pengaruh model pembelajaran index card match …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/panca...
Post on 30-Apr-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN
2016/2017
ARTIKEL ILMIAH
Oleh
Panca Rachmawati
NPM 4212213
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN
2016/2017
Oleh: Panca Rachmawati1, Nopa Nopiyanti, M.Pd.
2, Sepriyaningsih, M.Pd.Si
3.
1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Index Card Match terhadap
hasil belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran
2016/2017”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada
Pengaruh Yang Signifikan Model Pembelajaran Index Card Match Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran
2016/2017 ?”.Jenis penelitian yang digunakan berbentuk eksperimen semu
dengan desain Control Group Pretest-posttest Design.Populasi seluruh siswa
kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah
289 siswa dan sampelnya adalah kelas VIII.6 dan VIII.7 yang diambil secara acak.
KelasVIII.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.7 sebagai kelas kontrol.
Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Index Card Matchdan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah teknik tes pilihan ganda yang berjumlah 26 soal. Data yang
terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan 𝑎 = 0,05 diperoleh thitung(2,92) > ttabel(1,67), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan model pembelajaran Index Card Matchterhadap hasil belajar Biologi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci : Index Card Match, Hasil belajar, Biologi.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh Karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat
perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mampu
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya (Trianto,
2010:1).
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan
dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berlangsung dengan kebersamaan (Hamalik, 2008:1). Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Trianto, 2014:1).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru Biologi di SMP Negeri
Muara Beliti menunjukkan bahwa hasil belajar biologi masih ada yang belum
mencapai KKM, hasil belajar biologi siswa tahun 2016 di kelas VIII SMP Negeri
Muara Beliti dari 289 siswa, terdapat 143 siswa (49,48%) yang dinyatakan tuntas, dan
146 siswa (50,52%) dinyatakan belum tuntas. Pada saat proses pembelajaran hanya
siswa tertentu saja yang aktif sedangkan siswa lainnya lebih banyak diam sehingga
proses pembelajaran cenderung pasif. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka
guru harus berusaha untuk mencari model dalam proses mengajar yang dapat
menjadikan siswa lebih aktif pada pelajaran. Dalam hal ini model pembelajaran
sangat membantu proses belajar mengajar terhadap hasil belajar siswa itu sendiri dan
dapat mengubah kebosanan siswa dalam menghadapi pelajaran. Rendahnya hasil
belajar siswa dalam pelajaran biologi disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya
yaitu model pembelajaran biologi yang di gunakan kurang tepat, dalam kegiatan
belajar guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Model
Pembelajaran Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII
SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017 ?”.
B. Landasan Teori
Menurut Slameto (2003:1), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Selanjutnya menurut Jihad dan Haris (2010:1) mengemukakan bahwa
belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar
siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2014:23) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran. Selanjutnya Trianto (2010:22) model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
2. Model Pembelajaran Index Card Match
Menurut Suprijono (2009:120) berpendapat bahwa model pembelajaran Index
card macth merupakan model pembelajaran yang menyenagkan. model pembelajaran
Index card macth yang berarti mencari jodoh kartu Tanya jawab yang dilakukan
secara berpasangan, dapat membantu siswa ikut serta dalam pembelajaran secara
aktif. Menurut Silberman (2009:240) mencocokan kartu indeks merupakan cara
menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajara, ia memperbolehkan
peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas. Jadi,
Index Card Match merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk
bekerja sama dan bertanggung jawab tentang materi yang dipelajari.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Index Card Match tersebut maka
penulis menyimpulkan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada
penelitian ini, yaitu: a) Guru menyiapkan potongan kartu yang berisi pertanyaan dan
jawaban, lalu mencampurkan semua kartu tersebut, b) Guru membagikan kartu indeks
kepada tiap siswanya satu persatu yang berisi pertanyaan dan jawaban, b) Guru
meminta siswa yang mendapatkan kartu pertanyaan membacakan soal, agar siswa
yang memegang kartu jawaban dapat menemukan pasangan kartunya, c) Guru
meminta siswa untuk menemukan pasangan kartunya masing-masing dan duduk
berdekatan, d) Guru meminta salah satu siswa pasangan kartu untuk membacakan
soal yang didapatkan dan menantang siswa pasangan kartu lain untuk memberikan
jawabannya, e) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.
