plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · penelitian ini mengkaji masalah kemiskinan...
Post on 18-Mar-2019
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MASALAH KEMISKINAN DALAM NOVEL 9 SUMMERS 10 AUTUMNS:
DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE KARYA IWAN SETYAWAN:
SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM MATERI PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XI, SEMESTER 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Elisabeth Setiyaningsih
091224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MASALAH KEMISKINAN DALAM NOVEL 9 SUMMERS 10 AUTUMNS:
DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE KARYA IWAN SETYAWAN:
SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM MATERI PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XI, SEMESTER 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh :
Elisabeth Setiyaningsih
091224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus atas semua untaian berkat dalam
hidupku.
Ibuku, Christiana Ngatinem untuk doa, kasih sayang, dan
semangat dalam hidupku.
Bapakku, Alm. Yohanes Supono untuk nasihat dan inspirasi
hidup yang tak pernah padam.
Saudara-saudariku yang selalu mendukung dan memberi
semangat: Yusuf Setiyono, Veronika Setiyani , dan Paulus
Setiadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dalam setiap ujian hidup pasti ada pelajaran berharga.
Tetaplah berdoa, berusaha, dan bersyukur.
(Penulis)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan
Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
(Korintus, 15:58)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Setiyaningsih, Elisabeth. 2013. Masalah Kemiskinan dalam Novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple Karya Iwan Setyawan: Suatu
Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Materi
Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas XI, Semester 1. Skripsi. Yogyakarta:
PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple adalah
novel yang terinspirasi kisah nyata kehidupan sang pengarang. Novel ini
menceritakan perjuangan lima anak seorang tukang sopir angkot dalam memperoleh
pendidikan di saat keluarga mereka mengalami masalah ekonomi.
Penelitian ini mengkaji masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan
implementasinya dalam materi pembelajaran sastra di SMA Kelas XI, Semester 1.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosiologi
Sastra. Jenis penelitian adalah penilitian kepustakaan dengan metode diskriptif
analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan teknik
catat. Adapun langkah konkret yang akan ditempuh peneliti sebagai berikut:
Pertama, menentukan novel yang akan dijadikan obyek, yaitu novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan. Kedua,
melakukan studi pustaka. Ketiga, mengidentifikasi struktur pembentuk novel
(tokoh, latar, alur, tema, dan bahasa) dengan menggunakan pendekatan struktural.
Keempat, mendeskripsikan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple dengan tinjauan Sosiologi Sastra menurut pendekatan Damono. Kelima,
menghubungkan antara struktur pembentuk novel dan deskripsi masalah
kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple. Keenam, mengimplementasikan dalam bentuk silabus dan
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) SMA kelas XI, semester 1. Ketujuh,
menarik kesimpulan. Kedelapan, menyajikan dalam bentuk laporan.
Analisis permasalahan sosial dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple fokus pada masalah kemiskinan karena permasalahan
ini merupakan masalah utama yang terkandung dalam novel tersebut. Adapun
masalah kemiskinan ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: faktor individual,
faktor keluarga, faktor sub-budaya, dan faktor struktur sosial. Dampak dari masalah
kemiskinan tersebut bagi para tokoh terlihat adanya kesulitan dalam pemenuhan
kebutuhan primer (pangan, papan, dan sandang), kebutuhan pendidikan, dan
kebutuhan dalam bersosialisasi.
Berdasarkan aspek psikologis, aspek lingkungan, aspek taraf kemampuan,
dan aspek bakat siswa, analisis terhadap novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple dapat diimplementasikan dalam materi pembelajaran sastra
di SMA kelas XI, semester 1 dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam kurikulum KTSP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Setiyaningsih, Elisabeth. 2013. The Poverty Problems in 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke The Big Apple Novel by Iwan Setyawan: A Sociology
Literature Overview and Implementation on The Literature Learning in
The Eleventh Grade of Senior High School, Semester I. Skripsi.
Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Novel of 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple is
inspired by the writer’s life. This novel tells about the effort five of bus driver’s
Children to get education when their family was getting the economy problem.
This research examined poverty problems in the novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple by Iwan Setyawan and implementation
on the literature learning in the eleventh grade of Senior High School, at first
semester. The approach used in this research was a literature sociology approach.
The type of research is documentation study research with analysis descriptive
method. The data collection was obtained by using two techniques which refer to
reading technique and note technique. The concrete steps that researcher through to
doing her research: first, the researcher determined novel which would be the object
of the research, it is novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple by Iwan Setyawan. Second, the researcher conducted a literature view. Third,
identified the characters, setting, plot, theme, and language by used structural
approach. Fourth, the researcher described the novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple using Damono’s sociology literature approach. Fifth,
the researcher connected the novel structure with the description of poverty
problems in the novel. Sixth, the researcher implemented the research finding in
syllabus and lesson plan. Seventh, the researcher made her research conclusion. At
last, the researcher presented her research in the form of report.
The social problem analysis in novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple focus in the poverty problem because poverty problem is the
main problem in the novel. The factors caused the poverty problem are: the
individual factor, the family factor, the culture factor, and the social structure factor.
The problem effect are the characters difficult to sufficient the primary requirement,
education, and society requirement.
Based on psychological aspect, environmental aspect, ability level, and the
talent of the student, it can be concluded that the analysis of 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple especially on its poverty problem can be
used as a material of literature learning for senior high school in the eleventh grade
at first semester. The research findings are on form of Syllabus and Lesson plan in
accordance with School-Based Curriculum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Masalah Kemiskinan Dalam Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel
Ke The Big Apple Karya Iwan Setyawan: Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra dan
Implementasinya dalam Materi Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI, Semester 1.
Penulis menyusun skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, saran, dan dukungan dari
berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini. Sebagai wujud syukur atas
terselesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Caecilia Tutyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi PBSI yang telah
memberikan motivasi dan bantuan bagi penulis selama menempuh studi di
PBSI.
4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, dan saran yang sangat
bermanfaat dalam terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang
dengan sabar memberikan bimbingan dan saran hingga terselesaikannya
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen PBSI dan semua dosen MKK dan MKDK yang dengan tulus
mendidik dan membimbing penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.
8. Staf sekretariat PBSI, seluruh staf Dekanat, staf Perpustakaan, dan staf BAA
yang telah membantu dalam segala urusan administrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………….......... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………….......... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………........... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………... …..………….. iv
MOTTO…………………………………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA……………………………………………………………………. vii
ABSTRAK………………………………………………………………… vii
ABSTRACT………………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x
DAFTAR ISI………………………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………. 7
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………... 7
1.5 Batasan Istilah………………………………………………………. 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………… 10
1.7 Sistematika Penyajian……………………………………………….. 10
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………… 12
2.1 Penelitian yang Relevan……………………………………………… 12
2.2 Kajian Teori…………………………………………………………... 15
2.2.1 Struktur Karya Sastra………………………………………….. 15
2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan………………………………… 17
2.2.1.2 Latar………………………………………………….. 23
2.2.1.3 Alur……………………………………………………. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.1.4 Tema…………………………………………………… 28
2.2.1.5 Bahasa…………………………………………………. 30
2.2.2 Sosiologi Sastra………………………………………………... 31
2.2.3 Permasalahan Sosial…………………………………………… 33
2.2.4 Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA)……… 37
2. 2.4.1 Silabus………………………………………………… 39
2. 2.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………… 43
2. 2.4.3 Materi Pembelajaran Sastra…………………………… 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 48
3. 1 Jenis Penelitian………………………………………………………. 48
3. 2 Metode Penelitian……………………………………………………. 48
3. 3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………... 49
3. 4 Instrumen Penelitian…………………………………………………. 50
3.5 Teknik Analisis Data…………………………………………………. 51
3.6 Sumber Data………………………………………………………….. 51
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………... 52
4.1 Analisis Tokoh dan Penokohan, latar, Alur, Tema, dan Bahasa
dalam Novel 9 Summers10 Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple …………………………………………………….. 52
4. 1. 1 Tokoh dan Penokohan………………………………………… 52
4. 1. 2 Latar………………………………………………………….. 83
4. 1. 3 Alur…………………………………………………………… 106
4. 1. 4 Tema………………………………………………………….. 110
4. 1. 5 Bahasa………………………………………………………… 110
4.2 Masalah Kemiskinan………………………………………………… 113
4.2.1 Faktor Penyebab Kemiskinan………………………………….. 114
4.2.1.1 Faktor Individu…………………………………………. 114
4.2.1.2 Faktor Sub-Budaya……………………………………… 115
4.2.1.3 Faktor Struktural Sosial…………………………………. 115
4.2.1.4 Faktor Keluarga………………………………………… 116
4.2.2 Dampak Masalah Kemiskinan Bagi Keluarga Iwan…………… 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.3 Hubungan antara Tokoh dan Penokohan, Latar, Alur, Tema,
dan Bahasa dengan Masalah Kemiskinan
dalam Novel 9 Summers10 Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple Karya Iwan Setyawan…………………………...... 120
4.3.1 Hubungan Tokoh dan Penokohan dengan Masalah Kemiskinan.. 120
4.3.2 Hubungan Latar dengan Masalah Kemiskinan………………… 121
4.3.3 Hubungan Alur dengan Masalah Kemiskinan…………………. 122
4.3.4 Hubungan Tema dengan Masalah Kemiskinan………………… 122
4.3.5 Hubungan Bahasa dengan Masalah Kemiskinan……………..... 123
BAB V IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS
NOVEL 9 SUMMERS 10 AUTUMNS: DARI KOTA APEL
KE THE BIG APPLE KARYA IWAN SETYAWAN
DALAM MATERI PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XI, SEMESTER 1…………………………….. 125
5. 1 Gambaran Ringkas Hasil Analisis…………………………………… 125
5.2 Potensi novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple
Karya Iwan Setyawan sebagai Pembelajaran Sastra di SMA………. 127
5.3 Model Pemanfaatan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel
ke the Big Apple Karya Iwan Setyawan sebagai Pembelajaran Sastra
di SMA………………………………………………………………. 134
BAB VI PENUTUP……………………………………………………….. 181
6. 1 Kesimpulan………………………………………………………….. 181
6. 2 Implikasi……………………………………………………………... 183
6.3 Saran…………………………………………………………………. 184
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 185
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 188
BIODATA PENULIS……………………………………………………... 223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple adalah novel
pertama karya Iwan Setyawan. Novel ini pernah menjadi novel national Best
Seller dan mendapatkan penghargaan sebagai Buku Fiksi Terbaik Jakarta Book
Award 2011 IKAPI DKI Jakarta. Penghargaan tersebut layak dianugrahkan pada
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karena banyak
nilai-nilai kehidupan yang terkandung didalamnya. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sudjiman (1988:15) yang mengemukakan bahwa karya sastra yang baik
juga membekali kita dengan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup kita selanjutnya.
Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple adalah novel
yang terinspirasi dari kisah nyata sang pengarang. Novel ini menceritakan
kehidupan seorang anak tukang sopir angkot dari Kota Batu yang bernama Iwan
Setyawan. Ia sukses menjadi Direktur di salah satu perusahaan besar di New
York, Amerika Serikat. Mata pencaharian sang ayah sebagai sopir angkot dan
ibunya sebagai ibu rumah tangga telah membuat Iwan dan saudara-saudaranya
harus menjalani masa kecil dengan bersikap nrimo terhadap segala keterbatasan
pemenuhan kebutuhan keluarga mereka. Masa muda Iwan dan keempat
saudaranya lebih sering dihabiskan di rumah untuk belajar dan membantu orang
tua karena keterbatasan ekonomi keluarga turut membatasi sosialisasi dengan
teman-teman mereka. Ketekunan mereka dalam belajar membuahkan prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang membanggakan di sekolah. Iwan dan saudara-saudaranya mampu diterima di
perguruan tinggi negeri berkat prestasi akademik yang mereka capai. Pada
akhirnya, mereka menjadi orang-orang sukses dan merentaskan keluarga mereka
dari kemiskinan.
Masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
The Big Apple yang terjadi pada keluarga Iwan karena beberapa hal. Pertama,
keluarga mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kedua, tradisi
“mangan ora mangan sing penting kumpul” membuat kakek-nenek Iwan tidak
dapat keluar kota menemukan pekerjaan yang lebih baik, sedangkan di Kota Batu
tidak banyak pekerjaan yang menjanjikan pendapatan layak. Ketiga, keluarga
Iwan berasal dari keluarga yang berpendidikan rendah sehingga bapak dan semua
saudara laki-laki ibunya hanya memiliki keterampilan terbatas, yaitu menjadi
sopir angkot.
Masalah kemiskinan biasanya menjadi hambatan bagi seseorang untuk hidup
maju namun cerita dalam novel ini adalah bukti nyata dari sang pengarang dalam
menyikapi kemiskinan menjadi semangat untuk mengejar kesuksesan melalui
pendidikan. Iwan dan saudara-saudaranya mampu mengubah garis hidup
keluarganya menjadi lebih baik karena keberhasilan mereka di dunia pendidikan.
Hal ini semakin memperlihatkan fungsi pendidikan tidak hanya mencerdaskan
namun juga mampu menjadi akses terjadinya mobilitas sosial yang positif dalam
kelas sosial di masyarakat. Gambaran tersebut terdapat dalam kutipan teks novel 9
Summers 10 Autumns: dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan
dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Perjuangan keluargaku bagaikan sesuatu yang tak mungkin dilakukan.
Seorang sopir truk dengan dua anak kuliah, di Bogor dan di Malang, dua anak
lagi masih di SMA dan SMP! Gelombang semakin besar, tapi pelayaran kami tak
berhenti. Kami terus maju, kami terus memberanikan diri, karena berdiam hanya
menunggu badai.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 99).
Barusan aku dipromosikan menjadi Senior Manager, Operations Nielsen
Consumer Research New York! Nggak menyangka sama sekali, setelah lima
tahun di New York, dengan berbekal ijazah lokal, aku bisa meraih posisi ini.
Siapa sangka, anak sopir bisa hidup di New York dan mendapatkan penghargaan
seperti ini. Ini lebih dari mimpiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
Kesuksesan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
di Indonesia membuat novel ini diterjemahkan ke dalam versi Bahasa Inggris
untuk memperluas pemasarannya. Selain itu, cerita dari novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple juga diangkat ke film dengan judul 9
Summer 10 Autumns. Rasa sayang pada ibunya dan Kota Batu tidak cukup
diceritakan oleh Iwan Setyawan di novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple sehingga ia kembali mengeluarkan novel yang berjudul Ibuk dan
Melankoli Kota Batu yang merupakan buku kumpulan fotografi dan narasi puitis.
Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple menarik
untuk diteliti karena beberapa hal. Pertama, kisah novel ini sangat inspiratif dan
penuh dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat diteladani. Kedua, novel ini
terinspirasi kisah nyata dari sang pengarang sehingga banyak pelajaran hidup
yang terkandung dalam novel ini relevan untuk diterapkan dalam kehidupan kita.
Ketiga, Iwan Setyawan sebagai pengarang sangat detail dalam mendeskripsikan
tokoh, tempat, dan setiap peristiwa yang terjadi didalam novel ini dengan bahasa
yang sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hillway dalam Nasir (1988:13) mengungkapkan bahwa penelitian adalah
suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut. Melakukan penelitian karya sastra dibutuhkan metode
penelitian yang tepat agar menghasilkan telaah karya sastra yang benar.
Penelitian akan dilakukan dengan mengunakan pendekatan Sosiologi Sastra.
Pendekatan sosiologi sastra dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya
sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang tejadi dalam masyarakat.
Sebagai salah satu pendekatan dalam kritik sastra, sosiologi sastra dapat mengacu
pada cara memahami dan menilai sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan (sosial) (Wiyatmi, 2006:98). Karya sastra diciptakan oleh
pengarang dan pengarang adalah bagian dari masyarakat sehingga dapat
disimpulkan bahwa karya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Di antara
genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosalah, khususnya
novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial.
Alasan yang dapat dikemukakan, diantaranya: a) novel menampilkan unsur-unsur
cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan
masalah-masalah kemasyarakatan yang paling luas, b) bahasa novel cenderung
merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan dalam
masyarakat (Ratna, 2004:335-336). Oleh karena itulah, dikatakan bahwa novel
merupakan genre yang paling sosiologis dan responsif sebab sangat peka terhadap
fluktuasi sosiohistoris. Selain itu kebebasan sekaligus kemampuan karya sastra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk memasukkan hampir seluruh aspek kehidupan manusia menjadikan karya
sastra sangat dekat dengan aspirasi masyarakat (Ratna, 2004).
Pendekatan sosiologi sastra dipilih untuk menjabarkan pengaruh masyarakat
terhadap sastra dan kedudukan sastra dalam masyarakat. Penulis tertarik
menganalisis permasalahan sosial khususnya mengenai masalah kemiskinan yang
terkandung dalam cerita novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple karya Iwan Setyawan.
Selain menganalisis masalah-masalah kemiskinan yang terkandung dalam
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, Penulis juga
akan menganalisis tokoh, latar, alur, tema, dan bahasa dalam novel tersebut.
Sebagai calon guru, penulis akan berusaha mengimplementasikan hasil pengkajian
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan ini dalam materi pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester 1.
Alasan peneliti ingin mengimplementasikan hasil penelitian ini dalam materi
pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 karena hasil penelitian ini sesuai
jika digunakan dalam materi pembelajaran sastra dengan Standar Kompetensi di
SMA kelas XI semester 1, yaitu memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi Dasar : menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Selain itu cerita novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple juga mengandung nilai-
nilai karakter yang sedang digalakkan pada setiap materi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA, seperti nilai: religius, kerja keras, disiplin, mandiri,
menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Cerita novel 9 Summers 10 Autumns:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dari Kota Apel ke The Big Apple juga menyajikan peristiwa-peristiwa ringan yang
umum dialami keluarga menengah ke bawah di Indonesia sehingga siswa akan
mudah memahami isi cerita novel ini.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan akan
dianalisis dengan menggunaan pendekatan sosiologi sastra. Analisis ini bertujuan
untuk mendeskripsikan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
Hasil deskripsi ini akan diimplementasikan dalam materi pembelajaran satra di
SMA kelas XI semester 1.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada dalam latar belakang, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dan bahasa dalam novel 9
Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan?
2. Apa sajakah masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers
10 Auntumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan?
3. Bagaimana implementasi dari hasil analisis sosiologi sastra novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple untuk materi pada
pembelajaran sastra di kelas XI semester 1?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang dirumuskan di atas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dan bahasa dalam
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya
Iwan Setyawan.
2. Mendeskripsikan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan.
3. Mendeskripsikan implementasi dari hasil analisis sosiologi sastra novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan untuk materi pada pembelajaran sastra di kelas XI semester 1.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Mengembangkan ilmu pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
sekolah, khususnya memberikan sumbangan indikator-indikator yang
sesuai dengan standar kompetensi membaca memahami buku biografi,
novel, dan hikayat yang telah ada dalam silabus pelajaran bahasa
Indonesia kelas XI, semester 1.
b. Memberikan pandangan pemikiran berupa teori atau konsep dalam
bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya mengenai kajian
sosiologi sastra novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple karya Iwan Setyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis
a. Memberi jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.
b. Penelitian ini bermanfaat meningkatkan apresiasi sastra Indonesia
bagi masyarakat.
1.5 Batasan Istilah
Di bawah ini terdapat beberapa batasan istilah yang memudahkan
pembaca dalam memahami penelitian ini. Batasan-batasan istilah tersebut berikut.
1. Tokoh: Individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam
berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990:79).
2. Penokohan: Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman,
1990: 23).
3. Latar: Landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:216).
4. Alur: Struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam
pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek
emosional dan efek artistik tertentu (Abrams dalam Nurgiyantoro,
2007:113).
5. Tema: Gagasan dasar umum yang menopang sebuahkarya sastra dan yang
terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko& Rahmanto
dalam Nurgiyantoro, 2007:68).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
6. Bahasa : Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri (Depdiknas, 2008:116).
7. Kemiskinan: Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan kelompok
dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam
kelompok itu (Soekanto, 2002: 365).
8. Sosiologi sastra: Pemahaman terhadap karya sastra dengan
mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya (Ratna, 2003:2).
9. Pembelajaran sastra: Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara
utuh apabila cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu keterampilan
berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan
rasa, dan menjunjung pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16).
10. Materi pembelajaran sastra: Bahan yang disusun secara sistematis untuk
digunakan dalam pembelajaran sastra yang menampilkan kompetensi-
kompetensi yang harus dikuasai siswa.
11. Silabus: Suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih
lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan
pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajarari siswa dalam rangka
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar (Muslich, 2007:23).
12. RPP: Rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan
guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007:53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah 1) struktur yang membangun novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan
yang meliputi tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dan bahasa, 2) masalah
kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan, 3) implementasi masalah
kemiskinan dari novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
karya Iwan Setyawan dalam materi pembelajaran sastra Indonesia di SMA kelas
XI, semester1.
1.7 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian yang dijabarkan dalam skripsi ini terdiri dari enam
bab. Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini memaparkan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika
penyajian. Bab II merupakan landasan teori. Bab ini memaparkan tentang
penelitian yang relevan dan landasan teori tentang struktur karya sastra, tokoh,
tema, penokohan, latar, bahasa, sosiologi sastra, permasalahan sosial, silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan pembelajaran sastra di kelas XI
semester 1. Bab III merupakan metodologi penelitian. Bab ini memaparkan jenis
penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data,
dan sumber data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini
memaparkan tokoh, penokohan, latar, tema, bahasa, dan masalah kemiskinan yang
terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan. Bab V merupakan implementasi Novel 9 Summers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dalam
pembelajaran sastra kelas XI semester 1. Bab VI merupakan penutup. Bab ini
memaparkan kesimpulan, implikasi, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, peneliti menemukan beberapa
penelitian serupa yang berhubungan dengan topik penelitian. Penelitian pertama,
penelitian dari Laurentia Erika Hartantri (2011) dengan judul Aspek Sosial Dalam
Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas XII Semester 2.
Penelitian ini mendeskripsikan aspek sosial dalam novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata berkaitan dengan permasalahan sosial yang dihadapi para tokoh
dalam novel tersebut. Aspek sosial yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari
tiga aspek, yaitu permasalahan lingkungan hidup, kemiskinan, dan kesenjangan
sosial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti terdapat dalam fokus
masalah yang akan diteliti yaitu masalah sosial namun penelitian peneliti lebih
spesifik meneliti masalah kemiskinan dalam novel ini. Persamaan lainnya terdapat
pada analisis yang digunakan yaitu sosiologi sastra. Perbedaan yang terdapat
dalam penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah objek penelitian. Objek
penelitian Laurentia Erika Hartantri (2011) ini yaitu novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata sedangkan penelitian peneliti adalah novel 9 Summers 10 Autumns
: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
Penelitian terdahulu yang relevan kedua adalah penelitian dari Achmad
Chudori (2012) yang berjudul Pemaknaan Ilustrasi Dari Kota Apel ke The Big
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Apple: Studi Semiotika Terhadap Ilustrasi Cover “Dari Kota Apel ke The Big
Apple” Pada Cover Novel 9 Summers 10 Autumns. Penelitian ini mendeskripsikan
sistem tanda berupa gambar, tulisan, maupun warna pada ilustrasi “Dari Kota
Apel ke The Big Apple” yang terdapat pada cover novel 9 Summers 10 Autumns
yang diinterpretasikan baik secara denotative maupun konotatif, sesuai dengan
kerangka referensi yang diperoleh peneliti melalui interaksi sosial, pengetahuan,
maupun sebagai penggunaan tanda dari kelompok masyarakat atau budaya
tertentu. Penelitian Achmad Chudori (2012) ini menggunakan metode semiotika
Charles Sanders Pierce yang menekankan pada objek tanda yang dibagi kedalam
ikon, indeks, dan simbol. Interpretasi tersebut mampu mengungkapkan muatan
pesan yang terdapat pada ilustrasi “ Dari Kota Apel ke The Big Apple” yang
terdapat pada cover novel 9 Summers 10 Autumns. Persamaan penelitian Achmad
Chudori (2012) ini dengan penelitian peneliti adalah objek penelitian berasal dari
novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah analisis
penelitian dan fokus penelitian. Penelitian ini menganalisis aspek semiotika pada
cover novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya
Iwan Setyawan, sedangkan penelitian peneliti menganalisis sosiologi sastra yang
terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan. Fokus penelitian Achmad Chudori (2012) ini adalah
pemaknaan ilustrasi “ Dari Kota Apel ke The Big Apple “ pada cover novel 9
Summers 10 Autumns. Penelitian peneliti fokus pada masalah kemiskinan yang
terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Apple karya Iwan Setyawan dan implemantasinya dalam materi pembelajaran
sastra kelas XI semester 1.
Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian yang terdapat dalam
http://agztncy.wordpress.com/2012/01/24/analisis-unsur-intrinsik-novel-9-
summer-10-autumns-dari-kota-apel-ke-the-big-apple-karya-iwan-setyawan-dan-
usulan-pembelajaran-dengan-menggunakan-model-sinektik-pada-siswa-kelas-ix-
smp/ dengan judul Analisis Unsur Intrinsik Novel 9 Summer 10 Autumns Dari
Kota Apel Ke The Big Apple Karya Iwan Setyawan Dan Usulan Pembelajaran
Dengan Menggunakan Model Sinektik Pada Siswa Kelas IX SMP. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik dari novel 9 Summers 10
Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan upaya
mencari alternatif bahan ajar yang layak sebagai apresiasi sastra di sekolah dengan
menggunakan model sinektik pada siswa kelas IX SMP. Metode sinektik adalah
metode yang berorientasi pada pengembangan pribadi dan keunikan individu,
penekanannya pada proses membantu individu dalam membentuk dan
mengorganisasikan realita yang unik. Kelebihan lain dari model ini adalah lebih
banyak memperhatikan kehidupan emosional siswa. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian peneliti terdapat pada objek penelitian, yaitu novel 9 Summers
10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian peneliti terdapat pada analisis penelitian dan fokus
penelitian. Penelitian ini menganalisis unsur-unsur intrinsik novel 9 Summers 10
Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan usulan
metode sinektik dalam pembelajaran di kelas XI SMP. Penelitian peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menganalisis masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10
Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan
implementasinya dalam materi pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester 1.
Selain ketiga penelitian di atas, novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota
Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan pernah dibahas dalam artikel yang
dimuat di internet dengan judul novel '9 Summers 10 Autumns': Anak Sopir
Angkot Jadi Direktur di New York yang membahas tentang isi novel dan
tanggapan sang pengarang terhadap novel tersebut. Novel ini pernah diresensi
oleh Stanley Wijaya dengan alamat situs http://www.yousaytoo.com/resensi-
novel-9-summers-10-autumns/3436566.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Struktur Karya Sastra
Karya sastra itu merupakan struktur makna atau struktur yang bermakna.
Hal ini mengingat bahwa karya sastra itu merupakan sistem tanda yang
mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Untuk menganalisis
struktur sistem tanda ini perlu adanya kritik struktural untuk memahami makna
tanda-tanda yang terjalin dalam sistem (struktur) tersebut (Pradopo, 2011:141).
Menurut Abrams (dalam Wahyuningtyas & Santoso, 2011:1) Teori struktural
termasuk dalam pendekatan objektif, yaitu pendekatan yang menganggap karya
sastra sebagai “makhluk” yang berdiri sendiri, menganggap bahwa karya sastra
bersifat otonom, terlepas dari alam sekitarnya, baik pembaca, bahkan
pengarangnya sendiri. Analisis strukturalisme merupakan prioritas pertama
sebelum diterapkannya analisis lain. Tanpa analisis struktural tersebut, kebulatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
makna yang digali dari karya tersebut tidak dapat ditangkap (Wahyuningtyas &
Santoso, 2011:1). Sejalan dengan teori di atas Teeuw (dalam Pradopo, 2011:141)
juga menyatakan analisis struktural ini merupakan prioritas pertama sebelum yang
lain-lain, tanpa itu kebulatan makna intrinsik yang hanya dapat digali dari karya
sastra sendiri tidak akan tertangkap. Menurut Kurniawan (2012:13) sosiologi
sastra juga mengutamakan analisis struktur karya sastra sebagai bahan
penelaahan. Unsur intrinsik novel perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum
menganalisis unsur lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena unsur intrinsik adalah
unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2007:23).
Unsur-unsur ini akan dijumpai saat membaca karya sastra karena kepaduan unsur-
unsur intrinsik yang membuat sebuah novel berwujud. Berdasarkan beberapa
pengertian mengenai struktur karya sastra di atas dapat disimpulkan bahwa
analisis struktur sastra merupakan proses pertama dalam analisis karya sastra yang
harus dilakukan sebelum diterapkannya analisis lain agar terjadi kebulatan makna
intrinsik dari karya sastra tersebut.
Unsur-unsur intrinsik menurut Nurgiyantoro (2007:23) terdiri dari
peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa
atau gaya bahasa. Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam penelitian ini
terbatas pada tokoh dan penokohan, tema, latar, alur, dan bahasa karena unsur-
unsur intrinsik tersebut yang dibutuhkan peneliti untuk menganalisis masalah
kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns:Dari Kota Apel
ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan
Tokoh cerita (character), menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro,
2007:165), adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif,
atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan. Sudjiman (1988:16) dalam bukunya Memahami
Cerita Rekaan mengartikan tokoh sebagai individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Berdasarkan
perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat saja dikategorikan
ke dalam tiga jenis (Nurgiyantoro, 2007:176-183). Pertama, berdasarkan tingkat
pentingnya tokoh dalam sebuah cerita. Kedua, berdasarkan fungsi penampilan
tokoh. Ketiga, berdasarkan perwatakannya.
Berdasarkan tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, tokoh
dibedakan menjadi:
a. Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Menurut Sudjiman
(1988:18) kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama bukan
frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita, melainkan intensitas
keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. Sejalan
dengan pendapat Sayuti (2000:74) yang mengungkapkan tiga cara untuk
menentukan tokoh utama atau sentral. Pertama, tokoh itu yang paling terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dengan makna atau tema. Kedua, tokoh itu yang paling banyak berhubungan
dengan tokoh lain. Kedua, tokoh itu yang paling banyak membutuhkan waktu
penceritaan.
b. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama
(Wahyuningtyas & Santoso, 2011:3).
Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh dibedakan menjadi:
a. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi—yang salah satu jenisnya
secara popular disebut hero—tokoh yang merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita (Altenbernd& Lewis dalam
Nurgiyantoro, 2007:178). Menurut Sudjiman (1988:18), tokoh protagonis
selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita.
b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik (Nurgiyantoro,
2007:179). Sudjiman (1988:19) berpendapat bahwa tokoh yang merupakan
penentang utama dari tokoh protagonis disebut antagonis atau tokoh lawan.
Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
a. Tokoh Sederhana
Tokoh sederhana dalam bentuknya yang asli, adalah tokoh yang hanya
memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja
(Nurgiyantoro, 2007:181-182). Dalam bukunya yang berjudul Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Cerita Rekaan, Sudjiman (1988) menyebut tokoh sederhana sebagai tokoh
datar. Tokoh datar menurutnya adalah tokoh yang bersifat statis; di dalam
perkembangan lakuan, watak tokoh itu sedikit sekali berubah, bahkan ada
kalanya tidak berubah sama sekali.
b. Tokoh Bulat
Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya
(Nurgiyantoro, 2007:183). Sejalan dengan pendapat Sudjiman (1988:21),
jika tokoh memiliki lebih dari satu ciri segi watak yang ditampilkan atau
digarap di dalam cerita sehingga tokoh itu dapat dibeda-bedakan dari tokoh-
tokoh yang lain, maka tokoh itu disebut tokoh bulat atau tokoh kompleks.
Peneliti akan membahas jenis tokoh berdasarkan tingkat pentingnya tokoh
dalam sebuah cerita dan berdasarkan fungsi penampilan tokoh. Hal tersebut
dilakukan karena penelitian ini memfokuskan pada analisis masalah kemiskinan
dalam novel 9 Summers 10 Autumns:Dari Kota Apel ke The Big Apple dan kedua
jenis tokoh tersebut sudah cukup membantu peneliti untuk menganalisis masalah
kemiskinan tersebut.
Dalam sub-bab ini juga akan dibahas mengenai penokohan untuk memberi
penjelasan pada jenis tokoh berdasarkan fungsi penampilan tokoh, yaitu tokoh
protagonis dan tokoh antagonis dan untuk membantu peneliti menganalisis
masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns:Dari Kota Apel ke The
Big Apple. Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya—atau
pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dibedakan ke dalam dua cara atau
teknik, yaitu teknik penjelasan, ekspositori dan teknik dramatik atau istilah
lainnya pelukisan secara langsung dan pelukisan secara tidak langsung
(Nurgiyantoro, 1995). Berikut penjelasan kedua teknik tersebut.
a. Teknik Ekspositori
Teknik pelukisan tokoh ini memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan
secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke
hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan
langsung disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat,
watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya. Biasanya hal tersebut
terungkap dalam tahap perkenalan.
b. Teknik Dramatik
Penampilan tokoh cerita, dalam teknik dramatik, artinya mirip dengan yang
ditampilkan pada drama, dilakukan secara tak langsung. Pengarang tidak
mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.
Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya
sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat
kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melaui
peristiwa yang terjadi. Wujud penggambaran teknik dramatik dapat
dilakukan dengan sejumlah teknik. Berbagai teknik yang dimaksud sebagian
di antaranya akan dikemukakan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(1) Teknik Cakapan
Percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita biasanya juga
dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
Namun tidak semua percakapan mampu mencerminkan kedirian tokoh
hanya percakapan yang baik, efektif, dan fungsional yang mampu
menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mencerminkan sifat
kedirian tokoh.
(2) Teknik Tingkah Laku
Teknik tingkah laku menyaran pada tindakan yang bersifat nonverbal,
fisik. Wujud tindakan dan tingkah laku menunjukkan reaksi, tanggapan,
sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya meskipun
tidak semua tingkah laku yang dilakukan tokoh dapat mencerminkan hal
tersebut.
(3) Teknik Pikiran dan Perasaan
Keadaan dan jalan pikiran serta perasaan yang melintas di dalam pikiran
dan perasaan, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh, dalam
banyak hal akan mencerminkan sifat sifat kedirian tokoh tersebut.
Perbuatan dan kata-kata merupakan wujud konkret tingkah laku pikiran
dan perasaan. Meskipun tidak semua pikiran dan perasaan diwujudkan
secara konret dalam bentuk perbuatan dan kata-kata.
(4) Teknik Arus Kesadaran
Arus kesadaran merupakan sebuah teknik narasi yang berusaha
menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran
pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams
dalam Nurgiyantoro, 1995:206). Arus kesadaran sering disamakan
dengan interior monologue, monolog batin. Monolog batin, percakapan
yang hanya terjadi dalam diri sendiri, yang umumnya ditampilan dengan
gaya “aku”, berusaha menangkap kehidupan batin, urutan suasana
kehidupan batin, pikiran, perasaan, emosi, tanggapan, kenangan, nafsu,
dan sebagainya.
(5) Teknik Reaksi Tokoh
Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu
kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap-tingkah-laku orang lain, dan
sebagainya yang berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang
bersangkutan.
(6) Teknik Reaksi Tokoh Lain
Reaksi tokoh(-tokoh) lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan
oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari
kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan
lain-lain. Penilaian kedirian tokoh (utama) diceritakan oleh tokoh-tokoh
cerita yang lain dalam sebuah karya.
(7) Teknik Pelukisan Latar
Suasana latar (tempat) sekitar tokoh sering dipakai untuk melukiskan
kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat lebih mengitensifkan sifat
kedirian tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagai teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang lain. Keadaan latar tertentu dapat menimbulkan kesan yang tertentu
di pihak pembaca.
(8) Teknik Pelukisan Fisik
Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya,
atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan
adanya keterkaitan itu. Keadaan fisik tokoh perlu dilukiskan, terutama
jika ia memiliki bentuk fisik khas sehingga pembaca dapat
menggambarkan secara imajinatif.
Adapun pendapat berdasarkan Aminudin dalam Siswanto (2008:145)
menyebutkan beberapa cara memahami watak tokoh, yaitu: a) melalui tuturan
pengarang terhadap karakteristik pelakunya, b) gambaran yang diberikan
pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya
berpakaian, c) menunjukkan bagaimana perilakunya, d) melihat bagaimana tokoh
itu berbicara tentang dirinya sendiri, e) memahami jalan pikirannya, f) melihat
bagaimanakah tokoh lain berbincang tentangnya, g) melihat tokoh lain berbincang
dengannya, h) melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu member reaksi
terhadapnya, dan i) melihat bagaimanakah tokoh itu mereaksi dalam yang lain.
2.2.1.2 Latar
Latar atau setting disebut juga landasan tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:216). Latar
mempunyai fungsi sebagai pijakan cerita agar memberikan kesan realistis pada
pembaca. Fungsi lain dari latar adalah (a) memberikan informasi situasi (ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan tempat) sebagaimana adanya, (b) berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin
para tokoh; latar menjadi metafor dari keadaan emosional dan spiritual tokoh, (c)
latar juga dapat menciptakan suasana.
Unsur latar menurut Nurgiyantoro (2007:227-233) dapat dibedakan ke
dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial.
a. Latar Tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah
dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat
istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan
lain-lain. Latar sosial menurut Hudson dalam Sudjiman (1988) mencakup
penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan
sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan lain-lain yang melatari
peristiwa.
Perlu diketahui bahwa tidak semua latar cerita itu ada di dalam sebuah
cerita rekaan. Mungkin dalam sebuah cerita rekaan, latar cerita yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menonjol adalah latar waktu dan tempat. Mungkin dicerita lainnya yang
menonjol adalah latar sosial. Penggambaran latar ini ada yang terperinci, ada
pula yang tidak. Ada latar yang dijelaskan secara persis seperti kenyataannya;
ada yang gabungan antar kenyataan dan khayalan; ada juga latar yang
merupakan hasil imajinasi sastrawannya (Siswanto, 2008:150).
2.2.1.3 Alur
Alur adalah peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita
(Sudjiman, 1988:29). Alur juga dapat diartikan sebagai struktur peristiwa-
peristiwa yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian
berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik
tertentu (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:113). Stanton dalam Nurgiyantoro (
2007:113) pun mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan
kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,
peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Sejalan dengan pendapat Kenny dalam Nurgiyantoro (2007:113) mengemukakan
bahwa plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak
bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu
berdasarkan kaitan sebab akibat. Plot juga diartikan sebagai bagan atau kerangka
kejadian dimana para peran berbuat (Hamzah,1985:69). Berdasarkan pengertian-
pengertian mengenai alur di atas dapat disimpulkan bahwa alur adalah urutan
peristiwa dalam cerita.
Ditinjau berdasarkan urutan waktu dikenal dengan Alur Lurus (Maju) atau
progresif, Alur Sorot-Balik (Mundur) atau regresif, dan Alur Campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Alur Lurus (Maju) atau Progresif
Sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan
bersifat kronologis, peristiwa (-peristiwa) yang pertama diikuti atau
menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau, secara
runtut cerita dimulai dari tahap awal (penituasian, pengenalan,pemunculan
konflik), tengah (konflik meningkat, klimak), dan akhir (penyelesaian).
b. Alur Sorot- Balik (Mundur) atau regresif
Urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang beralur regresif
tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan
mungkin dari tahap tengah atau tahap akhir, baru kemudian tahap awal
cerita dikisahkan.
c. Alur Campuran
Alur yang didalamnya mengandung alur progresif dan regresif.
Alur berdasarkan kriteria jumlah dapat dibagi menjadi dua yaitu alur tunggal
dan alur sub-sub plot.
a. Alur Tunggal
Karya fiksi yang beralur tunggal biasanya hanya mengembangkan sebuah
cerita dengan menampilkan seorang tokoh utama protagonis yang sebagai
hero. Cerita pada umumnya hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh
tersebut, lengkap dengan permasalahan dan konflik yang dialaminya.
b. Alur sub-subplot
Karya fiksi yang memiliki lebih dari satu alur yang dikisahkan, atau terdapat
lebih dari seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan konflik yang dihadapi. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro
(1995:158) subplot, hanya merupakan bagian dari plot utama. Ia berisi cerita
“kedua” yang ditambahkan yang bersifat memperjelas dan memperluas
pandangan kita terhadap plot utama dan mendukung efek keseluruhan
cerita.
Alur berdasarkan kriteria kepadatan adalah padat atau tidaknya
pengembangan dan perkembangan cerita pada karya fiksi. kriteria ini dibedakan
menjadi dua yaitu alur padat dan alur longgar.
a. Alur Padat
Alur padat adalah alur yang cara penyajian ceritanya cepat dan peristiwa-
peristiwa fungsional terjadi susul-menyusul dengan cepat, hubungan antar
peristiwa juga terjalin erat, dan pembaca seolah-olah selalu dipaksa untuk
terus-menerus mengikutinya.
b. Alur Longgar
Dalam cerita yang beralur longgar, pergantian peristiwa demi peristiwa
penting berlangsung lambat.
Alur berdasarkan kriteria isi adalah sesuatu, masalah, kecenderungan
masalah, yang diungkap dalam cerita. Kriteria ini dapat dibagi dua, yaitu alur
peruntungan dan alur tokohan.
a. Alur Peruntungan
Alur peruntungan berhubungan dengan cerita yang mengungkapkan nasib,
peruntungan, yang menimpa tokoh (utama) cerita yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Alur Tokohan
Alur tokohan menyaran pada adanya sifat pementingan tokoh, tokoh yang
menjadi fokus perhatian.
c. Alur Pemikiran
Alur Pemikiran mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran,
keinginan, perasaan, berbagai macam obsesi, dan lain-lain hal yang menjadi
masalah hidup dan kehidupan manusia. (Nurgiyantoro, 1995:153-162).
