pengaruh kecerdasan emosional dan gaya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
Post on 04-Mar-2020
27 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA
GURU
(Studi Kasus Pada SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
MOHAMAD RAFDI ZHAFARI
NIM: 11150810000037
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mohamad Rafdi Zhafari
NIM : 11150810000037
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan
atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Mohamad Rafdi Zhafari
2. TempatTanggal Lahir : Jakarta, 07 Maret 1997
3. Alamat : Jalan Daan Mogot KM 16, RT 12/01 Kalideres,
Jakarta Barat
4. Agama : Islam
5. NamaAyah : Ahmad Yani
6. NamaIbu : Elahiya
7. Nomor Telepon : 0858-1718-3004
8. Email : rafdiii26@gmail.com
B. Pendidikan Formal
1. 2003-2009 : SDIT Asy-Syukriyah
2. 2009-2012 : SMP 125 Negeri Jakarta
3. 2012-2015 : SMA 33 Negeri Jakarta
4. 2015-2019 :Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. 2012-2015 : Anggota KSI SMAN 33 Jakarta
2. 2015-2017 : Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
vi
ABSTRACT
This study aims to research the influence of emotional intelligence and
tranformational leadership style and simultaneously on teacher performance. The
data used in this study are primary and secondary data obtained from the field
and library data. The sample in this study were 123 teacher of SMA Negeri in
Kalideres. By using simple random sampling method. This type of research is
quantitative. The analysis performed is multiple linear regression using SPSS 22.
The results of this study indicate that emotional intelligence and
tranformational leadership style and simultaneously have a significant effect on
the performance teacher of SMA Negeri in Kalideres.
Keywords: emotional intelligence and tranformational leadership style, employee
performance.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional
dan gaya kepemimpinan transformasional secara parsial maupun simultan
terhadap kinerja guru. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder yang diperoleh dari lapangan dan data pustaka. Sampel pada
penelitian ini adalah 123 orang guru SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres.
Dengan menggunakan metode sampel simple random sampling. Jenis penelitian
ini adalah kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan SPSS 22.
Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional secara parsial maupun simultan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kecamatan
Kalideres.
Kata kunci: pengaruh kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional, kinerja guru.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, nikmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis selama ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada
SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres)” dengan baik. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaii Wassalam
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat – syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini
tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat, dan doa dari orang-orang
terbaik yang ada di sekeliling penulis. Penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Adapun ungkapan terimakasih ini penulis tunjukan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Ahmad Yani dan Ibu Elahiya, serta
kedua Kakak penulis yaitu Vidya Gumanti Rizki dan Ahmad Farhan yang
selalu memberikan doa dan dukungan moril tiada henti, restu serta dukungan
moril maupun materi, dan semangat kepada penulis selama proses pengerjaan
skripsi ini hingga selesai.
ix
2. Bapak Hemmy Fauzan, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing penulis dengan sabar dan mau meluangkan waktunya
dalam memberikan ajaran dan arahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Ibu Murdiyah Hayati M.M dan Ibu Amalia, MSM, selaku Ketua dan
Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Supriyono, M.M selaku pembimbing akademik yang banyak
memberikan arahan dan motivasi dari awal hingga masa akhir perkuliahan.
5. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan
ilmu pengetahuan selama perkuliahan,serta jajaran karyawan dan staff UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan selama
perkuliahan dan membantu proses sistematis dalam penyelesaian skripsi.
6. Untuk teman seperwarkopan Abil Fada, Panji Rama Satria, Brolin
Maryudanto dan Alim Rambe. Terimakasih atas waktu kebersamaan dalam
mengisi akhir perkuliahan dengan berbagai obrolan dan diskusi yang tidak
penting yang telah mewarnai perjalanan hidup di Kampus.
7. Untuk teman-teman sepernongkrongan, terutama JJS dan Ayam Rambe FC
yang mengisi sela-sela kegiatan selama aktif dalam perkuliahan ini.
8. Teman seperjuangan di angkatan Manajemen 2015. Khususnya teman-teman
dari Manajemen SDM 2015, yang telah mewarnai kehidupan perkuliahan ini
dengan berbagai macam antusiasme pertemanan yang baik.
x
9. Teman seperbimbingan Brolin, Fahmi, Nandika, Vinni, Dewi dan Alfi yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan
yang terjadi dalam dunia penelitian.
10. Dan terima kasih juga untuk Ibu Umiati, Ibu Chaerani, Ibu Jumenah dan
Bapak Masudi selaku perwakilan dari bidang kurikulum tiap sekolah yang
banyak membantu terselesaikannya penelitian ini.
11. Teman-teman KKN PENSILKU 159 yang memberi berbagai pelajaran
hidup dengan tinggal bersama di daerah baru selama 1 bulan. Sehingga,
banyak pelajaran yang bisa Saya ambil dari beragam karakter Kalian.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun
untuk pencapaian yang lebih baik. Penulis juga memohon maaf apabila terdapat
kesalahan penulisan yang menyinggung pihak tertentu. Penulis berharap
penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. v
ABSTRACT................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 15
A. Landasan Teori ................................................................................ 15
1. Pengertian Manajemen .............................................................. 15
2. Manajemen Sumber Daya Manusia............................................ 16
3. Kecerdasan Emosional ............................................................... 21
4. Gaya Kepemimpinan Transformasional ..................................... 26
xii
5. Kinerja ...................................................................................... 31
B. Hubungan Antar Variabel ................................................................ 37
C. Penelitian Terdahulu........................................................................ 39
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 41
E. Hipotesis ......................................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 44
B. Metode Penetuan Sampel ................................................................ 45
1. Populasi ..................................................................................... 45
2. Sampel ...................................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 47
1. Data Primer ............................................................................... 47
2. Data Sekunder ........................................................................... 50
D. Metode Analisis Data ...................................................................... 51
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 51
2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 51
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 52
4. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 55
5. Analisis Linier Berganda ........................................................... 57
E. Operasional Variabel Penelitian....................................................... 59
1. Variabel Bebas .......................................................................... 59
2. Variabel Terikat ......................................................................... 60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 63
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 63
1. Sejarah Singkat SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres .............. 63
2. Visi dan Misi SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres ................. 66
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden ........... 68
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 69
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 70
xiii
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....... 70
4. Distribusi Jawaban..................................................................... 71
C. Hasil Analisis Data .......................................................................... 79
1. Hasil Analisis Uji Statistik Deskriptif ........................................ 79
2. Hasil Uji Kualitas Data .............................................................. 81
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 86
4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .................................................... 93
5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 102
A. Kesimpulan ..................................................................................... 102
B. Saran ............................................................................................... 103
1. Bagi Organisasi ......................................................................... 103
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ....................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 106
LAMPIRAN .............................................................................................. 109
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Absensi SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres ....................... 6
Tabel 1.2 Data Hasil Wawancara SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres ........ 10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 39
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Likert.................................................................. 48
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 60
Tabel 4.1 Presentase Responden Berdasarkan Usia ......................................... 69
Tabel 4.2 Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 70
Tabel 4.3 Presentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................. 70
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Pada Kecerdasan Emosional .............................. 73
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Pada Gaya Kepemimpinan Transformasional .... 76
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pada Variabel Kecerdasan Kinerja .................... 78
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 80
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional ....................................... 82
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan Transformasional ............. 83
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Kinerja ............................................................ 84
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 85
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 87
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 89
Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser ............................................. 92
Tabel 4.15 Uji Parsial (Uji t) ........................................................................... 94
Tabel 4.16 Uji Simultan (Uji f) ....................................................................... 97
Tabel 4.17 Hasil Analisis Linier Berganda ...................................................... 99
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (adjusted R2) ............................... 101
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 42
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data ................................................................... 86
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatter Plot ................................ 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu keperluan dasar yang harus
dimiliki setiap manusia. Untuk menambah kualitas sumber daya manusia
agar tercapainya tingkat kehidupan yang semakin makmur dan sejahtera.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sendiri menerapkan sistem
pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No.
20 Tahun 2003).
Di indonesia sendiri, sektor pendidikan masih memiliki beberapa
permasalahan yang belom terselesaikan hingga kini dengan berbagai
macam problematika. Berdasarkan Education Index yang dikeluarkan oleh
Human Development Reports, pada 2017, Indonesia ada di posisi ke tujuh
di ASEAN dengan skor 0,622. Skor tertinggi diraih Singapura, yaitu
sebesar 0,832. Peringkat kedua ditempati oleh Malaysia (0,719) dan
disusul oleh Brunei Darussalam (0,704). Pada posisi keempat ada Thailand
dan Filipina, Keduanya sama-sama memiliki skor 0,661. Angka tersebut
2
dihitung dengan menggunakan Mean Years of Schooling dan Expected
Years of Schoolin. Hal ini masih menggambarkan betapa rendahnya
kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
(https://tirto.id/pendidikan,2017)
Untuk menghadirkan peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam dunia pendidikan maka setiap individu dituntut dalam menunjang
setiap kebutuhan dalam setiap organisasi. Salah satu sumber daya manusia
yang memiliki peranan penting dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) adalah seorang guru. Salah satu faktor mendasar yang menentukan
ketercapainya tujuan pendidikan nasional di atas adalah guru. Peran guru
menjadi salah satu komponen yang penting dan strategis melalui
kinerjanya. Kontribusi pendidikan dalam peningkatan IPM tersebut dapat
dilihat melalui peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan yang
meliputi semua lini seperti sumberdaya manusia yaitu guru dan serta
sarana dan prasarana yang menunjang dalam dunia pendidikan. Hal ini
juga dapat dilihat dari peningkatan rata-rata harapan lama sekolah dari
12,39 tahun di tahun 2014, menjadi 12,72 tahun pada tahun 2016. Selain
itu, rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas yang meningkat
dari 7,73 tahun menjadi 7,95 tahun. Jika dihitung seluruh penduduk usia
dewasa (15 tahun ke atas), rata-rata lama sekolah meningkat dari 8,07
tahun di tahun 2012, menjadi 8,42 tahun 2016.
(https://www.kemdikbud.go.id/main,2017).
3
Kinerja guru memiliki elemen yang penting dalam majunya sektor
sumber daya manusia di Indonesia dengan berbagai pendidikan yang
diberikan. Sementara itu, dalam menjalankan tugasnya seorang guru harus
memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi dasar seperti pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial. Keempat kompetensi ini masih belum
banyak terlihat ada semuanya di figur seorang guru.
(https:/www.republika.co.id/berita/pendidikan, 2019)
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi suatu kinerja, pada
peradaban ini Kecerdasan emosional merupakan salah satu yang
mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Perkembangan zaman dengan
berkembangnya teknologi dan hadirnya globalisasi menciptakan pemikiran
yang berbeda mengenai suatu pekerjaan dalam organisasi. Memiliki
kecerdasan emosional merupakan salah satu indikator yang harus dimiliki
setiap manusia terutama bagi seorang guru dalam instansi pendidikan.
Kinerja guru outputnya sangat ditentukan oleh faktor psikologis
guru tersebut yaitu kecerdasan emosional. Berdasarkan realita di lapangan
menunjukkan, seorang guru yang mempunyai kecerdasan intelektual tinggi
tidak menjamin keberhasilan dalam pembelajarannya, namun seorang guru
yang kecerdasan intelektualnya nya sedang tetapi kecerdasan
emosionalnya tinggi lebih besar peluang keberhasilannya dalam kegiatan
pembelajaran. Kinerja karyawan/guru ini akan mempengaruhi keseluruhan
organisasi, dan karenanya, jika seseorang memiliki kecerdasan emosional
4
yang tinggi mereka akan melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan
mereka akan bekerja secara efektif dengan cara yang utama dengan
menangani emosi mereka sendiri (Radha & Arepalli, 2019)
Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi
mempunyai kemampuan untuk mengelola perasaannya antara lain dapat
memotivasi dirinya sendiri dan orang lain, tegar menghadapi frustasi,
sanggup mengatasi dorongan-dorongan primitif dan menunda kepuasan
sesaat, mengatur suasana hati yang aktif dan mampu berempati serta
memberikan pelayanan yang terbaik dalam bekerja (Subagio, 2015).
Kecerdasan emosional seorang merupakan unsur penting dalam
menentukan hasil kerjanya. Tanpa adanya kestabilan emosi yang tertata
baik, kemungkinan seluruh aktivitas individu tersebut akan terhambat.
Kinerja pegawai tidak hanya dilihat dari kemampuan kerjanya saja, akan
tetapi kemampuan mengelola, menguasai diri sendiri, menjalin hubungan
yang baik antar pegawai sangat penting dilakukan oleh setiap guru
(Ardiansyah & Sulistiyowati, 2018). Kesuksesan seseorang bukan hanya
ditentukan oleh kecerdasan IQ semata. Hal tersebut senada dengan hasil
penelitian (Widayati, 2016.) mengatakan bahwa setidaknya 75%
kesuksesan manusia lebih ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya dan
hanya 4% yang ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya.
Pada penelitian kali ini akan mengangkat permasalahan yang ada
di SMA Negeri yang ada di Kecamatan Kalideres. Sebagai suatu
5
organisasi, sekolah tidak bisa lepas dari tuntutan kerja yang maksimal.
Hal utama yang harus diprioritaskan dalam kondisi tuntutan kerja yang
maksimal adalah kinerja yang baik agar dapat menciptakan manusia-
manusia unggul. Problematika bagi seorang guru kali ini harus
menghadapi berbagai ragam tantangan yang didapat saat bekerja yang bisa
berdampak pada emosi yang dialami oleh para guru. Pada tahap ini
kecerdasan emosional merupakan salah satu indikator yang penting yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Selain itu gaya kepemimpinan
transformasional haruslah dimiliki oleh seorang pemimpin dari suatu
organisasi termasuk sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut
memiliki gaya kepemimpinan yang transformasional, karena kemampuan
untuk membimbing, mempengaruhi dan memimpin warga sekolah untuk
mencapai destinasi dari visi dan misi sekolah haruslah tercapai.
Peneliti sendiri telah melakukan wawancara dengan guru-guru di
SMA Negeri di Kecamatan Kalideres terkait masalah kecerdasan
emosional dan dari hasil wawancara ini memiliki permasalahan tersendiri
bagi para guru. Setiap sekolah yang peneliti datangi, peneliti masing-
masing melakukan wawancara dengan 7 guru pada 4 sekolah, sehingga
secara keseluruhan peneliti telah melakukan wawancara dengan 28 guru
terkait fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah mengenai
kecerdasan emosional.
6
Tabel 1.1
Presentase Masalah Terkait Kecerdasan Emosional dari Hasil Wawancara
di SMA Negeri se-kecamatan Kalideres
No
Sekolah
Permasalahan Terkait Kecerdasan Emosional
Mengelola Emosi Diri Social Skills
(Keterampilan Sosial)
Mengenali Emosi Orang
Lain
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
1. SMAN 84 3 42,85% 2 28,57% 2 28,57%
2. SMAN 95 2 28,57% 3 42,85% 2 28,45%
3 SMAN 56 2 28,57% 4 57,14% 1 14,28%
4 SMAN 94 4 57,14% 2 28,57% 1 14,28%
Total 11 39,28% 11 39,28% 6 21,42%
Sumber: Hasil wawancara guru SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres, 2019
Berdasarkan tabel 1.1, narasumber mengemukakan bahwa
permasalahan yang terjadi terkait kecerdasan emosional yang terjadi di
SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres mengenai mengelola emosi diri,
social skills (keterampilan sosial) dan mengenali emosi orang lain. Pada
hasil wawancara tersebut adalah dominan pada proses mengelola emosi
diri dan keterampilan sosial dengan presentase masing-masing indikator
yaitu 39,28%. Pada masalah mengelola emosi diri hal ini terkait dengan
masalah mengenai menangani, mengekspresikan, dan mengendalikan
emosi untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan sehari-hari. Dalam
hal tersebut, kemampuan dalam kontrol diri dalam bekerja yang bertujuan
menjaga keseimbangan emosi, justru menekan emosi sehingga berdampak
7
buruk pada emosi guru tersebut. Sedangkan pada masalah mengenai
keterampilan sosial, guru dalam bekerja terdapat hubungan yang tidak
harmonis yang terjadi di lingkungan kerja, yaitu dengan memberikan
respon yang tidak baik terhadap lawan bicara serta komunikasi yang tidak
berjalan semestinya. Sedangkan dalam hal mengenali emosi orang lain
beberapa narasumber mengatakan terdapat masalah seperti dirinya tidak
mampu untuk menerima sudut pandang dari rekan kerja yang tidak
disukainya. Sehingga, setiap pendapat yang diutarakan akan selalu
terdengar salah.
