pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas pada...
Post on 28-Nov-2019
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP AGRESIVITAS
PADA ATLET SEPAK BOLA USIA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Preogram Studi Psikologi
Disusun oleh:
Yasinta Tiwi Carysa
NIM : 149114035
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia,
sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan”
-Amsal 13:4-
“Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”
-Pengkotbah 3:1-
“There is no limit of struggling”
-Anonymous-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PESEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai saya
Bapak dan Ibu yang tidak pernah lelah memberi dukungan dalam bentuk
doa ataupun materi
Orang-orang terkasih yang memberi dukungan dengan caranya masing-
masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP AGRESIVITAS PADA
ATLET SEPAK BOLA USIA REMAJA
Yasinta Tiwi Carysa
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas
pada atlet sepak bola usia remaja. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh negatif
regulasi emosi terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 122 atlet sepak bola berusia 11 hingga 22 tahun. Alat pengumpulan data yang
digunakan yaitu skala regulasi emosi dan skala agresivitas. Skala regulasi emosi terdiri dari 24
item dengan koefisien reliabilitas α = 0,888 dan skala agresivitas yang terdiri dari 24 item dengan
koefisien reliabilitas α = 0,933. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Diketahui standardized coefficients (β) sebesar -0,452 dan koefisien regresi sebesar -0,589 dengan
nilai signifikansi p = 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa regulasi emosi memiliki pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat regulasi emosi, maka semakin rendah agresivitas atlet sepak bola usia
remaja.
Kata kunci : regulasi emosi, agresivitas, atlet sepak bola, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE EFFECT OF EMOTION REGULATION TOWARD
AGGRESIVENESS ON TEENAGE FOOTBALL ATHLETES
Yasinta Tiwi Carysa
ABSTRACT
The current study was aimed to investigate the influence of emotion regulation on the
aggressiveness of teenage football athletes. The hypothesis of the current research was that there
was a negative influence of emotion regulation on teenage football athletes’ aggressiveness. The
study involved 122 football athletes with ages ranged from 11 to 22 years old. The instruments
used to collect the data were regulation emotion scale and aggressiveness scale. The emotion
regulation scale consisted of 24 items with α = 0,888 while the aggressiveness scale consists of 24
items with reliability coefficient of α = 0,933. The hypothesis was tested using the analysis of
regression. The result showed that the hypothesis was accepted. The β = -0,452 and regression
coefficient -0,589 with the significant value p = 0,000. This result shows that emotion regulation
has a negative influence and is significant to the aggressiveness of teenage football athletes. This
means, the higher the emotion regulation, the lower the aggressiveness.
Keywords: emotion regulation, aggressiveness, football athlete, teenager
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan
penyertaan yang tidak pernah usai, saya dapat menyelesaikan studi hingga akhir
dengan elegan. Melalui uluran tangan orang-orang terkasih, kuat kuasa-Nya telah
dinyatakan dengan terselesaikannya pula skripsi saya yang berjudul : “Pengaruh
Regulasi Emosi terhadap Agresivitas pada Atlet Sepak Bola Usia Remaja.”
Saya menyadari bahwa selama proses penelitian skripsi ini banyak
tantangan dan pergumulan yang harus saya lalui. Rasanya tantangan-tantangan
tersebut akan sulit saya takhlukkan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua orang yang telah memberikan dukungan kepada
saya melalui cara mereka masing-masing, yaitu:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M. Psi. selaku Dekan Fakultas Paikologi Universitas
Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningum Ph. D. selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala proses
akademik yang saya lalui selama menuntut ilmu di program studi ini.
3. Romo Dr. Priyono Marwan., S. J. dan Bapak Paulus Eddy Suhartanto., M. Si.
selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi motivasi serta
tuntutan selama penuli menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M. A selaku dosen pembimbing skripsi
sekaligus pendengar yang maha mengerti seluruh keluh kesah peneliti selama
berdinamika dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak atas
bimbingan dan dukungan yang tidak pernah usai. Sehat dan sukses selalu
Mbak Etta, maaf jika ada yang kurang berkenan di hati mbak. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada Mbak Etta selaku Wakil Kepala Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan
mendukung saya selama saya mengikuti oganisasi serta kepanitiaan di
program studi ini.
5. Terima kasih kepada Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M. A, Ibu Dr.
Tjipto Susana, M. Si., dan Bapak Agung Santoso, M. A. selaku dosen penguji
yang telah memberikan banyak masukan serta bimbingan dalam proses
perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah membagi dan menyalurkan ilmu pengetahuan selama saya
menempuh pendidikan di fakultas tersebut.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selalu
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dengan caranya yang ramah
serta sabar.
8. Bapak Jacky Samuel Kunarto selaku pelatih sekolah sepak bola Bantul,
seluruh expert judgement dan peer judgement, serta semua subjek penelitian
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian saya.
Bantuan saudara sekalian sangat berarti untuk saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Suargi Simbah Kakung dan Putri, serta Mbah Kung dan suargi Mbah Ti yang
tidak pernah lelah mendoakan dan memberikan restu kepada saya sehingga
saya dapat sampai pada pencapaian saat ini. Nyuwun pengestunipun nggih
mbah. Matur nuwun.
10. Bapak dan Ibu yang senantiasa setia memberikan dukungan dalam bentuk doa,
motivasi, finansial, senyuman, dan bercandaan ketika saya mulai berkeluh
kesah. Terima kasih karena restu Bapak dan Ibu membawa saya pada titik
pencapaian ini. Sehat selalu pak, bu, jangan lelah mendoakan dan
mendampingi saya.
11. Rio yang tidak pernah absen mendengar dan membantu menghadapi
tantangan-tantangan baru dalam skripsi saya, serta membantu saya dalam
proses pengambilan data, Bram dan Sekar yang selalu ada dalam suka dan
duka selama proses olah data, Salma yang setia menjadi kamus bahasa inggris
berjalan selama 24 jam, Mega dan Friska yang selalu setia mendengar keluh
kesahku, dan Agung sang desainer andal ketika saya gundah gulana
menentukan reward. Kalian terbaik!
12. Teman putih biru Nisa, Salma dan Upik yang selalu memberikan dukungan
dan setia mendengarkan keluh kesah saya tentang dinamika dalam
penyusunan skripsi ini. Terutama untuk teman seperjuangan Nisa dan Salma
dalam menikmati pasang surut per-skripsian ini. Sukses untuk kita ya!
13. Teman putih abu berkedok Keluarga Petete, yaitu Petete, Menuk, Alvien,
Roosmala, Zepin, Ruwanda, Sentagi, Riut, Juwita, dan Wily. Terima kasih
atas semua yang keluar dari kalian, baik perkataan maupun perbuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Sekeras-kerasnya kalimat tamparan yang kalian lontarkan, saya selalu
termotivasi. Sampai jumpa di masa depan yang cerah keluarga, secerah
pikiran kalian yang selalu terbuka atas semua wawasan!
14. Sahabat seperjuangan selama duduk di bangku perguruan tinggi, Konco Kesel:
Ana, Ayu, Dwina, Joste, Mega, Nungky, dan Sekar. Terima kasih kalian tidak
pernah lelah mendukung satu sama lain agar tidak ada yang putus asa
menghadapi tugas-tugas kuliah selama menempuh studi. Terima kasih juga
sudah menjadi teman lembur baik secara online maupun offline. See you on
top, gals!
15. Seluruh angkatan 2014, dan terkhusus untuk teman-teman terkasih Psikologi
D 2014: Angel, Anggung, Arin, Arya, Aye, Bram, Cakra, Chris, Dewa, Ella,
Febri, Fendy, Fiyo, Garnis, Intan, Jennifer, Kodut, Leo, Lyta, Maria, Mirna,
Nadzar, Onel, Poppy, Sandri, Theo, Vanny, Yudhis, terima kasih motivasi
lisan maupun tulisan kalian. Semangat dan sukses selalu teman-teman!
16. Teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma tahun jabatan 2017 terkhusus Divisi Eksternal: Trisna,
Wayang, dan Sinta. Terima kasih untuk dinamika kekeluargaan yang tidak
pernah usai ditelan masa jabatan kita. Rasa kekeluargaan semakin erat ketika
saya tahu bahwa dukungan kalian menjadi motivasi saya untuk tidak kalah
melawan setiap tantangan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kalian hebat, tidak
pernah lelah menggenapi kekurangan saya. Semoga sukses!
17. Keluarga kecil Kuliah Kerja Nyata 55 Dusun Mangli: Chris, Irin, Adong,
Christo, Yoz, Rina, Elen, dan Jeane. Terima kasih untuk dinamika satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................... 9
D. MANFAAT PENELITIAN .................................................................. 9
1. Manfaat teoretis ........................................................................ 9
2. Manfaat praktis......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. AGRESIVITAS ................................................................................... 10
1. Definisi Agresivitas .................................................................. 10
2. Aspek Agresivitas .................................................................... 12
3. Tipe Agresivitas ....................................................................... 15
4. Faktor Agresivitas .................................................................... 16
B. REGULASI EMOSI ............................................................................ 19
1. Definisi Emosi .......................................................................... 19
2. Definisi Regulasi Emosi ........................................................... 20
3. Aspek Regulasi Emosi ............................................................. 22
4. Dampak Regulasi Emosi .......................................................... 24
C. ATLET SEPAK BOLA ....................................................................... 25
D. MASA REMAJA ................................................................................. 25
E. DINAMIKA HUBUNGAN ................................................................. 27
F. SKEMA HUBUNGAN ........................................................................ 32
G. HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
B. IDENTIFIKASI VARIABEL .............................................................. 34
1. Variabel Bebas ......................................................................... 34
2. Variabel Tergantung................................................................. 34
C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 35
1. Regulasi Emosi ........................................................................ 35
2. Agresivitas ............................................................................... 35
D. SUBJEK PENELITIAN ....................................................................... 36
E. METODE PENGUMPULAN DATA .................................................. 36
1. Skala Regulasi Emosi ............................................................... 37
2. Skala Agresivitas ...................................................................... 38
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ................................................... 39
1. Validitas ................................................................................... 39
2. Seleksi Item .............................................................................. 41
3. Reliabilitas ............................................................................... 43
G. METODE ANALISIS DATA .............................................................. 44
1. Uji Asumsi ............................................................................... 44
2. Uji Hipotesis ............................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 47
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ................................................. 47
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ..................................................... 48
D. ANALISIS DATA PENELITIAN ....................................................... 49
1. Uji Asumsi ............................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
2. Uji Hipotesis ............................................................................ 52
E. PEMBAHASAN .................................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN .................................................................................... 57
B. KETERBATASAN PENELITIAN ...................................................... 57
C. SARAN ................................................................................................ 58
1. Bagi Pelatih Sepak Bola ........................................................... 58
2. Bagi Atlet Sepak Bola .............................................................. 59
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN ..................................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Pemberian nilai skor Skala Likert ..................................................... 37
Tabel 2 : Indikator Skala Regulasi Emosi ........................................................ 38
Tabel 3 : Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Sebelum Try Out .................. 38
Tabel 4 : Indikator Skala Agresivitas ............................................................... 39
Tabel 5 : Distribusi Item Skala Agresivitas Sebelum Try Out ......................... 39
Tabel 6 : Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Setelah Seleksi Item ............. 42
Tabel 7 : Distribusi Item Skala Agresivitas Setelah Seleksi Item .................... 43
Tabel 8 : Deskripsi Data Berdasarkan Usia ..................................................... 47
Tabel 9 : Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 47
Tabel 10 : Deskripsi Statistik Data Penelitian.................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Skala Uji Coba Penelitian ............................................................ 69
Lampiran 2: Reliabilitas Skala Regulasi Emosi dan Agresivitas ..................... 81
Lampiran 3: Skala Penelitian ........................................................................... 87
Lampiran 4: Hasil Uji Mean Teoretis dan Mean Empiris ................................ 97
Lampiran 5: Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 100
Lampiran 6: Hasil Uji Asumsi ......................................................................... 102
Lampiran 7: Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diikuti laki-laki
dan perempuan dari mulai usia remaja hingga dewasa dengan cara
berkelompok membentuk tim. Sin (2017) mengatakan bahwa keberhasilan
dari sebuah tim sepak bola ditentukan oleh kekompakan dan kinerja dari tim
tersebut, dengan cara menyusun strategi. Harris (dalam Gunarsa, 1995)
menyatakan bahwa performa seorang atlet adalah hasil dari stamina,
kekuatan, fleksibilitas, koordinasi, keterampilan dan kemampuan bermain.
Selain itu, faktor pikiran dan lingkungan turut memengaruhi performa
atlet sepak bola, seperti kontak fisik. Menurut Sukadiyanto (2005), olahraga
kontak fisik merupakan jenis olahraga yang terdapat benturan fisik secara
langsung. Sedangkan olahraga non kontak fisik merupakan jenis olahraga
yang tidak terjadi sentuhan fisik secara langsung karena adanya pembatas
(Martin, 2005). Good dan Wood (1995) mengungkapkan bahwa atlet pada
jenis olahraga kontak fisik lebih menekankan perilaku yang cenderung keras
dalam bermain. Berdasarkan teori tersebut, dapat diketahui bahwa sepak bola
merupakan jenis olahraga kontak fisik yang dapat memicu munculnya amarah
pada atletnya.
Pada beberapa pertandingan sepak bola, sering terjadi tindakan kekerasan
yang melibatkan atlet usia (selanjutnya akan disebut U-) 12, 19, 21, dan 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tahun; (Pradigdo, 2017; Rachman, 2017). Bentuk tindakan kekerasan yang
marak terjadi adalah perkelahian, pemukulan, dan penyikutan (Gultom, 2014;
Yosia, 2017; Christian, 2017). Tindakan-tindakan tersebut dapat terjadi baik
antar sesama atlet pada tim lawan (Rachman, 2017), atau dengan pihak lain
yang terlibat dalam jalannya pertandingan seperti wasit. Salah satu fenomena
yang terjadi baru-baru ini adalah seorang atlet sepak bola U-19 Bali United
Ricky Nova Asterix mengalami cedera leher setelah dipukul oleh lawan dari
Tim Bhayangkara FC pada partai babak 18 besar Liga U-19 di Stadion
Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (Christian, 2017).
Berbagai bentuk perilaku yang telah dipaparkan dan dilakukan oleh atlet
sepak bola itu dapat dikategorikan sebagai bentuk agresivitas. Fromm
(1973/2008) menyatakan bahwa agresivitas dapat dimaksudkan untuk
mempertahankan hidup individu, yang bersifat adaptif biologis dan hanya
muncul jika ada ancaman. Pada dasarnya agresivitas dilakukan untuk
mempertahankan hidup individu, yang dapat dilakukan dengan cara
menghindar atau menyerang sumber ancamannya (Fromm, 1973/2008). Hal
itu dilakukan individu untuk melemahkan ancaman yang dihadapi. Lebih
lanjut, agresivitas dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang dilakukan
dengan tujuan untuk menyakiti atau membuat individu lain celaka (Baron dan
Byrne, 2005; Taylor dan Peplau, 2009).
Ioana (2013) mengungkapkan bahwa saat ini terjadi peningkatan jumlah
dan frekuensi agresivitas yang berlebihan di lapangan olahraga. Anshel
(dalam Sukadiyanto, 2005) mengungkapkan jika seorang atlet tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
melakukan agresivitas, maka atlet tidak memiliki tenaga, kecepatan, dan
ketegaran mental. Namun sebaliknya, jika agresivitas berlebihan dapat
menyebabkan hukuman atau kerugian bagi atlet itu sendiri karena telah
melukai orang lain. Sukadiyanto (2005) mengungkapkan bahwa agresivitas
tidak dapat dilakukan sekehendak atlet sendiri, sebab setiap pertandingan
memiliki peraturan yang harus ditaati oleh semua yang terlibat didalamnya.
Apabila atlet melanggar peraturan yang sudah disepakati, maka mereka akan
menerima konsekuensi dan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya (Sukadiyanto, 2005).
Melihat dari fenomena yang telah dipaparkan, dunia sepak bola memang
tidak luput dari adanya agresivitas. Kebanyakan fenomena menunjukkan
bahwa agresivitas dilakukan oleh atlet sepak bola U-19 hingga U-22. Hal ini
menunjukan bahwa banyak agresivitas dilakukan oleh atlet sepak bola yang
berusia 22 tahun ke bawah. Papalia (2008) mengungkapkan bahwa individu
dengan usia 11 atau 12 tahun hingga 20-an dikategorikan sebagai
perkembangan manusia masa remaja. Chaplin (2011) mengaitkan agresivitas
dengan perasaan marah atau permusuhan, yang diartikan sebagai suatu motif
untuk menanggapi perlakuan kasar, penghinaan, dan frustrasi. Berdasarkan
pernyataan tersebut, Hurlock (2011) mengidentifikasi bahwa perasaan ini
selaras dengan masa remaja yang sering disebut sebagai masa negatif, yaitu
masa di mana perilaku remaja menjadi sulit diduga dan sering kali melawan
norma sosial yang berlaku di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Agresivitas pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari
dalam diri remaja maupun lingkungan sekitarnya. Taylor, Peplau, dan Sears
(2009) menyatakan bahwa terdapat empat sumber amarah yang menjadi
faktor penyebab timbulnya agresivitas. Faktor yang pertama adalah serangan
dari orang lain. Individu yang sering merespons serangan dengan prinsip
“darah dibayar darah” akan memicu terjadinya agresi yang lebih tinggi.
