perancangan environtmental graphic design … · gaya hidup cenderung memiliki rasa ingin tahu yang...

Post on 08-Mar-2019

221 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM DALAM MUSEUM SEPULUH

NOPEMBER SURABAYA

Dwipa Ramandhita

3407100032

Identifikasi Masalah

• Mendukung Tujuan dari Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yang bertujuan untuk menaikkan jumlah pengunjung serta meningkatkan kesadaran, apresiasi dan kepedulian terutama generasi muda pada warisan budaya bangsa yang dipelajari di museum.

• Efektivitas sistem informasi dan sistem wayfinding Museum sepuluh nopember yang kurang. Secara umum, Hal ini juga dapat mengurangi suasana yang ingin dibangun oleh Museum sepuluh nopember sebagai museum pendidikan yang modern.

• Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan, Depbudpar 2009

• Sabtu, 06 Februari 2010 , Jawa Pos

• Banyak pengunjung yang mengunjungi monumen tugu pahlawan, namun tidak banyak yang mengetahui museumnya. Karena museum berada di belakang monumen tugu pahlawan dan berada 10 meter dibawah tanah.

• Dalam rencana kerja dinas kebudayaan dan pariwisata pemerintah surabaya tahun 2011, disebutkan bahwa upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di kawasan tersebut perlu ditingkatkan terutama infrastruktur, penambahan sarana prasarana (papan informasi, koleksi museum terutama di museum 10 nopember).

• Hasil wawancara, Moch. Sutopo, SE, Kepala Museum Sepuluh Nopember Surabaya, 7 maret 2011, Surabaya

• Renja dinas kebudayaan dan pariwisata tahun 2011

• Meningkatnya jumlah pengunjung museum, khususnya dari tahun 2006, membuat peremajaan branding museum dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan museum Sistem grafis lingkungan dapat memberi solusi yang menjaga elemen-elemen grafis lingkungan dalam Museum sepuluh nopember tetap terpadu, dan efektif bagi pengunjung.

• Adanya kerusakan dan tidak terawatnya interior museum, secara umum menjadikan bangunan yang dibangun pada masa reformasi ini mengurangi suasana modern yang ingin dibangun oleh Museum Sepuluh Nopember.

• Pengunjung meminta perubahan, baik dari segi tampilan, maupun dari koleksinya dengan sebuah roh yang baru, sehingga para pengunjung tidak bosan untuk datang berkali-kali ke museum sepuluh nopember.

• Hasil kuisioner dari pengunjung Museum 10 Nopember.

• Hasil wawancara, Moch. Sutopo, SE, Kepala Museum Sepuluh Nopember Surabaya, 7 maret 2011, Surabaya

Batasan Masalah

• Dalam perancangan ini tidak akan dibahas mengenai perancangan branding selain perancangan Environtmental graphic design museum sepuluh nopember Surabaya area museum dalam.

• Perancangan hanya membahas informasi berupa pengenalan koleksi yang ada pada museum, tidak termasuk diantaranya informasi yang bersifat mempromosikan museum

• Aspek Environtmental graphic design berupa Information graphic design museum, wayfinding system dan exhebition design

Rumusan Masalah

• Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana merancang Environtmental Graphic Design pada area museum dalam, museum sepuluh nopember surabaya untuk dapat memberikan kembali suasana peristiwa heroik perang sepuluh nopember tanpa merubah bentukan modern yang ingin diciptakan museum sepuluh nopember?”

Tujuan Penelitian

• Memberikan tampilan museum yang lebih modern namun tetap memberikan nuansa kepahlawanan, sehingga dapat memiliki keunikan sendiri dan dapat menarik minat para pengunjung untuk lebih dalam lagi mempelajari sejarah tentang sepuluh nopember

• Menanamkan kepada masyarakat akan pentingnya sebuah museum melalui Informasi yang diberikan akan koleksi Museum Sepuluh Nopember

Konsep Desain

Museum sepuluh nopember surabaya merupakan museum perjuangan peristiwa sepuluh nopember yang berada pada bagian belakang dari lingkungan UPTD monumen tugu pahlawan & Museum sepuluh nopember surabaya. Museum yang terletak pada 10 meter dibawah tanah tersebut semakin membuat masyarakat umum tidak mengetahui akan keberadaan museum tersebut.

