pengajaran konsep (concept teaching)
Post on 18-Oct-2015
107 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para pendidik dan orang tua percaya bahwa mengajarkan siswa cara
berpikir adalah salah satu tujuan penting pendidikan. Ribuan buku dan jutaan
situs dikhususkan untuk topik-topik mengenai pemikiran dan cara membantu
siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan bisa mengatur diri sendiri.
Pengajaran konsep adalah model yang dikembangkan secara khusus untuk
meningkatkan pemikiran siswa.
Oleh karena model pengajaran konsep merupakan sebuah model yang
dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan pemikiran siswa, maka
penulis mengangkat judul makalah Model Pengajaran Konsep agar dapat
dijadikan acuan dalam proses pengajaran di kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tujuan pengajaran dari pengajaran konsep?
2. Pendekatan apa saja yang digunakan pada model pengajaran konsep?
3. Bagaimana bentuk alur umum atau sintaks dari model pengajaran konsep?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tujuan pengajaran dari pengajaran konsep.
2. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan pada model pengajaran
konsep.
3. Untuk mengetahui bentuk alur umum atau sintaks dari model pengajaran
konsep.
-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perspektif Teoretis mengenai Pengajaran Berpikir
Berpikir dan hubungannya dengan cara kerja pikiran telah menarik minat
para ahli teori, filsuf, dan peneliti selama bertahun-tahun. Jadi, dukungan
teoretis dan empiris untuk pengajaran berpikir itu sangat banyak dan mencakup
berbagai topik.
1. Universalitas Pemikiran
Beberapa pengamat, seperti Nickerson, Sternberg, dan Williams
sepakat bahwa manusia perlu diajarkan cara berpikir. Kemampuan
manusia untuk berpikir memang otomatis, sama halnya dengan bernafas
dan berkedip. Namun, tidak semua orang adalah pemikir yang efektif.
Misalnya, pembacaan yang teliti akan bagian surat kepada editor di surat
kabar lokal akan dengan cepat menunjukkan pendapat-pendapat yang
berdasarkan bias dan penalaran yang keliru. Demikian pula, debat-debat
politik sering kali diisi dengan informasi tidak akurat dan logika yang
salah. Jadi, tujuan dari pengajaran adalah untuk mengajarkan kepada siswa
cara berpikir dengan lebih jelas, kritis, dan kreatif.
2. Jenis-Jenis Pemikiran
Pemikiran mungkin universal, tetapi pemikiran juga memiliki
beragam dimensi atau jenis. Jenis-jenis utama yang diminati guru
dijelaskan sebagai berikut.
a. Pemikiran Tingkat Tinggi
Pernyataan-pernyataan paling modern mengenai pemikiran
mengenali perbedaan antara pemikiran dasar dan pemikiran tingkat
tinggi dan bahwa mengajarkan keterampilan tingkat tinggi
membutuhkan pendekatan berbeda dibandingkan dengan
mengajarkan keterampilan berpikir dasar atau pola perilaku rutin.
Keterampilan pemikiran dasar yang utama dikaitkan dengan
-
mengingat, sementara pemikiran tingkat tinggi menunjukkan proses
kognitif seperti memahami, membandingkan, mengevaluasi, dan
menciptakan. Meskipun definisi tepat dari pemikiran tingkat tinggi
tidak selalu dapat ditemukan, kita mengenali pemikiran tersebut
dengan ketika kita melihatnya dilakukan. Selain itu, pemikiran tingkat
tinggi, tidak seperti perilaku konkret, bersifat kompleks dan tidak
mudah direduksi menjadi rutinitas yang tepat. Menurut Lauren
Resnick (dalam Arends: 2013) definisi tentang pemikiran tingkat
tinggi adalah sebagai berikut.
Pemikiran tingkat tinggi bersifat non-algoritmik; yaitu arah
tindakannya tidak dapat sepenuhnya ditentukan di awal.
Pemikiran tingkat tinggi cenderung kompleks. Arah keseluruhan
tidak terlihat (secara mental) dari satu sudut pandang saja.
Pemikiran tingkat tinggi sering menghasilkan multi-solusi,
masing-masing dengan harga dan keuntungan, dan bukannya
solusi unik.
Pemikiran tingkat tinggi melibatkan penilaian bernuansa dan
interpretasi.
Pemikiran tingkat tinggi melibatkan penerapan multi-kriteria
yang kadang bertentangan satu sama lain.
Pemikiran tingkat tinggi sering kali melibatkan ketidakpastian.
Tidak semua yang ada pada tugas yang sedang ditangani
diketahui.
Pemikiran tingkat tinggi melibatkan pengaturan diri dalam hal
proses berpikir. Kita tidak mengenali pemikiran tinggi dalam diri
seseorang ketika orang lain memberi instruksi di setiap
langkah.
Pemikiran tingkat tinggi melibatkan pemaksaan makna,
menemukan struktur dalam ketidakteraturan yang jelas.
-
Pemikiran tingkat tinggi itu penuh upaya. Terdapat pekerjaan
mental yang besar yang terlibat dalam elaborasi dan penilaian
yang dibutuhkan.
Perhatikan bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan frasa,
seperti penilaian bernuansa, pengaturan diri, pemaksaan makna, dan
ketidakpastian. Jelas, proses berpikir dan keterampilan yang
dibutuhkan orang untuk mengaktifkan proses berfikir tersebut
sangatlah kompleks. Resnick juga menunjukkan pentingnya konteks
ketika berpikir tentang berpikir; yaitu, meskipun proses berpikir
memiliki kesamaan di semua situasi, hal tersebut juga bervariasi
tergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh,
proses-proses yang kita gunakan untuk berpikir tentang matematika
berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk berpikir mengenai
puisi. Proses-proses untuk memikirkan mengenai ide-ide abstrak
berbeda dengan proses yang digunakan untuk berpikir mengenai
situasi nyata.
b. Pemikiran Kritis
Pemikiran kritis adalah jenis pemikiran lain yang penting. Bentuk
pemikiran ini membutuhkan penggunaan proses kognitif analitis dan
evaluatif dan terutama terdiri atas menganalisis argumen berdasarkan
konsistensi logis dengan tujuan mengenali bias dan penalaran yang
keliru. Bersikap efektif dalam jenis pemikiran ini terutama penting
pada masa sekarang karena siswa diekspos secara berkelanjutan
dengan informasi dari saluran-saluran TV, situs, dan jejaring sosial
yang belum diperiksa akurasinya. Memang benar, banyak pesan yang
ditemukan dalam TV dan situs telah diciptakan untuk
membingungkan dan menipu. Agar efektif pada pemikiran kritis
dibutuhkan keterampilan yang akan membantu menentukan akurasi
informasi dan akan membantu menemukan argumen-argumen yang
-
tidak logis atau keliru. Hal ini juga membutuhkan sikap berorientasi
pada inkuiri dan disposisi terhadap sifat pengetahuan dan kebenaran.
c. Pemikiran dan Penalaran Ilmiah
Telah disadari bahwa banyak proses-proses yang dikaitkan
dengan pemikiran ilmiah: mengidentifikasi situasi yang bermasalah,
memunculkan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data dan bukti,
dan menarik kesimpulan. Intinya, pemikiran ilmiah terdiri atas
penalaran dan penarikan kesimpulan berdasarkan pada observasi dan
bukti. Jenis pemikiran ini dapat digolongkan menjadi dua kategori
penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran
deduktif adalah proses mencapai kesimpulan berdasarkan pada premis
yang umum dan berangkat dari umum ke khusus. Sedangkan
penalaran induktif adalah proses mencapai kesimpulan yang
berangkat dari khusus ke umum.
d. Pemikiran Metakognitif
Metakognitis atau berpikir tentang berpikir adalah pengetahuan
dan pemahaman yang kita miliki tentang proses-proses kognitif kita
sendiri dan kemampuan yang kita miliki untuk mengkaji pemikiran
kita dan memantau apa yang terjadi. Tujuan penting dari mengajarkan
siswa cara berpikir adalah meningkatkan kesadaran mereka akan
pemikiran mereka sendiri dan mengembangkan kemampuan
metakognitif dan kemampuan memantau dan mengatur pembelajaran
mereka sendiri.
