peraturan daerah propinsi nusa tenggara timur … · revitalisasi terhadap semua instrumen...
Post on 11-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA T E N G G A R A TIMUR
NOMOR 9 TAHUN 2001
TENTANG
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI NUSA T E N G G A R A T I M U R T A H U N 2001 - 2004
DENGAN RAHMAT T U H A N YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA T E N G G A R A TIMUR,
Menimbang : a. bahwa Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) merupakan dokumen perencanaan yang menjadi acuan pembangunan se lama empat tahun bagi seluruh lembaga/instansi Pemerintah Daerah, Legislatif dan segenap komponen masyarakat yang memuat evaluasi, arah kebijakan, program pembangunan daerah dan indikator kinerja sebagai tolok ukur pelaksanaan tugas Kepala Daerah se lama empat tahun;
b. bahwa Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) memuat program secara terinci dan terukur untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Program Pembangunan Daerah Tahun 2001 - 2004;
i
Mengingat 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara;
2. Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah T ingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara T imur (Lembaran Negara tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);
3. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara T imur (Lembaran Negara 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 206);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);
ii
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095);
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemer intah dan Rancangan Keputusan Presiden;
11. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pengundangan Peraturan Daerah dan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara T imur ( Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 264 Seri D Nomor 264);
12. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Propinsi Nusa Tenggara T imur (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 347 Seri D Nomor 347);
13. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Nomor 9 Tahun 2000 Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 349 Seri D Nomor 349);
14. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur ((Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 353 Seri D Nomor 353);
15. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Tahun 2001 - 2004;
iii
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA T IMUR TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2001 - 2004
Pasal 1
Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Tahun 2001 - 2004 merupakan landasan dan pedoman bagi seluruh lembaga/instansi Pemerintah Daerah, Legislatif dan segenap komponen masyarakat da lam melaksanakan pembangunan empat tahun.
Pasal 2
Sistematika Program Pembangunan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Tahun 2001 - 2004 sebagai be r i ku t : BAB I Pendahuluan. BAB II Tujuan, Sasaran dan Strategi Pembangunan Daerah. BAB III Program Pembangunan Daerah. BAB IV Penutup.
Pasal 3
Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Tahun 2001 - 2004 sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 4
Pelaksanaan lebih lanjut Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Tahun 2001 -2004 dituangkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan yang memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
iv
Pasal 5
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal d iundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur.
Ditetapkan di Kupang
^ ^ f ^ ^ d a tanggal 23 Agustus 2001
QUBERNiJR NUSA TENGGARA T IMUR \ )
PIET ALEXANDER TALLO /
Diundangkan di Kupang pada tanggal
j ^ W ^ ^ R E T A R I S DAERAbT PROPINSI i S A TENGGARA TIMUR,
LEMBARAN DAERAH PROP INSKNUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2001 NOMOR -16 D NOMOR :\QO
v
Mengacu pada GBHN 1999 - 2004 disamping Pola Dasar Pembangunan Daerah daerah juga berkewajiban menetapkan Program Pembangunan Daerah empat tahun (PROPEDA) dengan pendekatan yang komprehensi f dan terfokus meliputi seluruh dimensi/bidang pembangunan. Fokus Propeda diarahkan pada penanganan Isu Daerah yang mendasar yang hams ditangani oleh Pemerintah Daerah. Selain memuat Isu Daerah dalam Propeda juga harus merumuskan skala prioritas penanganan Isu Daerah dengan kebijakan dan alokasi anggaran yang je las dan terarah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 S/D 5
Cukup Jelas
vii
DAFTAR ISI
PERATURAN DAERAH TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH .... i
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. U M U M 1
B. KONDISI DAERAH 2
1. Keadaan Geograf is Dan Administratif 2
2. Letak Astronomi, Topograf is Dan Geologi/Geomorfologi 3
3. Keadaan Pedologi 4
4. Demograf i 4
C. HASIL - HASIL PEMBANGUNAN 4
1. Pembangunan Ekonomi Rakyat 5
2. Pembangunan Pendidikan Rakyat 9
3. Pembangunan Kesehatan Rakyat 9
4. Perkembangan Pembangunan Antar Daerah Kabupaten/
Kota 10
D. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN 11
1. Rendahnya Kinerja Perekonomian Rakyat 11
2. Masih Tingginya Jumlah Penduduk Miskin 12
3. Rendahnya Tingkat Pendidikan Rakyat 14
4. Rendahnya Tingkat Kesehatan Rakyat 15
5. Partisipasi Masyarakat 16
6. Pelaksanaan Otonomi Daerah 17
7. Belum Meratanya Penyebaran Infrastruktur 17
8. Pengelolaan Lingkungan Yang Belum Optimal 18
9. Tata Ruang 18
viii
10. Penyelesaian Pengungsi T imor T imur 19
11. Tantangan Globalisasi 19
12. Lemahnya Penegakan Hukum Dan Ham 19
E. LANDASAN PROPEDA 20
F. SISTIMATIKA PROPEDA 20
BAB II TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
DAERAH 22
A. TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH 22
B. SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 22
C. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 23
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 30
I. PROGRAM POKOK PEMBANGUNAN DAERAH 31
A. PEMBANGUNAN EKONOMI RAKYAT 31
1. UMUM 31
1.1. EKONOMI PRODUKSI 31
1.2. PRASARANA EKONOMI 38
a. Pertanahan 38
b. Prasarana Permukiman Wilayah 38
c. Prasarana Perhubungan Wi layah 39
d. Prasarana Sumber Daya Air Wi layah 41
e. Lingkungan Hidup 42
2. ARAH PEMBANGUNAN 45
2.1. EKONOMI PRODUKSI 45
a. Aspek Produksi 45
b. Aspek Distribusi (Pasar) 45
c. Aspek Pembiayaan 46
2.2. PRASARANA EKONOMI 54
ix
3. PROGRAM PEMBANGUNAN 55
3.1. EKONOMI PRODUKSI 55
1. Program Pengembangan Institusi
Kepemil ikan Lahan 55
2. Program Pengembangan Sarana Permo-
dalan Pedesaan 56
3. Program Pemberdayaan Kelembagaan
Ekonomi Masyarakat 57
4. Program Pengembangan Tanaman
Pangan Dan Hortikultura 57
5. Program Pengembangan Peternakan 59
6. Program Pembangunan Dan Pengem
bangan Kehutanan 60
7. Program Pengembangan Perikanan 60
8. Program Peningkatan Perdagangan
Produk Unggulan Daerah 61
9. Program Pengembangan Kerjasama An -
tar Wilayah Dan Peningkatan Promosi
Pariwisata 62
10. Program Pengembangan Industri Kecil
Dan Rumah Tangga (IKRT) 63
11. Program Pengembangan Investasi Dan
Penguatan Sumber-Sumber Pendapatan
Daerah 64
12. Program Peningkatan Profesionalitas
Dan Kinerja BUMD 64
13. Program Pembangunan Dan Pengem
bangan Pertambangan 65
x
3.2. PRASARANA EKONOMI 66
1. Program Pengelolaan Pertanahan 66
2. Program Pengembangan Perumahan
Rakyat 67
3. Program Pembangunan Dan Pengem
bangan Permukiman 67
4. Program Pembangunan, Peningkatan
Dan Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan . . 68
5. Program Peningkatan Fasilitas Dan
Pengawasan Lalu Lintas Jalan Serta
Peningkatan Fasil itas Penyeberangan 68
6. Program Pengembangan Fasilitas Pela-
buhan, Keselamatan Pelayaran Dan
Peningkatan Sarana Angkutan Laut 69
7. Program Pengembangan Fasilitas Pe la-
buhan Udara, Keselamatan Penerbang-
an Dan Peningkatan Sarana Penerbang-
an 70
8. Program Pengembangan Meteorologi
Dan Geofis ika 70
9. Program Pengembangan Dan
Pengelola-an Jaringan Irigasi 71
10. Program Konservasi Pengembangan
Dan Pengelolaan Sumberdaya Air 71
11. Program Pembinaan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah 72
12. Program Pengendal ian Pencemaran
Lingkungan Hidup Daerah 72
13. Program Pembinaan Dan Pengelolaan
Daerah Pesisir Dan Laut 73
xi
14. Program Peningkatan Dan Pemberda-
yaan Masyarakat Dalam Pengelolaan
Sumber Daya A lam Dan Lingkungan 74
B. PEMBANGUNAN PENDIDIKAN RAKYAT 75
1. UMUM 75
2. ARAH PEMBANGUNAN 77
3. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIK
AN RAKYAT 78
1. Program Pembangunan Pendidikan Dasar 78
2. Program Pembangunan Pendidikan Me-
nengah (SMU/SMK, MA) 79
3. Program Pembangunan Pendidikan Tinggi 80
4. Program Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah 81
5. Program Revitalisasi Manajemen Pendid ikan. . 82
6. Program Pengembangan, Penyebarluasan
Dan Pemanfaatan Iptek 83
C. PEMBANGUNAN KESEHATAN RAKYAT 84
1. U M U M 84
2. ARAH PEMBANGUNAN 86
3. PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN 87
1. Program Penyediaan Dan Peningkatan Mutu
Tenaga Kesehatan 87
2. Program Peningkatan Mutu Layanan Kesehat
an Masyarakat 88
3. Program Peningkatan Mutu Layanan Medik. . . . 89
4. Program Penanggulangan Kejadian Luar Bia-
sa (KLB) Kesehatan 89
5. Program Penyuluhan Kesehatan Dan Pengem-
Bangan Swadaya Masyarakat 90
6. Program Peningkatan Mutu Perencanaan Dan
Penganggaran Kesehatan 91
II. PROGRAM PENUNJANG PEMBANGUNAN DAERAH 92
1. UMUM 92
2. ARAH PEMBANGUNAN 95
3. PROGRAM PEMBANGUNAN 96
1. TATA RUANG 96
1.1. Program Pembangunan Tata Ruang 96
2. PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 97
2.1. KEPENDUDUKAN 97
2.1.1. Program Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Keluarga 97
2.1.2. Program Pengelolaan Administrasi
Kependudukan 97
2.2. PEMUDA DAN OLAH RAGA .... 98
2.2.1. Program Pembinaan Dan Kesera-
sian Kepemudaan 98
2.2.2. Program Peningkatan Partisipasi
Pemuda 98
2.2.3. Program Pengembangan Dan Pern
Binaan Keserasian Olaraga 99
2.3 KEBUDAYAAN/KESENIAN 100
2.3.1. Program Pengembangan Kebu-
Dayaan/Kesenian 100
2.4. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, KESETA-
RAAN DAN KEADILAN JENDER (KKJ) 101
2.4.1. Program Pemberdayaan Perem-
puan, Kesetaraan Dan Keadilan
Jende r (KKJ ) 101
2.5. KESEJAHTERAAN SOSIAL 101
2.5.1. Program Pembangunan Kesejah-
teraan Sosial 101
2.6. TENAGA KERJA 102
2.6.1. Program Pembangunan Ketenaga-
Kerjaan Dan Transmigras i 102
3. PEMBANGUNAN HUKUM DAN HAM 103
3.1. Program Penegakan Hukum Dan HAM 103
4. POLTTIK, PEMERINTAHAN DAN OTONOMI
DAERAH '. 104
4.1. POLTTIK 104
4.1.1. Program Pembangunan Politik 104
4.2. PEMBANGUNAN APARATUR PEMERINTAH
DAERAH 105
4.2.1. Program Pembangunan Aparatur
Pemerintah Daerah 105
4.3. PEMBANGUNAN BIDANG ADMINISTRASI
PUBLIK 105
4.3.1. Program Pembangunan Bidang
Administrasi Publik 105
4.4. OTONOMI DAERAH 106
4.4.1. Program Pembangunan Otonomi
Daerah 106
4.5. PEMBANGUNAN PERDESAAN 106
4.5.1. Program Pembangunan Perdesaan 106
4.6. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN 107
4.6.1. Program Pemberdayaan Masyara
kat Miskin 107
4.7. PENGEMBANGAN WILAYAH 108
4.7.1. Program Pengembangan Wi layah. . . 108
xiv
5. PEMBANGUNAN AGAMA 109
5.1. Program Pembinaan Kerukunan Hidup
Umat Bergama 109
5.2. Program Pembinaan Pendidikan Agama . . . . 109
5.3. Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beraga
ma 110
5.4. Program Pembinaan Kelembagaan Sosial
Umat Beragama 110
6. PEMBANGUNAN KEAMANAN, KETENTRAMAN
DAN KETERTIBAN MASYARAKAT I l l
6.1. Program Peningkatan Dan Pemantapan
Sistim Keamanan Ketenteraman Dan
Ketertiban Masyarakat I l l
BAB IV PENUTUP 112
XV
Lampiran : Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara T imur Nomor : 9 tahun 2001 Tanggal : 23 Agustus 2001
BAB I PENDAHULUAN
A. U M U M
Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi Nusa Tenggara T imur
(NTT) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Pola Dasar (Poldas) Pembangunan
Daerah ditempatkan dalam dua perspektif, yaitu: pertama, selaras dengan
pembangunan nasional; kedua, berbasis pada kepentingan dan potensi daerah
atau sumber daya lokal. Karena itu pembangunan daerah bukan replikasi
pembangunan nasional atau totalitas pembangunan sektoral, tetapi merupakan
rangkaian hubungan fungsional dan sinergis dari berbagai kegiatan bidang-bidang
pembangunan yang memanfaatkan secara optimal dukungan nasional dan
internasional serta potensi daerah dalam kerangka memperkokoh eksistensi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Propeda ini disusun berdasarkan perubahan atau pergeseran paradigma
pembangunan, yaitu : dari sentralistik ke desentralistik, dari pemerintah sebagai
agen pembangunan ke pemerintah sebagai fasilitator, dari masyarakat sebagai
part is ipan/kekuatan pendukung kearah masyarakat sebagai subyek dan pemeran
yang keseluruhannya berfokus pada manusia dan masyarakat. Proses reposisi dan
revitalisasi terhadap semua instrumen pembangunan dalam pemerintahan dan
masyarakat adalah sesuai dengan tuntutan reformasi sehingga pemerintah dan
masyarakat (DPRD) telah menjadikannya sebagai suatu tekad untuk menciptakan
berbagai alternatif dan mendorong manusia dan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya serta meningkatkan kemampuan daerah dalam
mengaktual isasikan pelaksanaan otonomi daerah. Pelaksanaannya senantiasa
l
didasarkan pada falsafah "mulai lah membangun dari apa yang ada dan yang
dimiliki oleh rakyat" melalui pendekatan yang bertumpu pada nilai-nilai moral
keagamaan (religius), sosio kultural dan ekos istem.
Dalam rangka mengatur dan mengendal ikan proses pembangunan daerah,
Pemerintah telah menetapkan visi, misi, tujuan, strategi dan arah pembangunan
daerah sebagaimana tertuang dalam Poldas Pembangunan Daerah Tahun 2001 -
2004. Pengaturan dan pengendal ian pembangunan daerah, selanjutnya di jabarkan
kedalam Propeda dan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang memuat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan ditetapkan bersama oleh
Pemerintah dan DPRD Propinsi NTT.
B. KONDISI DAERAH
1. Keadaan Geografis dan administratif
Secara administratif Nusa Tenggara T imur (NTT) terdiri dari 13 kabupaten
dan 1 kota, 124 kecamatan, 309 kelurahan dan 2.207 desa. NTT adalah propinsi
kepulauan dengan luas daratan 47.349.9 Km 2 , luas perairan ± 200.000 K m 2 ,
terdir i dari 566 pulau besar dan pulau kecil, 42 pulau telah bernama dan 524
pulau belum bernama. Jajaran pulau besar adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan
Pulau T imor serta gugusan kepulauan Alor, sehingga NTT dikenal juga dengan
sebuah akronim Flobamora. F lobamora mempunyai makna yang luas sebagai
suatu ungkapan adanya komitmen menyatukan berbagai etnik, kultur, bahasa dan
agama yang mencir ikan pluralistik masyarakat NTT.
Propinsi NTT terletak di bagian selatan Kepulauan Indonesia memanjang dari
arah Barat ke T imur. Bagian Utara dibatasi oleh Laut Flores, T imur dibatasi o leh
Eks T imor Timur, Selatan dibatasi oleh Samudera Hindia dan Barat dibatasi oleh
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). NTT mempunyai jarak relatif dekat dengan
negara tetangga Austral ia dan negara-negara Pasifik Selatan lainnya, sehingga
2
NTT adalah bagian dari l ingkaran Pasifik dan memil ik i akses yang besar untuk
mengakselerasi era perdagangan bebas yang tergabung dalam APEC.
2. Letak Astronomi, Topografis dan Geologi/Geomorfologi
Letak astronomis kepulauan NTT seluruhnya berada di selatan katulistiwa,
pada posisi 8°-12° Lintang Selatan dan 118°-125° Bujur Timur. Jarak Utara-
Selatan membentang sepanjang 4° dan jarak Barat-Timur sepanjang 7°, sehingga
NTT berada pada zona iklim tropik yang sangat t ipikal. Mus im kemarau antara 8
- 9 bulan sedangkan penghujan hanya 3 - 4 bulan. Curah hujan berada pada
kisaran 800 - 3000 mm/tahun dengan panjang hari hujan rata-rata 100
hari/tahun. Suhu min imum dan maks imum berkisar antara 23 - 3 4 % C.
Topograf is NTT berbukit-bukit dengan dataran tersebar secara sporadis pada
lulusan yang sempit. Pada semua pulau dominan permukaannya berbukit dan
bergunung-gunung, dataran-dataran yang sempit memanjang pantai atau diapit
oleh dataran tinggi atau s istem perbukitan. Sesuai catatan yang ada, lahan dengan
kemir ingan 15 - 40 persen mencapai luasan 38 ,07% dan lahan dengan kemir ingan
lebih dari 4 0 % mencapai 35 ,46%. Kondisi geomorfologis yang demikian
menyebabkan pertanian pada dataran sangat terbatas baik pertanian basah
maupun lahan kering. Pertanian lahan kering banyak di lakukan pada daerah-
daerah dengan kemiringan yang curam sehingga produktivitas menjadi rendah.
Jenis tanah di NTT meliputi jenis tanah meditran seluas 1.110.807 ha
(23,45%), Litosol seluas 1.903.184 (40,19%), Alufial seluas 136.250 ha (2 ,46%),
Grumoso l seluas 136.750 ha (2,88%) dan Regosol seluas 64.250 ha (1 ,36%).
Lebih lanjut dapat d ikemukakan bahwa kedalaman tanah di berbagai daerah relatif
tipis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti struktur batuan induk berupa
koral dan tanah yang terbuka karena vegetasi penutup yang, min imum rentan
terhadap erosi . Kedalam tanah < 30 cm mencapai luas 1.938.403 ha (40,94%)
kedalaman 31-60 cm seluas 1.186.801 ha (25,06%) kedalaman 61-90 cm seluas
3
199.707 ha (10,55%) dan sisa 995.489 ha (21,03%) merupakan daerah-daerah
yang memil ik i kedalaman lebih dari 90 cm. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa lapisan tanah yang tipis dengan kedalaman kurang dari 30 cm paling luas.
Sedangkan lapisan tanah yang tebal dengan kedalaman lebih dari 90 cm berada
pada luasan yang sempit.
3. Keadaan Pedologi
Keadaan tanah pada ekosistem lahan kering secara umum mempunya i ciri
yang kurang menguntungkan sehingga menjadi faktor pembatas usaha pertanian.
Hal ini di indikasikan oleh : (i). Semua orde tanah ini mempunya i t ingkat
ke lembaban yang rendah. (ii). Reaksi tanah netral sampai alkalin, ketersediaan
unsur hara mikro rendah. (ii i). T ingkat kesuburan tanah yang rendah. ( iv).
Topograf i yang berbukit, mengakibatkan tanah rentan terhadap erosi .
4. Demografi
Jumlah penduduk NTT tahun 1999 adalah 3.806.664 j iwa yang terdir i dari
1.876.685 laki-laki atau 49,30 persen dan 1.929.979 perempuan atau 50,70
persen. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 761.333 rumah tangga, yang berarti
setiap rumah tangga terdiri dari 5 j iwa. Pada tahun 1999 jumlah angkatan kerja
sebanyak 2.853.915 orang atau bertambah sebanyak 81.234 orang dari tahun
sebelumnya yang terdistribusi pada sektor primer sebanyak 14.213 orang, pada
sektor sekunder sebanyak 42.563 dan pada sektor tersier sebanyak 21.458 orang.
C. HASIL - HASIL PEMBANGUNAN
Arti penting d ikemukakannya hasil-hasil pembangunan, baik mengenai
keberhasi lan maupun kegagalan adalah sebagai dasar perumusan konsep atau
perencanaan pembangunan ke arah konsep atau perencanaan pembangunan yang
lebih terpadu, terpandu dan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan
4
manusia dan masyarakat NTT dalam kurun waktu tahun 2001-2004.
1. Pembangunan Ekonomi Rakyat
Terdapat beberapa perkembangan pembangunan yang telah di laksanakan
bersama oleh pemerintah dan masyarakat antara lain ditunjukkan oleh adanya
Pertumbuhan Ekonomi sebagai suatu kondisi d imana masyarakat menggunakan
semua faktor-faktor produksi yang dimil ikinya untuk menghasi lkan suatu output
sehingga masyarakat mempero leh tambahan pendapatan. Pada tahun 1999 laju
pertumbuhan ekonomi sebesar 2,74% dengan rata-rata t ingkat pendapatan
perkapita sebesar Rp. 1.397.805,-. Kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan
kondisi perekonomian regional NTT pada tahun 1998 d imana pertumbuhan
ekonominya minus 4 ,99% dengan rata-rata pendapatan perkapita sebesar Rp.
1.207397,-.
Perubahan struktur ekonomi juga memil iki peran penting untuk menilai
keberhasi lan pelaksanaan pembangunan. Hal ini menggambarkan tentang
interaksi antara proses akumulasi atau investasi dan perubahan pola konsumsi
masyarakat sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan perkapita. Hasil
interaksi tersebut berpengaruh terhadap perubahan komposis i barang dan jasa
yang diproduksi dalam suatu aktivitas perekonomian. Dalam kurun waktu tahun
1998 sampai tahun 1999, terjadi perubahan struktur ekonomi, yaitu sektor pr imer
sebesar 2,14%, sektor sekunder sebesar minus 0 ,05% dan sektor tersier sebesar
minus 2,09%. Art inya bahwa dalam kurun waktu di atas peran relatif sektor pr imer
dalam pembentukan nilai PDRB masih dominan, sedangkan untuk sektor skunder
dan tersier yang diharapkan lebih besar kontribusinya justru mengalami penurun
yang juga relatif keci l .
Di bidang pembangunan ketenagakerjaan, pada tahun 1999 jumlah tenaga
kerja sebanyak 2.853.915 orang atau meningkat sebanyak 81.234 orang.
Gambaran perkembangan ketenagakerjaan pada periode tahun 1998 sampai
5
dengan tahun 1999 adalah bahwa terjadi penurunan jumlah tenaga kerja pada
sektor pr imer yang di indikasikan oleh pergeseran relatif sebesar minus 1,77 %;
namun secara absolut terdapat kenaikan tenaga kerja di sektor pr imer sebesar
14.213 orang. Secara relatif, sektor sekunder dan tersier mengalami pergeseran
positif sebesar positif 1,33 % dan positif 0.44%. Demikian pula secara absolut,
terjadi penambahan tenaga kerja di sektor tersebut sebesar 42.563 dan 24.458
orang. Secara keseluruhan terjadi penambahan tenaga kerja sebesar 81.234
orang. Kondisi ini menunjukkan kurang signifikan terhadap pemberdayaan tenaga
kerja yang dapat diserap oleh sektor sekunder dan tersier.
Pembangunan sarana dan prasarana (infrastruktur) penunjang keberhasi lan
pembangunan di bidang ekonomi yang ditunjukkan dengan makin meratanya
penyebaran infrastruktur pembangunan yang telah sampai ke desa-desa,
meningkatnya mobil itas sosial di berbagai daerah. Berbagai perkembangan atau
keberhasi lan pembangunan prasarana penunjang keberhasi lan pembangunan
ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perhubungan darat. Pembangunan perhubungan darat melalui berbagai
pendekatan program dan proyek telah dapat mengakses berbagai pusat
pemukiman dan pusat produksi. Berdasarkan status ja lan, propinsi NTT
memil ik i ja lan nasional sepanjang 1.121,87 km, ja lan propinsi sepanjang
2.939,86 km, dan jalan kabupaten sepanjang 12.866,81 km. Kualitas jalan
sebagai urat nadi perhubungan berdasarkan permukaan jalan menunjukkan
hanya 46,3 % jalan beraspal di Nusa Tenggara Timur, 17 ,2% jalan keriki l,
35,3 % jalan tanah dan 1,3 % lainnya. Secara umum untuk ja lan berstatus
ja lan Nasional dan ja lan Propinsi, Kota Kupang merupakan satu-satunya
wi layah yang mempunyai kualitas jalan 100 % aspal dengan rasio antara
panjang ja lan dan luas wi layah mencapai 3,511. Itu berarti Kota Kupang
dapat dikatakan mempunyai aksesibi l itas wi layah yang paling baik
6
dibandingkan kabupaten lainnya. Sedangkan wi layah lainnya perlu
dit ingkatkan secara terus menerus.
2. Perhubungan Laut. Wilayah NTT memil iki 22 Pelabuhan Laut yang telah
memil iki fasil itas dermaga, dan terdapat 12 Pelabuhan Tradis ional yang
dikunjungi Kapal Motor, Kapal Perintis dan Perahu Layar namun belum
memil iki Fasilitas Pelabuhan. Pelayanan angkutan laut baik angkutan
penumpang maupun barang serta hewan di lakukan dengan mengoperas ikan
beberapa jenis sarana angkutan laut seperti Kapal Expres milik PT. PELNI
dan swasta, Kapal Perintis, Kapal Motor, Kapal Layar Motor dan Perahu
Layar. Saat ini kapal expres milik PT. PELNI yang menyinggahi pelabuhan
terdapat 4 (empat) unit kapal, sedangkan terdapat 3 (tiga) unit Kapal
Perintis menyinggahi 18 (delapan belas) Pelabuhan. Pola jar ingan
transportasi yang ada saat ini masih didasarkan pada kebutuhan mendasar
masyarakat berupa pemberian pelayanan jasa transportasi pada daerah
terpenci l , pulau-pulau pada daerah perbatasan, pesisir pantai serta
pember ian layanan berupa peningkatan t ingkat keamanan dari segi
kecelakaan khususnya angkutan laut.
3. Perhubungan Udara. Di NTT terdapat 14 Bandara, dengan melayani 13
trayek domest ik dan 1 trayek internasional (Kupang - Darwin). Dari 14
Bandara tersebut terdapat beberapa Bandara yang relatif jarang didarati,
sedangkan lainnya tetap dilayani walaupun dengan frekwensi terbatas, hal
tersebut disebabkan karena semakin lancarnya lalu lintas angkutan ja lan
maupun angkutan penyeberangan.
4. Pos, Telekomunikas i dan Geofis ika. Perkembangan sarana pos yang ada dan
tersebar diseluruh daerah Kabupaten dan Kota Madya yang ada di Nusa
Tenggara T imur adalah : Kantor Pos : 126 Unit, Pos bergerak : 46 Unit, Unit
Pelayanan Pos 47 Unit dan fasilitas Pos lainnya : 2.306 Unit. Sedangkan
7
jar ingan fasilitas te lepon yang sudah menjangkau 124 Kecamatan yang ada
di Propinsi Nusa Tenggara T imur adalah sebesar 56 Kecamatan atau
prosentase fisik penyebarannya sebesar 48,9 %. Prasarana dan sarana
meteorologi dan geofis ika di wi layah Nusa Tenggara T imur terdiri dari 9
Stasiun Meteorologi, 2 Stasiun Geofis ika dan 1 Stasiun Kl imatologi.
5. Pembangunan infrastruktur lain yang mendukung pencapaian produktivitas
masyarakat, seperti pembangunan daerah Irigasi mencapai 1.403 buah
dengan kemampuan potensial 213.814 ha dan kemampuan fungsional
90.896 Ha dengan rincian sesuai jenis irigasi sebagai berikut: (a) Irigasi
teknis tersebar di 25 Daerah Irigasi dengan kemampuan potensial 35.643
Ha dan kemampuan Fungsional 11.718 Ha; (b) Irigasi semi teknis tersebar
di 133 Daerah Irigasi dengan kemampuan potensial 57.511 Ha dan
kemampuan Fungsional 25.754 Ha; dan (c) Irigasi sederhana tersebar di
1.245 Daerah Irigasi dengan kemampuan potensial 120.687 Ha dan
kemampuan Fungsional 53.424 Ha.
6. Disamping irigasi tersebut di atas, pelayanan sumber daya air juga di lakukan
melalui upaya-upaya sebagai berikut: (i) Proyek irigasi desa (PID) yang
kemampuan fungsionalnya saat ini baru mencapai 52.386 Ha dari potensi
90.436 Ha; (ii) Embung Irigasi 19 buah dengan luas potensial 4.146 Ha . dan
embung kecil 281 buah; (iii) Jar ingan Irigasi Air Tanah 325 daerah irigasi
dengan luas areal 1.364 Ha; (iv) Sumur bor yang dimanfaatkan untuk irigasi
ada 380 buah dengan JIAT 2.589 Ha.
7. Dalam upaya meningkatkan pengelolaan sumber daya air dan irigasi, telah
di lakukan pembinaan Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A): 450 P3A
Irigasi, 40 P3A Gabungan, 360 P3A JIAT, 21 P3A Embung Irigasi, dan 279
P3A embung kecil. Sesuai perkembangan P3A, menunjukkan kecenderungan
8
yang makin baik yang ditandai dengan adanya penetapan ke lompok secara
formal oleh Bupati pada masing-masing kabupaten.
2. Pembangunan Pendidikan Rakyat
Pembangunan pendidikan juga telah menunjukkan berbagai kemajuan.
Perkembangan pembangunan pendidikan pada tahun 1999 dapat d igambarkan
bahwa: (a). Penduduk yang tamat SD dan tidak tamat SD sebesar 75 ,21%, (b).