Gambaran Umum

Environmental graphic design atau grafis lingkungan merupakan penataan sebuah lingkungan dengan tujuan menyediakan informasi yang dibutuhkan pengunjung, memberikan informasi koleksi kepada pengunjung, membangun suasana lokasi, dan mempermudah pengunjung melakukan aktivitas di sebuah lokasi.

Deskripsi Perancangan

• Penurunan Jumlah wisatawan Museum Nasional, ditahun 2009.

• Museum Sepuluh Nopember Ditunjuk Oleh KemenBudPar untuk masuk kedalam 7 museum yang mengikuti program GNCM 2010-2014 diharapkan dapat menaikkan kunjungan wisata museum nasional.

• Adanya kerusakan dan tidak terawatnya interior museum, secara umum menjadikan bangunan yang dibangun pada masa reformasi ini mengurangi suasana modern yang ingin dibangun oleh Museum Sepuluh Nopember.

• Pengoptimalan infrastruktur, penambahan sarana prasarana (papan informasi, koleksi museum terutama di museum 10 nopember). Dari Renja Pemkot tahun 2011

Penelusuran Masalah

Demografis • Laki-laki dan perempuan • 15-25 tahun • Pengeluaran per bulan <

Rp.150.000

Geografis Surabaya Psikografis Kelas Sosial Menengah Gaya Hidup Cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, konsumtif dan keinginan berkumpul dengan teman .

Target Audiens

Berupa desain lingkungan museum sepuluh nopember surabaya areal museum dalam dengan bentukan modern dan pesan yang edukatif

Produk

Segmentasi • Penyuka tempat wisata budaya,

terutama wisata sejarah • Para siswa yang sering

melaksanakan study tour • Gemar mengisi waktu dengan

mempelajari sejarah

Positioning

Dengan adanya environmental graphic design ini diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat mengenai koleksi Museum Sepuluh Nopember serta menciptakan suasana modern yang nantinya dapat menjadi daya tarik pengunjung terhadap Museum sepuluh nopember ini. Selain itu, environmental graphic design ini juga merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal bagi masyarakat surabaya, dan Indonesia pada umumnya.

Museum sepuluh nopember merupakan salah satu museum perjuangan yang membahas seputar peristiwa sepuluh nopember, sehingga koleksi yang ada pada museum tersebut harus berhubungan dengan peristiwa sepuluh nopember

Unique Selling Point

Kebutuhan pengunjung akan informasi yang dapat menambah wawasan mereka, sehingga secara tidak langsung mereka dapat melakukan pembelajaran sejarah dengan cara pendidikan non formal. karena informasi yang ada pada museum sepuluh nopember saat ini kurang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi koleksi.

Kebutuhan Konsumen

Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang mudah dipahami, tidak terlalu singkat, namun mudah dicerna untuk target segmen. Menggunakan bahasa Indonesia baku

Strategi Komunikasi

Keyword

Fenomena

• Nasional

• penurunan jumlah pengunjung museum dalam sekala nasional menjadikan kemenbudpar menginginkan kesadaran masyarakat untuk dapat mengunjungi museum

• Intern

• Kenaikan jumlah pengunjung museum pada museum sepuluh nopember menjadikan keinginan akan kebutuhan berbenah dan memperbaiki diri agar dapat terus menaikkan jumlah kenaikan pengunjung

Problematik

• Pengelolah baru yang dimulai pada tahun 2006 lebih aktif mempromosikan

museum melalui event – event pada peringatan hari nasional, disamping itu program museum keliling menjadikan sekolah sekolah yang ada di surabaya semakin tertarik untuk mengunjungi museum sepuluh nopember surabaya

• Upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di kawasan museum sepuluh nopember perlu ditingkatkan terutama infrastruktur, penambahan sarana prasarana (papan informasi dan penunjuk arah , koleksi museum terutama di museum 10 nopember)

• Pengertian bahwa Branding Fisik menekankan pada penggalian persepsi mengenai keberadaan museum melalui aset-aset fisik yang dimiliki, baik yang berhubungan dengan arsitektural maupun elemen-elemen di dalamnya untuk menunjukkan eksistensinya. Museum sepuluh nopember sudah melalui tahap revitalisasi yang mana belum dioptimalkan dengan baik sehingga memerlukan eksistensi pendayagunaan fungsi bangunan untuk memberikan kenyamanan untuk mengunjungi Museum sepuluh nopember

Rumusan Masalah

• Bagaimana merancang branding fisik berupa Environtmental graphic design pada area museum dalam museum sepuluh nopember surabaya sehingga dapat memberikan kembali suasana peristiwa heroisme perang 10 november?

