pkp revisi draf 1
Post on 02-Dec-2015
56 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan sektor
andalan bagi sebagian rakyat dan sektor penumpu kehidupan perekonomian
bangsa. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi
pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri,
meningkatkan ekspor, meningkatan pendapatan petani, memperluas
kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha.
Pembangunan Pertanian di Indonesia pada saat ini merupakan prioritas utama
dalam menghadapi era globalisasi, yang harus dimanfaatkan menjadi suatu
peluang usaha untuk meningkatkan taraf hidup serta pendapatan masyarakat.
Pemberdayaan sumberdaya manusia merupakan salah satu bentuk
pembangunan. Pada hakikatnya tujuan pembangunan adalah menggerakkan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Pemerintah sedang menggalakkan
program pengembangan bidang pertanian di segala sektor untuk mengubah
pertanian tradisional yang bertumpu kepada pemenuhan kebutuhan keluarga
dan tidak mempunyai upaya pengembangan menjadi usaha komersial yang
berorientasi agribisnis. Dalam pelaksanaannya pembangunan pertanian
menghendaki upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengoptimalkan potensi-
potensi yang ada di masyarakat khususnya masyarakat tani.
Sektor pertanian yang mampu menghadapi perubahan dan tantangan
perlu didukung kualitas sumber daya manusianya, antara lain petani dan
penyuluh pertanian. Upaya meningkatkan kualitas petani dilakukan antara lain
melalui peranan penyuluh. Penyuluh dapat mempengaruhi melalui perannya
sebagai motivator, edukator, dinamisator, organisator, komunikator, dan
penasihat. Berbagai peran tersebut diterapkan oleh penyuluh dengan kadar
yang berbeda, tergantung pada karakteristik/ ciri petani termasuk potensi
wilayahnya. Menghadapi pelaksanaan sistem otonomi daerah yang
mengembangkan pertanian sesuai dengan potensi daerah, maka penyuluh juga
dituntut untuk menyesuaikan diri melalui perannya yang sesuai dengan
kemampuan/ potensi yang dimiliki petani setempat.
Penyuluhan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam pengembangan kualitas
pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya. Sebagai kegiatan pendidikan, penyuluhan pertanian adalah
upaya untuk membantu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi
pelaku utama dan keluarganya, serta pelaku usaha.
Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang dilaksanakan di
Desa Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Pemilihan
tempat ini berdasar keadaan di Desa Popongan memiliki sumberdaya
pertanian yang baik tetapi perlu dibantu dalam pemecahan masalah pengairan
yang terkadang mengganggu kegiatan usahatani para petani. Praktikum ini
diharapkan dapat membantu atau memfasilitasi para petani dalam
memecahkan masalahnya, selain itu dengan paraktikum ini mahasiswa dapat
memiliki pengalaman dalam menyuluh.
B. Tujuan Kegiatan Praktikum
Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang dilaksanakan di
Desa Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar
mempunyai tujuan antara lain :
1. Mahasiswa mampu menggali permasalahan yang dihadapi sasaran/
penerima manfaat penyuluhan.
2. Mahasiswa mampu menetapkan tujuan penyuluhan.
3. Mahasiswa mampu menetapkan metode, teknik, alat bantu, dan alat peraga
penyuluhan yang tepat berdasar kondisi sasaran, sumberdaya penyuluh,
kondisi geografis, dan kebijaksanaan pemerintah (sekaligus penetapan alat
bantu dan alat peraga penyuluhan yang tepat).
4. Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan berdasar prinsip-prinsip
komunikasi yang efektif dengan menerapkan konsep pendidikan orang
dewasa dan pendidikan nonformal.
C. Manfaat Kegiatan Praktikum
Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang dilaksanakan di
Desa Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar
mempunyai manfaat, antara lain:
1. Bagi Petani
a. Petani dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani karena usaha
taninya dapat meningkat setelah diberikan materi penyuluhan.
b. Petani dapat meningkatkan kinerjanya agar mampu meningkatkan
produksi pertaniannya.
c. Petani dapat mengatasi masalah dalam usaha taninya dengan baik dan
benar.