Tamat SLTP 7,56% dan tamat SLTA 2,72%, (c). Rata-rata NEM lulusan SD 5 - 6,
lulusan SLTP 5,25 - 5,80, lulusan SMU 5,38 dan lulusan SMK 5,47, (d). Angka
partisipasi murni SD/MI sebesar 10 ,61% dan angka transisi SD/MI sebesar
61,34%, (e). Angka putus sekolah SD 3,83% dan SLTP 4 , 11%. (f). Angkat
partisipasi murni SLTP sebesar 45 ,01%.
Pada dasarnya permasalahan guru di Nusa Tenggara T imur berkisar pada
jumlah yang tidak mencukupi untuk daerah-daerah pedalaman, mutu dan
kualifikasi guru yang relatif t idak berkelayakan serta persebaran guru yang t idak
merata serta lebih banyak terkonsentrasi di kota dari pada di pedesaan.
3. Pembangunan Kesehatan Rakyat
Perkembangan pembangunan Kesehatan dapat d igambarkan bahwa pada
tahun 1999 telah dicapai : (a). Angka kematian kasar (AKK) sebesar 8,4 per 1.000
penduduk, (b). Angka kematian ibu melahirkan (AKI) sebesar 860 per 100.000
kelahiran hidup, (c). Angka kematian bayi (AKB) 48 per 1.000 kelahiran. (d).
Angka kematian Balita (AKBal) sebesar 82 per 1.000 Balita. (e). Angka kesakitan
malaria sebesar 165,5 per 1.000 penduduk, (f). Angka kesakitan TBC sebesar 1,2
per 1.000 penduduk, (g) Angka gizi buruk sebesar 3,8%. (h) Jumlah dokter di
rumah sakit 64 orang, di Puskesmas 96 orang, dokter spesial is 41 orang dan
jumlah dokter gigi sebanyak 50 orang.
9
Pada tahun 1999, kondisi pembangunan kesehatan khususnya yang berkaitan
dengan ratio dokter terhadap 100.000 penduduk sebesar 1 : 7,12, jangkauan
layanan puskesmas/pustu terhadap masyarakat belum merata, karena persebaran
puskesmas/pustu rata-rata masih terbatas yaitu 1 puskemas/pustu melayani 2
kecamatan.
Perkembangan pembangunan lainnya juga telah menunjukkan berbagai
kemajuan dan keberhasi lan. Kondisi ini dipengaruhi secara t imbal balik oleh
pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta berbagai bidang
pembangunan lainnya. Dengan kata lain perkembangan pembangunan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat t idak sal ing meniadakan tetapi
justru saling melengkapi , mendukung dan menguntungkan. Perkembangan
bidang pembangunan lainnya sepert i: tata ruang, hukum dan HAM, pemer intah
an, politik, pemerintahan dan otonomi daerah, agama, kesejahteraan sosial,
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta bidang-bidang pem
bangunan lainnya telah menunjukkan berbagai kemajuan yang secara keseluruhan
telah mempengaruhi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
4. Perkembangan Pembangunan Lintas Daerah Kota/Kabupaten
Pembangunan daerah diarahkan untuk menyerasi laju pertumbuhan antar
daerah, antara kota dan perdesaan serta membuka daerah yang terisolasi. Dari
hasil evaluasi pembangunan ternyata masih terdapat kesenjangan pembangunan
antar daerah yang merupakan salah satu tantangan dalam mencapai
pembangunan yang adil dan merata di seluruh propinsi. Terdapat kecenderungan
perkembangan pembangunan di kota lebih cepat dibandingkan dengan daerah
perdesaan.
Pertambahan penduduk di daerah perkotaan membawa dampak pada sarana
pelayanan publik, antara lain air bersih dan listrik. Sampai dengan tahun 1998,
penduduk Nusa Tenggara T imur yang mendapat pelayanan air bersih dari PDAM di
10
daerah perkotaan mencapai 77 ,01%, sedangkan di daerah perdesaan 22 ,99%.
Fasilitas lainnya yang berkembang sesuai dengan kebutuhan pelayanan bagi
penduduk adalah fasilitas listrik. Pada tahun 1996, penduduk yang menikmat i
fasil itas listrik sebanyak 25 ,8% meningkat menjadi 32 ,6% pada tahun 1998 yang
sebagian besar dinikmati rumah tangga perkotaan. Berdasarkan indikatior tersebut
di atas, maka dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu di lakukan
percepatan yang lebih signifikan dalam pembangunan di daerah perdesaan.
D. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
Permasalahan pokok pembangunan di daerah NTT adalah rendahnya kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Nusa Tenggara T imur terutama dalam menghadapi
era global isasi. Kondisi tersebut sebagai akumulasi permasalahan pembangunan
sebagai be r i ku t :
1. Rendahnya Kinerja Perekonomian Rakyat.
Rendahnya kinerja perekonomian rakyat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: Pertama, belum meratanya kepemil ikan faktor-faktor produksi dan
t ingkat pemanfaatannyapun belum optimal. Terdir i dari : a). Rendahnya rasio
penduduk usia produktif terhadap kepemil ikan lahan usaha, b). Be lum meratanya
pemahaman masyarakat tentang kemaslahatan ekonomis dari tabungan dan
pemanfaatan tabungan oleh masyarakat untuk membiayai berbagai kegiatan atau
usaha ekonomi produktif melalui fasilitas kredit usaha masih dihadapkan dengan
berbagai permasalahan formalisit is lembaga keuangan, c) . Kendatipun secara
kuantitas NTT memil iki angkatan kerja yang besar, namun pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang transformasi teknologi dan pemanfaatannya
belum opt imal, sehingga proses kemitraan yang terjadi adalah perusahaan harus
menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan tenaga kerja yang ada, d). Kurangnya
pendidikan dan pelatihan yang dapat mendorong peningkatan pengetahuan
ii
tenaga kerja khususnya tenaga kerja di sektor pertanian, sehingga terjadi
pemborosan (fnefis/ens/) dalam penggunaan biaya input bagi pengembangan
produksi perluasan, e) . Rendahnya t ingkat partisipasi masyarakat, komponen
masyarakat dalam proses pengambi lan keputusan publik, e). Terbatasnya t ingkat
perolehan kesempatan untuk menikmati hasil-hasil pembangunan masih terbatas
atau t impang.
Kedua, terbatasnya jar ing pemasaran {outlet) baik secara personal maupun
secara melembaga atas produk-produk yang dihasi lkan masyarakat, sehingga
kurang dapat mendorong daya pikir dan daya kerja masyarakat. Penyebabnya
adalah: a). Belum meratanya informasi tentang daya saing produk sesuai
permintaan pasar, b). Pengembangan usaha dari ke lembagaan ekonomi sepert i
usaha kecil, menengah dan koperasi (UKM) masih terfokus pada kegiatan produksi
dan kurang memperhi tungkan aspek penciptaan segmen pasar baru dan skala
usaha. Ketiga, kurang tersedianya sarana teknologi dan terbatasnya jar ing
teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu penggerak
peningkatan produksi dan produktivitas. Salah satu penyebabnya adalah:
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan teknologi terapan.
Keempat, terbatasnya jar ing kemitraan antara pengusaha dalam daerah dan
pengusaha luar daerah. Kelima, terbatasnya investasi/permodalan sebagai sumber
pembiayaan pembangunan baik yang bersumber dari pemerintah maupun swasta.
2. Masih Tingginya Jumlah Penduduk Miskin.
Terdapat 2 (dua) cara pandang tentang kemiskinan, yaitu : menurut BPS dan
menurut indikator BKKBN. Menurut BPS, pada tahun 1999 jumlah penduduk
miskin di Propinsi Nusa Tenggara T imur sebesar 1.606.600 j iwa atau sebanyak
321.320 KK atau sebesar 42,20 persen dari jumlah penduduk. Menurut indikator
BKKBN, pada tahun 1999, jumlah KK di NTT (terdata) sebanyak 804.399 KK. Dari
jumlah tersebut masih terdapat 550.146 KK miskin atau sebanyak 2.525.730 orang
12
atau 69,99 persen (Keluarga pra sejahtera + Keluarga sejahtera I).
Beberapa ukuran kemiskinan menurut BPS adalah: Kemampuan membel i
bahan makanan dan minumuan sebanyak 2.100 gram kalori yang bersumber dari
sekitar 52 komodit i . Garis kemiskinan pada tahun 1999 mencapai 84.855 Rupiah,
sedangkan untuk daerah desa mencapai 65.526 Rupiah. Menurut indikator BKKBN,
yang termasuk miskin adalah: (a). Tidak dapat makan 2 kali sehari atau lebih,
(b). T idak bisa menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang
sekali da lam seminggu, (c). T idak memil iki pakaian yang berbeda untuk setiap
aktivitas. Yang termasuk miskin sekali adalah disamping indikator di atas, terdapat
beberapa indikator lain yaitu: (d). Tidak dapat mempero leh pakaian baru minimal
1 stel da lam waktu 1 tahun terakhir, (e). Bagian terluas lantai rumah dari tanah,
(f). Luas lantai rumah kurang dari 8 m 2 per penghuni rumah. Indikator pendukung
lainnya adalah : (g). T idak ada anggota keluarga berusia 15 tahun ke atas yang
mempunya i penghasi lan tetap, (h). Bila anak sakit atau ingin mengikuti keluarga
berencana t idak dapat mefasil itasi kesehatan, (i). Anak berusia 7 - 1 5 tahun t idak
dapat bersekolah.
Disamping indikator atau ukuran kemiskinan menurut BPS dan BKKBN di atas,
realitas kemiskinan sebagai permasalahan bersama antara pemerintah dan
masyarakat dapat dipandang bahwa dari berbagai aspek kehidupan. Elaborasi
faktor penyebab tersebut adalah: Pertama, rendahnya daya beli masyarakat.
Kondisi ini di indikasikan o leh: a) . Kemampuan (pendapatan) masyarakat untuk
membel i suatu barang atau jasa tertentu, b). Harga barang atau jasa tertentu, c) .
Selera konsumen atas suatu barang atau jasa tertentu. Kedua, t ingkat
pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap kualitas hidup yang relatif
masih rendah. Kondisi ini di indikasikan o leh: a). Kurangnya pengetahuan
masyarakat terutama di pedesaan tentang paradigma hidup sehat, b). Rendahnya
kualitas l ingkungan, c). Memburuknya status gizi khususnya pada kelompok
13
penduduk usia di bawah l ima tahun sehingga dapat menurunkan kualitas fisik dan
intelektual, d). kondisi a lam yang kurang menguntungkan bagi kehidupan
masyarakat,Ketiga, masih kentalnya nilai-nilai tradisonal sehingga mengakibatkan
perilaku masyarakat yang lebih berorientasi pada pola hidup konsumtif. Keempat,
lambatnya pemulihan ekonomi . Kondisi ini di indikasikan oleh: a). Kurangnya
investasi swasta sehingga mengakibatkan masih terbatasnya kesempatan kerja,
masih t ingginya jumlah pengangguran, b). Meningkatnya jumlah drop out pada
berbagai t ingkat pendidikan, c). Kurang diperhatikannya hak dan perl indungan
terhadap tenaga kerja, meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), d) . Masih
banyaknya penduduk (116.628 orang) yang memil ih hidup/tinggal di da lam
kawasan hutan l indung.
3. Rendahnya Tingkat Pendidikan Rakyat.
Permasalahan rendahnya t ingkat pendidikan rakyat tercermin dari t ingkat
pendidikan rakyat atau penduduk usia sekolah yang tidak atau belum pernah
bersekolah sebesar 376.170. Diketahui pula bahwa penduduk yang t idak atau
belum tamat sekolah dasar sebesar 989.890 orang. Sedangkan yang
berpendidikan sekolah dasar sebesar 880.890 orang. Gambaran tersebut
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Nusa Tenggara T imur masih
sangat rendah sehingga penanganan permasalahan pendidikan menjadi
permasalahan yang menonjol di Propinsi Nusa Tenggara T imur.
Masalah kedua adalah mutu pendidikan yang rendah. Selama l ima tahun
terakhir, sebagai contoh NEM rata-rata SD hanya mencapai 5,00-6,00, SLTP 5,52-
5,80. Pada tahun 1999, NEM rata-rata SMU/SMK di Nusa Tenggara T imur hanya
mencapai 5,38 (SMU) dan 5,47 (SMK). Disamping itu, jenis pendidikan belum
sesuai dengan peta kebutuhan daerah (relevansi sekolah) d imana sekolah-sekolah
kejuruan masih be lum memadai keberadaannya baik jumlah maupun kual itasnya.
Disamping itu, masalah kesempatan belajar juga terbatas. Angka partisipasi murni
14
menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 10 ,61% anak usia sekolah dasar yang
belum mengenyam sekolah dasar karena angka transisi SD/MI sebesar 61 ,34%.
Angka itu akan semakin besar bila ditambah dengan angka putus sekolah yang
mencapai 3,83%. Sementara itu, angka partisipasi murni SLTP hanya mencapai
4 5 , 0 1% selain angka putus sekolah yang mencapai 4 , 11%. Masih t impangnya
ratio jumlah sekolah dan guru antara daerah yang satu dengan daerah lainnya
terutama antara perkotaan dan pedesaan serta kualifikasi guru yang layak belum
memadai sesuai kebutuhan.
4. Rendahnya Tingkat Kesehatan Rakyat.
Permasalahan pembangunan kesehatan di NTT adalah masih rendahnya
derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini dicir ikan o leh: t ingginya angka kematian
kasar (AKK), angka kematian ibu (AKI), angka kematian balita (AkBal) dan angka
kematian bayi (AKB). AKK Nusa Tenggara T imur pada tahun 1998 sebesar 8 ,7%
per 1.000 kelahiran, lebih t inggi dari AKK nasional sebesar 7 ,5% per 1.000
kelahiran. Sementara AKB sebesar 48 per 1.000 kelahiran hidup, lebih t inggi
dibandingkan dengan angka nasional yang mencapai 41 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Nusa Tenggara T imur adalah 860 per 100.000 kelahiran
hidup, hampir t iga kali lipat dari angka nasional yang mencapai 373 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKBal di Nusa Tenggara T imur mencapai 82 per 1.000
balita dan angka nasional mencapai sebesar 81 per 1.000 balita.
Rata-rata jumlah hari sakit mendekat i 100 hari per orang dan penyakit yang
diderita lebih banyak bersifat laten yang sebelumnya tidak pernah terdeteksi .
Kondisi ini sangat mempengaruhi t ingkat produsi dan produktivitas masyarakat.
Disamping itu, beberapa permasalahan lainnya adalah: (a), masih terbatasnya
fasil itas kesehatan rumah sakit, (b). Menurunnya kualitas layanan rumah sakit, (c).
Meningkatnya pertambahan penduduk yang belum diikuti dengan ketersediaan
layanan tempat t idur di rumah sakit dari 46,9 tempat t idur per 100.000 orang
15
menjadi 43,2 tempat t idur per 100.000 orang, (d). Kurang se imbangnya rasio
dokter, para medis, juru rawat, jumlah sarana dan prasarana kesehatan terdahap
jumlah masyarakat, luasnya jangkauan layanan kesehatan. (e). Pada tahun 1999
telah dicapai Usia Harapan Hidup (UHH) laki-laki 62,86 tahun dan perempuan
65,06 tahun.
Permasalahan pembangunan kesehatan di NTT t idak hanya disebabkan oleh
faktor-faktor kesehatan, tetapi disebabkan juga oleh faktor-faktor lain sepert i : (a).
Permasalahan kemiskinan sebagaimana telah diterangkan di atas, (b). Krisis
ekonomi yang mempengaruhi menurunnya alokasi anggaran bidang pembangunan
kesehatan, (c). Daya beli masyarakat yang cenderung menurun termasuk
kemampuan untuk membel i jasa layanan kesehatan, (d). Rendahnya t ingkat
pendidikan masyarakat, (e). T ingkat kesulitan geograf is dan topograf is NTT
dengan t ingkat kemir ingan yang tinggi, sehingga menyul itkan jangkauan layanan
kesehatan sampai ke daerah terpenci l , jumlah tenaga medis sepert i dokter dan
tenaga non medis masih kurang.
5. Partisipasi Masyarakat.
Salah satu permasalahan pembangunan di daerah NTT adalah rendahnya
t ingkat partisipasi masyarakat terutama yang berkaitan dengan pengambi lan
keputusan. Hal ini terl ihat sejak proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi pembangunan, d imana peran masyarakat masih relatif rendah.
Kurang terl ibatnya masyarakat dalam proses pembangunan berakibat pada sikap
dan peri laku masyarakat yang kurang menguntungkan bagi proses pelaksanaan
pembangunan daerah. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat nampak pula
pada lemahnya sikap proaktif dan kreativitas masyarakat. Hal ini menggambarkan
masih kurang opt imalnya pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan
manusia, usaha dan l ingkungan (tri daya) yang sesungguhnya perlu segera
dit ingkatkan agar kinerja pembangunan daerah dapat dit ingkatkan. Faktor
16
penyebabnya permasalahan diatas antara lain: (a). Belum luasnya kesempatan
yang diberikan kepada masyarakat untuk mengembangkan inisiatif, kreativitas dan
sikap mandir i berkenaan dengan keterl ibatannya da lam berbagai aktivitas
pembangunan, (b). Belum terdorongnya masyarakat untuk mener ima inovasi
pembangunan.
6. Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Salah satu permasalahan otonomi daerah adalah berkenaan dengan cara
pandang tentang urgensi pelaksanaan otonomi daerah itu sendir i . Pada dasarnya
otonomi daerah memil iki 3 aspek yaitu: aspek personal ia, aspek pembiayaan dan
aspek prasarana sehingga mampu mendorong kreativitas, pelayanan pr ima dan
demokrat isasi pengelolaan pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kemasyarakatan. Cara pandang yang masih bersifat parsial te lah
mengakibatkan adanya ket impangan koordinasi pelaksanaan ketiga aspek di atas
sehingga pelaksanaan otonomi daerah menjadi sempit dan kurang bermakna.
Kondisi ini telah mempengaruhi kemauan baik pemerintah untuk secara bertahap
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ke depan akan mempengaruh i
kemauan baik pemerintahan reformasi untuk mengurangi, memberantas praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepot isme sebagaimana yang antara lain disyaratkan clean
goverment tian good governance.
7. Belum Meratanya Penyebaran Infrastruktur.
Infrastruktur pembangunan merupakan prasyarat keberhasi lan pembangunan
pada umumnya. Kondisi pembangunan infrastruktur yang secara kualitas dan
kuantitas dirasakan belum cukup untuk menunjang ter laksananya pembangunan
sebagaimana diharapkan, telah menjadi prioritas perhatian pemerintah.
Ketersediaan infrastruktur pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
sosial serta bidang pembangunan lainnya sepert i : air bersih, l ingkungan
17
perumahan yang bersih, sekolah, rumah sakit, puskesmas/pustu, pasar, alat
transportasi, prasarana ja lan dan jembatan, pelabuhan laut dan udara, rumah
ibadah, kelembagaan ekonomi, sosial, budaya masyarakat dan lainnya yang masih
kurang dan belum merata persebarannya atau masih terkonsentrasi pada daerah-
daerah perkotaan telah mengakibatkan kurangnya minat investasi khususnya
investasi swasta dalam mengelola berbagai ketersediaan sumber daya alam yang
ada pada kawasan-kawasan pengembangan di NTT.
8. Pengelolaan Lingkungan Yang Belum Optimal.
Perspektif l ingkungan pembangunan terdiri dar i: (a). L ingkungan sosial , (b).
L ingkungan buatan, (c). L ingkungan alam. Lingkungan sosial berhubungan dengan
peri laku, pola tindak, sikap mental masyarakat. L ingkungan buatan berhubungan
dengan berbagai kegiatan atau perbuatan manusia untuk mengubah sesuatu yang
belum dan kurang menjadi sesuatu yang ada dan lebih. L ingkungan alam
berhubungan dengan anugerah yang diterima oleh manusia dan masyarakat
melalui a lam atau sumber daya a lam.
Belum opt imalnya pengelolaan berbagai l ingkungan yang ada disebabkan oleh
faktor t ingginya lahan kritis dan t ingginya frekuensi t imbulnya ancaman bahaya
kekeringan akibat kondisi alam/ikl im. Kondisi tersebut mendorong adanya
penurunan keanekaragaman hayati. Penyebab lain adalah rendahnya t ingkat
diversif ikasi energi sehingga menekan kondisi l ingkungan, adanya potensi rawan
bencana seperti bencana alam, penyakit dan belum terbinanya sikap solidaritas,
sikap alkulturasi dan inkulturasi serta kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai
inovasi, modernitas atau nilai-nilai universal lainnya bagi suatu kehidupan yang
ideal.
9. Tata Ruang.
Implementas i tata ruang yang tidak konsisten sesuai peruntukannya telah
18
menimbulkan berbagai permasalahan penataan ruang. Faktor penyebabnya antara
lain: (a). Masih rendahnya pemahaman fungsi tata ruang, (b). Rendahnya aspek
penegakkan hukum {law enforcement), (c). Masih rendahnya t ingkat kualitas
produk tata ruang akibat kurang mampunya tata ruang tersebut beradaptasi
dengan dinamika pembangunan, (d). Adanya permasalahan atau konflik tanah.
10. Penyelesaian Pengungsi T imor Timur.
Besarnya jumlah pengungsi dibandingkan daya tampung dan kemampuan
daerah telah berpengaruh nyata terhadap kinerja pembangunan daerah, baik
menyangkut keamanan, pelayanan sosial ekonomi dan psikologis masyarakat
terutama berkaitan dengan isu-isu kerusuhan, sanksi PBB dan lainnya.
11. Tantangan Globalisasi.
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat yang
antara lain meliputi aspek ekonomi, politik dan sosial budaya. Berdasarkan kondisi
ini diperlukan persiapan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan memil ih
dampak globalisasi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara
T imur.
12. Lemahnya Penegakkan Hukum dan HAM.
Lemahnya penegakkan hukum dan hak asasi manusia (HAM) secara konsisten
dan konsekuen antara lain disebabkan oleh belum di laksanakannya pembangunan
hukum yang komprehensi f baik yang berhubungan dengan materi , perangkat dan
kelembagaan hukum. Intensitas peningkatan produk peraturan perundang-
undangan, termasuk peraturan daerah (Perda) dan peningkatan kapasitas
aparatur penegak hukum serta sarana dan prasarana hukum pada kenyataannya
t idak di imbangi dengan peningkatan integritas moral dan profesionalitas aparat
penegak hukum, kesadaran, mutu pelayanan publik di bidang hukum kepada
19
masyarakat. Akibat kepastian hukum dan jaminan hukum tidak terc ipta yang
akhirnya melemahkan penegakkan supremasi hukum, semakin meluasnya praktek
KKN, semakin sulit mencari kebenaran dan keadilan.
Tekad untuk memberantas praktek korupsi, kolusi, dan nepot isme (KKN) di
berbagai bidang pemerintahan umum dan pembangunan pada kenyataan be lum
diikuti oleh langkah-langkah nyata dan kesungguhan pemerintah termasuk aparat
penegak hukum untuk menerapkan dan menegakkan hukum. Adanya intervensi
dan atau pengaruh pihak lain dalam penyelesaian proses peradi lan, semakin
melemahkan upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Kondisi demikian mengakibatkan penegakkan dan perl indungan hukum serta
penghormatan HAM masih memprihat inkan yang tercermin dari terjadinya
berbagai pelanggaran HAM.
E. LAN DAS AN PROPEDA
1. Landasan idiil adalah Pancasi la.
2. Landasan konstitusional adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
3. Landasan operasional GBHN 1999-2004 dan Pola Dasar Pembangunan Propinsi
Nusa Tenggara T imur Tahun 2001 - 2004.
F. SISTIMATIKAN PROPEDA
Sistematika Propeda adalah sebagai be r i ku t :
BAB I. PENDAHULUAN
A. Umum B. Kondisi Daerah C. Hasil-Hasil Pembangunan D. Permasalahan Pembangunan Daerah E. Landasan Propeda F. Sistimatika Propeda
20
BAB II TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
A. Tujuan Pembangunan Daerah B. Sasaran Pembangunan Daerah C. Strategi Pembangunan Daerah
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
A. Program Pokok Pembangunan Daerah 1. Pembangunan Ekonomi Rakyat
1.1. Pembangunan Ekonomi Produksi 1.2. Pembangunan Prasarana Ekonomi
2. Pembangunan Pendidikan Rakyat 3. Pembangunan Kesehatan Rakyat
B. Program Penunjang Pembangunan Daerah 1. Penataan Ruang 2. Pembangunan Kesejahteraan Sosial 3. Pembangunan Hukum Dan HAM 4. Pembangunan Politik, Pemerintahan Dan Otonomi Daerah 5. Pembangunan Agama 6. Pembangunan Keamanan, Ketenteraman Dan Ketert iban
Masyarakat
BAB IV P E N U T U P
21
BAB II TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DAERAH
A. TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH
Tujuan pembangunan daerah Nusa Tenggara T imur adalah mewujudkan visi
dan misi pembangunan daerah. Wujud pelaksanaannya tercermin da lam indikator
manusia yang mempunyai usia harapan hidupnya panjang dengan t ingkat
kesehatan yang tinggi, mempunyai pengetahuan dengan kemampuan menguasai ,
memanfaatkan dan mengembangkan IPTEK yang berdasarkan nilai-nilai etik dan
moral serta mempunyai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan
perkapita riil masyarakat (daya beli).
B. SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Berdasarkan misi pembangunan daerah sebagaimana tercantum di dalam
POLDAS pembangunan daerah, maka pada dasarnya sasaran pembangunan
daerah, adalah :
1. Meningkatnya kemandir ian, kemajuan dan kesejahteraan manusia dan
masyarakat Nusa Tenggara T imur melalui optimalisasi pelaksanaan
pembangunan ekonomi rakyat, pendidikan rakyat dan kesehatan rakyat.
Gambaran manusia dan masyarakat Nusa Tenggara T imur yang mandir i adalah
suatu kondisi d imana terdapat kemampuan masyarakat untuk merumuskan
berbagai alternatif dan t indakan konkret untuk pemecahan masalah; manusia
dan masyarakat Nusa Tenggara T imur yang maju adalah suatu kondisi d imana
terjadi perubahan yang nyata dari pola pikir dan t indakan yang berorientasi
tradisional (tertutup) ke pola pikir dan t indakan yang berbasis i lmu
pengentahuan dan teknologi; sedangkan manusia dan masyarakat Nusa
22
Tenggara T imur yang sejahtera adalah suatu kondisi d imana manus ia dan
masyarakat mempunya i keseimbangan dalam pemenuhan hak-hak dasar atau
kebutuhan lahir dan batin secara adil dan merata.
2. Terjaminnya penegakkan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan keadilan dan kebenaran yang didukung oleh aparatur yang jujur,
professional berwibawa dan tersedianya sarana dan prasarana hukum yang
memada i .
3. Mantapnya otonomi daerah dan terjaminnya kedaulatan, persatuan dan
kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Meningkatnya mutu aparatur dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.
5. Meningkatnya keamanan, ketertiban, ketentraman dan kedamaian dalam
masyarakat.
6. Meningkatnya kerja sama regional dan internasional dalam cakrawala politik
luar negeri yang berdaulat, bebas dan proaktif bagi kepentingan nasional.
7. Terwujudnya keseimbangan yang dinamis antara pendayagunaan sumber daya
alam dan l ingkungan hidup dengan memperhat ikan daya dukungnya.
C. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
Dengan pola pendekatan kesisteman yang lebih memperhat ikan hubungan
integral dari berbagai variabel pembangunan daerah, maka untuk mewujudkan
visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah ditetapkan Strategi
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara T imur yaitu "Pertumbuhan Melalui
Pemerataan" dengan prinsip Membangun Dari Apa Yang Dimiliki Rakyat dan Apa
Yang Ada Pada Rakyat, melalui : a). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang ditit ikberatkan pada Pembangunan Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan
23
Rakyat, b). Penguatan dan peningkatan kemampuan kelembagaan ekonomi ,
politik, hukum, agama dan sosial budaya pada lingkup pemerintah dan
masyarakat, c). Pengalokasian sumber daya secara prorsional dan
bertanggungjawab. Pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan rakyat
di laksanakan secara bertahap melalui tahap pemul ihan, pemantapan, dan
pengembangan.
Pertumbuhan melalui pemerataan mengandung pengert ian bahwa pada
t ingkat awal aspek pemerataan di berbagai bidang kehidupan manusia dan
masyarakat NTT harus menjadi prioritas, sehingga dapat menciptakan proses
penggandaan yang selanjutnya akan mendorong terjadinya pertumbuhan sebagai
prasyarat kesejahteraan masyarakat. Pemikiran ini berarti bahwa apabi la setiap
anggota ke lompok masyarakat memil iki faktor-faktor produksi secara merata dan
adil dan memil ik i kesempatan yang sama dalam berbagai proses pengambi lan
keputusan serta memil iki kesempatan yang sama dalam pemanfaatan berbagai
hasil pembangunan, maka secara alamiah masyarakat akan memberdayakan diri
sendir i , ke lompok dan l ingkungannya. Asumsi ini, menggambarkan tentang
adanya saling keterkaitan, saling mendukung saling meneguhkan, sehingga dapat
mendorong adanya suatu daya ungkit, daya fikir dan daya kerja yang kuat dari
manusia dan masyarakat NTT untuk mempercepat peningkatan pertumbuhan,
memperkuat landasan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
l ingkungan.
Pengert ian pemerataan sebagaimana dimaksud di atas akan tergambar dari :
a). Adanya peningkatan nilai tambah terhadap manusia, masyarakat (rumah
tangga) sebagai pemil ik faktor-faktor produksi, b). Menguatnya posisi jua l/ tawar
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat sehingga kondisi sosial dan
budaya, ekonomi masyarakat meningkat, c) . Meningkatnya pengetahuan dan
pemanfaatan IPTEK sehingga dapat mengurangi inefisiensi produksi , d ) .
24
Meningkatnya kesempatan untuk mempero leh layanan pendidikan, kesehatan,
perl indungan dan kepastian hukum.
