pengenalan tipe obat
Post on 30-Nov-2015
159 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGENALAN TIPE OBAT
A. PENDAHULUANPanduan ini disusun untuk membantu saudara mempelajari beberapa tipe obat secara mandiri. Seperti yang saudara ketahui, ada beberapa tipe obat yang dikemas dalam berbagai bentuk yang masing-masing memiliki kegunaan khusus.
B. LANGKAH-LANGKAHUntuk memudahkan pembelajaran dan pencapaian tujuan, saudara dianjurkan:1. Mempelajari karakteristik masing-masing tipe obat2. Mempelajari fungsi atau kegunaan masing-masing tipe obat
C. SASARAN PEMBELAJARANDalam pembelajaran ini saudara diharapkan mampu memahami beberapa tipe obat
D. SASARAN KHUSUSSetelah mempelajari buku ini saudara diharapkan mampu :1. Menyebutkan karakteristik masing-masing tipe obat2. Menyebutkan fungsi dan kegunaan masing-masing tipe obat3. Menyebutkan keuntungan dan kerugian masing-masing tipe obat
E. MATERI1. PULVIS DAN PURVERES
Serbuk adalah campuran kering bahan obat/zat kimia yang dihaluskan,ditujukan untuk
pemakaian oral/untuk pemakaian luar (topikal). Syarat : halus,kering,homogogen.
Pulvis berdasarkan cara memberikannya ada 2 :
a. PULVIS/SERBUK TABUR = tidak terbagi-bagi
Serbuk ringan untuk penggunaan permukaan topikal,dapat dikemas dalam wadah yang
bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
b. PULVERES = terbagi-bagi
Serbuk yang terbagi dalam bobot yang sama,dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.
Pengemas : kertas perkamen,kertas yang dilapisi parafin,kertas selofan dll.
Digunakan untuk : anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
Cara penggunaan ; dapat dicampur dengan air minum untuk oral.
GRANUL:Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 μm dengan
atau tanpa vehikulum. Cara penggunaan: Sebelum diminum, dilarutkan/disuspensikan
dulu dalam air /pelarut yang sesuai dengan volume tertentu, menurut petunjuk dalam
brosur yang disediakan.
Keuntungan bentuk sediaan serbuk :
a. Penyebaran obat lebih luas dan lebih cepat daripada sediaan kompak (tablet dan kapsul)
b. Diharapkan lebih stabil dibandingkan dengan sediaan cair
c. Lebih cepat di absorbsi
d. Jumlah volume obat yang tidak praktis /sukar dapat diberikan dalam bentuk pulvis
e. Memberikan kebebasan pada dokter untuk pemilihan obat/kombinasi obat dan dosisnya
f. Untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan obat.
Kerugian bentuk serbuk :
a. Obat-obatan yang rusak oleh udara tidak boleh diberikan dalam bentuk serbuk, ex :
garam-garam fero (mudah teroksidasi) menjadi garam feri,sebaiknya diberikan dalam
bentuk “coated tablet”
b. Membutuhkan waktu dalam meraciknya.
c. Tidak tepat untuk obat yang tidak enak rasanya.
d. Tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan
lain – lain)
e. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.
2. CAPSULAE=KAPSULKapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. Cangkang dapat pula dibuat dari Metilsselulosa atau bahan lain yang cocok.Macam kapsul:a. Berdasarkan konsistensi cangkang kapsul
1) Kapsul kerasà terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi, atau dari pati.Cangkang kapsul mengandung: Zat warnaà berbagai oksida besi Bahan opak/pemburamàTiO2 Bahan pendispersi Pengawet
2) Kapsul lunakà skala besar Cangkang kapsul mengandung : Pewarna Bahan opak/pemburam Pengharum Pengawet Sukrosa 5% sebagai pemanis Penyalut enterik
b. Cara pemakaiannya Per rektal Per vaginal Peroral Topikal
Bahan yang dapat diformulasi dalam bentuk kapsul :- BO padat - BO setengah padat - BO cair
BENTUK CANGKANG KAPSUL
Keuntungan: Menutupi rasa dan bau bahan obat yang kurang enak
Memudahkan penggunaannya dibanding serbuk
Mempercepat penyerapannya dibanding pil dan tablet
Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan extempaneous, krn dosis dan kombinasi
obat bisa disesuaikan
Dapat dibuat sediaan cair jika diinginkan dengan konsentrasi tertentu
Dapat utk sediaan lepas lambat
Kerugian:
Tidak sesuai untuk bahan obat yang mudah larut (KCl, KBr, NH4Br, CaCl2)à larutan
pekat dapat mengiritasi lambung
Tidak dapat digunakan untuk bahan eflorescen (ada air kristalnya) dan delikuesen
(menyerap air sampai menjadi larutan)
3. COMPRESSI=TABULAETablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan.
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.
