pengaruh kap, bopo, dan fdr terhadap net...
Post on 06-Feb-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
PENGARUH KAP, BOPO, DAN FDR TERHADAP NET
OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
Sherty Junita
NIM: 1111046100048
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1437 H
-
iii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sherty Junita
No. Induk Mahasiswa : 1111046100048
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 3 Maret 2015
(Sherty Junita)
-
iv
ABSTRACT
Sherty Junita. 1111046100048. The effect of KAP, BOPO, and FDR on the Net
Operating Margin (NOM) Islamic Banking in Indonesia Period 2010-2014.
Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia
and Law. Syarif Hidayatullah State Islamic University , Jakarta, 2015
This research aims to know the Effect of KAP, BOPO,and the FDR to Net
Operating Margin (NOM) Islamic Bank. The data used in this study is a monthly
series data from March 2010-March 2014, published by the Financial Services
Authority in the monthly statistical report of Islamic banking. The analytical method
used is multiple linear regression.
The results showed that KAP, BOPO,and FDR simultaneously affected NOM.
For Partial Result, BOPO and FDR significantly effected NOM, while KAP has no
significant effect on NOM.
Keywords: NOM, KAP, BOPO, FDR, Profitability, Asset Quality, Efficiency,
Liquidity, Multiple Linear Regression.
Supervisor: Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
-
v
ABSTRAK
Sherty Junita. 1111046100048. Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net
Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2014.
Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh KAP, BOPO, dan
FDR terhadap Net Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut bulanan dari Maret 2010-Maret
2014 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan statistik
bulanan perbankan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linear
Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAP, BOPO, dan FDR secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap NOM. Secara parsial BOPO dan FDR berpengaruh
signifikan terhadap NOM, sedangkan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
NOM.
Kata Kunci: NOM, KAP, BOPO, FDR, Rentabilitas, Kualitas Aset, Efisiensi,
Likuiditas, Regresi Linear Berganda.
Pembimbing: Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
-
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis haturkan kepada Allah
SWT karena atas ridho, rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul PENGARUH KAP, BOPO, DAN
FDR TERHADAP NET OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH
PERIODE 2010-2014. Shalawat serta salam selalu dicurahkan kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW sang pencerah yang membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang saat ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan sebagai salah salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang
mungkin perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan tema yang sama
dan juga penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis
mendapatkan banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari
pihak lain.
Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk mengucapkan rasa terima
kasih yang teramat sangat kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kesempatan kali ini.
-
vii
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA.,
selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan, saran, ilmu, serta meluangkan waktunya hingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Dr. Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah
banyak memberikan bantuan dan masukan dalam banyak hal.
5. Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si dan Bapak M. Nur Rianto Al Arif. SE, M.Si
selaku dosen penguji Ujian Munaqasah.
6. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah,
semoga amal kebaikkan dan ilmu yang telah diberikan mendapat balasan di sisi
Allah SWT.
7. Seluruh Staf Karyawan TU, staf perpustakaan FSH dan Perpustakaan Utama,
atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga peminjaman buku.
8. Kepada Yang Tercinta Ayahandaku tersayang H. Sumarna dan Ibundaku
Tersayang Hj. Sri Syamsi Ramadhani yang telah mencurahkan segalanya bagi
penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan segala budi yang telah Mereka
-
viii
lakukan demi keberhasilan penulis hanya doa yang tak kan pernah putus agar
Mereka selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.
9. Kepada Abang-Abangku tercinta Fiksi Wahyu Sumarna, ST. dan Rio Nur Azis,
SE. yang telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis
sampai skripsi ini terselesaikan.
10. Kepada Kakak-Kakak Iparku Fenty Kusludhiana, ST. dan Elwis Sumiati,
S.ST. telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis
sampai skripsi ini terselesaikan, serta untuk Keluarga besar Didi Oding dan
Keluarga besar Abdul Malik atas bantuan moril dan materil yang telah diberikan
kepada penulis.
11. Untuk sahabat-sahabatku Nimas, Fina, Annisa, Subhi, Herdian, Hasby, Afrizal
alias Ucil Kibo, Ijal, Bayu, Anggit, Indra dan teman senasib sepenanggungan
Amrina, Chea, Nida, Nima, Riri serta teman-teman sekelasku tercinta di PS-B
angkatan 2011, teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2011
atas dukungan dan doanya serta untuk kakak-kakak senior yaitu kak Eko
Ardiyanto, Kak Puri Hukmi, Kak Citra, Kak Zahra yang telah membantu.
12. Untuk teman-teman KKN P.E.A.R.L 2011 Fitri, Alfia, Laila, Aska, Ali, Wira,
Micky, Yudho, Hendra, Ivan, Ka Fauzan atas dukungan dan doanya selama ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna
penyempurnaan penulisan lainnya di masa mendatang.
Jakarta, 14 Februari 2015
Sherty Junita
-
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAAN PANITIA PENGUJI ................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ................... 9
C. Perumusan Masalah........................................................... 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 11
E. Kerangka Teori .................................................................. 13
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Operasional Bank Syariah ..................................... 17
B. Analisis Laporan Keuangan .............................................. 23
C. Net Operating Margin ....................................................... 27
-
x
D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ...................................... 30
E. Beban Operasional Pendapatan Operasional .................... 34
F. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................... 36
G. Tinjauan Studi Terdahulu .................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 44
B. Metode Pengumpulan Data ............................................... 45
C. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 46
D. Hipotesis ............................................................................ 52
E. Metode Analisis................................................................. 53
F. Kerangka Kerja ................................................................. 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian dan Analisis
Deskriptif ........................................................................... 64
B. Penemuan dan Pembahasan .............................................. 70
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................ 95
B. Saran .................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98
LAMPIRAN PENELITIAN .................................................................. 102
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah 3
Tabel 1.2 Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR .............................. 7
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian NOM ................................................................. 30
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian KAP .................................................................. 32
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO ................................................................ 35
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38
Tabel 3.1 Penjelasan dan Operasional Variabel ............................................. 51
Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah .................. 65
Tabel 4.2 Descriptive Statistic ....................................................................... 67
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 73
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ......................................................................... 77
Tabel 4.5 Koefisien Regresi ........................................................................... 79
Tabel 4.6 Uji F ............................................................................................... 81
Tabel 4.7 Uji t ................................................................................................ 83
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 86
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP,
BOPO, dan FDR Terhadap NOM .................................................................. 13
Gambar 2.1 Sistem Operasional Bank Syariah .............................................. 19
Gambar 4.1 Normal P-P Plot ......................................................................... 71
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 75
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data NOM, KAP, BOPO, FDR, .......................................... 103
Lampiran 2 Uji Normalitas P-P Plot ........................................................ 105
Lampiran 3 Uji Multikolinearitas............................................................. 106
Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 107
Lampiran 5 Uji Autokorelasi ................................................................... 107
Lampiran 6 Hasil Regresi dengan Metode OLS ...................................... 108
Lampiran 7 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................... 110
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Profitabilitas atau rentabilitas merupakan faktor utama yang selalu
diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Ini dikarenakan harapan pertama
kali yang diinginkan dalam setiap kegiatan adalah memperoleh keuntungan secara
maksimal. Bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat1 juga tak luput
memperhatikan setiap keuntungan yang didapat dari kegiatan operasionalnya.
Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan tergantung pada
kinerja bank syariah tersebut. Penilaian terhadap profitabilitas atau rentabilitas ini
merupakan salah satu dari indikator penilaian kinerja keuangan suatu bank. Bank
akan selalu mengoptimalkan kinerja keuangannya, khususnya pada profitabilitas
atau rentabilitas.
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian
1 Menurut UU RI No.21 tahun 2008 pasal 1
-
2
terhadap komponen-komponen sebagai berikut:2 pertama, kemampuan
dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup
resiko, serta tingkat efisiensi. Kedua, Diversifikasi pendapatan termasuk
kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi
penanaman dana serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan
dan biaya.
Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua model dalam
mencari keuntungan, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah. Keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan
prinsip konvensional adalah berdasarkan bunga yang telah ditentukan,3 sedangkan
keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak mengenal
bunga melainkan margin dan bagi hasil.
Terkait dengan faktor rentabilitas ini, Bank Indonesia mengeluarkan surat
edaran No.9/24/DPbS/2007 sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/1/PBI/2007 mengenai Net Operating Margin (NOM) sebagai rasio utama dalam
penilaian rentabilitas suatu bank. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang
memakai Net Interest Margin (NIM) dikarenakan adanya unsur bunga.
Net Operating Margin berasal dari selisih antara pendapatan penyaluran
2 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta
Press, 2013), h. 3 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012-Ed.Rev), h. 40.
-
3
dana setelah bagi hasil dengan beban operasional (disetahunkan) dibagi rata-rata
Aktiva Produktif.4 Perbedaan Net Interest Margin (NIM) dengan Net Operating
Margin yaitu NIM berasal dari suku bunga yang diterima dikurangi suku bunga
yang dibayar dibagi rata-rata aset investasi. Boleh pula dikatakan bahwa NIM
dihasilkan dari selisih antara suku bunga kredit dan suku bunga simpanan
kemudian dibagi investasi. Suatu bank akan selalu mengusahakan supaya NIM
atau NOM positif. NIM negatif akan menunjukkan bahwa biaya investasi lebih
tinggi daripada hasilnya yang berarti merugi. Untuk itu, sudah barang tentu bank
akan mengupayakan agar NIM positif dan tinggi. Hal ini akan menghasilkan buah
manis berupa pendapatan yang berujung pada laba tinggi. Dengan demikian,
semakin tinggi NIM akan semakin tinggi pula pendapatan bank.5
Tabel 1.1
Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah
Rasio 2010 2011 2012 2013 2014
NIM 5,35 % 5,42 % 5,17 % 4,42 % 4,23 %
NOM 1,77 % 1,20 % 2,04 % 1,82 % 0,52 %
Sumber: Data Statistik Perbankan Indonesia
4 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 pada lampiran 1.3
5 Menggagas Indikator Efisiensi, artikel diakses pada Senin, 7 oktober 2014 pukul 13.50
WIB pada http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi.
http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi
-
4
Pada tabel di atas terlihat perbedaan rentabilitas bank konvensional dengan
rentabilitas bank syariah sangat berbeda jauh. Pada tahun 2014, perbedaan terlihat
sangat signifikan dikarenakan NIM berada di level 4,23% sedangkan NOM berada
di level 0,52% yang bahkan tidak mencapai level 1%. Ini mengartikan
kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba dari aktiva produktifnya
tertinggal jauh daripada bank konvensional. Demi mempertahankan stabilitas dari
sistem perbankan syariah, seharusnya bank syariah dapat lebih meningkatkan
rentabilitasnya, apabila rentabilitas bank syariah tidak dapat ditingkatkan maka ini
akan menjadi kendala bagi kinerja bank syariah khususnya.
Perhatian lebih harus diberikan terhadap NIM dan khususnya terhadap
NOM perbankan syariah. Ini dikarenakan disatu sisi NIM atau margin bank yang
besar bagus untuk pertumbuhan perbankan, bank mendapatkan tambahan modal
tetapi disisi lain margin bank yang tinggi membebani para debitur yang harus
membayar beban pinjaman yang tinggi. Bank berdalih mereka memerlukan
margin bank yang tinggi untuk melindungi mereka dari risiko perbankan. Bank
juga membutuhkan tambahan modal untuk mengekspansi usahanya mengingat
potensi nasabah di Indonesia masih cukup tinggi.6
Apabila hal tersebut dikaitkan terhadap NOM perbankan syariah maka
NOM harus dijaga kestabilannya, hal ini didasarkan pada cangkupan sektor
6 Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.7.
-
5
pembiayaan bank syariah baik untuk penggunaan modal kerja, investasi maupun
konsumsi. Apabila NOM terlalu rendah, maka akan menurunkan tingkat
rentabilitas suatu bank dan akhirnya keuntungan yang diperoleh akan semakin
kecil khususnya keuntungan yang bersumber pada operasional bank tersebut.
Hal ini menjadi penting karena pada Laporan Perkembangan Perbankan
Syariah tahun 2013 menyatakan bahwa pembiayaan merupakan pilihan utama
penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti
penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga. Pada akhir 2013
pembiayaan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun, sementara dana pihak
ketiga yang dihimpun mencapai Rp187,2 triliun, sehingga financing to deposit
ratio perbankan syariah tetap relatif tinggi. Pada kelompok BUS misalnya,
financing to deposit ratio tercatat sebesar 95,9% pada akhir periode laporan.
Dengan peningkatan KAP menjadi sebesar 96,96%. Hal yang sama juga terjadi
dengan BOPO yang masih dalam kisaran 80% yang seharusnya masih dapat
ditekan lagi. Keadaan ini membuat rentabilitas Bank Syariah menarik untuk
diteliti.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan NIM pada
perbankan konvensional yaitu faktor persaingan bank, faktor resiko kredit
(likuiditas), faktor biaya operasional (efisiensi), dan faktor volume kredit serta
-
6
deposito (penilaian kualitas aset produktif).7 Rasio KAP merupakan rasio utama
yang digunakan dalam penilaian kualitas aset produktif. Penilaian kualitas aset
bank termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiyaan (credit risk) yang
akan muncul. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) merupakan salah satu dari
rasio likuiditas yang analog dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio ini,
berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, karena semakin tinggi rasio ini,
maka tingkat likuiditas semakin kecil yang berdampak pada semakin
meningkatnya profitabilitas atau rentabilitas bank. Hal ini karena jumlah dana
yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.8
Peningkatan profitabilitas atau rentabilitas bank memberikan ukuran yang
baik dalam tingkat efektivitas manajemen khususnya efektivitas dalam
pengelolaan biaya operasional. Rasio BOPO merupakan salah satu rasio yang
biasa digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan bank. Semakin
efisiensi suatu bank menandakan bank menggunakan biaya yang kecil untuk
memperoleh pendapatan yang optimal.
7Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal
Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 8 Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan (Yogyakarta :
BPFE, 1996), h. 66
-
7
Tabel 1.2
Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR
Rasio 2010 2011 2012 2013 2014
NOM 1,77 % 1,20 % 2,04 % 1,82 % 0,52 %
KAP 96,84% 94,38% 97,34% 96,96% 95,22%
BOPO 82,38% 81,65% 76,35% 82,16% 96,97%
FDR 87,6% 91,41% 120,65% 95,87% 98,11%
Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah
Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa rasio NOM Bank Umum Syariah
berfluktuasi dari tahun ke tahun. NOM Bank Umum Syariah mengalami
penurunan yang cukup signifikan dan mencapai angka 0,52% di tahun 2014
menunjukkan bahwa rentabilitas Bank Umum Syariah menurun dan tergolong
sangat rendah (NOM < 1%) menurut standar penilaian Bank Indonesia.
Nilai KAP yang dilihat dari Tabel 1.2 di atas mengalami kenaikan di tahun
2012 dengan nilai KAP sebesar 97,34% dan mengalami penurunan terendah di
tahun 2014 dengan nilai KAP sebesar 95,22%. Namun NOM Bank Umum
Syariah mengalami hal yang sama, dimana seharusnya berdasarkan teori semakin
tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva produktif buruk sehingga menuntut
-
8
Bank untuk menyediakan PPAP semakin besar, sehingga akan menurunkan
pendapatan marjin bank semakin kecil (NOM menurun).9
Berdasarkan Tabel 1.2, tahun 2011 rasio BOPO mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 82,38% menjadi sebesar 81,65%. Hal ini
mengartikan efisiensi bank umum syariah meningkat dari tahun sebelumnya.
Namun tingkat rentabilitas yang diperlihatkan dari rasio NOM Bank Umum
Syariah pada tahun yang sama mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu
dari 1,77% menjadi sebesar 1,20%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa
ketika nilai BOPO menurun dapat dikatakan kinerja bank meningkat. Semakin
kecil nilai BOPO semakin bagus efisiensi sebuah bank dan akan membuat
rentabilitas bank semakin meningkat.10
Namun berbeda dengan rasio FDR Bank Umum Syariah yang mengalami
peningkatan pada tahun 2011 dan 2014 sebesar 91,41% dan 98,11%, dimana pada
tahun yang sama Rentabilitas Bank Umum Syariah mengalami penurunan sebesar
1,20% dan 0,52%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa ketika dalam
kondisi risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank, maka
kompensasi marjin terhadap resiko tersebut juga akan semakin besar, begitu juga
9 Romdayanah, Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011), h.67.
10 Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum
Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.45.
-
9
dengan kondisi sebaliknya.11
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya
mengetahui faktor penentu NOM perbankan syariah dalam peningkatan
rentabilitas Perbankan Syariah serta masih sedikitnya penelitian di bidang
perbankan syariah khususnya NOM, maka pada kesempatan kali ini penulis
tertarik membahas tentang Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net
Operating Margin Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014.
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Penelitian tentang profitabilitas atau rentabilitas bank sangat penting sebagai
salah satu tujuan utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya
perbankan syariah. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di
Indonesia ?
2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah ketika NOM Perbankan
Syariah dalam keadaan rendah ?
3. Apa saja faktor-faktor yang membuat NIM perbankan konvensional lebih
tinggi dibandingkan NOM Perbankan Syariah di Indonesia ?
11
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
-
10
Permasalahan tingkat rentabilitas (NOM) perbankan di Indonesia sangat
beragam dan kompleks dalam pemecahannya, maka sesuai dengan judul di atas.
Dalam pembahasan substansi dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi NOM
Perbankan Syariah di Indonesia. Penulis juga membatasi penelitian dengan hanya
menggunakan data tiga variabel sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi NOM
perbankan syariah di Indonesia, yaitu rasio KAP, BOPO, dan FDR diambil dari
Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang bisa diakses melalui www.bi.go.id atau www.ojk.go.id. Data
Net Operating Margin juga dilihat dari Publikasi Laporan Statistik Perbankan
Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dikarenakan keterbatasan
data UUS yang dipublikasikan dan agar lebih fokus juga spesifik dalam penelitian ini
penulis akan meneliti sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan
syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 Maret 2014 yang dilihat dari
rasio KAP, BOPO, dan FDR perbankan syariah (hanya dilihat dari BUS yang ada di
Indonesia). Alasan penggunaan data BUS yang ada di Indonesia dalam mewakili
NOM perbankan syariah di Indonesia karena aset gabungan BUS mencapai 75% dari
total aset perbankan syariah, pembiayaan gabungan BUS mencapai 74% dari total
pembiayaan perbankan syariah dan kinerja BUS dalam bentuk rasio seperti KAP,
BOPO, dan FDR lebih baik dan stabil dibandingkan UUS.
http://www.bi.go.id/http://www.ojk.go.id/
-
11
C. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan
skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap
Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara simultan?
2. Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap
Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara parsial?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap
Net Operating Margin (NOM) perbankan syariah secara simultan.
b. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap
NOM pada perbankan syariah secara parsial.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademisi
Gagasan, Pemahaman, Pemikiran, Literatur, dan hasil dari penelitian
ini agar dapat menambah rujukan untuk referensi pembaca yang
-
12
ingin melakukan penelitian mengenai judul yang terkait dalam
mempelajari dan memahami tentang tingkat profitabilitas perbankan
syariah yang dilihat dari rasio Net Operating Margin.
b. Praktisi
Hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi
Perbankan Syariah (Bank Umum Syariah) di Indonesia dalam
proses peningkatan kinerja dari aspek keuangan dalam
memaksimalkan profitabilitas/rentabilitas bank secara maksimal
yang diproxykan oleh Net Operating Margin (NOM) dan
diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil
kebijakan dalam menentukkan tingkat NOM yang ideal bagi
perbankan Syariah. Dan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan
rujukan untuk menerbitkan regulasi yang bertujuan memaksimalkan
dan mengoptimalkan Net Operating Margin perbankan syariah di
Indonesia bagi regulator perbankan (Bank Indonesia).
c. Peneliti
Bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
pemacu semangat atau motivator untuk terus belajar dan memperluas
wawasan tentang tingkat pendapatan marjin perbankan syariah yang
dilihat dari rasio Net Operating Margin.
