skripsi · 2018. 10. 17. · perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening (studi...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(STUDI EMPIRIS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DINDA AYU ARIFIYANI
NIM: 11140820000081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018 M
ii
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(STUDI EMPIRIS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DINDA AYU ARIFIYANI
NIM: 11140820000081
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19760924 200604 2 002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis,5 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Dinda Ayu Arifiyani
2. NIM : 11140820000081
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening
(Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Periode 2010 –
2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 April 2018
1. Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA ( )
NIDN. 2009058601 Penguji I
2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA ( )
NIP. 19720516 200901 1 006 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa,25 September 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dinda Ayu Arifiyani
2. NIM : 11140820000081
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening
(Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Periode 2010 –
2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 September 2018
1. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA ( )
NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua
2. Zuwesty Eka Putri, M.Ak ( )
NIP. 19800416 200901 2 006 Penguji Ahli
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA ( )
NIP. 19760924 200604 2 002 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dinda Ayu Arifiyani
NIM : 11140820000081
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan
sebagaimana mestinya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Dinda Ayu Arifiyani
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Februari 1996
3. Alamat : Jl. Bangka 2 Gang 5 RT 08/02 No.50, Pela
Mampang, Mampang Prapatan, 12720
4. Telepon : 0838 7201 3643
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI At-Taqwa Tahun 2002-2008
2. SMP Negeri 141 Jakarta Tahun 2008-2011
3. SMA Negeri 60 Jakarta Tahun 2011-2014
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2018
vii
THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL ON THE FIRM’S
VALUE WITH THE FINANCIAL PERFORMANCE AS INTERVENING
VARIABLE
(Empirical Study on Islamic Banking Period 2010 - 2017)
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the influence of intellectual
capital on firm’s value with financial performance as the intervening variable.
The independent variable applied in this study was the intellectual capital’s
components which were measured by IBVACA, IBVAHU and IBSTVA. The
dependent variable in this study was the firm value is measured by using Earning
per Share (EPS), while the financial performance as an intervening variable is
measured by using Return on Assets (ROA).
The samples of this study were the Islamic Banking companies in
Indonesia within the period of 2010-2017. Data were collected by using purposive
sampling method. Based on the mentioned criteria, 6 companies were selected as
the sample of this study. The data analysis tool used in this study was path
analysis with software IBM SPSS Statistics 22.
The results of this study show that IBVACA and IBVAHU had no influence
on the financial performance while IBSTVA had a significant influence on
financial performance. Then, IBVACA had a significant influence on firm’s value
yet IBVAHU and IBSTVA had no influence on firm’s value. This study shows that
financial performance also directly effect the firm’s value and can mediate the
relationship between IBVACA, IBVAHU, IBSTVA and firm’s value.
Keywords: Intellectual Capital, IBVACA, IBVAHU, IBSTVA, Financial
Performance, Firm’s Value.
viii
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Periode 2010 - 2017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen
intellectual capital yang diukur dengan menggunakan IBVACA, IBVAHU dan
IBSTVA. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan yang diukur dengan menggunakan Earning per Share (EPS),
sedangkan kinerja keuangan digunakan sebagai variabel intervening diukur
dengan menggunakan Return on Assets (ROA).
Sampel penelitian adalah perusahaan bank umum syariah yang ada di
Indonesia dengan periode penelitian antara tahun 2010-2017. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria tersebut
maka sebanyak 6 perusahaan terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Alat
analisis yang digunakan adalah path analysis dengan software IBM SPSS
Statistics 22.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa IBVACA dan IBVAHU
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan sedangkan IBSTVA berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja keuangan. Kemudian, IBVACA berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan namun IBVAHU dan IBSTVA tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kinerja keuangan juga berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan dan
dapat memediasi hubungan antara IBVACA, IBVAHU, IBSTVA dan nilai
perusahaan.
Kata kunci: Modal Intelektual, IBVACA, IBVAHU, IBSTVA, Kinerja
Keuangan, Nilai Perusahaan.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi
Empiris Pada Bank Umum Syariah Periode 2010 – 2017)” ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Bapak Arifin dan Ibu
Wuryani yang dengan sepenuh hati memberikan dukungan, perhatian,
cinta, bimbingan, nasihat, dukungan moril dan materil, serta doa yang
tiada henti untuk penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan
Ketua Jurusan Akuntansi yang telah meluangkan waktu, mencurahkan
perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis.
Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses
penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
x
6. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
7. Keluarga keduaku yang telah memberikan tempat tinggal selama
perkuliahan Pakde H. Haryadi, Almh. Bude Hj. Sri Hartati, Bude
Wagiyem, Pakde Suseno, Bude Sri Siswanti, Mas Hirwanto, Bunda Ratna
Rismawati, Kakak Melani dan Mas Djati Dwi Setyadi. Terima kasih telah
selalu menjadi keluarga terdekat selama masa perkuliahan.
8. Sahabat seperjuangan dari awal semester hingga sekarang Zavita, Nisrina,
Halimatu dan Thoyibah yang saling membantu dan mendukung dalam
menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Terimakasih telah menjadi sahabat
terbaik dan mewarnai masa perkuliahan penulis.
9. Untuk sahabat-sahabatku Nugi, Febby, Ninda, Dewi, Arin, Mba Nining,
Mba Rika, Mita dan Uci yang selalu menemani suka dan duka serta
memberikan canda tawa.
10. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2014.
11. Teman-teman KKN KAWAKIBA 127 yang telah memberikan banyak
kenangan dan pembelajaran.
12. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik
dari segi bahasa, pengolahan maupun penyusunan. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh.
Jakarta, 24 Agustus 2018
Dinda Ayu Arifiyani
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 15
A. Tinjauan Literatur.................................................................. 15
1. Resource Based Theory .................................................. 15
2. Signalling Theory ........................................................... 17
xii
3. Intellectual Capital ......................................................... 19
a. Definisi Intellectual Capital ...................................... 19
b. Klasifikasi Intellectual Capital .................................. 20
c. Pengukuran Intellectual Capital ................................ 23
d. Islamic Banking Value Added Intellectual
Coefficient (IB-VAIC) ............................................... 25
4. Kinerja Keuangan ........................................................... 29
5. Nilai Perusahaan ............................................................. 32
6. Bank Umum Syariah (BUS) ........................................... 35
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 37
C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 47
D. Keterkaitan Variabel dan Pengembangan Hipotesis ............. 48
1. Pengaruh IBVACA Terhadap Kinerja Keuangan .......... 48
2. Pengaruh IBVAHU Terhadap Kinerja Keuangan .......... 48
3. Pengaruh IBSTVA Terhadap Kinerja Keuangan ........... 49
4. Pengaruh IBVACA Terhadap Nilai Perusahaan ............ 50
5. Pengaruh IBVAHU Terhadap Nilai Perusahaan ............ 50
6. Pengaruh IBSTVA Terhadap Nilai Perusahaan ............. 51
7. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan ...................................................................... 52
8. Pengaruh IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai
Variabel Intervening ....................................................... 53
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 55
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 55
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 55
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 56
D. Metode Analisis Data ............................................................ 57
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif ..................................... 57
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 57
a. Uji Normalitas ........................................................... 58
b. Uji Linearitas ............................................................. 58
c. Uji Multikolinearitas .................................................. 59
d. Uji Heteroskedastisitas .............................................. 59
3. Pengujian Hipotesis dan Uji Analisis Jalur
(Path Analysis) ............................................................... 60
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 62
1. Variabel Independen ....................................................... 62
2. Variabel Dependen ......................................................... 64
3. Variabel Intervening ....................................................... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 67
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 67
1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................. 67
2. Deskripsi Sampel Penelitian ........................................... 67
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .............................................. 69
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif ..................................... 69
xiv
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 72
a. Hasil Uji Normalitas .................................................. 72
b. Hasil Uji Linearitas .................................................... 77
c. Hasil Uji Multikolinearitas ........................................ 79
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................... 80
3. Model Struktural Analisis Jalur ...................................... 82
4. Pengujian Hipotesis ......................................................... 85
a. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 1 ............. 85
b. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 2 ............. 88
c. Pengujian Kecocokan Model (Model Fit) ................. 92
C. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel
Eksogen dan Endogen ........................................................... 94
D. Interpretasi Hasil ................................................................... 97
1. Pengaruh IBVACA Terhadap Kinerja Keuangan ........... 97
2. Pengaruh IBVAHU Terhadap Kinerja Keuangan ........... 98
3. Pengaruh IBSTVA Terhadap Kinerja Keuangan ............ 100
4. Pengaruh IBVACA Terhadap Nilai Perusahaan ............. 102
5. Pengaruh IBVAHU Terhadap Nilai Perusahaan ............. 104
6. Pengaruh IBSTVA Terhadap Nilai Perusahaan .............. 106
7. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan....................................................................... 108
8. Pengaruh IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai
xv
Variabel Intervening........................................................ 110
BAB V PENUTUP .................................................................................. 112
A. Simpulan ............................................................................... 112
B. Saran ...................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 116
LAMPIRAN ................................................................................................. 121
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 37
3.1 Operasionalisasi Variabel...................................................... 66
4.1 Kriteria Penentuan Sampel .................................................... 68
4.2 Sampel Data Penelitian ......................................................... 68
4.3 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ................................... 69
4.4 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 74
4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier .................................... 77
4.6 Hasil Uji Linearitas ............................................................... 78
4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi .............. 79
4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi................. 80
4.9 Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel .......................... 83
4.10 Koefisien Determinasi Sub-Struktur 1 .................................. 85
4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan Sub-Struktur 1 ................... 86
4.12 Hasil Pengujian H1, H2 dan H3 ............................................ 86
4.13 Koefisien Determinasi Sub-Struktur 2 .................................. 88
4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan Sub-Struktur 2 .................... 89
4.15 Hasil Pengujian H4, H5, H6 dan H7 ..................................... 90
4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung IBVACA,
IBVAHU, IBSTVA, ROA dan EPS ...................................... 94
4.17 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis ................................ 96
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 47
4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ................................ 72
4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot .......................... 73
4.3 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram Setelah Outlier ....... 75
4.4 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot Setelah
Outlier ................................................................................... 76
4.5 Hasil Uji Linearitas Grafik Normal P-P Plot ........................ 78
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot .................. 81
4.7 Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Z terhadap Y ................. 84
4.8 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1 ............................ 88
4.9 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 2 ............................ 92
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Lampiran 1 :Daftar Sampel Seluruh Perusahaan .................. 122
2 Lampiran 2 : Hasil Uji SPSS ................................................. 123
3 Lampiran 3 : Pengukuran Intellectual Capital ...................... 130
4 Lampiran 4 : Pengukuran Kinerja Keuangan ........................ 131
5 Lampiran 5 : Pengukuran Nilai Perusahaan .......................... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergerakan yang terjadi dalam bidang ekonomi telah mengarah kepada
perubahan pengelolaan bisnis ataupun penentuan strategi bersaing.
Perkembangan yang dialami sangat pesat karena semakin mudahnya ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi yang diakses. Setiap perusahaan baik
berskala kecil, menengah, maupun besar bersaing secara ketat dalam hal
pengelolaan ataupun penentuan strategi bisnisnya. Persaingan yang terjadi
dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dalam
menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan harus mampu
bersaing dengan perusahaan lain. Apabila perusahaan tidak mampu bersaing
dengan perusahaan lain, maka pada akhirnya kinerja perusahaan tersebut akan
menurun. Contoh perusahaan yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan
lain adalah Uber yang diakuisisi oleh Grab. Perusahaan penyedia transportasi
yang menghubungkan penumpang dan sopir kendaraan serta layanan
tumpangan dengan sebuah aplikasi tersebut dibeli oleh Grab dengan total
dana yang dikeluarkan mencapai 100 USD (Rp 1,3 triliun). Menurut CEO
Uber, Dara Khosrowshahi, keputusan menjual Uber di Asia Tenggara pada
Grab adalah karena Uber menghadapi terlalu banyak persaingan dan jadi
kurang fokus. Sehingga perlu melepas bisnis di pasar tertentu.
2
Selain itu di Amerika, contoh kasus perusahaan tidak mampu bersaing
dengan perusahaan lain adalah Yahoo yang diakuisisi oleh perusahaan
telekomunikasi Verizon Communication Inc. Yahoo adalah perusahaan
internet multinasional yang terkenal dengan portal web, mesin pencari, situs
dan layanan periklanan hingga media sosial lainnya. Aneka properti Yahoo
seperti Sports dan Finance, telah menjadi bagian dari unit baru bernama Oath
di Verizon. Total dana yang dikeluarkan oleh Verizon Communication Inc
untuk mengakuisisi Yahoo ialah sebesar 60 miliar dollar AS atau hampir Rp
60 triliun. Banyak faktor yang membuat Yahoo kolaps diantaranya ialah
semakin berkembangnya internet di dunia seperti hadirnya Google dan
perusahaan-perusahaan digital lainnya, membuat Yahoo mulai kalah saing
dan semakin meredup. Kemudian ada beberapa kesalahan yang dilakukan
dalam menentukan strategi yang menyebabkan Yahoo mengalami krisis
dalam menjadi perusahaan teknologi atau media. Selain itu, Yahoo ternyata
mempunyai riwayat keamanan yang kurang kuat. Ini terbukti dari serangan
hacker yang menimpa Yahoo beberapa kali secara besar-besaran yaitu pada
tahun 2013 terjadi peretasan data pengguna Yahoo sebesar 1 miliar data,
kemudian terjadi lagi pada tahun 2014, server mereka dihack dan lebih dari
500 juta data tercuri.
Permasalahan dalam kasus tersebut terjadi karena perusahaan tidak
mampu bersaing dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat.
Lemahnya daya saing menyebabkan kinerja perusahaan turut menurun seiring
dengan turunnya angka penjualan. Sehingga pada akhirnya perusahaan harus
3
menjual sahamnya kepada perusahaan lain. Pengaruh ini membawa dampak
perubahan yang signifikan dalam dunia bisnis. Secara tidak langsung
perkembangan yang terjadi menuntut perusahaan untuk mengubah cara
mereka dalam menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan, perusahaan
mengubah strategi bisnisnya dari bisnis yang berdasarkan pada tenaga kerja
(labor-based business) menjadi bisnis yang memiliki karakteristik utama
adalah pengetahuan (knowledge-based business). Wijaya (2012) menyatakan
strategi ini difokuskan pada pengetahuan dan keahlian dari tenaga kerja yang
dapat meningkatkan nilai perusahaan dibandingkan dengan mengandalkan
banyaknya tenaga kerja dalam suatu perusahaan.
Saat ini organisasi bisnis lebih terfokus pada pentingnya aset
pengetahuan (knowledge asset) sebagai salah satu bentuk dari aset tidak
berwujud (intangible asset). Menurut PSAK No.19, aset tidak bewujud
adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya atau untuk
tujuan administratif. Iswati (2006) menyatakan bahwa dalam penerapan
manajemen pengetahuan (knowledge management) modal konvensional
seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan sumber daya aktiva
fisik lainnya tidak bermakna tanpa modal berbasis pengetahuan dan
teknologi. Penerapan modal berbasis pengetahuan dan teknologi dalam suatu
perusahaan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya lainnya, sehingga akan memberikan keunggulan bersaing (competitive
4
advantage) bagi organisasi bisnis tersebut. Hal ini telah menimbulkan
pemahaman baru bahwa selain modal konvensional seperti sumber daya
alam, sumber daya keuangan, dan sumber daya aktiva fisik terdapat hal lain
yang tidak kalah penting yaitu modal intelektual (intellectual capital).
Dalam perkembangan ekonomi modern, intellectual capital telah
menjadi aset yang sangat bernilai karena perusahaan semakin meningkatkan
perhatian dan pemahamannya terhadap intellectual capital. Beberapa peneliti
mendefinisikan konsep intellectual capital dengan cara yang berbeda. Salah
satunya oleh Marvidis (2003) dalam Gunawan dan Putranto (2017)
mendefinisikan intellectual capital sebagai aset tidak berwujud yang
memiliki potensi untuk menciptakan nilai baik bagi entitas itu sendiri,
maupun untuk lingkungan sosialnya. Andriyani, Mahanavami dan Parta
(2017) menyepakati bahwa intellectual capital adalah sumber daya
perusahaan yang berbasis pengetahuan dan berupa aset tidak berwujud yang
dapat dijadikan nilai tambah bagi perusahaan serta mampu digunakan
perusahaan untuk menciptakan inovasi dalam persaingan bisnis yang
kompetitif. Sedangkan menurut Willams (2001) dalam Rachmawati (2012),
intellectual capital adalah proses penciptaan nilai melalui pengetahuan dan
informasi yang diaplikasikan pada pekerjaan.
Konsep intellectual capital telah mendapatkan perhatian besar oleh
berbagai kalangan terutama para akuntan dan akademisi. Karena pengelolaan
intellectual capital dapat menciptakan standar yang lebih baik terkait hal
pengungkapan di dalam laporan keuangan perusahaan. Pengungkapan
5
informasi intellectual capital pada perusahaan diyakini dapat berperan
penting dalam kinerja keuangan maupun nilai perusahaan. Menurut resource
based theory, intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber
daya yang memiliki potensi untuk menciptakan keunggulan kompetitif
perusahaan sehingga dapat menciptakan value added bagi perusahaan
(Puspita, 2017). Walaupun intellectual capital memiliki sifat immaterial serta
tidak memiliki bentuk fisik, tetapi intellectual capital merupakan sumber
daya penting bagi organisasi dan harus dikelola dengan baik (Astuti, 2015).
Pengakuan intellectual capital dalam mendorong nilai perusahaan dan
keunggulan kompetitif telah meningkat, tetapi ukuran yang tepat untuk
intellectual capital perusahaan masih dalam tahap awal. Pulic mengusulkan
sebuah pengukuran tidak langsung terhadap intellectual capital yaitu dengan
Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM
). Model VAICTM
yang
diusulkan oleh Pulic bertujuan untuk mengukur efisiensi dari nilai tambah
yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan dan komponennya
dengan menggunakan data akuntansi (Nadeem, Dumay dan Massaro, 2017).
Komponen utama dari VAICTM
dapat dilihat dari sumber daya perusahaan
yaitu physical capital yang dihitung dengan VACA (Value Added Capital
Employed), human capital yang dihitung dengan VAHU (Value Added
Human Capital) dan structural capital yang dihitung dengan STVA
(Structural Capital Value Added). Semakin tinggi VAICTM
(nilai modal
intelektual), semakin baik pemanfaatan potensi penciptaan nilai perusahaan.
6
Ada beberapa indikator yang menggambarkan nilai perusahaan, satu
diantaranya Earning per Share (EPS). EPS atau laba per lembar saham adalah
keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan
pada saat menjalankan operasinya (Sukaenah, 2014). EPS merupakan rasio
yang menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada para
pemegang saham (Cahyaningrum dan Antikasari, 2017). Semakin tinggi nilai
EPS dapat diartikan bahwa semakin besar pula laba yang disediakan untuk
pemegang saham. Menurut Husaini (2012) kebanyakan calon investor akan
memperhatikan rasio ini, karena informasi yang dihasilkan dari EPS
merupakan informasi yang dianggap paling mendasar, berguna dan dapat
menggambarkan prospek earning perusahaan masa depan.
