pengaruh kebijakan suku bunga (bi-rate), inflasi ...repository.stieykpn.ac.id/115/1/ringkasan...
Post on 26-Oct-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KEBIJAKAN SUKU BUNGA (BI-RATE),
INFLASI, KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS, INEFISIENSI
DAN KEGAGALAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS
PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PROVINSI
DIY (Periode Tahun 2013-2017)
RINGKASAN SKRIPSI
Disusun Oleh:
Melinda Sari
111426840
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suku bunga (BI-rate), inflasi,
kecukupan modal, likuiditas, inefisiensi dan kegagalan kredit terhadap
profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi DIY. Faktor
internal bank yang mempengaruhi profitabilitas yaitu kecukupan modal,
likuiditas, inefisiensi, dan kegagalan kredit, sedangkan faktor eksternal bank yang
mempengaruhi profitabilitas yaitu suku bunga (BI-rate) dan inflasi. Profitabilitas
merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank.
Ukuran profitabilitas yang digunakan untuk industri perbankan adalah ROA.
Populasi dari penelitian ini adalah BPR di provinsi DIY yang terdapat di website
BI dan OJK dengan periode 2013-2017. Sampel terdiri dari 50 observasi
perusahaan/tahun. Teknik analisis data adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga (BI-rate), inflasi, likuiditas tidak
berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan kegagalan kredit juga tidak
memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas, sedangkan kecukupan modal
dan efisiensi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Kata Kunci: profitabilitas, suku bunga (BI-rate), inflasi, kecukupan modal,
likuiditas, inefisiensi, kegagalan kredit.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of interest rate (BI-rate), inflation, capital
adequacy, liquidity, efficiency and the failure of credit against on profitability at
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) in Yogyakarta. The internal factors of bank
consist of capital adequacy, liquidity, inefficiency, and the failure of credit. Then,
the external factors consist of interest rate (BI-rate) and inflation. Profitability is
the most appropriate indicator to measure the performance of bank. The measure
of profitability used for the banking industry is ROA. The population in this study
is BPR in Yogyakarta which is found on website of BI and OJK, with the period
2013-2017. The sample consists of 50 company/year observation. The technique
of data analysis is multiple linear regression analysis. Results of the study showed
that interest rate (BI-rate), inflation, liquidity do not positivly influence on
profitability and failures of credit also do not have negative influence
profitability, while the capital adequacy and efficiency negativly influence
profitability.
Keyword: profitability, interest rate (BI-rate), inflation, capital adequacy,
liquidity, inefficiency, the failure of credit.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
1
Pendahuluan
Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis besar tujuan perbankan
Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat. Dari tujuan tersebut maka perbankan (bank) di
Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan didasarkan
atas asas demokrasi ekonomi.
BPR yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, tetapi kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi, kegiatannya jauh lebih
sempit dibandingkan dengan bank umum. Tugas BPR hanya terbatas pada
penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau deposito dan penyaluran dana
dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja atau kredit perdagangan.
Bagi BPR yang hanya boleh beroprasi dalam satu wilayah provinsi saja
diharapkan dapat tetap tumbuh dan berkembang dengan sehat dan eksis menuju
perbankan masa depan, sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk terus
melakukan langkah-langkah pembangunan sistem perbankan yang sehat, kuat dan
mampu bersaing di segmennya.
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada
suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank
merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen
bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Penilaian terhadap kinerja suatu
bank dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank menunjukan kondisi bank secara keseluruhan. Dari
laporan ini akan dapat terbaca bagaimana kondisi bank yang sebenarnya, yaitu
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh bank tersebut. Laporan ini juga
menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode tertentu. Keuntungan
yang didapat dari membaca laporan keuangan ini adalah pihak manajemen
diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada serta
mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian in
adalah:
1. Apa pengaruh suku bunga (BI-rate) terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi
DIY?
2. Apa pengaruh inflasi terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY?
3. Apa pengaruh kecukupan modal terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY?
4. Apa pengaruh likuiditas terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY?
5. Apa pengaruh inefisiensi terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY?
6. Apa pengaruh kegagalan kredit terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY?
Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Meneliti pengaruh suku bunga (BI-rate) terhadap Profitabilitas BPR di
Provinsi DIY.
2. Meneliti pengaruh inflasi terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY.
3. Meneliti pengaruh kecukupan modal terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi
DIY.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
4. Meneliti pengaruh likuiditas terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY.
5. Meneliti pengaruh inefisiensi terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi DIY.
6. Meneliti pengaruh kegagalan kredit terhadap Profitabilitas BPR di Provinsi
DIY.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi
informasi penting dalam memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di
bidang perbankan sektor BPR konvensional.
2. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
penting bagi pemerintah dalam melihat pengaruh kebijakan suku bunga Bank
Indonesia (BI-rate), inflasi, dan rasio lainnya terhadap profitabilitas BPR di
Provinsi DIY, sehingga bisa menilai keandalan BPR dalam membantu
memeratakan perekonomian dan melakukan pertumbuhan perekonomian pada
rakyat daerah secara luas.
3. Bagi Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi ataupun bacaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya mengenai pengaruh
kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI-rate), Inflasi, dan rasio lainnya
terhadap profitabilitas BPR di Provinsi DIY.
