pengaruh strategi spiritual teaching...
Post on 05-Feb-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH STRATEGI SPIRITUAL TEACHING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN
PAI (AL-ISLAM) SMP MUHAMMADIYAH PARAKAN
TANGERANG SELATAN
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Puji Sendari
NIM: 18100110000034
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M/1436 H
ii
iii
Motto
Barang siapa yang tidak tahu nikmatnya
waktu belajar,
maka ia akan merugi sepanjang hidupnya
iv
v
vi
vii
i
ABSTRAK
Puji Sendari (18100110000034) “Pengaruh Strategi Spiritual Teaching
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) SMP
Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan”. Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses
penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan
dengan suatu mata pelajaran, kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam
kerangka pengabdian kepada Allah swt sebagai Sang Maha Pemilik Ilmu, dalam
praktek model pembelajaran strategi spiritual dengan cara mencintai profesi dan
anak didiknya. Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok
daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi spiritual teaching
dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam) dan hubungannya dengan
motivasi belajar siswa tersebut, khususnya di SMP Muhammadiyah Parakan
Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif dengan
metode survai tehnik korelasional, yaitu memusatkan perhatian pada
pengumpulan data dalam kondisi dan waktu tertentu dari kedua variabel yang
diteliti, kemudian dikorelasikan guna menjawab masalah yang telah dirumuskan.
Adapun subjek penelitian ini adalah siswa/siswi SMP Muhammadiyah
Parakan Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang seluruhnya
berjumlah 270 siswa.
Dari penelitian yang penulis lakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
dari hasil perhitungan korelasi tata jenjang spearman diperoleh koefisienkorelasi
sebesar 0,911. Nilai rtable angka kritik product spearman pada taraf signifikansi
0,05 dan 0,01 adalah sebesar 0,364 dan 0,478. Dengan demikian rhitung lebih besar
dari rtabel yaitu 0,364 < 0,911 > 0,478 yang berarti terdapat hubungan yang positif
antara variabel X dengan variabel Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif antara strategi spiritual teaching dengan motivasi belajar siswa
pada pelajaran PAI (Al-Islam).
PUJI SENDARI
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Sang
Penguasa Alam. Hanya karena takdir dan iradat-Nya skripsi ini dapat
diselesaikan, walaupun sedikit banyak terdapat halangan dan rintangan. Shalawat
dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup umat manusia, semoga
kita mendapatkan syafaatnya kelak dihari akhir. Amin.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “PengaruhStrategi
Spiritual Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI
(Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan” .Selama
penyusunan skripsi ini, dan penulis belajar di FakultasTarbiyah dan Keguruan
Prodi Penddikan Agama Islam (PAI), tidak sedikit bantuan dari berbagai pihak
yang penulis telah dapatkan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Nurlena Rifa‟i, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.A, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. DR. Sururin, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan ibu dosen jurusan PAI yang telah mentransfer ilmu selama
perkuliahan.
5. Jonisar, SE Kepala SMP Muhammadiyah Parakan, dewan guru, Agung
Setiawan, ST selaku wakasek, dan siswa/siswi SMP Muhammadiyah
Parakan Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan
kerjasama yang baik dalam memberikan data-data yang diperlukan penulis
dalam penelitian ini.
ii
iv
6. Secara khusus skripsi ini Penulis persembahakan kepada kedua orang tua
Penulis yang tercinta, Ayahanda Suman dan Ibunda Sarmi sebagai
ungkapan terima kasih yang tiada terhingga yang telah membesarkan dan
mendidik Penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang.
7. Suami tercinta Irwan Tumanggor dan Kakak dan adik tersayang, DR. H.
Salman Tumanggor, Hj. Mulyanah, S.Pd, Dwi Prayitno, Aning
Fitriyaningsih, Sambodo, Gita Nurdiati, Slamet Sugiharto terima kasih
atas dorongan semangat tiada tara dan membantu Penulis baik Moril
maupun Materiil sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman yang dengan setia menemani, NaniSeftyaningsih, S.Pd.I, Ir.
Dwi Arti Yulianingsih, Nuryeti dan teman-teman seperjuangan kelas DMS
PAI-B angkatan 2011 yang tidak bias Penulis sebutkan satu per satu,
kalian semua yang terhebat dan dari kalianlah Penulis banyak belajar
segalahal yang Penulis belum tahu dalam hidup ini. Terima kasih untuk
semua perjalanan indahnya selama kurang lebih 4 tahun kita bersama.
9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam
kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak di dalamnya,
penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga
kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Mudah–mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.
Penulis
PujiSendari
18100110000034
iii
v
DAFTAR ISI
MOTTO
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Kegunaan Peneitian .................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik ....................................................................... 7
1. Strategi Spiritual Teaching .................................................... 7
a. Pengertian Strategi Spiritual Teaching ............................. 7
b. Strategi Spiritual Teaching dalam pembelajaran PAI
(Al-Islam) ........................................................................ 8
2. Motivasi Belajar .................................................................... 11
a. Pengertian Motivasi Belajar ............................................. 11
b. Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan
Pembelajaran ................................................................... 12
c. Macam-Macam Motivasi Belajar ..................................... 13
3. Pendidikan Agama Islam ....................................................... 15
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................ 15
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................... 15
c. Pendekatan Pendidikan Agama Islam ............................... 17
d. Pendekatan Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI
(Al-Islam) ........................................................................ 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 20
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 21
D. Hipotesis Penelitian/Pertanyaan penelitian .................................. 22
iv
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 23
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 23
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 24
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 28
G. Hipotesis Statistik ........................................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 31
1. Latar Belakang Berdirinya SMP Muhammadiyah
ParakanTangerang Selatan ..................................................... 31
2. Visi danMisi SMP Muhammadiyah Parakan .......................... 34
3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan ..................................... 36
4. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah
Parakan .................................................................................. 39
B. Deskripsi Data ............................................................................. 40
1. Strategi Spiritual Teaching .................................................... 41
2. Motivasi Belajar Siswa .......................................................... 43
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 45
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 45
E. Keterbatasan Penelitian................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 47
B. Implikasi ..................................................................................... 48
C. Saran .............................................................................................. 48
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
v
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi tentang Strategi Spiritual Teaching ................................. 27
Tabel 3.2 Kisi-Kisi tentang Motivasi Belajar Siswa....................................... 28
Table 3.3 Pedoman Pemberian Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ..... 30
Tabel 4.1 Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah Parakan Tahun
Pelajaran 2014-2015 ..................................................................... 34
Tabel 4.2 Guru SMP Muhamamadiyah ParakanTangerang Selatan Tahun
Ajaran 2014-2015 ......................................................................... 37
Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan
Menurut Tingkat dan jenis Kelaminnya ......................................... 38
Tabel 4.4 Jumlah Pegawai SMP Muhamadiyah Parakan ............................... 38
Tabel 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah Parakan ...... 39
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Spiritual Teaching (X) .......................... 42
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar Siswa (Y) ................... 44
vi
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 DistribusiFrekuensi Data Spiritual Teaching (X) .......................... 42
Grafik 4.2 DistribusiFrekuensi Data MotivasiBelajarSiswa (Y) ..................... 44
vii
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam struktur ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting.
Penguatan akidah adalah dasar. Sementara, ibadah adalah sarana, sedangkan
tujuan akhirnya adalah pengembangan akhlak mulia.1 Rasulullah saw. Bersabda:
يو اهلل وننو قوالو و و ن ن ىروي نروةو روضي لم : اوبي و ايينوانا : قوالو روسونل اهللي صولى اهلل ولوينوي وسو ل النمؤنمينيين مو اوكنن همن خلقا سو ائيهيمن . اوحن يواركمن لينيسو يواركمن خي ين : وقوالو . ر اه الرتمذي) وحي (حو يين حوسو صو ي
Dari Abu Hurairah ra, berkata : Rasulullah saw. bersabda:”orang mukmin yang
paling sempurna imannya yaitu orang yang paling baik budi pekertinya di antara
mereka, dan orang yang paling baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang
paling baik terhadap isterinya”. (HR. At-Turmudzy)2
Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:
ا قوالو همو يو اهلل ون ن ري بن ي النعواصي روضي لم : و و ن وبن ي اهللي بن ي ومن لون يوك ن روسونل اهللي صولى اهلل ولوين وسو
شا والو مت وفو شا و كوانو ي وقونل الوقا : فواحي سونوكمن اوخن يواريكمن اوحن (متقف ليو)اين مي ن خي
Dari Abdullah bin Amr bin Al „Ash ra, berkata : “Rasulullah saw. sama sekali
bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang jahat; dan bahwasanya
beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu sekalian
adalah yang paling baik budi pekertinya”. (HR. Bukhari Muslim)3
Akhlak mulia adalah salah satu tanda kesempurnaan keimanan dan ketakwaan
seorang muslim. Karena itu, tidak dikatakan sempurna keimanan dan ketakwaan
seorang muslim jika ia tidak memiliki akhlak mulia. Tidak aneh jika baginda
Rasulullah saw pun menyebut muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia
terbaik. Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : Buku
Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013), h. iii
2 An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Muslich Shabir (Semarang : PT Karya Toha Putra,
2004), h. 324-325
3 Ibid, h. 324
1
2
sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah.
Sejalan dengan itu, Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada pembentukan
akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada segenap unsur alam semesta.
Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk
mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Selain itu, peseta didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan
wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin
mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur. Salah satu
kompetensi yang dikembangkan adalah Kompetensi Inti memuat kompetensi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan
ke dalam Kompetensi Dasar. Perubahan perilaku dalam pengamalan ajaran agama
dan budi pekerti menjadi perhatian utama.4
Pengembangan kompetensi ini diterapkan dalam pembelajaran PAI,
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.5
Dengan adanya pendidikan, akan timbul dalam diri seseorang untuk
berlomba-lomba dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter
seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.Dalam
menjalankan misi dan mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus dapat
mengantarkan anak didiknya kepada kehidupan yang lebih baik secara spiritual.
Dengan demikian akan mengalirkan energi kecerdasan, kemanusiaan dan
kemuliaan pada setiap muridnya. Agar dapat mengembangkan potensi itu guru
4 ibid, h. vii
5 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003,
(Pamulang : SL Media, 2011), h. 11
3
haruslah memiliki kesiapan mental dan spiritual. Maka dalam proses
pembelajaran guru dapat menggunakan suatu strategi spiritual teaching.
Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses
penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan
dengan suatu mata pelajaran, kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam
kerangka pengabdian kepada Allah swt sebagai Sang Maha Pemilik Ilmu, dalam
praktek model pembelajaran dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya.6
Seorang guru tidak hanya mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge)
kepada peserta didik tetapi juga dapat membangkitkan suasana hati yang sejuk
dan nyaman. Untuk menciptakan suasana tersebut, maka yang harus dilakukan
guru adalah mengetuk dan menyentuh hati peserta didik dan guru juga mengajar
dengan melibatkan hatinya. Oleh karena itu guru harus memiliki kecerdasan
spiritual atau kecerdasan ruhaniah. Dengan adanya kecerdasan ini guru senantiasa
menampilkan sosok dirinya yang penuh moral cinta dan kasih sayang.
Guru merupakan kawan bermain, teman dikala susah sekaligus orang tua
yang siap membimbing yang selalu memberikan rasa cinta, kasih dan sayang.
Murid tidaklah dipandang sebagai obyek yang hanya mempunyai dua pilihan
mematuhi peraturan atau hukuman, tetapi murid sebagai satu kesatuan yang utuh
dalam interaksi guru dan murid. Guru harus mengetahui kondisi kejiwaan murid
dan permasalahan yang dihadapi sehingga guru mampu memberikan solusi yang
tepat dan sekaligus dapat memotivasi siswanya.
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer)
untuk bertingkah laku secara terarah. Ada beberapa fungsi motivasi dalam proses
pembelajaran, yaitu memberi semangat terhadap siswa dalam kegiatan belajarnya,
memberi petunjuk pada tingkah laku yang selaras dengan peningkatan
kemampuan belajar dan pemberi spirit untuk terus belajar dengan baik.7
6Abdullah Munir, Spiritual Teaching agar Guru Senantiasa Mencintai Pekerjaan dan Anak
Didiknya, (Yogyakart: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 80-82
7Ngainun Naim dan Ahmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (MPDP PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 62
4
Dalam pelajaran PAI sangat erat kaitannya dengan akhlak atau karakter
peserta didik. Oleh karena itu guru PAI harus senantiasa memperlihatkan sifat
sayang kepada siswanya setiap saat, baik di dalam maupun di luar sekolah. Jika
seorang guru bersikap penuh kasih, di mata siswa, guru akan mewujud menjadi
sosok yang kharismatik. Siswa akan mencintai guru dengan cara
mengidolakannya serta menempatkan ia sebagai sosok yang berwibawa.
