penyalahgunaan dan ketergantungan zat

Post on 02-Jul-2015

334 Views

Category:

Health & Medicine

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Penyalahgunaan dan ketergantungan zat

TRANSCRIPT

Navia FathonaIfah afifah dayyanah

Ahman azis

PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT

NarkotikaNarkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Cara kerjanya mempengaruhi susunan syaraf yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun.

Jenis-jenisnya adalah:• Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu• Codein atau Kodein• Methadone (MTD)• LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau Tabs• barbiturat• Demerol atau Petidin atau Pethidina• Hashish (Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati

dengan cara diisap atau dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena jarang membawa kematian)

Psikotropika

• Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya.

Jenis-jenisnya adalah:• Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines• Demerol• Sabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE)

• Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, Dum

• Nipam

Gangguan Penggunaan Zat

Gangguan penggunaan zat Aadalah penggunaan maladaptive dari zat psikoaktif. Tipe ini termasuk penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat.

Gangguan Akibat Penggunaan Zat

Gangguan yang dapat muncul karena penggunaan zat psikoaktif, seperti intoksikasi, gejala putus zat, gangguan mood, delirium, demensia, amnesia, gangguan psikotik, gangguan kecemasan, disfungsi seksual, dan gangguan tidur.

Penyalahgunaan zat• Situasi dimana seseorang terus

menerus (kompusif) menggunakan zat psikoaktif walaupun ia tahu hal tersebut mengakibatkan konsekuensi yang merusak baik masalah sosial, pekerjaan, psikologis, atau fisik.

Ketergantungan zat• Tipe gangguan penggunaan obat yang parah

dimana gangguan tersebut mengakibatkan tanda-tanda ketergantungan fisiologis (toleransi atau gejala putus zat) atau penggunaan kompulsif suatu zat.

Orang yang mengalami ketergantungan tidak kuasa

untuk menghentikan penggunaan obat tersebut.

Penyalahgunaan zat trs mnerus

Ketergantungan zat

DESKRIPSI GANGGUAN

Gangguan penggunaan zat

Gangguan akibat penggunaan zat

Penyalahgunaan zat

Ketergantungan zat

Delirium, intoksikasi, gejala putus zat, gangguan mood,

anxietas, dll

Tanda ketergantungan fisiologis

– Toleransi adalah salah satu gejala seseorang mengalami ketergantungan zat yang ditandai dengan penggunaan dosis yang semakin tinggi untuk mendapatkan efek yang sama pada tubuh.

– Sindrom putus zat/sindrom abstinensi adalah sekumpulan karakteristik gejala putus zat yang terjadi ketika seseorang secara mendadak mengurangi atau menghentikan penggunaan zat setelah terjadi ketergantungan fisiologis.

• Misalnya gejala putus zat pada pengguna alkohol : mulut kering, mual atau muntah, lemah, tachycardia, kecemasan dan depresi, sakit kepala, insomnia, tekanan darah meningkat, dan serangkaian halusinasi.

Obat yang disalahgunakan

• Depresan : mengekang aktifitas sistem saraf pusat

Alkohol, Barbiturat, Opioid (Alami : Morfin, Heroin)

• Stimulan : meningkatkan aktifitas sistem saraf pusat

Amfetamin, Ekstasi, Kokain, Nikotin• Halusinogen : penyebab halusianasi

LSD (Lysergic acid diethlyamide), PCP (Phencyclidine), Mariyuana

Depresan

Efek• Mengurangi rasa tegang

dan cemas• Gerakan menjadi lambat• Merusak proses kognitif• Menahan fungsi vital• Kematian (menekan

pernafasan)

Stimulan

Efek

• Euphoria• Self-confidence• Meningkatkan neurotransmitter norepineprin dan dopamine pada otak.

Halusinogen

Efek

•Euphoria•Panic•Relaksasi

PEDOMAN DIAGNOSTIK• PPDGJ halaman 34-43

• F10-F19

PENDEKATAN TEORITIS• Perspektif biologis

• Perspektif belajar

• Perspektif kognitif

• Perspektif psikodinamika

• Perspektif sosiokultural

Pendekatan biologis

• Neurotransmitter

trs mnrus zat2 dopamin, serotonin, dll senang

zat trsbt mengurangi reseptor penerima dopamin sehingga dopamin akan semakin banyak dan menyebabkan kesenangan

• Faktor gen (keturunan)

predisposisi gangguan terkait.

