pada
Jumat 28 Oktober 1993 di Jalan Jamika Kota Bandung, diprakarsai oleh Drs.
Solehudin (001), Drs. Acep Rahmat SH. (002), Dodo Suhendar (004), dan
Franky Rahmat (007), secara resmi mendeklarasikan VESPA ANTIQUE CLUB
(VAC).
34
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Vespa pada jam 10.00 (02-11-2013)
42
Berdasarkan keterangan dari salah satu pendiri VAC yaitu Dodo Suhendar
yang akrab dipanggil dengan sebutan Abah ini, informan menjelaskan mengenai
tujuan dari didirikannnya VAC itu sendiri, berikut pernyataannnya.
“Didirikannya Vespa Antique Club pada waktu itu, tujuannnya adalah
supaya bisa menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan menyalurkan
hobi wisata berkendaraan para pemilik/pemakai/penggemar roda dua
jenis Vespa yang berazaskan kekeluargaan.”35
Berdasarkan informasi dari Abah Dodo, kata antique dalam VAC
merupakan kalimat yang sering kali didengar para pendiri sebagai ungkapan
spontan masyarakat ketika melihat dan memperhatikan vespa diterima dan
didengar waktu itu, maka mereka sepakat menyertakan kata Antique dalam
nama organisasi pemilik dan penggemar Vespa, yaitu VESPA ANTIQUE CLUB.
4.1.2.1 Logo Vespa Antique Club
Gambar 4.1
Logo Vespa Antique Club
Berdasarkan keterangan dari Abah Dodo pendiri VAC, lambang atau logo
organisasi Vespa Antique Club, adalah berupa perisai bulat yang ditengah gambar
35
Lampiran
43
Vespa berdasarkan warna hujau, putih dan merah, yang disekeliling kiri ke kanan
bertuliskan VESPA ANTIQUE CLUB dan diatasnya bertuliskan kedudukan
daerah organisasi tingkat cabang dan paling atas tulisan Indonesia.
Warna dasar lambang memberikan arti, hijau kedamaian dan kesejukan,
putih adalah kesucian dan merah adalah keberanian, yang bermakna berani
menghadapi tantangan dalam kedamaian dan kesucian hati.
Gambar 4.2
Vespa Berlogo VAC
Logo VAC tersebut biasanya digunakan sebagai atribut pada motor Vespa
para anggota VAC, hal tersebut terbukti pada observasi di lapangan yang memang
benar adanya logo pada setiap vespa anggota VAC. Logo tersebut dapat
menjadikan identitas bagi penggunanya ketika berkendara di Jalan Raya, sehingga
dapat saling mengenali sesama anggota VAC ketika sedang melakukan perjalanan
jauh diluar daerah asalnya.
4.1.2.2 Mascot Vespa Antique Club
Sedangkan Mascot Vespa Antique Club adalah atribut khas organisasi
berupa gambar abstrak serangga Tawon/ lebah dengan lambang Vespa yang
44
menggambarkan anggota perkumpulan organisasi VAC yang memiliki sifat dan
perilaku sebagaimana kehidupan serangga Tawon, berikut penjelasan Abah Dodo:
“Gambar lebah pada mascot kami menggambarkan bahwa kami memiliki
kesatuan dan persatuan dalam sikap, tekad dan gerak dalam membangun
dan memperkokoh komunitas dari suatu kesamaan hobi atau kegemaran
otomotif Vespa. Kebersamaan dan kegotong royongan yang berdasar atas
prinsip kekeluargaan.”36
Gambar 4.3
Mascot Vespa Antique Club
Peneliti berasumsi berdasarkan informasi narasumber diatas dan observasi
dilapangan bahwa anggota VAC selalu kompak bersama-sama dalam hal apapun,
dengan tujuan memberikan manfaat dan berguna tidak saja untuk dirinya dan
komunitasnya, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitar. Setiap anggota
VAC selalu berdedikasi dan berloyalitas terhadap tegaknya kehormatan dan
keharuman organisasi. Hal tersebut terbukti dari kecintaan anggota VAC pada
organisasi, mereka memakaikan mascot VAC pada bagian rompi berbahan kulit
yang selalu dikenakan dalam setiap kegiatan VAC.
36
Lampiran
45
Gambar 4.4
Konvoi VAC menggunakan jaket kulit bergambar mascot
4.1.2.3 Organisasi dan Keanggotaan Vespa Antique Club
Kegiatan organisasi Vespa Antique Club (VAC) yang sementara
berawal dari kesamaan hobi tersebut, tentunya dimaklumi bahwa kegiatan
yang diselengarakan lebih mengedepankan aspek silaturahmi, menyalurkan
hobi otomotif dan melakukan perjalanan wisata berkendaraan.
Berdasarkan apa yang peneliti temukan dilapangan pada saat observasi,
konsep penyelenggaraan organasasi dan kenggotaan-pun relatif sederhana dan
tidak terlalu formal, akan tetapi walaupun dengan kesederhanaan dan tidak
terprogram secara formal, segala kegiatan VAC berjalan dengan lancar
dilengkapi suasana kekeluargaan dan kegotong royongan.
Begitupun dalam penerimaan anggota, dimana pengurus atau pendiri
mengawali dengan komunikasi atau obrolan, selanjutnya menyampaikan
ajakan bergabung masuk keanggotaan yang tanpa adanya perlengkapan
persyaratan administrasi maupun persyaratan yang sangat rumit.
46
Melalui suatu proses perjalanan yang cukup panjang serta berbagai
upaya pembenahan dan penyempurnaan dari setiap priode kepengurusan, Vespa
Antique Club (VAC) telah banyak mengalami perkembangan dan peningkatan,
baik dalam program kerja, jenis kegiatan yang diselenggarakan, organisasi
dan keanggotaan Vespa Antique Club (VAC) tidak lagi berpusat di Bandung
sebagai kota kelahiran, tetapi telah menyebar ke daerah Kabupaten/Kota di
Jawa Barat maupun keluar Jawa Barat.
Perkembangan terakhir komunitas pemilik dan pengendara Vespa
dibawah binaan organisasi VAC Indonesia, antara lain adalah : VAC
Bandung Raya, VAC Bogor, VAC Indramayu, VAC Jakarta, VAC
Pangandaran, VAC Purwakarta, VAC Subang, VAC Cimahi, VAC Sukabumi,
VAC Sumedang, VAC Tasikmalaya, VAC Lampung, VAC Lubuk Linggau,
VAC Padang, VAC Banten, VAC Tanggerang, VAC Garut, VAC Cirebon,
VAC Cianjur, dan VAC Banjaran. Dengan jumlah keanggotaan sampai dengan
akhir Agustus 2010 adalah sebanyak 5.560 orang anggota. (Sumber :
Sekretariat Vespa Antique Club (VAC) Bandung Raya).
Sedangkan periode kepemimpinan organisasi VAC Indonesia dari
tahun ke tahun, adalah sebagai berikut :
1. Periode tahun 1993 sampai dengan tahun 1994, adalah Drs. Solehudin. (001).
2. Periade tahun 1994 sampai dengan tahun 1996, adalah Franky.R. (007).
3. Periode tahun 1996 sampai dengan tahun 1999, adalah Acep Rahmat SH.
(002).
4. Periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2000, adalah Oong Komara. (051).
47
5. Periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2002, adalah Ajat Sudrajat.
(055).
6. Periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, adalah Oong Komara. (051).
7. Periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, adalah Dedy Ibonk.(026).
8. Periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, adalah Dedy Ibonk. (026).
Dalam penelitian ini peneliti mencoba berfokus pada VAC Cimahi yang
merupakan salah satu cabang dari VAC Bandung Raya seperti dijelaskan
sebelumnya. Sedikit mengenai sejarah VAC Cimahi peneliti dapatkan dari hasil
wawancara dengan Ketua umum VAC Cimahi yaitu Taufik, berikut
pernyataannya:
“Awal mulanya waktu itu kita tergabung dalam cabang dari VAC
Bandung Raya bagian Bandung Barat sama Baleendah. Dikarenakan jarak
dan tempat terlalu jauh dari rumah masing-masing, sedangkan jumlah
anggota yang beralamatkan Cimahi cukup banyak, makanya anak-anak
Cimahi berunding untuk mendirikan Cabang VAC Cimahi dengan anggota
sebanyak 50 orang. Berdirilah VAC Cimahi pada tahun 2001, dan
diresmikan pada 18 September 2001. Cimahi menjadi urutan bagian ke
delapan, kemudian Padalarang dan Banjaran terakhir.”37
Berdasarkan penuturan dari Taufik dapat penulis hitung bahwa VAC
Cimahi sudah berdiri selama 14 tahun sampai saat ini. Kemudian Taufik yang
biasa sering dipanggil Opik ini menjelaskan mengenai kepemimpinanya di VAC
Cimahi, berikut pernyataannya:
“Dari tahun 2001 itu ada kang Nopi yang menjabat selama dua tahun,
kemudian dilanjutkan dengan kang Jejen dan selanjutnya saya sampai
sekarang. Sedangkang Sampai sekarang anggota kita yang terdata itu ada
sekitar 200 orang, namun pada saat kegiatan dan dilapangan yang aktif
sekitar 60-90 orang yang silih berganti antara yang berdatangan antara
pekerja dan yang masih sekolah.”
37
Lampiran
48
Berdasarkan hasil wawncara dengan Opik, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa Opik tahu betul mengenai VAC karena dia seorang ketua VAC cimahi dan
sudah lama menjabat, tentunya peneliti menetapkan Opik sebagai informan pada
penelitian ini.
4.1.2.4 Visi dan Misi Vespa Antique Club
Berikut ini merupakan visi dan misi kelompok VAC, dan menjadi pondasi
dasar dari keberadaan kelompok VAC tersebut. Visi dan misi ini dapat menjadi
tuntunan kemana mereka melangkah dan tujuan seperti apa yang ingin dicapai
secara bersama-sama.
Visi : Menjadi club otomotif terdepan, mantap dan mandiri.
Misi : Kebersamaan, kekeluargaan menjadi modal dasar dalam bertindak hingga
mewujudkan ketangguhan dan kesejahteraan.38
Berdasarkan apa yang peneliti dapatkan dan lihat dalam observasi
dilapangan, begitu banyak suka duka, pengalaman serta keluarga baru yang
peneliti dapatkan dari kelompok VAC ini. Visi kelompok VAC yang ingin
menjadi kelompok otomotif terdepan, mantap dan mandiri tentunya sudah dapat
dicapai oleh VAC.
Peneliti berasumsi bahwa VAC sudah dapat dikategorikan ke dalam salah
satu kelompok otomotif terbesar di Indonesia. Keanggotaan VAC yang sudah
tersebar ke seluruh Nusantara, dan selalu aktif dalam kegiatan kelompok, sosial
maupun nasional menjadikan VAC kelompok yang mandiri.
38
Sumber: Sekertariat Vespa antique Club (VAC) Bandung Raya
49
Keberhasilan VAC tersebut juga tidak terlepas dari misi yang mereka
miliki, selalu mengedepankan kebersamaan serta kekeluargaan dalam segala
kegiatannya. Hal tersebut telah menjadi modal dasar bagi VAC sehingga masih
tetap eksis dengan menjadi kelompok otomotif terdepan.
4.2 Deskripsi Data
Peneliti menetapkan fokus pada penelitian ini, mengenai pola pencarian
informasi anggota VAC Cimahi dalam modifikasi skuter. Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan observasi.
Adapun data-data yang dicari dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat
menjawab identifikasi masalah penelitian yang telah dipaparkan di bab 1, yaitu
mengenai bagaimana pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi
skuter, meliputi strategi pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh
anggota VAC dan informasi apa saja yang paling dicari dalam proses modifikasi.
Dalam menetapkan informan, penelitian ini menggunakan teknik snowball
seperti penjelasan pada bab sebelumnya bahwa Snowball atau bola salju juga
dikenal sebagai prosedur “rantai rujukan” atau juga prosedur networking.
Khususnya pada penelitian ini model snowball linier yang peneliti gunakan,
peneliti bergerak linier untuk menenntukan informan baru, dari satu informan ke
informan lain, dan membentuk bola salju yang besar secara linier. Dapat
disimpulkan bahwa dalam pencarian Key informan, peneliti mendapatkan rujukan
dari informan sebelumnya yang paling dianggap tahu tentang apa yang diteliti
oleh peneliti.
50
Peneliti melakukan wawancara dengan cara mendatangi dan menanyakan
langsung kepada key informan dan informan mengenai hal-hal yang peneliti telah
sebutkan di atas. Peneliti mencatat hasil wawancara dengan menggunakan alat
tulis dan rekaman. Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara
semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur pada tanggal september 2014
sampai dengan september 2015.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap key informan Sonny
S. (Gogon) sebagai anggota VAC yang memodifikasi skuter. Key informan
didapatkan berdasarkan rujukan dari informan pertama, yaitu Taufik Hidayat
(Opik) sebagai ketua VAC Cimahi. Key informan merujuk dua informan lainnnya
yaitu kang Cepi sebagai mekanik dan Gozil sebagai mekanik sekaligus spesialis
cat.
Berikut ini adalah model yang peneliti terapkan berdasarkan model
snowball linier dalam penentuan key informan.
Informan Informan Key Informan Informan Inforrman
4.3 Hasil penelitian
Hasil penelitian mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam
modifikasi skuter, peneliti membagi ke dalam tiga tema, yaitu kegiatan-kegiatan
kelompok VAC, modifikasi skuter vespa dan Informasi yang menjadi obrolan
Gogo
n
Opik Dodo Cepi Gozil
51
anggota VAC. Hasil penelitian tersebut didapatkan berdasarkan wawancara
semiterstruktur dan tidak terstruktur, serta obervasi.
Seperti penjelasan peneliti sebelumnya, bahwa peneliti akan menguraikan
hasil penelitian pada bab ini menggunakan pola pencarian informasi karya
Donohew dan Tipton dalam buku Denis Mcquail dan Sven Windahl. Sebelum
membahas permasalahan diatas peneliti mencoba mendeskripsikan terlebih dahulu
beberapa kegiatan besar VAC yang peneliti ikuti selama dalam masa penelitian.
4.3.1 Kegiatan kelompok VAC
Selama proses observasi peneliti mengikuti beberapa kegiatan dilakukan
oleh anggota VAC, mulai dari kegiatan kumpul rutin setiap malam minggunya,
kumpul malam minggu wajib yang mereka namakan malam Detas, acara Kirab di
hari proklamasi yang selalu diadakan tiap tahun ditanggal 17 Agustus, juga
kegiatan isidental yang berkaitan dengan apa yang menjadi fokus penelitian ini
seperti pada rangkaian proses modifikasi vespa sampai pada lapangan sirkuit.
Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada modifikasi vespa racing yang
dilakukan oleh anggota VAC, sehingga peneliti mengikuti kegiatan VAC sampai
ke lapangan sirkuit. Berikut ini adalah beberapa kegiatan besar VAC yang perlu
peneliti deskripsinkan untuk berbagi pengalaman dengan para pembaca penelitian
ini.
4.3.1.1 Kumpul malam minggu
Pada kegiatan rutin malam minggu ini terdapat dua jenis kumpul malam
minggu, yang pertama adalah kumpul rutin setiap malam minggu yang biasanya
bertempat di regional masing-masing VAC sesuai domisili. Kedua adalah malam
52
detas yang merupakan kumpul malam minggu wajib yang dilakukan setiap
minggu pertama di awal bulan dan bertempat di Jl.Braga.
Pada saat observasi di lapangan peneliti mengikuti kegiatan kumpul
malam minggu wajib DETAS (Dedititas Sosialitas). Malam Detas yang peneliti
ikuti bertepatan pada tanggal empat juli 2015. Sedikit deskripsi dari peneliti,
sekitar jam sepuluh malam peneliti berkumpul dengan anggota VAC lainnnya di
depan toko Kartikasari Cimahi dan siap untuk mengikuti malam Detas.
Pada malam itu barisan skuter Vespa yang berjejer rapih memenuhi trotoar
depan toko Kartikasari. Tidak hanya VAC yang berkumpul malam minggu itu,
banyak kelompok motor lainnnya yang menjadikan halaman depan setiap
pertokoan di Jl.Raya Cibabat dijadikan tempat berkumpul yang rutin ada setiap
malam minggunya.
Gambar 4.5
Anggota VAC Cimahi berkumpul di depan toko Kartikasari
Sambil menunggu anggota lainnya datang, anggota VAC yang sudah hadir
saling tegur sapa, sambil menikmati beberapa cangkir kopi yang dijual oleh
pedagang kelontongan. Satu jam setelah semuanya berkumpul, anggota VAC
53
berkonvoi menuju monumen perjuangan yang telah dihadiri oleh anggota VAC
dari regional lainnnya.
Selang 15 menit semua berbondong-bondong menuju Braga menggunakan
skuter Vespa masing-masing, dengan suara knalpotnya yang khas kelompok VAC
menghiasi ramainya jalanan malam Kota Kembang. Braga menjadi titik tempat
berkumpulnya anggota VAC se-Bandung Raya pada malam Detas, ratusan Vespa
menghiasi jalanan Braga pada malam itu. Hal tersebut dapat dibuktikan tentunya
jika kita berkunjung ke Kota Kembang pada malam minggu pertama di awal
Bulan, pemandangan lautuan Vespa di Jl.Braga dapat kita nikmati di malam
menjelang dini hari.
Gambar 4.6
Konvoi anggota VAC menuju Braga
Peneliti melihat banyak sekali anggota VAC yang saling tegur sapa dan
menghabiskan malam sambil bercengkrama. Malam dimana peneliti bergabung
pada malam itu betepatan dengan bulan suci ramadhan, mereka bisa
54
menghabiskan waktu untuk berkumpul hingga pukul dua dini hari dan setelah itu
bubar kembali kerumah masing-masing.
Kegiatan malam Detas tersebut menjadikan pengalaman baru bagi peneliti,
banyak hal positif yang dapat peneliti ambil dari kegiatan VAC ini. Peneliti
melihat keakraban pada semua anggota VAC yang berkumpul malam itu, mereka
berasal dari berbagai wilayah Kota Bandung dan menjadi satu keluarga besar.
Atmosfer kekeluargaan terasa sangat hangat, banyak hal yang menjadi topik
perbincangan pada sertiap perkumpulan kelompok VAC. Kegiatan tersebut juga
dapat menjadi kesempatan dimana banyak pertukaran informasi baru pada setiap
anggota VAC.
