pengaruh manfaat, kemudahan, kepercayaan dan...
Post on 30-Jun-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MANFAAT, KEMUDAHAN, KEPERCAYAAN
DAN KETERSEDIAAN FITUR TERHADAP PENGGUNAAN
MOBILE BANKING BANK SYARIAH MANDIRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
RISMA AFIFAH
1113085000065
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
ii
iii
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risma Afifah
NIM : 1113085000065
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 Juni 2017
Risma Afifah NIM. 1113085000065
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
I. Data Pribadi
Nama : Risma Afifah
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Desember 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Dwi D.
Nama Ibu : Setiyo W.
Anak Ke Dari : 1 dari 1 bersaudara
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Rawa Papan No.26 Bintaro, Pesanggrahan,
Jakarta Selatan.
No. Telp : 082113352967
E-mail : risma.afifah@gmail.com
II. Pendidikan Formal
TK Aulia Jakarta Selatan : Tahun 1999 - 2001
SDN 04 Bintaro Jakarta Selatan : Tahun 2001 - 2007
SMPN 177 Jakarta Selatan : Tahun 2007 - 2010
SMAN 86 Jakarta Selatan : Tahun 2010 - 2013
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2013 – 2017
III. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2016 - 2017
vii
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of usefulness, ease of use, trust, and
feature availability of the use of mobile banking Bank Syariah Mandiri. This study
used a queationnaire as an instrument for taking a sample of 100 respondents, who
are users of mobile banking Bank Syariah Mandiri in the city of Jakarta. Sample
determined by probability sampling method. This research using multiple
regression analysis. The results showed that partially usefulness, ease of use, trust
and feature availability have a significant invluence on the use of mobile banking
because it has a significance value < 0,05 (0,042 for usefulness, 0,007 for ease of
use, 0,026 for trust, and 0,048 for feature availability) and simultaneously that
usefulness, ease of use, trust and feature availability have a significant influence on
the use of mobile banking with the signoficance value 0,000 < 0,05.
Keywords: Usefulness, Ease of Use, Trust, Feature Availability, Mobile Banking
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manfaat, kemudahan,
kepercayaan dan ketersediaan fitur terhadap penggunaan mobile banking Bank
Syariah Mandiri. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk
mengambil sampel sebanyak 100 orang responden, yang merupakan pengguna
mobile banking Bank Syariah Mandiri di Kota Jakarta. Metode penentuan sampel
yang digunakan adalah probability sampling. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial manfaat, kemudahan, kepercayaan dan
ketersediaan fitur berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking
sebab mempunyai nilai signifikansi < 0,05 (0,042 untuk manfaat, 0,007 untuk
kemudahan, 0,026 untuk kepercayaan dan 0,048 untuk ketersediaan fitur). Dan
secara simultan manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05.
Kata Kunci: Manfaat, Kemudahan, Ketersediaan Fitur, Mobile Banking
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah
SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita
semua karena hanya dengan ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Manfaat, Kemudahan, Kepercayaan, dan
Ketersediaan Fitur terhadap Penggunaan Mobile Banking Bank Syariah
Mandiri”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Besar kita Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan kesulitan serta, menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang
diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat
bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari
pihak lain, yakni ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Kedua Orang tua ku tercinta, Bapak Dwi Danardono dan Ibu Setiyo
Wahyuningsih yang selalu memberikan dukungan berupa doa, kasih sayang,
semangat dan nasehat yang terbaik untuk hidupku. Semoga Allah SWT selalu
memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kalian.
3. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan FEB, Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si.,
CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Dr. Ade Sofyan
Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Dr.
Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
atas ilmu, saran, arahan, nasehat yang sangat berharga selama penyusunan
skripsi ini.
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah.
6. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi kepada penulis.
x
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
selama menempuh masa studi.
8. Ibu Titis Estiningtyas atas waktu, ilmu dan masukan yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Laznas BSM yang telah memberikan bimbingan, pelatihan, serta beasiswa S1
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
10. Jaya Group, khususnya Yayasan Marga Pembangunan Jaya yang telah
memberikan beasiswa semenjak saya menempuh pendidikan dasar hingga
perguruan tinggi.
11. Sahabat-sahabatku, Mega Apriani, M. Kamal Khabibi, Mona Soraya, Nadya
Karina dan Sisca Dewi Priyani yang selalu memberikan semangat dan doa
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat “Bimbingan”, “Kuaci” dan “Ciwi-ciwi” Perbankan Syariah
angkatan 2013, Farrah Balqis, Maretta Daniaty, M. Anas Danussana Kamal,
Futiha Tillawaty, Istiqomah, Juni Aernawati, Rani Kukuh Lestari, Wati
Nurbaiti, Agnes Dwi Astuti dan Nabila Khairunnisa yang selalu memberikan
bantuan dan semangat kepada penulis selama ini.
13. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2013, atas semangat, doa,
dukungan dan kenangan indah semasa kuliah.
14. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua
pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Jakarta, 2 Juni 2017
Risma Afifah
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.......................................................................... 15
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 16
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 18
A. Landasan Teori ................................................................................. 18
1. Perbankan Syariah ....................................................................... 18
a. Pengertian Bank Syariah ........................................................ 18
b. Perkembangan Produk dan Jasa Bank Syariah ...................... 19
1) Automatic Teller Machine (ATM) .................................... 21
2) Electronic Banking (e-banking) ....................................... 22
a) Phone Banking ........................................................... 23
b) SMS Banking .............................................................. 23
c) Internet Banking ......................................................... 24
d) Mobile Banking .......................................................... 25
xii
2. Technology Acceptance Model (TAM) ........................................ 27
a. Pengertian Technology Acceptance Model (TAM) ................ 27
b. Konsep Technology Acceptance Model (TAM)..................... 28
c. Tujuan Technology Acceptance Model (TAM) ..................... 30
d. Kelebihan Technology Acceptance Model (TAM) ................ 31
3. Manfaat ........................................................................................ 32
4. Kemudahan .................................................................................. 33
5. Kepercayaan ................................................................................ 35
6. Ketersediaan Fitur ....................................................................... 40
7. Penggunaan Mobile Banking ....................................................... 44
B. Hubungan Antar Variabel ................................................................ 45
1. Hubungan Manfaat Terhadap Penggunaan Mobile Banking ...... 45
2. Hubungan Kemudahan Terhadap Penggunaan Mobile Banking 47
3. Hubungan Kepercayaan Terhadap Penggunaan Mobile
Banking ....................................................................................... 48
4. Hubungan Ketersediaan Fitur Terhadap Penggunaan Mobile
Banking ....................................................................................... 49
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 51
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 58
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 58
1. Populasi ....................................................................................... 58
2. Sampel ......................................................................................... 59
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 61
1. Data Primer .................................................................................. 61
2. Data Sekunder.............................................................................. 62
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 63
1. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 63
a. Uji Validitas .......................................................................... 63
b. Uji Reliabilitas ...................................................................... 64
xiii
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 65
a. Uji Multikolonieritas ............................................................ 65
b. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 67
c. Uji Normalitas ...................................................................... 69
3. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 70
4. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 70
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ...................................... 70
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ....................... 71
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ......................................... 73
5. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 74
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 74
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 79
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 79
1. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ....................................... 79
2. Visi Dan Misi Bank Syariah Mandiri .......................................... 81
B. Deskripsi Responden ........................................................................ 83
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ....................... 83
2. Karakteristik Responden Menurut Usia ...................................... 83
3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir 84
4. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan .............................. 84
5. Karakteristik Responden Menurut Tempat Tinggal .................... 85
C. Uji Kualitas Data .............................................................................. 85
1. Uji Validitas ................................................................................. 85
2. Uji Reliabilitas.............................................................................. 89
D. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 92
1. Uji Multikolonieritas .................................................................... 92
2. Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 92
3. Uji Normalitas .............................................................................. 95
E. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 97
1. Uji Koefesien Determinasi (Uji R2) ............................................. 97
2. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) ................................. 98
xiv
3. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) ................................................. 100
F. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 101
G. Interpretasi ...................................................................................... 105
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 110
A. Kesimpulan..................................................................................... 110
B. Implikasi ......................................................................................... 111
C. Saran ............................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 115
LAMPIRAN ..................................................................................................... 121
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan ................................................................................. Halaman
1.1 Skala Organisasi BSM (dalam Miliar Rupiah) ....................................... 7
1.2 Fitur Mobile Banking Beberapa Bank Syariah Di Indonesia .................. 11
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 52
3.1 Skala Likert ............................................................................................. 60
3.2 Kriteria Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi .. 69
3.3 Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 75
4.1 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 83
4.2 Usia Responden ....................................................................................... 83
4.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ................................................ 84
4.4 Pekerjaan Responden .............................................................................. 84
4.5 Tempat Tinggal Responden .................................................................... 85
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Manfaat ...................................................... 85
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kemudahan ................................................ 87
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan .............................................. 87
4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Ketersediaan Fitur (Awal) ......................... 88
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Ketersediaan Fitur (Akhir)......................... 88
4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Penggunaan Mobile Banking ..................... 89
4.12 Hasil Uji Reabilitas Variabel Manfaat .................................................... 90
4.13 Hasil Uji Reabilitas Variabel Kemudahan .............................................. 90
4.14 Hasil Uji Reabilitas Variabel Kepercayaan ............................................. 90
4.15 Hasil Uji Reabilitas Variabel Ketersediaan Fitur .................................... 91
xvi
4.16 Hasil Uji Reabilitas Variabel Penggunaan Mobile Banking ................... 91
4.17 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................................... 92
4.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 93
4.19 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 96
4.20 Hasil Uji R Square ................................................................................... 97
4.21 Hasil Uji t ................................................................................................ 98
4.22 Hasil Uji F ............................................................................................. 100
4.13 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 102
xvii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan ................................................................................. Halaman
1.1 Persetase Penggunaan dari Beragam Cara dalam Mengakses Layanan
Perbankan .................................................................................................. 4
1.2 Persentase Pertumbuhan Mobile Banking di Indonesia Dan Di Beberapa
Negara Lainnya ......................................................................................... 5
1.3 Rincian Penilaian dari Pengguna Pengguna Aplikasi Mobile Banking
BSM di Play Store ................................................................................... 13
2.1 Technology Acceptance Model (TAM) .................................................... 29
2.2 Technology Acceptance Model (TAM) yang Spesifik Menyebutkan
Prilaku Sebagai Penggunaan Teknologi .................................................. 30
2.5 Model Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................... 57
4.1 Grafik Scatterplot .................................................................................... 94
4.2 Grafik Histogram Dan P-P Plot ............................................................... 95
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan .................................................................................. Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 121
2. Tabel Jawaban Responden ....................................................................... 128
3. Hasil Data Statistik SPSS ........................................................................ 141
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan modern ini, teknologi informasi dengan mobilitas tinggi
tidak terlepas dari semua aspek kehidupan manusia. Perkembangannya yang
begitu cepat membuat segala hal dapat dilakukan dengan mudah dan efisien.
Terlebih lagi dengan adanya teknologi internet yang memberikan banyak
manfaat serta kemudahan hampir dalam segala bidang. Dengan adanya internet
segala bentuk informasi serta komunikasi dapat dijangkau tanpa batas ruang dan
waktu melalu perangkat elektronik yang dapat terhubung.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diikuti pula oleh
perbankan di Indonesia. Teknologi telah membuka pasar baru, produk baru,
layanan baru dan saluran pengiriman yang efisien bagi industri perbankan. Bank
telah berubah dari penyedia solusi perbankan berbasis kertas ke teknologi
terbaru. Perkembangan perbankan semakin mempermudah nasabah dalam
menggunakan berbagai produknya kapan saja dan dimana saja (Bharti, 2016).
Kini nasabah menginginkan pelayanan yang bersifat praktis dan
sederhana. Fasilitas penunjang pelayanan produk dan jasa perbankan juga perlu
mendapat perhatian. Secara tidak langsung nasabah akan berinteraksi dan
bertransaksi menggunakan fasilitas penunjang yang diberikan oleh perbankan.
2
Sehingga dibutuhkan suatu sistem yang menjawab keinginan nasabah akan
memenuhi kebutuhan layanan perbankan dengan efektif dan efisien.
Kotler dan Keller (2016) menjelaskan, teknologi mengubah aturan
permainan bagi layanan dengan cara yang mendasar. Perbankan berubah
memiliki kemampuan untuk menjadi bank online dan via aplikasi mobile.
Beberapa nasabah sudah jarang terlihat di lobi bank atau berinteraksi dengan
karyawan lagi.
Perkembangan ini ditandai dengan pesatnya penggunaan electronic
banking (e-banking) untuk mendukung operasional kegiatan perbankan dan
memudahkan nasabah melakukan transaksi (Otoritas Jasa Keuangan, 2015:20).
Untuk memenuhi harapan konsumen dan permintaan yang semakin meningkat,
industri perbankan memilki teknologi untuk menawarkan layanan perbankan
atas kemudahan dan kenyamanan pelanggan (Bharti, 2016). Masyarakat dapat
menggunakan ATM, telepon atau handphone bahkan internet untuk
berhubungan dengan bank tanpa harus repot-repot datang ke bank.
Salah satu teknologi yang digunakan dalam perbankan modern yaitu
Self Service Technology (SST). Menurut Meuter dalam (Fatimah dan Suyanto,
2016) Self Service Technology (SST) adalah teknologi yang memungkinkan
nasabah untuk menghasilkan layanan mereka sendiri yang mereka butuhkan
tanpa bergantung pada karyawan. SST mengubah cara nasabah berinteraksi
dengan perusahaan untuk menciptakan layanan yang diperlukan. Contoh SST
yaitu layanan perbankan bebasis online. Bentuk layanan perbankan berbasis
3
online adalah Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-
banking) (Irmadhani dan Nugroho, 2012) dalam (Hapsara, 2015). Otoritas Jasa
keuangan (2015) dalam bukunya yang berudul Bijak Ber-Electronic Banking
membagi e-banking dalam tujuh jenis yaitu ATM (Automated Teller Machine),
EDC (Electronic Data Capture), Internet Banking, SMS Banking, Mobile
Banking, E-Commerce, Phone Banking, dan Video Banking. Sedangkan Bank
Indonesia membagi layanan e-banking menjadi 4 kategori, yaitu internet
banking, mobile banking, phone banking dan SMS banking.
Pengguna electronic banking tumbuh di seluruh dunia. Sikap
masyarakat terhadap multi-channel perbankan juga telah berkembang dengan
konsumen menghargai kemudahan dan biaya rendah dari ATM, internet
banking dan saluran perbankan elektronik lainnya yang tersedia. Dengan
pertumbuhan orang-orang yang menyukai internet banking dan teknologi
serupa, bank di seluruh dunia memperkenalkan "Mobile Banking” yang
merupakan saluran perbankan terbaru. Mobile Banking telah diperkenalkan
sebagai saluran untuk melakukan pembayaran mobile yang merupakan solusi
untuk memfasilitasi dan membuat micropayments lebih mudah untuk nasabah
dan pemegang rekening bank (Audi, dkk, 2016).
Mobile banking adalah penggunaan terminal mobile seperti ponsel dan
Personal Digital Assistants (PDA) untuk mengakses jaringan perbankan melalui
protokol aplikasi nirkabel (Zhou, Lu dan Wang, 2010, p. 760) dalam
(Gumussoy, 2016). Melalui mobile banking, konsumen mengakses informasi
akun mereka, melakukan pembayaran dan melakukan banyak kegiatan yang
4
berhubungan dengan perbankan lainnya. Selain itu, kemudahan, kenyamanan
dan aksesibitas dan mobile banking dapat dianggap penting untuk menarik
pelanggan (Darsow dan Listwan, 2012) dalam (Gumussoy, 2016).
Gambar 1.1
Persentase Penggunaan dari Beragam Cara dalam Mengakses Layanan
Perbankan
Sumber: Federal Reserve Board Consumers and Mobile Financial Services 2016
Gambar 1.1 menunjukkan presentase keadaan dimana penggunaan
mobile banking secara global masih lebih rendah dibandingkan penggunaan e-
banking lain, yang menunjukkan bahwa persepsi nasabah terhadap penggunaan
mobile banking merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemasar
perbankan.
Indonesia termasuk dalam ketegori negara-negara mobile first (Otoritas
Jasa Keuangan, 2016) yang sebagian besar masyarakatnya lebih senang
berinternet melalui perangkat mobile dibandingkan dengan perangkar lainnya.
Segala hal mengenai mobile begitu mudah diterima dan diadopsi oleh
masyarakat Indonesia. Namun disayangkan, sebagian besar masyarakat
30
38
71
75
84
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Telephone banking
Mobile banking
Online banking
ATM
Bank branch
Usage of Different Means of Accessing Banking Services
Percent
5
Indonesia memiliki mobile phone tetapi hanya sedikit yang menggunakannya
untuk layanan jasa keuangan.
Gambar 1.2
Persentase Pertumbuhan Mobile Banking di Indonesia Dan Di Beberapa
Negara Lainnya
Sumber: MEF Country Repot Indonesia,2015
Laporan diatas menunjukkan bahwa persentase penggunaan mobile
banking di Indonesia meningkat tajam dari tahun 2013 sebesar 58% menjadi
80% pada tahun 2014 dan akan terus meningkat. Meskipun masih berada di
bawah negara-negara Afrika, namun persentasenya masih lebih tinggi
dibandingkan dan angka presentase rata-rata global dan negara Asia lannnya.
Bagi perbankan, pertumbuhan yang signifikan ini merupakan peluang
besar yang harus terus dipantau dan dikelola dengan baik untuk terus
menghasilkan layanan mobile banking yang semakin diminati, digunakan serta
dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan banyaknya pengguna mobile banking
yang termasuk bagian dari layanan keuangan digital, bank dapat menghemat
6
biaya layanan perbankan dengan memberikan jasa dan layanan yang lebih
murah.
Bahkan menurut Country Development Microsave, Grace Retnowati,
(Paramaesti, 2016) literasi untuk keuangan digital penting untuk masyarakat
menengah ke bawah. Menurutnya, keuangan digital dapat menaikkan PDB
tahunan sebesar US$ 3,7 triliun pada 2025. Ini meningkat 6 persen jika
dibandingkan dengan layanan keuangan konvensional. Pembayaran melalui
perangkat transaksi menggunakan internet dan ponsel juga akan mengurangi
biaya layanan keuangan sebesar 80-90 persen.
Maka dari itu, bank-bank di seluruh dunia termasuk di Indonesia
berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan terbaiknya pada masing-masing
sistem serta aplikasi mobile banking yang mereka miliki untuk mencapai
efektivitas, efisiensi serta kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan, dalam hal
ini nasabah merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai loyalitas
pelanggan.
Dalam upaya meningkatkan kepuasan nasabah yang nantinya akan
menciptakan loyalitas nasabah, pihak perbankan perlu mempelajari bagaimana
keinginan nasabah sesungguhnya ketika mereka memanfaatkan layanan mobile
banking. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan antara layanan yang
diterima dengan layanan yang diharapkan nasabah (Yusnaini, 2010).
Di Indonesia, mobile banking tidak hanya diperkenalkan oleh perbankan
konvensional, namun juga dikembangkan pula oleh bank-bank dengan konsep
7
syariah. Salah satu bank syariah terbesar di Indonesia yaitu Bank Syariah
Mandiri (BSM) juga meluncurkan layanan keuangan mobile banking yang
dikenal dengan BSM Mobile.
Tabel 1.1
Skala Organisasi BSM (dalam Miliar Rupiah)
Uraian 2014 2015
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai
Mudharib
5.487 5.960
Aset 66.956 70.370
Liabilitas 8.663 9.883
Ekuitas 4.617 5.614
Jaringan Kantor 865 865
Pegawai 16.892 16.926
Jaringan ATM (BSM, Bank Mandiri, ATM
Bersama, ATM Prima, MEPS)
164.737 169.399
Nasabah Pendanaan dan Pembiayaan 5.569.887 9.633.273
Sumber: Sustainability Report 2015 PT. Bank Syariah Mandiri
Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank berbasis syariah
terbesar di Indonesia. Menurut Laporan Tahunan PT Bank Syariah Mandiri
tahun 2015 total nasabah pendanaan dan pembiayaan sebesar 5.569.887
nasabah pada tahun 2014 dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 9.633.273
nasabah. Menurut Statistik Perbankan Syariah 2016 yang dikeluarkan oleh
otoritas Jasa Keuangan jumlah jaringan kantor individual Bank Syariah Mandiri
yang terdiri dari kantor cabang 136 unit, kantor cabang pembantu sebesar 438
unit dan kantor kas sebesar 55 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan
skala organisasi yang besar, Bank Syariah Mandiri perlu terus melakukan
inovasi dari tahun ke tahun untuk mengembangkan produk layanan serta jasa,
termasuk mobile banking.
