pengaruh konsentrasi kopi robusta sebagai...
Post on 09-Mar-2018
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN
PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN
KOMPOSIT NANOHIBRIDA
NI MADE GISKA PUTRI ADIGUNA
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.010
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2014
ii
PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN
PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN
KOMPOSIT NANOHIBRIDA
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Oleh:
Ni Made Giska Putri Adiguna
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.010
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Sumantri, drg., M.Kes
NPK : 826 985 138
Pembimbing II
I Gst Agung Ayu Hartini, drg.,M.Biomed.
NPK : 826 595 208
iii
Halaman Pengasahan Penguji dan Pengsahan Dekan
Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara
pembuatan skripsi dengan judul : “PENGARUH KONSENTRASI KOPI
ROBUSTA SEBAGAI BAHAN PERENDAMAN PADA PERUBAHAN
WARNA RESIN KOMPOSIT NANOHIBRIDA” yang telah dipertanggung
jawabkan oleh calon sarjana yang bersangkutan pada tanggal 21 Februari 2014.
Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.
Denpasar, 21 Februai 2014
Tim Penguji Skripsi
FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar
Ketua,
Sumantri, drg., M.Kes
NPK : 826 985 138
Anggota : Tanda Tangan
1. I Gst Agung Ayu Hartini,drg.,M.Biomed 1………………..
NPK : 826 595 208
2. I Gusti Ngurah Bagus Tista,drg.,M.Biomed 2………………..
NPK : 826 985 205
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
P.A. Mahendri Kusumawati., drg., M.Kes., FISID.
NIP 19590512 198903 2 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN
PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT
NANOHIBRIDA” Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar untuk
memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) dari akademi dalam rangka mencapai
gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG).
Mengingat keterbatasan penulis maka penulis sangat menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar tanpa
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Yth. Sumantri, drg.,M.Kes selaku dosen pembimbing I dan penguji, atas
segala upaya dan bantuan beliau dalam mengarahkan, membimbing dan
memberi petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Yth. I Gst Agung Ayu Hartini, drg., M.Biomed selaku pembimbing II dan
penguji, atas segala bimbingan, petunjuk, dan masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Yth. I Gst Ngurah Bagus Tista, drg., M.Biomed selaku dosen penguji yang
telah bersedia menguji serta memberikan koreksi dan masukan yang berharga
kepada penulis.
4. Yth. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
v
5. Seluruh civitas akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar, Staf, Dosen, yang telah membantu penulis secara
langsung maupun tidak langsung.
Kepada kedua orang tua penulis yang terkasih Bapak Drs Made Suparta
dan Ibu Ni Nyoman Sutarmi S.H serta seluruh keluarga besar, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya atas dukungan, doa, semangat serta
material, yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan sarjana
dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
teman seperjuangan di Lab. Konservasi Gekta, Manik, Mitha, dan Ayu Mirah
serta orang spesial yang selalu membantu dalam penyusunan skripsi ini Putra
terimakasih atas semangat yang telah diberikan. Sahabatku Memes, Tiwi, Yuna,
Helta Zhipit, Risca dan kepada seluruh sahabat Cranter 2010 yang telah
memberikan dukungan dan semangat dalam menulis skripsi ini serta seluruh pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
kurang sempurna karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis.
Namun demikian, skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang be
rkepentingan.
Denpasar, 21 Februari 2014
Penulis
vi
PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN
PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN
KOMPOSIT NANOHIBRIDA
Abstrak
Resin komposit adalah material sewarna gigi yang saat ini diminati
masyarakat sebagai bahan tambal restorasi karena memilki nilai estetik yang baik
dan dapat digunakan untuk gigi anterior maupun posterior. Resin komposit
memiliki sifat menyerap air secara difusi pada matriks resin dan absorpsi pada
bahan pengisi. Kopi dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit
nanohibrida karena memiliki zat asam dan tannin yang menyebabkan perubahan
warna pada resin komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh perendaman larutan kopi hitam jenis robusta dengan konsentrasi 0,8%,
1,6%, dan 3,2% terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini resin komposit nonohibrida
berdiameter 15mm dan ketebalan 2mm, sebanyak 12 buah yang dibagi menjadi 3
kelompok. Sampel direndam dengan saliva buatan selama 24 jam lalu diukur
perubahan warna menggunakan alat uji shade guide. Kemudian direndam ke
dalam larutan kopi hitam dengan konsentrasi 0,8%, 1,6%, dan 3,2. Perendaman
dilakukan selama 7 hari. Setelah perendaman diukur nilai prubahan warna dengan
alat uji shade guide. Hasil penelitian diuji secara statistik dengan uji one way
Anova dan LSD 0,05
Hasil uji Anova satu jalur menunjukkan adanya pengaruh variasi
konsentrasi larutan kopi hitam terhadap perubahan warna resin komposit
nanohibrida (p<0,05). Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan perubahan
warna secara signifikan akibat perendaman dengan larutan kopi hitam jenis
robusta.
Kata kunci : Resin komposit nanohibrida, perubahan warna, konsentrasi larutan.
vii
Effect of robusta coffe concentration as immersion material
for the change of colour resin composit Nanohibrida
Abstract
Resin composites are tooth-colored material that is currently interested in
the community as a restoration material because it has good aesthetic value and
can be used for anterior and posterior teeth. Resin composites have absorbing
properties of water diffusion in the resin matrix and adsorption on the filler.
Coffee reportedly can cause discoloration of the resin composite nanohibrida
because it has acidity and tannins that cause discoloration of the resin composite.
The purpose of this study was to determine the effect of immersion solution
robusta coffee black with a concentration of 0.8%, 1.6% and 3.2% of the
composite resin color change nanohibrida.
The sample in this study was a composite resin nonohibrida with diameter
15mm and thickness 2mm, as many as 12 pieces were divided into 3 groups.
Samples were soaked in artificial saliva for 24 hours and then measured changes
in the color of your shade using test equipment. Then proceed soaked in a solution
of black coffee with a concentration of 0.8%, 1.6%, and 3.2. Soaking is done for 7
days. After soaking the measured value with test equipment Interchangeability
color shade guide. Research result were statistically tested by one way Anova and
LSD 0,05
Anova test results showed the influence of the path variation of the
concentration of the solution to changes in the color of black coffee nanohibrida
composite resin (p <0.05). LSD test results showed significant differences in
change in color due to immersion in a solution of black coffee Robusta.
