perspektif psikoanalisa, behavioristik dan humanistik terhadap keluarga(1)

Post on 22-Jan-2016

23 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

jgbhkjhg

TRANSCRIPT

Kuliah 2Perspektif Psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik terhadap Keluarga

sebagai suatu sistem

Sawitri Supardi Sadarjoen

KELUARGA SEBAGAI SUATU SISTEM

• APA ITU ?

• Setiap anggota keluarga memiliki posisi tertentu dalam keluarga sebagai satu keutuhan sistem.

• Posisi setiap anggota terkait dengan konteks tertentu, seperti misalnya posisi anak bungsu dari 5 bersaudara tentu akan sangat berbeda dengan posisi anak sulung.

• Tugas dan tanggung jawab antar anak sulung dan anak bungsupun berbeda, terkait dengan posisi yang ditetapkan berdasar pada tujuan keluarga / kedua orang tua.

• Perubahan posisi anggota keluarga pada setiap kelahiran barupun merubah keutuhan sistem yang telah terbina.

• Posisi orang tua (ayah/ibu) sangat tergantung pada siapa diantaranya yang berperan utama dalam mencari nafkah.

• Kematian/perceraianpun akan merubah sistem keluarga yang telah terbina.

Dengan kata lain : Bentuk keluarga : a. Nuclear family b. Extended family, Membawa konsekuensi perbedaan dalam

bentukan sistem keluarga.

PERSPEKTIF PSIKOANALISA DALAM PEMAHAMAN SISTEM KELUARGA

Menurut Psikoanalisa : * sumber energi bagi keberlansung kehidupan manusia adalah

libido *kepribadian terbentuk dalam 3 subsistem sbb : ID. EGO dan SUPER-EGO. Dinamika perkembangan dari ketiga subsistem 1. kepribadian tersebut ditentukan oleh keberadaan peran figur

otoritas ( yang diwakili oleh peran ayah-ibu / substitusi ayah-ibu }2. Kebutuhan hakiki dari setiap insan akan kasih dan perhatian fihak

otoritas, untuk tujuan perkembangan yang mulus.3. Keberadaan dimensi conciousness – preconciousness –

unconciousness.

• 3. mekanisme proses internalisasi ( untuk perkembangan subsistem super-ego).

• 4. Kecemasan (anxiety) sebagai akibat kebutuhan personal insan VS tuntutan lingkungan keluarga dan sosial .

• 5. Mekanisme pertahan diri ( defence mechanism ) guna mempertahankan kekuatan dan keutuhan subsistem ego.

• 6. Subsistem ID, terdiri dari energi instinktif yang manifest dalam dorongan seksual dan agressi.

Psikoanalisa• 6. Perkembangan psikoseksual pada 8/9 tahung pertama dari kehidupan

insan, yang terdiri dari : • -Oral phase -Anal phase - Phallic phase - latent phase - genital phase. • Dalam ke empat phase ini terdapat dinamika kebutuhan instinktif VS

tatanan / aturan normatif yang berlaku pada lingkungan anak. • Proses identifikasi : yaitu proses pengambilalihan hakekat kepriaan dari

ayah untuk anak lelaki dan dari ibu untuk anak perempuan. Kegagalan dalam proses identifikasi mengembangkan anak lelaki menjadi gay dan anak perempuan menjadi lesbi.

Family system

• Ketujuh aspek tersebut diatas terkait dengan dinamika individual insan yang bersumber pada dorongan untuk otonomi ( autonomy ) dan kebersamaan ( togetherness ) dalam sistem keluarga.

• Kecuali itu “positioning” dalam sistem keluargapun sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiain anak.

• Ditambah lagi dengan Tahapan perkembangan jiwa dimana anak berada.

Dinamika Interaksi dan interrelasi antar ayah , ibu, anak-anak dalam suatu sistem dalam perspektif psikoanalisa

1. Triadik ( triadyc ) : ayah – ibu – satu anak. * ayah/ibu - anak : anak terkucilkan * ayah - ibu/anak: ayah terkucilkan * ayah/anak - ibu: ibu terkucilkan Peluang berikutnya, akan terjadi, ayah

berkelompok dengan anak pertama melawan ibu yang berkelompok dengan anak kedua, dst.

Psikoanalisa

• Konflik terbuka dan tertutup akan terjadi dan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak mereka/ anggota keluarga mereka.

• Kadar konflik akan semakin intens dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga dan peluang perkembangan sehat mental menurut psikoanalisa menjadi terhambat.

Berbagai gejala psikopatologi muncul pada anggota keluarga yang tidk mampu

mengembangkan otonomi. • Akibat konflik yang terbuka atau tersembunyi

di dimensi a-sadar : berkembang simtom psikopatologi seperti : neurotik , gangguan karakter dan schizophrenia.

• Simtom psikopatologis , dapat diakibatkan pula oleh family emotional system.

PERSPEKTIF BEHAVIORISTIK DALAM PEMAHAMAN SISTEM KELUARGA

• Behavioristik berkembang , karena berpendapat peran lingkungan dalam perkembangan kepribadian manusia amat minim.

• Pengalamanlah yang memegang peranan penting dalam perkembangan kepribadian. Dan pengalaman itu diperoleh melalui proses belajar.

Behavioristik

• Berangkat dari eksperiman Ivan Pavlov dengan anjing dan salivanya

• Ditemukan conditioning factors dalam proses belajar yang berpengaruh pada respons yang dihsilkan.

• Untuk itu : S - R, kemudian menjadi S –O- R, kemudian berkembang menjadi S- O –R –C

• Efek reinforcement posititf dan negatif yang juga berpengaruh terhadap perbedaan respons yang dihasilkan.

Perspektif Behavioristik terkait dengan Family system. Latar belakang Historis daripada Behavioristik:

- Classical conditioning “S-R”- Operant Conditioning “S-O-R” Consequences- Skinner : Learning baru efektif bila ada peran “Reinforcement” (+) dan (- )

• Pada Family system, terutama • (1) menyangkut pembelajaran berbagai norma lingkungan melalui

rewards and punishments dalam proses pendidikan.• (2)Analisa fungsional dari konsekuensi positif dan negatif dari

respons yang ingin diperbaiki.

PERSPEKTIF HUMANISTIK DALAM PEMAHAMAN family system

HUMAN NATURE :Manusia : menjadi manusia dalam keberlanjutanproses menemukan dan membuat makna eksistensinya.Dengan dimensi dasar sebagai berikut :1. Kepastian dalam “self awareness”2. Kebebasan dan responsibilitas 3. Mendapatkan idenstitas diri dan membina relasi

yang bermakna dengan orang lain.

Humanistik

4. Pencarian makna, harapan, nilai dan tujuan.5. Kecemasan/anxiety sebagai kondisi

kehidupan yang seuogianya mampu diatasi.6. “Awareness” akan keberadaan “death” &

“nonbeing” • Untuk itu, penerapan humanistik dalam family

system terungkap melalui “aspek freedom and resposibility “.

Humanistik

• Seseorang individu yang sehat adalah orang yang menghayati kebebasan memilih apa yang terbaik bagi dirinya serta memiliki tanggungjwab penuh akan hasil pilihannya agar aktualisasi diri dalam kebrsamaan dengan lingkungan tercapai dengan hasil yang optimal.

• Jadi interaksi dalam system keluarga diciptakan bagi peluang anggota keluarga memperoleh kebebasan dalam artian yang sebenarnya, agar aktualisasinya dapat diraih secara optimal. Oran tersebutlah yang meraih makna kebahagiaan yang otentik.

top related