2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian, karena mahasiswa secara langsung dapat
menyuluh dan memperhatikan proses dalam penyuluhan tersebut.
b. Memberikan informasi tentang peran penyuluh pertanian, manajemen
penyuluh, dan memberikan arah pengembangan sumber daya manusia
pertanian setempat.
c. Mempraktekkan atau menerapkan teori-teori yang selama ini telah
dipelajari di bangku perkuliahan.
3. Bagi Pemerintah
a. Pemerintah Desa Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar dapat menggunakan hasil praktikum ini untuk
mendapatkan gambaran tentang peranan penyuluh pertanian di Desa
Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
b. Pemerintah Desa Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar dapat menggunakan hasil praktikum ini untuk
menentukan arah dan bentuk pemberdayaan penyuluh pertanian.
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan pertanian bagian dari sistem pembangunan pertanian yang
merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi
petani beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat
dalam pembangunan pertanian. Dengan demikian, penyuluhan pertanian
adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu
petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu
untuk memperbaiki kehidupan. Sasaran penyuluhan dengan kekuatan sendiri
mampu menolong dirinya sendiri (Soeharto, 2005).
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar. Tujuan penyuluhan tersebut adalah untuk
membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar. Keputusan yang benar dapat membantu dalam
peningkatan kesejahteraan hidup (Van Den Ban dan Hawkins, 2001).
Penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan,
dan sarananya disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan, dan kepentingan, baik
dari sasaran, waktu maupun tempat. Karena sifatnya yang demikian maka
penyuluhan biasa juga disebut pendidikan informil. Penyuluhan biasanya
dilakukan sesuai dengan keadaan penerima manfaat (Suwardi, 2000).
Penyuluhan pertanian sebagai suatu bidang ilmu terapan yang secara
khusus mempelajari teori, prosedur, dan cara-cara yang dapat digunakan untuk
menyampaikan teknologi baru. Teknologi tersebut dapat hasil penelitian, baik
yang mengenai ilmu-ilmu pertanian maupun ilmu-ilmu sosial kepada petani
melalui suatu proses pendidika nonformal. Sehingga dari proses tersebut
mereka mengerti, mau menerima, dan menggunakannya untuk memecahkan
kesukaran-kesukaran yang dihadapinya (Wijiyanto, 2008).
Penyuluhan Pertanian diartikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar
sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya. Tujuannya adalah
agar mereka mampu, sanggup, dan berswadaya memperbaiki/ meningkatkan
usaha taninya. Jika usaha taninya meningkat maka selanjutnya pendapatan dan
kesejahteraannya sendiri serta kesejahteraan masyarakatnya juga akan
meningkat (Soedarsono, 2003).
B. Metode dan Teknik Penyuluhan
1. Metode Penyuluhan
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian
digolongkan menjadi komunikasi langsung (direct communication/face to
face communication), contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa,
obrolan di rumah, telepon/ HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan
pameran dan komunikasi tidak langsung (inderect communication),
contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan
pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan
disampaikan melalui perantara (medium atau media). Berdasarkan jumlah
sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi
pendekatan perorangan, contohnya adalah kunjungan rumah, kunjungan
usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; pendekatan kelompok,
contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata,
temu lapang, temu usaha, dan kursus tani, dan pendekatan massal,
contohnya adalah pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV,
pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan
(folder, leaflet, lipatan, brosur) (Deptan, 2008).
Tujuan pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian untuk
mendorong terjadinya efek/ perubahan perilaku yang sebanyak-banyaknya
dari sasaran. Selain itu juga untuk meningkatkan komunikasi dan
mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan daya anut sasaran
serta untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian
petani. Dengan demikian maka tujuan dari penyuluhan akan tercapai
dengan mudah dan penerima manfaat akan dapat merubah sikap dan
perilakunya ke arah yang lebih baik (Anonima, 2010).
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
beserta keluarganya. Metode dapat dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat
mempermudah penerapan suatu inovasi. Dengan metode penyuluhan,
penyampaian materi penyuluhan dapat dilakukan secara sistematis,
sehingga materi tersebut dapat dimengerti dan diterima sasaran
(Adrianto, 2009).