Faktor yang kedua adalah frustrasi. Frustrasi terjadi karena adanya hambatan
untuk mencapai tujuan yang kemudian menimbulkan agresivitas, karena
agresi bisa meringankan emosi negatif (Bushman., dkk dalam Taylor dkk.,
2009).
Faktor lain yang dapat meningkatkan agresivitas yaitu ekspektasi
pembalasan. Motivasi untuk melakukan balas dendam selalu membuat
pikiran menjadi negatif, maka agresivitas juga akan bertambah besar. Lalu
faktor kompetisi juga dapat memengaruhi adanya agresivitas. Situasi
kompetitif sering memicu adanya kemarahan yang menimbulkan agresivitas
yang tidak jarang bersifat destruktif. Selain faktor-faktor tersebut, agresivitas
juga dapat disebabkan oleh emosi negatif yang dialami seseorang sebagai
akibat dari peristiwa permusuhan dan pikiran negatif (Berkowitz dan Heimer,
dalam Stangor, 2011).
Averill (dalam Taylor dkk., 2009) menyatakan bahwa kebanyakan orang
merasa pernah marah sekali atau sedikit marah beberapa kali dalam sehari.
Emosi marah yang sering muncul dapat diolah atau dikontrol oleh setiap
individu sejak melewati usia kanak-kanak, karena setiap anak memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pertolongan orang dewasa dalam menangani emosi atau perasaannya (Albin,
1986). Pada saat usia remaja, individu belajar untuk menguasai dan mengatur
emosi yang ada dalam diri. Ketika individu mulai terbiasa menguasai emosi
negatif yang ada dalam diri, ia akan mampu mengelola emosinya dalam
berbagai situasi.
Regulasi emosi merupakan suatu proses individu dalam membentuk
emosi dan mengetahui bagaimana mengekspresikannya (Gross, 2014).
Thompson (1994) juga mengungkapkan bahwa regulasi emosi adalah proses
pertanggungjawaban individu dalam mengevaluasi dan memodifikasi reaksi
emosi untuk mencapai tujuan individu tersebut. Regulasi emosi dapat terjadi
secara disadari maupun tidak disadari. Selain itu, proses regulasi emosi juga
dapat berlangsung baik dikontrol maupun secara otomatis.
Menurut Thompson (dalam Buckholdt, Parra, & Jobe-Shields, 2009)
regulasi emosi terdiri dari proses ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggung
jawab untuk memantau, mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosional,
terutama intensif dan temporal mereka untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
dari regulasi emosi sendiri untuk meminimalkan dampak negatif dari masalah
yang dihadapi dengan cara mengatur dan mengolah pengalaman emosional
(Kring, Johnson, Davison, & Neale, 2010). Kurniasih (dalam Silaen & Dewi,
2015) menemukan bahwa kemampuan regulasi emosi dapat membuat remaja
lebih menerima serta menghargai dirinya.
Cyberbullying yang dilakukan oleh remaja, rata-rata terjadi karena
remaja kurang mampu mengelola emosinya (Mawardah & Adiyanti, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Mawardah dan Adiyanti memfokuskan penelitiannya pada agresi elektronik,
dalam hal ini remaja melakukan agresivitas seperti mengganggu dan
menindas melalui e-mail, chat room, SMS, website, dan lain-lain (David-
Ferdon & Hertz, 2009). Hal ini berbeda dengan agresivitas pada umumnya
yang dapat dilakukan dalam bentuk perilaku fisik ataupun verbal (Myers,
2012).
Melihat maraknya fenomena perkelahian yang terjadi di lapangan
olahraga, peneliti ingin mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap
agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Menurut Papalia (2008), usia 11
atau 12 tahun hingga 20-an tahun dikategorikan sebagai perkembangan
manusia masa remaja. Masa remaja merupakan periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang
melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional
(Santrock, 2007). Hall (dalam Papalia, 2007) menyatakan bahwa masa remaja
adalah masa yang penuh emosional. Pernyataan ini memang tidak semata-
mata dapat disematkan pada setiap individu berusia remaja. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa masa remaja awal merupakan suatu masa di mana
fluktuasi emosi berlangsung lebih sering (Rosenblum & Lewis, 2003).
Melihat dari fenomena yang ada, banyak atlet sepak bola usia remaja
memiliki emosi yang tidak stabil. Sebagai salah satu atlet sepak bola yang
dipercaya menjadi seorang kapten, Evan Dimas mengakui jika emosi atlet
Timnas U-22 terkadang memang tidak terkontrol. Evan Dimas
mengungkapkan kepada media bola.com bahwa sebagai manusia mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
ingin membela mati-matian bangsa Indonesia sehingga ada kalanya provokasi
membuat mereka tidak bisa mengontrol emosi (Pradigdo, 2017). Paparan ini
menunjukkan bahwa seorang atlet pun perlu mengelola atau meregulasi emosi
ketika sedang bertanding.
Remaja yang memiliki kemampuan tinggi dalam melakukan regulasi
emosi akan mampu menjaga stabilitas emosinya. Emosi yang cenderung
stabil mampu membuat remaja memiliki rasa empati dan memahami perasaan
orang lain (Mawardah & Adiyanti, 2014). Hal ini tentu saja membuat remaja
mampu mengelola tingkah laku, sehingga dapat menghindari perbuatan-
perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma sosial (Mawardah &
Adiyanti, 2014). Begitu pula sebaliknya, remaja dengan kemampuan regulasi
emosi yang rendah kurang mampu menjaga stabilitas emosinya. Mawardah
dan Adiyanti (2014) juga mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki
emosi kurang stabil tidak mampu menjaga perilakunya, sehingga berpotensi
memunculkan perbuatan negatif yang melanggar nilai dan norma sosial.
Penelitian lain mengaitkan antara regulasi emosi maladaptif (gangguan
emosi) dengan agresivitas. Beberapa bukti ini berasal dari Zeman, Shipman,
dan Penza-Clyve (2001) yang menunjukkan bahwa kesulitan mengelola
kesedihan dikaitkan dengan agresi kasar. Namun, Zeman dkk (2001)
mengungkapkan bahwa ruang lingkup instrumen penelitian terlalu sempit
karena tidak mengukur emosional secara menyeluruh. Sullivan dkk (2010)
juga menemukan bahwa kesulitan remaja untuk mengatur kemarahan dan
kesedihan dikaitkan dengan agresivitas fisik dan relasional. Dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
yang telah dilakukan, Sullivan dkk (2010) menggunakan metode wawancara
kepada subjek untuk menggali informasi secara mendalam. Dengan metode
ini, Sullivan dkk (2010) menemukan kekurangan bahwa beberapa subjek
tidak mengakui secara khusus dan spesifik bahwa mereka pernah atau sering
melakukan agresivitas. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
metode skala agar subjek dapat mengungkapkan perasaan dan pengalaman
mereka secara lebih khusus dan spesifik mengenai agresivitas.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan regulasi emosi dan agresivitas pada atlet sepak bola
remaja. Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat pengaruh regulasi
emosi terhadap agresivitas pada atlet tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh regulasi emosi terhadap
agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi
terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi
referensi kajian ilmu psikologi bidang sosial dan olahraga khususnya
mengenai regulasi emosi dan agresivitas.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi terkait regulasi emosi dan agresivitas para atlet sepak bola usia
remaja. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi acuan bagi
psikolog olahraga dalam memberikan pelatihan psikologis kepada atlet
sepak bola usia remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. AGRESIVITAS
1. Definisi Agresivitas
Menurut Erich Fromm (2008), agresi dapat dibagi menjadi dua jenis
dengan definisi yang berbeda. Jenis yang pertama adalah agresi defensif.
Agresi ini dapat berupa desakan untuk membela diri, melarikan diri atau
melawan yang telah terprogram secara bawaan sewaktu kepentingan
hayatinya terancam. Agresi defensif dimaksudkan untuk
mempertahankan hidup individu atau spesies, bersifat adaptif biologis
dan hanya muncul jika memang ada ancaman. Agresi ini bertujuan untuk
menghilangkan ancaman, baik dengan menghindar maupun dengan
menghancurkan sumbernya. Tujuan agresi defensif bukanlah untuk
menghancurkan, melainkan untuk mempertahankan diri dan menjaga
kelangsungan hidup. Bila tujuan ini telah dicapai, agresi tersebut beserta
emosinya akan lenyap.
Agresi yang kedua yaitu agresi destruktif. Agresi jenis ini bukan
merupakan pertahanan diri terhadap suatu ancaman dan tidak terprogram
secara bawaan, ia hanya menjadi ciri khas manusia. Secara biologis
agresi ini merugikan karena dapat mengacaukan tatanan sosial. Tujuan
utamanya yakni pembunuhan dan penyiksaan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Agresi ini tidak hanya merugikan orang yang
diserang, namun juga si penyerang. Korban akan mengalami kematian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan pelaku (penyerang) akan berurusan dengan aparat penegak hukum
dan (pasti) mendapat hukuman sesuai jenis agresi jahat yang
dilakukannya. Agresi jahat ini bukanlah atas dasar insting, melainkan
kecenderungan manusia yang berakar dari kondisi kehidupannya.
Menurut Baron dan Byrne (1995), agresivitas merupakan perilaku
individu yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti atau membuat
individu lain celaka. Taylor, Peplau, dan Sears (2009) mendukung
pernyataan tersebut dengan mengungkapkan bahwa agresivitas
merupakan setiap tindakan yang dimaksudkan untuk menyakiti orang
lain. Myers (2012) juga menyatakan bahwa agresivitas adalah bentuk
perilaku fisik ataupun verbal yang bertujuan untuk menyakiti seseorang.
Agresivitas juga didefinisikan sebagai pengiriman stimulus negatif
dari satu orang ke orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan
merugikan, sehingga orang tersebut berusaha menghindarinya (Geen,
2001). Hidayat dan Bashori (2016) juga meyakini bahwa agresi
merupakan tingkah laku yang diwujudkan dalam berbagai bentuk
dengan tujuan untuk melukai makhluk hidup lain, sementara yang
bersangkutan terdorong untuk menghindarinya.Beberapa definisi tersebut
selaras dengan pernyataan Buss dan Perry (1992) yang mengungkapkan
bahwa agresivitas adalah perilaku yang berniat untuk menyakiti orang
lain secara fisik maupun psikis demi mengekspresikan perasaan negatif,
sehingga tujuannya tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Agresivitas dapat dikatakan sebagai bentuk perilaku yang dapat
menyakiti seseorang. Namun hal ini bukan berarti perilaku menyakiti
orang lain dalam bentuk yang tidak disengaja, seperti kecelakaan lalu
lintas (Myers, 2012). Selain itu, Myers (2012) juga mengungkapkan
bahwa perilaku menyakiti yang bertujuan untuk membantu orang lain
bukan termasuk perilaku agresivitas, misalnya menyuntik orang sakit.
Perilaku yang tergolong dalam tindakan agresivitas adalah menendang,
menampar, mengancam, menyindir, dan lain-lain (Myers, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
agresivitas merupakan perasaan yang mengarahkan pada niat dan
tindakan negatif baik secara fisik maupun verbal, dari seseorang ke orang
lain dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikan, sehingga orang yang
bersangkutan berusaha untuk menghindarinya.
2. Aspek Agresivitas
Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan Buss dan Perry (1992),
dapat diketahui bahwa agresivitas tersusun atas empat aspek, yaitu agresi
fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan.
a. Agresi fisik (physical aggression)
Pada aspek ini, tindakan agresivitas yang dilakukan dengan cara
menyerang secara fisik untuk melukai atau menyakiti orang lain.
Agresi fisik ini ditandai dengan adanya kontak fisik antara pelaku
agresivitas dengan korbannya. Maka dari itu, agresivitas ini paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mudah diamati secara kasat mata karena terdapat bukti fisik yang
jelas, seperti adanya korban yang terluka.
b. Agresi verbal (verbal aggression)
Agresi verbal merupakan agresivitas yang dilakukan dalam bentuk
kata-kata. Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai agresi verbal
adalah ketika seseorang melakukan penyerangan dalam bentuk kata-
kata menyakitkan kepada orang lain yang tidak ingin menerimanya.
Agresi verbal dapat ditandai dengan adanya hinaan, umpatan,
sindiran, dan kata-kata kasar atau kotor.
c. Kemarahan (anger)
Kemarahan merupakan aspek dari agresivitas yang bersifat tidak
langsung (indirect aggression). Kemarahan muncul berupa perasaan
benci kepada orang lain atau suatu hal ketika seseorang tidak mampu
mencapai tujuannya. Perasaan kecewa, gagal, atau dikhianati dapat
menjadi penyebab munculnya kemarahan hingga akhirnya
dilampiaskan baik kepada sumber kemarahan maupun kepada hal lain
yang tidak berkaitan.
d. Permusuhan (hostility)
Permusuhan merupakan komponen kognitif dari agresivitas yang
terdiri atas keinginan untuk menyakiti dan melawan hal-hal yang
dianggap tidak sesuai atau tidak adil. Permusuhan juga merupakan
agresivitas yang tergolong dalam agresi tidak terlihat (covert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
aggression), mencakup cemburu, iri, curiga, tidak percaya, dan
kekhawatiran.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan menggunakan empat
aspek agresivitas menurut Buss dan Perry (1992), yaitu agresi fisik,
agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Keempat aspek tersebut
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat agresivitas individu. Agresi
fisik dan verbal, yang menyakiti orang lain merupakan komponen
perilaku atau instrumen motorik. Kemarahan, yang melibatkan
rangsangan fisiologis dan persiapan untuk agresi, mewakili komponen
perilaku emosional atau afektif. Sedangkan permusuhan, yang terdiri dari
perasaan niat buruk dan ketidakadilan, mewakili komponen kognitif dari
perilaku.
Agresi fisik dan verbal memiliki korelasi yang kuat karena keduanya
mewakili perilaku instrumental. Namun kedua agresivitas ini memiliki
korelasi lemah dengan komponen kognitif, yaitu permusuhan. Sedangkan
kemarahan memiliki korelasi yang kuat dengan ketiga aspek yang lain.
Selain itu Buss dan Perry (1992) menunjukkan bahwa kemarahan adalah
semacam jembatan psikologis antara komponen instrumental dan
komponen kognitif. Kemarahan sering kali merupakan awal dari
agresivitas, dan seseorang lebih cenderung untuk melakukan agresi
ketika marah daripada ketika tidak marah, karenanya terdapat korelasi
antara kemarahan dan agresi fisik dan verbal. Kemarahan adalah kondisi
gairah tinggi yang berkurang seiring berjalannya waktu. Setelah amarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mereda, ada sisa kognitif dari niat buruk, kebencian, dan mungkin
kecurigaan terhadap motif orang lain, karenanya ada kaitan antara
amarah dan permusuhan.
3. Tipe Agresivitas
Menurut Myers (2012), agresivitas manusia dibagi menjadi dua tipe,
sebagai berikut.
a. Hostile Aggression
Agresivitas yang dilakukan atas dasar kemarahan dan dilakukan
untuk melampiaskan kemarahan itu sendiri dengan cara melukai,
merusak, atau merugikan. Salah satu komponen kognitif dalam
agresivitas ini adalah keinginan untuk menyakiti dan melawan
ketidakadilan. Perilaku yang ditunjukkan mengekspresikan
kebencian, permusuhan, atau kemarahan yang sangat dalam.
b. Instrumental Aggression
Agresivitas yang dilakukan dengan cara melukai, merusak, atau
merugikan sebagai alat untuk mencapai tujuan lain. Tipe agresivitas
ini dilakukan agar pelaku memperoleh keuntungan atau mendapat
predikat tertentu. Misalnya agar terlihat hebat atau memperoleh gelar
sebagai pemenang. Berkowitz (1995) juga mengungkapkan bahwa
instrumental aggression dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
usaha paksa ddemi mempertahankan kekuasaan, dominasi, atau
status sosial seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan kedua tipe tersebut, Sukadiyanto (2015) menyatakan
bahwa agresivitas yang lebih dominan dilakukan oleh atlet adalah
instrumental aggression, sebab olahraga tanpa adanya unsur instrumental
aggression maka tidak ada tenaga, kecepatan, dan ketegaran mental.
