penyakit bayi & balita.ppt

Post on 26-Oct-2015

47 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

penyakit bayi dan balita

TRANSCRIPT

PENYAKIT VIRUS

Dengue Hemorhagic Vefer (DHF) merupakan infeksi virus akut

Vector Born Disease - Aedes Aegypti - Aedes AlbopictusEtiologi : - Virus Dengue - Merupakan B Arbo VirusKlasifikasi : 1. DHF2. DSS (Dengue Shock Syndrom)

PATOFISIOLOGI DHF

Terjadi Perdarahan oleh karena :1. Kerusakan dinding pembuluh darah kecil2. Depresi sumsum tulang trombositopeni

gangguan pembekuan darah perdarahan3. Berkurangnya faktor pembekuan4. Kemungkinan terjadi DIC (Disseminated

Intravascular Coagulation)

GEJALA KLINIK DHF1. Demam mendadak 1 – 3 hari2. Demam Saddle Back Curve, 2 hari panas hari

ke 3 menurun panas kembali3. Malaise, nyeri kepala, mata, punggung dan sendi4. Rash : kemerahan pada kulit muncul pada

demam yang kedua :a. Lokasi : dari dada menyebar ekstremitasb. Morfologi : - makulo-papula : hilang pada penekanan

- petekhie : tidak menghilang pada penekanan

5. Leukopeni dan trombositopeni6. Nyeri tekan daerah epigastrium

KRITERIA DIAGNOSTIK DHF1. Demam mendadak 2 – 7 hari2. Manifestasi perdarahan :

a. Tourniquet test (+)b. Petekhiec. Purpura d. Ekhimosese. Perdarahan gusif. Hematemesisg. Melena

3. Hepatomegali4. Trombositopeni ≤ 100.0005. Hemokonsentrasi (Hematokrit/Hct) meningkat6. Tanpa atau disertai gejala shock

KLASIFIKASI DHF

1. Derajat I (Ringan) : a. Demam mendadak 2 – 7 hari b. Manifestasi perdarahan : TT (+)

2. Derajat II (Sedang) : a. Derajad I b. Manifetasi perdarahan bawah kulit dsb.

3. Derajat III (Berat) : Disertai shock DSS

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DHF

1. Leukopeni2. Trombositopeni3. Waktu perdarahan memanjang4. Waktu pembekuan umumnya

normal5. Hematokrit (HCT) meningkat6. Protein menurun

PENATALAKSANAAN DHF

1. Istirahat mutlak2. Obat : analgetika dan antipiretika Jangan menggunakan obat yang

merangsang lambung seperti aspirin3. Mengatasi shock :

a. Plasma ekspander : Hemasel, Dextranb. Transfusi darah

4. Pemberian kortikosteroid sedini mungkin

PROGNOSIS DAN PENCEGAHAN DHF

Prognosis :1. DHF mortalitas : 3 – 5 %2. DSS mortalitas : 30 – 50 %

Pencegahan :1. Eradikasi vektor2. Perbaikan hygiene sanitasi

POLIO MYELITISEtiologi : virus Polio

Patogenesis :1. Virus mulut Saluran pencernaan kelenjar getah bening

setempat berkembang 2. Tubuh membentuk antibodi terhadap polio3. Perkembangan virus semakin banyak viremia dan (+) dalam

feses4. Kadar antibodi meningkat virus dinetralisir

a. Tidak sakitb. Sakit ringan

PATOFISIOLOGI POLIOMYELITIS

Virus Polio menyerang :1. Sel motorik tanduk depan (Cornu anterior)

medula spinalis

2. Batang otak :a. Nukleus vestibularisb. Nukleus saraf kranialis

3. Korteks motoris cerebri (Otak)

GEJALA KLINIK POLIOMYELITIS1. Silent Infection :

a. Tidak terdapat gejala klinik, daya tahan tubuh baikb. Menimbulkan kekebalan terhadap polio

