pengaruh model pembelajaran example non example …
Post on 16-Oct-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE
MELALUI ONLINE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
KELAS XI SMA NEGERI 8 GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MASTURA MUHAMAD
NIM 105440005115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
ii
iii
iii
iv
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mastura Muhamad
NIM : 105 4400 051 15
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example
Melalui Online Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa
Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Kelas XI SMA
Negeri 8 Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya
sendiri dan bukan hasil Jiplakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar,…. Maret 2022
Yang Membuat Pernyataan,
Mastura muhamad
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mastura Muhamad
NIM : 105 4400 051 15
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan
Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar,…. Maret 2021
Yang Membuat Perjanjian,
Mastura Muhamad
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jia salah diperbaiki, jika gagal coba lagi.
Esok matahari akan kembali terbit, semangat.
MAAF, TOLONG, PERMISI, dan TERIMA KASIH.
Empat kata esensial yang akan membantu dalam hidup.
Terapkan
-alexander Thian-
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Diriku tersayang, terimakasih sudah berjuang dan berproses sejauh ini,
Terkhusus, skripsi ini untuk mereka yang selalu bertanya
„‟KAPAN SKRIPSINYA SELESAI ? KAPAN WISUDA ?‟‟
Terlambat lulus atau tidak tepat waktu bukan sebuah tindakan kriminal.
Bukan sebaik-baik skripsi adalah yang selesai !? baik itu yang selesai tepat waktu
maupun tidak tepat waktu. Semua sudah diatur sesuai dengan porsinya masing-
masing
I‟m not late, I‟m on time.
vii
ABSTRAK
Mastura muhammad, 2021. Pengaruh Model Pembelajaran example non
Example Melalui Online Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Pernapasan Manusia Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa . Skripsi. Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty, dan Pembimbing II
Muhammad Wajdi
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Example non Example terhadap
hasil belajar kognitif Biologi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 8 Gowa pada
materi sistem pernapasan manusia dengan desain penelitian “pretest posttest
control group design”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA SMA
Negeri 8 Gowa yang terdiri dari enam kelas. Sampel penelitian ini sebanyak dua
kelas yaitu kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai
kelas kontrol yang dipilih secara Simple random sampling . Variabel penelitian
terdiri dari variabel bebas yaitu model Example non Example sedangkan variabel
terikat yaitu hasil belajar kognitif siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui
pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan
statistik inferensial dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) versi 24. diatas maka ditarik kesimpulan bahwa dikelas experiment
rentang <75 terdapat 6 peserta didik memperoleh nilai dengan kategor kurang
dengan persentase 20 % pada rentang 75-83 terdapat 19 peserta didik memperoleh
skor kategori cukup dengan presentase 63,3. Kemudian pada rentang 84-92
terdapat 5 peserta didik yang memperoleh kategori baik dengan nilai presentase
16,7. Sedangkan pada rentang 93-100 tidak ada peserta didik yang memperoleh
skor dengan kategori baik sekali. Selanjtnya pada kelas kontrol dapat dilihat
rentang <75 terdapat 8peserta didik yang memperoleh skor dengan kategori
kurang dengan memiliki presentse 60 pada rentang 75-83 terdapat 10 peserta
didik dengan memperoleh skor dengan kategori cukup dengan prentase 33,3
kemudian pada rentang 84-92 terdapat 2 peserta didik yang memperoleh kategori
baik dengan memiliki nilai presentse sebesar 6,7 kemudian pada rentang 93-100
tidak ada peserta didik yang memperoleh skor dengan kategori sangat baik.
Kata kunci : Example non Example, Hasil Belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan berkah-Nya dan memberikan kesehatan dan rahmat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Skripsi dengan judul „‟Pengaruh Model Pembelajaran Example Non
Example Melalui Online Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Pernapasan Manusia Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa‟‟, yang diajukan
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan
pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Nabi utusan Allah SWT, panutan umat islam yang telah
menggulung tikar-tikar kezaliman dan menghempaskan perdamaian-perdamaian
islam dibuka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi penulis tentu tidak lepas
dari bimbingan, tuntunan, motivasi, semangat dan kasih sayang dari orang-orang
yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karenanya, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
ibu Irmawanty, S.Si.,M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad
Wadji, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga
ix
dan pikiran untuk memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. Penulis
juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada: Bapak Dr. H.Ambo Asse,
M.Ag selaku Resktor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Irmawanty, S.Si.,M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama kuliah, Islamuddin S.Pd., M.Pd selaku kepada sekolah
Sma Negeri 8 Gowa yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
disekolah yang dipimpin, hasnawiyah S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi di
Sma Negeri 8 Gowa, terkhusus kelas XI MIA I dan MIA MIA II yang bersedia
membantu penulis selama melakukan penelitian, sahabat-sahabat, teman-teman
yang berjuang bersama dan saling menyemangati serta saling membantu dalam
menyusun skripsi. Teman-teman angkatan 16 D yang berjuang bersama dengan
penuh suka duka selama perkuliahan serta teman-teman angkatan 15B yang
senantiasa memberikan support satu sama lain, dan teman-teman seangkatan
biologi. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini yang
tidak lagi disebutkan satu persatu.
Rasa terima kasih teristimewa penulis mempersembahkan kepada seluruh
keluarga, terkhusus kepada ayahanda Muhammad Hitung dan Alm ibunda tercinta
S.Marwiah Leto atas segala do‟a dukungan dan pengorbanannya yang tidak
terkenal rasa lelah, selama penulis menempuh jenjang pendidikan hingga sampai
pada tahun ini. Untuk saudara-saudaraku kakanda Sutar Muhammad S.Pd,
x
Masnawati Muhammad, atas kasih sayang yang tak terhingga yang diberikan
kepada penulis, serta seluruh keluarga yang memberikan doa dan dukungan yang
menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih
cita-cita. Tanpa doa dan dukungan kalian, penulis bukanlah siapa-siapa di
kehidupan ini. Semoga kalian tetap berada dalam lindungan dan rahmat Allah
SWT. Terima kasih.
Makassar, Maret 2021
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................. iii
SURAT PERJANJIAN ................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ............................................................................................................... 8
B. Model Pembelajaran Example non Example........................................................ 15
C. Materi Sistem Pernapasan Manusia ...................................................................... 21
xii
D. Hubungan Model Example non Example dengan Sistem pernapasan
manusia ..................................................................................................................... 24
E. Penelitian Relevan .................................................................................................. 27
F. Kerangka Pikir ......................................................................................................... 31
G. Hipotesis ................................................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................................................. 34
B. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 37
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................................ 38
D. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 39
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 40
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................................ 44
B. Pembahasan .............................................................................................................. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 55
B. Saran .......................................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 57
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. 1 Kategori Hasil Belajar Kognitif ............................................................................ 9
2.2 Sintak Model Pembelajaran Example Non Example ........................................ 18
2.3 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 35
3.1 Model Desain Penelitian ........................................................................................ 37
3.2 Populasi Penelitian ................................................................................................. 38
3.3 Sampel Penelitian SMA Negeri 8 Gowa ............................................................. 40
3.4 Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar ........................... 41
4.5 Pengelola data Statistic Deskriptip Skor Hasil Tes Belajar Pre-Test- Post-Test
Materi Sistem Pernapasan Manusia ...................................................................... 45
4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Pada
46Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Setelah Perlakuan (Posttest) ........... 46
4.2 Data Ketuntasan Hasil Belajar (Posttest) Didik Materi Sistem Pernapasan
Manusia Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol ................................................. 47
4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dan Post-Test
Kelas Eksperimen ................................................................................................. 49
xiv
4.5 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol .......................................................................................................... 50
4.6 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................................. 51
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halama
2.1 Alat-Alat Pernapasan Manusia ............................................................................. 22
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus 65
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 69
3. Soal Pilihan Ganda (PG) 77
4. Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) 82
5. Kisi-kisi Soal 88
6. Nilai Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 120
7. Daftar Hadir Siswa Kelas XI MIA 2 121
8. Daftar Hadir Siswa Kelas XI MIA 3 122
9. Uji Deskriptif dengan program SPSS 24 126
10. Uji Normalitas dengan program SPSS 24 126
11. Uji Homogenitas dengan program SPSS 24 126
12. Uji Independent Sample T-Test dengan program SPSS 24 126
13. Dokumentasi 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakan
Pemerinta Indonesia mewajibkan setiap warna Negara wajib menempuh
jenjang pendidikan minimum 9 tahun. Hal ini dilakukan pemerintah bukan
tanpa alas an. Seperti yang dilihat zaman semakin modern dan semakin
berkembang, oleh karenanya setiap orang harus menempu pendidikan.
Pendidikan memegang peran penting dalam pembentukan kualitas sumber
daya manusia. Hasilnya pembangunan dibidang pendidikan akan sangat
berpengaruh terhadap pembangunan dibidang lainnya. Oleh karena itu
berbagai cara pun ditempuh untuk memperoleh pendidikan baik pendidikan
secara formal maupun pendidikan secara nonformal.
Salah satu tandangan yang dihadapi dunia pada saat ini adalah pendidik
harus mampu menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas, dimana dapat
membentuk dan meningkat rasa ingin tahu, kejujuran, sikap terbuka, objektif,
kreatifitas, toleransi, kecermatan bekerja, rasa percaya diri pada siswa.
Sehingga dapat tercapainya hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Meningkatnya hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Keberhasilan siswa dalam belajar
dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Salah satu factor internal
tersebut adalah keinginan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Pentingnya menjaga hal tersebut dalam proses belajar tak dapat dipungkiri,
2
karena dengan menggerakkan siswa dalam kaitan-kaitan yang dilaksanakan
dalam pembelajaran, akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Selain
factor internal, factor eksternal pun sangat mempengaruhi peningkatan hasil
belajar siswa. Factor eksternal yang sangat penting adalah guru, dimana harus
berusaha untuk tercapainya tujuan pembelajaran dikelas, salah satu hal yang
dapat menentukan keberhasilan seorang guru adalah menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari agar siswa
mampu meningkatkan pembelajaran dengan mudah, menguasai konsep seta
aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas, kesalahan dalam menentukan suatu
model pembelajaran akan mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran, biologi.
Biologi merupakan pembelajaran dari ilmu sains, yang terdiri dari produk
dan proses. Dimana biologi sebagai produk terdiri dari konsep, factor, teori
hokum, yang berkaitan tentang makhluk hidup. Sedangkan biologi sebagai
proses terdiri dari kelompok keterampilan proses yang meliputi, pengamatan,
membuat pertanyaa, menggunakan alat, menggologkan atau
menggelompokkan, menerapkan konsep dan penerapan percobaab, sehingga
siswa dituntut untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru dalam kelas pada dasarnya
harus mampu membimbing dan membantu siswa agar mampu melaksanakan
proses pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran biologi, baik itu secara
produk maupun proses. Akan tetapi, sebagain besar guru masih dominan
menggunakan pembelajaran yang konvesional dalam proses pembelajaran,
3
yang dimana hanya guru yang berperan penting dalam dan siswa hanya
melakukan sebagian kecil proses pembelajaran, serta memberikan tugas yang
dikerjakan secara individual atau kelompok. Sehingga jika pembelajaran
seperti ini harus berlanjut, maka siswa akan merasa bosan dan tidak ada
tantangan belajar dan lama kelamaan siswa akan menganggap pembelajaran
bukanlah suatu kebutuhan, melainkan hal biasa saja karena siswa tidak
memiliki kesempatan untuk lebih berperan dalam proses pembelajaran.
Akibatnya, ketidak aktifan siswa dalam prose pembelajaran akan berpengaruh
terhadap potensi yang dimiliki sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
rendah.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi system
pernapasan manusia, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat
membantu siswa mudah memahami materi pembelajaran seta meningkatkan
keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Adapun model pembelajaran
yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Example Non Example.
Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan salah satu
guru biologi di SMA Negeri 8 Gowa, dimana mata pelajaran biologi
merupakan salah matapelajaran yang sebagian peserta didik menganggapnya
sulit terutama materi materi yang khususnya memerlukan pemahaman-
pemahaman yang dalam serta memerlukan proses proses pembelajaran
dibandingkan dengan mata pelajaran lainya. Sebab terkendalam dalam
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dalam proses pembelajaran dikelas, peserta didik pada umumnya kurang
4
bergairah mengikuti pembelajaran, mereka kurang bersemangat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, kurang aktif mengajukan
pertanaan, dan kurang mampu bekerja sama dengan temannya dalam
berdiskusi kelompok karena sudah terbiasa dalam proses pembelajaran,
dimana guru lebih memegang peran penting dalam proses pembelajaran.
Selain itu pemanfaatan model pembelajaran dan pengajian materi pengajaran
yang kuran menarik juga menimbulkan kebosanan sehingga membantu peserta
didik tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pemanfaatan model
pembelajaran sebagai wahana dalam menyaurkan informasi merupakan factor
pendukung dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat beberapa
nilai peserta didik yang belum mencpi nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 75, dari data guru kelas XI Mia 2 dan Mia
3 yang berjumlah 30 peserta didik, dimana pada kelas XI Mia 2 berjumlah
sebanyak 30 peserta didik, dan Mia 3 berjumlah 30 peserta didik, dengan nilai
peserta didik yang belum mencapai niai KKM sebanyak 56,6% orang peserta
didik dan bagi peserta didik yang belum mencapai nilai KKM yang telah
ditetapkan maka harus mengikuti remedial atau perbaikan yang telah
ditentukan oleh guru.
Selain itu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam
termotivasi aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran Example Non Example. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Yulianti, (2015) “motivasi belajar siswa kelas VII negeri
2 seponti, Kabuaten kayong utara dengan menggunakan model pembelajaran
5
Example Non Example setelah dilaksanakan tindakan kelas pada siklus I dan
siklus II diperoleh hasil yang berbeda. Adanya peningkatan motivasi 75%
pada siklus I I, sedangkan pada siklus I belum mencapai 65%. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Example Non Example dapat digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa
dikelas.
Selanjutnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmat, (2017) dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Example Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas VII K SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Dari penelitian yang telah
dilakukan, setelah diadakan perbaikan dan peningkatan kualitas tindakan, dari
siklus I sampai siklus III peserta didik selalu mengalami peningkatan
khususnya pada siklus III, terdapat 97.7% peserta didik merasa lebih mudah
memahami materi pelajaran dengan model pembelajaran Example Non
Example, 95,5% peserta didik yang tidak merasa kesulitan menentukan
jawaban yang benar, 100% peserta didik lebih percaya diri untuk tampil
mempresentasikan kerja kelompoknya, 93,2% peserta didik merasa lebih
terlatih dalam menentukan jawaban tugas yang diberikan, 97.7% peserta didik
bisa bekerja sama dengan team menjadi lebih baik, dan 100% peserta.
Siti Nursilah 2013 Penerapan Model Pembelajaran Examples Non
Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA (Tindakan Penelitian Kelas
pada kelas VIII di SMPN 8 Bandung) hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat melalui siklus dengan nilai rata- rata pretest
6
siswa pada siklus I sebesar 55 dengan persentase ketuntasan sebesar 11,36%.
Sedangkan pada nilai posttest siswa sebesar 75 dengan persentase ketuntasan
sebesar 63,64%. Masih ada 16 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu
70 dari 44 siswa. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar
IPS siswa. Nilai rata-rata pretest siswa sebesar 65% dengan persentase
ketuntasan sebesar 30%. Hanya ada 13 siswa yang Hasil ulangan IPS siswa
pada siklus I adalah 11 siswa belum tuntas (28,94%) dan 27 siswa tuntas
(71,05 %) dan rata-rata hasil belajar IPS siswa adalah 70,79.
Penelitian memili model pembelajaran Example Non Example dalam
penelitian ini karena model Example Non Example mampu mengembangkan
kemampuan berfikir, kretif, dan kritis siswa, sehingga proses dan hasil belajar
siswa meningkat dan mencapai KKM yang telah diterapkan. Sebab dengan
menggunakan model Example Non Example, siswa diberi kesempatan untuk
menganalisis gambar yang telah disediakan oleh guru, dan mengaplikasikan
dalam kegidupan sehari-hari.