Sebaliknya jika hostile aggression yang lebih dominan dilakukan akan
merugikan prestasi dan karier atlet itu sendiri.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Mengacu pada definisi yang telah dipaparkan Taylor, Peplau, dan Sears,
dapat diketahui beberapa penyebab timbulnya agresivitas sering kali
berupa peristiwa tidak menyenangkan, seperti serangan, frustrasi,
ekspektasi pembalasan, dan kompetisi (Taylor dkk., 2009).
a. Serangan
Serangan merupakan salah satu faktor penyebab agresivitas yang
paling umum terjadi. Ketika seseorang mengalami situasi yang tidak
menyenangkan, akan membuat orang itu merasa jengkel atau
menganggapnya sebagai sebuah serangan. Semua itu tergantung
bagaimana setiap individu menanggapinya. Orang sering
menanggapi serangan dengan pembalasan, seperti “darah dibayar
darah”. Respons seperti ini dapat memicu agresivitas. Hal ini sering
kali terjadi dalam beberapa situasi, seperti adanya ejekan berakhir
dengan pembunuhan. Serangan dapat memicu adanya balasan
sehingga agresivitas meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Frustrasi
Sumber agresivitas yang kedua adalah frustrasi. Frustrasi dapat
memunculkan agresivitas karena agresivitas dapat meringankan
emosi negatif (Bushman, Baumeister, & Philips, 2001). Frustrasi
terjadi ketika seseorang mengalami hambatan atau dicegah pada saat
akan mencapai tujuan. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan
frustrasi yang berujung pada agresivitas. Misalnya, adanya
pemasalahan keluarga terkait ekonomi dan permasalahan dalam
dunia kerja. Menurut tulisan Romawi kuno, suhu panas tercatat
sebagai menyebab meningkatnya agresivitas (Anderson, Bushman,
& Groom, 1997; Rotton & Cohn, 2000; dalam Taylor, et al., 2009).
Lalu apabila situasi tidak nyaman atau menjengkelkan yang disertai
dengan suhu panas akan menimbulkan ketegangan atarpersonal
hingga terjadi agresivitas.
c. Ekspektasi Pembalasan
Faktor lain yang mempengaruhi agresivitas yaitu motivasi untuk
balas dendam. Sebuah penelitian oleh Taylor (1992) menyatakan
bahwa sesorang yang merasa mampu membalas dendam akan lebih
lama menyimpan perasaan marah. Penelitian ini menunjukkan
bahwa pria yang marah akan cenderung menyimpan informasi-
informasi negatif, termasuk informasi negatif yang tidak
berhubungan dengan sumber kemarahannya. Selama kemarahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ekspektasi pembalasan membuat pikiran menangkap informasi
negatif, maka akan meningkatkan agresivitas.
d. Kompetisi
Deutsch (dalam Taylor, Peplau, & Sears, 2009) mengungkapkan
bahwa affectless aggression atau agresivitas yang tidak berkaitan
dengan keadaan emosional, dapat muncul secara tidak sengaja
karena adanya sebuah kompetisi. Deutsch menunjukkan bahwa
situasi kompetitif sering memicu kemarahan dan mengakibatkan
terjadinya agresivitas yang bersifat destuktif. Agresivitas lebih
mudah muncul dalam situasi yang memperkuat kecenderungan
agresivitas (Brushman, dalam Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa agresivitas
dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, baik dari
individu itu sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi antara lain serangan, frustrasi, ekspektasi
pembalasan, dan kompetisi. Lebih lanjut Stangor (2011) mengungkapkan
bahwa emosi negatif menyebabkan munculnya agresivitas. Agresivitas
disebabkan sebagian besar oleh emosi negatif yang dialami seseorang
sebagai akibat dari peristiwa permusuhan dan pikiran negatif (Berkowitz
& Heimer, dalam Stangor, 2011). Salah satu jenis emosi negatif yang
meningkatkan gairah adalah ketika individu mengalami frustrasi
(Berkowitz, 1989; Dollard, Doob, Miller, Mowrer, & Sears, 1939).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Frustrasi terjadi ketika kita merasa bahwa kita tidak mendapatkan tujuan-
tujuan penting yang telah kita tetapkan untuk diri kita sendiri.
B. REGULASI EMOSI
1. Definisi Emosi
Emosi merupakan kecenderungan perasaan yang mengarah pada
suatu hal yang dianggap cocok atau tidak cocok (Arnold & Grason,
dalam Gross, 2012). Santrock (2007) juga mengungkapkan bahwa emosi
merupakan perasaan atau afek yang muncul ketika individu dalam situasi
atau interaksi yang penting baginya, terutama untuk kesejahteraannya.
Goleman (2002) juga meyakini bahwa emosi adalah perasaan atau
pemikiran, kondisi psikologis dan biologis, yang muncul karena ada
stimulus dari dalam maupun luar diri individu. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mendukung beberapa pernyataan tersebut dengan
menyatakan bahwa, emosi merupakan luapan dari perasaan yang
berkembang dan surut dalam waktu singkat.
James-Lange (dalam Sobur, 2003) mengungkapkan bahwa emosi
merupakan hasil penilaian individu akibat dari perubahan pada dirinya
sebagai respon akan stimulus. Emosi juga dapat dikatakan sebagai reaksi
atas stimulus yang menyebabkan perubahan pada diri individu, seperti
wajah, penilaian kognitif, perasaan subjektif dan perilaku. Emosi ditandai
oleh perilaku yang merefleksikan kondisi senang atau tidak senang
seseorang atas interaksi yang sedang dialami (Santock, 2007). Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
juga dapat berupa reaksi psikologis maupun fisiologis, seperti
kegembiraan, kesedihan, ketakutan, keharuan, kecintaan, dan keberanian
yang bersifat subjektif. Seseorang dengan emosi yang berlebihan
cenderung kurang dapat menguasai diri dan tidak memperhatikan
keadaan serta norma sekitar (Walgito, 2010). Albin (1986)
menambahkan bahwa setiap emosi yang muncul dari dalam diri
seseorang mampu mempengaruhi lingkungan sekitar, sehingga perlu
dikelola sebagai mana mestinya (Alibin, 1986).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa emosi
merupakan perasaan atau keadaan individu yang muncul karena adanya
stimulus dari situasi yang dialami.
2. Definisi Regulasi Emosi
Regulasi emosi merupakan proses pertanggungjawaban individu
dalam memodifikasi dan mengevaluasi reaksi emosi demi mencapai
tujuannya (Thompson, 1994). Selaras dengan definisi tersebut, Gross
(2014) menyatakan pengertian regulasi emosi sebagai sebuah proses
individu membentuk emosinya dan mengetahui bagaimana individu
mengalami serta mengekspresikan emosi tersebut. Kemudian Gross dan
Thompson (2007) secara bersamaan menambahkan bahwa regulasi emosi
merupakan sekumpulan berbagai proses tempat emosi diatur atau
dikelola. Regulasi emosi dapat berlangsung baik secara otomatis maupun
dikontrol. Selain itu, proses ini dapat terjadi secara disadari atau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
disadari. Proses regulasi emosi berpengaruh pada satu atau lebih proses
yang membangkitkan emosi (Gross & Thompson, 2007).
Eisenberg dan Spinrad (dalam Pratisti, 2013) menyatakan bahwa
regulasi emosi adalah sebuah proses untuk mengenali, menghambat,
menghindari, serta mengatur munculnya perasaan, emosi psikologis, dan
perilaku yang berkaitan dengan emosi demi mencapai suatu tujuan
tertentu. Regulasi didefinisikan sebagai proses di mana aktivasi dalam
satu daerah respons berfungsi untuk mengubah, mentitrasi, atau
memodulasi aktivasi di daerah respons lain (Garber & Dodge, 2004).
Quirk dan Beer (2006) juga mendefinisikan regulasi emosi sebagai suatu
proses untuk mengungkapkan dan mengekspresikan emosi dengan cara
serta kondisi yang tepat.
Lebih lanjut, Fox (dalam Kostiuk & Gregory, 2002) menyatakan
bahwa regulasi emosi adalah kemampuan untuk menanggapi tuntutan
pengalaman yang sedang terjadi dengan berbagai emosi melalui cara
yang dapat ditoleransi secara sosial serta cukup fleksibel untuk
memunculkan reaksi spontan, termasuk kemampuan untuk menunda
reaksi spontan yang diperlukan. Regulasi emosi juga dapat dikatakan
sebagai upaya individu untuk mampu mengelola dan mengungkapkan
emosi yang dapat mempengaruhi individu dalam berperilaku demi
mencapai tujuannya (Balter, 2003).
Sejalan dengan dua pernyataan tersebut, Champi (dalam Dwityaputri
& Sakti, 2015) menyatakan bahwa regulasi emosi dapat diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kemampuan individu untuk tetap berpikir dan berperilaku positif ketika
menghadapi tantangan dan tekanan, serta mencegah pemikiran negatif
seperti marah atau sedih. Mawardah dan Adiyanti (2014) pun
mengungkapkan bahwa regulasi emosi merupakan kemampuan individu
untuk mengungkapkan emosi baik secara lisan maupun tulisan yang
dapat meningkatkan kesehatan fisik maupun mental pada saat individu
mengalami peristiwa yang dianggap negatif.
Berdasarkan beberapa uraian definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa regulasi emosi merupakan kemampuan individu untuk mengelola
dan mengungkapkan emosi yang berasal dari segala peristiwa dengan
cara yang positif dan mencegah pemikiran negatif.
3. Aspek-aspek Regulasi Emosi
Pengaturan emosi terdiri dari kedua proses intrinsik dan ekstrinsik yang
bertanggung jawab untuk belajar mengenali, memantau, menilai, dan
memodifikasi reaksi emosional (Thompson, 1994). Berdasarkan teori
dari Thompson dan Fox (dalam Kostiuk & Gregory, 2002) serta Garber
dan Dodge (2004) yang dipadukan dalam Mawardah dan Adiyanti
(2014), dapat diketahui bahwa terdapat tiga aspek yang berkaitan dengan
regulasi emosi, seperti
a. Pemantauan
Aspek ini dinyatakan sebagai kemampuan individu untuk membuat
sebuah keputusan yang pasti tentang langkah apa yang akan
dilakukan ketika menghadapi berbagai macam pikiran dan emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Garber & Dodge, 2004). Hal ini dilakukan agar individu dapat
memantau emosi yang dihadapi dengan lebih jelas (Konstiuk &
Gregory, 2002).
b. Penilaian
Aspek ini dinyatakan sebagai kemampuan individu untuk
memberikan penilaian baik positif maupun negatif mengenai setiap
kejadian atau kondisi yang ia alami berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki individu tersebut (Thompson, dalam Kostiuk & Gregory,
2002). Munculnya penilaian positif dapat menghasilkan pengelolaan
emosi yang baik, sehingga individu dapat terhindar dari pengaruh
emosi negatif yang dapat membuat individu bertindak negatif juga
(Garber & Dodge, 2004).
c. Pengubahan
Pengubahan merupakan kemampuan individu untuk melakukan
perubahan emosi dari hal-hal yang bersifat negatif dan masuk ke
dalam diri individu, menjadi sebuah dorongan individu ke hal-hal
yang bersifat positif (Thompson, dalam Kostiuk & Gregory, 2002).
Dorongan yang ada mengajak individu untuk menerapkan dalam
perilaku atas respon yang telah dipilih (Garber & Dodge, 2004).
Berdasarkan uraian aspek regulasi emosi tersebut, penelitian ini akan
menggunakan ketiga aspek yang telah disampaikan oleh Thompson, yaitu
pemantauan, penilaian, dan pengubahan. Ketiga aspek tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat regulasi emosi individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Dampak Regulasi Emosi
Regulasi emosi perlu dilakukan karena beberapa bagian dari otak
manusia menginginkan suatu tindakan pada situasi tertentu, sedangkan
bagian lainnya menganggap bahwa rangsangan emosional tersebut kurang
sesuai dengan situasi yang ada, sehingga membuat individu melakukan
hal lain atau tidak melakukan apapun (Gross, 2003). Regulasi emosi
bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dari masalah yang
dihadapi dengan cara mengelola pengalaman emosional (Kring, 2010).
Goleman (2007) menyatakan bahwa individu yang dapat melakukan
regulasi emosi cenderung memiliki hubungan interpersonal yang baik,
mampu berikap hati-hati, dapat beradaptasi dan menangani tantangan
yang muncul. Selain itu, individu lebih mampu mengendalikan diri
dengan mengelola emosi dan impuls yang negatif, serta dapat menangani
keadaan yang sebenarnya mampu membuat individu menjadi frustrasi.
Makmuroch (2014) mengungkapkan bahwa seseorang yang telah
melakukan regulasi emosi dengan baik mampu memahami situasi dan
mengubah pikiran atau penilainnya mengenai situasi yang dihadapi secara
positif, sehingga memunculkan emosi positif pula. Hal ini juga
ditambahkan oleh Goleman (2007), individu yang memiliki kemampuan
regulasi emosi cenderung memiliki pandangan yang positif mengenai diri
maupun lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. ATLET SEPAK BOLA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), atlet merupakan
olahragawan terkhusus mereka yang mengikuti pertandingan atau
perlombaan olahraga dengan mengandalkan kekuatan, ketangkasan dan
kecepatan. Sepak bola merupakan permainan beregu di lapangan, dengan
menggunakan bola sepak (KBBI). Permainan ini terdiri dari dua kelompok
yang berlawanan dengan masing-masing regu terdiri atas sebelas orang.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa atlet sepak
bola merupakan olahragawan yang mengikuti pertandingan olahraga
dalam sebuah tim kesebelasan di lapangan dengan menggunakan bola
sepak.
Menurut Sukadiyanto (2005), sepak bola merupakan olahraga yang
dalam permainannya memerlukan kontak fisik. Sukadiyanto (2015)
menyatakan bahwa olahraga yang bersifat kontak fisik atau badan lebih
berpotensi memicu adanya perkelahian antar permaain atau pihak lain
yang berkaitan, seperti tim lawan, wasit, atau bahkan penonton.
D. MASA REMAJA
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak
dan dewasa (Berk, 2012). Hal ini sama artinya dengan masa remaja
merupakan masa transisi individu menuju dewasa. Menurut Papalia
(2008), usia 11-12 tahun hingga 20-an tahun dikategorikan sebagai
perkembangan manusia masa remaja. Lain halnya dengan Santrock yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengatakan bahwa remaja adalah individu dengan usia 10 hingga 22 tahun
(Santrock, 2008). Perbedaan rentang usia yang diungkapkan oleh para ahli
menunjukkan bahwa individu dikatakan remaja tidak hanya berdasarkan
usia saja, melainkan faktor lain seperti kognitif, sosioemosi, dan lain-lain.
Awal masa remaja ditandai dengan pubertas, yaitu adanya berbagai
perisiwa biologis yang menjadikan tubuh individu berukuran dewasa dan
mengalami kematangan seksual (Berk, 2012). Selain mengalami
perkembangan secara biologis, pada usia ini individu juga mengalami
perkembangan dalam hal fisik, kognitif, dan sosioemosi (Santrock, 2011).
Papalia (2008) mengelompokkan remaja menjadi dua, yaitu remaja
awal dengan rentang usia 11 sampai 14 tahun sedangkan remaja akhir
memiliki rentang usia 15 sampai 22 tahun. Sejak dahulu, masa remaja
dinyatakan sebagai masa badai emosional (Hall, 1904, dalam Santrock,
2007). Namun sesungguhnya tidak setiap remaja selalu berada dalam
situasi stres. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa masa
remaja merupakan masa di mana individu mengalami fluktuasi emosi
dengan intensitas yang lebih sering (Rosenblum & Lewis, 2003). Dengan
atau tidak adanya provokasi, remaja dapat menjadi sangat marah dengan
orangtuanya atau meluapkan perasaan tidak menyenangkan kepada orang
lain (Santrock, 2007).
Fluktuasi emosi di masa remaja berkaitan dengan variabilitas
hormon di masa ini. Lalu pada saat memasuki masa dewasa, terjadi
pengurangan fluktuasi emosi karena adanya adaptasi terhadap kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hormon seiring berjalannya waktu (Rosenblum & Lewis, 2003). Namun,
sebuah studi oleh Brooks-Gunn dan Warren (dalam Santrock, 2007)
menemukan bahwa faktor sosial memberikan kontribusi lebih besar
terhadap emosi remaja dibandingkan faktor-faktor hormonal. Pada
dasarnya, baik faktor hormonal maupun faktor sosial sama-sama
berkontribusi dalam perubahan emosi di masa remaja. Demikian pula
kemampuan anak muda dalam mengelola emosi-emosinya (Saami dkk.,
2006, dalam Santrock, 2007).