2.2.1.4 Tema
Gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto dalam
Nurgiyantoro, 2007:68). Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam
karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik,
dan situasi tertentu (Nurgiyantoro, 2007:68). Hal ini seperti yang diungkapkan
Sudjiman (1988:50) bahwa gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari suatu
karya sastra disebut tema. Menurut Stanton dan Kenny dalam Nurgiyantoro
(2007:67) tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema dalam
karya fiksi dapat disimpulkan dengan menyimpulkan keseluruhan cerita.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, tema dapat disimpulkan sebagai
gagasan yang mendasari cerita suatu karya sastra.
Dalam usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel secara lebih
khusus dan rinci, Stanton dalam Nurgiyantoro (2007:87-88) mengemukakan
adanya sejumlah kriteria sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan
tiap detail cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting.
Hal itu disebabkan pada detil-detil yang menonjol (atau: ditonjolkan) itulah—
yang dapat diidentifikasi sebagai tokoh-masalah-konflik utama—pada umumnya
sesuatu yang ingin disampaikan ditempatkan.
Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat
bertentangan dengan detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra,
merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap
dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan
sebagai sesuatu yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, tentunya pengarang tak
akan “menjatuhkan” sendiri sikap dan keyakinannya yang diungkapkan dalam
detil-(detil) tertentu cerita yang lainnya.
Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri
pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung
dalam novel yang bersangkutan. Tema cerita tak dapat ditafsirkan hanya
berdasarkan perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi
lain yang kurang dapat dipercaya.
Keempat, penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri pada
bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita.
Menurut Sudjiman (1988:50-52) terdapat beberapa tema yaitu:
1) Tema yang bersifat didaktis, yaitu tema yang dinyatakan dengan
pertentangan baik dan buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Tema eksplisit, yaitu tema cerita yang secara jelas dinyatakan, misalnya
tema yang terlihat pada judul.
3) Tema simbolik, yaitu tema yang biasanya dinyatakan secara implisit
(tersirat).
4) Tema yang terungkap oleh dialog.
2.2.1.5 Bahasa
Bahasa menurut KBBI (2008:116) adalah sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa meliputi segala macam tindak
komunikasi yang menyangkut pemakaian lambang bunyi (Rahmanto, 1988:11).
Bahasa merupakan unsur penting dalam karya sastra karena bahasa adalah sarana
pengungkapan sastra itu sendiri. Jika sastra dikatakan ingin menyampaikan
sesuatu, mendialogkan sesuatu, sesuatu tersebut hanya dapat dikomunikasikan
lewat bahasa (Nurgiyantoro, 2007:272). Sastra juga disebut sebagai institusi sosial
yang memakai medium bahasa (Wellek dan Warren, 1990:109). Sejalan dengan
pendapat Siswanto (2008:19) yaitu pesan yang disampaikan sastrawan kepada
pembacanya, yaitu berbentuk karya sastra. Kemudian karya sastra tersebut
disampaikan dengan medium bahasa. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
efektifitas pengungkapan, bahasa dalam sastra disiasati, dimanipulasi, dan
didayagunakan secermat mungkin sehingga tampil dengan sosok yang berbeda
dengan bahasa non sastra. Sebagai bahasa, karya sastra sebenarnya dapat dibawa
ke dalam keterkaitan yang kuat dengan dunia sosial tertentu yang nyata, yaitu
lingkungan sosial tempat dan waktu bahasa yang digunakan oleh karya sastra itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
hidup dan berlaku. Apabila bahasa dipahami sebagai sebuah tata simbolik yang
bersifat sosial dan kolektif, karya sastra yang menggunakan bahasa itu terbagi tata
simbolik yang sama dengan masyarakat pemilik dan pengguna bahasa itu. Apabila
sebagai tata simbolik bahasa dimengerti sebagai alat perekam dan reproduksi
pengalaman para pemakai dan penggunanya, karya sastra, dapat ditempatkan
sebagai aktivitas simbolik yang terbagi pula secara sosial (Faruk, 2012:46).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki
peran penting dalam karya sastra, yaitu sebagai sarana penyampaian karya sastra
itu sendiri dan sebagai tanda untuk mengenali lingkungan sosial dan waktu bahasa
yang digunakan oleh karya sastra saat karya sastra itu hidup dan berlaku.
2.2.2 Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal
dari kata sosio (Yunani: socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, atau teman)
dan logi (logos berarti sabda, perkataan, atau perumpaan). Sastra dari kata sas
(sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, atau memberi petunjuk. Akhiran tra
berarti alat. Hakikat sosiologi adalah objektivitas, sedangkan hakikat karya sastra
adalah subyektivitas dan kreativitas (Ratna, 2003:4). Sosiologi sastra secara
umum menjelaskan hubungan faktor kehidupan sosial manusia dengan karya
sastra. Oleh karena itu, Damono (1978:2) membuat menyimpulkan bahwa
pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan
disebut sosiologi sastra. Endraswara (2011:5) dalam bukunya yang berjudul
Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra memberikan pengertian sosiologi sastra
adalah ilmu yang memanfaatkan faktor sosial sebagai pembangun sastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Karya sastra adalah gambaran masyarakat yang memakai medium bahasa,
oleh sebab itu pemahaman sastra tidak hanya ditentukan oleh struktur karya sastra
namun juga dari sosiologi karya sastra tersebut. Dasar pendekatan sosiologis
adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat.
Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh: a) karya sastra
dihasilkan oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat,
dan c) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d)
hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat (Ratna, 2004:60).
Hal tersebut membuktikan bahwa kehidupan sosial masyarakat pengarang
mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya. Analisis sosiologi sastra berkaitan
dengan analisis sosial terhadap karya sastra, baik ideologi sosial pengarang,
pandangan dunia pengarang, pengaruh strukturasi masyarakat terhadap karya
sastra atau sebaliknya, dan fungsi sosial sastra (Kuniawan, 2012:6).
Wellek dan Warren dalam Kurniawan (2012:11) juga mengemukakan
tiga paradigma pendekatan dalam sosiologi sastra. Pertama, sosiologi pengarang;
inti dari analisis sosiologi pengarang ini adalah memaknai pengarang sebagai
bagian dari masyarakat yang telah menciptakan karya sastra. Kedua, sosiologi
karya sastra; analisis aspek sosial dalam karya sastra dilakukan dalam rangka
untuk memahami dan memaknai hubungannya dengan keadaan sosial masyarakat
di luarnya. Ketiga, sosiologi pembaca; kajian pada sosiologi pembaca ini
mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang
memaknai karya sastra dan kajian pada pengaruh sosial yang diciptakan karya
sastra. Menurut Damono (1978:2) terdapat dua kecenderungan utama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
telaah sosiologis terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada
anggapan bahwa, sastra merupakan cermin proses sosial-ekonomis belaka.
Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra untuk membicarakan
sastra; sastra hanya berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar
sastra itu sendiri. Jelas bahwa dalam pendekatan ini teks sastra tidak dianggap
utama, ia hanya merupakan epiphenomenon (gejala kedua). Kedua, pendekatan
yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode yang
dipergunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks mengetahui
strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala
sosial yang diluar sastra. Penelitian ini akan menggunakan kedua pendekatan
sosiologi sastra dari Damono tersebut.
2.2.3 Permasalahan Sosial
Menurut Soekanto (1986) dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar,
gejala dimana unsur-unsur tertentu dari masyarakat tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan
bahkan penderitaan bagi warga-warga masyarakat dinamakan problema-problema
sosial. Menurut Hendropuspito (1989:315) masalah sosial didefinisikan sebagai
kesenjangan antara nilai budaya yang ideal dan tingkah laku yang ada dalam
masyarakat, dan yang menimbulkan bentrokan antara sejumlah nilai sosial.
Soekanto (1989) juga menyimpulkan bahwa pada dasarnya, problema-problema
sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral sehingga problema-problema sosial
tak mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Soekanto (2002:360) menyebutkan faktor-faktor yang melatarbelakangi
timbulnya masalah sosial yaitu:
1) Faktor Ekonomi
Problem-problem yang termasuk dalam faktor ini dapat dicontohkan misalnya,
kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran.
2) Faktor Psikologi
Problem-problem yang termasuk dalam faktor ini dapat dicontohkan,
misalnya, penyakit syaraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa.
3) Faktor Biologis
Problem-problem yang termasuk dalam faktor ini dapat dicontohkan,
misalnya, penyakit.
4) Faktor Kebudayaan
Problem-problem yang termasuk dalam faktor ini dapat dicontohkan,
misalnya, perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik ras, dan
keagamaan.
Masalah sosial yang menonjol pada novel 9 Summers 10 Autumns : Dari
Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan adalah masalah kemiskinan
yang disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga penelitian ini memfokuskan pada
permasalahan tersebut. Masalah Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu
keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok itu (Soekanto, 2002:365).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Teori-teori kemiskinan pada umumnya bermuara pada dua paradigma besar
yang juga berpengaruh pada pemahaman mengenai kemiskinan dan
penanggulangan kemiskinan. Dua paradigma yang dimaksud adalah Neo-Liberal
dan Demokrasi-Sosial.
1. Neo-Liberal
Pada paradigma ini individu dan mekanisme pasar bebas menjadi fokus
utama dalam melihat kemiskinan (Syahyuti via Febriana, 2010:15). Pendekatan
ini menempatkan kebebasan individu sebagai komponen penting dalam suatu
masyarakat. Oleh karena itu dalam melihat kemiskinan, pendekatan ini
memberikan penjelasan bahwa kemiskinan merupakan persoalan individu yang
merupakan akibat dari pilihan-pilihan individu. Bagi pendekatan ini kekuatan
pasar merupakan kunci utama untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Hal ini
dikarenakan kekuatan pasar yang diperluas dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
akan menghapuskan kemiskinan (Syahyuti via Febriana, 2010:15).
Kelemahan paradigma ini adalah terlalu memandang kemiskinan hanya melalui
pendapatan dan kurang melibatkan orang miskin sebagai subyek dalam
permasalahan kemiskinan (Satterthwaite via Febriana, 2010:16).
2. Demokrasi-Sosial
Paradigma ini tidak melihat kemiskinan sebagai persoalan individu,
melainkan lebih melihatnya sebagai persoalan struktural (Cheyne, O’Brien dan
Belgrave via Febriana, 2010:16).
Pendekatan ini juga menekankan pada kesetaraan sebagai prasyarat
penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan (Syahyuti via Febriana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2010:16). Kemandirian dan kebebasan ini akan tercapai jika setiap orang memiliki
atau mampu menjangkau sumber-sumber bagi potensi dirinya, seperti pendidikan,
kesehatan yang baik dan pendapatan yang cukup. Kebebasan disini bukan sekedar
bebas dari pengaruh luar namun bebas pula dalam menentukan pilihan-pilihan.
Ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakatlah yang mengakibatkan
kemiskinan ada dalam masyarakat. Bagi pendekatan ini tertutupnya akses-akses
bagi kelompok tertentu menjadi penyebab terjadinya kemiskinan.
Kelemahan teori ini adalah adanya ketergantungan yang tinggi pada
negara dalam membentuk struktur dan institusi untuk menanggulangi kemiskinan.
Padahal pencapaian pembentukan struktur dan institusi yang tepat dalam
menangani kemiskinan itu sendiri tergantung pada kapabilitas kelompok miskin.
Berdasarkan pengertian kedua paradigma di atas dapat disimpulkan bahwa
paradigma Demokrasi-Sosial lebih sesuai dengan masalah kemiskinan yang
terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan karena masalah kemiskinan yang terdapat dalam
cerita novel tersebut terstruktur bukan masalah individual namun masalah yang
terstruktur karena dialami secara turun-temurun oleh keluarga Iwan. Pada
akhirnya pendidikan menjadi jalan pemecahan masalah kemiskinan dalam novel
ini.
Penyebab kemiskinan pada umumnya bermacam-macam. Menurut Soekanto
(1982:320) persoalan kemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan primer sehingga timbul tuna karya, tuna susila, dan lain sebagainya.
Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena salah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga
kemasyarakatan di bidang ekonomi. Menurut pendapat Miko Saputra dalam Blog-
nya yang dimuat di http://mikokuantan.blogspot.com/2011/04/beberapa-konsep-
kemiskinan.html pada tanggal 19 April 2011 menyebutkan beberapa faktor
penyebab timbulnya kemiskinan, yaitu:
a. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
b. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga;
c. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar;
d. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
e. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
Beberapa penyebab kemiskinan di atas merupakan penyebab masalah
kemiskinan pada novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple
karya Iwan Setyawan, kecuali penyebab agensi karena cerita dalam novel ini tidak
melibatkan adanya pengaruh aksi orang lain atau kebijakan pemerintah.
2.2.4 Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila
cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan
menjunjung pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Dalam kaitannya dengan
pengajaran sastra, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) aspek psikologis,
2) aspek lingkungan, 3) aspek taraf kemampuan, dan 4) aspek bakat (Jabrohim,
1994:23). Selain itu pengajaran sastra haruslah diorientasikan kepada pemahaman
pembaca karya sastra, bukan pada keterampilan menghafal teori. Keterampilan
proses komunikasi yang diharapkan hadir dari hasil pemahaman membaca karya
satra yaitu kemampuan merekonstruksi struktur bangun sastra secara faktual yang
berwujud pengalaman-pengalaman hidup yang berharga. Hasil pemahaman
membaca karya sastra prosa yang diharapkan muncul dari peserta ajar
sekurangnya: (1) peserta ajar dapat melakukan rekonstruksi alur cerita, (2)
menyusun peta setting (latar: tempat kejadian) dalam cerita, (3) menyusun
perwatakan tiap pelaku dalam cerita, (4) menyimpulkan pesan pengarang terhadap
zamannya, (5) maksud pengarang menulis cerita dari persoalan zaman yang
dipaparkan dalam cerita (Jabrohim, 1994:141).
Penelitian ini memfokuskan pada pengimplementasian hasil penelitian
untuk materi pembelajaran sastra yang akan diaplikasikan pada silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP ini dirancang
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Komponen KTSP
meliputi empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
(2) struktur dan muatan KTSP, (3) Kalender pendidikan, dan (4) silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP). Materi pembelajaran akan digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
untuk pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester 1 dengan Standar
Kompetensi (SK): Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel
terjemahan. serta Kompetensi Dasar (KD): Menganalisis unsur-unsur intrinsik
dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Berikut akan dijelaskan pengertian
dari silabus, RPP, dan materi pembelajaran.
2.2.4.1 Silabus
Suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajarari siswa dalam rangka pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar (Muslich, 2007:23). Prinsip pengembangan
silabus menurut Muslich (2007:25-26) antara lain:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai atau ada keterkaitan dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajek, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
Muslich (2007:28-30) mengungkapkan langkah-langkah pengembangan
silabus meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana yang tercantum pada Standar Isi, dengan memerhatikan hal-hal
berikut:
- Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi;
- Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
- Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi daar antarmata pelajaran.
2. Mengidentifikasi materi pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
- Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
- Kebermanfaatan bagi peserta didik;
- Struktur keilmuan;
- Kedalaman dan keluasan materi;
- Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
- Alokasi waktu.
3. Mengembangkan pengalaman belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melaui pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Merumuskan indikator keberhasilan belajar
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
5. Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator.
6. Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, tingkat kesulitan, dan
kepentingan kompetensi dasar.
7. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Format silabus menurut Muslich (2007:30-35) paling tidak memuat
sembilan komponen, yaitu:
1. Komponen Identifikasi
2. Komponen Standar Kompetensi
3. Komponen Kompetensi Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Komponen Materi Pokok
5. Komponen Pengalaman Belajar
6. Komponen Indikator
7. Komponen Jenis Penilaian
8. Komponen Alokasi Waktu
9. Komponen Sumber Belajar
2.2.4.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan pembelajaran mata
pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas
(Muslich, 2007:53). RPP adalah pegangan guru dalam mengajar sesuai
kompetensi dasar yang telah ditentukan sehingga isi dari RPP harus memuat
rangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
Menurut Muslich (2007:46), langkah-langkah yang patut dilakukan guru
dalam menyusun RPP, yaitu:
1) Ambilah satu unit pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran
2) Tuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit
itu
3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar
4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator
5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran itu
6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/ dikenakan kepada siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
7) Pilihlah metode yang dapat yang mendukung sifat materi dan tujuan
pembelajaran
8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan
tujuan pembelajaran, yang bias dikelompokkan menjadi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam
pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu
pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bias didasarkan pada satuan
tujuan pembelajaran atau sifat/ tipe / jenis materi pembelajaran.
10) Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran
secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan.
11) Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan
digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
2.2.4.3 Materi Pembelajaran Sastra
Terdapat beberapa pengertian tentang materi ajar dalam
http://yuni_yuven.blog.undip.ac.id/2012/05/23/strategi-menyiapkan-bahan-ajar/,
diakses tanggal 19 Desember 2012, antara lain: Menurut University of
Wollongong NSW 2522 Australia, 2007, bahan ajar atau teaching-material,
terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan.
Teaching (melaksanakan pembelajaran) diartikan sebagai proses menciptakan
dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif . Sedangkan material
merupakan bahan/alat atau sumber yang yang dapat dipakai dalam teaching.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Rangkuman dari hal diatas oleh Dikmenum dikemukakan : bahwa, bahan ajar
merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan Paulina Pannen (2001)
menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang
disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Adapun Andi Prastowo (2011) menyatakan pemahaman bahan
ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara
sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta
didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran. Berdasarkan pengertian-pengertian
yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa materi ajar
adalah bahan yang disusun secara sistematis untuk digunakan dalam
pembelajaran yang menampilkan kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai
siswa.
Menurut Rahmanto (1988) dalam bukunya Metode Pengajaran Sastra
terdapat tiga aspek penting dalam memilih bahan pengajaran sastra, yaitu: pertama
dari sudut bahasa, kedua dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari
sudut latar belakang kebudayaan para siswa. Aspek kebahasaan dalam sastra ini
tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor
lain seperti: cara penulisan yang dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada
waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau
pengarang. Aspek Psikologi membagi tingkatan psikologis anak-anak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dasar dan menengah: 1) Tahap pengkhayalan (8-9 tahun); 2) Tahap romantik (10-
12 tahun); 3) Tahap realistik (13-16 tahun); 4) Tahap generalisasi (16 tahun dan
selanjutnya). Aspek latar belakang, siswa biasanya akan mudah tertarik pada
karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar
belakang kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh
yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka
atau orang-orang di sekitar mereka. Dalam banyak hal tuntutan semacam ini sehat,
karena: pertama, tuntutan ini mencerminkan adanya kesadaran bahwa karya sastra
hendaknya menghadirkan sesuatu yang erat hubungannya dengan kehidupannya
siswa dan kedua, siswa hendaknya terlebih dahulu memahami budayanya sebelum
mencoba mengetahui budaya orang lain.
Berikut daftar SK dan KD di kelas XI semester 1 dan 2 yang berkaitan
dengan pembelajaran sastra.
Daftar SK dan KD Kelas XI Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
7. Memahami berbagai
hikayat, novel
Indonesia/novel terjemahan.
7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik hikayat.
7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
Daftar SK dan KD Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
15. Memahami buku biografi,
novel, dan hikayat.
15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik
dan dapat diteladani dari tokoh.
15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan
dengan hikayat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil analisis masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns :
Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan akan diimplementasikan
dalam materi pembelajaran salah satu SK dan KD di atas. Peneliti memilih salah
satu Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas XI semester 1,
yaitu SK: Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan dan
KD: Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan. Alasan memilih SK dan KD tersebut karena hasil analisis
penelitian ini berkaitan dengan analisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
sehingga sesuai dengan KD: Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia/terjemahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi di bawah ini meliputi jenis penelitian, pendekatan, teknik
pengumpulan data, dan sumber data. Berikut diuraikan keenam bagian metode
penelitian berikut.
3. 1 Jenis Penelitian
Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, jenis penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan atau kajian pustaka. Penelitian kepustakaan yakni
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian yang berkaitan dengan
topik, yaitu masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Penelitian ini
menggunakan sosiologi sastra menurut pendapat Damono. Pertama, peneliti akan
yang menggunakan teks sastra yaitu novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota
Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai bahan penelahaan. Kedua,
sastra akan ditelaah berdasarkan anggapan bawa sastra adalah cermin proses
sosial-ekonomis. Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra untuk
membicarakan sastra.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskripsi analisis. Metode
ini dilakukan dengan mendeskripsikan fakta-fakta kemudian dianalisis (Ratna,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2004:53). Penelitian ini tidak hanya menganalisis dan mengumpulkan data,
melainkan menguraikan dan memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya
tentang data-data tersebut. Pertama, peneliti akan mengumpulkan dan
mendeskripsikan data tentang tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dan bahasa
yang terdapat pada novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan. Kemudian peneliti mengumpulkan data dan
mendeskripsikan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple dan menguraikan lebih dalam
kaitan semua data tersebut. Hasil analisis tersebut diimplementaikan dalam materi
pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester 1.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik baca dan
teknik catat. Penelitian dilakukan dengan pembacaan dan pencatatan. Teknik baca
digunakan untuk membaca teks sastra dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan. Teknik catat digunakan
peneliti untuk mencatat hal-hal yang sesuai dan mendukung pemecahan masalah
yang telah dirumuskan.
Berdasarkan kedua teknik diatas, peneliti menggunakan sumber tertulis.
Sumber tertulis adalah novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan sebagai obyek kajian, buku-buku kesusastraan yang
memuat uraian tentang unsur-unsur intrinsik karya sastra dan masalah kemiskinan
yang relevan dengan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan,
dan buku-buku yang menguraikan tentang pembelajaran sastra di sekolah.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini
menggunakan alat bantu bibliografis yang berupa buku-buku referensi dengan
menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu teknik baca dan teknik catat.
3.5 Teknik Analisis Data
Langkah-langkah penelitian ini terdapat beberapa langkah, yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan novel yang dijadikan objek penelitian, yaitu novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan.
2. Melakukan studi pustaka dengan mencari dan mengumpulkan bahan dari
berbagai sumber, seperti buku, majalah, dan internet yang relevan dengan
penelitian ini.
3. Mengidentifikasi struktur pembentuk dalam novel tersebut yang berupa
unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dan bahasa).
4. Mendeskripsikan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple karya Iwan Setyawan dengan tinjuan sosiologi sastra menurut
pendekatan Damono, yaitu mendeskripsikan masalah kemiskinan dalam
novel tersebut.
5. Menghubungkan antara struktur pembentuk novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple dengan deskripsi masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple.
6. Mengimplementasikan dalam bentuk materi pembelajaran sastra yang
akan digunakan dalam silabus dan RPP SMA kelas XI, semester 1.
7. Menarik kesimpulan.
8. Menyajikan dalam bentuk laporan.
3.6 Sumber Data
Menurut Siswantoro (2005:64) sumber data adalah subjek penelitian dari
mana data diperoleh. Sumber data pada penelitian ini adalah:
Judul : 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
Pengarang : Iwan Setyawan
Terbitan : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku : 221 halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab empat ini akan dideskripsikan hasil analisis struktur intrinsik
karya sastra yang dibatasi pada tokoh dan penokohan, latar, alur, tema, dan
bahasa. Unsur-unsur tersebut dianggap cukup memadai oleh penulis untuk
memahami masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10
Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan. Selain itu,
dalam bab empat ini juga dianalisis hubungan antara tokoh, latar, alur, tema, dan
bahasa dengan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple.
4.1 Analisis Tokoh, Latar, Alur, Tema, Bahasa, dan Masalah Kemiskinan
dalam Novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple
4.1.1 Tokoh dan Penokohan
Tokoh cerita (character), menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro,
2007:165), adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau
drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Tokoh-tokoh yang ada dalam novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota
Apel ke The Big Apple yaitu: Iwan, Bocah Kecil, Abdul Hasim, Ngatinah, Wagini,
Ngatemun, Isa, Inan, Rini, Mira, Prawira Dikrama, Tukinem, Ucup, Mami, Mimi,
Yani, Audrey, Nico, Teguh, Imam, Mul, Tukeri, Andi Hakim Nasution, Dindin,
Yanti, Daus, Juliar, Kalista, Ati, Rima, dan Tata. Berdasarkan perbedaan sudut
pandang dan tinjauan, tokoh dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(Nurgiyantoro, 2007:176-183). Pertama, berdasarkan tingkat pentingnya tokoh
dalam sebuah cerita dapat dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan.
Kedua, berdasarkan fungsi penampilan tokoh dibedakan menjadi tokoh protagonis
dan tokoh antagonis. Ketiga, berdasarkan perwatakannya dibedakan menjadi
tokoh sederhana dan tokoh bulat. Dalam penelitian ini hanya membahas tokoh
berdasarkan tingkat pentingnya tokoh dalam cerita dan berdasarkan fungsi
penampilan tokoh.
Selain tokoh, peneliti juga akan membahas mengenai penokohan untuk
memberi penjelasan pada jenis tokoh berdasarkan fungsi penampilan tokoh, yaitu
tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Penokohan merupakan pelukisan sifat,
sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati
diri tokoh.
Berikut dipaparkan tokoh-tokoh dalam novel 9 Summers 10 Autumns : Dari
Kota Apel ke The Big Apple berdasarkan tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah
cerita dan tokoh berdasarkan fungsi penampilan tokoh beserta penokohannya.
4.1.1.1 Iwan
Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
menceritakan perjalanan hidup tokoh Iwan sehingga secara langsung tokoh Iwan
merupakan tokoh yang memiliki intensitas keterlibatan paling banyak dengan
peristiwa-peristiwa yang membangun cerita dan berhubungan dengan tema novel.
Berdasarkan hal tersebut tokoh Iwan dapat disimpulkan sebagai tokoh utama
dalam novel ini. Ia digambarkan sebagai tokoh “aku”. Hal ini dibuktikan dengan
kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(1) Biasanya, aku bertemu dengan beberapa anak-anak muda di
sepanjang gang, yang selalu memberikan pujian, “Pak Iwan, Pak
Iwan, kecil-kecil udah kerja neh. Wah, hebat neh Pak Iwan.”
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 183).
Tokoh Iwan semasa sekolah secara fisik digambarkan bertubuh kecil dan
lebih pendek dari teman-teman di sekolahnya. Namun ia termasuk anak yang
memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga, pekerja keras, pintar, dan
mempunyai bakat dalam bidang sastra dan seni, khususnya puisi, menyanyi, dan
teater. Terkadang ia digambarkan sebagai anak yang kurang percaya diri karena
harus berteman dengan siswa-siswa berprestasi dari keluarga mampu. Namun
akhirnya keadaan keluarga teman-temannya tersebut memberikannya inspirasi
tentang gambaran kesuksesan sehingga ia lebih bersemangat belajar agar dapat
seperti mereka di kemudian hari. Prestasi akademiknya selalu menonjol diantara
teman-temannya. Penggambaran watak dan sifat tokoh Iwan tersebut dapat
dijadikan teladan dan mampu memberikan rasa empati kepada pembaca sehingga
tokoh Iwan dapat dikatakan sebagai tokoh protagonis. Berdasarkan perwatakan
yang digambarkan dalam novel ini, tokoh Iwan atau “aku” menjadi tokoh bulat
karena tokoh ini diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupan, sisi
kepribadian, dan jati dirinya sehingga dapat dibedakan dengan tokoh yang
lainnya. Pengarang menggunakan teknik penokohan secara langsung untuk
menggambarkan karakter tokoh Iwan. hal ini terlihat jelas dari kutipan berikut.
(2) Memasuki dunia baru ini pula aku menyadari bahwa aku tidak
bisa mengandalkan kegiatan fisik karena tubuhku yang lebih
kecil dan pendek dibandingkan teman-teman seusiaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
(3) Memasuki SMP, aku merasa dekat dengan”tantangan” bahwa
seorang laki-laki, apalagi anak laki-laki satu-satunya, harus
bisa mandiri dan kelak bisa membantu nafkah keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
(4) Dengan kerja keras, aku selalu bertahan di ranking tiga besar
dari kelas 1 sampai kelas 3 dan aku juga berhasil lolos
mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 85-86).
(5) Aku pernah menang lomba nyanyi solo di tingkat Kecamatan
Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 64).
(6) Selain kegiatan bernyanyi, aku juga pernah mewakili SD untuk
lomba puisi dengan prestasi yang membanggakan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 65).
(7) Ada beberapa pementasan yang ia produksi selama aku
mengikuti kegiatan teater ini dan aku belajar banyak mengenai
etos kerja di teater: kerja keras, disiplin, dan kesabaran.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 75).
(8) Aku kebetulan berada di kelompok yang “baik-baik” dan
berprestasi. Grup ini juga kebetulan mewakili grup anak dari
orangtua mampu, seperti pengusaha anggrek, petani apel yang
sukses, petambak, guru, atau pedagang besar di pasar. Aku
satu-satunya anak sopir angkot di grup ini. Aku sering sekali
merasa “kecil” dan ingin menyendiri, tapi aku harus berlayar,
aku tak bisa diam sendiri. Di persahabatan inilah aku
mendapatkan banyak inspirasi. Aku termotivasi dan ingin
seperti mereka.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 84).
Prestasi akademik Iwan akhirnya memberikannya jalan menuju
kesuksesan lebih dari yang ia mimpikan. Kerja keras dan doa keluarga membuat
Iwan diberikan kepercayaan dari atasannya untuk bekerja di New York. Beberapa
tahun setelah bekerja di New York, ia dipromosikan menjadi Senior Menager,
Operations Nielsen Consumer Research New York dan terakhir dipromosikan
menjadi Director Internal Client Management. Kesibukannya di New York
membuatnya senang melakukan yoga untuk menyeimbangkan kembali
pikirannya. Berikut kutipannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(9) Barusan aku dipromosikan menjadi Senior Manager,
Operations Nielsen Consumer Research New York… .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
(10) Anakmu ini dipromosikan jadi Direktur Internal Client
Management.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 164).
(11) “As always, yoga class is healing. Aku selalu menemukan
kesegaran baru di tengah-tengah hiruk pikuk kota ini. Yoga
memberi napas baru.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 30).
Berdasarkan kutipan (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10), dan (11)
dapat disimpulkan bahwa tokoh Iwan adalah tokoh “aku” dalam novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple. Iwan secara fisik bertubuh kecil
dan pendek. Iwan digambarkan seorang anak yang memiliki rasa tanggung jawab
terhadap keluarga, pekerja keras, pintar dan memiliki bakat dalam bidang seni dan
sastra, khususnya menyanyi, puisi dan teater. Iwan menjadi anak sopir angkot
yang berhasil menjadi Direktur dan terakhir menjabat sebagai senior manager di
salah satu perusahaan Consumer Research New York.
4.1.1.2 Bocah Kecil
Bocah kecil digambarkan sebagai tokoh imajinatif yang selalu muncul
tiba-tiba dihadapan Iwan dan membuat Iwan mampu menceritakan kembali masa
lalunya. Ia merupakan tokoh tambahan karena tidak banyak diceritakan dan tidak
memiliki intensitas hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
novel. Tokoh ini tidak digambarkan secara jelas dari segi perwatakan dan
peranannya dalam cerita, namun penggambaran fisiknya sedikit diungkapkan. Hal
ini dibuktikan dengan kutipan berikut.
(12) Dan setelah peristiwa penodongan itu, aku sering melihat
bocah kecil berbaju merah putih itu di sekelilingku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(13) Di tengah kepanikan, sekelebat kulihat bocah kecil memakai
celana pendek merah dan baju putih berkerah, persis seperti
seragam SD-ku dulu, berdiri di atas jembatan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 3).
(14) Sambil melihat lalu-lalang anak-anak muda di jalan East
Village, beberapa yellow cab yang meluncur di sela-sela hujan
salju, dan Mr.lan yang sibuk mengantarkan makanan untuk
“delivery” dengan sepeda tuanya, tiba-tiba seorang anak laki-
laki yang sangat aku kenal muncul di balik jendela kaca.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 67).
Berdasarkan kutipan (12), (13), dan (14) dapat dijelaskan bahwa tokoh
Bocah Kecil adalah anak laki-laki yang diceritakan sering muncul mengunjungi
Iwan. Ia digambarkan memakai celana pendek merah dan baju putih berkerah
seperti seragam SD.
4.1.1.3 Abdul Hasim
Tokoh “Aku” atau Iwan memiliki bapak yang bernama Abdul Hasim. Ia
merupakan tokoh tambahan karena tidak banyak berhubungan dengan tokoh lain
dan intensitas penceritaan tokoh ini tidak banyak. Selain itu, ia juga merupakan
tokoh protagonis berdasarkan penokohannya, tokoh ini digambarkan sebagai
sosok yang pekerja keras dan mandiri namun kondisi hidup terkadang
membuatnya menjadi temperamental dan menimbulkan konflik di keluarga.
Berikut ini kutipan mengenai tokoh Abdul Hasim.
(15) Bapakku, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun
kelahirannya, 1948.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23).
(16) Sayangnya, bapak harus putus sekolah karena tidak ada biaya.
Ia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP dan
memutuskan untuk bekerja penuh sebagai kenek angkot
bersama Pak Ucup.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
(17) Setelah beberapa tahun menyopir, Bapak berusaha mandiri.
Berkat tabungan berpuluh-puluh tahun, ia berhasil membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mobil bekas seharga sekitar dua juta pada tahun 1980. Sukses
yang besar saat itu dan membanggakan kami. Bapak tak lagi
harus menyetorkan sebagian uang hasil kerjanya ke
“juragannya”.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(18) Malam itu, sehabis ayahku pulang kerja, pulang dari
angkotnya, something happened. Ia capek dan mungkin putus
asa karena tidak mendapatkan uang cukup hari itu. Mungkin
juga karena anaknya yang lain, angkot tuanya, harus masuk
bengkel lagi setengah hari. Sementara kebutuhan minggu itu
sudah menumpuk. Kami harus makan, bayar listrik dan uang
sekolah. Bapak melemparkan emosinya ke Ibu. Ini bukanlah
pertama kalinya mereka beradu pendapat, tapi malam itu things
were so bad.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.210).
(19) Memasuki tingkat dua, aku harus membayar uang kuliah dan
kos, bersamaan dengan Mbak Inan yang harus membayar uang
kuliahnya juga. Kami mencoba apa pun yang kami bisa! Bapak
bekerja lebih malam sebagai sopir truk,…
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 114).
Berdasarkan kutipan (15), (16), (17), (18) dan (19) dapat disimpulkan
bahwa Abdul Hasim adalah bapak dari Iwan. Ia tidak memiliki pendidikan tinggi
dan bersifat temperamental namun digambarkan sebagai sosok kepala keluarga
yang pekerja keras karena selalu berusaha mencukupi kebutuhan keluarganya.
4.1.1.4 Ngatinah
Ngatinah digambarkan sebagai tokoh “Ibu”. Ia merupakan tokoh
tambahan dalam novel ini karena tidak banyak memiliki intensitas hubungan
dengan peristiwa yang membangun novel dan porsi penceritaannya sama dengan
penceritaan tokoh tambahan yang lain. Tokoh Ngatinah merupakan tokoh
protagonis yang. Pernokohan tokoh ini digambarkan memiliki sifat tegar,
sederhana, bijak dan tekun. Berikut beberapa kutipan yang mencerminkan hal
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(20) Ibuku, Ngatinah, adalah cinta, kesederhanaan, dan ketegaran.
Ibu yang lahir dan dibesarkan di Batu, 10 Mei 1953, tidak
pernah merantau keluar kota.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 30-31).
(21) Ibu dengan ketegarannya menghidupi dirinya, Mbak Isa, dan
bayi di kandungannya dengan menjual atau menggadaikan
barang-barang yang tersisa di rumah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
(22) Kami sering melihat awan gelap di atas rumah, kadang badai.
Apalagi kami menginjak besar. Biaya seragam, dan buku-buku
membengkak. Kebijakan Ibu menyelamatkan kami semua.
Ketegarannya menghadapi kesulitan ini, ketekunannya,
airmatanya, membawa kami melalui awan gelap itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 35).
(23) Ibu tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD Taman Siswa
Batu karena penyakit gatalnya ketika memasuki ujian akhir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33).
Berdasarkan kutipan (20), (21), (22), dan (23) dapat disimpulkan bahwa
Ngatinah adalah ibu dari Iwan. Ia memiliki sifat tegar dan sederhana. Ngatinah
juga digambarkan tidak memiliki pendidikan tinggi dan tidak pernah merantau
keluar kota.
4.1.1.5 Wagini
Wagini atau Mak Gini digambarkan sebagai nenek dari Iwan, Ibu dari
Ngatinah. Ia merupakan salah satu tokoh tambahan karena tidak banyak
diceritakan dalam novel ini. Ia termasuk dalam tokoh protagonis karena tokoh ini
tidak menimbulkan adanya pertentangan dalam cerita. Selain itu penggambaran
watak tokoh Mak Gini yang selalu semangat untuk belajar hal-hal baru yang
belum ia ketahui walaupun usianya tak lagi muda mampu memberikan suatu
keteladanan yang baik bagi pembaca. Berikut beberapa kutipan yang
menggambarkan tokoh Wagini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(24) Ibu Wagini, nenekku, yang kupanggil dengan sebutan “Mak
Gini” berkulit putih.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 32).
(25) Kecantikannya memancar dan ia selalu memakai kebaya. Ia
tidak pernah mengenyam dunia sekolah dan hanya bekerja
sebagai calo ditempat pegadaian setengah hari. Dari sinilah ia
mulai mengenal angka dan huruf. Dari sinilah ia mulai bisa
menggerakkan pena, mengeja kata-kata sederhana.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 32).
Berdasarkan kutipan (24) dan (25) dapat disimpulkan bahwa Wagini
adalah nenek dari Iwan yang memiliki fisik cantik. Ia tidak pernah sekolah namun
tidak berhenti belajar dan pekerja keras.
4.1.1.6 Ngatemun
Tokoh Ngatemun digambarkan sebagai kakek dari Iwan dan merupakan
tokoh tambahan. Ia merupakan sosok protagonis yang memiliki sifat pendiam dan
pernah menjadi polisi. Jika dilihat dari pernokohannya, tokoh ini digambarkan
sebaai sosok suami yang menyayangi keluarga dan patuh terhadap prinsip hidup
leluhurnya. Berikut kutipan yang menggambarkan tokoh Ngatemun.
(26) Orangtua mereka adalah pasangan bapak Ngatemun dan Ibu
Wagini.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.31).
(27) Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar
sampai ke Mekah, tapi harus meninggalkan pekerjaannya
karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia tinggal di
Batu, mengikuti prinsip “ mangan ora mangan sing penting
kumpul”. Bapak Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya
memilih menjadi penjual jam tangan bekas di Pasar Batu.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
Berdasarkan kutipan (26) dan (27) dapat dikatakan bahwa tokoh
Ngatemun adalah kakek Iwan yang digambarkan pendiam. Ia mantan polisi yang
akhirnya memilih menjadi penjual jam tangan bekas karena prinsip hidup
keluarganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.1.1.7 Isa
Siti Aisyah atau biasa dipanggil Isa digambarkan sebagai tokoh “Kakak
Sulung” juga merupakan salah satu tokoh tambahan dalam novel ini karena tokoh
ini tidak memiliki banyak interaksi dengan peristiwa-peristiwa yang membangun
cerita novel ini. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok perempuan pintar, rajin,
dan gigih sehingga tokoh Isa dapat dikategorikan sebagai tokoh protagonis karena
perwatakan yang digambarkan dari tokoh ini mampu memberikan rasa simpati
pembaca.
(28) Kakak pertamaku, Siti Aisyah, lahir 1 Maret 1971 adalah
pembuka jalan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 38).
(29) Dia menjadi terkenal di SD karena ranking dan kemampuan
matematikanya di atas rata-rata. Kepintaran dan kedekatannya
dengan buku-buku pelajaran menjadi inspirasi kami. Kami
ingin pintar seperti Mbak Isa.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 38).
(30) Meskipun rangkingnya pernah turun ke peringkat 16 di puncak
serangan penyakit asma, kakakku juga pernah menjadi juara
umum di SMA.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 39).
(31) Mbak Isa menikah dengan Papik di usia ke -28 dan dikaruniai
dua buah hati, Danii dan Aulia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 40).
(32) Ia berhasil menembus tes pegawai negeri di urutan nomor 5
dari ratusan peserta yang ikut saat itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 41).
Berdasarkan kutipan (28), (29), (30), (31), dan (32) dapat disimpulkan
bahwa Isa adalah saudara tertua Iwan. Ia termasuk anak yang pintar di sekolah
namun memiliki penyakit asma yang sering menganggu prestasinya. Isa memiliki
suami dan dua anak. Selain itu ia berhasil bekerja menjadi pegawai negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4.1.1.8 Inan
Tokoh Inan adalah tokoh tambahan karena tokoh ini tidak berhubungan
langsung dengan makna atau tema novel namun hanya sebagai pendukung cerita.
Inan atau Rohani adalah kakak kedua Iwan yang tegas, kuat, tangguh, percaya diri
dan berani. Ia juga sosok yang pandai, menyukai puisi dan sastra. Berdasarkan
penggambaran karakter tokoh Inan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tokoh
Inan termasuk tokoh protagonis karena memiliki sifat dan watak yang dapat
diteladani. Berikut kutipan yang menggambarkan tokoh Inan.
(33) Ia bernama Rohani, lahir 16 Agustus 1972 di Batu juga. Mbak
Inan, begitu kami memanggilnya, adalah anak bangsa yang
tegas, tangguh, dan kuat. Ketika anak-anak lain merengek
waktu akan berangkat sekolah, ia selalu siap dengan cerianya,
dengan bedak yang tidak rata dimukanya. Ketika anak-anak
lain malu-malu maju ke depan kelas untuk menyanyi, kakakku
yang jago baca puisi ini mengacungkan tangan, ingin tampil ke
depan . kami tidak tahu dari mana keberanian itu lahir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 43).
(34) Tiba-tiba aku terkenang kakak keduaku yang menyukai puisi
dan sastra.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 43).
(35) Bahkan untuk mendorong mobil angkot Bapak yang sering
rewel di pagi hari, kami selalu mengandalkan Mbak Inan yang
kelihatan besar daripada kami semua.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 45).
