pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan...
Post on 12-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH UKURAN BANK, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS,
DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING
(Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun oleh:
FIRDA ISTIANI
NIM. 1111046100075
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2015 M
v
ABSTRAK
FIRDA ISTIANI, 1111046100075, Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014). Strata Satu (S1), Konsetrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syaif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah, yang diukur dengan Indeks Islamic Social Reporting (ISR). Populasi penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah di Indonesia. Total sampel yang diuji sebanyak 10 bank umum syariah yang dipilih dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menganalisis ISR melalui laporan tahunan bank menggunakan metode content analysis. Teknik analisis data menggunakan metode regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pengungkapan ISR mengalami peningkatan. Secara simultan, variabel ukuran Bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Secara parsial variabel ukuran bank dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan ISR, sedangkan likuiditas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Kata Kunci : Islamic Social Reporting (ISR),Ukuran Bank, Profitabilitas,
Likuiditas, Leverage. Pembimbing : Rizqon Halal Syah Aji, M.Si
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirahim
Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis
mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sebagai uswatun hasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju
terang benderang.
Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “PENGARUH UKURAN BANK,
PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)” telah dapat penulis
selesaikan dengan segenap kemampuan penulis. Penulisan karya ilmiah dalam
bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata
satu (S1) Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ditemui beberapa
kesulitan. Namun berkat berkat bantuan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku
ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan banyak waktu, memberikan arahan, bimbingan
dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Bapak M. Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak,CPA dan Ibu Aini Masrurah,
MM selaku dosen penguji yang telah memberikan saran berharga dan
bermanfaat.
5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag. selaku dosen penasihat akademik yang
telah memberikan bantuan dan arahan dalam banyak hal.
6. Segenap dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi
penulis.
7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Kasmad Sutisno dan Ibunda
Maisaroh. Terima kasih atas kasih sayang, motivasi, nasihat dan doa
yang tak pernah usai.
8. Kakak-kakak tersayang, Mba Ririn, Mba Nuni, Mas Adi, dan Mba Rini
yang telah memotivasi, mendoakan, dan memberikan perhatian
terbaiknya.
viii
9. Sahabat terdekat penulis, Wilda, Dina, Sri, Rodiah, Ka Nancy, Ka
Zahidah, Defri, Ni’ma, Ka Yayan, Ka Syifa, Nur, Mutia, Tia, Ika.
Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik.
10. Ma’had Dzinnurain, Ustazah Malih, Teh Risma, Ka Vera, Ka Tia, Sevi,
Cahaya, Vanny, Ani, Ica, Iip, Nia, Haifah, Restu, Ida, Eni, Alfi, Nurul,
Ni’ma, Rina yang terus menginspirasi penulis.
11. LDK Syahid 18, Big Family Komda FSH, Laskar LiSEnSi, KKN CARE
122, Asma Binti Abu Bakar, Perbankan Syariah B 2011, dan FARIS 6.
Terima kasih telah menjadi keluarga kecil yang hangat.
12. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak.
Jakarta, 15 Oktober 2015
Firda Istiani
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 10
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 11
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .......................................................................................... 15
1. Pengungkapan ........................................................................................ 15
a. Pengertian Pengungkapan ................................................................. 15
b. Jenis Pengungkapan .......................................................................... 16
x
2. Corporate Social Responbility (CSR) .................................................... 17
a. Pengertian Corporate Social Responbility ....................................... 17
b. Ruang Lingkup Corporate Social Responbility ............................... 18
c. Prinsip Corporate Social Responbility ............................................. 19
d. Manfaat Corporate Social Responbility ........................................... 20
e. Pengungkapan Corporate Social Responbility ................................. 21
f. Corporate Social Responbility dalam pandangan Islam .................... 22
3. Islamic Social Reporting (ISR) .............................................................. 25
a. Keuangan dan Investasi (Financial and Investment Theme) ............ 25
b. Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme) ....................... 26
c. Tenaga Kerja (Employee Theme) ...................................................... 27
d. Masyarakat (Comunity Involvement Theme) ..................................... 28
e. Lingkungan (Environtment Theme) .................................................. 28
f. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme) ................. 29
4. Ukuran Bank .......................................................................................... 30
5. Profitabilitas ........................................................................................... 30
6. Likuiditas ............................................................................................... 32
7. Leverage ................................................................................................. 33
B. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 34
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 40
D. Perumusan Hipotesis ................................................................................. 41
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 46
B. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 46
C. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 47
1. Variabel Terikat (Dependen) ............................................................... 47
2. Variabel Bebas (Independen) .............................................................. 48
D. Populasi dan Sampel ................................................................................ 50
E. Metode Analisis Data ................................................................................ 52
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 52
2. Model Regresi Data Panel .................................................................. 52
a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square) ..................... 53
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)............................................ 53
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect) ................................... 54
3. Pengujian Model ................................................................................. 54
a. Uji Chow ........................................................................................ 54
b. Uji Haussman ................................................................................. 55
4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 56
a. Uji Hipotesis Secara Simultas (Uji f) ............................................. 56
b. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ................................................ 57
c. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Content Analysis Islamic Social Reporting (ISR) .......................... 59
1. Tema Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme) ...... 62
xii
2. Tema Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme) ............... 64
3. Tema Tenaga Kerja (Employee Theme) .............................................. 65
4. Tema Masyarakat (Society Theme) ..................................................... 67
5. Tema Lingkungan (Environtment Theme) .......................................... 68
6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Government Theme) ........ 70
B. Hasil Instrumen Penelitian ...................................................................... 73
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 73
2. Hasil Uji Data Panel ........................................................................... 76
a. Uji Chow ........................................................................................ 76
b. Uji Haussman ................................................................................. 76
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 77
a. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 77
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ..................................................... 78
c. Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................................... 79
4. Persamaan Model Regresi Data Panel ................................................. 80
5. Pembahasan ......................................................................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 87
C. Saran ......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 89
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Total Asset, Pembiayaan, DPK BUS dan UUS (dalam Triliun Rupiah) ... 5
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................... 50
Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian ........................................................................ 50
Tabel 3.3 Tahap Pengambilan Sampel ..................................................................... 51
Tabel 3.4 Daftar Sampel Bank Umum Syariah ........................................................ 51
Tabel 4.1 Pengungkapan Indeks ISR pada BUS Tahun 2011-2014 ........................ 59
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................... 73
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow ......................................................................................... 76
Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman ................................................................................... 77
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 78
Tabel 4.6 Hasil Uji F ................................................................................................ 79
Tabel 4.7 Hasil Uji t ................................................................................................. 79
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rasio ROA BUS dan UUS ..................................................................... 5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 40
Gambar 4.1 Pengungkapan Rata-rata Indeks ISR pada Bank Syariah
di Indonesia Periode 2011-2014 .......................................................... 60
Gambar 4.2 Indeks ISR BUS Masing-masing Tema Tahun 2011-2014 .................. 61
Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Rata-Rata Indeks ISR pada Bank Syariah
Tahun 2011- 2014 ............................................................................... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ditandai dengan
munculnya berbagai perusahaan berskala besar, dan bidang-bidang usaha
yang tersedia semakin banyak, sehingga lapangan pekerjaan tersedia cukup
luas bagi masyarakat. Hal tersebut merupakan dampak positif dari
berkembangnya industri perusahaan. Namun, perusahaan juga menghasilkan
dampak negatif terhadap lingkungannya. Kasus-kasus seperti banjir lumpur
panas Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo, Jawa Timur, pencemaran Teluk Buyat
di Minahasa Selatan oleh PT. Newmont Minahasa Raya, pembakaran hutan
oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan,
masalah pemberdayaan masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport
di Papua, dan konflik masyarakat Aceh dengan Exxon mobil yang mengelola
gas bumi di Arun merupakan beberapa kasus entitas bisnis yang tidak
memperdulikan lingkungan sosial dan lingkungan alam di sekitarnya.1
Mencermati sisi negatif dari industrialisasi tersebut, maka tidak adil jika
masyarakat yang harus menanggung beban sosial. Oleh karena itu, suatu
entitas bisnis dituntut untuk memelihara lingkungan sosial dan lingkungan
alam sekitarnya.
1 Izza Rufaida, “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Pengungkapan Media terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Perusahaan Penghasil Bahan Baku yang
Terdaftar di BEI Periode 2010-2012)”, (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.1.
2
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas
yang berkaitan dengan kegiatan operasional bisnisnya meliputi aspek
ekonomi (profit), sosial (people), dan lingkungan (planet) atau biasa disebut
triple bottom line (3P), yang diwujudkan dalam bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR). Hal tersebut berarti bahwa CSR adalah bentuk
kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit)
bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet)
secara berkelanjutan.2
CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada
stakeholdersnya. Stakeholders perusahaan meliputi karyawan, kreditur,
pelanggan, pemasok, maupun masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan
tersebut. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut tanggung jawab
perusahaan atas eksternalitas negatif yang ditimbulkan kepada warga di
sekitar operasinya saja, tetapi juga menyangkut kesejahteraan karyawan,
pelanggan, dan pemasok yang merupakan bagian dari stakeholders
perusahaan yang turut andil bagi operasi perusahaan.3
Di Indonesia, kesadaran mengenai CSR ini terlihat dari makin
banyaknya perusahaan yang mengungkapkan isu CSR dalam laporan
keuangan tahunan maupun press release lainnya.4 Pemerintah pun
mengakomodirnya dengan mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban
2 Khusnul Fauziah dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan
Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social Reporting Index”, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.5, No.1,
(Maret 2013), pp.12-20, h.13. 3 Ekkyanshah, “Membangun Program CSR yang Seimbang”, Akuntan Indonesia, Vol.12 No.2,
(Oktober 2008), h.33. 4 Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan
Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”, Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, (2010), h.2.
3
praktik CSR yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007
tentang Penanaman Modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing. Kemudian dalam Undang-Undang No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 66 menyebutkan bahwa laporan
tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya adalah laporan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, terdapat alasan lain yang mendorong perusahaan
untuk melaksanakan CSR. Fakta menunjukkan adanya korelasi postif antara
perusahaan yang melaksanakan dan mengungkapkan CSR dalam aktivitas
usahanya dengan apresiasi masyarakat.5 Bahkan beberapa penelitian pun
menyatakan bahwa peran perusahaan dalam merealisasikan tanggung jawab
sosial berkorelasi positif dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan.6
Oleh karena itu penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost semata,
melainkan sebagai investasi jangka panjang.
Bila dilihat dari perspektif Syariah, konsep CSR sebenarnya sudah ada
dalam ajaran Islam. Kesempurnaan iman seorang muslim tidak dapat hanya
dicapai dengan hubungan vertikal kepada Allah saja (Hablumminallah)-
kesalehan Individual, tetapi juga harus sejalan dengan hubungan yang baik
kepada sesama makhluk ciptaan Allah (Hablumminannas)-kesalehan sosial.7
5 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, cet.II, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h.6. 6 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.39. 7 Hafiez Sofyani, dkk. “Islamic Social Reporting index sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial
Perbankan Syariah (studi Komparasi Indonesia dan Malaysia)”, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol 4, No.1,
(Maret 2012), h.37.
4
Salah satu jenis bisnis yang menjalankan usahanya dengan prinsip-
prinsip dasar ekonomi Islam adalah bank syariah. Pelaksanaan CSR pada
perbankan syariah bukanlah sekedar memenuhi kewajiban yang diamanahkan
undang-undang saja, program CSR tidak hanya menjadi keinginan untuk
mendapatkan legitimasi dalam beroperasi disuatu kawasan, ataupun menjadi
topeng untuk mengejar keuntungan secara maksimal.8
Secara umum fungsi bank syariah yaitu: (1) Manajer investasi; (2)
Investor; (3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan (4)
pengemban fungsi sosial. Tiga fungsi pertama merupakan fungsi bisnis,
sedangkan fungsi ke empat adalah fungsi sosial bank syariah.9 Oleh karena
itu dalam mengevaluasi kinerja bank syariah harus dilakukan secara
komprehensif, yakni kinerja bisnis dan kinerja sosialnya.
Pelaksanaan fungsi sosial bank syariah dipertegas dalam Undang-
Undang nomor 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, pada bab II pasal
4 ayat (2), dinyatakan bahwa:
“Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,
infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya
kepada organisasi pengelola zakat”.
Bank syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang cukup
pesat. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah sampai dengan saat ini,
Bank Umum Syariah (BUS) berjumlah 12, Unit Usaha Syariah (UUS)
berjumlah 22, dan Bank Pembiayaan Syariah (BPRS) berjumlah 162. Volume
8 Muhammad Yasir Yusuf, “Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris Pembiayaan Mikro
Baitul Mal Aceh”, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, Vol IV, No.2, (Desember 2010), h.199. 9 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), h.195-196.
5
1,42% 1,48% 1,67% 1,79%
2,14% 2,00%
0,85% 1,13%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
usaha perbankan syariah dalam waktu satu tahun terakhir mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat, perkembangan dari tahun ke tahun dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Total Asset, Pembiayaan, DPK BUS dan UUS (dalam Triliun Rupiah)
Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
Asset 49,56 66,10 97,52 145,47 195,02 242,28 272,34 269,47
Pembiayaan 38,20 46,89 68,18 102,66 147,50 184,12 199,33 201,53
DPK 36,85 52,27 76,04 115,41 147,51 183,53 217,86 218,98
*Sampai bulan April 2015
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
Kinerja keuangan pun mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Kinerja keuangan dapat dilihat melalui rasio Return on Asset
(ROA). ROA BUS dan UUS terus mengalami peningkatan hingga tahun
2012, namun pada tahun 2013 ROA BUS dan UUS menurun, hal ini
disebabkan seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi10
. Sampai dengan
bulan Maret 2015 ROA meningkat kembali menjadi 1,13%.
Gambar 1.1
Rasio ROA BUS dan UUS
*Sampai bulan Maret 2015
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
10 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, 2013
6
Dengan perkembangannya yang terus meningkat disertai persaingan
yang cukup ketat, mengharuskan bank syariah terus memperbaiki kinerjanya.
Tantangan utama bagi bank syariah saat ini adalah mewujudkan kepercayaan
dari para stakeholders, karena kepercayaan stakeholders akan memberikan
dampak positif bagi perkembangan bank itu sendiri. Ekpektasi stakeholders
terhadap bank syariah tentunya berbeda dengan bank konvensional. Hal ini
karena bank syariah dikembangkan sebagai lembaga keuangan yang
melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip syariah, yaitu tidak hanya
bertujuan komersil yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal
semata, tetapi juga mempertimbangkan perannya dalam memberikan
kesejahteraan secara luas bagi masyarakat.11
Salah satu upaya bank syariah untuk meningkatkan kepercayaan
stakeholders-nya adalah dengan menginformasikan aspek sosialnya melalui
laporan pertanggungjawaban sosial, karena stakeholder perbankan syariah
sebagai bagian dari masyarakat memiliki hak informasi tentang seluruh
kegiatan operasional perbankan, termasuk aspek sosial.12
Namun, menurut Maali (2006) beberapa perbankan syariah di dunia
terdapat kebebasan dalam menyajikan informasi sosial dalam laporan tahunan
karena para regulator tidak mengatur dan mewajibkan secara tegas agar
masing-masing perbankan syariah menyediakan informasi tanggung jawab
11 Azis Budi Setiawan,“Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia”,
(Seminar Ilmiah Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Iskam Univ. Paramadina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam
(IAEI) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Juli 2009), h.1. 12 Rifqi Muhammad, “Persepsi user dan Preparer Laporan Keuangan terhadap Pelaporan Sosial
Perbankan Islam di Malaysia”.(t.t, t.p, t.th), h.2.
