peper
Post on 02-Aug-2015
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Pembangkit Listrik Tenaga Uap”. Peper ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik di Jurusan Teknik Mesin Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada paper
ini. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Dalam dan penyusunan paper ini, kami banyak sekali mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Alimuddin, S.T., MM., MT. sebagai dosen Teknik Tenaga Listrik dan teman-
teman jurusan T.Mesin untirta angkatan ’09.
Penulis sangat menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangannya
dan jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan, penalaran dan
wawasan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun bagi penulis di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan paper ini dapat
memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dan tidak lupa juga penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya bila di dalam penyusunan peper ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan
Cilegon, Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya
oleh manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber primer
seperti batubara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin.
Energi listrik di masa kini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi
kehidupan masyarakat banyak dan ketersedianya dalam jumlah yang cukup,
menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik
dalam perkembangan industri yang maju. Sistem tenaga listrik yang andal dan
energi listrik dengan kualitas yang baik atau memenuhi standar, mempunyai
kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat modern karena
peranannya yang dominan dibidang industri, telekomunikasi, teknologi informasi,
pertambangan, transportasi umum, dan lain-lain yang semuanya itu dapat
beroperasi karena tersedianya energi listrik. Perusahaan yang bergerak diberbagai
bidang sebagaimana disebutkan diatas, akan mengalami kerugian cukup besar jika
terjadi pemadaman listrik yang tiba-tiba atau tegangan listrik yang tidak stabil,
dimana aktifitasnya akan terhenti atau produk yang dihasilkannya menjadi rusak
atau cacat.
Tenaga listrik biasanya diproduksi di pusat pembangkit listrik dengan
bahan bakar bermacam-macam diantaranya dari fosil (minyak, gas bumi,
batubara), hydro, diesel, nuklir dan lain-lain. Namun saat ini pembangkitan tenaga
listrik dapat juga dilakukan oleh perusahan-perusahan yang membutuhkan tenaga
listrik yang besar dan guna menjaga kualitas produksinya apabila terjadi
pemadaman pada PLN sehingga perusahaan tersebut mempunyai energi cadangan
sendiri sehingga proses produksinya dapat terus berjalan.
Di dalam suatu proses produksi otomatisasi sangat diperlukan, selain
untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan, hal ini pun dapat meningkatkan
produksi yang di hasilkan suatu industri dan juga dapat mengefisienkan waktu
yang ada.
Perencanaan, pengelolaan pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian
energi listrik dituntut untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap peningkatan
kuantitas dan kualitas energi yang dihasilkan. Peningkatan kualitas energi listrik
juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem, hal
ini dimaksudkan untuk menjaga peralatan-peralatan sistem yang sensitif terhadap
gangguan. Permasalahan besar dalam sektor energi listrik tersebut menuntut
adanya deregulasi sehingga diperoleh solusi yang menguntungkan semua pihak.
Beberapa kendala yang dihadapi untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah
keterbatasan sumber-sumber energi, mahalnya biaya investasi, pemeliharaan dan
operasi sistem energi listrik. Lebih-lebih dimasa mendatang ada kecenderungan
sistem pembangkitan dilakukan secara terdistribusi (distributed
generation) sehingga akan memungkinkan munculnya pelaku-pelaku bisnis baru
khususnya didaerah-daerah.
Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan
berikut ini.
Dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian
disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu
induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi
biasanya pelanggan ini membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar
pula.
BAB II
SISTEM TENAGA LISTRIK
2.1 Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga.
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin berputar
yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan
dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat dalam suatu
pembangkit listrik.
