pio
Post on 05-Mar-2016
26 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 1/13
PIO
I. Defnisi Inormasi Obat
Ada berbagai macam defnisi dari inormasi obat, tetapi pada umumnya
maksud dan intinya sama saja. Salah satu defnisinya adalah, inormasi obat
adalah setiap data atau pengetahuan objekti, diuraikan secara ilmiah dan
terdokumentasi mencangkup armakologi, toksikologi, dan armakoterapiobat. Inormasi obat mencangkup, tetapi tidak terbatas pada pengetahuan
seperti nama kimia, struktur dan siat-siat, identifkasi, indikasi diagnostik
atau indikasi terapi, mekanisme kerja, waktu mulai kerja dan durasi kerja,
dosis dan jadwal pemberian, dosis yang direkomendasikan, absorpsi,
metabolisme detoksifkasi, ekskresi, eek samping danreaksi merugikan,
kontraindikasi, interaksi, harga, keuntungan, tanda, gejala dan pengobatan
toksisitas, efkasi klinik, data komparati, data klinik, data penggunaan obat,
dan setiap inormasi lainnyayang berguna dalam diagnosis dan pengobatan
pasien (Siregar, !!"#.
$efnisi pelayanan inormasi obat adalah% pengumpulan, pengkajian,
penge&aluasian, pengindeksan, pengorganisasian, penyimpanan,
peringkasan, pendistribusia, penyebaran serta penyampaian inormasi
tentang obat dalam berbagai bentuk dan berbagai metode kepada pengguna
nyata dan yang mungkin (Siregar, !!"#.
II. Sasaran Inormasi Obat
'ang dimaksud dengan sasaran inormasi obat adalah orang, lembaga,
kelompok orang, kepanitiaan, penerima inormasi obat, seperti yang tertera
dibawah ini%
a. $okter
$alam proses penggunaan obat, pada tahap penetapan pilihan obat
serta regimennya untuk seorang pasien tertentu, dokter memerlukan
inormasi dari apoteker agar ia dapat membuat keputusan yang rasional.
Inormasi obat diberikan langsung oleh apoteker, menjawab pertanyaan
dokter melalui telepon atau sewaktu apoteker menyertai tim medis dalam
kunjungan ke ruang perawatan pasiean atau dalam konerensi sta medis
(Siregar, !!"#.
b. erawat
$alam tahap penyampaian atau distribusi oabt kepada )* dalam
rangkaian proses penggunaan obat, apoteker memberikan inormasi obat
tentang berbagai aspek oabt pasien, terutama tentang pemberian obat.
erawat adalah proesional kesehatan yaang paling banyak berhubungan
dengan pasien karena itu, perawatlah yang pada umumnya yang pertama
mengamati reaksi obat merugikan atau mendengar keluhan mereka.
Apoteker adalah yang paling siap, berungsi sebai sumber inormasi bagi
perawat. Inormasi yang dibutuhkan perawat pada umumnya harus praktis,
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 2/13
seera, dan ringkas, misalnya rekuensi pemberian dosis, metode pemberian
obat, eek samping yang mungkin, penyimpanan obat, inkompatibilitas
campuran sediaan intra&ena, dll (Siregar, !!"#.
c. asien
Inormasi yang dibutuhkan pasien, pada umumnya adalah inormasi
praktis dan kurang ilmiah dibandingkan dengan inormasi yang dibutuhkanproesional kesehatan. Inormasi obat untuk )* diberikan apoteker sewaktu
menyertai kunjungan tim medik ke ruang pasien% sedangkan untuk pasien
rawat jalan, inormasi diberikan sewaktu penyerahan obatnya. Inormasi obat
untuk pasien pada umumya mencangkup cara penggunaan obat, jangka
waktu penggunaan, pengaruh makanan pada obat, penggunaan obat bebas
dikaitkan dengan resep obat, dan sebagainya (Siregar, !!"#.
d. Apoteker
Setiap apoteker suatu rumah sakit masing-msaing mempunyai tugas
atau ungsi tertentu, sesuai dengan pendalaman pengetahuan pada bidang
tertentu. Apoteker yang langsung berinteraksi dengan proesional kesehatandan pasien, seing menerima pertanyaan mengenai inormasi obat dan
pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya dengan segera, diajukan kepada
sejawat apoteker yang lebih mendalami pengetahuan inormasi obat.