Faktor lain yang dipengaruhi oleh pengakuan intellectual capital adalah
kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diartikan
sebagai kondisi suatu perusahaan untuk dapat memperoleh gambaran yang
jelas tentang perkembangan kinerja perusahaan (Lestari, 2017). Informasi
mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan oleh investor untuk
menilai layak atau tidaknya menanamkan modal mereka pada perusahaan
tersebut, dimana bila kinerja keuangan perusahaan baik maka nilai usaha akan
tinggi. Hal tersebut membuat investor melirik perusahaan tersebut untuk
menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham atau
dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu
perusahaan (Sari dan Priyadi, 2017). Dalam penelitian ini, ukuran kinerja
7
keuangan perusahaan yang akan digunakan adalah rasio Return on Assets
(ROA).
ROA merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan perusahaan dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Cara
efektif untuk melihat ROA adalah dengan membandingkannya dengan ROA
di masa lampau atau membandingkan dengan ROA perusahaan sejenis yang
menjadi pesaingnya (Prabawa, 2013). Semakin tinggi ROA, maka semakin
efisien perusahaan tersebut memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan
laba bersih (Madura, 2007).
Sektor perbankan merupakan salah satu pemegang peran yang sangat
penting dan vital dalam menjalankan sebuah kegiatan perekonomian di suatu
Negara. Karena menurut UU No. 7 Tahun 1992, sektor perbankan merupakan
lembaga intermediasi antara debitur dan kreditur yang bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan nasional. Selain itu, sektor perbankan juga
merupakan institusi yang kinerjanya dapat disandingkan dengan kinerja suatu
pemerintahan karena institusi ini melakukan fungsinya yaitu sebagai
fasilitator keuangan (Sipahutar, 2007). Di Indonesia sektor perbankan
semakin berkembang pesat setelah beberapa bank konvensional yang
memperluas sistemnya dengan mengkonversi menjadi bank syariah.
Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah. Dimana prinsip syariah adalah prinsip hukum
Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
8
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah
(UU No. 21 Tahun 2008). Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang
memiliki karakteristik berbeda dengan perusahaan lain dalam orientasi
kinerjanya. Bank syariah harus dapat memberi manfaat yang optimal bagi
masyarakat serta memiliki peran dan tanggung jawab yang tidak terbatas pada
kebutuhan keuangan dari berbagai pihak.
Aziz dan Hashim (2017) menyatakan bahwa intellectual capital di
perbankan syariah memiliki pengaruh yang sangat signifikan karena prinsip
perbankan syariah didasarkan pada ideologi intelektual syariah dan hukum
agama Islam sebagai pedoman ekonomi Islam. Misalnya, tidak berurusan
dengan kegiatan berbasis bunga (riba), tidak diperkenankan melakukan
kegiatan spekulatif (gharar) dan dilarang mendanai kegiatan haram tertentu
(Haniffa, 2017). Perbankan syariah merupakan sektor bisnis yang bersifat
intellectually intensive dan termasuk sektor jasa dimana layanan pelanggan
sangat bergantung pada intelek/akal/kecerdasan modal manusia.
Dalam perbankan syariah model penilaian kinerja intellectual capital
diberi nama Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient (IB-
VAIC). Model ini merupakan modifikasi dari model yang telah ada, yaitu
VAICTM. VAIC™ didesain untuk mengukur kinerja intellectual capital
perusahaan-perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara
perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda
dari perbankan umum/konvensional (Ulum, 2013).
9
Adapun beberapa penelitian mengenai intellectual capital, salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Nimtrakoon (2015) yang meneliti
tentang hubungan antara intellectual capital, nilai pasar perusahaan dan
kinerja keuangan di Negara ASEAN yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara intellectual capital terhadap nilai perusahaan
dan kinerja keuangan. Penelitiannya lainnya juga dilakukan Awaliyah dan
Safriliana (2016) yang telah menguji pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan. Penelitiannya membuktikan bahwa intellectual capital
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil yang berbeda
ditunjukkan oleh penelitian Aida dan Rahmawati (2015) yang tidak berhasil
membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja keuangan juga telah dilakukan, diantaranya penelitian Devi,
Khairunnisa dan Budiono (2017) menemukan bahwa intellectual capital yang
diukur dengan kombinasi dari value added (VACA, VAHU dan STVA)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian lainnya juga dilakukan
Nuryaman (2015) yang telah menguji pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
Penelitiannya membuktikan bahwa intellectual capital memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan mampu menjadi mediator
antara intellectual capital dan nilai perusahaan. Sedangkan hasil yang
10
berbeda ditunjukkan oleh penelitian Cindiyasari dan Aisyah (2017), yang
menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara intellectual
capital dengan kinerja keuangan.
Hasil penelitian yang belum konsisten tersebut memotivasi peneliti untuk
melakukan penelitian kembali mengenai pengaruh intellectual capital apakah
memiliki peran yang besar dalam peningkatan nilai perusahaan. Peneliti
menduga masih adanya hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut
disebabkan karena adanya variabel lain yaitu kinerja keuangan yang
memediasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan.
Perusahaan yang mampu mengelola sumber daya pengetahuan yang
dimilikinya secara efektif dan efisien, maka akan membuat kinerja keuangan
meningkat. Ketika kinerja keuangan meningkat, pasar akan memberikan
respon positif yang menyebabkan nilai perusahaan pun ikut naik.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Nuryaman (2015) dengan tujuan untuk peninjauan kembali mengenai
pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
keuangan sebagai variabel intervening. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menghubungkan ketiga
komponen IBVAIC secara terpisah terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan EPS melalui kinerja keuangan yang diproksikan dengan
ROA. Pemisahan komponen IBVAIC tersebut untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari setiap komponen terhadap nilai perusahaan melalui
kinerja keuangan. Pengukuran variabel nilai perusahaan yang digunakan
11
adalah Earning per Share (EPS). Penggunaan rasio ini karena EPS
merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna dan bisa
menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terfokus pada perusahaan bank
umum syariah yang ada di Indonesia periode 2010-2017. Bank umum syariah
dipilih sebagai objek ideal penelitian ini karena menurut Firer dan Wiliam
(2003) dalam Ulum (2008) bisnis sektor bank umum syariah merupakan salah
satu sektor yang pengelolaan intellectual capitalnya paling intensif, bank
umum syariah merupakan salah satu industri yang dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya lebih banyak memanfaatkan intellectual capital
daripada sumber daya fisik untuk menciptakan inovasi-inovasi sehingga
mampu bersaing dalam menciptakan nilai tersendiri atas produk dan jasa
yang dihasilkan.
Kemudian pemilihan tahun 2010-2017 dilakukan dengan harapan
pemilihan tahun laporan keuangan terbaru dapat lebih merepresentasikan
keadaan perusahaan terkini. Penggunaan variabel intervening dalam
penelitian ini digunakan karena nilai perusahaan bukan hanya sebagai hasil
atau akibat langsung dari intellectual capital, melainkan ada juga faktor-
faktor lain yang dapat memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris
Pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2017)”.
12
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah IBVACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
2. Apakah IBVAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
3. Apakah IBSTVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
4. Apakah IBVACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah IBVAHU berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
6. Apakah IBSTVA berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
7. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
8. Apakah IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan dapat
dicapai dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh IBVACA terhadap kinerja keuangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh IBVAHU terhadap kinerja keuangan.
3. Untuk mengetahui pengaruh IBSTVA terhadap kinerja keuangan.
4. Untuk mengetahui pengaruh IBVACA terhadap nilai perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengaruh IBVAHU terhadap nilai perusahaan.
6. Untuk mengetahui pengaruh IBSTVA terhadap nilai perusahaan.
7. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
13
8. Untuk mengetahui pengaruh IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA terhadap
nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari diadakannya penelitian ini,
antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengaruh intellectual capital, kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada
Bank Umum Syariah (BUS). Dengan demikian, penelitian ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan khasanah ilmu ekonomi, khususnya ilmu
akuntansi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang
selanjutnya dapat dikomparasikan dengan riset-riset ilmiah lainnya,
khususnya yang mengkaji masalah intellectual capital, kinerja keuangan
dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah (BUS).
3. Penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat praktis, sebagai
berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
perusahaan guna melakukan pengoptimalan dalam pengelolaan
intellectual capital sehingga dapat menjadi acuan untuk menentukan
kebijakan dalam pengambilan keputusan serta menciptakan kinerja dan
nilai lebih bagi perusahaan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
investor akan pentingnya intellectual capital dalam menunjang proses
14
bisnis perusahaan dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan sebelum melakukan investasi.
c. Hasil penelitian ini juga memberikan manfaat bagi penulis sendiri
berupa wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian tentang
intellectual capital, kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada Bank
Umum Syariah (BUS).
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Resource Based Theory
Resource Based Theory (RBT) atau dikenal juga dengan teori berbasis
sumber daya pertama kali dipelopori oleh Penrose pada tahun 1959 yang
mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen, tidak
berubah-ubah dan jasa produktif yang berasal dari sumber daya
perusahaan yang dapat memberikan karakter unik bagi tiap-tiap
perusahaan (Kor dan Mahoney, 2004 dalam Puspita, 2017). Sependapat
dengan pernyataan Penrose, Bridoux (1997) mengemukakan bahwa
perusahaan dalam suatu industri bersifat heterogen sehubungan dengan
kumpulan sumber daya yang mereka kendalikan. Heterogenitas sumber
daya atau keunikan dianggap sebagai syarat penting untuk berkontribusi
pada keunggulan kompetitif.
Menurut Wijayanti (2018), Resource Based Theory merupakan
pemikiran yang berkembang dalam manajemen strategik dan keunggulan
kompetitif perusahaan yang menganalisis dan menginterpretasikan sumber
daya organisasi untuk memahami bagaimana organisasi menghasilkan
kinerja, mencapai keunggulan kompetitif dan dapat menciptakan value
added bagi perusahaan. Resource Based Theory meyakini bahwa
perusahaan akan menghasilkan kinerja, mencapai keunggulan kompetitif
16
dan dapat menciptakan nilai tambah apabila perusahaan tersebut memiliki
sumber daya perusahaan yang berharga, bisa memanfaatkan peluang,
mampu bersaing di pasar dan memberikan nilai positif bagi perusahaan.
Madhani (2009) dalam Fadri dan Wahidahwati (2016) juga menyatakan
bahwa untuk dapat memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang
berkelanjutan sumber daya itu harus unik, langka diantara perusahaan saat
ini serta tidak dapat ditiru dan digantikan. Sehingga sumber daya tersebut
mampu mengelola intellectual capital dengan baik dan akan menciptakan
keunggulan kompetitif diantara para pesaingnya.
Terdapat dua hal untuk mencapai keunggulan kompetitif dan
menciptakan value added bagi perusahaan. Pertama, mengenai
penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan baik itu sumber daya
berwujud maupun sumber daya tidak berwujud. Belkaoui (2003) dalam
Adhitama dan Fitria (2017) menyatakan strategi yang potensial untuk
meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan menyatukan aset
berwujud dan aset tidak berwujud. Kedua, bagaimana perusahaan mampu
mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang diperoleh dari dalam
perusahaan secara efektif. Kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber dayanya dengan baik dapat menciptakan
keunggulan kompetitif sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.
Bonfour (2003) menekankan bahwa sumber daya tidak berwujud akan
mempengaruhi pertumbuhan kompetensi organisasi dalam kinerja jangka
panjang mereka (Adnan, Kamaluddin dan Kasim, 2013). Penyertaan
17
sumber daya tidak berwujud diperoleh dari kemampuan untuk memiliki
seluruh karakteristik dari kumpulan sumber daya strategis. Ketika
kebanyakan sumber daya tidak berwujud tidak memiliki kualifikasi
sebagai sumber daya strategis, intellectual capital secara umum
dipertimbangkan sebagai sumber daya strategis yang penting. Intellectual
capital dalam hal ini yaitu seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan,
baik physical capital, human capital maupun structural capital yang
mampu meningkatan efektifitas dan produktivitas kinerja karyawan.
Semakin baik perusahaan dalam pengelolaan dan pemanfaatan intellectual
capital maka perusahaan akan memiliki nilai tambah yang dapat
memberikan suatu karakteristik sendiri. Sehingga dengan adanya
karakteristik tersendiri yang dimiliki, perusahaan mampu bersaing dengan
para kompetitornya karena memiliki suatu keunggulan kompetitif yang
hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
2. Signalling Theory
Signalling theory berakar pada teori akuntansi pragmatik yang
memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan
perilaku pemakai informasi. Melalui sinyal tersebut, pasar diharapkan
dapat membedakan mana perusahaan yang mempunyai kualitas baik dan
buruk di masa mendatang. Supaya efektif, maka sinyal tersebut harus
dapat diterima oleh pasar, diserap dengan baik dan tidak mudah ditiru oleh
perusahaan yang memiliki kualitas buruk.
18
Signalling Theory didasarkan pada asumsi bahwa terdapat asimetri
informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan informasi tersebut. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi.
Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan
memberikan sinyal kepada stakeholder tentang informasi keuangan yang
dapat dipercaya akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek
perusahaan di masa yang akan datang (Rokhlinasari, 2016). Sinyal-sinyal
tersebut dapat diberikan perusahaan lewat penyampaian laporan keuangan.
Sinyal yang diberikan kepada pengguna laporan keuangan akan
memberikan petunjuk bagi investor dalam menilai prospek perusahaan dan
mengambil keputusan ekonomi. Dalam menilai kinerja keuangan,
perusahaan juga harus memberikan sinyal kepada pemakai laporan
keuangan termasuk masyarakat luas, sehingga dapat dinilai apakah
perusahaan memiliki kinerja yang bagus atau tidak. Pengumuman
peningkatan kinerja keuangan merupakan sinyal yang positif bagi investor
karena laba yang dihasilkan perusahaan dapat menggambarkan
keberhasilan perusahaan. Jika laba yang dihasilkan semakin besar, maka
kemampuan perusahaan untuk membagikan keuntungan bagi pemegang
sahamnya juga semakin besar. Hal ini dapat meningkatkan minat investor
untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
Dengan adanya laporan mengenai kinerja keuangan perusahaan, hal
ini akan memungkinkan investor dan stakeholder untuk lebih baik dalam
19
menilai kemampuan perusahaan di masa depan, melakukan penilaian yang
tepat terhadap perusahaan dan mengurangi persepsi risiko perusahaan.
Perusahaan melaporkan hasil kinerjanya pada laporan keuangan dalam
rangka memenuhi kebutuhan informasi investor, serta meningkatkan nilai
perusahaan. Sinyal positif dari organisasi diharapkan akan mendapatkan
respon positif dari pasar, hal tersebut dapat memberikan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan serta memberikan nilai yang lebih tinggi bagi
perusahaan.
3. Intellectual Capital
a. Definisi Intellectual Capital
Ada banyak definisi tentang intellectual capital yang ditawarkan
oleh para peneliti sebelumnya. Sebagai sebuah konsep, intellectual
capital adalah ilmu pengetahuan atau daya pikir yang dikuasai atau
dimiliki oleh perusahaan serta tidak memiliki bentuk fisik (tidak
berwujud).
Secara ringkas Bontis et al. (2000) mewacanakan intellectual
capital sebagai seperangkat sumber daya tidak berwujud (kemampuan
dan kompetensi) yang menggerakkan organisasi untuk menciptakan
kinerja dan nilai perusahaan. Sementara Brooking (1997)
mendefinisikan intellectual capital sebagai bahan intelektual yang
diformalkan, diperoleh dan dikelola untuk menghasilkan aset yang
bernilai tinggi. Willams (2001) mendefinisikan intellectual capital
sebagai proses penciptaan nilai melalui pengetahuan dan informasi
20
yang diaplikasikan pada pekerjaan. Society of Management Accountants
Canada (SMAC) juga menyebutkan bahwa intellectual capital sebagai
item pengetahuan yang dimiliki oleh manusia yang kemudian masuk ke
dalam perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan di masa yang
akan datang bagi perusahaan (Iswati, 2006). Intellectual capital adalah
arus pengetahuan di perusahaan (Rahimi, Jan dan Baghbanian, 2017).
Rachmawati (2015) menyatakan bahwa intellectual capital sebagai
perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku dari aset
perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Banyak ahli yang
mengatakan bahwa intellectual capital memiliki peran yang sangat
besar dalam menambah nilai suatu kegiatan. Stewart (2007)
mendefinisikan intellectual capital adalah jumlah dari human capital
(bakat), structural capital (kekayaan intelektual, metodologi, perangkat
lunak, dokumen dan artefak pengetahuan lainnya) dan customer capital
(hubungan klien). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
intellectual capital merupakan sumber daya pengetahuan yang dimiliki
perusahaan sebagai suatu keunggulan yang dapat menjadi modal untuk
perbaikan kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan.
b. Klasifikasi Intellectual Capital
Mengacu pada pandangan Stewart (2007), intellectual capital
terdiri dari tiga indikator yaitu:
21
1) Modal Manusia (Human Capital)
Human capital merupakan inti dari intellectual capital. Human
capital merupakan sumber inovasi dan kemajuan, tetapi merupakan
komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan
sumber pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan dan
kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital
mencerminkan kemampuan kolektif organisasi atau perusahaan
untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki oleh orang-orang yang ada di dalam organisasi atau
perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika organisasi
atau perusahaan mampu memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki
oleh karyawannya (Sawarjuwono dan Prihatin, 2003 dalam Fariana
2014). Jika perusahaan tidak memanfaatkan pengetahuan dan
keahlian karyawan tersebut maka pengetahuan dan keahlian
karyawan akan terbuang sia-sia, tidak dapat berperan untuk
meningkatkan kinerja serta tidak dapat menciptakan nilai bagi
organisasi atau perusahaan. Organisasi atau perusahaan dapat
meningkatkan nilai human capital dengan meningkatkan
pengetahuan karyawannya melalui pelatihan maupun melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2) Modal Struktural (Structural Capital)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
22
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, prosedur,
database, organizational charts, process manuals, strategi,
kebiasaan, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk
intellectual property yang dimiliki perusahaan yang dapat membuat
nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Chen et al.
(2005) mengelompokkan structural capital menjadi dua bagian,
yaitu innovation capital dan process capital. Jika innovation capital
menunjukkan pentingnya inovasi dalam mengembangkan
perusahaan, maka process capital menunjukkan tingkat efisiensi
operasional perusahaan sehari-hari, mulai dari tingkat produksi
sampai dengan prosedur internal yang melibatkan aktivitas
karyawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesuksesan
structural capital dipengaruhi oleh aktivitas human capital. Jika
seorang karyawan memiliki tingkat intelektual yang tinggi namun
perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka
intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara maksimal
(Fariana 2014).
