perangkat evaluasi

Post on 19-Jul-2015

444 Views

Category:

Science

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1. PENGERTIAN EVALUASI

ADA 2 MACAM PENGERTIAN TENTANG EVALUASI:A. EVALUASI PROGRAM

Kegiatan mengevaluasi program untuk mengetahui apakah tujuan suatu program sudah tercapai sesuai tujuan esensial yg telah ditetapkan. Hasil kegiatan ini berupa rekomendasi, apakah program dihentikan, diperbaiki, atau dilanjutkan.

B EVALUASI HASIL BELAJAR

suatu proses yang sistematis untuk memperoleh informasi tentang tingkat pencapaian tujuan(SK,KD) pembelajaran yang telah ditetapkan dan gambaran efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

FUNGSI EVALUASI

• Maksud utama dari proses evaluasi yang merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran ialah mendapatkan informasi yg digunakan oleh guru untuk membuat keputusan ( meningkatkan efektivitas pembelajaran, kelulusan, ketercapaian kompetensi terkait matakuliah)

• Fungsi utama kegiatan evaluasi adalah untuk pelaporan kelulusan administrasi lembaga penelitian lembaga terkait perkembangan.Kegiatan evaluasi yang baik selalu melibatakan

penilaian (assessment) dan pengukuran (measurement)

• Secara detail fungsi evaluasi disekolah: 1. Fungsi Selektif

Untuk menyeleksi siswa yang memenuhi syarat di antara para calon siswa yang mendaftar

2. Fungsi Diagnostik

evaluasi yang dipergunakan untuk mencari letak kesulitan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh guru sebagai resep untuk melakukan kegiatan remidial.

3. Fungsi Penempatan

Tujuannya adalah melakukan pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan yang telah dimilikinya.

4. Fungsi Pengukur Pencapaian Keberhasilan

Pencapaian keberhasilan diukur melalui dua macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan proses belajar mengajar dari waktu ke waktu. Karena evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan roses belajar mengajar. Evaluasi Sumatif bertujuan mengetahui pencapaian tujuan yang telah ditentukan selama satu periode waktu tertentu.

Manfaat Evaluasia. Manfaat Bagi Siswa

memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa.

b. Manfaat Bagi Guru

memperoleh informsi keberhasilan siswa

memperoleh informasi keefektifan pembelajaran

memperoleh informasi kesesuaian metode

c. Manfaat Bagi Sekolah

informasi mengenai kualitas lulusan-lulusannya sebagai cerminan kualitas sekolah

informasi apakah kurikulum yang dipergunakan oleh sekolah tersebut sudah benar

informasi untuk menentukan apakah sekolah tersebut sudah memenuhi standar atau belum.

KAPAN PENILAIAN DILAKUKAN

a. Penilaian Sebelum Pengajaran apakah siswa-siswa yang akan mengikuti pembelajaran

memiliki kemampuan dasar yang diprasyaratkan untuk dapat menguasai pelajaran yang akan disampaikannya.

siswa-siswanya mempunyai dinamika kelompok yang baik untuk dapat mengikuti pelajaran di kelas.

b. Penilaian Selama Pengajaran mengadakan pemantauan terhadap keberhasilan siswa

dalam mengikuti proses pebelajaran.

melakukan penilaian terhadap strategi belajar mengajar yang digunakannya.

c. Penilaian Sesudah Pengajaran

1. menilai secara individual, tingkat pencapaian

tujuan pembelajaran.

2. melakukan identifikasi, tujuan mana saja

yang belum dicapai oleh mayoritas siswa.

3. melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor

penyebab tidak tercapainya tujuan

pembelajaran tertentu itu.

CIRI-CIRI EVALUASI HASIL BELAJAR

(A) bersifat tidak langsung: kepandaian seseorang tidak dapat secara langsung diukur dari kepandaian orang itu, Untuk mengetahui kepandaian seseorang, biasanya dilakukan pengukuran terhadap kemampuannya untuk mengerjakan sesuatu. ( (1). bekerja dengan bilangan, (2) menggunakan bahasa, (3). mengikuti pembicaraan orang lain, (4). mengingat, dan (5). berfantasi.

(B) menggunakan data kuantitatif: nilai selalu dinyatakan dengan bilangan hasil pengukuran.

(C) menggunakan satuan-satuan baku: untuk kecerdasan orang menggunakan satuan yang disebut IQ (Intelligence Quotient),

(D) tidak tetap dari waktu ke waktu : ketidaktetapan hasil penilaian dari waktu ke waktu. Sebagai contoh pada cawu pertama nilai kimia seorang siswa 80, tetapi pada cawu kedua turun menjadi 75 sedang pada cawu ketiga naik lagi menjadi 85 dan seterusnya.