Pemilihan metode penyuluhan harus berdasarkan pada kemampuan
sasaran. Hal ini karena kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu
berbeda-beda, demikian juga terhadap perkembangan mental mereka,
keadaan lingkungan dan kesempatannya berbeda-beda. Oleh karena itu
perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan pertanian yang berdaya guna
dan berhasil guna (Ari Julianto, 2009).
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
(kelayan) beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak
langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah
penerapan suatu inovasi. Penerapan metode yang tepat kan mempermudah
sasaran menerima materi yang disampaikan. Dalam penggunaan metode
penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan:
teknik komonikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran
(Sumardi, 2003).
2. Teknik Penyuluhan
Metode dan teknik penyuluhan pertanian merupakan cara dan
prosedur yang dilakukan penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada
sasaran. Hal tersebut bertujuan agar terjadi perubahan perilaku sesuai
tujuan yang ingin dicapai. Jika teknik dan metodenya tepet maka tujuan
penyuluhan akan tercapai dengan baik sehingga penyuluhan dapat
dikatakan efektif (Van Den Ban dan Hawkins, 2001).
Tujuan pemilihan teknik penyuluhan pertanian untuk mendorong
terjadinya perubahan perilaku yang sebanyak-banyaknya dari sasaran.
Selain itu, tujuan pemilihan teknik penyuluhan adalah untuk meningkatkan
komunikasi dan mengurangi gangguan komunikasi serta untuk mendorong
munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian petani. Daya anut sasaran
juga dapat ditingkatkan dengan cara atau teknik yang sesuai dengan
kondisi penerima manfaat (Sumardi, 2003).
Teknik yang digunakan dalam menyampaikan penyuluhan merupakan
salah stu hal yang perlu diperhatikan dalam peyuluhan karena dapat
mempengaruhi keefektifan pencapaian tujuan akhir dari penyuluhan.
Teknik penyuluhan yang digunakan oleh kebanyakan penyuluh adalah
dengan teknik dengan demonstrasi cara serta hasil. Hal ini mampu
meningkatkan keberhasilan serta mengatasi hambatan dalam pencapaian
tujuan penyuluhan karena sasaran dapat melihat secara langsung serta
mungkain sekali untuk percaya pada apa yang disuluhkan
(Anonimb, 2010).
Berdasarkan cara penyajian inovasi dalam rangka lebih menjamin
efektivitas hasil komunikasi maka digunakan teknik gabungan berikut: (a)
ceramah, diskusi dan tanya jawab; (b) demonstrasi cara dan demonstrasi
hasil; dan (c) penggunaan alat bantu flipchart dan folder. Penggunaan
teknik gabungan ini cukup efektif, baik dalam mewujudkan komunikasi
dua arah (two-way traffic communication) maupun peningkatan
pemahaman serta kemampuan menerapkan inovasi yang diberikan.
Dengan demikian, para petani akan lebih memahami dan mengerti tentang
cara-cara menerapkan inovasi dalam praktek usahatani mereka
(Suwardi, 2000).
Metode dan teknik penyuluhan dalam kelompok jauh lebih efektif jika
dibandingkan dengan pendekatan massa, karena mempunyai beberapa
keuntungan, sebagai berikut: (a) penyebaran inovasi teknologi dapat
dipantau atau dievaluasi secara baik karena jumlah anggota sasarannya
jelas; (b) diantara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya dapat
saling memberi dan menerima informasi, terutama tentang hal-hal yang
belum jelas; (c) akan terjadi akumulasi modal (fisik maupun non-fisik)
sehingga dapat memperlancar jalannya komunikasi dalam kelompok yang
bersangkutan; (d) antara anggota kelompok dapat dilakukan reward and
punishment system secara efektif dan efisien; dan (e) lebih menghemat
biaya, tenaga dan waktu, tetap akan diperoleh hasil yang jauh lebih baik
(Soedarsono, 2003).