Jenis-jenis pembangkit listrik sebagai berikut :
a) PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Air Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial
untuk Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di
Indonesia. Potensi tenaga air tersebut tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan pemanfaatan air sebagai energi primer, terjadi penghematan
penggunaan bahan bakar minyak. Selain itu, PLTA juga memiliki
keuntungan bagi pengembangan pariwisata, perikanan dan pertanian.Pada
dasarnya, energi listrik yang dihasilkan dari air, sangat tergantung pada
volume aliran dan tingginya air yang dijatuhkan. Sumber air potensial
didapat dari hasil pembelokkan arah arus air sungai di daerah pegunungan
tinggi oleh sebuah bendungan/waduk yang memotong arah aliran sungai
dan mengubah arah arus menuju PLTA. Dari cara membendung air, PLTA
terbagi atas 2 jenis, yaitu: PLTA Run-O ff River (Memotong Aliran
Sungai) dan PLTA Kolam Tando.Ilustrasi siklus perubahan wujud energi
pada PLTA:Kedua PLTA tersebut memiliki kesamaan, yaitu membendung
aliran air sungai dan mengubah arahnya ke PLTA. Bedanya, pada PLTA
Kolam Tando sebelum aliran air sampai ke PLTA, debit air ditampung
dalam suatu kolam yang biasa disebut kolam tando. Sedangkan pada
PLTA Run-Off River tidak. Kolam Tando ini berguna menjadi sumber
cadangan air, ketika debit air sungai menurun akibat musim kemarau yang
panjang.Memang dari segi biaya pembangunan, PLTA Run-Off River
akan menelan biaya yang lebih rendah daripada PLTA Kolam Tando
karena PLTA Kolam Tando memerlukan waduk yang besar dan daerah
genangan yang luas. Tetapi jika terdapat sungai yang keluar dari sebuah
danau, danau ini dapat dipergunakan sebagai kolam tando alami, seperti
pada PLTA Asahan di Danau Toba, Sumatra Utara.Air yang terbendung
dalam waduk akan dialirkan melalui saluran/terowongan tertutup/pipa
pesat sampai ke turbin, dengan melalui katup pengaman di Intake dan
katup pengatur turbin sebelum turbin. Pada saluran pipa pesat terdapat
tabung peredam (surge tank), yang berfungsi sebagai pengaman tekanan
yang tiba-tiba naik, saat katup pengatur ditutup.Air mengenai sudu-sudu
turbin yang merubah energi potensial air menjadi energi gerak/mekanik
yang memutar roda turbin, yang pada gilirannya generator akan merubah
energi gerak/mekanik tersebut menjadi energi listrik. Katup pengatur
turbin akan mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke sudu-sudu
turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan dibangkitkan pada putaran
turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu cepat dapat menimbulkan
kerusakan pada turbin dan generator, dimana hal ini dapat terjadi pada saat
beban listrik tiba-tiba lepas/ hilang. Untuk mengatasi putaran yang
berlebihan maka katup pengatur turbin harus segera ditutup. Katup
pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan mengakibatkan terjadinya
goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana goncangan ini
diredam dalam tabung peredam.
Gambar 2 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
b) PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
Gas Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas
(PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan
mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan
bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara
dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara
agar partikel debu tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada
kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk
dibakar bersama bahan bakar. Di sini, penggunaan bahan bakar
menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak. Jika
menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses pengabutan
dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan
bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi
yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga
enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar
generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas
tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan
ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan
pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang pada turbin. Untuk
mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar
yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium Vanadium dan
Sodium Yang Melampaui 1 Part Per Mill.
\
Gambar 3 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
c) PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk
pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip
kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap yang digunakan
adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu,
PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi.
Biaya operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak
perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang
besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi
siklus perubahan energi pada PLTP :Uap panas bumi didapatkan dari suatu
kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di
atas magma danmendapat air dari lapisan humus di bawah hutan penahan
air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan bumi menuju kantong
uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur keluar.
Semburan uap dialirkan ke turbin uap penggerak generator. Setelah
menggerakkan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air
dan disuntikkan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap.
Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya
PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun harus disesuaikan dengan
perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka
PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energy
Gambar 4 Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP)
d) PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar),
biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah
beban kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik
pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD dapat juga menggunakan
bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar
dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang
kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar
ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi energi
listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan
bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger.
turbo charger ini digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang
bakar. Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2
langkah dan 4 langkah. Perbedaannya terletak pada langkah penghasil
tenaga dalam putaran toraknya. Pada mesin 2 langkah, tenaga akan
dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran. Sedang pada mesin 4
langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran.
Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar
dari mesin 4 langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar
silindernya tidak sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan
hanya sampai 1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan energi pada
PLTD :Selain kedua jenis mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di
PLTD ada yang berputaran tinggi (high speed) dengan bentuk yang lebih
kompak atau berputaran rendah (low speed) dengan bentuk yang lebih
besar.