Apoteker apotek dapat meminta bantuan inormasi obat dari sejawat di
rumah sakit (Siregar, !!"#.
e. +elompok, *im, +epanitiaan, dan eneliti
Selain kepada perorangan, apoteker juga memberikan inormasi obat
kepada kelompok proesional kesehatan, misalnya mahasiswa, masyarakat,
peneliti, dan kepanitiaan yang berhubungan dengan obat. +epanitiaan di
rumah sakit yang memerlukan inormasi obat antara lain, panitia armasi dan
terapi, panitia e&aluasi penggunaan obat, panitia sistem pemantauan
kesalahan obat, panitia sistem pemantauan dan pelaporan reaksi obat
merugikan, tim pengkaji penggunaan oabt retrospekti, tim program
pendidikan in-service dan sebagainya (Siregar, !!"#.
III. Ruang Lingkup Pelayanan Inormasi Obat
)uang lingkup jenis pelayanan inormasi rumah sakitdi suatu rumah sakit,
antara lain
a. elayanan inormasi obat untuk menjawab pertanyaan
b. elayanan inormasi obat untuk mendukung kegiatan panitia armasi dan
terapi
c. elayanan inormasi obat dalam bentuk publikasi
d. elayanan inormasi obat untuk edukasi
e. elayanan inormasi obat untuk e&aluasi penggunaan obat
. elayanan inormasi obat dalam studi obat in&estigasi
(Siregar, !!"#
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 3/13
IV. Strategi Pencarian Inormasi Secara Sistemik
roses menjawab pertanyaan yang diuraikan dibawah ini adalah suatu
pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh apoteker di rumah sakit./
a. 0engetahui pertanyaan sebenarnya
0enetapkan inormasi obat sebenarnya yang dibuthkan penanyaadalah langkah pertama dalam menjawab suatu pertanyaan. 1al ini dapat
dilakukan dengan menggolongkan jenis penaya, seperti dokter, apoteker,
perawat, dan sebagainya, serta inormasi latar belakang yang perlu (Siregar,
!!"#.
enggolongan penanya dapat dilakukan secara otomatis jika penanya
memperkenalkan dirinya, tetapi kadang-kadang apoteker harus
menanyakan, terutama jika berkomunikasi melalui telepon. $engan
mengetahui jenis penanya, akan membantu apoteker dalam memberikan
jawaban yang benar-benar ia perlukan (Siregar, !!"#.
b. 0engumpulkan data khusus pasienApabila pertanyaan melibatkan seorang pasien, adalah penting untuk
memperoleh inormasi latar belakang tentang pasien sebelum menjawab
suatu pertanyaan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pertanyaan. 2mur,
bobot, jenis kelamin biasanya diperlukan. +ekhususan tentang kondisi medis
pasien seperti diagnosis sekarang, ungsi ginjal dan hati, sering diperlukan.
$alam beberapa kasus diperlukan juga sejarah obat yang lengkap (Siregar,
!!"#.
entingnya pengambilan sejarah obat pasien telah benar-benar
dimengerti oleh dokter dan perawat. Apoteker harus memiliki keterampilan
dalam pengambilan sejarah obat berdasarkan dua alasan dari sudut pandang
penyediaan inormasi obat, yaitu
- 2ntuk memberi apoteker pengertian yang lebih baik tentang permintaan
inormasi sebenarnya dengan keadaan permintaan, agar apoteker dapat
mencari dan menyediakan jawaban.
- 2ntuk memungkinkan apoteker menyajikan jawaban yang lebih berguna
dan sesuai untuk keadaan klinik tertentu
(Siregar, !!"#
c. encarian secara sistemik
ada dasarnya, dalam suatu pencarian sistemik, apoteker harus
berusaha memperoleh jawaban dalam reerensi acuan tersier terlebih
dahulu. 3awaban biasanya dapat diperoleh, tetapi jika jawaban tidak dapat,
apoteker bergerak ke langkah berikutnya (Siregar, !!"#.
encarian inormasi secara sistematik dapat meminimalkan
kesempatan melalaikan sumber penting dan kehilangan perspekti. 0asalah
ini dapat terjadi terutama pada apoteker tanpa pengalaman praktid atau
tanpa ketrampilan klinik lanjutan. *anpa menghiraukan pengalaman,
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 4/13
biasanya apoteker dapat memperoleh manaat dari membaca pendahuluan
atau latar belakang persiapan, terutama jika apoteker tidak memahami
pertanyaan (Siregar, !!"#.