Menurut beberapa guru-guru diatas fenomena mengenai hal
tersebut berdampak pada ruang lingkup pekerjaan yang ada pada guru
tersebut. Hal tersebut berdampak pada perasaan, antusias, gairah, dan
keyakinan diri dalam mencapai prestasi kerja, Perasaan-perasaan nyaman
dari emosi yang dimiliki seseorang dapat membangkitkan motivasi yang
tinggi untuk meraih prestasi. Sesuatu yang membuat teristimewanya orang
yang cerdas emosinya adalah tingkat ketahanan, ketekunan, antusias dan
kegigihan menghadapi tantangan. Hal-hal tersebut berdampak terhadap
menurunnya motivasi guru dalam mengajar sehingga tidak tepat waktu
dalam hadir saat ingin memberikan materi pelajaran dan masalah
emosional saat bekerja seperti, suasana hati saat memberikan materi
pelajaran menjadi tidak baik dan juga berdampak pada proses guru dalam
merancang sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Oleh
karenanya bagi seorang guru dalam kecerdasan emosional sangat penting
8
untuk membangun emosi yang positif yang ada dalam dirinya, sebab
bagaimana pun juga hal tersebut dapat menjadikan terbentuknya
kompetensi dan kinerja dalam kepribadian diri individu (Razak & Jalal,
2018)
Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti gaya
kepemimpinan. Problematika terkait kepemimpinan menjadi masalah bagi
setiap organisasi terutama dalam instansi pendidikan, kepemimpinan
memiliki peran sentral dalam berjalannya kinerja suatu organisasi dan
dalam menciptakan kebijakan yang berkemajuan. Gaya kepemimpinan
transformasional menjadi suatu jawaban dari problematika-problematika
ini. Salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan kinerja guru
adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi bawahannya dan
mengikutsertakan bawahannya secara aktif dalam mencapai tujuan
organisasi melaui gaya kepemimpinan yang sesuai. Adanya keterkaitan
bawahan dan atasan tersebut diharapkan dapat menimbulkan kerjasama
yang baik dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu organisasi
memerlukan pemimpin yang reformis yang mampu menjadi motor
penggerak perubahan (transformation) sehingga terdapat kerjasama yang
baik antara pimpinan dan bawahan (Indra, 2015)
Kepemimpinan transformasional, digambarkan sebagai gaya
kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi karyawan,
sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang
tinggi, melebihi dari apa yang mereka perkirakan sebelumnya. Dengan
9
kepemimpinan transformasional maka tidak ada jarak hubungan antara
pemimpin dengan bawahan, pemimpin akan selalu mendengarkan
masukan dari bawahan sehingga akan tercipta kepemimpinan yang efektif.
Kepemimpinan yang efektif dalama mengelola sumber daya manusia
dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja yang
diindikasikan dengan meningkatnya kinerja individu dan unit erja itu
sendiri, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja organisasi
secara keseluruhan (Priyatmo, 2018)
Pada tahap ini, tipe gaya kepemimpinan transformasional mulai
mengemuka seiring dengan berkembangnya zaman dan perubahan sifat
secara individual yang lebih visioner, dalam kasus kepemimpinan
khususnya gaya kepemimpinan transformasional telah diidentifikasi
sebagai pendekatan yang sangat berbeda. Pemimpin mengisyaratkan para
bawahannya untuk mendukung dalam perubahan organisasi sehingga
terjadi adanya potensi perubahan organisasi kinerja kearah yang lebih baik
dan produktif (Pradhan & Pradhan, 2015)
Gaya kepemimpinan menjadi bagian penting diseluruh bagian
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tak
terkecuali sekolah sebagai instansi pendidikan yang memiliki tujuan yang
besar, dimana sekolah mempunyai peranan yang dominan dalam
menentukan kebijakannya sendiri. Pimpinan sekolah diharapkan dapat
mengimplementesikan Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah model manajemen upaya-upaya pembaharuan dalam
10
kependidikan. Disertai dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang
aspiratif terhadap perubahan, sehingga upaya pembaharuan pendidikan
yang dirancang akan membawa dampak yang maksimal.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Absensi SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres
Periode Maret-Juni 2019
No
Instansi
Bulan
Jumlah
Guru
Tingkat Absensi
Tidak Hadir Terlambat
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
1 SMAN 84 Maret 48 9 18,75% 12 25%
April 48 11 22,91% 16 33,33%
Mei 48 8 16,66% 15 31,25%
Juni 48 9 18,75% 14 29,16%
2 SMAN 95 Maret 56 12 21,42% 19 33,92%
April 56 14 25% 20 35,71%
Mei 56 10 17,85% 18 32,14%
Juni 56 15 26,78% 22 39,28%
3 SMAN 56 Maret 38 4 10,52% 15 39,47%
April 38 8 21,05% 12 31,57%
Mei 38 6 15,78% 16 42,10%
Juni 38 6 15,78% 13 34,21%
4 SMAN 94 Maret 35 5 14,28% 8 22,85%
April 35 7 20% 14 40%
Mei 35 7 20% 11 31,42%
Juni 35 5 14,28% 10 28,57%
Sumber: Data SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres, 2019
Berdasarkan tabel 1.2 diatas maka dapat terlihat mengenai absensi
kehadiran dari para guru pada periode Maret-Juni. Data mengenai
keterlambatan dan kehadiran yang terjadi selama 4 bulan tersebut
mengalami fluktuatif dan cenderung turun naik pada bulan selanjutnya.
Naiknya absensi ketidakhadiran tersebut mengindikasikan
lemahnya gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh
11
pimpinan sekolah tersebut. Hal ini tekait kurangnya Motivasi inspirasional
(inspirational motivation), pada hal ini pemimpin sekolah kurang mampu
mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan
cermat dan rasional terkait masalah absensi tersebut. Selain itu, karakter
pemimpin juga belum mampu mendorong para bawahan untuk
menemukan cara baru yang lebih efektif dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu kurangnya konsiderasi individual (individualized
considerations), juga menciptakan pada hal ini pemimpin sekolah kurang
terlibat dalam peneguhan dan bimbingan kepada bawahan terkait dengan
memperhatikan kebutuhan dan perhatian individu. Dari data absensi
tersebut kebutuhan individu yang dimaksudkan adalah mengenai peran
pemimpin dalam kebutuhan memberikan arahan dan memberdayakan para
bawahannya dengan masalah ketidakhadiran yang fluktuatif pada setiap
bulannya. Selain itu perilaku seorang pemimpin transformasional kurang
tergambarkan dari fluktuatif nya kehadiran guru tersebut, pemimpin harus
memiliki sifat Pengaruh Idealis (idealized influence). Pemimpin dituntut
untuk menginspirasi bawahannya dengan tindakan dan sikap yang
menggambarkan bahwa pemimpin akan ikut terlibat saat melihat masalah,
seperti masalah mengenai absensi yang terjadi di lingkungan dia bekerja.
Pemimpin seharusnya ikut terlibat dengan memberikan perhatian
dengan masalah absensi tersebut. kepemimpinan transformasional itu
sendiri adalah seperti hubungan dimana pemimpin mampu mendorong
bawahan untuk turut serta dalam memberikan yang terbaik di organisasi
12
untuk menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi dan terjalinnya hubungan
yang baik antara pemimpin dan pengikut (Advani & Abbas, 2015)
Dengan demikian, setelah memperhatikan variabel-variabel dalam
Rekapitulasi Data dan Hasil Wawancara Mengenai Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Guru di SMAN se-Kecamatan Kalideres, faktor
dominan yang menjadi masalah pada SMAN se-Kecamatan Kalideres
adalah mengenai kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional. Sumber yang didapat penulis dari hasil wawancara pra-
penelitian yang dilakukan terhadap beberapa guru yang sedang bekerja.
Dalam uraian diatas terdapat gap untuk itu perlu di teliti, terutama
mengenai kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan transformasional
yang menjadi pokok permasalahan pada SMA Negeri Se-Kecamatan
Kalideres. Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka
peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
"PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA
GURU PADA SMA NEGERI SE-KECAMATAN KALIDERES”
13
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosional
terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kecamatan
Kalideres?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosional
dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru di
SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian:
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut Tujuan penelitian yang
hendak dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja
guru SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres.
b. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional
yang digunakan terhadap kinerja guru SMA Negeri Se-Kecamatan
Kalideres.
2. Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru SMA Negeri Se-
14
Kecamatan Kalideres Manfaat Penelitian. Hasil Penelitian ini
diharapkan memperoleh manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Bagi SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan
bagi sekolah didalam merumuskan berbagai kebijakan dalam upaya
meningkatkan kinerja guru di lingkungan SMA Negeri Se-
Kecamatan Kalideres.
b. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian dibidang sumber daya
manusia, khususnya yg terkait dengan kecerdasan emosional dan
gaya kepemimpinan transformasional.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan yang berharga untuk
mengaplikasikan berbagai teori/konsep manajemen sumber daya
manusia yang telah peneliti peroleh dalam perkuliahan kedalam
penelitian di lapangan, khususnya dalam memecahkan berbagai
masalah kinerja di SMA Negeri Se-Kecamatan Kalideres.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “to manage” yang berarti
mengelola suatu aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut G.R Terry (dalam Hasibuan, 2014:2) menyatakan bahwa
pengertian Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian
untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya”.
Pengertian Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:9)
mengemukakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sedangkan Menurut Abdullah (2014:2) Manajemen itu adalah
keseluruhan aktivitas yang berkenaan dengan melaksanakan pekerjaan
organisasi melalui fungsi-fungsi perencanaan,pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan dengan bantuan sumber daya organisasi (man, money, method,
machine and material) secara efektif dan efisien
Berdasarkan definisi yang dipaparkan para ahli mengenai
16
manajemen, penulis menyimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan
seni yang mengoptamilisasi sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan dengan pemanfaatan
sebaik-baiknya dengan usaha yang berkesinambungan.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Edison (2016:10) mengemukakan mengenai
manajemen sumber daya manusia yaitu: “Manajemen yang
memfokuskan diri memaksimalkan kemampuan karyawan atau
anggotanya melalui berbagai langkah strategis dalam rangka
meningkatkan kinerja pegawai/karyawan menuju pengoptimalan
tujuan organisasi.” Menurut Umi Farida (2015:1) " Manajemen
sumber daya manusia (MSDM) adalah manajemen yang
mengkhususkan diri dalam bidang personalia / SDM / ketenagakerjaan
atau suatu bidang ilmu untuk mempelajari bagaimana mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua
pihak.”
Sedangkan menurut Menurut Dessler (2015:3), manajemen
sumber daya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih,
menilai, dan mengompensasi karyawan dan untuk mengurus relasi
tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang
berhubungan dengan keadilan.
17
Menurut Hasibuan (2016:10) pengertian manajemen sumber
daya manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Menurut Simamora dalam Sutrisno (2015:5), manajemen sumber
daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, peniliaian,
pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau
kelompok pekerja.
Dari beberapa definisi dari para ahli di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa MSDM memfokuskan pada masalah tenaga kerja
manusia yang diatur menurut fungsi-fungsinya, agar lebih efektif dan
efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.
b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Hasibuan (2016:21) menjelaskan bahwa fungsi manajemen
sumber daya manusia meliputi:
1. Fungsi Manajerial
Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara
efektif dan efesien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dalam membantu terwujudnya suatu tujuan. Perencanaan
dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.
18
Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk
mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi
(organization chart).
Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan yang mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dengan efektif serta
efesien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan
bekerja sesuai dengan yang telah direncanakan. Apabila
terdapat penyimpangan atau kesalahan maka diadakan
tindakan perbaikan dan penyempurnaan perencanaan.
2. Fungsi Operasional
Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik
akan membantu terwujudnya suatu tujuan.
19
Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses peningkatan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral
karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Kompensasi
kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan
tidak langsung berupa uang atau barang kepada karyawan
sebagai imbalan atau upah yang diberikan oleh suatu
perusahaan.
Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar
tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan
agar mereka tetap mau bekerja sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagai besar
karyawan serta berpedoman kepada internal dan ekternal
konsistensi.
Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi dari manajemen sumber
20
daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan
karena tanpa adanya kedisiplinan yang baik sulit
terwujudnya tujuan yang maksimal.
Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya suatu hubungan kerja
seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini
biasanya disebabkan oleh keinginan keryawan, keinginan
perusahaan, kontrak kerja yang telah berakhir, pensiun dan
sebab-sebab lainnya.
c. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen sumber daya manusia menurut Cushway
dalam Edy Sutrisno (2016:7), tujuan MSDM meliputi:
1. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan
SDM untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja
yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi, memiliki pekerja
yang selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi
kewajiban pekerjaan secara legal.
2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan
prosedur SDM yang memungkinkan organisasi mampu
mencapai tujuannya.
3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi
dan strategi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.
21
4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer
lini mencapai tujuannya.
5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan
antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak
menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya.
6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan
manajemen organisasi.
7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai
dalam manajemen SDM.
3. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional baru dikenal secara luas pertengahan
90-an dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman Emotinal
Intelligence. Menurut Goleman (2015:180) yang menyatakan bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan
pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian
diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Kecerdasan emosional saat ini menjadi bahasan yang menarik
dalam bidang manajamen sumber daya manusia. Robbins dan Judge
(2015:70) mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk menilai emosi dalam diri dan orang lain, memahami
makna emosi-emosi, dan mengatur emosi seseorang secara teratur.
22
McShane dan Von Glinow (dalam Wibowo, 2014) mengartikan
kecerdasan emosional sebagai sekumpulan kemampuan untuk merasakan
dan menyatakan emosi, mengasimilasi emosi dalam berpikir, memahami
dan menghubungkan emosi dalam diri sendiri dan orang lain. Daniel
Goleman (2015:50-53), sendiri mengemukakan bukan hanya satu jenis
kecerdasan yang monolitik penting untuk meraih sukses dalam
kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan
dengan tujuan varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spesial,
kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal dan disebut sebagai
kecerdasan emosional.
Menurut Sari (2016:5) kecerdasan emosional penting bagi kita
terutama dalam mengembangkan kemampuan untuk memahami perasaan
diri sendiri dan orang lain. Hal ini karena dengan memahami perasaan
diri sendiri dan orang lain, kita dapat menempatkan dan mengatur
perasaan kita dengan tepat dan dapat menjadi seorang pribadi yang
dewasa dalam berfikir dan bertingkah laku di lingkungan sosial.
Sehingga untuk mengasah dan meningkatkan kecerdasan emosional, kita
memerlukan bantuan orang lain, maka dari itu mengasah kecerdasan
emosional sangat penting dalam hubungan dengan orang lain.
Dengan demikian, kecerdasan emosional adalah kemampuan
individu dalam menafsirkan gejala emosi secara baik. Penafsiran gejala
emosi tersebut berdampak pada penggunaan emosi sesuai dengan
23
kebutuhan sehinggga kemampuan untuk mengendalikan emosi tersebut
memberikan dampak yang positif.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Goleman (2015:267), menjelaskan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional :
1. Lingkungan keluarga.
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam
mempelajari emosi, kecerdasan emosional dapat diajarkan pada saat
masih bayi melalui ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada
masa kanak-kanak akan melekat dan menetap secara permanen
hingga dewasa. Kehidupan emosional yang dipupuk dalam keluarga
sangat berguna bagi setiap individu kelak kemudian hari.
2. Lingkungan non keluarga
Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan
pendidikan, kecerdasan emosional, ini berkembang sejalan dengan
perkembangan fisik dan mental. Pembelajaran ini biasanya ditujukan
dalam suatu aktivitas seseorang diluar dirinya dengan emosi yang
menyertai keadaan orang lain.
c. Dimensi dan Indikator Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional terbagi dalam beberapa aspek kemampuan
yang membentuknya. Goleman (dalam Wibowo 2015:4),
mengungkapkan lima indikator kecerdasan emosional: yang dapat
menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan, yaitu:
24
1. Kesadaran diri
Kesadaran diri yaitu kemampuan individu yang berfungsi untuk
memantau perasaan diri waktu ke waktu, mencermati perasaan yang
muncul. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang
sesungguhnya mendadak bahwa orang berada dalam kekuasaan
emosi Indikatornya meliputi:
Mengenali emosi diri sendiri beserta efeknya
Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri
Percaya dengan kemampuan diri dan keyakinan tentang harga
diri
2. Mengelola emosi diri
Mengelola emosi adalah kemampuan untuk menangani,
mengekspresikan, dan mengendalikan emosi serta memiliki
kepekaan terhadap kata hati untuk digunakan dalam hubungan dan
tindakan sehari-hari. Mengelola emosi merupakan kemampuan
individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan
tepat sehingga tercapai keseimbangan dalam dirinya. Selain itu juga
terdapat kemampuan kontrol diri yang bertujuan menjaga
keseimbangan emosi dan bukan menekannya, karena setiap perasaan
memiliki nilai dan makna. Kemampuan dalam menampilkan emosi
yang wajar, selaras antara perasaan dan lingkungan. Indikatornya
meliputi :
25
Kemampuan untuk mengelola emosi-emosi dan desakan-
desakan hati yang merusak
Luwes terhadap perubahan (mudah beradaptasi) dan bertangung
jawab atas kinerja pribadi
Mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan
informasi-informasi baru,
3. Memotivasi diri sendiri
Memotivasi diri sendiri, yaitu : Kendali diri emosional menahan
diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah
landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Indikatornya meliputi:
Mempunyai dorongan untuk berprestasi/tidak cepat puas.
Memiliki kekuatan untuk berfikir positif dan optimis.
4. Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Orang yang
empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang
tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau
dikehendaki orang lain. Indikatornya meliputi:
Mampu menerima sudut pandang dari orang lain.
Peka terhadap perasaan orang lain.