Dibandingkan penelitian sebelumnya, penelitian ini mempunyai kontribusi
untuk mengetahui bukti empiris ada atau tidaknya pengaruh kebijakan suku bunga
Bank Indonesia (BI-rate), Inflasi, kecukupan modal, likuiditas, efisiensi, dan
kegagalan kredit terhadap profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY. Penelitian-
penelitian sebelumnya seperti Wibowo dan Syaichu (2013) yang telah meneliti
mengenai pengaruh kebijakan suku bunga Bank Indonesia, Inflasi, NPF, CAR,
dan BOPO terhadap profitabilitas pada Bank Syariah serta Wardana dkk (2014),
yang telah meneliti mengenai dampak kebijakan suku bunga Bank Indonesia,
LDR, NPL terhadap profitabilitas pada BPR di Bali, tetapi pada penelitian-
penelitian tersebut tidak mempertimbangkan faktor likuiditas (LDR), Inflasi, dan
inefisiensi/ BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
sebagai variabel independen.
Tinjauan Teori
Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976), mendefinisikan biaya keagenan sebagai jumlah dari
pengeluaran untuk pengawasan (monitoring) yang dikeluarkan oleh prinsipal,
pengeluaran karena penjaminan oleh agen atau insiders, serta pengeluaran karena
residual loss atau biaya yang timbul kerena prinsipal merasa kehilangan
kenyamanan sebagai akibat adanya penyimpangan antara harapan dengan yang
diputuskan oleh agen. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu
semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan
konflik kepentingan antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan,
2007).
Permasalahan yang sering kali muncul adalah ketika para manajer (agen)
dan pemilik perusahaan (prinsipal) saling memperjuangkan kepentingan sendiri
walaupun mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan nilai perusahaan
sehingga dengan hal ini memunculkan adanya konflik kepentingan antara agen
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
dan prinsipal (Menurut Jensen dalam Rahmawati 2017). Konflik ini akan
menciptakan masalah berupa agency cost yang timbul akibat pengaruh dari faktor
internal dan eksternal.
Hubungan Keagenan pada Perusahaan Perbankan
Hubungan keagenan pada perusahaan perbankan lebih kompleks jika
dibandingkan dengan perusahaan nonbank. Pada perusahaan perbankan selain
adanya hubungan agen dengan pemilik, juga terdapat hubungan antara agen
dengan debitur dan agen dengan regulator.
Pada hubungan prinsipal-agen pada perbankan, masing-masing pihak
harus saling memahami peran masing-masing dalam peningkatan kinerja
perbankan. Pihak agen harus dapat berusaha untuk menghindari perilaku dan cara
berfikir untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya yang
ditanggung oleh prinsipal. Selanjutnya pada hubungan agen-kreditur/debitur,
pihak agen harus memanfaatkan dan mengatur arus aliran dana dari kreditur dan
menyalurkannya ke nasabah debitur atau ke pos-pos lain yang dapat memberikan
hasil.
Pada hubungan agen-regulator, regulasi yang muncul mengarahkan pihak
agen untuk mengelola bank secara hati-hati. Prinsip kehati-hatian
mengindikasikan adanya pencegahan terhadap moral hazard. Manajer lebih
cenderung memaksimalkan utilitas daripada profit karena adanya regulator.
Keberadaan regulator ikut mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen bank.
Beberapa faktor internal perbankan tersebut dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan dan kinerja perbankan. Ketika perbankan sedang pada kondisi yang
tidak sehat akibat buruknya manajemen mengakibatkan terjadinya penurunan
kinerja perbankan yang diukur dengan tingkat profitabilitas dan keberlangsungan
hidup perbankan.
Faktor lainnya yang juga mempengaruhi kinerja perbankan yaitu kondisi
ekonomi makro. Terjadinya inflasi, pelemahan mata uang rupiah, dan tingkat suku
bunga yang tidak stabil dapat mengganggu perbankan dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak prinsipal, agen,
kreditur/debitur, dan regulator harus saling bekerjasama dalam peningkatan
kinerja dan keberlangsungan perbankan. Variabel independen yang sesuai dengan
hubungan agen-regulator yaitu variabel suku bunga (BI-rate) dan vaiabel inflasi.
Penelitian Terdahulu
Berikut ini ringkasan dari penelitian-penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian Sampel
Hasil
Penelitian
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
Nusantara
(2009)
Variabel
dependen
dalam
penelitian ini
adalah aspek
profitabilitas
yang diukur
dengan ROA.
Variabel
independen
dalam
penelitian ini
adalah: risiko
kredit (NPL),
CAR,
LDR, BOPO,
dan NIM.
Metode
regresi
linear
berganda
dengan
persamaan
kuadrat
terkecil
Sampel
sebanyak 81
perusahaan dari
130 bank umum
Dari hasil
analisis
menunjukkan
bahwa data
NPL, CAR,
LDR, dan
BOPO secara
parsial
signifikan
terhadap ROA
bank go publik
pada level of
signifikan
kurang dari
5%.
Sedangkan
pada bank non
go public,
hanya LDR
yang
berpengaruh
signifikan.
Wibowo
dan Syaichu
(2013)
Variabel
dependen
adalah
profitabilitas
yang diukur
dengan
Return on
Asset (ROA).
Variabel
independen
yang diuji
dalam
penelitian ini
adalah CAR,
BOPO, dan
NPF, suku
bunga dan
Inflasi.
Metode
analisis data
yang
digunakan
adalah
analisis
regresi
linear
berganda
Sampel tiga
bank syariah
yang laporan
keuangannya
telah
dipublikasikan
ke Bank
Indonesia dari
tahun 2008
hingga 2011
Variabel suku
bunga, inflasi,
CAR, NPF
tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
Sedangkan
variabel BOPO
memiliki
pengaruh
signifikan
dengan arah
negatif.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
Wardana,
dkk. (2014)
Variabel
eksogen
adalah tingkat
suku bunga BI
Rate (SBI) /
X1 dan (NPL)
X2.