4.3.1.2 Kirab Merah Putih
Selain Detas yang dipaparkan diatas, peneliti juga mengikuti acara besar
tahunan VAC yang dinamakan Kirab Merah Putih. Begitu banyak sekali
pengalaman dan nilai positif yang peneliti dapatkan dengan keikutsertaan peneliti
dalam acara tersebut.
Kirab Merah Putih adalah acara konvoi ratusan motor vespa bahkan bisa
ribuan yang didukung kelompok motor lainnya. VAC melakukan konvoi kirab
merah putih keliling kota Bandung dengan start di Lapangan Gasibu, yang dilepas
langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Acara yang diikuti anggota VAC se-Indonesia ini memang menjadi acara
tahunan VAC setiap hari proklamasi, sehingga banyak anggota VAC yang
antusias untuk berpartisipasi. Karena ini merupakan acara Nasional VAC, tidak
55
sedikit yang datang dari luar kota Bandung mulai dari Lampung hingga
Yogyakarta mengirimkan delegasinya pada hari itu untuk turut memeriahkan.
Gambar 4.7
Kovoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago
Selama perjalanan keliling kota Bandung, lautan vespa menghiasi untaian
jalanan Kota Kembang dengan beraneka ragam warna dan jenis vespa yang unik.
Atmosfer kehangatan, kekeluargaan, kebersamaan dan rasa bangga dapat peneliti
rasakan pada saat itu, dan tentunya bagi anggota VAC yang ikut berpartisipasi
pada kemeriahan tersebut. Konvoi kirab merah putih kemudian finish di Senbik
Soekarno Hatta.
Setibanya di pelataran gedung senbik, ratusan vespa berbaris rapih
mengiasi parkiran. Usai konvoi dilakukan mereka dihibur oleh panggung musik
yang diadakan oleh panitia hingga sore hari. Pada hari itu banyak hadiah yang
dibagikan termasuk dorprize sebuah vespa klasik ber warna merah tua, sebagai
hadiah untuk para scooterist beruntung yang setia mengikuti acara hingga akhir.
Pada acara kirab tersebut peneliti berhasil berbincang-bincang dengan
Abah Dodo yang merupakan salah satu pendiri VAC, beliau menuturkan bahwa
56
kirab merah putih sudah rutin dilakukan oleh VAC setiap tahunnya dengan
dukungan dari pemda Jawa Barat, Kepolisian serta beberapa klub motor lainnnya,
berikut penuturannya:
“ini adalah acara tahunan VAC untuk memperingati HUT RI dan pada
tahun ini bertepatan pada kirab yang ke-17. Setiap HUT RI VAC
menampilkan 17 vespa warna merah, 8 vespa warna putih, dan 45 vespa
beraneka warna untuk membentuk formasi dibarisan paling depan. Acara
kirab ini siapa saja boleh ikut serta dengan membeli kaos acara ini, dan
tahun ini kita sudah keluarkan sekitar 1500 kaos kirab. Hal positif buat
acara ini, tujuannya supaya tetap menjaga rasa kemerdekaan bagi kita
semua dan sebagai wadah silaturahmi bagi VAC dan kelompok-kelompok
lainnya.”39
4.3.1.3 Kegiatan Vespa Racing VAC
Dalam memuaskan hobby modifikasinya tersebut Gogon juga sering
mengikuti kegiatan balapan yang diadakan di Bandung ataupun luar kota
Bandung. Salah satu balapan Vespa yang Gogon ikuti dan peneliti berhasil
bergabung untuk menyaksikan kegiatan tersebut, bertepatan pada 5 September
2015 di Lapangan Brigif 15 Kujang. Peneliti melihat tim Gogon di sirkuit begitu
kompak. Joki yang Gogon gunakan jasanya pada saat itu adalah Dzikri Anshari
pada kategori Scooter NBR Pemula.
Pada siang itu skuter-skuter Vespa menghiasi lapangan sirkuit Brigif
Cimahi. Balapan vespa memang menjadi daya tarik tersendiri bagi semua
penonton yang hadir, Vespa yang memiliki bentuk dan suara yang unik itu
memecahkan semua tatapan penonton. Acara balap terebut juga di ikuti oleh
motor-motor Jepang yang membuat pandangan mata terasa monoton, karena
39
Lampiran
57
banyaknya kategori motor jepang, ketika Vespa yang saling menancap gas dapat
menjadikan hiburan bagi semua yang hadir.
Di lapangan sirkuit peneliti melihat Dzikri begitu piawai dalam
mengendari Vespa balap, begitu kencannya Vespa milik Gogon melaju
mengelilingi sirkuit Brigif pada saat itu. Walaupun pada saat itu gelar juara belum
dapat diraih, namun kerja keras Joki Dzikri membuahkan hasil karena masuk pada
peringkat kelima.
Gambar 4.8
Dzikri Anshari 224 di Sirkuit Brigif 15 Kujang.
Keahlian Dzikri yang piawai dalam mengendarai Vespa balap tersebut
karena seringnya latihan yang dilakukan. Pada saat observasi lapangan peneliti
juga beberapa kali melihat kegiatan Joki muda tersebut ketika berlatih sebelum
mengikuti balapan di Brigif.
4.3.2 Modifikasi Vespa Racing
Fokus pada penelitian ini adalah mengenai modifikasi skuter Vespa yang
dilakukan anggota VAC, sehingga peneliti mengikuti setiap kegiatan yang
58
berhubungan modifikasi tersebut. Mulai dari tahapan modifikasi sampai balapan
di lapangan sirkuit peneliti ikuti untuk mendapatkan informasi yang peneliti
perlukan pada penelitian ini.
Dalam penelitian ini, awal mula peneliti mencoba menggali informasi
pada informan pertama mengenai VAC. Pria yang pada saat diwawancara
mengenakan kaos oblong berwarna abu tua dan celana bahan hitam, merupakan
Ketua VAC Cimahi yang akrab dipanggil Opik. Pada pertemuan pertama dimana
peneliti bertemu dengan Opik, informan menceritakan pengalamannya bersama
VAC.
“Saya menjabat menjadi ketua VAC Cimahi kurang lebih sudah 10 tahun,
mulai dari tahun 2004, bisa dibilang ketua VAC paling lama karena
setelah saya menjabat menjadi ketua tidak ada lagi yang mau dan sanggup
untuk menggantikan saya. Alhamdulilah sampai saat ini teman-teman
masih mempercayai saya. Kalau di urutkan dari tahun 2001 itu ada kang
Nopi yang menjabat selama dua tahun, kemudian dilanjutkan dengan kang
Jejen dan pada 2004 selanjutnya saya yang menjadi ketua sampai
sekarang.”40
Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti berasumsi bahwa Opik sudah
memiliki banyak pengalaman mengenai VAC. Pria penggemar warna merah ini,
merupakan Ketua VAC Cimahi paling lama menjabat jadi tentunya banyak
informasi yang dapat peneliti dapatkan dari Opik.
Sehubungan dengan apa yang ingin peneliti teliti disini, peneliti mencoba
bertanya kepada Opik mengenai alasan dari anggota VAC memodifikasi skuter
vespa, berikut pernyataannya:
“….tidak sedikit sekarang anggota VAC yang memodifikasi Vespa
mereka, udah macem-macemlah pokonyamah. Tapi karena sekarang lagi
40
Lampiran
59
musimnya racing jadi kebanyakan pada modifikasi mesin vespa jadi
racing. Selain hobby juga menghasilkan uang jika ikut kejuaraan. Salah
satunya anggota kita yang rajin modifikasi skuter ada tuh Gogon, karena
udah hobby ikut kejuaran terus uang juga mendukung dia mah. Walaupun
sekarang udah jadi aparat juga tapi gak ada bosen-bosennya ngabisin
waktu sama vespanya.”41
Berdasarkan informasi dari informan pertama tersebut, peneliti
mendapatkan rujukan dalam menentukan Key informan pada penelitian ini. Gogon
yang dirujuk oleh informan pertama sebagai anggota VAC yang memodifikasi
skuter vespa, maka peneliti menetapkan Gogon sebagai Key Informan.
Sonny S. atau yang akrab dipaggil Gogon, bertemu dengan peneliti
pertama kali pada Rabu, 20 Oktober 2014 di kediaman temannya di jl. Gunung
Batu. Ketika itu Gogon sedang berkumpul dengan teman-temannya di VAC
mendiskusikan skuter Vespanya yang akan dimodifikasi.
Gambar 4.9 Gogon Key informan
41
Lampiran
60
Singkat cerita mengenai Key Informan Gogon yang merupakan kunci
utama dalam penelitian ini. Gogon adalah anggota VAC yang memodifikasi
skuter Vespa kepunyaannya, pria yang juga merupakan anggota kepolisian ini
merubah skuter Vespa miliknya menjadi vespa racing. Kata racing atau balap
tentu sudah tidak asing lagi di telingan kita, dan memang saat ini dunia balap
sedang marak-maraknya dikalangan otomotif begitu juga Vespa.
Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, Gogon adalah orang yang
sangat ramah dan selalu antusias ketika menceritakan pengalamannnya di VAC.
Sesekali Gogon bercerita sambil melontarkan senda gurau dengan temannnya.
Pria yang sekarang bekerja di kepolisian ini bergabung menjadi anggota VAC
sejak tahun 1997, berikut kutipan pengalaman Gogon dengan VAC:
“Saya gabung di VAC itu anak-anaknya solid banget sama enaklah
kebersamaaannya. Kalo ngomongin pengalaman sama VAC banyak
banget, dulu pernah digebugin sama gangster tahun 2002 kalau gak salah
itu kejadiannnya di Cihampelas. Dulu kami kumpul dari Monument
langsung ke Braga, nah abis dari Braga kami nongkrong di Cihampelas
sampe jam 3 subuh. Pas jam 4 ada rombongan geng motor Monreker dari
arah Dago turun ke bawah ke tempat kami nongkrong, dulu kami berempat
ada Gogon, Rudi, Omo, Cepi. Nah disitu gengster lewat ngelempar pake
bom molotok kena motor saya dulu, padahal kita gak ada salah apa-apa
abis aja digebugin disitu. Pasa malem minggu besoknya kita balik lagi
kesana, kita niatnya mau bales taunya anggota VAC se-Jawa Barat keluar
semua gak mikirin apa-apa di babad aja semuanya. Dulu urusannnya
sampe ke polisi juga, cuma Alhamdulillah sekarang udah beres urusannya.
Ya kalau diambil hikmahnya jadi belajar kebersamaannya disitu, terus
geng motor manapun udah gak ada lagi yang berani sama VAC secara
anggota menang dikita kalau dikumpulin dan kita mah cinta damai.”42
42
Lampiran
61
Gambar 4.10
Key informan Gogon dengan skuter vespa racing miliknya.
Begitu banyak pengalaman yang Gogon dapatkan di VAC salah satunya
seperti pernyataan Gogon diatas. Gogon yang tergabung dalam VAC sejak tahun
98 ini mengaku bahwa dia memiliki vespa dari sejak umurnya masih belia, berikut
pernyataannnya:
“sebelumnya saya punya vespa dulu itu waktu kelas 3 SMP, awalnya mah
buat gagayaan da jaman dulu mah jarang anak SMP punya motor sendiri
gak kaya anak jaman sekarang SD aja udah pada bisa naik motor. Karena
waktu itu saya punya motor vespa, terus temen yang kebelutan punya
vespa juga ngajakin gabung di komunitas vespa. Tujuannnya biar nambah
temen relasi vespa terus kalo ada masalah sama mesin jadi gampang minta
bantuannnya. Tahun 98 saya langsung gabung di VAC, padahal grup
vespa waktu itu udah banyak tapi temen ngajakin ke VAC dan kebetulan
ada sepupu yang udah gabung duluan di VAC. Alhamdulillah saya punya
keluarga baru sampai saat ini.”
4.3.2.1 Alasan Melakukan Modifikasi Skuter Vespa
Berawal dari kesenangan atau hobby yang menjadikan modifikasi skuter
menjadi suatu kebutuhan, melakukan modifikasi disini berarti adanya perubahan
62
atau inovasi. Dalam penelitian ini peneliti mengamati bahwa Gogon sebagai
anggota VAC menyetujui akan adanya inovasi. Persetujuan terhadap inovasi akan
lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan perubahan, menghargai
kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru.43
Kemudian bertanya pada informan mengenai alasannya memodfifikasi
Vespa, berikut pernyataannya:
“…karena dari dulu sampai sekarang saya sukanya kekebutan, bisa
dibilang hobby. Dari dulu saya seneng beli Vespa terus dimodifikasi jadi
vespa racing, sekalipun lagi punya vespa ancur tapi mesinnya tetep racing.
Awalnya sih pas semenjak gabung di VAC saya sering main di rumah
Cepi sepupu saya yang juga anggota VAC, Cepi juga ahli di bidang
permesinan vespa racing di daerah Pagarsih. Setiap lagi disana dulunya
saya suka ngeliatin dia ngemodif motor-motor orang buat diracingin,
lama-lama tertarik juga pengen ngemodif motor sendiri. Ya bisa jadi
karena faktor lingkungan juga kali ya makanya sekarang jadi ada di dunia
vespa racing.”44
Begitupun Opik informan pertama, walaupun dia tidak memodifikasi
Vespanya tapi tahu betul bagaimana kesibukan anggotanya dengan vespa, berikut
pernyataannya:
“Saya ngeliat Gogon kalau soal ngemodif vespa racing itu udah kaya
perlakuan bapak sama anaknnya, berapapun biaya yang dibutuhkan buat
bikin vespanya jadi alus lah kasarnya mah moal lebaran. Soalnya udah jadi
kebutuhan sih teh.”45
Menanggapi pernyataan dari Opik mengenai dana yang harus dikeluarkan
untuk modifikasi, peneliti mencoba bertanya pada Gogon mengenai biaya yang
dikeluarkannnya untuk modifikasi, berikut kutipannnya:
“Biayanya kalo buat Vespa racing sehari-hari minimal lima juta, kalau
Vespa tempur atau balap bisa sampai 15 juta. Soalnya alat-alat ada yang
import dari Itali, mahal di Boring itu pakai Boring racing. Tapi besarnya
43
Denis mcquail hal 61 44
Lampiran 45
Lampiran
63
biaya bisa diamininlah kalo mekaniknya pinter-pinter siasatin mesin, kalau
keuangan lagi pas-pasan biasanya mesin bawaan dirubah jadi mesin racing
bisa aja kalau mekaniknya ahli mah. ”46
Dari dua pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa anggota
VAC menjadikan kegiatan memodifikasi vespa menjadi suatu kebutuhan. Peneliti
mencoba menghubungkan fenomena yang terjadi dengan teori kebutuhan yang
dikemukakan oleh Abraha Maslow yang menyebutkan bahwa tingkah laku
individu berguna untuk memenuhi kebutuhannnya, yang kemudian disebut
dengan teori pemenuh kebutuhan.47
Teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow memiliki empat prinsip
landasan, yakni:
1) Manusia adalah binatang yang berkeinginan.
2) Kebutuhan manusia dapat terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-
tingkat.
3) Bila satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul.
4) Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan
5) Kebutuhan lain yang lebih tinggi akan lebih dominan.
Dari beberapa pengertian sebelumnya mengenai persetujuan terhadap
inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan perubahan,
menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru. Dapat peneliti
simpulkan bahwa kegiatan modifikasi dalam penelitian ini penulis anggap sebagai
kebutuhan. Kemudian Gogon akan mencari informasi sebagai pemenuh
kebutuhannya.
46
Lampiran 47
Teori pemenuh kebutuhan abraha maslow
64
Berdasarkan uraian tersebut peneliti mencoba menerapkannya pada
kebutuhan anggota VAC mengenai modifikasi skuter:
1) Manusia adalah binatang yang berkeinginan. Manusia dianggap seperti
binatang karena binatang adalah makhluk hidup yang liar, selalu berambisi
dalam berburu makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika
diibaratkan anggota VAC yang menjadikan modifikasi sebagai kebutuhan,
maka dia akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk memenuhi
kebutuhannnya, mulai mencari informasi baru sebagai pemenuh
kebutuhannya.
2) Kebutuhan manusia dapat terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-
tingkat. Kata terorganisir disini bererti terstruktur, mulai dari kebutuhan
yang tidak penting sampai kebutuhan yang paling penting. Dalam hal ini
anggota VAC menempatkan modifikasi sebagai kebutuhan yang penting
sampai yang paling penting.
3) Bila satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul. Manusia
adalah individu yang tidak pernah puas, jika sudah mencapai apa yang
diinginkan akan ada rasa ingin untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya.
Apabila diibaratkan pada anggota VAC jika kebutuhan akan informasi
mengenai modifikasi sudah terpenuhi, maka dia akan berarlih kepada
kebutuhan lainnnya seperti pengecatan skuter agar tampilan luar lebih
dominan.
4) Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan
kebutuhan lain yang lebih tinggi akan lebih dominan. Dalam hal ini
65
anggota VAC yang sudah terpenuhi kebutuhannya akan informasi dan
merasa puas dengan hasil yang diperoleh, maka tidak memungkiri jika ada
keinginan untuk membeli skuter kembali dan mengulangi proses
modifikasi.
Dalam kebutuhan manusia, Abraha Maslow membagi menjadi lima
macam kebutuhan manusia, yaitu:
a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi
tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.
b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologis individu dalam kehidupan sehari-
hari. Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan
keamanan.
c. Sosial Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.
d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah
melakukan kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan
ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang
66
lain, mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri, dapat
menyesuaikan diri dengan situasi.
