pengantar uji insektisida filejenis & macam insektisida (igr, sinergis, repelen, formulasi)...
Post on 29-May-2019
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGANTAR UJI INSEKTISIDA YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM
PENGENDALIAN VEKTOR
JENIS & MACAM INSEKTISIDA
(IGR, SINERGIS, REPELEN, FORMULASI)
Inorganik
Nabati
Organoklorin (Hidrokarbon berklor)
Organofosfor (Fosfor Organik)
Karbamat
Piretroid
Mikrobia
Zat Pengapur Tumbuh Serangga
(Insect Growth Regulator/IGR)
Fumigan
Repelen (Insect repellent)
Sinergis atau Aktivator
INSEKTISIDA INORGANIK
(struktur kimia, tidak ada atom karbon).
Bentuk :
• kristal putih (mirip garam dapur),
• sifat stabil (tidak menguap/larut dlm air).
Belerang :
Bahan inorganik tertua (digunakan sbg insektisida
oleh nenek moyang sejak jaman 1000 SM).
INSEKTISIDA NABATI
Insektisida alami: insektisida dari tanaman.
Meningkatnya pamor ”kembali ke alam”
(back to nature) : Membuat segala sesuatu yang
berasal dari alam menjadi diminati.
Beberapa insektisida nabati masih digunakan
dalam Industri Insektisida RT, seperti:
Piretrum, nikotin, rotenon, limonene , azadirachtin.
KELOMPOK ORGANOKHLORIN
Insektisida mengandung Unsur kimia:
(C) karbon (dsbt Organo); (Cl) Khlor & (H) Hidrogen
Disebut Chlorinated hydrocarbons
Insektisida sintetik organik pertama dikembangkan.
Kelompok ini pernah berjaya dlm pengendalian HP:
DDT, khlordan, BHC, Dieldrin, Toksapen
Cara kerja:
Merusak keseimbangan ion-ion Na dan K,
pada akson, yang mencegah transmisi impuls
syaraf secara normal.
KELOMPOK ORGANOFOSFAT
• Insektisida mengandung : FOSFOR(Knockdown cepat) & Toksisitas thdp mammalia rendah
• Bekerja menghambat enzim penting dalam sistem syaraf
Kholinesterase (ChE)
Enzim ini menjadi ter-fosforisasi wktu terikat dg OP dan
ikatan ini bersifat tetap (irreversible)
Hambatan ini menyebabkan:
Akumulasi asetilkolin pada sinapsis syaraf dan
menyebabkan kejang otot akhirnya paralisis/lumpuh
KELOMPOK KARBAMAT
Cara kerja : Mirip dengan Organofosfat
menghambat kolinesterase pd sistem syaraf.
Kelebihan Karbamat kurang/tidak berbau
Dua (2) bahan aktif Karbamat , beredar di indonesia:
1. Propoksur : efektif untuk pengendalian
nyamuk, lalat, lipas
Formula aerosol dan oil spray:
Knock down cepat ;
Residual effect panjang
2. Bendiokarb: masih digunakan untuk pengendalian
vektor malaria IRS (non pyrethroid)
KELOMPOK PIRETHROID
Pirethroid artinya: mirip pirethrin
Penemuan pirethroid sangat penting:
• bekerja cepat (knock down & flushing)
• repelen
• toksisitas terhadap mamalia relatip rendah
• tidak berbau
• residual panjang
• kelarutan dlm air rendah
• toksik terhadap ikan
BIOASSAY INSEKTISIDA
METODE PENYEMPROTAN RUMAH (IRS).
Uji hayati (bioassay test), digunakan cone
(15 ekor nyamuk uji/cone, (ulangan 3 kali).
Lama pemaparan 60 menit (1 Jam).
PENGAMATAN
Nyamuk lumpuh/pingsan dihitung: menit ke: 30 dan
60 . Kematian (%) 24 jam setelah
pemeliharaan.
Kematian (%) kontrol 5 – 20%koreksi Abbott.
KRITERIA
Kematian ≥70% efektif (WHO, 2007).
Insecticides suitable for interior treatment /IRS against mosquito vectors
Insecticide Chemical
type”
Dosage
of a.i.b
(g/m²)
Duration of
effective action
(months)
Insecticide
action
Alpha-
cypermethrin
PY 0.02-
0.03
4-6 Contact
Bendiocarb C 0.1-0.4 2-6 Contact &
airborne
Carbosulfan C 1-2 2-3 Contact &
airborne
Chlorpyrifosmethyl OP 0.33-1 2-3 Contact
Cyfluthrin PY 0.02-
0.05
3-6 Contact
Cypermethrin PY 0.5 4 or more Contact
DDT OC 1-2 6 or more Contact
Deltamethrin PY 0.01-
0.025
2-3 Contact
Etofenprox PY 0.1-0.3 3-6 or more Contact Fenitrothion OP 2 3-6 Contact &
airborne
Lambdasyhalothrin PY 0.02-0.03 3-6 Contact
Malathion OP 2 2-3 Contact
Permethrin PY 0.5 2-3 Contact
Pirimiphosmethyl OP 1-2 2-3 or more Contact &
airborne
Propoxur C 1-2 3-6 Contact &
airborne
UJI BIOASAI (LLIN)
• NYAMUK BETINA, KENYANG LARUTAN GULA (SUSEPTIBEL)
• UMUR 2-5 HARI, MASUKKAN CONE PLASTIK (WHO, 2006)
• LAMA PEMAPARAN 3 MENIT
• MEMINIMALKAN GANGGUAN PEMAPARAN (KARENA GERAKAN)
SETIAP KALI PEMAPARAN 5 EKOR NYAMUK)
ULANGAN: 10 KALI 5 X 10 = 50 EKOR / SAMPEL
Tentukan KT50 dan KT90. Pembandingan efikasi
setiap/pasca pencucian (0, 1, 2, 3, 4, 5, 10, 15, 20)
dilakukan secara diskriptif terhadap kematian (%).
KRITERIA EFIKASI:
Residu insektisida pd LLIN, dinyatakan baik dan
efektif apabila kematian (%) pasca 20 kali cuci ≥ 80
% atau KD ≥ 95% (60 menit pasca pemaparan).
MACAM & KONSENTRASI INSEKTISIDA DIGUNAKAN
UNTUK PENCELUPAN KELAMBU & KORDEN
a These formulations are recommended, but others may also be appropriate.
SC= suspension concentrate; EW=oil-in-water emulsion; CS=capsule suspension;
EC=emulsifiable concentrateb These doses refer to synthetic netting. For cotton netting higher doses
may be needed (see section 15.4.1.).d a.i. = active ingredient
Insecticide
Formulationa
Doseb
(mg/m2)
Alpha-cypermethrin SC 20-40
Bifenthrin SC 25
Cyfluthrin EW 30-50
Deltamethrin SC 15-25
Etofenprox EC 200
Lambda- cyhalothrin CS 10-20
Permethrin EC 200-500
BEBERAPA PENGERTIAN TENTANG KARAKTERISTIK
BAHAN KELAMBU
Mesh : Jumlah lubang/inchi persegi = 156/inchi2
Ukuran lubang kelambu, untuk negara tropis, 1,2-1,5 mm.
Denier : Indikator berat & kekuatan, daripada benang.
Berat (gram), daripada 9000 meter (single benang).
Benang kelambu, dengan denier 40-100.
Denier 40, lebih mudah koyak, daripada denier >70
Strength/Kekuatan:
Dinyatakan dalam gram/denier.
Apabila 1 meter benang 40 denier, putus dengan beban
160 gram kekuatan benang adalah 4 gram/denier.
MONO FILAMENT DAN MULTI FILAMENT FIBRE:
• Benang kelambu, 1 atau lebih fibre (filament)
• Benang NYLON/POLYESTER MULTI-FILAMENT.
• Benang POLYETHYLENE MONO-FILAMENT.
Ceilling:
Pada kelambu mesh lembut untuk melindungi dari
debu jatuh lewat lubang/mesh.
Colour/warna:
Bahan warna putih, lebih disukai oleh masyarakat
METODE APLIKASI:
PENGASAPAN “THERMAL FOGGING”
PENGKABUTAN “ULTRA LOW VOLUME”
(ULV ).
Insecticides suitable for application cold aerosol/ULV & thermal fogging
for mosquito control
Insecticide Chemical Dosage of a.i.b (g/ha)
Cold aerosol Thermal fogs d
Bendiocarb C 4-16 -
Bioresmethrin PY 5 10 Chlorpyrifos OP 10-40 150-200
Cyfluthrin PY 1-2 2
Cypermethrin PY 1-3 2 Cyphenothrin PY 2-5 -
Deltamethrin PY 1-0.5-1.0 -
Dichlorvos OP 150 200-300 D-phenothrin PY 5-10 -
Etofenprox PY 10-20 10-20
Fenitrothion OP 250-300 270-300
Lambda-cyhalothrin PY 1.0 1.0 Malathion OP 112-693 500-600
Naled OP 56-280 -
Permethrin PY 5 10 Pirimiphos-methyl OP 230-330 180-200
Propoxur C 100 -
Resmethrin PY 2-4 -
Zeta-cypermethrin PY 1-3 -
UJI BIOASSAY
Nyamuk 25 ekor, dimasukkan sangkar (12X12X12 cm),
10 sangkar/lokasi, ditempatkan di dalam & luar rumah,
(digantung 160 cm dari tanah).
Sangkar 10 buah (dipasang di daerah UTC/kontrol).
Dilakukan pengasapan/peng-kabutan di lokasi uji
(± 1 hektar), sesuai dengan dosis perlakuan.
Selama 1 jam pasca aplikasi, dilakukan penghitungan
jumlah nyamuk pingsan (setiap periode pengamatan)
dan dipindahkan dan persen kematian ditentukan 24
jam, pasca pemeliharaan.
PENGAMATAN :
Nyamuk lumpuh/pingsan dihitung pada menit ke: 5, 10,
15, 30, 45 dan 60, serta 2, 4, dan 8 jam pasca
pengasapan. Persen kematian ditentukan 24 jam
pemeliharaan di laboratorium.
KRITERIA EFIKASI
Berdasarkan waktu kelumpuhan (knock down time)
KT50 dan KT90 dan persentase jumlah nyamuk uji mati
pasca pemeliharaan 24 JAM ≥ 90%.
KOREKSI DATA
Apabila persen angka kematian serangga Kontrol 5-
20%, angka kematian pada perlakuan dikoreksi
menurut rumus Abbott.
UJI EFIKASI LARVASIDA(TEMEFOS )
Metode UJI LARVASIDA (Temefos)
Aplikasi insektisida
Tempayan tanah 50 liter (20 buah:
4 konsentrasi dan 1 kontrol; 4 ulangan.)
Bubuhkan larvasida uji sesuai konsentrasi.
Masukkan 25 ekor jentik (instar III awal)
Setiap 2 (dua) hari, 50% air , diganti baru
volume air dijaga tetap 50 liter.
Pengamatan/ Evaluasi.
Mingguan, pemaparan (24 jam,
standar WHO),
KRITERIA EFIKASI
Apabila kematian jentik Ae
aegypti telah mencapai 70%
(atau setelah evaluasi dilakukan
selama 3 bulan).
LARVASIDA TEMEFOS (OP)
DISCRIMINATING CONCENTRATION
0,01 mg/LITER AIR
DIAGNOSTIC CONCENTRATION
= (2 x DIAGNOSTIC CONCENTRATION)
0,02 mg/LITER AIR
KONSENTRASI UJI RESISTENSI
KONSENTRASI APLIKASI PENGENDALIAN VEKTOR
FORMULA : 1 gram / 10 LITER AIR
BAHAN AKTIF : TEMEFOS 1 % (SG)
(1 mg / LITER AIR)
UJI BIO-LARVASIDA JENTIK NYAMUK VEKTOR
KRITERIA EFIKASI
Persen kematian jentik (24-48 jam) dan kegagalan
pertumbuhan stadium pra dewasa menjadi pupa, maupun
nyamuk muncul dari pupa atau Inhibition Emergence (IE)
IE (%) = (100 – (T x 100)/C)
T= % emergence treated; C= % emergence Control
Efek residu bio-larvasida
Ditentukan (dalam minggu) penurunan persen
kematian/kegagalan pertumbuhan (jentik) menjadi pupa,
maupun pupa menjadi nyamuk .
(Kematian ≤ 70%, menurut standar WHO 2006), atau
setelah evaluasi dilakukan 2 bulan.
LANGKAH UJI RESISTENSI LARVA PADA TEMEPHOS
• Membuat larutan temefos sesuai dengan dosis diagnostik (Ae. aegypti merujukpada nilai yang dikeluarkan WHO tahun 1981 sebesar 0,02 mg/l).
• Siapkan gelas yang dapat menampung volume 100 ml sebanyak 16 buah, kemudian masukkan larutan langkah nomor 1 sebanyak 100 ml kedalam gelas 12 gelas, dan untuk 4 gelas sebagai kontrol.
• Masukkan 20 sampai 25 jentik sebanyak 3 perlakuan 1 kontrol dengan 4 ulangan ke dalam saringan di gelas berisi aquades 500 ml (terdapat 16 gelas)
• Angkat larva dalam saringan dan masukkan ke dalam 12 gelas berisi temephos dan 4 kontrol, dibiarkan kontak selama 1 jam
• Siapkan 16 gelas berisi masing-masing100 ml aquades
• Setelah kontak 1 jam
Lanjutan.......LANGKAH UJI RESISTENSI LARVA PADA TEMEPHOS
• Pindahkan larva dengan mengangkat saringan ke dalam aquades 500 ml, cuci larva dari insektisida dengan mengalirkan aquades secara hati-hati
• Pindahkan larva dengan mengangkat saringan ke gelas yang berisi aquades 100 ml. Beri makan dengan dogfood.
• Setelah 5 jam , kemudian larva diperiksa dan dihitung berapa yang mati dan hidup. Larva yang sekarat ditekan ke bawah perlahan, apabila tidak dapat berpindah tempat dan naik dihitung mati. Periksa lagi setelah 24 jam.
• Selama uji atau pemaparan dicatat suhu dan kelembaban udara.
• Apabila kematian larva pada kelompok kontrol 5-20%, maka untuk faktorkoreksi harus digunakan formula Abbot. Bila kematian pada kontrol melebihi20%, maka uji dinyatakan gagal dan harus diulangi.
• Resisten apabila setelah pemeliharaan 24 jam >95% larva tetap hidup
12 gelas
berisis
temephos
0,02 mg/l
Siapkan gelas berisi 500 ml
aquades
Siapkan gelas berisi
100 ml aquades
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
Kontrol
1
2
3 4
KECACATAN JENTIK NYAMUK VEKTOR SEBAGAI
PENGARUH BIO-LARVASIDA (IGR) PIRIPROKSIFEN
IGR
“INSECT GROWTH REGULATOR”
JUVENILE HORMONE
“PIRIPROKSIFEN”
LANGKAH UJI SUCCEPTIBILITY TEST• Memasukkan nyamuk Ae. aegypti betina per lokasi 120 ekor umur 3-5 hari dalam
paper cup sebanyak 6 paper cup masing-masing 20 ekor
• Menyiapkan tabung succeptibility sebanyak 4 untuk bintik hijau berpasangan dengan bintik merah, 2 untuk kontrol (bintik hijau berpasangan dengan bintik hijau)
• Pada tabung dengan bintik merah masukkan impregnated paper yang akan diuji, pada tabung bintik hijau masukkan risela oil paper
• Masukkan masing-masing 20 ekor nyamuk ke dalam 6 tabung bintik hijau pindahkan ke 4 tabung merah dengan memposisikan pembatas pada lubang transfer dan 2 tabung hijau.
• Biarkan selama 1 jam dan pindahkan lagi ke tabung bintik hijau. Beri air gula dan holding selama 24 jam. Amati kematian setelah 24 jam, catat pada formulir, saat holding posisi tabung tegak
• Ukur suhu dan kelembaban selama proses uji
Apabila kematian nyamuk pada kelompok kontrol 5-20%, maka untuk faktorkoreksi harus digunakan formula Abbot. Bila kematian pada kontrol melebihi 20%, maka uji dinyatakan gagal dan harus diulangi.
Pembacaan hasil setelah pemeliharaan 24 jam
succeptible/rentan (kematian 98-100%), toleran atau perlu konfirmasi (kematian 80–97%), dan resisten (kematian < 80%). Apabila kematian <95% yang dilakukan pada kondisi optimum dengan besar sampel lebih dari 100 ekor nyamuk diduga kuat telah terjadi resisten.
top related