Menurut Silberman (2009:241), kelebihan model pembelajaran Index Card
Match yaitu: a) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar, b)
Materi yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, c) Mampu menciptakan
suasana belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar antar pasangannya. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran
Index Card Match yaitu: a) membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk
menyelesaikan tugas, b) guru harus meluangkan waktu yang lebih, lama untuk
membuat persiapan, c) guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang
memadai dalam hal pengelolaan kelas, d) menuntut sifat tertentu dari siswa atau
kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dan suasana kelas
menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas.
C. METODE PENELITIAN
Arikunto (2010:9) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan cara mengeliminasi atau mengurangi faktor-
faktor lain yang mengganggu. Adapun rancangan penelitian yang digunakan
berbentuk control group design pretest-posttest, dimana peneliti membedakan dua
perlakuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen siswa
diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match
sedangkan pada kelas kontrol siswa diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
E 𝑂1 𝑋 𝑂2
K 𝑂3 - 𝑂4
Sumber: Arikunto (2010:125)
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
O1 dan O3 : Pre-test
O2 dan O4 : Post-test
X : Menggunakan model pembelajaran Index Card Match
- : Menggunakan model pembelajaran konvensional
Menurut Arikunto (2010:164) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah
“Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian”. Pada
variabel bebas disebut juga sebagai variabel pengaruh yang berfungsi mempengaruhi
variabel lain. Sedangkan variabel terikat disebut juga dengan variabel akibat.
Variabel bebas : Model pembelajaran Index Card Match
Variabel terikat : Hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti.
Menurut Arikunto (2010:173) mengemukakan Populasi adalah “Keseluruhan
subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri Muara Beliti. Menurut Arikunto (2010:174), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini di ambil secara acak
(random sampling) dengan cara mengundi kelas VIII. Dari ke sembilan gulungan
kertas dengan nama masing-masing kelas dikocok lalu di ambil satu gulungan kertas
untuk dijadikan sampel penelitian. Kelas yang terpilih secara acak kemudian
dijadikan untuk sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik pengumpulan data berupa teknik tes. Menurut Arikunto
(2010:193) “Tes adalah serentetan pertanyaan latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Teknik tes diberikan untuk mengetahui hasil
belajar biologi siswa.
Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu Pre-test dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa, sedangkan post-test dilakukan untuk mengukur pencapaian
siswa setelah pembelajaran. Tes yang digunakan adalah tes berbentuk pilihan ganda
yang sebelumnya di uji cobakan pada kelas IX.8 dengan jumlah 35 soal. Berdasarkan
hasil uji coba instrumen soal terpilih 26 soal yang digunakan untuk memperoleh data,
26 soal itu digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test .
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober sampai tanggal 25
November 2016 pada kelas VIII di SMP Negeri Muara Beliti, materi yang digunakan
pada penelitian ini adalah materi Struktur dan Jaringan Tumbuhan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti, sedangkan
sampel dalam penelitian ini ada dua kelas yang diambil secara random sampling yaitu
kelas VIII.6 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Index Card Match dan kelas VIII.7 sebagai kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah berlaku di sekolah. Sebelum pelaksanaan penelitian dimulai, pada
tanggal 17 0ktober 2016 dilakukan uji coba instrumen di kelas IX.8 tes uji coba
instrumen ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal yang ingin digunakan sebagai
alat pengumpul data. Dari hasil analisis rekapitulasi hasil nilai uji coba instrumen
dapat diambil kesimpulan bahwa, soal yang baik itu adalah soal yang dapat
digunakan untuk penelitian dan diujikan dikelas sampel. Dari hasil uji coba instrumen
hasil analisis data validitas terdapat sebanyak 26 soal yang bisa digunakan untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Model pembelajaran yang di gunakan pada kelas eksperimen adalah model
pembelajaran Index Card Match dan pada kelas kontrol adalah model pembelajaran
konvensional yang dilaksanakan pada kelas VIII di SMP Negeri Muara Beliti,
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengerjakan soal pre-test dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa dikelas eksperimen dan dikelas kontrol.