3) Modal Pelanggan (Customer Capital)
Customer capital didasari pada kenyataan bahwa perusahaan
tidak bisa berdiri tanpa dukungan dari pihak luar seperti pelanggan
yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang
23
bersangkutan, pemasok yang andal dan berkualitas serta hubungan
perusahaan dengan pemerintah maupun masyarakat sekitar. Oleh
sebab itu, menjaga hubungan baik dengan beberapa pihak
merupakan hal penting yang harus dijalankan perusahaan karena
dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut. Proses munculnya
customer capital biasanya dimulai dari kegiatan mengenal, belajar,
percaya, dan menjalin hubungan. Semakin baik hubungan customer
dengan perusahaan maka semakin besar nilai customer capital yang
bisa dilaporkan. Customer capital juga dapat tercipta melalui
pengetahuan karyawan yang diproses dengan structural capital yang
dapat menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar. Perusahaan
yang berinvestasi besar untuk menjadi fokus pada konsumen dan
menjadi penentu pasar secara mutlak dapat meningkatkan atau
memperbaiki kinerja bisnisnya. Jika pelanggan loyal terhadap
perusahaan, maka kinerja bisnisnya dapat terjaga (Fariana 2014).
c. Pengukuran Intellectual Capital
Menurut Cahyati (2012) metode pengukuran intellectual capital
dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu pengukuran yang tidak
menggunakan penilaian moneter dan pengukuran yang menggunakan
penilaian moneter. Pengukuran yang tidak menggunakan penilaian
moneter dapat menggunakan metode Balance Scorecard yang
dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992), Brooking’s Technology
Broker Method (1996), The Skandia IC Report Method oleh Edvinsson
24
dan Malone (1997), The Intellectual Capital-Index yang dikembangkan
oleh Ross et al. (1997) dan Sveiby’s Intangible Asset Monitor (1997).
Sedangkan pengukuran yang menggunakan penilaian moneter dapat
menggunakan metode VAIC Model (Pulic, 1998, 2000), Tobin’s Q
Method (Luthy, 1999) dan Model EVA dan MVA yang dikembangkan
oleh Berg (2007).
Dari banyaknya metode pengukuran intellectual capital harus
dipilih satu pengukuran. Teknik pengukuran intellectual capital yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran model Pulic.
Teknik pengukuran model Pulic dipilih karena model ini mudah dalam
memperoleh data yang akan digunakan serta model ini menyediakan
dasar ukuran angka-angka keuangan standar yang ada pada laporan
keuangan perusahaan dan konsisten, sehingga akan lebih efektif untuk
melakukan analisis. Metode VAIC yang dikembangkan oleh Pulic
didesain untuk mengukur seberapa efisiensi penciptaan nilai yaitu value
added yang disebabkan oleh penggunaan intellectual capital dan
capital employed di dalam lingkungan bisnis. Selain memerlukan
sumber daya seperti capital employed (VACA) untuk mendukung
kegiatan perusahaan dalam memperoleh value added diperlukan juga
dua komponen lain yaitu human capital (VAHU) dan structural capital
(STVA). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan
dengan nama VAIC™.
25
d. Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient (IB-VAIC)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2013), model
penilaian kinerja intellectual capital untuk perbankan syariah
menggunakan model IB-VAIC (Islamic Banking Value Added
Intellectual Coefficient). Model ini merupakan modifikasi dari model
yang telah ada, yaitu model VAIC yang dikembangkan oleh Pulic.
Model IB-VAIC ini dikembangkan dalam perbankan syariah untuk
mengukur kinerja intellectual capital karena perbankan syariah
memiliki jenis transaksi yang relatif berbeda dari perbankan
umum/konvensional. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam
IB-VAIC:
1) Menghitung Islamic Banking Value Added (IB-VA)
IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai
berikut:
IB-VA = OUT – IN
Keterangan:
IB-VA: : Islamic Banking Value Added
OUT (Output) : Pendapatan operasi utama kegiatan
syariah + pendapatan operasi
lainnya – hak pihak ketiga atas bagi
hasil syirkah temporer
Pendapatan operasi
utama kegiatan syariah
: 1. Dari pihak ketiga bukan bank
(penyalur dana)
a. Pendapatan margin murabahah
b. Pendapatan bersih salam paralel
c. Pendapatan bersih istishna
paralel
d. Pendapatan ijarah
26
e. Pendapatan musyarakah
f. Pendapatan mudharabah
g. Pendapatan dari penyertaan
h. Lainnya
2. Dari Bank Indonesia
a. Bonus SBIS
b. Lainnya
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
a. Bonus dari bank syariah lain
b. Pendapatan mudharabah
c. Tabungan mudharabah
d. Deposito mudharabah
e. Sertifikat investasi mudharabah
antar bank
f. Lainnya
Pendapatan operasi
lainnya
: 1. Jasa investasi terikat (mudharabah
muqayyadah)
2. Jasa layanan
3. Pendapatan dari transaksi valuta
asing
4. Koreksi PPAP
5. Koreksi penyisihan penghapusan
transaksi rekening administrasi
6. Lainnya
Hak pihak ketiga atas
bagi hasil syirkah
temporer
: 1. Pihak ketiga bukan bank
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah
c. Lainnya
2. Bank Indonesia
a. FPJP syariah
b. Lainnya
3. Bank-bank lain di Indonesia dan di
luar Indonesia
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah
c. Sertifikat investasi mudharabah
antar bank
d. Lainnya
27
IN (Input) : Beban usaha atau operasional dan
beban non operasional, kecuali
beban kepegawaian atau karyawan
Beban
usaha/operasional
: 1. Beban penyisihan kerugian aset
produktif-bersih
2. Beban estimasi kerugian komitmen
dan kontijensi
Beban operasi lainnya : 1. Beban bonus titipan wadiah
2. Beban administrasi dan umum
3. Beban penurunan nilai surat
berharga
4. Beban transaksi valuta asing
5. Beban promosi
6. Beban lainnya
2) Menghitung Islamic Banking Value Added Capital Employed (IB-
VACA)
IB-VACA adalah indikator untuk IB-VA yang diciptakan oleh
satu unit dari capital employed atau physical capital. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari capital
employed atau physical capital terhadap value added perusahaan.
Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan capital
employed atau physical capital jika satu unit capital employed atau
physical capital mampu menghasilkan return lebih besar dari
perusahaan lain.
IB-VACA = IB-VA/CE
Keterangan:
IB-VACA
IB-VA
CE
:
:
:
Rasio dari IB-VA terhadap CE
Islamic Banking Value Added
Dana yang tersedia (total ekuitas)
28
3) Menghitung Islamic Banking Value Added Human Capital (IB-
VAHU)
IB-VAHU menunjukkan berapa banyak IB-VA dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam human capital terhadap value added
perusahaan. Semakin banyak value added yang diciptakan dari setiap
rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan telah mengelola sumber daya manusia dengan maksimal
sehingga perusahaan dapat menghasilkan tenaga kerja berkualitas
yang akan berimbas pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
IB-VAHU = IB-VA/HC
Keterangan:
IB-VAHU
IB-VA
HC
:
:
:
Rasio dari IB-VA terhadap HC
Islamic Banking Value Added
Beban karyawan
4) Menghitung Islamic Banking Structural Capital Value Added (IB-
STVA)
IBSTVA menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang
diciptakan dari setiap unit yang diinvestasikan pada structural
capital. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu rupiah dari IB-VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai.
29
IB-STVA = SC/IB-VA
Keterangan:
5) Menghitung Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient
(IB-VAIC™)
IB-VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi
yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance
Indicator). IB-VAIC™ merupakan penjumlahan dari tiga komponen
sebelumnya, yaitu IB-VACA, IB-VAHU dan IB-STVA.
IB-VAIC™ = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
Hasil perhitungan VAIC dapat dijadikan sebagai peringkat
terhadap sejumlah perusahaan perbankan. Dalam penelitian Ulum
(2008) telah dirumuskan standar untuk memberikan kategori dari
hasil perhitungan VAIC, yaitu:
a) Top performers – skor VAICTM > 3,00
b) Good performers – skor VAICTM antara 2,0 sampai 2,99
c) Common performers – skor VAICTM antara 1,5 sampai 1,99
d) Bad performers – skor VAICTM < 1,5
4. Kinerja Keuangan
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang
penting dalam perusahaan. Semakin ketatnya persaingan yang terjadi,
IB-STVA
IB-VA
SC
:
:
:
Rasio dari SC terhadap IB-VA
Islamic Banking Value Added
IB-VA dikurangi HC
30
perusahaan semakin dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus. Kinerja
yang baik merupakan cerminan dari manajemen bahwa perusahaan telah
memberikan bukti keberhasilan pengelolaan kepada para pemegang
saham, penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Menurut Rivai (2009)
dalam Fitriani dan Septriarini (2017), ukuran kinerja yang biasa digunakan
dalam perusahaan adalah ukuran keuangan, karena ukuran keuangan
merupakan pengukuran yang mudah untuk dilakukan.
Kinerja keuangan merupakan gambaran keberhasilan perusahaan
dalam menjalankan fungsi dan pengelolaan operasinya. Kinerja keuangan
perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi suatu perusahaan pada masa yang akan datang dan bermanfaat
untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
nilai perusahaan dan memaksimumkan kesejahteraan para pemegang
saham perusahaan tersebut (Lestari, 2017). Kinerja keuangan perusahaan
juga merupakan prestasi perusahaan yang ditunjukkan oleh laporan
keuangannya sebagai suatu tampilan keadaan perusahaan selama periode
tertentu.
Dalam perbankan, kinerja keuangan merupakan salah satu dasar dari
penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya
sebagai penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Menurut Gitman dan
Zutter (2015) dalam Lestari (2017) terdapat 5 kategori rasio keuangan
perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan,
yaitu sebagai berikut:
31
a. Liquidity Ratio. Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
b. Activity Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur kecepatan suatu
akun untuk dapat dikonversi menjadi penjualan atau kas.
c. Debt Ratio. Rasio hutang digunakan untuk mengetahui besarnya
proporsi total aset yang dibiayai dengan hutang.
d. Profitability Ratio. Rasio pengukuran ini mengevaluasi keuntungan
perusahaan terhadap tingkat penjualan tertentu, tingkat aset tertentu,
investasi dari pemilik maupun nilai saham.
e. Market Ratio. Rasio ini berhubungan dengan nilai pasar sebuah
perusahaan yang diukur dengan harga saham saat ini.
Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
profitabilitas. Profitabilitas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk
menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat
yang diterima. Bagi perusahaan, profitabilitas dapat digunakan sebagai
evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Tidak ada
perbedaan apakah perbankan syariah yang dijadikan objek dalam
penelitian ini melihat tujuan mencari keuntungan, tujuan sosial atau
keduanya, namun perbankan syariah yang memiliki reputasi tinggi akan
berusaha untuk menjaga kestabilan dan ketahanan perusahaannya dengan
mencapai profitabilitas yang baik. Pada penelitian ini, penulis
menggunakan salah satu dari rasio profitabilitas yaitu Return on Assets
(ROA). Pemilihan ROA sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan
32
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nimtrakoon (2015), Nuryaman
(2015) serta Kadim, Zain dan Sumarjaya (2017).
Return on Assets (ROA) merupakan suatu ukuran keberhasilan
manajemen dalam mengelola perusahaan. ROA merupakan rasio
profitabilitas perusahaan yang mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih atas total aset yang dimiliki bank dan
mengindikasikan perusahaan menggunakan seluruh aset yang tersedia
dengan baik. ROA digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan
perusahaan. Sehingga semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan semakin
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik (Lestari, 2017).
Meningkatkan kinerja keuangan merupakan salah satu tolak ukur
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki serta mencapai tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk
dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada
dalam keadaan kinerja yang baik (good performance). Karena dari kinerja
perusahaan yang baik, kelak akan mempengaruhi kebijakan para investor
atas investasi yang dilakukannya. Karena biasanya investor melakukan
penilaian dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi.
Maka dari itu dengan adanya rasio ini, secara analitis akan mempererat
hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
5. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah pandangan investor mengenai perusahaan
yang diciptakan ketika perusahaan memberikan return kepada para
33
investornya melebihi biaya modal. Nilai perusahaan merupakan bentuk
memaksimalkan tujuan perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para
pemegang saham (Dewi dan Fidhayatin, 2012 dalam Aida et al., 2015).
Jika perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada pemegang saham,
maka publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai tinggi.
Untuk itu perusahaan harus melaksanakan manajemen keuangan secara
profesional agar maksimalisasi nilai perusahaan berhasil dilakukan,
sehingga prospek atau masa depan perusahaan jelas.
Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang
saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang
yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris
(Randa dan Solon, 2012). Maka dari itu suatu perusahaan akan berusaha
dalam meningkatkan kinerjanya untuk memaksimumkan kekayaan atau
nilai perusahaan (value of the firm). Semakin tinggi nilai perusahaan
menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya karena nilai
perusahaan yang tinggi menggambarkan return yang tinggi dan
optimalnya kinerja perusahaan.
Malik (2018) menyatakan ada beberapa aspek yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memaksimalkan nilai perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Menghindari resiko yang tinggi
Bila perusahaan sedang memaksimalkan operasi jangka panjang,
maka harus dihindari tingkat resiko yang tinggi. Proyek-proyek yang
memiliki kemungkinan laba yang tinggi tetapi mengandung resiko yang
34
tinggi perlu dihindari. Menerima proyek-proyek tersebut dalam jangka
panjang berarti suatu kegagalan yang dapat mematahkan kelangsungan
hidup suatu perusahaan.
b. Mengusahakan pertumbuhan
Apabila perusahaan dapat mengembangkan penjualan, hal ini dapat
berakibat terjadinya keselamatan usaha didalam persaingan pasar.
Perusahaan akan berusaha memaksimalkan nilai perusahaan secara
terus menerus untuk mengusahakan pertumbuhan dari penjualan dan
penghasilannya.
c. Mempertahankan tingginya harga saham pasar
Harga saham di pasar merupakan perhatian utama dari manajer
keuangan untuk memberikan kemakmuran kepada para pemegang
saham atau pemilik perusahaan. Manajer harus selalu berusaha ke arah
itu untuk mendorong masyarakat agar bersedia menanamkan uangnya
ke dalam perusahaan. Dengan pemilihan investasi yang tepat maka
perusahaan akan mencerminkan petunjuk sebagai tempat penanaman
modal yang bijaksana bagi masyarakat. Hal ini akan membantu
mempertinggi nilai dari perusahaan.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Earning
per Share (EPS). EPS merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
keuntungan yang diperoleh investor per saham dan untuk melihat progres
dari operasi perusahaan, menentukan harga saham, serta menentukan
besarnya dividen yang akan dibagikan. Informasi EPS merupakan
35
informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa
menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada
pemegang saham maka kemungkinan nilai perusahaan akan naik karena
ada anggapan dari publik bahwa perusahaan mampu memberikan
kemakmuran bagi para pemegang sahamnya lewat laba per lembar saham
yang dibagikan.
6. Bank Umum Syariah (BUS)
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 7 bank
umum syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah. Bank umum syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank umum syariah
juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan atau perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan
Hadits. Bank umum syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual
beli dan bagi hasil (Prasetyoningrum dan Toyyib, 2016).
Pembiayaan jual beli adalah transaksi jual beli antara bank dan
nasabah dimana harga, jumlah dan waktu penyerahan barang sudah
ditentukan diawal akad. Pembiayaan jual beli terdiri dari akad murabahah,
akad salam dan akad istishna. Sedangkan pembiayaan bagi hasil adalah
akad kerjasama antara bank sebagai pemilik modal dengan nasabah
36
sebagai pengelola modal untuk memperoleh keuntungan dan membagi
keuntungan yang diperoleh berdasarkan kesepakatan atau nisbah yang
disepakati. Pembiayaan bagi hasil terdiri dari akad musyarakah dan akad
mudharabah.
Tujuan dari bank umum syariah adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional, seperti melakukan fungsi untuk mendukung sektor
riil melalui pembiayaan sesuai prinsip syariah dan fungsi intermediasi
yang mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
pemerataan kesejahteraan rakyat. Prinsip dasar dari bank umum syariah
dalam menjalankan sistem operasionalnya dengan mengutamakan keadilan
yang ditujukan untuk semua pihak, baik pihak kreditur maupun pihak
debitur. Adapun prinsip-prinsip dasar dari bank syariah adalah:
a. Larangan terhadap transaksi yang mengandung barang atau jasa yang
diharamkan,
b. Larangan terhadap transaksi yang diharamkan sistem dan prosedur
perolehan keuntungannya.