Variabel
endogen
adalah ( LDR)
X3 dan (ROA)
Y.
Metode
Analisis
Regresi
Linear Dua
Tahap, Uji
Jerque-
Bera, uji
ECM dan
kointegrasi
BPR yang
beroperasi di
Provinsi Bali.
Populasi BPR
konvensional
dari tahun 2008
sampai tahun
2014 adalah 137
unit yang
tersebar di
kabupaten-
kabupaten dan
kota di Provinsi
Bali.
Dari tiga
variabel
indenpen yaitu
SBI, NPL dan
LDR, hanya
variabel NPL
yang
signifikan
terhadap
kinerja ROA
BPR di
Provinsi Bali.
Berdasarkan
hasil analisis
tersebut diatas,
maka dapat
dinyatakan
bahwa
kenaikan SBI
akan
berdampak
positif
terhadap LDR,
sehingga pada
tahap
berikutnya
varabel LDR
berpengaruh
positif dalam
mendukung
kinerja ROA
BPR.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Avrita dan
Pangestuti
(2016)
Variabel
independen
yakni Capital
Adequacy
Ratio (CAR),
Net
Performing
Loan (NPL),
Loan
to Deposit
Ratio (LDR),
Net Interest
Margin
(NIM), Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO) dan
Return On
Asset (ROA)
sebagai
variabel
dependen
Teknik
analisis
regresi
linear
berganda
Menggunakan
populasi seluruh
perusahaan bank
umum yang
terdapat di
Indonesia, yang
melaporkan
keuangannya
pada periode
tahun 2011
hingga tahun
2014, dari situs
resmi Otoritas
Jasa Keuangan,
diketahui jumlah
bank umum
adalah sebanyak
105 bank yang
terdiri dari 37
bank go public
dan 68 bank non
go
public.
Terdapat tiga
variabel
independen
yaitu: NPL,
NIM, dan
BOPO yang
berpengaruh
signifikan
ROA bank go
public,
sedangkan
pada bank
bank non-go
public yaitu
variabel CAR,
LDR, dan
BOPO yang
berpengaruh
signifikan pada
ROA.
Rerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan teori dan tujuan penelitian maka rerangka pemikiran antara
Suku Bunga (BI-rate), Inflasi, kecukupan modal, likuiditas, inefisiensi dan
kegagalan kredit terhadap profitabilitas dapat dilihat pada gambar 2.1:
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
Suku Bunga
(BI-rate)
Inflasi
Kecukupan modal
Likuiditas
Profitabilitas
(ROA )
Inefisiensi
Kegagalan kredit
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
Pengembangan Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau
lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan
tinjauan teori serta kerangka konseptual maka hipotesis yang dapat dibuat dalam
penelitian ini adalah
Pengaruh Suku Bunga (BI-rate) terhadap Profitabilitas pada BPR
Harga dari penggunaan uang untuk jangka tertentu merupakan pengertian dasar
dari tingkat suku bunga. Besarnya tingkat suku bunga (BI-rate) menjadi salah satu
faktor bagi perbankan untuk menentukan besarnya suku bunga yang ditawarkan
kepada masyarakat. Suku bunga yang meningkat dapat memberikan keuntungan
kepada bank dengan menyesuaikan spread antara suku bunga pinjaman dan
tabungan. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi jumlah dana yang
dipinjamkan oleh peminjam dan jumlah yang akan dipinjamkan oleh pemilik
dana. Suku bunga berpengaruh terhadap keinginan dan ketertarikan masyarakat
untuk menanamkan dananya di bank melalui produk-produk yang ditawarkan.
Pengaruh bagi bank itu sendiri yaitu semakin banyaknya dana yang ditanamkan
oleh masyarakat akan dapat meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan
dana tersebut dalam bentuk kredit yang disalurkan, sehingga bank akan
memperoleh profit dan akan mempengaruhi kinerja perbankan yang diukur
dengan menggunakan rasio profitabilitas. Logika pengembangan hipotesis sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2017).
H1: Suku Bunga (BI-rate) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas pada
BPR di Provinsi DIY.
Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas pada BPR
Inflasi merupakan gejala yang menunjukkan bahwa tingkat harga umum
mengalami kenaikan secara terus-menerus. Inflasi memiliki pengaruh terhadap
profitabilitas perbankan karena diasumsikan ketika inflasi meningkat (tetapi tetap
terkendali) akan dapat meningkatkan profitabilitas perbankan, karena semakin
tinggi inflasi maka akan semakin banyak uang yang beredar di masyarakat dan
inflasi cenderung meningkatkan nilai pasar aktiva, sehingga nilai penggantian
aktiva akan meningkat dari sudut laba, dan kenaikan inflasi akan meningkatkan
laba akuntansi. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
(2017) yang menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan Inflasi terhadap
profitabilitas perbankan.
H2: Inflasi berpengaruh positif terhadap Profitabilitas pada BPR di Provinsi
DIY.
Pengaruh kecukupan modal terhadap Profitabilitas pada BPR
Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio)/KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko
kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. CAR mencerminkan
kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari aktivitas yang dilakukan
dan kemampuan bank dalam menangani kegiatan operasional bank tersebut.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai
CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Menurut Buyung
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
(2009) CAR berpengaruh secara positif signifikan terhadap profitabilitas pada
bank.