-
13
D. Kerangka Teori
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP, BOPO, dan FDR
Terhadap NOM
Rentabilitas/Profitabilitas pada bank syariah merupakan faktor yang sangat
penting bagi keberlangsungan kegiatan operasi bank syariah. NOM merupakan
rasio utama yang digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank syariah.
NOM dianalogkan dengan NIM dimana NIM digunakan sebagai rasio utama yang
digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank konvensional.
Disimpulkan dari studi Ho dan Saunder (1981) dan disesuaikan oleh
Maudos dan guevera (2004) mengenai analisa net interest margin terdapat model
perbankan sebagai lembaga intermediasi antara penerima dana dan penyalur dana,
yang berdasarkan model tersebut terdapat enam faktor yang mempengaruhi NIM,
KAP
BOPO
FDR
NOM
H1 -
H2 -
H3 +
-
14
faktor persaingan bank, faktor resiko kredit (likuiditas), faktor biaya operasional
(efisiensi), dan faktor volume kredit serta deposito (penilaian kualitas aset).12
Dimana faktor-faktor tersebut diproxykan dengan beberapa rasio terkait
seperti KAP, BOPO dan FDR terhadap NOM bank syariah. Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas asset yang sangat berguna
untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan
semaksimal mungkin. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva
produktif buruk yang memungkinkan bank dalam kondisis bermasalah makin
besar.
Penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi suatu bank
dalam menghadapi resiko kredit dimana dalam resiko kredit di proxy kan oleh
rasio FDR.13
Semakin tinggi rasio ini akan meningkatkan NIM suatu bank.
Apabila perbankan diasumsikan memiliki sikap risk averse maka dalam kondisi
risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank akan berdampak pada
peningkatan kompensasi marjin terhadap resiko tersebut.14
12
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
13 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2013), h.95-96. 14
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal
Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
-
15
Tingkat kinerja, efisiensi dan kesehatan bank merupakan faktor
pendukung untuk meningkatkan pendapatan suatu bank. BOPO seringkali
menjadi rasio utama dalam melihat efisiensi operasional suatu bank. Makin
tinggi biaya operasional, makin tinggi tingkat net interest margin yang harus
ditetapkan oleh bank. Apabila bank dapat meningkatkan efisiensi
operasionalnya, maka spread atau marjin dapat juga ditekan atau dikurangi.15
Apabila efisiensi bisa ditingkatkan maka akan memberikan dampak pada
tingkat keuntungan suatu bank.
E. Sistematika Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah mengacu pada
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.
15
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal
Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
-
16
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan teori terkait Sistem Operasional
Bank Syariah, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Net
Operating Margin, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Beban
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit
Ratio (FDR), dan Tinjauan Kajian Terdahulu.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Mengenai Ruang Ligkup Penelitian, Metode Pengumpulan
Data, Operasional Variabel Penelitian, Hipotesis, Metode Analisis, dan
Kerangka Kerja.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Mengenai Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian tentang
Perbankan Syariah (BUS) di Indonesia dan Analisis deskriptif, serta
Penemuan dan Pembahasan yang menjelaskan Interpretasi Penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari
rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
-
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Operasional Bank Syariah
Dalam beberapa literature perbankan syariah, bank syariah dengan beragam
skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki setidaknya empat
fungsi, yaitu:1
1. Fungsi Manajer Investasi, fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan
dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini,
bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana
(shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada
penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat
menghasilkan keuntungan yang akan dibagi hasilkan antara bank syariah
dan pemilik dana. Makin besar pendapatan bank yang dibagi hasilkan,
makin besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang
memercayakan uangnya dikelola oleh bank syariah. Sebaliknya, makin kecil
pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan, makin kecil pula imbalan yang
akan diberikan kepada pemilik dana.
1 Rizal Yaya, dkk., Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer), (Jakarta:
Salemba Empat, 2013), h. 55
-
18
2. Fungsi Investor, dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai
investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan
oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan
resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.
3. Fungsi sosial, merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah.
Setidaknya ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam
menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrument Zakat, Infak, Sadaqah,
Wakaf (ZISWAF) dan instrument qardhul hasan.
4. Fungsi jasa keuangan, layanan yang diberikan tidaklah jauh berbeda dengan
bank konvensional namun mekanisme dalam hal mendapatkan keuntungan
sesuai dengan prinsip syariah seperti melalui upah (fee).
-
19
3. Menerima
pendapatan; Bagi
hasil, margin, fee
4. menyalurkan pendapatan;
Bagi hasil/bonus
I. Sistem operasional Bank Syariah dan Manajemen Penetapan Harga Bank
Syariah
Gambar 2.1
Sistem Operasional Bank Syariah
Sistem operasional bank syariah dapat disimpulkan terdiri atas sistem
penghimpunan, sistem penyaluran dana yang dihimpun, dan sistem penyediaan
jasa keuangan. Jika dibandingkan dengan antara sistem operasional bank
syariah dengan bank konvensional, perbedaannya terletak pada mekanisme
Nasabah
pemilik dan
penitip dana 1.Penghimpunan
dana
Bank Syariah
Sebagai pengelola
dana/penerima
dana
Sebagai pemilik
dana/penjual/pe
mberi sewa
Sebagai penyedia
jasa keuangan
2.Penyaluran
dana
5.Penyediaan
jasa
Nasabah
mitra,
pengelola
investasi,
pembeli,
penyewa
Instrumen
penyaluran
dana lain yang
dibolehkan
Jasa Administrasi
tabungan, ATM,
transfer, kliring,
LC, Bank Garansi,
Transaksi Valuta
asing, dsb.
-
20
perolehan keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
penghimpunan dan penyaluran dana bank.
Pada bank syariah langkah untuk memperolehan keuntungan yang
maksimal salah satunya dengan cara menetapkan tingkat keuntungan dan
nisbah bagi hasil yang ideal (bank syariah mampu memberikan bagi hasil
kepada dana pihak ketiga minimal sama dengan, atau lebih besar, daripada
suku bunga yang berlaku di bank konvensional serta menerapkan marjin
keuntungan yang lebih rendah daripada suku bunga kredit bank konvensional).
Ini dikarenakan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh bank, semakin
tinggi pula bagi hasil yang diberikan bank kepada dana pihak ketiga. Terdapat
dua jenis penetapan harga pada bank syariah, yaitu:2
Penetepan Marjin Keuntungan, bank syariah menerapkan marjin
keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis
Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang
memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount)
maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah,
ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna.
Penetapan Nisbah Bagi Hasil, bank syariah menerapkan Nisbah
Bagi Hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis
Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak
2 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), (Jakarta: Rajawali
Pers,2011), h. 279.
-
21
memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah
(amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan
musyarakah.