(E) sering terjadi kesalahan:

selalu saja ada kesalahan-kesalahan penilaian. Hampir tidak ada penilaian pendidikan yang terbebas 100 % dari kesalahan.

KOMPONEN EVALUASI

• Tujuan yg akan dicapai: standar kompetensi dan kompetensi dasar

• Silabi: pokok materi yg berkaitan• Kisi-kisi: aspek yg dinilai, indikator

keberhasilan, jenjang yg ingin dicapai, nomor soal, tipe soal.

• Instrumen penilaian: teknik tes dan non tes• Panduan penilaian/rubrik:numerik(1, 2, 3, 4, 5)

ya dan tidak, ss, s, ts, dan sts, 1 dan 0• Skoring: skor tiap aspek, rentang nilai

Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan taksonomi Bloom yang baru

No Kognitif Psikomotorik Afektif

1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima

2.

Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi

3

Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai

4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi

5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melakuaktivitas yang sesungguhnya

Internalize/menginternalisasi

6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/mengharmonisasikan beberapahal.

Characterize/mengka

rakterisasi

7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi

8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi

TEKNIK PENILAIAN

1. Teknik Tes instrumen penilaian diujikan, peserta didik menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan bentuk tes2. Teknik non tes instrumen penilaian tidak diujikan, pesertadidik diminta untuk merespon pernyataan/pertanyaan. berupa lembar angket, lembar pengamatan, lembar wawancara peserta didik diminta untuk unjuk kerja.

PENILAIAN DENGAN TEKNIK TES

• Ada dua jenis penilaian teknik tes:

1.Tes uraian: siswa diberi kesempatan untuk menguraikan pendapatnya sebebas-bebasnya. penilai seringkali menjumpai jawaban yg tidak 100 % benar tapi juga tidak 100 % salah. Akibatnya penilai tidak berani memberi angka maksimal tetapi juga tidak tega memberi angka nol. Jika penilai lebih dari satu akan ditemukan angka yg bebeda-beda dari jawaban yg sama. Hal inilah yg menyebabkan tes uraian sering disebut tes subjektif

2.Tes pilihan ganda

Instrumen Tes• Komponennya: naskah soal, kunci/jawaban,

panduan penilaian, dan skoring• Penyusunan tes pilihan ganda harus

mempertimbangkan:a. tingkat kesukaran b. daya pembedac. berfungsinya pengecoh, dan

d. reliabilitas instrumen penilaian (untuk soal keseluruhan)

Kelebihan tes uraian:• Membiasakan siswa untuk merumuskan sendiri

segala sesuatu yang ada di dalam benaknya.• Mudah dipergunakan untuk mengungkap

jenjang pengetahuan dan kemampuan yang tinggi yang tidak sekedar hafalan atau ingatan terhadap fakta-fakta yang pernah diterima oleh siswa.

• Penyusunan instrumennya sangat mudah, sederhana serta tidak membutuhkan waktu perencanaan yang banyak

Kelemahan tes uraian• Sangat sulit untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang bersih dari unsur subyektif• Lingkup ujinya tidak dapat mencakup rentangan

materi yang luas karena penyelesaian terhadap tes bentuk subjektif ini membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya jangkauan dari bentuk ini kurang komprehensif.

• Skoring/mengkoreksinya membutuhkan waktu yang lama dan sulit, terutama jika dijumpai jawaban yang berbelit-belit dan dengan tulisannya yang tidak jelas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menggunakan tes uraian

• Merumuskan tujuan uji, sehingga evaluasi benar-benar mengukur tingkat pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan.

• Tiap-tiap item soal harus hanya mengukur satu aspek kemampuan saja. Dalam hal ini hendaknya dihindari pertanyaan berantai.

Contoh:

Sejumlah kalor dipergunakan untuk memanaskan 2 liter air dari 25 0 sampai 750 C. Kalau kalor jenis air =1. Berapakah:

a. Banyaknya kalor yang dibutuhkan?

b. Kalau kalor yang dipergunakan pada (a) digunakan untuk memanaskan 2 gr besi dari 25 o berapakah temperatur akhir besi tersebut?

• Struktur soal harus tegas dan lengkap:

hanya mempunyai satu peluang kunci jawaban.

Contoh soal yg jawaban lebih dari satu:• Seorang siswa diminta untuk mengamati proses

fotosintesa yang dapat terjadi pada tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan media simulasi animasi. Setelah selesai pembelajaran siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada seperti: dimanakah terjadinya proses fotosintesa?

• Soal semacam itu tidak dapat dijawab dengan satu jawaban yang pasti karena proses fotosintesa yang diberikan mempunyai banyak tempat terjadinya foto sintesa.