E. DINAMIKA PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP
AGRESIVITAS PADA ATLET SEPAK BOLA USIA REMAJA
Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang mampu menanggapi
sebuah rangsangan atau stimulus. Stimulus yang hadir dapat berasal dari
dalam maupun luar diri manusia itu sendiri. Respons atau reaksi yang
muncul akibat adanya stimulus dari luar ataupun dalam individu disebut
sebagai emosi (Goleman, 2002). Emosi merupakan luapan perasaan yang
berkembang dan surut dalam kurun waktu singkat (KBBI). Emosi dapat
berupa reaksi psikologis maupun fisiologis, seperti kegembiraan atau
kesedihan yang bersifat subjektif. Walgito (2010) menyatakan bahwa
seseorang yang memiliki emosi berlebihan cenderung kurang dapat
menguasai diri dan tidak memperhatikan keadaan sekitar beserta norma
yang berlaku. Setiap emosi yang muncul dari dalam diri seseorang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mempengaruhi lingkungan sekitar, sehingga diperlukan adanya
pengelolaan atau pengaturan emosi (Alibin, 1986).
Pengelolaan atau pengaturan emosi ini sering dikenal dengan
istilah regulasi emosi. Regulasi emosi merupakan kemampuan individu
untuk mengungkapkan emosi baik secara lisan maupun tulisan untuk
meningkatkan kesehatan saat individu mengalami peristiwa yang dianggap
negatif (Mawardah & Adiyanti, 2014). Fox (dalam Kostiuk & Gregory,
2002) juga mengungkapkan bahwa regulasi emosi adalah kemampuan
untuk menanggapi tuntutan peristiwa yang sedang berlangsung dengan
berbagai emosi melalui cara yang dapat ditoleransi secara sosial dan
cukup fleksibel untuk memunculkan reaksi spontan, termasuk kemampuan
untuk menunda reaksi spontan yang diperlukan.
Terdapat tiga aspek yang membentuk regulasi emosi, yaitu
pemantuan, penilaian, dan pengubahan (Garber & Dodge, 2004;
Thompson dalam Konstiuk & Gregory, 2002). Pemantauan merupakan
kemampuan individu untuk membuat sebuah keputusan yang pasti tentang
langkah apa yang akan dilakukan ketika menghadapi berbagai macam
pikiran dan emosi (Garber & Dodge, 2004). Aspek penilaian yaitu
individu memberikan penilaian baik positif maupun negatif mengenai
setiap kejadian atau kondisi yang ia alami berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki individu tersebut (Thompson, dalam Kostiuk & Gregory, 2002).
Lalu aspek pengubahan merupakan perubahan emosi dari hal-hal yang
bersifat negatif dan masuk ke dalam diri individu, menjadi sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dorongan individu ke hal-hal yang bersifat positif (Thompson, dalam
Kostiuk & Gregory, 2002). Aspek-aspek tersebut dapat membentuk emosi
individu menjadi lebih stabil kemudian berdampak positif bagi kesehatan
fisik dan psikologisnya, serta interaksinya individu dengan lingkungan
menjadi lebih baik.
Regulasi emosi diperlukan bagi individu untuk mengatur kinerja
masing-masing bagian dari otak yang memiliki perbedaan respon ketika
menanggapi rangsangan emosional. Beberapa bagian otak manusia
menginginkan respon tertentu, sedangkan bagian lainnya menganggap
kurang sesuai atau bahkan tidak perlu direpon (Gross, 2003). Regulasi
emosi sendiri memiliki tujuan untuk meminimalkan dampak negatif dari
masalah yang dihadapi dengan cara mengatur dan mengolah pengalaman
emosional (Kring, 2010). Makmuroch (2014) mengungkapkan bahwa
seseorang dengan regulasi emosi yang tinggi mampu memahami situasi
dan mengubah pikiran atau penilaiannya mengenai situasi yang dihadapi
secara positif, sehingga memunculkan emosi positif pula. Sedangkan
seseorang dengan kemampuan regulasi emosi yang rendah akan kesulitan
mengelola emosi sehingga sulit mengontrol diri untuk bebas dari emosi
negatif (Faridh, 2008).
Hall (dalam Papalia, 2007) mengungkapkan bahwa masa remaja
dinyatakan sebagai masa yang penuh emosional. Tidak dapat dipungkiri
bahwa masa remaja awal merupakan suatu masa di mana fluktuasi emosi
berlangsung lebih sering (Rosenblum & Lewis, 2003). Pada saat usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
remaja, individu belajar untuk menguasai dan mengatur emosi yang ada
dalam diri.
Kurniasih (dalam Silaen & Dewi, 2015) menemukan bahwa
kemampuan regulasi emosi dapat membuat remaja lebih menerima serta
menghargai dirinya. Remaja yang memiliki kemampuan tinggi dalam
melakukan regulasi emosi akan mampu menjaga stabilitas emosinya.
Emosi yang cenderung stabil mampu membuat remaja memiliki rasa
empati dan memahami perasaan orang lain (Mawardah & Adiyanti, 2014).
Hal ini tentu saja membuat remaja mampu mengelola tingkah laku,
sehingga dapat menghindari perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar
aturan dan norma sosial (Mawardah & Adiyanti, 2014). Salah satu
perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma sosial adalah
perbuatan yang dilakukan untuk menyakiti atau melukai orang lain.
Menurut Baron dan Byrne (2005), tindakan individu yang dilakukan
dengan tujuan untuk menyakiti orang lain disebut dengan istilah
agresivitas. Taylor, Peplau, dan Sears (2009) juga menyatakan bahwa
agresivitas merupakan setiap tindakan yang dimaksudkan untuk melukai
orang lain.
Sebagian besar fenomena agresivitas dalam bidang olahraga terjadi
pada olahraga yang melibatkan kontak fisik, terutama sepak bola. Good
dan Wood (1995) mengungkapkan bahwa atlet pada jenis olahraga kontak
fisik lebih menekankan perilaku yang cenderung keras dalam bermain.
Agresivitas dalam dunia sepak bola banyak terjadi pada kategori U-19, U-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
21, dan U-22, yang tergolong dalam masa remaja. Beberapa pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa atlet sepak bola remaja dengan kemampuan
regulasi emosi rendah cenderung memiliki emosi yang tidak stabil dan
berpotensi untuk melakukan tindakan negatif, seperti agresivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
F. SKEMA PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP
AGRESIVITAS
Gambar 1. Skema pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas
Regulasi Emosi
Rendah Tinggi
Atlet mampu membuat keputusan
pasti tentang langkah apa yang
akan dilakukan ketika
menghadapi berbagai macam
situasi
Atlet mampu memberikan
penilaian baik positif maupun
negatif mengenai setiap kejadian
atau kondisi yang dialami
berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki.
Atlet mampu mengubah emosi
dari hal-hal yang bersifat negatif
dan masuk ke dalam diri individu,
menjadi sebuah dorongan
individu ke hal-hal yang bersifat
positif.
Atlet kurang mampu membuat
keputusan pasti tentang langkah
apa yang akan dilakukan ketika
menghadapi berbagai macam
situasi
Atlet kurang mampu memberikan
penilaian baik positif maupun
negatif mengenai setiap kejadian
atau kondisi yang dialami
berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki.
Atlet kurang mampu mengubah
emosi dari hal-hal yang bersifat
negatif dan masuk ke dalam diri
individu, menjadi sebuah
dorongan individu ke hal-hal
yang bersifat positif.
Agresivitas Rendah Agresivitas Tinggi
Atlet menanggapi dengan tenang
ketika menghadapi situasi yang
tidak menyenangkan
Atlet mengelola stres atau emosi
negatif yang dirasakan
Atlet menahan diri dengan
mengelola informasi negatif yang
diterimanya
Atlet menghadapi situasi
kompetitif dengan tenang dan
sportif
Atlet gegabah dan mudah terpicu
amarahnya ketika menghadapi
situasi tidak menyenangkan
Atlet merasa stres dan diliputi
emosi negatif
Atlet merasa ingin melakukan
pembalasan saat menerima
informasi negatif
Atlet panik dan mudah marah saat
menghadapi situasi kompetitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan dinamika antar variabel yang telah dipaparkan sebelumnya,
peneliti menarik hipotesis penelitian yaitu regulasi emosi mempengaruhi
agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Atlet sepak bola usia remaja
dengan kemampuan regulasi emosi tinggi memiliki tingkat agresivitas
yang rendah. Begitu pula sebaliknya, atlet sepak bola usia remaja dengan
kemampuan regulasi emosi rendah memiliki agresivitas yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan jenis
kuantitatif menekankan pengukuran variabel-variabel dengan data
numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika (Creswell,
dalam Supratiknya, 2015). Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat
pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia
remaja.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel yang diukur dalam penlitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat menyebabkan dan
mempengaruhi hasil (Creswell, 2016). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah regulasi emosi.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung merupakan variabel yang bergantung pada
variabel bebas dan menjadi akibat atau hasil dari pengaruh variabel
bebas (Creswell, 2016). Variabel tergantung dalam penelitian ini
adalah agresivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional merupakan definisi dari masing-masing variabel
yang disampaikan secara praktis serta dapat digunakan untuk memahami
hubungan antar variabel (Creswell, 2016). Dua variabel yang diteliti dalam
penelitian ini, yaitu regulasi diri dan agresivitas.
1. Regulasi Emosi
Regulasi emosi merupakan kemampuan atlet untuk mengelola dan
mengungkapkan emosi yang berasal dari segala peristiwa dengan cara
yang positif dan mencegah pemikiran negatif. Regulasi emosi akan
diukur menggunakan skala regulasi emosi yang mengacu pada aspek-
aspek regulasi emosi, yaitu pemantauan, penilaian, dan pengubahan.
Dari ketiga aspek tersebut, peneliti dapat mengetahui sejauh mana atlet
melakukan regulasi emosi dalam berkompetisi. Semakin tinggi skor
total yang diperoleh atlet sepak bola dari skala, maka semakin baik
pula regulasi emosi yang dilakukan oleh atlet sepak bola.
2. Agresivitas
Agresivitas merupakan tindakan negatif baik secara fisik maupun
verbal, dari seorang atlet kepada pihak lain, seperti lawan, wasit, atau
penonton dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikan, sehingga
pihak tersebut berusaha untuk menghindarinya. Agresivitas akan
diukur menggunakan skala agresivitas yang disusun oleh peneliti
berdasarkan keempat aspek-aspek agresivitas, yaitu agresi fisik, agresi
verbal, kemarahan, dan permusuhan. Semakin tinggi skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
diperoleh atlet sepak bola dari skala, maka semakin tinggi agresivitas
yang dilakukan.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah atlet sepak bola yang berusia
remaja, yaitu 11 hingga 22 tahun. Dalam penelitian ini, subjek ditentukan
dengan cara nonprobability sampling karena tidak setiap individu dalam
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel
(Supratiknya, 2014). Penentuan subjek jenis ini dapat juga disebut
convenience sample, yang berarti anggota sampel ditentukan atas dasar
aksesnya yang mudah untuk dijangkau oleh peneliti (Supratiknya, 2014).
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyebaran skala. Metode penskalaan yang digunakan adalah skala Likert.
Dalam metode penskalaan ini, isi pernyataan dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu favorable dan unfavorable (Supratiknya, 2014). Kemudian
subjek diminta untuk mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuannya
dalam sebuah kontinum (Supratiknya, 2014). Penelitian ini akan
menggunakan modifikasi skala Likert yang dinyatakan Anderson (dalam
Supratiknya, 2014) dalam hal opsi jawaban. Peneliti akan membuat opsi
jawaban genap untuk menghindari kecenderungan memilih jawaban tidak
tahu atau netral oleh subjek yang mengerjakan skala kurang serius atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memiliki keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
mengancam validitas item (Supratiknya, 2014). Kemudian, peneliti juga
akan menggunakan opsi jawaban sejumlah 6, karena opsi jawaban dalam
jumlah banyak (>5) dapat meningkatkan konsistensi internal skala. Selain
itu, subjek dalam penelitian ini merupakan remaja yang menempuh
pendidikan, sedangkan jumlah opsi jawaban sedikit (<5) lebih sesuai untuk
subjek anak atau orang dewasa yang kurang berpendidikan (Supratiknya,
2014). Namun peneliti tidak menggunakan opsi jawaban terlalu banyak
(lebih dari 6) agar tidak membuat subjek berpikir terlalu lama dalam
menentukan jawaban. Pemberian skor pada pernyataan favorable dan
unfavorable dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1
Pemberian nilai skor Skala Likert
Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala regulasi emosi
dan skala agresivitas. Skala dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
1. Skala Regulasi Emosi
Skala regulasi emosi disusun berdasarkan aspek dari regulasi emosi
yang diungkapkan oleh Thompson (dalam Garber dan Dodge, 2004;
Skor Item
Sangat
Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Agak
Setuju
(AS)
Agak
Tidak
Setuju
(ATS)
Tidak
Setuju
(TS)
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Favorable 6 5 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kostiuk dan Gregory, 2002), yaitu: pemantauan, penilaian, dan
pengubahan.
Tabel. 2
Indikator Skala Regulasi Emosi
Aspek Indikator
Pemantauan
Mampu menentukan tindakan yang tepat untuk
menghadapi segala bentuk emosi dan pikiran,
mengetahui konsekuensi dari setiap tindakan
Penilaian Mampu menilai setiap kejadian atau situasi baik secara
positif maupun negatif.
Pengubahan Mampu mengubah emosi negatif menjadi emosi
positif.
Tabel. 3
Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Sebelum Try Out
Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Presentase
Pemantauan 4, 1, 15, 26,
30, 11
24, 16, 32, 7,
12, 29 12 33,33%
Penilaian 23, 2, 20, 31,
5, 35
36, 21, 8, 13,
25, 17 12 33,33%
Pengubahan 10, 34, 14,
19, 6, 27
28, 18, 33, 3,
22, 9 12 33,33%
Total 18 18 36 100%
2. Skala Agresivitas
Skala agresivitas disusun berdasarkan aspek dari regulasi emosi
yang juga digunakan oleh Buss dan Perry (1992) untuk menyusun
kuesioner mengenai agresivitas. Aspek-aspek tersebut adalah agresi
fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel. 4
Indikator Skala Agresivitas
Aspek Indikator
Agresi fisik Memukul, menendang, mendorong, menarik, dan
bentuk serangan fisik yang terlihat
Agresi verbal Menghina, menyindiran, memaki, berkata kasar,
berkata kotor
Kemarahan Merasa benci dengan orang lain atau suatu hal, yang
berasal dari perasaan kecewa, gagal, atau dikhianati
Permusuhan Ingin menyakiti dan melawan orang atau hal yang
tidak disukai, cemburu, iri, curiga
Tabel. 5
Distribusi Item Skala Agresivitas Sebelum Try Out
Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Presentase
Agresi Fisik 7, 11, 27, 48,
47, 19
30, 34, 1, 25,
21, 43 12 25%
Agresi
Verbal
5, 12, 29, 41,
16, 37
23, 42, 2, 26,
35, 13 12 25%
Kemarahan 33, 14, 31,
17, 45, 3
10, 39, 44, 6,
20, 28 12 25%
Permusuhan 24, 8, 38, 22,
32, 46
4, 36, 15, 40,
9, 18 12 25%
Total 24 24 48 100%
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat tes dapat
mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya,
2014).Validitas alat ukur sendiri dapat dikatakan tinggi apabila
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Supratiknya (2014) juga menyatakan bahwa validitas akat ukur dapat
melihat kesesuaian isi dari alat ukur dengan konstruk yang diukur,
dengan analisis logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pada penelitian ini, uji validitas menggunakan jenis validitas isi,
yaitu mengacu pada sejauh mana unsur instrumen asesmen relevan
dengan konstruk sasaran (Supratiknya, 2014). Penilaian terkait isi
dapat berupa penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara
bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Ahli
yang terlibat dalam skala agresivitas adalah tiga orang dosen psikologi
dan 10 orang yang memiliki kriteria sama dengan subjek. Sedangkan
ahli dalam skala regulasi emosi adalah tiga orang dosen psikologi dan
10 orang yang memiliki kriteria sama dengan subjek. Pemilihan 10
orang ini dilakukan karena dalam beberapa item terdapat istilah-istilah
yang secara khusus digunakan dalam dunia persepakbolaan. Maka dari
itu, peneliti membutuhkan penilaian dari pihak yang menekuni bidang
tersebut.
Hasil indeks validitas isi item (IVI-I) diperoleh dari perhitungan
jumlah nilai yang diberikan oleh professional judgement dibagi dengan
banyaknya professional judgement yang terlibat. Item yang digunakan
dalam penelitian ini adalah item dengan nilai IVI-I lebih dari atau
sama dengan 0,78 (IVI-I ≥ 0,78) (Supratiknya, 2016). Selain
menghitung IVI-I, perlu dilakukan perhitungan Indeks Validitas Isi
Skala (IVI-S). Polit dan Beck (dalam Supratiknya, 2016)
mengungkapkan bahwa suatu skala dikatakan baik jika memiliki skor
IVI-S lebih dari atau sama dengan 0,90 (IVI-I ≥ 0,90). Nilai ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
diperoleh dari perhitungan jumlah IVI-I dari masing-masing item
dibagi dengan jumlah total item.