Gambar 5 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
e) PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Uap Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang
kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang
digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang dapat berwujud padat, cair
maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak
merupakan wujud cairnya. Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan
beberapa macam bahan bakar.PLTU menggunakan siklus uap dan air
dalam pembangkitannya. Mula-mula air dipompakan ke dalam pipa air
yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara yang
sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan,
sehingga terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi nergy
panas/ kalor. Udara untuk pembakaran yang dihasilkan kipas tekan/force
draf fan akan dipanasi dahulu oleh pemanas udara/heater. Setelah itu,
nergy panas akan dialirkan ke dalam air di pipa melalui proses radiasi,
konduksi dan konveksi, sehingga air berubah menjadi uap bertekanan
tinggi. Drum ketel akan berisi air di bagian bawah dan uap di bagian
atasnya. Gas sisa setelah dialirkan ke air masih memiliki cukup banyak
Energy panas, tidak dibuang begitu saja melalui cerobong, tetapi akan
digunakan kembali untuk memanasi Pemanas Lanjut (Super Heater),
Pemanas Ulang (Reheater), Economizer dan Pemanas Udara.Dari drum
ketel, uap akan dialirkan menuju turbin uap. Pada PLTU besar (di atas 150
MW), turbin yang digunakan ada 3 jenis yaitu turbin tekanan tinggi,
menengah dan rendah. Sebelum ke turbin uap tekanan tinggi, uap dari
ketel akan dialirkan menuju Pemanas Lanjut, hingga uap akan mengalami
kenaikan suhu dan menjadi kering.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam
Pemanas Ulang yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses
yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan
ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan kembali ke
turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi,
menengah dan rendah inilah yang akan diubah wujudnya dalam generator
menjadi Energy listrik.Dari turbin tekanan rendah uap dialirkan ke
kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor
diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan
banyak PLTU dibangun di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air
pendingin tidak mencukupi, maka dapat digunakan cooling tower yang
mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke tangki
air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga
diolah agar memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan
derajat keasaman (pH). Setelah itu, air akan melalui Economizer untuk
kembali dipanaskan dari Energy gas sisa dan dipompakan kembali ke
dalam ketel.
Gambar 6 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Siklus Rankine atau siklus tenaga uap merupakan siklus teoritis paling
sederhana yang mempergunakan uap sebagai medium kerja sebagaimana
dipergunakan pada sebuah pusat listrik tenaga uap. Gambar 7a memperlihatkan
skema dari pusat listrik tenaga uap (PLTU) yang terdiri dari komponen-komponen
terpenting yaitu boiler, turbin uap, kondensor, dan generator. Jumlah energy
masuk sebagai bahan bakar melalui boiler adalah Em sedangkan energy efektif
yang tersedia pada poros turbin adalah energy kerja Ek. Energi yang terbuang
melalui kondensor adalah sebesar Eb dengan menganggap semua kerugian lainnya
termasuk Eb maka dapat dikatakan :
Em = Ek + Eb
sedangkan untuk efisiensi kerja dapat ditulis :
= Ek
Em , Ek = Em – Eb
Dalam gambar 7b, yang merupakan suatu diagram suhu entrophi bagi
konstelasi menurut gambar 7a, luas 1-2-3-4 merupakan energy keluaran Ek,
sedangkan luas a-b-3-4 merupakan energy terbuang Eb. Luas wilayah a-b-2-1
mewakili jumlah energy masukan Em. Meningkatkan daya guna siklus ini dapat
dilakukan dengan menurunkan tekanan kondensor. Secara ideal tekanan
kondensor yang terendah dapat dicapai adalah tekanan jenuh sesuai dengan suhu
terendah dari air pendingin atau udara yang dipakai sebagai penerima. Dalam
diagram suhu-entropi hal ini berarti menurunkan garis suhu 4-3. Hal ini dapat
dilakukan dengan mempergunakan air pendingin pada kondensor yang
mempunyai suhu paling rendah. Tetapi hal ini sangat terbatas, karena air
pendingin pada kondensor yang mempunyai suhu yang paling rendah. Tetapi hal
ini sangat terbatas, karena air pendingin yang dapat dipakai hanyalah apa yang
tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau yang ada.
(a) (b)
Gambar 7 Siklus tenaga uap : (a) Skema Pusat Listrik Tenaga Uap ; (b) Siklus Rankine
Komponen-komponen PLTU sebagai berikut :
a) Boiler
Gambar 8 Skema Boiler
Keterangan :
1. Cerobong
2. Trommol
3. Economizer 1
4. Economizer 2
5. Econimizer 3
6. Superheater 2
7. Superheater 3
8. Superheater 1
9. Burner
10. Luvo
11. Forced Draft Fan
i. Luvo (Luft Vorwarmer)
Luvo berfungsi sebagai tempat pemanas udara yang akan digunakan untuk
pembakaran. Satu unit boiler memiliki dua buah luvo yang keduanya dioperasikan
bersama. Luvo mendapatkan suplai udara dari luar yang dihisap oleh blower
(forced draft fan), kemudian udara tersebut melewati penyaring debu agar udara
yang dihasilkan baik untuk proses pembakaran. Tujuan adanya dua buah luvo
adalah untuk memenuhi kebutuhan udara pembakaran.
ii. Economizer
Economizer berfungsi untuk memanaskan air sebelum masuk ke trommol.