Tes objektif• Tes bentuk objektif:

tes yang menuntut siswa menjawab dengan sangat singkat atau memilih jawaban yang sudah tersedia.

1.Kelebihan-kelebihan Tes Bentuk Obyektif• Obyektifitas hasil penilaiannya tinggi, siapapun yang

memeriksa jawaban siswa diperoleh angka yang sama

• Dapat menjaring lingkup uji yang sangat luas karena penyelesaian tiap item membutuhkan waktu yang relatif singkat. jangkauan bentuk tes ini sangat komprehensif.

• Skoringnya sangat mudah dan cepat terutama apabila siswa sudah mendapat lembar jawaban yang khusus untuk menjawab tes yang harus dikerjakan.

Kelemahan tes bentuk obyektif

• Dibutuhkan persiapan yang lama untuk menyusun instrumen tesnya.

• Bagi yang belum terlatih dalam menyusun tes bentuk ini, bioassay tes buatannya cenderung untuk mengungkap tingkat kemampuan yang rendah saja.

• Tidak dapat atau sukar sekali dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menilai suatu kasus

• Siswa dapat dengan mudah untuk saling bekerja sama dengan syarat terutama jika posisi duduk dalam tes saling berimpitan.

Usaha mengatasi kelemahan tes obyektif

• Perangkat tes harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga siswa pada dapat menyelesaikan tesnya dengan tepat, sesuai d jatah waktu yang disediakan. penyusun tes harus membuat kisi-kisi pokok uji yang merupakan kerangka perangkat tes. Tanpa rambu-rambu yang jelas sangat sulit untuk memperkirakan perimbangan antara waktu yang tersedia dengan banyaknya item soal yang harus diselesaikan.

• Mengikuti petunjuk penyusunan item tes bentuk obyektif.• Posisi duduk harus sedemikian rupa sehingga seorang siswa

tidak mungkin dapat melihat hasil pekerjaan rekannya.• Sistem pengawasan harus ketat dan jeli, terutama terhadap

kecurangan dalam bentuk penggunaan isyarat.• Lembar jawaban (kalau ada) jangan diijinkan lepas dari bendel

perangkat tes untuk menutup kemungkinan terjadinya tukar menukar lembar jawaban.

Petunjuk Umum Penyusunan Tes Obyektif• Agar diperoleh tes obyektif yang kualitasnya memadai

maka penyusunan tes perlu memperhatikan baik petunjuk umum penyusunan tes obyektif maupun petunjuk khusus dari masing-masing tipe. Perlu diketahui bahwa bentuk tes obyektif terdiri atas bermacam-macam tipe yang tiap tipe mempunyai persyaratan khusus. Petunjuk umum tes obyektif itu antara lain adalah:

• Sebaiknya perangkat tes disusun oleh suatu tim guru sejenis

• Hendaknya disediakan waktu persiapan yang cukup sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi pokok uji yang memadai yg akhirnya menghasilkan item yg berkualitas

• diusahakan semaksimal mungkin agar item-item tesnya tidak hanya mampu mengungkap ingatan siswa terhadap informasi-informasi faktual saja. Untuk ini penyusun harus kaya dengan perbendaharaan-perbendaharaan kata atau kalimat-kalimat perintah yang berkorelasi dengan aspek-aspek pengetahuan yang tinggi.

• diusahakan menggunakan bahasa yang baik, benar atau baku.

• Sebaiknya menggunakan kalimat positif. Hindari pengguanaan kalimat negatif. Kalau terpaksa menggunakan kalimat negatif maka kata inkarnya harus ditulis dengan huruf yang menyolok.

Contoh item dengan kalimat negatif

Nama-nama tumbuhan berikut ini adalah anggota keluarga monokotil kecuali:

A padi

B jagung

C kacang

D kelapa

E Gandum

Peletakan pilihan kunci hendaknya disebar secara random, artinya jangan sampai terjadi satu perangkat tes kuncinya A semua atau B semua atau mengikuti pola teratur tertentu.

• Hindari penggunaan istilah-istilah yang indifinit seperti: umumnya, seringkali, kadang-kadang, dan lain-lain dalam rangka menghindari tafsiran ganda dr para siswa

• Gunakan lembar jawaban khusus agar skoringnya mudah.

Tipe-tipe Tes Obyektif

1 pertanyaan berjawab singkat

2 melengkapi

3 benar salah

4 menjodohkan

5 pilihan berganda

6 melengkapi berganda

7 hubungan antar hal

1 Tipe Pertanyaan Berjawab Singkat

Contoh:

1 Siapakah tokoh yang mendapatkan hadiah nobel karena menemukan unsur radioaktif pertama kali?

2 Siapakah penemu elektron?

3 Siapakah penemu proton?

4 Bersifat apakah larutan HCl?• Pertanyaan-pertanyaan di atas meskipun bentuknya

tampak mirip dengan tes subyektif tetapi sesungguhnya item-item di atas termasuk tes bentuk obyektif.