Bentuk tablet: Pipih, Cembung
Jenis :
• Compressed tablet: large scale production à dies under pressure (tons)
• Molded tablet: manual forcing, tablet hipodermik
Cara penggunaan
Tablet kunyah à lozenge, trochisi
Tablet sublingual à ISDN, steroid hormon
Tablet bukal (dimasukkan diantara pipi dan gusi di dalam rongga mulut)à hormon
Tablet effervescent à (Na-karbonat) vitamin
Tablet hisap atau trochisci à antiseptik, antibiotik
Tablet sisip atau pellet (dimasukkan implantasi dibawah kulit) à hormon gonad
Tablet hipodermik (dilarutkan dalam air steril dan diinjeksikan dibawah lidah) à
dinitrat material
Keuntungan:
1. Tablet merupakan sediaan yang utuh dan menawarkan kualitas terbaik dari semua
sediaan bentuk oral untuk ketepatan ukuran dan variabilitas kandungan yang paling
rendah
2. Tablet merupakan sediaan yang ongkos pembuatannya paling murah
3. Tablet merupakan sediaan yang mudah dan murah untukdikemas dan dikirim
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Kerugian:
1. Bebrapa jenis obat tidak dapat di kempa menjadi padat dan kompak.
2. Obat yang sukar di basahkan, lambat larut, dosisinya cukup tinggi, absorbs
optimumnya terlalu tinggi melalui saluran cerna.
3. Anak kecil: belum tentu suka dan sulit memakannya (ukurannya besar)
MACAM, PEMAKAIAN DAN TEMPAT ABSORPSI TABLET
4. SUPPOSITORIA, OVULAESupositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang digunakan adalah lemak coklat (Oleum Cacao), Polietilengli-kol atau lemak tengkawang (Oleum Shoreae) atau gelatin. Keuntungan bentuk torpedo adalah bila yang bagian besar masuk melalui otot penutup dubur, maka supositoria akan masuk dengan sendirinya.
Ovula adalah sediaan padat yang umumnya berbentuk telur, mudah melemah (lembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina. Ovula supaya disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk.
Supositoria dipakai untuk pengobatan local, baik dalam rectum maupun vagina atau uretra, seperti pada penyakit hemoroid, dan infeksi. Juga secara rectal digunakan untuk distribusi
sistemik, karena dapat diserap oleh membrane mukosa dalam rectum dan ini digunakan terutama bila penggunaan obat per oral tidak memungkinkan, seperti pasien yang mudah muntah.Penggolongan suppositoria berdasarkan tempat pemberiannya dibagi menjadi:1. Suppositoria rectal : suppositoria rectal untuk dewasa berbentuk berbentuk lonjong
pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang2 g. Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari tangan. Biasanya suppositoria rektum panjangnya ± 32 mm (1,5 inchi), dan berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang digunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk yang menggunakan basis oleum cacao.
2. Suppositoria vaginal : umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi. Suppositoria ini biasa dibuat sebagai “pessarium”.
3. Suppositoria uretra : suppositoria untuk saluran urine yang juga disebut “bougie”. Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam saluran urine pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria berdiameter 3- 6 mm dengan panjang ± 140 mm, walaupun ukuran ini masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila basisnya dari oleum cacao maka beratnya ± 4 gram. Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya ½ dari ukuran untuk pria, panjang ± 70 mm dan beratnya 2 gram, bila digunakan oleum cacao sebagai basisnya.
4. Suppositoria untuk hidung dan untuk telinga disebut juga “kerucut telinga”, keduanya berbentuk sama dengan suppositoria uretra hanya ukuran panjangnya lebih kecil, biasanya 32 mm. suppositoria telinga umumnya diolah dengan basis gelatin yang mengandung gliserin. Namun, suppositoria untuk obat hidung dan telinga jarang digunakan.