7
sosial, sehingga terdapat tingkat variasi yang tinggi dalam pelaporan sosial
antara satu bank syariah dengan lainnya.13
Sejauh ini pegungkapan CSR pada perbankan syariah mengacu pada
Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI). Jika melihat prinsip atau
pedoman GRI yang bersifat konvensional, maka kurang tepat bila digunakan
sebagai tolok ukur pengungkapan CSR pada perbankan syariah.14
Pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan pada sistem konvensional
hanya berfokus pada aspek material dan moral. Untuk itu, perlu adanya
kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial yang sesuai
dengan prinsip syariah, dengan menjadikan aspek spiritual sebagai fokus
utama dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan karena para
pembuat keputusan muslim memiliki ekspektasi agar perusahaan
mengungkapkan informasi secara sukarela guna membantu dalam pemenuhan
kebutuhan spiritual mereka. Kerangka tersebut tidak hanya berguna bagi para
pembuat keputusan muslim, tetapi juga berguna membantu perusahaan Islam
dalam pemenuhan kewajiban terhadap Allah SWT dan masyarakat. Kerangka
ini dikenal dengan sebutan Islamic Social Reporting (ISR).15
Indeks ISR berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan
oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions), yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti
13 Bassam Maali dkk., “Social Reporting by Islamic Banks”, Abacus Vol.42 No.2 (2006), h.281 14 Haris Fifa Putra, “Analisis Pelaksanaan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Pada Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Indeks Islamic Social Reporting (ISR)”, Jurnal Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, (t.th), h.3. 15 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, Indonesian Management &
Accounting Research, Vol 1, No.2, (July 2002), pp.128-146, h. 141-142.
8
mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas
Islam.16
Fitria (2010) menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial
pada beberapa bank syariah di Indonesia masih terbatas atau hanya dapat
memenuhi 50 % dari skor maksimal jika semua item diungkapkan secara
sempurna pada ISR indeks.17
Fauziah (2013) menyatakan bahwa tingkat
kinerja sosial yang diukur dengan ISR pada perbankan syariah di Malaysia
lebih tinggi dibandingkan perbankan syariah di Indonesia.18
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
ISR telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan memperoleh hasil yang
beragam. Faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan ISR yaitu ukuran
bank. Othman (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan ISR, begitu juga dengan penelitian
Lucyanda (2012), Putri (2014) dan Febriany (2014) yang menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Namun, penelitian Widayuni (2014) menyatakan bahwa ukuran bank tidak
mempengaruhi pengungkapan ISR.
Penelitian terdahulu juga telah membuktikan bahwa tingkat
pengungkapan perusahaan semakin meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya profitabilitas. Othman (2009), Rizkianingsih (2012), Lucyanda
(2012), dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
16 Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial”, h.4. 17 Ibid, h.15. 18 Khusnul Fauziah dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan
Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social Reporting Index”, h. 46.
9
positif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Namun, Febriany (2014)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap
pengungkapan ISR. Sementara Kurniawansyah (2013), Putri (2014), dan
Iswandika (2014) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh.
Faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan ISR lainnya yaitu
likuiditas. Putri (2014) dan Kurniawansyah (2014) menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR, sementara
Iswandika (2014) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh.
Faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan ISR yaitu leverage.
Rizkianingsih (2012) dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa leverage
berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Sedangkan
Lucyanda (2012)dan Iswandika (2014) menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan
penelitian sebelumnya dengan menggunakan ISR sebagai indeks
pengungkapan tanggung jawab sosial pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Oleh karena itu penulis mengambil judul “PENGARUH UKURAN BANK,
PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)”.
10
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah-masalah
yang mungkin muncul pada objek yang akan diteliti sebelum dibuatkan
pembatasan dan perumusan masalahnya. Identifikasi masalah yang ditemukan
antara lain:
1. Pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat dengan tingkat
kompetitif bank yang cukup ketat, perlu diikuti dengan meningkatkan
aspek kepatuhan terhadap prinsip Islam, dan meningkatkan kinerja sosial
yang dalam hal ini yaitu tanggung jawab sosial (CSR).
2. Standar pelaporan CSR syariah yang belum baku menjadikan pelaporan
CSR perbankan syariah menjadi tidak seragam. Pengungkapan CSR pada
perbankan syariah masih mengacu pada Global Reporting Initiative
Index (Indeks GRI). Praktik pengungkapan CSR berdasarkan perspektif
Islam seharusnya berbeda dengan perspektif konvensional karena jenis
informasi yang perlu disajikan pun berbeda.
3. Pengungkapan CSR syariah telah dikeluarkan AAOIFI dan
dikembangkan oleh beberapa peneliti yaitu Islamic Social Reporting,
namun belum banyak diungkapkan dalam laporan tahunanan bank
syariah.
4. Perkembangan indeks ISR di Indonesia masih sangat lambat jika
dibandingkan dengan indeks ISR di negara-negara Islam lainnya, yang
telah menjadi bagian pelaporan organisasi syariah.
11
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka dalam
penelitian ini penulis membatasi ruang lingkupnya agar penelitian lebih
terarah, fokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitia, serta
dapat mempermudah proses analisa itu sendiri. Oleh karena itu penulis
membatasi permasalahan yang akan dikaji, antara lain:
1. Sampel penelitian ini adalah sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Obyek yang diteliti adalah Bank Umum Syariah yang laporan
tahunannya dipublikasikan.
b. Periode penelitian yaitu tahun 2011-2014 dengan menggunakan data
laporan tahunan masing-masing bank syariah.
2. Ukuran Bank dalam penelitian ini diproksikan oleh nilai total aset bank
syariah.
3. Rasio Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Return On
Asset (ROA).
4. Rasio Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan oleh Financing to
Deposit Ratio (FDR).
5. Rasio Leverage dalam penelitian ini diproksikan oleh Debt to Asset
Ratio (DAR).
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan
12
dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pembatasan masalah, maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara
simultan berpengaruh terhadap pengungkapan pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia?
2. Apakah ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara
simultan berpengaruh terhadap pengungkapan pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan
leverage secara simultan terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia.
b. Menganalisis pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan
leverage secara parsial terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan ilmu
pengetahuan.
13
b. Bagi Perbankan Syariah
Membantu memberikan saran dan masukan bagi kinerja manajer
dalam melakukan kegiatan tanggung jawab sosial. Dan juga
pengevaluasian kinerja tanggung jawab sosial bank melalui
pengungkapan yang dilakukan.
c. Bagi Akademisi
Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh U
ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial bank umum syariah yang
diukur dengan Indeks Islamic Social Reporting. Dan menjadi sumber
referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan
dilakukan.
d. Bagi investor
Membantu untuk mengetahui competitive adventage suatu
perusahaan perbankan syariah dengan melihat kinerja keuangan
maupun non- keuangan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, yang menguraikan tentang landasan
teori Pengungkapan, Corporate Social Responsibility, Islamic
Social Reporting, ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, leverage,
review studi terdahulu, kerangka pemikiran, dan perumusan
hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN, yang menguraikan tentang ruang
lingkup penelitian, metode pengumpalan data, variabel penelitian
dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, serta
metode analisis.
BAB IV HASIL PENELITIAN, menjelaskan tentang analisis data dan
hasil pembahasan yang dilakukan sesuai dengan alat analisis yang
digunakan.
BAB V PENUTUP, memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari
rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya,
keterbatasan dan saran.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengungkapan (Disclosure)
a. Pengertian Pengungkapan
Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai
pengeluaran informasi. Istilah pengungkapan dalam arti luas
mencakup keluarnya setiap informasi mengenai suatu perusahaan
tertentu, meliputi semua informasi yang tercantum dalam pelaporan
tahunan perusahaan, media massa, majalah dan sebagainya.1
Istilah pengungkapan dalam akuntansi mengacu pada penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Pengungkapan
dalam proses pelaporan keuangan adalah analisis terhadap model
aktivitas untuk mengikhtisarkan , mengorganisir, dan mengungkapkan
hubungan timbal balik antara aktivitas-aktivitas dan untuk dapat
melihat gambar status atau peta dari entitas. Secara tradisional, proses
analisis ini dipandang sebagai proses pengembangan laporan-laporan
akuntansi untuk menyediakan pemahaman mengenai sifat dari
aktivitas-aktivitas entitas.2
1Helen Gernon dan Gary K Meek, Akuntansi Perspektif Internasional, Penerjemah Agung Saputro
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h.91. 2Frederick D.S. Choi & Gerhard G. Mueller, Akuntansi Internasional,Edisi Kedua(Jakarta: Salemba
Empat, 1997), h.279
16
b. Jenis Pengungkapan
Pengungkapan dalam pelaporan keuangan seringkali
dikelompokkan menjadi informasi keuangan dan non keuangan.
Pengungkapan keuangan (financial) terdiri dari item-item informasi
yang disajikan dalam satuan moneter. Sedangkan pengungkapan non
keuangan (non financial) dapat berupa:3
1) Deskripsi naratif, merupakan fakta atau opini yang tidak
dinyatakan dalam satuan moneter.
2) Item informasi yang dikuantifikasikan dalam satuan selain satuan
moneter. Contohnya pernyataan misi perusahaan, data mengenai
jumlah karyawan dalam suatu perusahaan.
Sedangkan jenis pengungkapan menurut Darrough (1993), dalam
hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu:4
1) Pengungkapan Wajib (Mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan
tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela,
pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk
mengungkapkannya.
3 Helen Gernon dan Gary K Meek, Akuntansi Perspektif Internasional,h.93.
4 Priyesta Rizkianingsih, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting
(ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah Di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara Gulf Cooperation
Council”. (Skripsi Universitas Indonesia), h.9.
17
2) Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan komponen –
komponen yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa
diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
a. Pengertian Corporate Social Responsibility
CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitiberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial, dan lingkungan.5
The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) mendefinisikan CSR yaitu:6
“The continuing commitment by business to behave ethically and
contribute to eonomic development while improving the quality of life
of the workforce and their families as well as of the local community
and society at large to improve their quality of life.”
Artinya tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen
perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk dapat berperilaku etis dan
turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, disertai dengan
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan dan keluarganya, serta
masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya.
Sementara World Bank mendefinisikan CSR: 7
5 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Sinar Grafika,2009), h.1 6 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, cet.II, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h.20.
18
”the commitment of business to contribute to sustainable economic
development working with employess and their representatives, the
local community and society at large to improve quality of life, in
ways that are both good for business and good for development”.
CSR merupakan komitmen bisnis dengan tujuan memberikan
kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui
kerjasama antara karyawan dan perwakilan anggota, komunitas lokal
serta masyarakat luas guna meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
yang bermanfaat bagi bisnis, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas dalam
pasal 1 butir 3 menyebutkan bahwa:
“Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya.”
b. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility
Ruang lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada
masyarakat meliputi hal-hal berikut:8
1) Perlindungan konsumen (product safety), bahwa produk yang
diberikan kepada masyarakat harus menjamin aman untuk
digunakan.
2) Pengendalian polusi (pollution control), dalam hal ini bahwa
kegiatan perusahaan tidak akan merusak lingkungan, baik
7 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, h.20. 8 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, (Jakarta: Kencana,2010),
h.9-10
19
terhadap air, tanah, maupun udara. Keterlibatan perusahaan
dituntut untuk mengontrol dan mengatasi terhadap masalah
lingkungan yang mungkin atau telah terjadi akibat aktivitas
perusahaan.
3) Reinvest Profit, perusahaan perlu melakukan investasi dari laba
yang mereka peroleh kepada dunia pendidikan, pemberdayaan
masyarakat sekitar usaha serta dukungan terhadap pelestarian
lingkungan alam.
c. Prinsip Corporate Social Responsibility
David menguraikan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial
diantaranya yaitu:9
1) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam
melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan
keberlanjutan sumber daya di masa depan. Keberlanjutan juga
memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang
tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi
masa depan. Dengan demikian, sustainibility berputar pada
keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan
sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa datang.
2) Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggung
jawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas
dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan
9 Nor Hadi, Corporate Social Responsibility, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.59.
20
dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep ini menjelaskan
pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap pihak internal
dan eksternal.
3) Transparency, merupakan prinsip yang penting bagi pihak
eksternal. Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi,
kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban
berbagai dampak dari lingkungan.
d. Manfaat Corporate Social Responsibility
Manfaat CSR bagi perusahaan antara lain:10
1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan.
2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.
6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholder.
8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10) Peluang mendapatkan penghargaan
10 Hendrik Budi Untung, Corporate Social responsibility, h.6-7
21
e. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Pada umumnya pengungkapan CSR dilaporkan dalam laporan
tahunan perusahaan. Namun, ada pula beberapa perusahaan yang
memisahkan pelaporan CSR yang dilakukan dalam sustainibility
reporting. Di Indonesia, salah satu regulasi mengenai pengungkapan
CSR diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keungan (PSAK) Nomor 1 paragraf sembilang
secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab
akan masalah sosial sebagai berikut:
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor
lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang
memegang peranan penting”
Selain IAI, pemerintah juga turut mendukung praktik pelaporan
CSR melalui UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. UU Perseroan
Terbatas pasal 66 ayat 2 huruf c menyatakan bahwa salah satu isi dari
laporan tahunan wajib memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Dalam UU Penanaman Modal pasal 15
disebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan. Meskipun pelaporan CSR di
Indonesia bersifat wajib, namun pelaporan CSR belum memiliki
standar baku yang berlaku umum terkait dengan hal-hal apa saja yang
22
harus diungkapkan di dalamnya, sehingga setiap perusahaan dapat
melakukan pengungkapan CSR yang berbeda-beda.11
Beberapa standar pengungkapan CSR diantaranya adalah
Organization for Economic Cooperation and Development guidlines
for multinasional enterprise (diterbitkan oleh Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD)), Social
Accountability 800 (diterbitkan oleh Social Accountability
International), Greenhouse gas Protocol (diterbitkan oleh World
Business Council for Sustainable Development (WBSCD) dan World
Resources Institute), Global Reporting Initiative Sustainability
Reporting Guidlines (diterbitkan oleh Global Reporting Initiative
(GRI), serta sistem manajemen lingkungan (ISO 14001, EMAS).
Diantara standar pengungkapan tersebut yang paling banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia adalah
Sustainability Reporting Guidelines yang telah diterbitkan oleh Global
Reporting Initiative (GRI) pada tahun 2000, 2002, 2006, 2010 dan
yang terbaru 2012 (GRI 4).12
f. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pandangan Islam
Dalam Islam adanya suatu tanggung jawab sosial seperti
tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat 177:
11 Hendrik Budi Untung, Corporate Social responsibility, h. 18. 12 Sari Hadiyanti, “Analisis Hubungan Shari’a Governance Structure terhadapTingkat Pengungkapan
Corporate Social Responsibility pada Perbankan Syariah di Indonesia.” (Skripsi Universitas Indonesia, 2012),
h. 15
23
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-
nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”.
Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam adalah
agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di
masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita ke
barat dan ke timur dalam shalat. Al Quran menegaskan bahwa
keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalan-
amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak
yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan
mereka yang membutuhkan. Islam tidak hanya mengedepankan aspek
vertikal yakni habluminallah (hubungan dengan Allah), namun juga
aspek horizontal yakni habluminanas (hubungan dengan manusia).
24
Konsep CSR dalam aktivitas lingkungan pun di atur dalam Islam.
Lingkungan dan pelestariannya (habliminalam-hubungan dengan
alam) merupakan salah satu inti ajaran Islam. Allah berfirman dalam
QS Al A’raf ayat 56:
“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”.
Ayat tersebut mengindikasikan bahwa manusia tidak
diperkenankan untuk melakukan kerusakan di bumi. Tanggung jawab
memelihara dan melestarikan ciptaan Allah SWT merupakan wujud
konsep akuntabilitas dalam ekonomi Islam.
Akuntabilitas dimaksudkan untuk menghasilkan pengungkapan
yang benar, adil dan transparan. Akuntabilitas tidak hanya ditujukan
kepada para pemangku kepentingan, tetapi juga kepada Allah SWT
sebagai Dzat yang memiliki otoritas tertinggi dalam memberikan
keberkahan dan kesuksesan.13
Dari pemaparan diatas menunjukan
bahwa Islam telah mengatur tentang prinsip-prinsip dasar yang
terkandung dalam CSR.
13 Abdussalam Mahmod Abu Tapanjeh, ”Corporate Governance from The Islamic Perspective: A
Comparative Analysis with OECD Principles”, Critical Perspective on Accounting, no.20 (2009), h.563.
25
3. Islamic Social Reporting (ISR)
Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model
indeks Islamic Social Reporting yang dikembangkan dengan dasar
standar pelaporan dari Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institution (AAOIFI). Peneliti yang mengembangkan ISR
antara lain yaitu Ross Haniffa (2002), Bassam Maali (2006), Rohana
Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani (2009), dan saat ini ISR
masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Berikut
tema-tema pengungkapan dalam Islamic Social Reporting yang
digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme)
Pengungkapan pada tema ini adalah praktik operasional yang
mengandung riba, gharar, dan aktivitas pengelolaan zakat.14
Salah
satu bentuk riba di dunia perbankan adalah pendapatan dan beban
bunga. Untuk menjunjung tinggi nilai transparansi kepada masyarakat,
seluruh sumber pembiayaan dan investasi yang mengandung riba dan
gharar harus diidentifikasi dan dilaporkan secara jelas.
Aspek lain yang diungkapkan adalah praktik pembayaran dan
pengelolaan zakat. Bank syariah wajib untuk melaporkan laporan
sumber dan penggunaan dana zakat selama periode dalam laporan
keuangan. Bahkan di dalam PSAK 101 dinyatakan jika bank syariah
14 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, h. 138
26
belum melakukan fungsi zakat secara penuh, bank syariah tetap
menyajikan laporan zakat.
Aspek lain yang diungkapkan adalah kebijakan atas
keterlambatan pembayaran piutang. Terkait dengan kebijakan atas
keterlambatan pembayaran piutang dan kebangkrutan klien Untuk
meminimalisir resiko pembiayaan, Bank Indonesia mengharuskan
bank untuk mencadangkan penghapusan bagi aktiva-aktiva produktif
yang mungkin bermasalah, praktik ini disebut pencadangan
penghapusan piutang tak tertagih (PPAP).
Item selanjutnya adalah jenis investasi yang dilakukan oleh bank
syariah dan proyek pembiayaan yang dijalankan, aspek ini cukup
diungkapkan secara umum.
b. Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme)
Aspek yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah status
kehalalan produk yang digunakan dan pelayanan atas keluhan
konsumen. Dalam konteks perbankan syariah, maka status kehalalan
produk dan jasa baru yang digunakan adalah melalui opini yang
disampaikan oleh DPS untuk setiap produk dan jasa baru. Identifikasi
mengenai halal atau haram suatu produk atau jasa harus diungkapkan
dalam laporan. Secara logis, tujuannya agar para pemangku
kepentingan mengetahui apakah barang atau jasa tersebut
diperbolehkan (halal) atau dilarang (haram) dalam ajaran Islam.15
15 Amalia Nurul Raditya, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR),h.30
27
Selain itu pelayanan atas keluhan nasabah juga menjadi prioritas
bank syariah dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Hal ini
merupakan peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen Pasal 4 mengenai hak konsumen untuk
didengar pendapat dan keluhannya.Hal lain yang harus diungkapkan
adalah glossary atau definisi setiap produk serta akad yang melandasi
produk tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di bank syariah
menggunakan istilah-istilah yang masih asing bagi masyarakat,
sehingga perlu informasi terkait definisi akad-akad tersebut agar
mudah dipahami oleh pengguna informasi.16
c. Tenaga kerja (Employee Theme)
Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah etika amanah dan
keadilan. Karyawan harus diperlakukan secara adil dan dibayar secara
wajar, pemberi kerja juga harus memenuhi kewajiban terhadap
karyawan dalam hal kebutuhan spiritual mereka.17
Selain itu
masyarakat ingin mengetahui apakah perusahaan menangani para
karyawan dengan adil, yaitu melalui informasi seperti gaji,
karakteristik pekerjaan, hari kerja dan hari libur, jaminan kesehatan
dan kesejahteraan, kebijakan terkait waktu dan tempat ibadah,
pendidikan dan pelatihan kepada karyawan, kesempatan yang sama
dan lingkungan kerja, dan apresiasi terhadap karyawan berprestasi.18
16 Roszaini Haniffa dan Muhammad Hudaib, “Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via
Communication in Annual Reports”, Journal of Business Ethics, 2007, h. 107 17 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, h.139 18Ibid, h.139
28
Aspek lain yang adalah kebijakan remunerasi untuk karyawan,
kesehatan dan keselamatan kerja, tempat ibadah yang memadai, waktu
atau kegiatan keagamaan.19
d. Masyarakat (Community Involvement Theme)
Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah,
dan adl, yang menekankan pada pentingnya saling berbagi dan saling
meringankan beban masyarakat. Bentuk saling berbagi dan tolong-
menolong bagi bank syariah dapat dilakukan dengan sedekah, wakaf,
dan qard.20
Aspek lain yang diungkapkan adalah sukarelawan dari
kalangan karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan
kerja para lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang,
pengembangan generasi muda, peningkatan kualitas hidup bagi
masyarakat miskin, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal
atau sosial, dan dukunga terhadap kegiatan-kegiatan kesehatan,
hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan agama.21
e. Lingkungan (Environtment Theme)
Perusahaan tidak seharusnya terlibat dalam setiap jenis kegiatan
yang mungkin menghancurkan atau merusak lingkungan. Dengan
demikian, informasi yang berhubungan dengan penggunaan sumber
daya dan program yang dilakukan untuk melindungi lingkungan harus
diungkapkan. Perbankan tidak mungkin menyebabkan kerugian
19 Rohana Othman dan Azlan Md Thani, “Islamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysia”,
International Business and Economics Research Journal Vol.9, No.4 (April 2010).h,19 20 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, h.140 21 Rohana Othman dan Azlan Md Thani, “Islamic Social Reporting Of Listed Companies In
Malaysia”,h.20
29
langsung bagi lingkungan, namun bank syariah tidak diharapkan
untuk membiayai kegiatan yang mengarah pada perusakan lingkungan
karena proyek-proyek tersebut akan merugikan masyarakat. Selain itu,
bank syariah bisa memberikan sumbangan untuk membantu
melestarikan lingkungan. Oleh karena itu, diharapkan bagi bank-bank
syariah untuk melaporkan sifat dan jumlah setiap sumbangan atau
kegiatan yang dilakukan untuk melindungi lingkungan, dan juga
mengungkapkan apakah bank telah membiayai proyek-proyek yang
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.22
f. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme)
Tata kelola perusahaan tidak bisa dipisahkan guna memastikan
pengawasan pada aspek syariah. Informasi yang diungkapkan dalam
tema tata kelola perusahaan adalah status kepatuhan terhadap syariah,
rincian nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja
komisrais, DPS, dan direksi, kebijakan remunerasi komisaris, DPS, dan
direksi, struktur kepemilikan saham, kebijakan anti korupsi, dan anti
terorisme. Dalam implementasinya di disesuaikan dengan Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
22Bassam Maali dkk., “Social Reporting by Islamic Banks”, Abacus Vol.42 No.2 (2006), h.276
30
4. Ukuran Bank
Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia
untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan
investasi dalam perusahaan tersebut semakin banyak.23
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa
cara, antara lain jumlah karyawan, nilai total aset, dan volume penjualan.
Semakin besar nilai total penjualan, total aset, dan volume penjualan
maka semakin besar pula ukuran perusahaan.24
Dalam penelitian ini
ukuran bank diproksikan dari total asset. Perhitungan total aset dapat di
rumuskan sebagai berikut:
5. Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang
ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang dan sebagainya.25
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
23Siregar & Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate
Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management)”, (Solo: Simposium Nasional Akuntansi VII,
15-16 September 2005), 475-490 24 M. Hossain, et al, “Corporate Social and Environtmental Disclosure in Developing Countries:
Evidence from Bangladesh”, Asian Pasific Conference on International Accounting Issues, Research Online
University of Wollongong, Hawaii, (Oktober 2006), h.4. 25 Sofyan Safri Harahap, Analitis Kritis atas Laporan Keuangan (Jakarta:Rajawali Pers, 2010), h.304.
Ukuran Bank = Logaritma Natural Total Aset
31
penjualan dan pendapatan investasi, penggunaan rasio ini menunjukkan
efisiensi perusahaan.26
Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:27
a. Return on Investment (ROI)
Hasil Pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan nama
Return on Investment (ROI) atau Return on Total Assets (ROA),
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. ROA berfungsi untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang
dimiliki suatu perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva,
sehingga akan memperbesar laba.28
Rumus untuk menghitung ROA yaitu:
b. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau
rentabilitas modal sendiri, merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin
26 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, h.115 27Ibid, h.115-116 28 Frederick S.Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat,
2008), h.306
ROA = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 X100 %
32
baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula
sebaliknya. Rumus untuk menghitung ROE yaitu:
6. Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, artinya
bank dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat
ditagih serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan.29
Likuiditas perbankan syariah diukur dengan rasio Financing to
Deposit Ratio (FDR). Menurut kamus BI, FDR adalah Rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR dapat
menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK yang
dihimpun oleh bank yang bersangkutan.
Bank Indonesia menetapkan batas aman untuk rasio FDR yaitu
antara 80% - 110%. Semakin rasio FDR mendekati angka 110% berarti
fungsi intermediasi bank syariah tersebut semakin baik. Berarti hampir
semua DPK bank syariah tersebut disalurkan menjadi pembiayaan dan
terserap ke sektor riil, sebaliknya jika FDR bank syariah masih jauh di
bawah 110% maka berarti bank syariah tersebut belum menjalankan
fungsi intermediasinya dengan baik. Akan tetapi, jika FDR suatu bank
syariah jauh di atas 110%, hal tersebut juga mengindikasikan bank
29 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.133-134
ROE = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 X 100%
33
syariah belum bisa menghimpun DPK yang cukup untuk menyalurkan
pembiayaan. FDR di atas 110% juga mengindikasikan pembiayaan bank
syariah lebih besar dari DPK sehingga menunjukkan bahwa uang yang
digunakan bank syariah untuk menyalurkan pembiayaan berasal dari
sumber lain seperti modal atau hutang.
7. Leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan
terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity) maupun aset.30
Adapun jenis-jenis rasio leverage antara lain:31
a. Debt to Assets Ratio (DAR)
Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio, merupakan rasio utang
yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rumus untuk menghitung DAR yaitu:
30Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h.306 31Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, h. 112
DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 X100%
Rumus FDR = Total Pembiayaan yang diberikan bank
Total Dana Pihak Ketiga X 100%
34
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara
membandingkan antara seluruh hutang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus
untuk menghitung DER yaitu:
B. Review Studi Terdahulu
Dalam rangka penentuan fokus penelitian, penulis telah membandingkan
dengan penelitian terdahulu.
1. Rohana Othman, dkk., Determinants of Islamic Social Reporting
Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia,
Research Journal of International Studies- Issue 12, Universitas
Teknologi MARA, Malaysia, (Oktober, 2009). Penelitian ini
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic Social
Reporting (ISR) pada Top perusahaan syariah yang tercantum dalam
bursa Malaysia. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi
berganda. Hasil penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 X 100%
35
komposisi dewan pengurus berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR. Namun tipe industri tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan ISR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan
variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas. Perbedaannya yaitu
menambahkan likuiditas dan leverage, obyek penelitian yaitu Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia, metode penelitian yaitu analisis
regresi data panel.
2. Jurica Lucyanda, Lady Gracia Prilia Siagian, The Influence of
Company Characteristics Toward Corporate Social Responsibility
Disclosure. International Conference on Business and Management,
Phuket-Thailand, 2012. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) Indeks pada perusahaan
yang listed di BEI. Hasil penelitian yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, profil perusahaan, earnings per share, kepedulian
lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Sedangkan leverage, Ukuran Dewan Komisaris, umur perusahaan,
kepemilikan manajerial, dan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengarahuh signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR.
Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan ukuran bank,
profitabilitas, dan leverage sebagai variabel independen. Perbedaannya
yaitu menambahkan variabel independen likuiditas, indeks pengukuran
CSR menggunakan ISR, obyek penelitian yaitu Bank Umum Syariah
36
(BUS) di Indonesia, dan metode penelitian yaitu analisis regresi data
panel.
3. Priyesta Rizkianingsih, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada
Bank-bank Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Negara-negara Gulf
Cooperation Council, Skripsi Universitas Indonesia, 2012. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui indeks ISR bank-bank syariah di
Indonesia, Malaysia, dan negera GCC, dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel tekanan politik dan pemerintah, jumlah penduduk
muslim, profitabilitas dan leverage secara signifikan mempengaruhi
tingkat ISR, namun Islamic Governance Score tidak berpengaruh
signifikan. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan profitabilitas,
dan leverage sebagai variabel independen. Metode penelitian yang
digunakan yaitu analisis regresi data panel. Perbedaannya yaitu
menambahkan variabel independen yaitu ukuran bank dan likuiditas.
4. Sheilla Monica Kuncoro Putri, Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan
Syariah. Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2014. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui indeks ISR bank umum syariah di Indonesia
dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
ISR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan, FDR dan NPF berpengaruh negatif
37
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Sedangkan variabel ROA, ROE,
dan CAR tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Persamaan
dengan penulis yaitu menggunakan ukuran bank, profitabilitas, likuiditas,
sebagai variabel independen. Obyek penelitian yaitu Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia. Perbedaannya menambahkan variabel
independen yaitu leverage (DAR), metode penelitian yang digunakan
yaitu analisis regresi data panel.