2 Tipe Melengkapi

Tipe ini merupakan kalimat pernyataan yang belum selesai, jadi belum mempunyai nilai benar maupun salah. Kalimat tersebut baru mempunyai nilai benar atau salah bila titik-titik yang ada pada kalimat tersebut diisi.

Contoh:• Hasil kali antara ( H+ ) dan (OH - ) adalah . . . .• . . . . merupakan derajad keasaman suatu zat

• Yang perlu diperhatikan dalam membuat tes bentuk ini ialah, bahwa bagian kalimat yang dipenggal harus merupakan bagian penting (key word) pada kalimat

tersebut.

3 Tipe Benar Salah

Tipe ini merupakan kalimat utuh jadi sudah mempunyai nilai baik nilai benar maupun nilai salah. Siswa diminta untuk menyatakan, kalimat tersebut benar atau salah dengan menandai huruf B atau S yang terdapat di depan kalimat soal.

Contoh:

1 B - S Hasil kali antara empat dan lima adalah dua puluh.

2 B - S Yogyakarta sering disebut kota kembang.

• Kelemahan dari bentuk ini adalah peluang benar untuk jawaban yang spekulatif terlalu besar yaitu 50 %.

4 Tipe Menjodohkan

Tipe ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan. Kelompok kiri disebut yang dijodohkan sedang kelompok kanan disebut jodoh.

Contoh:

Tentang Sungai

1 ( ) Barito a. Jawa

2 ( ) Bengawan Solo b. Sumatera

3 ( ) Musi c. Sulawesi

4 ( ) Poso d. Kalimantan

e. Bali

f. Irian Jaya

Yang perlu diperhatikan dalam menyusun tipe ini adalah:

a Tiap-tiap unit hendaknya berisi hal-hal yang homogen.

b Petunjuk soal penjodohan harus tegas, terutama mengenai boleh tidaknya jodoh digunakan lebih dari satu kali.

5 Pilihan Berganda• Tipe ini merupakan tipe yang paling populer

penggunaannya karena peluang benar untuk jawaban spekulatif tidak terlalu besar terutama jika pilihan banyak. Tipe ini terdiri atas pernyataan yang belum lengkap (stem) dan pilihan jawaban (option). Salah satu dari option disebut kunci sedang option-option yang lain disebut distraktor atau pengecoh. Pola dari tipe ini adalah sbb:

A --------------------------

B --------------------------

C --------------------------

D --------------------------• E --------------------------

S T E M

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tipe ini adalah:

1 Stem hendaknya merupakan kalimat yang singkat tapi jelas. Singkat dalam hal ini artinya tidak menimbulkan kesan berbelit-belit, sedang jelas artinya memuat segala data pendukung yang dibutuhkan sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang berbau subyektif.

2 Kebenaran pilihan kunci harus bersifat mutlak, artinya tidak merugikan dan jangan sampai terjadi adanya kunci ganda.

Contoh tes dengan kunci ganda:

Diantara partikel-partikel sub atomik berikut ini yang merupakan partikel penyusun inti atom adalah . . . .

A proton

B elektron

C netron

D beta

E gamma

Dalam pilihan di atas baik pilihan A maupun C benar

karena inti atom terdiri atas proton dan netron.

• Pilihan distraktor harus benar-benar berfungsi sebagai pengecoh, bukan sekedar pelengkap agar kelihatan seperti bentuk pilihan berganda. Untuk ini kunci dan pengecoh harus homogen artinya tidak terdapat karakter yang menyolok antara kunci dengan penjebak.

Contoh yang ekstrim untuk pilihan yang tidak homogen

Tokoh Majapahit yang berhasil menyatukan wilayah Nusantara adalah .....

A Gayatri

B Jayanegara

C Gajahmada

D R. Wijaya

E Thomas Matualesi

Jenis-jenis stem pada tipe pilihan berganda.

1. Stem pengantar

Contoh:

Di antara pernyataan-pernyataan berikut yang benar adalah . . .

A ………………..

B ………………..

C ………………..

D ………………..

E ………………..

2 Stem Kasus

stem yang brp kasus yang harus dipecahkan oleh siswa, berisi data yg dibutuhkan untuk menyelesaikan soal.

Contoh:

Suatu tempat dengan ketinggian 5 meter dari permukaan laut, suhunya 25 0 C. Kalau gradien temperatur 0,50C per 100 meter, maka suhu suatu tempat yang ketinggiannya 200 meter dari permukaan laut adalah:

A ……………

B ……………

C ……………

D ……………

E ……………

3 Stem diagram

Dalam sistem diagram ini, siswa diminta untuk menginterprestasikan diagram atau kurva atau simbol-simbol.