Respon balik berupa rasa cinta siswa, lebih lanjut diwujudkan melalui sikap-
sikap yang positif. Misalnya kepatuhan, motivasi belajar, kecintaan terhadap
tugas, penghormatan, dan rasa ingin selalu menghargai guru yang dicintainya.
Sikap-sikap seperti itulah yang akan menimbulkan dampak positif terhadap
perkembangan siswa. Dengan begitu, siswa akan merasakan bahwa belajar sudah
bukan lagi sebagai kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan bahkan keasyikan. Maka
akan muncul gairah untuk berprestasi di dalam jiwa siswa. Guru yang mengajar
pun, pada akhirnya akan merasakan bahwa mendidik siswa adalah sesuatu yang
ringan dan menyenangkan.
Di sekolah perguruan Muhammadiyah terdapat mata pelajaran yang menjadi
ciri khas Muhammadiyah, yaitu mata pelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan,
dan Bahasa Arab. Karena SMP Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah
umum, sebagaiamana di sekolah umum lainnya yang terdapat mata pelajaran PAI,
maka di SMP Muhammadiyah mengganti mata pelajaran PAI dengan Al-Islam.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulisan ini mengambil judul
“Pengaruh Strategi Spiritual Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ingin
diungkap dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam mengembangkan potensi siswa diperlukan suatu strategi dalam
pembelajaran PAI
5
2. Guru belum memiliki langkah-langkah dalam strategi spiritual teaching
dalam pembelajaran PAI
3. Adanya metode spiritual teaching dapat memberikan respon balik kepada
siswa seperti tingginya motivasi belajar siswa
C. Pembatasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang ditentukan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu
strategi spiritual teaching, motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan
Tangerang Selatan, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam).
Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses
penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan
dengan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa yang dilakukan oleh guru
dalam kerangka pengabdian kepada Allah sebagai sang Maha Pemilik Ilmu.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif atau daya menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak
dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak
sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat
timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri
siswa/motivasi ekstrinsik.
Strategi spiritual teaching dalam pembelajaran meliputi guru memiliki rasa
kasih sayang dan cinta kepada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam).
D. Perumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut, perumusan permasalahan yang akan diteliti
adalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-
Islam) di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan ?
6
2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan
Tangerang Selatan pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) ?
3. Apakah terdapat pengaruh antara strategi spiritual teaching terhadap
motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam) ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam)
2. Mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam)
3. Mengetahui pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar
siswa SMP pada mata pelajaran PAI (Al-Islam)
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Pembaca
Penulisan ini bagi pembaca untuk memberikan gambaran dan mengukur
kinerja guru berdasarkan strategi pengajaran yang dilakukan ketika
kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Bagi Penulis
Bagi penulis penelitian ini sendiri untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang strategi spiritual teaching, khususnya strategi
spiritual teaching diterapkan dalam pembelajaran PAI (Al-Islam)
3. Bagi Dunia Pendidikan
Bagi dunia pendidikan penelitian ini dapat mengembangkan wawasan ilmu
dalam dunia pendidikan pada umumnya dan program pengajaran
khususnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Strategi Spiritual Teaching
a. Pengertian Strategi Spiritual Teaching
Kata “strategi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.8
Strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
Rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.Sedangkan menurut Kemp sebagaimana dikutip Wina Sanjaya
mengartikan strategi sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.9
Spiritual menurut bahasa adalah batin; kejiwaan, moral dan rohani.10
Spiritual berasal dari kata spirit, yang mana kata spirit mempunyai
beberapa arti,yaitu: kehidupan, nyawa, jiwa, dan napas.11
Al-Ghazali mengartikan kata spiritual dengan menggunakan empat
istilah, yakni al-qalb, al-ruh, al-nafs, al-aql.Keempat istilah tersebut
ditinjaudarisegifisik memiliki perbedaan arti, dalam pengertian pertama
al-qalb berarti qalbjasmani (kalbu jasmani), al-ruh berarti ruh
jasmanidanlathif,al-nafsberartihawa nafsu dan sifat pemarah, serta al-aql
berartiilmu. Sedangkan dalam pengertian kedua, keempat istilah itu
8 Qonita Aliya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (Bandung : PT Indah Jaya
Adipratama, 2009), h. 751
9Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
Prenada Media Group, 2006), h. 126 10Qonita Aliya, Op.cit, h. 748 11 H. Jalauddin, Psikologi Agama, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012),h. 330
7
8
mengandung arti yang sama, yaknijiwaatauspiritualitas manusia yang
mempunyai hakikat, diri, dan zat manusia.12
Adapun “Teaching” disini berarti mengajar. Mengajar diartikan
sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru
kepada siswa. Untuk proses mengajar sebagai proses menyampaikan
pengetahuan, akan lebih tepat diartikan dengan menanamkan ilmu
pengetahuan seperti yang dikemukakan Smith bahwa mengajar adalah
menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting
knowledge)13
Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi
spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses
penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang
berkaitan dengan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa yang
dilakukan oleh guru dalam kerangka pengabdian kepada Allah sebagai
sang Maha Pemilik Ilmu.
Dalam praktek model pembelajaran dengan pendekatan spiritual,
dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya.Cinta guru terhadap
profesinya bisa berwujud profesionalisme, totalitas, ketulusan, kesabaran,
dan kerelaan dalam menghadapi resiko-resiko yang harus
ditanggung.Adapun cinta guru terhadap siswa diberikan melalui
kedekatan, keakraban, penerimaan yang tulus, atau cairnya hubungan
yang terbangun bersama mereka. Curahan cinta, kasih dan sayang guru
kepada siswaakan menghasilkan sesuatu yang spektakuler, yaitu respons
balik dari siswaberupacinta, kepatuhan dan prestasi.
b. Strategi Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI
Guru mempunyai peran strategis untuk memastikan proses
pembelajaran siswa sesuai dengan pola pikirnya sering “gagal”, karena
12
http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2115260pengertian-strategi-spiritual-
teaching/#ixzz2xa1oTDom
13 Wina Sanjaya, Op.cit, (Jakarta : Prenada Media Group, 2006), h. 96
9
penyajian materi pada umumnya berbentuk klasikal, sehingga sulit
menerapkan strategi yang beragam di dalam kelas. Sementara,
kemampuan satu siswa dengan lainnya berbeda. Ada salah satu strategi
yang sangat sederhana, agar guru menjadi bagian dari kehidupan
siswanya, yaitu strategi spiritual teaching. Dengan adanya strategi ini
guru dapat menciptakan suasana belajar yang asyik, gembira dan
menyenangkan, sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran dan mampu mengangkat kemampuan berpikir
mereka.
Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, menurut Abdullah
Munir, ada beberapa langkah yang diterapkan dalam strategi ini, yaitu14
1) Teladan baik atau mulia.
Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh
dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk
aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Di antara keteladan baik
yang diterapkan di sekolah adalah sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung, siswa wajib membaca do‟a dengan khidmad yang
dipandu oleh seorang guru.
Pendidikan dengan memberi teladan secara baik dari pengajar sangat
memberi bekas dalam memperbaiki peserta didik, memberi petunjuk,
dan mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang
secara bersama-sama membangun kehidupan.15
2) Murid-murid adalah obyek dan sasaran utama dari proses aktivitas
belajar mengajar dan pendidikan.
Oleh karena itu, murid unsur utama yang dengannya seorang guru
berinteraksi.Kurikulum, sistem pengajaran dan lain-lainnya pada
dasarnya dibuat untuk merealisasikan tujuan pengajaran dan
pendidikan bagi murid. Berpijak pada posisi murid dalam proses
14Abdullah Munir, Spiritual Teaching agar Guru Senantiasa Mencintai Pekerjaan dan Anak
Didiknya, (Yogyakart: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 5 15 Dumilah Wicesa At-Tanabany, Mendidik Anak seperti Rasul, (Jakarta : Kunci Aksara, 2012),
h. 26-28
10
belajar mengajar, maka perlu diletakkan garis-garis besar dan kaidah-
kaidah interaksi dengan murid agar tujuan pengajaran dan pendidikan
bisa terealisasikan. Tumpuan itu semua adalah akhlak yang baik.16
3) Melembutkan hati
Hati mempunyai peran sangat penting dalam mewarnai aktivitas
hidup. Suasana hati yang sedih seringkali menghalangi bentuk-bentuk
kreativitas, menyedot banyak energi dan antusias seseorang.17
Apabila seorang guru mampu mengeksplorasi diri sehingga daya
tangkap pancaindera siswa meliputi penglihatan, pendengaran, dan
rasa dapat dikoordinasikan dengan baik, akan menyelaraskan suasana
belajar dengan suasana hati. Dengan suasana hati yang penuh suka
cita mampu menjadikan pikiran dan kreativitas mengalir deras,
merangsang kuat pada perasaan, ide dan wawasan.18
4) Menyemaikan benih kasih sayang
Mendidik dengan hati, cinta dan kasih sayang merupakan hal yang
diperintah oleh Nabi Muhammad saw. Beliau bersabda :
اكرمىا اوالدكم و احسنىا ادبهم
Sayangilah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi
pekerti yang mulia (HR. Ibnu Majah)19
Bila anak didik dengan penuh rasa cinta, kasih dan sayang, di dalam
dirinya akan tumbuh sifat-sifat positif, seperti kepercayaan diri yang
tinggi, berani, dan tidak mudah patah semangat.20
Dengan demikian
seorang guru ketika mengajar harus dapat mengendalikan emosi dan
memberikan rasa kasih sayang kepada siswa-siswanya, karena jika
16http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2115281-langkah-langkah-strategi-spiritual-
teaching/#ixzz2xsMwNQx8
17
Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang : Duha Khazanah, 2008), h. 25
18Ibid, h. 26
19 Jalal al-Din al-Suyuti, al-Jāmi‟ al-Śagīr, (Beirut: Dar al Fikri), tt. h. 49
20Nanang Fatchurrahman, Teaching with Love Pendekatan Cinta dan Akhlak Mulia dalam
Pembelajaran,(Jakarata:Izzatul Fitroh Lendean Pustaka, 2008), h. 19
11
seorang siswa merasa disayangi oleh gurunya maka ia akan menjadi
lebih fokus dan memperhatikan pelajarannya.
5) Beristiqamah diri
Ada beberapa hal bahan motivasi diri agar guru dapat senantiasa
menikmati pekerjaannya sehingga bisa beristikamah dalam bekerja, di
antaranya adalah a) Ingat janji Allah, b) Mengelola resiko, c)
Milikilah totalitas, d) Membandingkan diri dengan orang lain, e) Figur
nyata untuk bercermin, f) Membekali dengan segudang keterampilan,
g) Luruskan niat, antisipasi masalah21
6) Idikator Cinta
Ada tiga hal yang menjadi indikator cinta seorang guru terhadap
profesi dan anak-anak didiknya. Pertama, pasokan energi yang
berlimpah. Dalam indikator ini seorang guru harus bersemangat ketika
mengajar, dapat mengelola waktu dengan baik dan berusaha untuk
selalu hadir.Kedua, kesediaan untuk berkorban. Indikator ini meliputi
menciptakan pembelajaran efektif, menerangkan meteri dengan jelas,
menguasai materi, menggunakan sumber belajar yang tepat,
mengadakan evaluasi.Ketiga, kesiapan untuk selalu memberi yang
terbaik.22
Indikator ini meliputi selalu berbuat baik, menjadi suri
tauladan kepada siswa, dan memberi penguatan.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam membahas tentang Motivasi sering kita menemukan beberapa
istilah yang mengandung relevansi dengan motivasi.Diantara, kebutuhan,
dorongan dan instink.Motivasi adalah suatu konstruk (construct)
terjadinya tingkah laku.
Motivasi dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak
21 Munir, Op.cit., h. 77-95
22Ibid, h. 100
12
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya
atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.23
Menurut Mc. Donald, sebagaimana yang dikutip Zikri Neni Iska
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.24
Dalam arti luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psio-fisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.Kemudian dalam arti
sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya.25
Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya pengerak
didalam diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar.
b. Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan
Pembelajaran
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran
dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.Uraian diatas
menuunjuukkan, bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan
mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi adalah :
1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
23Qonita Aliya, Op.cit, h. 472
24 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik Persfektif Psikologi, (Jakarta : Kizi Brother‟s,
2011), h. 76
25 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2011, h. 20
13
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah
laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.26
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.Seseorang melakukan
usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukkan hasil yag baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang
tekun, terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang
siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.27
c. Macam-Macam Motivasi Belajar
Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, penulis hanya
akan membahas dari dua macam sudut pandang, yaitu motivasi yang
berasal dari dalam pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi
intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut
dengan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.28
Motivasi ini dapat
terjadi dalam kegiatan belajar, misalnya seorang siswa melakukan
belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau
keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif,
tidak karena tujuan yang lain.
