pengawetan hijauan makanan ternak silase
Post on 14-Apr-2016
77 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
O L E H :
S U D A R S O N O J A Y A D I
I W A N P R I H A N T O R O
Pengawetan Hijauan Makanan Ternak - SILASE
Pendahuluan
Penyediaan pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun
Produksi hijauan berfluktuasi 4 musim : Musim gugur – musim salju : pertumbuhan hijauan
terhambat Musim semi : pertumbuhan membaik Musim panas : pertumbuhan maksimum
2 musim : Kemarau : kelangkaan sumber hijauan Penghujan : kelimpahan produksi hijauan
Pendahuluan
Fluktuasi ketersediaan hijauan makanan ternak perlupengelolaan, pengolahan, penyimpanan
Alternatif kekurangan HMT : Membeli hijauan
Menjual ternak
Pengaturan pola tanam
Pengawetan hijauan makanan ternak
Persyaratan penyimpanan/pengawetan hijauan makananternak : Palatabilitas
Minimalisasi kerusakan fisik
Minimalisasi penurunan kualitas
Metode Pengawetan
2 cara : pengawetan segar/basah silase
pengawetan kering hay
Silase : makanan ternak nabati dalam bentuk segar hasil dari proses fermentasi terkontrol di dalam silo
Hay : makanan ternak yang berasal dari bagian daun/bagian lunak hijauan yang sengaja dikeringkan secara alami atau secara buatan hingga kadar air kurang dari 15 %.
Metode Pengawetan
Hasil pengawetan hijauan baik dalam bentuk silase maupun hay tidak akan pernah lebih baik dari bahan aslinya, kecuali bila diperkaya dengan bahan tambahan tertentu. enrich silage
Proses pengawetan : Sejumlah zat-zat makanan akan hilang selama proses
pengawetan
Perubahan fisik dan kimia (bau, tekstur) palatabilitas
Tujuan Pembuatan Silase
Untuk mengatasi kekurangan makanan ternak pada musim kemarau atau musim paceklik.
Untuk menampung kelebihan produksi hijauan pakan ternak atau memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik tetapi belum dimanfaatkan.
Memanfaatkan sisa hasil pertanian atau ikutan pertanian
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
Prinsip : cepat membuat suasana an aerob dan asam Pengaturan udara dalam silo pengisian bahan
dilakukan dalam waktu yang singkat dan segera ditutup dengan baik anaerob
Kandungan air bahan baku 60 – 70 %. Kandungan gula dalam bahan yang terlarut dalam air
pada bahan kering lebih dari 12 % dan 3 % pada bahan segar . Jika kandungan gula tidak cukup tersedia dalam bahan maka perlu ditambahkan gula.
Pemotongan atau pencacahan bahan. Pemadatan atau penekanan perlu dilakukan untuk
meningkatkan isi silase
Zat Tambahan
Mempercepatan proses bahan aditif berupa karbohidratmudah dicernamenambah sumber energi bagi bakteriasam laktat (McDonald, 1981) dan memudahkanterbentuknya suasana asam dengan derajat keasaman yang optimum (Harold dan Darrel, 1972)
Macam zat tambahan yang dapat digunakan dalampembuatan silase : Zat yang merupakan bahan untuk fermentasi, seperti campuran asam
sulfat dan hidrochlorat.
Zat yang mempercepat fermentasi, seperti enzim, kultur bakteri, dananti oksidan.
Zat yang menambah zat-zat makanan, seperti molases (gula tetes)
Zat Tambahan Pada Pembuatan Silase
Jenis BahanTambahan
Pengaruh Dosis Cara Pemberian
Asam Formiat Menurunkan pH hingga4 dan mencegahpembentukan protein
Rumput : 0.3%Legume : 0.4 – 0.5 %
Alat otomatis padasaat pemanenan
Molases Mendorong fermentasilaktat pada bahandengan kandungan gulaterlarut yang rendah
1 – 3 % daribahan baku
Pada saatpenimbunan bahanbaku
Bakteri asamlaktat
Percepatan fermentasilaktat
0.05% dari bahanbaku
Denganpenyemprotan
Mikrobiologi Silase
Secara alami jamur dan bakteri aerob selalu terdapat dalam keadaan dominan pada hijauan segar
Hijauan ditimbun an aerob mikroorganisme aerob diganti mikroorganisme anaerob
Kondisi anaerob bakteri asama laktat karbohidrat asam organik (Sitrat, Oksalat, Tartarat, Malat, Asetat, Propionat, Butirat) pH turun
Proses Silase
1. Respirasi
2. Peralihan fermentasi aerob ke an aerob
3. Fermentasi an aerob
4. Silase yang stabil
Respirasi
Sel masih hidup respirasi
Kh + O2 CO2 + H2O + Panas
Daun dan bagian hijauan respirasi memanfaatkan oksigen yang tersisa dalam silo. Karbohidrat dioksidasi menghasilkan CO2 dan panas.