H3: Kecukupan modal berpengaruh positif terhadap Profitabilitas pada BPR di
Provinsi DIY.
Pengaruh likuiditas terhadap Profitabilitas pada BPR
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara jumlah
pinjaman yang diberikan dengan dana yang diterima dari pihak ketiga. Setiap
peningkatan terhadap LDR akan diikuti juga dengan peningkatan terhadap
profitabilitas, dimana ketika jumlah kredit yang disalurkan meningkat, maka
pendapatan dari kredit tersebut akan naik sekaligus kemampuan bank dalam
menghasilkan laba juga akan meningkat. LDR yang semakin tinggi akan
meningkatkan laba bank diasumsikan bank dapat menyalurkan kredit dengan baik,
sehingga peningkatan laba bank dapat meningkatkan kinerja bank juga.
H4: Likuiditas berpengaruh positif terhadap Profitabilitas pada BPR di
Provinsi DIY.
Pengaruh inefisiensi terhadap Profitabilitas pada BPR
Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasional dengan pendapatan
operasional yang diperoleh LPD. Menurut bank Indonesia, BOPO digunakan
untuk mengukur inefisiensi operasi. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik
untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90%
hingga mendekati 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien
dalam menjalankan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wardana,dkk. (2014) menunjukkan risiko kredit
NPL berdampak negatif signifikan terhadap ROA.
H5: Inefisiensi berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas pada BPR di
Provinsi DIY.
Pengaruh kegagalan kredit terhadap Profitabilitas pada BPR
Rasio Non Performing loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan bank dalam mengelola kredit yang mengalami masalah. Semakin
tinggi rasio NPL, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan
kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank
tersebut akan semakin meningkat (Puspitasari, 2009).
H6: Kegagalan kredit berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas pada BPR di
Provinsi DIY.
Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan Bank Perkreditan Rakyat di provinsi DIY yang
menyediakan laporan keuangan periode tahun 2013-2017.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
Sampel
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi (Indriantoro dan Supomo,
1999). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) berdasarkan
pertimbangan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Bank Perkreditan Rakyat di provinsi DIY yang menyediakan laporan
keuangan periode tahun 2013-2017 disampaikan ke Bank Indonesia (BI) dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
2. Bank Perkreditan Rakyat di provinsi DIY yang laporan keuangannya dapat
diakses di www.bi.go.id dan www.ojk.go.id .
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berbentuk
data sekunder. Bentuk teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi literatur atau arsip.
Pada penelitian ini penulis memperoleh data sekunder melalui buku-buku
dan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang dimaksud berupa skripsi, tesis
serta jurnal online yang dipublikasikan secara luas melalui media publikasi yang
menyediakan data yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, juga
internet yang menyediakan data mengenai objek penelitian.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Berikut adalah tabel yang menjelaskan secara ringkas variabel yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel dan Sumber Data
Variabel Data Pengukuran Sumber Data
Internal Bank
1. Profitabilitas
2. Kecukupan
modal
3. Likuiditas
4. Inefisiensi
5. Kegagalan
kredit
1. ROA
2. CAR
3. LDR
4. BOPO
5. NPL
Persentase (%)
Persentase (%)
Persentase (%)
Persentase (%)
Persentase (%)
Statistika
Perbankan
Indonesia, BPR
Konvensional
(www.bi.go.id dan
www.ojk.go.id)
Eksternal Bank
1. Suku Bunga
(BI-rate)
2. Inflasi
1. Suku
Bunga
(BI-rate)
2. Inflasi
Persentase (%)
Rata-rata
pertahun
Persentase (%)
Rata-rata
pertahun
Situs resmi Bank
Indonesia
(www.bi.go.id)
Metode dan teknik analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka
dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus
diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
untuk mempermudah dalam menganalisa menggunakan program SPSS 15 for
windows. Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda Sebelum analisis regresi linear berganda dilakukan, maka harus diuji
dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Deskripsi Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan perbankan yaitu BPR pada
provinsi DIY periode tahun 2013-2017. Berdasarkan data yang diperoleh dari
website bank Indonesia (BI) dan website Otoritas Jasa keuangan (OJK) diketahui
bahwa BPR yang aktif sepanjang tahun 2013-2017 sebanyak 54 BPR. Dari jumlah
tersebut, hanya 24 BPR pada setiap tahun yang memenuhi kriteria sampel
penelitian yang telah ditetapkan. Total sampel penelitian yang digunakan penulis
adalah 10 BPR. Sampel 10 BPR tersebut terdiri dari 3 BPR dari Kabupaten
Bantul, 2 BPR dari Kabupaten Gunung Kidul, 3 BPR dari Kabupaten Sleman dan
2 BPR dari Kota Yogyakarta. Berikut adalah tabel yang berisi daftar 10 BPR yang
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.1.
Data BPR provinsi DIY
NO Kabupaten/ Kota Nama BPR
1. Bantul PD BPR Bank Bantul
PT BPR Kurnia Sewon
PT BPR Tandu Artha
2. Gunung Kidul PT BPR Arum Mandiri Melati
PT BPR Ukabima Nindya Raharja
3. Sleman PT BPR Arta Agung
PT BPR Danagung Abadi
PT BPR Universitas Gajah Mada
4. Yogyakarta PD BPR Bank Jogja Kota Yogyakarta
PT BPR Lestari Darmo Mulyo
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean, deviasi standar dari masing-
masing variabel penelitian. Berikut hasil statistik deskriptf BPR Provinsi DIY:
Tabel 4.2.