Pertumbuhan mengandung pengertian bahwa apabila aspek-aspek pemeratan
sebagaimana dikemukakan di atas telah opt imum, maka secara simultan akan
mendorong kenaikan output produksi dan produktivitas sehingga manusia dan
masyarakat akan mempero leh tambahan pendapatan yang akan meningkatkan
daya belinya, adanya perbaikan kesehatan dan adanya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan dalam rangka mempergunakan atau memanfaatkan teknologi .
Uraian singkat tentang strategi pembangunan daerah di atas, menunjukkan
bahwa kendatipun aspek pemerataan merupakan hal pertama yang harus
di lakukan dan selanjutnya diikuti oleh aspek-aspek pertumbuhan, namun
keduanya tidak dapat berdiri sendiri atau dengan kata lain harus di lakukan secara
simultan. Oleh karena itu, maka semua pelaku pembangunan sebagaimana
diuraikan berikut ini perlu memahami dengan sebenar-benarnya, sehingga tidak
terjadi salah urus dalam keseluruhan manajemen pembangunan daerah yang
terdiri dari para pemeran pembangunan yaitu :
Masyarakat. Masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan sangat
menentukan keberhasi lan pembangunan daerah. Dalam upaya mendukung
pencapaian pembangunan yang optimal maka masyarakat perlu lebih
berpartsipasi, proaktif sejak tahap perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan serta bertanggungjawab dalam mengelo la aset-
aset pembangunan untuk lebih produktif.
Pemerintah. Di dalam proses kemitraan, peran Pemerintah selain dari sisi
pengalokasian dana, juga berperan sebagai fasil itator bagi tumbuhnya ikl im
kondusif. Peran pemerintah sebagai fasil itator didasarkan pada prinsip-prinsip
good governance dan clean government, yaitu : partisipatif, penegakkan hukum,
terbuka, bertanggungjawab, memihak pada rakyat atas kesepakatan bersama,
25
mengutamakan pemerataan, efektif dan efisien,
Dun/a Usaha. Kegiatan pembangunan membutuhkan peran swasta/dunia
usaha sebagai investor atau penyedia modal da lam pembangunan dengan
memanfaakan sumberdaya daerah dalam berbagai skala usaha.
Perguruan Tinggi. Kelemahan sumber daya manusia dan paket-paket
teknologi membutuhkan peran Perguruan Tinggi . Perguruan Tinggi diperlukan
sebagai penggerak, penggagas di daerah diharapkan mampu berperan sebagai
ke lompok pemikir alternativ khususnya dalam hal perbaikan dan penciptaan
teknologi produksi sehingga semua aktivitas pembangunan semakin efisien dan
efektif.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). LSM telah memil ik i sejarah panjang
dalam melakukan advokasi bagi kepentingan masyarakat. Sejalan dengan
perubahan paradigma pembangunan dari semula dikelola sepenuhnya oleh
pemerintah (agen pembangunan) dan masyarakat menjadi pertisipan, menjadi
masyarakat sebagai subyek atau pemeran pembangunan.
Lembaga Keagamaan. Lembaga Keagamaan dan tokoh-tokoh agama,
masyarakat, adat tentunya sangat berperan da lam member ikan makna religius
dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, sosial dan politik sekal igus menjadi
alat pembinaan dan pengawasan secara moral dan etika terhadap pelakasanaan
pembangunan.
Berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi pembangunan daerah di atas, maka
diperlukan langkah-langkah kerja yang bersifat workable, sehingga t idak terjadi
salah tafsir, salah urus, salah sasaran dan salah pertanggungjawaban. Langkah
langkah kerja tersebut adalah :
Pertama; langkah-langkah strategis jangka pendek da lam rangka
mempercepat pemulihan ekonomi melalui kegiatan ekonomi yang cepat
menghasi lkan {quick yielding), antara lain meliputi upaya untuk mempertahankan
26
stabil itas ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat, pemerataan pemil ikan faktor-
faktor produksi (sumber daya), ketahanan pangan, dan mempercepat realokasi
sumberdaya pembangunan untuk meningkatkan produksi yang berbasis
sumberdaya lokal.
Kedua; langkah-langkah jangka menengah yang disamping perlu untuk
menunjang pemulihan ekonomi juga diarahkan untuk mewujudkan landasan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui penanggulangan kemiskinan,
perberdayaan usaha kecil, menengah dan koperasi, pengembangan kemitraan
usaha antara golongan ekonomi kuat dengan UKM, pengembangan
ketenagakerjaan, peningkatan kemampuan IPTEK, penguatan institusi pasar,
penguatan s istem ketahanan pangan, pembangunan industri pengolahan
berdasarkan keunggulan kompetitif.
Ketiga; pengembangan sarana dan prasarana pembangunan yang diper lukan
untuk mempercepat pemul ihan ekonomi yang meliputi peningkatan fungsi
pelayanan prasarana, melanjutkan restrukrisasi dan reformasi bidang prasarana,
meningkatkan aksesibil itas masyarakat terhadap pelayanan prasarana, serta
meningkatkan peranserta swasta dan masyarakat dalam pembangunan prasarana.
Keempat; pengelolaan sumberdaya alam dan l ingkungan hidup dengan
kebijakan strategis berupa penerapan prinsip berkelanjutan dan kelestarian
l ingkungan dalam pengelolaan sumberdaya alam, optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya a lam dan pelestarian, peningkatan potensi sumberdaya a lam fungsi
l ingkungan hidup, serta pemberdayaan kemampuan pemerintah daerah dan
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dengan teknologi ramah
l ingkungan.
Kel ima; da lam rangka mewujudkan otonomi daerah yang luas, diperlukan
penguatan dimensi keuangan daerah melalui pengembangan sektor riel,
pengembangan infrastruktur sosial ekonomi dalam rangka perluasan basis pajak
27
{tax base) dan intensifikasi serta reformasi s istem perpajakan.
Keenam; perluasan dan pemerataan kesempatan mempero leh pendidikan
yang adil dan merata serta semakin bermutu bagi seluruh rakyat, terutama
pendidikan di luar sekolah, penuntasan wajib belajar 9 tahun, pembaharuan
s istem pendidikan terutama kurikulum pendidikan dengan memperhat ikan muatan
lokal, peningkatan kemampuan akademik dan profesionalitas tenaga pendidik,
kemampuan kelembagaan lembaga pendidikan melalui prinsip desentral isasi serta
otonomi kei lmuan dan pemantapan manajemen berbasis sekolah, peningkatan
sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan peran serta masyarakat da lam
pengelolaan dan pengembangan pendidikan.
Ketujuh; da lam meningkatkan mutu 5DM adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan yang adil dan merata, peningkatan kemampuan ke lembagaan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan serta
pemberdayaan peran serta masyarakat.
Kedelapan; untuk meningkatkan mutu manusia dan masyarakat melalui
peningkatan program pembangunan bidang kependudukan dan keluarga
berencana, pendidikan keagamaan, peningkatan olahraga, peningkatan
kesejahteraan sosial dan pemberdayaan perempuan serta peningkatan ketahanan
budaya daerah, maka perlu di lakukan pemberdayaan masyarakat melalui
penguatan lembaga dan pengembangan organisasi masyarakat {civil society)
dengan membuka ruang yang seluas-luasnya bagi inisiatif masyarakat,
mengurangi berbagai aturan yang menghambat, mengembangkan budaya
kemandir ian, keswadayaan serta mengembangkan jar ingan kerja masyarakat guna
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mendayagunakan sumberdaya,
l ingkungan alam dan sosial-budaya setempat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan harkat dan mertabat masyarakat.
28
Kesembi lan; untuk mewujudkan penegakkan hukum dan HAM, diupayakan
melalui penegakkan kembali supremasi hukum dengan prioritas kebijakan yang
meliputi: penyempurnaan dan pembaharuan peraturan daerah dan pengembangan
budaya hukum; pemberdayaan lembaga peradi lan, lembaga penegak hukum
lainnya; serta penegakkan HAM melalui penuntasan penyelesaian berbagai KKN
serta pelanggaran HAM, retifikasi hukum adat, peningkatan sarana dan prasarana
HAM dan partisipasi masyarakat dalam penegakkan supremasi hukum.
Kesepuluh; untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggungjawab sebagai basis penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
kuat, bersih dan bebas KKN, maka peningkatan pelayanan kepada masyarakat
melalui peningkatan mutu aparatur, pembinaan dan pendidikan politik,
pemberdayaan Badan Perwaki lan Desa (BPD), DPRD dan pembinaan kelembagaan
{capacity building) pemerintahan dan pembangunan, perlu di lakukan. Disamping
itu, tuntutan desentral isasi yang semakin kuat dan telah mengakar di masyarakat
membutuhkan penanganan yang tepat agar keutuhan bangsa secara sosial ,
ekonomi , politik dan hukum dapat dipertahankan tanpa mengabaikan kekayaan
dan keragaman budaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
29
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Program Pembangunan Daerah (Propeda) sebagai salah satu dokumen
perencanaan pembangunan di daerah mengungkapkan perspektif pembangunan
ekonomi, pendidikan dan kesehatan, tetapi merupakan kebersatuan faktor-faktor
politik, sosial, budaya, keamanan, ketert iban, pemerintahan dan otonomi daerah
yang menguraikan tentang sejumlah problematik pembangunan di daerah NTT.
Penguraian program tersebut didasarkan pada sejumlah nilai tambah yang dapat
dihasi lkan dari faktor-faktor potensi pembangunan daerah, yaitu : (1). Nilai
tambah dari modal alamiah, (2). Nilai tambah dari modal fisik, (3). Nilai tambah
dari modal manusia, (4). Nilai tambah dari modal sosia l .
Berdasarkan kerangka pikir inilah, maka implementasi program
pembangunan daerah propinsi Nusa Tenggara T imur didasarkan pada satu
fi losofi pembangunan, yaitu : Membangun Dari Apa Yang Dimiliki Rakyat Dan
Apa Yang Ada Pada Rakyat. Untuk menerapkan fi losofi ini, maka dipil ih Strategi
Pembangunan Daerah, yaitu : Pertumbuhan Melalui Pemerataan, yang dalam
implementasinya memil iki implikasi luas terhadap berbagai aktivitas
perekonomian, pendidikan, kesehatan dan berbagai bidang pembangunan
lainnya.
Propeda NTT tahun 2001-2004 terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu: Program
Pokok dan Program Penunjang. Program Pokok terdiri dar i: (1). Pembangunan
Ekonomi Rakyat, meliputi: (a). Pembangunan Ekonomi Produksi, dan (b).
Pembangunan Prasarana Ekonomi. (2). Pembangunan Pendidikan Rakyat, (3).
Pembangunan Kesehatan Rakyat. Program penunjang terdiri dari: (1). Penataan
Ruang, (2). Kesejahteraan Sosial, (3). Hukum dan HAM, (4). Politik,
Pemerintahan dan Otonomi Daerah, (5). Agama, (6). Keamanan, Ketenteraman
dan Ketertiban Masyarakat.
30
I. P R O G R A M POKOK PEMBANGUNAN DAERAH
A. PEMBANGUNAN EKONOMI RAKYAT
Perspektif pembangunan ekonomi di NTT memil iki 2 (dua) sub-ordinasi yaitu
pembangunan ekonomi produksi dan pembangunan prasarana ekonomi . Kedua
sub-ordinasi tersebut memil iki keterkaitan yang sangat erat dan bersifat saling
melengkapi dan t idak saling meniadakan. Sinkronisasi dan keterpaduan program
ekonomi produksi dan prasarana ekonomi d imaksudkan untuk menguraikan
secara je las tentang strategi pembangunan daerah yang pada satu sisi harus
dapat menjawab sebab-sebab pertumbuhan sepert i: peningkatan produktivitas,
dan investasi yang dapat mendorong mobil itas faktor-faktor produksi dan pada
sisi lain harus dapat menguraikan tentang aspek-aspek pemerataan itu sendir i
sepert i: pemerataan kepemil ikan faktor-faktor produksi (tanah, modal , sewa,
bunga, tenaga kerja), dan pemerataan kesempatan untuk terl ibat da lam
pengambi lan keputusan publik serta pemerataan menikmati hasil-hasil
pembangunan.
Secara umum pembangunan ekonomi rakyat mempunya i pendukung utama
yaitu bidang pembangunan ekonomi produksi dan prasarana ekonomi . Kedua
bidang tersebut mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Oleh sebab itu
pembangunan ekonomi rakyat pada periode 2001-2004 diarahkan untuk
meningkatkan daya beli melalui penyerasian kedua komponen tersebut.
1 . U M U M
1.1. EKONOMI PRODUKSI
Kinerja ekonomi sangat tergantung pada kinerja sektor-sektor produksi
yaitu; sektor pertanian, industri dan perdagangan, pertambangan, pariwisata dan
jasa yang pada dasarnya berorientasi pada pasar domest ik maupun
internasional. Potensi daerah yang menjadi kekuatan dan peluang da lam
pembangunan ekonomi rakyat, adalah sebagai berikut:
31
a. Potensi Lahan. Potensi lahan pertanian dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan tanaman pangan dan perkebunan. Potensi lahan untuk
tanaman pangan dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu potensi lahan
basah 127.271 Ha dan lahan kering 1.528.308 Ha. Berdasarkan kelas
kesesuaian lahan terdiri dari t iga klasifikasi yaitu kecocokan tinggi (S I )
seluas 202.810 Ha dan kecocokan sedang (S2) 478.930 Ha dan
kecocokan terbatas (S3) 846.568 Ha. Selanjutnya potensi
pengembangan perkebunan sesuai Rencana Dasar Pengembangan
Wilayah Perkebunan (RDPWP) mencapai luas 888.931 atau 18,77 %
dari luas wilayah Nusa Tenggara Timur.
b. Potensi Padang. Usaha peternakan dapat di lakukan dengan
memanfaatkan padang penggembalaan atau terintegrasi dengan
usaha tanaman pangan atau perkebunan dengan memanfaatkan
l imbah pertanian tanaman pangan dan pakan yang secara khusus
dibudidayakan. Apabi la usaha peternakan menggunakan padang
rumput dan alang maka terdapat peluang sumber pakan ternak pada
areal seluas 1.939.801 Ha.
c. Potensi Perairan. Sumber bahan pangan untuk ketahanan pangan dan
gizi juga dapat diperoleh dari pemanfaatan sumber daya perairan,
terutama laut. Sebagian besar wilayah Nusa Tenggara T imur terdiri
dari perairan laut atau 80.86 % wilayah yang luasnya diperkirakan
sekitar 200.000 Km2, belum termasuk perairan ZEEI dengan garis
pantai yang panjangnya mencapai 5.700 km. Sumber daya hayati laut
Nusa Tenggara T imur mult ispecies dengan total potensi 240.000
ton/tahun belum termasuk potensi nener 680.000.000 ekor/tahun.
d. Potensi Pariwisata. Usaha pariwisata cukup potensial dan dapat
menjadi sumber utama pembangunan daerah. Potensi wisata yang ada
diantaranya; (i) wisata alam; Reptil Raksasa Komodoens is terdapat di
pulau Komodo, Riungensis (Mbou) terdapat di kabupaten Ngada,
32
danau T iga Warna Kel imutu di Kabupaten Ende, obyek wisata bawah
laut (taman laut) di pantai Maumere dan di gugusan 17 pulau di Riung,
di teluk Kupang serta panorama pantai pasir putih dan gulungan ombak
di Nemberala Rote Kabupaten Kupang. (ii) wisata budaya dan spiritual;
atraksi peperangan tradisional berkuda atau Pasola di Sumba, atraksi
tinju dan cambuk tradisonal di Kabupaten Ngada dan Manggarai ,
Kebudayaan/masyarakat Asli Bena Di Kabupaten Ngada, perburuan
Ikan Paus di Lamalera - Lembata dan Prosesi Agama di Larantuka, (iii).
Wisata buatan, tersebar diseluruh wi layah NTT.
e. Potensi Lokasi Industri. NTT memil iki 3 (tiga) lokasi industri strategis
sebagai pintu gerbang menuju kawasan negara pasifik dan Austral ia
yang member i peluang berkembangnya kegiatan ekonomi yaitu : (1).
Kawasan Industri Bolok (KI Bolok) Agroindustr i berbasis sektor
pertanian dengan luas sekitar 900 Ha; (2) Kawasan Pengembangan
Ekonomi terpadu (KAPET Mbay) dengan basis kegiatan agroindustr i
khususnya sektor perkebunan yang meliputi keseluruhan wi layah
pembangunan di Flores. (3). Kawasan industri berbasis agroindustr i
peternakan di Perbatasan T imor Barat. Kawasan ini berfungsi sebagai
zona penyangga pembangunan perdagangan dan jasa yang merupakan
potensi baru dalam rangka kerjasama perdagangan lintas batas dengan
calon negara baru eks T imor Timur.
f. Potensi Pertambangan. Terdapat cukup banyak potensi tambang yang
dimiliki Nusa Tenggara T imur yang dapat menjadi sumber utama
perekonomian masyarakat. Jenis pertambangan potensial sepert i;
minyak bumi, marmer, batu aji dan potensi tambang lainnya.
Eksploitasi potensi pertambangan dengan mel ibatkan masyarakat,
mengingat potensi pertambangan yang beraneka ragam dan
mempunya i prospek ekonomi yang tinggi tersebar di seluruh wilayah
33
berpeluang menumbuhkan investasi industri sehingga dapat menjadi
sumber ekspor wi layah.
g . Potensi hutan. pengelolaan hutan produksi yang berpotensi ekspor
diantaranya; Kayu Cendana, Gaharu, Asam, Kutu Lak dan Kayu manis.
h. Potensi kawasan. Enam belas Kawasan Prioritas Pertanian yaitu
kawasan Oesao, Bena, Aeroki , Besikama, Lantoka, Tanjung Bunga,
Magepanda, Mautenda, Mbay, Satargizing - Panondiwal, I teng,
Lembor, Nangali l i , Lewa - Mataiang, Wanokaka - Anakalang, Kodi -
Laratama dengan basis utama kegiatan produksi pada kegiatan
agribinis dengan pola pengembangan terpadu dimana komoditas utama
untuk wi layah T imor dan Sumba adalah ternak Sapi dan untuk wi layah
Flores, Lembata dan Alor komoditas utamanya adalah perkebunan.
i. Jasa-jasa. Posisi strategis sektor ini dikaitkan dengan posisi geograf is
yaitu berada pada wilayah paling selatan Indonesia yang menempatkan
Kupang sebagai pintu gerbang selatan. Kondisi ini mengakibatkan
Kupang sebagai lalu lintas kegiatan ekonomi dan pariwisata negara
Austral ia dan negara-negara pasifik.
Potensi yang ada, telah banyak dikembangkan baik melalui sumber dana
pemerintah, investasi swasta maupun swadana dari masyarakat. Akumulas i
kegiatan pembangunan ekonomi tersebut menghasi lkan kinerja perekonomian
daerah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Propinsi Nusa Tenggara T imur sejak
tahun 1997 mengalami tekanan yang cukup besar akibat krisis ekonomi yang
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan daya beli dari masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara T imur pada Pelita V mencapai rata-
rata 7,32 % dan pada tahun 1997 (atas dasar konstan 1993) sebesar
5,62%, tetapi tahun 1998 menurun menjadi - 4 ,99%. Sementara itu bila
diamati per sektor, seperti yang ditunjukkan dalam tabel 3.1, menurunnya
34
pertumbuhan ekonomi NTT pada tahun 1998 disebabkan karena hampir
semua aktivitas ekonominya bertumbuh negatip. Dampak dari pertumbuhan
negatip yang cukup besar di sektor pertanian akhirnya turut pula
mempengaruhi pertumbuhan Sektor Perdagangan. Pada tahun 1999,
pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 2,74 %. Kondisi tersebut
mengindikasikan perekonomian Nusa Tenggara T imur makin baik.
2. Struktur Perekonomian. Perekonomian NTT masih didominasi oleh sektor
pr imer atau sektor pertanian sebesar 44 ,05%, sektor tersier yang terdiri dari
perdagangan, hotel dan restoran, pengakutan dan komunikasi , keuangan,
pariwisata dan jasa perusahaan serta jasa-jasa lainnya sebesar 44 ,04%,
sektor skunder yang terdiri dari pertambangan dan penggal ian, industri
pengolahan, listrik gas dan air minum sebesar 11,91%.
3. Produktivitas Tenaga Kerja. Nilai produktivitas tenaga kerja ditunjukkan oleh
besarnya nilai output yang dihasilkan oleh seorang pekerja. Pada tahun
1998 produktivitas pekerja di NTT menurun sebesar - 3 ,88% yakni dari 1,59
juta Rupiah pada tahun 1997 menjadi 1,54 juta Rupiah di tahun 1998.
Selanjutnya daya serap tenaga kerja pada sektor pr imer mengalami
penurunan yang diindikasikan oleh pergeseran relatif sebesar minus 1,77 %;
namun secara absolut terdapat kenaikan tenaga kerja di sektor pr imer
sebesar 14.213 orang. Secara relatif, sektor sekunder dan tersier mengalami
pergeseran positif sebesar positif 1,33 % dan positif 0 .44%. Demikian pula
secara absolut, terjadi penambahan tenaga kerja di sektor tersebut sebesar
42.563 dan 24.458 orang. Secara keseluruhan terjadi penambahan tenaga
kerja sebesar 81.234 orang. Kondisi ini menunjukkan n kurang signif ikan
terhadap pemberdayaan tenaga kerja yang dapat diserap oleh sektor
sekunder dan tersier.
4. Pendapatan Perkapita. Rendahnya nilai produktivitas per kapita di atas
berdampak pada pendapatan perkapita masyarakat NTT. Pada tahun 1993
pendapatan perkapita di Nusa Tenggara T imur baru sebesar 579,9 ribu
35
Rupiah dan untuk Indonesia sudah mencapai 1,5 juta Rupiah. Walaupun
kinerja perekonomian Nusa Tenggara T imur cukup baik dan mampu
meningkatkan pendapatan perkapita menjadi 1,4 juta Rupiah pada tahun
1999, namun sama sekali belum mampu mengejar pendapatan perkapita
penduduk Indonesia yang telah mencapai 4,2 juta Rupiah pada tahun ini.
Bahkan pendapatan perkapita Nusa Tenggara T imur pada tahun 1999 masih
sedikit di bawah pendapatan perkapita Indonesia pada tahun 1993.
5. Neraca Perdagangan. Dari 7 komoditas bahan pangan yang dikonsumsi
berdasarkan kemampuan penyediaan dan kebutuhan pangan dan gizi,
untuk tahun 1998 semua mampu dipenuhi kecuali komoditas beras dan
kedele. Selain kedua komoditas tersebut, NTT mengimpor sebagian besar
produk-produk pendukung pembangunan daerah yakni; (i) Bidang
pembangunan ekonomi sepert i: mesin-mesin, pupuk, obat-obatan dan
teknologi , (ii) Bidang pembangunan sosial; per lengkapan bidang kesehatan
dan pedidikan, (iii) Bidang pembangunan Fisik dan prasarana; sarana dan
prasarana transportasi dan lainnya. Walaupun belum ada penelit ian tentang
neraca perdagangan secara intensif, impor NTT jauh melampui kemampuan
ekspornya. Dengan demikian dapat dis impulkan bahwa aspek substitusi
impor perlu mendapat perhatian khusus agar hi langnya sumber pertumbuhan
wi layah dapat ditekan. Untuk mengimbangi impor yang tinggi maka
perkembangan ekspor perlu didorong guna mencapai neraca perdagangan
surplus.
Kelemahan dan ancaman pembangunan di daerah NTT antara lain :
1. Kondisi penduduk. 8 0 % lebih penduduk berada di perdesaan dan berkerja
pada sektor pertanian sub-sisten dengan kemampuan ekonomi dan sumber
daya manusia yang rendah, sehingga mengakibatkan rendahnya daya saing.
2. Isolasi daerah. Sebagian besar daerah memil iki wi layah-wi layah yang masih
terisolosir yang belum dapat diakses ke wi layah luar, sebagai akibat dari
masih terbatasnya ketersediaan berbagai prasarana pembangunan.
36
3. Lahan Pertanian. Sebagian besar lahan pertanian berupa lahan kering serta
mus im hujannya relatif pendek, pemukiman penduduk tersebar mengikut i
sebaran wi layah-wilayah potensial, sebagian besar wi layahnya tergolong
rawan bencana alam berupa : gempa bumi, letusan gunung, erosi ,
ge lombang pasang, dan rawan terhadap serangan hama penyakit akibat
fluktuasi mus im.
4. Kemiskinan. Ukuran kemiskinan yang dipakai adalah menurut ukuran
kemiskinan BPS dan BKKBN. Menurut ukuran BPS, pada tahun 1999 jumlah
penduduk miskin sebanyak 1.606.600 orang atau sebesar 42 , 20% dari
jumlah penduduk yang terdiri dari 1.470.100 berada di pedesaan atau sekitar
44 ,47% dari keseluruhan jumlah penduduk miskin dan 136.500 berada di
kota atau sekitar 27 ,24% dari keseluruhan jumlah penduduk miskin.
Berdasarkan ukuran kemiskinan BKKBN, pada tahun 1999 jumlah KK
sebanyak 804.399 KK, terdiri dari 550.146 KK miskin dalam arti keluarga pra
sejahtera dan sejahtera I atau sebesar 68 ,39%.
5. Ketergantungan biaya pembangunan/fiskal. T ingkat ketergantungan fiskal
atau pembiayaan pembangunan di daerah terhadap pemerintah pusat sangat
besar kira-kira 80 - 8 5 % dari keseluruhan dana dalam Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah (APBD), kendatipun kepada setiap daerah telah
diberikan dana per imbangan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) yang relatif
cukup besar. Sebab kontribusi PAD terhadap APBD relatif sangat kecil k ira-
kira 15 - 20%.
6. Produk unggulan daerah. Produk unggulan daerah kurang memil ik i daya
saing baik komparat i f maupun kompetit i f dengan produk unggulan sejenis di
daerah-daerah di luar NTT. Kondisi ini ditunjukkan oleh kemampuan
perdagangan (ekspor dan antar pulau) masih sangat terbatas.
7. Kondisi sosial, politik, ekonomi nasional yang labil. Hal ini merupakan suatu
kemutlakan bagi daerah manakala daerah melakukan berbagai aktivitas
pembangunan.
37
1.2. PRASARANA EKONOMI
Prasarana ekonomi merupakan bagian penting dalam mendukung
pembangunan ekonomi produksi. Bidang-bidang pembangunan yang terkait
langsung dengan pembangunan prasarana ekonomi adalah : pertanahan,
prasarana perhubungan, prasarana permukiman, l ingkungan hidup, tata ruang
dan prasarana sumber daya air. Uraian tentang Kekuatan dan Peluang dalam
pembangunan prasarana ekonomi adalah:
a. Pertanahan.
Status tanah merupakan salah satu issue yang banyak mempengaruh i minat
investasi, terutama kegiatan usaha yang membutuhkan tanah yang luas seperti
kegiatan pertanian, perkebunan, hutan tanaman industri atau kegiatan
pertambangan. Tanah sebagai salah satu faktor produksi memil iki nilai guna
ekonomi yang sangat potensial dan merupakan daya tarik investasi. Oleh karena
itu, maka perlu dicari pola pendekatan yang dapat menjawab 2 (dua)
kepentingan sekal igus yaitu antara kepentingan pemil ik tanah dan dunia usaha.
Pola-pola pendekatan yang dapat d ikembangkan antara lain: pola sewa, pola
penyertaan modal , pola penyerahan kepada negara atau dunia usaha untuk
dikelola melalui Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB).
b. Prasarana Permukiman Wilayah.
Pembangunan permukiman telah menunjukkan n keberhasi lan yang
ditandai dengan meningkatnya permukiman layak huni, meningkatnya kualitas
rumah penduduk dan meningkatnya kelengkapan sarana dan prasarana
permukiman seperti jalan da lam permukiman, tersedianya air bersih, pasar,
sekolah dan lainnya. Masalah permukiman di perkotaan tidak terlepas dari
fenomena dan dinamika kehidupan diperkotaan. Kondisi ini ditandai oleh
pertumbuhan penduduk yang cepat, t ingkat urbanisasi penduduk yang cepat.
Dalam rangka percepatan pembangunan permukiman, maka beberapa
kebijakan yang telah di lakukan oleh pemerintah adalah : (a) dukungan
38
kebijakan yang menempatkan permukiman sebagai prioritas. (b) adanya
kebijakan kredit perumahan dan (c) adanya kemitraan dalam pembangunan
perumahan. Kebijakan ini d i tempuh sekal igus untuk menyelesaikan berbagai
persoalan pembangunan permukiman, antara lain: (a) Kebutuhan perumahan
terkait dengan kebutuhan fasilitas umum permukiman kota yang t inggi, secara
akumulat i f terbentur pada kebutuhan ruang di perkotaan yang cenderung
menjadi sempit; (b) Kemampuan pendanaan masyarakat untuk menyiapkan
perumahan yang layak huni terbatas; (c) Usaha property di daerah ini sangat
terbatas sebagai akibat dari kemampuan warga kota sebagai konsumen
perumahan memang sangat terbatas; (d) Belum ada perusahaan milik daerah
yang bergerak di bidang penyediaan permukiman warga kota.
Berbeda dengan permasalahan permukiman diperdesaan yaitu be lum
adanya pengaturan permukiman sesuai tata ruang desa, sehingga terdapat
lokasi perumahan yang terpencar yang berpengaruh terhadap pola komunikasi
dan interaksi sosial. Disamping itu, kekurangmampuan ekonomi masyarakat
pedesaan telah mengakibatkan kurang tersedianya hunian yang layak dan
memenuhi standar kesehatan.
c. Prasarana Perhubungan Wilayah.
