pengembangan media pembelajaran fisika kelas xi …
Post on 05-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI
BERBENTUK JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR
KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
SKRIPSI
Oleh :
WildaYanti
TF.151116
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI
BERBENTUK JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR
KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
WildaYanti
TF.151116
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
vi
PERSEMBAHAN
Dengan Keridhoan Allah Swt Atas Nikmat Dan Karunianya Sehingga Penulis
Mampu Menyelesaikan Sebuah Karya Sederhana Ini Dan Tak Lupa Pula
Shalawat Berangkaian Salam Tercurah Kepada Rasulullah SAW,
Skripsi Ini Saya Persembahkan Kepada :
Kedua Orang Tua Tercinta alm. Bapak Abdul ManapDan Ibu Mursidah
Yang Selalu Mendo’akan Dan Memotivasi Saya Serta Memberikan Yang Terbaik
Agar Saya Menjadi Orang Yang Memiliki Ilmu Pendidikan Yang Luas.
Selanjutnya Kepada Seluruh KeluargaSaya yaitu Abang Wendi, Cik Zainun, Muk
Busroh, Nga ul, dan Te Mahatir Yang Telah Banyak Berjasa Dan Berkorban
Dengan Ketulusan Hati Dalam Menasehati, Mendidik, Membina, Membimbing
Dan Memotivasi Saya Sehingga Dapat Menempuh Sekaligus Menyelesaikan Masa
Studi Strata S-1 Di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Special untuk pemilik hatikuh Debi Agustian, S.H dan sahabat-sahabatkuh
(Sumarni, Muawanah, Siti Mubarokah, Nia Astuti, Nurhasanah, Siti Maisarah,
Rihan Ardillah, dan Nada Soraya) serta teman-teman sekelaskuh Fisika B
Angkatan 15 yang selalu memberikan semangat dan menemaniku berjuang.
Semoga Apa Yang Diberikan Dan Diharapkan Mendapatkan Ridho Dari
Allah SWT Amiinn......
vii
MOTTO
.(ةلبقرا) اامَعَللَّهَانَّإِِ يْنبَرِِلصَّج
بْرِاباِاسْتعَِيْنىُْاامَنىُْآيْنلََّذِايُّهَاأياَ لااَوَلصَّ ةِلصَّ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlahsabardanshalatsebagaipenolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah : 153) (Al-
Qur‟an danTerjemahan : 2008)
viii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, serta teriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah memberi jalan keimanan dan ketakwaan kepada setiap manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak
yang telah memberi motivasi baik moril maupun materil, melalui kata pengantar
ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof.Dr.H.Su‟aidiAsy‟ari, MA,.Ph.D Selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Hj.Armida, M.Pd.I Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si Selaku Ketua Jurusan Tadris Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs.Nasrun Ar, M.Pd.I Selaku Pembimbing I dan Ibu Nova
Kafrita,M.Pd Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi atas ilmu dan pendidikan yang telah Bapak dan
Ibu dosen berikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi atas ilmu dan
pendidikan yang telah Bapak dan Ibu dosen berikan.
7. Karyawan dan karyawati beserta staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak membantu dan
memberikan kemudahan dalam mengurus administrasi.
ix
8. Ibu Kepala Sekolah dan Ibu Guru Mata Pelajaran Fisika Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi atas bantuan dan izin yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya, Amin.
Jambi, Oktober2019
WildaYanti
NIM. TF.151116
x
ABSTRAK
Nama : Wilda Yanti
Prodi : Tadris Fisika
Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Kelas XI Berbentuk
Jigsaw Puzzle Terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Jigsaw Puzzle Terintegrasi Lembar
Kerja Siswa Berbasis Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang
valid, efektif, dan praktis pada pokok bahasan hukum termodinamika di kelas XIa
Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
(R&D) dengan model 4-D (Define, Design, Development, Disseminate). Peneliti
hanya melaksanakan tiga tahapan saja yaitu Define, Design, Development.Pada tahap
penyebaran (Disseminate) tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu yang
peneliti miliki.Validasi Jigsaw puzzle difokuskan pada validasi materi dan media
dengan hasil validasi rata-rata sebesar 85%. Validasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) difokuskan pada validasi
materi, media, dan bahasa dengan persentase total sebesar 83%. Hasil praktikalitas
diperoleh dari respon siswa sebesar 87,3% dan respon guru sebesar86%. Efektifitas
diperoleh melalui hasil Post-test yang diberikan kepada siswa sebesar85% dan hasil
observasi aktivitas siswa sebesar 84,2% serta hasil observasi aktivitas guru sebesar
82,5%. Hasil penelitian ini Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang valid, praktis, dan efektif.
Kata Kunci : Jigsaw Puzzle, Lembar Kerja Siswa, Model Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
xi
ABSTRACT
Name : WildaYanti
Study Program : Physical Education
Title : Development of Physics Learning Media for Class XI Shaped
Integrated Jigsaw Puzzles Student Worksheets Based on Student
Teams Achievement Divisions (STAD) Models
This study aims to produce an integrated jigsaw puzzle based on student work models
based on student teams achievement divisions (STAD) models that are valid,
effective, and practical on the subject of thermodynamic law in class XIa Vocational
High School. This research is a research and development (R&D) with a 4-D model
(Define, design, development, disseminate). researchers only carry out three stages,
namely define, design, development. at the stage of dissemination (Disseminate) is
not implemented because of the limited time that researchers have. jigsaw puzzle
validation is focused on material and media with an average validation result of
85%.Student Worksheet validation based on the student teams achievement divisions
(STAD) model is focused on material, media and language validation with a total
percentage of 83%.Practicality results obtained from student responses by 87.3% and
teacher responses by 86%. effectiveness is obtained through the results of the post-
test given to students by 85% and the results of observations of student activities by
84.2% and the results of observations of teacher activities by 82.5%. the results of
this study are integrated jigsaw puzzles based on student work models based on
student teams achievement divisions (STAD) models that are valid, practical, and
effective.
Keyword : Jigsaw Puzzle, Student Worksheet, Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI I .............................................................................. ii
PERSETUJUAN SKRIPSI II............................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .............................................................................................. 1
B. IdentifikasiMasalah...................................................................................... 6
C. BatasanMasalah ........................................................................................... 6
D. RumusanMasalah ......................................................................................... 6
E. TujuandanKegunaanPenelitian .................................................................... 7
F. SpesifikasiProduk yangDiharapkan ............................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KonsepPengembanganModel ...................................................................... 9
B. LandasanTeori ............................................................................................. 11
C. PenelitianRelevan ........................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. TempatdanWaktuPenelitian ......................................................................... 28
B. KarakteristikSasaranPenelitian .................................................................... 28
C. PendekatandanProsedurPengembangan ...................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasilPengembanganLembarKerjaSiswa...................................................... 46
B. KelayakanLembarKerjaSiswa ..................................................................... 59
C. EfektifitasLembarKerjaSiswa (dalamtahapanujicoba) ............................... 82
D. Pembahasan ................................................................................................. 85
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 95
B. Saran ............................................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Butir Skala Likert ......................................................................... 41
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kevalidan ................................................................... 42
Tabel 3.3 Skor Butir Skala Likert ......................................................................... 42
Tabel 3.4 Kategori Interval Efektifitas Perangkat Pembelajaran .......................... 43
Tabel 3.5 Skor Butir Skala Likert ......................................................................... 45
Tabel 3.6 Kategori Interval Praktikalitas Perangkat Pembelajaran ...................... 45
Tabel 4.1 Saran Validator Ahli Materi untuk Lembar Kerja Siswa ...................... 60
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Validasi Lembar Kerja Siswa Oleh Ahli Materi.......... 61
Tabel 4.3 Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Materi .................... 62
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validator Lembar Kerja Siswa Oleh Ahli Media ........ 63
Tabel 4.5 Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Media..................... 64
Tabel 4.6 Saran Validator Ahli Bahasa untuk Lembar Kerja Siswa ..................... 65
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Bahasa ......................................... 65
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Materi, Media, dan Bahasa LKS. 66
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Materi dan Media Jigsaw Puzzle 67
Tabel 4.10 Hasil Post-test Belajar Siswa Kelas XIb (kelompok kecil) ............... 68
Tabel 4.11 Hasil Praktikalitas Lembar Kerja Siswa ............................................. 69
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa ........................................ 71
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas XIa ......................................... 74
Tabel 4.14 Hasil Post-test Belajar Siswa Kelas XIa ............................................. 77
Tabel 4.15 Hasil Praktikalitas Respon Guru Terhadap LKS ................................ 79
Tabel 4.16 Hasil Praktikalitas Respon Siswa Terhadap LKS ............................... 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan 4-D ............................... 31
Gambar 4.1 Draf Peta Konsep HukumTermodinamika ....................................... 53
Gambar 4.2 Hasil Persentasi Penilaian Validasi oleh Validator Materi .............. 62
Gambar 4.3 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa .................... 69
Gambar 4.4 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Guru ...................................... 75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ........................................................................ 99
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 102
Lampiran 3. Soal Post-Test ................................................................................... 122
Lampiran 4. Kunci Jawaban .................................................................................. 128
Lampiran 5. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Materi .................. 129
Lampiran 6. Lembar Validasi Jigsaw Puzzle oleh Ahli Materi ............................ 133
Lampiran 7. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Media .................. 137
Lampiran 8. Lembar Validasi Jigsaw Puzzle oleh Ahli Media ............................. 141
Lampiran 9. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Bahasa ................. 145
Lampiran 10. Hasil Validasi LKS oleh ahli Materi, Media, dan Bahasa .............. 149
Lampiran 11. Hasil Validasi Jigsaw Puzzle oleh ahli Materi dan Media ............ 150
Lampiran 12. Lembar Jawaban Siswa .................................................................. 151
Lampiran 13. Hasil Post-Test Siswa (Kelompok Kecil) ...................................... 152
Lampiran 14. Angket Respon Siswa ..................................................................... 153
Lampiran 15. Hasil Angket Respon Siswa (Kelompok Kecil) ............................ 156
Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa................................................. 157
Lampiran 17. Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Pertemuan Pertama, Pertemuan
Kedua, Pertemuan Ketiga, dan Pertemuan Keempat ...................... 165
Lampiran 18. Lembar Observasi Aktivitas Guru .................................................. 166
Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Pertemuan Pertama, Pertemuan
Kedua, Pertemuan Ketiga, dan Pertemuan Keempat ...................... 178
Lampiran 20. Lembar Jawaban siswa ................................................................... 179
Lampiran 21. Hasil Post-Test Siswa (Kelompok Besar) ..................................... 180
Lampiran 22. Angket Respon Guru ...................................................................... 181
Lampiran 23. Hasil Angket Respon guru .............................................................. 185
Lampiran 24. Angket Respon Siswa ..................................................................... 188
Lampiran 25. Hasil Angket Respon Siswa (Kelompok Besar) ............................ 191
Lampiran 26. Lembar Kerja Siswa ....................................................................... 193
xvii
Lampiran 27. Jigsaw Puzzle .................................................................................. 250
Lampiran28. Dokumentasi pada Saat Pembelajaran Menggunakan Jigsaw
Puzzle Terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) ......................................... 251
Lampiran 29. Kartu Bimbingan Skripsi ................................................................ 253
Lampiran 30. Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) .................................... 255
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan fenomena
alam serta seluruh interaksi yang terjadi didalamnya. Mempelajari fenomena atau
gejala alam dalam Fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan, pengukuran,
analisis dan menarik kesimpulan. Dalam hal ini, mempelajari Fisika tidak hanya
dengan teori saja melainkan bisa diamati secara langsung agar dapat mengukur dan
menganalisis dari materi yang diajarkan. Selain itu, Fisika juga bertujuan untuk
memberikan keterampilan berpikir, melakukan kerja ilmiah, dan menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini senada dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 bahwa tuntutan
utama yang harus dicapai dalam pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah yaitu
berkompeten dalam melakukan kerja ilmiah untuk menyelesaikan suatu masalah,
menguasai konsep-konsep fisika dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Fisika termasuk ilmu eksak yang kebenarannya terbukti sehingga peserta didik
beranggapan bahwa mata pelajaran Fisika itu sulit karena harus berhadapan dengan
banyak hal, seperti praktikum, rumus-rumus dan perhitungan serta grafik.
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi di kelas XI masih
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan Strategi
pengembangan kurikulum. Strategi pengembangan kurikulum adalah merumuskan
prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum yang dapat dipergunakan sebagai strategi pengembangan kurikulum
terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum
dalam pengembangan kurikulum adalah relevansi (kesesuaian), fleksibilitas,
kontinuitas, praktis, dan efektivitas, sedangkan Prinsip khusus yaitu prinsip yang
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
2
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Oleh karena
itu, setiap guru memiliki strategi yang berbeda dengan yang lain dalam penyusunan
teknik pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran guru harus menpersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus. Silabus
merupakan rencana pembelajaran yang mencakup Standar kompetensi, Kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber bahan atau alat belajar.
Hasil wawancara peneliti bersama Ibu Kamisah, S.Pd selaku guru mata
pelajaran Fisika di kelas XI SMK Baiturrahim Jambi terungkap bahwa proses
pembelajaran Fisika menggunakan metode ceramah. Guru menyatakan sebelum
menjelaskan materi pembelajaran tersebut guru membagikan peserta didik dalam
beberapa kelompok, yang terdiri dari 3-4 orang peserta didik dalam satu kelompok.
Guru mengatakan bahwa proses pembelajaran fisika tidak pernah menggunakan
media yang menarik minat peserta didik. Media yang digunakan guru hanya berupa
media papan tulis dan buku cetak. Buku cetak di sekolah ini hanya ada 10 buah buku.
Buku cetak sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran fisika, maka
guru mensiasati dengan membagikan buku dalam 1 kelompok 1 buku. Hal ini sangat
membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran fisika. Guru mengemukakan
juga bahwa tidak pernah melakukan percobaan atau melakukan praktikum pada saat
proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana di SMK Baiturrahim
Jambi, seperti laboratorium.
Berdasarkan hasil analisis angket yang disebarkan terhadap peserta didik
kelas XI SMK Baiturrahim Jambi peneliti menemukan masalah dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran Fisika di sekolah tersebut tidak pernah
menggunakan media pembelajaran yang menarik minat peserta didik. Media yang
sering digunakan dalam pembelajaran Fisika hanya menggunakan media papan tulis
dan buku cetak. Papan tulis dan buku cetak belum memberi dampak positif terhadap
kemudahan peserta didik dalam memahami materi Fisika. Berdasarkan angket,
3
terungkap bahwa peserta didik menginginkan pembelajaran yang menarik minat dan
dapat mempermudah peserta didik untuk memahami materi Fisika.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi terdapat bahwa di sekolah tersebut tidak memiliki laboratorium
dan perpustakaan yang sangat menunjang proses pembelajaran Fisika. Tidak adanya
laboratorium dan perpustakaan sangat mempengaruhi kemudahan peserta didik dalam
memahami materi fisika. Apabila SMK Baiturrahim Jambi pada proses pembelajaran
fisika ingin melakukan praktikum, maka guru berinisiatif meminjam alat kepada
laboratorium SMP Baiturrahim Jambi. Keterbatasan ini sangat berdampak pada
peserta didik, karena membuat peserta didik kurang memahami materi fisika apabila
hanya dengan teori saja dan kurangnya membaca buku membuat peserta didik tidak
menambah wawasan pengetahuan lainnya.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 menyatakan bahwa terkait
beban guru yang meliputi perencanaan, pembelajaran, pembimbingan, penilaian,
membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan. Tugas
tambahan paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan paling banyak 40 jam
tatap muka. Guru dituntut untuk melakukan perencanaan dalam proses pembelajaran.
Perencanaan yang guru siapkan yaitu berupa Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP),
silabus, materi pembelajaran dan media pembelajaran. Kemudian, guru melaksanakan
pembelajaran dan membimbing serta melatih peserta didik dalam proses
pembelajaran. Guru membimbing peserta didik agar peserta didik mendapatkan nilai
dari hasil pembelajaran tersebut.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu dan berhak mendapat kesempatan mengikuti
pendidikan sepanjang hayat. Pasal 39 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kependidikan
bertugas untuk melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Pengembangan ini dilakukan agar kurikulum dapat menjadi bahan ajar
4
dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan
kurikulum harus disesuaikan dengan landasan pengembangan kurikulum.
Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum harus
dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum
ditingkat satuan pendidikan, yaitu para guru dan pihak-pihak lainnya.
Pokok bahasan yang peneliti gunakan yaitu tentang Hukum Termodinamika.
Berdasarkan analisis terhadap Kompetensi Dasar pada hukum termodinamika yaitu
menguasai Hukum termodinamika dan menggunakan hukum termodinamika dalam
perhitungan. Analisis terhadap Standar Kompetensi materi Hukum termodinamika
yaitu menerapkan hukum termodinamika. Materi hukum termodinamika berdasarkan
Standar Kompetensi menginginkan pembelajaran Hukum termodinamika diajarkan
dengan cara menerapkan hukum termodinamika secara konsep, prinsip, dan fakta.
Selain itu juga Kompetensi Dasar pada materi Hukum termodinamika menginginkan
peserta didik dapat lebih aktif dalam menguasai dan meggunakan Hukum
termodinamika dalam perhitungan dengan cara melakukan percobaan dan berlatih
mengerjakan soal-soal Hukum termodinamika.
Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan dan tuntutan pokok
bahasan hukum termodinamika serta Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2017
dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 solusi yang dapat memecahkan masalah
tersebut yaitu peneliti mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk Jigsaw
Puzzle. Jigsaw Puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar
pasang, bisa menggunakan bingkai ataupun nampan yang diletakkan di atas meja.
Jigsaw Puzzle memuat gambar-gambar tertentu yang harus disusun. Gambar pada
Jigsaw Puzzle dimodifikasikan sesuai dengan gambar-gambar yang relevan dengan
topik pembelajaran Fisika dan dirancang dengan kreatif sehingga Jigsaw Puzzle dapat
menjadi media pembelajaran Fisika yang sederhana tapi menarik, melatih otak
manusia supaya lebih terfokus kepada hal yang dikerjakan, melatih koordinasi mata
dan tangan karena harus mencocokkan keping-keping Puzzle dan menyusunnya
menjadi satu gambar serta melatih kesabaran dalam menyelesaikan suatu masalah.
5
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menunjang proses
pembelajaran menggunakan media Jigsaw Puzzle, maka peneliti mengintegrasikan
Jigsaw Puzzle dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Model Pembelajaran
Student Teams Achivement Divisions (STAD). Lembar Kerja Siswa (LKS)
merupakan panduan kerja untuk peserta didik dalam mempermudah pembelajaran
yang berisikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan oleh peserta
didik. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) bertujuan sebagai alat bantu
pengajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Penggunaan LKS dalam
pengajaran, akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
dapat aktif dalam pembelajaran.
Model Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD)
merupakan model pembelajaran yang sangat melibatkan peserta didik untuk belajar
dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, suku dan
budaya) yang terdiri dari 3-4 peserta didik. Kelebihan yang dimiliki Model
Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) yaitu peserta didik
bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma
kelompok, peserta didik aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok, dan interaksi antar peserta didik seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
membahasnya lebih jauh dalam sebuah karya ilmiah dengan judul: “Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika kelas XI Berbentuk Jigsaw Puzzle Terintegrasi
Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Model Student Teams Achivement
Divisions (STAD)”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Guru masih berfokus pada penggunaan buku cetak dan papan tulis sebagai
media pembelajaran.
2. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
3. Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi tidak memiliki laboratorium
dan perpustakaan.
4. Guru hanya menjelaskan dengan teori saja sehingga membuat peserta didik
kurang memahami peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dan agar pembahasan lebih
berfokus serta tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian. Maka dari itu,
peneliti perlu membatasi kajian penelitian dan hal yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
adalah peneliti ingin memfokuskan pengembangan media pembelajaran Jigsaw
Puzzle terintegrasi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis model pembelajaran
Students Team Achivement Divisions (STAD) pada materi Hukum termodinamika di
kelas XI yang diuji validitas, efektifitas, dan praktikalitas.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk media pembelajaran Fisika pada materi Hukum
termodinamika kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan berbentuk Jigsaw
Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student Teams Achivement
Divisions?
7
2. Berapa nilai persentase validitas, praktikalitas, dan efektifitas media
pembelajaran Fisika pada materi Hukum termodinamika kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan berbentuk Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis
model Student Teams Achivement Divisions?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Pengembangan
Adapun Tujuan dari pengembangan media pembelajaran fisika yang
dirancang oleh peneliti adalah :
a). Menghasilkan media pembelajaran Fisika berbentuk Jigsaw Puzzle
terintegrasi LKS berbasis model Student Teams Achivement Divisions
(STAD) pada materi Hukum termodinamika kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan.
b). Mengetahui nilai validitas, praktikalitas, dan efektifitas media
pembelajaran Fisika berbentuk Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis
model Student Teams Achivement Divisions (STAD) pada materi
Hukum termodinamika di kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Kegunaan Pengembangan
Adapun kegunaan dari pengembangan media pembelajaran Jigsaw
Puzzle terintegrasi LKS berbasis model pembelajaran Students Team Achivement
Divisions (STAD) pada materi Hukum termodinamika adalah :
a). Menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan yang dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan
pembelajaran fisika.
b). Sebagai bahan ajar untuk meningkatkan kreativitas guru dibidang media
pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
mengembangkan media pembelajaran yang akan datang.
c). Diharapkan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS
berbasis model pembelajaran Students Team Achivement Divisions
(STAD) dapat menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran.
8
F. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Produk yang dihasilkan dari pengembangan media pembelajaran Jigsaw
Puzzle terintegrasi LKS ini memiliki spesifikasi yaitu : produk yang dihasilkan
berupa kepingan Puzzle yang sesuai dengan materi hukum termodinamika. Puzzle
yang dikembangkan diintegrasi dengan LKS berbasis model Student Teams
Achivement Divisions (STAD). Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dikembangkan sesuai
dengan langkah-langkah model Student Teams Achivement Divisons (STAD).
Langkah-langkah model Student Teams Achivement Divisons (STAD) yang ada di
dalam LKS terdiri dari berisi perintah guru melakukan persentase kelas untuk peserta
didik, berisi perintah peserta didik untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dalam 1 kelompok, berisi perintah untuk setiap kelompok dapat mengerjakan
tugas secara bersama-sama, dan diakhir LKS berisi dengan kuis. Selain itu LKS juga
berisi dengan materi, gambar, dan tugas-tugas atau kuis. Kuis yang digunakan pada
LKS yaitu berupa kepingan-kepingan Puzzle.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
Menurut Kemp (1994) dalam (Trianto, 2014:81) “pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan
berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat
dimulai dari titik manapun didalam siklus tersebut”. Pengembangan perangkat ini
memungkinkan para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun,
namun karena kurrikulum yang berlaku secara nasional dan berorientasi pada tujuan,
maka proses pengembangan dimulai dari tujuan. Dalam penelitian pengembangan ada
langkah rancangan pembelajaran yang selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan
revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
Hal ini juga dikatakan menurut Dr.Sugiyono (2016:29) yang menjelaskan
tentang penelitian pengembangan sebagai berikut:
“perancangan dan penelitian pengembangan adalah kajian yang sistematis
tentang bagaimana membuat rancangan suatu produk, mengembangkan atau
memproduksi rancangan tersebut, dan mengevaluasi kinerja produk dengan
tujuan pengembangan dapat diperoleh data secara empiris yang digunakan
sebagai dasar untuk membuat produk, alat-alat, dan model dalam
pembelajaran”.