• Contoh: l

j

r

e

a

k

s

i

25

(konsentrasi reaktan)

Ditinjau dari letak laju reaksinya maka konsentrasi optimal terletak pada…

A …………… C ………… E ………….

B …………… D ………….

6 Tipe Melengkapi Berganda (Asosiasi Berganda)

Tipe melengkapi berganda terdiri atas sebuah stem dan 4 buah option. Diantara butir-butir option atau pilihan tersebut, satu atau beberapa atau semua butirnya dapat merupakan pilihan benar. Seperti juga pada pilihan berganda maka disinipun terdapat tiga macam stem yaitu stem pengantar, kasus dan diagram.

Pola dari tipe melengkapi berganda adalah:

(1). _______________________

(2). _______________________

(3). _______________________

(4). _______________________

STEM

Biasanya tipe ini disertai dng petunjuk pemilihan jawabanPilihlah:A Jika pernyataan (1), (2), dan (3) benarB jika pernyataan (1), dan (3) benarC Jika pernyataan (2) dan (4) benarD Jika pernyataan (4) saja yang benarE Jika semua pernyataan benarTetapi petunjuk juga dapat dimodifikasi misalnya menjadi:A Jika sebuah pernyataan benarB Jika dua buah pernyataan benarC jika tiga buah pernyataan benarD ika semua pernyataan benarE jika semua penyataan salah

7 Tipe Hubungan Antar Hal Tipe ini terdiri atas dua buah kalimat yang dihubungkan

oleh kata “sebab”. Kalimat yang pertama disebut pernyataan, kalimat yang kedua disebut alasan. Pola tipe ini adalah:

SEBAB

PERNYATAAN

ALASAN

Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan taksonomi Bloom yang baru

No Kognitif Psikomotorik Afektif

1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima

2.

Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi

3

Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai

4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi

5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melakuaktivitas yang sesungguhnya

Internalize/menginternalisasi

6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/mengharmonisasikan beberapahal.

Characterize/mengka

rakterisasi

7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi

8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi

ASPEK KOGNITIF1. KNOWLAGE/PENGETAHUAN:

kemampuan untuk mengingat kembali informasi faktual yang diperoleh melalui kegiatan belajar.

kata operasional yang digunakan:

menyebutkan, mengenal, menunjukkan, mengingat

kembali, mendefinisikan, dan menuliskan kembali

2. COMPREHEND/MEMAHAMI:

kemampuan memahami, menyerap arti, menerangkan konsep-konsep yang diperoleh melalui kegiatan belajar.

kata operasionalnya: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menjelaskan menginterprestasikan, mendemonstrasikan, menentukan, memberi contoh, memperkirakan, dan menyimpulkan

3. APPLY/ MENERAPKAN

kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep, dalil-dalil, prinsip-prinsip, serta hukum-hukum dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

kata operasionalnya: mengubah pola, menggunakan,

menghitung, menerapkan, menggeneralisasikan, menghubungkan, memecahkan masalah, membuat,

memilih, mengembangkan, mengorganisasikan, dan memindahkan

4. ANALYSIS/ANALISIS kemampuan untuk menguraikan detail-detail dari suatu

konsep global menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana.

kata operasionalnya: menjabarkan, menguraikan,

mengkategorikan, menganalisis, dan memisahkan

5 Synthesize/mensintesa: kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data-

data yang diberikan.

• kata operasionalnya: menghubungkan,menggabungkan

merakit, merekonstruksi, merangkaikan, menyimpulkan

6 EVALUATE/PENILAIAN:

kemampuan untuk mengemukakan pendapatnya dalam rangka menilai suatu kasus

Kata operasionalnya: menafsirkan, menilai, menentukan

mempertimbangkan, membakukan, mengkritik,

memutuskan, dan membenarkan/menyalahkan

7 IMAGINE/BERIMAJINASI:

kemampuan berimajinasi mengemukakan pendapat sebagai hasil imajinasi dalam memecahkan masalah atau kasus yg dihadapi dalam pembelajaran

Kata operasionalnya: mengemukakan, menyelesaikan, memodifikasi, mengkombinasi, dan memadupadankan

8 CREATE/BERKREASI:

kemampuan berkreasi menemukan sesuatu yg berbeda untuk memperoleh konsep, prinsip, dalil, hukum dasar.

Kata operasional: menemukan, mengkreasi, mempresentasikan,

mengemukakan penemuan dalam bentuk narasi, membuktikan pendapatnya.