Aksesibi l i tas wilayah terutama berkaitan dengan ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi internal, antar wilayah, dan ke luar wi layah. Secara umum
ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan yang ditunjukkan oleh jumlah
dan rasio ketersediaan terhadap penduduk masih kurang. Namun demikian dari
ketersediaan sarana dan prasarana yang ada cukup menunjukkan bahwa
perekonomian di daerah sudah dapat berjalan dan telah menunjukkan hasil
yang cukup baik. Kondisi ini dapat ditunjukkan oleh :
1. Perhubungan darat. Transportasi darat didukung oleh prasarana ja lan,
terminal dan Angkutan danau dan Sungai. Berdasarkan statusnya propinsi
NTT memil ik i ja lan nasional sepanjang 1.121,87 km, ja lan propinsi sepanjang
39
2.939,86 km, dan ja lan kabupaten sepanjang 12.866,81 km. Kualitas ja lan
sebagai urat nadi perhubungan berdasarkan permukaan ja lan menunjukkan
n hanya 46,3 % jalan beraspal di Nusa Tenggara Timur, 17,2 % ja lan keriki l,
35,3 % jalan tanah dan 1,3 % lainnya. Secara umum untuk ja lan berstatus
ja lan Nasional dan ja lan Propinsi, Kota Kupang merupakan satu-satunya
wi layah yang mempunyai kualitas jalan 100 % aspai dengan rasio antara
panjang ja lan dan luas wi layah mencapai 3,511. Itu berarti Kota Kupang
dapat dikatakan mempunyai aksesibi l itas wi layah yang paling baik
dibandingkan kabupaten lainnya. Sedangkan wi layah lainnya perlu
dit ingkatkan secara terus menerus.
2. Perhubungan Laut. Wi layah Nusa Tenggara T imur memil ik i 22 Pelabuhan
Laut yang telah memil iki fasilitas dermaga, dan terdapat 12 Pelabuhan
Tradisional yang dikunjungi Kapal Motor, Kapal Perintis dan Perahu Layar
namun belum memil iki Fasilitas Pelabuhan. Pelayanan angkutan laut da lam
Propinsi Nusa Tenggara T imur baik angkutan penumpang maupun barang
serta hewan di lakukan dengan mengoperasikan beberapa jen is sarana
angkutan laut seperti Kapal Expres milik PT. PELNI, Kapal Perintis, Kapal
Motor, Kapal Layar Motor dan Perahu Layar. Saat ini kapal expres milik PT.
PELNI yang menyinggahi pelabuhan di Nusa Tenggara T imur terdapat 4
(empat) unit kapal, sedangkan terdapat 3 (tiga) unit Kapal Perintis
menyinggahi 18 (delapan belas) Pelabuhan. Pola jar ingan transportasi yang
ada saat ini di wi layah Nusa Tenggara T imur masih didasarkan pada
kebutuhan mendasar masyarakat berupa pember ian pelayanan jasa
transportasi pada daerah terpenci l , pulau-pulau pada daerah perbatasan,
pesisir pantai serta member ikan pelayanan berupa peningkatan t ingkat
keamanan dari segi kecelakaan khususnya angkutan laut.
3. Perhubungan Udara. Di NTT terdapat 14 Bandara, dengan melayani 13
trayek domest ik dan 1 trayek internasional (Kupang - Darwin). Dari 14
Bandara tersebut terdapat beberapa Bandara yang relatif ja rang didarati,
40
sedangkan lainnya tetap dilayani walaupun dengan frekwensi terbatas, hal
tersebut disebabkan karena semakin lancarnya lalu lintas angkutan ja lan
maupun angkutan penyeberangan.
4. Pos, Telekomunikas i dan Geofis ika. Perkembangan sarana pos yang ada dan
tersebar diseluruh daerah Kabupaten dan Kota Madya yang ada di Nusa
Tenggara T imur adalah : Kantor Pos : 126 Unit, Pos bergerak : 46 Unit, Unit
Pelayanan Pos 47 Unit dan fasilitas Pos lainnya : 2.306 Unit. Sedangkan
jar ingan fasilitas te lepon yang sudah menjangkau 124 Kecamatan yang ada
di Propinsi Nusa Tenggara T imur adalah sebesar 56 Kecamatan atau
prosentase fisik penyebarannya sebesar 48,9 %. Prasarana dan sarana
meteorologi dan geofisika di wi layah Nusa Tenggara T imur terdiri dari 9
Stasiun Meteorologi , 2 Stasiun Geofis ika dan 1 Stasiun Kl imatologi.
d. Prasarana Sumber Daya Air Wilayah
Kondisi aktual di NTT menunjukkan bahwa adanya kebutuhan yang sangat
mendasar akan sumber daya air dan irigasi. Oleh karena itu, maka telah
di laksanakan upaya-upaya strategis dengan memanfatkan berbagai teknologi
da lam pembangunan sumber daya air diantaranya yaitu; pembangunan
bendungan dan jar ingan irigasi, pembangunan embung, pembangunan sumur
bor dan penyediaan jebakan-jebakan air untuk konservasi sumber daya air.
Upaya tersebut telah member i peran yang sangat signifikan terhadap
peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial dengan indikasi; meningkatnya
jangkauan pelayanan irigasi teknis, peningkatan pelayanan air baku untuk air
bersih dan meningkatnya jumlah sumur bor untuk irigasi serta untuk pelayanan
kegiatan produktif lainnya . Daerah Irigasi mencapai 1.403 buah dengan
kemampuan potensial 213.814 ha dan kemampuan fungsioanl 90.896 Ha
dengan rincian sesuai jenis rigasi sebagai berikut: (i) Irigasi teknis tersebar di 25
Daerah Irigasi dengan kemampuan potensial 35.643 Ha dan kemampuan
Fungsional 11.718 Ha; (ii) Irigasi semi teknis tersebar di 133 Daerah Irigasi
41
dengan kemampuan potensial 57.511 Ha dan kemampuan Fungsional 25.754
Ha; dan (iii) Irigasi sederhana tersebar di 1.245 Daerah Irigasi dengan
kemampuan potensial 120.687 Ha dan kemampuan Fungsional 53.424 Ha .
Disamping irigasi tersebut di atas, pelayanan sumber daya air juga
di lakukan melalui : (i) Irigasi desa (PID) yang kemampuan fungsionalnya saat
ini baru mencapai 52.386 Ha dari potensi 90.436 Ha; (ii) Embung Irigasi 19
buah dengan luas potensial 4.146 Ha. dan embung kecil 281 buah; (iii) Jar ingan
Irigasi Air Tanah 325 daerah irigasi dengan luas areal 1.364 Ha; (iv) Sumur bor
yang dimanfaatkan untuk irigasi ada 380 buah dengan JIAT 2.589 Ha .
Da lam upaya meningkatkan pengelolaan sumber daya air dan irigasi, telah
di lakukan pembinaan perhimpunan petani pemakai air (P3A): 450 P3A Irigasi, 40
P3A Gabungan, 360 P3A JIAT, 21 P3A Embung Irigasi, dan 279 P3A embung
keci l. Sesuai perkembangan P3A, menunjukkan n kecenderungan yang makin
baik yang ditandai dengan adanya penetapan kelompok secara formal oleh
Bupati pada masing-masing kabupaten.
e. Lingkungan Hidup
Orientasi pembangunan yang cenderung terpusat serta bersifat jangka
pendek berpengaruh signifikan terhadap kemerosotan kualitas dan daya
dukung l ingkungan dalam mendukung perikehidupan. Untuk menghindar i
dampak yang lebih besar diperlukan upaya penanganan l ingkungan hidup
secara integratif dan menyeluruh.
Kelemahan dan ancaman pembangunan prasarana ekonomi adalah:
1. Konfl ik tanah.
Da lam pembangunan bidang pertanahan perlu diantisipasi permasalahan-
permasalahan yang menonjol terutama dalam kerangka kegiatan investasi yaitu ;
(i) Kepastian akan adanya lahan yang siap bangun. (ii) Kepast ian hak atas
tanah yang didukung dengan bukti hak berupa sertifikat, baru mencapai lebih
42
kurang 25 % dari perkiraan jumlah bidang tanah yang ada, (iii) Ket impangan
struktur pemil ikan penguasaan tanah baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan, (iv) Adanya berbagai konflik suku yang bersumber dari t idak je lasnya
batas penguasaan tanah-tanah suku, (v) Kurang lengkapnya bukti dasar
kepemil ikan atas tanah sesuai ketentuan, (v) Ketersediaan sarana dan prasarana
teknis yang belum memadai , (vi) Luasnya jangkauan layanan yang belum
ditunjang dengan sarana dan prasarana transportasi yang cukup dan (vii)
Keterbatasan kemampuan pelayanan penyelesaian masalah pertanahan yang
berkaitan dengan pengukuran dan pendaftaran tanah serta kurang tersedianya
sarana peta bidang tanah.
Pembangunan bidang pertanahan juga mempunya i ancaman akibat
pengaruh eksternal yang perlu diantisipasi dalam pembangunan bidang
pertanahan yaitu masih terpusatnya kebijakan pembangunan pertanahan yang
kurang mampu mengantis ipasi kondisi-kondisi sebagai berikut ; (i) Terjadinya
alih fungsi dan fragmentasi tanah pertanian yang tidak terkendali i sehingga
penguasaan dan pengusahaan tanah pertanian tidak ekonomis, (ii) Adanya
konflik kepentingan dalam penggunaan dan pemanfaatan tanah. (iii)
Pelaksanaan kegiatan pengaturan, penataan dan pelayanan pertanahan yang
masih bersifat sentralistik, (iv) Rendahnya kemampuan pengendal ian dan
penertiban pemanfaatan tanah terlantar baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan.
2. Be lum optimalnya nilai guna pembangunan prasarana ekonomi.
Kondisi ini ditunjukkan oleh : (i) Belum optimalnya pemanfaatan sumber-
sumber air, sehingga mempengaruhi kemampuan fungsional Irigasi teknis,
irigasi semi teknis, irigasi sederhana dan irigasi pedesaan, (ii) T ingkat kerusakan
embung sangat tinggi yang membutuhkan biaya pemel iharaan yang cukup
besar, (iii) Partisipasi petani dalam pembiayaan pemel ihaaran sarana dan
prasarana sumber daya air dan irigasi masih terbatas, (iv) Menurunnya debit air
yang disebabkan oleh degradasi Daerah Pengaliran Sungai (DPS), (v) Bencana
43
alam banjir yang dapat merusak prasarana bangunan air.
3. Rendahnya kualitas l ingkungan.
Pembangunan bidang l ingkungan hidup mencakup l ingkungan hidup alami,
l ingkungan hidup buatan dan l ingkungan hidup sosial. Permasalahan l ingkungan
hidup alami berupa kerusakan dan pencemaran l ingkungan hidup dan sumber
daya alam seperti hutan, tanah, dan air, menurunnya produktivitas lahan,
degradasi l ingkungan wi layah pesisir, dan laut serta merosotnya
keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh intensitas pengeboman terumbu
karang yang cukup tinggi dan adanya pembakaran hutan dan perambahan
hutan serta tata guna hutan dan tanah yang belum jelas dan memadai .
L ingkungan buatan meliputi pembangunan sarana dan prasarana
permukiman perkotaan yang kurang berwawasan l ingkungan, adanya
peningkatan l imbah domestik, l imbah industri, dan polusi udara dari kendaraan
bermotor serta terbatasnya ruang terbuka hijau seperti taman kota, lapangan
olah raga, tempat rekreasi di perkotaan. Selanjutnya l ingkungan hidup sosial
mencakup adanya konflik kepentingan antar berbagai pihak dalam pengelolaan
l ingkungan hidup akibat perbedaan pranata, gaya hidup, sikap mental , peri laku,
perbuatan dari masing-masing kelompok sosial dalam masyarakat.
Segi-segi kelemahan dan ancaman dalam pembangunan l ingkungan hidup
antara lain : (a). Ser ingnya terjadi bencana alam, kekeringan, banjir, dan tanah
longsor dan lahan kritis. (b). Adanya kebijakan pembangunan yang lebih
berorientasi jangkah pendek sehingga mengakibatkan kurang ser imbangnya
antara produktivitas, stabilitas, dan ekuitabil itas lokal, (c). Kurangnya kemitraan
kerja antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam mengelo la
l ingkungan hidup, (d). Penggunaan teknologi dalam Kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam belum ramah l ingkungan.
44
2 . A R A H P E M B A N G U N A N
2.1. EKONOMI PRODUKSI
Arah pembangunan dimaksud di laksanakan untuk mencapai kemampuan
ekonomi , melalui peningkatan nilai tambah riil produksi komodit i pertanian
penghasi l bahan pangan dan gizi yang meliputi peningkatan nilai mater i ,
peningkatan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang
dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat dan daerah, dengan
memperhat ikan beberapa aspek, yaitu :
a. Aspek Produksi
Aspek produksi ditujukan bagi penguatan berbagai institusi pelaksana
pembangunan dalam berbagai aktivitas pembangunan yang di lakukan oleh
Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat ke arah peningkatan produksi dan
produktivitas, sehingga dapat mendorong peningkatan daya beli, peningkatan
pengetahuan dan peningkatan derajat kesehatan. Aspek ini ditekankan pada
pelaksanaan berbagai aktivitas pembangunan yang berbasis pada aktivitas
pembangunan di bidang pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, Peternakan, Industri dan Perdagangan,
Pariwisata, Pertambangan dan Energi, serta Pengembangan Jasa-Jasa.
b. Aspek Distribusi (Pasar)
Aspek ini ditujukan bagi : (i). Memper luas jar ingan distribusi pemasaran
hasil-hasil pembangunan yang berbasis pada pengolahan hasil-hasil pertanian
baik untuk memenuhi pasar domest ik maupun pasar internasional, seperti :
produk-produk unggulan pertanian yang dihasi lkan oleh berbagai unit usaha di
da lam masyarakat. (ii). Memperbesar skala usaha bagi unit-unit usaha. (i i i).
Menciptakan segmen pasar baru, sehingga dapat mendorong peningkatan
kapasitas produksi dari unit-unit usaha.
45
Disamping itu, aspek ini d imaksudkan sebagai cara untuk meningkatkan
keragaman produk, sehingga dapat mendorong terciptanya distribusi
kepemil ikan faktor-faktor produksi, distribusi penikmatan hasil-hasil
pembangunan di dalam dan di luar daerah serta distribusi peran dari para pelaku
pembangunan dalam proses pengambi lan keputusan.
c. Aspek Pembiayaan
Pembiayaan pembangunan merupakan salah satu masalah penting da lam
keseluruhan mekanisme pembangunan. Pembiayaan pembangunan yang
diperuntukan bagi pelaksanaan program pokok pembangunan daerah harus
menjadi prioritas tanpa mengabaikan program penunjang pembangunan daerah.
Pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber pembiayaan pembangunan
ditujukan bagi pencapaian berbagai kemajuan, perkembangan pembangunan
khususnya bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan,
peningkatan perubahan struktur ekonomi dan peningkatan penciptaan lapangan
kerja serta perluasan kesempatan kerja.
Pola pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber pembiayaan
pembangunan perlu di letakan secara proporsional sehingga mengurangi
ket impangan pembiayaan pembangunan di berbagai bidang pembangunan atau
dapat mendorong tingkat produksi dan produktivitas masyarakat dan daerah
dalam jangkah pendek, menengah dan panjang. Berdasarkan pert imbangan ini,
maka perlu diakumulasikan berbagai sumber pembiayaan pembangunan antara
pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan sumber pembiayaan luar negeri,
sehingga pola alokasi pembiayaan pembangunan yang di lakukan memil ik i
kesejajaran arti dengan pola persebaran kegiatan prioritas dari dan dalam
berbagai bidang pembangunan. Dalam rangka itu, maka dalam mengalokas ikan
pembiayaan pembangunan menurut ukuran prioritas kegiatan pembangunan
berdasarkan prinsip-prinsip :
46
1. Efisiensi dan Efektivitas, d imaksudkan untuk mengetahui per imbangan antara
penggunaan input dan output dan demikian pula sebal iknya, sehingga
diperoleh suatu hasil pembangunan yang memil iki kandungan makna
outcome, impact, dan benefit sesuai dengan upaya perbaikan pelayanan dan
kesejahteraan bagi masyarakat.
2. Berimbang dan Dinamis, alokasi dana pembangunan disesuaikan dengan
kemampuan keuangan daerah yang realistis, baik yang bersumber dari dana
per imbangan keuangan pusat dan daerah maupun dari public saving serta
pinjaman pemerintah daerah
3. Disiplin Anggaran, anggaran unit pelaksana disusun berdasarkan skala
prioritas sesuai dengan upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan
yang di laksanakan tepat guna, tepat waktu, terbuka dan dapat
d ipertanggungjawabkan.
Berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan anggaran di atas, maka
perencanaan pembiayaan pembangunan mengacu pada kriteria-kriteria, sebagai
berikut:
1. Secara langsung dapat membuka dan memper luas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha bagi masyarakat, sehingga dapat mendorong
peningkatan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia.
2. Secara cepat dapat menghasi lkan dan member ikan nilai tambah bagi
masyarakat dan secara langsung dapat mengurangi t ingkat kemiskinan.
3. Meningkatkan akses dan pelayanan sosial yang didukung dengan prasarana
dasar dan pelayanan sosial dasar masyarakat melalui berbagai bentuk
kegiatan yang melibatkan masyarakat.
4. Secara langsung dapat mendukung upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
dan daerah yang dapat mendorong perubahan struktur ekonomi melalui
peningkatan kegiatan ekonomi rakyat yang mandir i , berskala ekonomi dan
47
berorientasi pasar melalui pengembangan koperasi dan UKM serta berbagai
lembaga ekonomi, sosial, budaya lainnya yang berada dimasyarakat.
5. Peningkatan dan pengembangan mutu sumber daya manusia melalui
program peningkatan mutu dan peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat yang meliputi pemberantasan penyakit menular, peningkatan g'tzi
masyarakat, peningkatan kesehatan l ingkungan, peningkatan pelayanan air
bersih dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, prasarana
pendidikan serta prasarana lainnya.
Pelaksanaan pembangunan daerah perlu didekati dari berbagai kondisi
pembangunan yang sesuai dengan kondisi kemasyarakatan di NTT melalui
berbagai pentahapan pembangunan seperti : tahap penyelamatan dan
pemul ihan, tahap stabil itas dan tahap pertumbuhan. Oleh karena itu, maka
pendekatan yang di lakukan adalah :
1. Kultural Religius. Implementasi rencana pembangunan terkait dengan
keragaman sosio kultur masyarakat dan kondisi rakyat yang taat beragama
yang menuntun pola pikir, sikap dan perilaku hidupnya sehari-hari . Dengan
demikian nilai-nilai budaya dan agama itu akhirnya turut membentuk pula
struktur serta strata kemasyarakatan.
2. Ekosistem Ekologi, Sesungguhnya terdapat saling ketergantungan antara
manusia dan l ingkungan hidupnya. Berkaitan dengan itu setiap upaya
pembangunan harus mengakomodas i tumbuhnya interaksi sub-sub s istem
l ingkungan yang mampu menumbuhkan sinergi dengan kehidupan manus ia
secara lestari.
3. Terpadu, terpandu dan berkelanjutan. Ekonomi rakyat, kesehatan
rakyat dan pendidikan rakyat yang menjadi prioritas program pembangunan
daerah mempunyai hubungan yang sangat erat, karena sal ing
mempengaruh i , saling mendukung, dan saling meneguhkan. Dengan
48
demikian, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik
akan di lakukan secara bekesinambungan.
Berdasarkan arah pembangunan daerah, prinsip-prinsip pengelolaan
anggaran dan kriteria-kriteria pembiayaan pembangunan serta pendekatan
pembangunan seperti diuraikan di atas, maka dengan menggunakan analisis
statistik, dapat diproyeksikan kemajuan perekonomian NTT periode 2001 -
2004 seperti pada tabel 3.1.
49
Tabel 3.1
Proyeksi Beberapa Indikator Ekonomi Makro Nusa Tenggara T imur
INDIKATOR 2001 2002 2003 2004 I nd i ka to r Pokok I
Laju Inflasi (%) 10 -12 9 - 1 1 | 8 - 1 0 7 - 9 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4 - 5 , 5 4,1-5,7 | 4 ,1 - 5,8 4 , 2 - 6 PDRB per kapita (Ribu Rp) 2.096 2.386 2.719 3.103
Sumbangan pada pertub. Ekonomi(%)
i a . Permintaan Akhir i I
Konsumsi 4,18 4,22 4,24 j 4 ,27
a. Masyarakat 2,45 1 2,45 2,43 2,42 b. Pemerintah 1,73 1,77 1,81 1,85 Investasi (termasuk perubahan stok)
1 0,57 1 0,56 0,54 0,52
Ekspor & antar pulau keluar, neto
0,40 1 0,50 1 0,62 1 i
0,74
a. Ekspor dan antar pulau keluar
3,36 3,57 3,79 4,02
b. Impor dan antar pulau masuk (-)
2,97 i
3,07 3,17 3,28
b. Sektoral j Pertanian j 1,21 1,19 | 1,17 1 1,14 Perdagangan \ 1,92 2,05 j 2,18 | 2,32 Jasa ! 0,70 0,69 ! 0,68 1 0,67 Lainnya (qabungan 6 sektor) 1,32 1,34 1,37 1,41
S u m b e r : Diprediksi Dari Hasil Analisis Data NTT Dalam Angka 1995-1999.
Di sisi produksi, sektor pertanian yang telah terbukti mampu menjadi
penyangga perekonomian Nusa Tenggara T imur selama terjadinya krisis
diperkirakan masih akan memil iki peranan yang cukup besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara T imur. Pada tahun 2001 sektor ini
diperkirakan akan mampu menyumbang sebesar 1,21 persen terhadap total
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 4 persen sampai dengan 5,5
persen dan akan terus meningkat kontribusinya menjadi 1,14 persen pada
tahun 2004 terhadap perkiraan total pertumbuhan ekonomi sebesar 4,2 persen
sampai dengan 6 persen. Sektor perdagangan diperkirakan akan menjadi
50
penyumbang terbesar terhadap total PDRB yaitu 1,92 persen dari perkiraan total
pertumbuhan ekonomi sebesar 4 persen sampai dengan 5,5 persen pada tahun
2001 dan terus meningkat menjadi 2,32 persen dari perkiraan toital
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,2 persen sampai dengan 6 persen pada tahun
2004.
Proyeksi struktur perekonomian Nusa Tenggara T imur seperti pada tabel 3.2.
menggambarkan bahwa laju pertumbuhan sektor pertanian, perdagangan dan
jasa tahun 2001 sampai dengan 2004 diperkirakan tetap dan yang mengalami
perubahan hanya pada enam sektor ekonomi lainnya. Kondisi ini menunjukkan
bahwa pengaruh pembangunan di sektor-sektor tersebut kurang signif ikan
terhadap perubahan struktur perekonomian NTT pada periode yang sama. Itu
berarti bahwa perubahan struktur perekonomian yang menggambarkan berbagai
aktivitas ekonomi masyarakat yang sedianya dapat mengubah pola kehidupan
masyarakat be lum menunjukkan suatu kemajuan yang dapat diandalkan.
Tabel 3.2
Proyeksi Stuktur Ekonomi Nusa Tenggara T imur
i Sektor j 2001 j 2002 j 2003 I 2004 i Laju Pertumbuhan (%) j i i j ! Pertanian 1 3,24 1 3,24 i 3,24 i 3,24
Perdagangan ; 12,08; 12,08 1 12,08 | 12,08 j Jasa ! 3 ' 5 0 i 3,50 3,50 | 3,50 i Lainnya 1 4,96 i 5,07 i 5,19 j 5,33 i Peranan terhadap PDRB (%) i i i i 1
i Pertanian ! 42,12 i 41,24 i 40,32 i 39,38 i ! Perdagangan 1 20,88 ! 22,19 f 23,56 24,97 1 Jasa 14,33 14,06 13,78 13,49 |
i Lainnya i 22,68 ! 22,51 | 22,34 1 22,16 S u m b e r : Diprediksi Dari Hasil Analisis Data NTT Dalam Angka Tahun 1995-1999.
51
Dalam rangka mencapai perubahan struktur ekonomi seperti di atas maka
diperlukan dukungan investasi. Perkiraan kebutuhan investasi sebagaimana
terurai da lam tabel 3.3 d ibawah ini, dihitung berdasarkan Incremental Capital-
Output Ratio (ICOR) yaitu hubungan yang menjelaskan antara perbandingan
jumlah kenaikan output (pendapatan) yang disebabkan oleh kenaikan atau
adanya tambahan modal tertentu. Dengan perkiraan rata-rata ICOR per tahun
sebesar 3,2 artinya bahwa setiap kenaikan output (pendapatan) 1 unit
diperlukan tambahan modal atau investasi sebesar 3,2 unit, maka dapat
diperkirakan jumlah investasi yang dibutuhkan.
Tabel 3.3
Distribusi Perkiraan Kebutuhan Investasi NTT (Persen)
| Sektor 2001 2002 2003 2004 Pertanian j 15,25 i 14,43 13,63 j 12,85 j
i Perdagangan j 42,95 j 44,13 45,24 i 46,29 | 1 Jasa i 10^61 1 10,07 9,54 i 9,01 ! : Lainnya 1 31,19; 31,37 31,59 1 31,85 ! Jumlah (%) 100,00 ! 100,00 100,00 100,00
Milyar(Rp)\ 1.733,S\ 2.080fO 2.500,9 3.013,3 S u m b e r : Diprediksi Dari Hasil Analisis Data NTT
Dalam Angka 1995-1999.
Kondisi perubahan struktur ekonomi di atas akan diikuti dengan penciptaan
lapangan kerja baru di seluruh sektor ekonomi. Secara keseluruhan pada tahun
2001 diharapkan dapat diciptakan sekitar 77,81 ribu lapangan kerja baru dan
jumlahnya terus meningkat menjadi sekitar 91,58 ribu lapangan kerja baru pada
tahun 2004. Dari seluruh sektor ekonomi yang diperkirakan paling banyak
menciptakan lapangan kerja baru adalah sektor pertanian, yaitu mencapai
sekitar 61,71 persen pada tahun 2001 dan secara perlahan akan terus menurun
menjadi sekitar 57,70 persen pada tahun 2004. Sementara penciptaan lapangan
kerja baru di sektor perdagangan diperkirakan akan mencapai 19,08 persen dan
52
terus meningkat menjadi 22,82 persen pada tahun 2004. Sedangkan untuk
sektor jasa-jasa diperkirakan 6,50 persen pada tahun 2001 dan akan menurun
menjadi 6,12 persen pada tahun 2004. Penurunan ini tejadi karena diperkirakan
akan terjadi kemajuan atau peningkatan peran dunia usaha atau swasta
(masyarakat) yang bekerja di sektor jasa, sehingga secara bertahap pemerintah
mengurangi perannya yang sejauh ini sangat dominan dan diharapkan pula
terjadi peningkatan penciptaan lapangan kerja baru di sektor perdagangan yang
di lakukan oleh masyarakat atau swasta.
Tabel 3.4
Proyeksi Ketenagakerjaan NTT
Sektor j 2001 ! 2002 j 2003 | 2004 (Distribusi Penciptaan Lapangan lKerja Baru (%) i Pertanian
1 1 1 !
1 1
! 61,71 1
i 1
60,42 | 59,08 i 57,70 'Perdagangan ! 19,08 ! 20,28 ! 21,53 ! 22,82 'Jasa ! 6,50 j 6,38 6,25 6,12 Lainnya I 12,71 12,92 13,14 13,35 iJumlah 1 100,00 100,00 | 100,00 j 100,00 \(ribu orang) 1 77,81 \ 82,06 \ 86,64 \ 91,58 IDistribusi Tenaga Kerja (%) I Pertanian
\ i 1 76,66 ! 76,02 ! 75,34 ! 74,63
Perdagangan ! 6 ' 9 1 i
7,43 8,00 8,60 pasa 7,50 \ 7,45 7,40 7,35 ! Lainnya i 8,94 ; 9,09 | 9,26 | 9,42 iJumlah 1 100,00 | 100,00 | 100,00 i 100,00 \(ribu orang) i 1.9951 2.077 1 2.164 \ 2.256 I
S u m b e r : Diprediksi Dari Hasil Analisis Data NTT Dalam Angka Tahun 1995-1999.
53
2.2. PRASARANA EKONOMI
Arah pembangunan prasarana ekonomi adalah :
1. Meningkatnya kepastian hak atas tanah masyarakat yang didukung dengan
s istem pengelolaan yang lebih baik sehingga dapat mendorong kesadaran
masyarakat dalam mengelola tanah yang dikuasainya atau dimil ik inya.
2. Tertatanya struktur penguasaan pemil ikan tanah sebagai daya tarik investasi
yang lebih berorientasi pada penggunaan dan pemanfaatan tanah.
3. Membangun dan mengembangkan perumahan atau permukiman yang sehat
dan layak huni sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kota dan Pedesaan yang
terpadu, komprehensi f dan aspiratif.
4. Membuka isolasi fisik daerah atau wi layah yang diarahkan pada peningkatan
aksesibil itas daerah tert inggal, sentra-sentra produksi dengan pusat
pemasaran, kawasan cepat tumbuh, prioritas, andalan dan khusus.
5. Menyediakan berbagai jasa perhubungan darat, laut, udara, pos dan
telekomunikasi melalui pembangunan, peningkatan, pemel iharaan dan
rehabilitasi berbagai prasarana perhubungan.
6. Meningkatkan kemampuan pengembangan sumber-sumber air baku,
peningkatan layanan dan perluasan jangkauan layanan irigasi, embung,
sumur bor, bendung, Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) sebagai penyedia
sumber-sumber air pada lahan kering dan peningkatan pengelolaan sumber
daya air secara efisien dan efektif.
7. Terwujudnya pemulihan, pemantapan dan pengembangan kelestarian fungsi
dan daya dukung l ingkungan alam, buatan dan sosial melalui peningkatan
kualitas sumber daya menusia, pelaksanaaan konservasi, pemel iharaan dan
perl indungan, pengendal ian dan pemanfaatan l ingkungan hidup secara benar
dan terarah, peningkatan budaya cinta l ingkungan dalam masyarakat serta
peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan l ingkungan hidup.
54
3. P R O G R A M P E M B A N G U N A N
3.1. EKONOMI PRODUKSI
Perkembangan kinerja ekonomi produksi sangat tergantung pada kinerja
sektor-sektor produksi yaitu; sektor pertanian, industri, perdagangan,
pertambangan, pariwisata dan jasa-jasa. Berdasarkan berbagai kemajuan, hasil
pembangunan sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan
Propeda ini, maka pembangunan dan pengembangan ekonomi produksi
d imaksudkan untuk menguraikan secara programatis tentang kegiatan-kegiatan
produksi baik yang di lakukan secara personal (manusia) maupun yang di lakukan
secara kelembagaan (masyarakat).