C. Alat Bantu dan Alat Peraga Penyuluhan
1. Alat Bantu Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan merupakan perlengkapan penyuluhan yang
sangat penting untuk membantu kelancaran pelaksanaan penyuluhan. Alat
bantu penyuluhan juga dapat memperjelas materi yang disampaikan agar
mudah diingat dan dipahami oleh masyarakat sasarannya. Tanpa alat bantu
penyuluhan tidak akan berjalan dengan baik karena sasaran akan sulit
memahami materi yang disampaikan (Setiana, 2005).
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat penyuluhan yang diperlukan
oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama
kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Folder merupakan barang cetakan yang
dibagi-bagikan kepada sasaran penyuluhan. Poster merupakan barang
cetakan dengan ukuran relatif besar untuk ditempel di tembok, pohon atau
direntangkan di pinggir atau tengah jalan (Mardikanto dkk, 2005).
Alat bantu penyuluhan dapat berupa kurikulum yaitu merupakan
pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan yang memuat tujuan-
tujuan yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilaksanakan, daftar mata
pelajaran yang akan disampaikan dan rencana evaluasi yang akan
dilaksanakan. Lembar-lembar persiapan penyuluhan, berisi pokok-pokok
kegiatan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
Papan tulis atau papan penempel, ini berguna untuk menjelaskan materi
yang disuluhkan. Alat bantu penyuluhan lainnya yaitu berupa alat tulis,
sarana ruangan, dan projector (Wijiyanto, 2008)
Peranan dari alat bantu penyuluhan pertanian dalam proses belajar
adalah bila dipergunakan memenuhi persyaratan-persyaratannya.
Kemanfaatannya antara lain:
a. Membantu menarik perhatian sasaran untuk beberapa lama dan
menjadikan penyuluhan itu lebih menarik.
b. Membantu penyuluh mengingat detail materi penyuluhannya.
c. Membantu penyuluh menjelaskan materi penyuluhan sedemikian rupa
sehingga menjadi lebih mudah dan cepat mengertinya
(Hegemur, 2008).
Pemahaman sasaran penyuluhan dapat dipermudah dengan alat bantu.
Alat bantu dapat disajikan secara langsung (ditulis dan atau digambar pada
bidang tertentu, dan diletakkan pada tempat-tempat yang dapat dilihat
dengan jelas oleh sasarannya). Alat bantu juga dapat didukung dengan alat
peraga yang sesui dengan keadaan. Alat peraga juga dapat disajikan secara
tidak langsung menggunakan overhead-projector, atau filmstrip projector,
serta video dan TV. Pemilihan alat bantu yang sesuai dengan kondisi
masyarakat sasaran atau yang efektif dan efisien adalah hal yang sangat
penting karena akan membantu tercapainya tujuan penyuluhan yaitu
Meningkatkan efektifitas penyuluhan pertanian. Dengan kata lain
pemilihan alat bantu yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
sasarannya yang akan memperlancar proses belajar dalam penyuluhan atau
terjadi perubahan perilaku pada diri sasarannya (Slamet, 2009).
2. Alat Peraga Penyuluhan
Alat peraga penyuluhan adalah sebagai alat atau benda yang dapat
diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indra manusia. Alat peraga
berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian
yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membentuk proses
belajar mengajar sasaran penyuluhan, agar materi penyuluhan lebih mudah
diterima dan dipahami oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan.
Contoh alat peraga misalnya seperti folder dan poster
(Mardikanto dkk, 2005).
Alat peraga bukan sekedar visual aid tetapi audio visual aid, yaitu
segala sesuatu yang dapat dilihat dan atau didengar. Alat tersebut
berfungsi untuk meragakan dan atau menjelaskan segala sesuatu
pengertian yang disampaikan secara lisan. Alat peraga dapat untuk
memeperlihatkan cara kerja atau bentuk suatu alat yang masih tergolong
baru (Adjid Abdul, 2001).