Model pembelajaran Example Non Example membantu siswa untuk
meningkatkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ditemuinya
melalui analisis dan contoh-contoh berupa gambar yang relevan, selain itu hal
senada yang diungkapkan oleh Rachmi, (2017). Model Example Non Example
melati siswa untuk dalam memecahkan suatu masalah, mengambil kesimpulan
dalam diskusi atau kerja kelompok, serta dapat meningkatkan pola piker siswa
dalam menganalisis dan mengidentifikasikan sebuah gambar yang ditampilkan
dan disampaikan.
7
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Example Non
Example merupakan pembelajaran yang menuntut untuk bekerja sama dan
dapat meningkatkan rasa tagging jawab siswa atas apa yang dipelajarinya
dengan cara menyenangkan. Siswa akan bekerja sama antar siswa yang lain
untuk menyelesaikan suatu misi yang diberikan kepadanya. Kegiatan
pembelajaran bersama ini dapat memicu belajar aktif dan kemampuan untuk
mengajar melalui kegiatan pembelajaran kelompok kecil yang memungkinkan
untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia
siswa kelas XI SMA Negeri 8 Gowa yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Example Non Example.?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Example Non Example
terhadap hasil belajar materi sistem pernapasan manusiasiswa kelas XI
SMA Negeri 8 Gowa.?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan hasil rumusan masalah masalah tersebut, maka tujuan penelitian
ini adalah.
1. Untuk mengetahui hasil belajar materi sistem pernapasan manusia siswa
kelas XI SMA Negeri 8 Gowa yang diajarkan dengan menggunakan model
Example Non Example .
8
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Example
Non Example terhadap hasil belajar materi sistem pernapasan manusia
siswa kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi sekolah
Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan
metode pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidik.
2. Manfaat bagi penelitian
Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai pengaruh model
Example Non Example terhadap hasil belajar siswa.
3. Manfaat bagi siswa
Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut aktif
dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan hasil belajar biologi dapat
meningkat.
4. Manfat bagi guru
Dapat memberikan pengetahuan dan gambaran pada guru mengenai
pentingnya model Example Non Example dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran biologi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil belajar
1. Definisi Hasil Belajar
Susanto (2017), mendeskripsikan hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada siswa baik itu secara kognitif, afektif, dan
psikomotorik, sebagai hasil dari kegiatan pembelajar. Hasil belajar
diartikan sebagai keberhasilan peserta didik untuk mempelajari materi-
materi pelajaran di sekolah baik itu bentuk skor yang diperoleh hasil tes
yang mengenai materi pembelajaran tertentu. Keberhasilan peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi
yang merupakan penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
yang efektif terhadap kebutuhan siswa. Prestasi belajar peserta didik itu
tidak hanya diukur dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi
juga sikap dan keterampilan.
Huda (2019). Mendeskripsikan hasil belajar adalah suatu proses
dimana peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran yang akan
diajarkan maka setelah mengikuti proses pembelajaran siswa akan
mencapai keberhasilan dalam materi yang diajarkan Prestasi belajar adalah
hasil dari kegiatan belajar yang dicapai oleh peserta didik yang berupa
pengetahuan, keterampilan dan kecakapan yang biasanya dirumuskan
dalam bentuk angka atau huruf dan tanda penghargaan terhadap peserta
didik yang dianggap berhasil (Sudarmini, 2018)
10
Menurut Bloom dalam Sudarmini, (2018) hasil belajar dari ranah
kognitif meliputi penguasaan konsep, ide, pengetahuan faktual, dan
berkaitan dengan keterampilan intelektual, kebanyakan pendidik lebih
menitikberatkan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar kognitif.
Tujuan pembelajaran terkait dengan ranah kognitif secara umum
dirumuskan dengan mendeskripsikan perilaku peserta didik. Taksonomi
hasil belajar ini bersifat kumulatif dan merupakan hirarki yang bersifat
sistematis untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan kegiatan
pembelajaran. Hierarki sistematis ini bermakna bahwa hasil belajar pada
level yang lebih tinggi sangat tergantung pada pengetahuan atau
keterampilan prasyarat yang ada pada level di bawahnya. Kategori umum
domain kognitif dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut.
Kategori Implikasi kognitif
Pengetahuan Mengetahui dan mengiat konsep, fakta, symbol, prinsip
Pemahaman Memahami makna
Penerapan Menerapkan pengetahuan pada situasi baru
Analisis Mengeliminir maalah kompleks menjadi lebih
sederhana
Sintesis Memanfaatkan gagasan yang sudah ada untuk
mendapatkan gagasan baru
Menurut Darmadi (2017) yang menjadi indikator utama hasil
belajar siswa yaitu :
a. Ketercapaian daya serap terhadap materi yang akan diajarkan baik itu
secara individual maupun secara berkelompok. Pengukuran daya serap
11
biasanya dilakukan dengan menetapkan kriteria ketuntasan belajar
minimal atau (KKM).
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
peserta didik baik itu secara individual maupun secara kelompok.
2. Karakteristik Hasil Belajar
Menurut Rasyid, (2019) karakteristik terdiri dari hasil belajar juga menjadi
bagian dari karakteristik belajar yang bernilai edukatif dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Prestasi belajar memiliki tujuan
b. Mempunyai prosedur
c. Materi yang ditentukan ditandai dengan aktifitas anak didik
d. Mengoptimal peran guru
e. Kedisplinan
f. Evalusai
3. Jenis-jenis Hasil Belajar
Menurut amninah (2018) hasil belajar secara garis besar terbagi dalam tiga
ranah, yaitu:
a. Hasil belajar kognitif
Pada bidang kognitif mencakup hasil belajar mengingat, memahami,
mengaplikasikan, mengevalusai.
b. Hasil belajar evektif
12
Hasil belajar pada ranah evektif berkenan dengan nilai. Menurut
Karthwohl yaitu penerapan, responding, penilaian, organisasi dan
karakteristik nilai dan internalisasi.
c. Hasil belajar psikomotorif
Hasil belajar psikomotorif adalah hasil belajar gerakan atau hasil
belajar gerakan tidak sadar, keterampilan pada gerakan-gerakan tidak
sadar, kemampuan berspektual, termasuk didalamnya membedakan
visual, dan lain-lain, kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan
keharmonisan dan ketetapan, mulai dari ketetapan sederhana sampai
yang kompleks sekaligus.
Menurut susanto, (2017) macam-macam hasil belajar sebagai berikut:
a. Pemahaman konsep, diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap
arti dari materi atau bahan yang telah dipelajar. Pemahaman adalah
suatu proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan dengan
kriterian pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
mengintreprestasikan sesuat maupun memberikan gambaran atau tidak
sekedar mengetahui maupun memberikan uraian dan penjelasan yang
lebih kreatif dan prosesnya bertahap. Masing-masing tahapan
mempunyai kemampuan sendiri, untuk mengukur hasil belajar siswa
berupa pemahaman konsep, guru melakukan evaluasi produk serta tes
baik secara lisan maupun tertuli.
b. Keterampilan proses, merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, dan sosial yang mendasar sebagai
13
pergerak kemapuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa dengan
mengembangkan sikap kreatif, bertanggung jawab, disiplin, dan kerja
sama. Terdapat enam aspek keterampilan proses yaitu obsevasi,
klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan
atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan
eksperimen.
c. Sikap, diartikan sebagain kecenderungan untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individual maupun objektif. Terdapat tiga
komponen struktur sikap yaitu komponen kognitif merupakan
represensial apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap.
Komponen evektif merupakan pesanan yang mengangkut emosional.
Komponen konatif merupakan aspek kecederungan berlakuan sesuai
dengan sikap yang dimiliki sesorang.
Menurut Jufri, (2016) kategori umum dari ranah kognitif yaitu:
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan ada yang bersifat hafalan dan ada yang bersifat faktual,
Pengetahuan hafalan termasuk definisi pasal dalam peraturan dan
perundang-undangan, sedangkan pengetahuan faktual meliputi rumus-
rumus kimia, rumus-rumus molekul, dan angka-angka.
b. Pemahaman (Comprehension)
14
Pemahaman diekspresikan dalam bentuk kemampuan memahami
informasi yang diperoleh memanfaatkan dan mengekstrapolasikan
pengetahuan dalam konteks baru, dan menjelaskan makna, dan
menginterpretasikan fakta, memprediksikan dan mengekstrapolasi
pengetahuan tersebut untuk dimanfaatkan dalam situasi yang lain.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
atau abstrak yang dimiliki pada situasi konkret atau situasi khusus.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kegiatan mencari pola berpikir yang berkaitan
dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan
bagian dan hubungan diantara bagiannya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan suatu unsur atau bagian
kedalam satu kesatuan yang utuh.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kategori hasil belajar kognitif yang tertinggi.
Evaluasi meliputi kemampuan memberi keputusan tentang nilai
sesuatu yang dilihat dari beberapa aspek.
4. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Darmadi (2017), faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari
dua macam yaitu:
15
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri
seperti faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan factor-faktor kelelahan.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang keberadaannya itu berasal dari luar
individu, contohnya sepert factor keluarga yaitu bagaimana cara
menasehati atau mendidik, relasasi dengan anggota keluarga, dan
pengertian orang tua, serta latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah
yaitu dengan cara metode mengajar seorang guru , kurikulum yang
berlaku, relasi guru dengan peserta didik dan relasi peserta didik
dengan peserta didik lainnya, dan kedisiplinan sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, metode belajar dan tugas
rumah) dan faktor masyarakat.
5. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Asesmen dilakukan secara autentik yaitu penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses
keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Penilaian autentik penilaian kesiapan peserta didik serta
proses dan hasil belajar secara utuh. Menurut (Astiti,2017) penilaian hasil
belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: terpadu, objektif,
ekonomis, transpirasi, akuntabel, edukatif, sistematis,
menyeluruh/komprehensif, komunitas atau berkesinambungan, sahid atau
valid, adil, beracuan kriteria.
16
B. Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang berkembang untuk membantu siswa
untuk berfikir kreatif dan produktif. Bagi guru model-model ini penting
merancang kurikulum. Model pembelajaran harus dianggap sebagai kerangka
kerja structural yang dapat digunakan sebagai pemandu untuk
mengembangkan lingkungan dan aktifitas belajar yang kondusif.
Menutut joyce (2015). Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan
pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas agar lebih konduktif.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Model pembelajaan adalah prosedur sistematis saat mengorganisasikan
pengalaman saat belajar untuk merai tujuan pembelajaran. Dan dapat diartikan
juga sebagai pendekatan yang dipakai didalam aktifitas pembelajaran. Guru
yang kompeten adalah guru yang dapat mengelola program belajar mengajar.
Pengelolah disini mempunyai makna yang luas yang mengangkut bahgaimana
seseorang guru dapat menguasai keterampilan dasar mengajar, layaknya
membuka dan menutup pembelajaran, menjelaskan mengvariasi media,
mengajukan pertanyaan,
Model pembelajaran merupakan model pembelajaran yang pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan proses pembelajaran
didalam kelas maupun tutorial. Menurut Agus (2016) model pembelajaran
17
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termaksud didalam tujuan-
tujuan pembelajaran, tahapan-tahapan dalam tujuan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolah kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistem matis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta
didik mendapatkan informasi, ide keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para guru erancangkan aktivitas proses
belajar mengajar.
Sekarang ini sudah banyak sekali dikembangkan beraneka macam model
pembelajaran dari yang muda sampai model yang dibutuhkan banyak alat
bantuk dalam penerapan, seorang guru harus dapat memili model
pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik agar peserta didik lebih
semangat dalam proses pembelajaran berlangsung.
Dalam memilih model pembelajaran, guru haruslah memperhatikan
kondisi dan keadaan siswa dan juga diperhatikan bahan belajar, dan sumber-
sumber belajar yang ada supaya pengguna model pembelajaran dapat
diterapkan dengan efektif dan dapat mendukung kesuksesan peserta didik
pada saat belajar berlangsung.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang disajikan oleh perancang
18
pembelajaran dan para pengajar yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas untuk mencapai tujuan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran koperatif
yaitu model pembelajaran yang menekankan pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan dalam kondisi belajar untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Untuk itu penulis memilih model Example Non Example.
Mengapa.? Karena model pembelajaran Example Non Example termasuk
model yang cocok untuk digunakan untuk kelas tinggi ataupun kelas rendah,
model ini adalah model yang menggunakan contoh-contoh yang berupah
gambar yang mampu meningkatkan semangat belajar peserta didk.
C. Model Pembelajaran Example Non Example
1. Definisi Model Pembelajaran Example Non Exampel
Model pembelajaran Example Non Example merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai bahan pembelajaran.
(Nurochim, 2013) Example Non Example adalah metode belajar yang
menggunakan contoh-contoh, contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar
yang relevan dengan kompetensi dasar model Example Non Example juga
merupakan model yang mengajarkan pada peserta didik untuk belajar
mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Example Non Example adalah
salah satu model pembelajaran kooperatif yang penyampaian materinya itu
berupa gambar.
19
Pembelajaran Example Non Example adalah salah satu contoh-contoh
model pembelajaran yang menggunakan media. Model dalam
pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, memanfaat model ini adalah untuk guru dapat membantu dalam
proses belajar mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang
sesungguhnya. Dengan model, diharapkan proses belajar dan mengajar
lebih komunikatif dan dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar tersebut.
Model pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar
yang dapat melalui proyektor ataupun yang paling sederhana adalah
gambar, gambar yang gunakan harus jelas dan kelihatan dari jarak jauh,
sehingga peserta didik yang berada paling belakang juga dapat melihat
dengan jelas.
Sedangkan menurut (Hamzah, 2012:112) “Example dan Non Example
adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh melalui
kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Melalui model
pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat memilih dan
menyesuaikan dengan contoh-contoh yang ada melalui gambar tersebut
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah
Example dan Non Example yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
proses pembelajaran biasa menggunakan video tentang kasus-kasus yang
20
pernah terjadi atau gambar-gambar tentunya harus relevan mungkin
dengan kompetensi dasar yang akan digali.
Rusman, (2017). Model pembelajaran merupakan suatu pola interaksi
antara peserta didik dengan guru. Berbagai pola piker yang
menghubungkan antara strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang akan diterapkan dalam melakukan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Strategi pembelajaran merupakan
rancangan yang dibuat oleh guru berdasarkan dengan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru agar lebih
mudah berinteraksi dengan siswa. Model pembelajaran adalah upaya
seorang guru menyiapkan materi untuk pencapaian tujuan tertentu. Teknik
pembelajaran adalah cara yang dilakukan seorang guru dalam menerapkan
suatu secara spesifik.
Guru bisa memiliki model pembelajaran yang diinginkan, guru dapat
memilih model yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran merupakan suatu hal
yang memiliki hubungan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya
yang berupa pola prosedur sistematis yang dikembangkan berdasarkan
teori dan digunakan dalam menngorganisasikan pross belajar mangajar
untuk mencapai tujuan belajar. (Rusman, 2017).
Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh guru pada
dasarnya untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami
dan menguasai suatu pembelajaran atau materi tertentu. Pengembangan
21
model pembelajaran tergantung dari penyesuaian antaramata pelajaran
dengan model pembelajaran. Sehingga, setiap model pembelajaran tidak
diyakini sebagai model pembelajaran yang paling baik, semua tergantung
situasi dan kondisi (Husa,2019).
Model pembelajaran Example Non Example juga ditunjukkan untuk
mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah
konsep, konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara yaitu
pemahaman dan definisi. Model Example Non Example adalah model
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Menurut Buchi (2016). Model pembelajaran Example Non Example
melibatkan siswa untuk:
1. Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah
konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
2. Melakukan konsep penemuan yang mendorong mereka untuk
membangun konsep secara progresi melalui pengalaman langsung
terhadap contoh-contoh yang dipelajari.
3. Mengeksplorasi karaktistik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian Non Example yang memungkinkan
menjadi memiliki krateristik konsep yang telah dipaparkan.
22
2. Sintaks Model Pembelajaran Example non Example
Adapun sintaks model pembelajaran example non example yang
terdiri dari 5 bagian atau fase , dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Sintaks model pembelajaran Example non Example
Fase-fase Aktivitas guru Aktivitas siswa
• Fase pertama:
Present goals and
set.
• Menyampaikan
tujuan dan
menyiapkan siswa
Guru menyiapkan
siswa dan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa bersiap untuk
melakukan proses
pembelajaran dan
menerima serta
mempelajari tujuan
pembelajaran.