Statistik Deskriptif BPR Provinsi DIY
Jumlah Minimum Maksimum Mean
Deviasi
Standar
SB (BI-rate) 50 4,56 % 7,54 % 6,3400 % 1,16093
I 50 3,50 % 6,96 % 5,4180 % 1,47153
CAR (KPMM) 50 -10 % 41 % 17,18 % 9,726
LDR 50 68 % 110 % 85,64 % 10,131
BOPO 50 72 % 150 % 89,66 % 16,499
NPL 50 0 % 23 % 6,50 % 5,939
ROA 50 -11 % 7 % 1,96 % 3,307
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
Persamaan:
ROA = α + β1 SB + β2 I + β3 KM + β4 L + β5 E+ β6 KK + e Keterangan:
ROA: Profitabilitas (Return On Assets)
SB: Suku Bunga (BI-rate)
I: Inflasi
KM: Kecukupan Modal yang diukur dengan CAR (KPMM)
L: Likuiditas yang diukur dengan LDR
E: Inefisiensi yang diukur dengan BOPO
KK: Kegagalan Kredit yang diukur dengan NPL
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Tabel 4.2 memperlihatkan gambaran secara umum statistik deskriptif
variabel dependen dan independen. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Suku Bunga (BI-rate)
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum suku bunga (BI-rate)
sebesar 4,56%, nilai maksimum 7,54%, mean sebesar 6,3400%, dan deviasi
standar sebesar 1,16093. Nilai mean lebih besar dari pada deviasi standar
yaitu 6,3400 > 1,16093, berarti sebaran data Suku bunga (BI-rate) baik. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa besarnya Suku bunga (BI-rate) yang menjadi
sampel penelitian ini berkisaran 4,56% dan 7,54%.
2. Inflasi
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum Inflasi sebesar
3,50%, nilai maksimum 6,96%, mean sebesar 5,4180%, dan deviasi standar
sebesar 1,47153. Nilai mean lebih besar dari pada deviasi standar yaitu
5,4180 > 1,47153, berarti sebaran data Inflasi baik. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa besarnya Inflasi yang menjadi sampel penelitian ini
berkisaran 3,50% dan 6,96%.
3. CAR (KPMM) sebagai alat ukur kecukupan modal
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum CAR (KPMM)
sebesar -10%, nilai maksimum 41%, mean sebesar 17,18%, besarnya mean
CAR (KPMM) sesuai dengan aturan BI yaitu CAR (KPMM) yang baik
minimal 8% dan deviasi standar sebesar 9,726. Nilai mean lebih besar dari
pada deviasi standar yaitu 17,18 > 9,726, berarti sebaran data CAR (KPMM)
baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya CAR (KPMM) yang
menjadi sampel penelitian ini berkisaran -10% dan 41%.
4. LDR sebagai alat ukur likuiditas
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum LDR sebesar 68%,
nilai maksimum 110%, mean sebesar 85,64%, besarnya mean LDR sesuai
dengan aturan BI yaitu LDR yang baik antara 78% sampai dengan 110%. dan
deviasi standar sebesar 10,131. Nilai mean lebih besar dari pada deviasi
standar yaitu 85,64 > 10,131, berarti sebaran data LDR baik. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa besarnya LDR yang menjadi sampel penelitian ini
berkisaran 68% dan 110% .
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
5. BOPO sebagai alat ukur inefisiensi
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum BOPO sebesar 72%,
nilai maksimum 150%, mean sebesar 89,66%, besarnya mean BOPO sesuai
dengan aturan BI yaitu BOPO yang baik harus di bawah 100%. dan deviasi
standar sebesar 16,499. Nilai mean lebih besar dari pada deviasi standar yaitu
89,66 > 16,499, berarti sebaran data BOPO baik. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa besarnya BOPO yang menjadi sampel penelitian ini berkisaran 72%
dan 150%.
6. NPL sebagai alat ukur kegagalan kredit
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum NPL sebesar 0%,
nilai maksimum 23%, mean sebesar 6,50%, besarnya mean NPL tidak sesuai
dengan aturan BI yaitu NPL yang baik harus di bawah 5% dan deviasi standar
sebesar 5,939. Nilai mean lebih besar dari pada deviasi standar yaitu 6,50 >
5,939, berarti sebaran data NPL baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
besarnya NPL yang menjadi sampel penelitian ini berkisaran 0% dan 23%.
7. ROA sebagai alat ukur Profitabilitas
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai minimum ROA sebesar -11%,
nilai maksimum 7%, mean sebesar 1,96%, besarnya mean ROA sesuai
dengan aturan BI yaitu ROA yang baik harus di atas 1,5% dan deviasi standar
sebesar 3,307. Nilai mean lebih kecil dari pada deviasi standar yaitu 1,96 <
3,307, berarti sebaran data ROA tidak baik. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa besarnya ROA yang menjadi sampel penelitian ini berkisaran -11%
dan 7 %.
Hasil Analisis dan Pembahasan
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas data yang digunakan adalah uji statistika
Kolmogorov-Smirnov Test dan dibuktikan dengan menggunakan analisis grafik
yang dihasilkan melalui perhitungan regresi. Pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov
Test menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed)/ tingkat signifikansi sebesar
0,356. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dalam pengujian ini lebih
dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi
normal. Sedangkan untuk pengujian melalui analisis grafik dengan melihat
normal probability plot menunjukkan bahwa pada pola grafik terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal, sehingga data dapat dinyatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 berikut ini:
Tabel 4.3.