selanjutkan melakukan pembelajaran yang berbeda di kedua kelas tersebut yaitu kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran Index Card Match dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol, setelah selesai proses pembelajaran dilanjutkan
pemberian post-test dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
a. Deskripsi Kemampuan Awal Siswa
Hasil perhitungan kemampuan awal (pre-test) siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, diketahui nilai rata-rata dan simpangan baku kedua kelas tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata (x) Simpangan baku hasil tes awal (pre-test)
Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata 65,75 65,47
Simpangan Baku 7,35 6,60
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa secara deskriptif kemampuan
awal siswa tidak terdapat perbedaan yang berarti. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif
sama, karena pada kelas eksperimen belum diberi perlakuan menggunakan model
pembelajaran Index Card Match. Perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku pre-
test kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C
halaman 114. Adapun rekapitulasi dalam bentuk grafik hasil belajar siswa hasil tes
awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.1 sebagai
berikut:
Grafik 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Awal Siswa
Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa berdistribusi
normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik uji normalitas data
dengan taraf signifikansi α = 0,05, dengan menggunakan uji dua pihak, jika 𝜒2hitung
< 𝜒2tabel maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan data
hasil uji normalitas data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Awal
Kelas 𝝌𝟐hitung Dk 𝝌𝟐
tabel Kesimpulan
Kontrol 2,4509 5 11,070 Normal
Eksperimen 3,5233 5 11,070 Normal
0
20
40
60
80
100
Data Tes Awal
65.75 65.47
nila
i rat
a-r
ata
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa untuk nilai 𝜒2tabel. ditentukan dengan dk = 6-1 =
5 dan taraf signifikansi 5% yang terdapat dalam tabel yaitu 11,070. Jadi berdasarkan
hasil uji normalitas kelas eksperimen diperoleh 𝜒2hitung = 3,5233 < 𝜒2
tabel = 11,070
dan kelas kontrol 𝜒2hitung = 2,4509 < 𝜒2
tabel = 11,070, maka data dapat disimpulkan
berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan
statistik, tentang uji homogenitas varians dengan taraf signifikansi α = 0,05, jika
Fhitung < Ftabel maka kedua variansi kelompok data tersebut adalah homogen. Hasil uji
homogenitas varians tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf
signifikansi α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal (pre-test)
Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Tes awal 1,24 31:31 1,84 Homogen
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa varians kedua kelompok data
pada tes awal adalah homogen, karena Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi α = 0,05,
maka nilai Ftabel ditentukan dengan harga Ftabel Yang ber dk = (31:31) yaitu 1,84.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua kelompok
tes awal adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata
antar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat menggunakan uji-t. Hipotesis statistik
yang akan diuji dengan menggunakan uji-t adalah:
H0 : Rata rata nilai kemampuan awal siswa kelas eksperimen sama dengan rata-
rata nilai hasil belajar siswa kelas kontrol.
Ha : Rata rata nilai kemampuan awal siswa kelas eksperimen tidak sama dengan
rata-rata nilai kemampuan awal siswa kelas kontrol.
Untuk hasil perhitungan tes awal dengan menggunakan uji-t dapat dilihat pada
tabel 4.4 di bawah ini:
abel 4.4 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nilai Tes Awal
Data Thitung Ttabel Kesimpulan
Tes awal 0,17 2,00 thitung < ttabel µ𝑜 diterima
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan
awal siswa menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
kemampuan awal yang sama dengan taraf kepercayaan α = 0,05 karena thitung = 0,17<
ttabel = 2,00. Berdasarkan analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok
sampel dalam keadaan sama.
1. Deskripsi Kemampuan Akhir Siswa
Rekapitulasi hasil perhitungan tes akhir (post-test) siswa dapat dilihat pada
tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Nilai Rata-rata (x) Simpangan baku Hasil Tes Akhir (post-test)
Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata 78,03 73,97
Simpangan Baku 5,59 5,96
Adapun rekapitulasi data hasil peningkatan belajar pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada tes akhir dapat dilihat pada grafik 4.2 sebagai berikut:
Grafik 4.2 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Akhir
Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
a. Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan statistik uji normalitas data, jika 𝜒2hitung < 𝜒2
tabel
maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan
hasil uji coba normalitas data post-test untuk kedua kelompok dapat dilihat tabel 4.6
di bawah ini:
0
20
40
60
80
100 78.03 73.97
nila
i rat
a-r
ata
Data Tes Akhir
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Akhir
Kelas 𝝌𝟐hitung Dk 𝝌𝟐
tabel Kesimpulan
Kontrol 1,6906 5 11,070 Normal
Eksperimen 9,6640 5 11,070 Normal
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik, tentang uji homogenitas varians
dengan taraf signifikansi α = 0,05, jika Fhitung < Ftabel maka kedua variansi kelompok
data tersebut adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians tes akhir untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf signifikansi α = 0,05 dapat dilihat pada
tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Akhir
Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Tes akhir 1,14 31:31 1,84 Homogen
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa kelas VIII.6
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.7 kelas kontrol berdistribusi normal dan
homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk dua tes akhir dapat menggunakan uji-t. Hipotesis statistik yang
diuji dalam perhitungan uji-t untuk tes akhir adalah:
H0 : Rata rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil
belajar siswa kelas kontrol (µ𝑜 ≤ µ𝑎 ).