Peralihan fermentasi aerob ke an aerob
Respirasi
O2
M.o aerob
Fermentasi an aerob
enzim dan bakteri
Kh as. organik + alkohol + H2O + panas
Fermentasi an aerob
Bakteri pembentuk asam laktat LACTIC ACID STREPTOCOCCUS LACTIS
Homofermentatif : 1 Glukosa 2 asam laktat 1 Fruktosa 2 asam laktat 1 Pentosa 1 asam laktat + 1 asam asetat
Heterofermentatif : 1 Glukosa 1 a. laktat + 1 etanol + 1 CO2 3 Fruktosa 1 a. laktat + 2 manitol + 1 a. asetat + 1 CO2 2 Fruktosa + 1 Glukosa a. asetat + 2 manitol + 1 CO2 1 Pentosa a. laktat + a. asetat
Hidup pada suhu 25o - 50o C (opt 38 C)
Fermentasi an aerob
Bakteri pembentuk asam butirat CLOSTRIDIUM TYROBUTYRICUM CLOSTRIDIUM SACCHAROBUTYRYCUM CLOSTRIDIUM SPOROGENES CLOSTRIDIUM WELCHII CLOSTRIDIUM PUTRIFICUM
Sifatnya : Saccharolitik : merombak karbohidrat
Proteolitik : merombak protein menjadi asam amino +Amonia + amida + a. butirat + NO2 + Co2 + H2O
Hidup pada suhu < 25oC Bakteri asam laktat : asam laktat (pH < 4.2) Dalam 2 minggu aktifitas bakteri asam butirat menurun Bila bocor bakteri asam butirat (pembusukan & proteolitik)
Silase yang stabil
Fermentasi an aerob berjalan sempurna tidak terjadi lagi perubahan kimia dan biologis
Tumbuh bakteri asam asetat (pH turun dan aroma khas)
Proses ensilase berlangsung 15 – 20 hari
Kerusakan Silase
Pelayuan bahan baku : 24 jam : kerusakan 1 – 2 %
48 jam : kerusakan 3 %
5 hari : kerusakan 6 %
8 hari : kerusakan 10 %
Respirasi kerusakan oksidasi karbohidrat mudah larut
Silo tertutup : kerusakan 1 %
Silo bocor/terbuka : kerusakan 40 - 50% (juga akibat fermentasi bakteri aerob)
Kerusakan Silase
Proses fermentasi jenis mikroorganisme yang berperan aktif Fermentasi aerob : kerusakan 20 – 25 %
Fermentasi anaerob : kerusakan < 5 %
Bahan pengawet Kandungan karbohidrat tidak cukup mencapai proses pematangan
yang cepat
Sehingga bakteri pembentuk asam butirat menjadi aktif bau dan rasa tidak sedap kualitas silase rendah
Kerusakan Silase
Effluensi
Yakni : pembetukan cairan pada proses ensilase
Akibat tingginya kandungan air bahan baku
Hijauan segar : KA 85 – 90% kerusakan akibat effluensi 10%
Hijauan dilayukan : KA 60 – 70% kerusakan akibat effluensi 1%.
Kualitas Silase dibandingan dengan Bahan Asalnya
Komponen Rumput Silase
pH 6.1 3.9
BK (g/kg bahan) 175.0 186.0
Karbohidrat mudah larut (g/kg BK) 140.0 10.0
Daya cerna BK (%) 78.4 79.4
Gross Energy (MJ/kg BK) 18.5 20.7
Metabolizable Energy (MJ/kg BK) 11.6 13.6
Intake BK (g/kg/hari) 11.2 8.5
Kriteria Silase yang baik
KEWANGIAN Wangi seperti buah‐buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong un
tuk mencicipinya. Nilai 25 Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi Nilai 20 Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung,rasa/wangi baunya semakin kuat at
au sama sekali tidak ada bau. Nilai 10 Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap. Nilai 0
RASA Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti youghurt/yakult. Nilai 2
5 Rasanya sedikit asam Nilai 20 Tidak ada rasa Nilai 10 Rasa yang tidak sedap, tidak ada dorongan untuk mencobanya. 0
Kriteria Silase yang baik
WARNA Hijau kekuning‐ kuningan. Nilai 25 Coklat agak kehitam‐hitaman. Nilai 10 Hitam, mendekati warna kompos Nilai 0
SENTUHAN Kering, tetapi apabila dipegang terasa lembut dan empuk. Apabila menempel ditangan
karena baunya yang wangi tidak dicucipun tidak apa‐apa. Nilai 25 Kandungan airnya terasa sedikit banyak tetapi tidak terasa basah. Apabila ditangan dic
uci bau wanginya langsung hilang. Nilai 10 Kandungan airnya banyak, terasa basah sedikit (becek) bau yang menempel ditangan,
harus dicuci dengan sabun supaya baunya hilang. Nilai 0
Jumlah nilai = Nilai wangi + Nilai rasa + Nilai warna + Nilai sentuh, angka 100adalah yang terbaik
Silase yang Baik
Menurut Ranjhan (1980) : bau asam khas silase,
tidak berjamur,
berwarna hijau kekuningan,
asam lemak mudah terbang lebih kecil dibandingkan asam laktat,
produksi amonia di bawah 10% dari total N,
konsentrasi asam butirat kurang dari 0,2%.