Keywords: nanohibrida composite resin, discoloration, concentration of the
solution.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ...................................................................... ii
Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan ...................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
DAFTAR I SI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
A. Resin Komposit .............................................................................. 4
B. Resin komposit Nanohibrida ........................................................... 15
C. Diskolorisasi Resin Komposit ......................................................... 15
D. Minuman Kopi ............................................................................... 16
E. Hipotesis ........................................................................................ 18
F. Kerangka Pikir ............................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 20
A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 20
C. Sampel penelitian ............................................................................ 20
D. Variabel Penelitian ........................................................................... 21
E. Definisi Operasional......................................................................... 21
F. Alat dan Bahan ................................................................................. 22
G. Prosedur Penelitian........................................................................... 25
H. Alur Penelitian ................................................................................. 28
I. Analisis Data .................................................................................... 29
ix
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 30
A. Deskripsi Data ................................................................................ 30
B. Hasil Pengamatan ........................................................................... 31
C. Hasil Analisis data ........................................................................... 32
BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................. 36
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 39
A.Simpulan ............................................................................................. 39
B. Saran ................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40
LAMPIRAN ....................................................................................................... 42
x
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 1. Klasifikasi dari resin komposit................................................... 11
Tabel 2. Hasil pengamatan diskolorisasi resin komposit ......................... 31
Tabel 3. Uji normalitas data ..................................................................... 32
Table 4 Uji homogenitas ........................................................................ 33
Table 5 Uji statistic one way anova ........................................................ 33
Table 6 Uji LSD ...................................................................................... 34
Grafik 1 Grafik rata-rata perubahan warna............................................... 35
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka konsep penelitian ........................................................... 19
Gambar 2 Sedotan pipet,nierbeken,lightcure .............................................. 23
Gambar 3 Pinset,instrument plastis, ............................................................ 23
Gambar 4 Handscon,masker,vaseline ......................................................... 23
Gambar 5 Shade guide,timbangan digital ................................................... 24
Gambar 6 Tempat spesimen merendam resin komposit ............................. 24
Gambar 7 Saliva buatan,kopi robusta,komposit nanohibrida ..................... 24
Gambar 8 Pembuatan sampel resin komposit ............................................. 25
Gambar 9 Tahap penyinaran resin komposit .............................................. 25
Gambar 10 Bubuk kopi yang di timbang ...................................................... 26
Gambar 11 Perendaman resin komposit ....................................................... 27
Gambar 12 Pengukuran sampel .................................................................... 27
Gambar 13 Alur penelitian ............................................................................ 28
xii
DAFTAR SINGKATAN
TEGD MA : trietilen glikol dimetakrilat.
UDEMA : urethane dimetakrilat
BA : barium
Sr : Strontium
Zr : Zirconium
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan yang sangat menonjol di bidang restorasi gigi pada saat ini
ditandai dengan dikembangkannya material resin komposit yang banyak
digunakan sebagai material restorasi. Resin komposit adalah salah satu bahan
restorasi yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang masing-masing
mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Resin komposit merupakan salah satu
material restorasi pada kedokteran gigi yang telah digunakan sejak 30 tahun lalu.
Resin komposit merupakan bahan tumpatan pilihan yang potensial dan terus
berkembang dengan sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan terhadap
jaringan gigi sehingga memungkinkan penggunaan resin komposit untuk gigi
anterior maupun posterior (Sularsih dan Sarianoferni 2007).
Material ini mempunyai estetik yang lebih baik dibanding restorasi lain,
Keunggulan lainnya adalah warna yang mirip dengan struktur gigi asli, shrinkage
rendah, absorpsi cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi
dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi. Namun selama pemakaian
dapat mengalami perubahan warna. Perubahan warna resin komposit terjadi
karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat disebabkan oleh
bahan resin komposit itu sendiri yaitu: jenis filler, perubahan resin matrik, kurang
kuatnya penyinaran menyebabkan perubahan dari resin matrik itu sendiri dan
perubahan antar muka antara matrik dan filler, monomer sisa yang tidak
terpolimerisasi pada waktu polimerisasi. Stabilitas warna resin matrik juga rendah,
2
karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan. Perubahan warna bahan
restorasi resin komposit merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan
atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit tersebut
berada, misalnya: kopi, teh, wine, minuman ringan, nikotin, obat kumur serta
plak dan oral hygiene yang rendah (Dewi dkk 2012). Salah satu minuman yang
sering dikonsumsi dan dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit
adalah kopi. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan minum kopi dengan
frekuensi rata-rata dua cangkir sehari pada usia 30-39 tahun (Wardani 2012).
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan
ekstraksi biji tanaman kopi. kopi telah dicatat sejak abad ke-9. Pertama kali kopi
hanya ada di Ethopia, yang mana sejarahnya biji kopi ditanam oleh orang Ethopia
di dataran tinggi. Kopi secara taksonomi, tergolong dalam famili Rubiacaea, dan
genus coffea. Menurut para ahli gizi mengkonsumsi kopi secara berlebihan
mengakibatkan efek yang buruk karena bahan-bahan bahaya yang terkandung di
dalamnya. Kandungan kimia yang terdapat didalam kopi adalah Kafein,
Ethyphenol, Quinic Acid, Dicaffeoylquinic Acid, Dimethyl Disulfide,
Acetylmethylcarbinol, Putrescine, Trigonelline, Niacin. Kafein atau zat tannin
yang terdapat pada kopi dapat menyebabkan diskolorisasi pada restorasi resin
komposit. Lebih dari 80% pasien khawatir dengan perubahan warna pada bahan
tambal resin komposit yang mereka gunakan. Perubahan warna ini merupakan
salah satu penyebab dilakukannya penggantian bahan tambal resin komposit.
Proses ini tidak hanya merugikan uang dan waktu pasien tetapi juga menambah
waktu kerja dokter gigi (Effendi dkk 2012).
3
Menurut Chan dkk. (1980 cit. Farhanny) pada penelitian sebelumnya telah
melaporkan bahwa kopi menyebabkan diskolorisasi dari pada teh dan minuman
cola. Oleh karena itu perubahan warna pada resin komposit terjadi karena sifat
resin yang dapat mengabsorpsi cairan maka perlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh perubahan warna resin komposit terhadap perendaman larutan kopi
hitam dengan konsentrasi 0,8%,1,6% dan 3,2%.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan apakah ada
pengaruh perubahan warna resin komposit terhadap perendaman larutan kopi
hitam dengan konsentrasi 0,8%,1,6% dan 3,2%.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan warna resin
komposit pada perendaman dengan menggunakan kopi dengan konsentrasi kopi
0,8%,1,6% dan 3,2%.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan dokter gigi
mengenai bahan restorasi resin komposit.
2. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi
dan masyarakat mengenai pengaruh kopi terhadap bahan tambalan resin
komposit
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Resin Komposit
Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau
lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan
itu sendiri. Perkembangan bahan restorasi gigi komposit dimulai dari akhir
tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk
memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem
resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecendrungan berubah warna,
mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat.
Percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA yang
memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi (Anusavice 1996).
Penggunaan Resin komposit sudah sangat umum dalam bidang kedokteran
gigi, karena berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap restorasi
yang estetis dan kekuatan sifat mekanis yang adekuat. Resin komposit ini
terdiri dari empat komponen utama yaitu matriks polimer organik, partikel
filler inorganic, coupling agent, dan system inisiator-aktivator (Putriyanti dkk
2012).