Beberapa model yang dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan
yaitu model Dick and Carry, Borg and Gall, dan Thiagarajan. Model pengembangan
Dick and Carry memiliki keunggulan yang terletak pada analisis tugas yang tersusun
secara terperinci dan tujuan pembelajaran khusus secara hirarkis. Selain itu adanya uji
coba yang berulang kali menyebabkan hasil yang diperoleh dapat diandalkan. Namun
model ini juga memiliki kelemahan yaitu pada uji coba tidak diuraikan secara jelas
kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes
formatif. Model pengembangan Borg and Gall juga memiliki kelebihan yaitu mampu
menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai validasi tinggi, karena melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli. Selain itu model tersebut
10
memiliki kelemahan tersendiri yaitu memerlukan waktu yang relatif panjang, karena
prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks dan penelitian juga memerlukan
sumber dana serta sumber daya yang cukup besar. Selanjutnya model pengembangan
Thiagarajan atau model 4-D, model 4-D merupakan model yang bersifat prosedural,
deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan
produk. Model 4-D memiliki beberapa kelebihan yang memudahkan kita dalam
pembuatan produk. Dari beberapa kelebihan yang dimiliki model 4-D maka tidak
bisa dipungkiri bahwa model penelitian dan pengembangan 4-D layak untuk
digunakan dalam langkah-langkah pembuatan produk.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan model penelitian dan pengembangan
yang dimiliki setiap model, maka peneliti memilih model yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini adalah model 4-D yang dikembangkan oleh
Thiagarajan. Model 4-D merupakan singkatan dari Define, Design, Development, and
Dissemination.
Model 4-D (Define, Design, Development, and Dissemination) memiliki
beberapa langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Define
Tahap Define (pendefinisian) merupakan mendefinisikan dan menetapkan
syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat
pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 4 langkah pokok, yaitu Analisis
KTSP, analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis konsep.
2. Design
Tahap Design (perancangan) adalah menyiapkan prototipe perangkat
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu, penyusunan indikator,
memilih media,dan merancang media pembelajaran yang sesuai tujuan untuk
menyampaikan materi pelajaran.
11
3. Develop
Tahap Develop (pengembangan) yaitu menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah di revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap
ini memiliki beberapa langkah yaitu validasi ahli, uji coba kelompok kecil, uji
coba kelompok besar, revisi, dan yang terakhir jadilah sebuah media yang layak
untuk digunakan.
4. Disseminate
Tahap Disseminate (pendiseminasian) merupakan tahap penggunaan
perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan. Ada beberapa model penelitian dan pengembangan yang
dapat digunakan dalam bidang pendidikan. Model penelitian dan pengembangan
tersebut yaitu model Borg and Gall, Richey and Klein, Dick and Carry, dan
Thiagarajan. Jadi, dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini adalah
model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan yaitu
model 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate).
B. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2013:3) “kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam
bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar dari pengirim kepada
penerima pesan”. Media pembelajaran merupakan perantara dalam kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan materi yang diajarkan melalui media yang
digunakan. Media pembelajaran sangat membantu guru dalam memberikan
penyampaian materi kepada peserta didik agar lebih memahami materi yang
12
diajarkan dan membuat peserta didik memperoleh pengetahuan yang lebih
luas. Oleh karena itu, Gerlach dan Elly (dalam Arsyad 2013:3) mengatakan
bahwa “media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media”.
Beberapa ahli telah pula mengemukakan pengertian media. Seperti
dikutip dari Arsyad (2013), berikut ini :
1) Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi (Association of Education and
Communication Technology, 1977).
2) Media merupakan perantara yang mengantar informasi antara sumber
dan penerima (Heinich,dkk,1982).
3) Media merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu
sampai kepada penerima yang dituju (Hamidjojo dalam
Latuheru,1993).
4) Media merupakan alat bantu untuk melakukan hubungan komunikasi
sehingga mendapatkan hasil yan maksimal (Hamalik,1986).
5) Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide,
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne
dan Briggs,1975).
Keefektifan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh media
pembelajaran yang digunakan. Penggunaan media pembelajaran dapat
membantu meningkatkan pemahaman peserta didik, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan memudahkan peserta didik dalam
menyajikan data atau informasi serta menafsirkan data dan memadatkan
informasi. Pemanfaatan media dalam pembelajaran akan dapat
membangkitkan rasa senang dan gembira bagi peserta didik dan memperbarui
semangat mereka sehingga membantu menambah wawasan pengetahuan pada
benak para peserta didik serta menghidupkan pelajaran tersebut. Media
13
pembelajaran dapat dikatakan berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dalam bentuk visual atau verbal sehingga dapat merangsang pikiran,
menarik perhatian, dan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Media pendidikan dapat digunakan juga sebagai bahan berkomunikasi dan
interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, media dapat dikatakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Menurut Arsyad (2013:29) mengemukakan bahwa manfaat media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1). Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.
2). Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan motivasi
belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan
kemungkinan peserta didik dapat belajar sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3). Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
4). Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan
14
lingkungannya. Misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum
dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
manfaat media pembelajaran adalah sebagai bahan untuk menunjang proses
pembelajaran agar meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang sangat
jelas dalam penyajian pesan dan informasi. Media pembelajaran dapat
memberikan pembelajaran dengan penyampaian pesan yang lebih baku, lebih
menarik, dan lebih interaktif dalam hal partisipasi peserta didik serta umpan
balik dan penguatan bagi peserta didik. Dalam hal ini, manfaat media
pembelajaran sangat penting bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Bahan pembelajaran menggunakan media akan sangat menarik minat peserta
didik sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik serta
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu, manfaat media pembelajaran akan sangat berpengaruh pada peserta
didik yang kurang memahami materi pembelajaran.
2. Jigsaw Puzzle
a. Pengertian Jigsaw Puzzle
Puzzle adalah suatu game atau permainan merangkai bagian-bagian
terpisah dari sebuah gambar menjadi gambar utuh yang berfungsi menarik
minat seorang pelajar dalam hal belajar mengajar. Puzzle tersebut dirancang
sesuai dengan materi yang harus dikuasai oleh peserta didik.Puzzle dikaitkan
dalam pembelajaran, maka Puzzle adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi
yaitu belajar sambil bermain. Puzzle merupakan bentuk permainan yang
menantang daya kreatifitas dan ingatan peserta didik lebih mendalam
sehingga munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan
masalah namun tetap menyenangkan.
Terdapat 5 jenis Puzzle yang terkenal di dunia, salah satunya yaitu
Jigsaw Puzzle. Jigsaw Puzzle adalah Puzzle yang berupa kepingan gambar.
Puzzle inilah yang umumnya banyak dimainkan dan digemari oleh anak-anak,
15
karena permainan Puzzle ini bertujuan untuk menyusun gambar. Gambar yang
sebelumya utuh, dipotong-potong menjadi kepingan gambar kecil kemudian
gambar tersebut diacak. Orang yang memainkan mencoba menyusunnya di
dalam bingkai dengan menghubungkan potongan-potongan atau kepingan
gambar kecil sehingga menjadi gambar yang utuh kembali.
Melihat karakteristik media Jigsaw Puzzle yang membutuhkan
kesabaran dan ketekunan peserta didik dalam merangkainya melatih
kesabaran peserta didik menyelesaikan Puzzle.Keberhasilan peserta didik
dalam menyelesaikan Puzzle dapat membangkitkan motivasi peserta didik
untuk menemukan hal-hal baru. Maka hal ini sangat sesuai jika digunakan
sebagai media pembelajaran untuk peserta didik di kelas agar guru tidak
melakukan hal-hal yang monoton sehingga membuat peserta didik tidak
merasa jenuh dan bosan dengan materi pembelajaran yang sedang dijelaskan.
b. Manfaat Jigsaw Puzzle
Penggunaan Jigsaw Puzzle sebagai media pembelajaran dapat
mengasah otak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih nalar, melatih
kesabaran, dan pengetahuan. Secara garis besar, manfaat Jigsaw Puzzle bagi
peserta didik dijabarkan sebagai berikut:
1) Meningkatkan keterampilan kognitif
Ketarampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk belajar
dan memecahkan masalah. Puzzle merupakan permainan yang menarik
bagi peserta didik karena pada dasarnya peserta didik menyukai gambar
dan warna yang menarik, dengan puzzle peserta didik akan berusaha
memecahkan masalah yakni menyusun gambar puzzle. Kemampuan
peserta didik dalam memecahkan masalah pada Puzzle membuktikan
bahwa puzzle dapat meningkatkan keterampilan kognitif.
2) Meningkatkan keterampilan sosial
Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi
dengan orang lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan, namun juga
16
dapat pula dimainkan secara kelompok. Cara ini akan meningkatkan
interaksi sosial peserta didik. Dalam kelompok peserta didik akan saling
menghargai, saling membantu, dan berdiskusi satu sama lain.
3) Melatih koordinasi mata dan tangan
Permainan puzzle pada peserta didik secara tidak langsung melatih
koordinasi mata untuk melihat dengan teliti bagian dari puzzle sekaligus
koordinasi tangan dalam menyusun puzzle.
4) Melatih logika atau pikiran
Puzzle akan dapat melatih logika atau pikiran peserta didik seperti
puzzle bergambar konveksi pada gas. Puzzle bergambar konveksi pada gas
melatih peserta didik dalam menyusun gambar-gambar sehingga menjadi
utuh, karena pada gambar tersebut memiliki kesamaan yang membuat
peserta didik lebih teliti dan lebih melatih logika dalam menyusun puzzle.
5) Melatih kesabaran
Bermain puzzle bagi peserta didik harus memerlukan ketekunan,
kesabaran, dan memerlukan waktu berpikir dalam menyelesaikan puzzle.
6) Memperluas pengetahuan
Permainan puzzle pada peserta didik sangat membantu dalam
kegiatan pembelajaran. Selain membantu kegiatan pembelajaran puzzle
juga dapat meningkatkan keterampilan kognitif peserta didik dimana
peserta didik dilatih untuk lebih mengasah otak atau pikiran yang
membuat peserta didik bisa dengan mudah memainkan puzzle tersebut.
Hal ini sangat berpengaruh kepada pengetahuan peserta didik, sehingga
peserta didik dapat memperluas pengetahuan dengan media puzzle.
Beberapa manfaat media jigsaw puzzle tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa media jigsaw puzzle dapat memberikan daya tarik peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu media ini juga sangat
membantu peserta didik dalam mengeksplor kemampuan pengetahuan yang
membuat peserta didik semakin meningkatkan minat belajar mereka.
17
c. Kelebihan Dan Kekurangan Jigsaw Puzzle
Pemilihan penggunaan media pembelajaran Jigsaw Puzzle sangat efektif
karena peserta didik akan lebih senang dan berminat dalam belajar sehingga
peserta didik akan senantiasa memahami materi yang diberikan guru. Media
pembelajaran jigsaw puzzle memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses
belajar mengajar yaitu sebagai berikut:
1) Kelebihan
Adapun kelebihan dari media pembelajaran Jigsaw Puzzle adalah
sebagai berikut:
a) Adanya media Jigsaw Puzzle ini dapat menarik minat belajar peserta
didik.
b) Gambar pada Jigsaw Puzzle tersebut dapat mengatasi keterbatasan
ruang dan waktu, karena tidak semua objek benda dapat dibawa
kedalam kelas.
c) Adanya media pembelajaran Jigsaw Puzzle membuat peserta didik
dapat melihat, mengamati dan melakukan percobaan serta dapat
menambah wawasan peserta didik tersebut.
d) Secara keseluruhan strategi ini mampu menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan yang diharapkan dapat
memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
e) Sifat kompetitif dalam media Jigsaw Puzzle ini dapat mendorong
peserta didik berlomba-lomba untuk mengerjakan.
2) Kekurangan
Kekurangan yang dimiliki oleh media pembelajaran Jigsaw Puzzle
adalah sebagai berikut:
a) Media Jigsaw Puzzle ini lebih menekankan pada indra penglihatan
(visual).
b) Tidak memungkinkan gambar yang kurang jelas bila diterapkan
dalam kelompok besar.
18
c) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui media
berbentuk Jigsaw Puzzle.
Kelebihan yang ada pada media jigsaw puzzle ini dapat membantu
menarik minat peserta didik terhadap suatu pembelajaran yang dianggap
sulit. Hal ini disebabkan media jigsaw puzzle bukan hanya melihat atau
mengamati tetapi media jigsaw puzzle bisa belajar sambil bermain, dimana
peserta didik dapat lebih aktif dalam mengamati dan mencoba untuk
melakukan permainan jigsaw puzzle ini di dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, peserta didik dapat menambah wawasan dengan media jigsaw
puzzle. Sehingga kekurangan yang ada pada media jigsaw puzzle dapat
tertutupi dengan kelebihan yang dimiliki oleh jigsaw puzzle tersebut.
Maka, media jigsaw puzzle sangat baik untuk digunakan dalam
pembelajaran fisika.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2004 menyatakan
bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) biasanya berupa petunjuk, langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Menurut
Trianto (2008:148) mendefinisikan bahwa “Lembar Kerja Siswa adalah
panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan dan pemecahan masalah”. Lembar Kerja Siswa (LKS) juga
dapat diartikan sebagai panduan kerja untuk siswa dalam mempermudah
pembelajaran. Meskipun dapat diartikan sebagai panduan kerja, namun
LKS berbeda dengan modul pembelajaran.
Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat
mengaktifkan peserta didik. Penggunaan LKS dalam pengajaran, akan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk ikut aktif
19
dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh
dalam memantau peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat
digunakan sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan
proses kegiatan pembelajaran dan membantu peserta didik dalam
memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui pembelajaran. Manfaat
LKS dalam proses pembelajaran lainnya yaitu :
1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Membantu peserta didik mengembangkan konsep.
3) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
4) Membantu peserta didik dalam memperoleh informasi tentang
konsep yang dipelajari melalui proses pembelajaran secara
sistematis.
Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan konsep atau
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, peserta didik dapat berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran dan bisa menguasai materi yang diajarkan
oleh guru. Selain itu Lembar Kerja Siswa (LKS) juga dapat membantu
peserta didik dalam memperoleh informasi pengetahuan atau dapat
menambah wawasan peserta didik dengan berisi materi dan gambar-
gambar yang ada pada LKS tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah
lembar kerja siswa berupa lembaran yang didalamnya berisikan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan oleh peserta didik.
Pembuatan LKS harus mengacu pada Kompetensi Dasar yang sedang
diajarkan atau setidaknya sesuai dengan materi yang telah diajarkan.
20
b. Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar. Selain itu dapat
membantu guru untuk mengarahkan peserta didik menemukan konsep-
konsep melalui aktivitas itu sendiri. LKS juga dapat mengembangkan
keterampilan proses dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Lembar
Kerja Siswa (LKS) memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai
berikut:
1) Kelebihan
Adapun kelebihan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
sebagai berikut:
a) Menjadikan peserta didik lebih aktif karena guru harus
mengajarkan LKS berdasarkan ketentuan yang ada.
b) Melatih dan mengembangkan cara belajar peserta didik untuk
dapat belajar secara mandiri.
c) Guru dapat mengetahui sejauh mana pencapaian peserta didik
dalam suatu pokok bahasan, melalui LKS yang telah
dikerjakan peserta didik.
2) Kekurangan
Kekurangan yang dimiliki oleh Lembar Kerja Siswa (LKS)
adalah sebagai berikut:
a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang
mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu.
b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan
sehingga memiliki banyak kemungkinan jawaban atau
pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih mendalam.
c) Guru yang kurang kreatif dalam membuat Lembar Kerja Siswa
akan mengalami kesulitan.
21
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sangat membantu meningkatkan aktivitas peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, dapat menjadi media pembelajaran yang membuat peserta
didik menjadi mandiri. LKS ini mudah terjangkau dan praktis dibawa
kemana-kemana. Apabila peserta didik sulit memberikan umpan balik
pertanyaan yang diberikan oleh guru, maka guru mensiasati dengan
memberikan kuis pada LKS agar peserta didik dapat berperan aktif
didalam pembelajaran.
4. Model Student Teams Achivement Divisions (STAD)
a. Pengertian Model Student Teams Achivement Divisions (STAD)
Menurut Slavin (2005:143) Student Teams Achivement Divisions
(STAD) merupakan “salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif”. Pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat memperhatikan
kelompok yang beragam. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan kerja
sama yang baik diantara berbagai peserta didik dalam rangka membangun
saling percaya dan saling mendukung. Keragaman peserta didik dalam
kelompok akan di latarbelakangi dengan berdasarkan prestasi akademis,
jenis kelamin, dan suku. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang dalam satu
kelompok. Pentingnya pembagian kelompok seperti ini didasarkan pada
pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika masalah itu dipelajari bersama. Hal ini senada
dengan pendapat menurut Donni (2015:257) “Student Teams Achivement
Divisions (STAD) merupakan salah satu rangkaian teknik pengajaran yang
dikembangkan dan diteliti di Universitas John Hopkins yang secara umum
dikenal sebagai kelompok belajar peserta didik”.
Menurut Slavin (2005 : 144), komponen utama dalam model
pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD), yaitu :
22
1) Presentasi Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
proses pembelajaran. Presentasi kelas merupakan pengajaran langsung
yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh
guru, tetapi bisa juga presentasi menggunakan audiovisual. Dalam
model pembelajaran STAD ini para peserta didik akan menyadari
bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama
presentasi kelas, Karena dengan demikian akan sangat membantu
mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka akan
menentukan skor kelompok mereka pula.
2) Kelompok (team)
Kelompok (team) terdiri dari 4-5 orang peserta didik yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik peserta didik.
Team merupakan hal yang paling penting dalam model pembelajaran
STAD. Fungsi team ini adalah untuk lebih mendalami materi bersama
dengan teman kelompoknya dan lebih khusus mempersiapkan anggota
kelompok bekerja secara optimal untuk mengerjakan kuis dengan
baik.
3) Kuis
Kuis merupakan komponen yang menjadi salah satu indikator
ketercapaian pemahaman materi. Kuis ini dapat diberikan kepada
peserta didik setelah kegiatan diskusi kelompok dengan sasaran
kemampuan individu. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas peran
kelompok dalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang
sedang diajarkan.
23
4) Skor peningkatan individu
Skor peningkatan individu merupakan sebuah cara untuk
memotivasi peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Dimana peserta didik dapat memberikan skor yang
dimilikinya untuk membantu teman dalam satu kelompok. Namun,
peserta didik yang dapat memberikan skor tersebut adalah peserta
didik yang memiliki skor di atas skor awal. Skor awal dapat diambil
dari rata-rata skor kuis pertemuan sebelumnya.
5) Penghargaan kelompok
Kelompok yang akan menerima penghargaan adalah kelompok
dengan rata-rata skor mencapai atau melampaui kriteria tertentu yang
telah ditetapkan dan diinformasikan oleh guru sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Student
Teams Achivement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran
yang dapat membuat peserta didik berdiskusi dalam pembelajaran. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran Student Teams Achivement Divisions
(STAD) menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga peserta didik
dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kerja sama antar peserta
didik satu dengan peserta didik lainnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model STAD
Menurut Donni (2015:260) mengemukakan bahwa model
pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1) Kelebihan
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran
Student Teams Achivement Divisions (STAD) yaitu:
a) Peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
24
b) Peserta didik aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama.
c) aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
d) interaksi antar peserta didik seiring dengan peningkatan
kemampuan mereka dalam berpendapat.
2) Kekurangan
Kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran Student
Teams Achivement Divisions (STAD) adalah sebagai berikut:
a) Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi peserta didik
sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b) Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran
kooperatif.
c) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua
guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
d) Menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka
bekerja sama.
Berdasarkan kelebihan dan kekurang di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kelebihan yang dimiliki model Student Teams
Achivement Divisions (STAD) yaitu agar peserta didik dapat termotivasi
dan semangat yang lebih tinggi untuk keberhasilan bersama, dan
meningkatkan kerja sama serta toleransi yang tinggi antar sesame anggota
kelompok. Selain itu kekurangan yang dimiliki model Student Teams
Achivement Divisions (STAD) yaitu membutuhkan waktu yang lebih lama
bagi peserta didik sehingga sulit mencapai target kurikulum, namun hal ini
bukan kekurangan tetapi kendala yang ada. Kendala tersebut ada yang
tidak bisa diatasi dan ada yang bisa diatasi dengan mudah.
25
5. Materi Hukum Termodinamika
Hukum termodinamika tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Fisika kelas XI semester genap di
SMK Baiturrahim Jambi.Peneliti menganalisis Kompetensi Dasar pada materi
Hukum termodinamika yang ada di silabus yaitu menguasai hukum
termodinamika dan menggunakan hukum termodinamika dalam
perhitungan.Analisis terhadap Standar Kompetensi materi Hukum
termodinamika yaitu menerapkan hukum termodinamika. Materi hukum
termodinamika berdasarkan Standar Kompetensi menginginkan pembelajaran
Hukum termodinamika diajarkan dengan cara menerapkan hukum
termodinamika secara konsep, prinsip, dan fakta. Selain itu juga Kompetensi
Dasar pada materi Hukum termodinamika menginginkan peserta didik dapat
lebih aktif dalam menguasai dan meggunakan Hukum termodinamika dalam
perhitungan dengan cara melakukan percobaan dan berlatih mengerjakan soal-
soal Hukum termodinamika. Berdasarkan analisa materi Hukum
termodinamika pada silabus SMK Baiturrahim Jambi untuk mata pelajaran
Fisika yang terdiri dari sub bab yaitu, Hukum ke nol termodinamika, hukum
ke-I termodinamika, siklus carnot, dan gas ideal.
a) Hukum ke nol termodinamika
Hukum ke nol termodinamika berbunyi: “Jika 2 buah benda
berada dalam kondisi kesetimbangan termal dengan benda yang ke 3,
maka ketiga benda tersebut berada dalam kesetimbangan termal satu
dengan lainnya”. Apabila 2 benda yang berbeda tersebut bersentuhan,
maka dikatakan ke dua benda itu berada dalam kondisi kontak
termal.Permukaan kontak termal adalah permukaan tempat kedua benda
yang berbeda saling bersentuhan.
b) Hukum ke-1 termodinamika
Hukum ke-1 termodinamika menyatakan bahwa “energi tidak
bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan dalam sebuah proses, ia
26
hanya bisa berubah bentuk”. Hukum ke-1 termodinamika merupakan
jumlah kalor pada suatu sistem adalah sama dengan perubahan energi
didalam sistem tersebut ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh
sistem. Berdasarkan bunyi hukum 1 termodinamika tersebut terbukti
bahwa kalor (Q) yang diserap sistem tidak hilang. Oleh sistem, kalo ini
akan diubah menjadi usaha luar (W) dan atau penambahan energi dalam.
c) Siklus Carnot
Siklus carnot menunjukkan bahwa ada empat proses yang
dilakukan oleh siklus carnot. Proses pertama (A-B) yaitu terjadinya proses
pemuaian secara isotermik. Pada proses ini system menyerap kalor Q1 dari
reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB. Proses kedua (B-
C) yaitu terjadinya proses pemuaian secara adiabatic. Selama proses ini
berlangsung suhu pada system menjadi turun dari T1 menjadi T2 sambil
melakukan usaha WBC. Proses ketiga (C-D) yaitu terjadinya proses
pemampatan secara isotermik. Pada proses ini system menerima usaha
WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2. Proses
keempat (D-A) yaitu terjadinya proses pemampatan secara adiabtik.