• Fase kedua: Present
information
• Menyajikan
informasi
Guru menjelaskan
informasi kepada
siswa
Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
• Fase ketiga:
Organize students
into learning teams
• Mengorganisasi
siswa kedalam tim-
tim belajar
Guru menjelaskan
bahwa aktivitas
yang dilakukan
dengan kelompok
Tiap siswa mencari
kelompoknya masing-
masing
23
Fase keempat:
• Asist teamwork and
study
• Membantu kerja tim
dalam belajar
Guru mengarahkan
siswa untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
Siswa melakukan
presentasi
Fase kelima:
• provide
recognition
• Memberi
penghargaan
Guru menguji
pengetahuan siswa
mengenai materi
pembelajaran atau
meminta siswa
untuk
menyimpulkan
pembelajaran
Siswa menarik
kesimpulan
Berdasarkan materi
pembelajaran
(Sumber: Novi , 2015)
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Example Non Example
Menurut Istarani, (2017) langkah-langkah model pembelajaran
Example non example sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan diajarkan.
b. Guru menempelkan gambar yang akan diajarakan tersebut di papan
atau melalui OTP.
24
c. Guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperhatikan atau menganalisis gambar
tersebut.
d. Melalui diskusi kelompok 3-6 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.
e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi
mereka.
f. Melalui dari komentar atau hasil diskusi peserta didik, guru mulai
mengerjakan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan pembelajaran dilakukan bersama peserta didik.
4. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Example Non
Example
Kelebihan model Example Non Example.
a. Pembelajaran lebih menarik, hal ini disebabkan karena gambaran
dapat meningkatkan perhatian peserta didik untuk ikut proses belajar
mengajar berlangsung.
b. Peserta didik lebih cepat menangkap materi yang diajarkan, karena
guru menunjukkan gambar dan materi yang ada.
c. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir peserta didik karena
peserta didik disuruh untuk menganalisis gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan kerjasama antara peserta didik dengan peserta
didik lainnya, sebab diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan
menganalisis gambar yang ada.
25
e. Dapat meningkatkan tanggung jawab peserta didik, sebab guru
menanyakan alasan siswa untuk menganalisis gambar tersebut.
f. Pembelajaran lebih berkesan, sebab pesrta didik dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kekurangan model Example Non Example
a. Sulit menemukan gambar yang berkualitas dan bagus.
b. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan kompetensi siswa
yang dimilikinya.
c. Baik peserta didik maupun guru kurang terbiasa dalam
menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu
materi pembelajaran dengan menggunakan gambar.
d. Tidak tersedianya dana untuk menemukan atau menyediakan
gambar-gambar yang diinginkan.
A. Materi Sistem Pernapasan Manusia
1. Pengertian Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan adalah proses penguraian bahan makanan
yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua organ
penyusun tubuh baik itu sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun di malam hari
(Campbell, 2004). Pernapasan atau respirasi adalah saluran proses ganda
yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan (pernapasan dalam) yang
terjadi di dalam paru-paru disebut dengan pernapasan luar. Pada
pernapasan melalui paru-paru atau respirasi eksternal oksigen atau (O2)
26
dihirup melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas oksigen masuk
melalui batang tenggorokan atau trakea dan bronkus ke alveoli dan erat
hubungannya dengan darah dalam kapiler pulmonalis.(Iranto,2017)
Gambar 2.1. alat-alat pernapasan manusia
1. Saluran Pernapasan Pada Manusia
Secara fungsional saluran pernapasan dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu (Campbell, 2004)
a. Hidung
Rambut zat mukus serta silia yang bergerak melalui arah faring
berperan sebagai sistem pembersih pada hidung. Fungsi
pembersih udara ini juga ditunjang oleh konka nasalis yang
menimbulkan turbulensi aliran udara sehingga dapat
mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya akan
diikat oleh zat mucus.
b. Faring
Faring semacam persimpangan dimana jalur udara dan makanan
saling silang. Faring ini terbagi atas tiga bagian utama yaitu
nasofaring dan orofaring, serta laringofaring.
27
c. Laring
Setelah melewati hidung udara masuk menuju pangkal tenggorokan
(laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan
merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan
rongga hidung ke tenggorokan. Setelah melalui laring udara
selanjutnya menuju ke batang tenggorokan (trakea).
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan. Trakea ini dapat juga dijuluki
sebagai eskalator-mukosiliaris karena silia pada trakea dapat
mendorong benda asing yang terikat zat mucus kearah faring yang
kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan.
e. Bronkus atau bronkiolus
Struktur bronkus primer masih serupa dengan struktur trakea
tetapi mulai bronkus sekunder, perubahan struktur mulai terjadi pada
bagian akhir dari bronkus, cincin tulang rawan yang utuh berubah
menjadi lempengan- lempengan. Di dalam paru-paru bronkus
bercabang secara berulang menjadi pipa yang semakin halus disebut
bronkiolus. Pada bronkiolus terminalis struktur tulang rawan
menghilang dan saluran udara pada daerah ini hanya dilingkari oleh
otot polos. Struktur semacam ini menyebabkan bronkiolus lebih
rentan terhadap penyimpanan yang dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Bronkiolus mempunyai silia dan zat mucus sehingga berfungsi
sebagai pembersih udara.
28
f. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, antara rongga dada dan
rongga perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma.
Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam
proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir, sedangkan
paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru- paru terbungkus oleh
selaput rangkap yang disebut pleura. Diantara selaput rangkap ini
terdapat cairan yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari
gesekan ketika mengembang dan mengempis. Paru-paru pada
dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya
bergelembung. Gelembung-gelembung tersebut disebut alveoli
(tunggal, alveolus). Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi di
dalam alveoli.
2. Proses Pernapasan manusia
Menurut Irianto (2008), udara dapat masuk atau keluar paru-paru
karena adanya tekanan antara udara luar dan udara dalam paru-paru.
Perbedaan tekanan ini terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan besar
kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan
besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan yaitu
otot-otot antar tulang rusuk dan otot pernapasan tersebut, maka
pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pernapasan dada
29
Pernapasan dada adalah pernapasan yang menggunakan gerakan-
gerakan otot antar tulang rusuk. Rongga dada membesar karena
tulang dada dan tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang
terdapat di antara tulang-tulang rusuk. Paru-paru turut mengembang,
volumenya menjadi besar, sedangkan tekanannya menjadi lebih kecil
daripada tekanan di udara luar. Dalam keadaan demikian udara luar
dapat masuk melalui batang tenggorokan (trakea) ke paru- paru
(pulmo).
b. Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot
diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga
diafragma yang semula cembung menjadi agak rata, dengan demikian
paru-paru dapat mengembang ke arah perut (abdomen). Pada waktu
itu rongga dada bertambah besar dan udara terhirup masuk.
3. Gangguan pada sistem pernapasan
Berikut ini merupakan beberapa gangguan- gangguan yang terjadi pada
sistem pernapasan manusia, antara lain:
a. Radang paru-paru (pneumonia), merupakan radang dinding alveolus
yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia sehingga
ruangan alveolus terisi secara limfa
b. Pembengkakan kelenjar limfa (amandel, polip, dan adenoid), yang
menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dari rongga hidung
(polip) dan tekak (amandel)
30
c. Penyempitan saluran pernapasan yang terdiri dari beberapa bagian:
1. Bronkitis, peradangan saluran pernapasan (trakea,bronkus,dan
bronkiolus)
2. Rhinitis, peradangan pada rongga hidung
3. Sinusitis, peradangan rongga hidung sebelah atas
4. Pleuritis, pembengkakan pada selaput pembungkus paru-paru
d. Tuberculous (gangguan pada dinding alveolus), tumbuhnya bintil-
bintil kecil pada dinding alveolus yang menghambat difusi O2 dan
CO2. Gangguan ini disebabkan oleh bakteri Bacterium tuberculosis.
4. Mekanisme Pernapasan Manusia
Pernapasan pada manusia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Pernapasan dada
Pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot
tulang rusuk luar yang berperan dalam meningkatkan tulang-tulang
rusuk dan tulang dalam yang berfungsi menurunkan atau
mengembalikan tulang rusuk dan tulang semula. Bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan terangkat sehingga
volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan
menyebabkan tekanan dalam rongga dan lebih kecil dari pada tekanan
rongga dada luar. Karena tekanan udara pada rongga dada
menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk
kedalam tubuh proses ini disebut proses inspirasi. Sedangkan pada
31
proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam tulang rusuk
kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara didalam
tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam
rongga dada dan aliran udara terdorong keluar tubuh, proses ini
disebut respirasi.
a. Pernapasan perut
Pada pernapasan perut ini otot yang berperan aktif adalah otot
diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma
berkontraksi posisi diafragma akan mendarat. Hal itu menyebabkan
volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-
paru (inspirasi)
E. Hubungan Antara Materi Dengan Model Example Non Example
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah
antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekankan pada apa yang
dipelajari tetapi menekankan pada bagaimana mereka harus belajar salah satu
alternatif untuk pengajaran mereka harus belajar. Salah satu alternatif untuk
pengajaran tersebut adalah menggunakan model Example Non Example model
pembelajaran Example Non Example ini salah satu jenis kooperatif. Model
Example Non Example ini cocok untuk diterapkan untuk semua mata pelajaran
khususnya materi sistem pernapasan manusia.
32
Materi sistem pernapasan manusia yang didalamnya mengandung banyak
definisi, fungsi dari sistem pernapasan manusia yang tidak mudah dipahami
oleh siswa maka dari itu model pembelajaran Example Non Example sangat
efektif untuk memudahkan siswa memahami dan mengingat materi yang
disampaikan oleh guru sehingga dapat menciptakan proses belajar yang
menyenangkan dikarenakan siswa belajar dan melihat gambar yang telah
diperlihatkan oleh guru. Kemudian untuk mendukung gambar yang
ditampilkan pada saat pembelajaran merupakan salah satu media yang
dikemas dalam bentuk gambar yang merangsang daya pikir siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
F. Penelitian Relevan
Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan membahas
permasalah yang sesuai dengan permasalahan ini:
1. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Anthy dengan berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas VI SMP Negeri 5
Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Dari penelitian yang telah dilakukan
setelah diadakan perbaikan dan peningkatan kualitas tindakan dari siklus I
sampai siklus III peserta didik selalu mengalami peningkatan khususnya
pada siklus III, terdapat 97.8% peserta didik merasa lebih mudah
memahami materi pelajaran dengan model pembelajaran Example Non
Example, 96,4% peserta didik yang tidak merasa kesulitan menentukan
jawaban yang benar, 100% peserta didik lebih percaya diri untuk tampil
33
mempresentasikan kerja kelompoknya, 93,2% peserta didik merasa lebih
terlatih dalam menentukan jawaban tugas yang diberikan, 97.7% peserta
didik bisa bekerja sama dengan team menjadi lebih baik dan 100% peserta
2. R. Susanti dengan judul “Pengaruh Model Example Non Example
Berbantuan Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA” terdapat
kenaikan persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke 2 adalah 6%.
Kenaikan persentase ketuntasan belajar peserta didik dari siklus 2 ke siklus
3 adalah 8%. Persentase ketuntasan belajar pada siklus 3 adalah 80,4%.
Sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka
peningkatan ketuntasan ketuntasan belajar peserta didik memenuhi kriteria
ketuntasan minimal 70% dari jumlah peserta didik, sehingga penelitian ini
dikatakan berhasil.
3. Fendi Lestiawan, Arif Bintoro Johan, dengan judul penelitian “Penerapan
Metode Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Dasar-Dasar Pemesanan”. Berdasarkan hasil
analisis data hasil belajar menunjukkan peningkatan yang baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah nilai rata-rata dan persentase ketuntasan
yang mengalami peningkatan. Pada siklus rata-rata keaktifan belajar
34,78% dari jumlah peserta didik sebanyak 35 peserta didik. Keaktifan
belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 63,09%. Naik
lagi pada siklus II menjadi 89,97%. Berdasarkan hasil penelitian di atas
menunjukkan model pembelajaran example non example mampu
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
34
4. Siti Nursilah 2013 Penerapan Model Pembelajaran Examples Non
Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA (Tindakan Penelitian
Kelas pada kelas VIII di SMPN 8 Bandung) hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat melalui siklus dengan nilai rata- rata
pretest siswa pada siklus I sebesar 55 dengan persentase ketuntasan
sebesar 11,36%. Sedangkan pada nilai posttest siswa sebesar 75 dengan
persentase ketuntasan sebesar 63,64%. Masih ada 16 siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM yaitu 70 dari 44 siswa. Sedangkan pada siklus II
terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa. Nilai rata-rata pretest siswa
sebesar 65% dengan persentase ketuntasan sebesar 30%. Hanya ada 13
siswa yang Hasil ulangan IPS siswa pada siklus I adalah 11 siswa belum
tuntas (28,94%) dan 27 siswa tuntas (71,05 %) dan rata-rata hasil belajar
IPS siswa adalah 70,79
5. Aan Surya Putra/Jurnal/2012 Penerapan Metode Pembelajaran Example
Non Example Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Mekanik Dasar Kelistrikan
Kelas X Di SMK Negeri 2 Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan
aktivitas positif siswa siklus I ke siklus II, yaitu 12,50% dan menurunnya
aktivitas negatif siswa siklus I ke siklus II, yaitu 6,67% dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa mempengaruhi hasil
belajar siswa, dilihat dari peningkatan nilai siswa pada siklus II. Nilai
ketuntasan siswa dapat dilihat pada siklus I, yaitu pretest sebanyak 5 siswa
(16,67%), posttest I sebanyak 18 siswa atau (60%), dan siklus II, yaitu
35
posttest II menjadi 27 siswa atau 87,67%, nilai rata-rata kelas pada tes
siklus I, yaitu saat pretest adalah 72,33 %, posttest I adalah 76,50 dan pada
tes siklus II menjadi 9,67.
G. Kerangka Pikir
Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu kegagalan dalam
mencapai tujuan pendidikan, yang seharusnya hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Rendahnya hasil belajar siswa dapat terjadi karena beberapa
faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor
internal tersebut yaitu keinginan siswa untuk mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran. Rendahnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa nantinya.
Adapun faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah guru, dimana guru
seharusnya menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa
lebih semangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi, proses
pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan menggunakan
pembelajaran yang konvensional, dimana guru lebih aktif dalam proses
pembelajaran sedangkan keterlibatan siswa sangat kecil. Hal ini membuat
siswa menjadi bosan dan hanya sekedar mendengarkan apa yang disampaikan
oleh guru tanpa merasa tertantang untuk mencari informasi lain.
Salah satu model dan media pembelajaran diduga dapat merangsang
aktivitas belajar siswa dalam mengembangkan pengetahuan tersebut sehingga
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Example Non
Example dengan bantuan media gambar merupakan media pembelajaran
36
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur mengamati gambar sehingga membuat proses pembelajaran
lebih menarik dan dapat dinilai dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
Berikut bagian kerangka pikir yang disajikan pada tabel 2.3.
Hasil belajar siswa rendah
Guru
Masih menggunakan
pembelajaran konvesional
Siswa
Merasa bosan, tidak ada
tantangan siswa menjadi pasif
dalam kelas
Menerapkan model pembelajaran Example Non
Example
Hasil belajar siswa meningkat dan mencapai KKM
37
H. Hipotesis
Hipotesis dalam jenis penelitian ini yaitu adanya pengaruh model Example
Non Example Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Materi Sistem
Pernapasan Manusia Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu (quasi eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non
Example terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Pret-Test
Post-Test Control Group Desain yaitu eksperimen yang melibatkan dua
kelompok
Tabel 3.1 Model Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Ekperimen O1 X O2
Kontrol O3 C O4
Keterangan:
O₁ : Pretest pada kelas eksperimen
O₂ : Posttest pada kelas eksperimen
O3 : Pretest pada kelas control
O4 : Posttest pada kelas kontrol
X : Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Example Non
Example
C : Kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran Example Non
Example
39
3. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran
Example Non Example sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar
siswa materi sistem pernapasan manusia.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan disemster ganjil tahun ajaran 2020/2021 di
SMA Negeri 8 Gowa, yang berlokasi di jalan poros malino No 8, Kab
Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
5. Prosedur Penelitian
a) Tahapan Observasi
1. Membuat surat izin penelitian untuk melakukan observasi
disekolah.