8
BSM Mobile dapat digunakan untuk transaksi cek saldo, cek mutasi
transaksi, transfer antar rekening BSM, transfer real time ke 83 bank, transfer
SKN, pembayaran tagihan, pembelian isi ulang pulsa seluler dan transaksi
lainnya. Keunggulan BSM Mobile dibandingkan dengan mobile banking
lainnya terutama bank konvensional yaitu terdapat fitur pembayaran zakat,
infaq serta pembayaran premi asuransi takaful. Selan itu, BSM Mobile memiliki
layanan non perbankan seperti informasi jadwal shalat, serta kalimat inspiratif
(Ifham, 2015:336).
Salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang
digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan
sistem teknologi, dalam kasus mobile banking, adalah Technology Acceptance
Model (TAM). Model TAM dikembangkan oleh Davis (1986) dalam (Hapsara,
2014) yang memperkenalkan dua variabel kunci yaitu perceived usefulness
(persepsi kebermanfaatan) dan perceived ease of use (persepsi kemudahan
penggunaan) yang memiliki relevansi untuk memprediksi sikap penerimaan
pengguna terhadap teknologi (Acceptance of IT).
Konstruk pertama ialah persepsi manfaat atau kegunaan. Jogianto
(2008:114) mendefinisikan kegunaan persepsian (perceived usefulness) sebagai
suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut
dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekeria. Jadi persepsi manfaat
merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan dan
secara tidak langsung dapat mempenganuhi pengggunaan layanan, dalam hal
ini penggunaan mobile banking. Dan serangkaian keunggulan yang ditawarkan,
9
bank menginginkan agar produknya tersebut memberikan banyak manfaat
untuk nasabah. Perlu adanya survei dan pengujian apakah manfaat yang telah
disediakan benar-benar dapat dengan maksimal diterima oleh nasabah dan
membuat nasabah setia menggunakan layanan mobile banking dalam transaksi
keuangan.
Persepsi kedua yang tak kalah penting ialah persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use). Kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya
bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto,
2008:115). Semakin mudah aplikasi mobile banking digunakan, maka nasabah
akan semakin menggunakannya.
Variabel lain yang perlu diamati dalam penggunaan mobile banking
yaitu kepercayaan. Das dan Teng (1998) dalam (Hapsara, 2016) menyebutkan
bahwa kepercayaan trust sebagai derajat di mana seseorang yang percaya
menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang
dipercayanya di dalam situasi yang berubah ubah dan beresiko. Kepercayaan
dalam bisnis perbankan merupakan salah satu prinsip utama. Bank harus terus
menjaga kepercayaan yang telah nasabah berikan karena berlandaskan
kepercayaanlah nasabah menyimpan uangnya di bank dan menggunakan segala
produk serta jasa yang disediakan oleh bank tersebut.
Sebuah bank syariah harus memiliki produk dan jasa berkualitas tinggi
kompetitif, inovatif dan berorientasi ke depan sehingga dapat menjadi produk
10
rujukan bagi industri sejenis serta sesuai dengan prinsip syariah (Solihin
2008:289). Pengembangan produk e-banking semata-mata ditujukan untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan penggunanya, dalam hal ini nasabah.
Nasabah bank syariah menikmati fasilitas mobile banking bank syariah
selama 24 jam 7 hari seminggu untuk melakukan beragam transaksi baik
finansial maupun non finansial. Transaksi finansial antara lain transfer dana
antar rekening atau antar bank, membayar pengeluaran rutin bulanan seperti
zakat, listrik dan telepon/handphone membeli pulsa isi ulang handphone,
sampai membayar kartu kredit. Sedangkan transaksi non finansial seperti
informasi saldo, mutasi rekening, dan ganti pin (Direktorat Perbankan Syariah,
2009).
Salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh bank syariah dalam produk
mobile banking-nya dibandingkan dengan produk mobile banking yang dimiliki
oleh bank konvensional ialah tersedianya fitur-fitur yang bemuansa islami.
Salah satu yang telah dijelaskan diatas yaitu tersedianya fitur transaksi
pembayaran zakat. Fitur-fitur mobile banking yang disediakan oleh beberapa
bank syariah di Indonesia yang adalah sebagai berikut:
11
Tabel 1.2
Fitur Mobile Banking Beberapa Bank Syariah Di Indonesia
Jenis Layanan BSM
Mobile
BRI
Syariah
Mobile
BCA
Syariah
Mobile
Mega
Syariah
Mobile
Finansial
Transfer Antar Rekening
(Sesama)
Ya Ya Ya Ya
Online ke Bank Lain Ya Ya Ya Ya
Via SKN (Sistem
Kliring Nasional) ke
Bank Lain
Ya Ya Ya -
Via RTGS (Real
Time Gross
Settlement) ke Bank
Lain
- Ya Ya -
Tunai via PT POS Ya - - -
Pembayaran Tagihan PLN Ya Ya - -
Tagihan PDAM - - - Ya
Tagihan
Telekomunikasi
Postpaid
Ya Ya - -
Zakat, Infaq,
Shodaqoh
Ya - - -
Akademik Ya Ya - -
Premi Asuransi
Takaful
Ya - - -
Pembelian Tiket Ya - - -
Isi Ulang Voucher
Pulsa (Prepaid)
Ya Ya - Ya
Non Finansial
Informasi Saldo Tabungan dan
Giro
Ya Ya Ya Ya
Mutasi Rekening Ya Ya Ya Ya
NAB Reksadana Ya - - -
Portofolio Rekening - Ya - -
Deposito - Ya Ya -
Pembiayaan - Ya Ya -
Histori Transaksi - Ya Ya -
Kantor & Lokasi
ATM
Ya Ya Ya -
Produk & Promo Ya Ya - -
Asministrasi Ubah Alamat e-mail - - Ya -
Ubah Password Ya Ya Ya Ya
Ubah Mobile PIN Ya Ya Ya Ya
12
Ubah Bahasa Ya Ya - -
Pendaftaran Alamat
Ya - - -
Menu Favorit (Daftar
Rekening Tujuan,
Hapus/Edit
Rekening Tujuan)
Ya - Ya -
Menu Akses
Langsung Call
Center
Ya - - -
Lainnya Layanan kalimat
Inspirasional
Ya - - -
Informasi Jadwal
Sholat
Ya Ya - -
Share Aktivitas ke
Social Media
Ya - - -
Cetak (Download)
Mutasi Rekening
- Ya - -
Islamic Lifestyle - Ya - -
Arah Kiblat - Ya - -
Hadist Pilihan Ya Ya - -
Digital Tasbih - Ya - -
Juz Amma - Ya - -
Info Kurs - - - Ya
Sumber: Situs Resmi dan Aplikasi Mobile Banking (Bank Syariah Mandiri,
BRI Syariah, BCA Syariah, dan Bank Mega Syariah), 2017.
Fitur-fitur yang tersedia diatas masih terus dikembangkan oleh masing-
masing bank syariah sebagai bagian dari pengembangan produk layanan
perbankan. Pengembangan produk dan jasa dilakukan dengan maksud untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah, misalnya dengan meluncurkan
fitur layanan pembayaran zakat dan infaq yang mempermudah nasabah bank
syariah dalam menyalurkan zakat dan infaqnya hanya dengan melalui aplikasi
mobile banking yang tersedia. Bank syariah harus dapat menggunakan strategi
tersebut secara optimal dalam sistem perbankan syariah agar masyarakat
tertarik menggunakan sistem dan produk bank syariah dibandingkan dengan
13
sistem dan produk yang ditawarkan bank konvensional. Untuk itu, ketersediaan
fitur dianggap perlu untuk dilakukan analisis kaitannya dengan penggunaan
mobile banking.
Per tanggal 27 Juli 2017 pukul 20.10 WIB, jumlah pengunduh aplikasi
mobile banking Bank Syariah Mandiri pada Play Store mencapai lebih dari 100
ribu unduhan dengan rata-rata penilaian 3,8 dari 5,0. Bintang. Penilaian tersebut
berasal dari 9.386 pengguna, dengan rincian sebagai berikut:
Gambar 1.3
Rincian Penilaian dari Pengguna Aplikasi BSM Mobile Banking di Play Store
Sumber: Aplikasi BSM Mobile Banking di Play Store, 2017
Dari sumber data tersebut, keluhan sebagian besar pengguna BSM
mobile banking yaitu dikenakannya biaya saat melakukan pengecekan saldo,
aplikasi tiba-tiba terhenti (tidak stabil), serta untuk pendaftaran dan aktivasi
masih harus dilakukan di kantor cabang BSM. Saat pengguna melalukan
pengecekan saldo, nasabah dikenakan biaya sebesar Rp. 500,- per pengecekan.
Hal itu membuat sebagian nasabah kecewa karena pada mobile banking bank
lain seperti Bank Mandiri, dan Bank BCA tidak dikenakan biaya tambahan saat
1263
807
1118
1490
4708
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
1 Bintang
2 Bintang
3 Bintang
4 Bintang
5 Bintang
Pengguna BSM Mobile
Pengguna BSM Mobile
14
pengguna melakukan pengecekan saldo. BSM mobile banking sering terhenti
secara tiba-tiba sehingga membuat pengguna sulit melakukan transaksi yang
diinginkan. Dibandingkan dengan aplikasi mobile banking bank lain yang
memudahkan nasabahnya melalukan pendaftaran dan aktivasi hanya melalui
ATM ataupun handphone, untuk melakukan pendaftaran dan aktivasi mobile
banking, nasabah BSM masih harus melakukannya melalui kantor cabang
BSM. Hal tersebut dapat membuat nasabah enggan menggunakan mobile
banking Bank Syariah Mandiri, bahkan jika hal ini terus dibiarkan, bisa saja
nasabah pengguna beralih ke layanan mobile banking bank lain yang lebih baik.
Dengan demikian pihak perbankan, termasuk Bank Syariah Mandiri
sebaiknya perlu mencari tahu keinginan nasabah agar dapat menaikkan
presentase penggunaan mobile banking. Bank harus melihat berbagai persepsi
yang dapat mempengaruhi nasabah dalam penggunaan mobile banking
sehingga dapat terus mengembangkan dan memberikan layanan terbaik bagi
nasabah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian pada nasabah
Bank Syariah Mandiri, pengguna BSM Mobile Banking. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Manfaat,
Kemudahan, Kepercayaan, dan Ketersediaan Fitur Terhadap Penggunaan
Mobile Banking Bank Syariah Mandiri”.
15
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh manfaat terhadap penggunaan mobile banking
Bank Syariah Mandiri?
2. Apakah terdapat pengaruh kemudahan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri?
3. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri?
4. Apakah terdapat pengaruh ketersediaan fitur terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri?
5. Apakah terdapat pengaruh manfaat, kemudahan, kepercayaan dan
ketersediaan fitur secara bersama-sama terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri?
16
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Mengetahui apakah terdapat pengaruh kegunaan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
b. Mengetahui apakah terdapat pengaruh kemudahan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
c. Mengetahui apakah terdapat pengaruh kepercayaan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
d. Mengetahui apakah terdapat pengaruh ketersediaan fitur terhadap
penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri.
e. Mengetahui apakah terdapat pengaruh kegunaan, kemudahan,
kepercayaan dan ketersediaan fitur secara bersama-sama terhadap
penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengimplementasikan
pengetahuan tentang ilmu yang penulis peroleh selama masa perkuliahan,
khususnya dalam bidang perbankan. Selain itu juga sebagai wahana untuk
17
menambah wawasan pengetahuan serta pemikiran yang berhubungan
dengan kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
menerapkan strategi yang tepat dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas penggunaan mobile banking.
c. Bagi Pembaca
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi
tambahan mengenai pengaruh dari kegunaan, kemudahan, risiko dan
kepercayaan. Selain itu juga dapat memberikan informasi mengenai
penggunaan mobile banking di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008,
disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank terdiri atas dua
jenis, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional
yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Pengkreditas
Rakyat. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah
(BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Prinsip syariah
adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah. (Yahya dkk, 2014:48)
BUS adalah bank syariah yang keiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. BPRS adalah bank syariah yang dalam
19
melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor
pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu dan/atau unit syariah. (Yahya dkk, 2014:48)
b. Perkembangan Produk dan Jasa Bank Syariah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diikuti pula
oleh perbankan di Indonesia. Teknologi telah membuka pasar baru,
produk baru, layanan baru dan saluran pengiriman yang efisien bagi
industri perbankan. Secara khusus, industri perbankan telah mengalami
perubahan radikal sebagai konsekuensi dari perkembangan
menakjubkan dalam revolusi teknologi ini. Bank telah berubah dari
penyedia solusi perbankan berbasis kertas ke teknologi terbaru.
Perkembangan perbankan semakin mempermudah nasabah dalam
menggunakan berbagai produknya kapan saja dan dimana saja. (Bharti,
2016).
Kehadiran sistem online yang ditangani oleh teknologi komputer
dan teknologi komunikasi memungkinkan nasabah mengambil uang
dari kantor cabang dari bank yang sama yang berada dimana saja. Pada
perkembangan selanjutnya, sistem seperti ini juga dilengkapi dengan
20
mesin-mesin ATM, yang memungkinkan nasabah mengambil uang
tanpa tergantung oleh jam kerja bank. (Sutabri, 2016:303).
Tidak puas dengan model pelayanan itu, pihak bank juga
mengembangkan layanan dengan telpon, yaitu memperkenankan
nasabah memeriksa saldo tabungan dan berinteraksi dengan mesin yang
siap melayani kapan saja. Tentu saja layanan bank tidak sampai disitu.
Dengan semakin banyaknya orang yang mengakses internet, nasabah
mulai dimanjakan dengan kemudahan untuk melakukan transaksi,
misalnya melakukan transfer uang. Masih banyak aplikasi dalam dunia
perbankan yang memanfaatkan teknologi informasi. Beberapa bank
memperkenalkan layanan yang disebut layanan bergerak, yang
memungkinkan pemakai mengecek saldo tabungan ataupun melakukan
transaksi seperti pemindahbukuan melalui ponsel atau telepon seluler.
(Sutabri, 2016:304).
Kebanyakan dari pelanggan, terutama pada nasabah bank
menginginkan suatu pelayanan yang bersifat sederhana dan praktis.
Pada perusahaan perbankan, penilaian konsumen atas suatu produk jasa
bukan hanya pelayanan yang baik, tetapi juga terletak pada fasilitas-
fasilitas penunjang, nasabah memperoleh kemudahan dan kecepatan
dalam bertransaksi serta kepuasan yang menyeluruh terhadap jasa bank.
Sehingga dibutuhkan suatu sistem yang dapat memenuhi segala
kebutuhan dengan efisiensi dan praktis. Saat ini teknologi merupakan
peranan penting dalam bisnis, perbankan yang memanfaatkan teknologi
21
modern yang semakin berkembang untuk membantu kinerja
pengoperasian sistem yang ada dalam perbankan tersebut. (Amanullah,
2014:3)
Salah satu teknologi yang digunakan dalam perbankan modern
yaitu Self-Service Technology (SST). Menurut Meuter (dalam Fatimah
dan Ama Suyanto, 2016) Self-Service Technology (SST) adalah
teknologi yang memungkinkan nasabah untuk menghasilkan layanan
mereka sendiri yang mereka butuhkan tanpa bergantung pada karyawan.
SST mengubah cara nasabah berinteraksi dengan perusahaan untuk
menciptakan layanan yang diperlukan. Contoh SST yaitu layanan
perbankan bebasis online. Bentuk layanan perbankan berbasis online
adalah Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-
banking) (Irmadhani dan Nugroho, 2012) dalam (Hapsara, 2015).
1) Automatic Teller Machine (ATM)
Automatic Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri,
ini adalah saluran e-banking paling populer yang kita kenal. Setiap
kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM.
Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan
melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin
bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan
antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik dan telepon),
pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank
lain (dalam satu switching jaringan ATM). (Sutabri, 2016:305).
22
ATM masih terus digunakan selama masyarakat masih
membutuhkan uang dalam bentuk fisik dalam melakukan
pembayaran dan transaksi keuangan. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa dimasa mendatang segala sistem transaksi
tersebut beralih menggunakan uang elektronik (uang digital) dan
meninggalkan ATM dengan e-banking lainnya.
2) Electronic Banking (e-banking)
Perkembangan perbankan ditandai dengan pesatnya
penggunaan electronic banking (e-banking) untuk mendukung
operasional kegiatan perbankan dan memudahkan nasabah
melakukan transaksi. (Otoritas Jasa Keuangan 2015:20).
Masyarakat dapat menggunakan ATM, telephon atau handphone
bahkan internet untuk berhubungan dengan bank, tanpa harus repot-
repot datang ke bank. Untuk memenuhi harapan konsumen dan
permintaan yang semakin meningkat, industri perbankan memiliki
teknologi untuk menawarkan layanan perbankan atas kemudahan
dan kenyamanan pelanggan (Bharti, 2016).
Layanan mencakup layanan untuk memperoleh informasi,
melakukan komunikasi dan melaksanakan transaksi perbankan
melalui media elektronik. Pengguna electronic banking tumbuh di
seluruh dunia Bank Indonesia membagi layanan e-banking menjadi
4 kategori, yaitu phone banking, SMS banking, internet banking, dan
mobile banking.
23
a) Phone Banking
Menurut Sutabri (2016:306) phone banking, ini adalah
saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan
transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses
melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya
telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus
via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada.
Pada awalnya, layanan phone banking hanya bersifat informasi
yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo
rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO.
Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit,
listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer
ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response
(IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM
untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan
telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan
berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
b) SMS Banking
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
19/POJK.03/2014 tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor
Dalam Rangka Keuangan Inklusif Pasal 10 ayat 1 huruf d, yang
dimaksud dengan “SMS banking” adalah layanan informasi atau
24
transaksi perbankan yang dapat diakses langsung melalui
telepon seluler dengan menggunakan media SMS, sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan mengenai kegiatan usaha dan
jaringan kantor berdasarkan modal inti bank umum.
Saluran ini pada dasarnya merupakan evolusi lebih lanjut
dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk
bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur yang dan
transaksi lainnya tergantung pada akses yang diberikan bank.
Saluran ini sebenarnya termasuk praktis, namun dalam
praktiknya agak merepotkan karena nasabah harus menghafal
kode-kode transaksi dalam pengetikan sms, kecuali pada bank
yang melakukan kerjasama dengan operator seluler,
menyediakan akses banking menu Sim Tool Kit (STK) pada
simcard-nya (Sutabri, 2016:306).
c) Internet Banking
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
19/POJK.03/2014 tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor
Dalam Rangka Keuangan Inklusif Pasal 10 ayat 1 huruf d, yang
dimaksud dengan “internet banking” adalah layanan untuk
melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet,
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai kegiatan
usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti.
25
Menurut Pertiwi dan Adhivinna (2013), internet banking
merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank
untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi
secara online, baik dari produk yang sifatnya konvensional
maupun yang baru dan internet banking sebagai bentuk
pelayanan bank melalui media internet.
Transaksi internet banking dilakukan menggunakan
komputer/PC dan PDA yang terhubung dengan akses internet.
Fitur transaksi yang disediakan antara lain informasi saldo
rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l.
kartu kredit, listrik dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan
tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini
adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan
informasi secara lengkap terpampang di layar komputer/PC atau
PDA (Sutabri, 2016:306).
d) Mobile Banking
Menurut Hadi dan Novi (2015), mobile banking
merupakan salah satu layanan perbankan yang menerapkan
teknologi informasi. Layanan ini menjadi peluang bagi bank
untuk menawarkan nilai tambah kepada pelanggan. Mobile
banking atau biasa disebut m-Banking merupakan suatu layanan
perbankan yang diberikan oleh pihak bank untuk mendukung
kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan. Keefektifan dan
26
keefisienan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi M-
banking tidak akan berjalan, jika tidak didukung oleh telepon
seluler dan internet. Setiap orang yang memiliki ponsel dapat
memanfaatkan fasilitas ini, untuk bertransaksi di mana saja dan
kapan saja dengan mudah.
Murat dkk (2015) menjelaskan Mobile banking mengacu
pada penggunaan perangkat mobile untuk melakukan transaksi
perbankan dan jasa lainnya, misalnya untuk melihat laporan
rekening, memeriksa saldo rekening, transfer dana dan
pembayaran tagihan melalui perangkat mobile seperti ponsel
pintar dan gadget lainnya.
Mobile banking adalah layanan perbankan yang juga
dapat diakses langsung melalui ponsel seperti SMS banking,
namun memiliki tingkat kecanggihan yang lebih tinggi. Bank
bekerja sama dengan operator seluler, sehingga dalam SIM Card
(kartu chips seluler) GSM (Global for Mobile communication)
sudah dipasangkan program khusus untuk bisa melakukan
transaksi perbankan. Proses transaksi nasabah akan lebih mudah
pada mobile banking dibandingkan dengan SMS Banking.