26
5. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan menciptakan hubungan
yang harmonis antar individu, yaitu dengan memberikan respon baik
terhadap lawan bicara dan menjaga perilaku serta ucapan ketika
berhadapan dengan orang.
Dapat memberikan pesan dengan jelas dan meyakinkan orang
lain.
Dapat membangkitkan inspirasi kelompok dan orang lain.
Berani memulai dan mengelola perubahan (katalisator
perubahan).
Mampu melakukan negoisasi dan pemecahan silang pendapat.
4. Gaya Kepemimpinan Transformasional
a. Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan merupakan salah satu indikator penting yang
harus dimiliki oleh pimpinan dalam suatu organisasi. Hal ini dikarenakan
gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap roda berputarnya
kinerja dalam suatu organisasi.
Menurut pendapat Robbins & Judge (2015), dinyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi
para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka
demi kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang
27
luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh perhatian
terhadap kebutuhan pengembangan diri para pengikutnya, mengubah
kesadaran para pengikut atas isu-isu yang ada dengan cara membantu
orang lain memandang masalah lama dengan cara yang baru, serta
mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk
bekerja keras guna mencapai tujuan-tujuan bersama.
Sedangkan menurut Denny Setiawan (2014:150) Gaya
kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mampu
mendatangkan perubahan didalam diri setiap individu yang terlihat
dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin
tinggi. Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja merupakan
suatu hal yang pasti dan didasari oleh kedua belah pihak, baik dari
pemimpin maupaun karyawan. Burns dalam Northouse (2013:176),
menyatakan kepemimpinan transformasional adalah merupakan proses
dimana orang terlibat dengan orang lain, dan menciptakan hubungan
yang menciptakan motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan
pengikut. Untuk memilah kompleksitas yang terkait dengan komponen
“peningkatan moral” dari kepemimpinan transformasional murni.
Menurut Bass (1985) dalam buku Yukl (2013:313) menjelaskan
bahwa kepemimpinan transformasional adalah suatu keadaan dimana
para pengikut dari seorang pemimpin transformasional merasa adanya
kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin
tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang
28
awalnya diharapkan mereka. Pemimpin tersebut mentransformasi dan
memotivasi para pengikut dengan cara membuat mereka lebih sadar
mengenai pentingnya hasil – hasil suatu pekerjaan, mendorong mereka
untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri
sendiri, dan mengaktifkan kebutuhan – kebutuhan mereka pada yang
lebih tinggi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang
menggunakan sudut pandang yang visioner yang mampu membawa
perubahan bagi para karyawan maupun bagi organisasi. Sehingga gaya
kepemimpinan ini mampu merubah paradigma karyawan untuk
mengembangkan kinerjanya demi kebaikan suatu perusahaannya.
b. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Tranformasional
Menurut Prihatin dalam Sudaryono (2014) terdapat tujuh prinsip
dalam kepemimpinan tranformasional, yaitu:
1. Simplikasi: keberhasilan diawali dengan visi yang akan menjadi
cermin dan tujuan bersama.
2. Motivasi: Kemampuan untuk komitmen dari tiap orang yang terlibat
terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita
lakukan, dia bisa memotivasi dan memberikan energi para
pengikutnya.
29
3. Fasilitas: Untuk secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang
terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok atau
individu.
4. Inovasi: Kemampuan untuk berani dan bertanggung jawab
melakukan suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu
tuntutan dengan perubahan yang terjadi.
5. Mobilitas: Pengarahan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperilakukan setiap orang yang terlibat didalamnya untuk
mencapai visi dan tujuan
6. Siap siaga: Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka
sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang
positif.
7. Tekad: Tekat bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad untuk
menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas.
c. Dimensi dan Indikator Gaya Kepemimpinan Transformasional
Bass dan Ruth (dalam Wijonarko, 2014:12-13) mengemukakan,
terdapat empat karakteristik kepemimpinan transformasional, antara lain
sebagi berikut:
1. Pengaruh Idealis (Individualized Influence).
Pemimpin mendapat standar tinggi dari tingkah laku, moral dan
etika serta menggunakan kemampuan untuk menggerakkan individu
maupun kelompok untuk pencapaian bersama. Adapun Indikatornya
terdiri dari tiga bagian yaitu:
30
Pemimpin sebagai panutan
Sikap hormat dari bawahan
Pemimpin memberikan kepercayaan kepada bawahan
2. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation).
Pemimpin bertindak sebagai model atau panutan bagi pengikut,
mengkomunikasikan visi, komitmen pada tujuan organisasi, dan
mengarahkan upaya-upaya pengikut. Adapun Indikatornya terdiri
dari dua bagian yaitu:
Inspirasi untuk menyelesaikan tugas
Motivasi untuk menyelesaikan tugas dengan semangat
3. Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation).
Pemimpin merangsang para bawahan untuk berfikir secara kreatif
dan inovatif, dengan memberikan asumsi pertanyaan, merancang
kembali masalah yang telah lampau untuk diselesaikan oleh
bawahan dengan cara baru. Pemimpin bersikap proaktif, kreatif dan
inovatif dalam mengambil gagasan, memiliki idiologi yang radikal
dan melakukan pencarian gagasan dalam memecahkan masalah.
Adapun Indikatornya terdiri dari dua bagian yaitu:
Motivasi untuk inovatif
Pemimpin mendorong bawahan untuk kreatif
31
4. Konsiderasi Individual (Individualized Consideration).
Secara pribadi pemimpin memberikan perhatian secara pribadi
kepada bawahan dengan bertindak sebagai mentor, hal ini guna
meningkatkan kebutuhan dan kemampuan bawahan kepada tingkat
yang lebih tinggi. Adapun Indikatornya terdiri dari dua bagian yaitu:
Pertimbangan kebutuhan
Pemberian perhatian
5. Kinerja
a. Pengertian kinerja
Menurut Mangkunegara (2015:67) pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Arifin at all (2015 : 120) menyebutkan kinerja, atau performance
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Menurut Wibowo (2014:3) kinerja merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi
kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai
32
dan memperlakukan sumber daya manusianya akan memengaruhi sikap
dan perilakunya dalam menjalankan kinerja
Menurut Sedarmayanti (2014:259) kinerja berasal dari kata
performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satu arti adalah
“thing done” (sesuatu hasil yang telah dikerjakan). Kinerja terjemahan dari
performance berarti:
1. Perbuatan, pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja, pelaksanaan
pekerjaan yang berdaya guna.
2. Hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu
organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus
dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan)
Dari pengertian kinerja yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa, kinerja adalah hasil
kerja/prestasi kerja seseorang atau kelompok baik kuantitas maupun
kualitas berdasarkan ketentuan/kriteria/tanggung jawab yang telah
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pengertian Penilaian Kinerja
Menurut Menurut Dessler (2015:330) Penilaian kinerja berarti
mengevaluasi kinerja karyawan di masa sekarang dan di masa lalu secara
relatif terhadap standar kinerjanya. Sedangkan Menurut Veithzal Rivai
33
(2013:549) penilaian kinerja adalah hasil kerja karyawan dalam lingkup
tanggung jawabnya.
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2014:261) penilaian kinerja
adalah uraian sistematik, tentang kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang
berkaitan dengan pekerjaan seseorang/kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan, bahwa penilaian
kinerja adalah hasil prestasi kerja pegawai yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik maupun buruk.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2015:67) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah:
1. Faktor kemampuan (ability)
Secara psikologis kemampuan (ability) dan kemampuan reality
(knowledge dan skill) artinya pegawai dengan IQ di atas rata-rata
(110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih
mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor motivasi
Motivasi berbentuk sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai
terarah untuk mencapai tujuan kerja.
34
Sedangkan menurut Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut
Widodo (2015) adalah sebagai berikut :
1. Sasaran: adanya rumusan sasaran yang jelas tentang apa yang
diharapkan oleh organisasi untuk dicapai.
2. Standar: apa ukurannya bahwa seseorang telah berhasil
mencapai sasaran yang diinginkan.
3. Umpan balik: informasi terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan upaya mencapai sasaran sesuai standar yang telah
ditentukan.
4. Peluang: beri kesempatan orang itu untuk melaksanakan
tugasnya mencapai sasaran tersebut.
5. Sarana: sediakan sarana yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan tugasnya.
6. Kompetensi: beri pelatihan yang efektif, yaitu bukan sekedar
belajar tentang sesuatu, tetapi belajar bagaimana melakukan
sesuatu.
7. Motivasi: harus bisa menjawab pertanyaan “mengapa saya harus
melakukan pekerjaan ini”?
d. Tujuan Evaluasi Kinerja
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi.
Secara lebih spesifik, tujuan evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan
Agus Sunyoto dalam Mangkunegara (2014:10) yaitu:
35
1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan
kinerja.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga
merekatermotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-
kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan
keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap
karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,
sehingga karyawan termotivasi untuk berpartisipasi sesuai dengan
potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai
dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana dikalat, dan kemudian
menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
e. Dimensi dan indikator kinerja
Dimensi dan Indikator kinerja menurut Mangkunegara (dalam
Wiratama dan Sintaasih 2013:4), adalah sebagai berikut :
1. Kualitas kerja
Menunjukan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan
tidak mengabaikan volume pekerjaan. Kualitas kerja yang baik dapat
menghindari tingkat kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan
yang dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan. Indikatornya
meliputi :
36
Ketepatan dalam mengerjakan suatu tugas
Ketelitian mengerjakan tugas dengan meminimalisir kesalahan
keterampilan
2. Kuantitas kerja
Menunjukan banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan
dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana
sesuai dengan tujuan perusahaan.Tanggung jawab
Kecepatan
3. Tanggung jawab
Menunjukan seberapa besar pegawai dalam menerima dan
melaksanakan pekerjaannya, mempertanggung jawabkan hasil kerja
serta sarana dan prasarana yang digunakan dan perilaku kerjanya
setiap hari.
Menerima dan melaksanakan pekerjaan dengan mengerjakan
pekerjaan sebaik-baiknya
Sarana dan prasarana
4. Kerja sama
Kesediaan pegawai untuk berpartisipasi dengan pegawai yang lain
secara vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
kekompakan dengan rekan kerja dengan saling berpartisipasi
mengerjakan tugas
37
B. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan
Dunia kerja serta globalisasi yang kian menuntut para guru dalam
bekerja menciptakan berbagai permasalahan baru yang harus dihadapi
oleh guru pada masa kini. Masalah-masalah ini menuntut para guru untuk
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi agar berdampak pada kinerja
yang baik. Goleman (2015) dalam bukunya mengungkapkan bahwa
untuk mencapai kesuksesan dalam bekerja, bukan hanya faktor cognitive
intelligence yang harus dimiliki, ada faktor dominan lain yaitu emotional
intelligence yang memiliki peranan besar dalam mencapai kesuksesan
dalam dunia kerja.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Hardiat (2016)
melalui penelitiannya mengungkapkan bahwa salah satu faktor besar
yang memiliki dampak yang baik pada kinerja dari karyawan adalah
kecerdasan emosional, hal tersebut ditunjukan dengan variabel
kecerdasan emosional berpengaruh secara parsial maupun simultan
bersama variabel lainnya terhadap kinerja karyawan di tempat objek
penelitian yang diteliti. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan
kuantitas yang diberikan oleh karyawan ditempat Mereka bekerja. Hal ini
mengungkapkan bahwa walaupun seseorang memiliki kinerja yang baik
tapi apabila dia tidak mampu memiliki kecerdasan emosional yang baik
dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan tidak akan mengalami
perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu.
38
2. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan
Kinerja Karyawan
Gaya kepemimpinan transformasional dengan kinerja guru
memiliki hubungan yang erat dengan berbagai kaitannya. Karena
dengan kinerja yang tinggi artinya setiap guru memberikan segala
pengetahuan, keterampilan, sikap, kemampuan dan perilaku yang
dimiliki oleh setiap guru serta adanya keinginan untuk memberikan
yang terbaik di organisasi yang ditempati. Pada hal ini, peran pemimpin
untuk dapat mempengaruhi agar kinerja para guru tetap terjaga dengan
baik. Kepemimpinan transformasional mampu memberikan motivasi,
inspirasi dan kebutuhan dari para bawahannya hal ini berdampak pada
para guru mampu memberikan kinerja yang terbaik yang telah Mereka
lakukan.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Andriani (2016), yang melalui penelitiannya mengungkapkan bahwa
kepemimpinan transformasional berdampak yang baik pada kinerja dari
karyawan, hal tersebut ditunjukan dengan variabel gaya kepemimpinan
transformasional berpengaruh secara parsial maupun simultan bersama
variabel lainnya terhadap kinerja karyawan di tempat objek penelitian
yang diteliti. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas
yang diberikan oleh karyawan ditempat Mereka bekerja. Hal ini
mengungkapkan bahwa pemimpin yang transformasional mampu
memberikan dampak yang baik pada kinerja di suatu organisasi.
39
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Variabel Metode Kesimpulan
1 Carlton Brown
(2014)
Emotional inteliigence
(X1),Transformational
Leadership Style (X2),
Transactional
Leadership Style (X3)
Sales perfomance (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa
terhadapat hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional, gaya
kepemimpinan transaksional dan gaya
kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja sales.
2 Shaheen
Akhtar dkk
(2015)
Organizational
Culture (X1),
Emotional Intelligence
(X2), Perfomance (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional dan
budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja.
3. Ulfah Husnul,
Yovitha
Yuliejantinings
ih, Rasiman
(2017)
Kecerdasan
Emosional (X1),
Motivasi Kerja (X2)
dan Lingkungan Kerja
(X3), Kinerja Pegawai
(Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara
kecerdasan emosional, motivasi kerja
dan lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai Dinas Pendidikan Kota
Semarang.
4. Yusuf
Ardiansyah,
Lisa Harry
Sulistiyowati
(2018)
Kompetensi (X1),
Kecerdasan
Emosional (X2)
Kinerja Pegawai (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penilitian menunjukan bahwa ada
pengaruh yang singnifikan antara
kompetensi dan kecerdasan emosional
dengan kinerja karyawan
40
No Nama Variabel Metode Kesimpulan
5. Tayyaba Ejaz
dan
Muhammad
Ahmad (2019)
Transactional
Leadership (X1),
Transformational
Leadership (X2),
Organizational
Perfomance (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
Gaya kepemimpinan transformasional
dan transaksional secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
6. Avinash
Advani dan
Zuhair Abbas
(2015)
Transformational
Leadership (X1),
Transactional
Leadership (X2),
Employees
Performance (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
Gaya kepemimpinan transformasional
dan transaksional secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
7. Eko Yudhi
Setiawan
(2015)
Kepemimpinan
Transformasional
(X1), Kepemimpinan
Transaksional (X2),
Kinerja Karyawan (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
Gaya kepemimpinan transformasional
dan transaksional secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan PT. ISS Indonesia di Rumah
Sakit National Surabaya.
8. Robertus Gita,
Ahyar
Yuniawan
(2016)
Gaya Kepemimpinan
Transformasional(X1)
, Motivasi Kerja
(X2), dan Budaya
Organisasi (X3)
Kinerja Karyawan (Y)
Analisis
Linear
Berganda
Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan
transformasional, motivasi kerja dan
budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
41
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2013:60) kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting. Berikut ini dapat
digambarkan kerangka pemikiran yang dijadikan dasar pemikiran dalam
penelitian ini. Kerangka tersebut merupakan dasar pemikiran dalam
melakukan analisis pada penelitian ini.
Pengaruh kecerdasan emosional dapat menciptakan suasana yang
dapat mendorong guru agar meningkatkan kinerja yang mereka miliki,
karena dengan adanya suatu kecerdasan emosional yang baik dan terarah
maka guru dapat menjalankan pekerjaan dengan runtun dengan hasil yang
maksimal.
Gaya kepemimpinan transformasional juga sangat memiliki dampak
yang besar dalam meningkatnya kinerja seorang guru, karena pemimpin
yang transformasional akan mampu menggerakan bawahan dengan cara
yang baik agar para bawahan mau ikut terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi secara bersama-sama. Berdasarkan dari kerangka teoritis dan
penelitian pendahuluan, maka dibentuklah model penelitian seperti yang
terlihat di gambar bagan penelitian di bawah ini:
42
Gambar 2.1
Model Konseptual
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas, hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Ho = Kecerdasan emosional (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja guru (Y)
Ha = Kecerdasan emosional (X1) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Kinerja guru (Y).
2. Ho = gaya kepemimpinan transformasional (X2) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja guru (Y).
Ha = gaya kepemimpinan transformasional (X2) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Kinerja guru (Y).
Kecerdasan Emosional
(X1)
Gaya Kepemimpinan
Transformasional (X2)
Kinerja (Y)
H3
H1
11
H2
43
3. Ho = Kecerdasan emosional (X1) dan gaya kepemimpinan
transformasional (X2) tidak berpengaruh simultan terhadap
Kinerja guru (Y).
Ha = Kecerdasan emosional (X1) dan gaya kepemimpinan
transformasional (X2) mempunyai pengaruh simultan
terhadap Kinerja guru (Y).