Pada boiler terdapat tiga buah economizer yaitu economizer 1, economizer 2 dan
economizer 3. Economizer-economizer tersebut berupa pipa-pipa bersirip (pipa-
pipa yang berisi fluida cair yang akan dipanaskan) dan mendapatkan panas dari
gas asap sisa dari superheater, sebelum gas tersebut keluar melewati cerobong
asap. Aliran fluida dari economizer 1 dan 2 berlawanan arah dengan arah aliran
gas asap sedangkan pada economizer 3 dibuat searah dengan aliran gas asap. Suhu
air yang masuk economizer 1 adalah ±145°C dan yang keluar dari economizer 3
bersuhu maksimal 300°C. Untuk menghindari terjadinya kafitasi yaitu dengan
mempertahankan suhu fluida dari economizer 3 tidak lebih dari 300°C, maka jika
suhu air lebih dari 300°C akan menimbulkan penguapan di dalam pipa sehingga
bagian uap di dalam economizer dapat mengakibatkan rongga uap (penguapan
berlebih), konduktivitas lebih rendah dari air. Hal ini dapat mengakibatkan panas
lebih (over heating) sehingga dapat menimbulkan ledakan.
iii. Trommol
Trommol berfungsi untuk :
1. Memisahkan uap dan air
2. Mengatur sirkulasi uap dan air pada boiler secara alami
3. Memperbaiki kualitas air yang bersirkulasi
Air dan uap yang masuk ke trommol berasal dari economizer dan feed water
tank (FWT). Trommol dilengkapi dengan alat pengontrol ketinggian permukaan
air dan valve pengamanan terhadap tekanan lebih. Prinsip pemisahan uap dengan
air terjadi secara alamiah. Air memiliki berat jenis lebih besar dari uap, sehingga
akan mengalir turun ke bawah lewat saluran bawah trommol. Uap memiliki berat
jenis lebih kecil dari air, sehingga akan naik melalui saluran atas trommol.
Gambar 9 Trommol
iv. Superheater
Superheater berfungsi sebagai pemanas uap lanjut agar didapat uap yang
bersuhu tinggi (uap kering). Pipa-pipa superheater memiliki diameter,
superheater 1= 38mm, superheater 2 dan superheater 3= 33.7mm. Untuk
mendapatkan uap kering pipa-pipa superheater mendapat panas dari gas asap
hasil pembakaran. Superheater 1 berada paling bawah, superheater 2 berada
paling atas dan superheater 3 berada ditengah. Jadi berturut-turut yang mendapat
panas paling besar adalah superheater 1, 3 dan 2.
Arah aliran uap masuk superheater 1 berlawanan arah dangan gas asap,
kemudian uap keluar dari superheater 1 masuk ke superheater 2 paling atas yang
juga arahnya berlawanan dengan arah gas asap hasil pembakaran. Tujuan dari
pengarahan aliran uap yang berlawanan dengan arah aliran gas asap pada
superheater 1 dan 2 adalah agar superheater tersebut selalu mendapatkan panas
yang baru dari gas asap. Setelah melalui superheater 2, uap masuk ke superheater
3. Arah aliran uap di superheater 3 searah dengan aliran gas asap. Uap kering
yang dihasilkan superheater 3 selanjutnya dialirkan ke turbin. Temperatur dan
tekanan yang diijinkan masuk ke turbin adalah 480°C dan 72 bar. Jika temperatur
uap kering melebihi batas kritis, maka temperatur uap kering akan diturunkan
dengan cara menyemprotkan air ke dalam pipa superheater, yang diambil dari
feed water tank pada temperatur 170°C. Penyemprotan air hanya dilakukan pada
pipa superheater 2 dan 3.
Batas-batas temperatur kritis yang diijinkan :
1) Temperatur sesudah superheater 1 = 385°C
2) Temperatur sesudah superheater 2 = 480°C
3) Temperatur sesudah superheater 3 = 505°C
v. Burner
Burner berfungsi untuk pembakaran. Dalam satu boiler terdiri dari 8 burner.