Selama proses ini suhu pada system akan naik dari T2 menjadi T1 akibat
menerima usaha WDA.
d) Gas Ideal
Gas ideal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kapasitas
panas molar pada volume tetap (cv) dan kapasitas panas molar pada
tekanan konstan (cp).
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa Hukum
termodinamika dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.Aplikasi yang ada dalam materi Hukum termodinamika berhubungan
dengan kehidupan di sekeliling kita. Jadi, untuk memahami materi Hukum
termodinamika dengan baik sangat dibutuhkan peranan terhadap alat
indera dalam pembelajaran terutama indera penglihatan. Maka, untuk
27
memahami materi Hukum termodinamika dibutuhkan media pembelajaran
Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS dengan model Student Teams Achivement
Divisions (STAD) yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran
Fisika .
C. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Yulian Pangesti yang berjudul
“Pengembangan media pembelajaran Puzzle Fisika untuk meningkatkan
penguasaan materi dan minat belajar fisika peserta didik”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produk media pembelajaran Puzzle yang dikembangkan
layak untuk digunakan peserta didik berdasarkan penilaian dari dosen ahli dan
guru mata pelajaran fisika dengan Skor Sbi sebesar 4,00 (sangat baik) serta
hasil respon peserta didik pada media Puzzle I dan II dengan Skor Sbi sebesar
3,11 (sangat baik) dan 3,01 (sangat baik). Media pembelajaran Puzzle ini
mampu meningkatkan minat belajar peserta didik dengan perolehan nilai gain
sebesar 0,41 (sedang).
2. Penelitian yang dilakukan Siti Marfu‟ah yang berjudul “Pengembangan LKS
IPA terpadu berbentuk Jigsaw Puzzle pada tema ekosistem dan pencemaran
lingkungan di SMP negeri 2 Margoyoso Kabupaten Pati”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penilaian LKS oleh pakar memiliki criteria sangat layak
dengan rata-rata perolehan skor sebesar >90% dan LKS yang dikembangkan
dikatakan efektif karena hasil belajar meningkat sesuai dengan rumus N-gain
yang mendapat nilai 0,54.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu P. Setyaningrum yang berjudul
“Pengembangan media Puzzle sebagai media alternatif pembelajaran Fisika
kelas X”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil review oleh
ahli materi didapat skor sebesar 91,11% sedangkan review oleh ahli media
didapatkan skor sebesar 80% dari skor maksimal masing-masing 100%.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Baiturrahim Jambi di Kelas XI yang
beralamat di Jl. H. Syamsoe Bahroen No.32 Lrg TAC, Kel.Selamat Kec.Danau sipin.
Pelaksanaan penelitian mulai dilakukan pada awal bulan desember 2018 sampai
bulan april 2019. Bulan desember 2018 peneliti melakukan analisa awal untuk
menentukan potensi dan masalah yang terjadi di SMK Baiturrahim Jambi pada
pembelajaran fisika.
B. Karakteristik Sasaran Penelitian
Berdasarkan penelitian pendahuluan tahap define, maka sasaran dalam
penelitian ini yaitu mengembangkan media pembelajaran fisika berbentuk kepingan-
kepingan Puzzle terintegrasi LKS berbasis model pembelajaran Student Teams
Achivement Divisions (STAD). Media pembelajaran fisika berbentuk jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis model Student Teams Achivement
Divisions (STAD) yang telah dirancang, dilanjutkan dengan tahap validasi. Tahap
validasi dilakukan oleh validator yang terdiri dari validator media, validator materi,
dan validator bahasa.Jika validator menyatakan media pembelajaran yang
dikembangkan oleh peneliti belum valid, maka peneliti melakukan revisi kembali
sampai media pembelajaran yang peneliti kembangkan dinyatakan valid.Setelah
media pembelajaran dinyatakan valid, maka peneliti melakukan uji coba kelompok
kecil.Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan
yang ada pada media pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.Selanjutnya,
jika ada kekurangan maka dilakukan revisi kembali.Setelah selesai uji coba kelompok
kecil maka dilanjutkan dengan melakukan uji coba kelompok besar.Tahap uji coba
kelompok besar ini bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan media
pembelajaran yang dikembangkan. Kepraktisan media pembelajaran diperoleh dari
29
angket yang diberikan kepada peserta didik setelah proses pembelajaran selesai.
Keefektifan pembelajaran diperoleh dari lembar observasi atau pengamatan secara
langsung selama proses pembelajaran dengan menilai kegiatan guru dan peserta
didik.
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan
1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti
seperti analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis konsep. Tahap awal yang
dilakukan peneliti yaitu menganalisis kurikulum yang diterapkan di SMK
Baiturrahim Jambi, setelah menganalisis kurikulum kemudian peneliti
menganalisis peserta didik di SMK Baiturrahim Jambi yaitu karakteristik peserta
didik, umur peserta didik, dan batas kemampuan yang dimiliki peserta didik.
Setelah analisis kurikulum dan analisis peserta didik, selanjutnya peneliti
menganalisis konsep.Analisis konsep dilakukan untuk mengetahui materi yang
sesuai dengan media pembelajaran yang dikembangkan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan di SMK Baiturrahim Jambi dapat
ditemukan fasilitas dari segi teknologi yaitu berupa Wi-Fi.Fasilitas tersebut
merupakan potensi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
fisika.Akan tetapi fasilitas tersebut tidak dapat digunakan kepada peserta didik
dikarenakan dapat membuat peserta didik terlena dengan adanya wifi.Adanya wifi
di sekolah tersebut membuat peserta didik bukan untuk belajar melainkan untuk
bermain-main.Oleh karena itu, wifi yang ada di sekolah tersebut tidak digunakan
untuk peserta didik. Variasi dalam pembelajaran berbasis teknologi seperti slide
power point tidak pernah dilakukan di Sekolah tersebut. Hal ini membuat peserta
didik menjadi bosan dan jenuh yang terlihat dari banyaknya peserta didik yang
berbicara pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut peneliti berinisiatif untuk
mengembangkan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis
30
model Student Teams Achivement Divisions (STAD). Dilihat dari analisis
kurikulum, analisis siswa, dan analisis konsep yang didapatkan maka media
pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student Teams
Achivement Divisions (STAD) merupakan media pembelajaran yang cocok untuk
diterapkan di SMK Baiturrahim Jambi.
2. Rancangan Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural jenis
model 4-D. model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagajaran semmel pada tahun
1974 dimodifikasi oleh peneliti karena model 4-D merupakan model yang
terstruktur penyusunannya.Model 4-D terdiri dari empat tahap, yaitu Define
(pendefinisian), Design (perencanaan), Develop (pengembangan), dan
Disseminate (penyebaran). Penelitian ini hanya dilakukan tiga tahap yaitu tahap
define (pendefinisian), tahap design (perancangan), dan tahap
develop(pengembangan), sedangkan tahap disseminate (penyebaran) tidak
dilakukan. Tahap penyebaran tidak dilakukan disebabkan karena tahap ini
merupakan tahap penggunaan perangkat yang dikembangkan pada skala yang
lebih luas misalnya di sekolah lain. Bila tahap penyebaran ini dilakukan
membutuhkan waktu yang lama dan biaya serta tenaga yang lebih besar.
3. Prosedur Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (R & D) merupakan proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang dikembangkan,
seperti bahan ajar, strategi, metode, atau model pembelajaran. Tahap-tahap dari
proses penelitian dan pengembangan ditunjukkan sebagai siklus penelitian dan
pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan berdasarkan dari model
pengembangan yang digunakan yaitu model 4-D (Define, Design, Develop, and
Disseminate).
31
Berikut model alur lengkap pengembangan 4-D yang diadaptasikan oleh
Thiagarajan dkk, (1974).
Gambar 3.1.Bagan Prosedural Penelitian Pengembangan Model 4-D
diadaptasikan dari Thiagarajan dkk, (1974) dalam Trianto (2014:94).
Analisis Kurikulum Analisis Siswa Analisis Konsep
Menyusun Indikator
Memilih Media
Merancang Media Pembelajaran
Validasi Ahli
Belum Valid
Revisi
Valid
Uji Coba Kelompok Kecil
Analisis Hasil Uji Coba
Revisi
Uji Coba Kelompok Besar
Analisis Hasil Uji Coba
Revisi
Media Pembelajaran Jigsaw Puzzle Terintegrasi LKS
Berbasis Model Student Teams Achivement Divisions
(STAD)
Analisis KTSP
Define
Design
Develop
32
Berdasarkan model pengembangan yang diadopsi dari model 4-D, adapun
prosedur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a) Tahap define (pendefinisian)
Tahap define (pendefinisian) adalah tahap untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap define bertujuan untuk
menentukan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari
batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap definisi ini juga
dapat mengumpulkan data atau informasi yang berkenaan dengan produk
yang akan dikembangkan. Tahap define dilakukan dalam 3 langkah pokok,
yaitu:
(1) Analisis Kurikulum
Analisis kuruikulum dilakukan untuk memunculkan dan
menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam
pembelajaran.Berdasarkan analisis kurikulum yang ada pada SMK
Baiturrahim Jambi bahwa di sekolah tersebut masih menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan strategi
pengembangan kurikulum. Strategi pengembangan kurikulum adalah
merumuskan prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan.Pada tahap
ini memudahkan untuk menentukan langkah awal dalam pengembangan
yang sesuai untuk dikembangkan. Dalam merancang media pembelajaran
yang berkaitan dengan kurikulum, kurikulum menjadi acuan dalam proses
dan pembuatan media jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
Student Teams Achivement Divisions (STAD).
(2) Analisis Siswa
Analisis siswa sangat penting dilakukan dalam menentukan media
pembelajaran.Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah adanya
kesesuaian dengan karakteristik peserta didik menggunakan media
33
pembelajaran tersebut.Karakteristik itu meliputi latar belakang
kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta
keterampilan-keterampilan individu atau social yang berkaitan dengan
topik pembelajaran, media, format, dan bahasa yang dipilih. Analisis
siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara
lain adalah tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya dan
keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan
dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
(3) Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasikan konsep-
konsep yang akan diajarkan. Analisis konsep bertujuan untuk menentukan
isi materi dalam media yang dikembangkan. Analisis konsep digunakan
sebagai sarana pencapaian kompetensi tertentu, dengan cara
mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama
materi pembelajaran. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang ada pada
silabus SMK Baiturrahim Jambi, peneliti menganalisis materi hukum
termodinamika kelas XI yaitu menguasai hukum termodinamika dan
menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan. Kompetensi
Dasar pada materi hukum termodinamika menginginkan peserta didik
lebih aktif dalam menguasai dan menggunakan hukum termodinamika
dalam perhitungan dengan cara melakukan percobaan dan berlatih
mengerjakan soal-soal hukum termodinamika. Materi hukum
termodinamika terdiri dari beberapa sub bab yaitu hukum ke nol
termodinamika dan hukum ke-I termodinamika.
b) Tahap Design (perancangan)
Tahap Design (perancangan) dilakukan setelah mendapatkan
permasalahan dari tahap sebelumnya yaitu tahap pendefinisian. Tahap
Perancangan ini bertujuan untuk merancang media yang akan digunakan
34
dalam pembelajaran fisika yaitu LKS berbasis model Student Teams
Achivement Divisions (STAD). Tahap perancangan terdiri atas beberapa
langkah berikut:
(1) Menyusun Indikator
Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran.Indikator sebagai acuan terhadap keberhasilan atau tidak
berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran.Indikator dikembangkan
dan dilihat dari setiap Kompetensi Dasar (KD).
(2) Memilih Media
Memilih media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik media dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.Berdasarkan analisis kurikulum, analisis siswa, dan
analisis konsep maka membantu peneliti dalam memilih media
pembelajaran yang sesuai dengan pencapaian Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang diharapkan.
(3) Merancang Media Pembelajaran.
Merancang media pembelajaran merupakan proses pembuatan
produk yang dikembangkan. Hal yang harus dilakukan untuk
menghasilkan media pembelajaran adalah mengumpulkan bahan yang
berupa perangkat pembelajaran.Perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP,
silabus, dan buku cetak yang digunakan.Dari bahan yang berupa perangkat
pembelajaran tersebut peneliti dapat mengembangkan media pembelajaran
yang menarik.Produk media pembelajaran yang dikembangkan berupa
kepingan puzzle terintegrasi LKS. Kepingan puzzle dirancang dengan
memuat gambar-gambar tertentu. Gambar-gambar tersebut disesuaikan
dengan materi Hukum termodinamika.
35
c) Tahap Develop (pengembangan)
Tahap Develop (pengembangan) bertujuan untuk menghasilkan media
pembelajaran berupa Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student
Teams Achivement Divisions (STAD) yang telah direvisi berdasarkan
masukan para ahli dan uji coba kepada peserta didik. Tahap develop dilakukan
melalui beberapa langkah berikut:
(1) Validasi Ahli
Validasi ahli bertujuan untuk menentukan kelayakan produk yang
dibuat secara rasional. Media yang telah dirancang kemudian akan
divalidasi oleh ahli media, ahli materi dan ahli bahasa, sehingga dapat
diketahui apakah media tersebut layak diterapkan atau tidak. Jika media
pembelajaran tersebut dinyatakan belum valid oleh para ahli, maka
peneliti akan melakukan perbaikan terhadap media pembelajaran sesuai
dengan saran validator sampai media pembelajaran tersebut dinyatakan
valid oleh ahli. Hasil dari validasi ini akan dilanjutkan dengan uji coba
kelompok kecil.
(2) Uji Coba Kelompok Kecil.
Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk memperoleh
masukan.Uji coba kelompok kecil ini dilakukan pada peserta didik kelas
XI SMK Baiturrahim Jambi dengan jumlah sampel terbatas yang
berjumlah 10 peserta didik untuk mengetahui hasil penerapan media
dalam pembelajaran di kelas.Setelah diuji cobakan dalam kelompok kecil
produk direvisi kembali untuk menghilangkan kekurangan yang ada dalam
produk.
(3) Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk melihat keefektifan dan
kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan.Uji coba kelompok
besar dilakukan pada peserta didik kelas XI SMK Baiturrahim Jambi
dengan jumlah yang besar untuk mengetahui hasil penerapan media dalam
36
pembelajaran di kelas.Setelah diuji cobakan dalam kelompok besar produk
direvisi kembali sehingga produk yang dihasilkan valid, efektif, dan
praktis.
4. Uji Coba/Validasi, Evaluasi dan Revisi Media
Validasi desain dilakukan dengan cara memperlihatkan hasil desain media
yang telah dibuat kepada para ahli yang telah berpengalaman dan sesuai dengan
profesinya. Ada beberapa validasi yang akan peneliti lakukan diantaranya validasi
media, validasi materi, dan validasi bahasa. Tim validator terdiri dari ahli media,
ahli materi, dan ahli bahasa.Tim validator adalah dosen-dosen Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Proses yang dilakukan ini untuk dapat
mengetahui kekurangan dan kelemahan produk yang telah dibuat. Tim validator
akan memberikan penilaian kelayakan dengan menggunakan angket terbuka agar
dapat dengan mudah menuliskan kritik dan saran mengenai desain produk.
Apabila desain produk telah dilakukan validasi oleh para ahli, selanjutnya
produk tersebut akan dilakukan revisi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada saat validasi. Produk
yang dinyatakan valid selanjutnya akan dilakukan uji coba pemakaian. Sebelum
produk media tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas,
produk media harus diuji cobakan kelompok kecil.Jika terdapat kekurangan atau
kelemahan pada tahap uji coba kelompok kecil maka produk tersebut harus
direvisi kembali untuk menghilangkan kekurangan atau kelemahan tersebut. Uji
coba pemakaian dilakukan di SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi kelas XI
dengan cara menggunakan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa hal subjek uji coba penelitian pengembangan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Telaah Pakar (Expert Judgement)
Telaah pakar dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang
media pembelajaran.Telaah pakar terdiri dari tiga ahli yaitu ahli media, ahli
materi, dan ahli bahasa.Uji coba pakar digunakan angket tertutup untuk
37
memperoleh masukan awal terhadap media.Data yang diperoleh merupakan
data kualitatif.Berdasarkan dari telaah pakar maka didapatkan hasil berupa
masukan atau media yang dikembangkan valid.Jika media pembelajaran
menurut para ahli masih ada yang perlu dilakukan revisi maka peneliti
melakukan perbaikan atau revisi kembali dan jika para ahli menyatakan media
pembelajaran yang dikembangkan valid maka peneliti melanjutkan uji coba
kelompok kecil.
b) Uji coba kepada kelompok kecil (Small Group Try-out)
Tujuan uji coba ini adalah untuk mendapatkan keefektifan
media.Keefektifan media yang dikembangkan dapat dilakukan dengan
meminta respon peserta didik.Uji coba dilakukan pada kelompok terbatas.
Dalam penelitian ini produk yang berupa media pembelajaran Jigsaw Puzzle
terintegrasi LKS yang valid diujikan kepada 10 peserta didik dengan cara
memperlihatkan media tersebut, setelah selesai uji coba kelompok kecil
peneliti memberikan angket kepada peserta didik dan meminta peserta didik
mengisi angket yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa angket
tertutup.
c) Uji coba lapangan (Field Try-out)
Uji coba lapangan merupakan tahap akhir dalam evaluasi formatif
dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekurangan media pembelajaran yang
dikembangkan.Pada uji coba lapangan ini melibatkan 20 peserta didik atau
satu kelas.Angket yang digunakan untuk melihat tanggapan peserta didik
terhadap media pembelajaran serta hasil belajar peserta didik apakah telah
mencapai standar yang ditetapkan atau tidak adalah angket tertutup dan
dilakukan post-test. Setelah mendapatkan saran dan masukan produk lalu
direvisi dan produk yang dihasilkan akan valid, efektif, dan praktis.
5. Implementasi Model
Implementasi model merupakan mengimplementasikan produk yang telah
dihasilkan atau dikembangkan. Model pengembangan yang peneliti gunakan
38
adalah model 4-D (define, design, develop, and disseminate). Pada penelitian ini
peneliti hanya sampai pada tahap develop (pengembangan), sedangkan tahap
disseminate (penyebaran) tidak dilakukan disebabkan karena tahap ini
membutuhkan skala yang lebih luas dan waktu yang lebih lama serta keterbatasan
waktu yang dimiliki oleh peneliti. Jadi, dalam penelitian ini hanya dilakukan tiga
tahap yaitu tahap define, tahap design, dan tahap develop. Tahap develop
merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan ini. Pada tahap ini peneliti
melakukan validasi ahli.Validasi ahli dilakukan sampai para ahli menyatakan
valid, maka selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil.Jika ada masukan
pada uji coba kelompok kecil ini, maka peneliti melakukan revisi kembali.Setelah
itu peneliti melakukan uji coba kelompok besar, dimana uji coba kelompok besar
ini apabila terdapat masukan atau saran maka peneliti melakukan perbaikan
kembali sampai media pembelajaran yang dikembangkan tersebut layak
digunakan.
6. Pengumpulan Data dan Analisis Data
a) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan
data yang akurat adalah angket, wawancara, observasi lapangan dan
dokumentasi. Adapun penjelasan teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Angket dalam penelitian ini digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan peserta didik, validitas
produk atau kelayakan produk yang diberikan kepada para ahli materi, ahli
media, dan ahli pembelajaran, serta angket tanggapan guru dan peserta
didik sebagai objek uji coba.
39
2) Wawancara
Wawancara merupakan proses mengumpulkan informasi untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan tatap muka antar
pewawancara dengan penjawab atau responden, dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara
langsung dilakukan kepada guru yang bersangkutan selaku guru Fisika di
SMK Baiturrahim Jambi.
3) Observasi
Observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan secara lebih teliti serta pencatatan secara
sistematis. Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung menggunakan media
pembelajaran.Observasi dilakukan bertujuan untuk mengamati
pelaksanaan pembelajaran dan mengamati perilaku peserta didik secara
langsung pada pembelajaran.
4) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat pengukuran data tertulis atau tentang
fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai barang bukti penelitian. Cara
pengumpulan data catatan peristiwa yang sudah berlalu.Melalui
dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang yang berhubungan dengan masalah penelitian.
b) Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016:156) “instrument penelitian adalah
merupakan alat ukur tes, kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman
observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian”. Instrument dalam penelitian ini sebagai berikut:
40
1) Lembar Validasi
Lembar validasi bertujuan untuk memperoleh data dari Tim
validator yang terdiri dari dosen ahli dan guru Fisika. Lembar validasi ini
akan digunakan untuk memperoleh data kualitas produk. Hasil validasi
tersebut akan digunakan sebagai bahan evaluasi media pembelajaran
Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS yang dikembangkan. Lembar validasi ini
juga untuk melihat komponen kelayakan media pembelajaran tersebut.Ada
beberapa komponen kelayakan yaitu komponen kelayakan desain media,
komponen kelayakan materi, dan komponen kelayakan
kebahasaan.Instrument ini disusun menggunakan skala likert (1-5).
2) Angket Respon Guru dan Peserta Didik
Angket ini digunakan untuk mengetahui keefektifan dan
kepraktisan produk yang dikembangkan.Terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS.Setelah kegiatan
pembelajaran selesai peneliti memberikan angket kepada guru dan peserta
didik untuk memperoleh data dari penilaian angket tersebut.Instrument ini
disusun menggunakan skala liker (1-5).
3) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui informasi
mengenai efektifitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS
berbasis model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions
(STAD). Dalam hal ini, pengambilan data memalui lembar observasi yaitu
dengan melihat aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
4) Lembar Penilaian
Instrumen efektifitas pengumpulan data yang digunakan adalah
lembar tes atau soal yang berjumlah 15 soal dalam bentuk pilihan ganda.
Tes atau soal diberikan kepada peserta didik setelah proses pembelajaran
41
berlangsung yaitu pada akhir pertemuan untuk melihat batas pemahaman
peserta didik terhadap materi yang disampaikan.
c) Teknik dan Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah data kualitatif dalam bentuk
deskriptif yang mendeskripsikan validitas, efektifitas, dan praktikalitas Jigsaw
Puzzle terintegrasi LKS.