Penyuluhan merupakan pendidikan non formal dimana sistem
pendidikannya terprogram di luar sekolah sehingga penyuluhan
memerlukan perencanaan yang jelas mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan. Terkait dengan itu, pelaksanaan kegiatan penyuluhan selain
menentukan topik atau materi penyuluhan yang akan diajarkan juga harus
memetapkan alat peraga penyuluhan yang sesuai dengan sasarannya serta
persiapan tentang sarana penyuluhan. Dalam hal ini adalah alat peraga
penyuluhan dan pemilihan alat peraga tersebut guna membantu kelancaran
kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan. Persiapan sarana
penyuluhan terutama alat peraga sangat membantu sasaran dalam
menerima materi yang diajarkan oleh penyuluh. Oleh sebab itu, alat peraga
sangat perlu di dalam penyuluhan. Pemilihan alat peraga ini harus
disesuaikan dengan kondisi masyarakat sasarannya serta alat peraga ini
juga akan mempengaruhi proses belajar dalam penyuluhan tersebut
(Rohman, 2008).
Penggunaan alat peraga dalam penyuluhan pertanian bukan saja
merupakan suatu kebutuhan melainkan suatu keharusan. Beberapa hal
yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan alat peraga antara lain :
banyak konsep dalam bahan pengajaran pertanian yang memerlukan
kesamaan persepsi dari pihak sasaran, sebab bila berbeda-beda maka akan
menimbulkan salah tafsir dan salah tindakan untuk selanjutnya, dalam
studi pertanian terdapat unsur-unsur yang proses bekerjanya sangat lambat
sehingga sulit dilihat dengan mata, misalnya proses tumbuhnya sekumtum
bunga, proses tumbuhnya akar dan sebagainya. Hal-hal seperti itu hanya
dapat dipelajari lebih mudah dengan menggunakan alat peraga yang cocok
untuk itu. Di samping itu, ada pula hal-hal atau kejadian dalam studi
pertanian yang proses kerjanya sangat cepat sehingga memerlukan bantuan
alat peraga untuk mempelajarinya seperti penggunaan film atau film strip
dan lain-lain. Misalnya angin kencang merusak tanaman, serangan hama
belalang yang merusak tanaman dan sebagainya (Sekaran, 2002).
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat peraga di
dalam pelaksanaan penyuluhan adalah, pemilihan alat peraga yang
paling efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku penerima
manfaat, yang diinginkan penyuluhnya. Pengetahuan seperti ini sangat
penting, karena:
1. Tidak semua alat peraga selalu tersedia atau mudah disediakan oleh
penyuluhnya pada sembarang tempat dan waktu.
2. Alat peraga yang mahal tidak selalu merupakan jaminan sebagai alat
peraga yang efektif untuk tujuan perubahan perilaku tertentu.
3. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia banyak alternatif
alat peraga yang dapat digunakan, tetapi dengan tingkat efektivitas dan
tingkat kemahalan yang berbeda
(Sastraatmaja, 2000).
D. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan
pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan
kelestarian sumber daya pertanian, perikanan, dan kehutanan. Materi
penyuluhan, pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin
dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat penerima
manfaatnya. Dengan kata lain, materi penyuluhan adalah pesan yangg ingin
disampaikan dalam proses komunikasi pembangunan (Deptan, 2005).
Segala sesuatu yang disampaikan dalam penyuluhan pertanian disebut
materi penyuluhan pertanian. Menurut bahasa teknis penyuluhan, materi
penyuluhan seringkali disebut sebagai informasi pertanian (suatu data/ bahan
yang diperlukan penyuluh, petani, nelayan, dan masyarakat tani). Materi
penyuluhan harus disesuaikan dengan kondisi sasaran penyuluhan pertanian
(Anonimc, 2010).
Materi pokok penyuluhan pertanian memiliki beberapa klasifikasi.
klasifikasi materi pokok penyuluhan pertanian, antara lain:
1. Teknik pertanian
2. Ekonomi pertanian
3. Manajemen usahatani
4. Dinamika kelompok
5. Politik pertanian
(Ibrahim, 2003)
Sebagai proses pendidikan, setiap kegiatan penyuluhan perlu untuk
merinci ragam pokok bahasan yang akan disuluhkan. Di lain pihak, perlu
untuk selalu diingat bahwa penerima manfaat penyuluhan adalah manusia
yang akan diperbaiki mutu kehidupannya. Karena itu, ragam pokok bahasan
di dalam kegiatan penyuluhan tidak hanya cukup dibatasi kepada hal-hal
yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus dikerjakan, tetapi juga
harus mencakup hal-hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan
kesejahteraan keluarga-nya, dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan
yang harus di hadapi ditengah-tengah masyarakatnya
(Mardikanto dkk, 2005).