What to say

• Environtmental Graphic design yang dapat memberikan suasana heroisme tentang pertempuran sepuluh nopember, namun masih tetap dalam pembentukan karakter museum yang modern.

Segmentasi

• Demografis – Laki-laki dan perempuan – 15-25 tahun – Pengeluaran per bulan < Rp.150.000

• Geografi – Surabaya, sekitar area museum.

• Psikografis – Kelas Sosial Menengah

• Gaya Hidup – Cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi – konsumtif – keinginan berkumpul dengan teman

AIO

• Suka jalan jalan dengan teman

• Menghabiskan waktu dengan teman sebaya

• Tertarik dengan konsep konsep yang abstrak

• Tertarik pada sesosok tokoh idola yang popular

• Orang Tua Merupakan Sumber yang penting dalam pembentukan nilai nilai dan tujuan

• Mempertanyakan kebenaran dan akar akar moral.

Consumer Needs

• Kebutuhan pengunjung akan informasi yang dapat menambah wawasan mereka, sehingga secara tidak langsung mereka dapat melakukan pembelajaran sejarah dengan cara pendidikan non formal. karena informasi yang ada pada museum sepuluh nopember saat ini kurang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi koleksi.

USP

• Museum sepuluh nopember merupakan salah satu museum perjuangan yang membahas seputar peristiwa sepuluh nopember saja, sehingga koleksi yang ada pada museum tersebut harus berhubungan dengan peristiwa sepuluh nopember.

“Playback” Balik ke tempat atau ke keadaan semula, berjalana ke masa lalu, memutar kembali. “History” Asal-usul (keturunan) silsilah; 2 kejadian dan peristiwa yg benar-benar terjadi pd masa lampau; riwayat; tambo: cerita --; 3 pengetahuan atau uraian tt peristiwa dan kejadian yg benar-benar terjadi dl masa lampau; ilmu sejarah “Battle” berkelahi; berjuang; berperang. Yandianto

Makna Denotatif

Modern Educative

Makna Konotatif

Menghadirkan sebuah edukasi akan sejarah yang disampaikan melalui EGD dengan materi yang ada sesuai data sejarah dan dikemas dengan media baru yang lebih modern, serta tampilan visual yang lebih menarik tetapi tetap menonjolkan suasana perjuangan kepahlawanan pada masa lampau, sehingga pengunjung dapat merasakan sebuah pengalaman mengenai peperangan dalam peristiwa sejarah tersebut .

Modern Educative

Dalam perancangan ini dibagi menjadi 3 Sub ruang lingkup pengerjaan EGD, yakni : • Information Graphic • Wayfinding System • E-Kiosk Interactive

Ruang Lingkup Kerja EGD

Penggunaan warna lebih mengarahkan pada warna yang mampu menciptakan kesan modern bagi para pengunjung. Dalam hal ini diperlukan warna yang bersifat elegant serta profesional yang dapat mempengaruhi pola pikir pengunjung dengan kesan kekinian. Dari hasil wawancara dengan pengelolah, didapatkan warna yang menciri khaskan museum sepuluh nopember adalah warna putih tulang, sebagai simbol kepahlawanan yang di agungkan

Kriteria Warna

Frutiger adalah font yang diberi nama yang sama dengan nama pengarangnya, yakni Adrian Frutiger. Font ini dibuat pada tahun 1976. Konsep Frutiger membuat font ini adalah untuk menciptakan sebuah font sans serif dengan rasionalitas dan kebersihan dari gaya font Univers, tetapi dengan aspek organik dan proporsional dari font gaya Gill Sans. Hasilnya adalah sebuah font Frutiger yang khas dan terbaca.

Kriteria Tipografi

Dari hasil kuesoner visual terhadap pengunjung, bagaimana jenis ilustrasi pada papan informasi koleksi museum yang mampu memberikan informasi yang dapat mengedukasi dan memberikan wawasan adalah ilustrasi dengan menggunakan ilustrasi berupa gambar Dari hasil kuesioner tersebut, maka gambar yang dipilih adalah gaya gambar realis

Kriteria Ilustrasi

Pada sebuah Environtmental Graphic Design, faktor material mempunyai peranan penting dalam mencegah kerusakan ,terutama kerusakan yang disebabkan oleh alam berkaitan dengan suhu dan kelembaban.