V. Metode Mena!ab Pertanyaan Inormasi
ada umumnya, ada dua jenis metode utama untuk menjawabpertanyaan inormasi, yaitu komunikasi lisan dan tertulis. Apoteker, perlu
memutuskan kapan suatu jenis dari metode itu digunakan untuk menjawab
lebih tepat daripada yang lain. $alam banyak situasi klinik, jawaban oral
biasanya diikuti dengan jawaban tertulis.
a. 3awaban tertulis
3awaban tertulis merupakan dokumentasi inormasi tertentu yang
diberikan kepada penanya dan menjadi suatu rekaman ormal untuk
penanya dan responden. +euntungan dari ormat tertulis adalah
memungkinkan penanya untuk membaca ulang inormasi jawaban tersebut
dan secara pelan-pelan mengintepretasikan jawaban tersebut. +omunikasitertulis juga memungkinkan apoteker untuk menerangkan sebanyak
mungkin inormasi dalam keadaan yang diinginkan tanpa didesak penanya.
3awaban tertulis dapat mengakomodasi tabel, grafk, dan peta untuk
memperlihatkan data secara &isual (Siregar, !!"#.
b. 3awaban lisan (oral#
Setelah ditetapkan bahwa jawaban lisan adalah tepat, apoteker perlu
memutuskan jenis metode jawaban lisan yang digunakan. Ada dua jenis
metode menjawab secara lisan, yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi
telepon. +omunikasi tatap muka lebih disukai, jika apoteker mempunyai
waktu dan kesempatan untuk mendiskusikan temuan inormasiobat dengan
penanya (Siregar, !!"#.
VI. "indak Lanut "er#adap $a!aban Inormasi Obat
Apabila mungkin, tindak lanjut perlu diadakan untuk jenis pertanyaan
tertentu, terutama yang berkaitan langsung dengan perawatan sien.
0isalnya, apoteker ditelpon tentang seorang pasien yang mengalami reaksi
obat merugikan terhadap suatu obat tertentum dan dokter menyakan suatu
terapi alternati. Seteleh pencarian pustakan secara sistematik, apoteker
membuatkan rekomendasi. Apoteker menggunakan kesempatan ini
mendatangi pasien, untuk mmelihat respon pasien terhadap rekomendasinya
itu. *indak lanjut yang konsisten untuk jenis itu, akan meningkatkan interaksi
dengan proesional kesehatan lainnya yang dapat mempromosikan
partisipasi apooteker dalam perawatan pasien langsung termasuk kunjungan
klinik ke ruang pasien (Siregar, !!"#.
VII. Prioritas %ntuk Permintaan Inormasi Obat
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 5/13
Sasaran utama pelayanan inormasi obat adalah penyempurnaan
perawatan pasien melalui terapi obat yang rasional. 4leh karena itu, prioritas
harus diberikan kepada permintaan inormasi obat yang paling
memoengaruhi secara langsung pada perawatan pasien. prioritas untuk
permintaan inormasi obat diurutkan sebagai berikut
a. enanganan5pengobatan darurat pasien dalam situasi hidup atau matib. engobatan pasien rawat tinggal dengan masalah terapi obat khusus
c. engobatan pasien ambulatori dengan masalah terapi obat khusus
d. 6antuan kepada sta proesiional kesehatan untuk penyelaesaian
tanggung jawab mereka
e. +eperluan dari berbagai ungsi 7*
. 6erbagai proyek penelitian yang melibatkan penggunaan obat
(Siregar, !!"#
Adapun simulasi pelayanan inormasi obat adalah penanya berada di
ruang I4, petugas mengisi ormulir mengenai klasifkasi, nama penanya dan
pertanyaan yang ditanyakan, setelah itu petugas menanyakan tentang
inormasi latar belakang penyakit mulai muncul, petugas melakukan
penelusuran sumber data dengan mengumpulkan data yang ada kemudian
data die&aluasi. 7ormulir jawaban didokumentasikan oleh petugas lalu
kemudian dikomunikasikan kepada penanya. Inormasi yang
dikomunikasikan petugas kepada penanya akan menimbulkan umpan balik
atau respon penanya (3uliantini dan 8idayati, 9::;#.
iregar, <harles. !!;. 7armasi +linik, *eori dan enerapan. 3akarta =<>
S"&'D&R" OP(R&"I') PRO*(D%R(Pelayanan Inormasi Obat +PIO,
a. Defnisi0enurut keputusan 0enkes )I ?o. 99:@50=?+=S5S+55!!"
I4 merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
memberi inormasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, proesi kesehatan lainnya dan pasien.
b. "uuan9. 0enyediakan inormasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan
di lingkungan rumah sakit.
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 6/13
. 0enyediakan inormasi untuk membuat kebijakan-kebijakan
yang berhubungan dengan obat, terutama bagi anitia5+omite 7armasi dan
*erapi.