26 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2012), h. 108
27 Sardiman, Op.cit. ,h. 85-86
28Ibid, h. 89
14
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.29
Sebagai contoh seseorang
belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan
mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau
temannya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna
mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan. Bentuk-bentuk motivasi tersebut adalah :30
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Pujian
d. Gerakan tubuh
e. Memberi tugas
f. Memberi ulangan
g. Mengetahui hasil
h. Hukuman
Selain bentuk motivasi di atas, Sardiman menambahkan bentuk
motivasi lainnya, yaitu:31
a. Saingan/kompetensi
b. Ego-involvement
c. Hasrat untuk belajar
d. Minat
e. Tujuan yang diakui
29Ibid, h. 91
30 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta:Renika Cipta,
2010), h. 149
31 Sardiman, Op.cit.,h. 93
15
Dengan adanya macam-macam motivasi itu, guru dapat
mengembangkan dan mengarahkan siswa untuk dapat melahirkan hasil
yang bermakna.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata
didik, yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenal akhlak dan
kecerdasan pikiran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan adalah
proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dari usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses
atau cara perbuatan mendidik.32
Di dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55/2007 pasal 1yang terdapat
dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
dijelaskan bahwa pendidikan agama adalahpendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta
didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan.33
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Dengan
demikian tujuan merupakan hal yang penting dalam kegiatan pendidikan,
karena tidak saja akan memberikan arah kemana harus dituju, tetapi juga
memberikan ketentuan yang pasti dalam memilih materi (isi), metode, alat,
evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan.
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
32Tim Penyusun Pusat Kamus Bahasa, Op. cit, h. 157
33Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003, (Pamulang : SL Media), 2011, h. 147
16
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun
landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang:34
1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, dan berkepribadian luhur;
2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.35
Selanjutnya, dalam
Peraturan Pemerintah RI No. 55/2007 dijelaskan bahwa pendidikan agama
bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaanya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.36
Dengan demikian pendidikan agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan, dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam kurikulum 2013 tujuan Pendidikan Agama Islam dijelaskan
secara terperinci, yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Inti (KI) dirancang dalam empat kelompok, yaitu berkenaan
dengan sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial Kompetensi Inti 2),
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi
Inti 4). Keempat kelompok tersebut menjadi acuan dari Kompetensi Dasar
34 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, (Batam :
Balitbang), 2013, h. 1
35Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003,
(Pamulang : SL Media), 2011, h. 57
36Ibid, h. 148
17
(KD) dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara
integratif. 37
Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam Pendidikan Agama Islam
meliputi:38
KI-1. Meghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian.
KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang dalam sudut pandang/teori).
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
adalahkonten atau kompetensi yang terdiri dari sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.39
c. Pendekatan Pendidikan Agama Islam
Berpijak pada rumusan di atas, dalam pembelajaran tersebut
dicantumkan dalam kompetensi inti (KI) dan dijabarkan dalam kompetensi
dasar (KD). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka dalam
37Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, Op.cit, h. 5
38 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama islam dan Budi Pekerti : Buku
Guru untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif), 2013, h. 1
39 Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, Op.cit, h. 8
18
pelaksanaan PAI guru harus menggunakan pendekatan. Ada beberapa
pendekatan yang digunakan PAI, antara lain adalah:
1) Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan
kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai
keagamaan.40
Pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup,
namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative
experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik
(miseducative experience). Suatu pengalaman yang tidak bersifat
mendidik, jika guru tidak membawa anak kea rah tujuan pendidikan,
akan tetapi menyelewengkan tujuan itu, mislnya mendidik anak
menjadi pencopet. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif
menurut Witherington dalam Syaiful Bahri Djamarah adalah
berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful),
kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan,
danmenambah integrasi anak.41
2) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Adalah
sangat penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada awal
kehidupan anak seperti melaksanakan salat lima waktu, berpuasa, suka
menolong orang yang dalam kesusahan dan membantu fakir miskin.
Dengan pembiasaan itulah diharapkan peserta didik mengamalkan
agamanya secara berkelanjutan.
3) Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan ajaran agama Islam dengan
menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam
kehidupannya sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.42
4) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik
yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab
40Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 170
41Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakrta : PT Renika
Cipta, 2002), Cet. 2, h. 61
42Abdul Majid dan Dian Andayani, Lok. cit, h. 171
19
antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan
lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung
melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah teladan.
5) Pendekatan terpadu, yaitu pendekatan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa
pendekatan. Pendekatan terpadu dalam pendidikan agama Islam
(Al-Islam) meliputi keimanan, pengalaman, pembiasaan, rasional,
emosional, fungsional dan keteladanan.
d. Pendekatan Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI
(Al-Islam)
Ketika kegiatan belajar mengajar berproses, guru harus dengan ikhlas
dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan
segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi
penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari
perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus
dihilangkan. Oleh karena itu guru harus pandai menggunakan pendekatan
secara arif dan bijaksana. Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam
spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) adalah:
1) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Seperti mengucap
salam, shalat zuhur berjama‟ah, shalat dhuha dan lain-lain.
2) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik yang
berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara
personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang
mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui
suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah teladan.
3) Pendekatan emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi
berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai
perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun
20
perasaan rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan
intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan
harga diri.
Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Oleh karena itu guru melakukan pendekatan emosional dalam
pengajaran PAI. Pendekatan emosional dimaksudkan untuk menggugah
perasaan dan emosi anak didik dalam menyakini, memahami, dan
menghayati ajaran agamanya.43
4) Pendekatan Pembinaan
Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien
dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik. Dalam pengajaran PAI
pendekatan ini berupa penanaman nilai-nilai akhlak karimah, seperti
mengucap salam dan menghargai teman
5) Pendekatan Religius
Religius adalah sifat religi atau keagamaan. Dalam pendekatan ini, guru
PAI harus memiliki sifat keagamaan yang dapat diterapkan di sekolah
terutama kepada siswa. Misalnya membaca al-Qur‟an sebelum
pembelajaran di mulai, melatih siswa menghafal al-Qur‟an dan
muhadharah.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa sumber kajian lain yang
telah lebih dahulu membahas terkait dengan spiritual teaching dan motivasi
belajar siswa pada pelajaran PAI (Al-Islam), yaitu :
Imroatus Sholihah (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2010) NIM :
06410066. Judul : Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Penerapan Spiritual
Teaching dengan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agaman Islam
di Kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
Subtansi: Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tentang penerapan
43 Syaiful Bahari dan Azwan Zain, Op.cit, h. 64
21
spiritual teaching dengan motivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa :
1. Persepsi siswa tentang penerapan spiritual teaching di kelasXI SMA UII
Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 masuk dalam kategori
cukup positif.
2. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010
termasuk dalam kategori cukup kuat.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi tentang
Penerapan Spiritual Teaching (X) dengan Motivasi Belajar pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agaman Islam (Y) di Kelas XI SMA UII
Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini berarti
semakin positif persepsi siswa tentang penerapan spiritual teaching, maka
semakin kuat motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agaman Islam di Kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun
Ajaran 2009/2010.
Pembeda: Perbedaan dengan penulis terdahulu adalah penulis
membahastentangstrategi spiritual teaching yang memberikan pengaruh terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam), sedangkan penulis
terdahulu membahas persepsi siswa tentang penerapan spiritual teaching dalam
pelajaran PAI.
C. Kerangka Berpikir
Keadaan anak-anak di masa kini adalah tantangan agar setiap guru harus lebih
mengoptimalkan kedekatan, wibawa dan pengawasan terhadap anak didiknya.
Dalam menghadapi tantangan itu di dalam rancangan kurikulum 2013 disebutkan
untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik. Untuk mengembangkan sikap tersebut maka guru harus dapat
berperan tidak hanya sebagai pemberi perintah dan tugas, tetapi juga agen
22
pembentuk sikap dengan memberikan kehangatan yang dibungkus cinta dan kasih
sayang.44
Dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) Guru dapat membentuk sikap siswa
dengan memberikan strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI
(Al-Islam). Strategi spiritual teaching merupakan suatu cara yang dilakukan
seorang guru dalam pembelajaran yang didalamnya dimasukkan nilai-nilai
keagamaan atau keislaman. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat merubah
suasana kelas menjadi lebih kondusif dan menyenangkan sehingga peserta didik
yang mengikuti pelajaran PAI (Al-Islam) menjadi lebih termotivasi.Motivasi
belajar adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.
D. Hipotesis Penelitian/Pertanyaan Penelitian
Ha : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual
Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah
Parakan Tangerang Selatan pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) ”.
Ho :“Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual
Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah
Parakan Tangerang Selatan pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam)”.
44 Nanang Fatchurrahman, Teaching with Love Pendekatan Cinta dan Akhlak Mulia dalam
Pembelajaran, (Jakarta : Izzatul Fitroh Lendean Pustaka, 2008), h. 6
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian strategi spiritual teaching dengan motivasi belajar siswa SMP
Muhammadiyah Parakan, penulis memulai penelitian dari bulan April 2014
sampai Juni 2014, semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Sekolah ini
beralamat di Jl. Pamulang 2 Benda Barat 11 Komp.Ritan RT 03/09 Kelurahan
Pondok Benda Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Banten 15416.
Telp. (021) 74701265.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Hal ini
penulis secara langsung ke lapangan tempat penelitian dilaksankan. Data yang
digunakan adalah data kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan korelasional
untuk mengkaji dua variabel, yaitu variabel bebas (X) adalah strategi spiritual
teaching terhadap variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar siswa.
Untuk mengetahui pengaruh antara hubungan korelasional kedua variable ini,
dalam penelitian digambarkan dalam bentuk konstelasi antara variabel X dan
variabel Y, seperti gambar di bawah ini :
Korelasi antara variabel strategi spiritual teaching dengan variabel motivasi
belajar siswa.
Keterangan :
X = Strategi spiritual teaching
Y = Motivasi belajar siswa
X
Y
23
24
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia,
tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
dalam sebuah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa
SMP Muhammadiyah Parakan Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 156
siswa dari jumlah keseluruhan 270 siswa SMP tersebut.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai
representasi atau wakil populasi bersangkutan.45
Untuk menyederhanakan
pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan teknik random
(random sampling) dari 156 siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan, penulis mengambil 30 orang siswa sebagai sampel penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga macam teknik
pengumpulan data, yaitu
1. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.46
Maksud dari observasi ini adalah
penulis ingin meihat secara langsung kegiatan pembelajaran itu sendiri,
apakah guru yang memiliki spiritual teaching, siswa termotivasi untuk
pembelajaran PAI (Al-Islam)
2. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik.47
Dalam hal ini penulis menelusuri dokumen-
dokumen yang ada di lembaga tersebut, yang di perlukan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data. Data yang diperoleh dari dokumentasi akan
penulis uraikan ke dalam bab 4 gambaran hasil penelitian, antara lain
4545 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2001), Cet. 5, h. 57
46 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya
:2010), Cet. 6, h. 220
47 Ibid, h. 221
25
tentang gambaran umum SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan, sejarah singkat berdirinya, visi dan misi sekolah, keadaan guru,
dan administrasi guru yaitu RPP PAI (Al-Islam) yang menggunakan
pendekatan strategi spiritual teaching.
3. Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam
jawaban responden. Caranya adalah dengan mengemukakan sejumlah
pertanyaan tidak terstruktur kepada objek yang diteliti, yaitu seseorang
yang mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pelajaran PAI
(Al-Islam) yaitu guru dan siswa.
4. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Penulis membuat dua buah angket yang berkaitan dengan strategi
spiritual teaching guru PAI sebanyak 30 pernyataan dan angket yang
berkaitan dengan motivasi belajar siswa sebanyak 30 pernyataan dengan
empat alternatif jawaban, yaitu
a) tidak pernah
b) kadang-kadang
c) sering dan
d) selalu.
Tiap-tiap jawaban penulis beri skor sebagai berikut:
a. Skor jawaban positif
1) Jawaban a skor 1
2) Jawaban b skor 2
3) Jawaban c skor 3
4) Jawaban d skor 4
b. Skor jawaban negatif
1) Jawaban a skor 4
2) Jawaban b skor 3
3) Jawaban c skor 2
4) Jawaban d skor 1
26
E. Instrumen Penelitian
Instrument merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
(angket) untuk memperoleh data tentang strategi guru mengenai strategi
spiritual teaching (variabel X) dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
PAI (Al-Islam) (variabel Y) di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan. Pengembangan instrument tersebut didasarkan kerangka teori yang
telah disusun. Selanjutnya dikembangkan dalam indikator-indikator kemudian
dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan.