B. Pengajaran Konsep
Seorang anak sedang menamai benda-benda Bola, Kursi, Kotak,
Meja, dan Krayon dan meletakkannya ke dalam kelompok atau kelas
tertentu. Ia sedang mengembangkan konsep. Menggabungkan sesuatu yang
konkret, seperti bola, dengan sifat abstrak, seperti bulat, memampukan anak
tersebut untuk mengidentifikasi kelas-kelas dari benda, peristiwa, dan gagasan
yang berbeda satu sama lain. Dengan memilah-milah secara berulang-ulang
dan menggolongkan bola-bola yang berbeda, ia mampu berpikir tentang bola-
-
bola tersebut, dan pada akhirnya, mengomunikasikan hal tersebut kepada orang
lain. Guru berpengalaman tahu bahwa konsep-konsep dalam mata pelajaran
apapun adalah dasar pemikiran, khususnya pemikiran tingkat tinggi. Konsep
memungkinkan individu untuk menggolongkan benda dan gagasan dan
menarik aturan dan prinsip; hal-hal tersebut menjadi landasan bagi jejaring
gagasan yang membimbing pemikiran kita. Proses mempelajari konsep dimulai
pada usia dini dan berlanjut sepanjang hidup pada saat orang mengembangkan
konsep yang semakin lama semakin kompleks, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Pembelajaran konsep penting di sekolah dan kehidupan sehari-hari
karena konsep memungkinkan adanya saling memahami antara orang-orang
dan memberikan dasar bagi interaksi lisan.
Model pengajaran konsep dikembangkan terutama untuk mengajarkan
konsep-konsep kunci yang berfungsi sebagai landasan bagi pemikiran tingkat
tinggi siswa dan untuk memberikan dasar bagi saling pemahaman dan
komunikasi. Model-model semacam itu tidak dirancang untuk mengajarkan
banyak informasi kepada siswa. Namun demikian, dengan mempelajari dan
menerapkan konsep-konsep kunci dalam mata pelajaran, siswa mampu
mentransfer pembelajaran khusus ke bidang yang lebih umum. Pembelajaran
konsep lebih dari sekadar menggolongkan benda-benda dan membentuk
kategori. Pembelajaran konsep juga lebih dari mempelajari nama-nama baru
atau kosakata untuk digunakan pada kelas-kelas benda dan gagasan.
Pembelajaran konsep melibatkan proses membangun pengetahuan dan
mengorganisasi informasi ke dalam struktur kognitif yang kompleks dan
menyeluruh.
Terdapat banyak pendekatan untuk pengajaran konsep, tetapi hanya dua
yang paling mendasar akan dibahas. Keduanya dinamai pendekatan presentasi
langsungi dan pendekatan pemerolehan konsep. Seperti yang akan dijabarkan
selanjutnya dengan lebih detail, sintaksis bagi kedua pendekatan tersebut
sedikit bervariasi. Namun, pada dasarnya, pengajaran konsep meliputi empat
fase atau tahap utama: (1) Menyajikan tujuan dan membuka pelajaran. (2)
-
Memasukkan contoh dan bukan contoh. (3) Menguji pemerolehan konsep. (4)
Menganalisis proses pemikiran siswa.
1. Sifat Konsep
Ketika istilah konsep digunakan dalam hubungannya dengan
pengajaran dan pembelajaran, istilah tersebut memiliki makna yang tepat
dan merujuk kepada cara menggolongkan pengetahuan dan pengalaman.
Dengan kata lain, konsep merupakan abstraksi mental atau kategori yang
kita miliki untuk hal-hal di dunia sosial dan fisik.
Pembelajaran konsep pada dasarnya memasukkan sesuatu ke dalam
kelas dan kemudian mampu mengenali anggota-anggota dari kelas
tersebut. Hal ini mengharuskan individu mampu mengambil sebuah kasus,
seperti kucing kesayang bernama Olive, dan meletakkannya ke dalam
kelas umum untuk objek, dalam hal ini kelas yang diistilahkan kucing,
yang memiliki atribut tertentu. Proses ini membutuhkan pembuatan
penilaian tentang apakah kasus tertentu merupakan contoh dari kelas yang
lebih besar.
a. Beberapa Kategori Konsep
Konsep, seperti benda-benda dan gagasan lain, dapat
dikategorikan dan diberi nama. Mengetahui berbagai jenis konsep itu
penting karena jenis-jenis konsep tersebut membutuhkan strategi
pengajaran yang berbeda. Salah satu cara menggolongkan konsep
adalah berdasarkan struktur aturan yang mendefinisikan
penggunaannya.
Konsep Penghubung
Konsep penghubung yaitu konsep yang mempunyai struktur
aturan konstan. Konsep pulau, misalnya, selalu melibatkan
daratan yang dikelilingi air. Segitiga adalah bidang yang tertutup
dengan tiga sisi dan tiga sudut. Atribut-atribut penting
dikombinasikan dengan cara menambah dan selalu sama.
Konsep Pemisah
-
Konsep pemisah yaitu konsep yang berisi seperangkat atribut
alternatif. Misalnya, konsep strike dalam bisbol didasarkan pada
sejumlah kondisi alternatif. Strike dapat terjadi ketika pemain
yang mendapat giliran memukul bola mengayun dan meleset,
ketika wasit menentukan bahwa lemparannya ada dalam zone
strike meskipun pemain tersebut tidak mengayun bola, atau ketika
pemain memukul bola yang dianggap melakukan pelanggaran.
Konsep Relasional
Konsep rasional adalah konsep yang struktur aturannya
tergantung pada hubungan. Konsep jarak dan waktu merupakan
contoh konsep rasional. Untuk memahami salah satu konsep
seseorang harus tahu konsep lainnya dan juga hubungan antara
keduanya. Misalnya satu minggu didefinisikan sebagai rangkaian
hari yang memiliki titik awal hari pertama (biasanya minggu) dan
titik akhir hari ketujuh (biasanya Sabtu) dan durasi hari satu
minggu adalah ketujuh hari tersebut.
b. Konsep Dipelajari melalui Contoh dan Bukan contoh
Konsep dipelajari melalui contoh dan bukan contoh
merupakan konsep tertentu yang melibatkan pengidentifikasian
contoh dan bukan contoh dari konsep. Misalnya, sapi merupakan
contoh mamalia tetapi bukan contoh reptilian. Contoh lain Australia
merupakan salah satu negara dibelahan selatan, tetapi bukan contoh
negara berkembang.
c. Konsep Dipengaruhi oleh Konteks Sosial
Konsep dipengaruhi oleh konteks sosial merupakan konsep
dengan atribut penting yang seringkali berubah ditemukan dalam ilmu
perilaku dan ilmu sosial dan membutuhkan definisi operasional yang
tergantung pada konteks sosial atau lingkungan budaya dimana
konsep tersebut digunakan. Misalnya kemiskinan di Amerika Serikat
bermakna sesuatu yang berbeda dari kemiskinan di negara
berkembang Afrika.
