pleno kelompok 10 - pemicu 1

59

Upload: yohanes-anes

Post on 04-Oct-2015

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ke

TRANSCRIPT

  • *

  • Thomas khosashiKetua405080111Daniel Junius LSecretaris405080156Chyntia WijayaPenulis405080147Johan YapAnggota405080063Winda Levita SlametAnggota405080076Monika AndrianiAnggota405080131Cicilia YunitaAnggota405080132Rainhard OctoviantoAnggota405080184Fressy TheresiaAnggota405080202Ray LeonardAnggota405080203Andre PutraAnggota405080204Kartikasari PratiwiAnggota405080213

    *

  • Sihipo yang Rewel

    Sihipo 3 tahun, dibawa ibunya ke dokter, dengan keluhan rewel, makan dan minum susah, Penambahan berat badan tidak sesuai dengan umur. Berat badan lahir = 3kg. Dari pemeriksaan fisik didapat. Berat badan =12kg. Conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, bibir pucat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapat hasil : Hb = 10 g/dL, Jumlah Eritrosit =4.5 juta/l ; LED = 8 mm/jam, Ht = 35 Vol%, Jumlah Lekosit = 7000/l, Jumlah Trombosit 200.000/l, VER = 78 fl, HER = 22 pg, KHER = 28.5 g/dL ;Hitung jenis lekosit : Basofil : 1% ; Eosinofil : 9% ; sel batang : 3% ; Sel Segmen : 33% ; Limfosit : 52% ; Monosit : 2%Apa yang dapat dipelajari dari kasus Sihipo?

    *

  • 1.Menjelaskan pembentukan eritropoesis2.Menjelaskan proses pembentukan, fungsi dan biosintesa Hb3.Menjelaskan definisi dan gejala klinis anemia4.Menjelaskan klasifikasi anemia berdasarkan etiologi dan morfologi dan patofisiologinya5.Menjelaskan test lab dan cara pembacaan6.Menjelaskan komplikasi anemia7.Menjelaskan penatalaksanaan (farmako dan gizi)

    *

  • Menjelaskan pembentukan eritropoesis

    *

  • Sel darah dewasa dengan fungsi spesifik masa hidup tertentu:

    granulosit beberapa jamtrombosit beberapa harieritrosit beberapa mingguSetiap hari: 1013 sel darah memerlukan penggantianProses pemeliharaan yang terkontrol hemopoeisis atau hematopoeisisHemopoiesis:Proses pembentukan & perkembangan sel darah.

    *

  • *

  • Jenis SelProduk UtamaFungsi UtamaEritrositHemoglobinTranspor CO2 dan O2Leukosit Netrofil (sel terminal)Granul spesifik dan lisosom termodifikasi (granul azurofilik)Fagositosis bakteri Eosinofil (sel terminal)Granul spesifik, zat yang aktif secara farmakologisPertahanan terhadap parasit cacing; modulasi proses inflamasi Basofil (sel terminal) Granul spesifik yang mengandung histamin dan heparinPelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya Monosit (bukan sel terminal)Granul dengan enzim lisosomGenerasi sel sistem fagosit-mononuklear di jaringan; fagositosis dan pencernaan protozoa, virus dan sel-sel yang berumur tua

    *

  • Limfosit BImunoglobulinGenerasi sel terminal penghasil anti-bodi Limfosit TZat yang membunuh sel. Zat yang dapat mengendalikan aktivitas leukosit lainnya (interleukin)Penghancuran sel yang terinfeksi virusSel pembunuh alami (tanpa adanya penanda sel-T dan sel-B)Menyerang sel yang terinfeksi virus dan sel kanker tanpa adanya stimulus sebelumnyaPenghancuran sejumlah sel tumor dan sel yang terinfeksi virusPlatelet Faktor pembekuan darah Pembekuan darah

    *

  • Definisi eritropoiesis

    Semua proses dimana sel darah merah di produksi di sumsum tulang belakang dan mengalami maturisasi.

    Faktor yang berperan dalam eritopoiesis 1.oksigenasi jaringan : untuk produksi eritropoietin. 2.eritropoietin : hormon pengatur eritropoiesis yang dihasilkan di ginjal dan 10% di hati dan tempat lain. 3.besi : untuk pembentukan hemoglobin. 4.vitamin B12 dan asam folat : untuk metabolisme intraseluler.