1. Angket Variabel Strategi Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI
(Al-Islam)
Angket ini disusun untuk mengetahui strategi spiritual teaching yang
diterapkan dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) di SMP Muhammadiyah
Parakan Tangerang Selatan. Selanjutnya kisi-kisi instrumen ini disusun
berdasarkan 5 indikator guru yang telah dirumuskan Abdullah Munir,
yaitu :
a. Teladan yang baik atau mulia
b. Murid-murid adalah obyek dan sasaran utama dari proses aktivitas
belajar mengajar dan pendidikan
c. Melembutkan hati dan menyemaikan benih kasih sayang
d. Beristiqamah diri
e. Indikator cinta
27
Tabel 3.1
Kisi-Kisi tentang Strategi Spiritual Teaching
Sub Variabel Indikator Item
Teladan yang baik atau
mulia
a. Memulai pembelajaran dengan
berdo‟a
b. Membaca do‟a setelah pelajaran
selesai
c. Menjadi tauladan siswa
d. Tidak pendendam
1
2
3,4,5,6
7
Murid-murid adalah
obyek dan sasaran utama
dari proses aktivitas
belajar mengajar dan
pendidikan
a. Melindungi dan mendampingi
murid
b. Memperhatikan siswa yang
lemah
8,9, 10,11,12
13, 14, 15, 16
Melembutkan hati dan
menyemaikan benih
kasih saying
a. Menyayangi setiap murid
b. Memaafkan kesalahan murid
c. Dapat menguasai diri
17, 18
19, 20
21, 22
Beristiqamah diri a. Memiliki totalitas
b. Figur nyata untuk bercermin
c. Membekali dengan segudang
keterampilan
23
24, 25
26
Indikator cinta a. Pasokan energi yang berlimpah
b. kesediaan untuk berkorban
c. kesiapan untuk selalu memberi
yang terbaik
27, 28
29
30
2. Angket Variabel Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI (Al-
Islam)
Angket ini digunakan untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI (Al-
Islam). Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
28
1. Mendorong timbulnya tingkah laku
2. Motivasi sebagai pengarah
3. Motivasi sebagai penggerak
4. Motivasi dalam mempertahankan minat
Tabel 3.2
Kisi-Kisi tentang Motivasi Belajar Siswa
Sub Variabel Indikator Item
Mendorong timbulnya
tingkah laku
Mempersiapkan diri dalam belajar
Meluangkan waktu belajar
1, 2, 3, 4, 5,6
7, 8, 9, 10
Motivasi sebagai
pengarah
Mendapatkan hasil yang baik
Tidak lekas puas
11, 12, 13, 14
15, 16, 17,
18, 19, 20
Motivasi sebagai
penggerak
Menyelesaikan tugas 21, 22, 23,
24, 25, 26
Motivasi dalam
mempertahankan minat
Memberikan hasil ulangan 27, 28, 29, 30
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya
adalah pengolahan data untuk membuktikan hipotesa. Dalam analisa data penulis
menggunakan analisa statistik, dengan menggunakan pendekatan pengaruh dua
variabel, yaitu variabel strategi spiritual teaching (variabel X) dan motivasi
belajar siswa (variabel Y), dengan cara menghitung koefisien korelasi antara
varibel X dan variabel Y menggunakan rumus korelasi Tata Jenjang dari
Spearman48
48 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), h. 232
29
Keterangan :
: Angka Indeks Korelasi Tata Jenjang
6 & 1 : Bilangan konstan (tidak boleh diubah-ubah)
D : Selisih dari tiap pasangan ranking
n : Banyaknya pasangan data
G. Hipotesis Statistik
Pada bagian akhir bab II telah dijelaskan tentang hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternative (H1).
H0 : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual
Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI
(Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan”.
H1 :“Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual
Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI
Kelas VII SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan”.
Berdasarkan hipotesis penelitian di atas dapat dirumuskan dengan
menggunakan hipotesis statistik, yaitu
Ekspresi H1 adalah hipotesis penelitian, sedangkan H0 adalah negasi atau
ingkaran dari H1 yang akan diuji melalui data sampel secara statistik. Jadi dalam
pengujian hipotesis yang diuji adalah H0, sedangkan kesimpulan mengenai H1
adalah konsekuensi logis dari hasil pengujian H0. Hal ini mengandung arti jika H0
H0 : ρ ≤ 0
H1 : ρ > 0
6 ∑ D2
= 1 –
n (n2 – 1)
30
di tolak maka H1 diterima dan sebaliknya. Untuk dapat memberi interpretasi
terhadap kuatnya hubungan variabel X dan Y, digunakan tabel berikut :
Tabel 3.3
Pedoman Pemberian Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Keterangan
0,00-0,199 Tidak ada korelasi
0,20-0,399 Korelasi rendah
0,40-0,599 Korelasi sedang
0,60-0,799 Korelasi kuat
0,80-1,000 Korelasi sangat kuat
Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.
Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan
menjadi rendah (dan sebaliknya).
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan
SMP Muhammadiyah Parakan Pondok Benda didirikan pada hari
Sabtu, 01 Juli 2003 bermula dari jasa besar Hj. Arsa Bin Ritan yang
mewakafkan tanahnya seluas 1000 m2 tahun 1989 yang lalu.
Kemudian berdasarkan musyawarah keluarga besar Hj. Arsa Bin
Ritan pada tanggal 06 April 2002 di Mushalla At-Taqwa jejak Hj. Arsa di
ikuti oleh anak-anaknya bersama seperti Ny. Mulyati, Ny. Mulyanah,
Syafrudin dan Supriyadi mewakafkan pula tanah mereka masing-masing
250 m2 dan luas seluruhnya tanah wakaf milik Muhammadiyah seluas
2000 m2. Selanjutnya tahun 2005 dibeli lagi 250 m
2 oleh sekolah, dan
ditambah lagi 336 m2, sehingga luasnya menjadi 2.586 m
2.
Pendiri SMP Muhammadiyah Parakan Pondok Benda didasari
kepada keadaan riil masyarakatnya yang masih tertinggal di bidang
Pendidikan.Dan untuk mengejar ketertinggalan itu atas dorongan PDM
Kab. Tangerang Majelis Dikdasmen bersama-sama dengan Kepala SMK
Muhammadiyah 01 Ciputat Drs.Salman Tumanggor,M.Pd., Kepala SMP
Muhammadiyah 22 Pamulang Moh.Badrus,S,Pd., dan Kepala SMP
Muhammadiyah 17 Drs.Babay Sobari mengupayakan dan mewujudkan
adanya bangunan SMP Muhammadiyah di Parakan tersebut.
Atas berkat rahmat Allah SWT. Untuk tahap pertama awal tahun
2003 telah berdiri dengan kokoh dan megah 4 (empat) ruang belajar baru
yang permanen yang dilengkapi dengan fasilitas olah raga seperti volley
ball, badminton, futsal dan tennis meja selanjutnya, tahun 2007 mendapat
bantuan ruang kelas baru sebanyak 2 (dua) lokal dan 1 (satu) ruang untuk
laboratorium IPA. Berturut-turut setiap tahun ada penambahan lokal,
31
32
sehingga total lokal dari Perguruan Muhammadiyah Parakan sampai
dengan tahun 2010 sebanyak 18 (delapan belas) lokal ruang belajar.
Dan pada awal Juli 2003 telah menerima murid baru untuk pertama
kalinya sebanyak 20 orang, dan setiap tahun rata-rata diterima 2 (dua)
rombongan belajar.
SMP Muhammadiyah Parakan memperoleh izin operasional dari
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang No.421.0/584/Dis
P&K/2005 tanggal 29 Desember 2005.dan berdasarkan hasil Akreditasi
yang dilakukan oleh BAN Sekolah/Madrasah Prov.Banten yang ditetapkan
tanggal 14 Desember 2007 SMP Muhammadiyah Parakan Terakreditasi B
(80,86).
Saat ini, SMP Muhammadiyah Parakan menempati lantai 1 dan 2
dari bangunan Perguruan Muhammadiyah Parakan, berdampingan dengan
sejumlah unit pendidikan lainnya, yaitu TK Islam, SD, SMP dan SMK.
Fungsi pengembangan SMP Muhammadiyah Parakan
adalah mengakses, menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi dan
mengembangkan kapasitas para peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut
dibingkai dalam suasana yang Islami, sehingga diharapkan setelah
lulus dari SMP Muhammadiyah Parakan, para peserta didik tersebut
bisa menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh
pada nilai-nilai luhur agama Islam.
Sistem pendidikan yang digunakan di SMP Muhammadiyah Parakan
adalah sistem pendidikan dengan jenjang belajar tiga tahun. Dalam
masa tersebut para siswa harus dapat mengikuti tats tertib yang berlaku di
SMP Muhammadiyah Parakan, termasuk dalam hal ini mereka
diharuskan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
di sekolah, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
33
Administrasi Kegiatan Belajar Mengajar
Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Parakan dilaksanakan
setiap hari Senin sampai Jum‟at, dengan rincian sebagai berikut:
Hari Senin masuk pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 15.00.Hari Selasa
sampai Kamis masuk pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 13.50 WIB.
Hari Jum‟at KBM dimulai pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 11.50
WIB. Setelah siswa melakukan kegiatan ekskul sampai pukul 13.50 WIB.
Sementara itu, setiap siswa diwajibkan memakai seragam sekolah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:
a. Hari Senin memakai celana panjang/rok panjang putih dan kemeja
putih lengkap dasi berwarna biru berlogo Muhammadiyah Parakan.
b. Hari Selasa memakai celana panjang/rok panjang bermotif hijau dan
kemeja putih lengkap dengan rompi bermotif serupa
c. Hari Rabu memakai seragam Pramuka/Hizbul Wathan.
d. Hari Kamis memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian
batik.
e. Hari Jumat memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian
takwa/koko.
Selain kegiatan pembelajaran di kelas, SMP Muhammadiyah
Parakan juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler
yang, bisa diikuti siswa untuk mengembangkan minat dan bakat
mereka, yaitu sebagai berikut:
34
Tabel 4.1
Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah Parakan
Tahun Pelajaran 2014 – 2015 49
No. Jenis Kegiatan
Ekstrakurikuler Nama Pembina Hari
Waktu
1 Marawis Syaifullah
Jum‟at 13.00-14.30
2 Tapak Suci Tien Wahyu Dwi A,S.Pd.I
Kun
Jum‟at 13.00-14.30
3 Hizbul Wathan Khairul Soleh Jum‟at 13.00-14.30
4 Paskibra Tita Jum‟at
13.00-14.30
5 Komupter Agung Setiawan, ST Jum‟at
13.00-14.30
6
Futsal/ Sepak Bola Okrina Irwandi Jum‟at
13.00-14.30
7 Bahasa Inggris Nurazizah, S.Pd.I Jum‟at 13.00-14.30
8 Rohis Hj.Mulyanah HN, S.Pd.I Jum‟at 13.00-14.30
9 Tari Saman Hj. Sugiyanti, SE Jum‟at 13.00-14.30
10 KIR Hasan Nuddin Malau, S.Pd. Jum‟at 13.00-14.30
11 Bulu Tangkis Anto Tumanggor, S.Pd. Jum‟at 13.00-14.30
12 Tenis meja Sukiman, S.Pd Jum‟at 13.00-14.30
2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah Parakan
Dalam upaya memfokuskan tujuan serta mengembangkan aspek-aspek
yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan, maka SMP
Muhammadiyah Parakan menetapkan visi dan misi sebagai berikut:
Visi
Sumber daya manusia yang islami terampil dan handal serta berwawasan.
49Sumber: Dokumentasi SMP Muhammadiyah Parakan
35
Misi
Untuk mewujudkan visi sekolah SMP Muhammadiyah Parakan tersebut,
diperlukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang
jelas. Misi sekolah SMP Muhammadiyah Parakan yang disusun
berdasarkan visi di atas, antara lain sebagai berikut.
a. Mendorong SDM yang religius dan berwawasan
b. Mendidik SDM yang memiliki kualifikasi uggulan
c. Membentuk SDM yang memiliki keterampilan standar
Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan
disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati
dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis
dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi.
Penjabaran misi di atas meliputi:
a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
c) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.
d) Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
e) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan
berakhlak mulia.
f) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi, dan
bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
36
3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
a. Keadaan Guru
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang
geraknya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa.Oleh
sebab itu, guru adalah salah satu faktor yang menun jang
keberhasilan program pendidikan.
Adapun jumlah guru yang bertugas di SMP Muhammadiyah
Parakan Pamulang Tangerang Selatan Selatan pada tahun
pembelajaran 2013/2014 ini berjumlah 23 orang.dengan jumlah guru
laki-laki sebanyak 10 orang dan guru perempuan sebanyak 13 orang.