Kriteria Material

Sketsa Thumbnail

Pemilihan Alternatif Desain bersama Stakeholder

• Soetopo (Ketua UPTD Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember Surabaya)

• Dra. Wiwiek Widayati (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya)

• Agus “Kucing” (Dosen DKV UK Petra)

Kesimpulan pertemuan dengan Stake Holder

Dra. Wiwiek Widayati

• Bentukan lebih disederhanakan

• Menggunakan bahan yang mengkilat (akrilik)

Agus “Kucing”

• Mengurangi warna warna kuat

• Lebih diperhatikan Ergo visual penulisan konten agar pengunjung merasa nyaman

Zoning Area

Zoninga area memiliki fungsi untuk menentukan area yang merupakan jenis koleksi yang berbeda, sehingga audiens akan dapat dengan mudah membedakan antara kelompok koleksi satu dengan lainnya. Tidak hanya sebagai pembeda pada koleksi, zoning area juga dapat membedakan area untuk ruangan dan tempat tertentu, misalnya fasilitas umum, koleksi tertentu, patung, dan sebagainya. Dalam zoning area ini dapat dibagi menjadi 7 zona

Zoning Area

Zona 1 merupakan zona dimana berisikan slogan slogan yang biasa digunakan pada perang sepuluh nopember. Slogan slogan ini bertujuan supaya pengunjung yang datang dapat mulai terbakar semangatnya ketika membaca slogan slogan tersebut, sehingga ketika memasuki area museum dalam, pengunjung memiliki mood untuk mempelajari sejarah yang ada didalamnya.

Zona 1 War Spirit Zone

Alternatif War Spirit Board

Alternatif Terpilih War Spirit Board

Implentasi War Spirit Board

Scale and Size War Heroes

Implentasi War Heroes

Ambient Media

Ambient Media

Zona 2 merupakan zona dimana berisikan fenomena fenomena yang terjadi ketika perang perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, di zona ini terdapat fakta fakta tentang perang pada masa itu, sehingga masyarakat dapat mulai membuka wawasannya mengenai pertempuran seperti apa yang terjadi, sebelum memasuki ruang bung tomo dan auditorium yang mulai menjelaskan tokoh dan peristiwa sejarah lebih detail

Zona 2 Historical Timeline

Alternatif Fact of War

Alternatif Terpilih Fact of War

Implentasi Military Condition

Zona 3 merupakan zona dimana berisikan barang barang yang berhubungan dengan peninggalan bung tomo. Didalam ruang ini diharapkan para pengujung dapat merasakan semangat yang di luap kan oleh bung tomo, sehingga masyarakat dapat meneladani semangat juang bung tomo yang berapi api. Di dalam ruang ini juga terdapat pothographic spot yang bertujuan untuk memberikan kenang kenangan terhadap pengunjung untuk berpose sebagai orator layaknya bung tomo

Zona 3 Oration Room

Alternatif Information Room

Alternatif Terpilih Information Room

Zona 4 merupakan zona dimana pengunjung dapat menikmati film yang ditampilkan dengan suasana ruangan yang dihiasi foto kota surabaya tempoe doeloe. Tujuan dari ruangan ini adalah agar pengunjung dapat rileks sejenak dan menikmati film pendek yang diputar.

Zona 4 Old Surabaya Room

Implentasi Timeline Board

Zona 5 merupakan zona dimana berisikan koleksi koleksi senjata yang digunakan pada masa perang 10 nopember. Pada info board terdapat perbedaan antara produk senjata sekutu, jepang, jerman dan sebagainya. Pada area ini juga terdapat skala ukuran tentara jepang, sekutu, dan BKR/TKR

Zona 5 Fact of War

Alternatif Military Condition

Alternatif Terpilih Military Condition

Implentasi Timeline Board

Zona 6&7 merupakan zona favorit pengunjung menurut pengelola, karena dioramaini dapat berinteraksi langsung kepada pengunjung. Photo info board berfungsi sebagai pemberi informasi siapaa saja dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi, sehingga pengunjung dapat mengetahui bagaimana kondisi dan siapa saja yang berpengaruh pada saat itu. Dalam zona ini akan diceritakan masa sebelum perang sepuluh nopember terjadi

Zona 6&7 When The War Begin

Alternatif Information Photo Board

Alternatif Terpilih Information Photo Board

Implementasi Information Photo Board

top related