    *

  • Kadar oksigenertropoietin darah sumsumtulang belakang mengadakan eritropiesis maturisasi sel darah merah pengangkutan oksigen normal sekresi eritropoietin dihentikan

    *

  • ERITROSIT

    - Berfungsi mengangkut hemoglobin agar berkontk erat dengan jaringan dn agar pertukaran gas berhasil.- Berdiameter : 8 m Untuk mempertahankan hemoglobin dalam keadaan tereduksi(ferro). mempertahankan keadaan osmotik walaupun konsentrasi hb tinggi dalam sel.Massa hidup : 120 hari Bentuk bikonkaf fleksibel.

    *

  • Maturisasi eritrosit

    Stem cellRubiblas : anak inti 2-4Prorubrisit : di temukan sedikit hemoglobinRubrisit : sitoplasma merah.Metarubrisit : inti mulai mengecil Eosinofil basofil diffuse : inti menghilangEritosit : bentuk bulat bikonkaf dan ada hemoglobin.

    Pembentukan eritrositPerinatal : yolk sac = 0-2 bulan Postnatal : 1. tibia limpa = 2-7 bulan 2. femur hati = 2 bln lahir 3. costae 4. sternum 5. vertebra

    *

  • Metabolisme eritrositJalur embden meyerhof setiap molekul glukosa di metabolisme untuk menghasilkan 2 molekul ATP.ATP digunakan untuk : - pemeliharaan hb sebagai pigmen respirasi - pemeliharaan gradien elektrolit antar plasma dan sitoplasma eritrosit. - pemeliharaan jalur-jalur metabolik oksidasi-reduksi - sintesis lipid dan nukleotida.

    Jalur pentosa fosfat - glukosa 6 fosfoglukonat oleh glukosa 6 fosfat dehidrogenase. - NADP NADPH + H+ (potensial pereduksi ion hidrogen untuk sengyawa glutation (reservoar utama potensial pereduksi)) - ggn produksi glutation dan NADP menyebabkan stres oksidatif di membran eritrosit. globin pada HB mengalami oksidasi dan kehilangan kemampuan untuk menjaga ferro dalan keadaan tereduksi HB labil usia eritrosit memendek.

    *

  • Menjelaskan proses mekanisme dan fungsi Hb

    *

  • *

  • Embryonic hemoglobin :Gower 1 (22)Gower 2 (22)Portland (22)Fetal hemoglobin :Hemoglobin Fetal / HbF (22)Adult hemoglobin :Hemoglobin A (22)Hemoglobin A2 (22)Hemoglobin F (22)

    *

  • Fungsi Mengedarkan O2 dan mengeluarkan CO2 dan Hidrogen (H+)

    *

  • 1. Pengikatan OksigenEritrosit mengikat O2 dari paru-paru secara difusi

    (Eritrosit memiliki 250 juta hemoglobin Hemoglobin dapat mengikat 4 mol O2 Eritrosit dapat mengikat 100 juta mol O2)Eritrosit masuk ke dalam sirkulasi arteri dan melepas O2 pada sel yang membutuhkan

    *

  • 2. Pengikatan CO2Ikatan Hb dengan CO2CO2 hasil metabolisme akan diikat oleh HbHb akan memasuki sirkulasi vena menuju paru-paru untuk penukaran CO2 dengan O2 secara difusi.

    *

  • II.Carbonic AnhydraseDengan menggunakan enzim Carbonic Anhydrase pada Hb, CO2 dikonversi menjadi HCO3- dan H +

    H2O + CO2(Carbonic Anhydrase)HCO3- + H+

    HCO3- masuk ke dalam plasma darah, dan pada paru2 HCO3- akan kembali bereaksi dengan H+ membentuk H2O dan CO2 untuk dikeluarkan sebagai hasil pernafasan.

    HCO3- + H+H2CO3 H2O + CO2

    *

  • Glisin + suksinil Ko A ALA (asam aminolevulinat) ~ enzim yang mengkatalisasi = ALA sintetase (penentu kecepatan metabolik) ~ koenzim = piridoksal fosfat (Vitamin B6) ~ hormon perangsang = eritropoietin2 mol ALA menyatu proforbilinogen4 mol proforbilinogen uroporfirinogen koprofirinogen protoporfirinProtoporfirin bersatu dengan besi dengan bantuan enzim ferokatalase HemeKoproforfirinogen dan uroporfirinogen disekresikan melaluui urin dan feses.