1) Analisis Validitas
Analisis validasi yang dilakukan dengan menggunakan skala
likert. Menurut Sugiyono (2016:165) “skala likert digunakan untuk
mengembangkan instrument yang digunakan untuk mengukur sikap,
persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap
potensi dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk , proses
membuat produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan”.
Penskoran untuk setiap item menggunakan skala likert dengan alternative
jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Skor Butir Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
(Riduwan, 2016:39)
Untuk mengukur perhitungan data nilai akhir validasi dianalisis
dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
NP =
x 100%
42
Keterangan :
NP = nilai presentasi yang dicari
PS = skor yang diperoleh
SM = skor maksimal
Sumber: (Riduwan, 2016:41)
Tabel 3.2.
Kategori Tingkat Kevalidan
Interval Kategori
85%-100% Sangat Valid
70%-84% Valid
60%-69% Cukup Valid
50%-59% Kurang Valid
<50% Tidak Valid
(Riduwan, 2016:41)
2) Analisis Efektifitas
Analisis efektifitas dilakukan dengan menggunakan skala
likert.Penskoran untuk setiap item menggunakan skala likert dengan
alternative jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Skor Butir Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
(Riduwan, 2016:43)
43
Menghitung data nilai angket respon peserta didik dapat
dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
NP =
x 100%
Keterangan :
NP = nilai presentasi yang dicari
PS = skor yang diperoleh
SM = skor maksimal
Sumber: (Riduwan, 2016:45)
Kategori efektifitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai
akhir yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Kategori Interval Efektivitas Perangkat Pembelajaran
Interval Kategori
85%-100% Sangat Efektif
70%-84% Efektif
60%-69% Cukup Efektif
50%-59% Kurang efektif
<50% Tidak Efektif
(Riduwan, 2016:45)
Analisis hasil belajar untuk menentukan aktivitas media
pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student
Teams Achivement Divisions (STAD) pada materi Hukum
termodinamika. Hasil belajar yang dianalisis yaitu aspek kognitif.Aspek
kognitif menggunakan penilaian tertulis. Perhitungan data nilai angket
44
kognitif dengan teknik penilaian tertulis dilakukan dengan menggunakan
rumus:
NA =
x (100%)
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
JB = Jumlah Jawaban Benar
JS = Jumlah Seluruh Soal
Sumber: (Riduwan, 2016:44)
Peserta didik dikatakan tuntas dalam pembelajaran apabila
mencapai nilai KKM >75 sesuai dengan KKM Fisika yang ditentukan
oleh sekolah. Presentase ketuntasan peserta didik secara klasikal menurut
(Sudijono, 2003) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P =
x (100%)
Keterangan:
P = Persentase nilai peserta didik yang sesuai KKM
m = Banyak peserta didik nilainya sesuai KKM
n = Banyaknya peserta didik
3) Analisis Praktikalitas
Analisis praktikalitas dilakukan dengan menggunakan skala
likert, penskoran, untuk setiap item menggunakan skala likert dengan
alternative jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.5.
45
Tabel 3.5.
Skor Butir Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
(Riduwan, 2016:40)
Menghitung data nilai angket respon peserta didik dapat
dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: NP =
x 100%
Keterangan :
NP = nilai presentasi yang dicari
PS = skor yang diperoleh
SM = skor maksimal
Sumber: (Riduwan, 2016:42)
Kategori praktikalitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai
akhir yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Kategori Interval Praktikalitas Perangkat Pembelajaran
Interval Kategori
85%-100% Sangat Praktis
70%-84% Praktis
60%-69% Cukup Praktis
50%-59% Kurang Praktis
<50% Tidak Praktis
(Riduwan, 2016:42)
46
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Bab ini menjelaskan mengenai proses dan hasil pengembangan media
pembelajaran yang telah dikembangkan, dalam hal ini produk yang dikembangkan
adalah Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) serta menjelaskan mengenai prosedur yang telah
dilakukan. Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu media pembelajaran
yang dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar dan memudahkan siswa
dalam memahami materi pembelajaran fisika khususnya hukum termodinamika.
Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum termodinamika yang telah diteliti
dan dikembangkan dengan mengacu pada model pengembangan 4-D yang terdiri dari
empat tahap yaitu pendefenisian (define),perancangan (design), pengembangan
(development), dan penyebaran (desiminate). Namun, untuk tahap penyebaran tidak
dilakukan disebabkan karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki. Pengembangan
Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dalam penelitian ini menunjukkan tiga syarat kualitas
yaitu, valid, efektif dan praktis. Adapun hasil yang diperoleh pada tiap-tiap fase
pengembangan Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model
Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang dimaksud diuraikan berikut ini:
1. Tahap Define (Pendefenisian)
Tahap ini adalah tahap awal yang harus dimulai sebelum merancang
Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Dimana tahap ini meliputi beberapa tahapan
yaitu:
47
47
a. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran. Berdasarkan tujuan dan
analisis kurikulum maka peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran di dalam kelas. Selain melakukan pengamatan peneliti juga
melakukan wawancara terhadap siswa dan guru di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi untuk mencari informasi tambahan dari apa
yang diamati oleh peneliti. Adapun hasil analisis kurikulum yang berlaku
di sekolah, peneliti uraikan di bawah ini:
1) Hasil Analisis Pengamatan Terhadap Guru Mata Pelajaran
Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru mata pelajaran
yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas sudah
menggunakan komponen-komponen yang dituntut di dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Komponen-komponen
tersebut yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus,
strategi pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan
sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru telah
melakukan sebagian tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dalam proses belajar mengajar, yang mana sebelum proses
pembelajaran guru sudah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dalam proses pembelajaran guru menguasai
materi yang diajarkan, materi yang diajarkan sudah menunjang
tercapainya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
2) Analisis Metode yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Fisika
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Fisika yaitu:
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan eksperimen, namun
pada saat pembelajaran materi hukum termodinamika guru hanya
menggunakan metode ceramah dengan cara menjelaskan materi dan
48
48
memberikan contoh. Metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran materi hukum termodinamika belum menunjang
ketercapaian tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalan proses pembelajaran.
3) Analisis Sumber Belajar yang Digunakan Guru dan Siswa dalam
Proses Pembelajaran
Sumber belajar yang digunakan guru dan siswa di dalam proses
pembelajaran berupa buku cetak pegangan guru. Buku cetak pegangan
guru hanya berisi materi pelajaran dan latihan soal. Materi
pembelajaran yang ada di buku cetak hanya berupa teori saja dan tidak
banyak memperlihatkan gambar untuk menarik minat peserta didik
dalam pelajaran fisika. Hal ini mengakibatkan peserta didik cenderung
sulit memahami isi materi pembelajaran, sehingga konsep fisika yang
diajarkan tidak mudah dipahami peserta didik dan berdampak pada
sulit tercapainya tujuan pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi khususnya kelas XI belum memenuhi tuntutan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana tuntutan-
tuntutan tersebut dapat dilihat pada Permendiknas Nomor 041 Tahun
2007 yang menginginkan sumber belajar dapat berupa buku teks
pelajaran yang digunakan oleh guru, pengelolaan kelas, dan
pembelajaran di dalam kelas untuk tingkat SMA/SMK sebanyak 30
peserta didik.
4) Analisis Media yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi kebanyakan guru hanya
menggunakan media papan tulis. Media papan tulis dianggap sebagai
media yang lebih mudah dan terjangkau oleh guru dalam
49
49
menyampaikan materi pembelajaran. Fasilitas laboratorium tidak
pernah digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan oleh keterbatasan fasilitas laboratorium tidak memadai di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Media powerpoint
dan alat peraga juga tidak sering dimanfaatkan oleh guru dalam proses
pembelajaran, karena keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana yang
ada di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Media yang
digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi khususnya kelas XI belum memenuhin
ketercapaian tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang mana tuntutan-tuntutan tersebut dapat dilihat pada Permendiknas
Nomor 041 Tahun 2007 yang menginginkan media pembelajaran
berupa buku pengayaan sebagai referensi dan sumber belajar lainnya
agar tercapainya tujuan pembelajaran serta mudah dipahami oleh
peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis pengamatan dan wawancara peneliti
lakukan mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat
dikatakan belum memenuhin criteria pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari
tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang proses
pembelajarannya berpusat pada peserta didik, guru sebagai fasilitator yang
bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan
belajar peserta didik, dan guru sebagai pengajar, pembembing, pelatih
serta pengembang kurikulum. Proses pembelajaran pada materi hukum
termodinamika belum sesuai tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang mana banyak peserta didik yang tidak fokus, dan
berbicara di dalam kelas, sehingga guru sulit untuk berinteraksi dengan
peserta didik.
50
50
Berdasarkan permasalahan hasil pengamatan dan wawancara
mengenai tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka
model yang tepat untuk mencapai tuntutan-tuntutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut adalah menerapkan model
pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Model pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions
(STAD) membantu guru dan peserta didik mempermudah mencapai
tujuan pembelajaran antara Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD). Model pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dapat mempermudah guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran, karena model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) merupakan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil
sehingga peserta didik dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dan
kerja sama antar peserta didik satu dengan peserta didik lainnya.
Berdasarkan masalah yang peneliti temukan maka peneliti meyakini
bahwa perlu adanya model pembelajaran yang tepat untuk dipadukan
dengan media pembelajaran yang baik, sehingga dapat mendorong peserta
didik untuk termotivasi dalam belajar, semangat belajar, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian terhadap diri peserta didik itu
sendiri. Peneliti berinisiatif untuk mengembangkan media pembelajaran
yang sesuai dengan kriteria penyusunan media pembelajaran yang dapat
membantu guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran. Media
pembelajaran yang peneliti kembangkan berupa Jigsaw Puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD). Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) tentu dapat
memenuhi tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
51
51
b. Analisis Siswa
Analisis siswa, peneliti fokuskan pada peserta didik kelas XI
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil analisis peserta
didik kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi didapatkan
jumlah peserta didik 20 orang siswa dimana semua peserta didik adalah
perempuan yang memiliki rentang usia berkisar antara usia 17-18 tahun.
Pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran, ada
beberapa peserta didik yang lebih antusias mendengarkan penjelasan guru
mengenai materi yang dipelajari, peserta didik cenderung memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi mengenai kejadian yang terjadi disekitar peserta
didik yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Hal ini
terlihat dari pengamatan peneliti sebelum melakukan penelitian, yang
mana peneliti memerintahkan peserta didik untuk menyebutkan contoh
dari materi yang ingin dipelajari di dalam kehidupan sehari-hari dan
peserta didik antusias dalam memikirkan dan membayangkan hal tersebut
yang diberikan oleh peneliti. Selain itu, pada saat proses pembelajaran
berlangsung peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim
Jambi khususnya kelas XI tergolong sangat disiplin. Hal ini terlihat dari
pengamatan peneliti bahwa setelah pembelajaran dimulai tidak satupun
peserta didik yang keluar masuk kelas.
Hasil wawancara yang dilakukan secara tidak formal mengenai
kemampuan akademik peserta didik kepada ibu Kamisah, S.Pd selaku
guru mata pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim
Jambi didapatkan informasi bahwa setiap peserta didik memiliki tingkat
kemampuan terhadap materi yang dipelajari berbeda-beda. Ada yang cepat
memahami materi, dan ada yang perlu pengulangan beberapa kali baru
mereka paham dengan materi yang dipelajari. Tidak semua peserta didik
yang apabila dijelaskan mereka langsung memahami materi yang
dipelajari.
52
52
Berdasarkan hasil analisis umur yang berkisaran antara 17-18 tahun,
karakteristik dan kemampuan akademik peserta didik di kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi, maka peserta didik sudah mampu
berpikir secara logis dan abstrak. Proses pembelajaran yang menggunakan
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berperan penting
dalam menekankan keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan, melalui komperensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang terintegrasi dengan tujuan hasil belajar yang melahirkan peserta
didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif. Hal ini senada dengan
teori Jean Piaget (dalam Moh Ali, 2012 : 67) bahwa remaja dalam tahap
perkembangan kognitifnya memasuki tahap oprasional formal. Tahap
oprasional formal ini dialami anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada tahap
oprasional formal ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan
dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek
perasaan dan moralnya telah berkembang.
Hasil analisis umur, karakteristik peserta didik, dan kemampuan
akademik peserta didik juga dapat dijadikan kerangka acuan untuk
menyiapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran
yang akan dikembangkan. Media pembelajaran yang peneliti kembangkan
yaitu Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model
Student Teams Achievement Divisions (STAD). Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dalam pembelajaran Fisika akan menambah minat
belajar peserta didik, memudahkan untuk memahami materi, dan
menambah keaktifan dalam mengolah informasi serta membantu peserta
didik untuk belajar mandiri.
c. Analisis Materi
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi materi yang akan
diajarkan. Analisis materi berdasarkan Kompetensi Dasar yang ada pada
53
53
silabus Fisika untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan analisis
yang peneliti ambil yaitu: 9.1. menguasai hukum termodinamika, 9.2.
menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan. Hasil
identifikasi analisis konsep terhadap materi hukum termodinamika yang
disesuaikan dengan rancangan pengembangan media pembelajaran pada
Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Draf Peta Konsep Hukum Termodinamika
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa termodinamika terdiri
dari 2 sub bab, yaitu: definisi hukum termodinamika yang terdiri dari
hukum ke nol termodinamika, hukum ke-1 termodinamika, dan penerapan
hukum termodinamika. Penerapan hukum termodinamika terdiri dari gas
ideal dan proses termodinamika yang terdiri dari siklus karnot. Kedua sub
bab tersebut diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis metode seperti
metode presentasi kelas, kelompok (tim), kuis, skor peningkatan individu,
Hukum
Termodinamika
Penerapan Hukum Termodinamika
Hukum
Ke-0
Termo
dinami
ka
Hukum
Ke-I
Gas Ideal Proses
Termo
dinami
ka
TA =TB
TB =TC
TA =TC
Q = ∆U
+W
Kapasitas
panas
molar
pada
volume
konstan
Kapasitas
panas
molar
pada
tekanan
konstan
Siklus
Karnot
Termodinamika
54
54
dan penghargaan kelompok. Metode-metode tersebut diuraikan dari
indikator model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Model
Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model
pembelajaran yang peneliti terapkan dalam penelitian pengembangan
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa pada Sub Materi Hukum
Termodinamika. Setiap sub bab materi hukum termodinamika memiliki
beberapa gambaran dalam kehidupan sehari-hari yang harus diperlihatkan
secara nyata supaya peserta didik lebih mudah memahami.
Materi hukum termodinamika berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
menginginkan pembelajaran hukum termodinamika diajarkan dengan cara
menerapkan konsep, prinsip, dan fakta dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga peserta didik diharapkan mampu merencanakan dan
melaksanakan percobaan yang memanfaatkan proses termodinamika
untuk mempermudah memahami konsep termodinamika. Berdasarkan
analisa materi hukum termodinamika yang ada pada Silabus dan
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi khususnya kelas XI, peserta didik dapat
mengaitkan teori atau konsep yang mereka kuasai untuk diterapkan atau
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Memudahkan peserta didik memahami materi hukum
termodinamika maka diperlukan sebuah media pembelajaran yang mampu
membuat peserta didik dapat menarik minat dalam belajar untuk
memahami konsep atau prinsip hukum termodinamika. Media
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yaitu berupa jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD). Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) memiliki karakteristik yang sesuai dengan materi
hukum termodinamika, karena Lembar Kerja Siswa memiliki beberapa
55
55
keunggulan selain praktis dan mudah dibawa Lembar Kerja Siswa juga
dapat dipealajari dimana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan
alat khusus. Dibandingkan media pembelajaran jenis lain Lembar Kerja
Siswa bisa dikatakan lebih unggul, karena merupakan media yang baik
dalam mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar tentang
fakta dan mampu menggali prinsi-prinsip umum. Lembar Kerja Siswa
mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, dan gambar dengan
proses yang sangat cepat.
Selain penggunaan Lembar Kerja Siswa terdapat juga media berupa
jigsaw puzzle dimana media jigsaw puzzle ini guna untuk
menyempurnakan Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Jigsaw puzzle merupakan kepingan-
kepingan gambar yang akan disusun menjadi utuh. Kepingan-kepingan
gambar tersebut berupa contoh dari materi hukum termodinamika yang
ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD).
Setelah dilakukan analisis kurikulum, siswa dan materi peneliti
berinisiatif mengembangkan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang
dapat memudahkan peserta didik memahami materi hukum
termodinamika dan dapat belajar secara mandiri. Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) merupakan media pembelajaran yang
cocok untuk diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim
Jambi.
2. Tahap Design (Perancangan)
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya
dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan bertujuan untuk merancang
56
56
suatu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika. Tahap design
terdiri atas beberapa langkah berikut:
a. Menyusun Indikator
Penyusunan indikator pada tahap perancangan ini mengacu pada 2
tahapan yaitu: Pertama pembuatan indikator model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dan kedua pembuatan indikator materi
hukum termodinamika. Adapun indikator model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dibuat dengan berdasarkan pada 5 tahapan
STAD; 1) Presentase Kelas, 2) Kelompok (Tim), 3) Kuis, 4) Skor
Peningkatan Individu, dan 5) Penghargaan Kelompok. Kelima tahapan ini
disesuaikan dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang dalam penerapannya menggunakan model Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Indikator materi dikembangkan dari
Kompetensi Dasar (KD) yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik, materi pelajaran, satuan pendidikan dan model pembelajaran yang
digunakan.
b. Memilih Media
Memilih media pembelajaran pada tahap perancangan ini mengacu
pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketercapaian Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Sebelum memilih media pembelajaran
maka terlebih dahulu peneliti menganalisa tuntutan kurikulum yang
digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi, karakter
peserta didik kelas XI yang dalam hal ini sebagai sasaran pengembangan
penelitian dan karakter materi yang akan peneliti ajarkan. Berdasarkan
analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi maka media yang
dipilih adalah jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD).
57
57
c. Merancang Lembar Kerja Siswa dan Jigsaw Puzzle
Merancang Lembar Kerja Siswa sesuai dengan model Student Teams
Achievement Divisions (STAD), di dalam Lembar Kerja Siswa terdapat
Indikator model pembelajaran yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Tampilan pertama pada
Lembar Kerja Siswa diisi dengan cover media yang berisi judul Lembar
Kerja Siswa berbasis STAD Materi Termodinamika untuk SMK kelas XI.
Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang
benar dan dapat dipahami oleh peserta didik. Uraian materi yang
dilengkapi gambar diadopsi dari internet sehingga gambar terlihat jelas
dan rumus yang diadopsi dari buku paket yang sesuai dengan materi
hukum termodinamika.
Setelah merancang Lembar Kerja Siswa maka akan dilanjutkan
dengan merancang jigsaw puzzle. Jigsaw puzzle dirancang sesuai dengan
materi hukum termodinamika pada Lembar Kerja Siswa. Tampilan dari
jigsaw puzzle yaitu adanya gambar yang dipotong-potong menjadi bagian
puzzle dan terdapat bingkai yang di dalamnya ada contoh dari kepingan
puzzle tersebut.
3. Tahap Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika yang valid,
efektif, dan praktis. Terdapat tiga langkah dalam tahapan ini yaitu sebagai
berikut:
a. Tahap Validasi Ahli
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah tahap perancangan yaitu
tahap validasi oleh validator dimana aspek yang dinilai yaitu: aspek
materi, media, dan bahasa. Pada tahap ini peneliti melakukan validasi
Lembar Kerja Siswa dan validasi jigsaw puzzle. Validasi Lembar Kerja
Siswa yang akan dinilai memiliki 3 aspek, yaitu: aspek materi, media, dan
58
58
bahasa. Validasi jigsaw puzzle juga memiliki 2 aspek penilaian yaitu:
aspek materi dan media. Validasi ahli materi dalam penelitian ini yaitu Ibu
Nissa Sukmawati, M.Si, ahli media yaitu Bapak Abd.Rahim, M.Pd, dan
ahli bahasa yaitu Bapak Drs.Mursyid, M.Pd.Hasil validasi para ahli, jika
terdapat saran maka peneliti akan menjadikan sebagai dasar untuk
melakukan revisi media yang dikembangkan. Revisi yang dilakukan
mengacu pada saran-saran serta petunjuk dari validator, yang pada
akhirnya menghasilkan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada
materi hukum termodinamika yang valid.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada peserta didik kelas XI
yang berjumlah 10 orang peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi. Uji coba dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan
praktikalitas dari Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan. Uji efektifitas
dilihat dari hasil post-test belajar peserta didik dan uji praktikalitas dilihat
dari hasil angket respon siswa. Setelah diuji cobakan dalam kelompok
kecil produk tanpa revisi sehingga produk yang dihasilkan efektif dan
praktis.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan kepada peserta didik kelas XI
yang berjumlah 20 orang peserta didik yang bertepatan di Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi untuk mengetahui hasil penerapan
Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran di kelas. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui efektifitas dan praktikalitas dari Lembar Kerja Siswa
yang dikembangkan. Uji efektifitas dilihat dari hasil post-test belajar
peserta didik dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan uji praktikalitas dilihat dari hasil
angket respon siswa dan respon guru. Setelah diujicobakan dalam
59
59
kelompok besar produk tanpa revisi sehingga produk yang dihasilkan
efektif dan praktis.
Berdasarkan hasil uji coba Lembar Kerja Siswa pada kelompok besar
maka peneliti telah menghasilkan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang
valid, efektif, dan praktis pada materi hukum temodinamika kelas XI di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
B. Kelayakan Lembar Kerja Siswa
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan oleh 3 validator yaitu: Ibu Nissa Sukmawati, M.Si,
Bapak Abd.Rahmi, M.Pd, dan Bapak Drs.Mursyid, M.Pd. Masing-masing
validator tersebut memberikan penilaian terhadap jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa dengan menggunakan model Student Teams Achievement
Divisions (STAD).
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah dirancang dilakukan uji
validasi. Validasi materi dilakukan oleh validator materi pada Ibu Nissa
Sukmawati, M.Si. Validasi dilakukan oleh ahli materi dengan tujuan untuk
mengetahui kelayakan materi yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis
Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan pemikiran
rasional, belum berdasarkan fakta dilapangan. Validasi yang dilakukan kepada
Ibu Nissa Sukmawati, M.Si, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan
berdasarkan validasi pertama (V1) dan validasi kedua (V2) ada yang harus
direvisi. Adapun saran validator dapat dilihat pada Tabel 4.1.
60
60
Tabel 4.1
Saran Validator Materi untuk Lembar Kerja Siswa
NO Validasi Saran Perbaikan
1 V1 Perbaikin peta
konsepnya menjadi
lebih rinci dan lebih
terarah, serta buatlah
menjadi landscape.
Memperbaiki peta konsep
menjadi landscape dan
mengurangi yang tidak
perlu dimasukkan ke
dalam peta konsep agar
lebih rinci dan terarah.
2 V2 Sesuaikan materi pada
Lembar Kerja Siswa
dengan sumber belajar
yang dipakai
Menyesuaikan materi
pada Lembar Kerja Siswa
dengan sumber belajar
yang dipakai.