Berdasarkan perhitungan IVI-I dari item pada skala agresivitas
berada pada rentang 0,80 – 1,00 untuk penilaian peer judgement dan
1,00 untuk penilaian expert judgement. Hal ini menunjukkan bahwa
seluruh item lolos seleksi. Selanjutnya dilakukan perhitungan IVI-S
dan diperoleh hasl 0,9625 untuk penilaian peer judgement dan 1,00
untuk penilaian expert judgement. Hasil ini menunjukkan bahwa skala
yang digunakan dalam penelitian ini baik.
Pada item dalam skala regulasi emosi ditemukan hasil perhitungan
IVI-I berada pada rentang 0,80 – 1,00 untuk penilaian peer judgement
dan 1,00 untuk penilaian expert judgement. Selanjutnya dilakukan
perhitungan IVI-S dan diperoleh hasl 0,969 untuk penilaian peer
judgement dan 1,00 untuk penilaian expert judgement. Hasil ini
menunjukkan bahwa skala yang digunakan dalam penelitian ini juga
baik.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan uji coba skala (try out) pada kedua
skala penelitian. Penelitian ini menggunakan hasil uji daya beda item
untuk melihat kualitas item dalam skala berdasarkan perolehan skor
korelasi dari item total dengan batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 2011). Item
dengan daya beda yang tinggi memiliki skor rix minimal 0,30,
sedangkan item dengan daya beda berada pada skor rix < 0,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tergolong rendah. Uji coba dilaksanakan pada hari Minggu, 4
November 2018 dengan jumlah responden 60 orang. Berikut adalah
hasil seleksi item pada kedua variabel.
a. Skala Regulasi Emosi
Pada skala regulasi emosi, terdapat beberapa item dengan rix < 0,30
sehingga peneliti menggugurkan item tersebut.
Tabel. 6
Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Setelah Seleksi Item
Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Presentase
Pemantauan *4, 1, 15,
*26, *30, *11
24, 16, 32, 7,
12, 29 8 33,33%
Penilaian *23, *2, 20,
31, 5, *35
36, 21, *8,
13, 25, 17 8 33,33%
Pengubahan *10, *34, 14,
19, *6, *27
28, 18, 33, 3,
22, 9 8 33,33%
Total 24 100%
* : item yang gugur
b. Skala Agresivitas
Pada skala agresivitas, terdapat beberapa item dengan rix < 0,30
sehingga peneliti menggugurkan item tersebut. Peneliti juga
menggugurkan item pada aspek agresi fisik, agresi verbal, dan
permusuhan. Hal ini dilakukan agar komposisi item setiap aspek
pada skala regulasi emosi seimbang. Menurut Widhiarso (2011)
jika tidak terdapat teori atau penelitian yang menjelaskan bahwa
terdapat aspek yang dirasa lebih penting dibandingkan aspek
lainnya, maka lebih baik jumlah item dalam aspek seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel. 7
Distribusi Item Skala Agresivitas Setelah Seleksi Item
Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Presentase
Agresi Fisik 7, 11, 27, 48,
47, 19
*30, *34, (1),
*25, *21, *43 6 25%
Agresi
Verbal
5, 12, 29, 41,
*16, 37
(23), *42, 2,
*26, *35, *13 6 25%
Kemarahan 33, 14, 31,
17, 45, 3
*10, *39,
*44, *6, *20,
*28 6 25%
Permusuhan 24, 8, (38),
22, 32, 46
*4, (36), *15,
*40, (9), 18 6 25%
Total 24 100%
*: item yang gugur ( ) : item yang sengaja digugurkan
3. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan kembali terhadap populasi atau kelompok
(Supratiknya, 2014). Alat ukur yang baik menurut Supratiknya (2014)
adalah alat ukur yang memiliki reliabilitas tinggi.
Pada penelitian ini, reliabilitas dilihat dari koefisien Alpha
Cronbach dengan kriteria tes yang baik memiliki skor ≥ 0,70
(Supratiknya, 2014). Jika koefisien berada pada skor < 0,70 dapat
dikatakan kurang memadai karena inkonsistensi alat ukur dianggap
besar, sehingga menjadi meragukan (Supratiknya, 2014).
a. Skala Regulasi Emosi
Setelah dilakukan seleksi item, dapat diketahui bahwa koefisien
Alpha’s Cronbach pada skala regulasi emosi sebesar α = 0,888.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Nilai tersebut menunjukkan bahwa skala regulasi emosi secara
keseluruhan memiliki reliabilitas yang tinggi dan memuaskan.
b. Skala Agresivitas
Setelah dilakukan seleksi item, dapat diketahui bahwa koefisien
Alpha’s Cronbach pada skala regulasi emosi sebesar α = 0,933.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa skala regulasi emosi secara
keseluruhan memiliki reliabilitas yang tinggi dan sangat
memuaskan.
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
Sebelum dilakukan analisis regresi, ada beberapa pengujian yang harus
dijalankan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menguji kelayakan
data agar dapat dilakukan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas Residu
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah sebaran
data yang telah dikumpulkan terdistribusi secara normal (Santoso,
2010). Pada penelitian ini, yang akan diuji adalah normalitas
residu atau errornya karena dalam pengujian hipotesis nol dari
regresi yang dibutuhkan adalah normalits sebaran residu atau error
(Santoso, 2010). Uji normalitas residu dilakukan dengan metode
Kolmogorv-Smirnov (K-S). Data dapat dikatakan terdistribusi
normal jika taraf signifikansi p > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan uji asumsi yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar variabel yang hendak dianalisis
mengikuti garis lurus (linear) atau tidak (Santoso, 2010). Hal ini
berarti bahwa peningkatan atau penurunan kuantitas suatu variabel
akan diikuti secara linear oleh variabel lainnya. Variabel-variabel
tersebut dapat dikatakan memiliki hubungan yang linear jika
hasilnya menunjukkan p < 0,05.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas uji yang menilai ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengematan ke pengamatan yang lain.
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya
penyimpangan dari syarat-syarat asumsi pada regresi linear, yang
mana dalam model regresi harus memenuhi syarat tidak adanya
heteroskedastisitas atau data dapat disebut homoskedastisitas.
Menurut Santoso (2010), homoskedastisitas berarti varians dari
residu untuk setiap nilai dari variabel independen bersifat konstan.
Data dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas jika nilai
signifikansinya > 0,05.
2. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan menggunakan
metode statistik regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
for windows versi 21. Menurut Santoso (2010), regresi linear
sederhana digunakan untuk memprediksi besarnya skor variabel
dependen berdasarkan besarnya skor variabel independennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 November 2018 sampai dengan 11
November 2018. Peneliti melakukan pengambilan data dengan membagikan
kedua skala kepada subjek atlet sepak bola remaja berusia 11-22 tahun.
Pengumpulan data menggunakan skala yang didistribusikan pada saat atlet
selesai berlatih atau bertanding. Total jumlah subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 122 atlet.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah atlet sepak bola yang beusia 11 tahun
hingga 22 tahun. Sejumlah 122 subjek mengisi skala dengan deskripsi
sebagai berikut.
Tabel. 8
Deskripsi Data Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
11-14 91 74,59%
15-22 31 25,41
Total 122 100%
Tabel. 9
Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Frekuensi Presentase
Laki-laki 92 75,4%
Perempuan 30 24,6%
Total 122 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan data tabel 8 dan 9 mengenai deskripsi subjek penelitian,
dapat diketahui bahwa subjek penelitian ini mayoritas adalah remaja awal
yang berusia 11 hingga 14 tahun sebesar 74,59%. Kemudian mayoritas subjek
berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 75,4%.
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran
tingkat regulasi emosi dan tingkat agresivitas pada subjek. Pengukuran ini
dilakukan dengan cara melihat perbandingan antara mean teoretis dan mean
empiris. Mean empiris merupakan nilai rata-rata dari skor yang dimiliki oleh
subjek penelitian menggunakan SPSS for Windows versi 21. Sedangkan mean
teoretis diperoleh dari hasil perhitungan berdasarkan skor terendah dan skor
tertinggi yang dapat diraih dalam sebuah skala, yang dirumuskan sebagai
berikut:
Dari hasil perhitungan meam empiris dan mean teoretis kemudian
dilakukan uji one sample t-test menggunakan SPSS for Windows versi 21
yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikasn
antara meam empiris dan mean teoretis. Berikut merupakan hasil
perbandingan antara meam empiris dan mean teoretis dari penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan besaran signifikansi mean
empiris dan mean teoretis 0,000 (p<0,05) pada variabel regulasi emosi dan
agresivitas. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mean empiris dan mean teoretis.
Tabel. 10
Deskripsi Statistik Data Penelitian
N Empiris Teoretis
Min Max Mean SD Min Max Mean
RE 122 74 132 103,34 11,688 24 144 84
AGR 122 31 99 61,55 15,226 24 144 84
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa variabel regulasi emosi
memiiki mean empiris (103,34) yang lebih besar dari mean teoretisnya (84).
Hasil ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
kemampuan regulasi emosi yang cenderung tinggi atau positif. Sedangkan
pada variabel agresivitas dapat diketahui bahwa mean empiris (61,55) lebih
rendah dari pada mean teoretis (84). Hal ini menunjukkan bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki tingkat agresivitas yang cenderung rendah atau
negatif.
D. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Residu
Uji normalitas residu merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah nilai residual data penelitian tergolong dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
distribusi normal (Santoso,2010). Pada penelitian ini, uji normalitas
dilakukan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS
for Windows versi 21. Data dikatakan memiliki sebaran residual
normal jika nilai taraf signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) variabel memenuhi syarat uji normalitas. Nilai
probabilitas residu (p) variabel sebesar 0,200. hal ini menunjukkan
bahwa sebaran data dalam penelitian ini berdistribusi normal karena p
> 0,05.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah uji asumsi yang digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Penelitian ini menggunakan metode test for linearity
dengan bantuan SPSS for Windows versi 21. Asumsi linearitas dapat
dikatakan terpenuhi jika memiliki nilai signifikanasi alpha (α) < 0,05
(Santoso, 2010).
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa nilai Sig.
variabel memenuhi syarat uji linearitas. Nilai signifikansi (α) variabel
regulasi emosi dan agresivitas sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian ini secara signifikan
bersifat linear karena α < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ialah uji asumsi yang digunakan untuk
mengetahui variansi nilai residual (error) pada variabel prediktor.
Dalam data penelitian, penyebaran setiap titik pada variabel prediktor
harus memiliki varians yang ckup konstan sehingga peningkatan atau
penurunan nilai residu membentuk suatu pola tertentu dan tidak terjadi
penyimpangan. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
metode statistik uji Glejser menggunakan SPSS for Windows versi 21.
Asumsi heteroskedastisitas dapat dikatakan terpenuhi jika memenuhi
nilai signifikansi (p) > 0,05 (Priyatno, 2014). Hal ini dapat diartikan
bahwa variabel tersebut memiliki varians yang homokedastisitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa
setiap variabel memenuhi syarat uji heteroskedastisitas. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi (p) variabel regulasi emosi dengan
variabel agresivitas yang memiliki nilai sebesar 0,078. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa variansi residu setiap variabel terikat dalam
penelitian ini memiliki varians yang konstan atau dapat dikatakan
tidak terindikasi heteroskedastisitas, karena nilai signifikansi (p) >
0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear
sederhana untuk pengujian hipotesis. Sebelumnya, peneliti telah
melakukan uji asumsi untuk melihat apakah data penelitian ini parametrik
dan memenuhi syarat untuk diolah menggunakan metode analisis regresi.
Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa data yang
dihasilkan telah memenuhi syarat uji asumsi. Uji asumsi normalitas
menunjukkan bahwa sebaran data memiliki nilai distribusi residual yang
normal, sehingga data penelitian ini dapat dikatakan berdistribusi normal.
Selain itu, uji linearitas menunjukkan bahwa antar variabel dalam
penelitian ini memiliki hubungan yang linear. Hasil uji asumsi juga
menunjukkan bahwa varian residu pengamatan data satu ke pengamatan
data lain cukup konstan, yang artinya data penelitian ini tidak terindikasi
heteroskedastisitas.
Oleh karena itu, data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat
untuk diolah menggunakan SPSS for Windows versi 21. Berdasarkan hasil
pengolahan data, dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang muncul
adalah Y = 122,445 + (- 0,589) X, di mana Y merupakan variabel
agresivitas dan X merupakan variabel regulasi emosi. Angka pengaruh
antara kedua variabel ini dapat dilihat dari standardized coefficients (β)
sebesar -0,452 dengan nilai signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05).
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel regulasi emosi memiliki pengaruh
yang negatif terhadap agresivitas. Hal ini mengindikasikan bahwa atlet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sepak bola usia remaja yang memiliki kemampuan regulasi emosi tinggi
cenderung memiliki agresivitas rendah.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa R
Square menunjukkan nilai sebesar 0,205 atau 20,5%. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel regulasi emosi memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 20,5% terhadap variabel agresivitas. Sedangkan 79,5%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
E. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh negatif dari
regulasi emosi terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemukan bahwa
hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai signifikansi uji regresi dari variabel regulasi emosi terhadap
variabel agresivitas sebesar 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa
variabel regulasi emosi memiliki pengaruh terhadap variabel agresivitas
dengan nilai koefisien determinasi sebesar 20,5%.
Data penelitian ini menunjukkan koefisien regresi sebesar -0,589,
yang berarti bahwa setiap penambahan satu nilai regulasi emosi akan
mempengaruhi penurunan agresivitas sebesar 0,589 (58,9%). Sebaliknya,
setiap penurunan satu nilai regulasi emosi akan mempengaruhi
peningkatan agresivitas sebesar 0,589 (58,9%). Hasil tersebut sesuai
dengan beberapa penelitian lain mengenai regulasi emosi dan agresivitas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang menemukan bahwa regulasi emosi berhubungan secara negatif
dengan agresivitas. Kemampuan regulasi emosi mampu mengurangi
perilaku agresi, dan rendahnya kemampuan regulasi emosi mampu
meningkatkan agresivitas (Helmsen, Koglin, & Petermann, 2012; Sullivan,
2010).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa atlet dengan kemampuan
tinggi dalam melakukan regulasi emosi akan mampu menjaga stabilitas
emosinya sehingga dapat bermain dengan sportif. Hal ini dapat dilihat dari
item-item dalam skala penelitian yang menunjukkan bahwa semakin
rendah agresivitas yang dilakukan oleh atlet, maka semakin tinggi
sportivitas atlet tersebut. Selain itu, atlet yang mampu melakukan regulasi
emosi tidak mudah terpancing amarahnya pada saat bertanding. Atlet
cenderung tidak memaki, berkelahi, menjegal untuk merebut bola, dan
perilaku lain yang dapat menyakiti orang lain. Hasil tersebut memperkuat
apa yang telah diungkapkan Makmuroch (2014) bahwa seseorang dengan
regulasi emosi yang tinggi mampu memahami situasi dan mengubah
pikiran atau penilaiannya mengenai situasi yang dihadapi secara positif,
sehingga memunculkan emosi positif pula.
Atlet sepak bola remaja dengan regulasi emosi tinggi mampu
membuat keputusan pasti tentang langkah apa yang akan dilakukan ketika
menghadapi berbagai macam situasi. Atlet mampu bangkit dan segera
menentukan langkah atau strategi baru yang akan dilakukan ketika
mengalami kegagalan saat bertanding. Hal ini membuat atlet lebih bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tenang dalam menanggapi situasi yang tidak menyenangkan, sehingga
tidak memicu munculnya agresivitas. Hasil tersebut selaras dengan
pernyataan Thompson (dalam Kostiuk dan Gregory, 2002) bahwa individu
yang dapat menentukan langkah untuk menghadapi berbagai bentuk
emosi, akan lebih mampu mengatasi situasi yang dihadapi.
Atlet dengan regulasi emosi tinggi juga mampu memberikan
penilaian baik secara positif maupun negatif mengenai setiap kejadian atau
kondisi yang dialami berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.
Mereka dapat memahami bahwa ketika mereka ditegur oleh pelatih hal itu
berarti pelatih menginginkan performa mereka yang lebih baik. Hal ini
menyebabkan atlet dapat menghadapi situasi kompetitif dengan tenang dan
sportif. Thompson (2007) juga menyatakan bahwa seseorang dengan
kemampuan regulasi emosi yang rendah akan kesulitan mengelola emosi
sehingga sulit mengontrol diri untuk bebas dari emosi negatif, seperti
kemarahan.