-
d. Konsep memiliki Definisi dan Nama
Semua konsep mempunyai nama atau label dan definisi yang
kurang lebih tepat. Misalnya daratan ysng seluruh sisihnya dikelilingi
air dinamai pulau. Nama dan definisi memungkinkan pemahaman
yang sama dan komunikasi dengan orang lain menggunakan konsep
tersebut Keduanya merupakan persyaratan bagi pengajaran dan
pembeljaran konsep. Akan tetapi, nama adalah buatan manusia dan
pada dasarnya dibuat sesuka hati. Mengetahui nama belum berarti
siswa memahami konsep. Inilah yang membuat sulit pengajaran
konsep.
e. Konsep Memiliki Atribut Penting dan Aribut Tidak Penting
Konsep ini merupakan konsep yang memiliki atribut yang
digunakan untuk menggambarkan dan membantu dalam
pendefinisian. Atribut digunakan untuk memisahkan konsep satu dan
konsep lainnya. Atribut dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi,
bentuk, atau dapat juga berupa fungsional. Misalnya Segitiga sama
sisi adalah segitiga dengan tiga sisi yang sama. Atribut penting
merupakan hal yang harus ada dalam segitiga. Segitiga sama sisi tanpa
tiga sisi yang sama bukanlah segitiga sama sisi. Disamping itu, jika
konsep tersebut merupakan bagian dari konsep yang lebih luas,
konsep tersebut juga harus dimasukkan dalam aribut penting.
Misalnya segiiga sama sisi adalah anggota dari konsep yang disebut
segitiga sehingga harus mengandung semua atribut penting dari
segitiga.
Konsep yang mempunyai Atribut tidak penting. Misalnya ukuran
merupakan atribut tidak pentingdari segitiga sama sisi. Semua konsep
memiliki atribut penting dan atribut tidak penting dan kadang sulit
bagi siswa untuk membedakannya. Misal, konsep burung dalam
pikiran orang biasanya dikaitkan dengan atribut tidak penting yaiu
terbang. Namun terbang bukanlah atribut penting dari burung karena
burung unta, pinguin juga digolongkan sebagai burung dan mereka
-
tidak dapat terbang. Berfokus secara khusus terhadap atribut penting
dan anggota khas dari kelas kadang dapat menyebabkan kebingungan
keika mempelajari konsep-konsep baru. Meskipun terbang bukanlah
atribut penting dari burung, atribut tersebut khas bagi sebagian besar
burung dan harus dijelaskan dalam mengajarkannya.
2. Perkembangan Manusia dan Pembelajaran Konsep
Aspek penting lain dari pengajaran konsep berasal dari bidang
perkembangan manusia. Penelitian dalam bidang ini, beberapa diantaranya
tertanggal lebih dari setengah abad lalu, telah menunjukkan bagaimana
usia dan perkembangan intelektual mempengaruhi kesiapan dari
kemampuan siswa untuk mempelajari berbagai jenis konsep. Penelitian ini
menunjukkan bahwa anak-anak mulai mempelajari konsep diusia dini
melalui pemilihan dan penggolongan kegiatan dan bahwa pembelajaran
konsep berlangsung sepanjang hayat. Cara mempelajari konsep
dipengaruhi oleh usia, perkembangan bahasa, dan tingkat perkembangan
intelektual peserta didik. Teori perkembangan kognitif yang dikemukakan
Jean Piaget dan Jerome Bruner penting bagi guru dalam hal pembelajaran
konsep oleh siswa.
Psikolog Swiss, Jean Piaget mengembangkan teori mengenai cara
manusia mengembangkan dan memaknai dunianya. Berdasarkan
perspektif, manusia selalu berusaha memaknai lingkungannya, dan
kedewasaan biologisnya, interaksi mereka dengan lingkungan, dan
pengalaman sosial mereka bersama-sama memengaruhi cara mereka
berpikir mengenai berbagai hal. Kontribusi utama gagasan Piaget bagi
guru adalah teori tentang tahapan perkembangan kognitif. Menurut
Piaget, pada saat anak-anak tumbuh dan menjadi dewasa, mereka melalui
empat tahap perkembangan kognitif yaitu sensorimotor, pra-operasional,
operasional konkret, dan operasional formal. Tahap-tahap ini dan jenis
pemikiran yang dikaitkan dengan masing-masing tahap digambarkan pada
tabel berikut ini.
-
Tahap Umur Jenis Kemampuan Berpikir
Sensorimotor 0 2 tahun Mulai mengenali benda; mampu
meniru
Pra-operasional 2 7 tahun
Mengembangkan penggunaan
bahasa; mulai mampu untuk berpikir
simbolis; dapat melihat sudut
pandang orang lain; tidak memiliki
operasi mental logis pada tahap ini.
Operasional
konkret 7 11 tahun
Dapat memecahkan masalah nyata
dengan cara logis; mampu
menggolongkan sesuatu.
Operasional formal 11 15/dewasa
Dapat memecahkan masalah abstrak
dengan cara logis; memiliki
kepedulian terhadap masalah sosial.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hubungan antara jenis
kemampuan dan usia. Anak-anak berhubungan dengan dunia mereka
dengan cara-cara yang konkret, sedangkan remaja dan dewasa dapat
terlibat dalam pemecahan masalah abstrak.
Piaget juga memberikan teori untuk memahami cara orang
mengadaptasi lingkungan mereka melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Ketika orang mengalami gagasan baru atau situasi baru, pertama-tama
mereka akan mencoba memaknai informasi baru dengan menggunakan
skemata yang ada. Skemata merujuk pada cara orang menyimpan dan
mengorganisasi pengetahuan dan pengalaman dalam memori. Berupaya
memahami informasi baru dengan mengadaptasinya dari apa yang sudah
diketahui disebut asimilasi. Misalnya, anak kecil yang memiliki kucing
besar di rumah dan melihat anak anjing yang kecil untuk pertama kalinya.
Ia mungkin akan menyebut anak anjing tersebut kucing karena ia
berusaha menjelaskan hewan baru dengan skematanya yang ada tentang
-
hewan, yang sampai pada titik ini hanya mencakup kucing. Jika orang
tidak mampu mencocokkan data atau situasi baru ke skemata yang ada,
mereka harus mengembangkan konsep atau skemata baru. Hal ini disebut
akomodasi. Dalam contoh anak anjing dan kucing, anak tersebut telah
mengakomodasi ketika ia menambahkan konsep anjing dan anak anjing ke
dalam skematanya mengenai hewan.
Orang-orang selalu beradaptasi dengan lingkungan mereka melalui
pengetahuan awal dan skemata yang ada. Pengajaran konsep adalah salah
satu cara untuk memberikan gagasan baru dan memperluas serta
mengubah skemata yang ada.