Atas dasar pert imbangan di atas, maka disusun Program Pembangunan
Daerah Bidang Pembangunan Ekonomi Produksi, yaitu sebagai berikut:
1. Program Pengembangan Institusi Kepemilikan Lahan
Tujuan program ini : (1). Memberdayakan institusi-institusi kepemil ikan
tanah sepert i: pemil ik tanah, petani penggarap, buruh-tani dan penyewa tanah;
(2). Mendistr ibusikan pemanfaatan kepemil ikan tanah, sebagai salah satu faktor
produksi yang dapat member ikan nilai tambah bagi pengembangan
perekonomian.
Sasaran program ini adalah : (1). Tercapainya proporsi rasio penduduk
terhadap penggunaan lahan; (2). Menurunnya jumlah penduduk dan rumah
tanggah miskin; (3). Berkurangnya beban ketergantungan penduduk usia
produktif terhadap penduduk usia non-produktif; (4). Terwujudnya model
institusi dan pembentukan institusi kepemil ikan lahan dan tersedianya data
kepemil ikan lahan; (5). Ter laksananya sosialisasi model institusi kepemil ikan
lahan;
Kegiatan pokok program ini adalah : (1). Melakukan pendaftaran dan
pembuatan peta tanah menurut jenisnya; (2). Menyusun model-model institusi
kepemil ikan tanah; (3). Meredistr ibusikan penduduk pada lahan-lahan potensial;
55
(4). Melakukan sosialisasi model , monitor ing dan evaluasi .
2. Program pengembangan Sarana Permodalan Pedesaan
Tujuan program ini adalah : (1). Merciptakan kondisi bagi keberlanjutan
skema pendanaan yang ada dan member ikan dorongan yang kuat bagi
penciptaan skema pendanaan pembangunan lainnya yang tidak bersifat
duplikatif. (2). Member ikan jaminan atas pengajuan atau pember ian kredit usaha
bagi masyarakat. (3). Membangun akses kepada lembaga perbankan atau
lembaga keuangan lainnya. (4). Mendorong masyarakat untuk menabung
sebagian pendapatannya, sehingga meningkat investasi masyarakat.
Sasaran Program ini adalah : (1). Terwujudnya pemahaman masyarakat
akan manfaat berbagai jenis skema pendanaan pembangunan; (2). Terwujudnya
pemahaman masyarakat tentang mekanisme pengajuan kredit dan manfaat
kredit bagi pelaksanaan kegiatan ekonomi; (3). Terdokumentas inya jumlah
kelompok sasaran pener ima bantuan atau kredit usaha; (4). Terc iptanya
hubungan bisnis antara masyarakat dengan lembaga perbankan dan non-bank,
serta lembaga penjamin kredit lainnya. (5). Meningkatnya jangkauan pelayanan
jasa lembaga keuangan bank dan non bank (6) Meningkatnya jumlah penabung
dan tabungan sebagai salah satu daya tarik investasi swasta; (7) Terwujudnya
peningkatan daya serap kredit untuk masyarakat.
Kegiatan pokok program ini adalah : (1). Menyusun model dan mekanisme
pembentukan lembaga penjamin kredit bagi masyarakat. (2). Melakukan
sosial isasi, (3). Membuat regulasi pelaksanaan dan kegiatan pendampingan. (4).
Mengevaluasi manfaat langsung dan tidak langsung dari skema pendanaan
pembangunan; (5). Menyusun alternatif model skema pendanaan pembangunan,
(6). Melakukan sosialisasi tentang arti penting tabungan masyarakat da lam
perencanaan investasi; (7). Mendir ikan lembaga bank dan non bank; (8)
Memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan fasil itas kredit yang tersedia.
56
3. Program Pemberdayaan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat
Tujuan program ini adalah (1) Meningkatkan dan mengembangkan citra
Koperasi dan UKM sebagai pelaku ekonomi yang tangguh, profesional dan
mandir i; (2). Mengembangkan basisi-basis kegiatan ekonomi rakyat yang cepat
menghasi lkan/berproduksi; (3). Menumbuhkan ikl im persaingan diantara sesama
lembaga ekonomi masyarakat yang bertumpu pada mekanisme pasar.
Sasaran program ini adalah: (1). Terse lenggaranya pendidikan dan latihan
keterampilan usaha (wirausaha) bagi lembaga ekonomi masyarakat, (2).
Meningkatnya peran koperasi dan UKM di berbagai sektor dan aktivitas
ekonomi, (3). Terciptanya kondisi persaingan lembaga- lembaga ekonomi rakyat
melalui peningkatan efisiensi produksi.
Kegiatan pokok program ini adalah (1) Mengembangkan pendidikan dan
latihan keterampilan usaha; (2) Melakukan pendampingan melalui b imbingan
dan konsultasi; (3) Menciptakan jar ingan kerja sama dan kemitraan usaha yang
didukung oleh organisasi masyarakat setempat, pemerintah daerah, swasta, dan
perguruan tinggi; (4) Menyediakan kemudahan akses terhadap berbagai sumber
daya; (5) Menyediakan prasarana dan sarana usaha bagi masyarakat; (6).
Menyusun standirisasi melalui kurikulum dan modul pelatihan kewirausahaan.
(7). Melakukan sosialisasi informasi secara luas kepada masyarakat. (8).
Melakukan pelatihan dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat secara
selektif.
4. Program Pengembangan Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Tujuan program ini adalah (1). Meningkatkan produksi dan produktivitas
melalui usaha ekstensif ikasi, intensifikasi, diversikasi dan rehabilitasi serta
optimalisasi pemanfaatan lahan; (2). Mengembangkan s istem ketahanan
pangan, 3). Mengembangkan s istem agribisnis berbasis tanaman pangan dan
hortikultura, 4) . Mengembangkan kelembagaan pangan yang dapat mendorong
kelancaran pola distribusi dan pola konsumsi pangan masyarakat; (5).
Meningkatkan status gizi melalui distribusi dan pola konsumsi, (6).
57
Mengembangkan kelembagaan pangan masyarakat. (7). Mengembangkan dan
merehabi l i tasi prasarana dan sarana pendukung ketahanan pangan.
Sasaran Program ini adalah (1). Terwujudnya optimalisasi ke lembagaan
penunjang, sarana dan prasarana agribisnis, 2). Meningkatnya jumlah dan
kualitas petani; (3). Meningkatnya rasio kepemil ikan petani terhadap luas lahan
garapan; (4). Terwujudnya perluasan lahan usaha , (5). Meningkatnya jumlah
kalori bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat, (6). Meningkatnya kualitas
pengetahuan masyarakat tentang sist im pengelolaan tanaman pangan (7).
Menyusun model dan membentuk institusi perekonomian rakyat yang dapat
mengakses input produksi pangan, pasar dan informasi bisnis pangan bagi
pemerataan distribusi pangan; (8) Melakukan efisiensi s istem produksi, teknologi
pengolahan dan distribusi komoditas pangan.
Kegiatan pokok program ini adalah: (1) Menginventarisasi dan mengevaluas i
sumber daya pangan potensial serta mengembangkan keanekaragaman produksi
pangan; (2) Mengopt imalkan pemanfaatan, rehabil itasi, dan pengembangan
prasarana dan sarana pendukung ketahanan pangan; (3) Memper luas lahan
pertanian baru serta pemanfaatan lahan tidur dan lahan kurang produktif; (4)
Melakukan sosialisasi model kelembagaan ekonomi rakyat yang dapat
mengakses input produksi pangan, pasar dan informasi bisnis pangan bagi
pemerataan distribusi pangan; (5) Meningkatkan efisiensi s istem produksi,
teknologi pengolahan dan distribusi komoditas pangan, (6) Mengembangkan
lembaga teknologi pangan, kegiatan penelit ian, revitalisasi tataniaga pangan dan
lumbung desa, (7) Melakukan pembinaan, pengendal ian s istem pemantauan
ketahanan pangan, (8) Melestarikan sumber daya hayati yang merupakan
sumber genetik bagi pengembangan produksi pangan, (9) Menyusun peta
informasi potensi pengembangan bisnis pangan dan sentra-sentra produksi
pertanian tanaman pangan; (10) Mengembangkan kemitraan usaha dan
kelembagaan bisnis pangan, serta pembinaan pelaku bisnis pangan, (11).
Meningkatkan keanekaragaman produksi tanaman pangan dan hortikultura (12).
Menyusun standarisasi benih dan bibit serta standarisasi teknik produksi, (13).
58
Meningkatkan sistem distribusi input produksi, (14). Melakukan sosialisasi
berbagai standarisasi kepada masyarakat petani.
5. Program Pengembangan Peternakan
Tujuan program adalah sebagai berikut : (1) Meningkatkan produksi dan
produktivitas ternak melalui intensifikasi, ekstensif ikasi, diversifkasi dan
pemul ihan genetika; (2) Mengembangkan s istem ketahanan pangan berbasis
ternak, 3). Mengembangkan sistem agribisnis peternakan; (4) Meningkatkan
status gizi melalui pola distribusi dan konsumsi ternak, (5). Mengembangkan
kelembagaan usaha peternakan masyarakat
Sasaran program ini adalah : (1) Meningkatnya jumlah dan mutu ternak; (2)
Meningkatnya kepemil ikan ternak dan konsumsi protein hewani per kapita, (3)
Meningkatnya unit usaha industri pengolahan hasil perternakan, (4). Terc iptanya
s istem tata niaga yang kondusif bagi posisi tawar peternak, (5). Meningkatnya
status gizi masyarakat yang bersumber dari keragaman protein hewani, (6).
Terwujudnya optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan di bidang peternakan,
(7). Meningkatnya produksi dan nilai tambah usaha peternakan, (7)
Berkurangnya angka kematian ternak, (8) Meningkatnya produksi pakan ternak,
Kegiatan pokok : (1) Mengembangkan inseminasi buatan, (2). Menata s istem
distribusi terseleksi, (3). Meningkatkan sosialisasi dan penerapan berbagai
teknologi peternakan dan pemeliharaan, (4) Memperbaik i kualitas ternak sapi
Bali dan sapi Ongole, (4) Mengendal ikan kesehatan hewan, (5). Merevital isasi
pemanfaatan padang pengembalaan untuk produksi ternak bibit dan bakalan,
(6). Mengidentif ikasi dan mengembangkan pakan ternak, (7). Meningkatkan
kerjasama dengan mitra usaha peternakan da lam berbagai forum koordinasi, (8).
Meningkatkan kualitas sumber daya dalam bidang peternakan, (9).
Meningkatkan sarana layanan di bidang peternakan.
59
6. Program Pembangunan Dan Pengembangan Kehutanan
Tujuan program adalah sebagai berikut : (1) Meningkatkan produksi dan
produktivitas Hutan melalui Intensif ikasi, ekstensif ikasi, rehabil itasi dan
pengembangan komodit i hutan unggulan melalui pola Hutan Tanaman Industri
dan Hutan Kemasyarakatan; (2) Mengembangkan s istem ketahanan pangan
berbasis kehutanan, 3) Mengembangkan s istem agroforestr i; (4)
Mengembangkan kelembagaan usaha hutan dan asosiasi pengolah hasil hutan.
Sasaran program ini adalah : (1) Meningkatnya jumlah dan mutu hasil
hutan produksi, hutan tanaman industri dan hutan kemasyarakatan; (2)
Meningkatnya kepemil ikan usaha kehutanan, (3) Meningkatnya unit usaha
industri pengolahan hasil hutan, (4) Terc iptanya s istem tata niaga perkayuan, (5)
Meningkatnya kualitas l ingkungan hidup masyarakat, (6) Terwujudnya
optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan dan asosiasi pengusaha kehutanan.
Kegiatan pokok : (1) Melakukan pelatihan dan pemagangan bagi masyarakat
dalam pengembangan usaha kehutanan, (2) Mengembangkan dan meningkatkan
pelayanan pusat pembibitan tanaman hutan unggulan, (3) Menata sistem
pengembangan usaha hutan unggulan di masyarakat, (4) Meningkatkan
sosial isasi da lam penerapan berbagai teknologi pengembangan tanaman hutan
dan usaha hutan non kayu, (5) Mengintroduksi dan mengembangkan jenis
tanaman hutan unggulan baru yang prospektif, (6) Mengendal ikan bahaya
kebakaran hutan, (7). Merevital isasi pemanfaatan kawasan hutan produksi, (8).
Mengintensifkan sosialisasi tapal batas wilayah hutan dan jenis peruntukkan
kawasan hutan, (9). Meningkatkan kemitraan usaha pengembangan Hutan
Tanaman Industri, (10). Meningkatkan sarana layanan di bidang kehutanan.
7. Program Pengembangan Perikanan.
Tujuan program adalah: (1) Meningkatkan jumlah hasil tangkapan dan
budidaya ikan melalui intensifikasi, ekstensif ikasi dan diversifkasi usaha
perikanan; (2) Mengembangkan s istem ketahanan pangan berbasis Perikanan,
(3) Mengembangkan sistem agribisnis perikanan; (4) Meningkatkan status gizi
60
melalui pola distribusi dan konsumsi ikan, (5) Mengembangkan kelembagaan
usaha perikanan laut dan darat
Sasaran program ini adalah : (1) Tersusunnya pedoman pelaksanaan
eksplorasi , eksploitasi dan konservasi sumber daya perikanan laut dan darat; (2)
Meningkatnya pendapatan masyarakat pesisir dan petani ikan; (3) Terwujudnya
peluang usaha yang kondusif bagi ter laksananya investasi swasta di bidang
kelautan dan perikanan; (4) Meningkatnya jumlah dan mutu hasil per ikanan; (5)
Meningkatnya status gizi masyarakat yang bersumber dari keragaman protein
ikan.
Kegiatan pokok program ini adalah : 1). Menyusun tata ruang kelautan yang
memungk inkan diciptakannya kerja sama antar kabupaten/kota dan propinsi;
(2). Memberdayakan masyarakat nelayan dan petani ikan; (3). Melakukan
pengawasan pemanfaatan sumber daya laut dan perikanan; (4). Mengopt imalkan
pengembangan teknologi perikanan darat dan laut; (5). Melaksanakan Gerakan
Masuk Laut (Gemala); (6). Mengendal ikan pelaksanaan pemberantasan hama
dan penyakit ikan; (7). Meningkatkan kualitas rumah tangga perikanan (RTP)
melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan.
8. Program Peningkatan Perdagangan Produk Unggulan Daerah.
Tujuan program ini adalah (1). Meningkatkan nilai tambah atas produk-
produk unggulan daerah, (2). Mendapatkan hak patent dan ISO atas produk-
produk unggulan daerah, (3). Menjal in aliansi-aliansi strategis dengan pelaku-
pelaku ekonomi di luar NTT.
Sasaran program ini adalah : (1). Meningkatnya promosi dagang produk-
produk dagang daerah, sehingga terbentuknya pemasaran {outlet) perdagangan
yang menguntungkan daerah; (2). Meningkatnya vo lume ekspor atas produk-
produk unggulan daerah; (3). Meningkatnya jumlah komoditas unggulan daerah
yang berpeluang mendapatkan hak patent dan ISO, (4). Meningkatnya investasi
di bidang pengembangan komoditas unggulan daerah, (5). Meningkatnya
jar ingan kerjasama antar pelaku ekonomi di NTT dan di luar NTT
61
Kegiatan pokok dalam program ini, adalah (1). Melakukan sosial isasi dan
fasilitasi pengurusan hak patent dan ISO, (2). menginventarisasi komoditas
unggulan di daerah, (3). Meningkatkan pengawasan standart mutu, (4).
Meningkatkan keterampilan kerja melalui pelatihan, pendampingan dan
magang, (5). Meningkatkan promosi dagang di da lam dan ke luar neger i , (6).
Menciptakan dan mengembangkan prasarana promosi dagang baik di da lam
daerah maupun di luar daerah, (7). Membina dan mengembangkan jar ingan
kerja sama dagang antar pelaku ekonomi di dalam dan di luar daerah.
9. Program Pengembangan Kerjasama Antar Wilayah Dan Peningkatan
Promosi Pariwisata.
Tujuan program ini adalah : (1). Menciptakan kondisi yang memungk inkan
kerjasama antar daerah sehingga dapat mendorong pembangunan
kepariwisataan; (2). Mengembangan jenis-jenis obyek wisata sehingga
terciptanya kondisi bagi pengembangan industri pariwisata; (3). Meningkatkan
kualitas daya tarik wisata baik wisman maupun wisnus; (4). Member ikan
rekomendasi bagi pembangunan infrastruktur kepariwisataan.
Sasaran program ini adalah : (1). Meningkatnya arus dan jumlah kunjungan
wisata; (2). Meningkatnya pendapatan masyarakat dan daerah baik secara
langsung {direct income effect) dan secara tidak langsung {indirect and induced
income effect); (3). Meluasnya jar ingan kerjasama pariwisata baik di da lam
maupun di luar negeri; (4). Terwujudnya NTT sebagai Daerah Tujuan Wisata
(DTW) potensial .
Kegiatan pokok dalam program ini adalah : (1). Melaksanakan kegiatan
kepariwisataan berbasis sapta Pesona Wisata; (2). Mengembangkan potensi
wisata di NTT melalui berbagai perist iwa dan atraksi wisata; (3). Menjadikan
potensi wisata di Nusa Tenggara T imur bernilai ekonomis dan sosial; (4).
Mengembangkan dan mempromos ikan obyek-obyek wisata bahari, a lam dan
budaya melalui media cetak dan elektronik; (5). Melakukan studi pendalaman
struktur industri pariwisata; (6). Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
62
kepariwisataan; (7) Melakukan koordinasi perencanaan pengembangan
kepariwisataan antardaerah dan wi layah.
10. Program Pengembangan Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT)
Tujuan program ini adalah (1). Menciptakan IKRT unggulan sebagai
penggerak utama pembangunan ekonomi daerah. (2). Mengembangkan IKRT
berbasis potensi daerah yang memil iki peluang pasar. (3). Merciptakan
aksesibi l itas IKRT terhadap lembaga keuangan, baik perbankan maupun non-
bank. (5) Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap produk komoditas industri
lokal.
Sasaran program ini adalah (1) Meningkatnya j iwa wirausaha pada setiap
pelaku ekonomi IKRT (2). Terwujudnya IKRT unggulan sebagai penggerak
utama pembangunan ekonomi daerah; (3). Meningkatnya jumlah dan kualitas
komoditas sesuai kebutuhan/permintaan pasar. (4). Terc iptanya keberpihakan
dan keikhlasan lembaga keuangan terhadap pengembangan IKRT. (5)
Meningkatnya kesadaran yang bertanggungjawab dari IKRT terhadap
pemanfaatan kredit perbankan. (6). Terc iptanya ikl im kemitraan usaha antara
pelaku industri lokal (IKRT) dengan pelaku industri luar NTT .
Kegiatan pokok program ini adalah (1) meningkatkan pelatihan dan
pemagangan yang mendukung peningkatan kemampuan kelembagaan IKRT(2)
mendorong penyediaan pusat promosi/penjualan hasil IKRT didesa (3)
mendir ikan dan mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil IKRT
didalam dan diluar NTT yang mudah terjangkau oleh pembel i (4).
Menumbuhkembangkan berbagai industri jasa (5). meningkatan jumlah dan
skala usaha IKRT; (6). Melakukan bimbingan dan pendampingan bagi
pengembangan usaha industri rumah tangga; (7) Menciptakan
regulasi/peraturan yang dapat mendorong berkembangnya IKRT; (8) mengkaji
dan meninjau peraturan dan prosedur perbankan yang kurang berpihak kepada
masyarakat terutama IKRT; (9) mendorong tumbuhnya asosiasi IKRT secara
mandir i .
63
11. Program Pengembangan Investasi Dan Penguatan Sumber-Sumber
Pendapatan Daerah.
Tujuan program adalah (1). Meningkatkan dan mengembangkan investasi
(2) . Meningkatkan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah,
(3) . Meningkatkan kapasitas kebijakan fiskal daerah, (4). Merevital isasi
perangkat peraturan investasi.
Sasaran program ini adalah (1). Tersedianya perangkat peraturan perinjinan
dan kemudahan investasi pemerintah, PMA, PMDN dan non fasilitas; (2).
Terc iptanya kondisi bagi pelaksanaan perluasan pungutan pajak dan retribusi;
(3). Tersedianya perangkat peraturan pemungutan pajak dan retribusi; (4).
Tersed ianya data dan informasi bagi pengembangan investasi, (5). Meningkatnya
kualitas aparatur pelayanan dan kualitas layanan investasi.
Kegiatan pokok program ini adalah (1). Mendata dan memetakan obyek-
obyek pajak yang dapat mendorong kenaikan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP); (2).
Merevital isasi pungutan retribusi; (3). Menata kembal i berbagai peraturan
tentang pungutan pajak dan retribusi; (4). Mengembangkan s istem pelayanan
investasi satu pintu; (5). Menata kelembagaan pungutan pajak dan retribusi, (6).
Melakukan promosi investasi melalui berbagai sarana promosi , (7). Menata
kembal i daya tarik investasi unggulan daerah, (8). Mengembangkan berbagai
studi kelayakan investasi, (9). Mengembangkan dan mengefekt i fkan sumber-
sumber pendapatan daerah non-pajak dan retribusi melalui optimalisasi fungsi
pelayanan jasa kelembagaan pemerintah.
12. Program Peningkatan Profesionalitas Dan Kinerja BUMD
Tujuan program ini (1). Meningkatkan kemampuan manajemen BUMD
sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja BUMD, (2). Memper luas
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha BUMD, (3). Meningkatkan
kontribusi BUMD bagi pener imaan daerah, (4). Meningkatkan kinerja BUMD
melalui layanan publik.
64
Sasaran program ini adalah : (1). Meningkatnya kemampuan manajemen
BUMD (2). Meningkatnya kinerja dan profesionalitas BUMD; (3) Meningkatnya
kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah; (4). Terwujudnya BUMD
yang memil ik i spesifikasi kerja dan daya saing tinggi, (5). Terjal innya kerja sama
antara BUMD dan sesama pelaku ekonomi lainnya dalam berbagai bidang
kegiatan/usaha, (6). Meningkatnya kemampuan dan keterampilan pengelola
BUMD.
Kegiatan pokok program ini adalah (1). Menata kembal i s istem rekruitmen
aparat BUMD berdasarkan kaidah-kaidah profesionalitas, (2). Melakukan
pendidikan, pelatihan dan pemagangan, (3). Meningkatkan fungsi manajemen
dan kelembagaan BUMD, (4) Menciptakan dan mencari peluang usaha yang
prospektif dan spesifik, (5). Melakukan kerjasama melalui pola kemitraan usaha
dengan para pelaku ekonomi lainnya baik di dalam maupun di luar daerah, (6).
Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana pengembangan usaha.
13. Program Pembangunan Dan Pengembangan Pertambangan
Tujuan program ini adalah (1). Menciptakan kebijakan dan regulasi
pertambangan, energi dan air bawah tanah yang berbasis l ingkungan; (2).
Meningkatkan skala dan nilai tambah produk pertambangan, energi dan air
bawah tanah; (3). Meningkatkan pemenuhan kebutuhan produk pertambangan,
energi dan air bawah tanah.
Sasaran program ini adalah : (1). Tersusunnya rencana dan kebijakan serta
regulasi di bidang pertambangan, energi dan air bawah tanah; (2).
Meningkatnya kemampuan Pelaku pertambangan, energi dan air bawah tanah;
(3). Terwujudnya peningkatan investasi di bidang pertambangan, energi dan air
bawah tanah; (4) Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pertambangan, energi
dan air bawah tanah; (5) Terwujudnya pemanfaatan potensi pertambangan,
energi dan air bawah tanah yang ramah l ingkungan.
Kegiatan pokok program ini adalah ( l ) .Me lakukan pemutakhiran data dan
informasi dibidang pertambangan, energi dan air bawah tanah; (2). Menyusun
65
kebijakan dan regulasi bidang pertambangan, energi dan air bawah tanah; (3).
Melakukan pendampingan usaha pertambangan, energi dan air bawah tanah;
(4) . Meningkatkan promosi bidang pertambangan, energi dan air bawah tanah;
(5) Menyediakan sarana dan prasarana pertambangan, energi dan air bawah
tanah; (6) Meningkatkan pemanfaatan potensi pertambangan, energi dan air
bawah tanah (7) Mengembangkan teknologi pertambangan, energi dan air
bawah tanah; (8) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap rencana,
kebijakan dan regulasi dibidang pertambangan, energi dan air bawah.
3.2. PRASARANA EKONOMI
Prasarana ekonomi merupakan salah satu prasarana dasar bagi
pembangunan ekonomi produksi guna meningkatkan kinerja perekonomian
daerah. Sebagai salah satu sub-ordinasi dari pembangunan ekonomi daerah,
maka pembangunan dan pengembangan prasarana ekonomi Lingkup prasarana
ekonomi meliputi; pertanahan, prasarana perhubungan, prasarana permukiman
dan prasarana sumber daya air.
Program pembangunan bidang pembangunan sarana dan prasarana
ekonomi merupakan pengejawantahan dari upaya mencapai peran yang optimal
dalam mencapai tujuan pembangunan daerah yang optimal da lam mencapai
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan, sasaran dan kegiatan pokok
masing-masing program adalah sebagai berikut:
1. Program Pengelolaan Pertanahan
Tujuan program adalah (1) Meningkatkan kepastian hak atas tanah
mendukung kegiatan investasi swasta dan kegiatan usaha masyarakat, (2)
Meningkatkan layanan informasi pertanahan. (3) Meningkatkan kemampuan
kelembagaan, kualitas dan jangkauan layanan pertanahan.
Sasaran program ini adalah (1) Meningkatnya kepastian status hak atas
tanah, (2) Menikatnya layanan informasi pertanahan, (3) Meningkatnya
kemampuan kelembagaan, kualitas dan jangkauan layanan pertanahan.
66
Kegiatan Pokok Program ini adalah (1) Meningkatkan kegiatan sertifikasi
tanah, (2) Mengembangkan sistem informasi dan administrasi pertanahan, (3)
Meningkatkan kualitas aparatur pertanahan, (4). Mengembangkan sarana dan
prasarana peralatan yang memadai , (5) Mendukung upaya keterpaduan dan
perdamaian penyelesaian masalah tanah.
2. Program Pengembangan Perumahan Rakyat
Tujuan program ini adalah; (1) Menyediakan rumah sehat baik oleh
pemerintah, swasta maupun masyarakat; (2) Meningkatkan s istem
pengembangan rumah sehat yang bertumpu pada kemampuan dana
masyarakat.
Sasaran program ini adalah; (1) Meningkatnya penyediaan rumah sehat
terutama di pedesaan dan wi layah kumuh perkotaan, (2) Meningkatnya
penyediaan rumah sehat untuk masyarakat berpenghasi lan rendah, (3
Berkembangnya pola kemitraan pengembangan rumah sehat.
Kegiatan pokok adalah (1). Membangun dan mengembangkan rumah sehat
di wi layah pedesaan dan perkampungan kumuh di perkotaan, (2)
Mengembangkan Skim kredit murah dan mudah. (3) Mengembangkan
kemitraan kerja diantara Pemerintah, swasta dan masyarakat da lam
pembangunan rumah sehat.
3. Program Pembangunan dan Pengembangan Permukiman
Tujuan program ini adalah; (1) Meningkatkan konsentrasi pemukiman untuk
mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi produksi . (2)
Meningkatkan tata permukiman sesuai tata ruang, (3) Meningkatkan kapasitas
jar ingan prasarana dan sarana permukiman di perkotaan dan pedesaan.
Sasaran program ini adalah : (1) Meningkatnya kualitas l ingkungan
permukiman (2) Meningkatnya kawasan-kawasan permukiman baru sesuai tata
ruang, (3) Meningkatnya sarana dan prasarana permukiman.
67
Kegiatan pokok program ini adalah (1) Membangun dan mengembangkan
permukiman pada kawasan-kawasan potensial, (2) Memperbaik i dan
menyediakan prasarana dan sarana pemukiman di perkotaan dan pedesaan, (3)
Meningkatkan operasi dan pemel iharaan prasarana dan sarana permukiman, (4)
Meningkatkan kemampuan pengelolaan, prasarana, sarana permukiman berbasis
masyarakat, (5) Merevital isasi standar dan peraturan jasa konstruksi dan jasa
konsultasi.
4. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
Tujuan program ini adalah : (1) Mempertahankan t ingkat pelayanan
prasarana ja lan dan jembatan. (2) Meningkatkan aksesibi l itas jasa pelayanan
prasarana ja lan dan jembatan ke dan dari sentra-sentra produksi . (3) Membuka
ruas ja lan baru sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Sasaran program ini adalah : (1) Meningkatnya pelayanan prasarana jalan
dan jembatan yang mampu memenuhi kebutuhan min imum dalam pemul ihan
ekonomi (2) Tersedianya prasarana jalan dan jembatan yang berkaitan dengan
landasan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan (3) Terc iptanya s istem
jar ingan ja lan yang terpadu sesuai fungsi ja lan (arteri, kolektor, lokal termasuk
ja lan desa).
Kegiatan pokok program ini adalah : (1) Melaksanakan rehabil itasi dan
pemel iharaan jalan dan jembatan dengan mel ibatkan masyarakat; (2)
Meningkatan kondisi ja lan dan penggantian jembatan; (3) Membangun jar ingan
ja lan dan jembatan; (4) Melakukan perencanaan dan pengawasan teknis jalan
dan jembatan; (5). Mendorong dan memfasi l itasi masyarakat membangun jalan
dan jembatan desa pada sentra-sentra produksi.
5. Program Peningkatan Fasilitas dan Pengawasan Lalu Lintas Jalan
serta Peningkatan Fasilitas Penyeberangan.
Tujuan program ini adalah : (1) Memper lancar arus lalu lintas manusia,
68
barang dan jasa serta menurunkan angka kecelakaan di ja lan raya. (2)
Memper lancar mobil itas arus penumpang dan barang pada setiap pelabuhan
penyeberangan.