Proses pembakaran yang terjadi adalah proses pembakaran kimia fisika dimana
energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
disertai nyala api yang bertemperatur tinggi.Udara bebas dari luar dipanaskan di
dalam luvo, kemudian digunakan sebagai udara pembakaran. Selanjutnya udara
pembakaran akan dicampur dengan bahan bakar dan terjadilah reaksi pembakaran.
Baik buruknya proses pembakaran bergantung pada udara pembakaran, komposisi
bahan bakar, konstruksi ruang bakar, pengaturan burner dan firing rate. Dalam
pembakaran dibutuhkan udara lebih agar dapat menghindari kerugian bahan
bakar, terjadinya jelaga, dan gas beracun CO (Karbon Monoksida).
vi. Cerobong (Stack atau Chimney)
Cerobong adalah bagian boiler yang berfungsi untuk mengeluarkan gas
buang setelah dimanfaatkan energinya pada boiler. Cerobong dibuat dengan tinggi
tertentu yang menjamin agar polusi gas buang tidak mempengaruhi lingkungan
kerja dan lingkungan kehidupan sekitar hingga batas-batas yang disyaratkan.
Cerobong dilengkapi dengan berbagai alat ukur monitoring dan kontrol seperti :
temperatur, kandungan CO, kandungan CO2 dan kandungan O2.
b) Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah tenaga uap yang dihasilkan boiler,
menjadi tenaga mekanis dengan cara memutar sudu-sudu turbin dalam. Turbin
yang digunakan di PLTU ini merupakan turbin uap berjenis kondensasi berumah
ganda yang terdiri dari bagian bertekanan tinggi dan bagian bertekanan rendah
yang bersayap 2, dengan 2 buah condenser dan 3 buah pengambilan uap
(extraction), satu pada turbin tekanan tinggi dan dua pada turbin tekanan rendah.
Uap yang diambil dari turbin digunakan untuk memanaskan air hasil kondensasi
yang akan masuk ke FWT.
c) Generator
Generator yang digunakan di PT Krakatau Daya Listrik adalah generator
sinkon dengan penguatan statis. Generator sinkron bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Rotor diputar oleh penggerak mula (prime mover),
sehingga kutub-kutub yang ada pada rotor ikut berputar. Setelah mencapai
kecepatan sinkron yaitu 3000 rpm, kumparan kutub diberi arus searah sehingga
pada permukaan kutub akan timbul medan magnet putar dengan kecepatan sama
dengan putaran rotor. Medan magnet putar menginduksi kumparan stator sehingga
pada kumparan stator timbul tegangan. PT Krakatau Daya Listrik memiliki lima
buah generator, masing-masing menghasilkan energi listrik sebesar 80 MW
dengan tegangan 10,5 kV dan arus stator 5,5 kA.
2.2 Transmisi Daya Listrik
Transmisi daya listrik Merupakan proses penyaluaran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen
pengguna listrik.
Gambar 10 Transmisi lines
Menurut jenis arusnya dikenal sistem arus bolak-balik (AC=Alternating
Current) dan sistem arus searah (DC=Direct Current). Didalam arus AC, penaikan
dan penurunan tegangan mudah dilakukan, yaitu dengan menggunakan
transformator. Itulah sebabnya maka saluran transmisi di dunia sebagian besar
adalah AC. Di dalam sistem AC, ada sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sistem
tiga fasa mempunyai kelebihan dibandingkan sistem satu fasa karena,
1. daya yang disalurkan lebih besar.
2. nilai sesaatnya ( instantineous value) konstan, dan
3. mempunyai medan magnet putar.
Berhubung dengan keuntungan keuntungannya, hampir seluruh
penyaluran tegangan listrik di dunia dewasa ini dilakukan dengan arus bolak-
balik. Namun sejak beberapa tahun terakhir ini penyaluran arus searah mulai
dikembangkan di beberapa bagian dunia. Penyaluran DC mempunyai keuntungan
karena, misalnya, isolasinya yang lebih sederhana, daya guna (efficiency) yang
lebih tinggi (karena faktor dayanya 1) serta tidak adanya masalah stabilitas,
sehingga memungkinkan penyaluran jarak jauh. Tetapi persoalan ekonominya
masih harus diperhitungkan. Penyaluran tenaga listrik dengan sistem DC baru
dapat dianggap ekonomis (dapat bersaing dengan sistem AC) bila jarak saluran
udara lebih jauh, antara 400-600km, atau untuk saluran bawah tanahlebih panjang
dari 50km. ini disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari AC ke DC dan
sebaliknya ( converter dan inverter equipment) mahal.