2. Bertemu dengan kepala sekolah untuk menyampaikan maksud dan
tujuan dengan membawah surat izin penelitian untuk melakukan
observasi disekolah
3. Melakukan proses pembelajaran melalui online.
b) Tahapan Persiapan
1. Menentukan model pembelajaran Example Non Example sebagai
solusi dari permasalahan yang ada setelah melakukan observasi di
sekolah
40
2. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan dengan menggunakan model Example Non
Example dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
3. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari. Silabus. RPP.
LKPD.
4. Membuat instrument penelitian berupa soal post-test dan pret-test
berupa soal pilihan ganda mengenai materi sistem pernapasan
manusia.
5. Melakukan uji validasi dan instrument pembelajaran ke validator.
c) Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun ajaran
2020/2021 di SMA Negeri 8 Gowa kelas XI dengan materi sistem
pernapasan manusia. Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali
pertemuan dimana dua kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan
dua kali pertemuan untuk melakukan uji tes hasil belajar siswa. Setiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pembelajaran (2x25 menit)
d) Tahapan Evalusai
Evalusai pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali:
1. Evaluasi pembelajaran pada penelitian ini dilakukan pada saat awal
pembelajaran sebelum diterapkan model pembelajaran Example
Non Example sengan diberikan pret-test sebanyak 35 soal pilohan
ganda
41
2. Setelah pada saat akhir penelitian diberikan post-test sebanyak 35
soal pilihan ganda.
3. Menyususun laporan penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA
Negeri 8 Gowa yang berjumlah sebanyak 150 siswa.
Tabel 3.2 populasi penelitian
No. Rombongan Belajar Jumlah Siswa
1 XI MIA 1 30
2 XI MIA 2 30
3 XI MIA 3 30
4 XI MIA 4 30
5 XI MIA 5 30
Jumlah keseluruhan peserta didik 150 orang
(Sumber: SMA Negeri 8 Gowa)
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun teknik dalam pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik random
sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dilakukan secara
acak, dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan untuk
dijadikan sampel. Yang menjadi sampel penelitian ini adalah rombongan
belajar kelas XI 2 sebagai kelas eksperimen dan rombongan belajar kelas
XI 3 sebagai kelas kontrol.
42
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
XI MIA 2 30 Peserta Didik
XI MIA 3 30 Peserta Didik
Jumlah 60 Peserta Didik
C. Definisi Operasional Variabel
Devinisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas yaitu model pembelajaran example non example.
Example Non Example adalah salah satu model yang diterapkan dalam
bentuk gambar dan membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. model Example Non Example ini merupakan model
pembelajaran kelompok yang dimana dalam proses pembelajaran
dilakukan sebuah tampilan gambar dan selanjutnya akan dilakukan
pertanyaan pada setiap kelompok bagian-bagian pada materi sistem
pernapasan pada manusia. dan selanjutnya kelompok yang paling
banyak menjawab akan diberikan berupa nilai dari guru.
2. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa yang dicapai peserta didik
setelah dilakukannya post-test dan pre-test.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan
ganda sebanyak 35 butir soal untuk mengukur hasil belajar kognitif biologi
siswa pada materi sistem pernapasan manusia. Dan LKPD lembar kerja
peserta didik yang sesuai dengan tahapan pembelajaran.
43
E. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pret-test dan post-test yaitu berupa soal pilihan
ganda jumlah soal sebanyak 35 butir soal dengan lima pilihan jawaban. Pret-
test gunakan untuk melihat atau mengetahui beberapa besar pengetahuan awal
siswa. Sedangkan post-test adalah test yang dilakukan setelah dilakukan
perlakuan untuk melihat hasil belajar siswa.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial yaitu analisis data mengenai
hasil post-test dan pret-test kelas eksperimen dan kelas control. Kemudia
analisis data mengenai pengaruh model pembelajaran Example Non Example
terhadap hasil belajar siswa materi sistem pernapasan manusia.
1. Analisis Statistic Deskriptif
Analisis statistic deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya hasil belajar yang diperoleh
dikategorikan kriteria belajar seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.4: Kriterian Hasil Belajar Siswa
Interval Nilai Predikat Keterangan
93-100 A Sangat Baik
84-92 B Baik
75-83 C Cukup
<75 D Kurang
Kemendikbud (2017)
44
Kriteria hasil belajar tersebut diatas memiliki batas nilai paling
rendah ditetapkan pada awal tahun ajaran baru yang sering disebut
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) hasil belajar.
Tabel 3.4 Standar kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Nilai Kategori
>75 Tuntas
<75 Tidak tuntas
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Adapun uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui data
yang diteliti dari populasi yang terdistribusi secara normal atau tidak
normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Kolmogorov-smirnov menggunakan program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS) versi 24.
Rumusan hipotesis untuk uji normalitas:
H0 = data berasal dari sampel berdistribusi normal
H1 = data tidak berasal dari sampel yang berdistribusi normal.
Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak
Jika sig > maka H0 diterima
Keterangan: tingkat signifikan = 0,05
45
b. Uji Homogenitas
Untuk uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data dari
kedua kelompok yang diteliti berasal dari populasi yang homogen atau
tidak. Uji homogenitas digunakan dalam penelitian ini menggunakan
program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 24.
Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas:
H0 = tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok
sampel yang (homogen)
H1 = terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampe
yang homogeny
Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak
Jika sig ≥ maka H0 diterima
Keterangan: tingkat signifikan = 0,05
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan T-Test
(uji perbedaan rata-rata). Cara menghitungnya dengan menggunakan
Independent samples T-Test program SPSS Statistics Base 24.
Rumusan hipotesis untuk T-Test.
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
H1= terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Dengan : Jika sig <maka H0 ditolak
46
Jika sig ≥maka H0 Diterima
Keterangan : tingkat signifikan = 0.05
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan data yang diperoleh setelah melakukan
sebuah penelitian. Data tersebut merupakan data hasil posttest dari kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Example non Example
dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional,
untuk melihat pengaruh model Example non Example terhadap hasil belajar
siswa kelas XI materi sistem pernapasan manusia.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistic deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil belajar biologi peserta didik yang diajar dengan
menggunakan model Example non Example dan pembelajaran
konvensional. Hasil analisis statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 24. Data pada analisis statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata, skor
maksimum, skor minimum dan standar deviasi. Berdasarkan skor hasil
belajar yang diperoleh siswa pada materi sistem pernapasan manusia di
kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 SMA Negeri 8 Gowa dapat dilihat pada
tabel-tabel yang disajikan berikut ini.
a. Hasil Belajar Siswa setelah diberikan Perlakuan (posttest)
Berikut ini merupakan data hasil posttest pada siswa XI MIA 2
sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
48
Example non Example dan XI MIA 3 sebagai kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.
Tabel 4.1 pengolah data statistic deskripstif skor hasil tes belajar
(pret-test dan post-test) materi sistem pernapasan manusia
kelas XI MIA 2 SMA Negeri 8 Gowa.
Statistic Kelas eksperimen Kelas kontrol
Pret-test Post-test Pret-test Post-test
Skor sampel 30 30 30 30
Skor Tertinggi 77 90 67 87
Skor Terendah 43 66 37 43
Mean (Rata-rata) 55.37 79.70 49.80 70.87
Range 34 24 30 44
Berdasarkan Tabel 4.1 terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing memiliki 30 sampel. Pada kelas eksperimen yang diberi
perlakuan model Example Non Example memperoleh data Pretest skor tertinggi
yaitu 77 dan skor terendah sebesar 43. Sedangkan Post-Test, skor tertinggi 90 dan
skor terendah 66. Adapun nilai rata-rata (mean) Pret-Test sebesar 55.37 dan post-
test sebesar 79.70, kemudian (Range) pada print-test sebesar 34 sedangkan post-
test sebesar 24, . Selanjutnya pada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan
Example Non Example memperoleh skor tertinggi 67, dan skor terendah sebesar
37, sedangkan Post-Test skor tertinggi yang diperoleh sebesar 87 sedangkan
terendah sebesar 43, adapun nilai rata-rata (mean) Pret-Test sebesar 49.80
sedangkan Post-Test sebesar 70.87, sedangkan (range) pada Pret-Test sebesar 30
sedangkan pada Post-Test sebesar 44.
49
Adapun skor tes hasil biologi siswa setelah diberi perlakuan (post-test)
kemudian dikelompokkan kedalam kriteria hasil belajar siswa, dimana dalam
kriteria ini terdapat interval nilai yang akan menunjukkan kategori nilai yang
diperoleh, dimana terdiri dari kategori sangat baik, baik, cukup, atau kurang, maka
diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi
Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Setelah Perlakuan
(post-test)
Interval
Skor
Kategori Kelas Experimen Kelas control
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Presentase
(%)
93-100 Sangat baik 0 0 0 0
84-92 Baik 5 16.7 2 6.7
75-83 Cukup 19 63.3 10 33,3
<75 Kurang 6 20 18 60
Jumlah 30 100 30 100
Pada tabel 4.3 maka ditarik kesimpulan bahwa dikelas experiment rentang
<75 terdapat 6 peserta didik memperoleh nilai dengan kategor kurang dengan
persentase 20 % pada rentang 75-83 terdapat 19 peserta didik memperoleh skor
kategori cukup dengan presentase 63,3. Kemudian pada rentang 84-92 terdapat 5
peserta didik yang memperoleh kategori baik dengan nilai presentase 16,7.
Sedangkan pada rentang 93-100 tidak ada peserta didik yang memperoleh skor
dengan kategori baik sekali. Selanjtnya pada kelas kontrol dapat dilihat rentang
<75 terdapat 8peserta didik yang memperoleh skor dengan kategori kurang
dengan memiliki presentse 60 pada rentang 75-83 terdapat 10 peserta didik
50
dengan memperoleh skor dengan kategori cukup dengan prentase 33,3 kemudian
pada rentang 84-92 terdapat 2 peserta didik yang memperoleh kategori baik
dengan memiliki nilai presentse sebesar 6,7 kemudian pada rentang 93-100 tidak
ada peserta didik yang memperoleh skor dengan kategori sangat baik.
Tabel 4.3 Data Ketuntasan Hasil Belajar (posttest) Peserta Didik Materi
Sistem Pernapasan Manusia Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Nilai Kategori Kelas Experimen Kelas Kontrol
Frekuensi Persentase
%
Frekuensi Persentase
%
75-100 Tuntas 26 86,7 13 43,4
<75 Tidak tuntas 4 13,3 17 56,6
Jumlah 30 100 30 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan posttest
hasil belajar biologi pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Example
Non Example dengan jumlah siswa 30 menunjukkan bahwa 26 orang siswa
termasuk kriteria tuntas dengan persentase mencapai 86,7 % sedangkan siswa
yang berada pada kategori tidak tuntas atau hasil belajar yang dicapai berada
dibawah KKM yaitu 4 orang dengan persentase mencapai 13,3 %. Sedangkan
pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 13 orang siswa termasuk kategori lulus
dengan persentase mencapai 43,4 % sedangkan pada kategori tidak tuntas atau
hasil belajar yang dicapai yang berada dibawah KKM yaitu 17 orang dengan
persentase 56,6%.
51
Grafik 4.1 kategori hasil tes belajar peserta didik materi sistem pernapasan
manusia kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Pada Grafik 4,1 diatas maka ditarik kesimpulan bahwa dikelas experiment
rentang <75 terdapat 6 peserta didik memperoleh nilai dengan kategor kurang
dengan persentase 20 % pada rentang 75-83 terdapat 19 peserta didik memperoleh
skor kategori cukup dengan presentase 63,3. Kemudian pada rentang 84-92
terdapat 5 peserta didik yang memperoleh kategori baik dengan nilai presentase
16,7. Sedangkan pada rentang 93-100 tidak ada peserta didik yang memperoleh
skor dengan kategori baik sekali. Selanjtnya pada kelas kontrol dapat dilihat
rentang <75 terdapat 8peserta didik yang memperoleh skor dengan kategori
kurang dengan memiliki presentse 60 pada rentang 75-83 terdapat 10 peserta
didik dengan memperoleh skor dengan kategori cukup dengan prentase 33,3
kemudian pada rentang 84-92 terdapat 2 peserta didik yang memperoleh kategori
baik dengan memiliki nilai presentse sebesar 6,7 kemudian pada rentang 93-100
tidak ada peserta didik yang memperoleh skor dengan kategori sangat baik.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kurang Cukup Baik Sangatbaik
Frek
uen
si
Interval Kelas
Kelas Eksperimen
Kelas kontrol
52
2. Analisis inferensial
Teknik analisis data inferensial dilakukan untuk menjawab
hipotesis penelitian. Untuk keperluan uji hipotesis ini, maka dilakukan uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Sebelum menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis terhadap data penelitian. Uji persyaratan yang
pertama adalah uji normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Uji normalitas yang
digunakan yaitu dengan menggunakan uji SPSS 22 dengan uji
Normality Test (Kolmogorov-Smirnov). Data dikatakan berdistribusi
normal, jika nilai signifikan (Sig) > 0.05. berdasarkan hasil pengolahan
data dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dan PoST-
Test Kelas Eksperimen
Kelas Nilai Signifikan
Pre- Test Eksperimen .200*
Post-Test Eksperimen .008
Pre-Test Kontrol .046
Post-Test Kontrol .200*
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa data hasil belajar baik
kelas experiment maupun kelas kontrol memiliki sig> 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok data tersebut berdistribusi normal
53
b. Uji Homogenitas
Terdapat hasil data dari uji normalitas yang dilakukan, di dapatkanlah
hasil data yang diperoleh dari sampel berdistribusi normal. sesudah
dilakukannya hasil normalitas tersebut, selanjutnya melakukan tes uji
homogenitas yang bertujuan untuk melihat tinggi dari kesamaan
variabel antara dua kelompok variable yaitu kelompok variable
eksperimen dan kelompok variable kelas kontrol. Jika dikatakan
normal homogen apabila nilai signifikannya diatas dari (sig)> 0,05. Uji
homogenitas terdapat buah variable yang dapat diperoleh melalui uji
Homogeneity Of Variance Test dengan bantuan aplikasi SPSS 24.
Untuk melihat hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada tabel
4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test Kelas
Eksperimen dan Kelas kontrol
Statistik Pre-Test Post-Test
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig 0,001 0,12
Tarif Sig (a) 0,05
Kesimpulan Kedua data Homogeneity Kedua data Homogeneity
Pada tabel 4.5 merupakan hasi uji dari homogenitas yang diperoleh
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan hasil signifikan pre-test
dan post-test
54
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data dari dua kelompok yaitu
kelas eksperimen dengan menggunakan model example non example dan
kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, diketahui
bahwa kedua kelas memiliki sampel yang berdistribusi normal dan kelas
tersebut sifatnya homogen dapat dilakukan Uji hipotesis yang digunakan
pada penelitian ini adalah Uji Independent Sample T-Test program SPSS
Versi 24.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Statistic Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sig 0.12
Sig a < 0.05
Pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis sebesar 0.12
>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh model
example non example terhadap hasil belajar kognitif siswa materi sistem
pernapasan manusia kelas XI SMA Negeri Gowa.
55
B. Pembahasan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu atau quasi
eksperimen tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada, atau
tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran Example non Example
terhadap hasil belajar biologi siswa materi sistem pernapasan manusia kelas
XI SMA Negeri 8 Gowa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 8 Gowa dengan
sampel XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas
kontrol. Perlakuan diberikan pada kelas eksperimen yang model pembelajaran
Example Non Example sedangkan pada kelas kontrol adalah pembelajaran
konvensional. Kedua kelas tersebut diberi tes pengetahuan awal berupa soal
(pre-test) dan soal tes akhir (post-test)
Pada kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Example Non
Example pesrta didik menjadi lebih aktif dan antusias dalam proses
pembelajaran. Banyak terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru
maupun interaksi antara pesrta didik dengan peserta didik lainnya. Semua
peserta didik saling berdiskusi bertukar pendapat dengan kelompoknya
masing-masing sehingga tidak ada fasif. Hal ini mengakibatkan semua peserta
ikut berpartisipasi saat proses pembelajaran berlangsung. Suasana yang terjadi
pada saat proses belajar berlangsung pun lebih menyenangkan dan kondusif
sehingga peserta didik menjadi mudah menerimah pembelajaran yang telah
disampaikan. Dikelas yang telah diterapkan model Example Non Example
peserta didik saling bertukar pikiran dan pendapat dengan kelompoknya
masing-masing, serta melatih mereka untuk mampu menganalisis gambar-
56
gambar contoh dari materi yang sudah disiapkan oleh guru. Dengan model
pembelajaran Example Non Example ini peserta didik menjadi aktif dan proses
pembelajaran terasa lebih menyenangkan, dan peserta didik menjadi aktif
dalam belajar dan pembelajaran pun terasa lebih menyenagkan dan peserta
didik tidak mudah menjadi bosan, namun tetap menjadi tujuan pembelajaran
yang sudah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Sedangkan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model
pembelajaran Example Non Example, bahwa tidak semua peserta didik ikut
aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Banyak peserta didik yang
tidak aktif dalam menangapi maupun menyimpulkan materi yang telah
dibahas, hanya sebagian peserta didik yang pandai saja yang aktif berbicara
atau menangapi pertanyaan. Sedangkan yang lain hanya diam dan
mendengarkan apa yang disampaikan disaat proses pembelajaran berlangsung,
dan malu-malu untuk memberikan tanggapan. Suasana dalam kelas pun
menjadi sedikit membosankan dan korak interaksi. Akibatnya tujuan
pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai.