1. Komposisi Resin Komposit
a. Resin matriks
Merupakan bahan dasar utama dalam komposit. BIS-GMA,
urethane dimetakrilat (UEDMA) dan trietilen glikol dimetakrilat
(TEGDMA) bahan ini merupakan dimetakrilat yang umum digunakan
4
5
dalam komposit gigi. Kegunaanya untuk mengontrol konsistensi pasta
komposit. Matriks terdiri dari banyak monomer ikatan karbon rantai ganda
yang disebut dengan grup fungsional yang bereaksi membentuk rantai
polimer melalui polimer melalui polimerisasi (Anusavice 1996).
b. Bahan pengisi atau filler
Dimasukannya partikel bahan pengisi ke dalam suatu matriks
secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-
benar berikatan dengan matriks. Bila tidak, partikel bahan pengisi dapat
melemahkan bahan. Bahan pengisi halus yaitu Quartz, Lithium aluminium
silicate, barium, strontium, zinc. Bahan pengisi sangat halus yaitu colloidal
silica particles. Radiopak bahan pengisi disebabkan oleh sejumlah kaca
dan porselen yang mengandung logam berat seperti Barium (Ba),
strontium (Sr) dan Zirconium (Zr). Kaca pengisi yang paling sering
dipakai adalah kaca barium. Filler bahan pengisi dimasukan ke dalam
suatu matrik untuk mengurangi kontraksi polimerisasi, mengurangi muai
termis komposit, meningkatkan sifat mekanis komposit, mengurangi
penyerapan air, kelunakan, dan pewarnaan (Anusavice 1996).
c. Coupling agent
Coupling agent berfungsi membentuk ikatan yang baik antara resin
matriks dengan bahan pengisi atau filler. Aplikasi bahan coupling yang
tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan
kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang antar-
muka bahan pengisi dan resin (Anusavice 1996).
6
2. Sistem activator-inisiator
Monomer metal metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi
dengan mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal
bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan
energi ekternal (panas dan dingin). Karena komposit gigi penggunaan
langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia (Anusavice
1996).
3. Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Polimerisasi
Resin komposit berdasarkan mekanisme polimerisasi atau
aktivasinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: resin komposit diaktivasi
kimia dan resin komposit diaktivasi sinar.
a. Diaktivasi kimiawi
Resin yang diaktifkan secara kimiawi terdiri dari dua pasta yang
mengandung inisiator benzoil peroksida dan aktivator amin tersier. Bila
kedua pasta diaduk, amin tersier bereaksi dengan benzoil peroksida
membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai. Bahan-
bahan ini biasanya digunakan untuk restorasi dan pembuatan inti yang
pengerasannya tidak dengan sumber sinar (Anusavice 1996).
b. Diaktivasi Sinar
Sistem pertama yang diaktikan dengan sinar menggunakan sinar
ultra violet untuk merangsang radikal bebas. Dewasa ini komposit yang
diaktikan dengan ultra violet telah diganti dengan system yang diaktifkan
sinar yang dapat dilihat dengan mata, yang secara nyata meningkatkan
kemampuan berpolimerisasi lapisan yang lebih tebal sampai 2 mm.
7
Komposit yang diaktifkan dengan sinar tampak lebih luas penggunaannya
dibandingkan bahan yang diaktifkan secara kimia. Komposit gigi yang
mengeras dengan sinar terdiri dari satu pasta saja. Sistem pembentuk
radikal bebas yang terdiri atas molekul-molekul fotoinisiator
champoroquinone dan aktivator amin terdapat dalam pasta tersebut. Bila
kedua komponen ini tidak disinari, maka keduanya tidak akan bereaksi.
Sebaliknya, bila disinari dengan panjang gelombang yang tepat akan
merangsang fotoinisiator bereaksi dengan aktivator amin tersier
membentuk radikal bebas (Anusavice 1996).
4. Penghambat (inhibitor)
Untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari
monomer, bahan penghambat ditambahkan pada system resin.Penghambat
ini mempunyai potensi reaksi yang kuat dengan radikal bebas. Bila radikal
bebas telah terbentuk, seperti dengan suatu pemaparan singkat terhadap
sinar ketika bahan dikeluarkan dari kemasan, bahan penghambat bereaksi
dengan radikal bebas, dan kemudian menghambat perpanjangan rantai
dengan mengakhirikemampuan radikal bebas untuk mengawali proses
polimerisasi. Bila semua bahan penghambat telah dipakai, perpanjangan
rantai akan terjadi. Bahan penghambat untuk umum dipakai adalah
butylated hydroxytoluene dengan konsentrasi 0,01% berat (Khairina
2000).
8
5. Modifier optic
Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedoteran gigi
harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat
menyerupai struktur gigi. Warna dapat diperoleh dengan menambahkan
pigmen yang berbeda. Bahan pigmen ini terdiri dari oksida logam berbeda
yang ditambahkan dalam jumlah sedikit. Translusensi atau opasitas dibuat
untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin. Untuk meningkatkan
opasitas, pabrik pembuat menambahkan titanium oksid dan alumunium
oksid dalam jumlah kecil (0,001-0,007% berat) dalam oksid karena
komposit tersebut merupakan bahan pembuat opak yang efektif (Khairina
2000).
6. Sifat fisik
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik
sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan,
waktu pengerasan dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan
dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:
a. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang
disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna
resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi,
teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi
dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks.
Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus
memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai
9
struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan
dengan warna email dan dentin (Taufiksanjaya 2012).
b. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah
dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk
pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-
masing jenis bahan resin komposit berbeda (Taufiksanjaya 2012).
a. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik
sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran
dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi
sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan
setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah
mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi
dengan menggunakan abrasive rotary (Taufiksanjaya 2012).
7. Sifat mekanis
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan
faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas.
Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif,
aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung
bahan resin komposit diantaranya yaitu
a. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu
berkontak disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara
10
kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan
email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan
ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada
email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta
retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang
diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud
menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut yaitu
dentin bonding agent (Taufiksanjaya 2012).
b. Kekuatan dan Keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih
unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya
tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini
untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan
yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang
sehingga akhirnya filler lepas (Taufiksanjaya 2012).
8. Sifat Khemis
Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah
serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk
dari sejumlah molekul-molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang
terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat
ditemukan pada ujung-ujung rantai atau pada ujung-ujung rantai
percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali
digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA). Resin
ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang
11
tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal
metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2
cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk
mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti
trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan (Taufiksanjaya
2012).
9. Klasifikasi Resin komposit
Resin komposit dapat diklasifikasikan ke berbagai jenis.
Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, jenis resin komposit dibagi
empat,yakni konvensional/tradisional, pasi mikro, partikel kecil, hybrid
(Anusavice 1996).
Tabel 1. Klasifikasi dari resin komposit
Klasifikasi Resin Komposit Rata-Rata Ukuran Partikel (μm)
Komposit Konvensional 8-12
Komposit Pasi Mikro 1-5
Komposit Partikel Kecil 0,04-0,4
Komposit Hibrid 0,6-1,0
a. Resin Komposit Konvensional
Resin komposit konvensional adalah resin komposit yang
dikembangkan selama tahun 1970-an dan sudah sedikit dimodifikasi
selama bertahun-tahun. Resin komposit konvensional sering disebut juga
dengan resin komposit tradisional atau pasi mikro. Disebut pasi mikro
dikarenakan partikel pasi pada resin komposit memiliki ukuran yang lebih
12
besar. Bahan pengisi yang paling sering digunakan untuk bahan komposit
ini adalah quartz giling. Secara umum resin komposit konvensional lebih
tahan terhadap abrasi dibandingkan dengan akrilik tanpa bahan pengisi.
