pkm diare susut i bangli
Post on 02-Aug-2015
113 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare masih tetap potensial berkembang di Indonesia sebagai masalah kesehatan
masyarakat. Walaupun angka kematian akibat Diare cenderung sudah menurun
(Riskesdas 2007), tetapi kejadian sakit Diare, terutama yang menyerang Balita di
daerah pedesaan, cenderung masih tetap dominan (survei Depkes tahun 2005 dan
2007). Di Bali, sebagian besar Puskesmas masih mencatat Diare sebagai salah satu
dari sepuluh penyakit terbesar. Tingginya kejadian diare perlu diantisipasi dengan
melakukan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Kerjasama lintas
program dan lintas sektor perlu lebih diefektifkan. Pimpinan Puskesmas dan
jejaring didorong menjadi motor penggerak penanggulangan Diare di wilayah kerja
Puskesmas.
Di Bali, prevalensi diare di Kabupaten Bangli menempati urutan tertinggi ke-2.
Prevalensi Diare tertinggi di Bangli bila dibandingkan dengan Kabupaten / kota
lainnya di Bali lebih banyak menyerang kelompok anak yang tidak sekolah sampai
tidak tamat SD.
Puskesmas Susut I yang terletak di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli juga
menghadapi masalah yang sama. Diare dilaporkan dari Puskesmas ini masuk dalam
sepuluh penyakit terbanyak dan dari tahun ke tahun jumlah kasusnya cenderung
meningkat. Tahun 2007-2009, jumlah penderita diare meningkat dari 308 kasus
tahun 2007, 350 kasus tahun 2008, dan 498 kasus pada tahun 2009 (Gambar 1).
Apabila dianalisis berdasarkan kelompok umur distribusi kasus Diare yang
dilaporkan dari Puskesmas Susut I selama tahun 2009 sampai dengan bulan April
2010, nampak kasus kejadian diare terbanyak diderita oleh kelompok Balita seperti
Gambar 2.
Dari 5 desa di wilayah kerja Puskesmas Susut I, Desa Tiga menempati urutan
pertama jumlah kasus diare yaitu 251 atau 37,8% dari total 663 kasus yang tercatat
di Puskesmas ini tahun 2009 – April 2010 (Gambar 3). Desa Tiga terletak di
ketinggian 775 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah 10,90 km2. Desa
Tiga terdiri dari 9 dusun antara lain Dusun Pukuh, Malet Tengah, Malet Kuta
1
Mesir, Kayuambua, Linjong, Tiga Kangin, Temaga, Buungan. Jumlah penduduk
Desa Tiga sebanyak 5.941 yang terdiri dari 3.093 penduduk laki-laki dan 2.848
orang perempuan. Penduduk Desa Tiga terbagi dalam 1.604 kepala keluarga (KK),
dengan jumlah penduduk usia balita sebanyak 526 orang. Adapun jumlah KK yang
memiliki balita sebanyak 449 KK seperti tampak pada Tabel 1.
Gambar 1. Grafik peningkatan jumlah penderita diare dari tahun 2007-2009 di wilayah Puskesmas Susut I.
Gambar 2. Grafik penderita diare di wilayah kerja Puskesmas Susut I 2009-April 2010 sesuai kelompok umur
2
Gambar 3. Grafik desa dengan jumlah penderita diare tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Susut I terlihat Desa Tiga menempati urutan pertama.
Tabel 1. Demografi penduduk Desa Tiga menurut Dusun
No Nama Dusun Jml Pddk
Jml KK
Jml Balita
KK Punya Balita
1 Pukuh 429 116 33 302 Malet Kuta Mesir 333 81 43 393 Malet Tengah 907 259 108 1014 Kayuambua 989 257 56 545 Buungan 905 214 62 596 Linjong 632 179 64 627 Temaga 151 43 20 198 Penglumbaran
Kangin208 59 23 23
9 Tiga Kangin 1.387 396 117 112TOTAL 5.941 1.604 526 449
Dilihat dari data yang ada, menempatkan Desa Tiga menjadi desa dengan risiko
tinggi terjadinya wabah diare. Oleh karena itu, penanggulangan diare di Desa Tiga
memerlukan perhatian khusus dari pihak Puskesmas Susut I.