Sasaran program ini adalah : (1) Meningkatnya kelancaran arus lalu l intas
ja lan raya (2) Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas (3) Meningkatnya jumlah
arus penumpang dan barang (4) Meningkatnya kemampuan aparatur pengawas
dan pengendal i . (5). Bertambahnya fasilitas pelabuhan penyeberangan
Kegiatan pokok program ini adalah : (1) Mengintesifkan pembinaan awak
kendaraan umum. (2) Meningkatkan kemampuan teknis aparatur lalu lintas
Angkutan Jalan Raya. (3) Menert ibkan sarana dan fasilitas keselamatan lalu
l intas/angkutan darat. (4) Meningkatkan prasarana dan sarana angkutan
penyeberangan yang memadai . (5). Meningkatkan kemitraan kerja antara
pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang keselamatan lalu lintas jalan dan
penyeberangan.
6. Program Pengembangan Fasilitas Pelabuhan, Keselamatan Pelayaran dan
Peningkatan Sarana Angkutan Laut.
Tujuan program ini ada lah: ( l ) Meningkatkan kelancaran mobil itas arus
penumpang dan barang di setiap pelabuhan laut (2) Meningkatkan jumlah dan
kualitas prasarana dan sarana pelayanan. (3) Menjamin keselamatan dan
penegakan hukum pelayaran.
Sasaran program ini adalah (1) Tersedianya prasarana dan sarana
perhubungan laut/pelayaran yang memadai bagi masyarakat (2) Meningkatnya
pergerakan arus penumpang dan barang pengguna jasa perhubungan
laut/pelayaran (3) Menurunnya t ingkat hambatan dan kecelakaan da lam
pelayaran.
Kegiatan pokok program adalah : (1) Pembangunan, peningkatan, dan
pemel iharaan prasarana pelabuhan. (2). Meningkatkan jumlah dan kualitas
pelayanan sarana angkutan laut. (3). Penegakan aturan dan hukum pelayaran
(4). Menert ibkan prasarana angkutan laut. (5) Menginventarisir dan mengkaj i
69
ulang kondisi pelabuhan laut yang t ingkat risiko pelayarannya t inggi. (6).
Mengoperas ikan pelayaran perintis untuk melayani trayek-trayek yang dapat
menjangkau dan melayani kebutuhan masyarakat d i daerah terpenci l , (7).
Meningkatkan mutu aparatur pelayaran.
7. Program Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Udara, Keselamatan
Penerbangan dan Peningkatan Sarana Penerbangan.
Tujuan program ini adalah (1) Meningkatkan kelancaran arus penumpang,
barang dan jasa (2). Meningkatkan fasilitas pelabuhan udara. untuk menjamin
keselamatan penerbangan (3) Menjamin keselamatan penerbangan.
Sasaran program ini adalah : (1) Tersedianya fasilitas pelabuhan udara yang
memadahi . (2) Terwujudnya pelayanan angkutan udara yang menjamin
keselamatan penumpang (3) Meningkatnya arus penumpang, barang dan jasa .
Kegiatan pokok program ini adalah : (1) Memel ihara dan meningkatkan
fasil itas bandar udara. (2) Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana angkutan
udara. (3) Meningkatkan pelayanan penerbangan perintis (4) Menegakkan
peraturan penerbangan untuk menjamin keselamatan penerbangan.(5).
Meningkatkan kualitas aparatur di bidang jasa angkutan udara.
8. Program Pengembangan Meteorologi dan Geofisika.
Tujuan program ini adalah : Memprakirakan perubahan ikl im dan gelaja
a lam lainnya.
Sasaran program ini adalah Tersedianya data dan informasi yang akurat
yang mendukung pembangunan sektor lain.
Kegiatan pokok program ini adalah (1) Menyediakan sarana dan parasarana
yang memadai . (2) Mengembangkan SDM (3) Membangun dan
mengembangkan s istem informasi dengan daya jangkau yang luas.
70
9. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi
Tujuan program ini adalah : menunjang tercapainya Peningkatan produksi,
produktivitas dan ketahanan pangan serta pengembangan agribisnis dengan
meningkatkan efektivitas dan produktivitas pengelolaan jar ingan irigasi.
Sasaran program ini adalah : (1) Terse lenggaranya penataan kembal i tugas
dan peran pemerintah propinsi/kabupaten dan kota dalam pengelolaan irigasi
berdasarkan pemberian kewenangan; (2) Meningkatnya peran lembaga P3A
melalui pembentukan gabungan/induk P3A untuk mengelo la jar ingan irigasi
sampai ke t ingkat jar ingan utama.
Kegiatan pokok adalah (1) Meningkatkan mutu SDM pengelolaan jar ingan
irigasi (2) Melakukan penataan ulang tugas dan fungsi pemerintah pusat,
propinsi, kabupaten maupun kota dalam rangka menciptakan kemandir ian
pengelolaan jar ingan irigasi P3A; (3) Memberdayakan P3A melalui pendampingan
oleh perguruan tinggi dan LSM, (4) Memberdayakan organisasi petani lainnya
dalam pengelolaan jar ingan irigasi, (5) Mengkaj i kembal i s ist im pembiayaan
pengelolaan irigasi (operasi dan pemeliharaan, rehabil itasi, dan peningkatan); (6)
Mengembangkan jar ingan irigasi sesuai kebutuhan.
10. Program Konservasi Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya Air.
Tujuan program adalah : (1) Meningkatkan pemanfaatan dan produktivitas
sumber daya air (2) Meningkatkan konservasi sumber-sumber air.
Sasaran program ini adalah : (1) terselenggaranya pengelolaan sumber daya
air yang efisien dan efektif; (2) meningkatnya pemanfaatan dan produktivitas
sumber air; (3) ter l indungnya sumber-sumber air.
Kegiatan pokok program ini adalah : (1) Meningkatkan mutu SDM dalam
pengelolaan sumberdaya air; (2) Menata kembal i tugas, peran dan
tanggungjawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi/kabupaten/ kota, swasta
dan masyarakat da lam pengelolaan sumber-sumber air; (3) Mensosial isasikan
kebijakan-kebijakan di bidang pengembangan sumber daya air; (4) Membentuk
jar ingan kelembagaan pengelolaan data hidrologi; (5) Mengkaji kembali i
71
karakteristik satuan wilayah sungai; (6) Meningkatkan pengelolaan wilayah
sungai secara terpadu; (7) Memel ihara, memperbaik i , dan mengembangkan
waduk, danau, situ, telaga, embung, serta peranan penampung air yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan penyediaan air irigasi, air minum; (8)
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan konservasi
sumberdaya air; (9) Membentuk badan pengelolaan sumberdaya air baku; (10)
Melakukan identifikasi dan evaluasi jar ingan irigasi.
11. Program Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah.
Tujuan program ini adalah menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan
pelestarian fungsi serta daya dukung sumber daya a lam dan l ingkungan hidup.
Sasaran program ini adalah : (i) Terwujudnya keseimbangan pemanfaatan
dan pelestarian sumber daya alam dan l ingkungan hidup secara opt imal, efisien
dan berkelanjutan; (2) Ter l indungnya kawasan konservasi dari kerusakan akibat
pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendal i dan eksploitatif; (3)
Menurunya kerusakan sumberdaya alam dan l ingkungan hidup.
Kegiatan pokok program ini adalah (1) Meningkatkan mutu SDM dibidang
pengelolaan l ingkungan hidup; (2) Mengidentif ikasi dan menginventarisasi
sumberdaya alam dan l ingkungan hidup : (3) Mengkaj i kembal i kebijakan
pengelolaan, konservasi, preservasi dan rehabilitasi sumber daya a lam; (4)
Meningkatkan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara opt imal; (5)
Melaksanakan reboisasi dan rehabilitasi dalam kawasan hutan, lahan kritis serta
lahan bekas pertambangan (6) Menyusun dan menerapkan pedoman tentang
valuasi ekonomi l ingkungan dan sumberdaya a lam; (7) Menetapkan status
pengelolaan kawasan konservasi (cagar a lam, taman wisata alam, taman
nasional, hutan l indung, sumber air tanah dan mata air); (8) Mengembangkan
teknologi pemanfaatan sumber daya alam yang ramah l ingkungan; (9)
Mengembangkan pariwisata yang berwawasan l ingkungan (eco - tourism).
72
12. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Daerah.
Tujuan program ini adalah ( l )melestar ikan fungsi l ingkungan hidup baik
daya dukung maupun daya tampung; (2) Meningkatkan kualitas l ingkungan
hidup dan pengendal ian kerusakan l ingkungan hidup.
Sasaran program ini adalah: (1) Terwujudnya upaya pencegahan dan
penanggulangan kerusakan serta pencemaran l ingkungan hidup; (2)Tercapainya
kualitas l ingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan baku mutu
l ingkungan yang telah ditetapkan.
Kegiatan pokok program ini adalah : (1) Meningkatkan SDM dan kemampuan
kelembagaan pengendal ian pencemaran l ingkungan hidup; (2) mengembangkan
teknologi pengelolaan sumber daya air, hutan dan lahan yang ramah l ingkungan
termasuk teknologi lokal/tradisional.; (3) Meningkatkan pemul ihan kualitas
l ingkungan yang rusak; (4) Menetapkan indeks dan baku mutu l ingkungan
daerah, serta menyiapkan model dan pedoman audit l ingkungan; (5)
Mengembangkan teknologi pengelolaan l imbah rumah tangga dan l imbah
industri; (6) Melakukan pemantuan, pengawasan dan evaluasi secara kontinue
terhadap standar mutu l ingkungan dalam pengelolaan sumberdaya a lam dan
l ingkungan hidup.
13. Program Pembinaan dan Pengelolaan Daerah Pesisir dan Laut
Tujuan program ini adalah : mengelola dan mengembangkan sumber daya
wi layah pesisir dan laut secara terpadu dan lestari.
Sasaran program ini adalah: (1) Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya
wi layah pesisir dan laut secara optimal dan lestari sesuai tata ruang kawasan;
(2) Terc iptanya keterpaduan sist im pengelolaan sumberdaya wi layah pesisir dan
laut antara propinsi kabupaten/kota; (3) Meningkatnya peran masyarakat dalam
pengelolaan sumberdaya wi layah pesisir dan laut.
Kegiatan pokok program ini adalah : (1) Meningkatkan mutu SDM di bidang
pengelolaan wi layah pesisir dan laut; (2) Meningkatkan upaya rehabilitasi dan
konservasi ekos istem hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang ;(3)
73
Mengembangkan zonasi pesisir dan laut; (4) Menetapkan dan memanfaatkan
ruang wi layah laut lintas kabupaten/kota; (5) Membangun s istem database
keanekaragaman hayati laut; (6) Menetapkan dan mengelo la kawasan-kawasan
konservasi pesisir dan laut (taman wisata a lam laut) berbasis masyarakat; (7)
Meningkatkan peran serta masyarakat da lam upaya penyelamatan, perl indungan
dan pemanfaatan lestari sumber daya pesisir dan laut; (8) Mengatur pengelolaan
l ingkungan dalam pemanfaatan sumberdaya laut 4 - 1 2 mil; (9) Memel ihara dan
mengembangkan obyek wisata bahari.
14. Program Peningkatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Tujuan program ini adalah : Meningkatkan kemampuan masyarakat da lam
pelestarian, pengawasan dan pemanfaatan sumber daya a lam dan l ingkungan
hidup.
Sasaran program ini adalah : Meningkatnya kesadaran, pengetahuan dan
ketrampilan serta pemantapan pengelolaan sumberdaya alam dan l ingkungan
hidup berbasis masyarakat secara bertanggung jawab.
Kegiatan pokok program ini adalah: (1) menginventar isasi , mengidentif ikasi
dan mengintegrasikan nilai, norma dan kearifan lokal kedalam peraturan hukum
dibidang ingkungan hidup; (2) Melakukan pelatihan dan pemagangan
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam yang ramah l ingkungan, (3)
Melakukan sosial isasi peraturan-peraturan, hak dan kewajiban masyarakat dalam
pengelolaan SDA dan pelestarian l ingkungan hidup; (4) Mengembangkan
kemitraan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya a lam, (5) Memanfaatkan
kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya a lam; (6) Menguatkan peran serta
lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang l ingkungan hidup
dan pengelolaan sumber daya a lam; (7) Meningkatkan upaya perl indungan hak-
hak adat masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya a lam dan l ingkungan,
(8) Memanfaatkan lembaga adat dalam kepemil ikan dan pengelolaan
sumberdaya a lam.
74
B. PEMBANGUNAN PENDIDIKAN RAKYAT
1 . U M U M
Memasuki era pelaksanaan otonomi daerah maka paradigma pembangunan
pendidikan rakyat di propinsi NTT diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan masyarakat NTT secara bertahap dan berkelanjutan, berdasarkan
kemampuan daerah dan berbagai sumberdaya pendidikan yang dimi l ik inya.
Menyadari penting dan strategisnya peranan pendidikan da lam
mencerdaskan dan memajukan manusia dan masyarakat NTT, maka pemerintah
NTT menetapkan pendidikan rakyat sebagai salah satu prioritas.
Seiring dengan prinsip kontekstual dan berdasarkan prinsip-prinsip
pelaksanaan otonomi daerah, maka paradigma pembangunan pendidikan di NTT
telah mengalami perubahan : dari manajemen pendidikan bersifat normatif,
dogmat is {uniform) menjadi manajemen pendidikan bersifat mis ioner dan
berbasis sekolah {school based management). Perubahan paradigma pendidikan
ini memil ik i kesejajaran nilai dengan kerangka kerja pembangunan pendidikan
rakyat yang mengutamakan aspek kognitif (kecerdasan), afektif (peri laku),
psikomotorik (keterampilan).
Sebagai program prioritas maka pembangunan pendidikan rakyat di NTT
diharapkan dapat meningkatkan kualitas anak didik pada semua strata
pendidikan, agar dapat memil iki keunggulan komparatif dan berdaya saing tinggi
baik lokal, nasional maupun global, sehingga mampu menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan berdampak pula
pada penciptaan dan perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan rakyat di NTT pada saat ini
masih dihadapkan dengan masalah : (1) Masalah kualitas pendidikan rakyat,
d imana jumlah penduduk yang berkualifikasi tamat SD mencapai 75,21 % dari
total jumlah penduduk NTT yang berjumlah 3.706.536. Jumlah tersebut sangat
besar j ika dibandingkan dengan penduduk yang berkualifikasi SLTP yang
75
mencapai 7,56 %, SLTA yang mencapai 2,72 %; (2) Rendahnya mutu
pendidikan formal di NTT, dengan indikator se lama l ima tahun terakhir, NEM
rerata SD hanya mencapai 5,00-6,00; SLTP 5,52-5,80 dan SMU/SMK hanya
mencapai 5,38 (SMU) dan 5,47 (SMK); (3) Rendahnya daya saing lulusan
SMU/SMK secara nasional, yang ditunjukkan dengan banyaknya anak didik NTT
yang gagal pada saat mengikuti seleksi UMPTN pada Universitas favorit di pulau
Jawa; (4) Terbatasnya kesempatan belajar yang ditunjukkan dengan angka
partisipasi murni, d imana masih terdapat sekitar 10,61 % anak usia SD yang
belum menikmati SD dan akan semakin besar bila di tambah dengan yang putus
sekolah mencapai 3,83 %; Sementara itu angka partisipasi murni SLTP hanya
mencapai 45,01 % ditambah yang putus sekolah 4,11 % dari total penduduk
NTT; (5) Masih adanya ket impangan rasio antara jumlah sekolah dan guru yang
t idak sesuai dengan luas wi layah dan jumlah penduduk yang besar; (6)
Rendahnya t ingkat pendidikan formal guru SD, sehingga kurang mampu
mengembangkan dan mentransformasi i lmu pengetahuan kepada anak didik;
(7) Terbatasnya kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan tenaga pendidik yang bermutu dan
kurangnya bantuan bea s iswa bagi anak didik yang berprestasi dari keluarga
ekonomi lemah; (8) Belum transparannya manajemen pendidikan,
mengakibatkan kurangnya partisipasi masyarakat baik da lam proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sehingga pembangunan pendidikan
t idak efektif dan efisien dimana terjadi pemborosan dan kebocoran dana
pendidikan.
Berbagai masalah tersebut akan dapat teratasi melalui pelaksanaan berbagai
program pembangunan yang mengacu pada arah kebijakan pembangunan
pendidikan rakyat di NTT tahun 2001 - 2004.
76
2. A R A H P E M B A N G U N A N
Arah pembangunan pendidikan rakyat di NTT tahun 2001 - 2004 adalah :
(1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menyediakan materi yang
mendukung proses pembelajaran seperti buku pegangan guru, s iswa,
laboratorium dan perlengkapan lain yang diperlukan agar proses pembelajaran
yang bermutu dapat dicapai. Upaya ini dapat di lakukan dengan cara selain
diupayakan oleh pemerintah, juga diupayakan dengan cara mendorong guru dan
anggota masyarakat lainnya untuk menul is materi pembelajaran yang bernuansa
lokal agar mudah dipahami oleh s iswa; (2) Meningkatkan pemerataan
kesempatan belajar dengan mempert imbangkan aspek geografis, status sosial
ekonomis, dan jender melalui pembukaan sekolah di tempat-tempat terpenci l
seperti daerah perdesaan dan mendorong wanita untuk terl ibat dalam kegiatan
pendidikan; (3) Memper luas kesempatan mempero leh pendidikan dengan cara
membuka sekolah dan ruang belajar yang menampung semua rakyat NTT usia
sekolah; (4) Meningkatkan mutu tenaga kependidikan dengan cara member ikan
kesempatan kepada semua tenaga kependidikan untuk menempuh jenjang
pendidikan minimal sesuai syarat yang dituntut dan membaharui s istem
rekruitmen tenaga kependidikan agar tenaga yang diter ima sesuai kualifikasi
yang diperlukan; (5) Member ikan beasiswa dan menjal in kerjasama dengan
lembaga pendidikan lain agar semua tenaga kependidikan dapat menempuh
pendidikan yang diperlukan; (6), Member ikan kesempatan kepada tenaga
kependidikan untuk mengikuti pelatihan dalam bidangnya; (7). Merevisi s istem
administrasi kenaikan pangkat dan jabatan; (8) Memperbaik i kur ikulum lokal
dengan cara membaharuinya sesuai dengan kebutuhan lokal dan perkembangan
i lmu pengetahuan dan teknologi; (9) Meningkatkan manajemen pendidikan
dengan cara mengikutsertakan semua komponen masyarakat daam
merencanakan, mengawasi , dan mengevalusi pendidikan; (10) Membangun
kerjasama yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan pendidikan
swasta dengan cara member ikan bantuan yang sama kepada sekolah swasta dan
77
negeri; (11) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan dengan
cara meningkatkan keterl ibatan masyarakat dan membiayai , merencanakan,
mengevaluasi pendidikan; (12) Memberdayakan lembaga pendidikan baik
sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap, dan
kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang
didukung oleh sarana dan prasarana memadai .
Oleh karena itu, program pembangunan pendidikan rakyat di NTT tahun
2001 - 2004 adalah sebagai berikut :
3. P R O G R A M - P R O G R A M P E M B A N G U N A N P E N D I D I K A N
R A K Y A T
1. Program Pembangunan Pendidikan Dasar
Tujuan program: (1) Memper luas kesempatan belajar bagi seluruh anak
NTT dengan memperbesar daya tampung SD/MI dan SLTP/MTs terutama di
pedesaan, daerah tert inggal serta diperkotaan; (2) Meningkatkan pemerataan
kesempatan belajar bagi anak-anak dari ke lompok kurang mampu dan keluarga
miskin dari daerah terpenci l; (3) Meningkatkan mutu pendidikan dasar baik
SD/MI maupun SLTP/MTs, (4) Menerapkan manajemen pendidikan dasar secara
efektif; dan (5) Meningkatkan partisipasi masyarakat da lam pengelolaan
pendidikan dasar.
Sasaran program ini adalah : (1). Meningkatnya daya tampung SD/MI dan
SLTP/MTs sampai batas maksimal (100%); (2). Meningkatnya mutu pendidikan
SD/MI dan SLTP/MTs, (3). Meningkatnya perluasan kesempatan belajar bagi
anak-anak, sehingga memperbesar angka partisipasi kasar (APK); (4).
Meningkatnya s istem dan management pendidikan dasar secara efektif,
profesional, akuntabel, demokrat is dan terdesentral isasi; (5) Meningkatnya
partisipasi masyarakat da lam pengelolaan SD/MI dan SLTP/MTs swasta. (6).
Terwujudnya aspek pemerataan guru dan sarana pendidikan baik di kota
maupun di desa.
78
Kegiatan pokok program ini adalah : 1) Mengawasi program perluasan
pendidikan pada jenjang pendidikan SD,SLTP, dan SLB serta pendidikan di luar
sekolah; 2) Melaksanakan pemerataan mempero leh pendidikan bagi ke lompok
masyarakat miskin dan daerah tert inggal, seperti; program guru kunjung/sistem
tutorial, SD pamong, SD terpadu, kelas jauh dan SLTP terbuka, serta pendidikan
SLB; 3) Menyempurnakan kurikulum pendidikan dasar yang berbasiskan pada
kebutuhan dan potensi daerah (muatan lokal) demi pencapaian tujuan
pendidikan nasional yang mampu meningkatkan kreatifitas guru. 4 ) Menyediakan
buku pelajaran pokok, buku bacaan, alat peraga pendidikan i lmu pengetahuan
sosial (IPS), i lmu pengetahuan alam (IPA) dan matematika, perpustakaan dan
laboratorium; 5) Melakukan pengawasan, pengendal ian dan pembinaan terhadap
proses belajar mengajar melalui kegiatan pemetaan mutu sekolah, meningkatkan
kesejahteraan pendidik, pengajar dan penilaian proses dan hasil belajar, serta
pengembangan sistem dan tolak ukur penilaian mutu pendidikan SD, SLTP dan
SLB; 6) . Membiayai pendidikan formal lanjutan (penyetaraan) bagi pada guru
SD/MI dan SLTP/MTs, serta menyelenggarakan penataran secara berkelanjutan;
7) . Menyelenggarakan lomba bidang studi dan karya tulis bagi s iswa, lomba
penul isan buku pelajaran dan karya iimiah bagi guru dan lomba sekolah sehat;
8) . Melaksanakan pemil ihan siswa dan guru teladan; 9) . Menyelenggarakan
sist im ujian catur wulan regional, 10). Melaksanakan tertib administrasi
pendidikan.
2. Program Pembangunan Pendidikan Menengah (SMU/SMK, MA)
Tujuan program ini adalah : 1). Meningkatan mutu dan daya saing, 2).
Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, 3). Meningkatkan relevansi dan
efisiensi pengelolaan pendidikan, 4) . Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan pendidikan SMU/SMK dan MA.
Sasaran program ini adalah : (1). Meningkatnya mutu dan daya saing output
pendidikan menengah, 2). Meningkatnya pemerataan dan perluasan
kesempatan belajar, (3). Meningkatnya relevansi, efisiensi dan standart mutu
79
pendidikan, (4). Meningkatnya jumlah dan mutu sarana pendidikan, (5).
Meningkatnya mutu prasana dan kualifikasi kependidikan, (6). Meningkatnya
jumlah dan mutu lulusan sekolah kejuruan yang dapat memasuk i pasar tenaga
kerja, (7). Meningkatkan peranserta masyarakat da lam pengelolaan pendidikan
SMU/SMK dan MA.
Kegiatan pokok program ini adalah 1). Meningkatkan mutu
profesional isme tenaga pendidik melalui peningkatan kualifikasi pendidik melalui
pelatihan, kursus dan program penyetaraan pendidik. (2). Mengembangkan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi baku yang bermutu; 3) Mengembangkan
lomba menul is karya ilmiah baik untuk guru maupun untuk s iswa; 4)
Menggerakan penulisan bahan ajar/buku ajar yang bermutu berdasarkan
kurikulum dan pengembangannya disesuaikan dengan kondisi lokal; (5).
Mengembangkan kurikulum sekolah unggul, (6). Meningkatkan pemerataan
kesempatan belajar melalui pember ian beasiswa kepada anak ter lantar dan
miskin, (7). Menyusun s istem dan mekanisme kerjasama antara sekolah dan
dunia usaha/industri, (8). Mengembangkan kurikulum muatan lokal yang
berprospek lebih luas dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan nasional dan global
masa depan, (9). Mendorong masyarakat untuk meningkatkan sumbangan
finansial terhadap pembangunan pendidikan (BP3), (10). Mendorong masyarakat
untuk berpartisipasi da lam membangun sekolah di daerah-daerah yang
membutuhkan, (11). Mengembangkan sistim management berbasis sekolah
{school based management), (12). Mengembangkan sist im data dan informasi
SMU dan SMK, (13). Mengembangkan sist im perencanaan PBM SMU dan SMK
baku per bidang studi, (14). Mengembangkan sist im penilaian cawu regional
SMU dan SMK yang baku berbidang studi, (15). Mengembangkan sist im kerja
sama antar sekolah.
3. Program Pembangunan Pendidikan Tinggi
Tujuan Program ini adalah : (1). Meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan; 2). Meningkatkan perluasan kesempatan belajar; 3). Meningkatkan
80
manajemen pendidikan; 4) . Meningkatkan peranserta masyarakat dalam
pengembangan pendidikan t inggi.
Sasaran program > ini adalah : 1). Meningkatnya mutu dan relevansi
pendidikan t inggi, 2). Tertatanya manejemen pendidikan tinggi yang efisien dan
efektif, 3). Meratanya kesempatan mempero leh pendidikan t inggi, 4) .
Meningkatnya jumlah lulusan perguruan tinggi yang dapat d i tampung dalam
dunia kerja; 5). Meningkatnya partisipasi masyarakat da lam pembangunan
pendidikan t inggi.
Kegiatan pokok program ini adalah : (1). Meningkatkan mutu tenaga
akademik melalui pendidikan Strata 2, Strata 3 dan pendidikan jangka pendek
lainnya, (2). Mendorong penulisan bahan ajar, buku ajar yang bermutu, (3).
Meningkatkan perluasan kesempatan belajar bagi lulusan SMTA untuk mengikut i
pendidikan tinggi melalui pemberian beasiswa, (4). Melakukan pembinaan, peng
awasan terhadap penyelenggaraan perguruan t inggi, (5). Meningkatkan
kemitraan kerja antara perguruan t inggi, pemerintah dan dunia
usaha/masyarakat.
4. Program Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah
Tujuan Program ini adalah : (1). Member ikan layanan kepada masyarakat
yang t idak atau belum mempero leh pendidikan formal; (2). Member ikan
pengetahuan dasar dan ketrampilan berusaha kepada masyarakat agar mampu
menciptakan lapangan kerja bagi dir inya maupun anggota keluarganya. 3).
Mendorong dan memfasi l itasi masyarakat dan lembaga non-pemerintah untuk
menyelenggarakan pendidikan luar sekolah.
Sasaran program : 1). Ter layaninya kegiatan bagi masyarakat yang tidak
atau belum menikmati pendidikan formal; 2). Tersedianya lembaga pendidikan
luar sekolah, 3). Tersedianya tenaga tutorial dan sarana yang memadahi; 4) .
Meningkatnya partisipasi masyarakat dan lembaga non-pemerintah dalam
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah. 5). Meningkatnya pemberdayaan
sanggar atau pusat-pusat kegiatan pembelajaran masyarakat.
81
Kegiatan pokok : 1). Mempercepat penuntasan buta aksara khususnya bagi
penduduk usia 10 - 44 tahun, 2). Membangun dan mengembangkan taman
bacaan dan perpustakaan yang berada di perkotaan dan di perdesaan, 3) .
Meningkatkan dan memper luas jenis PLS, 4) . Meningkatkan sosial isasi dan
jangkauan pelayanan pendidikan luar sekolah melalui Kejar paket A dan B. 5).
Mengembangkan modul pembelajaran bagi PLS, 6) . Meningkatkan pengetahuan
bagi tutorial PLS terutama di perdesaan, 7). Mengembangkan lembaga tutorial
PLS terutama di perdesaan, 8). Melakukan pembinaan dan pengawasan PLS
terutama di perdesaan, 9). Mengembangkan kemitraan kerja antara pemerintah
dunia usaha dan lembaga sosial lainnya dalam menyelenggarakan PLS.
5. Program Revitalisasi Manajemen Pendidikan
Tujuan program ini adalah : Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, pelaksanaan, pengendal ian dan pengawasan program pendidikan
baik antar jenjang, jalur maupun antar daerah.
Sasaran program ini adalah : Tertatanya s istem sinkronisasi, koordinasi
perencanaan, pelaksanaan, pengendal ian, pengawasan dan evaluasi program
pembangunan pendidikan.
Kegiatan pokok program ini adalah : (1). Mengembangkan kur ikulum muatan
lokal melalui kemitraan kerja diantara komponen pendidikan, (2).
Mengembangkan penerapan s istem instruksional pada setiap jenjang pendidikan,
(3). Mendorong dan memfasil itasi penyelenggaraan evaluasi Cawu Regional
pada setiap jenjang pendidikan, (4). Mengembangkan kelompok kerja guru per
jenjang, per bidang studi dan per wi layah. (5). Melakukan studi pengkajian
sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, (6).
Meningkatkan pengendal ian pembangunan pendidikan antara pemerintah
propinsi dan kabupaten/kota serta antar kabupaten/kota yang terdiri dari : (i).
Alokasi tenaga kependidikan, (ii). Sarana dan prasarana kependidikan, (iii).
Kegiatan Belajar-Mengajar.
82
6. Program Pengembangan, Penyebarluasan dan Pemanfaatan IPTEK.
Tujuan program ini adalah : (1). Meningkatkan pelaksanaan kegiatan
penelit ian dan pengkajian terobosan dalam rangka pemanfaatan IPTEK, (2).
Meningkatkan penguasaaan masyarakat terhadap hasil-hasil penelit ian dan
pengkaj ian, (3). Mendorong pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk
memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan pengkajian, (4). Meningkatkan
kemampuan peneliti baik yang berada di pemerintah, perguruan t inggi dan
masyarakat, (5). Memanfaatkan peluang dan fasilitas pemerintah pusat dalam
melakukan penelit ian dan pengkajian IPTEK terobosan di daerah
Sasaran program : (1). Meningkatnya kemampuan lembaga L tTBANG dalam
melakukan penelit ian dan pengkajian IPTEK terobosan, (2). Terwujudnya
pendayagunaan IPTEK yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa
untuk memecahkan berbagai masalah.