Berikut adalah tabel keadaan guru SMP Muhammadiyah Parakan
Tangerang Selatan
Tabel 4.3
Guru SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan Tahun
Ajaran 2014-2015
No Nama Pendidikan
Jenis
Kelamin
L/P
Bidang Study
1. Drs. Sukoco DM, MP.d S2 L IPS
2. Jonisar, SE S1 L IPS
3. Agung Setiawan, ST S1 L TIK
4. Hasan Nuddin Malau, S.Pd S1 L IPA
5. Drs. Yusman Nasution S1 L B. Indonesia
6. Ir. Dwi A. Yulianingsih S1 P Matematika
7. Ninin Kairunnisah, A.Md D3 P SBK
8. Tien Wahyu DA, S.Pd S1 P B. Inggris
9. Faisal Multadzam T, S.Pd S1 L B. Inggris
10. Anto Tumanggor, S.Pd S1 L IPS
11. Yayuk Budianti, S.Pd S1 P Matematika
12. Nani Seftyaningsih, S.Pd.I S1 P B. Arab
13. Okrina Irwandi SMA L Penjaskes
37
No Nama Pendidikan
Jenis
Kelamin
L/P
Bidang Study
14. Farida Aryani, S.Pd S1 P IPA
15. Rahmawati, S.Pd S1 P Al-Islam
16. Diana Azwina, S.Sos S2 P PKn
17. Yayat Hayati Nufus, M.Pd S2 P B. Inggris/KMD
18. Puji Sendari S1 P Al-Islam
19. Sukiman, S.Pd S1 L Penjaskes
20. Jumini, A.Md D3 P Prakarya
21 Ali Buto, S.Pd S1 L KMD
22. Nur Kamaliah S1 P B. Indonesia
23. Untari S1 P Matematika
Sekolah-sekolah Muhammadiyah tidaklah sama dengan
sekolah-sekolah umum lainnya. Muhammadiyah menerapkan sistem
pendidikan integral, yakni dengan menggabungkan ilmu-ilmu agama
(ukhrawi) dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum (duniawi). Dengan
begitu, lulusan instansi pendidikan Muhammadiyah diharapkan tercetak
sebagai pribadi intelek dan berakhlak mulia. Dalam menerapkan
ilmu-ilmu agama sekolah Muhmmadiyah memasukkan pelajaran Al-
Islam sebagai salah satu cirri khasnya. Sehingga pelajaran PAI diganti
dengan pelajaran Al-Islam.
b. Keadaan Siswa-siswi
Jumlah siswa-siswi SMP Muhammadiyah Parakan Pamulang
Tangerang Selatan Selatan pada tahun pembelajaran 2013/2014 ini
adalah 270 orang yang terdiri dari tiga angkatan dengan masing-
masing angkatan terdiri atas 8 rombongan belajar.
38
Tabel 4.3
Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan,
Menurut Tingkat dan Jenis Kelaminnya.50
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Jumlah Kelas Pria Wanita
VII 45 38 83 3
VIII 39 34 73 2
IX 35 33 114 3
Jumlah 119 105 270 8
c. Keadaan Karyawan
Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu
lembaga pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya
proses belajarmengajar yang baik dan kondusif. Bisa dibayangkan,
seandainya tidak ada orang-orang yang menangani masalah di
luar pengajaran yang khusus, maka kegiatan pendidikan di suatu
sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan terlaksana sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Tabel 4.4
Matriks Jumlah Pegawai SMP Muhammadiyah Parakan51
No. Status Pegawai Jumlah Pegawai
1. Pegawai Administrasi 2
2. Pustakawan 1
3. Pesuruh 2
4. Penjaga Sekolah 1
Jumlah 6
50Sumber: Dokumentasi SMP Muhammadiyah Parakan
51
Sumber: Dokumentasi SMP Muhammadiyah Parakan
39
4.Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah Parakan
SMP Muhammadiyah Parakan memiliki sarana dan prasarana
yang cukup lengkap sehingga dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar dengan baik, sarana dan prasarana tersebut diantaranya
mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun sarana lain seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Keadaan Sarana dan PrasaranaSMP Muhammadiyah Parakan
1. Ruang Pendidikan
No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi
a. Ruang teori/kelas 8 Baik
b. Ruang laboratorium 2
c. Ruang Infokus 2
d. Ruang perpustakaan/media 1
2. Ruang Administrasi
No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi
a. Ruang kepala sekolah 1
Baik
b. Ruang wakil kepala sekolah 1
c. Ruang guru 1
d. Ruang BK 1
e. Ruang TU 1
3. Ruang Penunjang
a. Ruang Ibadah 2
Baik
b. Ruang IPM 1
c.
U
KS
Ruang UKS 1
d. Ruang Bimbingan 1
e. Ruang Serba Guna/Aula 1
f. Koperasi Sekolah 1
g. Kantin Sekolah 1
h. Kamar Mandi 3
40
B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi,
dokumentasi, wawancara, dan penyebaran angket.Observasi yang penulis
lakukan adalah untuk mengetahui bagaimana strategi spiritual teaching guru
Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas. Instrument yang digunakan berbentuk checklist yang berisi pengamatan
penulis terhadap strategi spiritual teaching guru Pendidikan Agama Islam
(Al-Islam). Penulis melakukan observasi langsung ke lapangan untuk
mendapatkan data-data yang lebih akurat dengan melihat dan mengamati
langsung ke dalam kelas.
Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan guru agama dan
siswa, berkaitan dengan masalah strategi spiritual teaching guru Pendidikan
Agama Islam (Al-Islam) dan motivasi belajar siswa. Selanjutnya
dokumentasi, metode ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang
gambaran umum SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, sejarah
singkat berdirinya, visi dan misi sekolah, keadaan guru.
Setelah itu penulis menyebarkan angket.Angket yang penulis gunakan
adalah angket tertutup, yaitu pertanyataan dan jawabannya sudah penulis
sediakan.Dalam angket tersebut terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas
(independent variable) yang dilambangkan dengan X dan variabel terikat
(dependent variable) yang dilambangkan dengan Y.
Data variabel X yaitu Strategi Spiritual Teaching dijaring dengan
menggunakan instrument berbentuk kuesioner yang disebar kepada 30
responden yaitu siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan.Kuesioner tersebut berbentuk angket tertutup yang terdiri dari 30
butir pernyataan dengan kriteria pemberian skor 1 sampai 4. Karena butir
pernyataan berjumlah 30, maka rentang skor teoritik data variabel X adalah
skor 1-30 dan skor harapan 30 -120
41
1. Strategi Spritual Teaching pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam)
Agar strategi spiritual teaching pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) dapat
berhasil dilakukan, terutama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
maka guru PAI (Al-Islam) dapat merumuskannya dalam RPP. Di mana
dalam RPP tersebut dijelaskan langkah-langkah pembelajaran PAI
(Al-Islam). Langkah-langkah tersebut adalah:
a) Di awal pembelajaran/pembukaan, guru mempersiapkan kondisi untuk
mengikuti pelajaran yang diawali dengan menyapa siswa dan berdo‟a
terlebih dahulu. Dalam berdo‟a guru dan siswa bersama-sama
membaca do‟a belajar dan do‟a yang khusus ditambahkan oleh guru
PAI (Al-Islam). Selanjutnya guru membimbing siswa membaca
beberapa ayat al-Qur‟an berkaitan dengan materi yang akan
disampikan.
b) Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan menggunakan
media yang sudah disiapkan seperti video atau cerita inspiratif
sehingga siswa termotivasi untuk mengetahuinya. Selain itu guru
mengarahkan dan membimbing siswa dalam menguasai dan meredam
emosi ketika dalam pembelajaran terjadi suasana yang tidak
menyenangkan di kelas.
c) Di akhir pembelajaran guru memberikan sebuah games atau kuis yang
menarik minat siswa. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama
merangkum semua materi yang disampaikan.
Berdasarkan perhitungan skor jawaban dari 30 responden terhadap
instrument strategi spiritual teaching, diperoleh temuan bahwa skor
strategi spiritual teaching berada pada rentang 71-104. Rentang skor
tersebut menunjukkan bahwa skor strategi spiritual teaching yang
terendah adalah 71 dan skor tertinggi adalah 104. Untuk menyusun tabel
distribusi frekuensi data variabel X dilakukan perhitungan mencari data-
data yang dibutuhkan dan diperoleh data-data sebagai berikut:
Jumlah kelas interval 7, panjang kelas interval 5 dan ujung kelas interval
pertama adalah 71 (Terlampir)
42
Berdasarkan data-data tersebut, disusun tabel distribusi frekuensi untuk
data variabel X sebagai berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi
Data StrategiSpiritual Teaching (X)
No Kelas
Intetval
Frekuensi Titik
Tengah
Batas
Nyata
Frekuensi
Relatif
(%)
Frekuensi
Kumulatif
(%)
1 71-75 3 73 70,5-75,5 10% 13%
2 76-80 5 78 75,5-80,5 17% 23%
3 81-85 5 83 80,5-85,5 17% 40%
4 86-90 4 88 85,5-90,5 13% 57%
5 91-95 4 93 90,5-95,5 13% 70%
6 96-100 5 98 95,5-100,5 17% 87%
7 101-105 4 103 100,5-105,5 13% 100%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa frekuensi
skor strategi spiritual teaching paling banyak berada pada kelas interval
ke-2 (76-80), ke-3 (81-85) dan ke-6 (96-100), yaitu sebanyak 5 responden
atau sebesar 17%. Frekuensi tersebut berada pada titik tengah 78, 83 dan
98 dengan batas bawah kelas interval 75,5; 80,5 dan 95,5 serta batas atas
80,5; 85,5 dan 100,5. Data-data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
histogram dan polygon tertera di bawah ini :
0
1
2
3
4
5
6
70,5 75,5 80,5 85,5 90,5 95,5 100,5 105,5
Strategi Spiritual Teaching
Spiritual Teaching
43
2. Motivasi Belajar Siswa
Strategi Spiritual Teaching yang dirancang dalam RPP PAI (Al-Islam)
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal dapat dilihat ketika
pembelajaran berlangsung. Siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan
dengan antusias, ketika ada materi yang baru didengar atau asing bagi
mereka. Di sini mereka dapat mengemukakan dan mendengarkan pendapat
yang disampaikan oleh teman-teman di kelasnya. Mereka juga dapat
menyelesaikan latihan soal tepat waktu dan jika ada soal yang terdapat diluar
materi, mereka dapat mendiskusikan soal tersebut. Dengan demikian para
siswa menerima pembelajaran dengan senang karena mereka hargai warga
kelas. Di samping itu guru ketika menyampaikan materi pembelajaran
dihubungkan dengan nilai-nilai agama dan karakter siswa, sehingga suasana
kelas menjadi hidup dan menyenangkan.
Data variabel Y yaitu motivasi belajar siswa merupakan data sekunder
yang diambil dari instrument berbentuk kuesioner yang disebar kepada 30
responden yaitu siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang
Selatan.Kuesioner tersebut berbentuk angket yang terdiri dari 30 butir
pernyataan dengan criteria pemberian skor adalah 1 sampai 4. Karena butir
pernyataan 30, maka rentang skor teoritik data variabel Y adalah 1-30 dan
skor harapan 30-120.
Berdasarkan penghitungan skor jawaban dari 30 responden terhadap
instrument motivasi belajar siswa berada pada rentang 79-109. Untuk
menyusun tabel distribusi frekuensi data variabel X dilakukan perhitungan
mencari data-data yang dibutuhkan dan diperoleh data-data sebagai berikut:
Jumlah kelas interval 6, panjang kelas interval 5 dan ujung kelas interval
pertama adalah 79 (Terlampir)
Berdasarkan data-data tersebut, disusun table distribusi frekuensi untuk
data variabel Y sebagai berikut :
44
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi
Data Motivasi Belajar Siswa (Y)
No Kelas
Interval
Frekuensi Titik
Tengah
Batas
Nyata
Frekuensi
Relatif
(%)
Frekuensi
Kumulatif
(%)
1 79-83 5 81 78,5-83,5 16,7% 16,5%
2 84-88 5 86 83,5-88,5 16,7% 33,2%
3 89-93 5 91 88,5-93,5 16,7% 49,9%
4 94-98 5 96 93,5-98,5 16,7% 66,6%
5 99-103 5 101 98,5-103,5 16,7% 83,3%
6 104-109 5 106 103,5-109,5 16,7% 100%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa
frekuensi skor motivasi belajar siswa pada kelas interval ke-2 sampai ke-6
berjumlah sama yaitu 5 responden atau sebesar 16,7%. Kelas interval ke-1
(79-83), kelas interval ke-2 (84-88), ke-3 (89-93), kelas interval ke-4 (94-
98), kelas interval ke-5 (99-103), dan kelas interval ke-6 (104-109)
Frekuensi tersebut berada pada titik tengah 81, 86, 91, 96,101 dan 106
dengan batas bawah kelas interval 78,5,5; 83,5; 88,5; 93,5, 98,5, dan 103,5
serta batas atas 83,5, 88,5 ,93,5; 98,5; 103,5 dan 109,5. Data-data tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk histogram dan polygon tertera di bawah
ini :
0
1
2
3
4
5
6
78,5 83,5 88,5 93,5 98,5 103,5 109,5
Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar Siswa
45
C. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara strategi strategispiritual teaching dengan motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran PAI (Al-Islam). Hasil perhitungan jumlah skor
strategispiritual teaching (X) dan motivasi belajar siswa (Y) dimasukkan
dalam rumus korelasi spearman (tata jenjang) untuk menghubungkan kedua
variabel tersebut. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,911 (Terlampir)
Nilai rtabel angka kritik product spearman pada taraf signifikansi 0,05 dan
0,01 sebesar 0,364 dan 0,478 . Dengan demikian rhitunglebih besar dari rtabel
yaitu 0,364 < 0,911 > 0,478 yang berarti terdapat hubungan yang positif
antara variabel X dengan variabel Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif antara strategi spiritual teaching dengan motivasi belajar
siswa terhadap pelajara PAI (Al-Islam).