Dari wawancara yang dilakukan pada sekitar 10 orang ibu balita di Desa Tiga
ditemukan bahwa, 5 orang balita menderita diare, 5 ibu yang kurang mengetahui
tentang penyakit diare dan cara pencegahannya, 4 ibu balita yang tidak memasak
air sebelum diminum, 5 ibu balita tidak mencuci tangan sebelum makan dan
menyuapi anaknya, 3 ibu balita memberi makan anaknya dengan makpakang, 9 ibu
balita membuang sampah dan air limbah sembarangan dan 9 ibu balita tidak
3
membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Didapatkan juga semua ibu
balita yang diwawancarai belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare.
Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, Program Promosi Kesehatan
Masyarakat Puskesmas Susut I sebenarnya menargetkan melakukan 2 kali
penyuluhan dengan topik diare dan cara hidup sehat di masing-masing dusun.
Tetapi kenyataanya, kerjasama ini belum dapat dilaksanakan karena terkendala
sarana-prasarana, anggaran, dan sulitnya mengumpulkan warga.
Berdasarkan hal tersebut, kami bermaksud mengadakan penyuluhan pada ibu-
ibu yang memiliki balita di Dusun Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut,
Kabupaten Bangli, dengan harapan meningkatkan pengetahuan mengenai diare dan
perilaku hidup bersih guna mendukung program Promosi Kesehatan Puskesmas
Susut I.
4
BAB 2
PERENCANAAN PKM DI PUSKESMAS
2.1 Analisa Masalah
A. Penyebab langsung penyakit diare adalah virus, bakteri, dan parasit
B. Perilaku perorangan/masyarakat yang membantu timbul dan menyebarnya
masalah penyakit diare pada balita :
Menggunakan air minum yang belum dimasak.
Tidak mencuci tangan sebelum makan dan menyuapi anak.
Memberi makan anaknya dengan makpakang.
Membuang sampah dan air limbah sembarangan
Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar
C. Kelompok masyarakat yang berperilaku seperti tersebut diatas adalah ibu balita
(pengasuhnya).
D. Latar belakang perilaku yang membantu timbul dan menyebarnya masalah :
Air yang berasal dari sumber air disana dianggap sudah bersih dan terasa
segar.
Kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene.
E. Perilaku perorangan/masyarakat yang diharapkan akan dapat mengurangi timbul
dan menyebarnya masalah :
Menggunakan air minum yang bersih.
Mencuci tangan sebelum makan dan menyuapi anak.
Tidak memberi makan anaknya dengan makpakang.
Membuang sampah pada tempat khusus (lobang atau tong sampah)
Membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar.
F. Kelompok masyarakat yang diharapkan berperilaku seperti tersebut diatas
adalah ibu balita (pengasuhnya).
G. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh masyarakat yang bersangkutan untuk
mengubah perilakunya saat ini menjadi perilaku yang diharapkan :
Taraf pendidikan relatif rendah
Pengaruh kebiasaan yang sudah melekat.
5
H. Hal-hal yang mendorong ke arah terjadinya perubahan perilaku :
Penyuluhan mengenai diare oleh tenaga kesehatan.
2.2 Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran dalam penyuluhan ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita di
Banjar Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Ibu-ibu yang
memiliki balita dipilih sebagai sasaran penyuluhan karena balita lebih rentan
mengalami diare dibandingkan dengan mereka yang berusia diatas lima tahun.
Selain itu ibu balita merupakan orang terdekat yang mengurus bayinya.
2.3 Tujuan Penyuluhan
A. Tujuan Umum
Secara umum penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai diare dan mengubah perilaku ibu-ibu yang memiliki balita di Banjar
Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai
pengertian diare, penyebab, gejala dan akibat diare.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai
pencegahan diare.
3. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai
penanganan diare.
4. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai cara
pembuatan larutan garam gula.