Pendekatan belajar

• adanya kenikmatan atau reinforcement positif dari emosi negatif.

• Perilaku cenderug diulangi jika mendapat kenikmatan.

• Operant conditioning :

reinforcement + : dukungan teman, rasa nyaman

reinforcement - : mengurangi tegangan dan kecemasan

Pendekatan kognitif

• keyakinan + pd alkohol alkohol itu menyebabkan kenikmatan mengulang

• Seandainya pikiran - pd alkohol alkohol itu berbahaya utk kognitif tdk akn mengulang

Pendekatan psikodinamika• Terjadinya fiksasi oral karena tidak

terpuaskannya oral pada fase perkembangan psikoseksual sehingga kebiasaan tersebut dibawa hingga dewasa.

• Berhubungan dengan trait kepribadian bergantung oral.

• Orang yang banyak minum, merokok, dikarenakan ingin mencari kepuasan oral.

Pendekatan sosiokultural

• Budaya sekitar merokok terpengaruh utk merokok

• Teman2 sebaya merokok (kelompok) ikut merokok

PENANGANAN• Pendekatan biologis

• Pendekatan peka budaya

• Pendekatan nonprofesional

• Pendekatan residensial

• Pendekatan psikodinamika

• Pendekatan behavioural

• Self-control

• Pelatihan keterampilan sosial

Pendekatan biologis• Detoksifikasi (penghentian dgn monitoring)• Disulfram, neltrokson

Obat yang menyebabkan terjadi muntah hebat ketika meminum alcohol.

Obat yang berguna untuk mengurangi endorphin yang dirangsang alcohol sekaligus mengurangi ketagihan.

• Antidepresan

mengurangi ketagihan, menstimulus saraf parasimpatik (nyaman)• Menggunakan zat pengganti misalnya untuk nikotin bisa digunakan

nicotine gum atau nicotine patch.

Pendekatan peka budaya

• Org amerika asli spiritual tinggi. Terapis dan pendeta gereja bekerjasama agar lebih efektif

Pendekatan nonprofesional

• Alcohol anonymous

• Nicotine anonymous

Pendekatan residensial

• Penanganan yang melibatkan perawatan dirumah sakit atau tempat terapi

Pendekatan psikodinamika

• Pemecahan masalah-masalah yang berkaitan konflik masa kecil dengan menggunakan asosiasi bebas, analisis mimpi, dsb

Pendekatan kognitif-behavioural

• Modifikasi pola perilaku (CBM)– Komitmen ingin berubah– Rekonstruksi kognitif– Self-instructure– Feedback (pujian, isyarat, dll)– Self-monitoring (token, checklist)– Latihan– Modeling

• Terapi Aversi

Dalam terapi ini seorang peminum alcohol akan di kejutkan dan di buat mual ketika melihat, meraih, atau mulai meminum alcohol, dalam satu prosedur sensitisasi (Cautela, 1966). Si peminum disuruh membayangkan dirinya mual yang hebat dan luar biasa karena minum alcohol.

Self control

• ABC Theory

kendalikan A (Anteceden) : kejadian yg mendahului- menyingkirkan hal-hal yang berkaitan dengan minum

dan rokok dari rumah- Membatasai lingkungan yang menjadi stimulus utk

merokok- Tidak bersosialisasi dengan org yg menyalahgunakan

zat

- Berkunjung ke lingkungan bebas zat, museum, tempat olah raga, atau tempat makan yg menyediakan alkohol

- Belajar self-relaksasi, meditasi, dan tidak menggunakan zat saat tegang.

Kendalikan B (Behaviours)

- Menggunakan pencegahan respon, tidak membawa alkohol atau tidak membawa rokok ke kantor

- Melawan respon saat tergoda, gunakan permen mint, permen karet, gula, dsb. Beraktifitas!!

- Mempersulit penggunaan,

Kendalikan C (konsekuensi)

- Memberikan penghargaan jika berhasil tidak melakukan dan memberikan hukuman jika melakukan

- Mengulang kalimat2 positif untuk mengingatkan diri sendiri bahwa yang dilakukan salah.

SEKIAN TERIMAKASIH

top related