5. Doni Kurniawansyah, Analisis Hubungan Financial Performance
dan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia),
Skripsi Universitas Diponegoro, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan financial performance (CAR, NPL, ROA, LDR)
dan CSR perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL
berpengaruh negatif signifikan dan LDR berpengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan variabel CAR dan ROA tidak
berpengaruh terhadap pengungakan CSR. Persamaan dengan penulis
yaitu menggunakan profitabilitas (ROA), likuiditas (FDR) sebagai
variabel independen. Perbedaannya menambahkan variabel independen
yaitu ukuran bank dan leverage (DAR), metode penelitian yang
digunakan yaitu analisis regresi berganda, dan obyek penelitian yaitu
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
38
6. Novita Febriany, dkk. Analisis Islamic Social Reporting Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia, Prosiding Universitas Sriwijaya, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks ISR bank umum
syariah di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan, ROE
berpengaruh negatif signifikan pengungkapan ISR. Sedangkan variabel
kepatuhan syariah yang merupakan porsi pembiayaan murabahah tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Persamaan dengan penulis
yaitu menggunakan ukuran bank dan profitabilitas sebagai variabel
independen. Obyek penelitian yaitu Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia. Perbedaannya menambahkan variabel independen yaitu
likuiditas dan leverage , metode penelitian yang digunakan yaitu analisis
regresi berganda.
7. Ryandi Iswandika, dkk. Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate
Governance, dan Kualitas Audit terhadap Pengungkapan CSR
Jurnal Akuntansi Universitas Trisakti, Volume 1 No2 September
2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris independen, ukuran komite audit dan kualitas audit terhadap
pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ukuran proporsi dewan komisaris dan
kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
39
Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan profitabilitas dan
likuiditas sebagai variabel independen. Perbedaannya menambahkan
variabel independen yaitu ukuran bank dan leverage (DAR), metode
penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi berganda, dan obyek
penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
8. Nisrina Widayuni, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia, Jurnal Akuntansi
Universitas Diponegoro, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014. Obyek
penelitian yaitu perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Hasil
penelitian yaitu profitabilitas dan leverage berpengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dan jumlah pertemuan Dewan
Pengawas Syariah, dan ukuran bank menunjukkan hasil yang sebaliknya.
Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan variabel ukuran bank,
profitabilitas, dan leverage. Perbedaannya yaitu menambahkan variabel
independen yaitu likuiditas, metode penelitian menggunakan analisis
regresi data panel.
40
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
.
Berlanjut ke halaman berikutnya
UU No 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas yang mengharuskan
perusahaan melaksanakan dan
mengungkapkan tanggung jawab
sosial, namun belum ada standar
baku pengungkapan CSR untuk
perusahaan syariah. AAOIFI telah
mengeluarkan standar awal
pengungkapan dan dikembangkan
oleh beberapa peneliti yaitu
Islamic Social Reporting (ISR).
ISR belum banyak
diungkapkan dalam
laporan tahunanan bank
syariah, perkembangan
indeks ISR di Indonesia
masih sangat lambat
dibandingkan
perkembangan indeks ISR
di negara-negara Islam
lainnya
GAP
AO
Penelitian ini diteliti:
Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap
Pengunkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah.
Variabel Independen Variabel Dependen
Likuiditas(X3)
Kurniawansyah (2013), Putri (2014), Iswandika (2014)
Ukuran Bank (X1)
Othman et al. (2009), Lucyanda (2012), Putri (2014),
Febriany (2014), Widayuni (2014)
Profitabilitas (X2)
Othman et al. (2009),Lucyanda (2012) Rizkianingsih
(2012), Kurniawansyah (2013), Putri (2014),
Iswandika (2014), Widayuni (2014)
Leverage (X5)
Lucyanda (2012) Rizkianingsih (2012), Widayuni
(2014)
Pengungkapan
Islamic Social
Reporting
(Y)
41
Lanjutan Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
D. Perumusan Hipotesis
1. Ukuran Bank, Profitabiltas, Likuiditas dan Leverage dengan
Pengungkapan Islamic Social Reporting
Othman (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar
adalah perusahaan yang memiliki sumber daya lebih banyak daripada
perusahaan yang lebih kecil, perusahaan yang lebih besar sudah pasti
memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih
banyak sehingga perusahaan besar melakukan pengungkapan yang lebih
sesuai dengan prinsip Islam.
Selain itu perusahaan yang memiliki tingkat profit lebih tinggi akan
menarik para investor, sehingga upaya perusahaan untuk memberikan
Model
ISRit = β+ β1Total Asetit + β2ROAit + β3FDRit − β4DARit+𝜀𝑖𝑡
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinas,
Uji f, Uji t
Hasil Pengujian
dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Purposive Sampling
Metode Analisis:
Regresi Data Panel
42
informasi yang lebih baik kepada masyarakat serta calon investornya,
yaitu dengan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosialnya.
Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukkan
dengan tingkat likuiditas sesuai batas aman peraturan Bank Indonesia,
sehingga perusahaan yang sehat akan lebih luas mengungkapkan
tanggung jawab sosialnya. Terdapat pengaruh negatif antara leverage dan
pengungkapan tanggung jawab sosial. sesuai dengan teori agensi maka
manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan
mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial dan sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Ha1: Ukuran Bank, Profitabiltas, Likuiditas, dan Leverage berpengaruh
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Bank Umum
Syariah di Indonesia.
2. Ukuran Bank dengan Pengungkapan ISR
Semakin besar ukuran perusahaan, informasi yang tersedia untuk
investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi
dalam perusahaan tersebut semakin banyak.32
Othman (2009),
Rizkianingsih (2012), Putri (2014), dan Febriany (2014) menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan ISR, begitu pula Lucynda yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
32Siregar & Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate
Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management)”, (Solo: Simposium Nasional Akuntansi
VII, 15-16 September 2005), 475-490
43
Namun, Widayuni (2014) menyatakan bahwa ukuran bank tidak
mempengaruhi pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha2: Ukuran bank berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia
3. Profitabilitas dengan Pengungkapan ISR
Adanya indikasi yang kuat bahwa profitabilitas berkaitan erat pada
keefektifan manajemen suatu perusahaan dalam mengatur keuntungan
yang didapat oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profit
lebih tinggi akan menarik para investor, sehingga upaya perusahaan
untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada masyarakat serta
calon investornya, yaitu dengan meningkatkan pengungkapan tanggung
jawab sosialnya, sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin
besar pengungkapan informasi sosial. 33
Othman (2009), Rizkianingsih (2012), dan Widayuni (2014)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan ISR, begitu pula Lucyanda (2012) yang menyatakan
bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR.
Febriany (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Namun kurniawansyah (2013),
Putri (2014), dan Iswandika (2014) menyatakan bahwa profitabilitas
33Septi Widiawati, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-
perusahaan yang Terdapat pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011”, (Skrips S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro, 2012).
44
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah sebagai
Ha3: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia
4. Likuiditas dengan Pengungkapan Islamic Social Reporting
FDR merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
likuiditas. Dengan FDR yang sesuai dengan batas aman Bank Indonesia,
maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan
asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif),
dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat.
Ketika laba perusahaan meningkat, diharapkan dana yang dimiliki bank
untuk melakukan kegiatan CSRnya akan semakin besar. Sehingga bank
akan semakin banyak melakukan kegiatan CSR kepada masyarakat dan
lingkungan sekitarnya, sehingga pengungkapan CSR akan semakin luas.
Firmansyah (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang secara
keuangan kuat akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak
informasi karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa
perusahaan tersebut kredibel. Kurniawansyah (2014) menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR,
sementara Putri (2014) menyatakan likuiditas berpengaruh nergatif
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Namun Iswandika (2014)
menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
45
Ha4: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia
5. Leverage dengan Pengungkapan Islamic Social Reporting
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Sembiring (2005)
terdapat pengaruh negatif antara leverage dan pengungkapan tanggung
jawab sosial. sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan
tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari
para debtholders. tingkat leverage yang besar kemungkinan perusahaan
akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan
berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi, supaya laba yang
dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk
biaya untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial Hasil
penelitiannya menunjukkan leverage berpengaruh negatif signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Rizkianingsih (2012) dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa
leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR.
Lucyanda (2012) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan adalah:
Ha6: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris pengaruh 4 variabel
independen yaitu Ukuran Bank (Total Asset), Profitabilitas (Return on
Assets), Likuiditas (Finaning to Deposit Ratio), dan Leverage (Debt to Assets
Ratio) terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah periode 2011-2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel
penelitian dalam angka-angka dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistika dan permodalan matematis.1 Penelitian kuantitatif dengan format
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.2
B. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yakni data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder yang diambil umumnya
berupa bukti, catatan,atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
1 EfferinSujoko dkk., Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis, (Malang: Bayu
Media Publishing, 2004), h.18 2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta
Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36.`
47
data dokumenter yang dipublikasikan.3 Data sekunder dapat digali melalui
monografi yang diterbitkan oleh masing-masing lembaga tersebut, laporan-
laporan baik mingguan, bulanan, triwulan atau tahunan.4
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Library Research
Landasan teori dan pengembangan hipotesis yang dibentuk merupakan
hasil pencarian dan pengumpulan data dari beberapa literatur, seperti
buku, jurnal ilmiah, dan tulisan-tulisan lain yang terkait dengan penelitian.
2. Internet Research
Dalam penelitian ini, data diperoleh dari laporan keuangan dan laporan
tahunan bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014. Data-data
bank syariah yang dibutuhkan untuk dasar pengisian indeks ISR dapat
diperoleh dari situs web www.bi.go.id, www.ojk.go.id dan situs web bank
syariah terkait.
C. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diukur
dengan Islamic Social Reporting (ISR) Indeks. Indeks ISR yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari indeks ISR yang
3 Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 2002), h.147 4 Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi,(Jakarta: PT RajaGraindo
Persada, 2005) h.121
48
dibuat oleh Haniffa (2002) dan Othman dkk. (2009) dengan beberapa
penyesuaian.
Indeks ISR diukur menggunakan metode content analysis (analisis
isi) untuk mengidentifikasi jenis pengungkapan ISR dengan cara
membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan. Analisis isi
adalah suatu metode analisa data melalui teknik observasi dan analisa
terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen.5
Langkah menggunakan analisis isi yaitu dengan pemberian nilai
(scoring) berdasarkan indeks ISR yang terdiri dari 6 indikator yang
dikembangankan menjadi 48 item pernyataan, yaitu nilai 0 untuk setiap
item yang tidak diungkapkan dan nilai 1 untuk setiap item yang
diungkapkan. Adapun 48 item pernyataan indeks ISR akan dilampirkan
pada lampiran 1. Setelah pemberian nilai (scoring) pada indeks ISR
selesai dilakukan, maka besarnya disclosure level dapat ditentukan
dengan rumus berikut:
2. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
a. Ukuran Bank (Size of Bank)
Ukuran bank dalam penelitian ini diproksikan dengan Total Aset
bank yang diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode
dalam laporan tahunan bank. Rumus perhitungan ukuran bank:
5 Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 2002), h.159
Indeks ISR =Jumlah score disclosure yang dipenuhi
Jumlah Score Maksimum
49
b. Profitabilitas
Nilai profitabilitas bank dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Return On Assets(ROA). Rumus yang dapat digunakan
untuk mencari Return on Assets (ROA) adalah sebagai berikut:6
c. Likuiditas
Nilai profitabilitas bank dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Financing to Deposit Ratio(FDR). Rumus yang dapat
digunakan untuk mencari FDR) adalah sebagai berikut:
d. Leverage
Nilai leverage bank dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Debt to asset Ratio (DAR). Rumus yang dapat
digunakan untuk mencari nilai Debt to Assets Ratio(DAR) adalah
sebagai berikut:7
6Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, (Jakarta: Kencana,2010), h.
122. 7 Ibid. h, 122
DAR=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 X 100%
Ukuran Bank = Logaritma Natural Total Aset
ROA = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 X 100%
FDR =Total Pembiayaan yang diberikan bank
Total Dana Pihak Ketiga X 100%
50
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penilitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia
sampai dengan tahun 2014, yaitu sebanyak 12 Bank Umum Syariah.
Tabel 3.2
Daftar Populasi Penelitian
No Bank Umum Syariah
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank BRI Syariah
4 PT Bank BNI Syariah
5 PT Bank Syariah Mega Indonesia
6 PT Bank BCA Syariah
7 PT Bank Syariah Bukopin
8 PT Bank Panin Syariah
9 PT Maybank Syariah Indonesia
10 PT Bank Victoria Syariah
11 PT Bank Jabar Banten Syariah
12 PT BTPN Syariah
Variabel Indikator Skala D
epen
den
Pengungkapan
Islamic Social
Reporting (ISR)
Rasio
Ind
epen
den
Ukuran Bank Ukuran Bank = Logaritma Natural Total
Aset Rasio
Profitabilitas ROA =
Rasio
Likuiditas
FDR=Total Pembiayaan yang diberikan bank
Total Dana Pihak Ketiga
Rasio
Leverage DAR=
Rasio
ISR =Jumlah Pengungkapan
Jumlah Score Maksimum
51
Tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling, yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan sampel
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Berikut tahap-tahap pengambilan
sampel pada Tabel 3.3
Tabel 3.3
Tahap Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah BUS
1 Bank Umum Syariah di Indonesia selama kurun
waktu 2011-2014 12
2 Bank Umum Syariah yang menggunakan mata
uang Rupiah dalam laporan keuangannya 12
3 Bank Umum Syariah yang tidak menerbitkan
laporan tahunan pada tahun tertentu. (2)
Sampel Bank Umum Syariah 10
Periode Penelitian (Tahun) 4
Jumlah Sampel Data Penelitian 40
Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 10 Bank Umum Syariah, yaitu:
Tabel 3.4
Daftar Sampel Bank Umum Syariah
No Bank Umum Syariah Kode Bank
1 PT Bank Muamalat Indonesia BMI
2 PT Bank Syariah Mandiri BSM
3 PT Bank BRI Syariah BRIS
4 PT Bank BNI Syariah BNIS
5 PT Bank Syariah Mega Indonesia BMS
6 PT Bank BCA Syariah BCAS
7 PT Bank Syariah Bukopin BSB
8 PT Bank Panin Syariah BPS
9 PT Maybank Syariah Indonesia BMSI
10 PT Bank Victoria Syariah BVS
52
Bank Umum Syariah yang tidak dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah PT Bank Jabar Banten Syariah karena tidak mempublikasikan laporan
tahunan pada tahun 2011, dan PT BTPN Syariah karena baru berdiri pada
tahun 2014.
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum.8
2. Model Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi data panel dengan bantuan software pengolah data
statistik yaitu Eviews versi 8.0.
Data panel merupakan kumpulan data yang terdiri atas data seksi
silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).9
Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan model regresi pada penelitian ini adalah:
ISRit = β+ β1TAit + β2ROAit + β3FDRit − β4DARit+
ISRit : Islamic Social Reporting
β : Konstanta
8 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011) Edisi Kelima, h.19 9 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), h.102.