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian mengenai hubungan strategi spiritual teaching
dengan motivasi belajar siswa Muhammadiyah Parakan terhadap pelajaran
PAI (Al-Islam), diperoleh hasil bahwa strategi spiritual teaching mempunyai
hubungan yang sangat kuat terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini berarti,
semakin tinggi strategi spiritual teaching maka akan semakin tinggi pula
motivasi belajar siswa. Sebaliknya jika strategi spiritual teaching rendah
maka motivasi belajar siswa juga menjadi rendah.
Seorang siswa melakukan aktivitas belajar didasari oleh adanya dorongan
untuk memenuhi kebutuhan.Dorongan tersebut selanjutnya menggerakkan
individu yang bersangkutan melakukan usaha atau kegiatan memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud antara lain kebutuhan
akan informasi, kebutuhan akan rasa ingin tahu, kebutuhan untuk
meningkatkan pengetahuan dan lain-lain. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
menimbulkan motivasi yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah
laku yaitu melakukan kegiatan belajar.
46
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai KD
sebesar 82,99% (Terlampir). Nilai koefisen determinasi tersebut
menunjukkan bahwa variabel Y (motivasi belajar siswa) dipengaruhi oleh
variable X (Strategi Spiritual Teaching) sebesar 82,99%, sedangkan sisanya
17,01% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dari luar variabel motivasi belajar
siswa seperti kegiatan KBM, disiplin belajar siswa, komitmen belajar siswa,
minat baca siswa dan lain-lain.
E. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan diterima,
yaitu terdapat hubungan positif antara strategi spiritual teaching dengan
motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan
terhadap pelajaran PAI (Al-Islam).Walau demikian, peneliti menyadari
bahwa masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan dalam penelitian
ini. Hal tersebut diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut
1. Instrument pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data
strategi spiritual teaching dan motivasi belajar siswa menggunakan
instrument angket disusun oleh penulis, sehingga mungkin belum dapat
menggali jawaban secara optimal dari responden
2. Kurang akuratnya informasi data yang diberikan responden mengenai
strategi spiritual teaching dan motivasi belajar siswa
3. Variable penelitian yang diteliti dalam penelitian ini hanya variabel
strategi spiritual teaching dan motivasi belajar siswa, padahal terdapat
beberapa variabel lain yang dapat diukur dan berkaitan dengan penelitian
ini seperti proses KBM, disiplin belajar siswa, komitmen belajar siswa,
minat membaca siswa dan lain-lain
4. Keterbatasan kemampuan penulis baik pada aspek motode penelitian
maupun menganalisa serta waktu yang tersedia
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang penulis dapatkan di SMP
Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut
1. Guru PAI (Al-Islam) di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan
sudah menggunakan strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI
(Al-Islam). Ini dapat dilihat ketika pembelajaran berlangsung. Guru
membiasakan siswa untuk berdo‟a sebelum dan sesudah belajar. Dalam
menjelaskan materi pelajaran guru PAI (Al-Islam) pun memasukkan
unsur-unsur religi, seperti membaca al-Qur‟an sebelum pelajaran dimulai
atau menceritakan sebuah kisah inspiratif yang mengandung nilai-nilai
agama kepada siswa. Dengan menggunakan strategi ini dalam
pembelajaran suasana kelas menjadi lebih kondusif, sehingga siswa
memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran PAI (Al-Islam).
Dengan menggunakan strategi spiritual teaching, siswa termotivasi dalam
belajar, misalnya siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan
antusias, ketika ada materi yang baru didengar atau asing bagi mereka. Di
sini mereka dapat mengemukakan dan mendengarkan pendapat yang
disampaikan oleh teman-teman di kelasnya. Mereka juga dapat
menyelesaikan latihan soal tepat waktu dan jika ada soal yang terdapat
diluar materi, mereka dapat mendiskusikan soal tersebut.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara strategi spiritual
teaching dengan motivasi belajar siswa Muhammadiyah Parakan
Tangerang Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut
bersifat searah, artinya gerak satu variabel diikuti oleh variabel lainnya
dengan tingkat hubungan kuat/tinggi. Artinya, semakin tinggi spiritual
teaching guru PAI maka akan semakin tinggi motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran PAI. Demikian juga sebaliknya, jika spiritual
48
teaching guru PAI rendah akan mengakibatkan motivasi belajar siswa
menjadi rendah.
3. Besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 82,99%, mengartikan bahwa
82,99% motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI (Al-Islam)
merupakan kontribusi dari strategi spiritual teaching guru PAI. Adapun
sisanya sebesar 17,01% dipengaruhi oleh faktor-faktor selainfaktor
strategi spiritual teaching. Hal ini berarti terdapat faktor-faktor lain di luar
faktor strategi spiritual teaching yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain : minat, hasrat untuk
belajar, pemberian hadiah, kompetisi dan lain-lain.
B. Implikasi
Penelitian ini mengandung implikasi bahwa strategi spiritual teaching
secara signifikan menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa
terhadap pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran
PAI dapat dilakukan dengan meningkatkan strategi spiritual teaching guru
PAI, baik ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung ataupun di luar
kegiatan belajar mengajar. Seorang guru yang memiliki strategi spiritual
teaching yang tinggi akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi ketika mengikuti pelajaran
PAI. Sebaliknya, seorang guru memiliki spiritual teaching yang rendah
mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi rendah.
Implikasi ini juga memberikan kemungkinan kepada pihak-pihak yang
terkait seperti orang tua dan teman sebaya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa terhadap pelajaran PAI dengan cara menumbuhkan nilai-nilai
spiritual siswa. Dorongan yang diberikan orang tua dan teman tersebut dapat
berupa stimulus yang diharapkan mendapat rsepons positif dari para siswa.
Orang tua dan teman dapat melakukan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga siswa mau dan ingin melakukan kegiatan
49
belajar dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu.
C. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian di SMP Muhammadiyah Parakan
Tangerang Selatan, dapat dilihat bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara
strategi spiritual teaching dengan motivasi belajar siswa, maka ada beberapa
saran yang penulis ajukan, yaitu :
1. Para pendidik (Guru)
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik hendaknya tidak
mengabaikan nilai-nilai spiritual dalam proses pembelajaran, upaya
tersebut dapat ditempuh melalui langkah spiritualisasi pembelajaran yaitu
dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam proses belajar
mengajar yang dilakukan sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar.
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan lagi iklim pembelajaran
yang lebih bernuansa spiritual dengan cara mendukung dan mengaktifkan
kegiatan-kegiatan keagamaan serta kebijakan-kebijakan aspek spiritual
guru dan siswa.
3. Orang Tua
Melihat besarnya kontribusi spiritual teaching dalam memotivasi siswa
dalam belajar, diharapkan para orang tua agar memupuk dan
mengembangkan potensi spiritual dalam diri anak-anaknya melalui
pendekatan keagamaan, dengan cara keteladan dalam melakukan praktek
keagamaan.
50
4. Siswa
Siswa hendaknya lebih memotivasi diri dalam belajar agar mendapatkan
hasil yang baik
5. Peneliti Lain
Sebagai bahan kajian yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang strategi spiritual teaching. Selain
itu, hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan memasukan variabel-
variabel lain yang belum diteliti dengan responden yang berasal dari
tingkatan pendidikan yang berbeda.
51
DAFTAR PUSTAKA
al-Din al-Suyuti , Jalal, al-Jāmi‟ al-Śagīr, (Beirut: Dar al Fikri), tt.
Aliya,Qonita,Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, Bandung : PT
Indah Jaya Adipratama, 2009.
A.M,Sardiman, Interaks idan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT
RajaGrafindoPersada, 2011.
An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Muslich Shabir, Semarang : PT KaryaToha Putra,
2004
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta:RenikaCipta, 2010.
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta : PT
RajaGrafindoPersada, 2001, Cet. 5
Fatchurrahman, Nanang, Teaching with Love Pendekatan Cinta dan Akhlak Mulia
dalam Pembelajaran, Jakarta :Izzatul Fitroh Lendean Pustaka, 2008.
Hamalik,Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:PT. BumiAksara, 2012.
Jalauddin H.,Psikologi Agama, Jakarta:RajawaliPers, 2012
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti :Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar,
Batam: Balitbang, 2013.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti: Buku Guru untuk SMP/MTs Kelas VII, Jakarta :Politeknik Negeri
Media Kreatif, 2013.
Maliki Ralibi,Imam,Fun Teaching, Cikarang :DuhaKhazanah, 2008.
Munir, Abdullah, Spiritual Teaching agar Guru Senantiasa Mencintai Pekerjaan
dan Anak Didiknya, Yogyakarta: PustakaInsanMadani, 2009.
Naim, Ngainun dan Patoni, Ahmad, Materi penyusunan Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (MPDP PAI), Yogyakarta: PustakaPelajar, 2007.
Neni Iska, Zikri, Perkembangan Peserta Didik Persfektif Psikologi, Jakarta :Kizi
Brother‟s, 2011.
52
Sanjaya,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta :Prenada Media Group, 2006
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada
Suparta, Munzier dan Noer Aly, Hery, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Jakarta:Amissco, 2004.
Syaodih Sukma dinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung :
RemajaRosdakarya :2010, Cet. 6
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 23 Tahun
2003, Pamulang : SL Media, 2011.
Wicesa At-Tanabany,Dumilah, Mendidik Anak seperti Rasul, Jakarta :
KunciAksara, 2012.
Daftar Website
http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2115260pengertian-strategi-
spiritual-teaching/#ixzz2xa1oTDom
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2115281-langkah-langkah-
strategi-spiritual-teaching/#ixzz2xsMwNQx8
53
54
55
56
57
58
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah Parakan
Mata Pelajaran : Al-Islam
Kelas / Semester : VII (Satu) / 1
Materi Pokok : Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi
Lebih Mudah
Alokasi Waktu : 4 x 3 Jam Pelajaran
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian
yang tampak mata).
KI 4: Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret(
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori).
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati al-Qur‟an sebagai implementasi dari pemahaman rukun
Islam
2.7 Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi
surah ar- Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58: 11, serta hadis
terkait
3.3 Memahami isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11, serta hadis terkait tentang menuntut ilmu
4.3.1 Membaca surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11,
dengan tartil.
4.3.2 Menunjukkan hafalan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 dengan lancar
60
C. INDIKATOR
Menghayati al-Qur‟an sebagai implementasi dari pemahaman rukun
Islam
Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi
surah ar- Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58: 11, serta hadis
terkait
Memahami isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11, serta hadis terkait tentang menuntut ilmu
Membaca surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, dengan
tartil.
Menunjukkan hafalan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 dengan lancar
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu:
Menyebutkan arti surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
serta hadis tentang menuntut ilmu.
Menjelaskan makna isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.
Mengidentifikasi hukum bacaan mad dalam surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadalah/58:11.
Menjelaskan hukum bacaan mad dalam surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadalah/58:11.
Mendemontrasikan bacaan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11n dengan tartil.
Mendemontrasikan hafalan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 dengan lancar.
Menampilkan contoh perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11,
serta hadis terkait.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33.
o Bacaan Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33.
o Arti Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33.
o Kandungan Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33
61
Hukum bacaan Mad
o Ketentuan hukum bacaan mad.
o Praktik membaca hukum bacaan mad.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan berdoa
bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
Guru menyapa peserta didik dengan
memperkenalkan diri kepada peserta
didik.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan secara
komunikatif tentang hal-hal yang
berkaitan dengan materi surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58: 11
10
menit
Inti Guru meminta peserta didik mengkaji
surah ar-Rahman/55:33 yang ada dalam
kolom "Mari Renungkan."
Peserta didik mengemukakan hasil
kajian surah ar-Rahman/55:33.
Guru memberikan penjelasan tambahan
dan penguatan yang dikemukaan peserta
35
Menit
X 30
JP
62
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
didik tentang hasil kajiannya surah ar-
Rahman/55:33.
Guru meminta kembali peserta didik
untuk mengamati gambar yang ada yang
ada di kolom “Mari Mengamati”.
Peserta didik mengemukakan isi
gambar.
Guru memberikan penjelasan tambahan
kembali dan penguatan yang
dikemukaan peserta didik tentang isi
gambar tersebut.
Guru memberikan contoh cara membaca
surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 dengan tartil.