II. Manajemen dana bank3
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya
yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan
secara tepat. Jika tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari, jelas
berbeda sumbernya, dengan jika bank hendak melakukan investasi baru atau
untuk melakukan perluasan suatu usaha. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama
bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana
digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha, maka diperoleh dari
modal sendiri.
Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari: bank itu
sendiri, masyarakat luas dan lembaga lainnya. Yang paling penting bagi bank
adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi
bank pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah sangat penting. Dalam
pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan kebutuhan dana,
kemudian pelaksanaan pencairan dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana
ini kita kenal dengan nama manajemen Dana Bank (suatu kegiatan
3 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 51
-
22
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang
ada di masyarakat).
Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana
bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang memberikan hasil
(income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil. Dengan kata lain,
terdapat perbedaan antara aktiva yang memberikan hasil (aktiva produktif atau
earning asset) dan aktiva yang tidak memberikan hasil (aktiva tidak produktif
atau nonearning assets).
Penanaman dana pada aktiva produktif (earning assets)4, aktiva produktif
atau earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber
pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya
operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya
operasional lainnya. Komponen aktiva produktif terdiri atas: kredit yang
diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga, dan
penyertaan modal.
Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif, alokasi dana dalam aktiva
tidak produktif atau nonearning assets adalah penanaman dana bank ke dalam
aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk
aktiva tidak produktif ini terdiri atas: cash asset (aktiva yang dapat
4 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009), h.61-63
-
23
dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, seperti:
kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan warkat dalam
proses penagihan) dan aktiva tetap serta inventaris (berbentuk tanah, gedung
kantor, peralatan kantor, peralatan promosi, dan lain-lain.
B. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga
menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan
membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada
serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Laporan keuangan di samping
menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga menilai kinerja manajemen
bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan
apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan oleh perusahaan.5
Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah
sebagai berikut:6
1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada
tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva
5 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 280-281.
6 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 284.
-
24
(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen
di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi, Laporan komitmen merupakan suatu
ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara
sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama
dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban
bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
3. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan
hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
4. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan
tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan
aktivitas lainnya.
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, Laporan Gabungan
merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan,
-
25
baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan
konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak
perusahaannya.
Sedangkan dalam perbankan syariah, komponen-komponen Laporan Keuangan
yang dipaparkan dalam PAPSI 2013, yaitu:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
6. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, dan
8. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Analisis laporan keuangan adalah untuk mendapatkan gambaran kondisi
keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Harahap (2006; 190), menyatakan
bahwa: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
-
26
antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang
sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Tujuan analisis
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada para pemakai laporan
keuangan dengan berbagai teknik dan metode yang berguna untuk menilai kinerja,
keputusan investasi dan memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan
datang.7 Menurut Harahap terdapat beberapa teknik laporan keuangan sebagai
berikut:8
1. Perbandingan Laporan Keuangan
2. Seri Trend atau Angka Indeks
3. Laporan Keuangan Common Size (Bentuk Awam)
4. Analisis Rasio
5. Analisis Khusus; berupa Ramalan Kas, Analisis Perubahan Posisi Keuangan,
Laporan Variasi Gross Margin, Analisis Break Even, Analisis Dupont.
Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu teknik analisis laporan
keuangan yaitu dengan Analisis Rasio. Rasio laporan keuangan adalah
7 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta
Press, 2013), h.56 8 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta
Press, 2013), h.63
-
27
perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan
signifikan (berarti). Analisis rasio pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara:9
a. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu.
b. Membandingkan rasio-rasio ini dengan perusahaan yang sejenis.
Dari dasar inilah, variabel-variabel Dependen dan Independen dalam
penelitian ini menggunakan beberapa rasio yang ada di dalam laporan keuangan
bank syariah sebagai proxy dari beberapa faktor kinerja bank untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan analisis, yaitu diantaranya:
C. Net Operating Margin (NOM)
I. Rentabilitas Bank Syariah
Rentabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk menghasilkan
laba. Terdapat beberapa Rasio sebagai penilaian kuantitatif faktor
rentabilitas, diantaranya sebagai berikut:10
Satu Rasio Utama: Net Operating Margin (NOM)
Lima Rasio Penunjang: Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi
kegiatan Operasional (REO), rasio aktiva yang dapat menghasilkan
9 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta
Press, 2013), h.65. 10
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs tahun 2007
-
28
Pendapatan, Diversifikasi pendapatan, Proyeksi Pendapatan Bersih
Operasional Utama (PPBO).
Rasio Pengamatan: Net structural operating margin, Return on
equity (ROE), Komposisi penempatan dana pada surat
berharga/pasar keuangan, Disparitas imbal jasa tertinggi dengan
terendah, Pelaksanaan fungsi edukasi, Pelaksaan Fungsi Sosial,
Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil
yang diberikan oleh bank syariah, Rasio Bagi hasil dana investasi,
dan Penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan biaya
operasional.
II. Pengertian Net Operating Margin (NOM)
Net Operating Margin merupakan rasio utama Rentabilitas pada bank
syariah untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan
laba.11
Net Operating Margin juga dapat diartikan rasio rentabilitas untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui
perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata
aktiva produktif.12
11
Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank(Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012), h. 183. 12
Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta
Press, 2013), h.101
-
29
Net Operating Margin dapat dilihat dari dua perspektif. Jika dilihat dari
perspektif pertama yaitu dari sisi sifat kompetitif bank dan sisi rentabilitas,
margin yang kecil mengindikasikan sistem perbankan yang kompetitif
dengan biaya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas margin yang
tinggi menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan ini dilatarbelakangi
bank yang dapat menambahkan margin yang tinggi ke dalam rentabilitas dan
modal sehingga dapat melindungi dari resiko. Namun jika dilihat dari
perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang lebih tinggi
biasanya mengindikasikan rendahnya efisiensi sektor perbankan, ditandai
dengan biaya yang tinggi karena ketidakefisienan perbankan dengan
rendahnya investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi. Tingginya margin juga
dapat mengindikasikan tingginya risiko karena kebijakan yang tidak tepat
dari sektor perbankan.13
II. Rumus Perhitungan Net Operating Margin (NOM)
Rumus menghitung NOM sebagai berikut:14
NOM = ( )
Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007
13
Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum
Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.26 14
Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta
Press, 2013), h.101
-
30
Tabel 2.1
Kriteria penilaian NOM
Kriteria Keterangan
Peringkat 1: NOM > 3% Tinggi
Peringkat 2: 2% < NOM 3% Cukup Tinggi
Peringkat 3: 1,5% < NOM 2% Rendah
Peringkat 4: 1% < NOM 1,5% Cukup Rendah
Peringkat 5: NOM 1% Sangat Rendah
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012.