(36) Mbak Inan sekarang menjadi staf pengajar di salah satu
universitas swasta di Malang dan staf KPU di Batu. Ia menikah
dengan Mas Hari Nugroho dan memiliki dua permata hati,
Alya dan Ari.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 48).
Berdasarkan kutipan (33), (34), (35), dan (36) dapat disimpulkan bahwa
Inan adalah kakak kedua Iwan yang memiliki keberanian dan kepercayaan yang
tinggi Ia secara fisik lebih besar dan kuat daripada semua saudaranya. Inan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bekerja menjadi staf pengajar di universitas swasta Malang dan staf KPU di Batu.
Ia pun memiliki seorang suami dan dua anak.
4.1.1.9 Rini
Tokoh Rini memiliki peranan sebagai tokoh tambahan karena tidak
memiliki kedudukan sebagai tokoh sentral dalam cerita. Rini atau Rini Agustina
merupakan adik pertama Iwan. Rini secara fisik digambarkan berkulit lebih putih
dari semua saudaranya dan berambut hitam tebal. Rini juga digambarkan sebagai
sosok yang tekun, tegar, dan gigih dalam mencari uang. Ia menikah dengan
seorang laki-laki bernama Agus dan telah dikaruniai satu anak. Berdasarkan
penggambaran sifatnya tersebut, tokoh Rini merupakan salah satu tokoh
protagonis. Berikut kutipannya.
(37) Dihatiku, ada tempat khusus untuk adikku ini, Rini Agustina
yang lahir 8 Agustus 1976.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 49).
(38) Rini yang berkulit lebih putih dari kami semua dan rambut
hitam yang tebal, dengan ketekunannya, dengan kebesaran
hatinya, melalui hari-hari bersama alat-alat dapur, buku-buku
pasien, sapu, dan kain pel. Ia selalu bangun pagi, naik angkot
oranye ke Desa Junggo tempat Mbak Mami berpraktik,
menghabiskan siang di sana dan kembali pada malam hari
dengan angkot oranye. Ketekunan, ketegarannya untuk mencari
uang, melelehkan hati kami semua.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 51).
(39) Rini menjadi adik kelasku di SD Ngaglik I dan terlihat ia lebih
menyukai ilmu keterampilan, seperti menyulam, membuat
boneka gajah dari kapas, atau membuat durian dari bola plastik.
Tangan kecilnya begitu terampil. Prestasinya hanya rata-rata
tetapi ia selalu berhasil masuk sekolah negeri.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 50).
(40) Setelah lulus kuliah, Rini mengikuti tes calon pegawai negeri
dan lolos!... .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 52).
(41) Adikku yang menikah dengan Agus ini telah dikaruniai satu
putra, Ridho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 52).
Berdasarkan kutipan (37), (38), (39), (40), dan (41) dapat disimpulkan
bahwa Rini merupakan adik pertama Iwan yang secara fisik memiliki kulit lebih
putih dari saudara-saudaranya dan berambut hitam tebal. Ia tidak begitu pintar
seperti kakak-kakaknya namun memiliki minat dalam ilmu keterampilan. Rini
juga berhasil menjadi pegawai negeri. Selain itu ia pun memiliki suami dan
seorang putra.
4.1.1.10 Mira
Tokoh Mira merupakan tokoh tambahan dalam novel ini karena tokoh ini
bukan tokoh sentral dalam penceritaan novel. Mira memiliki nama panjang Mira
Fatmawati digambarkan sebagai “Adik” dan sekaligus anak bungsu yang
memiliki fisik bertubuh kecil, berkulit coklat, dan wajah manis. Mira juga tidak
dapat menyanyi. Ia lugu dan sederhana seperti ibunya. Selain itu ia selalu rendah
diri. Berikut kutipannya.
(42) Rumah yang warnanya bertambah dengan kehadiran adik
tercinta kami, Mira Fatmawati.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 55).
(43) Tubuh kecilnya, kulit coklatnya yang sedikit gelap, dan
wajahnya yang manis memberikan kesegaran pada rumah ini.
Ia yang tak bisa bernyanyi (selalu fals), adalah cermin
keluguan, kesederhanaan, dan kelembutan hati. Aku melihat
ibuku dalam jiwanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 55).
(44) Mira yang selalu rendah diri dan tak jarang minder ini bertemu
dengan orang-orang “besar” di kota ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
(45) Semasa SMA, Mira juga mengikuti kegiatan teater, tempat ia
menguji kerapuhan jiwa… .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(46) Prestasi Mira di SD dan SMP selalu di atas rata-rata dan
memperlihatkan prestasi yang menonjol ketika ia memasuki
bangku SMA.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
(47) Berkat Bu Tata pula Mira bisa bekerja di Komisi Flu Burung
Indonesia Jakarta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
(48) Mira yang telah menikah dengan Kendik, Teman SMA-nya
dulu, tinggal di rumah kecilnya di Karawang. Pasangan ini
dikaruniai seorang putri bernama Ayu Medina.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
Berdasarkan kutipan (41), (42), (43), (44), (45), (46), (47), dan (48)
tokoh Mira merupakan adik dari Iwan dan merupakan adik terakhir Iwan. Ia
secara fisik memiliki tubuh kecil, berkulit coklat yang sedikit gelap, dan berwajah
manis. Mira tidak dapat menyanyi dan sedikit rendah diri namun ia pintar di
sekolahnya dan juga memiliki bakat di dunia teater. Cerita terakhir, Mira bekerja
di Komisi Flu Burung Indonesia Jakarta. Ia memiliki seorang suami dan satu
putri.
4.1.1.11 Prawira Dikrama
Prawira Dikrama merupakan kakek dari Iwan, bapak dari Abdul Hasim.
Tokoh ini juga merupakan tokoh tambahan untuk mendukung cerita tokoh utama
yaitu, tokoh Iwan. Ia juga menjadi tokoh protagonis karena kemunculan tokoh ini
tidak mengakibatkan adanya konflik dalam cerita. Tidak ada penggambaran
penokohan tokoh ini secara jelas karena tidak banyak diceritakan. Berikut
kutipannya.
(49) Bapakku, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun
kelahirannya, 1948. Orang tuanya yang berasal dari Sleman,
Yogyakarta, pun tak bisa memngingatnya. Hanya 1948. Orang
tuanya, Pak Prawira Dikrama, petani padi yang menikah
dengan Bu Tukinem, ibu rumah tangga yang kadang berjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tempe dan kadang membantu bertani. Keduanya tidak pernah
duduk di bangku sekolah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23-24).
Berdasarkan kutipan (49) dapat dijelaskan bahwa Prawira Dikrama adalah
kakek dari Iwan, bapak dari Abdul Hasim yang berasal dari Sleman, Yogyakarta.
Ia bekerja menjadi petani dan memiliki istri bernama Tukinem. Baik Prawira
Dikrama atau Tukinem tidak mengenyam pendidikan.
4.1.1.12 Tukinem
Tukinem merupakan nenek dari Iwan, ibu dari Abdul Hasim. Porsi
penceritaan dan peran kemunculan tokoh ini sama seperti tokoh Prawiro Dikrama
sehingga dapat disimpulkan bahwa tokoh Tukinem pun dapat dikategorikan tokoh
tambahan. Jika dilihat berdasarkan fungsi penampilannya, tokoh ini termasuk
tokoh protagonis. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok istri yang mau membantu
perekonomian keluarga dengan bekerja menjual tempe atau membantu bertani.
Berikut kutipannya.
(50) Bapakku, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun
kelahirannya, 1948. Orang tuanya yang berasal dari Sleman,
Yogyakarta, pun tak bisa memngingatnya. Hanya 1948. Orang
tuanya, Pak Prawira Dikrama, petani padi yang menikah
dengan Bu Tukinem, ibu rumah tangga yang kadang berjualan
tempe dan kadang membantu bertani. Keduanya tidak pernah
duduk di bangku sekolah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23-24).
Berdasarkan kutipan (50) dapat digambarkan bahwa Tukinem adalah
nenek dari Iwan, ibu dari Abdul Hasim. Ia menjadi ibu rumah tangga dan
memiliki suami bernama Prawira Dikrama. Tukinem tidak mengenyam
pendidikan seperti suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.1.1.13 Ucup
Ucup atau biasa dipanggil Pak Ucup merupakan teman kerja Abdul
Hasim saat menjadi kenek angkot sehingga dapat dikatakan bahwa tokoh ini juga
merupakan salah satu tokoh tambahan. Pak Ucup juga termasuk tokoh protagonis
karena mempunyai pandangan hidup yang modern dan etos kerja yang baik.
Berikut kutipan yang menggambarkan sososk Pak Ucup.
(51) Sepulang sekolah, Bapak bekerja sebagai kenek mobil
angkutan bersama Bu Agik, Pak Ucup.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 24).
(52) Pak Ucup yang kukenal mempunyai pandangan hidup yang
modern dan etos kerja yang sangat luar biasa.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 24).
Berdasarkan kutipan (51) dan (52) dapat dijelaskan bahwa Pak Ucup
adalah teman kerja Abdul Hasim saat menjadi kenek mobil angkutan. Ia
digambarkan memiliki pandangan maju dan etos kerja yang luar biasa.
4.1.1.14 Mami
Tokoh Mami atau yang biasa dipanggil Mbak Mami merupakan salah
satu tokoh tambahan yang tidak begitu banyak diceritakan dalam novel ini. Mbak
Mami adalah bibi dari Iwan. Ia seorang bidan desa. Tokoh ini juga merupakan
tokoh protagonis karena bukan tokoh yang menyebabkan adanya konflik. Tokoh
Mami tidak digambarkan perwatakannya secara jelas namun tokoh ini merupakan
tokoh yang membantu Rini mendapat pekerjaan. Berikut kutipannya.
(53) Ia memutuskan untuk bekerja membantu Mbak Mami, adik
ibuku yang menjadi bidan desa.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 51).
(54) Akhirnya, berkat dorongan Ibu dan Mbak Mami, Rini mencoba
sesuatu yang baru. Ia menjadi guru kontrak di salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sekolah negeri di Junggo yang saat itu sedang membutuhkan
tambahan guru.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 51-52).
Berdasarkan kutipan (53) dan (54) dapat terlihat bahwa Bu Mami adalah
bibi dari Iwan yang bekerja menjadi bidan desa dan yang telah mendorong Rini
menjadi guru kontrak di salah satu sekolah negeri di Junggo.
4.1.1.15 Mimi
Bu Mimi adalah tetangga Iwan. Ia digambarkan sebagai wanita berusia
hampir 50 tahun yang melajang dan bekerja sebagai pedagang di pasar sayur
Batu. Tokoh ini tidak banyak diceritakan sehingga dapat disimpulkan bahwa
tokoh ini adalah tokoh tambahan. Selain itu, ia menjadi tokoh protagonis karena
kebaikannya menawari tempat tinggal dan pekerjaan untuk Iwan dan Rini.
Berdasarkan perwatakannya, tokoh Mimi digambarkan sebagai sosok yang murah
hati karena mau menolong orang lain dalam kesusahan. Hal tersebut digambarkan
dalam kutipan berikut.
(55) Bu Mimi, tetanggaku yang masih melajang di usianya yang
sudah hampir 50 tahun, seorang pedagang di pasar sayur Batu,
mungkin tak tega melihat rumah kecil kami yang penuh sesak
untuk tujuh orang. Ia menawari Rini untuk tidur di rumah
besarnya yang berkamar tiga. Rini mengurusi rumah Bu Mimi,
menyapu, mengepel lantai, atau mencuci piring. Ia
mendapatkan 150 rupiah per hari untuk kerjanya, untuk tangan
kecilnya. Bu Mimi juga menawariku untuk membantu
berdagang di pasar sayur, seperti membuat teh panas,
mengantar dan mengambil barang dari toko, atau ikut menjaga
toko.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 71).
Berdasarkan kutipan (55) dapat dijelaskan bahwa Bu Mimi adalah
tetangga Iwan yang menjadi pedagang sayur. Ia berumur 50 tahun dan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lajang. Bu Mimi ini yang memberikan pekerjaan sampingan kepada Iwan dan
adiknya, Rini.
4.1.1.16 Yani
Tokoh Yani adalah tokoh tambahan karena kemunculannya dalam cerita
tidak begitu banyak. Yani atau Mas Yani adalah sahabat Iwan dan juga guru
teaternya di SMA. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang bersemangat dalam
dunia teater dan pemimpin yang kuat.Tokoh ini termasuk tokoh protagonis karena
memiliki sifat-sifat yang dapat diteladani. Berikut kutipan yang menggambarkan
sosok Yani.
(56) Aku mulai mendayung dan di perjalanan ini aku bertemu
dengan Mas Yani, seorang sahabat, seorang guru teater SMA.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 74).
(57) Mas Yani seorang nakhoda kuat yang membawa perahu besar
untuk kami, Teater Pandu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 74).
(58) Tidak mudah bekerja dengannya, karena ia selalu meminta
kesempurnaan. Semuanya, mulai dari casting, kostum, musik,
panggung, make-up, sampai dengan tiket.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 75).
Berdasarkan kutipan (56), (57), dan (58) dapat dikatakan bahwa Mas Yani
adalah guru teater sekaligus sahabat Iwan Saat SMA. Ia digambarkan memiliki
sifat perfectionis karena selalu menuntut kesempurnaan di pertunjukan teaternya.
4.1.1.17 Audrey
Tokoh Audrey digambarkan sebagai sosok wanita yang sempat
menjalin hubungan dekat dengan Iwan sehingga ia merupakan tokoh tambahan
dalam novel ini. Ia termasuk tokoh protagonis karena tidak menimbulkan
ketegangan dalam cerita. Tokoh ini pun digambarkan sebagai wanita muda yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
memiliki karier matang, berpenampilan menarik, dan taat pada permintaan orang
tua. Berikut kutipannya.
(59) Namanya, mari kita sebut saja Audrey. Ia bukan orang
Indonesia. Ia dibesarkan di Connecticut dan bekerja di salah
satu accounting and consulting firm ternama di dunia. Usianya
tiga tahun lebih muda dariku tapi kariernya sudah matang.
Audrey yang berambut pendek ini lebih tinggi dariku, apalagi
jika ia mengenakan high heel-nya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 78).
(60) “I know it’s not a problem for both of us to have different
religion,” katanya di sepanjang perjalanan pulang dari kelas
yoga. Ada kegelisahan yang dalam di wajahnya. “My parents
has been asking me,” lanjutnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 81).
(61) Kami tak lagi ke kelas yoga bersama. Meskipun masih ada
kesedihan tersisa, aku masih berteman baik dengan Audrey.
Dia menikah di musim gugur yang ke-9.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 82).
Kutipan (59), (60) dan (61) menunjukkan tokoh Audrey berasal dari
Connecticut. Ia digambarkan berusia lebih muda, memiliki pekerjaan yang
matang, berambut pendek dan lebih tinggi dari Iwan. Iwan dan Audrey sempat
menjalin hubungan yang cukup dekat namun mereka harus berpisah karena orang
tua Audrey memintanya.
4.1.1.18 Nico
Tokoh Nico juga merupakan salah satu tokoh tambahan dalam novel ini.
Kemunculan tokoh ini bukan menjadi tokoh sentral dalam novel ini. Ia merupakan
teman “bule” pertama Iwan. Nico digambarkan sebagai sosok yang pemberani
karena mau mencoba kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupan modern di
negara asalnya. Selain itu, ia digambarkan sebagai tokoh yang mencintai
Indonesia walaupun ia bukan orang asli Indonesia. Nico menjadi tokoh protagonis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dalam novel ini karena ia digambarkan sebagai sosok yang mampu memberikan
inspirasi positif bagi Iwan.
(62) Di masa SMA dulu, kami pernah menerima seorang pelajar
dari Kanada untuk program pertukaran pelajar. Ia adalah bule
pertama yang menginjakkan kaki di sekolah di bawah Gunung
Panderma. Nicolas Auclair berasal dari Montreal, Quebec,
Kanada dan Indonesia adalah negar pertama yang ia kunjungi
untuk pertama kalinya, sendiri, di usianya yang baru 16 tahun.
Anak muda berkulit putih yang terbiasa dengan kehidupan
modern ini, dengan keberanian dan keingintahuannya tentang
dunia yang lain, yang berbeda, memilih Indonesia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.91-92).
(63) Dikesempatan inilah, aku mengucapkan terima kasih kepada
Nico atas inspirasi dan pertemuan yang mengubah hidupku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 93).
(64) Pada banyak kesempatan, Nico yang mempunyai tato bendera
merah putih di pergelangan tangannya sering terlihat berkaca-
kaca mengenang kembali Indonesia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 93).
Berdasarkan kutipan (62), (63), dan (64) dapat disimpulkan bahwa Nico
atau Nicolas Auclair adalah teman Iwan yang berasal dari Kanada. Ia datang ke
Indonesia saat berusia 16 tahun karena adanya pertukaran pelajar. Ia digambarkan
berkulit putih, terbiasa hidup modern, dan terakhir memiliki tato bendera merah
putih di pergelangan tangan. Nico pun selalu berkaca-kaca saat mengenang
Indonesia.
4.1.1.19 Imam
Imam atau biasa dipanggil Mas Imam ini merupakan kakak kelas Iwan
saat di SMA yang juga kuliah di IPB. Tokoh ini merupakan tokoh tambahan
dalam novel ini. Tokoh ini tidak banyak diceritakan sehingga peokohannya
kurang terlihat jelas ia dapat dikatakan sebagaisalah satu tokoh protagonis. Hal ini
ditandai dengan kebaikannya memberikan tempat menginap untuk Iwan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
temannya saat mereka belum mendapatkan kos sendiri di Bogor. Hal ini
tercermin dalam kutipan (65) di bawah ini.
(65) Kami dijemput Mas Imam, kakak kelas dari SMAN 1 Batu
yang kuliah di IPB. Aku bersama Teguh, salah satu teman yang
lolos PMDK menginap di tempat Mas Imam untuk sementara
waktu sebelum mendapatkan kos.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 97).
Berdasarkan kutipan (65) dapat diterlihat bahwa Imam adalah kakak kelas
saat SMA yang memberikan tempat menginap bagi Iwan dan temannya sebelum
mendapat kos sendiri.
4.1.1.20 Teguh
Tokoh Teguh merupakan tokoh tambahan dan menjadi salah satu teman
Iwan yang lolos PMDK. Hal ini ditandai dengan tidak begitu banyaknya tokoh
Teguh ini diceritakan. Ia digambarkan sebagai teman yang tegar dan setia
menemani Iwan sehingga tokoh ini termasuk tokoh protagonis karena memiliki
perwatakan yang baik sebagai seorang teman . Berikut kutipannya.
(66) Kami dijemput Mas Imam, kakak kelas dari SMAN 1 Batu
yang kuliah di IPB. Aku bersama Teguh, salah satu teman yang
lolos PMDK menginap di tempat Mas Imam untuk sementara
waktu sebelum mendapatkan kos.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 97).
(67) Teguh yang pendiam ini begitu teguh, tidak pernah meledak
menjadi tangis seperti diriku. Ia selalu menemaniku pergi ke
wartel setelah pukul sembilan malam untuk menunggu diskon
sambungan langsung jarak jauh, duduk di pinggir jalan,
mendalami jiwa satu sama lain dan mencoba “melepas”
kerinduan yang tak bisa terlepaskan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 98).
Berdasarkan kutipan (66) dan (67) dapat disimpulkan bahwa tokoh Teguh
adalah teman Iwan yang pendiam, tegar, dan setia menemani Iwan saat ke wartel
malam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.1.1.21 Mul
Mul atau dipanggil Mas Mul merupakan teman sekamar Iwan. Ia juga
merupakan tokoh tambahan dalam novel ini karena karena tokoh ini tidak banyak
dimunculkan dalam cerita. Tokoh Mul digambarkan memiliki sifat sabar dan rajin
beribadah sehingga tokoh ini pun salah satu tokoh protagonis. Berikut kutipan
yang menggambarkan tokoh Mul.
(68) Mas Mul, yang menjadi teman sekamarku. Ia mahasiswa
Statistika tingkat akhir yang selalu sabar menjawab banyak
keingintahuanku akan hidupnya di Jakarta, tentang agama,
keluarga, musik, masa lalu, rencana masa depan, dan terutama
seluk-beluk perkuliahan di jurusan Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 102).
(69) Mas Mul mengajariku mengaji selepas Subuh atau Magrib.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 110).
Berdasarkan kutipan (68) dan (69) dapat disimpulkan bahwa tokoh Mul
adalah teman sekamar Iwan dan merupakan mahasiswa Statistika tingkat akhir
yang sabar menjawab keingintahuan Iwan dan juga mengajari Iwan mengaji.
4.1.1.22 Tukeri
Tokoh ini dipanggil Lek Tukeri yang juga merupakan paman Iwan,
saudara dari bapaknya yang menjadi pedagang sayur di Jakarta. Tokoh ini
menjadi tokoh tambahan karena bukan merupakan tokoh sentral. Lek Tukeri juga
merupakan tokoh protagonis. Hal ini ditandai dengan penggambaran karakteristik
tokoh Tukeri yang memiliki sifat pekerja keras, sederhana, dan memiliki kebaikan
jiwa. Berikut kutipannya.
(70) Karena tidak ada jalan keluar lain, Bapak akhirnya harus
meminjam uang ke saudaranya yang bekerja sebagai pedagang
sayur di daerah Pulomas, Jakarta. Lek Tukeri bukanlah
pedagang besar, tetapi mempunyai uang lebih dibandingkan
kami. Ia seorang pekerja keras yang berhasil membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
hidupnya di Jakarta. Sayangnya, kesederhanaan, kebaikan jiwa,
dan keberhasilan usahanya tidak mampu menahan kekerasan
kehidupan di Jakarta. Anak laki-laki tertua mereka, Sugeng,
meninggalkan raganya setelah lulus dari SMA karena obat-
obatan terlarang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(71) Uang pinjaman dari Lek Tukeri aku pakai untuk membayar
uang kuliah dan kos.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 116).
Berdasarkan kutipan (70) dan (71) dapat disimpulkan bahwa tokoh Tukeri
adalah saudara dari ayah Iwan yang menjadi pedagang sayur di Jakarta. Ia
memiliki uang lebih daripada keluarganya. Tokoh Tukeri digambarkan memiliki
sifat pekerja keras, sederhana, dan memiliki kebaikan jiwa karena Lek Tukeri juga
yang membantu meminjamkan uang untuk membiayai kuliah dan kos Iwan.
Namun, ia tidak dapat menahan kerasnya hidup di Jakarta karena anak tertuanya
meninggal oleh obat-obatan terlarang.
4.1.1.22 Andi Hakim Nasution
Andi Hakim Nasution adalah pembimbing skripsi Iwan saat kuliah di
IPB. Ia juga merupakan salah satu tokoh tambahan karena kemunculan tokoh ini
tidak berhubungan langsung dengan makna atau tema novel. Tokoh ini juga
merupakan tokoh protagonis. Hal ini nampak pada peranannya saat membimbing
skripsi Iwan hingga Iwan dapat lulus kuliah kurang dari empat tahun. Tokoh Andi
Hakim Nasution jika dilihat dari perwatakannya merupakan tokoh bersahaja
sehingga disegani oleh banyak orang, seorang dosen yang pintar di bidangnya
sehingga mampu melahirkan para intelek muda, dan tokoh yang rendah hati
karena meskipun ia orang “besar” namun mau memberikan pelayanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
skripsi dengan sepenuh hati kepada Iwan. Berikut kutipan mengenai sosok Andi
Hakim Nasution.
(72) Setelah menyelesaikan KKN, aku kembali ke Bogor untuk
menyelesaikan skripsi. Pembimbingku adalah “orang besar” di
jurusan Statistika, seorang statistikan yang tak hanya disegani
di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Bapak Andi Hakim
Nasution. Guru Besar Statistika dan Generatika Kuantitatif ini
adalah pendiri jurusan MIPA di IPB dan pernah menjabat
sebagai rektor IPB tahun 1978 sampai 1987. Tangan
“besar”nya telah melahirkan intelek-intelek muda, yang tak
hanya belajar ilmu statistika tetapi belajar tentang filosofi,
semangat, dan keindahan ilmu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 146).
(73) Pak Andi tak hanya memberikan bimbingan dan
merekomendaian buku-buku penting dalam skripsiku, ia juga
memberian jiwanya. Aku merasa bangga dan bersyukur,
seorang “besar” seperti Pak Andi telah menjadi bagian dari
hidupku. Seperti hamparan padi yang berbenturan dengan
pantai-pantai di Bali, aku melihat keindahan dan kemegahan
dalam dirinya.
Dengan tekad besar dan bimbingan Pak Andi, akhirnya aku
bisa menyelesaikan skripsi dalam waktu kurang dari empat
tahun.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 147).
Berdasarkan kutipan (72) dan (73) dapat digambarkan tokoh Andi Hakim
Nasution adalah “orang besar” di jurusan Statistika dan disegani di Indonesia dan
di Asia Tenggara. Ia juga pernah menjabat menjadi rektor. Tokoh Andi juga
diceritakan sebagai orang yang membimbing Iwan dalam mengerjakan skripsi
hingga dapat selesai kurang dari empat tahun.
4.1.1.23 Dindin
Tokoh Dindin bernama lengkap Dindin Kusdinar. Ia merupakan tokoh
tambahan. Hal ini karena tokoh Dindin tidak banyak diceritakan dan tidak banyak
digambarkan perwatakannya namun ia termasuk tokoh protagonis karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
peranannya membantu Iwan mendapatkan pekerjaan di Data Processing. Hal ini
dapat tercermin dalam kutipan berikut.
(74) Di antara mahasiswa yang datang malam itu ada kakak kelasku
di jurusan Statistika, Mas Dindin Kusdinar. Saat itu ia telah
bekerja di departemen Customized Research, Nielsen, Jakarta,
sebagai Data Processing Executive, sementara aku sendiri
sedang mencari-cari pekerjaan sambil menunggu wisuda.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 147).
(75) Malam itu, Mas Dindin, menunjukkan jalan besar yang tak aku
sadari. Ia bercerita tentang pekerjaannya di perusahaan
multinasional itu dan seluk beluk data processing executive.
Malam itu juga, aku memberikan surat lamaran pekerjaan
kepadanya, meskipun lowongan untuk posisi seperti dia belum
tentu ada.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152).
Berdasarkan kutipan (74) dan (75) dapat disimpulkan bahwa tokoh
Dindin Kusdinar yang biasa dipanggil Mas Dindin ini bekerja di departemen
Customized Research, Nielsen, Jakarta, sebagai Data Processing Executive dan
yang menunjukkan jalan besar dan menceritakan seluk beluk data processing
executive kepada Iwan.
4.1.1.24 Yanti
Yanti bernama lengkap Yanti Nisro. Yanti adalah rekan kerja Iwan yang
digambarkan memiliki sifat penolong karena selalu membantu Iwan di kantor.
Selain itu tokoh Yanti digambarkan sebagai tokoh yang pintar karena memiliki
prestasi yang baik di kantornya sehingga membuatnya menjadi direktur muda di
tempanya bekerja. Berbagai tindakan berani yang terkadang ia ambil
menjadikannya sosok yang menginspirasi Iwan sehingga tokoh ini juga dapat
dikategorikan sebagai tokoh protagonis. Tokoh Yanti ini merupakan tokoh
tambahan karena kemunculan tokoh ini tidak memiliki intensitas hubungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
banyak terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel. Berikut kutipan
yang menggambarkan peranan tokoh Yanti dalam cerita.
(76) Memasuki lantai 15, Mbak Yunita, resepsionis, menyambutku
dan mengantarku ke kantor Mbak Yanti Nisro, Director Data
Processing dan Management Information System.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 153).
(77) Mbak Yanti yang berasal dari Semarang adalah lulusan
Statistika IPB yang memulai karier di Nielsen Jakarta sebagai
data processing executive juga. Prestasi professional yang
bagus tahun demi tahun mengantarnya menjadi salah satu
direktur paling muda di sana, di antara direktur-direktur lain
yang sebagian besar ekspatriat.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 153).
(78) Mbak Yanti melihat kemampuan kerjaku dan mulai
mempercayaiku untuk mengolah data dari negera lain, sesuatu
yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Keberanian
Mbak Yanti yang sempat terlihat “nekad” saat itu, menjadi
inspirasi besar di kemudian hari.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 176).
Berdasarkan kutipan (76), (77), dan (78) dapat disimpulkan bahwa tokoh
Yanti Nisro atau biasa di panggil Mbak Yanti adalah Director Data Processing
dan Management Information System di tempat Iwan bekerja. Mbak Yanti berasal
dari Semarang adalah lulusan Statistika IPB yang memulai karier di Nielsen
Jakarta sebagai data processing executive. Selain itu, Mbak Yanti juga yang telah
mempercayakan Iwan mengolah data dari luar negeri dan menginspirasi Iwan
dikemudian hari.
4.1.1.25 Daus
Daus bernama lengkap Firdaus Ria Herlambang. Tokoh ini juga
merupakan salah satu tokoh tambahan karena peranannya dalam cerita tidak
berhubungan langsung dengan tema cerita. Ia digambarkan sebagai teman Iwan
yang memiliki antusiasme tinggi karena selalu menghadapi kehidupannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
keingintahuan layaknya anak muda dan terkadang bersikap ceroboh. Ia pun
digambarkan sebagai anak yang polos seperti Rini, salah satu adik Iwan.
Berdasarkan penokohan tersebut, tokoh ini termasuk dalam tokoh protagonis.
Berikut kutipan yang mencerminkan sosok Daus.
(79) Firdaus Ria Herlambang, mahasiswa tingkat dua jurusan
Biologi dari Bekasi yang berambut keriting dan jago main bola.
Berbeda dengan Mas Mul, Daus adalah anak muda yang baru
saja melepas seragam putih abu-abunya. Ia melihat dunia
barunya dengan segar, dengan ribuan tanya dan mungkin
dengan kecerobohannya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 138).
(80) Daus adalah saudara laki-laki yang tak pernah aku punya dan
mengingatkan pada adik terkecilku, Mira. Keduanya begitu
putih.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 138).
Berdasarkan kutipan (79) dan (80) dapat disimpulkan bahwa tokoh Daus
memiliki nama lengkap Firdaus Ria Herlambang. Ia mahasiswa jurusan Biologi
dan berasal dari Bekasi. Daus digambarkan memiliki rambut keriting, dan pintar
bermain bola. Ia sudah seperti seperti saudara laki-laki bagi Iwan.
4.1.1.26 Juliar
Juliar biasa dipanggil Pak Juliar bernama lengkap Juliar Arfandi atau
biasa dipanggil Babe. Ia juga merupakan salah satu tokoh tambahan yang menjadi
rekan kerja Iwan. Tidak banyak hal yang diceritakan mengenai sosok Pak Juliar
ini sehingga perwatakan yang digambarkannya pun cenderung statis. Ia juga
menjadi tokoh protagonis karena penggambaran pembawaannya yang tenang dan
membuat nyaman orang disekitarnya.
(81) Setelah kurang-lebih empat puluh lima menit, Mbak Yanti
mengundang senior manager dari departemen Data Processing,
Bapak Juliar Arfandi untuk bergabung bersama kami di
kantornya. Bapak Juliar atau „Babe‟ berumur sekitar 60 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 154).
(82) Ketika Babe memasuki kantor Mbak Yanti, aku langsung
merasakan kenyamanan dan ketenangan dari pembawaannya.
Babe menyambutku seperti menyambut saudaranya, bukan
anak kuliahan yang akan bekerja untuk timnya. Aku pun
mengalir untuk “membuka diri”. Aku merasa diterima dan
sekali lagi, hasil wawancara tidak penting lagi bagiku. Karena
Babe dan Mbak Yanti memberikan banyak bekal dari
wawancara itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 154).
Berdasarkan kutipan (81) dan (82) dapat disimpulkan tokoh Juliar atau
yang biasa dipanggil Babe ini memiliki nama lengkap Juliar Arfandi. Ia
merupakan senior manager dari departemen Data Processing tempat Iwan bekerja.
Pak Juliar ini secara fisik digambarkan berusia sekitar 60 tahun serta memiliki
pembawaan yang nyaman dan tenang.
4.1.1.27 Kalista
Kalista merupakan teman Iwan yang dikenal lewat Facebook. Tokoh ini
merupakan tokoh tambahan yang sempat membuat Iwan jatuh cinta. Ia merupakan
tokoh protagonis karena kehadirannya tidak memunculkan konflik dalam cerita
dan penggambaran karakteristiknya yang menarik. Tidak banyak perwatakkan
yang diceritakan untuk menggambarkan watak tokoh ini namun diceritakan
bahwa tokoh ini senang berpetualang mengunjungi banyak tempat, pencinta alam
dan terlihat sebagai sosok yang menyayangi keluarga dan anak kecil. Hal tersebut
terlihat dari foto-foto di FBnya. Berikut kutipan mengenai tokoh Kalista.
(83) Kalista, biar kupanggil dia demikian. Kami bertemu melalui
situs Facebook kurang lebih setahun yang lalu. Dari album
fotonya, aku menemukan keindahan. Bukan hanya dari
wajahnya tapi juga refleksi jiwanya, melalui kota-kota yang
pernah ia kunjungi. Very well-travelled, pikirku… Ada
beberapa fotonya yang sedang berpesta di Jakarta, tapi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
banyak fotonya bersama keluarga dan anak-anak. A little good
sign, pikirku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 158).
(84) Matanya sedikit sipit, hidungnya tak seberapa mancung, alis
tipisnya tertata rapi, tulang pipinyanya sedikit menonjol, tak
seperti kebanyakan tulang pipi orang Indonesia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 160).
(85) Tak ada I love you. Tak ada good bye. Hanya I will miss you.
Kalista pulang ke Jakarta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 161).
(86) Kami berteman baik sampai sekarang dan tak tahu kemana
masa depan akan membawa daun kecilku, daun kecilnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 162).
Berdasarkan kutipan (83), (84), (85), dan (86) dapat disimpulkan bahwa
Kalista merupakan teman Iwan yang dikenal lewat Facebook. Kalista
digambarkan menyukai travelling. Ia memiliki mata sedikit sipit, hidung yang
tidak mancung, alis tipis yang tertata rapi, tulang pipi yang sedikit menonjol. Iwan
sempat memendam rasa cinta kepada Kalista namun sampai sekarang mereka
berteman baik.
4.1.1.28 Ati
Mbak Ati atau Mbak Nurati Sinaga adalah salah satu manajer di
Departemen Customized Research. Tokoh Ati tidak banyak diceritakan kehidupan
dan perwatakannya sehingga tokoh ini merupakan salah satu tokoh tambahan.
Selain itu karena peranannya sebagai pembantu cerita tokoh utama, yaitu Iwan.
tokoh Ati hanya digambarkan sebagai salah satu rekan kerja Iwan yang
merupakan lulusan sekolah luar negeri dan tokoh yang memberikan peluang bagi
Iwan untuk dapat bekerja di New York. Berdasarkan peranannya bagi utama
tersebut, tokoh Ati ini pun dapat dikategorikan sebagai tokoh protagonis. Berikut
kutipan mengenai tokoh Ati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(87) Mbak Nurati Sinaga adalah manajer Mas Fidi di Departemen
Customized Research. Aku hanya mengenalnya di bulan-bulan
pertama saat bergabung dengan Nielsen Jakarta. Seperti halnya
Mas Fidi, Mbak Ati juga lulusan dari Amerika dan aku dulu
begitu segan untuk mendekati anak-anak lulusan luar ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 184).
(88) Kini, Mbak Ati mencariku dan menawarkan pekerjaan sebagai
data processing executive di New York.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 185).
Berdasarkan kutipan (87) dan (88) dapat dismpulkan bahwa tokoh Mbak
Ati atau Mbak Nurati Sinaga adalah salah satu manajer di Departemen
Customized Research. Ati merupakan lulusan dari Amerika dan sudah pindah ke
Nielsen International Research di New York. Ia yang menawari Iwan untuk
bekerja di New York sebagai data processing executive.
4.1.1.29 Rima
Rima merupakan guru yoga dan guru spiritual Iwan. Berdasarkan
kedudukannya dalam cerita dapat disimpulkan bawa tokoh ini merupakan tokoh
tambahan karena tidak berhubungan langsung dengan tema cerita. Tidak banyak
yang diceritakan mengenai tokoh ini namun jika dilihat dari fungsi
penampilannya, tokoh Rima ini termasuk tokoh protagonis yang selalu
memberikan pesan spiritual terhadap peserta yoganya. Berikut kutipan yang
menggambarkan tokoh Rima.
(89) Pada Sabtu sore itu, seperti biasa aku mengikuti kelas yoga
yang dipimpin guru favoritku, Rima. Hampir lima kai
seminggu aku pergi ke kelasnya. Energy di kelasnya selalu luar
biasa. Pesan spiritual talk-nya sederhana dan selalu membuka
salah satu celah mata hati. Meditasi di akhir kelas memberikan
istirahat yang dalam buat jiwaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 78-79).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4.1.1.33 Tata
Tokoh Tata atau yang biasa dipanggil Bu Tata. Tokoh ini sebagai tokoh
tambahan karena kehadirannya tidak berhubungan langsung dengan tema cerita
dan tidak banyak memiliki intensitas penceritaan. Berdasarkan penokohannya,
tokoh Tata digambarkan sebagai wanita yang pintar. Hal tersebut terlihat dari
pendeskripsian tokoh yang berlatar pendidikan luar negeri dan memiliki
pemikiran yang diperhitungkan dari dalam maupun luar negeri. Ia menjadi tokoh
protagonis karena bantuannya untuk Mira dalam memperoleh pekerjaan yang
lebih baik dan wataknya yang digambarkan mampu menginspirasi Mira. Berikut
kutipan mengenai tokoh Bu Tata.
(90) Berkat Bu Tata pula, Mira bisa bekerja di Komisi Flu Burung
Indonesia Jakarta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
(91) Di masa kuliahnya, ia mengenal Bu Tata, wanita yang
berpandanagn luas, yang menjadi inspirasi adikku. Bu Tata
yang berlatar pendidikan luar negeri, dengan pengalaman yang
luar biasa dan buah pikiran yang diperhitungkan tak hanya di
dalam negeri,menjadi jendela baru buat adikku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 57).
Berdasarkan kutipan (90) dan (91) dapat dijelaskan tokoh Tata atau yang
biasa dipanggil Bu Tata adalah orang yang membantu Mira agar dapat bekerja di
Komisi Flu Burung Indonesia Jakarta. Ia digambarkan sebagai tokoh yang
berpandangan luas dan berlatar pendidikan luar negeri, dengan pengalaman yang
luar biasa dan buah pikiran yang tidak hanya diperhitungkan di dalam negeri. Ia
pun menjadi inspirasi bagi Mira.
Berdasarkan analisis tokoh-tokoh dalam novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke The Big Apple tersebut dapat disimpulkan bahwa novel ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menyoroti perjalanan hidup satu tokoh, yaitu tokoh “Aku” atau tokoh Iwan yang
sekaligus menjadi tokoh utama dalam novel ini. Beberapa tokoh yang terlibat
berperan sebagai tokoh tambahan yang mendukung kisah perjalanan hidup tokoh
utama sehingga tokoh-tokoh tambahan tersebut digambarkan memiliki kaitan
dengan kehidupan tokoh utama. Selain itu, sebagian besar tokoh merupakan tokoh
bulat karena penggambaran semua tokoh sangat detail sehingga terlihat berbagai
sisi kehidupannya. Hal tersebut untuk memperjelas keterkaitan tokoh tambahan
dengan kehidupan tokoh utama dan memberikan kesan bahwa tokoh utama
mengenal baik terhadap tokoh-tokoh tambahan yang disebutkan dalam novel ini.
Novel ini juga kurang membahas adanya pertentangan antar tokoh sehingga
hampir sebagian tokoh berperan sebagai tokoh protagonis yang memihak pada
tokoh utama.
4.1.2 Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2005:216).
Latar dapat dianalisis dalam tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial.
4.1.2.1 Latar Tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya sastra (Nurgiyantoro, 2007:227). Latar tempat pada novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple mengambil latar tempat
di tiga kota besar di Indonesia dan salah satu kota terbesar di Amerika. Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kota tersebut adalah Kota Malang, Kota Bogor, Kota Jakarta, dan Kota New
York. Berikut latar tempat yang ada dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple.
1. Malang
Latar kota Malang menjadi latar tempat dimana Iwan dan keluarganya
tinggal. Berikut penggambaran beberapa tempat yang menjadi latar tempat di saat
Iwan tinggal di kampung halamannya tersebut.
a. Kota Batu, Malang
Kota Batu di Malang merupakan latar tempat dimana Iwan dan keluarganya
tinggal. Selain itu, Kota ini juga menjadi tempat Bapaknya mencari nafkah. Udara
Kota Batu sangat dingin daripada kota lain di Jawa Timur. Cuaca demikian
membuat udara kota ini terasa segar setiap harinya, namun kondisi tersebut sering
membuat Iwan batuk di malam.
Tidak banyak angkutan umum di Kota Batu pada saat Bapak Iwan masih
menjadi kenek angkot sehingga tidak ada jalur angkot khusus saat itu. Hal ini
tercermin dalam kutipan-kutipan berikut.
(92) Tak banyak kenangan indah masa kecilku di Batu, Malang.
Tak banyak warna-warni yang muncul dari masa kecilku, dan
tak banyak tawa yang bisa kuingat.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(93) Sering juga pada malam hari, aku terbangun, terbatuk-batuk
karena dinginnya Kota Batu. Ibu selalu bangun membuatkan
kopi panas untukku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 9).
(94) Ia akhirnya mengunjungi rumahku di bawah kaki Gunung
Paderman. Menginjakkan kaki kembali di Kota Batu, selalu
memberi napas baru yang menyegarkan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 200).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(95) Kerjaan menyopir ini memberi dia segalanya. Dengan
pekerjaan ini, Bapak membawa kami ke perjalanan ke depan,
bersama debu-debu jalanan, bersama polusi, bersama semilir
angin Kota Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(96) Tidak ada jalur angkot khusus saat itu. Mereka bisa mengambil
jalur Batu-Malang, Batu Pujon, atau Batu-Punten, tergantung
ke mana kebanyakan penumpang saat itu. Pukul empat sore,
ketika Kota Batu sudah mulai sepi, mereka kembali ke rumah.