53
TAit :Total Aset
ROAi : Return On Asset
FDRit : Financing to Deposit Ratio
DARit : Debt to Asset Ratio
: Komponen error
Dalam membuat regresi data panel, dapat menggunakan tiga
pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square)
Pendekatan ini adalah yang paling sederhana untuk
mengestimasi data panel. Pendekatan ini hanya menggabungkan data
cross section dan data times series tanpa melihat perbedaan antar
waktu dan individu. Kemudian digunakan metode OLS untuk
mengestimasi model data panel.10
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)
Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan varabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara
perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time variant).
Model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap
antar perusahaan dan antar waktu.11
10
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2013, Ed. Ketiga), h.355 11 Ibid., h. 357
54
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect)
Random Effect Model digunakan untuk mengatasi kelemahan
metode efek tetap yang membawa konsekuensi berkurangnya derajat
kebebasan yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter.12
3. Pengujian Model
Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk
digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan
pengujian, sebagai berikut:
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk mengetahui apakah model
yang digunakan adalah common effect atau fixed effect.13
Rumus yang
digunakan dalam test ini adalah:
= −
− −
Dimana :
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = jumlah variabel penjelas
Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 = Common Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
12 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews, h.359. 13 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi, (Bogor : IPB press,
2012), h. 193.
55
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F
statistik lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow
menunjukkan nilai F statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat
lebih besar dari nilai F tabel yang digunakan berarti kita menggunakan
model fixed effect.14
Atau kita dapat melihat kepada nilai probabilitas
cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan:
- Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1.
- Jika Probabilitas > 0,05, berarti H0 diterima.
b. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah
menggunakan model fixed effect atau model random effect yang
paling tepat.15
Rumus uji Hausman adalah:
H = (βRE- βFE)1(∑FE-∑RE)
-1(βRE- βFE)
Dimana:
βRE = Random Effect Estimator
βFE = Fixed Effect Estimator
∑FE = Matriks Kovarians Fixed Effect
∑RE = Matriks Kovarians Random Effect
Pengujian uji hausman dilakukan dengan hipotesis berikut :
H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
14 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi. h. 195. 15 Ibid., h. 195.
56
Statistik Uji Haussman ini mengikuti distribusi statistic Chi
Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah
variabel independen. Jika nilai statistik Haussman lebih besar dari nilai
kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed
effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik haussman lebih kecil
dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model random effect.
Atau dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section random,
dengan ketentuan16
:
- Jika probabilitas < 0,05 maka tolak H0, dan terima H1
- Jika probabilitas > 0,05 maka terima H0, dan tolak H1
4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel
bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.17
Adapun kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan perbandingan f hitung dengan f tabel
- Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima artinya seluruh variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
16 Ibid., h. 197 17 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3 (Jakarta: Erlangga, 2009), h.239.
57
- Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak, artinya seluruh variabel
independen secara bersama-sama tidak berpegaruh terhadap
variabel dependen..
2) Berdasarkan probabilitas
- Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima.
- Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak.
b. Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan
variasi variabel terikat.18
Adapun kriteria pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan perbandingan t-statistik dengan t tabel
- Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima, artinya secara parsial
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
- Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak, artinya secara parsial
variabel independen tidak berpengaruh terhadap terhadap
variabel dependen.
2) Berdasarkan probabilitas
- Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima
- Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
18Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3 (Jakarta: Erlangga, 2009), h.238.
58
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.19
Menurut Widarjono nilai adjusted R2 berada antara 0 sampai 1 dengan
penjelasan sebagai berikut:20
1) Jika nilai adjusted R2 sama dengan 0, berarti tidak ada pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
2) Jika nilai adjusted R2 sama dengan 1, berarti naik atau turunnya
variabel terikat (Y) 100% dipengaruhi oleh variabel bebas (X)
3) Jika nilai adjusted R2 berada diantara 0 dan 1 (0< R
2<1), maka
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel
terikat adalah sesuai dengan nilai R2itu sendiri dan sebaliknya
berasal dari faktor-faktor lain.
19Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi,, h.240. 20 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. (Yogyakarta: Ekonisia, 2009), h.38.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Content Analysis Islamic Social Reporting (ISR)
Hasil pengukuran indeks ISR diperoleh dengan menggunakan metode
content analysis terhadap laporan tahunan (annual report) 10 Bank Umum
Syariah di Indonesia dalam kurun waktu 2011-2014. Hasil content analysis
skor indeks ISR secara lengkap disajikan dalam lampiran.
Tabel 4.1 Pengungkapan Indeks Islamic Social Reporting (ISR)
pada Bank Umum Syariah Tahun 2011-2014
No Bank Umum Syariah 2011 2012 2013 2014
1 Bank Muamalat Indonesia 0,7708 0,8125 0,8333 0,8542
2 Bank Syariah Mandiri 0,8125 0,8125 0,8542 0,8750
3 BRI Syariah 0,6042 0,7083 0,7292 0,7500
4 BNI Syariah 0,6667 0,7083 0,7917 0,8125
5 Bank Mega Syariah 0,6042 0,6042 0,6458 0,6458
6 BCA Syariah 0,5625 0,5833 0,6458 0,7083
7 Bank Syariah Bukopin 0,5208 0,6667 0,6667 0,6875
8 Bank Panin Syariah 0,4792 0,4792 0,6875 0,7292
9 Maybank Syariah Indonesia 0,4792 0,5417 0,5833 0,6250
10 Bank Victoria Syariah 0,4375 0,4583 0,5417 0,5625
Sumber: Data diolah oleh penulis
Tabel 4.1 di atas menunjukkan hasil statistik deskriptif terhadap
pelaksanaan dan pengungkapan Indeks Islamic Social Reporting (ISR) pada
bank syariah di Indonesia. Semua indeks ISR bank syariah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai maksimum pengungkapan indeks
Islamic Social Reporting (ISR) dari tahun 2011-2014 yaitu sebesar 87,50 %
60
atau sebanyak 42 dari 48 item pengungkapan ISR, yaitu diungkapkan oleh
Bank Syariah Mandiri, sedangkan nilai minimum pengungkapan sebesar
43,75% atau sebanyak 21 dari 48 item yang diungkapkan oleh Bank Victoria
Syariah. Artinya belum ada bank syariah yang mengungkapkan indeks ISR
secara penuh.
Gambar 4.1 Pelaksanaan dan Pengungkapan rata-rata Indeks ISR
pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2011-2014
Sumber: Data diolah oleh penulis
Berdasarkan Gambar 4.1, pada tahun 2011 rata-rata pengungkapan ISR
sebesar 59%, pada tahun 2012 terjadi peningkatan 4% sehingga rata-rata
pengungkapan Indeks ISR mencapai 64%. Pada tahun 2013 peningkatan
sebesar 6% sehingga pengungkapan indeks ISR mencapai 70%, begitu pun
pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 3 % sehingga rata-rata
pengungkapan indeks ISR mencapai 73%. Artinya rata-rata pengungkapan
indeks ISR selama tahun 2011-2014 mengalami trend peningkatan. Hal ini
20112012
20132014
59%
64%
70%
73%
61
membuktikan bahwa kesadaran bank syariah di Indonesia dalam pelaksanaan
dan pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) terus berkembang dan
semakin baik setiap tahun. Hasil ini diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi perkembangan praktik tanggung jawab sosial pada bank syariah.
Untuk mempertajam deskripsi data, berikut akan dibahas indeks ISR
berdasarkan tema. Tema pengungkapan dalam ISR dalam terbagi menjadi
enam tema, yakni: tema keuangan dan invesatasi (finance and investment
theme) tema produk dan pelayanan (product and service theme), tema tenaga
kerja (employee theme), tema masyarakat (society theme), tema lingkungan
(environment theme), dan tema tata kelola perusahaan (corporate governance
theme)
Gambar 4.2 Indeks ISR Masing-masing Tema Tahun 2011-2014
Sumber: Data diolah oleh penulis
Keuangandan
Investasi
Produk danPelayanan
TenagaKerja
Masyarakat LingkunganTata KelolaOrganisasi
2011 73% 80% 55% 46% 5% 87%
2012 77% 83% 58% 55% 8% 90%
2013 78% 90% 65% 66% 13% 94%
2014 78% 90% 73% 69% 17% 94%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
62
Gambar 4.2 di atas menunjukkan total indeks ISR berdasarkan tema
dari sampel penelitian ini. Tema pengungkapan dengan nilai tertinggi yaitu
tema corporate governance (tata kelola perusahaan). Selama 4 tahun
pengamatan tema ini menunjukkan peningkatan, pada tahun 2011 tema tata
kelola mencapai 87%, meningkat tahun berikutnya menjadi 90%, begitu pula
pada tahun 2013 mencapai 94%, dan pada tahun 2014 tema tata kelola tetap
94%. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini sudah cukup baik dalam melakukan pengungkapan tata kelola
perusahaan. Sedangkan tema pengungkapan yang masih memiliki nilai cukup
rendah dibandingkan dengan tema lainnya adalah tema lingkungan. Berikut
adalah penjelasan hasil content analysis untuk setiap tema indeks ISR.
1. Tema Keuangan dan Investasi (Finance and Investment theme)
Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini pada tahun
2012 adalah sebesar 77%, skor ini naik dari tahun sebelumnya (2011)
sebesar 73%. Kemudian, pada tahun 2013 skor indeks untuk tema ini juga
meningkat, yaitu menjadi 78%. Pada tahun 2014, skor indeks ISR untuk
tema ini tetap yaitu 78%.
Pada tema ini terdiri dari enam item pengungkapan. Pengungkapan
item identifikasi kegiatan yang mengandung riba mencakup penempatan
dana dan giro pada bank lain. Bank syariah melakukan aktivitas lalu lintas
keuangan antar bank termasuk bank konvensional, sehingga bank syariah
tidak bisa terlepas sepenuhnya dari kegiatan yang mengandung riba.
Pendapatan bunga dari penempatan dana dan giro pada bank konvensional
63
tersebut dimasukkan ke dalam dana non-halal yang nantinya digunakan
untuk dana kebajikan kegiatan sosial. Pada tema ini seluruh bank syariah
telah mengungkapkannya.
Sebagai bank yang menjalankan sistem syariah, tidak terdapat
pengungkapan item kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (garar)
selama 4 tahun. Untuk item kebijakan atas keterlambatan pembayaran
piutang dan penghapusan piutang tak tertagih diungkapkan oleh bank
syariah melalui kebijakan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif). Pada tema ini rata-rata pengungkapan bank syariah pada tahun
2011-2014 sebesar 75%. Hal ini membuktikan bank syariah telah mematui
kebijakan Bank Indonesia dalam membentuk manajemen risiko dengan
membentuk PPAP.
Selanjutnya item laporan sumber dan penggunaan dana zakat. Bank
syariah yang tidak mengungkapkan tema ini adalah Maybank Syariah
Indonesia, selama 4 tahun pengamatan tidak melaporkan jumlah
penerimaan dan penggunaan zakat, hal ini dikarenakan pada tahun 2011-
2014 Maybank Syariah Indonesia belum memiliki pengelolaan investasi
terikat dan belum memulai aktivitas pengelolaan dana zakat. Oleh
karenanya, bank tidak membuat laporan-laporan yang terkait dengan
aktivitastersebut.
Item pengungkapan selanjutnya adalah kegiatan investasi. Seluruh
bank syariah telah mengungkapkan item ini selama 4 tahun pengamatan.
Kegiatan investasi bank syariah meliputi penempatan dana dalam bentuk
64
obligasi syariah, saham syariah, maupun kegiatan investasi lainnya.
Sedangkan item kegiatan pembiayaan mencakup kegiatan pembiayaan
yang disalurkan oleh bank syariah.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bank syariah telah
mengungkapkan tiaptiap item pada tema keuangan dan investasi ini secara
baik.
2. Tema Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme)
Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini pada tahun
2011 adalah sebesar 80%. Pada tahun 2012 meningkat 3% sehingga
mencapai 83%. Pada tahun 2013 skor indeks untuk tema ini juga
meningkat, yaitu mencapai 90%. Sedangkan pada tahun 2014 skor indeks
ISR untuk tema ini tidak meningkat, yaitu tetap 90%.
Pada tema ini terdapat 3 item pengungkapan. Item persetujuan
Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk produk baru. Selama 4 tahun
pengamatan seluruh bank syariah mengungkapan item ini, karena item ini
merupakan suatu syarat bagi bank syariah untuk mengeluarkan suatu
produk baru.
Item definisi setiap produk. Pengungkapan item ini berdasarkan
penjelasan setiap produk yang dikeluarkan bank syariah. Pengungkapan
item ini sebesar 80 % pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2013 dan
2014 pengungkapan item ini meningkat menjadi 90%.
Item terakhir ini mengenai pelayanan nasabah dengan menyediakan
sarana keluhan (complain) sebagai bentuk kepedulian bank syariah akan
65
kepuasan pelayanan yang telah bank syariah berikan kepada nasabah. Hal
ini merupakan peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen Pasal 4 mengenai hak konsumen untuk didengar
pendapat dan keluhannya. Sampai dengan tahun 2014 nilai untuk item ini
yaitu 80%, bank yang belum mengungkapkan item ini sampai dengan
tahun 2014 yaitu Bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah Indonesia.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bank syariah yang
mengungkapkan tema ini sudah baik, sehingga hal tersebut diharapkan
dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh para konsumen.
3. Tema Tenaga Kerja (Employee Theme)
Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini pada tahun
2011 adalah sebesar 55%. Pada tahun 2012 meningkat 3% sehingga
mencapai 58%. Pada tahun 2013 skor indeks ISR untuk tema ini
meningkat, yaitu mencapai 65%. Pada tahun 2014 skor indeks ISR pun
meningkat 8%, sehingga mencapai 73%.
Pada tema ini terdapat 11 item pengungkapan. Item yang paling
banyak diungkapkan bank syariah yaitu pendidikan dan pelatihan
karyawan, yakni mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa bank
syariah berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas dan kompetensi
karyawan-karyawannya.
Item pengungkapan berikutnya yang mencapai nilai 100% adalah
kesamaan peluang bagi seluruh karyawan. Item pengungkapan lainnya
yaitu jumlah dan komposisi karyawan, seluruh bank syariah selama 4
66
tahun pengamatan mengungkapkan jumlah dan komposisi karyawan,
kecuali Maybank Syariah Indonesia.
Item pengungkapan berikutnya yaitu rasio gaji atau tunjangan
karyawan, bank syariah dari tahun 2011-2014 telah mengungkapkan item
ini dengan nilai rata-rata 95%, adapun nilai rata-rata untuk item remunerasi
karyawan yaitu 85%. Pada tahun 2014 kedua item tersebut telah
diungkapkan oleh seluruh bank syariah. Item pengungkapan ini terlihat
dari pemberian bonus, komisi, kompensasi, dan lain-lain yang diberikan
bank syariah.
Item pengungkapan berikutnya yaitu apresiasi terhadap karyawan
berprestasi. Sampai dengan tahun 2014 item ini mencapai 80%, artinya 8
dari 10 bank syariah dalam sampel penelitian ini telah mengungkapkan
item ini. Dengan demikian, apresiasi atau reward merupakan aspek yang
penting untuk menumbuhkan semangat kerja karyawan. Adapun bentuk
reward yang diberikan antara lain melalui program tunjangan prestasi unit
kerja, bonus tahunan, insentif terkait prestasi, pemberian beasiswa, atau
bisa melalui program ESOP (Employee Stock Option Program) yaitu
program yang memberikan hak kepada karyawan atas kepemilikan saham,
yang bertujuan memberikan penghargaan kepada karyawan atas
kontribusinya yang membantu meningkatkan performa perusahaan.