Beberapa jenis transaksi mobile banking, antara lain (Otoritas
Jasa Keuangan, 2016:41) transfer dana, informasi saldo, mutasi
rekening, informasi nilai tukar, pembayaran (kartu kredit, PLN,
27
telepon, handphone, listrik, asuransi), pembelian (pulsa isi
ulang, saham).
Menurut Audi et al. (2016) mobile banking dapat
didefinisikan sebagai saluran perbankan di mana konsumen /
nasabah atau pemegang rekening dapat menggunakan telepon
genggamnya untuk melakukan transaksi perbankan atau jasa
keuangan lainnya yang terkait atau berinteraksi dengan bank.
Mobile banking tidak sama dengan phone banking dan tetap
berbeda dari internet banking. Mobile banking didasarkan pada
pertukaran informasi antara bank dan pengguna melalui telepon
genggamnya menggunakan aplikasi mobile.
2. Technology Acceptance Model (TAM)
Salah satu teori mengenai penggunaan sistem teknologi informasi
yang dianggap sangat berpengaruh dan sering digunakan dalam penelitian
yang menjelaskan tentang penerimaan individual terhadap penggunaan
sistem teknologi adalah Technology Acceptance Model (TAM).
a. Pengertian Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan perilaku yang
pada umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual
terhadap penggunaan sistem teknologi informasi (Hamzah, 2009).
Sedangkan menurut Jogiyanto (2007:111) dalam Technology
Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem
28
informasi yang akan digunakan oleh pemakai. Sedangkan menurut
(Wibowo, 2008) Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu
model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi.
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu model yang dibagun
unkuk menganalisis, memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi seorang pemakai untuk menerima dan menggunakan
sistem teknologi informasi.
Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan
untuk menggunakan suatu sistem yang baru, sejumlah faktor
mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan
menggunakan sistem tersebut (Pertiwi dan Adhivinna, 2013).
b. Konsep Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis
pada tahun 1989. TAM beragumentasi bahwa penerimaan individual
terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk. Dua
konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness)
dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
(Jogiyanto, 2008:111).
29
Gambar 2.1
Technology Acceptance Model (TAM)
Sumber: Jogiyanto, 2008:112
Berdasarkan Jogiyanto (2007), dalam bukunya menyatakan
bahwa Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang
menjelaskan minat perilaku (behavioral intention) dan perilaku
(behavior) adalah dua hal yang berbeda, minat perilaku (behavioral
intention) masih merupakan minat (intention). Minat (intention)
didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. Sedangkan
perilaku (behavior) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan.
Sehingga perilaku akan dilakukan jika seseorang mempunyai minat
untuk melakukannya. Dan minat perilaku akan menentukan
perilakunya. Minat dapat berubah sewaktu-waktu. Semakin lebar
interval waktu, semakin mungkin terjadi perubahan di minat (Bangkara
dan Mumba, 2016)
Kegunaan
Persepsian
(Perceived
Usefulness)
Kemudahan
Penggunaan
Persepsian
(Perceived
Ease of Use)
Perilaku
(Behavior)
Sikap Terhadap
Perilaku
(Attitude
Towards
Behaviour)
Minat
Perilaku
(Behavioral
Intention)
30
Karena TAM dimaksudkan untuk penggunaan teknologi, maka
perilaku (behavior) di TAM dimaksudkan sebagai perilaku
menggunakan teknologi. Oleh karena itu TAM juga banyak dituliskan
lebih spesifik pada penggunaan teknologi sebagai berikut ini.
Gambar 2.2
Technology Acceptance Model (TAM) yang Spesifik Menyebutkan Perilaku
Sebagai Penggunaan Teknologi
Sumber: Jogiyanto, 2008:112
c. Tujuan Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) paling banyak digunakan
dalam penelitian, karena TAM bertujuan untuk menjelaskan penerimaan
pengguna terhadap suatu sistem informasi (Bangkara dan Mumba,
2016). Sedangkan menurut Pertiwi dan Adhivinna (2013), Technology
Acceptance Model (TAM) mempunyai tujuan untuk memberikan
kerangka dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap
Kegunaan
Persepsian
(Perceived
Usefulness)
Kemudahan
Penggunaan
Persepsian
(Perceived
Ease of
Use)
Penggunaan
Teknologi
Sesungguhny
a (Actual
Technology
Use)
Sikap
Terhadap
Menggunakan
Teknologi
(Attitude
Towards
Using
Technology)
Minat
Perilaku
Menggunaka
n Teknologi
(Behavioral
Intention to
Use)
31
kepercayaan, sikap dan tujuan penggunaan. TAM banyak digunakan
untuk memprediksi tingkat akseptasi pemakai (user acceptance) dan
pemakaian yang berdasarkan persepsi terhadap kemudahan penggunaan
teknologi informasi (perceived usefulness) dengan mempertimbangkan
kemudahan dalam penggunaan TI (perceived ease of use).
d. Kelebihan Technology Acceptance Model (TAM)
Menurut Jogiyanto (2008:134) teori ini memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
1) TAM merupakan model perilaku (behavior) yang bermanfaat untuk
menjawab pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi
yang gagal diterpkan karena pemakaiannya tidak mempunyai minat
(intention) untuk menggunakannya. Tidak banyak model-model
penerapan sistem teknologi informasi yang memasukkan faktor
psikologis atau prilaku (behavior) di dalam modelnya dan TAM
adalah salah satu yang mempertimbangkannya.
2) TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
3) TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagian
besar mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan
model yang baik.
4) TAM merupakan model yang persimoni (persimonious) yaitu model
yang sederhana tetapi valid.
32
3. Manfaat
Persepsi manfaat berkaitan dengan produktifitas dan efektifitas
sistem dari kegunaan atau manfaat yang dirasakan secara menyeluruh guna
meningkatkan kinerja pengguna sistem tersebut (Irmadhani dan Nugroho,
2011) dalam (Sulastini dan Warmika, 2013). Menurut Davis (1989)
mengatakan bahwa persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu
ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan
manfaat bagi orang yang menggunakanya. Menurut Jogiyanto (2008:114)
kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
meningkatkan kinerja pekerjaanya.
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat ialah
suatu ukuran sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya dan mendatangkan
maanfaat bagi dirinya. Seseorang menggunakan teknologi untuk
mengharapkan manfaat yang diterimanya serta membantunya dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien. Semakin
besar manfaat yang diterima, seseorang akan menggunakan teknologi
tersebut.
Manfaat penggunaan teknologi informasi dapat diketahui
berdasarkan kepercayaan pengguna pada saat memutuskan penerimaan
teknologi informasi dengan dasar kepercayaan bahwa penggunaan
33
teknologi informasi tersebut memberikan kontribusi positif bagi
penggunanya (Hadi dan Novi, 2015).
Davis (1989) menggunakan 6 buah item untuk membentuk konstruk
kegunaan persepsian (perceived usefulness), yaitu:
1). Work More Quickly
2). Job Performance
3). Increase Productivity
4). Efektiveness
5). Make Job Easier
6). Useful
Konsep ini menggambarkan manfaat suatu sistem teknologi bagi
pemakainya yang berkaitan dengan dapat bekerja lebih cepat, meningkatkan
kinerja pekerjaan, meningkatkan produktivitas dan efektivitas, membuat
pekerjaan lebih mudah, dan secara keseluruhan bermanfaat bagi pengguna.
4. Kemudahan
Menurut Jogiyanto (2008:115) kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) juga didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha.
Konstruk ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses
pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi mudah digunakan, maka ia akan menggunakannya. Sebaliknya
34
jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah
digunakan maka dia tidak akan menggunakannya.
Persepsi kemudahan memberikan indikasi bahwa suatu sistem
dirancang bukan untuk menyulitkan pemakainya, tetapi justru
mempermudah seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kata
lain, seseorang yang menggunakan sistem akan bekerja lebih mudah
dibandingkan dengan seseorang yang tidak menggunakan sistem atau
bekerja manual (Hadi dan Novi, 2015). Pengguna dapat merasakan bahwa
ia tidak memerlukan usaha keras ketika menggunakan sistem tersebut atau
dengan kata lain sistem tersebut mudah dioperasikan.
Davis (1989) memberikan beberapa indikator kemudahan
penggunaan teknologi informasi meliputi:
1). Easy to Learn
2). Controllable
3). Clear & Understandable
4). Flexible
5). Easy to Become Skillful
6). Easy to Use
Kosep tersebut menerangkan kemudahan penggunaan teknologi
pagi penggunanya, yaitu mudah dipelajari, mudah dikendalikan oleh
35
pengguna, penggunaannya fleksibel, dapat meningkatkan keterampilan
pengguna, serta mudah untuk digunakan.
5. Kepercayaan
Secara umum, kepercayaan adalah harapan bahwa orang lain
memutuskan untuk dipercaya tidak akan berperilaku opertunis dengan
mengambil keuntungan dari sebuah situasi (Shen, 2016). Pada penelitian
ini, kepercayaan mengacu pada keyakinan pengguna mobile banking
kepada penyedia layanan mobile banking dalam hal kompetensinya untuk
memberikan kepercayaan (Gumussoy, 2016). Dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan dalam hal penggunaan mobile banking merupakan harapan dan
keyakinan pengguna mobile banking bahwa penyedia layanan mobile
banking (bank) memiliki kompetensi dan tidak akan berperilaku opertunis.
Kepercayaan antarpribadi (interpersonal trust) atau trusting beliefs
merupakan atribut persepsi pihak yang memberikan kepercayaaan (trustor)
bahwa pihak yang diberi kepercayaan (trustee) memiliki karakteristik yang
menguntungkan untuk trustor (Mcknight & Chervany, 2001; McKnight et
al, 2002). Kepercayaan berbasis pengetahuan (knowledge based trust)
adalah sebuah trusting beliefs, dan sering didefinisikan sebagai keyakinan
individu dalam mempercayai orang lain yang ditentukan oleh persepsi
kebajikan/perbuatan baik (benevolence), kompetensi (competency) dan
integritas (integrity) mereka (Mayer et al, 1995a; McKnight et al., 2002).
Kepercayaan berbasis pengetahuan (knowledge based trust) ditemukan
36
menjadi elemen penting untuk membentuk perilaku konsumen online
(Gefen, 2002). (Mahad, dkk, 2015).
Kepercayaan merupakan variabel multidimensi yang dapat terbagi
dalam tiga dimensi atau unsur utama yang telah diidentifikasi dan divalidasi
oleh Mayer, dkk. (1995) dan McKnight, dkk. (2002); persepsi integritas
(perceived integrity) yaitu trustee jujur dan menepati janji, persepsi
perbuatan baik (perceived benevolence) yaitu trustee peduli dan menjadi
termotivasi untuk bertindak pada kepentingan trustor, dan persepsi
kompetensi (perceived competence) yaitu kemampuan trustee untuk
memenuhi kebutuhan trustor (Lin, 2011; Gumussoy, 2016).
Persepsi integritas (perceived integrity) merupakan keandalan
organisasi dalam hal menjaga komitmen dan tidak menipu pengguna
(Gumussoy, 2016). Persepsi integritas mengindikasikan kepatuhan terhadap
seperangkat prinsip yang dapat diterima. Integritas penting karena masih
dalam kepercayaan pihak yang memberi kepercayaan (trustor) pada
perilaku pihak yang diberi kepercayaan (trustee), dan mengurangi
ketidakpastian dan potensi risiko (Bhattacherjee, 2002 dalam Mahad, dkk,
2015).
Keyakinan integritas (integrity belief) didefinisikan sebagai persepsi
individu bahwa perusahaan mobile banking menganut seperangkat prinsip
(misalnya, kejujuran dan menepati janji) dalam banyak kasus. Dalam
konteks mobile banking, peraturan mengatur integritas penyediaan yang
akurat dan tepat waktu, menjaga komitmen pelanggan kita dan menjaga
37
kerahasiaan informasi pribadi. Perusahaan mobile banking memiliki
integritas yang tinggi. Perusahaan-perusahaan mobile banking dianggap
memiliki integritas yang tinggi ketika pelanggan percaya perusahaan mobile
banking menunjukkan keadilan yang kuat, keobjektifan dan kejujuran.
Dengan demikian, pelanggan dengan integritas yang tinggi, percaya pada
perusahaan mobile banking yang diharapkan lebih memiliki sikap positif
terhadap menggunakan (atau terus menggunakan) mobile banking (Mahadi,
dkk, 2015).
Persepsi kompetensi (perceived competence) menurut Gumussoy
(2016) adalah kemampuan wali amanat (trustee), yang terkait dengan
kecukupan pengetahuan penyedia layanan dan kemampuannya untuk
memenuhi amanat/mandat pengguna (trustor).
Dalam konteks mobile banking, keyakinan kompetensi
(competence beliefs) mengacu pada kesan individu bahwa perusahaan
mobile banking memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan (ability to
belief) untuk memahami kebutuhan mereka dalam kaitannya dengan
menangani keuangan pribadi. Persepsi kompetensi memiliki arti bahwa
pengguna percaya bank sepenuhnya mampu memberikan layanan keuangan
online secara efektif dan nyaman (Khalil, M. N., & Pearson, 2008).
Pennington, Wilcox, & Grover (2003) menunjukkan bahwa pelanggan
mengevaluasi kompetensi teknis dari sebuah situs web dalam hal
pemahaman mereka tentang proses dasar yang mengatur transaksi online.
Jika pelanggan percaya perusahaan mobile banking menawarkan
38
keterampilan, kemampuan dan keahlian untuk menyediakan layanan
transaksi yang nyaman, maka mereka akan lebih cenderung untuk
menentukan mobile banking yang menguntungkan. (Mahad, dkk, 2015).
Menurut Gumussoy (2016), persepsi perbuatan baik (perceived
benevolence) berhubungan dengan menaruh niat baik terhadap orang lain.
Perbuatan baik penyedia layanan yaitu memikirkan tentang keduanya,
manfaat mereka dan kepentingan pelanggan mereka.
Keyakinan perbuatan baik (benevolence belief) didefinisikan
sebagai persepsi individu bahwa perusahaan mobile banking peduli atau
memperhatikan mereka dan bertindak pada kepentingan pelanggan.
Perbuatan baik (benevolence) penting dalam kepercayaan karena
menunjukkan tingkat keyakinan individu pada kepedulian interpersonal dan
kepedulian terhadap orang lain, dan bersedia untuk berusaha melakukan
yang terbaik untuk alasan lain selain ego dan keuntungan (Robert, Denis, &
Hung, 2009). Bhattacherjee (2002) menolak bahwa perbuatan baik dari
trustee akan membantu trustor, meskipun tidak diperlukan atau dihargai
untuk melakukannya. Jika pelanggan percaya bahwa perusahaan mobile
banking berbuat baik, mereka lebih dapat menerima untuk menggunakan
mobile banking, atau dalam kata lain mereka akan lebih senang untuk
menggunakan mobile banking.
Persepsi kompetensi, perbuatan baik dan integritas perusahaan
mobile banking memainkan peran penting dalam menentukan sikap
individu terhadap penggunaan mobile banking (Lin, 2011). Dan dapat
39
disimpulkan bahwa ketiga komponen tersebut dapat menggambarkan
tingkat kepercayaan yang diberikan pengguna terhadap perusahaan mobile
banking (bank penyedia layanan mobile banking).
Dalam penelitian selanjutnya, McKnight et al. (2011)
mengembangkan teori kepercayaan dalam teknologi yang spesifik (Trusting
Beliefs-Specific Technology). Teori inilah yang digunakan dalam penelitian
ini. Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini berfokus pada kepercayaan
terhadap teknologi itu sendiri, bukan kepercayaan pada manusia, organisasi
atau pengganti manusia.
Berbeda dengan lembaga-lembaga berbasis kepercayaan yang
berfokus pada kelas teknologi (misalnya, spreadsheet), Trusting Beliefs
dalam teknologi yang spesifik mencerminkan kepercayaan atribut
menguntungkan dari suatu teknologi spesifik (misalnya, MS Excel).
Keyakinan kepercayaan interpersonal mencerminkan penilaian bahwa
pihak lain memiliki atribut yang cocok untuk melakukan seperti yang
diharapkan dalam situasi berisiko (Mayer et al. 1995). McKnight et al.
mendefinisikan keyakinan kepercayaan pada seseorang dalam persepsi
bahwa orang tersebut baik, kompeten, jujur, atau diprediksi dalam situasi".
Dalam studi kepercayaan awal, kesediaan bergantung sering digambarkan
sebagai niat kepercayaan. McKnight tidak membahas kepercayaan dari niat
kepercayaan, tetapi fokus pada aspek keyakinan kepercayaan. Fokus ini
sangat tepat dalam konteks setelah penggunaan, di mana kepercayaan
pengguna berdasarkan pengetahuan pengalaman teknologi.
40
Keyakinan kepercayaan pada teknologi tertentu yang dikemukakan
McKnight et al. (2011) tercermin dalam tiga keyakinan: fungsi
(funcionality), membantu (helpfulness), dan kehandalan (reliability). (A)
Fungsi (funcionality) mengacu pada seseorang mengharapkan teknologi
untuk memiliki kapasitas atau kemampuan untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang diperlukan. (B) Membantu (helpfulness) diluar perantara moral
dan kemauan dan mengacu pada fitur itu sendiri-fungsi dukungan teknologi,
yaitu, apakah itu memadai dan responsif. (C) Keandalan (reliability)
menunjukkan seseorang mengharapkan teknologi untuk bekerja secara
konsisten dan dapat diprediksi. Istilah terpercaya (yaitu, tanpa gangguan
atau down time) dapat lebih sering digunakan pada teknologi dari istilah
diprediksi atau konsisten. Oleh karena itu, kepercayaan atas kehandalan
teknologi tertentu mengacu pada keyakinan bahwa teknologi secara
konsisten akan beroperasi dengan baik. Ketiga keyakinan tersebut
mencerminkan esensi dari kepercayaan teknologi tertentu karena mereka
mewakili pengetahuan bahwa pengguna telah berkembang untuk
berinteraksi dengan teknologi dalam konteks yang berbeda, mengumpulkan
data tentang fitur yang tersedia, dan melihat bagaimana menanggapi
tindakan yang berbeda.
6. Ketersediaan Fitur
Fitur industri perbankan di seluruh dunia menjadi semakin bergelora
dan kompetitif. Bank, dibantu oleh perkembangan teknologi, telah
41
merespon tantangan dengan mengadopsi strategi baru, yang menekankan
pada upaya untuk membangun kepuasan pelanggan melalui penawaran
produk dan layanan yang lebih baik dan pada saat yang sama untuk
meminimalkan biaya operasional (Sohail dan Shanmugham 2003).
Penyediaan layanan mobile banking telah digunakan secara luas, dan
pemahaman mengenai proses pengadopsian oleh pelanggan memiliki
implikasi penting bagi para bankir dan pelanggan lainnya. Jika konsumen
menggunakan teknologi baru, teknologi harus cukup murah relatif terhadap
alternatif atau memberikan fitur nilai tambah (Willis, 1997).
Masalah utama yang timbul dari meningkatnya jumlah pengguna
ponsel adalah jenis fitur dan fasilitas harus disediakan untuk pelanggan
sehingga mereka termotivasi untuk menggunakan layanan mobile banking.
Fitur yang luar biasa, kemudahan dan aksesibilitas yang membuat mobile
banking sangat menarik bagi konsumen tanpa diketahui oleh praktisi
perusahaan. Laura (2011) meneliti bahwa perusahaan berusaha untuk
bekerja lebih cerdas dan lebih efisien. Untuk tujuan itu, perusahaan dan
pengusaha dapat menggunakan mobile banking untuk bisnis mereka terkait
transaksi. Bank dapat menghemat waktu perusahaan dengan menyediakan
yang paling penting, yaitu informasi tepat waktu yang dapat diakses dalam
perjalanan (on the go). Dengan smartphone, tablet atau perangkat mobile
lainnya, pengguna dapat mengkomunikasikan keputusan transaksi dan
otorisasi di mana saja. (Chavda dan Solanki 2014).
42
Menurut Ainscough dan Luckett (1996) perlengkapan interaktivitas
untuk pengguna adalah kriteria penting yang menarik pengguna dalam
penggunaan e-banking. Gerrard dan Cunningham (2003) juga
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang sangat penting dalam memastikan
kesuksesan e-banking, yaitu kemampuan suatu inovasi untuk memenuhi
kebutuhan nasabah dengan menggunakan ketersediaan fitur (feature
availability) yang berbeda pada situs web. Fitur mengacu pada layanan yang
tersedia di e-banking. Inovasi produk dikaitkan dengan ketersediaan
teknologi tepat guna, dan dukungan teknis, pengenalan yang tepat dan
pengembangan layanan elektronik (Poon, 2008).