37
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
Tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1 Kadim, Zain dan
Sumarjaya (2017)
Determinants of
Cost Efficiency and
It’s Implications on
Sharia Bank
in Indonesia
Profitability at The
Period Of 2012 -
2016
1) Variabel intellectual
capital sebagai variabel
independen
2) Variabel kinerja keuangan
diukur dengan
menggunakan ROA
3) Objek penelitian bank
umum syariah
4) Menggunakan data
sekunder
1) Variabel kinerja keuangan
dijadikan sebagai variabel
intervening
2) Variabel nilai perusahaan
dijadikan sebagai variabel
dependen
3) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
1) IBVACA, IBVAHU
dan CAR tidak
berpengaruh, IBSTVA
dan ASET berpengaruh
negatif, FDR
berpengaruh positif
terhadap BOPO
2) IBVACA, IBSTVA,
CAR dan ASET tidak
berpengaruh, IBVAHU,
FDR dan BOPO
berpengaruh negatif
terhadap ROA
Bersambung ke halaman berikutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
2 Sunardi (2017) Determinan
Intellectual Capital
dengan Pendekatan
IB-VAIC™
Terhadap Efisiensi
Biaya Implikasinya
Pada
Profitabilitas
Perbankan Syariah
di Indonesia
1) Variabel intellectual
capital sebagai variabel
independen
2) Variabel kinerja keuangan
diukur dengan
menggunakan ROA
3) Objek penelitian bank
umum syariah
4) Menggunakan data
sekunder
1) Variabel kinerja keuangan
dijadikan sebagai variabel
intervening
2) Variabel nilai perusahaan
dijadikan sebagai variabel
dependen
3) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
1) IBVACA tidak
berpengaruh,
IBVAHU dan
IBSTVA berpengaruh
terhadap BOPO
2) IBVACA tidak
berpengaruh,
IBVAHU, IBSTVA
dan BOPO
berpengaruh terhadap
ROA
Bersambung ke halaman berikutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3 Devi, Khairunnisa
dan Budiono
(2017)
Pengaruh
Intellectual Capital
Terhadap Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi Kasus Pada
Perusahaan
Elektronik, Otomotif
dan Komponen yang
Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Periode 2011-2015)
1) Menggunakan variabel
intellectual capital
sebagai variabel
independen
2) Variabel kinerja keuangan
diukur dengan
menggunakan ROA
3) Menggunakan data
sekunder
1) Menggunakan variabel
intervening yaitu kinerja
keuangan
2) Variabel nilai perusahaan
sebagai variabel dependen
dan diukur dengan
menggunakan EPS
3) Objek penelitian bank
umum syariah
4) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
1) VACA dan STVA
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
keuangan
2) VAHU tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
keuangan
Bersambung ke halaman berikutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
4 Awaliyah dan
Safriliana (2016)
Pengaruh
Intellectual Capital
Pada Nilai
Perusahaan
Perbankan
1) Variabel intellectual
capital sebagai variabel
independen
2) Variabel nilai perusahaan
sebagai variabel dependen
dan diukur dengan
menggunakan EPS
3) Menggunakan data
sekunder
1) Variabel kinerja keuangan
dijadikan sebagai variabel
intervening
2) Objek penelitian bank
umum syariah
3) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
Intellectual capital
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang diukur
dengan PBV dan EPS
Bersambung ke halaman berikutnya
41
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
5 Satriani,
Desiyanti dan
Dharma (2016)
Analisis Pengaruh
Financial Leverage
Ratio dan
Profitabilitas
Terhadap Earning
per Share Pada
Sektor Infrastuktur,
Utilitas dan
Transportasi yang
Terdaftar di BEI
Periode 2012-2014
1) Menggunakan variabel
intellectual capital
sebagai variabel
independen
2) Variabel kinerja keuangan
diukur dengan
menggunakan ROA
3) EPS sebagai pengukuran
variabel dependen
4) Menggunakan data
sekunder
1) Menggunakan variabel
intervening yaitu kinerja
keuangan
2) Objek penelitian bank
umum syariah
3) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
1) DAR dan DER tidak
berpengaruh terhadap
EPS
2) ROA dan ROE
berpengaruh positif
terhadap EPS
3) Firm size berpengaruh
negatif terhadap EPS
Bersambung ke halaman berikutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
6 Nuryaman (2015) The Influence of
Intellectual Capital
on The Firm’s Value
with The
Financial
Performance as
Intervening Variable
1) Menggunakan variabel
intellectual capital
sebagai variabel
independen
2) Menggunakan variabel
kinerja keuangan
sebagai variabel
intervening dan diukur
dengan ROA
3) Menggunakan variabel
nilai perusahaan sebagai
variabel dependen
4) Menggunakan data
sekunder
1) Variabel nilai perusahaan
diukur dengan
menggunakan EPS
2) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
3) Objek penelitian bank
umum syariah
1) Intellectual capital
berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan dan nilai
perusahaan
2) Kinerja keuangan
mampu menjadi
mediator antara
intellectual capital
dengan nilai perusahaan
Bersambung ke halaman berikutnya
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
7 Nimtrakoon
(2015)
The Relationship
Between
Intellectual capital,
Firm’s Market
Value and Financial
Performance:
Empirical Evidence
From The ASEAN
1) Menggunakan variabel
intellectual capital sebagai
variabel independen
2) Menggunakan variabel
nilai perusahaan sebagai
variabel dependen
3) Menggunakan data
sekunder
1) Variabel independen
intellectual capital diukur
menggunakan IB-VAIC
2) Kinerja keuangan
dijadikan sebagai variabel
intervening
3) Objek penelitian bank
umum syariah
1) Intellectual capital
tidak berbeda secara
signifikan terhadap
nilai perusahaan di
antara 5 negara
ASEAN
2) Intellectual capital
berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan dan nilai
perusahaan
Bersambung ke halaman berikutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
8 Aida dan
Rahmawati
(2015)
Pengaruh Modal
Intelektual dan
Pengungkapannya
Terhadap
Nilai Perusahaan:
Efek Intervening
Kinerja Perusahaan
1) Menggunakan variabel
intellectual capital
sebagai variabel
independen
2) Menggunakan variabel
intervening yaitu kinerja
keuangan
3) Variabel nilai perusahaan
sebagai variabel
dependen dan diukur
dengan menggunakan
EPS
4) Menggunakan data
sekunder
1) Variabel kinerja
keuangan diukur dengan
menggunakan ROA
2) Objek penelitian bank
umum syariah
1) Intellectual capital
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan dan nilai
perusahaan
2) Intellectual capital
berpengaruh positif
secara tidak langsung
terhadap nilai
perusahaan dengan
kinerja keuangan
sebagai variabel
intervening
Bersambung ke halaman berikutnya
45
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
9
Ramadhani,
Maiyarni dan
Safelia (2014)
Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2010-
2012
1) Menggunakan variabel
intellectual capital
sebagai variabel
independen
2) Variabel kinerja
keuangan diukur
dengan menggunakan
ROA
3) Menggunakan data
sekunder
1) Menggunakan variabel
intervening yaitu kinerja
keuangan
2) Variabel nilai perusahaan
sebagai variabel dependen
dan diukur dengan
menggunakan EPS
3) Objek penelitian bank
umum syariah
4) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
VACA dahn STVA
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan sedangkan
VAHU tidak berpengaruh
terhadap ROA
Bersambung ke halaman berikutnya
46
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
10 Darmawan dan
Toro (2012)
The Impact of
Intellectual Capital
on Banks Go
Public’s Market
Value and Financial
Performance
Listed in Indonesia
Stock Exchange
(IDX)
1) Menggunakan variabel
intellectual capital
sebagai variabel
independen
2) Menggunakan variabel
nilai perusahaan
sebagai variabel
dependen dan EPS
sebagai proksinya
3) Menggunakan data
sekunder
1) Menjadikan kinerja
keuangan sebagai variabel
intervening yang diukur
dengan ROA
2) Objek penelitian bank
umum syariah
3) Menggunakan analisis
jalur sebagai alat uji
hipotesis
1) Intellectual capital
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan
2) Intellectual capital tidak
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan yang
diproksikan dengan
ATO tetapi berpengaruh
bila diproksikan dengan
GR
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
47
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, berikut merupakan gambar kerangka
pemikiran penelitian ini. Kerangka pemikiran mengenai hubungan antara
komponen intellectual capital yang merupakan variabel dependen, kinerja
keuangan sebagai variabel intervening dan nilai perusahaan sebagai variabel
dependen.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja
Keuangan sebagai Variabel Intervening
Basis Teori: 1. Resource Based Theory
2. Signalling Theory
3. Intellectual Capital
4. Kinerja Keuangan
5. Nilai Perusahaan
6. Bank Umum Syariah
Metode Analisis Data: Analisis Jalur (Path Analysis)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
48
D. Keterkaitan Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh IBVACA Terhadap Kinerja Keuangan.
IBVACA merupakan komponen pertama intellectual capital yang
menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang diciptakan dari
setiap unit yang diinvestasikan pada capital employed atau physical
capital. Kinerja keuangan dapat meningkat apabila perusahaan
memanfaatkan capital employed atau physical capital dengan optimal,
karena dengan mengoptimalkan penggunaan capital employed atau
physical capital tersebut maka akan berdampak pada besarnya jumlah
pengembalian yang akan dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pengujian yang
dilakukan Haniffa (2017) yang menyatakan bahwa modal fisik
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA. Penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi nilai
IBVACA maka akan semakin tinggi pula ROA perusahaan. Berdasarkan
penjelasan tersebut dan penelitian sebelumnya maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1: IBVACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
2. Pengaruh IBVAHU Terhadap Kinerja Keuangan.
IBVAHU merupakan komponen kedua pembentuk intellectual capital
yang menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang diciptakan
dari setiap unit yang diinvestasikan pada human capital. Apabila
perusahaan dapat memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi karyawan maka perusahaan akan memperoleh nilai tambah
49
dari human capital yang dapat mempengaruhi peningkatkan pada kinerja
keuangan. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Sunardi (2017)
yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan profitabilitas manajemen
harus meningkatkan IBVAHU khususnya dengan meningkatkan biaya
karyawan yang dinilai terlalu kecil melalui peningkatan human capital
yang mana akan memberikan peningkatan pada profit perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dan penelitian sebelumnya maka diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H2: IBVAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
3. Pengaruh IBSTVA Terhadap Kinerja Keuangan.
IBSTVA merupakan komponen ketiga pembentuk intellectual capital
yang menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang diciptakan
dari setiap unit yang diinvestasikan pada structural capital. Apabila
perusahaan mampu memenuhi proses rutinitas dan struktur secara optimal,
maka ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik dalam mengelola
structural capitalnya. Hal tersebut akan menarik dan meningkatkan
kepercayaan stakeholder pada perusahaan yang turut meningkatkan laba
dari aset pemegang saham yang diukur dengan ROA. Hal ini sesuai
dengan pengujian yang dilakukan Devi et al. (2017) yang menyebutkan
bahwa IBVAHU dan IBSTVA berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan ROA. Berdasarkan penjelasan
tersebut dan penelitian sebelumnya maka diajukan hipotesis sebagai
berikut:
50
H3: IBSTVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
4. Pengaruh IBVACA Terhadap Nilai Perusahaan.
Dikarenakan intellectual capital tidak dapat menciptakan nilainya
sendiri, maka efisiensi penciptaan nilai melalui physical capital perlu
dimasukkan ke dalam formulasi intellectual capital. IBVACA
menunjukkan kontribusi yang diciptakan oleh setiap unit capital employed
terhadap value added. Suatu perusahaan yang menggunakan physical
capitalnya secara efisien dibandingkan perusahaan lain, maka dapat
dikatakan bahwa perusaahaan tersebut telah menunjukkan kemampuannya
dalam mengelola serta menciptakan nilai tambah dari sumber daya modal
yang dimilikinya. Dengan demikian, pengelolaan physical capital
perusahaan secara efisien akan dapat memberikan keunggulan kompetitif
dalam menciptakan nilai perusahaan, sebaliknya jika physical capital
dikelola secara tidak efisien maka dapat dikatakan bahwa perusahaan gagal
dalam menciptakan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan pengujian yang
dilakukan Darmawan et al. (2012) yang menyebutkan bahwa VACA
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan menggunakan EPS. Berdasarkan penjelasan tersebut dan penelitian
sebelumnya maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: IBVACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Pengaruh IBVAHU Terhadap Nilai Perusahaan.
IBVAHU merupakan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada modal manusia terhadap nilai tambah perusahaan.
51
IBVAHU dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
seseorang yang digunakan untuk memberikan suatu layanan. Pengetahuan
yang dimiliki oleh karyawan dalam perusahaan dipandang sebagai aset
khas. Dengan adanya human capital yang baik di dalam perusahaan, maka
seharusnya perusahaan mempunyai keunggulan tersendiri dalam bekerja,
bersaing dan merumuskan strategi yang lebih baik dalam menghadapi
pesaing-pesaing mereka. Di mata investor human capital menjadi salah
satu modal yang berperan dalam meningkatkan nilai perusahaan, karena
human capital dianggap mampu menciptakan keunggulan kompetitif dan
merupakan dasar dari pertumbuhan perusahaan khusunya dalam
perusahaan perbankan. Hal ini sesuai dengan pengujian yang dilakukan
Awaliyah et al. (2016) yang menyebutkan bahwa sumber daya manusia
yang digunakan secara efektif dan efisien akan menarik investor untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut
dan penelitian sebelumnya maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H5: IBVAHU berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
6. Pengaruh IBSTVA Terhadap Nilai Perusahaan.
IBSTVA merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas untuk mendukung usaha karyawan dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang dapat mengoperasikan
sistem dan prosedur yang baik untuk menghasilkan profit akan membuat
investor tertarik untuk membeli saham perusahaan karena dinilai
perusahaan dapat memberikan timbal balik berupa laba per saham yang
52
tinggi. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawan et al. (2012)
menyebutkan bahwa pengelolaan structural capital yang baik mampu
meningkatkan kemampuan menghasilkan laba dan akan meningkatkan
produktivitas karyawan dalam menghasilkan nilai tambah untuk
memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnisnya. Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut:
H6: IBSTVA berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
7. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik dan
profitabilitas yang positif, akan semakin berpeluang dalam membagikan
laba kepada pemegang saham. Perusahaan yang dapat memberikan laba
yang tinggi kepada pemegang saham, akan mempengaruhi laba per lembar
saham yang akan dibagikan. Keadaan ini dapat menjadi peluang dalam
menarik investor untuk berinvestasi. Semakin besar laba per lembar saham
yang diterima investor maka akan mempengaruhi minat investor untuk
menanamkan modalnya, yang artinya bahwa adanya peningkatan
pembagian laba per lembar saham maka akan mempengaruhi pertumbuhan
investasi perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Satriani et al. (2016) pada
perusahaan yang terdafar di BEI menyatakan bahwa kinerja rasio
profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE dapat memberikan
pengaruh positif untuk EPS. Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan
mampu memanfaatkan aset yang dimiliki secara efektif sehingga dapat
53
menghasilkan laba bersih. Berdasarkan penjelasan tersebut dan penelitian
sebelumnya maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H7: Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
8. Pengaruh IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening.
Perusahaan dikatakan dapat bersaing secara kompetitif apabila dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki dengan optimal.
Apabila pemanfaatan sumber daya tersebut dapat berjalan dengan baik
serta dikelola dengan efektif dan efisien maka dapat meningkatkan kinerja
perusahaan yang diprediksi akan mendapat respon positif dari investor
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Jadi, jika perusahaan dapat
mengelola asetnya yakni modal fisik, modal manusia dan modal struktural
secara efisien maka kinerja keuangan akan meningkat. Apabila kinerja
keuangan meningkat hal ini akan menarik perhatian investor sehingga
meningkatkan nilai perusahaan karena investor memiliki ketertarikan
untuk menginvestasikan modalnya. Sehingga dipercaya, bahwa kinerja
keuangan mampu memediasi hubungan intellectual capital terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian sebelumnya Sofia et al. (2014) yang melakukan penelitian
pada perusahaan yang terdaftar di BEI membuktikan bahwa kinerja
keuangan tidak dapat berperan sebagai mediator dalam hubungan
intellectual capital dan nilai perusahaan. Namun bertolak belakang dengan
penelitian tersebut dimana penelitian Nuryaman (2015) berhasil
54
membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan kinerja keuangan mampu menjadi mediator dalam
hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H8: IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui kinerja keuangan.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menganalisa hubungan sebab akibat yang digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu intellectual capital terhadap
variabel dependen, yaitu nilai perusahaan dengan menggunakan variabel
intervening yaitu kinerja keuangan. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan berupa angka-
angka. Objek penelitian ini adalah perusahaan Bank Umum Syariah (BUS)
yang ada di Indonesia selama periode 2010-2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan Bank Umum Syariah
(BUS) pada periode tahun 2010-2017. Data penelitian ini meliputi data
perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang mencakup periode 2010-2017
yang dipandang cukup mewakili kondisi-kondisi perusahaan perbankan di
Indonesia. Alasan menggunakan data dari perusahaan Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia adalah karena perusahaan Bank Umum Syariah (BUS)
menyajikan data laporan keuangan publikasi yang dapat diakses setiap saat.
Sektor perbankan syariah merupakan sektor yang melakukan pelayanan
bergantung pada intelektual, kecerdasan dan akal manusia sehingga hal ini
menyebabkan produk dan jasa yang dihasilkan bagi konsumen harus mampu
56
memberikan nilai tersendiri. Oleh karena itu, perusahaan Bank Umum
Syariah (BUS) dipilih untuk dikaji dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel
dengan kriteria atau pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel.
Kriteria yang diharapkan oleh peneliti untuk sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia
dalam periode 2010-2017,
2. Perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang melampirkan laporan
keuangan tahunannya di website masing-masing bank dalam periode 2010-
2017,
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian atau laba negatif selama periode
pengamatan. Kriteria ini ditetapkan dengan tujuan untuk menjaga agar
pengukuran pertumbuhan perusahaan (value added) tetap positif.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
memperoleh data-data penelitian, peneliti menggunakan dua cara yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian.
57
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam
penelitian ini didapatkan dari www.sahamok.com dan website masing-
masing bank.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji
hipotesis yaitu dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi
klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness/kemencengan distribusi
(Ghozali, 2013). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
gambaran ringkas atas variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian analisis jalur dan hipotesis dapat dilakukan setelah model
dengan data pada penelitian ini telah lolos dari asumsi-asumsi yang ada.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusi
secara normal, berhubungan secara linear, tidak mengandung
multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan
58
pengujian analisis jalur (path analysis) perlu lebih dahulu pengujian
asumsi klasik yang terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual data dari
model regresi linear memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah yang residual datanya berdistribusi normal.
Jika residual data tidak berdistribusi normal maka kesimpulan statistik
menjadi tidak valid atau bias. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual data berdistribusi normal ataukah tidak yaitu dengan melihat
analisis grafik histogram dan grafik Normal Probability Plot serta uji
statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Apabila pada grafik normal probability plot tampak bahwa titik-titik
menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis
diagonal maka hal ini dapat disimpulkan bahwa residual data memiliki
distribusi normal atau data memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
Sedangkan pada uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test,
jika terdapat nilai signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi normal secara multivariat (Latan dan Temalagi, 2013).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak dan apakah spesifikasi
model yang digunakan benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan
dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau
59
kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model
empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik (Ghozali, 2013). Ada
beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi linearitas
yaitu Uji Durbin Watson, Uji Ramsey Test dan Uji Lagrange Multiplier.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau
tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji
asumsi klasik multikolinearitas hanya dapat dilakukan jika terdapat
lebih dari satu variabel independen dalam model regresi. Cara umum
yang digunakan oleh peneliti untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
multikolinearitas pada model regresi adalah dengan melihat nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Nilai yang
direkomendasikan untuk menunjukkan tidak adanya multikolinearitas
adalah nilai Tolerance harus > 0,1 dan nilai VIF < 10 (Latan dan
Temalagi, 2013).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui varians dari
residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda atau tetap.
Jika varians dari residual data sama disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang diinginkan
adalah yang homokedastisitas atau yang tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yaitu:
60
1) Dengan melihat grafik scatterplot, yaitu jika plotting titik-titik
menyebar secara acak dan tidak berkumpul pada satu tempat, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
2) Dengan melakukan Uji Statistik Park, Uji Statistik Glejser ataupun
Uji Statistik White (Latan dan Temalagi, 2013).
3. Pengujian Hipotesis dan Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Uji Analisis Jalur (Path Analysis) merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel.
Analisis jalur memungkinkan pengujian dengan menggunakan variabel
intervening. Sistem hubungan kausal atau sebab akibat menyangkut dua
jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tidak bebas.
Pengaruh variabel bebas dan variabel tidak bebas dalam analisis jalur
dapat berupa pengaruh langsung ataupun tidak langsung. Hal ini berbeda
dengan model regresi dimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas hanya berupa pengaruh langsung. Pengaruh tidak langsung
suatu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas adalah pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel lain yaitu
variabel intervening. Dalam analisis jalur penyebutan untuk variabel yang
mempengaruhi disebut dengan variabel eksogen. Sedangkan variabel yang
dipengaruhi disebut dengan variabel endogen.
Untuk merepresentasikan hubungan kausal, peneliti menggunakan
model diagram jalur yang disimbolkan dengan anak panah
berarah/berkepala satu (→) yang memberi makna adanya pengaruh
61
langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen. Di samping itu,
anak panah juga menghubungkan eror dengan setiap variabel endogen.
Untuk anak panah berkepala dua (↔) merepresentasikan hubungan antara
dua variabel (Kadir, 2015).
