pengaruh tingkat pemahaman wajib pajak, kualitas … · 2018. 8. 15. · wajib pajak dan penerapan...
Post on 07-Sep-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITAS
PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN, LINGKUNGAN WAJIB
PAJAK, DAN PENERAPAN E-BILLING TERHADAP TINGKAT
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Sastra I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
RIDAYANING DIAN PRAMESTI
B 200 140007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITAS
PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN, LINGKUNGAN WAJIB
PAJAK, DAN PENERAPAN E-BILLING TERHADAP TINGKAT
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pemahaman
wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak
dan penerapan E-Billing terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi
pada KPP Pratama Boyolali).Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner.Populasi dalam penelitian
ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali.Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 wajib pajak.Metode pengumpulan sampel
menggunakan teknik convenience sampling.Alat analisis yang digunakan meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, uji regresi linier berganda, uji F, uji koefisien determinasi R, dan
uji t.Hasil penelitian menunjukan bahwa R2 diperoleh nilai 0,244 yang berarti bahwa
24,4% tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dipengaruhi oleh tingkat
pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan
wajib pajak dan penerapan E-Billing. Sisanya sebanyak 75,6% dipengaruhi variabel
diluar model. Hasil uji t menunjukkan bahwa tingkat pemahaman wajib pajak
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi sedangkan
kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak dan penerapan
E-Billing tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Kata kunci:tingkat pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi
perpajakan, lingkungan wajib pajak, penerapan E-Billing dan timgkat kepatuhan
wajib pajak orang pribadi.
Abstract
The aim of this study was to determine the level of understandingof thetaxpayer, the
quality of service tax authorities, tax penalties, taxpayersenvironment and
application of E-Billing to the level of compliance of individualtaxpayers.This study
uses a quantitave method using primary data obtained from thequestionnaire. The
population in this study is an individual taxpayer who isregistered in KPP Pratama
Boyolali. The number of samples in this study were100 taxpayers. Sample collection
method usimg of convenience samplingtechnique. The analysis tool includes the
validity and reliability test, normalitytest, multicollinearity, heteroscedasticity test,
multiple linier regression, F test,test determination coefficient R, and t test.The
results showed that the R² values obtained 0,244 which means that 24,4%compliance
rate individual taxpayers affected by the level of understanding of thetaxpayer, the
quality of service tax authorities, tax penalties, taxpayersenvironment and
application of E-Billing . The remaining 75,6% influenced by variables outside the
2
model. T test result showed that the level of understanding ofthe taxpayeraffect the
compliance of individual taxpayerswhilethe quality of service tax authorities, tax
penalties, taxpayers environment and application of E-Billing has no effect on the
level of compliance of individual taxpayers.
Keyword: level of understanding of the taxpayer, the quality of service
taxauthorities, tax penalties, a taxpayer environment, application of E-Billing and
thelevel ofcompliance of individual taxpayers.
1. PENDAHULUAN
Kontribusi penerimaan pajak di Indonesia mulai terlihat meningkat sejak
beberapa tahun belakangan ini. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu kebijakan-kebijakan baru mengenai perpajakan dan menurunnya peranan
penerimaan dari minyak bumi dan gas alam. Berikut ini adalah data penerimaan
negara Indonesia dalam APBN selama periode 5 (lima) tahun terakhir:
Tabel 1
Perkembangan Pendapatan Negara
Tahun 2010-2014 (dalam Triliun Rupiah)
Tabel 1 menyatakan bahwa sumber penerimaan negara selama 5 tahun terakhir
berasal dari pajak dengan kontribusi rata-rata sebesar 74,4 persen, dan penerimaan
negara bukan pajak memiliki kontribusi sebesar 25,3 persen. Besarnya kontribusi
penerimaan pajak tersebut terhadap pendapatan negara, sangat mempengaruhi
jalannya roda pemerintahan dan perekonomian bangsa.
Dana ini dialokasikan untuk mendanai pembangunan pada berbagai sendi kehidupan
bangsa untuk kemakmuran rakyat, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan,
perbankan dan juga sektor industri.
Kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai perilaku dari seorang wajib
pajakdalam melakukan semua kewajiban perpajakan dan menggunakan hak
perpajakannya dengan tetap berpatokan kepada peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku Restu (2014) dalam Susmita (2016).Menurut Fuadi (2014)
dalan Widyastuti (2015) Kepatuhan Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh dua jenis
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang berasal dari diri Wajib Pajak sendiri dan berhubungan dengan karakteristik
3
individu dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, contohnya seperti tingkat
pemahaman pajak, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
diri Wajib Pajak, seperti kualitas pelayanan, sanksi pajak, lingkungan dan penerapan
e-billing di sekitar Wajib Pajak.
Tingkat pemahaman perpajakan merupakan salah satu faktor potensial bagi
pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Sistem self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang (Mardiasmo, 2011).Dalam sistem ini, diharapkan ada dalam diri Wajib
Pajak yaitu tingkat pemahaman Wajib Pajak atas peraturan perpajakan.
Pelayanan sendiri pada sektor perpajakan dapat diartikan sebagai pelayanan yang
diberikan kepada Wajib Pajak bahwa kualitas pelayanan dapat mendorong kepatuhan
dalam membayar pajak. Sebagai konsekuensinya, fiskus diharapkan dapat
mendukung upaya Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya melalui
pelayanan prima dan penyuluhan intensif.
Sanksi perpajakan dikenakan kepada para WP OP yang tidak mematuhi aturan
dalam Undang-undang Perpajakan. Sanksi yang diberikan kepada WP OP yakni
berupa sanksi administrasi seperti denda, bunga, atau pengenaan tarif pajak yang
lebih tinggi dan sanksi pidana yaitu berupa kurungan penjara. Wajib Pajak yang
memahami hukum perpajakan dengan baik akan berupaya untuk mematuhi segala
pembayaran pajak dibandingkan melanggar karena akan merugikannya secara
materiil.
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan
atau pengaruh tertentu kepada individu. Dari definisi ini lingkungan masyarakat
dapat dikaitkan dengan teori pembelajaran sosial menurut Bandura (1977) dalam
Robbins (1996), proses dalam pembelajaran sosial meliputi : proses perhatian
(attentional) yaitu orang hanya akan belajar dari seseorang atau model, proses
penahanan (retention) yaitu proses mengingat tindakan suatu model, proses
reproduksi motorik yaitu proses mengubah pengamatan menjadi perbuatan, proses
penguatan (reinforcement) yaitu proses yang mana individu-individu disediakan
rangsangan positif.
Salah satu upaya pemerintah untuk memudahkan wajib pajak dalam membayar
kewajibannya adalah dengan meluncurkan aplikasi e-billing.Berlakunya self
assessment system di Indonesia, menjadikan Wajib Pajak harus dapat menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus
dibayar. Billing system adalah metode pembayaran elektronik dengan menggunakan
kode billing. Transaksi pembayaran atau penyetoran pajak secara elektronik,
dilakukan melalui bank atau pos persepsi dengan menggunakan kode billing. Jadi,
dapat disimpulkan e-billing adalah pembayaran pajak melalui media elektronik
dengan memanfaatkan kode billing sebagai kode transaksi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susmita (2016), Hantoyo (2015),
Wayan (2012) dan Widyastuti (2015) bahwa tingkat pemahaman wajib pajak,
kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakn, lingkungan wajib pajak berpengaruh
posistif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Handayani (2016) juga melakukan
penelitian tentang pengaruh pengaruh persepsi manajemen atas keunggulan
penerapan e-billing dan e-spt pajak pertambahan nilai pada kepatuhan perpajakan,
4
hasil analisis diketahui bahwa persepsi manajemen atas keunggulan penerapan e-
billing dan e-SPT PPN berpengaruh positif pada kepatuhan perpajakan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah tingkat pemahaman pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak di Boyolali?
2. Apakah kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak di Boyolali?
3. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di
Boyolali?
4. Apakah lingkungan wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak di Boyolali?
5. Apakah penerapan E-biling berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
di Boyolali?
2. METODE
2.1 Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Boyolali.Dengan data Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar sampai Desember 2017.Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode convenience sampling. Metode convenience sampling
merupakan teknik dalam memilih sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
bila orang yangkebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010).