Item pengungkapan berikutnya yaitu kesehatan dan keselamatan
karyawan dan lingkungan kerja. Ketenagakerjaan, Kesehatan dan
Keselamatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
67
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib
dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).
Nilai pada item ini pada tahun 2011-2014 berturut-turut yaitu 10%,
20%, 30%, dan 50%. Selanjutnya yaitu item waktu atau kegiatan religius,
nilai pada item ini pada tahun 2011-2014 berturut-turut yaitu 20%, 30%,
40%, dan 80%.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengungkapan pada
tema ini cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata bank syariah
telah memenuhi kebutuhan spiritual tiap karyawannya dan
mengungkapkannya dalam laporan tahunan sebagai bentuk pelaporan
sosial perusahaan secara islami.
4. Tema Masyarakat (Society Theme)
Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 adalah sebesar 46%, tahun
2012 meningkat 9% sehingga mencapai 55%. Selanjutnya mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dan 2014 masing-masing 66% dan 69%.
Item pengungkapan pada tema ini terbagi 10 item. Item yang paling
banyak diungkapkan bank syariah selama periode 2011-2014 yaitu
pemberian donasi (sedekah), qardul hasan. Rata-rata item pemberian
donasi mencapai 90%, rata-rata item pengungkapan qardhul hasan
mencapai 93%.
68
Item pengungkapan yang cukup menjadi sorotan lainnya yaitu
pengungkapan mengenai peningkatan kualitas hidup masyarakat yang
mencapai nilai rata-rata sebesar 65%, item pengungkapan ini mencakup
program kemitraan yang dilakukan oleh bank syariah dengan tujuan
menciptakan kemandirian masyarakat. Item berikutnya yaitu kepedulian
terhadap anak yatim mencapai nilai rata-rata 85%, program pendidikan
70%, dan mendukung kegiatan sosial masyarakat, kesehatan, olahraga
sebesar 93%.
Item berikutnya adalah sukarelawan dari kalangan karyawan, selama
periode 2011-2014 rata-rata nilai pada item ini yaitu 63%. item lainnya
yang tidak terlalu banyak diungkapkan bank syariah yaitu program
pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah, pengembangan generasi
muda, dan wakaf.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bank syariah telah
mengungkapkan tiaptiap item pada tema ini secara baik. Hal ini
menunjukkan kegiatan sosial yang dilakukan bank syariah tergolong baik,
kesejahteraan masyarakat merupakan indikator yang sangat erat
hubungannya dengan konsep tanggung jawab sosial.
5. Tema Lingkungan (Environtment Theme)
Skor indek ISR bank syariah untuk tema ini mendapatkan nilai
terendah dibandingkan dengan tema lainnya. Meskipun demikian, skor
indeks ISR untuk tema ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011
69
sebesar 5%, tahun 2012 mencapai 8%. Selanjutnya mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dan 2014 masing-masing 13% dan 17%.
Dalam tema lingkungan hidup terdiri dari 5 item pengungkapan. Item
konservasi lingkungan hidup diungkapkan bank syariah yaitu berkisar 20-
30% selama 4 tahun. Pada pengungkapan item ini seperti pelaksanaan
program kampung hijau, budidaya tanaman dan penanaman pohon.
Item berikutnya yaitu kegiatan mengurangi efek pemanasan global.
Nilai untuk item ini selama 4 tahun berkisar 10-30%. Kegiatan pada item
ini seperti minimalisasi polusi, pengolahan air limbah, dan pengolahan air
bersih. Kegiatan lainnya yang terkait dengan item ini seperti yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri yaitu program green office untuk
menerapkan berbagai penghematan, seperti hemat kertas dengan
memaksimalkan penggunaan e-mail (softcopy), pengunaan kertas bekas
ataupun print bolakbalik, penghematan listrik serta hemat air.
Selanjutnya item pengungkapan pendidikan lingkungan hidup. Nilai
untuk item ini selama 4 tahun berkisar 10-30%. Kegiatan pada item ini
berupa kampanye Go Green, kegiatan lainnya seperti yang dilakukan Bank
Muamalat Indonesia yaitu pelatihan manajemen sampah dengan membuat
kompos dari sampah organik dan souvenir dari sampah non organik,
kampanye penggunaan sepeda dalam aktivitas sehari-hari.
Item berikutnya yaitu penghargaan atau sertifikasi lingkungan hidup
dengan nilai 20%, bank syariah yang mengungkapkan item ini yaitu Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Pada tahun 2014 Bank
70
Muamalat Indonesia mendapatkan rekor MURI melalui program Ride for
(do) Nation, dengan predikat “Perbankan Syariah yang Melakukan
Perjalanan Sepeda dari Sabang sampai Merauke dengan melakukan
aktivitas CSR di 22 Kota”. Sedangkan penghargaan yang diperoleh Bank
syariah Mandiri pada tahun 2014 yaitu Corporate Image Award, yang
didalamnya terdapat penghargaan aspek Responsibility (perusahaan yang
peduli dengan lingkungan dan tanggung jawab sosial).
Pada tema lingkungan, 4 dari 10 bank syariah yang dijadikan sampel
telah mengungkapkan. yaitu Bank Muamalat Indonesia (50%), Bank
Syariah Muamalat (45%), BRI Syariah (15%), dan BNI Syariah (20%).
Meskipun demikian bank syariah sudah mulai peduli terhadap lingkungan
walupun operasioanal bank syariah tidak bersinggungan dengan
pengelolaan sumber daya alam secara langsung..
6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme)
Skor indek ISR bank syariah untuk tema ini mendapatkan nilai
tertinggi dibandingkan dengan tema lainnya. Pada tahun 2011 sebesar
87%, tahun 2012 mencapai 90%. Selanjutnya mengalami peningkatan 4%
pada tahun 2013 sehingga mencapai 94%. Pada tahun 2014, indeks ISR
untuk tema ini tidak meningkat, yaitu tetap 94%.
Pada tema ini terdapat 13 item pengungkapan. Item yang paling
banyak diungkapkan mencapai 100% selama 4 tahun yaitu status
kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil dewan komisaris,
rincian nama dan profil dewan direksi/manajemen, rincian nama dan profil
71
Dewan Pengawas Syariah, pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat
dewan komisaris, pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat dewan
direksi/manajemen, dan pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat
Dewan Pengawas Syariah, dan struktur kepemilikan saham.
Item berikutnya yaitu kebijakan remunerasi, baik remunerasi dewan
komisaris, dewan direksi, maupun Dewan Pengawas Syariah. Nilai indeks
ISR selama 4 tahun untuk ketiga item tersebut berkisar 60%-80%.
Item selanjutnya yaitu kebijakan anti korupsi dan kebijakan Anti
Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
Pengungkapan kedua item tersenut selama 4 tahun berkisar antara 80%-
100%. Item ini menunjukkan peranan bank syariah sebagai langkah awal
dalam kebijakan memerangi korupsi, pencucian uang, dan praktik
penyimpangan lainnya. Hal ini menunjukkan bank syariah telah mematuhi
Peraturan Bank Indonesia No. 14/27/PBI/2012 Tentang Penerapan
Program Anti Pencucian Uang (APU) & Pencegahan Pendanaan
Terorisme (PPT) bagi Bank Umum.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengungkapan pada
tema ini sangat baik, tema ini mendapatkan nilai tertinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan merupakan hal yang sangat
penting untuk diterapkan.
72
Berdasarkan hasil content analysis pengungkapan ISR menunjukkan
bahwa rata-rata bank umum syariah telah melakukan pengungkapan ISR
dengan cukup baik, rata-rata pengungkapan pada setiap tema dari tahun 2011-
2014 mengalami trend peningkatan.
Dari nilai indeks ISR setiap tahun pada bank syariah, diperoleh nilai
rata-rata indeks ISR bank syariah kumulatif. Nilai rata-rata indeks ISR bank
syariah ini untuk mengetahui peringkat pengungkapan ISR bank syariah dari
tahun 2011-2014. Berikut ini disajikan nilai rata-rata indeks ISR pada bank
syariah.
Gambar 4.3 Perbandingan Nilai rata-rata Indeks ISR
Pada Bank Syariah Tahun 2011-2014
Sumber: Data diolah oleh penulis
Peringkat pertama rata-rata indeks ISR dari tahun 2011-2014
diperoleh Bank Syariah Mandiri dengan nilai 84%. Disusul oleh Bank
Muamalat Indonesia dengan nilai 82%, BNI Syariah 74%, BRI Syariah
BMI BSM BRIS BNIS BMS BCAS BSB BPS BMSI BVS
82% 84%
70% 74%
63% 62% 64% 59%
56% 50%
73
70%. Sedangkan peringkat terakhir diperoleh Bank Victoria Syariah
dengan nilai 50%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam
penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean (rata-rata), dan
standar deviasi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi ukuran bank (total asset), profitabilitas (Return On Assets),
likuiditas (financing to Deposit Ratio), dan leverage (Debt to Assets Ratio)
sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen, yaitu
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Hasil pengujian variabel-
variabel dalam penelitian ini secara deskriptif bisa dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Standar deviasi
ISR 40 0,44 0,88 0,66 0,12
TA 40 642026000000 6694222284791 15566904733889 2046137468
ROA 40 -1,87 6,93 1,50 1,43
FDR 40 46,08 289,20 100,33 39,11
DAR 40 2,80 92,45 21,51 17,78
Sumber: Data Olah Penulis
Pada tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah data (N) yang
digunakan sebanyak 40 data. Variabel ISR mempunyai jumlah rata-rata
yaitu sebesar 0,66. Terdapat sampel BUS yang hanya mengungkapkan ISR
sebesar 0,42. Walaupun demikian, terdapat sampel BUS yang
74
mengungkapan ISR tinggi sebesar 80%. Hal ini menunjukkan kesadaran
BUS untuk mengungkapkan aktivitas ISR perbankan syariah cukup tinggi.
Secara keseluruhan, standar deviasi skor ISR bernilai 0,12. Hal ini berarti
skor indeks ISR menyimpang kurang lebih sebesar 0,12 dari rata-rata ISR
secara keseluruhan.
Variabel total asset mempunyai nilai rata-rata sebsar
Rp15.566.904.733.889. Standar deviasi Rp 2.046.137.468, dengan kata
lain nilai total asset memiliki variabilitas sebesar Rp 2.046.137.468 atau
menyimpang kurang lebih Rp 2.046.137.468 dari rata-rata total aset
secara keseluruhan. Total asset terendah sebesar Rp 642.026.000000 dan
nilai total asset tertinggi sebesar Rp 66.942.422.284.791.
Variabel ROA mempunyai nilai rata-rata 1,50. Hal ini berarti rata-
rata bank syariah mampu menghasilkan laba bersih hingga 1,50% dari
total aset yang dimiliki bank syariah. Nilai standar deviasinya adalah 1,43.
Dengan kata lain, ROA bank syariah memiliki variabilitas sebesar 1,43
atau menyimpang kurang lebih 1,43 dari rata-rata ROA bank syariah
secara keseluruhan. Nilai minimum ROA adalah -1,87, hal ini berarti
terdapat kerugian hingga mencapai 1,87% dari seluruh nilai aset bank
syariah. Nilai maksimum ROA adalah 6,93. Hal ini berarti bank dapat
menghasilkan laba bersih hingga 6,93% dari total aset yang dimiliki.
Variabel FDR mempunyai nilai rata-rata sebesar 100,33. Hal ini
berarti bahwa rata-rata bank syariah yang dijadikan sampel penelitian
mampu memenuhi 100,33% kewajibannya kepada pihak ketiga atau
75
nasabah. Nilai standar deviasinya adalah 39,11. Dengan kata lain, FDR
bank syariah memiliki variabilitas sebesar 39,11 atau menyimpang kurang
lebih 39,11 dari rata-rata FDR bank syariah secara keseluruhan. Nilai
minimum FDR diperoleh 46,08 atau bank syariah mampu membayar
sebesar 46,08% dari kewajibannya kepada pihak ketiga. Nilai maksimum
FDR adalah 289,2. Dari angka tersebut menunjukkan perbedaan
signifikan antara BUS satu dengan BUS lainnya, dimana baik nilai
minimum maupun nilai maksimum keduanya tidak memenuhi Peraturan
Bank Indonesia yaitu nilai FDR yang diperkenankan adalah sebesar 80%-
110%.
Variabel DAR mempunyai nilai rata-rata 21,51. Nilai tersebut
mengandung arti bahwa rata-rata besarnya asset Bank Umum Syariah
yang dibiayai oleh hutang adalah sebesar 21,51. Nilai standars deviasi
DAR adalah 17,78, yang artinya Debt to Assets Ratio memiliki variabilitas
sebesar 17,78 atau menyimpang kurang lebih 17,78 dari rata-rata Debt to
Assets Ratio secara keseluruhan. Nilai minimum DAR adalah 2,80
menunjukkan bahwa ada bank umum syariah yang menggunakan hutang
sebesar 2,80% untuk membiayai perusahaan, sedangkan nilai maksimum
92,45 menunjukkan adanya bank syariah yang menggunakan utang yang
relatif tinggi untuk membiayai perusahaan.
76
2. Hasil Uji Data Panel
Alat analisis yang digunakan untuk data penelitian ini adalah analaisis
data panel. Sebelum dilakukan uji hipotesis, harus dilakukan uji model
terlebih dahulu, yaitu uji chow dan uji haussman.
a. Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang
digunakan adalah common effect (pooled least square) atau fixed
effect. Dengan ketentuan jika probabilitas > 0,05 maka menerima H0,
berarti menggunakan pendekatan common effect (pool least square).
Tetapi jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1,
berarti menggunakan pendekatan Fixed Effect.
Tabel 4.3
Hasil Uji Chow
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.644026 (9,26) 0.0254
Cross-section Chi-square 25.993710 9 0.0020
Sumber:Output Eviews
Hasil output diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas cross
section F adalah 0,0254 < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1.
yang berarti model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model
common effect.
b. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang
paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random
77
effect. Dalam penelitian ini uji haussman dilakukan dalam pengujian
data panel dengan memilihrandom effect pada cross section panel
option. Dengan ketentuan jika probabilitas > 0,05 maka menerima H0,
berarti menggunakan pendekatan random effect. Tetapi jika
probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, dan menggunakan H1, berarti
menggunakan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.4
Hasil Uji Haussman
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 2.730769 4 0.6038
Sumber: Output Eviews
Hasil pengujian tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai
probabilitas cross section adalah 0,60386 atau > 0,05, maka H0
diterima, dan menolak H1, berarti model penelitian menggunakan
pendekatan random effect.
3. Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa
besar pengaruh variabel independen yaitu ukuran bank(total assets),
profitabilitas (ROA), likuiditas(FDR), dan leverage(DAR) terhadap
variabel dependen, yaitu pengungkapan Islamic Social Reporting.