Namun bahan ini memiliki permukaan yang kasar disebabkan oleh karena
abrasi pada waktu penggunaan dimana matriks resin yang lunak terlepas
dari partikel keras yang lebih resisten. Adapun kekurangan dari resin
komposit konvensional adalah permukaan yang kasar dan cenderung untuk
berubah warna (Anusavice 1996).
b. Komposit Pasi Mikro
Untuk mengatasi masalah kekasaran pada permukaan komposit
konvensional maka dikembangkan suatu bahan yang menggunakan
partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Komposit pasi
mikro memiliki sifat fisik dan mekanik yang kurang dibandingkan dengan
komposit konvensional. Hal ini dikarenakan 50-70% volume bahan
restorasi dibuat dari resin. Jumlah resin yang lebih banyak dibandingkan
dengan bahan pengisi menyebabkan penyerapan air yang lebih tinggi,
koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi dan penurunan modulus
elastisitas. Dibandingkan dengan resin akrilik nirpasi, komposit pasi mikro
memiliki sifat yang secara nyata lebih baik dan menghasilkan permukaan
akhir yang lebih halus seperti yang diharapkan untuk restorasi estetika
dibandingkan dengan komposit lain (Anusavice 1996).
c. Komposit Partikel Kecil
Komposit berpartikel kecil muncul sebagai perkembangan alami
untuk mendapatkan permukaan yang halus. Komposit berpartikel kecil
13
umumnya mengandung lebih banyak pasi anorganik dibandingkan dengan
komposit konvensional. Beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil
menggunakan quartz sebagai bahan pengisi, namun kebanyakan
menggunakan kaca yang mengandung logam berat. Bahan dengan pengisi
kaca yang mengandung logam berat biasanya bersifat radiopak. Radiopak
adalah sifat yang penting untuk bahan yang digunakan untuk restorasi pada
gigi posterior guna mempermudah diagnosis karies kambuhan. Bahan
pengisi utama dari komposit partikel kecil terdiri atas partikel tumbuk
dilapisi silane. Silika koloid umumnya ditambahkan dalam jumlah sekitar
5% berat untuk menyesuaikan kekentalan pasta. Komposit partikel kecil
menunjukkan sifat fisik dan mekanis yang paling unggul. Bahan ini
diindikasikan untuk aplikasi pada daerah dengan tekanan dan abrasi tinggi
seperti kelas I dan II (Anusavice 1996).
d. Komposit Hibrid
Komposit hibrid merupakan kategori terbaru dari bahan komposit.
Bahan ini dikembangkan untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus
dibandingkan dengan komposit partikel kecil. Terdapat 2 jenis bahan
pengisi dalam komposit hibrid. Kebanyakan bahan pengisi hibrid modern
terdiri atas silika koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan yang
mengandung logam berat. Komposit hibrid mempunyai permukaan lebih
halus dan estetis yang kompetitif dibandingkan dengan komposit pasi
mikro untuk tambalan pada gigi anterior. Karena permukaan yang halus
dan kekuatannya baik, komposit ini banyak digunakan untuk tambalan gigi
anterior termasuk klas IV. Walaupun sifat mekanisnya umumnya lebih
14
rendah dari komposit partikel kecil, komposit hibrid juga sering digunakan
untuk tambalan gigi posterior (Anusavice 1996).
10. Teknik penyinaran resin komposit
Mendapatkan polimerisasi yang adekuat merupakan hal yang
diharapkan selama manipulasi bahan resin komposit. Sebab, polimerisasi
yang adekuat menghasilkan resin komposit dengan sifat fisik dan kimia
yang optimal. Penyinaran bahan resin komposit sedikitnya adalah 30–40
detik. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan polimerisasi yang maksimal.
Walaupun proses penyinaran atau polimerisasi oleh light curing unit
sepenuhnya dikontrol olehoperator yang dalam hal ini dokter gigi, teknik
penyinaranseperti posisi dan arah sinar, intensitas sinar, ketebalanbahan
restorasi, dan lamanya waktu penyinaran seringkurang dipahami.
Penyinaran yang kurang akan mengakibatkan mengerasnya lapisan luar
saja dan menghasilkan lapisan yang tidak matang atau lunak pada bagian
dasar. Penyinaran yang tidak menyeluruh pada permukaan tumpatan resin
komposit juga akan menyebabkan penyusutan, hal ini dihubungkan dengan
berat molekuler dari monomeresin dan jumlah monomer yang
berikatanmenjadi polimer resin. Intensitas sinar juga perlu diperhatikan,
untuk itu ujung alat sinar harus diletakkan sedekat mungkin dengan
permukaan tumpatan (1mm) tanpa menyentuhnya. Kekerasan bahan resin
komposit juga ditentukan oleh ketebalan bahan. Idealnya resin komposit
sinar diletakkan sebagai bahan restorasi sekitar 2–2,5 mm, dengan
demikian sinar dapat menembus masuk sampai lapisan yang paling bawah
(Susanto 2011).
15
B. Resin Komposit Nanohibrida
Resin komposit mengalami perkembangan dari waktu ke waktu untuk
memperbaiki sifat fisik dan mekanisnya. Resin komposit nanohibrida memiliki
sifat fisik dan mekanik lebih baik dibandingkan resin komposit konvensional.
Resin komposit nanohibrida memiliki ukuran partikel filler 20 nanometer.
Menurut Al-Shalan (2009 cit Effendi 2012 ) resin komposit nanohibrida
memiliki banyak kelebihan, yaitu dapat digunakan untuk restorasi gigi anterior
dan posterior, mengurangi terjadinya pengerutan pada saat polimerisasi,
permukaan lebih halus karena terdiri dari partikel berukuran nano, mempunyai
sifat mekanik lebih baik, dan memiliki nilai estetik yang tinggi dan sesuai
untuk digunakan sebagai tambalan pada gigi anterior. Walaupun warna resin
komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna selama pemakaian.
Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan
menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan (Taufiksanjaya 2012).
C. Diskolorisasi Resin komposit
Warna memiliki peran penting dalam meraih tingkat estetik yang
optimum. Syarat bahan tambal estetik harus sesuai dengan gigi asli baik dari
warna, translusensi, maupun tekstur. Bahan tambal estetik juga harus mampu
menjaga stabilitas warna dalam jangka waktu yang lama ( effendi dkk 2010).
Perubahan warna pada sistem resin komposit berhubungan dengan berbagai
faktor intrinsik tertentu. Matrik resin merupakan komponen bahan utama bahan
resin komposit telah dilaporkan bersifat penting dalam stabilitas warna dan di
pengaruhi oleh pH larutan yang berbeda. Menurut Dietschi dkk (1994
cit.farahanny 2009) menunjukan bahwa pewarnaan mungkin berhubungan
16
dengan kandungan resin yang tinggi dan absorpsi air. Polimerisasi matriks
resin tidak sempurna juga dapat menyebabkan pewarnaan permukaan restorasi.
Adanya celah mikro atau celah interfasial antara bahan filler dan matriks
kemungkinan besar menjadi jalur penetrasi zat warna (farahanny 2009).
Stabilitas warna resin matrik juga rendah, karena sifat resin yang
dapat mengabsorpsi cairan Perubahan warna bahan restorasi resin komposit
merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa
warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit. Kebiasaan oral seperti
pemakaian tembakau dan pola minuman tertentu seperti teh, minuman bersoda
dan kopi dapat menimbulkan perubahan warna pada resin komposit (Dewi dkk
2012).