Penentuan jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut:
𝑛 =N
1 + N𝛼2
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
α : toleransi ketidaktelitian (dalam persen)
Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Boyolali populasi dalam
penelitian ini sebesar 61.549 wajib pajak orang pribadi. Oleh karena itu jumlah
sampel untuk penelitian dengan moe sebesar 10% adalah:
𝑛 =N
1 + N𝛼2
=61.549
1 + 61.548(10%)2
𝑛 = 99,83
2.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
2.2.1 Variabel Dependen.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat
kepatuhanwajib pajak.Diproksikan dengan 4 (empat) butir pertanyaan
mengacu dari kuesionerpenelitian Jatmiko (2006)dalam Ella Widyastuti
(2015). Indikator variabel ini adalah sebagai berikut :
a. Paham dan berusaha memahami UU Perpajakan.
b. Selalu mengisi formulir pajak dengan benar.
5
c. Selalu menghitung pajak dengan benar.
d. Selalu membayar pajak tepat pada waktunya.
2.2.2 Variabel Independen
1) Tingkat Pemahaman Wajib Pajak (TPWP)
Pemahaman Wajib Pajak adalah proses dimana wajib pajak mengetahui
danmemahami tentang perpajakan dan mengaplikasikannya untuk membayar
pajak(Imelda 2014)dalam Ella Widyastuti (2015).Diproksikan dengan 7
(tujuh) butir pertanyaan mengacu darikuesioner penelitian Qomaria
(2008)dalam Ella Widyastuti (2015). Indikator variabel ini adalah sebagai
berikut :
a. Paham bahwa sumber penerimaan terbesar Negara berasal dari pajak.
b. Mengetahui informasi tentang sosialisasi perpajakan yang
dilakukanpemerintah.
c. Paham akan sistem self assessment.
d. Paham akan hak dan kewajiban wajib pajak
e. Paham akan fungsi pajak.
2) Kualitas Pelayanan Fiskus (KPF)
Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam
membantu,mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
seseorang yangdalam hal ini adalah wajib pajak (Jatmiko, 2006). Diproksikan
dengan 4 (empat) butirpertanyaan mengacu dari kuesioner penelitian Jatmiko
(2006)dalam Ella Widyastuti (2015).Indikator variabel iniadalah sebagai
berikut :
a. Wajib Pajak merasa bahwa petugas pajak sudah memberikan pelayanan
dengan baik.
b. Wajib Pajak merasa bahwa penyuluhan yang diberikan petugas pajak
dapatmembantu pemahaman akan hak dan kewajiban Wajib Pajak.
c. Wajib Pajak merasa bahwa petugas pajak senantiasa
memperhatikankeberatan atas pajak yang dikenakan.
d. Wajib Pajak merasa bahwa Fiskus harus selalu bersedia membantu
saatdibutuhkan.
3) Sanksi Perpajakan (SP)
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundangundanganperpajakan (norma perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi, atau bisadengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan alat pencegah (preventif) agar WajibPajak tidak melanggar norma
perpajakan, Mardiasmo (2013). Diproksikan dengan 4(empat) butir
pertanyaan mengacu dari kuesioner penelitian Munari (2005)dalam Ella
Widyastuti (2015). Indikatorvariabel ini adalah sebagai berikut :
a. Sanksi pajak sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan wajib pajak
dalammemenuhi kewajiban perpajakannya.
b. Pengenaan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua
wajibpajak yang melakukan pelanggaran.
c. Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak harus sesuai dengan besar
kecilnyapelanggaran yang sudah dilakukan.
d. Penerapan sanksi pajak harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yangberlaku.
6
4) Lingkungan Wajib Pajak (LWP)
Lingkungan Wajib Pajak yang tidak kondusif adalah lingkungan Wajib
Pajak berada dimana masyarakatnya mendukung perilaku tidak patuh
terhadap pajak(Novitasari, 2006).Diproksikan dengan 4 (empat) butir
pertanyaan mengacu darikuesioner penelitian Novitasari (2006)dalam Ella
Widyastuti (2015). Indikator variabel ini adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat mendukung perilaku tidak patuh terhadap pajak.
b. Masyarakat mendorong untuk melaporkan pajak secara tidak benar
gunamengurangi beban pajak.
c. Masyarakat melaporkan pajak secara tidak benar.
d. Melaporkan pajak secara tidak benar karena anjuran masyarakat sekitar.
5) Penerapan E-Billing
Billing system adalah metode pembayaran elektronik dengan menggunakan
kode billing. Transaksi pembayaran atau penyetoran pajak secara elektronik,
dilakukan melalui bank atau pos persepsi dengan menggunakan kode billing.