Berdasarkan macam-macam kebutuhan manusia diatas, dan dengan apa
yang peneliti amati bahwa kebutuhan modifikasi skuter dapat dikategorikan ke
dalam kebutuhan manusia pada jenis Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan
penghargaan). Seperti yang dejalaskan oleh Abraham Maslow, kebutuhan tersebut
menyangkut prestasi dan prestisis setelah melakukan kegiatan. Rasa puas dan rasa
bangga terhadap apa yang diperoleh akan muncul ketika kebutuhan tersebut
terpenuhi, seperti peryataan Gogon berikut ini:
“...selain karena saya hobby kebut-kebutan, saya modif Vespa jadi racing
juga ga cukup di ngemodif doang. Tapi saya juga suka ikut kejuaranlah
paling rutinnya balap roadrace. Nah kalau gelar juara udah di dapet
disitulah kepuasannya, ngarasa bangga lah pokonyamah. Bangga punya
Vespa bisa menang kompetisi, lebih banyak dikenal di kalangan Vespa
racing terus nilai jual motor di kemudian hari juga bisa jadi tinggi.”48
Pada saat wawancara dengan key informan yang juga merupakan anggota
Polisi berperawakan sedikit berisi ini, bercerita mengenai kejuaran balap Vespa
yang sering dia ikuti selama ini. Dengan penuh nada gembira beliau bercerita,
berikut pernyataannya:
”Balapan Roadrace tiap dua minggu sekali ada, biasanya di Brigif atau
sentul mulai dari sta ndar tune up, NMB, FFA. Semua jenis roadrace kita
udah pernah nyoba. Jadi saya sama mekanik tuh ibarat tim lah. Kebetulan
kalau balapan saya suka pakai Joki, bisa kang Cepi atau siapa aja yang
ngejoki tapi pendaftaran atas nama tim Gogon jadi kan kalau menang yang
bangga satu tim itu.”49
48
Lampiran 49
Lampiran
67
Peneliti dapat melihat pria yang memiliki dua orang anak ini sangat
antusias sekali ketika peneliti wawancara mengenai kejuaraan Vespa, walaupun
pada saat terjun kelapangan sirkuit bukan dia sendiri yang mengemudikan Vespa
racingnya tetapi dia merasa puas apabila gelar juara disandang oleh skuter Vespa
miliknya, seperti penuturan berikut ini:
“Kalau dulu sih waktu masih muda sering Gogon sendiri yang turun, tapi
ngeliat sekarang badan udah gak sixpack lagi ibaratnya, daripada barerat
mending pakai Joki. Tapi waktu jaman dulu jamannnya berdua sama
mekanik mah nyeting ongkoh, turun ongkoh, segala sama sendiri lah. Ya
sekarang mah banyak Joki yang nyari motor malah, emang jamannnya
udah gitu sih the jadi udah gak usah susah-susah lagi nyari joki buat
turnamen.”50
Berdasarkan beberapa pernyataan Gogon diatas dapat disimpulkan
kembali bahwa kebutuhan modifikasi Gogon termasuk dalam kebutuhan Esteem
Needs (kebutuhan-kebutuhan penghargaan). Kegiatan balapan Vespa yang sering
Gogon ikuti selama ini bertujuan untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan
penghargaan untuk dirinya. Walaupun pada proses balapanan di arena sirkuit
menggunakan Joki tetapi dia tetap merasa puas dan bangga karena yang terdaftar
dalam kompetisi tetap menggunakan namanya sendiri.
Maka ketika Vespanya menjadi juara pun namanya yang tercantum dalam
piagam penghargaan. Oleh karena itu kebutuhan Gogon dalam memodifikasi
Vespa pada penelitian ini dapat disimpulkan termasuk ke dalam kebutuhan
Esteem Needs (kebutuhan-kebutuhan penghargaan).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas mengenai kebutuhan informasi,
pada tahap ini kebutuhan informasi menjadi titik awal keberangkatan alur pola
50
Lampiran
68
pencarian informasi. Kebutuhan informasi anggota VAC yang menimbulkan rasa
ingin tahu untuk mencari informasi baru, seperti yang diutarakan oleh Abraha
Maslow bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi kebutuhannnya.
4.3.2.2 Persiapan Sebelum Modifikasi
Sebelum melakukan sebuah kegiatan atau rutinitas tentunya setiap
manusia selalu merancang atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
agar apa yang akan dikerjakan berjalan lancar. Begitupun dengan anggota VAC
yang akan memodifikasi skuter Vespanya menjadi racing tentunya ada beberapa
yang harus dipersiapkan.
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai alasan
anggota VAC melakukan modifikasi adalah adanya suatu kebutuhan. Dalam
keinginannnya memenuhi kebutuhannnya tersebut, anggota VAC memulainya
dari skuter Vespanya sendiri, dia harus memenuhi kebutuhan akan informasi apa
saja agar modifikasi skuter Vespanya berjalan lancar.
Informasi di era globalisasi sekarang merupakan sesuatu yang tidak asing
lagi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bahkan informasi merupakan
kebutuhan penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja bagi sejumlah
masyarakat. Informasi merupakan segala sesuatu yang baru diketahui oleh
seseorang dengan menggunakan pancaindera. Begitupun dengan Gogon yang
memulai mencari segala informasi yang berkaitan dengan proses modifikasi
skuter Vespanya.
Bersarkan model pola pencarian informasi, tahapan selanjutnya yang
bermula dari kebutuhan akan informasi, kemudian anggota VAC mulai bertindak
69
mencari informasi. Peneliti mencoba bertanya pada Gogon mengenai hal pertama
yang dia lakukan sebelum memulai modifikasi, berikut pernyataannya:
“Yang pertama kalo mau ngemodifikasi pastinya harus punya Vespa. Saya
sendiri mulai punya Vespa dari tahun 98 aja sampe sekarang. Cuma tahun
2003 sempet gak punya Vespa dulu karena ada pendidikan kepolisian.
Mungkin ada 10 tahun ga pake Vespa, tapi tetep nongkrong sih suka
ikutan, cuma ga pake Vespa. Nah baru 2013 kemarin beli Vespa lagi.”51
Begitu pula dengan Opik yang memberikan pernyataan yang sama, berikut
pernyataannya:
“....pastinya harus punya vespa teh kalo mau ngemodifikasi, bener ga? Ya
kalo ga punya Vespa apa yang mau dimodifikasi kan. Kalau sekarang sih
Vespa udah macem-macem harganya mulai dari harga dua jutaan sampe
puluhan juta ada, jadi gimana kitanya mau beli Vespa jenis apa dan kuat
uangnya berapa.”52
Disamping itu selain harus memiliki skuter vespa, Gogon yang merupakan
keturunan asli sunda ini mengungkapkan hal lain yang harus dipersiapkan untuk
modifikasi Vespa, berikut ini pernyataan Gogon :
“..intinya mah dompet harus mendukung teh, ngemodif pasti banyak yang
harus dicari dan dibeli. Dananya harus kuat, tapi da kalo udah hobby mah
segimana mahal juga kalau emang mampu mah pasti gakan lebar soal uang
mah. Bisa juga cari mekaniknya yang bisa siasatin barang-barang yang
ada, kalau emang bisa biking sendiri ya bikin aja gak usah beli, lumayan
seengganya hemat uang. Tapi ada juga mekanikyang gamau ribet yang
maunya cuma tinggal pasang-pasang aja dan gak mau bantuin usaha
manfaatin sparepart yang ada. Ya selain punya Vespa dan uang, mekanik
juga jadi faktor paling penting kalo mau modifikasi Vespa.”53
Berdasarkan pernyataan dari Gogon dan Opik dapat disimpulkan bahwa
hal pertama yang harus dilakukan ketika memulai modifikasi haruslah memiliki
skuter Vespa. Dalam hal ini skuter Vespa merupakan objek dalam proses
51
Lampiran 52
Lampiran 53
Lampiran
70
modifikasi. Selain itu faktor ekonomi juga berpengaruh dalam pengerjaan
modifikasi skuter Vespa, jadi apabila skuter Vespa dan keuangan sudah
mendukung barulah bisa mulai melakukan modifikasi, dan mencari informasi apa
saja yang diperlukan serta menetapkan mekanik yang mampu melakukan
modifikasi Vespa racing.
4.3.2.3 Menetapkan Mekanik sebagai Sumber Informasi
Modifikasi mulai dilakukan oleh anggota VAC dengan menetapkan
mekanik yang mampu memodifikasi skuter Vespa menjadi skuter Vespa racing.
Pada tahap ini anggota VAC akan menetapkan sumber informasi yang dipercayai
akan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam modifikasi skuter Vespa. Pria
yang pada saat diwawancara mengenakan kaos oblong hitam, celana jeans hitam
dan sesekali menghisap rokok ini dengan penuh santai menjawab pertanyaan dari
peneliti, berikut kutipannya:
“Kalau vespa kan udah pasti punya kalau mau ngemodif. Nah pertama
saya nanya dulu sama mekanik kang Cepi, apa aja yang harus dicari nih
buat ngemodif terus juga ngobrolin soal rincian perkiraan biayanya.
Alahmdulillah sama Cepi udah ga segen lagi da udah saya anggap kaka aja
begitupun sebaliknya, soalnya udah lama kan saya diem diruma Cepi liatin
dia kerja sebagai mekanik. Waktu itu saya dateng ke tempat Cepi bawa
Vespa yang mau di modif, terus Cepi ngasih tau apa aja yang harus diganti
dan dicari, sambil ngasih saran nyarinya dimana aja. Biasanya sih kalau
sama Cepi karena dia juga ahli bubut, Cepi mah jago manfaatin sparepart
yang ada jadi racing. Contohnya aja Boring yang standaran dibubut sama
Cepi jadi boring racing.”54
Berdasarkan pernyataan Gogon peneliti mencoba menelusuri Cepi sebagai
mekanik yang jasanya digunakan dalam modifikasi skuter Vespa menjadi racing.
Ketika peneliti bertemu dengan Cepi ditemani Gogon, penulis dapat melihat
54
Lampiran
71
keakraban diantara keduanya yang saling rangkul dan berjabat tangan pada saat
bertemu, sesekali saling bersenda gurau dengan raut wajah yang gembira satu
sama lain. Dapat peneliti simpulkan diantara Gogon dan Cepi sudah tidak ada lagi
jarak dan terlihat seperti keluarga.
Mekanik yang dipercayai oleh Gogon dan dianggap sebagai Kakak ini,
merupakan anak laki-laki dari Bapak Dodo yang merupakan pendiri VAC. Cepi
yang terlihat sederhana dalam penampilannnya, saat pertama kali bertemu
mengenakan kaos hitam dan celana jeans pendek ini berpostur badan tidak terlalu
tinggi. Peneliti mencoba mewawancara Cepi berkaitan dengan pernyataan Gogon,
berikut kutipannya:
“Ya Gogon adalah temen lama saya, temen deket, temen seperjuangan,
temen heureuylah dari awal masih pada muda di VAC. Walupun awalnya
duluan Cepi di VAC terus nyusul Gogon, yang pertamanya dulu dia suka
ikut-ikutan nongkrong dirumah Cepi. Kebetulan di depan rumah saya
terasnya jadi tempat ngoprek motor, nah dulu Gogon waktu masih SMA
sering main dirumah sambil liatin saya bongkar-bongkar mesin vespa.
Saking lamanya babarengan Gogon udah saya anggep kaya keluarga lah
kalau dirumah udah kaya adik sendiri, sebaliknya juga Gogon udah
nganggep saya Kakak. Nah sekarang juga walaupun udah beda profesi
Gogon mah udah sukses jadi polisi sedangkan saya ngoprek mesin sama
ngebubut aja kerjaannya, tapi diantara kita mah gak ada beda kasta, VAC
yang mempersatukan kita. Jadi gogon udah gak sungkan lagi lah kalo
sama saya.”55
Berdasarkan pernyataan Cepi tersebut membenarkan asumsi peneliti
sebelumnya bahwa sudah terjalin hubungan kedekatan seperti hubungan keluarga
antara Gogon dan Cepi. Peneliti berasumsi berdasarkan keterangan antara Gogon
dan Cepi yang menceritakan kedekatan mereka, dan didasari oleh background
55
Lampiran
72
Cepi yang ahli dibidang modifikasi mesin racing, membuat Gogon
mempercayakan Cepi sebagai mekanik untuk modifikasi skuter Vespa miliknya.
Pada saat mencari informasi, individu akan memilih strategi yang akan
digunakan. Strategi pencarian informasi dibedakan menjadi yang pertama strategi
berfokus luas, individu mengumpulkan kemungkinan-kemungkinan sumber
informasi, menilainya dan menetapkan pilihan sumber mana yang akan dipakai.
Kedua stategi berfokus sempit, satu sumber informasi dianggap sebagai titik
keberangkatan dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi informasi baru.56
Berdasarkan observasi lapangan yang peneliti amati, anggota VAC dalam
menetapkan sumber informasi tidak memilih dari berbagai sumber, namun
langsung mempercayakan pada mekanik Cepi, seperti halnya keterangan dari Cepi
berikut ini:
“Bukan Cuma sekali dua kali Gogon suka minta tolong saya buat dandanin
Vespanya, seringlah Gogon dateng ke saya bawa Vespa terus bilang gini
“mang urang tarikeun deui vespa nu ieu ah, cikkan tingali naon wae nu
kudu diganti?” (“Om kita kencengin lagi vespa yang ini, liatin apa aja
yang harus diganti?” dari pertama Gogon punya vespa sampai sekarang
kalau urusan Vespa mah pasti langsung dateng ke saya. Kalau dia mau
ngemodif paling sama saya diliat dulu kondisi Vespanya kaya gimana, apa
aja yang harus diganti sama dicari. Intinyamah sih dimesinnnya pasti
banyak yang harus dirombak kalau racing itu.”57
Jika dikaitkan dengan masalah pada penelitian ini mengenai strategi
pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC dalam
modifikasi skuter Vespa, maka berdasarkan pernyataan Cepi, dapat peneliti
simpulkan mengenai strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh Gogon.
56
Denis mcquail model pencarian informasi hal 93 57
Lampiran
73
Dalam penelitian ini Gogon menetapkan Cepi yang merupakan mekanik sebagai
sumber informasi yang dianggap tahu mengenai modifikasi skuter Vespa,
berdasarkan keahlian yang dimiliki Cepi dan hubungan kedekatan antara
keduanya.
Pada penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa anggota VAC
menggunakan strategi pencarian informasi berfokus sempit. Seperti pada
pemaparan sebelumnya strategi berfokus sempit yaitu strategi pencarian informasi
yang menetapkan satu sumber informasi, dianggap sebagai titik keberangkatan
pencarian informasi dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi informasi
baru.
4.3.2.4 Modifikasi Skuter Vespa
Pada awal mula sebelum proses modifikasi dimulai, Gogon mendatangi
Cepi dengan membawa Vespanya sambil berkonsultasi soal Vespa yang akan
Gogon modifikasi. Pada tahap awal ini Gogon menetapkan Cepi sebagai sumber
informasi yang menentukan awal titik dari keberangkatan informas-informasi
lainnnya yang harus gogon cari.
Setelah strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC
terjawab, kemudian peneliti menelusuri dan mengamati bagaimana proses
pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter
Vespa menggunakan strategi berfokus sempit. Berikut ini adalah pernyataan
Gogon mengenai apa yang dia lakukan setelah mendapatkan sumber informasi
dari Cepi:
“Saya kan pertamanya konsultasi dulu lah sama Cepi soal keadaan Vespa
saya, biasanya mesinnnya di bongkar dulu sama Cepi, baru disitu ketahuan
74
apa aja yang harus diganti, Cepi ngasih tahu saya ini, itu, dan ini yang
harus dicari. Paling Cepi ngasih tau nyarinya dimana aja, dan saya nyari
dulu ke temen-temen anak VAC kira-kira ada yang punya gak?, terus
kalau di anak komunitas ga ada yang punya baru deh ke anak Vespa lain,
soalnya kan kita hubungan bukan sama anak VAC aja, keluar juga cari
informasi. Karena mesin vespa masih satu mesin satu pabrik lah jalurnya
bukan cuma itu-itu aja, jadi anak-anak yang suka main sama kita
dihubungin. Biasanya kalau sama anak Vespa lain kita sering ketemunya
di sirkuit atau kadang di monumen Bandung, atau Dago kalau malem
minggu. Jadi sharinglah sama yang lain, nah paling kata temen ada tuh
temen yang jual disana, ada tuh disini, ya paling gitu nyarinya.”58
Hasil anggota VAC berkonsultasi dengan sumber khusus yaitu mekanik,
dalam penelitian ini Gogon mulai mencari informasi yang berawal dari Cepi dia
lanjutkan dengan mencari informasi dari teman-temannnya di komunitas VAC.
Jika informasi yang dibutuhkannnya belum terpenuhi, maka Gogon akan
melakukan pencarian informasi kembali pada teman-temannnya di komunitas
Vespa lainnnya.
Untuk melengkapi pernyataan Gogon mengenai proses modifikasi,
kemudian peneliti mewawancarai Cepi sebagai informan rujukan dari Key
informan. Cepi yang merupakan mekanik pada skuter modifikasi kepunyaan
Gogon, dan sebagai awal dari berbagai informasi yang akan dicari oleh Gogon.
Sedikit deskripsi mengenai Cepi yang merupakan anak sulung dari pendiri
VAC ini sudah mengenal Vespa sejak masih kanak-kanak, Ayah dari Cepi adalah
Bapak Dodo yang sudah senior di dunia Vespa. Pertemuan pertama peneliti
dengan informan bertepatan dengan hari pertama dimana peneliti bertemu dengan
Key informan Gogon. Akan tetapi kesempatan dimana peneliti dapat menggali
58
Lampiran
75
lebih banyak informasi dari informan, peneliti dapatkan dikediamanan Cepi
daerah Pagarsih, Bandung. Berikut pernyataan Cepi mengenai modifikasi Vespa :
“Paling pertama harus punya Vespa itu sudah sangat jelas, terus kondisi
Vespanya dilihat seperti apa, setelah itu baru ketahuan apa aja yang harus
diganti atau dibeli. Paling intinya sih sparepart mesinnya pasti ada yang
harus diganti. Dan saya nyuruh Gogon nyari ke anak-anak dulu kalau ada
yang punya kan harga gakan tinggi kalau masih sesama VAC mah, terus
kalau gak dapet saja saya nyuruh Gogon nyari ke Kedungdoro atau
Borobudur, atau toko Sparepart Vespa lainnya.”59
Berdasarkan pernyataan Gogon dan Cepi dapat peneliti simpulkan bahwa
alur dari pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC berawal dari
sumber informasi pada mekanik. Setelah diadapatkan informasi apa saja yang
harus dicari, kemudian anggota VAC memulai melakukan pencarian pada sesama
anggota VAC, jika informasi belum terpenuhi pencarian berlanjut ke anggota
Vespa lainnya, dan apabila masih belum terpenuhi maka pencarian berlanjut pada
toko sparepart Vespa.
4.3.3 Informasi dalam obrolan anggota VAC
Pada penelitian mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam
modifikasi skuter Vespa ini, ada dua bagian informasi yang menjadi penting dan
selalu menjadi topik perbincangan dalam modifikasi skuter Vespa. Informasi
tersebut dikategorikan menjadi informasi mengenai mesin dan informasi body
Vespa.
59
Lampiran
76
Gambar 4.12 Model Pencarian Informasi
Luas
Sempit
Seperti yang peneliti ungkapkan sebelumnya bahwa fokus pada penelitian
ini akan peneliti uraikan berdasarkan model karya Donohew dan Tipton dalam
buku Denis Mcquail dan Sven Windahl. Model pola pencarian informasi karya
Donohew dan Tipton tersebut pada kerangka berfikir di bab sebelumnya telah
peneliti buat lebih ringkas, sehingga lebih mudah dimengerti dan mudah juga
untuk dipahami seperti pada model pencarian informasi di atas.