B. 0eningkatkan proesionalisme apoteker.
". 0enunjang terapi obat yang rasional (Anonim, !!"#
c. Sasaran Inormasi Obat9. asien atau keluarga pasien
. *enaga kesehatan dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan,
asisten apoteker, dan lain-lain
B. ihak lain manajemen, tim5kepanitiaan klinik, dan lain-lain (Anonim,!!;#
d. -aktoraktor yang perlu diper#atikan9. Sumber inormasi obat
. *empat B. *enaga
". erlengkapane. /egiatan PIO+egiatan I4 berupa penyediaan dan pemberian inormasi obat
yang bersiat akti atau pasi. elayanan bersiat akti apabila apoteker
pelayanan inormasi obat memberika inormasi obat dengan tidak menunggu
pertanyaan melainkan secara akti memberikan inormasi obat, misalnya
penerbitan buletin, brosur, leaCet, seminar dan sebagainya. elayanan
bersiat pasi apabila apoteker pelayanan inormasi obat memberikan
inormasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima (Anonim,
!!;#.
0enjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya
merupakankegiatan rutin suatu pelayanan inormasi obat. ertanyaan yangmasuk dapatdisampaikan secara &erbal (melalui telepon, tatap muka# atau
tertulis (surat melalui pos, aksimili atau e-mail#. ertanyaan mengenai obat
dapat ber&ariasi dari yang sederhana sampai yang bersiat urgen dan
kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta e&aluai secara
seksama .
. Langka#langka# sistematis pemberian inormasi obat ole#petugas PIO
9. enerimaan permintaan Inormasi 4bat mencatat data permintaan
inormasi dan mengkategorikan permasalahan aspek armasetik(identifkasi obat, perhitungan armasi, stabilitas dan toksisitas obat#,ketersediaan obat, harga obat,eek samping obat, dosis obat, interaksi obat,
armakokinetik, armakodinamik, aspek armakoterapi, keracunan,perundang-undangan.
. 0engumpulkan latar belakang masalah yang ditanyakan menanyakanlebih dalamtentang karakteristik pasien dan menanyakan apakah sudah
diusahakan mencari inormasi sebelumnya
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 7/13
B. enelusuran sumber data rujukan umum, rujukan sekunder dan bila
perlu rujukan primer.
". 7ormulasikan jawaban sesuai dengan permintaan jawaban jelas, lengkap
dan benar, jawaban dapat dicari kembali pada rujukan asal dan tidak
bolehmemasukkan pendapat pribadi.
D. emantauan dan *indak Eanjut menanyakan kembali kepadapenanya manaat inormasi yang telah diberikan baik lisan maupun tertulis
(3uliantini dan 8idayati, 9::;#. Eangkah-langkah sistematis tersebut dapat di
gambarkan pada gambar 9
)ambar 0. &lur mena!ab pertanyaan dalam pelayanan inormasiobat
>ambar 9 dapat dijelaskan bahwa penanya berada di ruang I4,
petugas mengisi ormulir mengenai klasifkasi, nama penanya dan
pertanyaan yang ditanyakan, setelah itu petugas menanyakan tentang
inormasi latar belakang penyakit mulai muncul, petugas melakukan
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 8/13
penelusuran sumber data dengan mengumpulkan data yang ada kemudian
data die&aluasi. 7ormulir jawaban didokumentasikan oleh petugas baru
kemudian dikomunikasikan kepada penanya. Inormasi yang
dikomunikasikan petugas apotek kepada penanya akan menimbulkan umpan
balik atau respon penanya.
g. Prosedur penanganan pertanyaan9# 0enerima pertanyaan
# Identifkasi penanya
B# Identifkasi masalah
"# 0enerima permintaan inormasiD# Inormasi latar belakang penanya
;# *ujuan permintaan inormasi@# enelusuran pustaka dan memormulasikan jawaban
F# 0enyampaikan inormasi kepada pihak lain:# 0anaatkan inormasi
9!# ublikasi99# 0endukung anitia +omite 7armasi dan *erapi (Anonim, !!;#.
#. Sumber inormasi obat9# Sumber daya, meliputi
a# *enaga kesehatan
$okter, apoteker, dokter gigi, perawat, tenaga kesehatan lain.
b# ustaka
*erdiri dari majalah ilmiah, buku teks, laporan penelitian dan
7armakope.
c# Sarana
7asilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, dan perpustakaan.
d# rasaranaIndustri armasi, 6adan 40, usat inormasi obat, endidikan tinggi armasi,
4rganisasi proesi (dokter, apoteker, dan lain-lain#.