Sebelum melakukan analisis, perlu diperhatikan bahwa analisis jalur
memiliki beberapa asumsi yaitu hubungan antar variabel harus berbentuk
linear dan aditif, semua variabel residu tidak memiliki korelasi satu sama
lain, pola hubungan antar variabel adalah hubungan yang tidak melibatkan
arah pengaruh yang timbal balik dan tingkat pengukuran semua variabel
sekurang-kurangnya adalah interval (Rasyid dalam Muhidin dan
Abdurrahman, 2007).
Terdapat beberapa tahap dalam melakukan analisis jalur, yaitu:
a. Membuat spesifikasi model analisis jalur
Dalam tahap ini peneliti harus menggambarkan dengan jelas
diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang
diajukan.
b. Menentukan matriks korelasi dan koefisien jalur
Peneliti dapat menggunakan Product Moment Coefficient dari
Karl Pearson, sehingga akan diperoleh matriks korelasi. Sedangkan
koefisien jalur digunakan untuk menyatakan besarnya pengaruh
langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen.
62
c. Uji signifikansi koefisien jalur
Tahap ini adalah menghitung kebermaknaan (test of
significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji
perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Uji signifikansi koefisien jalur ini
menggunakan statistik uji t.
d. Pengujian kecocokan model (model fit)
Pengujian ini diperlukan untuk menentukan apakah model
hipotetik yang diajukan sudah sesuai atau konsisten dengan data
empirik. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan
matriks korelasi teoritis dengan matriks korelasi empirisnya. Jika
kedua matriks tersebut sesuai, maka model hipotetik yang diajukan
dapat diterima secara sempurna (Kadir, 2015).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau terpengaruhnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang digunakan adalah komponen intellectual capital.
Menurut Bontis et al. (2000) intellectual capital adalah seperangkat
sumber daya tak berwujud berupa kemampuan dan kompetensi yang
menggerakkan organisasi untuk menciptakan kinerja dan nilai
63
perusahaan. Intellectual capital diukur dengan menggunakan model
Pulic (1998) yang kemudian dimodifikasi oleh Ulum (2013) dari
model yang telah ada yaitu model IB-VAIC. Berikut adalah
komponen intellectual capital:
a. Islamic Banking Value Added Capital Employed (IB-VACA)
IBVACA menggambarkan seberapa banyak pertambahan nilai
yang diciptakan dari setiap unit yang diinvestasikan pada capital
employed atau physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh setiap unit dari capital employed terhadap value
added perusahaan.
IB-VA = OUT – IN
IB-VACA = IB-VA/CE
b. Islamic Banking Value Added Human Capital (IB-VAHU)
IBVAHU menggambarkan seberapa banyak pertambahan nilai
yang diciptakan dari setiap unit yang diinvestasikan pada human
capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value
added perusahaan.
IB-VA = OUT – IN
IB-VAHU = IB-VA/HC
c. Islamic Banking Structural Capital Value Added (IB-STVA)
IBSTVA menggambarkan seberapa banyak pertambahan nilai
yang diciptakan dari setiap unit yang diinvestasikan pada structural
64
capital. Rasio ini mengukur jumlah structural capital yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added.
IB-VA = OUT – IN
IB-STVA = SC/IB-VA
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan
menggambarkan pandangan investor akan perusahaan yang
bersangkutan. Jika perusahaan dapat memberikan kesejahteraan
kepada pemegang saham, maka publik akan menilai bahwa
perusahaan tersebut memiliki nilai yang tinggi. Dalam penelitian ini,
nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Earning per Share
(EPS).
EPS merupakan suatu rasio yang menunjukkan seberapa besar
keuntungan yang diperoleh investor per saham dan untuk melihat
progres dari operasi perusahaan, menentukan harga saham, serta
menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. EPS
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan (Awaliyah et al.,
2016). EPS juga merupakan indikator dalam penilaian pasar
perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham, maka akan
memberikan sinyal positif pula bagi pasar.
65
EPS =
3. Variabel Intervening
Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai variabel
intervening. Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi
perusahaan yang ditunjukkan oleh laporan keuangannya sebagai suatu
tampilan keadaan perusahaan selama periode tertentu. Kinerja
keuangan merupakan gambaran keberhasilan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Dalam penelitian ini,
kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Return on
Assets (ROA). ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak
dengan total aktiva (www.bi.go.id). Rumus ROA sebagai berikut:
ROA =
%
Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1:
66
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No
Variabel
Indikator
Skala
1
Nilai Perusahaan
(Variabel Dependen) EPS =
Rasio
2
Intellectual Capital
(Variabel Independen)
IB-VA = OUT – IN
IB-VACA = IB-VA/CE
IB-VAHU = IB-VA/HC
IB-STVA = SC/IB-VA
Rasio
3
Kinerja Keuangan
(Variabel Intervening) ROA =
%
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum
Syariah (BUS) yang ada di Indonesia selama periode 2010-2017. Objek
yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 6 bank umum
syariah dengan total data 48 laporan keuangan perusahaan. Fokus
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan, dengan mengikutsertakan variabel kinerja keuangan
sebagai variabel mediasi antara intellectual capital dan nilai perusahaan
pada bank umum syariah.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian dipilih menggunakan metode
purposive sampling. Sehingga sampel dalam penelitian ini dapat
merepresentasikan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang
telah ditetapkan didapatkan total 7 perusahaan yang memenuhi kriteria
sampel dan hanya 6 perusahaan saja yang dapat diolah. Data diperoleh
melalui www.sahamok.com dan website masing-masing bank.
Berikut ini adalah perincian perolehan sampel kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan dan ditampilkan dalam Tabel 4.1.
68
Tabel 4.1
Kriteria Penentuan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang ada di
Indonesia dalam periode 2010-2017 12
2 Perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang tidak
melampirkan laporan keuangan tahunannya di website
masing-masing bank
(1)
3 Perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang mengalami
kerugian atau laba negatif selama periode pengamatan
(4)
4 Perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang memenuhi
kriteria
7
5 Perusahaan yang teridentifikasi sebagai outlier (1)
6 Total perusahaan yang akan dianalisis 6
Total sampel data selama delapan tahun dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2017 48
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 6 perusahaan. Sampel tersebut
dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan analisis penelitian. Daftar nama perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini dijelaskan dalam Tabel 4.2 dengan nama perusahaan
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Sampel Data Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BCAS BCA Syariah
2 BRIS BRI Syariah
3 BSB Bank Syariah Bukopin
4 BSM Bank Syariah Mandiri
5 BMI Bank Muamalat Indonesia
6 BMS Bank Mega Syariah
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
69
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2013). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain intellectual capital sebagai
variabel independen, kinerja keuangan sebagai variabel intervening dan
nilai perusahaan sebagai variabel dependen.
Tabel 4.3
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IBVACA 48 .063 .968 .32856 .207022
IBVAHU 48 .955 2.156 1.43363 .309801
IBSTVA 48 .009 .536 .27235 .151517
ROA 48 .020 3.810 1.00417 .777037
EPS 48 .093 48037.978 5409.46852 12055.783306
Valid N (listwise) 48
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh total data
sebanyak 48 data observasi yang berasal dari perkalian periode 8 tahun
penelitian dari 2010 sampai 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 6
perusahaan. Tabel 4.3 menggambarkan statistik deskriptif untuk variabel
independen (IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA), variabel intervening
(ROA) dan variabel dependen (EPS).
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen intellectual
capital yang diproksikan dengan IBVACA menunjukan nilai minimum
70
sebesar 0,063 dan nilai maksimum sebesar 0,968 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,32856 dan nilai standar deviasi sebesar 0,207022. Nilai
minimum untuk variabel terjadi pada Bank BCA Syariah tahun 2010, hal
ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 Bank BCA Syariah memiliki
nilai IBVACA yang lebih kecil dibandingkan bank umum syariah lainnya.
Sedangkan, nilai maksimum terjadi pada Bank Mega Syariah tahun 2010
yang menunjukkan bahwa pada tahun tersebut Bank Mega Syariah
memiliki nilai IBVACA tertinggi.
IBVAHU menunjukan nilai minimum sebesar 0,955 dan nilai
maksimum sebesar 2,156 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,43363
dan nilai standar deviasi sebesar 0,309801. Nilai minimum untuk variabel
terjadi pada Bank BCA Syariah tahun 2010, hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2010 Bank BCA Syariah memiliki nilai IBVAHU yang lebih
kecil dibandingkan bank umum syariah lainnya. Sedangkan, nilai
maksimum terjadi pada Bank Syariah Mandiri tahun 2012 yang
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut Bank Syariah Mandiri memiliki
nilai IBVAHU tertinggi.
IBSTVA menunjukan nilai minimum sebesar 0,009 dan nilai
maksimum sebesar 0,536 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,27235
dan nilai standar deviasi sebesar 0,151517. Nilai minimum untuk variabel
terjadi pada Bank BRI Syariah tahun 2010, hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2010 Bank BRI Syariah memiliki nilai IBSTVA yang lebih
kecil dibandingkan bank umum syariah lainnya. Sedangkan, nilai
71
maksimum terjadi pada Bank Syariah Mandiri tahun 2012 yang
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut Bank Syariah Mandiri memiliki
nilai IBSTVA tertinggi.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel intervening yaitu kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA menunjukan nilai minimum
sebesar 0,020 dan nilai maksimum sebesar 3,810 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 1,00417 dan nilai standar deviasi sebesar 0,777037. Nilai
minimum terjadi pada Bank Syariah Bukopin tahun 2017, hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2017 Bank Syariah Bukopin memiliki
nilai kinerja keuangan paling rendah. Sedangkan, nilai maksimum terjadi
pada Bank Mega Syariah tahun 2012 yang menunjukkan bahwa pada
tahun tersebut Bank Mega Syariah memiliki nilai kinerja keuangan paling
tinggi.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan yang diproksikan dengan EPS menunjukan nilai minimum
sebesar 0,093 dan nilai maksimum sebesar 48037,978 dengan nilai rata-
rata (mean) sebesar 5409,46852 dan nilai standar deviasi sebesar
12055,783306. Nilai minimum terjadi pada Bank Syariah Bukopin pada
tahun 2017 sedangkan nilai maksimum terjadi pada Bank BCA Syariah
tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Bukopin memiliki
nilai perusahaan yang paling rendah. Sebaliknya, Bank BCA Syariah pada
memiliki nilai perusahaan yang paling tinggi.
72
2. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual data
dari model regresi linear memiliki distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah yang residual datanya berdistribusi
normal. Jika residual data tidak berdistribusi normal maka kesimpulan
statistik menjadi tidak valid atau bias. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual data berdistribusi normal ataukah tidak yaitu dengan
melihat analisis grafik histogram dan grafik Normal Probability Plot
serta uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Latan dan
Temalagi, 2013).
Berikut ini grafik histogram dan grafik normal plot dari hasil
pengujian menggunakan SPSS:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS yang diolah
73
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik histogram
menunjukkan kemencengan yang berarti bahwa data tidak terdistribusi
normal. Untuk mendukung hasil analisis grafik histogram di atas, maka
dilakukan analisis terhadap grafik normal probability plot yang dilihat
dari penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal. Apabila titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka dapat dikatakan data terdistribusi normal dan sebaliknya. Hasil uji
normalitas dengan grafik normal probability plot dapat dilihat pada
Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dalam grafik normal probability plot di atas dapat disimpulkan
bahwa titik-titik terlihat menyebar jauh dari garis diagonal dan dalam
penyebarannya jauh dari garis diagonal.
74
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 56
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 42689.77093457
Most Extreme
Differences
Absolute .244
Positive .244
Negative -.167
Test Statistic .244
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS yang diolah
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa data tidak
terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05. Tidak
terpenuhinya distribusi normal ini dikarenakan terdapat beberapa data
outlier. Agar asumsi normal dapat terpenuhi, maka data-data yang
merupakan outlier harus dibuang. Untuk mendeteksi data mana saja
yang merupakan outlier, digunakan metode casewise diagnostic.
Setelah dilakukan deteksi outlier dengan metode casewise
diagnostic, didapatkan perusahaan yang merupakan outlier yaitu Bank
BNI Syariah. Data-data dari perusahaan tersebut dikeluarkan dari
penelitian sehingga data yang tersisa adalah 48 tahun observasi, atau
terdiri dari 6 perusahaan. Berikut adalah hasil uji normalitas data
setelah outlier:
75
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram Setelah Outlier
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa bentuk histogram
menggambarkan data yang terdistribusi normal atau mendekati normal
karena membentuk seperti lonceng. Kemudian untuk mendukung hasil
analisis grafik histogram di atas, maka dilakukan analisis terhadap
grafik normal probability plot seperti berikut:
76
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot Setelah Outlier
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
dan berhimpit disekitar garis diagonal serta penyebarannya tidak
menjauh dari garis diagonal yang berarti bahwa data terdistribusi
normal.
Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data dan melengkapi
uji grafik histogram dan grafik normal P-Plot, maka peneliti
menggunakan uji statistik yaitu uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Berikut Tabel 4.5 menunjukan hasil dari uji One Sample Kolmogorov-
Smirnov:
77
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean -13188.5600348
Std. Deviation 17242.85402964
Most Extreme
Differences
Absolute .123
Positive .123
Negative -.085
Test Statistic .123
Asymp. Sig. (2-tailed) .065c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
pada hasil uji One Sample Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,065. Nilai
tersebut lebih besar dari nilai signifikansinya yaitu 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian sudah berdistribusi
normal atau nilai residual model analisis jalur adalah berdistribusi
normal.
b. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak dan apakah spesifikasi
model yang digunakan benar atau tidak. Untuk melihat linear, peneliti
menggunakan bantuan program SPSS sebagai berikut:
78
Tabel 4.6
Hasil Uji Linearitas
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4679545415.692 4 1169886353.923 5.412 .001b
Residual 9294307293.413 43 216146681.242
Total 13973852709.105 47
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Predictors: (Constant), IBVACA2, IBVAHU2, IBSTVA2, ROA2
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel ANOVA di atas diperoleh nilai F = 5,412
dengan tingkat signifikansi 0,001. Karena nilai Sig. 0,001 jauh lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model analisis jalur
adalah linear dan spesifikasi model yang digunakan sudah benar.
Sedangkan pembuktian linearitas model dengan grafik dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 4.5
Hasil Uji Linearitas Grafik Normal P-Plot
Sumber: Output SPSS yang diolah
79
c. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau
tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
Caranya adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor). Nilai yang direkomendasikan untuk menunjukkan
tidak adanya masalah multikolinearitas adalah nilai Tolerance harus >
0,10 dan nilai VIF < 10. Berikut Tabel 4.7 menunjukan hasil dari uji
multikolinearitas dengan program SPSS:
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 IBVACA .519 1.928
IBVAHU .038 26.496
IBSTVA .038 26.039
ROA .252 3.973
a. Dependent Variable: EPS
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, variabel independen
yaitu IBVAHU dan IBSTVA memiliki nilai Tolerance sebesar 0,038
dan 0,038 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari 0,10. Hasil
perhitungan nilai VIF untuk variabel IBVAHU dan IBSTVA juga
memiliki nilai yang lebih besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terjadi multikolinearitas dalam model analisis jalur.
Agar variabel terbebas dari masalah multikolinearitas, maka
dilakukan tranformasi data pada model analisis jalur dengan metode
80
Logaritma Natural (LN) yang nantinya akan memunculkan variabel
baru hasil dari transformasi data variabel asli. Hasil uji multikolinearitas
dengan menggunakan variabel baru tersebut ditunjukkan dalam Tabel
4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LnIBVACA .849 1.178
LnIBVAHU .224 4.461
LnIBSTVA .208 4.804
LnROA .326 3.069
a. Dependent Variable: LnEPS
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, variabel independen yaitu intellectual
capital (IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA) serta variabel intervening
yaitu kinerja keuangan (ROA) memiliki nilai Tolerance lebih besar dari
0,10. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan nilai yang tidak
melebihi 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model analisis
jalur ini telah terbebas dari multikolinearitas.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui varians dari
residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah tetap.
Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas ialah
dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola
81
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar dan menyempit) maka dapat dikatakan
telah terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot:
Gambar 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Gambar 4.6 uji heteroskedastisitas menggunakan
grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model
analisis jalur tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model ini layak
dipakai untuk memprediksi variabel EPS berdasarkan variabel
IBVACA, IBVAHU, IBSTVA dan ROA.
82
3. Model Struktural Analisis Jalur
Pengujian signifikansi koefisien jalur dilakukan untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari masing-masing jalur antar variabel. Fokus
pengujian pada analisis jalur dengan pendekatan nilai koefisien regresi dan
keberartian korelasi. Perhitungan signifikan regresi dihitung berdasarkan
analisis varian (ANAVA). Sedangkan keberartian korelasi dihitung
berdasarkan nilai signifikan koefisien uji t (t-test). Hal ini berarti bahwa
analisis korelasi dan regresi menjadi dasar dari perhitungan koefisien jalur.
Sebelum melakukan analisis koefisien jalur, salah satu persyaratan
yang penting dan harus dipenuhi selain uji asumsi klasik (uji normalitas,
uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas) adalah
adanya korelasi yang signifikan antara variabel-variabel yang terkait.
Korelasi antar variabel tersebut dihitung dengan koefisien korelasi
Pearson. Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan
linear antara dua variabel dan korelasi tidak menunjukkan hubungan
fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Dengan menggunakan
perangkat lunak komputer IBM SPSS Statistics diperoleh nilai korelasi
antar variabel tersebut seperti yang tertera pada Tabel 4.9 berikut ini:
83
Tabel 4.9
Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel
Correlations
Ln
IBVACA
Ln
IBVAHU
Ln
IBSTVA
Ln
ROA
Ln
EPS
Ln
IBVACA
Pearson
Correlation 1 .333
* .294
* .377
** -.129
Sig. (2-tailed) .021 .042 .008 .382
N 48 48 48 48 48
Ln
IBVAHU
Pearson
Correlation .333
* 1 .868
** .774
** .323
*
Sig. (2-tailed) .021 .000 .000 .025
N 48 48 48 48 48
Ln
IBSTVA
Pearson
Correlation .294
* .868
** 1 .793
** .406
**
Sig. (2-tailed) .042 .000 .000 .004
N 48 48 48 48 48
Ln
ROA
Pearson
Correlation .377
** .774
** .793
** 1 .585
**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
Ln
EPS
Pearson
Correlation -.129 .323
* .406
** .585
** 1
Sig. (2-tailed) .382 .025 .004 .000
N 48 48 48 48 48
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa model memiliki
hubungan yang signifikan dan kekuatan korelasinya kurang dari 0,95. Hal
ini menunjukkan bahwa model fit dan dapat dilanjutkan ke analisis
berikutnya. Model struktural dalam penelitian ini disajikan seperti yang
tertera pada Gambar 4.7 di bawah ini:
84
Gambar 4.7 Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Z terhadap Y
Sumber: Data diolah
Dari diagram jalur di atas, diperoleh model analisis jalur yang
memiliki tujuh buah koefisien jalur yaitu: 𝜌z1, 𝜌z2, 𝜌z3, 𝜌y1, 𝜌y2, 𝜌y3
dan 𝜌yz dan tujuh buah koefisien korelasi yaitu r1z, r2z, r3z, r1y, r2y, r3y
dan rzy. Koefisien pada model dihitung dengan menggunakan rumus
korelasi Pearson Product Moment yang tertera pada Tabel 4.11 di atas.