D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
I. Pengertian KAP
Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian
kualitas aset sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat
mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin.15
Penilaian
kualitas aset ini juga bertujuan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk
15
Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96
-
31
antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan
muncul.16
II. Rumus Perhitungan KAP
Rumus perhitungan KAP yaitu:17
KAP = ( )
Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007
Keterangan:
APYD adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah
aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak
memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut:
25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam
Perhatian Khusus.
50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang
Lancar.
16
Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/24/DpBs/2007 17
Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96
-
32
75% dari aktiva produktif yang digolongkan
Diragukan.
100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet.
Aktiva Produktif adalah Penanaman bank dalam bentuk
pembiayaan, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang
dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan bagi bank.
Tabel 2.2
Kriteria penilaian KAP
Kriteria Keterangan
Peringkat 1: KAP > 0,99 Tinggi
Peringkat 2: 0,96 < KAP 0,99 Cukup Tinggi
Peringkat 3: 0,93 < KAP 0,96 Rendah
Peringkat 4: 0,90 < KAP 0,93 Cukup Rendah
Peringkat 5: KAP 0,90 Sangat Rendah
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012
III. Manajemen Aset dan Liabilitas
Assets and Liability Management pada dasarnya adalah merupakan
suatu proses planning, organizing, actuating dan controlling untuk
mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan: permodalan
-
33
(equity), pemupukan dana (funding) dan penggunaan dana (lending) yang
satu sama lain saling terkait dalam mencapai tingkat laba yang optimal
dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan. Tujuan Assets And Liability
Management, diantaranya: 18
1) Pertumbuhan bank yang wajar
2) Pendapatan atau laba yang maksimal
3) Menjaga likuiditas yang memadai
4) Membentuk cadangan-cadangan untuk berjaga-jaga
5) Memelihara atau menjaga dana masyarakat
6) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.
Fokus manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan
portofolio aset atau liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan
hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang
dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian. Hasil
Akhir dari manajemen aset/liabilitas akan bermuara kepada kemampuan
untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal, trend pendapatan
yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya, serta kualitas dan
komposisi pendapatan bersih (net income) yang semakin baik. Manajemen
aset atau liabilitas bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan
18
Edy Setiadi, Asset and Liability Management (ALMA).
-
34
hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya
bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut.19
E. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
I. Pengertian BOPO
Menurut Sidabalok dan Viverita, BOPO yang bagus dicerminkan dari
kemampuan untuk mengelola profitabilitas aktivanya dengan biaya lebih
rendah. Variabel ini diharapkan memiliki hubungan positif dengan margin
bank. Ini berarti semakin tinggi BOPO bank semakin tinggi bank menetapkan
marginnya. Rendahnya BOPO mencerminkan kualitas manajemen yang
tinggi pada bank. Semakin rendah rasio ini semakin bagus karena bank
menghasilkan banyak pendapatan operasional dari pengelolaan aktivanya
dengan biaya operasional yang rendah.Variabel ini dihitung dengan rasio
antara biaya operasional dibagi pendapatan operasional.20
Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.21
Semakin
rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank
19
Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA
INSANI,2009), h. 177. 20
Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.33
21 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan Kedua,
2009), h. 119-120.
-
35
tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di
perusahaan.22
II. Rumus Perhitungan BOPO
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
BOPO = ( )
Sumber: sesuai SE No.6/23/DPNP/2004
Biaya operasional yang digunakan dalam rumus di atas adalah beban
operasional termasuk kekurangan PPAP. Dan pendapatan operasional yang
digunakan adalah pendapatan operasional setelah bagi hasil.23
Tabel 2.3
Kriteria penilaian BOPO
Kriteria Keterangan
Peringkat 1: BOPO 83% Rendah
Peringkat 2: 83% < BOPO 85% Cukup Rendah
Peringkat 3: 85% < BOPO 87% Rendah
Peringkat 4: 87% < BOPO 89% Cukup Tinggi
Peringkat 5: BOPO > 90% Tinggi
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012
22
Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X
Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta,
2009), h.45. 23
Bank Indonesia, Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
-
36
F. Financing to Deposit Ratio (FDR)
I. Pengertian FDR
Dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR sering
dianalogkan dengan LDR, rasio yang digunakan Bank Konvensional. Loan to
Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan
modal sendiri yang digunakan.24
Begitu juga FDR sebagai rasio Likuiditas
Bank Syariah dapat mengukur komposisi jumlah pembiayan yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang
digunakan. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah
sebesar 110%. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah akan semakin besar.25
II. Rumus Perhitungan FDR
FDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:26
FDR =
24
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 319. 25
Rr. Tini Anggraeni, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah. 26
Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah di Indonesia, Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60.
-
37
III. Likuiditas Bank Syariah27
Likuiditas secara luas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang
sesuai. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis
sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan
permintaan nasabah terhadap pinjaman, dan memberikan fleksibilitas dalam
meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Likuiditas
yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu
kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena
akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat
profitabilitas atau rentabilitas.
Kemudahan yang diberikan pihak bank dalam memberikan pinjaman
atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan
kelebihan likuiditas merupakan penyebab utama terjadinya risiko kredit.
Risiko kredit muncul jika bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dari
pinjaman dan bagi hasil dari investasi yang sedang dilakukannya.
Peningkatan resiko ini akan berdampak pada pengurangan pendapatan,
sehingga bank mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban membayar
utang-utangnya. Hal ini semakin berat ketika bank akan mengeksekusi kredit
27
Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA
INSANI,2009), h. 178.
-
38
macetnya, bank tidak akan memperoleh hasil yang memadai karena jaminan
yang ada tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan.
H. Tinjauan Studi Terdahulu
Dilatar belakangi oleh jarangnya penelitian terdahulu terkait Net operating
Margin (NOM) pada perbankan syariah, Maka peneliti memaparkan beberapa
penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian dan penelitian terkait Net
Interest Margin pada perbankan konvensional, diantaranya adalah:
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No. Identitas Peneliti Judul Penelitian Variabel
Penelitian
Alat Analisis Hasil
1. Mufti Nur Cahyo,
Mahasiswa FEB
Universitas
Diponegoro
(2009).
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Margin Bank
Umum Syariah
(Studi pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia periode
Variabel
Dependen
adalah Margin
Bank.
Variabel
Independen
adalah Risiko
Pembiayaan,
Regresi Linier
Berganda
Risiko
Pembiayaan,
BOPO, primary
ratio, dan
opportunity cost
berpengaruh
signifikan secara
simultan terhadap
-
39
2009-2012). BOPO,
primary ratio,
dan
opportunity
cost.
Margin Bank.
Namun secara
parsial hanya
opportunity cost
yang tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Margin Bank.
2. Taufik Ariyanto,
(Komisi
Pengawas
Persaingan
Usaha), Volume
13 No.1 Juni
2011.
