pengembangan pemanfaatan sagara anakan dan pulau nusakambangan
Post on 29-Nov-2014
1.512 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Disampaikan oleh :Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pengelola
Sumberdaya Kawasan Segara Anakan Kabupaten Cilacap
PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG
KELESTARIAN PULAU NUSAKAMBANGAN DI KABUPATEN CILACAP
PULAU NUSAKAMBANGAN– Luas + 11.510,552 hektar
– Terletak pada 7.40’ – 7.47’ LS dan 180.46’ – 190.30’ BT– Secara administrasi Pulau Nusakambangan masuk
wilayah Kab. Cilacap, Kelurahan Tambakreja Kec. Cilacap Selatan, Kab. Cilacap
– Secara Ekologi menyatu danga ekosistem laguna Segara Anakan
– Luas + 11.510,552 hektar– Terletak pada 7.40’ – 7.47’ LS dan 180.46’ – 190.30’ BT– Secara administrasi Pulau Nusakambangan masuk
wilayah Kab. Cilacap, Kelurahan Tambakreja Kec. Cilacap Selatan, Kab. Cilacap
– Secara Ekologi menyatu danga ekosistem laguna Segara Anakan
Terdapat 4 Cagar Alam dibawah pengelolaan Ditjen
PHPA (Cagar alam Nusakambangan Barat
seluas 928 ha, Nusakambangan Timur seluas 277 ha, Wijaya
Kusuma seluas 0,5 ha dan Karangbolong seluas 1 ha. Sebagai Barrier/pelindung bagi kota
Cilacap dari Gelombang Samudera Hindia
Kawasan resapan
air/penyedia air bersih bagi penduduk
sekitar Kawasan
Segara Anakan (Kec. Kampung
Laut)Laboratorium Alam bagi
Kegiatan penelitian
Potensi Kawasan Segara Anakan
Kawasan Segara Anakan adalah ekosistem estuari yang memiliki
hutan mangrove yang terluas dan terlengkap di Jawa
( 8.495 Ha)
Laguna Segara Anakan sebagai tempat pemijahan, pengasuhan dan
tempat mencari makan bagi berbagai jenis ikan dan udang,
kontribusi terhadap produksi perikanan tangkap US $ 8,3 jt / Rp.
76 M/th
Segara Anakan sebagai muara sungai besar dan kecil, seperti sungai Citanduy, Ciberem dan
Cikonde, secara geografik memiliki peranan penting menjaga
keseimbangan ekologis dan iklim mikro serta hidrologis bagi wilayah
setempat dan sekitarnya yang didukung oleh dua kanal dari arah
timur dan barat disisi Pulau Nusakambangan yaitu Plawangan
Timur (eastern outlet) dan Plawangan Barat (western outlet)
Sebagai Kawasan Strategis Nasional ( PP 26/2008-RTRWN)
POTENSI KAWASAN SEGARA ANAKAN
PERIKANAN
Terdapat sekitar 45 jenis ikan, yang 17 jenis diantaranya adalah bersifat tidak menetap (migratory ) selain potensi kerang bakau (Geliona sp ) dan kepiting bakau ( Sylla spp ) dan ikan Sidat (Anguilla sp)
Lahan Budidaya tambak rakyat ( bandeng, udang windu ) yang pengembangannya diatur dengan Tata Ruang Segara Anakan
MANGROVE
Tutupan vegetasi Hutan Mangrove di Segara Anakan cukup luas sampai ke batas pemukiman penduduk
Terdapat 26 jenis mangrove yang ada di Kawasan Segara Anakan diantaranya : Api-api ( Avicennia alba), Bogem (Sonneratia alba), Bakau (Rhizophora mucronata), Tancang (Brugueira gymnorizha), Seruni (Brugueira carryophyloides), Nyirih (Carapa oboyata), Dungun (Heritiera littoralis), Bintaro (Carbera manghas), Nyuruh (Carapa molluccensis)