Model struktural yang ditampilkan pada Gambar 4.7 diatas terdiri dari dua
struktur yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2.
85
4. Pengujian Hipotesis
a. Perhitungan Koefisien Jalur Sub Struktur 1
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 1 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi Sub Struktur 1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .821a .674 .652 .60263
a. Predictors: (Constant), LnIBSTVA, LnIBVACA, LnIBVAHU
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R
Square adalah 0,652, hal ini berarti 65,2% variabel kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA dapat dijelaskan oleh variabel
intellectual capital yang diproksikan dengan IBVACA, IBVAHU dan
IBSTVA. Sedangkan sisanya 34,8% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Contoh variabel Good
Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dilakukan oleh Rosafitri (2017).
86
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Simultan Sub Struktur 1
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 33.066 3 11.022 30.350 .000b
Residual 15.979 44 .363
Total 49.045 47
a. Dependent Variable: LnROA
b. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.11, diperoleh nilai p-value
= 0,000. Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka
pengujian analisis jalur dapat digunakan untuk memprediksi variabel
kinerja keuangan (ROA) atau dapat dikatakan bahwa variabel
intellectual capital yang diproksikan dengan IBVACA, IBVAHU dan
IBSTVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA).
Tabel 4.12
Hasil Pengujian H1, H2 dan H3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .269 .613 .439 .663
LnIBVACA .227 .157 .132 1.446 .155
LnIBVAHU 1.449 .837 .304 1.731 .090
LnIBSTVA .528 .187 .490 2.824 .007
a. Dependent Variable: LnROA
Sumber: Output SPSS yang diolah
87
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel diatas, koefisien jalur
X1 ke Z (𝜌z1) = 0,132, koefisien jalur X2 ke Z (𝜌z2) = 0,304 dan
koefisien jalur X3 ke Z (𝜌z3) = 0,490. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: 𝜌z1 ≤ 0,05
H1: 𝜌z1 > 0,05
H0: 𝜌z2 ≤ 0,05
H2: 𝜌z2 > 0,05
H0: 𝜌z3 ≤ 0,05
H3: 𝜌z3 > 0,05
Dari tabel Coefficients, diperoleh berturut-turut:
1) Nilai t0 = 1,446 dan p-value = 0,155 > 0,05 yang berarti H1 ditolak.
Dengan demikian, variabel intellectual capital yang diproksikan
dengan IBVACA tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA.
2) Nilai t0 = 1,731 dan p-value = 0,090 > 0,05 yang berarti H2 ditolak.
Dengan demikian, variabel intellectual capital yang diproksikan
dengan IBVAHU tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA.
3) Nilai t0 = 2,824 dan p-value = 0,007< 0,05 yang berarti H3 diterima.
Dengan demikian, variabel intellectual capital yang diproksikan
dengan IBSTVA berpengaruh terhadap variabel kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA.
Persamaan struktural untuk Sub-Struktur 1 adalah Z = 0,132X1 +
0,304X2 + 0,490X3 + 0,571 dengan gambar diagram jalurnya sebagai
berikut:
88
Gambar 4.8 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1
Model 1: Variabel IBVACA (X1), IBVAHU (X2) dan IBSTVA (X3)
terhadap ROA (Z)
Sumber: Data diolah
b. Perhitungan Koefisien Jalur Sub Struktur 2
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 2 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi Sub Struktur 2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .720a .518 .473 2.46377
a. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA, LnROA
Sumber: Output SPSS yang diolah
89
Dari tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R
Square adalah 0,473, hal ini berarti 47,3% variabel nilai perusahaan
yang diproksikan dengan EPS dapat dijelaskan oleh variabel intellectual
capital yang diproksikan dengan IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA
serta variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA.
Sedangkan sisanya 52,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Contoh variabel Corporate Social
Responsibility (CSR), Ukuran Perusahaan dan Interest Based Debt
(IBD) yang dilakukan oleh Abdullah, Syariati dan Hamid (2017).
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikansi Simultan Sub Struktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 280.165 4 70.041 11.539 .000b
Residual 261.016 43 6.070
Total 541.181 47
a. Dependent Variable: LnEPS
b. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA, LnROA
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.14, diperoleh nilai p-value
= 0,000. Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka
pengujian analisis jalur dapat digunakan untuk memprediksi variabel
nilai perusahaan (EPS) atau dapat dikatakan bahwa variabel intellectual
capital yang diproksikan dengan IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA
serta variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA secara
bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan (EPS).
90
Tabel 4.15
Hasil Pengujian H4, H5, H6 dan H7
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.053 2.513 2.011 .051
LnIBVACA -2.239 .656 -.393 -3.415 .001
LnIBVAHU -5.025 3.535 -.318 -1.422 .162
LnIBSTVA .197 .830 .055 .238 .813
LnROA 3.108 .616 .936 5.043 .000
a. Dependent Variable: LnEPS
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel di atas, koefisien jalur
X1 ke Y (𝜌y1) = -0,393, koefisien jalur X2 ke Y (𝜌y2) = -0,318,
koefisien jalur X3 ke Y (𝜌y3) = 0,055dan koefisien jalur Z ke Y (𝜌yz) =
0,936. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: 𝜌y1 ≤ 0,05
H4: 𝜌y1 > 0,05
H0: 𝜌y2 ≤ 0,05
H5: 𝜌y2 > 0,05
H0: 𝜌y3 ≤ 0,05
H6: 𝜌y3 > 0,05
H0: 𝜌yz ≤ 0,05
H7: 𝜌yz > 0,05
Dari tabel Coefficients, diperoleh berturut-turut:
1) Nilai t0 = -3,415 dan p-value = 0,001 < 0,05 yang berarti H4
diterima. Dengan demikian, variabel intellectual capital yang
diproksikan dengan IBVACA berpengaruh terhadap variabel nilai
perusahaan yang diproksikan dengan EPS.
2) Nilai t0 = -1,422 dan p-value = 0,162 > 0,05 yang berarti H5 ditolak.
Dengan demikian, variabel intellectual capital yang diproksikan
91
dengan IBVAHU tidak berpengaruh terhadap variabel nilai
perusahaan yang diproksikan dengan EPS.
3) Nilai t0 = 0,238 dan p-value = 0,813 > 0,05 yang berarti H6 ditolak.
Dengan demikian, variabel intellectual capital yang diproksikan
dengan IBSTVA tidak berpengaruh terhadap variabel nilai
perusahaan yang diproksikan dengan EPS.
4) Nilai t0 = 5,043 dan p-value = 0,007 < 0,05 yang berarti H7
diterima. Dengan demikian, variabel kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA berpengaruh terhadap variabel nilai
perusahaan yang diproksikan dengan EPS.
Persamaan struktural untuk Sub-Struktur 2 adalah Y = -0,393X1 -
0,318X2 + 0,055X3 + 0,936Z + 0,6943 dengan gambar diagram
jalurnya sebagai berikut:
92
Gambar 4.9 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 2
Model 2: Variabel IBVACA (X1), IBVAHU (X2), IBSTVA (X3)
dan ROA (Z) terhadap EPS (Y)
Sumber: Data diolah
c. Pengujian Kecocokan Model (Model Fit)
Pengujian ini diperlukan untuk menentukan apakah model hipotetik
yang diajukan sudah sesuai atau konsisten dengan data empirik.
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan matriks korelasi
teoritis dengan matriks korelasi empirisnya. Jika kedua matriks tersebut
sesuai, maka model hipotetik yang diajukan dapat diterima secara
sempurna (Kadir, 2015). Perhitungan uji kecocokan model adalah
sebagai berikut:
93
m 2 1 (1 0,674)(1 0,518)
m 2 1 (0,326)(0,482)
m 2 1 0,157132
m 2 0,842868
Rm2 = Koefisien determinasi model
teoretis
e 2 1 (1 0,674)(1 0,518)
e 2 1 (0,326)(0,482)
e 2 1 0,157132
e 2 0,842868
Re2 = Koefisien determinasi model
empirik
Q 1 m
2
1 e2
Q 1 0,842868
1 0,842868
Q 0,157132
0,157132 1 (semua variabel signifikan)
94
Dengan ukuran sampel (n) = 48, dan banyaknya koefisien jalur
yang tidak signifikan (d) = 4, maka statistik uji Chi Square dengan W =
-(n-d) ln Q = -(48-4) ln (1) = 0. Dari tabel Chi Square dengan df = d =
4 pada taraf signifikansi α 0,05 didapat harga χ2tab 9,48773.
Karena W = 0 < 9,48773 atau H0 diterima. Dengan demikian, model
yang diperoleh adalah sesuai atau cocok (model fit) dengan data.
C. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Eksogen dan
Endogen
Tabel 4.16
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung IBVACA, IBVAHU, IBSTVA,
ROA dan EPS
PL : Pengaruh Langsung
PTL : Pengaruh Tidak Langsung
PT : Pengaruh Total
Dari Tabel 4.16 diatas menunjukan:
1. Besarnya pengaruh langsung IBVACA terhadap ROA adalah sebesar
0,132. Besarnya pengaruh langsung ROA terhadap EPS sebesar 0,936.
Besarnya pengaruh IBVACA terhadap EPS melalui ROA adalah 0,123552
(0,132 x 0,936) jadi pengaruh totalnya sebesar -0,269448. Karena
pengaruh tidak langsung 0,123552 lebih besar bila dibandingkan pengaruh
langsung sebesar -0,393 berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel perantara mampu
memediasi hubungan antara IBVACA dengan EPS. Pengaruh IBVACA
PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT
ROA 0.132 0.304 0.490
EPS -0.393 0.123552 -0.269448 -0.318 0.284544 -0.033456 0.055 0.45864 0.51364 0.936 0.936
IBVACA IBVAHU IBSTVA ROA
95
terhadap ROA sebesar (0,132)2 = 0,017424 atau 1,74%. Sementara
kontribusi langsung IBVACA terhadap EPS sebesar (-0,393)2 = 0,154449
atau 15,45%. Jadi kontribusi pengaruh IBVACA terhadap nilai perusahaan
(EPS) melalui kinerja keuangan (ROA) sebesar (0,132)2 + (-0,393)
2 =
17,20%.
2. Besarnya pengaruh langsung IBVAHU terhadap ROA adalah sebesar
0,304. Besarnya pengaruh langsung ROA terhadap EPS sebesar 0,936.
Besarnya pengaruh IBVAHU terhadap EPS melalui ROA adalah 0,284544
(0,304 x 0,936) jadi pengaruh totalnya sebesar -0,033456. Karena
pengaruh tidak langsung 0,284544 lebih besar bila dibandingkan pengaruh
langsung sebesar -0,318 berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel perantara mampu
memediasi hubungan antara IBVAHU dengan EPS. Pengaruh IBVAHU
terhadap ROA sebesar (0,304)2 = 0,092416 atau 9,24%. Sementara
kontribusi langsung IBVAHU terhadap EPS sebesar (-0,318)2 = 0,101124
atau 10,11%. Jadi kontribusi pengaruh IBVAHU terhadap nilai perusahaan
(EPS) melalui kinerja keuangan (ROA) sebesar (0,304)2 + (-0,318)
2 =
19,35%.
3. Besarnya pengaruh langsung IBSTVA terhadap ROA adalah sebesar
0,490. Besarnya pengaruh langsung ROA terhadap EPS sebesar 0,936.
Besarnya pengaruh IBSTVA terhadap EPS melalui ROA adalah 0,45864
(0,490 x 0,936) jadi pengaruh totalnya sebesar 0,51364. Karena pengaruh
tidak langsung 0,45864 lebih besar bila dibandingkan pengaruh langsung
96
sebesar 0,055 berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA sebagai variabel perantara mampu memediasi
hubungan antara IBSTVA dengan EPS. Pengaruh IBSTVA terhadap ROA
sebesar (0,490)2 = 0,2401atau 24,01%. Sementara kontribusi langsung
IBSTVA terhadap EPS sebesar (0,055)2 = 0,003025 atau 0,30%. Jadi
kontribusi pengaruh IBSTVA terhadap nilai perusahaan (EPS) melalui
kinerja keuangan (ROA) sebesar (0,490)2 + (0,055)
2 = 24,31%.
4. Kontribusi pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap nilai perusahaan
(EPS) yaitu sebesar (0,936)2 = 0,876096 atau sebesar 88%. Hal ini
menunjukan bahwa intellectual capital (IBVACA, IBVAHU dan
IBSTVA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (EPS) melalui kinerja
keuangan (ROA) memberikan kontribusi tambahan sebesar 88%.
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis Uji Statistik Keputusan
Ha
Simpulan
1 IBVACA
berpengaruh
terhadap ROA
H0: 𝜌z1 ≤ 0,05
H1: 𝜌z1 > 0,05
H1 ditolak Tidak
Berpengaruh
2 IBVAHU
berpengaruh
terhadap ROA
H0: 𝜌z2 ≤ 0,05
H1: 𝜌z2 > 0,05
H2 ditolak Tidak
Berpengaruh
3 IBSTVA
berpengaruh
terhadap ROA
H0: 𝜌z3 ≤ 0,05
H1: 𝜌z3 > 0,05
H3 diterima Berpengaruh
4 IBVACA
berpengaruh
terhadap EPS
H0: 𝜌y1 ≤ 0,05
H1: 𝜌y1 > 0,05
H4 diterima Berpengaruh
5 IBVAHU
berpengaruh
terhadap EPS
H0: 𝜌y2 ≤ 0,05
H1: 𝜌y2 > 0,05
H5 ditolak Tidak
Berpengaruh
97
6 IBSTVA
berpengaruh
terhadap EPS
H0: 𝜌y3 ≤ 0,05
H1: 𝜌y3 > 0,05
H6 ditolak Tidak
Berpengaruh
7 ROA
berpengaruh
terhadap EPS
H0: 𝜌yz ≤ 0,05
H1: 𝜌yz > 0,05
H7 diterima Berpengaruh
8 IBVACA,
IBVAHU,
IBSTVA
berpengaruh
terhadap EPS
dengan ROA
sebagai
variabel
intervening
Mampu
Memediasi
D. Interpretasi Hasil
1. Pengaruh IBVACA Terhadap Kinerja Keuangan
Pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan IBVACA
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berdasarkan
tabel 4.12 memiliki nilai thitung 1,446 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,155. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya diatas
0,05. Penelitian ini menunjukkan nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,132. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) ditolak, artinya
IBVACA tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada bank umum
syariah di Indonesia.
IBVACA merupakan komponen intellectual capital yang
menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang diciptakan dari
setiap unit yang diinvestasikan pada capital employed atau physical
capital. Dengan pengelolaan capital employed atau physical capital yang
98
baik, diyakini perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangannya. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modal fisik dan modal finansial yang
dimiliki bank umum syariah belum dikelola dengan tepat dan efisien.
Sehingga modal fisik dan modal finansial yang dapat digunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan pendapatan tidak
mampu berperan secara optimal. Selain itu hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa modal fisik dan modal finansial yang dimiliki bank
umum syariah sebagai perusahaan yang berbasis pengetahuan bukan
merupakan aset utama yang dapat meningkatkan kinerja keuangan.
Terbukti dalam penelitian ini bahwa bank umum syariah lebih cenderung
menggunakan modal struktural. Ini terlihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa modal struktural mampu memberikan pengaruh pada
kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Fikasari (2016) dan Haniffa (2017) dimana disebutkan bahwa IBVACA
merupakan komponen dari IBVAIC yang memiliki pengaruh paling besar
terhadap kesehatan bank. Penelitian ini didukung oleh penelitian Sunardi
(2017) dan Kadim et al. (2017) yang menyebutkan bahwa IBVACA tidak
mempengaruhi profitabilitas.
2. Pengaruh IBVAHU Terhadap Kinerja Keuangan
Pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan IBVAHU
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berdasarkan
tabel 4.12 memiliki nilai thitung 1,731 dengan tingkat signifikansi sebesar
99
0,090. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya diatas
0,05. Penelitian ini menunjukkan nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,304. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak, artinya
IBVAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada bank umum
syariah di Indonesia.
IBVAHU merupakan komponen pembentuk intellectual capital yang
menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang diciptakan dari
setiap unit yang diinvestasikan pada human capital. Apabila perusahaan
mampu menggunakan serta mengelola pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi yang dimiliki karyawannya secara optimal, maka upaya
perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan yang tinggi juga akan
mudah terealisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
modal manusia berupa penambahan karyawan dan peningkatan dalam
pengembangan sumber daya manusia membuat bank umum syariah juga
meningkatkan biaya tenaga kerja yang meliputi biaya gaji dan upah,
tunjangan, imbalan kerja serta pendidikan dan pelatihan. Sehingga laba
yang dihasilkan pun tidak maksimal. Ketika laba yang dihasilkan tidak
maksimal, maka return yang akan diterimapun tidak dapat meningkat.
Selain itu IBVAHU merupakan komponen dari IBVAIC yang tidak dapat
berdiri sendiri dimana IBVAHU juga bergantung pada komponen lainnya
yakni IBSTVA. Ketika karyawan sudah memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi yang tinggi tetapi tidak didukung dengan
100
sarana dan prasarana dari modal struktural maka kontribusi yang diberikan
juga tidak akan optimal.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ramadhani et al. (2014)
dan Devi et al. (2017) yang menyebutkan bahwa VAHU belum mampu
berdiri sendiri dalam mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sunardi
(2017) dan Kadim et al. (2017) dimana disebutkan bahwa untuk
meningkatkan profitabilitas manajemen harus meningkatkan IBVAHU
khususnya dengan meningkatkan biaya karyawan yang dinilai terlalu kecil
melalui peningkatan human capital yang mana akan meningkatkan profit
perusahaan pula.
3. Pengaruh IBSTVA Terhadap Kinerja Keuangan
Pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan IBSTVA
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berdasarkan
tabel 4.12 memiliki nilai thitung 2,824 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,007. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah
0,05. Penelitian ini menunjukkan arah positif, dilihat dari nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,490. Dengan demikian hipotesis
ketiga (H3) diterima, artinya IBSTVA berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pada bank umum syariah di Indonesia. Semakin tinggi nilai
IBSTVA yang diperoleh perusahaan, maka akan mempengaruhi
peningkatan ROA pada perusahaan tersebut.
101
IBSTVA merupakan komponen pembentuk intellectual capital yang
menunjukkan seberapa banyak pertambahan nilai yang diciptakan dari
setiap unit yang diinvestasikan pada structural capital. Apabila perusahaan
mampu memenuhi proses rutinitas dan struktur secara optimal, maka ini
menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik dalam mengelola structural
capitalnya. Modal struktural yang dimiliki perusahaan dapat berupa sistem
operasional, prosedur dan database. Ketika perusahaan memiliki SDM
dengan intelektualitas yang tinggi tetapi tidak didukung dengan sarana dan
prasarana yang dapat mendukung pekerjaannya maka intellectual capital
tidak dapat mencapai kinerja yang optimal. Karena itu untuk mencapai
kinerja keuangan yang tinggi perusahaan perlu sistem dan prosedur yang
baik.