Selain itu, atlet yang memiliki regulasi emosi tinggi mampu
mengubah emosi dari hal-hal yang bersifat negatif dan masuk ke dalam
diri individu, menjadi sebuah dorongan individu ke hal-hal yang bersifat
positif. Atlet mampu mengubah teguran atau komentar negatif dari pelatih
menjadi motivasi untuk bermain lebih baik. Atlet pun bisa mengubah
perasaan takut menjadi percaya diri ketika akan menghadapi sebuah
kompetisi. Hal ini membuat atlet lebih mampu mengelola stres atau emosi
negatif yang dirasakan. Atlet juga dapat menahan diri dengan mengelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
informasi negatif yang diterimanya, sehingga tidak menimbulkan
agresivitas. Hasil tersebut selaras dengan pernyataan Albin (1986) yang
mengungkapkan bahwa dengan melakukan regulasi emosi, remaja dapat
membuat emosinya lebih stabil.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dapat diketahui
bahwa rendahnya agresivitas seorang atlet yang berusia remaja terhadap
lawan main, wasit, pendukung atau penonton, maupun teman satu tim
sendiri dapat dipengaruhi oleh tingginya regulasi emosi atlet itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis penelitian diterima.
Hal ini berarti variabel regulasi emosi berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap variabel agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja ( β =
-0,452; p = 0,000; = 0,205 ). Kemudian hasil koefisien regresi yang
menunjukkan nilai sebesar -0,589 mengindikasikan bahwa setiap
penambahan satu nilai regulasi emosi akan mempengaruhi penurunan
agresivitas sebesar 0,589. Sebaliknya, setiap penurunan satu nilai regulasi
emosi akan mempengaruhi peningkatan agresivitas sebesar 0,589. Nilai yang
negatif tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi antara
variabel regulasi emosi terhadap variabel agresivitas memiliki pengaruh
negatif, sehingga semakin tinggi nilai regulasi emosi maka semakin rendah
nilai agresivitas.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Meskipun penelitian sudah terlaksana dengan lancar dan baik, namun
peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini.
Pertama, pengukuran regulasi emosi dengan cara kognitif dapat
memunculkan adanya bias dan skala dalam bentuk self-report juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memungkinkan adanya pemberian informasi yang tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Kedua, terdapat beberapa item yang overlap yaitu
item favorable dari regulasi emosi merupakan item unfavorable dari
agresivitas. Hal ini menyebabkan kecurigaan bahwa adanya pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat karena item-item tersebut saling
terkait.
C. SARAN
Berdasarkan proses penelitian, pembahasan, serta kesimpulan yang telah
diambil, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna
bagi pelatih sepak bola, atlet sepak bola, dan bagi peneliti selanjutnya.
Berikut adalah saran yang dapat diberikan:
1. Bagi Pelatih Sepak Bola Remaja
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap agresivitas. Hal ini
mengindikasikan bahwa atlet sepak bola dengan kemampuan regulasi
emosi tinggi cenderung lebih jarang melakukan agresivitas. Atlet yang
jarang melakukan agresivitas akan bermain sepak bola dengan lebih
sportif, sehingga meminimalisasi adanya peringatan pelanggaran atau
kartu dari wasit. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa atlet
sudah memiliki regulasi emosi yang tinggi. Maka dari itu pelatih dapat
terus mempertahankan regulasi emosi anak didik mereka agar tidak
menurun. Bila perlu ditingkatkan, pelatih dapat mengadakan pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
regulasi emosi untuk para atlet agar mereka terbiasa bermain dengan
emosi yang stabil. Pelatih juga dapat mendatangkan psikolog olahraga
untuk mendampingi proses pelatihan regulasi emosi.
2. Bagi Atlet Sepak Bola Remaja
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atlet sepak bola usia
remaja cenderung membutuhkan emosi yang stabil untuk meminimalisasi
agresivitas. Hal ini mengindikasikan bahwa atlet sepak bola yang berusia
remaja perlu kemampuan untuk mengelola emosinya sendiri dengan baik.
Berdasarkan penelitian ini, atlet diharapkan mampu mempertahankan atau
bahkan meningkatkan kemampuan dalam melakukan regulasi emosi agar
tidak mengalami penurunan. Atlet juga perlu melakukan relaksasi dan
berpikir positif agar stamina atlet tetap terjaga. Selain itu, atlet sendiri
perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
munculnya agresivitas, seperti adanya serangan dari lawan, frustasi,
ekspektasi pembalasan, serta situasi kompetitif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
menggunakan metode yang implisit sehingga subjek tidak mengetahui
jika mereka sedang diukur, misalnya dengan menggunakan alat yang
dapat mengukur emosi seseorang. Alat ini mampu menjadikan hasil
penelitian lebih akurat karena subjek tidak dapat melakukan faking. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
itu, peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode eksperimen.
Dengan metode ini, peneliti juga dapat meminimalisasi faking serta
mengontrol pengaruh faktor-faktor lain yang tidak ingin diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Daftar Pustaka
Ahmadi, S. S., Besharat, M. A., Azizi, K., & Laijani, R. (2011). The relationship
between dimensions of anger aand aggression in contact and non- contact
sports. Procedia-Social and Behavior Sciences, 30, 247-251. doi:
10.1016/j.sbspro.2011.10.049
Albin, R. S. (1986). Emosi bagaimana mengenal, menerima, dan.
Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius
Anderson, C. A., and Bushman, B. J. (2002). Annual review of psychology:
Human aggression, 53, 27-51.
Azwar, S. (1998). Metode penelitian (Edisi 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brown, P., and Schuster, I. (1986). Culture and aggression. anthropological
quarterly, 59(4), 155-159; 200-204. Retrieved from
http://jstor.org/stable/331732
Buckholdt, K. E., Parra, G. R., & Jobe-Shields, L. (2009). Emotion regulation as a
mediator of the relation between emotion socialization and deliberate self-
harm. American Journal of Orthopsychiatry, 79(4), 482-490.
Butler, E. A., Lee, T. L., and Gross, J. J. (2007). Emotion regulation and culture:
Are the social consequences of suppression culture-specific. Emotion, 7(1),
30-48. doi: 10.1047/1528-3542.7.1.30
Buss, A. H., and Perry, M. (1992). The aggression questionnaire. Journal of
Personality and Social Psychology, 63(3), 452-459.
Calkins, S. D. (2010). Commentary: Conceptual and methodological challenges to
the study of emotion regulation and psychopathology. Journal
Psychopathology Behavior Assess, 32, 92-95. doi: 10.1007/s10862-009-9169-
6
Chambers, R., Gullone, E., & Allen, N. B. (2009). Clinical psychology review.
Elsevier, 29, 560-572. doi: 10.1016/j.cpr.2009.06.005
Chaplin, J. P. (2011). Kamus lengkap psikologi.(cetakan ke-15). (Alih Bahasa
Kartini Kartono). Jakarta: Rajawali Pers.
Christian, A. (2017, 22 Oktober). Pemain bali united u-19 cedera leher karena
dipukul lawan. Bolakompas.com. Diunduh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
https://bola.kompas.com/read/2017/10/22/12271778/pemain-bali-united-u-
19-cedera-leher-karena-dipukul-lawan
Creswell, J. W. (2014). Research design: qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches. California: SAGE Publications, Inc.
David-Ferdon, C., and Herts, M. F. (2009). The relation of locus of control, anger,
and impulsivity to boys’ aggressive behavior. Behavioral Disoder, 33(2),
108-119. Doi: 10.1080/00221329909595376
Dayakisni, T. dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial (Edisi Keempat). Malang:
UMM Press.
Deming, A. M., and Lockman, J. E. (2008). The relation of locus of control,
anger, and impulsivity to boys' aggressive behavior. Behavioral Disorder,
33(2), 108-119. doi: 10.1080/00221329909595376
Denson, T. F., DeWall, C. N., & Finkel, E. J. (2012). Self-Control and
Aggression. Psychological Science, 21(1), 20-25. doi:
10.1177/0963721411429451
DeWall, C. N., Anderson, C. A., & Bushman, B. J. (2011). The general
aggression model: Theoretical extensions to violence. Psychology of
Violence, 1(3), 245-258. doi: 10.1037/a0023842
DeWall, C. N., Baumeister, R. F., Stillman, T. F., & Gailliot, M. T. (2007).
Violence restrained: Effects of self-regulation and its depletion on aggression.
Journal of Experimental Social Psychology, 43, 62-76. doi:
10.1016/j.jesp.2005.12.005
DeWall, C. N., Finkel, E. J., & Denson, T. F. (2011). Self-control inhibits
aggression. Social and Personality Compass, 5(7), 458-472. doi:
10.1111/j.1751-9004.2011.00363.x
Dini dan Indrijati. (2014). Hubungan antara kesepian dengan perilaku agresif pada
anak didik di lembaga permasyarakatan anak blitar. Jurnal Psikologi,
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga. 3(3). 30-36.
Donahue, E. G., Rip, B., & Vallerand, R. J. (2009). When winning is everything;
On passion, identify, and aggression in sport. Psychology of Sport and
Exercise, 526-534. doi: 10.1016/j.psychsport.2009/02.002
Dwityaputri. Y. K., dan Sakti. H. (2015). Hubungan antara regulasi emosi dengan
forgiveness pada siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD-Tangerang
Selatan. Jurnal Empati, 4(2), 20-25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Firdaus, M. T., Muhari, H., Christiana, E., & Pratiwi, T. I. (2013). Faktor-faktor
penyebab perilaku agresif pada siswa di SMP kelurahan kedung asem
Surabaya. Jurnal BK Unesa, 2(1), 68-78.
Fromm, Erich. (2008). Akar kekerasan: Analisis sosio-psikologis atas watak
manusia, terjemahan Imam Muttaqin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geen, R. G. (2001). Human aggression (2nd edition). Buckingham: Library of
Congress Cataloging in-Publication Data.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss 21
(Ed. Ke-7). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Glenn, A. L., & Raine, A. (2009). Psychopathy and instrumental aggression:
Evolutionary, neurobiological, and legal perspectives. International Journal
of Law and Psychiatry, 32(4), 253-258. doi: 10.1016/j.ijlp.2009.04.002
Good, G. E., and Wood, P. K. (1995). Male gender role conflict, depression, and
help seeking: Do college men face double jeopardy? Journal of Conseling
and Development, 74, 70-75.
Gross, J. J., and Barrett, L. F. (2011). Emotion generation and emotion regulation:
One of two depends on yout pointof view. Emotion Review, 3(8),7-16. doi:
10.1177/1754073910380974
Gross, J. J., and John, O. P. (2003). Individual differences in two emotion
regulation processes: Implications for affect, relationships, and well- being.
Journal of Personality and Social Psychology. 85(2), 348–362.
Gross, J. J., and Thompson, R. A. (2007). Emotion regulation: Conceptual
foundations. Dalam James J. Gross (Ed.), Handbook of emotion regulation.
New York, USA: The Guilford Press.
Gultom. (2014, 5 Agustus). Sesama pemain persebaya saling adu jotos di sesi
latih tanding. Tribunnews.com. Diunduh dari.
http://jabar.tribunnews.com/2014/08/05/sesama-pemain-persebaya-saling-
adu-jotos-di-sesi-latih-tanding
Gunarsa, Singgih. (1995). Faktor keberhasilan dan kegagalan. Jakarta: Gema
Olahraga
Helmsen, J., Koglin, U., & Petermann, F. (2012). Emotion regulation and
aggressive behavior in preshoolers: The mediating role of social information
procession. Child Psychiatry Human Development,43:87-101.
10.1007/s10578-011-0252-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Hidayat, K., Bashori, K., & Dwiasri, O. M. (2016). Psikologi sosial: Aku, kami,
dan kita. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ioana, O. (2013). A study on the relationship between sports and aggression. Sport
Science Review, XXII(1-2), 33-48. doi: 10.2478/ssr-2013-0003
Janah, M. R., Rifayani, Hastuti., Ernawati, Sri. (2014). Emotion regulation to
reducing aggressive behavior in resolving interpersonal conflict on student
smk. Seminar Nasional dan Call for Papers Uniba, 10-16.
Keeler, L. A. (2007). The differences in sport aggression, life aggression, and life
assertion among adult male and female collision, contact, and non-contact
sport athletes. Journal of Sport Behavior, 30(1), 57.
Khumas, dkk. (1997). Peran fantasi agresi terhadap perilaku agresif anak-anak..
Jurnal Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada. 1, 21-29.
Kostiuk, L. M., and Fouts, G. T. (2002). Understanding of emotions and emotion
regulation in adolescent females with conduct problems: A qualitive analysis.
The Qualitative Report, 7(1).
Kring, A.M., Johnson, S.L., Davison, G.C., & Neale, J.M. (2010). Abnormal
Psychology. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. (Eleventh
Edition)
Krishnaveni, K., and Shahin, A. (2014). Aggression and its influence on sport
performance. International Journal of Physical Education, Sports and
Health, 1(2), 29-32.
Larsen, J. K., et.al. (2013). Emotion regulation in adelescence: A prospective
study of expressive suppression and depressive symptoms. The journal of
early adolescence, 33(2), 184-200. doi: 10.1177/0292431611432712
Makmuroch. (2014). Keefektifan pelatihan keterampilan regulasi emosi terhadap
penurunan tingkat ekspresi emosi pada caregiver pasien skizofrenia di rumah
sakit jiwa daerah surakarta. Wacana Jurnal Psikologi. 4(11), 13-34.
Martin, S. B. (2005). High school and college athletes’ attitudes toward sport
psychology consulting. Journal of Applied Sport Psychology, 17, 127-139.
Mawardah. M., dan Adiyanti. MG. (2014). Regulasi emosi dan kelompok teman
sebaya pelaku cyberbullying. Jurnal Psikologi, 41(1), 60-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Myers, David G. (2013). Social Psychology. (11th Ed). New York: McGraw-Hill
Companies.
Papalia, D. E., Old, S. W., dan Feldman, R. D. (2008). Human development
(Psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana.
Papalia, D. E., Old, S. W., dan Feldman, R. D. (2007). Human development. (10th
Edition). New York: McGraw-Hill.
Pradigdo, B. G. (2017, 25 Agustus). Evan dimas akui emosi pemain U-22 kadang
tak terkontrol. Bola.com. Diunduh dari: https://m.bola.com/sea-
games/read/3070568/evan-dimas-akui-emosi-pemain-timnas-u-22-kadang-
tak-terkontrol
Priyatno, D. (2014). Pengolahan Data Terpraktis. 89-148. Yogyakarta: C.V. Andi
Offset.
Rachman. (2017, 25 Agustus). Indonesia gagal kalahkan malaysia dalam 90 menit
sejak sea games 2001. Bbc.com. Diunduh dari:
https://www.bbc.com/indonesia/olahraga-41046549
Rahman, A. A. (2013). Psikologi sosial integrasi pengetahuan wahyu dan
pengetahuan empirik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Reyna, dkk. (2011). The buss-perry aggression questionnaire: Construct validity
and gender invariance among argentinean adolescents. International Journal
of Psychological Research, Universidad de San Buenaventura. 4(2), 30-37.
Roberton, T., Daffern, M., & Bucks, R. S. (2012). Aggression and violent
behavior: emotion regulation and aggresion. Elsevier, 72-82. doi:
10.1016/j.vb.2011.09.006
Rosenblum, G. D., & Lewis, M. (2003). Emotional development in adolescence.
In G. R. Adams & M. D. Berzonsky (Eds.), Blackwell handbooks of
developmental psychology. Blackwell handbook of adolescence(pp. 269-289).
Malden, : Blackwell Publishing.
Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2008). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup, Jilid
2). Jakarta: Erlangga.
Sherrill, A. M., and Bradel, L. T. (2016). Contact sport participation predicts
instrumental aggression, not hostile aggression, within competition: Quasi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
experimental evidence. Journal of Aggression Conflict and Peace Research,
9(1), 50-57. doi: 10.1108/JACPR-01-2016-0207
Silaen. A. C., dan Dewi. K. S. (2015). Hubungan antara regulasi emosi dengan
asertivitas: Studi korelasi pada siswa di SMA Negeri 9 Semarang. Jurnal
Empati, 4(2), 175-181.
Sin, T. H. (2017). Tingkat percaya diri atlet sepak bola dalam menghadapi
pertandingan. Jurnal Fokus Konseling, 3(2), 163-174. doi:
10.26638/jfk.414.2099
Stangor, C. (2011). Principles of social psychology – 1st international edition. BC
Open Textbook Project.
Sukadiyanto. (2005). Olahraga, majalah ilmiah. fakultas ilmu keolahragaan
UNY, 11(3), 289-391.
Sullivan, dkk. (2010). Associations between sadness and anger regulation coping,
emotional expression, and physical and relational aggression among urban
adolescents. Aggression and Emotion in Adolesence, 19(1), 30-51. doi:
10.1111/j.1467-9507.2008.00531.x
Supratiknya, A. (2007). Kiat merujuk sumber acuan dalam penulisan karya
ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Syahadat, Y. M. (2013). Pelatihan regulasi emosi untuk menurunkan perilaku
agresif pada anak. Humanitas, X(1), 19-36.
Tenenbaum, G., Sacks, D. N., Miller, J. W., Golden, A. S., & Doolin, N. (2000).