Seorang psikolog Amerika, Jerome Bruner, juga telah menyediakan
konseptualisasi tentang cara siswa belajar pada tahap-tahap kematangan
yang berbeda. Bruner (1966) mengidentifikasi tiga mode pembelajaran:
(1) belajar sambil melakukan, disebut mode pengaktifan; (2) belajar
dengan membentuk gambar mental, yang disebut mode ikonik; dan (3)
belajar melalui sederet symbol atau representasi abstrak, yang disebut
mode simbolik. Pada saat anak-anak bertumbuh dewasa dan nilainya naik,
mereka mengurangi ketergantungan pada mode pengaktifan dan
menambah ketergantungan pada pencitraan mental dan operasi simbolik.
Pada umumnya, anak dibawah usia 7 tahun bergantung terutama pada
mode pengaktifan, untuk mempelajari konsep. Anak-anak antara usia 7
dan 11 tahun masih bergantung pada mode pengaktifan, tetapi mulai
mempelajari konsep dengan membentuk gambar mental. Anak-anak yang
lebih dewasa dan remaja muda masih menggunakan mode ikonik, tetapi
makin lama semakin bergantung pada simbol-simbol abstrak. Penelitian
menunjukkan bahwa anak-anak dapat belajar konsep di usia cukup muda
dan bahwa pembelajaran konsep dini memfasilitasi apa yang dapat
dipelajari kemudian.
-
3. Merencanakan Pengajaran Konsep
Selama fase perencanaan dari pelajaran konsep, guru harus membuat
keputusan mengenai konsep apa yang akan diajarkan dan pendekatan yang
mana yang akan digunakan. Mereka juga harus melakukan pekerjaan
mendalam dalam mendefinisikan dan menganalisis konsep yang sedang
diajarkan dan memutuskan conoh dan bukan contoh mana yang akan
digunakan dan cara terbaik untuk menyajikan kepada siswa selama
pelajaran. Tugas-tugas ini penting. Mereka menjadikan perencanaan
konsep cukup sulit, mungkin lebih sulit dari perencanaan model
pembelajaran lainnya.
a. Memilih Konsep
Kurikulum adalah sumber utama pemilihan konsep untuk
diajarkan. Konsep dapat dimasukkan dalam buku teks, dan edisi guru
seringkali memberikan panduan dalam memilih konsep kunci untuk
diajarkan. Misal, ambillah kutipan pendek tentang suhu dan panas
yang dirangkum dari buku teks sains kelas 6
Para ilmuan mendefinisikan pekerjaan sebagai daya yang
bertindak atas benda dan menyebabkan benda bergerak. Pekerjaan
semacam itu dapat dilakukan karena benda bergerak memiliki energi.
Energi gerakan ini disebut energi kinetik.
Dalam kutipan pendek ini, konsep pekerja, gerakan, dan energi
kinetik dijelaskan. Namun, terdapat kemungkinan banyak siswa tidak
memahami konsep ini secara mendalam kecuali konsep-konsep
tersebut menjadi kajian pelajaran tertentu yang diajarkan oleh guru.
Kerangka kurikulum dan standar isi merupakan sumber-sumber
lain untuk memilih konsep bagi pengajaran. Dalam beberapa kasus,
konsep-konsep kunci itu akan didaftar sebagai kosakata untuk
dikembangkan dalam unit tersebut. Dikasus-kasus lain , konsep akan
ditemukan di dalam gagasan utama atau generalisasi untuk unit
pelajaran. Misal, pelajaran sejarah di Amerika Serikat biasanya berisi
unit mengenai gerakan ke Barat. Dalam unit ini, siswa mempelajari
-
mengapa orang bermigrasi ke Barat selama masa-masa awal sejarah
negara. Dalam proses itu , mereka mempelajari konsep-konsep kunci,
seperti migrasi, keuntungan ekonomis, kebebasan beragama, dan
kebebasan politik. Mereka juga meneliti konsep-konsep lain yang
terkait dengan tujuan unit tersebut, seperti ekspansi, kecukupan diri,
heterogenitas, garis pertahanan, pionir, pluralisme, dan daerah. Jelas
kiranya semua konsep tidak dapat diajarkan dalam satu unit saja, guru
harus membuat keputusan tentang yang mana akan dipilih untuk
pelajaran terentu.
Guru juga perlu membuat keputusan mengenai kosakata baru
mana yang perlu diajarkan secara langsung sebagai konsep. Mereka
secara terus menerus harus menilai istilah baru mana yang penting
bagi siswa dalam memahami gagasan pening dari suatu pelajaran atau
unit. Jika siswa tidak tahu konsep-konsep kunci dalam sebuah unit
maka pelajaran tentang konsep-konsep yang tidak diketahui tadi harus
diajarkan. Pelajaran konsep harus selalu diajarkan jika materi
mengandung istilah-istilah asing, serangkaian tahap yang tidak
diketahui siswa, atau penggunan beberapa aturan yang baru unuk
siswa.
Dalam proses memilih konsep untuk diajarkan , penting kiranya
mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya. Membantu siswa
memahami suatu konsep lebih dari sekedar menyuruh mereka
memberikan definisi dan kosakata baru.
b. Menentukan Pendekatan
Pelajaran pengajaran konsep mempunyai beberapa komponen.
Komponen-komponen tersebut adalah nama dan definisi dari konsep
tersebut, atribu konsep, dan conoth serta bukan contoh dari konsep.
Guru dapat memilih diantara beberapa pendekatan unuk menangani
setiap komponen ini.
Pendekatan Presentasi Langsung menggunakan proses deduktif
aturan-aturan menuju ke contoh. Pendekatan ini meliputi, guru
-
pertama-tama menamai dan mendefinisikan konsep dan kemudian
memberikan contoh-contoh dan bukan contoh untuk menguatkan
pemahaman mereka akan konsep tersebut. Fokusnya ada pada
penamaan dan pendefinisian konsep.
Pendekatan Pemerolehan Konsep, sebaliknya, membalik urutan
dan menggunakan proses induktif contoh menuju ke aturan. Guru
memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep terlebih dahulu,
dan siswa sendiri yang menemukan atau mendapatkan konsepmelalui
proses penalaran induktif. Penamaan dan pendefinisian konsep
muncul diakhir dan bukan diawal pelajaran.
Pendekatan yang digunakan guru tergantung pada tujuan yang
dicari, siswa yang diajar, dan sifat dari konsep. Pendekatan presentasi
langsung biasanya paling tepat untuk perkembangan pengetahuan
tentang suatu konsep yang belum atau tidak dipahami siswa.
Pendekatan pemerolehan konsep paling sesuai ketika siswa memiliki
pemahaman mengenai konsep tersebut dan tujuan pelajaran adalah
mengeksplorasi kehadiran atau ketidakhadiran atribut penting dari
konsep tertentu dan mempelajari proses-proses penalaran induktif.
Terkadang kedua pendekatan
c. Mendefinisikan Konsep
Atribut-atribut yang penting adalah atribut-atribut yang muncul
disetiap contoh konsep dan membedakannya dari konsep-konsep lain.