Peserta didik menirukan bacaan surah
ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 dengan tartil.
Peserta didik mengulang-ulang bacaan
surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 secara berkelompok.
Peserta didik secara berpasangan
mengulang kembali bacaan surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 sampai akhirnya dapat
menghafal bacaan tersebut dengan
lancar.
Guru menjelaskan ketentuan hukum
bacaan panjang/mad, yang terdapat
dalam surah ar-Rahman/55:33 dan surah
al-Mujadalah/58:11 melalui media/alat
peraga/ alat bantu berupa tulisan manual
di papan tulis kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca) atau
bisa juga menggunakan multimedia
berbasis ICT atau media lainnya.
Peserta didik memasangkan kertas yang
bertuliskan potongan-potongan ayat
tersebut dengan kertas lain yang berisi
tentang arti dari ayat yang dipilih.
63
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
m. Peserta didik dibagi dalam beberapa
kelompok dan diberikan tugas untuk
mendiskusikan isi kandungan surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 dan hadis terkait secara
berkelompok.
Secara bergantian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya, dan kelompok lainnya
mendengarkan/menyimak sambil
memberikan tanggapan serta membuat
catatan-catatan kecil.
Guru memberikan penjelasan tambahan
dan penguatan terhadap hasil diskusi
tersebut.
Guru menyampaikan perilaku terpuji
yang dapat diterapkan sebagai
penghayatan dan pengamalan setelah
mempelajari surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadalah/58:11 dan hadis
terkait.
Guru membimbing peserta didik untuk
membaca kisah Ibnu Hajar “Si Anak
Batu”.
Peserta didik mengemukakan
pendapatnya tentang hikmah dari cerita
kisah Ibnu Hajar “Si Anak Batu”.
Guru memberikan penjelasan tambahan
dan penguatan terhadap kisah tersebut.
Penutup Guru dan peserta didik menyimpulkan
intisari pelajaran tersebut sesuai dengan
buku teks siswa pada kolom rangkuman.
Pada kolom “Ayo Berlatih”, guru:
a. Membimbing peserta didik untuk
memberikan tanda (P) pada kolom
„sangat lancar‟, „lancar‟, „sedang‟,
„kurang lancar‟, atau „tidak lancar‟.
b. Meminta peserta didik untuk
15
menit
64
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
menyalin surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadalah/58:11 yang
terdapat bacaan mad ¯abi„i.
c. Meminta peserta didik untuk mencari
hukum bacaan selain mad yang
terdapat pada ayat surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah
/58:11.
d. Meminta peserta didik untuk
mengerjakan bagian pilihan ganda dan
uraian.
e. Membimbing peserta didik untuk
mengamati dirinya sendiri tentang
perilaku yang mencerminkan
kandungan surah ar-Rahman/55:33
dan surah al-Mujadalah/ 58:11 di
lingkungan tempat tinggalnya (kolom
tugas).
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Mushaf Al Qur‟an
Buku siswa Kemdikbud
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Guru melakukan penilaian pada:
1. Kolom “Mari Belajar Al-Qur’an”
Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:
65
No. Nama
siswa
Aspek
yang
dinilai Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
1 2 3 T TT R P
1
2
3
4
5
Dst.
Aspek yang dinilai: 1. Tajwid → Skor 25
2. Kelancaran → Skor 25
3. Artinya → Skor 25
4. Isi kandungan → Skor 25
Nilai Maksimal 100
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai .... ( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Rubrik penilaiannya adalah:
a. Tajwid
1) Jika peserta didik dapat menyebutkan lebih dari 5 contoh hukum
bacaan mad pada surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11, skor 25.
2) Jika peserta didik dapat menyebutkan 4 contoh hukum bacaan mad
pada surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, skor 20.
66
3) Jika peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh hukum bacaan mad
pada surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, skor 15.
4) Jika peserta didik dapat menyebutkan 2 contoh hukum bacaan mad
pada surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, skor 10.
5) Jika peserta didik dapat menyebutkan 1 contoh hukum bacaan mad
pada surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, skor 5.
b. Kelancaran
1) Jika peserta didik dapat membaca surah ar-Rahman/55:33 dan surah
al- Mujadalah/58:11 dengan lancar dan tartil skor 25.
2) Jika peserta didik dapat membaca surah ar-Rahman/55:33 dan surah
al- Mujadalah/58:11 dengan lancar dan kurang tartil skor 15.
3) Jika peserta didik dapat membaca surah ar-Rahman/55:33 dan surah
al- Mujadalah/58:11 kurang lancar dan kurang tartil skor 5.
c. Arti
1) Jika peserta didik dapat mengartikan surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al- Mujadalah/58:11 dengan benar dan sempurna, skor 25.
2) Jika peserta didik dapat mengartikan surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al- Mujadalah/58:11 dengan benar dan kurang sempurna, skor
15.
3) Jika peserta didik dapat mengartikan surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al- Mujadalah/58:11 dengan tidak benar, skor 5.
d. Isi kandungan
1) Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11 dengan benar dan
sempurna, skor 25.
2) Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11 dengan benar dan
kurang sempurna, skor 15.
3) Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11 dengan tidak benar,
skor 5.
67
2. Pada saat peserta didik diskusi tentang makna isi kandungan surah
al-Mujadalah /58:11 dan surah ar-Rahman/55:33 dan hadis terkait.
No. Nama
siswa
Aspek
yang
dinilai Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
1 2 3 T TT R P
1
2
3
4
5
Dst.
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai .... ( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian:
a. Kejelasan dan kedalaman informasi
1) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 30.
2) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
3) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi kurang lengkap, skor 10.
b. Keaktifan dalam diskusi
1) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
2) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
3) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
68
c. Kejelasan dan kerapian presentasi
1) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan rapi, skor 40.
2) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan
rapi, skor 30.
3) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan kurang rapi, skor 20.
4) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas
dan tidak rapi, skor 10.
3. Pada kolom “Ayo Berlatih”
a. Kolom penerapan: membaca surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al- Mujadalah/58:11
No. Nama siswa
ar-Rahman/55:33
dan surah al-
Mujadalah/58:11
Kriteria
1 2 3 4 5
1
2
*Catatan kriteria:
Sangat lancar : Apabila peserta didik dapat membaca surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
lancar dan tartil, skor 5.
Lancar : Apabila peserta didik dapat membaca surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
lancar dan tartil, tapi masih ada kesalahan kurang
dari 2, skor 4.
Sedang : Apabila peserta didik dapat membaca surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
lancar dan tartil, tapi masih ada kesalahan kurang
dari 5, skor 3.
Kurang lancar : Apabila peserta didik dapat membaca surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
kurang lancar, skor 3.
Tidak lancar : Apabila peserta didik tidak dapat membaca surah
ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11,
skor 1.
69
b. Menyalin dan mencari hukum bacaan lainnya.
Format Penilaiannya:
No
.
Nam
a
siswa
Aspek yang dinilai
Jumla
h
Skor
Nila
i
Ketuntasa
n
Tinda
k
Lanjut
Penulisa
n
Huku
m
Tajwid T TT R P
1 2 3
1
2
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai .... ( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek rubrik dan yang dinilai:
1) Sesuai kaidah penulisan
a. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan
dengan sempurna, skor 30.
b. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan
dengan kurang sempurna, skor 20.
c. Jika peserta didik dapat menulis tidak sesuai dengan kaidah
penulisan, skor 10.
2) Kerapihan
a. Jika peserta didik dapat menulis sangat rapi, skor 30.
b. Jika peserta didik dapat menulis rapi, skor 20.
c. Jika peserta didik dapat menulis kurang rapi, skor 10.
3) Hukum Tajwid
a. Apabila peserta didik dapat menemukan 4 hukum bacaan skor 40.
70
b. Apabila peserta didik dapat menemukan 3 hukum bacaan skor 30.
c. Apabila peserta didik dapat menemukan 2 hukum bacaan skor 20.
d. Apabila peserta didik dapat menemukan 1 hukum bacaan skor 10.
Jumlah skor maksimal (aspek 1 + aspek 2 + aspek 3) = 100.
c. Pilihan ganda dan uraian
Skor penilaian sebagai berikut.
1. Pilihan ganda: Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10 x1 = 10)
2. Uraian:
Rubrik Penilaian
No.
Soal Rubrik penilaian Skor
1 a. Jika peserta didik dapat menuliskan isi kandungan
surah ar-Rahman/55:33 sangat lengkap dan
sempurna, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan isi kandungan
surah ar-Rahman/55:33 lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan isi kandungan
surah ar-Rahman/55:33 tidak lengkap, skor 3.
9
2 a. Jika peserta didik dapat menuliskan isi kandungan
surah al- Mujadalah/58:11 sangat lengkap dan
sempurna, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan isi kandungan
surah al- Mujadalah/58:11 lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan isi kandungan
surah al- Mujadalah/58:11 tidak lengkap, skor 3.
9
3 a. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga contoh
perilaku yang mencerminkan kandungan surah ar-
Rahman/55:33, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan dua contoh
perilaku yang mencerminkan kandungan surah ar-
Rahman/55:33, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu contoh
perilaku yang mencerminkan kandungan surah ar-
Rahman/55:33, skor 3.
9
71
4 a. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga contoh
perilaku yang mencerminkan kandungan surah al-
Mujadalah /58:11, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan dua contoh
perilaku yang mencerminkan kandungan surah al-
Mujadalah/58:11, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu contoh
perilaku yang mencerminkan kandungan surah al-
Mujadalah /58:11, skor 3.
9
5 a. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan sangat lengkap, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan tidak lengkap, skor 3.
9
6 a. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan sangat lengkap, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan tidak lengkap, skor 3.
9
7 a. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan sangat lengkap, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan tidak lengkap, skor 3.
9
8 a. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan sangat lengkap, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan tidak lengkap, skor 3.
9
9 a. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan sangat lengkap, skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
9
72
alasan lengkap, skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menjawab dan memberikan
alasan tidak lengkap, skor 3.
10 a. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga perbedaan
orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu,
skor 9.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan dua perbedaan
orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu,
skor 6.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu perbedaan
orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu,
skor 3.
9
Jumlah skor 90
Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan Isian) x 100
100
Tugas
Skor penilaian sebagai berikut.
1) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya tepat pada waktu
yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasannya benar,
nilai 100.
2) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang
ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasannya benar, nilai 90.
3) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang
ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasannya sedikit ada
kekurangan, nilai 80.
Catatan:
Selain peserta didik diberikan tugas sesuai dengan yang ada di buku
siswa juga diberikan tugas tidak terstruktur yang berupa portopolio
tentang laporan kegiatan membaca al- Qur‟an dalam sehari-hari.
73
Format bentuk laporannya adalah:
Nama : ......................... Kelas : ...................
No. Induk : ................... Bulan : ...................
No Tanggal/
Hari
Ayat yang dibaca Paraf
guru/
orang tua Juz
Surah
ke Ayat Hlm. (Iqra) Hlm
1
2
3
4
Mengetahui
Kepala Sekolah,
( Jonisar, SE )
NBM. 878.321
Tangerang Selatan, Juli 2014
Guru Mapel Al-Islam
( Puji Sendari )
74
ANGKET
Spiritual Teaching Guru PAI
Mata Pelajaran PAI Kelas/Semester : /
Hari/tgl :_____________ _______
Petunjuk
a. Pada kuesioner ini terdapat 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik
setiap pernyataan dalam kaitannya dengan spiritual teaching guru PAI,
dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok
dengan pilihanmu.
b. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah
No Pernyataan Pilihan
1. Guru Al-Islam mengajak kepada siswa untuk
membaca do‟a sebelum pelajaran dimulai
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
2. Guru Al-Islam membimbing siswa untuk berdo‟a
ketika pelajaran selesai
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
3. Guru al-Islam adalah seorang guru yang amanah a. Tidak pernah
b. Kadang-
kadang
c. Sering
d. Selalu
4. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang berwibawa
a. Tidak pernah
b. Kadang-
kadang
c. Sering
d. Selalu
5. Guru Al-Islam berakhlak mulia/berbudi pekerti luhur a. Tidak pernah
b. Kadang-
kadang
c. Sering
d. Selalu
75
6. Guru Al-Islam adalah seorang guru teladan yang
pertama bagi peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-
kadang
c. Sering
d. Selalu
7. Guru Al-Islam merupakan seorang guru yang tidak
pendendam
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
8. Guru Al-Islam selalu membimbing peserta didik a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
9. Guru Al-Islam selalu mengawasi dan memantau
keadaan/kondisi peserta didik saya
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
10. Guru Al-Islam selalu memperhatikan keinginan
peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
11. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang menjadi
pelindung/pengayom peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
12. Guru Al-Islam mampu memberikan perlindungan
dan pendampingan kepada peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
13. Guru Al-Islam selalu memperhatikan peserta didik
yang lemah
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
14. Guru Al-Islam selalu memberi dukungan dan
dorongan kepada peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
15. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang
memperingatkan peserta didik yang salah/keliru
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
76
16. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang
menghukum demi kebaikan
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
17. Guru Al-Islam mengasihi siswa tanpa pilih kasih
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
18. Guru Al-Islam menyayangi peserta didik a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
19. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang pemaaf dan
menutupi kekurangan peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
20. Guru Al-Islam selalu menerima taubat kesalahan
peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
21. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang menguasai
guru diri (self control)
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
22. Guru Al-Islam merupakan seorang guru yang pandai
bersyukur dan berterima kasih kepada orang lain
yang berbuat baik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
23. Guru Al-Islam mampu memberi manfaat kepada
orang lain
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
24. Guru Al-Islam adalah seorang guru yang berjiwa
mulia
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
77
25. Guru Al-Islam selalu berada dalam jalan yang benar a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
26. Guru Al-Islam mampu menguasai bidang atau materi
Al-Islam
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
27. Guru Al-Islam selalu siap memfasilitasi kebutuhan
peserta didik
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
28. Ketika memberikan materi pelajaran guru Al-Islam
dapat menerangkan materi tersebut dengan jelas
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
29. Guru Al-Islam selalu memotivasi siswa-siswanya
dalam setiap kesempatan
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
30. Guru Al-Islam berusaha hadir dan dating untuk
mengajar
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
78
Angket
Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran PAI
Mata Pelajaran PAI Kelas/Semester : /
Hari/tgl :____________________
Petunjuk
a. Pada kuesioner ini terdapat 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik
setiap pernyataan dalam kaitannya dengan spiritual teaching guru
PAI, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar
cocok dengan pilihanmu.
b. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah
No Pernyataan Pilihan
1. Saya selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran ini
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
2. Saya memperhatikan guru menerangkan materi
pelajaran
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
3. Pada pembelajaran ini saya diberikan hal-hal baru
yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
4. Saya telah mempelajari sesuatu yang menarik dan
tidak terduga sebelumnya
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
5. Saya belajar dan mengerjakan tugas secara
mandiri.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
6. Sebelum tugas dikumpulkan saya memeriksa
apakah sudah lengkap atau belum.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
7. Saya hanya diam jika materi yang diajarkan guru
belum jelas.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
79
8. Saya mudah menyerah menyelesaikan tugas atau
PR yang diberikan guru.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
9. Saya bertanya kepada teman yang lebih mengerti
tentang materi pelajaran yang belum saya
mengerti.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
10. Saya tidak yakin dapat menyelesaikan evaluasi
dengan berhasil
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
11. Saya menyediakan waktu khusus untuk
mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di
sekolah.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
12. Saya berusaha mencari sumber bacaan yang
dianjurkan guru.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
13. Saya mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah
(PR) tepat waktu.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
14. saya acuh tak acuh untuk memperbaiki pekerjaan
saya yang salah.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
15. Saya berani jika saya harus bertanya kepada
siapapun tentang materi pelajaran yang belum
saya mengerti.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
16. Saya belajar bersama dengan teman-teman untuk
mengerjakan tugas atau PR yang sulit.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
17. Saya malas memahami kompetensi yang akan
dicapai dalam suatu mata pelajaran dan tidak
berkeinginan untuk mencapainya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
80
18. Ketika pembelajaran berlangsung, saya lebih
banyak diam saja.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
19. Jika guru menulis catatan-catatan penting di papan
tulis, saya malas menyalinnya dalam buku saya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
20. Jika guru memberi tahu cara mengerjakan tugas
atau PR, saya malas mencatat cara-caranya dan
malas mencoba menerapkannya ketika belajar di
rumah.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
21. Jika guru menunjukkan buku-buku yang perlu
dibaca, saya mencari dan membacanya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
22. Jika guru mengumumkan hasil ulangan di depan
kelas, saya tidak bersemangat lagi dalam belajar.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
23. Jika nilai hasil ulangan saya rendah, saya tidak
berkeinginan untuk mencapai nilai yang tinggi
pada ulangan berikutnya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
24. Jika nilai hasil ulangan saya tinggi, saya berusaha
mempertahankan dengan belajar lebih keras lagi.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
25. Jika guru mengembalikan tugas atau PR dengan
beberapa catatan, saya memperhatikan catatan
tersebut untuk perbaikan pada tugas atau PR
selanjutnya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
26. Jika guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, saya malas memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk bertanya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
27. Jika guru memberi pertanyaan, saya berusaha
menjawabnya sebelum teman lain menjawabnya.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
81
28. Jika guru memberi pujian terhadap pertanyaan,
jawaban, tugas/PR dan hasil ulangan saya,
semangat belajar saya meningkat.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
9. Jika guru memberi saran kepada saya, maka saran
tersebut saya ingat dan saya melaksanakan saran
tersebut.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
30. Jika guru membantu saya bagaimana cara-cara
menarik kesimpulan tentang materi yang sedang
dibahas, maka cara-cara tersebut saya gunakan
dalam pembahasan materi lain.
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
82
Lampiran
No
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 1 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 1 1 1 4 4 1 4 95
2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 3 3 4 4 2 3 4 4 2 2 4 3 2 2 2 4 1 3 2 3 4 78
3 2 2 2 3 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 3 2 1 4 1 3 2 1 1 82
4 2 4 2 4 3 4 1 2 3 1 4 4 3 2 4 3 2 1 4 3 4 3 2 2 2 1 3 2 2 4 81
5 2 4 3 2 4 4 4 2 1 1 3 4 3 3 4 4 3 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 4 1 3 84
6 2 4 1 3 2 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 3 2 1 4 4 4 4 4 3 4 1 4 2 3 4 93
7 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 2 4 100
8 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 4 1 4 1 1 4 97
9 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 4 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 98
10 4 4 1 4 3 3 4 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 4 2 4 2 4 1 3 2 3 3 2 4 80
11 2 3 1 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 77
12 4 4 1 4 4 3 4 1 2 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 3 2 1 4 2 3 4 94
13 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 1 2 3 2 2 3 4 1 2 1 3 2 71
14 3 4 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 1 4 3 2 2 2 4 79
15 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 1 4 96
16 4 4 2 4 3 3 2 1 4 2 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 3 2 1 4 1 3 2 1 4 86
17 3 3 1 3 2 4 2 2 3 4 3 4 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 1 3 1 2 2 1 4 75
18 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 2 4 87
19 4 3 1 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 2 4 1 1 1 1 1 4 1 4 1 1 4 1 76
20 4 2 2 3 1 2 4 3 4 4 3 2 3 1 4 4 3 3 2 1 2 3 3 3 3 4 2 1 3 4 83
21 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 99
22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 102
23 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 103
24 2 4 4 2 3 3 1 1 3 3 4 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 3 2 3 3 3 2 85
25 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 101
26 1 4 3 3 1 2 2 3 3 3 1 4 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 73
27 3 2 1 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 92
28 4 2 1 4 3 4 1 3 3 4 4 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 88
29 4 3 2 4 1 3 2 3 3 2 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 2 4 2 3 2 3 2 3 3 89
30 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 104
Jumlah 93 105 66 95 85 96 83 73 89 91 92 102 96 89 101 95 85 72 89 99 98 88 89 68 97 66 88 77 75 106 2648
DATA PENELITIAN STRATEGI SPIRITUAL TEACHING (X)
Butir Soal InstrumenJumlah
83
Lampiran
No
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 2 4 4 3 1 4 2 4 1 4 98
2 3 2 4 2 1 3 2 2 1 3 4 4 4 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 4 3 1 2 3 4 80
3 2 2 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3 2 1 4 3 1 2 1 2 85
4 3 4 3 4 3 4 1 2 3 1 4 4 3 2 4 2 3 4 4 3 1 3 2 2 2 3 1 2 2 4 83
5 2 4 4 2 4 4 4 3 2 1 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 3 2 4 1 3 87
6 2 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 4 2 4 1 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 2 2 3 4 95
7 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 2 4 103
8 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 1 1 4 99
9 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 100
10 4 4 2 4 3 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 2 4 1 3 3 2 3 2 4 84
11 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 79
12 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 1 4 1 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 2 3 4 97
13 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 2 1 3 3 86
14 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 3 1 2 3 1 4 2 3 2 2 4 89
15 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 4 101
16 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 1 4 2 2 4 2 4 3 3 4 1 4 3 1 2 2 4 91
17 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 4 82
18 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4 94
19 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 2 2 2 3 4 1 3 4 2 1 4 1 4 3 88
20 4 2 4 3 1 2 4 1 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 93
21 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 104
22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 106
23 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 105
24 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 90
25 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 102
26 1 4 3 3 1 2 2 4 3 4 2 4 4 2 2 3 1 3 3 4 2 4 1 1 3 3 3 3 2 4 81
27 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 96
28 4 2 1 4 3 4 1 3 3 4 4 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 90
29 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 109
30 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 108
Jumlah 82 90 81 82 75 81 75 77 81 79 81 86 84 59 98 63 78 85 78 90 67 78 80 60 82 78 62 65 63 92 2697
DATA PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Y)
Butir Soal InstrumenJumlah
84
Lampiran
REKAPITULASI DATA PENELITIAN VARIABEL X DAN VARIABEL Y
No Skor
Responden Strategi Spiritual Motivasi Belajar
Teaching (I) Siswa (II)
1 95 98
2 78 80
3 82 85
4 81 83
5 84 87
6 93 95
7 100 103
8 97 99
9 98 100
10 80 84
11 77 79
12 94 97
13 71 86
14 79 89
15 96 101
16 86 91
17 75 82
18 87 94
19 76 88
20 83 93
21 99 104
22 102 106
23 103 105
24 85 90
25 101 102
26 73 81
27 92 96
28 88 90
29 89 109
30 104 108
Jumlah 2648 2805
85
Lampiran
Tabel Perhitungan Untuk Mencari Angka Indeks Korelasi Rho
No Skor Rank D = R1 - R2 D2
Responden I II I = R1 II = R2
1 95 98 10 11 -1 1
2 78 80 25 29 -4 16
3 82 85 21 24 -3 9
4 81 83 22 26 -4 16
5 84 87 19 22 -3 9
6 93 95 12 14 -2 4
7 100 103 5 6 -1 1
8 97 99 8 10 -2 4
9 98 100 7 9 -2 4
10 80 84 23 25 -2 4
11 77 79 26 30 -4 16
12 94 97 11 12 -1 1
13 71 86 30 23 7 49
14 79 89 24 20 4 16
15 96 101 9 8 1 1
16 86 91 17 17 0 0
17 75 82 28 27 1 1
18 87 94 16 15 1 1
19 76 88 27 21 6 36
20 83 93 20 16 4 16
21 99 104 6 5 1 1
22 102 106 3 3 0 0
23 103 105 2 4 -2 4
24 85 90 18 18 0 0
25 101 102 4 7 -3 9
26 73 81 29 28 1 1
27 92 96 13 13 0 0
28 88 90 15 18 -3 9
29 89 109 14 1 13 169
30 104 108 1 2 -1 1
Jumlah 2648 2805 0 = ∑ D 399
86
Lampiran
UJI HIPOTESIS
DENGAN RUMUS PRODUCT TATA JENJANG DARI SPEARMAN
Diketahui
n = 25
∑ D2
= 161
Keterangan :
: Angka Indeks Korelasi Tata Jenjang
6 & 1 : Bilangan konstan (tidak boleh diubah-ubah)
D : Selisih dari tiap pasangan ranking
n : Banyaknya pasangan data
6 x 399 2394
= 1- = 1- = 1-0,0887 = 0,911
30 (900-1) 26970
Kesimpulan :
Harga kritik r Product Tata Jenjang Spearman pada = 0,05 sebesar
0,364 dan 0,01 sebesar 0,478
Nilai yang diperoleh di atas kemudian dibandingkan dengan rtabel maka
diperoleh > rtabel yaitu 0,364 < 0,911> 0,478
Dengan demikian terima H1 yang berarti terdapat hubungan positif antara
variabel X dan variabel Y
6 ∑ D2
= 1 –
n (n2– 1)
87
Lampiran
KOEFISIEN DETERMINASI
KD = 2 X 100%
= (0,911)2 X 100%
= 0,8299 X 100%
= 82,99%
Nilai koefisien determinasi (KD) yang diperoleh berdasarkan perhitungan di atas
adalah sebesar 82,98%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Y dipengaruhi oleh
variabel X sebesar 82,99% sisanya 17,01% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
luar faktor variabel X
88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Puji Sendari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1983
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Puspitek Raya Kp. Buaran RT 001/003
Buaran Serpong Tangerang Selatan Banten
15316
No. Telp : 085775016581
IPK : 3,25
1988-1994 : SD Negeri Buaran I
1994-1997 : MTs Negeri Tangerang
1997-2000 : SMK Muhammadiyah 1 Ciputat
2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IDENTITAS DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
top related