Menurut McIlroy (1976) pH 4,2
Kandungan asam laktat 1,5-2,5%;
Kandungan asam butirat 0,1%;
Kandungan asam asetat 0,5-0,8%
Silo
Silo : tempat atau wadah dengan ukuran dan bahan tertentu yang digunakan untuk pembuatan sekaligus tempat penyimpanan silase.
Silo : bisa berupa bangunan permanen berupa tembok, beton, besi, seng atau bahan lain.
Silo : bisa hanya berupa lubang yang diberi alas plastik. Macam-macam silo : Silo menara (tower silo) Silo parit (trench silo) Silo bunker (bunker silo) Silo tumpukan (stack silo)
Ukuran Silo
Ukuran silo disesuaikan dengan volume hijauan yang tersedia, populasi ternak yang akan diberi pakan silase dan panjangmusim kemarau di suatu kawasan.
Contoh : Satu ekor sapi dewasa bobot 500 kg.
Hijauan yang diperlukan sebanyak 10% dari bobot tubuhnya atau 50 kg per hari.
Silase hanya boleh diberikan sebanyak 40% dari pakan harian atau 20 kg per hari.
Kalau di kawasan tersebut kemarau terjadi selama 7 bulan, makadiperlukan silase sebanyak 7 X 30 X 20 = 4.200 kg
Volume yang diperlukan untuk menampung silase sebanyak4.200 kg sekitar 9.000 liter.
Tower Silo
Silo ini berbentuk silinder dengan diameter 4 – 30 m, tinggi 10 – 84 m.
Bahan kayu, dan beton, dengan bahan pelapis bagian dalam fiberglass ataubaja
Pemasukan bahan baku silase dilakukan dari atas menggunakan garpu ataumenggunakan tenaga mesin (mekanis). Bahan silase dimasukkan dari atas danselanjutnya silase yang sudah jadi secara bertahap akan diambil dari bawah.
Pada silo yang ketinggiannya mencapai puluhan meter, memasukkan bahansilasenya dengan bantuan mekanis.
Namun banyak pula silo yang terletak di lereng tebing, hingga dumptruck bisalangsung memuntahkan muatannya ke bagian atas silo.
Keuntungan penggunaan tower silo adalah silase cenderung padat akibatpengaruh berat bahan baku dan grafitasi, kecuali pada bagian atas.
Tower Silo
Trench Silo
Biaya pembuatan murah cocok untuk peternakan
rakyat
Dibuat dengan cara menggali tanah dengan lebar 4 – 6
m, dalam 2 – 3 m, sedangkan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan hijauan
Setelah bahan dimampatkan, silo ditutup dengan
plastik dan dilapisi tanah setebal 20 – 30 cm
Bentuk tumpukan atas dibuat cembung tekanan ke
segala arah.
Trench Silo
Bunker Silo
Dapat dibuat pada tanah-tanah yang sulit digali
Tidak memerulakn persyaratan drainase dan keadaan permukaan tanah yang khusus
Dibuat di atas permukaan tanah dengan dibatasi oleh balok kayu atau tembok.
Tumpukan dapat ditutup dengan plastik
Ujung plastik diberi pemberat berupa batu, ban bekas dan sebagainya.
Pengambilan silase dilakukan di salah satu ujung plastik.
Bunker Silo
Stack Silo
Sebenarnya bukan berupa wadah khusus tapi hanya merupakan tumpukan hijauan yang diletakkan di atas tanah
Silo dengan biaya termurah, mampu mengawetkan hijauan dalam jumlah besar, namun kerusakan umumnya paling tinggi diantara tipe silo yang lain
top related