# ustaka sebagai sumber inormasi obat, digolongkan dalam B
(tiga# kategori
a# ustaka primer
Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, inormasi yang terdapat
didalamnya berupa hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.<ontoh pustaka primer
(9#. Eaporan hasil penelitian
(#. Eaporan kasus(B#. Studi e&aluati ("#. Eaporan deskripti
b# ustaka sekunder6erupa sistem indeks yang umumnya berisi kumpulan abstrak dari berbagai
kumpulan artikel jurnal. Sumber inormasi sekunder sangat membantu dalamproses pencarian inormasi yang terdapat dalam sumber inormasi
primer. Sumber inormasi ini dibuat dalam berbagai data base,
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 9/13
contoh medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi
obat, International Pharmaceutikal Abstract yang berisi abstrak penelitian
kearmasian.
c# ustaka tersier
6erupa buku teks atau data base, kajian artikel, kompendia dan pedoman
praktis. ustaka tersier umumnya berupa buku reerensi yang berisi materiyang umum, lengkap dan mudah dipahami (Anonim,!!;#. 0enurut undang-
undang ?o.B tahun 9:: tentang kesehatan, pasal DB ayat menyatakan
bahwa Standar proesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan proesi secara baik. *enaga kesehatan yangberhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat, dalam melaksanakan
tugasnya harus menghormati hak pasien. 'ang dimaksud dengan hak pasienantara lain ialah hak inormasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas
rahasia kedokteran, dan hak atas pendapat kedua.
i. Dokumentasi
Setelah terjadi interaksi antara penanya dan pemberi jawaban,maka kegiatan tersebut harus didokumentasikan 0anaat dokumentasi
adalah 9# 0engingatkan apoteker tentang inormasi pendukung yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan dengan lengkap.
# Sumber inormasi apabila ada pertanyaan serupa
B# <atatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
"# 0edia pelatihan tenaga armasi
D# 6asis data penelitian, analisis, e&aluasi, dan perencanaan layanan.
;# 6ahan audit dalam melaksanakan Quality Assurance dari
pelayanan inormasi obat (Anonim,!!;#.
. (1aluasi kegiatan=&aluasi ini digunakan untuk menilai atau mengukur
keberhasilan pelayanan inormasi obat itu sendiri dengan cara
membandingkan tingkatkeberhasilan sebelum dan sesudah dilaksanakan
pelayanan inormasi obat (Anonim, !!;#.
2ntuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan pelayanan
inormasi obat, indikator yang dapat digunakan antara lain 9# 0eningkatkan jumlah pertanyaan yang diajukan.
# 0enurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab.
B# 0eningkatnya kualitas kinerja pelayanan."# 0eningkatnya jumlah produk yang dihasilkan (leCet, buletin, ceramah#.
D# 0eningkatnya pertanyaan berdasarkan jenis pertanyaan dan tingkat kesulitan.
;# 0enurunnya keluhan atas pelayanan (Anonim, !!;#.
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 10/13
Mengetahui definisi Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan ruang lingkup pekerjaan PIO
Kemenkes no 1197 tahun 2004 BAB VI mendefinisikan PIO sebagai kegiatan pelaanan ang
dilakukan oleh apoteke! untuk membe!ikan info!masi se"a!a aku!at# tidak bias# dan te!kini baik kepada
dokte!# apoteke!# pe!a$at# p!ofesi kesehatan lainna dan pasien %1&' Kegiatan ang dilakukan dalam PIO
dapat be!upa(
a' pembe!ian info!masi kepada konsumen se"a!a aktif maupun pasif melalui su!at# telfon# atau tatap muka
b' pembuatan leaflet# b!osu!# maupun poste! te!kait info!masi kesehatan