BENTUK SUPOSITORIA DAN OVULAE
Keuntungan:1. Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah dan berakibat obat dapat member efek
lebih cepat daripada penggunaan obat per oral.4. Baik, bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
Kerugian:1. Tidak menyenangkan penggunaan2. Absorbsi obat sering tidak teratur dan sedikit diramalkan.
5. UNGUENTUM, CREMOR, PASTA, CERATA, JELLYSalep (unguenta/ointment) : Bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa. Sediaan salep bervariasi dalam komposisi, konsistensi dan tujuan penggunaannya. Beberapa variasi dari prototipe salep banyak digunakan dalam praktek peresepan dan dibedakan dengan namanya. Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli, oculenta,cerata. Macam sediaan salep:a. Unguenta : mengandung relatif lebih sedikit bahan dan perbedaan pokok dengan yang
lainnya pada konsistensi; bila dipakaikan pada kulit akan melunakkan dan membentuk
lapisan penutup pada permukaan kulit. Untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Bahan obat larut/terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
b. Krim : Jenis salep yang dapat dicuci, memiliki konsistensi yang lebih lunak dan
mengkilat, biasanya digunakan pada daerah yang teriritasi atau tempat yang sensitif.
mengandung satu/ > bahan obat. Berbentuk emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal, asam-asam lemak atau alcohol, berantai panjang dalam air, mudah
dibersihkan.
c. Pasta : mengandung zat padat dalam persentase tinggi; popular digunakan pada bidang
dermatologi, bersifat kaku, biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh, membentuk dan
mempertahankan lapisan pelindung pada area yang diaplikasikan. mengandung satu
atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical, konsistensi lebih kenyal
dari unguentum, tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum, mengandung
bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %
Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:
Mengikat cairan sekret lebih baik dari unguentum
Lebih melekat pada kulit
d. Cerata : Salep berlemak, mengandung malam dalam persentase tinggi, titik lebur
tinggi.
e. Jeli : Salep yang sangat tipis, hampir cair, mengandung sedikit atau tanpa malam,
digunakan pada membran mukosa, untuk tujuan melicinkan dan sebagai basis obat,
biasanya terdiri dari ampuran sederhana lemak dengan titik leleh rendah dan minyak.
jernih & tembus cahaya yang engandung zat-zat aktif dalam keadaan terlarut _lebih
encer dari salep, mengandung sedikit/tidak lilin, digunakan pada membran mukosa dan
untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran
sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah, dapat dicuci karena
mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis.
Fungsi Salep :
Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk penggunaan pada kulit (topikal)
Pelumas pada kulit
Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan rangsang kulit
f. SAPO
Sediaan cair/setengah padat/padat yang terdiri dari campuran satu atau lebih bahan obat
dengan suatu detergent/sabun. Sabun diperoleh dengan proses penyabunan alkali
dengan lemak atau asam lemak tinggi.
Bahan dasar : Penyabunan Alkali dengan lemak ( A no.3)
Fungsi : pembersih kulit & pembawa obat
Sediaan : Non Generik / Obat dengan nama dagang
g. Oculenta ( ungentum ophtalmicae)
Sediaan salep steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar/basis salep
yang cocok. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan
difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka
waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang cocok.
h. Vaselin
Vaselin merupakan dasar salep mata yang banyak digunakan. Bahan dasar yang lain
adalah beberapa bahan dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah
dicuci dengan air dan bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar yang
larut dalam air. Bahan dasar salep.
6. SOLUTIONES, MIXTURAE, ELIXIRABENTUK SEDIAAN OBAT (BSO) CAIR a. SOLUTIONES/MIXTURA ( LARUTAN)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,
misal: terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut
yang saling bercampur.Diantara solutio dan mixtura tidak ada perbedaan yang pokok.
Apabila menyebut solutio, jika hanya melarutkan satu jenis zat dalam pelarut yang
cocok. Oleh karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka
penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan
keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau
dicampur.
Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya larutan
topikal atau penggolongan didasarkan pada sistem pelarut dan zat pelarut dan terlarut
seperti spiritus, tingtur dan air.