Dalam proses pembelajaran daring memerlukan fasilitas seperti
smartphone atau laptop, tetapi ada sebagian siswa yang tidak memiliki
smartphone atau laptop ditambah lagi tidak adanya kuota internet untuk
melakukan pembelajaran secara daring ini menjadi masalah besar bagi guru
dan siswa. Selain itu dengan pembelajaran daring guru juga menjadi
kewalahan dalam menerapkan metodel apa yang akan disampaikan dalam
57
proses pembelajaran berlangsung agar siswa memahami materi yang
disampaikan karena pembelajaran daring dilakukan tidak secara bertatap muka
langsung. Pembelajaran secara draing ini kurang efektik karena ada saja alas
an dari siswa yang tidak ada jaringan, tidak ada perangkat seperti smartphone
atau laptop. Maka dari itu guru menjadi kesulitan dalam melakukan proses
pembelajaran daring ini. Setiap siswa memang menginginkan belajar dengan
tenang serta mudah dipahami pada pross pembelajaran daring. Namun, juga
guru menjadi bingung bagaimana mempelajari daring bisa dilkaukan atau
dilaksanakan tanpa ada hambatan apapun serta menjadi beban untuk siswa.
Dalam proses pembelajaran berlangsung penelitian menggunakan dua
aplikasi yaitu aplikasi zoom dan whatsaap untuk proses pembeljaran, dimana
dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example dengan
materi sistem pernapasan manusia. Langka-langka dalam proses pembelajaran
in dimana siswa dibagikan dalam beberapa kelompok melalui apilkasi
whatsaap, selajutnya guru menginstrusikan peserta didik untuk kembalik ke
zoom untuk melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Example Non Example setelah itu guru menjelaskan materi yang
akan diajarkan, selanjutnya pembagian kelompok dan guru menampilkan
gambar siswa diberikan kesempata untuk menganalisis gambar yag
ditampilkan oleh guru melalui ppt. masing-masing kelompok menganalisis
gambar yag ditampilkan dan mendiskusikan melalui aplikasi zoom.setelah
melakukan proses pembelajaran guru mengistrusikan peserta didik untuk
58
mengerjakan LKPD yang sebelumnya sudah dikirim melalui aplikasi
whatsaap.
Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif untuk data posttest pada
kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang ajarkan dengan menggunakan
model Example Non Example, rata-rata hasil belajar yang diperoleh sebesar
79,70 sedangkan pada kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen yang
diajarkan menggunakan model konvensional rata-rata hasil belajar yang
diperoleh sebesar 70,87. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model Example non
Example lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas yang
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran Example non Example merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, dan
metode pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh, contoh-contoh dapat
dari gambar yang relevan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
(Hamzah, 2012) membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
dengan menggunakan model Example non Example lebih baik dibandingkan
dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan kategori tuntas dan tidak tuntas, maka persentase
ketuntasan hasil belajar setelah diberikan perlakuan (Post-test) pada kelas
eksperimen yang diajar dengan menggunakan model Example non Example
diperoleh hasil 85,7% kategori tuntas. Sedangkan pada kelas kontrol yang
59
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional memperoleh hasil
34,2% kategori tuntas. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa model
Example non Example memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
Untuk membuktikan apakah ada pengaruh model Example non Example
terhadap hasil belajar biolog peserta didik pada materi sistem pernapasan
manusia, maka dilakukannya tes uji hipotesis. Akan tetapi sebelum melakukan
uji hipotesis terlebih dahulu melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
uji homogenitas.
Berdasarkan hasil uji prasyarat yang dinyatakan bahwa untuk data pada
kelas eksperimen dan kelas control itu berasal dari populasi berdistribusi
normal dan kedua kelompok berasal dari varians yang selalu homogen,
sehingga akan dilakukan tipe uji hipotesis dan untuk menggunakan uji
independent sample T-Test yang selalu menunjukkan bahwa pada model
pembelajaran Example non Example memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
biologi siswa. Hal ini dibuktikan dengan peroleh nilai p= 0,001. Dimana nilai
signifikansi p=0,00 lebih dari 0,05. Maka dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa hipotesis diterima, sehingga kesimpulan adalah terdapat pengaruh
terhadap model Example non Example terhadap hasil belajar kognitif siswa
materi sistem pernapasan manusia kelas XI SMA Negeri Gowa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jawaban dari permasalahan yang ada
adalah ”ada pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap
hasil belajarn siswa kelas XI SMA Negeri 8 Gowa”
60
Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang
menggunakan model Example Non Example lebih tinggi dari pada hasil
belajar peserta didik yang tidak menggunakan model pembelajaran Example
Non Example. Demikia dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran Example Non Example memiliki pengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik karena dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Example non Example memiliki pengaruh
terhadap terhadap hasil belajar siswa. Dimana adanya peningkatan hasil
belajar siswa kelas XI SMA Negeri Gowa pada materi sistem pernapasan
manusia yang dapat dilihat pada hasil analisis dan deskriptif yaitu
menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diterapkan model
Example non Example lebih tinggi dengan rata-rata 79% daripada kelas
kontrol yang tidak diterapkan model pembelajaran Example non Example
dengan nilai rata-rata 70%
2. Berdasarkan analisis inferensial, terdapat pengaruh penggunaan model
Example non Example terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA
Negeri Gowa Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia. Hal ini
berdasarkan pada data hasil uji hipotesis melalui independent sample T-
Test dengan nilai p=0,001 < a=0,005. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dengan menggunakan model Example non Example lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
55
62
B. Saran
1. Pembelajaran dengan menggunakan model Example non Example dapat
diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran biologi untuk
membantu dan melatih peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran dengan optimal sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Model Example non Example harus sesuaikan dengan materi biologi yang
dianggap tepat agar sintaks pembelajaran Example non Example dapat
dilaksanakan dengan baik
3. Disarankan bagi siswa untuk saling bekerja sama dalam proses
pembelajaran sehingga tercipta interaksi yang baik dalam kelompok. Dan
tak lupa dengan bimbingan dari seorang guru
4. Pembagian waktu setiap sintaks pembelajaran dalam penggunaan model
Example non Example harus dirancang dengan cermat agar waktu dapat
terlaksanakan dengan baik
63
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S. 2018. Efektivitas Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Hasil
Belajar pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.
Journal Indragiri.Vol.1 (4), ISSN: 2549-0478
Afandi, Muhammad, dkk. 2017. Model dan Metode pembelajaran di Sekolah.
Semarang: Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Darmadi, H. 2017. Pengembangan Model & Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish
Huda, Miftahul. 2019. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII IPA SMP Advent Palu. Jurnal Sains dan
Teknologi Tadulako. Vol.5 (3), ISSN: 2089-8630
Jufri, Wahab. 2016. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta
Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan.
Jakarta
Kadek, Putriani. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII. FIP Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, Indonesia. E-Journal. Vol:5 N0 : 2
Luh Sri Sudarmini, dkk. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran Kuta Selatan. E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4
Pearce, Evelyn, C. 2015. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Riesa Dewi Setianingrum. 2016. Pengaruh Penerapan Tipe Jigsaw Terhadap Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 2 Sabranglor. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas
Negeri Yogyakarta. Vol. VI
Rosyid, Moh, Zaiful., Mustajab & Abdullah, Aminol, Rosid. 2019. Prestasi
Belajar. Malang: Literasi Nusantara.
Rachmi, sridianti. 2017. Pengaruh Example Non Example Terhadap Hasil Belajar
Siswa Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3.
Universitas Kapuas Sintang. Jurnal. Vol 2. Nomor 1. ISSN 2580
64
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Bandung : Mulia Mandiri Press
Sanjaya. 2016. Penelitian pendidikan, jenis, metode dan prosedur. Jakarta :
kencana prenada media group
Sardirman. 2015. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Rajawali Press.
Jakarta
Setiadi. 2016. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta.
Indomedia Pustaka
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Susanto, A. 2017. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Group
Syafredi, K. 2018. Hasil Penelitian “Efek Model Pembelajaran dan Kreativitas
terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa”. Jawa Barat:
CV Jejak
Yuliati L. 2015. Efektivitas bahan ajar ipa terpadu terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa smp. Jurnal pendidikan fisika indonesia. Vol 2, No 1,
ISSN : 1693-1246
Zainal Aqib. 2015. Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
Inovatif. Bandung: Yrama Widya
Zulfian. 2014. Pembelajaran Model Example Non Example Berbantuan
PowerPoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ipa. JPII. Volume 2.
65
LAMPIRAN
PERSURATAN
VALIDASI INSTRUMEN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
ANALISIS DATA
INSTRUMEN PENELITIAN
DOKUMENTASI
66
LAMPIRAN
I
67
.
68
69
70
LAMPIRAN
II
71
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 3x45 Menit
Kelas/ Semester :XI/2
Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,toleran, damai,)
santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3. Mengolah, menalar, dan menyaji, dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
72
Kompetensi Dasar
3.3 : menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan gangguan fungsi
yang terjadi pada sistem pernapasan manusia
INDIKATOR MATERI POKOK ALOKASI
WAKTU
PENILAIAN SUMBER
BELAJAR
● Menemukan letak dan struktur organ
pernapasan
● Menjelaskan struktur dan fungsi organ
pernapasan manusia
● Menjelaskan mekanisme pernapasan
inspirasi dan ekspirasi
● Menjelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan pernapasan
● Menjelaskan proses pertukaran gas o2
dengan CO2 dari alveolus dan kapiler
● Menjelaskan volume dan kapasitas paru-
paru
● Organ-organ dan fungsi
sistem pernapasan
manusia, meliputi:
1. Hidung
2. Laring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Pulmo
● Mekanisme pernapasan
manusia
● Factor-faktor yang
mempengaruhi
3x45 menit ● Lembar
diskusi
siswa
● Soal pretest
dan posttest
siswa
● Buku Biologi
kelas XI
Penerbit
Yrama Widya
tahun 2017
● Internet
● Gambar
● Video
73
● Menganalisis kelainan dan penyakit
terkait sistem pernapasan
● Menjelaskan kandungan zat dalam
rokok yang dapat mengganggu sistem
pernapasan
kecepatan pernapasan
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Genap
75
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem organ pernapasan manusia dan mengaitkannya dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme pernapasan serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia
melalui studi literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Menemukan letak dan struktur organ pernapasan manusia
2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ pernapasan pada manusia
3. Menjelaskan mekanisme pernapasan inspirasi dan ekspirasi
4. Menjelaskan volume dan kapasitas paru-paru
5. Menjelaskan kelainan yang terdapat dalam sistem pernapasan
6. Mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan
D. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media
a. Model Example non example
b. Aplikasi whatsapp
c. Aplikasi zoom
d. Bahan ajar
e. LKPD
2. Alat dan bahan
a. Smartphone
b. Internet
76
E. Langkah-lagkah-pembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegiatan pendahuluan Waktu
(menit)
Guru Siswa
10
Orientasi
● Melalui aplikasi Whatsapp Guru
memberi salam pembuka
● Guru menanyakan kabar dan
menginstruksikan peserta didik
untuk berdoa
● Guru mengecek kehadiran siswa
● Peserta didik
menjawab salam
● Peserta didik
menjawab dan berdoa
● Peserta didik
mengabsen di aplikasi
grup whatsapp
Apersepsi
● Guru mengingatkan kembali materi
prasyarat dengan dengan memberi
pertanyaan yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan dilakukan
● Siswa mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan yang
diberikan
Motivasi
● Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik dengan menggali
pengetahuan awal siswa,„‟apa
fungsi dari hidung?”, “jika kalian
terkena pilek atau flu, apakah kamu
dapat bernafas dengan baik?”, “jika
seseorang sulit bernapas, apa yang
akan terjadi pada orang tersebut?”.
● Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
● Peserta didik mencoba
menjawab pertanyaan
guru
● Peserta didik
mendengar dan
menyampaian tujuan
belajar dan mengikuti
langkah-langkah
pembelajaran
● Peserta didik
77
● Guru menyampaikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan
pertama
● Guru mengarahkan peserta didik
untuk meninggalkan grup whatsapp
dan melanjutkan proses
pembelajaran di aplikasi zoom
menyimak dan
mencatat poin penting
yang disampaikan oleh
guru
● Peserta didik
meninggalkan grup
dan melanjutkan
proses pembelajaran di
aplikasi zoom
Kegiatan Inti Waktu
(menit)
Guru Siswa
5
(pemberian rangsangan)
● Melalui aplikasi zoom guru
memberikan rangsangan untuk
memusatkan perhatian siswa pada
topik materi dengan menampilkan
gambar mengenai materi “struktur
organ pernapasan manusia‟‟
● Melibatkan peserta didik secara
aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
● Siswa
memperhatikan
dan mengamati
gambar yang
ditampilkan
● Siswa aktif dalam
proses
pembelajaran
(Identifikasi masalah)
● Melalui aplikasi zoom guru
mengorganisir peserta didik menjadi
5 kelompok
● Guru menampilkan gambar melalui
PPT
● Guru memberikan arahan dan
kesempatan kepada masing-masing
● Siswa membentuk
kelompok kecil
yang terdiri dari
4/5 orang
● Siswa
memperhatikan
gambar yang
78
kelompok untuk menganalisis
gambar yang ditampilkan.
● Melalui diskusi kelompok, hasil
diskusi dari analisis gambar tersebut
dicatat di kertas
● Guru memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk membaca
hasil diskusi
ditampilkan
● Siswa
memperhatikan
gambar yang
ditampilkan
● Siswa mencoba
untuk menjawab
(pengolahan data)
● Guru meminta setiap kelompok
untuk membaca hasil diskusi
● Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk
menanggapi atau menambahkan
jawaban dari kelompok yang
melakukan presentasi
● Siswa membaca
hasil diskusi
● Siswa menanggapi
atau menambahkan
jawaban dari
kelompok
presentasi apabila
ada perbedaan
Kegiatan penutup Waktu
(menit)
Guru Siswa
10 ● Guru memberikan
penghargaan kepada siswa
yang memiliki kinerja yang
baik serta motivasi untuk
siswa yang masih kurang
● Guru memberikan pesan-
pesan moral kepada siswa
● Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan terima
kasih diikuti dengan salam
penutup
● Siswa memberikan
apresiasi kepada
temannya yang sudah
aktif selama
pembelajaran
● Siswa mendengarkan
pesan-pesan yang
disampaikan guru
● Siswa mengucapkan
terima kasih dan
menjawab salam dari
guru
79
A. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2
Kegiatan Pendahuluan Waktu
(menit)
Guru Siswa
Orientasi
● Melalui aplikasi Whatsapp
Guru memberi ssalam
pembuka
● Guru menanyakan kabar dan
menginstruksikan peserta
didik untuk berdoa
● Guru mengecek kehadiran
siswa
● Peserta didik menjawab salam
● Peserta didik menjawab dan
berdoa
● Peserta didik mengabsen di
aplikasi grup whatsapp
10
Apersepsi
● Guru mengingatkan kembali
materi prasyarat dengan
dengan memberi pertanyaan
yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan
dilakukan
● Siswa mendengarkan dan
menjawab pertanyaan yang
diberikan
Motivasi
● Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik dengan
menggali pengetahuan awal
mengenai materi system
pernapasan manusia
● Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
● Guru menyampaikan materi
● Peserta didik mencoba
menjawab pertanyaan guru
● Siswa memperhatikan
● Peserta didik mendengar dan
menyampaian tujuan belajar
dan mengikuti langkah-
langkah pembelajaran
80
yang akan dibahas pada
pertemuan pertama
● Guru mengarahkan peserta
didik untuk meninggalkan
grup whatsapp dan
melanjutkan proses
pembelajaran di aplikasi
zoom
● Peserta didik menyimak dan
mencatat poin penting yang
disampaikan oleh guru
● Peserta didik meninggalkan
grup dan melanjutkan proses
pembelajaran di aplikasi zoom
Kegiatan Inti Waktu
(menit) Guru Siswa
(pemberian rangsangan)
● Melalui aplikasi zoom guru memberikan
rangsangan untuk memusatkan perhatian
siswa pada topik materi dengan
menampilkan gambar mengenai materi
“penyakit-penyakit yang terdapat dalam
system pernapasan ‟‟
● Melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran;
● Siswa
memperhatikan dan
mengamati gambar
yang ditampilkan
● Siswa aktif dalam
proses pembelajaran
5
(Identifikasi masalah)
● Melalui aplikasi zoom guru
mengorganisir peserta didik menjadi 5
kelompok
● Guru menampilkan gambar melalui PPT
● Guru memberikan arahan dan
kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk menganalisis gambar
yang ditampilkan.