Aggression and violence in sport: A reply to kerr's rejoinder. The Sport
Psychologist, 14, 315-326
Wadlinger, H. A and Isaacowitz, D. M. (2010). Fixing our focus: Training
attention to regulate emotion. Presonality and Social Psychology Review,
XX(X), 1-28. doi: 10.1199/1088868310365565
Warburton, W. A., and Anderson, C. A. (2015). International Encyclopedia of the
Social & Beharioral Sciences, 2nd edition. Elsevier Ltd, 1, 295-299. doi:
10.1016/B987-0-08-097086-8.24002-6
Yosia. (2017, 15 September). Timnas indonesia u-19 gagal ke final, sassil
ramdani dihujat. Bola.com. Diunduh dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
https://www.bola.com/indonesia/read/3096353/timnas-indonesia-u-19-gagal-
ke-final-saddil-ramdani-dihujat
Zeman, J., Shipman, K., & Penza-Clyve, S. (2001). Development and initial
validation of the Children's Sadness Management Scale. Journal of
Nonverbal Behavior, 25(3), 187-205. doi: 10.1023/A:1010623226626
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
UJI COBA SKALA PENELITIAN
Sebagai bagian dalam Penyusunan Skripsi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Yasinta Tiwi Carysa
149114035
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Yogyakarta, Oktober 2018
Kepada saudara-saudari yang berpartisipasi dalam uji coba penelitian ini,
perkenalkan saya:
Nama : Yasinta Tiwi Carysa
Alamat : Gading Lumbung, Donotirto, Kretek, Bantul
Kontak : 0821383497479 <yasintatiwic@gmail.com>
Institusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma
Memohon bantuan kepada saudara-saudari untuk mengisi skala ini guna
menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa. Pada skala ini,
terdapat beberapa pernyataan dan saudara-saudari diminta untuk memberikan
tanggapan pada pernyataan-pernyataan tersebut. Setiap tanggapan yang saudara-
saudari berikan tidak ada yang salah. Selain itu, peneliti akan menjamin
kerahasiaan tanggapan saudara-saudari. Oleh karena itu, saya mengharapkan agar
jawaban yang diberikan bersifat jujur dan sesuai dengan diri saudara-saudari yang
sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Yasinta Tiwi Carysa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan
sukarela tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun, demi
membantuk terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan
adalah murni dari apa yang sesungguhnya saya alami dan bukan berdasarkan
pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin penggunaan
jawaban yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian
ilmiah ini.
................................................2018
Menyetujui,
................................
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
IDENTITAS DAN DATA DIRI
Usia Saat Ini : ............. tahun
Jenis Kelamin : Laki –laki / Perempuan *
Pendidikan Terakhir : ........................................
Sekolah Sepak Bola atau Club yang diikuti:
1. ..............................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................
Pertandingan atau kejuaraan yang pernah diikuti:
1. ..............................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................
4. ..............................................................................................................................
5. ..............................................................................................................................
6. ..............................................................................................................................
7. ..............................................................................................................................
8. ..............................................................................................................................
9. ..............................................................................................................................
10. ..............................................................................................................................
* lingkari salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
2. Tentukan pilihan-pilihan jawaban yang benar-benar menggambarkan diri
Anda yang sesungguhnya dengan cara memberikan tandan silang () pada
pilihan jawaban yang meliputi:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
AS : Agak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Setiap pernyataan hanya dapat memilih satu jawaban. Tidak ada jawaban
yang salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memperngaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan diri Anda.
Kerahasiaan data dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
4. Contoh pengisian:
Pernyataan Pilihan Jawaban
Saya suka memakai sepatu STS TS ATS AS S SS
Jika Anda ingin mengganti jawaban, gantilah seperti ini:
Pernyataan Pilihan Jawaban
Saya suka memakai sepatu STS TS ATS AS S SS
~ Selamat mengerjakan ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SKALA BAGIAN PERTAMA
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 Saya dapat segera meminta maaf dan
memperbaiki keadaan setelah saya
melakukan kesalahan
STS TS ATS AS S SS
2 Saya bisa memahami bahwa pendukung
tim lawan sengaja mengeluarkan kata-
kata sindiran untuk menjatuhkan mental
tim saya
STS TS ATS AS S SS
3 Saya sulit menghilangkan perasaan
tersinggung ketika diremehkan orang
lain
STS TS ATS AS S SS
4 Saya mampu menentukan strategi
permainan baru ketika tim saya
mengalami kekalahan
STS TS ATS AS S SS
5 Saya mampu memahami bahwa pelatih
menegur saya karena performa saya
yang kurang optimal
STS TS ATS AS S SS
6 Saya dapat mengurangi perasaan
minder dan mengasah kemampuan
yang saya miliki ketika melihat orang
lain lebih hebat daripada saya
STS TS ATS AS S SS
7 Saya kurang mampu mencari hal-hal
yang menyenangkan hati saya ketika
saya merasa marah
STS TS ATS AS S SS
8 Saya kurang bisa memahami apakah
keputusan yang diambil oleh wasit adil
atau tidak
STS TS ATS AS S SS
9 Saya merasa tidak percaya diri ketika
bertanding dalam kompetisi besar STS TS ATS AS S SS
10 Saya mampu meredakan perasaan
marah ketika lawan membuat saya
cedera
STS TS ATS AS S SS
11 Saya dapat terus melatih kemampuan
atau bakat yang saya miliki meskipun
saya sudah merasa puas atas
keberhasilan yang saya capai
STS TS ATS AS S SS
12 Saya kurang bisa mempertimbangkan STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
solusi dengan resiko paling kecil ketika
saya dihadapkan pada suatu kesulitan
13 Saya kurang mengerti apa yang
membuat kiper tim saya mengalami
kebobolan gawang
STS TS ATS AS S SS
14 Saya mampu menganggap teguran
pelatih sebagai penyemangat ketika
performa saya dianggap kurang baik
STS TS ATS AS S SS
15 Saya mampu untuk segera bangkit dan
berusaha lebih keras ketika saya
mengalami kegagalan
STS TS ATS AS S SS
16 Saya kurang bisa mengerti apa yang
harus saya perbuat setelah melakukan
kesalahan baik disengaja maupun tidak
STS TS ATS AS S SS
17 Saya tidak mengerti apa yang membuat
performa bermain saya menurun STS TS ATS AS S SS
18 Saya sulit menghilangkan perasaan
putus asa setelah mengalami kegagalan STS TS ATS AS S SS
19 Saya termotivasi untuk menunjukkan
kemampuan saya ketika orang lain
meremehkan saya
STS TS ATS AS S SS
20 Saya mampu memahami bahwa ketika
saya mendapatkan kartu kuning hal itu
karena saya melanggar peraturan
STS TS ATS AS S SS
21 Saya sulit memahami apa tujuan
pendukung tim lawan mengucapkan
kata-kata yang menyindir tim saya
STS TS ATS AS S SS
22
Saya sulit mengurangi perasaan tidak
percaya diri ketika melihat kemampuan
orang lain yang lebih baik
STS TS ATS AS S SS
23 Saya dapat memahami bahwa saya
mengalami kegagalan ketika bertanding
(mencetak gol) karena saya kurang
tenang dalam bermain
STS TS ATS AS S SS
24 Setelah mengalami kekalahan, saya
merasa kecewa hingga saya sulit
mengatur strategi permainan baru
STS TS ATS AS S SS
25 Saya tidak dapat memahami apa yang
menyebabkan pelatih menegur saya STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
26 Saya mampu mengatasi kekesalan saya
dengan melakukan hal-hal yang saya
senangi
STS TS ATS AS S SS
27 Saya mampu mengubah perasaan takut
menjadi percaya diri ketika akan
bertanding dalam kompetisi bergengsi
(besar)
STS TS ATS AS S SS
28 Saya sulit menghilangkan perasaan
kesal saya ketika lawan menjegal saya
dengan sengaja
STS TS ATS AS S SS
29 Saya kurang mampu mengendalikan
perasaan puas ketika mendapat
keberhasilan, sehingga lupa untuk
mengasah kemampuan yang saya miliki
STS TS ATS AS S SS
30 Saya mampu memikirkan setiap solusi
dengan pertimbangan resiko yang
paling kecil ketika saya dihadapkan
pada suatu masalah
STS TS ATS AS S SS
31 Saya dapat mengerti bahwa kiper tim
saya mengalami kebobolan karena
pertahanan tim saya kurang kuat
STS TS ATS AS S SS
32 Saya putus asa dan tidak mampu
bangkit setelah saya mengalami
kegagalan
STS TS ATS AS S SS
33 Saya kurang bisa meredakan perasaan
panik ketika pelatih terus menegur
performa bermain saya
STS TS ATS AS S SS
34 Saya mampu memotivasi diri saya
untuk berusaha lebih keras ketika
mengalami kegagalan
STS TS ATS AS S SS
35 Saya bisa memahami bahwa performa
bermain saya tidak optimal karena saya
kurang giat dalam berlatih
STS TS ATS AS S SS
36 Saya kurang mengerti apa yang
menyebabkan saya gagal dalam
mencetak gol
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
SKALA BAGIAN KEDUA
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 Saya merebut bola tanpa menyakiti
lawan STS TS ATS AS S SS
2 Saya tidak menghina lawan yang
dikenai hukuman oleh wasit STS TS ATS AS S SS
3 Saya membenci lawan yang sudah
membuat saya cedera STS TS ATS AS S SS
4 Jika lawan berhasil mencetak gol, saya
menerimanya dengan lapang dada STS TS ATS AS S SS
5 Saya berkata kasar ketika saya gagal
mencetak gol STS TS ATS AS S SS
6 Meskipun pendukung lawan berteriak-
teriak, saya tidak merasa kesal STS TS ATS AS S SS
7 Saya mendorong tubuh lawan yang
merebut bola saya STS TS ATS AS S SS
8 Saya ingin memaki wasit yang
membuat keputusan yang tidak saya
setujui
STS TS ATS AS S SS
9 Ketika tim saya mengalami kekalahan,
saya tetap menerimanya dengan lapang
dada
STS TS ATS AS S SS
10 Saya pasrah jika saya belum berhasil
dalam mencetak gol STS TS ATS AS S SS
11 Saya memukul lawan yang membuat
saya marah STS TS ATS AS S SS
12 Saya memaki lawan yang menjegal saya STS TS ATS AS S SS
13 Saya tidak menyindir lawan yang gagal
mencetak gol STS TS ATS AS S SS
14 Saya merasa kesal ketika teman saya
tidak mau mengumpan bola dengan
teman satu tim
STS TS ATS AS S SS
15 Meskipun bertanding dengan tim yang
saya anggap sebagai rival bebuyutan,
saya tetap ingin bermain dengan tenang
tanpa menyebabkan lawan cedera
STS TS ATS AS S SS
16 Saya tidak segan memaki jika teman
saya melakukan kesalahan di lapangan STS TS ATS AS S SS
17 Saya merasa kesal mendengar teriakan STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pendukung lawan
18 Ketika teman saya melakukan gol
bunuh diri, saya tetap ingin
memaafkannya dan kembali bermain
sportif
STS TS ATS AS S SS
19 Saya berkelahi dengan lawan pada saat
pertandingan apabila saya merasa benar. STS TS ATS AS S SS
20 Saya tidak merasa benci dengan lawan
yang merebut bola saat sedang saya
giring
STS TS ATS AS S SS
21 Ketika lawan memukul saya, saya tidak
membalasnya STS TS ATS AS S SS
22 Saya ingin menjegal kaki lawan yang
sedang menguasai bola STS TS ATS AS S SS
23 Ketika saya belum berhasil mencetak
gol, saya tetap tenang dan tidak
mengumpat
STS TS ATS AS S SS
24 Saya ingin memaki dan berkata kasar
jika lawan berhasil mencetak gol STS TS ATS AS S SS
25 Saya menanggapi ajakan pertengkaran
dengan santai STS TS ATS AS S SS
26 Saya menerima keputusan wasit
meskipun saya tidak setuju dengan
keputusan tersebut
STS TS ATS AS S SS
27 Saya menjegal kaki lawan saat merebut
bola STS TS ATS AS S SS
28 Saya memaafkan lawan yang sudah
membuat saya cedera STS TS ATS AS S SS
29 Saya mengejek lawan yang mendapat
kartu kuning atau merah STS TS ATS AS S SS
30 Ketika lawan merebut bola saya, saya
tetap mempertahankan bola tanpa
menyakiti lawan
STS TS ATS AS S SS
31 Saya merasa benci kepada wasit yang
terkesan membela tim lawan STS TS ATS AS S SS
32 Saya ingin berkata kasar ketika tim saya
mengalami kekalahan STS TS ATS AS S SS
33 Saya merasa kesal ketika saya gagal STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mencetak gol
34 Ketika lawan membuat saya marah,
saya tidak terpancing STS TS ATS AS S SS
35 Ketika teman saya melakukan kesalahan
di lapangan, saya tidak menyindirnya STS TS ATS AS S SS
36 Meskipun saya tidak setuju dengan
keputusan wasit, saya tidak memaki
atau memberikan perlawanan
STS TS ATS AS S SS
37 Saya mengejek lawan yang tidak dapat
mencetak gol
STS TS ATS AS S SS
38 Saya ingin bermain lebih kasar ketika
bertanding dengan tim yang saya
anggap sebagai rival bebuyutan
STS TS ATS AS S SS
39 Saya tidak marah meskipun teman saya
menggiring bola sendiri tanpa
mengumpan bola kepada teman satu tim
STS TS ATS AS S SS
40 Ketika lawan sedang menguasai bola,
saya ingin merebut dengan cara yang
tepat dan tidak membuat lawan cedera
STS TS ATS AS S SS
41 Saya memaki wasit jika saya mendapat
kartu kuning atau merah STS TS ATS AS S SS
42 Ketika lawan menjegal saya, saya tidak
memaki dan tetap memaafkannya STS TS ATS AS S SS
43 Saya tidak berkelahi saat sedang
bertanding STS TS ATS AS S SS
44 Saya tidak merasa marah meskipun
wasit membuat keputusan yang tidak
saya setujui
STS TS ATS AS S SS
45 Saya merasa kesal ketika lawan merebut
bola yang sedang saya giring STS TS ATS AS S SS
46 Saya ingin memaki teman saya yang
melakukan gol bunuh diri karena
menambah poin tim lawan
STS TS ATS AS S SS
47 Saya membalas ketika lawan memukul
saya STS TS ATS AS S SS
48 Saya akan menyanggupi jika lawan
mengajak saya bertengkar pada saat
pertandingan
STS TS ATS AS S SS
~ Terima kasih ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA REGULASI EMOSI DAN AGRESIVITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA
A. SKALA REGULASI EMOSI
1. Reliabilitas Skala Regulasi Emosi Sebelum Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,862 ,858 36
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlatio
n
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item1 140,88 404,376 ,318 ,835 ,860
Item2 141,90 410,769 ,095 ,866 ,865
Item3 142,55 393,235 ,397 ,748 ,858
Item4 141,77 411,640 ,102 ,844 ,864
Item5 141,05 395,811 ,492 ,786 ,857
Item6 141,53 404,762 ,263 ,837 ,861
Item7 143,07 387,453 ,453 ,795 ,856
Item8 143,33 413,616 ,044 ,764 ,866
Item9 142,77 378,351 ,574 ,822 ,853
Item10 141,78 403,427 ,268 ,740 ,861
Item11 141,35 402,943 ,294 ,854 ,860
Item12 143,25 390,225 ,459 ,835 ,856
Item13 142,87 396,185 ,301 ,779 ,861
Item14 141,22 401,190 ,309 ,801 ,860
Item15 141,28 398,918 ,401 ,742 ,858
Item16 143,05 388,896 ,497 ,895 ,856
Item17 142,82 399,034 ,336 ,854 ,859
Item18 142,48 378,152 ,602 ,908 ,852
Item19 141,32 400,525 ,350 ,731 ,859
Item20 141,42 399,061 ,375 ,825 ,859
Item21 142,78 384,681 ,491 ,857 ,855
Item22 143,08 384,925 ,549 ,920 ,854
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Item23 141,60 419,769 -,055 ,768 ,867
Item24 143,02 383,203 ,574 ,880 ,853
Item25 142,70 386,688 ,505 ,710 ,855
Item26 141,70 407,332 ,195 ,780 ,862
Item27 141,65 403,316 ,242 ,657 ,861
Item28 142,95 383,642 ,509 ,917 ,855
Item29 142,83 392,684 ,377 ,826 ,858
Item30 141,68 411,712 ,108 ,710 ,864
Item31 141,28 404,783 ,329 ,792 ,860
Item32 142,45 380,218 ,545 ,840 ,854
Item33 142,87 394,762 ,372 ,866 ,859
Item34 141,37 408,168 ,236 ,761 ,861