1) LARUTAN ORAL
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis dan pemanis dan pewarna yang
larut dalam air atau campuran konsolven-air.
2) LARUTAN TOPIKAL
Larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain
seperti etanol dan poliol untuk penggunaan topikal pada kulit, atau dalam hal
larutan lidokain oral topikal untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut.
Istilah lotio digunakan untuk larutan atau suspesi yang digunakan secara topikal.
Sifat-sifat:
o Homogen
o Dosis dapat diubah-ubah
o Cocok untuk anak-anak, manula dan untuk penderita yang sukar menelan.
o Absorpsi obatnya cepat, maka omset juga cepat
o Dapat diberikan dalam larutan yang encer, untuk obat yang bersifat iritasi
terhadap lambung.
o Volume pemberian besar jika dibandingkan dengan tetes oral.
o Obat-obat yang tidak stabil dalam air (misal: asetosal), jangan diberikan dalam
bentuk sediaan cair karena obat dapat rusak.
o Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi, oleh karena itu biasanya ditambah pemanis atau perasa ( flavoring agen)
o Untuk obat luar mudah pemakaiannnya.
SEDIAAN FARMASI YANG BERUPA LARUTAN / MIXTURA
a. COLLUTORIA (KOLUTORIUM)
Adalah obat cuci mulut, biasanya merupakan larutan pekat dalam air yang
mengandung bahan deodoran, antiseptika, analgetika lokal atau adstringentia.
Cara pemakaian : diencerkan dulu dengan sesuai aturan, lalu dikumur-kumur,
tidak ditelan. Contoh: Effisol liquid.
b. COLLYRIA
Adalah obat cuci mata sediaan harus memenuhi syarat-syarat seperti tetes mata.
c. GARGARISMA (Gargle)
Adalah obat kumur, biasanya merupakan larutan pekat yang mengandung
antiseptika atau adstringentia. Tujuan penggunaan untuk pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan, agar obat yang terkandung di dalamnya dapat
langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan. Cara pemakaian:
diencerkan dulu dengan air sesuai aturan, kemudian dikumur-kumur sampai
pharing, tidak boleh ditelan. Contoh: Betadingargle & mouthwash.
d. ELIKSIRA (Eliksir)
Larutan oral, selain mengandung bahan obat juga alkohol dan zat tambahan
seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat pewarna, zat pewangi dan zat
perasa. Kadar Alkohol antara 3-75%, tetapi biasanya sekitar5-15%. Kegunaan
akohol disini selain sebagai pelarut juga, juga sebagai pengawet atau corrigens
saporis. Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik
yang larut dalam air maupun alkohol.Proporsi jumlah alkohol yang digunakan
bergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut dalam
alkohol perlu kadar alkohol yang lebih besar. Kadar alkohol berkisar antara 10-
12%.Umumnya konsentrasinya 5-10%.Namun, ada eliksir yang menggunakan
alkohol 3% saja, dan yang tertinggi dapat mencapai 44%.Pemanis yang biasa
digunakan gula atau sirup gula, namun terkadang digunakan sorbitol, glycerinum,
dan saccharinum.
Sifat-sifat:
1) Cocok untuk penderita yang sukar menelan
2) Dibanding dengan sediaan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental.
3) Berhubung mengandung alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan
alkohol atau penderita tertentu, misal sakit hepar.
Contoh: Bisovon eliksir, Batugin eliksir.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ELIKSIR1. Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul
2. Rasanya enak
3. Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi.
4. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak.
5. Mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus disimpan dalam botol
kedap dan jauh dari sumber api.
e. SIRUP
Larutan oral yang selain mengandung bahan obat juga mengandung sukrosa atau
gula lain kadar tinggi sebagai pemanis, gliserol atau sorbitol sebagai pengental
atau stabilisator, perasa (flavorong agent), pengawet dan pewarna.
Sifat- sifat sirup:
1. Homogen
2. Cocok diberikan untuk anak-anak dan penderita yang sukar menelan, rasanya
lebih enak.
Ada 4 macam sediaan sirup:
1. Sirup Simpleks, solutio oral mengandung glukosa/sakarosa 65%. Tidak
berwarna, tidak beraroma, sering disebut sirup putih.