● Siswa membentuk
kelompok kecil yang
terdiri dari 4/5 orang
● Siswa
memperhatikan
gambar yang
ditampilkan
● Siswa mencoba
5
81
● Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi
dari analisis gambar tersebut dicatat di
kertas
● Guru memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk membaca hasil diskusi
● Guru meminta peserta didik untuk
meninggalkan aplikasi zoom dan
berdiskusi melalui aplikasi whatsapp
untuk menjawab
● Siswa meninggalkan
aplikasi zoom dan
lanjut diskusi
melalui aplikasi
(pengolahan data)
● Guru meminta setiap kelompok untuk
membaca hasil diskusi
● Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi atau
menambahkan jawaban dari kelompok
yang melakukan presentasi
● Siswa membaca hasil
diskusi
● Siswa menanggapi
atau menambahkan
jawaban dari
kelompok presentasi
apabila ada
perbedaan
Kegiatan Penutup Waktu
(menit) Guru Siswa
● Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang memiliki
kinerja yang baik serta motivasi
untuk siswa yang masih kurang
● Guru memberikan pesan-pesan
moral kepada siswa
● Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan terima kasih
diikuti dengan salam penutup
● Siswa memberikan
apresiasi kepada temannya
yang sudah aktif selama
pembelajaran
● Siswa mendengarkan
pesan-pesan yang
disampaikan guru
● Siswa mengucapkan
terima kasih dan
menjawab salam dari guru
10
82
SOAL PRE-TEST Dan POST-TEST
Materi pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Sistem Pernapasan Pada Manusia
Jumlah soal : 35
waktu : 60 Menit
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
Lengkapilah data diri anda pada kolom yang telah di
sediakan di lembar jawaban sebelum mengerjakan soal.
Bacalah soal dengan cermat sebelum memilih jawaban.
Pilihlah salah satu jawaban yang di anggap benar dengan
memberi tanda (X) pada pilihan A, B, C, D.E
Apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan Anda
ingin menggantinya, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda
silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar
Kerjakan soal dengan jujur sesuai kemampuan anda.
Salah tapi jujur itu jauh
lebih baik guys..!!!
83
Berilah tanda (X) pada satu jawaban yang paling tepat !
1. Saat menghirup napas, otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang dada
naik sehingga….
a. Rongga dada mengecil, berarti tekanan udara membesar di dalam paru-
paru dan udara keluar dari paru-paru
b. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara membesar di dalam paru-
paru dan udara keluar dari paru-paru
c. Rongga dada mengecil, berarti tekanan udara mengecil di dalam paru-paru
dan udara masuk ke paru-paru
d. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara di dalam paru-paru
membesar dan udara masuk ke paru-paru
e. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara di dalam paru-paru
mengecil dan udara masuk ke paru-paru
2. Kandungan zat di dalam rokok mengakibatkan kanker dan merusak paru-paru
adalah….
a. Timbal
b. Sianida
c. Metanol
d. Nikotin
e. Tar
3. Pertukaran CO2 dengan O2 pada alveolus paru-paru terjadi secara…
a. Hipotonis
b. Osmosis
c. Difusi
d. Hipertonis
e. Transport pasif
4. Proses pernapasan inspirasi dengan hubungan kerja otot paling tepat
adalah….
a. Otot diafragma berkontraksi, maka udara keluar dari paru-paru
b. Otot diafragma berkontraksi, maka paru-paru akan mengembang
c. Otot diafragma relaksasi, maka udara masuk ke dalam paru-paru
d. Otot diafragma relaksasi, maka tekanan udara dalam paru-paru mengecil
e. Otot diafragma relaksasi, maka terjadi inspirasi yang kuat
84
5. Proses melembabkan, menyaring, dan menghangatkan udara yang dihirup saat
pernapasan, terjadi di bagian....
a. Faring
b. Hidung
c. Laring
d. Trakea
e. Paru-Paru
6. Amatilah gambar di bawah ini:
Berdasarkan dari gambar tersebut, perbedaan antara pernapasan internal
dengan eksternal adalah….
a. Pernapasan eksternal adalah rangkaian proses pertukaran oksigen dengan
karbondioksida antara sel-sel tubuh dengan lingkungan eksternal,
sedangkan pernapasan internal adalah pertukaran udara yang terjadi
antara darah dan tubuh.
b. Pernapasan eksternal adalah rangkaian proses pertukaran oksigen
dengan karbondioksida antara tubuh dengan lingkungan eksternal,
sedangkan pernapasan internal adalah pertukaran udara yang terjadi
antara darah dan sel-sel tubuh.
c. Pernapasan eksternal adalah pertukaran O2 dengan CO2 di arteri,
sedangkan pernapasan internal adalah pertukaran O2 dengan CO2 di
pembuluh vena.
d. Pernapasan eksternal adalah pertukaran O2 dengan CO2 di hidung
dengan paru-paru, sedangkan pernapasan internal adalah pertukaran O2
dengan CO2 di jaringan-jaringan tubuh.
e. Pernapasan eksternal terjadi pertukaran udara pada hidung dan mulut,
pernapasan internal terjadi pertukaran O2 dengan CO2 di paru-paru
7. Proses keluarnya O2 pada pernapasan dada disebabkan otot antar tulang
rusuk….
a. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada seimbang
b. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada lebih tinggi
85
c. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada rendah
d. Relaksasi, tekanan udara rongga dada tinggi
e. Relaksasi, tekanan udara rongga dada rendah
8. Saat orang berenang di laut kemudian tenggelam akan mengalami gangguan
pada organ pernapasannya karena….
a. Tidak adanya kontraksi pada paru-paru
b. Alveolus yang mengalami kebocoran
c. Pembuluh darah pada paru-paru mengalami pecah
d. Terisi air di dalam alveolus
e. Oksigen tidak dapat melewati bronkiolus
9. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan……
a. Jenis kelamin dan ketinggian tempat
b. Jenis makanan yang di makan
c. Jenis kelamin dan warna kulit
d. Banyak minum dan makan
e. Hormon yang tidak stabil
10. Cermatilah gambar sistem pernapasan manusia di bawah ini.
Berdasarkan gambar, pertukaran oksigen dan karbon dioksida
berlangsung pada organ nomor…..
a. 5
b. 4
c. 3
d. 3
e. 1
86
11. Gangguan pernapasan yang mengakibatkan berkurangnya daerah pertukaran
O2 dengan CO2 disebut emfisema. Gangguan ini muncul disebabkan ada
kerusakan berupa radang pada….
a. Trakea
b. Membran mukosa
c. Tenggorokan
d. Dinding alveolus
e. Rongga Faring
12. Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh sistem saraf yang terletak
di….
a. Medula spinalis
b. Mesencéfalo
c. Medulla oblongata
d. Serabut aferen nervus vagus
e. Medulla spinalis dan pons varoli
13. Pendaki gunung akan mengalami gangguan pada tubuhnya jika sudah
mencapai ketinggian di atas 1.600 meter. Gangguan tersebut erat kaitannya
dengan…...
a. Suhu lingkungan yang sangat dingin
b. Kesulitan pengeluaran CO2 dari paru-paru
c. Kadar oksigen yang rendah pada ketinggian tersebut
d. Tiupan angin yang sangat kencang pada ketinggian tersebut
e. Banyaknya oksigen yang dapat diambil setiap kali bernapas
14. Kondisi orang yang sedang gelisah dapat mengalami gangguan sesak napas
yang disebut…
a. Hipoksemia
b. Sianosis
c. Asma
d. Dyspnea
e. Asfiksia
15. Operasi untuk memperlancar jalan napas dengan cara pembuatan lubang pada
87
bagian dinding trakea disebut….
a. Terapi oksigen hiperbarik
b. Operasi bronkus
c. Trakeostomi
d. Terapi oksigen
e. Trakeologi
16. Setelah pernapasan biasa kemudian udara yang dihirup dengan
membesarkan rongga dada sekuat-kuatnya adalah….
a. Udara cadangan inspirasi
b. Udara residu fungsional
c. Udara cadangan ekspirasi
d. Udara vital
e. Udara tidal
17. Pertukaran antara CO2 dengan O2 dalam kapiler terjadi secara…
a. Serentak antara CO2 dan O2
b. Osmosis, perpindahan molekul pelarut melalui selaput semipermeabel
dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau sebaliknya.
c. Difusi, pada alveolus molekul gas bergerak dari tekanan parsial rendah ke
parsial tinggi.
d. Difusi, pada alveolus molekul gas bergerak dari tekanan parsial tinggi ke
parsial rendah
e. Jawaban C dan D salah
18. Berikut ini adalah organ pernapasan pada manusia:
1) Bronkiolus 4) Alveolus (7) Faring
2) Laring 5) Trakea
3) Bronkus 6) Hidung
Udara masuk ke dalam paru-paru secara berurutan melewati….
a. 6-2-7-1-3-4-5 d. 6-2-7-3-1-4-5 e. 6-7-2-3-5-1-4
b. 6-7-2-5-3-1-4 c. 6-7-2-5-1-3-5
88
19. Analisis yang sesuai dengan gambar dibawah ini kaitannya dengan sistem
pernapasan manusia adalah….
a. Orang yang rajin olahraga maka badannya akan menjadi sehat dan kuat
b. Orang yang akan berolahraga akan mempengaruhi kesehatan paru-paru
manusia
c. Orang yang berolahraga akan mempunyai frekuensi pernapasan yang
tinggi karena banyaknya O2 yang dibutuhkan
d. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan tinggi karena
mampu mengendalikan ritme pernapasan
20. Coba perhatikan gambar di bawah ini!
Organ sistem pernapasan manusia berturut-turut adalah….
a. Hidung – faring – trakea – laring - bronkus – bronkiolus – alveoli
b. Hidung – laring - faring – trakea – bronkiolus – bronkus – alveoli
c. Hidung – faring – laring - trakea – alveolus – bronkus – bronkiolus
d. Hidung – trakea – faring – laring – bronkus – bronkiolus – alveoli
e. Hidung – trakea - laring – faring – bronkiolus – bronkus – alveolus
21. Permasalahan polusi udara, seseorang dapat dinyatakan keracunan zat tertentu
yang mengakibatkan hemoglobin di dalam darah tidak mampu mengikat
oksigen.
Zat apakah yang dapat menyebabkan kondisi tersebut?
a. Karbon dioksida
b. Karbon monoksida
89
c. Belerang
d. Nitrogen
e. Sulfur
22. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pernapasan manusia adalah…..
a. Umur, suhu, aktivitas, dan emosi
b. Posisi tubuh, rasa sakit, dan warna kulit
c. Ketinggian tempat, aktivitas, dan emosi
d. Status kesehatan, emosi, dan status sosial
e. Jenis kelamin, warna kulit, dan rasa takut
23. Kapiler darah banyak terdapat di dalam rongga hidung yang berfungsi
untuk…..
a. Memproduksi lendir
b. Menghangatkan udara
c. Menyaring debu
d. Alat indera penciuman
e. Menyaring dan memilah udara
24. Orang yang makan sambil berbicara dapat menyebabkan tersedak, hal
tersebut terjadi karena….
a. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama-
sama tertutup, sehingga makanan dapat masuk ke dalam trakea.
b. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea salah
satunya terbuka, sehingga makanan dapat masuk ke dalam esophagus.
c. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama-
sama terbuka, sehingga makanan dapat masuk dalam trakea.
d. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama
terbuka, sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam trakea.
e. Saat makanan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama-
sama menutup, sehingga makanan dapat masuk ke dalam trakea.
90
25. Adanya virus yang menimbulkan radang selaput mukosa saluran pernapasan
menimbulkan penyakit….
a. Tuberkulosis
b. Faringitis
c. Apnea tidur
d. Influenza
e. Asfiksia
26. Karbon dioksida yang diangkut oleh darah yang terbanyak dalam bentuk…..
a. Terikat oleh hemoglobin (HbCO2)
b. Terlarut di dalam plasma darah
c. Ion bikarbonat (HCO3-)
d. Asam karbonat (H2CO3)
e. Karbonat anhidrase
27. Black lung merupakan penyakit paru-paru menahun yang disebabkan oleh…..
a. Kafein pada kopi
b. Terhirup partikel asbes
c. Paparan batu bara dan debu
d. Kecanduan merokok
e. Paparan karbon monoksida
28. Gejala asfiksia disebabkan oleh….
a. Kelebihan oksigen
b. Kekurangan oksigen
c. Kelebihan karbondioksida
d. Kekurangan karbondioksida
e. Keturunan PaO2
29. Mekanisme pernapasan manusia 2 tahap, tahap inspirasi terjadi bila....
a. Otot-otot antar tulang rusuk menegang (kontraksi) dan pada saat yang
bersamaan otot diafragma juga menegang, rongga dada mengecil, paru-
paru mengembang, tekanan udara dalam kantung-kantung paru-paru turun
menjadi lebih rendah daripada tekanan udara atmosfer sehingga udara
mengalir masuk ke paru-paru
b. Otot-otot antar tulang rusuk mengendur (relaksasi) dan pada saat yang
91
bersamaan otot diafragma juga mengendur, rongga dada menyempit, paru-
paru terdesak mengecil sehingga tekanan udara dalam paru-paru turun
c. Otot-otot antar tulang rusuk menegang (kontraksi) dan pada saat yang
bersamaan otot diafragma juga menegang, rongga dada membesar, paru-
paru mengembang, tekanan udara dalam kantung-kantung paru-paru turun
menjadi lebih rendah daripada tekanan udara atmosfer sehingga udara
mengalir masuk ke paru-paru
d. Otot-otot antar tulang rusuk mengendur (relaksasi) dan pada saat yang
bersamaan otot diafragma mengembang, rongga dada menyempit, paru-
paru terdesak mengecil sehingga tekanan udara dalam paru-paru naik
lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer, udara mengalir keluar dari paru-
paru
30. Kandungan zat di dalam rokok mengakibatkan kanker dan merusak paru-paru
adalah….
a. Timbal
b. Sianida
c. Metanol
d. Nikotin
e. Tar
31. Perasaan sulit bernafas ditandai dengan nafas yang pendek, karena suplai
oksigen ke dalam jaringan tubuh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan.