D. Kopi
Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam
famili Rubiaceae.Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai
tinggi 12 m. kopi merupakan komoditas ekspor yang mempunyai nilai
ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia (Kurniawan2013).Sejarah
mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi
pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000
tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini
menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh
berbagai kalangan masyarakat (Kurniawan2013). Iklim Indonesia sangat baik
dan berperan dalam pertumbuhan dan produksi kopi. Hingga saat ini Negara
Indonesia merupakan bagian dari Negara pengekspor kopi dunia. Jenis kopi
yang diexspor yaitu kopi robusta (Manfaat kopi 2012).
17
Kandungan kimia yang terdapat didalam kopi adalah Kafein,
Ethyphenol, Quinic Acid, Dicaffeoylquinic Acid, Dimethyl Disulfide,
Acetylmethylcarbinol, Putrescine, Trigonelline, Niacin. Kopi jenis robusta
mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak (Kurniawan 2013).
Kafein yang terdapat pada kopi dapat menyebabkan diskolorisasi pada restorasi
resin komposit. Jika seseorang memiliki restorasi resin komposit dan secara
rutin mengkonsumsi minuman kopi, maka restorasi tersebut akan secara
langsung mengalami kontak dengan zat warna dan zat asam yang terdapat di
dalam minuman kopi (Aprilia dkk. 2007 cit. Martina 2009).
E. Landasan Teori
Resin komposit adalah material restorasi yang sering digunakan
karena memiliki nilai estetik yang tinggi dan mampu menghasilkan warna
bahan tumpatan sesuai dengan warna gigi asli. Penggunaan resin komposit
ternyata juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah terjadinya
degradasi jaringan polimer matriks resin komposit dan terlepasnya komponen
resin komposit yang tidak bereaksi, akibat pemaparan minuman dengan pH
asam. Proses degradasi matriks resin komposit dapat terjadi melalui beberapa
mekanisme. Prosesnya terjadi dengan mengubah struktur mikro komposit
dengan membentuk pori pada resin komposit, sehingga sejumlah monomer
residual keluar dari pori tersebut. Mekanisme lain yang dapat terjadi adalah
dengan difusi air ke dalam komposit yang kemudian berakumulasi di
pertemuan antara resin dengan material filler, lalu bereaksi dengan
silanecoupler dan material filler untuk mengeluarkan produk degradasi
(Putriyanti dkk 2012).
18
Perubahan warna bahan restorasi resin komposit merupakan faktor
ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa warna di sekitar
lingkungan restorasi resin komposit tersebut berada, misalnya : kopi (Dewi dkk
2012). Kebiasaan minum kopi atau yang disebut sebagai ngopi yang sudah
menjadi kebiasaan sebagian besar masyrakat Indonesia. Banyak cara dalam
menikmati kopi, biasanya penikmat kopi menyukai kopi pekat atau yang tidak
pekat (encer). Di Indonesia, 90% jenis kopi yang banyak diproduksi adalah
jenis robusta (Rindy, Septa Dian. 2013). Di dalam kopi terdapat zat Kafein
merupakan senyawa yang memberi pengaruh stimulasi pada seduhan
kopi.Masyarakat baiasanya mengkonsumsi kopi jenis robusta. Salah satu
kerugian mengkonsumsi kopi adalah dapat menimbulkan terjadinya stain pada
gigi dan bahan restorasi gigi. Hasil penelitian yang pernah diteliti terdapat
perubahan warna resin komposit pada perendaman larutan kopi (Sutrisno 2012).
F. Hipotesis penelitian
Berdasarkan landasan teori tersebut dapat disusun hipotesis bahwa
terjadinya pengaruh perubahan warna resin komposit nanohibrida terhadap
perendaman larutan kopi hitam dengan konsentrasi 0,8%, 1,6%, dan 3,2%.
19
G. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak di teliti
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian
Kopi robusta
Resin komposit
Diskolorisasi
Faktor Intrinsik :
1. Shrinkage saat
polimerisasi.
2. Mengabsorbsi cairan.
Faktor ekstrinsik
1. Makanan dan
minuman yang
dikonsumsi.
2. Keadaan suhu dan
iklim tempat
melakukan penelitian
3. pH larutan.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah penelitian experimental murni (true
experimental) dengan pendekatan pre and post test only group design
(Sugiyono 2010)
B. Tempat Penelitian
1. Lokasi : RuangDasar Klinik fakultas kedokteran gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar,Bali.
2. Waktu penelitian : 23-30 Januari 2014
C. Sampel dan Besar sampel
1. Subjek sampel :
Resin komposit tipe nanohybrida mengandung partikel filler yang
berukuran nano (0,005-0,01 mikron)
2. Penentuan jumlah sampel
Mempergunakan rumus Frederer:
(t-1) (r-1) ≥ 15
t = jumlah perlakuan
r = besar sampel
(3-1) (r-1) ≥ 15 r ≥ 4
Nilai r yang diperoleh dari rumus ini adalah 4 sampel, dengan jumlah 3
perlakuan
20
21
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas :
1. Lama perendaman resin komposit dalam saliva buatan.
2. Lama perendaman resin komposit dalam kopi hitam.
2. Variabel Terikat
Diskolorisasi resin komposit.
3. Variabel Terkendali
1. Ukuran resin komposit (tebal 2 mm, diameter 15 mm)
2. Lama penyinaran resin komposit (20 detik)
4. Variabel tak terkendali
1. Ph larutan.
2. Suhu pada tempat melakukan penelitian.
E. Defenisi Operasional
1. Sampel adalah resin komposit tipe nano hibridaberbentuk tablet dengan
tebal 2 mm dan diameter 15 mm.
2. Lama perendaman adalah jangka waktu yang diperlukan dalam prosedur
perendaman resin komposit, yaitu saliva buatan 24 jam dan larutan kopi
7 hari dengan konsentrasi yang berbeda yaitu: ( 0,8% 1,6% dan 3,2%)
3. Kopi adalah minuman yang beredar di pasaran yang diperoleh dari proses
pengolahan dan extraksi biji tanaman kopi. Kandungan utama kopi yaitu
kafein. Kafein adalah senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai
trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2.
22
4. Perubahan warna yang terjadi pada resin komposit yang direndam ke
dalam larutan kopi robusta. Diskolorisasi dinilai berdasarkan ada atau
tidak ada diskolorisasi (ada perubahan warna) pada resin komposit.
5. Diskolorisasi yang terjadi pada resin komposit yang direndam dengan
menggunakan larutan kopi dinilai dengan menggunakan skor perubahan
warna. Warna yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu
mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang
telah diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai degan urutannya.