Bapakku mengantongi 5 rupiah sebagai upah kenek.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
Berdasarkan kutipan (92), (93), (94), (95), dan (96) dapat dijelaskan bahwa
Kota Batu adalah kota tempat tinggal Iwan dan keluarganya serta merupakan
tempat Bapaknya mencari nafkah.
b. Rumah Keluarga Iwan
Rumah ini merupakan rumah tempat tinggal Iwan dan keluarganya yang
beranggotakan tujuh orang. Rumah kecil ini didiskripsikan berukuran kecil dan
memiliki ruangan yang terbatas sehingga Iwan dan saudaranya harus berbagi
ruangan. Situasi tersebut yang membuat Iwan memiliki cita-cita sederhana
memiliki kamar sendiri. Setiap hari, Iwan dan saudara-saudaranya mengepel
lantai rumah ini tiga kali sehari. Kondisi rumah ini telah membuat Iwan dan
saudara-saudaranya belajar untuk selalu berbagi satu sama lain. Hal ini tercermin
dalam kutipan (97), (98) dan (99) berikut.
(97) Di rumah mungil berukuran 6x7 meter dan hampir tak
berhalaman ini, kami bertujuh berbagi dua kamar tidur, satu
ruang tamu kecil, satu dapur, dan satu kamar mandi.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(98) Di rumah mungil inilah cita-cita sederhana pertamaku mulai
bersemi. Mempunyai sebuah kamar tidur sendiri, di lantai dua.
Di atas dapur.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 7).
(99) Meskipun rumah kecil ini bukanlah rumah yang indah, kami
selalu mencintainya. Kami selalu menjaga kebersihannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sedikitnya, kami mengepel lantai tiga kali sehari. Kakakku
bahkan menemukan teknik tersendiri untuk mengepel lantai
rumah ini dan dia selalu meyakinkan kami melakukan teknik
itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 16).
Berdasarkan kutipan (97), (98), dan (99) dapat didiskripsikan bahwa rumah
tinggal Iwan dan keluarganya kecil dan sederhana namun dijaga kebersihannya.
c. Ruang Tamu
Ruang tamu merupakan tempat berkumpul keluarga Iwan dan terkadang
menjadi tempat berkumpul tetangga dan saudara-saudaranya untuk menonton TV
bersama. Ruang ini merupakan ruangan yang paling besar dirumahnya sehingga
berbagai aktivitas, seperti bermain, menonton TV, dan belajar dilakukan di
ruangan ini. Terkadang kedatangan tetangga dan kerabat tersebut mengganggu
aktivitas yang akan dilakukan Iwan dan saudara-saudaranya sehingga
menimbulkan kemarahan di hati mereka. Berikut kutipan (100) dan (101) yang
memberikan gambaran latar ruang tamu.
(100) Di ruang tamu ini lima bersaudara berkumpul, bercerita,
bertengkar, bercanda, dan berbagi kepahitan hidup tanpa kata-
kata. Di ruang tamu ini aku mengenal dan mencintai keempat
saudara perempuan dan orangtuaku. Di ruang tamu ini kami
bisa melihat rumah bertingkat tetangga dengan ruang tamu
yang lebih besar, lantai bertegel, dan pagar yang bagus. Di
ruang tamu ini kami membaca, menulis, menangis, dan tumbuh
bersama.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(101) Kadang ruang tamu ini begitu penuh ketika kami kedatangan
tetangga dan saudara-saudara dekat untuk menonton TV
bersama. Aku salah satu yang paling galak dan suka sekali
melototi tamu-tamu itu agar mereka tidak betah dan cepat
pulang. Rumah kami begitu kecil dan aku merasa mereka
mengambil ruang bermainku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 13-14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
d. Polresta Malang dan Kompleks Penjara Lowokwaru Malang
Polresta Malang dan Komplek Penjara Lowokwaru Malang adalah tempat
Bapak Iwan pernah ditahan karena menabrak orang saat mengendarai angkotnya.
Berikut kutipannya.
(102) Sebelum sidang dimulai, bapak mendekam sebagai tahanan di
Polresta Malang selama seminggu. Tak ada uang angkot, Ibu
harus menjual piring, baju bekas, atau mencari pinjaman ke
sana-sini. Setelah sidang, Bapak masuk sel di Kompleks
Penjara Lowokwaru Malang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
e. Terminal Batu
Terminal Batu adalah salah satu tempat yang digunakan Bapak Iwan dan Pak
Ucup mencari penumpang oplet hijaunya dulu. Berikut kutipannya.
(103) Setelah sarapan dengan Pak Ucup di warung jalanan, mereka
mulai mencari penumpang di terminal Batu dengan oplet hijau
merek Dodge tahun 1938 yang sebagian bodinya terbuat dari
kayu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 25).
f. SD Ngaglik 1
SD Ngaglik 1 adalah tempat Iwan, Rini, dan Mira mengenyam sekolah dasar.
SD Ngaglik adalah salah satu SD negeri di Kota Batu. Berikut kutipannya.
(104) Rini menjadi adik kelasku di SD Ngaglik 1… .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 50).
(105) Seperti saudara-saudara yang lain, Mira juga memasuki
sekolah-sekolah negeri, dari SD Ngaglik I, SMPN I, dan
SMAN I Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
g. SMP Negeri Batu
Di masa SMP Iwan pertama kalinya berteman dengan siswa-siswa dari latar
belakang keluarga mampu dari segi perekonomian. Hal tersebut membuat Iwan
dihinggapi rasa kurang percaya diri. Selain itu semakin ketatnya persaingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
prestasi karena tempat ia sekolah merupakan SMP favorit yang terdiri dari siswa-
siswa berprestasi. Hal tersebut membuat Iwan bertambah dewasa dan semakin
meningkatkan waktu belajar. Berikut kutipannya.
(106) Masa SMP adalah masa ketika aku merasa semain “kecil”. Aku
ingin menjadi besar. Di sini aku mulai melihat keragaman
teman-temanku dari berbagai sudut Kota Batu, aku melihat
kompetisi yang baru, aku mulai melihat hidupku dari sisi yang
berbeda, yang lebih dewasa. Mereka yang masuk SMP negeri
ini adalah mereka yang kepintarannya di atas rata-rata, meerka
yang sanggup membayar biaya sekolah yang tidak murah
(untuk ukuran kami). Ada beberapa teman yang mempunyai
latar belakang sama denganku, tapi bisa dihitung jari. Di sini
aku merasa „kecil”, dan pada waktu yang sama, aku merasa api
mulai memasuki tubuh kecilku. ….Aku belajar dengan tekun,
mungkin lebih daripada teman-temanku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 69).
h. SMAN 1 Batu
Iwan dan semua saudaranya mengenyam pendidikan sekolah menengah
atas di SMAN 1 Batu ini. Isa, kakak tertua Iwan mengalami penyakit asma yang
paling parah saat duduk di sekolah SMAN I Batu. Namun meskipun demikian, Isa
mampu mempertahankan prestasinya. Tidak hanya Isa yang mampu sekolah di
SMA 1 Batu, namun Inan pun sekolah di SMA negeri satu-satunya di Kota Batu
ini. Inan menjadi siswa yang aktif berorganisasi kegiatan sekolah saat di SMAN 1
Batu. Begitu pula dengan Iwan, ia mulai mengenal jati dirinya dan bertemu
dengan Yani yang memperkenalkan dia dengan dunia teater ketika sekolah di
SMAN 1 Batu. Sosok Yani menjadi salah satu sosok yang Iwan kagumi. Berikut
kutipannya.
(107) Memasuki SMAN 1, satu-satunya SMA negeri di Kota Batu,
kakakku bisa mempertahankan prestasinya di tengah-tengah
penyakit asma yang semakin parah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
(108) Setelah lulus dari SMPN 1, Mbak Inan yang rajin mengaji ini
melanjutkan sekolah di SMAN 1 Batu. Disamping bisa
mempertahankan prestasi akademiknya, Mbak Inan juga aktif
di OSIS dan mengikuti kegiatan teater. Sebagai adiknya, aku
mengikuti jejaknya. Aku juga aktif di teater setelah memasuki
SMA. Di teater ini kami mulai melihat pemandangan yang
lebih luas daripada pemandangan dari jendela rumah kami.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 46).
(109) Aku memakai seragam putih abu-abu di SMAN I Batu dan
mulai mengenal diriku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 74).
(110) Rini berhasil masuk SMPN 2 dan kemudian meneruskan ke
SMA Negeri 1 Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 50).
(111) Seperti saudara-saudara yang lain, Mira juga memasuki
sekolah-sekolah negeri, dari SD Ngaglik I, SMPN I, dan
SMAN I Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
2. Bogor
a. Kos Tegal Mangga
Tegal Mangga adalah tempat kos kakak kelas Iwan yang bernama Imam.
Iwan dan temannya, Teguh tinggal sementara di kos tersebut karena belum
mendapatkan kos sendiri. Selain itu di Tegal Mangga ini juga Iwan yaitu Imam
tinggal. Berikut kutipannya.
(112) Aku bersama Teguh, salah satu teman yang lolos PMDK
menginap di tempat Mas Imam untuk sementara waktu
sebelum mendapat kos sendiri. Mas Imam tinggal di daerah
Tegal Mangga, sebuah kampung di tengah-tengah Bogor yang
penuh sesak dengan rumah kos, mahasiswa-mahasiswa daerah
yang hidup dengan keprihatinan dan penduduk lokal Tegal
Mangga. Kampus IPB Baranangsiang sendiri bisa ditempuh
kira-kira sepuluh menit dengan berjalan kaki dari tempat ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 96).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
b. Kos di Daerah Bapeund
Kos di Daerah Bapeund ini adalah kos yang berhasil didapat Iwan dan Teguh
untuk tinggal selama kuliah di IPB. Kos ini digambarkan sederhana dan berada
ditengah-tengah kampung yang padat. Berikut kutipan yang menggambarkan kos
di Daerah Bapeund.
(113) Setelah berkeliling seputar kampus Baranangsiang, aku dan
Teguh ke kos di daerah Bapeund di belakang terminal
Baranangsiang. Sebuah rumah kos sederhana yang berlantai
keramik tua dan cukup bersih, di tengah-tengah kampung yang
sangat padat, di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 102).
c. IPB
IPB atau Institut Pertanian Bogor adalah institut tempat Iwan dan Mira
mengenyam kuliah. Di IPB ini, Iwan diterima di jurusan Statistika dan Mira di
jurusan Kedokteran. Jurusan Statistika merupakan salah satu jurusan favorit dan
sekaligus jurusan yang menakutkan di IPB. Jurusan ini hanya menampung 40
sampai 50 mahasiswa dan merupakan jurusan Statistika terbaik di Indonesia
sehingga mempunyai standar yang sangat tinggi dalam penerimaan
mahasisiwanya. Tak heran jika persaingan antar mahasiswa sangat tinggi. Berikut
kutipannya.
(114) Dengan kerja keras, aku selalu bertahan di ranking tiga besar
dari kelas 1 sampai kelas 3 dan aku juga berhasil lolos
mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 85-86).
(115) Prestasi Mira di SD dan SMP selalu di atas rata-rata dan
memperlihatkan prestasi yang menonjol ketika ia memasuki
bangku SMA. Dengan prestasi ini, ia berhasil lolos PMDK dan
masuk jurusan Kedokteran Hewan di IPB.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
(116) Jurusan Statistika saat itu adalah salah satu jurusan favorit di
IPB yang juga jurusan paling menakutkan. Jurusan yang hanya
menerima sekitar 40 sampai 50 mahasiswa per tahun ini
merupakan jurusan Statistika terbaik di Indonesia dan
mempunyai standar sangat tinggi dalam penerimaan
mahasiswanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 102).
3. Jakarta
Perkantoran di Jalan Jenderal Sudirman
Perkantoran di Jalan Jenderal Sudirman merupakan kawasan bisnis di
Jakarta. Iwan melihat tempat ini pertama kalinya saat berkeliling kota Jakarta
dengan bus kota. Ia langsung terpesona dengan pemandangan yang ia lihat di
tempat itu. Iwan melihat gedung-gedung bertingkat dan para professional muda
dengan penampilan rapi. Pada akhirnya Iwan pun dapat bekerja di salah satu
perusahaan pengelolahan data yang terdapat di Jalan Jenderal Sudirman ini.
(117) Ingatanku justru tak bisa terlepas dari pemandangan gedung-
gedung bertingkat sekitar Jalan Jenderal Sudirman, di
sepanjang perjalanan bus kota dari Rawasari ke Blok M. Pusat
bisnis di Jakarta ini terlihat megah. Beberapa profesional muda
dengan rambut rapi, berdasi, membawa tas kerja sedang
berjalan di sekitar gedung-gedung sungguh pemandangan yang
tak pernah aku lihat langsung sebelumnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 133).
(118) Memasuki kantor Nielsen adalah pengalaman pertama kalinya
aku memasuki perkantoran di jalan Sudirman, juga pertama
kalinya aku memasuki sebuah kantor “executive”.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152).
4. New York
a. Studio kecil di Sullivan Street, SoHo, Manhattan.
Studio kecil di Sullivan, SoHo, Manhattan adalah tempat tinggal Iwan saat di
New York dan menjadi tempat untuk meluangkan waktu sendirian. Hal ini
tercermin dalam kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
(119) Dari beberapa apartemen yang pernah aku tempati di New
York, akhirnya aku menemukan tempat yang paling nyaman,
sebuah studio kecil di Sullivan Street, SoHo, Manhattan.
Disinilah, aku bisa menyebutnya rumah keduaku.
Di tengah keramaian SoHo, di antara butik-butik mewah,
apartemen-aperteman tua yang masih gagah da legan, ratusan
restoran, bar, atau kafe yang selau sibuk aku banyak
meluangkan waktu sendirian di studio ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 11).
b. Studio Jivamukti Yoga
Studio Jivamukti Yoga adalah tempat Iwan rehab dari kepenatan bekerja saat
Di New York dan tempat pertama kali Iwan bertemu Audrey. Berikut kutipannya.
(120) Meditasi di akhir kelas memberikan istirahat yang dalam buat
jiwaku. Kelasnya selalu penuh. Yoga mat berjajar, berimpitan
di dalam studio yang bisa memuat kurang-lebih 65 orang itu.
Kelas sore itu berjalan seperti biasa, hingga mataku menangkap
kesejukan di mata Audrey. Our eyes met and talked.
Perhatianku ke kelas yoga pecah, aku tak bisa lagi mengikuti
kelas sepenuhnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 79).
c. Kantor Nielsen di New York
Rekan kerja Iwan di New York memiliki tradisi memberikan kejutan kepada
setiap rekan kerja yang berulang tahun. Suatu hari, Iwan berulang tahun dan ia
mendapatkan kejutan di meeting room. Berikut kutipannya.
(121) Keesokan harinya, beberapa teman di kantor memberikan
kejutan. Ketika makan siang tiba, aku dipanggil ke sebuah
meeting room. Semua rekan kerja sudah berkumpul dan
menyanyikan lagu Happy Birthday ketika aku membuka pintu.
Beberapa macam pizza, termasuk tomato basil mozzarella
pizza kesukaanku, sebuah chocolate cake, kartu ulang tahun
gift certificate juga menantiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 123).
Latar tempat yang disebutkan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple sangat banyak karena digambarkan tokoh utama
sangat senang travelling. Secara garis besar perjalanan hidup tokoh utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mengambil latar tempat di Kota Malang, Kota Bogor, Kota Jakarta, dan Kota New
York. Keempat kota tersebut merupakan kota besar dan memiliki ciri khas
tersendiri sehingga pendeskripsian keempat kota tersebut sangat berbeda. Selain
itu, tokoh utama digambarkan sebagai tokoh dari keluarga kurang mampu
sehingga untuk mendukung kondisi tersebut, latar tempat mengambil tempat-
tempat yang biasa dihuni masyarakat kelas menengah ke bawah yang terdapat
dalam keempat kota tersebut.
4.1.2.2 Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2007: 230).
Peristiwa yang diceritakan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple adalah peristiwa lampau yang diceritakan kembali (flashback).
Latar waktu dalam novel 9 Summers 10 Autumns: dari Kota Apel ke The Big
Apple dimulai saat pengarang menceritakan riwayat singkat kelahiran Bapak
Abdul Hasim pada tahun 1948 dan berakhir saat pengarang menceritakan
kepulangan Iwan dari New York pada tahun 2009. Berikut beberapa peristiwa
yang menunjukkan adanya latar waktu dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple.
Abdul Hasim sebagai Bapak Iwan lahir tahun 1948. Abdul Hasim awalnya
menjadi kenek angkot namun sejak tahun 1969 ia memiliki Surat Izin Mengemudi
sehingga mulai menjadi sopir angkot. Ia berhenti menjadi sopir angkot pada tahun
2005. Berikut kutipan yang menggambarkan riwayat Bapak Iwan.
(122) Bapakku, Abdul Hasim, hanya mengingat tahun kelahirannya,
1948.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23).
(123) Sayangnya, Bapak harus putus sekolah karena tidak ada biaya.
Ia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP dan
memutuskan untuk bekerja penuh sebagai kenek angkot
bersama Pak Ucup. Ia memulai harinya sekitar jam 6 pagi.
Setelah sarapan dengan Pak Ucup di warung jalanan, mereka
mulai mencari penumpang di terminal Batu dengan oplet hijau
merek Dodge tahun 1938 yang sebagian bodinya terbuat dari
kayu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
(124) Tahun 1969, setelah empat-lima tahun menjadi kenek, Bapak
mendapatkan Surat Izin Mengemudi dan memulai kerja baru
sebagai sopir angkot.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(125) Bapak tumbuh bersama asap jalanan sampai tahun 2005,
sepanjang 36 tahun.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
Abdul Hasim menikah dengan Ngatinah. Ia berselisih umur lima tahun
dengan istrinya tersebut karena Ngatinah lahir pada tahun 1953. Abdul Hasim
dan Ngatinah menikah pada tahun 1970. Mereka mulai membangun rumah
enam tahun setelah mereka menikah, yaitu pada tahun 1976. Berikut kutipan
yang menceritakan riwayat anggota keluarga Iwan.
(126) Ibu yang lahir dan dibesarkan di Batu, 10 Mei 1953 tidak
pernah merantau keluar kota.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.30-31).
(127) Cinta bersemi selama 6 bulan di Pasar Batu dan mereka
menikah pada tahun 1970.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33).
(128) Rumah ini dibangun pada tahun 1976, di atas tanah seluas 7 x 6
meter, seharga Rp 40.000.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 35).
Orang tua Iwan memiliki lima anak, empat perempuan dan satu laki-laki.
Mereka lahir dalam jarak yang cukup dekat. Hal ini terlihat pada tahun lahir
mereka yang berselisih sekitar satu sampai dua tahun saja. Hanya anak terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
yang memiliki jarak lebih dari dua tahun dari kakaknya. Iwan merupakan anak
ketiga dan tidak diceritakan pada tahun berapa ia lahir. Namun jika dilihat tahun
lahir kakak keduanya yang lahir tahun 1972 dan adik pertamanya lahir pada tahun
1976 dapat dipastikan Iwan lahir tahun 1974 atau 1975. Berikut kutipannya.
(129) Kakak pertamaku, Siti Aisyah, lahir 1 Maret 1971 adalah
pembuka jalan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 39).
(130) Ia bernama Rohani, lahir 16 Agustus 1972 di Batu juga.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 43).
(131) Di hatiku, ada tempat khusus untuk adikku ini, Rini Agustina
yang lahir 8 Agustus 1976.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 49).
(132) Kehadiran Mira, 10 Mei 1981, adalah sebuah kado, sebuah
boneka untuk kami.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 55).
Iwan dan saudara-saudaranya merupakan siswa-siswi berprestasi. Mereka
selalu lolos menjadi siswa di sekolahan negeri favorit di Kota Batu dan ranking
yang mereka dapat di kelas selalu tinggi. Tidak banyak latar waktu yang
diungkapkan pengarang untuk memperjelas perjalanan hidup dan pendidikan
saudara-saudara Iwan karena novel ini lebih menyoroti tentang kehidupan Iwan.
Kesuksesan karier Iwan dimulai saat Iwan berhasil masuk Institut Pertanian Bogor
(IPB) untuk jurusan Statistika. Ia mampu kuliah dan tinggal di Bogor setelah
Bapaknya menjual angkot yang biasa digunakannya untuk bekerja. Iwan akhirnya
berangkat ke Bogor pada Jumat pagi dengan di antarkan oleh beberapa temannya
di SMA. Hanya salah satu kakaknya yang mewakili pihak keluarga mengantar
Iwan. Iwan dan kedua temannya yang lulus PMDK tiba di Bogor keesokan
harinya. Berikut kutipannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
(133) Setelah Bapak menjual mobil angkot untuk biaya kuliahku,
beberapa sahabat SMA mengantar kepergianku ke Bogor pada
Jumat pagi itu, di terminal bus Lorena Malang. Hanya Mbak
Inan dari keluargaku yang mengantar saat itu. Dengan bawaan
seadanya, aku dan dua temanku yang juga lulus PMDK di IPB
tiba di Bogor keesokan harinya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 96).
Pada tahun 1997 Iwan lulus dari bangku kuliah dan dimulailah perjalanan
karirnya. Pada suatu malam, ia makan di warung makan dan bertemu salah satu
kakak tingkat yang bernama Dindin. Dindin menceritakan pekerjaannya di
Nielsen Jakarta dan Iwan pun menitipkan surat lamaran pekerjaan kepadanya.
Akhirnya ia diterima di perusahaan itu, lima hari sebelum wisuda. Berikut
kutipannya.
(134) 4 Oktober 1997 adalah salah satu hari yang paling indah dan
paling menyentuh dalam hidupku. Sebuah perayaan hidup,
sebuah kemenangan. Orangtua dan kakak pertamaku, Mbak
Isa, datang ke Bogor untuk menghadiri wisudaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 148).
(135) Malam itu, Mas Dindin, menunjukkan jalan besar yang tak aku
sadari. Ia bercerita tentang pekerjaannya di perusahaan
multinasional itu dan seluk-beluk data processing executive.
Malam itu juga, aku memberikan surat lamaran pekerjaan
kepadanya, meskipun lowongan untuk posisi seperti dia belum
tentu ada.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152).
(136) Pada suatu pagi, aku mendapatkan pesan dari bapak kos ada
telepon dari Nielsen Jakarta untuk wawancara kerja.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152)
(137) Akhirnya berita datang. Beberapa minggu sebelum wisuda,
Jalan Sudirman memanggilku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 197).
Kerja keras Iwan di Nielsen Jakarta membuat salah satu rekan kerjanya yang
bekerja di New York menawari pekerjaan di sana. Ia berhasil tes interview dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
akhirnya bekerja di Nielsen, New York pada tahun 2000. Berikut kutipan
perjalanan karier Iwan.
(138) Ini telepon interview pertama yang pernah aku lakukan. Karena
perbedaan waktu 2 jam antara New York dan Jakarta, kami
memutuskan untuk melakukannya di pagi hari waktu Jakarta.
Pada hari Selasa itu, sekitar jam 7 pagi, sebelum AC diaktifkan,
aku sudah menunggu telepon dari New York di meja kerjaku
yang terbuka.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 188).
(139) Pagi itu, 1 Oktober 2000, sekitar pukul sepuluh pagi setelah
lebih dari 20 jam, pesawatku mendarat di John F. Kennedy
Airport, New York. Sebelum mendarat di salah satu bandara
tersibuk di dunia ini, aku terperangah melihat pemandangan
New York dari udara.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 197).
Kerja keras Iwan selama bekerja di New York membuahkan hasil yang luar
biasa. Lima tahun setelah bekerja di New York, ia dipromosikan menjadi Senior
Manager, Operations Nielsen Consumer Reasearch New York. Prestasinya terus
meningkat hingga delapan tahun bekerja di New York atau tepatnya tahun 2008,
Iwan dipromosikan lagi ke jabatan yang lebih tinggi yaitu menjadi Director
Internal Client Management. Suatu jabatan yang tidak pernah terlintas di impian
Iwan selama ini. Berikut kutipan yang menggambarkan karir Iwan di New York.
(140) Barusan aku dipromosikan menjadi Senior manager,
Operations Nielsen Consumer Research New York! Nggak
menyangka sama sekali sama sekali, setelah lima tahun di New
York, dengan berbekal ijazah lokal, aku bisa meraih posisi ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
(141) Anakmu ini dipromosikan jadi Director Internal Client
management. Opo iku? Entar aku telpon jelaskan. Pokoke iki
gede Buk. Aku diberikan kepercayaan yang lebih besar di
kantor ini.
Setelah 8 tahun di New York, Buk, setelah ingin pulang tiap
tahunnya, promosi ini lebih dari mimpiku, mungkin lebih dari
mimpi kita semua digabungkan jadi satu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 164).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Iwan memutuskan berhenti bekerja di New York untuk kembali ke
kampung halamannya di Batu pada tahun 2009. Suatu keputusan yang berani
karena ia belum lama menikmati puncak kariernya di New York. Iwan akhirnya
membulatkan tekad untuk keluar dari Nielsen New York demi kerinduannya
dengan orang tua, saudara dan kampung halamannya. Berikut kutipannya.
(142) New York City, Januari 2009. Dengan pertimbangan yang
berat, dengan kerinduan akan rumah kecilku yang selalu
muntah dalam setiap langkah melalui jalanan di New York,
dengan keberanian yang luar biasa, aku memutuskan berhenti
dari Nielsen.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 195).
Latar waktu dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple memiliki rentang waktu penceritaan yang cukup lama, tahun 1948
sampai 2009 karena novel ini menceritakan perjalanan hidup dua generasi yaitu
perjalanan hidup orang tua Iwan dan perjalanan hidup dirinya bersama saudara-
saudaranya.
4.1.2.3 Latar Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup
yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain
(Nurgiyantoro, 2007:233). Cerita pada novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple selain terdapat keberagaman latar tempat juga terdapat
keberagaman latar sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Keluarga Iwan berasal dan tinggal di Kota Batu Malang, Jawa Timur.
Orang tua Iwan, saudara orang tuanya, dan leluhurnya digambarkan masih
percaya dengan mitos Jawa dan prinsip hidup yang masih kolot. Hal ini terlihat
dalam beberapa kutipan dibawah ini.
(143) Jika tamu duduk berlama-lama, Ibu akan mengambil cobek dan
menggosok-gosokkan ulekannya di pintu dapur. Menurut dia
dan kepercayaan Jawa, hal itu akan membantu mengusir tamu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 13)
(144) Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar
sampai ke Mekah, tapi harus meninggalkan pekerjaannya
karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia tinggal di
Batu, mengikuti prinsip “mangan ora mangan sing penting
kumpul”. Bapak Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya
memilih menjadi penjual jam tangan bekas di Pasar Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
Prinsip hidup yang kolot tersebut juga telah mempengaruhi kehidupan
orang tua Iwan di masa muda. Mereka enggan mengadu nasib di luar Kota Batu.
Sedangkan Kota Batu tidak menjanjikan banyak pekerjaan yang layak. Pada
umumnya masyarakat dan keluarga Iwan tergolong masyarakat kelas bawah. Hal
ini dapat dilihat dari penggambaran cerita yang menyebutkan sebagian besar
kerabat Iwan dan masyarakat sekitarnya bekerja sebagai sopir angkot, buruh
pabrik, dan lain sebagainya. Sangat sedikit pekerjaan layak di Kota Batu hingga
membuat Iwan dan teman-temannya di masa kecil tidak memiliki inspirasi
mengenai jenis pekerjaan lain untuk dijadikan cita-cita di masa kecil. Berikut
kutipan yang menggambarkan hal tersebut.
(145) Ibu yang lahir dan dibesarkan di Batu, 10 Mei 1953 tidak
pernah merantau keluar kota. Ia anak pertama dari tujuh
bersaudara yang juga tidak pernah merantau jauh dari Kota
Batu. Dua adiknya meninggal dunia pada usia 40-an,
meninggalkan anak-anak dan istri mereka di kaki Gunung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Panderman. Kehidupan dan rantai ketidakberuntungan
membunuh mereka.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
(146) Semua saudara laki-laki ibuku menjadi sopir, bapakku seorang
sopir, banyak sekali tetanggaku yang menjadi sopir, buruh
pabrik, pedagang di pasar sayur. Hanya sedikit yang menjadi
polisi atau pegawai negeri. Bagaimana aku akan membantu
menafkahi keluargaku nantinya? Pernah tetanggaku bertanya
apa cita-citaku, dan aku menjawab ingin jadi hansip.
Tertawalah orang-orang disekitarku. Aku pikir hansip adalah
militer juga. Aku tak ingin menjadi presiden saat itu karena
semua anak kecil lainnya bercita-cita menjadi presiden, wakil
presiden, atau menteri, hanya karena tidak ada inspirasi di
sekitar mereka! Inspirasi di sekitar begitu kecil tapi begitu
dekat, seakan-akan aku akan terlahir menjadi sopir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
Tradisi untuk tidak merantau jauh dari keluarga juga memberikan dampak
terhadap cara pandang Abdul Hasim terhadap pekerjaan yang layak. Cara
pandangnya menjadi lebih sempit. Baginya menjadi sopir angkot sudah
merupakan pekerjaan yang bagus saat itu. Selain itu kerasnya persaingan sesama
sopir angkot di jalanan telah membuat sikap bapaknya berubah menjadi lebih
temperamental. Berikut kutipan yang mencerminkan cara pandang Abdul Hasim
dan perubahan sikapnya.
(147) Menurut bapak, sopir adalah pekerjaan yang sangat bagus pada
saat itu. Cita-cita tinggi hanya menjadi angan-angan. Kerjaan
menyopir ini memberi dia segalanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(148) Jutaan kilometer yang ia lalui tak hanya mengubah warna
kulitnya menjadi legam, di perjalanan panjang itu pula hatinya
tergores dan terpolusi. Bapak menjadi seseorang yang
temperamental. Ia sempat berkenalan dengan minuman keras
untuk memberi ruang pada rasa penatnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
Lingkungan yang seperti itu sempat membuat Iwan takut jika kelak ia
juga akan bernasib sama seperti bapaknya. Menghabiskan hidup menjadi sopir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
angkot. Hal itu membuat Iwan mulai giat belajar agar dapat memperbaiki taraf
hidup keluarga terutama karena ia adalah anak laki-laki satu-satunya dalam
keluarga. Berikut kutipannya.
(149) Memasuki SMP, aku merasa semakin dekat dengan “tantangan”
bahwa seorang laki-laki, apalagi anak laki-laki satu-satunya,
harus bisa mandiri dan kelak bisa membantu nafkah keluarga.
… Dengan keterbatasan itu pula, aku meyakinkan diri bahwa
harus “bermain” serius dengan buku-bukuku, dengan otakku.
Aku tak bisa melihat diriku melalui jalan yang ditempuh
bapakku, jalanan yang mengubah warna kulit dan hatinya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
Iwan dan saudara-saudaranya semasa kecil tidak pernah meminta perayaan
ulang tahun pada orang tua mereka. Mereka menyadari kondisi perekonomian
keluarga sehingga mereka berpandangan bahwa perayaan ulang tahun adalah
sesuatu yang mewah dan tidak penting. Berikut kutipannya.
(150) Di bawah atap rumah kecil ini, kami tak pernah merayakan
ulang tahun, tak ada acara tiup lilin, balon warna-warni atau
kue tart berhiaskan angka ulang tahun. Kami tak pernah minta
perayaan ulang tahun, kami bahkan sering tak ingat ulang
tahun satu sama lain ataupun ulang taun sendiri. Ritual ulang
tahun saat itu adalah luxury yang tak penting.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 125).
Prinsip “ mangan ora mangan sing penting kumpul” tidak berlaku di masa
muda Iwan karena orang tuanya mengizinkan ia kuliah di Bogor, tepatnya di IPB.
Ketika Iwan kuliah di IPB, ia sempat mengalami keputusasaan karena teman-
teman kuliahnya memiliki latar belakang prestasi yang lebih tinggi darinya serta
persaingan kuliah yang sangat ketat. Namun dalam persaingan yang ketat tersebut,
teman-teman kuliah dan lingkungan kosnya juga telah mengubah Iwan menjadi
sosok yang lebih rajin beribadah. berikut kutipannya.
(151) Aku mungkin salah satu siswa terbaik di Batu, tapi di sini aku
menjadi sangat “kecil” di tengah siswa berprestasi lainnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
siswa teladan nasional, finalis olimpiade matematika
internasional, juara karya ilmiah nasional, dan sederet prestasi
panjang lainnya. Aku pernah bilang kepada Ibu, jika aku gagal
di sini, aku akan menabung dan mengembalikan semua uang
biaya kuliah.” Coba dulu, belajar yang rajin, jangan takut”-
sebuah nasihat sederhana dan bijaksana dari Ibu yang
meyakinkan diriku bahwa menjalani proses adalaha
menjalankannya sekarang. Saat itu, dengan kerja keras dan
melepaskan ketakuatan akan hasil yang didapat.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 103).
(152) Di kampus hijau ini nilai-nilai keagamaan dipegang begitu
kuat, begitu dalam, begitu baru di depan mataku, yangtidak
disiplin menjalankan ritual keagamaan sebelumnya. Aku
sempat terkejut melihat tempat duduk yang terpisah antara
mahasiswa laki-lai dan perempuan, pengajian harian di tempat
kos, rutinnya salat Tahajud, membaca Alquran setelah salat
Magrib sembari menunggu Isya, banyaknya organisasi
mahasiswa Islam atau Kristen yang tak perna aku ketahui
sebelumnya, mahasiswa dengan celana di atas mata kaki,
jenggot panjang, atau banyaknya mahasiswi berjilbab.
Pengetahuan agama dan praktik keseharianku yang sangat
minim, menempatkan aku menjadi sebuah pencilan di kampus
ini. Aku belajar salat lebih dalam. Aku menghafalkan ayat-ayat
baru, menggali artinya, bahkan mengulas sedikit sejarahnya.
Mas Mul mengajariku mengaji selepas Subuh atau Magrib.
Aku mulai pergi ke mesjid untuk salat berjamaah dan
mengikuti beberapa pengajian di kos maupun di kampus.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 110).
Kondisi lingkungan yang sangat berbeda dari kampung halamannya,
sedikit demi sedikit mengubah kebiasaan dan cara pandang Iwan. Ketika Iwan
masih tinggal bersama keluarganya di Batu, ia dan saudara-saudaranya sering
melewatkan hari ulang tahun mereka dan menganggap perayaan ulang tahun
adalah hal yang terlalu mewah dan tidak penting. Namun sejak Iwan kuliah di IPB
ada perbedaan cara pandang dalam diri Iwan mengenai arti hari ulang tahun. Ia
mulai memiliki kebiasaan menanti tanggal kelahirannya. Ia merayakannya dengan
kesederhanaan, yaitu melakukan perenungan diri dan makan di tempat makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
favoritnya atau terkadang teman kuliahnya memberikan kejutan ulang tahun
dengan makan bersama di tempat makan sederhana. Berikut kutipannya.
(153) Semenjak pindah ke Bogor, aku mempunyai kebiasaan baru.
Aku selalu menanti tanggal kelahiranku dan “merayakannya”.
Masih tanpa acara tiup lilin, tanpa balon warna-warni ataupun
kue tart berhiaskan angka ulang tahun. Aku selalu
menghabiskan malam ulang tahun bersama diriku, bersama
malam dan warna-warni perenungan… .
Aku biasanya keluar sekitar jam Sembilan malam, makan
di tempat favoritku (sebagai kado kecil) dan berjalan kaki di
sekitar kampus atau Kebun Raya Bogor.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 126).
(154) Keesokan harinya, kadang ada teman-teman iseng merayakan
ulang tahunku, makan-makan di warung di kampus atau KFC.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 127).
Akhirnya dalam waktu kurang dari empat tahun, Iwan dapat lulus dari
IPB. Setelah lulus kuliah, Iwan berhasil bekerja di salah satu perusahaan yang
terletak di Jalan Sudirman seperti yang pernah ia impikan. Pendidikan tinggi,
rekan-rekan kerja yang profesional, dan tempat kerjanya yang terletak di kota
besar telah meningkatkan gaya hidup Iwan. Cara hidup, cara berinteraksi, dan cara
pandang Iwan menjadi lebih dewasa dan modern. Berikut kutipan yang
menggambarkan hal tersebut.
(155) Di perusahaan multinasional ini, aku mulai melihat dunia luar.
Aku mulai berinteraksi dengan rekan-rekan kerja kantor
Nielsen di luar negeri, seperti Malaysia, Hong Kong dan
Singapura. Aku mulai menyegarkan bahasa Inggrisku kembali,
mempelajari bagaimana menulis e-mail yang cerdas dan
bagaimana berkomunikasi lewat telepon “This is Iwan! How
are you doing today?”.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 75).
(156) Sebagai seseorang yang baru memulai karier di Jakarta dan
tinggal di daerah Tanah Abang, aku merasakan Jakarta tidak
bersahabat tapi dinamikanya telah mematangkan jiwa mudaku,
memunculkan “laki-laki” di diriku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 172).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Perubahan hidup Iwan semakin terlihat ketika ia diterima bekerja di
perusahan besar di New York, Amerika. Pada awalnya, Iwan mengalami
permasalahan dalam beradaptasi di lingkungan barunya tersebut. Selain itu ia juga
dilanda krisis percaya diri saat harus masuk dalam kelas sosial yang lebih tinggi
karena mengingat ia dulu anak sopir angkot. Hal ini terlihat dari kutipan berikut.
(157) Aku selalu berperang dengan diriku, selalu berat memilih
antara kesendirian atau hiruk pikuk kehidupan NYC; seperti
perayaan ulang tahun, nongkrong di bar, piknik di Central Park,
brunch bersama pada hari Minggu, pesta kecil di apartemen
teman atau makan malam bersama di restoran favorit pada
akhir pekan. Aku telah terbiasa sendiri dalam hidupku, belasan
tahun.
And let me also tell you, dear reader. Aku sebenarnya
tak percaya diri untuk berkumpul dengan orang-orang di New
York. anda kini telah tahu semua, bagaimana masa laluku. Tak
mudah bagi anak seorang sopir angkot untuk masuk ke dalam
kelas sosial yang lebih tinggi, jauh lebih tinggi.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 106).
Sedikit demi sedikit Iwan mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan kebiasaan rekan-rekan kerjanya di New York. Ia mulai menghadiri berbagai
acara dan tempat-tempat yang biasa didatangi kelompok sosial kelas atas. Cara
memperingati hari ulang tahunnya pun tidak sesederhana dulu lagi. Rekan-rekan
kerja Iwan mampu merayakannya dengan berbagai makanan lezat sebagai kejutan
ulang tahunnya. Ia pun tidak sungkan mentraktir teman-temannya di restoran
mahal. Berikut kutipan yang menggambarkan kehidupan Iwan di New York.
(158) Selalu ada pertarungan besar di hatiku! Kadang aku paksakan
juga untuk bergabung ke dalam kegiatan sosial ini. Karena
kesendirian yang dalam, akan membunuh, pada akhirnya.
Malam itu kami bertemu di Meat Packing District untuk
makan malam. Canda tawa, makanan lezat, minuman yang
menggoda, dan NYC crowd yang stylish menghiasi malam.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 107).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(159) Keesokan harinya, beberapa teman di kantor memberikan
kejutan. Ketika makan siang tiba, aku dipanggil ke sebuah
meeting room. Semua rekan kerja sudah berkumpul dan
menyanyikan lagu Happy Birthday ketika aku membuka pintu.
Beberapa macam pizza, termasuk tomato basil mozzarella
pizza kesukaanku, sebuah chocolate cake, kartu ulang tahun
beserta gift certificate juga menantiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 123).
(160) Seperti tahun-tahun sebelumnya, sudah menjadi tradisi kami
merayakan ulang tahun bersama. Siapa yang berulang tahun,
dia yang mentraktir. Dan yang ditraktir biasanya membawa
kado. Beda sekali dengan budaya Amerika, yang ditraktir
adalah yang berulang tahun. Kai ini, aku mengajak mereka
makan malam di restoran Italia di daerah Meat Packing
District, pilihan Ms. Social, Indira. Aku juga mentraktir
beberapa teman dekat di kantor. Ada rezeki tambahan saat itu,
sekalian syukuran.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 124).
New York merupakan salah satu kota bisnis di Amerika sehingga sebagian
besar masyarakatnya merupakan pekerja kantor yang selalu sibuk. Hal tersebut
yang membuat kelas-kelas yoga di New York selalu ramai didatangi para pencari
ketenangan. Yoga menjadi salah satu gaya hidup masyarakat New York untuk
menyeimbangkan pikiran. Kegiatan yoga ini pun juga menjadi gaya hidup Iwan
selama di New York. Berikut kutipannya.
(161) Jivamukti Yoga seperti tempat rehab bagiku, rumah spiritualku,
tempat pencucian kotoran hidup, pemurnian diri.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 30).
Setelah beberapa lama tinggal di New York, kepercayaan diri Iwan
semakin tumbuh. Ia mulai memberanikan diri mendekati wanita. Wanita tersebut
bernama Audrey. Audrey didiskripsikan sebagai wanita muda namun matang
dalam karier dan berwawasan luas sehingga ia tidak mempermasalahkan
perbedaan agama di antara mereka. Pada akhirnya, hubungan mereka mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
kendala karena orang tua Audrey tidak menginginkan hubungan mereka berlanjut
dan mereka memilih berteman. Berikut kutipannya.
(162) Namanya, mari kita sebut saja Audrey. Ia bukan orang
Indonesia. Ia dibesarkan di Connecticut dan bekerja di salah
satu accounting and consulting firm ternama di dunia. Usianya
tiga tahun lebih muda dariku tapi kariernya sudah matang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 78).
(163) Setelah saling bertukar beberapa e-mail siang itu, keesokan
harinya, seperti tak mau menunda lagi, aku bertemu dengan
Audrey seusai yoga. Kami berbincang selama berjam-jam
tentang hidupnya, yoga, dan spirituality di Blue Ribbon,
restoran Jepang favoritnya di West Village. Sangat mudah
untuk terus menggulirkan bola perbincangan dengannya. This
is quite a connection, pikirku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 81).