Luas hutan mangrove di Kawasan segara Anakan sekitar 8.495 ha (Citra Satelit SPOT 5 Tahun 2008)
POTENSI PARIWISATA
Wisata mangrove yang ada di sekitar perairan pada alur antara Majingklak (Pengandaran) menuju Cilacap (Paket Pancimas ). Gua-gua alam yang ada di Pulau Nusakambangan,
Pantai Rancababakan, Permisan pada Pantai Pesisir Pulau Nusakambangan. Wisata Hutan Payau
Valuasi Ekonomi Laguna / Total Economic Value (TEV) Laguna Segara Anakan (Rupiah per Tahun)
Value Type Value (IDR per year)
Use Value
a. Direct Use Value
- Fish Resource (sumberdaya ikan) 145.541.493.124- Windu Shrimp Resource (udang windu) 663.557.862.429 - Krosok/Peci Shrimp Resource (udang krosok/peci) 53.110.908.303 - Crab Resource (kepiting) 29.316.141.960 - Agriculture (pertanian) 6.280.864.030- Mangrove for firewood (kayu bakar) 3.239.599.500
b. Indirect Use Value 264.765.467.353Option Value 3.371.733.960Non Use Value
- Existence Value 4.065.372.318- Bequest Value 3.313.665.516
Total Economic Value 1.176.563.108.493
Sumber : Research Center for Marine and Fisheries Socio-EconomicsKementerian Kelautan dan Perikanan
• Inisiasi ke Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan status Pulau Nusakambangan.
• Konsultasi publik dalam rangka Koordinasi Pemecahan Permasalahan Hutan Nusakambangan tanggal 18 Nopember 2005 yang dihadiri oleh BPKH XI Jawa Madura dan Dinas Terkait di Kab. Cilacap
• Penerbitan SK Bupati No. 522.05/06/26 tahun 2006 tanggal 6 Juni 2006 tentang Pembentukan Team Pemberantasan Penebangan Kayu Secara Ilegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Kab. Cilacap.
• Penyadaran bagi para penebang liar baik secara preventif maupun represif.• Penataan kawasan hutan Pulau Nusakambangan• Rehabilitasi Hutan Pulau Nusakambangan seluas 60 Ha dengan jenis tanaman
asli Pulau Nusakambangan: Benda, Kedawung, Kupu-Kupu, Plahlar, dll• Rehabilitasi / penghijauan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Nusakambangan
dan perbaikan sumber air bersih.• Revegetasi lahan pasca tambang oleh PT Holcim Tbk bekerjasama dengan• Intervensi fisik dengan pembuatan sodetan Cimeneng dan pengerukan serta
upaya vegetatif dengan penghijauan di daerah DAS yang masuk ke Segara Anakan.
Upaya yang telah dilakukan
PROGRAM JANGKA PENDEK YG PERLU DILAKUKAN di PULAU NUSAKAMBANGAN
Penataan Ruang Pulau NusakambanganPenataan Kawasan Hutan Pulau Nusakambangan
Optimalisasi Pemberantasan Illegal Logging dan Okupasi Lahan (perambahan liar)
Pengukuhan dan Penetapan Tata Batas Kawasan Hutan oleh Menteri Kehutanan RI
Pengembangan Minawisata
USULAN KONKRET : Rancangan Induk Pengembangan Nusakambangan
dan Segara Anakan Sebagai Kawasan Minawisata berikut DED.
Pengembangan sarana dan prasarana pada Desa-Desa Yang Berada Di Pulau Nusakambangan ( Jalan , Air Bersih, Penerangan, Perahu Tempel 10 Unit, Cool Box, Pengembangan Silvofishery dan bantuan Benih ikan dan udang).
Pengembangan Pusat Penelitian Alam Pulau Nusakambangan dan Segara Anakan.
Pengembangan sarana destinasi wisata
top related