2. Abortive Poliomyelitis : Terdapat gejala umum infeksi virus, seperti : malaise,

anoreksia, nausea-vomitus dan nyeri kepala dan abdomen3. Non Paralytic Poliomyelitis : a. Gejala B

b. Nyeri dan kaku otot, hipertonusc. Tripoid Sign (+) d. Kaku kuduk

4.Paralytic Poliomyelitis : Gejala C + Kelumpuhan otot

KELUMPUHAN OTOT PADA POLIOMYELITIS

1. Bentuk spinal2. Bentuk bulber3. Gangguan saraf motorik kranialis4. Bentuk bulbo-spinal5. Gangguan ensefalitis :

a. Deliriumb. Kejangc. Kesadaran menurund. Tremor

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN

PENGOBATAN :1. Istirahat di tempat tidur selama 2

minggu2. Terapi simtomatik3. Roboransia4. Fisioterapi

PENCEGAHAN :Imunisasi Polio : Salk dan Sabin

VARICELLA (CACAR AIR)

Penyakit akut dan menular ditandai adanya vesikel pada kulit

- Etiologi : virus varicella- Penularan : - droplet - kontak- Patogenesis : Vesikel epidermis : - Degenerasi

- Inklusiones bodi dalam inti

GEJALA KLINIK VARICELLA1. Inkubasi 11 – 12 hari2. Stadium penyakit :

a. Stadium prodromal : - 24 jam sebelum erupsi kulit- Panas, malaise, anoreksia

b. Stadium erupsi :- Dimulai dengan papula kemerahan dan kecil- Papula berubah menjadi vesikel berisi cairan

jernih dengan dasar eritemarous- 24 jam kemudian cairan menjadi keruh- 3 – 4 hari erupsi tersebar dengan urutan :

- dada- muka- bahu- ekstremitas- Erupsi disertai rasa gatal- Pada satu saat terbentuk bermacam-macam

erupsi- Kadang-kadang erupsi muncul di selaput lendir

PENATALAKSANAAN VARICELLA

1. Terapi simptomatis :- Lokal : bedak salisilat- Analgetika- Antipiretika- Antibiotika untuk mencegah

infeksi sekunder2. Potong kuku3. Ganti pakaian dan sprei sesering

mungkin4. Kalau bisa di isolasi

MORBILI

1. Disebut pula Measles, Rubeola atau Campak

2. Penyakit virus yang akut dan menular

3. Biasa menyerang anak-anak

4. Menimbulkan kekebalan seumur hidup

GEJALA KLINIK MORBILI1. Gejala Klinik :

a. Stadium kataral/Prodromal :- Berlangsung 4 – 5 hari- Demam, Malaise, Batuk, konjunktivitis, foto-

pobia dan coryza - Bercak koplik di mukosa pipi berhadapan dengan gigi molar bawah

b. Stadium erupsi : - Coryza dan batuk bertambah - Erytema makulo-papula : - Lokasi : Dimulai dari belakang telinga &

tengkuk Dalam dua hari menyebar : muka, lengan, dada, punggung, abdomen & tungkai - Kadang disertai perdarahan ringan pada kulit - Perasaan gatal

GEJALA KLINIK MORBILI

c. Stadium konvalesen : - Erupsi berkurang dan meninggalkan

hiperpigmentasi - Suhu tubuh menurun

Pengobatan :1. Simptomatik : antipiretik2. Obat batuk3. Roboransia4. Pengobatan komplikasi

PROGNOSIS, KOMPLIKASI DAN

PENCEGAHANPROGNOSIS :Kurang baik pada : keadaan umum jelek sedang menderita penyakit kronik ada komplikasi

KOMPLIKASI :Infeksi saluran pernafasan

Pencegahan :Immunisasi

TYFUS ABDOMINALIS

Penyakit akut saluran pencernaan dengan gejala :1. Demam lebih dari 7 hari2. Gangguan saluran pencernaan3. Gangguan kesadaran

Etiologi :- Salmonella Typhosa- Mempunyai 3 macam antigen :