Karena aspek kognitif yang akan diukur terdiri atas jenjang-jenjang yang paling sederhana sampai yang paling komplek maka alat ukurnyapun harus disesuaikan dengan jenjang-jenjang pengetahuan yang akan diukur.

Contoh-contoh item tes obyektif IPA disesuaikan dengan jenjangnya

Tes berjenjang C 1

Tipe tes yang sesuai untuk jenjang C 1 adalah tipe:

Pertanyaan dengan jawaban singkat.

1. Siapakah penemu elektron?

2. Disebut apakah obat kimia pembasmi serangga?

3. Apakah organ tubuh yang berfungsi sebagai pencuci darah?

4. Bermuatan apakah elektron itu?

Tipe Benar Salah

Contoh tipe B – S berjenjang C 1:

1. B – S Prinsip pembuatan kapal laut berakar dari hukum

Dalton

2. B – S Menurut Bohr atom adalah partikel elementer

3. B – S Pusat susunan saraf disebut jantung

4. B – S Kristal gula tebu berbentuk cubic

5. B – S Enzym pemecah lipida disebut protease

6. B – S kinerja Enzym dipengaruhi oleh suhu

7. B – S Gas CO bersifat asam

8.

9.

10

Melengkapi

Contoh tipe melengkapi jenjang C 1:

1. NaOH adalah basa bernama . . . .

2. Tumbuh-tumbuhan berbiji gasal disebut . . . .

3. Pengukur tekanan gas pada ruangan tertutup disebut …..

4.

5.

6.

7.

8.

Menjodohkan

Contoh tipe menjodohkan jenjang C 1:

yang dijodohkan jodoh

(1) proton a. positif 1

(2) elektron b. negatif

(3) netron c. netral

(4) alfa d. positif 3

(5) tritium e. positif 2

Pilihan berganda

Contoh tipe pilihan berganda jenjang C 1:

1. Tokoh IPA yang menemukan mikroskop

A. Robert Koch

B. Antonie Van Leuwenhook

C. Avogadro

D. Thomas Alfa Edison

2. Hadiah Kalpataru diberikan kepada orang yang berjasa dalam:

A. memelihara kelestarian lingkungan

B. menemukan alat baru dalam bidang IPA

C. menemukan hal baru dalam bidang teknologi

D. menciptakan karya sastra yang luar biasa

E. menciptakan karya seni pahat yang luar biasa

3. Bila suatu benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas sebesar zat cair yang dipindahkan. Pernyataan di atas merupakan hukum:

A. Dalton

B. Newton

C. Archimides

D. Lavoisier

E. Avogadro

Analisis Instrumen Tes• Validitas

a. validitas isi

b. validitas berdasar kriteria

c. validitas konstruks• Reliabilitas

a. KR-20 (tes pilihan ganda)

b. KR-21 (tes pilihan ganda)

b. Cronbach Alpa (angket, tes uraian, tes pilihan ganda)

Tingkat Kesukaran Butir Soal

• Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes

NBP =

• Makin besar nilai P, butir soal semakin mudah• Makin kecil nilai P, butir soal semakin sukar• Rentangan nilai P adalah:

0.1P0.0 ≤≤

Tingkat Kesukaran Butir Soal• Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran

baik, dalam arti dapat memberikan distribusi yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah

• Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan• Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut

mempunyai tingkat kesukaran yang memadai dalam rangka untuk membuat variansi yang besar pada variabel terikat

Tingkat Kesukaran Butir Soal

• Untuk memperoleh skor yang menyebar, nilai P harus makin mendekati 0,5

• Biasanya kriterianya adalah sebagai berikut:

7.0P3.0 ≤≤

Contoh Mencari P

• Butir 1: P = 1.0

• Butir 2: P = 0.0• Butir 3: P = 0.5• Butir 4: P = 0.5• Butir 5: P = 0.5• Butir 6: P = 0.625

NBP=

Daya Beda Butir Soal• Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik

jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai

• Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai

• Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis

Daya Beda Butir Soal

• Tidak ada uji signifikansi untuk daya pembeda

• Rentangan daya beda adalah -1.0 ≤ D ≤ 1.0• Butir soal mempunyai daya pembeda

baik jika D ≥ 0.30.• Ada beberapa cara untuk mengukur

daya pembeda

Daya Beda Butir Soal

Cara Pertama:bNbB

aNaBD −=

Cara Kedua:

Cara Ketiga:xp1xp

Y

Y1YpbisrD −σ

==

dengan

2

nY

n

2YY

∑−∑=σ

Daya Beda Butir Soal

== σ−

)z(fxp

Y

Y1YbisrD

Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial correlation)

2

2z

21 e)z(f

π=

z dihitung dari px, dengan px merupakan luas daerah pada kurva normal, dihitung dari kanan Asumsi: X dan Y mempunyai distribusi normal bivariat.