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA
Negeri se-Kecamatan Kalideres yang terdiri dari SMAN 84 Jakarta, SMAN
95 Jakarta, SMAN 94 Jakarta dan SMAN 56 Jakarta. Dan masing-masing
berlokasi pada :
1. Jalan Peta Barat No. 42 Kel. Kalideres, Kec. Kalideres Kota Jakarta
Barat 11840
2. Jalan Satu Maret No.49, Kel. Pegadungan, Kec. Kalideres, Kota Jakarta
Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11830
3. Jalan Semanan Raya Kel. Semanan, Kec. Kalideres Kota Jakarta Barat
11850
4. Jalan Kamal Tegal Alur Kel. Tegal Alur, Kec. Kalideres Kota Jakarta
Barat 11820
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019. Adapun yang akan dibahas
terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional dan
gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel dependen, yaitu
kinerja guru. Sebagai variabel independen pada penelitian ini kecerdasan
emosional (X1), gaya kepemimpinan transformasional (X2). Sedangkan
variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja guru yang diberi
lambang (Y).
45
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
mengenai pengaruh Kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja guru.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:61) Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya . Berdasarkan pengertian
tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru di SMA
Negeri se-Kecamatan Kalideres dengan jumlah total 177 guru.
2. Sampel
Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel yang
didapatkan dari metode penentuannya. Menurut Sugiyono (2017:62)
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah guru di SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres. Dalam
penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah
teknik probability sampling. Menurut Sugiyono (2015:122) definisi
probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik probability sampling yang
digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik
46
simple random sampling. Menurut Sugiyono (2015:123) pengertian
simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
Berikut ini penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
menggunakan rumus Slovin dalam Suharso (2009:61)
𝒏 =𝑵
𝟏 + 𝑵 (𝒆𝟐)
Keterangan:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: perkiraan tingkat kesalahan yaitu sebesar 5%
Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan, maka berikut ini adalah
perhitungan sampel penelitian:
n = 177
1+175.(0,05)2
n = 175
1,4425 = 122,70
Atas perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 122,70 guru atau dibulatkan menjadi 123 guru pada
SMA negeri se-Kecamatan Kalideres.
47
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan pada penelitian ini,
peneliti melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber dan bersifat
mentah atau belum diolah. Data primer belum mampu memberikan
informasi dalam pengambilan keputusan sehingga perlu diolah lebih
lanjut (Wijaya,2013:19). kinerja guru yang dilihat dari pengaruh
kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan transformasional.
Dalam penelitian ini pengumpulan data primer yaitu dengan:
a. Observasi
Menurut sugiyono (2015:235) observasi merupakan
proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan
mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
b. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2015:230) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden, selain itu kuesioner juga cocok untuk digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirm melalui pos, atau internet. Penelitian ini dikerjakan dengan
48
memberikan kuesioner kepada para guru pada SMA Negeri se-
Kecamatan Kalideres, yang dilakukan sebagai sampel penelitian.
Skala yang digunakan adalah skala likert (likert scale).
Menurut Sugiyono (2015:168) skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti. Data yang diperoleh dari skala
tersebut berupa data interval. Penelitian untuk masing-masing
variabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Likert
Tanda Keterangan Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
R Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
c. Wawancara
Menurut sugiyono (2015:224) wawancara merupakan
teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau
yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam
mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang
49
diwawancarai. Wawancara terbagi menjadi beberapa jenis
diantarnya:
Wawancara Tertutup
Wawancara tertutup adalah suatu kegiatan wawancara yang
dilakukan dengan cara tertutup. Pada pewawancara harus
menjaga atau merahasiakan nama maupun sebuah informasi
mengenai narasumbernya dengan cara memalsukan atau
memberi inisial nama narasumber. Wawancara tertutup ini
bisa juga diartikan sebagai wawancara yang suatu
pertanyaan-pertanyaannya terbatas dan telah tersedia
jawabannya yang berupa pilihan.
Wawancara terbuka
Wawancara terbuka ialah sebuah wawancara yang dilakukan
dengan tidak merahasiakan sebuah informasi yang mengenai
narasumbernya dan juga mempunyai pertanyaan-pertanyaan
yang tidak terbatas atau tidak terikat jawabannya.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur ialah wawancara yang dilaksanakan
secara terencana dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur ialah wawancara yang tidak
berpedoman pada daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini,
50
peneliti menggunakan wawancara terbuka dan wawancara
tidak terstruktur. Wawancara terbuka tidak merahasiakan
data narasumber dan pertanyaan tidak terbatas atau tidak
terikat
Pada penelitian ini metode wawancara yang digunakan
adalah tipe wawancara terbuka. Wawancara yang dilakukan pada
guru-guru di SMAN se-Kalideres ini bersifat tidak merahasiakan
sebuah informasi maupun identitas mengenai narasumbernya dan
juga mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tidak
terikat.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan
dan bersifat siap pakai (Wijaya, 2013:19). Data sekunder ini digunakan
untuk melengkapi atau mendukung data primer. Dalam hal ini data
sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan yang dapat
memberikan landasan teori yang diperoleh dari buku-buku teks
pendukung, jurnal-jurnal ilmiah, internet serta sumber lainnya yang
berkaitan dengan objek yang diteliti :
a. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil
terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel,
jurnal, internet, dan lain sebagainya).
51
b. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang
dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
D. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Menurut (Ghozali, 2016:19) Statistik deskriptif adalah statistik
yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif
mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan
mudah dipahami.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:51), uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir
atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
52
Dimana :
i. r hitung ≥ r table, maka pernyataan dinyatakan valid.
ii. r hitung ˂ r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Selanjutnya, setelah tahap menguji validitas dalam instrumen
penelitian, maka tahap selanjutnya adalah menguji reliabilitas data
dari instrumen penelitian. Reliabilitas adalah alat ukur untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan untuk menguji
konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk
mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat
dipercaya. Variabel tersebut dikatakan Cronbach’s Alpha nya
memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen
tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal
yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran
ulang. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi
(Ghozali, 2016:45-46).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2016:154) Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu
atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Seperti
diketahui bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
53
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016;103) pengujian multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian
multikolinearitas adalah pengujian yang mempunyai tujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independen. Efek dari multikolinearitas ini adalah
menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut berarti
standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan
bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya
hubungan linear antara variabel independen yang dipengaruhi
dengan variabel dependen.
Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance
inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel
bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas
54
yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance
0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
c. Uji Heteroskedastitas
Menurut (Ghozali, 2016:138) Uji Heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian
dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas
. Cara mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya dan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scater plot.
Menurut (Ghozali, 2016:138) Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola-pola yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heterokendastisitas, jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokendastisitas. Dasar
pengambilan keputusan untuk uji statistik dengan mengggunakan
uji Glejser yaitu dengan tingkat signifikan diatas 5% maka
disimpulkan tidak terjadi heterokendastisitas. Namun, bila tingkat
signifikasi dibawah 5%, maka ada gejala heterokendasisitas.
55
4. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji t ( Uji Secara Parsial )
Menurut (Ghozali, 2016:99) Uji t digunakan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Adapun
langkah dalam melakukan uji t adalah:
1) Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok
H0 = berarti secara parsial atau individu tidak ada pengaruh
yang signifikan antara X1, X2 dengan Y
Ha = berarti secara parsial atau individu ada pengaruh yang
signifikan antara X1, X2 dengan Y
2) Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)
3) Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat
signifikan t yang diketahui secara langsung dengan
menggunakan program SPSS dengan kriteria :
Nilai signifikan t < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
individu dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Nilai signifikan t > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
individu dan signifikan tidak .mempengaruhi variabel
dependen.
56
4) Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai
berikut :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal
ini artinya bahwa semua variabel independen secara individu
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. hal
ini artinya bahwa semua variabel independen secara individu
dan signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.
b. Uji f ( Uji Secara Simultan )
Menurut (Ghozali, 2016;98) Uji simultan F digunakan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara
variabel-variabel independen (kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional) terhadap variabel dependen
(kinerja guru). Adapun cara melakukan uji F sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok
H0 = berarti secara simultan atau bersama-sama tidak ada
pengaruh yang signifikan antara X1, X2 dengan Y
Ha = berarti simultan atau bersama-sama ada pengaruh
yang signifikan antara X1, X2 dengan Y
2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)
3. Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat
signifikan F yang diketahui secara langsung dengan
menggunakan program SPSS dengan kriteria :
57
Nilai signifikan F < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Nilai signifikan F > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel
dependen.
4. Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria
sebagai berikut :
Jika F hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel
dependen.
5. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tehnik analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda karena ingin mengetahui bagaimana
variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel dependen
(Y) secara langsung. Model regresi berganda bertujuan untuk
58
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data
variabel independen yang sudah diketahui besarnya.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang terdiri dari
faktor seperti kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional. Adapun perumusan model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Y = a + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan:
Y = Kinerja
a = Konstanta
X1 = Kecerdasan Emosional
X2 = Gaya Kepemimpinan Transformasional
b1b2 = Koefisien Regresi
e = Error
b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Menurut Ghozali (2018:97) Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen Nilai koefisien determinasi memiliki interval antara 0
sampai dengan 1. Nilai koefisien determinasi yang mendekati angka 1
merupakan model regresi yang baik karena hampir semua variabel yang
dipakai mampu menerangkan variasi variabel dependen yang digunakan.
59
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:39) definisi dari operasionalisasi variabel
adalah suatu atribut seseorang atau obyek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis
dapat dilakukan secara benar sesuai dengan penelitian.
Variabel pada penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulnya (Sugiyono, 2017:2).
Penelitian ini terdiri dari 3 variabel, dua variabel independen dan satu
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan transformasional sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Lebih jelasnya
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecerdasan
emosional (X1) dan gaya kepemimpinan transformasional (X2). Skala
pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Terdiri 5
poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4),
dan sangat setuju (5).
60
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi
dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel
dependen adalah kinerja pegawai (Y).
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kecerdasan
Emosional (X1)
Goleman (dalam
Wibowo 2015:4)
a Kesadaran diri Mengenali emosi diri sendiri
beserta efeknya
Mengetahui kekuatan dan
batas-batas diri sendiri
Percaya dengan kemampuan
diri dan keyakinan tentang
harga diri
Ordinal
b. Mengelola emosi diri Kemampuan untuk mengelola
emosi-emosi dan desakan-
desakan hati yang merusak
Luwes terhadap perubahan
(mudah beradaptasi) dan
bertangung jawab atas kinerja
pribadi
Mudah menerima dan terbuka
terhadap gagasan, pendekatan
dan informasi-informasi baru,
Ordinal
c. Memotivasi diri Dorongan untuk berprestasi /
tidak cepat puas.
Kekuatan untuk berfikir
positif dan optimis.
Ordinal
61
Variabel Dimensi Indikator Skala
d. Mengenali emosi
orang lain
Mampu menerima sudut
pandang dari orang lain.
Peka terhadap perasaan orang
lain.
Ordinal
e. keterampilan sosial Dapat memberikan pesan
dengan jelas dan meyakinkan
orang lain.
Dapat membangkitkan
inspirasi kelompok dan orang
lain.
Berani memulai dan
mengelola perubahan
(katalisator perubahan).
Mampu melakukan negoisasi
dan pemecahan silang
pendapat.
Ordinal
Gaya Kepemimpinan
Transformasional
(X2) Bass dan Ruth
(dalam Wijonarko,
2014:12-13)
a. Pengaruh idealis Pemimpin sebagai panutan
Sikap hormat dari bawahan
Pemimpin memberikan
kepercayaan kepada bawahan
Ordinal
b.Motivasi
Inspirasional
Inspirasi untuk
menyelesaikan tugas
Motivasi untuk
menyelesaikan tugas dengan
semangat
Ordinal
62
Variabel Dimensi Indikator Skala
c. Stimulasi intelektual Motivasi untuk inovatif
Pemimpin mendorong
bawahan untuk kreatif
Ordinal
d. Konsiderasi
individual
Pertimbangan kebutuhan
Pemberian perhatian.
Ordinal
Kinerja (Y) Menurut
Mangkunegara
(dalam Wiratama
dan Sintaasih
2013:4)
a. Kualitas kerja Ketepatan dalam
mengerjakan suatu tugas
Ketelitian mengerjakan tugas
dengan meminimalisir
kesalahan
keterampilan
Ordinal
b. Kuantitas kerja Kecepatan Ordinal
c. Tanggung jawab Menerima dan melaksanakan
pekerjaan dengan
mengerjakan pekerjaan
sebaik-baiknya
Sarana dan prasarana
Ordinal
d Kerjasama kekompakan dengan rekan
kerja dengan saling
berpartisipasi mengerjakan
tugas
Ordinal
63
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres
a. Sejarah SMA Negeri 84 Jakarta
SMA Negeri 84 Jakarta dibangun pada tahun 1986, beralamat di
Jalan Utan Jati Kalideres Jakarta Barat menempati gedung SMP DKI,
namun karena dilingkungan Kalideres pada saat itu belum ada SMA
Negeri maka pihak Kanwil Depdikbud DKI Jakarta dialihkan
penggunaannya untuk SMAN baru di Kalideres.
Pada tahun itu mulai menerima murid baru kelas 1 tahun
pelajaran 1986/ 1987 sebanyak 6 rombongan belajar, dan pada tahun
1987 Kanwil Depdikbud DKI Jakarta mengeluarkan SK status sekolah
negeri dengan No. 08/05/E/1987, tanggal 21 Januari 1987 dengan
nama yang semula SMA Negeri Baru Kalideres menjadi SMA Negeri
84 Jakarta.
Melalui SK Gubernur DKI No.116/073-51 tahun 2001 bangunan
gedung SD 11 Pagi digunakan untuk kegiatan belajar mengajar SMA
Negeri 84 Jakarta, sehingga mulai Tahun Pelajaran 2002/ 2003 SMA
Negeri 84 Jakarta memiliki 21 rombongan belajar dengan 3 (tiga)
program studi. Pada Tahun Pelajaran 2013/ 2014 melaksanakan 2
64
kurikulum yaitu Kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas X dan
Kurikulum 2006 (KTSP) untuk peserta didik kelas XI dan XII.
b. Sejarah SMA Negeri 95 Jakarta
Pada bulan Juli tahun 1987 dimulai pembelajaran di SMA
Negeri Baru Tegal Alur Jakarta yang merupakan cikal bakal
berdirinya SMA Negeri 95 Jakarta yang di resmikan pada tanggal 1
Maret 1988 oleh Bapak wakil Presiden Umar Wirahadikusuma
berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No.052 Tahun 1988 tanggal 8 Februari 1988.
Pada saat ini Sekolah telah mampu mengukir beberapa prestasi
baik akademis maupun non akademis dan pada tahun 2006 SMA
Negeri 95 ditetapkan sebagai Sekolah Plus standar Kotamadya.
c. Sejarah SMA Negeri 56 Jakarta
SMAN 56 Jakarta berdiri pada tahun 1979 di atas tanah 35602.
Mulai aktif beroperasi belajar mengajar pada tahun pelajaran 1980-
1981. Kepala sekolah SMAN 56 Jakarta yang pertama dalah Drs.
Humala Tua Simbolon. Beliau menjadi kepala sekolah SMAN 56
Jakarta yang pertama ini menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan
persekolahannya. Sejak dulu lokasi dari SMA Negeri 56 Jakarta tetap
dilokasi yang sama yaitu pada Jl. Kamal Raya, Tegal Alur, Kalideres,
RW 9, Kota Jakarta Barat. Pada lokasi yang sama, perenovasian
gedung sekolah beberapa kali dilakukan demi kenyamanan warga
sekolah, hingga sampai terbentuk gedung yang sekarang.
65
d. Sejarah SMA Negeri 94 Jakarta
SMA Negeri 94 Jakarta Pertama kali melaksanakan kegiatannya
pada bulan juli 1987 dengan menempati sebuah gedung yang baru saja
dibangun tiga lantai di Jalan Al-Barkah 1 Rawa Buaya, Cengkareng
Jakarta Barat dengan nama SMA Negeri Rawa Buaya dan Kepala
Sekolahnya bernama Bapak Mansyur Lubis, BA (1987-1990).
Kemudian pada tahun 1990-1991 secara bertahap kegiatan
belajar-mengajar dipindahkan ke gedung baru di Jalan Semanan Raya,
Kalideres Jakarta Barat karena gedung di Rawa Buaya akan
digunakan untuk SMPN 264. Pada tahun 1991-1992, SMA Negeri
Rawa Buaya secara resmi pindah ke gedung baru dan diganti namanya
menjadi SMA Negeri 94 Jakarta. Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi
kebakaran yang menghabiskan hampir seluruh kelas dilantai 2
sehingga kegiatan belajar mengajar dipindahkan sementara
menumpang di gedung Madrasah Aliyah Negeri 12 di daerah Duri
Kosambi Cengkareng Jakarta Barat. Dan setelah menanti selama
hampir 2 tahun, akhirnya pada tanggal 2 Februari 2008 KBM kembali
ke lokasi semula karena gedung baru setinggi 4 lantai telah selesai
dibangun.
66
2. Visi dan Misi SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres
a. Visi dan misi SMA 84 Jakarta
1. Visi
Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi, berlandaskan
sikap religius dan peduli lingkungan.