"' membe!ikan info!masi pada Panitia )a!masi *e!api %P)*& dalam penususnan fo!mula!ium +umah ,akit
d' penuluhan
e' penelitian
Info!masi ang dibe!ikan pada pasien dapat be!upa $aktu penggunaan# lama penggunaan# "a!a
penggunaan obat ang bena!# efek ang timbul da!i pengobatan# "a!a penimpanan obat# se!ta info!masi
penting lainna sepe!ti efek samping# inte!aksi obat# kont!a indikasi# atau kondisi te!tentu sepe!ti hamil
dan menusui %1#2&'
Keputusan -i!.en Bina )a!masi dan Alat Kesehatan /o K'00'-'II'924 menuliskan p!osedu! tetap
dalam PIO(
a' enediakan dan memasang spanduk# poste!# booklet# leaflet ang be!isi info!masi obat pada tempat
ang mudah dilihat oleh pasien
b' en.a$ab pe!tanaan baik lisan maupun te!tulis# langsung atau tidak langsung dengan .elas dan mudah
dimenge!ti# tidak bias# etis dan bi.aksana melalui penelusu!an lite!atu! se"a!a sistematis untuk
membe!ikan info!masi ang dibutuhkan'
"' endokumentasikan setiap kegiatan pelaanan info!masi obat se"a!a sistematis %2&'
2. Mengetahui UU yang mengatur tentang:
a' Implementasi kode etik apoteke! Indonesia te!kait kasus
Pelaanan Info!masi Obat dalam implementasi kode etik apoteke! Indonesia te!tuang dalam pasal
7# seo!ang Apoteke! ha!us men.adi sumbe! info!masi sesuai dengan p!ofesina' Implementasi da!i pasal
te!sebut meliputi(
1& ,eo!ang apoteke! membe!ikan info!masi kepada pasien masa!aat ha!us dengan "a!a ang mudah
dimenge!ti dan akin bahea info!masi te!sebut ha!us sesuai# !ele3an# dan up to date'
2& ,ebelum membe!ikan info!masi# apoteke! ha!us menggali info!masi ang dibutuhkan da!i pasien
maupun o!ang ang datang menemui apoteke! mengenai pasien se!ta penakitna'
& ,eo!ang apoteke! ha!us mampu be!bagi info!masi mengenai pelaanan kepada pasien dengan tenaga
p!ofesi kesehatan ang te!libat'
4& ,eo!ang apoteke! ha!us senantiasa meningkatkan pemahaman masa!akat te!hadap obat# dalam
bentuk penuluhan# membe!ikan info!masi se"a!a .elas# melakukan monito!ing penggunaan obat dan
sebagaina'
5& Kegiatan penuuhan ini mendapat nilai ,KP'
*e!kait dengan kasus# salah satu implementasi Kode 6tik Apoteke! Indonesia da!i pasal 9
menebutkan bah$a seo!ang apoteke! ha!us mengambil langkahlangkah untuk men.aga kesehatan
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 11/13
pasien khususna .anin# bai# anakanak# se!ta seseo!ang dalam kondisi lemah %&' ,edangkan pada PP
no 20 tahun 1998 tentang sumpah apoteke! disebutkan bah$a dalam men.alankan tugasna# apoteke!
tidak boleh te!penga!uh agama# bangsa# suku# politik dan kedudukan solsial %4&' -a!i pen.elasan te!sebut
dapat disimpulkan bah$a te!kait kasus# apoteke! ha!us tetap mena.alankan ke$a.ibanna dalam
membe!ikan info!masi te!baik tanpa memandang status pasien se!ta dapat meakinkan pasien untuk
men.aga kondisi .anin dengan sebaikbaikna'b' PIO
ndangundang /o 8 tahun 2009 se!ta Pada PP 51 tahun 2009 menebutkan bah$a PIO
te!masuk dalam peke!.aan kefa!masian %5&' ,elain itu# dalam Kemenkes no 1197 tahun 2004 BAB VI
tentang standa!t pelaanan di +umah ,akit se!ta Keputusan -i!.en Bina )a!masi dan Alat Kesehatan /o
K'00'-'II'924 tentang Pembentukan *im Penusun Pedoman Pelaanan Kefa!masian -i Puskesmas#
men.elaskan p!osedu! pelaksanaan PIO baik di +, maupun di puskesmas %1#2&'
"' /a!kotik
Peme!intah mengatu! na!kotika melalui undangundang nomo! 5 tahun 2009 %8&' ndangundang
te!sebut mengatu! segala bentuk kegiatan dan:atau pe!buatan ang be!hubungan
dengan /a!kotika baik pengadaan hingga !ehabilitasi' /a!kotika baik golongan I# II# maupun III hanadip!oduksi te!batas dengan ketentuan pe!undangundangan'