78
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Weighted Statistics R-squared 0.770544 Mean dependent var 0.274080
Adjusted R-squared 0.744320 S.D. dependent var 0.074530
S.E. of regression 0.037686 Sum squared resid 0.049708
F-statistic 29.38362 Durbin-Watson stat 1.872701
Prob(F-statistic) 0.000000 Nilai R
2 mempunya interval 0 sampai 1 ( 0 < R
2 < 1). Semakin
besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model
regresi tersebut, dan semakin mendektai 0, maka variabel independen
secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen.
Hasil output menunjukkan nilai Adjusted R Square pada model regresi
adalah 0, 744320 yang menunjukkan kemampuan variabel
independen(Total Aset, ROA, FDR, dan DAR) dalam menjelaskan
variabel dependen(pengungkapan ISR) adalah sebesar 74,43%
sedangkan sisanya sebesar 25,57% dijelaskan variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel
independen dalam model regresi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel
berikut:
79
Tabel 4.6
Hasil Uji F
Weighted Statistics R-squared 0.770544 Mean dependent var 0.274080
Adjusted R-squared 0.744320 S.D. dependent var 0.074530
S.E. of regression 0.037686 Sum squared resid 0.049708
F-statistic 29.38362 Durbin-Watson stat 1.872701
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai F hitung sebesar
29,38362, Sementara F tabel dengan tingkat = 5%, df1 (k-1) = 4 dan
df2 (n-k) = 36 di dapat F tabel sebesar 2,633532. Dengan demikian F
hitung (29,38362) > dari F tabel (2,633532) dan nilai probabilitas
0,000000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima,
variabel-variabel indpenden dalam penelitian ini yang terdiri dari
Total Aset, ROA, FDR, dan DAR secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ISR.
c. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa signifikan
pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.068203 0.232146 8.909058 0.0000
TA 0.094283 0.007678 12.27933 0.0000
ROA -0.009191 0.003902 -2.355232 0.0242
FDR -0.000270 0.000200 -1.347922 0.1863
DAR -0.000490 0.000358 -1.368863 0.1798
80
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel ukuran
bank yang diproksikan dengan Total Aset (TA) mempunyai nilai thitung
> ttabel (12,27933 > 2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000 <
taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Total Aset
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR.
Variabel ROA mempunyai nilai thitung > ttabel (-2,355232 >
2,0301). Pengujian juga bisa dilihat dari tingkat signifikansi, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,0242 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan
ISR.
Variabel FDR mempunyai nilai thitung < ttabel (-1,347922 <
2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar 0,1863 > taraf signifikansi
0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan ISR.
Variabel DAR mempunyai nilai thitung < ttabel (-1,368863<
2,0301), nilai signifikansi sebesar 0,1798 > taraf signifikansi 0,05.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ISR.
4. Persamaan Model Regresi Data Panel
Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
81
analisis regresi data panel dapat dilihat pada tabel 4.7, persamaan regresi
didapatkan sebagai berikut:
ISRit = 2,068203 + 0,094283LnTAit – 0,009191ROAit - 0,0000270FDRit
-0,000490DARit+ eit
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta sebesar 2,068203 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (TA, ROA, FDR, DAR) pada observasi ke i dan periode ke
t adalah nol, maka ISR 0,655825.
b. Nilai koefisien regresi Total Asset sebesar 0,094283, menunjukkan
bahwa jika nilai TA pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar
1% dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai
ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,094283%.
c. Nilai koefisien regresi ROA sebesar – 0,009191, menunjukkan bahwa
jika nilai ROA pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR
pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,009191%.
d. Nilai koefisien regresi FDR sebesar - 0,0000270, menunjukkan bahwa
jika nilai FDR pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR
pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,0000270%.
e. Nilai koefisien regresi DAR sebesar -0,000490, menunjukkan bahwa
jika nilai DAR pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
82
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR
pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,000490%.
5. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan Islamic
Socaial Reporting (ISR) dapat dijelaskan oleh ukuran bank, profitabilitas,
likuiditas dan leverage. Penjelasan untuk masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
a. Ukuran Bank
Variabel ukuran bank yang diproksikan dengan Total Aset (TA)
mempunyai nilai thitung > ttabel (12,27933 > 2,0301), dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0000 < taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat dikatakan bahwa ukuran bank berpengaruh positif
signifikan terhadap pengungkapan ISR, yaitu semakin tinggi ukuran bank
maka semakin luas pengungkapan ISR bank syariah. Dengan demikian
Ha2 dalam penelitian ini diterima..
Bank syariah yang memiliki total aset tinggi, maka sumber dana
yang dimiliki pun lebih banyak untuk melakukan aktivitas tanggung jawab
sosial, sehingga bank syariah yang lebih besar cenderung untuk
melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah lebih
luas dibandingkan bank syariah yang lebih kecil. Hal ini sejalan dengan
nilai-nilai islami, yaitu dengan memiliki kekayaan yang besar, bank
syariah tidak melupakan nilai-nilai sosial.
83
b. Profitabilitas
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA mempunyai
nilai thitung > ttabel (-2,355232 > 2,0301). Pengujian juga bisa dilihat dari
tingkat signifikansi, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0242 < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting, dengan demikian Ha3 dalam penelitian ini
diterima. Namun, dalam penelitian ini ROA memiliki nilai koefisien
negatif, artinya semakin kecil ROA, maka pengungkapan ISR akan
semakin tinggi, dan sebaliknya.
Hal ini mungkin disebabkan persepsi atau anggapan bahwa
aktivitas ISR bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat
bagi keberlangsungan bank syariah. Melainkan aktivitas ISR
merupakan langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan
efek positif bagi perbankan syariah. Sehingga dalam keadaan rugi
sekali pun, bank syariah akan tetap melakukan dan mengungkapkan
tanggung jawab sosialnya.
Penelitian ini juga mendukung teori stakeholder, yang
menyatakan bahwa manajemen perusahaan akan tetap mengungkapkan
laporan yang diperlukan meskipun profitabilitas perusahaan turun atau
naik, karena perusahaan perlu untuk mengungkapkan informasi yang
diperlukan oleh investor.
84
c. Likuiditas
Variabel likuiditas yang diproksikan dengan FDR mempunyai
nilai thitung < ttabel (-1,347922 < 2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar
0,1863 > taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan
demikian Ha4 ditolak.
FDR yang diperkenankan bank Indonesia yaitu antara 80%-110%.
Sampel pada penelitian ini nilai tertinggi mencapai 289%, yang
menunjukkan pembiayaan bank syariah lebih besar dari DPK, sehingga
mengindikasikan uang yang digunakan bank syariah untuk
menyalurkan pembiayaan berasal dari sumber lain seperti modal atau
hutang. Oleh karena itu, bank syariah lebih fokus pada pencarian
sumber dana dibandingkan mengeluarkan dana CSR dan
mengungkapkannya. Akan tetapi, hasil penelitian ini juga mendukung
teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan harus tetap
menciptakan image yang kuat dan positif dimata para stakeholder-nya
dengan melaksanakan dan mengungkapkan CSR seraca luas.
Artinya besar kecilnya likuiditas tidak lantas memberikan dampak
terhadap besar kecilnya pengungkaan kinerja sosial pada bank syariah.
Hal ini menandakan bahwa pengungkapan kinerja sosial pada bank
syariah telah menjadi suatu kewajiban baik dalam kondisi likuiditas
tinggi maupun rendah.
85
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Iswandika (2014)
bahwa rasio likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kelengkapan pengungkapan tanggung jawab sosial.
d. Leverage
Variabel leverage yang diproksikan dengan DAR mempunyai
nilai thitung < ttabel (-1,368863< 2,0301), nilai signifikansi sebesar 0,1798
> taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa DAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR., dengan demikian
Ha6 dditolak. Hal ini membuktikan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah.
Tingkat hutang yang tinggi menyebabkan bank syariah lebih
fokus terhadap pengembalian hutangnya dibandingkan megeluarkan
biaya CSR dan mengungkapkannya. Akan tetapi, hasil penelitian ini
mendukung teori legitimasi, yaitu perusahaan harus tetap menciptakan
image yang kuat dan positif dimata para stakeholder-nya dengan
melaksanakan dan mengungkapkan CSR seraca luas.
Artinya besar kecilnya hutang tidak lantas memberikan dampak
terhadap besar kecilnya pengungkaan kinerja sosial pada bank syariah.
Hal ini menandakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial pada
bank syariah telah menjadi suatu kewajiban baik dalam kondisi
leverage tinggi maupun rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Lucynda (2012), dan Iswandika (2014).
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran bank,
profitabilitas (Return On Asset), likuiditas (Financing to Deposi Ratio), dan
leverage (Debt to Asset Ratio) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
secara syariah yang diukur dengan indeks Islamic Social Reporting (ISR).
Sampel yang digunakan adalah 10 Bank Umum Syariah di Indonesia pada
tahun 2011-2014.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu :
1. Secara simultan (uji f), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara
ukuran bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap pengungkapan
ISR. Nilai koefisien determinasi sebesar 0, 744320 yang menunjukkan
kemampuan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan
leverage dalam menjelaskan variabel pengungkapan ISR adalah sebesar
74,43%, sedangkan sisanya sebesar 25,57% dijelaskan variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) dapat disimpulkan bahwa:
a. Ukuran perusahaan yang diproksikan oleh total aset berpengaruh positif
signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah
periode 2011-2014
87
b. Profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Assets (ROA)
berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank
umum syariah periode 2011-2014.
c. Likuiditas yang diproksikan oleh Financing to Deposit Ratio (FDR)
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank
umum syariah periode 2011-2014.
d. Leverage yang diproksikan oleh Debt to Assets Ratio (DAR) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank umum
syariah periode 2011-2014.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sekaligus dapat
merupakan arah bagi penelitian yang akan datang antara lain:
1. Metode content analysis dalam penelitian ini sarat akan subjektifitas
dalam melakukan interpetasi terhadap pokok pengungkapan.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh bank umum
syariah yang ada di Indonesia untuk jangka tahun 2011-2014, sehingga
belum semua bank umum syariah yang diteliti karena beberapa bank
syariah belum melaporkan laporan tahunannya.
C. Saran
1. Bagi regulator
Indeks ISR ini dapat dijadikan acuan pembuatan standar pelaporan
kinerja sosial untuk perbankan syariah, dimana selama ini laporan CSR
perbankan syariah masih mengacu pada standar konvensional.
88
2. Bank Syariah
Bagi bank syariah agar dapat diambil kebijakan untuk meningkatkan
kinerja keuangannya dan pengungkapan kinerja sosialnya melalui annual
report atau media komunikasi lainnya. Kinerja keuangan sebagai salah satu
tolak ukur keberhasilan bank syariah dalam mengelola operasionalnya,
Sementara pengungkapan kinerja sosial sejalan dengan nilai-nilai Islam,
pengungkapan kinerja sosial juga sebagai bentuk upaya meningkatkan
kepercayaan stakeholder.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji tingkat
pengungkapan kinerja sosial bank syariah dengan indeks ISR hendaknya
terus mengembangkan indeks ISR sehingga benar-benar relevan untuk
diimplikasikan pada bank syariah.
Menambahkan sampel dan jumlah periode yang digunakan agar lebih
diperbanyak agar hasil penelitian dapat digeneralisir dengan tepat, dan
menambahkan variabel independen seperti struktur corporate governance.
Metode content analysis dalam penelitian ini sarat akan subjektifitas
dalam melakukan interpretasi terhadap pokok pengungkapan. Dengan
demikian, penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan metode
content analysis lain yang dapat mengurangi tingkat subjektifitas terhadap
informasi yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan-laporannya.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abu Tapanjeh, A.M. ”Corporate Governance from The Islamic Perspective: A
Comparative Analysis with OECD Principles.” Critical Perspective on
Accounting, No.20, (2009):h.556-567.
Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi
Mandatory, cet.II, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Budi Untung, Hendrik. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika,
2009.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2005.
Choi, Frederick D.S. dan Gerhard G. Mueller, Akuntansi Internasional,Edisi
Kedua. Jakarta: Salemba Empat, 1997.
Ekkyanshah. “Membangun Program CSR yang Seimbang”. Akuntan Indonesia ,
Vol. 12, No. 28, (Oktober 2008): h. 33-35.
Fauziah, Khusnul dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social
Reporting Index”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.5, No.1, (Maret 2013):
h.12-20.
Febriany , Novita, dkk. “Analisis Islamic Social Reporting Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.” Dalam Taufiq, ed., Penguatan Industri Keuangan
dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Prosiding
Seminar Nasional, 23-24 Oktober 2014, Palembang: Universitas Sriwijaya,
2014. h.289-312.
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Indeks dan
Islamic Social Reporting Indeks”. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto, (2010): h.1-33.
Gernon, Helen dan Gary K Meek. Akuntansi Perspektif Internasional, Penerjemah
Agung Saputro. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Hadi, Nor. Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
90
Hadiyanti, Sari. “Analisis Hubungan Shari’a Governance Structure
terhadapTingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
Perbankan Syariah di Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, 2012.
Haniffa, Ros. “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, Indonesian
Management & Accounting Research, Vol 1, No.2, (July 2002):h.128-146.
Haniffa, Roszaini dan Muhammad Hudaib. “Exploring the Ethical Identity of
Islamic Banks via Communication in Annual Reports”, Journal of Business
Ethics, (2007): h.97-116.
Harahap, Sofyan Safri. Analitis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali
Pers, 2010.
Hossain, M, dkk “Corporate Social and Environtmental Disclosure in Developing
Countries: Evidence from Bangladesh”, Asian Pasific Conference on
International Accounting Issues, Research Online University of
Wollongong, Hawaii, (Oktober 2006): h.1-24.
IAI. (2011). PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Jakarta: IAI.
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE, 2002.
Iswandika, Ryandi, dkk. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance,
dan Kualitas Audit terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility.” Jurnal Akuntansi Universitas Trisakti, Volume 1 No2
(September 2014): h.1-18.
Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi.
Bogor : IPB press, 2012.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua.
Jakarta: Kencana,2010.
Kuncoro, Mudrajat. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3. Jakarta:
Erlangga, 2009.
Kurniawansyah, Doni. “Analisis Hubungan Financial Performance dan Corporate
Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, 2013.
Lucyanda, Jurica dan Lady G.P Siagian, “The Influence of Company
Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure.”
International Conference on Business and Management, 6-7 September
2012. Phuket-Thailand, 2012. h.601-619.
91
Maali, Bassam, dkk. “Social Reporting by Islamic Banks”, Abacus Vol.42 No.2
(2006): h.266-289.
Mishkin, Frederick S. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Jakarta:
Salemba Empat, 2008. Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank
Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.
Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Muhammad, Rifqi .“Persepsi User dan Preparer Laporan Keuangan terhadap
Pelaporan Sosial Perbankan Islam di Malaysia”.(t.t, t.p, t.th): h.1-22.
Othman, Rohana dan Azlan Md Thani, “Islamic Social Reporting Of Listed
Companies In Malaysia”. International Business and Economics Research
Journal, Vol.9, No.4, (April 2010): h.135-144.
Othman, Rohana, dkk. “Determinants of Islamic Social Reporting Top Shariah-
Approved Companies in Bursa Malaysia”. Research Journal of
International Studies, (Oktober 2009): h.1-17.
Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, 2013
PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
PBI No.14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank umum.
Putra , Haris Fifa. “Analisis Pelaksanaan dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Pada Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan
Indeks Islamic Social Reporting (ISR)”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Brawijaya, (t.th): h.1-12.
Putri, S.M Kuncoro. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan
Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah.” Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2014.
Raditya, Amalia Nurul. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk
Daftar Efek Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
2012.
Rizkiningsih, Priyesta. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah Di
Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara Gulf Cooperation Council’.
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2012.
92
Rufaida, Izza. “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan
Pengungkapan Media terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (Studi Empiris Perusahaan Penghasil Bahan Baku yang
Terdaftar di BEI Periode 2010-2012)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Sembiring dan Eddy Rismanda. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Desember 2005.
Setiawan, Azis Budi.“Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum
Syariah di Indonesia”, Seminar Ilmiah Kerjasama Magister Bisnis
Keuangan Islam Univ. Paramadina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dan
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 30 Juli 2009, Jakarta:
Univ.Paramadina. h.1-94.
Siregar dan Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning
Management)”. Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, (September 2005):
h.475-490.
Sofyani, Hafiez ,dkk. “Islamic Social Reporting index sebagai Model Pengukuran
Kinerja Sosial Perbankan Syariah (studi Komparasi Indonesia dan
Malaysia)”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 4, No.1, (Maret 2012): h.36-
46.
Sujoko, Efferin, dkk. Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan
Praktis. Malang: Bayu Media Publishing, 2004
Suma, Muhammad Amin, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Pusat
Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum, 2012.
Teguh, Muhammad. Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasii. Jakarta:
PT Raja Graindo Persada, 2005.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah. (2008). Diakses pada 25 Maret 2015 dari
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/248300B4-6CF9-4DF5-A674
0073B0A6168A/14396/UU_21_08_Syariah.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal. (2007). Diakses pada 25 Maret 2015 dari
www.bi.go.id/.../UU25Tahun2007PenanamanModal.pdf
93
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas. (2007). Diakses pada 25 Maret 2015 dari
http://prokum.esdm.go.id/uu/2007/uu-40-2007.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (2010). Diakses pada
31 Maret 2015 dari http://dki.perbarindo.org/arsipfile/dpddkiarsip51.pdf
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan
Eviews, Ed. Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013.
Widayuni, Nisrina. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) pada Perbankan Syariah di Indonesia dan
Malaysia.” Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro, Volume 3, Nomor 2,
(2014): h.1-11.
Widiawati, Septi. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Islamic Social
Reporting Perusahaan-perusahaan yang Terdapat pada Daftar Efek Syariah
Tahun 2009-2011”, Skrips S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, 2012.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Ed.
Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011.
Yusuf, Muhammad Yasir. “Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian
Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh”. Jurnal Ekonomi Islam
La_Riba, Vol IV, No.2, (Desember 2010): 197-215.
http://www.bi.go.id/
http://ojk.go.id/
94
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Islamic Social Reporting (ISR)
Items of Disclosure Sumber
A FINANCE AND INVESTMENT THEME
1 Kegiatan yang mengandung Riba ( contoh: beban bunga dan
pendapatan bunga)
Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
2 Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
3 Zakat (jumlahnya dan penerima zakatnya) Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
4 Kebijakan atas Pembayaran tertunda dan Penghapusan piutang
tak tertagih Othman et.al (2009)
5 Kegiatan investasi (secara umum) Haniffa (2007)
6 Proyek pembiayaan (secara umum) Haniffa (2007)
B PRODUCTS AND SERVICE THEME
7 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk Haniffa (2007)
8 Glossary/definisi setiap produk Haniffa (2007)
9 Pelayanan atas keluhan nasabah Haniffa (2007)
C EMPLOYEE THEME
10 komposisi Karyawan Haniffa & Hudaib (2007)
11 Jam Kerja Karyawan Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
12 Rasio Gaji/Tunjangan karyawan Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
13 Remunerasi Karyawan Othman et.al (2009)
14 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (PSDM) Othman et.al (2009)
15 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan/Keterlibatan
karyawan Othman et.al (2009)
16 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi Haniffa (2007)
17 Kesehatan dan keselamatan kerja Othman, dkk (2009)
18 Lingkungan kerja Othman, dkk (2009)
19 Waktu ibadah/kegiatan religius Othman et.al (2009)
20 Tempat beribadah yang memadai bagi karyawan Othman et.al (2009)
D SOCIETY (COMMUNITY INVOLVEMENT) THEME
21 Pemberian donasi (sedekah) Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
22 Wakaf Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
23 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan) Maali et.al (2003),
Othman et.al (2009)
95
24 Zakat, Sumbangan, atau sukarelawan dari kalangan karyawan
& nasabah Othman et.al (2009)
25 Program Pendidikan (beasiswa, pembangunan sekolah, dan
fasilitas pendidikan lainnya) Othman et.al (2009)
26 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah Othman et.al (2009)
27 Pengembangan generasi muda Othman et.al (2009)
28 Peningkatan kualitas hidup masyarakat (pemberdayaan
ekonomi) Othman et.al (2009)
29 Kepedulian terhadap anak-anak (yatim piatu) Othman et.al (2009)
30 Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/olah
raga Othman et.al (2009)
E ENVIRONMENT THEME
31 Konservasi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
32 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi
polusi, pengolahan air limbah, pengelolaan air bersih, dll) Othman et.al (2009)
33 Pendidikan mengenai lingkungan hidup Othman et.al (2009)
34 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
35 Sistem manajemen lingkungan Othman et.al (2009)
F CORPORATE GOVERNANCE THEME
36 Status kepatuhan terhadap syariah Othman et.al (2009)
37 Rincian nama dan profil dewan komisaris Othman et.al (2009)
38 Kinerja komisaris (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah
rapat) Othman et.al (2009)
39 Remunerasi dewan komisaris Othman et.al (2009)
40 Rincian nama dan profil direksi/manajemen Haniffa (2007), Othman
et.al (2009)
41 Kinerja direksi (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah
rapat) Othman et.al (2009)
42 Remunerasi dewan direksi Haniffa (2007), Othman
et.al (2009)
43 Rincian nama dan profil dewan pengawas syariah Othman et.al (2009)
44 Kinerja DPS (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Othman et.al (2009)
45 Remunerasi DPS Othman et.al (2009)
46 Struktur kepemilikan saham Othman et.al (2009)
47 Kebijakan anti korupsi Othman et.al (2009)
48 Kebijakan anti pencucian uang dan praktik menyimpang
lainnya
Othman et.al (2009), PBI
Nomor 14/27/PBI/2012
tentang Penerapan
Program Anti Pencucian
Uang Dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme
Bagi Bank Umum, dan
96
Lampiran 2
Hasil Content Analysis
BMI BSM BRIS BNIS BMS BCAS BSB BPS BMSI BVS
11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14 11 12 13 14
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
97
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
18 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
E
31 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F
98
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Jml 37 39 40 41 39 39 41 42 29 34 35 36 32 34 38 39 29 29 31 31 27 28 31 34 25 32 32 33 23 23 33 35 23 26 28 30 21 22 26 27
99
Lampiran 3
Data Sampel Penelitian
BUS Tahun ISR Total Aset ROA FDR DAR
BMI
2011 0,771 32.479.506.000.000 1,52 85,18 13,16
2012 0,813 44.854.413.000.000 1,54 94,15 18,09
2013 0,854 54.694.020.564.000 1,37 99,99 18,06
2014 0,875 62.413.310.135.000 0,17 84,14 15,16
BSM
2011 0,813 48.671.950.025.861 1,95 86,03 14,47
2012 0,813 54.229.395.784.522 2,25 94,40 16,91
2013 0,854 63.965.361.177.789 1,53 89,37 17,24
2014 0,875 66.942.422.284.791 0,17 82,13 12,44
BRIS
2011 0,604 11.200.823.000.000 0,20 90,55 19,91
2012 0,708 14.088.914.000.000 1,19 100,96 24,36
2013 0,729 17.400.914.000.000 1,15 102,70 25,89
2014 0,750 20.343.249.000.000 0,08 93,90 27,57
BNIS
2011 0,667 8.466.887.000.000 1,29 78,60 15,38
2012 0,708 8.864.762.000.000 1,48 84,99 24,66
2013 0,792 14.708.504.000.000 1,37 97,86 26,10
2014 0,813 19.492.112.000.000 1,27 92,58 15,82
BMS
2011 0,604 5.564.662.066.000 1,58 83,08 32,69
2012 0,604 8.163.668.180.000 3,81 88,88 25,93
2013 0,646 9.121.575.543.000 2,33 93,37 20,89
2014 0,646 7.042.486.000.000 0,29 93,61 18,35
BCAS
2011 0,563 1.217.097.137.461 0,90 78,84 15,63
2012 0,583 1.602.180.989.705 0,80 79,91 16,03
2013 0,646 2.041.418.847.273 1,00 83,48 13,47
2014 0,708 2.994.449.136.265 0,80 91,17 10,83
BSB
2011 0,521 2.730.026.909.823 0,52 83,54 90,63
2012 0,667 3.616.107.512.472 0,55 91,98 92,45
2013 0,667 4.343.069.056.830 0,69 100,29 23,46
2014 0,688 5.161.300.488.180 0,27 92,89 16,08
BPS
2011 0,479 1.016.878.719.000 1,75 106,70 2,80
2012 0,479 2.136.576.111.000 3,29 105,66 9,80
2013 0,688 4.052.700.692.000 1,03 90,40 9,93
2014 0,729 6.207.678.452.000 1,99 94,04 14,37
BMSI
2011 0,479 1.692.959.000.000 3,57 289,20 36,23
2012 0,542 2.062.552.000.000 2,88 197,70 26,10
2013 0,583 2.299.971.000.000 2,87 152,80 23,34
2014 0,625 2.449.723.000.000 3,61 157,77 20,96
BVS
2011 0,438 642.026.000.000 6,93 46,08 5,36
2012 0,458 937.157.000.000 1,43 73,78 15,00
2013 0,542 1.323.398.210.409 0,50 84,65 9,04
2014 0,563 1.439.983.332.188 -1,87 95,91 5,85
100
Data Logaritma Natural Total Aset
BUS Tahun ISR Ln Total Aset ROA FDR DAR
BMI
2011 0,771 31,1116 1,52 85,18 13,16
2012 0,813 31,5161 1,54 94,15 18,09
2013 0,854 30,0470 1,37 99,99 18,06
2014 0,875 29,7672 0,17 84,14 15,16
BSM
2011 0,813 29,3475 1,95 86,03 14,47
2012 0,813 27,8275 2,25 94,40 16,91
2013 0,854 28,6353 1,53 89,37 17,24
2014 0,875 27,6478 0,17 82,13 12,44
BRIS
2011 0,604 28,1575 0,20 90,55 19,91
2012 0,708 27,1879 1,19 100,96 24,36
2013 0,729 31,4344 1,15 102,70 25,89
2014 0,75 31,6242 0,08 93,90 27,57
BNIS
2011 0,667 30,2764 1,29 78,60 15,38
2012 0,708 29,8131 1,48 84,99 24,66
2013 0,792 29,7307 1,37 97,86 26,10
2014 0,813 28,1024 1,27 92,58 15,82
BMS
2011 0,604 28,9164 1,58 83,08 32,69
2012 0,604 28,3902 3,81 88,88 25,93
2013 0,646 28,3550 2,33 93,37 20,89
2014 0,646 27,5661 0,29 93,61 18,35
BCAS
2011 0,563 31,6328 0,90 78,84 15,63
2012 0,583 31,7894 0,80 79,91 16,03
2013 0,646 30,4875 1,00 83,48 13,47
2014 0,708 30,3194 0,80 91,17 10,83
BSB
2011 0,521 29,8417 0,52 83,54 90,63
2012 0,667 28,3447 0,55 91,98 92,45
2013 0,667 29,0996 0,69 100,29 23,46
2014 0,688 29,0304 0,27 92,89 16,08
BPS
2011 0,479 28,4639 1,75 106,70 2,80
2012 0,479 27,9112 3,29 105,66 9,80
2013 0,688 31,7648 1,03 90,40 9,93
2014 0,729 31,8349 1,99 94,04 14,37
BMSI
2011 0,479 30,6438 3,57 289,20 36,23
2012 0,542 30,6010 2,88 197,70 26,10
2013 0,583 29,5830 2,87 152,80 23,34
2014 0,625 28,7278 3,61 157,77 20,96
BVS
2011 0,438 29,2722 6,93 46,08 5,36
2012 0,458 29,4568 1,43 73,78 15,00
2013 0,542 28,5270 0,50 84,65 9,04
2014 0,563 27,9957 -1,87 95,91 5,85
101
Lampiran 4
Hasil Output Eviews
Common Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/15 Time: 02:21
Sample: 2011 2014
Periods included: 4
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.606323 0.177975 9.025560 0.0000
TA 0.078151 0.005826 13.41475 0.0000
ROA -0.011647 0.005732 -2.031929 0.0498
FDR -0.000105 0.000208 -0.502031 0.6188
DAR -0.000425 0.000440 -0.964328 0.3415 R-squared 0.861002 Mean dependent var 0.663545
Adjusted R-squared 0.845117 S.D. dependent var 0.121710
S.E. of regression 0.047899 Akaike info criterion -3.122961
Sum squared resid 0.080302 Schwarz criterion -2.911851
Log likelihood 67.45921 Hannan-Quinn criter. -3.046630
F-statistic 54.20063 Durbin-Watson stat 1.686581
Prob(F-statistic) 0.000000
102
Fixed Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/15 Time: 02:22
Sample: 2011 2014
Periods included: 4
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.002226 0.462182 8.659410 0.0000
TA 0.159999 0.015471 10.34151 0.0000
ROA -0.004716 0.004219 -1.117736 0.2739
FDR -0.000440 0.000251 -1.756658 0.0907
DAR -0.000281 0.000395 -0.712113 0.4827 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.960922 Mean dependent var 0.663545
Adjusted R-squared 0.941383 S.D. dependent var 0.121710
S.E. of regression 0.029467 Akaike info criterion -3.941858
Sum squared resid 0.022576 Schwarz criterion -3.350750
Log likelihood 92.83716 Hannan-Quinn criter. -3.728132
F-statistic 49.17963 Durbin-Watson stat 2.860002
Prob(F-statistic) 0.000000
103
Random Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/15 Time: 02:22
Sample: 2011 2014
Periods included: 4
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 40
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.068203 0.232146 8.909058 0.0000
TA 0.094283 0.007678 12.27933 0.0000
ROA -0.009191 0.003902 -2.355232 0.0242
FDR -0.000270 0.000200 -1.347922 0.1863
DAR -0.000490 0.000358 -1.368863 0.1798 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.032485 0.5486
Idiosyncratic random 0.029467 0.4514 Weighted Statistics R-squared 0.770544 Mean dependent var 0.274080
Adjusted R-squared 0.744320 S.D. dependent var 0.074530
S.E. of regression 0.037686 Sum squared resid 0.049708
F-statistic 29.38362 Durbin-Watson stat 1.872701
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.823837 Mean dependent var 0.663545
Sum squared resid 0.101773 Durbin-Watson stat 1.097796
top related