2. Misi
Meningkatkan mutu pembelajaran
Memberdayakan warga sekolah yang cerdas, mandiri dan
kreatif
Meningkatkan disiplin warga sekolah
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga sekolah kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Meningkatkan kondisi lingkungan sekolah yang asri, sejuk dan
nyaman
b. Visi dan misi SMA 95 Jakarta
1. Visi
Menjadi sekolah modern, religius, dan berwawasan lingkungan
2. Misi
Melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan
kurukulum nasional, kepentingan daerah, dan kearifan lokal.
Melaksanakan program pembelajaran modern berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
67
Mengembangkan karakter peserta didik yang beriman,
berakhlak mulia, dan peduli lingkungan.
Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Melaksanakan layanan pendidikan ramah sosial dan ramah
lingkungan.
Melaksanakan pengelolan pendidikan demokratis, akuntabel,
transparan, efektif, dan efisien.
c. Visi dan misi SMA 56 Jakarta
1. Visi
Lulusan yang berkarakter, cerdas dan berwawasan global
2. Misi
Meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama yang dianut
Melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian yang
bermutu dengan memanfaatkan teknologi informasi (ICT)
Menciptakan sekolah ramah anak
Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik dan non
akademik
Memberikan layanan dan memfasilitasi sarana dan prasarana
warga sekolah
d. Visi dan misi SMA 94 Jakarta
1. Visi
Berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik, serta
memiliki kecakapan hidup dengan berlandaskan iman dan taqwa.
68
2. Misi
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
efisien
Membentuk warga sekolah yang santun
Melengkapi sarana dan prasarana sekolah sehingga
mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang
menyenangkan
Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai
Meningktakan kemandirian belajar siswa
Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke PTN
Meningkatkan prestasi ekstra kulikuler, sehingga mampu
berprestasi di tingkat provinsi
Memberikan kemampuan vocasional
Mengoptimalkan peranan stakeholder sekolah
Memberikan dan mengembangkan manajemen pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
B. Karakterisitik Responden dan Distribusi Jawaban Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 123 orang
guru di SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres. Dalam penelitian kali ini
karakteristik repsonden yang diambil adalah usia, jenis kelamin dan
pendidikan terakhir dari guru tersebut. Berikut ini adalah data
demografi dari profil responden tersebut.
69
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Tabel 4.1
Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Usia
No. Kelompok Usia Jumlah Presentase (%)
1 20-30 14 11,38%
2 31-40 46 37,39%
3 > 41 63 51,21%
Total 123 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2019
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini yang berusia dengan rentang 20-30 tahun sebanyak 14
orang atau 11,38 %. yang berusia dengan rentang 31-40 tahun
sebanyak 46 orang atau 51,21%. yang berusia dengan usia >41 tahun
sebanyak 63 orang atau 51,21%. Berdasarkan hal tersebut rentang
usia dari responden dengan usia >41 tahun lebih dominan
dibandingkan dari responden yang memiliki rentang usia 20-30
tahun dan 31-40 tahun. Hal ini menggambarkan mayoritas guru-guru
yang ada di Kecamatan Kalideres didominasi dengan usia tua dengan
rendahnya usia muda guru-guru di SMA Negeri Se-Kecamatan
Kalideres
70
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 4.2
Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 52 42,27%
2 Perempuan 71 57,72%
Total 123 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2019
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52 orang atau
42,27%. sedangkan yang berjenis kelamin perempuan tahun
sebanyak 71 orang atau 57.72%. Berdasarkan hal tersebut jenis
kelamin dari responden perempuan lebih dominan dibandingkan dari
responden laki-laki.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Tabel 4.3
Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase (%)
1 S2 34 27,64%
2 S1 89 72,35%
Total 123 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2019
71
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini yang berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 34
orang atau 27,64%. yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak
89 orang atau 72,35%. Berdasarkan hal tersebut latar belakang
pendidikan dari responden dengan latar belakang pendidikan S1
lebih dominan dibandingkan dari responden yang latar belakang
pendidikan S2.
4. Distribusi Jawaban Responden
Pada tahap ini peneliti akan menganalisis jawaban dari kuisioner
yang telah dibagikan dan telah diisi oleh 123 responden yang
merupakan sampel dari penelitian yaitu guru-guru yang ada di SMA
Negeri se-Kecamatan Kalideres. Pada tahap ini analisis terdiri dari
beberapa pernyataan kuisioner yang bersumber dari indikator dari
variabel-variabel yang ada.
a. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kecerdasan
Emosional
Pada Variabel Kecerdasan Emosional terdapat 14
indikator yang dijabarkan menjadi 14 pernyataan yang
dibagikan kepada kepada para responden. Pernyataan-
pernyataan tersebut terdiri dari :
72
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kecerdasan
Emosional
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya mampu membaca
karakter dan kepribadian
Saya dengan baik.
0%
0,81%
10,56%
60,16%
28,45%
2. Dalam masalah emosi Saya
memiliki kemampuan
untuk mengontrol masalah
emosi tersebut.
0%
0%
13%
66,66%
20,32%
3. Saya memiliki kemampuan
dan keyakinan diri yang
baik
0%
1,62%
18,69%
61,78%
17,88%
4. Saya mampu untuk
mengelola emosi-emosi
dan desakan-desakan hati
yang bersifat merusak
perasaan.
0%
2,43%
11,38%
63,41%
22,76%
5. Saya mampu dengan
mudah beradaptasi dengan
perubahan yang baru
ditempat Saya bekerja.
0%
0,81%
15,44%
65,04%
18,69%
6. Saya terbuka atas gagasan
atau ide-ide serta informasi
yang baru ketika Saya
bekerja.
0%
2,43%
14,63%
60,97%
21,95%
73
No Pernyataan STS TS R S SS
7. Saya selalu berusaha untuk
berprestasi atas apa yang
Saya kerjakan.
0%
0,81%
18,69%
56,91%
23,57%
8. Saya selalu optimis dan
berpikir positif atas apa
yang Saya kerjakan.
0%
0%
13,82%
64,22%
21,95%
9. Saya mampu menerima
sudut pandang dari
pimpinan, rekan kerja
ataupun dari orang lain.
0%
2,43%
17,07%
65,85%
14,64%
10. Saya memiliki rasa empati
terhadap rekan kerja di
sekitar Saya.
0%
0,81%
19,51%
58,53%
21,13%
11. Saya memilki keterampilan
dalam berkomunikasi
dengan baik sehingga
memiliki hubungan yang
baik dengan orang lain.
0%
0%
9,75%
65,85%
24,39%
12. Saya mampu untuk
menciptakan gagasan serta
ide-ide yang bermanfaat
untuk orang lain
0%
4,06%
8,94%
71,54%
15,44%
13. Saya mampu menjadi
penggerak ditempat kerja
untuk melakukan
perubahan yang lebih baik.
0%
0%
8,13%
73,17%
18,69%
74
No Pernyataan STS TS R S SS
14. Dalam berdiskusi, Saya
mampu menciptakan
kesepakatan yang baik dari
diskusi tersebut
0%
2,43%
4,87%
68,29%
24,39%
Mean 0% 1,33% 13,17% 64,45% 21,01%
Sumber : data primer yang diolah, 2019
Dari tabel 4.4 diatas, hasil tanggapan terhadap kecerdasan
emosional mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 64,45%
“sangat setuju sebesar 21,01%. Dari 14 butir pernyataan, yang paling
mendominasi adalah pernyataan nomer 13 yang bertuliskan “Saya
mampu menjadi penggerak ditempat kerja untuk melakukan
perubahan yang lebih baik.” Dengan presentase sebesar 73,17% pada
jawaban “setuju”
b. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Kepemimpinan
Transformasional.
Pada Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional terdapat 9
indikator yang dijabarkan menjadi 9 pernyataan yang dibagikan kepada
kepada para responden. Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari :
75
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Kepemimpinan
Transformasional
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Pimpinan Saya mampu menjadi
figur untuk diteladani oleh para
bawahan.
0%
0%
8,13%
60,16%
31,79%
2 Pimpinan Saya mendapatkan rasa
hormat dari para bawahan yang
ada.
0%
0%
10,56%
54,47%
34,95%
3 Pimpinan Saya yakin atas apa yang
telah Saya kerjakan.
0%
4,06%
17,07%
50,40%
28,45%
4 Pimpinan Saya mampu
memberikan gagasan-gagasan serta
ide-ide yang berguna untuk
menyelesaikan tugas.
0%
0,81%
11,38%
66,66%
21,13%
5 Pimpinan Saya selalu memotivasi
para bawahannya untuk
menyelesaikan tugas dengan
semangat.
0%
0,81%
18,69%
55,28%
25,20%
6 Pimpinan Saya mampu
memberikan stimulasi motivasi
untuk melakukan terobosan yang
baru dalam bekerja
0%
2,43%
8,94%
52,84%
35,77%
7 Pimpinan Saya mendorong para
bawahan untuk melakukan cara-
cara yang baru dalam bekerja.
0%
0,81%
13,82%
60,97%
24,39%
76
No. Pernyataan STS TS R S SS
8 Pimpinan Saya peduli dengan
kebutuhan dari para bawahannya.
0%
0%
14,63%
58,53%
26,82%
9 Dalam keseharian, pimpinan Saya
memberikan perhatian terhadap
para bawahannya
0%
2,43%
13%
63,41%
21,13%
Mean 0% 1,26% 12,91% 58,08% 27,73%
Sumber : data primer yang diolah, 2019
Dari tabel 4.5 diatas, hasil tanggapan terhadap gaya
kepemimpinan transformasional mayoritas responden menjawab
“setuju” sebesar 58,08% “sangat setuju sebesar 27,73%. Dari 9 butir
pernyataan, yang paling mendominasi adalah pernyataan nomer 9
yang bertuliskan “Dalam keseharian, pimpinan Saya memberikan
perhatian terhadap para bawahannya.” Dengan presentase sebesar
63,41% pada jawaban “setuju”.
c. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Guru
Pada Variabel Kinerja Guru terdapat 7 indikator yang dijabarkan
menjadi 7 pernyataan yang dibagikan kepada kepada para responden.
Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari :
77
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja
Guru
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya melakukan
pekerjaan dengan
tepat sesuai
kebutuhan dan
keinginan dari pihak
sekolah
0%
0,81%
10,56%
61,78%
26,82%
2 Ketelitian
merupakan hal yang
penting dalam
mengerjakan tugas.
0%
0,81%
8,94%
63,41%
26,82%
3 Keterampilan yang
Saya miliki mampu
untuk
menyelesaikan tugas
dengan baik.
0%
2,43%
10,56%
69,91%
17,07%
4 Saya mampu
menyelesaikan tugas
dengan cepat sesuai
waktu yang telah
ditetapkan.
0%
0,81%
12,19%
62,60%
24,39%
5 Dalam mengerjakan
tugas Saya
menerima dan
melaksanakan
pekerjaan dengan
0%
1,62%
7,31%
69,10%
21,95%
78
No Pernyataan STS TS R S SS
mengerjakan
pekerjaan sebaik-
baiknya.
6 Saya mampu
menjaga fasilitas
sarana dan prasana
yang telah
diberikan.
0%
2,43%
8,94%
62,60%
26,01%
7 Saya dapat
bekerjasama dengan
sesama rekan kerja
maupun pimpinan
dengan baik
0%
0,81%
11,38%
68,29%
19,51%
Mean 0% 1,38% 9,98% 65,38% 23,22%
Sumber : data primer yang diolah, 2019
Dari tabel 4.6 diatas, hasil tanggapan terhadap kinerja guru
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 65,38% “sangat
setuju sebesar 23,22%. Dari 7 butir pernyataan, yang paling
mendominasi adalah pernyataan nomer 3 yang bertuliskan
“Keterampilan yang Saya miliki mampu untuk menyelesaikan tugas
dengan baik.” Dengan presentase sebesar 69,10% pada jawaban
“setuju”
79
C. Hasil Analisis Data
Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan uji analisis data yang
meliputi uji deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Menurut (Ghozali, 2016:19) Statistik deskriptif adalah statistik
yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif
mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan
mudah dipahami. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
meliputi kecerdasan emosional, gaya kepemimpinan transformasional
dan kinerja guru yang akan diuji secara statistik deskriptif.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kecerdasan Emosional 123 38 68 56,72 5,545
Gaya Kepemimpinan
Transformasional 123 24 45 37,11 4,233
Kinerja Guru 123 19 35 28,73 2,829
Valid N (listwise) 123
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan tabel 4.7, menjelaskan bahwa pada variabel
kecerdasan emosional jawaban minimum responden yang telah
80
didapatkan dari pengisian kuisioner adalah sebesar 38 dan jawaban
maksimum yang telah didapatkan dari pengisian kuisioner adalah
sebesar 68, dengan rata-rata sebesar 56,72 dengan standar deviasi
sebesar 5,45. Melihat hasil tersebut masih terdapat beberapa variasi
perbedaan dari jawaban responden pada variabel kecerdasan
emosional yang terlihat dari jumlah minimum dan maximum yang
telah diisikan, namun hasil rata-rata cenderung lebih dekat dengan
jawaban maksimum, sehingga dapat disimpulkan bahwa para
responden lebih cenderung menjawab “setuju” dan “sangat setuju”
dengan standar deviasi sebesar 5,45.
Pada variabel gaya kepemimpinan transformasional jawaban
minimum responden yang telah didapatkan dari pengisian kuisioner
adalah sebesar 24 dan jawaban maksimum yang telah didapatkan dari
pengisian kuisioner adalah sebesar 45, dengan rata-rata sebesar 37,11
dengan standar deviasi sebesar 4,233. Melihat hasil tersebut masih
terdapat beberapa variasi perbedaan dari jawaban responden pada
variabel gaya kepemimpinan transformasional yang terlihat dari
jumlah minimum dan maximum yang telah diisikan, namun hasil rata-
rata cenderung lebih dekat dengan jawaban maksimum, sehingga
dapat disimpulkan bahwa para responden lebih cenderung menjawab
“setuju” dan “sangat setuju” dengan standar deviasi sebesar 4,233.
Sedangkan pada variabel kinerja guru jawaban minimum
responden yang telah didapatkan dari pengisian kuisioner adalah
81
sebesar 19 dan jawaban maksimum yang telah didapatkan dari
pengisian kuisioner adalah sebesar 35, dengan rata-rata sebesar 28,73
dengan standar deviasi sebesar 2,829. Melihat hasil tersebut masih
terdapat beberapa variasi perbedaan dari jawaban responden pada
variabel kinerja guru yang terlihat dari jumlah minimum dan
maximum yang telah diisikan, namun hasil rata-rata cenderung lebih
dekat dengan jawaban maksimum, sehingga dapat disimpulkan bahwa
para responden lebih cenderung menjawab “setuju” dan “sangat
setuju” dengan standar deviasi sebesar 2,829.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:51), uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir
atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Pada uji
try out 30 responden, peneliti juga menggunakan rumus (df) = n-2,
jadi 28-2 = 26 didapati nilai 0,374 sebagai r tabel.
Sebelum kuisioner ini dibagikan kepada seluruh responden,
peneliti melakukan uji coba terhadap 28 responden dengan
memberikan 30 butir pernyataan. Untuk menguji validitas dari
setiap pertanyaan yang telah diberikan.
82
Tabel 4.8
Uji Validitas Kecerdasan Emosional
No Konstruk
Penilaian
Pearson
correlation
r tabel Sig. (2-
*tailed
Ket.
1 X1.1 0,715 0,374 0,00 Valid
2 X1.2 0,647 0,374 0,00 Valid
3 X1.3 0,600 0,374 0,00 Valid
4 X1.4 0,818 0,374 0,00 Valid
5 X1.5 0,604 0,374 0,00 Valid
6 X1.6 0,663 0,374 0,00 Valid
7 X1.7 0,708 0,374 0,00 Valid
8 X1.8 0,666 0,374 0,00 Valid
9 X1.9 0,593 0,374 0,00 Valid
10 X1.10 0,724 0,374 0,00 Valid
11 X1.11 0,601 0,374 0,00 Valid
12 X1.12 0,726 0,374 0,00 Valid
13 X1.13 0,646 0,374 0,00 Valid
14 X1.14 0,809 0,374 0,00 Valid
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan hasil dari uji validitas
variabel kecerdasan emosional dengan hasil yang mempunyai
kriteria valid untuk 14 butir pernyataan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dan memiliki nilai r hitung yang lebih besar
dari r tabel dengan nilai 0,374 Hal ini menjelaskan bahwa masing-
masing pernyataan pada variabel kecerdasan emosional dapat
dipercaya.
83
Tabel 4.9
Uji Validitas Gaya Kepemimpinan Transformasional
No Konstruk
Penilaian
Pearson
correlation
r tabel Sig. (2-
*tailed
Ket.