Jadi, dapat disimpulkan e-billing adalah pembayaran pajak melalui media
elektronik dengan memanfaatkan kode billing sebagai kode transaksi
(Samsiyah, 2013).Diproksikan dengan 6 (enam) butir pertanyaan mengacu
dari kuesioner penelitian samsiyah (2013)dalam Handayani (2016). Indikator
variabel ini adalah sebagai berikut :
a. Upaya yang dapat mengefisiensi sistem paper based yang memakan
waktu dan biaya
b. Kemudahan pembayaran pajak
c. Menumbuhkan rasa aman dan nyaman ketika melakukan pembayaran
d. Dapat menghemat biaya dalam mengurus kewajiban perpajakan pada
wajib pajak
e. Membuat wajib pajak lebih nyaman dan fleksibel sejalan dengan aktivitas
wajib pajak
f. Memiliki waktu pelayanan lebih lama
Skala penyusunan yang digunakan dalam variabel-variabel penelitian ini
adalah
skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat prefensi jawaban dengan
pilihan
sebagai berikut :
1 = Sangat tidak setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat setuju (SS)
2. 3 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple
regressionanalysis), karena terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa
variabelindependen.Persamaan regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini
sebagaiberikut:
KWP = a + β1.TPWP + β2.KPF + β3.SP + β4.LWP + β5.PE +e
Keterangan:
KWP : Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
7
a : Konstanta
β1 : Koefisien Regresi Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
β2 : Koefisien Regresi Kualitas Pelayanan Fiskus
β3 : Koefisien Regresi Sanksi Perpajakan
β4 : Koefisien Regresi Lingkungan Wajib Pajak
β5 : Koefisien Regresi Penerapan E-Billing
TPWP: Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
KPF :Kualitas Pelayanan Fiskus
SP : Sanksi Perpajakan
LWP : Lingkungan Wajib Pajak
PE : Penerapan E-Billing
e : error
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Hipotesis
Tabel 2
Hasil Uji Regresi dan Uji Statistik t
Variabel Unstandardized
Coefficients Beta
t hitung Signifikan
Constant
TPWP
KPF
SP
LWP
PE
5,308
0,207
0,155
0,187
-0,019
-0,014
2,496
2,623
1,684
1,607
-0,331
-0,158
0,014
0,010
0,096
0,111
0,741
0, 874
ttabel= 1,98525
Fhitung= 7,373
Ftabel= 2,47
Adjusted R2 = 0,244
Sumber: Data Diolah 2018
3.2 Pembahasan
a. Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
(H1 diterima). Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa variabel
Tingkat Pemahaman Wajib Pajak memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,010 < 0,05 dan nilai
thitung sebesar 2,623 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar
1,98525artinya Wajib Pajak Orang Pribadi paham mengenai sumber
penerimaan terbesar Negara berasal dari pajak yang digunakan untuk
membiayai pembangunan nasional yang merupakan bentuk partisipasi
masyarakat dalam usaha pembangunan nasional.
8
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ella Widyastuti (2015), Farid Syahril (2013) dan Surliani &Kardinal
(2012) yang menyimpulkan bahwa Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
b. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Fiskus
tidak mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (H1
ditolak). Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa variabel Kualitas
Pelayanan Fiskus memiliki nilai signifikansi lebih besar dibandingkan
level of significant yaitu sebesar 0,096> 0,05 dan nilai thitung sebesar 1,684
lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,98525 artinya
petugas pajak yang senantiasa memperhatikan pelayanan dan membantu
wajib pajak saat dibutuhkan tidak mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ella Widyastuti (2015), Harjanti Puspa Arum (2012),
Farid Syahril (2013) dan Surliani &Kardinal (2012), Putu Rara Susmita &
Ni Luh Supadmi (2016) dan I Wayan Mustika Utama (2012)yang
menyimpulkan bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib PajakKualitas Pelayanan
Fiskus berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi.
c. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan tidak
mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (H1
ditolak). Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa variabel Sanksi
Perpajakan memiliki nilai signifikansi lebih besar dibandingkan level of
significant yaitu sebesar 0,111 > 0,05 dan nilai thitung sebesar 1,607lebih
kecil dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,98525 artinya pengenaan
dan pemberian sanksi pajak yang tegas kepada wajib pajak tidak
mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ella Widyastuti (2015), Harjanti Puspa Arum (2012),
Shinung Sakti Hantoyo et al (2015), Surliani &Kardinal (2012), Putu
Rara Susmita dan Ni Luh Supadmi (2016), dan I Wayan Mustika Utama
(2012) yang menyimpulkan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
d. Pengaruh Lingkungan Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lingkungan Wajib Pajak
tidak mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (H1
ditolak). Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa variabel
Lingkungan Wajib Pajak memiliki nilai signifikansi lebih besar
dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,796> 0,05 dan nilai thitung
sebesar -0,331 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,98525
9
artinya lingkungan yang kondusif ataupun tidak kondusif tidak
mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ella Widyastuti (2015)yang menyimpulkan bahwa
Lingkungan Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
e. Pengaruh Penerapan E-Billing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan E-Billing tidak
mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (H1
ditolak). Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa variabel
Penerapan E-Billing memiliki nilai signifikansi lebih besar dibandingkan
level of significant yaitu sebesar 0,810 > 0,05 dan nilai thitung sebesar -
0,158 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,98525 artinya
pembayaran pajak secara online yang mengefiseinsi waktu, biaya dan
dapat menumbuhkan rasa aman dan nyaman ketika membayar pajak tidak
mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan olehNi Putu Milan Novita Handayani dan Naniek
Noviari(2016)yang menyimpulkan bahwa Penerapan E-
Billingberpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak, dan
Penerapan E-Billingterhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Tingkat Pemahaman Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin paham wajib pajak tentang perpajakan, maka tingkat kepatuhan wajib
pajak orang pribadi juga akan meningkat.
2. Variabel Kualitas Pelayanan Fiskustidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus
tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibanya.
3. Variabel Sanksi Perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi perpajakan tidak mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibanya
4. Variabel Lingkungan Wajib Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan wajib pajak tidak
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibanya
5. Variabel Penerapan E-Billingtidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan E-Billingpajak tidak
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibanya
10
4.1 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib
Pajak, dan Penerapan E-Billingterhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi maka diperoleh keterbatasan penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan data kuesioner sebagai instrument
penelitian, sehingga memiliki kemungkinan respon jawaban yang bias.
2. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak
Orang Pribadi saja, sehingga hasilnya kurang bisa digunakan secara luas.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib
Pajak, dan Penerapan E-Billingterhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali dan Kanwil DJP
Jawa Tengah II, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk dapat memberikan sosialisasi maupun penyuluhan kepada wajib
pajak di kota Boyolali dan memberikan sanksi yang lebih tegas agar
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Boyolali dapat meningkat.
Dimana pada penelitian ini Tingkat Pemahaman Wajib Pajak berpengaruh
terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, sedangakan
Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak,
dan Penerapan E-Billingtidak berpengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Boyolali.
2. Bagi akademisi, hasil penelitian dapat dijadikan bahan informal dan
referensi, serta dalam pengembangannya dapat menambah variabel lain
selain Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus,
Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak, dan Penerapan E-
Billingterhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menambah metode lain diluar
kuesioner seperti wawancara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
pada data kuesioner.
4. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menambhkan variabel-variabel
penelitian agar menghasilkan penelitian yang lebih baik, seperti variabel
religius, pendidikan, biaya kepatuhan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyani, Inggit Putri.2016.“Pengaruh Persepsi Kesadaran Wajib Pajak,
Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Di Kpp Pratama
Gayamsari).Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
Aris, Muhammad Abdul, dan Mujiyati.2017.”Inti Perpajakan Indonesia”
Muhammadiyah University Press,2017
11
Arum, Harjanti Puspa.2012.Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus,
Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang
Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas. SKRIPSI. Program Studi
Akuntnasi Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro Semarang
Akbar, Vicky. 2010. Analisis Penggunaan Sistem Elektronik Pajak Terhadap
Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Surabaya
Gubeng.
Budiono, b.2010.Pelayanan Prima perpajakan, Jakarta: rineka cipta
Djatmiko, Agus.2006.”Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada pelaksanaan Sanksi
Denda, Pelayanan fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota
Semarang)”, Tesis Universitas Diponegoro, Tidak Dipublikasikan.
Ghozali, Imam.2010.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19,Edisi 6.Badan Penerbitan Universitas Diponegoro Semarang.