Keterangan:
V1 : Validasi materi pertama
V2 : Validasi materi kedua
Berdasarkan saran dari validator pada revisi validasi pertama (V1) dan
revisi validasi kedua (V2), peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan
yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) sebelum divalidasi kembali kepada validator.
Setelah Lembar Kerja Siswa direvisi maka dilakukan validasi ketiga kepada
validator sehingga Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) sudah dikategorikan valid untuk diujicobakan
di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil ini dibuktikan
dengan nilai validasi pertama (V1), validasi kedua (V2), dan validasi ketiga
(V3) pada Tabel 4.2, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 5.
61
61
Tabel 4.2
Hasil Penilaian Validasi Lembar Kerja Siswa Oleh Ahli Materi
No Validasi Jumlah
Skor
Rata-rata Persentase Kategori
1 V1 25 2,5 50% Cukup Valid
2 V2 35 3,5 70% Valid
3 V3 42 4,2 84% Sangat Valid
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli materi
validasi pertama (V1) didapat jumlah skor 25, rata-rata 2,5, dan persentase
50%. Skor ini termasuk dalam rentang 41%-60% dalam kriteria penskroan,
yang artinya Lembar Kerja Siswa ini cukup valid digunakan sebagai media
pembelajaran. Berdasarkan validasi kedua (V2) didapat jumlah skor 35, rata-
rata 3,5, dan persentase 70%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80%
dalam kriteria penskroran, yang artinya Lembar Kerja Siswa ini valid
digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan validasi ketiga (V3)
didapat jumlah skor 42, rata-rata 4,2, dan persentase 84%. Skor ini termasuk
dalam rentang 81%-100% dalam kriteria penskoran, yang artinya Lembar
Kerja Siswa ini sangat valid digunakan sebagai media pembelajaran. Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Adapun grafik perubahan nilai yang diberikan oleh validator ahli materi pada
validasi pertama (V1), validasi kedua (V2), dan validasi ketiga (V3) dapat
dilihat pada Grafik 4.2 di bawah ini.
62
62
Gambar 4.2 Hasil Persentase Penilaian Validasi oleh Validator Materi
Berdasarkan Gambar 4.2 hasil penilaian yang diberikan oleh validator
materi dapat peneliti analisa bahwa pada setiap perbaikan atau revisi validasi
terdapat perubahan nilai. Nilai dari revisi validasi pertama (V1) sebesar 50%,
revisi validasi kedua (V2) sebesar 70%, dan validasi ketiga (V3) sebesar 84%
tanpa adanya revisi kembali.
Jigsaw puzzle yang telah dirancang dilakukan uji validasi materi.
Validasi materi dilakukan oleh validator Ibu Nissa Sukmawati, M.Si. Jigsaw
puzzle yang peneliti kembangkan tidak ada revisi dan sudah valid untuk
digunakan. Hasil validasi Jigsaw puzzle oleh validator dapat dilihat pada
Tabel 4.3, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 4.3
Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Materi
No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase
1 Validasi Jigsaw
Puzzle
12 4 80%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
V1 V2 V3
V1
V2
V3
63
63
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli materi
dengan jumlah skor 12, rata-rata 4, dan persentase 80% skor ini termasuk
dalam persentase 60%-80%. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid
pada kriteria penskoran, yang artinya Jigsaw puzzle ini valid digunakan
sebagai media pembelajaran. Sehingga Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) yang telah dirancang dilakukan uji validasi media. Validasi
media dilakukan oleh Bapak Abd.Rahim, M.Pd. Validasi atau penilaian
dilakukan oleh ahli media dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan media
yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) berdasarkan pemikiran rasional, belum
berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan oleh Bapak
Abd.Rahim, M.Pd, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan tidak ada
revisi dan media sudah sangat valid untuk digunakan. Hasil validasi Lembar
Kerja Siswa oleh validator dapat dilihat pada Tabel 4.4, untuk secara
keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 4.4
Hasil Penilaian Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Media
No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase
1 Validasi Media 51 4,25 85%
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media
dengan jumlah skor 51, rata-rata 4,25, dan persentase 85% skor ini termasuk
dalam persentase 81%-100%. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid
pada kriteria penskoran, yang artinya Lembar Kerja Siswa ini sangat valid
digunakan sebagai media pembelajaran. Sehingga Lembar Kerja Siswa
64
64
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat
diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Jigsaw puzzle yang telah dirancang dilakukan uji validasi media.
Validasi media dilakukan oleh Bapak Abd.Rahim, M.Pd. Jigsaw puzzle yang
peneliti kembangkan tidak ada revisi dan sudah sangat valid untuk digunakan.
Hasil validasi Jigsaw puzzle oleh validator dapat dilihat pada Tabel 4.5, untuk
secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 4.5
Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Media
No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase
1 Validasi Jigsaw
Puzzle
18 4,5 90%
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media
dengan jumlah skor 18, rata-rata 4,5, dan persentase 90% skor ini termasuk
dalam persentase 81%-100%. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid
pada kriteria penskoran, yang artinya Jigsaw puzzle ini sangat valid
digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dapat diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim
Jambi.
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) yang telah dirancang dilakukan uji validasi bahasa.
Validasi bahasa dilakukan oleh validator bahasa pada Bapak Drs.Mursyid,
M.Pd. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa dengan tujuan untuk mengetahui
kelayakan bahasa yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan pemikiran rasional, belum
berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan kepada Bapak
65
65
Drs.Mursyid, M.Pd, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan ada yang
harus direvisi, saran validator dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Saran Validator Bahasa untuk Lembar Kerja Siswa
No Validasi Saran Perbaikan
1 V1 Ganti kata bisa menjadi
dapat dan sudah layak
digunakan untuk
mengambil data.
Mengganti kata bisa
menjadi dapat sesuai
dengan saran validator.
Berdasarkan saran dari validator ahli bahasa pada revisi validasi
pertama (V1) peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) sebelum divalidasi kembali kepada validator. Setelah Lembar Kerja
Siswa direvisi maka dilakukan validasi kedua kepada validator sehingga
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) sudah dikategorikan valid untuk diujicobakan di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai validasi
pertama (V1) dan nilai validasi kedua (V2) dapat dilihat pada Tabel 4.7, untuk
secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tabel 4.7
Hasil Penilaian Validator oleh Ahli Bahasa
No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase Kategori
1 V1 27 3,37 67,5% Valid
2 V2 32 4 80% Valid
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli bahasa
validasi pertama (V1) didapat jumlah skor 27, rata-rata 3,37, dan persentase
66
66
67,5%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80% dalam kriteria penskoran,
yang artinya Lembar Kerja Siswa ini valid untuk digunakan sebagai media
pembelajaran. Validasi kedua (V2) didapat jumlah skor 32, rata-rata 4, dan
persentase 80%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80% dalam kriteria
penskoran, yang artinya Lembar Kerja Siswa ini valid digunakan sebagai
media pembelajaran. Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat diujicobakan di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Berdasarkan hasil analisa validasi ahli materi, media, dan bahasa
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) sehingga Lembar Kerja Siswa sudah dikategorikan valid untuk diuji
cobakan. Hal ini dibuktikan dengan nilai akhir validasi ahli materi, media, dan
bahasa yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.8, untuk secara keseluruhan
dapat dilihat pada Lampiran 10.
Tabel 4.8
Hasil Penilaian Validator Ahli Materi, Media, dan Bahasa Lembar Kerja
Siswa
No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 Materi 42 4,2 84% Sangat Valid
2 Media 51 4,25 85% Sangat Valid
3 Bahasa 32 4 80% Valid
Jumlah Total 125 4,15 83% Sangat Valid
Kategori Sangat Valid
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh hasil dari validator ahli materi,
media, dan bahasa dengan jumlah 125, rata-rata 4,15, dan persentase 83%.
Persentase total pada validator materi, media, dan bahasa sebesar 83%
menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah masuk
67
67
dalam kategori “Sangat Valid” untuk diuji cobakan kepada subjek uji coba di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Berdasarkan hasil analisa validasi ahli materi dan media Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) sehingga Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
sudah dikategorikan valid untuk diuji cobakan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai validasi ahli materi, media, dan bahasa yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 4.9, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 11.
Tabel 4.9
Hasil Penilaian Validator Ahli Materi dan Media Jigsaw Puzzle
No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 Materi 12 4 80% Valid
2 Media 18 4,5 90% Sangat Valid
Jumlah Total 30 4,25 85% Sangat Valid
Kategori Sangat Valid
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh hasil dari validator ahli materi dan
media dengan jumlah 30, rata-rata 4,25, dan persentase 85%. Persentase total
pada validator materi dan media sebesar 85% menunjukkan bahwa Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah masuk
dalam kategori “Sangat Valid” untuk diuji cobakan kepada subjek uji coba di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
2. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk melihat efektifitas
dan praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebelum dilakukan uji
68
68
coba kelompok besar. Adapun hasil dari uji coba kelompok kecil adalah
sebagai berikut:
a) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum termodinamika. Uji efektifitas
dilakukan dengan memberikan soal post-test kepada peserta didik, yang
mana soal tersebut terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Hasil analisa hasil
post-test peserta didik kelas XIb secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
4.10, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 13.
Tabel 4.10
Hasil Post-test Belajar Peserta Didik Kelas XIb Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tuntas
Jumlah Siswa Tidak
Tuntas
1 10 8 2
Persentase 80% 20%
Kategori Efektif
Berdasarkan Tabel 4.10 tes hasil belajar peserta didik kelas XIb
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat dilihat bahwa
jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sebanyak 8 peserta didik dan yang belum mendapatkan
nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 2 peserta
didik. Persentase dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu sebesar 80% dengan
demikian menunjukkan bahwa persentase memenuhi kategori efektif.
69
69
b) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika. Uji praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket
praktikalitas kepada 10 peserta didik. Angket praktikalitas yang diberikan
terdiri dari 10 pertanyaan menggunakan skor skala likert (1-5). Hasil
analisa hasil praktikalitas peserta didik kelas XIb dapat dilihat pada Tabel
4.11, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.11
Tabel Praktikalitas Lembar Kerja Siswa
No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 41 4,1 82% Sangat Praktis
2 44 4,4 88% Sangat Praktis
3 47 4,7 94% Sangat Praktis
4 42 4,2 84% Sangat Praktis
5 46 4,6 92% Sangat Praktis
6 44 4,4 88% Sangat Praktis
7 40 4 80% Praktis
8 47 4,7 94% Sangat Praktis
9 39 3,9 78% Praktis
10 50 5 100% Sangat Praktis
Jumlah Total 440 4,4 88% Sangat Praktis
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh hasil praktikalitas pada
kelompok kecil dengan jumlah 440, rata-rata 4,4, dan persentase 88%
menunjukkan bahwa Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang
70
70
peneliti kembangkan sudah termasuk dalam kategori sangat praktis.
Setelah melakukan uji kelompok kecil dengan penilaian respon siswa
yang dinyatakan sangat praktis tanpa adanya revisi maka selanjutnya
dilakukan uji coba kelompok besar yang mana dilakukan di Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
3. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh masukan akhir.
Uji coba kelompok besar dilakukan kepada peserta didik dan guru di Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dengan jumlah 20 peserta didik dan 1
guru mata pelajaran Fisika untuk mengetahui hasil penerapan Lembar Kerja
Siswa dalam pembelajaran di kelas.
a) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika. Uji efektifitas dilakukan dengan menggunakan angket
efektifitas terdiri dari 5 kategori skor penilaian untuk peserta didik dan 5
kategori skor penilaian untuk guru mata pelajaran. Angket efektifitas
dinilai menggunakan skala likert (1-5).
1) Analisis hasil observasi aktivitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa Berbasis Model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
pada Materi Hukum Termodinamika.
Aspek penilaian observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 5 tahap yaitu: Tahap
presentasi kelas, kelompok (tim), kuis, skor peningkatan individu, dan
penghargaan kelompok yang diberi penilaian oleh observer Sumarni.
Adapun hasil analisis lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat
71
71
pada Tabel 4.12, untuk melihat hasil secara keseluruhan dapat dilihat
pada Lampiran 17.
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Aspek
Penilaian
Hasil Jumlah Rata
-rata
Persen
%
Kategori
P1 P2 P3 P4
Tahap
Presentasi
Kelas
12 12 11 13 48 4,8 96% Sangat
Efektif
Tahap
Kelompok
(Tim)
12 12 12 12 48 4,8 96% Sangat
Efektif
Tahap
Kuis
8 9 8 9 34 4,2 84% Sangat
Efektif
Tahap
Skor
Peningkat
Individu
4 4 4 4 16 4 80% Efektif
Tahap
Pengharga
Kelompok
4 4 4 4 16 4 80% Efektif
Jumlah
Total
40 41 39 42 162 4,36 87,2% Sangat
Efektif
Keterangan:
P1 = Pertemuan Pertama
P2 = Pertemuan Kedua
72
72
P3 = Pertemuan Ketiga
P4 = Pertemuan Keempat
Adapun grafik persentase tiap tahap penggunaan Jigsaw Puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang dibuat dari hasil observasi siswa
kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat
dilihat pada Grafik 4.3 di bawah ini:
Gambar 4.3 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa
SMK Baiturrahim Jambi Pada Setiap Tahap STAD
Keterangan :
1 : Tahap Presentasi Kelas
2 : Tahap Kelompok (Tim)
3 : Tahap Kuis
4 : Tahap Skor Peningkatan Individu
5 : Tahap Penghargaan Kelompok
Analisis Tabel 4.12 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada
tahap presentasi kelas dan tahap kelompok (tim) didapatkan hasil atau
nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahap kuis, tahap skor
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
73
73
peningkatan individu, dan tahap penghargaan kelompok. Hal ini dapat
peneliti analisa bahwa pada tahap presentasi kelas dan tahap kelompok
(tim) merupakan tahap yang dapat dikatakan lebih mudah diterapkan
oleh peserta didik. Pada tahap presentasi kelas peserta didik hanya
dituntut untuk memperhatikan, mendengar, melihat, dan menyimak
penjelasan yang diberikan oleh guru mengenai materi yang dipelajari.
Selain itu pada tahap kelompok (tim) peserta didik dituntut untuk
membuat kelompok secara heterogen yang telah dibagikan oleh guru
untuk mendiskusikan mengenai materi yang dipelajari.
Analisis Tabel 4.12 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa tahap
kuis memperoleh persentase sebesar 84%. Hal ini dapat peneliti
analisa bahwa pada tahap kuis merupakan tahap yang menyenangkan
bagi peserta didik, karena pada tahap kuis peserta didik mengerjakan
atau menyusun puzzle untuk mendapatkan skor individu peserta didik.
Tahap skor peningkatan individu dan tahap penghargaan kelompok
memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 80%. Hal ini dapat
peneliti analisa bahwa pada tahap skor peningkatan individu, peserta
didik secara individu hanya bertugas untuk mengumpulkan skor
individu dan skor tersebut akan dikumpulkan untuk kelompok masing-
masing. Selain itu pada tahap penghargaan kelompok, peserta didik
menunggu hasil skor tertinggi yang diberikan oleh guru untuk melihat
kelompok mana yang mendapatkan penghargaan kelompok tersebut.
2) Analisis hasil observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran
menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis
Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Materi
Hukum Termodinamika.
Aspek penilaian observasi aktivitas guru dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 5 tahapan yaitu:
Tahap presentasi kelas, Tahap kelompok (tim), Tahap kuis, Tahap skor
74
74
peningkatan individu, dan Tahap penghargaan kelompok yang diberi
penilaian oleh observer Ibu Kamisah, S.Pd selaku guru mata pelajaran
Fisika di kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
Adapun hasil analisis lembar observasi aktivitas guru dapat dilihat
pada Tabel 4.13 dan dapat dilihat pada Lampiran 19.
Tabel 4.13
Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas XIa Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi
Aspek
Penilaian
hasil Jumlah Rata
-rata
Persen
%
Kategori
P1 P2 P3 P4
Tahap
Presentasi
Kelas
20 22 25 24 91 8,4 98% Sangat
Efektif
Tahap
Kelompok
(Tim)
16 16 16 16 64 6,4 96% Sangat
Efektif
Tahap
Kuis
11 12 12 12 47 4,7 94% Sangat
Efektif
Tahap
Skor
Peningkat
Individu
4 3 4 4 15 3,75 78% Efektif
Tahap
Pengharga
Kelompok
4 4 4 4 16 4 80% Efektif
Jumlah
Total
55 57 61 60 233 5,45 89,2% Sangat
Efektif
75
75
Keterangan:
P1 = Pertemuan Pertama
P2 = Pertemuan Kedua
P3 = Pertemuan Ketiga
P4 = Pertemuan Keempat
Adapun grafik persentase tiap tahap penggunaan Jigsaw Puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang dibuat dari hasil observasi siswa
kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat
dilihat pada Grafik 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Guru
Keterangan :
1 : Tahap Presentasi Kelas
2 : Tahap Kelompok (Tim)
3 : Tahap Kuis
4 : Tahap Skor Peningkatan Individu
5 : Tahap Penghargaan Kelompok
Analisis Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 diperoleh dari pengamatan
aktivitas guru yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: tahap presentasi kelas,
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
76
76
tahap kelompok (tim), tahap kuis, tahap skor peningkatan individu,
dan tahap penghargaan kelompok. Hasil analisis pengamatan aktivitas
guru menunjukkan bahwa pada tahap presentasi kelas, tahap kelompok
(tim), dan tahap kuis memperoleh nilai yang tinggi dibandingkan
dengan tahap skor peningkatan individu dan penghargaan kelompok.
Pada tahap skor peningkatan individu guru sulit memasukkan nilai
atau skor kepada tim untuk menentukan kelompok (tim) mana yang
mendapatkan penghargaan kelompok atau nilai tertinggi.
Hal ini dapat peneliti analisa bahwa pada tahap presentasi
kelas, tahap kelompok (tim), dan tahap kuis merupakan tahap yang
dapat dikatakan lebih mudah diterapkan oleh guru. Dalam kegiatan
presentasi kelas, guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperhatikan, mendengar, melihat, dan memahami materi yang
dipelajari. Selanjutnya pada tahap kelompok merupakan tindak lanjut
dari tahap presentasi kelas. Untuk itu guru akan membagikan
kelompok (tim) kepada peserta didik secara heterogen yang mana
setiap kelompok akan difasilitasi oleh guru berupa bahan ajar atau
media belajar. Dari kegiatan tersebut guru dapat membimbing peserta
didik untuk melakukan diskusi atau kerja kelompok mengenai materi
yang dipelajari. Sedangkan pada kegiatan kuis, guru memfasilitasi
peserta didik agar dapat mengerjakan kuis secara individu berupa
puzzle yang telah disediakan oleh guru. Kegiatan kuis ini dapat
memberikan skor individu kepada peserta didik yang akan
dikumpulkan untuk skor kelompok (tim).
Analisi Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada
tahap skor peningkatan individu yaitu sebesar 78% dan tahap
penghargaan kelompok sebesar 80% memiliki persentasi lebih rendah
dari 3 tahap sebelumnya yaitu tahap presentasi kelas, tahap kelompok,
dan tahap kuis. Hal ini dapat peneliti analisa bahwa pada tahap skor
77
77
peningkatan individu dilihat dari skor yang dikumpulkan oleh peserta
didik itu sendiri. Namun, pada skor awal dilihat dari nilai ulangan
harian peserta didik. Apabila nilai ulangan harian peserta didik rendah
sebelumnya, maka akan berpengaruh pada skor peningkatan individu.
Selain itu tahap penghargaan kelompok juga ditentukan dari skor
peningkatan individu peserta didik, untuk melihat kelompok mana
yang mendapatkan nilai tertinggi dan mendapatkan penghargaan
kelompok.
3) Analisis efektifitas peserta didik berdasarkan soal post-test
Soal post-test terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Soal tersebut
diberikan kepada peserta didik setelah kegiatan pembelajaran selesai,
dengan tujuan untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah
menggunakan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa dikatakan efektif, jika dapat membuat
peserta didik mencapai hasil belajar maksimal, atau di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil analisis post-test peserta didik
kelas XIa dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan dapat dilihat pada
Lampiran 21.
Tabel 4.14
Hasil Post-test Belajar Peserta Didik Kelas XIa Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tuntas
Jumlah Siswa Tidak
Tuntas
1 20 17 3
Persentase 85% 15%
Kategori Sangat Efektif
78
78
Berdasarkan Tabel 4.14 tes hasil post-test belajar peserta didik
kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim dapat dilihat
bahwa jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 17 peserta didik, sedangkan
yang tidak mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebanyak 3 peserta didik. Persentase dari jumlah peserta didik yang
mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
sebesar 85%, dengan demikian menunjukkan bahwa persentase hasil
belajar peserta didik memenuhi kategori sangat efektif. Dibandingkan
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di
Sekolah Menengah Kejuruan Biaturrahim Jambi maka dapat dikatakan
bahwa hasil post-test belajar peserta didik jauh di atas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi adalah 70.
Berdasarkan hasil yang didapat pada observasi kegiatan siswa
yaitu persentase total keseluruhan sebesar 87,2% dan observasi
kegiatan guru sebesar 89,2% menunjukkan bahwa kegiatan
pembelajaran peserta didik di kelas dengan Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi
sudah termasuk dalam kategori sangat efektif. Efektifitas Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) juga dibuktikan oleh hasil belajar
peserta didik yang didapat sebesar 85%. Persentase hasil belajar
sebesar 85% menunjukkan hasil belajar peserta didik di kelas dengan
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) di Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi sudah memenuhi katageori sangat efektif.
79
79
b) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
media pembelajaran jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Uji coba
dilakukan kepada guru dan peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi untuk memperoleh masukan akhir.
1) Hasil Analisis Angket Respon Guru Menggunakan Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
Setelah kegiatan pembelajaran guru Fisika di Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi memberikan penilaian atau
respon terhadap Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan oleh peneliti
secara keseluruhan sesuai dengan kurikulum kebutuhan peserta didik
dan materi. Adapun hasil analisis angket yang diperoleh dari angket
angket respon guru dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan dapat dilihat
pada Lampiran 23.
Tabel 4.15
Hasil Praktikalitas Respon Guru Terhadap Jigsaw Puzzle Terintegrasi
Lembar Kerja Siswa
No Aspek yang
dinilai
Jumlah
Skor
Rata-
rata
Persen Kategori
1 Pemakaian LKS 39 4,3 86% Sangat Praktis
Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat hasil tanggapan guru terhadap
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika secara keseluruhan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa ini dinilai praktis dengan jumlah 39, rata-rata 4,3 dan
tingkat kepraktisan sebesar 86%. Menurut tanggapan guru penggunaan
80
80
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang peneliti
kembangkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran, karena didalamnya terdapat cakupan materi yang sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
dicapai, serta terdapat juga puzzle yang membuat peserta didik
semakin tertarik untuk memperhatikan pelajaran, sehingga membuat
peserta didik mudah untuk memahami materi yang disampaikan.