Urutan skor perunahan warna sebagai berikut :
B1=1,A1=2,B2=3,D2=4,A2=5,C1=6,C2=7,D4=8,A3=9,D3=10,B3=1,
A35=12,B4=13,C3=14,A4=15,C4=16 ( Diansari 2012)
F. Alat dan bahan penelitian
1. Alat Penelitian :
a. Light curing
b. Sedotan pipet diameter 15x2mm
c. Neerbeken
d. Instrumen plastis
e. Pinset
f. Sarung tangan dan masker
g. Vaseline
h. Alat uji Shade guide merek vital classical.
i. Timbangan digital
j. Kotak plastik tempat spesimen atau tempat merendam resin
komposit
23
Gambar 2.sedotan pipet, nierbeken danlight curing
Gambar 3.pinset dan instrument plastis
Gambar 4.Vaseline dan handscoon dan masker
24
Gambar 5.shade guide dan timbagan digital
Gambar 6.tempat spesimen atau tempat merendam resin komposit
2. Bahan penelitian
a. Resin komposit jenis nanohibrida
b. Kopi hitam jenis robusta
c. Saliva buatan
Gambar 7.saliva buatan, kopi robusta, resin komposit nanohibrida
merek Dentsplay
25
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :
1. Prosedur Pembuatan sample
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian
b. Pembuatan lempeng resin komposit menggunakan sedotan yang
dipotong tebal 2mm dan diameter 15mm.
c. Resin komposit diaplikasikan dengan menggunakan instrument plastis
dan diletakkan pada sedotan pipet berukuran diameter 15 mm dan
tebal 2 mm yang telah diulasi vaselin dengan tujuan agar tidak lengket
dengan sedotan pipet.
Gambar 8 Pembuatan sampel resin komposit
d. Resin komposit disinar selama 40 detik dengan menggunakan light
curing. Ujung sinar harus letakan sedekat mungkin dengan permukaan
resin.
Gambar 9. Tahap penyinaran resin komposit
26
e. Resin komposit dikeluarkan dari sedotan pipet.
f. Diperoleh sampel resin komposit.
2. Membuat saliva buatan
Cara membuat saliva adalah memasukkan NaCl 6,70 gram, NaHCO3
1,50 gram, KCl 1,20gram,Na2HPO4 0,26 gram, KH2PO4 0,20 gram,
KSCN 0,33gram ke dalam gelas ukur, lalu ditambahkan aquades steril
hingga 1000 ml.
3. Persiapan Larutan
a. Larutan kopi hitam jenis robusta sebanyak 3 gelas yaitu masing-masing
1 gelas larutan dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8% 1,6
dan 3,2%.
b. Bubuk kopi di timbang dengan menggunakan alat timbangan digital
lalu dilarutkan dengan air sebanyak 200cc.
c. Biarkan larutan tersebut hingga sesuai dengan suhu ruangan.
Gambar 10. Bubuk kopi yang ditimbang
27
4. Perendaman dan Pengujian Sampel
a. Sampel dari setiap kelompok diambil dengan menggunakan pinset dan
direndam dengan saliva buatan dengan suhu 37ºC selama 24 jam .
Warna asli restorasi di ukur sebelum direndam ke dalam bahan
pewarna dengan menggunakan shade guide.
b. Setelah itu semua sampel direndam pada larutan kopi dengan
konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8% 1,6% 3,2%. Perendaman
dilakukan selama 7 hari dengan suhu 37ºC.
Gambar 11. Perendaman resin komposit
c. Sampel yang telah direndam sesuai waktunya, diambil satu per satu
dari wadah menggunakan pinset dan diletakan dalam nierbeken dan
diukur kembali dengan menggunakan shade guide.
Gambar 12. Pengukuran sampel
28
H. Alur Penelitian
Gambar 13. Alur Penelitian
Disinar selama 20 detik
Direndam dalam saliva buatan selama 24 jam suhu
37º
Direndam dalam kopi
dengan konsentrasi
0,8% selama 7 hari
Direndam dalam kopi
dengan konsentrasi
1,6 % selama 7 hari
Direndam dalam kopi
dengan konsentrasi 3,2
% selama 7 hari
Uji perubahan warna (shade guide Vita classsical)
Analisis data
Sampel Resin Komposit jenis nanohybrida
(diameter 15 dan tebal 2mm)
29
I. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik pengolahan data
Data diperoleh melalui proses eksperimen kemudian diolah dengan
menggunakan teknik pengolahan data secara tabulating data (data disajikan
dalam bentuk tabel) dan secara entering dengan merumuskan data dalam tabel
pengolahan data.
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
kuantitatif, dilakukan dengan memakai uji statistik menggunakan bantuan
perangkat lunak computer (software). Terlebih dahulu dicari distribusi normal
dengan menggunakan uji Komologorove Smirnov (KS) kemudian dilanjutkan
dengan menggunakan Levene‟s test jika p > 0,05 berarti seluruh sampel
homogen. Kemudian dilanjutkan dengan uji One way Anova untuk
mengetahui adanya perbedaan dari berbagai konsentrasi larutan kopi hitam
jenis robusta terhadap perubahan warna resin komposit. Jika ada perbedaan
dilanjutkan dengan menggunakan uji LSD ( Least Significant Deference).
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan 12 sampel resin komposit
jenis nanohibrida yang di bentuk dengan diameter 15mm dan ketebalan 2mm
masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampel masing-masing kelompok
sampel direndam dengan menggunakan larutan kopi hitam jenis robusta
dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8%, 1,6% dan 3,2% selama 7 hari
untuk melihat adanya diskolorisasi. Sebelum direndam ke dalam larutan kopi
hitam, sampel terlebih dahulu direndam ke dalam saliva buatan selama 24 jam
untuk mendapatkan hasil resin komposit yang memiliki kelembaban yang
hampir sama seperti di dalam rongga mulut, karena saliva buatan ini
dikondisikan sedemikian rupa sehingga menyerupai komposisi dari saliva
manusia, namun saliva buatan ini juga mempunyai kekurangan karena hanya
tersusun dari bahan anorganik. Perubahan warna dapat ditentukan secara
visual dan instrumental. Pengukuran perubahan warna dilakukan setelah
direndam dalam saliva buatan dan setelah aplikasi larutan kopi hitam jenis
robusta. Pengukuran perubahan warna menggunakan shade guide merek
VITA classical yang terdiri dari 16 warna gigi. Sebelum pengukuran,warna
yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu mulai dari yang
paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang telah diurutkan tersebut
dilakukan penomoran sesuai degan urutannya.
30
31
urutan skor perunahan warna adalah B1=1, A1=2, B2=3, D2=4, A2=5,
C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A5=12, B4=13, C3=14,
A4=15, C4=16
B. Hasil Pengamatan
Berikut adalah hasil pengukuran perubahan warna yang terjadi pada
resin komposit yang dilakukan lama perendam larutan kopi hitam jenis
robusta dengan konsentrasi yang berbeda yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 2. Hasil pengamatan diskolorisasi resin komposit
No Kelompok Saliva
buatan
Skor
perubahan
warna
Larutan
kopi hitam
jenis
robusta
Skor
perubahan
warna
Rata-
rata
1 0,8%
A1 2 A3 9
9,25 A1 2 D4 10
A1 2 B3 11
A1 2 C2 7
2 1,6%
A1 2 A3,5 12
13,25 A1 2 B4 13
A1 2 A4 15
A1 2 B4 13
3 3,2%
A1 2 D4 16
15,5 A1 2 C3 14
A1 2 C4 16
A1 2 C4 16
Kelompok perendaman dengan larutan kopi konsentrasi 0.8%
menunjukan adannya perubahan warna dengan nilai rata-rata 9,25. Pada
kelompok perendaman dengan larutan kopi hitam konsentrasi 1,6%
menunjukan adanya peningkatan perubahan warna dengan nilai rata-rata
13,25. Pada kelompok perendaman dengan larutan kopi hitam semakin
meningkatnya perubahan warna yang terjadi dengan nilai rata-rata 15,5. Dari
32
hasil pengamatan resin komposit dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan perubahan warna yang cukup signifikan akibat mengkonsumsi
kopi.