Gunadi, Ari.2010. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Pribadi dalam Membayar Pajak Penghasilan (survey di KPP Prtama
Boyolali)”,Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak
Dipublikasikan
Handayani, Ni Putu Milan Novita dan Naniek Noviari.2016.Pengaruh Persepsi
Manajemen Atas Keunggulan Penerapan E-Billing Dan E-Spt Pajak
Pertambahan Nilai Pada Kepatuhan Perpajakan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol.15.2
Hantoyo, Shinung Sakti.et al.2015.Pengaruh Penghindaran Pajak Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Jurnal Administrasi Bisnis -
Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No.2
Ilyas B, Wirawan & Richard Burton.2010.Hukum Pajak, Edisi ke 4, Jakarta:
Selemba Empat
Indrianti, Irma et al.2017.Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus Di Kpp Pratama
Surakarta).Seminar Nasional IENACO ISSN: 2337 – 4349
Lestari, Puji.2010.analisis tingkat pemahaman terhadap pelaksanaan self assessment
system. Media keuangan vol .II No.17 tahun 2010
Mardiasmo,2010.”perpajakan”, Edisi Revisi 2011. Jakarta: Andi
Mardiasmo,2013.”perpajakan”, Edisi Revisi 2011. Jakarta: Andi
12
Mentari, Dara Ayu.2016.Analisis Pengaruh Penerapan Metode E-Billing Dan
Manual Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Pada
Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam,
Jakarta).SKRIPSI.Program Studi Akuntnasi Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung Bandar Lampung
Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan.(2011). Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Denpasar Timur. Jurnal akuntasi bisnis
Vol.6.1-Jan 2011
Muslim, afdilla.2007.Pengaruh Tingkat Pemahaman, pendidikan, pengalaman dan
penghasilan wp di kpp padang.Skripsi FE Unand
Mustika Utama, I Wayan. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan
dan Biaya Kepatuhan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Permatasari, Anisha Charisma et al.2015.Pengaruh Kualitas Layanan Sistem
Elektronik Perpajakan Terhadap Kepuasan Wajib Pajak.Jurnal
Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2
Rysaka, Nita.2014.Penerapan Sistem Elektronik Dalam Pelayanan Perpajakan (Studi
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara).Jurusan Administrasi
Publik (JAP), Vol. 2.No. 3, Hal. 420-425
Riko, Thomas.2006. Analisis tingkat pemahaman wp badan dan fiskus terhadap
perencanaan dan pengelapan pajak pada kpp padang.Skripsi: FE UNAND
Robbins, Stephen P,1996.Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi Dan Aplikasi,
Jakarta: prenhallindo
Santi, anisa nirmala. 2011. Analisis pengaruh kesadaran perpajakan, sikap rasional,
lingkungan, sanksi denda dan sikap fiskus terhadap kepatuhan wajib
pajak.Skripsi. Semarang feb undip
Sanusi, Anwar 2011, Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta
Saung, Daniel Pata.2017.Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Dan E-Billing
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Makassar Utara.Skripsi.Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar
Silalahi, Sixvana et al.2015.Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpajakan Terhadap
Kepuasan Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan
Pajak.Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1
13
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sulistyorini, M., Nurlaela, S., dan Samrotun, Y. C.2017.Pengaruh Penggunaan
Sistem Administrasi E-Registration, E-Billing, E-Spt Dan E-Filing
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Prang Pribadi
Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta).Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional, hal. 371-379.
Suratno, S., & Purnama, N. (2005). Analisis Tingkat Kepuasan Wajib Pajak
Terhadap Kualitas LayananKantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua.
Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen , 7 (1), 69-87.
Surliani Dan Kardinal.2012.Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Ketegasan
Sanksi Pajak, Dan Pemeriksaan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Pada Kpp Ilir Barat.Jurnal.: STIE MDO
Susmita, Putu Rara Dan Ni Luh Supadmi.2016.Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi
Perpajakan, Biaya Kepatuhan Pajak, Dan Penerapan E-Filing Pada
Kepatuhan Wajib Pajak.E-jurnal akuntansi universitas udayana.14.2
Syahril, Farid.2013.Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas
Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pph Orang
Pribadi (Studi Empiris Pada Kpp Pratama Kota Solok).Jurnal,Padang:
Universitas Negeri Padang
Widyastuti, Ella.2015.Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Dan Lingkungan Wajib Pajak
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi(Studi Empiris
Pada Kpp Pratama Surakarta).Skripsi. Program Studi Akuntnasi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
top related