pleno pemicu 2 kardiovaskuler
Post on 15-Jan-2016
272 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MODUL KARDIOVASKULERKelompok 2Fasilitator : dr. Maria Eka P.Y
Anggota : 1. Rizki Adena Putri
2.Oktaviani Wiranda Putri
3. Meicilia Bahari
4. Meisha Naztasia
5. Akbar Muhammad R
6. M. Ridho Dwi Saputra
7. Chorlance A. Demetou
8. Selli Marlina
9. Istiqomakatin
10. Junia Ariani
11. Riske Yolanda Putri
12. Dini Tania Tahtasari
Diskusi Kelompok 1
Pemicu : Rokok Tuan GondaTn. Gonda 50 tahun, seorang pemilik usaha neubel memiliki kebiasaan merokok 20 batang sehari, namun amat jarang melakukan pemeriksaan kesehatan. Saat ini dia tidak merasakan keluhan apapun. Ayahnya meninggal mendadak pada umur 60 tahun dan ibunya meninggal karena penyakit darah tinggi. Tn. Gonda disarankan oleh anaknya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Pada pemeriksaan jasmani tampak sehat, tekanan darah 160/95 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36 derajat. Pernafasan 14x/menit. Pemeriksaan lainnya normal. BB 72 kg, tinggi badan 172 cm
Terminologi
-
Keyword
• Laki-laki 50 tahun
• Merokok 20 batang perhari
• Tidak ada keluhan
• Ayahnya meninggal mendadak
• Ibu meninggal karna darah tinggi
• Pemfis :- TD : 160/95 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36 derajat
- Pernafasan : 14 x/menit
- BB : 72 kg
- TB : 172 cm
Identifikasi Masalah
Laki-laki 50 tahun hipertensi, dan berat badan berlebih dengan riwayat keluarga ayah meninggal mendadak dan ibu meninggal hipertensi
Analisi Masalah
Pemfis umum: TD 160/95 mmHgNadi 80x/menitSuhu 36 derajatNafas 14x/menit
BB 72 kgTB 172 cm
Laki-laki 50 Tahun
Riwayat Keluarga :-Hipertensi-Penyakit jantung
Anamnesis-Perokok berat-Tanpa keluhan-Jarang kontrol kesehatan
Pemfis KV
-Inspeksi-Palpasi-Perkusi-Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang :- EKG- Foto rontgen
dada- Pemeriksaan
lab
Hipotesis
Pasien pada pemicu memiliki faktor resiko yang mengarah ke penyakit aterosklerosis
Merokok merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi
Pertanyaan terjaring1. Anamnesis pada penyakit kv
2. Pemfis kv
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
3. Hubungan BB dan TB terhadap atersklerosis ?
4. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
b. Foto rontgen
c. Pemeriksaan lab
5. Bagaimana peranan tekanan darah terhadap aterosklerosis?
6. Faktor resiko hipertensi !
7. Mekanisme merokok dapat menyebabkan hipertensi?
8. Faktor resiko aterosklerosis ?
DISKUSI KELOMPOK 2
Anamnesis
1. Identifikasi
Waktu pengambilan data
Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan
2. Keluhan Utama
Keluhan terpenting yang dirasakan pasien sehingga membawa pasien datang mencari pertolongan medis
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Penjelasan dari keluhan utama
Perkembangan dan gejala keluhan utama
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Keterangan terperinci penyakit yang pernah dialami
Penyakit yang pernah diderita saat kecil
Riwayat alergi dan riwayat operasi
Riwayat pemeriksaan kesehatan
5. Riwayat Keluarga
Riwayat mengenai penyakit pada keluarga
6. Riwayat Pribadi, psikologis, Sosial Ekonomi dan Budaya
Tingkat pendidikan
Status psikis
Sosial dan Ekonomi
Keadaan lingkungan
Pola hidup
Pemeriksaan Fisiki
inspeksi
Lakukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring telentang dan anda berdiri pada sebelah kanan penderita
Pertama-tama cari titik di mana impuls maksimum. Pm lebih mudah terlihat pada penderita kurus. Pm kurang jelas pada dinding dada yang berotot atau gemuk. Pada penderita emfisema paru tidak ditemukan. Pada destrokardia, impuls jantung ditemukan pada sisi kanan.
Palpasi
Palpasi gerakan setempat
Palpasi gerakan umum
Palpasi thrill
PerkusiPerkusi adalah jenis pemeriksaan fisik yang berdasarkan interpretasi dari suara yang
dihasilkan oleh ketokan.
Suara perkusi normal dari thorax pada lapangan paru disebut sonor, Dari intercostals VI sampai arcus costarum kanan, perkusi adalah pekak (daerah hati), dan Pada bagian anterior kiri bawah, didapatkan perkusi timpani (derah lambung).
AuskultasiAuskultasi jantung menggunakan alat stetoskop.Yang dipakai disini adalah stetoskop duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. Corong pertama berbentuk kerucut yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi, sedangkan corong yang kedua berbentuk lingkaran yang sangat baik untuk mendengarkan bunyi dengan nada rendah.
Pada auskultasi ada 2 hal yang di perhatikan yaitu
a. Bunyi jantung
Bunyi Jantung I
Terjadi karena getaran menutupnya katub atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
Bunyi jantung II
Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katub aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole. BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I.
b. Bising jantung / cardiac murmur
Bising jantung lebih lama daripada bunyi jantung.