Model pencarian informasi diatas akan membantu peneliti untuk
mengetahui pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter
Vespa. Seperti pada bab tinjauan pustaka sebelumnya bahwa penelitian ini akan
menjelaskan mengenai pola, sebagai bentuk atau model yang menunjukan
perilaku pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi
skuter.
Kebutuhan Informasi
Bertindak Tetapkan Prioritas
Lihat situas Tetapkan Sumber
Informasi
Strategi
Fokus luas
atau fokus
sempit
Cek sumber untuk
relevansi
Konsultasi dengan sumber khusus Informasi
Baru
77
Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencairan
informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai
ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari
pengetahuan yang dibutuhkannnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Alur pencarian informasi berdasarkan model diatas menunjukan beberapa
tahapan penting dalam pencarian informasi. Mulai dari kebutuhan informasi,
bertindak, melihat situasi, menetapkan sumber informasi, strategi pencarian
informasi, hingga menemukan informasi baru.
Seiiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern ditambah
dengan maraknya berbagai inovasi dari segala bidang. Setiap individu tentunya
mau tidak mau mengikuti perkembangan zaman, walaupun ada beberapa individu
yang tetap mempertahankan budayanya.
Persetujuan terhadap inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang
yang suka akan perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari
informasi baru.60
Kebutuhan tersebut menjadi awal mula pencarian informasi disini. Karena
proses pencarian informasi timbul karena adanya kebutuhan seperti pengertian
diatas. Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada teori kebutuhan oleh Abraha
Maslow yang menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna untuk
memenuhi kebutuhannya.
60
McQuail Denis dan Sven windail. Model-model Komunikasi. Alih bahasa : hal.61
78
Teori kebutuhan tersebut mempunyai empat prinsip landasan yakni,
manusia adalah binatang yang berkeinginan, kebutuhan manuasia tampak
tergorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-tingkat, bila salah satu kebutuhan
terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul begitupun dengan kebutuhan lebih tinggi
yang lebih dominan.
4.3.3.1 Informasi Mesin
Dalam modifikasi skuter Vespa menjadi racing, mesin merupakan bagian
penting yang paling utama dibicarakan dan paling dicari. Berdasarkan pemaparan
sebelumnya mengenai strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota
VAC adalah strategi berfokus sempit, sehingga menetapkan mekanik sebagai
sumber informasi. Mekanik menjadi titik keberangkatan pencarian informasi,
maka peneliti mewawancara Cepi berkaitan dengan informasi apa saja yang
paling dicari, berikut pernyataannnya:
“...paling intinya sih yang harus diganti buat jadi racing itu Boring,
Silindercop, dan Carbulator itu aja jantungnya yang harus dicari mah,
yang lainnya nanti ngikutin aja. Ya gitu saya saranin biasanya mending
nyari bekas dulu ke anak-anak VAC ada yang punya gak? atau anak Vespa
lain, kalau udah mentok ya nyari ke toko beli baru tapi usahain mah jangan
beli di toko soalnya kualitas toko sama bawaaan mesin beda jauh. Bekas
gak apa-apa tapi original, kaya boring bekas sekitar lima ratus sampai
enam ratus ribu, di toko yang baru kisaran tiga ratus ribu tapi jelek
kualitasnya karena kandungan logamnya juga beda. Jadi kalau boring
bawaan motor yang orisinil semakin panas gak ngedrop, tapi sama
kencengnya sama Boring, Silindercop, Carbulator bermerek Mallosi,
Pilasco, Polini produk itali ya bisa nyeimbanginlah, ada istilahnya tilas
tapi raos (bekas tapi enak). Tapi kalau bawaan mesin vespa yang
standarannya masih bagus, biasanya saya bubut aja dirubah dikit bentuk
sparepartnya, contohnya aja Boring yang kalau standarannnya mah
lubang-lubang anginnya kecil terus saya bubut dirubah jadi aga besar biar
tekanan udara yang masuk banyak, jadi hamplah lah istilahnya mah kalo di
sirkuit. ”61
61
Lampiran
79
Berdasarkan pernyataan dari Cepi sudah sangat jelas apa saja yang harus
dicari Gogon untuk modifikasi vespanya menjadi racing. menjadi awal dari
pencarian Gogon. Peneliti berasumsi bahwa Gogon akan mencari informasi
mengenai sparepart mesin yang dibutuhkan untuk melengkapi mesin racing pada
vespanya.
Cepi yang bukan hanya ahli dalam permesinan ini tetapi juga menguasai
teknik bubut pada logam besi, sehingga memudahkahkan dalam proses modifikasi
sebuah sparepart mesin racing. Berdasarkan observasi dilapangan keahlian bubut
tersebut Cepi miliki karena dalam rutinitas kesehariannnya Cepi bekerja di
bengkel bubut daerah Pagarsih.
Gambar 4.13
Foto Informan Cepi di Bengkel Pagarsih
Menjadi mekanik adalah kegiatan sampingan Cepi yang selalu
diluangkannnya diluar jam kerja. Cepi senantiasa memeberikan jasa dalam
memodifikasi untuk mebantu rekan-rekannnya jika ada masalah mengenai mesin
vespa. Berikut pernyataan Cepi yang berkaitan dengan keahlian dalam membubut
yang diceritakannnya ketika bertemu dengan informan:
80
“Yang bisa bikin sendiri mah biasanya kita bikin aja, jadi yang bawaan
vespanya di bongkar terus di bubut lagi. Sparepart yang digunakan buat
mesin standar dirubah jadi sparepart yang bisa digunakan buat mesin
racing. Tapi biasanya gimana yang punya vespa sih, kalau Gogon udah
tiga kali kan dia ngemodif vespa mulai dari sparepart yang beli online dari
itali, sparepart bekas, sampai yang bubutan saya udah pernah diapakai.
Alahmdulillah kalau ahli ngebubutnya mah dan pas dudukannya bisa
kenceng lah mesinnnya gak jauh beda sama mallosi. Seperti ini boring
yang bawaan kan lubang-lubangnya kecil kalau untuk racing harus besar
lubangnnya biar memeperpanjang nafas istilahnya mah, jadi dibubut
disini.”62
Gambar 4.14
Boring standar sebelum bubut (kiri) dan Boring racing hasil bubut (kanan).
Pada saat observasi dilapangan, sesekali informan juga membicarakan soal
sparepart mesin online. Berdasarkan keterangan dari informan beberapa tahun
kebelakang Gogon juga pernah membeli sparepart melalui internet atau belanja
online. Peneliti mencoba mengkonfirmasi pernyataan Cepi kepada Gogon, berikut
pernyataannya Gogon:
“Saya dulu pernah nyari-nyari lewat internet, majalah mah jarang. Kalau
lewat internet pertamanya nyari aja iseng-iseng di Google, terus misalnya
masukin aja kata kunci sparepart vespa merek malosi buatan itali, nanti
kan banyak tuh yang keluar situs-situsnya. Yang harus teliti sih perhatikan
62
Lampiran
81
keresmian dari situsnya, jangan asal-asalan. Saya waktu itu pernah
ngeberaniin diri beli sparepart online buat Vespa saya sebelumnya, dan
Alhamdulillah ga kena tipu terus barang juga memuaskan karena asli
buatan itali. Kenapa nekat beli online karena waktu itu saya lagi nyari
boring di anak-anak gak ada yang punya, terus mau beli lokal suka
nanggung jauh banget kualitasnya, dan kebetulah lagi ada uang makanya
beli online.”63
Begitu pesatnya perkembangan tekhnologi saat ini, yang menyebabkan
anggota VAC mencari-cari kebutuhan informasinya melalui media internet.
Walaupun semakin canggihnya teknologi jejaring internet, dan terkadang
dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan
penipuan, tapi Gogon tetap melakukan transaksi online, seperti penuturannya
berikut ini:
“Ya pertama kali saya takut, takut barang gak nyampe sedangkan uang
udah di transfer, waktu itu kita belinya pake dollar yang kalau di rupiahin
sampe 15juta. Tapi saya yakin sih gakan mungkin ketipu soalnya situsnya
resmi, terus udah banyak testimoni dari banyak konsumen di berbagai
negara, makanya saya beraniin aja order sparepart dari situ. Alhamdulillah
ditungguin deg-degan seminggu nyampe juga, dan hasilnya memuaskan
gak diragukan lagi kualitas itali mah pasti paling bagus soalnya kan Vespa
lahirnya disana.”64
Berdasarkan pernyataan Gogon tersebut menandakan bahwa produk
buatan luar negri dapat dipercaya kualitasnya. Dapat peneliti simpulkan pula jika
Gogon dalam pencarian informasinya tidak terpenuhi pada sesama anggota VAC
dan komunitas Vespa lain, maka dia akan mencari ke toko sparepart, tetapi jika
pada saat itu keadaan keuangan Gogon mampu untuk membeli online maka dia
akan mencari menggunakan media internet.
63
Lampiran 64
Lampiran
82
Dalam mencari sparepart mesin ada pilihan lain jika ingin menghemat
biaya, Gogon biasanya meminta Cepi untuk memanfaatkan keahliannnya dalam
membubut. Apabila sparepart mesin yang dicari sulit untuk ditemukan, maka Cepi
dapat membubut sparepart mesin Vespa standar menjadi sparepart racing. Namun
ada beberpa sparepart yang harus tetap dicari karena tidak dapat dimodifikasi
dengan membubut yaitu carbulator yang biasanya mereka pakai dengan
menggunakan Carbulator dari motor Jepang seperti Kawasaki Ninja.
Gambar 4.15
Carbulator Kawasaki Ninja (kiri) , Carbulator Vespa (kanan).
Pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya anggota VAC akan memulai pencarian kepada sesama
anggota VAC terlebih dahulu. Malam minggu menjadi jadwal berkumpulnya
anggota-anggota VAC, berdasarkan informasi dari informan mereka selalu
berkumpul di depan toko Kartikasari. Kegiatan kumpul tersebut menjadi
kesempatan untuk Gogon mencari informasi mengenai apa yang dibutuhkannnya,
banyaknya anggota VAC yang hadir dapat dimanfaatkan oleh Gogon.
83
Selain kumpul malam minggu tersebut, banyak acara VAC yang dapat
dimanfaatkan oleh Gogon untuk mencari informasi dimana semua teman-
temannnya di VAC berkumpul.
Peneliti berasumsi bahwa kebutuhan informasi yang Gogon cari pada
sesama anggota VAC belum terpenuhi, maka Gogon akan mencari ke komunitas
vespa lainnya. Banyak tempat dimana gogon dapat bertemu dengan anggota vespa
lainnya, berikut pernyataan Gogon mengenai hal tersebut:
“Kalau ketemu anak vespa lain cukup lumayan sering, kita bisa ketemu
pas malem minggu, biasanya kelompok lainnya juga pada ngumpul kalau
malem minggu. Terus bisa ketemu di bengkel, di sirkuit balap atau di
tempat biasa latihan di Brigif. Semua anak vespa mah kalaupun beda
komunitas juga bisa dibilang keluarga, jadi moal asa-asa kalo minta
informasi soal mesin yang lagi saya cari misalnya. Ketemu dijalan juga
walaupun gatau nama tapi suka tegur sapa, “man..” terus dijawab
“yo...man” udah gak aneh lah istilah gitu di vespa mah. ”65
Kegiatan-kegiatan rutin VAC dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan
tali silaturahmi antar anggota VAC sekaligus menambah keakraban sesama
anggota. Manfaat yang diterima Gogon dengan adanya banyak kegiatan di VAC,
dapat menjadi peluang bagi Gogon untuk mendapatkan banyak informasi yang
bersumber dari sesame anggota VAC, seperti pernyataan gogon berkut:
”Kalau kumpulan yang malam minggu khusus ka rena itu wajib saya suka
nyempetin dateng, biasanya jam 11 baru turun ke jalan dan ketemu sama
anak-anak VAC se-Bandung Raya disana. ya buat mertahanin silaturahmi
sama saling tukar informasi baru lah sama yang lainnnya, Alhamdulillah
istri saya juga gak pernah protes walaupun acara kumpul wajib itu
biasanya sampai jam 3 subuh baru pada bubar.”66
65
Lampiran 66
Lampiran
84
Berdasarkan informasi-informasi yang peneliti dapatkan dari key informan
dan didukung oleh observasi di lapangan, dapat disimpulkan bahwa informasi
paling dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa adalah iniformasi
berkaitan dengan keberadaan sparepart yang dibutuhkan dalam modifikasi Vespa
Boring, Silindercop, dan Carbulator.
Dalam proses pencariannya kegiatan yang dilakukan oleh anggota VAC
berawal dari informasi yang didapatkan dari mekanik, mekanik akan
memeberikan informasi apa saja yang harus dicari oleh anggota VAC. Setelah
mendapatkan informasi apa saja yang harus dicari, barulah anggota VAC
melakukan pencarian yang bermula dari sesama anggota VAC, anggota kelompok
vespa lainnya hingga toko sparepart mesin kendaraan bermotor.
Dapat disimpulkan kembali bahwa informasi apa saja yang paling dicari
dalam proses modifikasi yaitu informasi mengenai keberadaan sparepart mesin
Boring, Silindercop, dan Carbulator. Mesin Sparepart tersebut menjadi jantung
dari Vespa racing agar dapat berlari kencang dilapangan sirkuit.
4.3.2.2 Informasi Body Vespa
Body pada Vespa disini merupakan bagian luar dari sebuah vespa, sesuatu
yang menonjol diluar yang juga dapat menjadi identias seperti pada cat.
Modifikasi Vespa tidak terhenti pada mesin racing saja, namun cat pada body luar
Vespa merupakan pelengkap dari sebuah modifikasi.
Warna cat pada skuter Vespa dapat mencerminkan identitas si pemilik. Cat
identik dengan warna, dan terkadang suatu warna memiliki arti tersendiri.
Sedangkan knalpot menjadikan suara khas tersendiri yang terkadang membuat
85
bising lapangan sirkuit, anggota memilih menggunakan knalpot dengan suara
tetentu.
Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa Gogon
sebagai pemilik Vespa racing menyukai warna ungu untuk vespanya. Berikut
adalah alasan Gogon kenapa memilih warna ungu:
“sebenernya saya gak sengaja milih warna ungu tuh. Dulu ungu juga
bukan warna favorit saya, awalnya ngeliat sandal anak saya yang baru satu
tahun. Ceritanya anak saya baru belajar jalan dulu tuh, dikasih sandal cross
yang buat balita gitu warna ungu kombinasi pink, nah pas lagi dipakai
anak saya belajar jalan sambil liat perkembangan dia jalan eh saya
perhatiin kok bagus juga ya kombinasi warnanya. Dari situ deh saya
cobain di motor dan hasilnya bagus, jadi gitu sampai sekarang motor vespa
saya kenapa warna ungu kombinasi pink, bukan Cuma Vespa aja tapi
motor matic sama kupling yang di rumah juga saya cat ungu pink.”67
Dalam pencarian informasi mengenai pengecatan sama seperti startegi
yang dilakukan pada sparepart mesin, menggunakan strategi fokus sempit.
Anggota VAC penyuka makanan pedas ini mempercayakan soal pengecatan pada
Deni yang juga merupakan anggota VAC dan merupakan rujukan dari Cepi
mekanik. Gogon menyetujui rujukan cepi tanpa memilih-milih dari berbagai
sumber. Peneliti menetapkan Gozil sebagai informan pada penelitian ini.
Pria yang akrab dipanggil Gozil ini sudah ahli dalam pengecatan sejak
tahun 2012 walaupun awal mulanya hanya sekedar coba-coba saja. Kegiatan
lainnnya selain meberikan jasa cat, Gozil juga memahami soal mesin Vespa. Pria
lajang ini membuka bengkel sederhana dirumahnya, halaman kecil sekitar 5x2
67
Lampiran
86
meter dijadikannya sebagai tempat berkarya dalam pengecatan ataupun
memperbaiki mesin Vespa.
Gambar 4.16
Foto Deny Gozil di bengkel cat.
Pertama kali saat peneliti bertemu dengan informan di kediamannya, pada
saat itu informan sedang asik mengecat body vespa Gogon. Peneliti saat itu
melihat body motor Gogon sedang digantung untuk dikeringkan karena telah
selesai dalam pengecatan. Warna unggu mengkilat myelimuti vespa Gogon pada
saat itu, terlihat sangat cantik dan elegant untuk warna kesukaan seorang pria.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada tahap pengecatan ini
membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena memerlukan ketelitian serta
keahlian khusus dalam melakukan tahap ini. Faktor cuaca juga menjadi sangat
penting dalam proses pengecatan ini, karena menentukan durasi waktu ketika
pengerjaannya. Berikut adalah pernyataan Gozil:
87
“Kalau soal cat mah biasanya ngerjainnnya barengan sama mesin, jadi
misalnya mesin lagi dikerjain di bengkel nah bodynya dibawa kesini buat
di cat. Jadi pengerjaannya itu biasanya barengan dan pas beres juga dua-
duanya barengan. Mesin beres terus cat beres, kalau udah dua-duanya
beres baru deh tinggal naikin mesinnya buat tahap finishing. Jadi
sebenernyamah cat bukan tahap terakhir kalau modifikasi itu.
Penegrjaanya sih kalau cat tergantung cuaca sama kualitas cat yang
dipakai, menurut saya sih cat bisa jadi tahap y ang penting juga kalau
ngemodif, biasanya kurang lengkap kalau ngemodif mesin aja tapi body
dibiarin gitu aja kan sayang.”68
Gambar 4.17
Body skuter Vespa dalam proses pengecatan.
Bedasarkan hasil wawancara dengan informan Gozil, peneliti berasumsi
bahwa tahap pengecatan ini juga merupakan tahapan paling penting dalam
modifikasi Vespa. Walaupun tidak berkaitan dengan permesinan tetapi cat adalah
bagian lalpisan paling luar dari sebuah Vespa yang dapat menonjolkan identitas
pemiliknya.
68
Lampiran
88
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di kelompok Vespa
Antique Club (VAC) Cimahi dengan judul “Pola Pencarian Informasi Anggota
Vespa Antique Club dalam Modifikasi Skuter Vespa”, penulis menyimpulkan :
1) Strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam
mencari informasi mengenai modifikasi skuter vespa adalah strategi fokus
sempit. Strategi fokus sempit itu sendiri adalah strategi pencarian
informasi yang hanya fokus pada satu sumber informasi dan dianggap
sebagai titik keberangkatan untuk mencari informasi baru. Pencarian
informasi disini timbul karena adanya kebutuhan akan informasi, dimana
kebutuhan modifikasi skuter vespa oleh anggota VAC merupakan
kebutuhan Esteem Needs (kebutuhan-kebutuhan penghargaan).