The distribution of Y among examinees who have the same (fixed) value of X is a normal distribution.

Daya Beda Butir Soal

Cara kedua dan ketiga disebut korelasi biserial titik (point biserial correlation). Rumus ketiga adalah turunan dari rumus kedua.

Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda, digunakan korelasi biserial titik dan korelasi biserial

CATATAN

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Pertama

• Butir 1: D = 0.0

• Butir 2: D = 0.0

• Butir 3: D = 1.0

• Butir 4: D = -1.0• Butir 5: D = 0.5• Butir 6: D = 0.75• Butir 7: D = 0.0

Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd merupakan kelompok atas dan Ee, Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok bawah

bNbB

aNaBD −=

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Kedua untuk Butir Ketiga

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Ketiga untuk Butir Ketiga

( ) 903079816251

50150

798137557 .D

.

...

.. === −

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Keempat untuk Butir Ketiga

( )( ) 13.1D3989.05.0

798.1375.57 == −

px = 0.5; z = 0; f(z) = 0.3989

== σ−

)z(fxp

Y

Y1YbisrD

Berfungsinya pengecoh butir soal• Pengecoh disebut berfungsi jika: (1) dipilih oleh sebagian siswa, (2) siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit

daripada siswa kelompok tidak pandai

• Suatu butir soal mempunyai pengecoh yang baik jika banyaknya siswa yang memilih pengecoh tersebut sekurang-kurangnya 2,5% (atau 5%) dan siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai

Berfungsinya pengecoh butir soal• Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal,

pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta tes

• Indeks Pengecoh (IP) dirumuskan sebagai berikut:

%100)1/()(xIP

nBNP

−−=

dengan:P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentuN = banyaknya seluruh peserta tesB = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal yang bersangkutann = banyaknya alternatif jawaban

INSTRUMEN PENILAIAN NON TES

Instrumen penilaian non tes berupa:

1.Angket

komponennya:

a. lembar angket

b. panduan penilaian/kriteria penilaian

c. skoring/penskalaan

untuk menilai motivasi, minat, respon, kesukaan, model belajar, aktivitas.

2. Observasi

komponennya:

a. lembar observasi

b. kriteria penilaian/rubrik

c. gradasi tingkat ketercapaian

Untuk menilai: kinerja, unjuk kerja, keterampilan lab, keterampilan proses sain, keterampilan generik sain, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir tingkat tinggi dsb

3. Wawancara komponenya: a. lembar wawancara b. kriteria penilaianUntuk menilai sikap, kedisiplinan, respon,

latar belakang pendidikan, cita-cita, tipe belajar dsb.

Wawancara seperti angket, tetapi responden diminta menjawab pertanyaan yang dibacakan.

4. Portofolio

komponennya

a. format

b. kriteria penilaian

c. skoring

Untuk menilai laporan, tugas individu, tugas kelompok. Portofolio yg baik akan memuat berbagai kompetensi (kreatifitas, bahasa, pengetahuan, inovasi, keterampilan membaca sains, kemampuan menyusun pemikiran dalam bentuk tulisan)

KRITERIA INSTRUMEN PENILAIAN

Instrumen penilaian yang baik harus:

1. Valid

2. Reliabel

Validitas instrumen penilaian non tes adalah validitas isi. Isi instrumen penilaian harus sesuai dengan indikator pencapaian kompetensinya. Semua pernyataan atau pertanyaan harus mewakili indikator yg ada dalam kisi-kisi.

Validasi instrumen penilaian dilakukan dengan expert judgement dengan menggunakan lembar validasi yang memuat:

a. Substansi : merepresentasikan kompetensi yg dinilai

b. Konstruksi: memenuhi persyaratan teknis sesuai bentuk instrumen

c. Bahasa: baik dan benar

Reliabilitas Instrumen• Secara teoretik, konsep reliabilitas dikembangkan dari teori-teori

pada teori tes klasik.• Asumsi pada teori tes klasik:

Reliabilitas Instrumen• Dari asumsi-asumsi teori tes klasik tersebut di atas dapat dibuktikan

berlakunya formula berikut:

Reliabilitas Instrumen• Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang

konsisten• Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor

dengan kesalahan yang kecil• Ada berbagai macam cara untuk mengestimasi koefisien

reliabilitas, misalnya rumus Cronbach alpha atau rumus Kuder-Richardson (KR)

• Jika koefisien reliabilitas disebut r11 maka tidak dilakukan uji signifikansi untuk r11, tetapi ditentukan nilai ambang batas tertentu untuk r11

• Biasanya digunakan nilai 0.70 sebagai ambang batas. Jadi, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0.70

Reliabilitas Instrumen

Dengan rumus Cronbach Alpha (untuk angket, atau tes pilihan ganda, atau tes uraian)

RELIABILITAS Estimasi reliabilitas instrumen non tes ada

beberapa macam: a. Koefisien Alpha Cronbach b. Inter Raters Reliability c. Generalizability coeffition ( Thorndike, Allen dan Yen, Brennan) d. koefisien kappa (kappa cohens coeffition) Estimasi reliabilitas instrumen penilaian angket

menggunakan koefisien alfa Cronbach.