1. Bising fisiologis.
Biasanya bising yang sistolik berupa bising yang fisiologis, dan jarang patologis. Tetapi bising diastolic selalu merupakan hal yang patologis. Sifat-sifat bising fisiologis adalah sbb :
a. Biasanya bersifat meniup
b. Tak pernah disertai getaran
c. Biasanya tidak begitu kerasa tetapi lebih dari derajat II
d. Pada auskultasi terdengar baik pada sikap terlentanbg dan pada waktu ekspirasi
e. Dapat diauskultasi paling baik di ruang interkostal II – III kiri pada tempat konus pulmonalis.
2. Bising patologi
Seperti sudah dijelaskan bahwa bising diastolic pasti patologis, sedang bising sistolik bias fisiologis, bisa patologis.Bising sistolik yang terdapat pada apeks biasanya patologis. Sifatnya meniup, intensitasnya tak tentu, lamanya juga tak tentu.
Hubungan Berat Badan dan Tinggi Badan
terhadap Aterosklerosis
BB dan TB akan mempengaruhi body mass index seseorang yang berkaitan dengan overweight maupun obesitas, dimana obesitas itu sendiri merupakan salah satu factor resiko terjadinya ateroskelrosis.
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram (EKG) Defenisi
Suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung.
EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan
Prinsip Kerja EKG
EKG bekerja dengan prinsip mengukur potensial listrik pada otot jantung. Kokntraksi otot akan selalu menimbulkan perubahan kelistrikan yang dikenal dengan potensial aksi. Potensial aksi pada otot jantung dan jaringan transmisi jantung inilah yang memberikan gambaran kelistrikan jantung. Cara merekam denyut jantung menggunakan EKG dengan menggunakan sensor atau elektroda, biasanya diletakkan pada lengan tangan dan kaki karena bagian tersebut pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut jantung mendekati keadaan sebenarnya. Selain elektroda, EKG juga membutuhkan tranducer. Tranducer ini digunakan untuk mengkonversi informasi yang didapatkan oleh elektroda menjadi sesuatu yang dapat dibaca pada kertas EKG.
Hasil pemeriksaan EKG
Normal
Denyut jantung dinilai normal,jika :
Ritme denyut jantung beraturan, biasanya antara 60-100x/menit
Pola denyut jantung normal
Hasil Pemeriksaan EKG Abnormal
Denyut jantung dinilai abnormal jika :
Denyut jantung terlalu lambat (<60x/menit) atau jantung terlalu cepat (>100x/menit) atau ritme denyut jantung tidak beraturan
Pola denyut jantung tidak normal
Foto Rontgen
Anatomi Thorax, Lateral kiri
Anatomi Thorax, PA
Hal-Hal yang
Harus diperhatikan :
1. Posisi
2. Simetrisasi
3. Inspirasi
4. Kondisi
Gambaran Thorax Normal
JANTUNG
LOKASI
BENTUK JANTUNG
CTR : NORMAL < 0,5 UNTUK BERDIRI /PA
Enlarged or not?
Enlarged or not?
Enlarged or not?
Pemeriksaan laboratorium
CKMB
LDH
TROPONIN
MIOGLOBIN
CRP
Peranan Tekanan Darah terhadap AterosklerosisAterosklerosis sangat di[engaruhi oleh kadar kolestrol yang tinggi dan
tekanan darah tinggi. Hiperglikemia dapat memicu aktivitas protein kinase C (CPK). Peningkatan protein kinase C akan meningkatkan ekspresi Transforming Growth Factor-beta (TGF-β) yang akan menimbulkan kekakuan dan abnormalitas pembuluh darah
Pada hipertensi juga berperan agen pro-inflamasi yang meningkatkan formasi hidrogen peroksida (hidroksi radikal) dan radikal bebas dalam plasma. Hipertensi yang disebabkan stress psikologik, memproduksi hormon adrenalin dari medulla adrenal yang mengaktifkan reseptor β-adenergik yang meningkatkan infulks kalsium ke sel jantung sehingga denyut jantung meningkat. Keadaan ini menyebabkan hemodinamik yang dapat menyebabkan jejas endotel yang merupakan awal aterosklerosis
Faktor Resiko Hipertensi
Usia
Ras
Riwayat Keluarga
Jenis Kelamin
Obesitas
Kurang Aktifitas Fisik
Merokok
Asupan garam yang tinggi
Asupan kalium yang sedikit
Asupan Vitamin D yang sedikit
Minum Alkohol terlalu banyak
Stress
Kondisi Kronik Tertentu
Mekanisme merokok dapat menyebabkan hipertensi?
Faktor risiko Aterosklerosis
Faktor Risiko Mayor Faktor Risiko Minor, Tidak Pasti,atau Non-Kuantitatif
1) Tidak Dapat Dimodfikasia. Umurb. Jenis kelaminc. Keturunan (ras)
2) Dapat Dimodifikasia. Merokokb. Tinggi kolesterol dalam darahc. Hipertensid. Kurang aktivitas fisike. Diabetes mellitus
a. Stressb. Diet dan Nutrisic. Alkohol
Kesimpulan
Hipotesis : Pasien pada pemicu memiliki faktor resiko
yang mengarah ke penyakit aterosklerosis Merokok merupakan faktor resiko
terjadinya hipertensi
Keduanya dapat diterima
TERIMA KASIH
top related