    *

  • Dikendalikan oleh eritropoietin Dipicu oleh heme bebas.Terjadi di eritrosit dini atau basofil dan berlanjut bahkan sampai retikulosit tak beriinti.Sintesa rantai globin di kromosom 16 dan dengan 146 as.amino. ~ globin ~ globinSintesa rantai non globin di kromosom 11 dengan 141 as.amino. ~ globin ~ globin ~ globin ~ globin

    *

  • Menjelaskan definisi dan gejala klinis anemia

    *

  • Definisi anemia

    penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsi nya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. ditunjukkan dengan penurunan hematokrit,hemoglobin dan eritrosit.

    Nilai normal eritrosit

    Hb (g/dl) = 13,5 17,5 = 11,5 15,5Ht (%) = 40 52 = 36 - 48Hit.eritro (x 1012/l) = 4,5 -6,5 = 3,9 5,6 HER 24 37 %VER80 95 %KHER30 35 %Hit.retikulo25 125 %

    *

  • Pucat = akibat volume darah, Hb, dan vasokontriksi u/ memaksimalkan pengiriman O2 ke organ vital. Periksa pada bantalan kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva.Takikardia dan bising jantung = akibat kec aliran darahAngina pektoralis = khusus orang tua dgn stenosis koroner, sebab iskemia miokardium

    *

  • Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah wkt melkukan aktivitas jasmani = manifestasi pengiriman O2Sakit kepala, pusing, dan tinitus (telinga berdengung) = O2 pd sistem syaraf pusat.

    *

  • Menjelaskan klasifikasi anemia berdasarkan etiologi dan morfologi dan patofisiologinya

    *

  • Anemia hipokromi mikrositer - anemia defisiensi besi - anemia akibat penyakit kronik - anema sideroblastik - thalasemia

    Anemia normokromi normositer - anemia pasca perdarahan - anemia aplastik (terpajan infeksi dan toksin) - anemia hemolitik didapat (ggn yg berkaitan dengan memendeknya usia sel darah merah ) - anemia akibat penyakit kronik - anemia pada penyakit gagal ginjal kronik - anemia pada sindrom mielodisplastik - anemia pada keganasan hematologik

    *

  • Anemia makrositer a. Bentuk megaloblastik - anemia defisiensi asam folat - anemia defisiensi B12 b. Bentuk non megaloblastik - anemia pada penyakit hati kronik - anemia pada hipertiroidisme - anemia pada sindrom mielodisplastik

    *

  • Peningkatan hilangnya eritrosit - disebabkan oleh perdarahan atau penghancuran sel (hemolisis) 2. penurunan atau kelainan pembentukan sel.

    *

  • Morfologi Normokromik normositikUkuran kecilbentuk kecilMCV = MCHC = MakrositikhipokromatikmikrositikUkuran normalbentuk normalMCV = normalMCHC = normalUkuran besarMCV = MCHC = normalPenyebab= Fe = an. Deff besiSideroblastik, hilang darah kronisGangguan sintesis globin= talasemiaPenyebab =Hilang darah akutHemolisisInfeksiGangguan endokrinGang. GinjalKegagalan ss tlgPeny. Infiltratif metastatik Pd ss tlgPenyebab =Terganggu DNA = deff B12/ as. Folat/KeduanyaKemoterapi cancer

    *

  • BESIPROTOFORFIRINHEME + GLOBINHEMOGLOBIN DEFISIENSI BESI INFLAMASI KRONIK

    ANEMIA SIDEROBLASTIKTHALASEMIA

    *

  • Mikrositik : kecil

    karena sintesis eritrosit yang terus berlangsungHipokromi : pewarnaan yang kurang (hemoglobin nya kurang)Insufisinsi sintesis heme dan besi menyebabkan VER dan KHER mengalami penurunan. Hanya sedikit besi yang terikat ke protoporfirin dan enzim penentu kecepatan heme sintetase memerlukan besi untuk menghentikan sintesis heme.Kekurangan besi pembelahan terus berlanjut sel sel lebih kecil.Karena jumlah besi yang tidak memadai, jumlah Hb di setiap sel juga berkurang hipokrom

    *

  • Anemia defisiensi besi penyebab utama : ~ makanan yang tidak memadai ~ malabsorbsi ~ peningkatan pengeluaran besi - haid - perdarahan saluran cerna~ peningkatan kebutuhan besi - bayi - remaja - wania hamil - menyusui

    *

  • Jika terjadi defisiensi besi maka cadangan retikuloendotel (homosiderin dan feritin) akan habis seluruhnya sebelum timbul anemia