Kelainan/ gangguan tersebut merupakan….
a. Hiperkapnia
b. Asfiksia
c. Bronkitis
d. Sianosis
e. Dyspnea
32. Difteri merupakan gangguan pernapasan pada paru-paru manusia disebabkan
oleh bakteri….
a. Corynebacterium
b. Epstein-Barr Virus (EBV)
c. Mycoplasma Pneumoniae
d. Influenza
e. Rhinoviruses
92
33. Udara sisa yang masih berada di dalam paru-paru manusia setelah
menghembuskan udara sekuat-kuatnya, disebut udara….
a. Kapasitas vital
b. Komplementer
c. Pernapasan
d. Cadangan
e. Residu
34. Orang yang menghirup gas CO masuk ke dalam sistem pernapasan manusia
mengakibatkan kematian karena…..
a. Afinitas Hb terhadap CO lebih rendah daripada afinitas O2
b. Afinitas Hb terhadap CO lebih tinggi daripada afinitas O2
c. Paru-paru gagal berkontraksi
d. Otot diafragma melemah
e. Proses ekspirasi terhambat
35. Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar pada angka 1 tersebut merupakan salah satu organ pernapasan yang
berfungsi untuk….
a. Tempat pita suara dan menghasilkan suara sehingga bisa berbicara
b. Pertukaran udara atmosfer ke kapiler tenggorokan
c. Membantu esophagus menutup sewaktu menelan
d. Membantu laring menutup sewaktu menelan
e. Memproduksi lendir sewaktu menelan
1
93
1
TABEL KISI-KISI SOAL POST-TEST dan PRET-TEST
Indikator Soal Kunci
Jawaban
Aspek
Kognitif
1. mengidentifikasi struktur
jaringan organ pada sistem
respirasi manusia
1. perhatikan gambar dibawah ini
Gambar pada angka 1 tersebut merupakan salah satu organ
pernapasan yang berfungsi untuk….
a. Tempat pita suara dan menghasilkan suara sehingga bias berpicara
b. Pertukaran udara atmosfer ke kapiler tenggorokan
c. Membantu esophbagus menutup sewaktu menelan
d. Membantu laring menutupi sewaktu menelan
e. Memproduksi lender sewaktu menelan
B C3
2. Disaat menghirup napas, otot-otot antar tulang rusak berkontaksi,
tulang dada naik sehingga...
a. Rongga dada mengecil, berarti tekanan udara membesar didalam
paru-paru dan udara keluar dari paru-aru
b. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara membesar didalam
paru-paru dan udara keluar dari paru-paru
E C3
94
c. Rongga dada mengecil, berarti tekanan udara mengecil didalam
paru-paru dan udara masuk keparu-paru
d. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara didalam paru-paru
membesar dan udara masuk ke paru-paru
e. Rongga dada membesar, berarti tekanan udara didalam paru-paru
mengecil dan udara masuk ke paru-paru
3. Perhatikan gambar dibawah ini.
organ sistem pernapasan manusia berturut-turut adalah....
a. Hidung-faring-trakea-laring-bronkus-bronkiolus-alveolus
b. Hidung-laring-trakea-faring-bronkiolus-bronkus-alveolus
c. Hidung-faring-laring-trakea-alveolus-bronkus-bronkiolus
d. Hidung-trakea-faring-laring-bronkus-bronkiolus-alveolus
e. Hidung-trakea-laring-bronkiolus-bronkus-alveolus
C C2
4. Operasi untuk memperlancarkan jalan napas dengan cara pembuatan
lubang pada bagian dinding trakea disebut....
a. terapi oksigen
D C2
95
b. terapi oksigen hiperbalik
c. operasi bronkus
d. trakeostomi
e. trakeologi
5. perhatikan gambar dibawah ini.
Berdasarkan ganbar tersebut, pertukaran oksigen dan karbon
dioksida berlangsung pada organ nomor....
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
E C3
6. Proses melembabkan, menyaring, dan menghangatkan udara yang
dihirup saat pernapasan, terjadi dibagian....
a. Faring
b. Hidung
c. Trakea
d. Laring
A C4
96
e. Paru-paru
7. Kondisi orang yang sedang gelisa dapat mengalami gangguan sesak
napas disebabkan....
a. Hipoksemia
b. Sianosis
c. Asma
d. Dhypnea
e. Anfiksia
D C3
8. kapiler darah banyak terdapat di dalam rongga hidung yang
berfungsi....
a. Reproduksi lendir
b. Menghangatkan udara-udara
c. Menyaring debu
d. Alat indra penciuman
e. Menyaring dan memilah
B C4
9. Pada proses masuknya O2 pada pernapasan dada diakibatkan otot antar
tulang rusak....
a. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada lebih tinggi
b. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada seimbang
E C3
97
c. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada rendah
d. Relaksasi, tekanan udara rongga dada renda
e. Relaksasi, tekanan udara rongga dadah tingg
10. Karbon diakisda yang diangkut oleh darah yang terbanyak dalam
bentuk....
a. Terikat oleh hemoglobin (HbCO2)
b. Terlarut didalam plasma darah
c. Ion bikarbonat (HCO3)
d. Asam karbonan (H2CO3)
e. Karbonat anhudrase
A C3
11. Orang yang mengirup gas CO masuk kedalam sistem pernapasan
manusia mengakibatkan kematian karena....
a. Afinitas Hb terhadap CO lebih renda dari padsa afinitas O2
b. Afinitas Hb terhadap CO lebih tinggi tinggi dari pada O2
c. Paru-paru gagal berkontraksi
d. Otot diafragma melemah
e. Proses ekspirasi terhambat
D C3
12. Mekanisme pernapasan manusia 2 tahap, tahap inspirasi terjadi
apabila....
a. Otot-otot antar tulang rusak menegang (kontraksi) dan pada saat
bersamaan otot diafragma juga menegang, rongga dada mengecil,
C C4
98
paru-paru mengembang, tekanan udara dalam kantung-kantung
paru-paru turun menjadi lebih rendah dari pada tekanan udara
atmosfer sehingga udara mengalir masuk keparu-paru
b. Otot antar tulang rusak mengendor (relaksasi) dan pada saat
bersamaan otot diafragma juga mengendor, rongga dada
menyempit, paru-paru mendesak mengecil sehingga tekanan udara
dalam paru-paru turun
c. Otot-otot antar tulang rusak menegang (kontraksi) dan pada saat
bersamaan otot diafragma juga menegang, rongga dada membesar,
paru-paru mengembang,tekanan udara dalam kantung-kantung
paru-paru turun menjadi lebih rendah dari pada tekanan udara
atmosfer sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru
d. Otot-otot antar tulang rusuk mengendor (relaksasi) dan pada saat
bersamaan otot-otot diagrama mengembang, rongga dada
menyempit, paru-paru terdesak mengecil sehingga tekanan udara
dalam paru-paru mengalir keluar dari paru-paru
13. Analisis yang sesuai dengan gambar dibawah ini kaitannya dengan
sistem pernapasan manusia adalah….
A C4
99
a. Orang yang rajin olahraga maka badannya akan menjadi sehat dan
kuat
b. Orang yang akan berolahraga akan mempengaruhi kesehatan paru-
paru manusia
c. Orang yang berolahraga akan mempunyai freuensi pernapasan yang
tinggi karena banyaknya O2 yang dibutuhkan
d. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan tinggi
kaerna mampu mengendalikan ritme pernapasan
e. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang
tinggi karena tidak dapat mengendalikan ritme diafragma pada
dada saat bernapa
14. Udara sisa yang masih berada didalam paru-paru manusia setelah
mengembuskan udara sekuat-kuatnya, disebabkan udara....
a. Kapasaitas vital
b. Komplementer
c. Pernapasan
d. Cadangan
e. Reside
E C3
15. gejala asfikasi disebabkan oleh....
a. kelebihan oksigen
b. kekurangan oksigen
c. kelebihan karbondioksida
d. kekurangan karbondioksida
e. penurunan PaO2
E C3
100
16. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi
prnapasa....
a. Jenis kelamin dan ketinggian tempat
b. Jenis makanan yang dimakan
c. Jenis kelamin dan warna kulis
d. Banyak minum dan makan
e. Hormon yang tidak stabil
E C3
17. Berikur ini adalah sistem pernapasan manusia.
1) Bronkiolus
2) Laring
3) Bronkus
4) Alveolus
5) Trakea
6) Hidung
7) Faring
Udara yang masuk kedalam paru-paru secara berurutan melewati....
a. 6-2-7-1-3-4-5
b. 6-7-2-5-3-1-4
c. 6-2-7-3-1-4-5
d. 6-7-2-5-1-3-5
e. 6-7-2-3-5-1-4
B C3
18. Saat seseorang berenang dilaut kemudian tenggelam akan mengalami
gangguan pada organ pernapasannya karena,...
D C4
101
a. Tidak ada kontraksi pada paru-paru
b. Alveolus yang mengalami kebocoran
c. Pembulu dara pada paru-paru mengalami pecah
d. Terisi air didalam alveolus
e. Oksigen tidak dapat melewati bronkiolus
19. Kandungan zat didalam rokok mengakibatkan kangker dan merusak
paru-paru adalah....
a. Timbal
b. Sianida
c. Metanol
d. Nikotin
e. Tar
D C3
20. Gangguan pernapasan yang mengakibatkan berkurangnya daerah
pertukaran O2 dengan CO2 disebut emfisema, gangguan ini muncul
disebabkan ada kerusakan berupa radang pada....
a. Trakea
b. Membran mukosa
c. Tenggorokan
d. Dinding alveolus
e. Rongga faring
2. Menjelaskna struktur
jaringan organ pada sistem
respirasi
21. Permasalahan populasi udara, seseorang dapat dinyatakan keracunan
zat tertentu yang mengakibatkan hemoglobin didalam darah tidak
mampu mengikat oksigen.
C C4
102
Zat apa yang menyebabkan kondisi tersebut.?
a. Belerang
b. Karbon dioksida
c. Karbon monoksida
d. Nitrogen
e. Sulfur
22. difresi nerupakan gangguan pernapasan pada paru-paru manusia
disebabkan oleh bakteri....
a. Corynobacterium
b. Epstein barr virus
c. Mycoplasma
d. Influenza
e. Thinoviruses
A C3
23. Pertukaran antara CO2 dengan O2 dalam kapiler terjadi secara....
a. Serentak antara CO2 dan O2
b. Osmosisi perpindahan molekul pelarut melalui selaput
semipermaabel dari bagian yang lebih encer kebagian yang lebih
pekat atau sebaliknya
c. Difusi, pada alveolus molekulgas bergerak dari tekanan parsial
rendah ke parsial tingi
d. Difusi pada alveolus molekul gas bergerak dari tekanan parasit
D C4
103
tinggi ke parasit rendah
e. Jawaban C dan D salah
24. Adanya firus yang menimbulkan radang selaput mukosa saluran
pernapasan menimbulkan penyakit....
a. Tuberkulosis
b. Faringitis
c. Apnea tidur
d. Influenza
e. Transport pasif
D C3
25. Pertukaran CO2 dan O2 pada alveolus paru-paru terjadi secara....
a. Hipotonis
b. Osmosis
c. Difusi
d. Hipertonik
e. Transport pasif
C C4
26. Mekanisme pernapasan diatur atau dikendalikan oleh sistem syaraf
yang terletak di....
a. Medula spinal vagus
b. Mesanfalon pons varoli
c. Medula oblongata
d. Selabut averan nervus
e. Medula spinal
C C4
27. Proses pernapasan inspirasi dengan hubungan kerja otot paling tepat B C4
104
adalah....
a. Otot diafragma berkontraksi, maka udara keluar dari paru-paru
b. Otot diafragma berkontraksi, maka paru-paru akan mengembang
c. Otot diafragma relaksasi, maka udara masuk kedalam paru-paru
d. Otot diafragma relaksasi, maka tekanan udara dalam paru-paru
mengecil
e. Otot diafragma relaksasi, maka terjadi inspirasi yang kuat
28. Perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek, karena
suplai oksigen kedalam jaringan tubuh lebih sedikit dari pada yang
dibutuhkan, kelainan/gangguan tersebut merupakan....
a. Hiperkapnia
b. Asfiksia
c. Sianosis
d. Bronkitis
e. Dyspnea
E C3
29. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pernapasan manusia
adalah
a. Umur, suh, aktivitas, emosi
b. Posisi tubuh, rasa sakit, dan warna kulit
c. Ketinggian tempat, aktifitas dan emosi
d. Status kesehatan, emosi, dan status sosial
e. Jenis kelamin, warna kulit, dan rasa takut
A C3
30. Black lung merupakan penyakit paru-paru menahun yang disebabkan C C3
105
oleh....
a. Kafien pada kopi
b. Terhirup partikel abses monoksida
c. Paparan batu bara dan debu
d. Kecanduan merokok
e. Paparan karbon
3. Menyebutkan proses
mekanisme pernapasan
manusia
31. Setelah pernapasan biasa kemudian udara yang dihirup dengan
membesarkan rongga dada sekuat-kuatnya adalah....
a. Udara cadangan inspirasi
b. Udara residu funsional
c. Udara cadangan ekspirasi
d. Udara vital
e. Udara tidal
A C4
32. Pendaki gunung akan mengalami gangguan pada tubuhnya jika suda
mencapai kettinggian diatas 1.600 meter. Gangguan tersebut erat
kaitannya dengan....
a. Suhu lingkungan yang sangat dinggin
b. Kesuulitan mengeluarkan CO2 dari paru-paru
c. Kadar oksigen yang rendah pada ketinggian tersebut
d. Tiupan angin yang sangat kencang pada ketinggian tersebut
e. Banyaknya oksigen yang diambil setiap kali bernapas
C C3
33. Amatilah gambar dibawah ini. C C5
106
Berdasarkan gambar tersebut, perbedaan antara pernapasan internal dan
eksternal adalah....
a. pernapasan eksternal adalah rangkaian proses pertukaran oksigen
dengan karbondioksida antara sel-sel tubuh dengan lingkungan
eksternal, sedangkan pernapasan internal adalah pertukaran udara
yang terjadi antara darah dan tubuh
b. Pernapasan eksternal adalah rangkaian proses pertukaran oksigen
dengan karbondioksida antara tubuh dengan lingkungan eksternal,
sedangkan pernapasan internal adalah pertukaran udara yang terjadi
antara darah dan sel-sel tubuh
c. Pernapasan eksternal adalah pertukaran O2 dan CO2 diarteri,
sedangkan pernapasan internapl adalah pertukaran O2 dan CO2
dipembulu vena
d. Pernapasan eksternal terjadi pertukaran udara pada hidung dan
mulut, pernapasan internal terjadi pertukaran O2 dan CO2 diparu-
paru
34. Permasalahan polusi udara, seseorang dapat dinyatakan keracunan zat
tertentu yang mengakibatkan hemoglobin didalam darah tidak mampu
mengikat oksigen
107
Zat apakah yang dapat mnyebabkan kondisi tersebut....
a. Karbon dioksida
b. Karbon monoksida
c. Belerang
d. Nitrogen
e. Sulfur
35. orang yang makan sambil bicara dapat menyebabkan tersedak, hal
tersebut terjadi karena
a. saat makanan sambil bicara, katup pada esophagus dan trakea
sama-sama tertutup, sehingga dapat masuk kedalam trakea
b. saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
salah satunya terbuka, sehingga makanan dapat masuk kedalam
esophagus
c. saat makan sambil berbicara, katub dan eshophagus dan trakea
sama-sama terbuka, sehingga makanan dapat masuk ke trakea
d. saat makan sambil berbicara, katub pada eshophagus dan trakea
sama-sama terbuka, sehingga makanan tidak dapat masuk kedalam
trakea
e. saat makan sambil berbicara, katup pada eshophagus dan trakea
sama-sama menutup, sehingga makanan dapat masuk kedalam
trakea
C C5
108
SMA Negeri 8
Gowa
82
109
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
INDIKATOR
Menemukan letak dan struktur organ pernapasan manusia
Menjelaskan struktur dan fungsi organ pernapasan pada manusia
Menjelaskan mekanisme pernaapasan inspirasi dan ekspirasi
Respirasi atau pernapasan adalah proses penguraian bahan makanan yang
menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel
tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang
maupun malam hari. Pernapasan/respirasi adalah saluran proses ganda yaitu
terjadinya pertukaran gas didalam jaringa. (pernapasan dalam), yang terjadi di
dalam paru-paru disebut pernapasan luar. Pada pernapasan melalui paru-paru atau
respirasi eksternal, oksigen (O2) dihirup melalui hidung dan mulut. Pada waktu
bernapas, oksigen masuk melalui batang tenggorokan atau trakea dan bronkus ke
alveoli, dan erat hubungannya dengan darah dalam kapiler pulomonaris
udara dapat masuk atau keluar paru-paru karena adanya tekanan antara udara
luar dan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini terjadi disebabkan oleh
terjadinya perubahan besar kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga
alveolus. Perubahan besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot
pernapasan, yaitu otot antar tulang rusuk dan otot pernapasan tersebut
Kerjakan dan sukseskan bersama teman
kelompokmu!!