5. Mengubah perilaku ibu balita untuk mencuci tangan sebelum memberi makan
anaknya.
6. Mengubah perilaku ibu balita untuk memasak air sebelum diminum.
7. Mengubah perilaku ibu untuk tidak memberi makan anaknya dengan cara
makpakang.
2.4 Strategi Penyuluhan
6
2.4.1 Persiapan Penyuluhan
Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain: penguasaan
materi penyuluhan, penguasaan cara-cara komunikasi atau penyampaian
pesan dan penggunaan alat peraga. Penguasaan materi penyuluhan dilakukan
dengan cara membaca buku pedoman penanganan diare dan literatur-literatur
yang berkaitan dengan topik penyuluhan. Penguasaan komunikasi dan
penggunaan alat peraga dilakukan dengan membaca pedoman tata cara
penyuluhan, bertanya pada pemegang daerah binaan Dusun Tiga Kangin,
Desa Tiga dan latihan. Persiapan tempat, waktu dan peserta dilakukan dengan
menginformasikan, meminta izin, dan kerja sama dari pihak Puskesmas Susut
I, Kepala Dusun Tiga Kangin, Desa Tiga agar kegiatan penyuluhan dapat
terlaksana dengan baik.
2.4.2 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Adapun pelaksanaan penyuluhan direncanakan sebagai berikut :
1. Pelaksana program dan staf Puskesmas Susut I berkumpul di Puskesmas
pukul 08.30 WITA dan mempersiapkan alat alat yang dibawa ke Br. Tiga
Kangin yaitu berupa LCD, layar, laptop, wireless, mic, alat demostrasi
mencuci tangan dan pembuatan larutan garam gula berupa sabun, garam,
gula, air hangat, gelas belimbing, dan sendok teh.
2. Sesampainya di Br. Tiga Kangin pada pukul 09.00 WITA akan dilanjutkan
dengan persiapan tempat penyuluhan.
3. Penyuluhan akan diselenggarakan dengan mengumpulkan ibu-ibu yang
memiliki balita yang bersamaan dengan dilaksanakannya posyandu dan
arisan PKK Br. Tiga Kangin.
4. Acara penyuluhan akan dimulai sebelum posyandu yaitu pukul 10.00
WITA. Yang diawali dengan perkenalan selama kurang lebih 5 menit
dengan peserta penyuluhan.
5. Kemudian dilakukan pre test dengan cara memberikan kuesioner yang
berisi 10 buah pertanyaan mengenai diare dan cara penanggulangannya.
Waktu yang diberikan untuk pre test selama 10 menit. Dari hasil pre test
ini dapat diketahui sejauh mana pengetahuan peserta mengenai diare.
7
6. Setelah itu dilaksanakan penyuluhan selama 30 menit berupa penyuluhan
sesuai dengan materi penyuluhan. Kami memberikan waktu bagi peserta
untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
7. Acara dilanjutkan dengan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar
dan cara pembuatan larutan garam gula dengan alokasi waktu 15 menit.
Pada saat demonstrasi juga akan diminta 3 orang ibu balita untuk
mempraktikan cara cuci tangan yang benar dan cara pembuatan larutan
garam gula.
8. Selanjutnya dilakukan post test dengan cara menjawab kuesioner yang
sama dengan kuesioner pre test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan peserta tentang materi yang disampaikan setelah
penyuluhan.
9. Setelah post test dilakukan pengundian door price dan dilanjutkan dengan
acara posyandu.
2.5 Isi Penyuluhan
1. Pengetahuan tentang penyebab, gejala-gejala, penyebaran, akibat serta upaya
dan pencegahan penyakit diare.
2. Pengetahuan tentang cara-cara pembuangan sampah yang baik, dan akibat-akibat
dari cara pembuangan sampah sembarangan.
3. Pengetahuan tentang ciri-ciri air bersih, akibat penggunaan air tidak bersih dan
tidak dimasak.
4. Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada diare.
5. Demonstrasi cara mencuci tangan yang benar dan pembuatan larutan garam
gula.