Misalnya, konsep pohon dapat didefinisikan sebagai tanaman yang
hidup selama bertahun-tahun dan memiliki satu tubuh utama yang
berkayu. Definisi ini mencakup atribut penting ; Tanaman, Hidup
selama bertahun-tahun, Satu tubuh utama, dan berkayu. Atribut-
atribut penting ini mendefinisikan konsep, dan akibatnya, siswa harus
memahaminya. Akan tetapi, atribut-atribut tidak penting juga ada
dalam gambaran tadi. Misalnya, Ukuran, Bentuk, dan Warna adalah
atribut tidak penting dari pohon. Pantai berpasir dan pohon kelapa
mungkin diharapkan terdapat dipulau, tetapi mereka adalah atribut
-
tidak penting. Ketika mempelajari konsep, siswa seharusnya tidak
mengelirukan atribut tidak penting dengan atribut penting dari suatu
konsep, tidak peduli betapa miripnya mereka.
Sumber definisi untuk konsep dan atribut pentingnya juga
penting. Dalam beberapa kesempatan, konsep didefinisikan dalam
glosarium buku teks siswa, tetapi dalam kesempatan lain konsep
didefinisikan dalam panduan yang dipublikasikan oleh kerangka
kurikulum negara. Definisi dan atribut penting ini harus dikaji dengan
seksama. Ketika mendefinisikan konsep, penting kiranya mengenali
bahwa beberapa kata yang digunakan dalam definisi tersebut tidak
relevan. Pada dasarnya, terdapat tiga tahap dalam mendefinisikan
konsep: (1) mengidentifikasi nama konsep; (2) mendaftar atribut
penting dan tidak penting; dan (3) Menulis definisi ringkasan. Untuk
contoh pulau, hal ini akan melibatkan mengidentifikasi pulau sebagai
nama, mendaftar atribut penting sebagai daratan dan air dan
memberikan definisi berikut: Pulau adalah daratan yang lebih kecil
dari benua dan dikelilingi oleh air.
d. Menganalisis Konsep
Pada saat konsep telah dipilih dan didefinisikan dalam hal atribut
pentingnya, konsep tersebut perlu dianalisis contoh dan bukan
contohnya. Pemilihan contoh dan bukan contoh kemungkinan
merupakan aspek yang paling sulit dari perencanaan suatu pelajaran
konsep. Contoh-contoh berfungsi sebagai pengubung antara abstraksi
konsep dan pengetahuan awal serta pengalaman pembelajaran.
Contoh harus bermakna bagi peserta didik dan harus sekonkret
mungkin.
Bagan, diagram, dan jaring-jaring serta gambar harus digunakan
sebagai contoh visual dari konsep-konsep abstrak. Mereka juga bisa
membantu guru menganalisis konsep untuk keputusan pengajaran.
Tabel berikut berisi analisis seperangkat konsep. Menomori atribut
penting dan menggunakan kata dan dapat menjadi pengingat bahwa
-
semua atribut penting harus muncul untuk memperoleh contoh
konsep.
Konsep Definisi Contoh Bukan
Contoh
Atribut-
Atribut
Penting
Pulau Daratan tidak
sebesar
benua, yang
dikelilingi
oleh air
Hawaii
Kuba
Greenland
Florida
Danau Erie
Australia
1. Daratan
(bukan
benua), dan
2. Air, dan
3. Daratan
dikelilingi
oleh air.
Danau Kumpulan air
tawar
dikelilingi
oleh daratan
Danau
Tempe
Danau Toba
Big Lake
Sungai Nil
Sungai
Mahakam
Hawaii
1. Kumpulan
air tawar,
dan
2. Daratan,
dan
3. Air
dikelilingi
oleh
daratan.
Semenanjung Bidang
daratan yang
seluruhnya
dikelilingi
oleh air, tetapi
memiliki
daratan
penghubung
ke daratan
Florida
Italia
Delmarva
Kuba
Teluk
Hodson
Danau Erie
1. Daratan
terhubung
dengan
daratan
yang lebih
luas, dan
2. Air, dan
3. Daratan
dikelilingi
-
yang lebih
luas.
hampir
seluruhnya
oleh air.
Teluk Sekumpulan
air yang
sebagiannya
dikelilingi
oleh daratan,
tetapi
memiliki
cabang yang
luas ke laut.
Teluk Bone
Teluk
Hudson
Teluk Green
Florida
Danau
Tempe
Danau Lousie
1. Kumpulan
air yang
terhubung
ke laut
dengan
cabang
yang luas,
dan
2. Daratan,
dan
3. Air yang
sebagian
dikelilingi
oleh
daratan.
Lihatlah contoh Hawaii pada tabel di atas. Hawaii merupakan
daratan yang tidak sebesar benua, ada perairan di dekatnya, dan air
benar-benar mengelilinginya. Masing-masing dari ketiga syarat
penting pulau terpenuhi; oleh karena itu, ini merupakan contoh
konsep. Guru dapat juga melihat florida sebagai bukan contoh dari
pulau. Daratan dan air ada, tetapi daratan tersebut tidak sepenuhnya
dikelilingi oleh air. Ada kriteria yang belum dipenuhi; jadi Florida
adalah bukan contoh.
Pemisahan atribut penting bagi analisis dan pengajaran konsep.
Guru perlu memutuskan apakah atribut tersebut penting dan harus
dihadirkan ketika mencocokkan contoh dan bukan contoh, seperti
-
Hawaii dan Florida, atau jika atribut tersebut tidak penting dan paling
baik digunakan dalam contoh-contoh berlainan sesudah contoh-
contoh jelas dari konsep tersebut dihadirkan.
e. Memilih dan Mengurutkan Contoh dan Bukan Contoh
Contoh dan bukan contoh yang dipilih untuk menjelaskan konsep
sangatlah penting. Secara umum, telah ditunjukkan bahwa contoh-
contoh awal harus akrab dengan kelas. Siswa perlu melihat contoh-
contoh khas secara jelas sebelum mereka siap mempertimbangkan
contoh-contoh tidak khas. Sama halnya, siswa biasanya menganggap
lebih mudah untuk mengidentifikasi sebuah konsep dengan tetangga
terdekatnya sebelum menghubungkannya dengan yang jauh. Jika
Burung Robin digunakan sebagai contoh paling dikenal dari konsep
burung, lebih mudah bagi peserta didik untuk membedakan tetangga
dekat burung robin, seperti burung kardinal, burung pipit, atau blue
bird, daripada membedakan anggota-anggota yang lebih jauh, seperti
ayam, bebek, atau pinguin.
Ketika memilih seperangkat contoh, guru seringkali membuat
atribut tidak penting dari konsep seberbeda mungkin. Hal ini
membantu siswa berfokus pada atribut penting yang umum untuk
setiap contoh. Misalnya, jika guru sedang mengembangkan konsep
pulau, mereka dapat memasukkan Hawaii, Pulau Tropis, dan
Greenland, yang memiliki iklim dingin. Perbedaan jelas dalam iklim
akan membantu siswa memfokuskan perhatian mereka pada atribut-
atribut yang lazim dari 2 contoh ini. Demikian pula, ketika
mengembangkan seperangkat contoh untuk konsep serangga, guru
dapat memasukkan semut dan kutu air yang hidup di lingkungan
berbeda, tetapi masih memiliki atrubut penting yang sama.