(164) “I Know it’s not problem for both of us to have different
religion,” katanya di sepanjang perjalanan pulang dari kelas
yoga. Ada kegelisahan yang dalam di wajahnya. “My parents
has been asking me,” lanjutnya. “I can totally understand
them,” kataku singkat, tak mampu melanjutkan perbincangan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 81-82).
Melalui latar sosial ini dapat terlihat bahwa perubahan tempat tinggal dan
masyarakat sekitar memberikan perubahan-perubahan sikap, cara pandang, dan
gaya hidup dari tokoh utama, yaitu tokoh Iwan.
4.1.3 Alur
Alur dapat diartikan sebagai struktur peristiwa-peristiwa yaitu
sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa
tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu (Abrams dalam
Nurgiyantoro, 2007: 113). Alur dalam buku yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi
(Nurgiyantoro, 1995: 153-162) dapat dibedakan menjadi empat jenis. Pertama,
alur ditinjau berdasarkan urutan waktu dibagi menjadi alur maju (progresif), alur
mundur (regresif), dan alur campuran. Kedua, alur berdasarkan kriteria jumlah
dapat dibedakan menjadi alur tunggal dan alur sub-subplot. Ketiga, alur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
berdasarkan kepadatan dapat dikategorikan menjadi alur padat dan alur longgar.
Keempat, alur berdasarkan kriteria isi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
alur peruntungan dan alur tokohan.
Alur dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan ini jika dilihat berdasarkan urutan waktu,
menggunakan alur campuran karena cerita yang disajikan pengarang tidak semua
diceritakan secara mundur namun juga diselingi alur maju didalamnya. Novel ini
menceritakan dua sisi kehidupan tokoh Iwan, yaitu kehidupan Iwan saat bekerja di
New York dan kehidupan Iwan saat tinggal bersama keluarganya di Batu.
Kehidupan Iwan di New York diceritakan dengan alur mundur dengan diawali
peristiwa-peristiwa selama Iwan di New York kemudian dilanjutkan dengan
perjuangannya hingga dapat bekerja di New York. Saat menceritakan kehidupan
Iwan bersama keluarganya di Batu, pengarang menceritakan dengan alur maju
karena diawali dengan menceritakan riwayat hidup orangtua Iwan kemudian
dilanjutkan dengan riwayat hidup saudara-saudaranya dan Iwan dari kecil hingga
memiliki keluarga.
(165) Siang itu, 4 Juli 2001, sekitar pukul dua. Mungkin semuanya
akan berakhir, sebelum aku bisa membangun kepingan hidup di
sini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 2).
(166) Tak banyak kenangan indah dari masa kecilku di Batu, Malang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 8).
Kutipan (165) adalah cerita pembukaan novel ini yang menceritakan
pengalaman pertama yang dirasakan Iwan saat di New York. Sedangkan kutipan
(166) adalah awal dari penceritaan riwayat kehidupan keluarga Iwan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Jika dilihat berdasarkan kriteria jumlah, novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke The Big Apple menggunakan alur sub-subplot karena terdapat
lebih dari seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan
konflik yang dihadapi. Novel ini tidak hanya menceritakan riwayat hidup tokoh
Iwan sebagai tokoh utama namun juga menceritakan semua anggota keluarga
Iwan sebagai pendukung cerita tokoh utama. Berikut kutipan yang menandai
bahwa novel novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
menggunakan alur sub-subplot.
(167) Aku pun menguatkan diri bercerita tentang Ibu walau sedikit
khawatir jika cerita ini terlalu muram untuknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 30).
(168) Duduk di TKS, salah satu tempat nongkrong umum di Times
Square, sambil melihat-lihat kegagahan New York di malam
hari itu, aku bercerita tentang kakak pertamaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 38).
Kutipan (167) adalah saat tokoh Iwan menceritakan riwayat singkat
kehidupan Ibunya. Kutipan (168) merupakan permulaan dari penceritaan
kehidupan kakak pertama Iwan. Berdasarkan kedua kutipan di atas dapat
disimpulkan bahwa novel ini tidak menceritakan riwayat satu tokoh saja.
Novel ini jika dilihat berdasarkan kepadatannya, menggunakan alur
padat karena pengarang menyajikan banyak peristiwa dalam cerita ini sehingga
pergantian setiap peristiwa menuju peristiwa berikutnya terjadi dengan cepat.
Semua peristiwa dan tokoh yang terlibat dalam novel ini berkaitan dengan
kehidupan tokoh utama. Berikut kutipan yang membuktikan banyak peristiwa
yang diceritakan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
(169) Lembaran kenangan pun melayang, menelusuri hidup bapakku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 23).
(170) Aku pun menguatkan diri bercerita tentang Ibu walau sedikit
khawatir jika cerita ini terlalu muram untuknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 30).
(171) Duduk di TKS, salah satu tempat nongkrong umum di Times
Square, sambil melihat-lihat kegagahan New York di malam
hari itu, aku bercerita tentang kakak pertamaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 38).
(172) Tiba-tiba aku terkenang kakak keduaku yang menyukai puisi
dan sastra.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 43).
(173) Akhirnya, kutuliskan saja sebuah cerita tentang adikku,
untuknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 49).
Kutipan (169), (170) (171), (172), dan (173) adalah kutipan saat Iwan
memulai menceritakan satu persatu kehidupan anggota keluarganya. Selain itu,
kehidupan kerabat dan teman-teman Iwan juga diceritakan secara singkat di novel
ini. Setiap penceritaan tokoh-tokoh tersebut memunculkan peristiwa-peristiwa
tersendiri namun tetap membangun keutuhan cerita utama yaitu cerita kehidupan
tokoh Iwan sebagai tokoh sentral dalam novel ini.
Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple jika
dilihat berdasarkan kriteria isi, menggunakan alur peruntungan karena cerita
utama dalam novel ini mengungkapkan nasib, peruntungan, yang menimpa tokoh
utama cerita. Novel ini menceritakan proses keberhasilan yang mampu diraih
tokoh utama melalui usaha dan kerja kerasnya. Berikut beberapa kutipan yang
menunjukkan keberhasilan tokoh utama.
(174) Dengan kerja keras, aku selalu bertahan di ranking tiga besar
dari kelas 1 sampai kelas 3 dan aku juga berhasil lolos
mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Statistika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 85-86).
(175) Akhirnya berita datang. Beberapa minggu sebelum wisuda,
jalan Sudirman memanggilku. Aku kembali merasakan tetesan
air hujan di kepalaku, di depan rumah kecilku bersama Bapak
tercinta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 164-165).
(176) Barusan aku dipromosikan menjadi Senior Manager,
Operations Nielsen Consumer Research New York! Nggak
menyangka sama sekali, setelah lima tahun di New York,
dengan berbekal ijazah lokal, aku bisa meraih posisi ini. Siapa
sangka, anak sopir bisa hidup di New York dan mendapatkan
penghargaan seperti ini. Ini lebih dari mimpiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
Kutipan (174) merupakan kutipan yang menceritakan keberhasilan Iwan lolos
PMDK di IPB jurusan Statistika. Kutipan (175) adalah gambaran peristiwa ketika
Iwan diterima bekerja di salah satu perusahaan yang terletak di Jalan Jenderal
Sudirman Jakarta. Kutipan (176) merupakan bukti kesuksesan karier Iwan, yaitu
menjadi Senior Manager perusahaan Nielsen New York. Dari beberapa kutipan
tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita dalam novel ini lebih banyak
mengungkapkan nasib, peruntungan yang menimpa tokoh utama cerita.
Dari berbagai alur yang digunakan, alur peruntungan sangat dominan
digunakan karena pengarang ingin menekankan pada keberhasilan tokoh utama.
Hal tersebut dilakukan pengarang karena novel ini bertujuan memberikan suatu
bukti bahwa kemiskinan tidak menghalangi seseorang untuk mendapatkan
kesuksesan sehingga diharapkan para pembaca terinspirasi oleh kisah Iwan
tersebut .
4.1.4 Tema
Tema adalah gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya
sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko &
Rahmanto dalam Nurgiyantoro, 2007:68). Tema pokok dalam novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan yaitu
Pendidikan. Tema khususnya adalah “Perjuangan memperoleh pendidikan di
dalam keterbatasan ekonomi untuk taraf hidup yang lebih baik”. Hal ini
didasarkan pada kutipan berikut.
(177) Perjuangan keluargaku bagaikan sesuatu yang tak mungkin
dilakukan. Seorang sopir truk dengan dua anak kuliah, di
Bogor dan di Malang, dua anak lagi masih di SMA dan SMP!
Gelombang semakin besar, tapi pelayaran kami tak berhenti.
Kami terus maju, kami terus memberanikan diri, karena
berdiam hanya menunggu badai.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 99).
(178) Dengan keterbatasan itu pula, aku meyakinkan diri bahwa
harus “bermain” serius dengan buku-bukuku, dengan otakku.
Aku tak bisa melihat diriku melalui jalan yang ditempuh
bapakku, jalanan yang mengubah warna kulit dan hatinya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
Kutipan (177) menunjukkan perjuangan orang tua Iwan yang begitu berat
dalam membiayai pendidikan kelima anaknya namun mereka terus berusaha
memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak mereka tanpa harus
menunggu bantuan orang lain. Kutipan (178) memberikan gambaran tentang salah
satu alasan Iwan rajin belajar karena ia tidak ingin mengikuti jejak bapaknya
menjadi sopir angkot. Hal tersebut menjadi motivasi awal bagi Iwan untuk terus
berprestasi di sekolahnya.
Tema novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple yaitu
“Perjuangan memperoleh pendidikan di dalam keterbatasan ekonomi untuk taraf
hidup yang lebih baik”. Berdasarkan tema tersebut dapat dilihat adanya upaya dari
pengarang untuk menyakinkan pembaca bahwa pendidikan tidak hanya membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
seseorang bertambah pintar namun juga memberikan jalan untuk mengubah taraf
hidup menjadi lebih baik. Hal itu yang memperkuat alasan pengarang mengajak
pembaca untuk berjuang memperoleh pendidikan melalui kisah dalam novel ini.
4.1.5 Bahasa
Peranan bahasa dalam karya sastra adalah sebagai sarana penyampaian
karya sastra itu sendiri dan sebagai tanda untuk mengenali lingkungan sosial dan
waktu bahasa yang digunakan oleh karya sastra itu hidup dan berlaku. Bahasa
yang digunakan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple terdiri dari beberapa bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Jawa namun bahasa yang paling dominan digunakan adalah bahasa
Indonesia. Selain itu, terdapat beberapa puisi di dalam novel ini baik puisi Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris. Berikut kutipannya yang menggambarkan
adanya penggunaan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jawa serta
puisi Bahasa Indonesia dan puisi Bahasa Inggris dalam novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
(179) Karena aku sering batuk-batuk pada malam hari, Bapak
membuatkan ranjang bambu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 9).
(180) “How? I have only seen you two days ago. Where have you
been before?” aku taruh pizza di tanganku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 7).
(181) Aku teringat kalimat yang aku sampaikan ke Ibu suatu hari
karena keputusasaanku, “Buk, aku kesel, mlarat terus” –Ibu,
aku capek, miskin terus.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 115).
(182) And I’m going
On an ill wind
That carries me
Here and there,
Like a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Dead leaf
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 82).
(183) Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 53).
4.2 Masalah Kemiskinan
Salah satu klasifikasi masalah sosiologi sastra menurut Wellek dan Warren
adalah sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri.
Permasalahan tersebut bertujuan membahas sejauh mana sastra dianggap sebagai
mencerminkan keadaan masyarakat. Dalam hal ini Iwan Setyawan selaku
pengarang novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
berusaha menampilkan keadaan sosial keluarganya dan sebagaian besar
masyarakat Kota Batu saat ia masih kecil. Apa yang Iwan ceritakan dalam novel
ini berusaha menggambarkan kondisi keluarga Iwan dan masyarakat Kota Batu
pada tempo dulu yang cenderung berada dalam kondisi keterbatasan
perekonomian dan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga keluarga Iwan dan
beberapa masyarakat sekitarnya mengalami masalah kemiskinan.
Masalah kemiskinan itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu masalah
sosial. Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok itu
(Soekanto, 2002:365).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4.2.1 Faktor Penyebab Kemiskinan
Masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor individu, faktor
sub-budaya, faktor struktural, dan faktor keluarga.
4.2.1.1 Faktor Individu
Faktor individu terlihat dari perjalanan hidup keluarga Iwan terutama
dilihat dari sisi hidup sang Ayah selaku kepala keluarga dan pencari nafkah.
Sosok Bapak dalam novel ini digambarkan sebagai seorang yang memiliki cara
pandang yang sempit terhadap pengertian pekerjaan yang layak karena adanya
sikap pesimis untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari menjadi sopir
angkot. Kemudian adanya sikap ceroboh dari bapaknya tersebut sehingga kurang
berhati-hati saat bekerja dan mengakibatkannya masuk penjara karena menabrak
pengendara vespa. Peristiwa ini membuat keluarga Iwan sejenak tidak memiliki
sumber pendapatan karena ibunya hanya menjadi ibu rumah tangga dan terpaksa
sang ibu menggadaikan barang-barang berharga dirumah untuk bertahan hidup.
Selain itu, bapak Iwan terkadang muncul sifat mudah putus asa dan sayangnya
keputusasaan tersebut dilampiaskan ke hal yang kurang baik yaitu minum
minuman keras. Alhasil mengurangi pendapatannya sebagai sopir angkot
berkurang. Berikut kutipannya.
(184) Menurut bapak, sopir adalah pekerjaan yang sangat bagus pada
saat itu. Cita-cita tinggi hanya menjadi angan-angan. Kerjaan
menyopir ini memberi dia segalanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(185) Dalam perjalanan itu, ia sempat mendekam di penjara selama
sebulan karena menabrak dua orang yang sedang mengendarai
Vespa. Beruntung tidak ada nyawa yang terenggut atau cedera
yang menyebabkan cacat seumur hidup, tapi Bapak tak mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
membiayai mereka yang harus masuk rumah sakit untuk
beberapa hari… . Ibu dengan ketegarannya menghidupi dirinya,
Mbak Isa, dan bayi di kandungannya dengan menjual atau
menggadaikan barang-barang yang tersisa di rumah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(186) Bapak menjadi seseorang yang temperamental. Ia sempat
berkenalan dengan minum-minuman keras untuk memberi
ruang pada rasa penatnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
4.2.1.2 Faktor Sub-budaya
Faktor sub-budaya dapat terlihat pada kisah Bapak Ngatemun, kakek
Iwan. Ia seharusnya memiliki pekerjaan yang bagus, yaitu menjadi polisi. Prinsip
keluarga “mangan ora mangan sing penting kumpul” kurang memihak pada
pekerjaan tersebut. Ia memilih menjadi penjual jam tangan bekas. Secara tidak
langsung prinsip keluarga tersebut menjadi penyebab awal keluarga Iwan tidak
dapat keluar dari kemiskinan. Berikut kutipannya.
(187) Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar
sampai ke Mekah, tapi harus meninggalkan pekerjaannya
karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia tinggal di
Batu, mengikuti prinsip “ mangan ora mangan sing penting
kumpul”. Bapak Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya
memilih menjadi penjual jam tangan bekas di Pasar Batu.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
Masyarakat Kota Batu pada saat itu sebagian besar tidak pernah merantau.
Mereka tidak mencoba menemukan pekerjaan yang lebih baik di luar kota karena
prinsip mangan ora mangan sing penting kumpul sudah menjadi tradisi. Hal ini
membuat masyarakat Kota Batu sulit berkembang dalam perekonomiannya.
4.2.1.3 Faktor Struktural Sosial
Selain itu faktor struktur sosial juga menjadi masalah kemiskinan
berikutnya. Kota Batu tidak begitu banyak tersedia pekerjaan yang menjanjikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hampir semua masyarakat kota Batu pada saat itu hanya memiliki pekerjaan kecil
dengan penghasilan rendah, seperti sopir angkot dan buruh. Berikut kutipannya.
(188) Semua saudara laki-laki ibuku menjadi sopir, bapakku seorang
sopir, banyak sekali tetanggaku yang menjadi sopir, buruh
pabrik, pedagang di pasar sayur. Hanya sedikit yang menjadi
polisi atau pegawai negeri. Bagaimana aku akan membantu
menafkahi keluargaku nantinya?
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
Hal ini yang menandakan struktur sosial di Kota Batu saat itu tidak ada
pembaharuan dari segi lapangan pekerjaan. Struktur sosial di kota tersebut sudah
menjadikan pekerjaan sopir angkot, buruh, dan pedagang sebagai profesi turun-
temurun dan membudaya. Profesi ini pun tidak luput ditanamkan oleh bapak Iwan
kepada anaknya, Iwan.
4.2.1.4 Faktor Keluarga
Faktor pendidikan keluarga yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan
terlihat dari cara Iwan menjelaskan cita-citanya di masa kecil. Ketika kecil ia
menganggap pekerjaan hansip sama dengan militer. Begitu pula dengan teman-
temannya yang memilih bercita-cita menjadi presiden, wakil presiden, atau
menteri karena tidak ada jenis pekerjaan lainnya yang mereka ketahui. Itu
membuktikan bahwa orang tua dan lingkungan kurang memberikan bekal
pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan pendapatan tinggi
selain jenis pekerjaan yang Iwan dan teman-temannya lihat di lingkungannya.
Berikut kutipannya.
(189) Pernah tetanggaku bertanya apa cita-citaku, dan aku menjawab
ingin jadi hansip. Tertawalah orang-orang disekitarku. Aku
pikir hansip adalah militer juga. Aku tak ingin menjadi
presiden saat itu karena semua anak kecil lainnya bercita-cita
menjadi presiden, wakil presiden, atau menteri, hanya karena
tidak ada inspirasi di sekitar mereka! Inspirasi di sekitar begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
kecil tapi begitu dekat, seakan-akan aku akan terlahir menjadi
sopir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
Latar belakang pendidikan orang tua Iwan tidak begitu baik. Mereka tidak
memiliki pendidikan tinggi sehingga keterampilan kerja yang mereka miliki
terbatas. Berikut kutipan (190) dan (191) yang mencerminkan riwayat singkat
orang tua Iwan.
(190) Sayangnya, bapak harus putus sekolah karena tidak ada ada
biaya. Ia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP dan
memutuskan untuk bekerja penuh sebagai kenek angkot
bersama Pak Ucup.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
(191) Ibu tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD Taman Siswa
Batu karena penyakit gatalnya ketika memasuki ujian akhir.
(9 Summers10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33).
4.2.2 Dampak Masalah Kemiskinan Bagi Keluarga Iwan
Berbagai faktor penyebab kemiskinan di atas memberikan dampak yang
sangat komplek bagi keluarga Iwan. Beberapa diantaranya adalah kesulitan dalam
mencukupi kebutuhan primer, seperti : sandang, papan, pangan, dan pendidikan.
Selain kebutuhan primer, Iwan dan saudara-saudaranya memiliki kesulitan untuk
mengikuti pergaulan teman-temannya saat itu karena keterbatasan uang yang
mereka miliki. Mereka terpaksa membantu perekonomian keluarga dengan
bekerja di salah satu kerajinan boneka milik tetangganya. Berikut kutipannya.
(192) Ibu yang tahu barang apa yang harus digadaikan untuk membeli
sepatu baru untuk anaknya dan mengatur pembayaran uang
sekolah kami. Ibulah yang membelah satu telur dadar untuk
dua atau tiga orang. Ibulah yang selalu menyembunyikan
tempe goreng supaya tidak dihabiskan salah satu anaknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33-34).
(193) Di rumah mungil berukuran 6x7 meter dan hampir tak
berhalaman ini, kami bertujuh berbagi dua kamar tidur, satu
ruang tamu kecil, satu dapur, dan satu kamar mandi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(194) Pada saat Lebaran, Ibu selalu bertarung untuk membelikan baju
baru untuk kami. Inilah pengeluaran “termewah” untuk anak-
anaknya, dan dia selalu mencari pilihan terbaik sesuai dengan
uang yang ada. Pernah, dia baru membelikan baju baru untukku
setelah salat Ied, itu pun setelah mendapat pinjaman uang.
Sementara, aku sendiri dengan teganya, bahkan sampai
menangis, meminta baju baru jauh sebelum Lebaran.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 34).
(195) Pada saat Mbak Inan memasuki Universitas Brawijaya, kami
telah menjual sebagian dari tanah warisan Bapak di Yogya ke
Lek Tukeri. Kami sengaja tidak menjual semua tanah warisan
yang tak seberapa luas ini karena ingin mempunyai sesuatu
untuk dikenang di Yogya. Kami kemudian menjadikan
sebagian tanah warisan ini sebagai jaminan utang lainnya ke
Lek Tukeri.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(196) Sering kali aku harus tinggal di rumah ketika teman-teman
mengajak berenang di Pemandian Songgoriti atau Selecta.
Demikian juga kakak-kakakku. Mereka harus lebih banyak
tinggal di rumah ketika teman-teman mengajak nonton
bioskop, makan-makan di luar atau pergi jalan-jalan ke Kota
Malang. Kami juga sering tidak hadir di undangan pesta ulang
tahun karena malu, tidak bisa membawa kado… . Selain
“berteman” dengan buku-buku pelajaran, aku dan saudara-
saudaraku juga mulai menggunakan tangan-tangan kecil kami
untuk membantu meringkankan beban keluarga: untuk uang
jajan sekolah, membeli cwie mie di pasar Plastik atau ikut
menonton bioskop bersama teman-teman sekolah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.70).
Kutipan (192) menceritakan cara Ibu Iwan mencukupi kebutuhan makanan
anak-anaknya secara adil. Kutipan (193) mendeskripsikan kondisi tempat tinggal
Iwan dan keluarganya saat Iwan masih sekolah dulu. Pakaian baru di saat Lebaran
merupakan suatu barang mewah di keluarga Iwan karena Ibunya terkadang harus
meminjam uang terlebih dahulu untuk membelikan mereka pakaian baru. Hal
tersebut tercermin di dalam kutipan (194). Kutipan (195) menggambarkan
pemenuhan pendidikan Iwan dan saudara-saudaranya perlu perjuangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
sangat berat karena harus menggadaikan tanah warisan Bapaknya untuk
mencukupi biaya kuliah mereka. Begitu banyak pengeluaran keluarga yang harus
dibiayai orang tua mereka sehingga Iwan dan saudara-saudaranya berinisiatif
bekerja untuk mendapatkan uang jajan, uang untuk berjalan-jalan dengan teman-
teman mereka atau membeli perlengkapan sekolah yang belum mampu dibelikan
orang tua mereka. Hal ini terlihat pada kutipan (196).
Masalah kemiskinan ini tidak semuanya memberikan dampak yang negatif
namun ada sisi positifnya. Iwan menjadi lebih bersemangat dalam belajar karena
ia ingin mengubah kondisi keluarganya tersebut. Penderitaan hidup tersebut
membuatnya terpacu untuk selalu bekerja semaksimal mungkin. Selain itu
Masalah kemiskinan dalam keluarganya juga menumbuhkan rasa prihatin dan
mendidik Iwan hidup sederhana. Pada akhirnya Perjuangan orang tua Iwan dalam
memberikan pendidikan yang tinggi kepada anak-anak mereka membuahkan
hasil. Berkat pendidikan tersebut, Iwan dan saudara-saudaranya dapat
memperoleh pekerjaan dengan pendapatan tinggi. Akhirnya Iwan dan saudara-
saudaranya mampu merentaskan keluarga mereka dari kemiskinan. Orang tua
mereka tidak perlu bekerja keras lagi di hari tua mereka. Disinilah peran besar
tokoh Iwan terlihat dalam mengubah kondisi perekonomian keluarga mereka
menjadi lebih baik. Berikut kutipan yang menggambarkan perjuangan Iwan.
(197) Aku mencoba lebih prihatin, lebih irit. Aku ingin
menyelesaikan kuliah secepatnya. Membantu kami dari
kemiskinan ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(198) Setiap akhir bulan, aku menyisihkan sedikit gajiku untuk
rumah kecilku. Selain untuk orangtua, aku membuka tabungan
untuk adik-adikku, Mira dan Rini, sehingga bisa langsung
mengirimi mereka juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.171).
(199) Senang sekali dapat telepon dari rumah dua minggu lalu dan
dengar bahwa Bapak sudah tidak nyetir lagi, setelah 36 tahun.
Semoga ia bisa menikmati masa tuanya di rumah dengan
damai, mengurus cucu-cucunya dan kos-kosan yang telah kita
bangun untuk masa pensiunnya. Hatiku benar-benar penuh
mendengar berita ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.113).
4.3 Hubungan antara Tokoh dan Penokohan, Latar, Alur, Tema, dan Bahasa
dengan Masalah Kemiskinan dalam Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple Karya Iwan Setyawan
4.3.1 Hubungan Tokoh dan Penokohan dengan Masalah Kemiskinan
Tokoh dan penokohan memiliki hubungan yang sangat erat dengan
masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke The Big Apple. Tokoh dalam hal ini keluarga Iwan merupakan tokoh
yang diceritakan mengalami permasalahan kemiskinan sehingga gambaran hidup
keluarga Iwan dideskripsikan sebagai keluarga yang tidak mampu dan sering
mengalami masalah keuangan ketika harus mencukupi kebutuhan keluarga.
Penokohan memberikan gambaran mengenai karakter setiap tokoh. Dalam hal ini
karakter Bapak Iwan yang digambarkan mudah puas dengan apa yang ia peroleh
membuatnya hanya mengandalkan penghasilan sopir angkot sebagai sumber
pendapatannya. Selain itu sikap ceroboh dan mudah putus asanya juga
memberikan dampak buruk bagi perekonomian keluarga. Dari beberapa karakter
sang Bapak ini terlihat bahwa karakter tokoh menjadi salah satu penyebab
timbulnya masalah kemiskinan. Berikut hubungan tokoh dan penokohan dengan
timbulnya masalah kemiskinan.
(200) Dalam perjalanan itu, ia sempat mendekam di penjara selama
sebulan karena menabrak dua orang yang sedang mengendarai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Vespa. Beruntung tidak ada nyawa yang terenggut atau cedera
yang menyebabkan cacat seumur hidup, tapi Bapak tak mampu
membiayai mereka yang harus masuk rumah sakit untuk
beberapa hari… . Ibu dengan ketegarannya menghidupi dirinya,
Mbak Isa, dan bayi di kandungannya dengan menjual atau
menggadaikan barang-barang yang tersisa di rumah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(201) Bapak menjadi seseorang yang temperamental. Ia sempat
berkenalan dengan minum-minuman keras untuk memberi
ruang pada rasa penatnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
4.3.2 Hubungan Latar dengan Masalah Kemiskinan
Latar tempat, latar waktu, dan latar sosial dalam novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple memiliki hubungan dengan masalah
kemiskinan yang terkandung di dalam novel tersebut terutama ketika latar tempat
di Kota Batu. Kota Batu pada saat Iwan kecil, yaitu sekitar tahun 1970 an
digambarkan sebagai daerah kurang maju dari segi sumber daya manusia dan cara
berpikir masyarakatnya terlihat dari pendidikan orang tua Iwan yang rendah dan
keluarga Iwan yang sebagian besar anggota keluarganya hanya bekerja menjadi
sopir angkot. Selain itu latar tempat berada di Kota Batu di daerah Jawa Timur
sehingga tradisi Jawa terutama prinsip hidupnya yang kolot masih berkembang,
yaitu mangan ora mangan sing penting kumpul. Prinsip hidup dari tradisi Jawa ini
membuat orang enggan merantau memperbaiki perekonomian. Hal ini cukup
membuat Kota Batu lambat dalam perkembangannya dan menciptakan masalah
kemiskinan pada saat itu. Berikut kutipannya.
(202) Sayangnya, bapak harus putus sekolah karena tidak ada biaya.
Ia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP dan
memutuskan untuk bekerja penuh sebagai kenek angkot
bersama Pak Ucup.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
(203) Semua saudara laki-laki ibuku menjadi sopir, bapakku seorang
sopir, banyak sekali tetanggaku yang menjadi sopir, buruh
pabrik, pedagang di pasar sayur. Hanya sedikit yang menjadi
polisi atau pegawai negeri. Bagaimana aku akan membantu
menafkahi keluargaku nantinya?
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
(204) Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar
sampai ke Mekah, tapi harus meninggalkan pekerjaannya
karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia tinggal di
Batu, mengikuti prinsip “mangan ora mangan sing penting
kumpul”. Bapak Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya
memilih menjadi penjual jam tangan bekas di Pasar Batu.
( 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
4.3.3 Hubungan Alur dengan Masalah Kemiskinan
Alur adalah urutan peristiwa dalam cerita (novel). Urutan peristiwa
tersebut membantu pembaca menangkap jalan cerita dalam novel tersebut. Dalam
hal ini alur dan masalah kemiskinan berhubungan. Dengan adanya alur, pembaca
dapat memahami runtutan penyebab timbulnya masalah kemiskinan yang
terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple dan cara penyelesaiannya. Alur yang baik juga membuat jalan cerita
menjadi tidak terasa monoton. Dalam novel ini alur menggunakan alur campuran
yang menceritakan perjalanan hidup keluarga Iwan saat masih hidup
berkekurangan dan ketika Iwan telah sukses mengentaskan keluarganya dari
kemiskinan tersebut. Kedua peristiwa tersebut disajikan secara bergantian
sehingga pembaca tidak merasa jalan cerita disajikan secara monoton.
4.3.4 Hubungan Tema dengan Masalah Kemiskinan
Tema adalah gagasan dasar yang menopang isi cerita dalam sebuah karya
sastra. Tema dengan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple saling berhubungan
karenamasalah kemiskinan merupakan masalah pokok dalam novel tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
sehingga permasalahan ini membangun tema novel. Tema novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple adalah “Perjuangan memperoleh
pendidikan di dalam keterbatasan ekonomi untuk taraf hidup yang lebih baik”.
Tokoh utama, yaitu Iwan merupakan tokoh yang mengalami permasalahan
kemiskinan. Tokoh ini berusaha membebaskan diri dari kemiskinan dengan
berjuang mendapatkan pendidikan yang tinggi supaya kelak mendapatkan
pekerjaan yang layak dan dapat mengentaskan keluarganya dari permasalahan
kemiskinan. Dalam novel ini diceritakan penyebab kemiskinan, dampak dari
kemiskinan bagi keluarga Iwan, dan cara Iwan bersama keluarganya menangani
permasalahan kemiskinan tersebut. Penjabaran tersebut pada akhirnya dapat
ditarik kesimpulan mengenai tema novel yaitu tentang masalah kemiskinan dan
perjuangan memperoleh pendidikan. Berikut kutipan yang membuktikan masalah
kemiskinan menjadi bagian dari tema.
(205) Aku mencoba lebih prihatin, lebih irit. Aku ingin
menyelesaikan kuliah secepatnya. Membantu kami dari
kemiskinan ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(206) Selain “berteman” dengan buku-buku pelajaran, aku dan
saudara-saudaraku juga mulai menggunakan tangan-tangan
kecil kami untuk membantu meringankan beban keluarga:
untuk uang jajan sekolah, membeli alat-alat tulis, naik angkot,
membeli cwie mie di Pasar Plastik atau ikut menonton bioskop
bersama teman-teman sekolah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 70).
4.3.5 Hubungan Bahasa dengan Masalah Kemiskinan
Karya sastra seperti novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple bertujuan menyampaikan sesuatu terhadap pembaca, maka sesuatu
tersebut dapat dikomunikasikan melalui bahasa. Bahasa dan masalah kemiskinan
sangat berkaitan erat karena masalah kemiskinan merupakan masalah utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple dan
bahasa sebagai alat penyampaiannya ke pembaca. Selain itu bahasa juga dapat
memberikan penanda mengenai status sosial pembicara dan tingkat pendidikan
yang ia miliki. Adanya suatu perubahan gaya bahasa yang dialami Iwan dari
seorang yang tergolong kurang mampu menjadi seorang yang berada di kalangan
masyarakat mampu. Hal ini terlihat ketika Iwan menceritakan pengalamannya
dan keluarganya menghadapi kemiskinan di Kota Batu terdapat pencampuran
bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa sehingga memperkuat kelas sosialnya saat itu.
Ketika Iwan telah bekerja di New York dan masuk dalam masyarakat kelas atas
terdapat bahasa Inggris dalam pencampurannya. Sehingga dalam novel ini
menggunakan tiga bahasa meskipun bahasa Indonesia yang paling dominan
penggunaannya. Berikut kutipan penggunaan ketiga bahasa tersebut.
(207) Aku teringat kalimat yang aku sampaikan ke Ibu suatu hari
karena keputusasaanku, “Buk, aku kesel, mlarat terus” –Ibu,
aku capek, miskin terus.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 115).
(208) Aku selalu berperang dengan diriku, selalu berat memilih
antara kesendirian atau hiruk pikuk kehidupan NYC; seperti
perayaan ulang tahun, nongkrong di bar, piknik di Central Park,
brunch bersama pada hari Minggu, pesta kecil di apartemen
teman atau makan malam bersama di restoran favorit pada
akhir pekan. Aku telah terbiasa sendiri dalam hidupku, belasan
tahun.
And let me also tell you, dear reader. Aku sebenarnya
tak percaya diri untuk berkumpul dengan orang-orang di New
York. anda kini telah tahu semua, bagaimana masa laluku. Tak
mudah bagi anak seorang sopir angkot untuk masuk ke dalam
kelas sosial yang lebih tinggi, jauh lebih tinggi.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 106).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS NOVEL 9 SUMMERS 10 AUTUMNS:
DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE KARYA IWAN SETYAWAN
DALAM MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XI,
SEMESTER 1
Bab V ini merupakan pendeskripsian pengimplementasian hasil analisis
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple Karya Iwan
Setyawan dalam pembelajaran Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas
(SMA), semester 1.
5.1 Gambaran Ringkas Hasil Analisis
Permasalahan sosial yang ditemukan dalam Bab IV adalah masalah
kemiskinan yang terjadi di Kota Batu, Malang. Masalah kemiskinan menjadi
permasalahan utama yang melatarbelakangi cerita novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan. Permasalahan tersebut
mengambil latar tempat di Kota Batu, Malang sehingga dapat disimpulkan bahan
penelitian diambil di Kota Batu, Malang.
Masalah kemiskinan yang nampak dalam novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan tercermin pada kondisi
kehidupan keluarga Iwan. Masalah kemiskinan ini merupakan masalah
kemiskinan struktural karena terjadi secara turun temurun dengan penyebab yang
bermacam-macam. Beberapa penyebab kemiskinan tersebut yaitu faktor
lingkungan, faktor pendidikan, dan faktor gaya hidup atau prinsip hidup. Faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
lingkungan disebabkan karena keluarga Iwan tinggal di daerah yang sebagian
besar masyarakatnya menjadikan pekerjaan sopir dan buruh sebagai pekerjaan
favorit mereka. Hal ini yang membuat masyarakat, termasuk Bapak dari Iwan
tidak berfikir tentang pekerjaan yang lebih baik lagi. Faktor pendidikan terlihat
dari latar pendidikan orang tua Iwan yang tidak tinggi. Bapaknya hanya dapat
mengenyam pendidikan sampai SMP dan hanya memiliki keterampilan menjadi
sopir angkot. Ibunya tidak lulus SD dan hanya memiliki pengalaman sebaagai
penjual baju bekas di pasar. Pendidikan yang rendah daan keterampilan terbatas
ini membuat mereka sulit mendapatkan peluang pekerjaan yang lebih baik. Faktor
gaya hidup atau prinsip hidup yang menyebabkan terjadinya kemiskinan nampak
pada prinsip hidup yang dipegang leluhur Iwan, yaitu ―Mangan ora mangan sing
penting kumpul‖. Prinsip ini yang membuat keluarga leluhur Iwan tidak dapat
merantau ke luar kota padahal lapangan pekerjaan yang tersedia di kotanya tidak
menjanjikan pendapatan yang tinggi. Prinsip ini pula yang membuat kakek Iwan
berhenti menjadi polisi karena pekerjaan ini menuntutnya sering ke luar kota
bahkan ke luar negeri. Kakeknya memutuskan hanya menjadi penjual jam tangan
bekas di pasar agar tidak jauh dari keluarga. Penyebab-penyebab tersebutlah yang
membuat keluarga Iwan secara turun-temurun selalu berada dalam lingkaran
kemiskinan. Prinsip ―Mangan ora mangan sing penting kumpul‖ tidak dialami
Iwan dan saudara-saudaranya. Hal tersebut terbukti dari kesediaan orang tua Iwan
mengijinkan Iwan dan saudara-saudaranya kuliah di luar kota Batu dan bahkan
Iwan mampu bekerja di New York sebagai manager di salah satu perusahaan
pengelolaan data. Peristiwa ini merupakan suatu pencapaian terbesar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
sejarah hidup keluarga Iwan. Dampak dari hal tersebut adalah terhentinya
lingkaran kemiskinan di dalam keluarga Iwan. Novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke the Big Apple merupakan kisah yang terinspirasi dari kisah
nyata sang pengarang dan menjadi bukti bahwa pendidikan selain mencerdaskan
juga mampu menjadi akses keluar dari kemiskinan jika dilakukan dengan tekat
dan bekerja keras.
5.2 Potensi novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple
Karya Iwan Setyawan sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMA
Berbagai aspek pendidikan dapat diperoleh melalui pengajaran sastra;
misalnya aspek pendidikan moral, keagamaan, kemasyarakatan, sosial, sikap,
keindahan, kebahasaan dan sebagainya. Tetapi sesuai dengan hakikat sastra itu
sendiri, ada dua tujuan pokok yang harus diusahakan dapat dicapai dengan
pengajaran sastra tersebut, ialah dihasilkannya subyek didik yang memiliki
apresiasi dan pengetahuan sastra yang memadai (Jabrohim, 1994:70). Rahmanto
(1988:16) mengungkapkan pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara
utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu: membantu keterampilan
berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa,
dan menunjang pembentukan watak. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengajaran sastra penting diajarkan di sekolah karena
memiliki banyak manfaat bagi siswa.
Prinsip penting dalam pengajaran sastra adalah penyajian bahan
pengajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa pada tahapan pengajaran
tertentu. Dengan kata lain, pengajaran memerlukan pentahapan. Agar bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
pengajaran sesuai dengan tahap-tahap kemampuan siswa, maka bahan pengajaran
harus diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukaran dan kriteria-kriteria lainnya.
Menurut Rusyana (1982:6) dalam pengajaran sastra, kita harus menyediakan
kesempatan agar murid mengalami kegiatan membaca atau mendengarkan hasil
sastra, dan mengalami kegiatan mengarang sehingga kita mendorong murid untuk
berbuat kreatif, dan mendorong agar mereka mampu menikmati keindahan dalam
kehidupannya. Pengajaran sastra berdasarkan KTSP diharapkan guru lebih
mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya.
Dalam kaitannya dengan penyajian bahan pengajaran sastra, ada hal-hal yang
perlu diperhatian agar pengajaran itu mencapai hasil yang sebesar-besarnya.
Beberapa hal itu antara lain: (1) aspek psikologis, (2) aspek lingkungan, (3) aspek
taraf kemampuan, dan (4) aspek bakat (Jabrohim, 1994:23).
Aspek kematangan jiwa meliputi perkembangan psikologis pembelajar.
Ada empat tahap perkembangan psikologis: (1) tahap pengkhayalan (8 sampai 9
tahun), (2) tahap romantik (10 sampai 12 tahun), (3) tahap realistik (13 sampai 16
tahun), dan (4) tahap generalisasi (umur 16 tahun dan selanjutnya). Pembelajar
SMA XI termasuk dalam tahap kematangan jiwa keempat, yaitu tahap generalisasi
karena pada umumnya siswa kelas XI berusia 16-17 tahun. Anak-anak pada tahap
ini sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat
untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena.
Analisis ini membuat anak berusaha menemukan dan merumuskan penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
fenomena dan mengarah ke pemikiran filsafati untuk menentukan keputusan-
keputusan moral.
Aspek lingkungan meliputi latar belakang kehidupan dan kebudayaan
siswa. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar
belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka,
terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan
mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang disekitar
mereka. Karya sastra yang akan dijadikan bahan pengajaran harus disesuaikan
dengan latar belakang kehidupan siswa agar mereka lebih mudah tertarik dan
paham dengan karya sastra tersebut .
Aspek taraf kemampuan siswa meliputi kemampuan daya pikir, kepekaan
rasa estetik, dan juga kemampuan bahasa yang dimilikinya. Hal ini perlu
dipertimbangkan mengingat masing-masing siswa mempunyai taraf kemampuan
berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, karya sastra juga harus diperhatikan dari
aspek kebahasaan, aspek isi karya sastra, dan tujuan dari karya sastra tersebut agar
tidak bertentangan dengan taraf kemampuan siswa.
Aspek bakat meliputi bakat-bakat yang dimiliki setiap siswa, khusus
dalam hal ini bakat dalam kebahasaan dan kesastraan. Jika terdapat siswa yang
memiliki bakat tulis-menulis maka pengajar harus pintar menghubungkan
pengajaran sastra dengan bakat siswa tersebut.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran sastra Indonesia di SMA dengam pertimbangan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
a. Aspek Kematangan Jiwa
Ditinjau dari aspek kematangan jiwa, novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke the Big Apple relevan untuk materi pembelajaran sastra
bagi peserta didik SMA. Peserta didik yang duduk di bangku SMA sudah
termasuk dalam tahap generalisasi (usia 16 tahun ke atas) sehingga sudah
selayaknya diajarkan tentang fenomena kehidupan atau realita hidup dan
melatih mereka menentukan keputusan-keputusan bermoral berdasarkan
fenomena tersebut. Hal ini sesuai dengan bobot cerita dalam novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple. Cerita dalam novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple memberikan pengajaran pada
peserta didik tentang cara memecahkan permasalahan hidup secara bijak yaitu
melalui dunia pendidikan. Berikut kutipan yang memberikan pendeskripsian
salah satu masalah kemiskinan yang sering dihadapi masyarakat dan cara
yang dilakukan tokoh untuk menghadapinya.