Dalam mobile banking, fitur (feature) berarti hal-hal apa saja yang
dapat dilakukan oleh nasabah dengan menggunakan mobile banking.
Menurut penelitian yang dilakukan Williams, dkk. (2011) sebagian besar
nasabah mengatakan ketersediaan fitur akan mempengaruhi keputusan
mereka untuk beralih. Seperempat dari mereka yang menggunakan mobile
banking sudah beralih ke fitur yang baru atau fitur yang telah ditingkatkan.
Terdapat beberapa konstruk yang menjadi indikator ketersediaan
fitur (feature availability) suatu sistem e-banking menurut Poon (2008),
yaitu: (1) kemudahan akses informasi tentang produk dan jasa; (2)
keberagaman layanan transaksi; (3) keberagaman fitur, dan (4) inovasi
produk. Inovasi produk berhubungan dengan ketersediaan teknologi yang
sesuai, pengenalan produk yang tepat, dan pengembangan atas jasa.
Henderson (1994) dalam (Ong, dkk., 2014) menunjukkan bahwa inovasi
43
yang cepat menawarkan lebih banyak kesempatan untuk menyesuaikan
layanan tertentu atau produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Inovasi yang dilakukan oleh perbankan syariah di dalam layanan
mobile banking-nya (dalam Tabel 1.2) yaitu menyediakan fitur-fitur islami.
Fitur-fitur islami yang tersedia pada mobile banking bank syariah antara lain
Kalimat Inspirasional, Informasi Jadwal Shalat, Islamic Lifestyle, Arah
Kiblat, Hadist Pilihan, Digital Tasbih, Juz Amma, dan lainnya.
Selain itu, Poon (2008) juga menjabarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi ketersediaan fitur, yaitu kemudahan akses informasi produk
dan layanan online sebagai atribut untuk mempengaruhi kepuasan
pengguna. Pengguna juga menginginkan keberagaman jajaran produk dan
layanan fitur yang disediakan e-banking. Selain itu nasabah juga setuju
bahwa e-banking memungkinkan mereka mencetak laporan rekening via
internet dari rumah atau tempat mereka bekerja dan memverifikasi
keakuratan semua transaksi yang telah selesai. Hal ini sangat penting bagi
pengguna yang sering melakukan transfer pembayaran elektronik.
Pengguna juga perlu mengubah user ID dan password, walaupun mereka
jarang mengubah informasi tersebut. Pengguna juga membutuhkan
informasi tentang saldo mereka. Produk dan layanan juga harus terus
menerus dilakukan perbaikan dan peningkatan yang lebih komperhensif
perlu dilakukan.
44
7. Penggunaan Mobile Banking
Menurut Jogiyanto (2008) perilaku (behavior) adalah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi
informasi, perilaku (behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual
use) dari teknologi. Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat
diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka
penggunaan sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama pemakaian
persepsian (perceived usage). Davis (1989) menggunakan pengukuran
pemakaian sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et al. (1995)
menggunakan pengukuran pemakaian persepsiam (perceived usage) yang
diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan
suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya.
Dalam konstruk Technology Acceptance Model (TAM) yang
spesifik, pada gambar 2.1, menyebutkan penggunaan teknologi
sesungguhnya (Actual Technology Use). Muntianah, dkk., (2012)
menjelaskan bahwa Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan
sistem. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku
dikonsepkan dalam penggunaan sesungguhnya (actual use) yang
merupakan bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu
penggunaan teknologi. Dengan kata lain, pengukuran penggunaan
sesungguhnya diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk
berinteraksi dengan suatu teknologi dan besarnya frekuensi penggunaannya.
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika meyakini bahwa sistem
45
tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitasnya yang
tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
Dari penjelasan diatas, keduanya sama-sama menjadikan durasi dan
frekuensi sebagai faktor penggunaan suatu teknologi. Dalam mobile
banking, durasi erat kaitannya dengan banyaknya waktu yang digunakan
oleh pengguna dalam berinteraksi menggunakan layanan mobile banking.
Sedangkan frekuensi penggunaan mobile banking dapat dilihat dari tingkat
keseringan pengguna dalam berinteraksi menggunakan layanan mobile
banking dalam kehidupan sehari-hari.
B. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Manfaat Terhadap Penggunaan Mobile Banking
Layanan mobile banking akan bermanfaat jika layanan tersebut
mudah dimengerti serta mampu menjalin interaksi dengan penggunanya
(Hadi dan Novi, 2015). Layanan mobile banking yang tersedia antara lain
layanan finansial (transfer, pembayaran, dan pembelian) dan layanan non
(informasi, administrasi dan lainnya). Bahkan inovasi yang dilakukan bank
syariah dalam layanan mobile banking yaitu menyediakan layanan
bernuansa islami, salah satunya terdapat layanan pembayaran zakat yang
memberikan manfaat bagi para pengguna mobile banking. Semua layanan
yang terdapat dalam mobile banking tersebut tentunya dapat memberikan
manfaat bagi nasabah yang menggunakannya, baik menghemat waktu
maupun biaya.
46
Pengukuran kemanfaatan tersebut dilihat berdasarkan frekuensi
pengunaan apikasi yang dijalankan. Oleh karena itu tingkat kemanfaatan
mobile banking akan mempengaruhi sikap nasabah terhadap sistem
tersebut. Apabila seseorang merasakan manfaat atas suatu layanan, maka ia
akan menggunakan layanan tersebut dan begitupun sebaliknya. (Hadi dan
Novi, 2015). Maka dalam kaitannya dengan mobile banking, apabila
seseorang merasakan manfaat atas layanan mobile banking, maka ia akan
menggunakan layanan tersebut dan sebaliknya.
Dalam hasil penelitian Hapsara (2015) dengan judul Pengaruh
Kegunaan, Kemudahan, Resiko Dan Kepercayaan Terhadap Penggunaan
Mobile Banking, menunjukkan bahwa salah satu faktor yaitu kegunaan atau
manfaat berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking. Pada hasil
penelitian lain, yang dilakukan oleh Shankar (2016), yang berjudul Factors
Affecting Mobile Banking Adoption Behavior In India juga menunjukkan
bahwa usefulness (kegunaan atau manfaat) berpengaruh positif pada sikap
penggunaan mobile banking di India.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H01: Tidak terdapat pengaruh manfaat terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri.
Ha1: Terdapat pengaruh manfaat terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri.
47
2. Hubungan Kemudahan Terhadap Penggunaan Mobile Banking
Kemudahan dalam penggunaan mobile banking memiliki arti bahwa
bank memberikan layanan berupa mobile banking yang dapat dengan
mudah dimengerti dan dipelajari oleh nasabah atau penggunanya. Nasabah
dapat dengan mudah melakukan transaksi sesuai dengan keinginan nasabah.
Menurut Hadi dan Novi (2015) pengguna memiliki refleksi psikologis
untuk bersikap terbuka terhadap sesuatu yang mudah dipahami dan dapat
mendorongnya untuk menerima dan menggunakan sistem tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa semakin mudah mobile banking dipelajari dan
digunakan maka semakin menarik keinginginan nasabah untuk
menggunakannya.
Hasil penelitian Hapsara (2015) yang berjudul Pengaruh Kegunaan,
Kemudahan, Resiko Dan Kepercayaan Terhadap Penggunaan Mobile
Banking, menunjukkan bahwa kemudahan berpengaruh terhadap
penggunaan mobile banking. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Sulastini dan Warmika (2013) yang berjudul Aplikasi Tam,
Persepsi Risiko, Dan Kepercayaan Dalam Menjelaskan Niat Menggunakan
Internet Banking juga menunjukkan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan
internet banking. Pada hasil penelitian lain, yang dilakukan oleh Shankar
(2016), yang berjudul Factors Affecting Mobile Banking Adoption Behavior
In India juga menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan (Ease to Use)
berpengaruh positif pada sikap penggunaan mobile banking di India.
48
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H02: Tidak terdapat pengaruh kemudahan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Ha2: Terdapat pengaruh kemudahan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri.
3. Hubungan Kepercayaan Terhadap Penggunaan Mobile Banking
Faktor kepercayaan online menjadi faktor kunci dalam setiap
transaksi online. Karena hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan dan
keberanilah yang akan melakukan transaksi melalui media internet (Pavlou
dan Geffen, 2002).
Menurut Lin (2011), kurangnya kepercayaan merupakan salah satu
alasan yang paling sering dikutip bagi pelanggan untuk tidak menggunakan
mobile banking. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat
kepercayaan yang lebih besar diperlukan dalam lingkungan transaksi online
daripada di lingkungan transaksi tatap muka. Aladwani (2010) juga
berpendapat bahwa kepercayaaan adalah kunci tantangan masa depan
transaksi perbankan online, karena transaksi tersebut tidak memiliki
kehadiran fisik dari cabang fisik, serta interaksi tatap muka antara personil
bank dengan nasabah. Untuk mengatasi ketidakpastian dalam lingkungan
transaksi mobile, kepercayaan membantu mengurangi penipuan dan risiko
potensial (potential risk) dan meningkatkan kemungkinan pelanggan
mengadopsi atau menggunakan mobile banking.
49
Hasil penelitian Hapsara (2015) yang berjudul Pengaruh Manfaat,
Kemudahan, Resiko Dan Kepercayaan Terhadap Penggunaan Mobile
Banking, menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap
penggunaan mobile banking. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Sulastini dan Warmika (2013) yang berjudul Aplikasi TAM,
Persepsi Risiko, Dan Kepercayaan Dalam Menjelaskan Niat Menggunakan
Internet Banking juga menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat menggunakan internet banking. Dalam
penelitian lain (yang masih dalam jenis e-banking) yang dilakukan oleh
Pertiwi dan Adhivinna (2012) yang berjudul Pengaruh Risiko, Manfaat Dan
Kemudahan Penggunaan Terhadap Kepercayaan Nasabah Dalam
Menggunakan Internet Banking Di Yogyakarta menunjukkan bahwa
kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan
nasabah dalam menggunakan internet banking.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H03: Tidak terdapat pengaruh kepercayaan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Ha3: Terdapat pengaruh kepercayaan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri.
4. Hubungan Ketersediaan Fitur Terhadap Penggunaan Mobile Banking
Mobile banking menurut Chasbiandani dan Pandansari (2016)
merupakan suatu sistem yang berbeda dengan sistem lainnya. Mobile
50
banking sangat dibatasi oleh keterbatasan layar dalam perangkat-perangkat
mobile yang cenderung kecil sehingga sangat membatasi konten layanan
yang dapat ditampilkan. Sehingga, bagaimana suatu informasi diolah dan
ditampilkan merupakan suatu hal yang penting. Menurut Ainscough dan
Luckett (2000), perlengkapan untuk interaktivitas pengguna adalah kriteria
penting yang menarik perhatian dalam penggunaan mobile banking, yaitu
kemampuan inovasi untuk menghadapi kebutuhan pengguna dengan
menggunakan ketersediaan fitur yang berbeda.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Poon, 2008), ketersediaan
fitur, berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pengguna layanan e-
banking. Dan dia menyatakan bahwa ketersediaan fitur sebagai faktor
manajemen operasional bank yang sangat penting untuk keberhasilan e-
banking (termasuk didalamnya internet banking dan mobile banking).
Ahmad dan Prambudi (2014) dalam penelitiannya menunjukkan variabel
ketersediaan fitur, baik secara individu (parsial) atau bersama-sama,
berpengaruh terhadap minat menggunakan internet banking. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prambudi, penelitian yang dilakukan oleh
Nisa, dkk (2013) juga menunjukkan bahwa ketersediaan Fitur berpengaruh
positif terhadap minat untuk menggunakan internet banking.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H04: Tidak terdapat pengaruh ketersediaan fitur terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
51
Ha4: Terdapat pengaruh ketersediaan fitur terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Dan sesuai dengan penjelasan adanya keterkaitan antar variabel tersebut,
maka hipotesis yang juga diajukan dalam penelitian ini adalah:
H05: Tidak terdapat pengaruh manfaat, kemudahan, kepercayaan dan
ketersediaan fitur secara bersama-sama terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Ha5: Terdapat pengaruh manfaat, kemudahan, kepercayaan dan
ketersediaan fitur secara bersama-sama terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri.
C. Penelitian Terdahulu
Pada pembahasan mengenai penelitian ini, disajikan secara ringkas
beberapa penelitian sebelumnya tentang manfaat, kemudahan, kepercayaan,
ketersediaan fitur dan penggunaan mobile banking. Adapun penelitian
terdahulu sebagai berikut:
52
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Radityo
Febri
Hapsara
Naskah
Publikasi
Ilmiah
Universitas
Muham-
madiyah
Surakarta.
2015
Pengaruh
Kegunaan,
Kemudahan,
Resiko Dan
Kepercayaan
Terhadap
Penggunaan
Mobile Banking
(Studi pada
nasabah Bank
BRI Kantor
Cabang Solo
Kartasura)
Menggunakan
variabel
kegunaan
(manfaat)
kemudahan,
kepercayaan,
Penggunaan
mobile
banking,
dan analisis
regresi linier
berganda
Tidak
terdapat
variabel
Ketersediaan
Fitur.
Kegunaan
(manfaat),
kemudahan,
kepercayaan
berpengaruh
terhadap
penggunaan
mobile
banking.
2. Ni Putu
Sulastini
dan I Gde
Ketut
Warmika
Internet
Banking. E-
Journal
Manajemen
Universitas
Udayana,
Bali Vol. 3
No. 4: h.
1100-1118.
2013
Aplikasi TAM,
Persepsi Risiko,
Dan
Kepercayaan
Dalam
Menjelaskan
Niat
Menggunakan
Internet
Banking
Persepsi
Kemudahan
Penggunaan,
Persepsi
Manfaat,
Persepsi
Risiko,
Kepercayaan
dan
Analisis
regresi linier
berganda
Tidak
terdapat
variabel
Ketersediaan
Fitur.
Niat
Mengguna-
kan Internet
Banking,
sedangkan
saya
mengguna
kan
Penggunaan
Mobile
Banking
Persepsi
kemudahan
penggunaan,
persepsi
manfaat dan
persepsi
kepercayaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap niat
menggunakan
internet
banking di
Kota
Denpasar.
53
Lanjutan Tabel 2.1
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Amit
Shankar
Journal of
Internet
Banking
and
Commerce,
vol. 21, no.
1, April
2016.
Factors
Affecting
Mobile Banking
Adoption
Behavior In
India
Variabel
Manfaat
(Usefulness),
Kemudahan
Penggunaan
(Ease to Use),
Kepercayaan,
Mobile
Banking
Adaption
Behavior
sedangkan
saya
mengguna-
kan
Penggunaan
Mobile
Banking.
Mengguna-
kan
Exploratory
facto r
analysis
(EVA),
Variabel
Manfaat dan
Kemudahan
Penggunaan
memiliki
dampak yang
signifikan
terhadap
perilaku
pemakaian
mobile
banking pada
konsumen di
India.
4. Fita Pertiwi
dan Vidya
Vitta
Adhivinna
Jurnal
Akmenika
Vol. 13, No.
3: h. 421-
434.
Universitas
PGRI
Yogyakarta
2014.
Pengaruh
Risiko, Manfaat
Dan
Kemudahan
Penggunaan
Terhadap
Kepercayaan
Nasabah Dalam
Menggunakan
Internet
Banking Di
Yogyakarta
(Studi Kasus
pada Nasabah
Bank Mandiri)
Manfaat,
Kemudahan
Penggunaan,
dan
mengguna-
kan
analisis
regresi linier
berganda
Tidak
terdapat
variabel
Ketersediaan
Fitur.
Variabel
Kepercayaan
pengguna
internet
banking,
sedangkan
saya
mengguna-
kan
Kepercayaan
sebagai
variabel
terpisah dari
Penggunaan
Mobile
Banking
Manfaat risiko
dan
kemudahan
penggunaan
berpengaruh
positif
terhadap
kepercayaan
nasabah dalam
menggunakan
internet
banking.
54
Lanjutan Tabel 2.1
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Ahmad dan
Bambang
Setiyo
Prambudi
Jurnal Studi
Manajemen.
Vol. 8, No.
1: h. 1-11.
2014
Pengaruh
Persepsi
Manfaat,
Persepsi
Kemudahan,
Keamanan dan
Ketersediaan
Fitur Terhadap
Minat Ulang
Nasabah Bank
dalam
Menggunakan
Internet
Banking (Studi
Pada Program
Layanan
Internet
Banking BRI)
Variabel
Manfaat,
Kemudahan
dan
Ketersediaan
fitur.
Mengguna-
kan
analisis
regresi
Tidak
terdapat
variabel
Kepercayaan
dan,
Analisis pada
Minat Ulang
Menggunakan
Internet
Banking
sedangkan
penelitian
saya
Penggunaan
Mobile
Banking
Variabel
independen
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
variabel
depanden.
Variabel
persepsi
manfaat,
ketersediaan
fitur secara
individu
(parsial)
berpengaruh
terhadap minat
menggunakan
internet
banking,
sedangkan
variabel
kemudahan
secara
individu
(parsial) tidak
berpengaruh
terhadap minat
menggunakan
internet
banking.
6. Wai-Ching
Poon
Journal of
Business &
Industrial
Marketing
Vol. 23, No.
Users’ Adoption
of E-Banking
Services: The
Malaysian
Perspective.
Variabel
Ketersediaan
Fitur (Feature
Availability)
Tidak
terdapat
variabel
Manfaat,
Kemudahan
dan
Kepercayaan.
Analisis
Kesepuluh
faktor,
termasuk
ketersediaan
fitur,
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
55
Lanjutan Tabel 2.1
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1: h. 59-69.
2008. pada e-
banking
secara umum,
sedangkan
saya lebih
spesifik pada
m-banking.
Mengguna-
kan analisis
one-way
analysis of
variance
(ANOVA).
pengguna
layanan e-
banking.
Ketersediaan
fitur sebagai
faktor
manajemen
operasional
bank yang
sangat penting
untuk
keberhasilan
e-banking.
7. Dede
Dzurotun
Nisa, Tyas
Silvi
Ariyani dan
Karina
Oktaviani
Jurnal
Manajemen,
Vol. 13, No.
1,
November
2013
Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
Nasabah
Menggunakan
Layanan
Internet
Banking
Mandiri
Variabel
Ketersediaan
Fitur dan
Analisis
regresi
berganda
Tidak
terdapat
variabel
Manfaat,
Kemudahan,
Kepercayaan.
Menggunakan
Minat
menggunakan
internet
banking
sedangkan
penelitian
saya
mengenai
Penggunaan
Mobile
Banking.
Ketersediaan
Fitur
berpengaruh
positif
terhadap minat
untuk
menggunakan
internet
banking.
8. Murat
Mahad,
Shahimi
Mohtar, dan
Abdul Aziz
Othman.
Internation
al Academic
Research
The Effect of
Perceived Trust
of Mobile
Banking
Services in
Malaysia
Variabel
Kepercayaan
Metode
penelitian
deskriptif.
Minat
Penggunaan
mobile
banking
sedangkan
penelitian
Persepsi
kepercayaaan
memiliki efek
positif
signifikan
pada minat
penggunaan
mobile
banking.
56
Lanjutan Tabel 2.1
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Journal of
Business
and
Technology,
Vol. 1, No.
2, h. 1-7,
2015
saya
mengenai
Penggunaan
Mobile
Banking
9. Hsiu-Fen
Lin
Internationa
l Journal of
Information
Managemen
t, Vol. 31 h.
252-260,
2011
An Empirical
Investigation of
Mobile Banking
Adoption: The
Effect of
Innovation
Attributes and
Knowledge-
Based Trust
Variabel
Kepercayaan
Variabel
effect of
innovation
attributes,
sedangkan
saya
menggunakan
variabel
manfaat,
kemudahan
dan
ketersediaan
fitur
Variabel
Kepercayaan
berpengaruh
positif
terhadap niat
prilaku
menggunakan
(atau terus
menggunakan)
mobile
banking.
10. Syamsul
Hadi dan
Novi
Jurnal
Fakultas
Ekonomi,
Vol. 5 No. 1
h. 55-67,
2015
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Penggunaan
Layanan Mobile
Banking
Variabel
manfaat,
kemudahan
dan
penggunaan
mobile
banking.
Analisis yang
digunakan
analisis
regresi
berganda.
Menggunakan
variabel
keamanan,
kemampuan
akses dan
risiko.
Persepsi
nasabah atas
Kemudahan
Penggunaan
dan Manfaat
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
mobile
banking.
Sumber: Diperoleh dari berbagai referensi.