Energi listrik dibangkitkan dengan tegangan sekitar 10 kV. Sebelum
mendistribusikan daya listrik, sebuah transformator atau trafo di stasiun
pembangkit akan menaikkan tegangan menjadi 66 kV, 132 kV, atau bahkan 400
kV. Daya listrik di Indonesia didistribusikan melalui jaringan PLN Pada Level
Tegangan ini.
Sebelum disalurkan kepada pelanggan, trafo-trafo lokal akan menurunkan
tegangan listrik (secara bertahap) menjadi 220 V. Tahap akhir dari transformator
tegangan ini, menjadi 220 V untuk digunakan oleh sekelompok pemakai, dapat
dilakukan oleh sebuah trafo yang dipasang pada tiang-tiang listrik.
Transformator memainkan peranan vital dalam proses ditribusi daya.
Trafo hanya dapat bekerja dengan listrik AC. Hal ini merupakan salah satu alasan
mengapa daya listrik PLN dipasok dalam bentuk arus bolak-balik.
Komponen-komponen..utama..dari Saluran.Transmisi Udara,..terdiri..dari:
1. Menara..Transmisi..atau Tiang..Transmisi,..Beserta..Pondasinya.
Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran
transmisi yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang
dan tiang kayu. Menurut penggunannya diklasifikasikan..menjadi:
a. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya digunakan
untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah
(dibawah 70 kV).
b. Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan kerjanya
tinggi (SUTT) dan tegangan..ekstra..tinggi..(SUTET).
menara baja itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, menjadi:
Menara dukung
Menara sudut
Menara ujung
Menara percabangan
Menara transposisi
2. Isolator
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas.
menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:
a. Isolator jenis pasak.
b. Isolator jenis pos-saluran.
c. Isolator..gantung.
Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran
transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV),
sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian
isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Kawat..Penghantar..(Konduktor)
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi
adalah:
a. Tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
b. Tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
c. Aluminium..dengan..konduktivitas..61%..(Al..61%)
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan
dibandingka
n..aluminium,..karena..konduktivitas..dan..kuat..tariknya..yanglebih..tingg,
tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu untuk besar tahanan yang sama,
tembaga lebih berat dan lebih mahal dari aluminium. Oleh karena itu
dewasa ini kawat penghantar aluminium telah mulai menggantikan
kedudukan kawat penghantar tembaga. Untuk memperbesar kuat tarik dari
kawat aluminium, digunakan campuran aluminum (aluminium
alloy).Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak
antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan
kuat tarik yang lebih tinggi,
untuk..itu..digunakan..kawat..penghantar ACSR.
Kawat penghantar aluminium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang
sebagai berikut:
a. AAC (All-Aluminium Conductor), yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari..alumunium.
b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar
yang seluruhnya terbuat..dari..campuran..aluminium.
c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat
penghantar aluminium berinti..kawat..baja.
d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat
penghantar aluminium yang diperkuat..dengan..logam..campuran.
4. Kawat..Tanah.
Kawat tanah atau "ground wires" juga disebut kawat pelindung (shield
wires), gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-
kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang
diatas kawat fasa, sebagai kawat tanah umumnya digunakan kawat
baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang digunakan ACSR.
2.3 Distribusi Daya Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.
Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah :
1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar
dengan tegangan dari11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu
induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau
500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan
tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi,
dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang
mengalir (I kwadrat R). Dengan dayayang sama bila nilai tegangannya diperbesar,
maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil
pula.
Dari saluran..transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan
transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan
sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran
distribusi..primer...Dari saluran..distribusi..primer inilah gardu-gardu
distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo
distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya
disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini
jelas bahwa sistem distribusimerupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga
listrik secara keseluruhan.
Pada..sistem..penyaluran daya jarak..jauh,.selaludigunakan tegangan seting
mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat
tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi
beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini
diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila
ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban,
terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.
BAB III
Proses Pembangkitan Tenaga Listrik PLTU 400 MW PT. Krakatau Daya
Listrik
3.1 Proses Pembangkitan Tenaga Listrik PLTU 400 MW
Gambar 11 Proses Pembangkitan Tenaga Listrik PLTU 400 MW
PLTU 400 MW PT Krakatau Daya Listrik memiliki 5 unit pembangkit
listrik yang identik dengan kapasitas total 400 MW. Masing-masing unit terdiri
dari satu boiler, satu turbo generator dan peralatan-peralatan pembantu. Kelima
unit pembangkit menggunakan sistem pengumpul (manifold) pada sisi air, uap
dan bahan bakar sehingga memungkinkan boiler dan turbo generator dari unit
yang berbeda dioperasikan secara silang. Misalnya boiler unit satu digunakan
untuk mengoperasikan turbo generator unit dua.