2. Sirup thymi, mengandung ekstrak thymi 36% ( biasanya sebagai expectorant),
glukosa/sakarosa 64%.
3. Sirup obat, selain mengandung obat juga mengandung sakarosa <60%,
biasanya 10%.Contoh : panadol sirup.
4. Sirup kering, sediaan padat yang berupa serbuk atau granul yang terdiri dari
bahan obat, pemanis, perasa, pewarna, stabilisator, dan bahan lainnya, kecuali
bahan pelarut. Apabila akan digunakan ditambah pelarut (air suling) sesuai
petunjuk yang diminta. Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau
lainnya yang tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cair pada penyimpanan.
f. MIXTURA AGITANDA ( CAMPURAN KOCOK)
Mixtura agitanda adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
dalam cairan pembawa, sehingga cepat mengendap. Pada umumnya untuk
pemakaian luar (topikal) dan dihindari penambahan stabilisator PGA(Pulvis gummi
arabicium), tragakant. Contoh; Liquor Faberi (FMI).
b. SUSPENSIONES ( SUSPENSI)
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Suspensi selain mengandung obat juga mengandung zat
tambahan untuk menjamin stabilitas. Contoh zat tambahan (stabilisator): PGA,
tragakant, benzalkonium klorida. Tujuan stabilisator adalah menghambat pengendapan
zat aktif obat sehingga pada penuangan obat pertama dan terakhir mendekati sama
kadarnya. Suspensi merupakan cairan kental tetapi kekentalan suspensi tidak boleh
terlalu tinggi, sediaan harus dikocok dan mudah dituangkan. Suspensi dapat digunakan
secara oral maupun topikal. Contoh suspensi oral:Gelusil, Mylanta.
Sifat-sifat: Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula. Pada umumnya ditambah pemanis,perasa( flavoring agent)
Kecepatan absorpsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang terdispersi.
Tidak terbentuk garam kompleks yang tidak dapat diabsorpsi dari saluran pencernaan.
Sering menimbulkan “cake” yang menyulitkan obat terbagi rata pada pengocokan terutama untuk sediaan paten.
SEDIAAN FARMASI LAIN YANG BERUPA SUSPENSI: 1. GELS / MAGMA
Sediaan suspensi yang berbentuk kolodial dispersi. Kekentalannya lebih tinggi
dibanding suspensi, karena zat aktif (obat) BM-nya lebih tinggi dan pada umumnya
merupakan sedian Non Generik . Contoh; Polycrol gel
2. EMULSA (EMULSI)
Emulsi adalah sistem dua fase, salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain
dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan
dalam air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air
(A/M). emulsi dapat distabilkan dengan penambah bahan pengemulsi (surfaktan).
Konsisten emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah dituang hingga krim
setengah padat. Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena air
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme, pengawet yang biasa digunakan dalam
emulsi adalah metil, etil, propil dan butil paraben, asam benzoat, dan senyawa
amonium kuartener. Bentuk sediaan obat emulsi dapat digunakan untuk oral, topikal
maupun injeksi.
Tujuan penggunaan BSO emulsi :
1. Oral : memperbaiki absorbsi, memperbaiki rasa dan aroma
2. Topikal: mudah dibersihkan, penetrasi/absopsi lebih baik
3. Parenteral : memperbaiki absorpsi , memperpanjang efek.
Kerugian BSO emulsi :
1. Oral : dalam penyimpanan dapat terjadi pemisahan antara air dan minyak yang tidak
dapat diperbaiki dengan pengocokan.
2. Topikal : dalam penyimpanan yang cukup lama dapat menjadi keras. Contoh obat
dalam: Scott Emulsion; Contoh obat luar: Cream A/M atau M/A
3. GUTTAE (TETES)
Sediaan cair berupa larutan (solutio), emulsi eliksir, atau suspensi, dimaksudkan untuk
obat dalam dan luar, digunakan dengan cara meneteskan dengan alat penetes tertentu.
Penetes yang dimaksud adalah penetes baku yang tertera dalam Farmakope Indonesia,
yaitu penetes pada suhu 200C memberikan tetesan air suling yang bobotnya antara
47,5 mg dan 52,5 mg (1 tetes baku= 0,05 ml). jadi 1 ml= 20 tetes.