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
57
Gambar 2.3
Model Kerangka Pemikiran Penelitian
Manfaat
(X1)
Ketersediaan Fitur
(X4)
Kemudahan
(X2)
Kepercayaan
(X3)
Penggunaan
Mobile Banking (Y)
Uji Coba Instrumen:
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas
Pengujian Hipotesis:
1. Uji Koefisien Deteminasi (Uji R2)
2. Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji-t)
3. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Multikolinearitas
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Normalitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah salah satu perbankan syariah yang
menyediakan layanan mobile banking bagi para nasabahnya. Penelitian ini
berfokus pada pengaruh manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan
fitur terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri. Responden
dalam penelitian ini adalah para nasabah pengguna layanan mobile banking
Bank Syariah Mandiri yang berlokasi di Jakarta. Waktu penelitian ini dilakukan
pada Oktober 2016 sampai dengan Mei 2017.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan
seluruh objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2011:7).
Menurut Morissan (2015:109) Populasi didefinisikan sebagai suatu
kelompok subjek, variabel, konsep, atau fenomena. Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh nasabah pengguna layanan mobile banking
Bank Syariah Mandiri yang berlokasi di Jakarta.
59
2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi
perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2011:7). Sedangkan menurut Morissan
(2015:109) sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan
anggota populasi yang bersifat representatif. Pengambilan sampel yang
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
sampel probabilitas (probability sampling) dengan metode penarikan
sampel acak sederhana (simple random sampling).
Sampel probabilitas (probability sampling) merupakan suatu sampel
yang dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga masing-masing
anggota populasi memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk
dijadikan sampel. Sedangkan penarikan sampel acak sederhana (simple
random sampling) adalah pengambilan sampel dari populasi secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel
(Suharyadi dan Purwanto, 2011:8).
Menurut Gay dan Diehl (Emzir, 2008:41) menyatakan 30 subjek
dipandang sebagai ukuran sampel yang minimal yang dapat diterima.
Begitu juga menurut Roscoe dalam Sugiono (2010:131) menyatakan bahwa
ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500.
Apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui
maka digunakan rumus sebagai berikut (Widiyanto, 2008:19) :
60
n = Z2
4(Moe)2
n = 1,962
4(0,1)2
n = 3,8416
0,04
n = 96,04
n = 96
Dimana :
n : Jumlah sampel
Z : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan
sampel 95%
Pada penentuan ini Z pada α = 0,5 adalah 1,96
Moe : Margin Of Eror, yaitu tingkat kesalahan yang dapat
ditoleransi, ditetapkan sebesar 10%
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh diatas, maka jumlah
sampel yang diteliti adalah sebesar 96,04 responden. Untuk memudahkan
dalam melakukan penelitian, maka ditetapkan jumlah sampel sebanyak 100
responden. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah nasabah pengguna
layanan mobile banking Bank Syariah Mandiri yang berlokasi di Jakarta.
61
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul
data (Sugiyono, 2014:193). Menurut Morissan (2015:26), riset kuantitatif
memiliki beberapa metode pengumpulan data seperti survei yang
mencangkup survei melalui telepon, survei surat, dan survei internet. Pada
metode ini, pertanyaan yang diajukan bersifat tetap (statis) atau sudah
terstandar. Semua responden menerima pertanyaan yang sama dan tidak
akan ada kesempatan untuk mengajukan pertanyaan susulan.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penyebaran kuesioner/survei pada responden, yaitu
nasabah yang menggunakan mobile banking pada Bank Syariah Mandiri di
Jakarta Bank Syariah Mandiri. Dengan kesioner secara personal peneliti
dapat berhubungan langsung dengan responden dan dapat memberikan
penjelasan seperlunya. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah tanggapan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang
pengaruh manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur yang
disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Data dalam
penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner (angket) oleh
responden. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel penelitian.
Pertanyaan-pertannyaan pada angket dibuat dengan skala Likert.
Pada skala Likert, menurut Morissan (2015:88), peneliti harus merumuskan
62
sejumlah pertanyaan mengenai suatu topik tertentu, dan responden diminta
memilih apakah ia sangat setuju, setuju, ragu-ragu/tidak tahu/netral/cukup
setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan berbagai pertanyaan
tersebut. Setiap pilihan jawaban memiliki bobot yang berbeda, dan seluruh
jawaban responden dijumlahkan berdasarkan bobotnya sehingga
memnghasilkan suatu skor tunggal mengenai suatu topik tertentu.
Tabel 3.1
Skala Likert
No. Jenis Jawaban Bobot
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral/Cukup Setuju (CS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju
mempunyai tingkat atau preferensi yang lebih tinggi dari Setuju dan Setuju
lebih tinggi dari Cukup Setuju atau Netral.
2. Data Skunder
Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diberukan
kepada pengumpul data, seperti lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono,
2014:193). Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-
laporan atau dokumen penelitian terdahulu. Data sekunder disebut juga data
tersedia. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur-literatur,
jurnal-jurnal penelitian, data dokumen, maupun informasi dari media cetak
maupun online melalui internet yang diperlukan dalam penelitian ini.
63
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif dengan menguji hipotesis. Data Kuantitatif adalah data
dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono,
2014:13). Data tersebut diperhitungkan dengan model statistik, sebelumnya
data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan
menggunakan tabel-tabel tertentu. Untuk mempermudah dalam mengolah dan
menganalisis data, dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
(Statistical Package for Social Science) for windows. Adapun alat analisis yang
digunakan yaitu uji validitas dan reabilitas.
1. Uji Coba Instrumen
Menggunakan pengukuran skala tanpa didahului dengan uji coba
merupakan riset yang tidak baik. Setidak-tidaknya satu penelitiab uji coba
(plot study) harus dilakukan untuk memastikan untuk memastikan reabilitas
dan validitas pengukuran skala yang hendak digunakan. Suatu pengukuran
harus memiliki kedua kualitas ini jika ingin dikategorikan sebagai
pengukuran yang bermanfaat (Morissan, 2015:98). Untuk mendapatkan
instrumen yang valid dan reliabel maka harus diuji menggunakan uji
validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas mengacu pada seberapa jauh suatu ukuran empiris
cukup menggambarkan arti sebenarnya dari konsep yang tengah diteliti.
Dengan kata lain, suatu instrumen pengukuran yang valid mengukur apa
64
yang seharusnya diukur, atau mengukur apa yang hendak kita ukur.
Menentukan validitas pengukuran memerlukan suatu evaluasi terhadap
kaitan antara definisi oprasional variabel dengan definisi konseptual.
Hal ini disebabkan validitas menjelaskan suatu ukuran yang secara tepat
dapat menggambarkan konsep yang ingin diukur (Morissan, 2015:103).
Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
(correlation item total correlation) dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dengan α = 5
%, Kriteria untuk penilaian uji validitas sebagai berikut:
r hitung > r tabel , maka pernyataan tersebut valid.
r hitung < r tabel , maka pernyataan tersebut tidak valid.
b. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan
terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran disebut reliable
atau memiliki keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang
sama. Dalam hal penelitian, jika suatu pengukuran konsisten dari satu
waktu ke waktu lainnya, maka pengukuran itu dapat diandalkan dan
dapat dipercaya dalam derajat tertentu (Morissan, 2015:99).
65
Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran reabilitas one
shot. One shot atau pengukuran sekali saja: disini pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reabilitas dengan uji statistis Cronbach Alpha
(α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Ghozali, 2016:48).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik terlebih dahulu, agar data sampel yang diolah benar-benar
dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini mencakup uji multikolineritas, uji heterokedastisitas dan uji
normalitas. Uji asumsi tersebut secara lebih jelas diuraikan sebagai berikut:
a. Uji Multikolinearitas
Menurut Sudarmanto (2005:136-137) dalam (Rusman, 2015:59)
uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk
membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara
variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen)
lainnya. Pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda, maka terdapat dua atau lebih variabel bebas atau variabel
independen yang diduga akan mempengaruhi variabel terkaitnya
(dependen). Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggung-jawabkan
66
apabila tidak terjadi adanya hubungen yang linear (multikolinieritas)
diantara variabel-variabel independen.
Adanya hubungan yang linear antarvariabel independen akan
menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependennya. Oleh karena itu,
harus benar-benar dapat menyatakan bahwa tidak terjadi adanya
hubungan linear diantara variabel-variabel independen tersebut. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. (Rusman, 2015:59).
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di
dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghazali, 2016:103):
1). Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2). Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di
atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak
berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
67
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
3). Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen makanah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas
yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama
dengan tingkat kolonieritas 0.95. Walaupun multikolonieritas dapat
dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak
mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling
berkorelasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua
pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini
68
tidak terpenuhi, maka penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil
maupun besar dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang
akurat. (Sudarmanto, 2005:148). Sedangkan Suliyanto berpendapat
bahwa heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama. (Rusman, 2015:63)
Menurut Ghozali (2016:134), uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
residual dari satu observasi dengan yang lain. Jika variance dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdatisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Uji
glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen. (Ghozali, 2016:137), dengan rumus:
ǀUtǀ = ∝ + βXt + vt
Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi
adalah jika signifikansinya dibawah tingkat kepercayaan 0,05, yang
berarti bahwa apabila signifikansinya > 0,05 penelitian dapat
dilanjutkan.
69
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak
mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik.
Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan
menngikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi
normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka
tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali, 2005:10).
Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga
dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dalam uji
kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah:
Ho = Sampel berasal dari data/populasi yang terdistribusi normal
Ha = Sampel berasal dari data/populsi yang tidak terdistribusi
normal
70
Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi
dengan normal. Namun, jika nilai sig. >0,05 maka data terdistribusi
dengan normal (Santoso, 2011:193-196).
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefesien Determinasi (Uji R2)
Koefesien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit
dari model regresi. (Ghozali, 2016). Koefisien determinasi merupakan
besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Semakin tinggi koefesien determinasi, semakin tinggi
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada
variabel terikatnya (Suliyanto,2011). Koefesiensi memiliki kelemahan,
yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan dalam
model regresi, dimana penambahan satu variabel bebas dan
pengamatan dalam model anak meningkatkan 𝑅2 meskipun variabel
yang dimasukan itu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikatnya.
Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan
koefesien determinasi yang telah disesuaikan, adjusted R square.
Koefesien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefesien
tersebut telah dikorelasi dengan memasukan unsur jumlah variabel dan
ukuran sample yang digunakan.
71
Dengan menggunakan koefesien determinasi yang disesuaikan
dapat naik atau turun akibat adanya penambahan variabel baru dalam
model (Suliyanto,2011). Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap
koefesien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka
dapat digunakan criteria sebagai berikut (Sugiyono, 2009).
Tabel 3.2
Kriteria Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefesien
Korelasi
Interval koefesien Tingkat hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis
b. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t)
Uji parametrik (parametric test) merupakan instrumen statistik
yang digunakan untuk meneliti seberapa sering hasil pengamatan dapat
terjadi. Salah satu metode ujinya yaitu uji-t yang digunakan untuk
membandingkan mean atau nilai rata-rata sampel yang diamati dengan
nilai rata-rata yang diharapkan secara normal dari distribusi nilai rata-
rata. Uji-t membandingkan nilai rata-rata satu sama lain untuk
menentukan adanya signifikasnsi statistik (Morissan, 2015:330).
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
72
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas
(manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur) terhadap
variabel terikat (penggunaan mobile banking) berpengaruh secara
parsial atau terpisah. Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini
adalah:
1). H0 : b1 = 0, artinya variabel-variabel bebas (manfaat, kemudahan,
kepercayaan dan ketersediaan fitur) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat (penggunaan mobile banking).
2). Ha : b1 ≠ 0, artinya bahwa variabel-variabel bebas (manfaat,
kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (penggunaan
mobile banking).
Menurut Ghozali (2011:99), uji t dilakukan dengan
membandingkan signifikasi t hitung dengan t tabel dengan ketentuan:
1). H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 0,05
2). H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 0,05
Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%), nilai df (degree of freedom)
n-k-1.
73
c. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependent/terikat (Ghozali, 2011:98).
Membuat hipotesis dengan kasus pengujian F-test :
1). H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
dari variabel independen (manfaat, kemudahan, kepercayaan dan
ketersediaan fitur) secara simultan terhadap variabel dependen
(penggunaan mobile banking).
2). Ha : b1, b2, b3, b4 > 0 , artinya ada pengaruh signifikan antara variabel
independen (manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan
fitur) secara simultan terhadap variabel dependen (penggunaan
mobile banking).
Menurut Ghozali (2011:98), uji F dilakukan dengan
membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:
1). H0 diterima dan Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α = 0,05
2). H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > Ftabel untuk α = 0,05
Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi
sebesar 5% (α = 0,05). Jika hasil yang didapat adalah poin nomor 1,
artinya masing-masing variabel independen secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, jika yang didapat sesuai dengan kriteria nomor 2, maka
74
yang artinya masing-masing variabel independen secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda. Yang digunakan untuk bersama-sama menghitung manfaat,
kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur. Model persamaan linier
berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y : Penggunaan mobile banking.
a : Koefisien konstanta.
b1, b2, b3, b4 : koefisien regresi.
X1 : Manfaat
X2 : Kemudahan
X3 : Kepercayaan
X4 : Ketersediaan fitur
e : Residual Error dari masing-masing variabel
E. Oprasional Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yang
diklasifikasikan dalam data terikat (dependen) dan variabel tidak terikat
(independen). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
75
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:59). Variabel
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah penggunaan mobile banking. Menurut
Sugiyono (2014:59) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah manfaat (X1), kemudahan (X2),
kepercayaan (X3) dan ketersediaan fitur (X4).
Variabel-variabel tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa
indikator, yang selanjutnya indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi
beberapa item pernyataan dalam kuesioner menggunakan skala Likert.
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Manfaat (X1)
(Davis, et al.,
1989)
Bekerja Lebih Cepat
(Work More
Quickly)
1. Menggunakan mobile
banking membuat
saya menyelesaikan
tugas lebih cepat
Likert
Kinerja
(Job Performance)
2. Menggunakan mobile
banking
meningkatkan
performa kinerja saya
Meningkatkan
Produktivitas
(Increase
Productivity)
3. Menggunakan mobile
banking
meningkatkan
produktivitas saya
Efektivitas
(Effectiveness)
4. Menggunakan mobile
banking
meningkatkan
efektivitas saya dalam
bekerja
Membuat pekerjaan
lebih mudah
(Makes Job Easier)
5. Menggunakan mobile
banking membuat
pekerjaan saya lebih
mudah
76
Bermanfaat
(Usefull)
6. Secara keseluruhan,
saya merasakan
sistem mobile
banking bermanfaat
dalam pekerjaan saya
Kemudahan
(X2)
(Davis, et al.,
1989)
Mudah Dipelajari
(Easy to Learn)
7. Mempelajari
menggunakan mobile
banking sangat
mudah bagi saya
Likert
Mudah Dikendalikan
(Controllable)
8. Saya merasa mudah
saat mengendalikan
mobile banking
Jelas dan Dapat
Dimengerti
(Clear &
Understandable)
9. Interaksi saya dengan
mobile banking jelas
dan dapat dimengerti
Fleksibilitas
(Flexible)
10. Saya merasa mobile
banking fleksibel
untuk berinteraksi
Mudah untuk
Menjadi Terampil
(Easy to Become
Skillful)
11. Mudah bagi saya
untuk terampil dalam
menggunakan mobile
banking
Mudah Digunakan
(Easy to Use)
12. Secara keseluruhan,
saya merasa sistem
mobile banking
mudah digunakan
Kepercayaan
(X3)
(McKnight,
2011)
Fungsi
(Functionality)
13. Mobile banking
memiliki fungsi yang
dibutuhkan.
14. Mobile banking
memiliki fitur yang
diperlukan untuk
tugas-tugas pengguna.
15. Mobile banking
memiliki kemampuan
untuk melakukan apa
yang ingin pengguna
lakukan.
Likert
Membantu
(Helpfulness)
16. Mobile banking
memberikan panduan
yang kompeten (yang
diperlukan) melalui
fungsi bantuan.
77
17. Mobile banking
menyediakan bantuan
apapun yang
dibutuhkan melalui
fungsi bantuan.
18. Mobile banking
menyediakan saran
yang masuk akal dan
efektif, jika
diperlukan.
Keandalan
(Reliability)
19. Mobile banking
merupakan perangkat
yang sangat handal
(sangat dapat
diandalkan).
20. Mobile banking
konsisten beroperasi
dengan baik
21. Mobile banking
bekerja tanpa
gangguan
Ketersediaan
Fitur (X4)
(Poon, 2008)
Kemudahan Akses
Informasi Tentang
Produk dan Jasa
22. Kemudahan akses
layanan
Likert
Keberagaman
Layanan Transaksi
23. Layanan transfer
pembayaran utilitas
publik (seperti tagihan
listrik, telepon, dll)
24. Kepuasan terhadap
layanan yang
beragam (seperti
transfer sesama bank,
antar bank, transfer
tunai, pembayaran
akademik, zakat dan
asuransi, serta
informasi jadwal
sholat dan hikmah)
Keberagaman Fitur 25. Mengubah User ID
dan Password
26. Keterangan saldo
27. Keterangan kartu
ATM
78
Inovasi Produk 28. Terus-menerus
menyempurnakan
layanan perbankan
Penggunaan
mobile
banking (Y)
(Davis, et al.,
1989) dan
(Muntianah,
dkk., 2012)
Pemakaian Nyata
(Actual Usage)
29. Saya mengakses
mobile banking
selama hari-hari biasa
termasuk liburan.
Likert
Frekuensi
Penggunaan
30. Saya mengakses
layanan mobile
banking hampir setiap
hari.
31. Saya mengakses
layanan mobile
banking selama
minimal rata-rata 3
menit setiap kali
mengunjunginya.
Kepuasan Pengguna 32. Secara keseluruhan
saya merasa puas
dengan kinerja mobile
banking.
33. Saya menyampaikan
kepuasan terhadap
mobile banking
kepada keluarga dan
teman saya.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998
membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah Sistem Perbankan Syariah
di Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis
ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang
dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang
berkepanjangan.
Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,
pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4
(empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu Bank yang kokoh dengan
nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan
salah satu Bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk
keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya merger dengan
beberapa Bank lain serta mengundang investor asing.
80
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran Pengembangan Sistem Ekonomi
Syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi
peluang bagi Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang
bertujuan untuk mengembangkan Layanan Perbankan Syariah di kelompok
perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tim Pengembangan Perbankan
Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan
momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari
Bank Konvensional menjadi Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari Bank
Konvensional menjadi Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta
Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999.
81
PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi
idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh
sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah
yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya
di perbankan Indonesia.
2. Visi Dan Misi Bank Syariah Mandiri
a. Visi
Bank Syariah Terdepan dan Modern (The Leading & Modern
Sharia Bank)
1) Untuk Nasabah
Bank Terpercaya Memberikan Produk dan Layanan yang
terbaik. BSM merupakan bank pilihan yang memberikan manfaat,
menenteramkan dan memakmurkan.
2) Untuk Pegawai
Profesionalisme Integritas Team Work. BSM merupakan bank
yang menyediakan kesempatan untuk beramanah sekaligus berkarir
profesional.
82
3) Untuk Investor
Laba Tumbuh & Berkelanjutan. Institusi keuangan syariah
Indonesia yang terpercaya yang terus memberikan value
berkesinambungan.
b. Misi
Sejalan dengan Visi yang baru, BSM juga menyempurnakan Misi
sebelumnya. Misi BSM yang baru adalah sebagai berikut:
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas ratarata industri
yang berkesinambungan.
2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah.
3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang
sehat.
6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
83
B. Deskripsi Responden
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Persentase
Pria 29 29%
Wanita 71 71%
Total 100 100%
Berdasarkan Tabel 4.1 menyatakan bahwa dari 100 responden di
dominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 71 responden atau setara dengan
71% sedangkan jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29
responden atau setara dengan 29%.
2. Karakteristik Responden Menurut Usia
Tabel 4.2
Usia Responden
Usia
Keterangan Jumlah Persentase
< 21 tahun 27 27%
22 - 28 tahun 70 70%
29 - 35 tahun 1 1%
> 36 tahun 2 2%
Total 100 100%
Berdasarakan Tabel 4.2 terlihat bahwa dari 100 responden,
diantaranya terdiri dari responden yang berusia kurang dari 21 tahun
sebanyak 27 orang atau 27%, usia 29-35 tahun sebanyak 1 orang atau 1%,
usia diatas 36 tahun sebanyak 2 orang atau 2% dan sisanya didominasi oleh
responden berusia 22-28 tahun sebanyak 70 responden atau setara dengan
70%.
84
3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Tingkat Pendidikan Terakhir
Keterangan Jumlah Persentase
SLTA/SMA/SMU 64 64%
Sarjana (S1) 35 35%
Pascasarjana (S2/S3) 1 1%
Total 100 100%
Berdasarkan Tabel 4.3 menyatakan bahwa dari 100 responden di
dominasi oleh responden yang tingkat pendidikan terakhirnya
SLTA/SMA/SMU yang berjumlah 64 orang (64%), sedangkan responden
dengan tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 35 orang (35%) dan
Pascasarjana (S2/S3) sebanyak 1 orang (1%).
4. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Tabel 4.4
Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Keterangan Jumlah Persentase
Pelajar (Mahasiswa) 85 85%
Pegawai Swasta 8 8%
Pegawai BUMN 2 2%
Wiraswasta
(Pengusaha) 4 4%
Pensiunan 1 1%
Total 100 100%
Berdasarkan Tabel 4.4 yang berisi kategori pekerjaan responden
menyatakan bahwa dari 100 responden di dominasi oleh pelajar (mahasiswa),
yaitu sebanyak 71 responden atau setara dengan 71% sedangkan jumlah
responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 8 orang atau 8%,
85
pegawai BUMN sebanyak 2 orang atau 2%, wiraswasta (pengusaha) sebanyak
4 orang dan sisanya sebagai pensiunan sebanyak 1 orang atau 1%.
5. Karakteristik Responden Menurut Tempat Tinggal
Tabel 4.5
Tempat Tinggal Responden
Tempat Tinggal
Keterangan Jumlah Persentase
Jakarta Barat 19 19%
Jakarta Pusat 7 7%
Jakarta Selatan 55 55%
Jakarta Timur 11 11%
Jakarta Utara 7 7%
Kepulauan Seribu 1 1%
Total 100 100%
Terlihat dari Tabel 4.5 Dari 100 responden yang tersebar di 6
wilayah di DKI Jakarta, 55%-nya atau 55 orang bertempat tinggal di Jakarta
Selatan, di Jakarta Barat sebanyak 19 orang atau 19%, Jakarta Pusat sebanyak
7 orang atau 7%, Jakarta Timur sebanyak 11 orang atau 11%, Jakarta Utara
sebanyak 7 orang atau 7% dan yang terakhir Kepulauan Seribu sebanyak 1
orang responden atau 1%.
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation,
pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05
86
maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang
digunakan dalam menentukan valid tidaknya pertanyaan-pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan 95% (α = 5%),
jumlah responden sebanyak 30 responden untuk pra uji, dan dibandingkan
dengan nilai r tabel = 0,3610 yang di dapat dari degree of freedom (df) = n – 2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel pra uji yaitu 30 responden.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r
tabel. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel manfaat,
kemudahan, kepercayaan, dan ketersediaan fitur dengan 30 sampel responden.
a. Variabel Manfaat
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Manfaat
Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X1.1 0,3610 0,587 Valid
X1.2 0,3610 0,682 Valid
X1.3 0,3610 0,661 Valid
X1.4 0,3610 0,692 Valid
X1.5 0,3610 0,669 Valid
X1.6 0,3610 0,743 Valid Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel manfaat memiliki kriteria
valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar
dari 0,3610.
87
b. Variabel Kemudahan
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kemudahan
Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X2.1 0,3610 0,743 Valid
X2.2 0,3610 0,836 Valid
X2.3 0,3610 0,605 Valid
X2.4 0,3610 0,484 Valid
X2.5 0,3610 0,771 Valid
X2.6 0,3610 0,686 Valid Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel kemudahan memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung
lebih besar dari 0,3610.
c. Variabel Kepercayaan
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan
Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X3.1 0,3610 0,810 Valid
X3.2 0,3610 0,728 Valid
X3.3 0,3610 0,812 Valid
X3.4 0,3610 0,553 Valid
X3.5 0,3610 0,562 Valid
X3.6 0,3610 0,527 Valid
X3.7 0,3610 0,784 Valid
X3.8 0,3610 0,791 Valid
X3.9 0,3610 0,381 Valid Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel kepercayaan memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung
lebih besar dari 0,3610.
88
d. Variabel Ketersediaan Fitur
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Ketersediaan Fitur (Awal)
Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X4.1 0,3610 0,469 Valid
X4.2 0,3610 0,652 Valid
X4.3 0,3610 0,724 Valid
X4.4 0,3610 0,288 Tidak Valid
X4.5 0,3610 0,515 Valid
X4.6 0,3610 0,548 Valid
X4.7 0,3610 0,709 Valid
X4.8 0,3610 0,616 Valid Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.9 Menunjukkan bahwa terdapat 1 item pertanyaan yang
tidak valid, yaitu item X3.4 karena nilai r hitungnya lebih kecil dari 0,3610.
Item pertanyaan tersebut memang lebih spesifik digunakan pada layanan
e-banking lain yaitu internet banking. Maka item tersebut dihilangkan dan
dilakukan pengujian ulang terhadap item yang tersisa. Hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Ketersediaan Fitur (Akhir)
Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X4.1 0,3610 0,494 Valid
X4.2 0,3610 0,665 Valid
X4.3 0,3610 0,714 Valid
X4.5 0,3610 0,517 Valid
X4.6 0,3610 0,577 Valid
X4.7 0,3610 0,734 Valid
X4.8 0,3610 0,618 Valid Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
89
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel ketersediaan fitur
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r
hitung lebih besar dari 0,3610.
e. Variabel Penggunaan Mobile Banking
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Penggunaan Mobile Banking
Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
Y.1 0,3610 0,597 Valid
Y.2 0,3610 0,753 Valid
Y.3 0,3610 0,730 Valid
Y.4 0,3610 0,736 Valid
Y.5 0,3610 0,821 Valid Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel memiliki kriteria valid
untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari
0,3610.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghazali, 2013:48). Perhitungan koefisien
Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 20.0.
90
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel manfaat, kemudahan,
kepercayaan, dan ketersediaan fitur dengan 30 sampel responden.
a. Variabel Manfaat
Tabel 4.12
Hasil Uji Reabilitas Variabel Manfaat
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Manfaat 0,745 6 Reliabel Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.12 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel manfaat
sebesar 0,745. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar
dari 0,70.
b. Variabel Kemudahan
Tabel 4.13
Hasil Uji Reabilitas Variabel Kemudahan
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Kemudahan 0,778 6 Reliabel Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.13 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
kemudahan sebesar 0,778. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s
Alpha lebih besar dari 0,70.
c. Variabel Kepercayaan
Tabel 4.14
Hasil Uji Reabilitas Variabel Kepercayaan
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Kepercayaan 0,868 9 Reliabel Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
91
Tabel 4.14 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
kepercayaan sebesar 0,868. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s
Alpha lebih besar dari 0,70.
d. Variabel Ketersediaan Fitur
Tabel 4.15
Hasil Uji Reabilitas Variabel Ketersediaan Fitur
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Ketersediaan Fitur 0,728 7 Reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.15 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
ketersediaan fitur sebesar 0,728. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s
Alpha lebih besar dari 0,70.
e. Variabel Penggunaan Mobile Banking
Tabel 4.16
Hasil Uji Reabilitas Penggunaan Mobile Banking
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Penggunaan Mobile
Banking
0,780 5 Reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Tabel 4.16 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
penggunaan Mobile Banking sebesar 0,780. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
92
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regeresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2016:103).
Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Manfaat 0.752 1.329
Kemudahan 0.635 1.574
Kepercayaan 0.464 2.157
Ketersediaan Fitur 0.492 2.032
a. Dependent Variable: Penggunaan Mobile Banking
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil uji Variance Inflation Factor (VIF)
pada hasil output SPSS tabel coefficients, masing-masing variabel independen
memiliki VIF ≥ 10 dan nilai Tolerance ≤ 0,1. Maka dapat dinyatakan model
regresi linier berganda tidak terdapat multikolinieritas antara variabel
dependen dengan variabel independen yang lain sehingga dapat digunakan
dalam penelitian.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel independen. (Ghozali, 2016:137)
93
Tidak hanya menggunakan gambar dengan pola tertentu namun juga
menggunakan statistik dengan uji glejser. Glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003).
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas.
Jika signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat di
simpulkan model regeresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
(Ghazali, 2016:103).
Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi
adalah jika signifikansinya dibawah tingkat kepercayaan 0,05, yang berarti
bahwa apabila signifikansinya > 0,05 penelitian dapat dilanjutkan.
Tabel 4.18
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.360 1.975 -0.689 0.493
Manfaat 0.166 0.080 0.174 2.063 0.042
Kemudahan 0.248 0.089 0.255 2.779 0.007
Kepercayaan 0.153 0.068 0.243 2.261 0.026
Ketersediaan
Fitur
0.177 0.088 0.209 2.004 0.048
a. Dependent Variable: Penggunaan Mobile Banking
94
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Berdasarkan hasil tabel diatas dari keempat variabel independen
(manfaat, kemudahan, kepercayaan, dan ketersediaan fitur) diperoleh hasil
nilai Sig. >5%. Karena nilai Sig. >5% maka dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat heteroskedastisitas dan hasil uji dapat dilanjutkan. Berdasarkan
gambar 4.1 terlihat bahwa titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y (daerah postif dan negatif) serta tidak berbentuk pola. Jadi,
dapat di ambil kesimpulan bahwa asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi
karena model regresi berganda memiliki asumsi varian residual yang konstan
(homoskedatisitas).
95
3. Uji Normalitas
Uji Normalitas Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan menngikuti arah
garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2005:10). Uji normalitas dengan menggunakan spss menghasilkan
grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Histogram dan Normal P-P Plot
96
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Berdasarkan gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa data
menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histrogram. Jadi, data
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi asumsi
normalitas. Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga
dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov.
Tabel 4.19
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean 0.0000000
Std.
Deviation
2.00508995
Most
Extreme
Differences
Absolute 0.038
Positive 0.038
Negative -0.035
97
Test Statistic 0.999
Asymp. Sig. (2-tailed) .998c
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat signifikansi residual
sebesar 0,998 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
model penelitian memiliki distribusi data normal.
D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Dari hasil pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan
terhadap data yang ada, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.20
Hasil Uji R Square
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 .702a 0.493 0.472 2.047
a. Predictors: (Constant), Ketersediaan Fitur,
Manfaat, Kemudahan, Kepercayaan
b. Dependent Variable: Penggunaan Mobile
Banking
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Dalam tabel 4.12 (model summary) ini menunjukkan bahwa nilai R
Square adalah 0,493 atau 49,3%. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel
independen yaitu manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersedian fitur
98
mampu menjelaskan variabel dependen yaitu penggunaan mobile banking
sebesar 49,3% dan selebihnya 50,7% (100%-49,3%) ditentukan atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisa atau
penelitian regresi ini.
Karena R Square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan
semakin besar angka R Square maka semakin kuat variabelnya. Seperti
diketahui 49,3% pengaruh penggunaan mobile banking dapat dijelaskan oleh
variabel manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersedian fitur. Sisanya
50,9% dipengaruhi oleh variabel lain seperti risiko, kualitas layanan, dan
lainnya yang tidak dalam cakupan penelitian penulis.
2. Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Tabel 4.21
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.360 1.975 -0,689 0.493
Manfaat 0.166 0.080 0.174 2.063 0.042 0.752 1.329
Kemudahan 0.248 0.089 0.255 2.779 0.007 0.635 1.574
Kepercayaan 0.153 0.068 0.243 2.261 0.026 0.464 2.157
Ketersediaan
Fitur
0.177 0.088 0.209 2.004 0.048 0.492 2.032
a. Dependent Variable: Penggunaan Mobile Banking
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
99
Berdasarkan pada tabel uji t di atas, untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individual)
terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Menguji Pengaruh Variabel Manfaat (X1)
Terlihat bahwa t hitung koefisien manfaat adalah 2,063. Sedang t
tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 95 didapat
t tabel adalah 1,985. Variabel manfaat memiliki p-value 0,042 < 0.05
artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (2,063 > 1,985). Maka
dapat disimpulkan bahwa variabel manfaat berpengaruh signifikan
terhadap variabel penggunaan mobile banking secara parsial.
b. Menguji Pengaruh Variabel Kemudahan (X2)
Terlihat bahwa t hitung koefisien kemudahan adalah 2,779.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df =
95 didapat t tabel adalah 1,985. Variabel kemudahan memiliki p-value
0,007 < 0.05 artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel, (2,779 >
1,985). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kemudahan
berpengaruh signifikan terhadap variabel penggunaan mobile banking
secara parsial.
c. Menguji Pengaruh Variabel Kepercayaan (X3)
Terlihat bahwa t hitung koefisien kepercayaan adalah 2,261.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df =
95 didapat t tabel adalah 1,985. Variabel kepercayaan memiliki p-value
0,026 < 0.05 artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel, (2,261 >
100
1,985). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan
berpengaruh signifikan terhadap variabel penggunaan mobile banking
secara parsial.
d. Menguji Pengaruh Variabel Ketersediaan Fitur (X4)
Terlihat bahwa t hitung koefisien ketersediaan fitur adalah 2,004.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df =
95 didapat t tabel adalah 1,985. Variabel ketersediaan fitur memiliki p-
value 0,048 < 0.05 artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel, (2,004
> 1,985). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel ketersediaan fitur
berpengaruh signifikan terhadap variabel penggunaan mobile banking
secara parsial.
3. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Tabel 4.22
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 387.142 4 96.785 23.101 .000b
Residual 398.018 95 4.190
Total 785.160 99
a. Dependent Variable: Penggunaan Mobile Banking
b. Predictors: (Constant), Ketersediaan Fitur, Manfaat, Kemudahan,
Kepercayaan
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Pada tabel 4.22 dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung
sebesar 23,101. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df 1= 4 dan df
101
2 = 95, didapat nilai F tabel = 2,47. Karena nilai F hitung (23,101) > nilai F
tabel (2,47) maka dapat disimpulkan bahwa bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
Dapat dilihat juga nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05. Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
penggunaan mobile banking atau dengan kata lain variabel manfaat,
kemudahan, kepercayaan, dan ketersediaan fitur secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel penggunaan mobile
banking.
E. Uji Analisis Regresi Liniear berganda
Penelitian ini menggunakan model analisi liniear berganda untuk
pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini menggunakan input berdasarkan
data yang di peroleh dari kuesioner. Perhitungan statistik yang digunakan dalam
analisi liniear berganda yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS
versi 20. Hasil pengolahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
102
Tabel 4.23
Hasil Uji Analisis Liniear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.360 1.975 -0,689 0.493
Manfaat 0.166 0.080 0.174 2.063 0.042 0.752 1.329
Kemudahan 0.248 0.089 0.255 2.779 0.007 0.635 1.574
Kepercayaan 0.153 0.068 0.243 2.261 0.026 0.464 2.157
Ketersediaan
Fitur
0.177 0.088 0.209 2.004 0.048 0.492 2.032
a. Dependent Variable: Penggunaan Mobile Banking
Sumber: data diolah dengan SPSS 20.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.23 di peroleh hasil persamaan regresi sebagai
berikut:
Y= a+ b1X1 + bX2 + b3X3 + b4X4 + e
Y= -1,360 + 0,166 X1+ 0,248 X2+ 0,153 X3 + 0,177 X4 + e
Keterangan:
a : Konstanta
X1 : Manfaat
b1 : Koefisien arah regresi variabel X1
X2 : Kemudahan
b2 : Koefisien arah regresi variabel X2
X3 : Kepercayaan
103
b3 : Koefisien arah regresi variabel X3
X4 : Ketersediaan Fitur
b4 : Koefisien arah regresi variabel X3
Y : Penggunaan Mobile Banking
e : Residual Error dari masing-masing variabel
Dari hasil pengujian regresi linier berganda terdapat persamaan yang
menunjukkan koefisien regresi dari keempat variabel bebas (b1,b2,b3,b4)
bertanda positif (+) hal ini berarti bahwa bila variabel manfaat, kemudahan,
kepercayaan, dan ketersediaan fitur terpenuhi mengakibatkan penggunaan
mobile banking akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika bertanda negatif (-
) hal ini berarti bahwa bila variabel manfaat, kemudahan, kepercayaan, dan
ketersediaan fitur tidak terpenuhi akan mengakibatkan penggunaan mobile
banking akan menurun. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Apabila nilai variabel yang terdiri dari manfaat, kemudahan, kepercayaan,
dan ketersediaan fitur mempunyai nilai nol, maka variabel penggunaan
mobile banking akan tetap sebesar -1,360, karena nilai konstanta
menunjukkan nilai sebesar -1,360. Namun skala likert yang digunakan dalam
penelitian ini mulai dari 1-5, sehingga variabel X tidak mungkin sama
dengan 0. Dengan demikian intersep yang bernilai negatif tersebut tidak
perlu diinterpretasikan.
b. Nilai koefisien manfaat (X1) sebesar 0.166 menunjukkan bahwa variabel
manfaat (X1) berpengaruh positif terhadap penggunaan mobile banking.
104
Artinya semakin besar manfaat mobile banking yang diterima penggunanya,
maka penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri akan meningkat.
c. Nilai koefisien kemudahan (X2) sebesar 0.248 menunjukkan bahwa variabel
kemudahan (X2) berpengaruh positif terhadap penggunaan mobile banking.
Artinya semakin besar kemudahan mobile banking yang diterima
penggunanya, maka penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri akan
meningkat.
d. Nilai koefisien kepercayaan (X3) sebesar 0,153 menunjukkan bahwa
variabel kepercayaan (X3) berpengaruh positif terhadap penggunaan mobile
banking. Artinya semakin besar kepercayaan mobile banking yang diterima
penggunanya, maka penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri akan
meningkat.
e. Nilai koefisien ketersediaan fitur (X4) sebesar 0,177 menunjukkan bahwa
variabel ketersediaan fitur (X4) berpengaruh positif terhadap penggunaan
mobile banking. Artinya semakin besar ketersediaan fitur mobile banking
yang diterima penggunanya, maka penggunaan mobile banking Bank
Syariah Mandiri akan meningkat.
Dari persamaan regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa
variabel kemudahan adalah variabel yang paling mempengaruhi secara
signifikan yaitu sebesar 0,248 atau 24,8%.
105
F. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Manfaat terhadap Penggunaan Mobile Banking
Berdasarkan tabel 4.50 di atas, variabel manfaat mempunyai nilai
signifikan 0,042 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel manfaat secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah
Mandiri.
Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan oleh Radityo Febri Hapsara (2015) yang menyatakan bahwa
kegunaan (manfaat) berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking.
Sejalan juga dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Amit Shankar
(2016) yang juga menunjukkan bahwa usefulness (kegunaan atau manfaat)
berpengaruh positif pada perilaku pemakaian mobile banking. Namun tidak
bertentangan dengan penelitian Syamsul Hadi dan Novi yang menyatakan
bahwa persepsi nasabah atas manfaat tidak berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan mobile banking.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hadi dan Novi
(2015) tingkat kemanfaatan mobile banking akan mempengaruhi sikap
nasabah terhadap sistem tersebut. Apabila seseorang merasakan manfaat
atas suatu layanan, maka ia akan menggunakan layanan tersebut dan
106
begitupun sebaliknya. Maka manfaat seharusnya memiliki peran yang
besar terhadap penggunaan mobile banking termasuk pula di bank syariah.
Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel manfaat
berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Hal ini disebabkan nasabah dapat merasakan manfaat atas penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri antara lain dapat bekerja lebih
cepat, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktifitas, efektif dan
membuat pekerjaan lebih mudah.
2. Pengaruh Kemudahan terhadap Penggunaan Mobile Banking
Berdasarkan tabel 4.50 di atas, variabel kemudahan mempunyai nilai
signifikan 0,007 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kemudahan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah
Mandiri.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Radityo Febri Hapsara (2015) yang menyatakan bahwa kemudahan
berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Amit Shankar (2016) yang juga menunjukkan bahwa ease to
use (kemudahan penggunaan) berpengaruh positif pada perilaku pemakaian
mobile banking. Namun bertentangan dengan penelitian Syamsul Hadi dan
Novi yang menyatakan bahwa persepsi nasabah atas kemudahan tidak
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking.
107
Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Jogiyanto
(2008) bahwa jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah
digunakan, maka ia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia
tidak akan menggunakannya. Dalam penelitian ini sistem informasi tersebut
merupakan mobile banking yang bila penggunanya merasa mudah
menggunakan mobile banking, maka ia akan menggunakannya begitu pula
sebaliknya.
Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel kemudahan
berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Hal ini disebabkan nasabah merasa mudah saat menggunakan mobile
banking Bank Syariah Mandiri sehingga nasabah tetap menggunakannya
untuk keperluan perbankan.
3. Pengaruh Kepercayaan terhadap Penggunaan Mobile Banking
Berdasarkan tabel 4.50 di atas, variabel pengetahuan mempunyai
nilai signifikan 0,026 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah
Mandiri.
Hasil penelitian ini mendukung hasil Penelitian yang di lakukan oleh
Radityo Febri Hapsara (2015) yang menyatakan bahwa kepercayaan
berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Murat Mahad, Shahimi Mohtar, dan Abdul Aziz Othman
108
(2015) yang juga menunjukkan bahwa Persepsi kepercayaaan memiliki efek
positif signifikan pada minat penggunaan mobile banking. Begitu pula
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hsiu-Fen Lin (2011) yang
menyatakan variabel kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat prilaku
menggunakan (atau terus menggunakan) mobile banking.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh McKnight et al.