Sebagai air boiler digunakan air tawar yang telah dimurnikan dalam
instalasi demineralisasi PLTU. Sebagai media pendingin uap dari turbin
digunakan air laut. Bahan bakar yang digunakan adalah minyak dan gas yang
dapat digunakan secara terpisah maupun kombinasi. Bahasan mengenai proses
pembangkitan tenaga listrik PLTU 400 MW adalah mengenai komponen
pembangkit, dan proses produksi listrik.
3.2 Proses Pembangkit Listrik dan Sirkulasi Air dan Uap
Gambar 12 Proses Pembangkit Listrik dan Sirkulasi Air dan Uap
Air deionat dipompakan ke feed water tank (FWT) dengan kondisi operasi
pada tekanan 7 bar dan temperature ±170oC, melalui salah satu pompa FWT. Ada
dua jenis pompa FWT, yaitu Electric Kessel Speise Pump (EKSP) dan Turbo
Kessel Speise Pump (TKSP). Pada kondisi operasi, hanya salah satu dari kedua
pompa ini yang bekerja.
Deionat kemudian dialirkan ke luvo untuk menaikkan temperatur udara
yang akan menuju burner, udara tersebut akan bercampur dengan bahan bakar
sehingga pembakaran berjalan dengan baik. Air yang keluar dari luvo memiliki
temperature 145oC. Air tersebut kemudian diteruskan ke paket economizer 1,
economizer 2, dan economizer 3. Economizer berfungsi untuk memanaskan air
dengan cara mengambil panas dari sisa gas asap hasil pembakaran. Di economizer
temperatur air mencapai 300oC yang kemudian masuk ke trommol.
Di trommol terjadi pemisahan berdasarkan fasa, fasa cair dan fasa uap.
Fasa uap akan mengalir ke superheater 1, superheater 2, dan superheater 3.
Sedangkan fasa cair akan turun melalui pipa Fall Rohr, kemudian menyebar pada
pipa-pipa di dinding boiler. Air tersebut akan menjadi uap karena panas pada
dinding boiler yang ditimbulkan oleh burner.Air yang telah menjadi uap akan
naik lagi ke trommol melalui pipa 16. Selanjutnya uap akan mengalir ke
superheater 1, superheater 2, dan superheater 3. Setelah keluar dari superheater,
uap yang awalnya berupa uap jenuh akan berubah menjadi menjadi uap kering
dengan temperatur 490 oC dengan tekanan 72 bar. Kapasitas uap kering yang
dihasilkan adalah 350 ton/jam dengan titik terbaik uap kering yang dihasilkan
adalah 280 ton/jam.
Uap yang dihasilkan boiler masuk ke turbin tekanan tinggi kemudian
masuk ke turbin tekanan rendah. Turbin uap ini merupakan penggerak utama
generator. Generator kemudian berputar dan menghasilkan listrik yang digunakan
untuk menyuplai beban.
3.3 Jaringan Sistem Kelistrikan PLTU 400 MW
Sistem tenaga listrik di PT Krakatau Daya Listrik terdiri atas beberapa sub
sistem yaitu pusat pembangkit, transmisi, substation atau gardu induk, jaringan
distibusi dan beban.
Pembangkit listrik menghasilkan tenaga listrik, kemudian disalurkan melalui
saluran transmisi ke pusat-pusat beban. Selanjutnya listrik disalurkan melalui
saluran distribusi menuju beban berupa industri, rumah tangga dan lain-lain.
Gambar 13. Jaringan Distribusi Listrik PT Krakatau Daya Listrik
Tenaga listrik yang dibangkitkan di pusat pembangkit membutuhkan
media penyaluran agar sampai ke konsumen yaitu berupa kawat penghantar
(konduktor). Bahan konduktor yang paling umum digunakan adalah tembaga dan
aluminium. Penggunaan konduktor sebagai media penyaluran disesuaikan dengan
peletakan hantaran dimana jika hantarannya berada di udara (Hantaran Udara
Tegangan Tinggi) maka konduktor yang digunakan adalah kawat telanjang.
Namun jika hantarannya berupa berada di dalam tanah maka media yang
digunakan adalah berupa kabel tanah.