Faktor Penentu
Net Interest
Margin Perbankan
Indonesia.
Variabel
Dependen
adalah NIM.
Variabel
Independen
adalah NIM
periode
sebelumnya,
BOPO, LDR,
NPL, EQA,
CR4 (market
power)
Ordinary Least
Square
(OLS)Regressi
on.
NIM periode
sebelumnya, LDR,
NPL, EQA
berpengaruh
signifikan secara
lag. Sedangkan
BOPO berpengaruh
secara aktual
terhadap NIM. Dan
market power tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
NIM perbankan
-
40
Indonesia.
3. Adler Haymans
Manurung dan
Anugraha
Dezmercoledi
(Sampoerna
School of
Business), 2013.
Journal of
Business and
Entrepreneurship
Volume 1, No.1;
January 2013.
Net Interest
Margin: Bank
Publik di
Indonesia.
Variabel
Peubah adalah
NIM. Peubah
bebas adalah
LDR, NPL,
Size, dan
Market
Power.
Model Data
Panel.
BOPO, market
power, dan size
berpengaruh
signifikan terhadap
NIM. LDR dan
NPL tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
NIM secara parsial.
4. Syahru Syarif,
Mahasiswa pasca
sarjana
Manajemen
Universitas
Diponegoro,
(2006).
Analisis Pengaruh
Rasio-rasio
CAMELS
terhadap Net
Interest Margin
(Study Empiris
Pada Bank-bank
yang Listed di
Variabel
dependen
adalah NIM.
Variabel
bebas adalah
CAR, NPL,
BOPO, ROA,
LDR.
Ordinary Least
Square (OLS)
CAR, NPL, BOPO,
ROA, dan LDR
berpengaruh
signifikan secara
simultan terhadap
NIM. Sedangkan
secara parsial,
CAR, NPL, BOPO
-
41
Bursa Efek
Jakarta Periode
tahun 2001-2004.
berpengaruh
signifikan terhadap
NIM.
5. Romdayanah,
Mahasiswa
Institut Agama
Islam Negeri
Walisongo
Semarang
(Ekonomi Islam).
2011.
Pengaruh Faktor
Permodalan,
Kualitas Aset, dan
Likuiditas
terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah.
Variabel
Dependen
adalah NOM.
Variabel
Independen
adalah
KPMM, KAP,
STM.
Regresi Linear
Berganda.
Hasil penelitian ini
menemukan
bahwa, permodalan
(KPMM)
berpengaruh
negatif terhadap
NOM, Kualitas
Aset (KAP) dan
STM sama-sama
berpengaruh positif
terhadap NOM.
Penelitian ini
dilakukan pada
Bank Umum
Syariah Devisa di
Indonesia.
6. Muhammad
Fazlur Rachmad,
Faktor yang
mempengaruhi
Variabel
Dependen
Regresi Linier
Berganda.
Hasil penelitian
dari tesis tersebut
-
42
Mahasiswa Pasca
Sarjana
Universitas
Indonesia
(Magister Sains)
2009.
Profitabilitas UUS
PT. Bank X
Menggunakan
Rasio Keuangan.
(Tesis)
adalah ROE.
Variabel
Independen
adalah CAR,
NPF, BOPO,
FDR, NIM.
adalah, dengan
menggunakan
analisis Du Pont
menunjukkan
bahwa Net Profit
Margin sangat
mempengaruhi
profitabilitas USS
Bank X yang
diproxykan oleh
ROE. Ditemukan
juga bahwa CAR,
FDR, BOPO, dan
NIM berpengaruh
terhadap ROE.
7. Diah Aristya
Hesti, Mahasiswa
Ekonomi
Universitas
Diponegoro
(2010)
Analisis Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Kecukupan
Modal, Kualitas
Aktiva Produktif
Variabel
Dependen
adalah ROA.
Variabel
Independen
adalah
Ordinary Least
Square (OLS).
Ukuran
perusahaan, KAP,
dan Likuiditas
berpengaruh
signifikan terhadap
Kinerja Keuangan
-
43
(KAP), dan
Likuiditas
terhadap Kinerja
Keuangan (Studi
Pada Bank Umum
Syariah di
Indonesia Periode
2005-2009).
Ukuran
Perusahaan,
Modal, KAP,
dan
Likuiditas.
(ROA). Sedangkan
Kecukupan Modal
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan
(ROA).
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti
yang berjudul Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin
Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014 yaitu Variabel dependen yang
digunakan adalah NOM perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel
Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah KAP, BOPO, dan FDR.
Kurun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan Maret 2014.
Objek penelitian yaitu Perbankan Syariah di Indonesia yang termasuk dalam BUS
yang ada di Indonesia.
-
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-
variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistika atau permodelan matematis.1 Setelah itu, memberikan
gambaran tentang hubungan-hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, dan
menginterpretasikannya.
Penelitian ini memakai pendekatan statistik parametrik. Statistik
Parametrik adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis
data yang mempunyai skala pengukuran paling sedikit interval, disamping
juga data tersebut harus berdistribusi normal dan memenuhi asumsi-asumsi
lainnya.2 Penelitian ini juga menggunakan angka rasio atau skala rasio yang
menyajikan nilai sesungguhnya dari variabel-variabel yang diukur dengan
skala rasio.3
1 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan
Praktis, (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, Juni, 2004); Cet-1, h.18. 2 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit
Mitra Wacana Media, 2007), h. 80. 3 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit
Mitra Wacana Media, 2007), h. 76.
-
45
Dalam penelitian ini, maka peneliti akan menghitung seberapa besar
pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM).
Penelitian dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan gabungan pada
Perbankan Syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 sampai
dengan Maret 2014 yang tercantum dalam situs Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan. Penggunaan waktu tersebut didasarkan dari ketersediaan data
pada laporan statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh OJK.
B. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang bersifat time series. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dalam
bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain.4 Data
sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang tidak secara langsung
dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.5
Serangkaian kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk kelengkapan
penelitian ini antara lain:
1. Pengumpulan Data Secara Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data yang bersumber pada literatur seperti dari buku-
buku, jurnal, artikel, dan sumber informasi lain yang terkait dengan
penelitian ini yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat
4 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi dan
Jalur dalam penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2011); Cet-2, h. 17 5 Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya); Cet-4, h.7.
-
46
teoritis dan dapat menunjang materi agar relevan dengan penelitian
ini. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, memahami,
mempelajari, dan mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2. Penelitian Internet (Internet Research)
Mencari data dari laporan keuangan gabungan perbankan syariah
yang terdapat dalam kolom Publikasi Laporan Statistik Perbankan
Indonesia di situs www.bi.go.id atau www.ojk.go.id dan Laporan
Keuangan dari 11 BUS. Data tersebut meliputi Net Operating
Margin, KAP, BOPO, dan FDR Perbankan Syariah dari maret 2010
sampai dengan maret 2014.
C. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
empat variabel bebas (independen) yaitu KAP, BOPO, dan FDR serta satu
variabel terikat (Dependen) yaitu Net Operating Margin.
1. Variabel Terikat (Dependen)
Net Operating Margin (NOM)
Variabel terikat (dependen) Net Operating Margin yaitu rasio
rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam
menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan
http://www.bi.go.id/http://www.ojk.go.id/
-
47
beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Rumus menghitung
NOM sebagai berikut:6
NOM = ( )
PO = Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional
setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas)
bulan terakhir.
DBH = Distribusi Bagi Hasil adalah hak pihak ketiga atas
bagi hasil dana syirkah temporer
BO = Biaya Operasional adalah beban operasional
termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk
sesuai dengan ketentuan dalam 12 (dua belas) bulan
terakhir.
Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata
aktiva produktif 12 (dua belas) bulan terakhir.
NOM merupakan analog dari NIM yang digunakan oleh Bank
Konvensional, ada enam faktor yang mempengaruhi NIM yaitu pertama,
struktur persaingan dari produk perbankan. Kedua, rata-rata biaya
operasional. Ketiga, risk averse. Keempat, Volatilitas suku bunga pasar
6 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.101
-
48
uang. Kelima, Tingkat resiko kredit. Keenam, Volume atau nilai dari
Kredit dan Deposit.7
2. Variabel Bebas (Independen)
a. (X1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva
produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing
dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan
penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva
produktif digunakan untuk menghasilkan laba/pendapatan secara
maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk
menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar
dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.8 Ini dilatarbelakangi
oleh kegiatan usaha bank, bank perlu mengelola risiko kredit antara
lain dengan menjaga kualitas aset .9 Rumus perhitungan KAP yaitu:
10
KAP = ( )
7 Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal
Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 8 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.95 9 Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset
Bank Umum 10
Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96
-
49
b. (X2) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO yaitu Rasio biaya operasional yang merupakan
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
BOPO = ( )
Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya.11
Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.12
Ini sangat
membantu bank untuk menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal
dikarenakan kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak
sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Apabila
bank dapat memperoleh keuntungan yang maksimal mengisyaratkan
adanya efisiensi biaya operasional dan kondisi bank yang tidak
bermasalah.
11
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
cetakan Kedua, 2009), h. 119-120. 12
Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS
PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2009), h.45.
-
50
c. (X3) Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah perbandingan antara total pembiayaan yang
diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat
dihimpun oleh Bank. FDR menunjukkan kemampuan bank dalam
menyalurkan DPK. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank
Indonesia adalah sebesar 110%.13
Sedangkan dalam kamus Bank
Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak
ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:14
FDR =
Salah satu faktor penentu mikro terhadap profitabilitas adalah
likuiditas. Likuiditas perbankan syariah sebagian besar sangat
bergantung pada perolehan dana pihak ketiga yang akan disalurkan
ke dalam berbagai bentuk pembiayaan sesuai syariah. Kekurangan
likuiditas akan mengakibatkan penurunan kepercayaan dari nasabah
seperti kasus pada bank Century pada tahun 2008, sedangkan jika
kelebihan likuiditas bisa menurunkan profitabilitas/rentabilitas.15
13
Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS
PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2009), h.45. 14
Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia, Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60. 15
Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS
PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2009), h.6.
-
51
Tabel 3.1
Penjelasan dan Operasional Variabel
Variabel Penjelasan Sumber Proxy
Terhadap
Rujukan
NOM Pendapatan operasional-
Dana bagi hasil tidak
terikat-beban
operasional / rata-rata
aktiva produktif
Statistik
Perbankan
Indonesia
Profitabilitas
atau
Rentabilitas
Bank Syariah
Ariyanto (2011),
Romdayanah
(2011), Cahyo
(2013)
KAP 1-Aktiva produktif yang
diklasifikasikan dibagi
total aktiva produktif
Statistik
Perbankan
Indonesia
Kualitas Asset Romdayanah
(2011)
BOPO Biaya
operasional/Pendapatan
operasional
Statistik
Perbankan
Indonesia
Efisiensi Ariyanto (2011),
Cahyo (2013),
Manurung dan
Dezmercoledi
(2013)
FDR Jumlah dana yang
diberikan/Total Dana
Pihak ketiga
Statistik
Perbankan
Indonesia
Likuiditas Ariyanto (2011),
Romdayanah
(2011)
Sumber: Penulis (2014)
-
52
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar
atau bisa salah mengenai suatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal
tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut.16
Berdasarkan
landasan teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai
berikut:
1. Uji Statistik F (Uji Simultan)
Ho : = 0, KAP, BOPO, dan FDR tidak berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap NOM.
H1 : 0, KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap NOM.
2. KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM secara parsial.
Hipotesis 1
Ho : KAP tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
H1 : KAP berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
16
Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, cetakan keempat, 2008), h.433.
-
53
Hipotesis 2
Ho : BOPO tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
NOM.
H2 : BOPO berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
Hipotesis 3
Ho : FDR tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
NOM.
H3 : FDR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
D. Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis linier berganda. Metode analisis linier berganda bertujuan
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua
atau lebih variabel bebas.17
Apabila dinyatakan dalam persamaan matematika, model regresi
linier berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Yt = + 1X1t + 2X2t + 3X3t + et
17
Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 Cet.III),
h.135.
-
54
Keterangan:
Yt = Net Operating Margin (NOM)
= Konstanta
= Koefisien Regresi
X1t = Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
X2t = Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
X3t = Financing to Deposit Ratio (FDR)
et = perkiraan kesalahan pengganggu
Regresi linier berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang
ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga yang
tidak bias.18
Pelanggaran asumsi-asumsi tersebut dapat dideteksi dengan cara
melakukan:
I. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model
pada regresi berganda, apakah sudah lolos menjadi pemerkira linear terbaik
tak bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimator) agar hasil analisis dan uji
hipotesis menjadi valid atau tidak bias.
18
Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 Cet.III),
h.135.
-
55
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdistribusi secara normal. Metode pengujian uji normalitas yang
digunakan penelitian ini menggunakan uji grafik Probability Plot.
Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat penyebaran
data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika
menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual
pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.19
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas
(independen). Cara Mengetahui adanya gejala multikolinearitas pada
model regresi dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan
19
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 278
-
56
Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tollerance lebih dari 0,1
maka model tersebut bebas dari multikolinearitas.20
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.21
Karena dalam salah satu
asumsi klasik menyatakan bahwa kov (i,) = 2
untuk setiap i, i = 1,
2, , n. Artinya setiap kesalahan pengganggu mempunyai varian
yang sama. 22
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Scatter plot. Suatu model dinyatakan tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar dengan pola
yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada suatu sumbu Y.23
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model
regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residua
top related