Dalam penelitian ini anggota VAC fokus pada satu sumber
informasi yang berasal dari mekanik, tanpa mengumpulkan berbagai
sumber informasi lainnya. Mekanik memberikan informasi apa saja yang
harus dicari dalam modifikasi skuter Vespa, salah satunya adalah
informasi mengenai sparepart mesin pada skuter Vespa. Mekanik
memberikan informasi mengenai dimana saja sparepart mesin yang
dibutuhkan dalam modifikasi didapatkan. Mekanik memerintahkan agar
89
anggota VAC mencari sparepart mesin yang dibutuhkan pada sesama
anggota VAC terlebih dahulu, jika belum terpenuhi lanjut kepada teman-
teman di komunitas Vespa lainnnya, dan yang terakhir adalah di toko
sparepart.
2) Informasi yang paling dicari dan paling sering dikomunikasikan pada
pencarian informasi mengenai modifikasi skuter Vespa penulis
mengkategorikan menjadi dua macam informasi. Informasi yang pertama
adalah informasi mesin yang meliputi tiga mesin sparepart yang menjadi
jantung dalam modifikasi skuter vespa racing, yaitu Boring, Silindercop,
dan Carbulator. Ketiga mesin sparepart tersebut didapatkan dari hasil
pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC menggunakan staregi
fokus sempit dengan dasar kebutuhan akan informasi.
Informasi yang kedua adalah informasi mengenai Body Vespa.
Body pada Vespa disini merupakan bagian luar dari sebuah Vespa,
sesuatu yang menonjol diluar yang juga dapat menjadi identias seperti
pada cat. Modifikasi Vespa tidak terhenti pada mesin racing saja, namun
cat pada body luar Vespa merupakan pelengkap dari sebuah modifikasi.
Warna cat pada skuter Vespa dapat mencerminkan identitas si pemilik. Cat
identik dengan warna, dan terkadang suatu warna memiliki arti tersendiri.
Dalam modifikasi skuter Vespa disini anggota VAC memilih perpaduan
warna ungu dan merah jambu untuk mempercantik Vespanya. Anggota
VAC mempercayakan sepenuhnya mengenai pengecatan pada ahli cat
yang merupakan rujukan dari mekanik. Seperti halnya informasi mesin
90
anggota VAC menggunakan strategi fokus sempit yang menyerahkan
sepenuhnya pengerjaan body Vespa pada ahli cat.
5.2 Saran-saran
1) Kurangnya pengetahuan anggota VAC mengenai sparepart mesin dan rasa
tidak mau repot dalam pengerjaan modifikasi sehingga semua
dipercayakan pada mekanik. Namun setidaknya anggota VAC harus
mengetahui pengetahuan dasar mengenai sparepart mesin dan body luar
Vespa agar dapat menekan biaya produksi modifikasi, sehingga tidak
sepenuhnya dilimpahkan kepada pihak kedua.
2) Dalam pelaksanaan strategi seleksi dan penggunaan media, dirasa masih
kurang, dan internet masih belum menjadi prioritas di jaman yang sudah
berkembang ini. Sebaiknya penggunaaan media internet lebih
ditingkatkan, karena banyak hal positif yang dapat diambil dalam
pencarian sparepart mesin dan pengetahuan mengenai body Vespa.
Seperti lebih sering membuka-buka blog mengenai modifikasi skuter
Vespa, akun jual beli sparepart mesin, toko-toko online dengan kualitas
tinggi dan harga terjangkau tentunya banyak sekali di Indonesia namun
tetap harus selektif. Membuka forum diskusi online juga dapat menjadi
wawasan dalam pencarian informasi, seperti Facebook, Kaskus, dan Blog
dapat dijadikan wadah untuk pertukaran informasi yang dapat dijangkau
oleh seluruh pengguna Vespa se-Indonesia yang sifatnya mengehemat
waktu dan biaya karena tidak diperlukan pertemuan secara langsung.
91
DAFTAR PUSTAKA
Burgin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Fikom, Universitas Padjadjaran. 2014. Komunikasi dan Informasi. Bandung :
Mitra Bestari.
Iriantara, Yosal. 2007. Community Realtions. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Masyhuri. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Bandung: Refika Aditama.
Milles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
McQuail, Denis dan Sven Windail. 1982. Model-model Komunikasi. Jakarta : Alih
Bahasa Putu Laxman Pendil.
Nazsir, R. Nasrullah. 2008. Dinamika Kelompok & Kepemimpinan. Bandung:
Widya Padjadjaran.
Pawito. 2008. Penelitian Komunikas Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKis Pelangi
Aksara.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: R&D
Alfabeta,.
Yusup, Pawit M. 2013. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Webbsite:
http://djepok.blogspot.com : Arti Komunitas. Diakses pada tanggal 06 Desember
2013 Pukul 10.25 WIB.
Hhtps://id.m.wikipedia.org : Pengertian Khalayak. Diakses pada tanggal 28
September 2015 Pukul 11.30 WIB.
http://id.m.wikipedia.org : Vespa. Diakses pada tanggal 02 September 2015 Pukul
10.00 WIB.
http://id.scribd.com/doc/37396255 : Kerangka Berpikir. Diakses pada tanggal 06
Desember 2013 Pukul 13.00 WIB.
92
http://id.wikipedia.org/wiki : Pola. Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 Pukul
11.20 WIB.
http://glosarium.org : Arti Pola. Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 Pukul
11.30 WIB
http//s1.undip.ac.id/d.bmk Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 Pukul 12.25
WIB.
pukul 13.30 WIB.
94
Lampiran 1
Biodata Key Informan
Nama Lengkap : Sonny S.
Nama Panggilan : Gogon
Alamat : Puri Cipageran Blok E.41 Rt.04/24 Cimahi Utara0
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 07 Oktober 1986
No.Tlp/Hp : 08567747783
Usia : 29 tahun
Jabatan : Anggota Vespa Antique Club
Pengalaman Organisasi : VAC 1998-2015
Pendidikan : Pendidikan Kepolisian
Pekerjaan : Polisi
Kriteria : Penulis memilih Gogon sebagai key informan karena
ia adalah anggota VAC yang memodifikasi skuter
Vespa sesuai dengan fokus pada penelitian ini.
Penentuan Gogon sebagai key informan juga
berdasarkan rujukan dari informan-informan
sebelumnya, menggunakan teknik snowball linier.
95
Lampiran 2
Transkrip Wawancara
Wawancara dengan Sonny S. (Gogon) dilakukan tiga kali, pertama tanggal 20
Oktober 2014 pukul 16.00 WIB bertempat di Jl.Gunung Batu Bandung, untuk
bertanya perihal VAC dan pengalamnnya selama bersama kelompok VAC, dan
pertemuan kedua pada tanggal 11 Februari 2015 pukul 15.00 WIB di Brigif 15
Kujang Cimahi. Pertemuan ketiga pada tanggal 8 September 2015 pukul 15.00
WIB di Brigif 15 Kujang Cimahi.
T: Dapatkah anda menceritakan pengelaman anda bergabung dengan
VAC?
J: Saya gabung di VAC itu anak-anaknya solid banget sama enaklah
kebersamaaannya. Kalo ngomongin pengalaman sama VAC banyak
banget, dulu pernah digebugin sama geng motor tahun 2002 kalau gak
salah itu kejadiannnya di Cihampelas. Dulu kami kumpul dari Monument
langsung ke Braga, nah abis dari Braga kami nongkrong di Cihampelas
sampe jam 3 subuh. Pas jam 4 ada rombongan geng motor Moonreker dari
arah Dago turun ke bawah ke tempat kami nongkrong, dulu kami berempat
ada Gogon, Rudi, Omo, Cepi. Nah disitu mereka lewat ngelempar pake
bom molotok kena motor saya dulu, padahal kita gak ada salah apa-apa
abis aja digebuggin disitu. Pasa malem minggu besoknya kita balik lagi
kesana, kita niatnya mau bales taunya anggota VAC se-Jawa Barat keluar
semua gak mikirin apa-apa di babad aja semuanya. Dulu urusannnya
sampe ke polisi juga, cuma Alhamdulillah sekarang udah beres urusannya.
Ya kalau diambil hikmahnya jadi belajar kebersamaannya disitu, terus
96
geng motor manapun udah gak ada lagi yang berani sama VAC secara
anggota menang dikita kalau dikumpulin dan kita mah cinta damai.
T: Sejak kapan anda menggunakan sepeda motor jenis skuter Vespa?
J: Sebelumnya saya punya Vespa dulu itu waktu kelas 3 SMP, awalnya buat
gagayaan soalnya jaman dulu mah jarang anak SMP punya motor sendiri
gak kaya anak jaman sekarang SD aja udah pada bisa naik motor. Ya
banggalah kelas 3 SMP udah punya motor sendiri walaupun Vespa. Tapi
dari situ awal mulanya saya suka Vespa samapi sekarang jadi hobby.
Sekarang juga walaupun udah ada motor lain yang buat operasional kalau
kerja atau kesana sini tapi Vespa tetep harus punya, buat kumpul sama
anak-anak.
T: Sejak kapan bergabung dengan Vespa Antique Club?
J: Karena waktu itu saya punya motor Vespa, terus temen yang kebelutan
punya Vespa juga ngajakin gabung di komunitas Vespa. Tujuannnya biar
nambah temen relasi Vespa terus kalo ada masalah sama mesin jadi
gampang minta bantuannnya. Tahun 98 saya langsung gabung di VAC,
padahal grup Vespa waktu itu udah banyak tapi temen ngajakin ke VAC
dan kebetulan ada sepupu yang udah gabung duluan di VAC.
Alhamdulillah saya punya keluarga baru sampai saat ini.
T: Pendapat keluarga bagaimana dengan keikutsertaan anda dalam
VAC?
J: Alhamdulillah teh, kalau keluarga dari dulu sampe sekarang selalu
ngedukung. Orangtua juga gak pernah ngelarang soal hobby Gogon, cuma
97
waktu itu sempet istirahat dulu momotorannnya buat pendidikan. Ya demi
nyenengin hati orangtua Gogon nurut aja, terus pas udah beres pendidikan
dan apa yang di pengen mamah sama Bapa tercapai, Gogon tempur lagi di
Vespa, makanya udah tua kaya gini juga masih aja ikut ngerameinlah.
Selain itu juga walaupun saya sekarang udah berkeluarga dan punya
buntut dua, Alhamdulillah juga istri mendukung dan gak pernah
ngelarang-larang soal hobby Gogon. Kalau istri Gogon mah mau jungkir
balik sama Vespa juga gakan ngelarang yang penting buat dia mah asal
jangan main cewe aja, tanggung jawab terus bisa ngatur waktu antara
keluarga sama hobby.
T: Kenapa memilih memodifikasi skuter Vespa menjadi mesin racing?
J: Karena dari dulu sampai sekarang saya sukanya kekebutan, bisa dibilang
hobby. Dari dulu saya seneng beli Vespa terus dimodifikasi jadi Vespa
racing, sekalipun lagi punya Vespa ancur tapi mesinnya tetep racing.
Awalnya sih pas semenjak gabung di VAC saya sering main di rumah
Cepi sepupu saya yang juga anggota VAC, Cepi juga ahli di bidang
permesinan Vespa racing di daerah Pagarsih Bandung. Setiap lagi disana
dulunya saya suka ngeliatin dia ngemodif motor-motor orang buat
diracingin, lama-lama tertarik juga pengen ngemodif motor sendiri. Ya
bisa jadi karena faktor lingkungan juga kali ya makanya sekarang jadi ada
di dunia Vespa racing. Tapi pada dasarnya mah dari dulu sampe sekarang
seneng kebut-kebutan teruslah, jiwa mudanya masih ada. Nah itu yang jadi
alesan saya kenapa ngemodifikasi Vespa, soalnya kalau udah hobby mah
98
susah teh ninggalinnya. Walaupun kata orang awam gada kerjaan dan
ngabisin duit, tapi jadi kepuasan buat sayanya.
T: Berapa kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk modifikasi
skuter Vespa racing?
J: Biayanya kalo buat Vespa racing sehari-hari minimal lima juta, kalau
Vespa tempur atau balap bisa sampai 15 juta. Soalnya alat-alat ada yang
import dari Itali, ataupun beli di Indonesia juga masih mahal harganya,
mahal di Boring itu pakai Boring racing. Tapi besarnya biaya bisa
diamininlah kalo mekaniknya pinter-pinter siasatin mesin, kalau keuangan
lagi pas-pasan biasanya mesin bawaan dirubah jadi mesin racing bisa aja
kalau mekaniknya ahli mah bisa dibubut.
T: Tujuan modifikasi Vespa racing untuk apa?
J: Selain karena saya hobby kebut-kebutan, saya modifikasi Vespa jadi
racing juga ga cukup di ngemodif doang. Tapi saya juga suka ikut
kejuaranlah paling rutinnya balap roadrace. Nah kalau gelar juara udah di
dapet disitulah kepuasannya, ngarasa bangga lah pokonyamah. Bangga
punya Vespa bisa menang kompetisi, lebih banyak dikenal di kalangan
vespa racing terus nilai jual motor di kemudian hari juga bisa jadi tinggi.
T: Kejuaraan apa saja yang sudah anda ikuti dengan Vespa racing milik
anda?
J: Balapan Roadrace tiap dua minggu sekali ada, biasanya di Brigif atau
sentul mulai dari Standar Tune Up, NBR, FFA. Semua jenis roadrace kita
udah pernah nyoba. Jadi saya sama mekanik tuh ibarat tim lah. Kebetulan
99
kalau balapan saya suka pakai Joki, kalau dulu bisa kang Cepi atau siapa
aja yang ngejoki tapi pendaftaran atas nama tim Gogon jadi kan kalau
menang yang bangga satu tim itu.
T: Kenapa menggunakan Joki dalam balapan di lapangan sirkuit?
J: Kalau dulu sih waktu masih muda sering Gogon sendiri yang turun, tapi
ngeliat sekarang badan udah gak sixpack lagi ibaratnya, daripada barerat
mending pakai Joki. Tapi waktu jaman dulu jamannnya berdua sama
mekanik mah nyeting ongkoh, turun ongkoh, segala sama sendiri lah. Ya
sekarang mah banyak Joki yang nyari motor malah, emang jamannnya
udah gitu sih the jadi udah gak usah susah-susah lagi nyari joki buat
tempur.
T: Apa saja yang ahrus dipersiapan jika ingin memodifikasi skuter
Vespa?
J: Yang pertama kalo mau ngemodifikasi pastinya harus punya Vespa. Saya
sendiri mulai punya Vespa dari tahun 98 aja sampe sekarang. Cuma tahun
2003 sempet gak punya Vespa dulu karena ada pendidikan kepolisian,
mengharuskan saya ngejual Vespa buat nambahin biaya pendidikan.
Mungkin ada 10 tahun gak pake Vespa, tapi tetep nongkrong sih suka
ikutan, cuma ga pake Vespa. Nah baru 2013 kemarin beli Vespa lagi.
T: Selain Vespa apa saja yang harus dipersiapkan untuk modifikasi?
J: Intinya mah dompet harus mendukung teh, ngemodif pasti banyak yang
harus dicari dan dibeli. Dananya harus kuat, tapi da kalo udah hobby mah
segimana mahal juga kalau emang mampu mah pasti gakan lebar soal uang
100
mah. Bisa juga cari mekaniknya yang bisa siasatin mesin-mesin yang ada,
kalau emang bisa biking sendiri ya bikin aja gak usah beli, lumayan
seengganya hemat uang. Tapi ada juga mekanik yang gak mau ribet yang
maunya cuma tinggal pasang-pasang aja dan gak mau bantuin usaha
manfaatin sparepart yang ada. Ya selain punya Vespa dan uang, mekanik
juga jadi faktor paling penting kalo mau modifikasi Vespa.
T: Tahapan modifikasi skuter Vespa racing bisa diceritakan prosesnya
seperti apa?
J: Kalau vespa kan udah pasti punya kalau mau ngemodif. Nah pertama saya
nanya dulu sama mekanik kang Cepi, apa aja yang harus dicari nih buat
ngemodif terus juga ngobrolin soal rincian perkiraan biayanya.
Alahmdulillah sama Cepi udah ga segen lagi da udah saya anggap kaka aja
begitupun sebaliknya, soalnya udah lama kan saya diem dan nongkrong
dirumah Cepi liatin dia kerja sebagai mekanik. Waktu itu saya dateng ke
tempat Cepi bawa Vespa yang mau di modifikasi, terus Cepi ngasih tau
apa aja yang harus diganti dan dicari, sambil ngasih saran nyarinya dimana
aja. Biasanya sih kalau sama Cepi karena dia juga ahli bubut, Cepi mah
jago manfaatin sparepart yang ada jadi racing. Contohnya aja Boring yang
standaran dibubut sama Cepi jadi boring racing, jadi kalau uang lagi pas-
pasan gak usah pusing-pusing harus beli sparepart baru.
T: Untuk pencarian sparepart mesinnya anda mencari kemana saja?
J: Saya kan pertamanya konsultasi dulu lah sama Cepi soal keadaan Vespa
saya, biasanya mesinnnya di bongkar dulu sama Cepi, baru disitu ketahuan
101
apa aja yang harus diganti, Cepi ngasih tahu saya ini, itu, dan ini yang
harus dicari. Paling Cepi ngasih tau nyarinya dimana aja, dan saya nyari
dulu ke temen-temen anak VAC kira-kira ada yang punya gak?, terus
kalau di anak komunitas ga ada yang punya baru deh ke anak Vespa lain,
soalnya kan kita hubungan bukan sama anak VAC aja, keluar juga cari
informasi. Karena mesin Vespa masih satu mesin satu pabrik lah jalurnya
bukan cuma itu-itu aja, jadi anak-anak yang suka main sama kita
dihubungin. Biasanya kalau sama anak Vespa lain kita sering ketemunya
di sirkuit atau kadang di monumen Bandung, atau Dago kalau malem
minggu. Jadi sharinglah sama yang lain, nah paling kata temen ada tuh
temen yang jual disana, ada tuh disini, ya paling gitu nyarinya. Kalau
ketemu anak Vespa lain cukup lumayan sering, kita bisa ketemu pas
malem minggu, biasanya kelompok lainnya juga pada ngumpul kalau
malem minggu. Terus bisa ketemu di Bengkel, di Sirkuit balap atau di
tempat biasa latihan di Brigif. Semua anak Vespa mah kalaupun beda
komunitas juga bisa dibilang keluarga, jadi moal asa-asa kalo minta
informasi soal mesin yang lagi saya cari misalnya. Ketemu dijalan juga
walaupun gatau nama tapi suka tegur sapa, “man..” terus dijawab
“yo...man” udah gak aneh lah istilah gitu di Vespa mah. Kalau kumpulan
yang malam minggu khusus karena itu wajib saya suka nyempetin dateng,
biasanya jam 11 baru turun ke jalan dan ketemu sama anak-anak VAC se-
Bandung Raya disana. ya buat mertahanin silaturahmi sama saling tukar
informasi baru lah sama yang lainnnya, Alhamdulillah istri saya juga gak
102
pernah protes walaupun acara kumpul wajib itu biasanya sampai jam 3
subuh baru pada bubar.