1 X2.1 0,787 0,374 0,00 Valid
2 X2.2 0,727 0,374 0,00 Valid
3 X2.3 0,813 0,374 0,00 Valid
4 X2.4 0,825 0,374 0,00 Valid
5 X2.5 0,634 0,374 0,00 Valid
6 X2.6 0,814 0,374 0,00 Valid
7 X2.7 0,710 0,374 0,00 Valid
8 X2.8 0,866 0,374 0,00 Valid
9 X2.9 0,760 0,374 0,00 Valid
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan hasil dari uji validitas
variabel gaya kepemimpinan transformasional dengan hasil yang
mempunyai kriteria valid untuk 9 butir pernyataan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan memiliki nilai r hitung yang
lebih besar dari r tabel dengan nilai 0,374 Hal ini menjelaskan
bahwa masing-masing pernyataan pada variabel gaya
kepemimpinan transformasional dapat dipercaya.
84
Tabel 4.10
Uji Validitas Gaya Kinerja Guru
No Konstruk
Penilaian
Pearson
correlation
r tabel Sig. (2-
*tailed
Ket.
1 Y.1 0,738 0,374 0,00 Valid
2 Y.2 0,724 0,374 0,00 Valid
3 Y.3 0,756 0,374 0,00 Valid
4 Y.4 0,686 0,374 0,00 Valid
5 Y.5 0,765 0,374 0,00 Valid
6 Y.6 0,785 0,374 0,00 Valid
7 Y.7 0,736 0,374 0,00 Valid
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan hasil dari uji validitas
variabel kinerja guru dengan hasil yang mempunyai kriteria valid
untuk 7 butir pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 dan memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel
dengan nilai 0,374 Hal ini menjelaskan bahwa masing-masing
pernyataan pada variabel kinerja guru dapat dipercaya.
b. Uji Reabilitas
Menurut (Ghozali, 2018:45-46) Uji reliabilitas ini
digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu
tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang
digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel
tersebut dikatakan Cronbach’s Alpha nya memiliki nilai lebih
besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat
85
dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil
pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang.
Tabel 4.11
Uji reliabilitas
No. Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
1 Kecerdasan
Emosional (X1)
0,911 Reliable
2 Gaya Kepemimpinan
Transformasional
(X2)
0,915 Reliable
3 Kinerja Guru Y 0,861 Reliable
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan bahwa nilai
Cronbach’s Alpha untuk pernyataan variabel kecerdasan emosional
sebesar 0,911, gaya kepemimpinan transformasional sebesar 0,915,
dan kinerja guru sebesar 0,861. Dari hal tersebut, bisa disimpulkan
bahwa butir-butir pernyataan dari kuisioner ini bersifat reliabel
karena nilai dari Cronbach’s Alpha memiliki nilai yang lebih besar
dari 0,70
86
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Gambar 4.1
Uji Normalitas Data
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan gambar dari 4.1 bisa disimpulkan bahwa
hubungan dari variabel kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru menunjukan
suatu pola dengan distribusi yang normal. Distribusi yang normal
ini terlihat dari data yang menyebar di sekitar garis diagonal, hal
tersebut menjelaskan bahwa model regresi telah memenuhi uji
asumsi secara normal.
Setelah itu untuk menguji distribusi normal, maka
dilakukan dengan cara menggunakan uji kolmogorov-smirnov.
87
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Menggunakan kolmogorov-smirnov
test
One-Sample kolmogorov-smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 123
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,00430441
Most Extreme Differences Absolute ,062
Positive ,062
Negative -,029
Test Statistic ,062
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Pada uji selanjutnya di tabel 4.12 yang dipergunakan adalah
uji kolmogorov-smirnov,dari hasil uji tersebut menghasilkan output
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Hasil tersebut lebih besar dari
0,05 dan kurang dari 1, sehingga hal tersebut menunjukan bahwa
data berdistribusi normal.
88
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016;103) pengujian multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian
multikolinearitas adalah pengujian yang mempunyai tujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independen. Efek dari multikolinearitas ini adalah
menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut berarti
standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan
bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya
hubungan linear antara variabel independen yang dipengaruhi
dengan variabel dependen.
Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas
dalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai
variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas
variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan
adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai
adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
89
Tabel 4.13
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,463 ,942 2,614 ,010
Kecerdasan
Emosional ,268 ,031 ,526 8,524 ,000 ,276 3,626
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
,298 ,041 ,445 7,215 ,000 ,276 3,626
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Pada tabel 4.13 menjelaskan bahwa data yang telah
diujikan tidak mengalami gejala multikolinearitas dari setiap
variabel independen yaitu dengan cara melihat hasil uji dari nilai
tolerance dan VIF. Dari hasil uji tolerance menunjukan bahwa
masing-masing variabel independen dari penelitian mempunyai
nilai sebesar 0,276 dimana nilai lebih besar dari 0,10 dan nilai
VIF sebesar 3,626 dimana nilai lebih kecil dari 10. Dari hasil
tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa pada model regresi linier
berganda tidak terdapat multikolinieritas.
90
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2016:138) Uji Heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian
dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Cara mendeteksi heterokedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
dengan residualnya dan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatter plot.
Menurut (Ghozali, 2016:138) Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola-pola yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heterokendastisitas, jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokendastisitas.
Dasar pengambilan keputusan untuk uji statistik dengan
mengggunakan uji Glejser yaitu dengan tingkat signifikan diatas
5% maka disimpulkan tidak terjadi heterokendastisitas. Namun,
bila tingkat signifikasi dibawah 5%, maka ada gejala
heterokendasisitas.
91
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : data primer yang telah diolah 2019
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, bisa dilihat pada
scatterplott menunjukan bahwa titik-titik menyebar secara acak
baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, selain
itu tidak terjadi suatu pola yang jelas pada penyebaran data yang
telah diujikan. Hal tersebut menyimpulkan bahwa tidak terjadinya
gejala heteroskedastisitas. Oleh karena itu, model regresi ini layak
digunakan untuk variabel kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru.
Selain itu, uji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan cara Uji Glejser, dengan cara melihat nilai
92
signifikansi apakah nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Jika hal
tersebut terjadi maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Tabel 4.14
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) ,133 ,572 ,233 ,816
Kecerdasan Emosional ,022 ,019 ,195 1,132 ,260
Gaya Kepemimpinan
Transformasional -,015 ,025 -,106 -,613 ,541
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Berdasarkan tabel 4.15, maka didapat nilai signifikansi
(sig.) dari variabel kecerdasan emosional sebesar 0,260 dan nilai
signifikansi (sig.) dari variabel gaya kepemimpinan
transformasional sebesar 0,514. Nilai signifikansi tersebut lebih
besar dari 0,05. Hal tersebut menyimpulkan bahwa tidak
terjadinya gejala heteroskedastisitas. Oleh karena itu, model
regresi ini layak digunakan untuk variabel kecerdasan emosional
dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru.
93
4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Hasil Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen Menurut (Ghozali, 2018;99). Adapun langkah
dalam melakukan uji t adalah:
1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok
H0 = berarti secara parsial atau individu tidak ada pengaruh
yang signifikan antara X1, X2 dengan Y
Ha = berarti secara parsial atau individu ada pengaruh yang
signifikan antara X1, X2 dengan Y
2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)
3. Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat
signifikan t yang diketahui secara langsung dengan
menggunakan program SPSS dengan kriteria :
Nilai signifikan t < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
individu dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Nilai signifikan t > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
individu dan signifikan tidak .mempengaruhi variabel
dependen.
94
4. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria
sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal
ini artinya bahwa semua variabel independen secara individu
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. hal
ini artinya bahwa semua variabel independen secara individu
dan signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.
Berikut adalah hasil uji t dalam penelitian ini:
Tabel 4.15
Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,463 ,942 2,614 ,010
Kecerdasan Emosional (X1) ,268 ,031 ,526 8,524 ,000
Gaya Kepemimpinan
Transformasional (X2) ,298 ,041 ,445 7,215 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : data primer yang telah diolah spss, 2019
Dari hasil uji t pada tabel 4.16 diatas diperoleh t hitung untuk
kecerdasan emosional sebesar 8,524 dan gaya kepemimpinan
transformasional sebesar 7,215. Untuk menentukan t tabel digunakan
95
lampiran statistika tabel t, dengan menggunakan α = 5% dengan (df)
n-1 atau 123-1 = 22. Maka diperoleh t tabel 1,9796.
a. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja guru
Terlihat bahwa t hitung untuk koefisien kecerdasan
emosional adalah 8,524 > t tabel 1,9796. Sehingga hipotesis dari
penelitian ini yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan
antara kecerdasan emosional terhadap kinerja guru (Ha diterima
dan Ho ditolak), jadi secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja guru.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Carlton Brown (2014) yang menemukan bahwa kecerdasan
emosional dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja.
b. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
guru.
Terlihat bahwa t hitung untuk koefisien gaya
kepemimpinan transformasional adalah 7,215 > t tabel 1,9796.
Sehingga hipotesis dari penelitian ini yang berbunyi terdapat
pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja guru (Ha diterima dan Ho
ditolak), jadi secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
guru. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
96
Tayyaba Ejaz dan Muhamad Ahmad (2019) yang menemukan
bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan gaya
kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja.
b. Uji f (Uji Secara Simultan)
Menurut (Ghozali, 2018;98) Uji simultan F digunakan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara
variabel-variabel independen (kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional) terhadap variabel dependen (kinerja
guru). Adapun cara melakukan uji F sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok
H0 = berarti secara simultan atau bersama-sama tidak ada
pengaruh yang signifikan antara X1, X2 dengan Y
Ha = berarti simultan atau bersama-sama ada pengaruh
yang signifikan antara X1, X2 dengan Y
2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)
3. Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat
signifikan F yang diketahui secara langsung dengan
menggunakan program SPSS dengan kriteria :
Nilai signifikan F < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
97
Nilai signifikan F > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel
dependen.
4. Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai
berikut :
Jika F hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel
dependen.
Tabel 4.16
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 853,094 2 426,547 415,966 ,000b
Residual 123,053 120 1,025
Total 976,146 122
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan Transformasional (X2), Kecerdasan Emosional (X1)
Sumber : data primer yang telah diolah 2019
98
Dari hasil uji f pada tabel 4.17 diatas diperoleh f hitung
sebesar 415,966 sedangkan nilai F tabel digunakan lampiran
statistika tabel F. Menghitung F tabel dengan dk pembilang = k
(jumlah variabel independen) dan dk penyebut = (n-k-1)
dengan taraf kesalahan 5%. Dari rumus tersebut diperoleh dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dengan taraf
kesalahan 0,05 atau 5%. Dari rumus tersebut diperoleh dk
pembilang = 2 dan dk penyebut = 123-2-1 = 120. Maka
diperoleh F tabel sebesar 3,07.
Hal tersebut menunjukan bahwa nilai F hitung > F tabel
dengan nilai 415,966 > 3,07 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja guru.
5. Hasil Analisis Linier Berganda
a. Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tehnik analisis regresi linier berganda. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda karena ingin mengetahui
bagaimana variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel
dependen (Y) secara langsung. Model regresi berganda bertujuan
untuk memprediksi besar variabel dependen dengan
99
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui
besarnya.
Tabel 4.17
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,463 ,942 2,614 ,010
Kecerdasan Emosional (X1)
,268 ,031 ,526 8,524 ,000
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional (X2)
,298 ,041 ,445 7,215 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Dari hasil perhitungan tabel 4.18, dapat disajikan ke dalam
bentuk persamaan regresi standarized sebagai berikut :
Y = a + β1X1 + β2X2 + e
Y = 2,463+ 0,268 X1 + 0,268 X2 + e
Keterangan:
Y = Kinerja
a = Konstanta
X1 = Kecerdasan Emosional
X2 = Gaya Kepemimpinan Transformasional
b1b2 = Koefisien Regresi
e = Error
100
a) Nilai konstanta (a) menunjukan bahwa besarnya dari nilai
kinerja guru (Y). Variabel Kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional dinyatakan konstan dengan
nilai kinerja guru sebesar 2,463
b) Koefisien regresi variabel kecerdasan emosional (X1) sebesar
0,268 maka menyatakan bahwa adanya pengaruh antara
kecerdasan emosional dengan kinerja guru, jika semakin baik
kecerdasan emosional maka kinerja guru akan meningkat.
c) Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan
transformasional (X2) sebesar 0,268 maka menyatakan
bahwa adanya pengaruh antara gaya kepemimpinan
transformasional dengan kinerja guru, jika semakin baik gaya
kepemimpinan transformasional maka kinerja guru akan
meningkat.
b. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Adjusted R2 )
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen Nilai koefisien determinasi memiliki interval antara
0 sampai dengan 1. Nilai koefisien determinasi yang mendekati
angka 1 merupakan model regresi yang baik karena hampir
semua variabel yang dipakai mampu menerangkan variasi
variabel dependen yang digunakan (Ghozali, 2018:97)
101
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,935a ,874 ,872 1,01264
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan (X2), Kecerdasan Emosional (X1)
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R
Square) ialah sebesar 0,872 atau 87,2%. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin besar angka dari R square maka akan
semakin kuat hubungan dari kedua variabel dalam model regresi.
Maka 87,2% variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel
kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan transformasional.
Sedangkan sisanya, yaitu 12,8% lainnya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
pada Bab IV mengenai pengaruh kecerdasan emosional dan gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru SMA Negeri se-
Kecamatan Kalideres, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kecerdasan emosional berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres.
2. Variabel gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja guru SMA Negeri se-
Kecamatan Kalideres.
3. Variabel kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional berpengaruh signifikan secara bersama-sama
(simultan) terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kecamatan
Kalideres.
103
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres
SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres merupakan instansi
pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan yang
mengedepankan nilai pendidikan bagi kepentingan kecerdasan dan
kesejahteraan bangsa. Maka sekolah harus berperan aktif dalam
pertumbuhan pendidikan nasional. SMA Negeri Se-Kecamatan
Kalideres diharapkan dapat meningkatkan kinerja gurunya.
Berdasarkan hasil dari kuisioner yang telah diisi oleh guru di SMA
Negeri Se-Kecamatan Kalideres diperoleh data bahwa
a. Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan emosional mempunyai
pengaruh terhadap kinerja guru. Dengan hasil penelitian ini
diharapkan agar sekolah dan guru pribadi memperhatikan
emosional yang ada di lingkungan kerja. Khususnya dalam hal
mampu menjadi penggerak ditempat kerja untuk melakukan
perubahan yang lebih baik, hal ini akan sangat bermanfaat
dalam mencapai tujuan organisasi sekolah.
b. Berdasarkan hasil penelitian, gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar sekolah
memperhatikan gaya kepemimpinan yang di terapkan dalam
104
memimpin jalannya sekolah, khususnya dalam keseharian,
pimpinan di sekolah dengan memberikan perhatian terhadap
para bawahannya sehingga kinerja guru yang dihasilkan sesuai
dengan tujuan sekolah.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi Penelitian Selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji dan
meneliti tema yang serupa yaitu tentang kecerdasan emosional dan
gaya kepemimpinan transformasional serta kinerja guru dapat
menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian-
penelitian selanjutnya yang memiliki tema yang sama. Penelitian
selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini, yaitu
dengan:
a. Peneliti dapat memperluas ruang lingkup penelitian yang
digunakan pada penelitian yang akan datang. Ruang lingkup
yang lebih yang berbeda serta lebih luas agar dapat memperoleh
populasi dan sampel yang lebih luas pula, sehingga
memperbesar keakuratan penelitian dan mendapatkan hasil yang
lebih baik untuk dikaji dikemudian hari untuk kepentingan
ilmiah secara bersama-sama.
b. Peneliti diharapkan untuk mengkaji komponen lain selain
masalah kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
transformasional dan kinerja guru yang telah dibahas oleh
penulis atau dengan dimensi dan indikator yang berbeda serta
105
didukung dengan teori-teori terbaru agar mendapatkan temuan-
temuan baru yang bisa dikaji kembali oleh peneliti selanjutnya
di masa yang akan datang.
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,M. “Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan”Aswaja Presindo,
Yogyakarta. (2014)
Ardiyansyah, Sulistyowati “Pengaruh Kompetensi dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Kinerja Pegawai”. (2018)
Athoillah, Anton. “Dasar-dasar Manajemen”, C.V Pustaka Setia, Bandung,
(2010).
Bhuono, Agung Nugroho. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS”, Penerbit Andi, Yogyakarta, (2005).
Bohlander, George and Snell, Scott. “Principles of Human Resource.
Management, 15th ed. Mason”. South Western – Cengage Learning, OH,
(2010).
Darsono dan Siswandoko, Tjatjuk. “Manajemen Sumber Daya Manusia Abad
21”, Nusantara Consulting, Jakarta, (2011).
Dessler, Gary. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT Indeks, Jakarta, (2010).
Dessler, Garry. “Manajemen sumber Daya Manusia”. Salemba Empat, Jakarta
(2015)
Edy, Sutrisno. “ Manajemen Sumber Daya Manusia”, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta. (2016)
Fuad, Mas’ud. “Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Badan
Penerbit Universitas Diponegoro”, (2004).
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25
(edisi kesembilan)”, Universitas Diponegoro, Semarang, (2018).
Goleman, Daniel.”Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional” (Alih Bahasa:
T. Hermaya). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. (2016)
Goleman, Daniel. “Working With Emotional Intelligence terjemahan”. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. (2015)
107
Gomes, Faustino Cardoso. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Penerbit Andi,
Yogyakarta, (2003).