Macam –macam Guttae:
1. Guttae oral
Obat tetes untuk oral, digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam minuman
atau makanan. Bentuk sediaannya dapat berupa solutio, sirup, suspensi dan
merupakan sediaan paten (nama dagang). Bahan obatnya berkhasiat sebagai
antimikroba, analgetika-antipiretika, vitamin dan antitusif.
Sifat-sifat:
1. Volume pemberian kecil, sehingga cocok untuk bayi dan balita.
2. Pada umumnya ditambah pemanis, perasa, pewarna, dan bahan tambahan lain
yang sesuai dengan bentuk sediaannya.
3. Perhatikan kemasan pada bobotnya, sehingga aturan pakai tepat. Contoh:
Triaminic drops
2. Guttae oris
Obat tetes topikal yang digunakan untuk mulut, dengan mengencerkan lebih dahulu
dengan air dan kemudian dikumur-kumur. Penggunaan sediaan ini untuk efek lokal
( antiseptika, lokal anastetik, analgetika, dll). Contoh: effisol liquid.
3. Guttae auriculares (tetes telinga)
Obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat kedalam
telinga. Penggunaan sediaan ini untuk efek lokal. Khasiat obat yang sering
digunakan meliputi antimikroba, antiseptika, kortikosteroid, lokal anastesik, dan zat
uuntuk irigasi.
Sifat-sifat: a) Bahan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar
bahan obat yang mudah menempel pada dinding telinga. Pembawa yang
digunakan pada umumnya adalah propilen-glikol, gliserol, heksilen glikol dan
minyak nabati.
b) PH sebaiknya asam (5,0-6,0)
4. Guttae nasales (tetes hidung)
Obat tetes untuk hidung dengan cara meneteskan bahan obat ke dalam rongga
hidung. Komposisi selain zat berkhasiat juga mengandung zat pendapar, pengawet.
Cairan pembawa umumnya digunakan air, sebaiknya isotonis atau hampir isotonis.
Minyak lemak dan minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai pembawa. PH
sebaiknya antara 5,5-7,5
bahan obat pada umumnya berkhasiat sebagai dekongestan, lokal anastesik,
antimikroba, dan antiseptika. Contoh: iliadin 0,025% .
5. Guttae opthalmicae (tetes mata)
Obat tetes mata merupakan sediaan steril berupa larutan atau suspensi digunakan
untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak
mata dan bola mata. Apabila bentuk sediaan suspensi, harus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan bila terjadi massa yang
mengeras atau pengumpulan. Pada umumnya obat berkhasiat sebagai antimikroba,
antiinflamasi, anastetika, diagnostika, midriatika, miotika dan zat irigasi.
Sifat-sifat:
1. Steril
2. Isotonis atau hampir isotonis (hipertonis masih diperbolehkan)
3. Isohidris
4. Untuk pemakaian ganda (multiple) ditambah pengawet yang cocok, sedang
untuk pemakaian tunggal atau untuk operasi tanpa bahan pengawet.
Contoh: Cendometason guttae opthalmicae.
c. INFUSA (INFUS)
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit. Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali
untuk simplisia yang tertera di bawah ini, infus yang mengandung bukan bahan
berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut, digunakan sejumlah yang tertera:
Daun kumis kucing( orthosiphon folia) 0,5 bagian
Daun tempuyung (sonchus folia) 2 bagian
Temulawak( curcuma rhizoma) 4 bagian
Contoh: Infus Orthosiphon 0,5 %
BERBEDA DENGAN CAIRAN INFUS UNTUK TERAPI CAIRAN INTRAVENA.
INFUSA SIMPLISIA TIDAK BOLEH ATAU DILARANG DIBERIKAN SECARA
INTRAVENA (INFUSDABILATA). ISTILAH INFUSA DI SINI DITUJUKAN UNTUK
MENUNJUKKAN METODE EKSTRAKSI BAHAN ALAM. EXTRACTUM ET
EXTRACTUM LIQUIDUM (EKSTRAK DAN EKSTRAK CAIR)
Ekstrak adalah sediaan paket yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dan
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstrak cair
adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau
sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet.
d. INJECTIONES (INJEKSI, OBAT SUNTIK)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Berdasarkan bentuk sediaan:
1) Larutan : obat terlarut dalam air suling/minyak/pelarut organik yang lain.