    *

  • 2. Anemia pada penyakit kronik

    ~ di sebabkan penurunan pelepasan besi dari makrofag ke plasma.~ memendeknya umur eritrosit.~ respon eritropoietin tidak adekuat terhadap anemia yang disebabkan oleh efek sitokin.~ gambaran khas nya : 1. indeks dan morfologi eritrosit normositik normokrom atau hipokrom ringan.(VER = 75fl) 2. anemia bersifat ringan dan tidak progresif (Hb < 9 g/dl) 3. TIBC menurun, sTfR normal 4.kadar feritin serum normal 5. retikuloendotel normal di sumsum tulang dan berkurang di eritroblas

    *

  • 3. Anemia sideroblastik Anemia refrakter dengan sel hipokrom dalam darah tepi dan besi sumsum tulang yang meningkat.Sideroblas cincin ini adalah eritroblas yang abnormal yang mengandung banyak granula besi yang etrsusun dalam suatu bentuk cincin atau kerah yang melingkari inti.Mutasi sering terjadi pada gen asam -aminolevulinat sintase (ALA-S) yang etrdapat dalam kromosom X

    *

  • 4. Thalasemia

    Terjadi penurunan kecepatan produksi rantai globinSindrom ini di klasifikasikan berdasar rantai globin : ~ thalasemia : produksi rantai alfa menurun ~ thalasemia : produksi rantai beta menurunDapat terjadi akibat kelainan pada sekuens pengkode,transkipsi,atau pengolahan atau defek pada translasi gen.Delesi pada keempat lokus rantai alfa menyebabkan hilang nya RNA massenger untuk sintesis rantai alfa.Thalasemia beta menyebabkan defisiensi mencolok pada kadar mRNA atau tidak menghasilkan mRNA sama sekali.

    *

  • Eritrosit memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah Hb normal.VER dan KHER normalPenyebab anemia ini : - kehilangan darah akut - hemolisis - penyakit kronik yang meliputi ggn endokrin,ggn ginjal,kegagalan sumsum tulang dan penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.

    *

  • Eritrosit yang lebih besar dari ukuran normalVER meningkat dan KHER normalDisebabkan terganggu nya aatu terhenti nya sintesis asam deoksiribonukleat (DNA)Ditemukan pada defisiensi Vit B12 da asam folat.Dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker karena agen-agen menggangu sintesis DNA.

    *

  • Menjelaskan test lab dan cara pembacaan

    *

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUMDARAH TEPIANEMIA DEFISIENSI Fe :MIKROSITIK HIPOKROMANISOSITOSISPOIKILOSITOSISSEL PENSILTHALASEMIA :MIKROSITIK HIPOKROMSEL SASARANERITROSIT BERINTIBENDA INKLUSI BINTIK BASOFILANEMIA SIDEROBLASTIK:NORMOSITIK/MIKROSITIK HIPOKROMSFEROSITSEL SASARAN +

    *

  • ANEMIA DEFISIENSI BESI:METARUBRISIT MENINGKAT, dengan gangguan pematangan sitoplasmaCADANGAN BESI MENURUN

    THALASEMIA:RUBRISIT MENINGKATCADANGAN BESI MENINGKAT

    ANEMIA SEDEROBLASTIK:SIDEROBLAST (Eritrosit berinti dengan butir-butir besi) MENINGKATCADANGAN BESI MENINGKAT

    PEMERIKSAAN LABORATORIUMSumsum tulang

    *

  • DARAH LENGKAP

    Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap:Hb ( Hemoglobin) .g/dlHaematocrite ( Hct )Laju endap darah (ESR).mm/jamJumlah Sel Darah Putih ..x10/mmHitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting)Jumlah Sel Darah Merah. Jt/mLJumlah trombosit/mmIndeks eritrosit.

    Manfaat pemeriksaan darah lengkap : Sbg Pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa.Sbg Pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit.Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau infeksi.

    *

  • PEMERIKSAAM KADAR HbMetode KALORIMETRIDirect MatchingWarna drh dibandingkan dengan warna standar.Cepat, sederhana, menyenangkanKesalahan besar, tidak tepat

    Alkali HematinDarah + Na oH dididihkan Hb hijau biru dari larutan, alkali hematin Standar / SpectrophotometerAkuratTidak akurat untuk ukur Hb bayi

    Metode OxyhemoglobineDarah + Na2 Co3 / NH4OH Oxyhemoglobin SpectrophtCepat, akuratOxyhemoglobin + Cu methemoglob shg hasil lebih rendah

    *

  • Metode cyanmethemoglobineDarah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6 MetHbMetHb + KCN CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm dibandingkan dengan standard.Cepat, teliti kecuali SulhemoglobineMengandung CN yg bersifat racun

    Metode Asam Hametin ( Sahli )Hb direaksikan dg Hcl asam hematin (sempurna) diencerkanDibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard Cepat, sederhana, tidak mahalKurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 %

    *

  • HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR )Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC, WBC,PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll.HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkanhasil pemeriksaaan yang baik.Ciri hapusan darah tepi yang baik :Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling menumpuk,dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit tidak bolehmengerombol di akhir hapusan darah.