(1) Perjuangan keluargaku bagaikan sesuatu yang tak mungkin
dilakukan. Seorang sopir truk dengan dua anak kuliah, di
Bogor dan di Malang, dua anak lagi masih di SMA dan SMP!
Gelombang semakin besar, tapi pelayaran kami tak berhenti.
Kami terus maju, kami terus memberanikan diri, karena
berdiam hanya menunggu badai.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 99).
(2) Aku belajar dengan tekun, mungkin lebih daripada teman-
temanku. Aku lebih sering bangun pagi sekai dan belajar lebih
lama. Tak jarang aku bangun sekitar jam satu pagi, di bawah
lampu redup dan di tengah ketakutan akan hantu-hantu yang
sering diceritakan orang-orang tua di sekitarku. Akyu melawan
rasa kantuk dan rasa takut untuk belajar, untuk melawan rasa
takut akan kegagalan. Aku memulai perjuangan untuk
membebaskan rasa kecilku ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 69).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
b. Aspek lingkungan
Ditinjau dari aspek lingkungan yaitu latar belakang kehidupan dan
kebudayaan peserta didik, latar belakang cerita novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke the Big Apple relevan diajarkan untuk semua peserta didik
SMA di Indonesia. Hal ini terlihat dari pemilihan latar tempat dan jenis
profesi masyarakat dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
the Big Apple sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia pada
umumnya. Novel ini sebagian besar cerita mengambil latar tempat di Kota
Batu, malang dan diceritakan bahwa masyarakat Kota Batu saat itu berprofesi
sebagai sopir angkot, pedagang, dan pekerjaan kecil lainnya. Novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple juga mengambil latar
tempat di Amerika sehingga selain sesuai untuk materi pembelajaran sastra di
SMA juga memberikan wawasan pengetahuan mengenai nama-nama tempat
di Amerika dan beberapa kebudayaan masyarakat di sana. Berikut kutipan
yang menggambarkan latar tempat Kota Batu, profesi masyarakat Kota Batu,
dan latar tempat Amerika beserta beberapa kebudayaannya.
(3) Sering juga pada malam hari, aku terbangun, terbatuk-batuk
karena dinginnya Kota batu. Ibu selalu bangun membuatkan
kopi panas untukku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 9).
(4) Semua saudara laki-laki ibuku menjadi sopir, bapakku seorang
sopir, banyak sekali tetanggaku yang menjadi sopir, buruh
pabrik, pedagang di pasar sayur. Hanya sedikit yang menjadi
polisi atau pegawai negeri. Bagaimana aku akan membantu
menafkahi keluargaku nantinya?
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
(5) Summer selalu ―membakar‖ New York City, membuat kota
yang tak pernah tidur itu menjadi sebuah playground raksasa.
Semuanya menjadi lebih hidup. Tempat-tempat perbelanjaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
sepanjang Fifth Avenue, Madison Avenue, SoHo ataupun Meat
Packing District dipadati oleh New Yorker ataupun turis dari
segala penjuru dunia, sibuk keluar-masuk butik, toko souvenir,
restaurant, kafe, atau took buku. Panggung hiburan terbuka
tersebar dari Battery Park sampai Herlem. Pemain musik
jalanan menggelar konser kecil di subway station, taman-taman
kota, sudut-sudut kota. Mereka memainkan jazz, acapella, hip-
hop, R&B, bahkan musik klasik. Rumput hijau di Great Lawn
Central Park dipenuhi oleh mereka yang sedang sunbathing.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 128).
c. Aspek Taraf Kemampuan
Ditinjau dari aspek taraf kemampuan peserta didik, pengajar harus
memperhatikan beberapa aspek dari novel yang harus dipenuhi untuk dijadikan
materi pembelajaran sastra. Beberapa aspek tersebut meliputi aspek
kebahasaan, aspek isi cerita novel, dan aspek tujuan atau pesan dari novel
tersebut. Bahasa yang digunakan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke the Big Apple lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa lain yang digunakan yaitu bahasa Inggris dan bahasa Jawa. Kata-kata
berbahasa Inggris yang digunakan dalam novel ini adalah kata-kata umum
sehingga mudah diterjemahkan. Penggunaan bahasa Jawa sangat sedikit dan
pengarang telah memberikan keterangan untuk menjelaskan arti bahasa Jawa
tersebut. Berikut kutipan yang menggambarkan penggunaan bahasa dalam
novel ini.
(6) Karena aku sering batuk-batuk pada malam hari, Bapak
membuatkan ranjang bambu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 9).
(7) ―How? I have only seen you two days ago. Where have you
been before?‖ aku taruh pizza di tanganku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
(8) Aku teringat kalimat yang aku sampaikan ke Ibu suatu hari
karena keputusasaanku, ―Buk, aku kesel, mlarat terus‖ –Ibu,
aku capek, miskin terus.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 115).
Isi cerita novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple
merupakan perjalanan hidup tokoh Iwan dalam memperoleh pendidikan di
tengah masalah kemiskinan yang dihadapi keluarganya sehingga isi cerita
novel ini termasuk sesuai untuk materi pembelajaran satra karena mengandung
nilai-nilai perjuangan hidup. Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple juga sangat
relevan untuk kehidupan kaum muda yang sedang menuntut ilmu. Berikut
kutipan yang menggambarkan perjuangan memperoleh pendidikan dan pesan
yang ingin disampaikan pengarang.
(9) Memasuki tingkat dua, aku harus membayar uang kuliah dan
kos, bersamaan dengan Mmbayar Mbak Inan yang harus
membayar uang kuliahnya juga. Kami mencoba apa pun yang
kami bisa! Bapak bekerja lebih malam sebagai sopir truk,
Mbak Isa menambah murid les privatnya, dan Ibu juga
bekerja kecil-kecilan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 114).
(10) ―Coba dulu, belajar yang rajin, jangan takut‖—sebuah
nasihat sederhana dan bijaksana dari Ibu yang meyakinkan
diriku bahwa menjalani proses adalah menjalankannya
sekarang, saat ini, dengan kerja kears dan melepaskan
ketakutan akan hasil yang didapat. Kegagalan ataupun
keberhasilan sebuah proses adalah dimensi lain yang akan
melahirkan pelajaran baru untuk proses selanjutnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 103).
d. Aspek bakat
Ditinjau dari aspek bakat, diharapkan peserta yang membaca dan
menganalisis novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
dapat terinspirasi dengan sikap yang ditunjukkan tokoh utama novel tersebut.
Berikut kutipan yang menggambarkan sikap tokoh utama.
(11) Menggambarkan SMP, aku merasa dekat dengan ―tantangan‖
bahwa seorang laki-laki, apalagi anak laki-laki satu-satunya,
harus bisa mandiri dan kelak bisa membantu nafkah keluarga.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 103).
(12) Dengan kerja keras,aku selalu bertahan di ranking tiga besar
dari kelas 1 sampai kelas 3 dan aku juga berhasil lolos
mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor jurusan
Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 85-86).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple cocok digunakan sebagai materi
pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XI semester 1 pada kompetensi
dasar: menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
Indikator yang diharapkan tercapai yaitu siswa mampu menyebutkan unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan.
5.3 Model Pemanfaatan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the
Big Apple Karya Iwan Setyawan sebagai Materi Pembelajaran Sastra di
SMA
Setiap materi pembelajaran yang disampaikan haruslah saling berkaitan
satu sama lain dan mampu mengasah kompetensi yang dimiliki siswa. Metode dan
strategi pengajaran juga memiliki peranan yang penting karena terlibat dalam
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada penelitian ini, peneliti akan
menggunakan metode pengajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) merupakan salah satu jenis metode
Inkuiri. Metode Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dana analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006:194).
Metode Inkuiri memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) tersebut. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
merupakan suatu model pembelajaran Inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru
meyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagaian
perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah
(Sanjaya dalam http://zifararaca.blogspot.com/2012/07/inkuiri-terbimbing.html
diakses 29 Juli 2013). Dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing, guru tidak
melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa sehingga setiap
kegiatan pembelajaran mendapatkan arahan guru. Adanya metode Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) bertujuan untuk membantu siswa yang belum
terbiasa memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan metode Inkuiri.
Metode Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan intelektual anak. Dalam penggunaan metode Inkuiri, guru garus
memperhatikan beberapa prinsip, sebagai berikut.
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual karena tujuan utama metode ini
adalah pengembangan kemampuan berpikir. Metode ini selain berorientasi
kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b. Prinsip interaksi, metode ini menempatkan guru bukan sebagai sumber
belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
c. Prinsip bertanya yaitu peran guru dalam penggunaan metode Inkuiri sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
d. Prinsip belajar untuk berpikir adalah memanfaatkan dan menggunakan otak
secara maksimal
e. Prinsip keterbukaan yaitu mendasarkan bahwa belajar adalah suatu proses
mencoba berbagai kemungkinan (Sanjaya, 2006:196-199).
Menurut Sanjaya (2006:199-203) secara umum proses pembelajaran
dengan menggunakan Inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada penelitian ini tahap
orientasi akan dilakukan guru dengan bertanya novel-novel yang pernah
siswa baca dan menyuruh perwakilan siswa menceritakan kembali salah
satu novel yang pernah ia baca secara singkat. Diharapkan kegiatan awal
tersebut menumbuhkan rasa antusiasme dalam diri siswa sehingga siswa
semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tahapan ini juga
digunaan guru untuk bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi siswa
saat mereka harus menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik novel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki tersebut. Dalam penelitian ini, tahap merumuskan masalah
dilakukan guru dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut
mengarahkan siswa agar mengingat kembali komponen-komponen yang
siswa temukan saat membaca novel. Diharapkan siswa terpancing
menyebutkan komponen-komponen yang menjadi bagian dari unsur-
unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Potensi berpikir dimulai dari kemampuan setiap individu
untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu
permasalahan. Guru dapat mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada siswa dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian ini, tahap merumuskan
hipotesis dilakukan guru dengan cara mencatat jawaban-jawaban dari
siswa berdasarkan pertanyaan di tahapan sebelumnya. Berdasarkan
jawaban siswa tersebut, siswa dibantu guru merangkai hipotesis awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
mengenai pengertian unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik
beserta komponen kedua unsur pembangun karya sastra tersebut.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tahap
mengumpulkan data di dalam penelitian ini terlihat pada saat kegiatan
diskusi kelompok dengan bahan diskusi mengidentifikasi unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik sebuah penggalan novel. Kegiatan diskusi
kelompok ini diharapkan siswa dapat semakin mendalami unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik dan dapat memberikan kesempatan
kepada siswa yang lebih paham mengenai kedua unsur tersebut untuk
dapat mengajari temannya yang belum paham dalam kegiatan diskusi.
Diskusi kelompok dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk menyamakan
konsep. Penyamaan konsep ini untuk mempermudah siswa menentukan
analisis novel berikutnya.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Pada penelitian ini, tahap menguji
hipotesis terlihat saat guru memerintahkan siswa mengubungkan
hipotesis tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik yang
telah siswa buat di awal dengan hasil akhir diskusi kelas. Kegiatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
untuk menguji kebenaran hipotesis atau merevisi hipotesis jika
ditemukan hipotesis kurang lengkap dan benar.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dalam
perencanaan pembelajaran yang dijabarkan di dalam penelitian ini,
merumuskan kesimpulan dilakukan ketika siswa dibantu guru telah
merevisi hipotesis hingga didapatkan sebuah konsep tentang unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik pada novel.
Peneliti memilih metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) karena
peneliti melihat metode ini memiliki beberapa keunggulan yang mampu membuat
siswa aktif menemukan informasi yang sedang mereka pelajari secara mandiri
tanpa menghilangkan peran guru sebagai pembimbing. Berikut keunggulan
metode Inkuiri berdasarkan Sanjaya (2006:206).
a. Inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui stategi ini dianggap lebih bermakna.
Pengembangan aspek kognitif pada rancangan pembelajaran yang
dijabarkan dalam penelitian dapat dialami siswa saat mereka berusaha
menemukan konsep tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik secara mandiri. Pengembangan aspek afektif dapat terlihat saat
siswa melakukan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Mereka diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
saling membantu dan saling melengkapi informasi saat berdiskusi
sehingga tidak terjadi kesenjangan pengetahuan diantara siswa.
b. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka. Keunggulan tersebut terlihat pada setiap
kegiatan pembelajaran di dalam penelitian ini yang
bervariasi.memberikan kesempatan siswa untuk belajar dengan cara yang
mereka anggap cocok dengan gaya belajar mereka. Siswa dapat belajar
dengan langsung mempraktikkan menganalisis unsur-unsur intrinsik dan
unsur-unsur ekstrinsik atau belajar dengan mengajarkannya kepada
teman. Siswa juga dapat belajar secara individu maupun kelompok.
c. Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Kegiatan
pembelajaran di dalam penelitian ini memberikan siswa kesempatan
menemukan sendiri apa yang akan mereka pelajari, yaitu unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel sehingga mereka mendapatkan
pengalaman mencari informasi secara mandiri setiap kegiatan yang
mereka lakukan.
d. Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata. Siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Dalam penelitian ini,
rancangan pembelajaran dirancang agar siswa melakukan diskusi
kelompok dan diskusi kelas. Kegiatan tersebut dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
kesempatan kepada siswa yang lebih paham mengenai kedua unsur
tersebut untuk dapat mengajari temannya yang belum paham dalam
kegiatan diskusi. Mereka diharapkan saling membantu dan saling
melengkapi informasi saat berdiskusi sehingga tidak terjadi kesenjangan
pengetahuan diantara siswa.
Pembelajaran sastra pada penelitian ini akan diwujudkan dalam bentuk
silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil analisis novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple akan diimplementasikan
sebagai materi pembelajaran sastra SMA kelas XI semester pada KD: menganalisis
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Silabus dan RPP
didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penyusunan KTSP
yang dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan hampir senada dengan
prinsip implementasi KBK yang disebut Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS).
Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan aspirasi mereka.
Setiap standar kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan saatra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan
dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
nasional, dan global. Peneliti memilih novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai materi pembelajaran sastra di
SMA kelas XI, semester 1, karena cerita dalam novel tersebut mengandung nilai-
nilai kehidupan, khususnya mengenai perjuangan memperoleh pendidikan dan
kegigihan mewujudkan cita-cita. Nilai-nilai kehidupan tersebut kiranya dapat
dihayati dan dijadikan pedoman bagi siswa dalam menimba ilmu dan menentukan
masa depan mereka dikemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
SILABUS
Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Indikator Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
(JP)
Alat/Bahan/
Sumber Belajar
7. 2
Menganalisis
unsur-unsur
intrinsik dan
ekstrinsik
novel
Indonesia/terj
emahan
Novel Indonesia
- Unsur-unsur
intrinsik novel
(alur, tema,
penokohan,
sudut
pandang, latar,
dan amanat)
Kognitif
1. Siswa mampu mengidentifikasi
ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel.
2. Siswa mampu menganalis unsur-
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia: 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke The Big Apple
1. Membaca penggalan
novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple karya
Iwan Setyawan.
2. Mengidentifikasi unsur-
unsur intrinsik dan unsur-
unsur ekstrinsik novel
Bentuk
tagihan:
Tugas
individu
Tugas
kelompok
4 JP Alat : Novel,
Viewer, Laptop
Bahan: Lembar
Kerja
Sumber:
Davonar, Agnes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
- Unsur-unsur
ekstrinsik
(latar
belakang,
pendidikan,
ekonomi
pengarang,
dan lain-
lain)
karya Iwan Setyawan.
3. Siswa mampu menjelaskan unsur-
unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik novel Indonesia: 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan.
4. Siswa mampu menuliskan
kembali cerita novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke
The Big Apple karya Iwan
Setyawan dan menghubungkan
nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dalam novel dengan
kehidupan sehari-hari siswa secara
sistematis dan dengan EYD yang
benar.
Indonesia: 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple karya
Iwan Setyawan.
3. Menganalisis novel
Indonesia: 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple karya
Iwan Setyawan.
4. Mencatat dan
merangkum unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik novel
Indonesia: 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel
ke The Big Apple karya
Iwan Setyawan.
5. Siswa menuliskan
rangkuman singkat
Bentuk
Instrumen:
Soal uraian
Lembar
pengamatan
guru
2008. Surat Kecil
untuk Tuhan.
Jakarta: PT
Percetakan Penebar
Swadaya
Nurgiyantoro,
Burhan. 1990.
Teori Pengkajian
Fiksi.Yogyakarta:
Gajah Mada
University Press
Setyawan, Iwan.
2011. 9 Summers
10 Autumns: Dari
Kota Apel ke the
Big Apple.
Jakarta:Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Afektif
a. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam berperilaku, seperti
kerja sama dan kritis.
b. Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam keterampilan
bertanya dengan bahasa yang baik
dan benar, menyumbang ide, dan
menjadi pendengar yang baik.
mengenai cerita 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota
Apel ke The Big Apple dan
menghubungkan nilai-nilai
kehidupan yang
terkandung dalam novel
dalam kehiduan sehari-hari
siswa.
Yogyakarta, 24 Agustus 2013
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi
NIP: NIP:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel
terjemahan
Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia/terjemahan
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
A. Indikator:
Kognitif
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel
2. Siswa mampu menganalis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
karya Iwan Setyawan.
3. Siswa mampu menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
The Big Apple karya Iwan Setyawan.
4. Siswa mampu menuliskan kembali cerita novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Afektif
a.Karakter
1. Siswa mampu bekerja sama saat berdiskusi.
2. Siswa mampu bersikap kritis saat diberi kesempatan mengemukakan
pendapat dan memberi penilaian terhadap teman.
3.Siswa mampu bersikap jujur saat memberikan penilaian terhadap
teman.
b. Keterampilan sosial
1. Siswa mampu bertanya dengan bahasa yang baik dan benar terhadap
guru dan teman saat berdiskusi.
2. Siswa mampu aktif menyumbang ide saat berdiskusi.
3. Siswa mampu menjadi pendengar yang baik saat guru dan teman
memberi tanggapan dan penjelasan.
B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel dalam diskusi kelompok dengan tepat.
2. Siswa dapat menganalis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
karya Iwan Setyawan sebagai tugas individu di rumah dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
3. Siswa dapat menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
The Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai tugas individu di rumah
dengan sistematis dan benar.
4. Siswa dapat menuliskan kembali cerita dalam novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan
menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel
dengan kehidupan sehari-harinya secara sistematis dan dengan EYD
yang benar sebagai tugas individu.
Afektif
a. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam berperilaku seperti kerja sama dan kritis.
b. Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan
benar, menyumbang ide, dan menjadi pendengar yang baik.
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Novel
Novel dalam istilah Indonesia adalah sebuah karya prosa fiksi yang
panjangnya cakupan tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu
pendek (Nurgiantoro, 2007 :9-10). Novel dapat mengemukakan sesuatu
secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang
lebih kompleks daripada cerpen.
2. Unsur-unsur intrinsik
Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya
sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra
hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2007:23).
Novel menyajikan suatu cerita lebih banyak dan lebih rinci daripada
cerita fiksi lainnya sehingga unsur-unsur intrinsik yang terkandung
dalam novel juga lebih rinci dan kompleks. Unsur-unsur intrinsik
yang biasa kita temukan dalam novel sebagai berikut.
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari
suatu karya sastra Sudjiman (1988:50). Tema dalam karya fiksi
dapat disimpulkan dengan menyimpulkan keseluruhan cerita.
b. Alur atau plot
Alur atau plot merupakan rangkaian atau jalinan kisah. Alur juga
dapat diartikan sebagai struktur peristiwa-peristiwa yaitu
sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian
berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan
efek artistik tertentu (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:113).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
c. Tokoh
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Karya sastra biasanya
menghadirkan beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu
tokoh utama dan yang lainnya sebagai tokoh tambahan. Tokoh
utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan
dalam karya sastra. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang
tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat
diperlukan untuk mendukung tokoh utama (Wahyuningtyas &
Santoso, 2011:3). Tokoh dilihat dari segi perwatakannya dapat
dibagi menjadi dua jenis tokoh yaitu tokoh datar (flash character)
dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang
hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja.
Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik
buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan
yang terjadi pada tokoh ini. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh
protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang kita kagumi
karena tokoh ini merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-
nilai, yang ideal bagi kita (Altenbernd& Lewis dalam
Nurgiyantoro, 2007:178). Antagonis ialah tokoh yang
menyebabkan terjadinya konflik dalam cerita. Tokoh ini biasanya
tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
d. Penokohan atau perwatakan
Penokohan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
Penokohan disebut juga perwatakan. Watak adalah karakteristik
atau sifat dari para pemainnya.
Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara
penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi
pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung.
Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara
langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar
atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
e. Latar
Latar atau setting disebut juga landasan tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam
Nurgiyantoro, 2007:216). Latar mempunyai fungsi sebagai pijakan
cerita agar memberikan kesan realistis pada pembaca. Unsur latar
menurut Nurgiyantoro (2007:227-233) dapat dibedakan ke dalam
tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat
menyaran pada lokasi terjadinya cerita. Latar waktu merupakan
latar yang menunjukkan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa
dalam cerita. Latar sosial menyaran pada kehidupan sosial yang
terdapat pada cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
f. Sudut Pandang
Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita
dikisahkan. Ini merupakan cara atau pandangan yang digunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,
dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya
fiksi kepada pembaca (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:248).
Sudut pandang yang digunakan bisa berupa sudut pandang orang
pertama, orang ketiga, orang ketiga serba tahu, dan pengarang
sebagai pengamat.
g. Amanat
Amanat atau pesan ialah pemecahan yang diberikan oleh
pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa
disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan
makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh
pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah
makna yang termuat dalam karya sastra tersebut.
h. Bahasa
Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Bahasa sastra
terkadang menggunakan bahasa konotatif, bahasa denotatif, dan
bahasa-bahasa kias untuk menciptakan kesan emotif bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
3. Unsur-Unsur Ekstrinsik
Unsur-unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau
sistem organisme karya sastra. Unsur-unsur ekstrinsik mencakup:
a. Subjektivitas pengarang
Subjektivitas pengarang sama halnya dengan sikap, keyakinan, dan
pandangan hidup pengarang yang mempengaruhi karya sastranya.
Hal ini dapat diketahuai dari latar belakang kehidupan pengarang
atau biograi pengarang.
b. Psikologi
Psikologi pengarang maupun penerapan psikologi yang dituangkan
dalam karya sastra yang membuat tokoh-tokoh dalam karya sastra
tersebut memiliki kepribadian atau sikap yang khas.
c. Lingkungan
Keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial
juga akan berpengaruh terhadap karya sastra dan hal tersebut juga
termasuk unsur ekstrinsik.
d. Nilai-nilai hidup atau prinsip hidup
Nilai-nilai hidup, seperti nilai agama, nilai sosial, nilai
nasionalisme, dan lain-lainnya yang dianut pengarang juga mampu
mempengaruhi amanat yang ingin disampaikan melalui karya
sastra yang ia buat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model: Kooperatif
Metode: Inkuiri terbimbing dan diskusi kelompok.
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Nama Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan I
Kegiatan pendahuluan
Guru memberi salam dan mempresensi siswa
Guru melakukan apersepsi
Guru menjelaskan KD yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran. (Tahap Orientasi)
Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai novel yang
pernah mereka baca. Perwakilan siswa menceritakan
kembali secara singkat salah satu novel yang pernah ia
baca. (Tahap Orientasi)
Guru menunjukkan novel sambil bertanya ciri-ciri novel
kepada siswa. (Tahap Merumuskan Masalah)
Guru menyuruh siswa membuat kesimpulan mengenai
pengertian novel berdasarkan ciri-ciri novel tersebut.
Siswa diharapkan aktif menyumbangkan ide.
2 menit
1 menit
2 menit
5 menit
3 menit
3 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
(Tahap Merumuskan hipotesis)
Guru bertanya komponen-komponen yang biasa siswa
temukan ketika membaca novel. Diharapkan siswa
terarah menyebut beberapa unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik. (Tahap Merumuskan masalah).
Guru mencatat setiap jawaban siswa dan menyuruh
siswa mengklasifikasikan jawaban tersebut menjadi dua
berdasarkan komponen yang membangun dari dalam isi
cerita/intrinsik dan dari luar cerita/ekstrinsik. (Tahap
Merumuskan hipotesis).
Elaborasi
Guru membagikan penggalan novel Surat Kecil untuk
Tuhan.
Siswa membuat kelompok beranggotakan 3 siswa.
Semua siswa membaca penggalan novel tersebut.
Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang telah
disediakan guru. Pertanyaan membimbing siswa
menemukan unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik penggalan novel tersebut. Siswa diharapkan
aktif menyumbangkan ide. (Tahap mengumpulkan data).
Konfirmasi
Setiap kelompok menukarkan hasil kerja mereka.
Siswa dan guru membahas bersama pertanyaan
4 menit
5 menit
1 menit
1 menit
5 menit
20 menit
1 menit
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
mengenai penggalan novel Surat Kecil untuk Tuhan
tersebut. Siswa diharapkan dapat aktif menyumbangkan
ide, bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, dan
menjadi pendengar yang baik.
Guru menyuruh siswa menghubungkan jawaban dari
pertanyaan dengan komponen-komponen novel yang
menjadi hipotesi di awal apakah sudah sesuai atau perlu
diperbaiki dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat
aktif menyumbangkan ide. (Tahap mengumpulkan
data).
Berdasarkan ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik, siswa merangkum pengertian unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik beserta komponen masing-
masing unsur yang telah didiskusikan dalam kelompok.
Siswa diharapkan dapat aktif menyumbangkan ide.
(Tahap menguji hipotesis).
Semua siswa dibantu guru merangkai menjadi
pengertian unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
utuh berdasarkan persamaan dari setiap rangkuman
sehingga terjadi persamaan konsep. (Tahap merumuskan
kesimpulan).
Kegiatan penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
4 menit
4 menit
5 menit
3 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
untuk membaca novel 9 Summers 10 Autumns : Dari
Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan secara
menyeluruh dengan cara meminjam novel tersebut di
perpustakaan atau membeli. Kemudian siswa membuat
rangkuman cerita dan menghubungkan nilai-nilai
kehidupan yang terkandung dalam novel tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Siswa kemudian harus
menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur
ekstrinsik novel tersebut berdasarkan pertanyaan
bantuan.
Siswa membuat kesimpulan akhir mengenai pelajaran
kali ini. Diharapkan siswa aktif memberikan
ide/masukan.
3 menit
Pertemuan II
Kegiatan pendahuluan
Guru memberi salam dan mempresensi siswa
Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari di
pertemuan sebelumnya kepada siswa.
Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mengerjakan pekerjaan rumah. (Tahap orientasi).
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memilih 3 anak maju ke depan secara acak. Ketiga
3 menit
3 menit
3 menit
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
siswa memberikan perbandingan antara novel Surat
Kecil untuk Tuhan dan 9 Summers 10 Autumns : Dari
Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
(Tahap orientasi).
Siswa mengumpulkan lembar rangkuman cerita novel 9
Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple
yang telah dikerjakan di rumah.
Elaborasi
Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 3 siswa
dan menentukan ketua kelompok.
Setiap siswa presentasi hasil analisis unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel 9 Summers 10
Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan secara bergiliran. Siswa diharapkan menjadi
pendengar yang baik. (Tahap merumuskan hipotesis).
Setiap kelompok merangkum semua hasil presentasi
anggotanya menjadi satu jawaban. (Tahap merumuskan
hipotesis).
Perwakilan setiap kelompok membacakan hasil
rangkuman presentasi para anggotanya. (Tahap
mengumpulkan data).
Konfirmasi
Siswa dan guru membahas bersama unsur-unsur
1 menit
2 menit
20 menit
5 menit
15 menit
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel 9 Summers 10
Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan. Siswa diharapkan bertanya kepada guru
dengan bahasa yang baik dan benar, menjadi pendengar
yang baik dan aktif menyumbang ide. (Tahap
merumuskan kesimpulan).
Kegiatan penutup
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan.
Guru memberikan peneguhan dengan bertanya secara
acak mengenai pengertian unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik dan komponen-komponen di dalam kedua
unsur tersebut.
Siswa membuat kesimpulan akhir mengenai pelajaran
kali ini. Diharapkan siswa aktif memberikan
ide/masukan
1 menit
5 menit
5 menit
F. Alat dan Bahan
Alat: Novel, Viewer, Laptop
Bahan: Lembar kerja, lembar penilaian
G. Sumber:
Davonar, Agnes. 2008. Surat Kecil untuk Tuhan. Jakarta: PT Percetakan
Penebar Swadaya
Nurgiyantoro, Burhan. 1990. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Setyawan, Iwan. 2011. 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big
Apple. Jakarta:Gramedia
Mendiknas. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
H. Penilaian
Penilaian kognitif = tugas kelompok dan tugas individu (terlampir)
Penilaian afektif = pengamatan guru (terlampir)
Instrumen:
Uraian bebas (terlampir)
Lembar pengamatan guru (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran RPP
Bacalah teks di bawah ini dengan seksama!
Teks penggalan novel Surat Kecil untuk Tuhan
SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Hai sobat, kenalkan namaku Gitta Sessa Wanda Cantika. Terlalu panjang
ya.. ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ke-tiga dari tiga
saudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki, namanya juga dipersingkat saja.
Panggil mereka Koko dan Kiki. Koko, kakak tertuaku sekarang telah menikah dan
memberikan Aku seorang keponakan imut dan lucu, sedangkan Kiki, kakakku ke-
dua sibuk dengan kerajaan pendidikan dia. Anaknya rajin dan pandai sekali.
Terkadang setiap aku mengalami kesusahan dalam pelajaran sekolah, Dia yang
terdepan menjadi guru privatku.
Keluarga kami keluarga yang bahagia, walau Ibu dan Ayah telah bercerai
namun hubungan masih terjalin dengan baik. Aku dan kedua kakakku tinggal
bersama Ayah. Ops.. tak lupa kukenalkan pahlawan dalam keluarga kami. Dia ini
ada raja dari istana kami.
Hm.. di hari ini! Saatnya aku ceritakan tentang bagian dari istana kami.
Sejak kecil aku mempunyai hobby menyanyi dan modeling. Gak percaya? Silakan
saja lihat koleksi kamarku. Bukan sombong ya. Tapi itu kan waktu kecil, sekarang
Aku sibuk dengan sekolah saja kok! Masih terbayang oleh aku, ketika aku
beberapa kali menjadi juara model di beberapa kejuaraan dan Aku juga sempat
membuat album cilik. Tapi rasanya itu bagian dari masa kecil yang indah. Walau
terkadang aku masih merindukan masa-masa itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Sekarang Aku duduk di bangku kelas 1 SLTP Al-Kamar. Aku baru
menginjak sekolah ini saat aku masuk pertengahan semester. Karena beberapa
masalah dalam keluarga kami, khususnya ketika perceraian orang tua. Aku dan
kedua kakakku sempat memutuskan untuk berhenti sekolah. Namun akhirnya Aku
rindu juga terhadap dunia pendidikan. Suatu ketika ayah mendapatkan tawaran
pekerjaan di sebuah yayasan pendidikan. Sehingga akhirnya setelah berdiskusi
kami memutuskan untuk kembali sekolah. Dan ternyata pilihan ini tidak salah.
Aku sangat bahagia karena memiliki beberapa teman yang baik dan sayang
padaku.
Rasanya menjadi anak remaja adalah bagian dari hidupku saat ini.
Terlepas dari semua itu Aku masih berusia 13 tahun. Namun aku juga mempunyai
hobby jalan-jalan ke Mall atau pun sekedar hal rahasia yang ingin aku ungkapkan.
Temen-temenku suka mengeluh jika sedang berpergian denganku. Aku suka
menghilang secara tiba-tiba? Mereka terkadang sibuk mencari aku ke mana-mana,
padahal sesungguhnya Aku suka sekali menuju tempat bacaan di setiap Mall. Dari
sekedar membaca komik sampai novel semua aku suka! Makanya tak heran aku
bisa berjam-jam berdiri sambil membaca buku di sebuah kios atau toko buku.
Buat aku pendidikan adalah segalanya. Dan segala sesuatu yang bisa aku
baca untuk menambah pengetahuan otakku, selalu kulahap. Mulai dari buku pintar
sampai kamus bahasa Indonesia. Aku sih, sip-sip aja! Oh ya Aku suka sekali
komik keluaran Jepang. Bahkan Aku bercita-cita untuk menjadi penulis komik. Di
sela-sela waktuku, aku selalu mengambar Manga atau tokoh kartun Jepang. Entah
sudah berapa banyak tokoh kartun imanijasiku terlukis di kertas fileku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Tak lupa kukenalkan beberapa sahabat terbaikku yang selalu kukenang
dan kusayangin. Mereka adalah Maya yang cantik, Syifa yang unik, Echda yang
selalu bikin lucu, terus Chika yang pemalu namun gak malu-maluin. Andini yang
selalu tertawa dengan kencang. Kemudian ada Nelly yang mirip Krisdayanti, Idha
yang ceriwis. Githon dan Sysca yang selalu berebut hobby yang sama. Dan yang
terakhir Nozia yang mirip Rei si Sailor Mars.
Kami adalah geng yang selalu bersama, susah atau senang. Duka atau
tangis. Apapun kami lakukan bersama. Banyak hal yang nyaris tidak pernah kami
lakukan tanpa bersama. Karena kami adalah kelompok paling ngetop dan
menghebohkan di sekolah kami. Tak kalah dari geng apapun. Karena kami punya
motto ”Biar kecil tapi cabe rawit. Biar masih SMP tapi kelakuan SMU”.
Tak terlupa satu sisi lain yang ingin kukatakan akan perjalanan cinta. Aku
pun tak bisa terlepas dari jatuh cinta. Cinta yang mungkin orang lain bilang cinta
monyet. Tapi buat aku, cukup cinta yang indah. Untuk seseorang yang kusayang.
Andi, dia adalah pangeran dalam hidupku. Anugerah Tuhan yang membuat aku
serasa seperti putri dalam dongeng.
Mungkin aku pernah bangga karena terpilih menjadi siswa terladan oleh
Pemerintah dan Aku sempat juga mendapatkan pelukan dari Ibu Megawati yang
ketika itu menjabat menjadi Presiden. Namun aku juga harus menghadapi sebuah
kenyataan orang tuaku bercerai. Bukankah dunia itu cukup adil untuk manusia.
Kebahagian dan kesedihan selalu ada dalam dunia. Apakah aku layak mengeluh?
Tidak. Aku tidak mengeluh. Aku jalanin semua dengan baik-baik saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami penyakit kanker ganas
bernama Rabdomiosarkoma, sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang
menyerang bagian wajahku itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu,
aku sangat kesulitan. Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat
langkah dan menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk
melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak melakukan operasi,
maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3 bulan. Aku sangat terkejut,
karena penyakit itu tidak memiliki tanda-tanda apapun selain aku mengalami sakit
mata yang diikuti dengan mimisan yang terjadi selama seminggu. Kanker itu
hanya seukuran kuku jariku dan bersarang di bagian pelipis mataku, tapi operasi
itu mengharuskan aku kehilangan sebagian wajah kiri dan mataku. Ayahku tentu
tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena aku adalah seorang anak
gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun kelak.
Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu hingga aku
merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar bola tenis dan
buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku tidak pernah mau jujur
mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku berjuang hidup selama 3 bulan
mencari pengobatan tradisional dan seseorang ulama mengatakan padaku aku
terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tahu hidupku tidak akan lama lagi
dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiriku. Aku
menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa remajaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan model. Air mata yang berjatuhan
setiap harinya tak pernah kulewatkan ketika rasa sakit kanker itu datang. Walau
demikian aku sungguh beruntung, sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku
selalu ada disampingku untuk memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap
kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini untuk
mengucapkan selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan terutama untuk
membuat ayahku bahagia lebih lama. Disaat itu aku tidak mampu berdiri dan
mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, di saat itulah aku mendapatkan
sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku dari penyakit itu disaat-saat
terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker diwajahku menghilang secara ajaib.
Aku merasakan kebaikan Tuhan padaku dan melawan vonis kematian
yang dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu untuk
bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit itu hilang dalam
hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia bersama keluarga dan
teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan belajar kitab suci dan
mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku pun berlalu dengan bahagia
walaupun pada akhirnya hal yang tak kuharapkan terjadi lagi dalam hidupku
ketika kanker itu kembali padaku, kini ia menyerang wajah sebelah kananku.
Walau air mata berjatuhan disampingku, aku berusaha untuk tegar dan
mengatakan kepada semua orang, kalau ujian dalam hidupku adalah tanda sayang
Tuhan kepadaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak
sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk
bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di dunia ini agar bisa
lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh, aku berjanji pada Tuhan dan
sahabat-sahabatku untuk lulus dan memakai seragam SMA.
Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku
mampu mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah. Aku
bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya mampu memakai
seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau hanya sehari disaat
sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit karena darah terus mengalir di
hidungku. Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan di saat hembusan
nafasku semakin berat.
Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku kepada
Tuhan. Surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis yang berjuang
untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami penyakit kanker yang
sama denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi
inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan hidup. Karena
Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
TUGAS
Petunjuk:
a. Siswa membuat kelompok beranggotakan 3 siswa.
b. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang telah disediakan di bawah ini.
Pertanyaan
1. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penggalan novel Surat Kecil untuk
Tuhan? (Skor 1)
2. Jelaskan karakter para tokoh dalam penggalan novel Surat kecil untuk Tuhan!
Berikan alasannya! (Skor 2)
3. Apa tema yang terkandung dalam penggalan novel Surat Kecil untuk Tuhan?
Jelaskan! (Skor 1)
4. Bagaimana alur digunakan dalam penggalan novel Surat Kecil untuk Tuhan?
Jelaskan! (Skor 1)
5. Dimana tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam penggalan novel
Surat Kecil untuk Tuhan? (Skor 1)
6. Kapan waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam penggalan novel
Surat kecil untuk Tuhan? (Skor 1)
7. Bagaimana suasana dan kondisi lingkungan tempat tinggal tokoh dalam
penggalan novel Surat Kecil untuk Tuhan? Ceritakan! (Skor 1)
8. Sebutkan kata ganti orang yang digunakan pengarang dalam penggalan novel
Surat Kecil untuk Tuhan dan jelaskan tokoh yang dimaksud kata ganti orang
tersebut! (Skor 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
9. Bagaimana penggunaan bahasa dalam penggalan novel Surat Kecil untuk
Tuhan?
10. Amanat apa yang terkandung dalam penggalan novel Surat Kecil untuk
Tuhan? (Skor 1)
11. Bagaimana pandangan hidup pengarang yang dapat anda lihat dari cara
pandang tokoh Keke saat menghadapi masalah hidupnya? (Skor 2)
12. Jika anda mengalami permasalahan hidup seperti yang dialami tokoh Keke
atau melihat orang di sekitar anda mengalami hal serupa, apa yang sebaiknya
anda perbuat? Ceritakan alasannya! (Skor 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Kunci Jawaban
1. Tokoh: Keke, Kiki, Ibu, Ayah, Maya, Syifa, Echda, Chika, Andini, Nelly,
Idha, Githon, Sysca, Nozia, Andi, Ibu Megawati, dan dokter.
2. Tokoh Keke memiliki karakter pandai bergaul karena memiliki banyak
teman, pintar karena sempat menjadi siswa teladan, menjadi model,
memiliki hobi menyanyi, menggambar, dan jalan-jalan. Ia anak yang tabah
karena kuat mengadapi penyakit kankernya.
Kiki digambarkan sebagai anak yang pintar dan menjadi guru bagi Keke
Tokoh Ayah digambarkan memiliki wajah tampan seperti anggota F4 dan
tabah menjalani hidup walau telah bercerai dann harus menghadapi
anaknya yang menderita kanker.
Teman-teman Keke: Maya yang cantik, Syifa yang unik, EChda yang
selalu bikin lucu, terus Chika yang pemalu namun tidak malu-mauin.
Andini yang selau tertawwa dengan kencang. Nelly yang mirip
Krisdayanti, Idha yang ceriwis. Githon dan Sysca yang selalu berebut
hobby yang sama dan yang terakhir Nozia yang mirip Rei si Sailor Mars.
Mereka digambarkan teman yang kompak dan setia dalam suka dan duka.
Tokoh Andi: pacar pertama Keke yang selalu member perhatian
Dokter: bersikap pesimis dengan kanker yang diderita Keke
3. Tema: Karunia kehidupan karena menceritakan karunia yang didapatkan
Keke selama hidup.
4. Menggunakan alur maju karena menceritakan perjalanan hidup Keke dari
hari ke hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
5. Rumah Keke, SLTP Al-Kamar dan rumah sakit.
6. Saat Keke berusia 13 tahun atau saat Keke duduk di kelas 1 SLTP sampai
Keke masuk SMU.
7. Keke tinggal di perkotaan karena ia memiliki hobi ke Mall, Keke berada di
dalam keluarga yang broken home karena orang tuanya bercerai namun ia
memiliki pergaulan yang baik karena teman-temannya yang selalu
member Keke semangat dalam menghadapi kankernya.
8. Pengarang menggunakan kata ganti orang pertama yaitu “Aku” untuk
menyebutkan tokoh Keke.
9. Novel ini menggunakan Bahasa Indonesia yang kurang baku terlihat dari
kalimat: Gak percaya? Silahkan saja lihat koleksi kamarku. Bukan
sombong ya, Tapi itu kan waktu kecil, sekarang Aku sibuk dengan sekolah
saja kok!
10. Amanat yang disampaikan pengarang yaitu member tahu bahwa hidup
adalah anugrah yang indah dan harus terus bersyukur dengan segala
cobaan-Nya.
11. Pengarang memiliki pandangann hidup yang tabah dan bersyukur terlihat
dari cara Keke menghadapi penyakitnya.
12. Pendapat harus relevan dengan cerita Surat Kecil untuk Tuhan dan
mencerminkan sikap yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Tugas Rumah
1. Bacalah novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Applekarya
Iwan Setyawan!
2. Buatlah rangkuman cerita novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
the Big Apple karya Iwan Setyawan dan ceritakan nilai-nilai kehidupan dalam
novel tersebut yang relevan dengan kehidupan kalian! (Maksimal 1halaman).