2) Hasil Analisis Angket Respon Siswa Menggunakan Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
Respon siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika. Angket respon siswa dibagikan pada pertemuan
keempat setelah kegiatan pembelajaran selesai. Angket respon siswa
yang diberikan terdiri dari 10 pertanyaan menggunakan skor skala
likert (1-5). Hasil analisa dari hasil praktikalitas respon siswa kelas XI
dapat dilihat pada Tabel 4.16, untuk secara keseluruhannya dapat
dilihat pada Lampiran 25.
Tabel 4.16
Hasil Praktikalitas Respon Siswa Terhadap Jigsaw puzzle
Terintegrasi Lembar Kerja Siswa
No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 84 4,2 84% Sangat Praktis
2 86 4,3 86% Sangat Praktis
3 88 4,4 88% Sangat Praktis
4 88 4,4 88% Sangat Praktis
5 90 4,5 90% Sangat Praktis
6 86 4,3 86% Sangat Praktis
81
81
No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
7 85 4,25 85% Sangat Praktis
8 89 4,45 89% Sangat Praktis
9 81 4,05 81% Sangat Praktis
10 96 4,8 96% Sangat Praktis
Jumlah Total 873 4,36 87,3% Sangat Praktis
Data respon siswa mengenai penggunaan Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa diperoleh penggunaan angket
praktikalitas yang diberikan kepada peserta didik kelas XIa. Persentase
respon siswa dalam uji coba terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa secara keseluruhan Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa ini dinilai sangat praktis dengan tingkat
kepraktisan 87,3% dengan kategori sangat praktis tanpa adanya revisi.
Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa mendapat respon sangat baik dan
adanya ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran yang
dikembangkan.
Berdasarkan hasil analisa pada uji coba kelompok besar terhadap
penerapan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model
Student Teams Achievement Divisions (STAD) terbukti sangat efektif
dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari pengamatan
aktivitas siswa yang disajikan pada Tabel 4.12 yang mana dari
penjumlahan setiap aspek penilaian maka dapat disimpulkan persentase
hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas tersebut yaitu 87,2% dan hasil
pengamatan aktivitas guru sebesar 89,2% masuk dalam kategori sangat
efektif. Hasil ketuntasan peserta didik yang melaksanakan uji coba
lapangan dengan mengerjakan soal post-test mencapai persentase
82
82
ketuntasan sebesar 85% masuk dalam kategori sangat efektif. Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) terbukti sangat efektif digunakan dalam
proses pembelajaran.
Hasil analisis data uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim jambi menunjukkan bahwa
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan memenuhi
kriteria sangat praktis. Tingkat kepraktisan yang diperoleh dari hasil
analisa angket praktikalitas respon guru memenuhi kategori sangat praktis
dengan tingkat kepraktisan sebesar 86%, sedangkan hasil analisa angket
praktikalitas respon siswa memenuhi kategori sangat praktis dengan
tingkat kepraktisan sebesar 87,3%. Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) terbukti praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun
perhitungan lengkap ada pada Lampiran.
C. Efektifitas Lembar Kerja Siswa (dalam tahapan uji coba)
1. Validasi dan Revisi Produk
Validasi Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa dilakukan
oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa dengan tujuan untuk
mengetahui kelayakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berdasarkan pemikiran rasional, belum berdasarkan fakta dilapangan.
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian, kelebihan, dan
kekurangan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang
dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan baik dari segi materi,
media, dan bahasa maka akan dilakukan revisi sesuai dengan saran para
ahli serta dilakukan peninjauan kembali sampai Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa siap digunakan dan diuji cobakan kelapangan.
83
83
Berdasarkan hasil validasi, maka selanjutnya produk yang
dikembangkan direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator.
Saran yang diberikan oleh validator materi untuk Lembar Kerja Siswa
yaitu perbaikin peta konsepnya menjadi lebih rinci dan lebih terarah, serta
buatlah menjadi landscape pada revisi validasi pertama (V1) dan
Sesuaikan materi pada Lembar Kerja Siswa dengan sumber belajar yang
dipakai pada revisi validasi kedua (V2). Setelah direvisi oleh peneliti,
maka diperoleh hasil dari validator ahli materi dengan jumlah 42, rata-rata
4,2, dan persentase 84%.
Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator ahli bahasa yaitu
ganti kata bisa menjadi dapat dan sudah layak digunakan untuk
mengambil data. Setelah direvisi oleh peneliti, maka diperoleh hasil dari
validator ahli bahasa dengan jumlah 32, rata-rata 4, dan persentase 80%.
Persentase total pada validator ahli materi, media, dan bahasa untuk
Lembar Kerja Siswa sebesar 83%. Persentase total pada validator materi
dan media untuk Jigsaw Puzzle sebesar 85% menunjukkan bahwa Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah
termasuk dalam kategori sangat valid untuk diuji cobakan di lapangan
kepada subjek uji coba di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim
Jambi.
2. Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan pada kelas
XIa yang jumlah 20 peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan
kepraktisan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model
Student Teams Achievement Divisions (STAD). Uji coba efektifitas
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan uji coba
praktikalitas dilakukan pada akhir pertemuan. Uji praktikalitas dilakukan
84
84
dengan cara memberikan angket praktikalitas untuk memperoleh respon
siswa terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang digunakan
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) terbukti efektif dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut dapat
dilihat dari pengamatan aktivitas siswa yang disajikan pada Tabel 4.12,
yang mana dari penjumlahan setiap aspek penilaian maka dapat
disimpulkan persentase hasil pengamatan aktivitas belajar siswa di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi tersebut yaitu 87,2%.
Pengamatan aktivitas guru yang disajikan pada Tabel 4.10 yang mana dari
hasil penjumlahan setiap kegiatan maka disimpulkan persentase hasil
pengamatan aktivitas guru sebesar 89,2% masuk dalam kategori sangat
efektif. Hasil ketuntasan peserta didik yang melaksanakan uji coba
lapangan dengan mengerjakan soal post-test mencapai persentase
ketuntasan sebesar 85% masuk dalam kategori sangat efektif. Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) terbukti sangat efektif digunakan dalam
proses pembelajaran.
Hasil analisis data uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi menunjukkan bahwa
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan memenuhi
kriteria sangat praktis. Tingkat kepraktisan yang diperoleh dari hasil
analisa angket kepraktisan respon guru memenuhi kategori praktis dengan
tingkat kepraktisan sebesar 86%, sedangkan hasil analisa angket
praktikalitas respon siswa memenuhi kategori sangat praktis dengan
tingkat kepraktisan sebesar 87,3%. Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
85
85
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) terbukti sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran.
D. Pembahasan
Pada bagian ini dikemukakan pembahasan hasil penelitian terhadap
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang telah dikembangkan.
Media Pembelajaran yang telah peneliti kembangkan yaitu jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum termodinamika di kelas XIa Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil penelitian yang akan dibahas
yaitu, proses pengembangan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa,
kualitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang meliputi tingkat
validitas yang diuji cobakan kepada validator para ahli, praktikalitas dan
efektifitas yang diuji cobakan kepada kelompok kecil dan kelompok besar di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.
1. Proses Pengembangan Media
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan
(Reserch and Development) dimana peneliti membuat Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan layak digunakan
dalam proses pembelajaran. Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini
dibuat untuk membantu peserta didik dalam memahami materi hukum
termodinamika dengan cara menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis Student Teams Achievement Divisions
(STAD) yang lebih mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Merancang
suatu produk atau media pembelajaran peneliti mengguanakan prosedur
pengembangan dengan model 4-D. model 4-D memiliki tahapan yaitu
Define, Design, Development dan Desiminate. Namun, pada tahapan
86
86
dessiminate (penyebaran) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu yang
peneliti miliki.
Selanjutnya peneliti melakukan tahap define yaitu dengan
menganalisis kurikulum yang berlaku di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi. Kemudian dilakukan analisis siswa untuk mengetahui
karakteristik peserta didik yang diperoleh melalui observasi dan analisis
materi bertujuan untuk mengidentifikasi materi yang akan diajarkan.
Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan serta dapat
menarik perhatian siswa dalam mengikuti dan menerima materi yang
disampaikan, Tahap design (perancangan) peneliti menyusun indikator,
memilih media, merancang desain produk. Tahap selanjutnya adalah tahap
development (pengembangan) Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa. Tahap ini merupakan tahap terakhir yaitu mengevaluasi Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa melalui beberapa proses yaitu:
validasi ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar
sehingga dihasilkan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang
valid, efektif, dan praktis.
2. Kualitas Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2013: 74) menjelaskan bahwa media
pembelajaran merupakan bagian dari sistem instruksional secara
keseluruhan yang memiliki kriteria dalam pemilihan media pembelajaran
yang baik yaitu : sesuai dengan tujuan, Praktis digunakan yang dalam hal
ini media pembelajaran simple dan mudah dalam penggunaan, dan
pemilihan media harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.
Jika dalam pembelajaran menggunakan media yang berkualitas
dengan baik maka dengan mudah membantu guru dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik. Media akan membantu peserta didik dalam
memahami pembelajaran dan peserta didik akan cenderung aktif selama
87
87
proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan akan
termotivasi terus belajar.
Pada tahap ini dilakukan pembahasan yang diperoleh dari para
validator dan subjek uji coba. Mengacu pada teknik analisis data yang
telah dilakukan, diperoleh hasil analisis dari masing-masing validator dan
subjek uji coba sebagai berikut:
a) Uji Validitas
Uji validitas dilakukan oleh beberapa validator. Masing-
masing validator tersebut memberikan penilaian terhadap Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Berdasarkan hasil analisa validasi ahli
materi, media, dan bahasa pada Lembar Kerja Siswa berbasis model
Student Teams Achievement Divisions (STAD) diperoleh jumlah
keseluruhan sebesar 125, dengan rata-rata 4,15, dan persentase 83%.
Validasi ahli materi dan media pada Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) diperoleh jumlah keseluruhan sebesar 30, dengan rata-rata
4,25, dan persentase 85%. Menurut Riduwan (2016:41) menyatakan
bahwa rentang nilai validasi dari 81%-100% masuk dalam kategori
sangat valid. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) termasuk dalam kategori sangat valid
dan sudah layak diuji cobakan.
b) Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk
melihat efektifitas dan praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) sebelum dilakukan uji coba pada kelompok besar. Adapun
hasil dari uji coba kelompok kecil adalah sebagai berikut:
88
88
1) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
keefektifan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
pada materi hukum termodinamika. Uji efektifitas dilakukan
dengan memberikan soal post-test kepada peserta didik, yang
mana soal tersebut terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Berdasarkan
tes hasil belajar peserta didik kelas XIb Sekolah Menengah
Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat dilihat bahwa jumlah peserta
didik yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sebanyak 8 peserta didik dan yang belum
mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebanyak 2 peserta didik. Persentase dari jumlah peserta didik
yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu sebesar 80% dengan demikian menunjukkan
persentase memenuhi kategori efektif.
2) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
pada materi hukum termodinamika. Hasil analisa praktikalitas
pada kelompok kecil kelas XIb dengan jumlah yang didapat yaitu
sebanyak 440, rata-rata 4,4, dan persentase 88%. Persentase total
pada hasil praktikalitas sebesar 88% menunjukkan bahwa Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan
sudah masuk dalam kategori “Sangat Praktis”.
89
89
c) Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh
masukan akhir. Uji coba kelompok besar dilakukan kepada peserta
didik di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dengan
jumlah 20 peserta didik untuk mengetahui hasil penerapan Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran di kelas. Setelah
diuji cobakan dalam kelompok besar produk direvisi kembali sehingga
produk yang dihasilkan valid, efektif, dan praktis.
1) Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
keefektifan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
pada materi hukum termodinamika. Uji efektifitas dilakukan
dengan menggunakan angket efektifitas yang dinilai oleh peneliti
pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil dari pengamatan
aktivitas siswa yang didapat yaitu sebanyak 162 dengan rata-rata
total keseluruhan 4,36 dan persentase total keseluruhan sebesar
87,2% menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran peserta didik di
kelas dengan menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi sudah
termasuk dalam kategori sangat efektif. Selain itu efektifitas juga
dilihat dari hasil pengmatan aktivitas guru yang didapat yaitu
sebanyak 233, dengan rata-rata 5,45, dan persentase 89,2% yang
termasuk dalam kategori sangat efektif. Menurut Riduwan
(2016:45) menyatakan bahwa rentang nilai efektifitas dari 81%-
100% masuk dalam kategori sangat efektif dan sudah dapat
dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
90
90
Selain menggunakan angket efektifitas juga menggunakan
soal post-test yang diberikan kepada peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran selesai, dengan tujuan untuk melihat hasil belajar
peserta didik setelah menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD). Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dikatakan efektif jika Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa tersebut dapat membuat peserta didik mencapai hasil
belajar maksimal, atau di atas Kriteria Ketuntusan Minimum
(KKM) yang ditetapkan di Sekolah Menengah Kejuruan
Baiturrahim Jambi yaitu 70. Tes hasil belajar peserta didik kelas
XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat dilihat
bahwa jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 17 siswa , sedangkan yang
tidak mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) sebanyak 3 siswa. Persentase dari jumlah peserta didik
yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yaitu sebesar 85% dengan demikian menunjukkan bahwa
persentase hasil belajar siswa memenuhi kategori sangat efektif.
2) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
kepraktisan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Uji
coba dilakukan kepada guru dan peserta didik di Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi untuk memperoleh
masukan akhir.
91
91
(a) Respon Guru Fisika
Setelah kegiatan pembelajaran guru Fisikadi kelas XIa
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi memberikan
penilaian atau respon terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan oleh
peneliti secara keseluruhan sesuai dengan kurikulum,
kebutuhan siswa, dan materi.
Hasil respon guru terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika secara keseluruhan media ini dinilai sangat
praktis dengan tingkat kepraktisan 86%. Menurut Riduwan
(2016:45) menyatakan bahwa rentang nilai praktikalitas dari
81%-100% masuk dalam kategori sangat praktis. Berdasarkan
rentang nilai praktikalitas tersebut, maka Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) termasuk dalam kategori
sangat praktis dan sudah layak dikembangkan dalam skala
yang lebih luas.
Berdasarkan tanggapan guru Fisika di kelas XIa Sekolah
Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi bahwa penggunaan
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang peneliti
kembangkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran, karena didalamnya terdapat cakupan
materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang harus dicapai, serta terdapat juga
puzzle yang membuat peserta didik semakin tertarik untuk
92
92
memperhatikan pelajaran, sehingga membuat peserta didik
mudah untuk memahami materi yang disampaikan.
(b) Respon Siswa
Respon siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat
praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
pada materi hukum termodinamika. Angket respon siswa
dibagikan pada pertemuan keempat setelah kegiatan
pembelajaran selesai.
Hasil respon siswa terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika secara keseluruhan Jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) ini dinilai sangat praktis
dengan tingkat kepraktisan 87,3% tanpa adanya revisi. Hal ini
membuktikan bahwa respon siswa terhadap Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) mendapat respon sangat baik
dan adanya ketertarikan siswa terhadap Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan. Hal ini
selaras dengan pendapat Riduwan (2016:42) yang berpendapat
bahwa rentang nilai praktikalitas dari 81%-100% masuk dalam
kategori sangat praktis. Berdasarkan rentang nilai praktikalitas
tersebut, maka Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
termasuk dalam kategori sangat praktis dan sudah layak untuk
dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
93
93
Selain hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa Jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan minat
belajar peserta didik dan hasil belajar Fisika, hal tersebut juga
ditegaskan oleh hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Siti Marfu‟ah dalam skripsinya yang berjudul
“Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbentuk Jigsaw Puzzle pada
Tema Ekosistem dan Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 2
Margoyoso Kabupaten Pati”. Berdasarkan penelitian tersebut
diperoleh informasi bahwa penilaian LKS oleh pakar memiliki
kriteria sangat layak dengan rata-rata perolehan skor sebesar >90%
dan LKS yang dikembangkan dikatakan efektif karena hasil belajar
meningkat sesuai dengan rumus N-gain yang mendapat nilai 0,54.
Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Ayu P. Setyaningrum
dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Media Puzzle
sebagai Media Alternatif Pembelajaran Fisika Kelas X”.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa hasil
review oleh ahli materi didapat skor sebesar 91,11% sedangkan
review oleh ahli media didapatkan skor sebesar 80% dari skor
maksimal masing-masing 100%.
Berdasarkan tujuan penelitian yang peneliti lakukan di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi yaitu
menghasilkan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD). Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
merupakan media pembelajaran yang sangat sesuai untuk
digunakan dalam proses pembelajaran Fisika khususnya materi
hukum termodinamika pada pembelajaran fisika.
94
94
Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah
dikembangkan pada materi hukum termodinamika telah
dikategorikan sangat valid, sangat efektif, dan sangat praktis.
Berdasarkan hasil validasi Lembar Kerja Siswa diperoleh nilai dari
ahli materi, media, dan bahasa dengan persentase sebesar 83%.
Berdasarkan hasil validasi Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa diperoleh nilai dari ahli materi dan media dengan persentase
sebesar 85%. Berdasarkan hasil aktivitas siswa diperoleh
persentase sebesar 87,2% dan hasil aktivitas guru diperoleh
persentase sebesar 89,2%. Berdasarkan hasil angket respon guru
diperoleh persentase sebesar 86%, dan hasil angket respon siswa
diperoleh persentase sebesar 87,3%.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) di
Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi, penelitian ini termasuk
kedalam penelitian pengembangan (Research and Development). Dalam hal
ini hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang
dihasilkan valid, efektif, dan praktis.
B. Hasil validitas Lembar Kerja Siswa diperoleh dari validator ahli materi,
media, dan bahasa dengan jumlah persentase total 83%. Hasil validitas jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa diperoleh dari validator ahli materi
dan media dengan jumlah persentase total 85%. Hasil praktikalitas pada
kelompok besar memperoleh persentase sebesar 87,3%. Hasil efektifitas pada
kelompok besar memperoleh persentase sebesar 85%. Hasil validitas jigsaw
puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa menunjukkan bahwa Jigsaw puzzle
terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah masuk dalam kategori
“Sangat Valid” untuk digunakan. Hasil efektifitas jigsaw puzzle terintegrasi
Lembar Kerja Siswa menunjukkan bahwa Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar
Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
yang peneliti kembangkan sudah termasuk dalam kategori “Sangat Efektif”.
Hasil Praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis
model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang peneliti
kembangkan sudah termasuk dalam kategori “Sangat Praktis”.
96
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan peneliti maka penulis ingin memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Disarankan kepada guru dan peserta didik agar dapat menggunakan media
pembelajaran fisika berbentuk jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja
Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran terutama pada materi
hukum termodinamika.
2. Perlu dikembangkan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada
materi yang lain sehingga jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber ajar alternatif dalam
pembelajaran yang mampu menarik minat peserta didik dalam belajar dan
menuntun peserta didik dalam belajar mandiri maupun berkelompok.
3. Penelitian pengembangan ini masih belum sempurna, perlu
penyempurnaan dan pengembangan lagi agar bisa menghasilkan produk
yang lebih menarik dan menyenangkan untuk menunjang pembelajaran
materi Fisika.
97
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Kelas XI Sekolah
Menengah Atas Pada Materi Fluida Statis Berbasis Focusky Menggunakan
Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI).
(S-1), UIN STS JAMBI: Jambi.
Ali, Moh (2012). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Revisi 2). Jakarta:
Bumi Aksara.
Arsyad. A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ayu, P. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Sebagai Media
Alternatif Pembelajaran Fisika Kelas X. (S-1). Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.
Donni, Juni. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Marfua‟ah, Siti. (2014). Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbentuk Jigsaw Puzzle
Pada Tema Ekosistem dan Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 2
Margoyoso Kabupaten Pati. Universitas Negeri Semarang: Indonesia.
Peraturan Pemerintah No 19. (2017). Tentang guru. Jakarta: Depdiknas.
Permendiknas No 22. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Permendiknas No 41. (2007). Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Riduwan (2016). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riska, Yulian (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Fisika Untuk
Meningkatkan Penguasaan Materi dan Minat Belajar Fisika Peserta Didik
SMA. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Slavin, Robert. (2006). “COOPERATIVE LEARNING” teori, riset, dan praktik.
Bandung: PT Nusa Media.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
98
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development). Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan
implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-undang No 20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
100
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK Perawat Kesehatan BAITURRAHIM
MATA PELAJARAN : Fisika
KELAS : XI
STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan hukum Termodinamika
KODE KOMPETENSI : 9
ALOKASI WAKTU : 16 x 45 menit (8x pertemuan)
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
9. 1 Menguasai hukum termodinamika
Hukum-hukum termodinamika
Membaca literatur dan berdiskusi untuk mengidentifikasi sifat-sifat gas ideal
Membaca literatur dan berdiskusi untuk Menganalisis dan merumuskan hukum ke-nol termodinamika
Membaca literatur dan berdiskusi untuk Menganalisis dan
Konsep gas ideal diidentifikasi sifat-sifatnya
Perubahan keadaan gas digambarkan dalam diagram P-V
Hukum I dan II dianalisis dan dirumuskan persamaan
Observasi/ pengamatan
4 - Buku pelajaran Fisika SMK
LKS Berbasis STAD
101
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
merumuskan hukum I Termodinamika
Berdiskusi tentang kapasitas panas gas ideal dalam kondisi tekanan konstan dan volume konstan
Berdiskusi untuk merumuskan usaha dalam sistem termodinamika
Berdiskusi untuk membahas berbagai proses termodinamika
matematisnya
Siklus karnot digambarkan dalam diagram P-V dan dirumuskan persamaan matematisnya
9. 2 Menggunakan hukum Termodinamika dalam perhitungan
Penerapan hukum termodinamika
Berdiskusi dalam kelompok untuk menghitung besaran fisis (volume, tekanan, temperatur) dari gas ideal
Berdiskusi dalam kelompok untuk
Besaran fisis (volume, tekanan, temperatur) dari gas ideal ditentukan dengan menggunakan hukum Boyle-
Observasi/ pengamatan
Tugas individu
Tugas kelompok
6 6 - Buku pelajaran Fisika SMK
102
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
menghitung energi dalam dan usaha luar dengan menggunakan hukum I termodinamika
Berdiskusi untuk menghitung kerja netto dalam siklus Otto
Berdiskusi dalam kelompok untuk menghitung Efisiensi mesin Carnot dengan menggunakan data pada diagram P-V
Gay Lussac
Energi dalam dan usaha luar ditentukan dengan menggunakan hukum I termodinamika
Efisiensi mesin Carnot dihitung dari data pada diagram P-V
Jambi, Agustus 2019
Mengetahui,
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/semester : XI / I
Program : Keperawatan
A. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum termodinamika
B. Kompetensi Dasar
9.1 Menguasai hukum termodinamika.
9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator
pencapaian kompetensi sebagai berikut:
9.1.1 Menjelaskan prinsip kerja pada siklus carnot.
9.1.2 Membedakan proses adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses
isokhorik.
D. Tujuan Pembelajaran
Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :
1. Setelah mengamati gambar atau grafik pada LKS mengenai siklus carnot, peserta didik
dapat menjelaskan prinsip kerja pada siklus carnot.