T: Dalam pencarian informasi pernah menggunakan media internet?
J: Saya dulu pernah nyari-nyari lewat internet, majalah mah jarang. Kalau
lewat internet pertamanya nyari aja iseng-iseng di Google, terus misalnya
masukin aja kata kunci sparepart Vespa merek Malosi buatan Iitali, nanti
kan banyak tuh yang keluar situs-situsnya. Yang harus teliti sih perhatikan
keresmian dari situsnya, jangan asal-asalan. Saya waktu itu pernah
ngeberaniin diri beli sparepart online buat Vespa saya sebelumnya, dan
Alhamdulillah gak kena tipu terus barang juga memuaskan karena asli
buatan itali. Kenapa nekat beli online karena waktu itu saya lagi nyari
Boring di anak-anak gak ada yang punya, terus mau beli lokal suka
nanggung jauh banget kualitasnya, dan kebetulah lagi ada uang makanya
beli online.
T: Apakah tidak ada kekhawatiran membeli sparepart mesin secara
online?
J: Ya pertama kali saya takut, takut barang gak nyampe sedangkan uang
udah di transfer, waktu itu kita belinya pake dollar yang kalau di rupiahin
sampe 15juta. Tapi saya yakin sih gak akan mungkin ketipu soalnya
situsnya resmi, terus udah banyak testimoni dari banyak konsumen di
berbagai Negara, makanya saya beraniin aja order sparepart dari situ.
Alhamdulillah ditungguin deg-degan seminggu nyampe juga, dan hasilnya
103
memuaskan gak diragukan lagi kualitas Itali mah pasti paling bagus
soalnya kan Vespa lahirnya disana.
T: Ada jadwal balap roadrace terdekat yang akan diikuti?
J: Ada teh, nanti sekitaran bulan September di Brigif 15 Kujang. Acaranya
sih baisa mayoritas buat balap motor jepang, tapi ada kategori buat Vespa
juga. Kalau yang roadrace khusus Vespa ada si sentul sekitaran akhir
Oktober. Yang di Brigif ini saya pasti ikutan soalnya motor juga udah
beres, sekalian ngetes mesin sebelum ke Sentul.
T: Apakah anda menggunakan Joki dalam roadrace di Brigif?
J: Iya kita tim kita pakai Joki namanya Dzikri Anshari, masih muda sih dia
sekitaran 22 tahun. Dia masih dibilang junior, tapi udah sering tempur
sebelumnya bawain motor jepang, Cuma pas saya ajakin buat bawain
motor Vespa saya dia langsung mau aja dulu sekitar dua tahunan bareng-
bareng sama saya.
T: Berapa biaya yang dikeluarkan untuk balap di Brigif nanti?
J: Biaya masih standar, buat pendaftaran sekitar 350 ribu, buat jokinya
sendiri kan menang gak menang harus tetep di bayar dengan harga pasaran
300ribu. Yang ekstra biaya sih di Vespanya itu sendiri, harus ada dua juta
jaga-jaga mah buat bayar mekanik, benerin mesin kalau ada yang rusak
sama bahan bakar juga pakai bensol yang buat pesawat. Tapi kalau
menang kan lumayan hadiahnya juara 3 aja dua juta lima ratus, ya kalau
pun kalah juga gak masalah namanya juga kompetisi pasti ada menang dan
kalah. Intinya harus berani rugi kalau mau berhasil.
104
T: Kenapa anda memilih menggunakan warna ungu pada tampilan body
Vespa?
J: Sebenernya saya gak sengaja milih warna ungu tuh. Dulu ungu juga bukan
warna favorit saya, awalnya ngeliat sandal anak saya yang baru satu tahun.
Ceritanya anak saya baru belajar jalan dulu tuh, dikasih sandal cross yang
buat balita gitu warna ungu kombinasi pink, nah pas lagi dipakai anak saya
belajar jalan sambil liat perkembangan dia jalan eh saya perhatiin kok
bagus juga ya kombinasi warnanya. Dari situ deh saya cobain di motor dan
hasilnya bagus, jadi gitu sampai sekarang motor Vespa saya kenapa warna
ungu kombinasi pink, bukan cuma Vespa saja tapi motor matic sama
kupling yang di rumah juga saya cat ungu pink.
105
Lampiran 3
Biodata Informan
Nama Lengkap : Dodo Suhendar
Nama panggilan : Abah Dodo
Alamat : Gg.Madrasah No.20 Pagarsih, Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 24 Oktober 1958
No.Tlp/Hp : 085316161542
Usia : 57 tahun
Jabatan : Pendiri Vespa Antique Club
Pengalaman Organisasi : VAC 1993-2015
Pendidikan : STMN 1 Bandung
Kriteria : Sebagai pendiri kelompom Vespa Antique Club
tentunya Abah Dodo mengetahui sejarah VAC, dan
sebagai informan pertama yang yang akan merukuj
informan lainnya.
106
Lampiran 4
Transkip Wawancara
Wawancara dengan Dodo Suhendar (Abah Dodo) berlangsung satu kali pada
tanggal 13 September 2014, bertempat di Bengkel Vespa Brong di Jl.Hujung
Cimahi.
T: Apa tujuan didirikannnya kelompok Vespa Antique Club?
J: Didirikannya Vespa Antique Club pada waktu itu, tujuannnya adalah
supaya bisa menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan menyalurkan
hobby wisata berkendaraan untuk para penggemar Vespa yang
berazaskan kekeluargaan. Waktu itu pas hari Jumat 28 Oktober 1993,
saya sama teman-teman yang hobby di Vespa meresmikan Vespa Antique
Club di Jalan Jamika Kota Bandung. Yang hadir waktu itu Drs.
Solehudin (001), Drs. Acep Rahmat SH. (002), Franky Rahmat (007),
Dodo Suhendar (004) yaitu saya sendiri. Kita waktu itu berpikir kalau
kumpul-kumpul terus anak Vespa kan gak jelas kalau gak ada tujuannnya,
makanya bikin kelompok aja biar ada visi misi kedepannnya mau dibawa
kemana komunitas ini.
T: Ada berapa anggota yang tergabung dalam VAC pada saat itu?
J: Awal mula VAC dibentuk kita masih belum sebanyak sekarang
anggotanya, masih sekitar puluhan. Namun respon dari tahun ke tahun
dengan banyak muda-mudi yang kreatif dan suka sama Vespa, makin sini
makin banyak anggota, sampai diluar daerah Kota Bandung banyak yang
ingin diresmikan daerahnya untuk membuat VAC regional kota masing-
masing. Kalau sekarang mungkin sudah mau ribuan anggota VAC di
107
seluruh Indonesia. Dan perlu dicacat VAC juga sudah resmi terdaftar di
Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bandung, Jawa Barat dengan nomor
registrasi 053.
T: Ada kriteria khusus untuk menjadi anggota VAC?
J: Kita mah sistemnya kekeluargaan, jadi gak milih-milih orang untuk
gabung, siapa aja yang mau gabung ayo sini, karena gak ribet masuk VAC.
Paling syarat standar aja untuk anggota baru yang berkaitan dengan
keselamatan kendaraan bermotor. Syaratnya minimal berusia cukup umur
17 tahun dan wajib punya SIM C, mengisi formulir dan kalau masih
pelajar harus ada persetujuan orangtuanya. Anggota VAC dilarang
menkonsumsi narkoba, wajib pakai helm, jaket, sepatu, ada spion, celana
panjang kalau berkendara.
T: Apakah ada senioritas untuk anggota baru?
J: Senioritas pasti tetap ada untuk anggota baru, namun tetap kekluargaan di
VAC mah, gak sampai ada perpeloncoan. Untuk anggota baru VAC kita
namakan Embrio, bisa diibaratkan sebagai bibitlah, dia harus menjadi
Embrio dulu selama satu tahun baru diangkat jadi anggota resmi, ya
istilahnya mah magang dulu.
T: Prestasi terbesar apa yang selama ini sudah diraih oleh Vespa
Antique Club?
J: Selama 22 tahun ini Alhamdulillah kalau soal prestasi mungkin banyak
dari berbagai bidang, dari hal kecil positif yang dilakukan oleh anggota
pun kita udah bangga dan bisa dibilang prestasi. Seperti kegiatan-kegitan
108
sosial, memperingati hari kemerdekaan tiap taunnnya dengan acara
tahunan kita Kirab Merah Putih, juga kalau di balapan bagaian anak-anak
yang suka skuter racing juga banyak yang sudah memberikan gelar juara,
ya banyak sekali. Kalau yang mendunianya mungkin dulu pada tahun
2002, waktu itu anggota VAC asal padang berhasil mencapai puncak
Gunung Merapi menggunakan Vespa. Bayangin aja naik Gunung sambil
bawa Vespa tentunya suatu hal yang sulit, makanya VAC dapet
penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Kemudian pada
tahun 2010 kembali VAC mecahin rekor MURI dengan memarkirkan
100.000 skuter Vespa di Taman mini Indonesia. Alhamdulillah saya
bangga sama anggota-anggota VAC sekarang, semuanya memiliki
semangat positif.
T: Acara besar tahunan apa yang sering diadakan VAC setiap
tahunnya?
J: Pastinya rutin setiap tahun semua juga pasti melakukan hal sama kalau
ulang tahun, setiap tanggal 28 Oktober kita rutin bikin acara tahunan yang
wajib diikuti oleh seluruh anggota namun ini sifatnya resmi jadi cuma
anggota saja yang boleh bergabung. Kalau untuk umum yang boleh siapa
saja ikut VAC punya acara tahunan Kirab Merah Putih, ini adalah acara
tahunan VAC untuk memperingati HUT RI dan pada tahun ini bertepatan
pada kirab yang ke-17. Setiap HUT RI VAC menampilkan 17 Vespa
warna merah, 8 Vespa warna putih, dan 45 Vespa beraneka warna untuk
membentuk formasi dibarisan paling depan. Acara kirab ini siapa saja
109
boleh ikut serta dengan membeli kaos acara ini, dan tahun ini kita sudah
keluarkan sekitar 1500 kaos kirab. Hal positif buat acara ini, tujuannya
supaya tetap menjaga rasa kemerdekaan bagi kita semua dan sebagai
wadah silaturahmi bagi VAC dengan masyarakat dan kelompok-kelompok
lainnya.
110
Lampiran 5
Biodata Informan
Nama Lengkap : Taufik Hidayat
Nama panggilan : Opik
Alamat : Jl.Nanjung No.121 Rt.04/Rw.13 Cimahi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 1 September 1981
No.Tlp/Hp : 085659009832
Usia : 34 tahun
Jabatan : Ketua VAC Regional Cimahi
Pengalaman Organisasi : VAC 1998-2015
Pendidikan : SMKN 1 Cimahi
Pekerjaan : Wiraswasta
Kriteria : Sebagai ketua VAC Cimahi tentunya informan
memiliki banyak pengalaman dengan VAC, dan juga
anggotanya, tentu akan banyak informasi dari
informan yang dapat merujuk pada penentuan key
informan dalam penelitian ini.
111
Lampiran 6
Transkip Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan informan Taufik Hidayat (Opik). Penulis
bertemu dengan informan pada tanggal 14 September 2015 di kediaman informan
di Jl.Nanjung 121, pada pukul 16.00 WIB.
T: Sejak kapan anda bergabung dalam VAC? Bisa ceritakan pengalaman
anda?
J: Saya bergabung dengan VAC dari tahun 1998 samapi saat ini, dulu saya
tergabung dalam VAC Bandung Raya. Lebih detailnya awal mulanya waktu
itu saya dan teman-teman yang berdomisili di Cimahi tergabung dalam
cabang dari VAC Bandung Raya bagian Bandung Barat sama Baleendah.
Dikarenakan jarak dan tempat terlalu jauh dari rumah masing-masing,
sedangkan jumlah anggota yang beralamatkan Cimahi cukup banyak,
makanya anak-anak Cimahi berunding untuk mendirikan Cabang VAC
Cimahi dengan anggota sebanyak 50 orang. Berdirilah VAC Cimahi pada
tahun 2001, dan diresmikan pada 18 September 2001. Cimahi menjadi
urutan bagian ke delapan, kemudian Padalarang dan Banjaran terakhir.
Banyak sekali pengalaman saya bersama VAC, suka, duka, susah, senang
bareng-bareng anak-anak. Banyak kegiatan positif yang kita laluin bareng-
bareng selama di VAC. Mulai dari bakti sosial kalau ada sudara kita yang
kena musibah, kumpul bareng, liburan sama touring bareng sampai buka
puasa bareng anak yatim yang merupakan agenda rutin kita setiap tahunnya.
Alhamdulillah kita masih selalu dapat berbagi dengan sesama, tujuan kita
selalu ingin menjadi sekumpulan anak muda yang tidak hanya sekedar
112
kumpul-kumpul untuk menyalurkan hobby kita dalam Vespa tetapi juga ini
dapat bermanfaat bagi orang lain.
T: Sejak kapan diberikan amanat untuk menjadi ketua VAC Cimahi?
J: Saya menjabat menjadi ketua VAC Cimahi kurang lebih sudah 10 tahun,
mulai dari tahun 2004, bisa dibilang ketua VAC paling lama karena setelah
saya menjabat menjadi ketua tidak ada lagi yang mau dan sanggup untuk
menggantikan saya. Alhamdulilah sampai saat ini teman-teman masih
mempercayai saya. Kalau di urutkan dari tahun 2001 itu ada kang Nopi
yang menjabat selama dua tahun, kemudian dilanjutkan dengan kang Jejen
dan pada 2004 selanjutnya saya yang menjadi ketua sampai sekarang.
T: Ada berapa banyak anggota VAC Cimahi yang bergabung?
J: Dari tahun 2001 selama 14 tahun ini sudah banyak anggota yang bergabung
dalam VAC Cimahi. Sampai sekarang anggota kita yang terdata itu ada
sekitar 200 orang, namun pada saat kegiatan dan dilapangan yang aktif
sekitar 60-90 orang yang silih berganti antara yang berdatangan dan yang
sibuk dengan kesibukan pribadinya masing-masing, karena latar belakang
mereka ada yang pekerja dan ada yang masih sekolah.
T: Bagaimana dengan anggota VAC yang melakukan modifikasi Vespa?
J: Tidak sedikit sekarang anggota VAC yang memodifikasi Vespa mereka,
udah macem-macemlah pokonyamah. Tapi karena sekarang lagi musimnya
racing jadi kebanyakan pada modifikasi mesin vespa jadi racing. Selain
hobby juga menghasilkan uang jika ikut kejuaraan. Salah satunya anggota
kita yang rajin modifikasi skuter ada tuh Gogon, karena udah hobby ikut
113
kejuaran terus uang juga mendukung dia mah. Walaupun sekarang udah jadi
aparat juga tapi gak ada bosen-bosennya ngabisin waktu sama vespanya.
T: Bagaimana pendapat anda mengenai anggota yang aktif dalam
modifikasi skuter Vespa?
J: Saya ngeliat Gogon kalau soal ngemodif Vespa racing itu udah kaya
perlakuan bapak sama anaknnya, berapapun biaya yang dibutuhkan buat
bikin Vespanya jadi alus lah kasarnya mah moal lebaran. Soalnya udah
hobby terus jadi kebutuhan sih teh.
T: Berapa kisaran biaya yang harus anggota anda keluarkan dalam
modifikasi skuter Vespa?
J: Saya gak tau secara spesifik sih soalnya gak mendalami soal modifikasi.
Mungkin biaya sekitaran 10 jutaan mungkin lebih, ya memang bukan angka
yang sedikit juga untuk sebuah Vespa, tapi karena hobby dan sudah menjadi
kebutuhan itu tadi jadi harga gak jadi masalah. Tapi biasanya gimana
mekaniknya juga sih, kalau nekanik bisa press harga dan manfaatin apa
yang ada, mungkin kalau soal biaya bisa ditekan lebih hemat.
T: Apa sih yang harus dipersiapkan untuk modifikasi sepengetahuan
anda?
J: Pastinya harus punya Vespa teh kalo mau ngemodifikasi, bener ga? Ya kalo
ga punya Vespa apa yang mau dimodifikasi kan. Kalau sekarang sih Vespa
udah macem-macem harganya mulai dari harga dua jutaan sampe puluhan
juta ada, jadi gimana kitanya mau beli Vespa jenis apa dan kuat uangnya
berapa. Yang kedua itu tadi seperti yang saya bilang sebelumnya, dompet
114
juga harus mendukung, ya kalau pas-pasan mah jangan maksakeunlah
istilahnya. Terus pengetahuan soal modifikasi minimal dasarnya taulah, biar
gak salah milih mekanik atau joki pula kalau emang tujuannnya untuk
tempur di Sirkuit.
T: Apa kebanggaan anda soal VAC selama ini?
J: Kalau ditanya soal itu gak perlu saya jawab panjang lebar, saya bangga bisa
menjadi bagian dari keluarga VAC terutama ketika diberikan amanat untuk
mempimpin sebagian teman-teman VAC Cimahi, tentu suatu kehormatan
buat saya. InsyaAllah saya ingin memberikan yang terbaik untuk teman-
teman di VAC, disamping itu keluarga juga mendukung saya terutama istri
yang selalu memeberikan dukungan positif untuk hobby dan amanah yang
saya pegang ini.
115
Lampiran 7
Biodata Informan
Nama Lengkap : Septian Permana
Nama panggilan : Cepi
Alamat : Gg.Madrasah Pagarsih Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 September 1979
No.Tlp/Hp : 082240353599
Usia : 36 tahun
Jabatan : Anggota VAC Bandung Raya
Pengalaman Organisasi : VAC 1990-2015
Pendidikan : SMAN 13 Bandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Kriteria : Sebagai anggota VAC yang juga merupakan mekanik
yang dipercaya key informan untuk modifikasi skuter
Vespanya, maka peneliti menetapkan Cepi sebagai
Informan pada penelitian ini.