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya manusia”. Edisi Revisi.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, (2016)
Jaya, M. K., Mulyadi, D., & Sulaeman, E. . “Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Kerawang”. Jurnal Manajemen, (2012)
Kharis, Indra. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Motivasi kerja Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Karyawan Bank Jatim Cabang Malang)”, (2015).
Mulyono, Anton. “Manajemen”. Mardika Group, Bandung. (2015)
Northouse, Peter G. “Kepemimpinan Teori dan Praktek. Edisi Keenam”. Jakarta:
Indeks. (2013).
Pradhan,S., & Pradhan, R. K. “An Empirical Investigation Of Relationship
Introduction”. (2015)
Priyatmo, Cornelius. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Mediasi Kepuasan Kerja”. (2018).
Radha, B., & Arepalli, B. S. “Impact of Emotional Intelligence on Performance of
Employees at Manufacturing Organizations”. International Journal of Recent
Technology and Engineering, 8(3), 570–572. (2019)
Robbins, S. P.,& Judge, T.A. “Organizational Behaviour”. Pearson. (2015)
Subagio, Mochamad. “Pengaruh kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan sikap
kerja terhadap kinerja karyawan pada pt ithaca resources”. XIX(01), 101–
120. (2015)
Sudarmanto. “Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM”, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, (2009).
Sudaryono. “Budaya & Perilaku Organisasi”, Edisi Pertama : Lentera Ilmu
Cendekia, Jakarta. (2014)
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND”, Alfabeta, Bandung,
(2013).
108
Sugiyono. “Statistika Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, (2017).
Sugiyono. “Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods)”. Bandung: Alfabeta.
(2015).
Sunyoto, Danang. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. CAPS, Yogyakarta.
(2012).
Terry, George dan Leslie W. Rue. “Dasar-dasar Manajemen”, Cetakan
kesebelas, PT Bumi Aksara, Jakarta. (2010).
Wibowo. “Manajemen Kinerja”, Rajawali Pers, Jakarta. (2013).
Wibowo. “Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan
Intelektual (SQ) Pada Kinerja Karyawan”, (2015)
Widayati, C. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Tingkat Pendidikan Dan Karir
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi kasus pada Sales Marketing PT Astra
International Daihatsu Cabang Tangerang)”. Jurnal Ekonomi., (2016).
Wijaya, Tony. “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”. Yogyakarta: Graha
Ilmu. (2013).
Sumber Internet:
Artikel tentang “Rendahnya Kompetensi Guru Jadi Masalah Di Indonesia” Dari
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/19/04/18/pq53
k5368-rendahnya-kompetensi-guru-jadi-masalah-pendidikan-indonesia
artikel diakses pada 15 April 2019
Artikel tentang “Indeks pendidikan Indonesia Rendah, Daya Saing Pun Lemah”
Dari https://tirto.id/indeks-pendidikan-indonesia-rendah-daya-saing-
pun-lemah-dnvR” artikel diakses pada 15 November 2019
Artikel tentang “Mutu Guru Harus Ditingkatkan” Dari
https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/mutu-guru-harus-terus-
ditingkatkan” artikel diakses pada 9 April 2019
109
LAMPIRAN
110
Lampiran 1: Surat izin penelitian organisasi
1. Surat Balasan SMAN 56 Jakarta
111
2. Surat Balasan SMAN 84 Jakarta
112
3. Surat Balasan SMAN 95 Jakarta
113
4. Surat Balasan SMAN 94 Jakarta
114
Lampiran 2 : Kuisioner Penelitian
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)
Nama : Mohamad Rafdi Zhafari
NIM : 11150810000037
Keterangan : Mahasiswa S1, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sedang mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Guru (Studi
Kasus pada SMA Negeri se-Kecamatan Kalideres).”
Dalam menjawab Kuisioner yang Saya berikan mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara
untuk memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan
keadaan/kondisi yang terjadi. Adapun jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja di instansi tempat
Bapak/Ibu/Saudara bekerja, karena penelitian ini semata dilakukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan
Besar harapan Saya Bapak/Ibu/Saudara bersedia dan mau meluangkan waktu
untuk mengisi kuisioner ini. Atas ketersediaannya Saya ucapkan terima kasih
Hormat Saya
Mohamad Rafdi Zhafari
115
Kuisioner Penelitian
Kuisioner
“Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada SMA Negeri se-
Kecamatan Kalideres).”
A. Identitas Responden
Nama : (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Usia : 20-30 Tahun 31-40 Tahun >40 Tahun
Pendidikan : SMA/Sederajat Sarjana/S1
Diploma Magister/S2
B. Petunjuk Pengisian
1. Mohon bantuan Bapak/ibu untuk mengisi dengan jujur
2. Beri jawaban dengan cara memberi tanda ceklist (√) pada jawaban yang
telah disediakan. Keterangan dari singkatan jawaban adalah :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Jawaban Bapak/Ibu dijamin kerahasiaannya. Selamat mengisi kuisioner.
116
Variabel Kecerdasan Emosional (X1)
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya mampu membaca karakter dan
kepribadian Saya dengan baik.
2. Dalam masalah emosi Saya memiliki
kemampuan untuk mengontrol
masalah emosi tersebut.
3. Saya memiliki kemampuan dan
keyakinan diri yang baik
4. Saya mampu untuk mengelola emosi-
emosi dan desakan-desakan hati yang
bersifat merusak perasaan.
5. Saya mampu dengan mudah
beradaptasi dengan perubahan yang
baru ditempat Saya bekerja.
6. Saya terbuka atas gagasan atau ide-ide
serta informasi yang baru ketika Saya
bekerja.
7. Saya selalu berusaha untuk berprestasi
atas apa yang Saya kerjakan.
8. Saya selalu optimis dan berpikir
positif atas apa yang Saya kerjakan.
9. Saya mampu menerima sudut pandang
dari pimpinan, rekan kerja ataupun
dari orang lain.
117
No Pernyataan STS TS R S SS
10. Saya memiliki rasa empati terhadap
rekan kerja di sekitar Saya.
11. Saya memilki keterampilan dalam
berkomunikasi dengan baik sehingga
memiliki hubungan yang baik dengan
orang lain.
12. Saya mampu untuk menciptakan
gagasan serta ide-ide yang bermanfaat
untuk orang lain
13. Saya mampu menjadi penggerak
ditempat kerja untuk melakukan
perubahan yang lebih baik.
14. Dalam berdiskusi, Saya mampu
menciptakan kesepakatan yang baik
dari diskusi tersebut
Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Pimpinan Saya mampu menjadi figur untuk
diteladani oleh para bawahan.
2 Pimpinan Saya mendapatkan rasa hormat dari
para bawahan yang ada.
3 Pimpinan Saya yakin atas apa yang telah Saya
kerjakan.
118
No. Pernyataan STS TS R S SS
4 Pimpinan Saya mampu memberikan gagasan-
gagasan serta ide-ide yang berguna untuk
menyelesaikan tugas.
5 Pimpinan Saya selalu memotivasi para
bawahannya untuk menyelesaikan tugas
dengan semangat.
6 Pimpinan Saya mampu memberikan stimulasi
motivasi untuk melakukan terobosan yang
baru dalam bekerja
7 Pimpinan Saya mendorong para bawahan
untuk melakukan cara-cara yang baru dalam
bekerja.
8 Pimpinan Saya peduli dengan kebutuhan dari
para bawahannya.
9 Dalam keseharian, pimpinan Saya
memberikan perhatian terhadap para
bawahannya
Variabel Kinerja Guru (Y)
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya melakukan pekerjaan dengan tepat
sesuai kebutuhan dan keinginan dari pihak
sekolah
2 Ketelitian merupakan hal yang penting dalam
mengerjakan tugas.
3 Keterampilan yang Saya miliki mampu untuk
menyelesaikan tugas dengan baik.
119
No Pernyataan STS TS R S SS
4 Saya mampu menyelesaikan tugas dengan
cepat sesuai waktu yang telah ditetapkan.
5 Dalam mengerjakan tugas Saya menerima dan
melaksanakan pekerjaan dengan mengerjakan
pekerjaan sebaik-baiknya.
6 Saya mampu menjaga fasilitas sarana dan
prasana yang telah diberikan.
7 Saya dapat bekerjasama dengan sesama rekan
kerja maupun pimpinan dengan baik
120
Lampiran 3 : Tabulasi Jawaban Kecerdasan Emosional
Variasi Kecerdasan Emosional
NO KE
1
KE
2
KE
3
KE
4
KE
5
KE
6
KE
7
KE
8
KE
9
KE1
0
KE1
1
KE1
2
KE1
3
KE1
4
Tot
al
1 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 61
2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 51
3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 51
5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 59
6 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 63
7 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 51
8 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 4 57
9 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 61
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
11 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 62
12 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 39
13 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53
14 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 65
15 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 60
16 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 60
17 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 63
18 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 60
19 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 51
20 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 62
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
22 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 50
121
NO KE
1
KE
2
KE
3
KE
4
KE
5
KE
6
KE
7
KE
8
KE
9
KE1
0
KE1
1
KE1
2
KE1
3
KE1
4
Tot
al
23 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 59
24 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 61
25 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62
26 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 65
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
28 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
29 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 59
30 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 50
31 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 59
32 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 58
33 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61
34 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 61
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
36 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 43
37 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 61
38 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 58
39 4 4 5 3 5 3 3 4 4 3 4 4 5 4 55
40 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 4 53
41 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 53
42 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 57
43 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 62
44 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 60
45 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 61
46 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 63
122
NO KE
1
KE
2
KE
3
KE
4
KE
5
KE
6
KE
7
KE
8
KE
9
KE1
0
KE1
1
KE1
2
KE1
3
KE1
4
Tot
al
47 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 51
48 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 51
49 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 4 41
50 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 59
51 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 61
52 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 59
53 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62
54 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 59
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
56 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 53
57 5 5 4 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 64
58 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 52
59 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 59
60 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 61
61 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 61
62 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 62
63 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 53
64 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 62
65 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 60
66 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 51
67 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 62
68 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 4 3 4 51
69 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 52
70 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 62
123
NO KE
1
KE
2
KE
3
KE
4
KE
5
KE
6
KE
7
KE
8
KE
9
KE1
0
KE1
1
KE1
2
KE1
3
KE1
4
Tot
al
71 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 61
72 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 60
73 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 61
74 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 62
75 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 38
76 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 52
77 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 54
78 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 58
79 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 60
80 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 62
81 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 61
82 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 63
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
84 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 52
85 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 60
86 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 52
87 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 59
88 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 59
89 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 62
90 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 50
91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
92 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 54
93 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 56
94 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 50
124
NO KE
1
KE
2
KE
3
KE
4
KE
5
KE
6
KE
7
KE
8
KE
9
KE1
0
KE1
1
KE1
2
KE1
3
KE1
4
Tot
al
95 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 41
96 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 51
97 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 52
98 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 61
99 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 62
100 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 58
101 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 60
102 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 58
103 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 61
104 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 50
105 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 48
106 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 60
107 4 4 4 4 4 3 3 5 5 3 3 4 4 4 54
108 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 58
109 4 5 5 5 5 3 3 3 5 4 4 3 4 5 58
110 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 47
111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
112 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 60
113 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 61
114 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 68
115 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 50
116 4 4 3 5 4 5 3 3 4 5 3 4 5 4 56
117 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 61
118 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 50
125
NO KE
1
KE
2
KE
3
KE
4
KE
5
KE
6
KE
7
KE
8
KE
9
KE1
0
KE1
1
KE1
2
KE1
3
KE1
4
Tot
al
119 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 56
120 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 55
121 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 50
122 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 58
123 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 59
126
Lampiran 4 : Tabulasi Jawaban Gaya Kepemipinan Transformasional
Variasi Gaya Kepemipinan Transformasional
NO GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 Total
1 5 5 4 4 5 4 4 4 4 39
2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 33
3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 32
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 43
6 5 5 4 4 4 5 4 5 4 40
7 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33
8 5 5 5 5 4 5 5 5 4 43
9 4 4 5 4 4 5 5 4 4 39
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11 4 4 4 5 4 4 5 5 5 40
12 3 3 2 3 3 3 3 3 2 25
13 4 4 3 3 4 4 4 4 4 34
14 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
15 4 4 5 4 4 5 4 4 4 38
16 5 5 5 4 4 4 4 4 4 39
17 4 4 5 5 4 5 4 5 4 40