105
2. Setelah mengetahui aplikasi siklus carnot, peserta didik dapat membedakan proses
adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses isokhorik.
E. Materi Pembelajaran
Siklus Carnot
Ada empat proses yang dilakukan oleh siklus carnot. Proses pertama (A-B) yaitu
terjadinya proses pemuaian secara isotermik. Pada proses ini system menyerap kalor Q1
dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB. Proses kedua (B-C) yaitu
terjadinya proses pemuaian secara adiabatic. Selama proses ini berlangsung suhu pada
system menjadi turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC. Proses ketiga (C-
D) yaitu terjadinya proses pemampatan secara isotermik. Pada proses ini system
menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2. Proses
keempat (D-A) yaitu terjadinya proses pemampatan secara adiabtik. Selama proses ini
suhu pada system akan naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Proses adiabatik merupakan proses yang tidak ada kalor yang masuk atau keluar
dari sistem (gas) ke lingkungan atau ∆Q = 0. Hal ini berarti terjadi perubahan energy
dalam sistem adalah akibat kerja luar yang diterima oleh sistem. Jika kita terapkan pada
hukum ke-I termodinamika, akan diperoleh : ∆U = -W
Persamaannya adalah sebagai berikut: W =
(P1V1 – P2V2)
Keterangan :
W = Usaha (J) P2 = Tekanan akhir sistem (Pa)
γ = Konstanta laplace V1 = Volume awal sistem (m3)
P1 = Tekanan awal sistem (Pa) V2 = Volume akhir sistem (m3)
106
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Menurut hukum boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut: PV = konstan atau P1V1 = P2V2. Karena suhunya tetap maka pada proses
isotermis / isotermal ini tidak terjadi perubahan energi dalam atau ∆U = 0. Sedangkan
usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva. Dengan persamaan sebagai
berikut : W = n R T ln (V2/V1).
Proses isobarik adalah proses perubahan yang dialami gas pada tekanan sistem
selalu dipertahankan tetap (∆P = 0). Agar tekanan dalam sistem dapat konstan, maka
jika temperatur dalam sistem meningkat volume sistem harus diperkecil. Hal ini
menunjukkan bahwa kerja dalam proses isobarik sangat bergantung pada besarnya
perubahan volume. Usaha atau energi yang dilakukan oleh gas selama proses isobarik
dapat dituliskan dengan rumus persamaan berikut: W = P (V2-V1).
Proses isokhorik adalah proses perubahan yang dialami oleh gas dimana gas
tidak mengalami perubahan volume atau volume tetap (∆V = 0). Dalam proses ini
system sedang tidak melakukan kerja atau menerima kerja (W = 0). Sistem menerima
dan melepas kalor pada saat volume konstan. Sehingga pada saat menerima kalor luar,
tekanan dalam system meningkat tajam hingga mencapai tekanan maksimum dan
setelah system melepaskan kalor, tekanan dalam sistem turun hingga mencapai tekanan
yang minimum. Karena itu, usaha yang dilakukan gas pada proses isokhorik adalah nol.
Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan yaitu: W = P(V2-V1) = P(0) = 0
Contoh aplikasi siklus carnot pada proses adiabatik adalah pada mesin diesel
(motor bakar)., pada proses isotermal adalah Air Conditioner (AC), pada proses isobarik
adalah pemanasan air di dalam ketel mesin uap, sedangkan pada proses isokhorik
adalah sebuah kipas angin dan baterai dalam wadah tertutup.
F. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan)
107
G. Model dan Metode Pembelajaran Model
Metode
:
:
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Diskusi kelompok
Eksperimen
Ceramah
H. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama
No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang dikembangkan
1 Pendahuluan
Guru memulai pelajaran dengan salam
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai
5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
a. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik
mengamati gambar yang ada di LKS mengenai siklus carnot.
Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.
Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai siklus carnot.
Guru menjelaskan konsep pada proses adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses isokhorik.
Elaborasi b. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok secara
heterogen. Guru memberikan tugas kelompok
mengenai siklus carnot.
35 menit Rasa ingin tahu kerjasama Tanggung Jawab Jujur
108
Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan mengenai proses adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses isokhorik.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.
c. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik secara
individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai siklus carnot tanpa kerjasama.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan kuis individual kepada guru.
Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.
Konfirmasi d. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas
kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.
Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.
e. Tahap Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.
3 Penutup
Refleksi Guru meminta beberapa peserta didik
untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.
Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
5 menit
Religius Sopan santun
109
I. Sumber belajar dan alat / bahan: 1. Sumber Belajar
Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.
Jakarta: Erlangga.
Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk
SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.
J. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis Tes unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Jambi, 06 Agustus 2019
Mahasiswa Peneliti
KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/semester : XI / I
Program : Keperawatan
A. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum termodinamika
B. Kompetensi Dasar
9.1 Menguasai hukum termodinamika.
9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.
c. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator
pencapaian kompetensi sebagai berikut:
9.1.1 Menyebutkan bunyi hukum ke-I termodinamika.
9.1.2 Menjelaskan hubungan perubahan kalor dalam sistem terhadap perubahan energi
dalam sistem dan kerja sistem.
9.1.3 Mendemonstrasikan percobaan sederhana hukum ke-I termodinamika.
d. Tujuan Pembelajaran
Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :
3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menyebutkan bunyi
hukum ke-I termodinamika.
4. Setelah mengamati gambar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mengenai
111
hukum ke-I termodinamika, peserta didik dapat menjelaskan hubungan perubahan
kalor dalam sistem terhadap perubahan energi dalam sistem dan kerja sistem.
5. Setelah mengetahui aplikasi hukum ke-I termodinamika, peserta didik dapat
melakukan percobaan sederhana mengenai hukum ke-I termodinamika.
e. Materi Pembelajaran Hukum ke-I Termodinamika
Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi. Hukum ini
menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem
(W), panas yang ditambahkan atau dikurangi sistem (Q), dan energi internal sistem (U).
Dengan demikian, meskipun
energi kalor sistem telah berubah
menjadi energi mekanik (usaha) dan
energy dalam, jumlah seluruh energi
tersebut selalu tetap. Secara matematis,
hukum pertama termodinamika
dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
∆Q = Perubahan kalor dalam sistem. Sistem melepaskan kalor → negatif (-). Sistem
menerima kalor → positif (+).
∆U = Perubahan energi dalam sistem. Energi dalam sistem berkurang → negatif (-).
Energi dalam sistem bertambah → positif (+).
W = Usaha yang dilakukan sistem. Sistem menerima kerja → negatif (-). Sistem
melakukan kerja → positif (+).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa hukum ke-I termodinamika berbunyi :
“Besar perubahan kalor dalam sistem adalah sama dengan jumlah perubahan
energi dalam sistem dan kerja yang dilakukan”.
Panas masuk Usaha keluar
Q positif ( ∆U = Q – W) W negatif
Q
∆U
W
∆Q = ∆U + W
W Q
112
Contoh aplikasi hukum ke-I termodinamika dalam kehidupan sehari-hari yaitu
ketika balon yang berisi air ditiupkan kemudian dipanaskan di atas lilin (Api) maka balon
tersebut tidak akan pecah. Balon tersebut tidak akan pecah dikarenakan air yang ada di
dalam balon akan menyerap sebagian besar dari api (panas) yang ada pada lilin.
Sehingga karet balon tersebut menjadi tidak terlalu panas dan karet balon masih bisa
menahan tekanan udara yang ada di dalam balon. Hal itulah yang membuat balon yang
berisi air jika dipanaskan tidak akan pecah, dan percobaan tersebut termasuk dalam
prinsip hukum ke-I termodinamika.
f. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan) g. Model dan Metode Pembelajaran
Model
Metode
:
:
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Diskusi kelompok
Eksperimen
Ceramah
h. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama
No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang dikembangkan
1 Pendahuluan
Guru memulai pelajaran dengan salam
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai
5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
f. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik
35 menit Rasa ingin tahu kerjasama Tanggung Jawab Jujur
113
mengamati gambar yang ada di LKS mengenai hukum ke-I termodinamika.
Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.
Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai hukum ke-I termodinamika.
Guru menjelaskan konsep hukum ke-I termodinamika.
Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan demonstrasi yang dilakukan.
Guru melakukan demonstrasi kepada peserta didik mengenai hukum ke-I termodinamika.
Elaborasi g. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok secara
heterogen. Guru memberikan tugas kelompok
mengenai hukum ke-I termodinamika. Guru meminta peserta didik dalam
setiap kelompok mendiskusikan mengenai hukum ke-I termodinamika.
Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan hasil demostrasi yang dilakukan guru mengenai hukum ke-I termodinamika.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.
h. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik secara
individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai hukum ke-I termodinamika tanpa kerjasama.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan kuis individual kepada guru.
Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.
Konfirmasi
114
i. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas
kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.
Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.
j. Tahap Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan
kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.
3 Penutup
Refleksi Guru meminta beberapa peserta didik
untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.
Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
5 menit
Religius Sopan santun
i. Sumber belajar dan alat / bahan: 2. Sumber Belajar
Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.
Jakarta: Erlangga.
Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk
SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.
2. Alat / bahan
2 buah balon
Air
Stopwatch
Korek Api
Lilin
j. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis Tes unjuk kerja
115
k. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Jambi, 06 Agustus 2019
Mahasiswa Peneliti
KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/semester : XI / I
Program : Keperawatan
K. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum termodinamika
L. Kompetensi Dasar
9.1 Menguasai hukum termodinamika.
9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.
M. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator
pencapaian kompetensi sebagai berikut:
9.1.1 Menyebutkan bunyi hukum ke-nol termodinamika
9.1.2 Menjelaskan hubungan antara suhu benda A (TA), suhu benda B (TB), dan suhu
benda C (TC).
9.1.3 Mendemonstrasikan percobaan sederhana hukum ke-nol termodinamika
N. Tujuan Pembelajaran
Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :
6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menyebutkan bunyi
hukum ke-nol termodinamika.
117
7. Setelah mengamati gambar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mengenai
hukum ke-nol termodinamika, peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara
suhu benda A (TA), suhu benda B (TB), dan suhu benda C (TC).
8. Setelah mengetahui aplikasi hukum ke-nol termodinamika, peserta didik dapat
melakukan percobaan sederhana mengenai hukum ke-nol termodinamika
O. Materi Pembelajaran Hukum ke Nol Termodinamika
Sejauh ini kita baru meninjau kesetimbangan termal yang dialami oleh dua
benda yang bersentuhan. Untuk memahami konsep kesetimbangan termal secara lebih
mendalam, mari kita tinjau tiga benda (sebut saja benda A, benda B, dan benda C).
misalnya benda B dan benda C tidak saling bersentuhan, tetapi benda A bersentuhan
dengan benda B dan benda A bersentuhan dengan benda C. Amati gambar dibawah ini!
Karena saling bersentuhan maka benda A
dan benda B akan berada dalam kesetimbangan
termal, demikian juga benda A dan benda C
berada dalam kesetimbangan termal. Coba
anda perhatikan apakah benda B dan benda C
yang tidak saling bersentuhan juga berada
dalam kesetimbangan termal?
Jika hanya menggunakan logika, kita bisa mengatakan bahwa benda B dan
benda C juga berada dalam kesetimbangan termal, sekalipun keduanya tidak
bersentuhan. Benda A dan benda B berada dalam kesetimbangan termal, berarti suhu
benda A = suhu benda B. Benda A dan benda C juga berada dalam kesetimbangan
termal yang berarti bahwa suhu benda A = suhu benda C, Jadi dapat dikatakan TA = TB
dan TA = TC, maka TB = TC.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa hukum ke nol termodinamika berbunyi :
Benda A
Benda B Benda C
118
“jika dua benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga,
maka ketiga benda tersebut berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”.
Contoh aplikasi hukum ke nol termodinamika dalam kehidupan sehari-hari yaitu
ketika kita menuangkan air hangat ke dalam gelas yang berisi es batu maka yang terjadi
yaitu es batu tersebut lama-kelamaan akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air
hangat akan menurun, kemudian air yang telah tercampur akan menjadi air dingin. Air
dingin ini menunjukkan bahwa campuran es batu dan air hangat yang bersuhu sama
atau dalam keadaan kesetimbangan termal.
P. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan) Q. Model dan Metode Pembelajaran
Model
Metode
:
:
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Diskusi kelompok
Eksperimen
Ceramah
R. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama
No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang
dikembangkan
1 Pendahuluan Guru memulai pelajaran dengan
salam Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai
5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
35 menit Rasa ingin tahu kerjasama
119
k. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik
mengamati gambar yang ada di LKS mengenai hukum ke nol termodinamika.
Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.
Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai hukum ke nol termodinamika.
Guru menjelaskan konsep hukum ke nol termodinamika.
Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan demonstrasi yang dilakukan.
Guru melakukan demonstrasi kepada peserta didik mengenai hukum ke nol termodinamika.
Elaborasi l. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok
secara heterogen. Guru memberikan tugas kelompok
mengenai hukum ke nol termodinamika.
Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan mengenai hukum ke nol termodinamika.
Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan hasil demostrasi yang dilakukan guru mengenai hukum ke nol termodinamika.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.
Tanggung Jawab Jujur
120
m. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik
secara individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai hukum ke nol termodinamika tanpa kerjasama.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan kuis individual kepada guru.
Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.
Konfirmasi n. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas
kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.
Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.
o. Tahap Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan
kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.
3 Penutup Refleksi Guru meminta beberapa peserta
didik untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.
Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
5 menit
Religius Sopan santun
121
S. Sumber belajar dan alat / bahan: 3. Sumber Belajar
Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.
Jakarta: Erlangga.
Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk
SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.
2. Alat / bahan
Teko Listrik
Air
Terminal
Termometer
T. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis Tes unjuk kerja
l. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Jambi, 06 Agustus 2019
Mahasiswa Peneliti
KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/semester : XI / I
Program : Keperawatan
U. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum termodinamika
V. Kompetensi Dasar
9.1 Menguasai hukum termodinamika.
9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.
W. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator
pencapaian kompetensi sebagai berikut:
9.2.1 Menyebutkan prinsip kerja pada gas ideal.
9.2.2 Menjelaskan hubungan kapasitas panas molar pada volume konstan dan kapasitas
panas molar pada tekanan konstan.
9.2.3 Menerapkan gas ideal dalam kehidupan sehari-hari.
X. Tujuan Pembelajaran
Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :
9. Setelah mengamati gambar pada LKS mengenai gas ideal, peserta didik dapat
menyebutkan prinsip kerja pada gas ideal.
10. Setelah guru menjelaskan gas ideal, peserta didik dapat menjelaskan hubungan
123
kapasitas panas molar pada volume konstan dan kapasitas panas molar pada tekanan
konstan.
11. Setelah mengetahui aplikasi dari gas ideal, peserta didik dapat menerapkan gas ideal
dalam kehidupan sehari-hari.
Y. Materi Pembelajaran Gas Ideal
1. Kapasitas panas molar pada volume tetap (cv)
Jika jumlah mol gas adalah n mol, maka setelah kalor mengalir, kalor gas
bertambah sementara piston tetap diam dan volume system konstan, maka besar
peningkatan kalor system sebanding dengan pertambahan suhu gas. Kapasitas kalor
molar pada volume konstan (cv), dapat kita tuliskan persamaannya sebagai berikut : ∆Q
= ncv ∆T
Keterangan :
∆Q = Perubahan kalor dalam sistem
n = Jumlah partikel (mol)
cv = Kapasitas kalor molar pada volume konstan (J/kg K)
∆T = Temperatur (K)
2. Kapasitas panas molar pada tekanan konstan (cp)
Bagaimana jika pertambahan kalor system disertai dengan pertambahan
volume yang cukup besar? Hal ini mengakibatkan munculnya tekanan yang konstan
dalam system. Selain itu, temperature juga dapat mengalami perubahan. Kapasitas kalor
molar pada tekanan konstan dapat dirumuskan sebagai berikut : ∆Q = ncp ∆T.
Persamaan Umum Gas Ideal adalah sebagai berikut : PV = nRT
Keterangan :
P = Tekanan gas (dalam N/m2 atau Pascal)
124
V = Volume gas (m3)
n = Jumlah partikel (mol)
R = Konstanta gas universal (8,31 J/mol K)
T = Temperatur (K)
Contoh aplikasi gas ideal dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita sering
menggunakan ban motor, maka ban motor akan menjadi panas. Bukan hanya mesin
saja yang panas, namun juga terjadi pada body dan pada ban. Ban motor yang sering
sekali bersentuhan dengan aspal akan membuat ban menjadi panas. Pada saat ban ini
panas berarti suhu pada ban meningkat. Ketika suhu pada ban meningkat otomatis
tekanan di dalam ban juga ikut meningkat. Hal inilah yang menyebabkan motor yang
sering digunakan tidak akan membuat ban tersebut menjadi kempes, kecuali terkena
paku atau sebagainya. Peristiwa inilah yang dikatakan sebagai gas ideal.
Z. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan)
AA. Model dan Metode Pembelajaran Model
Metode
:
:
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Diskusi kelompok
Eksperimen
Ceramah
BB. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama
No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang
dikembangkan
1 Pendahuluan Guru memulai pelajaran dengan
salam Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa
5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun
125
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
p. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik
mengamati gambar yang ada di LKS mengenai gas ideal.
Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.
Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai siklus carnot.
Guru menjelaskan hubungan kapasitas panas molar pada volume konstan dan kapasitas panas molar pada tekanan konstan.
Elaborasi q. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok
secara heterogen. Guru memberikan tugas kelompok
mengenai gas ideal. Guru meminta peserta didik dalam
setiap kelompok mendiskusikan mengenai gas ideal.
Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.
r. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik
secara individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai gas
35 menit Rasa ingin tahu kerjasama Tanggung Jawab Jujur
126
ideal tanpa kerjasama. Guru meminta peserta didik
mengumpulkan kuis individual kepada guru.
Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.
Konfirmasi s. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas
kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.
Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.
t. Tahap Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan
kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.
3 Penutup Refleksi Guru meminta beberapa peserta
didik untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.
Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
5 menit
Religius Sopan santun
CC. Sumber belajar dan alat / bahan: 4. Sumber Belajar
Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.
Jakarta: Erlangga.
127
Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk
SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.
DD. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis Tes unjuk kerja
m. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Jambi, 06 Agustus 2019
Mahasiswa Peneliti
KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI
128
SOAL POST-TEST
Nama Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : XI/I
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Petunjuk :
1. Berdo‟alah sebelum mengerjakan soal.
2. Tuliskan terlebih dahulu Nama, dan Kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
3. Beri tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan.
4. Dahulukan menjawab soal yang kamu anggap benar.
5. Periksa dan bacalah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada pengawas.
Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat!
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas menunjukkan proses terjadinya hukum ke- nol termodinamika.
Tentukanlah bunyi hukum ke nol termodinamika yang paling tepat?
129
a. Jika satu benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda
kedua, maka kedua benda tersebut dalam kesetimbangan termal satu
sama lain.
b. Jika dua benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda
ketiga, maka ketiga benda tersebut dalam kesetimbangan termal satu
sama lain.
c. Jika tidak ada benda dalam kesetimbangan termal kemudian disatukan
dengan benda kedua, maka kedua benda tersebut berada dalam
kesetimbangan termal.
d. Jika satu benda tidak berada dalam kesetimbangan termal dengan
benda kedua, maka kedua benda tersebut tidak berada dalam
kesetimbangan termal.
2. Kapan kita dapat melihat bahwa air panas dimasukkan ke dalam gelas berisi
es batu telah dikatakan kesetimbangan termal?
a. Apabila volume kedua air meningkat.
b. Apabila air panasnya menjadi turun.
c. Apabila gelasnya berisi air panas.
d. Apabila temperatur keduanya sama.
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tentukanlah hubungan antara Benda A, Benda B, dan Benda C yang paling
tepat?
a. TA = TB, TA = TC, maka TB = TC
b. TA + TB, TA + TC, maka TB = TC
c. TB x TC, TC x TA, maka TA x TB x TC
d. TA + TB + TC
Benda A (TA)
Benda B (TB) Benda C (TC)
130
4. Perhatikan gambar berikut ini!
Mengapa balon yang berisi air tidak pecah, tentukanlah penyebabnya?
a. Karena air akan menyerap sebagian panas yang ada pada lilin
kemudian membuat karet balon tidak terlalu panas dan masih bisa
menahan tekanan udara yang ada di dalam balon.
b. Karena balon yang berisi air menjadi lebih besar dan membuat lilinnya
mati.
c. Karena api yang ada pada lilin sangat kecil daripada balon yang berisi
air.
d. Karena balon yang digunakan terbuat dari karet balon yang tebal.
5. Pilihlah salah satu contoh hukum ke-I termodinamika dalam kehidupan
sehari-hari?
a. Balon yang tidak berisi air dipanaskan dan menjadi pecah.
b. Air yang dipanaskan dan mendidih.
c. Balon yang berisi air dipanaskan dan tidak pecah.
d. Air panas dan air biasa disatukan menjadi air dingin.
6. Dari gambar pada soal 4, maka tentukanlah bunyi hukum ke-I
termodinamika?
a. Perubahan kalor dalam sistem tidak sama dengan jumlah perubahan
energi dalam sistem dan kerja yang dilakukan.
131
b. Perubahan energi dalam sistem sama dengan kerja yang dilakukan.
c. Besar perubahan kalor dalam sistem sama dengan kerja yang
dilakukan dan tidak sama dengan jumlah perubahan energi dalam
sistem.
d. Besar perubahan kalor dalam sistem adalah sama dengan jumlah
perubahan energi dalam sistem dan kerja yang dilakukan.
7. Pilihlah salah satu contoh rumus hukum ke-I termodinamika yang paling
tepat?
a. ∆Q = ∆U x W
b. ∆Q = ∆U + W
c. ∆Q = ∆U - W
d. ∆Q = ∆U / W
8. Berikut ini merupakan yang termasuk dalam proses-proses termodinamika :
1) Proses adiabatik
2) Proses konversi
3) Proses isotermal
4) Proses konduksi
Manakah yang termasuk dalam proses-proses termodinamika?
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1, 2, dan 4 d. 1, 2, 3, dan 4
9. Tentukanlah di bawah ini mana yang paling tepat menunjukkan proses
adiabatik?
a. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan suhu tetap.
b. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan tekanan
tetap.
c. Proses termodinamika yang berlangsung tanpa adanya pertukaran
kalor antara sistem dan lingkungan.
d. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan volume
tetap.
132
10. Manakah proses yang menunjukkan isotermal?
a. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan volume
tetap.
b. Proses ternodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan tekanan
tetap.
c. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan tidak
adanya kalor masuk ataupun keluar.
d. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan suhu tetap.
11. Apakah yang terjadi jika suhunya tetap pada proses isotermal?
a. Terjadi perubahan energi dalam.
b. Tidak terjadi perubahan energi dalam.
c. Terjadi perubahan kalor.
d. Tidak terjadi perubahan kalor.