Item35 141,52 410,593 ,152 ,844 ,863
Item36 143,00 381,186 ,593 ,924 ,853
2. Reliabilitas Skala Regulasi Emosi Setelah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,888 ,882 24
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlatio
n
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item1 87,27 318,165 ,240 ,622 ,888
Item3 88,93 301,453 ,478 ,670 ,883
Item5 87,43 313,945 ,330 ,651 ,887
Item7 89,45 299,336 ,472 ,657 ,884
Item9 89,15 291,147 ,596 ,665 ,880
Item12 89,63 302,033 ,475 ,666 ,883
Item13 89,25 304,530 ,364 ,616 ,887
Item14 87,60 316,414 ,220 ,630 ,889
Item15 87,67 315,616 ,273 ,550 ,888
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Item16 89,43 299,843 ,536 ,710 ,882
Item17 89,20 306,434 ,429 ,658 ,885
Item18 88,87 287,711 ,689 ,757 ,877
Item19 87,70 315,671 ,259 ,632 ,888
Item20 87,80 315,112 ,268 ,699 ,888
Item21 89,17 294,311 ,558 ,566 ,881
Item22 89,47 295,473 ,605 ,819 ,880
Item24 89,40 292,007 ,671 ,678 ,878
Item25 89,08 298,281 ,534 ,582 ,882
Item28 89,33 292,667 ,591 ,817 ,880
Item29 89,22 297,495 ,519 ,733 ,882
Item31 87,67 319,040 ,232 ,601 ,888
Item32 88,83 291,497 ,591 ,725 ,880
Item33 89,25 302,428 ,461 ,725 ,884
Item36 89,38 293,630 ,619 ,809 ,879
B. SKALA AGRESIVITAS
1. Reliabilitas Skala Regulasi Emosi Sebelum Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,873 ,865 48
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlatio
n
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item1 140,25 649,750 ,317 ,946 ,870
Item2 140,25 644,292 ,387 ,932 ,869
Item3 139,15 628,842 ,495 ,950 ,867
Item4 140,07 652,504 ,280 ,889 ,871
Item5 139,38 632,647 ,425 ,816 ,868
Item6 140,12 663,190 ,109 ,780 ,873
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Item7 139,08 641,569 ,341 ,879 ,870
Item8 139,00 638,237 ,440 ,863 ,868
Item9 140,07 651,182 ,340 ,754 ,870
Item10 139,62 675,325 -,084 ,823 ,877
Item11 139,42 615,264 ,637 ,945 ,864
Item12 139,17 623,294 ,540 ,865 ,866
Item13 139,62 667,122 ,020 ,878 ,876
Item14 138,85 638,197 ,378 ,863 ,869
Item15 139,97 658,338 ,167 ,813 ,873
Item16 138,88 693,325 -,310 ,829 ,881
Item17 138,92 635,773 ,426 ,892 ,869
Item18 140,08 642,213 ,393 ,893 ,869
Item19 139,13 637,507 ,375 ,928 ,869
Item20 139,82 661,949 ,121 ,850 ,873
Item21 139,62 655,630 ,176 ,890 ,873
Item22 139,12 614,139 ,652 ,946 ,864
Item23 140,03 649,965 ,349 ,775 ,870
Item24 139,03 612,168 ,668 ,915 ,863
Item25 139,75 674,123 -,069 ,886 ,877
Item26 139,83 653,124 ,243 ,926 ,872
Item27 138,77 624,012 ,605 ,935 ,865
Item28 139,87 663,711 ,090 ,909 ,874
Item29 139,28 620,918 ,624 ,935 ,865
Item30 140,10 655,786 ,257 ,865 ,871
Item31 138,23 638,284 ,392 ,880 ,869
Item32 138,92 623,603 ,546 ,935 ,866
Item33 138,42 638,112 ,418 ,844 ,869
Item34 139,88 649,969 ,275 ,908 ,871
Item35 139,87 659,440 ,171 ,852 ,872
Item36 139,88 652,783 ,315 ,937 ,871
Item37 138,97 619,423 ,592 ,927 ,865
Item38 138,90 638,125 ,362 ,822 ,870
Item39 139,58 671,230 -,026 ,732 ,875
Item40 139,87 655,304 ,205 ,886 ,872
Item41 138,85 628,469 ,503 ,910 ,867
Item42 139,78 676,851 -,112 ,803 ,877
Item43 140,03 662,168 ,131 ,851 ,873
Item44 139,98 665,712 ,076 ,900 ,874
Item45 138,52 633,271 ,496 ,879 ,867
Item46 138,77 618,318 ,668 ,940 ,864
Item47 138,67 624,260 ,596 ,969 ,865
Item48 138,67 638,328 ,387 ,882 ,869
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Reliabilitas Skala Regulasi Emosi Setelah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,933 ,931 24
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlatio
n
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item2 78,43 529,979 ,261 ,709 ,934
Item3 77,33 505,887 ,536 ,756 ,931
Item5 77,57 511,775 ,430 ,544 ,932
Item7 77,27 511,318 ,469 ,677 ,932
Item8 77,18 512,932 ,510 ,627 ,931
Item11 77,60 484,956 ,802 ,892 ,926
Item12 77,35 494,842 ,665 ,740 ,929
Item14 77,03 510,338 ,475 ,661 ,932
Item17 77,10 503,346 ,600 ,777 ,930
Item18 78,27 539,351 ,092 ,537 ,936
Item19 77,32 509,169 ,477 ,706 ,932
Item22 77,30 486,485 ,780 ,852 ,927
Item24 77,22 489,054 ,734 ,766 ,927
Item27 76,95 495,913 ,739 ,865 ,928
Item29 77,47 491,711 ,776 ,839 ,927
Item31 76,42 512,179 ,466 ,680 ,932
Item32 77,10 491,888 ,720 ,814 ,928
Item33 76,60 506,888 ,577 ,700 ,930
Item37 77,15 492,808 ,698 ,762 ,928
Item41 77,03 505,490 ,546 ,685 ,931
Item45 76,70 505,264 ,617 ,700 ,930
Item46 76,95 492,828 ,769 ,841 ,927
Item47 76,85 498,638 ,690 ,804 ,928
Item48 76,85 508,943 ,509 ,656 ,931
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SKALA PENELITIAN
Sebagai bagian dalam Penyusunan Skripsi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Yasinta Tiwi Carysa
149114035
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Yogyakarta, Oktober 2018
Kepada saudara-saudari yang berpartisipasi dalam penelitian ini, perkenalkan
saya:
Nama : Yasinta Tiwi Carysa
Alamat : Gading Lumbung, Donotirto, Kretek, Bantul
Kontak : 0821383497479 <yasintatiwic@gmail.com>
Institusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma
Memohon bantuan kepada saudara-saudari untuk mengisi skala ini guna
menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa. Pada skala ini,
terdapat beberapa pernyataan dan saudara-saudari diminta untuk memberikan
tanggapan pada pernyataan-pernyataan tersebut. Setiap tanggapan yang saudara-
saudari berikan tidak ada yang salah. Selain itu, peneliti akan menjamin
kerahasiaan tanggapan saudara-saudari. Oleh karena itu, saya mengharapkan agar
jawaban yang diberikan bersifat jujur dan sesuai dengan diri saudara-saudari yang
sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Yasinta Tiwi Carysa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan
sukarela tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun, demi
membantuk terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan
adalah murni dari apa yang sesungguhnya saya alami dan bukan berdasarkan
pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin penggunaan
jawaban yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian
ilmiah ini.
................................................2018
Menyetujui,
................................
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
IDENTITAS DAN DATA DIRI
Nama/ Inisial : ......................................
Usia Saat Ini : ............. tahun
Jenis Kelamin : Laki –laki / Perempuan *
Pendidikan Terakhir : ........................................
Sekolah Sepak Bola atau Club yang diikuti:
1. ..............................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................
Pertandingan atau kejuaraan yang pernah diikuti:
1. ..............................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................
4. ..............................................................................................................................
5. ..............................................................................................................................
* coret yang tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
5. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
6. Tentukan pilihan-pilihan jawaban yang benar-benar menggambarkan diri
Anda yang sesungguhnya dengan cara memberikan tandan silang () pada
pilihan jawaban yang meliputi:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
AS : Agak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
7. Setiap pernyataan hanya dapat memilih satu jawaban. Tidak ada jawaban
yang salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memperngaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan diri Anda.
Kerahasiaan data dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
8. Contoh pengisian:
Pernyataan Pilihan Jawaban
Saya suka memakai sepatu STS TS ATS AS S SS
Jika Anda ingin mengganti jawaban, gantilah seperti ini:
Pernyataan Pilihan Jawaban
Saya suka memakai sepatu STS TS ATS AS S SS
~ Selamat mengerjakan ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
SKALA BAGIAN PERTAMA
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 Saya dapat segera meminta maaf dan
memperbaiki keadaan setelah saya
melakukan kesalahan
STS TS ATS AS S SS
2 Saya sulit menghilangkan perasaan
tersinggung ketika diremehkan orang
lain
STS TS ATS AS S SS
3 Saya mampu memahami bahwa
pelatih menegur saya karena performa
saya yang kurang optimal
STS TS ATS AS S SS
4 Saya kurang mampu mencari hal-hal
yang menyenangkan hati saya ketika
saya merasa marah
STS TS ATS AS S SS
5 Saya merasa tidak percaya diri ketika
bertanding dalam kompetisi besar STS TS ATS AS S SS
6 Saya kurang bisa mempertimbangkan
solusi dengan resiko paling kecil
ketika saya dihadapkan pada suatu
kesulitan
STS TS ATS AS S SS
7 Saya kurang mengerti apa yang
membuat kiper tim saya mengalami
kebobolan gawang
STS TS ATS AS S SS
8 Saya mampu menganggap teguran
pelatih sebagai penyemangat ketika
performa saya dianggap kurang baik
STS TS ATS AS S SS
9 Saya mampu untuk segera bangkit dan
berusaha lebih keras ketika saya
mengalami kegagalan
STS TS ATS AS S SS
10 Saya kurang bisa mengerti apa yang
harus saya perbuat setelah melakukan
kesalahan baik disengaja maupun
tidak
STS TS ATS AS S SS
11 Saya tidak mengerti apa yang
membuat performa bermain saya
menurun
STS TS ATS AS S SS
12 Saya sulit menghilangkan perasaan
putus asa setelah mengalami
kegagalan
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
13 Saya termotivasi untuk menunjukkan
kemampuan saya ketika orang lain
meremehkan saya
STS TS ATS AS S SS
14 Saya mampu memahami bahwa ketika
saya mendapatkan kartu kuning hal itu
karena saya melanggar peraturan
STS TS ATS AS S SS
15 Saya sulit memahami apa tujuan
pendukung tim lawan mengucapkan
kata-kata yang menyindir tim saya
STS TS ATS AS S SS
16 Saya sulit mengurangi perasaan tidak
percaya diri ketika melihat
kemampuan orang lain yang lebih baik
STS TS ATS AS S SS
17 Setelah mengalami kekalahan, saya
merasa kecewa hingga saya sulit
mengatur strategi permainan baru
STS TS ATS AS S SS
18 Saya tidak dapat memahami apa yang
menyebabkan pelatih menegur saya STS TS ATS AS S SS
19 Saya sulit menghilangkan perasaan
kesal saya ketika lawan menjegal saya
dengan sengaja
STS TS ATS AS S SS
20 Saya kurang mampu mengendalikan
perasaan puas ketika mendapat
keberhasilan, sehingga lupa untuk
mengasah kemampuan yang saya
miliki
STS TS ATS AS S SS
21 Saya dapat mengerti bahwa kiper tim
saya mengalami kebobolan karena
pertahanan tim saya kurang kuat
STS TS ATS AS S SS
22 Saya putus asa dan tidak mampu
bangkit setelah saya mengalami
kegagalan
STS TS ATS AS S SS
23 Saya kurang bisa meredakan perasaan
panik ketika pelatih terus menegur
performa bermain saya
STS TS ATS AS S SS
24 Saya kurang mengerti apa yang
menyebabkan saya gagal dalam
mencetak gol
STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA BAGIAN KEDUA
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 Saya tidak menghina lawan yang
dikenai hukuman oleh wasit STS TS ATS AS S SS
2 Saya membenci lawan yang sudah
membuat saya cedera STS TS ATS AS S SS
3 Saya berkata kasar ketika saya gagal
mencetak gol STS TS ATS AS S SS
4 Saya mendorong tubuh lawan yang
merebut bola saya STS TS ATS AS S SS
5 Saya ingin memaki wasit yang
membuat keputusan yang tidak saya
setujui
STS TS ATS AS S SS
6 Saya memukul lawan yang membuat
saya marah STS TS ATS AS S SS
7 Saya memaki lawan yang menjegal
saya STS TS ATS AS S SS
8 Saya merasa kesal ketika teman saya
tidak mau mengumpan bola dengan
teman satu tim
STS TS ATS AS S SS
9 Saya merasa kesal mendengar teriakan
pendukung lawan STS TS ATS AS S SS
10 Ketika teman saya melakukan gol
bunuh diri, saya tetap ingin
memaafkannya dan kembali bermain
sportif
STS TS ATS AS S SS
11 Saya berkelahi dengan lawan pada saat
pertandingan apabila saya merasa
benar.
STS TS ATS AS S SS
12 Saya ingin menjegal kaki lawan yang
sedang menguasai bola STS TS ATS AS S SS
13 Saya ingin memaki dan berkata kasar
jika lawan berhasil mencetak gol STS TS ATS AS S SS
14 Saya menjegal kaki lawan saat
merebut bola STS TS ATS AS S SS
15 Saya mengejek lawan yang mendapat
kartu kuning atau merah STS TS ATS AS S SS
16 Saya merasa benci kepada wasit yang
terkesan membela tim lawan STS TS ATS AS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
17 Saya ingin berkata kasar ketika tim
saya mengalami kekalahan STS TS ATS AS S SS
18 Saya merasa kesal ketika saya gagal
mencetak gol STS TS ATS AS S SS
19 Saya mengejek lawan yang tidak dapat
mencetak gol STS TS ATS AS S SS
20 Saya memaki wasit jika saya
mendapat kartu kuning atau merah STS TS ATS AS S SS
21 Saya merasa kesal ketika lawan
merebut bola yang sedang saya giring STS TS ATS AS S SS
22 Saya ingin memaki teman saya yang
melakukan gol bunuh diri karena
menambah poin tim lawan
STS TS ATS AS S SS
23 Saya membalas ketika lawan memukul
saya STS TS ATS AS S SS
24 Saya akan menyanggupi jika lawan
mengajak saya bertengkar pada saat
pertandingan
STS TS ATS AS S SS
~ Terima kasih ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 4
HASIL UJI MEAN TEORETIS DAN MEAN EMPIRIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN HASIL UJI T
A. MEAN EMPIRIS SKALA REGULASI EMOSI DAN AGRESIVITAS
B. SKALA REGULASI EMOSI
One-Sample Statistics
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
TOTALRE 122 103,34 11,688 1,058
One-Sample Test
Test Value = 84
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTALRE 18,218 121 ,000 19,344 17,25 21,44
C. SKALA AGRESIVITAS
One-Sample Statistics
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
TOTALAGR 122 61,55 15,226 1,378
Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
TOTALRE 122 76 132 103,34 11,688
TOTALAGR 122 31 99 61,55 15,226
Valid N
(listwise)
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
One-Sample Test
Test Value = 84
t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTALAGR -16,287 121 ,000 -22,451 -25,18 -19,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 5
HASIL UJI DESKRIPTIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN HASIL UJI DESKRIPTIF
A. Deskripsi data berdasarkan jenis kelamin
JK
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 92 75,4 75,4 75,4
2 30 24,6 24,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
B. Deskripsi data berdasarkan kelompok usia
USIA
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
11 1 ,8 ,8 ,8
12 26 21,3 21,3 22,1
13 35 28,7 28,7 50,8
14 29 23,8 23,8 74,6
15 10 8,2 8,2 82,8
16 9 7,4 7,4 90,2
17 6 4,9 4,9 95,1
18 2 1,6 1,6 96,7
19 2 1,6 1,6 98,4
20 1 ,8 ,8 99,2
22 1 ,8 ,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 6
HASIL UJI ASUMSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
A. Uji Normalitas Residu
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized
Residual
,047 122 ,200* ,988 122 ,372
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
B. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
TOTALA
GR *
TOTALR
E
Between
Groups
(Combined
)
12260,04
3
44 278,637 1,359 ,11
9
Linearity 5739,353 1 5739,35
3
27,98
8
,00
0
Deviation
from
Linearity
6520,690 43 151,644 ,739 ,85
8
Within Groups 15790,16
2
77 205,067
Total 28050,20
5
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 22,029 6,158 3,577 ,001
TOTALRE -,105 ,059 -,160 -1,778 ,078
a. Dependent Variable: RES_2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Uji Hipotesis
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,452a ,205 ,198 13,635
a. Predictors: (Constant), TOTALRE
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
)
122,445 11,030 11,101 ,000
TOTALR
E
-,589 ,106 -,452 -5,556 ,000
a. Dependent Variable: TOTALAGR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related