Pada penelitian ini bank umum syariah terbukti sudah mampu
mengelola modal strukturalnya secara efisien dalam menunjang kinerja
karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum. Sehingga modal
struktural dapat mendukung penciptaan value added yang berpengaruh
pada peningkatan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan.
Hal ini sesuai dengan resource based theory yang menyatakan bahwa
perusahaan akan mencapai keunggulan kompetitif dan kinerja yang
berkelanjutan dengan mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya
dengan baik.
Hal ini dibuktikan dengan Bank BRI Syariah dan Bank Syariah
Mandiri sudah menggunakan produk dari Core Banking System (CBS)
102
yaitu Temenos 24 untuk menunjang semua jenis aktivitas perbankan.
Temenos 24 adalah sistem yang memiliki keunggulan dengan
menyediakan pengelolaan data secara terpusat untuk dijadikan informasi
dan laporan, selain itu juga memiliki non stop modular based yang akan
memungkinkan setiap transaksi. Temenos 24 dapat digunakan oleh teller
untuk melakukan berbagai kegiatan seperti melakukan input data,
pemrosesan data hingga menghasilkan output. Misalnya, jika teller
melayani nasabah yang hendak menabung, setelah teller menghitung uang
yang disetorkan dengan mesin hitung kemudian teller akan memprosesnya
dengan sistem Temenos 24 yang ada di mesin komputer, sistem tersebut
kemudian akan menjalankan tugasnya untuk menyimpan data keuangan
milik nasabah ke dalam database perusahaan hingga menghasilkan output
berupa laporan keuangan milik nasabah yang dicetak dibuku tabungan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ramadhani et al. (2014)
dan Devi et al. (2017) yang menyatakan bahwa modal struktural mampu
mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari
nilai ROA. Namun penelitian ini tidak mendukung Antana, Maslichah dan
Junaidi (2016) dan Gisriana et al. (2017) yang mengungkapkan bahwa
modal struktural tidak mampu memenuhi proses rutinitas perusahaan
dalam menghasilkan kinerja yang optimal.
4. Pengaruh IBVACA Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan IBVACA
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan EPS berdasarkan tabel
103
4.15 memiliki nilai thitung -3,415 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah 0,05.
Penelitian ini menunjukkan arah negatif, dilihat dari nilai standardized
coefficient beta sebesar -0,393. Dengan demikian hipotesis keempat (H4)
diterima, artinya IBVACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
bank umum syariah di Indonesia. Namun semakin tinggi physical capital
yang dimiliki perusahaan, maka nilai perusahaan akan mengalami
penurunan begitupun sebaliknya.
Physical capital merupakan pertimbangan penting dalam penilaian
perusahaan. Apabila perusahaan dapat menggunakan physical capitalnya
secara efisien dibandingkan perusahaan lain, maka dapat dikatakan bahwa
perusaahaan tersebut telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola
serta menciptakan nilai tambah dari sumber daya modal yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini bank umum syariah yang mengoptimalkan
pengelolaan modal fisik dan modal finansialnya justru menurunkan nilai
perusahaan yang diukur dengan laba per lembar saham. Jadi ketika laba
yang diterima menurun, maka hal ini akan mempengaruhi laba per lembar
saham yang akan diterima investor. Ketika laba per lembar saham bank
umum syariah tidak menunjukkan nilai yang tinggi maka minat investor
untuk menanamkan modalnya akan semakin menurun dimana harapan
investor untuk memperoleh return yang tinggi tidak dapat tercapai
sehingga perusahaan dimata publik tidak mempunyai nilai perusahaan
yang baik. Hal ini terjadi karena timbulnya kenaikan biaya pemeliharaan
104
atau perbaikan atas modal fisik dan modal finansial yang digunakan. Biaya
pemeliharaan atau perbaikan yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak lain
untuk menjaga modal fisik dan modal finansial agar tetap dapat beroperasi
seoptimal mungkin sehingga mampu memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Namun apabila biaya pemeliharaan atau perbaikan terus
meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan penjualan maka perusahaan
tidak akan mendapatkan laba yang maksimal. Sehingga kinerja perusahaan
juga tidak akan terlihat baik.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Lailiyah (2016) yang
menyatakan bahwa dengan semakin banyaknya modal fisik yang dimiliki
perusahaan tetapi tidak ada pemanfaatan dan pengelolaan yang maksimal
justru akan membuat nilai perusahaan tidak akan meningkat melainkan
membuat nilai perusahaan semakin menurun. Penelitian ini tidak
mendukung Darmawan et al. (2012) yang mengungkapkan bahwa
pemanfaatan efisiensi modal yang digunakan merupakan nilai aset yang
berkontribusi pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan atau laba. Sehingga apabila laba yang dihasilkan besar maka
hal ini akan meningkatkan EPS-nya.
5. Pengaruh IBVAHU Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan IBVAHU
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan EPS berdasarkan tabel
4.15 memiliki nilai thitung -1,422 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,162.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya diatas 0,05.
105
Penelitian ini menunjukkan nilai standardized coefficient beta sebesar -
0,318. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) ditolak, artinya IBVAHU
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada bank umum syariah di
Indonesia.
Human capital merupakan salah satu modal yang berperan dalam
meningkatkan nilai perusahaan, karena human capital dianggap mampu
menciptakan keunggulan kompetitif dan merupakan dasar dari
pertumbuhan perusahaan khusunya dalam perusahaan perbankan. Namun
hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Awaliyah et al. (2016)
dimana disebutkan bahwa modal sumber daya manusia yang digunakan
secara efisien akan menghasilkan laba per lembar saham yang meningkat.
Semakin besar laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan
mencerminkan bahwa dividen yang akan diterima oleh pemegang saham
akan semakin besar pula. Hal ini tentunya akan menarik para investor
untuk menanamkan modalnya ke perusahaan yang memiliki intellectual
capital yang dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Penelitian ini justru menunjukkan bahwa tingginya modal manusia
tidak dapat memberikan penilaian yang tinggi bagi perusahaan. Hal ini
terjadi karena bank umum syariah semakin meningkatkan biaya yang
dikeluarkan seperti gaji, upah, tunjangan, imbalan kerja serta biaya
pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusianya.
Sehingga bank umum syariah tidak dapat memaksimalkan laba. Ketika
perusahaan tidak dapat meningkatkan laba, maka laba per lembar
106
sahamnya pun tidak akan ikut meningkat. Sehingga investor yang melihat
EPS sebagai acuan untuk menentukan keputusannya dalam menanamkan
modal menilai bahwa perusahaan tidak mampu memberikan return. Hal ini
tentunya akan membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan penilaian yang baik. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Darmawan et al. (2012) yang menyebutkan bahwa human
capital yang dimiliki perusahaan tidak dapat memberikan pengaruh pada
penilaian pasar.
6. Pengaruh IBSTVA Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan IBSTVA
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan EPS berdasarkan tabel
4.15 memiliki nilai thitung 0,238 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,813.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya diatas 0,05.
Penelitian ini menunjukkan nilai standardized coefficient beta sebesar
0,055. Dengan demikian hipotesis keenam (H6) ditolak, artinya IBSTVA
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada bank umum syariah di
Indonesia.
Untuk menciptakan keunggulan bersaing dan meningkatkan nilai
tambah, perusahaan perlu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki salah satunya adalah modal struktural. Pemanfaatan dan
pengelolaan sistem, prosedur dan database yang baik dan optimal diyakini
dapat menciptakan keunggulan bersaing sehingga dipercaya akan menarik
perhatian investor untuk berinvestasi sehingga nilai perusahaan akan
107
meningkat seiring dengan return yang diperoleh. Namun hasil penelitian
ini membuktikan bahwa modal struktural tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan EPS. Hal ini terjadi karena
modal struktural tidak mampu berdiri sendiri. Artinya modal struktural
yang dimiliki dan dikelola bank umum syariah tidak akan maksimal
menjalankan fungsinya apabila tidak ada tenaga manusia yang bekerja
untuk mengoperasikannya. Dengan demikian modal struktural yang
digunakan oleh perusahaan dalam membantu karyawannya menjalankan
kegiatan operasional perusahaan untuk menghasilkan laba per lembar
saham yang tinggi tidak dapat bekerja secara maksimal. Ketika laba yang
diperoleh atas kepemilikan sahamnya tidak mengalami peningkatan, maka
investor akan melakukan pertimbangan untuk membeli saham perusahaan
karena dinilai perusahaan belum tentu dapat memberikan return berupa
laba per lembar saham yang tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Rona (2013) yang menyebutkan bahwa modal manusia, modal
struktural dan modal fisik tidak mempengaruhi EPS karena modal
intelektual tidak dapat digunakan untuk mengukur kondisi dan
pertumbuhan perusahaan yang terkait dengan tingkat pengembalian modal
untuk setiap satu lembar saham.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan resource based theory yang
meyakini bahwa sumber daya perusahaan yang berharga yakni sumber
daya yang dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan, mampu
bersaing di pasar dan sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk meraih
108
peluang akan mencapai keunggulan melalui implementasi yang bersifat
strategik dalam proses penciptaan nilai. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Darmawan et al. (2012)
dimana disebutkan bahwa efisiensi modal struktural mampu meningkatkan
kemampuan menghasilkan laba perusahaan.
7. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA terhadap
nilai perusahaan yang diproksikan dengan EPS berdasarkan tabel 4.15
memiliki nilai thitung 5,043 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah 0,05.
Penelitian ini menunjukkan arah positif, dilihat dari nilai standardized
coefficient beta sebesar sebesar 0,936. Dengan demikian hipotesis ketujuh
(H7) diterima, artinya kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada bank umum syariah di Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin meningkat kinerja keuangan maka akan ada kemungkinan
nilai perusahaan juga ikut meningkat begitupun sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian, adanya informasi mengenai peningkatan
kinerja keuangan yang diukur dengan ROA menunjukkan bahwa bank
umum syariah mampu mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan
efisien guna menunjang kegiatan operasionalnya untuk memperoleh
penghasilan. Perusahaan yang mampu mengelola asetnya dengan baik
akan memberikan perusahaan keuntungan yang baik pula. Meningkatnya
perolehan keuntungan akan berimbas pada meningkatnya kinerja
109
perusahaan. Semakin besar kinerja keuangan (ROA), maka kinerja
perusahaan akan semakin produktif. Ketika rasio perusahaan ini
menunjukkan hasil yang tinggi, maka perusahaan dianggap semakin baik
dalam memperoleh laba yang tinggi. Hal ini dapat membuat investor
semakin tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan, karena investor
menganggap perusahaan dapat memberikan keuntungan yang semakin
tinggi. Ketika perusahaan dapat memberikan keuntungan yang semakin
tinggi, investor juga akan menerima return yang tinggi dari lembar saham
yang ditanamkannya, hal inilah yang kemudian dapat membuat nilai
perusahaan semakin baik pula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan signalling theory yang menjelaskan
bahwa nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengirimkan sinyal
kepada pihak diluar perusahaan melalui informasi terkait kinerja keuangan
untuk mengurangi ketidakpastian prospek usaha di masa yang akan datang.
Adanya informasi yang diberikan perusahaan mengenai peningkatan
kinerja keuangan merupakan sebuah sinyal positif dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi. Hasil penelitian ini tidak mendukung terhadap penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
EPS, seperti penelitian yang dilakukan oleh Diaz et al. (2014). Penelitian
ini mendukung Satriani et al. (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh antara ROA terhadap EPS.
110
8. Pengaruh IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening
Hasil pengujian model struktur analisis jalur menunjukkan bahwa
kinerja keuangan sebagai variabel intervening mampu memediasi
hubungan antara intellectual capital yang diproksikan dengan IBVACA,
IBVAHU dan IBSTVA terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh
nilai pengaruh langsung lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh tidak
langsung. Pengaruh langsung IBVACA nilainya sebesar -0,393 sementara
pengaruh tidak langsung jumlahnya 0,123552. Pengaruh langsung
IBVAHU nilainya sebesar -0,318 sementara pengaruh tidak langsung
jumlahnya 0,284544. Pengaruh langsung IBSTVA nilainya sebesar 0,055
sementara pengaruh tidak langsung jumlahnya 0,45864. Hal ini
menunjukkan bahwa IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA yang dinilai
negatif dan lebih rendah oleh investor namun setelah dimediasi oleh ROA
yang baik, akan mempengaruhi persepsi terhadap nilai perusahaan.
Terbukti bahwa bank umum syariah telah mampu memanfaatkan dan
mengelola modal fisik, modal manusia dan modal struktural yang
dipercaya mampu menciptakan keunggulan kompetitif dan nilai tambah
(value added). Intellectual capital merupakan sumber daya yang terukur
dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Cara yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan inovasi, pengembangan atau dengan
pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan. Perusahaan
yang mampu mengelola sumber daya pengetahuan yang dimilikinya secara
111
efektif dan efisien, maka akan membuat kinerja keuangan meningkat.
Ketika kinerja keuangan meningkat, pasar akan memberikan respon
positif. Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan maka akan
menarik perhatian investor untuk berinvestasi sehingga nilai perusahaan
akan meningkat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Nuryaman (2015) yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan mampu
memediasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan.
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sofia et al. (2014).
112
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel
intervening. Model penelitian ini menggunakan model analisis jalur (path
analysis) untuk menjelaskan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian,
penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. IBVACA tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Sunardi (2017)
dan Kadim et al. (2017). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian milik Fikasari (2016) dan Haniffa (2017).
2. IBVAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Ramadhani et al.
(2014) dan Devi et al. (2017). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian milik Sunardi (2017) dan Kadim et al. (2017).
3. IBSTVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan
ROA. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Ramadhani et al. (2014)
dan Devi et al. (2017). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian milik Antana et al. (2016) dan Gisriana et al. (2017).
4. IBVACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan
EPS. Penelitian ini mendukung Lailiyah (2016). Namun, hasil penelitian
113
ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Darmawan et al.
(2012).
5. IBVAHU tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan EPS. Penelitian ini mendukung Darmawan et al. (2012). Namun,
hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Awaliyah et al. (2016).
6. IBSTVA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan EPS. Penelitian ini mendukung Rona (2013). Namun, hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Darmawan
et al. (2012).
7. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berpengaruh terhadap
nilai perusahaan yang diproksikan dengan EPS. Penelitian ini mendukung
Satriani et al. (2016). Tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Diaz et al. (2014).
8. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA mampu menjadi
mediator dalam hubungan antara IBVACA, IBVAHU dan IBSTVA
dengan nilai perusahaan yang diproksikan dengan EPS. Hal ini dijelaskan
pada uji analisis jalur dengan menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nuryaman
(2015) tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sofia et al.
(2014).
114
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai
perusahaan.
Penelitian di masa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya masukan terkait
beberapa hal berikut, yaitu:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel penelitian yaitu
dengan menggunakan perusahaan dengan jenis industri lain agar objek
penelitian menjadi lebih luas serta dapat sebagai bahan perbandingan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel intervening
lain yang dapat memediasi hubungan antara intellectual capital dengan
nilai perusahaan. Serta meneliti variabel yang berbeda misalnya
pengungkapan modal intelektual (intellectual capital disclosure).
3. Model yang digunakan dalam intellectual capital merupakan model
modifikasi Pulic. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan model lain
misalnya Tobin’s Q Method, EVA, MVA atau metode pengukuran non-
moneter.
4. Proksi yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dalam penelitian
ini hanya menggunakan salah satu dari rasio profitabilitas yaitu ROA dan
untuk mengukur nilai perusahaan hanya menggunakan EPS. Penelitian
115
selanjutnya dapat menggunakan proksi lain, seperti rasio profitabilitas,
rasio solvabilitas, dan rasio keuangan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar
mendapatkan hasil penelitian yang lebih representatif.
116
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, Muhammad Yusuf dan Astri Fitria. “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Produktivitas Dan Nilai Perusahan Pada Perusahan Perbankan”,
ISSN: 2460-0585, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 7, 2017.
Adnan, Nur Syuhada, Amrizah Kamaluddin dan Nawal Kasim. “Intellectual
Capital in Religious Organisations: Malaysian Zakat Institutions
Perspective”, ISSN: 1990-9233, Middle-East Journal of Scientific Research,
pp: 368-377, 2013.
Aida, Rahma Nurul dan Evi Rahmawati. “Pengaruh Modal Intelektual Dan
Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan: Efek Intervening Kinerja
Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 16, No.2, 2015.
Andriyani, Ni Made Dwi, Gusti Ayu Mahanavami dan I Nyoman Parta. “Value
Added Intellectual Coefficient (VAICTM) Pada Perusahaan Sektor Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, ISSN: 2337-9804, Jurnal Ilmu
Manajemen Mahasaraswati, Vol 7, No 1, 2017.
Antana, Lita Lada, Maslichah dan Junaidi. “Hubungan Antara Modal Intelektual
Dengan Nilai Pasar Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang, 2016.
Artati, Dwi. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai
Pasar”, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.6, No.1, pp: 59, 2017.
Astuti, Partiwi Dwi. “Intellectual Capital Dalam Knowledge-Based Economy:
Bagaimana Akuntansi Manajemen Dan Akuntan Manajemen Meresponnya?”,
Prosiding Seminar Nasional dan Call For Papers, Semarang, 2015.
Awaliyah, Novia dan Retna Safriliana. “Pengaruh Intellectual Capital Pada Nilai
Perusahaan Perbankan”, JRAK, hlm. 913-921, 2016.
Aziz, Muhammad Ridhwan Ab. dan Ahmad Azwan Meor Hashim. “Intellectual
Capital (IC) Determinants: Impact on Productivity of Islamic Banks”, Binus
Business Review, Vol.8, No.3, pp: 189-197, 2017.
Bridoux, Flore. “A Resource-Based Approach To Performance And Competition:
An Overview Of The Connections Between Resources And Competition”,
Special Issue: Organization And Competitive Interactions of The Strategic
Management Journal, 1997.
Cahyaningrum, Yustina Wahyu dan Tiara Widya Antikasari. “Pengaruh Earning
Per Share, Price To Book Value, Return On Asset, Dan Return On Equity
Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan”, Jurnal Economia, Volume 13,
Nomor 2, 2017.
117
Cahyati, Ari Dewi. “Intellectual Capital: Pengukuran, Pengelolaan dan
Pelaporan”, Jurnal Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi, Vol 3, No
1, 2012.
Chen, Ming-Chin, Shu-Ju Cheng dan Yuhchang Hwang. “An Empirical
Investigation Of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’s
Market Value and Financial Performance”, Journal of Intellectual Capital,
Vol 6, No 2, pp.159-176, 2005.
Cindiyasari, Shiwi Angelica Cindiyasari dan Maulidyati Aisyah. “Kinerja
Keuangan Perbankan: Corporate Social Responsibility, Intellectual Capital,
Dan Rasio Likuiditas”, Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, Volume 15, Nomor 2,
2017.
Darmawan, Mulyo dan Juan Suam Toro. “The Impact Of Intellectual Capital On
Banks Go Public’s Market Value And Financial Performance Listed In
Indonesia Stock Exchange (IDX)”, Fokus Manajerial, Vol. 11, No. 2, 2012.