    *

  • Pria Wanita SihipoHematokrit 40-54 %38 47 %35 %NormalHb13.5 18 g/dl12-16 g/dl10 g/dlKurang Jmlh eritrosit4.6 6.2 juta4.2 5.4 juta4.5 juta / lKurang Jmlh leukosit4.5 11 ribu4.5 11 ribu7ribu/ lNormal Jmlh trombosit 150 - 450 ribu150-450 ribu200 ribu / lNormalVER80 94 m81 99 m78 flNormal HER27 31 pg27 31 pg22 pgKurang KHER32 36 %32 36 %28.5 g/dlKurang LED< 10 mm/jam< 15 mm/jam8Normal

    *

  • Menjelaskan komplikasi anemia

    *

  • Komplikasi anemia

    1. Merasa cepat lelah saat bekerja sehingga produktivitas juga menurun.

    2.Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mengkompensasi kekurangan oksigen di dalam darah akibat anemia, pada akhirnya dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke.

    Jika anemia yang terjadi akibat defisiensi B12, secara bersamaan juga bisa terjadi kerusakan saraf dan gangguan fungsi otak. Karena Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk kesehatan saraf dan fungsi otak.

    *

  • Menjelaskan penatalaksanaan (farmako dan gizi)

    *

  • 1. Anemia defisiensi besia. terapi besi oralFerro sulfat, mengandung 67mg besiFerro glukonat, mengandung 37 mg besi.b. terapi besi parenteralbiasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi penggunaan besi oral.Besi-sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi intramuskularFerri hidroksida-sukrosa diberikan secara injeksi intravena lambat atau infusc. Pengobatan LainDiet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewaniVitamin C diberikan 3 x 100mg per hari untuk meningkatkan absorpsi besiTransfusi darah, pada anemia def. Besi dan sideroblastik jarang dilakukan (untuk menghindari penumpukan besi pada eritrosit)

    *

  • 2. Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada pengobatan khusus yang mengobati penyakit ini, sehingga pengobatan ditujukan untuk penyakit yang mendasarinya. Jika anemia menjadi berat, dapat dilakukan transfusi darah dan pemberian eritropoietin.

    3. Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia ini dapat dilakukan dengan veneseksi dan pemberian vit b6 (pyridoxal fosfat). Setiap unit darah yang hilang pada veneseksi mengandung 200-250 mg besi.

    4. Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar Hb >10 g/dL.Tetapi transfusi darah yang berulang kadang mengakibatkan penimbunan besi, sehingga perlu dilakukan terapi kelasi besi.

    *

  • Terapi kausalPengobatan dengan :Transfusi (kasus disertai gangguan hemodinamik)Preparat besi (masih perdebatan)Eritropoetin (pada penderita anemia akibat kanker, gagal ginjal, mieoma multipel, artritis reumatoid dan pasien HIV):Eritropoetin alfaEritropoetin betaDarbopoetin

    *

  • Sihipo mengalami anemia mikrositik hipokrom karena nilai VER dan KHER menurun dan kadar Hb juga menurunKurangnya asupan makanan kemungkinan menyebabkan defesiensi besi

    *

  • Sebaiknya lebih memperhatikan penatalaksanaan pada kasus seperti sihipo yang kemungkinan mengalami anemia defesiensi besi dengan memberikan asupan zat besi yang cukupPemberian vitamin C untuk meningkatkan absorbsi besi.

    *

  • Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide to Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.Recht M, Pearson HA. Iron Deficiency Anemia. Dalam : McMillan JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oskis Pediatrics : Principles and Practice. Edisi ke-3. Philadelphia; Lippincott William & Wilkins, 1999 : 1447-8.Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia ; Saunders, 2000 : 1469-71.

    *

  • Sacher RA, Mcpherson RA. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11. EGC: Jakarta, 2004. Tangendjaja A. Patologi Klinik. Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. 1987.Hoffrand AV, Pettit JE. Kapikta Selekta Hematology. Edisi 4. EGC: Jakarta, 2005.

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *