pengaruh capital adequacy ratio (car), financing to...
Post on 24-Sep-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), NET
OPERATING MARGIN (NOM) DAN BOPO TERHADAP
RETURN ON ASSET (ROA) DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NUR FITRIYANI
NIM 21314227
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
i
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), NET
OPERATING MARGIN (NOM) DAN BOPO TERHADAP
RETURN ON ASSET (ROA) DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NUR FITRIYANI
NIM 21314227
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIG
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
”Bukanlah ilmu yang harus
mendatangimu, tetapi kamulah
yang harus mendatangi ilmu itu”
(Imam Malik)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tua saya Bapak Zarudi dan Ibu Sukini yang telah membimbing,
mendidik, mencurahkan segala usaha dan do’anya dengan ikhlas serta kasih
sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis.
Untuk kakak saya Safiatun, adik saya Muhammad Zaenudin, dan keluarga
serta kerabat yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan bagi penulis.
Untuk Pembimbing Skripsi Ibu Dr. Hikmah Endraswati, S.E., M.Si yang selalu
mengarahkan dalam penulisan, dan Pembimbing Akademik Dr. Mubasirun,
M.Ag.
Untuk sahabat saya Khusnul yang senantiasa membantu dan memberikan
semangat dan dukungan bagi penulis dalam menyusun skripsi ini, serta
sahabat-sahabat saya Anik, Kurnia, Octa, Devi dan teman-teman saya lainnya
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan
rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Operating Margin (NOM) dan BOPO
terhadap Return On Asset ( ROA) dengan Non Performing Financing (NPF)
Sebagai Variabel Moderasi pada Bank Umum Syariah di Indonesia”.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menujukkan jalan
kebenaran dengan perantara agama Islam.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dalam ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Mubasirun, M.Ag selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani perkuliahan
di IAIN Salatiga.
viii
6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan
dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Kedua orangtua saya (Bapak Zarudi dan Ibu Sukini) beserta kakak saya
Safiatun dan adik saya Muhammad Zaenudin yang telah memberikan do’a,
kasih sayang, semangat dan dukungan.
8. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga angkatan 2014 terima kasih atas kebersamaan dan
kegembiraannya selama kuliah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya
pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 17 September 2018
Penulis
ix
ABSTRAK
Fitriyani, Nur. 2018. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Net Operting Margin (NOM) dan BOPO terhadap
Return On Asset (ROA) dengan Non Performing Financing (NPF)
Sebagai Variabel Moderasi pada BUS di Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN
Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, S.E., M.Si.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Operting Margin
(NOM) dan BOPO terhadap Return On Asset (ROA) dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai variabel moderasi
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data rasio
keuangan melalui website resmi masing-masing bank. Populasi dalam penelitian
ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga
menetapkan 11 Bank Umum Syariah sebagai sampel. Data yang diperoleh
kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 23. Analisis ini
meliputi uji asumsi klasik dan uji moderated regression analysis (MRA).
Hasil uji menunjukkan bahwa variabel capital adequacy ratio
berpengaruh negatif signifikan terhadap return on asset (ROA) sedangkan
variabel financing to deposit ratio (FDR), net operating margin (NOM) dan
BOPO berpengaruh positif terhadap return on asset (ROA). Berdasarkan uji
moderated regression analysis (MRA) menunjukkan non performing financing
(NPF) memoderasi pengaruh financing to deposit ratio (FDR), net operating
margin (NOM) dan BOPO terhadap return on asset (ROA). Sedangkan non
performing financing (NPF) tidak mampu memoderasi pengaruh capital
adequacy ratio (CAR) terhadap return on asset (ROA).
Kata Kunci: CAR, FDR, NOM, BOPO, NPF, ROA
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 8
E. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 8
BAB II .................................................................................................................... 10
LANDASAN TEORI ............................................................................................. 10
A. Telaah Penelitian ............................................................................................... 10
B. Kerangka Teori .................................................................................................. 17
1. Agency Theory (Teori Agen) ......................................................................... 17
2. Return On Asset (ROA) ................................................................................. 19
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) ..................................................................... 20
4. Financing to Deposit Ratio (FDR) ................................................................ 22
xi
5. Net Operating Margin (NOM) ...................................................................... 23
6. Biaya Operasional Beban Operasional (BOPO) ........................................... 24
7. Non Performing Financing (NPF) ................................................................ 25
C. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 26
D. Hipotesis ............................................................................................................ 27
BAB III .................................................................................................................. 35
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 35
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 35
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 36
1. Populasi ......................................................................................................... 36
2. Sampel .......................................................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 37
1. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 37
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
E. Definisi Konsep Dan Operasional ..................................................................... 38
1. Variabel Dependen ........................................................................................ 38
2. Variabel Independen ...................................................................................... 38
3. Variabel Moderating ..................................................................................... 40
F. Uji Instrumen Penelitian .................................................................................... 41
1. Uji Statistik Deskriptif ................................................................................... 41
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 41
a. Uji Normalitas ........................................................................................... 42
b. Uji Multikolonieritas ................................................................................ 42
c. Uji Autokorelasi ........................................................................................ 43
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 44
xii
3. Uji MRA (Moderated Regression Analysis) ................................................. 44
G. Alat Analisis ...................................................................................................... 45
BAB IV .................................................................................................................. 47
ANALISIS DATA ................................................................................................ 47
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................................ 47
B. Analisis Data ..................................................................................................... 48
1. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 49
a. Uji Normalitas ........................................................................................... 49
b. Uji Multikolonieritas ................................................................................ 51
c. Uji Autokorelasi ........................................................................................ 52
d. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 53
2. Uji Regresi Linier Berganda .......................................................................... 54
a. Koefisien Determinan ............................................................................... 54
b. Uji F .......................................................................................................... 55
c. Uji T .......................................................................................................... 55
3. Analisis MRA (Moderated Regression Analysis) ......................................... 57
xiii
BAB V .................................................................................................................... 68
PENUTUP .............................................................................................................. 68
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 68
B. Saran .................................................................................................................. 69
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 71
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Indikator Kinerja Bank Umum Syariah Periode 2013 – 2017 ............... 3
Tabel 2.1. Penelitian Tedahulu.............................................................................. 13
Tabel 2.2. Kriteria Penilaian FDR......................................................................... 22
Tabel 2.3. Kriteria Penilaian NOM ....................................................................... 23
Tabel 2.4. Kriteria Penilaian BOPO ...................................................................... 25
Tabel 3.1. Standar Keputusan Autokolerasi .......................................................... 44
Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 47
Tabel 4. 2. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 49
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Transformasi Data ............................................. 51
Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 52
Tabel 4.5. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 53
Tabel 4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 54
Tabel 4.7. Hasil Uji Koefisien Determinan ........................................................... 54
Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 55
Tabel 4.9. Hasil Uji Statistik T.............................................................................. 56
Tabel 4.10. Koefisien Determinan Uji MRA ......................................................... 57
Tabel 4.11. Uji Statistik Uji MRA ......................................................................... 58
Tabel 4.12. Hasil Uji MRA .................................................................................... 58
Tabel 4.13. Hasil Penelitian ................................................................................... 67
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian ......................................................................... 27
Gambar 4.1. Diagram Hasil Uji Normalitas.......................................................... 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 menyatakan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank
sebagai lembaga intermediasi (Financial Intermediary) yaitu lembaga
keuangan yang berfungsi sebagai perantara pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi
tersebut membuat bank memiliki posisi strategis dalam perekonomian yang
akan meningkatkan arus dana investasi, modal kerja maupun konsumsi,
sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional (Kasmir, 2011).
Di Indonesia, bank syariah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat,
hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada
Desember 2003 hanya terdapat 2 Bank Umum Syariah (BUS) dan 8 Unit
Usaha Syariah (UUS). Sementara itu bulan Desember 2016 di Indonesia
terdapat 13 Bank Umum Syariah (BUS) dan 22 Unit Usaha Syariah (UUS)
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa industri perbankan syariah di
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang (Statistik
Bank Syariah, Desember 2003 dan Desember 2016).
Peranan perbankan secara optimal dapat dicapai apabila bank memenuhi
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 dalam Bab III Pasal 6 dan 7 yang
2
menyatakan bahwa panilaian untuk menentukan kondisi suatu bank salah
satunya menggunakan aspek earning atau profitabilitas yang mengukur
kesuksesan manajemen dalam menghasilkan laba dari operasi usaha bank
tersebut (Bank Indonesia, 2011).
Menurut Dendawijaya (2005) profitabilitas merupakan kemampuan bank
untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Menurut Brigham dan
Houston (2010:146) untuk mengukur profitabilitas bank, biasanya
menggunakan rasio profitabilitas.
Penelitian ini menggunakan return on asset (ROA) karena lebih
mementingkan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA
lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. Semakin
besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2005).
Rasio-rasio yang mempengaruhi Return on Assets (ROA) antara lain:
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Operating Margin (NOM),
dan Financing to Deposit Ratio (FDR) (Tristiningtyas, 2013). Tabel 1.1
dibawah ini menjelaskan tentang indikator kinerja BUS tahun 2013-2017
dengan rasio ROA, CAR, FDR, NOM, BOPO dan NPF.
3
Tabel 1.1
Indikator Kinerja Bank Umum Syariah Periode 2013 - 2017
(dalam %)
Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah April 2018
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator
pengukuran capital suatu bank, yaitu kemampuan bank dalam menyediakan
modal untuk pengembangan aktivitas aktivitas dan mengendalikan risiko yang
dihadapi. Bank yang tidak memiliki kecukupan modal, dapat dikatakan tidak
sehat rasionya sehingga bank tersebut masuk dalam kriteria dalam bank
pengawasan khusus karena rasio kecukupan modal (CAR) nya dibawah standar
yang ditetapkan Bank Indonesia (8%). Jika nilai CAR nya tinggi berarti bank
mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut
akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Beberapa
penelitian telah dilakukan sebelumnya oleh Defri (2010) dan Astohar (2014)
menyatakan bahwa CAR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROA, namun dalam penelitian Fernando Africano (2014), CAR
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA pada BUS di Indonesia.
Data yang disajikan dalam tabel 1.1 menunjukkan jika pada tahun 2013
ke tahun 2014 CAR mengalami kenaikan tetapi ROA justru mengalami
penurunan, sedangkan pada tahun 2014 ke tahun 2015 CAR mengalami
PERIODE 2013 2014 2015 2016 2017
ROA 2.00 0.41 0.49 0.63 0.63
CAR 14.42 15.74 15.02 16.63 17.91
FDR 100.32 86.66 88.03 85.99 79.65
NOM 0.20 0.52 0.52 0.68 0.67
BOPO 78.21 96.97 97.01 96.22 94.91
NPF 2.62 4.95 4.84 4.42 4.77
4
penurunan akan tetapi ROA mengalami kenaikan. Hal tersebut tidak sesuai
dengan teori sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Rasio lain yang mempengaruhi ROA yaitu, Financing to Deposit Ratio
(FDR) yang diukur dengan membandingkan total pembiayaan dengan total
dana pihak ketiga (DPK) (Muhammad, 2005). Rasio ini menggambarkan
kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh nasabah
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. menurut Dendawijaya (2009), semakin tinggi nilai FDR
kemungkinan jumlah pembiayaan yang akan diberikan menjadi semakin
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat jumlah pembiayaan yang
diberikan dan rasio FDR tinggi, kemungkinan laba yang diperoleh bank pun
akan tinggi. Penelitian mengenai FDR berpengaruh terhadap ROA telah
dilakukan sebelumnya oleh Suryani (2010) menyatakan FDR tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Astohar (2014) menyatakan FDR mempunyi pengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Data yang disajikan dalam tabel 1.1 menunjukkan jika pada tahun 2015
ke tahun 2016 FDR mengalami penurunan akan tetapi ROA mengalami
kenaikan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Dari besarnya rasio Net Operating Margin (NOM) dapat diketahui
bagaimana kemampuan bank dalam memaksimalkan pengelolaan terhadap
aktiva yang bersifat produktif untuk melihat seberapa besar perolehan
5
pendapatan bagi hasil, sehingga semakin tinggi NOM maka semakin tinggi
pula ROA yang berarti kinerja bank mengalami peningkatan, begitu pula
sebaliknya (Tristianingtiyas, 2013).
Data yang disajikan dalam tabel 1.1 menunjukkan jika pada tahun 2013
ke tahun 2014 NOM mengalami kenaikan tetapi ROA justru mengalami
penurunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio
efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin
tinggi BOPO maka semakin kecil ROA, yang berarti mencerminkan kurangnya
kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan
pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank
kurang efisien dalam mengelola usahanya sehingga kinerja keuangan bank
menurun (Surat Edaran Internal BI, 2004).
Data yang disajikan dalam tabel 1.1 menunjukkan jika pada tahun 2014
ke tahun 2015 BOPO mengalami kenaikan dan ROA juga mengalami
kenaikan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Rasio Net Performing Financing (NPF) diukur dengan membandingkan
jumlah pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. Tingginya nilai NPF
suatu bank mengharuskan semakin tinggi pula nilai pencadangan yang
dilakukan suatu bank. Pembiayaan bermasalah (NPF) dalam jumlah besar akan
6
menurunkan tingkat operasi suatu bank, apabila penurunan pembiayaan dan
profitabilitas sudah sangat parah maka akan mampu menurunkan likuiditas,
solvabilitas, yang pada akhirnya mempengaruhi kepercayaan pihak eksterna
(Dendawijaya, 2009). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Septiarini & Wayan (2014) menunjukkan bahwa rasio NPF memoderasi
hubungan antara CAR terhadap ROA dan NPF juga memoderasi hubungan
antara FDR terhadap ROA, maka dalam penelitian ini NPF akan digunakan
sebagai variabel moderasi.
Berdasarkan adanya inkonsistensi hasil penelitian pada latar belakang
permasalahan tersebut, maka penulis termotivasi untuk meneliti lebih dalam
mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja perbankan dengan judul
penelitian “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Depsit
Ratio (FDR), Net Operating Margin (NOM) dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)
dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai Variabel Moderasi pada
Bank Umum Syariah di Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Mengacu dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitia ini
antara lain sebagai berikut:
1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On
Asset (ROA)?
2. Apakah Financing Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On
Asset (ROA)?
7
3. Apakah Net Operating Margin (NOM) berpengaruh terhadap Return On
Asset (ROA)?
4. Apakah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
terhadap Return On Asset (ROA)?
5. Apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA)?
6. Apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Financing
Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA)?
7. Apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Net
operating Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA)?
8. Apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset
(ROA)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh
terhadap Return On Asset (ROA)
2. Untuk mengetahui apakah Financing Deposit Ratio (FDR) berpengaruh
terhadap Return On Asset (ROA)
3. Untuk mengetahui apakah Net Operating Margin (NOM) berpengaruh
terhadap Return On Asset (ROA)
4. Untuk mengetahui apakah Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)
8
5. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi
pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA)
6. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi
pengaruh Financing Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA)
7. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi
pengaruh Net operating Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA)
8. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing (NPF) memoderasi
pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA)
D. Kegunaan Penelitian
Adapun penelitian ini berguna untuk:
1. Bagi peneliti: Menambah wawasan serta merupakan syarat kelulusan
2. Bagi IAIN Salatiga: Memperkaya literatur tentang apa yang diteliti
menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya fakultas ekonomi dan
bisnis islam
3. Objek penelitian: Memberikan pengetahuan mengenai rasio-rasio keuangan
yang berpengaruh pada tingkat besarnya profitabilitas, sehingga dapat
dilakukan tindakan-tindakan yang lebih efisien dan efektif untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan dalam memahami
penelitian yang diuraikan penulis. Sistematika penulisan disusun secara runtut
yang terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut:
9
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi pendahuluan yang mencakup latar
belakang; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian memberi
gambaran objek yang akan menggunakan hasil penelitian dan sistematika
penulisan yang berisi urutan penulisan penelitian yang dilakukan.
Bab II Landasan Teori. Bab ini berisi landasan teori yang mencakup
kerangka teori yang menjelaskan bangunan teori untuk menganalisis variabel
penelitian; tinjauan pustaka sebagai ringkasan penelitian terdahulu dan posisi
penelitian terkini; kerangka penelitian berupa model hipotesis dalam bentuk
gambar dan hipotesis yang menggambarkan posisi variabel yang akan diteliti
dan pengaruh antar variabel.
Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisi metode penelitian yang
mencakup jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif-kuantitatif; populasi
dan sampel; data yang mencakup jenis dan sumber data, teknik pengumpulan
data dan skala pengukuran serta definisi konsep dan operasional sampai teknik
analisis data.
Bab IV Analisis Data. Bab ini berisi analisa penelitian yang mencakup
deskripsi objek penelitian dan analisa data yang telah didapat dari data laporan
keuangan.
Bab V Penutup. Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan
saran berupa tindakan yang seharusnya dilakukan untuk penelitian selanjutnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Penelitian
Penelitian mengenai rasio keuangan terhadap ROA pada BUS di
Indonesia telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, berikut adalah
ringkasan penelitian yang telah ada.
Penelitian Taufik (2017) tentang Pengaruh Financing to Deposit Ratio
dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return on Asset dengan Non Performing
Financing Sebagai Variabel Moderasi pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan CAR berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal
tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sintiya
(2018) tentang Analisis Pengaruh BOPO, FDR dan CAR terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah yang menunjukkan hasil CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA. Penelitian tersebut diperkuat oleh Syamsurizal
(2016) dalam penelitiannya tentang Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio),
NPF (Non Performing Financing) dan BOPO (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) terhadap ROA (Return On Asset) pada BUS (Bank Umum
Syariah) yang terdaftar di BI (Bank Indonesia). Hasil penelitian menunjukkan
CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil yang sama juga
dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Astohar (2014) tentang
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio
(FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia dengan Inflasi
sebagai Variabel Pemoderasi dengan hasil CAR berpengaruh positif dan
11
signifikan terhadap ROA.Widyaningrum & Dina (2014) dalam penelitiannya
tentang Pengaruh CAR,NPF, FDR, dan OER Terhadap ROA pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode Januari 2009 hingga Mei
2014 menunjukkan hasil CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
ROA.
Ningrum (2017) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kondisi
Ekonomi, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia tahun 2012-2015 menunjukkan hasil FDR berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Nurvarida (2017) tentang
Analisis Pengaruh BOPO, CAR, NPF, FDR dan NOM Terhadap Profitabiitas
(ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016
menunjukkan hasil FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA.
Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Defri (2010) tentang Pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI menunjukkan hasil
LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Hasil tersebut sejalan
dengan penelitian Yunita & Mita (2014) dalam penelitiannya tentang Pengaruh
Kecukupan Modal dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap
Profitabilitas dengan Rasio Kredit Bermasalah Sebagai Variabel Moderasi pada
Perusahaan Perbankan menunjukkan hasil LDR berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap ROA. Penelitian tersebut tidak diperkuat dengan penelitian
Suryani (2011) tentang Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
12
Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia yang menunjukkan
hasil FDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.
Lindasari (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh
Variabel Spesifik Bank Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia
menunjukkan hasil NOM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hasil
tersebut sesuai dengan penelitian Afifah (2014) tentang Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia yang
menunjukkan hasil NOM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal
tersebut juga diperkuat oleh penelitian Sabir, dkk (2012) tentang Pengaruh
Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan
Konvesional di Indonesia yang menunjukkan hasil NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA. Penelitian tersebut tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tristiningtyas (2013) tentang Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia yang menunjukkan hasil NOM berpengaruh negatif terhadap ROA.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Harun (2016) tentang Pengaruh
Rasio-Rasio Keuangan CAR, LDR, NIM, BOPO, NPL Terhadap ROA
menyatakan NIM tidak berpengaruh terhadap ROA.
Fajari & Sunarto (2017) melakukan penelitian tentang Pengaruh CAR,
LDR, NPL, BOPO terhadap profitabilitas bank menunjukkan hasil BOPO
memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lestari & Nurul (2014) tentang Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Return On Asset pada Perusahaan Perbankan di BEI yang
13
menunjukkan hasil BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Lemiyana &
Endah (2016) dalam penelitiannya tentang Pengaruh NPF, FDR, BOPO
Terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah menunjukkan
hasil BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil tersebut
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibisono & Salamah (2017)
tentang Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR Terhadap ROA yang dimediasi
oleh NOM yang menunjukkan hasil BOPO berpengaruh positif terhadap ROA.
Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian Fadjar, Esti dan Prihatini (2013)
tentang Analisis Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Umum di Indonesia menunjukkan hasil BOPO berpengaruh
positif signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Septiarini &
Wayan (2014) tentang Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio
Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas dengan Moderasi Rasio Kredit
Bermasalah menunjukkan hasil NPF memoderasi hubungan CAR dan LDR
terhadap Profitabilitas.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Peneliti Objek Variabel Hasil
Pengaruh CAR terhadap ROA
Syamsurizal
(2016)
BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
ROA
Variabel Independen:
CAR, NPF, FDR dan
BOPO
CAR secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan
positif terhadap ROA.
Muhammad
Taufik (2017)
BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
ROA
Variabl Independen:
FDR dan CAR
Variabel Moderasi: NPF
CAR berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
ROA
Siti Sintiya
(2018)
11 Bank
Umum
Syariah di
Indonesia
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
BOPO, FDR, ROA
CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA
Linda Seluruh Variabel dependen : CAR berpengaruh positif
14
Widyaningru
m dan Dina
Fitrisia
Septiarini
(2014)
Bank
Pembiayaan
Rakyat
Syariah
(BPRS) di
Indonesia
ROA
Variabel independen :
CAR, NPF, FDR dan
OER
tidak signifikan terhadap ROA
pada BPRS di Indonesia
Astohar
(2014)
11 BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
profitabilitas
Variabel independen:
CAR dan FDR
Variabel moderasi:
Inflasi
CAR mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap
profitabilitas
Pengaruh FDR Terhadap ROA
Anissa Ayu
Ningrum
(2017)
BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
Profitabilitas
Variabel independen:
keadaan ekonomi (inflasi
dan suku bunga), NPF,
FDR dan BOPO
FDR berpengaruh negatif
signifikan terhadap
profitabilitas
Defri (2010) 19
perusahaan
perbankan
yang
terdaftar
dalam BEI
pada periode
pengamatan
Variabel dependen:
profitabilitas (ROA)
Variabel independen:
CAR, LDR dan BOPO
LDR berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap ROA
Nike
Nurvarida
(2017)
BUS di
Indonesia
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
BOPO, CAR, NPF, FDR
dan NOM
FDR berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ROA
Nur Afni
Yunita dan
Mita Yolanda
(2014)
Bank
Pembanguan
Daerah
Sumatera
Utara
Variabel dependen:
Profitabilitas (ROA)
Variabel independen:
LDR dan PPAPAP
Variabel moderasi: NPL
LDR berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
profitabilitas
Suryani
(2010)
11 Bank
Umum
Syariah dan
23 Unit
Usaha
Syariah di
Indonesia
Variabel dependen:
profitabilitas
Variabel independen:
FDR
FDR berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
profitabilitas
Pengaruh NOM Terhadap ROA
Melati
Lindasari
(2015)
8 bank
umum
syariah dan
3 unit usaha
syariah pada
periode
2010-2013
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
CAR, NPF, REO, FDR
dan NOM
NOM berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA
Ghina Zahra
Afifah (2014)
7 BUS di
Indonesia
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
NOM berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA
15
CAR, FDR dan NOM
Usman Harun
(2016)
BUS di
Indonesia
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
CAR, LDR, NIM, BOPO
dan NPL
NIM positif tidak signifikan
terhadap ROA.
Muh Sabir,
dkk (2012)
4 BUS dan 4
BUK di
Indonesia
Variabel dependen:
Kinerja Keuangan
Variabel independen:
CAR, BOPO, NOM,
NPF, FDR, NIM, NPL,
LDR
NOM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
Vita
Tristiningtyas
dan Osmad
Mutaher
(2013)
11 BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
ROA
Variabel independen:
CAR, NPF, NOM, FDR,
BOPO dan DPK
NOM berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ROA
Pengaruh BOPO Terhadap ROA
Lemiyana dan
Erdah Litriani
(2016)
BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
ROA
Variabel Independen:
NPF, FDR, BOPO
BOPO berpengaruh negatif
tidak signifkan terhadap ROA
Muhammad
Yusuf
Wibisono
Dan Salamah
Whyuni
(2017)
9 BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
ROA
Variabel Independen:
CAR, NPF, BOPO, FDR
Variabel mediasi: NOM
Variabel BOPO berpengaruh
negatif signifikan terhadap
ROA secara parsial.
Aris Fadjar,
dkk (2013)
BUS di
Indonesia
Variabel dependen: ROA
Variabel Independen:
CAR, NPL, BOPO,
LDR, Nilai Tukar, Suku
Bunga dan Inflasi
BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA
Slamet Fajari
dan Sunarto
(2017)
29 Bank di
Indonesia
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
CAR, LDR, NPL dan
BOPO
BOPO memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap
ROA
Sinariyati
Muji Lestari
dan Nurul
Widyawati
(2014)
3 BUS di
Indonesia
Variabel Dependen:
ROA
Variabel Independen:
CAR, LDR, NPL dan
BOPO
BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA
NPF Sebagai Moderasi
Ni Luh Sri
Septiarini dan
I Wayan
Ramantha
(2014)
BPR di Kab.
Badung
Periode
2010-2012
Variabel Dependen:
Profitabilitas
Variabel Independen:
CAR dan LDR
Variabel Moderasi: NPL
Rasio kredit bermasalah
berpengaruh positif terhadap
hubungan antara rasio
kecukupan modal dan rasio
penyaluran kredit terhadap
profitabilitas
Ni Kadek
Yuni
Widiasari dan
Ni Putu Sri
44 LPD di
Bali
Variabel Dependen :
Profitabilitas
Variabel Independen :
LDR
NPL memoderasi pengaruh
LDR terhadap profitabilitas
16
Harta Mimba
(2015)
Variabel Moderasi :
NPL
Ida Ayu Tri
Istri Utami
dan I Nyoman
Wijana
Asmara Putra
(2016)
30 bank
konvensiona
l yang
terdaftar
daalam BEI
Variabel Dependen:
Profitabilitas
Variabel Independen:
Loan Deposit Ratio
Variabel Moderas: Non
Performing Loan
Non Performing Loan (NPL)
memoderasi pengaruh Loan
Deposit Ratio pada
profitabilitas
Widya Puspa
Andika (2017)
96 Bank
Umum
Konvensiona
l
Variabel Dependen:
NIM
Variabel Independen:
CAR, LDR, BOPO
Variabel Moderasi: NPL
NPL mampu memoderasi
dengan memoderasi pengaruh
CAR, NPL dan BOPO
terhadap NIM
Muhammad
Taufik (2017)
BUS di
Indonesia
Variabel dependen:
ROA
Variabl Independen:
FDR dan CAR
Variabel Moderasi: NPF
NPF tidak memoderasi
pengaruh FDR dan CAR
terhadap ROA
Dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah disebutkan dalam tabel
2.1 serta penjabaran sebelumnya diatas peneliti menemukan adanya gap antara
lain:
1. Dalam penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing penelitian
memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti merasa perlu
melakukan penelitian lebih lanjut dan ingin membuktikan hasil penelitian
yang lebih baik.
2. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang meneliti
tentang pengaruh CAR, FDR, NOM dan BOPO terhadap ROA dengan
moderasi NPF pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: Objek penelitian
yang mengacu kepada seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia selama
2013 sampai dengan 2017, dan adanya variabel moderating yang ikut
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
17
dependen, dan Moderated Regretion Analysis (MRA) sebagai teknik
analisis yang digunakan.
B. Kerangka Teori
1. Agency Theory (Teori Agen)
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam
teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak
(nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan
manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya
tersebut.
Pengaplikasian teori agensi menjadi unik dalam sektor perbankan
karena sektor ini berbeda dengan industri yang lain. Pada perusahaan
perbankan selain adanya hubungan agen dengan pemilik, juga terdapat
hubungan antara agen dengan debitur dan agen dengan regulator.
1. Hubungan dengan Prinsipal
Tidak sedikit para profesional atau manajemen bank cenderung
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Manajemen bank memiliki
kecenderungan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan
biaya yang ditanggung oleh prinsipal. Perilaku ini sering disebut sebagai
keterbatasan rasional atau bounded rationality dan tidak suka
menanggung resiko atau risk adverse (Taswan, 2010).
2. Hubungan dengan Debitur/Kreditur
Kontrol dalam perbankan tidak hanya melibatkan prinsipal semata,
namun juga kreditor atau deposan. Dalam istilah perbankan disebut
18
sebagai market discipline, dalam perspektif keagenan dapat dijelaskan
melalui hubungan keagenan utang (Taswan, 2010). Penggunaan utang
menjadi sebuah alat insentif bagi manajer untuk lebih berhati-hati guna
mengindari ancaman kebangkrutan.
Penggunaan utang atau dana masyarakat dapat menimbulkan
masalah keagenan pada saat manajer memutuskan untuk melakukan
investasi yang berisiko tinggi. Keputusan semacam itu bila berjalan baik
akan sangat menguntungkan bagi bank, namun jika gagal akan sangat
merugikan bagi deposan. Disisi lain utang juga akan mendorong
manajemen untuk menyerahkan arus kas bebas kepada pemegang saham
yang selanjutnya digunakan untuk membayar kembali kewajiban atau
untuk reinvestasi (Jensen, 1986). Penggunaan utang menjadi sebuah alat
insentif bagi manajer untuk lebih berhati-hati guna mengindari ancaman
kebangkrutan.
3. Hubungan dengan Regulator
Adanya regulasi yang sangat ketat mengakibatkan penerapan teori
agensi dalam akuntansi perbankan dapat berbeda dengan akuntansi untuk
perusahaan non perbankan. Dengan adanya regulasi tersebut maka ada
pihak lain yang terlibat dalam hubungan keagenan, yaitu regulator dalam
hal ini pemerintah melalui lembaga Negara yaitu Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yang berperan untuk mengawasi kegiatan dan kinerja perbankan di
Indonesia.
19
Regulasi mengarahkan manajemen bank untuk mengelola bank
secara hati-hati. Prinsip kehati-hatian mengindikasikan adanya
pencegahan terhadap moral hazard. Manajer lebih cenderung
memaksimalkan utilitas daripada profit karena adanya regulator.
Keberadaan regulator ikut mempengaruhi keputusan-keputusan
manajemen bank.
2. Return On Asset (ROA)
Menurut Harahap (2013), ROA menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh diukur dari nilai aset. Return On Asset (ROA) dipilih sebagai
indikator pengukur kinerja keuangan perbankan, karena Return On Asset
digunakan untuk mengukur efektivitas dalam memanfaatkan aktiva yang
dimiliki. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total
asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan semakin baik,
karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Pada sisi lain, kinerja bank
dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur kesehatan bank tersebut apakah
pengelolaan usaha perbankan telah dilakukan dengan asas-asas perbankan
yang sehat dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
(Tristiningtyas, 2013). ROA merupakan suatu rasio untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu Bank.
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
20
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset. Rasio Return on Asset (ROA) digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
atau laba secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009).
Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank, rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
yang bersangkutan (Hasibuan, 2001). Setiap kenaikan rasio ini berarti
terjadi kenaikan laba bersih.
ROA dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut (Dendawijaya,
2005):
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Rasio ini digunakan untuk
mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan dengan dana dari luar di
dalam pembiayaan kegiatan usaha perbankan. Semakin tinggi CAR maka
semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk
21
keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang
diakibatkan oleh penyaluran kredit (Wardiantika, 2014).
Menurut Fahmi (2014) Capital Adequacy Ratio atau sering disebut
dengan rasio kecukupan modal bank, yaitu bagaimana sebuah bank mampu
membiayai aktifitas kegiatannya dengan kepemilikan modal yang
dimiliknya. Atau dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau menghasilkan risiko, seperti kredit yang diberikan.
Tingkat kecukupan modal dapat diukur dengan cara (Veithzal, dkk,
2007:785):
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan ketentuan yang dibuat
Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat
harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Hal ini didasarkan kepada
ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for International Settlements).
Menurut Dendawijaya (2009) nilai kredit dihitung sebagai berikut:
a. Untuk CAR = 0% atau negatif, nilai kredit = 0.
b. Untuk setiap kenaikan 0,1%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum
100.
c. Bobot CAMEL untuk rasio kecukupan modal (CAR) adalah 25%.
22
4. Financing Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh
bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. Rasio ini
dipergunakan untuk mengukur sampai sejuah mana dana pinjaman yang
bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan
tingkat likuiditas likuiditas bank. Semakin tinggi angka FDR suatu bank,
dapat digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibanding dengan bank
yang mempunyai angka risiko lebih kecil (Aisyah, 2014). FDR dianggap
sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya
(Dendawijaya, 2005:116)
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian FDR
Peringkat 1 : 50%< LDR≤ 75% Sangat Rendah
Peringkat 2 : 75%< LDR≤ 85% Cukup Rendah
Peringkat 3 : 85%<LDR≤100% atau LDR ≤ 50% Rendah
Peringkat 4 : 100% LDR ≤ 120% Cukup Tinggi
Sumber: www.bi.go.id
Kriteria tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan
kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat
mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan
yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberi indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
23
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar. Menurut Riyadi dan Yulianto (2014), rumus FDR
suatu bank dapat dihitung sebagai berikut:
5. Net Operating Margin (NOM)
Pada bank konvensional digunakan istilah Net Interest Margin (NIM).
Net Interest Margin (NIM) mencerminkan risiko pasar yang timbul karena
adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan
bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko
pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antar suku bunga
pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending)
atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan
dengan total biaya bunga pinjaman (Safitri, 2015) dalam Nurvarida (2017).
Rasio NOM pada bank syariah merupakan pendapatan operasi bersih
terhadap rata-rata aktiva produktif. Semakin besar NOM yang dicapai oleh
suatu bank maka akan meningkatkan pendapatan operasional bersih atas
aktiva produktif yang dikelola oleh bank yang bersangkutan, sehingga laba
bank akan meningkat.
TABEL 2.3
Kriteria Penilaian NOM
Kriteria Keterangan
Peringkat 1 = NOM > 3% Tinggi
Peringkat 2 = 2% < NOM ≤ 3% Cukup Tinggi
Peringkat 3 = 1,5% < NOM ≤ 2% Rendah
Peringkat 4 = 1% < NOM ≤ 1,5% Cukup Rendah
Peringkat 5 = NOM ≤ 1% Sangat Rendah
Sumber: www.bi.go.id
24
NOM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan
operasional bersih. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan
bagi hasil atas aktiva produktif, sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar
perubahan NOM suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank
tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin meningkat
(Sudarwantoro,2009). NOM dihitung dengan menggunakan rumus:
6. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut
rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin tinggi BOPO maka semakin kecil ROA, yang berarti
mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat
menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola
usahanya, sehingga kinerja keuangan bank menurun (Surat Edaran Intern
BI, 2004).
BOPO adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas
operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap
lainya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba
dan terhadap angka-angka dalam neraca. Sehingga dari nilai rasio BOPO ini
25
dapat dijelaskan tentang kondisi kinerja bank yang bersangkutan. Rasio ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam
menutup biaya operasional (Nurvarida, 2017)
Tabel 2.4
Kriteria Penilaian BOPO
Kriteria Keterangan
Peringkat 1: BOPO ≤ 83% Sangat Rendah
Peringkat 2: 83% < BOPO ≤ 85% Cukup Rendah
Peringkat 3: 85% < BOPO ≤ 87% Rendah
Peringkat 4: 87% < BOPO ≤ 89% Cukup Tinggi
Peringkat 5: BOPO > 90% Tinggi
Sumber: www.bi.go.id
Menurut Kamir (2011) Rumus BOPO adalah sebagai berikut :
7. Non Performing Financing (NPF)
Menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs tahun 2007
tentang system penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah, Non
Performing Financing adalah “ pembiayaan yang terjadi ketika pihak
debitur (mudharib) karena berbagai sebab tidak dapat memenuhi kewajiban
untuk mengembalikan dana pinjaman. Non performing financing (NPF)
adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan
yang disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah
pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet (Wardiantika, 2014).
Non Performing Financing menunjukan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank.
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk
26
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
tidak termasuk kredit kepada bank lain. NPL/NPF bank yang sehat apabila
bank tersebut memiliki NPL/NPF tidak lebih dari 5%, peraturan Bank
Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem
penilaian tingkat kesehatan bank umum. NPL/NPF yang tinggi
menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank
(Sudarwantoro, 2009). Dikuatkan kembali melalui PBI Nomor
13/3/PBI/2011 mengenai batasan NPL netto bank yaitu sebesar maksimal
5% dari total kredit yang diberikan.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal
7 Desember 2007, NPF dihitung dengan membandingkan jumlah
pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang dimiliki oleh bank.
Dengan rumus sebagai berikut:
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah
disebutkan di atas, maka kerangka sebagai dasar dalam mengarahkan
pemikiran untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Operating Margin (NOM) dan
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel
independen (X) terhadap Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen
27
(Y) dan apakah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
tersebut juga dipengaruhi oleh Net Performing Financing (NPF) sebagai
variabel moderasi (Z) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
NPF sebagai variabel moderasi didasarkan pada penelitian Septiarini &
Wayan (2014), Widiasari & Putu (2015), Utami & Nyoman (2016), dan
Andika (2017) yang meletakkan variabel NPF sebagai variabel pemoderasi
dalam penelitiannya.
D. Hipotesis
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA)
Menurut Dendawijaya (2005:121) menyatakan bahwa CAR
merupakan indikator dari perbankan untuk mendeteksi terhadap kemampuan
bank dalam menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktivanya yang beresiko. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian Defri (2010) terhadap 19 perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI menunjukkan hasil CAR memiliki pengaruh positif
terhadap ROA. Penelitian tersebut diperkuat penelitian dari Sintiya (2018)
ROA (Y)
CAR (X1)
FDR (X2)
BOPO (X4)
NOM (X3)
NPF (Z)
28
menunjukkan hasil CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA pada
11 Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016.
Syamsurizal (2016) dalam penelitiannya pada 13 BUS (Bank Umum
Syariah) yang terdaftar di BI (Bank Indonesia) periode 2009-2015
menunjukkan hasil CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil yang
sama juga dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Astohar
(2014) dengan hasil CAR berpengaruh positif terhadap ROA pada 11 Bank
Umum Syariah di Indonesia. Septiarini & Wayan (2014) dalam
penelitiannya pada BPR di Kab. Badung Periode 2010-2012 menyatakan
hasil CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Dari uraian tersebut maka
hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap
Return On Asset (ROA)
2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset
(ROA)
Financing to Deposit Ratio menurut Dendawijaya (2005) adalah
pernyataan kemampuan Bank dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. FDR memiliki pengaruh positif yaitu semakin
tinggi nilai FDR semakin tinggi pula nilai ROA. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian dari Yunita (2014) pada Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Utara menyatakan LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Penelitian tersebut diperkuat penelitian Sabir (2012) yang menunjukkan
29
hasil FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada 4 Bank
Umum Syariah dan 4 Bank Umum Konvensional.
Menurut Astohar (2014) dalam penelitiannya pada 11 BUS di
Indonesia menunjukkan hasil FDR berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap
Return On Asset (ROA)
3. Pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA)
Dari besarnya rasio NOM ini dapat dilihat bagaimana kemampuan
bank dalam memaksimalkan pengelolaan terhadap aktiva yang bersifat
produktif untuk melihat seberapa besar perolehan pendapatan bagi hasil
(Harahap, 2013). Semakin tinggi Net Operating Margin (NOM) suatu
perusahaan, maka semakin tinggi pula return on asset (ROA) perusahaan
tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik. Begitu
juga sebaliknya, semakin rendah NOM perusahaan mengakibatkan ROA
turun. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk rasio NOM
adalah 6% (Tristiningtyas, 2013). Hal tersebut didukung dengan hasil
penelitian Nurvarida (2017) pada 13 Bank Umum Syariah di Indonesia dan
Sabir (2012) pada 4 Bank Umum Syariah dan 4 Bank Umum Konvensional
di Indonesia menunjukkan hasil bahwa rasio NOM berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan (ROA).
30
Lindasari (2015) dalam penelitiannya pada 8 Bank Umum Syariah dan
3 Unit Usaha Syariah pada periode 2010-2013 menunjukkan hasil bahwa
NOM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Penelitian tersebut
diperkuat dengan penelitian Afifah (2014) pada 7 Bank Umum Syariah di
Indonesia menunjukkan hasil NOM berpengaruh positif terhadap ROA.
Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Net Operating Margin (NOM) berpengaruh positif terhadap
Return On Asset (ROA)
4. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Oerasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA)
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama
bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional
bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga untuk Bank
Konvensional (Dendawijaya, 2005:119). Semakin tinggi nilai BOPO maka
semakin rendah nilai ROA, dengan kata lain BOPO memiliki hubungan
negatif terhadap ROA. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fajari & Sunarto (2017) tentang Pengaruh CAR, LDR, NPL,
BOPO terhadap profitabilitas bank menunjukkan hasil BOPO memiliki
pengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lestari & Nurul (2014) tentang Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Return On Asset pada Perusahaan Perbankan di
31
BEI dengan sampel 3 Bank Umum Syariah di Indonesia menunjukkan hasil
BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurvarida (2017) pada 13 Bank
Umum Syariah di Indonesia dan Syamsurizal (2016) pada 13 Bank Umum
Syariah yang terdaftar di BEI menunjukkan hasil BOPO berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian
Sabir (2012) pada 4 Bank Umum Syariah dan 4 Bank Umum Konvensional
di Indonsia yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H4 : Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)
5. Peran variabel Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA)
Septiarini dan Wayan (2014) dalam penelitiannya tentang Pengaruh
Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Penyaluran Kredit Terhadap
Profitabilitas dengan Moderasi Rasio Kredit Bermasalah pada BPR di Kab.
Badung periode 2010-2012 menunjukkan hasil NPL memoderasi hubungan
CAR terhadap Profitabilitas. Hal tersebut didukung dengan penelitian
Andika (2017) pada 96 Bank Umum Konvensional menunjukkan hasil NPL
memoderasi hubungan CAR terhadap NIM. Imam (2017) dalam
penelitiannya pada 7 Bank Umum Syariah di Indonesia menunjukkan NPF
32
memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5 : Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset
(ROA)
6. Peran variabel Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi
Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset
(ROA)
Widiasari dan Ni Putu (2015) dalam penelitiannya terhadap 44 LPD di
Bali menunjukkan hasil bahwa NPL dapat memoderasi pengaruh LDR
terhadap profitabilitas. Penelitian tersebut diperkuat penelitian Utami dan
Nyoman (2016) pada 30 Bank Konvensional yang terdaftar di BEI
menunjukkan hasil NPL memoderasi pengaruh LDR terhadap pofitabilitas.
Andika (2017) dalam penelitiannya pada 96 Bank Umum
Konvensional menunjukkan hasil NPL memoderasi pengaruh LDR terhadap
NIM. Penelitian yang dilakukan oleh Septiarini dan Wayan (2014) juga
menunjukkan hasil risiko kredit memoderasi pengaruh rasio penyaluran
kredit terhadap profitabilitas. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian
Imam (2017) pada 7 Bank Umum Syariah di Indonesia menunjukkan NPF
memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA. Berdasarkan hal tersebut dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
33
H6 : Non Performing Financing (NPF) memoderasi Pengaruh
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset
(ROA)
7. Peran variabel Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi
Pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA)
Andika (2017) dalam penelitiannya mengenai Determinan
Profitabilitas Bank Umum Konvensional dengan risiko kredit sebagai
variabel moderating terhadap NIM pada 96 Bank Umum Konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan NPL mampu memoderasi semua determinan
profitabilitas (CAR, NPL dan BOPO) terhadap NIM Bank Syariah. Hal
tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Utami dan
Nyoman (2016) pada 30 Bank Konvensional yang terdaftar di BEI yang
meletakkan variabel NPF sebagai variabel moderasi terhadap pengaruh LDR
terhadap Profitabilitas. Atas dasar hasil penelitian tersebut maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7 : Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Net
Operating Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA)
8. Peran variabel Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi
Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Oerasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA)
Andika (2017) dalam penelitiannya mengenai Determinan
Profitabilitas Bank Umum Konvensionel dengan risiko kredit sebagai
variabel moderating terhadap NIM pada 96 Bank Umum Konvensional
34
menunjukkan hasil NPL mampu memoderasi pengaruh BOPO terhadap
NIM. Widiasari dan Putu (2015) dalam penelitiannya terhadap 44 LPD di
Bali menunjukkan hasil bahwa NPL dapat memoderasi pengaruh LDR
terhadap profitabilitas. Penelitian tersebut diperkuat penelitian Utami dan
Nyoman (2016) pada 30 Bank Konvensional yang terdaftar di BEI
menunjukkan hasil NPL memoderasi pengaruh LDR terhadap pofitabilitas.
Dari hasil penelitian-penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa NPF dapat
difungsikan sebagai variabel moderasi, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H8 : Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return
On Asset (ROA)
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif-
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi
menggambarkan suatu fenomena atau data lapangan dan sifatnya hanya sebatas
deskripsi. Penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif secara
objektif dan statistik melalui perhitungan secara ilmiah berasal dari sampel
orang atau orang-orang yang diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan
tentang hal yang disurvei dan bertujuan menguji hipotesis (Wijaya, 2013:6).
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana perkembangan
profitabilitas bank khususnya ROA dari seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia. Penelitian kuantitatif merupakan metode menguji teori-teori tertentu
dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini data
kuantitatif yang digunakan adalah berupa angka-angka yang diterbitkan
melalui website resmi setiap Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada seluruh Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia.Waktu penelitian dilaksanakan pada Agustus 2018
36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Cooper dan Emory (1999) mengartikan populasi sebagai kumpulan
individu dan objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri
berdasarkan kualitas dan ciri tersebut minimal memiliki suatu persamaan
karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
(BUS) yang ada di Indonesia sampai dengan 2017 yaitu sebanyak 13 bank
yang meliputi BNI Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Mandiri,
BJB Syariah, BCA Syariah, Bank Bukopin Syariah, Maybank Syariah, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Victoria, Bank Mega Syaria, BRI Syariah, Bank
BTPN Syariah dan Bank Aceh Syariah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
1997). Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling
dengan kriteria sampel sebagai berikut:
a. Bank Syariah yang terdaftar di Indonesia, Bank menerbitkan laporan
keuangan selama selama periode 2013 sampai dengan 2017, dan
b. menyertakan informasi rasio-rasio keuangan dalam laporan yang
dipublikasikan.
Sampel penelitian ini yaitu keseluruhan Bank Umum Syariah (BUS)
yang terdapat dalam periode penelitian sebanyak 11 bank syariah, karena
pada periode 2013 sampai dengan 2017 bank yang telah memenuhi kriteria
penelitian berjumlah 11 bank. Sedangkan bank syariah berjumlah 13 bank
37
setelah masuknya Bank BTPN Syariah pada tahun 2014 dan Bank Aceh
Syariah pada tahun 2016, maka Bank BTPS Syariah dan Bank Aceh Syariah
tidak diikut sertakan sebagi sampel dalam penelitian ini karena belum
memenuhi syarat yaitu belum menerbitkan laporan keuangan dari tahun
2013-2017. Penelitian ini menggunakan 55 data pengamatan dari tahun
2013 sampai dengan 2017.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan
bersifat siap pakai serta mampu memberikan informasi dalam pengambilan
keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut (Wijaya, 2013). Data sekunder
tersebut diperoleh melalui studi kepustakaan yang di dapat melalui artikel-
artikel yang ada baik itu dari jurnal, buku maupun Statistik Perbankan
Syariah yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah dalam website resmi
masing-masing Bank Umum Syariah.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data melalui observasi tidak langsung, yaitu dengan mengumpulkan data
laporan keuangan perbankan syariah di Indonesia yang diterbitkan oleh
setiap Bank yang terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama
periode 2013 – 2017.
38
E. Definisi Konsep dan Operasional
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Return On
Assets (ROA). ROA merupakan suatu rasio untuk menukur tingkat
profitabilitas suatu Bank. Menurut Harahap (2013:305), ROA menunjukkan
berapa besar laba bersih diperoleh dari nilai aset. Setiap kenaikan rasio ini
berarti terjadi kenaikan laba bersih. ROA dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut (Dendawijaya, 2005; Endraswati, Suhardjanto dan
Krismiaji, 2014; Endraswati, 2018):
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini terdapat empat (4) variabel independen, yaitu:
a. Capital Adequency Ratio (CAR)
Menurut Dendawijaya (2009:121), Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada
bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. Perhitungan CAR sesuai dengan
standar Bank Indonesia adalah sebagai berikut (Veithzal, dkk, 2007:785):
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
39
Financing To Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan
cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap
Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio
(FDR) maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga
(DPK). Menurut Riyadi dan Yulianto (2014), rumus FDR suatu bank
dapat dihitung sebagai berikut:
c. Net Operating Margin (NOM)
Rasio Net Operating Margin (NOM) digunakan dalam perbankan
syariah karena dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank syariah
tidak menggunakan sistem bunga. Rasio NOM pada bank syariah
merupakan pendapatan operasi bersih terhadap rata-rata aktiva produktif
(Afifah, 2014). Semakin besar NOM yang dicapai oleh suatu bank maka
akan meningkatkan pendapatan operasional bersih atas aktiva produktif
yang dikelola oleh bank yang bersangkutan, sehingga laba bank akan
meningkat. NOM dihitung dengan menggunakan rumus:
d. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
40
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2009). Mengingat kegiatan utama
bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka
biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan
hasil bunga (Dendawijaya, 2009). Rasio ini diukur dengan satuan
persentase (%). Rumus BOPO adalah sebagai berikut :
3. Variabel Moderating
Dalam penelitian ini menggunakan variabel moderating Non
Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) merupakan
rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah, berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan
oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan
kurang lancar, diragukan dan macet (Wardiantika, 2014). Hasbi dan Tendi
(2011) menuliskan rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai beriku:
41
F. Uji Instrumen Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Suryoatmono (2004) dalam Nasution (2017) menyatakan statistika
deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok
untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja
a. Ukuran lokasi: mode, mean, median, dll
b. Ukuran veriabilitas: varians, deviasi, standar, range, dll
c. Ukuran bentuk: skewness, kurtosis, plot boks
Dengan statistika deskriptif, kumpulan data akan tersaji dengan ringkas
dan rapi serta dapat memberkan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain
ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu
gugus data (Taufik, 2017)
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, terlebih dahulu
dilakukan beberapa pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan
untuk menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini, merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses
regresi. Pelanggaran yang terjadi terhadap asumsi klasik menandakan bahwa
model regresi yang telah diperoleh kurang valid.
Pengujian dilakukan atas model penelitian supaya bisa dinyatakan
bebas dari penyimpangan asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas,
autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Dari uji asumsi klasik tersebut dapat
42
dinyatakan bahwa data penelitian ini memenuhi asumsi klasik (Nurvarida,
2017).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji
normalitas data yaitu dengan metode kolmogorov-smirnov test > 0,05.
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara
normal. Metode pengujian uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik one-samplekolmogorov-smirnov
test untuk memastikan apakah data kita normal atau tidak. Jika nilai
output Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data
berdistribusi normal (Latan dan Temalagi, (2013) dalam Nurvarida
(2017).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent)
(Ghozali, 2006). Penyimpangan asumsi model klasik adalah
multikoleniaritas dalam model regresi yang dihasilkan. Artinya antar
variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang
43
sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau
bahkan 1).
Menurut Ghozali (2006), bahwa multikolonieritas dapat dilihat dari
tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria atau
ukuran yang akan digunakan adalah:
1. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi
multikolonieritas
2. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi
multikolonieritas
c. Uji Autokorelasi
Dalimunthe (2007) adalah korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam deret waktu) atau
ruang (seperti dalam data cross section). Uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-
1 (sebelumnya) (Ghazali, 2006).
Autokorelasi dapat terjadi apabila suatu keadaan dimana variabel
gangguan pada periode tertentu. Berkorelasi dengan variabel pengganggu
pada periode lain. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
dapat dilakukan dengan uji Durbin-watson (DW test) dengan kriteria
du<dw<4–du (Bawono, 2006)
44
Tabel 3.1
Standar Keputusan Autokolerasi
Pengambilan Keputusan Ada/Tidaknya
Autokorelasi Jika Keterangan
0 < d < dl terjadi autokorelasi positif
dl ≤ d ≤ du tidak dapat disimpulkan
4 – dl < d < 4 ada korelasi negatif
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl tidak dapat disimpulkan
du < d < 4 – du tidak ada autokorelasi positif maupun
negatif
Sumber: Ghozali, 2013:111
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2006).
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji White,
yaitu meregres residual kuadrat (U²t) dengan variabel independen,
variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel
independen. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas. Pengambilan keputusan didapatkan dari nilai
R2 untuk menghitung c2, dimana c2 = n x R2. Jika nilai c2 hitung < c2
tabel maka dapat disimpulkan tidak adanya heteroskedastisitas (Ghozali,
2006)
3. Moderated Regression Analysis (MRA)
Variabel moderasi menurut Sekaran (2014:119) dalam Taufik, (2017)
adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent
effect) yang kuat dengan hubungan variabel dependen dan variabel
45
independen. Salah satu cara untuk menguji regresi dengan variabel
moderating yaitu dengan menggunakan uji interaksi. Uji Interaksi yaitu
aplikasi dari regresi linear berganda dimana dalam persamaannya
mengandung unsur interaksi (perkalian dua/lebih variabel independen).
MRA berbeda dengan analisis subkelompok, karena menggunakan
pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan
memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator.
Persamaan MRA adalah sebagai berikut:
1.
2.
Apabila didistribusikan pada variabel variabel penelitian yang digunakan
maka akan menjadi :
1.
2.
Menurut Ghazali (2006), pengambilan keputusan hipotesis diterima apabila
nilai koefisien interaksi antara variabel moderating dan variabel independen
harus memenuhi signifikansi < 0.05.
G. Alat analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah IBM SPSS
Statistic 23 merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi
46
untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara cepat dan
tepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para
pengambilan keputusan.
47
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan mulai tahun 2013 dan masih beroperasi
sampai 2017. Objek dalam penelitian ini terdiri dari 11 (sebelas) Bank Umum
Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah,
BRI Syariah, BJB Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega
Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah, dan
Maybank Syariah Indonesia. Sementara itu, untuk periode laporan keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini akan digambarkan dalam tabel 4.1 sesuai
dengan hasil uji deskriptif:
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Periode Laporan Keuangan 2013-2017
ROA CAR FDR NOM BOPO NPF Valid N
(listwise)
N Statistic 55 55 55 55 55 55 55
Minimum Statistic -0.201 0.111 0.7187 -0.329 0.6779 0
Maximum Statistic 0.055 0.7583 1.5777 0.1066 2.174 0.049
Mean
Statistic -
0.0025 0.2149 0.9387
-
0.0083 1.0052 0.0282
Std.
Error 0.0052 0.0172 0.0206 0.0111 0.0352 0.0022
Std.
Deviation Statistic 0.0389 0.1279 0.1526 0.0827 0.2607 0.0160
Sumber: Data sekunder yang diolah 2018
Output hasil uji statistik deskriptif tersebut diatas menunjukkan jumlah
data pengamatan ada 55. Dengan penjabaran tiap variabel sebagai berikut:
48
1. Dari 55 data pengamatan nilai ROA terkecil (minumum) adalah -0.201
dan nilai terbesar (maksimum) adalah 0.056. Rata-rata nilai ROA dari 55
data pengamatan adalah -0.003 dengan standar deviasi sebesar 0.039.
2. Dari 55 data pengamatan responden nilai CAR terkecil (minumum)
adalah 0.111 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 0.758. Rata-rata nilai
CAR dari 55 data pengamatan responden adalah 0.215 dengan standar
deviasi sebesar 0.128.
3. Dari 55 data pengamatan nilai FDR terkecil (minumum) adalah 0.719 dan
nilai terbesar (maksimum) adalah 1.578. Rata-rata nilai FDR dari 55 data
pengamatan adalah 0.939 dengan standar deviasi sebesar 0.153.
4. Dari 55 data pengamatan nilai NOM terkecil (minumum) adalah -0.329
dan nilai terbesar (maksimum) adalah 0.107. Rata-rata nilai NOM dari 55
data pengamatan adalah -0.008 dengan standar deviasi sebesar 0.083.
5. Dari 55 data pengamatan nilai BOPO terkecil (minumum) adalah 0.678
dan nilai terbesar (maksimum) adalah 2.174. Rata-rata nilai BOPO dari 55
data pengamatan adalah 1.005 dengan standar deviasi sebesar 0.261.
6. Dari 55 data pengamatan nilai NPF terkecil (minumum) adalah 0.000 dan
nilai terbesar (maksimum) adalah 0.049. Rata-rata nilai NPF dari 55 data
pengamatan adalah 0.028 dengan standar deviasi sebesar 0.016.
B. Analisis Data
Hasil analisis data pada penelitian ini yang berupa uji asumsi klasik,
regresi linier berganda dan analisis MRA adalah sebagai berikut:
49
1. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji
normalitas data yaitu dengan metode kolmogorov-smirnov test > 0,05.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat ppada tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal
Parametersa,b
Mean 0
Std. Deviation 0.01357465
Most Extreme
Differences
Absolute 0.145
Positive 0.121
Negative -0.145
Test Statistic 0.145
Asymp. Sig. (2-tailed) .005c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Berdasarkan hasil tabel 4.2, besarnya nilai K-S adalah 0.145 dan
signifikansi 0.005 yang berarti kurang dari nilai α=0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Dikarenakan hasil
uji data menyatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Maka
peneliti akan menormalkan data tersebut dengan cara transformasi
data. Sebelum menentukan bentuk transformasinya, harus diketahui
50
bentuk grafik histogram dari datanya terlebih dahulu. Bentuk grafik
histogram regresi ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Gambar 4.1
Diagram Hasil Uji Normalitas
Melihat hasil grafik histogramnya berbentuk moderate negatif
skewness sehingga bentuk transformasi data yang dipakai adalah
SQRT(k-x). K adalah nilai tertinggi dari data awal. Hasil uji
normalitas dari data setelah dilakukan transformasi adalah sebagai
berikut:
51
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean 0
Std.
Deviation 0.02824328
Most Extreme
Differences
Absolute 0.087
Positive 0.084
Negative -0.087
Test Statistic 0.087
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Berdasarkan hasil tabel 4.3, besarnya nilai K-S adalah 0.087 dan
signifikansi 0.200 yang berarti lebih dari nilai α=0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent)
(Ghozali, 2013). Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel
4.4.
52
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -0.004 0.035 -0.119 0.906
CAR -0.28 0.06 -0.523 -4.689 0 0.279 3.582
FDR 0.128 0.035 0.286 3.643 0.001 0.564 1.772
NOM -0.235 0.09 -0.284 -2.6 0.012 0.291 3.433
BOPO 0.18 0.024 0.685 7.487 0 0.415 2.409
NPF -0.311 0.339 -0.073 -0.919 0.363 0.555 1.802
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
Sumber: Data Sekunder yang Diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa hasil
perhitungan nilai menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0.10 dan hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga tidak terdapat nilai yang lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Multikolonieritas antar
variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghazali, 2006).
Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan
dengan uji Durbin-watson (DW test) dengan kriteria du<dw<4–du
(Bawono, 2006). Model regresi yang baik adalah bebas dari
53
autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .911a 0.83 0.812 0.02965 2.195
a. Predictors: (Constant), NPF, FDR, NOM, BOPO, CAR
b. Dependent Variable: TRANS_ROA
Sumber: Data Sekunder yang Diolah 2018
Nilai DW sebesar 2.195 akan dibandingkan dengan nilai Dwtabel
sebesar dl 1.374 dan nilai du 1.768 (Sig 0.05, n=54, k=5). Setelah nilai
DW 2.195 dibandingkan dengan DWtabel maka nilainya berada pada
rentang du<d<4-du, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak terdapat autokolerasi positif atau negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Dalam mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji white dengan
kriteria hitung < tabel berarti data terbebas dari
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji white pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
54
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .992a .984 .975 .00028
a. Predictors: (Constant), BOPONPF, FDR2, CARNOM, NOMNPF,
CARNPF, BOPO2, CAR, NOM2, CARBOPO, NPF2, FDRNPF,
NOMBOPO, BOPO, FDR, FDRNOM, NPF, CAR2, CARFDR, NOM
b. Dependent Variable: RES_KUADRAT
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari tabel di atas, memiliki nilai 0.984 maka dari itu diperoleh
bernilai 54.12 dimana = n * (n=55) dan nilai tabel yaitu
79.0819. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat
heteroskedastisitas karena nilai hitung < tabel.
2. Uji Regresi Linier Berganda
a. Uji Koefisien determinan
Koefisien determinan (R²) digunakan untuk menjelaskan variansi
ROA oleh variabel CAR, FDR, NOM, dan BOPO. Koefisien
determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Hasil uji
koefisien determinan dalam penelitian ini sbegai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .909a .827 .813 .029602933
a. Predictors: (Constant), BOPO, FDR, CAR, NOM
b. Dependent Variable: TRANS_ROA
Sumber: Data Sekunder yang Diolah 2018
Output dalam tabel 4.7 menunjukkan besarnya adjusted adalah
0.813 hal ini berarti sebesar 81.3% variasi ROA yang dapat dijelaskan
55
oleh variansi variabel CAR, FDR, NOM dan BOPO. Sedangkan
sisanya (100% - 81.3% = 8.2%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)
Koefisien regresi diuji secara serentak dengan menggunakan
ANOVA, untuk mengetahui apakah keserempakan tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model. Uji ini
dilakukan untuk membandingkan pada nilai signifikansi (α = 5%)
pada tingkat derajat 5%. Hasil uji statistik penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .209 4 .052 59.611 .000b
Residual .044 50 .001
Total .253 54
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
b. Predictors: (Constant), BOPO, FDR, CAR, NOM
Sumber : Data Sekunder yang Diolah 2018
Dari output pada tabel 4.8, diperoleh nilai Fhitung sebesar 59.611.
diketahui Ftabel bernilai 2.56 (k=4, n=55, α=0.05). karena nilai
Fhitung > Ftabel dan nilai signifikannya 0.00 < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen (CAR, FDR, NOM,BOPO)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (ROA).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Menurut Mudrajad (2003), uji t bertujuan untuk menguji pengaruh
secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen
dengan mengasumsikan variabel lain adalah konstan. Hasil pengujian
56
terhadap t-statik dengan standar signifikansi α = 5% yaitu jika sig < α,
maka hipotesis diterima. Dalam penelitin ini hasil uji t terdapat dalam
tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.005 .035 -.138 .891
CAR -.252 .052 -.472 -4.893 .000
FDR .118 .033 .262 3.544 .001
NOM -.209 .086 -.253 -2.439 .018
BOPO .176 .024 .671 7.451 .000
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
Sumber : Data Sekunder yang Diolah 2018
Keterangan:
a) Konstanta -0.005 menyatakan bahwa jika rata-rata variabel
independen konstan, maka rata-rata tingkat ROA akan turun
sebesar 0.005 satuan.
Koefisien regresi CAR sebesar -0.252 menyatakan bahwa setiap kenaikan
satu kesatuan rasio CAR akan menurunkan tingkat ROA sebesar 0.252
satuan.
b) Koefisien regresi FDR sebesar 0.118 menyatakan bahwa setiap
kenaikan satu satuan rasio FDR akan menaikkan tingkat ROA
sebesar 0.118 satuan.
c) Koefisien regresi NOM sebesar -0.209 menyatakan bahwa setiap
kenaikan satu kesatuan rasio NOM akan menurunkan tingkat ROA
sebesar 0.209 satuan.
57
d) Koefisien regresi BOPO sebesar 0.176 menyatakan bahwa setiap
kenaikan satu satuan rasio BOPO akan menaikkan tingkat ROA
sebesar 0.176 satuan.
3. Moderated Regression Analysis (MRA)
MRA berbeda dengan analisis subkelompok, karena menggunakan
pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan
memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator.
Persamaan MRA adalah sebagai berikut:
1.
Hasil uji MRA dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Koefisien Determinan Uji MRA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .985a .971 .965 .01281
a. Predictors: (Constant), BOPONPF, FDR, NOM, CARNPF, CAR,
BOPO, NOMNPF, FDRNPF, NPF
b. Dependent Variable: TRANS_ROA
Sumber: Data yang diolah 2018
Dari tabel 4.9 dapat dilihat jika nilai adjusted sebesar 0.965, lebih
besar dibandingkan dengan nilai ajusted pada tabel 4.7. Hal tersebut
berarti setelah adanya variabel moderasi berupa NPF dapat meningkatkan
nilai ajusted sebelumnya dalam tabel 4.7 yang menunjukkan nilai
adjusted sebesar 0.813.
58
Tabel 4.11
Uji Statistik Uji MRA
ANOVAa
Model Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .245 9 .027 166.082 .000b
Residual .007 45 .000
Total .253 54
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
b. Predictors: (Constant), BOPONPF, FDR, NOM, CARNPF, CAR, BOPO,
NOMNPF, FDRNPF, NPF
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari output di atas, diperoleh nilai f hitung sebesar 166.082.
diketahui f tabel bernilai 2.56 (k=4, n=55, α=0.05). karena nilai f hitung > f
tabel dan nilai signifikannya 0.00 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen (CAR, FDR, NOM dan BOPO) serta variabel moderasi
(NPF) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
(ROA).
Tabel 4.12
Hasil Uji MRA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.267 .066 -4.064 .000
CAR -.027 .053 -.050 -.500 .619
FDR .099 .031 .221 3.180 .003
NOM .558 .102 .675 5.467 .000
BOPO .425 .056 1.621 7.609 .000
NPF 9.350 1.527 2.185 6.121 .000
CARNPF 1.642 1.544 .116 1.063 .293
FDRNPF -4.007 .956 -.962 -4.189 .000
NOMNPF -21.318 2.329 -1.037 -9.152 .000
BOPONP
F -6.317 1.211 -2.097 -5.217 .000
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
Sumber: Data Sekunder yang Diolah 2018
59
Dari tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan bahwa:
a) Pengaruh CAR terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA dinyatakan bahwa CAR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA dengan
nilai koefisien -0.027 dan nilai signifikan sebesar 0.619. Hal
ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan rasio CAR akan
menurunkan tingkat ROA sebesar 0.027 satuan. Dengan
demikian penelitian ini menolak H1 yang menyatakan bahwa
CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil penelitian
yang negatif tidak signifikan ini menunjukkan bahwa rasio
CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, dilihat dari tabel 4.1
menunjukkan jika nilai CAR dibawah standar yang ditetapkan
Bank Indonesia yaitu sebesar 8% dengan rendahnya nilai
CAR tersebut berarti bank kurang mampu membiayai
operasinya sehingga tidak dapat memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi profitabilitas bank.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Taufik (2017), dalam penelitiannya
tentang Pengaruh FDR dan CAR Terhadap ROA dengan NPF
sebagai Variabel Moderasi pada BUS di Indonesia dengan
hasil penelitian menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ROA. Begitupula dengan Aficano
(2015) tentang Pengaruh NPF terhadap CAR serta
60
Dampaknya Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia pada BUS, UUS dan BPRS dan Nurvarida (2017)
dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh BOPO, CAR,
NPF,FDR dan NOM Terhadap ROA pada BUS di Indonesia
yang hasilnya menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ROA.
b) Pengaruh FDR terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dinyatakan bahwa
FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
dengan nilai koefisien 0.099 dan nilai signifikan sebesar
0.003. Hal ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan rasio FDR
akan meningkatkan nilai ROA sebesar 0.099 satuan. Dengan
demikian penelitian ini menerima H3 yang menyatakan bahwa
FDR berpengaruh positif terhadap ROA yang berarti setiap
kenaikan nilai FDR akan menaikkan nilai ROA. FDR
mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit
kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank
untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin
menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank
untuk memberikan kredit yang diberikan dengan total dana
61
pihak ketiga. Semakin tinggi FDR menunjukkan efektifitas
bank dalam menyalurkan pembiayaan sehingga bank dapat
memaksimalkan profitabilitas.
Hasil tersebut diperkuat dengan adanya penelitian
sebelumnya yang diakukan oleh Sabir (2012) yang
menunjukkan hasil FDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.
c) Pengaruh NOM terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dinyatakan bahwa
NOM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dengan
nilai koefisien 0.558 dan nilai signifikan sebesar 0.000. Hal
ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan rasio NOM akan
meningkatkan nilai ROA sebesar 0.558 satuan. Dengan
demikian penelitian ini menerima H5 yang menyatakan bahwa
NOM berpengaruh positif terhadap ROA yang berarti setiap
kenaikan nilai NOM akan meningkatkan nilai ROA. NOM
mencerminkan pendapatan operasional yang dilakukan oleh
bank, dimana semakin besar rasio ini maka akan
meningkatkan pendapatan operasional bank sehingga akan
memberikan kontribusi laba pada bank, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa semakin besar rasio NOM maka semakin
besar profitabilitasnya.
62
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan Lindasari (2015) dalam penelitiannya pada 8
Bank Umum Syariah dan 3 Unit Usaha Syariah pada periode
2010-2013 menunjukkan hasil bahwa NOM berpengaruh
positif signifikan terhadap ROA. Penelitian tersebut diperkuat
dengan penelitian Afifah (2014) pada 7 Bank Umum Syariah
di Indonesia menunjukkan hasil NOM berpengaruh positif
terhadap ROA.
d) Pengaruh BOPO terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dinyatakan bahwa
BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dengan
nilai koefisien 0.425 dan nilai signifikan sebesar 0.000. Hal
ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan rasio BOPO akan
meningkatkan nilai ROA sebesar 0.425 satuan. Dengan
demikian penelitian ini menolak H7 yang menyatakan bahwa
BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA yang berarti setiap
kenaikan nilai BOPO akan menurunkan nilai ROA. Kenaikan
BOPO pada umumnya akan diikuti dengan penurunan ROA,
akan tetapi tingginya nilai rata rata BOPO pada bank umum
syariah yang ada di Indonesia seperti yang terlihat pada tabel
4.1 juga dapat digunakan sebagai indikasi yang menunjukkan
semakin tingginya aktivitas operasional bank yang dapat
meningkatkan pendapatan sehingga profitabilitas bank akan
63
meningkat. Hal tersebut terjadi karena dalam kegiatan
usahanya tidak hanya terdapat beban operasional saja tetapi
juga terdapat beban variabel dan beban tetap. Apabila
kenaikan BOPO sejalan dengan kenaikan ROA berarti bank
syariah mampu menekan beban lain diluar beban operasional
yang menunjukkan bank syariah mampu secara efisien
mengelola beban yang ditanggung sehingga dapat
mengoptimalkan kegiatan operasionalnya.
Hasil penelitian ini menyatakan BOPO berpengaruh positif
terhadap ROA yang berarti hasil penelitian ini menguatkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusriani (2018) tentang
Pengaruh CAR, NPL, BOPO dan LDR Terhadap Profitabilitas
pada Bank Umum Milik Negara Persero di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2016 dan penelitian Fadjar, dkk
(2013) tentang Analisis Internal san Eksternal Bank yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia yang
hasil penelitiannya menyatakan bahwa BOPO berpengaruh
positif signifikan terhadap ROA.
e) NPF memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan
nilai koefisian regresi perkalian CAR dan NPF (CARNPF)
sebesar 1.642 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan
rasio CARNPF akan menaikkan tingkat ROA sebesar 1.642.
64
Tingkat signifikan dari CARNPF menunjukkan nilai sebesar
0.293 yang berarti tingkat signifikan lebih dari α=0.05 maka
berarti penelitian ini menolak H2 yang menyatakan bahwa
NPF memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA. Hal ini
sangat dimungkinkan karena proporsi NPF pada BUS tidak
begitu besar dan masih dalam batas aman sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yaitu nilai NPF tidak lebih dari 5%
(Lihat tabel 4.1 hasil uji statistik deskriptif).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
sebelumnya dilakukan oleh Taufik (2017) Pengaruh FDR dan
CAR Terhadap ROA dengan NPF sebagai Variabel Moderasi
pada BUS di Indonesia dengan hasil penelitian menyatakan
bahwa NPF tidak memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA.
f) NPF memoderasi pengaruh FDR terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan
nilai koefisian regresi perkalian FDR dan NPF (FDRNPF)
sebesar -4.007 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan
rasio FDRNPF akan menurunkan tingkat ROA sebesar 4.007.
Tingkat signifikan dari FDRNPF menunjukkan nilai sebesar
0.000 yang berarti tingkat signifikan kurang dari α=0.05 maka
berarti penelitian ini menerima H4 yang menyatakan bahwa
NPF memoderasi pengaruh FDR terhadap ROA.
65
Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan oleh Widiasari dan Ni Putu
(2015) dalam penelitiannya terhadap 44 LPD di Bali
menunjukkan hasil bahwa NPL dapat memoderasi pengaruh
LDR terhadap profitabilitas. Hasil penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian Utami dan I Nyoman (2016) pada 30 Bank
Konvensional yang terdaftar di BEI menunjukkan hasil NPL
memoderasi pengaruh LDR terhadap pofitabilitas dan
penelitian yang dilakukan oleh Andika (2017) dalam
penelitiannya pada 96 Bank Umum Konvensional
menunjukkan hasil NPL memoderasi pengaruh LDR terhadap
NIM.
g) NPF memoderasi pengaruh NOM terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan
nilai koefisian regresi perkalian NOM dan NPF (NOMNPF)
sebesar -21.318 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu
satuan rasio NOMNPF akan menurunkan tingkat ROA
sebesar 21.318. Tingkat signifikan dari NOMNPF
menunjukkan nilai sebesar 0.000 yang berarti tingkat
signifikan kurang dari α=0.05 maka berarti penelitian ini
menerima H6 yang menyatakan bahwa NPF memoderasi
pengaruh NOM terhadap ROA. Kesimpulan yang dapat
diperoleh dari hasil tersebut adalah NPF terbukti signifikan
66
dalam mempengaruhi NOM terhadap ROA. Prediksi nilai
negatif mengindikasikan bahwa efek moderasi yang diberikan
adalah negatif artinya NPF memberi efek memperlemah
pengaruh NOM terhadap ROA.
Hasil penelitian tersebut memperkuat penelitian yang
dilakukan oleh Utami dan Nyoman (2016) pada 30 Bank
Konvensional yang terdaftar di BEI yang meletakkan variabel
NPF sebagai variabel moderasi terhadap pengaruh LDR
terhadap Profitabilitas yang hasil penelitiannya menunjukkan
jika NPF dapat djadikan sebagai variabel moderasi.
h) NPF memoderasi pengaruh BOPO terhadap ROA
Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan
nilai koefisian regresi perkalian BOPO dan NPF (BOPONPF)
sebesar -6.317 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan
rasio BOPONPF akan menurunkan tingkat ROA sebesar
6.317. Tingkat signifikan dari BOPONPF menunjukkan nilai
sebesar 0.000 yang berarti tingkat signifikan kurang dari
α=0.05 maka berarti penelitian ini menerima H8 yang
menyatakan bahwa NPF memoderasi pengaruh BOPO
terhadap ROA.
Hasil penelitian tersebut memperkuat penelitian yang
dilakukan oleh Utami dan Nyoman (2016) pada 30 Bank
Konvensional yang terdaftar di BEI dan penelitian yang
67
dilakukan oleh Andika (2017) dalam penelitiannya pada 96
Bank Umum Konvensional yang hasil penelitiannya
menunjukkan jika NPF dapat dijadikan sebagai variabel
moderasi.
Tabel 4.13
Hasil Penelitian
No Hipotesis Hasil
H1 CAR berpengaruh positif terhadap ROA Ditolak
H2 FDR berpengrauh positif terhadap ROA Diterima
H3 NOM berpengaruh terhadap ROA Diterima
H4 BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA Ditolak
H5 NPF memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA Ditolak
H6 NPF memoderasi pengaruh FDR terhadao ROA Diterima
H7 NPF memoderasi pengaruh NOM terhadap ROA Diterima
H8 NPF memoderasi pengaruh BOPO terhadap ROA Diterima
Sumber: Data yang diolah 2018
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji
pengaruh Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Net
Operating Margin dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional
terhadap Return On Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia
moderasi Non Performing Financing . Maka dapat disimpulkan bahwa
hasil dari penelitian ini adalah :
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2013-2017
2. Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2013-2017
3. Net Operating Margin (NOM) berpengaruh positif signifikan terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2013-2017
4. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia peiode 2013-2017
69
5. Non Performing Financing (NPF) tidak memoderasi pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017
6. Non Performing Financing (NPF) mampu memoderasi pengaruh
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA)
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017
7. Non Performing Financing (NPF) mampu memoderasi pengaruh Net
Operating Margin (NOM) terhadap Retturn On Asset (ROA) pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017
8. Non Performing Financing (NPF) mampu memoderasi pengaruh Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset
(ROA) pad Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan dan keternbatasan penelitian, maka peneliti
memberikan saran:
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan periode
pengamatan, sebab semakin lama interval waktu pengamatan maka
semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh informasi
mengenai variabel yang lebih baik untuk penelitian yang akurat.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah objek penelitian, sebab
semakin banyak sampel objek penelitian maka akan memperoleh hasil
penelitian yang lebih akurat. Misalnya dapat menggunkan seluruh
70
Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang ada
di Indonesia
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan
variabel moderasi yang lebih kuat pengaruhnya selain variabel non
performing financing (NPF) untuk memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
71
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Zahra Ghina. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Africano, Fernando. 2015. Pengaruh NPF Terhadap CAR Serta Dampaknya
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Forum Bisnis dan
Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP. Vol. 6, No. 1, September 2016.
Aisyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:
Teras.
Akbar, Dinnul Alfian. 2016. Inflasi, Gross Domestic Product (GDP), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap
Non Performing Financing (NPF) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
I-Economic. Vol. 2, No 2, Desember 2016.
Andika, Widya Puspa. 2017. Determinan Profitabilitas Bank Umum
Konvensional Dengan Risiko Kredit Sebagai Variabel Moderating. Tesis.
Jember: Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember.
Antonio, Muhammad Syari’i. 2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta
Indonesia: Gema Insani Pers-Tazkia.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi IV. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Astohar. 2014. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to
Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia
dengan Inflasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Among Markati. Vol. 9, No.
18, Desember 2016.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum. (Jakarta: 2011). Hlm. 6-8.
Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Internal BI. www.bi.go.id
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-dasar Mnajemen
Keuangan Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Cooper, Donal R. dan william Emory. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Alih
Bahasa Widyono Sucipto dan Uka Wikarya, Jilid 11. Jakarta: Erlangga.
72
Dalimunhe, Doli M J. dkk. 2007. Analisis Data Penelitian. Medan: USU press.
Defri. 2010. Pengaruh Capital Adequacy (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di BEI. Jurnal Manajemen. Vol. 01, No. 01, September 2012.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Endraswati, Hikmah, dkk. 2014. Board of Directors and Remuneration in
Indonesian Banking. GSTF Journal on Business Review (GBR). Vol. 3,
No.3, Juni 2014
Endraswati, Hikmah. 2018. Gender Diversity in Board of Directors and Firm
Performance: A Study in Indonesia Sharia Banks. Review of Integrative
Business and Economics Research. Vol. 7, Supplementary Issue 1
Fadjar, Aris, dkk. 2013. Analisis Faktor Internal Dan Eksternal Bank Yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Journal of
Management and Business Review. Vol. 10, No. 1
Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi. Bandung:
ALFABETA.
Fajari, Slamet & Sunarto. 2017. Pengaruh CA, LDR, NPL, BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu &Call
For Papers Unisbank Ke-3. Isbn: 9-789-7936-499-93
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kriris Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT Raja Grafindo.
Harun, Usman. Pengaruh Rasio Keuangan CAR,LDR,NIM, BOPO dan NPL
Terhadap ROA. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen. Vo;. 2, No. 1. 2016 :
67 - 82.
Hasbi, Hariandy dan Tendi Haruman. 2011. Banking: According to Islamic Sharia
Concepts and Its Performance in Indonesia. International Review of
Bussines Research Papers. Vol. 7, No. 1.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisa data penelitian dengan statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hasibuan, M. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
73
Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance,
and Takeovers. American Economic Review. 76 (2), 323-329
Jensen, Michael C & Meckling, William H. 1976. “Theory of The Firm:
Manajerial Behaviour, Agency Costs, and Owership Structure”. Journal of
Financial Economics. Vol. 3, No. 4.
Kasmir. 2011. Dasar-dasar Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Lemiyana dan Endah Litriani. 2016. Pengaruh NPF, FDR, BOPO Terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah. I-Economic. Vol. 2, No
01.
Lestari, Muji Sunariyati dan Nurul Widyawati. 2014. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Return On Asset Pada Perusahaan Perbankan Di BEI. Jurnal
Ilmu & Riset Manajemen. Vol. 3, No. 3.
Lindasari, Melati (2015). Analisis Pengaruh Variabel Spesifik Bank Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN
Muliawati, Sri. 2015.“Faktor-faktor Penentu Profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Narimawati, Uumi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori
Aplikasi. Bandung: Agung Media.
Nasution, Leni Masnidar. 2017. Statistik Deskriptif. Jurnal Hikmah. Vol. 14, No
1. Issn: 1829 - 8419
Ningrum, Anissa Ayu. 2017. Pengaruh Kondisi Ekonomi, NPF, FDR dan BOPO
Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2012-2015.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nurvarida, Nike. 2017. Analisis Pengaruh BOPO, CAR, NPF, FDR dan NOM
Terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2016. Skripsi. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Otoritas Jasa Keuangan. 2018. Statistik Perbankan Syariah April 2018.
www.ojk.go.id
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik Perbankan Syariah 2016. www.ojk.go.id
74
Otoritas Jasa Keuangan. 2018. Statistik Perbankan Indonesia April 2018.
www.ojk.go.id
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik Perbankan Indonesia 2016. www.ojk.go.id
Putri, Novi Kurnia. 2016. Analisa Pengaruh DPK, Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas dengan NPF Sebagai Moderasi pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Artikel Ilmiah. Surabaya: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas.
Riyadi, Slamet dan Yulianto Agung. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non
Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia. Accounting Analysis Journal. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Sabir, Muh. Dkk. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia. Jurnal Analisis,
Vol.1 No.1 : 79 – 86, Juni 2012.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: ANDIOFFSET.
Septiarini, Ni Luh Sri & I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Rasio Kecukupan
Modal dan Rasio Penyaluran Kredit Terhadap Pofitabilitas dengan Moderasi
Rasio Kredit Bermasalah. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 7,
No. 1 : 192-206.
Siamat, Dahlan. 2007. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kesatu. Jakarta :
Kebijakan Moneter dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sintiya, Siti. 2018. Analisis Pengaruh BOPO, FDR, dan CAR Tehadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2012-2016. Skripsi. Salatiga:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Sudarwantoro, Y. 2009. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga,
Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, dan Non Performing Loan
Terhadap Return On Assets pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2012. Jurnal 1201090029 mbti 2009 Telkom
University.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA
terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ
45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol. 2, No. 1, Mei 2010.
75
Suryani. (2010). Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Walisongo. Vol. 19, No. 1,
Mei 2011.
Suwikyo, Dwi. 2010. Jasa-jasa Perbankan Syari’ah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Syamsurizal. 2016. Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non
Performing Financing) dan BOPO (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) Terhadap ROA (Return On Asset) pada BUS (Bank Umum
Syariah) di BI (Bank Indonesia). Kutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan. Vol. 19, No 2.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Taufik, Muhammad. 2017. Pengaruh Financing To Deposit Ratio dan Capital
Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset dengan Non Performing
Financing Sebagai variabel Modersi pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. At-Tawassuth. Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190.
Tristiningtyas, Vita dan Drs Osmad Mutaher. 2013. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Jurnal Akuntansi Indonesia.Vol. 3, No. 2 : 131-145.
Utami, Ida Ayu Tri Istri & I Nyoman Wijana Asmara Putra. 2016. Non
Performing Loan sebagai pemoderasi pengaruh Kredit yang disalurkan pada
Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 15, No. 3 :
2107-2133.
Veithzal, dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Wardiantika, Listin dan Rohmawati Kusumaningtias. 2014. Pengaruh DPK, CAR,
NPF dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum
Syariah tahun 2008-2011. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 2, No. 4.
Wibisono, Muhammad Yusuf & Salamah Wahyuni. Pengaruh CAR, NPF, BOPO,
FDR Terhadap ROA yang Dimediasi Oleh NOM. Skripsi. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Widiasari, Ni Kadek Yuni & Ni Putu Sri Harta Mimba. 2015. Pengaruh Loan To
Deposit Ratio pada Profitabilitas dengan Non Performing Loan sebagai
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 10, No. 2.
Widyaningrum, Linda & Dina Fitrisia Septiarini. 2014. Pengaruh CAR, NPF,
FDR, dan OER pada Bank Pembiayaan RAKYAT Syariah di Indonesia
Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014. Jestt. Vol. 2, No. 12, 12 Desember
2015.
76
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Yunita, Nur Afni & Mita Yolanda. (2014). Pengaruh Kecukupan Modal dan
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas dengan
Rasio Kredit Bermasalah Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan
Perbankan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, Agustus 2016.
Yusriani (2018). Pengaruh CAR, NPL, BOPO dan LDR Terhadap Profitabilitas
pada Bank Umum Milik Negara Persero di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Riset Edisi XXV Unibos Makasar. Vol. 4, No. 002, Februari 2018.
Zainuddin, Ali. 2010. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta : Sinar Grafika.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
DATA SEKUNDER PENELITIAN
BUS PERIODE ROA CAR FDR NOM BOPO NPF
Bank
Bukopin
Syariah
2013 0.0069 0.111 1.0029 0.0088 0.9229 0.0427
Bank
Bukopin
Syariah
2014 0.0027 0.148 0.9289 0.0039 0.9677 0.0334
Bank
Bukopin
Syariah
2015 0.0079 0.1631 0.9056 0.0095 0.9199 0.0274
Bank
Bukopin
Syariah
2016 -0.0112 0.1515 0.8818 -0.004 1.0962 0.0466
Bank
Bukopin
Syariah
2017 0.0002 0.192 0.8244 -0.0147 0.992 0.0418
Bank
Mega
Syariah
2013 0.0233 0.1299 0.9337 0.1066 0.8609 0.0298
Bank
Mega
Syariah
2014 0.0029 0.1926 0.9361 0.0833 0.9761 0.0389
Bank
Mega
Syariah
2015 0.003 0.1874 0.9849 -0.0034 0.9951 0.0316
Bank
Mega
Syariah
2016 0.0263 0.2353 0.9524 0.0244 0.8816 0.0281
Bank
Mega
Syariah
2017 0.0156 0.2219 0.9105 0.0128 0.8916 0.0275
Bank
Muamalat
Indonesia
2013 0.005 0.1405 0.9999 0.0464 0.9386 0.0156
Bank
Muamalat
Indonesia
2014 0.0017 0.1391 0.8414 0.0336 0.9733 0.0485
Bank
Muamalat
Indonesia
2015 0.002 0.12 0.903 0.0409 0.9736 0.042
Bank
Muamalat
Indonesia
2016 0.0022 0.1274 0.9513 0.0321 0.9776 0.014
Bank
Muamalat
Indonesia
2017 0.0011 0.1362 0.8441 0.0248 0.9768 0.0275
Bank
Panin
Syariah
2013 0.0103 0.2083 0.904 0.0426 0.8331 0.0077
Bank
Panin
Syariah
2014 0.0199 0.2569 0.9404 0.0136 0.8258 0.0029
Bank
Panin
Syariah
2015 0.0114 0.203 0.9643 0.0086 0.8929 0.0194
Bank
Panin
Syariah
2016 0.0037 0.1817 0.9199 0.0005 0.9617 0.0186
Bank
Panin
Syariah
2017 -0.1077 0.1151 0.8695 -0.1157 2.174 0.0483
Bank
Syariah
Mandiri
2013 0.0153 0.141 0.8937 0.0725 0.8402 0.0229
Bank
Syariah
Mandiri
2014 -0.0003 0.1412 0.8213 -0.0007 1.006 0.0429
Bank
Syariah
Mandiri
2015 0.0056 0.1285 0.8199 0.0058 0.9478 0.0405
Bank
Syariah
Mandiri
2016 0.0059 0.1401 0.7919 0.0064 0.9412 0.0313
Bank
Syariah
Mandiri
2017 0.0059 0.1589 0.7766 0.0061 0.9444 0.0271
Bank
Victoria 2013 0.005 0.184 0.8465 0.0296 0.9196 0.0331
Bank
Victoria 2014 -0.0187 0.1527 0.9519 -0.02 1.4331 0.0475
Bank
Victoria 2015 -0.0236 0.1614 0.9529 -0.0463 1.1919 0.0482
Bank
Victoria 2016 -0.0219 0.1598 1.0067 -0.0317 1.3134 0.0435
Bank
Victoria 2017 0.0036 0.1929 0.8359 0.0039 0.9602 0.0408
BCA
Syariah 2013 0.01 0.224 0.835 0.05 0.902 0
BCA
Syariah 2014 0.008 0.296 0.912 0.008 0.929 0.001
BCA
Syariah 2015 0.01 0.343 0.914 0.01 0.925 0.007
BCA
Syariah 2016 0.0113 0.367 0.9012 0.0115 0.922 0.0021
BCA
Syariah 2017 0.0117 0.294 0.8849 0.0124 0.872 0.0004
BJB
Syariah 2013 0.0091 0.1799 0.974 0.0665 0.8576 0.0144
BJB
Syariah 2014 0.0069 0.1583 0.9369 -0.029 0.9694 0.0393
BJB
Syariah 2015 0.0025 0.2253 1.0475 -0.0245 0.9878 0.0445
BJB
Syariah 2016 -0.0809 0.1825 0.9873 -0.2744 1.2277 0.0494
BJB
Syariah 2017 -0.0569 0.1625 0.9103 -0.0741 1.3463 0.0285
BNI
Syariah 2013 0.0137 0.1654 0.9786 0.0951 0.8394 0.0113
BNI
Syariah 2014 0.0127 0.1626 0.926 0.0047 0.898 0.0104
BNI
Syariah 2015 0.0143 0.1548 0.9194 0.0067 0.8963 0.0145
BNI
Syariah 2016 0.0144 0.1492 0.8457 0.0101 0.8688 0.0164
BNI
Syariah 2017 0.0131 0.2014 0.8021 0.0076 0.8762 0.015
BRI
Syariah 2013 0.0115 0.1449 1.027 0.0627 0.9042 0.0326
BRI
Syariah 2014 0.0008 0.128 0.939 0.0181 0.9977 0.0365
BRI
Syariah 2015 0.0077 0.1394 0.8416 0.0064 0.9379 0.0389
BRI
Syariah 2016 0.0095 0.2063 0.8147 0.0041 0.9133 0.0319
BRI
Syariah 2017 0.0051 0.2029 0.7187 -0.0012 0.9524 0.0472
Maybank 2013 0.0287 0.5941 1.5287 0 0.6779 0
Syariah
Maybank
Syariah 2014 0.0361 0.5213 1.5777 -0.0146 0.6962 0.0429
Maybank
Syariah 2015 -0.2013 0.384 1.1054 -0.3292 1.926 0.0493
Maybank
Syariah 2016 -0.0951 0.5506 1.3473 -0.1996 1.6028 0.046
Maybank
Syariah 2017 0.055 0.7583 0.8594 -0.2647 0.8336 0
LAMPIRAN 2
1. UJI STATISTIK DESKRIPTIF
ROA CAR FDR NOM BOPO NPF Valid N
(listwise)
N Statistic 55 55 55 55 55 55 55
Minimum Statistic -0.201 0.111 0.7187 -0.329 0.6779 0
Maximum Statistic 0.055 0.7583 1.5777 0.1066 2.174 0.049
Mean
Statistic -
0.0025 0.2149 0.9387
-
0.0083 1.0052 0.0282
Std.
Error 0.0052 0.0172 0.0206 0.0111 0.0352 0.0022
Std.
Deviation Statistic 0.0389 0.1279 0.1526 0.0827 0.2607 0.0160
2. ASUMSI KLASIK
a. Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal
Parametersa,b
Mean 0
Std. Deviation 0.01357465
Most Extreme
Differences
Absolute 0.145
Positive 0.121
Negative -0.145
Test Statistic 0.145
Asymp. Sig. (2-tailed) .005c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Diagram untuk menentukan cara menormalkan data
Hasil
Uji Normalitas Perbaikan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation .02824328
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .084
Negative -.087
Test Statistic .087
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
b. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.004 .035 -.119 .906
CAR -.280 .060 -.523 -4.689 .000 .279 3.582
FDR .128 .035 .286 3.643 .001 .564 1.772
NOM -.235 .090 -.284 -2.600 .012 .291 3.433
BOPO .180 .024 .685 7.487 .000 .415 2.409
NPF -.311 .339 -.073 -.919 .363 .555 1.802
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
c. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .911a .830 .812 .029649263 2.195
a. Predictors: (Constant), NPF, FDR, NOM, BOPO, CAR
b. Dependent Variable: TRANS_ROA
d. Uji Heteroskedastisitas (Uji White)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .972a .945 .930 .00047 2.476
a. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5, NPF, FDR2, CAR2, BOPO2,
NOM2, NOM, NPF2, CAR, BOPO, FDR
b. Dependent Variable: RES_9
3. REGRESI LINIER BERGANDA
a. Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .909a .827 .813 .029602933
a. Predictors: (Constant), BOPO, FDR, CAR, NOM
b. Dependent Variable: TRANS_ROA
b. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .209 4 .052 59.611 .000b
Residual .044 50 .001
Total .253 54
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
b. Predictors: (Constant), BOPO, FDR, CAR, NOM
c. Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.005 .035 -.138 .891
CAR -.252 .052 -.472 -4.893 .000
FDR .118 .033 .262 3.544 .001
NOM -.209 .086 -.253 -2.439 .018
BOPO .176 .024 .671 7.451 .000
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
4. MRA
a. Koefisien Determinan Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .985a .971 .965 .01281
a. Predictors: (Constant), BOPONPF, FDR, NOM, CARNPF, CAR,
BOPO, NOMNPF, FDRNPF, NPF
b. Dependent Variable: TRANS_ROA
b. Uji Simultan ANOVA
a
Model Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .245 9 .027 166.082 .000b
Residual .007 45 .000
Total .253 54
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
b. Predictors: (Constant), BOPONPF, FDR, NOM, CARNPF, CAR, BOPO,
NOMNPF, FDRNPF, NPF
c. Uji Interaksi Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.267 .066 -4.064 .000
CAR -.027 .053 -.050 -.500 .619
FDR .099 .031 .221 3.180 .003
NOM .558 .102 .675 5.467 .000
BOPO .425 .056 1.621 7.609 .000
NPF 9.350 1.527 2.185 6.121 .000
CARNPF 1.642 1.544 .116 1.063 .293
FDRNPF -4.007 .956 -.962 -4.189 .000
NOMNPF -21.318 2.329 -1.037 -9.152 .000
BOPONP
F -6.317 1.211 -2.097 -5.217 .000
a. Dependent Variable: TRANS_ROA
top related