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
Variabel Alat ukur Signifikansi Keterangan
Suku bunga (BI-rate),
Inflasi, kecukupan
modal, likuiditas,
inefisiensi, dan
kegagalan kredit
Suku bunga (BI-
rate), Inflasi, CAR,
LDR, BOPO, dan
NPL
0,356
Normal
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
Gambar 4.1.
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terdapat korelasi yang
tinggi variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen menjadi terganggu. Ada tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance/
Toleransi. Jika nilai VIF ≤ 10 dan nilai Toleransi ≥ 0,10 atau mendekati 1, maka
tidak terjadi multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinearitas adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4.
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Alat ukur
Collinearity
Statistics
Keterangan
Toleransi VIF
Suku bunga (BI-
rate)
Inflasi
Kecukupan modal
Likuiditas
Inefisiensi
Kegagalan kredit
Suku bunga (BI-
rate)
Inflasi
CAR
LDR
BOPO
NPL
0,256
0,253
0,564
0,802
0,385
0,450
3,908
3,956
1,772
1,247
2,596
2,223
Bebas
Multikolinearitas
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, hasil perhitungan
nilai toleransi menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai nilai VIF ≤ 10 dan
nilai Toleransi ≥ 0,10 atau mendekati 1, jadi dapat disimpulkan bahwa model
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3-4
Regr
essio
n St
uden
tized
Res
idua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan model regresi layak
digunakan.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan uji Glejser. Berdasarkan
pengolahan data dengan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa tidak terdapat
variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap residual kuadrat, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian model yang dibuat tidak
mengandung gejala heteroskedastisitas, sehingga layak digunakan untuk
memprediksi.
Tabel 4.5.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Alat ukur Signifikansi Hasil
Suku bunga (BI-
rate)
Suku bunga (BI-
rate)
0,137 Tidak ada Heteroskedastisitas
Inflasi Inflasi 0,067 Tidak ada Heteroskedastisitas
Kecukupan modal CAR 0,266 Tidak ada Heteroskedastisitas
Likuiditas LDR 0,259 Tidak ada Heteroskedastisitas
Inefisiensi BOPO 0,708 Tidak ada Heteroskedastisitas
Kegagalan kredit NPL 0,883 Tidak ada Heteroskedastisitas
a. Variabel dependen: Res_2, spss 2015
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas juga merujuk pada pola
yang terdapat pada scatterplot yang dihasilkan dari perhitungan regresi. Hasil
analisis grafik menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan memprediksi
keputusan pembelian berdasarkan masukan dari variabel independennya. Uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut ini:
Gambar 4.2.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap varaiabel dependen. Analisis regresi linear berganda
diuji dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Apabila tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Sebaliknya, jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05,
maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil uji regresi linear berganda dalam penlitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.6. di bawah ini:
Tabel 4.6.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Alat ukur Koefisien
Signifikansi
Konstanta 21,017 0,000
Suku bunga (BI-rate) Suku bunga (BI-rate) 0,124 0,476
Inflasi Inflasi 0,131 0,343
Kecukupan modal CAR -0,049 0,001
Likuiditas LDR 0,004 0,731
Inefisiensi BOPO -0,227 0,000
Kegagalan kredit NPL 0,044 0,094
Persamaan:
ROA = α + β1 SB + β2 I + β3 KM + β4 L + β5 E+ β6 KK + e Keterangan:
ROA: Profitabilitas (Return On Assets)
SB: Suku Bunga (BI-rate)
I: Inflasi
KM: Kecukupan Modal yang diukur dengan CAR (KPMM)
L: Likuiditas yang diukur dengan LDR
E: Inefisiensi yang diukur dengan BOPO
KK: Kegagalan Kredit yang diukur dengan NPL
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Dari tabel 4.6 maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
ROA = 21,017 + 0,124 SB + 0,131 I – 0,049 CAR + 0,004 LDR – 0,227 BOPO+
0,044 NPL + e
Dari persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 21,017, artinya jika nilai setiap variabel independen
(Suku bunga (BI-rate), Inflasi, CAR, LDR, BOPO, NPL) adalah nol (0),
maka nilai variabel dependennya (ROA) adalah 21,017.
2. Variabel Suku bunga (BI-rate) memiliki koefisien regresi sebesar 0,124
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,476 > 0,05 menunjukkan bahwa Suku
bunga (BI-rate) tidak berpengaruh signifikansi terhadap profitabilitas pada
BPR di Provinsi DIY.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
3. Variabel Inflasi memiliki koefisien regresi sebesar 0,131 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,343 > 0,05 menunjukkan bahwa Inflasi tidak
berpengaruh signifikansi terhadap profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY.
4. Variabel kecukupan modal dengan alat ukur CAR(KPMM) memiliki
koefisien regresi sebesar -0,049 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 <
0,05 menunjukkan bahwa kecukupan modal berpengaruh negatif signifikansi
terhadap profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY.
5. Variabel likuiditas dengan alat ukur LDR memiliki koefisien regresi sebesar
0,004 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,731 > 0,05 menunjukkan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh signifikansi terhadap profitabilitas pada BPR di
Provinsi DIY.
6. Variabel inefisiensi dengan alat ukur BOPO memiliki koefisien regresi
sebesar -0,227 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000< 0,05 menunjukkan
bahwa inefisiensi berpengaruh negatif signifikansi terhadap profitabilitas
pada BPR di Provinsi DIY.
7. Variabel kegagalan kredit dengan alat ukur NPL memiliki koefisien regresi
sebesar 0,044 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,094 > 0,05 menunjukkan
bahwa kegagalan kredit tidak berpengaruh signifikansi terhadap
profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY.