Contoh: inj Vit C, Inj luminal, inj valium.
2) Suspensi : obat tersuspensi dalam air suling/minyak
Contoh: inj. Penicilin oil, Inj Cortison Acetat suspensi
3) Kristal steril untuk dibuat larutan
Obat dalam bentuk kristal, sebelum disuntikkan, dilarutkan/disuspensikan terlebih
dahulu dalam pelarut steril (umumnya dalam aqua pro injectie). Contoh : inj.
Streptomycin sulfat, inj. Penicilin G Sodium
4) Kristal steril, untuk dibuat suspensi dengan zat cair steril yang ditentukan
(umumnya aqua pro injetie)
5) Cairan intravena ( infundabilia : infus i.V)
Sediaan steril berupa larutan atau suspensi dalam volume besar, untuk dosis
tunggal. Sediaan digunakan untuk dehidrasi atau pemberian nutrisi secara
parenteral. Contoh: inj. Ringer lactat, inj. Dextrose.
PELARUT OBAT SUNTIK ( Vehiculum)
1) Pelarut air: aqua bidestilata steril (pro injectionem)
2) Pelarut bukan air:
3) Minyak: olea neutralisata ad injectionem
Guna pelarut minyak ialah agar waktu kerja obat lebih lama. Minyak yang dipakai
adalah minyak lemak berasal dari nabati, misalnya minyak kacang (Ol.Arachidis),
minyak wijen ( Ol sesami), minyak zaitun ( Ol olivarum), dll. Pembawa minyak
hanya dipakai penyuntikan ke dalam otot. Bukan minyak : alkohol, propilen-glikol,
gliserin, parafin liq. Biasanya zat tersebut dicampurkan dengan air, selain sebagai
pelarut juga digunakan untuk mempertinggi stabilitas obat atau hasil larutannya.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBERIAN SECARA INJEKSI 1. Bekerjanya obat cepat (onset cepat)
2. Efek obat dapat diramalkan dengan tepat
3. Biovailabilitas sempurna atau hampir sempurna
4. Kerusakan obat dalam GIT dapat dihindari
5. Diberikan untuk penderita yang sakit keras, koma, an-cooperatif.
6. Rasa nyeri pada tempat suntikan
7. Efek psikologis pada penderita yang takut disuntik
SEDIAAN STERIL YANG LAIN a. IMMUNOSERA ( Imunoserrum)
Imunoserum adalah sediaan yang mengandung imunglobulin khas yang diperoleh
dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas
mengikat venon atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, antigen virus atau antigen
lain yang digunakan untuk pembuatan sediaan.
Imunoserum diperoleh dari hewan yang diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau
toksid, venin, suspensi, mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai; selama
imunisasi hewan tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobin khas diperoleh dari serum
yang mengandung kekebalan dengan endapan fraksi dan perlakuan dengan enzim
atau cara kimia atau fisika lain.
b. IRIGATIONES (Irigasi)
Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka
terbuka atau rongga-rongga tubuh. Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh
digunakan secara parenteral. Pada etiket diberi tanda bahwa sediaa ini tidak dapat
digunakan untuk injeksi.
c. VACCINA ( Vaksin )
Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan
kekebalan aktif dan khas pada manusia. Vaksin dibuat dari bakteria, riketsia atau
virus dan dapat berupa suspensi organisme hidup atau fraksi-fraksinya atau toksoid.
d. AEROSOLUM ( AEROSOL)
Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat
aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini
digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga pemakaian lokal pada hidung
( aerosol nasal), mulut (aerosol lingua) atau paru-paru ( aerosol inhalasi). Pada
aerosol inhalasi, ukuran partikel obat harus dikontrol dan terukur. Jenis aerosol lain
dapat mengandung partikel-partikel berdiameter beberapa ratus mikrometer. Aerosol
digunakan untuk obat dalam dan luar. Aerosol oral digunakan untuk pengobatan
simtomatik, seperti pada asma bronkiale, sedangkan aerosol topikal untuk
pengobatan berbagai penyakit kulit, juga untuk pertolongan pertama pada keadaan
tertentu.