Ketika memilih seperangkat contoh dan bukan contoh yang sudah
dicocokkan, guru biasanya berusaha membuat atribut tidak penting
dari pasangan tersebut semirip mungkin. Hal ini memugkinkan siswa
-
berfokus pada perbedaan antara contoh dan bukan contoh. Dalam hal
konsep pulau, misalnya semenanjung florida dan pulau kuba dapat
berfungsi sebagai pasangan yang cocok karena persamaan dalam
iklim. Contoh dan bukan contoh harus disusun untuk presentasi yang
logis, dan biasanya hanya diurutkan dari yang termudah menjadi
makin sulit. Guru dapat juga ingin memberikan isyarat untuk
memfokuskan pemikiran siswa dihadapan setiap himpunan yang
terdiri atas tiga atau empat contoh.
f. Penggunaan Gambar Visual
Penggunaan gambar visual mempengarhi pembelajaran konsep
dan mendukung pepatah lama bahwa gambar setara dengan seribu
kata. Misalnya Anderson dan Smith (1987) mempelajari cara anak-
anak memahami konsep-konsep sains seperti cahaya dan warna.
Mereka menyuruh 113 anak di lima kelas mempelajari kutipan pendek
berikut ini:
Pantulan cahaya
Pernahkah anda melemparkan bola karet ke suatu benda? Jika
anda pernah melakukannya, anda tahu bahwa ketika bola menabrak
benda lain, bola tersebut memantul. Seperti bola karet, cahaya
memantul dari benda-benda yang ditabraknya.
Ketika cahaya bergerak ke sesuatu benda yang tidak tembus
cahaya, cahaya tidak berhenti. Beberapa cahaya memantul. Ketika
cahaya bergerak ke sesuatu yang tembus cahaya atau transparan,
tidak semua cahaya itu melewatinya. Beberapa dari cahaya ini
memantul. Ketika cahaya memantul dan bergerak ke mata anda, anda
mampu melihatnya.
Mereka menemukan bahwa hanya 20% siswa dapat memahami
bahkan melihat adalah proses mendeteksi cahaya yang terpantul dari
beberapa benda. Namun demikian, dalam eksperimen kedua mereka
menggunakan alat bantu visual seperti yang digambarkan dalam
gambar berikut.
-
Hasil yang diperoleh berbanding terbalik dengan 20% yang
mempelajari konsep dari memabaca tentang cahaya, 78% dari siswa
memahami konsep yang coba diajarkan guru ketika alat bantu visual
digunakan untuk menjelaskan konsep.
g. Penggunaan Pengorganisasi Grafis
Pengorganisasi grafis dan jarring-jaring konsep adalah bentuk-
bentuk lain representasi visual yang bermanfaat. Alat-alat ini dapat
membanntu menunjukkan atribut penting dari konsep dan membuat
konsep lebih konkret bagi siswa. Mereka dapat juga memberikan alat
efektif bagi siswa untuk mengambil informasi dari memori jangka
panjang sehingga konsep baru dapat dipahami dengan lebih mudah.
Biasanya terdapat empat langkah dalam membuat jaring-jaring
untuk konsep tertentu:
Langkah 1: Menciptakan inti yang merupakan fokus dari jaring-
jaring. Ini akan menjadi nama dari konsep tersebut.
Langkah 2: Membangun cabang-cabang dari inti tersebut.
Cabang-cabang ini adalah inti atribut penting dari
konsep tersebut.
Langkah 3: Menggambar dukungan cabang yang
menghubungkan atribut penting dengan konsep.
Langkah 4: Mengidentifikasi ikatan cabang yang dapat
menunjukkan hubungan antara berbagai atribut.
Jaring-jaring konsep kadang disebut peta pikiran (mind maping).
Selain digunakan untuk menunjukkan atribut penting dari konsep
tertentu, mind maping juga dapat digunakan guru untuk menunjukkan
sebab dan akibat serta hubungan bagian-keseluruhan. Banyak siswa
yang menyukai pengorganisasian grafis untuk mencatat tugas
membaca atau melihat.
h. Penggunaan Analogi
Guru sering menemukan bahwa penggunaan analogi efektif
dalam mengajarkan konsep tertentu, terutama ketika mereka
-
menggunakan pendekatan presentasi langsung. Analogi seperti Hal
tersebut seperti atau Hal tersebut mirip dengan menunjukkan
persamaan atau fitur mirip antara dua benda atau gagasan dan
memungkinkan dibuatnya perbandingan. Misalnya, kita dapat
membandingkan cara otak memproses informasi dengan cara
komputer memproses informasi atau membandingkan mata manusia
denagn operasi kamera. Hal yang terpenting, analogi membantu siswa
membangun jembatan konsep antara apa yang sudah mereka ketahui
dan konsep atau materi baru.
i. Perencanaan Waktu dan Ruang
Seperti model-model sebelumnya, menentukan cara
mengalokasikan waktu yang cukup dan cara menggunakan ruang
kelas adalah tugas perencanaan yang penting untuk pengajaran
konsep. Persyaratan waktu tergantung pada tingkat dan kemampuan
kognitif siswa serta kompleksitas konsep yang diajarkan. Kesalahan
yang paling umum dibuat guru pemula adalah meremehkan waktu
yang dibutuhkan untuk mengajar, bahkan konsep-konsep sederhana
secara mendalam. Ingatlah peringatan terdahulu bahwa menghafalkan
definisi konsep tidak sama dengan memahaminya.
Penggunaan ruang untuk pengajaran konsep mirip dengan yang
dijabarkan untuk model presentasi dan pengajaran langsung. Karena
pengajaran konsep terutama diatur guru, banyak guru lebih suka
menggunakan formasi tradisional baris-dan-kolom. Kedua formasi ini
mebuat perhatian siswa tetap berfokus pada guru dan pada informasi
yang ditampilkan di depan kelas. Sayangnya, susunan ini tidak ideal
untuk tahap-tahap yang lebih interaktif dari pelajaran konsep.
4. Melaksanakan Pengajaran Konsep
Empat tahap pengajaran konsep diberikan sebagai berikut
Tahapan Kegiatan Guru
-
Mengklarifikasi tujuan dan
membuka pembelajaran
Guru menjelaskan tujuan dan prosedur
pelajaran serta menyiapkan siswa
untuk belajar
Menggunakan contoh dan bukan
contoh
Dalam pendekatan presentasi
langsung, guru menamai konsep,
mengidentifikasi atribut penting, dan
menggambarkan dengan contoh dan
bukan contoh.
Dalam pemerolehan konsep, diberikan
contoh dan bukan contoh, dan secara
induktif siswa sampai pada konsep dan
atribut-atributnya.
Menguji pencapaian Guru menyajikan contoh dan bukan
contoh tambahan untuk menguji
pemahaman siswa mengenai konsep
tersebut. Siswa diminta untuk
menyediakan contoh dan bukan contoh
mereka sendiri tentang konsep tersebut.