C. Analisis Data statistik
1. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh berbagai
konsentrasi larutan kopi hitam terhadap perubahan warna resin komposit
nanohibrida digunakan uji statistik KS (kolmogrov smirnov). Uji KS
digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan dari penelitian
ini berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
Perubahan
N 12
Normal Parametersa,,b
Mean 10.7500
Std. Deviation 2.83244
Most Extreme Differences Absolute .146
Positive .132
Negative -.146
Kolmogorov-Smirnov Z .504
Asymp. Sig. (2-tailed) .961
Pada uji Kolmogorov smirnov yang digunakan didapatkan data
berdistribusi normal pada semua perlakuan hal ini dapat dibuktikan dengan
nila i Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05. Karena data telah memenuhi asumsi
normalitas maka jenis metode statistik yang digunakan adalah parametrik.
33
Dari hasil uji normalitas dilanjutkan uji homogenitas menggunakan
Levene‟s test.
2. Uji homogenitas
Tabel 4. Hasil uji Homogenitas
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.245 2 9 .333
Sebelum dilakukan uji One Way Annova, maka perlu dilakukan uji
Homogenitas untuk mengetahui homogenitas percobaan sampel. Dalam
penelitian ini, pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene. Pada
uji homogen diperoleh nilai 0,333 (p > 0,05) yang berarti seluruh sampel
homogen. Angka Levene Statistic menunjukan semakin kecil nilainya
maka semakin besar homogenitasnya. Kemudian dilanjutkan dengan uji
statistik One Way Anova. Selanjutnya dilakukan uji LSD 0.05 untuk
mengetahui perbedaan tiap kelompok perlakuan.
3. Uji Perbedaan dengan One way Anova
Tabel 5. Hasil uji statistik dengan menggunakan One way Anova
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 80.167 2 40.083 21.864 .000
Within Groups 16.500 9 1.833
Total 96.667 11
34
Dari hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji One Way
Anova terlihat bahwa nilai sig 0,000 (p<0,05). Dan dapat dinyatakan
bahwa terdapat pegaruh variansi konsentrasi larutan kopi hitam terhadap
perubahan warna resin komposit nanohibrida. Berdasarkan hasil diatas
maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Deference).
4. Uji perbedaan tiap perlakuan dengan uji LSD
Tabel 6. Hasil uji statistik dengan menggunakan LSD
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
0,8% 1,6% -4.000* .957 .002 -6.17 -1.83
3,2% -6.250* .957 .000 -8.42 -4.08
1,6% 0,8% 4.000* .957 .002 1.83 6.17
3,2% -2.250* .957 .043 -4.42 -.08
3,2% 0,8% 6.250* .957 .000 4.08 8.42
1,6% 2.250* .957 .043 .08 4.42
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Uji LSD (Least Significant Deference) bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana perbedaan yang ada pada tiap-tiap perlakuan konsentrasi yang
dibandingkan dengan nilai sig yang di dapat. Dari hasil analisa dengan
LSD menunjukkan adanya perbedaan perubahan nilai warna yang
signifikan pada kelompok perendaman konsentrasi 0,8% dan 1,6% dengan
nilai sig 0,002 p<0,05, kelompok konsentrasi 0,8% dan 3,2% dengan nilai
sig 0,000 p<0,05, kelompok konsentrasi 1,6% dan 3,2% dengan nilai sig
0,043 p<0,05 dan pada kelompok konsentrasi 3,2% dan 0,8% dengan nilai
sig 0,000 p<0,05.
35
Grafik 1. Grafik rerata perubahan warna
Kelompok sampel resin komposit direndam dalam saliva buatan
selama 24 jam tidak menunjukan perubahan warna. Kelompok sampel
resin komposit yang direndam dengan larutan kopi hitam jenis robusta
selama 7 hari dengan konsentrasi 0,8% menunjukan adanya perubahan
warna. Kelompok sampel resin komposit yang direndam larutan kopi
hitam jenis robusta selama 7 hari dengan konsentrasi 1,6% menunjukan
adanya peningkatan perubahan warna. Kelompok sampel resin komposit
yang direndam dengan larutan kopi hitam jenis robusta selama 7 hari
dengan konsentrasi 3,2% menunjukan semakin meningkat perubahan
warna. Sehingga dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan perubahan warna secara signifikan akibat mengkonsumsi kopi.
36
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 23–30 Januari 2013
didapatkan hasil perendaman resin komposit nanohibrida dengan larutan kopi
hitam konsentrasi 0.8%, 1,6% dan 3,2% menunjukan adanya perubahan yang
cukup signifikan akibat perendaman kopi. Penelitian ini didukung oleh penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Effendi dkk (2012) didapatkan perbedaan
perubahan warna secara signifikan terhadap lamanya waktu perendaman komposit
dan soda yang paling berpengaruh terhadap perubahan warna adalah soda
strawberi dan soda fruitpunch. Penelitian terebut menyatakan lamanya waktu
perendaman mempengaruhi besarnya perubahan warna pada resin komposit
nanohibrida, namun perubahan warna yang terjadi secara umum masih dapat
diterima secara klinis. Hal ini menujukan bahwa perendaman resin komposit dapat
mengalami perubahan warna.
Hasil Uji statistik menggunakan ANOVA satu arah dengan Post Hoc LSD
menunjukkan adanya perbedaan perubahan nilai warna yang signifikan pada
kelompok perendaman konsentrasi 0,8% dengan 1,6%, kelompok konsentrasi
0,8% dengan 3,2%, kelompok konsentrasi 1,6% dengan 3,2% dan kelompok
konsentrasi 3,2% dengan 0,8%. Perubahan warna berupa peningkatan spectrum
warna putih ditandai dengan meningkatnya setelah perendaman. Sehingga dari
pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan warna
secara signifikan akibat perendaman dengan larutan kopi hitam. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pintadi 2012) semakin tinggi konsentrasi
36
37
yang diberikan dalam perendaman minuman kopi robusta akan semakin
meningkatnya perubahan warna pada resin komposit.
Resin komposit merupakan bahan tumpatan pilihan yang potensial dan
terus berkembang dengan sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan terhadap
jaringan gigi sehingga memungkinkan penggunaan resin komposit untuk gigi
anterior maupun posterior (Sularsih dan Sarianoferni, 2007). Material ini
mempunyai estetik yang lebih baik dibanding restorasi lain, Keunggulan lainnya
adalah warna yang mirip dengan struktur gigi asli, shrinkage rendah, absorpsi
cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi dan ketahanan
pemakaian sama dengan struktur gigi. Namun selama pemakaian dapat
mengalami perubahan warna (Dewi dkk 2012). Staining merupakan masalah
terbesar dalam tantangan menggunakan bahan restorasi sewarna gigi. Umumnya
resin komposit dapat bertahan selama 6-12 tahun jika dirawat dengan baik dan
menghindari makanan dan minuman yang dapat meninggalkan stain. Perubahan
warna menjadi penyebab diperlukannya pengganti bahan tambal sehingga estektik
menunjang penampilan seseorang (Effendi dkk 2012).