- Antigen O (Somatik)- Antigen H (Flagella)- Antigen Vi

Epidemiologi :- Menyerang anak di atas 1 tahun- Di Indonesia bersifat endemik

PATOGENESIS TYFUS ABDOMINALIS

Kuman :

mulut saluran pencernaan diserap usus halus sirkulasi darah berkembang dalam hati dan lien sirkulasi darah kelenjar getah bening usus halus (ilium) menimbulkan tukak/ulkus/luka pada mukosa usus

GEJALA KLINIK TYFUS ABDOMINALIS

1. Gejala Prodromal : Tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, tidak

bersemangat2. Gejala Klinik :

a. Demam : - berlangsung 3 minggu - tidak tinggi - minggu I : intermiten - minggu II : kontinu - minggu III : lisis

b. Gangguan saluran pencernaan : - nafas berbau - bibir kering dan pecah-pecah - lidah ditutupi selaput putih kotor dengan

ujung & tepi kemerahan

- meteorismus - konstipasi (kadang-kadang diare) - hepar dan lien teraba

GEJALA KLINIK TYFUS ABDOMINALIS

3. Gangguan kesadaran :- Umumnya kesadaran menurun :

- somnolen- apati- kadang-kadang delirium

4. Gejala lainnya :- Roseola, bintik kemerahan pada kulit karena emboli kuman

umumnya pada punggung dan ekstremitas- Bradikardi relatif- Epistaksis

PEMERIKSAAN LABORATORIUM TYFUS ABDOMINALIS

1. Darah : - Leukopeni - Limfositosis - Eosinofilia - Anemia - Trombositopeni ringan2. Pemeriksaan Widal : Bermakna positip bila titer O ≥ 1/2003. Biakan empedu : - Penting untuk diagnosis pasti - Positip pada minggu I - Yang diambil darah - Biakan urine dan feses penting untuk mencegah

terjadinya carrier (diperiksa negatip 2 kali berturut-turut)

KOMPLIKASI TYFUS ABDOMINALIS

1. Komplikasi usus : - perdarahan - perforasi - peritonitis

2. Komplikasi di luar usus ; - sepsis - meningitis - infeksi sekunder : bronkopneumoni - dehidrasi dan asidosis akibat anoreksia dan perspirasi

suhu meningkat

PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS TYFUS ABDOMINALIS

Penatalaksanaan :1. Isolasi dan desinfeksi pakaian dan kotoran2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi3. Istirahat 2 minggu sampai normal mobilisasi4. Diit : TKTP, halus dan tidak mengandung serat5. Obat : kloramfenikol6. IVFD bila ada komplikasi dehidrasi dan asidosis

Prognosis :- Baik dengan terapi dan perawatan yang baik- Kurang baik bila ada :

- Hiperpireksia- Kesadaran menurun sekali : sopor, gelisah, koma- Komplikasi berat- Gizi jelek

ISPA

Radang saluran pernapasan akut Etiologi :1.Virus2.BakteriEpidemiologi :> 50% penyebab absensi di sekolah Sering terjadi pada pergantian musimPenyebaran infeksi :- Per inhalasi- Kontak langsung/tidak

GAMBARAN KLINIK UMUM

1. Rhinitis2. Nyeri tenggorokan3. Batuk-batuk4. Berdahak5. Nyeri retrosternal6. Konjunctivitis7. Demam

Klasifikasi ISPA Virus

1. Comond Cold (sindroma korisa) : - Sekresi hidung meningkatr

- Bersin-bersin- Hidung buntu- Nyeri dan serak pada tenggorokan- Sekresi air mata dan konjunctivistis

Klasifikasi ISPA Virus

2. Sindroma Faring :- Nyeri dan serak tenggorokan- Radang faring- Pembesaran tonsil- Pembesaran kelenjar getah bening leher

Klasifikasi ISPA Virus

3. Sindroma Faringokonjuctiva4. Sindroma Influenza5. Sindroma Herpangina6. Sindroma Laringo-trakeo-bronkitis

PENETALAKSANAAN ISPA

Simtomatik : - Analgetik-antipiretik - Antitusif

Paliatif :- Istirahat- Roboransia

top related