3. Jelaskan unsur-unsur intrinsik (tokoh, perwatakan, tema, tema, alur, latar,
amanat, sudut pandang, dan bahasa).
4. Jelaskan permasalahan utama dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan!
5. Jelaskan unsur-unsur ekstrinsik dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Kunci jawaban hasil analisis novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
the Big Apple
1. Tokoh: Iwan atau “Aku”, Abdul Hasim, Ngatinah, Pak Prawira Dikrama,
Mbok Pah, Bu Tukinem, Bapak Ngatemun, Ibu Wagini, Isa/Siti Aisyah,
Inan/Rohani, Rini/Rini Agustina, Mira, Dindin Kusdinar, Ati, Teguh, Lek
Tukeri, Ucup, Mami, Mimi, Yani, Audrey, Nico, Imam, Teguh, Mul,
Tukeri, Andi Hakim Nasution, Yanti, Daus, Juliar, Kalista, Ati, Roby,
Tika, Esther, Dody, dan Rima.
2. Perwatakan: Tokoh utama: tokoh “Aku”/Iwan karena tokoh ini
merupakan tokoh yang paing banyak diceritakan dan selalu berhubungan
dengan tokoh-tokoh lain. Tokoh protagonis: tokoh “Aku”/Iwan, Ngatinah,
Abdul Hasim, Pak Prawira Dikrama, Mbok Pah, Bu Tukinem, Bapak
Ngatemun, Ibu Wagini, Isa/Siti Aisyah, Inan/Rohani, Rini/Rini Agustina,
Mira, Dindin Kusdinar, Ati, Teguh, Lek Tukeri Ucup, Mami, Mimi, Yani,
Audrey, Nico, Imam, Teguh, Mul, Tukeri, Andi Hakim Nasution, Yanti,
Daus, Juliar, Kalista, Ati, Roby, Tika, Esther, Dody, dan Rima. Alasan;
tokoh-tokoh tersebut digambarkan memiliki sifat-sifat sesuai norma atau
ideal dan biasanya juga sesuai dengan pandangan pembaca sehingga
biasanya tokoh-tokoh tersebut memiliki sifat-sifat yang dapat diteladani.
3. Tema: Perjuangan mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan
ekonomi untuk taraf hidup yang lebih baik. Tema tersebut dipilih karena
isi cerita menggambarkan kehidupan sebuah keluarga kurang mampu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
berusaha memberikan pendidikan tinggi kepada kelima anaknya agar tidak
memiliki nasib yang sama seperti orang tua mereka.
4. Alur: Menggunakan alur campuran karena tokoh “Aku” atau Iwan
terkadang diceritakan menceritakan pengalaman masa kecilnya di Kota
batu dengan keluarganya serta menceritakan kehidupannya sekarang yang
telah hidup berkecukupan.
5. Latar (Tempat, waktu, sosial): Latar waktu: latar waktu novel ini
mengambil tahun 1948 saat menceritakan riwayat orang tua Iwan sampai
2009 saat Iwan memutuskan kembali dari New York.
Latar sosial: latar sosial yang digunakan latar sosial pada masyarakat kelas
menengah ke bawah, terlihat dari penggambaran pekerjaan orang tua si
“Aku” yang sebagai sopir dan tetangga-tetangganya yang sebagian besar
berprofesi sama, menjadi sopir atau buruh. Kemudian latar sosial pada
masyarakat kelas sosial atas terlihat dari penggambaran tokoh “Aku” saat
bekerja di perusahaan Nielsen yang berada di Jalan Sudirman, Jakarta.
6. Sudut pandang: menggunakan sudut pandang orang pertama karena
penggunaan kata ganti “Aku” untuk menunjukkan tokoh utama yang
bernama Iwan.
7. Bahasa: Penggunaan bahasa pada novel ini menggunakan Bahasa
Indonesia namun beberapa kaimat menggunakan Bahasa Inggris dan
Bahasa Jawa. Contoh: “I Know it’s not problem for both of us to have
different religion,” katanya di sepanjang perjalanan pulang dari kelas yoga.
“Mangan ora mangan sing penting kumpul”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
8. Amanat:
Pentingnya pendidikan untuk mencerdaskan dan meningkatkan taraf
hidup.
Tidak ada kerja keras yang tidak membuahkan hasil
Jangan menjadikan keterbatasan sebagai halangan meraih kesuksesan.
Sabar dan selalu bersyukur, dll.
9. Permasalahan utama: orang tua Iwan mengalami keterbatasan ekonomi
dan harus membiayai pendidikan dan kebutuhan 5 anaknya sedangkan
pekerjaan di Kota Batu pada umumnya hanya sebagai sopir angkot.
10. Unsur-unsur ekstrinsik: novel ini merupakan novel yang terinspirasi dari
kisah nyata yang dialami pengarang sehingga unsur-unsur ekstrinsik novel
merupakan wujud kajian kehidupan pengarang. Beberapa diantaranya
ialah
a. Mengkaji psikologi pengarang yang tergambar dalam konflik-konflik
batin yang dialami tokoh si “Aku” saat merasakan rendah diri saat
bersama teman-teman yang lebih pintar dan lebih kaya.
b. Mengkaji pendidikan pengarang dengan menceritakan perjalanan
masa-masa sekolah tokoh “aku”.
c. Mengkaji perekonomian keluarga pengarang dengan mendeskripsikan
keluarga yang kuarang mampu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Penilaian I (Tugas kelompok): Pedoman penilaian kognitif untuk hasil
analisis penggalan novel Surat Kecil untuk Tuhan
Soal Kriteria Skor
1 Siswa menjawab semua tokoh denga lengkap.
Siswa kurang lengkap menjawab semua tokoh.
1
1/2
2 Siswa menjawab perwatakan setiap tokoh dengan alasan.
Siswa tidak menjawab perwatakan setiap tokoh namun dengan alas an
atau menjawab semua perwatakan tokoh namun tanpa alasan
2
1
3 Siswa menyebutkan tema yang menggambarkan keseluruhan cerita
dengan alasan yang relevan.
Siswa tidak menyebutkan tema yang mengambarkan keseluruhan cerita
dengan alasan yang relevan.
1
1/2
4 Siswa menyebutkan alur novel dengan tepat beserta alasannya.
Siswa tidak menyebutkan alur novel dengan tepat beserta alasannya.
1
1/2
5 Siswa menyebutkan semua latar tempat novel dengan tepat.
Siswa menyebutkan latar tempat novel dengan kurang tepat atau kurang
lengkap.
1
1/2
6 Siswa menyebutkan latar waktu cerita dalam novel dengan tepat.
Siswa menyebutkan latar waktu novel dengan kurang tepat atau kurang
lengkap.
1
1/2
7 Siswa menyebutkan latar sosial dalam novel dengan tepat.
Siswa menyebutkan latar sosial dalam novel dengan kurang tepat atau
kurang lengkap.
1
1/2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
8 Siswa menyebutkan kata ganti yang digunakan dalam novel dengan tepat.
Siswa menyebutkan kata ganti yang digunakan dalam novel dengan
kurang tepat atau kurang lengkap.
1
1/2
9 Siswa menyebutkan berbagai bahasa yang digunakan dalam novel dengan
tepat beserta bukti.
Siswa menyebutkan berbagai bahasa yang digunakan dalam novel dengan
kurang tepat namun beserta bukti atau menyebutkan bahasanya dengan
tepat namun tanpa bukti.
1
1/2
10 Siswa menyebutkan amanat yang terkandung dalam novel dengan tepat.
Siswa menyebutkan amanat yang terkandung dalam novel dengan kurang
tepat atau kurang lengkap.
1
1/2
11 Siswa menyebutkan suatu pandangan hidup pengarang yang tercermin
dari tokoh Keke sesuai dengan cerita novel.
Siswa menyebutkan suatu pandangan hidup pengarang yang tercermin
dari tokoh Keke kurang sesuai dengan novel.
2
1
12 Siswa memberikan pendapat-pendapat mereka yang relevan dengan
permaalahan yang dialami tokoh Keke dan merupakan pendapat yang
positif.
Siswa memberikan pendapat-pendapat mereka yang kurang relevan
dengan permasalahan yang dialami tokoh Keke atau merupakan pendapat
yang kurang positif.
2
1
Skor maksimal 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Penilaian 2 (Tugas Individu): Pedoman Kognitig untuk penilaian hasil analisis
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
Skor 5 Skor 3 Skor 1
Menyebutkan tokoh secara
lengkap.
Menyebutkan tokoh setengah
atau lebih dari setengah dari
jumlah keseluruhan tokoh
dalam novel.
Menyebutkan tokoh kurang
dari setengah dari jumlah
keseluruhan tokoh dalam
novel.
Mampu mengelompokkan
semua tokoh sesuai karakter
tokoh dengan disertai
alasan.
Mampu mengelompokkan
semua tokoh sesuai karakter
tokoh namun tidak disertai
alasan yang tepat.
Tidak semua tokoh
dikelompokkan sesuai
karakter tokoh dan tidak
disertai alasan yang tepat.
Tema yang dipilih mampu
mengganbarkan isi
keseluruhan novel.
Tema yang dipilih kurang
menggambarkan isi
keseluruhan novel.
Tema yang dipilih tidak
menggambarkan isi
keseluruhan novel.
Mampu menyebutkan jenis
alur dalam novel dengan
tepat beserta alasan yang
sesuai.
Mampu menyebutkan jenis
alur dalam novel dengan
tepat namun tidak
menyebutkan alasan dengan
tepat atau tidak menyebutkan
alasaan sama sekali.
Tidak mampu menyebutkan
jenis alur dalam novel
dengan tepat dan tidak
menyebutkan alasan dengan
tepat atau tidak menyebutkan
alasan sama sekali.
Mampu menyebutkan
semua latar dengan tepat
dan lengkap dengan disertai
Menyebutkan semua latar
namun sebagian kurang tepat
atau kurang lengkap dengan
Hanya menyebutkan
sebagian latar dan kurang
tepat dan alasan yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
alasan. disertai alasan. lengkap.
Mampu menyebutkan sudut
pandang yang digunakan
dalam novel dengan tepat
beserta alasan.
Menyebutkan sudut pandang
yang digunakan dalam novel
dengan kurang tepat atau
tanpa disertai alasan.
Tidak menyebutkan sebagian
latar dan kurang tepat dan
alasan yang kurang lengkap.
Mampu menyebutkan
semua bahasa yang
digunakan dalam novel
beserta penjelasannya.
Mmapu menyebutkan semua
bahasa yang digunakan
dalam novel namun tidak
disertai penjelasannya.
Tidak mampu menyebutkan
semua bahasa yang
digunakan dalam novel dan
tidak disertai penjelasannya.
Mampu memaparkan lebih
dari 2 amanat yang relevan
dengan isi cerita novel.
Memaparkan kurang dari 2
amanat yang relevan dengan
isi cerita novel.
Memaparkan 1 amanat yang
relevan dengan isi cerita
novel.
Mampu memberikan
penjabaran mengenai
permasalahan pokok dalam
novel secara singkat dan
jelas.
Mampu memberikan
penjabaran mengenai
permasalahan pokok dalam
novel dengan tepat namun
tidak singkat atau tidak jelas.
Tidak mampu memberikan
penjabaran mengenai
permasalahan pokok dalam
novel dengan tepat dan tidak
secara singkat dan jelas.
Menyebukan unsur-unsur
ekstrinsik dengan lengkap
beserta alasannya.
Menyebutkan unsur-unsur
ekstrinsik kurang lengkap
namun disertai alasan yang
tepat.
Menyebutkan unsur-unsur
ekstrinsik kurang lengkap
atau tidak disertai alasan.
Total Nilai Masimal 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Penilaian 3: Pedoman penilaian afektif siswa di kelas
Aspek Penilaian Skor 2 Skor 1
Antusiasme/menj
adi pendengar
yang baik.
Siswa menunjukkan apresiasi
pada teman yang membacakan
hasil pekerjaannya dengan
menjadi pendengar yang baik.
Siswa kurang menunjukkan
apresiasi pada teman yang
membacakan hasil
pekerjaannya.
Menyumbangkan
ide.
Siswa aktif menyumbangkan ide
saat berdiskusi.
Siswa kurang aktif
menyumbangkan ide saat
berdiskusi.
Kerja sama. Siswa menunjukkan kerja sama
saat kerja kelompok.
Siswa kurang menunjukkan
kerja sama saat kerja
kelompok.
Kritis. Siswa mampu memberikan
tanggapan terhadap novel yang
mereka baca dengan alasan yang
sesuai.
Siswa kurang aktif
memberikan tanggapan
terhadap novel yang telah
mereka baca.
Bahasa yang
digunakan.
Siswa menggunakan bahasa yang
sopan saat bertanya kepada guru
atau siswa lain.
Siswa kurang menggunakan
bahasa yang sopan saat
bertanya kepada guru atau
siswa lain.
Total nilai maksimal 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Penilaian 4 (tugas individu): Pedoman penilaian kognitif merangkum novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
Aspek penilaian Skor 2,5 Skor 1,5
EYD Maksimal terdapat 5
kesalahan EYD.
Terdapat lebih dari 5
kesalahan EYD.
Diksi Menggunakan bahasa
baku
Terdapat kata-
kata/kalimat tidak baku.
Pemahaman nilai-nilai
yang terkandung dalam
novel dengan kehidupan
sehari-hari
Mmapu menghubungkan
nilai-nilai kehidupan
yang terkandung dalam
novel dengan kehidupan
sehari-hari.
Terdapat kesalahan
dalam menghubungkan
nilai-nilai kehidupan
yang terkandung dalam
novel dengan kehidupan
sehari-hari.
Penulisan Rangkuman yang dibuat
singkat namun jelas.
Rangkuman yang dibuat
terlalu panjang atau
kurang.
Total nilai maksimal 10
Nilai maksimal: P. 1+P.2+P.3+P.4 = 10
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hasil analisis terhadap tokoh, latar, alur, tema, bahasa, dan masalah
kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big
Apple karya Iwan Setyawan sebagai berikut. Pertama, tokoh-tokoh yang terdapat
dalam novel Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple antara lain:
Iwan, Bocah Kecil, Abdul Hasim, Ngatinah, Wagini, Ngatemun, Isa, Inan, Rini,
Mira, Prawira Dikrama, Tukinem, Ucup, Mami, Mimi, Yani, Audrey, Nico,
Teguh, Imam, Teguh, Mul, Tukeri, Andi Hakim Nasution, Dindin, Yanti, Daus,
Juliar, Kalista, Ati, Roby, Tika, Esther, Dody, dan Rima. Semua tokoh
digambarkan berperan sebagai tokoh protagonis karena pada dasarnya semua
tokoh yang terlibat dalam novel ini adalah tokoh-tokoh yang mendukung
perjalanan hidup tokoh utama, yaitu tokoh Iwan. Pengarang menggunakan teknis
pelukisan langsung dalam menghadirkan perwatakan setiap tokoh karena
pengarang langsung mengemukakan watak mereka dan dibuktikan dengan
pendeskripsian watak setiap tokoh melalui tingkah laku tokoh dan ciri fisik
mereka.
Kedua, latar dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big
Apple terbagi dalam tiga bagian yaitu: latar tempat, latar waktu, latar sosial. Latar
tempat antara lain: Kota Batu Malang yang mengambil tempat diantaranya rumah
keluarga Iwan di Gang Buntu, ruang tamu, Polresta Malang dan Kompleks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Penjara Lowokwaru, Terminal Batu, SD Ngaglik 1, SMP Negeri Batu, dan
SMAN 1 Batu. Kota kedua yang menjadi latar tempat yaitu Kota Bogor yang
mengambil tempat di Kos Tegal Mangga, Kos di Daerah Bapeund, dan IPB. Kota
ketiga yaitu Jakarta yang mengambil tempat di Perkantoran di jalan Jenderal
Sudirman. Kota terakhir yang menjadi latar tempat yaitu Kota New York. Di New
York terdapat beberapa lokasi yang menjadi latar tempat, diantaranya studio kecil
di Sullivan Street, SoHo, Manhattan, Studio Jivamukti Yoga, dan Kantor Nielsen
di New York. Latar waktu dalam novel ini ditunjukkan dengan tahun, yaitu tahun
1948 saat pengarang menceritakan kembali riwayat orang tua Iwan dan cerita
berakhir di tahun 2009 ketika pengarang menceritakan kepulangan Iwan dari New
York. Latar sosial antara lain: berhubungan dengan kehidupan sosial tokoh utama
dengan masyarakat yang diceritakan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari
Kota Apel ke the Big Apple. Kehidupan sosial tokoh utama dan masyarakat dalam
novel ini pada umumnya digambarkan berada dalam garis kemiskinan. Masalah
kemiskinan ini yang menjadi alasan tokoh utama, yaitu Iwan bersemangat
mendapatkan pendidikan yang tinggi supaya kelak dapat meningkatkan taraf
hidup keluarganya. Terdapat perubahan cara pandang yang lebih modern dari
tokoh utama dalam menghadapi kemiskinan daripada cara pandang orang tua,
leluhurnya, dan masyarakat di sekelilingnya yang hanya mengandalkan mata
pencarian yang biasa dilakukan warga Kota Batu, yaitu menjadi sopir, pedagang,
dan buruh.
Ketiga, alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur campuran jika dilihat
berdasarkan urutan waktu. Jika dilihat berdasarkan kriteria jumlah, novel ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
menggunakan alur sub-subplot karena terdapat lebih satu tokoh yang diceritakan.
Jika dilihat berdasarkan kepadatannya, novel ini menggunakan alur padat. Jika
dilihat berdasarkan kriteria isi, novel ini menggunakan alur peruntungan.
Keempat, tema sentral dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke
the Big Apple yaitu pendidikan, sedangkan tema khususnya adalah “ Perjuangan
memperoleh pendidikan di dalam keterbatasan ekonomi untuk taraf hidup yang
lebih baik”. Kelima, bahasa yang digunakan dalam cerita novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple lebih banyak menggunakan Bahasa
Indonesia, namun terdapat pula sedikit penggunaan Bahasa Inggris dan Bahasa
Jawa.
Keenam, analisis masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke the Big Apple. Permasalahan kemiskinan dalam novel ini
merupakan masalah kemiskinan terstruktural karena penyebab kemiskinan
berkaitan dengan berbagai hal, antara lain: faktor individu, faktor sub-budaya,
faktor struktural, dan faktor keluarga. Berdasarkan analisis penelitian tersebut,
peneliti berusaha mengimplementasikan hasil penelitian tersebut sebagai materi
pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester 1 untuk KD: menganalisis unsur-
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan dalam bentuk silabus
dan RPP.
6.2 Implikasi
Penelitian terhadap novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big
Apple karya Iwan Setyawan membuktikan ada masalah kemiskinan yang dapat
digali sebagai pembelajaran Bahasa Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
refleksi dalam kehidupan bermasyarakat. Analisis struktural yang meliputi: tokoh,
penokohan latar, alur, bahasa, dan tema juga dapat menambah pengetahuan untuk
bidang kajian sastra. Dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA, khususnya untuk siswa
kelas XI semester 1.
Langkah konkret pembelajaran novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota
Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai materi pembelajaran sastra
disajikan dalam bentuk Silabus dan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Silabus dan RPP tersebut
digunakan untuk kelas XI semester 1 karena disesuaikan dengan kemampuan
siswa dan perkembangan materi yang sudah dan harus dikuasai siswa.
6.3 Saran
Penelitian terhadap novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big
Apple karya Iwan Setyawan diharapkan bermanfaat terhadap ilmu sastra. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan alternatif untuk pembelajaran
sastra di SMA. Penelitian ini baru menganalisis tokoh, latar, alur, bahasa, tema,
dan masalah kemiskinan. Masih banyak permasalahan yang menarik dalam novel
9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple karya Iwan Setyawan
yang dapat dijadikan bahan penelitian. Peneliti menyarankan agar penelitian
selanjutnya dapat mengangkat permasalahan yang berbeda dari sudut pandang lain
sebagai obyek penelitiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Daftar Pustaka
Agusariyanto, Catur. 2012. Inkuiri Terbimbing.
http://zifararaca.blogspot.com/2012/07/inkuiri-terbimbing.html, diakses 29
Juli 2013.
Andespi, Miko Saputra. 2011. Beberapa Konsep Kemiskinan.
http://mikokuantan.blogspot.com/2011/04/beberapa-konsep-
kemiskinan.html, diakses 24 Mei 2013.
Ariefana, Pebriansyah. 2011. Novel '9 Summers 10 Autumns': Anak Sopir Angkot
Jadi Direktur di New York. http://hot.detik.com/read/2011/03/25/103810/1601039/1059/novel-9-
summers-10-autumns-anak-sopir-angkot-jadi-direktur-di-new-york, diakses
27 Maret 2013.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Davonar, Agnes. 2008. Surat Kecil untuk Tuhan. Jakarta: PT Percetakan Penebar
Swadaya.
Diastara, Vinsens. 2011. Kesenjangan sosial.
http://vidi1702.blogspot.com/2011/11/kesenjangan-sosial.html, diakses tgl
19 Desember 2012.
Djoko Damono, Sapardi. 1978. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas.
Jakarta: Pusat.
Djoko Pradopo, Rachmat. 2011. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
Caps.
Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturakisme Genetik sampai
Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Febriana, Enny. 2010. Teori Kemiskinan.
http://www.google.com/search?q=enny+febriana+teori+kemiskinan&ie=ut
f-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.
Diakses 27 Maret 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Hamzah, Adjib. 1985. Pengantar Bermain Drama. Bandung: CV Rosda.
Hendropuspito OC.1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.
Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar
Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
____________. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasir, Mohammad.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasoetion, Andi Hakim. 2012. Iwan Setyawan : Penulis Buku “9 Summers 10
Autumns, dari Kota Apel ke The Big Apple”.
http://cda.ipb.ac.id/new/ina/?p=2375, diakses 1 Juli 2013.
Ninghandayani. http://www.damandiri.or.id/file/ninghandayaniumsaddbab2.pdf.
diakses 27 Maret 2013.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahmanto.1988. Metode Pengajaran Sastra.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
_________________. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari
Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.
Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta. Gama
Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Setyawan, Iwan. 2011. 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple.
Jakarta: PT Gramedia.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.
_______________. 2002. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
______________. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press.
Wahyuningtyas, Sri, dan Wijaya Heru Santosa. 2011. Sastra: Teori dan
Implementasinya. Surakarta: Yuma Pustaka.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT
Gramedia.
Wijaya, Stanley. Resensi Novel 9 Summers 10
Autumns.http://www.yousaytoo.com/resensi-novel-9-summers-10-
autumns/3436566, diakses 27 Maret 2013.
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra.Yogyakarta: Pustaka.
Wordpress. Agztncy. 2012. Analisis Unsur Intrinsik Novel 9 Summer 10 Autumns
Dari Kota Apel Ke The Big Apple Karya Iwan Setyawan Dan Usulan
Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Sinektik Pada Siswa Kelas
IX SMP. http://agztncy.wordpress.com/2012/01/24/analisis-unsur-intrinsik-
novel-9-summer-10-autumns-dari-kota-apel-ke-the-big-apple-karya-iwan-
setyawan-dan-usulan-pembelajaran-dengan-menggunakan-model-sinektik-
pada-siswa-kelas-ix-smp/, diakses 27 Maret 2013.
Yuventia, Yuniwati BYPM. 2012.
http://yuni_yuven.blog.undip.ac.id/2012/05/23/strategi-menyiapkan-
bahan-ajar/,diakses tgl 19 Desember 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 1: Kutipan novel 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan yang mengandung unsur-
unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dan bahasa) dan masalah Kemiskinan
No Judul Novel Unsur-Unsur
Intrinsik dan
Masalah
Kemiskinan
Kode
Data
Deskripsi Data
1 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Tokoh (1) Biasanya, aku bertemu dengan beberapa anak-anak muda di sepanjang gang, yang selalu
memberikan pujian, “Pak Iwan, Pak Iwan, kecil-kecil udah kerja neh. Wah, hebat neh
Pak Iwan.”
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 183).
(5) Aku pernah menang lomba nyanyi solo di tingkat Kecamatan Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 64).
(6) Selain kegiatan bernyanyi, aku juga pernah mewakili SD untuk lomba puisi dengan
prestasi yang membanggakan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 65
(7)
Ada beberapa pementasan yang ia produksi selama aku mengikuti kegiatan teater ini dan
aku belajar banyak mengenai etos kerja di teater: kerja keras, disiplin, dan kesabaran.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 75).
(9) Barusan aku dipromosikan menjadi Senior Manager, Operations Nielsen Consumer
Research New York… .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
(10) Anakmu ini dipromosikan jadi Direktur Internal Client Management.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 164).
(11) “As always, yoga class is healing. Aku selalu menemukan kesegaran baru
di tengah-tengah hiruk pikuk kota ini. Yoga memberi napas baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 30).
(12)
Dan setelah peristiwa penodongan itu, aku sering melihat bocah kecil berbaju merah
putih itu di sekelilingku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 5).
(13)
Di tengah kepanikan, sekelebat kulihat bocah kecil memakai celana pendek merah dan
baju putih berkerah, persis seperti seragam SD-ku dulu, berdiri di atas jembatan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 3).
(14)
Sambil melihat lalu-lalang anak-anak muda di jalan East Village, beberapa yellow cab
yang meluncur di sela-sela hujan salju, dan Mr.lan yang sibuk mengantarkan makanan
untuk “delivery” dengan sepeda tuanya, tiba-tiba seorang anak laki-laki yang sangat aku
kenal muncul di balik jendela kaca.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 67)
(15) Bapakku, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun kelahirannya, 1948.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23).
(16)
Sayangnya, bapak harus putus sekolah karena tidak ada biaya. Ia hanya mengecap
pendidikan sampai kelas 2 SMP dan memutuskan untuk bekerja penuh sebagai kenek
angkot bersama Pak Ucup.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
(23)
Ibu tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD Taman Siswa Batu karena penyakit
gatalnya ketika memasuki ujian akhir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33).
(24) Ibu Wagini, nenekku, yang kupanggil dengan sebutan “Mak Gini” berkulit putih.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 32).
(26) Orangtua mereka adalah pasangan bapak Ngatemun dan Ibu Wagini.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
(28) Kakak pertamaku, Siti Aisyah, lahir 1 Maret 1971 adalah pembuka jalan
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 38).
(31) Mbak Isa menikah dengan Papik di usia ke -28 dan dikaruniai dua buah hati, Danii dan
Aulia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 40).
(34) Tiba-tiba aku terkenang kakak keduaku yang menyukai puisi dan sastra.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 43).
(36)
Mbak Inan sekarang menjadi staf pengajar di salah satu universitas swasta di Malang
dan staf KPU di Batu. Ia menikah dengan Mas Hari Nugroho dan memiliki dua permata
hati, Alya dan Ari.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 48).
(37)
Dihatiku, ada tempat khusus untuk adikku ini, Rini Agustina yang lahir 8 Agustus 1976.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 49).
(41) Adikku yang menikah dengan Agus ini telah dikaruniai satu putra, Ridho.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 52).
(42) Rumah yang warnanya bertambah dengan kehadiran adik tercinta kami, Mira Fatmawati.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 55).
(45)
Semasa SMA, Mira juga mengikuti kegiatan teater, tempat ia menguji kerapuhan jiwa…
.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
(47) Berkat Bu Tata pula Mira bisa bekerja di Komisi Flu Burung Indonesia Jakarta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
(48) Mira yang telah menikah dengan Kendik, Teman SMA-nya dulu, tinggal di rumah
kecilnya di Karawang. Pasangan ini dikaruniai seorang putri bernama Ayu Medina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
(49),
(50)
Bapakku, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun kelahirannya, 1948. Orang tuanya
yang berasal dari Sleman, Yogyakarta, pun tak bisa memngingatnya. Hanya 1948. Orang
tuanya, Pak Prawira Dikrama, petani padi yang menikah dengan Bu Tukinem, ibu rumah
tangga yang kadang berjualan tempe dan kadang membantu bertani. Keduanya tidak
pernah duduk di bangku sekolah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23-24).
(51)
Sepulang sekolah, Bapak bekerja sebagai kenek mobil angkutan bersama Bu Agik, Pak
Ucup.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 24).
(53)
Ia memutuskan untuk bekerja membantu Mbak Mami, adik ibuku yang menjadi bidan
desa.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 51).
(54)
Akhirnya, berkat dorongan Ibu dan Mbak Mami, Rini mencoba sesuatu yang baru. Ia
menjadi guru kontrak di salah satu sekolah negeri di Junggo yang saat itu sedang
membutuhkan tambahan guru
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 51-52).
(56)
Aku mulai mendayung dan di perjalanan ini aku bertemu dengan Mas Yani, seorang
sahabat, seorang guru teater SMA.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 74).
(61)
Kami tak lagi ke kelas yoga bersama. Meskipun masih ada kesedihan tersisa, aku masih
berteman baik dengan Audrey. Dia menikah di musim gugur yang ke-9.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 82).
(63)
Dikesempatan inilah, aku mengucapkan terima kasih kepada Nico atas inspirasi dan
pertemuan yang mengubah hidupku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 93).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
(65),
(66)
Kami dijemput Mas Imam, kakak kelas dari SMAN 1 Batu yang kuliah di IPB. Aku
bersama Teguh, salah satu teman yang lolos PMDK menginap di tempat Mas Imam
untuk sementara waktu sebelum mendapatkan kos.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 97).
(69) Mas Mul mengajariku mengaji selepas Subuh atau Magrib.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 110).
(71) Uang pinjaman dari Lek Tukeri aku pakai untuk membayar uang kuliah dan kos.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 116).
(74)
Di antara mahasiswa yang datang malam itu ada kakak kelasku di jurusan Statistika,
Mas Dindin Kusdinar. Saat itu ia telah bekerja di departemen Customized Research,
Nielsen, Jakarta, sebagai Data Processing Executive, sementara aku sendiri sedang
mencari-cari pekerjaan sambil menunggu wisuda.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 147).
(76) Memasuki lantai 15, Mbak Yunita, resepsionis, menyambutku dan mengantarku ke
kantor Mbak Yanti Nisro, Director Data Processing dan Management Information
System.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 153).
(81)
Setelah kurang-lebih empat puluh lima menit, Mbak Yanti mengundang senior manager
dari departemen Data Processing, Bapak Juliar Arfandi untuk bergabung bersama kami
di kantornya. Bapak Juliar atau „Babe‟ berumur sekitar 60 tahun.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 154).
(84)
Matanya sedikit sipit, hidungnya tak seberapa mancung, alis tipisnya tertata rapi, tulang
pipinyanya sedikit menonjol, tak seperti kebanyakan tulang pipi orang Indonesia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 160).
(85)
Tak ada I love you. Tak ada good bye. Hanya I will miss you. Kalista pulang ke Jakarta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 161).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
(86)
Kami berteman baik sampai sekarang dan tak tahu kemana masa depan akan membawa
daun kecilku, daun kecilnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 162).
(87) Mbak Nurati Sinaga adalah manajer Mas Fidi di Departemen Customized Research. Aku
hanya mengenalnya di bulan-bulan pertama saat bergabung dengan Nielsen Jakarta.
Seperti halnya Mas Fidi, Mbak Ati juga lulusan dari Amerika dan aku dulu begitu segan
untuk mendekati anak-anak lulusan luar ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 184).
2 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Penokohan
(2)
Memasuki dunia baru ini pula aku menyadari bahwa aku tidak bisa mengandalkan
kegiatan fisik karena tubuhku yang lebih kecil dan pendek dibandingkan teman-teman
seusiaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
(3)
Memasuki SMP, aku merasa dekat dengan”tantangan” bahwa seorang laki-laki, apalagi
anak laki-laki satu-satunya, harus bisa mandiri dan kelak bisa membantu nafkah
keluarga.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
(4)
Dengan kerja keras, aku selalu bertahan di ranking tiga besar dari kelas 1 sampai kelas 3
dan aku juga berhasil lolos mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 85-86).
(8)
Aku kebetulan berada di kelompok yang “baik-baik” dan berprestasi. Grup ini juga
kebetulan mewakili grup anak dari orangtua mampu, seperti pengusaha anggrek, petani
apel yang sukses, petambak, guru, atau pedagang besar di pasar. Aku satu-satunya anak
sopir angkot di grup ini. Aku sering sekali merasa “kecil” dan ingin menyendiri, tapi aku
harus berlayar, aku tak bisa diam sendiri. Di persahabatan inilah aku mendapatkan
banyak inspirasi. Aku termotivasi dan ingin seperti mereka.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 84).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
(17)
Setelah beberapa tahun menyopir, Bapak berusaha mandiri. Berkat tabungan berpuluh-
puluh tahun, ia berhasil membeli mobil bekas seharga sekitar dua juta pada tahun 1980.
Sukses yang besar saat itu dan membanggakan kami. Bapak tak lagi harus menyetorkan
sebagian uang hasil kerjanya ke “juragannya”.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(18)
Malam itu, sehabis ayahku pulang kerja, pulang dari angkotnya, something happened. Ia
capek dan mungkin putus asa karena tidak mendapatkan uang cukup hari itu. Mungkin
juga karena anaknya yang lain, angkot tuanya, harus masuk bengkel lagi setengah hari.
Sementara kebutuhan minggu itu sudah menumpuk. Kami harus makan, bayar listrik dan
uang sekolah. Bapak melemparkan emosinya ke Ibu. Ini bukanlah pertama kalinya
mereka beradu pendapat, tapi malam itu things were so bad.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.210).
(19)
Memasuki tingkat dua, aku harus membayar uang kuliah dan kos, bersamaan dengan
Mbak Inan yang harus membayar uang kuliahnya juga. Kami mencoba apa pun yang
kami bisa! Bapak bekerja lebih malam sebagai sopir truk,…
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 114).
(20) Ibuku, Ngatinah, adalah cinta, kesederhanaan, dan ketegaran. Ibu yang lahir dan
dibesarkan di Batu, 10 Mei 1953, tidak pernah merantau keluar kota.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 30-31).
(21)
Ibu dengan ketegarannya menghidupi dirinya, Mbak Isa, dan bayi di kandungannya
dengan menjual atau menggadaikan barang-barang yang tersisa di rumah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
(22)
Kami sering melihat awan gelap di atas rumah, kadang badai. Apalagi kami menginjak
besar. Biaya seragam, dan buku-buku membengkak. Kebijakan Ibu menyelamatkan kami
semua. Ketegarannya menghadapi kesulitan ini, ketekunannya, airmatanya, membawa
kami melalui awan gelap itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
(25)
Kecantikannya memancar dan ia selalu memakai kebaya. Ia tidak pernah mengenyam
dunia sekolah dan hanya bekerja sebagai calo ditempat pegadaian setengah hari. Dari
sinilah ia mulai mengenal angka dan huruf. Dari sinilah ia mulai bisa menggerakkan
pena, mengeja kata-kata sederhana.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 32).
(27)
Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar sampai ke Mekah, tapi
harus meninggalkan pekerjaannya karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia
tinggal di Batu, mengikuti prinsip “ mangan ora mangan sing penting kumpul”. Bapak
Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya memilih menjadi penjual jam tangan bekas
di Pasar Batu.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
(29)
Dia menjadi terkenal di SD karena ranking dan kemampuan matematikanya di atas rata-
rata. Kepintaran dan kedekatannya dengan buku-buku pelajaran menjadi inspirasi kami.
Kami ingin pintar seperti Mbak Isa.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 38).
(30)
Meskipun rangkingnya pernah turun ke peringkat 16 di puncak serangan penyakit asma,
kakakku juga pernah menjadi juara umum di SMA.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 39).
(32)
Ia berhasil menembus tes pegawai negeri di urutan nomor 5 dari ratusan peserta yang
ikut saat itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 41).
(33)
Ia bernama Rohani, lahir 16 Agustus 1972 di Batu juga. Mbak Inan, begitu kami
memanggilnya, adalah anak bangsa yang tegas, tangguh, dan kuat. Ketika anak-anak lain
merengek waktu akan berangkat sekolah, ia selalu
siap dengan cerianya, dengan bedak yang tidak rata dimukanya. Ketika
anak-anak lain malu-malu maju ke depan kelas untuk menyanyi, kakakku
yang jago baca puisi ini mengacungkan tangan, ingin tampil ke depan . kami tidak tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
dari mana keberanian itu lahir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 43).
(34)
Bahkan untuk mendorong mobil angkot Bapak yang sering rewel di pagi hari, kami
selalu mengandalkan Mbak Inan yang kelihatan besar daripada kami semua.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 45).
(38) Rini yang berkulit lebih putih dari kami semua dan rambut hitam yang tebal, dengan
ketekunannya, dengan kebesaran hatinya, melalui hari-hari bersama alat-alat dapur,
buku-buku pasien, sapu, dan kain pel. Ia selalu bangun pagi, naik angkot oranye ke Desa
Junggo tempat Mbak Mami berpraktik, menghabiskan siang di sana dan kembali pada
malam hari dengan angkot oranye. Ketekunan, ketegarannya untuk mencari uang,
melelehkan hati kami semua.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 51).
(39)
Rini menjadi adik kelasku di SD Ngaglik I dan terlihat ia lebih menyukai ilmu
keterampilan, seperti menyulam, membuat boneka gajah dari kapas, atau membuat
durian dari bola plastik. Tangan kecilnya begitu terampil. Prestasinya hanya rata-rata
tetapi ia selalu berhasil masuk sekolah negeri.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 50).
(40)
Setelah lulus kuliah, Rini mengikuti tes calon pegawai negeri dan lolos!... .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 52).
(43)
Tubuh kecilnya, kulit coklatnya yang sedikit gelap, dan wajahnya yang manis
memberikan kesegaran pada rumah ini. Ia yang tak bisa bernyanyi (selalu fals), adalah
cermin keluguan, kesederhanaan, dan kelembutan hati. Aku melihat ibuku dalam
jiwanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 55).
(44)
Mira yang selalu rendah diri dan tak jarang minder ini bertemu dengan orang-orang
“besar” di kota ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
(46)
Prestasi Mira di SD dan SMP selalu di atas rata-rata dan memperlihatkan prestasi yang
menonjol ketika ia memasuki bangku SMA.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
(52)
Pak Ucup yang kukenal mempunyai pandangan hidup yang modern dan etos kerja yang
sangat luar biasa.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 24).
(55)
Bu Mimi, tetanggaku yang masih melajang di usianya yang sudah hampir 50 tahun,
seorang pedagang di pasar sayur Batu, mungkin tak tega melihat rumah kecil kami yang
penuh sesak untuk tujuh orang. Ia menawari Rini untuk tidur di rumah besarnya yang
berkamar tiga. Rini mengurusi rumah Bu Mimi, menyapu, mengepel lantai, atau
mencuci piring. Ia mendapatkan 150 rupiah per hari untuk kerjanya, untuk tangan
kecilnya. Bu Mimi juga menawariku untuk membantu berdagang di pasar sayur, seperti
membuat teh panas, mengantar dan mengambil barang dari toko, atau ikut menjaga toko.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 71)
(57)
Mas Yani seorang nakhoda kuat yang membawa perahu besar untuk kami, Teater Pandu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 74).
(58)
Tidak mudah bekerja dengannya, karena ia selalu meminta kesempurnaan. Semuanya,
mulai dari casting, kostum, musik, panggung, make-up, sampai dengan tiket.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 75).
(59)
Namanya, mari kita sebut saja Audrey. Ia bukan orang Indonesia. Ia dibesarkan di
Connecticut dan bekerja di salah satu accounting and consulting firm ternama di dunia.
Usianya tiga tahun lebih muda dariku tapi kariernya sudah matang. Audrey yang
berambut pendek ini lebih tinggi dariku, apalagi jika ia mengenakan high heel-nya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 78).
(60)
“I know it’s not a problem for both of us to have different religion,” katanya di sepanjang
perjalanan pulang dari kelas yoga. Ada kegelisahan yang dalam di wajahnya. “My
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
parents has been asking me,” lanjutnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 81).
(62)
Di masa SMA dulu, kami pernah menerima seorang pelajar dari Kanada untuk program
pertukaran pelajar. Ia adalah bule pertama yang menginjakkan kaki di sekolah di bawah
Gunung Panderma. Nicolas Auclair berasal dari Montreal, Quebec, Kanada dan
Indonesia adalah negar pertama yang ia kunjungi untuk pertama kalinya, sendiri, di
usianya yang baru 16 tahun. Anak muda berkulit putih yang terbiasa dengan kehidupan
modern ini, dengan keberanian dan keingintahuannya tentang dunia yang lain, yang
berbeda, memilih Indonesia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.91-92).
(64)
Pada banyak kesempatan, Nico yang mempunyai tato bendera merah putih di
pergelangan tangannya sering terlihat berkaca-kaca mengenang kembali Indonesia.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 93).
(67)
Teguh yang pendiam ini begitu teguh, tidak pernah meledak menjadi tangis seperti
diriku. Ia selalu menemaniku pergi ke wartel setelah pukul sembilan malam untuk
menunggu diskon sambungan langsung jarak jauh, duduk di pinggir jalan, mendalami
jiwa satu sama lain dan mencoba “melepas” kerinduan yang tak bisa terlepaskan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 98).
(68)
Mas Mul, yang menjadi teman sekamarku. Ia mahasiswa Statistika tingkat akhir yang
selalu sabar menjawab banyak keingintahuanku akan hidupnya di Jakarta, tentang
agama, keluarga, musik, masa lalu, rencana masa depan, dan terutama seluk-beluk
perkuliahan di jurusan Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 102).
(70)
Karena tidak ada jalan keluar lain, Bapak akhirnya harus meminjam uang ke saudaranya
yang bekerja sebagai pedagang sayur di daerah Pulomas, Jakarta. Lek Tukeri bukanlah
pedagang besar, tetapi mempunyai uang lebih dibandingkan kami. Ia seorang pekerja
keras yang berhasil membangun hidupnya di Jakarta. Sayangnya, kesederhanaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
kebaikan jiwa, dan keberhasilan usahanya tidak mampu menahan kekerasan kehidupan
di Jakarta. Anak laki-laki tertua mereka, Sugeng, meninggalkan raganya setelah lulus
dari SMA karena obat-obatan terlarang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(71)
Uang pinjaman dari Lek Tukeri aku pakai untuk membayar uang kuliah dan kos.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 116).