. Mengetahui jenis!jenis narkotika" mengetahui karakteristik heroin (golongan" sintesis" efek
samping)
,esuai /o 5 *h 2009# na!kotika te!bagi men.adi tiga golongan aitu Golongan I ( dila!ang
untuk kepentingan kesehatan namun dalam .umlah te!batas dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan# !eagensia diagnostik dan labo!ato!ium dengan i;in met!i dan BPO %pasal <&' Golongan II
dan III dengan indikasi medis dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan dengan .umlah te!batas#
sediaan te!tentu# dan diatu! undangundang %pasal 5& %8&'
,esuai /o 5 *h 2009# he!oin te!masuk /a!kotika =olongan I dengan nama
ilmiah diacetylmorfina %8&
' e!oin me!upakan de!ifat da!i mo!fin ang be!asal da!i tanaman opium' 6feksamping penggunaan he!oin anta!a lain adalah kegugu!an# infeksi atau penakit .antung# dan kematian
akibat o3e!dosis' Penggunaan melalui suntikan .uga be!isiko penula!an IV: AI-, dan hepatitis'
Penggunaan he!oin dapat menebabkan tole!ansi' Pada dosis ang lebih tinggi da!i $aktu ke $aktu#
tubuh men.adi te!gantung pada he!oin' ika pengguna be!henti menggunakanna# makan akan te!.adi
$ithd!a$al snd!om' =e.ala ini te!masuk gelisah# ne!i otot dan tulang# dia!e dan muntahmuntah# dan
dingin be!kedip dengan me!inding %7&'
e!oin te!masuk dalam Opioid agonis ang menimbulkan efek analgesia' Ikatan he!oin dengan
!esepto! spesifik ang be!lokasi di otak dan medula spinalis dapat mempenga!uhi t!ansmisi dan modulasi
ne!i' Ada .enis !esepto! ang spesifik# aitu !esepto! > %mu&# ? %delta& dan @ %kappa&' -i dalam otak
te!dapat tiga .enis endogeneus peptide ang akti3itasna sepe!ti opiat# aitu enkephalin ang be!ikatan
dengan !esepto! ?# endo!fin dengan !esepto! > dandno!pin dengan !espto! @' +esepto! > me!upakan!esepto! untuk mo!fin %te!masuk he!oin&' Ketiga .enis !esepto! ini be!hubungan dengan p!otein = dan
be!pasangan dengan adenilsiklase menebabkan penu!unan fo!masi siklik AP sehingga akti3itas
pelepasan neu!ot!ansmitte! te!hambat' Pelepasan no!ad!enalin dihambat dengan akti3asi !esepto! >
ang be!lokasi didae!ah no!ad!enalin' 6fek mo!fin tidak te!batas diko!teks#tetapi .uga di
hipokampus#amigdala# se!ebelum# dae!ah pe!auadiktal dan lo"us "e!eleus' Pelepasan asetikolin
dihambat didae!ah st!iatum oleh !esepto! deltha# didae!ah amigdala dan hipokampus oleh !esepto! >'
,edangkan pelepasan dopamin dihambat oleh aktifitas !esepto! kappa %<&'
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 12/13
6fek te!hadap sistem sa!af pusat anta!a lain analgesia# sedasi# eufo!ia# dep!esi pe!nafasan# miosis
pada pupil# mual muntah akibat stimulasi pada "hemo!esepto! t!ige! ;one' 6fek pe!ife! ang te!.adi
dianta!ana menu!unkan fungsi salu!an "e!na# hipotensi# 3asodilatasi pembuluh da!ah sehingga tampak
me!ah dan panas# dan !etensi u!in' /aional Institute -!ug Abuse membagi efek penggunaan he!oin
men.adi %<&(
#hort term (segera) =elisah
-ep!esi pe!nafasan
)ungsi mental be!kabut
ual dan muntah
enekan ne!i Abo!tus spontan
$ong term (jangka panjang) Addiksi
IV# hepatitis
Kolaps 3ena
Infeksi bakte!i
Penakit pa!u %pneumonia# *BC&
Infeksi .antung dan katupna
%. Mengetahui aspek!aspek keislaman terkait pekerjaan
D, AlAnkabut aat 17# E'''maka "a!ilah !e;eki di sisi Allah# kemudian be!ibadah dan be!suku!lah
kepada Allah' ana kepada Allah kamu akan dikembalikanF' enu!ut aat itu# !e;eki ha!us diusahakan'
-an seakan mengonfi!masi aat di atas# fi!man Allah di su!at AlumuGah aat 10 tegas menatakan# "a!a