Devi, Bunga Ekawati, Khairunnisa dan Eddy Budiono. “Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada
Perusahaan Elektronik, Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015)”, ISSN : 2355-9357, e-Proceeding
of Management, Vol.4, No.1, 2017.
Diaz, Rafika dan Jufrizen. “Pengaruh Return On Assets (ROA) Dan Return On
Equity (ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Asuransi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol
14, No. 02, 2014.
Fariana, Rina. “Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU) Dan Structural Capital Value Added (STVA)
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa Keuangan Yang Go Public Di
Indonesia”, ISSN: 1411-9501, Majalah Ekonomi Vol XVIII No.2, 2014.
Fikasari, Rifki. “Analisis Pengaruh Intellectual Capital Dengan IB-VAIC
Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Dengan Metode Penilaian
RGEC Periode 2011-2015”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya, 2016.
Fitriani, Yeni Nor dan Dina Fitrisia Septiarini. “Pengaruh Kinerja Sumber Daya
Manusia, Kinerja Manajemen, dan Kinerja Permodalan Terhadap Return On
Asset (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah 2011-2015)”, Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan Vol. 4, No. 7, 2017.
Gisriana, Qifari, Msy. Mikial dan Muhammad Hidayat. “Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Tercatat Di Indeks Kompas 100
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015”, ISSN Online: 2502-2024, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Volume 8 No.02, 2017.
118
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Edisi 7”,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Gunawan, Andrew dan Yohanes Andri Putranto. “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Barriers To Entry Sebagai Variabel
Mediasi”, Jurnal Nominal, Volume VI, Nomor 2, 2017.
Haniffa, Tasawar Nawaz Roszaini. “Determinants Of Financial Performance Of
Islamic Banks: An Intellectual Capital Perspective”, Journal of Islamic
Accounting and Business Research, Vol. 8, Iss 2, 2017.
Husaini, Achmad. “Pengaruh Variabel Return On Assets , Return On Equity, Net
Profit Margin dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan”,
Jurnal Profit, Volume 6, Nomor 1, 2012.
Iswati, Sri. “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual Pada
Perusahaan Perbankan Terbuka Di Bursa Efek Jakarta”, ISSN: 1411-0393,
EKUITAS Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006.
Kadim, Abdul, Yuli Zain dan Sumarjaya. “Determinants of Cost Efficiency and
it’s Implications on Sharia Bank in Indonesia Profitability at the Period of
2012–2016”, ISSN : 0972-9380, International Journal of Economic Research,
Volume 14, No.16, 2017.
Kadir. “Statistika Terapan: Konsep, Contoh Dan Analisis Data Dengan Program
SPSS/Lisrel Dalam Penelitian”, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Lailiyah, Mafidathul. “Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapannya
Terhadap Nilai Perusahaan”, Artikel Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas, Surabaya, 2016.
Latan, Hengky dan Selva Temalagi. “Analisis Multivariate Teknik Dan Aplikasi:
Menggunakan Program IBM SPSS 20.0”, Bandung: Alfabeta, 2013.
Lestari, Henny Setyo. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Perusahaan Asuransi Di Indonesia”, Jurnal Manajemen, Volume XXI, No.03,
hlm. 491-509, 2017.
Madura, Jeff. “Pengantar Bisnis, Edisi 4, Buku 2”, Jakarta: Salemba Empat,
2007.
Malik, Akbar. “Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Keramik Porselin Dan Kaca Listing Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2014”, Jom Fisip, Vol. 5, No. 1, 2018.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. “Analisis Korelasi Regresi Dan
Jalur Dalam Penelitian”, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.
119
Nadeem, Muhammad, John Dumay dan Maurizio Massaro. “If You Can Measure
It, You Can Manage It: A Case Of Intellectual Capital”, artikel diakses
tanggal 06 Februari 2018, dari https://ssrn.com/abstract=3032145
Nimtrakoon, Sirinuch. “The Relationship Between Intellectual Capital, Firms’
Market Value And Financial Performance (Empirical Evidence From The
ASEAN)”, Journal of Intellectual Capital, Vol.16, No.3, pp. 587-618, 2015.
Nuryaman. “The Influence of Intellectual Capital on The Firm’s Value with The
Financial Performance as Intervening Variable”, 2nd Global Conference on
Business and Social Science, Bali, 2015.
Prabawa, Doni. “Investasi Saham Aman dan Menyenangkan”, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2011.
Prasetyoningrum, Ari Kristin dan Noor Ahmad Toyyib. “Analisis Tingkat
Kesehatan Pt. Bank Brisyariah Periode 2011-2014 Dengan Menggunakan
Metode Camel”, Economica, Volume VII, Edisi 2, 2016.
Puspita, Mita Riska. “Faktor-Faktor Penentu Intellectual Capital Pada Bank
Umum Swasta Nasional Indonesia”, Jurnal Ilmu Manajemen Mulawarman,
Vol 2, No 1, 2017.
Rachmawati, Damar Asih Dwi. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return
On Asset (ROA) Perbankan”, Jurnal Nominal, Volume I, Nomor I, 2012.
Racmawati, Rina. “Pengungkapan Intellectual Capital”, Seminar and Call for
Paper, 2015.
ahimi, Farid, Behnam Badri Bageh Jan dan Mostafa Baghbanian. “Measuring
Intellectual Capital Using Justified Pulic Model And Its Effect On The
Financial Performance Of Listed Companies In Tehran Stock Exchange”,
ISSN: 2501-9430, European Journal Of Economic And Financial Research,
Volume 2, Issue 2, 2017.
Ramadhani, Febriyanti, Reka Maiyarni dan Nela Safelia. “Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012”, ISSN 1979-485,
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 2, 2014.
Rokhlinasari, Sri. “Teori-Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate Social
Responbility Perbankan”, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah, Jilid 1,
2016.
ona, Dea Nikki. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011”,
Artikel Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, 2013.
120
Satriarini. Kanova, Rika Desiyanti dan Surya Dharma. “Financial Leverage Ratio
Dan Profitabilitas Terhadap Earning Per Share Pada Sektor Infrastuktur,
Utilitas Dan Transportasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014”, Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta, 2016.
Sipahutar, Mangasa Augustinus. “Persoalan-Persoalan Perbankan Indonesia”,
Jakarta: Gorga Media, 2007.
Sofia, Myrna dan Prima Aprilyani Rambe. “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”, Jurnal
Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2014.
Stewart, Thomas A. “The Wealth of Knowledge: Intellectual Capital and the
Twenty-first Century Organization”, Crown Publishing Group, 2007.
Sukaenah. “Pengaruh Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Sales Growth Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2013”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas
Pandanaran, Vol.1, No.1, 2015.
Sunardi, Nardi. “Determinan Intelectual Capital Dengan Pendekatan IB-VAIC™
Terhadap Efisiensi Biaya Implikasinya Pada Profitabilitas Perbankan Syariah
Di Indonesia”, ISSN: 2598-9545, Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma,
Vol.1, No.1, 2017.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali dan Anis Chariri. “Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least
Squares” Simposium Nasional Akuntansi 11 (SNA 11), 2008.
Ulum, Ihyaul. “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Dengan IB-VAIC
Di Perbankan Syariah”, INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,
Vol.7, No.1, 2013.
Wijaya, Novia. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan
Nilai Pasar Perusahaan Perbankan Dengan Metode Value Added Intellectual
Coefficient”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.14, No.3, hlm.157-180, 2012.
Wijayanti, Rita. “Pengaruh Physical Capital, Human Capital, dan Structural
Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Nilai Perusahaan”, The
7th University Research Colloqium STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta,
2018.
122
Lampiran 1
DAFTAR SAMPEL SELURUH PERUSAHAAN
No Kode Nama Perusahaan
1 BCAS BCA Syariah
2 BRIS BRI Syariah
3 BSB Bank Syariah Bukopin
4 BSM Bank Syariah Mandiri
5 BMI Bank Muamalat Indonesia
6 BMS Bank Mega Syariah
123
Lampiran 2
HASIL OUTPUT SPSS
Tabel 4.3
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IBVACA 48 .063 .968 .32856 .207022
IBVAHU 48 .955 2.156 1.43363 .309801
IBSTVA 48 .009 .536 .27235 .151517
ROA 48 .020 3.810 1.00417 .777037
EPS 48 .093 48037.978 5409.46852 12055.783306
Valid N (listwise) 48
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram dan Grafik Normal P-Plot
124
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 56
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 42689.77093457
Most Extreme Differences Absolute .244
Positive .244
Negative -.167
Test Statistic .244
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram dan Grafik Normal P-Plot Setelah Outlier
125
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean -13188.5600348
Std. Deviation 17242.85402964
Most Extreme Differences Absolute .123
Positive .123
Negative -.085
Test Statistic .123
Asymp. Sig. (2-tailed) .065c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tabel 4.6
Hasil Uji Linearitas
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4679545415.692 4 1169886353.923 5.412 .001b
Residual 9294307293.413 43 216146681.242
Total 13973852709.105 47
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Predictors: (Constant), IBVACA2, IBVAHU2, IBSTVA2, ROA2
126
Hasil Uji Linearitas Grafik Normal P-Plot
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 IBVACA .519 1.928
IBVAHU .038 26.496
IBSTVA .038 26.039
ROA .252 3.973
a. Dependent Variable: EPS
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LnIBVACA .849 1.178
LnIBVAHU .224 4.461
LnIBSTVA .208 4.804
LnROA .326 3.069
a. Dependent Variable: LnEPS
127
Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot
Tabel 4.9
Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel
Correlations
LnIBVACA LnIBVAHU LnIBSTVA LnROA LnEPS
LnIBVACA Pearson Correlation 1 .333* .294
* .377
** -.129
Sig. (2-tailed) .021 .042 .008 .382
N 48 48 48 48 48
LnIBVAHU Pearson Correlation .333* 1 .868
** .774
** .323
*
Sig. (2-tailed) .021 .000 .000 .025
N 48 48 48 48 48
LnIBSTVA Pearson Correlation .294* .868
** 1 .793
** .406
**
Sig. (2-tailed) .042 .000 .000 .004
N 48 48 48 48 48
LnROA Pearson Correlation .377**
.774**
.793**
1 .585**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
LnEPS Pearson Correlation -.129 .323* .406
** .585
** 1
Sig. (2-tailed) .382 .025 .004 .000
N 48 48 48 48 48
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
128
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi Sub Struktur 1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .821a .674 .652 .60263
a. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Simultan Sub Struktur 1
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 33.066 3 11.022 30.350 .000b
Residual 15.979 44 .363
Total 49.045 47
a. Dependent Variable: LnROA
b. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA
Tabel 4.12
Hasil Pengujian H1, H2 dan H3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .269 .613 .439 .663
LnIBVACA .227 .157 .132 1.446 .155
LnIBVAHU 1.449 .837 .304 1.731 .090
LnIBSTVA .528 .187 .490 2.824 .007
a. Dependent Variable: LnROA
129
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi Sub Struktur 2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .720a .518 .473 2.46377
a. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA,
LnROA
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikansi Simultan Sub Struktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 280.165 4 70.041 11.539 .000b
Residual 261.016 43 6.070
Total 541.181 47
a. Dependent Variable: LnEPS
b. Predictors: (Constant), LnIBVACA, LnIBVAHU, LnIBSTVA, LnROA
Tabel 4.15
Hasil Pengujian H4, H5, H6 dan H7
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.053 2.513 2.011 .051
LnIBVACA -2.239 .656 -.393 -3.415 .001
LnIBVAHU -5.025 3.535 -.318 -1.422 .162
LnIBSTVA .197 .830 .055 .238 .813
LnROA 3.108 .616 .936 5.043 .000
a. Dependent Variable: LnEPS
130
No Bank Tahun IBVACA IBVAHU IBSTVA No Bank Tahun IBVACA IBVAHU IBSTVA
1 BCA Syariah 2010 0.063 0.955 0.047 25 BCA Syariah 2014 0.110 1.339 0.253
2 BRI Syariah 2010 0.201 1.009 0.009 26 BRI Syariah 2014 0.271 1.034 0.033
3 Bukopin Syariah 2010 0.455 1.627 0.386 27 Bukopin Syariah 2014 0.157 1.193 0.162
4 Mandiri Syariah 2010 0.597 1.938 0.484 28 Mandiri Syariah 2014 0.298 1.083 0.076
5 Mega Syariah 2010 0.968 1.306 0.234 29 Mega Syariah 2014 0.462 1.070 0.066
6 Muamalat 2010 0.277 1.912 0.477 30 Muamalat 2014 0.238 1.112 0.101
7 BCA Syariah 2011 0.137 1.304 0.233 31 BCA Syariah 2015 0.092 1.490 0.329
8 BRI Syariah 2011 0.330 1.055 0.052 32 BRI Syariah 2015 0.290 1.332 0.249
9 Bukopin Syariah 2011 0.238 1.437 0.304 33 Bukopin Syariah 2015 0.180 1.556 0.357
10 Mandiri Syariah 2011 0.564 1.795 0.443 34 Mandiri Syariah 2015 0.312 1.280 0.219
11 Mega Syariah 2011 0.871 1.242 0.195 35 Mega Syariah 2015 0.323 1.065 0.061
12 Muamalat 2011 0.378 1.906 0.475 36 Muamalat 2015 0.291 1.118 0.105
13 BCA Syariah 2012 0.164 1.281 0.219 37 BCA Syariah 2016 0.118 1.610 0.379
14 BRI Syariah 2012 0.432 1.427 0.299 38 BRI Syariah 2016 0.309 1.443 0.307
15 Bukopin Syariah 2012 0.269 1.497 0.332 39 Bukopin Syariah 2016 0.174 1.524 0.344
16 Mandiri Syariah 2012 0.502 2.156 0.536 40 Mandiri Syariah 2016 0.302 1.300 0.231
17 Mega Syariah 2012 0.924 1.790 0.441 41 Mega Syariah 2016 0.294 1.939 0.484
18 Muamalat 2012 0.435 1.954 0.488 42 Muamalat 2016 0.276 1.132 0.117
19 BCA Syariah 2013 0.183 1.412 0.292 43 BCA Syariah 2017 0.132 1.705 0.413
20 BRI Syariah 2013 0.344 1.460 0.315 44 BRI Syariah 2017 0.259 1.289 0.224
21 Bukopin Syariah 2013 0.297 1.456 0.313 45 Bukopin Syariah 2017 0.115 1.013 0.013
22 Mandiri Syariah 2013 0.432 1.760 0.432 46 Mandiri Syariah 2017 0.287 1.312 0.238
23 Mega Syariah 2013 0.733 1.570 0.363 47 Mega Syariah 2017 0.203 1.683 0.406
24 Muamalat 2013 0.328 1.867 0.464 48 Muamalat 2017 0.156 1.075 0.070
PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL 2010-2017 BANK UMUM SYARIAH 2010-2017
Lampiran 3
131
No Bank Tahun ROA No Bank Tahun ROA
1 BCA Syariah 2010 1.130 25 BCA Syariah 2014 0.800
2 BRI Syariah 2010 0.350 26 BRI Syariah 2014 0.080
3 Bukopin Syariah 2010 0.740 27 Bukopin Syariah 2014 0.270
4 Mandiri Syariah 2010 2.210 28 Mandiri Syariah 2014 0.170
5 Mega Syariah 2010 1.900 29 Mega Syariah 2014 0.290
6 Muamalat 2010 1.360 30 Muamalat 2014 0.170
7 BCA Syariah 2011 0.900 31 BCA Syariah 2015 1.000
8 BRI Syariah 2011 0.200 32 BRI Syariah 2015 0.760
9 Bukopin Syariah 2011 0.520 33 Bukopin Syariah 2015 0.790
10 Mandiri Syariah 2011 1.950 34 Mandiri Syariah 2015 0.560
11 Mega Syariah 2011 1.580 35 Mega Syariah 2015 0.300
12 Muamalat 2011 1.520 36 Muamalat 2015 0.200
13 BCA Syariah 2012 0.800 37 BCA Syariah 2016 1.100
14 BRI Syariah 2012 1.190 38 BRI Syariah 2016 0.950
15 Bukopin Syariah 2012 0.550 39 Bukopin Syariah 2016 0.760
16 Mandiri Syariah 2012 2.250 40 Mandiri Syariah 2016 0.590
17 Mega Syariah 2012 3.810 41 Mega Syariah 2016 2.630
18 Muamalat 2012 1.540 42 Muamalat 2016 0.220
19 BCA Syariah 2013 1.000 43 BCA Syariah 2017 1.200
20 BRI Syariah 2013 1.150 44 BRI Syariah 2017 0.510
21 Bukopin Syariah 2013 0.690 45 Bukopin Syariah 2017 0.020
22 Mandiri Syariah 2013 1.530 46 Mandiri Syariah 2017 0.590
23 Mega Syariah 2013 2.330 47 Mega Syariah 2017 1.560
24 Muamalat 2013 1.370 48 Muamalat 2017 0.110
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN 2010-2017 BANK UMUM SYARIAH 2010-2017 (ROA)
Lampiran 4
132
No Bank Tahun EPS No Bank Tahun EPS
1 BCA Syariah 2010 18462.971 25 BCA Syariah 2014 21716.841
2 BRI Syariah 2010 5.594 26 BRI Syariah 2014 2.223
3 Bukopin Syariah 2010 2.767 27 Bukopin Syariah 2014 1.520
4 Mandiri Syariah 2010 3179.065 28 Mandiri Syariah 2014 241.025
5 Mega Syariah 2010 197.119 29 Mega Syariah 2014 22.598
6 Muamalat 2010 115.628 30 Muamalat 2014 5.601
7 BCA Syariah 2011 22857.815 31 BCA Syariah 2015 23523.888
8 BRI Syariah 2011 5.952 32 BRI Syariah 2015 36.340
9 Bukopin Syariah 2011 2.143 33 Bukopin Syariah 2015 2.864
10 Mandiri Syariah 2011 3376.000 34 Mandiri Syariah 2015 945.900
11 Mega Syariah 2011 168.933 35 Mega Syariah 2015 15.879
12 Muamalat 2011 185.085 36 Muamalat 2015 7.298
13 BCA Syariah 2012 28214.396 37 BCA Syariah 2016 36953.062
14 BRI Syariah 2012 52.037 38 BRI Syariah 2016 43.004
15 Bukopin Syariah 2012 3.036 39 Bukopin Syariah 2016 2.796
16 Mandiri Syariah 2012 3382.000 40 Mandiri Syariah 2016 818.025
17 Mega Syariah 2012 579.782 41 Mega Syariah 2016 130.714
18 Muamalat 2012 52.682 42 Muamalat 2016 7.887
19 BCA Syariah 2013 42865.416 43 BCA Syariah 2017 48037.978
20 BRI Syariah 2013 43.801 44 BRI Syariah 2017 25.541
21 Bukopin Syariah 2013 3.431 45 Bukopin Syariah 2017 0.093
22 Mandiri Syariah 2013 2232.316 46 Mandiri Syariah 2017 733.553
23 Mega Syariah 2013 241.071 47 Mega Syariah 2017 85.650
24 Muamalat 2013 62.611 48 Muamalat 2017 2.558
Lampiran 5
PENGUKURAN NILAI PERUSAHAAN 2010-2017 BANK UMUM SYARIAH 2010-2017 (EPS)