Menganalisis proses pemikiran
siswa dan integrasi belajar
Guru menyuruh siswa berpikir
mengenai proses pemikiran mereka
sendiri. Siswa diminta untuk menguji
keputusan mereka dan konsekuensi
dari pilihan mereka. Guru membantu
siswa mengintegrasikan pelajaran baru
dengan menghubungkan konsep
tersebut dengan konsep lainnya dalam
unit belajar
Penjelasan lebih jauh tentang tahapan-tahapan dalam melaksanakan
pengajar konsep adalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan Tujuan dan Membuka Pembelajaran
-
Di awal pengajaran konsep, seperti semua model pengajaran yang
lain, guru perlu mengomunikasikan secara jelas kepada siswa tentang
tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran. Guru dapat juga
mengkaji ulang langkah-langkah pengajaran dan memberikan alasan
mengapa konsep yang akan diajarkan tersebut penting untuk
dipelajari. Guru menyiapkan siswa untuk belajar dengan ulasan
singkat, pertanyaan mengenai pelajaran kemarin, atau anekdot
menarik yang menghubungkan pelajaran yang akan datang dengan
pengetahuan awal siswa
b. Pemakaian Contoh dan Bukan Contoh serta Pengujian Atas
Pencapaian
Urutan pasti untuk mendefinisikan dan memberi nama konsep
atau menyajikan contoh dan bukan contoh bervariasi tergantung pada
pendekatan tertentu yang digunakan guru. Hal ini merupakan susunan
internal dan alur kegiatan yang memberikan keunikan kepada masing-
masing pendekatan dan memungkinkannya mencapai hasil
pembelajaran sesuai dengan yang telah ditentukan.
c. Presentasi Langsung
Dalam pendekatan presentasi langsung, alur internal pelajaran
meliputi:
Menamai konsep dan memberikan definisi
Mengidenifikasi atribut penting dan memberikan contoh dan
bukan contoh dari konsep tersebut
Menguji pemahaman dengan meminta siswa memberikan contoh
dan bukan contoh tambahan.
Dengan mengambil konsep pulau yang dianalisis di tabel
sebelumnya, seorang guru yang menggunakan pendekatan presentasi
langsung akan bertindak seperti ini:
Memberi tahu siswa bahwa mereka akan belajar konsep pulau dan
menuliskan nama konsep dipapan, sehingga siswa dapa melihat
kata tersebut.
-
Mendaftar atribut penting : (1) daratan (bukan benua), (2) air, (3)
daratan dikelilingi oleh air.
Menunjukkan gambar sederhana yang hanya berisi atribut pentig
dan menunjukkan masing-masing atribut penting tersebut. Hal ini
dapat diikuti dengan contoh-contoh, seperti Hawaii, Greenland,
atau Kuba. Pada saat setiap gambar disajikan tunjuk atribut atribut
penting tersebut lagi.
Menunjukkan pada siswa contoh maupun bukan contoh dari
konsep tersebu serta menanyakan peranyaan yang meminta
penilaian mengenai apa contoh baru adalah contoh atau bukan
contoh dari konsep tadi. Mintalah siswa untuk menjelaskan
mengapa demikian. Minta siswa memberikan contoh dan bukan
contoh mereka sendiri.
d. Pemerolehan Konsep
Dalam perolehan konsep, siswa telah memiliki pemahaman akan
konsep atau seperangkat dari konsep dan diminta untuk membuat
keputusan apakah contoh tertentu merupakan contoh kelas. Guru yang
menggunakan pendekatan pemerolehan konsep akan menggunakan
tahapan berikut ini:
Memberikan contoh-contoh kepada siswa, sebagian
mempresentasikan konsep dan sebagian lainnya tidak. Contoh
terbaik dengan jelas diberi label ya, dan bukan contoh dengan
jelas diberi label tidak.
Mendorong siswa membuat hipotesisi mengenai atribut-atribut
konsep dan merekam alasan atas spekulasi mereka. Guru dapat
menanyakan pertanyaan tambahan untuk membantu
memfokuskan pemikiran siswa dan meminta mereka
membandingkan atribut-atribut dari contoh dan bukan contoh.
Ketika siswa tampaknya mengetahui konsep tersebut, mereka
menamai (melabeli) konsep tersebut dan menjelaskan proses
yang mereka gunakan untuk mengidentifikasinya. Siswa
-
mungkin menduga konsep tersebut awal pelajaran, tetapi guru
perlu melanjutkan menyajikan contoh dan bukan contoh sampai
siswa mendapatkan atribut pening dar konsep tersebut dan juga
nama konsepnya.
Guru memeriksa apakah siswa telah memperoleh konsep dengan
menyuruh mereka mgidentifikasi contoh-contoh tambahan yang
masuk kategori ya dan tidak, menjelaskan mengapa contoh-
contoh tersebut masuk dalam kategori tadi, dan memunculkan
contoh dan bukan contoh mereka sendiri.
Pemerolehan konsep adalah proses induktif yang membantu
siswa dalam mengorganisasi data berdasarkan konsep yang sudah
dipelajari sebelumnya. Tidak seperti pendekatan presentasi langsung,
guru memberikan nama dan definisi hanya sesudah siswa terlibat
dalam penemuan atribut-atribut penting.
Untuk menjelaskan pendekatan pemeroleh konsep, pikirkanlah
pelajaran berikut ini, yang menggunakan konsep pulau:
Guru menunjukkan gambar pulau dan memberi tahu siswa bahwa
ini adalah contoh dari konsep. Kemudian guru menunjukkan
sebuah gambar daratan yang bukan pulau dan menyatakan bahwa
ini adalah bukan contoh konsep.
Guru terus menampilkan gambar-gambar pulau dan daratan lain,
sambil memberitahu siswa yang mana contoh dan bukan contoh.
Siswa diminta berspekulasi tentang konsep itu. Semua hipotesis
dan gagasan didaftar dipapan tulis. Guru terus menyajikan contoh
dan bukan contoh dan meminta siswa mempertimbangkan ulang
hipotesis awal mereka.
Siswa diminta menyatakan definisi konsep dan, jika mungkin,
menamainya. Merek juga mendaftar atribut-atribut penting dari
konsep tersebut.
-
Guru kemudian menunjukkan gambar tambahan dari pulau
daratan lain dan meminta siswa memberikan contoh pulau yang
mereka ketahui dan contoh daratan yang bukan pulau. Siswa
menjelaskan alasannya.
Peran utama guru selama aspek pelajaran pemerolehan konsep ini
adalah merekam hipotesis siswadan atribut penting yang
teridentifikasi, memberi isyaratkepada siswa, dan memberi data
tambahan jika diperlukan.
e. Menganalisis Pemikiran dan Mengintegrasikan Pembelajaran
Tahap akhir dari kedua pendekatan terhadap pengajaran konsep
menekankan kegiatan-kegiatan yang diatur guru yang bertujuan untuk
membantu siswa menganalisis proses pemikiran mereka sendiri dan
mengintegrasikan pengetahuan konseptualyang baru saja diperoleh.
Untuk mencapai ini, guru memina siswa berfikir kembali dan
menceritakan apa yang ada dalam pikiran mereka ketika mereka
memikirkan konsep-konsep tersebut. Kreteria apa yang mereka
gunakan untuk mengelompokkan benda-benda? Kapan pertama
kalinya mereka memahami konsep tersebut? Apa yang
membingungkan dalam pelajaran presentasi langsung? Apa hubungan
konsep itu dengan konsep lain yang mereka ketahui? Apakah mereka
berfokus pada konsep secara keseluruhan atau pad atribut tertentu?
Bagaimana atribut tidak penting mempengaruhi pemerolehan konsep?