Uji Hipotesis
Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial. Dalam penelitian ini memiliki tingkat signifikansi 5%,
dan didapatkan nilai t tabel = 2,01669. Hasil uji t dalam penlitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.7. di bawah ini:
Tabel 4.7.
Hasil Uji Statistik t
Hipotesis Alat ukur
Prediksi t Signifikan
Hasil
H1: Suku Bunga (BI-rate)
berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) di
Provinsi DIY.
Suku
bunga (BI-
rate)
b1 positif 0,719 0,476
ditolak
H2: Inflasi berpengaruh
positif terhadap Profitabilitas
pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) di Provinsi DIY.
Inflasi
b2 positif 0,959 0,343
ditolak
H3: Kecukupan modal
berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) di
Provinsi DIY.
CAR
b3 positif
-3,548
0,001
ditolak
H4: Likuiditas berpengaruh
positif terhadap Profitabilitas
LDR
b4 positif
0,346 0,731
ditolak
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) di Provinsi DIY.
H5: Inefisiensi berpengaruh
negatif terhadap Profitabilitas
pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) di Provinsi DIY.
BOPO
b5 negatif -22,939 0,000
diterima
H6: Kegagalan kredit
berpengaruh negatif terhadap
Profitabilitas pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) di
Provinsi DIY.
NPL
b6 negatif
1,715
0,094
ditolak
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel independen yang meliputi variabel
suku bunga (BI-rate), inflasi, kecukupan modal, likuiditas, inefisiensi, dan
kegagalan kredit berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel dependen, yaitu Profitabilitas. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.8.
berikut ini:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Statistik F
Variabel
Alat ukur F Sig.
Suku bunga (BI-rate)
Inflasi
Kecukupan modal
Likuiditas
Inefisiensi
Kegagalan kredit
Suku bunga (BI-rate)
Inflasi
CAR
LDR
BOPO
NPL
170,914
0,000(a)
Variabel Dependen: ROA
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Berdasarkan pada tabel di atas, nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar
170,914 dan nilai F tabel nya sebesar 2,32. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
nilai F hitung 170,914 > F tabel 2,32 dengan tingkat signifikansi (sig.) 0.000 <
0.05. Hal tersebut membuktikan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang
signifikan antara suku bunga (BI-rate), inflasi, kecukupan modal, likuiditas,
inefisiensi dan kegagalan kredit terhadap profitabilitas pada BPR.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi
dapat dilihat pada tabel 4.9. berikut ini:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
Tabel 4.9.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
R R2 Adjusted R²
0,980(a) 0,960 0,954
Keterangan:
R = Koefisien Korelasi
R2 = Koefisien Determinasi
Adjusted R2 = nilai R2 yang telah disesuaikan
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS Versi 15
Angka Adjusted R square (𝑅2) atau koefisien determinasi yang disesuaikan adalah
0,954. Hasil ini menunjukkan bahwa 95,4% profitabilitas pada BPR di Provinsi
DIY dipengaruhi oleh variabel Suku bunga (BI-rate), Inflasi, kecukupan modal,
likuiditas, inefisiensi, dan kegagalan kredit. Sedangkan sisanya 4,6% profitabilitas
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Suku Bunga (BI-rate) terhadap Profitabilitas pada BPR Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel suku bunga (BI-rate) memiliki nilai t
hitung 0,719 < t tabel 2,01669 dengan memiliki tingkat signifikansi 0,476 > 0,05.
Maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh positif yang signifikansi
antara Suku Bunga (BI-rate) terhadap profitabilitas pada BPR. Dengan demikian,
hipotesis satu (H1) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa suku bunga (BI-
rate) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY adalah
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun suku bunga bank mengalami
kenaikan, namun ROA di BPR tidak mengalami penurunan yang signifikan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wibowo dan Syaichu (2013) yang
menyatakan bahwa suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabiltas bank.
Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas pada BPR Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel inflasi memiliki nilai t hitung 0,959 < t
tabel 2,01669 dengan tingkat signifikansi 0,343 > 0,05, hasil tersebut dapat
menjelaskan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh positif yang
signifikansi antara inflasi terhadap Profitabilitas pada BPR. Dengan demikian,
hipotesis dua (H2) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh positif terhadap Profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY adalah
ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wibowo dan
Syaichu (2013).
Pengaruh kecukupan modal terhadap Profitabilitas pada BPR Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel kecukupan modal dengan menggunakan
alat ukur CAR (KPMM) memiliki nilai t hitung -3,548 < t tabel 2,01669 dengan
memiliki tingkat signifikansi 0,001 < 0,05, hasil tersebut dapat menjelaskan
bahwa secara parsial terdapat pengaruh negatif yang signifikansi antara CAR
(KPMM) terhadap Profitabilitas pada BPR. Dengan demikian, hipotesis tiga (H3)
dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kecukupan modal berpengaruh
positif terhadap Profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY adalah ditolak. Hasil
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
penelitian ini didukung oleh penelitian Wibowo dan Syaichu (2013) yang
menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap Return
On Assset Bank.
Pengaruh likuiditas terhadap Profitabilitas pada BPR Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel likuiditas dengan menggunakan alat ukur
LDR memiliki nilai t hitung 0,346 < t tabel 2,01669 dengan memiliki tingkat
signifikansi 0,731 > 0,05, hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa secara parsial
tidak terdapat pengaruh positif yang signifikansi antara LDR terhadap
Profitabilitas pada BPR. Dengan demikian, hipotesis empat (H4) dalam penelitian
ini yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
pada BPR di Provinsi DIY adalah ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Widowati (2015).