(2011) bahwa kepercayaan pengguna muncul berdasarkan pengetahuan
pengalaman teknologi. Bila teknologi tersebut memiliki komponen fungsi
(funcionality), membantu (helpfulness), dan kehandalan (reliability) maka
pengguna teknologi memiliki kepercayaan terhadap teknologi tersebut
(dalam hal ini mobile banking) dan akan menggunakannya.
Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel kepercayaan
berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri.
Hal ini disebabkan layanan mobile banking Bank Syariah Mandiri memiliki
komponen fungsi, membantu, dan kehandalan saat digunakan oleh nasabah,
sehingga nasabah tetap menggunakannya untuk keperluan perbankan.
4. Pengaruh Ketersediaan Fitur terhadap Penggunaan Mobile Banking
Berdasarkan tabel 4.50 di atas, variabel ketersediaan fitur
mempunyai nilai signifikan 0,048 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau
menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile banking Bank
Syariah Mandiri.
109
Hasil penelitian ini mendungkung penelitian yang dilakukan oleh
Wai-Ching Poon (2008) bahwa ketersediaan fitur berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pengguna layanan e-banking. Dan ia mengungkapkan
bahwa ketersediaan fitur sebagai faktor manajemen operasional bank yang
sangat penting untuk keberhasilan e-banking (termasuk di dalamnya mobile
banking).
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Chavda dan
Solanki (2014) bahwa fitur yang luar biasa, kemudahan dan aksesibilitas
yang membuat mobile banking sangat menarik bagi konsumen.
Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel ketersediaan
fitur berpengaruh terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah
Mandiri. Hal ini disebabkan layanan mobile banking Bank Syariah Mandiri
memiliki kemudahan akses informasi, fitur yang beragam, serta inovasi
produk yang diperlukan oleh nasabah, sehingga nasabah tetap
menggunakannya untuk keperluan perbankan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel manfaat berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri, didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,063
dan tingkat signifikansi sebesar 0,042. Hal ini berarti semakin tinggi
manfaat maka akan meningkatkan penggunaan mobile banking Bank
Syariah Mandiri.
2. Variabel kemudahan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri, didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,779
dan tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti semakin tinggi
kemudahan maka akan meningkatkan penggunaan mobile banking Bank
Syariah Mandiri.
3. Variabel kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri, didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,261
dan tingkat signifikansi sebesar 0,026. Hal ini berarti semakin tinggi
kepercayaan maka akan meningkatkan penggunaan mobile banking Bank
Syariah Mandiri.
4. Variabel ketersediaan fitur berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri, didasarkan pada hasil uji t sebesar
111
2,004 dan tingkat signifikansi sebesar 0,048. Hal ini berarti semakin tinggi
ketersediaan fitur maka akan meningkatkan penggunaan mobile banking
Bank Syariah Mandiri.
5. Variabel manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri. Hal ini didasarkan pada hasil uji f sebesar
23,101 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti semakin
tinggi variabel manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur
secara bersama-sama maka akan meningkatkan penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan implikasi yang mungkin dapat bermanfaat diantaranya:
1. Bagi Nasabah
Penelitian ini dapat digunakan oleh nasabah sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan penggunaan mobile banking pada bank syariah
agar memperhatikan terlebih dahulu aspek manfaat, kemudahan,
kepercayaan dan ketersediaan fitur sebelum menggunakan mobile
banking, karena manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
mobile banking Bank Syariah Mandiri
112
.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan
referensi mengenai bank umum syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang topik sejenis yaitu
manfaat, kemudahan, kepercayaan dan ketersediaan fitur terhadap
penggunaan mobile banking Bank Syariah Mandiri. Selain itu juga dapat
dijadikan bahan referensi tambahan bagi kepustakaan pihak kampus.
3. Bagi Perusahaan
Pihak Manajemen Bank Syariah Mandiri dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk mencari indikator apa saja yang dirasa kurang optimal
oleh pengguna mobile banking Bank Syariah Mandiri, sehingga dapat
dilakukan evaluasi guna meningkatkannya. Dan untuk indikator yang
dirasa sudah optimal, maka Bank Syariah Mandiri dapat terus menjaga
konsistensi agar dapat bersaing dengan mobile banking bank lain.
C. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Bagi Perusahaan
a. Dilihat dari karakteristik responden yang telah dihimpun, sebagian
besar terdiri dari nasabah usia produktif (15-64 tahun) sehingga
113
sebaiknya Bank Syariah Mandiri memberikan layanan keuangan
berbasis mobile banking yang sesuai minat dan kebutuhan para
nasabah usia produktif.
b. Sebagian besar responden merupakan pelajar, ini merupakan bukti
bahwa masyarakat khususnya pelajar mudah menerima teknologi baru
(dalam hal ini mobile banking). Untuk itu perlu ditambahkan lagi
layanan keuangan terkait pembayaran akademik yang mencangkup
banyak perguruan tinggi di Indonesia agar nasabah dapat dengan
mudah melakukan pembayaran akademiknya melalui mobile banking
Bank Syariah Mandiri.
c. Untuk karakteristik tempat tinggal, responden pengguna mobile
banking Bank Syariah Mandiri yang jumlahnya paling sedikit berada
di wilayah Kepulauan Seribu. Bisa saja dikarenakan tidak adanya
kantor pusat maupun kantor cabang Bank Syariah Mandiri di wilayah
tersebut yang menyebabkan nasabah sulit mendaftar sebagai
pengguna mobile banking, karena syarat utama sebagai pengguna
ialah mendaftarkan di kantor cabang Bank Syariah Mandiri terdekat.
Sehingga bank disarankan untuk membuka lebih banyak cabang agar
lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
d. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa manfaat, kemudahan,
kepercayaan dan ketersediaan fitur terhadap penggunaan mobile
banking Bank Syariah Mandiri. Oleh karena itu, pihak bank umum
syariah disarankan untuk terus memperhatikan indikator-indikator
114
tersebut dengan cara meningkatkan aspek-aspek tersebut untuk
menunjang layanan perbankan online seperti mobile banking,
sehingga penggunaan layanan mobile banking semakin meningkat dan
dapat meningkatkan efisiensi oprasional perbankan.
2. Bagi Akademisi
Bagi peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan
penggunaan mobile banking pada bank syariah. Dengan menambah
periode penelitian serta jumlah sampel, mengganti objek penelitian pada
bank tertentu, mengganti proksi yang digunakan, dan menambah variabel
penelitian lain sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dan B. S. Prambudi. 2014. Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi
Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang
Nasabah Bank dalam Menggunakan Internet Banking (Studi pada Program
Layanan Internet Banking BRI). Jurnal Studi Manajemen. 8(1): 1-11.
Ahmed, E. M. dan G.S. Phin. 2016. Factors Influencing the Adoption of Internet
Banking in Malaysia. Journal of Internet Banking and Commerce. 21(1): 1-
28.
Audi, M. F, et al. 2016. Adoption of Mobile Banking Applications in Lebanon.
Journal of Internet Banking and Commerce 21(1): 1-15.
Bangkara, R. P. dan M. N. P. S. Harta. 2016. Pengaruh Perceived Usefulness dan
Perceived Easy of Use Pada Minat Penggunaan Internet Banking dengan
Attitude Toward Using sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 16(3): 2408-2434.
Bharti M. 2016. Impact of Dimensions of Mobile Banking on User Statisfaction.
Journal of Internet Banking and Commerce 21(1): 1-22.
Chasbiandani T., dan Pandansari T. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepercayaan Dan Keputusan Penggunaan Mobile Banking:
Modifikasi Delone dan Mclean. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan
PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora 6(2): 445-452.
116
Chavda, M. B., dan Solanki, A. 2014. An Empirical Study on Adoption of The
Mobile Banking Services in Ahmedabad City. Eduved Global Management
Research 1(1): h. 31-37.
Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. 13(3): 319-339.
Direktorat Perbankan Syariah. 2009. Mobile Banking iB.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Fadare O. A. 2009. A Survey on Perceived Risk and Intention of Adopting Internet
Banking. Journal of Internet Banking and Commerce 21(1): 1-21.
Fatimah, E. O. dan A. M. A. Suyanto. 2016. Analysis Factor of Using Internet
Banking in Indonesia. Management and Organizational Studies 3(2): 10-
15.
Federal Reserve Board. 2016. Consumers and Mobile Financial Services 2016.
Board of Governors of the Federal Reserve System: Washington, DC.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Edisi 8. Cetakan Kedelapan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Gumussoy, C. A. 2016. Factors Affecting Users. Decision to Continue Using
Mobile Banking in Turkey. International Journal Mobile Communications
14(4): 411-430.
117
Hadi, S. dan Novi. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Layanan
Mobile Banking. Jurnal Ekonomi dan Bisnis OPTIMUM. 5(1): 55-67.
Hapsara, R. F. 2015. Pengaruh Kegunaan, Kemudahan, Resiko dan Kepercayaan
Terhadap Penggunaan Mobile Banking (Studi pada nasabah Bank BRI
Kantor Cabang Solo Kartasura). Naskah Publikasi Ilmiah Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.
Ifham, A. 2015. Ini Lho Bank Syariah! Memahami Bank Syariah dengan Mudah.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kotler, P dan Keller, K. L. 2016. Marketing Management. 15th ed. Pearson.
Mahad, M., dkk. 2015. The Effect of Perceived Trust of Mobile Banking Services
in Malaysia. International Academic Research Journal of Business and
Technology 1(2): h. 1-7.
McKnight, D. Harrison, et all. 2011. Trust In A Specific Technology: An
Investigation Of Its Components And Measures. ACM Transactions on
Management Information Systems, 2(2) Article 12: h. 1-25
MEF. 2015. Country Report: Indonesia Supported By Part Of The Mef Global
Consumer Survey Series.
Morissan. 2015. Metode Penelitian Survei. Prenadamedia Group. Jakarta.
Munir, M. M. M. 2016. E-Banking Service Quality and Customer Statisfaction of
a State Owned Schedule Bank of Bangladesh. Journal of Internet Banking
and Commerce 21(1): h. 1-11.
118
Muntianah, S. T., dkk. 2012. Pengaruh Minat Perilaku Terhadap Actual Use
Teknologi Informasi Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model.
Jurnal Profit 6(1): h. 88-113.
Nisa, D. D., dkk. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah
Menggunakan Layanan Internet Banking Mandiri. Jurnal Manajemen 13(1):
h. 73-89.
Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Bijak Ber-Electronic Banking. Otoritas Jasa
Keuangan. Jakarta.
. Perbankan. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2016.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/POJK.03/2014 Layanan Keuangan
Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif. Tambahan Lembaran
Negara Replubik Indonesia Nomor 5628. Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta.
Pertiwi, F. dan V. V. Adhivinna. 2014. Pengaruh Risiko, Manfaat Dan Kemudahan
Penggunaan Terhadap Kepercayaan Nasabah Dalam Menggunakan Internet
Banking Di Yogyakarta (Studi Kasus pada Nasabah Bank Mandiri). Jurnal
Akmenika 13(3): h. 421-434.
Poon, W. C. 2008. Users’ Adoption of E-Banking Services: The Malaysian
Perspective. Journal of Business & Industrial Marketing 23(1): h. 59-69.
PT Bank Syariah Mandiri. 2015. Laporan Tahunan. Jakarta: Laporan Tahunan 2015
Semangat Perubahan Untuk Menang.
119
. 2015. Sustainability Report. Jakarta: Sustainability Report 2015 Semangat
Perubahan Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan.
Rusman, T. 2015. Statistika Penelitian; Aplikasinya dengan SPSS. Cetakan
Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Shankar, A. 2016. Factor Affecting Mobile Banking Adoption Behavior in India.
Journal of Internet Banking and Commerce, 21(1): h. 1-24.
Shen, J. 2016. Exploring Trust and Enjoyment in Social Commerce: A Cross-
Cultural Research Proposal. Emergent Research Forum Papers. Twenty-
second Americas Conference on Information Systems: San Diego.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
______. 2014. Metode Penelitian Kunatitati, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Alfabeta. Bandung.
Suharyadi dan Purwanto S.H. 2011. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.
Sulastini, N. P. dan I. G. K. Warmika. 2014. Aplikasi TAM, Persepsi Risiko, dan
Kepercayaan dalam Menjelaskan Niat Menggunakan Internet Banking. E-
Journal Manajemen Universitas Udayana, Bali 3(4): h. 1100-1118.
Sutabri, T. 2016. Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi). Edisi Kedua. Cetakan
Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Widiyanto, I. 2008. Metodologi Penelitian. BP Undip. Semarang.
120
Williams, S., et al. 2011. Competing with the Mega-Banks through Mobile & Web
Channels. Presentation Gonzo Banker Publication. Cornerstone Advisors,
INC: Scottsdale.
Yahya, R. dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik
Kontenporer. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.
Yusnaini. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Internet Banking Terhadap Kepuasan
Dan Loyalitas Konsumen Pada Bank Swasta. Jurnal Dinamika Akuntansi
2(1): 1-9.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MANFAAT, KEMUDAHAN, KEPERCAYAAN, DAN
KETERSEDIAAN FITUR TERHADAP PENGGUNAAN MOBILE BANKING
NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI
Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Manfaat,
Kemudahan, Kepercayaan, dan Ketersediaan Fitur Terhadap Penggunaan Mobile
Banking Nasabah Bank Syariah Mandiri”, maka saya:
Nama : Risma Afifah
NIM : 1113085000065
Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Perbankan Syariah
Judul Skripsi : “Pengaruh Manfaat, Kemudahan, Kepercayaan, dan
Ketersediaan Fitur Terhadap Penggunaan Mobile Banking
Nasabah Bank Syariah Mandiri”
Mohon ketersediaan Saudara/i ntuk menjadi responden dengan mengisi
lembar kuesioner ini. Mengingat data yang saya kumpulkan ini sangat berarti dan
pengaruhnya terhadap hasil penelitian ini, maka saya mohon kepada responden
122
untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan benar. Peneliti menjamin kerahasiaan
identitas dan setiap jawaban responden. Atas ketersediaan dan bantuan para
responden untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Risma Afifah
Apakah anda nasabah Bank Syariah Mandiri?
Ya Tidak
*Jika jawaban anda Ya, silahkan lanjutkan pertanyaan selanjutnya. Jika
jawaban anda Tidak, silahkan berhenti sampai disini, karena responden yang
saya ambil adalah nasabah Bank Syariah Mandiri, terima kasih.
Apakah Anda pengguna mobile banking Bank Syariah Mandiri (BSM
Mobile)?
Ya Tidak
*Jika jawaban anda Ya, silahkan lanjutkan pertanyaan selanjutnya. Jika
jawaban anda Tidak, silahkan berhenti sampai disini, karena responden yang
saya ambil adalah nasabah yang menggunakan aplikasi BSM Mobile, terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menggunakan mobile banking BSM?
< 1 tahun 1 tahun > 1 tahun
Apa profesi Anda saat ini?
Pegawai Swasta Wiraswasta (Pengusaha)
Pegawai Negeri Sipil Akademisi
Tanggal pengisian:
...........................................................................................................
123
A. Profil Responden
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang ada:
1. Nama :.............................................................................
Pria Wanita 2. Jenis Kelamin :
3. Usia Anda saat ini :
< 21 tahun 28 - 35 tahun
22 < 27 tahun > 36 tahun
4. Tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang Anda tempuh saat ini:
SD SMP SMA S3
Sarjana (S1) Pasca Sarjana (S2/S3)
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Isilah data diri anda sebelum melakukan pengisian kuesioner.
2. Berikut ini keterangan alternatif pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
SS Sangat Setuju
S Setuju
N Netral/Cukup Setuju
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan
memberi tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada kotak yang
disediakan dibawah ini:
124
Manfaat (X1)
No. Pernyataan Penilaian
STS TS N S SS
Bekerja Lebih Cepat (Work More Quickly)
1. Menggunakan mobile banking BSM
membuat saya menyelesaikan tugas lebih
cepat.
Kinerja (Job Performance)
2. Menggunakan mobile banking BSM
meningkatkan performa kinerja saya.
Meningkatkan Produktivitas (Increase Productivity)
3. Menggunakan mobile banking BSM
meningkatkan produktivitas saya.
Efektivitas (Effectiveness)
4. Menggunakan mobile banking BSM
meningkatkan efektivitas saya dalam
bekerja.
Membuat pekerjaan lebih mudah (Makes Job Easier)
5. Menggunakan mobile banking BSM
membuat pekerjaan saya lebih mudah.
Bermanfaat (Usefull)
6. Secara keseluruhan, saya merasakan sistem
mobile banking BSM bermanfaat dalam
pekerjaan saya.
Kemudahan (X2)
No. Pernyataan Penilaian
STS TS N S SS
Mudah Dipelajari (Easy to Learn)
7. Mempelajari menggunakan mobile banking
BSM sangat mudah bagi saya.
125
Mudah Dikendalikan (Controllable)
8. Saya merasa mudah saat mengendalikan
mobile banking BSM.
Jelas dan Dapat Dimengerti (Clear & Understandable)
9. Interaksi saya dengan mobile banking BSM
jelas dan dapat dimengerti.
Fleksibilitas (Flexible)
10. Saya merasa mobile banking BSM fleksibel
untuk berinteraksi.
Mudah untuk Menjadi Terampil (Easy to Become Skillful)
11. Mudah bagi saya untuk terampil dalam
menggunakan mobile banking BSM.
Mudah Digunakan (Easy to Use)
12. Secara keseluruhan, saya merasa sistem
mobile banking BSM mudah digunakan.
Kepercayaan (X3)
No. Pernyataan Penilaian
STS TS N S SS
Fungsi (Functionality)
13. Mobile banking BSM memiliki fungsi yang
saya butuhkan.
14. Mobile banking BSM memiliki fitur yang
diperlukan untuk tugas-tugas saya.
15. Mobile banking BSM memiliki kemampuan
untuk melakukan apa yang ingin saya
lakukan.
Membantu (Helpfulness)
16. Mobile banking BSM memberikan panduan
yang kompeten (yang diperlukan) melalui
fungsi bantuan.
126
17. Mobile banking BSM menyediakan bantuan
apapun yang saya butuhkan melalui fungsi
bantuan.
18. Mobile banking BSM menyediakan saran
yang masuk akal dan efektif, jika
diperlukan.
Keandalan (Reliability)
19. Mobile banking BSM merupakan perangkat
yang sangat handal (sangat dapat
diandalkan).
20. Mobile banking BSM konsisten beroperasi
dengan baik
21. Mobile banking BSM bekerja tanpa
gangguan
Ketersediaan Fitur (X4)
No. Pernyataan Penilaian
STS TS N S SS
Kemudahan Akses Informasi Tentang Produk dan Jasa
22. Terasa mudah saat mengakses layanan
mobile banking BSM.
Keberagaman Layanan Transaksi
23. Tersedia layanan transfer pembayaran
utilitas publik (seperti tagihan listrik,
telepon, dll).
24. Saya merasa kepuasan terhadap
keberagaman layanan yang tersedia dalam
mobile banking BSM.
Keberagaman Fitur
25. Saya dapat mencetak laporan rekening
melalui layanan mobile banking BSM.
127
26. Tersedia fitur layanan untuk merubah User
ID dan Password dalam mobile banking
BSM.
27. Tersedia fitur keterangan saldo.
28. Saya dapat mengakses keterangan
mengenai Kartu Kredit dan ATM
Inovasi Produk
29. Mobile banking BSM terus-menerus
menyempurnakan layanan perbankan.
Penggunaan mobile banking (Y)
No. Pernyataan Penilaian
STS TS N S SS
Actual Usage
30. Saya mengakses mobile banking BSM
selama hari-hari biasa termasuk liburan.
Frekuensi Penggunaan
31. Saya mengakses layanan mobile banking
BSM hampir setiap hari.
32. Saya mengakses layanan mobile banking
BSM selama minimal rata-rata 3 menit
setiap kali mengunjunginya.
Kepuasan Pengguna
33. Secara keseluruhan saya merasa puas
dengan kinerja mobile banking BSM.
34. Saya menyampaikan kepuasan saya
terhadap mobile banking BSM kepada
keluarga dan teman saya.