2.6 Metoda dan Tempat Penyuluhan
Metoda yang digunakan adalah ceramah tanya jawab dan demonstrasi. Metoda
ceramah tanya jawab dipilih karena bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
ibu-ibu mengenai diare. Selain itu metode ini dipilih karena mudah untuk
diselenggarakan, dapat mencakup kelompok besar atau kecil, dan banyak orang
lebih mudah mengerti dengan mendengarkan daripada membaca. Sementara
metoda demonstrasi dipilih karena bertujuan mengubah perilaku ibu-ibu balita serta
8
memiliki keuntungan lebih meyakinkan publik dan menggunakan alat atau model
sesungguhnya. Penyuluhan dilaksanakan di Bale Banjar Tiga Kangin, Desa Tiga
Kecamatan Susut.
2.7 Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan adalah power point dan leaflet. Media ini dipilih
karena lebih mudah dibuat, waktu untuk membuatnya tidak banyak, dapat mencapai
orang banyak dan isi pokok pembicaraan dapat disiapkan sebelumnya serta urutan
penyajiannya dapat diatur.
2.8 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Tanggal : 18 Juli 2010
Waktu : pukul 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Balai banjar Br. Tiga Kangin, Desa Tiga
2.10 Rencana Evaluasi
Evaluasi penyuluhan dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan berikut ini :
Input :
1. Man : mahasiswa KKM yang bertugas di Puskesmas Susut I yang sudah
menguasai materi tentang diare.
2. Minute : acara berlangsung tepat pukul 10.00 WITA dan selesai pukul 12.00
WITA.
3. Market : minimal dihadiri oleh 30 orang ibu-ibu balita.
4. Material : alat dan bahan ceramah serta peragaan sudah siap 1 jam sebelum
penyuluhan dimulai.
5. Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan maksimal Rp
100.000,00.
6. Method : sudah menguasai cara memberikan ceramah tanya jawab dan
demonstrasi.
Proses :
1. Peserta dengan antusias mendengarkan ceramah
Indikatornya : peserta tidak mengantuk, tidak ribut/mengobrol, dan tidak
pulang
9
2. Peserta aktif bertanya
Indikatornya : minimal terdapat 5 pertanyaan dari peserta
3. Peserta aktif berperan serta
Indikatornya : terdapat 3 orang ibu-ibu yang mau mendemonstrasikan cara cuci
tangan yang benar dan cara membuat larutan garam gula.
Output :
1. Meningkatnya pengetahuan peserta tentang diare dan penanggulangannya
dilihat dari adanya peningkatan nilai post test dibandingkan nilai pre test.
Waktu dan Pelaksana Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi dilakukan selama sebelum, selama dan segera setelah penyuluhan selesai
dan dilakukan oleh mahasiswa KKM sebagai pelaksana program.
10
BAB 3
PELAKSANAAN PKM
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18 Juli 2010 pukul 10.00-12.30
WITA yang bertempat di balai banjar Br. Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan
Susut, Kabupaten Bangli. Waktu pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan
pelaksanaan Posyandu dan arisan ibu-ibu PKK Dusun Tiga Kangin.
3.2 Peserta
Peserta yang hadir adalah ibu-ibu yang memiliki balita dan PKK Banjar Tiga
Kangin, Desa Tiga yang berjumlah 61 orang
3.3 Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan menyampaikan materi mengenai diare, demonstrasi
cara pembuatan larutan gula garam, dan demonstrasi cara mencuci tangan yang
benar yang dibawakan oleh mahasiswa KKM secara bergiliran.
3.4 Proses Kegiatan
Ijin kegiatan penyuluhan, didapatkan dari dr. I Nyoman Arnatha selaku Kepala
Puskesmas Susut I, Ibu Tri Sukarso Marsiadewi selaku Koordinator Bidang PKM,
Kepala Desa Tiga serta Kepala Dusun Tiga Kangin.