Ha : Rata rata nilai kelas eksperimen lebih dari rata-rata nilai kelas control (µ𝑜 > µ𝑎 ).
Untuk hasil perhitungan tes akhir dengan menggunakan uji-t dapat dilihat pada
tabel 4.8 di bawah:
Tabel 4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nilai Tes Akhir
Data Thitung Ttabel Kesimpulan
Tes akhir 2,92 1,67 thitung > ttabel µ𝑜 ditolak
Berdasarkan analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok sampel
dalam keadaan berbeda. Karena kedua kelas telah melaksanakan pembelajaran yang
berbeda pula, dimana kelas eksperimen belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Index Card Match dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional. Hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata tes akhir kelas
eksperimen dan tes akhir kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran C halaman 122.
A. Pembahasan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu
melakukan uji coba instrumen yang dilakukan di kelas IX.8 dengan jumlah siswa
sebanyak 29 orang. Jumlah soal yang diberikan pada saat uji coba instrumen
sebanyak 35 soal pilihan ganda. Setelah melakukan uji coba instrumen peneliti
melakukan analisis validitas, analisis reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal dan
analisis daya pembeda terhadap soal tersebut. Didapat bahwa hasil dari 35 soal
pilihan ganda yang diberikan pada saat uji instrumen, hanya 26 soal pilihan ganda
yang valid dan dapat digunakan untuk tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).
Peneliti menyiapkan potongan kartu indeks yang berisi pertanyaan dan jawaban, lalu
melakukan tahap demi tahap sintaks model pembelajaran Index Card Match, namun
peneliti masih merasa kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran ini, karena
sebelumnya model pembelajaran Index Card Match belum pernah digunakan oleh
guru yang mengajar, sehingga suasana kelas sempat menjadi gaduh dan dapat
mengganggu konsentrasi kelas lain yang sedang belajar. Hal ini sesuai dengan
kelemahan dari model pembelajaran Index Card Match yaitu, membutuhkan waktu
yang lama untuk menyelesaikan tugas, membutuhkan waktu yang lama untuk
membuat persiapan dan menuntut siswa untuk mampu bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah agar tidak terjadi kegaduhan di kelas (Silberman, 2007:241).
Pada pertemuan selanjutnya, peneliti memberikan materi tentang transportasi
air dan garam mineral pada tumbuhan. Berbeda pada pertemuan sebelumnya, siswa
sudah mulai mengerti dengan langkah-langkah model pembelajaran Index Card
Match, akan tetapi masih ada sedikit terjadi kegaduhan didalam kelas. Pada
pertemuan ini peneliti juga melakukan beberapa cara agar masalah pada pertemuan
sebelumnya tidak terulang lagi, caranya adalah peneliti memberikan aturan permainan
kepada semua siswa yang mendapatkan atau memegang kartu indeks dan siswa yang
melanggar aturan tidak akan diberi poin, lalu siswa yang memberitahu kepada teman-
teman lain isi dari kartu indeks yang mereka dapatkan akan dieleminasi dari
permainan kartu tersebut. Pertemuan selanjutnya dikelas eksperimen, peneliti
melanjutkan menjelaskan materi tentang cara tumbuhan untuk membuat makanan
melalui peristiwa fotosintesis, lalu peneliti menyiapkan kartu indeks untuk model
pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Index Card Match, pada
pertemuan ini peneliti juga tetap memberlakukan peraturan yang dibuat pada
pertemuan sebelumnya yaitu siswa yang melanggar aturan tidak akan diberi poin, lalu
siswa yang memberitahu kepada teman-teman lain isi dari kartu indeks yang mereka
dapatkan akan dieleminasi dari permainan kartu tersebut, sehingga permasalahan
pada pertemuan sebelumnya dapat diatasi.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian analisis data pre-test dan post-test dengan
menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
62, didapat thitung = 2,92 dan ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Pengaruh Model Pembelajaran Index Card
Match terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti
Tahun Pelajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010.
Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, M. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Jihad, A & Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Silberman, M. L. 2009. Active learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia.
Sudjana. 2005. Metode Stastistik Pendidikan. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sudijono, A. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
top related