Jika mereka akan mengajarkan konsep tersebut kepada siswa muda,
apa yang akan mereka lakukan?
Maksud dari jenis tanya jawab ini adalah untuk menyuruh siswa
berpikir mengenai pemikiran mereka sendiri dan menemukan serta
memikirkan pola-pola yang mereka gunakan untuk mempelajari dan
mengintegrasikan konsep baru ke dalam kerangka kognitif mereka.
Fase pelajaran konsep ini bergantung pada diskusi dan partisipasi
siswa.
-
C. Implementasi Model Pengajaran Konsep
Berdasarkan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pengajaran konsep yang
telah dipaparkan di atas, maka dapat diberikan contoh penerapan pengajaran
konsep pada bidang studi matematika.
Tahap 1: Guru membuka pelajaran dan mengklarifikasi tujuan.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
memberi motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran hari
ini, yakni siswa mampu mengoperasikan (penjumlahan dan
pengurangan) bilangan bulat dengan benar. Guru
menggunakan pendekatan pemerolehan konsep.
Tahap 2: Menggunakan Contoh dan Bukan Contoh
Dalam penggunaan pendekatan pemerolehan konsep,
guru memberikan contoh dan bukan contoh dan secara induktif
siswa sampai pada konsep dan atribut-atributnya. Untuk
materi operasi bilangan bulat, contoh yang dapat mengantar
siswa sampai pada konsep adalah sebagai berikut.
Operasi Penjumlahan
Untuk menjelaskan operasi penjumlahan dengan
menggunakan pendekatan pemerolehan konsep, guru
meminta salah seorang siswa untuk maju ke depan kelas
mempraktikkan salah satu contoh konsep penjumlahan.
Siswa tersebut diminta untuk melangkah maju
sebanyak 5 langkah, dimana setiap langkah harus
melewati 1 buah ubin. Setelah itu, diminta lagi maju
sebanyak 3 langkah. Kemudian, siswa yang lain diminta
untuk menghitung banyaknya ubin yang dilewati siswa
tadi, dari tempat awal melangkah ke tempat akhir
melangkah. Selanjutnya, guru menerangkan bahwa
kegiatan yang dilakukan tadi merupakan contoh konsep
penjumlahan.
-
Guru meminta salah seorang siswa yang lain untuk
maju ke depan kelas. Siswa tersebut diminta untuk
melangkah maju sebanyak 9 langkah. Setelah itu, siswa
tersebut diminta untuk melangkah mundur sebanyak 2
langkah. Kemudian, siswa yang lain diminta untuk
menghitung banyaknya ubin yang dilewati siswa tadi, dari
tempat awal melangkah ke tempat akhir melangkah.
Selanjutnya, guru menjelaskan bahwa kegiatan tersebut
bukan merupakan contoh konsep penjumlahan.
Berdasarkan 2 kegiatan tadi, siswa diminta untuk
menentukan atribut penting dari operasi penjumlahan.
Operasi Pengurangan
Untuk menjelaskan operasi pengurangan dengan
menggunakan pendekatan pemerolehan konsep, guru
meminta salah seorang siswa untuk maju ke depan kelas
mempraktikkan salah satu contoh konsep penjumlahan.
Siswa tersebut diminta untuk melangkah maju
sebanyak 7 langkah, dimana setiap langkah harus
melewati 1 buah ubin. Setelah itu, diminta melangkah
mundur sebanyak 3 langkah. Kemudian, siswa yang lain
diminta untuk menghitung banyaknya ubin yang dilewati
siswa tadi, dari tempat awal melangkah ke tempat akhir
melangkah. Selanjutnya, guru menjelaskan bahwa
kegiatan yang dilakukan tadi merupakan contoh konsep
pengurangan.
Guru meminta salah seorang siswa yang lain untuk
maju ke depan kelas. Siswa tersebut diminta untuk
melangkah maju sebanyak 1 langkah. Setelah itu, siswa
tersebut diminta untuk melangkah maju sebanyak 4
langkah. Kemudian, guru menjelaskan bahwa kegiatan
tersebut bukan merupakan contoh konsep pengurangan.
-
Berdasarkan 2 kegiatan tadi, siswa diminta untuk
menentukan atribut penting dari operasi pengurangan.
Tahap 3: Menguji Pencapaian
Guru memberikan contoh tambahan terkain operasi
penjumlahan dan pengurangan. Kemudian, siswa diminta
untuk mengidentifikasi apakah contoh yang diberikan
merupakan contoh konsep operasi penjumlahan atau operasi
pengurangan. Agar siswa lebih memahami konsep tersebut,
siswa diminta untuk membuat contoh dan bukan contoh
sendiri terkait dengan konsep penjumlahan dan pengurangan.
Tahap 4: Menganalisa Proses Pemikiran Siswa dan Integrasi
Belajar
Guru memilih beberapa siswa untuk mempresentasikan
apa yang mereka ketahui mengenai konsep penjumlahan dan
pengurangan berdasarkan pemikiran mereka sendiri.
-
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diberikan sebelumnya, diberikan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Tujuan pengajaran dari pengajaran konsep yang utama adalah untuk
membantu siswa memperoleh pemahaman konseptual dari pelajaran yang
sedang dipelajari dan memberikan landasan bagi pemikiran tingkat tinggi.
2. Terdapat beberapa pendekatan berbeda untuk pengajaran konsep. Dua
yang paling terkenal adalah presentasi langsung dan pemerolehan konsep.
Dalam presentasi langsung, guru memberi nama dan mendefinisikan
konsep awal dalam pelajaran dan kemudian menyajikan contoh-contoh
melalui penjelasan yang terperinci. Dalam pemerolehan konsep, guru
menyajikan contoh dan bukan contoh dari konsep tertentu tetapi
mendefinisikan atau menamai konsep tersebut sampai akhir pelajaran.
3. Tugas perencanaan untuk pengajaran konsep meliputi memilih dan
menganalisis konsep serta memilih pendekatan yang paling tepat.
4. Alur umum atau sintaks dari suatu pengajaran konsep dari empat tahap
utama: menyajikan tujuan dan membuka pelajaran, memberikan contoh
dan bukan contoh, menguji pemerolehan konsep, dan menganalisis proses
pemikiran siswa.
5. Urutan pasti untuk mendefinisikan dan menamai suatu konsep dan
menyajikan contoh dan bukan contoh bervariasi sesuai dengan pendekatan
yang digunakan guru. Dalam presentasi langsung, pertama-tama guru
menyajikan definisi, sedangkan dalam pemerolehan konsep, pertama-tama
guru menyajikan contoh dan bukan contoh, kemudian siswa menemukan
dan mendefinisikan konsep menggunakan proses induktif.
6. Melalui tanya jawab dan diskusi, guru membantu siswa menganalisis
proses pemikiran mereka dan mengintegrasikan pembelajaran baru dengan
-
yang lama sebagai tahap akhir dari pengajaran konsep, terlepas dari
pendekatan yang digunakan.
B. SARAN
1. Saran bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan panduan untuk model
pengajaran konsep yang sangat penting dalam proses pengajaran dalam
kelas.
2. Saran bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan latihan dalam penulisan
karya ilmiah.
-
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2013. BELAJAR untuk MENGAJAR Learning to Teach:
Terjemahan Edisi 9. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Erlangga.
top related