(72)
Setelah menyelesaikan KKN, aku kembali ke Bogor untuk menyelesaikan skripsi.
Pembimbingku adalah “orang besar” di jurusan Statistika, seorang statistikan yang tak
hanya disegani di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Bapak Andi Hakim Nasution.
Guru Besar Statistika dan Generatika Kuantitatif ini adalah pendiri jurusan MIPA di IPB
dan pernah menjabat sebagai rektor IPB tahun 1978 sampai 1987. Tangan “besar”nya
telah melahirkan intelek-intelek muda, yang tak hanya belajar ilmu statistika tetapi
belajar tentang filosofi, semangat, dan keindahan ilmu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 146).
(73)
Pak Andi tak hanya memberikan bimbingan dan merekomendaian buku-buku penting
dalam skripsiku, ia juga memberian jiwanya. Aku merasa bangga dan bersyukur, seorang
“besar” seperti Pak Andi telah menjadi bagian dari hidupku. Seperti hamparan padi yang
berbenturan dengan pantai-pantai di Bali, aku melihat keindahan dan kemegahan dalam
dirinya.
Dengan tekad besar dan bimbingan Pak Andi, akhirnya aku bisa menyelesaikan
skripsi dalam waktu kurang dari empat tahun.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 147).
(75)
Malam itu, Mas Dindin, menunjukkan jalan besar yang tak aku sadari. Ia bercerita
tentang pekerjaannya di perusahaan multinasional itu dan seluk beluk data processing
executive. Malam itu juga, aku memberikan surat lamaran pekerjaan kepadanya,
meskipun lowongan untuk posisi seperti dia belum tentu ada.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
(77)
Mbak Yanti yang berasal dari Semarang adalah lulusan Statistika IPB yang memulai
karier di Nielsen Jakarta sebagai data processing executive juga. Prestasi professional
yang bagus tahun demi tahun mengantarnya menjadi salah satu direktur paling muda di
sana, di antara direktur-direktur lain yang sebagian besar ekspatriat.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 153).
(78)
Mbak Yanti melihat kemampuan kerjaku dan mulai mempercayaiku untuk mengolah
data dari negera lain, sesuatu yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Keberanian
Mbak Yanti yang sempat terlihat “nekad” saat itu, menjadi inspirasi besar di kemudian
hari.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 176).
(79)
Firdaus Ria Herlambang, mahasiswa tingkat dua jurusan Biologi dari Bekasi yang
berambut keriting dan jago main bola. Berbeda dengan Mas Mul, Daus adalah anak
muda yang baru saja melepas seragam putih abu-abunya. Ia melihat dunia barunya
dengan segar, dengan ribuan tanya dan mungkin dengan kecerobohannya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 138).
(80)
Daus adalah saudara laki-laki yang tak pernah aku punya dan mengingatkan pada adik
terkecilku, Mira. Keduanya begitu putih.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 138).
(82)
Ketika Babe memasuki kantor Mbak Yanti, aku langsung merasakan kenyamanan dan
ketenangan dari pembawaannya. Babe menyambutku seperti menyambut saudaranya,
bukan anak kuliahan yang akan bekerja untuk timnya. Aku pun mengalir untuk
“membuka diri”. Aku merasa diterima dan sekali lagi, hasil wawancara tidak penting
lagi bagiku. Karena Babe dan Mbak Yanti memberikan banyak bekal dari wawancara
itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 154).
(83)
Kalista, biar kupanggil dia demikian. Kami bertemu melalui situs Facebook kurang lebih
setahun yang lalu. Dari album fotonya, aku menemukan keindahan. Bukan hanya dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
wajahnya tapi juga refleksi jiwanya, melalui kota-kota yang pernah ia kunjungi. Very
well-travelled, pikirku… Ada beberapa fotonya yang sedang berpesta di Jakarta, tapi
lebih banyak fotonya bersama keluarga dan anak-anak. A little good sign, pikirku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 158).
(88)
Kini, Mbak Ati mencariku dan menawarkan pekerjaan sebagai data processing executive
di New York.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 185).
(89)
Pada Sabtu sore itu, seperti biasa aku mengikuti kelas yoga yang dipimpin guru
favoritku, Rima. Hampir lima kai seminggu aku pergi ke kelasnya. Energy di kelasnya
selalu luar biasa. Pesan spiritual talk-nya sederhana dan selalu membuka salah satu celah
mata hati. Meditasi di akhir kelas memberikan istirahat yang dalam buat jiwaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 78-79).
(90)
Berkat Bu Tata pula, Mira bisa bekerja di Komisi Flu Burung Indonesia Jakarta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 58).
(91)
Di masa kuliahnya, ia mengenal Bu Tata, wanita yang berpandanagn luas, yang menjadi
inspirasi adikku. Bu Tata yang berlatar pendidikan luar negeri, dengan pengalaman yang
luar biasa dan buah pikiran yang diperhitungkan tak hanya di dalam negeri,menjadi
jendela baru buat adikku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 57).
3 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Latar L. Tempat (92)
Tak banyak kenangan indah masa kecilku di Batu, Malang. Tak banyak warna-warni
yang muncul dari masa kecilku, dan tak banyak tawa yang bisa kuingat.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(93)
Sering juga pada malam hari, aku terbangun, terbatuk-batuk karena dinginnya Kota
Batu. Ibu selalu bangun membuatkan kopi panas untukku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 9).
(94)
Ia akhirnya mengunjungi rumahku di bawah kaki Gunung Paderman. Menginjakkan kaki
kembali di Kota Batu, selalu memberi napas baru yang menyegarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 200).
(95)
Kerjaan menyopir ini memberi dia segalanya. Dengan pekerjaan ini, Bapak membawa
kami ke perjalanan ke depan, bersama debu-debu jalanan, bersama polusi, bersama
semilir angin Kota Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(96)
Tidak ada jalur angkot khusus saat itu. Mereka bisa mengambil jalur Batu-Malang, Batu
Pujon, atau Batu-Punten, tergantung ke mana kebanyakan penumpang saat itu. Pukul
empat sore, ketika Kota Batu sudah mulai sepi, mereka kembali ke rumah. Bapakku
mengantongi 5 rupiah sebagai upah kenek.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
(97)
Di rumah mungil berukuran 6x7 meter dan hampir tak berhalaman ini, kami bertujuh
berbagi dua kamar tidur, satu ruang tamu kecil, satu dapur, dan satu kamar mandi.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(98)
Di rumah mungil inilah cita-cita sederhana pertamaku mulai bersemi. Mempunyai
sebuah kamar tidur sendiri, di lantai dua. Di atas dapur.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 7).
(99)
Meskipun rumah kecil ini bukanlah rumah yang indah, kami selalu mencintainya. Kami
selalu menjaga kebersihannya. Sedikitnya, kami mengepel lantai tiga kali sehari.
Kakakku bahkan menemukan teknik tersendiri untuk mengepel lantai rumah ini dan dia
selalu meyakinkan kami melakukan teknik itu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
(100) Di ruang tamu ini lima bersaudara berkumpul, bercerita, bertengkar, bercanda, dan
berbagi kepahitan hidup tanpa kata-kata. Di ruang tamu ini aku mengenal dan mencintai
keempat saudara perempuan dan orangtuaku. Di ruang tamu ini kami bisa melihat rumah
bertingkat tetangga dengan ruang tamu yang lebih besar, lantai bertegel, dan pagar yang
bagus. Di ruang tamu ini kami membaca, menulis, menangis, dan tumbuh bersama.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(101) Kadang ruang tamu ini begitu penuh ketika kami kedatangan tetangga dan saudara-
saudara dekat untuk menonton TV bersama. Aku salah satu yang paling galak dan suka
sekali melototi tamu-tamu itu agar mereka tidak betah dan cepat pulang. Rumah kami
begitu kecil dan aku merasa mereka mengambil ruang bermainku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 13-14).
(102) Sebelum sidang dimulai, bapak mendekam sebagai tahanan di Polresta Malang selama
seminggu. Tak ada uang angkot, Ibu harus menjual piring, baju bekas, atau mencari
pinjaman ke sana-sini. Setelah sidang, Bapak masuk sel di Kompleks Penjara
Lowokwaru Malang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
(103) Setelah sarapan dengan Pak Ucup di warung jalanan, mereka mulai mencari penumpang
di terminal Batu dengan oplet hijau merek Dodge tahun 1938 yang sebagian bodinya
terbuat dari kayu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 25).
(104) Rini menjadi adik kelasku di SD Ngaglik 1… .
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 50).
(105) Seperti saudara-saudara yang lain, Mira juga memasuki sekolah-sekolah negeri, dari SD
Ngaglik I, SMPN I, dan SMAN I Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
(106) Masa SMP adalah masa ketika aku merasa semain “kecil”. Aku ingin menjadi besar. Di
sini aku mulai melihat keragaman teman-temanku dari berbagai sudut Kota Batu, aku
melihat kompetisi yang baru, aku mulai melihat hidupku dari sisi yang berbeda, yang
lebih dewasa. Mereka yang masuk SMP negeri ini adalah mereka yang kepintarannya di
atas rata-rata, meerka yang sanggup membayar biaya sekolah yang tidak murah (untuk
ukuran kami). Ada beberapa teman yang mempunyai latar belakang sama denganku, tapi
bisa dihitung jari. Di sini aku merasa „kecil”, dan pada waktu yang sama, aku merasa api
mulai memasuki tubuh kecilku. ….Aku belajar dengan tekun, mungkin lebih daripada
teman-temanku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 69).
(107) Memasuki SMAN 1, satu-satunya SMA negeri di Kota Batu, kakakku bisa
mempertahankan prestasinya di tengah-tengah penyakit asma yang semakin parah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 39).
(108) Setelah lulus dari SMPN 1, Mbak Inan yang rajin mengaji ini melanjutkan sekolah di
SMAN 1 Batu. Disamping bisa mempertahankan prestasi akademiknya, Mbak Inan juga
aktif di OSIS dan mengikuti kegiatan teater. Sebagai adiknya, aku mengikuti jejaknya.
Aku juga aktif di teater setelah memasuki SMA. Di teater ini kami mulai melihat
pemandangan yang lebih luas daripada pemandangan dari jendela rumah kami.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 46).
(109) Aku memakai seragam putih abu-abu di SMAN I Batu dan mulai mengenal diriku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 74).
(110) Rini berhasil masuk SMPN 2 dan kemudian meneruskan ke SMA Negeri 1 Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 50).
(111) Seperti saudara-saudara yang lain, Mira juga memasuki sekolah-sekolah negeri, dari SD
Ngaglik I, SMPN I, dan SMAN I Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
(112) Aku bersama Teguh, salah satu teman yang lolos PMDK menginap di tempat Mas Imam
untuk sementara waktu sebelum mendapat kos sendiri. Mas Imam tinggal di daerah
Tegal Mangga, sebuah kampung di tengah-tengah Bogor yang penuh sesak dengan
rumah kos, mahasiswa-mahasiswa daerah yang hidup dengan keprihatinan dan penduduk
lokal Tegal Mangga. Kampus IPB Baranangsiang sendiri bisa ditempuh kira-kira
sepuluh menit dengan berjalan kaki dari tempat ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 96).
(113) Setelah berkeliling seputar kampus Baranangsiang, aku dan Teguh ke kos di daerah
Bapeund di belakang terminal Baranangsiang. Sebuah rumah kos sederhana yang
berlantai keramik tua dan cukup bersih, di tengah-tengah kampung yang sangat padat, di
sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 102).
(114) Dengan kerja keras, aku selalu bertahan di ranking tiga besar dari kelas 1 sampai kelas 3
dan aku juga berhasil lolos mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 85-86).
(115) Prestasi Mira di SD dan SMP selalu di atas rata-rata dan memperlihatkan prestasi yang
menonjol ketika ia memasuki bangku SMA. Dengan prestasi ini, ia berhasil lolos PMDK
dan masuk jurusan Kedokteran Hewan di IPB.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 56).
(116) Jurusan Statistika saat itu adalah salah satu jurusan favorit di IPB yang juga jurusan
paling menakutkan. Jurusan yang hanya menerima sekitar 40 sampai 50 mahasiswa per
tahun ini merupakan jurusan Statistika terbaik di Indonesia dan mempunyai standar
sangat tinggi dalam penerimaan mahasiswanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 102).
(117) Ingatanku justru tak bisa terlepas dari pemandangan gedung-gedung bertingkat sekitar
Jalan Jenderal Sudirman, di sepanjang perjalanan bus kota dari Rawasari ke Blok M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Pusat bisnis di Jakarta ini terlihat megah. Beberapa profesional muda dengan rambut
rapi, berdasi, membawa tas kerja sedang berjalan di sekitar gedung-gedung sungguh
pemandangan yang tak pernah aku lihat langsung sebelumnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 133).
(118) Memasuki kantor Nielsen adalah pengalaman pertama kalinya aku memasuki
perkantoran di jalan Sudirman, juga pertama kalinya aku memasuki sebuah kantor
“executive”.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152).
(119) Dari beberapa apartemen yang pernah aku tempati di New York, akhirnya aku
menemukan tempat yang paling nyaman, sebuah studio kecil di Sullivan Street, SoHo,
Manhattan. Disinilah, aku bisa menyebutnya rumah keduaku.
Di tengah keramaian SoHo, di antara butik-butik mewah, apartemen-aperteman
tua yang masih gagah da legan, ratusan restoran, bar, atau kafe yang selau sibuk aku
banyak meluangkan waktu sendirian di studio ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 11).
(120) Meditasi di akhir kelas memberikan istirahat yang dalam buat jiwaku. Kelasnya selalu
penuh. Yoga mat berjajar, berimpitan di dalam studio yang bisa memuat kurang-lebih 65
orang itu. Kelas sore itu berjalan seperti biasa, hingga mataku menangkap kesejukan di
mata Audrey. Our eyes met and talked. Perhatianku ke kelas yoga pecah, aku tak bisa
lagi mengikuti kelas sepenuhnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 79).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
(121) Keesokan harinya, beberapa teman di kantor memberikan kejutan. Ketika makan siang
tiba, aku dipanggil ke sebuah meeting room. Semua rekan kerja sudah berkumpul dan
menyanyikan lagu Happy Birthday ketika aku membuka pintu. Beberapa macam pizza,
termasuk tomato basil mozzarella pizza kesukaanku, sebuah chocolate cake, kartu ulang
tahun gift certificate juga menantiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 123).
L. Waktu (122) Bapakku, Abdul Hasim, hanya mengingat tahun kelahirannya, 1948.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 23).
(123) Sayangnya, Bapak harus putus sekolah karena tidak ada biaya. Ia hanya mengecap
pendidikan sampai kelas 2 SMP dan memutuskan untuk bekerja penuh sebagai kenek
angkot bersama Pak Ucup. Ia memulai harinya sekitar jam 6 pagi. Setelah sarapan
dengan Pak Ucup di warung jalanan, mereka mulai mencari penumpang di terminal Batu
dengan oplet hijau merek Dodge tahun 1938 yang sebagian bodinya terbuat dari kayu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 25).
(124) Tahun 1969, setelah empat-lima tahun menjadi kenek, Bapak mendapatkan Surat Izin
Mengemudi dan memulai kerja baru sebagai sopir angkot.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(125) Bapak tumbuh bersama asap jalanan sampai tahun 2005, sepanjang 36 tahun.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(126) Ibu yang lahir dan dibesarkan di Batu, 10 Mei 1953 tidak pernah merantau keluar kota.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.30-31).
(127) Cinta bersemi selama 6 bulan di Pasar Batu dan mereka menikah pada tahun 1970.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33).
(128) Rumah ini dibangun pada tahun 1976, di atas tanah seluas 7 x 6 meter, seharga Rp
40.000.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
(129) Kakak pertamaku, Siti Aisyah, lahir 1 Maret 1971 adalah pembuka jalan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 39).
(130) Ia bernama Rohani, lahir 16 Agustus 1972 di Batu juga.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 43).
(131) Di hatiku, ada tempat khusus untuk adikku ini, Rini Agustina yang lahir 8 Agustus 1976.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 49).
(132) Kehadiran Mira, 10 Mei 1981, adalah sebuah kado, sebuah boneka untuk kami.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 55).
(133) Setelah Bapak menjual mobil angkot untuk biaya kuliahku, beberapa sahabat SMA
mengantar kepergianku ke Bogor pada Jumat pagi itu, di terminal bus Lorena Malang.
Hanya Mbak Inan dari keluargaku yang mengantar saat itu. Dengan bawaan seadanya,
aku dan dua temanku yang juga lulus PMDK di IPB tiba di Bogor keesokan harinya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 96).
(134) 4 Oktober 1997 adalah salah satu hari yang paling indah dan paling menyentuh dalam
hidupku. Sebuah perayaan hidup, sebuah kemenangan. Orangtua dan kakak pertamaku,
Mbak Isa, datang ke Bogor untuk menghadiri wisudaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 148).
(135) Malam itu, Mas Dindin, menunjukkan jalan besar yang tak aku sadari. Ia bercerita
tentang pekerjaannya di perusahaan multinasional itu dan seluk-beluk data processing
executive. Malam itu juga, aku memberikan surat lamaran pekerjaan kepadanya,
meskipun lowongan untuk posisi seperti dia belum tentu ada.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152).
(136) Pada suatu pagi, aku mendapatkan pesan dari bapak kos ada telepon dari Nielsen Jakarta
untuk wawancara kerja.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 152)
(137) Akhirnya berita datang. Beberapa minggu sebelum wisuda, Jalan Sudirman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
memanggilku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 197).
(138) Ini telepon interview pertama yang pernah aku lakukan. Karena perbedaan waktu 2 jam
antara New York dan Jakarta, kami memutuskan untuk melakukannya di pagi hari waktu
Jakarta. Pada hari Selasa itu, sekitar jam 7 pagi, sebelum AC diaktifkan, aku sudah
menunggu telepon dari New York di meja kerjaku yang terbuka.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 188).
(139) Pagi itu, 1 Oktober 2000, sekitar pukul sepuluh pagi setelah lebih dari 20 jam, pesawatku
mendarat di John F. Kennedy Airport, New York. Sebelum mendarat di salah satu
bandara tersibuk di dunia ini, aku terperangah melihat pemandangan New York dari
udara.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 197).
(140) Barusan aku dipromosikan menjadi Senior manager, Operations Nielsen Consumer
Research New York! Nggak menyangka sama sekali sama sekali, setelah lima tahun di
New York, dengan berbekal ijazah lokal, aku bisa meraih posisi ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
(141) Anakmu ini dipromosikan jadi Director Internal Client management. Opo iku? Entar
aku telpon jelaskan. Pokoke iki gede Buk. Aku diberikan kepercayaan yang lebih besar
di kantor ini.
Setelah 8 tahun di New York, Buk, setelah ingin pulang tiap tahunnya, promosi
ini lebih dari mimpiku, mungkin lebih dari mimpi kita semua digabungkan jadi satu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 164).
(142) New York City, Januari 2009. Dengan pertimbangan yang berat, dengan kerinduan akan
rumah kecilku yang selalu muntah dalam setiap langkah melalui jalanan di New York,
dengan keberanian yang luar biasa, aku memutuskan berhenti dari Nielsen.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
L. Sosial (143) Jika tamu duduk berlama-lama, Ibu akan mengambil cobek dan menggosok-gosokkan
ulekannya di pintu dapur. Menurut dia dan kepercayaan Jawa, hal itu akan membantu
mengusir tamu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 13)
(144) Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar sampai ke Mekah, tapi
harus meninggalkan pekerjaannya karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia
tinggal di Batu, mengikuti prinsip “mangan ora mangan sing penting kumpul”. Bapak
Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya memilih menjadi penjual jam tangan bekas
di Pasar Batu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
(145) Ibu yang lahir dan dibesarkan di Batu, 10 Mei 1953 tidak pernah merantau keluar kota.
Ia anak pertama dari tujuh bersaudara yang juga tidak pernah merantau jauh dari Kota
Batu. Dua adiknya meninggal dunia pada usia 40-an, meninggalkan anak-anak dan istri
mereka di kaki Gunung Panderman. Kehidupan dan rantai ketidakberuntungan
membunuh mereka.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
(146) Semua saudara laki-laki ibuku menjadi sopir, bapakku seorang sopir, banyak sekali
tetanggaku yang menjadi sopir, buruh pabrik, pedagang di pasar sayur. Hanya sedikit
yang menjadi polisi atau pegawai negeri. Bagaimana aku akan membantu menafkahi
keluargaku nantinya? Pernah tetanggaku bertanya apa cita-citaku, dan aku menjawab
ingin jadi hansip. Tertawalah orang-orang disekitarku. Aku pikir hansip adalah militer
juga. Aku tak ingin menjadi presiden saat itu karena semua anak kecil lainnya bercita-
cita menjadi presiden, wakil presiden, atau menteri, hanya karena tidak ada inspirasi di
sekitar mereka! Inspirasi di sekitar begitu kecil tapi begitu dekat, seakan-akan aku akan
terlahir menjadi sopir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
(147) Menurut bapak, sopir adalah pekerjaan yang sangat bagus pada saat itu. Cita-cita tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
hanya menjadi angan-angan. Kerjaan menyopir ini memberi dia segalanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(148) Jutaan kilometer yang ia lalui tak hanya mengubah warna kulitnya menjadi legam, di
perjalanan panjang itu pula hatinya tergores dan terpolusi. Bapak menjadi seseorang
yang temperamental. Ia sempat berkenalan dengan minuman keras untuk memberi ruang
pada rasa penatnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
(149) Memasuki SMP, aku merasa semakin dekat dengan “tantangan” bahwa seorang laki-laki,
apalagi anak laki-laki satu-satunya, harus bisa mandiri dan kelak bisa membantu nafkah
keluarga. … Dengan keterbatasan itu pula, aku meyakinkan diri bahwa harus “bermain”
serius dengan buku-bukuku, dengan otakku. Aku tak bisa melihat diriku melalui jalan
yang ditempuh bapakku, jalanan yang mengubah warna kulit dan hatinya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
(150) Di bawah atap rumah kecil ini, kami tak pernah merayakan ulang tahun, tak ada acara
tiup lilin, balon warna-warni atau kue tart berhiaskan angka ulang tahun. Kami tak
pernah minta perayaan ulang tahun, kami bahkan sering tak ingat ulang tahun satu sama
lain ataupun ulang taun sendiri. Ritual ulang tahun saat itu adalah luxury yang tak
penting.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 125).
(151) Aku mungkin salah satu siswa terbaik di Batu, tapi di sini aku menjadi sangat “kecil” di
tengah siswa berprestasi lainnya: siswa teladan nasional, finalis olimpiade matematika
internasional, juara karya ilmiah nasional, dan sederet prestasi panjang lainnya. Aku
pernah bilang kepada Ibu, jika aku gagal di sini, aku akan menabung dan
mengembalikan semua uang biaya kuliah.” Coba dulu, belajar yang rajin, jangan takut”-
sebuah nasihat sederhana dan bijaksana dari Ibu yang meyakinkan diriku bahwa
menjalani proses adalaha menjalankannya sekarang. Saat itu, dengan kerja keras dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
melepaskan ketakuatan akan hasil yang didapat.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 103).
(152) Di kampus hijau ini nilai-nilai keagamaan dipegang begitu kuat, begitu dalam, begitu
baru di depan mataku, yangtidak disiplin menjalankan ritual keagamaan sebelumnya.
Aku sempat terkejut melihat tempat duduk yang terpisah antara mahasiswa laki-lai dan
perempuan, pengajian harian di tempat kos, rutinnya salat Tahajud, membaca Alquran
setelah salat Magrib sembari menunggu Isya, banyaknya organisasi mahasiswa Islam
atau Kristen yang tak perna aku ketahui sebelumnya, mahasiswa dengan celana di atas
mata kaki, jenggot panjang, atau banyaknya mahasiswi berjilbab.
Pengetahuan agama dan praktik keseharianku yang sangat minim, menempatkan
aku menjadi sebuah pencilan di kampus ini. Aku belajar salat lebih dalam. Aku
menghafalkan ayat-ayat baru, menggali artinya, bahkan mengulas sedikit sejarahnya.
Mas Mul mengajariku mengaji selepas Subuh atau Magrib. Aku mulai pergi ke mesjid
untuk salat berjamaah dan mengikuti beberapa pengajian di kos maupun di kampus.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 110).
(153) Semenjak pindah ke Bogor, aku mempunyai kebiasaan baru. Aku selalu menanti tanggal
kelahiranku dan “merayakannya”. Masih tanpa acara tiup lilin, tanpa balon warna-warni
ataupun kue tart berhiaskan angka ulang tahun. Aku selalu menghabiskan malam ulang
tahun bersama diriku, bersama malam dan warna-warni perenungan… .
Aku biasanya keluar sekitar jam Sembilan malam, makan di tempat favoritku
(sebagai kado kecil) dan berjalan kaki di sekitar kampus atau Kebun Raya Bogor.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 126).
(154) Keesokan harinya, kadang ada teman-teman iseng merayakan ulang tahunku, makan-
makan di warung di kampus atau KFC.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 127).
(155) Di perusahaan multinasional ini, aku mulai melihat dunia luar. Aku mulai berinteraksi
dengan rekan-rekan kerja kantor Nielsen di luar negeri, seperti Malaysia, Hong Kong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
dan Singapura. Aku mulai menyegarkan bahasa Inggrisku kembali, mempelajari
bagaimana menulis e-mail yang cerdas dan bagaimana berkomunikasi lewat telepon
“This is Iwan! How are you doing today?”.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 75).
(156) Sebagai seseorang yang baru memulai karier di Jakarta dan tinggal di daerah Tanah
Abang, aku merasakan Jakarta tidak bersahabat tapi dinamikanya telah mematangkan
jiwa mudaku, memunculkan “laki-laki” di diriku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 172).
(157) Aku selalu berperang dengan diriku, selalu berat memilih antara kesendirian atau hiruk
pikuk kehidupan NYC; seperti perayaan ulang tahun, nongkrong di bar, piknik di Central
Park, brunch bersama pada hari Minggu, pesta kecil di apartemen teman atau makan
malam bersama di restoran favorit pada akhir pekan. Aku telah terbiasa sendiri dalam
hidupku, belasan tahun.
And let me also tell you, dear reader. Aku sebenarnya tak percaya diri untuk
berkumpul dengan orang-orang di New York. anda kini telah tahu semua, bagaimana
masa laluku. Tak mudah bagi anak seorang sopir angkot untuk masuk ke dalam kelas
sosial yang lebih tinggi, jauh lebih tinggi.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 106).
(158) Selalu ada pertarungan besar di hatiku! Kadang aku paksakan juga untuk bergabung
ke dalam kegiatan sosial ini. Karena kesendirian yang dalam, akan membunuh, pada
akhirnya.
Malam itu kami bertemu di Meat Packing District untuk makan malam. Canda
tawa, makanan lezat, minuman yang menggoda, dan NYC crowd yang stylish menghiasi
malam.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 107).
(159) Keesokan harinya, beberapa teman di kantor memberikan kejutan. Ketika makan
siang tiba, aku dipanggil ke sebuah meeting room. Semua rekan kerja sudah berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
dan menyanyikan lagu Happy Birthday ketika aku membuka pintu. Beberapa macam
pizza, termasuk tomato basil mozzarella pizza kesukaanku, sebuah chocolate cake, kartu
ulang tahun beserta gift certificate juga menantiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 123).
(160) Seperti tahun-tahun sebelumnya, sudah menjadi tradisi kami merayakan ulang tahun
bersama. Siapa yang berulang tahun, dia yang mentraktir. Dan yang ditraktir biasanya
membawa kado. Beda sekali dengan budaya Amerika, yang ditraktir adalah yang
berulang tahun. Kai ini, aku mengajak mereka makan malam di restoran Italia di daerah
Meat Packing District, pilihan Ms. Social, Indira. Aku juga mentraktir beberapa teman
dekat di kantor. Ada rezeki tambahan saat itu, sekalian syukuran.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 124).
(161) Jivamukti Yoga seperti tempat rehab bagiku, rumah spiritualku, tempat pencucian
kotoran hidup, pemurnian diri.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 30).
(162) Namanya, mari kita sebut saja Audrey. Ia bukan orang Indonesia. Ia dibesarkan di
Connecticut dan bekerja di salah satu accounting and consulting firm ternama di dunia.
Usianya tiga tahun lebih muda dariku tapi kariernya sudah matang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 78).
(163) Setelah saling bertukar beberapa e-mail siang itu, keesokan harinya, seperti tak mau
menunda lagi, aku bertemu dengan Audrey seusai yoga. Kami berbincang selama
berjam-jam tentang hidupnya, yoga, dan spirituality di Blue Ribbon, restoran Jepang
favoritnya di West Village. Sangat mudah untuk terus menggulirkan bola perbincangan
dengannya. This is quite a connection, pikirku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 81).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
(164) “I Know it’s not problem for both of us to have different religion,” katanya di sepanjang
perjalanan pulang dari kelas yoga. Ada kegelisahan yang dalam di wajahnya. “My
parents has been asking me,” lanjutnya. “I can totally understand them,” kataku singkat,
tak mampu melanjutkan perbincangan.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 81-82).
4 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Alur (165) Siang itu, 4 Juli 2001, sekitar pukul dua. Mungkin semuanya akan berakhir,
sebelum aku bisa membangun kepingan hidup di sini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 2).
(166) Tak banyak kenangan indah dari masa kecilku di Batu, Malang.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 8).
(167) Aku pun menguatkan diri bercerita tentang Ibu walau sedikit khawatir jika cerita ini
terlalu muram untuknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 30).
(168) Duduk di TKS, salah satu tempat nongkrong umum di Times Square, sambil melihat-
lihat kegagahan New York di malam hari itu, aku bercerita tentang kakak pertamaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 38).
(169) Lembaran kenangan pun melayang, menelusuri hidup bapakku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 23).
(170) Aku pun menguatkan diri bercerita tentang Ibu walau sedikit khawatir jika cerita ini
terlalu muram untuknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 30).
(171) Duduk di TKS, salah satu tempat nongkrong umum di Times Square, sambil melihat-
lihat kegagahan New York di malam hari itu, aku bercerita tentang kakak pertamaku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 38).
(172) Tiba-tiba aku terkenang kakak keduaku yang menyukai puisi dan sastra.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 43).
(173) Akhirnya, kutuliskan saja sebuah cerita tentang adikku, untuknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 49).
(174) Dengan kerja keras, aku selalu bertahan di ranking tiga besar dari kelas 1 sampai kelas 3
dan aku juga berhasil lolos mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Statistika.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 85-86).
(175) Akhirnya berita datang. Beberapa minggu sebelum wisuda, jalan Sudirman
memanggilku. Aku kembali merasakan tetesan air hujan di kepalaku, di depan rumah
kecilku bersama Bapak tercinta.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 164-165).
(176) Barusan aku dipromosikan menjadi Senior Manager, Operations Nielsen Consumer
Research New York! Nggak menyangka sama sekali, setelah lima tahun di New York,
dengan berbekal ijazah lokal, aku bisa meraih posisi ini. Siapa sangka, anak sopir bisa
hidup di New York dan mendapatkan penghargaan seperti ini. Ini lebih dari mimpiku.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113).
5 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Tema (177) Perjuangan keluargaku bagaikan sesuatu yang tak mungkin dilakukan. Seorang sopir
truk dengan dua anak kuliah, di Bogor dan di Malang, dua anak lagi masih di SMA dan
SMP! Gelombang semakin besar, tapi pelayaran kami tak berhenti. Kami terus maju,
kami terus memberanikan diri, karena berdiam hanya menunggu badai.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 99).
(178) Dengan keterbatasan itu pula, aku meyakinkan diri bahwa harus “bermain” serius
dengan buku-bukuku, dengan otakku. Aku tak bisa melihat diriku melalui jalan yang
ditempuh bapakku, jalanan yang mengubah warna kulit dan hatinya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 68).
6 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Bahasa (179) Karena aku sering batuk-batuk pada malam hari, Bapak membuatkan ranjang bambu.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 9).
(180) “How? I have only seen you two days ago. Where have you been before?” aku taruh
pizza di tanganku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 7).
(181) Aku teringat kalimat yang aku sampaikan ke Ibu suatu hari karena keputusasaanku,
“Buk, aku kesel, mlarat terus” –Ibu, aku capek, miskin terus.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 115).
(182) And I’m going
On an ill wind
That carries me
Here and there,
Like a
Dead leaf
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm 82).
(183) Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 53).
7 9 Summers 10
Autumns : Dari
Kota Apel ke
The Big Apple
Masalah
Kemiskinan
(184) Menurut bapak, sopir adalah pekerjaan yang sangat bagus pada saat itu. Cita-cita tinggi
hanya menjadi angan-angan. Kerjaan menyopir ini memberi dia segalanya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(185) Dalam perjalanan itu, ia sempat mendekam di penjara selama sebulan karena menabrak
dua orang yang sedang mengendarai Vespa. Beruntung tidak ada nyawa yang terenggut
atau cedera yang menyebabkan cacat seumur hidup, tapi Bapak tak mampu membiayai
mereka yang harus masuk rumah sakit untuk beberapa hari… . Ibu dengan ketegarannya
menghidupi dirinya, Mbak Isa, dan bayi di kandungannya dengan menjual atau
menggadaikan barang-barang yang tersisa di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 26).
(186) Bapak menjadi seseorang yang temperamental. Ia sempat berkenalan dengan minum-
minuman keras untuk memberi ruang pada rasa penatnya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 27).
(187) Bapak Ngatemun adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar sampai ke Mekah, tapi
harus meninggalkan pekerjaannya karena Mbok Pah, mertuanya menginginkan dia
tinggal di Batu, mengikuti prinsip “ mangan ora mangan sing penting kumpul”. Bapak
Ngatemun yang sangat pendiam ini akhirnya memilih menjadi penjual jam tangan bekas
di Pasar Batu.
(9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 31).
(188) Pernah tetanggaku bertanya apa cita-citaku, dan aku menjawab ingin jadi hansip.
Tertawalah orang-orang disekitarku. Aku pikir hansip adalah militer juga. Aku tak ingin
menjadi presiden saat itu karena semua anak kecil lainnya bercita-cita menjadi presiden,
wakil presiden, atau menteri, hanya karena tidak ada inspirasi di sekitar mereka!
Inspirasi di sekitar begitu kecil tapi begitu dekat, seakan-akan aku akan terlahir menjadi
sopir.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 62).
(189) Ibu yang tahu barang apa yang harus digadaikan untuk membeli sepatu baru untuk
anaknya dan mengatur pembayaran uang sekolah kami. Ibulah yang membelah satu telur
dadar untuk dua atau tiga orang. Ibulah yang selalu menyembunyikan tempe goreng
supaya tidak dihabiskan salah satu anaknya.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 33-34).
(190) Di rumah mungil berukuran 6x7 meter dan hampir tak berhalaman ini, kami bertujuh
berbagi dua kamar tidur, satu ruang tamu kecil, satu dapur, dan satu kamar mandi.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 8).
(191) Pada saat Lebaran, Ibu selalu bertarung untuk membelikan baju baru untuk kami. Inilah
pengeluaran “termewah” untuk anak-anaknya, dan dia selalu mencari pilihan terbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
sesuai dengan uang yang ada. Pernah, dia baru membelikan baju baru untukku setelah
salat Ied, itu pun setelah mendapat pinjaman uang. Sementara, aku sendiri dengan
teganya, bahkan sampai menangis, meminta baju baru jauh sebelum Lebaran.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 34).
(192) Pada saat Mbak Inan memasuki Universitas Brawijaya, kami telah menjual sebagian
dari tanah warisan Bapak di Yogya ke Lek Tukeri. Kami sengaja tidak menjual semua
tanah warisan yang tak seberapa luas ini karena ingin mempunyai sesuatu untuk
dikenang di Yogya. Kami kemudian menjadikan sebagian tanah warisan ini sebagai
jaminan utang lainnya ke Lek Tukeri.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(193) Sering kali aku harus tinggal di rumah ketika teman-teman mengajak berenang di
Pemandian Songgoriti atau Selecta. Demikian juga kakak-kakakku. Mereka harus lebih
banyak tinggal di rumah ketika teman-teman mengajak nonton bioskop, makan-makan
di luar atau pergi jalan-jalan ke Kota Malang. Kami juga sering tidak hadir di undangan
pesta ulang tahun karena malu, tidak bisa membawa kado… . Selain “berteman” dengan
buku-buku pelajaran, aku dan saudara-saudaraku juga mulai menggunakan tangan-
tangan kecil kami untuk membantu meringkankan beban keluarga: untuk uang jajan
sekolah, membeli cwie mie di pasar Plastik atau ikut menonton bioskop bersama teman-
teman sekolah.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.70).
(194) Aku mencoba lebih prihatin, lebih irit. Aku ingin menyelesaikan kuliah secepatnya.
Membantu kami dari kemiskinan ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 115).
(195) Setiap akhir bulan, aku menyisihkan sedikit gajiku untuk rumah kecilku. Selain untuk
orangtua, aku membuka tabungan untuk adik-adikku, Mira dan Rini, sehingga bisa
langsung mengirimi mereka juga.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.171).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
(196) Senang sekali dapat telepon dari rumah dua minggu lalu dan dengar bahwa Bapak
sudah tidak nyetir lagi, setelah 36 tahun. Semoga ia bisa menikmati masa tuanya di
rumah dengan damai, mengurus cucu-cucunya dan kos-kosan yang telah kita bangun
untuk masa pensiunnya. Hatiku benar-benar penuh mendengar berita ini.
(9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm.113).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lampiran 2: Sinopsis 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
9 SUMMERS 10 AUTUMNS: DARI KOTA APEL KE THE BIG APPLE
Iwan Setyawan
Novel ini menceritakan perjalanan hidup seorang anak laki-laki dan
keempat saudara perempuannya. Mereka merupakan anak dari seorang sopir
angkot yang tinggal di Kota Batu, Malang. Novel yang telah mendapatkan
beberapa penghargaan ini merupakan novel yang terinspirasi kisah hidup
pengarang, yaitu Iwan Setyawan. Sosok Iwan Setyawan digambarkan pada diri
anak laki-laki yang menjadi tokoh utama dalam novel ini.
Cerita dari riwayat singkat orang tua Iwan, yaitu Abdul Hasim dan
Ngatinah hanya berpendidikan rendah. Sang bapak memutuskan menjadi sopir
angkot. Ngatinah digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang sederhana dan
tegar. Orang tuanya bernama Bapak Ngatemun dan Ibu Wagini. Bapak Ngatemun
adalah bekas polisi yang pernah ikut berlayar, tetapi harus meninggalkan
pekerjaannya tersebut karena mertuanya menginginkan dia tinggal di Batu.
Mereka mengikuti prinsip “mangan ora mangan sing penting kumpul”. Bapak
Ngatemun akhirnya memilih menjadi penjual jam tangan bekas di Pasar Batu.
Prinsip hidup “mangan ora mangan sing penting kumpul” telah menjadi tradisi
sehingga baik Abdul Hasim maupun Ngatinah tidak pernah terlintas untuk
merantau ke luar Kota Batu dan mencari pekerjaan yang layak.
Cerita dilanjutkan dengan menceritakan perjalanan hidup saudari-saudari
Iwan. Iwan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ia merupakan anak laki-
laki satu-satunya di keluarganya. Kedudukannya sebagai anak laki-laki satu-
satunya tersebut membuatnya bertekad untuk hidup mandiri dan kelak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
mengentaskan kehidupan keluarganya dari keterbatasan ekonomi yang selalu
menjadi masalah utama di dalam keluarganya tersebut. Ia dan saudari-saudarinya
selalu belajar lebih giat. Kerja keras mereka dalam belajar membuat mereka selalu
berprestasi di sekolah sehingga mereka dapat bersekolah di sekolahan negeri
favorit di Kota Batu. Walaupun biaya sekolahan negeri tidak mahal namun orang
tua Iwan selalu mengalami kesulitan dalam membiayai sekolah anak-anaknya.
Ibunya yang hanya menjadi ibu rumah tangga terkadang harus menggadaikan
barang berharga di rumahnya.
Ketekunan Iwan dan saudari-saudarinya mulai membuahkan hasil. Kedua
kaka Iwan dapat lolos menjadi PNS setelah susah payah kuliah dan berjuang
mendapatkan pekerjaan. Iwan dapat berhasil lolos PMDK di Institut Pertanian
Bogor jurusan Statistika. Kedua adiknya pun mengikuti jejak kesuksesan kakak-
kakaknya. Pengorbanan orang tua mereka dalam membiayai pendidikan mereka
tidak sia-sia.
Setelah lulus dari IPB, Iwan bekerja di pengelolaan data di Nielsen
Jakarta.kerja kerasnya dalam bekerja membuat rekan kerjanya yang bekerja di
New York menawari pekerjaan di sana. Perjalanan karier Iwan di New York pun
berjalan lancar hingga ia dapat menjadi Director Internal Client Management di
perusahaannya bekerja tersebut. Kisah yang penuh nilai-nilai kehidupan ini adalah
bukti dari kerja keras Iwan dan saudari-saudarinya mengentaskan keluarganya
dari kemiskinan melalui pendidikan dan ketekunannya dalam bekerja. Banyak
hal-hal positif dari pengalaman hidup Iwan Setyawan dan novel ini adalah salah
satu caranya berbagi pengalaman hidupnya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
BIODATA PENULIS
Elisabeth Setiyaningsih lahir di Bantul, 18
November 1990. Penulis masuk Sekolah Dasar pada tahun
1997. Pada tahun 2003, penulis terdaftar sebagai siswi di
SMP Kanisius Bambanglipuro. Pada tahun 2006
melanjutkan ke SMA Stella Duce Bantul dan lulus tahun
2009. Sejak tahun 2009 hingga 2013 terdaftar sebagai
sebagai mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis selama menjadi mahasiswi PBSID aktif terlibat dalam kepanitiaan
kegiatan program studi dan kegiatan fakultas, seperti menjadi CO Dampok di
MAKRAB PBSID 2010 dan Dampok di SIMAK 2010. Pada tahun 2013, penulis
berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Masalah Kemiskinan dalam Novel
9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple Karya Iwan
Setyawan: Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI, Semester 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related