Konsistensi Internal Butir Angket• Dalam suatu angket, semua butir harus

koheren, mempunyai arah yang sama, tidak ada butir-butir yang berlawanan arah

• Ini berarti, semua butir dalam suatu angket harus saling konsisten satu sama lain

• Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa semua butir mempunyai dimensi yang sama

• Yang dianggap sebagai arah adalah skor total dari sejumlah butir yang dianalisis

• Diperlukan indeks konsistensi internal (yang oleh sementara orang disebut validitas butir, tetapi ini bukan validitas angket)

Konsistensi Internal Butir Angket• Ukuran konsistensi internal suatu butir angket

adalah korelasi rXY antara skor butir angket dengan skor total

• Tidak ada uji signifikansi untuk ukuran konsistensi internal

• Pada umumnya, suatu butir angket disebut mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY ≥ 0.30

• Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal berfungsi sebagai daya pembeda

Contoh Mencari Konsistensi Internal Butir 1

Ini berarti, butir 1 dapat dipakai

Contoh Mencari Konsistensi Internal Butir 2

Ini berarti, butir 2 tidak dapat dipakai

Validitas Instrumen• Instrumen disebut valid apabila

mengukur apa yang seharusnya diukur• Ada tiga jenis validitas: validitas isi,

validitas berdasar kriteria, dan validitas konstruks

• Untuk mahasiswa S1/S2 diperkenankan hanya melihat instrumen dari validitas isi

Validitas Instrumen• Untuk melihat validitas isi suatu instrumen,

diperlukan seorang atau lebih validator• Tugas pokok validator adalah melakukan

penilaian konten (content analysis) terhadap instrumen, antara lain:

(1) mencocokkan kisi-kisi dengan definisi konseptual/operasional variabel dan

(2) melakukan penelaahan terhadap butir-butir instrumen

Contoh pertanyaan kepada validator mengenai kesesuaian kisi-kisi dengan definisi variabel

• Apakah variabel telah didefinisikan dengan benar?

• Apakah kisi-kisi telah sesuai dengan definisi variabel?

• Apakah diperlukan revisi pada kisi-kisi?• Jika diperlukan revisi, pada bagian mana?

Contoh penelaahan butir-butir instrumen

• Segi Materi (Substansi)(1) Materi sudah dipelajari oleh siswa(2) Butir soal sesuai dengan indikator(3) Antar butir tidak saling tergantung• Segi Konstruksi(1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas(2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran

ganda(3) Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain(4) Pengecohnya sudah disusun dengan baik• Segi Bahasa(1) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar(2) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif(3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat

Contoh pertanyaan kepada validator mengenai penelaahan butir tes dengan kisi-kisi

Berilah tanda check pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah memenuhi kriteria penelaahan

• Mengestimasi koefisien reliabilitas dengan Cronbach Alpha (angket jawaban ya- tidak)

Mengestimasi koefisien reliabilitas dengan Cronbach Alpha (untuk angket)

Ini berart i, angket tersebut reliabel

ESTIMASI RELIABILAITAS ANTAR PENILAI

RESPONDEN RATER A RATER B RATER C ∑xp ( ∑xp)2

1 5 7 5 17 289

2 9 8 8 25 625

3 4 5 3 12 144

4 7 6 6 19 361

5 8 2 9 19 361

6 3 4 4 11 121

7 6 3 7 16 256

∑xp 7 42 35 42 ∑(∑xp) ( ∑xp)2

( ∑xp)2 1764 1225 1764 119 2156

Vp-VeR11= -------------------- = Vp + (k+1) Ve

Vp = varian responden, Ve = varian error, k = juml rater

ESTIMASI KOEFISIEN GENERALISABILITAS

• Ada 4 desain untuk estimasi koefisien generalisabilitas:

1.Single facet : tiap responden diamati/dinilai oleh satu rater, reter menilai seluruh responden

2.Tiap responden diamati beberapa reter, semua reter menilai tiap responden

3.Tiap responden dinilai oleh reter yg berbeda, hanya satu reter menilai satu responden

• 4. tiap responden dinilai beberapa reter yg berbeda.

• Adanya beberapa jenis desain maka dalam analisis reliabilitas dikenal single facet, double facets, dan multi facets

•Matur nuwun sanget awit kawigatosan Panjenengan

top related