mendapat !e;eki adalah dengan beke!.a' Hika shalat telah ditunaikan# maka meneba!lah kalian di mukabumi# "a!ilah ka!unia Allah# dan ingatlah Allah banakbanak supaa kalian be!untungF' enu!ut !i$aat
AlBaihai dalam ,uGbul ImanG ada empat p!insip etos ke!.a ang dia.a!kan +asulullah'
Pertama# beke!.a se"a!a halal %thalaba adduna halalan&' alal da!i segi .enis peke!.aan sekaligus "a!a
men.alankanna' Antitesa da!i halal adalah ha!am# ang dalam te!minologi fiih te!bagi men.adi ha!am
lighai!ihiG %peke!.aan halal namun men.adi ha!am ka!ena pe!buatan' isal anggota -P+ ang ko!upsi&
dan ha!am lid;atihiG %baik peke!.aan maupun pe!buatanna ha!am# misal p!eman&'
Kedua# beke!.a demi men.aga di!i supaa tidak men.adi beban hidup o!ang lain %taGaffufan an al
masGalah&' H,ungguh o!ang ang mau memba$a tali atau kapak kemudian mengambil kau baka! dan
memikulna di atas punggung lebih baik da!i o!ang ang mengemis kepada o!ang kaa# dibe!i atau
ditolakF %+ Bukha!i dan uslim&'
Ketiga# beke!.a demi men"ukupi kebutuhan kelua!ga %saGan ala ialihi&' H*idaklah seseo!angmempe!oleh hasil te!baik melebihi ang dihasilkan tanganna' -an tidaklah sesuatu ang dinafkahkan
seseo!ang kepada di!i# kelua!ga# anak# dan pembantuna ke"uali dihitung sebagai sedekahF %+ Ibnu
a.ah&'
Keempat # beke!.a untuk me!ingankan beban hidup tetangga %taGaththufan ala .a!ihi&' Hendaklah kamu
be!iman kepada Allah dan +asul/a dan nafkahkanlah sebagian ha!ta ang Allah telah men.adikanmu
be!kuasa atasna'F %Ds AladidJ 7&' ,etelah memenuhi empat p!insip di atas# nilai sebuah peke!.aan
akan diuku! da!i kualitas niat %shahihatun fi anniat& dan pelaksanaanna %shahihatun fi attahshil&' Itulah
peke!.aan ang be!nilai ibadah dan kelak akan menganta!kan pelakuna ke pintu su!ga %9&'
&. Mengetahui pandangan islam terkait 'ina
H-an .anganlah kalian mendekati ;ina( ,esungguhna ;ina itu adalah suatu pe!buatan ang ke.i' dansuatu .alan ang bu!uk'F %AlIs!aaGJ 2&' Aat ini menegaskan bah$aJ dan .anganlah kamu mendekati ;ina
dengan melakukan halhal $alau dalam bentuk mengkhaalkanna sehingga dapat menganta! kamu
te!.e!umus dalam kebu!ukan itu# sesungguhna ;ina itu adalah suatu pe!buatan ang amat ke.i ang
melampaui batas dalam uku!an apapun dan suatu .alan ang bu!uk dalam menalu!kan kebutuhan
biologis %10&'
*+, PU#+-
7/21/2019 Pio
http://slidepdf.com/reader/full/pio5695d05f1a28ab9b0292344a 13/13
1& Anonim# 2004# Keputusan ente!i Kesehatan +epublik Indonesia /omo! 1197:enkes:,k::2004
tentang ,tanda! Pelaanan )a!masi -i +umah ,akit'
2& Anonim# 2008# Keputusan -i!ektu! ende!al Bina Kefa!masian -an Alat Kesehatan /o'k'00'-.'Ii'924
entang Pembentukan *im Penusun Pedoman Pelaanan Kefa!masian -i Puskesmas'
& Anonim# 2009# Kode 6tik Apoteke! Apoteke! Indonesia dan Implementasiaba!an Kode 6tik# Ikatan Apoteke! Indonesia'
4& Anonim# 1982# Pe!atu!an Peme!intah /o 20 tahun 1982 tentang Lafal: ,umpah an.i Apoteke!
5& Anonim# 2009# Pe!atu!an Peme!intah +epublik Indonesia /omo! 51 *h 2009 tentang Peke!.aan
Kefa!masian
8& Anonim# 2009# ndangndang +epublik Indonesia /omo! 5 *ahun 2009 *entang /a!kotika
7& Anonim# e!oin# a3ailable athttpJ::$$$'nlm'nih'go3:medlineplus:he!oin'html# diakses tanggal 14
,eptembe! 201'
<& Iskanda!# '# 2002# 6fek /eu!ologis pada Penggunaan e!oin %Puta$&# , digital Lib!a!# )akultas
Kedokte!an# ni3e!sitas ,umat!a ta!a'
9& ' usaini# 201# 6mpat p!insip etos ke!.a islami# a3ailable athttpJ::$$$'!epublika'"o'id:be!ita:dunia
islam:hikmah:1:0:21:m.;go9empatp!insipetoske!.aislami# diakses tanggal 14 ,eptembe! 201'10& ,hihab# D'# 2002# ,u!at AlIs!aG# *afsi! Alisbah Vol 7 45745<# Lente!a ati# aka!ta'
top related