Dalam rangka pelaksanaan penyuluhan, mahasiswa KKM bekerja sama dengan
kader dalam mempersiapkan tempat pelaksanaan penyuluhan. Mahasiswa KKM
tiba di Bale Banjar Tiga Kangin pukul 08.45 WITA. Mahasiswa KKM dibantu
kader kemudian mempersiapkan layar, LCD, dan laptop yang akan digunakan
untuk melakukan penyuluhan. Tempat pelaksanaan penyuluhan telah siap pada
pukul 09.00 WITA. Ibu-ibu balita pun mulai datang berkumpul, hingga tepat pada
pukul 10.00 WITA acara penyuluhan dimulai. Sebelum acara dimulai juga
dilakukan pembagian leaflet diare kepada para ibu balita. Untuk lebih menarik
perhatian para peserta sebelum acara penyuluhan dimulai, salah satu mahasiswa
KKM menyumbangkan karaoke sebuah lagu Bali. Tampak para peserta sangat
11
tertarik dengan pertunjukkan tersebut, terbukti dengan beberapa peserta yang ikut
menyanyi bersama.
Acara penyuluhan kemudian dimulai dengan perkenalan dari mahasiswa KKM
dan pemegang Program PKM Puskesmas Susut I selama 5 menit. Setelah itu acara
dimulai dengan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai diare kepada para
peserta untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta mengenai materi
penyuluhan. Lalu acara dilanjutkan dengan penyuluhan kurang lebih selama 1 jam
karena di sela-sela penyuluhan juga diberikan kesempatan kepada para peserta
untuk bertanya hal yang belum dimengerti. Penyuluhan dilakukan dengan metode
ceramah tanya jawab dengan media power point. Tampak para peserta sangat
antusias, terlihat peserta mengajukan beberapa pertanyaan seputar materi
penyuluhan. Bagi peserta yang mau bertanya kemudian diberikan sebuah hadiah.
Acara penyuluhan berlangsung menyenangkan, karena di sela-sela penyuluhan
beberapa kali di mahasiswa KKM memberikan lelucon yang membuat para peserta
tertawa. Setelah penyuluhan selesai, kembali ditanyakan beberapa soal tentang
materi penyuluhan kepada peserta, terlihat peserta mampu menjawab pertanyaan
dibandingkan sebelum penyuluhan.
Setelah acara penyuluhan selesai kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi
pembuatan larutan gula garam. Acara ini diawali dengan demonstrasi yang
dilakukan oleh mahasiswa KKM. Kemudian beberapa peserta diminta untuk
memperagakan cara pembuatan larutan garam gula. Terlihat ibu-ibu sangat
antusias, tampak beberapa ibu langsung mengajukan diri untuk melakukan
peragaan. Bahkan peragaan juga dilakukan oleh seorang anak perempuan kelas 2
SD yang semakin memeriahkan acara. Setelah demonstrasi pembuatan larutan
garam gula, acara kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi cara mencuci tangan
yang benar. Sama halnya seperti demonstrasi sebelumnya, tampak ibu-ibu berebut
untuk dapat menjadi peraga mencuci tangan yang benar. Kemudian para peserta
yang terpilih sebagai peraga diberikan kenang-kenangan berupa sebuah hadiah.
Setelah acara demonstrasi diatas dilakukan pembagian MP-ASI kepada seluruh
ibu balita yang datang. MP-ASI ini diperoleh dari hasil kerjasama dengan program
gizi Puskesmas Susut I. Akhirnya acara ditutup dengan ucapan terima kasih.
Setelah acara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan acara Posyandu dan arisan PKK.
12
BAB 4
EVALUASI KEGIATAN
4.1 Evaluasi Input
Evaluasi input dilakukan sebelum, selama, dan setelah acara penyuluhan meliputi
beberapa aspek penilaian seperti tampak pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Evaluasi Input
No. Target Pencapaian1 Man : Mahasiswa KKM yang sudah
menguasai materi tentang diareMan : Mahasiswa KKM yang sudah menguasai materi tentang diare
2 Minute : acara berlangsung tepat pukul 10.00 – 12.00 WITA
Minute : acara berlangsung tepat pukul 10.00-12.30 WITA karena peserta antusias bertanya.