Kegiatan pokok : (1). Meningkatkan koordinasi pusat-pusat penelit ian dalam
rangka pemanfaatan hasil penelit ian yang sudah ada, (2). Membangun dan
mengembangkan s istem informasi penelit ian, (3). Standarisasi kualifikasi peneliti
dan metodologi penelit ian serta manajemen penel it ian. (4). Mengupayakan
pembentukan Dewan Riset Daerah (DRD), (5). Mengembangkan kajian-kajian
sosial budaya terhadap hasil-hasil penelitian IPTEK sebagai masukan bagi
perumusan kebijakan pemerintah, 6). Membina organisasi profesi i lmiah untuk
melakukan sertifikasi dan akreditasi profesional sesuai standart internasional, 7).
Mengembangkan penelit ian dan evaluasi kerja melalui mekanisme teknis
terbuka; 8) . Mengembangkan asisten teknis kepada usaha kecil, koperasi dan
wirausaha tradisional; 9). Meningkatkan kemandir ian layanan teknologi dan
keunggulan inovasi teknologi bangsa sendiri agar dapat meningkatkan daya
saing dunia usaha dan masyarakat; 10). Memper luas kemitraan penelit ian
termasuk menyederhanakan proses kemitraan untuk meningkatkan keefektifan
dan keleluasaan dalam berhubungan dengan dunia usaha.
83
C. PEMBANGUNAN KESEHATAN RAKYAT
1 . U M U M
Pembangunan kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan
manusia yang sehat, cerdas dan produktif agar dapat diwujudkan perbaikan
terhadap kualitas manusia dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Dari hasil analisis situasi pembangunan kesehatan di Nusa Tenggara T imur
menunjukkan n adanya kekuatan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
tersebut di atas adalah; adanya institusi dan program pendidikan dan pelatihan
yang dapat menjamin peningkatan kemampuan petugas kesehatan, tersedianya
tenaga medis dan bidan sampai ke desa, adanya sarana pelayanan kesehatan
sampai ke desa, Adanya jar ingan pelayanan kesehatan termasuk s istem rujukan
dan pengalaman kebersamaan dalam mengatasi masalah kesehatan akibat
berbagai bencana pada masyarakat, kemauan dan kesediaan untuk member ikan
bantuan secara iklas serta adanya kesepakatan bersama seluruh jajaran
kesehatan Nusa Tenggara T imur untuk menyukseskan gerakan pembangunan
berwawasan kesehatan.
Masalah utama kesehatan di NTT adalah kondisi derajat kesehatan
masyarakat masih tergolong rendah ditandai oleh t ingginya angka kematian
kasar (AKK), angka kematian ibu (AKI), angka kematian balita (AkBal) dan angka
kematian bayi (AKB). AKK Nusa Tenggara T imur pada tahun 1998 sebesar 8,7%
per 1.000 kelahiran, lebih t inggi dari AKK nasional sebesar 7 ,5% per 1.000
kelahiran. Sementara AKB sebesar 48 per 1.000 kelahiran hidup, lebih tinggi
dibandingkan dengan angka nasional yang mencapai 41 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka kematian ibu di Nusa Tenggara T imur adalah 860 per 100.000
kelahiran hidup, hampir t iga kali lipat dari angka nasional yang mencapai 373 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKBal di Nusa Tenggara T imur mencapai 82
per 1.000 balita dan angka nasional mencapai sebesar 81 per 1.000 balita.
Penyebab t ingginya angka kematian tersebut, terutama masih disebabkan
oleh t ingginya angka kesakitan akibat penyakit menular/infeksi, kurang gizi
84
terutama pada kelompok balita, rendahnya cakupan pelayanan bagi ibu hamil,
ibu melahirkan dan balita.
Tantangan pokok yang dihadapi pembangunan kesehatan di Nusa Tenggara
T imur adalah kemiskinan. Kemiskinan yang absolut, akan mengancam upaya
pemberdayaan masyarakat menuju kemandir ian da lam pembangunan kesehatan.
Tantangan pembangunan kesehatan yang lain adalah krisis ekonomi yang
berkepanjangan, berpengaruh pada penurunan alokasi anggaran sektor
kesehatan. Disamping itu daya beli masyarakat akan makin menurun termasuk
kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatannya
Kendala pembangunan kesehatan yang dihadapi di Nusa Tenggar T imur
adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, yang mencapai 7 5 , 2 1% yang
berpendidikan SD ke bawah menurut data tahun 1998, kondisi geograf is dan
topograf is Nusa Tenggara T imur yang sebagian berbukit dan gunung dengan
t ingkat kemir ingan yang t inggi, menyul itkan jangkauan pelayanan kesehatan
sampai ke daerah terpenci l , jumlah tenaga medis seperti dokter dan tenaga non
medis masih kurang, kualitas dan kuantitas tenaga penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana masih kurang.
Peluang yang akan memungkinkan pembangunan kesehatan masyarakat
adanya peraturan dan perundang-undangan tentang kesehatan member ikan
jaminan keamanan kepada insan kesehatan dalam pelaksanaan berbagai
program kesehatan, adanya perhatian pemerintah Daerah yang menetapkan
sektor kesehatan sebagai salah satu sektor prioritas dalam strategi T iga Batu
Tungku (kesehatan rakyat, pendidikan rakyat, ekonomi rakyat) pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur, tersedianya program kesehatan yang menjamin
kemitraan/peran serta dengan lintas sektor, swasta, LSM, masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan, meningkatnya peran serta swasta, LSM dan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan. adanya bantuan luar negeri
untuk program pelayanan kesehatan dan penanggulangan akibat bencana,
meningkatnya dukungan dan komitmen politik pada setiap jenjang administrasi
kesehatan di t ingkat propinsi maupun kabupaten untuk menempatkan kesehatan
85
rakyat sebagai mainstream pembangunan kesehatan rakyat NTT, serta
tersedianya sarana dan fasilitas kesehatan sampai ke desa dan adanya media
informasi / media komunikasi serta ikl im keterbukaan member ikan dampak
positif terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam menjaga
kesehatan diri dan keluarganya.
2. A R A H P E M B A N G U N A N
Pembangunan kesehatan diarahkan pada terwujudnya pemulihan,
pemantapan dan pengembangan kehidupan sosial dan budaya melalui
peningkatan mutu kesehatan dengan agenda pokok :
1. Peningkatan kinerja institusi kesehatan, yang diarahkan pada upaya
memel ihara mutu lembaga pada institusi kesehatan kabupaten, kota dan unit
pelayanan propinsi, baik milik pemerintah maupun swasta dalam
member ikan pelayanan kesehatan dan kemampuan menanggulangi berbagai
masalah kesehatan.
2. Peningkatan pelayanan kesehatan secara merata dan menjangkau seluruh
masyarakat yang diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dan gizi masyarakat, pengembangan penyediaan air bers ih, pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana (KB), penyediaan obat
yang terjangkau masyarakat, perl indungan terhadap populasi bahaya
narkotika dan penyalahgunaan obat.
3. Perningkatan penyuluhan paradigma sehat, yang dirahkan pada upaya
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan l ingkungan kesehatan,
pencegahan, penyembuhan, pemul ihan, dan rehabil itasi sejak pembuahan
da lam kandungan sampai lanjut usia, pengawasan kesehatan l ingkungan,
obat, makanan dan minuman serta penyuluhan kesehatan masyarakat.
4. Peningkatan kualitas penduduk diarahkan pada upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pengendal ian kelahiran, memperkec i l angka
86
kematian, pencegahan penyak'rt menular, meningkatkan partisipasi
masyarakat dan meningkatkan l ingkungan dan peri laku hidup sehat.
3. P R O G R A M P E M B A N G U N A N K E S E H A T A N
1. Program Penyediaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan
Tujuan Program : (1). Menyediakan dan menempatkan secara merata
tenaga kesehatan yang mendukung berbagai jenis layanan kesehatan; (2).
Meningkatkan mutu dan kinerja tenaga kesehatan da lam melaksanakan berbagai
kegiatan layanan kesehatan.
Sasaran program : (1). Tersedianya data dan informasi tentang profil tenaga
kesehatan; (2). Tersedianya tenaga dokter, para medis, bidan dan tenaga
kesehatan terlatih sesuai kebutuhan; (3). Terwujudnya peningkatan mutu tenaga
kesehatan dan mengurangi ket impangan layanan kesehatan.
Kegiatan pokok : (1). Mengumpulkan data tentang jen is dan jumlah tenaga
kesehatan yang ada; (2). Mengumpulkan data jenis tenaga kesehatan yang
dibutuhkan; (3). Mengumpulkan data mutasi jen is tenaga kesehatan; (4).
Melakukan pengolahan dan analisis data serta penyajian informasi tenaga
kesehatan; (5). Merencanakan kebutuhan berbagai jenis tenaga kesehatan baru
sesuai kebutuhan; (6). Melaksanakan pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan;
(10). Merencanakan peningkatan pendidikan formal dan berbagai jen is tenaga
kesehatan; (11). Merencanakan pelatihan berbagai jenis tenaga kesehatan yang
ada; (12). Menyelenggarakan kerja sama dan kemitraan dengan berbagai
institusi pendidikan, organisasi profesi kesehatan dan LSM yang ada; (7) .
Melaksanakan penerimaan dan pengangkatan tenaga kesehatan; (8). Mengatur
penempatan jenis-jenis tenaga kesehatan strategis; (9). Merencanakan mutasi
berbagai jenis tenaga kesehatan lintas kabupaten/kota sesuai dengan
kebutuhan; (13). Menyusun standar penilaian tenaga kesehatan dan institusi
pendidikan dan pelatihan; (14). Menilai prestasi berbagai tenaga kesehatan;
(15). Menilai mutu sarana pendidikan dan pelatihan; (16). Merencanakan pola
87
pengembangan karier tenaga kesehatan. (6). Menyediakan beasiswa pendidikan
melalui kerjasama antar lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat secara
ikatan dinas, (7). Meningkatkan status sarana/rumah kesehatan sehingga setiap
rumah sakit/sarana kesehatan lainnya mendapatkan dokter ahl i. (8).
Meningkatkan mutu melalui dukungan informasi.
2. Program Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat.
Tujuan program ini adalah (1). Mengembangkan kemitraan kerja antara unit
organisasi layanan pemerintah dan non pemerintah. (2). Meningkatkan mutu
layanan kesehatan melalui bimbingan, penyuluhan dan pengendal ian antara
pemerintah dan masyarakat. (3). Meningkatkan pengawasan mutu l ingkungan
kesehatan. (4). Meningkatkan pengawasan air bersih, perumahan, bangunan
sehat dan pembuangan l imbah.
Sasaran program ini adalah (1). Tersedianya data dan infornasi layanan
kesehatan dalam bentuk profil kesehatan; (2). Terwujudnya kemitraan antara
unit organisasi layanan kesehatan antara pemerintah dan masyarakat (3).
Terwujudnya l ingkungan kesehatan masyarakat yang dapat mendorong
peningkatan investasi pembangunan kesehatan, (4). Terwujudnya pengawasan
terhadap mutu l ingkungan, bahan-bahan konsumsi, produksi dan distr ibusinya.
Kegiatan pokok program ini adalah (1). Melaksanakan kemitraan kerja dan
promosi kesehatan antara institusi pemerintah dan masyarakat, (2).
Meningkatkan pembinaan terhadap pengelolaan dan pengembangan JPKM; (3).
Meningkatkan bimbingan dan pengendal ian mutu layanan kesehatan; (4).
Meningkatkan bimbingan, pengendal ian dan pengawasan kualitas air,
l ingkungan, bahan-bahan konsumsi, peralatan dan obat ter larang lainnya; (5).
Menyusun standar layanan kesehatan masyarakat di bidang ketatalaksanaan dan
ke lembagaan.
88
3. Program Peningkatan Mutu Layanan Medik.
Tujuan program ini adalah (1). Meningkatkan kinerja layanan medik
pengobatan bagi masyarakat. (2). Meningkatkan mutu dan jumlah sarana dan
prasarana layanan medik kesehatan bagi masyarakat.
Sasaran program ini adalah 1). Meningkatnya kemitraan antara unit
organisasi layanan pemerintah dan non pemeintah dalam meningkatkan kinerja
layanan medik pengobatan bagi masyarakat; 2). Meningkatnya mutu dan jumlah
sarana dan prasarana mutu layanan medik; 3). Tersusunnya standar layanan
medik, tata laksana peijinan dan akreditas sarana layanan medik.
Kegiatan pokok program ini adalah 1). Meningkatkan pola kemitraan bagi
layanan medik perorangan, layanan dasar dan layanan rujukan; 2).
Menyelenggarakan kemitraan layanan medik melalui penyedian obat,
pengobatan tradisional, dan penyediaan alat kesehatan serta kedokteran; 3).
Menyelegarakan kemitraan dalam layanan penunjang medik ( laborator ium dan
rontgen); 4) . Melaksanakan bimbingan dan pengendal ian mutu dan layanan
medik penyakit menular baik perorangan, kelompok maupun lembaga; 5).
Melaksanakan bimbingan dan pengendal ian mutu layanan medik penyakit t idak
menular, seperti : kecelakaan, degeneratif, dan kardiofaskuler; dan layanan
medik rujukan; 6) . Melaksanakan bimbingan dan pengendal ian mutu standar
dan perij inan layanan medik seperti : obat, alat kesehatan dan kedokteran; 7).
Melaksanakan bimbingan dan pengendal ian mutu pununjang pengobatan
( laboratorium, radiologi); 8). Menyusun standar layanan medik, tata laksana
perij inan dan akreditas sarana layanan medik.
4. Program Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Kesehatan.
Tujuan program ini adalah 1). Menyediakan dan mengembangkan sistem
informasi tentang kakibat bencana/KLB yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan; 2). Meningkatkan bimbingan dan pengendal ian penangulangan
masalah kesehatan dalam berbagai bentuk layanan kesehatan darurat; 3).
Meningkatkan mutu pengorganisasian sumber daya dalam rangka penagulangan
89
masalah kesehatan akibat bencana.
Sasaran program ini adalah 1). Tersedianya data dan informasi tentang
masalah kesehatan akibat bencana dan KLB; 2). Meningkatnya kesiapan dan
kesiagaan penangulangan masalah kesehatan baik teknis organisasi maupun
pengelolaannya.
Kegiatan pokok program ini adalah 1). Mengumpulkan data dan mengolah
data dan informasi tentang KLB yang mengancam kesehatan; 2). Menelit i faktor
penyebab KLB; 4) . Membuat pemetaan daerah rawan bencana; 5).
Mengumpulkan dan menganal isa data cakupan sarana air bersih di daerah rawan
bencana; 6) . Melaksanakan investigasi pencemaran dan keracunan untuk
pengendal ian dampak penting akibat bencana; 7). Menyelengarakan bimbingan
dan pengendal ian dalam penangulangan masalah kesehatan dan pemulihan
keadaan 8). Menyelenggarakan administrasi SDM yang dipersiapkan untuk
mobil isasi PMKB, melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
PMKB serta menyelengarakan pelatihan tenaga PMKB.
5. Program Penyuluhan Kesehatan dan Pengembangan Swadaya
Masyarakat.
Tujuan program ini adalah (1). Memberdayakan perorangan, ke lompok dan
masyarakat untuk memel ihara, meningkatkan dan mel indungi kesehatannya;
(2). Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan serta mengembakan
ikl im yang mendukung, yang di laksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Sasaran program ini adalah (1). Meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan profesional penyelenggaraan penyuluhan kehatan masyarakat; (2).
Meluasnya informasi kesehatan melalui berbagai media massa dan jalur
informasi lainnya; (3). Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mebudayakan
Peri laku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kegiatan pokok program ini adalah (1). Menyebar luaskan informasi
kesehatan melalui berbagai media massa; (2). Meningkatkan jar ing kemitraan
antara organisasi masyarakat dan dunia usaha dalam membudayakan PHBS;
90
(3). Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mem- budayakan PHBS; (4).
Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan tentang obat, makanan dan minuman,
kosmetika, alat kesehatan, narkotika dan psikotropika serta bahan berbahaya
da lam rangka perl indungan kepada masyarakat; (5). Mendorong pengembangan
kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan; (6). Mengembangkan
profesional isme dalam penyelenggaraan kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM).
6. Program Peningkatan Mutu Perencanaan Dan Penganggaran Kesehatan.
Tujuan program ini adalah (1). Menyediakan data dan informasi masalah
kesehatan untuk mendukung perencanaan dan pembuatan kebijakan dalam
mengelo la berbagai program kesehatan; (2). Menyusun perencanaan berbagai
program dan pembuatan kebijakan dalam mengelo la berbagai program
kesehatan; (3). Menyusun penganggaran berbagai program dalam mengelola
berbagai program kesehatan.
Sasaran program ini adalah Terwujudnya s istem perencanaan dan
penganggaran pembangunan kesehatan berdasarkan data dan informasi yang
akurat.
Kegiatan pokok program ini adalah (1). Mengembangkan sistim pencatatan
dan pelaporan; 2). Melakukan penelitian tentang program-program kesehatan;
3). Menyediakan data dan informasi tentang profil kesehatan tahunan. 4) .
Mengatur penyusunan rencana dan pembuatan kebijakan berbagai program
kesehatan; 5). Menata kelembagaan dan ketatalaksanaan sumber daya
pendukung untuk pelaksanaan berbagai program kesehatan; 6). Melakukan
pengendal ian, pemantauan terhadap berbagai program pembangunan
kesehatan.
91
II. PROGRAM PENUNJANG PEMBANGUNAN DAERAH
Program penunjang pembangunan daerah sebagai bagian dari keseluruhan
program pembangunan daerah tidak hanya merupakan kebersatuan berbagai
aktivitas pembangunan, tetapi merupakan upaya untuk mendefinis ikan secara
je las problematik pembangunan di NTT dan menawarkan solusi yang benar-
benar kontekstual. Program penunjang terdiri dari program-program bidang
pembangunan : penataan ruang, Hukum dan HAM, Kesejahteraan Sosial,
Pemerintahan, Politik dan Otonomi Daerah, Agama, keamanan, ketenteraman
dan ketertiban masyarakat yang pada satu sisi harus diarahkan untuk
menunjang program pokok dan pada sisi lain merupakan bidang pembangunan
yang perlu didorong perkembangannya sebagai akibat dari penekanan pada
pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan rakyat. Dengan demik ian
terdapat kausalitas antara program pokok dan penunjang.
1. U m u m
Tuntutan reformasi pembangunan yang ditunjukkan dengan antara lain
pember ian otonomi luas kepada daerah kabupaten/kota telah membawa
suasana dan babakan baru pembangunan. Pada satu sisi, pember ian otonomi
luas telah mendorong perubahan paradigma pembangunan dan pada sisi lain
terdapat kebutuhan yang semakin kuat untuk menjastif ikasi pembangunan yang
benar-benar kontekstual, komperhensi f dan normatif. Atas dasar pert imbangan
tersebut, maka pembangunan daerah sebagai suatu totalitas menuntut adanya
perbaikan kinerja yang diarahkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai potensi daerah yang menjadi kekuatan dan peluang da lam program
penunjang pembangunan daerah, adalah sebagai berikut:
1. Adanya perubahan paradigma pembangunan. Perubahan paradigma
pembangunan telah mendorong pemerintah melakukan berbagai perbaikan
kinerja terutama yang berhubungan kualitas layanan publik. Pemerintah
sudah tidak dapat memutuskan sendiri tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan hajat hidup orang banyak dan penguasaan sumber
92
daya alam secara sepihak, tetapi selalu mengakomodas i berbagai
kepentingan masyarakat.
2. Kontrol sosial, pens dan proses demokratisasi yang makin baik. Sistem
pembangunan menuntut adanya manajemen pemerintahan yang
menghendaki kontrol sosial sebagai kekuatan penyeimbang. Secara faktual
diakui bahwa kontrol sosial seperti : laporan masyarakat, pemberi taan pers
berpengaruh signifikan terhadap keseluruhan manajemen pengelolaan
pembangunan. Demikian pula proses demokrat isasi yang ditunjukkan oleh
check and balances juga telah mempengaruhi pemerintah da lam proses
pengambi lan keputusan publik terutama yang berhubungan dengan hajat
hidup masyarakat.
3. Iklim kehidupan beragama yang kondusif. Kehidupan beragama merupakan
salah satu sendi kehidupan yang bersifat pribadi {personalised) yang perlu
diekspresikan dalam satu tatanan kehidupan sosia l . Oleh karena itu,
perbedaan agama merupakan salah satu kekuatan pembangunan. Ikl im
kehidupan beragama yang kondusif merupakan suatu daya tarik bagi
penciptaan iklim kehidupan lainnya.
4. Desentralisasi kewenangan di daerah yang lebih besar. Pember ian otonomi
khususnya kewenangan pengaturan yang lebih besar kepada pemerintah
kabupaten/kota telah mendorong daya pikir, daya kerja pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan berbagai aktivitas pembangunan
berdasarkan sumber daya lokal yang dimil ikinya. Pencapaian pembangunan
dari sasaran nasional di daerah secara bertahap bergeser menjadi
pencapaian sasaran daerah di daerah yang selanjutnya melalui proses
penggandaan akan mendorong pencapaian sasaran-sasaran nasional.
5. Keragaman budaya dan etnis. Kebersatuan dalam berbagai keragaman
budaya, etnis telah mendorong segenap komponen masyarakat melakukan
aktivitas pembangunan menurut standat nilai dan norma yang dianut oleh
masing-masing kelompok budaya dan etnis. Kondisi ini ditunjukkan dengan
93
kurangnya konflik antar budaya, etnis, sehingga secara keseluruhan dapat
menunjang pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat itu sendir i .
Beberapa kelemahan dan ancaman da lam program penunjang
pembangunan daerah, adalah :
1. Pemanfaatan ruang yang tidak konsisten. Ruang sebagai salah satu sumber
daya pembangunan sesungguhnya merupakan suatu hal yang penting bagi
pengaturan pembangunan. Penataan ruang sesuai peruntukannya
(konsistensi) mencerminkan bahwa terdapat kebersatuan aktivitas antara
manusia dan alam, l ingkungan sebagai anugerah Tuhan. Ketidakkonsistenan
penggunaan ruang mengakibatkan adanya gangguan terhadap aktivitas
manusia, al hasil mengurangi t ingkat produksi dan produktivitas manusia dan
masyarakat.
2. Kualitas SDM yang relatif rendah. T idak dapat disangkal bahwa kualitas
sumber daya manusia menjadi motor penggerak pembangunan.
Pembangunan yang tidak dimotori oleh manusia yang memil iki kemampuan
handal akan mengakibatkan salah urus pembangunan sehingga deviasi
pencapaian pembangunannyapun sebagai faktor ikutannya selalu terjadi.
Kondisi ini sejauh dapat diminimalisir melalui the right men in the right place
dalam keseluruhan tatanan kelembagaan pemerintahan.
3. Timpangnya pemerataan menikmati hasil-hasil pembangunan. Secara faktual
diakui bahwa, di perkotaan lebih banyak penduduk yang menikmati hasil-
hasil pembangunan sehingga merangsang arus urbanisasi dan kondisi ini
telah menjadi beban pembangunan bagi pemerintah. Timpangnyanya
pembangunan selain disebabkan oleh perbedaan pendapatan masyarakat
kota dan desa, juga disebabkan oleh curahan investasi lebih banyak diterima
oleh masyarakat kota sehingga mempengaruhi kinerja di antara kedua
masyarakat tersebut.
94
4. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan melalui berbagai aktivitas
pembangunan baik sebagai kelompok pengaruh terhadap proses
pengambilan keputusan maupun sebagai kelompok yang mengkritisi
pengelolaan pembangunan akan mendorong terciptanya olah pikir, olah
kerja dan olah kreasi manusia sehingga nantinya dapat d isumbangkan bagi
kemajuan dan perkembangan pembangunan.
5. Lemahnya penegakan hukum dan HAM. Hal ini berpengaruh pada pola
kehidupan manusia yang menghendaki adanya kondisi keseimbangan
antara kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Penegakan hak-hak
asasi manusia perlu diperjuangkan secara terus menerus, sehingga
masyarakat dapat mempero leh rasa aman, nyaman dan tentram. Lemahnya
penegakan hukum dan HAM juga mempengaruhi terciptanya ikl im politik
yang t idak/kurang kondusif dan sebagai potensi konfl ik baik horisontal
mapun vert ikal. Kedua hal tersebut di atas merupakan faktor penting dalam
proses peningkatan produksi dan proktivitas masyarakat.
2. A r a h P e m b a n g u n a n
Arah pembangunan dalam program penunjang pembangunan daerah tahun
2001 - 2004 adalah :
1. Terwujudnya struktur tata ruang wilayah propinsi yang terintegrasi dalam
kebersatuan daerah propinsi NTT guna menumbuhkan interaksi antara
ruang dan aktivitas pembangunan.
2. Terwujudnya kualitas penduduk sebagai potensi sumber daya manusia bagi
penciptaan keseimbangan l ingkungan alam, buatan dan sosial serta jasmani
dan rohani.
3. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat terutama peran perempuan gender)
dalam proses pengambi lan keputusan dan menikmat i hasil-hasil
pembangunan.
95
4. Terwujudnya suasana aman, tentram dan tert ib yang didukung oleh
ketersediaan materi, perangkat dan aparat penegak hukum yang bersih,
berwibawa dan bebas KKN.
5. Terwujudnya kesamaan pandang tentang pelaksanaan s istem pemerintahan,
politik dan otonomi daerah sehingga dapat peningkatan layanan publik serta
mendorong perbaikan kinerja pembangunan.
3. P r o g r a m P e m b a n g u n a n
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka disusun program-program
penunjang dalam program pembangunan daerah propinsi NTT tahun 2001-2004,
sebagai berikut:
1. Tata Ruang
1.1. Program Pembangunan Tata Ruang
Tujuan program ini adalah Mengembangkan s istem penataan ruang
Sasaran program ini adalah (1). Tersedianya rencana tata ruang wilayah
propinsi; (2) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan tata ruang yang optimal
dan berkualitas; (3) Ter laksananya pengendal ian, pengawasan pemanfaatan tata
ruang; (4) Tersedianya aparatur pengelola tata ruang yang berkualitas.
Kegiatan pokok program ini adalah (1) Meningkatkan kualitas rencana tata
ruang.; (2) Meningkatkan pengendal ian pemanfaatan ruang; (3) peningkatan
peran serta masyarakat; (4) mensosial isasikan perangkat perundang-undangan;
(5) meningkatkan kemampuan kelembaga an; (6) meningkatkan koordinasi dan
sinkronisasi pemanfaatan ruang; (7) Membuat peta zonasi laut.
2. Pembangunan Kesejahteraan Sosial
2.1. Kependudukan
2.1.1. Program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Keluarga.
Tujuan program ini adalah 1). Meningkatkan kualitas dan pengendalian
kuantitas penduduk; 2). Meningkatkan kualitas pelayanan KB serta
membudayakan NKBS (Norma Keluarga Bahagia dan Sejahtera).
96
Sasaran program ini adalah 1) Menurunnya angka kelahiran dan kematian;
2) Meingkatnya peran perempuan dalam keluarga; 3) Membudayanya NKBS.
Kegiatan pokok ini adalah 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi,
2) Menggalakkan gerakan KB yang mandiri dan berkualitas, pembudayaan usia
kawin yang ideal, penjarangan kelahiran, penundaan kelahiran anak pertama,
promosi, penyuluhan pendidikan, penggalangan kemitraan dan pebudayaan
NKBS; 3) Meningkakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) keluarga; 4)
Melaksanakan sosialisasi pengarusutamaan jender (PUJ).
2.1.2. Program Pengelolaan Administrasi Kependudukan
Tujuan program ini adalah Meningkatkan pengelolaan administrasi
kependudukan.
Sasaran program ini adalah 1) Meningkatnya pengembangan administrasi
kependudukan yang berfungsi sebagai bank data kependudukan; 2)
Meningkatnya kemampuan aparatur pengelola data kependudukan; 3)
Menigkatnya kemampuan kelembagaan penyajian data dan informasi.
Kegiatan pokok program ini adalah 1) Mengkaj i dan mengembangkan
administrasi kependudukan; 2) Menyediakan data dan informasi kependudukan
yang akurat; 3) Melakanakan pendidikan dan pelatihan administrasi
kependudukan; 4) Meningkatkan hubungan kerja sama antar instansi terkait
dibidang kependudukan.
2.2. Pemuda dan Olah Raga.
2.2.1. Program Pembinaan dan Keserasian Kepemudaan
Tujuan program ini adalah Mewujudkan keserasian pembinaan pemuda di
berbagai bidang pembangunan.
Sasaran program ini adalah (1) Terwujudnya pola pembinaan kepemudaan
yang serasi diberbagai bidang pembangunan; (2) Meningkatnya aktifitas pemuda
sesuai profesi dan fungsinya dalam pembangunan.
97
Kegiatan pokok program ini adalah (1) melakukan evaluasi pola pembinaan
kepemudaan; (2) melakukan KIE dan advokasi kepemudaan; (3)
mengintegrasikan pola pembinaan kepemudaan secara terpadu (4) melakukan
intensifikasi kegiatan penelit ian dan pengembangan masalah-masalah
kepemudaan termasuk pemanfaatan dan pendayagunaan hasi lnya.
2.2.2. Program Peningkatan Partisipasi Pemuda
Tujuan program ini adalah Member i kesempatan yang lebih besar kepada
pemuda guna memperkuat jat i diri dan potensinya.
Sasaran program ini adalah 1) meningkatnya partisipasi pemuda da lam
berbagai bidang pembangunan; 2) terbentuknya regulasi dan suasana yang
kondusif yang menjamin kebebasan pemuda untuk mengorganisas ikan dir inya
secara bertanggung jawab, 3) meningkatnya jumlah wirausahawan muda, 4)
menurunnya jumlah kasus dan penyalahgunaan narkoba oleh pemuda serta
meningkatnya peran dan partisipasi pemuda dalam pencegahan dan
penanggulangan narkoba, 5) menurunnya angka kriminalitas yang di lakukan
pemuda.