128
Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden
No. Manfaat
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 Total
1 4 3 3 3 4 3 20
2 4 3 4 3 3 4 21
3 3 2 3 3 3 4 18
4 2 3 2 3 3 3 16
5 3 2 4 3 3 3 18
6 3 4 3 4 3 4 21
7 4 3 3 4 4 4 22
8 4 3 3 3 3 3 19
9 5 5 5 5 5 4 29
10 4 4 3 5 4 4 24
11 4 3 3 3 3 3 19
12 4 3 3 3 4 3 20
13 3 3 3 5 3 3 20
14 4 3 5 3 3 4 22
15 5 3 4 4 4 4 24
16 3 4 4 4 4 4 23
17 3 3 3 4 3 3 19
18 4 3 3 5 4 4 23
19 3 4 4 3 4 4 22
20 5 3 3 3 3 3 20
21 3 3 2 2 3 2 15
22 4 3 4 4 4 4 23
23 3 4 3 4 4 4 22
24 3 3 3 4 3 3 19
25 4 4 3 5 3 4 23
26 3 3 3 2 4 3 18
27 4 3 3 4 3 4 21
28 3 3 4 3 4 4 21
29 4 3 3 3 4 4 21
30 4 3 3 3 3 3 19
31 4 3 5 3 4 3 22
32 4 5 3 3 4 4 23
33 3 3 3 3 3 4 19
34 3 3 4 3 3 4 20
35 2 3 2 2 3 2 14
36 5 3 3 4 3 3 21
37 3 3 3 4 3 3 19
129
38 4 4 4 3 3 3 21
39 3 3 3 3 3 3 18
40 3 2 3 3 3 3 17
41 3 3 3 4 4 3 20
42 5 3 3 5 4 4 24
43 4 4 5 4 3 5 25
44 3 4 3 3 3 3 19
45 3 3 4 3 3 4 20
46 4 4 3 3 3 4 21
47 3 3 3 3 3 3 18
48 3 3 4 3 5 4 22
49 5 5 3 4 5 5 27
50 3 3 4 4 3 4 21
51 3 3 4 4 3 4 21
52 3 3 3 3 3 3 18
53 3 3 3 3 3 3 18
54 2 4 3 3 4 4 20
55 3 3 3 4 3 3 19
56 5 5 4 3 3 5 25
57 3 3 3 3 3 3 18
58 3 3 3 3 2 3 17
59 4 4 4 4 4 4 24
60 3 4 4 5 4 4 24
61 4 4 4 4 4 4 24
62 3 4 4 4 3 4 22
63 3 5 3 3 3 4 21
64 4 3 4 4 3 4 22
65 3 4 3 4 4 4 22
66 3 3 3 2 3 3 17
67 4 4 3 3 3 3 20
68 4 4 4 4 4 4 24
69 3 2 2 2 3 3 15
70 3 4 3 4 3 3 20
71 4 3 4 3 3 3 20
72 2 2 3 3 2 3 15
73 3 3 2 2 3 3 16
74 3 3 3 3 2 3 17
75 3 2 3 3 3 3 17
76 3 4 4 3 3 4 21
77 3 3 3 3 4 3 19
78 3 3 3 2 2 3 16
130
79 2 2 3 3 3 3 16
80 3 3 3 3 4 4 20
81 4 4 4 4 4 5 25
82 3 3 3 3 3 4 19
83 3 3 3 3 3 3 18
84 4 4 3 4 4 4 23
85 3 3 3 3 3 3 18
86 2 2 2 2 3 3 14
87 3 3 3 3 3 4 19
88 3 3 4 3 3 3 19
89 3 4 4 3 3 4 21
90 2 2 2 2 3 3 14
91 3 3 3 2 3 3 17
92 4 4 3 3 4 4 22
93 3 3 2 3 3 3 17
94 4 3 3 3 4 4 21
95 3 3 3 3 3 3 18
96 2 2 2 3 2 3 14
97 3 2 3 2 2 3 15
98 3 4 3 3 3 3 19
99 3 3 3 3 3 3 18
100 4 2 3 3 3 3 18
No. Kemudahan
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 Total
1 4 3 4 3 4 4 22
2 4 4 3 4 3 4 22
3 3 3 3 4 3 4 20
4 3 3 3 2 3 3 17
5 3 2 4 3 3 3 18
6 4 4 3 4 4 4 23
7 4 4 4 3 4 4 23
8 3 4 3 3 4 3 20
9 5 5 4 4 5 5 28
10 4 5 4 4 5 4 26
11 3 4 3 4 3 3 20
12 4 4 4 3 3 4 22
13 4 3 3 4 3 4 21
14 4 4 3 4 3 5 23
15 4 5 4 3 4 4 24
131
16 4 4 4 4 4 4 24
17 3 3 3 4 3 4 20
18 4 4 4 3 3 4 22
19 5 4 4 3 3 4 23
20 4 4 3 4 3 3 21
21 3 2 3 3 2 3 16
22 4 4 4 3 5 4 24
23 3 4 4 4 4 4 23
24 3 3 3 2 2 4 17
25 4 4 4 4 4 4 24
26 4 3 3 3 4 3 20
27 4 4 3 4 3 4 22
28 4 4 4 3 4 4 23
29 4 4 4 4 4 4 24
30 3 3 3 4 4 4 21
31 3 3 4 3 3 3 19
32 4 3 4 4 3 4 22
33 4 4 4 4 4 4 24
34 4 4 4 5 5 4 26
35 3 3 4 3 4 3 20
36 3 4 3 3 3 3 19
37 4 3 3 5 4 4 23
38 5 4 4 5 3 4 25
39 3 3 3 3 3 3 18
40 4 3 2 4 3 3 19
41 5 4 5 3 3 4 24
42 4 3 4 3 4 4 22
43 5 5 5 5 5 5 30
44 3 3 3 3 3 3 18
45 3 3 3 3 3 3 18
46 5 3 4 3 3 4 22
47 4 3 4 3 3 3 20
48 4 4 4 4 4 4 24
49 5 5 5 5 5 5 30
50 3 4 3 3 3 3 19
51 4 4 4 3 4 4 23
52 3 3 3 3 3 3 18
53 4 3 3 5 4 4 23
54 4 3 4 3 4 4 22
55 4 3 3 3 4 4 21
56 4 3 4 3 3 4 21
132
57 4 4 5 4 5 4 26
58 5 5 4 5 4 4 27
59 4 4 4 4 4 4 24
60 3 4 5 5 4 4 25
61 5 4 4 5 4 4 26
62 3 4 4 4 3 3 21
63 4 3 3 4 3 3 20
64 4 4 4 4 3 4 23
65 4 4 4 4 4 4 24
66 3 3 3 4 3 3 19
67 4 3 4 3 4 4 22
68 3 4 4 4 3 4 22
69 4 3 4 5 3 4 23
70 3 3 4 4 5 3 22
71 5 4 4 3 4 4 24
72 4 4 3 5 3 4 23
73 4 4 4 4 3 4 23
74 4 4 5 3 4 4 24
75 5 4 4 5 4 4 26
76 5 3 5 5 5 4 27
77 4 4 4 4 5 4 25
78 4 4 3 3 3 3 20
79 5 5 5 5 5 5 30
80 4 4 4 4 4 4 24
81 5 5 4 5 4 4 27
82 3 3 3 3 2 3 17
83 4 4 4 5 4 5 26
84 4 4 4 5 4 4 25
85 4 4 3 4 4 4 23
86 5 5 4 4 5 5 28
87 3 3 3 4 3 3 19
88 4 5 3 4 4 4 24
89 5 4 3 5 4 4 25
90 4 3 4 4 4 4 23
91 3 4 4 4 3 4 22
92 4 4 4 4 3 4 23
93 4 4 3 3 4 4 22
94 4 4 4 3 3 4 22
95 3 4 4 4 4 4 23
96 3 3 4 3 3 3 19
97 3 5 3 3 3 4 21
133
98 4 4 4 3 4 5 24
99 4 4 4 3 4 4 23
100 4 4 3 3 3 5 22
No. Kepercayaan
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 Total
1 4 3 4 3 4 3 3 2 3 29
2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 32
3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 26
4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 23
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 33
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
8 4 4 4 4 5 4 4 3 3 35
9 5 5 5 5 4 4 4 5 4 41
10 5 3 4 4 5 4 5 4 4 38
11 2 4 3 3 2 4 4 4 3 29
12 4 3 3 4 4 4 4 3 3 32
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 28
14 3 4 4 3 3 4 4 4 3 32
15 3 4 3 4 4 4 3 4 4 33
16 5 4 5 4 4 4 4 4 3 37
17 3 3 3 3 4 3 4 3 3 29
18 4 4 4 3 3 4 5 4 3 34
19 4 3 4 3 3 3 4 4 4 32
20 4 3 4 2 2 4 4 4 3 30
21 2 3 3 3 3 3 2 2 2 23
22 3 4 3 4 5 5 3 3 4 34
23 4 3 3 4 4 4 4 4 3 33
24 2 2 2 3 3 3 2 3 3 23
25 5 5 4 3 3 3 4 4 4 35
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
27 4 3 4 4 3 3 3 4 3 31
28 4 3 3 4 3 4 3 4 3 31
29 5 5 5 4 4 4 5 5 4 41
30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 28
31 4 4 4 3 3 4 3 2 2 29
32 4 5 4 4 5 5 2 2 3 34
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
34 4 4 4 4 5 4 4 4 3 36
134
35 3 4 3 2 3 3 2 1 1 22
36 3 4 4 3 3 4 3 4 4 32
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
38 4 4 4 5 5 4 4 4 4 38
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
40 3 3 3 4 3 4 3 3 2 28
41 5 5 5 5 5 3 3 3 2 36
42 4 4 4 4 4 2 4 4 3 33
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
44 4 5 5 4 3 3 3 3 2 32
45 4 4 4 4 4 4 3 4 2 33
46 5 3 3 4 4 4 5 4 2 34
47 3 3 4 4 3 3 3 3 2 28
48 3 4 4 4 3 3 4 4 3 32
49 4 5 5 5 5 5 5 4 4 42
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
51 4 4 5 4 4 4 4 4 3 36
52 4 4 3 4 4 3 4 3 3 32
53 4 4 4 3 3 4 4 3 2 31
54 5 5 5 3 4 4 5 3 2 36
55 4 4 4 4 3 3 4 4 4 34
56 3 3 4 3 3 3 4 2 2 27
57 3 3 3 3 3 3 4 2 3 27
58 4 4 4 4 4 4 3 4 3 34
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
60 3 4 4 3 3 4 3 3 3 30
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
62 4 4 4 3 3 3 3 4 4 32
63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
64 2 2 5 4 4 5 5 4 4 35
65 3 4 3 3 4 4 4 3 3 31
66 4 4 4 3 3 3 4 3 3 31
67 4 5 5 3 4 3 4 3 3 34
68 4 4 4 3 4 3 4 4 3 33
69 4 5 4 4 4 4 4 4 3 36
70 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
71 5 5 5 5 5 5 5 5 3 43
72 3 4 4 4 3 4 4 2 3 31
73 3 4 3 3 3 3 4 2 3 28
74 4 5 5 4 4 3 5 4 4 38
75 5 5 5 4 3 4 5 2 2 35
135
76 4 5 5 4 4 4 4 5 3 38
77 4 3 3 3 3 3 3 2 2 26
78 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
79 5 5 5 3 3 4 5 2 2 34
80 4 4 4 4 3 3 4 3 2 31
81 5 5 5 3 3 4 4 3 3 35
82 4 4 4 3 4 3 3 3 3 31
83 4 5 4 4 4 4 4 3 3 35
84 4 5 5 4 4 4 5 4 3 38
85 3 4 4 4 3 4 4 4 3 33
86 3 4 4 3 3 3 4 3 2 29
87 3 4 3 4 4 3 3 3 2 29
88 4 5 3 5 3 4 4 3 2 33
89 4 4 5 3 3 4 4 3 3 33
90 4 4 4 4 4 4 4 3 3 34
91 4 4 4 3 4 4 4 3 2 32
92 4 4 4 4 4 4 3 3 2 32
93 4 4 4 4 4 3 3 3 2 31
94 4 5 4 3 4 4 3 3 2 32
95 3 3 3 4 4 4 5 3 2 31
96 3 4 3 4 3 3 4 2 2 28
97 3 4 4 4 4 4 3 3 2 31
98 4 3 3 3 4 4 4 3 3 31
99 3 4 3 3 4 3 4 2 2 28
100 2 4 2 3 2 3 4 2 2 24
No. Ketersediaan Fitur
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 Total
1 4 4 4 3 4 4 3 26
2 3 4 4 4 3 3 4 25
3 4 3 4 3 4 3 2 23
4 4 3 3 3 4 3 3 23
5 3 3 3 3 3 3 3 21
6 3 4 3 4 4 4 3 25
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 2 26
9 4 5 5 4 5 5 5 33
10 4 5 4 5 4 5 4 31
11 4 3 3 4 4 4 3 25
12 4 4 3 4 3 3 4 25
136
13 3 5 4 5 4 4 4 29
14 4 3 4 4 4 4 3 26
15 4 4 4 5 3 4 3 27
16 4 4 4 4 4 4 4 28
17 4 3 3 4 4 3 4 25
18 4 4 4 3 3 4 5 27
19 4 5 4 5 4 3 4 29
20 4 5 2 4 3 4 3 25
21 2 3 2 4 3 3 2 19
22 3 4 4 4 5 5 4 29
23 4 4 4 4 4 4 3 27
24 4 4 4 3 4 3 5 27
25 4 5 3 4 5 4 3 28
26 3 3 3 3 3 3 3 21
27 4 3 4 5 4 4 3 27
28 3 4 3 3 4 3 3 23
29 3 5 4 3 3 4 4 26
30 4 3 4 4 4 4 3 26
31 4 4 3 4 4 4 3 26
32 3 4 3 4 4 4 4 26
33 5 4 4 4 4 4 4 29
34 4 4 4 4 4 4 4 28
35 2 4 3 4 4 4 3 24
36 3 3 3 3 5 3 3 23
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 5 5 4 4 4 4 4 30
39 3 3 3 3 3 3 3 21
40 3 3 3 2 3 3 4 21
41 5 5 5 5 5 5 3 33
42 4 4 4 4 4 4 4 28
43 5 5 5 5 5 5 5 35
44 4 4 3 2 4 4 4 25
45 4 4 3 4 3 3 4 25
46 5 4 4 5 5 3 5 31
47 4 4 2 4 4 3 4 25
48 4 4 4 4 5 2 3 26
49 5 5 4 4 5 5 5 33
50 4 4 4 4 4 3 3 26
51 5 4 4 4 3 5 4 29
52 3 4 3 3 3 3 3 22
53 3 4 4 4 5 5 4 29
137
54 4 5 4 4 5 2 5 29
55 4 2 3 4 4 4 3 24
56 5 4 4 4 3 3 4 27
57 4 4 3 4 4 5 5 29
58 4 4 4 5 5 4 4 30
59 4 4 4 4 4 4 4 28
60 4 4 4 4 4 4 5 29
61 4 4 4 4 4 4 4 28
62 4 3 4 4 4 4 4 27
63 5 5 5 5 5 5 5 35
64 4 4 4 4 4 3 3 26
65 4 4 4 4 4 3 4 27
66 3 5 3 5 5 4 5 30
67 4 4 4 5 5 4 3 29
68 4 4 4 5 5 4 4 30
69 4 4 4 5 5 4 4 30
70 3 3 3 4 4 3 4 24
71 5 5 4 4 4 4 4 30
72 4 3 4 3 3 2 3 22
73 5 4 5 5 4 3 3 29
74 5 5 4 4 5 5 5 33
75 5 5 4 4 4 4 5 31
76 4 5 5 4 4 4 5 31
77 1 4 1 4 4 3 1 18
78 4 4 4 4 5 4 4 29
79 5 5 4 4 5 4 4 31
80 4 4 3 4 5 4 4 28
81 4 5 5 4 5 4 3 30
82 4 4 4 4 5 3 3 27
83 4 4 4 4 4 4 3 27
84 4 5 4 4 5 4 4 30
85 4 4 4 4 3 4 4 27
86 4 4 3 4 4 4 3 26
87 3 4 3 4 4 3 3 24
88 4 4 4 4 3 3 3 25
89 4 3 3 3 3 4 3 23
90 3 3 3 3 3 4 3 22
91 3 4 3 4 4 3 3 24
92 3 4 3 3 4 3 4 24
93 4 4 4 4 4 4 3 27
94 3 4 3 3 4 3 4 24
138
95 4 4 4 4 4 3 4 27
96 3 3 3 3 3 4 3 22
97 4 5 4 4 5 2 2 26
98 4 4 4 4 4 4 3 27
99 3 3 4 3 3 3 3 22
100 4 2 3 4 4 4 3 24
No. Penggunaan Mobile Banking
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Total
1 4 3 2 4 3 16
2 3 3 2 4 3 15
3 4 2 2 3 3 14
4 3 2 4 3 4 16
5 2 2 2 2 2 10
6 3 3 3 4 4 17
7 3 3 2 4 4 16
8 4 2 2 2 2 12
9 5 5 5 5 5 25
10 4 5 4 5 5 23
11 3 3 2 3 3 14
12 4 3 2 3 4 16
13 4 3 3 3 4 17
14 3 3 4 4 4 18
15 5 3 4 4 3 19
16 4 3 4 4 4 19
17 3 2 3 4 3 15
18 4 3 3 4 5 19
19 3 2 2 4 4 15
20 5 4 4 4 5 22
21 3 3 4 2 2 14
22 5 2 4 4 4 19
23 4 2 4 3 2 15
24 3 2 2 4 2 13
25 3 3 4 5 5 20
26 3 3 3 3 3 15
27 4 2 2 4 3 15
28 4 2 3 4 3 16
29 4 1 2 4 4 15
30 3 3 3 4 4 17
31 3 2 2 4 4 15
139
32 5 4 4 3 4 20
33 4 4 4 4 4 20
34 4 4 4 4 4 20
35 3 2 3 2 2 12
36 4 3 4 4 3 18
37 4 2 4 4 4 18
38 3 3 3 4 4 17
39 3 3 3 3 3 15
40 5 2 2 3 4 16
41 3 3 5 3 3 17
42 4 2 4 4 3 17
43 4 4 4 5 5 22
44 2 3 1 3 4 13
45 4 2 2 3 3 14
46 5 4 1 3 5 18
47 2 2 2 4 5 15
48 4 4 4 4 3 19
49 5 5 3 5 5 23
50 4 3 3 3 3 16
51 4 3 3 4 3 17
52 3 3 3 3 2 14
53 4 3 3 3 4 17
54 5 5 5 4 5 24
55 4 2 4 4 2 16
56 4 3 4 4 3 18
57 4 3 4 4 3 18
58 4 4 4 4 4 20
59 4 4 4 4 4 20
60 3 3 3 4 4 17
61 4 4 4 4 4 20
62 3 2 2 4 3 14
63 5 3 4 4 4 20
64 2 4 4 4 3 17
65 4 4 4 4 4 20
66 3 3 3 3 3 15
67 3 3 4 4 3 17
68 4 4 4 4 3 19
69 4 4 3 4 4 19
70 4 4 4 4 4 20
71 3 3 4 4 4 18
72 3 3 3 4 2 15
140
73 3 3 3 3 1 13
74 5 4 4 5 4 22
75 5 3 3 4 3 18
76 4 3 3 4 5 19
77 2 2 3 3 2 12
78 4 2 4 5 4 19
79 4 3 3 4 3 17
80 4 3 4 4 3 18
81 4 4 4 4 4 20
82 3 2 3 3 2 13
83 3 4 3 4 4 18
84 5 5 5 4 3 22
85 4 3 4 3 4 18
86 4 3 4 3 3 17
87 4 4 3 3 3 17
88 4 4 4 3 3 18
89 4 3 3 4 3 17
90 3 2 3 3 2 13
91 5 4 3 4 3 19
92 5 2 4 3 4 18
93 4 4 4 4 3 19
94 4 3 4 4 4 19
95 4 3 4 4 2 17
96 4 3 3 4 3 17
97 5 3 3 4 3 18
98 4 4 4 4 3 19
99 4 3 3 3 3 16
100 2 2 2 3 3 12
141
Lampiran 3: Hasil Data Statistik SPSS
A. Analisis Deskriptif
142
B. Statistik Deskriptif
143
144
145
146
147
148
149
C. Uji Validitas Data
1. Variabel Manfaat
2. Variabel Kemudahan
150
3. Variabel Kepercayaan
4. Variabel Ketersediaan Fitur
151
5. Variabel Penggunaan Mobile Banking
152
D. Uji Realibilitas Data
1. Variabel Manfaat
2. Variabel Kemudahan
153
3. Variabel Kepercayaan
154
4. Variabel Ketersediaan Fitur
a. Uji Data Awal
b. Uji Data Kedua
155
5. Variabel Penggunaan
156
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
157
2. Uji Heteroskedastisitas
158
159
3. Uji Glejser
160
161
4. Uji Normalitas
162
F. Pengujian Hipotesis
Uji Koefesien Determinasi (Uji R2, Uji F dan Uji t)
163
164
G. Analisis Regresi Linier Berganda
top related