3 Market : minimal dihadiri oleh 30 orang ibu-ibu balita.
Market : acara dihadiri oleh 61 orang ibu-ibu balita.
4 Material : alat dan bahan ceramah serta peragaan sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan dimulai.
Material : alat dan bahan ceramah serta peragaan sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan dimulai.
5 Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan maksimal Rp 100.000,00.
Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan sejumlah Rp 75.000,00
6 Method : sudah menguasai cara memberikan ceramah tanya jawab dan demonstrasi.
Method : sudah menguasai cara memberikan ceramah tanya jawab dan demonstrasi.
Berdasarkan hasil evaluasi input diatas didapatkan kegiatan PKM berhasil
mencapai target dengan baik. Hal ini menunjukkan proses perencanaan kegiatan
KKM sudah berlangsung dengan baik.
4.2 Evaluasi Proses
Evaluasi proses dilakukan dengan melihat 3 indikator yaitu : antusiasme peserta
mendengarkan ceramah, peserta aktif bertanya dan peserta aktif dalam demonstrasi.
Pada pelaksanaan kegiatan didapatkan peserta mengikuti acara dengan antusias,
terbukti dari tidak ada peserta yang pulang, mengobrol, dan mengantuk. Peserta
berinteraksi dengan baik dengan pemberi materi, terbukti suasana menjadi penuh
tawa ketika pemberi materi melemparkan lelucon dan melibatkan peserta. Peserta
13
juga aktif bertanya, dilihat dari beberapa pertanyaan yang ada yaitu 1) Saiapa yang
paling sering terkena diare ?, 2) Kapan balita saya harus dibawa ke puskesmas jika
diare ?, 3) Berapa kali oralit diberikan dalam 1 hari ?, 4) Kalau tidak boleh
makpakang, cara memberi makannya bagaimana ?, 5) Apakah air yang dipakai
membuat larutan garam gula harus hangat ?. Peserta juga aktif berpartisipasi dalam
demonstrasi cara mencuci tangan yang benar dan cara pembuatan larutan garam
gula, terlihat ada 3 ibu mendemonstrasikan pembuatan larutan garam gula dan 1
orang ibu mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.
Berdasarkan evaluasi proses diatas, disimpulkan bahwa proses penyuluhan telah
berjalan sesuai yang diharapkan.
4.3 Evaluasi Output
Evaluasi output dengan menggunakan kuisioner pre dan post test gagal
dilaksanakan karena situasi yang tidak mendukung. Oleh karena itu evaluasi output
dilakukan dengan melakukan tanya jawab sebelum dan setelah penyuluhan kepada
beberapa ibu balita. Melalui proses tersebut diketahui telah terjadi peningkatan
pengetahuan ibu balita mengenai diare dan penanggulangannya dibandingkan
sebelum penyuluhan.
4.4 Hambatan PKM
Hambatan pada pelaksanaan penyuluhan adalah situasi yang kurang mendukung
pelaksanaan pre dan post test. Kondisi penyuluhan yang dilakukan di bale banjar
bersamaan dengan posyandu tidak memungkinkan dilakukan pre dan post test.
Selain itu juga terdapat kesulitan mencari air mengalir untuk pelaksanaan
demonstrasi mencuci tangan yang benar karena air di banjar tidak mengalir.
Kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan demonstrasi menggunakan
baskom dan gayung untuk mengalirkan air.
4.5 Manfaat PKM
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PKM ini dapt dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Memberikan kesempatan untuk latihan penyuluhan kepada mahasiswa KKM
dan melatih teknik komunikasi dengan masyarakat.
2. Membantu program PKM Puskesmas Susut I dalam melaksanakan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai diare, serta membantu program Gizi Puskesmas
14
Susut I dalam mendistribusikan MP-ASI kepada ibu-ibu balita di Dusun Tiga
Kangin.
3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat Dusun Tiga Kangin mengenai diare dan
cara pencegahannya, yang diharapkan akan diikuti dengan perubahan perilaku
ibu balita di Dusun Tiga Kangin.
15
top related