Keuntungan bentuk sediaan aerosol:
1. Obat mudah dipakai hanya dengan menekan tombol.
2. Obat tidak terkontaminasi dengan bahan asing, ataupun rusak karena kelembaban
udara, terutama untuk preparat yang digunakan untuk telinga, tenggorokkan dan
hidung yang dapat dipakai berulang kali.
3. Sterilitas obat dapat dipertahankan
4. Untuk pemakaian topikal dapat uniform, membentuk lapisan yang tipis pada kulit
tanpa menyentuh area sehingga menimbulkan efek dingin dan segar.
5. Obat yang perlu diberikan dalam dosis tertentu, wadahnya dilengkapi dengan
katup khusus sebagai meterd aerosol sehingga dosisnya dapat terkontrol.
Kerugian bentuk sediaan aerosol :
1. Harganya mahal
2. Bagi penderita asma atau emfisema apabila bronkus sudah banyak sekret (lendir),
penggunaan aerosol inhalasi tidak efektif.
e. INHALATIONES ( INHALASI)
Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih
bahan obat yang diberikan melalui saluran nafas hidung atau untuk memperoleh efek
lokal atau sistemik. Larutan bahan obat dalam air steril atau dalam larutan natrium
klorida untuk inhalasi dapat disempotkan menggunakan gas inert. Penyemprotan
hanya sesuai untuk pemberian larutan inhalasi jika memberikan tetesan dengan
ukuran cukup halus dan seragam sehingga kabut dapat mencapai bronkioli (2-6 um).
Kelompok sediaan lain yang dikenal sebagai inhaler dosis terukur adalah suspensi
atau larutan obat dalam gas propelan cair dengan atau tanpa konsolven dan dimaksud
untuk memberikan dosis obat terukur ke dalam saluran pernapasan. Volume dosis
tunggal yang umum diberikan mengandung 25-100 ul/ug tiap kali semprot,
sedangkan dosis ganda biasanya lebih dari beberapa ratus. Contoh: Alupent aerosol.
Serbuk dapat juga diberikan secara inhalasi, menggunakan alat mekanik secara
manual untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi penderita yang
bersangkutan. Contoh: Bricasma inhaler. Jenis inhalasi khusus disebut inhalat terdiri
dari satu atau kombinasi beberapa obat, yang karena bertekanan uap tinggi, dapat
terbawa oleh aliran udara ke dalam saluran hidung dan memberikan efek. Wadah
obat yang diberikan secara inhalasi disebut inhaler. Contoh: Vicks Inhaler.
SEDIAAN CAIR LAIN :
1. LOTION ( OBAT GOSOK)
Sediaan cair yang dihunakan untuk pemakaiain luar pada kulit. Bentuk sediaan obat lotion
dapat berupa solutio atau emulsi tergantung dari zat aktifnya.
Sifat-sifatnya :
Dioleskan pada kulit yang luka atau sakit sehingga membentuk lapisan yang tipis di
permukaan kulit setelah kering.
Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung dari komponen zat aktifnya, Contoh :
Baby Lo
2. LINIMENTUM ( LINIMENTA)
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit . Bentuk sediaan
linimentum dapat berupa emulsi, suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung
dari zat aktifnya.
Sifat-sifatnya :
Dipakai pada kulit yang utuh ( tidak boleh adanya luka berakibat terjadinya iritasi) dan
dengan cara digosokkan pada permukaan kulit.
Apabila pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut
alkohol.
Linimentum dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk tujuan
counterrritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat atau mengurut. Contoh :
Linimentum salonpas ( untuk counteriritant)
KEUNTUNGAN BENTUK SEDIAAN LARUTAN
Merupakan campuran homogen Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatannya. Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerkan. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat terabsorpsi. Mudah diberi pemanis, pengaroma dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada
anak-anak. Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.KERUGIAN BENTUK SEDIAAN LARUTAN: Volume bentuk larutan lebih besar Ada obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
DAFTAR PUSTAKA
Cox, Shayne. 2008. Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production And Processes. Canada: John Wiley & Sons.
Jenkins, Glenn L Et Al. 1957. The Art Of Compounding. 9th Edition. New York: Mcgraw-hill.
Langley, Christopher A And Belcher, Dawn. 2008. Pharmaceutical Compounding And Dispensing. Chicago: Pharmaceutical Press.
top related