Kegiatan pokok ini adalah 1). Menumbuhkembangkan kewirausahaaan
generasi muda; 2). Menciptakan ikl im usaha yang kondusif; 3) Meningkatkan
kualitas, kompetensi , kemandir ian, dan profesional isme pengusaha keci l ,
menengah, koperasi pemuda, agar lebih kreatif, inovatif, produktif dan
berdaya saing, 4) Meningkatkan ketrampilan dan keahlian tenaga kerja pemuda
yang diarahkan bagi peningkatan kompetensi , kemandir ian dan profesional isme;
5) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemuda tentang manfaat
penggunaan iptek; 7) meningkatkan partisipasi dan kepedul ian pemuda dalam
pengelolaan l ingkungan hidup dan pelestarian sumber daya a lam untuk
kesejahteraan dan kes inambungan pembangunan; 8). Memper luas kesempatan
da lam berorganisasi dan berkreasi bagi pemuda secara bebas dan bertanggung
jawab; 9) meningkatkan apresiasi seni dan budaya daerah dan budaya bangsa
dikalangan pemuda sebagai media persahabatan antar daerah dan antar negara;
98
10) meningkatkan rasa keset iakawanan dan kepedulian sosial di kalangan
pemuda; 11) mencegah berbagai pengaruh negatif budaya asing di kalangan
pemuda dalam rangka memperkuat ketahanan budaya nasional; 12)
meningkatkan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan untuk
memperkuat pembangunan daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang tetap menghargai kemajemukan, 13) meningkatkan peran aktif
pemuda da lam penanggulangan masalah penyalahgunaan NAPZA, minuman
keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual dikalangan
pemuda, 14) meningkatkan peran aktif pemuda da lam penanggulangan
kriminalitas termasuk tawuran dikalangan pelajar dan pemuda, 15) member ikan
pemahaman, penanaman nilai-nilai, dan penghormatan terhadap supremasi
hukum dan hak asasi manusia (HAM) bagi pemuda, 17) meningkatkan jar ingan
kerja sama kepemudaan antar daerah, 18). Meningkatkan keadilan dan
kesetaraan jender dalam bidang kepemudaan.
2.2.3. Program Pengembangan dan Pembinaan Keserasian Olaraga
Tujuan program ini adalah 1) mewujudkan keserasian pembinaan olahraga
diberbagai bidang pembangunan; 2) Mewujudkan paradigma sehat melalui
peningakatan jasmani masyarakat.
Sasaran program ini adalah 1) Terwujudnya pola pembinaan dan
pengembangan keolahragaan; 2). meningkatnya kesegaran jasmani masyarakat;
3). meningkatnya perkembangan olah raga masyarakat, khususnya bagi
penyandang cacat, lanjut usia dan olah raga tradisionil; 4) . meningkatnya jumlah
dan bibit olah ragawan berbakat; 5). meningkatnya prestasi oleh ragawan di
t ingkat daerah, nasional dan internasional.
Kegiatan pokok program ini adalah : 1) melakukan evaluasi pola
pemmbinaan keolahragaan; 2) menggal i prestasi atlet unggulan; 3)
mengembangkan olah raga usia dini; 4) mengembangkan pendidikan jasmani di
sekolah dan perguruan t inggi; 5) mengembangkan pendidikan jasmani di tempat
kerja; 6) mengembangkan olah raga rekreasi, olah raga lanjut usia, olah raga
99
penyandang cacat dan olah raga tradisionil; 7) meningkatkan peran masyarakat
dan dunia usaha dalam mengembangkan sarana dan prasaran olah raga; 8)
melakukan identifikasi bakat dan potensi keolahragaan; 9) melakukan
pembinaan dan pembibitan olahragawan berbakat berdasarkan cabang olahraga
prioritas; 10) melakukan pendidikan, pelatihan dan pemagangan bagi pelatih dan
wasit; 11) menyelenggarakan kompetisi olahraga pelajar, mahas iswa dan
masyarakat; 12) member ikan penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi
dan prestasi; 13) melakukan pembinaan organisasi olahraga termasuk sanggar-
sanggar senam; 14) melakukan pembinaan cabang olahraga prioritas; 15)
menyelenggarakan kompetisi olahraga wilayah kepulauan; 16) menerapkan dan
memanfaatkan iptek olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi o lahraga.
2.3. Kebudayaan/Kesenian
2.3.1. Program Pengembangan Kebudayaan/kesenian
Tujuan Program ini adalah Menumbuh kembangkan nilai-nilai luhur budaya
daerah/ budaya lokal yang merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya
bangsa.
Sasaran program ini adalah 1) berkembangnya s istem nilai budaya lokal/
daerah yang diperkaya oleh budaya baru yang serasi, serta t idak bertentangan
dengan nilai-nilai agama; 2) terwujudnya pemahaman dan apresiasi masyarakat
pada budaya-budaya lokal; 3) berkembangnya kebebasan berkreasi dalam
berkesenian, 4) meningkatnya jumlah sanggar-sanggar seni daerah; 5)
terdokumentas inya warisan budaya dan kesenian daerah/lokal .
Kegiatan pokok program ini adalah 1) meningkatkan pelestarian,
pengembangan dan pemanfaatan tradisi dan peninggalan sejarah; 2)
menciptakan ilkim yang kondusif bagi t imbulnya kreasi sastra, seni, dan budaya,
3) membina dan mengembangkan kesenian tradisional; 4) meningkatkan jumlah
sanggar seni budaya; 5) memperjuangkan pembakuan hak cipta hasil seni
budaya lokal/daerah; 6).Meningkatkan peran permuseuman sebagai wadah
dokumentas i warisan seni budaya lokal.
100
2.4. Pemberdayaan Perempuan, Kesetaraan dan Keadilan Jender (KKJ).
2.4.1. Program Pemberdayaan Perempuan, Kesetaraan dan Keadilan Jender (KKJ)
Tujuan program ini adalah 1) Meningkatkan kedudukan dan peranan
perempuan dalam berbagai bidang pembangunan, 2) Memperjuangkan KKJ serta
kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan, 3) Meningkatkan kualitas peran
dan kemandir ian organisasi perempuan, 4) . Member ikan kesempatan yang sama
kepada kaum perempuan untuk ikut terl ibat da lam proses pembangunan .
Sasaran program ini adalah 1) Terselenggaranya pengarusutamaan jender
pada semua bidang pembangunan, 2) menurunnya t indak kekerasan terhadap
perempuan 3) meningkatnya kualitas hidup perempuan, 4 ) . Meningkatnya
penegakan hukum dan HAM atas setiap aksi kekerasan terhadap perempuan
secara konsisten dan konsekwen.
Kegiatan pokok program ini adalah 1) Menciptakan peraturan yang
menunjang proses pemberdayaan perempuan; 2) Memper luas dan
mengembangkan kesempatan kerja yang berbasis jender; 3). Meningkatkan
kualitas dan produktivitas tenaga kerja perempuan melalui pendidikan sekolah
dan luar sekolah; 4) . Meningkatkan perl indungan tenaga kerja perempuan; 5)
mendorong terbentuknya lembaga perjuangan hak-hak perempuan; 6 ) .
Meningkatkan perlakuan yang adil terhadap perempuan da lam keluarga; 7) .
Membina nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan perempuan.
2.5. Kesejahteraan Sosial
2.5.1. Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Tujuan program ini adalah membangun ketahanan sosial yang dapat
menopang pemberdayaan terhadap penyandang masalah sosia l/kemasyarakatan
sepert i korban bencana alam/KLB, pengungsian dan gejala malnutrisi serta
menurunnya kualitas generasi muda, meningkatkan kepedulian terhadap
penyandang masalah sosial/kemasyarakatan, fakir miskin, anak ter lantar dan
kenakalan remaja.
101
Sasaran program ini adalah 1). Terbinanya kesejahteraan sosial; 2) .
Terbinanya pengembangan aktivitas kepemudaan; 3) Terwujudnya pelayanan
dan rehabilitasi sosial; 4) . Meningkatnya partisipasi masyarakat melalui
organisasi kemasyarakatan; 5) Terkordinasinya upaya penanggulangan bencana
a lam.
Kegiatan pokok program ini adalah 1). Meningkatkan upaya penanggulangan
penyandang masalah sosial; 2) Meningkatkan kemampuan kelembagaan
pelayanan masalah-masalah sosial; 3). Mengembangan dan menseras ikan pola
pembinaan dalam penangan masalah-masalah sosial; 4) Mengembangan s istem
informasi terpadu terhadap masalah-masalah sosial; 5). Meningkatkan
peranserta dunia usaha dalam penanggulangan masalah sosial; 6) .
Meningkatkan kemandir ian penyandang masalah sosial melalui pelatihan dan
pemagangan.
2.6. Tenaga Kerja
2.6.1. Program Pembangunan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Tujuan Program ini adalah 1) Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja; 2) .
Mewujudkan ikl im kerja yang menjamin perl indungan, keselamatan, kesehatan
dan kesejahteraan tenaga kerja; 3). Mengendal ikan persebaran dan mobil i tas
penduduk, 4) . Menciptakan kawasan transmigrasi sebagai pusat-pusat
pertumbuhan yang layak huni, layak usaha dan layak l ingkungan alam maupun
sosial .
Sasaran program ini adalah (1). Menurunnya t ingkat pengangguran; (2).
Terwujudnya suasana kerja yang menjamin keselamatan, kesehatan dan
kesejahtera an serta meningkatnya produktivitas tenaga kerja; 3). Terwujudnya
persebaran dan mobil itas penduduk pada lahan potensial; 4) . Terwujudnya pola
pemukiman yang layak huni; 5). Terjal innya program kerja AKAD dan AKAN.
Kegiatan pokok program ini adalah (1). Mendayagunakan bursa tenaga kerja
(2). Menyempurnakan mekanisme pengadaan dan pengir iman tenaga kerja ke
luar negeri; 3). Memberdayakan tenaga kerja penyandang cacat sesuai
102
keterampilan yang dimiliki; 4) . Menumbuhkembangkan lembaga/badan
pendidikan dan pelatihan profesi; 5). Melakukan sosial isasi tentang peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan; 6). Mengembangkan sist im hubungan
industrial Pancasila; 7). Meningkatkan kemampuan kelembagaan
ketenagakerjaan; 8). Melakukan pengawasan terhadap hak-hak dasar pekerja
antara lain meliputi pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja, pekerja anak,
waktu kerja dan waktu istirahat; 9) . Meningkatkan perl indungan tenaga kerja
wanita terutama melalui penyuluhan dan pelatihan agar t idak terjadi diskriminasi
dan marjinalisasi; 10). Melindungi kepentingan masyarakat pengguna jasa
asuransi sosial; 11). Melakukan sosialisasi tentang tujuan transmigrasi; 12).
Menginventarisasi calon lokasi transmigrasi yang layak huni; 13).
Mengembangkan lokasi transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan
sosial budaya; 14). Menyediakan sarana dan prasarana usaha bagi keluarga
miskin.
3. PEMBANGUNAN HUKUM DAN HAM
Pembangunan Hukum dan HAM meliputi 6 aspek yaitu; materi hukum,
aparatur hukum, kelembagaan hukum, sarana dan prasarana hukum, partisipasi
masyarakat dan Hak Asasi Manusia. Program-program pembangunan Hukum dan
HAM adalah :
3.1. Program Penegakan Hukum Dan HAM.
Tujuan program ini adalah : (1). Mewujudkan kepastian hukum dan
menciptakan rasa keadilan dalam masyarakat, (2). Mewujudkan ketert iban,
keamanan dalam masyarakat. (3). Mewujudkan hak-hak azasi manusia.
Sasaran program ini adalah (a). Terwujudnya rasa aman dan keadilan dalam
masyarakat, (b). Terc iptanya kondisi masyarakat yang tertib, teratur dan aman,
(c). Terwujudnya penegakan aturan-aturan hukum yang menjamin penegakan
hak-hak asasi manusia, (d). Terc iptanya aparatur dan s istem hukum yang
menjamin, (e). Mengembangkan produk hukum yang transparan dan responsif.
\ 103
Kegiatan pokok program ini adalah : 1) mengembangkan produk-produk
hukum yang transparan dan responsif; 2) meningkatkan jumlah dan mutu aparat
hukum; 3) meningkatkan kemampuan kelembagaan hukum; 4) pengembangan
sarana dan prasarana hukum; 5) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penegakan hukum; 6) meningkatkan perl indungan hukum dan HAM; 7)
sosialisasi produk-produk hukum dan meningkatkan kesadaran hukum dan HAM
dalam masyarakat.
4. POLTTIK, PEMERINTAHAN DAN OTONOMI DAERAH
4.1. Politik
4.1.1. Program Pembangunan Politik.
Tujuan program ini adalah 1). Memantapkan pengembangan sist im politik
secara demokrat is berdasarkan Pancasi la dan UUD 45 da lam wadah NKRI;
Sasaran program ini adalah 1). Mantapnya eksistensi NKRI di wi layah Nusa
Tenggra Timur; 2). Berkembanganya sist im komunikasi dan informasi melalu i
media masa; 3). Terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan Parpol di
Daerah;
Program pokok program ini adalah 1). Meningkatkan pemanfaatan peran
komunikasi dan informasi melalui media masa; 2). Menumbuhkembangkan
budaya politik demokras i dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat; 3). Mendorong keberadaan masyarakat madani (civil society);
4) . Meningkatkan komunikasi politik antara lembaga eksekutif, legislatif dan
masyarakat dalam semangat kemitraan; 5). Menciptakan iklim yang kondusif
bagi kemandir ian parpol dalam semangat NKRI; 6) . Mendukung sepenuhnya
penyelenggraan Pemilu Tahun 2004.
4.2. Pembangunan Aparatur Pemerintah Daerah \
4.2.1. Program Pembangunan Aparatur Pemerintah Daerah
Tujuan Program ini adalah membentuk profil aparatur pemerintah daerah
yang professional, bersih dan berwibawa dalam membangun pemerintahan yang
104
baik {good governance).
Sasaran program ini adalah (1) Meningkatnya kemampuan dan keahl ian
serta ketrampilan manajerial; (2) Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan
(mental) aparatur; (3) Meningkatnya dedikasi dan loyalitas (disiplin) aparatur;
(4) Meningkatnya kesejahteraan aparatur.
Kegiatan pokok program ini adalah (1) Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang s istem manajemen pemerintahan; (2) Meningkatkan
pembinaan mental dan keimaan; (3) Memper iuas kesempatan studi lanjut bagi
aparatur pemerintah; (4) Mensosial isasikan ketentuan-ketentuan tentang hak
asasi manusia (HAM); (5) Meningkatkan pelatihan teknis fungsional dan
struktural; (6) Meningkatkan penyediaan sarana dan fasil itas kerja.
4.3. Pembangunan Bidang Administrasi Publik.
4.3.1. Program Pembangunan Bidang Administrasi Publik
Tujuan Program ini adalah 1). mewujudkan s istem administrasi publik yang
efisien dan efektif da lam mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada publik.
Sasaran program ini adalah (1) Terwujudnya s istem administrasi publik yang
efisien dan efektif; (2) Terwujudnya pengembangan institusi admnistrasi publik;
(3) Meningkatnya kapasitas kerja administrasi publik; (4) Ter laksananya
pengawasan dan pengendal ian administrasi;
Kegiatan pokok program ini adalah 1). Mengembangan s istem informasi
manajemen daerah yang mendukung aktivitas adminitrasi publik; 2)
Meningkatkan pembinaan komunikasi administrasi yang intensif dengan berbagai
komponen masyarakat; 3) Menyediakan dan memel ihara sarana dan prasarana
penunjang teknologi informasi administrasi publik; 4) . Meningkatkan tert ib
pengelolaan administrasi kepegawaian, baik tahap rekruitmen, penempatan,
promosi , maupun purna tugas; 5). Meningkatkan Pengawasan dan pengendal ian
administrasi publik.
105
4.4. Otonomi Daerah
4.4.1. Program Pembangunan Otonomi Daerah
Tujuan Program ini adalah Meningkatkan kemandir ian dalam pengelolaan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Sasaran Program ini adalah (1) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan daerah; (2) Meningkatnya kinerja lembaga eksekutif dan
legislatif secara mandir i; (3) Meningkatnya semangat kemiitraan antara eksekutif
dan legislatif; (4) Meningkatnya kesadaran kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat dalam bingkai NKRI; (5) Terc iptanya dukungan seluruh
komponen masyarakat terhadap otonomi daerah; (6) Meningkatnya pelayanan
prima kepada masyarakat.
Kegiatan pokok ini adalah 1) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
otonomi daerah dalam bingkai NKRI; 2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan
pemerintah daerah; 3) Meningkatkan efisiensi pengelolaan anggaran; 4)
Meningkatkan partisipasi lembaga swadaya masyarakat; 5). Mengantis ipasi
pemekaran wilayah pemerintahan.
4.5. Pembangunan Perdesaan
4.5.1. Program Pembangunan Perdesaan
Tujuan Program ini adalah 1). Meningkatkan kemandir ian dan keswadayaan
masyarakat untuk mencapai kesejahteraan; 2). Meningkatkan pembangunan
sarana dan prasarana pembangunan perdesaan.
Sasaran Program ini adalah 1). Meningkatnya kemampuan managemen
pembangunan desa; 2). Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia
masyarakat desa; 3). Terbentuknya Badan Perwaki lan Desa; 4) . Tersed ianya
data dan profil desa yang akurat; 5). Terbangunnya kemitraan antara
pemerintah, LSM dan masyarakat desa; 6). Meningkatnya sarana dan prasarana
pembangunan pedesaan.
106
Kegiatan Pokok program ini adalah 1). Meningkatkan managemen
pembangunan desa pada 14 UDKP Model; 2). Meningkatkan peran Badan
Perwaki lan Desa; 3). Meningkatkan kemampuan kelembagaan desa/kelurahan;
4) . Melaksanakan Peningkatan Pekerja Anak di Desa Tert inggal (P2ADT); 5).
Melaksana kan lomba desa; 6). Melaksanakan pemberdayaan kesejahteraan
keluarga; 7). Melaksanakan revitalisasi Posyandu; 8). Melaksanakan program
PMTAS; 9) . Melaksanakan pemanfaatan perpustakaan desa; 10. Meningkatkan
kerjasama antara LSM dan kelompok Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-
SP); 11). Meningkatkan pembangunan sarana prasarana pembangunan desa;
12). Memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut; 13). Menyediakan data frofil
desa yang akurat.
4.6. Pemberdayaan Masyarakat Miskin
4.6.1. Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Tujuan Program ini adalah Mengentaskan kelompok masyarakat misk in.
Sasaran Program ini adalah 1). Meningkatnya pendapatan penduduk miskin;
2). Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin; 3).
Tersedianya fasilitas pendampingan bagi masyarakat miskin (Kader/fasi l itator
dan atau LSM).
\ Kegiatan Pokok program ini adalah 1). Menyediakan bantuan sosial dasar
terutama pendidikan dan kesehatan; 2). Menyediakan kebutuhan pokok dengan
harga terjangkau; 3). Mengupayakan pelayanan bantuan paket ekonomi
produktif; 4) . Melaksanakan pendampingan kelompok masyarakat secara
berkelanjutan; 5). Meningkatkan perl indungan sosial bagi masyarakat miskin; 6) .
Memberdayakan perempuan melalui penguatan ekonomi lokal; 7). Mendorong
partisipasi dunia usaha dan lembaga kemasyarakatan dalam pengentasan
kemiskinan.
107
4.7. Pengembangan Wilayah
4.7.1. Program Pengembangan Wilayah
Tujuan Program ini adalah 1). Memacu pertumbuhan daerah melalui
percepatan pertumbuhan sosial ekonomi wi layah; 2). Mengurangi kesenjangan
sosial ekonomi antar wi layah; 3). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
4) . Meningkatkan kemampuan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat.
Sasaran Program ini adalah 1). Meningkatnya kapasitas daerah melalui
koordinasi pengelolaan pembangunan; 2). Terwujudnya optimalisasi
pemanfaatan sumber daya daerah berwawasan l ingkungan; 3). Terwujudnya
percepatan pertumbuhan sosial ekonomi daerah; 4) . Mantapnya koordinasi
pengelolaan kawasan prioritas yang meliputi kawasan khusus, kawasan kritis
minus dan kawasan tert inggal.
Kegiatan Pokok program ini adalah 1). Meningkatkan mutu aparatur
pemerintah melalui pelatihan, pemagangan dan studi lanjut; 2). Melakukan
penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam
rangka pemantapan kerjasama kelompok serta kegiatan usaha sektor riil
masyarakat; 3). Membuka isolasi fisik wilayah melalui pembangunan infrastruktur
(sarana dan prasarana transportasi); 4). Mengembangkan akses pasar dan
pemantapan pasar lokal; 5). Memanfaatkan lahan t idur melalui ekstensif ikasi
dan Intensifikasi lahan; 6). Mengamankan sumber air dan penyediaan air bersih;
7). Meningkatkan penggalangan kerjasama kemitraan Pemerintah Daerah,
Pmerintah Pusat, Negara Donor, Dunia Usaha dan masyarakat; 8).
Mengembangkan dan pemel iharaan kawasan pariwisata (alam dan budaya); 9) .
Melakukan pelatihan bagi masyarakat sesuai dengan basis usahanya dan potensi
pengembangan wi layah; 10). Memantapkan penyusunan rencana pembangunan
wi layah secara profesional; 11). Melakukan evaluasi kinerja pengelolaan kawasan
pengembangan; 12). Menyusun data base kawasan pengembangan; 13).
Melaksanakan sosialisasi tentang pengembangan wi layah sebagai model
pendekatan pembangunan daerah.
108
5. PEMBANGUNAN AGAMA
5.1. Program Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Bergama
Tujuan Program ini adalah Merciptakan suasana kehidupan keagamaan di
NTT yang kondusif melalui upaya pendalaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama demi ter laksananya kerukunan hidup intern dan antar umat
beragama.
Sasaran program ini adalah 1) meningkatnya pemahaman dan
pengamalan ajaran agama bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat; 2)
meningkatnya dasar-dasar kerukunan hidup intern dan antar umat beragama;
dan 3) meningkatnya toleransi umat beragama dalam rangka menjaga
ketertiban masyarakat dan persatuan bangsa.
Kegiatan pokok program ini adalah 1) Meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan umat beragama antara lain melalui per lombaan pembacaan Alkitab
dan paduan suara gerejawi serta MTQ, Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR),
mimbar agama di Radio dan TV serta media lainnya; 2) Meningkatkan peran
forum komunikasi antara tokoh umat beragama; 3). Meningkatkan toleransi
antar umat beragama.
5.2. Program Pembinaan Pendidikan Agama
Tujuan program ini adalah Meningkatkan pemahaman, pengamalan dan
penghayatan ajaran agama bagi s iswa dan mahas iswa.
Sasaran program ini adalah 1). meningkatnya landasan etika dan moral
bagi s iswa dan mahasiswa; 2). menurunnya t indakan asusila yang dilakukan oleh
s iswa dan mahasiswa antara lain terhadap penggunaan obat-obatan terlarang;
3). meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan agama.
Kegiatan pokok ini adalah 1) Meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan agama; 2) meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pengajar/guru
pendidikan agama; 3) meningkatkan pendidikan agama di l ingkungan perguruan
t inggi; 4) . menyiapkan kurikulum pendidikan agama bagi s iswa dan mahas iswa;
5) melakukan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan keagamaan di
109
l ingkungan keluarga.
5.3. Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Tujuan program ini adalah menata s istem kelembagaan dan manajemen
pelayanan serta terpenuhinya sarana dan prasarana keagamaan guna
member ikan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadah.
Sasaran program ini adalah 1). meningkatnya pelayanan dan kemudahan
bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadah; 2) meningkatnya partisipasi
no
l ingkungan keluarga.
5.3. Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Tujuan program ini adalah menata s istem kelembagaan dan manajemen
pelayanan serta terpenuhinya sarana dan prasarana keagamaan guna
member ikan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadah.
Sasaran program ini adalah 1). meningkatnya pelayanan dan kemudahan
bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadah; 2) meningkatnya partisipasi
umat dalam proses penyelenggaraan kegiatan pelayanan kehidupan beragama.
Kegiatan pokok ini adalah 1) member ikan bantuan pembangunan dan
rehabil itasi sarana dan prasarana peribadatan; 2) member ikan pelayanan kepada
umat nasrani menjalankan kegiatan keagamaan antara lain Pesparawi dan
siarah iman; 3) menyediakan sarana dan prasarana lembaga keagamaan; 4)
meningkatkan pelayanan haji dan umroh, 5) Meningkatkan peran dunia usaha
da lam kehidupan keagamaan.
5.4. Program Pembinaan Kelembagaan Sosial Umat Beragama
Tujuan Program ini adalah 1). Meningkatkan peran dan kemampuan
lembaga- lembaga sosial umat beragama; 2). Meningkatkan partisipasi umat
dalam pelaksanaan kegitatan sosial umat beragama.
Sasaran program ini adalah 1). berfungsinya lembaga sosial umat
beragama secara proposional dan bertanggugjawab. 2) terbinanya kemitraan
dan kolaborasi yang harmonis antar lembaga sosial umat beragama.
Kegiatan pokok program ini adalah 1) Memberdayakan lembaga sosial
umat beragama dalam rangka menciptakan kemandir ian seperti Pemuda GMTT,
GMKI, Pemuda Katholik, PMKRI, Peradah, Pemuda Mesj id, HMI dan lainnya; 2)
member ikan bantuan sarana dan prasarana lembaga sosial keagamaan; 3)
meningkatan mutu SDM lembaga sosial umat beragama;
no
6. PEMBANGUNAN KEAMANAN, KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
MASYARAKAT.
6.1. Program peningkatan dan pemantapan sistim keamanan ketenteraman
dan ketertiban masyarakat.
Tujuan program ini adalah : 1) membangun sist im keamanan swakarsa yang
berbasis masyarakat; 2) mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat
dalam kondisi aman dan tert ib.
Sasaran program ini adalah : 1) terwujudnya suasana rasa aman tentram
dalam kehidupan masyarakat; 2) terbinanya kemitraan yang harmonis antara
masyarakat dan aparat keamanan.
Kegiatan pokok program ini adalah : 1). Meningkatkan partisipasi dan peran
seluruh komponen masyarakat dalam mewujudkan keamanan, ketenteraman
dan ketertiban yang kondusif; 2) Mendorong dan mendukung terbangunnya
sist im keamanan & ketertiban terutama di daerah perbatasan dengan T imor
T imur dan kawasan lainnya; 3) Meningkatkan sarana dan prasarana keamanan
dan ketertiban baik didalam daerah maupun di kawasan perbatasan antara lain
T imor T imur dan Austral ia; 4) meningkatkan mutu SDM dibidang, keamanan,
ketenteraman dan ketertiban; 5) Melakukan sosial isasi peraturan perundang-
undangan dalam bidang keamanan, ketentraman dan ketert iban; 6)
meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan aparatur keamanan (TNI dan
POLRI).
ill
BAB IV PENUTUP
Naskah Program Pembangunan Daerah (Propeda) 2001-2004 ini
merupakan lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu
kesatuan dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2001 tentang Program
Pembangunan Daerah (Propeda).
Propeda dalam pelaksanaannya akan dirinci da lam Rencana
Pembangunan Tahunan (Repeta) Daerah yang memuat Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) yang terukur kinerjanya yang akan ditetapkan setiap
tahunnya oleh Gubernur bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Propeda menurut sifatnya mencakup program-program pembangunan
yang berskala regional, lintas wilayah, dan lintas daerah, yang oleh karena sifat
dan cakupannya harus dilakukan dengan pertimbangan kondisi daerah. Propeda
harus menjadi acuan bagi lembaga-lembaga Daerah, Lembaga- lembaga
dekonsentrasi dan lembaga-lembaga pemerintah non depar temen di Daerah
da lam menyusun Rencana Strategis (Renstra) serta bagi pemerintah daerah
dalam menyusun Program Pembangunan Tahunan Daerah yang karena
keragamannya harus mampu mengakomodasikan aspirasi dan kekhususan
daerah dalam kerangka pembangunan daerah.
Demi kelancaran dan efekbvitas pelaksanaan desentralisasi
pembangunan, konsistensi perencanaan dan penyusunan program pembangunan
secara vertikal antara Propeda di Propinsi dan Propeda di tingkat
kabupaten/kota harus didasarkan pada peraturan daerah yang ber laku.
Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan lembaga-lembaga
Daerah bertanggungjawab untuk menjaga konsistensi antara Propeda dan
Repeta melalui proses perencanaan pembangunan dan anggaran setiap
tahunnya. Demi terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang lebih
terintegrasi, menyeluruh, bertanggung-gugat dan terkendali pelaksanaannya,
lembaga/badan perencanaan pembangunan daerah melakukan koordinasi
perencanaan pembangunan, anggaran, serta pemantauan dan evaluasi kinerja.
Koordinasi perencanaan daerah serta antara perencanaan daerah dan
kabupaten/kota di lakukan melalui mekanisme perencanaan pembangunan,
112
anggaran, serta pemantuan dan evaluasi kinerja pelaksanaan yang terintegrasi,
menyeluruh, interaktif lintas pelaku, transparan, dan bertanggung-gugat. Hasil
perencanaan pembangunan dan anggaran yang diperoleh dari proses ini akan
menjadi bahan Pemerintah dalam pembahasan dan penetapan Repeta yang
memuat APBD bersama Dewan Perwaki lan Rakyat Daerah set iap tahunnya.
Pemerintah dan lembaga- lembaga Daerah lainnya serta masyarakat harus
bersungguh-sungguh melaksanakan program-program pembangunan yang
tertuang dalam Propeda ini dan pada tahap awal memusatkan pada upaya
pemul ihan keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat, penegakkan
supremasi hukum, pemulihan ekonomi yang mengutamakan penataan
infrastruktur perekonomian sehingga berdampak pada peningkatan cadangan
tabungan daerah, pengembangan sumberdaya manusia, dan peningkatan
kesejahteraan sosial, serta penataan lembaga- lembaga pemerintah agar
terselenggara fungsi pelayanan masyarakat yang berhasil guna dan berdaya
guna.
Upaya tersebut diperlukan untuk menjaga hasil pembangunan dapat
dinikmati secara lebih merata dan berkeadilan oleh seluruh rakyat Nusa Tenggara
T imur sebagai bagian dari proses peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.
g - ^ B E R M I J R N U S A T E N G G A R A T I M t t R ^ UfflR NUS
I'^jjl^' PJET A L E X A N D E R T A L L O
1 1 3
1 ^
top related