Kemampuan penyuluh yang efektif berarti kemampuan menggunakan
keterampilan-keterampilan yang benar-benar tepat sesuai dengan tuntutan
suasana. Untuk dapat mengajarkan keterampilan menyuluh, pengajar perlu
memiliki tingkat kematangan yang tinggi dan kemampuan yang mentap dalam
mengadakan hubungan antar orang. Dari segi pribadinya pengajar hendaknya
memiliki kepribadian yang hangat, terbuka, menerima diri sendiri dan mampu
mengungkapkan (membuka) diri sendiri (Suradisastra, 2006).
Materi yang kami pilih dalam praktikum Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian adalah metode penanaman padi dengan sistem SRI (System Rice
Intensification). Materi yang ada didalamnya adalah keuntungan dalam
menerapkan sistem penanaman padi SRI (System Rice Intensification). Selain
itu, juga dibahas mengenai penanggulangan hama-hama yang menyerang pada
system penanaman padi SRI (System Rice Intensification). Cara-cara yang
digunakan dalam penanganan hama tersebut menggunakan cara tradisional
atau dengan tidak menggunakan bahan kimia agar tidak merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Adjid. 2001. Partisipasi Masyarakat Pedesaaan dalam Penyuluhan Pertanian. Http://ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
Anonimª. 2009. Konsep Dasar Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Http:// pustaka.ut.ac.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
b . 2010. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Http:// www.penyuluhandasar.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
c . 2010. Metode Penyuluhan Pertanian. www.balipost.co.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
Adrianto, Joko. 2009. Filosofi, Defenisi dan Istilah Penyuluhan. Http:// Andrianto. blogspot. com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
Ari Julianto. 2009. Metode Penyuluhan. http://juliantoari.blog.friendster.com/ 2009/09/metode-penyuluhan. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
Deptan. 2005. Penyempurnaan Undang-Undang Penyuluhan. http://deptan.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB.
Departemen Pertanian Indonesia. 2008. Strategi, Metode dan Teknik Penyuluhan. http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 14.00 WIB..
Ibrahim. 2003. Pembangunan Pertanian. Usaha Nasional. Surabaya.
Hegemur, Maria Sofio. 2008. Pentingnya Evaluasi Pertanian. http://one.indoskripsi.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.
L. Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Http:// laluna.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.
Mardikanto, dkk. 2005. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
N.P, Soeharto. 2005. Program Penyuluhan Pertanian ( materi dalam diklat dasar – dasar funsional penyuluh). Http://pkp_soe.blogspot.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 15.00 WIB.
Rohman, Moch Khayatul. 2008. Alat Peraga dalam Dunia Pertanian. www.rohman.tripod.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.
Sastraatmadja, E. 2000. Penyuluhan Pertanian Falsafah, Masalah dan Strategi. Alumni. Bandung.
Slamet Mulyana. 2009. Teori Difusi Inovasi . http://www.wsmulyana. wordpress.com/. Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.
Sekaran. 2002. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. PT Dian Rakyat. Jakarta.
Soedarsono. 2003. Modernisasi Usahatani sebagai Landasan Pembangunan Pertanian. Jurnal BIMAS Vol 4/ IV hal 25-27. Fak. Pertanian-UGM. Yogyakarta.
Sumardi. 2003. Metode Penyuluhan Pertanian. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Suradisastra, Kedi. 2006. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Jurnal Kebijakan Pertanian. Vol 1 No. 3 September 2006.
Suwardi, Herman. 2000. Memperbaiki Sistem Latihan dan Kunjungan. Jurnal Agro Ekonomika Vol. 10/ X hal. 15-24.
Van Den Ban, A.W., dan Hawkins. 2001. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Wijianto, Arip. 2008. Pemilihan Metode dan Teknik Penyuluhan. http://masarip.blogs.friendster.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 17.00 WIB.
top related