18 5 5 5 5 4 5 5 5 4 43
19 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33
20 5 5 4 4 4 5 4 5 4 40
21 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
22 4 4 4 4 4 3 3 3 3 32
127
NO GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 Total
23 5 4 5 5 4 5 5 5 4 42
24 4 5 4 4 4 5 4 4 5 39
25 5 4 4 5 4 4 4 5 5 40
26 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
27 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
29 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
30 3 4 3 4 4 4 4 3 3 32
31 4 5 4 4 5 4 4 4 4 38
32 5 5 4 4 5 5 5 5 5 43
33 5 4 4 5 4 5 4 4 4 39
34 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39
35 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
36 3 4 2 3 4 2 3 4 2 27
37 5 5 5 4 4 5 4 4 4 40
38 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
40 4 3 3 4 4 4 5 4 3 34
41 4 4 3 3 3 4 4 4 4 33
42 4 5 5 4 5 5 4 5 4 41
43 5 4 4 5 4 5 4 5 4 40
44 5 5 4 4 3 4 5 4 4 38
45 4 5 4 4 5 5 4 4 4 39
46 5 4 5 5 4 5 5 4 4 41
128
NO GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 Total
47 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33
48 4 4 3 3 4 4 3 4 3 32
49 4 4 2 3 4 2 4 4 2 29
50 4 4 4 4 4 5 4 4 5 38
51 5 4 4 4 4 4 5 5 4 39
52 4 5 4 5 5 5 4 4 5 41
53 5 4 4 4 4 4 4 4 5 38
54 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
55 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
56 4 4 3 4 4 4 4 3 4 34
57 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
58 3 3 4 4 4 4 4 3 3 32
59 4 4 4 4 5 5 4 4 4 38
60 4 5 4 4 5 4 5 4 4 39
61 5 4 5 4 5 4 4 5 4 40
62 5 4 4 4 5 5 4 4 4 39
63 4 4 3 4 4 4 4 3 3 33
64 4 4 5 4 5 4 4 5 5 40
65 4 4 4 4 5 4 5 4 4 38
66 4 3 4 4 3 3 4 4 4 33
67 4 4 5 4 4 4 5 4 5 39
68 4 3 4 4 3 4 4 3 4 33
69 3 4 3 3 4 3 4 4 4 32
70 4 4 5 4 4 5 5 4 4 39
129
NO GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 Total
71 5 5 4 4 4 4 5 5 4 40
72 5 5 4 5 4 5 4 4 4 40
73 4 5 4 4 5 4 4 4 5 39
74 5 5 4 4 5 5 5 4 4 41
75 3 3 2 2 3 3 2 3 3 24
76 3 4 4 4 2 4 4 4 4 33
77 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35
78 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
79 4 5 4 5 4 4 4 4 4 38
80 4 5 4 4 4 5 4 4 5 39
81 4 5 5 4 4 4 4 5 5 40
82 4 4 5 4 4 5 4 5 4 39
83 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
84 4 3 4 4 3 4 4 4 4 34
85 5 5 5 5 5 5 4 5 4 43
86 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33
87 4 5 4 4 5 4 4 4 4 38
88 5 4 4 4 5 4 4 4 3 37
89 5 5 4 4 4 5 4 5 4 40
90 4 4 3 4 3 4 3 3 4 32
91 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
92 4 4 4 5 4 4 4 4 3 36
93 5 5 4 5 5 5 4 4 4 41
94 3 4 4 4 3 3 4 3 4 32
130
NO GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 Total
95 4 3 3 3 4 2 3 3 3 28
96 4 4 3 4 4 3 4 4 3 33
97 4 4 3 3 3 4 4 4 4 33
98 4 4 5 4 4 5 5 4 4 39
99 5 4 4 4 4 5 4 4 4 38
100 4 5 4 4 5 4 4 5 4 39
101 4 4 5 4 4 5 5 4 4 39
102 5 4 5 4 5 4 4 4 5 40
103 4 5 5 4 4 5 5 4 4 40
104 4 3 3 4 4 4 4 3 4 33
105 4 3 3 4 3 4 3 3 3 30
106 4 4 5 4 4 5 5 4 5 40
107 4 4 5 4 4 5 3 3 4 36
108 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38
109 5 4 4 3 3 3 4 5 5 36
110 4 3 4 4 3 3 3 4 3 31
111 4 4 4 4 3 4 3 4 4 34
112 4 4 5 4 4 4 5 5 4 39
113 4 5 5 4 4 4 5 4 4 39
114 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44
115 4 4 3 3 4 3 4 4 4 33
116 4 3 4 4 4 5 5 4 4 37
117 4 5 4 4 5 4 4 5 5 40
118 4 4 2 4 3 4 4 4 4 33
131
NO GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 Total
119 5 5 4 5 5 4 5 5 5 43
120 4 5 5 4 4 4 4 4 3 37
121 5 4 4 3 3 4 4 3 4 34
122 4 5 5 5 5 4 4 5 5 42
123 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28
132
Lampiran 5 : Tabulasi Jawaban Kinerja Guru
Variasi Kinerja Guru
No. KG1 KG2 KG3 KG4 KG5 KG6 KG7 Total
1 5 5 4 4 5 4 4 31
2 3 4 4 4 3 4 3 25
3 4 4 4 5 4 4 4 29
4 4 4 3 4 4 3 4 26
5 4 4 4 5 4 5 5 31
6 4 4 4 4 5 5 5 31
7 4 3 4 4 4 3 3 25
8 5 5 4 4 4 4 4 30
9 5 4 4 4 4 4 5 30
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 5 4 5 4 4 5 4 31
12 3 3 3 3 3 2 3 20
13 4 4 3 4 3 4 4 26
14 5 5 5 5 5 5 5 35
15 4 5 4 4 4 4 4 29
16 4 4 4 4 4 5 5 30
17 4 4 5 5 5 4 4 31
18 5 5 5 5 5 4 4 33
19 4 4 3 3 4 4 4 26
20 4 4 4 5 4 5 5 31
21 4 4 4 4 4 5 4 29
22 4 3 4 4 4 3 3 25
133
No. KG1 KG2 KG3 KG4 KG5 KG6 KG7 Total
23 5 4 4 5 4 4 4 30
24 4 4 4 5 4 4 5 30
25 5 4 5 4 4 5 4 31
26 5 5 5 5 5 5 5 35
27 4 4 4 3 4 4 4 27
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 5 4 5 4 5 4 31
30 3 3 4 4 4 3 4 25
31 4 5 4 4 4 4 4 29
32 5 4 4 5 4 5 4 31
33 4 4 4 4 4 4 5 29
34 4 4 5 5 4 4 5 31
35 4 4 4 4 5 4 4 29
36 3 4 2 3 4 2 3 21
37 4 4 4 4 5 4 5 30
38 4 4 4 4 5 4 4 29
39 5 5 4 4 4 4 5 31
40 5 4 4 4 4 3 3 27
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 4 5 5 4 4 4 5 31
43 4 4 5 4 4 5 4 30
44 5 5 4 4 4 5 4 31
45 4 5 4 4 4 4 5 30
46 5 4 5 5 4 5 4 32
134
No. KG1 KG2 KG3 KG4 KG5 KG6 KG7 Total
47 4 4 4 3 4 4 4 27
48 3 4 3 4 4 4 4 26
49 3 4 2 3 4 2 3 21
50 4 4 4 4 4 4 4 28
51 4 4 4 5 5 5 5 32
52 5 4 4 4 4 4 4 29
53 4 4 5 4 5 4 3 29
54 4 5 4 4 5 4 4 30
55 4 3 4 4 4 4 3 26
56 4 4 4 4 4 4 4 28
57 5 4 4 5 5 4 5 32
58 4 4 3 3 4 4 4 26
59 4 5 4 4 5 4 4 30
60 4 4 5 4 5 5 4 31
61 5 4 4 4 4 4 4 29
62 4 4 4 4 5 5 5 31
63 3 4 4 3 4 4 4 26
64 5 4 4 5 4 5 5 32
65 5 4 4 4 5 4 5 31
66 3 4 4 3 4 4 4 26
67 4 5 4 4 4 5 4 30
68 4 4 4 3 4 3 4 26
69 4 3 3 4 4 4 4 26
70 5 5 4 4 5 4 4 31
135
No. KG1 KG2 KG3 KG4 KG5 KG6 KG7 Total
71 4 5 4 5 4 4 4 30
72 5 4 4 5 4 5 5 32
73 4 5 4 5 4 4 4 30
74 5 4 4 5 4 4 4 30
75 2 3 3 3 2 3 3 19
76 3 4 4 3 4 3 4 25
77 4 4 4 4 3 4 3 26
78 4 4 4 4 4 5 5 30
79 4 4 3 5 4 5 5 30
80 5 4 5 4 4 4 4 30
81 4 4 4 5 4 4 4 29
82 4 5 4 5 4 5 5 32
83 4 4 3 4 4 4 3 26
84 4 4 4 4 4 4 4 28
85 4 5 4 4 5 4 4 30
86 4 4 4 4 3 4 4 27
87 4 4 4 5 4 5 4 30
88 5 4 4 3 5 4 4 29
89 4 5 4 4 5 4 4 30
90 4 4 2 4 4 4 4 26
91 4 4 4 4 4 4 4 28
92 5 5 4 4 4 5 4 31
93 4 5 5 5 4 5 4 32
94 4 3 4 4 2 4 4 25
136
No. KG1 KG2 KG3 KG4 KG5 KG6 KG7 Total
95 3 3 4 3 3 3 3 22
96 4 4 3 4 4 4 4 27
97 4 4 4 4 4 4 4 28
98 5 4 4 5 5 4 4 31
99 4 5 4 4 4 4 4 29
100 4 4 4 5 4 5 4 30
101 4 5 5 4 4 4 4 30
102 5 4 4 5 4 4 4 30
103 5 5 4 5 4 4 4 31
104 4 4 3 4 3 4 4 26
105 3 4 4 3 4 3 3 24
106 4 5 5 4 5 4 4 31
107 4 3 5 4 3 4 4 27
108 5 4 5 4 4 4 4 30
109 4 4 3 4 5 4 4 28
110 4 2 4 4 4 4 2 24
111 4 4 4 4 4 3 4 27
112 4 5 5 4 4 5 4 31
113 4 4 5 4 4 4 4 29
114 5 5 5 5 5 5 5 35
115 3 4 4 2 4 5 4 26
116 3 4 4 4 5 5 4 29
117 4 5 4 4 4 4 4 29
118 4 3 4 4 4 4 4 27
137
No. KG1 KG2 KG3 KG4 KG5 KG6 KG7 Total
119 5 4 4 4 5 4 4 30
120 5 5 4 4 3 4 4 29
121 4 4 4 4 4 4 4 28
122 5 5 4 4 4 5 4 31
123 4 5 4 4 4 4 4 29
138
Lampiran 6 : Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kecerdasan Emosional 123 38 68 56,72 5,545
Gaya Kepemimpinan
Transformasional 123 24 45 37,11 4,233
Kinerja Guru 123 19 35 28,73 2,829
Valid N (listwise) 123
Lampiran 7 : Hasil Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas Kecerdasan Emosional
Correlations
KE_1 KE_
2 KE_
3 KE_
4 KE_
5 KE_
6 KE_
7 KE_
8 KE_
9 KE_10
KE_11
KE_12
KE_13
KE_14
Skor_total
KE_1 Pearson
Correlation
1 ,586
** ,474
* ,461
* ,411
* ,383
* ,516
** ,337
,518**
,561**
,366 ,411
* ,242
,468*
,715**
Sig. (2-tailed)
,001 ,011 ,014 ,030 ,045 ,005 ,079 ,005 ,002 ,055 ,030 ,214 ,012 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_2 Pearson Correlation
,586** 1 ,224 ,390
* ,308
,460*
,573**
,162 ,377
* ,374 ,342
,541**
,291 ,441
* ,647**
Sig. (2-tailed)
,001 ,251 ,040 ,111 ,014 ,001 ,410 ,048 ,050 ,075 ,003 ,133 ,019 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_3 Pearson Correlation
,474* ,224 1 ,558
** ,436
* ,488
** ,249
,438*
,112 ,372 ,556
** ,271 ,309 ,346 ,600**
Sig. (2-
tailed) ,011 ,251 ,002 ,020 ,008 ,202 ,020 ,570 ,051 ,002 ,163 ,110 ,071 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
139
KE_4 Pearson Correlation
,461* ,390
* ,558
** 1
,652**
,494**
,492**
,587**
,383*
,494**
,474*
,570**
,538**
,721**
,818**
Sig. (2-tailed)
,014 ,040 ,002 ,000 ,008 ,008 ,001 ,044 ,008 ,011 ,002 ,003 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_5 Pearson Correlation
,411* ,308 ,436
* ,652
** 1 ,207 ,258 ,219 ,371 ,322
,509**
,115 ,424
* ,634
** ,604**
Sig. (2-tailed)
,030 ,111 ,020 ,000 ,291 ,186 ,263 ,052 ,094 ,006 ,561 ,024 ,000 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_6 Pearson Correlation
,383* ,460
* ,488
** ,494
** ,207 1 ,328 ,353 ,139
,627**
,529**
,452*
,515**
,345 ,663**
Sig. (2-tailed)
,045 ,014 ,008 ,008 ,291 ,088 ,066 ,481 ,000 ,004 ,016 ,005 ,072 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_7 Pearson Correlati
on
,516** ,573
** ,249
,492**
,258 ,328 1 ,386
* ,418
* ,430
* ,373
,579**
,402*
,689**
,708**
Sig. (2-
tailed) ,005 ,001 ,202 ,008 ,186 ,088 ,043 ,027 ,022 ,051 ,001 ,034 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_8 Pearson
Correlation
,337 ,162 ,438
* ,587
** ,219 ,353
,386*
1 ,552
** ,529
** ,203
,686**
,335 ,498
** ,666**
Sig. (2-tailed)
,079 ,410 ,020 ,001 ,263 ,066 ,043 ,002 ,004 ,301 ,000 ,081 ,007 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_9 Pearson Correlation
,518** ,377
* ,112
,383*
,371 ,139 ,418
* ,552
** 1 ,236
-,072
,564**
,519**
,490**
,593**
Sig. (2-tailed)
,005 ,048 ,570 ,044 ,052 ,481 ,027 ,002 ,226 ,716 ,002 ,005 ,008 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_10 Pearson Correlation
,561** ,374 ,372 ,494
** ,322
,627**
,430*
,529**
,236 1 ,529
** ,452
* ,397
* ,521
** ,724**
140
Sig. (2-tailed)
,002 ,050 ,051 ,008 ,094 ,000 ,022 ,004 ,226 ,004 ,016 ,037 ,005 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_11 Pearson Correlation
,366 ,342 ,556
** ,474
* ,509
** ,529
** ,373 ,203
-,072
,529**
1 ,175 ,335 ,515
** ,601**
Sig. (2-tailed)
,055 ,075 ,002 ,011 ,006 ,004 ,051 ,301 ,716 ,004 ,374 ,082 ,005 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_12 Pearson Correlation
,411* ,541
** ,271
,570**
,115 ,452
*
,579**
,686**
,564**
,452*
,175 1 ,483
**
,533**
,726**
Sig. (2-tailed)
,030 ,003 ,163 ,002 ,561 ,016 ,001 ,000 ,002 ,016 ,374 ,009 ,003 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_13 Pearson Correlation
,242 ,291 ,309 ,538
** ,424
* ,515
** ,402
* ,335
,519**
,397*
,335 ,483
** 1
,496**
,646**
Sig. (2-tailed)
,214 ,133 ,110 ,003 ,024 ,005 ,034 ,081 ,005 ,037 ,082 ,009 ,007 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
KE_14 Pearson Correlati
on
,468* ,441
* ,346
,721**
,634**
,345 ,689
** ,498
** ,490
** ,521
** ,515
** ,533
** ,496
** 1 ,809**
Sig. (2-
tailed) ,012 ,019 ,071 ,000 ,000 ,072 ,000 ,007 ,008 ,005 ,005 ,003 ,007 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Skor_total Pearson Correlation
,715** ,647
** ,600
** ,818
** ,604
** ,663
** ,708
** ,666
** ,593
** ,724
** ,601
** ,726
** ,646
** ,809
** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
141
2. Uji Validitas Gaya Kepemimpinan Transformasional
Correlations
GK_1 GK_2 GK_3 GK_4 GK_5 GK_6 GK_7 GK_8 GK_9
Skor_t
otal
GK_1 Pearson
Correlation 1 ,686** ,525** ,642** ,511** ,521** ,423* ,723** ,475* ,787**
Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,000 ,005 ,005 ,025 ,000 ,011 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_2 Pearson
Correlation ,686** 1 ,500** ,417* ,569** ,579** ,360 ,520** ,529** ,727**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,027 ,002 ,001 ,060 ,005 ,004 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_3 Pearson
Correlation ,525** ,500** 1 ,666** ,567** ,677** ,607** ,555** ,483** ,813**
Sig. (2-tailed) ,004 ,007 ,000 ,002 ,000 ,001 ,002 ,009 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_4 Pearson
Correlation ,642** ,417* ,666** 1 ,346 ,553** ,517** ,849** ,638** ,825**
Sig. (2-tailed) ,000 ,027 ,000 ,071 ,002 ,005 ,000 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_5 Pearson
Correlation ,511** ,569** ,567** ,346 1 ,394* ,371 ,338 ,448* ,634**
Sig. (2-tailed) ,005 ,002 ,002 ,071 ,038 ,052 ,078 ,017 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_6 Pearson
Correlation ,521** ,579** ,677** ,553** ,394* 1 ,620** ,723** ,565** ,814**
142
Sig. (2-tailed) ,005 ,001 ,000 ,002 ,038 ,000 ,000 ,002 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_7 Pearson
Correlation ,423* ,360 ,607** ,517** ,371 ,620** 1 ,569** ,449* ,710**
Sig. (2-tailed) ,025 ,060 ,001 ,005 ,052 ,000 ,002 ,016 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_8 Pearson
Correlation ,723** ,520** ,555** ,849** ,338 ,723** ,569** 1 ,678** ,866**
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,002 ,000 ,078 ,000 ,002 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
GK_9 Pearson
Correlation ,475* ,529** ,483** ,638** ,448* ,565** ,449* ,678** 1 ,760**
Sig. (2-tailed) ,011 ,004 ,009 ,000 ,017 ,002 ,016 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Skor_t
otal
Pearson
Correlation ,787** ,727** ,813** ,825** ,634** ,814** ,710** ,866** ,760** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
143
3. Uji Validitas Kinerja Guru
Correlations
KG_1 KG_2 KG_3 KG_4 KG_5 KG_6 KG_7
Skor_tot
al
KG_1 Pearson
Correlation 1 ,586** ,576** ,352 ,586** ,419* ,389* ,738**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,067 ,001 ,027 ,041 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
KG_2 Pearson
Correlation ,586** 1 ,409* ,348 ,539** ,481** ,459* ,724**
Sig. (2-tailed) ,001 ,031 ,069 ,003 ,009 ,014 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
KG_3 Pearson
Correlation ,576** ,409* 1 ,542** ,626** ,544** ,256 ,756**
Sig. (2-tailed) ,001 ,031 ,003 ,000 ,003 ,189 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
KG_4 Pearson
Correlation ,352 ,348 ,542** 1 ,452* ,400* ,465* ,686**
Sig. (2-tailed) ,067 ,069 ,003 ,016 ,035 ,013 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
KG_5 Pearson
Correlation ,586** ,539** ,626** ,452* 1 ,395* ,459* ,765**
Sig. (2-tailed) ,001 ,003 ,000 ,016 ,037 ,014 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
KG_6 Pearson
Correlation ,419* ,481** ,544** ,400* ,395* 1 ,710** ,785**
Sig. (2-tailed) ,027 ,009 ,003 ,035 ,037 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
KG_7 Pearson
Correlation ,389* ,459* ,256 ,465* ,459* ,710** 1 ,736**
Sig. (2-tailed) ,041 ,014 ,189 ,013 ,014 ,000 ,000
144
N 28 28 28 28 28 28 28 28
Skor_tot
al
Pearson
Correlation ,738** ,724** ,756** ,686** ,765** ,785** ,736** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4. Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,911 14
5. Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan Transformasional Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,915 9
6. Uji Reliabilitas Kinerja Guru
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,861 7
145
Lampiran 8 : Hasil Uji Asumsi klasik
1. Uji Normalitas P-Plot
2. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 123
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,00430441
Most Extreme Differences Absolute ,062
Positive ,062
Negative -,029
Test Statistic ,062
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
146
3. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 2,463 ,942 2,614 ,010
Kecerdasan
Emosional ,268 ,031 ,526 8,524 ,000 ,276 3,626
Gaya Kepemimpinan
Transformasional ,298 ,041 ,445 7,215 ,000 ,276 3,626
a. Dependent Variable: Kinerja
4. Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
147
5. Uji Heteroskedastisitas Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,133 ,572 ,233 ,816
Kecerdasan Emosional ,022 ,019 ,195 1,132 ,260
Gaya Kepemimpinan
Transformasional -,015 ,025 -,106 -,613 ,541
a. Dependent Variable: RES2
Lampiran 9 : Hasil Uji Hipotesis Penelitian
1. Uji Parsial t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,463 ,942 2,614 ,010
Kecerdasan Emosional
(X1) ,268 ,031 ,526 8,524 ,000
Gaya Kepemimpinan
(X2) ,298 ,041 ,445 7,215 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
148
2. Uji Simultan f
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 853,094 2 426,547 415,966 ,000b
Residual 123,053 120 1,025
Total 976,146 122
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan (X2), Kecerdasan Emosional (X1)
Lampiran 10 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
1. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,463 ,942 2,614 ,010
Kecerdasan Emosional
(X1) ,268 ,031 ,526 8,524 ,000
Gaya Kepemimpinan
(X2) ,298 ,041 ,445 7,215 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
149
2. Uji Koefisiensi Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,935a ,874 ,872 1,01264
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan (X2), Kecerdasan Emosional (X1)
top related