116
Lampiran 8
Transkip Wawancara
Penulis melakukan wawancara pada informan Septian Permana (Cepi) pada
tanggal 30 Juni 2015, bertempat di kediaman Cepi di daerah Pagarsih Bandung
pada pukul 20.00 WIB.
T: Bagaimana hubungan personal anda dengan Gogon ?
J: Ya Gogon adalah temen lama saya, temen deket, temen seperjuangan,
temen heureuylah dari awal masih pada muda di VAC. Walupun awalnya
duluan Cepi di VAC terus nyusul Gogon, yang pertamanya dulu dia suka
ikut-ikutan nongkrong dirumah Cepi. Kebetulan di depan rumah saya
terasnya jadi tempat ngoprek motor, nah dulu Gogon waktu masih SMA
sering main dirumah sambil liatin saya bongkar-bongkar mesin Vespa.
Saking lamanya babarengan Gogon udah saya anggep kaya keluarga lah
kalau dirumah udah kaya adik sendiri, sebaliknya juga Gogon udah
nganggep saya Kakak. Nah sekarang juga walaupun udah beda profesi
Gogon mah udah sukses jadi polisi sedangkan saya ngoprek mesin sama
ngebubut aja kerjaannya, tapi diantara kita mah gak ada beda kasta, VAC
yang mempersatukan kita. Jadi gogon udah gak sungkan lagi lah kalo
sama saya.
T; Apakah Gogon sering menemui anda untuk memodifikasi skuter
Vespa?
J: Bukan Cuma sekali dua kali Gogon suka minta tolong saya buat dandanin
vespanya, seringlah Gogon dateng ke saya bawa vespa terus bilang gini
“mang urang tarikeun deui vespa nu ieu ah, cikkan tingali naon wae nu
kudu diganti?” (“bang kita kencengin lagi vespa yang ini, liatin apa aja
yang harus diganti?” dari pertama Gogon punya vespa sampai sekarang
kalau urusan vespa mah pasti langsung dateng ke saya. Kalau dia mau
ngemodif paling sama saya diliat dulu kondisi vespanya kaya gimana, apa
aja yang harus diganti sama dicari. Intinyamah sih dimesinnnya pasti
banyak yang harus dirombak kalau racing itu.
T: Apa saja yang harus dipersiapkan untuk mulai modifikasi?
J: Paling pertama harus punya Vespa itu sudah sangat jelas, terus kondisi
Vespanya dilihat seperti apa, setelah itu baru ketahuan apa aja yang harus
117
diganti atau dibeli. Paling intinya sih sparepart mesinnya pasti ada yang
harus diganti. Dan saya nyuruh Gogon nyari ke anak-anak dulu kalau ada
yang punya kan harga gakan tinggi kalau masih sesama VAC mah, terus
kalau gak dapet saja saya nyuruh Gogon nyari ke Kedungdoro atau
Borobudur, atau toko sparepart Vespa lainnya.
T: Informasi mengenai apa saja yang paling dicari dalam modifikasi?
J: Paling intinya sih yang harus diganti buat jadi racing itu Boring,
Silindercop, dan Carbulator. Itu aja jantungnya yang harus dicari mah,
yang lainnya nanti ngikutin aja. Ya gitu saya saranin biasanya mending
nyari bekas dulu ke anak-anak VAC ada yang punya gak? atau anak Vespa
lain, kalau udah mentok ya nyari ke toko beli baru tapi usahain mah jangan
beli di toko soalnya kualitas toko sama bawaaan mesin beda jauh. Bekas
gak apa-apa tapi original, kaya Boring bekas sekitar lima ratus sampai
enam ratus ribu, di toko yang baru kisaran tiga ratus ribu tapi jelek
kualitasnya karena kandungan logamnya juga beda. Jadi kalau Boring
bawaan motor yang orisinil semakin panas gak ngedrop, tapi sama
kencengnya sama Boring, Silindercop, Carbulator Mallosi, Pilasco, Polini
produk Itali ya bisa nyeimbanginlah, ada istilahnya tilas tapi raos (bekas
tapi enak). Tapi kalau bawaan mesin Vespa yang standarannya masih
bagus, biasanya saya bubut aja dirubah dikit bentuk mesinnya, contohnya
aja Boring yang kalau standarannnya mah lubang-lubang anginnya kecil
terus saya bubut dirubah jadi aga besar biar tekanan udara yang masuk
banyak, jadi hamplah lah istilahnya mah kalo lagi tempur.
T: Kenapa memilih membubut mesin sparepart?
J: Yang bisa bikin sendiri mah biasanya kita bikin aja, jadi yang bawaan
Vespanya di bongkar terus di bubut lagi. Sparepart yang digunakan buat
mesin standar dirubah jadi sparepart yang bisa digunakan buat mesin
racing. Tapi biasanya gimana yang punya Vespa sih, kalau Gogon udah
tiga kali kan dia ngemodif Vespa mulai dari sparepart yang beli online
dari Itali, sparepart bekas, sampai yang bubutan saya udah pernah
diapakai. Alahmdulillah kalau ahli ngebubutnya mah dan pas dudukannya,
bisa kenceng lah mesinnnya gak jauh beda sama Mallosi. Seperti ini
Boring yang bawaan kan lubang-lubangnya kecil kalau untuk racing harus
besar lubangnnya biar memeperpanjang nafas istilahnya mah, jadi dibubut
disini.
118
Lampiran 9
Biodata Informan
Nama Lengkap : Deni
Nama panggilan : Gozil
Alamat : Pasteur Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 SepMaret 1984
No.Tlp/Hp : 087722071863
Usia : 31 tahun
Jabatan : Anggota VAC Bandung Raya
Pengalaman Organisasi : VAC 1990-2015
Pendidikan : SMAN 9 Bandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Kriteria : Sebagai anggota VAC yang juga merupakan ahli
pengecatan pada skuter Vespa milik Informan.
119
Lampiran 10
Transkip Wawancara
Penulis bertemu untuk wawancara dengan informan Deni (Gozil) pada tanggal 5
Juli 2015, bertempat di kediaman informan di daerah Pasteur Bandung.
T: Sudah berapa lama anda memberikan jasa dalam pengecatan skuter
Vespa?
J: Awalnya sih waktu tahun 2012 Cuma sekedar coba-coba saja, salnya mah
Cuma belajar ngoprek mesin aja. Service dikit-dikit lah harus bisa kalau
punya Vespa mah, soalnya kan kalau tiba-tiba mogok di jalan dimana
susah nyari bengkel Vespa kita seengganya harus ngerti soal mesin jadi
bisa benerin sendiri, separah-parahnya mogok juga minimal kalau ngerti
mah jadi tau apa yang harus dilakuin. Kalau cat dulu coba-coba sama
Vespa sendiri, awalnya pengen ganti cat cuma mikir lagi kalau ngecat ke
orang biaya pasti gede, mending cat sendiri aja. Ya alhamdulillah teh
hasilnya lumayan memuaskan, bangga lah sama hasil sendiri. Lama-lama
temen pada naya soal cat Vespa saya, terus ada yang minta bantuin ngecat
juga. Saya seneng aja kalau ada temen yang mau saya kerjain buat cat
Vespanya, walaupun Cuma dibayar pake rokok juga saya mah iklas da
niatnya bantuin temen sama buat ngelatih kemampuan saya. Ya gitu aja
seterusnya, samapai sekarang udah banyak yang percaya buat ngecat
Vespanya sama saya termasuk Gogon, bisa dibilang jadi mata pencaharian
saya buat cari nafkah disini. Lumayan walaupun halaman kecil kaya gini
juga saya jadiin bengkel buat saya kerja kalau ada orderan ngecat.
Alhamdulillah ada aja rejekinya, kalau ngecat kan gabisa sehari dua hari
jadi, paling lama sebulan tapi suka ada aja yang nunggu giliran selanjutnya
buat bulan depan, harus di boking dulu lah istilahnya mah.
T: Pernahkanh anda mengecat kendaraan lain selain skuter Vespa?
J: belum berani kalau kendaraan lain, beda soalnya sama Vespa. Kalau
Vespa karena saya anak Vespa terus tiap hari sama Vespa jadi udah hafal
lekukan-lekukannya. Jadi gak mau aja kalo ngecat yang lain mah, setialah
sama Vespa. Dan sayanya juga belum percaya diri kalau ngecat kendaraan
yang lain.
T: Bisa diceritakan bagaimana proses pengecatan yang anda lakukan
pada skuter Vespa?
120
J: Kalau proses pengecatan kita gabisa pastiin soal waktu cepat atau lambat,
soalnya semua tergantung sama cuaca, kalau lagi musim panas ya cepet
tapi kalau lagi musim hujan bisa lama untuk selesainya. Kalau soal cat
mah biasanya ngerjainnnya barengan sama mesin, jadi misalnya mesin lagi
dikerjain di bengkel nah bodynya dibawa kesini buat di cat. Jadi
pengerjaannya itu biasanya barengan dan pas beres juga dua-duanya
barengan. Mesin beres terus cat beres, kalau udah dua-duanya beres baru
deh tinggal naikin mesinnya buat tahap finishing. Jadi sebenernyamah cat
bukan tahap terakhir kalau modifikasi itu. Pengerjaanya sih kalau cat
tergantung cuaca sama kualitas cat yang dipakai, menurut saya sih cat bisa
jadi tahap yang penting juga kalau ngemodif, biasanya kurang lengkap
kalau ngemodif mesin aja tapi body dibiarin gitu aja kan sayang.
T: Berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam pengecetan skuter
Vespa?
J: Biasanya tergantung dari yang punya Vespanya juga, misalnya minta mau
pakai cat apa, atau punya uang segini nih minta dicukup-cukupin. Tapi
kalau sama Vespa Gogon yang ini, Gogon tipe orang yang gak mau ribet
jadio dia percayakan semuanya sama saya. Dia kasih uang 2 juta sama
saya, tau beres aja katanya. Tapi kalo harga segitu emang udah pakai
kualitas cat yang bagus. Saya juga pasti memberikan yang terbaik buat
Gogon, dimana dia juga teman saya, gak mau ngecewainlah biar buat
kedepannya jasa saya juga bisa dipercaya lagi.
122
Lampiran 11
CATATAN OBSERVASI
Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique Club Mengenai
Modifikasi Skuter Vespa.
Tanggal : Sejak September 2014 s.d september 2015
Hari,
Tanggal
Kegiatan
Sabtu, 13
September
2014
Wawancara dengan Dodo Suhendar ( Abah Dodo) Pendiri VAC.
Catatan :
Penulis bertemu dengan informan untuk mengetahui bagaimana
sejarah VAC, dan kegiatan rutin VAC apa saja. Informan
menjelaskan bagaimana pengalamannya bersama VAC selama
22 tahun belakangan ini. Pria lanjut usia ini walaupun sudah
berumur tetapi masih terlihat sangat beremangat dan antusias
dalam segala kegiatan VAC.
Penulis menemui beliau pada malam minggu di bengkel Vespa
milik Brong, di Jl.Hujung Cimahi, secara tidak disengaja penulis
dapat bertemu langsung dengan ketua VAC tersebut yang pada
saat itu sedang mampir di bengkel Vespa. Banyak informasi yang
dapat penulis dapatkan dari informan.
Penulis menceritakan maksud dari penulis ingin melakukan
wawancara pada anggota VAC, khususnya dalam penelitian ini
pada modifikasi Vespa racing yang sedang banyak dilakukan
123
belakangan ini. Secara ramah dan terbuka informan mendukung
maksud dan tujuan penulis.
Abah Dodo juga memiliki anak yang aktif dalam dunia
modifikasi skuter Vespa, informan merujuk Taufik yang
merupakan ketua VAC Cimahi untuk penulis wawancara
berkaitan dengan maksud dan tujuan penulis dalam penelitian ini.
Dalam hal penentuan informan ini teknik snowball linier penulis
gunakan untuk menetapkan informan hingga Key Informan.
Penulis bergerak linier untuk menenntukan informan baru, dari
satu informan ke informan lain, dan membentuk bola salju yang
besar secara linier.
Minggu, 14
September
2014
Wawancara dengan Ketua VAC Cimahi, Taufik Hidayat (Opik).
Catatan:
Pada hari pertama penulis melakukan observasi, penulis
melakukan wawancara dengan Opik, ketua VAC Cimahi yang
menjadi informan pertama penulis dalam skripsi ini pada pukul
16.30 WIB di di kediaman Opik di Jl.Nanjung, Cimahi.
Pria yang sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak ini,
pada saat bertemu dengan informan mengenakan baju oblong
berwarna abu-bau dengan celana bahan hitam. Berdasarkan
pengamatn penulis, Opik adalah pribadi yang sederhana, tidak
terlalu banyak bicara namun tegas dalam setiap kata yang
dilontarkannnya.
124
Kecintaan informan pada skuter Vespa terlihat dari koleksi
Vespa yang dimiliki informan di garasi rumahnya. Bahkan
informan bercerita mengenai mahar perkawinan dengan istrinya
saja adlah sebuah skuter Vespa.
Selama satu jam pertemuan pertama penulis dengan informan
berlangsung, karena waktu yang sudah sangat sore menjelang
magrib. Sebagai permulaan sudah banyak informasi yang penulis
dapatkan dari informan. Muali dari sejarah VAC, pengalam
informan dengan VAC sampai anggota VAC yang menjadi fokus
pada penelitian ini, yaitu anggota VAC yang memodifikasi skuter
Vespanya.
Senin, 20
Oktober 2014
Penulis melakukan wawancara dengan Sonny S. (Gogon)
sekaligus melakukan pengamatan.
Catatan :
Hari pertama penulis bertemu dengan Gogon yang merupakan
Key Informan rujukan dari Opik ketua VAC Cimahi. Penulis
membuat janji untuk bertemu dengan informan di kediaman
temannya di Jl.Gunung Batu. Ketika itu Gogon sedang
berkumpul bersama teman-temannya di VAC dan sedang
berdiskusi mengenai skuter vespanya yang dalam modifikasi dan
akan menuju proses pengecatan.
Berdasarkan apa yang penulis amati di lapangan, Gogon adalah
orang yang sangat ramah dan selalu antusias ketika menceritakan
125
pengalamannnya di VAC. Sesekali Gogon bercerita sambil
melontarkan senda gurau dengan temannnya. Pria yang sekarang
bekerja di kepolisian ini bergabung menjadi anggota VAC sejak
tahun 1997.
Banyak informasi yang penulis dapatkan dari Key informan,
seputar pengalamnnya bersama VAC samapi modifikasi Vespa.
Pada saat wawancara pun trelihat teman-teman Key informan
yang pada saat itu sangat ramah dan mendukung sekali kegiatan
modifikasi yang dilakukan oleh Gogon.
Rabu, 11
Februari 2015
Wawancara Lanjutan dengan Key Informan Gogon.
Catatan :
Di hari kedua dimana penulis bertemu dengan Key Infroman
Gogon bertempat di Lapangan Brigif 15 Kujang. Dimana pada
hari itu sedang berlangsung race latihan semua jenis motor
racing, yang memang sudah menjadi jadwal rutin latihan para
pengendara motor racing.
Key informan Gogon mengenakan vespa jenis super berwarna
hijau tua saat bertemu dengan penulis, didampingi oleh Dzikri
Anshari yang merupkan Joki motor racing yang dimilikinya pada
saat ada roadrace dan dua teman lainnya Ivan dan Toni.
Pada pertemuan kedua itu banyak informasi yang diadapatkan
penulis dari Key Informan, terutama informasi mengenai
modifikasi skuter Vespa. Secara detail Key informan
126
menjelaskan mengenai proses modifikasi skuter vespa
kepunyaannya, memaparkan siapa saja yang terlibat dan
prosesnya bagaimana.
Rabu, 30 Juni
2015
Wawancara dengan Informan Septian Permana (Cepi) dan
Observasi.
Kegiatan :
Pada hari ini penulis bertemu dengan Informan Cepi yang
merupakan mekanik yang dipercaya Key Informan dalam
modifikasi skuter Vespa, Pkl. 20.00 WIB di kediaman Cepi,
daerah Pagarsih Bandung.
Ketika peneliti bertemu dengan Cepi ditemani Gogon, penulis
dapat melihat keakraban diantara keduanya yang saling rangkul
dan berjabat tangan pada saat bertemu, sesekali saling bersenda
gurau dengan raut wajah yang gembira satu sama lain. Dapat
peneliti simpulkan diantara Gogon dan Cepi sudah tidak ada lagi
jarak dan terlihat seperti keluarga.
Mekanik yang dipercayai oleh Gogon dan dianggap sebagai
Kakak ini, merupakan anak laki-laki dari Bapak Dodo yang
merupakan pendiri VAC. Cepi yang terlihat sederhana dalam
penampilannnya, saat pertama kali bertemu mengenakan kaos
hitam dan celana jeans pendek ini berpostur badan tidak terlalu
tinggi.
Malam itu Cepi memang sedang asik memodifikasi mesin pada
127
Vespa yang akan dimodfikasi. Cepi memberikan berbagai
macam informasi yang dibutuhkan oleh penulis mengenai
modifikasi. Sambil menghisap rokok dengan tangan yang sudah
gelap karena oli pada mesin ini, informan antuis bercerita
mengenai proses modifikasi yang dilakukan oleh Gogon secara
bertahap-tahap.
Halam rumah yang tidak terlalu luas dijadikan Informan sebagai
tempat mengais rejeki tambahan sekaligus membeantu rekan-
rekan sesama VAC yang ingin meminta banyuannnya dalam hal
permesinan jika ada kerusakan.
Semakin malam semakin ramai halaman rumah Cepi, semakin
banyak anggota VAC yang datang untuk memeperbaiki mesin
atau sekedar mengobrol.
Terlihat suasana hangat seperti keluarga jika melihat anggota
VAC berkumpul, hal paling sering dibicarakan pada saat itu
adalah seputar sparepart mesin Vespa dan balapan sirkuit.
Sabtu, 4 Juli
2015
Mengikuti kegiatan VAC di malam DETAS (Dedikasi
Solidaritas) Pengamatan Langsung
Catatan :
Pada kegiatan rutin malam minggu ini terdapat dua jenis kumpul
malam minggu, yang pertama adalah kumpul rutin setiap malam
minggu yang biasanya bertempat di regional masing-masing
VAC sesuai domisili. Kedua adalah malam detas yang
128
merupakan kumpul malam minggu wajib yang dilakukan setiap
minggu pertama di awal bulan dan bertempat di Jl.Braga.
Pada saat observasi di lapangan peneliti mengikuti kegiatan
kumpul malam minggu wajib DETAS (Dedititas Sosialitas).