12. Berikut adalah contoh dari proses isobarik :
1) Mesin diesel
2) Balon udara
3) Pemanasan air dalam ketel uap
4) Kulkas
Manakah yang termasuk dalam contoh proses isobaric dalam kehidupan
sehari-hari?
a. 1 dan 3 c. 3 saja
b. 1, 2, dan 3 d. semua benar
13. Mengapa proses isokhorik adalah proses perubahan yang dialami oleh gas
dimana gas tersebut volumenya tetap?
a. Karena dalam proses ini sistem menerima kerja.
b. Karena dalam proses ini sistem tidak melepas kalor.
c. Karena dalam proses ini sistem tidak menerima kalor.
d. Karena dalam proses ini sistem tidak melakukan kerja atau menerima
kerja.
133
14. Pilihlah salah satu contoh gas ideal dalam kehidupan sehari-hari?
a. Kompor gas
b. Balon udara
c. Ketel uap
d. Pipa hidrolik
15. Manakah yang benar persamaan umum gas ideal?
a. PV = nRT
b. PV = ncp∆T
c. PV = ncv∆T
d. PV = n (∆U + W)
134
KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST
NO JAWABAN
1 B
2 D
3 A
4 A
5 C
6 D
7 B
8 A
9 C
10 D
11 B
12 C
13 D
14 B
15 A
135
LEMBAR VALIDASI MATERI
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar
kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi
hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
136
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
No ASPEK PENILAIAN
Aspek Pembelajaran NILAI
1 2 3 4 5
1 LKS berbasis model STAD pada hukum
termodinamika menyajikan topik yang sesuai
dengan tuntutan SK, KD, dan indikator yang
dirumuskan.
2 LKS menyajikan isu atau masalah yang sesuai
dengan teori (Tahap 1. Presentasi Kelas).
3 LKS menyajikan masalah atau isu yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari (Tahap 1.
Presentasi Kelas).
4 Isu atau masalah yang disajikan dikaitkan dengan
materi yang dibahas (Tahap 1. Presentasi Kelas).
5 Kegiatan yang dilakukan di dalam LKS sesuai
dengan teori dan menuntun melakukan percobaan
serta menemukan konsep-konsep yang benar.
(Tahap 1. Presentasi Kelas).
6 Pertanyaan yang diberikan menuntun siswa untuk
melakukan diskusi dan menemukan konsep-
konsep yang benar. (Tahap II. Kelompok(TIM)).
7 LKS menyajikan kegiatan menyusun puzzle yang
dapat meningkatkan skor individu. (Tahap III.
Kuis).
8 Pertanyaan-pertanyaan dan kegiatan menyusun
puzzle yang diberi skor dapat dihitung dengan cara
skor peningkatan individu. (Tahap IV. Skor
Peningkatan Individu).
9 Soal-soal dan kegiatan menyusun puzzle
membantu siswa mencapai tujuan belajar atau
mendapatkan nilai tertinggi. ( Tahap V.
Penghargaan Kelompok).
10 Daftar rujukan jelas dan mudah diperoleh siswa
137
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A,B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(…………...……..)
138
LEMBAR VALIDASI MATERI
JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS
MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI
HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas jigsaw
puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis
model student teams achievement divisions pada materi hukum
termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis
model student teams achievement divisions pada materi hukum
termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
139
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
No ASPEK PENILAIAN
Aspek Pembelajaran NILAI
1 2 3 4 5
1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD pada hukum termodinamika menyajikan
gambar yang sesuai dengan materi yang ada di
LKS.
2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD menyajikan gambar yang berbeda-beda
untuk setiap materi yang ada di LKS
3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD digunakan pada saat kuis secara individu.
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
140
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A,B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(…………...……..)
141
LEMBAR VALIDASI MEDIA
JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS
MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI
HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas jigsaw
puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis
model student teams achievement divisions pada materi hukum
termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis
model student teams achievement divisions pada materi hukum
termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
142
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
No ASPEK PENILAIAN
Aspek Pembelajaran NILAI
1 2 3 4 5
1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD pada hukum termodinamika memiliki
desaign media pembelajaran yang menarik
2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD menyajikan gambar yang berbeda-beda
untuk setiap materi yang ada di LKS
3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD memiliki warna-warni yang indah.
4 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model
STAD sangat praktis digunakan dimana saja.
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
143
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A,B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(…………...……..)
144
LEMBAR VALIDASI MEDIA
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar
kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi
hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
145
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN
1 2 3 4 5
1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,
Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat
dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,
Penilaian dan Daftar Pustaka.
2 LKS konsisten menggunakan simbol atau
lambang.
3 Permasalahan yang dimunculkan
mendukung isi LKS.
4 LKS disajikan terurut sesuai dengan
langkah pembelajaran berbasis Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
mulai dari tahap presentasi kelas, tahap
kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan
individu, dan tahap penghargaan kelompok.
5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS
menuntun siswa untuk dapat menemukan
konsep-konsep yang dapat dipahami.
6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.
7 LKS menggunakan warna-warna yang
146
menarik.
8 LKS menyajikan gambar yang menarik.
9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.
10 LKS menggunakan font yang tidak lebih
dari dua jenis dan jelas dibaca.
11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.
12 LKS memiliki desain tampilan sederhana
dan menarik.
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(……………………..)
147
LEMBAR VALIDASI MEDIA
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar
kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi
hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
148
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN
1 2 3 4 5
1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,
Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat
dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,
Penilaian dan Daftar Pustaka.
2 LKS konsisten menggunakan simbol atau
lambang.
3 Permasalahan yang dimunculkan
mendukung isi LKS.
4 LKS disajikan terurut sesuai dengan
langkah pembelajaran berbasis Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
mulai dari tahap presentasi kelas, tahap
kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan
individu, dan tahap penghargaan kelompok.
5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS
menuntun siswa untuk dapat menemukan
konsep-konsep yang dapat dipahami.
6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.
7 LKS menggunakan warna-warna yang
149
menarik.
8 LKS menyajikan gambar yang menarik.
9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.
10 LKS menggunakan font yang tidak lebih
dari dua jenis dan jelas dibaca.
11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.
12 LKS memiliki desain tampilan sederhana
dan menarik.
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(……………………..)
150
LEMBAR VALIDASI MEDIA
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar
kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi
hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
151
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN
1 2 3 4 5
1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,
Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat
dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,
Penilaian dan Daftar Pustaka.
2 LKS konsisten menggunakan simbol atau
lambang.
3 Permasalahan yang dimunculkan
mendukung isi LKS.
4 LKS disajikan terurut sesuai dengan
langkah pembelajaran berbasis Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
mulai dari tahap presentasi kelas, tahap
kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan
individu, dan tahap penghargaan kelompok.
5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS
menuntun siswa untuk dapat menemukan
konsep-konsep yang dapat dipahami.
6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.
7 LKS menggunakan warna-warna yang
152
menarik.
8 LKS menyajikan gambar yang menarik.
9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.
10 LKS menggunakan font yang tidak lebih
dari dua jenis dan jelas dibaca.
11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.
12 LKS memiliki desain tampilan sederhana
dan menarik.
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(……………………..)
153
LEMBAR VALIDASI MEDIA
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar
kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi
hukum termodinamika.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang
validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang
terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams
achievement divisions pada materi hukum termodinamika.
3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada
salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut :
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak Baik 0 – 20
2 Kurang Baik 21 – 40
3 Cukup Baik 41 – 60
4 Baik 61 – 80
5 Sangat Baik 81 - 100
154
4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap
IDENTITAS
Nama Validator : ……………………………
Jurusan/Spesifikasi : ……………………………
NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN
1 2 3 4 5
1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,
Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat
dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,
Penilaian dan Daftar Pustaka.
2 LKS konsisten menggunakan simbol atau
lambang.
3 Permasalahan yang dimunculkan
mendukung isi LKS.
4 LKS disajikan terurut sesuai dengan
langkah pembelajaran berbasis Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
mulai dari tahap presentasi kelas, tahap
kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan
individu, dan tahap penghargaan kelompok.
5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS
menuntun siswa untuk dapat menemukan
konsep-konsep yang dapat dipahami.
6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.
7 LKS menggunakan warna-warna yang
155
menarik.
8 LKS menyajikan gambar yang menarik.
9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.
10 LKS menggunakan font yang tidak lebih
dari dua jenis dan jelas dibaca.
11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.
12 LKS memiliki desain tampilan sederhana
dan menarik.
SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan
C mempunyai arti sebagai berikut:
A = Layak tanpa perbaikan
B = Layak dengan perbaikan
C = Tidak layak
A B C
Jambi, Agustus 2019
Validator
(……………………..)
156
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
PERTEMUAN SATU, PERTEMUAN DUA, PERTEMUAN TIGA, DAN PERTEMUAN EMPAT
No Observer Jumlah Pernyataan Jumlah
Skor
Persentase Kategori
Tahap
Presentasi
Kelas
Tahap
Kelompok
(tim)
Tahap
Kuis
Tahap Skor
Peningkatan
Individu
Tahap
Penghargaan
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 P1 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 40 80% Efektif
2 P2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41 82% Sangat Efektif
3 P3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 40 80% Efektif
4 P4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 42 84% Sangat Efektif
Jumlah 15 18 16 16 16 16 18 16 16 16 163
Persentase 80 94 82 82 82 82 94 82 82 82 84,2
Kategori E SE SE SE SE SE SE SE SE SE SE
Kategori Keefektifan Kegiatan Siswa (%) 84,2% Sangat Efektif
157
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU
PERTEMUAN SATU, PERTEMUAN DUA, PERTEMUAN TIGA, DAN PERTEMUAN EMPAT
No Observ
e
Jumlah Pernyataan Jumla
h
Persen
%
Katego
ri
Tahap Presentasi Kelas Tahap Kelompok
(tim)
Tahap Kuis Tahap
Skor
Peningkata
n Individu
Tahap
Penghargaa
n Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 P1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55 86% Sangat
Efektif
2 P2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 57 88% Sangat
Efektif
3 P3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 90% Sangat
Efektif
4 P4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 89% Sangat
Efektif
Jumlah 15 16 16 16 14 14 16 16 16 16 16 16 15 15 16 233
Persen
%
80 82 82 82 78 78 82 82 82 82 82 82 80 80 82 82,5
Katego
ri
E SE SE SE E E SE SE SE SE SE SE E E SE SE
Kategori Keefektifan Kegiatan Siswa (%) 82,5% Sangat
Efektif
158
HASIL ANGKET RESPON SISWA (KELOMPOK KECIL)
No Responden Nomor Pernyataan Angket Jumlah Skor Persentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A.P 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48 96% Sangat Praktis
2 P.S 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 44 88% Sangat Praktis
3 N.A 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 84% Sangat Praktis
4 H.R 4 5 4 4 5 4 2 4 3 5 40 80% Sangat Praktis
5 N.L 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis
6 S.A 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48 96% Sangat Praktis
7 P.K 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis
8 P.R 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis
9 E.N 4 4 5 2 5 5 3 5 2 5 40 80% Sangat Praktis
10 N.R 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 46 92% Sangat Praktis
Jumlah 41 44 47 42 46 44 40 47 39 50 440
Rata-rata 4,1 4,4 4,7 4,2 4,6 4,4 4 4,7 3,9 5 4,4
Persentase
(%)
82 88 94 84 92 88 80 94 78 100 88
Kriteria SP SP SP SP SP SP SP SP P SP SP
Persentase Tanggapan Siswa Secara Klasikal (%) 88% Sangat Praktis
159
HASIL ANGKET RESPON SISWA (KELOMPOK BESAR)
No Responden Nomor Pernyataan Angket Jumlah Skor Persentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A.P 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48 96% Sangat Praktis
2 C.M 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 44 88% Sangat Praktis
3 E.N 4 4 5 2 5 5 3 5 2 5 40 80% Praktis
4 F.S 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 47 94% Sangat Praktis
5 H.R 4 5 4 4 5 4 2 4 3 5 40 80% Praktis
6 M.Y 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis
7 M.E 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 82% Sangat Praktis
8 N.R 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 46 92% Sangat Praktis
9 N.L 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis
10 N.A 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 84% Sangat Praktis
11 P.K 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis
12 P.R 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis
13 P.S 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 44 88% Sangat Praktis
14 R.R 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 44 88% Sangat Praktis
160
15 R.A 4 2 3 4 4 4 5 2 4 5 37 74% Praktis
16 S.B 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 43 86% Sangat Praktis
17 S.A 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48 96% Sangat Praktis
18 T.A 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 43 86% Sangat Praktis
19 U.N 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis
20 Z.N 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 84% Sangat Praktis
Jumlah 84 86 88 88 90 86 85 89 81 96 873
Rata-rata 4,2 4,3 4,4 4,4 4,5 4,3 4,25 4,45 4,05 4,8 4,36
Persentase
(%)
84 86 88 88 90 86 85 89 81 96 87,3
Kriteria SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP
Persentase Tanggapan Siswa Secara Klasikal (%) 87,3% Sangat
Praktis
161
LEMBAR JAWABAN
Nama : …………………………………………………………..
Kelas : …………………………………………………………..
Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Anda Pilih
No JAWABAN
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
11 A B C D
12 A B C D
13 A B C D
14 A B C D
15 A B C D
163
HASIL VALIDASI LEMBAR KERJA SISWA AHLI MATERI
No Standar Penilaian Skor
1 LKS berbasis model STAD pada hukum termodinamika
menyajikan topik yang sesuai dengan tuntutan SK, KD, dan
indikator yang dirumuskan.
4
2 LKS menyajikan isu atau masalah yang sesuai dengan teori
(Tahap 1. Presentasi Kelas).
4
3 LKS menyajikan masalah atau isu yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari (Tahap 1. Presentasi Kelas).
5
4 Isu atau masalah yang disajikan dikaitkan dengan materi yang
dibahas (Tahap 1. Presentasi Kelas).
5
5 Kegiatan yang dilakukan di dalam LKS sesuai dengan teori
dan menuntun melakukan percobaan serta menemukan
konsep-konsep yang benar. (Tahap 1. Presentasi Kelas).
4
6 Pertanyaan yang diberikan menuntun siswa untuk melakukan
diskusi dan menemukan konsep-konsep yang benar. (Tahap II.
Kelompok(TIM)).
4
7 LKS menyajikan kegiatan menyusun puzzle yang dapat
meningkatkan skor individu. (Tahap III. Kuis).
4
8 Pertanyaan-pertanyaan dan kegiatan menyusun puzzle yang
diberi skor dapat dihitung dengan cara skor peningkatan
individu. (Tahap IV. Skor Peningkatan Individu).
4
9 Soal-soal dan kegiatan menyusun puzzle membantu siswa
mencapai tujuan belajar atau mendapatkan nilai tertinggi.
(Tahap V. Penghargaan Kelompok).
4
10 Daftar rujukan jelas dan mudah diperoleh siswa 4
Jumlah Total 42
Rata-rata 4,2
Persentase 84%
Kategori Sangat Valid
164
HASIL VALIDASI JIGSAW PUZZLE AHLI MATERI
No Standar Penilaian Skor
1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD pada
hukum termodinamika menyajikan gambar yang sesuai
dengan materi yang ada di LKS.
4
2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD
menyajikan gambar yang berbeda-beda untuk setiap materi
yang ada di LKS
4
3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD
digunakan pada saat kuis secara individu.
4
Jumlah Total 12
Rata-rata 4
Persentase 80%
Kategori Valid
165
HASIL VALIDASI LEMBAR KERJA SISWA AHLI MEDIA
No Standar Penilaian Skor
1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul, Petunjuk Belajar,
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat dan Bahan, Tugas dan
Langkah Kerja, Penilaian dan Daftar Pustaka.
4
2 LKS konsisten menggunakan simbol atau lambang. 4
3 Permasalahan yang dimunculkan mendukung isi LKS. 3
4 LKS disajikan terurut sesuai dengan langkah pembelajaran
berbasis Student Teams Achievement Divisions (STAD) mulai
dari tahap presentasi kelas, tahap kelompok, tahap kuis, tahap skor
peningkatan individu, dan tahap penghargaan kelompok.
5
5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS menuntun siswa untuk
dapat menemukan konsep-konsep yang dapat dipahami.
4
6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas. 4
7 LKS menggunakan warna-warna yang menarik. 5
8 LKS menyajikan gambar yang menarik. 5
9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang. 4
10 LKS menggunakan font yang tidak lebih dari dua jenis dan
jelas dibaca.
4
11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur. 4
12 LKS memiliki desain tampilan sederhana dan menarik. 5
Jumlah Total 51
Rata-rata 4,25
Persentase 85%
Kategori Sangat Valid
166
HASIL VALIDASI JIGSAW PUZZLE AHLI MEDIA
No Standar Penilaian Skor
1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD pada
hukum termodinamika memiliki desaign media pembelajaran
yang menarik
4
2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD
menyajikan gambar yang berbeda-beda untuk setiap materi
yang ada di LKS
5
3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD
memiliki warna-warni yang indah.
4
4 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD sangat
praktis digunakan dimana saja.
5
Jumlah Total 18
Rata-rata 4,5
Persentase 90%
Kategori Sangat Valid
167
HASIL VALIDASI LEMBAR KERJA SISWA AHLI BAHASA
No Standar Penilaian Skor
1 Bahasa yang digunakan sudah komunikatif 4
2 Bahasa yang digunakan memotivasi peserta didik untuk
melakukan pekerjaan
4
3 Bahasa yang digunakan tidak ambigu atau bermakna ganda 4
4 LKS menggunakan bahasa yang baik dan benar menurut
kaidah tata bahasa Indonesia
4
5 Informasi yang disampaikan jelas 4
6 LKS menggunakan ejaan yang mengacu pada pedoman ejaan
yang disempurnakan (EYD)
4
7 LKS konsisten dalam menggunakan istilah yang
menggambarkan konsep
4
8 LKS konsisten dalam menggunakan simbol atau lambang 4
Jumlah Total 32
Rata-rata 4
Persentase 80%
Kategori Valid
168
HASIL VALIDASI MATERI, MEDIA, DAN BAHASA LEMBAR KERJA
SISWA
No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 Materi 42 4,2 84% Sangat Valid
2 Media 51 4,25 85% Sangat Valid
3 Bahasa 32 4 80% Valid
Jumlah Total 125 4,15 83% Sangat Valid
Kategori Sangat Valid
169
HASIL VALIDASI MATERI DAN MEDIA JIGSAW PUZZLE
No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori
1 Materi 12 4 80% Valid
2 Media 18 4,5 90% Sangat Valid
Jumlah Total 30 4,25 85% Sangat Valid
Kategori Sangat Valid
170
HASIL POST-TEST SISWA (KELOMPOK KECIL)
No Nama Siswa Nilai Post-test Kategori
1 A.P 80 Tuntas
2 P.S 80 Tuntas
3 N.A 60 Tidak Tuntas
4 H.R 75 Tuntas
5 N.L 70 Tuntas
6 S.A 80 Tuntas
7 P.K 65 Tidak Tuntas
8 P.R 80 Tuntas
9 E,N 75 Tuntas
10 N.R 85 Tuntas
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak
Tuntas
1 10 8 2
Persentase 80% 20%
Kategori Sangat Efektif
171
HASIL POST-TEST SISWA (KELOMPOK BESAR)
No Nama Siswa Nilai Post-Test Kategori
1 Alda Puspita Dewi 70 Tuntas
2 Chintya Meilani 75 Tuntas
3 Endah Nofriza 75 Tuntas
4 Fera Septiawanti i 60 Tidak Tuntas
5 Hafiffah Ramadhani 75 Tuntas
6 Mayang Yuliana 80 Tuntas
7 Meidy 80 Tuntas
8 Najwa Rachel A 80 Tuntas
9 Nopia Lestari Ningsih 60 Tidak Tuntas
10 Nurul Afiza Agustiani 80 Tuntas
11 Putri Khoirunnisa 80 Tuntas
12 Putri Risthy Ramadhani 70 Tuntas
13 Putri Safitri 75 Tuntas
14 Rada Rinanda P 80 Tuntas
15 Rika Agustina 80 Tuntas
16 Syeba Belga 65 Tidak Tuntas
17 Sri Ayu Oktaviani 75 Tuntas
18 Tasya Aulia Wulandari 75 Tuntas
19 Uci Nadia Utami 80 Tuntas
20 Zhafirah Nur Afiqah 70 Tuntas
No Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak
Tuntas
1 20 17 3
Persentase 85% 15%
Kategori Sangat Efektif
172
HASIL ANGKET RESPON GURU
No Aspek yang dinilai Skor Kategori
1 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
membimbing siswa dalam mengembangkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
4 Praktis
2 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
membimbing siswa untuk menemukan masalah
yang ada di masyarakat yang berhubungan
dengan materi hukum termodinamika.
4 Praktis
3 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
membimbing siswa untuk mengaitkan masalah
yang ada di masyarakat dengan materi hukum
termodinamika.
4 Praktis
4 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
membimbing siswa untuk menemukan konsep-
konsep yang benar melalui beberapa metode
5 Sangat Praktis
173
pembelajaran:
a. Metode Demonstrasi
b. Metode Kerja Kelompok
c. Metode Diskusi
5 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
membimbing siswa mengaplikasikan konsep
dalam kehidupan sehari-hari.
5 Sangat Praktis
6 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya memotivasi
siswa untuk mengemukakan permasalahan yang
belum dipahami terhadap materi hukum
termodinamika.
4 Praktis
7 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
membimbing siswa dalam kegiatan menyusun
puzzle secara individu untuk dapat
meningkatkan skor individu.
4 Praktis
8 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya
4 Praktis
174
menghitung skor peningkatan individu.
9 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada materi hukum
termodinamika mempermudah saya mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
5 Sangat Praktis
Jumlah Total 39
Rata-rata 4,3
Persentase 86%
Kategori Praktis
175
DOKUMENTASI PADA SAAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LKS BERBASIS MODEL STAD
179
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Wilda Yanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Talang Duku/08 Desember 1997
Nama Ayah : Abdul Manap
Nama Ibu : Mursidah
Anak Ke : Anak ke-2 dari 2 bersaudara
Alamat : Jl. Pelabuhan Baru KM.08 RT 06 Desa Talang Duku,
Kec. Taman Rajo, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi.
Pekerjaan : Mahasiswa UIN STS Jambi
Alamat E-mail : wildajambi188@gmail.com
No Kontak : 085390372262
Pendidikan Formal :
1. TK Raudhatul Jannah Tamat : Tahun 2004
2. MI Talang Duku Tamat : Tahun 2009
3. MTs.N Talang Duku Tamat : Tahun 2012
4. MAN 4 Muaro Jambi Tamat : Tahun 2015
Pengalaman Organisasi : 1. HMJ Fisika
2. Sekretaris 2 Dewan Kerja Ranting
3. Sekretaris 1 Ambalan RA.Kartini
4. Penegak Bantara
5. Sekretaris OSIS
Motto Hidup : Sesungguhnya Allah Bersama dengan orang-orang
yang sabar.
Jambi, 08 November 2019
Penulis
Wilda Yanti
top related