Pengaruh inefisiensi terhadap Profitabilitas pada BPR Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel inefisiensi dengan menggunakan alat
ukur BOPO memiliki nilai t hitung -22,939 < t tabel 2,01669 dengan memiliki
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa secara
parsial terdapat pengaruh negatif yang signifikansi antara BOPO terhadap
Profitabilitas pada BPR. Dengan demikian, hipotesis lima (H5) dalam penelitian
ini yang menyatakan bahwa inefisiensi berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas
pada BPR di Provinsi DIY adalah diterima. Hasil pengujian hipotesis kelima
mendapatkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA
dengan arah negatif. Hasil ini konsisten dengan penelitian Nusantara (2009);
Wibowo dan Syaichu (2013) yang menyatakan BOPO berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA.
Pengaruh kegagalan kredit terhadap Profitabilitas pada BPR Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel kegagalan kredit dengan menggunakan
alat ukur NPL memiliki nilai t hitung 1,715 < t tabel 2,01669 dengan memiliki
tingkat signifikansi 0,094 > 0,05, hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa secara
parsial tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikansi antara LDR terhadap
Profitabilitas pada BPR. Dengan demikian, hipotesis enam (H6) dalam penelitian
ini yang menyatakan bahwa kegagalan kredit berpengaruh negatif terhadap
Profitabilitas pada BPR di Provinsi DIY adalah ditolak. Hasil yang sama juga
ditunjukkan oleh penelitian Wibowo dan Syaichu (2013) yang menyatakan bahwa
NPL tidak berpengaruh terhadap ROA.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Suku bunga (BI-rate) tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas BPR.
2. Inflasi tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas BPR.
3. Kecukupan modal berpengaruh negatif terhadap profitabilitas BPR.
4. Likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas BPR.
5. Inefisiensi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas BPR.
6. Kegagalan kredit tidak berpengaruh negatif terhadap profitabilitas BPR.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang sudah diutarakan,
maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Bagi Perusahaan, pihak Bank sebaiknya juga mempertahankan modalnya
(CAR/KPMM) agar tetap pada angka 8% sesuai peraturan BI untuk menjaga
kepercayaan masyarakat dan juga dapat menjaga kesehatan bank tersebut, bagi
pihak manajemen disarankan agar lebih selektif dalam mengeluarkan biaya
operasional, supaya dapat meningkatkan profitabilitas, pihak bank sebaiknya
selektif dalam menyalurkan pembiayaan (kredit) ke masyarakat, sehingga
besarnya kegagalan kredit/NPL dapat ditekan dan pada akhirnya dapat
meningkatkan profitabilitas bank.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu belum meneliti variabel-variabel lain
seperti net interest margin, cash turn over, gross profit margin dan sebagainya,
serta ketidaklengkapan laporan keuangan yang disediakan oleh website BI dan
OJK karena ada bagian-bagian dalam laporan keuangan yang tidak ditunjukkan
langsung kepada publik, kemudian rasio-rasio keuangan perbankan yang
digunakan sebagai sampel dan alat ukur penelitian tersebut telah disiapkan dan
dihitungkan oleh Bank Indonesia dan OJK, sehingga penulis menggunakan data
yang apa adanya dan tidak dapat memastikan apakah hitungan rasio-rasio tersebut
sudah benar atau salah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Govindarajan Vijay dan Robert Newton. Management Control System,
12 th edition. New York: McGraw-Hill Education, 2007.
Avrita, Irene Rini Demi Pangestuti dan Risky Diba. “Analisis Pengaruh CAR,
NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan
Bank Umum Go Public dan Bank Umum Non Go Public di Indonesia
Periode tahun 2011-2014).” Jurnal Ekonomika dan Bisnis, 2016: Vol.5
No.2: 1-13.
Bank Indonesia. Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). 2018.
https://www.bi.go.id/id/Default.aspx.
—. Statistik BPR Konvensional. 2018. https://www.bi.go.id/id/Default.aspx.
—. Suku Bunga (BI-rate). 2018. https://www.bi.go.id/id/Default.aspx.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, 2006.
—. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Indriantoro, Bambang Supomo dan Nur. Metodelogi Penelitian dan Bisnis.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1999.
Jensen, Michael C. “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and
Take overs.” American Economic Review, 1986: Vol.76: 323-329.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Nusantara, Ahmad Buyung. “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO
Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Public dan
Bank Umum Non Go Public di Indonesia Periode Tahun 2005-2007).”
Jurnal Manajemen UNDIP, 2009.
Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Keuangan Publikasi. 2018.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/laporan-
keuangan-perbankan/Default.aspx.
Prastiyaningtyas, Fitriani. “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
Perbankan.” Jurnal Manajemen UNDIP, 2012.
Rahmawati, Yuni. "Analisis Determinan Kinerja Bank dengan Error Correction
Model." Tesis STIE YKPN, 2017.
Tandelilin, E. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001.
Taswan. Akuntansi Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2008.
Taswan. Manajemen Perbankan Konsep, Teknk, dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2010.
Wardani, dkk. “Dampak Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Return
On Asset Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Bali.” Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 2016: Vol.5 No.6: 1785-1810.
Wibowo, Muhammad Syaichu dan Edhi Satriyo. “Analisis Pengaruh Suku Bunga,
Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah.” Jurnal
Ekonomika dan Bisnis, 2013: Vol.2 No.2: 1-10.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
top related