Sistem transmisi dan distribusi di PT Krakatau Daya Listrik menggunakan
sistem ring dimana satu gardu induk disuplai dari dua sisi yang berbeda. Adanya
suplai dari dua sisi dapat menjamin kontinuitas pelayanan daya. Apabila salah
satu sisi suplai mengalami gangguan, gardu induk tetap mendapatkan daya listrik
dari sisi suplai yang lain. Suplai dari dua sisi juga memudahkan pemeliharaan
sistem jaringan. Hal tersebut menjadi suatu keunggulan tersendiri bagi PT
Krakatau Daya Listrik sebagai pusat pembangkit listrik dibandingkan dengan
pembangkit yang lain.
Jaringan transmisi PT Krakatau Daya Listrik mengandalkan interkoneksi
dengan jaringan 150 kV PLN melalui Hantaran Udara Tegangan Tinggi (HUTT)
berkapasitas 2 x 400 MVA. Untuk mengatasi kekurangan daya listrik yang
dibutuhkan oleh pabrik baja, PT Krakatau Steel melakukan kontrak suplai listrik
sebesar 200 MVA kepada PLN sejak tahun 1994. Pada bulan Agustus 2003
kontrak suplai diperluas dengan perjanjian sinergi pengiriman listrik antara PLN,
PT Krakatau Steel dan PT Krakatau Daya Listrik. Seiring dengan kondisi krisis
energi listrik waktu beban puncak (WBP), PT Krakatau Daya Listrik melakukan
pengambilan maksimum 400 MVA saat luar waktu beban puncak dan
mengirimkan sekitar 100 MVA saat WBP.
PT Krakatau Daya Listrik mempunyai saluran transmisi udara yang
berinterkoneksi dengan PLN. Namun sebenarnya saluran transmisi dan distribusi
yang digunakan PT Krakatau Daya Listrik untuk mensuplai konsumennya adalah
menggunakan jaringan bawah tanah dengan kabel tanah sebagai media
penyalurannya. Pertimbangan PT Krakatau Daya Listrik menggunakan jaringan
bawah tanah sebagai media penyaluran adalah:
Tidak terpengaruh cuaca.
Pertimbangan dari segi estetika yang lebih indah.
Kapasitas elektrostatis yang lebih besar.
Secara umum jaringan kelistrikan PLTU 400 MW PT Krakatau Daya
Listrik dapat dibagi menjadi transformator AT, main station 150 kV, jaringan
transmisi 150 kV, transformator AV, jaringan distribusi 30 kV, beban pabrik PT
Krakatau Steel dan rangkaian kompensasi yang terletak di PT Krakatau Steel.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proses produksi listrik PLTU Krakatau Daya Listrik 400 MW :
1. Air dari Water Treatment Plant yang temperaturnya masih normal dipompa
ke Feed Water Tank untuk dipanaskan awal sebelum masuk Boiler,
sumbernya dari pemanfaatan exhaust turbin (extraction), 7 bar hiezdampf
yang terdapat di Manifold, dan abdampf TKSP (uap keluar).
2. Air yang telah dipanaskan dipompa oleh TKSP/EKSP (Feed Water Pump)
menuju Luvo, untuk memanfaatkan panas air tersebut menjadi udara bahan
bakar yang terdapat di Boiler.
3. Sebelum masuk ke Boiler air dipanaskan kembali melalui Ekonomizer yang
memanfaatkan gas buang pembakaran, lalu di tampung oleh Trommel dan
keluar melalui Superheater.
4. Steam yang dialirkan menjadi 2, untuk menggerakan Turbin dan untuk
proses (siklus air).
5. Steam yang keluar dari Turbin sebagian dialirkan ke proses dan sebagian di
alirkan ke heater 1, heater 2, dan Feed Water Tank untuk memanaskan air.
6. Steam yang keluar dari sisa proses dan turbin dialirkan ke kondensat tank
untuk didinginkan kembali dalam kondensor untuk dijadikan air dan masuk
lagi ke dalam Feed Water Tank.
7. Generator kemudian berputar dan menghasilkan listrik yang digunakan
untuk menyuplai beban.
8. kemudian disalurkan melalui saluran transmisi ke pusat-pusat beban.
Selanjutnya listrik disalurkan melalui saluran distribusi menuju beban
berupa industri, rumah tangga dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hutaruk. 1985. Transmisi Daya Listrik. Jakarta: Erlangga
Kadir, Abdul. 1996. Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta: Erlangga
http://catatan-faisal.blogspot.com/2010/03/dalam-kehidupan-sehari2-kita-tentu.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/komponen-utama-dari-saluran-
udara.html
http://turunanilmu.blogspot.com/2010/12/saluran-transmisi-ac-atau-dc.html
top related