Perubahan warna resin komposit dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal
dari material resin komposit itu sendiri, berupa perubahan warna yang terjadi pada
matriks resin atau pada celah penghubung matriks dan filler, sedangkan faktor
ekstrinsik berasal dari terakumulasinya plak dan staining akibat penetrasi zat
warna dari kontaminasi eksogen. Derajat perubahan warna eksogen dipengaruhi
oleh kebersihan mulut, makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan kebisaan
merokok (Efendi dkk 2012). Selain itu, perubahan warna dapat terjadi karena
38
penyerapan air oleh resin komposit dikarenakan matriks resin bersifat hidrofilik
sehingga matriks mampu menyerap air (water sorption). Lebih lanjutnya lagi akan
terjadi peristiwa hidrolisis yang dapat merusak ikatan antara silane dan filler,
merusak ikatan filler dan matriks, bahkan hidrolisis juga dapat mengakibatkan
degradasi antar filler.
Peningkatan perubahan warna resin komposit akibat perendaman dalam
larutan kopi hitam jenis robusta dapat terjadi dikarenakan kopi mengandung zat
warna dan zat asam yang terdapat di dalam minuman kopi. Zat warna tannin yang
terkandung dalam kopi dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna pada
resin komposit karena resin komposit mempunyai sifat menyerap air secara
perlahan–lahan dengan mekanisme penyerapan. Penyerapan cairan ke dalam resin
komosit akan diikuti oleh penyerapan substansi lain dari cairan tersebut termasuk
zat warna yang terkandung di dalamnya. Selain memiliki kandungan zat warna,
kopi juga memiliki kandungan asam yaitu quinic acid. Asam yang terkandung
dalam minuman dapat menyebabkan kelarutan dari bahan restorasi resin komposit
sehingga dapat mendukung terjadinya perubahan warna pada resin komposit.
Kopi dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit nanohibrida yang
sangat nyata.
Penelitian ini memiliki kelemahan yang disebabkan oleh adanya variable
penganggu yang tidak dapat dikendalikan.Perendaman resin komposit nanohibrida
dengan konsentrasi 0,8%,1,6%dan 3,2% didapatkan hasil yang bervariasi
kemungkinan disebabkan oleh jumlah kandugan zat yang berbeda terdapat dalam
larutan kopi dan suhu pada tempat melakukan penelitian.
39
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pengaruh
perendaman konsentrasi kopi robusta terhadap perubahan warna resin
komposit nanohibrida dapat disimpulkan bahwa Larutan kopi hitam jenis
robusta dengan konsentrasi 0,8%,1,6% dan 3,2% diketahui mempunyai
pengaruh terhadap perubahan warna resin komposit dan terdapat perbedaan
perubahan warna secara signifikan akibat perendaman dengan larutan kopi
hitam. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan dalam perendaman
minuman kopi robusta akan semakin meningkatnya perubahan warna pada
resin komposit. Perubahan warna berupa peningkatan spectrum warna putih
ditandai dengan meningkatnya setelah perendaman.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian berikutnya,
maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai masukan :
1. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan penelitian ini
dengan menggunakan sampel yang banyak dan menambah waktu yang
lama untuk mendapatkan hasil yang signifikan.
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K. J. 1996, „Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi’, Edisi 10, EGC,
Jakarta, hlm 227-249.
Dewi K, Yuliati A, dan Munadziroh E. 2012, „Evaluasi perubahan warna
komposit hybrid setelah di rendam obat kumur’. Jurnal PDGI 61 (1),
Surabaya, hlm. 5-9
Dian Tri Martina.2011,Stabilitas warna resin komposit nanofiller yang
dipoleshing dan polishing brush,Tesis,Universitas Gajah Mada, Jogja.
Diansari,V., Fitriyani, S,. dan Fauziah, C. 2012. „Perubahan warna email setelah
aplikasi averrhoa blimbi ,’ J dent Indonesia Vol.19, no. 3, hlm. 3, 53-56
Effendi,M.,Nugraeni.,Pratiwi,W.2012.„pengaruh lama perendaman terhadap
perubahan warna resin komposit nanohibrida akibat konsumsi
min,uman soda aneka warma dan rasa’ J Dent vol.15, no. 4, hlm 5-11
Farahanny, W. 2009, ‘Perbedaan diskolorisasi restorasi resin komposit yang
dipoles dan tidak dipoles pada perendaman larutan kopi hitam dan kopi
krimmer,’ Universitas Sumatera Utara, Sumatera, hlm 4.
Kurniawan,B. 2013, „Berbagai macam kopi di dunia’, Makalah, Universitas
Sumatera Utara., Medan.
Khairina, S. 2010, „Klasifikasi resin komposit’, Makalah, Universitas Sumatera
Utara., Medan.
Manfaaat Kopi,[Online].2012,November 8 last up date Available http :// www.
Manfaatkopi .com/sejarah-kopi/ [30 November 2013]
Putriyanti, F., Herda, E., dan Soufyan, A. 2012, „Pengaruh saliva buatan
terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite yang
direndam dalam minuman isotonic’,Jurnal PDGI vol.61,no.1,hlm.43-47.
Pintadi,H,. dan Annisa, H. 2012. ‘Pengaruh konsentrasi kopi hitam terhadap
perubahan warna resin komposit hybrid,’ Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.hlm 1-20
Sularsih dan Sarianoferni. 2007, „Penggunaan Resin Komposit Untuk
Mengurangi Resiko Barodontalgia’, Denta Jurnal Kedokteran Gigi FKG-
UHT‟, Vol. 1, No.2, Surabaya, hlm 100-105.
Sutrisno, W. 2012, „Pengaruh minum kopi ulee karang terhadap perubahan
warna resin komposit konvensional dan nano partikel’. Makalah,
Universitas Sumatera Utara., Medan.
41
Sugiyono. 2010. ‘Dasar-dasar metodelogi Penelitian Kesehatan, Ed. Rev 1,
Rienka Cipta, Jakarta
Susanto,A.A,2011.„Pengaruh ketebalan bahan dan lamanya waktu penyinaran
terhadap kekerasan permukaan Resin komposit sinar‟, jurnal
unair,no.1,hlm 32-3.
Sejarah kopi. [Online] .2013 , June 6 last up date, available: http:// bayu
pevensie39. blogspot.com/2013/06/kopi.html [30 November 2013]
Syahriel, dkk., 2003, „Pedoman Penyusun Skripsi’, Fakultas Kedokteran Gigi
Taufiksanjaya.2012, November 28-last update Resin Komposit [Online].
Available http : //taufiksanjaya.author [30 November 2013]
Wardani,W. dan Lisa, C. 2012 „Perubahan kekerasan komposit yang dialiri kopi,
Tesis Universitas Maranantha, Surabaya.
42
LAMPIRAN
Hasil perendaman resin komposit dengan larutan kopi hitam robusta konsentrasi
0,8%.
Hasil perendaman resin komposit dengan larutan kopi hitam robusta konsentrasi
1,6%.
Hasil perendaman resin komposit dengan larutan kopi hitam robusta konsentrasi
3,2%.
top related