110
Waktu : 45 Menit
Identitas Kelompok :
Anggota kelompok :1…………………..........
2……………… ……….
3…………………..........
4…………………………
5…………………………
ATTENTION
Untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait
pengertian pernapasan, jenis-jenis pernapasan,
alat-alat penapasan pada LKPD 1 , perhatikan
petunjuk dibawah in!
PETUNJUK LKS
Baca dan cermati dengan seksama masalah I, II, III,
pada LKPD 1!
Analisis gambar tersebut bersama teman-teman
kelompokmu
Catatlah hasil diskusi dapa LKPD 1 yang telah
disediakan
Diskusikan bersama dengan teman kelompok
melalui aplikasi Wa! Berdasarkan hasil diskusi mengenai informasi yang
kalian peroleh, selesaikan masalah I, II, III, pada
LKPD 1 di bawah ini.
111
A. Masalah I
Perhatikanlah gambar berikut ini!
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bagian dari organ-organ
sistem pernapasan , struktur penyusun organ serta fungsinya jelaskan dalam
tabel di bawah ini!
No Nama Organ Struktur penyusun organ Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
9 8
3 2
4
7
5
6
112
B. Masalah II
Pada dasarnya paru-paru bersifat elastis. Volume dan tekanan paru-
paru diatur oleh bagian-bagian yang membatasinya, yaitu rongga dada dan
perut, sehingga dikenal ada 2 macam mekanisme pernapasan pada manusia,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Dari gambar di bawah ini
tentukanlah jenis pernapasan serta mekanisme yang terjadi di dalamnya!
Gambar Jenis pernapasan Mekanisme
C. Masalah III
Jelaskan perbedaan antara pernapasan internal dan eksternal
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………
113
D. Masalah IV
Jelaskan factor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan
manusia…
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………
114
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
INDIKATOR
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pernapasan Menjelaskan proses pertukaran Gas antara O2 dengan CO2 dari alveolus
ke kapiler Menjelaskan volume dan kapasitas paru-paru
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung
pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan,
ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen
dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran
tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak.
Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak
daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang
vegetarian. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc
oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut
berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali
dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang
atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Kerjakan dan sukseskan bersama teman
kelompokmu!!
115
Waktu : 45 Menit
Identitas Kelompok :
Anggota kelompok :1…………………..........
2……………… ……….
3…………………..........
4…………………………
5…………………………
ATTENTION
Untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait
pengertian pernapasan, jenis-jenis pernapasan,
alat-alat penapasan pada LKPD 2 , perhatikan
petunjuk dibawah in!
PETUNJUK LKS
Baca dan cermati dengan seksama masalah I,
II, III, pada LKPD 1!
Analisis gambar tersebut bersama teman-
teman kelompokmu
Catatlah hasil diskusi dapa LKPD 1 yang
telah disediakan
Diskusikan bersama dengan teman kelompok
melalui aplikasi Wa! Berdasarkan hasil diskusi mengenai
informasi yang kalian peroleh, selesaikan
masalah I, II, III, pada LKPD 1 di bawah ini.
116
1. Masalah I
Perhatikan gambar berikut ini
Coba anda jelaskan bagaimana proses transport dan pertukaran gas antara O2
dan CO2 pada alveolu..?
2. Masalah II
Volume paru-paru dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Jelaskan
perbedaan dari masing-masing volume paru-paru pada sistem pernapasan
manusia
No Nama volume Volume (cc) Deskriptif
1 Volume tidal
2 Volume komplementer
3 Volume suplementer
4 Volume residu
5 Volume paru-paru
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
117
C. Masalah III
Sebutkan jenis gangguan, kelaianan atau penyakit yang berkaitan dengan
sistem pernapasan manusia dan deskripsikan?
D. Masalah V
Dari gambar disamping analisislah perbedaan kondisi paru-paru perokok dan
bukan perokok, lalu hubungkanlah dengan kerusakan fungsi yang mungkin
dapat terjadi!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
118
LAMPIRAN
III
119
120
121
122
KUNCI JAWABAN
Nomor soal Jawaban Nomor soal Jawaban Nomor soal Jawaban
1 B 16 E 31 A
2 C 17 B 32 C
3 D 18 D 32 A
4 E 19 E 34 C
5 E 20 D 35 C
6 A 21 A
7 D 22 A
8 B 23 D
9 E 24 D
10 A 25 C
11 D 26 C
12 B 27 B
13 C 28 E
14 E 29 A
15 E 30 C
123
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XI MIA 2 Experimen
No NAMA PESERTA DIDIK Hasil Belajar Siswa
Pre-test Pos-test
1 P 57 73
2 A 77 80
3 A 50 70
4 S 57 75
5 C 43 71
6 Y 50 82
7 R 57 80
8 F 63 80
9 H 43 81
10 I 57 66
11 K 60 83
12 S 43 72
13 M 57 82
14 B 63 75
15 M 50 80
16 F 43 90
17 S 47 77
18 S 53 75
19 N 62 87
20 H 63 81
21 R 47 87
22 H 55 83
23 F 63 81
24 P 77 87
25 C 54 83
26 L 67 77
27 R 47 80
28 R 53 83
29 S 50 87
30 N 53 83
124
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XI MIA 3 Kelas Kontrol
No NAMA PESERTA DIDIK Hasil Belajar Siswa
Pre-test Pos-test
1 A 53 75
2 R 47 71
3 M 47 82
4 P 53 69
5 W 47 78
6 D 43 74
7 F 37 67
8 R 43 77
9 H 44 67
10 I 67 83
11 J 47 63
12 M 55 67
13 F 43 63
14 F 57 60
15 F 53 67
16 S 43 73
17 P 62 77
18 R 39 77
19 F 47 50
20 M 57 72
21 T 51 80
22 N 53 87
23 A 43 77
24 N 53 83
25 H 47 67
26 Y 53 70
27 W 47 84
28 S 57 43
29 S 55 63
30 SRI DIAN LESTARI 51 60
125
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS XI MIA 2
No Nama Peserta Didik JK Pertemuan Ke
1 A P
2 A P
3 H L
4 A P
5 C L
6 D P
7 P P
8 F P
9 H P
10 I P
11 K P
12 S P
13 M P
14 D L
15 F L
16 F L
17 S L
18 S L
19 I L
20 H P
21 R L
22 A P
23 F P
24 P L
25 C P
26 L P
27 R L
28 F L
29 S P
30 R P
126
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS MIA 3
No Nama Peserta Didik JK Pertemuan Ke
1 P L
2 R L
3 M L
4 P L
5 W L
6 D L
7 F L
8 A P
9 H P
10 H L
11 D L
12 F P
13 R L
14 F L
15 F L
16 S L
17 P L
18 R L
19 F L
20 A L
21 T P
22 N L
23 A P
24 I L
25 H P
26 Y P
27 W P
28 H L
29 N P
30 S P
127
LAMPIRAN
IV
128
UJI DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
PRETEST EKSPERIMEN 30 34 43 77 55.37 8.981 80.654
POSTTEST EKSPERIMEN 30 24 66 90 79.70 5.670 32.148
PRETEST KONTROL 30 30 37 67 49.80 6.744 45.476
POSTTEST KONTROL 30 44 43 87 70.87 9.968 99.361
Valid N (listwise) 30
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
KELAS
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
HASIL BELAJAR SISWA PRETES EXPERIMEN .128 30 .200* .934 30 .064
POSTTEST
EXPERIMENT
.188 30 .008 .960 30 .303
PRETEST KONTROL .161 30 .046 .963 30 .359
POSTTEST KONTROL .116 30 .200* .951 30 .183
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
hasil belajar siswa Levene Statistic df1 df2 Sig.
6.774 1 58 .012
UJI HIPOTESIS
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence
129
tailed) Differenc
e
Difference Interval of the
Difference
Lower Upper
hasil belajar
siswa
Equal
variances
assumed
6.774 .012 -4.219 58 .001 -8.833 2.094 -
13.
024
-4.642
Equal
variances not
assumed
-4.219 45.988 .001 -8.833 2.094 -13.048 -4.619
130
LAMPIRAN
V
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
FORMAT PENILAIAN VALIDITAS ISI DAN KONSTRUK LEMBAR
KEGIATAN SISWA (LKS)
A. Petunjuk:
Dalam menyusun skripsi, peniliti menggunakan Perangkat Pembelajaran
berupa Lembara Kegiatan Siswa (LKS). Dengan ini, peneliti meminta
kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian mengenai tingkat
relevansi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dikembangkan. Penilaian
dilakukan dengan cara membubuhkan tanda ceklis (√) pada skala
penilaian yang telah disediakan, sebagai berikut.
1. Tidak Relevan
2. Kurang Relevan
3. Cukup Relevan
4. Relevan
Selanjutnya untuk memudahkan revisi atau kelengkapan dari instrumen
Perangkat Pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dimohon
kesediaan Bapak/Ibu berkenan memberikan saran-saran perbaikan pada
tulisan yang disertaka
Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu memberikan penilaian objektif.
10 November 2020 | Format Penilaian Validitas Isi dan
Konstruk Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
142
B. Lembar Penilaian
Aspek yang Dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4
1. Format
Sistem Penomoran, Petunjuk Penyelesaian LKS,
Tata Ruang, dan Lay Out
✔
2. Isi
a. Kesesuaian LKS dengan pendekatan dan
metode pembelajaran yang digunakan
✔
b. Memperhatikan pengetahuan awal siswa
dan pengetahuan prasyarat
✔
c. Memperhatikan tingkat kognitif siswa ✔
d. Menunjang terlaksananya proses belajar mengajar
yang berbasis pada aktivitas siswa
✔
e. Mengembangkan keterampilan
proses/inquiri/pemecahan masalah/berpikir
tingkat
tinggi
✔
f. Penetapan aspek isi sesuai dengan
tujuan pembelajaran
✔
3. Aspek Bahasa
a. Penggunaa bahasa ditinjau dari penggunaan kaidah
Bahasa Indonesia
✔
b. Kesederhanaan struktur kalimat ✔
c. Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif,
tidak mengandung arti ganda dan mudah dipahami
oleh siswa
✔
143
C. Penilaian Umum terhadap Perangkat Pembelajaran Lembar Kegiatan
Siswa (LKS)
1. LKS dapat diterapkan tanpa rivisi
2. LKS dapat diterapkan dengan revisi kecil
3. LKS dapat diterapkan dengan revisi besar
4. LKS tidak dapat diterapkan
D. Saran-saran
……………………………………………………………………...................
…………………………………………………………………………….......
…………………………………………………………………………….......
...........................................................................................................................
………………………………………………………………………………...
.
...........................................................................................................................
...
Makassar, 24 Rabiul Awal 1442 H
10 November 2020 M
PENILAI
Muhammad Wadji, S,Pd., M,Pd.
Tim Pengelola Validasi Instrumen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unismuh
Makassar
144
FORMAT PENILAIAN VALIDITAS ISI DAN KONSTRUK RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Petunjuk:
Dalam menyusun skripsi, peniliti mengembangkan Perangkat
Pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dengan ini, peneliti meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan
penilaian mengenai tingkat relevansi antara kriteria penilaian RPP
dengan indikator RPP. Penilaian dilakukan dengan cara membubuhkan
tanda ceklis (√) pada skala penilaian yang telah disediakan.
1. Tidak Relevan
2. Kurang Relevan
3. Cukup Relevan
4. Relevan
Selanjutnya untuk memudahkan revisi atau kelengkapan dari Perangkat
Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimohon
kesediaan Bapak/Ibu berkenan memberikan saran-saran perbaikan pada
tulisan yang disertakan.
Tim Pengelola Validasi Instrumen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unismuh
Makassar
10 November 2020 | Format Penilaian Validitas Isi dan Konstruk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
145
Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu memberikan penilaian objektif.
146
B. Lembar Penilaian
No. Kriteria
Penilaian Indikator
Skala Penilaian
1 2 3 4
1
Identitas RPP
a. Judul ✔
b. Satuan Tingkat Pendidikan ✔
c. Bidang Keahlian (Khusus SMK) ✔
d. Mata Pelajaran ✔
e. Kelas/Semester ✔
f. Alokasi Waktu ✔
2 Standar
Kompetensi
Kesesuaian rumusan standar kompetensi
dengan silabus
✔
3
Kompetensi
Dasar dan
Indikator
a. Kesesuaian indikator dengan rumusan
kompetensi dasar
✔
b. Kesesuaian indikator dengan alokasi
waktu pembelajaran yang direncanakan
✔
4
Tujuan
Pembelajaran
a. Ketepatan penjabaran indikator hasil
belajar ke dalam tujuan pembelajaran
(proses dan prosuk)
✔
b. Keterukuran tujuan pembelajaran (prose
dan produk) mencakup aspek audience,
behavior, condition, and degree
✔
c. Kesesuaian tujuan pembelajaran (proses
dan produk) dengan perkembangan
kognitif siswa
✔
5
Kelengkapan
a. Materi Pembelajaran ✔
b. Sumber, bahan, dan alat bantu (media) ✔
c. Model, Pedekatan, dan Metode
Pembelajaran yang digunakan
✔
6 Materi
Pembelajaran
a. Kebenaran subtansi materi pembelajaran ✔
b. Kesesuaian isi materi pembelajaran
dengan indicator
✔
a. Kesesuaian sintaks dengan model
pembelajaran yang dipilih
✔
147
7 Skenario
Pembelajaran
b. Penggunaan pendekatan dan metode
diuraikan dengan jelas dalam proses
pembelajaran
✔
Tim Pengelola Validasi Instrumen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unismuh Makassar
148
No.
Kriteria
Penilaian
Indikator
Skala
Penilaian
1 2 3 4
c. Tahap pembelajaran untuk setiap fase
diuraikan dengan jelas
d. Sistematika tahap pembelajaran untuk
setiap fase diuraikan dengan jelas
e. Kegiatan guru dirumuskan secara
operasional untuk setiap fase
f. Kegiatan siswa dirumuskan
secara operasional untuk setiap
fase
g. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan
dengan tahap pembelajaran
8 Assesmen Kesesuaian teknik dan bentuk penilaian
dengan ketercapaian tujuan pembelajaran
9 Bahasa a. Penggunaan bahasa ditinjau dari
penggunaan kaidah bahasa
Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Kesederhanaan struktur kalimat
149
Tim Pengelola Validasi Instrumen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unismuh Makassar
150
C. Penilaian Umum terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. RPP dapat diterapkan tanpa rivisi
2. RPP dapat diterapkan dengan revisi kecil
3. RPP dapat diterapkan dengan revisi besar
4. RPP tidak dapat diterapkan
D. Saran-saran
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...
……………………………………………………...........................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Makassar, 24 Rabiul Awal 1442 H
10 November 2020 M
PENILAI
Muhammad Wadji,
S,Pd., M,Pd.
Tim Pengelola Validasi Instrumen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unismuh Makassar
151
LAMPIRAN
VII
DOKUMENTASI
152
PROSES PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
153
PROSES PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
154
PROSES PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
155
PROSES PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
156
SEKOLAH SMA NEGERI 8 GOWA
157
PENGERJAAN PRET-TEST KELAS KONTROL
158
PENGERJAAN PRET-TEST KELAS EKSPERIMEN
159
FOTO BERSAMA GURU BIOLOGI SMA NEGERI 8
GOWA
160
RIWAYAT HIDUP
Mastura Muhamad Dilahirkan di Meluwiting Lembata NTT
pada tanggal 06 Mei 1996, Anak kedua dari tiga bersaudara.
penulis mulai menapak pendidikan di Madrasa Ibtidaiyah
Swasta Desa Meluwiting Kecamatan Omesuri tamat pada
Tahun 2008, kemudian ditahun yang sama melanjutkan
tinggkat pendidikan disekolah lanjut tingkat pertama tepatnya
di SMP PGRI 2 Makassar dan tamat pada tahun 2009, selanjutnya penulis
melanjutkan kembali pendidikannya disekolah mengenah atas di SMA
Muhammadiyah Wilayah Makassar dan Alhamdulillah dijalani dengan normal
selama tiga tahun dan pada tahun 2015 dinyatakan lulus. Pada tahun 2015 penulis
mulai menempatkan kakinya dikampus Universitas Muhammadiyah Makassar,
kampus kebangaan setiap mahasiswa yang menginjak kakinya dan menempuh
pendidikan
top related