Malam Detas yang peneliti ikuti bertepatan pada tanggal empat
juli 2015. Sedikit deskripsi dari peneliti, sekitar jam sepuluh
malam peneliti berkumpul dengan anggota VAC lainnnya di
depan toko Kartikasari Cimahi dan siap untuk mengikuti malam
Detas.
Pada malam itu barisan skuter Vespa yang berbaris rapih
memenuhi trotoar depan Toko Kartikasari. Tidak hanya VAC
yang berkumpul malam minggu itu, banyak kelompok motor
lainnnya yang menjadikan halaman depan setiap pertokoan di
Jl.Raya Cibabat dijadikan tempat berkumpul yang rutin ada
setiap malam minggunya.
Selang 15 menit semua berbondong-bondong menuju Braga
menggunakan skuter vespa masing-masing, dengan suara
knalpotnya yang khas kelompok VAC menghiasi ramainya
Jl.Braga menjadi titik tempat berkumpulnya anggota VAC se-
Bandung Raya pada malam Detas, ratusan Vespa menghiasi
jalanan Braga pada malam itu. Hal tersebut dapat dibuktikan
tentunya jika kita berkunjung ke Kota Kembang pada malam
minggu pertama di awal Bulan, pemandangan lautuan Vespa di
129
Jl.Braga dapat kita nikmati di malam menjelang dini hari. alanan
malam Kota Kembang.
Penulis pada saat itu melihat keabraban diantara kerumunan
anggota VAC yang saling bertukar informasi. Nah kegiatan
seperti ini digunakan oleh Key Informan untuk bertukar
informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan dan harus dicari
dalam modifikasi skuter vespa.
Minggu, 5
Juli 2015
Wawancara dengan Deni (Gozil) ahli pengecatan body Vespa,
pengamatan langsung.
Catatan :
Hari ini, pada pukul 2 siang saya menemui informan selanjutnya
yang merupakan orang yang dipercayai oleh Key informan untuk
memepercantik tampilan luar Vespanya. Penulis bertemu dengan
informan di kediamannnya daerah Pasteur Bandung.
Pria yang akrab dipanggil Gozil ini sudah ahli dalam pengecatan
sejak tahun 2012 walaupun awal mulanya hanya sekedar coba-
coba saja. Kegiatan lainnnya selain meberikan jasa cat, Gozil
juga mehami soal mesin vespa. Pria lajang ini membuka bengkel
sederhana dirumahnya, halaman kecil sekitar 5x2 meter
dijadikannya sebagai tempat berkarya dalam pengecatan ataupun
memperbaiki mesin Vespa.
Pertama kali saat peneliti bertemu dengan informan di
kediamannya, pada saat itu informan sedang asik mengecat body
130
Vespa Gogon. Peneliti saat itu melihat body motor Gogon sedang
digantung untuk dikeringkan karena telah selesai dalam
pengecatan. Warna unggu mengkilat menyelimuti Vespa Gogon
pada saat itu, terlihat sangat cantik dan anggun untuk warna
kesukaan seorang pria.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada tahap pengecatan
ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena memerlukan
ketelitian serta keahlian khusus dalam melakukan tahap ini.
Faktor cuaca juga menjadi sangat penting dalam proses
pengecatan ini, karena menentukan durasi waktu ketika
pengerjaannya.
Banyak informasi yang penulis dapatkan dari informan mengenai
pengecatan pada body Vespa, mulai dari prosesnya bagaimana
samapi kisaran biaya yang harus dikeluarkan.
Minggu, 2
Agustus 2015
Observasi lapangan mendatangi toko sparepart Vespa Borobudur.
Catatan :
Pada hari ini, penulis melihat Toko Sparepart Vespa melihat-
lihat apa saja yang dijual pada toko tersebut. Penulis mendatangi
toko tersebut pada sore hari sedikit berbincang-bincang dengan
pemilik toko, meanayakan biasanya apa saja yang paling dicari
para pemilik Vespa untuk modifikasi skuter. Vespa
Banyak informasi yang peneliti dapatkan pada saat itu, memang
131
toko tersebut hanya menjual sparepart untuk Vespa saja.
Senin, 17
Agustus 2015
Mengikuti Kegiatan Kirab Merah Putih, Observasi lapangan.
Catatan :
Hari ini, bertepatan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia. Penulis mengikuti kegiatan VAC dalam
memperingati kemerdekaan ini, yang sudah rutin dilaksanakan
setiap taunnya. Hanya dengan membeli kaos kegiatan dan
memakainya pada hari itu, siapa saja dapat ikut bergabung.
Kirab Merah Putih adalah acara konvoi ratusan motor Vespa
bahkan bisa ribuan yang didukung kelompok motor lainnya.
VAC melakukan konvoi Kirab Merah Putih keliling kota
Bandung dengan start di Lapangan Gasibu, yang dilepas
langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Acara yang diikuti anggota VAC se-Indonesia ini memang
menjadi acara tahunan VAC setiap hari proklamasi, sehingga
banyak anggota VAC yang antusias untuk berpartisipasi. Karena
ini merupakan acara Nasional VAC, tidak sedikit yang datang
dari luar kota Bandung mulai dari Lampung hingga Yogyakarta
mengirimkan delegasinya pada hari itu untuk turut memeriahkan.
Selama perjalanan keliling kota Bandung, lautan Vespa
menghiasi jalanan Kota Kembang dengan beraneka ragam warna
dan jenis Vespa yang unik. Atmosfer kehangatan, kekeluargaan,
132
kebersamaan dan rasa bangga dapat peneliti rasakan pada saat
itu, dan tentunya bagi anggota VAC yang ikut berpartisipasi pada
kemeriahan tersebut. Konvoi Kirab Merah Putih kemudian finish
di Senbik Soekarno Hatta.
Setibanya di pelataran Gedung Senbik, ratusan Vespa berbaris
rapih mengiasi parkiran. Usai konvoi dilakukan mereka dihibur
oleh panggung musik yang diadakan oleh panitia hingga sore
hari. Pada hari itu banyak hadiah yang dibagikan termasuk
dorprize sebuah Vespa klasik berwarna merah tua, sebagai
hadiah untuk para scooterist beruntung yang setia mengikuti
acara hingga akhir.
Dalam acara tersebut Key Informan Gogon memiliki tanggung
jawab sebagai bagian dari panitia acara tersebut berlangsung.
Penulis melihat Key informan yang sangat aktif dalam beberapa
kegiatan VAC, tidak hanya berfokus pada Vespa racing saja.
Jumat, 8
September
2015
Observasi lapangan, Latihan sirkuit Brigif 15 Kujang.
Hari ini penulis melakukan observasi lapangan dimana dijadikan
sebagai uji coba skuter Vespa Gogon yang sudah layak untuk
megikuti roadrace. Sore hari sekitar Pkl.15.00 WIB Key
Informan menggunakan jasa Dzikri Anshari sebagai Joki yang
mengemudikan skuter Vespa racingnya.
Dzikri sudah dipercaya oleh Key Informan selama dua tahun
terakhir sebagai Joki skuter Vespa racingnya. Pria muda yang
133
baru menginjak usia 23 tahun ini sudah sering terjun dilangan
sirkuit untuk memeperebutkan gelar juara. Walaupun masih
dibilang kelas junior tapi Dzikri sudah dapat memegang amanah
di lapangan sirkuit.
Dua hari lagi pada Minggu, 10 Agustus 2015 akan diadakan
kegiatan balap di Brigif yang diikuti oleh kelas motor Jepang dari
berbagai kategori dan juga kategori untuk skuter Vespa.
Sore itu Key Informan terlihat menyemangati Jokinya, Dzikri
juga terlihat bersemangat sekali ketika sedang latihan
mengemudikan Vespa racing milik Gogon. Latihan pun usai
ketika hari mulai menjelang gelap. Dan keesokan harinya masih
ada waktu untuk latihan, namun latihan yang diadakan keesokan
harinya bersifat resmi.
Sabtu, 9
September
2015
Latihan resmi Brigif Pikoli Race Matic 2015
Catatan :
Hari ini, adalah hari dimana sebagai latihan resmi bagi pada
peserta yang mengikuti acara Pikoli Race Matic 2015 yang akan
dilaksanakan pada keesokan harinya. Penulis menghadiri
kegiatan latihan resmi tersebut untuk untuk melakukan observasi.
Penulis masuk ke arena paddock dengan membeyar tiket
Rp.60.000,- untuk dua hari, keuntungan membeli tiket paddock
mempermudah penulis untuk berinteraksi dengan para peserta
roadrace. Jika hanya membeli tiket tribun, tentunya penulis tidak
134
ada kesempatan untuk mengetahui persiapan apa saja yang
dilakukan oleh peserta.
Pada kesempatan ini peneliti sudah merasakan atmosfer
perlombaan yang ramai sekali dengan banyak lautan manusia.
Yang menjadi nilai tambahan bagi para peserta dari kategori
kelompok skuter Vespa racing, mereka tidak menggunakan tenda
pada paddock. Anak Vespa yang identik sangat sederhana sekali
sehingga mereka lebih memilih pohon rindang untuk berteduh
sebagai tempat istirahat dan mempersiapkan kebutuhan roadrace.
Begitupun tim dari key informan, yang memilih tempat di tepi
danau sebagai tempat mereka menunggu giliran turun ke
lapangan sirkuit.
Pada siang itu sekitar Pkl.13.00 WIB adalah giliran Dzikri
Anshari yang turun untuk mengikuti latihan resmi, yang dapat
dijadikan acuan untuk sirkuit keesokan harinya. Dzikri pada saat
latihan resmi tersbut dapat menempati posisi pertama selama 12
laps putaran sirkuit. Hal tersebut dapat menjadi kebanggaan
tersendiri bagi Key informan dan Dzikri sendiri.
Pujian dan semangat terus dilontarkan oleh semua teman yang
hadir melihat aksi Dzikri pada saat itu. Semua berharap Dzikri
dapat memprtahankan posisinya di sirkuit yang sebenarnya pada
esok harinya.
Minggu, 10 Pikoli Race Matic 2015, Observasi lapangan.
135
September
2015
Catatan :
Hari ini adalah dimana hari yang sebenarnya untuk tim Key
Informan Gogon dan khususnya Dzikri Anshari untuk
membuktikan prestasinya di lapngan sirkuit. Pada hari itu
kategori balap dari skuter Vespa dibagi menjadi dua kategori
yaitu, Scooter NBR Open dan Scooter NBR Pemula. Dzikri pada
saat itu masuk ke dalam Scooter NBR Pemula, sesuai dengan
usianya.
Selama menunggu giliran untuk terjun di lapangan sirkuit pada
saat itu, banyak sekali yang dipersiapkan oleh tim Gogon. Seperti
mengecek mesin skuter Vespa sampai kepercayaan diri Joki agar
tidak gugup.
Semua tim berharap Joki dapat mempertahankan prestasinya
seperti latihan resmi kemarin. Doa adalah keuatan yang dapat
menentramkan, sehingga 15 menit sebelum menunggu giliran,
semua tim berkumpul dan berdoa bersama untuk kelancaran Joki
di lapangan sirkuit.
Waktu menunjukan pkl.13.00 WIB yang mengharuskan Joki
bersiap dibelakang start utuk menjalankan tugasnya sebagai
amanah dari tim. Sedotan nomor start diambil pada saat itu Joki
mendapatkan start yang kurang sedikit hoki karena menduduki
start dengan nomor 19 dari 25 nomor start. Namun Dzikri tetap
semnagat dan terus berdoa untuk memberikan yang terbaik.
136
Bendera roadrace berkibar diiringi suara peluit, 25 skuter Vespa
dengan suara uniknya menghiasi lapngan sirkuit Brigif 15
Kujang, Cimahi pada saat itu.
Keadaan tegang dirasakan oleh semua para pendukung
jagoannya, tiap putaran laps dilalui dengan baik oleh Dzikri. Raut
muka tegang terlihat dari paras Gogon yang tidak hentinya terus
berdoa agar Dzikri dapat memberikan yang terbaik. 12 laps
sudah dilewati oleh para peserta roadrace, namun kesempatan
juara 1 seperti latihan resmi kemarin gagal diarih oleh Dzikri.
Walaupun tidak memberikan gelar juara, namun Dzikri sudah
memberikan yang terbaik dengan memperebutkan pisisi finish
kelima pada saat itu. Tidak ada penyelasan karena in adalah soal
keberuntungan. Dari nomor start 19 hingga mendapatkan posisi
kelima adalah prestasi tersendiri yang sudah dapat dibuktikan
oleh Joki. Walau demikian semua tim tetap bersyukur dengan
apa yang diarih oleh Joki, karena masih ada balapan lainnnya
yang dapat dikejar untuk menunjukkan prestasi.
137
Lampiran 12
Foto-foto kegiatan Vespa Antique Club
Logo Vespa Antique Club (Sumber: sekretariat VAC Bandung)
Foto penulis saat observasi lanpangan mengikuti kegiatan kelompok Vespa Antique Club
dalam acara Kirab Merah Putih (Sumber: dokumentasi penulis pada saat observasi).
138
Mascot VAC pada rompi kulit, sebagai tanda anggota resmi (Sumber: dokumentasi
penulis saat observasi).
Mascot Embrio untuk anggota baru VAC yang dikenakan pada rompi berbahan jeans
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
139
Proses modifikasi skuter Vespa Key Informan Gogon pada saat merakit menaikkan mesin
di kediaman mekanik Cepi (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Proses modifikasi skuter mesin skuter Vespa key informan pada saat merakit meaikkan
mesin di kediaman mekanik Cepi (Sumber:dokumentasi penulis saat observasi).
140
Foto Key informan Gogon dengan Abah Dodo pendiri VAC di kediaman mekanik
Cepi (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
.
Foto penulis bersama Key informan Gogon, Mekanik Cepi dan dua anggota VAC
lainnya pada saat wawancara pertama dengan Key informan (Sumber:
dokumentasi penulis saat observasi dan wawancara).
141
Foto Informan Opik ketua VAC Cimahi di kediamannya pada saat wawancara
(Sumber : dokumentasi penulis saat observasi).
Foto Key informan Gogon bersama Joki Dzikri, Ivan dan Rudi setelah wawancara
kedua di Brigif 15 Kujang (Sumber: dokumentasi penulis saat wawancara dan
observasi).
142
Foto sparepart mesin skuter Vespa racing Gogon hasil modifikasi dengan sparepart
Vespa standar di bengkel Informan Cepi (Sumber: dokumentasi penulis saat wawancara
dan observasi).
Foto penulis dengan Informan Cepi di kediaman Informan setelah wawancara (Sumber:
dokumentasi penulis saat wawancara dan observasi).
143
Barisan skuter Vespa anggota VAC depan Toko Kartikasari pada kumpul malam minngu
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Kegiatan diskusi yang rutin dilaksanakan setiap malam minggu, disini terjadi pertukaran
informasi (Sumber: dokumentasi penulis saat Observasi).
144
Konvoi anggota VAC regional Cimahi menuju Braga untuk mengikuti kumpul malam
minggu wajib DETAS (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Barisan skuter Vespa milik anggota VAC yang memenuhi Jl.Braga Bandung pada dini
hari di malam DETAS (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
145
Foto penulis dengan Key Informan Gogon pada saat wawancara di malam DETAS
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Foto penulis bersama Informan Opik Ketua VAC Cimahi di Braga pada malam DETAS
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
146
Foto body skuter Vespa milik key informan Gogon sedang dalam proses pengeringan
setelah pengecatan di bengkel cat informan Gozil (Sumber: dokumentasi penulis saat
observasi).
Dempul dan cat yang digunakan untuk skuter Vespa key informan (Sumber:
dokumentasi penulis saat observasi).
147
Foto penulis bersama dengan informan Gozil di Bengkel cat Pasteur Bandung (Sumber:
dokumentasi penulis saat observasi).
Bagian body Vespa menggunakan perpaduan antara warna Ungu dan Merah jambu
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
148
Foto penulis depan Toko sparepart mesin Vespa Borobudur di Jl.Raya Cibereum
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Susana persiapan konvoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago (Sumber: dokumentasi penulis
saat observasi).
149
Konvoi Kirab Merah Putih memperingahti hari Proklamasi mengelilingi Kota Bandung
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Ratusan skuter Vespa berbaris rapi di parkiran Gd.Senbik sebagai finish dari konvoi
Kirab Merah Putih (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
150
Anggota VAC yang sedang mengikuti Games di panggung hiburan Kirab Merah Putih di
Lapangan Gd.Senbik Soekarno Hatta (Sumber: dokumentasi penulis pada saat observasi).
Doorprize acara Kirab Merah Putih sebuah skuter Vespa cantik berwarna merah maroon
untuk anggota VAC yang beruntung (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
151
Foto penulis bersama Abah Dodo (kaos merah) dan anggota VAC lainnya di acara Kirab
Merah Putih (Sumber:dokumentasi penulis pada saat observasi).
Foto penulis dengan Boim pemain sinetron Preman Pensiun di acara Kirab Merah Putih
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
152
Foto penulis bersama tim mekanik skuter Vespa racing key informan di acara Kirab
Merah Putih (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Key informan Gogon dengan skuter Vespa racing miliknya pada saat latihan uji coba
mesin di Brigif 15 Kujang (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
153
Tim mekanik sedang memeriksa mesin skuter Vespa milik key informan untuk uji coba
mesin di lapangan manunggal Brigif 15 Kujang Cimahi (Sumber; dokumentasi penulis
pada saat observasi).
Dzikri Anshari menggunakan wearpack menaiki skuter Vespa Key informan untuk
latihan uji coba sebelum tempur di sirkuit (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
154
Dzikri Anshari sedang bersiap untuk menunggu giliran tempur di sirkuit Pikoli Matic
Race 2015 di lapangan manunggal Brigif 15 Kujang (Sumber: dokumentasi penulis saat
observasi).
Suasana Pikoli Matic Race 2015 di lapangan Brigif Manunggal 15 Kujang, ketika skuter
Vespa saling tancap gas dalam persaingan. (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
155
Foto prnulis bersama Joki Dzikri Anshari di arena paddock Pikoli Matic Race 2015
(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
Dzikri Anshari 224 sedang berlaju di lapangan Manunggal Brigif 15 Kujang dalam Pikoli
Matic race 2015 (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).
156
BIODATA PENULIS
Nama : Susilawati
Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 09 November 1989
Konsentrasi : Ilmu Jurnalistik
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : - SDN Utama 3 Cimahi 2002
- SMPN 9 Cimahi 2005
- SMAN 2 Cimahi 2008
- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2016
Pengalaman Organisasi : - UKM Jurnalistik Untirta 2009-2015
top related